275

Page 1

4

KEJARI TUAPEIJAT EKSEKUSI PEGAWAI DKP MENTAWAI MENTAWAINEWS 5

MENTAWAINEWS

Tabloid Alternatif Dwimingguan

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

7

DUA JEMBATAN DI SAIBI TERANCAM TIDAK SELESAI 1

-1 4

No .2 7 No Tah ve un 5

m XI be r2 01 3

HARGA ECERAN RP 3000

MENTAWAINEWS

PENGANIAYA DANRU POL PP MENTAWAI DIHUKUM 8 TAHUN PENJARA


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Uggla Telu PNS ka Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Mentawai masipakatai bulagat paroman kaujet katubudda siorak tsunami Mentawai 2010. Telutda nene arapenjara akeat sia ka LP Muaro Padang—3 Hendrizal sibulatnia apasibobok bailiu kamateijat Komandan Regu Satpol PP Mentawai Hannes Samanggilailai, raukum akek nia 8 ngarura — 4 Sipugagalai ka Dinas Kelautan dan Perikanan Mentawai Emila Busmeri araukuman nia sai Kejari Tuapeijat ka LP Muaro padang lepak arakekle ake kasasi nia MahkamAgung — 5 Sai pemerintah rapaiiga galai komen bulek tak ibara pulajeat — 15 Bulagat beasiswa mahasiswa simaagai arakauat, aimauju arakau bulagat nene kalulut tak apasese aturan nia,igitda sipasisilok amakurangan kalulut aturan nene’— 18 Epat Negara ialak bagatda masipasikeli pariwisata ka Mentawai, tapo rataddaakek nene’ ka rura kamata — 21 COVER DEPAN: 1 FOTO: RUS 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: Pinda Tangkas Simanjuntak PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sikabaluan) Rapot Pardomuan (Sipora) Irman Jhon (Tuapeijat) Rinto Robertus (Saibi) Ferdinan Salamanang (Sikakap) Horas Marohatta Tasilipet (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Daud Siribere (Siberut Barat) Legend Satoinong (Siberut Selatan) Dominikus Sabulat (Siberut Barat Daya) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan) Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Dari Redaksi

M

inggu ini kita akan memasuki bulan November 2013. Itu artinya kurang dua bulan lagi akan tutup tahun. Ada dua pekerjaan besar yang harus diselesaikan Pemerintah Mentawai sebelum tahun berakhir. Pertama yakni menyelesaikan semua target kegiatan/proyek yang sudah dianggarkan dalam APBD 2013 maupun APBD Perubahan 2013. Kita tahu, September lalu, capaian serapan

2

Dua Pekerjaan Besar Jelang Tutup Tahun anggaran APBD masih 30 persen. Artinya tidak sampai tiga bulan, semua SKPD harus mengebut kegiatan selesai terutama proyek fisik. Pekerjaan kedua berkenaan dengan penyelesaian pembangunan hunian tetap bagi 2.072 korban tsunami Mentawai 2010. Seperti sudah pernah dilontarkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, pembangunan huntap harus selesai akhir

tahun ini. Namun agaknya target itu masih jauh mengingat sampai saat ini pekerjaan masih tahap pembersihan lahan pemukiman dengan alat berat. Namun paling tidak, tentu kita berharap hingga akhir tahun ada kemajuan dalam penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa dan tsunami Mentawai. Kita tentu berharap, awal tahun 2014 menjadi awal tahun yang menggembirakan bagi seluruh masyarakat Menatwai.


3

Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Tiga PNS di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Mentawai menggelapkan uang bantuan bencana untuk pemulihan awal korban tsunami Mentawai 2010. Ketiganya kini ditahan di LP Muaro Padang

KETIKA DANA BENCANA DITILAP FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Rus Akbar Patrisus Nanene’

ustofa (43), Zulkarnaen (42) dan Hardinata Syam (35) adalah tiga pejabat Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ketiganya ditahan Kepolisian Resor Mentawai karena diduga telah menilap dana pemulihan awal bagi korban tsunami Mentawai. Jumat, 25 Oktober lalu, Mustofa, Zulkarnaen dan Hardinata tiba di Padang dari Tuapeijat menggunakan KM Rezeki Baru dengan dikawal enam polisi. Dengan wajah pucat, ketiganya turun kapal dan langsung menaiki mobil menuju Lembaga Pemasyarakatan Muaro Padang. Kepala Kepolisian Resor Mentawai AKBP Denny Siahaan, mengatakan, polisi telah memulai penyelidikan kasus ini sejak 16 April 2013. Mustofa merupakan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Mentawai untuk kegiatan pemulihan ekonomi korban tsunami 2010. Sementara Hardinata Syam

M

DIBAWA KE LP - Zulkarnaen (kiri) Hardinata Syam (tengah) turun dari kapal saat dibawa menuju LP Muaro kota Padang merupakan PJOK untuk sektor kegiatan perkebunan. Zulkarnaen sendiri merupakan Koordinator Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL). Menurut Denny, dari pemeriksaan polisi, Mustofa menyerahkan dana Rp121,5 juta kepada Zulkarnaen untuk diberikan kepada korban tsunami. Begitu pula dengan Hardinata Syam yang juga menjabat sebagai PJOK sektor perkebunan. Dia juga menyerahkan dana bantuan sebesar Rp79,5 juta kepada Zulkarnaen untuk selanjutnya dibagikan kepada korban tsunami.

Namun kenyataannya, dana bantuan bencana itu tidak pernah dibagikan Zulkarnaen. “Pengakuan Zulkarnaen, uang itu mereka bagi-bagikan bersama,” ujar Denny. Sementara sumber Puailiggoubat di Kejaksaan Negeri Tuapejat, mengatakan dana itu merupakan dana dana pemulihan ekonomi untuk kegiatan pemulihan awal (early recover) sesuai dengan Rencana Aksi dan Rekonstruksi serta Percepatan Pembangunan Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2011-2013.

Dana tersebut diperuntukkan bagi 2.072 kepala keluarga korban tsunami Mentawai dengan rincian Rp375 ribu per kk untuk sektor pertanian dan Rp450.000 per kk untuk sektor perkebunan. Namun tidak semua korban yang mendapat bantuan, ada 206 kk yang tidak mendapat. Namun kepada Puailiggoubat, Hardinata Syam membantah ikut menikmati uang itu.” “Kita menyerahkan dana itu kepada Zulkarnaen, tapi dia (Zulkarnaen) tidak menyerahkan kepada masyarakat, pernyataan Zulkar-

naen dana itu dibagi-bagi itu tidak benar, kita tidak memakai dana itu, dia berbohong,” kata Hardinata kepada Puailiggoubat sesaat sebelum dimasukkan ke dalam LP Muaro Padang. Namun dia mengakui telah bertindak lalai karena tidak menyerahkan langsung uang itu kepada para korban. Kini, kasus tersebut sudah dilimpahkan kepolisian ke Kejaksaan Negeri Tuapejat. Menurut sumber di Kejari Tuapejat, sidang diperkirakan mulai November ini. Dua tersangka Hardinata Syam dan Mustofa telah melanggar pasal 3 dan 8 ayat (1) huruf a dan b, ayat (2) dan 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagai mana diubah dan ditambah UU Nomor 20 Tahun 2001 jo pasal 55 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana 20 tahun penjara atau seumur hidup ditambah denda paling banyak Rp1 miliar Sedangkan Zulkarnaen melanggar pasal 3 dan 8 ayat (1) huruf a dan b, ayat (2) dan 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dan ditambah UU Nomor 20 Tahun 2001 jo pasal 55 dan 65 ayat (1) jo pasal 65 KUHP dengan ancaman pidana 20 tahun penjara atau seumur hidup ditambah denda paling banyak Rp10 miliar Total kerugian negara atas perbuatan tiga tersangka tersebut senilai Rp121,5 juta di sektor pertanian dan Rp79,5 juta di sektor perkebunan. (o)

Rp7,1 Miliar Dana Pemulihan Ekonomi Sudah Terpakai PADANG-Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menggunakan Rp7,1 miliar dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascagempa dan Tsunami Mentawai 2011 untuk perjalanan dinas dan biaya operasional. Dana tersebut merupakan bagian dari Rp206 miliar dana yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mentawai dari Rp486 miliar yang dikucurkan Badan nasional Penanggulangan Bencana tahun 2011. Dana yang dikelola BPBD Mentawai diperuntukan pembangunan infrastruktur/ fasilitas umum sekolah, jalan, sarana ibadah, air bersih, pasar dan livelihood/pemulihan ekonomi. Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Mentawai, Febrinaldi, mengatakan realisasi dana Rp7,1 miliar itu baru untuk tahap peren-

canaan, belum ada realisasi fisik. Ia mencontohkan, pagu dana yang dikelola BPBD Mentawai Rp20,1 miliar, baru terealisasi Rp4,7 miliar, sebanyak Rp1,4 miliar diantaranya digunakan untuk belanja barang. Realisasi ini paling besar dibanding dana bencana di SKPD lain. “Belanja barang kita habis sekitar Rp1,4 miliar, yaitu untuk membeli satu unit mobil ranger, mobil avanza, mesin speed boat dengan body boatnya, kemudian brankas seperti lemari, meja dan ini khusus di BPBD saja,” kata Febrinaldi kepada Puailiggoubat di Padang, 17 Oktober lalu. Sementara dari sektor pertanian, perkebunan dan peternakan pada tahun 2012, telah dilakukan sosialiasi kegiatan rehab rekon, penilaian kebutuhan pertanian, perkebunan, peternakan, kemudian inventarisasi kelompok pertanian, perkebunan peter-

nakan, pembentukan pokmas. Serapan anggaran di sektor pertanian tersebut, kata Febrinaldi, menghabiskan dana senilai Rp143,4 juta dari pagu dana Rp17,1 miliar. Di sektor perkebunan menghabiskan anggaran Rp306,5 juta dari pagu dana Rp38,5 miliar sedangkan sektor peternakan menghabiskan anggaran senilai Rp127 juta dari pagu dana senilai Rp6,7 miliar. Sektor lain seperti sektor pendidikan, kegiatan yang dilakukan pada 2012 diantaranya soiasialisasi kegiatan rehab rekon, inventarisasi kebutuhan pendidkan TK, SD, SMP, dan sarana prasarana terkait subsektor pendidikan, survey harga barang, dan identifikasi lokasi kegiatan sub sektor pendidikan. Serapan anggaran di sektor pendidikan pun menghabiskan Rp336,2 juta dari pagu dana Rp20 miliar.

Selain itu di sektor kelautan dan perikanan, menghabiskan anggaran senilai Rp640 juta dari pagu dana senilai Rp27,1 miliar, dimana kegiatan yang telah dilakukan pada 2012 yakni, sosialisasi kegiatan rehab rekon, penilaian kebutuhan budidaya perikanan darat, penilaian kebutuhan perikanan tangkap, inventarisasi kelompok budidaya perikana darat, inventarisasi kelompok perikanan tangkap, pelatihan fasilitator. Kegiatan di sektor sosial dan kelembagaan yang dilakukan pada 2012 yakni sosiliasi kegiatan rehab rekon, inventarisasi kebutuhan rumah ibadah, survei lokasi, pendampingan untuk perencanaan pembangunan rumah ibadah, pembentukan kelompok life skill dan pelatihan life skill dan serapan anggaran RR tersebut menghabiskan Rp287,5 miliar dari pagu dana Rp23,4 miliar.

Sektor lain seperti Perindagkop dan UMKM menghabiskan anggaran senilai Rp44,1 juta dari pagu dana Rp19,1 miliar, kemudian sektor kesehatan, terserap anggaran senilai Rp93 juta dari pagu dana Rp6,2 miliar. Dinsosnakertrans menghabiskan anggaran senilai Rp287,5 juta dari pagu dana Rp23,4 miliar. Sektor lingkungan hidup menghabiskan anggaran senilai Rp165,6 juta dari pagu dana Rp843,5 juta sedangkan sektor PRD menghabiskan anggaran senilai Rp94,7 juta dari pagu dana Rp13,1 miliar. Pertanggungjawaban realisasi dana tersebut menurut Febrinaldi dilakukan PJOK, namun ia menegaskan laporan realisasi tersebut telah diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Laporan kita ini tidak ada ma-salah,” katanya. (trs)


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Hendrizal telah terbukti melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian, putusan tersebut juga dipertimbangkan berdasarkan keterangan saksi yang dihadirkan jaksa di persidangan.

Patrisius Sanene

endrizal (35) terpidana penganiaya Hannes Martinus Samanginlailai, Komandan Regu Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kepulauan Mentawai, divonis hakim Pengadilan Negeri Padang delapan tahun penjara, Senin 28 Oktber lalu. Putusan Majelis Hakim tersebut sama dengan tuntutan jaksa pada persidangan sebelumnya. Putusan itu dibacakan Ketua Majelis Hakim Asmar didampingi anggota Astriwati dan Syafrizal sekitar 25 menit yang disaksikan pihak keluarga korban dan terdakwa. Di setiap pintu masuk ruang sidang telah bersiap petugas keamanan mengawal jalannya persidangan guna menghindari jika kericuhan terjadi. Hakim memutuskan terdakwa Hendrizal telah terbukti melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian, putusan tersebut juga dipertimbangkan berdasarkan keterangan saksi yang dihadirkan jaksa di persidangan. Hendrizal menurut majelis hakim telah melanggar pasal 354 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian. “Terdakwa telah terbukti melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian orang lain,” kata Asmar membacakan amar putusan. Mendengar keputusan yang dibaca-

H

Penganiaya Danru Sat Pol PP Mentawai Dihukum 8 Tahun Penjara FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

kan hakim, Hendrizal (35), warga Dusun Boleleu, Desa Sidomakmur, Kecamatan Sipora Utara, yang duduk di kursi depan hakim hanya terdiam. Sementara istri almarhum Hannes yang juga hadir, menangis saat mendengar putusan itu. Usai pembacaan putusan, hakim memberikan kesempatan kepada penasehat hukum terdakwa dan jaksa untuk menyatakan banding, namun penasehat hukum terdakwa, Desmon Ramadan menyatakan menerima putusan hakim, begitu juga dengan pihak jaksa penuntut umum, Jarot Faisal menerima putusan hakim. Terjadinya pembunuhan tersebut berawal dari kekecewaan terdakwa yang tidak menerima penertiban mainan odong-odong miliknya yang dilakukan oleh Sat Pol PP Mentawai di dermaga Tuapeijat pada Minggu(16/6) lalu. Terdakwa yang saat itu menerima telepon dari temannya bernama Zul bahwa usaha kereta api mainan/odongodong dibongkar oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja Mentawai. Kemudian terdakwa datang bersama istrinya Yeni Darmawan, yang hendak membongkar odong-odong milik terdakwa namun sesampainya di tempat mainan odong-odong tersebut, terdakwa menemukan kereta mainan odongodong telah dibongkar petugas Sat Pol PP. Selanjutnya terjadi pertengkaran mulut antara terdakwa dengan Hannes Martinus, karena tidak puas dengan pernyataan Hannes, maka istri terdakwa ikut terlibat dalam pertengkaran mulut namun kemudian Hannes meng-

SIDANG PUTUSAN - Terdakwa Hendrizal, penganiaya Danru Sat Pol PP Mentawai mendengarkan sidang putusan di Pengadilan Negeri Padang (Patris)2 ucapkan kata-kata kasar kepada istri terdakwa. Terdakwa yang mendengar hal itu menjadi sakit hati sehingga secara tiba-tiba mengambil sepotong kayu yang ada didekatnya dan memukul kepala Hannes. Akibat pukulan tersebut Hannes terluka parah. Iapun langsung dibawa ke RSUD Tuapejat. Luka yang parah membuatnya di rujuk ke RS Yos Sudarso Padang. Namun nyawa Hannes tidak dapat ditolong dan meninggal 19 Juni lalu, setelah dirawat di rumah sakit. (r/o)

Minum Racun Potas, IRT Nyaris Tewas MAILEPPET - Rina Sabolak (25), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun Simaonaibaga, Desa maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, nekad meminum racun potas di rumahnya, 23 Oktober lalu. Informasi yang dirangkum Puailiggoubat di lokasi kejadian, insiden ini terjadi pada pukul 13.15 WIB. Saat itu Rina mencari uang Rp 2.000 yang diletakkan di kamarnya, namun ia tidak menemukan uang yang dicari tersebut. Rina langsung marah-marah dan mencurigai adik iparnya Yohanna (13). Mertua Rina, Adriana (41) yang merupakan ibu Yohanna ikut marah dan mengejar Yohanna dengan parang. BEberapa ibu yang menyaksikan

4

kejadian itu langsung menenangkan Adriana. Mengetahui keributan itu, Marcellus, suami Rina memarahi istrinya, hanya gara-gara uang Rp 2.000 saja sampai masalah ini menjadi besar. Mendapat reaksi dari suaminya, Rina langsung lari ke ruang dapur dan mengambil racun potas yang diletakkan di bawah meja. Racun yang dikemas dalam botol air mineral ukuran besar tersebut langsung diminum Rina, suaminya yang mengetahui aksi bunuh diri langsung merebut racun tersebut. Korban yang sempat meminum racun itu itu menjadi lemas. Mercellus langsung lari ke warung membeli dua kaleng susu kental dan memberikan kepada istrinya. Untung

nyawa Rina akhirnya bisa diselamatkan. Menurut Adriana, masalah itu hanya uang Rp 2.000 yang dipindahkan ke kamarnya oleh anaknya Yohanna. “Uang itu tidak dicuri tapi pindah tempat,” katanya. Sementara Martinus, saksi mata atas kejadian itu mengatakan, Rina minum racun itu hanya lantaran malu sama suaminya. “Dia malu, hanya uang Rp 2.000 saja sampai bertengkar dan mengundang dukun untuk memastikan siapa pelakunya,” katanya. Marcellus, suami Rina mengatakan kasus ini tidak akan terjadi lagi, kalau uang hilang Rp 2.000 diselesaikan secaran baik-baik. “Tidak harus minum racun,” ujarnya. (bbr/r)

Jalan dan Jembatan di Saibi Samukop Diperbaiki SAIBI SAMUKOP-Jalan utama dari Desa Saibi Samukop menuju Desa Cimpungan, Kecamatan Siberut Tengah, yang rusak parah mulai diperbaiki lewat Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) sejak 18 oktober lalu. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Kecamatan Siberut Tengah, Ucok Daniel mengatakan jalan dan jembatan ini dikerjakan 10 OMS yang tidak lolos pada saat perekrutan pengerjaan pembangunan, tapi tetap dilibatkan untuk bagian perbaikan. “Enam OMS untuk perbaikan jalan sepanjang 645 meter, satu OMS mengerjakan 120 meter dan jembatan kayu sepanjang 9 meter. Empat untuk jembatan beton sepanjang 12 meter dan 18 meter menuju Dusun Subelen dengan anggatan Rp500 juta,” kata Ucok, 18 Oktober lalu. Katanya, untuk jalan maupun jembatan semuanya pengerjaannya dimulai 18 Oktober lalu, materialnya sudah ada di tempat. Ucok menyebutkan, sesuai dengan kontrak, perbaikan jalan dan jembatan ini selesai pada November mendatang. “Kita beri waktu sebulan, tanggal 30 November sudah selesai dan kita sangat yakin sekali karena pengalaman di P2D Mandiri jarang melewati kontrak yang ditargetkan, apalagi jalan Saibi menuju Simoilaklak ini jalan utama sekali, guru-guru yang mengajar di Simoilaklak dan Sirisurak sangat dibutuhkan makanya pekerjaannya harus cepat selesai,” kata Ucok. Jalan dan jembatan yang menuju Simoilaklak serta jembatan menuju Subelen sama-sama di bangun lewat P2D Mandiri tahun 2010, kondisinya rusak dan hancur karena akses jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan utama dari dusun maupun desa yang menuju ke pusat kecamatan. Pantauan Puailiggoubat 20 Oktober lalu, pengerjaan jalan Saibi menuju Simaoilalak yang dilaksanakan 6 OMS, sedang dalam pembetonan, proses pembetonan begitu cepat karena material seperti pasir, kerikil maupun semen yang sudah tersedia di angkut pakai motor ke lokasi. Pengecoran beton tidak keseluruhan jalan hanya pada titik jalan yang rawan serta yang benar-benar rusak parah saja. (rr/r)


5 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 275, 1 - 14 November 2013

Emila Busmeri akhirnya dieksekusi Kejari Tuapejat ke LP Muaro Padang setelah kasasinya ditolak Mahkamah Agung

Kejari Tuapeijat Eksekusi Pegawai DKP Mentawai

Patrisius Sanene

K

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

ejaksaan Negeri Tuapejat mengeksekusi terpidana kasus penyalahgunaan dana

Coremap Phase II tahun 2006, Emila Busmeri, 22 Oktober lalu, setelah Mahkamah Agung menolak kasasinya. Emila yang merupakan staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai dihukum 1 tahun penjara dan denda Rp50 juta. “Putusan dari MA ini sudah sejak 2012, dan kita terima baru 2 minggu ini, sebelumnya meskipun diputuskan oleh MA sejak 2012, kalau belum turun ke kita, kita belum bisa melakukan eksekusi, jadi eksekusi kita lakukan jika putusan sudah kita terima,” kata salah seorang jaksa Rabu, 30 Oktober lalu di kantor perwakilan Kejaksaan Negeri Tuapeijat Mentawai, jalan Khairil Anwar Padang. Dari data Kejari Tuapejat yang diperoleh Puailiggoubat, putusan Mahkamah Agung Nomor 360 K/ PID.SUS/2012, tanggal 31 Juli tersebut, menyatakan menolak kasasi terpidana Emila Busmeri dan tetap menjalani

BANGUN PASAR - Pekerja melakukan pembangunan pasar Siberut Utara putusan Pengadilan Tinggi Sumatera Barat. Atas perbuatan terdakwa Emila Busmeri, negara mengalami kerugian senilai Rp655,9 juta. Kejaksaan Negeri Tuapejat mendakwa Emila dengan pasal 2 dan 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah dan ditambah dengan UU

Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Hukuman kasus tersebut sebelumnya telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri Padang Nomor 715/Pid.B/ 2010/PN Padang pada 29 April 2011 yang menyatakan terdakwa Emila Busmeri telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan memvonis satu tahun penjara dengan denda senilai Rp50 juta, subsidair 1 bulan penjara. Terdakwa kemudian melakukan upaya banding ke Pengadilan Tinggi Sumatera Barat guna mendapat keri-

nganan hukuman namun dibanding tersebut justru pihak Pengadilan Tinggi Sumbar memperkuat putusan yang telah dijatuhkan Pengadilan Negeri Padang berdasarkan putusan nomor 07/ TIPIKOR/2011/PT.PDG tertanggal 25 Juli 2011. Tak mendapat keringanan setelah melakukan banding di Pengadilan Tinggi Sumatera Barat, selanjutnya terdakwa melakukan kasasi di Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia, namun upayanya lagi-lagi tidak berhasil hingga Kejaksaan Negeri Tuapejat mengeksekusi terdakwa Emila Busmeri. “Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung, keduanya menolak permintaan terdakwa, tentu dengan itu kita sudah bisa melakukan eksekusi dan kita menggunakan putusan PT yang menguatkan terhadap putusan PN Tipikor Padang,” kata jaksa yang enggan ditulis namanya. Saat ini Emila Busmeri sudah dijebloskan di Lembaga Pemasayarakatan (LP) Muaro Padang sejak Selasa 22 Oktober lalu. “Saat ini dia (Emila Busmeri) sudah berada di LP Muaro Padang menjalani hukuman,” kata jaksa tersebut. (r/o)

Proyek Penanggulangan Abrasi di Saibi Terganjal Masalah Tanah SAIBI SAMUKOP - Proyek Pembangunan penanggulangan abrasi Pantai di Dusun Masoggunei Desa Saibisamukop, Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai sempat tersendat karena masalah batas tanah untuk dipakai sebagai timbunan serta fee antara suku Satokonyon, Satoko, Siritoitet dan Sataggau. Namun Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mentawai, Sumadi saat melakukan peninjauan proyek mengatakan, masalah tanah ini sudah dibicarakan secara internal, mulai dari camat, desa, dan kontraktor. “Sebelum kita meninjau proyek pembangunan ini, kita sudah bicarakan soal masalah tanah ini. Hasilnya sudah selesai, pemba-

ngunan terus dilanjutkan,” katanya, Selasa 22 Oktober lalu. Direktur kontraktor pelaksana PT. Fakta Nusa Cipta Graha Jakob Saguruk, pada Puailiggoubat mengatakan, masalah tanah tidak ada persoalan lagi. “Yang jelas pekerjaannya sedang berjalan dan pasti akan selesai,” ujarnya. Sebelumnya pelaksana proyek di lapangan, Vikti Eris Silaen, mengatakan bobot volume pekerjaan sudah naik 20 persen, pengecoran dinding sudah dilakukan. Menurutnya soal tanah timbunan ini merupakan kendala pekerjaan di lapangan terutama fee untuk pihak suku Satokonyo dan Sataggau serta batas-batas tanah. “Pada Rabu, 30 Oktober rencana penimbunan

Jalan Gotab Dibangun dari Dana ADD GOTAB-Tahun ini Dusun Gotab, Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah mendapat kucuran dana segar senilai Rp 46 juta dari Alokasi Dana Desa (ADD) 2013. Dana itu akan digunakan untuk membangun jalan 128 meter. Kepala Dusun Gotab, Adi Satoinong mengatakan, tahun ini sebanyak Rp46 juta dari dana ADD Dusun Gotab dipakai untuk membangunan jalan dan upah pekerja yang dianggarkan Rp8 juta.”Dana kita pakai untuk upah pekerja masing-masing orang diberi Rp300 ribu, total semuanya Rp8 juta, kita mempekerjakan untuk dua dusun, Gotab dan Lappa,” katanya, 8 September lalu. (ls/r)

akan dilakukan tapi belum bisa dilaksanakan karena persoalan tanah ini,” ujarnya. Pihaknya juga sudah memanggil kedua suku untuk menetapkan letak batas tanahnya tapi mereka tidak tahu batas tanahnya. Masalah kembali runyam ternyata ada suku Siritoitet dan Satoko ikut terlibat persoalan tanah tersebut. “Rencana awal kita pengambilan timbunan tanah akan kita bagi dan kalau tidak juga solusinya lagi tanahnya akan kita ambil tanah milik suku Sataggau saja karena apabila penimbunan ini tidak berjalan yang pastinya sebagai kontraktor kita akan mengalami kerugian sekitar Rp350 juta,” ujarnya. Terkait pekerjaan dan kontraknya, Eris menyebutkan bila tidak ada kendalanya, pembangunan penanggulangan abrasi pantai sepanjang 400 meter dengan kontrak 130 hari optimis bisa terselesaikan sesuai target kontraknya. “Kalau tidak ada kendala lagi, kita sangat optimis pembangunannya dapat selesai sesuai kontraknya tanggal 23 Desember mendatang,” ujarnya. Meski sudah ada penyelesaian dalam pertemuan singkat antara Dinas PU, kontraktor dan kecamatan serta desa, tapi di tingkat masyarakat atau suku yang bersengketa, masalah tanah

ini belum ada penyelesaian. Camat Siberut Tengah Jarson Sauddeinuk, mengatakan sebenarnya yang mempermasalahkannya hanyalah pihak-pihak tertentu. Dalam waktu dekat pemerintah kecamatan dan desa akan memfasilitasi untuk mengadakan pertemuan dengan mengundang pihakpihak yang mempermasalahkan tanah pembangunan tersebut. “Kita adakan pertemuan dengan mengundang mereka yang memperso-

alkan ini agar kita tahu dimana tanahnya dan memberi patok pada tanahnya dan sekaligus meminta kepada pemilik tanah surat hibah tanah dan menghibahkan tanahnya pada pembangunan penanggulangan abrasi pantai ini,” katanya. Dalam plang proyek tercantum pembangunan penanggulangan abrasi pantai ini dengan nilai kontrak Rp3.462.741.000, tahun anggaran 2013. (rr/r) FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

BERIKAN MATRAS - Seorang anak memberikan matras pada ayahnya yang akan berangkat melaut di Sikakap


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Seharusnya kepulauan Mentawai diposisikan sebagai daerah strategis bagi pertahanan dan kedaulatan negara di sebelah paling barat Indonesia. Dengan posisi strategis ini, Mentawai harus dibangun secara terintegrasi

Mentawai Butuh PertahananKeamanan Laut Maksimal FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Rus Akbar

erada di posisi pulau terluar di bagian barat Indonesia, Kabupaten Kepulauan Mentawai membutuhkan pertahanan dan keamanan laut maksimal karena berhadapan dengan Samudera Indonesia, yang merupakan pintu masuk berbagai macam potensi ancaman keamanan dan pertahanan laut. “Pemerintah Indonesia harus segera memberi perhatian penuh terhadap posisi strategis Kepulauan Mentawai, itu kita sampai dalam diskusi publik tentang ‘Penegakan Hukum di Laut Yang Efektif Dalam Rangka Menjamin Tercapainya Kesejahteraan Rakyat’ di Jakarta, beberapa waktu lalu,” kata Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet, saat menghadiri acara Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) atau Pasar Wisata Indonesia, Senin 21 Oktober. Kata Yudas, diskusi yang diadakan oleh Institut Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (IK2MI) itu dihadiri oleh para pemangku kepentingan laut dari berbagai instansi termasuk TNI AL dan Bakorkamla RI. Ia mengatakan, penempatan kepulauan Mentawai sebagai daerah tertinggal menempatkan daerah ini pada posisi yang sulit berkembang dan sangat bergantung pada dinamika politik di

6

B

LEGO JANGKAR - Kapal pesiar yang lego jangkar di selat Sikakap Provinsi Sumatera Barat. “Seharusnya, kepulauan Mentawai diposisikan sebagai daerah strategis bagi pertahanan dan kedaulatan negara di sebelah paling barat Indonesia. Dengan posisi strategis ini, kepulauan Mentawai harus dibangun secara terintegrasi,” ujarnya. Lanjut Yudas, kepulauan Mentawai itu terdiri dari empat pulau besar, Siberut, Sipora dan Pagai Utara dan Pagai Selatan. Namun demikian, pulau besar ini minim alat transportasi. “Memang ada kapal penghubung namun frekuensinya sangat jarang yaitu dua kali

seminggu. Bahkan untuk menuju ke pulau-pulau terdekat, tidak jarang, masyarakat Mentawai harus ke Padang terlebih dahulu dengan waktu tempuh kapal 7 jam, sementara jarak untuk berhubungan pulau satu dengan yang lain sekitar 1 – 3 jam. Dalam kondisi seperti ini, Kepulauan Mentawai akan terus menjadi daerah tertinggal,” katanya. Sebagai daerah strategis terkait dengan pertahanan, keamananan dan kedaulatan wilayah Indonesia, Mentawai menurut Yudas, membutuhkan

pangkalan laut TNI AL dan juga fasilitas pendukung lainnya yang pada akhirnya semua itu akan mendorong terbentuknya pembangunan terintegrasi di semua bidang. “Saya berharap suatu hari, Padang – Mentawai hanya memakan waktu tempuh 3 jam untuk jarak 145 km. Selama ini, waktu tempuh Padang – Mentawai adalah 10 – 11 jam menggunakan fery biasa. Dan percepatan waktu tempuh itu merupakan indikator pembangunan ekonomi yang bagus,” jelasnya.

Sementara Mantan Kasum TNI dan Wakasal Didik Heru Purnomo, yang juga Ketua IK2MI menegaskan pemerintah pusat harus memberi perhatian lebih terhadap kepulauan Mentawai karena posisinya yang sangat strategis. “Ekonomi laut di seputaran kepulauan tersebut belum dikelola dengan baik. Namun demikian diperlukan kemauan politik pemerintah pusat untuk menggunakan paradigma baru atas status daerah kepulauan Mentawai,” tegasnya. Menurutnya, keamanan laut dan penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia tidak dapat dilakukan secara parsial dan ini merupakan Lex Specialist. Kepulauan Mentawai rawan dengan penyelundupan manusia (human trafficking) yang akan beremigrasi ke Australia. Selain itu, kepulauan yang kaya akan ikan tuna ini rawan dengan illegal fishing karena minimnya pengawasan atas perairan. Lebih jauh, mantan Kalakhar Bakorkamla RI itu mengatakan, luputnya perhatian kepulauan Mentawai dalam posisi strategisnya, merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kemaritiman. Persoalan lain yang cukup pelik adalah tumpang tindih peraturan di laut Indonesia yang menyebabkan kerugian negara Rp 30-50 triliun per tahun yang meliputi illegal fishing, illegal logging, pungutan liar di laut dan lain-lain. Bahkan menurut INSA – Asosiasi Perkapalan Nasional Indonesia, kerugian pelayaran nasional dari pungutan liar saja mencapai Rp 5 triliun setiap tahun. (o)

Sebagian ADD Malancan Dipakai untuk Perbaikan Jalan MALANCAN-Berbagai langkah pemanfaatan dana ADD (Alokasi Dana Desa) Malancan Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Mentawai tahun 2013, dilakukan Kepala Desa Barnabas Saerejen untuk mempercepat pembangunan pelayanan bagi masyarakat. “Dari dana fisik yang ada itu kita gunakan untuk pembangunan dan meningkatkan pelayanan bagi masyarakat sebaik-baiknya dan yang prioritas bagi masyarakat,” kata Barnabas Saerejen pada Puailiggoubat, Minggu, 31 September lalu. Untuk tahun 2013, total dana ADD Malancan baik untuk fisik maupun honor dan biaya operasional desa Rp748.917.000. Dari dana ini

oleh Desa Malancan digunakan untuk pembangunan aula kantor desa, penambahan ruang kantor desa, rehab jembatan se-Desa Malancan. “Kita juga melakukan pembenahan jalan yang rusak dari Dusun Sirilanggai menuju Dusun Malancan sebesar Rp20 juta. Dan ini sudah terlaksana,” katanya. Dikatakan Barnabas, program 2013 yang belum terealisasi yaitu pembangunan balai dusun, pembangunan sarana air bersih untuk Dusun Sirilangai dan Dusun Terekanhulu. “Kita berharap akhir tahun semuanya yang kita programkan untuk tahun 2013 bisa rampung,” katanya. (bs/r)

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

PERBAIKAN DERMAGA Pekerja melakukan perbaikan untuk penambahan ruang dermaga SikabaluanPokai


7 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 275, 1 - 14 November 2013

Dari hasil monitoring di Siberut Tengah ternyata kondisi jembatan yang dibangun dua kontraktor tidak memuaskan, bahkan Dinas PU memberikan surat peringatan

Dua Jembatan di Saibi Terancam Tidak Selesai FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Rinto Robertus Sanene’

P

embangunan dua jembatan di Desa Saibisamukop Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten

Kepulauan Mentawai terancam tak selesai sesuai kontrak kerja. Dua jembatan yang dibangun ini, jembatan penghubung Saibi Samukop dengan Dusun Kaleak Sigirit Buggei, dan jembatan peghubung Dusun Sirisurak dengan Desa Saliguma. Saat tim monitoring Dinas Pekerjaan Umum bersama dengan kepala dinasnya meninjau pelaksanaan bangunan pada 22 Oktober lalu, volume bobot fisiknya dibawah standar. Untuk jembatan Saibi-Kaleak itu dibangun PT. Bakrie Metal Industries nomor kontrak 632/43/SP-PJMS/DPUKKM/V-2013, nilai total kontraknya Rp6.905.900.000, kalendar pelaksana selama 210 hari sejak bulan Mei. Dari pantauan Pualiggoubat di lapangan, proses pekerjaannya masih sedang berjalan namun volume bobot pekerjaannya belum menampakkan hasil yang maksimal, pengecoran beton untuk tapak besar belum dilakukan sama sekali. “Ini sudah kritis sekali, kontrak akan berakhir bulan Desember nanti tapi

BANGUN JEMBATAN - Sejumlah pekerja memperbaiki salah satu jembatan yang menghubungkan jalan PokaiSirilanggai kondisinya masih begini,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Mentawai, Sumadi. Dinas PU Mentawai mencari Pihak PT. Bakrie Metal Industries untuk berkordinasi tapi pihak perusahaan tidak ada di tempat. Saat itu yang ada ditemui hanyalah konsultan proyek Marihot dan kordinator lapangan Yusak Kantohe.

Hasil koordinasi dengan konsultan dan korlap, ternyata bobot pekerjaan jembatan ini masih 10 persen, Dinas PU mengintruksikan kepada konsultan dan korlap agar disampaikan ke pihak perusahaan untuk segera melakukan pengecoran karena melihat kondisi pekerjaannya sangat kritis. Sementara untuk monitoring kondisi pembangunan jembatan di

Dusun Sirisurak menghubungkan Desa Saliguma tidak bisa dilanjutkan karena jalan utama lewat darat Saibi-Simoilalak dan Sirisurak tidak bisa dilewati, lantaran dalam perbaikan. Proyek itu dilaksanakan PT. Relis Sapindo Utama, nilai kontrak Rp4.537.005.000, waktu pelaksanaan 210 hari kalender. Tim monitoring pada saat itu juga mencari pihak perusahaan

yang berkantor sama dengan PT. Bakrie Metal Industries, namun tidak berada ditempat, informasi mereka sedang di Siberut Selatan. Kata Sumadi, hasil pembangunan dua jembatan tersebut kalau dinilai belum menampakkan hasil yang maksimal, kontraktor yang mengerjakan bangunan tersebut terancam diputus kontrak. “Saat ini surat peringatan (SP) 1 sudah diberikan kepada dua kontraktor tersebut,” ujarnya. Kalau masih juga belum selesai sesuai dengan kontrak perjanjian maka PU akan kembali memberikan SP 2 dan SP 3. “Pemberian SP ini bertujuan untuk memacu penyelesaikan pembangunan dua jembatan tersebut,” katanya. Sementara Camat Siberut Tengah, Jarson Saudeinuk tidak optimis pengerjaan jembatan selesai pada bulan Desember nanti. “Kita tidak yakin kalau kondisi bangunan ini selesai pada bulan Desember nanti,” ujarnya. Setelah dilakukan monitoring oleh Dinas PU pada 22 Oktober lalu, kemudian dari pantauan Puailiggoubat 24 Oktober, pengerjaan jembatan ini kembali terlihat ramai di lapangan, dari pekerja dari luar maupun pekerja lokal. Ada yang melakukan penggalian, pemasangan besi dan pengecoran serta penyediaan tanah timbunan yang dilangsir pekerja lokal dan situasinya sama pada pekerjaan pembangunan jembatan Sirisurak-Desa Saliguma. (r) FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

Beli Peigu di Masabuk

T

ak lengkap rasanya kalau ke Sikakap, Kabupaten Mentawai jika tak mampir ke pasar pagi Masabuk, meski pasarnya tidak tertata baik, tapi produk lokal hasil kebun masyarakat dari berbagai daerah di Pagai dijual di pasar itu. Apalagi saat musim buah-buahan, aneka buah lokal dijual di lokasi tersebut, namun jika anda ke sana jangan siang hari, niscaya hasil kebun tak akan ditemui di lokasi itu. Tapi coba datang pada pagi sekitar pukul 06.00 WIB sampai 10.00 WIB, anda akan mendapatkan buah-buahan, sayur-sayuran yang segar dan laukpauk untuk kebutuhan rumah tangga. Puailiggoubat pada 8 Okotober lalu mengunjungi lokasi itu, sayang kedatangan di lokasi tersebut sudah menunjukkan jam 10 lewat, para petani sudah kembali ke kampung halaman mereka. Keesokan harinya, Puailiggoubat kembali ke pasar Masabuk lebih pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Aktivitas

pasar pagi itu sangat sibuk. Banyak ibu-ibu yang datang dari kampung membawa sayuran, buah hasil kebun. Umumnya mereka datang dengan sampan. Pada hari itu, ternyata sedang musim buah peigu (nangka hutan). Ratusan nangka hutan berjajar di pasar, dari ukuran kecil hingga besar. Aroma wangi menyengat segera tercium. Betul-betul menggoda selera. Harga satu buah peigu juga tidak terlalu mahal, satu buah nangka ukuran besar dan kecil harganya hanya Rp5 ribu saja. “Tinggal pilih saja Pak, ini ada nangka yang sudah mangkal tapi belum masak, itu bisa dibawa ke Padang, sampai di Padang nantinya udah masak, ada juga nangka yang sudah masak, tinggal pilih saja,” kata Rina (28) dari Desa Taikako. Biasanya mereka membawa nangka ini memakai sampan secara tradisional, satu sampan itu bisa sampai puluhan buah nangka ukuran besar dan montok-montok. “Yang mengambil nangka ini suami, kami

PEIGU Pedagang menjual peigu di pasar Masabuk Sikakap. Peigu dijual seharga Rp 3.000-5.000 tergantung ukurannya

hanya menjualnya,” tuturnya. Buah nangka itu tidak hanya dijual di Masabuk saja, tapi penjual juga menawarkan pada awak kapal ikan yang bersandar di pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan di Sikakap, tak jauh dari Masabuk. Kalau mau lebih murah harganya, datang menjelang pukul 10.00 WIB.

Menjelang siang harganya lebih miring lagi, dengan uang Rp10.000 bisa membawa tiga buah nangka hutan. Biasanya banyak juga pembeli dari Padang. Di Padang, satu buah nangka hutan dijual Rp20 ribu hingga Rp30 ribu. Selain nangka, buah yang sering kali dijual di pasar Masabuk adalah

durian. Saat musimnya tiba, biasanya petani dari Matobe dan Taikako yang ramai berjualan durian di sana. Durian Sikakap ini juga sering di bawa ke Padang. Jika di Masabuk dijual Rp3.000 hingga Rp5.000 per buah, maka di Padang laku dijual Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per buah. (rus)


MENTAWAINEWS Kebutuhan air bersih di Tuapeijat masih menjadi persoalan krusial. Belum semua warga mendapat pelayanan air bersih dari PDAM Bambang Sagurung

M

eski sudah ada Perusahaan Daerah Air Minum milik Pemerintah Kabupaten Men-

tawai di Tuapeijat, namun kebutuhan air bersih bagi masyarakat di ibu kabupaten itu belumlah terpenuhi. Salah satu tolak ukur akan kebutuhan air bersih yang cukup dilihat dari menjamurnya usaha isi ulang air galon di Tuapeijat yang mencapai puluhan kelompok usaha. Pada umumnya air bersih yang diolah untuk air galon isi ulang tersebut berasal dari sumber air yang terletak di KM.13 Desa Bukit Pamewa. Pada umumnya air diambil di

Puailiggoubat

NO. 275, 1 - 14 November 2013

8

Sudah Ada PDAM, Warga Tuapeijat Masih Kesulitan Air Bersih FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

yang semakin meninggi. Tak hanya itu saja, tempat penyaringan air berlumut dan tonggaknya mulai berkarat. Selain bak penyaringan, bak penampungan air hasil penyaringan yang nantinya akan ditembakkan ke pipa pendistribusian terlihat tidak bersih. Hutagaol, salah seorang operator di PDAM Tuapeijat mengatakan, terkait dengan kebersihan SENTRAL PDAM - Sentral PDAM Sipora Utara yang ada di KM 13 Tuapeijat yang kondisinya lokasi tidak ada jadwal memprihatinkan dan tidak terawat yang ditetapkan. “Kapan semua petugas bisa kumpmata air yang ada di sekitar jalan menuju lalu, kondisinya kurang terawat. Pagar ul dan bergotong-royong ditentukan Goisok Oinan. lokasi mulai berkarat dan beberapa bersama-sama. Dalam setahun paling 2 Berdasarkan pantauan Puailigoubat bagian sudah ada lepas. Halaman sentral kali gotong-royong,” katanya pada Pudi sentral PDAM Tuapeijat, September PDAM ditumbuhi rumput dan ilalang ailiggoubat, Selasa, 10 September lalu.

Di lokasi PDAM juga terdapat pengerjaan bendung air bersih dengan biaya Rp1.611.137.000 oleh CV.Putri Dimer yang dimulai 17 Mei 2013 sampai 18 Oktober 2013. Dengan nomor kontrak No.30/SPPK-PBAKT/PPKCK/DPU-KKM/V-2013. Hingga pertengahan September, pekerjaan masih sampai pada pembuatan bak penyaringan. “Dilihat dari waktu kerja tidak terkejar karena terkendala cuaca. Kita hanya mengharapkan waktu addendum untuk merampungkan pekerjaan,” kata Budi, salah seorang pekerja. Dikatakan Budi, untuk membuat tahan bak penyaringan agar tidak berkarat perlu dibuatkan atap. “Bak penyaringan ini cepat berkarat karena hujan dan perlu ada pembersihan berkala bak penyaringan agar tidak berlumut,” katanya. (bs/r)

Memacu Adrenalin ke KM 10 Pagai Utara Jalan berlumpur dan berlubang menguji nyali bagi pengendara motor yang hendak menuju lokasi hunian sementara di Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Mentawai.

J

alan berlumpur dan penuh lubang di hampir sepanjang jalan menuju hunian sementara korban tsunami Mentawai di KM 10, Pagai Utara, menguji nyali setiap pengendara motor yang melewatinya. Itulah yang dirasakan Puailiggoubat saat berkunjung ke sana, 5 Oktober lalu. Beruntung pada saat itu, staf camat Sikakap Frans Karel berbaik hati meminjamkan sepeda motor jenis trail menuju ke KM 10. Medan berlubang dan berlumpur memang paling cocok untuk motor jenis ini. Berempat, kami menuju KM 10 dari Sikakap. Pukul 09.00 WIB, rombongan berangkat. Mulai dari Sikakap, kondisi jalan masih relatif baik, meski lubang sana sini. Ketika masuk di daerah Masabuk dan HVA, kondisi jalan lebih buruk lagi, batu-batu menonjol membuat harus berhatihati di jalan itu. Ada panorama yang menarik ketika masuk di Nemnemleleu yang berada di ketinggian, hamparan Desa Sikakap terlihat jelas. Setelah melewati Muara Taikako, ada ada rakit penyeberangan untuk sepeda motor dan orang karena jembatan di

FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

musim panas sumur ini kering,” katanya. Namun kalau dilihat air itu tak layak dikatakan sumur cocok dinamakan kolam sebab diamaternya lebar. “Ini kami pakai untuk mencuci dan mandi, kalau air minum kami pakai air hujan,” ujarnya. Warga yang tinggal di lokasi itu dari Desa Betumonga dan beberapa orang tampak sedang membongkar huntara mereka, sebab saat itu pihak Dinas Pekerjaan Umum Mentawai sedang PENYEBERANGAN DARURAT - Tim redaksi Puailiggoubat melewati penyeberangan melakukan land clearing darurat di Dusun Muara Taikako, Desa Taikako, Sikakap untuk lokasi tersebut. Ternyata setelah daerah itu sedang dibangun, kabarberlumpur sepanjang 20 meter. Sa- melewati Kilometer 6, masih ada nya yang sempat terbengkalai samat itu kebetulan ada mobil Daihatsu lagi jalan yang berkubang dan berpai menahun lamanya. PenyeberaTaff GT 44 yang membawa papan lumpur, kami harus melaju lebih ngan selebar 50 meter itu dibantu di depan, kami terpaksa harus memlambat dan hati-hati, kayu-kayu masyarakat lokal. perlambat kecepatan sebab tidak kecil melintang di jalan sebagai Tak lama berjalan, akan ditebisa mendahuli karena badan jalan pemulus jalan ternyata bisa mukan puluhan bangunan hunian hanya selebar dua meter. Tak lama menyebabkan roda motor berputar sementara berjejer di KM 1, jalankemudian sopir memperlambat di tempat gara-gara kayu itu sudah nya baru dengan aspal beton, di lojalannya dan mempersilahkan kami dibalut lumpur. kasi itu juga terdapat sekolah SMA mendahuluinya. Diperkirakan kerusakan jalan 2 Pagai Utara Selatan yang baru Di Km 6, mulai terlihat hunian yang parah ini sekitar sepanjang dibangun meski dindingnya sudah sementara berjejer rapi. Seorang 100 meter lebih, kayu yang melinbolong-bolong. ibu yang sedang mencuci pakaian tang serta lumpur yang dalam Sekitar satu kilo melewati jalan di sebuah sumur ukuran besar dan membuat pengendara motor harus tersebut, kita akan menjumpai jaair berwana kuning coklat disekitar berjuang keras keluar dari lumpur lan tanah merah, berlumpur dan Huntara sering dipakai untuk menwarna coklat tersebut. licin, harus berhati-hati melintasi cuci. Sambil membasuh kaki yang Setelah melewati jalan tersebut, itu. “Kalau hujan jalan ini licin dan penuh lumpur mencoba menyapa kamimemasuki Kilometer 8, jalan bisa terjatuh,” kata Leo, salah seorang ibu yang sedang mencuci. masih relative bagus untuk medan seorang anggota rombongan sambil “Kami disini hanya memakai air ini, motor trail, tapi jangan mencoba beristirahat dan minum. meski kondisi kotor, apa boleh buat motor bebek atau sejenisnya, Hari itu, cuaca sedikit mendung, sebab air bersih jauh, air ini hanya sebab di beberapa titik, kami menjelang kilometer enam, jalan saat hujan saja ada kalau sudah banyak menemukan warga yang

sedang memberbaiki ban sepeda motor, apalagi tak ada bengkel di sana seperti yang ada di kotakota, bahkan ada motor yang ditinggal begitu saja tanpa ada ban belakang. Motor sudah berlumpur, ketika memasuki titik kilometer 10, tantangan baru jalannya berbatu, kalau salah roda motor bisa terhempas di batu bukit yang keras. Sekitar tiga jam kami berhenti di KM 10, disana kami mengobrol dengan warga korban tsunami, mereka curhat soal kendala dan masalah mereka hadapi selama di pengungsian ini, umumnya mereka mempermasalahkan soal kehidupan ekonomi yang sulit karena mereka berjuang dan kembali ke kampung untuk bertahan hidup dengan keladi dan pisang sebagai makanan keseharian mereka. Untuk membeli beras mereka tak sanggup, ditambah lagi jarak yang ditempuh membutuhkan perjuangan. Jalan berlubang dan rusak berat memang hampir merata di Mentawai. Di jalan lingkar Tuapeijat menuju Sioban, kondisi sama juga dialami masyarakat. Lama waktu tempuh bisa meningkat dua kali lipat karena kerusakan jalan yang parah. Tentu rencana Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet membuat jalan trans Mentawai yang mulus menjadi idaman masyarakat. Dengan jalan yang saling terhubung, mulus dan lancar bisa mempermudah akses ekonomi masyarakat dari kampung ke pasar. (rus)


9

Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Partai politik hanya dibolehkan memasang satu unit baliho berukuran maksimal 2x3 meter dan 10 bendera pada satu desa di Mentawai.

KPU Tetapkan Zona Pemasangan Atribut Kampanye FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

Syafril Adriansyah

omisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat menetapkan zona kampanye pemasangan alat peraga pemilu 2014. Pengaturan zo-na kampanye ini mulai diberlakukan 28 Oktober 2013. “Zona kampanye sudah diserahkan Pemerintah Kabupaten, dan KPU bersama Panwaslu, Kesbangpol, partai politik, dan pihak Kepolisian telah menetapkannya dalam rapat pleno yang digelar pada 28 Oktober,” kata Divisi Hukum KPU Mentawai, Laurensius Sarogdok, Selasa, 29 Oktober lalu. Dalam keputusan tersebut, ditetapkan masing-masing partai politik hanya dibolehkan memasang satu unit baliho berukuran maksimal 2x3 meter dan 10 bendera pada satu desa. Selain itu, atribut yang dipasang harus diberi jarak minimal 15 meter dari fasilitas umum seperti kantor pemerintahan, sekolah, gereja, atau masjid

K

baik dari sisi depan, samping atau belakang. “Kalau kurang dari 15 meter itu dilarang,” katanya. Menurut Lauresius, keputusan tersebut sudah diserahkan kepada masing-masing partai politik dan sebagian dari peserta pemilu sudah membenahi atribut yang telah dipasang sebelumnya. “Keputusan ini juga ditetapkan agar tidak merusak pemandangan tata ruang daerah,” ujarnya. Sementara, tata cara berkampanye sudah diatur dalam Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD terutama pemasangan alat peraga kampanye berupa baliho dan spanduk. “Kalau zona pemasangan sudah ditetapkan, setiap parpol harus mematuhi peraturan yang ada,” katanya. Penetapan zona pemasangan alat peraga kampanye ini sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 15 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan KPU Nomor 01 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. (g/o)

SPANDUK CALEG - Spanduk salah seorang calon anggota legislatif terpasang di desa Sikakap Baru, Kecamatan Sikakap

DPT Pemilu 2014 Bertambah 1.484 Orang di Mentawai PADANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilihan Umum 2014 sebanyak 58.717 orang. “Setelah adanya laporan masyarakat dan verifikasi yang dilakukan PPK (Panitia Pemungutan Suara) dan PPS (Panitia Pemungutan Suara) di lapangan selama 30 hari, terdapat penambahan pemilih dan telah ditetapkan dalam rapat pleno KPU bersama Panwaslu, serta semua anggota panitia pemilihan kecamatan,” kata Ketua KPU Mentawai, Andres, di Padang, Jumat, 18 Oktober. Dari 58.717 pemilih, sebanyak 30.739 di antaranya merupakan pemilih laki-laki, dan 27.978 orang perempuan. DPT tersebut bertambah dibandingkan DPT yang ditetapkan pada 13 September yang hanya berjumlah 57.233 pemilih atau bertambah 1.484 orang,. Menurut Andres, penambahan terjadi karena terdapat warga yang tidak memiliki KTP atau Kartu Keluarga namun tetap dicantumkan dalam DPT dengan menggunakan surat keterangan domisili yang dikeluarkan pemerintah desa. “Dalam aturan, warga yang memiliki hak pilih adalah warga yang sudah berusia 17 tahun atau telah berdomisili di suatu daerah dengan

adanya surat keterangan yang dikeluarkan pemerintah di tempat domisilinya,” katanya. Selain itu, lanjut Andres, terdapat penambahan pemilih dari kalangan mahasiswa yang diperkirakan akan memberikan hak pilih mereka di Mentawai pada Pemilu 9 April 2014. Sebelumnya mahasiswa yang berada di luar Mentawai itu tidak terdaftar pada DPT yang diumumkan sebelum perubahan. Andres menilai, meski KPU telah menetapkan jumlah pemilih di

Kabupaten Mentawai dalam DPT, akan tetapi masih mungkin terjadi perubahan, misalnya jika ada pemilih yang meninggal dunia. “DPT ini bersifat cukup dinamis, dan bisa berubah sewaktu akibat adanya warga yang meninggal, pindah ke daerah lain, atau sedang bepergian pada saat pelaksanaan pemungutan suara,” katanya. Nantinya, para pemilih tersebut akan memberikan hak pilih mereka pada 235 unit tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar pada 10

kecamatan. Setiap TPS akan menampung suara dari 500 pemilih. Jumlah (TPS) tersebut bertambah tiga unit seiring bertambahnya jumlah DPT. Sebelumnya, hanya ditetapkan 235 TPS. Tiga TPS tersebut nantinya akan ditempatkan di Siberut sehingga dapat mengakomodir pemilih tanpa harus menuju TPS yang lebih jauh. “Penambahan TPS itu juga diharapkan dapat mendongkrak partisipasi pemilih dan menekan angka golput,” kata Andres. (prl/g)

648 Personel Polresta Padang Amankan Pilkada PADANG - Kepolisian Resor Kota Padang, menurunkan 648 personel guna untuk mengamankan pelaksanaan pemilihan kepala daerah pada 30 Oktober 2013. Pengamanan dilakukan selama masa pencoblosan hingga penghitungan suara. Kapolresta Padang AKBP Wisnu Andayana mengatakan, setiap personel diwajibkan memantau 3-5 tempat pemungutan suara yang dipersiapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang di 11 kecamatan. “Setiap personel akan dibantu oleh Satpol PP, petugas KPU, dan tim Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu),” katanya, Selasa, 29 Oktober. Menurutnya, penempatan perso-

nel dilakukan mulai Selasa (29/8) sore sejak didirikannya TPS. Dalam pelaksanaan pilkada tersebut terdapat 1.532 TPS yang tersebar di 104 Kelurahan. Ketua KPU Padang Alison menyebutkan, masing-masing TPS dianggarkan sebesar Rp1,6 juta untuk penyewaan tenda, kursi, honor petugas KPPS, dan pembelian ATK yang diperlukan dalam pelaksanaan pencoblosan. Sementara itu, pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 560.723 orang terdiri atas 276.729 pemilih laki-laki dan 283.994 pemilih perempuan. “Bagi masyarakat yang tidak masuk dalam DPT, tetap memiliki kesempatan untuk ikut memilih pada

hari pelaksanaan dengan mempelihatkan kartu tanda penduduk dan kartu keluarga,” katanya. Pada bagian lain, KPU juga akan mempersiapkan TPS khusus di lembaga pemasyarakatan dan sejumlah rumah sakit. Dalam pilkada Kota Padang ini, sepuluh pasang calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang periode 2014 -2019 bertarung. Sepuluh pasang calon tersebut adalah Emma YohannaWahyu Iramana Putra diusung Partai Golkar dan PBB (1), M Ichlas El Qudsi-Januardi Sumka diusung Partai Demokrat, PAN dan sejumlah koalisi partai non parlemen (2), Desri Ayunda-James Helyward dari jalur perse-

orangan (3). Kemudian, pasangan Asnawi Bahar-Surya Budhi dari jalur perseorangan (4), Ibrahim-Nardi Gusman pasangan dari jalur perseorangan (5), Kandris Asrin-Indra Dwipa dari jalur perseorangan (6), Maigus NasirArmalis dari jalur perseorangan (7). Selanjutnya, pasangan Indra JayaYefri Hendri Darmi dari jalur perseorangan (8). Pasangan Syamsuar SyamMawardi Nur dari jalur perseorangan (9) serta pasangan Mahyeldi-Emzalmi diusung PKS dan PPP (10). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang menargetkan partispasi pemilih pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) ini mencapai 75 persen dari total jumlah pemilih. (prl/o)


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

10

Kenakalan dan Kriminalitas Remaja D

unia remaja, khususnya remaja Indonesia nampaknya tidak akan pernah sepi dari berbagai macam persoalan. Kita sudah sering mendengar aksi kebrutalan geng motor di beberapa kota di tanah air, seperti Bandung, Cirebon, Makassar dan juga Pekanbaru. Kita juga sering mendengar tentang tawuran antarpelajar yang sering terjadi di negeri ini baik di perkotaan maupun di pedesaan. Namun yang membuat kita semakin prihatin terhadap para remaja ini adalah adanya berita tentang kasus yang menghebohkan dan terjadi di Ibu Kota Jakarta. Kasus ini menimpa lima siswa SMP yang memaksa pelajar putra dan putri beradegan seks di ruang kelas. Keprihatinan muncul, bukan saja karena adegan seks itu dilakukan oleh siswa yang seharusnya tidak boleh melakukan hubungan layaknya suami istri, namun yang lebih memprihatinkan adalah kejadian ini terjadi lantaran ada paksaan dari teman

satu sekolah. Lebih parahnya lagi, adegan seks ini direkam dan disebarkan di antara teman-temannya sendiri. Kejadian ini, menampar kita semua, khususnya dunia pendidikan. Dunia pendidikan di Indonesia terkesan kurang berhasil dalam membentuk kepribadian dan karakter anak bangsa. Pendidikan yang seharusnya bisa membentuk manusia Indonesia sebagai generasi penerus bangsa yang mempunyai kepribadian yang berkualitas, mental dan jiwa yang unggul, berkarakter, berbudi pekerti yang luhur dan dekat dengan kehidupan religiositas pada kenyataannya hal ini belum sepenuhnya bisa diwujudkan. Pendidikan semestinya bisa mengembangkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didiknya secara seimbang sehingga terbentuk manusia Indonesia yang bukan hanya cerdas secara kognitif atau berpengetahuan namun juga mempunyai sikap dan kepribadian serta karakter yang unggul dan diterapkan dalam kehidupan seharihari. Atau lebih singkatnya terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya. Munculnya berbagai kasus yang menimpa

remaja, salah satunya adalah kasus tentang pemaksaan adegan seks di atas seolah memberi gambaran bahwa pendidikan kita selama ini kurang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya dengan mengambangkan ketiga aspek yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Namun yang nampak bahwa pendidikan Indonesia lebih menonjolkan pengembangan ranah kognitif belaka, sehingga kurang menyentuh aspek-aspek yang lainnya. Hal ini yang membentuk remajaremaja secara nalar cerdas dan berpengetahuan namun kurang memiliki budi pekerti yang luhur, unggah-ungguh, sopan santun dan juga jauh dari kehidupan yang religius. Kurikulum pendidikan yang menomorduakan pendidikan budi pekerti dan juga pendidikan keagamaan menjadikan para peserta didik tidak memiliki kematangan mental dan karakter yang unggul sebagai bekal di masa depan. Jika hal ini dibiarkan bukan tidak mungkin kejadian-kejadian seperti kejadian di atas akan sering terjadi kelak di kemudian hari.

Kita harus menyadari bahwa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah basis untuk meletakkan dasar-dasar kepribadian, religiositas dan pembentukan karakter. Jika pada tahap peletakan dasardasar kepribadian tersebut kita sudah salah dalam memberikan bimbingan dan pendidikan dengan bukti banyaknya kasus yang menimpa remaja seperti pada masalah geng motor, tawuran pelajar ataupun kasus pemaksaan adegan seks di atas, maka pada periodisasi perkembangan remaja selanjutnya akan susah untuk membetulkannya kembali. Tentunya, kita tidak ingin negeri ini kelak diisi oleh orang-orang yang tidak mempunyai kepribadian, tidak mempunyai karakter, unggah-ungguh, sopan-santun serta jauh dari kehidupan religiositas. Maka, sebelum terlambat terlalu jauh sebaiknya kita menata kembali dengan pembenahan dan perbaikan kurikulum pendidikan kita. Kurikulum pendidikan kita, terutama pada pendidikan dasar alangkah baiknya jika lebih mengutamakan muatan-muatan tentang pendidikan karakter, budi pekerti, pembentukan kepribadian dan juga pendidikan religiositas.

Kalaupun tidak diutamakan, maka pendidikan karakter, pembentukan kepribadian, budi pekerti dan juga pendidikan religiositas harus diseimbangkan dengan pengembangan ranah-ranah kognitif dan psikomotorik. Hal ini perlu kita lakukan, sebab pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama adalah fondasi dari pembentukan kepribadian dan karakter generasi penerus bangsa ini. Selain membenahi kurikulum pendidikan kita, kita juga perlu melibatkan masyarakat seperti para tokoh agama untuk ikut membantu membentuk moral remaja agar para remaja mempunyai fondasi moral yang kuat dan kokoh. Tokoh agama dan juga tokoh masyarakat harus ikut berperan dalam pembentukan karakter dan kepribadian remaja Indonesia dengan jalan melalui ceramah-ceramah keagamaan di tengah-tengah remaja baik secara formal maupun nonformal. Tak ketinggalan pula peran keluarga yaitu orang tua, saudara kandung dan semua anggota keluarga untuk selalu membimbing, mendidik dan juga mengarahkan anak-anak mereka agar memiliki karakter, kepribadian dan moral yang unggul serta dekat dengan kehidupan religiositas. Peran keluarga ini amat vital, karena di dalam keluarga inilah nilainilai kehidupan pertama kali diajarkan dan juga di dalam keluarga ini pula remaja-remaja ini tinggal dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka. Dengan mengoptimalkan tri pusat pendidikan yaitu sekolah, masyarakat dan keluarga untuk terus menggembleng para remaja agar mempunyai karakter, berkepribadian dan mempunyai religiositas yang bisa diandalkan, maka kita berharap bahwa kelak kita tidak akan melahirkan generasi yang cerdas secara akal tetapi memiliki moral yang rendah. Namun yang kita lahirkan adalah generasi yang cerdas, berkarakter, berkepribadian dan juga bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mudah-mudahan dengan kerja keras berbagai pihak persoalanpersoalan remaja geng motor, tawuran pelajar dan juga pemaksaan adegan seks di atas ke depan dapat kita kurangi volumenya atau tidak ada sama sekali. Semoga. (Supriadi/int)


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

11

Kriminalitas Remaja di Sekitar Kita G eliat dunia remaja yang berjumlah 63,4 juta atau sekitar 26,7 persen dari total penduduk Indonesia kian banyak menyita perhatian media. Sayangnya, kabar dari dunia remaja yang mengisi headlinemedia massa justeru didominasi oleh berita miring dan negatif. Kasus kenakalan remaja—yang mengarah pada kriminalitas remaja—dengan berbagai bentuknya tak hentihentinya menjadi trending topik, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sudah separah itukah kondisi remaja saat ini?

Kenakalan Remaja Kian Merajalela Naiknya grafik jumlah kenakalan/ kriminalitas remaja setiap tahun menunjukkan permasalahan remaja yang cukup kompleks. Ini tidak hanya diakibatkan oleh satu perilaku menyimpang, tetapi akibat berbagai bentuk pelanggaran terhadap aturan agama, norma masyarakat atau tata tertib sekolah yang dilakukan remaja. Berikut beberapa bentuk kenakalan remaja—yang sejatinya mengarah pada kejahatan/kriminalitas remaja, red.— yang sering mendominasi pemberitaan media massa: 1. Penyalahgunaan Narkoba Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja makin menggila. Penelitian yang pernah dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan bahwa 50 – 60 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Total seluruh pengguna narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI adalah sebanyak 3,8 sampai 4,2 juta. Di antara jumlah itu, 48 persen di antaranya adalah pecandu dan sisanya sekadar coba-coba dan pemakai. 2. Akses Media Porno Pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita memancing remaja untuk memanjakan syahwatnya, baik di lapak kaki lima maupun dunia maya. Zoy Amirin, pakar psikologi seksual dari Universitas Indonesia, mengutip Sexual Behavior Survey 2011, menunjukkan 64 persen anak muda di kota-kota besar Indonesia ‘belajar’ seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 2025 tahun. Survei yang didukung pabrik kondom Fiesta itu mewawancari 663 responden berusia 15-25 tahun tentang perilaku seksnya di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan Mei 2011.

tahun .

3. Seks Bebas Gerakan moral Jangan Bugil di Depan Kamera (JBDK) mencatat adanya peningkatan secara signifikan peredaran video porno yang dibuat oleh anak-anak dan remaja di Indonesia. Jika pada tahun 2007 tercatat ada 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri, maka pada pertengahan 2010 jumlah tersebut melonjak menjadi 800 jenis. Fakta paling memprihatinkan dari fenomena di atas adalah kenyataan bahwa sekitar 90 persen dari video tersebut, pemerannya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa

4. Aborsi Gaya hidup seks bebas berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki yang sering dialami remaja putri. Karena takut akan sanksi sosial dari lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat sekitar, banyak pelajar hamil yang ambil jalan pintas: meng-gugurkan kandungannya. Base line survey yang dilakukan oleh BKKBN LDFE UI (2000), di Indonesia terjadi 2,4 juta kasus aborsi pertahun dan sekitar 21 persen (700800 ribu) dilakukan oleh remaja. Data yang sama juga disampaikan Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008. Dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar, sebanyak 62,7 persen remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi . 5. Prostitusi Selain aborsi dan penularan penyakit menular seksual, gaya hidup seks bebas juga memicu pertumbuhan pekerja seksual remaja. Sebuah penelitian mengungkap fakta bahwa jumlah anak dan remaja yang terjebak di dunia prostitusi di Indonesia semakin meningkat dalam empat tahun terakhir ini, terutama sejak krisis moneter terjadi. Setiap tahun sejak terjadinya krismon, sekitar 150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks. Menurut seorang ahli, setengah dari pekerja seks di Indonesia berusia di bawah 18 tahun, sedangkan 50.000 di antaranya belum mencapai usia 16

6. Tawuran Kejahatan remaja yang satu ini tengah naik daun pasca tawuran pelajar SMAN 70 dengan SMAN 6 yang menewaskan Alawi, siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak jatuh korban, ‘perang kolosal’ ala pelajar terus terjadi. Data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339

kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal dunia 7. Geng motor Karena longgarnya pengawasan dan ketidaktegasan terhadap geng motor, para angota geng motor semakin leluasa bertindak brutal. Lembaga pengawas kepolisian Indonesia (IPW) mencatat ada tiga prilaku buruk geng motor yaitu balapan liar, pengeroyokan dan judi berbentuk taruhan. Tak tanggung-tanggung, menurut data IPW, judi taruhan tersebut berkisar pada Rp 5 sampai 25 juta per sekali balapan liar. IPW juga mencatat aksi brutal yang dilakukan geng motor di Jakarta telah tewaskan sekitar 60 orang setiap tahunnya. Mereka menjadi korban aksi balap liar, perkelahian, maupun korban penyerangan geng motor . Kejahatan remaja yang terus meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa kondisi ini tidak semata potret buram, tetapi juga kusut dan sulit terurai. Pemerintah seolah ‘angkat tangan’ mengatasinya sampai tuntas. Faktanya, setiap tahun grafik kejahatan remaja terus beranjak naik. Padahal sudah banyak kebijakan yang

dikeluarkan Pemerintah untuk mengatasi masalah ini, tetapi hasilnya belum signifikan. Apa yang salah dengan solusi dari Pemerintah? Solusi Kapitalis Setengah Hati Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah agar generasi muda bisa menunjukkan kesiapannya menjadi calon pemimpin masa depan. Berikut beberapa kebijakan Pemerintah dalam mengatasi masalah remaja:

1. Gerakan Anti Narkoba Guna mengantisipasi penggunaan narkoba di kalangan remaja, Pemerintah gencar mengkampanyekan program ‘Say No to Drugs!’ Ini dilakukan mulai dari penunjukkan duta remaja anti narkoba, sosialisasi bahaya narkoba ke sekolah-sekolah, hingga razia narkoba di kalangan remaja. Bagi pecandu heroin yang sudah akut, Pemerintah memfasilitasi mereka dengan pengadaan jarum suntik steril sebagai antisipasi penyebaran virus HIV. Ada juga program substitusi (pengganti) heroin dengan metadon sebagai bagian dari terapi penyembuhan pecandu. Ironis. Di satu sisi Pemerintah ngotot ingin menghentikan peredaran narkoba, namun di sisi lain justru pemerintah melestarikan pemakaian narkoba. Inilah salah satu solusi dangkal yang ditawarkan oleh sistem kapitalis sekular dalam mengatasi masalah narkoba. 2. Gerakan Kondomisasi Saat ini, kampanye safe sex with condom gencar disuarakan berbagai pihak demi memutus rantai penyebaran virus HIV. Hal senada juga diangkat lagi oleh Menkes Nafsiah Mboi dengan program kondomisasi remaja; seolah ‘karet pengaman’ itu tidak bisa ditembus oleh HIV. Padahal kenyataan menunjukkan sebaliknya. Pakar AIDS, R, Smith (1995), setelah bertahun-tahun mengikuti ancaman AIDS dan penggunaan kondom, mengecam mereka yang telah menyebarkan safe sex dengan cara menggunakan kondom sebagai “sama saja dengan mengundang kematian”. Selanjutnya beliau mengetengahkan pendapat agar risiko penularan/penyebaran HIV/ AIDS diberantas dengan cara menghindari hubungan seksual di luar

nikah . Kondomisasi cuma sebuah solusi pragmatis yang sangat menyesatkan. Pasalnya, kondomisasi bukan menghilangkan akar masalah sesungguhnya, yakni seks bebas yang kian beringas di kalangan remaja. Sebaliknya, kondomisasi makin menambah masalah, karena secara tidak langsung melegalisasi seks bebas. Bukannya mengantisipasi, malah memfasilitasi. Akibatnya, kampanye kondom berpotensi menguatkan gaya hidup seks bebas. Hal ini pernah diungkapkan oleh Mark Schuster dari Rand, sebuah lembaga penelitian nirlaba, dan seorang pediatri di University of California. Berdasarkan penelitian mereka, setelah kampanye kondomisasi, aktivitas seks bebas di kalangan pelajar pria meningkat dari 37 pesen menjadi 50 persen dan di kalangan pelajar wanita meningkat dari 27 persen menjadi 32 persen 3. Razia tawuran Pelajar Untuk mengantisipasi tawuran pelajar yang kian marak, Pemerintah gencar melakukan razia ke sekolah maupun di jalan raya. Pelajar yang kedapatan membawa senjata tajam segera diciduk dan dibawa ke kantor polisi untuk diproses. Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh menjelaskan langkah konkret yang akan ditempuh agar tawuran tidak kembali terjadi, yakni dengan cara membuat tiga rumusan dasar: (a) Tegakkan disiplin internal sekolah; (b) Bangun kegiatan bersama antarsekolah; (c) Berikan dukungan penuh kepada kepolisian untuk menegakkan hukum siapapun yang salah harus dihukum. Dari upaya Pemerintah mengatasi kenakalan/kejahatan remaja, kebanyakan masih berkutat di permukaan yang pragmatis, belum menyentuh aspek mendasarnya. Inilah solusi pragmatis setengah hati yang menjadi ciri khas sistem kapitalis dalam menyelesaikan masalah. Penyalahgunaan narkoba diatasi dengan metode substitusi (pengganti). Maraknya prostitusi diatasi dengan lokalisasi. Gencarnya seks bebas diatasi dengan kondomisasi. Jadi, yang pemerintah kejar bukan kebaikan masyarakat, tetapi hanya penurunan pengidap HIV/ AIDS agar sesuai dengan poin 6 agenda MDGs (Millenium Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Milenium. Inilah salah satu bentuk penjajahan baru dari negara kapitalis yang dilegitimasi oleh PBB. Dengan demikian negara maju bisa dengan bebas mengintevensi kebijakan negara berkembang dengan dalih penyelesaian masalah sosial. (Guslaeni Hafid/int)


Sosok

Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

12

Kepala BadanPenanggulangan Bencana (BPBD) Mentawai Elisa Siriparang

Terhimpit Aturan Pembangunan Huntap

S

ebanyak 2.072 korban gempa dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih menunggu realisasi pembangunan hunian tetap (huntap) yang dijanjikan pemerintah pascagempa dan tsunami 25 Oktober 2010. Meski rencana pembangunannya sudah tiga tahun berjalan bahkan sempat terhenti, saat ini pembangunan ini juga masih juga dilaksanakan. Pengerjaannya saat ini sedang tahap land clearing (pembersihan lahan). Adanya aturan yang dikeluarkan Pemerintah Pusat menjadi salah satu hal yang harus dituruti BPBD Mentawai selama proses rehab-rekon. Aturan tersebut membagi tugas antara BPBD Provinsi dan BPBD mentawai sehingga kerap kali menjadi penghimpit selama proses pelaksanaannya. Sementara, Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) menginstruksikan agar pembangunan hunian tetap (huntap) ini harus tuntas akhir Desember 2013. Untuk mengetahui upaya pemerintah Mentawai menuntaskan target tersebut, berikut wawancara Puailiggoubat bersama Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD), Elisa Siriparang pada 3 Oktober lalu. Bagaimana kesiapan BPBD Mentawai dalam proses pembangunan hunian tetap (huntap)? Pengerjaan pembangunan huntap masih di tangan BPBD Sumbar sebelum Peraturan Kepala (Perka) BNPB Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sektor Pemukiman, Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2007, Tentang Pananggulangan Bencana diubah. Namun pengerjaan land clearing di Pagai Utara mulai dari kilometer 610 Taikako sudah dikerjakan. Kalau anggaran cair, alat berat akan digeser ke Pagai Selatan, Sipora Selatan bulan depan (November). Ada instruksi dari BNPB, huntap harus selesai pada Desember. Apakah target ini bisa tercapai? Sebelum Perka BNPB diubah, kita tidak memastikan. Tetapi, kalau peraturan tersebut diubah, bahwa dana huntap diserahkan kepada pemerintah Kepulauan Mentawai, kita optimistis bisa. Akan tetapi, berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 105, jika dana cair pada Oktober 2013, harus selesai pada Oktober 2014 atau selama 1 tahun. Kalau kita kerjakan sekarang dan tidak selesai, dana yang sudah ada tidak boleh lagi dikembalikan lagi. Apakah ada sinyal peraturan itu akan diubah? Berdasarkan informasi yang saya dengar, ini sedang dibahas di DPR RI dan akan direvisi, bahwa dana huntap itu akan diserahkan kepada Pemeritah Kabupaten Kapulauan Mentawai, Kalau ini direvisi akan ada dua dana yang kita kelola yaitu dana huntap dan sektor ekonomi. Sektor ekonomi di sini adalah terkait dengan infrastruktur di sekitar huntap seperti

masjid, gereja, puskesmas pambantu, pertanian, kolam ikan, dan pendukung perekonomian lainnya. Saat ini, dana perekonomian ini lah yang kita kelola. Kalau huntap, kewenangannya ada di tangan BPBD Sumbar. Namun, sudah ada kabar bahwa dana itu akan segera dicairkan. Persoalannya yang masih belum diketahui apakah dana itu diberikan kepada Pemkab Mentawai, atau seperti sebelumnya. Setengah di kita dan setengah lagi di tingkat Provinsi. Terkait land clearing, mengapa baru di Taikako yang dikerjakan? Persoalannya adalah karena anggaran belum cukup. Anggaran yang diturunkan BNPB baru sebesar Rp 5 miliar. Masih tersisa Rp18 miliar lagi yang belum cair. Kalau ini cair seluruhnya, baru kita bisa laksanakan land clearing di tiga titik (Sipora Selatan, Pagai Selatan, dan Pagai Utara). Banyak kayu hasil land clearing. Bagaimana manajemen kayu-kayu tersebut?

Itu bukan kewenangan kita. Karena kayu-kayu itu sudah di-IPK-kan (Izin Penebangan Kayu). Itu menjadi wewenang Primkopad (Primer Koperasi Angkatan Darat). Apa lagi yang dipersiapkan untuk percepatan pembangunan huntap ini? Ada fasilitator yang direkrut dan dibiayai Bank Dunia. Ada anggaran dari Bank Dunia sebesar Rp 3,5 miliar digunakan untuk perekrutan, pelatihan, termasuk honor mereka selama tiga bulan seiring adanya instruksi kepala BNPB, huntap harus selesai akhir Desember 2013. Bagaimana dengan rekening pokmas? Rekening pokmas merupakan wewenang Pemerintah Provinsi (BPBD Sumbar). Sebenarnya tidak ada masalah. Sebesar 50 persen dana pokmas sudah masuk ke rekening. Labanya untuk masyarakat. Kalau anggaran cair kembali, akan

ditransfer 50 persen lagi. Untuk pencairan, ada mekanismenya dan harus diketahui oleh fasilitator. Untuk persyaratannya tentu orang Provinsi yang lebih tahu karena itu ranah mereka. Saat ini pengerjaannya masih dalam tahap land clearing. Kita juga tidak bisa memastikan apakah pencairan dana pokmas berikutnya dilakukan sebelum atau sesudah land clearing ini tuntas. Sekali lagi, jika Perka BNPB Nomor 9 Tahun 2012 diubah, maka seluruh tanggung jawab baik pembangunan huntap maupun sektor ekonomi akan menjadi tugas Pemda Mentawai. Untuk mendukung itu, maka dibentuklah Sekber (Sekretariat Bersama) agar mempermudah koordinasi antara semua pihak yang terlibat dalam RR (rehabilitasi dan rekonstruksi). Setelah ini, apa lagi rencana BPBD ke depan? Kalau anggaran cair, pembangunan huntap akan langsung dikerjakan.Namun sekarang kita belum bisa mencampuri persoalan huntap ini karena ini masih wewenang pemerintah Provinsi. (prl)


Sisi Lain

M

eski hidup di sebuah gubuk beratap tobat (rumbia) yang sudah bocor dan ditambal, Harlen Saogo, kelahiran 19 tahun lalu di Dusun Mapoupou Desa Makalo, Pagai Selatan tetap bertahan tinggal bersama dengan dua orang adiknya di Dusun Seay Baru, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap. Kehidupan seperti itu sering dialami khususnya pelajar SMA 1 Pagai Utara Selatan yang berasal dari Pagai Selatan dan Utara, ditambah lagi minimnya penampungan asrama membuat beberapa orang tua harus membuat sebuah pondok dengan ukuran 4x3 meter. Di lokasi tempat tinggal Harlen, terdapat enam unit pondok yang semuanya mungil, hanya ada kamar tidur dan dapur seadanya. “Kami disini tinggal memakai tanah pak Marsinah, beliau memberikan fasilitas itu bentuk kepedulian orang kampungnya yang sekolah di Sikakap, beliau juga membantu mendirikan asrama, karena tidak muat lagi, akhirnya orang tua kami membuat pondok, itupun pondok warisan sebelumnya,” katanya kepada Puailiggoubat, awal Oktober lalu . Pondok yang sudah usang, dindingnya dari papan yang sudah lapuk tanpa ada bekas cat. Kadang ada juga dindingnya sudah berlubang, kalau malam dingin menusuk tulang. “Soal masak, kita hanya memakai kayu bakar yang dicari sekitar sini saja,” tuturnya. Keladi dan sagu menjadi makanan harian Harlen dan adik-adiknya sehari-hari, ditambah lagi orang tuanya hanya mengirim uang Rp 100 ribu untuk mereka bertiga selama dua minggu. Kalau tidak ada lagi makanan mereka harus menahan lapar pergi sekolah sampai pulang. “Uang itu tidak cukup untuk kami, kalau tidak

Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

ada keperluan sekolah seperti membeli buku, masih bisa berhemat-hemat, tapi kalau ada beli keperluan saya dan adik saya yang sekolah di SMP, ya kami harus menahan lapar, kadang ada juga sekali sebulan,” ulasnya. Saat ini Harlen sudah duduk di kelas III IPS SMAN 1 Sikakap, selama dia sekolah itu banyak kegiatan yang diikuti, tahun 2012 dia ikut Paskibra di ibukota Kabupaten Kepulauan Mentawai di Tuapeijat, bahkan mulai dari kelas I sampai III rapornya masuk peringkat 10 besar. “Saya suka pelajaran ekonomi, nilai saya bagus-bagus,” ujarnya. Sebenarnya lokasi pondok tempat tinggal Harlen tidak mendukung untuk belajar, karena kurangnya pengawasan menyebabkan tingginya angka kenakalan remaja. “Kalau saya harus mengingat orang tua yang sudah susah-susah mencari uang, tentu kita tidak mau harapan orang tua kita hancur gara-gara perbuatan kita,” tambahnya. Untuk menghindari itu, ia sendiri dan kawan-kawannya membuat kelompok belajar bersama membahas pelajaran-pelajaran dan tugas-tugas yang diberikan guru sekolahnya. Kini dia sedang di penghujung pendidikan, tahun depan akan mengikuti UN, namun Harlen tidak tahu apakah dia akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak. “Kalau kemauan saya ada untuk meneruskan ke universitas, tapi itu tergantung orang tua saya saja, ya mereka bekerja hanya petani, untuk makan saja bapak sudah susah mencari uang apalagi menguliahkan saya,” katanya. (Rus Akbar)

13


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Warga meminta ganti rugi tanah mereka yang digunakan pemerintah untuk membangun jalan evakuasi dan jalan lingkar

14

Warga Padang Tagih Ganti Rugi Tanah Rp2,4 M FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Rus Akbar

P

uluhan warga dari Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo dan Kecamatan Bungus Teluk

Kabung, Kota Padang melakukan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Kota Padang, 25 Oktober lalu. Aksi itu untuk menuntut pemerintah membayar ganti rugi tanah mereka senilai Rp2,4 miliar lebih, yang dipakai untuk membangun jalan evakuasi dan jalan lingkar di dua titik. Perwakilan dari masyarakat Kurao Pagang, Zarita mengatakan, mereka datang menagih Pemko Padang mengganti kerugian tanah mereka, sesuai putusan Mahkamah Agung beberapa waktu lalu. “Berdasarkan hasil putusan Mahkamah Agung tahun ini, Pemko Padang harus mengganti kerugian kami sebanyak Rp630 juta, yaitu pembukaan jalan dengan lebar 25 meter dan panjang 2 kilometer, sebab tanaman dan sawah kami terpakai untuk membangun jalan itu sejak lima tahun lalu,” ungkapnya di

DEMO - Warga Kurao Pagang dan Bungus menggelar demo di kantor DPRD Padang depan kantor DPRD Padang. Menurut Zarita, di Kurao Pagang, ada 42 kepala keluarga yang menuntut ganti rugi. Kedatangan mereka ke DPRD menurut Zarita untuk meminta dukungan. “Mereka itukan wakil rakyat, maka kita menyampaikan aspirasi kita,”

ujarnya. Sementara warga Kecamatan Bungus Teluk Kabung menuntut ganti rugi pemakaian tanah warga yang dijadikan jalan lingkar oleh Pemko Padang lewat Tentara Manunggal Masuk Desa dua tahun lalu. “Awalnya DPRD setuju

masalah ini mereka perjuangkan, tapi ternyata sampai sekarang tidak ada,” ujar Maria, salah seorang perwakilan warga dari Bungus Timur. Jalan tembus Bungus ke Lubuk Kilangan ini telah merugikan warga senilai Rp1,8 miliar sebab sawah,

kebun dan tanaman dibabat demi pembukaan jalan lingkar tersebut. “Ada 61 kepala keluarga yang dirugikan Pemko Padang, membuka jalan tanpa melakukan musyarawah, ini yang kami sayangkan,” ujarnya. Sementara juru bicara mahasiswa dan Lembaga Bantuan Hukum Padang, Raju Muhammad yang mendampingi masyarakat melakukan aksi, mengatakan, ada tiga tuntutan yang diajukan yaitu DPRD harus mengakui tanah masyarakat Bungus, tanah masyarakat Kurao Pagang, dan hak atas tanah seluruh masyarakat di Sumatera Barat. “DPRD Kota Padang mendukung perjuangan dalam hal pemberantas hakhak tanah masyarakat adat, dan DPRD harus menganggarkan ganti rugi terhadap tanah masyarakat yang dinilai merampas hak mereka,” ujarnya. Anggota DPRD Padang, Maidestal Hari Mahesa yang menjumpai warga berjanji DPRD akan menyampaikan aspirasi masyarakat ini. “Kebetulan pimpinan DPRD dan anggota lainnya lagi tidak berada ditempat maka ini belum bisa, tapi saya berjanji akan menyampaikan masalah ini kepada pimpinan DPRD,” katanya. (o)

Pasar Wisata Indonesia Potensi Raih Transaksi Rp 25 Miliar PADANG - Penyelenggaraan Pasar Wisata Indonesia atau Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) 2013 yang digelar 18-21 Oktober 2013 di Kota Padang, Sumatra Barat berpotensi meraup nilai transaksi hingga 25,4 juta Dolar AS atau sekitar Rp 25 miliar. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat (Disbudpar) Burhasman Bur, di Padang Minggu, 21 Oktober lalu mengungkapkan, sebanyak 83 buyer (pebisnis wisata dari mancanegara) yang berasal dari 27 negara berpartisipasi dalam ajang pasar wisata tersebut. “Para seller (industri wisata di Indonesia) dan buyer (pebisnis wisata dari mancanegara) tengah bernegosiasi jual beli produk. Nilai transaksinya bisa mencapai Rp 25 miliar,” katanya. Ia mengatakan, angka tersebut diperoleh berdasarkan kuisioner yang diberikan Dinas Pariwisata Sumbar kepada seluruh seller di Indonesia. Dalam transaksi tersebut, diperkirakan menghabiskan waktu selama 16 hari hingga sebulan selama penyusunan perencanaan perjalanan mereka (buyer). Untuk Sumatera Barat, para buyer hampir merata di seluruh daerah. Hanya saja masih banyak buyer asal Eropa yang

belum mempunyai koneksi langsung karena para pebisnis wisata dari luar negeri tersebut baru pertama datang ke Sumbar. “Untuk ke sini, mereka masih menggunakan agen-agen perjalanan yang ada di Medan,” ujarnya. Ia menilai, para buyer cukup tertarik terhadap sejumlah wisata di Sumbar.

Apalagi, Sumbar memiliki Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang kaya dengan potensi wisata bahari serta etnik yang unik . “Ada buyer yang berkomentar, dari beberapa TIME yang digelar sebelumnya dilaksanakan, kita termasuk bagus di mata mereka,” tambah mantan Kepala Dinas Pendidikan Sumbar tersebut.

Selain mendorong promosi pariwisata Indonesia, khususnya Sumbar, potensi industri kreatif seperti kerajinan dan kuliner juga diperkenalkan kepada para pembeli selama masa TIME tersebut. Diharapkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) terus bertambah sehingga mereka juga dapat mempro-

mosikan wisata Indonesia di negara asalnya. “Khusus di Sumatera Barat, kunjungan wisman masih didominasi dari Asia Tenggara. Ada juga dari Jepang Belanda, dan Korea. Khusus Mentawai, umumnya dari Australia dan Brazil untuk berselancar,” kata Burhas-man. (prl/o)

Anas: PPI Bukan Gerakan Pemberontakan PADANG - Ketua Presidium Perhimpunan Pemuda Indonesia, Anas Urbaningrum saat peresmian Rumah Pergerakan PPI Sumatera Barat di jalan Abdul Muis Padang menegaskan, PPI lahir bukan membentuk gerakan pemberontakan dan memproduksi serangan kepada golongan tertentu. “PPI Dibentuk bukan untuk membentuk sebuah gerakan perlawanan , pemberontakan dan bukan untuk memproduksi serangan kepada golongan tertentu, kalau ada yang menilai seperti itu, berarti ini sama dengan merendahkan PPI sendiri,” kata Anas, Sabtu, 26 Oktober. Gerakan ini dibentuk untuk meng-

ambil ruang relatif sepi untuk pemuda Indonesia, ruang itu diberikan sebuah makna yang berarti untuk kemajuan bangsa. “PPI ini gerakan sosial dan budaya, dalam hal ini bukan hanya kesenian saja dan kegiatan sosial lainnya. Tapi banyak hal dalam kebudayaan kalau itu dilihat secara keseluruhan. Kalau PPI itu bicara politik itu politik kebudayaan,” ujarnya. Rumah pergerakan, lanjut Anas, dimaknai sebagai rumah persaudaraan, dari rumah tersebut dididik bersaudara yang baik. “Ini sangat cocok bagi Indonesia, sehingga kita diajarkan tidak boleh marah, emosi dan panik, kemudian menyerang yang tidak tahu sebabnya,”

katanya disambut riuh tepuk tangan anggota PPI. Anas menjamin, PPI tidak akan memunculkan pergesekan dengan yang lain, karena jaraknya dengan kelompok lain itu jauh meski cita-citanya sama. “Kalaupun ada yang merasakan gesekan itu berarti itu perlu mendidik perasaan, upaya yang penting adalah mendewasakan pikiran untuk demokrasi modern,” kata Anas. Ia menambahkan, PPI bukan parpol, sebab banyak anggota parpol yang ikut dalam organisasi PPI, ada Gerindra, Hanura, Demokrat dan lainnya. “Parpol manapun di Indonesia jangan beranggapan PPI sebagai saingan, PPI adalah

tempat berkumpulnya kader-kader dari berbagai parpol untuk menjadi spirit dalam bertukar pikiran demi kemajuan berfikir,” jelasnya. Anas juga menegaskan PPI tidak akan bubar. “PPI tidak akan bubar, sebab PPI bukanlah milik Anas,” katanya. Menurutnya dari awal PPI itu digagas, didiskusikan formatnya meskipun ormas PPI, tapi pemegang ‘saham’ PPI itu dibagi rata. “Ibarat itu saham, saham Anas itu rata dengan anggota PPI lainnya, Anas tidak memegang saham mayoritas, sahamnya sama dengan para aktivis PPI yang lain,” katanya. (rus/o)


15

Puailiggoubat

SEPUTARSUMBAR

NO. 275, 1 - 14 November 2013

Pemerintah juga akan meningkatkan keragaman konsumsi pangan sebagai salah satu strategi untuk mencapai ketahanan pangan secara nasional. Rus Akbar

Ketahanan Pangan

Presiden Minta Masyarakat Kurangi Konsumsi Beras FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

P

residen Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat Indonesia mengurangi kon-

sumsi beras demi mewujudkan ketahanan pangan. Hal itu disampaikan SBY dalam Hari Pangan Dunia ke-33 di Kota Padang, Sumatra Barat, 31 Oktober 2013. “Saat ini sudah saat tibanya mengurangi konsumsi pangan secara bertahap, lebih meningkatkan asupan buah-buahan, sayuran, daging dan ikan dan mengurangi porsi beras sebagai sumber karbonhidrat,” kata SBY. Untuk mendukung itu, perlu dioptimalkan sumber daya perikanan, peternakan dan peningkatan keragaman pangan. “Keragaman konsumsi pangan salah satu strategi untuk mencapai ketahanan pangan secara nasional, upaya memperkuat kemandirian pangan harus kita dilakukan,” jelasnya. Lanjut SBY, dua hari yang lalu ia memimpin rapat kabinet terbatas untuk menyusun rencana aksi peningkatan produksi pangan terutama lima bahan pangan strategis, terutama beras, kedelai, jagung, gula, daging sapi. “Juga kami bahas menjaga kecukupan dan kestabilan harga, bawang putih, bawang merah dan cabe. Setelah melalui pembahasan yang mendalam melibatkan

SAMBUTAN PRESIDEN - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memberikan kata sambutan saat peringatan hari pangan sedunia di Padang menteri terkait, menetapkan rencana aksi Bukittinggi segera dilaksanakan tahun ini juga, ini program akselerasi disamping yang sudah kita jalankan untuk program peningkatan kemandirian pangan selama ini,” katanya. Melalui upaya ini SBY optimis di tahun mendatang Indonesia semakin mandiri dan tidak mudah terpengaruh

gejolak harga di pasar pangan dunia. “Sistem pangan menuju kemandirian pangan yang kuat kita lakukan melalui optimalisasi sumber daya lokal sebagai pondasi utama dalam memperkuat kedaulatan bangsa kita dibidang pangan,” ulasnya. Saat ini, lanjut SBY, hampir 870 juta orang di seluruh dunia menghadapi

Presiden Resmikan Jalan Layang Kelok Sembilan PADANG- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdecak kagum melihat jalan layang (fly over) Kelok Sembilan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, saat meninjau, Rabu, 30 Oktober. “Kemarin saya meninjau Kelok Sembilan, saya melihat begitu kokoh, megah dan indah, itu hasil karya anak bangsa yang membanggakan dan menjadi sebuah ikon kontruksi monumental, selain itu untuk memperlancar arus barang dan jasa. Saya kagum dengan kontruksi yang mengedapankan green construction yang terbentang di lembah perbukitan bukit barisan dan lingkungan kawasan suaka alam,” katanya, Kamis 31 Oktober, di Padang. Ia juga mengakui mendapat pesan singkat (sms) dan pesan di media sosial dari rakyat Indonesia yang meminta agar lingkungan Kelok Sembilan itu tidak dirusak. “Tadi pagi saya dan istri, ibu negara menerima

pesan sms, pesan media sosial, Pak SBY dan Bu Ani, jangan sampai lingkungan rusak,” ujarnya. Menurut SBY, pemandangan yang dilihatnya di Kelok Sembilan, pohonpohon masih lebat, air masih mengalir, kebersihan masih terjaga. “Pak Gubernur (Gubernur Sumbar Irwan Prayitno), saya pikir harus mengeluarkan perda untuk memastikan lingkungan yang indah hijau dan baik itu terus dijaga,” katanya. SBY juga mengatakan jalan layang ini menjadi penghubung Sumatra Barat dengan Riau. “Ini merupakan bagian dari konektivitas ekonomi Sumatera,” katanya. Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, jalan layang Kelok Sembilan dapat bertahan hingga 100 tahun. Keberadaan Jalan Layang ini, juga akan dapat membantu mengurangi kemacetan panjang yang kerap terjadi

di jalan Kelok Sembilan Lama. Apalagi saat musim liburan dan Hari Raya Idul Fitri. “Diperkirakan jalan layang ini dapat bertahan hingga 100 tahun kedepan, namun kita tetap berharap agar tetap adanya perawatan, kedepan tebing-tebing disisi jalan masih perlu dibenahi,” sebutnya. Panjang jalan layang Kelok Sembilan mencapai 3 km dengan rincian panjang jalan mencapai 2 kilometer, sedangkan panjang jembatan mencapai 1 kilometer. Pembangunan jalan layang ini menghabiskan dana APBN hingga Rp600 miliar, waktu pengerjaannya juga mencapai 10 tahun dengan sistim tahun jamak. Keberadaan jalan layang ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. Ia juga mengatakan, pembangunan proyek jalan layang Kelok Sembilan ini, bukan saja besar untuk ukuran Sumatera Barat, namun juga besar untuk skala nasional. (rus)

kekurangan gizi secara kronis akibat model pembangunan yang tidak berkelanjutan. Boleh dikata di dunia setiap

10 orang 1 orang dimalam hari tidak bisa tidur nyenyak karena perutnya lapar tidak cukup mendapatkan kebutuhan pangan dalam kehidupan sehari-harinya. “Tentu kondisi dunia yang harus kita ubah, bangsa-bangsa sedunia harus bersatu bekerja bersama untuk meningkatkan kecupukan ketahanan pangan secara global agar tidak ada lagi kelaparan,” katanya. Model pembangunan yang merusak lingkungan alam serta mengancam ekosistem dan mengancam keanekaragaman hayati, menurut SBY juga harus diakhiri. “Mengingat ke depan meningkatnya permintaan bahan pangan tidak saja karena pertambahan penduduk di negeri kita menuju angka 250 juta, tetapi jumlah masyarakat kelas menengah kita yang semakin besar dari 25 juta, tahun 2030 sudah mencapai angka 135 juta. Saya berharap Hari Pangan Sedunia yang laksanakan di Padang menjadi momen bagi terwujudnya kemandirian pangan yang berkelanjutan,” katanya. (r)

Hatta: Kredit Usaha Rakyat Melampaui Rp100 Triliun PADANG-Untuk memajukan perekonomian para petani sebagai program ketahanan pangan, pemerintah sejak tahun 2007 telah menyalurkan kredit usaha rakyat sebanyak Rp100 triliun lebih, hal itu dikatakan Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat memperingati Hari Pangan Sedunia ke-33 di Kota Padang Sumatera Barat. “Sesuai dengan arahan Bapak Presiden agar kredit usaha rakyat lebih banyak didorong petani kita di sektor hulu saat ini telah mencapai 33 persen disalurkan, para petani kita mendapatkan akses dalam permodalan dana kredit usaha rakyat yang telah disalurkan sejak tahun 2007 telah melampaui Rp100 trilun lebih,” katanya Kamis 31 Oktober. Selain itu, ia mencatat angka investasi 5 tahun terakhir dari total Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI), sektor riil yang diinvestasikan diluar pembangunan perkebunan telah mencapai Rp 14 triliun, khusus sektor makanan dan minuman manufaktur. Sementara investasi swasta nasional telah mendorong kemajuan dari sektor pangan akan meningkatkan daya saing. “Kita banyak mengalami kemajuan sekalian menepis anggapan terjadi penurunan disektor pangan,” katanya. Selain itu Indonesia juga berhasil menurunkan proporsi tingkat kelaparan dari 19,9 persen pada tahun 1990-1992 menjadi 8,6 persen 2010-2012. “Prestasi ini melebihi penuruan angka proporsi yang ditargetkan MDGS sebesar 9,9 persen,” sebutnya. Ia juga mengatakan negara-negara yang tergabung di FAO sejak tahun 1981 terus meningkat, terutama terhadap pentingnya pangan global, regional dan nasional Beberapa program pemerintah juga terlaksana dengan baik, pada tahun 2008 telah kembali melakukan swasembada beras hingga hari ini serta mencukupi jagung, gula konsumsi. (rus)


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

8

Suara Puailiggoubat

16

Hasil Konvensi UN

Menilap Bantuan Bencana

T

iga pejabat Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Mentawai ditahan Kepolisian Resor Mentawai karena diduga telah menggelapkan ratusan juta dana bantuan bencana untuk korban tsunami Mentawai 2010. Jika dugaan polisi ini terbukti nantinya, apa yang dilakukan tiga pejabat ini sudah di luar akal sehat kita. Bagaimana mungkin mereka tega mencuri, menggelapkan uang bantuan yang seharusnya diberikan kepada masyarakat yang tengah menghadapi duka nestapa, trauma akibat diporakporandakan oleh tsunami. Masyarakat yang hancur kehidupannya lantaran sanak saudaranya meninggal atapun harta bendanya hilang. Memang nilai uang yang ditilap belum milyaran rupiah, seperti para koruptor yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, namun kelakuan mereka ini memang tidak bisa dimaafkan. Label pegawai negeri selaku abdi masyarakat sudah selayaknya ditanggalkan. Modus penggelapan yang dilakukan ketiga pejabat ini sesungguhnya amat sederhana, tidak secanggih penggarong uang rakyat yang kini menghuni tahanan KPK. Mereka hanya tidak menyerahkan uang lelah (upah) pembukaan lahan dan upah pembibitan kepada sejumlah korban. Namun dampak yang ditimbulkan tentu akan semakin membuat korban tsunami semakin apatis, kecewa sebab sudah tiga tahun nasib mereka tidak jelas. Pemukiman yang sudah diidamkan sejak lama belum kunjung dibangun, sementara dugaan adanya koropsi muncul keluar. Pengelolaan dana bencana memang sering mengundang masalah. Masa tanggap darurat adalah saat-saat rawan dana bencana diselewengkan. Saat rehabilitasi dan rekonstruksi, seringkali data penerima bantuan digelembungkan, ataupun pemberian bantuan salah sasaran. Untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana Pascagempa dan Tsunami Mentawai 2010, dana yang digelontorkan pemerintah tidak sedikit. Dana awal yang dikucurkan pada 2011, Rp486 miliar lebih. Sebanyak Rp206 miliar diantaranya akan digunakan untuk pemulihan ekonomi, sosial dan lintas sektor. Dana itulah yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mentawai. Berdasarkan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Mentawai 2012, dana bencana yang sudah direalisasikan Pemerintahan Mentawai Rp7,1 miliar. Sebagian besar digunakan untuk tahap perencanaan dan biaya operasional, beberapa diantaranya untuk belanja barang BPBD Mentawai. Pengelolaan dana yang tidak sedikit ini tentu rawan diselewengkan, apalagi jika akses masyarakat untuk melakukan pengawasan sangat minim. Jika dana bencana lebih banyak diselewengkan ketimbang digunakan untuk memulihkan kehidupan para korban, maka kehidupan korban bencana akan kian terpuruk. z

K

onvensi Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tanggal 26 sampai dengan 27 September 2013 bertujuan untuk mencari model penyelenggaraan yang kredibel, reliabel, dan akuntabel. Konvensi UN dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kelompok yang antara lain guru dan kepala sekolah jenjang pendidikan dasar dan menengah negeri dan swasta, LSM pendidikan dan masyarakat peduli pendidikan, dewan pendidikan dan komite sekolah. Disamping itu, perwakilan dinas pendidikan dan dinas agama baik di tingkat pusat, provinsi, serta kabupaten/kota juga hadir. Konvensi UN menyepakati bahwa UN tetap dilaksanakan sebagai sarana untuk mengukur prestasi belajar siswa. Sebagaimana diamanatkan pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 (jo. PP 32 tahun 2013) tentang Standar Nasional Pendidikan hasil UN digunakan untuk pemetaan, sarana seleksi untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta pembinaan terhadap sekolah-sekolah. Diskusi pada Konvensi tersebut memusatkan pada pada dua topik yang terdiri dari manajemen penyelenggaraan UN dan penentuan kelu-

oleh: Bambang Indriyanto Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Kemdikbud lusan. Berkenaan dengan manajemen penyelenggaraan UN disepakati: 1. Penentuan kisi-kisi UN, dan pembuatan soal melibatkan pendidik dan para ahli dengan mekanisme ditetapkan oleh pemerintah pusat; 2. Penyusunan kisi-kisi dilakukan oleh pemerintah pusat, sedangkan proses penyusunan soal diawasi oleh BSNP; 3. Penggandaan dan pencetakan dilakukan di provinsi dengan pengawasan dari pemerintah pusat dan perguruan tinggi (negeri dan swasta); 4. Pendistribusian dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota. Distribusi soal UN dari provinsi ke kabupaten/kota dilakukan oleh pemerintah provinsi, sedangkan distribusi dari kabupaten/kota ke satuan pendidikan dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota; (5) Untuk menjamin keamanan dan mencegah kebocoran soal, pendistribusian baik dari provinsi ke kabupaten/kota maupun dari kabupaten/kota ke satuan pendidikan melibatkan kepolisian dan perguruan tinggi (negeri dan swasta); 5. Penyerahan soal UN dari provinsi ke Kabupaten/kota dan dari

kabupaten/kota kepada satuan pendidikan disertai dengan berita acara; 6. Pengawasan pelaksanaan UN pada tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh dewan pendidikan, perguruan tinggi (negeri dan swasta), dan LPMP; 7. Pengawasan di ruang ujian dilakukan oleh guru secara silang; 8. Pemindaian Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) SMA/MA/ SMALB/SMK/ Paket C dilakukan oleh perguruan tinggi, SMP/MTs/ SMPLB/Paket B/Wustha dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, dan SD/MI/Paket A/Ula dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 9. Kkecurangan dalam pelaksanaan UN harus diikuti sanksi yang tegas. Hasil konvensi berkenaan dengan penentuan kelulusan adalah sebagai berikut: 1. Kelulusan UN ditentukan berdasarkan rasio 60 persen nilai UN dan 40 persen nilai sekolah. Komposisi nilai sekolah terdiri dari 70 persen nilai raport dan 30 persen ujian sekolah; 2. Batas kelulusan dari tahun ke tahun dinaikan secara bertahap;

3. Nilai raport harus dikirim setiap semester dan pengiriman dilakukan secara on-line; 4. Untuk meningkatkan kredibilitas dan reliabilitas UN maka ke depan dilakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut (a) UN mengukur ranah kognitif yang lebih tinggi (higher order thinking). Untuk itu setiap soal diberi bobot berdasarkan pada tingkat kesulitan dan kompleksitas komptensi yang diukur, (b) rasio kelulusan menjadi 100% ujian sekolah dan 100% UN. Hal ini berarti bahwa setiap siswa yang akan mengikuti ujian nasional harus lulus ujian sekolah terlebih dahulu; 5. Untuk UN yang lebih kredibel dan reliabel dikembangkan roadmap yang secara komprehensif mempertimbangkan berbagai aspek; 6. Uuntuk menentukan intevensi peningkatan mutu yang lebih merata dan berkeadilan, pemanfaatan nilai UN sebagai dasar intervensi peningkatan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan perlu untuk segara dilaksanakan; dan 7. Untuk menunjang penerimaann siswa baru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, penggunaan nilai UN sebagai dasar penerimaan segera diterapkan. (Tulisan ini dipublikasikan di situs Kementerian Pendidikan)


17

Puailiggoubat

PODIUM

NO. 275, 1 - 14 November 2013

Kontribusi Beasiswa Unggulan Kemdikbud dalam Memajukan Pendidikan Indonesia P endidikan Indonesia saat ini sudah mulai kelihatan kemajuannya, dilihat dari banyaknya siswa/i yang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, baik dari S1, S2 bahkan S3. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk menuntut ilmu semakin baik dan banyak masyarakat melanjutkan pendidikan bukan hanya di dalam negeri, tapi sudah banyak masyarakat Indonesia melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Pendidikan merupakan faktor signifikan dalam pengembangan karakter bangsa. Karena melalui pendidikan semua potensi anak dikembangkan dengan memfungsikan pendidikan formal (sekolah), informal (keluarga) dan non formal (masyarakat) secara berkelanjutan. Itu artinya pendidikan tidak boleh stagnan dan harus terus dilaksanakan dan di kembangkan untuk menjamin masa depan bangsa yang lebih baik (Syafaruddin, 2013:1). Disamping itu, posisi pendidikan keluarga, sekolah dan pendidikan luar sekolah perlu di optimalkan dalam situasi lingkungan pendidikan yang terus berubah di era globalisasi dan kemajuan saat ini. Setiap anak perlu mendapat pembinaan yang terarah, terencana dan terpadu agar terbentuk kepribadian yang cerdas, terampil, dan mandiri dalam memecahkan masalah kehidupan, baik keluarga maupun dalam masyarakat. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah banyak membuat terobosan

oleh: Syamsudin Lubis Mahasiswa S2 UPI

baru untuk kemajuan pendidikan Indonesia, diantaranya program penawaran besiswa, baik beasiswa unggulan secara online, beasiswa mandiri, bidik misi dan lain-lain. Program yang telah berjalan ini, membuat masyarakat termotivasi untuk terus belajar dan tidak menghambat cita-cita mereka menjadi orang sukses, karena selama ini banyak masyarakat ingin be-

lajar lebih tinggi tapi terbentur biaya pendidikan yang mahal, Kebijakan yang telah dibuat pemerintah, khususnya di bidang pendidikan (Kemdikbud) merupakan ide yang baik untuk meperbaiki sistem pendidikan dan mengejar ketertinggalan

dari Negara maju, sehingga pendidikan kita telah mengalami peningkatan dan minat masyarakat dalam melanjutkan pendidikan. Program yang dilaksanakan

Kepala Biro Perencanaan, Kemdikbud bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di segala bidang baik untuk para aktivis, khususnya mutu pendidikan dan pengembangan potensi sumber daya daerah yang dinilai masih

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memberikan kesempatan/apresiasi bagi para pemuda Indonesia yang berprestasi. Sebagaimana yang diungkapkan

sangat rendah, maka Kemdikbud mencanangkan program beasiswa unggulan tingkat nasional dan internasional. Adapun tujuan utama dari beasiswa, adalah untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia yang mendukung pembangunan. Sudah kelihatan, fakta di lapangan.

kontribusi Beasiswa Unggulan dalam memajukan pendidikan diantaranya sangat membantu masyarakat untuk melanjutkan pendidikan yang di inginkan, Sebagai seorang mahasiswa pasti berharap beasiswa seperti ini terus dilaksanakan dan di kembangkan oleh pemerintah dan semakin tersosialisasikan kepada mahasiswa berprestasi lainnya, khususnya bagi mereka yang kurang mampu, dapat menerima beasiswa tersebut demi mencerdaskan anak bangsa. Kontribusi Beasiswa Unggulan tampak jelas dalam dunia pendidikan kita, program yang telah berjalan dan sangat diharapkan mahasiswa untuk mencapai cita-citanya. Beasiwa yang diberikan kepada siapapun asalkan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dari pemerintah. Kontribusi terhadap sebuah instansi juga terlihat dari kerjasma antara Kementrian dan instansi pendidikan yang bersangkutan, sehingga nampak jelas tujuan dan sasaran dari penerima beasiswa. Mahasiswa berharap, semoga program ini berjalan lancar tepat sasaran, dan pencairan dana yang tepat waktu, agar mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tidak memikirkan biaya, hanya fokus belajar dan motivasi belajar yang tinggi. kita harus menjadi lebih baik dan pendidikan Indonesia harus mampu bersaing dengan negara lain. Education for all and Indonesia pasti bisa!!! (Tulisan ini telah dipublikasikan di situs Kementerian Pendidikan)


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Jalan Panjang Pencairan Beasiswa April 2012: Sekitar 2.000 mahasiswa Mentawai mengajukan proposal ke Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Oktober 2012: Besar dana bantuan pendidikan yang sebelumnya sudah disahkan dalam APBDP 2012 senilai Rp2,5 Miliar untuk sekitar 2000 Mahasiwa Mentawai yang ada diluar Mentawai seperti Padang, Medan, Jakarta, Kalimantan, Yogyakarta serta di kota-kota lain. 24 Oktober 2012: Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko mengatakan proposal sedang diverifikasi dan paling lambat Desember 2012 beasiswa cair 9 Desember 2012: Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet Beasiswa menyampaikan pencairan beasiswa ditunda menjadi Maret 2013. Alasannya ada temuan penerima beasiswa berasal dari kalangan keluarga mampu dan keluarga yang bekerja di instansi pemerintahan dan perubahan Permendagri Nomor 32 tahun 2012. Disampaikan di Sekretariat Forum Mahasiswa Mentawai (Formma) Sumatra Barat di Jalan Mangun Sarkoro, Padang. 17 Januari 2013: APBD Mentawai 2013 disahkan, dana beasiswa mahasiswa berprestasi dianggarkan sebanyak Rp 1.958.197.500. Pada rincian belanja uang untuk diberikan kepada masyarakat sebesar Rp 1.896.000.000 dan lainnya untuk belanja barang dan jasa sebesar Rp62.197.500. 15 Maret 2013: Kepala Dinas Pendidikan Syaiful Jannah yang kala itu menjabat mengatakan dana beasiswa dalam tahap administrasi namun tidak memastikan akan cair Maret 2013 6 Mei 2013: 83 mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Mentawai (Formma) berunjuk rasa menuntut pencairan dana beasiswa kepada Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet di Tuapeijat. 9 Mei 2013: Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Syaiful Jannah mengatakan, dana pendidikan sebesar Rp2,5 miliar di APBD Perubahan Mentawai 2012 yang dituntut mahasiswa tidak bisa dicairkan lagi karena sudah masuk ke dalam Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) yang nantinya menjadi kas daerah yang dituangkan ke APBD 2013 yang penggunaannya bukan bantuan pendidikan seperti tahun lalu, kalau mau dipakai untuk tahun 2013 mesti pengajuan proposal baru. 10 Juli 2013: Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Sermon Sakerebau pengganti Syaiful Jannah mengkonfirmasi jumlah proposal yang masuk untuk beasiswa berprestasi sebanyak 400 proposal. 23 September 2013: Kepala Seksi Keaksaraan Dinas Pendidikan Mentawai juga Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) program beasiswa mahasiswa berprestasi, Sermalina Maria mengkonfirmasi penerima beasiswa sebanyak 133 mahasiswa. 21 Oktober 2013: Sermalina menyampaikan dana beasiswa cair kepada 125 mahasiwa dari 318 proposal yang disaring. z

18

Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Mentawai

Baru Dicairkan Setelah Satu Tahun Pencairan dana tersendat regulasi hukum, jumlah penerima turut berkurang karena aturan baru. Gerson Merari Saleleubaja Patrisius Sanene’

etelah tertunda satu tahun, dana beasiswa mahasiswa berprestasi Mentawai akhirnya dicairkan melalui rekening masing-masing penerima pada 21 Oktober 2013. Pencairan dana tersebut dituangkan dalam SK Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet Nomor:188.45-309 tahun 2013 tentang penerima beasiswa mahasiswa berprestasi tahap I tahun anggaran 2013 yang ditetapkan di Tuapeijat, 30 September 2013. Menurut SK tersebut mahasiswa yang berhak menerima beasiswa tahap I sebanyak 125 orang, masingmasing mendapat Rp1,5 juta. Berdasarkan Perbup Mentawai nomor 21 tahun 2013 tanggal 6 Mei 2013 yang diubah dalam Perbup Mentawai nomor 25 tahun 2013 tanggal 27 Juni 2013, DPA Dinas Pendidikan Nomor:1.01.01.22.24.5.2 tentang beasiswa berprestasi tahun 2013 tahap II, kriteria penerima mahasiswa yakni mahasiswa harus berasal dari Mentawai, tidak berstatus PNS, pegawai honorer, TNI/

S

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

kemudian diseleksi lagi untuk memenuhi kriteria sesuai Perbup Perbup Nomor 25 Tahun 2013, maka didapat jumlah 133 mahasiswa. “Dengan perubahan itu saya mengundurkan diri menjadi pengelola karena anggaran tersebut sulit untuk dicairkan, selanjutnya tugas tersebut dikerjakan Bu Serma,” ujarnya. Kepada Puailiggoubat, Sermalina Maria, MEJA JADI KURSI - Pelajar SMA 1 Pagai Utara Selatan terpaksa menggunakan yang menjadi PPTK berimeja sebagai tempat duduk mereka saat melaksanakan ujian tengah semester kutnya, mengatakan akibat minimnya mebeler mahasiswa yang mengaPolri atau pejabat di daerah lain, an pencairan dana disebabkan peru- jukan proposal beasiswa sebanyak mahasiswa aktif dalam sebuah per- bahan aturan hukum yang melandasi 318 orang namun penerima tahap I guruan tinggi, tidak sedang menerima kegiatan itu. hanya 125 orang. beasiswa dari pihak atau jenis lain Samuel menyebutkan, ketika ia “Proposal yang memenuhi perdan memiliki IPK 2,75. ditunjuk menjadi PPTK kegiatan itu, syaratan hanya 125 orang, itulah Keterlambatan pencairan dana aturan yang dipakai berupa Perbup penerima tahap pertama, sementara tersebut menurut Dinas Pendidikan Nomor 21 tahun 2013 yang diun- proposal yang lain belum menerima Kabupaten Kepulauan Mentawai dangkan 6 Mei 2013 namun kemudian karena ketidaklengkapan data namun disebabkan perubahan Permendagri aturan itu berubah sehingga terjadi masih bisa diajukan untuk kesemNo.32 tahun 2011 yang diubah ke perubahan jumlah penerima dana patan berikutnya dua minggu dari dalam Permendagri No.39 tahun karena mesti mengacu syarat pada sekarang,” katanya kepada Puailig2012 tentang pedoman pemberian Perbup Nomor 25 Tahun 2013 yang goubat Senin, 21 Oktober. hibah dan bantuan sosial yang diundangkan pada 27 Juni 2013. Sementara terkait dana beasiswa bersumber dari anggaran pendapatan “Karena perubahan aturan itu, mahasiswa yang belum bisa cair dan belanja daerah sehingga mereka dana tak dapat secepatnya dicairkan,” karena nomor rekening mereka tidak mesti melakukan perivikasi ulang katanya kepada Puailiggoubat, dapat dipakai karena telah ditutup, calon penerima bantuan. Jumat, 20 September. Sermalina mengatakan, pihaknya Samuel Haratua, mantan Pejabat Menurut Samuel, ketika ia masih telah berkoordinasi dengan Bank Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) menjabat, proposal mahasiswa yang BPD agar rekening milik mahasiswa beasiswa mahasiswa berprestasi diseleksi sebanyak 390-an orang, yang sudah ditutup dapat dibuka lagi. Mentawai mengatakan, keterlambat- hasilnya terpilih 180 orang yang (g)

Rp38 Juta BSM SMAN I Siberut Selatan Cair MAILEPPET - Siswa SMAN 1 Siberut Selatan menerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebesar Rp38 juta yang bersumber dari APBN 2013, Rabu, 23 Oktober 2013. Menurut Kepala SMAN I Siberut Selatan Anjelo, BSM yang diberikan kepada siswa merupakan BSM tahap II, masing-masing penerima mendapat Rp500 ribu dengan total dana dikeluarkan Rp11 juta. Sementara sisanya, kata Anjelo, merupakan BSM tahap III yang diberikan kepada 27 siswa yang masing-masing mendapat Rp1 juta dengan total sebesar Rp27 juta. Anjelo menyebutkan, penerima BSM tahap II merupakan siswa SMA yang sudah tamat kemarin namun tetap diberikan kepada mereka karena hal tersebut hanya

masalah waktu pencairan dana sebab data mereka sudah masuk tahun lalu. “Tetap kita berikan karena itu data, dan pasti mereka perlu untuk uang kuliah nanti,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 23 Oktober. Sementara penerima BSM tahap III, lanjut Anjelo, merupakan siswa yang saat ini duduk di kelas XI dan XII. Pihak sekolah turut mengundang orang tua siswa dalam acara penyerahan dana. “Siswa penerima BSM diambil dari kalangan yang tidak mampu, dalam acara pemberian dana kepada siswa, orang tua sengaja kami undang untuk menyaksikan langsung proses pemberian sehingga tidak muncul pertanyaan, juga untuk mengatasi siswa yang minta uang kepada orang tua dengan alasan

untuk kebutuhan sekolah,” ujarnya. Anjelo berharap, dengan adanya beasiswa ini anak-anak makin giat belajar dan orang tua termotivasi untuk memperhatikan pendidikan anaknya. Dana ini juga diharapkan tidak disalahgunakan siswa untuk keperluan yang tidak penting. “Tahun depan kita akan usulkan lagi penerima baru agar siswa tidak berhenti sekolah dengan alasan tidak ada biaya kebutuhan sekolah,” katanya. Dalam SK Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 1515/D2/KU/2013 yang ditantangani Haris Iskandar tertanggal 3 Juni 2013 tentang siswa penerima bantuan siswa miskin (BSM) SMA tahun 2013 tahap II.

Kabupaten Kepulauan Mentawai mendapat kuota penerima sebanyak 92 siswa dengan jumlah dana sebesar Rp46 Juta. Sementara penerimaan tahap III siswa SMA di Kabupaten Kepulauan Mentawai mendapat kuota penerimaan sebanyak 112 siswa dengan jumlah dana keseluruhan Rp116 juta yang telah ditetapkan dalam SK Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 1665/D2/ KU/2013 tertanggal 11 Juni 2013 yang ditandatangani Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Harris Iskandar tentang siswa penerima bantuan siswa miskin (BSM) SMA tahun 2013 tahap III. (bbr/g)


19

Puailiggoubat

PENDIDIKAN

NO. 275, 1 - 14 November 2013

Sistem Pendidikan yang diterapkan saat ini belum mengakomodir kebutuhan anak-anak pada komunitas adat karena sifatnya sentralistik dan bias urban

Menggagas Sistem Pendidikan Komunitas Adat di Indonesia FOTO:DOK/ YCMM

Gerson Merari Saleleubaja

istem kurikulum yang diseragamkan dan diterapkan di Indonesia saat ini dinilai belum mengakomodir pendidikan di daerah terutama komunitas adat karena kurikulum masih bersifat sentralistik, sifatnya bias urban. Hal itulah yang mengemuka dalam lokakarya Penguatan Kapasitas LSM Penggiat Pendidikan Alternatif yang diadakan di Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat, 1-18 Oktober. Lokakarya tersebut diikuti tiga lembaga Jaringan Pendidikan Komunitas Adat (JaPKA) yakni Yayasan Merah Putih (YMP) Palu, Komunitas Konservasi Indonesia Warung Konservasi (KKI-Warsi) Jambi dan Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM). Menurut Koordinator Riset Budaya dan Pendidikan YCMM, Tarida Hernawati Elisabet Simanjuntak, ketiga lembaga ini sudah 10 tahun berkecimpung memajukan pendidikan komunitas adat yang tinggal di daerah masingmasing yang tak terlayani pendidikan formal dari pemerintah. Umumnya sekolah komunitas adat itu, kata tarida, berada di hutan. YMP Palu misalnya, mengelola Sekolah Lipu, KKI-Warsi Jambi mengelola Sikola Rimba dan YCMM mengelola Sekolah Hutan. “Jaringan ini dibentuk karena mempunyai visi dan persoalan sekolah yang relatif sama,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 21 Oktober. Tarida menyebutkan, sistem pendidikan nasional yang diterapkan saat ini tidak bisa secara mutlak diterapkan di beberapa komunitas masyarakat adat di Indonesia karena memiliki aspek perbedaan berupa aspek geografis dan sosial budaya. Untuk itu, kata Tarida, perlu digagas

OUT BOND Peserta seminar Pembahasan Model Pendidikan dalam Komunitas adat di Indonesia melakukan outbond sebagai salah satu cara untuk mengenalkan lingkungan

S

sebuah bentuk pendidikan khusus anakanak di pedalaman dan komunitas adat agar mereka bisa terlayani seperti yang diterima anak-anak di sekolah formal dan pusat kota dengan tidak mengabaikan kondisi sosial budaya di mana mereka tinggal. Pendidikan model itu, lanjut Tarida, merupakan hak dasar bagi mereka sehingga tidak kehilangan jati diri. “Budaya punya potensi membentuk karakter seorang anak, pendidikan yang berkarakter ini terlupakan dan terabaikan oleh sistem pendidikan formal,” ujarnya. Menurut Tarida, ada perbedaan subtansi yang mendasar antara sekolah formal dengan sekolah yang diterapkan pada komunitas adat. Perbedaan itu terletak pada pemberlakuan kurikulum yang bersifat universal dari kota hingga desa atau pusat dan daerah. “Kami merasa itulah kekeliruan sistem pendidikan kita karena tidak ada ruang untuk mengakomodir kekhasan suatu daerah atau komunitas adat. Secara

aturan Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), hal tersebut diakomodir namun secara prakteknya tidak. Semuanya seragam, sumber belajar hingga buku dan sikap anak saat belajar itu diseragamkan dan diatur, nah ini yang berbeda dengan sekolah kita di komunitas adat yang berbasis sistem sosial budaya. Itulah hal yang paling mendasar yang coba diadvokasi masing-masing lembaga ini,” terang Tarida. Tarida mengatakan, konsep yang selama ini diterapkan dalam pendidikan komunitas adat mengacu pada adat setempat yang bersifat tematik integratif, konsep itu tidak mengabaikan kurikulum nasional namun sebaliknya kurikulum nasional menguatkan kurikulum lokal begitu juga dengan sebaliknya. Selama ini kurikulum tematik integratif, kata Tarida, sudah diterapkan di sekolah formal namun prakteknya belum dipedomani karena bidang studi masih berdiri sendiri seperti IPS atau Matematika yang membuat murid kesulitan.

Sebagai langkah awal, lanjut Tarida, YCMM dan mitranya akan menyiapkan dokumen konsep pendidikan di lembaga masing-masing yang bisa diakses oleh semua orang dan Kementerian Pendidikan untuk memperlihatkan sisi kekhususan komunitas adat. Menurut Tarida, dari beberapa diskusi dan lokakarya dengan beberapa pakar pendidikan, seperti Homeschooling milik Kak Seto Mulyadi (HSKS) dan pengamat pendidikan Darmaning Tyias, mereka menyebutkan konsep yang diusung ketiga lembaga ini merupakan konsep yang benar seperti yang dimaksudkan dalam Sistem Pendidikan Nasional. Selain soal penyeragaman, kurikulum yang ada selama ini dipandang minim terhadap akses pelajaran budaya dan lingkungan sumber daya alam siswa, kata Koordinator Divisi Hukum dan Kebijakan YCMM Rifai Lubis, pada kesempatan berbeda. “Saat ini kurikulum sifatnya sentralististik, belum menjalankan

kurikulum nasional yang membangun kecakapan murid untuk mengenali potensi budaya lokal dan sumber daya alam daerahnya. Contohnya di Mentawai, murid diajar badak bercula satu yang tidak ada di Mentawai, tidak diajarkan tentang bilou, bentuknya kurikulum masih bias kota dan Jawa yang berdampak murid menjadi awam terhadap apa yang mereka miliki,” katanya. Rifai mengatakan, YCMM akan menawarkan konsep pendidikan komunitas adat untuk diakui dan lulusannya mendapat pengakuan dan dapat melanjutkan ke sekolah formal. “Secara hukum ada layanan pendidikan khusus untuk komunitas adat, daerah terpencil atau daerah yang terkena bencana,” tambah Rifai. Ia menilai, sulitnya akses ditambah sistem pendidikan yang bias urban mengakibatkan anak tidak cakap terhadap kondisi lokalnya.”Selama ini materi ajar disusun oleh orang kota yang kurang memahami kondisi berbagai daerah di Indonesia itulah yang diajarkan di sekolah yang lama kelamaan mengikis pengetahuan anak terhadap budaya dan kekayaan alam yang ada di daerahnya,”katanya. Untuk memperkenalkan konsep ini, direncanakan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2014, mereka akan melakukan kongres atau konferensi untuk membahas fenomena terkait persoalan pendidikan terhadap komunitas adat dengan Kementerian Pendidikan, akademisi dan pemerhati pendidikan untuk membangun kesadaran tentang kondisi pendidikan di daerah pedalaman. “Eksposnya nanti bisa berupa film pendek, menurut beberapa pengamat, Kementerian Pendidikan tidak memahami kondisi riil pendidikan di daerah terutama dalam komunitas adat untuk itu sangat perlu memberi mereka info terkait hal itu,” ujarnya. (g) FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

SMAN I Siberut Selatan Gelar Lomba Memperingati Bulan Bahasa MAILEPPET - Memperingati Bulan Bahasa pada Oktober tahun ini, SMAN I Siberut Selatan menggelar serangkaian lomba yang diikuti siswa sekolah itu pada Sabtu, 19 Oktober. Kepala SMAN I Siberut Selatan, Anjelo mengatakan, perlombaan yang diadakan berupa mengarang dan membaca puisi yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. “Saat ini masih banyak siswa

yang belum paham dan mengerti penggunaan Bahasa Indonesia yang benar, selain itu kita juga menggelar lomba seni memasak supaya siswa mempunyai keterampilan,” katanya kepada Puailiggoubat. Klara, salah seorang siswa menyebutkan, kegiatan ini disambut baik oleh siswa karena menjadi ajang dalam meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. “Dengan kegiatan ini, kami bisa mengembang diri dan mengadu

bakat dengan teman lain dalam lomba,” ujarnya. Sementara Yohana, siswa lain mengharapkan, perlombaan bukan hanya sebatas itu saja tapi ada perlombaan lain yang lebih besar namun tidak mengganggu jadwal belajar mereka. “Kami berharap tahun depan ada penambahan keragaman lomba, acara ini sendiri membuat siswa semangat dan termotivasi,” ujarnya. (bbr/g)

BELAJAR Siswa SMA 1 Siberut Selatan sedang belajar


PENDIDIKAN Hidup serba kekurangan namun demi kemajuan pendidikan di daerahnya mereka tetap bertahan

Puailiggoubat

Gaji Sedikit, Tetap Semangat Mengajar

Rinto Robertus Sanene’

G

BANJIR - Rumah guru sekolah uma di Magosi, Dusun Salappa, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan digenangi banjir pada April lalu Terkadang, lanjut Sugiarto, pembayaran gaji mereka tertunda dan dibayarkan per triwulan dan kadang 2 bulan satu kali disesuaikan jadwal pencairan dana BOS. Sugiarto berharap pemerintah daerah memperhatikan kondisi mereka agar kegiatan belajar mengajar berjalan lancar. “Semangat kami tetap tinggi karena itu sudah menjadi tanggung jawab guru namun saya berharap adanya perhatian pemerintah untuk mempertimbangkan

gaji yang layak dengan kinerja, setidaknya kita punya SK dari Dinas Pendidikan atau Bupati, semacam dikontraklah, jadi ada jaminan yang lebih kuat soal gaji, kalau hanya SK sekolah dengan gaji dari dana BOS terkadang tersendat karena pencairannya hanya saat tertentu saja, bila dananya tak cair terpaksa kita tak punya gaji dan terus menunggu sampai cair,” katanya. Tak beda dengan Sugiarto, Laurensius, salah satu guru honor SMAN 1

Warga Magosi Larang Guru Tempati Rumah Dinas Kecuali dari Luar MAGOSI - Warga Dusun Magosi Desa Muntei Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai melarang guru asli dari kampung itu yang mengajar di Sekolah Uma menempati rumah dinas guru yang mereka bangun bersama Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM). Fransiskus Saabbangan mengatakan, larangan itu berdasarkan keputusan seluruh masyarakat, “Guru yang boleh menempati rumah dinas hanya guru yang datang dari luar bukan guru yang berdomisili di sini (Magosi),” katanya saat ditemui Puailiggoubat, Sabtu, 2 Oktober. Larangan itu berkaitan dengan permintaan Armanda, pengajar di Sekolah Uma yang ingin tinggal sementara di rumah dinas menunggu rumahnya siap dibangun. Jika rumah dinas tersebut tetap dipaksakan dipakai, warga Magosi mengancam akan membongkar bangunan yang terdiri dari tiga ruangan

20

Potret Guru Honor SMPN dan SMAN 1 Siberut Tengah

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

aji sebulan tak lebih dari Rp700 ribu, pembayarannya pun tak menentu, tergantung jadwal pencairan dana Bantuan Operasional Siswa (BOS) atau Bantuan Operasional Manajemen Mutu Daerah (BOMMDA), beberapa diantara mereka mesti tinggal di pondok reot karena rumah dinas dari pemerintah belum ada, begitulah kisah pengabdian guru honor di Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Bidang studi yang kami ajar rangkap, saya sendiri guru Bahasa Indonesia mesti mengajar ekonomi karena gurunya belum ada, satu jam saya dibayar sekolah Rp35 ribu dan selama satu bulan mengajar 20 jam dengan total gaji Rp700 ribu,” kata Sugianto, salah seorang guru honor di SMPN I Siberut Tengah yang telah mengajar selama 10 bulan. Dia berasal dari Dusun Subelen Desa Cimpungan. Menurut Sugiarto, gaji sebesar itu tidak bisa memenuhi kebutuhan seharihari, belum lagi mengajar ekstra yang mesti mereka lakukan. “Namun demi peningkatan mutu pendidikan siswa di sekolah, meski digaji kecil kinerja tidak boleh berkurang,” ujarnya saat ditemui Puailiggoubat di asrama siswa khusus Subelen di Dusun Pangasaat areal Koromimit Monga, Kamis, 24 Oktober.

NO. 275, 1 - 14 November 2013

itu sebagai bentuk protes. “Atap yang kami sumbangkan akan kami ambil jika guru tersebut memaksa tinggal,” ujar Thomas, warga lainnya. Sementara Armanda, guru Sekolah Uma mengaku pasrah terhadap penolakan itu, awalnya memang ia berniat tinggal di sana untuk sementara sekaligus merawat bangunan yang ditumbuhi rumput liar tersebut namun karena ditolak niatnya pun urung. “Saya memang pernah mengirim surat permohonan menempati rumah tersebut dan sudah mendapat persetujuan dari YCMM namun masyarakat menolak saya pun urung,” katanya. Sementara itu Kepala Dusun Magosi, Boas Sabeleake, menyebutkan, surat izin penempatan bangunan sudah disampaikan YCMM kepadanya dengan syarat rumah tersebut dirawat dan dibersihkan namun ketika masyarakat dikonfirmasi terkait hal itu mereka menolak. “Masyarakat berkeras yang dapat

tinggal di rumah itu hanya guru dari luar Magosi yang menempati satu ruang, kemudian satu ruang lagi mereka khususkan untuk staf YCMM yang berkunjung dan satu lagi buat ruang baca masyarakat, itu saja,” katanya. Sementara Koordinator Riset dan Budaya YCMM, Tarida Hernawati, yang baru saja pulang dari Magosi, 29 Oktober lalu, mengatakan rumah dinas tersebut masih utuh, tidak ada yang rusak hanya kondisinya tidak terawat sehingga ditumbuhi rumput liar di halaman. Tarida membenarkan masyarakat menolak guru yang berasal dari daerah itu menempati rumah tersebut dengan alasan hanya untuk guru yang berasal dari dari daerah lain. “Selebihnya tidak ada persoalan,” ujarnya. Sementara Direktur YCMM Roberta Sarogdok, kepada Puailiggoubat 30 Oktober lalu, berharap persoalan yang terjadi di Magosi bisa diselesaikan dengan baik. (ls/g)

Siberut Tengah yang berasal dari Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan, yang mengajar bidang studi Bahasa Inggris menyebutkan, dalam sehari ia mengajar selama 4 jam dengan gaji per jam Rp40 ribu. “Dalam seminggu saya mengajar 24 jam dengan gaji Rp650 ribu selama satu bulan, dibayarkan per triwulan, tahun ini baru sekali menerima, tahun lalu kami mengajar tanpa gaji sama sekali dan gaji berikutnya belum kami terima sejak bulan 7 lalu karena masih menunggu dana BOMMDA cair, gaji ini sangatlah minim, tidak mencukupi biaya hidup,’’ katanya kepada Puailiggoubat, Sabtu, 26 Oktober. Sehari-hari Laurensius tinggal sederhana bersama rekannya Hendrikus, salah satu staf honor di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Siberut Tengah, di sebuah pondok reot yang memiliki satu

kamar kecil yang sempit, berdinding papan dan bambu yang telah lapuk sementara bagian dapurnya terbuka di Bukit Pangasaat. Pondok tersebut merupakan bekas tempat pengungsian warga di bukit. Laurensius menyebutkan, pondok yang mereka tempati milik kerabatnya, “Kita punya kerabat di sini namun saya segan tinggal dengan mereka karena kondisi ekonomi saya pas-pasan, sama halnya saya membebani makanya kita memilih pondok ini sebagai tempat tinggal, kalau soal makanan ada bantuan dari tetangga seperti diberi pisang, kalau untuk mengajar kita tetap semangat karena menjadi guru sudah merupakan panggilan kita, kalau untuk pindah itu tidak mungkin sebab di sini sudah menyenangkan dan lagi pula kita mengajar di daerah kita sendiri yaitu Mentawai, jadi tidak ada alasan tidak mengabdi meskipun keadaannya begini,’’ kata guru yang telah mengabdi selama 13 bulan ini. Laurensius berharap, pemerintah memberi perhatian dalam bentuk pemberian gaji tetap agar mereka dapat bertahan hidup Sementara Hendrikus, rekan Laurensius yang menjadi staf honor Cabang Dinas Pendidikan Siberut Tengah mengatakan, meski menjadi staf honor struktural namun gaji yang ia dapat dalam satu bulan lebih sedikit daripada guru honor yakni Rp500 ribu. “Agar tetap bisa menikmati pekerjaan meski kondisinya sulit kami terima saja keadaan sambil berharap pemerintah memperhatikan,” katana. Saat ini di SMPN 1 Siberut Tengah memiliki 6 orang guru dari sarjana pendidikan berstatus guru honor, sementara di SMAN 1 Siberut Tengah semua pengajar didominasi guru honor yakni sebanyak 13 orang ditambah 1 orang berstatus guru kontrak. (g) FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

MAGOSI - Warga berada di lingkungan kampung Magosi, Desa Muntei, Siberut Selatan


Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Pebisnis wisata dari Jepang, Singapura, Inggris dan Malaysia tertarik untuk berinvestasi pada tahun 2014

Empat Negara Tertarik Berinvestasi di Mentawai FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Tim Redaksi

eindahan alam Mentawai untuk wisata laut mengundang minat para investor luar negeri berinvestasi di daerah kepulauan itu. Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet mengatakan, ada beberapa pebisnis dari empat negara yang ingin menanamkan modal di Mentawai tahun depan. “Beberapa buyer (pebisnis wisata dari mancanegara) dari Jepang, Singapura, Inggris dan Malaysia menyatakan niatnya berinvestasi untuk wisata Mentawai namun baru akan dimulai tahun depan,” kata Yudas usai acara Mentawai Night My Water, My Ocean, My Island Way Tourism Indonesia Mark and Expo (TIME) 2013 di Padang, Minggu, 20 Oktober. Menurut Yudas, saat ini pihaknya sedang bernegosiasi dan para buyer berencana untuk melakukan peninjauan langsung ke Mentawai sehingga belum ada kesepakatan nilai investsasi tersebut. “Belum ada kesepakatan nilai nominalnya,” katanya Untuk memacu kemajuan investasi sektor wisata Mentawai, menurut Yudas, saat ini terus digenjot pembangunan transportasi laut dan darat untuk mempermudah akses ke lokasi wisata. “Selama ini kapal dari Padang-Mentawai menghabiskan waktu 9-10 jam, kini kita usahakan menjadi 3 jam,” ujarnya. Sementara untuk peningkatan jalan, tahun depan Bupati berencana

21

K

PRESENTASI - Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet mempresentasikan potensi pariwisata Mentawai kepada para pebisnis wisata mancanegara di kota Padang. berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk membuat jalan. Ia menyebutkan, dalam waktu dekat tim Dirjen Perhubungan Udara juga melakukan survey ke Bandara Rokot, Sipora dalam rangka penambahan landasan pacu dari 850 meter menjadi 1.500 meter. “Jika landasan ditambah, pesawat ukuran yang lebih besar bisa mendarat di sana,”jelasnya. Keindahan perairan lautnya memang menjadi andalan wisata Mentawai. Kepala Dinas Kebudayan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Mentawai, Desti Seminora mengatakan, Mentawai memiliki tiga titik (spot) dengan gulungan ombak sempurna yakni

Di Maileppet, Plastik Bekas Jadi Kerajinan MAILEPPET - Beberapa ibu di Maileppet memanfaatkan plastik bekas pembungkus makanan seperti bungkus permen, minuman dan makan ringan lainnya menjadi kerajinan tangan dengan cara mendaur ulang plastik tersebut menjadi barang lain yang bermanfaat misalnya tas, dompet HP dan lain sebagainya. Goretti, salah seorang ibu di Maileppet menyebutkan, membuat kerajinan dari plastik bekas sangat menyenangkan. Menurut Goretti, selain mengurangi sampah di lingkungan juga menjadi barang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bisa dijual kepada orang lain. “Tas saya terbuat dari plastik bekas, memang saat ini belum ada rencana yang matang untuk menjual kerajinan tersebut namun beberapa orang ada yang mau beli dan saya jual Rp20 ribu untuk ukuran tas yang kecil,” katanya kepada Puailiggoubat 19 Oktober lalu. “Tas anak saya ke sekolah pakai plastik bekas yang saya buat sendiri,” ujar Rosetta, ibu yang lain. Menurut Rosetta, keterampilan itu mereka pelajari ari ibu-ibu lain yang juga sudah mahir membuat kerajinan sejenis itu. “ Kami tidak nganggur lagi jika di rumah karena ada yang bisa dikerjakan,” katanya. (bbr/g)

Lances Right yang terletak di Katiet, Kecamatan Sipora Selatan, Macaronies di Silabu Kecamatan Pagai Utara dan Siberut yang dimiliki Mentawai. Ketiganya masuk dalam kategori 10 ombak terbaik di dunia. Secara umum menurut Desti, Mentawai memiliki 72 titik ombak yang bagus dan menantang sehingga sering dikunjungi peselancar dari mancanegara yakni Australia, Amerika, Portugal dan Inggris. “Ombak paling banyak dan beragam berada di Pulau Siberut, beberapa fasilitas pendukung seperti penginapan di 72 titik wisata surfing tersebut telah disiapkan,15 resort sudah representatif siap dikunjungi wisatawan,” katanya pada acara yang sama. Desti menyebutkan, mesti Kepulauan Mentawai rawan gempa dan tsunami, hal itu tak menyurutkan niat wisawatan berkunjung. Kata Desti, 80 persen turis yang datang ke Mentawai itu peselancar, sektor wisata yang mengalami penurunan pascagempa 2010 lalu hanya wisatawan alam dan budaya. Meski demikian, tahun ini jumlah wisatawan mancanegara kembali meningkat. “Untuk meningkatkan minat wisatawan, tahun ini kita telah menggelar pertandingan surfing level internasional,” ujarnya. Untuk daerah tujuan wisata budaya, kata Desti, berada di Desa Madobak, Kecamatan Siberut Selatan yang memperkenalkan pengetahuan tentang tato. Dari data yang dimiliki Disbudparpora Mentawai, kata Desti, tiap

tahun kunjungan wisata ke Mentawai terus meningkat, jika tahun lalu jumlahnya 6.000 orang, tahun ini naik menjadi sekitar 7000-an pengunjung. “Selain surfing, Mentawai juga memiliki 42 titik lokasi memancing dan 40 titik lokasi menyelam, salah satunya di pulau Batu Tongga di Sipora Utara, di dasar pulau itu banyak memiliki biota laut dan karang yang bagus,

ada juga balong atau ikan badut, ternyata Mentawai merupakan biota terbanyak ikan itu,” katanya. Agar kegiatan wisata di Mentawai turut berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, kata Desti, Pemkab Mentawai mulai menyiapkan rumah-rumah masyarakat lokal menjadi penginapan para turis khususnya di Siberut. “Satu rumah menyediakan satu atau dua kamar,” katanya. Desti menambahkan, maraknya pengeboman ikan di lokasi titik surfing Mentawai membuat pihaknya dan pengusaha gusar. “Kegiatan ilegal tersebut sangat merusak karena banyak dilakukan di titik surfing di pulau

Siberut, untuk mengatasi hal itu kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan Dinas Kelautan dan Perikanan, juga melibatkan masyarakat untuk memperketat pengawasan agar hal itu tidak terulang lagi,” katanya. Sehari sebelumnya (20/10), Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai turut mempromosikan Turuk Laggai (tarian adat Mentawai) yang dibawakan Sanggar Manai Sikerei dan peragaan busana adat Mentawai di Hotel Mercure. Kegiatan TIME sendiri menurut Kepala Dinas Pariwisawa Sumatera Barat, Burhasman Bur, berpeluang mendatangkan uang ke Sumbar sebesar 24,5 juta USD atau senilai Rp25 miliar lebih. Jumlah itu, kata Bur, didapat dari panitia organisir TIME yang dihitung berdasarkan transaksi produk yang dilakukan turis dari 83 buyer luar negeri yang berasal dari 27 negara. “Hasil transaksi dari wisata ini baru akan dirasakan enam bulan ke depan sebab buyer akan berkunjung lagi ke Sumbar enam bulan mendatang setelah transaksi,” katanya. Lanjut Bur, Sumatera Barat sangat unik karena memiliki objek wisata yang menarik dan lengkap, mulai dari alam, budaya, laut dan surfing. “Mentawai merupakan salah satu tujuan wisata yang memiliki keunikan di Sumatera Barat, mulai dari surfing, alam dan budayanya. Sekarang pemerintah setempat sedang mengupayakan kapal cepat,” ujarnya. (rus/prl/trs/g/o) FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

TURUK - Sejumlah Sikerei menampilkan turuk dalam rangkaian acara Mentawai Night My Water, My Ocean, My Island Way Tourism Indonesia Mark and Expo (TIME) 2013 di Padang, Minggu, 20 Oktober.


22

Puailiggoubat

EKOKER

NO. 275, 1 - 14 November 2013

Kerap mengalami kegagalan namun tidak menyurutkan semangat Zaidir memelihara ikan

Pengusaha Tambak Kerapu

Bertahan Karena Hobi

Syafril Adriansyah

aidir (58) tak menyangka kalau hobinya yang gemar memelihara ikan sejak tahun 1980 bisa mambawa rezeki. Tambak ikan kerapu yang didirikan di Selat Pagai, tepat di belakang rumahnya di Dusun Sikakap Tengah, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai bisa menarik konsumen dari luar negeri. “Selama dua tahun, ikan yang saya pelihara dibeli oleh orang Hongkong hingga dua ton,” kata Zaidir saat ditemui Puailiggoubat di tambak miliknya, 8 Oktober lalu. Kecintaan pria asal Pariaman ini terhadap ikan ternyata tidak main-main. Sejak usia 20 tahun ia sudah dididik untuk membesarkan bibit-bibit ikan. Ada keinginan pria ini untuk bisa menetaskan telur ikan hingga menjadi ikan. Beberapa bak dengan alat pendukung seperti oksigen pun sudah pernah disiapkan untuk mencoba keberuntungan memelihara 30 ribu bayi ikan kerapu. “Semuanya mati, tidak tahu apa sebabnya, inilah karena kita tidak punya ilmunya,” kenangnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Zaidir hanya mengandalkan pengetahuan memelihara bibit-bibit ikan kerapu yang didatangkan dari Situbondo, provinsi Jawa Timur. Pada tambak berukuran sekitar 4x4 meter, ia mulai

FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

Z

TEBAR PAKAN - Zaidir (58) menebar pakan ikan kerapu di tambak miliknya di Desa Sikakap merintis pemeliharaan 300 ekor bibit kerapu macan pada tahun 2010. Kini, ia sudah memiliki sekitar 10 tambak yang berisi 400 ekor kerapu cantang, 37 ekor kerapu tikus, dan ribuan ekor ikan lokal jenis kuwe (GT/gabua). Bibit kerapu cantang dibeli dari petani di Situbondo dengan harga Rp 2.300 per sentimeter. Satu ekor bibit, bisa memiliki panjang hingga 8 sentimeter. “Kalau harga seekor bisa men-

Harga Naik, Warga Kembali ‘Peduli’ Kakao MAILEPPET-Harga kakao kering yang perlahan naik pada Oktober di Kecamatan Siberut Selatan membuat sebagian warga kembali menekuni kegiatan berkebun komoditi ini setelah dibiarkan selama satu tahun. Saat ini harga kakao di pasar Muara Siberut berkisar Rp23-25 ribu per kilogram yang sebelumnya hanya Rp15 -18 ribu per kilogram. “Hasil panen tidak banyak karena banyak pohon kakao yang mati karena dibiarkan bersemak dan diserang hama,” kata Toni, salah seorang warga kepada Puailiggoubat, Jumat, 18 Oktober. Toni menyebutkan, untuk mendapatkan kakao kering sebanyak 1 karung berat 20 kilogram dalam satu bulan mereka kerja ekstra karena hasil panen tidak banyak akibat banyak buah yang busuk yang terserang hama busuk buah pada tahun sebelumnya. “Terkadang jika kebutuhan mendesak, ketika terkumpul 3-5 kilogram yang kering langsung kami jual, dengan harga Rp25 per kilogramnya beberapa kebutuhan keluarga bisa tertutupi dari hasil penjualan,” ujarnya. Rupinus, warga lain mengatakan, harga kakao yang mencapai Rp25 ribu per kilogram cukup pantas karena bisa mengimbangi harga kebuhan pokok lain dari hasil penjualan seperti beras, terutama BBM. “Sanngat disayangkan hasil panen tidak sebanyak tahun lalu karena petani frustasi akibat harga yang endah dan penyakit,” katanya. Menurut Selestinus, warga lain, naiknya harga namun tidak disertai produkstifitas tanaman yang rendah membuat petani terpukul, mereka berharap pemerintah membantu untuk melakukan peremajaan tanaman berupa bantuan pupuk, penyuluhan dan penyediaan bibit dan obat anti hama. (bbr/g)

capai 19 ribu,” katanya Menurut Zaidir, ikan tersebut bisa tumbuh hingga seberat 0,8-1 kilogram saat dipanen pada usia 1 tahun. Satu kilogram kerapu macan dibanderol dengan harga mencapai Rp 105 ribu per kilogram. Kerapu tikus merupakan ikan termahal yang dimiliki Zaidir, bibitnya dibeli dari nelayan dengan harga Rp300 ribu per ekor. Saat panen, ikan itu dijual seharga Rp 430 ribu per kilogram. Sementara ikan jenis kuwe dijual seharga Rp 20 ribu per kilogram. Selama pemeliharaan, biaya yang

harus dikeluarkan sebesar Rp11,9 juta untuk pembelian sekitar 1,8 ton pakan selama 8 bulan di samping pakan yang ditangkap sendiri. Sedangkan induk kerapu dijual Rp 2 – 2,5 juta per ekor. Namun keuntungan yang diperoleh Zaidir masih terbilang kecil dibanding modal yang dikeluarkan. Sebab tidak semua bibit yang dipelihara bertahan hidup. Apalagi sebagian besar bibit harus didatangkan dari luar daerah. Itulah sebab ia sulit memenuhi permintaan pasar ekspor yang masih terbuka. “Dari Rp22,6 juta modal yang dikeluarkan pada tahun 2012, hanya 10

juta keuntungan yang diperoleh,” kata Zaidir. Saat itu, ia melakukan pemeliharaan 1.000 ekor bibit kerapu namun sebanyak 950 ekor mati karena tumpahan minyak dari kapal-kapal yang tidak bertanggung jawab. Kemudian, ia bersama kelompok tani lainnya, membeli 300 ekor lagi, namun hanya bertahan 150 ekor. “Kalau orang lain mungkin akan mengeluh, tapi saya lakukan karena hobi,” ujarnya sambil tersenyum. Minim Bantuan Selama menjalani usaha tambak tersebut, Zaidir mengeluhkan minimnya bantuan dari pemerintah. Selama dua tahun menjalani bisnisnya itu, petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tingkat kabupaten maupun provinsi hanya melakukan pemantauan. Permohonan bantuan pengadaan bibit yang harganya lebih murah dan alat tangkap pun hingga kini belum pernah ditanggapi. “Itu sebabnya kami masih mendatangkan bibit dari Situbondo yang harganya cukup tinggi dan harus ditambah biaya transportasi,” keluh Zaidir. Ia juga mengharapkan adanya pelatihan budidaya khususnya teknik tata cara mengawinkan dan pemijahan telur hingga pemeliharaan bayi-bayi kerapu. “Kalau ini bisa, jangankan kita menjual, pengadaan bibit untuk petani yang membutuhkan akan kita layani juga,” katanya. (g)

KKP Targetkan Produksi Ikan 20,05 Juta Ton

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia menargetkan produksi ikan tahun 2014 sebanyak 20,05 juta ton. Sektor perikanan yang menjadi target berupa perikanan tangkap sebesar 6,08 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 13,97 juta ton. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengatakan, udang dan tuna menjadi tumpuan untuk

target produksi. Selain itu, KKP juga menargetkan pencapaian angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan 2014 sebesar 7,25 persen atau naik 0,77 persen dari tahun sebelumnya. “Target tidak terlepas dari pencapaian positif target 2013. Apalagi, program industrialisasi kelautan dan perikanan dengan pendekatan blue economy yang dicanangkan menunjukkan perkembangan positif,” katanya dalam Rakor KADIN, di Jakarta, Jumat,18 Oktober. Pada semester I 2013, kata Sharif, nilai ekspor perikanan mencapai 1,97 juta dolar Amerika dengan volume 621,7 ribu ton yang berarti produksi ikan naik 4,2 persen, sementara vilume perdagangan naik 5,3 persen. Untuk mendukung pencapaian

target, lanjut Sharif, KKP telah menyiapkan berbagai program pendukung diantaranya, peningkatan daya saing perikanan melalui produktivitas, efesiensi, kualitas produk dan nilai tambah. Dari segi modal, KKP dengan beberapa institusi terkait telah melakukan pembahasan masalah pembiayaan dan akses permodalan, termasuk mengenai infrastruktur kelautan dan perikanan. Ketiga, sinergi hulu-hilir yang menyangkut masalah tata niaga dan akses pasar berbasis pada komoditas, kawasan serta pembenahan sistem dan manajemen. “KKP menargetkan, Nilai Tukar Nelayan atau Pembudidaya Ikan dapat menyentuh angka 112, termasuk tingkat konsumsi ikan dalam negeri harus mencapai 38 kilogram per kapita,” ujarnya.(g)


23

Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

A

nimisme menjadi landasan pokok kepercayaan masyarakat Mentawai pada zaman dulu. Mereka percaya, bukan hanya manusia yang memiliki jiwa, tapi juga hewan, tumbuh-tumbuhan, batu dan air terjun, bahkan pelangipun punya jiwa. Lebih dari itu, bagian-bagian dari suatu kerangka benda, kadang-kadang mempunyai jiwa. Selain jiwa, ada pula berjenisjenis roh, yang bertempat tinggal di udara, laut, darat dan hutan belantara. Roh-roh itu berbeda dengan jiwa. Roh dapat berpindah-pindah. Roh bisa hidup sendiri dan keluar dari tubuh, dan leluasa berhubungan dengannya. Menurut kepercayaan orang Mentawai, jiwa itu adalah duplikat rohani dari semua yang ada. Jiwa manusia terletak di tengah ubunubun tapi jiwa tak suka tertutup lama., malah jiwa itu senantiasa ingin keluar, untuk mencari pengalaman baru. Jiwa keluar dari rongga tubuh, berlakunya dalam pelbagai hal dan bermacam cara dan pada kesempatan tertentu, tapi yang lazim terjadi dalam mimpi. Apa yang terjadi jika jiwa meninggalkan tubuh? Orang akan mengalami penderitaan, karena terpisah dari jiwa. Sebaliknya jiwa pun rasa menderita, karena keluar dari tubuh. Bagaimanapun, antara jiwa dan tubuh memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Karena setiap jiwa memiliki Bajou, yakni semacam dampak yang berpengaruh baik atau buruk terhadap benda atau orang yang mendekatinya. Apabila berjumpa dengan Bajou baik, maka ia akan baik. Begitu pula sebaliknya, apabila bertemu Bajou jahat, maka ia menjadi jahat pula. Jiwa binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda lainnya, dapat mempengaruhi jiwa manusia dalam bentuk baik dan buruk. Penyakit dapat dianggap sebagai perginya jiwa dan berjumpa dengan jiwa yang jahat. Tujuan utama dari kepercayaan Mentawai adalah terjaminnya kesehatan dan panjang umur. Untuk itu dimanfaatkan ritusritus memanggil jiwa-jiwa, supaya bisa kembali ke tempat asalnya, atau dapat menghindarkan mereka dari bala bencana. Kematian akhirnya dianggap sebagai lenyapnya jiwa untuk selamanya. Jenis-jenis Jiwa Jiwa yang memberi hidup kepada tubuh, yang meninggalkan tubuh selama terjadinya mimpi atau selama dalam keadaan sakit dan dalam keadaan tertentu, disebut Magere (Simagere). Jiwa yang sudah lenyap selamanya disebabkan kematian disebut

Mentawai, Dunia Para Roh Kecat, kemudian keluar menjadi roh dan tidak membutuhkan tubuh lagi. Kecat juga berlaku untuk binatang. Loeb menjelaskan dalam tulisannya, bila seekor babi disembelih untuk persembahan kepada pelindung Uma, yang menjadi persembahan adalah hati dari babi itu. Yang dimakannya adalah hati sebagai lambang dari jiwa, karena Kecat ada bersemanyam dalam hati, bukan dalam jantung. Dikisahkan dalam sebuah cerita persembahan, kecat babi menghilang dengan berteriak-teriak. Jika benda-benda termasuk tumbuh-tumbuhan, disebut Kina. Menurut Loeb, kina itu lebih penting dari jiwa makhluk-makhluk yang bernyawa. Seruan pertama yang diucapkan oleh Rimata dalam upacara menaiki rumah baru ialah: ‘Konan kina simageremai, tatogaku’ Artinya: Marilah kemari wahai jiwa dari jiwa-jiwa anakku. Jadi segalanya mempunyai Kina. Peranan penting yang berkekuatan utama, adalah kina kera (tiang-tiang seperti totem), yang berkekuatan ampuh menghalangi roh-roh jahat, supaya tidak masuk ke dalam kampung. Bila dilakukan persembahan kepada tiang-tiang itu, merupakan suatu pertanda pula ada persembahan kepada kina. Jiwa-jiwa Mayat Di antara jiwa-jiwa benda, ada pula terdapat jiwa mayat yang sangat ditakuti, disebut Pitok. Bila jiwa telah meninggalkan tubuh dan pergi ke langgai sabeu (kampung nenek moyang), maka tinggalah jasad mayat. Tubuh yang telah mati harus mempunyai jiwa. Menurut kebiasaan Pitok berdiam di kuburan. Pitok tinggal di sana tidak berapa lama. Ia cenderung iri dan cemburu terhadap orang yang masih hidup, selalu berupaya kembali ke

dalam rumah tempat tinggalnya dahulu. Kalau ia masuk ke rumah, akan membawa penyakit kepada penghuni rumah. Untuk menghambat dan menghalanginya, dilakukan upacara khusus di malam hari. Di sini dibutuhkan peran kerei untuk membujuk Pitok agar ia keluar dari persembunyiannya dalam rumah. Sikerei melangkah-langkah di sudut-sudut rumah sambil mendendangkan lagu-lagu tertentu, serta mengibaskan dedaunan. Akhirnya kerei menyilahkan dan mengantarkan Pitok keluar dari rumah. Bajou Bersama-sama dengan Simagere, Kecat, Kina dan Pitok, terdapat pula sebuah roh lainnya yang disebut Bajou. Menurut Schefold, Bajou itu adalah kekuatan impersonal yang mengalir dari setiap benda yang berjiwa. Setiap benda memiliki Bajou, dengan cara berbeda dengan jumlah berbeda pula. Bajou bisa dihidupkan oleh tindakan manusia atau oleh seruan-seruan, yang gunanya untuk memperbanyak jumlah kekuatan. Dalam diri Bajou tidak ada kebaikan dan kejahatan. Dia dianggap tidak merugikan. Kalau Bajou bertemu dengan Bajou asing secara mendadak, perjumpaan itu bisa dianggap berbahaya. Bajou tidak menyerang tubuh secara langsung, melainkan melakukan gangguan yang berakibat tubuh bisa jatuh sakit. Karenanya jiwa tidak akan merasa aman dan berupaya melarikan diri mencari perlindungan kepada nenek moyang. Kejadian ini sangat ditakuti oleh orang Mentawai, karena jiwa yang disambut nenek moyang, diberi perhiasan dan makan bersama mereka, tubuhnya tidak dapat hidup melainkan mati. Bajou Sikerei Dukun disebut Sikerei. Bajou

kerei tua dianggap lebih kuat dari pada Bajou kerei muda. Kalau berjumpa yang muda dengan yang tua, biasanya terjadi perlawanan. Untuk menghindari bentrokan itu, diadakan suatu upacara agar antara keduanya saling punya pendekatan dan mengenal diri masingmasing, sehingga dapat dicegah hal-hal yang membahayakan. Bajou benda-benda yang baru, seperti gong baru yang akan ditempatkan ke dalam uma, didekatkan dengan gong-gong lainnya, harus lebih dahulu dilakukan dengan upacara khusus. Maksudnya supaya jangan terjadi cekcok antara gong yang lama dengan gong yang baru. Dilakukan seruanseruan mantera, supaya yang lama dengan yang baru aman tenteram. Kalau orang Mentawai masuk ke rumah suku lainnya, haruslah mentaati kesopanan, dengan upacara pula, gunanya untuk menetralisir pengaruh dari Bajou. Bajou bisa membawa panas dan demam. Untuk mengamankan Bajou, harus dilakukan upacara, supaya bendabenda dapat dikuasai, diadakan seruan-seruan mantera, dengan menggunakan air dingin untuk memerciki benda-benda. Benda-benda Perantara Untuk mendekatkan dengan Sang Pencipta, masyarakat Mentawai memanggil roh-roh benda tertentu yang dapat dijadikan perantara. Roh-roh tersebut menyampaikan keinginan dan permohonan-permohonan kepada kekusaan tertentu. Di antara perantara-perantara itu terdapat tumbuhan yang disebut Gaut. Setiap tumbuhan memiliki fungsi dan sifat yang berasal dari jenis/bentuk tumbuhan itu. Ada tumbuhan berbentuk spiral, disebut Pilok yang artinya mengusir. Jadi, jiwa tumbuhan itu serupa Pilok, cenderung mengusir pengaruh-pengaruh jahat. Pada setiap acara dipakai bermacam bunga dan daun tumbuhan. Kemudian dicampakkan saja, namun sewaktu-waktu disimpan dan diletakkan di suatu tempat tertentu, dengan pengharapan supaya nanti dapat melanjutkan tugasnya sebagai perantara. Orang Mentawai mempercayai Bajou yang baik, dalam suatu himpunan, misalnya terkarang dalam untaian kalung (ngalou), bermanik-manik. Setiap unsur biji manik mempunyai jiwa, berarti ada suatu kekuasaan yang begitu besar, yang dapat membantu mereka. (Sumber: Stefano Coronese, Kebudayaan Suku Mentawai, Grafidian Jaya Jakarta, 1986)

Suara Daun Gerson Merari

Parade Korupsi Mentawai

S

eakan tak mau kalah dengan pejabat di Jakarta, satu per satu pejabat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai diarak masuk penjara. Kasusnya sama ‘dugaan korupsi’. Masih segar diingatan kita beberapa pejabat yang sudah dibui yakni mantan Bupati Mentawai Edison Saleleubaja dan mantan Kepala Dinas Kehutanan Mentawai Samuel Panggabean, kemudian disusul mantan Kepala BPBD Mentawai Tarminta dan Suardi yang divonis kemudian, semua kasusnya KORUPSI. Namun tak lama kemudian, pada September 2013 kembali diperiksa dengan dugaan korupsi penyediaan alat kesehatan yang melibatkan dr.Warta Siritoitet, Kepala Dinas Kesehatan, yang kasusnya saat ini masih ditangani Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumbar. Seakan berparade, Oktober 2013 polisi kembali menangkap tiga pejabat Mentawai di Dinas Pertanian dan Perkebunan dengan kasus dugaan penggelapan dana bencana. Mungkin publik akan bertanya kenapa hal ini sampai terjadi? Bisa saja ketika anggaran yang seharusnya digunakan untuk mensejaterahkan rakyat tidak dapat dikelola secara maksimal sehingga selalu ada SILPA tiap tahun.. Terkait kasus itu, tak bisa dipungkiri Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menorehkan rapor merah. Lemahnya pengawasan di internal pemerintah menjadi salah satu faktor peristiwa ini bisa terjadi. Salah satu tuntutan masyarakat untuk menciptakan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah kiprah institusi pengawas daerah. Sehingga masyarakat bertanya dimana dan kemana lembaga itu, sementara korupsi merajalela. Masyarakat gerah melihat prilaku birokrasi korup yang semakin hari bukannya berkurang tetapi malah unjuk gigi. Seiring semakin kritisnya masyarakat, maka rumusan pengawasan yang sederhana itu tidaklah cukup dan masyarakat mengharapkan lebih dari sekedar mengoreksi kesalahan untuk perbaikan di masa datang. Kesalahan apalagi penyelewengan yang terjadi harus diminta pertanggungjawaban kepada yang bersalah. Untuk mencapai hal itu, perlu langkahlangkah pragmatis, realistis dan sistematis dalam penempatan sumberdaya manusia pada lembaga pengawas daerah, mulai dari pimpinannya sampai kepada staf atau pejabat yang membantu. Seorang pimpinan pengawas daerah harus punya integritas, moralitas dan kapabilitas serta kompetensi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga tugas pengawasan yang dilaksanakan merupakan bagian dari solusi, dan bukan bagian dari masalah. Kita patut mengapreasi aparat penegak hukum yang mulai berani bertindak, dan mudah-mudahan dari pengembangan kasus-kasus tersebut dapat menjerat pihak lain yang terlibat dalam kejahatan tersebut. z


Lingkungan

P

erubahan iklim pada dasarnya merupakan peristiwa alam yang alami. Namun, akibat ulah manusia melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca, salah satunya karbondioksida, ke atmosfer sehingga menyebabkan kenaikan rata-rata temperatur bumi yang tidak wajar (global warming atau pemanasan global). Gas-gas tertentu di atmosfer membiarkan panas dari matahari memasuki bumi, lalu menangkap sebagian di atmosfer bumi, sedikitnya seperti jendela kaca dalam rumah kaca. Itulah sebabnya gas-gas tersebut dikenal dengan sebutan gas rumah kaca. Dan prosesnya disebut sebagai efek rumah kaca. Efek rumah kaca amatlah penting, tanpa itu dunia akan sedingin bulan dan terlalu dingin untuk kehidupan mahluk hidup. Namun, terlalu banyak gas rumah kaca membuat bumi semakin panas. Kejadian ini mempengaruhi ekosistem dan mengakibatkan kepunahan terjadi lebih cepat. Oleh karena itu, perubahan iklim menjadi satu ancaman serius bagi kelangsungan kehidupan manusia, fauna, dan keanekaragaman hayati. Para ahli perubahan iklim mencatat kenaikan temperatur bumi telah mencapai 1,4oC hingga 5,8oC daripada semestinya. Dikhawatirkan apabila dalam abad ini kenaikannya mencapai lebih dari 2oC maka akan banyak terjadi kepunahan, terutama di daerah kutub dan tropis.

BANJIR Banjir yang menggenangi Dusun Salappak, Siberut Selatan beberapa waktu lalu

Di Indonesia, dua peristiwa yang dapat mengambarkan dasyatnya ancaman perubahan iklim adalah kebakaran hutan (khususnya di Kalimantan) dan peristiwa pemucatan terumbu karang (coral bleaching) yang sangat parah pada tahun 1997-1998. Kedua peristiwa ini diyakini akibat makin seringnya terjadi El Nino/La Nina karena pemanasan global.

Perubahan Iklim di Indonesia Indonesia adalah negara keempat yang paling banyak penduduknya dan secara signifikan berkontribusi menyumbangkan gas rumah kaca dari penebangan hutan dan pengalihan fungsi lahan (WRI, 2005). Wilayah Indonesia hampir 2 juta km persegi yang mana tercakup di dalamnya hutan. Akan tetapi penebangan hutan dan pengalihan fungsi lahan diperkirakan telah melenyapkan sekitar 2 juta hektar per tahun atau sama dengan 85 persen dari jumlah total CO2 yang dihasilkan Indonesia per tahunnya. Indonesia menghasilkan 85 persen. (WRI,2002). Hutan Indonesia juga sangat dilimpahi keanekaragaman hayati yang mendukung beragam mata pencaharian dan kebutuhan ekosistem lainnya. Perpaduan antara kepadatan populasi penduduk yang tinggi dan banyaknya keanekaragaman hayati dengan 80.000 km garis pantai dan 17.508 kepulauan, menempatkan Indonesia sebagai negara paling rentan terkena dampak perubahan iklim.

Puailiggoubat NO. 275, 1 - 14 November 2013

Bukti bahwa perubahan iklim yang sudah terjadi: Dalam laporan yang dikeluarkan WWF, Climate Change: Implications for Humans and Nature (2007), dipaparkan bukti bahwa perubahan iklim sudah terjadi di Indonesia, diantaranya: 路 Temperatur suhu di Indonesia meningkat sebesar 0,3 oC 路 Pola cuaca berubah, bagian Sumatra dan Borneo akan lebih basah 10 -30 persen pada 2080 di bulan Desember-Februari. Sedangkan Jakarta diprediksikan akan lebih menghangat 5-15 persen pada Juni-Agustus 路 Angin musim akan datang terlambat 30 hari, curah hujan meningkat 10 persen (April-Juni) dan 75 persen curah hujan menurun/ kemarau (Juli-September). Beberapa dampak perubahan iklim yang telah dan akan terjadi, antara lain: Permukaan Air Laut Meningkat Secara global, permukaan air laut telah meningkat antara 4-10 inci selama abad terakhir ini yang dikarenakan oleh pemuaian air laut akibat kenaikan suhu permukaan bumi. 10 inci mungkin bukan angka yang besar, tetapi harus diingat bahwa dua pertiga bagian bumi adalah air. Dan bayangkan bahwa SEMUA bagian itu mengalami kenaikan 10 inci (25 cm)! Hal ini juga disebabkan oleh pencairan es dan gletser yang semakin cepat. Pada tahun 2002, suhu yang cukup hangat menyebabkan pencairan

permukaan es terbesar di Greenland. Di puncak gunung Kilimanjaro, gletser diperkirakan akan hilang sepenuhnya pada tahun 2020. Di pegunungan Himalaya, Alpen dan Alaska, ribuan tempat gletser berkurang dengan cepat. Banjir Banjir yang disebabkan karena gelombang badai telah mempengaruhi 46 juta orang di rata-rata tahun, kebanyakan dari mereka tinggal di negara berkembang. Kesehatan Kesehatan manusia dapat terancam saat terjadi perubahan iklim. Iklim yang hangat dan basah berarti lebih banyak nyamuk untuk menyebarkan penyakit seperti malaria, dan demam berdarah Kerusakan Infrastruktur Infrastruktur fisik akan rusak, terutama dikarenakan oleh peningkatan level air laut dan karena kejadian-kejadian cuaca yang ekstrim. Kebakaran Hutan Cuaca panas dan curah hujan yang kurang dapat berarti lebih banyak bencana besar yaitu kebakaran hutan. Pada kurun waktu 1997-1998, Indonesia mengalami Kebakaran Hutan yang sangat parah sebagai akibat berubahnya karakter gejala alam El Nino yang menjadi lebih sering muncul.

24

Pertanian Di beberapa tempat di dunia, lahan pertanian dulunya merupakan daerah yang lebat dan subur, namun dalam beberapa tahun terakhir hujan jarang turun dan jatuh pada waktu yang salah. Petani-petani di seluruh dunia mungkin harus menanam tanaman yang berbeda yang dapat bertahan dengan kondisi yang baru. Persediaan Air Bersih Berkurang Dalam Forum Ketiga Air Dunia, UNESCO melaporkan bahwa menjelang tahun 2025 lebih dari 2.5 miliar penduduk dunia atau lebih kurang satu pertiga penduduk dunia akan menghadapi kekurangan air bersih. Mereka memperkirakan sekitar 12.000 km2 sumber air dunia saat ini telah tercemar dan apabila tidak ada perbaikan pada 50 tahun mendatang kerusakan sumber air bersih akan mencapai 18.000 km2 Curah hujan yang tidak dapat diperkirakan akan mengarah pada kekurangan persediaan air di banyak tempat di dunia. Gletser yang semakin menipis juga mengancam ketersediaan air bersih di beberapa tempat. Daerah di sekitar Mediterania, temperatur dapat naik sekitar 4oC tahun 2100 dan curah hujan diperkirakan turun hingga 10-40 persen. (int)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.