290 ok

Page 1

PEMILU

8

9

EKOKER

Tabloid Alternatif Dwimingguan

22

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

15

No . - 3 Tah 29 0 0 un Ju X ni II 20 1

4

HARGA ECERAN RP 3000

MENTAWAI NEWS

HARGA PREMIUM BERSUBSIDI “MELANGIT”

KETUA KPU DAN PANWASLU MENTAWAI DIPECAT

PEMDA MENTAWAI HARUS BANGUN JALUR EVAKUASI DAN SHELTER


Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Uggla Tim nia Jokowi-JK masikua igit sipasikokok-kok sia ka Mentawai 75 persen kek Prabowo-Hatta raobak maigi sikokkok sia — 3

Bulat mabesik mei ka Siberut Barat kalulut reu nia pulaggat nenda sam-ba tai maiginia kapak sie kaet - 4 Aiailiat rua ngalaggo pasigalaiat huntap ka Pagai Utara Selatan tai puenung kalulut tai barania loinak kaujetdda - 6 Pemerintah ka Mentawai buitak ragalai enungan putuituijat simalio samba kudduat simaeruk kek moi tsunami - 8 Hakim masiteuakek KPU samba Panwaslu Mentawai masele kalulut sigalairak tak siropakatnia samba tak paorak nia siripot galajet siberikabaga sipaoorak ka pasal 11 samba 13 Kode Etik Penyelenggaraan Pemilihan Umum9 PPTK Dinas Pendidikan Mentawai masikua tak rakop bulagat sai atlet kalulut rurut siluluira siripot sitususurat - 18 Sipulalaggai ka Saumanganyak raperuk puberakat lionia 100 hektar, ka Maileppet kerek leut lionia 30 hektar - 21

COVER DEPAN: 1 ILUSTRASI: LINGKAN 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: Pinda Tangkas Simanjuntak PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja Yuafriza REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sikabaluan) Rapot Pardomuan (Sipora) Rinto Robertus (Saibi) Leo Marsen (Sikakap) Supri Lindra (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Legend Satoinong (Siberut Selatan) Siprianus Sababalat (Siberut Selatan) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan) Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Dari Redaksi

D

i bilik suara kitalah yang punya kuasa, siapa yang akan tahu siapa yang akan saya, anda atau dia pilih pada Pemilu Presiden 9 Juli nanti. Bisa saja di depan publik menyatakan dukungan ke calon presiden A

pada-hal dalam hati sepaham dengan calon presiden B. Belum tentu si-kap menggebu-gebu seseorang membela capresnya di depan pu-blik adalah suara hati sebenarnya. Bisa jadi dia terpaksa karena sesuatu dan lain hal, bisa saja takut bersuara berbeda dari

2

Bilik Suara mayoritas komunitasnya karena di negeri ini ada gejala, yang berbeda itu adalah lawan. Tapi siapa yang tahu apa yang terjadi di bilik suara ? Semua kerahasiaan berada di tangan pemilih, tidak ada yang memaksa dan menekan. Hanya

dia yang tahu pilihan-nya, apakah akan mencoblos capres atau atau B, kecuali di bilik suara diam-diam dipasang kamera CCTV.

Redaksi


Puailiggoubat

3

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

PRABOWO - HATTA

Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat

1. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, aman dan damai, bermartabat, demokratis, berperan aktif dalam perdamaian dunia, serta konsisten melaksanakan Pancasila dan UUD 45. 2. Mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, berkerakyatan, dan percaya diri menghadapi globalisasi. 3. Mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial, dengan sumber daya manusia yang berakhlak berbudaya luhur; berkualitas tinggi: sehat, cerdas, kreatif dan trampil. Beberapa agenda dan program prioritas: 1. Meningkatkan pendapatan per kapita penduduk. 2. Meningkatkan pemerataan dan kualitas ekonomi. 3. Meningkatkan daya serap angkatan kerja. 4. Mendirikan bank tani dan nelayan. 5. Melindungi dan memodernisasi pasar tradisional. 6. Mempercepat reforma agraria. 7. Mencetak 2 juta hektar lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan. 8. Menjamin pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat miskin. 9. Meningkatkan kesejahteraan guru. 10. Merevisi kurikulum nasional.

PERTARUNGAN PRABOWO - JOKOWI DI MENTAWAI Tim sukses Jokowi-JK menargetkan 75 persen suara di Mentawai sementara tim sukses Prabowo Hatta berharap meraup banyak suara.

D

ukungan pemilih pada Pemilu Presiden 9 Juli nanti terpolarisasi menjadi dua kubu karena hanya terdapat dua pasang calon presiden dan wakil presiden yakni Prabowo-Hatta Rajasa (nomor urut 1) dan Jokowi-Jusuf Kalla (nomor urut 2). Gerilya mencari dukungan dilakukan tim sukses kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden tak terkecuali di Mentawai. Di daerah kepulauan itu, pasangan Prabowo-Hatta didukung koalisi partai Gerindra, Golkar, PKS, PBB, PAN, dan PPP. Sementara pasangan Jokowi- Jusuf Kalla (JK) didukung koalisi PDI Perjuangan, Nasdem, PKB dan PKPI. Meski koalisi partai untuk Prabowo-Hatta lebih “gemuk” dibanding koalisi partai pendukung Jokowi-JK, namun Mentawai selama ini dikenal sebagai basis PDIP di Sumatra Barat. Untuk merebut hati pemilih, Ketua Tim Kampanye Pemenangan PrabowoHatta di Mentawai, Kortanius Sabeleake’ mengatakan akan membawa isu kepemimpinan negara yang kuat bagi pemilih di Mentawai. “Sosok Prabowo adalah sosok pemimpin yang kuat, yang dapat dilihat

dari rekam jejaknya. Karena saat ini pemimpin yang kuat seperti Prabowo yang diharapkan Indonesia. Ini yang mau kita angkat,” kata Ketua DPD II Partai Golkar Mentawai ini kepada Puailiggoubat, 10 Juni lalu. Selain membawa isu kepemimpinan yang kuat, tim ini juga mengusung kemandirian pangan dan pemanfaatan sumber daya, baik sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat. “Kita di Mentawai banyak memiliki potensi, namun kita tidak mandiri. Dari visi-misi Prabowo-Hatta kemandirian pangan itu ada dan pas untuk Mentawai,” jelasnya. Isu terakhir yang akan dibawa yaitu pendidikan demokratis.”Untuk menciptakan demokrasi yang baik di Indonesia butuh pengetahuan dan pendidikan akan nilai demokrasi itu sendiri, sehingga dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia tidak lagi mengeluarkan biaya yang besar sementara kepemimpinan yang dihasilkan tidak baik,” katanya. Menyadari bahwa Mentawai merupakan basis PDIP, Kortanius tidak memasang target perolehan suara, hanya mereka ingin memperoleh suara terba-

VISI MISI

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

JOKOWI - JK

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkeperibadian dalam kebudayaan. Beberapa Agenda Prioritas 1. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 2. Memberantas korupsi dan mafia peradilan. 3. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 4. Berkomitmen melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat diantaranya melanjutkan proses legislasi RUU Pengakuan dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat Adat. 5. Mereformasi pelayanan publik melalui penguatan desa, kelurahan dan kecamatan sebagai ujung tombak pelayanan publik. 6. Membangun kedaulatan pangan yang berbasis pada agribisnis kerakyatan. 7. Lelang jabatan strategis pada lembaga penegak hukum . 8. Berkomitmen membangun ekonomi maritim. 9. Berkomitmen memberikan jaminan hidup yang memadai bagi para guru di daerah terpencil. 10. Pemerataan fasilitas pendidikan dan penghapusan Ujian Nasional

nyak di Mentawai dari koalisi partai pendukung pasangan Prabowo-Hatta. Tidak berbeda jauh dengan strategi kampanye tim sukses Prabowo-Hatta, tim pemenangan Jokowi-JK juga akan menyosialisasikan visi dan misi pasangan presiden nomor urut 2 ini sehingga pemilih lebih mengenal dan yakin mencoblos pada 9 Juli nanti. “Isu strategis yang akan dibawa yaitu soal visi-misi pasangan itu sendiri,” kata Yosep Sarogdok, Sekretaris Tim Kampanye Jokowi-JK di Mentawai. “Soal visi kemandirian pangan misalnya, Mentawai sebagai daerah kepulauan membutuhkan kemandirian pangan dari sumber daya alam yang ada di Mentawai. Ini sesuai dengan visi-misi Jokowo-JK,” kata Yosep kepada Puailiggoubat, Kamis, 12 Juni lalu. Selain kemandirian pangan, isu pengakuan hutan adat ikut diangkat. “Kita tahu masyarakat Mentawai itu hidup dari hutan karena mereka berada dan tinggal di sekitar hutan, sementara pengakuan akan hutan adat bagi masyarakat Mentawai masih sekedar wacana,” jelasnya. Visi dan misi pasangan Jokowi-JK

ILUSTRASI:LINGKAN

untuk mengakui hutan adat menurut Yosep membuat lembaga atau organisasi adat ikut memberikan dukungan seperti AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara). “Makanya AMAN mendukung pasangan Jokowi-JK karena ada kesamaan visi-misi soal masyarakat adat dan lingkungan. Sehingga AMAN Mentawai sekarang satu posko dengan tim pemenangan Mentawai di Tuapeijat,” tambah anggota DPRD Mentawai terpilih periode 2014-2019 ini. Sementara terkait dengan target perolehan suara, tim kampanye Jokowi-JK menargetkan 75 persen dari pemilih Mentawai. Ini dilihat dari perolehan suara pemilihan legislatif April lalu bersama dengan partai yang berkoalisi dengan PDIP. “Strategi yang dilakukan untuk memperoleh suara ini yaitu konsolidasi bersama partai koalisi mulai dari struktur partai, legislatif, eksekutif hingga pengurus-pengurus partai di tingkat bawah,” katanya. Masyarakat Belum Tahu Visi Misi Capres Minimnya informasi membuat masyarakat Mentawai belum mengeta-

hui secara rinci visi dan misi para capres. Masyarakat hanya mengandalkan informasi dari televisi saja sementara tim sukses kedua pasangan juga baru memulai masa kampanye 6 Juni lalu. Nalfri ( 48 ), masyarakat Desa Sikakap, mengatakan belum ada sosialisasi yang dilakukan tim sukses di daerahnya. “Kita tidak tahu apa visi dan misi dua calon presiden dan wakil presiden tersebut,” kata Nafri kepada Puailiggoubat 1 Juni lalu. Edison Sakerebau ( 37 ), warga Dusun Makukuet Desa Matobe, mengatakan meski minim informasi, dia sudah menyatakan pilihannya ke salah satu pasangan capres. Informasi yang minim juga membuat masyarakat kebingungan menentukan capres yang akan dipilih. Di Siberut Selatan terutama wilayah hulu, masih banyak warga yang belum tahu kapan jadwal Pilpres dan siapa yang akan dipilih. Yastiarti Satoleuru (34), warga Desa Matotonan mengaku belum tahu capres yang akan dipilih sekaligus jadwal Pilres. Demikian juga pengakuan Teresia, warga Puro, dia ingin ada sosialisasi soal visi dan misi capres agar mantap saat mencoblos, 9 Juli nanti. (bs/spr/ss/ocha)


Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Di Siberut Barat, biaya transportasi sangat mahal

4

Siberut Barat yang Dilupakan FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Bambang Sagurung

M

enurut legenda dalam sejumlah literatur tentang Mentawai, kampung asal nenek moyang

orang Mentawai adalah Simatalu Siberut Barat lalu turun menyebar ke Sipora dan Pagai. Namun kini, kampung tua itu justru nyaris terlupakan. Tidak ada kapal penumpang regular ke sana. Perekonomian masyarakat nyaris tidak berkembang. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai pernah melakukan pengadaan kapal antar pulau untuk daerah itu. Bahkan namanya pun dinamai KM Simatalu. Namun kapal tersebut tidak beroperasi karena sejumlah masalah. Masyarakat Desa Simatalu awalnya bangga dan senang ketika Pemerintah Mentawai menggunakan nama daerah mereka untuk nama kapal untuk melayani masyarakat di daerah tersebut. “Tapi kapalnya hanya sandar di pelabuhan Padang, tidak pernah datang ke sini untuk melayani kami membuat kami kecewa,” kata Meon, kepala Dusun Simalibbeg, Desa Simatalu pada Puailiggoubat, Senin, 2 Juni lalu. Lanjut Meon, harapan akan adanya

DESA SIMATALU - Sejumlah anak bermain di salah satu sudut Dusun Simalibbeg, Desa Simatalu. Warga mengharapkan pemerintah dapat memperhatikan desa ini sehingga perekonomian bisa berkembang layanan dari pemerintah sangat besar, karena besarnya biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk keluar Kecamatan Siberut Barat dan masuk wilayah Siberut Barat. “Jangankan untuk keluar, jadwal kapal dagang dan

Nama Daerah di Mentawai Banyak ‘Dirusak’ Orang Luar SIKABALUAN-Nama daerah di Mentawai banyak diubah oleh masyarakat dari luar Mentawai, sehingga nama daerah yang sebelumnya memiliki arti dan makna bagi masyarakat setempat diubah begitu saja. Hal ini terungkap dalam acara lokakarya Ranji Suku Mentawai yang diadakan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mentawai di Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kamis-Jumat, 22-23 Mei lalu. Salah satu contoh nama daerah yang telah berubah yaitu Lokbajau, Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat yang berubah menjadi Labuhan Bajau. Penggunaan nama Lokbajau oleh masyarakat setempat karena di daerah tersebut terdapat sumber air yang airnya tidak pernah habis walau banyak yang minum. Lokbajau berubah nama setelah kawasan tersebut banyak disinggahi kapal-kapal ikan dari daerah Sumatera Utara. Lokbajau digunakan untuk berlindung di saat musim badai datang karena Lokbajau berada dikawasan teluk. “Walau kita minum banyak, tapi airnya tidak habis. Makanya daerah itu dikasih nama Lokbajau, saat airnya diminum, airnya dapat lagi,” kata Muliadi Sikaraja dari desa Sigapokna, Siberut Barat. Nama daerah lainnya yang berubah diantaranya, Polipcoman. Kata ini diambil dari kata Lipsop yaitu sejenis siput atau kerang yang ada di sungai. Pada masa itu masyarakat khususnya ibu-ibu banyak mencari ikan siput disungai. “Makanya daerah ini dipakai nama Polipcoman. Namun karena pendatang banyak datang, dan menyebut daerah ini sesuai ejaan yang mudah makanya ada yang menyebut Pulitcoman atau Policoman yang artinya tidak jelas bagi masyarakat setempat,” kata Muliadi Sikaraja. Nama daerah lainnya yang berubah seperti Subelen yang berubah menjadi Subeleng. Cempungan yang berubah menjadi Cimpungan, Tuapeijat yang menjadi Tuapejat serta daerah lainnya di Mentawai.(bs/r)

boat yang berangkat dan yang datang saja tidak pasti di Simatalu,” katanya. Demikian halnya dengan Wandi, kalau layanan kapal dari pemerintah secara reguler sudah ada, aktivitas ekonomi masyarakat akan meningkat.

“Sambil ke Sikabaluan kami bisa bawa kopra, pisang, kelapa atau hasil ladang yang kami punya. Kalau sekarang tidak bisa, hanya dikuasai kapal dagang yang tentunya dengan harga yang ditekan,” katanya.

Lain halnya dengan Nursani Siribere warga Dusun Limu Desa Simatalu. Awalnya ia berharap dengan adanya layanan KM. Simatalu dapat membantu masyarakat dari segi transportasi masyarakat dan pelajar. “Menjelang masuk tahun ajaran baru kami mesti mengeluarkan biaya ekstra mengantar anak sekolah di Sikabaluan,” katanya. Ongkos ojek dari Limu menuju Betaet Desa Simalegi tempat biasa mereka mencari tumpangan speedboat Rp75 ribu -100 ribu perorang sekali jalan. Untuk ongkos speedboat dari Betaet-Sikabaluan Rp150-200 ribu per orang. Butuh Rp225-300 ribu untuk sampai di Sikabaluan dalam sekali jalan. “Ini belum ongkos anak yang akan kita daftarkan, biaya makan selama di Betaet menunggu tumpangan, biaya makan di Sikabaluan, biaya keperluan anak dan ongkos pulang kita nanti. Ini yang menyulitkan kami,” katanya. Dikatakannya, kalaulah ada layanan kapal reguler dari pemerintah hasil pertanian masyarakat akan menjadi uang. “Di Sikabaluan semua sudah bisa jadi uang. Kelapa, pisang, keladi, ubi ditampung penampung karena kapal lancar,” katanya. (bs/r)

Keluarga Imanuel Tegar Berharap Terima Dana Huntap Tahap Dua PAGAIUTARA - Keluarga Imanuel Tegar Saleleubaja, korban tsunami Mentawai 2010 berharap Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai memasukkan nama Imanuel Tegar Saleleubaja dalam daftar penerima dana hunian tetap (huntap) tahap dua. Tegar, bocah 4 tahun ini sudah kehilangan kedua orangtuanya saat tsunami menerjang kampungnya, 25 Oktober 2010. Waktu bencana terjadi Tegar masih berusia tiga minggu. Ia ditemukan warga Muntei Baru-baru Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara di atas selembar daun pisang dalam keadaan masih memakai bedong. Lalu Tegar dirawat pamannya Serim Saleleubaja dan istrinya Entina. Menurut Serim, dari 68 kepala keluarga warga Dusun Muntei BaruBaru yang mendapatkan hunian tetap, nama Imauel Tegar tidak ada, sementara itu uang pendidikan sampai tamat kuliah, uang kematian dan lauk pauk Imanuel Tegar sampai sekarang masih disimpan di dalam rekening atas nama Imanuel Tegar. Dana tersebut bisa cair apabila Imanuel Tegar sudah berusia17 tahun.

Imanuel Tegar Saleleubaja “Tapi waktu ada pendataaa tahap kedua yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai nama Imanuel Tegar kembali kita masukkan, mudah-mudahan di data kedua nama Imanuel Tegar terdaftar hendaknya,” katanya, Jumat, 30 Mei lalu. Sementara BPBD Mentawai telah melakukan pendataan ulang di Sikakap, Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sipora Selatan. Dari pendataan ulang terdata sebanyak 952 KK yang belum terakomodir sebagai korban gempa dan tsunami. Kepala Bidang Rehabilitasi dan

Rekonstruksi BPBD Mentawai Febrinaldi mengatakan, untuk pendataan warga blanko isian diserahkan kepada kepala dusun untuk selanjutnya mengiventarisasi data kepala keluarga. Menurut Febrinaldi, BPBD telah melakukan verifikasi data, ada 952 KK yang didata, untuk Kecamatan Pagai Utara, Desa Saumanganya ada 242 KK, Silabu 121 KK, Betumonga 200 KK. Kecamatan Pagai Selatan, Desa Bulasat 78 KK , Malakkopa 150 KK, Makalo 133 KK dan di Kecamatan Sipora Selatan, Desa Bosua ada 28 KK . Untuk masuk data tersebut menurut Febrinaldi ada tiga persyaratan yaitu keluarga merupakan ahli waris korban jiwa yang telah terdata pada SK Bupati Nomor 188-45-320 Tahun 2010 sebanyak121 KK, sesuai dengan mitigasi kesiapsiagaan megathrust 8,9 SR, masyarakat telah meninggalkan pemukiman lama akibat bencana, dan kerelaan penduduk direlokasi ke tempat aman. “Data 952KK hasil verifikasi diserahkan kepada bupati Mentawai,” katanya kepada Puailigoubat, 5 Juni lalu. (spr/ leo/r)


5 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Residivis Berkeliaran, Warga Sikakap Gelar Ronda SIKAKAP - Warga Dusun Sikakap Timur, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap mengadakan ronda malam guna mempersempit pergerakan R seorang residivisyang sering keluar masuk penjara dalam kasus pencurian. Menurut Sahinir (39), warga setempat, keberadaan ‘R’ sangat meresahkan warga. “Sudah banyak terjadi kemalingan sejak ‘R’bebas dari penjara dan kembali lagi ke Desa Sikakap,” katanya Minggu, 1 Juni lalu. Bagi peserta ronda yang bertugas akan diberikan surat, peserta ronda berjumlah 12 orang, tugas anggota ronda setiap malam keliling Dusun Sikakap Timur setiap 1 jam. Menurut Sahinir, dulu ‘R’ sempat ditangkap warga Dusun Sikakap Timur yang sedang melakukan aksi di salah satu rumah, waktu itu R’ membawa parang bahkan saat penangkapan ada seorang warga terluka dagunya akibat bacokan pelaku. “Setelah itu R langsung diserahkan ke kantor Polsek Sikakap,” katanya. Jhon ( 38 ) menambahkan, banyak warga kemalingan sejak R bebas dari penjara dan kembali lagi ke Desa Sikakap. Sesuai informasi pelaku bersembunyi di bukit Desa Sikakap dengan membawa parang. “Kalau tidak cepat ditangkap keberadaannya sangat meresahkan dan menakutkan bagi masyarakat,”tuturnya. Kepala Desa Sikakap, Suharman, mengatakan, kegiatan ronda malam telah di sampaikan ke seluruh dusun, tujuannya tak lain adalah untuk mempersempit ruang gerak R bila melakukan aksi pencuriannya. “Aksi itu dilakukan pada pukul 20.00 WIB sampai 24.00 WIB,” tandasnya. (spr/r)

Anggaran PNPM-MP Siberut Barat Rp900 juta SIMALEGI - Kecamatan Siberut Barat kembali mendapat alokasi dana program PNPMMP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) sebesar Rp900 juta tahun ini dimana dari alokasi dana yang ada digunakan untuk kegiatan yang dinilai masyarakat prioritas untuk dibangun. “Kita sudah tanda tangani Surat Penetapan Camat (SPC) dan tinggal pelaksanaan di lapangan,” kata Camat Siberut Barat, Paulina T Saruruk pada Puailiggoubat, Rabu, 4 Juni lalu diruang kerjannya. Ia mengakui, dalam pelaksanaan program PNPM-MP di Kecamatan Siberut Barat tergolong berat karena dilihat dari tahunke tahun pelaksanaan program selalu menuai masalah di tengah masyarakat. “Ibaratnya kita menandatangani SPC, kaki sebelah di penjara sebelah lagi di luar. Untuk itu kita berharap kerjasama UPK, TPK dan pelaku PNPM di Kecamatan Siberut Barat,” katanya. Untuk program 2014 yang akan dilaksanakan diantaranya program penerangan di Dusun Limu Desa Simatalu,gedung sekolah filial SDN 17 Bojo yang ada di Dusun Saikoat Desa Simatalu, pembangunan gedung serba guna Simalegi, pembangunan jalan dari Sakaladhat menuju Simalegi Tengah dan pembangunan MCK di Desa Sigapokna. ”Masing-masing program sudah ditetapkan anggarannya dan itu sudah ditetapkan dalam SPC,” katanya.(bs/r)

Masyarakat Simatalu Harapkan Akses Jalan Darat Sejumlah ruas jalan Desa Simatalu sudah dirabat beton, namun tidak dapat digunakan karena tidak ada jembatan penghubung. Bambang Sagurung

anpa akses darat yang menghubungkan semua desa yang ada di Kecamatan Siberut Barat dan akses untuk menuju kecamatan lain, segala sesuatunya akan sia-sia. Hal inilah yang terlihat dari pantauan Puailiggoubat di wilayah Desa Simatalu yang terdiri dari 13 dusun dan Desa Simalegi yang terdiri dari 9 dusun. Dari Dusun Simalibbeg menuju Dusun Bojo, akses darat sudah ada kendati kondisi jalannya tanjakan dan turunan tajam, ditambah badan jalan yang mulai bersemak. Jalan ini sudah dapat dilalui sepeda motor selain pejalan kaki. “Yang penting tukang ojeknya orang yang biasa, karena selain lebar badan jalannya yang 1 meter, juga di kiri kanan badan jalan masih banyak pohon dan bersemak,” kata Wandi, warga Simalibbeg. Untuk jasa ojek dari Bojo menuju Simalibbeg antara Rp50 ribu -100 ribu dan dapat ditempuh sekitar 30 menit. Bagi pejalan kaki jarak tempuhnya 3-4 jam sementara dari Bojo menuju Limu dan Saikoat bagian pantai desa Simatalu beberapa bagian jalannya sudah dirabat beton, namun tidak dapat digunakan karena tidak ada jembatan penghubung. “Tidak ada artinya karena kita tidak bisa menggunakannya tanpa ada jembatan,” kata Petrus, warga Bojo. Oleh jasa ojek, dari Simalegi menuju Saikoat-Limu dan Bojo atau

T

ASAL JADI - Jembatan di Limu Desa Simatalu yang dibangun asal jadi dengan Alokasi Dana Desa (ADD) Simatalu tahun 2013 sebaliknya hanya menggunakan jalur pantai. Untuk berjalan mengantar atau menjemput penumpang tukang ojek harus berpatokan pada kondisi pasang dan surut air laut. Pada tahun 2013 lalu, pemerintah Desa Simatalu melalui ADD (Alokasi Dana Desa) mulai mencoba membangun jembatan agar jalan rabat beton yang dibangun dengan program P2D Mandiri dapat dimanfaatkan. Namun hasil bangunannya asal jadi bagi penilaian masyarakat setempat. “Jembatannya asal jadi. Saat pasang naik jembatan tergenang dan tidak bisa dilalui,” kata Rian, salah seorang pedagang di Limu yang tinggal sekitar 50 meter dari jembatan. Selain jembatan di Dusun Limu, juga ada jembatan di Dusun Bojo yang dibangun di tengah perkampungan melalui program ADD. “Tapi kita tidak tahu berapa

jembatan yang dibangun, berapa anggarannya, dimana saja lokasinya,” kata Sergius, anggota BPD Simatalu perwakilan dari Dusun Bojo. Tidak diketahuinya program dan anggaran ADD Simatalu, karena perencanaan dan pelaksanaan kegiatan BPD dan aparat desa tidak pernah duduk bersama. “Kami tahunya sudah ada pembangunan. Apa yang dibangun, berapa anggarannya kami tidak tahu,” katanya. Camat Siberut Barat, Paulina T Saruruk yang dikonfirmasi Puailiggoubat terkait dengan kondisi akses darat yang belum terhubung mengatakan bahwa tahun 2014 ini melalui program P2D Mandiri untuk jalur Simalegi menuju Simatalu akan terhubung. “Kita mengalokasikan 25 paket untuk Desa Simatalu membuat rabat beton badan jalan yang belum ada dan yang belum tersambung tahun

ini,” katanya Rabu, 4 Juni lalu di ruang kerjanya. Lebih lanjut dikatakan Paulina, jalan yang belum terhubung karena belum adanya jembatan seharusnya ditindaklajuti oleh pemerintah desa melalui program yang ada di desa. “Kita di pihak kecamatan skala kita jalan rabat beton, dan untuk menyambungkan jalan yang kita buat kita berharap pada pemerintah desa membangunnya. Sehingga jalan itu dapat terhubung dan dimanfaatkan,” katanya. Selain di wilayah Simatalu, tahun ini juga akan dialokasikan 20 paket P2D Mandiri di Desa Simalegi yang dipergunakan untuk menyambungkan jalan antar dusun diwilayah Simalegi dan juga menuju wilayah Simatalu. “Pembagiannya berdasarkan skala prioritas, agar pembangunan yang kita lakukan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya. (bs/r)

Disperta Sumbar Salurkan 10 Ribu Bibit Karet ke Mentawai SIKAKAP – Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Disperta) Sumatera Barat menyalurkan bantuan 10 ribu bibit karet kepada kelompok tani Keret Baga Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rabu, 11 Juni. Ketua Kelompok Keret Baga, Frans Zalukhu mengatakan, bibit tersebut akan dibagikan kepada 24 anggota yang memiliki areal perkebunan seluas 26 hektar yang tersebar di beberapa lokasi yakni Desa

Matobe Kecamatan Sikakap dan Desa Saumanya Kecamatan Pagai Utara. Bantuan tersebut menurut Frans, diberikan untuk mempercepat pemulihan ekonomi kepada warga korban bencana gempa dan tsunami pada 2010. “Bantuan ini sangat baik, hanya sayang tidak disertai dengan pemberian pupuk yang berfungsi sebagai stimulan sehingga tanaman cepat tumbuh, kalau pada pem-

bagian dulu kepada kelompok tani Riu-riu Toro sebanyak 7 ribu batang langsung diberikan pupuk sebanyak 4 ton, kita berharap Dinas Pertanian mau memberikan bantuan itu lagi,” katanya. Menurut Frans, membuka perkebunan karet lebih baik daripada membuka perkebunan sawit di Mentawai yang memakai sistim HGU. “Kalau sawit tanah kita digarap beberapa puluh tahun oleh

perusahaan kemudian kita menjadi buruh dengan pendapatan sedikit di tanah sendiri, lebih bagus karet karena milik sendiri,” ujarnya. Tarsisius Zalukhu, salah seorang anggota kelompok menyebutkan, bibit karet ini akan ditanam di lahan pribadinya seluas 1 hektar. “Lahan saya terletak di Dusun Sarere Desa Matobe, harapan saya bantuan ini akan dapat meningkatkan ekonomi nantinya”, tuturnya (spr/g)


MENTAWAINEWS Jaringan Kesejahteraan Kesehatan Masyarakat Adakan Pelatihan Kader TBC SIKAKAP - Jaringan Kesejahteraan Kesehatan Masyarakat (JKM) Indonesia menggelar pelatihan bagi 15 kader TBC Kecamatan Sikakap, di GKPM Sikakap, Rabu 11 Juni lalu. Koordinator Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Tiolina Saogo, mengatakan Indonesia adalah ranking kelima penyakit TBC, setelah India dan China. Agar penyakit TBC tidak berkembang biak di Indonesia perlu diberikan pelatihan atau pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya penyakit TBC. “Bagaimana cara penularannya, bagaimana cara pengobatan penyakit TBC ini, seandainya masyarakat telah mengetahui tentang tiga hal ini maka penularan penyakit TBC bisa dicegah,” katanya. Program JKM Indonesia di Sumatera Barat hanya ada di enam kabupaten yang mendapatkan kegiatan TBC yakni Kabupaten Solok, Tanah Datar, Padang Pariaman, Pasaman, Kota Padang, dan Mentawai. Dalam materinya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Warta Siritoitet, menuturkan, penyakit TBC disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. “Penyakit TBC bukan penyakit keturunan, penyakit terkena guna-guna tapi penyakit yang disebabkan karena bakteri yang penularannya bisa melalui udara, misalnya si penderita TBC membuang sembarangan dahak, bicara terlalu dekat, dan si penderita bersin waktu berbicara, Seorang penderita TBC bisa menularkan penyakit itu ke 10-15 orang. Cara satu-satunya pengobatan TBC adalah minum obat setiap hari selama 6 bulan,” katanya. (spr/r)

Buaya Ancam Keselamatan Warga Saumanganya SAUMANGAYA - Banjir yang sering terjadi di sungai Saumangaya tahun lalu menyebabkan empat buaya hanyut ke muara sungai. Buaya ini sering terlihat oleh masyarakat baik siang maupun malam. Pada siang hari hewan tersebut sering berjemur di tepi sungai dekat muara. Meski belum terdengar masyarakat yang digigit buaya, tapi satu ekor anjing telah menjadi korban keganasan keempat buaya, keberadaan empat buaya ini sangat meresahkan masyarakat Saumangaya yang tinggal sekitar sungai. Alber (30) warga Saumangaya pada Puailiggoubat, Sabtu 31 Mei mengatakan sering melihat buaya itu berjemur di tepi sungai. Ia mengaku telah berkali-kali menembak buaya tersebut dengan senapan angin. “Buaya itu sering kena tembak tapi bangkainya tidak nampak-nampak, apakah buaya itu mati atau tidak sampai sekarang tidak tahu katanya. Resmani Saleleubaja (60) mengakui keberadaanbuaya di muara sungai menakutkan warga beraktivitas di sungai. “Harapan kami buaya tersebut sesegera mungkin ditangkap, jangan sampai ada masyarakat yang menjadi korban dimakan buaya,” jelasnya. (spr/r)

Puailiggoubat

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

6

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Hampir dua bulan pembangunan rumah warga terbengkalai Supri Lindra

T

idak adanya kayu olahan dari pemilik Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) Primer

Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Korem 032 Wirabraja memperlambat penyelesaian pembangunan hunian tetap (huntap/ rumah) korban tsunami Mentawai. Hal itu diadukan fasilitator huntap dalam pertemuan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat, di gedung PNPM MPD Sikakap, 5 Juni lalu. Menurut Frengki Saud Halomoan, Koordinator Fasilitator Desa Saumanganya, di wilayahnya ada tiga dusun yang mendapatkan huntap yakni Dusun Pasapuat sebanyak 22 KK, Dusun Mabulau Buggei 8 KK, dan Dusun Mapinang 59 KK. “Huntap di tiga dusun tersebut sekarang tinggal pemasangan dinding dan atap, masyarakat di tiga dusun tersebut bersedia membeli papan dua kubik dari Primkopad, sementara untuk tonggak rumah kayunya diolah langsung masyarakat, karena kayu dari IPK terlambat, sampai sekarang rumah di tiga dusun tersebut belum di dinding lagi, kalau tidak ada masalah kayu, mestinya menjelang Agustus huntap di tiga dusun tersebut sudah selesai,” katanya membeberkan. Ia menambahkan, sudah hampir

TERKENDALA KAYU - Pembangunan huntap di dusun Muntei Baru-baru Kecamatan PagaI Utara terkendala akibat tidak tersedianya kayu

Kayu Huntap Dijanjikan Tersedia Juli dua bulan warga yang mendapatkan dana huntap menunggu kayu dari Primkopad karena persyaratannya mewajibkan masyarakat membeli kayu ke pemilik IPK tersebut. Prastuti Lindi, fasilitator lainnya mengatakan, untuk Dusun Muntei Baru-Baru, Sabeuguggung, dari 65 KK penerima huntap di Dusun Muntei, Desa Betumonga yang sudah menyetor uang pembe-

lian kayu kepada Primkopad, baru 52 KK yang sudah menerima kayu sementara 13 lainnya belum. “Waktu pengangkutan kayu dari sawmill sampai ke lokasi huntap, pihak mobil pengangkut kayu asal meletakkan saja dan menurunkannya asal jatuhkan saja, sehingga banyak kayu yang retak baik diujungnya akibat terhimpit,” jelasnya.

Mendapatkan keluhan tersebut, Zulfiatno, Kepala Bagian nRehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumatera Barat menjawab keterlambatan kayu memang sudah disampaikan ke pihak Primkopad. “Pihak Primkopad berjanji akan menyelesaikan semua kayu huntap di bulan Juli kalau tidak ada kendala,” katanya. (spr/r)

Aktivitas Kantor Desa Simatalu Tak Jalan FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

SIMATALU-Jam kerja aparat Desa Simatalu Kecamatan Siberut Barat tak berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas kantor lebih sering tutup ketimbang buka. Berdasarkan pantauan Puailiggoubat, Senin, 2 Juni lalu di Dusun Simalibbeg tempat kantor Desa Simatalu berpusat, kondisi kantor tertutup, pagar halaman terlihat rusak, halaman kantor ditumbuhi rumput yang mulai tinggi. “Sejak menjabat sebagai kepala desa, masih bisa kita hitung berapa kali kepala desa itu datang ke sini dan berkantor,” kata Wandi, salah seorang warga Simalibbeg. Kepala Desa Simatalu, Renatus lebih banyak menghabiskan waktu di kampungnya di Dusun Limau sementara sekretaris desa lebih banyak di Tuapeijat dengan alasan pengurusan Alokasi Dana Desa (ADD) sedangkan Kepala Urusan (Kaur) pembangunan, Kaur umum, Kaur pemerintahan berada di kampungnya masing-

Dusun Bojo. Camat Siberut Barat, Paulina Tajiningen Saruruk yang dikonfirmasi Puailiggoubat di ruang kerjanya Rabu, 4 Juni lalu mengatakan bahwa pihak kecamatan tak bisa melakukan tindakan penekanan atau sanksi karena kepala desa langsung memiliki kordinasi ke Bagian Pemerintahan Desa, di Tuapeijat. “Yang bisa kita tekan itu sekretaris desa dengan membuat absennya jam kerja. JARANG BUKA - Kantor Desa Simatalu yang jarang dibuka pada jam kerja Makanya sekretaris desa itu jarang menerima tunjamasing. dengan dana ADD kami tidak ngan. Sementara kepala desa, kaur Lembaga-lembaga desa seperti tahu, karena kumpul bersama dan lembaga desa tidak bisa kita BPD yang bermanfaat mengawasi antara BPD dan kepala desa, jalannya pemerintahan ikut diam sekretaris tidak ada. Kami tahunya berikan sanksi,” katanya. dan tak berkantor. “Apa yang sudah ada pembangunan ini, itu,” (bs/r) diprogramkan, apa yang dibangun kata Sergius anggota BPD dari


7 Puailiggoubat

Sementara Dana P2D akan digunakan membangun jalan dari Saumanganya menuju Matobe Supri Lindra Leo Marsen

P

MENTAWAINEWS

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Jalan dari Sikakap - Matobe Taikako Segera Dibangun FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

emerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai segera merealisasikan pembuatan jalan

yang menghubungkan Desa Sikakap dengan Desa Matobe dan Desa Taikako. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Mentawai, Elfi saat ditemui Puailiggoubat di Wisma Lestari, Sikakap, Kamis 5 Juni lalu. “Kita sedang melakukan survei jalan yang akan dibangun tahun ini. Anggaran pembangunannya dari APBD Mentawai dan sudah ditender dan sudah ada pemenangnya, sedang dalam tahap administrasi,” katanya. Lebih lanjut dikatakan Elfi, selain jalan dari Desa Sikakap menuju Desa Matobe juga ada pembangunan jalan dari Sikakap menuju Taikako. Masingmasing kedua badan jalan yang akan dibangun panjangnya 2 KM dengan lebar badan jalan masing-masing 4,5 meter. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum Mentawai, B. Siregar mengatakan pelaksana proyek jalan dari Desa Sikakap menuju Matobe adalah PT. Ekindo, dengan pagu anggaran proyek Rp4,8 miliar. Sementara pelaksana proyek jalan dari Sikakap menuju Taikako PT. Lubuk Minturun. Frans Karel, staf Kecamatan Sikakap yang ikut mendampingi Dinas PU melakukan survei lapangan mengharapkan masyarakat memberikan duku-

BERLUBANG - Seorang pengendara melintasi jalan di Desa Sikakap yang rusak dan berlubang ngan terhadap pembangunan jalan yang akan dilaksanakan. “Kita mengharapkan dukungan dari masyarakat terhadap pembangunan jalan ini karena ada perladangan masyarakat yang kena dalam proses pembangunannya. Kita juga mengundang kepala desa, kepala dusun dan masyarakat yang perladangannya kena untuk pembangunan badan jalan agar dalam proses

Pustu Gelar Pengobatan Massal di KM 10 Pagai Utara PAGAI UTARA-Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Puskesmas Pembantu (Pustu) KM 8 mengadakan pengobatan massal di KM 10 Dusun Baru-Baru, Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara, Jumat, 30 Mei lalu. Menurut Novianti Handayani, perawat Pustu KM 8, penyakit yang banyak dijumpai adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), penyakit kulit dan maag. Tiga penyakit ini masih menempati peringkat tertinggi di wilayah kerja Pustu KM 8. Tingginya penderita (ISPA) menurut Novi karena cuaca yang tak menentu, penyakit kulit karena air yang digunakan masyarakat untuk mandi apa umumnya air yang tergenang dan air hujan, begitu juga dengan penyakit maag kalau sudah di ladang masyarakat sering terlambat makan, bahkan lupa untuk makan. “Untuk mengantisipasi agar ketiga penyakit tersebut jangan menimpa kita mari sama-sama menjaga kesehatan diri dan lingkungan, lebih baik mencegah dari pada mengobati,” katanya kepada warga. Pengobatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan Pustu KM 8 setiap bulan di wilayah kerjanya terdiri dari tiga dusun yakni Dusun Muntei, Baru-baru, dan Sabeuguggung. Obat-obatan tersebut didatangkan ke setiap pustu, poskesdes di wilayah kerja Puskesmas Saumangaya. Pengobatan massal ini sering dilakukan pada hari Senin, karena Senin masyarakat tidak pergi ke ladang. (spr/r)

pelaksanaannya berjalan dengan lancar,” katanya.

Sementara di Kecamatan Pagai Utara, program P2D Mandiri akan

membangun jalan dari Desa Saumangaya menuju Desa Matobe Kecamatan Sikakap. “Sebanyak 51 paket kegiatan P2D Mandiri kita arahkan untuk memperbaiki jalan tersebut. Ini sudah kesepakatan bersama kedua desa,” kata Merlin Sababalat, staf Kantor Desa Saumangaya pada Puailiggoubat, Senin, 2 Juni lalu. Menurut rencana badan jalan akan diperlebar menjadi tiga hingga empat meter sekaligus pembuatan talud badan jalan agar tidak longsor saat hujan. “Kita berharap dengan adanya pembangunan jalan yang juga talud dapat meningkatkan ekonomi masyarakat karena masyarakat akan mudah menjual hasil ladangnya,” kata Merlin. Portan, Sekretaris Camat Pagai Utara mengatakan untuk mempercepat pembangunan akses masyarakat, program P2D Mandiri menjadi andalan, baik untuk pembangunan badan jalan, talud, tambatan perahu, WC dan pem-bangunan lainnya. Pelaksana program ini juga langsung oleh masyarakat setempat dengan anggaran satu paket program Rp50 juta sepanjang 100 meter. (leo/spr/r)

Angin Kencang Melanda Pagai Utara, Penghuni Huntara Siaga PAGAI UTARA-Warga yang menghuni hunian sementara di Dusun Baru-baru, Desa Betumonga Kecamatan Pagai Utara siaga sejak angin kencang sering melanda daerahnya beberapa hari ini. Kondisi bangunan huntara yang terbuat dari triplek dan sudah mengelupas di sanasini membuat warga cemas akan rusak dan terbongkar diterjang angin. Kepala Dusun Baru-baru, Desa Betumonga, Pagai Utara, Serim Saleleubaja mengatakan jumlah kepala keluarga yang mendapatkan dana pembangunan rumah atau hunian tetap 23 orang. Namun rumah itu masih dibangun sehingga warga sementara harus tinggal di huntara yang sudah dihuni hampir empat tahun ini. ”Bila hujan kedinginan, kalau angin kencang terpaksa harus bertanggang (begadang) sambil berdoa agar huntara tidak diterbangkan oleh angin, bila cuaca panas kepanasan,”katanya ke Puailiggoubat, Jumat 30 Mei lalu. Dusun Baru-baru merupakan pemukiman baru yang direlokasi pemerintah. Namun kini penghuninya banyak kembali ke pemukiman lama

untuk mencari uang sebagai nelayan atau petani. “Harapan kita dan masyarakat Dusun Baru-baru supaya pembangunan huntap cepat

selesainya, kalau ada masalah di lapangan mari diselesaikan dengan cara kekeluargaan, kasihan anak-anak sering sakit akibat pengaruh cuaca,” katanya. (spr/r) FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

WASPADA - Kondisi Huntap di KM 10 Pagai Utara. Warga setempat waspada saat badai melanda daerah tersebut


MENTAWAINEWS

Puailiggoubat

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

8

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Pemerintah Mentawai harus membangun jalur evakuasi dalam ukuran besar dan membangun shelter yang aman kalau terjadi bencana Rus Akbar

emerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai harus membangun jalur evakuasi dan memindahkan warga yang tinggal di pinggir pantai ke lokasi yang lebih aman untuk menghindari bahaya tsunami. Hal itu dikatakan ahli geologi Universitas Andalas Badrul Mustafa kepada Puailiggoubat dalam kegiatan Silaturahmi Forum Pengurangan Risiko Bencana di Bukittinggi, 26 Mei lalu. Tindakan mitigasi itu perlu dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi jatuhnya banyak korban saat terjadi tsunami di Mentawai sebab Mentawai khususnya Siberut diprediksi menyimpan potensi gempa besar yang bisa mencapai 8,9 SR (megathrust). “Mentawai itu tidak sama dengan Simeuleu, pemukiman mereka sangat dekat dengan bukit, tapi Mentawai itu jauh dari bukit, rata-rata datar, untuk Pemerintah Mentawai harus membangun jalur evakuasi dalam ukuran besar dan membangun shelter yang aman,” kata Badrul. Menurut Badrul, untuk Mentawai diprediksi usai gempa terjadi hanya lima menit waktu untuk evakuasi, kalau dilihat jaraknya itu tidak mungkin. Solusi lain adalah memindahkan masyarakat yang tak jauh dari perbukitan. “Kalau di Padang itu sekitar 20 menit sampai tsunaminya,” ujarnya. Lanjut Badrul, megathrust itu adalah patahan naik atau sungkup yang terbentuk akibat tumbukan lempeng Hindia Australia dengan Euro Asia. Dari tumbukan itu terbentuklah sesar atau bahasa geologinya thrust. “Itu panjang mulai dari Aceh, Pulau Simeulue, Nias, Mentawai, Enggano, Selatan Sumatera, Jawa, itu panjang makanya disebut mega, yang terbentuk secara alamiah,” ujarnya. Akibat tumbukan lempeng ini terjadilah akumulasi energi kemudian akumulasi energi ini maksimal maka batuan tempat terjadi akumulasi energi akhirnya patah lalu energi menjalar kemana-mana itulah yang disebut gempa. “Prediksi gempa Pulau Siberut merupakan periodik. Gempa adalah konsekwensi logis dari energi yang terkumpul, kemudian lepas ini ada periodisasinya dari hasil penelitian antara 200 sampai 300 tahun sekali,” ujarnya. Di Mentawai sendiri terdapat dua segmen, dimana terjadi pusat-pusat gempa, dua segmen itu adalah Segmen Siberut dan Segmen Sipora dan Pagai.

P

PETA RAWAN BENCANA - Seorang pengendara melintasi peta kawasan rawan bencana gempa dan tsunami yang dipasang di sekitar pasar Masabuk Sikakap

Pemerintah Mentawai Harus Bangun Jalur Evakuasi dan Shelter “Segmen Siberut terdiri dari pulau Siberut dan terdiri dari beberapa puluh kilometer patahan di sekeliling pulau Siberut. Ketika terjadi gempa di sini dia berpotensi terjadi tsunami,” ujarnya. Gempa yang terjadi pada 30 September 2009 itu merupakan rangkaian lempeng Siberut yang patah, sekitar 2/3 dari segmen yang ada, itupun kecil belum seluruhnya. “Yang berdampak kuat menimbulkan tsunami itu ada di belahan Siberut, tapi juga bisa berefek kepada patahan yang mengelilingi pulau tersebut,” katanya. Menurut Badrul, di Siberut pernah ada gempa besar dan kuat serta menimbulkan tsunami pada tahun 1797 dan penah juga terjadi gempa beberapa tahun terakhir ini tapi tidak berefek tsunami. “Yang jelas pernah juga terjadi gempa tidak menimbulkan tsunami, yang besar itu 200 sampai 300 tahun sekali itu yang menimbulkan tsunami,” katanya. Berdasarkan sejarah kegempaan di Pulau Mentawai ini, pada 1797 pernah terjadi gempa dengan kekuatan 8,7 SR sampai 8,9 SR di Pulau Siberut, tahun 1833 kembali terjadi gempa 8,9-9,1 SR di depan Pulau Sipora. Tahun 2007 gempa terjadi depan pulau Pagai dengan

kekuatan 7,9 SR, dan tahun 2010 gempa terjadi Pagai Utara dengan kekuatan 7,7 SR. “Ini adalah gempa periodik dan suatu saat akan terjadi, di Siberut diprediksi karena sudah mencapai titik jenuhnya, jadi itu tidak dikatakan sembarangan saja, itu berdasarkan penelitian, mulai dari alamnya, batubatuan, pergerakan tanahnya sampai kondisi batu karang,” ujarnya. Meski para pakar belum tahu kapan terjadinya gempa bumi, seperti ramalan cuaca yang penting masyarakat selalu waspada saja, jangan sampai lengah dan selalu mencari informasi yang sahih, baik dari pemerintah maupun lembaga-lembaga yang bertanggungjawab terhadap bencana ini. “Pemerintah juga menyiapkan masyarakat dalam hal siaga bencana, baik itu pelatihan simulasi, maupun pembangunan infrastruktur untuk menunjang evakuasi masyarakat,” katanya. Sementara Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat, Ade Edward pada kesempatan terpisah mengatakan, sejak Mei lalu Kepulauan Mentawai sering terjadi gempa, meski

guncangan hanya kisaran 4 SR ke bawah dan tidak menimbulkan tsunami dan efek kerusakan, namun perlu hati-hati dan kesiagaan kepada masyarakat Mentawai. “Ancaman itu ada tapi memang tidak tahu kapan gempa itu akan datang, kalau dilihat gempa betul ancaman itu semakin nyata, jangan kita abaikan dan lengah, kita tetap siaga sejak dini,” katanya. Dari data Komunitas Pemerhati Seismik Indonesia sejak awal Mei ini sudah lima kali terjadi gempa di seputaran Mentawai dan umumnya di Pulau Siberut. Gempa terjadi pada 6 Mei 2014, dengan getaran 4,3 SR dengan kedalaman 29 kilometer, pada pukul 23.33 WIB, lokasi pusat gempanya 19 Kilometer Barat Laut Sikabaluan, Siberut Utara. Kemudian pada 12 Mei 2014, gempa kembali terjadi pada pukul 00.53 WIB dengan kekuatan 4,0 SR, kedalaman 20 kilometer. Lokasi gempa kedua ini tidak jauh letaknya pada gempa sebelumnya, untuk yang kedua ini lokasi gempa 20 Kilometer Barat Laut, Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara. Pada 13 Mei 2014, pukul 09.14

WIB gempa terjadi dengan kekuatan 3,7 SR dengan kedalaman 26 kilometer, sedangkan lokasi gempa 18 kilometer dari Tenggara Pagai Utara. Kemudian pada 17 Mei 2014, gempa kembali terjadi di Pulau Siberut dengan kekuatan 3,7 SR kedalaman 13 kilometer. Lalu gempa kelima terjadi pada 18 Mei 2014 dengan kekuatan 3,9 SR pada pukul 23.54 WIB, lokasi gempa berjarak 219 kilometer Barat Daya Sipora atau berada di posisi Samudera Hindia. Ade mengharapkan Pemda Mentawai lebih proaktif kepada masyarakatnya. “Jangan mengharapkan bantuan luar, sebab namanya bantuan tentu tidak sepenuhnya terpenuhi, tapi pemerintah harus lebih proaktif,” ujarnya. Jarak Mentawai dengan Sumatra cukup jauh, untuk itu pemerintah harus menggaet LSM-LSM yang ada lokal internasional untuk saling berjibaku untuk memberikan bantuan. “Saat ini Pemerintah Mentawai sudah mulai menggalang itu, dan ini dilakukan secara berkesinambungan,” ujarnya. Ade mengingatkan prediksi ini bukan untuk menakut-nakuti tapi memancing masyarakat memunculkan kemandirian dalam siaga bencana. (rus)


9

Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Hakim memutuskan KPU dan Panwaslu Mentawai melanggar asas kepastian hukum dan asas kepentingan umum sebagaimana dinyatakan dalam pasal 11 dan pasal 13 Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

Putusan DKPP

Ketua KPU dan Panwaslu Mentawai Dipecat FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

Syafril Adriansyah Bambang Sagurung

ewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memecat Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Andres dan anggotanya Manrofen serta Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Syamsir Ali dari jabatannya. Ketiga dinilai terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu. DKPP juga menjatuhkan sanksi berupa peringatan keras terhadap tiga komisioner KPU Mentawai lainnya yakni, Laurensius, Martina Seppungan, Arif termasuk dua anggota Panwaslu Mentawai Lazuardi dan Sunarno. Dalam amar putusan No. 91/DKPPPKE-III/2014 yang ditandatangani Ketua Majelis Hakim Hakim Jimly Asshiddiqie beserta 6 hakim anggota dan dibacakan di Jakarta pada 9 Juni 2014, hakim menilai bahwa KPU Mentawai tidak memberikan formulir C1, tidak melakukan bimbingan teknis penyelenggaraan pemilu kepada PPK dan PPS, pencoblosan berulang-ulang oleh pemilih yang sama di tempat pemungutan suara (TPS) yang berbeda. Selain itu, KPU bersama Panwaslu Kabupaten Kepulauan Mentawai juga membuat kesepakatan untuk tidak melakukan pemungutan suara ulang (PSU) di TPS yang surat suaranya

D

SIDANG KODE ETIK - Ketua KPU Mentawai Andres (tengah) bersama empat anggota serta Panwaslu memberikan penjelasan kepada hakim dalam sidang dugaan pelanggaran Kode Etik yang digelar di kantor Bawaslu Sumbar beberapa waktu lalu tertukar tanpa membahasnya terlebih dahulu dalam Rapat Pleno KPU. Hakim memutuskan tindakan para komisioner KPU Mentawai melanggar asas kepastian hukum dan asas kepentingan umum sebagaimana dinyatakan dalam pasal 11 dan pasal 13 Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum. Maru Saerejen, salah seorang dari Lintas Parpol Mentawai yang mengadukan KPU dan Panwaslu Mentawai ke DKPP mengaku puas akan putusan hakim. “Hasil putusannya cukup baik dan puas dengan adanya pemberhentian tetap kepada ketua KPUD Mentawai

dan divisi teknis,” katanya, Senin, 9 Juni lalu. Lebih lanjut dikatakan Maru, hasil putusan DKPP tersebut diharapkan menjadi pembelajaran dan pengalaman bagi penyelenggaraan pemilu ke depan. “Kita berharap putusan ini memberikan efek jera bagi penyelenggara pemilu agar tidak arogan, lebih hati-hati dan menerima masukan,” katanya. Target lintas parpol menggugat KPU dan Panwaslu Mentawai ke DKPP sebenarnya hanya untuk dilakukannya Pemilu ulang. Namun DKPP memutuskan justru memecat dua

DPT Pilpres Mentawai 56.891 Orang PADANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Mentawai menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk PeMilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sebanyak 56.891. Jumlah tersebut hanya berkurang satu orang dibanding DPT Pemilu Legislatif 9 April 2014. “DPT Pilpres sudah ditetapkan dalam rapat pleno dan dipimpin ketua KPU diikuti semua anggota,” kata Laurensius Sarogdok, Divisi Hukum KPU Mentawai pada Puailiggoubat, Kamis, 12 Juni lalu.

Dari 10 Kecamatan di Mentawai, DPT hanya berkurang satu orang di Sipora Utara dari 7.102 pemilih pada pemilihan legislatif menjadi 7.101 orang pada pemilihan presiden. Sementara jumlah DPT di 9 kecamatan lainnya tidak mengalami perubahan yakni Pagai Utara 6.475 pemilih, Pagai Selatan (3.531), Siberut Barat (5.047), Siberut Barat Daya 3.962 pemilih, Siberut Selatan (6.042 ), Siberut Tengah (4.504), Siberut Utara (6.354), Sikakap (6.761), Sipora Selatan (7.114). Selain itu, jumlah tempat

pemungutan suara (TPS) juga berkurang 17 unit dari 235 pada Pemilu Legislatif 9 April menjadi 218 pada Pemilu Presiden. Pengurangan TPS terjadi di Kecamatan Siberut Barat, Siberut Selatan, Siberut Utara, Sikakap, Sipora Selatan, Sipora Utara. Kecamatan yang tidak mengalami pengurangan TPS yaitu Kecamatan Pagai Utara 29 TPS, Kecamatan Pagai Selatan 19 TPS, Kecamatan Siberut Barat Daya 16 TPS, Kecamatan Siberut Tengah 17 TPS. (bs/p)

komisioner. “Target kita sesungguhnya pemilihan ulang karena ketidakpahaman penyelenggara pemilu sehingga hak peserta pemilu tercederai,” jelasnya. Laurensius Sarogdok, Divisi Hukum KPU Mentawai mengatakan dipecatnya dua komisioner berdampak pada kinerja KPUD Mentawai. “Kekuatan KPUD Mentawai jelas akan berkurang,” ujarnya saat dikonfirmasi Puailiggobat melalui telepon genggamnya, 9 Juni lalu. Dikatakan Lauren, dalam melaksanakan sebuah sidang atau pleno di tingkat KPUD Mentawai harus diikuti minimal empat orang anggota. Putusan tidak akan sah jika jumlah anggota kurang dari empat orang. “Terlebih ini terkait dengan keputusan atau kewenangan yang dipegang oleh ketua,” katanya. Terkait dengan adanya kekosongan di jajaran KPUD Mentawai, Laurensius mengatakan kewenangan tersebut berada di KPUD Sumbar. “Upaya untuk mengisi kekosongan ini ada pada KPU Provinsi, seperti apa teknis atau mekanismenya itu tergantung dari KPU Provinsi,” ujarnya. Selain memecat dua komisioner KPU Mentawai, DKPP juga menjatuhkan vonis yang sama terhadap Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Syamsir Ali. Syamsir dicopot karena Panwaslu

tidak menindaklanjuti laporan pelanggaran Pemilu yang disampaikan oleh para pengadu dan membuat kesepakatan untuk tidak melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) terhadap TPS yang surat suaranya tertukar berlawanan dengan Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 306/KPU/IV/2014 tertanggal 9 April 2014 Tentang Penanganan Surat Suara Tertukar. Ia juga dinyatakan melanggar kode etik karena berbicara keras kepada pihak pengadu saat adanya pengaduan dugaan adanya kecurangan Pemilu. Segera Diganti Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat, Amnasmen menyebutkan pihaknya baru akan melakukan penggantian dua komisioner KPU Mentawai yang dipecat tersebut dalam rapat pleno yang akan digelar pada Senin (16/6). “DKPP memberikan waktu kepada KPU Sumbar dalam waktu tujuh hari mereka harus sudah diberhentikan,” katanya. Menurutnya, hingga adanya keputusan rapat pleno, mereka masih berstatus aktif dan wajib menjalankan seluruh tanggung jawab sebagai penyelenggara pemilu. Sementara, komisioner yang berpeluang menggantikan komisioner yang dipecat tersebut adalah yang berada di urutan bawah pada saat seleksi penerimaan anggota KPU oleh tim seleksi. “Ini akan kita verifikasi kembali dalam rapat pleno,” katanya. Sementara, Ketua Bawaslu Sumbar, Elly Yanti menyatakan, Bawaslu Sumbar menghormati hasil keputusan DKPP yang memecat ketua Panwaslu Mentawai. Terkait putusan tersebut, pihaknya akan mengevaluasi kinerja secara menyeluruh anggota Panwslu di daerah. “Bawaslu Sumbar akan melakukan rapat pleno dan akan segera melakukan pergantian agar tidak mengganggu tahapan Pilpres yang sedangkan berlangsung,”ujarnya. Di samping Ketua KPU dan Panwaslu Mentawai, DKPP juga memecat ketua KPU Solok Selatan Robert Kenedy, dan Sanusi selaku Ketua Panwaslu Kabupaten Solok Selatan. Dari 69 orang KPU dan Panwaslu yang diadukan ke DKPP dari seluruh Indonesia, 50 di antaranya terbukti. Sebanyak 25 orang yang terbukti itu dipecat dan 25 orang lagi diberi peringatan. (a)


Puailiggoubat, NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

P

FOTO:ILUSTRASI/ARTKAGAYA

agi ini cerah sekali. Matahari tidak terlalu terik. Angin bertiup santai serta udara yang begitu

sejuk. Agnes adalah si gadis tomboi. Dia dibesarkan di panti asuhan kasih bunda karena dia anak yatim piatu. Biarpun Agnes tomboi tapi dia suka menolong orang alias ringan tangan apalagi melihat orang tua yang kesusahan pasti ditolongnya. Seharian dia menghilang dari panti asuhan. Ternyata dia lagi asyik menolong Bu Dya yang lagi panen buah apel.Bu Dya mendapat pesanan buah apel untuk dijual. “Wow! Pasti buah apelnya enak dan segar,” Siap memanen buah apel, Bu Dya memberi Agnes beberapa buah apel segar untuk dibawak pulang ke panti asuhan. Agnes pamit ke Bu Dya lalu pulang. Di depan halaman panti ada sebuah mobil terparkir, “Wah, ada tamu, nih,”pikir Agnes Agnes berjalan melewati teras kamar Bunda Maya yaitu ibu panti asuhannya Agnes. Saat lewat di depan kamar Bunda Maya, terdengar Bunda Maya memanggil. “Agnes ...kemari ...,”Agnes dari mana aja Bunda cari-cari nggak ketemu. Itu apel dari mana Agnes dapat, Bunda Maya bangkit dari kursinya begitu melihat Agnes. Agnes menghentikan langkahnya dan berdiri di ambang pintu kamar Bunda Maya. “Ya, Bunda Maya...”sahut Agnes Di dalam kamar Bunda Maya, Agnes melihat seorang perempuan muda cantik duduk di sofa. “Agnes kenalkan ini Tante Sri...” Bunda Maya belum selesai berkata. “Tante, Tante Sri, kan? tanya Agnes sembari melirik bingkisan di atas meja. Tante Sri mengangguk sambil tersenyum. Perempuan cantik itu menyapa Agnes danmengajaknya bersalaman. “ini pasti Agnes, Yesi suka bercerita tentang kamu,” sambut Tante Sri, “Nah, pasti Tante Sri bawa kado dari Yesi, kan? Gimana Yesi, Tan? Apa kabar dia di sana? Sehat kan dia? Apa dia bahagia juga dengan orang tua barunya? Bunda Maya dan Tante Sri saling berpandangan, tiba-tiba wajah mereka terlihat sendu. “Agnes duduk dulu sini. Bunda Maya mau bilang sesuatu ,” ajak Bunda Maya sambil menggiring Agnes duduk di sofa. Ia meletakkan buah apel di meja bersebelahan dengan kado. Tante Sri pindah duduk di kursi yang lebih kecil. Bunda Maya dan Agnes duduk bersebelahan di sofa. Agnes heran dengan sikap mereka, “Ada apa, sih, ini...?” Agnes jadi bertanya-tanya dalam hati. Bunda Maya menggenggam

10

benturan di batang pohon mangga. Luka itu tida k terlalu besar tetapi darah mengalir cukup banyak. Luka kepala Agnes diobati Bunda Maya dan Tante Sri. Setelah selesai, Tante Sri Pamit pulang, Lama Agnes berbaring di tempat tidurnya karena luka di kepalanya belum sembuh total. Terkadang masih terasa pusing. Hari ini Agnes hanya bisa sarapan di tempat tidurnya. Dia disuap kak Tesa. Agnes belum boleh sekolah apalagi main. ***

Berita Itu

Cerpen Tiadora Salakkopak (Siberut Selatan) tangan Agnes. Ia memandang Agnes dengan tatapan sedih. “Ada apa, sih Bun?” tanya Agnes bingung. Matanya menatap Bunda Maya dan Tante Sri bergantian. “Agnes sayang, kamu harus kuat ya... “Bunda... Agnes memang sudah kuat kok, masak Bunda harus memasang wajah sedih bilang agnes harus kuat,” sambung Agnes “Agnes, Bunda serius tidak ada bercanda sayang,” “Yesi...,”suara Bunda Maya tersen-dat Tante Sri menundukkan kepala. “Yesi? kenapa Yesi,Bunda? Tante Sri… Yesi sakit ?”tanya Agnes Agnes melihat kedua mata Bunda Maya berkaca-kaca. “Agnes tabah ya, teman kamu Yesi...mengalami kecelakaan Bus,” sahut Bunda Maya pelan “Hah? benarkah ? Terus gimana? Di mana Yesi sekarang?” Agnes sangat kaget. “Agnes ...nggak ada yang selamat dalam kecelakaan itu...,” suara Tante Sri tersendat. “Apa maksudnya, Tante? Bunda? tanya Agnes dengan wajah ketakutan. “Iya ,tidak ada penumpang yang selamat termasuk Yesi dan orang tuanya,”jawab Bunda Maya dengan suara pelan.

“Yesi,...Yesi...meninggal, Bunda?” Agnes menagih jawaban pasti. Bunda Maya meraih Agnes dalam pelukannya. “Yesi meninggal...Yesi meninggal... Isak Agnes dalam pelukan Bunda Maya, Bunda Maya dan Tante Sri ikut menangis. “Nggaaaaakk...nggaakk...Yesi nggak meninggal, Bunda Maya bohong, tante Sri juga bohong!” tiba-tiba Agnes berontak dari pelukan Bunda Maya. Agnes berdiri dengan wajah galak dan basah oleh air mata. “Bunda Maya bohong Yesi nggak meninggal!”jerit Agnes. “Agnes...Agnes...sabar, Nak, “Bunda Maya berusaha meraih Agnes. “Nggak...Bunda Maya bohong...bohong !” Teriak Agnes, ia kabur dari kamar Bunda Maya. “Agnes....Agnes....,” Bunda Maya malah jadi panik dan kwatir, Bunda Maya terus memanggil Agnes. Agnes berlari meninggalkan Bunda Maya dan Tante Sri, dan tak menghiraukan panggilan Bunda Maya. Mendengar teriakan Bunda Maya, seisi panti asuhan keluar. Pak Am melihat Agnes berlari. Kak Tesa tergopoh-gopoh mendatangi kamar Bunda Maya, kak Tesa tertegun, Bunda Maya sudah memberi tahunya tentang berita yang sangat mengejutkan itu. Kak Tesa mendekap wajahnya air mata

bercucuran dari kedua matanya. “Semoga Yesi diterima di sisi Bapa,” ucap kak Tesa dalam hati. Agnes duduk di bawah pohon mangga. Tangannya erat memeluk kedua kakinya air matanya masih deras bercucuran dari kedua matanya Agnes terus menangis. Air matanya nggak mau berhenti. Hatinya sakit. Ia belum rela kehilangan sahabatnya. Orang yang paling disayanginya. Agnes tak ingin mempercayai kata-kat Bunda Maya,tapi hatinya berkata lain. Agnes menatap langit biru, sambil mengingat semua kisah serta kebersamaannya dengan Yesi sahabatnya. “Yesi...Yesi...,”panggilnya dalam hati. Anak perempuan yang tomboi itupun menangis tersedu-sedu. Pandangan matanya kabur.Tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Pemandangan di hadapannya seperti berputar-putar. Pandangan Agnes menjadi buram kemudian gelap. Bruk!! Agnes terjatuh lemas, untung Pak Am segera menemukannya. Pak Am menggendong Agnes yang pingsan dengan wajah yang sangat pucat, lalu dibawak ke panti asuhan. Seisi rumah pun panik termasuk Tante Sri. Agnes terkulai dalam pelukan Pak Am, Bunda Maya menjerit karena takut Agnes kenapa-kenapa. Kak Tesa sibuk. Mereka semua kaget melihat keadaan Agnes. Wajah Agnes pucat. Di kepalanya ada darah akibat

“Selamat pagi....,”Bunda Maya sudah berdiri di ambang pintu. Kebiasaan Bunda Maya mencek anak-anaknya satu per satu sebelum berangkat sekolah. “Selamat pagi juga Bunda...,” Kak Tesa dan Agnes menyahut berbarengan. Bunda Maya cukup lega melihat keadaan agnes yang sudah lumayan membaik “Nah, Bunda Maya bawak sesuatu untuk Agnes, Bunda Maya berkata riang, Lalu Bunda Maya mengeluarkan kado berbungkus merah muda. Agnes tertegun, itukan kado yang dibawa Tante Sri. Berarti itu kado dari Yesi. “Yesi...oh Yesi...,” Agnes menerima kado itu sambil berlinang air mata. “Agnes sayang...jangan ditangisi lagi, ya. Yesi sudah bahagia di sana” “Nah bukalah kado itu, anggaplah ini pengganti Yesi untuk menemuimu di sini sekaligus untuk pamit terakhir kalinya. Agnes membuka kado itu ternyata isinya buku Diary. Isinya tentang mereka berdua dan juga puisi khusus untuk Agnes. Agnes mengelus sampul depan Diary itu sambil terus membuka isi Diary itu, air matanya masih belum berhenti. Bunda Maya dan kak Tesa merasa ibah melihat Agnes seperti itu.Agnes mendekap buku Diary eraterat. Ia kangen Yesi. Tangis Agnes makin keras. Di atas kasur, diam-diam kak Tesa mengusap air matanya. Ini sudah kelima kalinya Agnes membaca buku Diary itu tapi ia tak merasa bosan, siap membaca buku Diary, Agnes memandang langit biru dan awan putih. “Yesi...sedang apa kamu di sana?” bisik Agnes. “Apakah kamu bisa lihat aku,” lanjutnya lagi Agnes melambaikan tangannya ke langit biru “Yesi ...baik-baik ya di sana, biarpun kita sangat jauhan tapi kamu tetap sahabat aku, Agnes menghela nafas. Kemudian ia memejamkan mata. Agnes pun tertidur dibawa angin yang lewat, seakan-akan angin membawa bisikan suara Yesi. “Agnes aku sayang kamu, kamu baik-baik ya di sini...,” z


Puailiggoubat, NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

S

i raja siang mulai menampakkan diri. Para petani siap-siap berangkat ke sawah. Begitu pula dengan ibu-ibu yang tak kalah sibuknya di dapur. Tapi lain halnya dengan Ida. Meskipun ibu mertuanya sudah mengomel, namun suara dari kamarnya belum terdengar. “Tok...tok...tok... Ida bangun lagi pikirmu hari masih dini apa!” Seru suara daru luar bikin Ida terjaga dari tidurnya. “Huhhh...apa-apaan lagi nih. Tiap pagi selalu dibangunin. Sebel ahh!” gumam Ida. Begitulah. Ida selalu dibangunin. Bagi Ida itu sarapan. Meskipun Ida sudah berjanji akan bangun pagi, namun dia selalu bangun terlambat dari mertuanya. Maklumlah, Ida lagi hamil Tua. Bawaannya ingin tidur melulu. Sulit bagi Ida menyesuaikan diri. Dia masih terbawa kebiasaannya sewaktu dia belum berkeluarga. Padahal Yogi sudah beberapa kali menasehatinya. Kehidupan Ida menjadi tak bersemangat sejak Yogi meninggalkannya untuk melanjutkan studinya. Ia lebih sering menangis daripada tertawa. “Ida ...bagi orang seperti kamu tidak baik lho terus menangis,” tegur Nita sahabatnya. “Iya...Ta. Aku tahu. Tapi, kamu lihat sendiri kan apa yang kualami seka-

Batin yang Luka

Cerpen Matilda Sarokdog (Dusun Rokdog, Desa Madobag)

rang ini,” jawab Ida sambil menangis. Nita jadi terharu melihat sahabatnya sedih. Nita juga sadar bahwa Ida senasib dengan dia. Begitulah nasib dua sahabat ini yang belum mampu mengarungi samudera luas untuk membangun

sebuah keluarga. Namun, mungkin itulah jalan bagi mereka yang diberikan-Nya. Sang Raja malam mulai nampak dan rakyatnya tertata rapi di langit yang cerah. Ida pelan-pelan membukakan jendela kamarnya

dengan sinarnya yang menyilaukan mata , “Oh...malam yang cerah!” Ida tersenyum melihat bulan purnama yang memancarkan sinarnya sehingga terlihat bagai siang hari. Ida teringat ketika bersama Yogi bercanda ketika melihat bulan purnama. Tuhan

11

titip rindu ini padanya !” pinta Ida. Namun tiba-tiba Ida merasakan perutnya mulas dia tak sanggup menahan sakit. “Ida...Ida kamu kenapa, Da? Sakit ya?” tanya Nita membuat Ida kaget. Jarak antara rumah Ida dengan Nita hanya beberapa langkah. “Aduh, Nita membuat kaget aja. Ta..tolong panggil bidan Ina dulu. Cepat ya,” Pinta Ida. Nita adalah sahabat bagi Ida. Tapi waktu itu Nita hamil muda. Namun, suaminya tak meninggalkannya. Itulah bedanya dengan Ida. Dia relah ditinggal suaminya demi masa depan keluarga mereka, meskipun Ida dalam keadaan mengkhawatirkan. Kini hidup Ida kembali cerah sejak hadirnya si bayi mungil dalam hidupnya walau saat itu Yogi tak bersama dengan mereka. Tapi kebahagiaan itu hanya sementara kemudian lenyap begitu saja. Sebuah suara tak hentihenti mengomelinya. Dia bagaikan anak ayam di kandang dengan induknya yang bukan induknya. Apa yang terjadi, habislah kepalanya di patok-patok si induk ayam tersebut. Begitulah nasib Ida. Dia selalu berdoa, berdoa dan berdoa. Kini Ida sedang berjuang untuk melawan berbagai rintangan yang dihadapinya sampai Ida bisa berkupul bersama dengan Yogi. dengan melalui doa Ida berharap Yogi sukses dalam melanjutkan studinya.

Puisi-puisi

Wahai

Tiadora Salakkopak (Siberut selatan) Wahai malam... Jangan kau redupkan sinar di hatinya ‘tuk selalu menjadi cahaya di hatiku Ungkap segala gundah dan resah dalam jiwa Memarkan bunga-bunga kerinduan dalam asmara Wahai sepih... Jangan kau sembunyikan cintanya dariku Karena yang kuharapkan besar kasihnya kepadaku Bangunkan rindu yang resah dalam kalbu Usik lamunan di gelap-gulita Wahai dingin... Jangan kau bekukan kerinduan diantara kami Karena dia selalu hadir dalam

mimpi-mimpiku Getarkan dawai-dawai cinta dalam hati Nyanyikan desir angin ditiap sudut sepih Wahai kekasih... Berikan aku setitik kelembutan jiwa ‘tuk mampu ungkap segala ketulusan Sampaikan ungkapan jiwa dalam Relung-relung rindu kepadamu

Hidup Kita

Tiadora Salakkopak (Siberut Selatan) Dalam lembaran penuh kehidupan Ada suka dan ada duka Ingin serta hayalan kan ada Cita-cita yang tinggi kan mampu tuk digapai Hanya dengan usaha serta kesungguhan Tuk mampu menggapai segalanya Akan kubuktikan bahwa aku mampu Mencintai diri sendiri dengan cara berjuang untuk hidupku

Ayo Berkarya!

Tuhan memberikan kita Dua buah kaki untuk berjalan Dua tangan untuk memegang Dua telinga untukmendengar dan Dua mata untuk melihat Semuanya punya peran masingmasing Tuhan hanya menginginkan kita menggunakan semua itu dalam hal yang positif

Selalu siap untuk melangkah Selalu siap dengan sgala tantangan Engkau mampu menaklukan dunia Demi mimpi-mimpimu

Tuhan telah memberikan kita cinta Dan kasih yang tulus Kita harus mengerti bagaimana barterima kasih atas karunia tersebut Namun cinta dapat mengubah Pahit Menjadi manis, sakit menjadi sembuh derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi hangat

Sang pemimpi.... Kuingin menjadi seperti yang selalu tegar, kuat,sabar Kungin jadi sepertimu yang tak pernah berhenti bermimpi, Kungin menaklukan dunia demi mimpi-mimpiku

Sang Pemimpi

Matilda Sarokdog (Dusun Rokdog Desa madobag)

Tiadora Salakkopak (Siberut selatan) Sang pemimpi....

Sang pemimpi... Engkau tak pernah putus asa Meraih sgala mimpimu Engkau selalu melakukan yang terbaik demi cita-citamu

Gelisahku

Tataplah kedua mata ini, Maka engkau akan melihat sebuah kristal

Putih jatuh membasahi pipi ini Tataplah bibir ini, Maka engkau takkan melihat sebuah senyuman Tataplah hati ini, Maka engkau akan melihat seribu luka yang menumpuk Aku merasakan betapa sakitnya Jikala engkau tak disampingku Sebuah suara tak henti mengomeliku Pada sipakah aku mengadu? Andaikan air mata dapat bicara Diakan bercerita tentang apayang kualami Selama engkau tak disampingku Dan engkaukan percaya tentang yang kuceritakan Padamu setahun yang lalu Dari Mentawai menuju Yogyakarta Pastikan melewati pulau-pulau kecil Pastikan membutuhkan biaya Begitu pula hati ini yang sedang Berjuang melewati berbagai rintangan Untuk menyatu dengan hatimu

Redaksi Puailiggoubat menerima karya tulis berupa artikel, cerpen, atau puisi untuk dimuat di kolom Masoppit. Karya harus asli, bukan saduran atau terjemahan. Karya dapat dikirim langsung ke kantor Redaksi Puailiggoubat, Jalan Kampung Nias I Nomor 21 A, Kota Padang.atau melalui email syafriladriansyah@gmail.com Penulis juga dapat menitipkan karya kepada setiap wartawan Puailiggoubat. Sertakan nama lengkap, alamat, sekolah dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Setiap karya yang dimuat di kolom Masoppit akan mendapatkan honor. Selamat Berkarya..


Sosok

Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

12

Kepala Puskesmas Saumangaya, Adven Yohanes

Memberikan Pelayanan Terbaik ke Setiap Pasien M

elayani kesehatan penduduk di daerah kepulauan tidak mudah. Apalagi daerah seperti Pagai Utara yang baru saja dilanda gempa dan tsunami, 2010 lalu. Masih banyak infrastruktur yang minim, tidak adanya dermaga kapal penumpang, tidak adanya sinyal telepon sehingga menyulitkan komunikasi serta buruknya jalan antar kecamatan hingga antar desa. Sesulit apapun kondisinya, Kepala Puskesmas Saumanganya di Pagai Utara, Adven Yohanes bertekad petugas kesehatan harus mampu melayani masyarakat. Disiplin dan ketegasan menjadi kunci bagi pria kelahiran Silabu, 29 tahun lalu ini untuk meningkatkan performa pelayanan puskesmas. Untuk menjangkau desa dan dusun yang jauh, Adven menempatkan petugas kesehatan di tiap desa dan dusun, kecuali Dusun Tumalei. Meski masih kekurangan tenaga kesehatan dan ketidaklengkapan fasilitas, puskesmas masih menjadwalkan pengobatan lapangan tiap bulan ke dusun bergiliran sesuai jadwal posyandu. Selama bertugas menjadi kepala Puskesmas Saumangaya, apa suka dan duka yang anda alami? Kalau dukanya mungkin tidak ada sebab dalam bertugas selalu dibantu oleh staf – staf lainnya, sehingga dalam bekerja tidak ada merasakan berat sama sekali, karena saling bekerja sama satu dengan yang lainnya, suasana kerja yang mendukung menjadi motivasi dalam setiap kegiatan. Menjadi masalah sekarang adalah masalah komunikasi yang tidak lancar, terutama sekali masalah telekomunikasi tidak ada, sehingga setiap informasi sering terlambat kita dapatkan, kalau ingin menelepon ke Dinas Kesehatan atau ke lainnya terpaksa harus ke Desa Sikakap dulu. Wilayah kerja Puskesmas Saumangaya terdiri dari berapa

desa? Pertama bertugas di Puskesmas Saumangaya sejak 4 Maret 2013, sebelumnya bertugas di Puskesmas Malakopa Kecamatan Pagai Selatan, sejak diangkat menjadi pegawai negeri tahun 2010 lalu, wilayah kerja Puskesmas Saumangaya terdiri dari 3 desa yaitu Desa Saumangaya, Desa Betu Monga, dan Desa Silabu. Bagaimana cara Anda meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Saumangaya? Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan buat masyarakat ada beberapa langkah yang kita berikan diantaranya memberikan pelayanan terbaik ke setiap pasien yang datang berobat ke Puskesmas Saumangaya, langkah kedua adalah memberikan informasi ke setiap masyarakat baik di gereja maupun di sekolah – sekolah tentang pentingnya menjaga kesehatan, promosi juga dengan menggunakan stiker yang diberikan Dinas Kesehatan

Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selain itu langsung terjun ke lapangan setiap bulan waktu posyandu, di sekolah setiap tahun diadakan kegiatan vaksin ke siswa perempuan usia subur, biasanya setiap Oktober, sementara itu buat siswa sekolah dasar vaksin biasa setiap Novenber, bagi siswa kelas 1 sampai 3. Bagaimana cara Anda meningkat-kan kesehatan bagi pasien yang jauh dari puskesmas ? Wilayah kerja Puskesmas Saumangaya terdiri dari tiga desa, Saumangaya, Silabu, Betu Monga, letaknya pun jauh dari puskesmas, Untuk meningkatkan kesehatan pasien setiap dusun dan desa sudah ada kita tempatkan petugas di sana, kecuali dusun Tumalei, tapi tahun

hanya dari perawat.

sekarang akan kita tempatkan satu orang tenaga kesehatan di Dusun Tumalei tersebut yaitu Posma Edianto Hutasoit, sekarang lagi orientasi di Puskesmas Saumangaya selama 3 bulan. Selain menempatkan petugas di setiap dusun dan desa, setiap bulan staf Puskemas Saumangaya juga turun ke lapangan waktu posyandu sekaligus membawa obat untuk memberikan pengobatan ke masyarakat dusun yang kita kunjungi Fasilitas apa saja yang telah dimiliki oleh puskesmas ini ? Yang jelas sekarang fasilitas yang ada tenaga medis berjumlah 41 orang, 1 orang dokter PTT, 2 orang sarjana kesehatan masyarakat ( SKM ), 1 orang kepala puskesmas, tenaga yang kurang itu adalah tenaga analisis laboratorium, apoteker dan asisten apoteker. Bidang ini sama sekali tidak ada di Puskesmas Saumangaya, untuk menutupi kekurangan terpaksa kita isi dengan tenaga perawat yang sudah diberikan pelatihan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selain kekurangan tenaga, apakah peralatan medis juga kurang? Peralatan pada umumnya kurang, alat kesehatan dasar saja tidak cukup, yang ada hanya alat ukur tensimeter, stateskop, alat labor ada, tapi tidak ada tenaga ahli, mengisi keku-rangan tenaga diisi oleh tenaga perawat, begitu juga dengan peme-riksa penyakit TBC dan malaria su-dah ada tenaganya walaupun

Bagaimana masalah obat – obatan? Pada umumnya obat – obatan relatif kurang sebab Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai mengirim obat ke Puskesmas Saumangaya sekali 4 bulan, penyebab lainnya kekurangan obat – obatan karena sudah difungsikan puskesmas desa ( puskesdes ) Dusun Mapinang dan Dusun Manganjo. Apa persoalan kesehatan yang mendominasi masyarakat Pagai Utara ini ? Penyakit yang banyak terdapat di wilayah Puskesmas Saumangaya didominasi ispa, kulit, dan maag. Penyebab penyakit ispa pada dasarnya pengaruh cuaca, penyakit kulit disebabkan karena perilaku masyarakat yang malas mandi dan kurangnya perhatian masyarakat terhadap kebersihan, sementara itu penyakit maag disebabkan karena sering terlambatnya makan, hal ini disebabkan karena sering kita lihat masyarakat kita Mentawai kalau sudah bekerja di ladang sering lupa makan. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap hidup sehat ? Kesadaran masyarakat tentang kesehatan umumnya masih kurang, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan kita melakukan penyuluhan setiap bulan waktu posyandu di gereja – gereja, ke sekolah – sekolah, organisasi – organisasi baik itu organisasi pemuda maupun organisasi ibu – ibu, dan melalui spanduk – spanduk yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. (supri)

BIODATA Nama: Adven Yohanes, S.K.M Kelahiran: Silabu, 26 November 1985 Jabatan: Kepala Puskesmas Saumangaya (2013 - sekarang) Istri: Efri Meliana Anak: Coleen Yohana Pendidikan terakhir: S1 Kesehatan Masyarakat Alamat: Saumangaya Tengah

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT


Sisi Lain Berbagai pengalaman didapat oleh utusan Kabupaten Mentawai mengikuti OSN (Olimpiade Sains Nasional) Tingkat Provinsi Sumatera Barat, SelasaKamis, 10-12 Juni lalu di Hotel Rocky Padang. Bidang-bidang yang dilombakan diantaranya mata pelajaran Fisika, Kimia, Matematika, Komputer, Biologi, Astronomi, Geografi, Ekonomi dan Kebumian. Tekat untuk memberikan yang terbaik bagi kabupaten Mentawai sudah ada sejak awal, walau berbagai keterbatasan yang mereka miliki di sekolah, seperti minimnya buku, alat laboratorium dan sebagainya. Mengikuti OSN menjadi kebanggaan, pengalaman dan kisahkisah menarik dan lucu lainnya. Berikut beberapa pengalaman dan kisahkisah mereka. (Bambang Sagurung) IKLAN

Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

13

Menimba Pengalaman dan Ilmu dari OSN “Banyak pengalaman yang kita dapat selama mengikuti OSN. Tentunya dapat temanteman baru yang sama-sama mengikuti OSN, baik yang dari Mentawai maupun yang dari sekolah di kabupaten/kota lainnya. Bimbingan belajar dari pembimbing yang Fitria Rahmadani, diberikan kepada Jurusan Kimia peserta OSN SMAN 1 Sikakap menjelang lomba merupakan pengalaman berharga karena apa yang tidak dapat dari sekolah kita, kita peroleh selama bimbingan. Hanya saja bimbingannya tidak penuh kita terima karena layanan kapal yang tidak ada setiap hari dari Mentawai ke Padang.”

“Banyak kisah yang kami dapat saat mengikuti OSN tingkat Sumbar, selain berpindahpindah tempat menginap mulai dari Hotel Daima, karena jauh dari tempat bimbingan akhirnya pindah ke hotel, terus lombanya di Rocky Hotel, habis lomba tinggal di Edotel. Syafril Berisigep, Jurusan Banyak pengalamanMatematika, pengalaman dari SMA Plus Setia berpindahpindah tempat ini, mulai membuka pintu, naik lift, cara makan, menghidupkan kran mandi, dapat teman di dunia maya. Pokoknya dapat banyak pengalaman selain cara belajar dan mengikuti lomba.”

Felicitas Sakelak Asak (Jurusan Kimia, SMAN 1 Siberut Utara)

Ivan Salvador Waruwu, Jurusan Fisika SMAN 2 Sipora “Mengikuti OSN tingkat Sumbar merupakan kebanggaan bagi saya, sekolah dan Mentawai karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat bagus. Dengan adanya kegiatan ini membuat kita dan pihak sekolah serta kabupaten berusaha meningkatkan kapasitas putra-putrinya agar mampu bersaing dengan sekolah dan daerah lain.”

“Kesan pertama mengikuti OSN di Padang yaitu sakit kepala karena naik kapal, terus naik taksi dari Bungus ke Hotel Daima, belum lagi bolak-balik dari Hotel Daima ke tempat bimbingan di Razaki Hotel By Pass. Tapi setelah diikuti beberapa hari semakin terasa asyik karena dapat bimbingan dari pembimbing, dapat teman-teman baru, dapat pengalaman lucu dan menarik ditempat elit seperti hotel-hotel pernah kami tinggal. Kami berharap pengalamanpengalaman ini dapat dinikmati oleh teman-teman lain yang tentunya dapat mengikuti OSN atau lomba lainnya tingkat kabupaten, provinsi dan tingkat lainnya.”

Marcelinus Salamao, Jurusan Kimia SMAN 1 Siberut Utara “Banyak untungnya kita mengikuti OSN, selain dapat pengalaman dari bimbingan yang diberikan oleh pembimbing, bisa melihat Kota Padang dengan pulang-pergi ditanggung pemerintah, dikasih biaya belanja dan tempat mewah. Hanya saja saya tidak bisa beli handphone mahal seperti teman-teman yang lain karena saya harus berhemat, cukuplah handphone yang dapat berkomunikasi jarak jauh. Uang jajan yang diberikan kepada saya mau saya manfaatkan untuk membeli keperluan sekolah dan kebutuhan mendesak lainnya.”


Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Tim sukses PrabowoHatta menargetkan 80 persen suara di Sumatra Barat sementara tim sukses Jokowi-JK realistis di angka 51 persen.

Prabowo-Hatta Yakin Menang, Jokowi-JK Optimis Raup 51 Persen Suara FOTO:KPU RI

Syafril Adriansyah

T

im sukses pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf

Kalla (Jokowi-JK) menargetkan perolehan 51 persen suara di Sumatera Barat pada Pemilihan Presiden 9 Juli 2014. Salah seorang tim kampanye Jokowi-JK Sumbar, Febby Dt Bangso Nan Putiah, Selasa (3/6) mengatakan target tersebut dinilai realistis untuk memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 2 tersebut di Sumbar. “Yang penting Jokowi-JK menang di Sumbar. Perolehan suara delapan puluh persen itu cukup di Jawa saja,” ujarnya. Menurutnya, dukungan untuk pasangan Jokowi-Jusuf Kalla di Sumbar terus mengalir. Salah satunya berasal dari kalangan petani tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) serta organisasi buruh tani lainnya yang ada di Sumbar. “Kita berharap masyarakat Sumbar dapat menggunakan hak pilihnya dan tidak golput pada masa pemungutan suara sehingga suara yang diberikan masyarakat ini bisa menentukan kelangsungan bangsa lima tahun ke depan,” katanya. Sementara itu, Ketua DPD PDIP

NOMOR URUT - Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo - Hatta (kanan) dan Jokowi - JK menunjukkan nomor urut usai proses pencabutan 1 Juni lalu. Sumbar Alex Indra Lukman, meminta para relawan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla capres dan cawapres di Sumbar untuk tidak terpancing emosi merebaknya kampanye hitam di media sosial. “Kami tidak terpancing dengan kampanye hitam yang sedang marak belakangan ini yang isinya menjelek-

jelekkan pasangan lainnya,”katanya. Ditambahkannya, saat ini para relawan dan tim pemenangan tengah fokus melakukan sosialisasi kepada kelompok masyarakat guna memberikan pemahaman visi dan misi capres/ cawapres Jokowi-JK sehingga bisa

DPT Pilpres Sumbar 3.611.551 Orang PADANG - Komisi Pemilihan Umum Sumatera Barat menetapkan daftar pemilih tetap untuk Pemilu Presiden 9 Juli 2014 sebanyak 3.611.551 orang. Ketua KPU Sumbar Amnasmen mengungkapkan jumlah pemilih tersebut berkurang 13.930 orang dari jumlah daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPSHP) yang diumumkan pada 18 Mei 2014 yang mencapai 3.625.481 orang. “Pengurangan terjadi karena ada pemilih yang memiliki data ganda, meninggal, di bawah umur, pindah domisili, serta berubah status menjadi TNI/ Polri,” ujarnya sela-sela rapat Pleno terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014, di Padang 12 Juni lalu. Dari 3,6 juta DPT Pilpres tersebut, sebanyak 1.789.091 pemilih di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan 1.822.460 perempuan. Jumlah pemilih terbanyak terdapat di kota Padang yakni 609.870 orang disusul ka-

14

bupaten Agam dengan jumlah 331.539 pemilih dan Pesisir Selatan dengan angka 331.539 orang. Sedangkan jumlah pemilih terkecil terdapat di kota Sawahlunto yang hanya 44.741 orang. Para pemilih itu akan memberikan hak pilihnya pada 11.001 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar pada 1.144 desa di 179 kecamatan dari 19 kota dan kabupaten. Jumlah TPS dalam Pemilu Presiden 9 Juli juga berkurang 1.547 unit dari jumlah TPS saat Pemilu Legislatif 9 April yang mencapai 12.548 unit “Pengurangan TPS terjadi karena adanya penambahan jumlah pemilih di setiap TPS. Pada Pileg, satu TPS maksimal menampung 500 pemilih sedangkan pada Pilpres maksimal 800 pemilih,” jelas Amnasmen. Ia menambahkan, calon pemilih yang belum terdaftar dalam DPT, termasuk para pendatang tetap akan dimasukkan dalam daftar pemilih khusus (DPK) hingga batas waktu 2 Juli 2014.

“Ini menjadi tanggung jawab masing-masing PPS dan KPU Provinsi yang akan memasukkan langsung ke DPK, sedangkan pendatang diharapkan melepor ke PPS tempat domisili,” jelasnya. 42.360 Tak Penuhi Syarat KPU Sumbar juga mencatat sebanyak 42.360 pemilih tidak memenuhi syarat sebagai daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif pada 9 April 2014. “Ada data yang dibersihkan, dan ada penambahan dalam DPSHP (daftar pemilih sementara hasil perubahan) sebelumnya,” kata Amnasmen. Berdasarkan rekapitulasi perubahan data proses penyusunan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu presiden dan wakil presiden, 42.360 pemilih tidak memenuhi syarat tersebut terdiri atas 15.108 pemilih ganda, meninggal dunia (4.720 orang), di bawah umur (275 orang), pindah domisili (21.270 orang), tidak dikenal (4.698 orang),

memberikan pemahaman bagi masyarakat. “Kami terus melakukan sosialisasi ke kelompok masyarakat guna meraih suara untuk pasangan Jokowi-Jusuf Kalla di Sumbar,” ungkapnya. Berbeda dengan tim sukses JokowiJK , tim sukses pasangan calon presiden

dan wakil presiden Prabowo Subianto Hatta Rajasa optimistis bisa meraih suara hingga 80 persen. “Berkaca dari kekuatan koalisi dan visi misi yang ada pada pasangan Prabowo-Hatta, kita optimistis bisa meraih suara terbanyak,” kata Ketua Timses Prabowo-Hatta wilayah Sumbar, Irwan Prayitno, Senin, 2 Juni 2014. Dalam koalisi merah putih yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta, terdapat 17 kepala daerah yang mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 1 tersebut. Gubernur Sumatera Barat itu menegaskan meski kepala daerah terlibat dalam tim pemenangan Prabowo-Hatta, namun akan tetap menjaga netralitas di kalangan PNS yang dipimpin. “Itu adalah cara kita untuk menjaga demokrasi bersih dalam Pilpres ini, kita mengedepankan cara terpuji agar bisa dipahami masyarakat dengan baik,” katanya. Dikatakan Irwan, bukan hanya partai koalisi saja yang akan bekerja untuk meraih suara terbanyak dalam Pilpres mendatang, melainkan juga melibatkan masyarakat yang sebelumnya sudah mendukung pasangan tersebut. “Seluruh partai yang terlibat akan bekerja keras demi menjaga target yang sudah dicanangkan tersebut,” katanya. (p)

Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Provinsi Provinsi Sumatera Barat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 NO

KOTA/KABUPATEN

1 AGAM 2 DHARMASRAYA 3 KEP. MENTAWAI 4 KOTA BUKIT TINGGI 5 KOTA PADANG 6 KOTA PADANG PANJANG 7 KOTA PARIAMAN 8 KOTA PAYAKUMBUH 9 KOTA SAWAHLUNTO 10 KOTA SOLOK 11 LIMA PULUH KOTA 12 PADANG PARIAMAN 13 PASAMAN 14 PASAMAN BARAT 15 PESISIR SELATAN 16 SIJUNJUNG 17 SOLOK 18 SOLOK SELATAN 19 TANAH DATAR JUMLAH

KEC 16 11 10 3 11 2 4 5 4 2 13 17 12 11 15 8 14 7 14 179

DESA

TPS

82 1,134 52 498 43 218 24 248 104 1,591 16 97 71 149 76 200 37 126 13 121 79 703 60 933 37 570 19 806 182 1,182 61 495 74 881 39 345 75 704 1,144 11,001

PEMILIH LAKI‐LAKI PEREMPUAN JUMLAH 163,247 168,292 331,539 72,929 68,903 141,832 29,747 27,144 56,891 36,138 37,476 73,614 302,165 307,705 609,870 16,716 17,356 34,072 30,139 30,878 61,017 42,790 44,110 86,900 22,149 22,592 44,741 23,051 23,447 46,498 129,500 135,130 264,630 143,205 148,416 291,621 95,725 98,115 193,840 128,763 128,734 257,497 159,458 162,606 322,064 73,776 73,959 147,735 132,044 134,978 267,022 55,521 53,870 109,391 132,028 138,749 270,777 1,789,091 1,822,460 3,611,551

Sumber: KPU Sumbar

TNI (66 orang), dan Polri (100 orang). “Ada warga yang sudah berubah status menjadi anggota TNI/Polri sehingga data itu dibersihkan karena mereka tidak berhak lagi memilih,” ujar Amnasmen. KPU Sumbar juga mencatat 5.257 NIK invalid. Sebanyak 1.499 di

antaranya sudah diperbaiki sehingga masih terdapat 3.758 pemilih yang masih memiliki NIK bermasalah. Selain itu terdapat 28.430 pemilih yang masuk Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) serta 3.085 pemilih di lapas yang memberikan hak pilihnya pada 15 lapas di Sumbar. (prl)


15

Puailiggoubat

Tahun ini, Tour de Singkarak memasuki tahun ke-6. Rus Akbar

P

SEPUTARSUMBAR

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

embukaan Tour de Singkarak (TdS) di Pantai Tiram Kabupaten Padang Pariaman ber-

langsung meriah, 6 Juni lalu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu membuka hajatan tahunan itu. TDS ke-6 ini diikuti 18 tim dari 23 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Tunisia, Selandia Baru, Thailand, Australia, Iran, Singapura, Argentina, Spanyol, Taiwan, Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, Belanda, Korea Selatan, Amerika Serikat, Uzbekistan, Mongolia, Inggris, Filipina, Maroko, Moldova dan Jepang. “Total hadiah pada penyelenggaraan Tour de Singkarak 2014 adalah Rp1,3 milyar yang merupakan dukungan dari Provinsi Sumatera Barat dan 18 kabupaten kota yang dilalui,” kata Marie Elka Pangestu saat membuka acara TDS. Ia juga mengatakan perhelatan Tour de Singkarak 2014 diharapkan akan semakin memperkuat popularitas Sumatera Barat (Sumbar) sebagai salah satu destinasi wisata favorit. “Promosi pariwisata yang terpadu dalam penyelenggaraan Tour de Singkarak juga diharapkan dapat ikut meningkat dan semakin menempatkan Sumatera Barat sebagai destinasi wisata favorit di Indonesia,” jelasnya. Tour de Singkarak yang telah terselenggara sejak 2009 merupakan hal yang membanggakan, sebab menurut Marie yang awalnya hanya diikuti 4

Tour de Singkarak 2014

Pebalap Sepeda 23 Negara Perebutkan Hadiah Rp1,3 M FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

karak yang akan menjelajahi keindahan alam dan seni budaya 18 kota dan kabupaten di Sumatera Barat. Sampai Stage 8 Cris Joven (T7E) unggul di kategori sprint dengan meraih 35 poin. Ia mempertahankan Green Jersey . Sementara untuk Polkadat Jersey atau gelar raja tanjakan dipegang oleh pembalap Iran Ramin Mehrbaniazar dari Pishgaman Yazd (PKY). Untuk klasifikasi umum kembali dimenangkan pebalap Iran, Amir Zargari pembalap Iran dari tim PKY yang mencatat akumulasi waktu sejak stage 1-8, 25:48:36 dengan meraih Yellow Jersey.

TDS - Sejumlah pebalap melintasi Istana Silindung Bulan di Kabupaten Tanah Datar pada etape II Tour de Singkarak 2014. kabupaten sampai dengan sekarang 18 kabupaten. Begitu juga mulai dari 4 etape selama 7 hari dan tahun ini sudah menjadi 9 hari. “Begitu juga hadiahnya dari Rp600 juta awalnya menjadi Rp1,3 miliar. Standar penyelenggaraan dan kualitas

Unand Siapkan 2.334 Kursi untuk SBMPTN PADANG - Universitas Andalas (Unand) Padang menyiapkan 2.334 kursi bagi calon mahasiswa yang akan mendaftar melalui jalur tes tertulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2014. Rektor Unand Werry Darta Taifur, mengatakan, jumlah tersebut hanya sekitar 50 persen dari total daya tampung Unand keseluruhan yang mencapai 4.940 kursi. Sebanyak 2.606 kursi lagi telah lolos dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) melalui jalur undangan. Menurut Werry, program studi dengan daya tampung terbesar adalah Peternakan, Ilmu Hukum, Arkeologi masing-masing 175 kursi diikuti pendidikan dokter yang memiliki kapasitas 110 orang mahasiswa. “Untuk calon mahasiswa yang kurang mampu, kita mendapat jatah beasiswa Bidikmisi dari Dikti (Dirjen Pendidikan Tinggi) sebanyak 500 orang untuk SNMPTN dan 500 Orang SBMPTN, tetapi ini masih belum valkid karena masih menunggu keputusan akhir,” katanya. Sementara, Kepala Sub bagian Humas dan Protokol Unand Eriyanty menyebutkan pelaksanaan Ujian SBMPTN 2014 akan digelar 17 Juni 2014. “Ujian hanya sehari saja,” katanya Ia mengimbau calon mahasiswa yang ingin mengikuti tes untuk segera mendaftar secara online pada laman www.pendaftaran.sbmptn.or.id. Peserta SBMPTN dapat memilih kelompok ujian sesuai kehendaknya baik itu Saintek, Soshum maupun campuran. prl

kompetisi ini yang kian meningkat dari tahun ke tahun telah mengukuhkannya sebagai ajang olahraga balap sepeda internasional yang bergengsi,” ujarnya. Lanjut Marie, TDS sudah menjadi ajang balapan sepeda internasional yang masuk kalendar internasional, hal tersebut juga memantapkan Sumatera Barat sebagai destinasi wisata bertaraf internasional. Sementara Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyampaikan masyarakat Sumatra Barat berharap penyelenggaraan Tour de Singkarak yang sudah mendunia ini tetap menjadi event tahunan nasional dan internasional. “Kami tidak keberatan jika Tour de Singkarak ini suatu saat bisa lebih diperluas tidak hanya di wilayah kami namun juga di wilayah Indonesia lainnya, tentu saja dengan tetap

menyandang nama Tour de Singkarak,” ujarnya. Tour de Singkarak 7 hingga 15 Juni, star awal di Kantor Bupati Padang Pariaman. Pembukaan Tour de Singkarak 2014 begitu semarak dengan penampilan dari Nidji yang membawakan lagu-lagu hits mereka di depan masyarakat Sumatera Barat dan peserta Tour de Singkarak 2014. Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dalam momen istimewa ini menampilkan kolaborasi seni tradisi yang menggelar seni musik gandang tambua, dampiang, indang, bakiak, gandang tasa dan rabab Piaman. Penampilan 25 seniman dari kelompok Art Birama di bawah asuhan Pemkab Padang Pariaman ini dikreasikan oleh musisi Susandra Jaya dan khusus dipersembahkan untuk Tour de Singkarak 2014. Edisi ke-6 Tour de Sing-

Agenda TdS 2014 Pembukaan, Jumat 6 Juni 2014 di Pantai Tiram, Padang Pariaman Stage 1, Sabtu, 7 Juni (Grand Star) Padang Pariaman-Pariaman Stage 2, Minggu, 8 Juni, PasamanPasaman Barat Stage 3, Senin , 9 Juni, Limapuluh Kota-Tanah Datar Stage 4, Selasa, 10 Juni, BukittinggiAgam Stage 5, Rabu, 11 Juni, PayakubuhKab. Solok Stage 6, Kamis, 12 Juni, Padang Panjang-Kota Solok Stage 7, Jumat, 13 Juni, SijunjungDharmasraya Stage 8, Sabtu, 14 Juni, SawahluntoSolok Selatan Stage 9, Minggu, 15 Juni (Grand Final), Pesisir Selatan-Padang

Bulog Sumbar Jamin Stok Beras Aman Jelang Ramadhan PADANG – Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Sumatera Barat menjamin ketersediaan beras aman selama Ramadhan 1435 Hijriah. “Stok beras cukup hingga lima bulan ke depan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan beras selama Ramadhan,” ungkap Kepala Divisi Regional Bulog Sumbar Abdullah Jawas di Padang, Selasa, 10 Juni lalu. Menurutnya, stok yang ada di

gudang Bulog saat ini sekitar 15.000 ton. Di samping itu, juga terdapat 4.000 ton yang saat ini bersandar di Pelabuhan Teluk Bayur dan menunggu untuk dibongkar. “Kalau yang akan dikirim dalam waktu dekat ke daerah mencapai 8.000 ton, “ tambahnya. Masyarakat Sumbar di 19 kota dan kabupaten membutuhkan sekitar 4.000 ton beras setiap bulan.

Pihak Bulog meminta pemerintah kabupaten dan kota melakukan pengecekan harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan. Jika mengalami lonjakan, pihaknya siap melakukan operasi pasar bekerjasama dengan pihak pemerintah. “Bulog Sumbar siap melakukan operasi pasar (OP) beras menjelang bulan Ramadhan bila diminta wali kota dan bupati,” ujarnya. (prl)


SEPUTARSUMBAR

8

Suara Puailiggoubat Pilpres, Ujian Bagi KPU dan Panwaslu Mentawai

Sumbar masih terbilang aman dan kondusif baik pada masa kampanye, pendistribusian logistik, masa pemungutan suara, maupun rekapitulasi penghitungan suara.

Puailiggoubat

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

16

Tujuh Ribu Polisi Amankan Pilpres di Sumbar FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

H

asil keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memberhentikan Ketua Komisi Pemilihan Umum Mentawai Andres, Komisioner KPU Bagian Teknis Manrofen dan Ketua Panwaslu Mentawai Syamsir Ali mengejutkan. Diakui bahwa penyelenggaraan Pemilu Legislatif Mentawai 9 April lalu kedodoran. Sudah dua periode pemilu yang diselenggarakan lembaga KPU di Indonesia sejak Pemilu 2004, belum lagi pemilihan kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Semestinya penyelenggaraan hajatan lima tahunan ini semakin membaik. Kenyataannya DKPP memutuskan KPU Mentawai melanggar asas kepastian hukum dan asas kepentingan umum sebagaimana dinyatakan dalam pasal 11 dan pasal 13 Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum. Ada ketidakprofesionalan dalam kerja yang dilakukan KPU Mentawai. Salah satu ketidakprofesionalan itu bahwa KPU Mentawai tidak memberikan formulir C1, tidak melakukan bimbingan teknis penyelenggaraan pemilu kepada PPK dan PPS, pencoblosan berulang-ulang oleh pemilih yang sama di tempat pemungutan suara (TPS) yang berbeda. Panwaslu sebagai lembaga pengawas juga sama. Lembaga ini dianggap tidak menjalankan tugasnya karena tidak menindaklanjuti laporan pelanggaran Pemilu yang disampaikan oleh para pengadu dan membuat kesepakatan untuk tidak melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) terhadap TPS yang surat suaranya tertukar. Keputusan DKPP ini tentu harus menjadi pelajaran bagi lembaga penyelenggara pemilu dan pengawas pemilu di Mentawai. Bahwa Mentawai daerah kepulauan dengan segala keterbatasan memang benar namun jangan pula hal itu dijadikan alasan untuk menyelenggarakan pemilu tidak professional. Di sisi lain, penyelenggaraan Pemilu Presiden kurang dari sebulan lagi. Hal ini tentu akan menjadi tantangan berat bagi KPU Mentawai terutama menyiapkan semua keperluan Pilpres agar berjalan lancar serta sesuai aturan. Misalnya, tidak ada lagi honor KPPS yang bermasalah sehingga kotak suara ditahan, atau rapat pleno yang dilakukan tidak mengundang saksi partai atau pencoblosan berulang salah satu calon. Begitu juga dengan Panwaslu, harus bisa bersikap adil selaku pengawas. Panwaslu harus memproses setiap pengaduan masyarakat sesuai aturan berlaku baik pelanggaran saat kampanye ataupun saat pencoblosan. Sesungguhnya penyelenggaraan pemilu yang baik mencerminkan proses demokrasi yang baik sebaliknya, penyelenggaraan pemilu yang buruk mencerminkan demokrasi yang buruk pula. z

Syafril Adriansyah

epolisian Daerah Sumatera Barat mengerahkan 7.000 personel guna mengamankan rangkaian kegiatan pemilihan umum presiden dan wakil presiden 9 Juli 2014. Mereka disebar di 19 kota dan kabupaten di ranah Minang. Kapolda Sumbar, Brigjen Pol Bambang Sri Herwanto, Selasa (10/ 5) mengatakan, pola pengamanan yang yang digunakan adalah 2-4-8 yakni dua personel untuk empat TPS yang dibantu dengan delapan anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat). Berdasarkan analisis dan evaluasi terhadap pengamanan Pemilihan Legislatif 9 April 2014, wilayah di Sumbar masih terbilang aman dan kondusif baik pada masa kampanye, pendistribusian logistik, masa pemungutan suara, maupun rekapitulasi penghitungan suara. “Target kita selama masa pengamanan Pilpres, 9 Juli 2014 tidak ada kaca pecah, tidak ada pembakaran dan tidak ada darah yang menetes,” ujarnya, Selain itu, setiap Kapolres di masing-masing daerah diminta berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu agar hal-hal terkait kekurangan yang menjadi sorotan dalam pemilu legislatif tidak terulang kembali pada Pilpres. “Apapun yang terjadi, efeknya pasti terhadap kemanaan,” katanya. Jika terjadi aksi demonstrasi, lanjut

K

TIM NEGESIATOR - Sejumlah polisi wanita (polwan) yang tergabung dalam tim negosiator Polresta Padang dipersiapkan untuk mengamankan rangkaian Pemilu Presiden 9 Juli 2014. dia, kepolisian akan mengutamakan berdialog dengan massa sehingga tidak terjadi aksi anarkisme yang berujung terjadinya bentrok. “Di Sumbar mudah-mudahan aman, apalagi akan memasuki Ramadhan. Masyarakat pasti akan lebih banyak beribadah daripada harus bertindak anarkis,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan Kapolresta Padang, Kombespol Wisnu Andayana. Hingga kini, kota bingkuang masih termasuk dalam kategori aman menjelang pesta demokrasi itu. Meski demikian, potensi konflik bisa terjadi terutama saat pendistribusian logistik dan

masa pemungutan suara. “Konflik rawan terjadi di TPS atau kantor KPU seperti protes atas daftar pemilih tetap atau hasil suara,” katanya Dalam pengamanan Pilpres, Polresta Padang mengerahkan 400 personel tersebut terdiri atas satuan sabhara, polantas, dalmas dan intel yang akan ditugaskan di 11 kecamatan. “Petugas dikerahkan untuk mengamankan tahapan pilpres mulai dari masa kampanye, distribusi logistik, hingga masa pemungutan suara,” katanya. Ia menambahkan, pihaknya mengusulkan anggaran sebesar Rp3,8 miliar untuk operasional pengamanan kam-

panye calon presiden dan wakil presiden, pendistribusian logistik Pilperes, masa pemungutan suara, dan rekapitulasi penghitungan suara di tingkat Komisi Pemilihan Umum. “Kita sudah usulkan ke Mabes Polri, namun anggaran itu belum diterima di KPPN (Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara). Kita berharap bisa cair secepatnya,” ujarnya. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 akan diikuti dua pasangan, yakni pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan nomor urut dua Djoko Widodo- M Jusuf Kalla. (prl)

Empat Kepala Daerah Ajukan Izin Cuti Kampanye PADANG - Empat kepala daerah di Sumatera Barat mengajukan permohonan izin cuti untuk menjadi juru kampanye calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Presiden 9 Juli 2014. Keempat kepala daerah itu adalah Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria dan Bupati Solok Syamsu Rahim dan Wakil Bupati Solok Desra Ediwan. Kepala Biro Pemerintahan Setprov Sumbar, Syafrizal Ucok mengatakan, permohonan izin cuti Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang dikeluarkan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono juga telah diterima Pemprov Sumbar. “Gubernur mulai cuti pada Rabu (11/6). Untuk minggu selanjutnya, gubernur juga mengambil cuti di hari yang sama. Sedangkan Muzni Zakaria mulai cuti pada 20 Juni 2014,” katanya. Ia menjelaskan, izin cuti bagi kepala daerah untuk menjadi jurkam capres hanya diberikan satu hari kerja dalam sepekan. Pengajuan izin cuti kampanye kepala daerah tersebut paling lambat 12 hari sebelum pelaksanaan kampanye, seperti

tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu “Kepala dan wakil kepala daerah lainnya belum mengajukan izin cuti, termasuk di antaranya Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim dan juga Wali Kota Padang Mahyeldi Ansyarullah,” ujarnya. Sementara itu, Komisioner KPU Sumbar Mufti Syarfie mengku pihaknya belum menerima satu pun tembusan surat izin cuti kepala daerah yang menjadi jurkam capres dan cawapres.

“Tembusan surat izin cuti kepala daerah yang jadi jurkam itu, wajib diserahkan empat rangkap,” katanya. Satu rangkap masing-masing tembusan permohonan surat izin cuti tersebut diserahkan kepada KPU Sumbar, kepolisian, Bawaslu dan untuk arsip. “Untuk dipahami bersama, jika saat kampanye berlangsung namun kepala daerah tidak mengantongi surat izin cuti, maka kampanye yang diadakannya bisa dibubarkan karena tidak ada izin,” ujarnya. (prl)


Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

D

esa Muara Siberut merupakan ibu kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Muara Siberut termasuk desa yang subur dengan kontur wilayah perbukitan. Wilayah seluas 1.171 hektar itu memiliki empat dusun; Muara, Bat Suddut, Peigu dan Puro. Muara Siberut dulu disebut Matat Monga (mata muara/muara sungai), berjarak sekitar 5 kilometer ke arah selatan dari Desa Mailepet yang kini merupakan pusat pelabuhan kapal di kecamatan itu. Matat Monga dulunya merupakan pusat pemerintahan kecamatan yang dipimpin kepala kampung. Sebagai pusat kecamatan yang terletak di pesisir pantai, Matat Monga diramaikan para pendatang yang ingin menetap. Konon kabarnya desa ini dulunya merupakan basis pertahanan sejak pemerintahan Hindia Belanda hingga penjajahan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan adanya bekas benteng-benteng pertahanan dan adanya bunker-bunker di dasar bukit pada masa penjajahan Jepang yang sampai saat ini masih ada. Seiring dengan masuknya pendatang, desa Matat Monga yang merupakan tempat berlabuhnya kapal dari luar dan tempat pertemuan air sungai dan air laut, perlahan-lahan desa ini berubah namanya menjadi

Matat Monga, Asal Muasal Nama Muara Siberut

Salah satu sudut Desa Muara Siberut, Siberut Selatan Muara Siberut. Desa Muara Siberut dulu termasuk desa tertinggal karena sulitnya transportasi. Konon kabarnya armada kapal yang datang

ke Muara Siberut ini cuma dua kali setahun atau tiap enam bulan sehingga pada saat itu masyarakat hidup dalam kondisi memprihatinkan dan apa adanya, dalam arti kata mereka hidup

dari alam. Kondisi ini mengakibatkan Desa Muara Siberut menjadi momok yang menakutkan untuk didatangi atau untuk bertugas masyarakat luar. Pada tahun 80-an Muara Siberut

17

melalui pemerintahan Padang Pariaman perlahan-lahan mengalami perubahan dengan adanya sejumlah kegiatan pembangunan jalan, sekolah dan fasilitas penerangan. Hal ini berdampak pada perkembangan ekonomi dan pola fikir masyarakat, yang dulunya bertransaksi jual beli dengan sistem barter berganti dengan uang. Dulunya tidak mengenal pendidikan sekarang umumnya sudah bersekolah. Desa Muara Siberut berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Muara Siberut tidak lagi menyandang predikat desa tertinggal. Muara Siberut yang berpenduduk 3.833 jiwa ini (data desa Mei 2014), sebagian besar bermata pencarian petani, tukang, nelayan dan pedagang. Luas lahan pertanian sekitar 150 hektar dengan luas pemukiman sekitar 60 hektar. Sebagian penduduk Muara Siberut pendatang, karena itu keyakinan dan kebudayaan di daerah pesisir itu sangat beragam yang didominasi Katolik, Protestan dan Islam. Meskipun daerah Muara Siberut cukup ramai, namun pasar tradisional tidak setiap hari jalan, warga biasa datang ke pasar hanya musiman yang bertepatan dengan kedatangan kapal dari Padang. (ss)

Sikakap, Desa Induk yang Mulai Redup

D

esa Sikakap terletak di Pulau Pagai Utara yang dipisahkan selat dengan Pulau Pagai Selatan, daerah ini dahulu merupakan ibu kecamatan Pagai Utara Selatan. Namun setelah dimekarkan pada 2010, Sikakap menjadi kecamatan sendiri. Sebagai daerah pesisir pantai dengan pelabuhan kapalnya, Sikakap sempat menjadi primadona bagi masyarakat luar yang ingin mencari pekerjaan, terutama saat beroperasinya dua peru-sahaan kayu (HPH) di pulau itu yaitu PT MPLC dan PT PFPC, namun setelah kedua perusahaan berhenti beroperasi pada 1998, ekonomi masyarakat Sikakap mulai meredup. Kini, Desa Sikakap yang merupakan ibu Kecamatan Sikakap, memiliki luas 23.196 hektar persegi, jumlah penduduk 5.198 jiwa. Desa Sikakap memiliki 13 dusun yaitu Mapinang, Mabolak, Sikakap Timur, Sikakap Tengah, Sikakap Barat, Hvea, Sibaibai, Seay Baru, Seay Lama, Berkat

Baru, Berkat Lama, Bakat Monga, dan Pinatetek. Di sebelah timur, Sikakap berbatasan dengan Desa Matobe, sebelah utara dengan Desa Taikako, selatan dengan Desa Makalo, barat dengan Desa Silabu. Desa Sikakap merupakan desa yang berpenduduk beragam dengan tiga agama besar yakni Islam, Protestan dan Katolik. Meski berbeda keyakinan, masyarakat hidup berdekatan rukun, tentram dan saling harga menghargai satu sama lainnya. Sebagian besar masyarakat Sikakap bermata pencarian sebagai petani, sebagian lainnya PNS, pedagang dan nelayan. Sarana pendidikan di Sikakap cukup memadai. Saat ini terdapat 9 sekolah PAUD, 12 SD, 4 SMP dan 1 SMA di daerah ini. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat Sikakap maupun wilayah luar kecamatan yakni Pagai Utara dan Pagai Selatan juga tersedia cukup. Ada tiga fasilitas pelayanan kesehatan di sana yakni Puskesmas Sikakap, Rumah Sakit Santa Maria Pastoran Sikakap, dan Poliklinik Gereja Kristen Protestan Sikakap ( GKPM ) Nem –

Desa Sikakap Nem Leleu. Desa Sikakap juga memiliki potensi wisata, salah satunya pantai Mabolak di Dusun Mabolak, pantai ini terdiri dari pasir hitam. Selain itu ada objek wisata Bakkat Binuang di Selat Sikakap. Kepala Desa Sikakap, Suharman, mengatakan, Sikakap merupakan desa induk kecamatan Sikakap. Aktivitas ekonomi masyarakat biasanya ramai

pada tiap Rabu saat kapal KMP Ambu-ambu datang. Suharman menceritakan, dahulu saat ada dua perusahaan beroperasi di Sikakap, ada koperasi perusahaan yang menampung hasil kebun masyarakat ataupun ikan tangkapan nelayan. Namun sejak dua perusahaan itu tidak beroperasi, perekonomian mulai surut. “ Apalagi sejak gempa dan tsunami 2010 lalu, masyarakat takut ting-

gal di tepi pantai, sebelumnya mereka bermata pencarian nelayan sekarang terpaksa harus pindah profesi sebagai petani, tentu harus menyesuaikan diri dulu dengan alam, biasanya tiap hari dapat uang sekarang harus menunggu sampai hasil kebunnya panen, men-jelang panen datang terpaksa mereka harus menjadi pekerja serabutan,� jelas Suharman. (spr)


Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

PPTK Dinas Pendidikan Mentawai mengatakan bahwa pembayaran sudah sesuai DPA

Siprianus Sababalat

ang saku tim Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berlaga di tingkat Provinsi Sumatera Barat sebanyak Rp28,5 juta diduga dipotong Dinas Pendidikan daerah itu. Menurut Yosep Sagari, salah satu pendamping tim yang turut ke Padang saat POPDA Mei lalu, jumlah uang saku yang tertera di kuitansi dengan yang diterima anggota kontingen yang berjumah 30 orang tidak sama. Dalam kuitansi dituliskan Rp1,1 juta namun yang dibayarkan kepada mereka hanya Rp650 ribu, jumlah tersebut sudah masuk ongkos pulang pergi Padang-Mentawai dan uang makan. “Jadi sama sekali tidak ada artinya, setelah kami konfirmasi hal ini kepada Erijon (PPTK) dan Mateus Lajo (pengguna anggaran) Disdik Mentawai, alasannya tidak jelas, dan setelah kami cek semuanya ternyata permasalahan ini juga dialami tim O2SN,” kata Yosep yang juga seorang guru di Muara Siberut saat ditemui Puailiggoubat, Minggu, 8 Juni. Sementara pada tim O2SN Mentawai, lanjut Yosep, dalam kuitansi pembayaran uang saku peserta yang juga berjumlah 30 orang dituliskan Rp850 ribu namun yang dibayarkan hanya Rp350 ribu. Jika kedua uang saku tersebut dihitung, kata Yosep, jumlahnya

U

Dinas Pendidikan Mentawai Bantah Potong Uang Saku O2SN dan POPDA FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

kami yang bayar sendiri dari sisa uang yang dipotong,” katanya, Rabu, 11 Juni. Sementara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) O2SN Disdik Mentawai, Erijon Sikumbang yang dikonfirmasi Puailiggoubat melalui telepon Senin, 9 Juni membantah pihaknya melakukan pemotongan. Erijon mengatakan, jumlah uang saku maupun transportasi ATLET - -Atlet Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Kepulauan Mentawai masing-masing sebesar Rp300 ribu usai berlaga di Padang sehingga mereka mesebesar Rp28,5 juta, “Sungguh penggunaannya, jika alasan mereka nerima Rp600 ribu. Sementara uang keterlaluan, kasihan kita kepada untuk biaya sewa hotel dan makan penginapan dan uang makan tidak murid dari daerah Sikabaluan karena itu tidak masuk akal karena untuk diberikan kepada anak karena pihakuang yang dikasih habis untuk ongkos anggaran makan dan penginapan nya yang langsung membayarkan. saja,” ujarnya. punya alokasi sendiri, tidak ada “Kita yang langsung membaYosep menyebutkan, selain pe- hubungannya dengan uang saku,” yarkan uang makan dan penginapan, motongan uang saku, item atribut katanya. semua kami bayar penuh jadi tidak ada yang ditandatangani kuitansinya juga Martison, salah satu peserta yang kami potong,” jelasnya. tidak ada barangnya, kemudian POPDA dari SMPN 1 Siberut Selatan Menurut Erijon, jumlah yang nomor sepatu tidak sesuai dengan membenarkan keterangan Yosep. mereka bayarkan sesuai dengan Daftar ukuran kaki anak-anak. Menurutnya uang yang mereka Perincian Anggaran (DPA), hal itu “Ketika kami minta diganti tandatangani Rp1,1 juta namun yang sudah mereka jelaskan kepada anakjawabannya tidak jelas, sepatu itu diterima hanya Rp650 ribu, saat anak. percuma saja karena tidak digunakan penerimaan uang kepada mereka “Jadi yang ditandatangani itu saat bertanding,” jelasnya. disampaikan uang yang dipotong sudah semuanya uang makan, penginaMenurut Yosep persoalan itu tersebut untuk membayar uang pan, uang saku dan penginapan, tidak telah disampaikannya kepada Ketua makan dan penginapan selama di semuanya uang saku. Yang jelas kami dan Wakil DPRD Mentawai untuk Padang. sudah bayarkan sesuai dengan jumditindaklanjuti. “Saya pikir semuanya sudah uang lahnya,” ujarnya. “Uang yang disunat tidak jelas saku ternyata masih dipotong, ongkos (g)

Mebeler SD Siberut Barat Memprihatinkan SIMALEGI - Dari segi gedung, SD di Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai terlihat baru dengan areal bangunan yang luas namun kondisi tersebut tidak ditunjang dengan keberadaan mebeler belajar yang dipakai murid saat belajar. Dari pantauan Puailiggoubat, di SD Filial SDN 05 Simatalu yang berlokasi antara Dusun Simalibbeg dan Muntei, bangku, lemari, papan tulis dan meja yang dipakai murid masih darurat yang dibuat orang tua anak. Bangku dibuat panjang seperti bangku taman. Selain mebeler, beberapa ruangan belajar terpaksa disekat yang diperuntukkan sebagian ruang guru dan

18

ruang belajar. “Rata-rata kondisi fisik sekolah

kita sudah bagus, namun mebeler yang ada di dalamnya tidak ada FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

RUSAK - Mebeler yang digunakan siswa filial SDN 05 Simatalu yang berlokasi di Dusun Simalibbeg

karena pembangunan lokal tidak bersamaan dengan mebeler,” kata Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Siberut Barat, Ignatius Sinou, Rabu, 4 Juni. Kondisi sekolah ini, kata Sinou telah dilihat langsung Kepala Disdik Mentawai Sermon Sakerebau saat memantau pelaksanaan Ujian SD Mei lalu. “Laporan langsung dalam rapat juga telah disampaikan dan ternyata kepala dinas tidak mengetahui kondisi sebenarnya. Kita berharap dengan melihat apa yang terjadi di lapangan, harapan-harapan yang kami sampaikan agar sarana dan prasarana pendidikan mulai diperhatikan dan dipenuhi,” katanya.(bs/g)

Tujuh Siswa SMAN 1 PUS Lulus Bidikmisi SIKAKAP - Sebanyak 7 siswa SMAN 1 Pagai Utara Selatan yang mendaftar pada program bidikmisi tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dinyatakan lulus seleksi pada beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia. Wakil Kepala SMAN 1 PUS bidang kesiswaan, Salvator mengatakan, awalnya siswa yang mendaftar pada program ini sebanyak 205 siswa namun setelah diumumkan pada 27 Mei 2014 yang dinyatakan diterima hanya 7 siswa. “Siswa tersebut masuk pada beberapa jurusan sesuai dengan minatnya,” katanya saat ditemui Puailiggoubat, Jumat, 6 Juni. Ketujuh siswa tersebut yakni Febriansusi, diterima di jurusan pendidikan luar sekolah di Universitas Negeri Padang, Oktavianus Jufri Taileleu diterima di jurusan keluarga dan konsumen Institut Pertanian Bogor, Ridwan Amdensi diterima di jurusan akuntansi Universitas Pattimura Ambon, Sartika Wati dan Ekonardus Taileleu masing-masing mengambil jurusan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan teknologi hasil perikanan Universitas Riau, Yosef Denach dan Berliana Musidani masing-masing mengambil jurusan kedokteran dan ilmu keperawatan Universitas Andalas Padang. Sementara Kepala SMAN 1 PUS Rita Warti menyebutkan, siswa yang dinyatakan diterima pada program bidikmisi tersebut lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2014 yang dilihat dari prestasi yang dimiliki seperti nilai semester, paskibraka, olahraga yang dibuktikan dengan piagam. “Siswa yang tidak lulus SNMPTN bisa masuk dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) atau melalui ujian tulis, kita berharap siswa yang akan banyak yang lulus,” katanya, Selasa, 10 Juni. R.Saragih (46), salah satu orangtua siswa yang lulus bidikmisi mengatakan, dirinya telah mempersiapkan berkas yang diperlukan anaknya yang masuk ke UNP. “Saya sudah urus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang merupakan salah satu jika masuk nanti,” katanya. (leo/g)


19

Puailiggoubat

PENDIDIKAN

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Tiga SD Filial Siberut Barat Definitif SIMALEGI - Tiga SD filial di Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai yakni SD Suruan, SD Simalibbeg dan SD Tiniti akan berstatus SDN definitif pada tahun ajaran baru 2014/2015. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Siberut Barat Ignasius Sinou mengatakan, administrasi ketiga sekolah tersebut sudah setahun dipisahkan dari sekolah induk untuk mempersiapkannya jadi definif. SD Suruan akan menjadi SDN 23 Simatalu yang sebelumnya sebagai filial SDN 05 Simatalu. SD Simalibbeg berubah menjadi SDN 26 Simatalu, sebelumnya filial SDN 05 Simatalu. Sementara SD Tiniti yang ada di Desa Sigapokna akan menjadi SDN 24 Sigapokna yang sebelumnya filial SDN Sigapokna. Sinou memprediksi, kendala awal yang akan dihadapi sekolah baru tersebut yakni kepempimpinan sekolah karena selama ini daerah tersebut masih kekurangan guru PNS. “Kadang satu sekolah itu hanya satu PNS yang memiliki dua filial, ini yang menjadi persoalan,” katanya, Rabu, 4 Juni. (bs/g)

SMA Siberut Barat Dibangun Tahun Depan SIMALEGI - Pembangunan SMA di wilayah Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai direncanakan pada tahun 2015, demikian disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Siberut Barat Ignasius Sinou, Rabu, 4 Juni. Menurut Sinou, kepastian pembangunan pada tahun depan disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai Sermon Sakerebau saat berkunjung di daerah tersebut Mei lalu. “Kita menyambut rencana tersebut sehingga warga yang mau menyekolahkan anaknya bisa terbantu dari segi jarak, selama ini mereka sekolah di Sikabaluan yang jaraknya sangat jauh,” ujarnya. Sinou mengakui, awal pelaksanaan memang tidak lancar namun berkaca pada pembangunan SMPN 1 Siberut Barat, hal tersebut bisa dibenahi. “Kita melihatnya kondisi SMPN 1 Siberut Barat. Awalnya tidak ada guru, tapi lambat laun sudah mulai jalan dengan baik,” katanya. Selain rencana pembangunan SMA, lanjut Sinou, juga direncanakan penambahan 1 SMP di Simatalu yang dikelola sebuah yayasan yang terdiri dari lokal, MCK, kantor, Labor, aula serta gedung untuk berdoa. “Hanya saat ini mereka (yayasan) kesulitan areal pembangunan, mereka berharap ada masyarakat yang mau menghibahkan tanahnya seluas 2 hektar,” jelasnya. (bs/g)

Dana Belum Cair

UPTD Pendidikan Siberut Barat Utang Biaya Operasional Kepala UPTD tidak tahu penyebab keterlambatan pencairan dana Bambang Sagurung

ana operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai belum juga cair meski telah masuk triwulan kedua yakni AprilJuni. Akibatnya kebutuhan biaya pelaksanaan program kantor terpaksa berhutang. Kepala UPTD Pendidikan Siberut Barat, Ignatius Sinou mengatakan, keterlambatan pencairan dana dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai membuat mereka berutang ATK, BBM dan meminjam uang kepada beberapa orang di Simalegi agar kegiatan terlaksana dengan baik. “Kadang kita merasa segan meminta staf yang ada untuk bekerja lembur, sementara honor dan makanminum di kantor tidak ada,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 4 Juni. Sinou menyebutkan, dirinya tidak

D

dinas, karena hutang kita yang banyak di kedai. Kami sudah segan juga pada pedagang karena modal usaha mereka tidak berjalan akibat hutang kita,” keluhnya. Selain belum mendapat dana operasional, UPTD Pendidikan Siberut Barat juga belum memiliki kantor sendiri, selama ini mereka menumpang pada salah satu ruangan di Kantor Camat Siberut Barat yang biasa dipakai MEMPRIHATINKAN - Kondisi SDN 17 Bojo Desa Simatalu yang memprihatinkan untuk ruang radio. dengan bangunan tua berdinding papan kusam “Satu tahun ini aktivitas kita dilaksamengetahui alasan keterlambatan pengiriman laporan disebabkan nakan di kantor camat, kebe-tulan pencairan dana yang dialami oleh sulitnya akses di Siberut Barat pihak kecamatan mau memin-jamkan seluruh UPTD Pendidikan di Men- ditambah daerah tersebut belum satu ruangan untuk kita termasuk tawai. memiliki jaringan internet. fasilitas seperti meja dan bangku,” “Pada triwulan pertama, JanuariNamun Sinou tak merinci berapa katanya. Maret alasannya laporan kita lambat. besaran biaya operasional UPTD Sinou menyebutkan, dirinya Sementara pada laporan triwulan dua Dinas Pendidikan Kecamatan Siberut sudah mengusulkan pembangunan April-Juni sudah masuk tapi belum Barat baik dalam satu tahun maupun kantor ke dinas dan direncanakan juga cair,” ujarnya. per triwulan. dibangun pada tahun 2015. Menurut Sinou, keterlambatan “Kita berharap pengertian dari (g) FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Krisis Ekonomi Sulitkan Pemenuhan Biaya Sekolah di Mentawai MUARA SIBERUT - Meski tidak ada pungutan biaya pendaftaran sekolah, iuran bulanan pendidikan gratis mulai tingkat SD hingga SMA di Kabupaten Kepulauan Mentawai namun hal tersebut tidak serta merta meringankan beban biaya yang mesti dikeluarkan orang tua siswa saat memasukkan anaknya ke sekolah terutama mereka yang jauh dari pusat kecamatan. Nurman Sarubei (41), salah satu orang tua siswa dari Matotonan Kecamatan Siberut Selatan mengatakan, biaya transportasi yang mesti ia keluarkan untuk mengurus sekolah anaknya yang masuk ke SMPN 1 Siberut Selatan Rp400 ribu. “Mahalnya biaya transportasi disebabkan kebutuhan bensin pulang pergi sebanyak 20 liter dengan harga Rp20 ribu per liter, itu baru satu macam belum yang lain,” katanya, Minggu, 8 Juni. Menurutnya, kebutuhan biaya dengan jumlah uang yang dimilikinya tidak mencukupi kebutuhan sekolah anaknya. Hari itu ia berhasil menjual manau dan kelapa dan

mendapat uang Rp500 ribu dan setelah dipotong pembelian bensin, sisa uang hanya Rp100 ribu. Nurman menyebutkan, sisa uang tersebut tidak bisa membeli kebutuhan sekolah anak karena ia mesti membeli beras 5 kilogram ditambah bensin 3 liter. “Karena biaya belum mencukupi, saya memutuskan kembali ke

kampung untuk mendapatkan biaya tambahan yang nantinya digunakan untuk membayar pondokan dan biaya konsumsi anak selama sekolah di Muara Siberut,” ujarnya. Nurman menyebutkan, SMP di Madobak yang dekat sudah ada namun anaknya lebih memilih sekolah di Muara Siberut. Senasib dengan Nurman, MateFOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

JUAL BABI - Salah seorang warga di Dusun Rogdok Desa Madobak Kecamatan Siberut Selatan menjual pisang dan babi untuk kebutuhan sekolah anak

us Samoanuot (34) dari Madobak mengaku, tahun ajaran baru bagi mereka merupakan saat yang paling boros terutama menyangkut pendidikan anak. Jauhnya akses ke fasilitas pendidikan membuat biaya sekolah yang sudah gratis masih mahal. “Biaya transportasi yang mencapai Rp300 ribu ke Muara Siberut sudah memberatkan belum lagi kebutuhan langsung anak seperti seragam, buku dan lainya,” ujarnya. Sialnya, lanjut Mateus, babi yang ingin dijual untuk mendapatkan biaya pendidikan tidak laku karena pengumpul menolak membeli karena babinya mau beranak sehingga dagingnya kebanyakan lemak. “Yang terjual hanya pisang hasilnya hanya Rp100 ribu, saya tekor Rp200 ribu,” keluhnya Mateus mengaku kecewa karena target yang dia rencanakan tidak tercapai namun tetap berusaha lebih keras memperoleh biaya sekolah anak. (ss/g)


PENDIDIKAN Pemerintah Mentawai terus menggenjot peningkatan kualitas pendidikan

Tim Redaksi

S

Puailiggoubat

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

JADI SEKOLAH - Gereja yang dijadikan tempat belajar SD Filial Saikoat Desa Simatalu Kecamatan Siberut Barat nilai akhir 5,5, nah target kita ke depan menaikkan kualitas nilai anak-anak,” katanya, namun ia tidak merinci nilai tertinggi yang didapat siswa.

Menurut Moti, peningkatan prestasi kelulusan tahun ini juga turut dipengaruhi dengan keberadaan SMP di semua kecamatan di Kabupaten Kepu-

SD Filial Saikoat Belajar di Gereja SIMATALU - Kurangnya fasilitas belajar di Kabupaten Kepulauan Mentawai bukanlah hal yang baru, bahkan beberapa sekolah di daerah ini terpaksa menyekat satu ruangan dengan triplek bekas agar semua murid kebagian ruang belajar. Senasib dengan sekolah lain di Mentawai, SD Filial Sakoat filial dari SDN 17 Bojo Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat terpaksa memakai gereja Katolik untuk belajar karena belum memiliki gedung sendiri. Sekolah yang memiliki 50-an murid yang terdiri kelas I-V belajar dalam satu ruangan tanpa penyekat apapun, kalau bukan matematika maupun IPS orang yang baru ke sana akan mengira kegiatan tersebut bagian kegiatan misa anak-anak. Bangku dan meja yang dipakai murid juga punya gereja. Kegiatan belajar di gereja tersebut sudah berlangsung lama sejak filial tersebut masih bagian SD Fransiskus Sikabaluan dan kemudian beralih menjadi filial SDN 17 Bojo pada tahun 2012. “Kita tidak tahu kapan akan dibangun sekolah baru untuk anak-anak di Saikoat,” kata Laurensius salah seorang guru honor pada Puailiggoubat, Selasa, 3 Juni. Menurut Laurensius, Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dilaku-

20

SMP Mentawai Rangking Enam Kelulusan UN di Sumbar

etelah beberapa tahun berkutat di bawah peringkat 10 besar, tahun 2014 prestasi kelulusan

UN SMP di Kabupaten Kepulauan Mentawai melompat ke peringkat 6 dari 19 kota/kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Menurut data Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kepulauan Mentawai, tingkat kelulusan siswa sebesar 99,67 persen. Kepala Bidang SMP dan SMA Disdik Kabupaten Kepulauan Mentawai, Motisokhi Hura mengatakan, dari 1.212 jumlah peserta tahun ini hanya 4 siswa atau 0,33 persen yang tidak lulus. “Peserta yang tidak lulus berasal dari SMPN 3 Pagai Selatan sebanyak 2 orang, lalu masing-masing 1 siswa dari SMPN 1 PUS dan MTsN Sikakap,” katanya melalui pesan pendek ke Puailiggoubat. Moti menyebutkan, meski jumlah kelulusan SMP meningkat tahun ini namun pihaknya terus melakukan pembenahan dari segi kualitas. “Kalau melihat jumlah kelulusan cukup baik, namun kita tidak berhenti sampai disitu karena bisa saja lulus kalau mendapat

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

kan dalam satu ruangan yang terdiri dari beberapa kelas tidak efektif karena konsentrasi murid dan guru terpecah. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Siberut Barat, Ignatius Sinou yang dikonfirmasi membenarkan hal itu. “SD Filial Saikoat masih belajar di gereja, tidak efektif rasanya bila belajarnya masih dilakukan digereja karena itu milik agama, sementara sekolah itu milik pemerintah,” katanya. Menurut Sinou, pihaknya telah memberikan laporan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai terkait kondisi sekolah tersebut dan berharap ada pembangunan. Sementara Camat Siberut Barat, Paulina T Saruru menyebutkan, pembangunan gedung sekolah Saikoat akan dilakukan tahun ini melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMP). “Kita berharap tahun ini berjalan dengan baik dan itu sudah diprogramkan. SPC (Surat Penetapan Camat) program ini sudah kita setujui,” katanya, Rabu, 4 Juni. Selain persoalan gedung, sekolah ini juga menghadapi persoalan pelunasan gaji guru honor yang terhitung Juni 2013-Juni 2014 belum digaji oleh sekolah induknya SDN 17 Bojo. “Sejak Juni 2013 sampai sekarang

honor kami belum dibayarkan. Belum ada kepastian kapan honor akan dibayar, sementara kami juga perlu untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Laurensius, salah seorang guru honor kepada Puailiggoubat, Selasa, 3 Juni. Menurut Lauren, sebelum Juni 2013 honor mereka sebesar Rp500 ribu per bulan masih lancar diterima namun setelah itu tidak ada lagi hingga Juni 2014. Tersendatnya pembayaran honor terjadi ketika filial ini berubah dari SD Fransiskus Sikabaluan menjadi filial SDN 17 Bojo. “Meski belum dibayar selama satu tahun, kami tetap berusaha melakukan PBM dengan maksimal,” ujarnya. Ignasius Sinou yang dikonfirmasi Puailiggoubat menjawab, keterlambatan pembayaran honor disebabkan SDN 17 Bojo belum mendapakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Keterlambatan tersebut disebabkan adanya selisih jumlah murid dengan kondisi riil sekolah, ketika diverifikasi ternyata jumlah murid lebih sedikit dari yang dilaporkan, sehingga dana BOS sebesar Rp15 juta dikembalikan ke kas daerah,” katanya. Sinou menegaskan, jika dana tersebut cair, gaji guru akan dibayar penuh selama setahun, “kita berharap pembayaran dilakukan penuh oleh sekolah,” ujarnya. (bs/g)

lauan Mentawai sehingga warga lebih gampang mengakses pendidikan tingkat itu. “Contohnya saja di Siberut Barat sudah ada 2 SMP di sana, hanya kesulitan kita memenuhi kebutuhan guru, kalau dari fisik melalui APBD kita mampu bangun sekolah namun guru

menjadi kendala,” jelasnya. Sementara Kepala SMPN 1 PUS, Zaherman mengatakan, nilai UN yang diperoleh siswa tidak menjadi penentu kelulusan karena akan dihitung lagi dengan nilai sekolah. “Jika kedua nilai tersebut dihitung, minimal siswa harus mendapat rata-rata 5,5,” katanya, Sabtu, 14 Juni. Meski di sekolahnya 1 siswa tidak lulus, namun Zaherman menyebutkan nilai UN beberapa siswa cukup tinggi yakni bahasa Indonesia 9,20, bahasa Inggris, 8,20, matamatika 7,75 dan IPA 8,50. “Bagi siswa yang tidak lulus diberikan kebebasan untuk mengulang atau ikut paket B,” ujarnya. Sementara hasil UN SMP di Kecamatan Siberut Selatan yang terdiri dari SMPN 1 Siberut Selatan, SMP Lentera harapan yang pesertanya berjumlah 147 dinyatakan lulus 100 persen. SMP Yos Sudarso II yang pesertanya berjumlah 69 siswa juga lulus semua. Kepala SMP Lentera harapan dan Kepala SMP Yos Sudarso II Muara Siberut, Swandi Sakerengan dan Joko Hartoto mengaku puas dengan hasil yang diraih siswanya. “Pada ujian sebelumnya, siswa kita juga selalu lulus semua,” kata Joko. (spr/ss/leo/ g)

Warga Siberut Barat Berantas Buta Aksara SIMALEGI - Sebagai daerah yang memiliki angka buta aksara yang masih tinggi, Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai menjalankan program pemberantasan buta aksara dari Dirjen Pendidikan Masyarakat yang melibatkan semua warga di daerah itu. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Siberut Barat, Ignatius Sinou mengatakan, kelompok-kelompok belajar sudah dibentuk di beberapa dusun yang ada di daerah itu. “Sudah ada kelompok-kelompoknya, satu kelompok ada pendamping dan tutornya,” katanya, Rabu, 4 Juni. Kegiatan belajar, kata Sinou, dilakukan 2 kali seminggu yakni tiap Sabtu dan Minggu sore. “Tempat belajar mereka bebas, boleh di sekolah saat tidak digunakan, di dalam rumah ibadah, di ruang terbuka. Yang penting masyarakat yang mengikuti kegiatan ini merasa nyaman,” ujarnya. Sementara pendamping dan tutor kegiatan tersebut diambil dari warga setempat yang tamat SMA dan memiliki semangat memberantas buat aksara di daerahnya. Strategi ini menurut Sinou lebih baik agar memudahkan interaksi dengan warga belajar. Honor dan pendanaan pelaksanaan ini diajukan kepada Dirjen melalui proposal kelompok masing-masing. Di Dusun Bojo, kata Petrus, salah seorang pendamping, aktifitas belajar dilakukan di gereja. “Kita melakukan kegiatannya pada Sabtu dan Minggu. Memang sekarang kita masih sulit karena terkendala pendanaan untuk membeli kapur atau spidol, serta media belajar lainnya,” kata Petrus. Secara keseluruhan kelompok belajar yang sudah terbentuk di Desa Simalegi yakni Dusun Simalegitengah dan Betaet. Sementara di Desa Simatalu diantaranya Dusun Bojo, Simalibbeg, Paipajet, Masaba dan Limau.(bs/g)


Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Warga Saumanganya merehabilitasi sawah seluas 100 hektar sementara Desa Maileppet 30 hektar

Warga Mentawai Rehabilitasi 130 Hektar Sawah

Siprianus Sababalat Supri Lindra

arga di dua desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai yakni Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan dan Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara merehabilitasi sawah seluas 130 hektar di daerahnya masing-masing pada tahun 2014. Di Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara, warga yang terdiri 30 kelompok tani akan merehabilitasi sawah seluas 100 hektar yang tersebar di 18 dusun. Lahan tersebut, menurut Merlin Sababalat, staf Desa Saumanganya telah dibersihkan warga Mei lalu. “Bersawah merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk mencapai swasembada pangan, untuk menunjang program tersebut setelah disosialisasikan ke masyarakat, mereka sangat antusias menanggapi program itu, sehingga sekarang sudah ada 30 kelompok tani sawah di Desa Saumangaya,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 2 Juni. Kepala Dusun Saumanganyak Barat, Sadarion Tasirilipet menyebutkan, pembagian kelompok tani sawah

FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

W

SAWAH - Sawah di Puro, Desa Muara Siberut disesuaikan dengan lahan persawahan yang tersedia di dusunnya. Sadarion mengklaim, areal persawahan yang dipakai tidak ada masalah. “Masalah yang dihadapi saat ini terkait pengadaan bibit padi, setiap kelompok nanti akan membuat proposal bantuan bibit padi ke Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai,” katanya.

Sementara Kepala Dusun Saumanganyak Mapadda Fielser Syam mengatakan, lahan yang digarap warganya yang terdiri 60 kepala keluarga seluas 20 hektar. “Kini tinggal me-nunggu bibit dari pro-posal, jika bibit padi ada, Saumanganya dapat menjadi lumbung padi di Kecamatan Pagai Utara, mudahmudahan dinas menanggapi pro-posal

Warga Siberut Barat Dilatih Buka Usaha SIMALEGI - Selain melakukan pemberantasan buta aksara, program pendidikan masyarakat dari Dirjen Pendidikan Masyarakat turut memberikan pelatihan kepada warga di Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk mengelola usaha rumah tangga. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Siberut Barat, Ignatius Sinou mengatakan,

21

program pelatihan berwirausaha merupakan bagian kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kelompok usaha mandiri yang diberikan oleh Dirjen Pendidikan. “Program ini cukup baik di tengah masyarakat menumbuhkan ekonomi keluarga,” katanya, Rabu, 4 Juni. Bentuk usaha yang telah dimulai, kata Sinou, berupa pembuatan kue, ikan kering, kerajinan tangan dan lain FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

KELADI - Warga membawa keladi dari ladang untuk dijual kepada penampung di Monganpoula

sebagainya. Menurut Sinou, prospek usaha ini di Betaet yang menjadi pusat kecamatan sangat bagus karena warga cukup banyak di tempat itu. Kadang ada yang butuh ikan kering juga kue-kue saat mengadakan rapat. “Peluang ini yang mau kita tangkap sehingga ibu-ibu setempat memiliki usaha kue yang memasok kue-kue di kedai dan juga saat ada rapat-rapat pemerintah atau non pemerintah. Demikian juga usaha membuat ikan kering, saat musim badai masyarakat tidak kesulitan akan pasokan ikan,” jelasnya. Kelompok usaha mandiri ini telah dibentuk di Dusun Policoman Desa Sigapokna, Dusun Simalibbeg dan Saikoat Desa Simatalu, Dusun Betaet Desa Simalegi masing-masing 1 kelompok. “Satu kelompok terdiri dari 20 orang yang di dalamnya sudah termasuk pendamping dan tutor. Anggarannya dari Dirjen melalui proposal yang diajukan. Dan kita sedang membuat laporannya untuk kita sampaikan ke dinas hingga dirjen,” katanya. (bs/g)

kita,” katanya. Mulyadi, Sekretaris Desa Saumanganya menuturkan, berdasarkan data pada 2005, lahan yang bisa digunakan untuk pertanian seluas 100 hektar, lahan tersebut tersebar di 18 dusun se-Desa Saumanganya. “Sekarang lahan tersebut sudah digarap dengan semangat oleh warga, mudahmudahan proposal mereka cepat ditanggapi,” katanya. Sementara di Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan, sawah yang akan direhabilitasi tahun ini seluas 30 hektar. Pjs. Kepala Desa Maileppet, Nikman Satiur Siritoitet mengatakan, sawah yang akan direhabilitasi berlokasi di Malamit. “Saya telah mengajak warga untuk bersama-sama bersawah, saat ini areal yang telah dibersihkan seluas 10 hektar,” katanya saat ditanya Puailiggoubat, Selasa, 10 Juni. Nikman menyebutkan, lahan yang digunakan tersebut milik suku Samalinggai, dirinya mengklaim telah me-

minta izin kepada Paulus Samalinggai, pemilik tanah tersebut. Menurut Nikman, areal yang dipakai merupakan areal persawahan warga yang telah ditinggal 25 tahun silam. Namun sawah yang telah dibersihkan tersebut, kata Nikman, belum ditanami karena belum memiliki bibit. Direncanakan bibit padi akan dibeli menggunakan sebagian Anggaran Dana Desa (ADD) Maileppet 2014 yang keseluruhannya berjumlah Rp677.455.000. “Kita tinggal menunggu pencairan, kemarin terlambat karena terkendala pembuatan surat pertanggungjawaban dana tahun 2013, namun semua telah diselesaikan tinggal menjemput di Tuapeijat, sebagian dana itu kita gunakan membeli bibit,” jelasnya. Nikman mengaku, program bersawah di Maileppet merupakan program utamanya untuk mengembangkan perekonomian warga selama ia menjabat setahun ini. Program tersebut tidak terlepas dengan program Dinas Pertanian Mentawai yang tengah menggalakkan cetak sawah. “Berhubung jabatan saya sebentar saya berharap program ini dilanjutkan oleh kepala desa terpilih pada tahun 2015,” ujarnya. Selain mengembangkan sawah, tahun ini juga di Pemerintah Desa Maileppet melalui ADD membelikan bibit cengkeh dan palah masing-masing berjumlah 1.500 yang siap tanam. (g)

BTNS Berikan Bibit Tanaman untuk Warga Siberut Utara SIKABALUAN - Balai Taman Nasional Siberut (BTNS) memberikan bantuan masing-masing 15 ribu bibit pala, manau, gaharu dan cengkeh kepada warga di tiga desa yakni Sigapokna, Malancan dan Sotboyak Kecamatan Siberut Utara, Rabu, 28 Mei. Pemberian bibit tersebut menurut Badul Saleleu, staf BTNS berdasarkan permohonan yang diajukan masyarakat pada 2013. “Awalnya masyarakat hanya meminta bibit manau dan pala masing-masing 10 ribu namun kita tambah menjadi 15 ribu begitu juga jenis bibitnya berupa gaharu dan cengkeh, ini untuk mengantisipasi bila bibit yang disemai mati,” katanya, Senin, 2 Mei. Penyemaian bibit, kata Badul, dilakukan di masing-masing desa tersebut dengan membangun demplot pada 2013, kemudian setelah bibit tumbuh dalam polibag baru dibagikan kepada masyarakat pada akhir Mei 2014. “Ketika membagikan bibit, warga Malancan memohon diberikan bibit cengkeh meski tidak ada dalam usulan mereka sebelumnya namun kita berusaha memenuhi permintaaan tersebut dengan menggunakan bibit lokal jenis zanzibar dan bogor, namun bibit tersebut mesti disemai dahulu baru diberikan kepada warga,” ujarnya. Agar bantuan tersebut tidak sia-sia, lanjut Badul, pihaknya menganjurkan agar penanaman memakai sistim kelompok untuk memudahkan perawatan dan pengawasan.(ss/g)


22

Puailiggoubat

Camat tidak berdaya menetralkan harga Bambang Sagurung Leo Marsen

EKOKER

NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

Kelangkaan BBM di Mentawai

Harga Premium Bersubsidi “Melangit” FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

sudah punya kerjanya, Rabu, 4 Juni. Paulina menyebutkan, pihaknya pompong yang elangkaan bahan bakar midibeli mahal, su- baru mengetahui ternyata BBM yang nyak (BBM) terutama jenis dah ada mesin, tiba di Pokai sebagian untuk Siberut premium di Kabupaten Kepubensin lagi yang Barat. “Kita mau coba koordinasi lauan Mentawai mengakibatkan harga bermasalah dan dengan camat Siberut Utara untuk “melangit” hingga dua kali lipat lebih mahal, susah ki- pembagian dan kuota yang kita miliki, mahal dibandingkan harga jual pertamax. ta ini,” kata Teu sehingga tiap trip BBM masuk kita Di Kecamatan Siberut Barat harga selalu dijatah,” katanya. Kakai. eceran premium bersubsidi berkisar Imbas kelangkaan premium ini juga Langkanya Rp20-30 ribu per liter sementara harga premium di Si- diderita nelayan pengguna pompong di eceran pertamax di Padang Rp12.500 berut Barat me- Desa Taikako Kecamatan Sikakap dan di agen BBM di Pokai (Siberut nurut Teu Ka- karena mereka tak bisa melaut. Utara) dijual Rp15 ribu per liter. Sending (41), salah seorang nelayan kai, menjadi mo“Kalau bensinnya baru masuk men bagi peda- Taikako mengatakan, sejak November harganya masih Rp20 ribu per liter, gang lokal me- 2013 mereka bisa melaut dengan nyanamun kalau sudah mulai hilang harga nekan warga un- man karena telah memiliki pompong melonjak menjadi Rp25 ribu sampai tuk membarter bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Rp30 ribu per liter,” kata Wandi, salah komoditi yang Mentawai yang berjumlah 28 unit seorang warga Dusun Simalibbeg Desa mau dijual se- sehingga dapat mencari ikan lebih jauh Simatalu, Kecamatan Siberut Barat, perti manau dan dan hasil yang didapat cukup memuRabu, 4 Juni. ANTRE - Antrean pembelian BBM di pangkalan Pokai Desa Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara kopra kepada askan. Kepala Dusun Simalibbeg, Meon Namun karena keterbatasan BBM mereka. “Kadang penjual bensin tidak mau mereka hanya bisa melaut 2 kali mengatakan, ketergantungan warga liki pompong yang dipergunakan pemilik pompong menyebutkan, kebeterhadap premium sangat tinggi karena bepergian ke ladang atau ke kandang radaan pompong sangat membantu bensinnya dibeli dengan uang, tapi seminggu, “Aktifitas terpaksa kami aktivitas mereka namun setelah kelang- menggunakan barang seperti manau dan batasi karena bensin terkadang tidak banyak digunakan untuk motor, speed- ayam dan babi,” ujarnya. Sementara Kepala Dusun Muntei kaan bensin muncul persoalan baru. kopra, cari manau atau kopra kita dulu ada,” ujarnya, Jumat, 13 Juni. boat dan pompong. “Mau pakai apa lagi, kami kan baru dapat bensin,” tuturnya. “Rata-rata masyarakat sudah memi- Desa Simatalu, Teu Kakai, salah seorang Sending menyebutkan, ketika Sementara Camat Siberut Barat, persediaan premium di Sikakap masih Paulina T Saruru mengaku, pihaknya normal mereka memperoleh pendapatan tidak bisa menekan penjual BMM di bersih Rp300 ribu sekali turun. Kecamatan Siberut Barat karena di “Kalau lagi hoki bisa mendapat daerah itu sendiri tidak memiliki Rp1,5 juta dari penjualan 57 kilogram MENTAWAI - Menjelang Puasa Rapedagang di Kecamatan Sikakap mesalah seorang ibu rumah tangga memadhan 1435 H akhir Juni 2014, ham- ngatakan, kenaikan harga disebabkan pangkalan BBM. ngatakan, kenaikan harga seperti toikan seharga Rp20 ribu per kilogram, “Pedagang mengambilnya di Sika- kemudian dipotong modal melaut pir semua harga kebutuhan pokok di permintaan barang menjelang bulan mat, cabai dan telur sudah berlangsung baluan atau Tiniti, tentunya dengan Rp500 ribu, sisanya Rp1 juta bisa pasar Kabupaten Kepulauan Mentasuci Ramadhan cukup banyak. seminggu. biaya jemput juga. Kita tidak mau dibawa pulang,” kata Matimbang wai menunjukkan kenaikan awal Juni “Kenaikan harga sembako biasa “Sebelum kenaikan harga, uang terlalu mengintervensi mereka,” katanya Sapalakkai (38), nelayan lain. ini. setiap tahunnya, seperti mau masuk Rp100 ribu sudah bisa membeli cabai, saat ditemui Puailiggoubat di ruang (g) Di pasar tradisional Muara Sibepuasa dan hari raya, harga sembako bawang, tomat sebanyak 1 kilogram rut dan Sikakap, kenaikan harga berakan stabil usai lebaran, sembako ditambah telur 1 petak lengkap dekisar Rp2 ribu - Rp5 ribu rupiah per yang mengalami kenaikan itu jenis ngan sayuran seperti kol dan lainnya, kilogram terutama cabai, beras, tomat, sayur-sayuran, seperti cabai, bawang tapi sekarang tidak lagi karena kenaiPetani Sawah Rogdok Gagal Panen telur dan minyak goreng. (lihat grafik) merah, tomat, begitu juga dengan telur kan harga berkisar Rp2 ribu-5 ribu per Sementara harga kol, seledri, cabai ayam,” katanya, Selasa, 3 Juni. kilogram,” ujarnya. ROGDOK - Petani sawah di Dusun Rogdok Desa Madobak giling masih tetap yakni masing-maKenaikan harga menjelang puasa Erna (35), ibu lain menyebutkan, Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai gagal sing berharga Rp18 ribu, 7 ribu dan 20 ini sangat dikeluhkan oleh ibu-ibu rukenaikan harga menjelang puasa dan panen karena pertumbuhan padi tidak normal. ribu per kilogram. mah tangga di Sikakap yang mengurus hari raya bukan hal baru bagi mereka. Timotes Sarogdok (47), salah seorang petani mengatakan, bibit Hendara Tamar, salah seorang langsung kebutuhan dapur. Sri (30), Untuk mengimbangi kenaikan harga, padi yang baru mereka tanam selama 2 minggu sudah berbuah namun semua bulir padi tersebut kosong. mereka mengurangi jumlah barang FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT “Saya heran padi yang masih berukuran 30 centimeter telah yang dibeli, biasanya beli 1 kilogram berbuah namun ketika diamati ternyata buahnya tidak berisi,” dikurangi menjadi 0,5 kilogram. katanya kepada Puialiggoubat, Sabtu, 7 Juni. Sementara di Muara Siberut, Menurut Timoteus, bibit padi yang mereka tanam pada bulan menurut Bodi Dorkas (34), salah Mei 2014 itu dibeli secara berkelompok yang berjumlah 7 kepala seorang pedagang, kenaikan harga keluarga dari Dusun Pei-pei Desa Taileleu Kecamatan Siberut Barat disebabkan banyaknya pembeli yang Daya. Harga bibit tersebut Rp60 ribu per karung berat 10 kilogram. memborong kebutuhan dapur seperti Setelah sawah dirambah pada April 2014, mereka mulai cabai, bawang dan minyak goreng. menyemai dan menanam bibit tersebut pada Mei, ternyata “Kenaikan harga juga terjadi sepertumbuhan padi tidak normal. rentak karena di Padang harga juga Lina Sarogdok (29), petani lain mengaku putus asa melihat mulai naik,” katanya, Rabu, 11 Juni. hasil sawahnya, “Benar-benar tidak membuahkan hasil, dari awal Fransiska Ledy Diana (33), salah memulai menanam padi ini, saya berharap kami semua menikmati seorang warga mengakui, menjelang hasilnya, tapi ternyata semua di luar harapan,” keluhnya. puasa mereka biasanya akan memDengan kegagalan ini, mereka berharap pemerintah memberikan pendampingan cara bersawah yang baik karena borong kebutuhan rumah tangga menurut mereka bisa saja penyebab kegagalan ersebut terletak karena biasanya terjadi kelangkaan. pada kondisi tana atau hal lain. “Stok itu kami simpan agar tidak “Kami berharap Dinas Pertanian memberikan penyuluhan agar ketika puasa tidak keteteran menkami tidak gagal lagi,” kata Lina. (ss/g) HARGA NAIK - Aktivitas jual beli di pasar tradisional Sikakap. Harga sembako carinya,” katanya. mulai naik menjelang puasa (ss/spr/g)

K

Harga Kebutuhan Pokok Melonjak Jelang Puasa


23

Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

S

yahdan tersebutlah seorang teteu (janda). Janda itu memiliki seorang putra yang mulai dewasa. Suatu hari, kayu bakar untuk memasak yang ia miliki sudah habis. Maka marahlah putranya itu, dipotongnya sendiri tubuhnya untuk kayu api. Yang tersisa hanya kepalanya saja, namun ia masih bisa hidup seperti layaknya memiliki badan. Karena keadaannya semacam itu maka ia dikenal dengan sebutan “si ute-ute”, artinya si kepala. Di kampung itu ada tiga rumah lain yang masing-masing dihuni tiga orang gadis. Janda itu ingin salah seorang dari gadis itu bersedia menjadi istri putranya si kepala. Di rumah pertama yang dikunjunginya, ketiga gadisnya tentu menolak, rumah kedua juga menolak. Sampai di rumah ketiga janda itu juga menyampaikan maksudnya. Kami tidak mau,” jawab putri sulung dan tengah. Tapi putrid bungsu diam saja. Hei kenapa kamu diam, Dik, apa kamu mau?” Tanya si sulung. Ya, aku mau, bagiku semua orang sama saja, orang jelek, orang buta, orang berpenyakit, siapa saja aku mau,” jawabnya. “Kalau begitu,” kata si sulung, “Teteu , adikku yang bungsu ini mau menerima lamaranmu, ia mau kawin dengan si Ute-ute.” Dengan gembira janda itu mengabarkan kepada anaknya. Tapi untuk melakukan pesta perwakinan mereka tidak mampu karena sangat miskin. Saat itu orang dari kampung lain sering berkunjung ke kampungnya. Si kepala punya rencana. Setiap ada tamu dari kampung lain agar ibunya memanggil mereka makan di rumah. Kemudian masukkan ia yang hanya kepala itu ke dalam keranjang dan letakkan di atas tempat mereka berkumpul untuk makan. Janda itu mengerjakan rencana anaknya. Ia panggil tamu, ketika para tamu itu datang ke rumahnya, ia suruh melepaskan seluruh barang yang dipakainya. “Karena aku seorang janda,” katanya. Saat makan, si kepala tiba-tiba menjatuhkan diri. Tentu saja tamutamu itu terkejut dan berteriak ada hantu. Karena takut mereka lari tanpa sempat mengambil perhiasan mereka. Semua barang itu menjadi milik si Ute-ute dan ibunya. Kejadian itu terulang berkali-kali hingga banyak harta mereka. Kemudian si kepala meminta ibunya pergi mengambil delapan buah pelepah. Gosoklah pelepah itu, lalu jemur sampai berwarna putih dan menjadi kering,” katanya. Ibunya pergi mengerjakannya, selesai itu dijemputnya calon

Suara Daun Gerson Merari Saleleubaja

Perang Pilihan

P

Si Ute-ute menantunya. “Anakku, inilah calon istrimu,” katanya. Kalau begitu, antarkandulu pelepah yang ibi ambil tadi, supaya kukenakan pada tubuhku,” katanya. Aneh, setelah pelepah itu dikenakannya tiba-tiba tubuh dan parasnya berubah menjadi pemuda yang tampan lengkap dengan anggota tubuhnya. Tiba hari perkawinan, berkatalah kakak sulung. “Hari ini adalah perkawinan adik kita, mari kita lihat bagaimana suami adik kita itu keluar dari keranjang untuk memulai pestanya.” Ketika pesta akan mulai kedua kakaknya menanyakan di mana calon suaminya. “Inilah dia,” jawab si bungsu. Di depan mereka berdiri seorang pemuda yang tampan. Melihat adiknya mendapat suami yang gagah, maka muncullah rasa iri kedua kakaknya. Karena itu mereka ingin membunuh adiknya agar suaminya menjadi milik mereka. Usai pesta perkawinan, si

suami mencari ikan di laut bersama dua temannya. Karena jauh berlayar mereka harus menginap di sebuah pulau. Tapi sebelum berangkat ia sudah mencium gelagat jahat kedua kakak istrinya. Untuk berjaga-jaga ia memberi nasehat kepada istrinya, jika dibawa kedua kakanya main ayunan di tepi laut maka berhatihati. Jika kamu diajak, sebelum pergi ambil dulu tanah segenggam, daundaunan sedikit, rumput-rumputan, bulu burung, dan atap rumah kita. Kemudian ikat semua menjadi satu, masukkan dalam kai. Jika nanti kau diayunkan dan jatuh ke laut, keluarkan bungkusan itu dan letakkan di atas laut. Ia nanti berubah menjadi pulau yang lengkap. Engkau dapat tinggal di pulau itu, nanti aku akan menjemputmu,” jelasnya. Benar saja, begitu suaminya pergi, kedua kakaknya berkunjungdan mengajaknya pergi bermain. Sebelum pergi ia tak lupa pesan suaminya. Saat ia berayun dan tercebur ke laut ia letakkan bungkusan itu di permukaan laut

hingga berubah menjadi pulau yang subur. Esoknya suaminya pulang. Tapi ketika melewati sebuah pulau ia dan teman-temannya heran pulau it uterus mengikuti perahu mereka. Menjelang perahu masuk muara kampung mereka, si Uteute menyuruh mereka ke pulau ituuntuk menjemput istrinya. Ia bertemu istrinya dan pulau itu berhenti dekat muara. Mereka kembali ke kampung. Pertama si Ute-ute pulang duluan. Rumahnya sudah dibersihkan kedua kakak istrinya. Ia bertanya di mana istrinya. “Kamilah sekarang istrimu,” jawab mereka.a “Kalau begitu baiklah, kuambil dulu ikan dan barang-barangku di perahu,” katanya. Tapi kemudian si Ute-ute membawa istrinya. Melihat itu malulah kedua kaka istrinya itu. Mereka segera meninggalkan rumah adiknya. (o/ditulis ulang dari buku karya; Bruno Spina, Mitos dan Legenda Suku Mentawai)

emilihan presiden dan wakil presiden tak sampai sebulan lagi, berbagai persiapan dilakukan para pengusung pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Mulai dari deklarasi dukungan kampanye biasa, hingga kampanye hitam. Di Mentawai, perdebatan di kalangan anak muda melalui media sosial semacam facebook tak kalah serunya. Ada yang nadanya datar, menghujat bahkan sumbang baik dalam bentuk tulisan maupun gambar. Tapi apapun bentuknya, tujuan mereka tetap satu yakni memenangkan jagoannya masingmasing. Tetapi sayang perdebatan atau lebih tepat disebut ‘perang’ dalam dunia maya ini tidak bisa menggambarkan apapun yang menarik pemilih menetapkan pilihannya. Jargonnya tak ada yang berubah dari masa pemilihan presiden sebelumnya yakni tegas, peduli, merakyat, bahkan ada yang mengindektikkan diri dengan hewan seperti macan dan lain sebagainya. Saya pernah memancing beberapa tim sukses dalam media tersebut untuk memaparkan visi misi masing-masing jagoannya dengan bahasa yang riil namun tak satu yang menanggapi, aneh. Saya jadi ragu apakah perdebatan tersebut hanya untuk menunjukkan eksistensi pribadi atau sekedar iseng karena minim pelajaran politik positif yang bisa diambil oleh khalayak umum seandainya semua warga Mentawai dapat mengakses internet. Kembali saya teringat saat berkunjung ke Tiop saat sebelum Pemilihan legislatif (Pileg), seorang bapak bertanya apa arti moneter itu. Saya tanya balik dari mana kata itu ia dapat, ia menjawab dari beberapa caleg yang datang ke sini. Tanpa menjawab apa yang ia katakan, saya mengatakan kalau bapak tidak mengerti kemungkinan sicaleg tersebut juga tidak mengerti dengan anda. Bapak tersebut manggut-manggut mungkin mengerti atau malah tambah bingung. Nah, sah-sah saja politikus dan simpatisan fanatiknya berkoar-koar menarik simpati masyarakat untuk memilih jagaoannya namun apakah visi misi sijagoan tersebut sudah bisa menjawab keluhan dan kebutuhan orang Mentawai sendiri seperti minimnya sarana transportasi, lapangan pekerjaan dan langkanya BBM. Selama masyarakat hanya dijadikan objek dalam kampanye tanpa mampu menjawab apa yang mereka butuhkan, demokrasi hanya khayalan.***


Lingkungan Aturan melarang menangkap ikan di sumber-sumber air tertentu yang biasa disebut ikan larangan, di beberapa wilayah Sumatra Barat merupakan salah satu warisan kearifan lokal masyarakat yang sudah dipraktikkan sejak lama.

M

isalnya ikan larangan di Batang Marunggai, Nagari Sikucur, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman. Di sungai itu, banyak jenis ikan dipelihara diantaranya, kulari, gariang dan ikan panjang. Warga di Nagari tidak diperbolehkan menangkap ikan di sana kecuali saatsaat tertentu. Hasilnya pun akan menjadi pendapatan nagari. “Ikan itu bisa dipanen jika ada kesepatan seluruh pihak masyarakat. Biasanya sesuai dengan kebutuhan di masing-masing korong itu,” kata warga Korong Tobo Marunggai Nagari Sikucur, Nazirman kepada Sandereh, Selasa 18 Maret 2014. Misalnya, untuk pembangunan infrastruktur di perkampungan itu. Kata Nazirman, biasanya saat masyarakat membutuhkan biaya untuk pembangunan masjid, jembatan dan sarana umum lainnya. Pastinya menjadi sumber pendapatan di nagari tersebut. Saat panen tersebut, pengelola membuka untuk umum. Namun, mereka harus membayar biaya sebesar Rp 100 ribu hingga Rp 150

ribu. “Rata-rata kita bisa mendapatkan uang sebesar Rp 60 juta hingga Rp 80 juta,” ujar pria yang juga pemandu sekolah lapangan binaan Yayasan Field Bumi Ceria ini. Biasanya panen ini dibuka selama tiga hari. warga bebas menangkap ikan di kawasan ikan larangan tersebut. Tapi hanya dibolehkan dengan cara memancing atau menjaring. “Tak boleh menggunakan racun dan sentrum. Karena akan merusak lingkungan,” ujarnya. Ikan larangan ini merupakan tradisi turun temurun, untuk menjaga populasi ikan sungai di Padang Pariaman. Di Nagari Sikucur yang terletak di daerah pebukitan yang penuh dengan pohon kelapa ini, terdapat empat sungai yang dijadikan areal ikan larangan. Kawasan ikan larangan ini telah ada sejak tahun 1985. Saat itu banyak masyarakat yang tidak bertanggungjawab meracuni sungai yang dikenal dengan sebutan tubo. Sehingga ikan banyak mati. Sejak itulah kawasan ikan larangan ini diberlakukan. Diawali di Korong Patamuan. Kemudian diberlakukan juga oleh korong lainnya. Menurut Wali Nagari Sikucur Masril, saat itu pemuka masyarakat mengambil kesepakatan untuk menetapkan zona ikan larangan. Agar populasinya terjaga dan bisa bermanfaat. “Jika diracuni ikan bisa mati. Termasuk anak-anak ikan yang akan tumbuh besar,” kata Masril yang

Puailiggoubat NO. 290, 15 - 30 Juni 2014

terlibat mendirikan kawasan ikan larangan perdana pada tahun 1985. Ikan larangan membuat aliran sungai bersih. Masyarakat tak ada lagi yang membuang sampah di sungai itu. “Selain itu, masih banyak masyarakat yang buang air besar di sungai. Namun kotoran itu dikonsumsi ikan-ikan tersebut. Lalu, jika ada bangkai, ikanikan ini juga melahapnya,” ujarnya. Saat ini ikan larangan diberlakukan di 14 korong yang dilewati empat sungai di Nagari Sikuncur. Ada empat sungai, yakni Sungai Batang Sikaciak, Batang Sikucua, Batang Sigadang dan Batang Nareh. Selain di Nagari Sikucur, kawasan ikan larangan juga ada di Nagari Sungai Sirah Kuranji Ulu, Kecamatan Geringging. Di sini, terdapat dua jenis kawasan ikan larangan. Ada lokasi ikan larangan untuk pembangunan, dan ada untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari. Pertama, ikan larangan untuk pembangunan, dipanen dalam waktu tertentu, seperti di Nagari Sikucur. Tersebar di tiga lokasi sepanjang satu kilometer. Yakni di Batang Sungai Paku, Korong Koto Bangko di sekitar Masjid Syehk Buya Imam Panjang. Kedua, di Korong Sungai Sirah sekitar Masjid Istiqomah. Terakhir berada di sekitar masjid Tuanku Sulaiman, Korong Kampuang Kaciak. “Sekali panen, korong bisa mendapatkan uang mencapai Rp 130

juta. Itu digunakan untuk kepentingan korong sesuai kesepakatan masyarakat, seperti niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, pemuda dan bundo kanduang,” kata Amrizal, warga Sungai Sirah yang juga sebagai pemandu sekolah lapangan petani. Kedua, kawasan ini terdapat di aliran sungai di luar kawasan ikan larangan untuk pembangunan. Di sini ikannya boleh ditangkap warga kapan pun. Syaratnya, harus membayar sebesar Rp 150 ribu untuk sekelompok masyarakat yang akan menangkap ikan. “Misalnya ada 10 orang mengumpul-kan uang Rp150 ribu, mereka berhak menangkap ikan di lokasi selain sekitar masjid tadi. Tapi, mereka hanya boleh menangkapnya menggunakan pancing,” ujar Amrizal. Ikan larangan dipercaya masyarakat setempat tidak boleh ditangkap di luar waktu yang telah ditetapkan. Masyarakat percaya, bagi yang menangkap ikan selama larangannya belum dicabut, akan mendapatkan musibah. Misalnya perut membuncit dan hilang akal sehat. Ikan itu diguduah, yaitu ritual doa untuk mengunci ikan agar bisa bertahan di lokasi yang telah ditetapkan, melalui musyawarah seluruh unsur masyarakat. Setelah ada kesepakatan, akan ditemui seseorang yang bisa melakukan proses guduah. Batas-batas untuk kawasan yang

24

akan ditetapkan tersebut, akan diberi asap kemenyan. Lalu, tembakan bedil dilepaskan ke udara, sebagai pemanggil ikan agar berkumpul di di kawasan itu. Sebelumnya, dilakukan pemberitahuan kepada seluruh masyarakat. Dengan cara meminta satu genggam beras kepada setiap masyarakat. Hal tersebut dengan badoncek. Setelah itu, dibuat tulisan-tulisan ikan larangan di sepanjang sungai. Namun, pengelola mesti berhati-hati. Jika sisa kemenyan yang dibakar tadi hilang dan tukang doanya sudah meninggal, maka area yang diguduah tadi tidak bisa lagi dipanen. Hal itu sudah terjadi di Korong Koto Panjang Nagari Sikucur dan Batu Basa. Di dua lokasi tersebut, ikannya sudah tidak bisa diambil hingga saat ini. Tapi menurut Masril, sekarang tak lagi menggunakan guduah. Saat ini dengan cara berdoa bersama setelah sholat Jumat. Sehingga, masyarakat jadi takut untuk menangkap di luar waktu yang telah ditetapkan. Kawasan ikan larangan juga berpotensi menjadi obyek wisata alam. Sebab, kawasan ini berada di lokasi strategis. Ada jembatan yang menjadi tempat berkumpul masyarakat, untuk menikmati keindahan sungai sembari memberi makan ikan-ikan tersebut. (AEF)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.