269

Page 1

MENTAWAINEWS

LKPJ BUPATI 2012: PAD MENTAWAI RP 34,6 MILIAR MENTAWAINEWS

4

5

SURAT TERBUKA UNTUK BUPATI MENTAWAI PENDIDIKAN

Tabloid Alternatif Dwimingguan

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

19 1

-1

No .2 4 Ta Ag hu 69 u n st XI us 20

13

HARGA ECERAN RP 3000

KORBAN TSUNAMI YANG TERABAIKAN


Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Uggla Sipasiukkak BBM rakatciakek buaknia biaya masitaroakek ibailiu sakitnia mabuak samba ibailiu sia tak moi rasakiakek nia siripot siteuakenda Pemda Mentawai - 3

Sisesetda sai DPRD, bulagat siripot kaunen ka pembangunan sigalaiakenenda sai SKPD tak maigi samba maigi galajet pembangunan majajak kalulut panarengan taimakolounia - 5 Kateteret kapak lajo motro Nade, kapakra sai pamarentah sikapak akek sirimanua ka nusa-nusa ka Mentawai majajak iei kalulut taibarania bulagat sakit BBM, situt kapak nenda masiruruk bulagat Rp50 ngaribu sarasirimanua sakit BBM - 7 Barania kapatiboijet, pasigelai samba ragalaiakek pasikat teret rakau surat paobakat ka sapamarentah Mentawai ragalaiakek sai guru kalulut obakra bulek gelaiet arat laggai Mentawai ibailiunia gelaieat ka sangamberi sikolah ka Mentawai - 18 COVER DEPAN: 1 FOTO: BAMBANG 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: Pinda Tangkas Simanjuntak PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sikabaluan) Rapot Pardomuan (Sipora) Irman Jhon (Tuapeijat) Rinto Robertus (Saibi) Ferdinan Salamanang (Sikakap) Horas Marohatta Tasilipet (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Daud Siribere (Siberut Barat) Legend Satoinong (Siberut Selatan) Dominikus Sabulat (Siberut Barat Daya) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan) Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Dari Redaksi

2

Keberagaman dan Idul Fitri

Setelah sebulan menjalani puasa, umat Islam di tanah air akan merayakan Idul Fitri pada 8 Agustus mendatang. Keceriaan lebaran kian terasa di penghujung Ramadhan tak terkecuali di Mentawai. Meskipun sebagian besar penduduknya beragama non muslim, namun kehangatan lebaran tetap terasa karena kuatnya nilai-nilai penghormatan atas keberagaman beragama di Mentawai. Lebaran juga identik dengan liburan. Seperti halnya liburan sekolah dan

Natal, kapal penumpang sebagai satu-satunya akses transportasi ke Mentawai dari Padang akan diserbu penumpang. Meski jauh dari nyaman, namun masyarakat tidak punya pilihan lain. Demi bisa berlibur ke kampung halaman, berdempetan, berdesakan, tidur di dek pun mereka lakoni. Selamat Idul Fitri dan selamat berlibur. Redaksi


3

Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Agen penyalur BBM keluhkan tingginya biaya distribusi sehingga harga jadi mahal dan membuat mereka tidak bisa menjual sesuai harga yang ditetapkan Pemda Mentawai.

Rapot Pardomuan Simanjuntak

enaikan harga bahan bakar minyak (BBM) 21 Juni lalu oleh pemerintah membuat harganya kian tak terkendali di Mentawai karena letak geografis yang jauh dan terpisah pulau, ditambah kuota terbatas, harga BBM jauh dari harga yang telah ditetapkan pemerintah. Di Tuapeijat, Kabupaten Mentawai, harga premium subsidi berkisar Rp 9 ribu per liter hingga Rp 10 ribu per liter sedangkan premium non subsidi berkisar Rp 15 ribu per liter dan solar antara Rp 6.500 –Rp7.000 per liter. Padahal harga premium subsidi ditetapkan hanya Rp6.500 per liter Minyak tanah walau harga ditetapkan pemerintah pusat Rp 2.500 per liter, di Tuapeijat menjadi Rp 6 ribu per liter. Jika dibandingkan dengan harga yang ditetapkan pemerintah pusat, maka harga premium bersubsidi naik antara Rp 2.500 per liter hingga Rp 3.500 per liter, solar naik antara Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per liter dan minyak tanah naik Rp3.500 per liter. Harga yang melambung dari ketetapan pemerintah pusat ini menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat yang berada di Tuapeijat, demikian juga dengan warga yang ada di berbagai kecamatan di Mentawai. Ketua DPRD Mentawai, Hendri Dori Satoko, dalam acara Rapat Penyesuaian Harga BBM yang digelar Pemkab Mentawai di Aula Kantor Bupati, Kamis 18 Juli, mengatakan bahwa harga BBM di Siberut masih lebih tinggi dari harga di Tuapeijat. “Harga bensin subsidi di Muarasiberut Rp 15 ribu per liter dan di Saibi Rp 17 ribu per liter,” katanya. Ia juga mengatakan bahwa persoalan BBM di Mentawai sangat rumit. “Persoalan BBM di Mentawai rumit dan membebani APBD setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri ESDM untuk menggunakan BBM non subsidi bagi kendaraan pemerintah,” katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, persoalan BBM membuat banyak program pemerintah tidak bisa dijalankan. Hal ini ia katakan karena hingga saat ini pemasok BBM non subsidi ke Mentawai belum ada. Harga BBM di Tuapeijat terkesan

K

ISI BBM - Warga mengisi BBM ke tangki kendaraan di pangkalan Pokai, Desa Sikabaluan, Siberut Utara

KOMPLEKSNYA PERSOALAN BBM DI MENTAWAI

HARGA TAK TERKENDALI naik seenaknya dan juga seringkali langka. Hal ini juga disinggung oleh Hendri saat menyampaikan sambutannya pada permulaan acara rapat. “Saya heran di Tuapeijat, begitu ada rencana Pemkab menyesuaikan harga BBM, minyak sudah hilang dan tidak nampak lagi di pengecer,” sindirnya. Hendri menekankan agar seluruh penjual BBM mengikuti regulasi yang sudah ditetapkan pemerintah. Kalau Pemkab tidak mengatur harga BBM maka situasi tidak akan nyaman. “Kalau tidak diatur, situasi tidak akan nyaman,” katanya. Kenaikan harga BBM itu, menurut Hendri, telah memicu naiknya harga kebutuhan pokok di Tuapeijat. Kepala Pelaksana BPBD Mentawai, Elisa Siriparang juga menyesalkan mengapa BBM cepat sekali habis, “BBM habis setelah 5 menit diturunkan dari kapal, kemana perginya ?” kata Elisa pada kesempatan sama. Sementara sejumlah pemilik Agen Premium dan Solar (APMS) di Mentawai yang mengikuti rapat mengeluhkan soal mahalnya biaya distribusi. Pemilik APMS PT Kasih Sejahtera, Soritua Hutagalung, menjelaskan bahwa harga BBM yang ia jual ke pangkalan di Tuapeijat memerlukan tambahan biaya transportasi. Untuk mengangkut BBM dari Teluk Kabung Bungus ke Muara Padang, ia membutuhkan biaya Rp 200 per liter dan dari Muara Padang ke Mentawai Rp 672 per liter. Karena itu dari harga BBM yang ditetapkan pemerintah pusat dia akan menjual ke

pangkalan Rp 6.500 ditambah biaya transportasi Rp 872 menjadi Rp7.372 per liter. Dikatakan Sori, biaya transportasi ini diperhitungkan dengan jarak Mentawai-Padang 120 mil. “Saya tidak menuntut harga naik, tetapi mohon kiranya ada perhatian Pemda karena biaya operasional saya bertambah,” jelasnya. Aturan soal titik serah BBM ke Mentawai juga dinilai memberatkan. Sebenarnya Sori bisa saja langsung membawa BBM dari Padang ke Sipora atau Siberut, tapi hal itu melanggar aturan Pertamina karena titik serahnya di Sikakap. Dikatakan Sori, Pertamina hanya menbayar biaya transportasi dari Teluk Kabung ke Muara Padang sebesar Rp 100 per liter dan dari Muara Padang ke Sikakap Rp300 per liter. Untuk itu ia meminta Pemkab untuk membantu membicarakannya dengan Pertamina agar ia tidak meminta subsidi dari Pemkab. Harga jual dari APMS milik Sori ke pangkalan di Tuapeijat juga berimbas pada harga yang akan dijual oleh pangkalan ke masyarakat sehingga harga ke masyarakat menjadi melambung. Pangkalan juga memerlukan biaya transportasi, biaya buruh untuk mengangkut BBM dari dermaga ke tempatnya masing-masing serta ke pengecer binaannya. Selain soal transportasi, ada juga kebocoran BBM di saat pengisian dari kapal ke drum milik pangkalan. Awaluddin, salah seorang pemilik pangkalan di Tuapeijat mengungkapkan bahwa saat

memindahkan BBM ke drum miliknya, ada saja jeriken kosong yang minta diisi. “ Saat pengisian BBM ke drum kami, ada beberapa jeriken yang disodorkan untuk diisi, hal ini yang perlu diawasi oleh pemerintah,” katanya. Awaluddin juga menyinggung tim terpadu yang dibentuk dalam pengawasan BBM yang menurutnya kurang mengawasi. “Jeriken yang diisi mengurangi jumlah minyak yang sudah kami beli,” ungkapnya. Namun ia tidak mengungkap siapa yang menyodorkan jeriken kosong untuk diisi itu. Di tempat terpisah, salah seorang pengecer yang mengisi langsung ke drumnya setelah membeli dari pangkalan mengatakan bahwa isi dari drum sebenarnya 200 liter, namun drumdrum mereka tidak pernah berisi sebanyak itu, akan tetapi antara 175 hingga 180 liter.”Satu drum isinya 200 liter namun kenyataan hanya antara 175 hingga 180 liter /drum” katanya. Kekurangan 20-25 liter ini membuat pihaknya tidak bisa menjual seharga yang ditetapkan pemerintah. “Keuntungan dari 1 drum hanya Rp 100 ribu, dan kalau dijual dengan harga ketetapan Pemkab kami akan rugi akibat menanggung kekurangan jumlah minyak di drum” katanya. Kebocoran BBM juga diungkapkan oleh Sofiandi, salah seorang tokoh masyarakat yang hadir dalam acara rapat. Ia mengatakan bahwa BBM subsidi juga dijual ke resort wisata yang ada di sekitar Tuapeijat. “Saya sudah pantau ke resortresort, BBM subsidi dijual ke mereka,

dalam 15 hari satu resort membeli BBM subsidi sebanyak 5 ton,” katanya lagi. BBM subsidi yang dijual ke resort membuat BBM untuk kebutuhan masyarakat berkurang dan berimbas pada kelangkaan. Jika kelangkaan terjadi maka harga pun akan merangkak naik dari yang biasa. Semua persoalan BBM subsidi itu semakin kompleks dengan minimnya kuota BBM non subsidi untuk Mentawai. Wakil Bupati Mentawai Rijel Samaloisa dalam rapat itu mengatakan, Mentawai membutuhkan BBM sekitar 1.000 ton tiap bulan. Namun hingga sekarang kuota masih 278 kl/ bulan meski sudah ditambah kuota menjadi 301 kl/bulan. Menanggapi penambahan kuota ini, Sori mengatakan bahwa hingga sekarang ia belum juga mendapatkan penambahan kuota sebagaimana dimaksud Rijel. “Hingga saat ini kuota BBM yang saya angkut masih sama dengan yang lama, tidak ada penambahan dari Pertamina” katanya. Biaya transportasi, lemahnya pengawasan serta kuota yang masih kurang menjadi persoalan langkanya BBM serta tingginya harga BBM di Mentawai. Hutagaol mengatakan bahwa kelangkaan memicu naiknya harga disamping pengawasan yang kurang maksimal. “Kelangkaan memicu harga serta pengawasan yang kurang maksimal,” katanya. Menurut Awaludin, pemerintah perlu memperketat pengawasan saat BBM diturunkan dari kapal pengangkut. (o)


Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

4

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Sebagian besar pengungsi setuju direlokasi dengan harapan bisa mendapat kehidupan lebih baik dengan bantuan pemerintah, namun hampir tiga tahun, hunian tetap tak kunjung dibangun. Patrisius Sanene

egagalan diwisuda di perguruan tinggi menjadi salah satu penggal kisah kesedihan yang kini menimpa korban tsunami Mentawai. Masih banyak cerita sedih lainnya yang diceritakan korban yang kini hidup mengungsi di huntara, sejak tsunami menghancurkan kampung mereka, Oktober 2010. Hal itulah yang dialami Kristina Sababalat (53), pengungsi yang ditinggal sang suami karena gempa dan tsunami yang melanda Dusun Purourogat, Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai, 25 Oktober lalu. Kristina saat ini bekerja sebagai petani cabe dengan penghasilanRp20 ribu per minggu sembari berjualan kue, namun dia tak putus harapan berjuang membiayai anaknya yang sedang melaksanakan studi di salah satu perguruan tinggi di Padang. “Pada bulan September mendatang seharusnya anak saya akan wisuda tapi lantaran tidak ada biaya terpaksa menganggur sebentar demi mencari uang untuk wisudanya,” katanya kepada Puailiggoubat saat berkunjung ke hunian sementara, 4-7 Juli lalu. Lain lagi kisah Roberlin Saogo, salah satu pengungsi yang sudah hampir 3 tahun tinggal di huntara. “Awalnya kami tidak mau meninggalkan kampung pemukiman lama lantaran sebagian rumah saya dan warga saya juga masih bisa dipakai, tapi karena pemerintah memaksa kami agar pindah untuk tinggal di huntara terpaksa kami menuruti apa kata pemerintah, tapi sampai sekarang mana tanggung jawab pemerintah,” katanya dengan raut kecewa. Roberlin menceritakan kehidupannya saat berada di lokasi pengungsian pernah diterjang angin besar hingga membuat dinding huntara yang terbuat dari triplek lepas. “Kejadiannya itu pada malam hari cuaca badai dan hujan turun, kami sedang istirahat tiba-tiba angin kencang datang dan menerjang rumah saya hingga pecah dan membuat saya dengan anak saya terbangun dan basah kuyup, begitu juga barang barangnya yang ada di kamarnya ikut basah lantaran triplek dinding ikutan basah, kemudian saya terpaksa memasang terpal agar air tidak masuk kerumah lagi,” katanya.

K

HUNTARA - -Huntara di Kilometer 10 Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara

Korban Tsunami yang Terabaikan Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tidak menentu. “Kadang aktivitas kami disini memancing, itu pun kembali hanya cukup makan sekali saja, dari hasil ladang yang kami harapkan di pemukiman lama berjarak sekitar 4 kilometer kami tempuh berjalan kaki, dan di sanalah kami dapat bertahan hidup,” katanya. “Kalau di huntara, ibaratnya kita harus memulai hidup dari awal dan kadang masih tidak berani menggarap karena status tanah yang belum jelas,” katanya. Sementara Leptor Samaloisa, warga Dusun Laggigi mencari nafkah dengan kembali ke pemukiman lama. “Kalau kita berdiam disini di pemukiman baru mau makan apa kita, tapi kalau di pemukiman lama tanaman kita yang lama sudah bisa kita panen seperti cengkeh,coklat, pinang, pala, dan kopra, kita juga bisa pergi memancing ikan, kalau ada ikan berlebih ikan tersebut dijual seharga Rp10-15 ribu,” katanya. Di Kilometer 10, Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara, masyarakat korban gempa dan tsunami Mentawai juga merasakan kehidupan yang sama dengan warga di Pagai Selatan. Brenti Sababalat (51) mengungkapkan cerita kehidupan di

huntara sejak direlokasi semakin terpuruk. “Disini kita malah semakin terpuruk, apalagi berita tentang huntap tidak jadi dibangun, pemerintah hanya berikan harapan namun sampai sekarang hanya kebohongan,” katanya 11 Juli. “Penghasilan saya tidak menentu, di pemukiman baru juga tanaman nilam yang kami harapkan tidak juga menjanjikan apalagi harga nilam sudah turun,” katanya. Parmenas Saleleubaja, warga Dusun Muntei, Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Selatan, mengatakan saat pindah ke pemukiman baru, berharap bisa hidup lebih baik dengan bantuan pemerintah. “Awalnya kami senang, kami pikir karena pemerintah yang bawa kami akan memperoleh kehidupan yang lebih baik, dan pikiran kami senang saja berarti pemerintah yang menanggung kami selama di pemukiman baru, tapi justru pemerintah telah menambah duka kami,”kata Parmenas. Tak hanya sulit secara ekonomi, warga huntara yang direlokasi ke pemukiman baru juga sulit mendapat air bersih. “Saat ini cara mendapatkan air minum hanya menunggu jika hujan turun, dan jika keadaan sudah sangat kesulitan terpaksa kami mencari air ke sungai kecil yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari lokasi kami, itu pun air di

sungai rasanya bercampur bau sabun,” kata Krisman, warga Dusun Tapak, Desa Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan, 7 Juli lalu. Kesulitan air bersih dialami di daerah Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan dan Kilometer 10, Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara. “Untuk mendapatkan air bersih di sini juga menunggu air hujan turun, dan sumber air di sini sangat jauh ada sekitar 2-3 kilometer,” kata Brenti. Pantauan Puailiggoubat dari beberapa dusun lokasi huntara belum tampak penampungan air bersih dari program pemerintah. “Yang ada saat ini hanya bantuan dari LSM yang datang ke sini,” tambah Brenti. Selain kesulitan sumber air bersih di lokasi huntara juga tak ada MCK tersedia, “WC saja tidak ada, jadi kalau buang air kecil maupun air besar masih di semak,” kata Brenti lagi. Pokmas Berutang Sebagian masyarakat korban tsunami yang memperoleh dana pembangunan huntap melalui kelompok masyarakat (pokmas) kini kebingungan dengan utang yang melilit mereka di kedai dan toko material. Ditemui Puailiggoubat, warga yang diungsikan di huntara di Kilometer 3743 Pagai Selatan dan di Kilometer 10

Pagai Utara, mengaku terpaksa berutang dengan harapan huntap segera dibangun. Misalnya di Dusun Asahan, Desa Bulasat terdapat 3 pokmas yakni Laggai Mapuro, Ola Simaeru’ dan Sinula Sibau. Ketiga pokmas tersebut berhutang sekitar Rp5 juta untuk pengadaan kayu dan makanan di beberapa kedai. “Kami sangat pusing memikirkan itu, apalagi huntap tidak jadi dibangun, para pengolah kayu sudah mendesak kami dengan utang ini,” kata salah satu ketua pokmas, Delisman Samopo, Kamis 4 Juli. Selain itu di Dusun Bake, Desa Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan, pokmas Mandiri dan pokmas Sejahtera, keduanya berutang Rp10 juta kepada tukang chain shaw kayu. “Utang itu belum lunas karena harapan kami dari uang yang ada di rekening pokmas tersebut dan rekening inilah yang kami berikan jaminannya,” kata Parsaulian Taileleu. Sementara Di Dusun Tapak, terdapat dua pokmas yakni Bujai diketuai Darman Caniago dan Karonanta diketuai Krisman Sabelau, berhutang sekitar Rp2-5 juta ke pihak pengolah kayu.”Saat ini belum terbayar dan pihak pengolah kayu sudah mendesak kami bahkan kalau tidak terbayar kayu yang diolah akan ditarik kembali,” kata Risman. (o)


5 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Temuan DPRD, serapan anggaran beberapa SKPD rendah dan banyak proyek yang gagal tender akibat kurangnya perencanaan.

LKPJ Bupati 2012

PAD Mentawai Rp34,639 Miliar

Rapot Pardomuan Simanjuntak

abupaten Mentawai membukukan pendapatan asli daerah tahun 2012 sebesar Rp34,63 miliar yang terdiri dari pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp 18,9 miliar serta lain-lain PAD yang sah Rp 15,69 miliar. Sedangkan pendapatan pajak daerah serta retribusi daerah Rp 0. Pendapatan asli daerah (PAD) itu dilaporkan Wakil Bupati Mentawai Rijel Samaloisa dalam Sidang Paripurna Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Mentawai tahun anggaran 2012, di Gedung DPRD Mentawai Tuapeijat, Rabu, 17 Juli. Laporan pertanggung jawaban ini sesuai aturan semestinya telah dilakukan 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir, namun molor hingga 7 bulan yakni pada bulan Juli 2013. Dalam nota penjelasan yang dibacakan Rijel, realisasi pendapatan Kabupaten Mentawai sebesar Rp499, 32 miliar atau 98,60 persen dari target sebesar Rp506,4 miliar. Pendapatan ini bersumber dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 34,6 miliar dan pendapatan transfer dari pemerintah pusat berupa dana perimbangan tahun anggaran 2012. Transfer pemerintah pusat lainnya serta transfer dari Pemerintah Provinsi Sumbar terealisasi sebesar Rp 464,6 miliar atau sebesar 98,26 persen dari target Rp 472,8 persen. Sementara menurut Rijel, belanja tahun anggaran 2012 terealisasi 78,02 persen (Rp 515.944.475.919,52) dari target Rp 661,26 miliar. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran 2012 Rp 203.120.986.944,59. SILPA tahun 2012 lebih rendah dari tahun anggaran 2011 yaitu Rp 234.413.180.564,87.

K

DPRD Sorot Perencanaan yang ‘Amburadul’ Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko kepada Puailiggoubat 26 Juli mengatakan, DPRD telah membentuk panitia khusus (Pansus) LKPJ bupati tahun anggaran 2012. Menurutnya Pansus akan bekerja selama 30 hari untuk melakukan uji petik di lapangan terkait pembangunan yang dilaporkan bupati, melakukan cross check serta evaluasi menyeluruh. Dikatakannya kegiatan-kegiatan fisik 2012 perlu dilakukan uji petik terutama sarana prasarana jalan, pendidikan dan kesehatan. Pansus terdiri dari 10 orang anggota DPRD dan diketuai oleh Kristinus Baasyir.

RAPAT - Rapat penyesuaian harga BBM bersubsidi di aula kantor bupati pada 18 Juli lalu. Sementara Kristinus Baasyir kepada Puailiggoubat mengatakan, DPRD menyoroti perencanaan yang dilakukan. “Kita di DPRD menyoroti perencanaan yang kurang matang sehingga banyak proyek yang tidak bisa dilaksanakan,” katanya. Dikatakan Kristinus, ada 6 proyek pembangunan jembatan yang akhirnya dicoret saat pembahasan APBD perubahan 2012. Menurutnya perencanaan proyek pembangunan jembatan itu terindikasi dilakukan dengan tidak langsung ke lapangan. “Ada indikasi perencanaan dibuat saja tanpa turun ke lapangan sehingga terjadi gagal tender,” ungkapnya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa harga bahan bangunan yang direncanakan tidak sesuai dengan harga di pasaran serta biaya angkutnya sehingga tidak ada yang mau mengambil proyek. Ia mencontohkan harga semen saja di Matotonan tidak dapat lagi seharga Rp 57 ribu tapi diatas Rp 100 ribu/zak. Selain itu ada juga proyek yang selesai dibangun tapi tak dapat dimanfaatkan. Kristinus mencontohkan pembangunan rumah dinas guru di Puro, Siberut Selatan. Bangunannya sudah selesai tapi tak dapat digunakan. Namun ia tidak mengungkap mengapa tidak digunakan. Program P2D juga menjadi sorotan dewan. Ia mengatakan bahwa berdasarkan temuan saat melakukan reses di

lapangan, banyak pemotongan dana P2D yang dilakukan pihak kecama-tan. “Informasi dari masyarakat masih banyak pemotongan dana yang dilakukan pihak kecamatan,” ungkapnya. Dikatakannya dari dana sebesar Rp 49 juta untuk OMS, yang dikelola OMS hanya berkisar Rp 37 juta. “Pantas saja bangunan P2D tidak ada yang tahan lama, mestinya pihak kecamatan hendaknya tidak melakukan pemotongan dana OMS lagi,” katanya. Dalam LKPJ bupati, pengadaan kapal KM Simatalu juga disoroti. “Kapalnya selesai dibuat, namun tak bisa digunakan,” katanya membeberkan. Pantauan Puailiggoubat, KM Simatalu hanya sekali dipakai ke Sikakap saat Natal 2012, tak lama setelah diresmikan bupati dan selanjutnya berada di Muara Padang. Dalam LKPJ bupati halaman 86 pada huruf d nomor 1 tertulis “Pembangunan/pengadaan kapal kayu dengan anggaran Rp1.609.425.000 dan realisasi Rp 1.546.140.300 atau 96,07 persen. Namun outputnya tertulis berupa dokumen teknis kelaikan kapal Menta-wai Ekspres (ME) dan hasil yang dicapai adalah tersedianya rekomendasi kebijakan. Menurut Kristinus, hal ini mungkin salah tulis dan selanjutnya ia mengatakan bahwa anggaran untuk studi kelaikan kapal ME berbeda dengan anggaran pengadaan kapal kayu. Untuk menghindari proyek yang

gagal tender karena perencanaan yang kurang matang, Kristinus berharap panitia lelang proyek melaksanakan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah, sehingga tidak ada lagi pemenang tender yang tidak mengetahui medan. “Panitia mestinya melaksanakan Perpres 70 itu agar pemenang tender adalah rekanan yang professional, kesiapan rekanan pemenang juga perlu dipastikan sehingga tidak menunggu dana cair baru lakukan pekerjaan,” katanya lagi. Apalagi seluruh material bangunan didatangkan dari Padang, jika rekanan tak siap maka dana miliknya akan habis membeli material dan selanjutnya menunggu dana proyek dicairkan. Pengadaan alat kesehatan yang konon telah diperiksa aparat penegak hukum, menurut Kristinus jika memang menyalahi aturan, harus diserahkan ke penegak hukum agar terlihat jelas apakah ada aturan yang dilanggar. Bin Geas Syhan, anggota DPRD mengatakan, tugas pansus melakukan uji petik di lapangan tentang kebenaran isu yang berkembang soal pengadaan alat kesehatan itu. “Pansus akan melakukan uji petik terkait alkes supaya diketahui informasi yang sebenarnya,” katanya. Dalam LKPJ Bupati halaman 62 tertulis pengadaan alat kesehatan ini dianggarkan sebesar Rp 2.892.353.036 dan realisasinya Rp 2.453.874.160

dengan output kegiatan berupa alat-alat kesehatan dan hasil yang dicapai adalah meningkatnya pelayanan kesehatan. Banyak hal yang akan dilakukan uji petik oleh Pansus LKPJ yang dibentuk DPRD, jika melihat tabel realisasi belanja/ SKPD pada LKPJ tersebut. Realisasi anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum hanya 59,31 persen dari total anggaran Rp 67, 9 miliar. Anggaran Rp67 miliar lebih inipun adalah jumlah setelah dilakukan pengu-rangan pada APBD Perubahan 2012. Padahal sebelumnya, anggaran di SKPD ini mencapai Rp95 miliar. Jika diurut tingkat realisasi anggaran terendah Bappeda sebesar 54,91 persen, selanjutnya BPBD sebesar 55,60 persen dan urutan ketiga terendah adalah Dinas Pekerjaan Umum 59,31 persen. Anggaran tersisa yang terbesar adalah Dinas Pendidikan sebesar Rp 31, 07 miliar. Kedua Dinas Pekerjaan Umum sebesar Rp 27,6 miliar dan ketiga Sekretariat Daerah Rp12,4 miliar. Sementara dalam laporan penggunaan Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) pascatsunami 2010, dengan total anggaran Rp 206,007 miliar, terealisasi Rp 7.122.890.358 yang terbagi kedalam 12 sektor yaitu sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perindagkop UMKM, DKP, Kesehatan, Pendidikan, Dinsosnakertrans, Pemerintahan umum, Lingkungan Hidup, PRD dan BPBD-RR. (o)


MENTAWAINEWS Tahun ini, pemerintah menganggarkan kegiatan peningkatan jalan dari Tuapeijat-Rokot-Sioban.

Bambang Sagurung

Puailiggoubat

NO. 269 1 - 14 Agustus 2013

6

Pembangunan Infrastruktur Mulai Berjalan FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

embangunan jalan dan jembatan di Mentawai kembali dilanjutkan. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Mentawai, Asmen Simajorang mengatakan beberapa proyek sudah dikerjakan, namun ada juga yang masih tahap pengumuman pemenang tender dan tahap seleksi panitia. Menurut Asmen saat ditemui di ruang kerjanya di Tuapeijat, 9 Juli, pembangunan jalan dan jembatan yang sudah dalam pelaksanaan kegiatan diantaranya peningkatan jalan Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara menuju Rokot Kecamatan Sipora Utara, yang dikerjakan PT. Ganesa Bangun Riau Sarana dengan nilai kontrak Rp6.916.990.000. Peningkatan Jalan Sioban Kecamatan Sipora Selatan menuju Rokot Kecamatan Sipora Utara dikerjakan PT. Murni Karya Mandiri dengan nilai kontrak Rp6.903.570.000. Peningkatan jalan Sikabaluan-Pokai Kecamatan Siberut Utara dilaksanakan PT.Ekindo Putera Andalas dengan nilai

Industries, dengan nilai kontrak Rp6.905.900.000. Untuk tahap pengumuman yaitu peningkatan jalan perkotaan Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara, pembangunan jembatan non permanen Puro II Kecamatan Siberut Selatan. Sementara untuk tahapan seleksi panitia yaitu pembangunan Jembatan Taikako Kecamatan Pagai Utara, Peningkatan jalan Pokai-Sirilanggai Kecamatan Siberut Utara. “Mudah-Mudahan dalam minggu ini selesai,” katanya. Ada juga pemeliharaan rutin jalan di Pagai Selatan dengan anggaran Rp178.928.250, pemeliharaan rutin jalan di Pagai Utara dengan anggaran Rp178.928.250, pemeliharaan rutin jalan di Pulau Siberut dengan anggaran Rp217.928.000, pemeliharaan rutin jalan di pulau Sipora dengan anggaran Rp208.278.000. (o)

P

BANDARA - Warga memerhatikan landasan bandara Rokot di Sipora Utara kontrak Rp3.683.009.000. Peningkatan jalan Maileppet-Puro Kecamatan Siberut Selatan oleh PT.Asela Dinamika dengan nilai kontrak Rp3.665.383.000. Pembangunan jembatan non permanen

Sirisurak Kecamatan Siberut Tengah oleh PT. Relis Sapindo Utama dengan nilai kontrak Rp4.537.055.000, pembangunan jembatan non permanen Muara Saibi oleh PT.Bakrie Metal

Harga BBM Bersubsidi Akan Disesuaikan TUAPEIJAT – Pemerintah Kabupaten Mentawai mengusulkan harga BBM jenis premium di Mentawai menjadi Rp7.000 per liter dan solar Rp6.500 per liter. Penyesuaian harga yang melebihi harga BBM non subsidi yang ditentukan pemerintah mempertimbangkan biaya angkut dan penyusutan. Usulan itu disampaikan Kepala Dinas Perindagkop MEntawai, D. Lubis Sabelau dalam Rapat Penyesuaian Harga BBM di Tuapeijat, 18 Juli lalu. Pertemuan dihadiri Wa-kil Bupati Mentawai Rijel Samaloi-sa, Ketua DPRD Hendri Dori Sato-ko, pemilik APMS, 5 pangkalan BBM di Tuapejat, tokoh agama, tokoh masyarakat serta seluruh SKPD yang

ada di Tuapeijat. Dalam pemaparannya, D Lubis mengatakan,sesuai SK Bupati Mentawai 13 Januari 2013, harga BBM bersubsidi telah ditetapkan dengan Harga Eceran tertinggi bensin dan solar sebesar Rp 6.000 per liter. Walau ada prakarsa dari camat Sipo-ra Utara serta pedagang dengan me-naikkan harga Rp 1.000 dari harga yang ditetapkan bupati menjadi Rp 7.000 per liter untuk bensin dan solar menjadi Rp 6.500 per liter. Dikatakan oleh Lubis, harga BBM ini sebenarnya cukup tinggi. Untuk itu dengan kenaikan harga BBM Juni lalu, Pemkab Mentawai mengusulkan harga bensin menjadi Rp 7.000 per liter dan solar Rp 6.500 per liter.

H Hutagaol, pemilik pangkalan BBM CV Pagai Indah mengusulkan harga bensin menjadi Rp 8.000 per liter dan harga solar Rp 6500 per liter. Namun setelah diskusi berkembang, diambil kesepakatan yang dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani pemerintah daerah, pemilik APMS, pemilik pangkalan serta tokoh masyarakat, harga bensin menjadi Rp 7.500 per liter dan harga solar Rp 6.500 per liter dan minyak tanah Rp 5000 per liter. Nota kesepahaman ini masih akan dikonsultasikan kepada Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet untuk kemudian mengeluarkan ketetapan dalam bentuk peraturan bupati. (rpt)

Jelang Lebaran Jadwal Transportasi Laut Normal PADANG - Jelang mudik lebaran, jadwal transportasi laut KMP. Ambu-ambu dan KMP. Gambolo yang melayani rute Padang-Mentawai berjalan normal. Dua armada kapal penumpang milik ASDP tersebut dirasa cukup mengangkut para pemudik lebaran menuju Mentawai baik di Siberut, Sipora dan Sikakap. “Jadwalnya normal, dan tidak ada perubahan, dan untuk armadanya sendiri dengan dua kapal yang kita miliki itu sudah cukup mengangkut para pemudik pada saat lebaran,” kata Ospar Silaban, Manajer Umum PT. ASDP Indonesia Cabang Padang, Selasa 30 Juli. Begitu juga untuk tarif biaya transportasi kapal tujuan Mentawai tersebut masih tarif normal, Sesuai jadwal, KMP. Ambu-ambu berlayar dari Padang menuju Sipora (Tuapeijat) tiap Kamis. Ke Sikakap tiap Selasa dan Sabtu dan Sibertut Selatan tiap Rabu dan Jumat. Sementara ke Siberut Utara tiap Rabu dengan terlebih dahulu singgah ke Siberut Selatan. Sementara KMP Gambolo melayani rute Padang ke Tuapeijat tiap hari Minggu. Sementara Dinas Perhubungan kabupaten Mentawai berencana mengoperasikan dua armada kapal kayu milik Pemda untuk melayani rute antar pulau yakni KM Simasin dan KM Nade. “Jelang lebaran rencana kita akan kerahkan dua kapal kayu yakni kapal Nade dan Simasin, namun saat ini Simasin masih docking, harapan kita jelang lebaran sudah bisa dioperasikan,” kata Tarcisius Sakeru, Kepala Dinas Perhubungan Mentawai, Selasa 30 Juli. (trs)

Polres Mentawai Gelar Razia Kendaraan TUAPEIJAT - Dalam razia patuh yang digelar Satuan Lantas Polres Mentawai, Kamis, 5 Juli lalu di depan asrama Polres Kabupaten Mentawai KM.2 Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara, banyak terjaring pengedara sepeda motor dan mobil. Dalam razia, banyak pengendara yang tidak memiliki surat kendaraan lengkap seperti STNK, SIM atau kendaraan yang tidak membayar pajak.

Kasat Lantas Polres Mentawai Iptu Harry M Putra mengatakan banyaknya pajak kendaraan yang mati karena tidak adanya Kantor Samsat di Mentawai. “Perlu adanya Kantor Samsat, karena masyarakat kita banyak yang pajak kendaraannya mati hingga bertahun-tahun. Ini disebabkan karena biaya pengurusan ke Padang yang besar,” kata Iptu. Harry M. Putra di sela-sela razia.

Lebih lanjut dikatakan Iptu. Harry, masyarakat yang terjaring dalam razia ini hanya diberikan saran pengurusan pajak kendaraan yang mati dan juga pengurusan SIM bagi pengedara yang sudah layak mengurus SIM. “Mentawai termasuk daerah yang mudah mengurus SIM. Kita berharap masyarakat mengurus SIM,” katanya. Iptu. Harry juga mengharapkan ma-syarakat yang menggunakan

kendaraan tidak ugal-ugalan di jalan raya saat ber-kendaraan agar angka kecelakaan tidak meningkat setiap tahunnya di Mentawai. “Untuk tahun ini saja angka kecelakaan di Mentawai dari Januari sampai Juni sudah mencapai 13 kasus, dua orang meninggal,” katanya. Berdasarkan pantuan Puailiggoubat dalam razia patuh yang dilakukan Satlantas Polres Mentawai, terlihat pengendara

sepeda motor dan mobil mengular di pinggir jalan menjelang asrama Polres Mentawai untuk menghindar agar tidak terjaring razia. Apalagi razia yang digelar bertepatan dengan jadwal kenberangkat-an KMP. Ambu-ambu dan KM.Sumber Rezeki Baru dari Tuapeijat menuju Bungus dan Muara Padang. (bs)


7 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 269 1 - 14 Agustus 2013

Saat Kapal Motor (KM) Nade, kapal pemerintah yang melayani rute antar pulau di Mentawai batal berangkat karena tidak ada uang pembeli BBM, calon penumpang terpaksa iuran Rp50 ribu per orang untuk membeli BBM.

Masalah Transportasi Mentawai

Ketika Penumpang Iuran Beli BBM Kapal FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

terjadi hal-hal yang anrkis karena masyarakat sudah jenuh dan mulai panas,” kata Jarni. Berbekal adanya izin untuk berlayar dan hanya kesulitan untuk mendapatkan BBM, Jarhi menyampaikan hal itu kepada calon penumpang yang ada didalam kapal maupun yang bertahan di dermaga. Untuk mengoperasikan kapal dari Tuapeijat hingga Sikakap dan kembali ke Tuapeijat, ditambah biaya pelabuhan dan surat berlayar dibutuhkan biaya Rp6.030.000. Jarhi meminta calon penumpang iuran masing-masing Rp20 ribu. Calon

penumpang bersedia dan berhasil mengumpulkan uang Rp2.420.000, dengan jumlah penumpang 121 orang. “Tidak mencukupi karena calon penumpang sudah banyak yang pulang lagi karena sudah siang,” katanya. Beberapa calon penumpang masih mencoba bertahan. Aiptu. P. Sihaloho, salah seorang polisi perairan mengajak masyarakat tetap tenang dan mencari jalan keluar untuk mencari dana yang masih kurang tersebut. Akhirnya karena sudah siang, tawaran untuk masingmasing calon penumpang membayar Rp50 ribu tidak diterima lagi.

Pada keesokan harinya, Selasa, 9 Juli calon penumpang kembali memadati pelabuhan Tuapeijat untuk berangkat. Masing-masing dipungut Rp50 ribu baik bagi penumpang yang turundi Sioban, Saumanganyak maupun Sikakap. Terkumpul dana untuk pembelian BBM dan biaya pelabuhan dan izin Rp4,5 juta. Sementara untuk kekurangannya ditalangi Camat Pagai Selatan, Sarman P.Simanungkalit Rp1,5 juta. “Kalau tidak begitu masyarakat akan tertahan lebih lama di Tuapeijat, sementara biaya yang mereka keluarkan semakin besar,” kata Sarman pada Puailiggoubat, Selasa, 9 Juni lalu yang ikut berangkat ke Sikakap. Setelah uang terkumpul, BBM untuk KLM. Nade diisi pada pukul 09.45 WIB sebanyak 800 liter oleh pihak kapal sekaligus mengurus surat izin berlayar dan biaya pelabuhan serta biaya administrasi lainnya. Sebelum kapal berlayar, pihak kapal meminta perwakilan masyarakat untuk membuat surat pernyataan yang isinya bahwa BBM kapal sebanyak 800 liter dan biaya laporan keberangkatan kepada syahbandar, Pol Airud, Pos Angkatan laut ditanggung oleh masyarakat secara swadaya. Untuk uang lapor di Syahbandar, Pol Airud dan Pos angkatan laut biayanya sebesar Rp1.230.000. Surat pernyataan tersebut ditandatangani perwakilan masyarakat, yaitu Jarhi, Arlius Saogok, Rasidin dan Jubir Hadinata. Tepat pukul 10.45 WIB, KLM. Nade berangkat menuju Sioban, Pasapuat dan Sikakap. (o)

melakukan pendataan lagi kita akan data kembali, tapi bila tidak ada apa boleh buat,” ujarnya. Sementara Camat Siberut Tengah, Jarson Sauddeinuk, mengatakan, tidak tahu sama sekali soal BLSM karena dananya ditujukan ke desa dan kemudian dibagi ke warga yang tercantum namanya sebagai penerima. “KPS-nya langsung ditujukan ke desa, jadi kita tidak mengetahui datanya berapa masing-masing Desa mendapat,” katanya, 22 Juli lalu. Hal yang sama terjadi di Kecamatan Sikakap, dana BLSM itu tidak semua menyentuh masyarakat miskin. Marluster, Kepala Desa Taikako mengatakan masih banyak warga yang pantas mendapatkan dana BLSM ini, namun

mereka tidak mendapatkannya. “Kita kasihan dengan para warga yang berpenghasilan kurang dan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tapi justru tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah,” ujarnya. Apalagi dengan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) ini, tidak hanya menjadi syarat untuk memperoleh dana tunai Rp 600 ribu untuk empat bulan ke depan, tetapi juga sebagai syarat untuk mendapatkan raskin, pengobatan gratis dan layanan lain yang disubsidi pemerintah. “Harapan saya, data yang kami berikan, bisa menjadi pedoman untuk mengakomodir warga miskin yang belum terdata, sehingga mereka mendapat perlakuan yang sama dari semua program Nasional,” jelasnya.

Sementara pegawai kantor Pos yang membagikan dana BLSM membenarkan tidak validnya data yang mereka terima. Pihaknya memahami keluhan warga yang mengatakan bahwa masih banyak dari warga yang tidak terdaftar, padahal mereka layak. “Pantauan kami pun membenarkan pendapat tersebut. Tadi pun kami sudah bicara dengan Pak kades terkait hal ini dan data warga yang belum terdaftar yang nanti akan diserahkan akan kami bawa dan akan kami serahkan langsung kepada Kementrian Sosial untuk menjadi pertimbangan meraka dalam perbaikan data. Harapan kita, semua warga miskin secara adil mendapat perhatian dari pemerintah,” kata Iksan Ramos, pegawai Kantor Pos area Sumbar Riau. (rr/fs/r)

Bambang Sagurung

arhi, warga Saumanganyak Kecamatan Pagai Utara tidak punya jabatan apa-apa. Namun saat KM Nade, kapal yang melayani rute antar pulau di Mentawai batal berangkat dari Tuapeijat ke sejumlah kecamatan di pulau lain, Senin, 8 Juli tanpa ada pemberitahuan alasan resmi, ia dengan berani menghadap Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang terletak di sekitar pelabuhan. Di kantor dinas tersebut ia menanyakan apa alasan kapal tidak berangkat serta solusinya. Oleh staf yang ada di Dinas Perhubungan mengatakan kalau keputusan keberangkatan kapal ada di tangan kepala bidang laut yang dalam hal ini dikepalai Beny Sinaga. Namun pada hari itu Beny Sinaga tidak masuk kantor. Jarhi lalu meminta alamat rumah Beny Sinaga dan merental motor tukang ojek yang ada di pelabuhan. Ia menyusul Beny Sinaga ke rumahnya yang ada di KM. 6 Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Mentawai. Dalam pertemuannya, Jarhi meminta agar Beny Sinaga turun ke pelabuhan dan membicarakan apa solusi yang harus diambil agar kapal berangkat karena masyarakat sudah ramai dan sedang menunggu kepastian keberangkatan.

J

BERLAYAR - KM Nade baru bisa berlayar ke Saumanganyak, Pagai Selatan setelah calon penumpang patungan beli BBM di Tuapeijat Beny Sinaga akhirnya bersedia turun dan melakukan pertemuan dengan pihak kapal dan perwakilan masyarakat. Dalam pertemuan tersebut, Beny Sinaga mengatakan kendala jalannya kapal karena anggaran pembelian BBM kapal tidak sesuai lagi sejak harga naik. “Saya tidak berani mengambil langkah untuk pengadaan BBM kapal diluar DIPA yang ada kalau tanpa rekomendasi dari yang berwewenang,” kata Jarhi menirukan keterangan Beny. Beny pun mengizinkan kapal berangkat kalau masyarakat mau membeli BBM sendiri. “Kita tidak mau

Warga Saibi Terima BLSM SAIBI - Sebanyak 53 keluarga di Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Mentawai mendapatkan bantuan langsung Sementara Masyarakat (BLSM) masing-masing Rp300 ribu. Sebanyak 12 orang diantara penerima BLSM merupakan staf kecamatan. Sejumlah warga Saibi yang tidak menerima BLSM merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah. “Padahal kita juga warga miskin dan yang tidak layak mendapatkannya malah mereka dapat,” kata Bernat Sageileppak (32), warga Saibi Muara pada Puailiggoubat, 18 Juli lalu. Menanggapi protes warga, Kepala Desa Saibi Samukop Masimo Satokonya menjelaskan, data penerima KPS dipakai dari data pusat di Jakarta bukan dari

desa, ia juga menanyakan masalah itu ke dinas sosial. “Ternyata data yang dipedomani itu BPS bukan desa,” ujarnya. BLSM sudah diberikan kepada warga yang namanya tercantum sebagai penerima. “Kita sudah bagikan ke warga, tapi ada beberapa namanya tercantum seperti staf-staf camat dan yang mampu jumlahnya 12 orang, rencananya hanya kebijakan kita, akan dialihkan kepada orang sakit dan tidak mampu atau yang pantas menerima dana itu,” ujarnya. Masimo juga mengatakan, bagi warga yang belum ada terdaftar namanya, hanya bisa menunggu perubahan dari Dinas Sosial atau dari Pemerintah Pusat.. “Kalau ada perubahan untuk


MENTAWAINEWS Usulan masyarakat dalam musrenbang rawan hilang pada tahapan Forum SKPD dan pembahasan RAPBD karena kuatnya pengaruh dari kontraktor, pengusaha dan DPRD.

Puailiggoubat

NO. 269 1 - 14 Agustus 2013

8

Partisipasi Publik, Kontrol bagi Pemerintah FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Bambang Sagurung

anyaknya pembangunan, penganggaran dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah yang tidak sesuai dengan harapan dan tidak memihak pada masyarakat merupakan salah satu tolak ukur lemahnya partisipasi publik dalam kebijakan yang diambil pemerintah. Hal ini menjadi perhatian dan sorotan dalam Pelatihan Partisipasi Publik yang dilaksanakan Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) di Tuapeijat, Jumat-Sabtu, 5-6 Juli di Uma YCMM Mapaddegat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Mentawai. Kegiatan diikuti beberapa utusan dusun dan desa. “Kita tahu masyarakat sebenarnya punya peran dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,” kata Rifai Lubis, Koordinator Divisi Advokasi dan Kebijakan YCMM yang menjadi pemateri. Dijelaskan Rifai , partisipasi publik itu bukan saja hanya sebatas melibatkan diri, mendukung kegiatan yang akan dilakukan, tapi juga memberikan kontrol dari apa kegiatan dan kebijakan yang diambil untuk dilaksanakan ditengah masyarakat. “Masyarakat harus punya posisi tawar untuk memanfaatkan ruang dan posisi tawar. Maka masyarakat harus memiliki potensi didalamnya,” tegasnya. Dengan adanya potensi dalam melakukan posisi tawar, dapat dipastikan pemerintah akan merasa tidak percaya diri dalam menetapkan suatu kebijakan bila nantinya tidak melibatkan masyarakat. Untuk menentukan RPJM misalnya, harus melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (musrenbang) mulai dari tingkat desa yang pelaksanaannya Januari, musrenbang kecamatan pada Februari, Forum Komunikasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga Februari, Musrenbang Kabupaten yang dilaksanakan pada Maret, Penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang dilakukan pada Mei. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Kebijakan Umum Anggaran (RKAU) - Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang dilaksanakan awal Juni, pembahasan dan penetapan KUA-PPAS pada akhir Juni, penyusunan dan penetapan RKA SKPD pada Agustus, evaluasi RKA SKPD pada September, pengajuan

B

PELATIHAN Pelatihan partisipasi publik yang diadakan YCMM di Tuapeijat

Ranperda APBD ke DPRD pada Oktober, pembahasan RAPBD pada Nopember, evaluasi APBD oleh gubernur pada November dan penetapan APBD pada Desember. “Pertanggungjawaban APBD dilakukan tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran,” kata Rifai. Dari tahapan-tahapan tersebut, usulan masyarakat dalam musrenbang rawan hilang pada tahapan Forum SKPD dan pembahasan RAPBD. “Pada tahapan ini kuat pengaruh dari kontraktor, pengusaha dan DPRD,” kata Rifai. Karena itu, masyarakat harus menyusun strategi atau langkah mulai dari proses awal hingga akhir agar kebijakan yang diambil tidak mengabaikan masyarakat. Seperti pada tahapan musrenbang tingkat desa yang harus dipersiapkan yaitu perencanaan yang matang dan benar sehingga apa yang dihasilkan dari musrenbang desa itu sesuai dengan harapan masyarakat. Pada musrenbang tingkat kecamatan strategi yang diambil yaitu penguatan delegasi desa dan mendapatkan dokumen hasil musrenbang tingkat kecamatan yang diikuti desa-desa di wilayah kecamatan tersebut. Pada tahapan berikutnya yaitu mendapatkan dokumen musrenbang disemua kecamatan dan melakukan koordinasi pada dinas terkait. “Biasanya pada forum SKPD masyarakat tidak dilibatkan. Ini hanya internal SKPD saja,” kata Rapot Simanjuntak, Koordinator Wilayah YCMM di Sipora. Sedangkan pada tahapan penetapan RKPD, targetnya yaitu Badan Perenca-

naan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Sekretaris Daerah (Sekda). Pada tahapan penyusunan RKUA yang dilakukan yaitu mendapatkan dokumen RKPD melalui DPRD, memberikan usulan pada SKPD. Pada pembahasan dan penetapan rancangan KUA pada akhir Juni atau awal Juli yang dilakukan yaitu memberikan masukan. Ini sasarannya yaitu Panggar DPRD dan SKPD. Sementara pada penyusunan dan pembahasan rancangan PPAS akhir Juli, yang dilakukan yaitu mengajukan item program, kegiatan dan anggaran. Selain itu juga membangun diskusi dengan kepala SKPD. Sedangkan pada penyusunan dan penetapan RKA-SKPD pada bulan Agustus yang dilakukan yaitu mengawasi agar tidak adanya perubahan PPAS atas usulan masyarakat, mempertemukan wakil masyarakat dengan kepala SKPD. Pada tahapan evaluasi RKA-SKPD yang dilakukan mendapatkan dokumen akhir RKA dan memberikan catatan evaluasi. Sasarannya tim Panggar. Pada pengajuan Ranperda tentang APBD kepada DPRD, yang dilakukan yaitu memperoleh dokumen RAPBD yang dilakukan pemerintah daerah. “Dalam rapat komisi, rapat fraksi ini tidak terbuka untuk umum. Dalam tahapan ini agak sulit dan ini terjadi setiap tahunnya,” kata Rapot Simanjuntak. Sedangkan pada pembahasan RAPBD oleh DPRD dan SKPD, yang dilakukan menurut Rifai, menemui komisi-komisi dan pimpinan DPRD. Diharapkan disini ada dialog. Pada tahapan evaluasi RAPBD pada guber-

nur dan Mendagri diharapkan nantinya menjadi pintu masuk untuk menyampaikan usulan dan mandat yang belum masuk. Untuk tahapan pertanggungjawaban APBD oleh bupati, masyarakat bisa mengikuti persidangan pertanggungjawaban yang biasanya dilakukan paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berjalan. “Kita melihat disini apakah yang disampaikan itu sesuai dengan realita yang ada dilapangan, sekaligus memberikan kritisi,” kata Rifai. Dikatakan Rifai, biasanya dalam tahapan pertanggungjawaban ini DPRD hanya menerima laporan saja tanpa membandingkan kenyataan yang ada di lapangan. “Bisa saja DPRD menerima pertanggungjawaban bupati, tapi dari temuan kita di lapangan bila tidak sesuai kita bisa memberikan pandangan lain. Tapi ini berdasarkan pantauan dan koreksi kita secara langsung di lapangan,” katanya. Minimnya partisipasi masyarakat diakui para peserta pelatihan. “Kadang masyarakat seakan tidak peduli dan tidak mau tahu terhadap pembangunan yang dilaksanakan di daerahnya sendiri sehingga pemborong atau kontraktor semaunya saja di lapangan,” kata Urlik Tatubeket, Pengurus Aliansi Masyarakat Adat Peduli Mentawai (AMA-PM) Kabupaten Mentawai. Selain kurangnya kepedulian dari masyarakat, pihak pemerintah menurut Urlik juga tidak memberikan kontrol dan sanksi tegas pada kontraktor yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang telah disepakati. “Makanya kita tidak heran kalau

satu pembangunan fisik itu bisa tiga hingga lima kali pelaksanan tendernya karena tiap tahun selalu putus kontrak,” katanya. Tak hanya itu, pembangunan yang dilaksanakan di lapangan kadang tidak bermanfaat bagi masyarakat. Bukan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat itu sendiri sehingga bangunan tersebut seakan sia-sia karena tidak termanfaatkan. “Lihat saja pembangunan jaringan irigasi di Goiso Oinan. Dulunya sebelum ada irigasi, sawah masyarakat teraliri dengan baik, sekarang malah kering dibuatnya. Pembangunannya tidak selesai lagi tahun lalu,” katanya. Hal yang sama dikatakan Plimar, warga Goiso Oinan Kecamatan Sipora Utara. “Kadang pembangunan itu bukan atas dasar keinginan masyarakat, tapi atas dasar keinginan dinas, kontraktor dan orang-orang yang punya kepentingan lainnya,” katanya. Melihat kenyataan ini, perlu adanya kontrol tegas dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan disetiap kecamatan yang ada di Mentawai. Dari hasil kontrol yang dilakukan di lapangan itu nantinya dilakukan kajian lebih dalam dan nantinya akan dicocokkan saat pertanggungjawaban bupati dihadapan DPRD paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berjalan. “Untuk itu perlu adanya dokumen LKPj, dokumen APBD dan cek lapangan terkait dengan pelaksanaan APBD. Hasil ini nantinya akan disampaikan kepada bupati dan DPRD sebagai pembanding. Ini salah satu strategi dalam melakukan kontrol pembangunan,” kata Rifai. (bs/o)


9

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 269, 1 - 14 Agustusi 2013

Pengurus BPD Lama Tuntut Honor TAIKAKO - Badan Perwakilan Desa (BPD) Taikako periode 2008-2013 yang masa jabatannya habis pada April lalu menuntut gaji mereka tiga bulan menjelang masa jabatannya habis terhitung Januari - Maret 2013. Hal tersebut dikatakan Maringan Sababalat, mantan Plt. Ketua BPD Taikako, Kamis, 18 Juli lalu. mereka kecewa dengan BPD baru yang tidak pernah menghargai mereka. “Padahal, kami sangat aktif dalam melaksanakan tugas, termasuk mensukseskan pemilihan kepala desa setelah berakhirnya masa jabatan saudara Marluster sebagai pelaksana tugas kepala desa,” ujarnya. Maringan berpendapat, BPD lama masih aktif sebelum pengurus baru dilantik. “Berarti, tahun ini kami telah bekerja tiga bulan, Januari-Maret,” kata Maringan. “Kami tidak menilai berapa nominal rupiahnya, namun kami ingin secara administrasi prosedurnya jelas. Ini kan uang negara, jadi pertanggungjawabannya harus jelas. Nggak main sumbang gitu,” katanya menegaskan. (fs/r)

Pantai Maileppet Abrasi MAILEPPET- Akibat banjir dari Salappa, Muntei dan Maileppet April lalu, ruas jalan di depan pesantren, Dusun Bat Joja, Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Mentawai terancam rusak, sebab pantai di depannya tinggal lima menter dari bibir jalan. Tanaman pinus sebagai penghadang abrasi juga ikut tumbang, bahkan saat pasang besar, air laut naik ke badan jalan. Kepala Desa Maileppet, Idris Siregar, mengatakan telah melaporkan abrasi itu kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mentawai. Akibat kerusakan itu, pengguna jalan harus antri saat lewat. Tony, salah satu pengguna jalan yang menggunakan motor mengaku takut melewati jalan raya yang sudah rusak. ”Kalau berpapasan dengan mobil atau motor harus berhenti karena jalannya sempit,” ujarnya. (bbr/r) FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Tahun Ini, Pemkab Mentawai Terima 141 CPNS Umum Pelamar diprioritaskan di bidang pendidikan, kesehatan dan tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan peternakan.

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Patrisius Sanene’

P

emerintah Kabupaten Mentawai akan membuka penerimaan Calon Pegawai

Negeri Sipil melalui pelamar umum, September mendatang. CPNS yang akan direkrut 141 orang. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Mentawai Martinus, mengatakan penerimaan CPNS tahun ini akan memprioritaskan pelamar bidang pendidikan, kesehatan dan tenaga penyuluh lapangan sektor pertanian, perikanan dan peternakan. “Ketiga bidang ini menjadi prioritas kita karena ini juga untuk lebih memaksimalkan pelayanan ke daerah yang sulit terjangkau,” kata Martinus kepada Puailiggoubat, Senin 29 Juli. Ia mengatakan, jatah CPNS yang diberikan oleh Kementerian ESDM

GOTONG ROYONG - Warga gotong royong membersihkan jalan di desa Maileppet Siberut Selatan untuk Mentawai adalah 141 orang, namun dia belum bisa merinci kebutuhan masing-masing bidang. Kepastian waktu penerimaan CPNS diperkirakan sekitar September nanti, “Kita buka sekitar September, dan terkait mekanisme penerima-

annya kita belum dapat informasi dari pusat,” katanya. Meski tersiar informasi di media bahwa penerimaan CPNS tahun ini akan diselenggarakan secara online, Martinus belum bisa memastikan sistim yang akan digunakan di

Menta-wai mengingat terbatasnya akses komunikasi. “Kita juga belum tahu apakah itu dilakukan online atau tidak, nanti kita akan berikan informasinya setelah mendapat pemberitahuan dari BKN,” kata Martinus. (trs)

Coklat Tak Lagi Jadi Andalan Ekonomi Petani Saibi SAIBI - Petani kakao atau coklat di Desa Saibisamukop, Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Mentawai meninggalkan kebun kakaonya lantaran terserang penyakit. Kebun kakao kini tak lagi menjadi andalan masyarakat. Dan Siriratei (50) memiliki kebun coklat seluas satu hektar di Sinuai, namun sudah setahun tak diurus akibat tanaman diserang penyakit. “Saya sudah patah semangat

untuk mengurusnya, penyakitnya itu buahnya membusuk dan belum masaksudah jadi keras ditambah hama seperti tupai dan binatang lainnya, makanya coklat ini saya tinggalkan, percuma saja kita rawat hanya membuat rugi,” katanya kepada Puailiggoubat, 24 Juli lalu. Sejumlah cara sudah dilakukan untuk menyelamatkan tanaman coklatnya seperti melakukan perawatan, membersihkan namun

upaya itu sia-sia. “Untuk beli obatnya saja dapat dari mana duitnya, terpaksa ditinggalkan begitu saja, dari pada rugi, untuk pengganti coklat saya tanami tanaman tua seperti rambutan dan durian, penyakit coklat ini bukan saya saja yang mengalaminya, yang lainnya juga begitu dan tak lagi merawat kebunnya,” jelasnya. Gideon Sakerenganleleggu (30) yang memiliki kebun di Kaleak juga

mengalami hal yang sama. Kebun kakaonya seluas 1,5 hektar diserang penyakit. “Awal berbuah seminggu itu ada sekitar 5 kg dan lama-lama timbul penyakitnya dan tidak saya urus lagi,” katanya. Padahal tahun lalu, kakao menjadi andalan ekonomi warga, namun karena kurangnya pengetahuan soal budidaya kakao dan perawatan, warga memilih meninggalkan kebun tersebut. (rr/r)

Dua Jembatan Besar Dibangun di Saibi Samukop

ABRASI - Pantai Maileppet di Desa Meileppet Kecamatan Siberut Selatan yang terkikis karena derasnya banjir yang melanda Siberut pada April 2013

SAIBI-Dua jembatan besar di Desa berlangsung. ‘’Kini peker-jaannya Saibi Samukop, Kecamatan Siberut sedang berjalan, material-nya sudah Tengah, Kabupaten Mentawai mulai ada sebagian di tempat dan kita dibangun, akhir Juni lalu. melihat besi-besinya sudah mulai Kedua jembatan yang dibangun dipasang dari tapaknya,” katanya, menghubungkan Desa Saibi Samukop- 22 Juli lalu. Dusun Kaleak Sigirit Buggei dan DuKedua pembangunan jembatan sun Sibuddaoinan dan jembatan satu ini dikerjakan dua perusahaan sebalagi Dusun Sirisurak-Desa Saliguma. gai kontraktor pelaksana, jembatan Camat Siberut Tengah, Jarson Saibi Samukop dengan Kontraktor Sauddeinuk mengatakan, pembangun- Pelaksana PT. Bakrie Metal Indusan kedua jembatan ini sedang tris dengan nomor kontrak 632/43/

SP-PJMS/DPU-KKM/V-2013 tanggal 28 Mei 2013, nilai total kontrak Rp6.905.900.000 waktu pelaksanaan 210 hari kalender. Sementara pembangunan jembatan di Sirisurak dikerjakan PT. Relis Sapindo Utama dengan nomor kontrak 632/42/SP-PJSR/ DPU-KKM/V-2013 tanggal 28 Mei 2013, nilai total kontrak Rp4.537.005.000, waktu pelaksanaan 210 hari kalender.

Jarson menyebutkan, pekerjanya selain dari perusahaan juga ada beberapa warga dan pemuda setempat. “Pembangunan ini masuk lapangan kerja terbuka, setidaknya untuk membantu sedikit ekonomi,” katanya. Ia juga meminta desa dan kecamatan bekerjasama mengawasai pembangunan tersebut sesuai dengan besteknya. (rr/r)


Memilih Makanan Sehat

B

anyak anak sangat tergoda dengan makanan yang berwarna mencolok atau bentuknya menarik, padahal makanan tersebut belum tentu aman untuk dikonsumsi. Lalu bagaimana memilih makanan dan jajanan yang sehat? Berikut beberapa tips aman memilih makanan yang bisa diikuti :

Amati Warnanya Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mie, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.

Cicipi Rasanya Biasanya lidah cukup jeli untuk membedakan mana makanan yang aman atau tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misal sangat gurih, membuat lidah bergetar dan tenggorakan gatal.

Cium Aromanya Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.

Amati Komposisinya Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang bahaya dan bisa merusak kesehatan.

Perhatikan Kualitasnya Perhatikan kualitas makanan, apakah masih segar atau sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses tidak berjalan dengan baik atau sudah kadaluarsa.

Terdaftar pada BPOM Bila hendak membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yang bisa dicermati dalam label yang tertera di kemasannya. (int/p)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Puailiggoubat, NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

K

ebiasaan jajan pada anak kerap membuat para orangtua geleng kepala. Berbagai cara sudah dilakukan orangtua untuk mengalihkan kebiasaan ini, namun sering kali tidak membuahkan hasil. Anak masih tetap merengek minta jajan. Orangtua kerap bertanya sebetulnya apa yang membuat buah hatinya suka jajan. Menurut psikolog anak, Dr. Rosemini A.P., M.Psi, sedikitnya ada 3 hal yang membuat anak suka jajan. Penyebab ini bersumber pada indera penglihatan dan perasa. "Jajanan umumnya berharga lebih murah, berwarna menarik, enak di mulut, dan mudah dimakan," ujarnya pada Seminar Guru, Sehatnya Duniaku : Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Aman, Bermutu, dan Bergizi pada Sabtu (27/7) di Jakarta. Hal ini didukung penelitian pada 2009. Penelitian ini membuktikan, 84 persen siswa sekolah dasar membeli jajan karena rasanya enak. Sedangkan 37 persen membeli jajanan yang disertai saus merah. Disadari atau tidak, kebiasaan jajan pada anak merupakan hasil pembelajaran pada lingkungan sekitar. Rosemini mengatakan, pikiran anak masih sangat sederhana. Mereka akan mencontoh apa yang dilihatnya sehari-hari. Bila orang dewasa,

B

ekerja sehari-hari seringkali menjauhkan kita dari tidur nyenyak. Meski selalu pulang dalam kondisi lelah dan lesu setelah beraktivitas, tetapi mata tetap sulit terpejam di malam hari. Stres dan aktivitas yang masih harus dilakukan sampai larut malam merupakan penyebab utama mengapa gangguan tidur menjadi masalah yang akrab ditemui manusia modern. Meski begitu ternyata kurang vitamin juga berpengaruh besar mengapa kita sulit mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari. Karena itulah mengapa kita tidak memperbaiki pola makan sebelum ke apotik untuk mencari obat tidur. Berikut adalah tiga gangguan

12 10

diragukan kesehatannya. Orangtua Jangan Pelit "Seberapa besar anda memberi uang saku anak? Kalau terlalu kecil jangan harap anak bisa membeli jajanan yang bergizi," kata Rosemini. Rosemini tidak menyanggah, jajanan yang bergizi kemungkinan berharga lebih mahal. Karena itu sebelum memberikan uang pada anak, Rosemini menyarankan orangtua mengetahui 2 hal yaitu misal orangtua dan guru, terbiasa jajan maka anak akan melakukan hal sama. Sementara bila orangtua dan guru tidak sering jajan, hal yang sama akan terjadi pada anak. "Pendidik dan orangtua harus menjadi contoh. Pemberian contoh merupakan cara belajar yang efektif bagi anak," kata Rosemini. Kebiasaan jajan semakin diperparah dengan tidak tersedianya panganan sehat. Padahal anak sangat membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal ini didukung studi pada 2009 yang menyatakan, hanya 39 persen siswa yang membawa bekal dari rumah. Akibatnya, anak tidak punya pilihan dan terpaksa makan jajanan bergizi minim tersebut. Dari penelitian

beberapa sekolah dasar di Jakarta pada 2009 menyatakan, 68 persen siswa pernah jajan di luar pagar sekolah. Sebanyak 16 persen mengaku jajan di tempat yang sama 5-6 kali seminggu. Rosemini menyarankan orangtua dan pendidik mengurangi kebiasaan jajan terlebih dulu. "Dengan cara ini lebih mudah mengajari anak tidak jajan sembarangan," kata Rosemini. Selanjutnya orangtua harus memberi bekal dan mengajak anak sarapan sebelum ke sekolah. Bila perut sudah kenyang, maka anak tidak tertarik lagi dengan aneka jajanan yang dihidangkan. Bekal yang cukup juga mengurangi keinginan anak mengkonsumsi berbagai jajanan yang masih

tidur yang disebabkan oleh kekurangan vitamin atau mineral.

Selain pisang, kacang-kacangan, sayuran, alpukat, dan kentang merupakan sumber potasium terbaik.

- Sulit tertidur Magnesium berperan besar dalam fungsi tubuh untuk mengatur tidur. Insomnia adalah salah satu gejala kekurangan magnesium, bahkan menurut penelitian, kekurangan mineral ini juga memicu depresi dan masalah mental. Cukupi kebutuhan tubuh akan magnesium dengan lebih sering mengonsumsi sayuran berdaun hijau tua, biji-bijian, kacangkacangan, serta ikan. - Tidur tak nyenyak Suplementasi potasium bisa membantu mereka yang kesulitan tidur nyenyak sepanjang malam.

- Lelah dan ngantuk di siang hari Ada kaitan kuat antara rasa kantuk di siang hari dengan kekurangan vitamin D. Sinar matahari adalah sumber terbaik vitamin ini. Namun kita juga dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin D melalui ikan laut dalam serta makanan yang difortifikasi. (int/p)

1. Ketahui jajanan yang dijual di sekolah Orangtua bisa menanyakan pada anak apa saja yang dijual di sekolahnya. Selanjutnya tanyakan pada anak, apa yang hendak ia beli. Sebelumnya patikan orangtua mengetahui jajanan tersebut aman dan bergizi bagi anak. 2. Cari tahu harga jajanan Hal ini untuk menyesuaikan dengan jumlah uang saku yang diberikan. Orangtua bisa memperkirakan, bila ingin anak menikmati hidangan yang bergizi maka berapa uang saku yang diberikan. "Jangan pelit sama anak. Kalau uang saku terlalu sedikit, mungkin anak memang hanya bisa beli cireng," kata Rosemini. (int/p)


30 Juta Anak dari Keluarga Miskin Perlu Perhatian

M

enteri Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar meminta dukungan pihak swasta untuk memperhatikan anak-anak miskin di Indonesia. "Dukungan swasta sangat penting karena pemerintah tidak mungkin. Anak-anak adalah calon pemimpin generasi bangsa dan pemilik hak atas bangsa ini," tutur Linda di sela-sela kampanye Bulan Peduli Anak Bersama Carrefour di Jakarta, Jumat (19/7/2013). Linda mencatat, saat ini saja ada 30 juta anak di bawah 18 tahun berasal dari orangtuanya yang tergolong miskin yang perlu mendapatkan perhatian semua pihak. "Belum lagi di mana-mana khususnya di daerah terpencil, perbatasan, masih ditemukan anak-anak yang menjadi korban kekerasan dan tidak memperoleh haknya sebagai anak-anak," tuturnya. Di bagian lain, Linda menyambut baik adanya Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI), yakni asosiasi perusahaan yang perhatian memberikan perlindungan anak. "Saya berharap akan lebih banyak lagi perusahaan yang bergabung dalam asosiasi ini sehingga mampu meningkatkan hak-hak anak," katanya. APSAI adalah asosiasi atau wadah sinergi dan percepatan upaya perlindungan anak terutama memastikan peran serta sektor swasta di Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan hak-hak anak. Saat ini ada 41 perusahaan yang bergabung. Komitmennya tidak mempekerjakan anak-anak, produk yang dihasilkan ramah anak dan kegiatan CSR orentasi anak. Saat ini di Indonesia ada 80 juta orang dibawah 18 tahun. (tnc/p)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Puailiggoubat, NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

J

angan sepelekan pengalaman pertama Anda mengajak Si Kecil berkendara jarak jauh, misalnya saat mudik Lebaran. Terlebih jika saat mengunjungi sanak saudara, Anda dan keluarga harus menempuh perjalanan lebih dari tiga atau empat jam. Meski menggunakan kendaraan pribadi dinilai relatif lebih santai karena memungkinkan Anda berhenti kapan saja, tetap saja banyak yang harus dipersiapkan untuk mencegah atau menghilangkan kebosanan buah hati. Pasalnya, anak memang cenderung mudah bosan sehingga dikhawatirkan ia akan menangis atau malah mengamuk di dalam mobil. Cegah kebosanan pada balita Anda dengan cara berikut: 1. Tunjukkan Hal Menarik Misalnya dengan mengucapkan, "Lihat di sana, ada burung, tuh, Dek! ". Ucapkan dengan nada bersemangat sambil menunjuk ke salah satu arah. Pilih hal-hal sepanjang perjalanan yang sekiranya bisa menarik perhatian Si

JAKARTA - Di saat merayakan Hari Raya Lebaran, tak jarang orang yang justru harus melewatinya dalam kondisi sakit. Penurunan kesehatan ini tak hanya datang akibat kesalahan pola makan saat puasa, tetapi juga akibat beberapa makanan yang terdapat saat lebaran. Apa sajakah penyakit yang mengancam di saat Lebaran tersebut? "Contoh penyakit yang sering dikeluhkan saat lebaran antara lain asam urat. Penyakit ini umumnya bisa kambuh karena terlalu banyak makan jeroan, daging, santan, dan minyak. Semua jenis makanan ini jika terlalu banyak

11

Buah Hati. Atau jika tidak, tunjukkan saja hal-hal yang mudah tertangkap mata, seperti pohon, penjual makanan, buah-buahan, atau binatang. 2. Sediakan Makan dan Minum Meski hanya duduk, anak-anak cenderung mudah haus dan lapar, terutama jika ia merasa bosan atau stres selama perjalanan. Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk membawa minum dan makanan anak. Menepilah sejenak dan berikan minum kepada Si Kecil agar ia merasa lebih tenang, begitu juga dengan camilannya. Hal terpenting lainnya, jangan lupa membawa botol penghangat air untuk memudahkan jika sewaktu-waktu Anda perlu membuat susu. Perhatikan kemasannya, pilih yang benar-benar mampu menyimpan air panas dalam waktu lama dengan kemasan yang fleksibel.

pendingin, bisa saja kondisi tubuh berkeringat dan membuat pakaiannya basah. Khususnya, jika Anda telah melakukan perjalanan berjam-jam. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu mengecek pakaian Si Kecil. Jika terasa lembap, segera ganti agar tubuhnya tetap nyaman selama perjalanan.

4. Ganti Pakaiannya Meski kendaraan dilengkapi

6. Bernyanyi Jika anak terlihat bosan, nyanyikan lagu kesukaannya.

7. Berhenti Sejenak Jika Anda tak mampu menghentikan tangisan atau amukan Si Buah Hati, cobalah hentikan kendaraan sejenak untuk menepi. Si Kecil mungkin sudah benar-benar sangat bosan. Biarkan ia menghirup udara segar. Pilih area yang aman dan memungkinkan buah hati berjalanjalan sejenak, seperti taman atau area peristirahatan. Ini bisa juga menjadi kesempatan bagi Anda orangtuanya untuk meregangkan badan, lo . Saat kondisi hati ana kembali tenang dan gembira, maka perjalanan pun dapat dimulai lagi. (int/p)

dikonsumsi bisa membuat sakit pada sendi," tutur dr Titi Sekarindah, MS, SpGK, pakar gizi Rumah Sakit Pusat Pertamina Rabu (31/7/2013). Selain itu, dr Titi juga menyebutkan bahwa makanan seperti itu juga bisa meningkatkan kadar trigliserida atau kolesterol. Sedangkan penyebab penyakit lain juga disebutkan oleh dr Titi adalah jika terlalu banyak makan makanan manis, misalnya dari kue kering yang banyak disajikan saat berkunjung ke rumah sanak saudara. "Keju atau telur yang terdapat dari bahan pembuat kue tersebut juga mengandung lemak. Perlu diingat juga jika memang dari awalnya sudah diketahui memiliki sakit asam urat, maka memang sebaiknya tidak terlalu banyak makan gorengan dan santan saat Lebaran," terang dr Titi.

Sedangkan untuk orang dengan diabetes, sebaiknya batasi juga mengonsumsi makanan dan minuman manis. Jika memang ingin minum sirop, maka disarankan untuk membatasinya hanya dengan minum cukup satu gelas saja. Jika memang dirasakan masih haus, maka lebih baik perbanyak minum air putih saja. Yang penting, setiap orang sebaiknya mengetahui masing-masing penyakitnya agar bisa lebih waspada saat Lebaran. Pernyataan dr Titi juga diamini oleh DR dr Ari Fahrial Syam, SpPDKGEH. Menurut dr Ari, saat Lebaran umumnya akan terjadi penurunan kondisi kesehatan seperti kambuhnya hipertensi dan asam urat. Bagi seseorang dengan diabetes, maka sangat mungkin hari itu kadar gula darahnya akan naik.

"Selain penyakit kronis tersebut, penurunan kesehatan juga bisa menimbulkan kelelahan dan alergi. Kondisi alergi yang biasanya juga menimbulkan gatal-gatal ini sangat bergantung pada cuaca dan kondisi air," tutur dr Ari, yang saat ini aktif sebagai spesialis di Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Sedangkan menurutnya, penyakit yang paling perlu diwaspadai dan paling sering menyerang saat Lebaran adalah diare. Diare biasanya sering muncul karena terlalu banyak makan makanan bersantan dan lemak secara berlebihan. Bukan tak mungkin juga selama proses memasak di rumah sanak saudara mungkin ada bahan yang terkontaminasi sehingga memicu munculnya diare. (int/p)

3. Perhatikan Posisi Anak Misalnya, Anda meletakkannya di car seat tepat di belakang ayahnya yang sedang menyetir. Jika di sisi itu tubuhnya terkena sinar matahari langsung, pindahkan anak ke sisi lainnya. Intinya, usahakan posisi anak benar-benar dapat membuatnya nyaman.

5. Siapkan Mainan Biarkan ia memegang mainan kesukaannya. Pilihlah mainan yang dapat bersuara atau bergerak untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa bosan.


Sosok

Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

12

Yustinus:

Jangan Menyerah Sebelum Mencoba K

urangnya jalur transportasi bukanlah halangan bagi Kepala Cabang Dinas Pendidikan Siberut Barat Daya, Yustinus. Selama satu tahun menjabat sebagai kepala cabang, ia harus memutar otak untuk meningkatkan taraf pendidikan di daerahnya. Kadang ia harus mengelus dada ketika permohonannya kepada Dinas Pendidikan Mentawai tidak ditanggapi, namun semangat untuk pendidikan tak menyurutkan perjuangannya. Putra asli Taileleu ini tidak ingin tertinggal dari kecamatan tetangga yang sudah lama berkembang. Salah satu perjuangan yang terus dilakukan adalah memberikan pelajaran budaya Mentawai, meski sering didengar namun belum

diajarkan di daerahnya. Berikut wawancara dengan Puailiggoubat, 19 Juli lalu di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Siberut Selatan. Daerah Anda termasuk kecamatan pemekaran dengan akses

transportasi terbatas, bagaimana kondisi pendidikan di sana ? Memang daerah Siberut Daya merupakan daerah baru dimekarkan, kalau kondisi sekolah dari segi fisik memang sudah mulai baik artinya kehadiran guru dan murid sudah 90 persen. Saya tidak berani mengatakan 100 persen. Mengenai akses transporta-

sinya memang terbatas, itu salah satunya menghambat saya sebagai kepala cabang untuk melakukan monitoring, terutama daerah daerah yang perlu dijangkau dengan boat (perahu temple), tapi kalau menyangkut kendaraan motor umpamanya dari kantor cabang ke SD 18, 11, 14 di seputar Taileleu, saya bisa lalui dengan kendaraan darat. Walaupun saya menuju ke Taileleu menggunakan rakit setiap hari karena perjalanan saya dari rumah di Taileleu menuju kantor yang berada di Peipei rata-rata satu jam. Saya memerlukan biaya per hari dua liter bensin, transportasi untuk rakit Rp20 ribu pulang pergi, maka untuk sekarang perlu dana Rp50 ribu, saat ini saya memakai biaya pribadi. SD-SD yang perlu dijangkau speed boat, SDN 04 Katurei, SDN 05 Katurei, SDN 17 Muntei yang terletak di Tiop, SDN 19 Katurei dan paling jauh lagi SDN 08 Sagulubbek, itu perlu mesin boat 40 PK dan perlu dana jutaan. Saya sendiri sudah membuat surat permohonan mesin boat, itupun tidak meminta yang besar-besar, saya hanya butuh 15 PK, namun sampai sekarang belum ditanggapi. Surat saya buat sendiri dan saya masukkan ke dinas. Sejak menjadi kecamatan, apa yang sudah berkembang? Berapa jumlah sekolah di sana ? Perkembangan untuk tingkat SD

yang sekarang ada delapan, satu SD filial di Bolotok, Desa Pasakiat Taileleu yang perlu dijangkau lima jam naik pompong pada saat musim banjir, kalau kering bisa dijangkau 7 sampai 8 jam. Itu SD flilial 11 Pasakiat Taileleu. Untuk tingkat SMP, sudah ada satu SMP Negeri 1 Siberut Barat Daya terletak di daerah Desa Pasakiat Taileleu, itu dibangun tiga tahun yang lalu. Sudah ada lulusannya tahun ini sebanyak 38 orang dan semuanya lulus 100 persen, laki-laki 19 orang dan perempuan 19 orang, SMA tahun ini sudah mulai dibuka dan muridnya ada 41 orang yang terdaftar, gurunya dari SMP yang ada di Siberut Barat Daya dan untuk ATK-nya kami tanggung bersama-sama semampu kami lakukan, status SMA masih filial dari SMAN 1 Siberut Selatan, walaupun tidak dibunyikan seperti itu, karena masih ada kerja kami antara Siberut Selatan dan Siberut Barat Daya. Untuk SD, rata-rata guru SD di Siberut Barat Daya empat orang dari enam kelas, jadi jumlah PNS yang ada di Siberut Barat Daya termasuk yang kerja di Cabang Dinas Pendidikan khusus untuk pendidikan cuma

BIODATA Nama: Yustinus L, S.Pd.SD Kelahiran: Taileleu, 10 Oktober 1969 Pendidikan Terakhir: S1 di PGSD UT-FKIP Jabatan: Kepala Cabang Dinas Pendidikan Siberut Barat Daya Alamat: Desa Pasakiat Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya

47 PNS. Kalau tenaga guru SD seharusnya kan satu sekolah delapan orang. Jadi kita kekurangan guru 42 guru kelas, belum masuk bidang studi, kalau masuk bidang studi agama, Protestan, Katolik dan Islam serta guru olahraga, maka 48 guru yang kurang. Untuk guru SMP yang ada SK-nya disana cuma kepala sekolah, selebihnya masih SK guru SMP Negeri 2 Siberut Selatan di Madobag dan ditempatkan di Siberut Barat Daya, itupun cuma satu orang. SMP perlu guru minimal 12 orang lagi, karena bidang studi agama itu ada tapi guru honor, matematika tidak ada guru, Bahasa Inggris ada tapi guru honor, biologi ada tapi dari SMPN 2. Saat ini yang mengajar ada tujuh orang termasuk guru honor, lima PNS, dua guru honor. Untuk SMA sama sekali belum ada, mungkin sebagai perdana untuk sekarang yang menangani proses belajar mengajar diserahkan ke Cabang Dinas Pendidikan untuk mengelola, lalu kita serahkan untuk sekarang PBM-nya kepada guru dan kepala SMPN 1 Siberut Barat Daya. Bagaimana antusiasme siswa bersekolah termasuk orangtuanya setelah biaya sekolah digratiskan, apakah angka putus sekolah menurun ? Tahun lalu sejak berdiri SMP Negeri 1, yang putus sekolah di Siberut Selatan mungkin biaya yang kurang atau karena mungkin jauh, dia pulang ke Taileleu menyambung ke sekolah tersebut, yang putus sekolah di Siberut Selatan sekarang sudah tamat di SMP Taileleu tahun ini lebih kurang ada 10 orang, kemudian ada juga yang tidak sekolah SMP karena tidak ada biaya, ada ke halaman 13


Ragam yang berumur 17 tahun, ada juga 19 tahun tetapi sekolah tiga tahun lalu sekarang sudah lulus. Antusias masyarakat saat ini sangat baik sekali, mereka sangat mendukung. Ini mempermudah orang tua dalam menjangkau anak-anak terutama memberikan makanan sambil menjaga mereka. Tapi kesulitannya juga ada bagi anak-anak datang dari Sagulubbek, dari Pei-pei dan ada juga sebagian dari Katurei mengalami kesulitan tempat tinggal. Tetapi, karena jumlah yang datang ke sana tidak terlalu banyak, untuk sementara ditampung di rumah masyarakat.

Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

ada juga kuliah di Universitas Terbuka yang ada di Siberut ini. Ada yang sudah sarjana tapi pada umumnya sudah semester sembilan. Untuk guru tingkat SD, jumlah semuanya ada sekitar 30 orang yang sudah kuliah, mereka S1 dan masih ada yang baru kuliah.

Apa yang menjadi kendala terbesar mengembangkan pendidikan di daerah anda ? Satu kendalanya untuk mengembangkan pendidikan salah satunya informasi, walaupun di Taileleu sudah ada tower Telkomsel, tetapi tower tidak berfungsi seperti apa yang diharapkan. Kualitas guru bagaimana ? Saya sebagai kepala cabang dinas Apa yang dilakukan untuk tidak bisa bekerja di kecamatan meningkatkan kualitas guru ? karena informasi, perhubungan Guru PNS pada tingkat transportasi saya tidak punya, SLTA pada umumnya sudah tower tidak berfungsi jauh. Di kuliah, ada yang kuliah di Padang kantor sementara tidak ada jang-

kauan sinyal dan transportasi. Kadang juga kita carter boat untuk berkunjung ke sekolah-sekolah dalam rangka monitoring. Itu kendala untuk mengembangkan pendidikan, tetapi kita berusaha kemarin kita kumpulkan kepala sekolah saat mengikuti kejuaraan sains matematika dan IPA,kita urutan ketiga di Mentawai ini. Lalu apa solusi Anda menjawab kendala itu ? Upaya saya setiap tahun ajaran baru saya melakukan monitoring sekolah dengan mengindetifikasi masalah-masalah yang ada di sekolah, guru, apakah guru dengan jumlah yang sedikit, apakah kehadirannya mencapai 80 persen atau tidak itu yang saya identifikasi dulu. Kedua, identifikasi masalah gedung sekolah dan rumah dinas, sekarang sudah ditanggapi oleh Dinas

Pendidikan, SDN 08 Sagulubek, SDN 05 dan SDN 11 Pasakiat Taileleu ada bantuan berupa DAK tetapi belum berjalan, rencana September baru berjalan. Hasil identifikasi saya itu langsung dilaporkan ke kabupaten terutama kepala bagian pendidikan SD sekaligus menyampaikannya pada kepala dinas, saya langsung menyampaikan sendiri.

dengan alasan mereka tidak cukup bahan untuk diajarkan. Karena memang yang diajak ke sini tidak semuanya yang dilatih mengerti budaya Mentawai walaupun dia orang Mentawai atau tidak memiliki pengetahuan soal budaya walaupun Mentawai ini berbudaya.

Menurut Anda, apakah mulok Bumen ini penting Soal mulok bumen, bebediajarkan? rapa sekolah dasar di Siberut Kami yang berada di pantai Selatan dan Siberut Utara barat mungkin budaya kami sudah mengajarkan materi ini? lebih kuat dilihat dari warna Bagaimana dengan daerah kehidupan kami, tetapi tentu Anda? menerapkan secara terdidik Siberut Barat Daya yang na- terarah kepada murid perlu manya Bumen tahun lalu sebe- karena saat ini belum ada yang lum saya menjadi Kepala Cabang terarah, Cuma teori, kurikulum Dinas Pendidikan memang ada dan metode yang disampaikan yang dididik dan dilatih untuk kepada murid itu belum bisa menjadi guru Bumen tetapi me- kami lakukan, karena bahan ajar reka tidak mengajarkan Bumen, itu masih minim.

13

Kalau sekarang bagimana, apakah sudah siap menerapkan pelajaran Bumen Mentawai? Mau tidak mau, siap atau tidak siap kita harus mencoba jangan sampai tidak mencoba, walaupun nantinya gagal mencoba itu lebih baik tidak sama sekali, karena ini budaya kita. Mau tidak mau kita harus berjuang untuk mengetahui atau memberikan pemahaman kepada anak tentang budaya kita sendiri. Yang harus disiapkan adalah materinya, alat peraga, jangan gomong ini tuddukat tapi tidak ada gambarnya karena sekarang anak tidak mengetahui itu, nanti kepala sekolah kita sampaikan. Lebih bagus menggunakan alat peraga dari pada materi saja, sebab menggunakan alat peraga mereka lebih bisa mengetahuinya. (r)

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Berburu merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Mentawai. Dahulu, mereka berburu untuk mencari sumber protein hewani. Kini kegiatan berburu lebih sering dilakukan untuk membunuh babi hutan misalnya. Berburu di Mentawai biasanya menggunakan panah. Ada dua peralatan berburu yang biasa digunakan masyarakat Mentawai. Tototoi merupakan alat yang digunakan untuk menangkap kelelawar dan burung. Dibuat dari bambu panjang yang ujungnya diikatkan batang ribung yang sudah diolesi dengan getah pegu atau cempedak. Getah tersebut bisa disimpan sebagai persediaan dalam

tempat yang disebut lekupat (terbuat dari tempurung kelapa). Silogui atau panah yang terdiri dari anak panah, bukbuk, robai dan rou-rou. Ada berbagai macam anak panah yang digunakan, untuk berburu monyet digunakan sikaligejat, dibuat dari batang ribung yang sudah diolesi racun. Untuk berburu rusa dan babi hutan digunakan tunung yang terbuat dari besi yang juga sudah diolesi racun. Bukbuk yaitu tempat menyimpan anak panah dibuat dari bambu dan dilapisi bobolak agar tidak mudah pecah. Robai yaitu tali penyandang bukbuk, dibuat dari sabut kelapa yang dianyam. Rou-rou yaitu busur panah yang dibuat dari batang enau. Panah itu biasanya

natang lain yang diburu selalu dibawa laki-laki dewasa ke ladang serta adalah babi hutan dan ke kandang babi. Ketika rusa. (Sumber: Uma di perjalanan bertemu Fenomena Keterkaitan atau melihat binatang manusia dengan Alam, buruan, bisa langsung tarida Hernawati, menggunakan panah YCMM, 2007) itu. Selain monyet, bi-


Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Total kapasitas penumpangnya bisa mencapai 1.624.554 orang selama arus mudik dan balik Syafril Adriansyah

Dishub Sumbar Siagakan 1.893 Unit Angkutan Lebaran FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

D

inas Perhubungan dan Komunikasi Informasi (Dishubkominfo) Sumatera Barat

menyiagakan sedikitnya 1.893 Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) untuk memenuhi kebutuhan armada Lebaran. Alat transportasi darat itu disiagakan pada H-7 hingga H+7 Lebaran 2013. Kepala Dishubkominfo Sumbar Mudrika mengatakan, total kapasitas penumpangnya bisa mencapai 1.624.554 orang selama arus mudik dan balik. “Dijamin, kebutuhan transportasi bagi warga selama arus mudik dan balik bakal terpenuhi,” katanya Rabu, 17 Juli. Selain itu, sebanyak 335 unit armada juga dicadangkan sebagai antisipasi meningkatnya kebutuhan. Bus cadangan tersebut berupa angkutan pariwisata, angkutan sewa, bus kota dan bus instansi. “Total kapasitas penumpangnya bisa mencapai 30.000 orang,” katanya. “Berdasarkan data 2012, tingkat penggunaan angkutan umum yang dipantau pada terminal-terminal utama

14

MUDIK LEBARAN Sejumlah pemudik menunggu keberangkatan di loket bus CV Kurnia rute Padang - Medan beberapa waktu lalu. Tradisi mudik sudah mulai terjadi di Padang meski Lebaran masih 10 hari lagi.

di Sumbar hanya 60-80 persen dari kapasitas yang tersedia dan armada yang disediakan ini cukup untuk melayani pemudik,” katanya.

Ia menambahkan, tidak ada kebijakan untuk kenaikan tarif (tuslah) karena sudah ditetapkan tarif batas atas dan batas bawah berdasarkan Pergub

No.37 Tahun 2013 diterbitkan pada 26 Juni 2013. Dalam aturan itu disebutkan tarif AKDP untuk kelas ekonomi batas atasnya senilai Rp181,60 per penum-

pang/ Kilometer dan batas bawah Rp111,75 per penumpang/ Kilometer. Sementara, tarif AKAP berdasarkan Permenhub No. PM. 64 Tahun 2013 dinyatakan tarif batas atas Rp161 penumpang/km, tarif batas bawah Rp99 per penumpang/km. Kebijakan lainnya, tambah Mudrika, adalah larangan pengoperasionalan angkutan barang, kereta tempelan, kereta gandengan mulai H-7 hingga H+7 Lebaran kecuali angkutan bahan bakar minyak/gas, angkutan ternak, bahan kebutuhan pokok, termasuk pengangkut pupuk, susu dan barang antaran pos. “Jembatan timbang juga akan ditutup pada H-7 hingga H+7 dan dialihfungsikan untuk tempat istirahat bagi pengguna jalan,” katanya Terkait kondisi jalur mudik, secara umum kondisi jalan lintas di Sumbar, sudah baik karena telah dibenahi saat even Tour de Singkarak 2013. “Meski demikian, tingkat kewaspadaan pengguna jalan tentu penting untuk ditingkatkan,” ujarnya. (o)

Baznas Alokasikan Rp900 Juta untuk Pasar Murah PADANG - Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas Kota Padang, Sumatera Barat, mengalokasikan anggaran Rp900 juta untuk pasar murah yang digelar guna meminimalisir kenaikan harga saat puasa. Wakil Ketua Badan Pelaksana Baznas Padang Adityawarman mengatakan, anggaran sebesar Rp700 juta dibagikan kepada mustahak zakat di

104 kelurahan di Padang, dan Rp200 juta untuk perlombaan guna memeriahkan puasa Ramadhan 1434 Hijriyah. “Sebanyak 7.000 penerima zakat di Padang diberikan kupon masingmasing senilai Rp100 ribu untuk belanja di pasar murah dan sisanya digunakan untuk hadiah perlombaan mewarnai, nasyid, khasidah Asmaul Husna yang digelar untuk memeriah-

260 IGD Disiagakan Selama Lebaran PADANG - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menyiagakan sebanyak 260 Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada rumah sakit dan puskesmas sebagai upaya antisipasi layanan kesehatan selama arus mudik dan balik Lebaran 2013. “Pelaksanaan siaga untuk IGD rumah sakit dan puskesmas selama 24 jam, mulai berlaku pada H-5 hingga H+5 Lebaran 2013,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Rosnini Savitri, Rabu 17 Juli lalu. Untuk pelayanan medis kepada masyarakat, menurut dia, ratusan tenaga medis juga disiagakan termasuk yang ditempatkan guna bantuan pelayanan bagi pemudik di poskotis di lintasan jalur mudik dan balik Lebaran dengan koordinasi pihak kepolisian. Di Sumbar, terdapat 256 puskesmas dan 21 rumah sakit yang wajib siaga selama 24 jam selama arus mudik. Pada masing-masing puskesmas, disiagakan lima petugas kesehatan ditambah tim petugas kesehatan dari Dinkes Sumbar. Para pemudik diingatkan agar tidak memaksakan diri saat berkendara dan dapat memanfaatkan posko mudik terdekat untuk beristirahat. Tahun ini disiagakan poskotis di jalur lintas sumatera bagian Timur , Barat dan Tengah. (pri)

kan ramadhan,” kata Kamis 18 Juli. Ia mengatakan setiap warga kurang mampu memperoleh empat kupon senilai Rp25 ribu yang dapat ditukarkan dengan kebutuhan pokok dalam pasar murah yang digelar di pelataran masjid Nurul Iman pada 18 24 Juli dan di halaman kantor Disperindagtamben kota Padang, Jalan Khatib Sulaiman, kota Padang pada 25-28 Juli 2013. Pasar murah dalam “Semarak Ramadhan” ini dilakukan bekerja sama dengan pemerintah kota Padang yang dimotori Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben).

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben) Kota Padang Tasril Tasar mengatakan, operasi Pasar ini dilakukan guna mengurangi beban masyrakat apalagi harga sejumlah barang mangalami kenaikan menjelang Ramadhan dan akan terus berlangsung hingga Idul Fitri. Dalam pasar murah tersebut, terdapat 25 stand dari berbagai distributor dan para pelaku usaha seperti beras, minyak goreng, gula pasir, tepung, mis instan, susu, mentega, kecap, sabun mandi, deterjen dan kebutuhan rumah tangga lainnya. “Harga yang ditawarkan kepada

konsumen adalah harga distributor dan berada di bawah harga pasaran, khusus daging sapi dijual dengan harga Rp 85 ribu per kilo gram lebih murah dibanding harga pasar yang mencapai Rp 95 100 ribu per kilogram,” katanya. Ia menambahkan, selain untuk membantu warga ekonomi ke bawah, pelaksanaan pasar murah ini juga diselenggarakan guna mencegah adanya praktik penimbunan barang menjelang Idul Fitri. “Warga juga diharapkan tidak khawatir kehabisan stok kebutuhan pokok dan membeli barang dalam jumlah banyak yang bisa memicu kenaikan harga barang,” katanya. (prl)

Pejabat Dibolehkan Pakai Mobnas untuk Mudik PADANG - Wali Kota Padang, Fauzi Bahar menegaskan mobil dinas bisa digunakan para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Padang untuk mudik ke kampung halaman guna merayakan Lebaran 1434 Hijriah. “Pejabat pemkot saya perbolehkan menggunakan menggunakan mobil dinas untuk berlebaran ke kampung halamannya, guna memudahkan mereka bertemu keluarga,” ujarnya Kamis 18 Juli. Dia menyebutkan, diperbolehkan-

nya para pejabat menggunakan mobil dinas dengan alasan untuk menjaga kondisi fisik kendaraan tersebut. “Jika dibiarkan mesinnya tidak menyala selama sepekan, bisa rusak nantinya,” katanya. Akan tetapi, lanjut dia, biaya bahan bakar kendaraan dinas itu harus ditanggung oleh pejabat yang menggunakannya dan tidak boleh dibebankan ke anggaran Pemkot Padang. Jika ada kerusakan saat digunakan mudik, juga harus menjadi tanggung jawab pejabat yang menggunakannya.

“Karenanya, harus hati-hati saat menggunakan kendaraan dinas, jangan sampai rusak karena beban perbaikannya tidak akan ditanggung Pemkot,” katanya. Fauzi menyebutkan saat ini terdapat sekitar 150 unit mobil dinas yang digunakan para pejabat di lingkungan pemerintahan kota Padang. Pada tahun lalu, Pemkot Padang juga mengizinkan mobil dinas tersebut untuk digunakan para pejabat untuk mudik merayakan Idul Fitri. (prl)


15

Puailiggoubat

SEPUTARSUMBAR

NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Realisasi Penyaluran BLSM Sumbar Capai Rp37 Miliar PADANG - Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Sumatera Barat hingga 26 Juli 2013 sudah terealisasi sebanyak Rp73.171.800.000. Sisanya tinggal 11,45 persen dan ditargetkan rampung pada 31 Juli 2013. Kepala Area II Ritel dan Properti PT Pos Indonesia (Sumbar, Riau, Kepri), Suhatman mengatakan, BLSM telah diserahkan pada 243.906 RTS (rumah tangga sasaran). Sisa alokasi yang harus diselesaikan hingga akhir bulan ini adalah 31.525 RTS dengan nominal Rp9.457.500.000. “RTS yang belum menerima BLSM tersebut hampir merata pada 19 kota/ kabupaten di Sumbar. Rata-rata setiap daerah baru mencapai 90 persen,” katanya. Total penerima BLSM di Sumbar mencapai 275.431 Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang dimiliki warga dengan total dana sebesar Rp82.629.300.000. Khusus untuk Mentawai, pihaknya menurunkan tim untuk agar pencairannya dapat segera rampung tepat waktu,” ujarnya. Data penerima BLSM ini berasal dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Pusat. Sementara dananya berasal dari Kementerian Sosial. “POS hanya berperan untuk menyerahkan KPS kepada penerima yang tercatat pada kartu tersebut, selanjutnya menyalurkan sesuai dengan data yang telah ada,” katanya. (prl)

Stok Darah di Padang Menipis PADANG - Stok darah yang tersedia di Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia Cabang padang mulai menipis seiring dengan minimnya kegiatan donor selama puasa. Kepala Unit tranfusi darah PMI Cabang Padang, Widyarman mengatakan, saat ini stok darah yang tersedia hanya 658 kantong dari berbagai golongan. “Untuk sehari, kebutuhan daerah di Padang mencapai 100 kantong, sementara selama Ramadhan ini aktivitas donor cukup minim,” katanya Kamis, 25 Juli lalu. Ia menyebutkan, stok yang tersedia yakni golongan darah A sebanyak 111 kantong, golongan darah B 316 kantong, golongan darah O 206 kantong dan golongan darah AB 25 kantong. Dikhawatirkan, jika tidak ada aktivitas donor selama Ramadhan, stok tersebut akan habis apalagi ibadah puasa masih dua pekan lagi. “Jika stok darah habis, yang bisa kita lakukan adalah hanya meminta kepada keluarga pasien untuk membawa donor pengganti,” ujanya. Menipisnya stok darah yang ada saat ini berhubung karena bulan suci Ramadhan. Sepanjang pelaksanaan puasa, PMI Padang hanya mengumpulkan 220 kantong dari organisasi Tionghoa di Padang. (prl)

Mudik Melalui BIM Diperkirakan Naik 12 Persen Puncak arus kedatangan terjadi pada H-3 dengan jumlah kedatangan 4.300 orang dan pada 2012 pada H-2 dengan 4.345 pemudik.

FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

Syafril Adriansyah

A

rus mudik lebaran jalur udara yang melalui Bandara Internasional Minang-

kabau (BIM) pada Idul Fitri 1434 Hijriyah diperkirakan naik sekitar 12 persen dibandingkan tahun lalu. General Manager Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau, Rian Hadihito, Jumat 19 Juli lalu menyebutkan, pada 2011, puncak arus kedatangan terjadi pada H-3 dengan jumlah kedatangan 4.300 orang dan pada 2012 pada H-2 dengan 4.345 pemudik. “Pada 2013 diperkirakan puncak kedatangan akan terjadi pada H-2 dengan perkiraan penumpang 4.866 orang,” katanya Menurutnya, kebiasaan pulang kampung di Sumatera Barat berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Arus balik di Sumbar bisa terjadi hingga H+30 karena karena sebagian besar perantau Minang adalah wiraswasta,

STOK DARAH - Petugas menyusun kantong darah di laboratorium Unit Trasfusi Darah PMI Padang beberapa waktu lalu. Stok darah di Padang mulai menipis mengingat berkurangnya aktivitas donor selama puasa. sehingga mereka tidak langsung kembali dalam rentang H+7 seperti PNS. Arus balik masih terjadi hingga hari terakhir lebaran karena sebagian perantau yang hendak balik kembali secara bertahap setelah menghabiskan waktu sekitar 2-3 minggu di kampung halaman.

Dalam persiapan menyambut mudik lebaran 2013, pihak BIM membentuk posko bersama serta posko monitoring mulai H-7 hingga H +7. Selain itu, dijadwalkan akan ada penambahan rute baru angkutan bandara Bus Damri yang saat ini masih dalam tahap perizinan trayek. Bandara Internasional Minang-

kabau yang memiliki panjang landasan sekitar 3.000 meter itu melayani tujuh maskapai dengan 58 kali pergerakan pesawat setiap hari. “Sejumlah maskapai juga mengusulkan penerbangan tambahan menyambut Idul Fitri tahun ini,” katanya. (o)

BI Padang Siapkan Rp1,52 Trilian Selama Ramadhan dan Lebaran PADANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Padang menyiapkan uang tunai Rp1,52 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Sumatera Barat selama Ramadhan dan menyambut Idul Fitri.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Padang Mahdi Mahmudy mengatakan, nilai tersebut meningkat 20 persen dibanding tahun lalu sebab kebutuhan uang tunai diprediksi terus meningkat setiap tahun.

FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

JASA TUKAR UANG - Warga menunjukkan uang baru di Jalan Batang Arau Kota Padang. Jasa penukaran uang jelang Ramdhan marak dan Bank Indonesia menyediakan Rp 1,52 truliun untuk memenuhi kebutuhan warga

Meningkatnya kebutuhan uang tunai selama Ramadhan dan menyambut Idul Fitri sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat pada saat Lebaran seperti mudik, belanja dan adanya tradisi “manambang” (pemberian uang saat Lebaran yang biasanya diminta oleh anak-anak - red). “Selain menghadapi lebaran, kebutuhan uang tunai juga meningkat karena adanya pembayaran gaji ke13 bagi PNS dan TNI/Polri dan pembayaran bantuan langsung sementara masyarakat serta adanya libur lebaran,” katanya Jumat 17 Juli lalu. Uang tunai Rp1,52 triliun itu terdiri atas uang pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu dan Rp20 ribu dengan total Rp1,32 triliun, dan pecahan Rp10 ribu ke bawah sebanyak Rp204 miliar. “Untuk memenuhi itu BI telah menyiapkan uang kartal sebesar

Rp1,73 triliun yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata dia. Dalam memenuhi kebutuhan uang tunai tersebut, Kantor Perwakilan BI Wilayah VIII Padang membentuk posko lebaran untuk memastikan kelancaran proses layanan penarikan uang baik oleh perbankan maupun masyarakat. Sementara, untuk melayani penukaran uang, BI membuka layanan umum pada 15 Juli-2 Agustus pada Senin-Kamis pukul 08.30-12.00 WIB di Gedung C BI Wilayah VIII Padang, Jalan Sudirman. Selain itu, disediakan layanan “drive thru” khusus pengemudi roda empat pada 15 Juli1 Agustus pukul 13.00-15.00 di Gedung C Kantor BI Padang . Bagi instansi dan perusahaan disediakan layanan penukaran uang di loket BI pukul 08.30-12.00 WIB,” katanya. (prl)


Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

8

Suara Puailiggoubat

Mengawal Implementasi Kurikulum 2013

Mengendalikan Harga BBM

K

enaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang diumumkan pemerintah sejak Juni lalu membuat harga BBM di Mentawai kian tak terkendali. Belum adanya Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet membuat agen dan pengecer menentukan harga sendiri. Tak heran, masyarakat harus membeli premium (bensin) hingga Rp10 ribu per liter bahkan Rp15 ribu per liter. Perkara BBM di Mentawai memang rumit. Tingginya konsumsi tidak sebanding dengan jatah yang diberikan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas yang hanya 301 kiloliter per bulan, padahal konsumsi masyarakat menurut Wakil Bupati Mentawai Rijel Samaloisa mencapai 1.000 ton per bulan. Selain itu panjangnya rantai distribusi juga menyebabkan biaya tinggi. Agen tidak membawa langsung BBM dari Padang, namun pembongkaran oleh Pertamina dilakukan di Sikakap, untuk mendistribusikan ke pangkalan di Sipora hingga Siberut, biaya ditanggung agen. Saat ini, Pemerintah Mentawai tengah menggodok HET dengan biaya yang akan ditetapkan Rp7.500 per liter untuk premium, Rp6.500 per liter untuk solar dan Rp5.000 per liter untuk minyak tanah. Meskipun HET sudah ditetapkan pemerintah, tidak menjamin harga BBM sesuai aturan. Sebelum kenaikan BBM ini, dari harga Rp6.000 premium yang ditentukan pemerintah, ternyata yang dijual ke masyarakat Rp7.000 hingga Rp8.000 per liter. Bahkan di pelosok, pengecer menjual hingga Rp20 ribu per liter. Karena itu penetapan HET belum menjamin harga BBM stabil di Mentawai sebab konsumsi memang lebih tinggi dibanding jatah. Apalagi kendaraan dinas dan swasta seperti resort wisata juga ikut menggunakan BBM subsidi. Jika ingin harga BBM subsidi terkendali, pemerintah Mentawai beserta jajarannya harus mengawasi peredaran dan penjualannya. Memastikan BBM subsidi memang digunakan untuk rakyat serta menindak tegas agen dan pangkalan yang menaikkan harga diatas HET. z

16

D

engan selalu mengharapkan Ridho Allah swt, pada hari yang baik ini, 15 Juli 2013, Peluncuran Pelaksanaan Kurikulum 2013 secara resmi dilakukan oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, di SMA Negeri 1 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam konteks tempat, suatu kehormatan tersendiri bagi masyarakat pendidikan DIY, karena DIY menjadi tempat bersejarah untuk implementasi Kurikulum 2013 yang berlaku secara nasional. Hingga kini, Kurikulum 2013 masih terus menjadi perdebatan luas, antara yang pro dan kontra. Fenomena pro dan kontra secara terbuka atau sembunyi-sembunyi di era demokrasi ini tidak bisa dihindari. Kita sangat menyadari bahwa pada hakekatnya tidak ada di dunia ini yang sempurna termasuk Kurikulum 2013, kecuali kebenaran milik Allah swt. Karena itu yang penting kita selalu berusaha mencari solusi yang dijumpai di balik kebijakan Kurikulun 2013 tersebut. Dalam konteks waktu, kita bersyukur bahwa peluncuran pelaksanaan Kurikulum 2013 bertepatan dengan Ramadan 1434 H. Bulan Ramadan sarat dengan keutamaan, terutama saat turunnya wahyu pertama dari Allah swt yang menandai kerasulan Muhammad. Mudahmudah peristiwa ini memberikan spirit dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui implementasi Kurikulum 2013 yang terutama membawa misi pembinaan karakter dan kreativitas untuk menghadapi tantangan masa depan. Posisi Pemerintah Dengan penuh rasa tanggung jawab, Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan kebijakannya bahwa Kurikulum baru untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, dinamai Kurikulum 2013. Penentuan pelaksanaan peluncuran Kurikulum 2013 hari ini sangatlah terkait dengan awal penyelenggaraan pendidikan Tahun Ajaran 2013-2014. Munculnya sikap kritis dan kontra dari seluruh lapisan masyarakat perlu diapresiasi oleh Pemerintah, sehingga dapat menjadi feedback untuk penyempurnaan kebijakan pendidikan nasional berkenaan dengan pengem-

oleh: Prof. Rochmat Wahab Rektor Universitas Negeri Yogyakarta bangan kurikulum. Wujud tanggung jawab Pemerintah dapat dilihat pada kesungguhan Pemerintah dalam menyiapkan dan mematangkan konsep kurikulum, mengembangkan silabus, menyiapkan (menulis dan mencetak) dan mendistribusikan buku teks atau bahan ajar baik berkenaan dengan buku peserta didik maupun buku pegangan guru, menyiapkan nara sumber untuk semua level, dan menentukan jumlah, memilih dan menatar guru, kepala sekolah dan pengawas target. Di samping itu upaya penting yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu membangun dan menjaga jaringan dan kerja sama yang sinergis

2013, yang pada hakekatnya bertanggung jawab dalam membangun rasionale kurikulum, tujuan, dan struktur kurikulum serta juga mengembangkan silabus. Di samping itu pengembang kurikulum harus mengawal penulisan buku teks dan buku penunjang, serta sub sistem pendidikan dan pembelajaran lainnya. Demikian juga pengembang kurikulum 2013 bertanggung jawab untuk diseminasi kurikulum hingga sampai target ujung tombak di sekolah, sehingga terbangun common vision. Dengan begitu diharapkan kita bisa terhindar dari distorsi dan pembiasan implementasi kurikulum, sehingga pelaksanan praktek pendidikan dan pembelajaran di kelas

dengan semua stakeholder, terutama dinas pendidikan, Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK), dan organisasi profesi, serta yayasan penyelenggara pendidikan, sehingga dapat memperlancar proses implementasi kurikulum. Untuk menuntaskan implementasi kurikulum 2013, pemerintah terus berkewajiban mengawal implementasi kurikulum secara tuntas, melanjutkan penulisan, pengadaan dan pendistribusian buku kelas atasnya, dengan dukungan pemerintah daerah dan masyarakat, di samping melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di lapangan dan selalu terbuka terhadap feedback dari semua kalangan. Pengembang Kurikulum Pengembang kurikulum dimaksudkan di sini adalah pengembang dokumen kurikulum

tetap terkendali. Dalam posisi ini pengembang kuri-kulum memainkan peran sebagai pengarah dan mediator implementasi kurikulum, di samping pengembang kurikulum yang mengetahui benar roh dan spirit kurikulum 2013. Peran Guru dan LPTK Guru pada hakekatnya memiliki peran yang sangat strategis dalam mengawal implementasi kurikulum di lapangan. Berdasarkan hasil banyak penelitian, guru memiliki sumbangan yang terbesar secara signifikan dalam implementasi kurikulum. Hal ini dibuktikan bahwa selama ini dokumen kurikulum secara nasional sama, namun pada prakteknya ada sekolah yang masuk katagori unggul, rata-rata, dan rendah. Diferensiasi katagori ini sangat diyakini berkaitan erat dengan

kualitas kinerja guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Menyadari akan pentingnya posisi guru dan kepala sekolah, maka kerapihan diseminasi kurikulum terhadap guru dan kepala sekolah perlu diupayakan secara optimal. Untuk menjamin guru tetap terjaga komitmennya dalam memainkan perannya sebagai pengembang kurikulum di kelas (curriculum developer in the classroom), kiranya guru perlu dilindungi keamanannya untuk dapat memberikan keteladanan akhlaq yang mulia dan budi pekerti, menciptakan inovasi dan mengembangkan kreativitasnya, di samping diberikan insentif yang memadai. Demikian pula untuk menjamin kepala sekolah dapat menegakkan kepemimpinan akademiknya, perlu dilindungi posisinya, sehingga mereka memiliki keberanian membuat keputusan yang visioner. Selanjutnya, dalam mengawal implementasi kurikulum baik pada tataran pengembangan dokumen kurikulum, maupun pelaksanaan di sekolah, LPTK juga memainkan peran yang sangat strategis. Bahkan lebih jauh dari itu, LPTK dapat mengambil bagian dalam mengawal evaluasi kurikulum, sehingga kurikulum tetap terjaga relevansinya. Demikian juga, LPTK hendaknya selalu dapat memainkan peran penting sebagai katalisator dalam menjamin implementasi kurikulum yang kontekstual. Akhirnya dengan menyadari kompleksitas persoalan pendidikan, terutama kurikulum untuk pendidikan dasar dan menengah yang tidak pernah berakhir, bahkan disinyalir akan semakin menantang di kemudian hari. Hal ini minimal ditunjukkan dengan masih terbatasnya jumlah buku teks untuk SMA, dan belum diluncurkannya buku teks untuk SMK yang sangat beragam konsentrasinya. Untuk itu pengawalan pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013, tidak hanya menjamin mekanisme implementasinya, melainkan juga dampaknya terhadap kualitas lulusan. Dengan pengawalan yang baik di semua aspek, diharapkan sekali Kurikulum 2013 menjadi solusi untuk menghasilkan generasi masa depan yang lebih baik. Tulisan ini dimuat di situs Kemdiknas


17

Puailiggoubat

PODIUM

NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Wartawan Profesional Memahami Etika dan Hukum M

elirik sekilas pekerjaan seorang wartawan atau jurnalistik itu mudah, hanya membidikkan kamera, menanyai narasumber kemudian menulis berita, selesai. Paling tidak itulah menurut pandangan masyarakat yang masih awam akan pers. Mereka juga kebanyakan menduga bahwa pers adalah lembaga yang berdiri sendiri, tidak terkait dengan masyarakat. Dalam artian seorang wartawan atau jurnalis hanyalah seorang buruh yang bekerja di perusahaan pers berdasarkan penugasan redaksi. Tak ada bedanya dengan buruh yang bekerja sekedar mencari sesuap nasi, tanpa rasa tanggung jawab moral terhadap profesi dan masyarakat. Dengan pandangan seperti itu, kebanyakan masyarakat menganggap kebebasan pers hanya milik pelaku pers itu sendiri atau si wartawan. Padahal, media pers merupakan kepanjangan tangan dari hak-hak sipil atau rakyat sebagai wujud negara yang demokratis, yakni kekuasaan berada di tangan rakyat, publik punya hak kontrol terhadap kekuasaan agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Untuk mendukung hal itu, segala hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dapat diakses secara terbuka dan bebas oleh publik, peran itulah yang diemban pers. Di Indonesia, kebebasan atau kemerdekaan pers baru diakui secara konstitusional setelah 54 tahun Indonesia merdeka dengan disahkannya UU Nomor 40/1999 tentang Pers. Namun pengertian kebebasan pers tersebut belum dimengerti secara menyeluruh oleh publik termasuk pejabat di Indonesia. Di kalangan pers sendiri belum semua pelaku yang memahami makna kebebasan tersebut sehingga muncul istilah ‘kebablasan’ di tengah masyarakat karena beberapa kasus kebebasan pers tidak disertai dengan tanggungjawab. Euforia era reformasi tampaknya masih terasa hingga kini yang membuat beberapa orang tiba-tiba merasa berhak menjadi apa saja, termasuk menjadi wartawan dan memiliki kartu pers, padahal mereka tidak pernah melalui jenjang pendidikan atau pelatihan jurnalistik yang memadai dan benar, maka tidaklah mengherankan kalau banyak oknum wartawan yang menyalahgunakan profesinya dan me-

tersebut. Dari sejarah, langgar Kode Etik oleh: Gerson Merari Saleleubaja kita banyak belajar Wartawan Indonesia bahwa ketika trias (KEWI) atau Kode Jurnalis Puailiggoubat politika saling Etik Jurnalistik menggambarkan sebuah kasus secara berselingkuh satu sama lain, salah satu (KEJ) Akibat dangkalnya pemahaman lengkap, akurat dan obyektif terlepas unsur bangsa yang paling ampuh terhadap kebebasan pers, membuat dari apakah digaji besar atau kecil. membubarkan perselingkuhan tersebut beberapa media bekerja serampangan, Seorang wartawan tidak membuat berita adalah pers yang benar dan berpihak mulai praktik peliputan di lapangan, berdasarkan pesanan untuk mengun- kepada rakyat. Dalam hal ini pers kemudian pengemasan berita, sampai pengelolaan tungkan kelompok tertentu yang manajemennya. Di sisi lain, publik yang belakangan tengah ramai terkait dengan berperan menjadi ‘penjaga’ dalam menyadari akan hak-hak sipilnya mulai partai politik. Pers yang ideal berperan mengawasi dan mengontrol kerja para berani memprotes, menggugat dengan besar sebagai alat bagi kepentingan penguasa. Ujung tombak dari misi mulia cara yang tidak semestinya, kadang main orang banyak untuk melakukan kontrol pers ini adalah wartawan. Wartawan profesional menganggap hakim sendiri, meneror wartawan atau sosial terhadap kekuasaan secara bebas, kegiatan jurnalistik yang digelutinya terbuka, jujur dan bertanggung jawab. kantor media pers. Kemampuan skill seorang warta- bukan sekedar pekerjaan, tetapi sebuah Kebebasan pers sebenarnya memiliki penekanan bukan semata-mata wan sangat dituntut sehingga ia tak jalan hidup di mana seseorang dituntut kepentingan pers itu sendiri, melainkan merasa canggung saat menulis berita untuk selalu mencari gagasan baru. kepentingan rakyat banyak. Bebas yang dalam jenis apapun baik straight news Professional secara sederhana dimaknai

dimaksud adalah bebas dalam mengakses informasi yang terbuka dan dipertanggunggjawabkan kepada publik terkait kebenaran, hukum dan diterima akal sehat. Pers yang bertanggung jawab senantiasa menaati KEJ dalam setiap kegiatan jurnalistik. Untuk mewujudkan pers bebas yang bertanggungjawab dibutuhkan juga seorang wartawan yang baik, yang memahami perannya sebagai penyambung lidah publik. Ia harus benar-benar profesional, sedapat mungkin independen dan memiliki integritas yang tinggi serta berpihak kepada mereka yang lemah. Dalam mengakses informasi wartawan harus obyektif, mendalaminya dari berbagai sudut yang memungkinkan, sehingga dapat memperoleh atau

sampai feature. Selain itu, wartawan mesti memiliki kemampuan mengendus sesuatu peristiwa dan bisa membedakannya ke dalam jenis berita menarik atau biasa. Untuk bisa meningkatkan ketrampilan wartawan, media tempat si wartawan bekerja mesti memberi pendidikan khusus jurnalistik sebelum diterjunkan ke lapangan. Atau paling tidak pembekalan berkala mesti diberikan. Media juga harus berani memberi sanksi yang tegas bagi wartawannya yang nakal atau pelanggar kode etik. Dalam perjalanannya, konsep negara modern saat ini tidak lagi bertumpu hanya pada tiga pilar atau trias politika (eksekutif, legilatif dan yudikatif). Pers menjadi sebuah tiang penopang yang melengkapi tiga pilar

sebagai tingkat di mana seseorang telah memenuhi kualifikasi di bidangnya. Dalam kerja wartawan tolak ukur seorang dikatakan professional mencakup kesadaran tentang etika dan hukum, memiliki pengetahuan tentang teori dan prinsip jurnalistik baik umum maupun khusus, memiliki ketrampilan mencakup mencari, memperoleh, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi. Wartawan mesti memiliki organisasi karena wadah inilah yang menentukan tingkat profesional seorang wartawan serta menjadi regulator mereka. Di beberapa media ada tuntutan seorang yang akan menjadi wartawan harus memiliki pendidikan khusus yakni jurnalistik dan mematuhi kode etik jurnalistik.

Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel yang menulis sembilan prinsip jurnalisme dalam bukunya The Element of Journalism: What Newspeople Should Know and The Public Should Expect (2001). Kewajiban utama jurnalisme adalah pada kebenaran, loyalitas utama kepada masyarakat, esensi adalah disiplin verifikasi, menjaga independensi dari obyek liputannya, jurnalis sebagai pemantau independen dari kekuasaan, jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari publik. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan, berita kompre-hensif dan proporsional. Dalam setiap kegiatan jurnalistik, wartawan diwa-jibkan mengikuti suara nurani mereka. Wartawan yang menjalankan kerja jurnalistik sesuai dengan kode etik akan muncul sikap menghormati martabat setiap individu dan hak-hak pribadi warga masyarakat yang diliputnya. Di sisi lain, kredibilitas wartawan di mata publik akan terjaga sehingga ia akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Wartawan harus memiliki landasan unsur-unsur yang sehat tentang etika dan rasa tanggung jawab atas perkembangan budaya masyarakat di mana wartawan itu bekerja. Namun satu hal perlu ditekankan, profesionalisme seorang wartawan dapat terwujud jika dalam sebuah negara sudah ada sistim hukum yang menjamin kebebasan pers itu sendiri, kebebasan yang tidak abu-abu. Selagi masih ada instrumen hukum yang bisa dipakai oleh pihak tertentu untuk menjerat pers guna mewujudkan nafsu sendiri, kemungkin-an untuk mewujudkan wartawan profe-sional akan lebih berat. Bagi wartawan, pemahaman yang tepat dan memposisikan dirinya sebagai wartawan yang ideal akan membawa manfaat yang luar biasa bagi masyarakat. Jika kedua hal ini berjalan, maka stigma negatif masyarakat tentang ‘wartawan amplop’ atau ‘wartawan bodrex’ akan hilang dengan sendirinya dan berganti dengan sosok wartawan bermartabat dan berwibawa. Istilah ‘wartawan amplop’ dengan perilaku minta uang bahkan berani memeras nara sumber, sebenarnya tidak ada, pelaku tersebut sebenarnya bukan wartawan tapi ‘pemeras professional’ ***


Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Mulai dari diskusi, belajar praktek hingga berkirim surat kepada pemerintah Mentawai dilakukan peserta sebagai bentuk semangat penerapan muatan lokal budaya Mentawai di sekolah seluruh Mentawai.

Mulok Bumen

Dukungan Setengah Hati Pemerintah FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Rus Akbar

eserta Lokakarya Pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai (Bumen) menilai sikap Bupati, DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan Mentawai setengah hati dalam merespon pelajaran muatan lokal budaya Mentawai. “Pemerintah kita sudah memberikan respon positif terhadap pelajaran bumen ini, tapi tindakan nyata belum ada, kita mengharapkan tahun 2014, dana untuk mulok ini sudah ada, mudah-mudahan pada akhir tahun seperti kebiasaan sebelumnya kegiatan soal budaya Mentawai ada,” kata Netty Anwar, Kepala SDN 13 Muntei, salah satu peserta Lokakarya Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Budaya Mentawai tingkat SD, di aula Pastoran Muara Siberut, 20 Juli 2013. Acara tersebut diselenggarakan lima Cabang Dinas Pendidikan di pulau Siberut, Siberut Barat Daya, Siberut Tengah, Siberut Utara, Siberut Barat dan Siberut Selatan sebagai tuan rumah. Hadir dalam dalam acara itu sebanyak 59 guru, masing-masing sekolah mengutus dua orang (satu guru bumen dan satu lagi kepala sekolah dasar). Meski guru-guru yang hadir pada acara yang diselengarakan selama tiga hari, 18-20 Juli itu kecewa terhadap sikap pemerintah namun Kepala Cabang Dinas Pendidikan Siberut Selatan Hijon Tasirilotik terus menyemangati mereka. Kepada guru-guru, Hijon mengatakan, jangan berputus asa dengan respon pemerintah tapi tetap berjuang untuk menerapkan pelajaran budaya Mentawai. “Kita harus mulai bekerja, jangan mengharapkan orang lain bekerja, kita harus mulai jangan ditunda, ini budaya kita dan kita harus memberikan pelajaran kepada anak-anak generasi Mentawai ke depan di mana saat ini sudah banyak yang tidak mengenal dengan budayanya sendiri,” ujarnya. Bagaimana pun, lanjut Hijon, perjuangan tentang mulok harus dilanjutkan. Hijon mengakui penerapan Bumen untuk tingkat SD belum menyeluruh, namun dengan adanya lokakarya ini, bumen bisa diterapkan di seluruh SD pulau Siberut. “Kita harus menerapkan ini ke

18

P

SEPAKAT - Peserta lokakarya sepakat melaksanakan kegiatan belajar mengajar Mulok Budaya Mentawai di lima Cabang Dinas Pendidikan se-Pulau Siberut siswa-siswa, soal beda kosakata dan dialek itu dapat disesuaikan dengan kondisi daerah, begitu juga dengan kekurangan bahan ajar, para guru juga diminta tidak hanya berfokus pada buku tapi juga bertanya pada tokoh-tokoh adat tempat kita tinggal,” katanya. Jika dilihat perjalanannya, pelajaran bumen ini sudah 10 tahun diperjuangkan Yayasan Citra Mandiri Mentawai beserta para guru-guru di Mentawai yang prihatin kemerosotan pengetahuan budaya Mentawai yang dialami generasi muda dalam bentuk semiloka dan bentuk lain namun respon pemerintah belum maksimal. Tahun lalu, acara yang sama dengan tempat yang sama juga pernah dilakukan. Karena dinilai belum maksimal, acara ini kembali digelar tahun ini dengan dana yang ditanggung Kepala Cabang Dinas Pendidikan di lima kecamatan, beserta para guru, mereka memberikan sumbangan Rp300 ribu, artinya biaya itu ditanggung oleh peserta dan para donator lain seperti kecamatan. Camat Siberut Selatan Tambunan Lumban Raja yang setia hadir saat pembukaan dan penutupan merasa sangat senang dengan acara ini. “Meski saya orang batak, tapi saya sangat mencintai budaya Mentawai, sebab

saya besar di sini, dan ini juga perjuangan kami sejak tahun 2006 sampai 2011, saat saya jadi kepala ranting dinas pendidikan di Siberut Selatan, jadi saya minta tolong teruskan,” ujarnya. Menurut Tambunan, kondisi ini sangat memprihatinkan karena anggaran penyelenggaraan kegiatan ini tidak ada di dinas pendidikan. ”Saya sangat mengapresiasi, meski dananya paspasan namun berkat dukungan dari lima cabang dinas pendidikan di Siberut untuk menerapkan mulok di sekolah dasar hasilnya bisa maksimal, untuk itu bagi guru honor untuk bumen saya menyarankan kepada kepala sekolah untuk mengalokasikan dana BOS,” ujarnya. Akibat lambannya tindakan nyata dari pemerintah, guru-guru yang mengajar bumen mengalami kesulitan karena kekurangan alat peraga, perbedaan tradisi membuat materi kesulitan disampaikan karena minimnya referensi, cerita rakyat, regulasi Kriteria Ketuntasan Minimal Mulok Bumen dengan nilai 7,5. Namun setelah semiloka itu, kendala-kendala tersebut tidak lagi menjadi halangan sebab beberapa solusi juga diutarakan oleh para peserta. Seperti yang diutarakan Salim Sirilotik, guru bumen di SDN 09 Sikabaluan.

Salim menyebutkan, meski ia tidak memiliki latar belakang guru tapi hanya sebagai pengurus Aliansi Masyarakat Adat Peduli Mentawai, ia rela menjadi guru honor di SD tersebut. Menurut pengalaman Salim, di sekolah yang minim orang Mentawai dan mayoritas sasareu (orang luar), ternyata anak-anak sangat antusias belajar budaya Mentawai . “Kalau mengajar jangan terpaku sama bahan saja, tapi mencari referensi lain pada tokoh-tokoh adat tempat kita tinggal,” katanya. Di sekolahnya, lanjut Salim, dia sendiri membuat alat peraga untuk bumen ini tanpa dimodali oleh sekolah, menurutnya ini dilakukan karena kecintaannya dengan budaya Mentawai. “Alat peraga seperti Sabo (alat penutup kabit) dan beberapa peralatan lain yang terkait dengan budaya Mentawai saya buat sendiri, hanya saja kendala yang dihadapi ketika siswa mempertanyakan asal-usul orang Mentawai dari mana, sebab sampai sekarang para ahli belum bisa menjawabnya,” paparnya. Mengenai bahasa, kata Salim memang ada perbedaan pada masingmasing daerah, untuk mengakalinya tinggal dicocokkan dengan bahasa daerah setempat, misalnya panah bahasa Siberut Selatan dan Utara serta barat itu

beda namun dicocokkan karena fungsi dan bentuknya sama. Senada dengan Salim, Jayan, guru honor bumen di SDN 05 Simatalu Siberut Barat menyebutkan, selama mengajar Bumen, siswa sangat senang dengan pelajaran tersebut. “Mereka sangat antusias soal budaya, kadang mereka malah menanyakan atau meminta tambahan pelajaran budaya tersebut,” ucapnya. Kendala dalam mengajar kata Jayan, rata-rata sama yakni kekurangan bahan namun berdiskusi dengan tokoh-tokoh adat setempat, ia mendapat penjelasan yang lebih rinci dan gampang menyampaikannya kepada siswa. Selain berbagi pengalaman dan solusi terhadap kendala dala pelajaran bumen, semiloka tersebut juga mengajarkan metode pembelajaran yang difasilitasi Revo Rizki Aditya dari Sekolah Alam Minangkabau, Padang. Revo mengatakan, dalam proses belajar dapat dilakukan di kelas dengan tujuan membawa anak-anak belajar sendiri, berimajinasi, mengeluarkan gagasan dan pikiran masing-masing sehingga dengan pengalaman yang mereka miliki materi pelajaran yang diberikan dapat diingat dan tidak cepat lupa. “Selain itu permainan peran dapat membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak-anak,” katanya. Untuk metode praktek, peserta diajar menerapkan metode sambil belajar dengan mempraktekkan cara melamar istri, bermain dengan cerita rakyat semuanya dilakukan dengan praktek. Tujuannya agar proses belajar mengajar tidak membosankan murid. Saking semangatnya, peserta meminta kepada penyelenggara untuk menambah satu hari untuk belajar metode praktek bermain dan berdiskusi. Setelah seluruh acara tuntas, peserta tak lupa membuat ‘surat cinta’ untuk Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet, Kepala Dinas Pendidikan Sermon Sakerebau, dan Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko yang isinya tentang curahan hati mereka mengenai kegelisahan budaya Mentawai mulai pudar generasi muda saat ini. Dalam ‘surat cinta’ itu juga, mereka memohon kepada bupati, ketua DPRD dan kepala Dinas Pendidikan Mentawai untuk segera menerapkan pelajaran mulok bumen di Mentawai. (g)


19

Puailiggoubat

Surat ditulis dengan harapan Bupati Mentawai, Ketua DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan Mentawai tergugah mendukung penuh penerapan budaya Mentawai di seluruh Mentawai Rus Akbar

anyak cara yang ditempuh agar penerapan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai segera dilegalkan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Salah satunya dengan menuliskan surat terbuka dan mencurahkan isi hati kepada pemerintah. Itulah yang dilakukan 25 dari 59 guru yang mengikuti Lokakarya Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Budaya Mentawai tingkat SD, di aula Pastoran Muara Siberut, 18-20 Juli lalu. Lokakarya diikuti 59 guru yang didanai lima Cabang Dinas Pendidikan di pulau Siberut yakni Siberut Barat Daya, Siberut Tengah, Siberut Utara, Siberut Barat dan Siberut Selatan sebagai tuan rumah. Surat terbuka yang ditujukan kepada Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet, Kepala Dinas Pendidikan Sermon Sakerebau, dan Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko umumnya berisi curahan hati mereka mengenai kegelisahan budaya Mentawai yang makin hilang dalam ingatan anak-anak Mentawai saat ini. Beberapa guru yang mengajarkan budaya Mentawai mengutarakan semangat para murid mengikuti pelajaran

B

PENDIDIKAN

NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Surat Terbuka untuk Bupati Mentawai budaya Mentawai, namun guru kesulitan dalam bahan peraga yang minim. Banyak diantara guru yang mengajarkan budaya Mentawai ini merupakan guru sukarela yang digaji Rp150 ribu hingga Rp300 per bulan. Namun semangat mereka tidak surut demi mengajarkan budaya leluhur kepada para murid. Kesedihan yang mereka rasakan hampir sama dan itu dituliskan dalam 25 surat yang diterima Puailiggoubat yakni minimnya perhatian Pemerintah Mentawai dan tidak adanya keseriusan mewujudkan pelajaran mulok budaya Mentawai di seluruh sekolah. Permohonan mereka hampir sama, meminta Bupati, Ketua DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan Mentawai segera menerapkan pelajaran mulok bumen di Mentawai. Koordinator Divisi Pendidikan dan Budaya Yayasan Citra Mandiri Mentawai, Tarida Hernawati yang menjadi mitra penyelenggara lokakarya mengatakan, surat-surat yang dituliskan para guru itu akan dikirimkan kepada Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet. “Surat ini akan dikirimkan kepada Bapak Bupati nanti, semoga ini semua bisa didengar karena ini memang benarbenar isi hati mereka,� katanya. Berikut kami pilihkan dua surat terbuka untuk anda (dituliskan sesuai aslinya). (g)

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

SURAT - Surat terbuka untuk Bupati Mentawai

3 Muara Siberut, 20 Juli 201 RD Kep. ntawai, Bapak Ketua DP Me p. Ke i pat Bu Yth: Bapak a Dinas Pendidikan. Mentawai, Bapak Kepal hati saya. Pak a mau mengutarakan isi Langsung saja pak, say g mana pelatihan kuti pelatihan Bumen yan ngi me i kal dua ah sud a say Daya dan Siberut ra, Selatan, Tengah, Barat itu diikuti oleh Kec. Sib Uta p-tiap peserta harus i sekolah, yang mana tia Barat dengan dana dar anya acara tersebut. 300 ribu demi terlaksan diwajibkan membayar Rp in budaya Mentawai salah, karena kami ing Tetapi ini tidak jadi ma tetap dilestarikan. ngarkan adanya han saya tidak mende Tetapi pada saat pelati aten, sehingga saya yang berada di di Kabup dukungan Bapak-bapak milik orang Siberut jadi berpikir ini hanya sebagai peserta bumen saja. in menghimbau surat saya ini, saya ing Untuk itu Pak, melalui t serta dalam iku ar ada di kabupaten ag Bapak-bapak yang ber aya Mentawai bud i dir i bumen, agar jat al lok n ata mu n ika tar meles ap kepada Bapak Dan kami juga berhar an. zam h ole ar pud ak tid ingga muatan lokal ril yang sangat besar seh dukungan materil dan mo bumen bisa terlaksana. surat saya ini. aan bapak mau membaca Terimakasih atas kesedi kami pilih karena memiliki nama, namun Catatan: surat ini tidak an semua peserta isinya mewakili pemikir

Kepada Yth B apak Bupati M entawai Bapak Ketua DPRD dan B ap ak Kepala D Di tempat inas Pendidi kan Dengan horm at, Bersama sura t ini teriring doa kepada selalu dalam Bapak-bapak lindungan Ya , semoga ng Maha Kua menjalankan sa serta tetap amanah yang sehat dalam diembankan kemakmuran kepada Bapak masyarakat M -bapak demi entawai, Am Sengaja saya in. tulis surat ini dan dengan la kata dengan ncing saya m harapan terb erangkai ukalah pintu melirik bahk hati Bapak-b an memperhat ap ak ik an surat saya untuk Saya seoran ini. g guru suka rela yang m tenaga serta engorbankan pikiran untu waktu dan k mengajark Mentawai di Se an muatan lo kolah Dasar N kal budaya egeri 02 Matot Selatan. onan, Kecam atan Siberut Secara sukare la saya telah mengikuti Lo Kurikulum da kakarya Penge n Metode Pen mbangan gajaran Mua tingkat SD di tan Lokal Bud Muarasiberu ay a M t da entawai ri tanggal 18 ini saya ikut – 20 Juli 2013 i dari awal . K sa egiatan m pai selesai de antusiasme ya ngan seman ng tinggi. H ga ar t dan ap an saya deng budaya kita budaya Men an adanya ac tawai tetap be ar a ini ke anak cucu rtahan keasli kita. annya sampa i Bapak Bupat i, Bapak Ket ua DPRD da Pendidikan ya n Bapak Kep ng saya horm ala Dinas ati, saya seba memohon su gai masyaraka paya Bapak t M -b entawai ap ak semua m budaya Menta au menduku wai ini dari se ng gi mulok apapun. Mungkin hann ya ini yang sa yang kurang ya sampaikan berkenan, sa , jika ada ka ya mohon m ta-kata Bapak-bapak aaf. Sekian at , saya ucapka as perhatian n terimakasih . Hormat saya , Jasmardi Sam oan Muntei


PENDIDIKAN Meski fasilitas seadanya, gedung sekolah baru yang telah ada tetap dipakai untuk belajar Rinto Robertus Sanene Ferdinand Salamanang

Puailiggoubat

20

Belum Punya Mebeler, Sekolah Tetap Dipakai FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

edung SMAN I Siberut Tengah dan SMAN 2 Sikakap resmi dipakai untuk kegiatan proses belajar mengajar (PBM) pada tahun ajaran baru 2013/2014, Juli ini. Kepala SMAN 1 Siberut Tengah Rafael Satoko mengatakan, gedung yang dibangun dengan dana Rp2,7 miliar dari APBD Mentawai 2012 ini sebenarnya sudah bisa digunakan sejak Januari 2013, tapi karena gedung bersemak, proses belajar mengajar dialihkan untuk gotong royong membersihkan lingkungan sekolah. “Kegiatan goro juga dibantu warga hingga sekolah baru ini bisa kami pakai,’’ katanya, Rabu, 24 Juli. Meski ruang kelas sudah dipakai untuk belajar, kantor guru sempat disegel karena ada persoalan antara kontraktor dengan pekerja. Namun pihak sekolah membongkar kunci agar kantor bisa digunakan. “Kami tidak tahu persoalan ini sebenarnya, yang kami pedomani pemakaian gedung sekolah ini karena sudah ada surat rekomendasi pemakaiannya dari dinas, kemarin kami tanya sama Jakop (kontraktor) dan dia bilang kantornya dipakai saja tidak ada persoalan lagi dari dinas dan sudah selesai, tapi walau begitu kami tetap memanggil pihak yang mempersoalkan ini untuk dibicarakan secara baik-baik,’’ujarnya. Selain persoalan itu, kata Rafael, ada dua kendala berat yang akan mengganggu proses belajar mengajar yakni mebeler sekolah yang belum ada dan masih kurangnya tenaga guru bidang

NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

G

SEKOLAH - SMPN 2 di Dusun Bulak Monga,Kecamatan Pagai Utara studi matematika,ekonomi dan sosiologi. ‘’Mebeler yang kami pakai saat ini milik SMP, berhubung gedungnya yang terbengkalai itu mau diselesaikan kami sepakati bersama, mebeler dibawa ke gedung SMA dengan belajar dua shif, pagi dipakai SMP, siangnya untuk SMA, namun yang jadi persoalan bila gedung SMP selesai tentunya mebeler ditarik,” ujarnya. Sebagai langkah antisipasi agar siswa

tetap belajar, lanjut Rafael, kemungkinan besar PBM akan menumpang di gedung SDN 01 lagi. “Sementara mebeler SMA ini tidak tahu bagaimana solusinya dari dinas,’’ujarnya. Selain itu, kata Rafael, sekolah masih kekurangan guru matematika karena tidak ada yang bisa menggantikan sementara. “Dulu kami dibantu guru matematika dari SMP namun ia sedang kuliah ke Jakarta, memang ada satu guru

lagi di SMP namun kemungkinan tugas itu sangat berat baginya karena mesti mengajar 4 jam dikalikan 9 lokal, kalau pelajaran sosiologi dan ekonomi masih bisa dibantu guru lain termasuk saya,” katanya. Rafael menyebutkan, sebelumnya dinas pernah berjanji akan ada guru yang dimutasi ke sekolah namun tak kunjung datang, “Kami tanya dinas jawabannya tunggu sajalah,” katanya.

Sementara untuk tahun ajaran yang baru ini, jumlah siswa baru sebanyak 46 orang memakai dua lokal. “Gedung masih sanggup menampung hanya mebele dan kurangnya tenaga guru yang membuat kita sedikit tersendat, mudahmudahan ke depan lebih baik,” harapnya. Senasib dengan SMAN I Siberut Tengah, tahun ajaran baru ini SMAN 2 Sikakap yang terletak di daerah bekas transmigrasi Desa Taikako juga resmi dipakai meski beberapa fasilitas pendukung masing kurang. Plt. Kepala SMAN 2 Sikakap H.W. Muda Teruna yang akrab disapa Hawe mengatakan, tahun ajaran 2013/2014 mereka menerima murid sebanyak tiga lokal. “SMAN 2 Sikakap seharusnya sudah beroperasi pada tahun ajaran lalu, namun baru digunakan tahun ini. Karena keterbatasan sarana dan prasarana, murid kami batasi hanya tiga lokal. Untuk kebutuhan tiga lokal murid baru, mebeler mencukupi,” katanya, Jumat, 19 Juli. Untuk tahap awal, kata Hawe, tenaga guru yang tersedia sebanyak 11 guru PNS. Hawe menyebutkan, sekolah belum memiliki perpustakaan, ruang labor dan listrik. Hawe berharap, sambil kegiatan sekolah berlanjut fasilitas bisa dilengkapi pemerintah. Untuk listrik, lanjut Hawe, sebenarnya sudah ada dan semua instalasinya sudah terpasang namun peralatan itu semuanya digondol maling ketika sekolah belum dipakai. “Jadi harus diusulkan lagi untuk pemasangan instalasi yang baru,” ujarnya. (g) FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Genjot Prestasi UN, Siswa SMAN I Siberut Selatan Giatkan Pembahasan Soal MAILEPPET - Jumlah kelulusan yang anjlok saat Ujian Nasional April lalu menjadi tamparan telak bagi SMAN I Siberut Selatan. Untuk menggenjot prestasi, setiap Sabtu siswa kelas III tmembahas soal. Kepala SMAN I Siberut Selatan Yubob Salim mengatakan, tahun ini model pembelajaran mesti diubah agar kegagalan UN kemarin tidak terjadi pada tahun depan. “Sabtu siswa hanya membahas soal agar mereka terbiasa jika sudah menghadapi ujian yang sebenarnya,” katanya, Selasa, 23 Juli. Menurut Yubob, selama ini sistem yang dibuat untuk meningkatkan prestasi siswa dengan belajar sore. Namun Yubob menilai hal itu tidak efektif lagi karena jarak sekolah

dengan rumah siswa sangat jauh sehingga jumlah kehadiran sangat sedikit. “Banyak siswa yang tidak datang sekolah sore karena mungkin kelelahan berjalan kaki sejauh 10 kilometer dari sekolah ke rumah,” ujarnya. Sementara untuk kelas I dan II, lanjut Yubob, hari Sabtu diisi pada pelajaran pengembangan diri seperti kegiatan sispala, pramuka, drumband, karate, seni tari, dan english club. “Kami berharap apa yang telah diprogramkan berjalan maksimal untuk menggali kemampuan sehingga prestasi siswa lebih meningkat dari pada tahun lalu dan mengharapkan peran orang tua siswa untuk mendidik anaknya,” katanya. Untuk tahun ajaran 2013/2014,

siswa baru yang diterima di SMAN I Siberut Selatan sebanyak 210 orang. Siswa tersebut berasal dari lulusan SMPN I Siberut Selatan, SMP Yos Sudarso, SMPN 2 Siberut Selatan, SMP Lentera, sementara dari SMP Saibi di Siberut Tengah tidak ikut mendaftar karena sudah memiliki SMA di kecamatannya. Kepala SMAN I Siberut Selatan Yubob Salim menyebutkan, jumlah siswa sebanyak itu mengisi delapan lokal di sekolah. Sementara untuk saat ini, lanjut Yubob, guru yang mengajar sebanyak 44 orang PNS dan guru honor. Meski guru sebanyak itu, sekolah ini masih kekurangan guru bidang studi sosiologi, bahasa asing dan guru BP. (bbr/g)

BERANGKAT SEKOLAH - Siswa SMAN 1 Siberut Selatan melintasi uma di Maileppet menuju sekolah


Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Ibu-ibu dari Tiop ini harus berjalan kaki jauh untuk menjajakan lokan hingga ke Desa Maileppet.

Jual Lokan untuk Hidupi Keluarga

Barbarina Sapataddekat

emi membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, ibu-ibu dari Du-sun Tiop, Desa Katurei, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Mentawai rela menjajakan lokan ke desa yang jauh dari kampungnya yakni Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan. Dari kampungnya di Tiop, ibu-ibu penjual lokan yang dalam bahasa setempat dinamai sikkoira mesti naik sampan sekitar sejam menyusuri Terusan Monaci hingga ke Desa Muara Siberut Kecamatan Siberut Selatan. Dari Muara Siberut, mereka mulai menjajakan lokan tersebut sepanjang jalan Muara Siberut hingga Desa Maileppet yang berjarak sekitar 7 kilometer dengan berjalan kaki. Sikkoira tersebut diangkut dengan kantong kresek ukuran menengah, satu orang sanggup membawa 10 kantong yang dimasukkan dalam keranjang (opa). Menurut Sella (45), salah seorang penjual dari Tiop, sikkoira mereka jual Rp10 ribu per kantong kepada pembeli. Ukuran sikkoira yang mereka jual beragam, ada ukuran kecil hingga menengah, semuanya digabung dalam

D

NAIK DARI BOAT - Calon penumpang naik ke kapal dari speedboat karena belum ada pelabuhan di Saibi Samukop, Siberut Tengah kantong, tinggal pembeli yang memilih. “Hal ini yang bisa kami lakukan untuk membantu suami untuk menutupi kebutuhan keluarga, lain dari itu tidak, jadi ini merupakan kesempatan terbaik bagi kami,” katanya, Senin, 22 Juli. Sella mengatakan, sikkoira yang mereka jual didapatkan di daerah sekitar teluk Katurei yang tersebar di daerah tanah berlumpur pada hutan mangrove

(bakau). Mereka mencari lokan di sungai berlumpur. Menggunakan kaki, ibu-ibu itu mencari-cari lokan yang terbenam. Jika sudah bertemu, mereka harus menyelam untuk mengambil lokan itu. Agar dapat menjual sikkoira sebanyak 10 kantong, kata Sella, paling tidak mereka bekerja selama dua hari. Sella mengaku sedikit beruntung karena Sikkoira hanya tersebar di daerah

Warga Maileppet Budidaya Tanaman Karet MAILEPPET - Warga Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Mentawai menggalakkan penanaman tanaman karet sebagai sumber ekonomi keluarga jangka panjang. Bibit mereka peroleh dari pemerintah desa setempat yang dibeli melalui Anggaran Dana Desa (ADD). Bibit yang dibagikan kepada warga di lima dusun yang ada di Maileppet pada Minggu, 21 Juli sebanyak 75 ribu batang. Penyerahan bibit dilakukan Kepala Desa Maileppet Idris Siregar melalui kepala dusun masingmasing. Agar penanaman bibit karet tersebut maksimal, bibit diberikan kepada kepala keluarga yang memiliki tanah buat bercocok tanam. Dari hasil seleksi pemerintah setempat, sebanyak 267 kepala keluarga dinyatakan layak dan mendapatkan bibit tersebut. Idris Siregar mengatakan, agar kegiatan penanaman efektif, di masing-masing dusun telah diangkat seorang ketua yang bertugas mengontrol program tersebut yang dibantu kepala dusun setempat. Kata

21

Idris, selain bibit batangan ada juga bibit berupa biji yang akan dikecambahkan, baru ditanam. “Ini untuk menghindari bibit yang diberikan baik berupa batang dan biji tidak ditelantarkan masyarakat sehingga kegiatan lebih maksimal,” katanya, Senin 22 Juli. Idris Siregar menyebutkan, ia sangat antusias dengan program penanaman karet ini karena tanaman kakao yang selama ini menjadi salah satu sumber ekonomi warga tidak produktif karena banyak terserang penyakit busuk buah yang membuat hasil panen sedikit. “Selain itu, harga kakao jatuh di pasaran sehingga kebutuhan keluarga tidak bisa ditutupi dari komoditi ini,” ujarnya. Tanaman karet, lanjut Idris, tidak membutuhkan perawatan khusus dan intens, setelah ditanam dapat ditinggal sementara sambil melakukan aktivitas lain. Dari pengalaman petani di tempat lain seperti Palembang saat studi banding, kata Idris, jika menanam karet sebanyak 200 batang dan

memperoleh hasil 1 ons satu batang di kali Rp1000 per onsnya maka pendapatan masyarakat dalam satu hari mencapai Rp200 ribu. Julius (34), salah seorang warga mengatakan, dirinya sangat antusias menanam karet karena tanaman kakao yang dimilikinya tidak bagus lagi. “Harapannya karet ini bisa berhasil nantinya,” ujarnya. Selain Julius, Bruno, warga yang lain yang sehari-harinya sebagai nelayan menyebutkan dengan adanya bantuan bibit karet ini dirinya mempunyai harapan mata pencarian alternatif buat keluarga. “Ketika berhalangan ke laut mencari ikan atau lobster, karet menjadi tumpuan nantinya, waktu panen tidak terlalu lama, sekitar umur 3 tahun, karet sudah bisa disadap,” katanya. Idris Siregar menambahkan, dengan adanya bantuan ini masyarakat lebih produkstif sehingga memiliki pendapatan di atas rata-rata yang membawa mereka ke luar dari kemiskinan.(bbr/g)

mereka. “Ditempat lain mungkin ada namun tidak sebanyak tempat kami, sehingga tidak ada pesaing dari daerah lain,” ujarnya.

Maria (32), penjual yang lain menyebutkan, terkadang sikkoira yang mereka jual tidak habis namun mereka mengaku tetap senang karena yang laku lebih banyak. “Sikkoira cukup digemari oleh masyarakat karena rasanya yang khas, meski tak terjual semua namun hasilnya sehari cukup lumayan, mudah-mudahan warga tidak bosan,” katanya. Untuk mengakali agar jualannya habis, Elvina (41), penjual lain menyebutkan, mereka datang menjual sikkoira satu minggu sekali tepatnya hari selasa bertepatan jadwal pasar umum di Kecamatan Siberut Selatan. Biasanya pada hari itu, lanjut Elvina, pembeli banyak yang datang dari daerah lain yang ingin berbelanja selain warga dari Maileppet. Dalam satu hari , kata Elvina, mereka bisa mendapatkan uang minimal Rp100 ribu per orang. “Uang sebesar itu nantinya akan kami bagi dua, setengah kami bawa pulang, setengahnya kami tinggal buat belanja anak-anak kami yang sekolah di Muara Siberut, baik SMP maupun SMA,” kata Maria. (g)

Kunjungan Turis ke Katiet Gairahkan Usaha Masyarakat TUAPEIJAT - Kunjungan wisatawan di Dusun Katiet, Desa Bosua, Kecamatan Sipora Utara mampu mendongkrak usaha rumah tangga di daerah itu. Menurut Pausto, salah seorang warga, Katiet merupakan salah satu daerah tujuan wisata selancar yang disukai turis terutama dari luar negeri. Tiap minggu, kata Pausto selalu ada turis yang datang terutama pada musim ombak besar pada bulan Juli hingga tiga bulan ke depan. “Dengan banyaknya wisatawan, produk lokal terutama kerajinan yang dibuat warga bisa terjual,” katanya, Kamis 5 Juli. Kerajinan seperti lulak (sejenis nampan), panah, ukiran kayu, sampan, opa (keranjang) dan lainnya, kata Pausto dijual warga dengan harga berkisar Rp50 ribu hingga Rp1 juta per unit, tergantung ukuran dan modelnya. “Beberapa masyarakat menjual langsung ke kapal turis saat sandar di Katiet, sebagian lagi dijajakan di lokasi pantai surfing,” ujarnya. Selain usaha kerajinan, lanjut Pausto, usaha penyewaan penginapan turut menjamur di daerah itu. Untuk satu hari menginap, warga memasang tarif cukup murah yakni berkisar Rp30 ribu hingga Rp70ribu. “Jika dibanding homestay milik pengusaha harganya jauh yakni Rp1 juta per hari,” katanya. (bs/g)


22

Puailiggoubat

EKOKER

NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Hampir sepanjang tahun masyarakat menanam padi, kegiatan bertanam hanya terhenti ketika musim cengkeh atau kemarau saja. Bambang Sagurung

asyarakat Desa Goisok Oinan, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Mentawai patungan membeli benih padi, masingmasing membayar Rp60 ribu. Benih padi itu dibeli melalui penyuluh lapangan dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Mentawai yang ada di kampungnya. Plimar, salah seorang warga mengatakan panen Mei-Juni lalu hasilnya tidak memuaskan. Kemungkinan, lanjut Pilmar, penyebabnya karena benih yang mereka ambil dari buah padi lokal yang mereka tanam. “Meski panen tidak banyak namun tidak menyurutkan hati masyarakat untuk mengolah sawah yang mereka miliki, maka kita membeli bibit baru yang lebih unggul,” katanya saat ditemui Puailiggoubat di rumahnya, Minggu, 7 Juli. Plimar menyebutkan, sebelum pemerintah memprogramkan mencetak sawah, masyarakat di desanya sudah duluan bersawah dengan inisiatif sendiri. “Hampir setiap tahun kami olah sawah, hanya terhenti ketika musim cengkeh atau kemarau saja,” ujarnya. Menurut Plimar, hasil panen padi cukup membantu kehidupan keluarga karena tidak perlu beli beras lagi, dengan begitu uangnya bisa dialihkan untuk membeli yang lain. Hasil panen, kata Plimar, dapat memenuhi kebutuhan makanan keluarga selama dua bulan. “Bila dalam dua hari satu keluarga menghabiskan 1 kilogram beras maka sudah menghemat biaya Rp10 ribu untuk dua hari. Apalagi bibitnya unggul, pengairannya bagus serta punya pupuk

TINJAU LOKASI Direktur YCMM Roberta Sarogdok meninjau lokasi diklat YCMM yang akan digunakan untuk pengembangan pertanian

M

Masyarakat Sipora Bersawah yang diolah sendiri akan mendapatkan hasil yang lebih baik,” katanya. Selain bisa menutupi kebutuhan, lanjut Plimar, hal yang mendorong masyarakat bersawah karena mesin penggilingan hasil panen sudah ada dan upah menggilingnya cukup murah. “Satu kaleng besar padi, upah untuk menggilingnya di mesin penggiling padi 4 tekong beras. Kalau kita hitung-hitung upahnya Rp10 ribu dengan harga beras sekarang ini Rp10 ribu per kilogram,” jelasnya. Untuk irigasi areal persawahan, masyarakat Goisok Oinan mengandalkan mata air yang berada di sekitar persawahan. Sementara pupuk, kata Plimar, masyarakat akan memanfaatkan diklat milik Yayasan Citra Mandiri Mentawai yang ada di dekat Goisok Oinan untuk belajar membuat pupuk kompos. Sementara di Desa Saureinuk,

Kecamatan Sipora Selatan, Tirjelius Taikatubut Oinan, kepala desa di tempat itu menargetkan tahun ini akan membuka sawah seluas 50 hektar. “Kalau pemerintah kabupaten memprogramkan di desa kita sawah 100 hektar namun melihat kesiapan masyarakat, tahap awal kita hanya mampu mengolah setengahnya,” katanya, Rabu, 10 Juli. Jika itu berhasil, lanjut Tirjelius, maka akan ditambah lagi tahun berikutnya. Sementara dana yang disediakan dalam APBD 2013 untuk pembangunan sawah seluas 100 hektar di Saureinuk sebesar Rp926.614.000. Di dalamnya biaya pembelian bibit dan belanja pegawai. Tirjelius menyebutkan, untuk saat ini program bersawah memasuki pembersihan areal karena sebagian merupakan lahan baru sementara yang lainnya sawah lama. “Kita berharap

dinas pertanian dan masyarakat serius mengelola kegiatan ini. Kalau kegiatan ini gagal masyarakat tidak akan percaya lagi dengan program ini,” katanya. Untuk keberlanjutan ketersediaan benih padi, kata Tirjelius, pemerintah desa akan memfasilitasi masyarakat melalui Alokasi Dana Desa (ADD). “Kita akan usahakan anggaran itu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan pembedayaan. Termasuk program pembangunan fisik yang mendukung peningkatan ekonomi,” katanya. Meski program bersawah yang dicanangkan pemerintah yang beranggaran Rp6 miliar tahun ini dinilai cukup baik untuk memutus ketergantungan Mentawai terhadap pasokan beras dari luar, namun Ketua AMAPM Kabupaten Mentawai Urlik Tatubeket mengkritik program ini tidak memperhatikan aspek sejarah kepemilikan tanah suku di Mentawai.

“Seharusnya cetak sawah ini tidak memaksakan dalam satu hamparan, karena kalau ada dalam satu hamparan maka ini akan mengancam tanah suku,” katanya, Sabtu, 6 Juli. Urlik menilai, bila di suatu desa sawah yang dicetak sekitar 30 hektar maka tanah salah satu suku akan berkurang bahkan hilang demi program ini. Menurut Urlik, baiknya program mencetak sawah tidak dipaksakan dilakukan dalam satu areal yang sama, bisa dilakukan di beberapa lokasi atau bisa juga dibuat tiap-tiap suku sehingga mereka bisa bertanam di tanah ulayatnya masing-masing. “Kita khawatir dikemudian hari muncul sengketa tanah karena penguasaan tanah sepihak yang menghancurkan program ini, maka sejarah kepemilikan tanah suku perlu diperhatikan, niat baik dampaknya akan buruk jika tidak melalui kajian yang tepat,” ujarnya.(g) FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Pisang Komoditi Ekonomi di Saureinuk SAUREINUK - Pisang mulai diandalkan warga Desa Saureinuk, Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten Mentawai menjadi komoditi andalan keluarga. Dengan harga Rp10 ribu per tandan, masyarakat bersemangat bertanam pisang di ladang yang mereka miliki. “Setiap pulang dari ladang, membawa dua hingga tiga tandan pisang untuk dijual kepada pengepul,” kata Urlik Tatubeket, salah seorang warga Saureinuk pada Puailiggoubat, Rabu, 9 Juli. Urlik mengatakan, pisang menjadi alternatif ekonomi yang menghasilkan uang yang lebih cepat. “Prosesnya tidak lama karena sebelumnya warga

sudah bertanam pisang di ladangnya , tinggal perawatannya,” ujarnya. Sementara Osminar Manurung, salah seorang pengepul pisang di Saureinuk mengatakan, tiap minggu ia bisa membawa 300 tandan pisang keluar dari Saureinuk yang kemudian dijual ke Padang melalui pelabuhan Sioban atau Tuapeijat. Tiap tandan pisang, ia beli seharga Rp10 ribu. “Saya menampung pisang mulai hari Senin hingga Rabu, karena pada Kamis kita sudah bawa ke Sioban untuk dinaikkan ke kapal,” ujarnya. Di Saureinuk, pengepul pisang ada tiga orang, dengan adanya pengepul ini proses jual beli pisang makin lancar,

masyarakat pun makin semangat menanam pisang. “Masih sedikit masyarakat yang panen pisang karena dulunya tidak ada yang menampung, kalau pun ada, jumlahnya terbatas dan harganya masih murah,” katanya. Osminar menyebutkan, kendala pembelian pisang dari masyarakat disebabkan jadwal kapal yang mengangkut pisang ke Padang. “Kalau cuaca bagus dan kapal masuk, pasti pisang masyarakat kita tampung, kalau untuk membawanya ke Sioban sudah ada jalan darat, jadi bisa dibawa dengan mobil,” katanya. (bs/g)

PISANG - Warga mengangkat pisang untuk diperdagangkan ke Saureinuk


23

Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2013

Suara Daun Berta Sarogdok

Siapkah kita menghadapi Gempa Megathrus?

J

D

ahulu kala di pulau Siberut hiduplah seorang kerei besar yang sudah pernah melakukan hal-hal ajaib. Diantaranya pada suatu hari ia memisahkan sebagian daratan di Siberut yaitu suatu tanjung besar. Tanjung itu sekali lepas dari pulau besar, mulai hanyut dan menjauhkan diri. Diatas sebidang tanah yang hanyut itu , ada juga seorang wanita yang sedang bekerja di kebun ubinya. Nama wanita itu Takelagga, dari Uma Sapalakkai. Ketika anggota uma mendengar tentang musibah yang dialami oleh wanita itu, mereka dengan segera menyiapkan kalaba (perahu besar) untuk mengejar sebidang tanah yang hanyut dan telah menjadi pulau itu dan dengan demikian menolong wanita itu. Orang-orang itu kemudian menjadi penduduk pertama kampung Silabu dan Taikako (di Pagai) dan sejak itu tanah di sekitarnya menjadi milik mereka. Akan tetapi sebelum anggota Uma Sapalakkai tadi meninggalkan tanah kelahirannya, mereka telah membelah sepotong rotan dan setengah daripadanya telah diberikan kepada sanak keluarga yang lain di desa itu yang termasuk Uma Sabelau. Mereka juga bersedia ikut bersama-sama mengejar

sebidang tanah yang hanyut itu. Dengan sepotong rotan mereka akan saling mengenal dimanapun mereka akan bertemu. Secara kebetulan kedua perahu itu bertemu satu sama lainnya di pulau Sanding yaitu sebidang tanah yang sudah hanyut dan sekarang menjadi pulau tersendiri. Akan tetapi dari kedua belah pihak orang mengira berhadapan dengan lawan. Mereka saling memanah begitu hebat akan tetapi mereka tercengang melihat bahwa tak satu panahpun yang mengenai sasarannya. Oleh sebab itu, kedua kelompok itu saling mendekatidan dari pembicaraan mereka dengan segera menjadi nyata bahwa mereka satu sama lain masih ada hubungan darah. Hal ini menjadi nyata bilamana kedua potong rotan telah dipertemukan dan ternyata cocok satu sama lainnya. Mereka bersama-sama berlayar kembali dan Uma Sabelau yang tiba terakhir mengatakan bahwa mereka hendak menetap di Selat Sikakap diantara Pagai Utara dan Selatan. Akan tetapi Uma Sapalakkai tidak mengizinkannya karena mereka sendiri sebagai pendatang pertama telah memiliki pulau itu. Akhirnya kedua uma itu mencapai

persetujuan, Uma Sapalakkai membeli perahu dari Uma Sabelau karena mereka memiliki perahu yang lebih besar dan lebih bagus dari kepunyaan Uma Sapalakkai. Dengan demikian Uma Sabelau mengakui ia tak berhak atas daerah itu. Orang-orang ini membangun Desa Taikako. Ketika Uma Sapalakkai ternyata telah kembali tanpa membawa wanita itu, maka kakaknya memutuskan untuk berangkat kembali bersama dua kawannya. Mereka tiba di pulau sanding namun wanita yang dicari tidak ditemukan. Samar-samar mereka mendengar suara dari seorang roh hutan (taikaleleu) yang memberitahukan bahwa ia telah menikah dengan wanita itu dan wanita itu tidak dapat turut kembali dengan mereka. Maka ketiga orang itu pergi. Setibanya di ketinggian pulau Sibarubaru (di sebelah barat Pagai Selatan), mereka sudah kehabisan makanan dan terpaksa berlabuh di suatu tempat di Pagai Selatan yang bernama Matapi. Disitu mereka pasti akan mati kelaparan, bila roh-roh hutan tidak memelihara mereka. Dalam hubungannya dengan roh-roh hutan, ketiga laki-laki itu memperoleh kekuatan gaib yang luar biasa (kere). Kemudian roh-roh hutan

memperbolehkan mereka pergi karena mereka sangat rindu pada anak-anaknya. “Baiklah,� kata roh hutan, “pergilah dan bila kalian tiba di rumah, letakkanlah busur melintang di anak tangga dan setelah itu panggillah anakanak anda.� Ketika ketiganya telah tiba di desa mereka, mereka berbuat seperti yang dikatakan roh-roh hutan. Waktu anak-anaknya melihat ayah mereka berdiri di halaman rumah, mereka turun dari rumah dan mematahkan busur melintang di anak tangga, karena disangkanya sebatang rumput. Pada saat itu juga terjadilah sesuatu yang aneh, ketiga laki-laki itu menghilang dan mereka hidup terus sampai sekarang sebagai sabulungan, yaitu roh-roh hutan yang datang untuk menolong sikerei lakilaki dan wanita, bila mereka mencoba mengobati orangorang sakit. Tempat itu selalu dihormati dan sewaktu orang melewatinya, orang harus hati-hati bagaimana berbicara, jangan sampai kata-kata tidak pantas atau kotor keluar dari mulut. Ditulis kembali dari buku; Mitos dan Legenda Suku Mentawai; Bruno Spina; PN Balai Pustaka; 1981)

angan pernah bosan mendengar dan mempersiapkan diri dalam menghadapi isu gempa megathrust Mentawai, di mana beberapa waktu lalu dan sekarang ini sangat ramai diperbincangkan. Gempa ini terkemuka pascagempa Aceh 2004 sampai Oktober 2010 di Mentawai. Bermula dari hasil penelitian geolog Institut Teknologi California, Kerry Sieh tahun 1994 dan geolog LIPI Danny Hilman Natawijaya, segmen Mentawai yang berlokasi di sisi barat sebelah luar pulau Siberut menyimpan potensi gempa 8,9 SR. Dari segi catatan besarnya kekuatan gempa ini sangat mengancam Mentawai dan sekitarnya, dari jumlah penduduk Mentawai sebanyak 76.173 jiwa yang berada pada 43 desa di 10 kecamatan di Kabupaten Mentawai. Ini bisa saja dikatakan sebagai ancaman, dan sangat serius serta sangat menuntut keseriusan pemerintah untuk menyelamatkan penduduk yang bermukim di pesisir pantai dan Mentawai umumnya. Sementara itu kita di Mentawai terlebih BPBD Mentawai, apakah sudah menyiapkan diri dan dalam menghadapi isu megathrus? Apakah Mentawai sudah menyiapkan sejumlah cara untuk mengantisipasi datangnya ancaman isu megathrust?. Sudah adakah hal-hal yang telah disiapkan terkait edukasi ke masyarakat bahwa jika terjadi gempa berapapun skalanya, sudah harus mengevakuasi diri tanpa menunggu intruksi dari pejabat setempat. Upaya lain yang sudah dilakukan apakah hanya cukup sebatas membuat jalan-jalan evakuasi di desa-desa yang rawan dan posko pengungsiannya? Karena sistem koordinasi diantara stakeholder baik program mitigasi fisik dan mitigasi non fisik sama sekali belum nampak. Karena beberapa terbaca dari Peraturan Daerah Penanggulangan Bencana, bahwa Rencana Kontigensi dan SOP Penanggulangan Bencana yang masih dalam bentuk draf yang juga belum terlihat, dan belum bisa menjadi satu aturan yang bisa digunakan untuk produk aturan yang baku untuk Mentawai, apalagi peta zonasi daerah rawan bencana dan rencana aksi tidak terlihat. Kita sangat berharap apapun kondisi mentawai saat ini, Pemerintah Mentawai sudah harus mempersiapkan prosedur peringatan dini yang cocok untuk memperingatkan masyarakat saat gempa terjadi dan datangnya ancaman tsunami. Karena jaringan Telkomsel dan komunikasi lain akan rusak jika terjadi gempa dan tsunami seperti yang lalu terjadi di Mentawai, termasuk listrik. Selalu intens melakukan simulasi pada masyarakat agar tidak lupa dan panik jika aka nada gempa. Menyelamatkan diri dan lain-lain. Tanggap dan cepat dalam menghadapi bencana kapan dan dimanapun. z


Catatan Perjalanan

Puailiggoubat NO. 269, 1 - 14 Agustus 2012

24

oleh: Patrisius Sanene

L

ima sepeda motor siap menyeberang selat Sikakap dengan perahu motor. Hanya berkisar 10 menit, saya dan rombongan advokasi sawit dari Yayasan Citra Mandiri Mentawai, Paroki Sikakap, perwakilan GKPM dan Koalisi Masyarakat Cinta Mentawai (KMCM) sampai di seberang. Perjalanan akan kami tempuh selama 9 hari (4-13 Juli) menyusuri Pagai Selatan dan Pagai Utara dari Desa Sikakap. Di kedua pulau, desadesa terhubung oleh jalan bekas perusahaan kayu. Jalannya licin tidak beraspal. Ada 14 dusun yang kami kunjungi. Diantaranya pemukiman baru pengungsi tsunami Mentawai. Awal perjalanan kami diiringi hujan dan angin cukup kencang. Berbekal jas hujan, topi dan ransel yang dibungkus plastik, saya dan enam orang lainnya memulai perjalanan. Tak lupa kami membawa 5 liter bensin untuk persediaan. Maklum, mencari bensin di Mentawai sangatlah susah, apalagi harganyapun selangit. Perjalanan pertama ke KM 37 Pagai Selatan. Medan tempuh yang cukup ekstrim menguji nyali, apalagi badan jalan licin akibat diguyur hujan. Sepanjang perjalanan tak sedikit kubangan dan jalan berlumpur serta jembatan yang lapuk dilalui, belum lagi banyak ditemukan tanjakan dan turunan berbatu dan licin cukup membahayakan keselamatan, jika salah mengendalikan kecepatan dan melakukan pengereman akan langsung

terbentur dengan kerasnya batu, namun ini satu-satunya akses harus dilewati warga. Sepanjang jalan yang ditempuh belum tampak pembangunan jalan yang dilakukan pemerintah, hanya jembatan yang terbuat dari besi di Beleraksok dan Sabbiret yang sedang dikerjakan. Di kilometer 37, tim menuju ke rumah Darmatius Saogo, Koordinator KMCM Pagai Selatan, waktu sudah jelang pukul 17.00 WIB dan malam itu juga sesuai dengan rencana tim akan melakukan pertemuan dengan warga. Di Kilometer 37 ada 4 dusun diantaranya Dusun KM 37 dan Dusun Maurau berwilayah Desa Malakopa, sedangkan Dusun Asahan dan Purourogat berwilayah Desa Bulasat. Empat dusun ini merupakan warga korban tsunami 25 Oktober 2010 lalu, dan relokasi pemerintah. Sumber mata pencaharian warga di Kilometer 37 tersebut tidak menentu, ada yang ingin membuka lahan coklat namun masih takut dengan ketidakjelasan status tanah relokasi, dengan inisiatif banyak warga yang lebih memilih kembali mencari sumber ekonomi pemukiman lama demi menghidupi keluarganya. Sumber air bersih juga sangat sulit didapatkan warga, hanya bergantung pada air hujan sebagai air minum. Keesokan hari, kami menuju Kilometer 40, disana ada empat dusun yakni Dusun Bake, Laggigi, Tapak Jaya dan Dusun Bulasat, keempat dusun tersebut juga merupakan warga

korban tsunami pada Oktober lalu sekitar 200 KK. Meski hanya berjarak 15 menit dari KM 37, warga KM 40 sepi. Kebanyakan mereka kembali tinggal di pemukiman lama karena ladangnya ada di sana. Pertemuan baru bisa digelar Sabtu malam, saat warga kembali ke lokasi pengungsian. Tim akhirnya melanjutkan agenda mengunjungi Desa Sinaka yakni Dusun Aban Baga dan Dusun Bububget. Melalui jalan setapak menggunakan sepeda motor, kami harus berhati-hati karena badan jalan selain berlumpur dan juga licin. Perjalanan menuju dua dusun tersebut sangat menantang karena turun dan naik bukit dan menyusuri hutan . Satu jam perjalanan dari Kilometer 40 akhirnya tiba di Dusun Bubuget, serta Dusun Aban Baga yang saling berdekatan. Umumnya warga setempat hidup dari bertanam nilam dan kakao (coklat). Infrastruktur di daerah tersebut cukup memadai, ada puskesmas pembantu yang siap melayani masyarakat berobat. Perjalanan kami selanjutnya ke Dusun Matobat (Bungarayo) yang ditempuh 45 menit dari Bubuget. Pertemuan dengan warga sempat membuat panik saat gempa tiba-tiba datang. Kami semua berhamburan keluar. Saat itu, kami berusaha mencari informasi soal potensi tsunami dan pusat gempa, namun alat komunikasi tidak ada. Di Dusun Laggigi, Tapak Jaya dan

Bake, pertemuan disambut antuas warga. Dalam pertemuan itu, warga bergantian menceritakan kesusahan hidup mereka di pemukiman baru akibat harus direlokasi akibat tsunami. Sebagai daerah baru, sumber air bersih sangatlah sulit. Kamipun terpaksa tidak mandi selama berada di sana. Usai menyusuri Pagai Selatan, kami kembali ke Sikakap. Perjalanan yang harus ditempuh 40 kilometer, cukup melelahkan dengan kondisi jalan berlumpur dan becek. Perjalanan pulang itu menjadi perjalanan buruk bagi saya dan rekan saya Christ Nataliyus Tarihoran, saat ban sepeda motor kami bocor, sementara tim lain sudah mendahului di depan. Untung tak lama seorang warga lewat. Saya menumpang ke Sikakap, sementara Christ mendorong motor hingga Sikakap. Perjalanan ke Pagai Utara kami awali dari KM 10, Desa Betumonga, Kamis, 11 Juli. Daerah itu termasuk lokasi pengungsian korban tsunami. Ada beberapa dusun yang dikunjungi, dusun Muntei, Baru-baru dan Sabeu Gunggung. Masyarakat yang dijumpai sangat sedikit karena sebagian kembali ke pemukiman lama, keadaan ini sama halnya dialami warga di KM 37 dan KM 40 Pagai Selatan. Melihat kehidupan warga di KM 10 sempat membuat dada saya sesak. Kondisi hunian sementara yang terbuat dari triplek berukuran 6X6 meter persegi sudah mulai terkelupas. Hunian tetap yang ditunggu-tunggu

warga tak kunjung dibangun. “Kami disini seperti tak mempunyai masa depan lagi, kami seperti orang yang diasingkan,� tutur Brenti, salah satu warga Dusun Sabeu Gunggung pada saat pertemuan dengan kami. Belum lagi sumber air sangat sulit di huntara, warga selama ini mengandalkan air hujan yang ditampung bak-bak bantuan. Jika musim kering, warga terpaksa berjalan kaki sejauh 2 kilometer dari pemukiman, sumber makanan setiap harinya rata-rata masih bersumber dari ladang di pemukiman lama. Terkadang, Brenti harus meminta kepada tetangga saat makanan habis. “Kadang kami juga malu tapi mau bagaimana lagi karena sulitnya kehidupan kami di sini,� kata Brenti. Hidupnya kian sulit karena tiga anaknya tengah sekolah. Iapun harus banting tulang menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. Kunjungan terakhir kami ke Desa Matobe, Kecamatan Sikakap yang hanya berjarak sekitar 45 menit dari Desa Sikakap. Meski demikian, jalannya tetap buruk dan berlumpur. Dari perjalanan saya menempuh pelosok Pagai Utara dan Selatan, kondisi infrastrukturlah yang paling memprihatinkan. Tidak bersisa sedikitpun kejayaan perusahaan kayu di masa lampau. Yang ada hanya kemiskinan dan minimnya akses. Buruknya jalan menyulitkan masyarakat meningkatkan perekonomian, terutama menjual hasil kebunnya ke Sikakap. (o)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.