301

Page 1

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

-1 4

No 3 01 . De Tah u se n m XII be r2 01 4

HARGA ECERAN RP 3000

Tabloid Alternatif Dwimingguan

1


Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

2

Uggla Tai malio nia polak galaijetda sipulaggai ka Mentawai ibailiu tak maigi buah rasilok, nene’ kalulut leleu siteuakenenda pemerintah kudduat pumonean tak pei siripot siobakra sipulaggai ke Mentawai-3 Balu peilek uma ka Mentawai arasese muntogat sai Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga. Anai peilek ragaba tuturai pagalaijat babarania uma bagei - 4 Aratangkap epat sia sirimanua kalulut rakoirik akek narkoba, kabagat siepat nenda anai polisi samba PNS - 5 Sia sigelaikenenda sai BPBD Mentawai sipasikeli sirimanua kek moi tsunami rapangantru sia bulek ramaagai masipasikeli siberikabaga - 6 Kalulut tai aili nia bulagat ibailiu satogat sikolah kelas III MIN tak bara meja samba bangku, kateteret rapasigelai mukuddu sia kauddut kabatlalep - 18 Mapaddegat rabailiu akek nia kudduat wisata sai pemerintah bulek ibara bulagatdda sipulalaggai sedda - 21 COVER DEPAN: 1 FOTO: GERSON 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja Yuafriza REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sikabaluan) Rapot Pardomuan (Sipora) Rinto Robertus (Saibi) Leo Marsen (Sikakap) Supri Lindra (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Legend Satoinong (Siberut Selatan) Siprianus Sababalat (Siberut Selatan) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan) Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Bahan Pabrikan Belum Masuk Kami dari Pokmas Maguiruk, bahan pabrikan dari suplier untuk membangun hunian tetap belum juga datang sudah sebulan, kayu kami sudah siap, yang memilih suplier PJOK bukan kami, tolong ditanggapi. Ranius 085374347700

10 Persen ADD Tak Cair ADD (Alokasi Dana Desa) Saumanganya tidak cair 10 persen untuk dusun dan anggaran untuk karang taruna tahun ini. Rudi, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara +6281364769176

Kadus Jual Beras Bulog Laporan masyarakat lingkungan Desa Makalo, jatah beras bulog, harganya melonjak menjadi Rp2.500 per kilogram, masyarakat terkejut, biasanya beras Bulog Rp1.600 per kilogram, jadi masyarakat tidak semuanya mengambil. 082174332645

Upah Timbunan Belum Dibayar Menyoal proyek pembangunan penanggulangan abrasi pantai di Dusun Masoggunei, Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, yang dibangun tahun 2013 lalu. Kami bersyukur dan terimakasih pada pemerintah terutama Direktur PT. Fakta Nusa Cipta Graha atas selesainya proyek pembangunan tersebut. Tapi hanya saja yang sangat kami keluhkan adalah upah pekerja timbunan yang belum dibayar sampai sekarang. Harapan kami pemerintah, anggota dewan, serta

kontraktor agar memperhatikan nasib masyarakat. Marlan Saririkka, Dusun Simoilalak, Kec. Siberut Tengah 081 276 156 377

Resort Wisata Harus Mensejahterakan Pegawai Yth, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mentawai. Tolong bikin peraturan tentang resort yang ada di Mentawai, yakni

karyawan resort harus berpakaian ala tradisi Mentawai. Karena masalah sangat mengkhawatirkan lama kelamaan karyawan akan jadi kayak turis. Ini sangat erat sekali revitalisasi budaya. Jaminan kesejahteran karyawan diperhatikan, seperti adanya jaminan keselamatan kerja dan jaminan kesehatan itu harus ada perhatian resort. Karena tidak sebanding pendapatan resort dengan kesejahteraan karyawan. Kalau resort tidak mau, cabut izinnya. Terima kasih . Zakeus, Malilimok. +6281266607481


3

Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Sempitnya ruang kelola rakyat terhadap kawasan hutan menyebabkan akses kepada sumber daya alam minim

Bambang Sagurung

raf Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Mentawai hanya menyisakan 18 persen Areal Penggunaan Lain (APL) untuk ruang kelola rakyat. Wilayah terbesar 41,08 persen untuk hutan produksi dan 30,5 persen untuk kawasan lindung. Minimnya akses masyarakat mengelola sumber daya alam membuat pembahasan ranperda ini mandek di DPRD Mentawai. Dari draf Ranperda RTRW Mentawai tersebut, luas kawasan perkebunan hanya 4,69 persen atau 28.165,85 ha, namun dari luas tersebut hanya 0,21 persen atau 59,74 ha yang dialokasikan pada perkebunan rakyat, sisanya untuk perkebunan skala besar. Frans R Siahaan, Senior Program Officer The Asia Foundation yang diundang sebagai analisis geopolitik tata ruang Mentawai pada Workshop Percepatan RTRW Mentawai, Jumat, 21 November lalu di Axana Hotel Padang mengatakan, ranperda yang ada belum mencerminkan empat faktor, diantaranya belum mencerminkan keadilan pemanfaatan dan pengelolaan ruang bagi masyarakat, belum menjamin keselamatan terhadap bencana, belum mampu mendorong pengembangan ekonomi masyarakat, dan belum memberikan perlindungan terhadap keseimbangan ekosistem. “Pola tata ruang yang ada ini harus diubah,” kata mantan deputi YCM Mentawai. Menurut Frans, proses penyusunan draf RTRW harus memiliki data fisik dan lingkungan, data ekonomi, data sosial dan budaya. Data tersebut akan menghasilkan analisis kemampuan lahan dan analisis kesesuaian lahan. Sementara Jan Winen Sipayung, mantan anggota Pansus RTRW DPRD Mentawai periode 2009-2014 mengatakan, Ranperda RTRW Mentawai masih dibahas DPRD dan pembahasan terkait RTRW ini sudah berlangsung 2 tahun hingga berakhirnya periode masa jabatan DPRD Mentawai 2009-2014. “Kita sudah komit dalam Pansus, kalau ruang bagi masyarakat tidak terbuka luas maka kita tidak akan terima. Ini jelas pemiskinan sistematis bagi masyarakat Mentawai. Sementara kita tahu kalau masyarakat Mentawai itu pada umumnya petani, bukan nelayan dan pedagang,” ujarnya. Dari 601.135 ha kawasan hutan,

D

WORKSHOP - Sejumlah peserta mengikuti acara Workshop Percepatan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai

DRAF TATA RUANG MENTAWAI TIDAK PRO RAKYAT hanya 18 persen APL (Areal Penggunaan Lain) atau 108.242 ha, yang selebihnya yaitu Kawasan Suaka Alam 30,50 persen atau 183.397, Hutan Lindung 1,28 persen atau 7.712 ha, Hutan Produksi 41,08 persen atau 247.028 ha, Hutan produksi konversi 9,14 persen atau 54.956 ha. Ditegaskan Sipayung, Ranperda RTRW moment penting dan pertama melibatkan masyarakat dan masalahnya bukan berada pada tingkat pemerintah, namun pada tingkat masyarakat, dimana masyarakat Mentawai tidak punya sejarah kapan mereka menyerahkan tanah ulayat atau suku yang mereka miliki pada negara. “Kita mau persoalan ini menjadi persoalan nasional, karena RTRW merupakan momen penting kapan pengakuan hak masyarakat diakui. Dan kita sudah komit soal itu di dalam pansus,” ujarnya. Belum ditetapkannya Ranperda RTRW Mentawai membuat program pemerintah khususnya pembangunan

infrastruktur jadi terkendala. Hal ini disampaikan Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet saat membuka acara workshop. “Kita mau buat trans Mentawai, mengembangkan pariwisata dan kelautan namun terkendala,” ujarnya. Dikatakan Yudas, dalam tiga tahun terakhir banyak perubahan yang dilakukan, program-program yang akan dilaksanakan tersebut mempercepat pembangunan dan perekonomian masyarakat Mentawai, namun jadi lambat dan macet. “Ini karena 82 persen wilayah Mentawai masuk dalam kawasan Hutan Produksi (HP) di luar kawasan Taman Nasional Siberut (TNS),” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan Yudas, dari 99 pulau yang ada di Mentawai, termasuk pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan hanya satu pulau yang tidak masuk dalam kawasan Hutan Produksi. “ “Hanya satu yang di luar hutan produksi yaitu pulau di depan Tuapeijat,” katanya.

Dikatakan Yudas, pembangunan trans Mentawai lebih lancar di bagian Sipora karena kawasan yang dilalui untuk membangun jalan sudah di luar kawasan hutan produksi, sementara di Sikakap dan Siberut agak lambat. “Di Sikakap ada HPH dan di Siberut ada kawasan TNS. Mentawai ibaratnya sudah tertutup,” ujarnya. Sementara Maihalfri, Kepala Bidang Pengembangan Wilayah dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat mengatakan, RTRW Mentawai seharusnya sudah rampung pada 2010 lalu. “Namun karena bencana, dilakukan revisi dan sekarang masih sedang berpolemik,” ujarnya. Rekomendasi Ranperda RTRW Dari analisis yang dilakukan, Frans Siahaan memberikan lima rekomendasi untuk mendorong kebijakan perluasan wilayah kelola rakyat yaitu melalui alokasi kawasan hutan untuk perhu-

tanan sosial baik itu di hutan hak, hutan adat, hutan kemasyarakatan dan hutan desa oleh pemerintah desa. Selain itu, memanfaatkan peluang mekanisme Peraturan Bersama No.79 Tahun 2014, PB.3/MENHUT-II/2014, 17.PRT/M/2014, 8/SKB/X/2014 tentang tata cara penyelesaian penguasaan tanah yang berada di dalam kawasan hutan. Menyusun RTRW berbasis bencana. Menyusun arah pengembangan ekonomi rakyat berdasarkan komoditi sektor basis yang memiliki keunggulan komparatif dan berpeluang ekspor dikaitkan dengan kemampuan lahan dan kesesuai lahan. Dan rekomendasi terakhir yaitu memasukkan daya dukung dan daya tampung lingkungan dalam menyusun RTRW Mentawai. Hasil dan tindak lanjut dari workshop disepakati akan dilakukan pertemuan dengan pimpinan DPRD Mentawai terkait dengan tindaklanjut RTRW Mentawai pada anggota DPRD Mentawai periode 2014-2019. (o)


Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Baru delapan suku besar yang terungkap sejarah dan penyebarannya

Bambang Sagurung

inas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kepulauan Mentawai baru mengidentifikasi delapan suku besar yang tersebar di seluruh Mentawai. Identifikasi suku itu dilakukan untuk mengetahui ranji suku di Mentawai. Delapan suku tersebut adalah Satolaiebbeb, Sababbab, Saleleubaja, Samaloisa, Sageileppak, Satoleuru, Siribere, dan Sakerebau. Hasil identifikasi suku itu diungkapkan pada seminar ranji Mentawai pada 25-27 November di Tuapeijat. “Untuk sementara dari peserta ranji yang datang, setelah ditelusuri baru ada delapan suku besar dan ini masih belum final. Ada kemungkinan masih ada suku diatas dari delapan suku yang ada dan ada kemungkinan jumlahnya juga akan bertambah,” kata Desti Seminora, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mentawai. Namun sayang, tidak semua peserta seminar ranji suku bisa datang, ada beberapa perwakilan desa yang tidak dapat hadir dengan berbagai kendala. Misal saja di wilayah Kecamatan Siberut Barat, Desa Simatalu, Simalegi dan Sigapokna tidak hadir. Demikian juga di wilayah Kecamatan Siberut Tengah, Kecamatan Pagai Selatan, Pagai Utara dan Sipora. “Kita berharap semua desa hadir, terutama desa Simatalu dan Simalegi karena dengan hadirnya semua desa akan dapat mengerucutkan jumlah suku dari silsilah suku di daerah satu dengan daerah lainnya,” ujar Desti. Dalam seminar itu, dari delapan suku yang sudah teridentifikasi menjadi suku induk melahirkan 278 suku yang tersebar di Mentawai dan masih akan bertambah bila dilakukan penelusuran ke seluruh daerah. Dikatakan Desti, dasar dilakukannya penelusuran ranji suku karena Mentawai belum memiliki identitas jelas. “Identitas orang Mentawai tidak jelas, dia asalnya dari mana, sukunya dari mana. Tidak seperti orang Batak atau orang Minang yang jelas dengan silsilah suku mereka,” katanya. Hal senada disampaikan Nurdin, Asisten II Sekretariat Daerah Mentawai yang membuka acara seminar ranji suku Mentawai, dimana dalam menghadapi pembangunan yang akan berkembang ke depan masyarakat harus siap dengan identitas dan jati dirinya. “Mentawai dalam rangka membangun kebanggaannya. Identitas ini merupakan tanggung

D

4

Penelitian Ranji Mentawai

Baru Delapan Suku Besar Teridentifikasi FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Pada 2013, kembali dilakukan penelitian ranji dan masyarakat mulai menerima namun belum mau terbuka dan bercerita. “Kita tahu bahwa ada masa lalu yang membuat masyarakat tertutup akan hal itu, namun kita berusaha untuk mendekatkan diri agar timbul kepercayaan,” ujar Desti. RANJI MENTAWAI - Aban Barnabas menjelaskan struktur ranji Suku Mentawai Juniator Tulius, doktor jawab bersama,” ujarnya. almarhum Ady Rosa), namun hasilnya bidang kajian budaya lulusan Perjalanan penelusuran ranji suku pada waktu itu belum membentuk bagan Universitas Leiden yang juga putra Mentawai ini dimulai 2012, Dinas ranji. Ini disebabkan karena masyarakat Mentawai saat menjadi salah satu Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan belum menerima dan tidak terbuka fasilitator dalam seminar mengatakan, Olahraga bekerja sama dengan Antro- terhadap orang luar yang menanyakan kekerabatan bukan semata-mata polog dan Seni Tato (Bambang dan silsilah suku mereka. membuat bagan ranji, namun dalam

Jalan Desa Muntei dan Saibi Rusak Berat MUNTEI - Jalan Desa Muntei sepanjang 1 kilometer mengalami rusak berat, akibatknya aktivitas warga terkendala, bahkan jalan yang menghubungkan Desa Muntei, Maileppet dan Muara Siberut sangat berbahaya bagi pengendara roda dua dan empat. Januardi (32) warga Muntei mengatakan jalan tersebut sudah tidak layak pakai lagi, motor saja sering rusak, akibatnya warga memilih jalan kaki kalau ke Muara Siberut. “Jalan ini rusak lantaran banyak kendaraan roda empat membawa material pasir, semen sering melintasi jalan tersebut,” katanya, Selasa 25 November lalu. Teondorus Tatebburuk, Kepala Urusan Pembangunan Desa Muntei mengatakan Pemerintah Desa Muntei tidak bisa melakukan program rehab jalan yang dibuat PU karena akan terjadi tumpang tindih program, mereka lebih memprioritaskan pembangunan jalan tembus Salappak-Muntei. “Kami sudah sering sampaikan

setiap ada musrenbang kecamatan, namun sampai saat ini belum ada realisasinya, harapan kita kepada pemerintah daerah supaya ini cepat ditindak lanjuti,” ucapnya. Sementara di Desa Sabi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah tak jauh beda dengan Desa Muntei, padahal jalan tersebut baru dibangun pada tahun 2007 sepanjang 1 kilometer bersama dengan jembatan dengan PU. Tak hanya itu beberapa titik daerah wilayah Desa Saibi Samukop juga tak kalah parahnya, seperti di Dusun Sibudda Oinan yang dibangun lewat P2D tahun 2009, jalan Dusun Simoilalak dibangun lewat P2D tahun 2010, jalan Sirisurak dibangun P2D tahun 2012, semuanya rusak berat. Kadus Sirisurak, Saverius Sabeilai mengatakan kondisi jalannya buruk serta rusak parah, kalau satu atau dua titik saja yang rusak masih mampu mereka perbaiki tapi ini sudah semu. Jalan yang rusak tersebut kondisinya berlubang-lubang mau naik dan

penurunan maupun di jalan dataran hingga yang terlihat hanya tanah dan kerikil tajam yang berbahaya. “Kalau kita sudah biasa saja melaluinya, tapi tetap berisiko juga, kadang motor rusak dan kita terjatuh dan bagaimana lagi karena jalan ini menuju kecamatan,” ujarnya Sabtu (22/11). Lanjut Saverius, tahun lalu pernah dilakukan perehaban, sumber dananya dari Kecamatan sebanyak 10 paket OMS, namun itu tidak banyak membantu. “Tahun lalu itu, jalannya hanya ditambal saja dan tidak semuanya, sekarang sudah rusak lagi, kita inginkan jalan tersebut di perbaiki,” katanya. Sementara, jalan dan jembatan yang rusak parah di pusat kecamatan cukup mengganggu aktivitas warga yang jalan kaki sambil membawa gerobak. “Kita tidak bisa ke ladang apalagi membawa gerobak, padahal ini pusat kecamatan tapi jalan dan jembatan banyak yang rusak,” kata Lius Sakailoat (52) warga Desa Saibi Samukop. (ss/rr/r)

kajian kekerabatan memuat kisah-kisah leluhur, menyangkut kisah-kisah masa lalu, terkait tanah leluhur, menyatukan atau memisahkan satu suku dengan yang lain. “Yang penting itu cerita kenapa terjadi perpisahan, turunannya. Ini yang mau kita cari,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan Tulik, panggilan akrab Juniator Tulius, kelemahan dalam mengkaji kekerabatan yaitu akan mengungkap aib yang lama, membuka akses terhadap tanah leluhur dari suku atau uma tertentu kepada orang yang tak punya hak atas tanah leluhur tersebut, memecah suku yang ada sekarang dan akhirnya terjadi pemisahan diantara anggota-anggota suku yang ada. “Kejadian-kejadian di masa lalu yang dirahasiakan sehubungan dengan pembunuhan atau kesalahan yang membuat keluarga pecah akan terbuka, dan ini sulit untuk diceritakan kalau orang tersebut tidak merasa percaya kepada kita,” katanya. Lebih lanjut dikatakan Tulik, identitas orang Mentawai mengalami masa kepunahan akibat dari modernisasi, pada waktu itu bila masih memakai atribut Mentawai berarti dianggap masih terbelakang dan kuno. “Maka pada waktu itu suku tidak dipakai lagi pada akhir nama, nama punu teteu (leluhur) suku tak lagi dipakai. Maka ke depan perlu dibuatkan suku di belakang nama agar identitas jelas dan tidak hilang,” ujarnya. Terkait dengan asal-usul orang Mentawai hingga saat ini belum diketahui pasti, namun beberapa antropolog berdasarkan teori yang ada mengatakan bahwa orang Mentawai berasal dari Formosa (Taiwan) sekitar 4.000-5.000 tahun yang lalu, teori Sumatera sekitar 2.000 tahun yang lalu, juga ciri khas kebudayaan dan bahasa. Sementara teori besar Mentawai lewat cerita leluhur diantaranya dua “kalabba” dari Sumatera, Aman Tawe dari Nias, gadis hamil yang dihanyutkan diatas sebuah rakit, orang Muko-muko disaat “Manyang dan Minuang”. “Kesalahan fatal yang terjadi adalah menyeragamkan karateristik menjadi satu asal-usul, sementara mereka beda dari berbagai budaya. Kesalahan ini yang sering dilakukan para peneliti dalam mengambil sebuah kesimpulan,” ujarnya. (r)


MENTAWAINEWS Polisi berhasil menyita delapan paket sabu-sabu

Bambang Sagurung

Puailiggoubat

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

5

Simpan Narkoba, Oknum Polisi dan PNS Ditangkap FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

olisi Resor Mentawai berhasil menangkap empat orang yang diduga menyimpan narkoba jenis sabu di penginapan ANR, KM 0, Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara, Sabtu, 22 November lalu. Kapolres Mentawai AKBP Reko Indo Sasongko mengatakan empat orang tersebut diantaranya dua laki-laki dan dua perempuan. Laki-laki berinisial AZ (oknum anggota Polres Mentawai), dan IQ (oknum PNS Mentawai), sementara dua perempuan berasal dari Sioban, Kecamatan Sipora Selatan yang berinisial AT dan NV. Menurut Kapolres, penggerebekan ini bermula dari informasi yang diterima Polres Mentawai. Dari informasi yang diterima, Polres membentuk tim kecil untuk melakukan pengintaian. Pengintaian mulai dilakukan pada senja hari hingga pukul 21.00 WIB langsung dilakukan penggerebekan. “Situasinya pada waktu itu sedang sepi karena hujan rintik-rintik. Pengintaian cukup lama, namun karena takut nantinya mereka bubar, kita perintahkan untuk langsung bergerak,” ujarnya pada Puailiggoubat, Jumat, 27 November lalu. Saat masuk kawasan penginapan, AZ dan IQ sedang berada di ruang tamu. Melihat polisi datang, IQ mencoba mengelabui dengan membungkus narkoba jenis sabu dengan uang di bagian kantong celana sebelah kanan. “Kita minta mereka menunjukkan kamar yang mereka gunakan dan setelah

P

kita buka ternyata di dalam ada perempuan dua orang. Tim kita melakukan pemeriksaan di bagian kamar,” ujarnya. Hasil pemeriksaan, petugas menemukan 8 paket sabu, enam diantaranya dalam keadaan utuh, sementara 2 paket dalam keadaan kosong. “Kita tidak tahu apakah baru dipakai atau sudah berapa lama digunakan. Akhirnya kita mengamankan keempatnya untuk diperiksa lebih lanjut” katanya. Pada Senin, 24 November, berdasarkan pantuan Puailiggoubat menjelang keberangkatan MV. Mentawai Fast menuju Padang, terlihat IQ, AT dan NV masuk kapal dikawal pihak kepolisian berpakaian preman. Pengawalan tersebut dipimpin langsung Kasat Narkoba, Iptu. Rainly Labolaang. Pada Rabu, 26 November IQ, AT dan NV terlihat dibawa kembali ke Tuapeijat. Saat masuk mobil tangan IQ diborgol dan dibungkus dengan kain. “Mereka dibawa ke Padang untuk tes urine. Hasilnya belum bisa kita sampaikan karena masih dalam proses. Dan kasus ini masih terus dikembangkan dan diminta keterangan, termasuk oknum anggota kita,” ujarnya Kapolres. Ketua Tim Pelaksana Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Mentawai, Halomoan Pardede yang dikonfirmasi di ruangannya mengatakan tim penanggulangan narkotika Mentawai sudah terbentuk dan baru berjalan satu tahun, ini bertujuan agar keresahan akan penyalahgunaan

Jembatan Sirilanggai Dibangun SIKABALUAN-Pembangunan jembatan Sirilanggai yang menghubungkan antara Dusun Sibeuoncun dengan Sirilanggai, Desa Malancan, Kecamatan Siberut Utara mulai dibangun. Namun belum diketahui kontraktor yang mengerjakannya karena belum ada plang nama. Kepala Desa Malancan, Barnabas Saerejen, mengatakan proyek dimulai sejak awal November. “Sampai sekarang pihak pemborongnya belum datang ke Sirilanggai, hanya yang ada di lapangan petugas lapangan yang mengkordinir pekerjaan,” ujarnya pada Puailiggoubat, Kamis, 27 November lalu. Selain nama pemegang tender pembangunan jembatan tak diketahui, juga anggaran dan tanggal pekerjaan dan berakhirnya kontrak kerja tak diketahui. “Kita tidak tahu kapan berakhir, yang jelas sudah mau akhir tahun. Nilainya juga belum tahu,” ujarnya. Dalam dokumen APBD Mentawai 2014, pembangunan jembatan Sirilanggai tersebut dianggarkan di Dinas Pekerjaan Umum Mentawai, Rp3,4 Miliar. Jembatan yang menghubungkan kedua dusun ini sebelumnya sudah dikerjakan melalui program P2D mandiri sebanyak dua paket, namun saat itu pembangunannya tidak selesai. Oleh kepala desa, kembali mengajak masyarakat dan pihak terkait untuk membangun jembatan kayu secara swadaya dengan menggunakan pondasi yang dibangun oleh P2D mandiri.(bs/r)

PENGGUNA NARKOBA - IQ pelaku penyalahgunaan Narkoba saat menuju mobil polisi dengan tangan terborgol narkoba dapat diberantas dengan melibatkan semua instansi terkait dalam melakukan sosialisasi ditingkat masya-

rakat dan pelajar. “Tim ini terbentuk karena adanya keresahan akan peredaran dan penya-

lahgunaan narkotika di masyarakat khususnya bagi generasi Mentawai,” ujarnya. (r)

Harga Bahan Pokok Naik di Siberut Selatan MUARA SIBERUT- Camat Siberut Selatan T. Lumban Raja beserta Kapolsek Muara Siberut Iptu Ikhlas Razuki, melakukan kunjungan ke pasar Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan untuk memeriksa harga bahan pokok setelah harga bahan bakar dinaikkan pemerintah, Rabu 19 November lalu. Hasil pemeriksaan harga yang dilakukan itu, rata-rata harga bahan pokok naik sekitar Rp2.000, seperti beras panda dari harga Rp15 ribu per kilogram naik menjadi Rp17 ribu. Sementara harga yang melambung tinggi itu hanya cabai dari Rp70 ribu per kilogram naik menjadi Rp100 ribu. “Kita sudah sampaikan ke pedagang-pedagang supaya harga jangan

terlalu jauh menaikkan harga kebutuhan pokok, kebutuhan bangunan serta kebutuhan-kebutuhan lainnya,” katanya. Kenaikan harga BBM juga berpengaruh pada penghasilan para pedagang, sebab pembeli ini banyak dari daerah-daerah pelosok, lantaran harga BBM naik membuat warga jarang ke pasar. Lina Nenggolan (42) salah seorang pedagang di Pasar Muara Siberut mengatakan sejak kenaikan harga BBM ini, penghasilannya berkurang karena memang pembeli yang banyak itu dari pulau-pulau. Karena kenaikan BBM ini mereka sudah jarang datang ke Muara Siberut untuk belanja. “Tentunya pendapatan kami jadi berkurang, pendapatan saya sebelumFOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

CEK HARGA Kapolsek dan Camat Siberut Selatan mengecek harga di Pasar Muara Siberut

nya itu rata-rata Rp500 ribu hingga Rp1 juta per minggu sekarang hanya Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per minggunya. Selain pedagang, usaha kecil lainnya juga terpukul seperti penjahit dan usaha pulsa. Sementara harga premium di Muara Siberut dari Rp15 ribu hingga Rp16 ribu naik menjadi Rp17 ribu hingga Rp20 ribu. Begitu juga dengan minyak tanah, dari Rp7 ribu sampai Rp8 ribu per liter naik menjadi Rp10 ribu per liter. Sementara harga bensin bersubsidi dari harga Rp8 ribu naik menjadi Rp10.500 per liter. Namun kenaikan harga BBM dan barang tidak diimbangi dengan harga jual masyarakat, seperti harga kakao (coklat) pada minggu sebelumnya harganya mencapai Rp28 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram, sekarang turun menjadi Rp22 ribu sampai Rp23 ribu per kilogram. Begitu juga dengan harga kopra sebelumnya Rp 4000 sampai Rp4.500, sekarang turun menjadi Rp3.000 sampai Rp3.500. Hendri Jalukhu (34), penampung kopra di Siberut mengatakan, menurunnya harga kopra karena harga BBM sekarang sudah mahal untuk transportasi menjemput kopra di pulau-pulau, kecuali harga dari Padang dinaikkan. “Ini BBM saja yang naik tapi harga kopra tetap saja,” katanya. (ss/r)


6 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Tim siaga wajib memberikan penanganan dalam rangka meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan Siprianus Sababalat

BPBD Mentawai Latih 10 Desa Kelompok Siaga Bencana FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

B

adan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mentawai bekerjasama dengan Mercy

Corp Indonesia dan Arberter Samariter Bund (ASB) dibantu desa, kecamatan dan kepolisian melatih kelompok siaga bencana untuk tingkat desa. Pelatihan diadakan di Kantor Desa Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan selama 2 hari, 20-21 November lalu. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dari BPBD Mentawai, Gabriel Sakeru, yang utama dilatih itu adalah cara menyelamatkan diri, menyelamatkan korban. “Yang paling penting adalah bagaimana memberikan infomasi serta laporan tentang bencana yang terjadi di daerah masing-masing,” katanya Jumat, 21 November lalu. Peserta pelatihan itu merupakan utusan dari 10 desa baik yang dibentuk BPBD, maupun yang dibentuk Tim Ready Mentawai. Bentukan Tim Ready Mentawai yaitu Desa Muara Siberut, Maileppet, Muntei dan Saliguma, dan 6 desa lagi di Kecamatan Siberut Utara (Sikabaluan), kalau yang dibentuk BPBD sendiri adalah Desa Maileppet dan Muntei. “Kenapa kami memilih Desa Maileppet dan Muntei, karena di Desa Maileppet itu jarak evakuasi itu sangat jauh, sementara di Desa Muntei tahun lalu kan pernah banjir besar, itu kan termasuk bencana, maka dari itu kita bentuk tim di dua tersebut,” tambah Gabriel. Ia juga mengatakan, BPBD tidak membentuk tim siaga di Desa Muara Siberut karena telah dibentuk Ready Mentawai dan diperkuat lagi dengan

PESERTA SIMULASI - Peserta pelatihan simulasi di Muara Siberut simulasi megathrust yang diadakan bulan sebelumnya. “Tim siaga yang telah dibentuk NGO, BPBD wajib memberikan penanganan dalam rangka meningkatkan kapasitas kesiap-siagaan baik itu satgas, relawan dan lain-lain, terutama kepada masyarakat, kita tetap berikan pelatihan dan pemahaman tentang kebencanaan,” ujarnya. Kemudian untuk sistem pelaporan itu dari Kelompok Siaga Bencana (KSB) desa melaporkan ke kecamatan, kecamatan menyampaikan ke BPBD melalui radio atau alat komunikasi lainnya. “Kalau di Siberut Selatan kita hanya melakukan simulasi sederhana, tapi kalau di Siberut Utara yang kita adakan pada Oktober lalu itu memang benarbenar diuji sampai dimana batas waktu

masyarakat bisa sampai di tempat evakuasi. Ada enam desa yang kita latih,” katanya. Kata Gabriel, di Sikabaluan saja, jarak rumah dengan tempat evakuasi itu ada 5 kilometer, kalau berlari menuju tempat evakuasi itu memakan waktu 47 menit, itu pun hanya bukit yang tidak terlalu tinggi. “Sementara sesuai instruksi itu 5 menit setelah gempa itu sudah harus di tempat evakuasi,” katanya. Untuk mengantisipasi, pemerintah akan membuat shelter lokasi evakuasi, karena itu satusatunya jalan untuk keselamatan kalau ada tsunami. Direncanakan tahun depan selesai. Sementara di Siberut Selatan, lokasi yang jauh pengungsiannya hanya Desa Maileppet, sedang Desa Muara dan Muntei

dekat de-ngan gunung dan cukup tinggi. “Di Kecamatan Siberut Barat Daya, kita sudah bentuk juga tim di sana, di Sagulubbek, Taileleu, Peipei dan Katurei, untuk pelatihannya kita serahkan kepada ASB di sana kan sudah dibentuk desa tangguh. Untuk program tahun depan itu kita fokus ke Pulau Sipora dan Sikakap,” ucapnya. Kemudian yang menjadi pekerjaan rumah BPBD, menurut Gabriel adalah masalah fasilitas alat komunikasi, bagaimana Kelompok Siaga Bencana (KSB) desa ini berperan dengan fasilitas yang lengkap. “Untuk saat ini belum ada fasilitas, tetapi kita tetap akan usahakan itu, bagaimana KSB ini mendapat bantuan logistik semacam posko, alat komunikasi, serta sirene atau lonceng untuk

peringatan dini yang bisa dimengerti masyarakat, kita akan usahakan mewujudkan semua itu,” katanya. Gabriel juga berharap Anggaran Dana Desa (ADD) tidak lagi berorientasi kepada kegiatan yang sifatnya seremonial, jadi bagaimana dari desa dan kecamatan membantu memfasilitasi KSB dari anggaran tersebut terutama alat komunikasi. Kepada KSB, satgas dan relawan yang telah dibentuk dan dilatih dan dibekali dapat mengambil peran penting dan kreatif ketika bencana itu dating. Sebelum BPBD atau pemerintah itu memberikan penanganan secara umum, KSB ini sudah melakukan penanganan dan memberikan informasi terlebih dahulu paling tidak untuk desanya, dan memberikan pemahaman kepada masyarakat secara individu tentang kebencanaan. Ia juga berharap media yang ada di Mentawai ikut membantu BPBD memberikan informasi-informasi kebencanaan, meskipun secara langsung tidak ada kerja sama, tapi paling tidak media sedikit mencolek tentang bagaimana kesiapsiagaan menghadapi gempa atau bencana. “Melalui media kita bisa terbantu untuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat, meskipun hanya sebatas pemahaman jadi harapan kita begitu kepada media,” ucapnya. Kapolsek Muara Siberut, Iptu Ikhlas Razuki mengatakan, polisi siap membantu apalagi dalam hal kemanusiaan. Semua saling koordinasi dan komunikasi baik itu masyarakat, KSB, BPBD, NGO, ASB, media, mengambil bagian masing-masing demi keselamatan masyarakat. (r)

Kontraktor Kabur, Jembatan Gantung Saumanganya Terbengkalai SAUMANGANYA– Pembangunan jembatan gantung Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan senilai Rp350 juta terhenti karena kontraktor menghilang. “Kontraktor CV Mitra Karya Mandiri yang mengerjakan jembatan gantung tidak mau menyelesaikan pekerjaannya, karena semen hilang 200 zak ditambah material lainnya,” kata Boy Maulana, Fasilitator Teknik PNPM MPd Kecamatan Pagai Utara, Kamis, 20 November lalu. Proyek jembatan tersebut mulai dikerjakan April lalu dan terhenti Juli dengan memakai dana yang dianggarkan pada 2013. Jembatan yang

dibangun kontraktor tersebut baru selesai bagian lantai dan tiang jembatan, sementara pekerjaan lainnya seperti penyangga jembatan, dan pagar jembatan belum, kalau oprit jembatan diselesaikan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Saumangayak. Dana pembangunan oprit itu dipakai sebanyak Rp12,5 juta yang bersumber dari dana PNPM senilai Rp 332.500.000, dan sisanya masih di tangan kontraktor. “Bermacam cara sudah diusahakan untuk mencari kontraktor di Padang, mulai dari mendatangi rumahnya, tapi si kontraktor tidak bisa ditemukan lagi,” kata Boy. Hal ini dilakukan karena penyelesaian proyek tanggung jawab bersama,

sesuai dengan kesepakatan tim PNPM MPd Kecamatan Pagai Utara, seperti pembuatan penyangga jembatan sampai pagar jembatan. “Sekarang pagar jembatan sudah ada di Padang, tinggal diangkut ke Saumanganya saja, pemasangannya nanti secara swadaya,” tambah Boy Maulana. Ilmen, Ketua TPK Desa Saumangaya mengatakan, sesuai dengan bestek pagar jembatan tingginya 80 cm, dengan ukuran besi 10 inci, pengelolaan dana fisik langsung dikelola suplier dari Padang, TPK hanya diberikan uang operasional TPK 3 persen atau senilai Rp10,5 juta, dan uang untuk mengerjakan oprit Rp12 juta. “Dengan dana Rp 12 juta itulah

sekarang TPK mengerjakan oprit jembatan,” ujarnya. Dana tersebut gunanya untuk membeli semen 25 zak dengan harga Rp100 ribu per sak, pasir 8 meter kubik, harga Rp 200 ribu per meter kubik, batu 15 meter kubik harga Rp 300 ribu permeter kubik, dan kerikil sebanyak 2 meter kubik dengan harga Rp200 ribu per meter kubik. Sementara Kepala Dusun Mapaddat, Desa Saumanganya, Pielser, mengatakan pemerintah dusun telah berusaha mendesak konsultan PNPM MPd untuk secepatnya menyelesaikan pekerjaan pembuatan jembatan gantung ini. “Sekarang pekerjaan pembuatan jembatan sudah dimulai TPK Desa

Saumanganya untuk pembuatan oprit, sementara pagar dan penyangga jembatan belum ada dikerjakan,” katanya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan Pagai Utara, Portan menuturkan, sebenarnya permasalahan pekerjaan jembatan gantung di sungai Saumanganya terbengkalai karenanya kurangnya koordinasi antara pelaku PNPM MPd mulai dari tingkat TPK, UPK sampai ke fasilitator. PJOK sudah tiga kali melayangkan surat kepada fasilitator PNPM MPd mempertanyakan masalah penyelesaian pekerjaan pembuatan jembatan gantung ini, tapi baru sekarang pekerjaan dilaksanakan oleh TPK. (spr/r)


MENTAWAINEWS Pendapatan Tukang Ojek Merosot SIKAKAP - Kenaikan harga BBM menyebabkan merosotnya pendapatan tukang ojek di Sikakap sekitar 50 persen. Biasanya penghasilan mereka Rp80 ribu per hari turun menjadi Rp40 ribu per hari. Rizal (40), tukang ojek Desa Sikakap, mengatakan sejak naiknya harga premium di Sikakap, masyarakat lebih cenderung berjalan kaki. “Biasanya ongkos ojek di Desa Sikakap Rp3.000 sekarang terpaksa harus dinaikkan menjadi Rp5.000,” ujarnya, Sabtu, 22 November lalu. Di Sikakap, harga premium dari Rp7.000 per liter menjadi Rp9.000 per liter. Selain itu, mencari premium di Desa Sikakap sangat susah. Meski ada pedagang eceran, harganya sangat mahal, bisa Rp15 ribu per liter, kalau di Agen Premium Minyak Tanah, dan Solar (APMS) Rp 9.000 per liter, di pangkalan Rp10 ribu. “Sekarang tukang ojek banyak yang dudukduduk di pangkalan sambil menunggu penumpang, sudah satu jam baru dapat penumpang satu orang,” ujarnya. Sementara ongkos ojek di luar Desa Sikakap seperti Desa Muara Taikako dari Rp15 ribu sekarang naik menjadi Rp20 ribu hingga Rp25 ribu tergantung jauh dekatnya. “Kalau di luar Sikakap seperti ke Desa Saumanganya, ongkos ojek biasanya Rp100 ribu, sekarang Rp200 ribu sampai Rp250 ribu tergantung dusun tujuannya,” sambungnya. Edward Hutagalung, pimpinan APMS Pagai Utara Selatan, mengatakan, sesuai keputusan pemerintah menaikkan harga BBM, harga premium di Sikakap dari Rp7.000 per liter naik menjadi Rp9.000 per liter. (spr/r)

Baha’i Jalin Komunikasi dengan Masyarakat Setempat SIKAKAP--Umat Baha’i di Kecamatan Siberut Utara yang meliputi Sikabaluan, Monganpoula, Pokai dan Sotboyak membuat kegiatan bersama dengan umat lainnya untuk memperkenalkan keyakinan mereka. “Kegiatan yang kita buat bukan hanya diikuti oleh umat Baha’i saja, namun kegiatannya lebih untuk umum,” kata Restu salah seorang tokoh umat Baha’i pada Puailiggoubat, Selasa, 11 November lalu. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pendidikan anak usia SD, pendidikan usia remaja dan pendidikan usia dewasa. “Pengembangan kapasitas rohani, ada materi-materi rohani. Dan kegiatannya dilaksanakan pada kesiapan peserta serta tutor itu sendiri,” ujarnya. Karena Baha’i merupakan agama yang masih baru dan belum dikenal di tingkat masyarakat, maka kegiatan yang akan dilaksanakan lebih pada kegiatan bersama dengan umat lain yang ada dilingkungan dusun dan desa itu sendiri. “Ada kegiatan doa bersama dalam rangka menghilangkan prasangka. Dalam doa bersama ini menggunakan doa menurut agama masingmasing,” ujarnya. Hingga saat ini, dikatakan Restu, rumah ibadah umat Baha’i yang ada di wilayah Kecamatan Siberut Utara belum ada, karena untuk mendirikan sebuah rumah ibadah diperlukan toleransi dan daya dukung umat dan masyarakat dimana rumah ibadah itu dibangun. “Untuk di Indonesia belum ada, namun untuk di wilayah asia hanya ada di India,” ujarnya. Untuk melaksanakan kegiatan bersama, kegiatan dilaksanakan di Baha’i center yang sudah ada di Desa Monganpoula. (bs/r)

Puailiggoubat

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

7

Panen Padi di Saibi Menurun Hasil panen petani sawah di Siberut Tengah tahun ini menurun

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Rinto Robertus Sanene’

P

anen padi petani sawah di Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Te-

ngah gagal. Banyak gabah yang tidak berisi, hasil ini menyebabkan petani kecewa. Ketua kelompok tani sawah Saibi Samukop, Ishak Salakkau, mengatakan panen padi di Saibi dilakukan mulai November. “Luas sawah warga yang sedang melakukan kegiatan panen tersebut 22,27 hektare, ditambah 10 hektare di Simoilalak. Namun buah padi tidak maksimal tahun ini,” katanya, Sabtu, 15 November lalu. Aloisia Sakerebau (45), petani sawah mengatakan, dia memiliki lima petak sawah, pada awal pengolahan tanah dilakukan sebaik mungkin dan bibitnya dibeli dari dana yang dikumpulkan bersama, setelah tertanam menjelang berbuah selalu dilakukan penyemprotan. “Kalau tidak merasa rugi kami biarkan saja, tapi mau apalagi terpaksa dipilih yang berisi itu yang diambil dan berapa dapat saja,

OJEK - Tukang ojek di Sikakap terpaksa banyak duduk di pangkalan akibat tidak ada penumpang berkemungkinan ini pengaruh tanah dan kalau di bandingkan lebih baik hasilnya kemarin dari pada sekarang,” ujarnya. Hal yang sama dialami Jufrianto Siritoitet (51), luas sawahnya 18 petak sawah, hasil padi dalam satu petak hanya dapat setengah kaleng. “Rata-rata lebih banyak padi yang tak berisi daripada yang berisi,” katanya, Sabtu 22 November. Lanjut Jufri, jika dibandingkan hasil padi tahun lalu, lebih banyak hasilnya dari pada tahun. “Kalau tahun lalu untuk 18 petak sawah bisa menghasilkan 18 kaleng padi,

tapi kalau tahun ini mungkin tidak,” ujarnya. Menurut Jufri, turunnya gabah padi tahun ini diduga pengaruh air dan musim panas, membuat hasil panen tidak memuaskan. “Meskipun hasilnya tidak memuaskan saya tetap bersawah,” katanya. Koordinator UPTD Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kecamatan Siberut Tengah, Trimurni, mengatakan banyaknya gabah padi petani yang tak berisi pada panen tahun ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya se-

rangan hama yang mewabah, bibit yang dicampur, pengaruh air yang tak punya irigasi hingga mengendap dan tak mengalir. “Termasuk pengolahan tanah yang tidak serentak, hingga hasi padi tak maksimal,” katanya, Senin 24 November. Menurut Trimurni, setelah panen ini mereka akan berkoordinasi dengan dinas. “Kita memang masih baru di sini, seperti waktu sawah warga terserang hama kita tidak berada di tempat sedang pelatihan, ke depannya kita akan berkoordinasi ke dinas,” ujarnya. (r)

Jalan Menuju Jembatan Muara Taikako Berlumpur TAIKAKO-Jalan menuju jembatan Muara Taikako di Sikakap menuju Desa Betumonga berlumpur dan licin karena belum dibeton. Akibatnya pengendara sepeda motor yang hendak menyeberang terpaksa meninggalkan motornya. Jon Sakarebau (50), masyarakat Desa Betu Monga mengatakan, jalan licin, berlumpur serta mendaki ini disebabkan pihak pemborong jembatan menimbun jalan menggunakan tanah liat, ditambah lagi sekarang musim penghujan. “Agar sepeda motor tidak rusak terpaksa harus meninggalkannya di ujung jalan yang tidak berlumpur, dan melanjutkan perjalanan ke Desa Sikakap dengan berjalan kaki, kalau ada teman nanti yang mau ke Sikakap baru menumpang dengannya,” katanya, Rabu 26 November lalu. Panjang jalan yang berlumpur

itu 130 meter sampai di jembatan, bagi pengendara yang nekad bawa motor terpaksa harus turun dan mendorong motornya. Kepala Dusun Bulag Monga, Jertinus menambahkan, jembatan di sungai Muara Taikako meru-

pakan satu-satunya jalan untuk menuju Desa Sikakap, mau tak mau jalan yang licin, berlumpur harus dilewati juga. “Untung ada teman yang mendorong sepeda motor saya, kalau saya sendiri pasti sudah pingsan FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

BERLUMPUR - Jalan di Muara Taikako menuju jembatan rusak berlumpur

dibuatnya akibat mendorong sepeda motor,” katanya. Yuneldi, Pengawas Pekerjaan Kelanjutan Pembuatan Jembat-an, mengatakan, kalau untuk penyelesaian pembuatan jembatan paling lama 15 hari lagi, tapi kalau untuk penimbunan mungkin tidak selesai, karena cor beton yang dibuat oleh kontraktor lama baik kanan maupun kiri sudah roboh. Dari hasil tinjauan di lapangan, tapak cor beton lebih tipis dibandingkan dengan ujung cor beton, sementara cor beton ini fungsinya untuk penahan pasir timbunan, karena terlalu berat volume tanah, maka cor beton tidak bisa menahan lagi, akibatnya tanah timbunan tersebut amblas ke bawah. “Saya hanya pekerja sementara berapa dana dan CV apa yang mengerjakan jembatan ini saya tidak tahu,” jelasnya. (spr/r)


MENTAWAINEWS Terdakwa telah merugikan APMS milik Soritua Hutagalung sebesar Rp15 juta

Puailiggoubat

8

Pemalsu Kupon BBM di Sikakap Diancam 6 Tahun Penjara

Patrisius Sanene

riedman Royen(36) alias Roy, warga Sikakap yang menjadi terdakwa pemalsu kupon Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sikakap diancam hukuman 6 tahun penjara sesuai dengan pasal yang didakwakan jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Padang, Rabu 26 November lalu. Jaksa Limra Mesdi mengatakan Roy telah melanggar pasal 263 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tentang pemalsuan surat. Pada sidang perdana tersebut, jaksa menghadirkan tiga saksi yakni Wasenang, Topit Roegino Siahaan dan Tombang Hutagalung. Ketiganya menjelaskan kronologis temuan kupon palsu tersebut. Sebelum pengambilan BBM pada 21 Juli 2014, terdakwa Roy sudah memiliki kupon yang dibeli melalui Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) milik Soritua Hutagalung pada pengambilan BBM sebelumnya. Untuk membeli BBM di APMS milik Soritua Hutagalung, masyarakat harus mengantre di loket, kemudian setelah membayar, akan mendapat satu lembar kupon pengambilan BBM yang bertuliskan jumlah volume dan jenis BBM. Pada kupon tersebut dibubuhi cap (stempel) APMS CV. Kasih Sejahtera dan tanda tangan singkat Topit Roegino Siahaan sebagai salah satu petugas di APMS tersebut.

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

F

ANTRE - Antre BBM di Sikakap Pada 21 Juli 2014, saat pengambilan BBM, dua petugas APMS milik Soritua Hutagalung yakni Tombang Hutagalung dan Wasenang menemukan kupon palsu yang digunakan masyarakat yang mengambil BBM, keduanya curiga terhadap perbedaan jumlah liter premium. Dalam kupon asli milik Soritua Hutagalung hanya tertulis 20 liter, namun pada kupon palsu yang dipalsukan terdakwa tertulis 30 liter. Ternyata kupon palsu tersebut merupakan hasil scan yang dilakukan terdakwa yang didapat sebelumnya saat pembelian BBM, kemudian terdakwa

Gempa, Warga Mentawai Sempat Panik PADANG-Gempa yang terjadi pada pukul 07.35 WIB, Kamis 27 November lalu di Pulau Siberut mengarah ke Kecamatan Siberut Barat mengejutkan warga Pulau Siberut dan Sipora. Menurut Besman (56) , warga Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, gempa terasa kuat di daerahnya, warga sempat panik keluar rumah. “Gempa tadi sempat mengejutkan, beberapa warga keluar rumah. Gempa datang saat ini kita sedang duduk di beranda rumah,” ujarnya pada Puailiggoubat. Meski gempa berkekuatan 4 SR ini, namun di Siberut guncangan cukup kuat. “Saat ini warga masih bersiaga di luar rumah, guna menghindari gempa susulan,” ucapnya. Berdasarkan informasi dari BMKG, lokasi gempa terletak di 1.53 Lintang Selatan - 99.37 Bujur Timur dengan kedalaman 10 KM . pusat gempa 81 KM Barat Laut Kepulauan Mentawai atau di wilayah Siberut Barat, jenis gempa ini adalah gempa darat. Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana, BPBD Mentawai, Hatisama Hura menjelaskan, gempa juga terasa di pulau Sipora, warga yang sedang sarapan dikejut dengan gempa. “Kita saja sempat terkejut, tapi sampai saat ini belum ada laporan di lapangan,” ujarnya. Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk tetap siaga dengan gempa ini. “Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa ini,” tutupnya. (rus)

memindahkan ke laptopnya lalu melakukan penggandaan sehingga dalam laptop terdakwa kupon tersebut menjadi banyak. Lalu kupon palsu tersebut dijual terdakwa kepada masyarakat dengan harga per lembar Rp240 ribu. Salah satu

pembelinya adalah Genesis Heltin sebanyak 40 lembar, Syamsinar sebanyak 20 lembar dan Kasmaini 14 lembar. Jumlah kupon palsu yang ditemukan 93 lembar, 68 kupon telah ditukarkan warga dengan premium, sedangkan sisanya 25 kupon belum sempat diambil

premiumnya. Akibat perbuatan terdakwa, APMS milik Soritua Hutagalung mengalami kerugian sekitar Rp15 juta. Setelah dibuktikan di laboratorium forensik cabang Medan sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Laboratorium Kriminalistik No. LAB :5669/ DTF/2014 tanggal 08 September 2014, menerangkan bahwa paraf atas nama Topit Roegino Siahaan yang terdapat pada 10 kupon pengambilan 30 liter BBM jenis premium tanpa tanggal, bulan dan tahun dinyatakan produk cetak printer warna komputer, begitu juga dengan cap stempel CV. Kasih Sejahtera adalah produk cetak printer warna komputer. Setelah mendengar tiga keterangan saksi itu, terdakwa Roy tidak membantah keterangan tiga orang saksi. Jaksa dan hakim akhirnya sepakat sidang selanjutnya digelar dengan pembacaan tuntutan dari jaksa. “Karena terdakwa sudah mengakui kesalahannya atas kesepakatan jaksa, hakim dan terdakwa sidang selanjutnya mendengarkan tuntutan jaksa,” kata ketua Majelis Hakim Siswoatmono Radiantoro. (r)

Satlinmas PB Kecamatan Sikakap Belum Punya SK SIKAKAP- Sejak dibentuk 2013 lalu, Satuan Linmas Penanganan Bencana (Satlinmas PB) Kecamatan Sikakap belum juga menerima Surat Keputusan ( SK ) dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Satlinmas PB dibentuk langsung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mentawai. Akibat tidak ada SK, 10 anggota Satlinmas PB Kecamatan Sikakap kebingungan melakukan kegiatan, Setiap tahun, 10 anggota Satlinmas PB Kecamatan Sikakap selalu diberi pelatihan oleh BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada 2013 pelatihan gabungan di Kecamatan Siberut Selatan, dan tahun ini latihan gabungan di Sioban Kecamatan Sipora Selatan Baharuddin, Satlinmas PB Kecamatan Sikakap, mengatakan, setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai ada 10 anggota, tapi sampai sekarang belum diberikan SK. “Sebenarnya masalah ini sudah disampaikan kepada BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai yang memberikan pelatihan tiap tahun, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan sama sekali, dalam pelatihan anggota Satlinmas PB selalu diberikan

perlengkapan seperti baju, sepatu, dan topi,” katanya, Senin 24 November lalu. Lanjut Bahar, ilmu yang diberikan waktu pelatihan diantaranya penyelamatan korban sebelum bencana, setelah bencana, dan apa yang harus dilakukan terhadap korban yang mengalami luka-luka dan hilang, “Nantilah masalah honor, harapan kita agar secepatnya pemerintah mengeluarkan SK, supaya Satlinmas

PB yang ada di setiap kecamatan dapat bekerja sesuai dengan tugas pokoknya,” katanya Sementara Hendra, anggota Satlinmas PB Kecamatan Sikakap, menambahkan, SK merupakan landasan untuk melakukan pekerjaan, untuk itu pemerintah harus segera mengeluarkan SK. “Supaya anggota PB Satlinmas tidak ragu melaksanakan kegiatannya,” ujarnya. (spr/r) FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

RUSAK - Kondisi jalan Muntei yang rusak parah


MENTAWAINEWS DPRD Mentawai Efektifkan Anggaran untuk Kepentingan Masyarakat PADANG-DPRD Mentawai akan mengurangi anggaran SKPD yang serapannya rendah. Hal ini dilakukan dalam rangka mengefektifkan pengelolaan APBD Mentawai yang dianggarkan setiap tahun untuk kepentingan masyarakat. Hal ini dikatakan Yosep Sarogdok, Ketua DPRD Mentawai saat berkunjung di redaksi Puailiggoubat, Senin, 1 Desember lalu. “Ini dalam rangka menghindari SiLPA yang ada setiap tahunnya,” ujarnya. Dikatakan Yosep, Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dalam setiap kegiatan selalu menyampaikan Mentawai kekurangan anggaran, sementara di setiap tahun Silpa selalu membengkak karena serapan anggaran rendah. Bahkan agar Silpa berkurang, muncul biayabiaya yang tidak bermanfaat bagi masyarakat, misal membeli mobil dinas. “Kita ingin kegiatan itu lebih banyak pada program yang bermanfaat bagi masyarakat, bukan untuk jalan-jalan,” ujarnya. Dikatakan Yosep, dari waktu yang mepet DPRD Mentawai tidak boleh kecolongan dalam menetapkan anggaran, maka strategi yang dilakukan yaitu kegiatan yang diprogramkan masing-masing SKPD akan dibahas di masingmasing komisi. “Kita akan evaluasi di masing-masing SKPD, mana SKPD yang anggarannya besar pada tahun 2014 dan serapannya,” ujarnya. Menurut Yosep, SKPD yang serapan anggarannya rendah akan disampaikan pada Bupati. “Disini akan kita sampaikan dua pilihan, kalau pimpinan di SKPD tetap maka anggarannya kita kurangi, atau anggarannya dinaikkan namun orangnya diganti. Ini menandakan mereka tidak mampu,” ujarnya. DPRD menarget, APBD Mentawai 2015 ditetapkan pada 24 Desember mendatang. (bs/r)

Saksi Ahli Sakit, Sidang Alkes Dua Kali Tunda PADANG-Lantaran saksi ahli sakit, sidang kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Mentawai pada 2012 yang menyeret nama Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, Warta Siritoitet dua kali ditunda jaksa. Jadwal sidang yang ditunda jaksa pada 19 November dan 26 November. “Hari ini sebenarnya agenda kita adalah mendengar keterangan saksi ahli, tetapi saksi ahlinya sakit, dan kita rencanakan pada minggu depan (3 Desember) lagi,” kata Atmariadi Kasi Pidsus Kejari Tuapeijat di Pengadilan Negeri Padang Rabu, 26 November lalu. Rencananya saksi ahli yang dihadirkan oleh Jaksa berasal dari Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sumbar. Selain, Warta Siritoitet terseret kasus tersebut ada juga nama pejabat lainnya seperti Gidion Sinambela, mantan Kabid Sarana dan Prasarana Dinkes Mentawai, Germinus, mantan kepala seksi Sarana dan Prasarana Dinkes Mentawai yang saat terakhir menjabat Camat Pagai Utara serta Firdaus staf Dinas Kesehatan Mereka diduga terlibat dalam kasus korupsi pengadaan alat kesehatan pada tahun 2012 yang merugikan negara senilai Rp773.974,137 di ma-na sesuai hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumbar. (trs)

Puailiggoubat

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

9

Tiga Kecamatan di Siberut Banjir FOTO:DOK/PUAILIGGOUBAT

Banjir terjadi karena air sungai meluap akibat hujan deras Rus Akbar

urah hujan yang tinggi di pulau Siberut Kabupaten Kepulauan Mentawai membuat beberapa desa di tiga kecamatan dilanda banjir, 27 November hingga 29 November lalu. Menurut Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Hatisama Hura, banjir terparah melanda Desa Monganpoula, Kecamatan Siberut Utara. Tiga dusun di daerah itu terendam akibat luapan sungai setempat. “Ketinggiannya mencapai 1,5 meter sampai 1,7 meter, sementara rumah yang terkena banjir tersebut 160 rumah. Warga di daerah tersebut mengungsi di daerah ketinggian,” katanya pada Puailiggoubat, Rabu, 3 November lalu. Monganpoula terkena banjir pada Rabu malam, saat hujan lebat mengguyur daerah tersebut, namun puncaknya Kamis siang menggenangi rumah warga selama dua hari. “Baru pada hari Sabtu air susut,” ujarnya. Selain Monganpoula, Desa Bojakan dan Sotboyak di hulu

C

BANJIR Banjir yang terjadi di Desa Bojakan mengakibatkan sejumlah rumah warga terendam selama dua hari dan tidak bisa ditempati.

Desa Monganpoula juga terkena banjir, hanya saja laporan dari kecamatan tidak ada. “BPBD hanya membantu sesuai rekomendasi dari camat setempat, tapi kalau camat melaporkan banjir juga ada di Bojakan dan Sotboyak pasti kita bantu, tapi rekomendasi dari camat hanya Monganpoula dan Sibeuocun,” kata Hati. Dusun Sibeuocun, Desa Malancan Siberut Utara banjir pada Kamis, 27 November lalu, sebanyak 34 rumah terendam air. “Tapi banjir daerah ini tidak terlalu lama, hanya empat jam terjadi banjir, namun 1,5 meter jalan di daerah itu ambruk,

kerusakannya nanti kita sampaikan kepada bupati,” kata Hati. Kecamatan Siberut Barat juga terkena banjir, khususnya di daerah Pulitcoman, banjir terjadi pada hari Jumat sore, 28 November lalu. “Sebanyak 53 rumah ikut tergenang. Lokasi rumah mereka berada di pertemuan dua sungai. Daerah ini terendam selama dua hari,” kata Hati. BPBD sudah mendistribusikan bantuan berupa 30 karung beras, 50 kardus mie instan, 50 kardus air mineral dan dua karung gula pasir. “Bantuan itu disebar ke tiga daerah tersebut,” tambahnya.

Di Siberut Barat Daya, daerah Makoddiai, Peipei juga dilanda banjir. Puskemas di daerah tersebut ikut terendam. Banjir terjadi pada hari Kamis, tapi hanya banjir kiriman. “Beberapa jam airnya sudah surut. Untuk bantuan masih disiapkan,” katanya. Lanjut Hati, bencana banjir ini statusnya bukan tanggap darurat, Bupati tidak mengeluarkan status tersebut. “Segala kerusakan nanti akan kita laporkan kepada Bupati, dan Bupati akan melanjutkan ke dinas terkait untuk membangun semua fasilitas yang rusak,” katanya. (rus)

Pimpinan DPRD Mentawai Dilantik PADANG-Pimpinan DPRD Mentawai akhirnya dilantik Kepala Pengadilan Negeri Padang, Renolistowo di ruang paripurna DPRD Mentawai, Tuapeijat, Sipora Utara, 19 November lalu. Pimpinan DPRD yang dilantik, Ketua DPRD Mentawai, Yosep Sarogdok dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Wakil Ketua I, Kortanius Sabeleake dari Partai Golongan Karya. “Sementara untuk wakil ketua II dari Partai Nasdem masih menunggu SK Gubernur, dan kita agendakan pelantikannya pada 8 Desember,” ujar Yosep Sarogdok saat berkunjung ke redaksi Puailiggoubat, Senin, 1 Desember lalu. Dikatakan Yosep, setelah pelantikan, unsur pimpinan DPRD langsung membahas tata

tertib (tatib), komisi-komisi, Badan Legislasi (Baleg), BK (Badan Kehormatan), Badan Musyawarah (Bamus), dan Badan Anggaran (Banggar). “Setelah semuanya selesai, anggota DPRD yang baru mengikuti Bimtek sebanyak 7 orang dan

13 anggota DPRD Mentawai lainnya konsultasi ke Kementerian Dalam Negeri,” ujarnya. Sementara untuk komisikomisi sudah dibagi, Komisi A, membidangi pemerintahan dipimpin Hendri Nasrani dari Partai Amanat Nasional, Komisi B FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

SUMPAH ADAT - Proses pengucapan janji adat Mentawai kepada dua kader AMAN yang terpilih di DPRD Mentawai

membidangi pembangunan diketuai Jakop Saguruk dari Partai Golongan Karya dan Komisi C membidangi ekonomi dipimpin Parlindungan dari Partai Hanura. Sedangkan Baleg dipimpin Juni Arman dari Partai Demokrat, Badan Kehormatan dipimpin Maralus Sagari dari Partai Golongan Karya. “Untuk Badan musyawarah dan Badan anggaran dipegang langsung oleh pimpinan DPRD,” kata Yosep. Dikatakan Yosep, agenda DPRD Mentawai saat ini reses ke daerah pemilihan masing-masing untuk menampung aspirasi masyarakat dan juga melihat pembangunan yang sedang berjalan. “Ini nantinya menjadi bahan kita dalam pembahasan RAPBD Mentawai yang akan dimulai 8 Desember dan juga untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan 2014,” ujarnya. (bs/r)


Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Puisi-puisi Tiadora Salakkopak (Siberut Selatan)

Sang Paman Tak terasa engkau t’lah lama pergi jauh Jauh meninggalkan segalanya, Istri dan anak engkau biarkan mengeluh tanpamu Tangisan mereka tak mampu mengembalikanmu Semua beban dan tanggungjawab engkau serahkan kepada-Nya Kau tak akan mungkin kembali lagi, Kembali untuk istri dan anak-anakmu tercinta, Kembali untuk Ayah,Bunda,dan saudara-saudaramu Oh...mereka sungguh sangat merindukanmu Hari, bulan,dan tahun mereka lewati tanpamu Tak terasa lagi bagi mereka saat detik kepergianmu Tapi kenangan dan jasamu selalu di hati mereka Engkau adalah segalanya bagi mereka Engkau hanya mampu hadir dalam mimpi Mimpi yang selalu membuat satu kesedihan, Air mata tak mampu tuk sembunyi saat mengingatmu Sungguh kepergianmu sangat memilukan hati Kepergianmu bagaikan mimpi disiang hari Yang membuat semua orang tak percaya akan kenyataan Tapi semua adalah nyata dan engkau sungguh tak lagi ada Engkau hanya ada dalam hati dan pikiran kami Selamat jalan paman ingatlah kami di hatimu selamanya

Anak Sawahan Embun dingin di pagi yang buta Kokok ayam yang penuh riang Telah siap menyambut pagi yang indah Burung beterbangan meninggalkan sarang Kedua orang tuaku sudah siap untuk ke sawah Sgala beban masih terlihat di wajah mereka Capek,rasa sakit, mereka abaikan, hanya dengan senyuman dan semangat mampu menyembunyikan kelelahan mereka Dengan riang kuturut ikut bersama mereka Kuingin merasakan apa yang mereka rasakan Kuingin memikul sebagian beban mereka Aku bangga jadi anak sawahan Aku bangga bisa membantu mereka Walaupun belum cukup rasanya membantu mereka Kubersyukur aku mampu mengalahkan rasa sakit, Yang mereka rasakan selama hidupku Betapa mulianya hati mereka untukku

Buruh Buruh.... kau sungguh berkorban demi hidupmu Kau hilankan semua gengsi yang ada di hati Kau berikan sgala tenaga demi satu tujuan Tak peduli dengan semua resiko yang ada

Buruh.... Kau telah menolong ribuan orang Tak terhitung hari kau mengabdikan diri Hanya untuk menafkai dirimu dan keluargamu Jiwa besar dan murah hati kamu miliki Sungguh kau luar biasa di mata Tuhan Buruh... Tak semua orang mampu melakukan pekerjaanmu Lewat kerja buruh kau menggantungkan hidupmu Dengan kerja buruh kau sukseskan anakmu, Untuk mencapai cita-citanya Tak peduli akan penghasilanmu Buruh... Sgala usaha dan hasilmu adalah halal Bangga dan salut dengan kegigihanmu Meskipun tak memiliki sekolah tinggi Minder kau sembunyikan dari hatimu

Puisi Junia Retilda Siritotet (Kelas : XI IS SMA N I Siberut Tengah)

Kenangan Kenangan demi kenangan Malah menghantuiku Hari demi hari Ingatan begitu jelas Lama terpendam Disudut kelak aku Sendiri disini. Namun Dirimu tak kunjung datang Guguran bunga Memenuhi hatiku Tapi tak dapat Menggantikan dirimu. Pertanyaan demi pertanyaan Mulai menari Benakku Masikah kau simpan rindu Untukku Aku disini Setia menunggumu. Puisi-puisi Wiwit Ernantia Sabettliakek (Kelas: XI IA SMAN 1 Siberut Tengah)

Cita-citaku Cita-citaku… Menggapaimu Bukanlah hal yang mudah… Menggapaimu Membutuhkan Perjuangan… Pengorbanan… Ketekunan… Serta kerja keras Menjadi barisan depanku… Cita-citaku… Aku tetap bertahan Dalam perjuanganku… Meski stuasi tak sebaik

Yang ku dambakan… Banyak pergumulan... Banyak pertentangan... Banyak keniscayaan dan kemustahilan Yang menggerogoti Serta menyilimuti Hati,jiwa dan pikiranku… Tapi aku tak peduli Dengan impian itu… Cita-citaku… Nantikan daku Dalam penantianmu… Nantikan daku Dalam helaan nafasku… Meski mendungnya langit Tak menyurutkan hasratku Untuk mengapaimu…

Ibu Sejak kecil hinggah aku dewasa Engkau telah menyayangiku Engkau telah menantiku Akan apa yang engkau berikan Diwaktu ku kecil. Engkau ibu yang tabah dalam hidupku Aku bangga padamu Engkau tak pernah merasa lelah Dalam membinmbingku. Engkau memberikan kasih sayang kepadaku Engakau memberikan bimbingan kepadaku yang tulus Yang tak pernah berhenti dan tak pernah usai. Ibu… Kasih sayang yang engkau berikan kepadaku Takkan pernah terbalaskan oleh sang waktu Tapi aku hanya bisa membalas Dengan aku berpendidikan tinggih.

Pahlawanku Dari perjuanganmu Kau coba tuk bertahan Kau coba tuk bersabar Dalam membelah negara kita Engkau memperjuangkan negara ini Engkau mengorbankan nyawamu Engkau bekerja keras untuk negara kita Perjuangan yang engkau capai Tak pernah putus asah Walau hanya sesuap nasi dan segelas air Tetapi engkau selalu berharap Untuk menjadi salah satu kebanggaanmu.

Puisi-puisi Susi Herlinda Salvia Sapojai (Kelas : XB SMA N I Siberut Tengah)

Ibu Engkau yang merawat aku Sejak aku didalam kandungan Hinggah aku lahir di dunia ini Hinggah aku tau bagaiman kehidupan di dunia

10

Engkau pula yang merawat aku Hinggah akau tumbuh dewasa samapai sekarang. Ibu… Engkau banyak mengajarkan aku dari berbagai banyak hal Baik itu dari hal yang baik maupun hal yang buruk Engakau banyak mengajarkan aku Tentang hidup yang sesunggunya Engkau bagaikan pelita yang menerangi gelapnya malam Ibu… Engkau adalah malaikat hidupku Engkau yang selalu ada dalam suka maupun dukaku Engakau yang selau memberikan kehangatan Dalam dinginnya malam Dan disaat orang berpaling padaku Engkau selalu menguatkanku Ibu… Aku tau selama ini Aku sering mengabaikan nasehatmu Namun, saat ini aku sadar bahwa Nasehat dirimu sangat berharga dalam dalam hidupku Dan semua yang ibu berikan kepadaku Akan kusimpan dalam hatiku Kan kujadikan sebagai pedoman hidupku.

Papa Papa… Engakau yang selau bekerja membanting tulang Papa engkau yang selau bekerja dari panas Teriknya matahari dan dinginnya deras hujan Demi memenuhi kebutuhan keluargamu Terutama kami anak-anakmu. Papa… Engkau adalah tempat aku mengadu Engakau tempat aku menceritakan Setiap kesulitan dan kebutuhanku Engakau yang selau berusaha Membahagiakanku. Papa… Kini papa telah tiada Kini tak ada lagi tempat aku mengadu Setiap kebutuhan dan keesulitanku Kupenuhi dan kutanggung sendiri Papa… Melihat teman-teman yang punya papa Aku mersa irih, aku mersa sedih Ketiadaan papa, aku banyak kekurangan Aku banyak merasakan kesulitan Papa… Terimakasih buat kasi sayang Dan pengorbanan papa selama ini Doakan aku agar aku menjadi Yang terbaik yang bisa dibanggakan Oleh keluarga terutama untuk mama Terimakasih papa…


Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

11

Yuk M nH P Maanf aa aattka kan HP el aja S eb mbel elaja ajarran ebaa g a i M Mee d ia P Peemb

D

ewasa ini, sangat banyak handphone (telepon genggam) dari berbagai merk beredar di masyarakat. Indonesia merupakan pasar terbesar di dunia bagi para vendor handphone. Rata-rata masyarakat Indonesia memiliki handphone lebih dari satu per orangnya. Mengapa handphone sangat banyak digunakan oleh masyarakat? Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor seperti infrastruktur jaringan telepon seluler yang telah dibangun di seluruh pelosok tanah air. Selain itu biaya penggunaan (untuk sementara baru biaya percakapan) boleh dibilang cukup murah. Dan faktor kelengkapan fitur yang ada di suatu handphone merupakan daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk tidak lepas membawa handphone kemana pun dia pergi. HP memiliki fenomena tersendiri bagi dunia pendidikan khusunya bagi pelajar dan mahasiswa. Kehadirannya yang menawarkan kecanggihan untuk dapat mengakses segala informasi lintas dunia dengan

B

elajar kapan pun dan dimanapun...!!!" Ya, itulah isu yang saat ini semakin marak berhubungan dengan perkembangan media pembelajaran berbasis TIK. Dengan bertambah majunya teknologi tentunya semakin terbuka bagi dunia pendidikan untuk memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kualitasnya. Salah satu yang dikembangkan adalah pembelajaran online (atau yang sering disebut eLearning) yang pada akhirnya berkembang lagi menjadi berbagai model seperti, Multimedia Pembelajaran Interaktif online (MPI Online), Pusat Sumber Belajar online (PSB Online), Pembelajaran berbasis Web (menggunakan moodle) dan lainlain. Salah satu model pengembangan sistem e-Learning yang saat ini layak dikembangkan adalah Mobile Learning (m-Learning) yang mengarah ke penggunaan device /berbasis handphone. Hal ini didasarkan pada

sangat cepat, mudah dan murah sering dijadikan kambing hitam merosotnya moral/budi pekerti bangsa. Hal ini mungkin benar adanya, akan tetapi tentu tidak sepenuhnya benar jika ada anggapan/persepsi bahwa kehadiran telepon selular bagi pelajar dan mahasiswa lebih membawa dampak negatif dari pada positif. Disadari atau tidak memang segala sesuatu di dunia ini selalu hadir dalam dua sisi (positif dan negatif), tak terkecuali telepon selular, tinggal bagaimana kita mengelola agar sisi positif berperan lebih dominan dibanding sisi negatifnya. Kiranya kita sepakat bahwa kecepatan dan ketepatan akses komunikasi tentulah merupakan hal yang sangat positif bagi para pelajar dan siapa saja yang hidup di jaman ini. Sekarang untuk melakukan komunikasi cepat dan tepat cukup dengan sms. Saat itu untuk dapat menggali informasi lintas dunia kita harus pergi ke warnet yang sudah barang tentu sulit dijumpai di pedesaan. Sekarang cukup dengan telepon selular kitapun dapat mengakses informasi melalui

internet. Di samping hal positif seperti tersebut, kehadiran telepon selular juga mengandung konsekwensi logis dengan berbagai dampak negatifnya. Bagi pelajar, pemanfaatan telepon selular tanpa terkendali berpotensi mencetak generasi pemalas dan berkepribadian menyimpang. Bagaimana tidak? Pengguna telepon selular selaku konsumen kini telah sedemikian dimanjakan oleh segudang fasilitas mudah dan murah yang ditawarkan produsen untuk dapat mengakses informasi global tanpa batas, sehingga siswa yang nota bene belum cukup memiliki perisai atau bekal mental yang memadai cenderung lebih suka melihat, membaca bahkan mengambil sajian yang terlalu vulgar yang bertentangan dengan nilai budaya dan ajaran agama semacam foto dan video seronok/porno yang terdapat di internet. Hal inilah yang sering dijadikan alasan keprihatinan akan maraknya penggunaan ponsel yang kini menjadi salah satu trend kehidupan modern.

fakta yang ada bahwa sebagian besar siswa-siswi di Indonesia memiliki handphone. Namun sayangnya masih banyak pengguna handphone yang belum memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. Era konvergensi sekarang mengarah kepada mobile based. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perangkat mobile (handphone) yang bisa digunakan untuk mengakses banyak hal yang biasanya menggunakan komputer, contoh: searching lewat google, e-mail dengan yahoo, chatting dengan YM, social network dengan facebook, dll. Tingkat perkembangan perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam

belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah m-Learning atau Mobile Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel, laptop dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam belajar mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon genggam). Menurut Clark Quinn, m-Learning memiliki karakteristik sebagai berikut: dapat diakses dimanapun dan kapanpun, menyediakan fasilitas knowledge sharing dan visualisasi pengetahuan yang atraktif dan interaktif, namun tidak semua materi

Media Pembelajaran

Kurang bijak kiranya jika sekolah mengambil jalan pintas membuat aturan melarang siswa membawa ponsel ke sekolah sementara sekolah senantiasa dituntut mengikuti laju perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Yang perlu sekolah lakukan berkenaan dengan trend ini adalah mengelola bagaimana memetik sisi positif dengan memberdayakan ponsel siswa sebagai media pendukung pembelajaran. Misalnya, sekolah mestinya memiliki website resmi (jika memungkinkan) atau setidaknya Blog yang dikelola dengan baik yang di dalamnya disediakan link ke situs-situs lain yang memuat informasi edukatif dan dapat diakses melalui ponsel siswa. Setiap guru di sekolah tersebut diminta berperan sebagai kontributor dengan menyusun resume bahan ajar yang akan dan atau telah dibahas di ruang kelas, syukur jika para guru tersebut mampu membuat bahan ajar dalam bentuk media interaktif untuk di upload

dan dapat didownload oleh siswa. Selain guru, siswa juga diminta berkontribusi untuk memanfaatkan situs sekolah sebagai wahana untuk berkreasi (misal penulisan pantun/puisi, cerpen, resep makanan, dsb), mengungkapkan pendapat, atau sekedar mejeng dengan menampilkan foto-foto terbaik mereka. Mengantisipasi penyalahgunaan ponsel pelajar di sekolah tentu sekolah harus secara periodik melakukan pembinaan dan pemantauan(dapat dilakukan melalui rasia). Jika ditemukan penyimpangan dari penggunaan ponsel tersebut, siswa bersangkutan dapat diberi sanksi sesuai kadar penyimpangannya. Jika kadar penyimpangannya parah (misal berbau kriminal atau porno vulgar) dapat diberi sanksi dikeluarkan dari sekolah.

pengajaran cocok memanfaatkan mLearning; dan memiliki ukuran file yang terbatas.

semakin canggih. Hal inilah yang mendorong Balai Pengembangan Multimedia, UPT dari Pustekkom Depdiknas untuk berinovasi mengembangkan program pembelajaran berbasis mobile (handphone). Program yang telah diluncurkan adalah program Mobile Edukasi (m-Edukasi), dan bisa diakses melalui website : www.m-edukasi.net atau melalui wap.m-edukasi.net. Selamat belajar dengan program Mobile Edukasi!

Alasan mengapa menggunakan mLearning adalah dikarenakan penggunaannya yang mudah, murah, layanan akses yang semakin cepat karena perkembangan fitur yang

(Didik Wira Samodra, SH, MKom)


Sosok

Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

12

Mateus Viator Saleilei

Satukan Keluarga Melalui Ranji M enelusuri ranji dan asalusul suku-suku di Mentawai tidak mudah. Kebanyakan masyarakat Mentawai menutupi asal-usul suku mereka karena berkaitan dengan perselisihan nenek moyang di masa lalu. Meski sulit, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga berkomitmen menyusun ranji suku Mentawai. Penelitian sudah dilakukan sejak tahun lalu. Mateus Viator Saleilei merupakan salah satu masyarakat yang mau terbuka berbicara soal asal usul keturunannya. Bahkan telah membuat ranji keluarga sendiri. Apa yang mendorongMateus bersedia membuka ranji keluarganya, berikut petikan wawancaranya dengan Puailiggoubat beberapa waktu lalu.

Apa yang mendorong anda membuat ranji suku? Saya tidak mau generasi saya, anak-anak saya, cucu-cucu saya tidak tahu akan saudarasaudaranya. Kita tidak tahu ke depan ini seperti apa nantinya mereka, apa mereka akan merantau dan tidak kenal satu dengan yang lain. Kalau kita buat dengan baik, kita tuliskan lalu kita jelaskan dan ceritakan sama mereka secara rutin di setiap kesempatan berkum-pul, mereka jadi tahu dan tidak akan kehilangan saudara. Saya melihat di Mentawai ini sudah banyak yang tidak lagi kenal dengan saudaranya, padahal mereka berasal dari satu suku, karena persoalan keluarga me-reka lari dan membuat suku baru atau menumpang di suku orang lain sehing-ga meninggalkan suku lama. Hal ini yang saya tidak mau pada generasi saya terjadi Sejak kapan Anda mulai membuatnya? Saya mulai menulis-nulisnya itu sejak pulang sekolah SMP tahun 1979. Saya dengar suku lain

mereka sudah punya ranji, ditambah lagi guru-guru saya mengatakan kalau perlu buat ranji suku masing-masing sehingga keluarga tidak terpecah, tidak hilang dan bahkan tidak menikah diantara mereka. Pulang saya ke kampung, saya tidak tanya orangtua saya langsung soal ranji suku kami. Yang saya tanya pertama itu cerita tentang toulu-toulu dan baitek-baitek. Dari cerita orangtua saya itu, sama persis yang diceritakan orang lain pada saya. Saya mengambil kesimpulan kalau orangtua saya tahu tentang cerita toulu-toulu dan baitekbaitek berarti dia tahu tentang ranji suku kami. Mulailah saya gali informasi dari orangtua saya. Saya tulis pertama itu di buku tulis biasa. Menceritakan ranji suku kami itu tidak sekaligus, namun per tahap. Setelah diceritakan, saya tulis. Beberapa hari berikutnya saya minta bapak saya menceritakan lagi, lalu saya tulis dan perbaiki serta tambahkan yang belum lengkap. Hingga bapak saya meninggal, ranji suku saya ini belum selesai saya tuliskan seperti yang sekarang. Di kantor desa, kalau tidak ada kegiatan saya tulis dan buatkan bagannya. Bahkan orang di kantor desa itu tertawa melihat saya, namun saya tetap semangat demi generasi saya. Dari pengalaman Anda, saat apa yang baik untuk menceritakan ranji suku? Tepatnya pada saat ada punen di dalam suku, karena kesatuan suku masih kuat maka akan banyak anggota suku yang kumpul. Dari situ kita agak mudah untuk menanyakan siapa, dimana mereka, generasinya siapa. Tinggal mengurutkan lagi. Namun punen itu juga kan tidak tiap hari dilakukan. Namun kalau ada kemauan pasti kita akan dapat. Selama membuat ranji, apa ada tantangan? Jelas ada tantangan, terlebih ketika bapak saya meninggal banyak orang yang mengatakan kalau ranji kami itu salah dan ini yang benarnya. Namun saya tidak berpengaruh. Saya bilang sama mereka kalau ranji ini

salah berarti orangtua saya yang salah, kalau bapak saya yang salah berarti kakek saya yang salah, begitu seterusnya. Namun dari ranji sayang diceritakan bapak saya ini tidak mau saya bilang sama orang lain, termasuk kepada suku pecahan kami. Biarlah mereka sendiri yang tahu dengan mereka mencari informasi. Saya tidak ingin ada anggapan kalau saya ini mempengaruhi mereka. Dan itu terbukti, ketika di dalam acara ranji suku Mentawai yang diadakan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, ketika saya buka cerita dan ranji yang saya buat, keluarga kami yang di Sipora dan Sikakap langsung menyambung. Artinya apa yang diceritakan bapak saya ternyata benar. Saya kenal pak Marsina Sababalat ini hanya di acara ranji. Sebelumnya kami hanya main catur biasa saja, namanya juga orangtua tua. Tapi ketika giliran saya memaparkan ranji Saleilei hingga suku induk, pak Marsina langsung menyambung. Ternyata dia saudara saya.

Apa tanggapan dari keluarga ketika anda membuka soal ranji dalam seminar ranji suku Mentawai? Saudara saya protes. Mereka meminta agar saya jangan membuka semuanya tentang suku kami, karena ini menyangkut masa lalu, masalah leluhur dan masalah perpecahan di masa lalu. Namun saya bilang, lebih baik kita jujur karena ini bukan untuk kembali ke masa lalu, namun untuk menemukan keluarga kita yang kita tidak tahu selama ini. Ini dalam rangka mempertemukan kita dengan satu garis keturunan kita dalam satu uma. Kalau kita tidak terbuka, orang akan menilai lain terhadap kita. Dari cucu saya juga ada yang protes. Sehari mau acara ranji, dia menelepon supaya saya tidak buka semuanya karena takut ada orang yang memanfaatkan informasi yang kita sampaikan. Saya bilang sama dia, kita harus terbuka dalam hal ini, dan kita

tidak boleh berpra-sangka buruk terhadap orang. Yang membuat saya berani juga, ketika pak Doktor (Juniator Tulius) melihat ranji yang saya buat dan dia mengatakan buka dan ceritakan saja, karena ini sudah pas tinggal menambahkan peta dan penye-barannya saja. Apa pesan dan harapan anda dengan ranji suku Mentawai? Saya berharap kita itu terbuka, jangan kita jadikan ranji ini sebagai perpecahan, namun kita jadikan sebagai alat untuk mempertemu-kan kita dengan saudara kita walau lain suku namun kita itu satu generasi. Dengan adanya ranji yang baik, generasi kita akan tahu siapa nenek moyangnya, siapa saudaranya dan darimana dia berasal. Identitas kita itu jadi jelas. Kita juga berharap setelah ranji ini, pemerintah memikirkan bagaimana memfasilitasi masyarakat terkait dengan kepemilikan tanah ulayat, karena selama ini tanah yang

Biodata Nama: Mateus Viator Saleilei Kelahiran: Taileleu, 17 Juli 1954 Alamat: Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya. Pengalaman: Sekretaris Desa Taileleu (1984-2004) Pjs. Kepala Desa Taileleu (2004-2005)

kita miliki dan kita jaga dianggap hutan negara, sementara masyarakat itu mengklaim itu hutan suku atau tanah ulayat suku. Pengakuan akan hak tanah ulayat bagi pemilik tanah ulayat harus dilakukan. (bs)


Sosok

Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

F

orum Mahasiswa Mentawai Sumatera Barat kembali memberikan kepercayaan kepada Daudi Silvanus Satoko sebagai ketua, periode 2014-2016. Melalui kepemimpinannya, ia akan merangkul semua mahasiswa Mentawai baik yang ada di Padang maupun yang ada di luar Padang untuk menyatukan diri dalam membangun Mentawai. “Kita melihat masih banyak teman-teman yang beranggapan bahwa kita itu satu kabupaten namun berbeda daerah. Mengkotak-kotakkan diri dan tidak mau peduli dengan orang lain. Ini yang menjadi tantangan kita sekarang,” ujar Daudi pada Puailiggoubat, Senin, 17 November lalu. Untuk menyatukan mahasiswa Mentawai dalam satu bendera Formma Sumatera Barat, Daudi mencoba merangkul pengurus di masing-masing organisasi mahasiswa yang ada dengan memposisikan mereka sebagai kordinator masing-masing wilayah kecamatan. “Artinya kita tidak memaksa mereka untuk tidak berorganisasi kecil, namun mereka tetap menjadi bagian dari Formma. Ketua di masing-masing korwil ini akan menjadi perpanjangan tangan kita,” ujarnya. Selain berkomunikasi dengan ketua di masing-masing organisasi kecil, Daudi akan mencoba menjalin komunikasi dengan mahasiswa yang ada di luar Padang. Salah satu media komunikasi yang digunakan seperti telepon atau BBM. “Dimasa kepemimpinan kita dulu, kita selalu komunikasikan apa yang sedang kita buat di organisasi, minta saran pada mereka. Hal ini kita coba bangun lagi komunikasinya,” ujar Daudi yang pernah menjadi ketua Formma 2010-2012. Langkah pertama yang akan dilakukan di masa kepemimpinannya sekarang, mencari sekretariat Formma dan melengkapi sarana dan prasarana di dalamnya. Termasuk melakukan pendataan ulang mahasiswa Mentawai agar diketahui berapa jumlah mahasiswa Mentawai, tersebar dimana saja, di kampus mana saja, jurusannya dan berapa yang setiap tahunnya yang tamat. “Ini yang masih kabur-kabur. Dalam waktu dekat, ini yang mau kita cari jalan keluarnya,” ujarnya. Selain mencari sekretariat dan pembenahan administrasi mahasiswa Mentawai, putra Saibi kelahiran 19 Februari 1985, mencoba melakukan koordinasi dengan pihak kampus tempat mahasiswa Mentawai kuliah. “Koordinasinya agar mahasiswa Mentawai diberikan dispensasi bila terlambat membayar uang kuliah, atau kalau bisa diberikan potongan pembayaran,” ujarnya. Selain kordinasi dengan pihak kampus, kembali dicoba koordinasi dengan pihak Pemda terkait dengan beasiswa, baik beasiswa miskin maupun beasiswa berprestasi. Tentunya dengan ketentuan dan aturan yang sudah berlaku sekarang. Tak hanya soal seputar dunia mahasiswa, juga soal keluarga Mentawai yang sakit dan yang meninggal dunia di Padang ikut menjadi pikiran dan tanggungjawab Formma. Seperti halnya orang Mentawai yang sakit dan membutuhkan darah, mahasiswa yang tergabung dalam Formma bisa dihubungi dan membantu mendonorkan darah. “Hal lainnya yaitu orang Mentawai yang meninggal di Padang. Ini terkait dengan biaya untuk membawa mereka kembali ke Mentawai atau biaya tanah kuburan bila dikuburkan di Padang. Kita berharap Pemda melihat hal ini,” ujarnya.(bs)

13


Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Hujan yang terjadi terusmenerus menyebabkan sejumlah daerah di Sumatra Barat rawan longsor Syafril Adriansyah

D

ua kakak beradik tewas tertimbun longsor yang terjadi di Jorong Ranah Pinago, Nagari

Siaua, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung Jumat, 21 November 2014. Kedua korban adalah Romi (7) dan Gita (11), anak pasangan Gifrianto dan Yur. Kakak beradik tersebut tertimbun setelah material longsor menimbun mereka. Longsor dipicu tingginya curah hujan yang terjadi sejak Kamis (20/11/ 2014) hingga Jumat (21/11) pagi. Dua rumah lainnya mengalami rusak berat akibat bencana itu. Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, hujan juga menyebabkan longsor di 12 titik sepanjang jalur lintas Sumatera kawasan Muaro Linggau hingga Kiliranjawo, Kabupaten Sijunjung. Masyarakat dihimbau untuk selalu

14

Kakak Beradik Tewas Tertimbun Longsor di Sijunjung meningkatkan kesiapsiagaan. Sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak hujan pda Januari 2015 sehingga potensi longsor dan banjir meningkat. Longsor adalah bencana yang menyebabkan korban jiwa paling banyak selama 2014. Dari total kejadian 332 kejadian longsor, telah menyebabkan 262 orang meninggal dunia. Menurut Sutopo, daerah rawan longsor perlu memperoleh perhatian yaitu daerah-daerah pegunungan dan perbukitan di sepanjang Bukit Barisan dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Lampung. Di Jawa dan Bali bagian tengah dan selatan. Di Sulawesi hampir sebagian besar semua wilayah. Beberapa gejala umum sebelum longsor ditandai oleh adanya keretakan tanah, amblesnya tanah pada lereng, penggembungan pada tebing lereng, miringnya pohon-pohon atau tiang-tiang pada lereng, munculnya rembesan air pada lereng secara tiba-tiba, dan mata air pada lereng menjadi keruh secara tiba-tiba. (p)

FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

STUDY GENDER - Aktivis YCMM mengikuti Penelitian Dasar Gender bersama konsultan LSCN di kantor YCMM kota Padang

Tujuh Rumah Terbakar, Seorang Warga Tewas

Waspadai Kejahatan Seksual Lewat Media Sosial

PADANG - Tujuh unit rumah di Jalan Palinggam RT 02/03 Kecamatan Padang Selatan Kota Padang terbakar, Rabu, 26 September lalu sekitar pukul 14.15 WIB. Seorang warga bernama Rizki (13) juga dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut. Kepala Bidang Pemadam Kebakaran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Padang, Edi Asri menyebutkan, korban tewas merupakan penderita autis. Diduga, korban terjebak dalam rumah saat api kobaran api kian membara. “Korban tak sempat menyelamatkan diri dan sekitar 80 persen tubuh korban terpanggang,” jelasnya. Menurutnya, awalnya, api mulai membesar di salah satu rumah yang umumnya terbuat dari papan. Api langsung merembet ke rumah lainnya karena saat kejadian angin bertiup cukup kencang. Untuk memadamkan si jago merah, petugas mengerahkan lima unit armada pemadam. Api yang menghanguskan tujuh rumah yang ditempati 10 kepala keluarga (41 jiwa) itu baru berhasil dipadamkan satu jam kemudian. Hingga kini, penyebab pasti kebakaran belum diketahui, namun dugaan

PADANG - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sebanyak 784 kasus kekerasan seksual kepada anak sepanjang Januari hingga Oktober 2014. Dari jumlah itu, rata-rata 129 anak menjadi korban kekerasan seksual setiap bulannya dan 20 persen di antaranya jadi korban pornografi. Wakil Ketua KPAI, Maria Advianti, melalui siaran pers yang dirilis Selasa, 2 Desember 2014 menyatakan, anak menjadi korban pornografi dan kekerasan seksual online, umumnya melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, chatting, Path dan lainlain. Caranya dengan ekspos foto anak tanpa busana, wisata seks anak, bahkan anak dibujuk dan dipaksa untuk melakukan kegiatan dengan perantara teknologi (sexting). Data kekerasan seksual anak ini meningkat di banding tahun lalu yang mencapai 525 kasus. Maria mengatakan hasil temuan KPAI juga menunjukan 90 persen anak terpapar pornografi internet saat berusia 11 tahun, dan sebagian besar terjadi ketika mereka sedang mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Beberapa situs dapat menyebabkan anak terpapar tanpa sengaja ketika sedang mengakses internet. Maria Advianti menambahkan kejahatan online mengincar anak sampai ke wilayah pribadi anak. Melalui media sosial, misalnya, predator anak dapat meretas informasi pribadi anak, mengolah informasi tersebut untuk tujuan negatif yang merugikan anak, bahkan dapat membuat anak menjadi korban penculikan, perdagangan manusia (traficking), dan pemerasan. Untuk itu KPAI mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memasukkan kurikukum internet sehat dan aman bagi anak. Selain itu juga meminta Kementerian Kominfo meningkatkan upaya pencegahan penyebarluasan pornografi demi perlindungan anak. KPAI juga mengajak orang tua, keluarga dan masyarakat berperan aktif dalam melakukan perlindungan anak dari pornografi dan kejahatan online. (prl/p)

sementara api dipicu hubungan singkat arus listrik. “Kerugian ditaksir lebih dari Rp 1 miliar,” tambah Edi, Sementara, Ketua RT 02/03, Palinggam, Iskandar membenarkan terdapat seorang korban meninggal dalam kejadian itu. “Iya, ada korban bernama Risky. Anak itu berkebutuhan khusus,” katanya.

Menurutnya, saat kejadian, korban sedang berada di dalam rumah. Karena situasi panik, kedua orang tuanya kemungkinan tidak mengetahui kalau anaknya di dalam rumah. “Setelah api sudah besar, baru diketahui anak ini ternyata di dalam rumah,” katanya. (prl) FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

PADAMKAN API - Petugas pemadam kebakaran kota Padang memadamkan api yang menghanguskan tujuh rumah di Jalan Palinggam RT 02/03 Kecamatan Padang Selatan Kota Padang


15

Puailiggoubat

SEPUTARSUMBAR

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Anggota DPRD Sumbar berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa

Demo Tolak Kenaikan BBM Rusuh, Delapan Mahasiswa Terluka

Syafril Adriansyah Rus Akbar

R

FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

atusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota Padang melakukan aksi de-

monstrasi di halaman kantor DPRD Sumatera Barat, Selasa 18 November 2014. Mereka menolak kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM karena dinilai menyengsarakan masyarakat. Demo tersebut berujung bentrok dengan aparat kepolisian. Sedikitnya delapan mahasiswa dan tujuh anggota kepolisian terluka. Bentrok yang terjadi di persimpangan tugu Kalpataru di depan Gedung DPRD Sumbar, Jalan S Parman, kota Padang itu dipicu karena mahasiswa menghentikan paksa kendaraan plat merah yang melintas. Mereka meminta sopir turun namun aparat kepolisian langsung mengamankan mahasiswa yang dinilai mengganggu ketertiban umum. “Aksi itu sudah anarki dan mengganggu ketertiban umum. Kita meminta untuk berhenti, tapi anggota kita di lempari batu,” ujar Kapolresta Padang, AKBP Wisnu Andayana. Menurutnya, ada sekitar 200 personel polisi dalam mengamankan aksi tersebut. Petugas dilengkapi dengan mobil patrol dan satu unit mobil water canon. Karena terjadi aksi anarkis, petugas terpaksa menghentikan paksa demo tersebut. Awalnya, aksi berjalan damai.

DEMO MAHASISWA - Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota Padang melakukan aksi demo menolak kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Mahasiswa dari Unand, UNP, UBH, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) itu longmarch dari persimpangan Jalan Khatib Sulaiman Jhoni Anwar menuju DPRD sekitar pukul 10.00 WIB. Di halaman gedung DPRD Sumbar mereka berorasi dan mendesak pemerintah harus membatalkan kenaikan harga BBM. Jika tuntutan mereka tak

penuhi mereka akan mengeluarkan mosi tak percaya kepada pemintah baik di Sumbar maupun pusat. “Presiden munafik, presiden munafik,” sorak mahasiswa. Koordinator Aksi, Alfian Zulmi menyebutkan kebijakan Presiden yang menaikkan harga BBM akan menambah beban bagi masyarakat, khususnya masyarakat kecil. “Saat masa SBY, Jokowi merupakan

salah seorang yang menolak pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Saat sudah jadi presiden, justru malah dinaikkan. Ini namanya sikap yang munafik,” katanya. Dalam aksi itu, mahasiswa juga menggelar teaterikal yang menggambarkan kesengsaraan warga karena naiknya harga BBM. Namun, para mahasiswa kecewa karena mereka hanya diterima seorang anggota DPRD

dari Komisi I, Aristo Munandar. Menurut Aristo, sebanyak 60 dari total 65 anggota DPRD Sumbar sedang di Jakarta untuk membahas APBD Sumbar bersama Kementerian Dalam Negeri dan Dirjen Keuangan. Sedangkan empat anggota dewan sedang melakukan kunjungan ke sejumlah daerah di Sumbar. “Saya akan menyampaikan aspirasi ini kepada seluruh anggota Dewan, dan akan menggelar rapat untuk menindaklanjuti tuntutan kenaikan BBM, karena secara pribadi saya juga menolak kenaikan harga BBM, namun wewenang pembatalan berada di pusat sedangkan lemaga DPRD Provinsi hanya bisa menyatakan sikap,” papar Aristo di hadapan mahasiswa. Karena kecewa tak bisa bertemu seluruh anggota Dewan, mahasiswa bergerak menuju tugu Kalpataru dan membakar ban bekas serta atribut demo. Aksi ini mengakibatkan kemacetan di Jalan S Parman dan Khatib Sulaiman. Satu unit kendaraan plat merah dihentikan mahasiswa dan meminta sopir turun. Saat polisi hendak mengamankan oknum mahasiswa yang dinilai mengganggu, mahasiswa membalas dengan lemparan batu. Akibatnya bentrok pun tak dapat dihindari. Delapan mahasiswa di rawat di RSUP M. M. Jamil Padang karena mengalami luka-luka di kepala. Dua orang mahasiswa diamankan petugas diduga sebagai provokator. Aksi berakhir sekitar pukul 15.30 WIB. (p)

Dewan Pers: Pemodal Jadi Tantangan Industri Media FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

BUKITTINGGI – Ketua Dewan Pers, Bagir Manan menilai pemodal merupakan tantangan besar yang dihadapi pelaku industri pers dalam upaya mencapai kemerdekaan, profesionalisme, mutu, dan dan kesejahteraan pelaku industri media. Tantangan tersebut bersumber baik dari dalam maupun dari luar industri tersebut. Saat membuka acara Seminar Nasional Kewirausahaan Bidang Media Bagi Jurnalis di Balai Sidang Bung Hatta, Kota Bukittinggi, Kamis (27/ 11/2014), Bagir memaparkan tantangan internal yang dihadapi pelaku media adalah konvergensi pers. “Konsekuensi dari kemajuan teknologi itu, monopoli oleh kelompok pemodal rentan terjadi. Persoalannya terletak peraturan, mesti ada rule of the game yang memberi manfaat atas perkembangan tersebut,” jelasnya. Kemudian, tantangan memaksimalkan peran asosiasi pers agar lebih

memberi manfaat terhadap komunitas pers dan peningkatan mutu. Tantangan lainnya, kata Bagir, berkembangnya media sosial yang harus diikuti dengan pemahaman terhadap etika, aturan dan undang-undang, sehingga kehadiran media sosial ikut menguatkan fungsi pers. “Tantangan berikutnya, pers sebagai sarana meningkatkan suatu peradaban, bukan sebaliknya,” ujar mantan Ketua MA itu. Dia menyebutkan dari unsur eksternal, tantangan yang dihadapi industri media adalah dominasi pemilik modal, yang berpusat apa upaya memperoleh keuntungan semata, dan politisasi pers oleh pemodal. “Akhirnya, baik atas dasar pertimbangan ekonomi maupun politik terjadilah pembobolan fire wall yang memisahkan fungsi jurnalistik dan bisnis,” sebutnya. Seminar yang digelar Aliansi Jur-

nalis Independen (AJI) Indonesia dalam rangkaian Kongres IX AJI itu menekankan upaya peningkatan kesejahteraan jurnalis dan pelaku industri media untuk memanfaatkan peluang di era teknologi. Ketua Umum AJI Indonesia periode 2011-2014, Eko Maryadi mengatakan AJI mendorong jurnalis membangun perusahaan pers di daerah sehingga monopoli informasi tidak hanya terpusat oleh pemodal media besar. “Salah satu cara AJI SAMBUTAN DEWAN PERS - Ketua Dewan Pers Bagir Manan memberikan sambutan adalah mendorong semkin saat seminar Kewirausahaan di Bidang Media bagi Jurnalis di Balai Sidang Bung Hatta, berkembangnya media baru Kota Bukittinggi di daerah, dan peluangpeluang usaha di bidang media yang Item, panggilan akrab Eko menukapasitas serta penguatan penerapan bisa dimanfaatkan oleh jurnalis,” turkan AJI memfasilitasi anggota etik, sehingga profesionalitas jurnalis katanya. melalui pelatihan dan peningkatan terjamin. (Prl)


SEPUTARSUMBAR Kesejahteraan jurnalis menjadi isu penting dalam Kongres IX AJI di Bukittinggi Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja

uwarjono dan Arfi Bambani terpilih menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2014-2017 dalam kongres IX yang digelar di Hotel Grand Rocky, Bukittinggi yang berakhir Minggu, 30 November 2014. Pasangan tersebut memperoleh 157 suara dan menyingkirkan pasangan Abdul Manan - Renjani Pusposari yang hanya mengumpulkan 88 suara dari total 245 suara dari 37 perwakilan AJI Kota se Indonesia. Suwarjono merupakan Sekjen AJI Indonesia periode 2011-2011 dan menjabat sebagai Pemimpin Redaksi suara.com ini. Ia juga pernah menjadi pengurus Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta. Pada tahun 2001, Suwarjono masuk kepengurusan AJI Indonesia sebagai koordinator divisi serikat pekerja. Arfi Bambani merupakan pengurus AJI Indonesia periode 2011-2014. Pria kelahiran Tiku Kabupaten Agam, Sumatera Barat ini bekerja di viva.co.id sebagai redaktur. Lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini juga pernah bekerja di detik.com. Dalam pidatonya, Suwarjono, mengharapkan adanya komitmen antara AJI Indonesia dan AJI kota untuk membesarkan organisasi jurnalis ini. Salah satu tantangan yang akan dihadapi ke depan adanya praktik oligopoli pada

Puailiggoubat

16

Suwarjono - Arfi Pimpin AJI Indonesia 2014 – 2017 FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

S

KOMPAK - (Dari kiri) Arfi Bambani, Suwarjono, Abdul Manan dan Renjani Pusposari tetap kompak usai bersaing dalam pemilihan Ketua dan Sekjen AJI Indonesia periode 2014 -2017 dalam Kongres IX yang digelar di kota Bukittinggi. perusahaan media. “Saat pemilu 2014, mereka menyetir berita untuk mempengaruhi opini publik. Itulah sebabnya pada tahun 2014, AJI memutuskan musuh kebebasan pers adalah tiga di antara mereka,” katanya. Ia juga berjanji untuk memperjuangkan penetapan upah sektoral media melalui Menteri Tenaga Kerja. Belum sejahteranya nasib jurnalis dinilainya sebagai penyebab kurangnya profesionalisme. Upaya memperjuangkan kesejahteraan para kontributor,

koresponden, dan jurnalis freelance selama ini hanya dilakukan AJI melalui advokasi dan lobi-lobi. Dalam kongres tersebut, juga ditetapkan tiga anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yakni, M. Faried Cahyono, Andono Wibisono, dan Sunarti Sain. Kongres juga menetapkan lima anggota Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO), yakni Dandhy Dwi Laksono, Oyos Saroso, Adi Nugroho, Bambang Muryanto, dan Nurdin Hasan. Sebanyak 12 nama juga disusulkan sebagai anggota Majelis Etik. Mereka

adalah Ati Nurbaiti, Farid Gaban, Insyani Syahbarwati, Willy Pramudya, Didik Supriyanto, Masduki, Eko Maryadi, Abdul Latief Apriaman, Ahmad Taufik, Nursyawal, Nezar Patria, dan Syofiardi Bachyul. Tiga AJI Kota Ditetapkan Kongres IX AJI juga menetapkan tiga AJI persiapan di Kota Bengkulu, Langsa, dan Purwokerto saat acara pembukaan pada 28 November 2014. Diresmikannya AJI di tiga kota itu, menambah jumlah organisasi jurnalis itu

AJI Dorong Kewirausahaan Jurnalis BUKITTINGGI - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mendorong jurnalis lebih kreatif memanfaatkan potensi perkembangan teknologi dan perubahan model komunikasi untuk meningkatkan kesejahteraan. Ketua Umum AJI Indonesia Eko Maryadi mengatakan perkembangan teknologi di bidang media yang demikian pesat mesti diikuti upaya untuk meningkatkan kesejahteraan jurnalis. “AJI mendorong anggotanya memiliki kemampuan lain selain di bidang jurnalistik. Yang paling memungkinkan itu memanfaatkan peluang-peluang di bidang media,” katanya, Rabu (25/11/ 2014). Menurutnya, AJI memberikan penguatan kapasitas jurnalis dan pembekalan sebagai strategi untuk menciptakan jurnalis andal yang berujung pada peningkatan kesejahteraan. Kemampuan yang dimiliki terse-

NO. 301, 1 - 14 November 2014

but diharapkan menjadi tambahan income bagi jurnalis, yang bisa dimanfaatkan dengan tidak bertentangan dengan kode etik jurnalistik. “Ada banyak bidang usaha yang bisa dijalankan, asal tidak bertentangan dengan kode etik. Misalnya sudah ada anggota AJI yang buka usaha tour and travel, hingga membangun media,” katanya. Dia mengatakan yang paling potensial dikembangkan dan sesuai dengan bidang keilmuan jurnalis adalah membangun perusahaan media. AJI, katanya, mendorong tumbuhnya media lokal untuk melawan konglomerasi media yang kini terjadi di Indonesia. Apalagi, pertumbuhan media ma-

instream yang mengeruk keuntungan besar, tidak dibarengi dengan pening-katan kesejahteraan jurnalis. “AJI mendorong tumbuhnya media baru di daerah. Konsepnya daerah mengepung kota,” sebutnya. Untuk mendorong itu, AJI menggelar se-minar nasional peluang kewirausahaan di bidang media sebagai bagian dari rang-kaian Kongres ke IX AJI di Bukitting-gi, Sumatra Barat 27-29 November 2014. Seminar yang digelar Kamis (27/ 11/2014) dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Membangun Industri Kreatif Berbasis Media” dengan pembicara Dirjen Pembinaan dan Produk-

tivitas Menakertrans Khairul Anwar, Pendiri Detik.Com Budiono Darsono, dan CEO Watchdoc Dandhy Dwi Laksono. Sedangkan pada sesi kedua dengan tema “Modal, Model dan Pengembangan Bisnis Media di Berbagai Kota” dengan pembicara Mubarika Darmayanti, Chief Marketing Officer CONNEXIOID.COM, Direktur YosefArdi News, Yosef Ardi, Wakil Direktur Utama Harian Fajar Syukriansyah Latief, dan ICT Watch Heru Tjatur. Seminar tersebut diikuti oleh jurnalis, humas instansi pemerintah dan swasta, mahasiswa, pelaku industri kreatif dan masyarakat umum. Harapannya, seminar itu mendorong terbukanya wawasan jurnalis dan masyarakat untuk lebih kreatif memanfaatkan peluang kewirausahaan di bidang media. (prl)

menjadi 37 di seluruh Indonesia. Ketua Umum AJI Indonesia periode 2011 – 2014, Eko Maryadi mengatakan, perjuangan AJI untuk menambah anggota dan hadir di setiap daerah untuk meningkatkan mutu jurnalis. “Ke depan, penambahan jumlah perwakilan AJI kota tetap menjadi prioritas,” katanya. Dalam pidato pertanggungjawaban pengurus AJI periode 2011-2014, Item sapaan akrab Eko Maryadi menyebutkan jumlah anggota AJI di seluruh Indonesia mencapai 1.993 orang dengan 1.610 orang pria dan 383 jurnalis perempuan. Dari jumlah tersebut, 561 anggota AJI sudah menyandang status kompeten atau lulus Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) yang diinisiasi Dewan Pers dengan jenjang 228 jurnalis muda, 197 jurnalis madya, dan 136 jurnalis utama. Sampai Agustus 2014, AJI sudah melaksanakan 26 kali UKJ di 20 kota. Organisasi profesi jurnalis itu juga meluluskan 46 anggotanya sebagai penguji UKJ. “Selain meningkatkan kompetensi jurnalis, AJI juga konsisten melakukan advokasi kekerasan terhadap jurnalis,” ujarnya. Dalam rentang tiga tahun masa kepengurusannya, Item menuturkan kampanye pengungkapan kasus pembunuhan Udin, jurnalis Bernas Jogja terus dilakukan. Begitu juga dengan tujuh kasus pembunuhan terhadap jurnalis lainnya yang terjadi dari tahun 1997 hingga 2010. AJI dalam mencapai tujuan perjuangannya selain menjaga kebebasan pers dan meningkatkan kompetensi jurnalis, juga terus menerus mengampayekan kesejahteraan jurnalis. Menurutnya, beberapa strategi telah dilakukan dengan cara mendorong pekerja media menyadari pentingnya pembentukan serikat pekerja media dan penyadaran agar pemilik media memahami dan menerima keberadaan serikat pekerja di perusahaan pers. Kemudian, berusaha menyatukan serikat pekerja media itu dalam satu wadah yaitu Federasi Serikat Pekerja Media Independen (FSPMI). Masalah utama, kata Item, isu perburuhan di perusahaan media masih berkutat dengan kesewenangan pemilik modal memecat, menonjobkan, dan memindahtugaskan karyawan. Rangkaian Kongres IX AJI mulai digelar mulai Rabu (26/11). Acara pertama diawali “Welcome Dinner” yang dihadiri Ketua Dewan Pers Wali Kota Bukittinggi, Wakil Ketua PPATK, CEO Citilink, dan undangan dari berbagai instansi. (p)


Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

8

Suara Puailiggoubat (Akhirnya) BBM Naik

P

emerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak. Presiden Joko Widodo terpaksa mengambil keputusan tidak populer ini karena besarnya beban subsidi yang harus ditanggung APBN. Dalam APBN 2015, subsidi untuk BBM (premium, solar, minyak tanah ditambah LPG) yang dianggarkan hampir Rp276,01 triliun. Kebijakan tersebut menimbulkan penolakan dari sebagian elemen masyarakat, aksi demonstrasi merebak di mana-mana. Penolakan muncul karena kenaikan premium Rp2.000 per liter ikut mengerek harga bahan pangan dan ongkos transportasi umum ikut naik. Lalu bagaimana dengan masyarakat Mentawai ? Di Mentawai, harga BBM Rp8.500 per liter termasuk murah. Ratarata masyarakat Mentawai di pusat kecamatan membeli satu liter premium subsidi Rp8.500 per liter di pangkalan dan Rp10 ribu hingga Rp15 ribu di pengecer (itu harga sebelum BBM naik). Jatah di pangkalan biasanya akan habis dalam satu hingga tiga hari hingga kapal BBM datang lagi. Karena itu masyarakat Mentawai sudah terbiasa membeli BBM dengan harga mahal, jauh melebihi harga BBM di perkotaan. Bahkan saat premium subsidi habis, mereka terpaksa membeli pertamax yang dijual penjual BBM eceran. Persoalan yang dihadapi masyarakat Mentawai saat ini adalah kekurangan pasokan BBM. Mereka seringkali rebutan jatah di pangkalan jika ingin dapat harga resmi. Ada kalanya BBM tidak ada di pasaran karena stoknya habis. Jika sudah demikian,aktivitas warga terganggu karena tidak bisa mengoperasikan sepeda motor ataupun boat (perahu mesin). Berkali-kali permintaan penambahan kuota BBM subsidi disampaikan Pemerintah Mentawai ke BPH Migas namun belum juga direspon. Persoalan lain diluar keterbatasan BBM, infrastruktur yang layak untuk mendorong aktivitas ekonomi warga. Saat ini, akses jalan di Mentawai masih terbatas. Meskipun sudah dibuka jalanjalan antar desa dan dusun melalui proyek P2D dan PNPM atau APBD, namun banyak juga diantaranya yang sudah rusak. Akibatnya, biaya membawa hasil kebun ke pasar di pusat kecamatan sangat mahal. Selain itu infrastruktur pelabuhan belum memadai, dari 10 kecamatan yang ada di Mentawai baru lima kecamatan yang bisa disinggahi kapal penumpang. Rencana pemerintah mengalihkan biaya subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur, fasilitas layanan pendidikan dan kesehatan tentu kita apresiasi sebab infrastruktur, layanan pendidikan dan kesehatan yang tidak layak menjadi biang kemiskinan di negara ini. Karena itu kita harus mengawasi pengalihan dana subsidi BBM ini, benarkah sesuai dengan janji Presiden Joko Widodo atau hanya menjadi sumber bancakan korupsi para pejabat ? z

17

Dampak Molornya Pengusulan, Pembahasan dan Penetapan APBD Terhadap Sanksi Administratif kepada Bupati dan DPRD

A

nggaran Pendapatan Belanja Daerah atau yang umum kita kenal singkatan APBD merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Pemerintah untuk dapat membangun infrastruktur dan pembangunan sumberdaya manusia lainnya yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun anggaran yang digunakan adalah bersumber dari pajak dan retribusi yang dibayarkan oleh warga negara berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan, jo Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan selain itu juga dari sumber-sumber yang sah lainnya. Oleh karena itu tentunya dikelola dan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan dan sebagiannya adalah untuk pembiayaan dalam bentuk gaji kepada aparatur yang melayani masyarakat. Dalam pengelolaan tersebut dikaji, ditelaah sesuai kebutuhan berdasarkan skala perioritas yang dapat meningkatkan berdampak pada hajat hidup orang banyak bukan sebaliknya digunakan sewewenang untuk dapat memperkaya diri dan kelompok tertentu. Adapun pelaksanaan APBD tersebut dilakukan secara rutin setiap tahunnya, dimana pada akhir tahunnya berdasarkan evaluasi dan kajian oleh pejabat tertentu sebagaimana yang ditetapkan oleh Peraturan Perundang-undangan di bawah komando Kepala Daerah, dilakukan penyusunan anggaran berdasarkan kebutuhan dan skala perioritas untuk kemudian setelah mendapat persetujuan DPRD selaku wakil rakyat dapat dilaksanakan pada tahun berikutnya. Berdasarkan ketentuan Pasal 311 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, dalam ayat (1) Kepala daerah wajib mengajukan

oleh: Maru Sarejen Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Andalas Padang, Praktisi Hukum LBH Marsa Justitia Padang

rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan untuk memperoleh persetujuan bersama. Dalam ayat (2) Kepala daerah yang tidak mengajukan rancangan Perda tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administrative berupa tidak

tang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun sebagaimana dimaksud ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan selama 6 (enam) bulan. Ayat (3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dikenakan kepada anggota DPRD apabila keterlambatan penetapan APBD disebabkan oleh Kepala daerah terlambat

dibayarkan hak-hak keuangannya yang diatur dalam ketentuan Perundang-undangan selama 6 (enam) bulan. Sedangkan pada ketentuan Pasal 312, dalam ayat (1) Kepala daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Perda tentang APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun. Pada ayat (2) DPRD dan Kepala daerah yang tidak menyetujui bersama rancangan Perda ten-

menyampaikan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD dari jadwal yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Bila mengacu pada ketentuan Pasal 312 ayat (1), Pemerintah Daerah seharusnya sudah menetapkan APBD tahun 2015 paling lambat tanggal 30 November 2014, namun pada kenyataannya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai hingga saat tulisan ini diturunkan, belum menetapkan

bahkan Pemerintah Daerah melalui Bupati selaku Kepala Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai belum mengusulkan rancangan Perda dan APBD untuk dibahas dan disetujui oleh DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai. Hal ini sangat membahayakan dan berdampak negatif baik kepada masyarakat itu sendiri akibat tidak tercapainya realisasi penyerapan anggaran, pihak ketiga selaku penyedia barang dan jasa (ancaman gagal dan putusnya kontrak) untuk pelaksanaan pembangunan maupun Bupati itu sendiri atas ancaman tidak dapat menerima gaji dan pendapatan lain yang diatur dalam Peraturan Perundang-undangan sebagaimana yang diuraikan di atas. Selain dampak itu, akibat kelalaian dan keterlambatan pengusulan pembahasan APBD itu oleh Bupati kepada DPRD, juga dapat berdampak tidak dibahasnya secara teliti, seksama dan kajian-kajian serta telaah baik secara konprehensif baik yuridis maupun berdasarkan azas manfaat efektif, efisien dan berdasarkan keadilan dan azas manfaat, atau pembahasan asalasalan bahkan berpeluang terjadinya praktik mafia anggaran untuk memuluskan anggaran yang lebih cenderung kepada perjalanan dinas dan kegiatan seremonial oleh SKPD dan pejabat tertentu, mata anggaran titipan dan pesanan pihak tertentu untuk dapat memperkaya diri orang-orang dan kelompok tertentu yang mana anggaran tersebut tidak bermanfaat kepada masyarakat, ini dimungkinkan dengan singkatnya waktu pembahasan dari pengusulan (hingga saat ini belum diusulkan) dari target waktu. Akibat lain yang sangat membahayakan setelah penetapan rancangan Perda tentang APBD dan pelaksanaan APBD tersebut berpeluangnya pejabat-pejabat Pemda Kepulauan Mentawai diperiksa bahkan dijadikan ‘tersangka’ oleh aparat penegak hukum sehingga tidak lagi konsentrasi mengurus dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. z


Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Biaya pembangunan yang terbatas menyebabkan mebeler kelas III tidak terbeli.

Siswa Kelas Tiga MIN Sikakap Belajar di Lantai

Supri Lindra

S

iswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sikakap terpaksa mengikuti

pelajaran sambil duduk di lantai karena mebeler sekolah tidak cukup pada Rabu, 26 November. Sebelum memasuki ruangan belajar, 29 siswa tersebut mencopot sepatunya agar lantai keramik yang mereka duduki tidak kotor saat mengikuti pelajaran. Sebagai alas darurat, mereka menggelar 4 lembar plastik putih dan karpet berukuran 2,25 meter persegi. Satu barisan plastik diisi 4-5 siswa. Saat menulis pelajaran dari guru, siswa tersebut terpaksa menunduk sambil bersila, suasana belajar seperti ini telah berlangsung sejak Oktober lalu, sementara kelas lain telah memiliki mebeler. Gedung MIN Sikakap terdiri 4 lokal dengan lantai keramik dibangun dari Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) dana pasca bencana tahun 2012 senilai Rp 339.788.000.

18

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Sebelum ruang kelas ini dibangun sebagian siswa belajar di lokal yang dibangun Dinas Pendidikan Mentawai sebanyak tiga kelas di dekat Mesjid Raya Sikakap, sisanya menumpang di gedung Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA). Setelah gedung baru dibangun, siswa yang dulunya belajar di gedung MDA pindah. Wan Aceh, salah seorang wali murid siswa MIN itu mengatakan, kondisi belajar seperti itu sangat memprihatinkan karena menyebabkan suasana belajar siswa tidak nyaman, “Mengapa pihak sekolah tidak pernah membicarakan hal ini kepada orang tua atau wali murid, kalau pihak sekolah mau mengajak orang tua atau wali murid berunding pasti ada jalan keluarnya,” katanya. Saidina Ali, orang tua murid menyebutkan, sekolah harus berkomunikasi dengan seluruh pihak termasuk komite sekolah mencari solusi masalah tersebut. “Semua pasti selesai andai sekolah mau terbuka,” ujarnya. Sementara Nurbaiti, guru kelas III

Pola Asuh Orang Tua Penentu Karakter Anak SIKAKAP- Pola asuh orang tua ketika anak masih kecil menentukan karakter si anak ketika dewasa, demikian pernyataan anggota Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Sumatera Barat, Robby saat sosialisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Kecamatan Sikakap yang dilaksanakan di aula Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM), Jumat, 7 November. Menurut Robby, jika si anak suka dihardik atau dimarahi orang tuanya kemungkinan besar ketika dewasa anak akan menjadi seorang pemarah. Ia menyebutkan, 50 persen anak tinggal di lingkungan orang tua pelaku kekerasan kebanyakan dilakukan orang terdekat si anak seperti orang tua, teman, dan pacar. “Kontrol orang tua dalam kehidupan sehari-hari sangat penting sekali bagi si anak, anak cenderung menanggung beban terberat dari setiap masalah yang timbul dari masalah orang dewasa, karena banyak masalah dialami anak maka badan PBB sejak tahun 1926 mulai terlibat langsung di dalam perlindungan anak,” katanya. Ihsan Saputra, anggota LPA yang lain menyebutkan, umur dibawah 18 tahun masih dikategorikan anak-anak, masa itu si anak sering mendapat kekerasan di dalam rumah tangga. Ihsan mengatakan prinsip dasar anak perlu perlindungan karena si anak memiliki hak hidup, hak tumbuh dan berkembang, hak mendapatkan perlindungan, partisipasi dan hak mendapatkan pendidikan. “Semua bentuk kekerasan yang dilakukan orang dewasa terhadap anak itu bisa dilaporkan kepada pihak berwajib, baik berbentuk fisik maupun berbentuk non fisik,” ujarnya. Selain di rumah, kata Ihsan, kekerasan terhadap anak juga terjadi di sekolah misalnya si guru memarahi si anak dan langsung mengusir saat jam pelajaran sekolah, “Itu merupakan bentuk kekerasan,” katanya. Lanjut Ihsanm, anak merupakan generasi penerus yang harus dilindungi dan diperlakukan dengan layak. (spr/g)

DI LANTAI Siswa kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sikakap belajar di lantai karena tak memiliki meja dan bangku-

Sekolah MIN Sikakap mengatakan, suasana belajar yang terjadi selama ini tidak efektif karena siswa tidak akan fokus. “Keluhan ini sudah dilaporkan kepada kepala sekolah, tapi belum ada jalan keluar sampai sekarang,” katanya. Yose Roma, Fasilitator PNPMMPd Kecamatan Sikakap mengatakan, dana program hanya sanggup membiayai pembangunan gedung, sementara mebeler tidak. Hal ini menurutnya sudah sesuai dengan permintaan masyarakat waktu Musyawarah Antar Desa (MAD). Menurut Yose, dari anggaran tersedia jika digunakan membeli mebeler

maka lokal yang sanggup dibangun hanya 3 sementara kebutuhan lokal lebih dari itu. Namun setelah dibahas bersama warga diputuskan membangun 4 lokal yang menyebabkan mebeler tidak terbeli karena anggaran habis. Yose berharap, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kepulauan Mentawai harus membantu menyediakan dana pengadaan mebeler agar siswa yang sekarang belajar di lantai mendapatkan bangku dan meja. Kepala MIN Sikakap, Amril Salimin yang dikonfirmasi Puailiggoubat mengatakan, masalah mebeler ini telah dilihat langsung pegawai Kantor Wilayah

Kemenag Sumatra Barat dan Mentawai. “Mereka menyuruh membuat proposal sudah dibuat tapi belum ada jawaban sampai saat ini,” katanya, Senin, 1 Desember. Amril mengaku kecewa sebab sejak berdiri pada 1996, MIN Sikakap tidak pernah diberi bantuan oleh Kanwil Kemenag Sumbar. “Jika dibandingkan dengan MTsN, mereka dapat terus baik mebeler maupun pembangunan gedung, sementara kami tidak,” ujarnya. Memang perencanaan awal, sekolah akan dilengkapi mebeler namun karena lokal yang dibangun menjadi 4 membuat biaya pengadaan mebeler terkuras.(g)

Daudi Kembali Menjadi Ketua Formma PADANG - Daudi Silavanus Satoko terpilih menjadi Ketua Forum Mahasiswa Mentawai (Formma) Sumatra Barat periode 2014-2016 pada musyawarah besar organisasi tersebut yang dilaksanakan di Kantor Komite Nasional Pemuda Indonesia Sumatera Barat, Sabtu (15/11) hingga Minggu, (16/11). Dalam pemilihan tersebut, Daudi mendapat 103 suara mengungguli calon lain Hendri Saleleubaja yang memperoleh 50 suara. Setelah terpilih, Daudi mengatakan, program pertama yang akan dilakukannya menyiapkan administrasi keanggotaan Formma dan mencari sekretariat. “Kita akan validasi lagi keang-

gotaan Formma dan juga mahasiswa Mentawai lainnya yang ada di luar Sumatera Barat, sehingga jelas berapa jumlah mahasiswa Mentawai, di perguruan tinggi mana saja serta data berapa yang tamat setiap tahunnya,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 17 November. Selain itu, Daudi akan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai terkait beasiswa mahasiswa yang tidak mampu dan berprestasi. “Koordinasi dengan pihak kampus juga akan kita lakukan, misalnya meminta dispensasi bila mahasiswa Mentawai terlambat membayar uang kuliah,” ujarnya. Sementara Asisten I Sekretariat

Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Martinus D yang melantik ketua dan pengurus terpilih berharap, aksi positif mahasiswa Mentawai harus lebih nampak ditengah masyarakat. “Boleh melakukan aksi, namun aksinya harus sportif, kegiatannya juga bernilai positif bagi masyarakat, karena mahasiswa merupakan salah satu wadah perjuangan suara masyarakat,” ujarnya. Dalam Mubes Formma ini juga, kembali diterima dan dilantik anggota baru sebanyak 171 orang. Acara penerimaan dan pelantikan anggota baru ini dihadiri Jakop Saguruk, salah seorang anggota DPRD Mentawai. (bs/g)


19 Puailiggoubat

PENDIDIKAN

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Sekolah harus mengeluarkan dana ekstra agar kegiatan belajar mengajar lancar

Fasilitas Belajar SMAN 1 Siberut Tengah Kurang

Siprianus Sababalat

ejumlah fasilitas belajar di SMAN 1 Siberut Tengah seperti internet, komputer, laboratorium belum ada. Buku pelajaran Kurikulum 2013 juga kurang sehingga mereka terpaksa memfotokopi kemudian dibagikan ke semua siswa. Kepala SMAN 1 Siberut Tengah, Rafael Satoko mengatakan, buku pelajaran belum mereka terima satu pun, buku-buku yang selama ini mereka pelajari berasal dari pelatihan yang diikuti beberapa guru. “Anggaran buku sudah ada dan sudah dibayarkan namun bukunya belum dikirim oleh pusat, pengiriman itu kan melalui kantor Pos, sampai sekarang belum ada,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 17 November. Untuk menjamin kelancaran belajar, kata Rafael mereka terpaksa memprint semua buku yang ada karena mesin fotokopi di daerah tersebut belum ada. Selain buku, jaringan internet belum dimiliki sekolah ini sehingga beberapa bahan pelajaran yang bisa diakses secara

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

S

TAMAN - Petak taman yang dibuat di SMAN 1 Siberut Utara dari program Kantor Lingkungan Hidup online tak dapat dilakukan. Termasuk validasi data jumlah murid untuk mengisi Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Rafael mengatakan, mereka hanya mengutus salah seorang guru untuk

memperbaharui data di Padang minimal 3 bulan sekali, kadang 6 bulan sekali. “Akibatnya beban biaya yang ditanggung sekolah untuk transportasi guru mencapai Rp1 juta, belum terma-

suk konsumsi dan akomodasi saat di Padang, dananya menjadi besar karena di sini belum ada jaringan yang mendukung pengiriman data besar,” ujarnya. Menurut Rafael, persoalan ini

sudah sering disampaikan kepada Dinas Pendidikan namun belum ada realisasinya. Peralatan laboratorium, katanya juga belum ada sehingga beberapa pelajaran praktek tidak bisa dilakukan. “Ruangan sudah ada namun peralatan masih kosong sehingga kebanyakan pelajaran seperti IPA hanya berupa teori, hal ini sangat menyulitkan siswa mencerna pelajaran, lampu sekolah juga belum ada, selama ini memakai mesin disel,” katanya. Biaya pengoperasian mesin selama 1-2 jam sehari sebesar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu, gunanya untuk menghidupkan printer Selain fasilitas, SMA ini juga masih kekurangan sejumlah guru bidang studi seperti matematika, kimia dan fisika. “Ketiga pelajaran itu belum ada guru sama sekali, memang ada yang mengajarkan pelajaran tersebut namun bukan bidangnya,” ujarnya. Saat ini jumlah guru PNS sebanyak 5 orang dan guru honor 4 orang ditambah 8 guru kontrak sehingga jumlah menjadi 17 guru. Sementara siswa yang diajar sebanyak 129 orang mulai dari kelas XXII yang berjumlah 6 lokal.(g)

Motif Tato Akan Dijadikan Batik PNS dan Pelajar

MTQ V Mentawai, PUS Kirim 83 Perserta

TUAPEIJAT-Motif tato Mentawai akan dijadikan baju batik untuk PNS dan pelajar di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Motif ini sendiri telah dimiliki Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mentawai pada tahun 2013 yang didapat melalui lomba desain batik motif tato Mentawai. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mentawai, Desti Seminora mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya pelestarian

SIKAKAP - Daerah Pagai Utara Selatan yang terdiri dari 3 kecamatan mengirim 83 peserta mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) V tingkat Kabupaten Kepulauan Mentawai yang digelar di Tuapeijat pada 24-27 November. Peserta dari Kecamatan Sikakap berjumlah 33 peserta, Pagai Utara dan Selatan masing-masing 25 peserta. Peserta tersebut mengikuti beberapa cabang seperti Tilawah, Tartil Qur’an, Syahril Qur’an, Fahmil Qur’an, Adzan, Khutbah Jum’at, Bintang Kasidah,

kekayaan budaya Mentawai yang saat ini makin terkikis. “Kita khawatir tato Mentawai akan hilang karena sebagian besar masyarakat mau ditato yang disebabkan larangan agama dan sekolah. Kalau tidak dicari jalan keluarnya, tato ini akan hilang,” katanya kepada Puailiggoubat, Kamis, 27 November. Beberapa daerah yang menjadi basis budaya tato seperti Matotonan, menurut Desti sudah muncul larangan bertato dari agama yang masuk ke FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

DESAIN BATIK - Salah satu desain batik bermotif biota laut Mentawai yang diikutsertakan dalam lomba desain batik Mentawai.

daerah itu. “Seperti di Matotonan dan daerah kawasan budaya lainnya agama yang melarang tato ini sudah mulai masuk. Ini menjadi salah satu tantangan kita dan keresahan kita akan akan kelestarian tato Mentawai,” ujarnya. Menurut Desti, penuangan tato ke dalam kain batik hampir sama dengan pembuatan tato pada tubuh hanya berbeda wadah. “Tato itu rangkaian titik dan batik merangkai titik, makanya kita mengadakan lomba membuat batik Mentawai bermotif tato. Sekarang tinggal dikembangkan, dan ada yang bisa dikembangkan,” ujarnya. Desti menyebutkan, dalam lomba desain batik motif tato bahan yang masuk sekitar 60-an, 5 desainer batik tersebut berasal dari Mentawai. “Kita sudah umumkan pemenangnya. Generasi Mentawai yang memberikan desainnya kita apresiasi, ke depan kita akan jadikan mereka sebagai tim kreatif kita,” ujarnya. Hasil desain batik tato ini, lanjut Desti telah diberikan kepada Sekda yang direncanakan menjadi batik PNS dan baju pelajar yang dipakai pada hari Kamis. “Batik ini juga akan dijadikan oleh-oleh kepada wisatawan yang datang ke Mentawai,” ujarnya.(bs/g)

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

PELEPASAN KONTINGEN Pelepasan kotingen MTQ Pagai Utara Selatan

Hifzil Qur’an, dan Sholat berjamaah. Kepala Kantor Utusan Agama Pagai Utara Selatan, Alri Arman mengatakan, saat MTQ IV di Kecamatan Siberut Selatan, kontingen Sikakap mendapatkan juara III. “Seluruh kontingen MTQ baik dari Kecamatan Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan merupakan manusia pilihan dan terbaik dari yang terbaik, untuk itu berikanlah prestasi terbaik untuk masyarakat di setiap kecamatan yang anda wakilkan, dengan prestasilah bisa mengharumkan nama daerah masing-masing,” katanya. (spr/g)


20

Puailiggoubat

PENDIDIKAN

NO. 301, 1 - 14 November 2014

Susahnya ekonomi keluarga tak membuat pelajar dari kampung berhenti sekolah

Merajut Masa Depan di Tengah Himpitan Ekonomi

Rinto Robertus Sanene’

epi terasa sore itu, matahari yang dibalut mendung pertanda akan hujan membuat penghuni pondokan pelajar di sepanjang jalan Dusun Koromimit Monga Dusun Pangasaat Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah memilih mengurung diri di dalam. Puluhan pondokan kecil yang hanya berukuran sekitar 4x4 meter ini merupakan tempat tinggal pelajar asal Desa Subelen, Cimpungan dan dusun-dusun jauh dari Saibi Samukop yang berasal dari Simatalu. Di salah satu pondok tersebut duduk Ningsih Tasilipet, siswa kelas XII IPS SMAN 1 Siberut Tengah yang baru pulang praktik pendidikan jasmani di sekolah sambil menikmati segelas air putih. Ningsih tinggal bersama dua adiknya Andra, kelas 7 dan Ator, kelas 9, siswa SMPN 1 Siberut Tengah asal Subelen, Cimpungan. Pondok tempat tinggal mereka berukuran sangat kecil, satu ruangan tempat tidur yang sempit untuk bertiga dan sudah termasuk ruangan belajar serta tempat lemari baju, dua ruangan kecil dan sempit dijadikan teras sekaligus dapur. “Pondok kami ini dibuat orang tua sejak tiga tahun lalu, karna memang tak ada tempa lain,” kata Ningsih. Ningsih sudah 5 tahun bersekolah di Siberut Tengah, “Tinggal di pondok ini memang tidak menyenangkan karena

FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

S

PONDOKAN SISWA - Salah satu pondokan pelajar di Dusun Seay Baru, Desa Sikakap terlalu bebas dan jauh dari pengawasan orang tua yang tinggal di kampung, tapi mau gimana lagi demi sekolah harus bertahan,” ujarnya. Ia mengatakan, kesulitan ekonomi orang tua yang bekerja sebagai tukang potong (chainshaw) kayu dan bersawah membuat dirinya dan saudaranya tak berharap banyak. Mereka sudah bersyukur jika orang tua dari kampung mengantar makanan berupa beras sebanyak 20 kilogram, pisang dan sagu dengan pompong.

Mendikbud Minta Pemda Analisis Kondisi Pendidikan Daerah JAKARTA-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan meminta pemerintah daerah menganalisis kondisi pendidikan untuk memperoleh solusi memajukan pendidikan di daerahnya masing-masing. Anies Baswedan mengatakan, data terkini menggambarkan 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar pelayanan minimal. “Kondisi pendidikan saat ini sedang bermasalah,” katanya saat bersilaturahmi dengan 650 kepala dinas provinsi, kabupaten dan kota di kantornya, Senin, 1 Desember. Ia meminta, pemda tidak menganggap enteng masalah tersebut tapi segera turun tangan mengatasi persoalan ini. Pihaknya membuka diri berdiskusi dengan pemda menemukan Anies Baswedan solusi terbaik, menurutnya kemendikbud buka lagi instruksional tapi sebagai fasilitator dan mentor. Menurut Anies, kondisi geografis tidak boleh menjadi hambatan memajukan pendidikan di Indonesia. “Pemerintah sudah tidak bisa lagi mohon maaf pada anak-anak. Di tahun tersebut, di setiap titik dan setiap tempat semua harus sudah tercerdaskan,” ujarnya.(g)

“Kami cukup senang karena makanan tidak kekurangan dan selalu tersedia, kalau uang seminggu dikirim sebanyak Rp100 ribu tak mencukupi, uang itu kami gunakan membeli minyak tanah untuk lampu dinding dan memasak,” katanya. Namun yang menjadi beban pikiran Ningsih saat ini adalah kelanjutan pendidikan setamat SMA nanti mengingat keterbatasan ekonomi orang tuanya ditambah adik-adiknya yang juga mesti ditanggung.

“Kalau tamat ingin kuliah, tapi kasihan orang tua makin terbebani,” ujarnya. Tak jauh dari pondok Ningsih, terdapat sebuah rumah berukuran sedang yang dihuni pelajar dari Desa Simatalu, Siberut Barat yang kehidupannya tak kalah memprihatinkan. Purwanto Sagari (16), salah seorang penghuni pondok dari Simatalu tersebut menyebutkan, pondok yang ditempatinya saat ini milik Marinus yang dulunya pernah mengajar di SMPN 1

Siberut Tengah tempat ia menimba ilmu. “Dulunya beliau tinggal bersama 3 kawan dari Simatalu, ketika ia pindah kami minta kepadanya untuk menempati rumah ini,” katanya. Rumah tersebut memiliki tiga kamar, dua yang dipakai multi fungsi, satu lagi kosong dan satu ruangan dapur yang berantakan. Purwanto menuturkan, terkadang mereka kesulitan mendapat makanan ketika tinggal jauh dari orang tua. “Kami kadang tidak makan ketika kiriman dari kampung terlambat datang, kiriman itu datang terkadang 2 bulan sekali,” tuturnya. Ia mengatakan, pasokan makanan biasanya diantarkan orang tua dengan berjalan kaki di hutan belantara yang memakan waktu hingga 2 hari. Biasanya mereka membawa 2 karung sagu dan ditambah uang Rp50 ribu. “Kalau rasa lapar tak bisa ditahan saya tidak masuk sekolah, untuk memenuhi kebutuhan kami mencari pekerjaan terserah dibayar berapa saja asal dapat makan sambil menunggu kiriman,” ujarnya. Jika sedang libur sekolah, Purwanto dan teman sekampungnya tidak pulang, mereka memilih mencari kerja. “Kalau liburnya panjang kami juga sesekali pulang,” ujarnya. Meski kehidupannya sulit, Purwanto mengaku tetap semangat bersekolah dengan harapan suatu saat nanti kehidupannya lebih baik.(g)

Guru SMAN 1 Siberut Tengah Kesulitan Terapkan K13 SAIBI SAMUKOP-Guru SMAN 1 Siberut Tengah kesulitan menerapkan Kurikulum 2013 (K13) karena buku pelajaran belum ada. Wakil Kurikulum 2013 SMAN 1 Siberut Tengah, Ari Gusti Naldi mengatakan, mengajarkan kurikulum baru ini dimulai dari 1-100 persen, namun mewujudkan hal itu sangat sulit. “Mengajar K13 ini sama dengan konsep kuliah dengan menitikberatkan keaktifan siswa namun itu tak mudah karena buku pedoman siswa belum ada, sekarang penerapannya baru 5060 persen,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 24 November. Sejak keputusan pemerintah mengharuskan mengajarkan K13, Ari menyebutkan hanya memiliki 1 buku pegangan yang didapat saat pelatihan di Padang dalam bentuk fotokopi. Ketika belajar siswa sangat sulit menangkap pelajaran karena mereka tidak memiliki buku pegangan yang membuat dirinya menjelaskan seperti

layaknya saat menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sementara Sirman Sageileppak, guru kontrak yang mengajar di SMA tersebut menyebutkan, sekolahnya

masih menerapkan KTSP. “Sistim pelajaran yang diterapkan selama ini belum K13, karena tidak mungkin menerapkan kurikulum baru tersebut jika buku tidak ada,” ujarnya.(g) FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

TEROBOS HUJAN - Pelajar SMPN 1 Siberut Utara menerobos hujan saat pulang sekolah


21 Puailiggoubat

EKOKER

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Pembangunan kawasan ini diharapkan meningkatkan ekonomi warga setempat

Pantai Mapaddegat Akan Jadi Kawasan Wisata Berbasis Masyarakat FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Bambang Sagurung

inas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Mentawai akan menjadikan Mapaddegat, Desa Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara sebagai kawasan wisata berbasis masyarakat. “Tahun depan kita akan membangun destinasi Mapaddegat karena aktifitas banyak disana yaitu aktifitas laut, menyelam dan selancar, selain indah Mapaddegat dekat dengan ibu kota kabupaten,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mentawai Desti Seminora kepada Puailiggoubat, Kamis, 27 November. Desti mengatakan, perencanaan Mapaddegat sebagai sebagai daerah tujuan wisata telah dimulai pada 2012, sementara aktifitas pembangunan infrastruktur pendukung berupa tiga unit gerbang yang tersebar di simpang jalan menuju Mapaddegat, depan kantor bupati dan di bagian Jati menuju Mapaddegat dimulai pada 2015. Dengan membangun gerbang di Jati dan Mapaddegat, pihaknya akan melanjutkan pengerjaan jalan dari Jati menuju Mapaddegat yang terputus dan membuka kembali akses jalan dari depan kantor bupati menuju Mapaddegat. Selain gerbang, juga akan dibangun uma,

D

digarap hanya 13,42 hektar. “Konsep tidak menghilangkan bangunan yang ada, pembangunan dilakukan pada daerah yang ko-song,” ujarnya. Asisten II Sekretariat Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Nurdin berharap, warga setempat mendukung rencana tersebut. “Kita mengharapkan dukungan masyarakat daBERSELANCAR - Anak-anak berselancar di pantai Mapaddegat, Tuapeijat, daerah ini akan dijadikan ri segi lahan yang destinasi wisata berbasis masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada 2015 dibutuhkan. Dan cafe, kawasan parkir, toilet dan menara pemantau. “Target pembangunan kawasan wisata ini selama lima tahun hingga sampai pada pengelolaan,” ujarnya. Desti berharap, pembangunan wisata berbasis masyarakat di kawasan Mapaddegat akan meningkatkan ekonomi warga dalam bentuk transaksi barang kerajinan, perhotelan akan membutuhkan tenaga kerja, ibu-ibu

setempat akan dilatih membuat masakan bagi wisatawan dan pertambahan retribusi masuk kawasan. “Artinya masyarakat setempat menjadi pemeran utama dalam destinasi wisata,” ujarnya. Menurut SK Bupati Mentawai, luas kawasan yang akan dijadikan destinasi wisata di Mapaddegat 145,20 hektar. Untuk lima tahun pertama yang dimulai tahun depan, luas areal yang akan

Ongkos Ojek Menjemput Raskin Mahal di Sikakap SIKAKAP-Minimnya ongkos distribusi yang disediakan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumatera Barat memaksa warga mengeluarkan ongkos besar untuk menjemput beras raskin (raskin) di gudang kecamatan Sikakap. Kepala Dusun Tak Monga, Desa Matobe, Enos mengatakan, tiap warga Rumah Tangga Sasaran (RTS) di daerahnya mendapat 10 karung beras yang beratnya masing-masing 15 kilogram. Sekilo beras dibeli Rp1.600. “Warga yang mendapat jatah disarankan mengambil sendiri di gudang tumpuk Desa Sikakap dan langsung mencarikan ojek sendiri, kita hanya memfasilitasi,” katanya kepada Puailiggoubat di sela pendistribusian raskin, Senin, 17 November Enos menyebutkan, bagi warga tak bisa datang ke gudang tumpuk maka pihak dusun membantu mengangkut dengan cara si penerima raskin menyediakan ongkos ojek Rp 40 ribuRp 60 ribu tergantung jarak. Suparman, warga Dusun Tak Monga, Matobe menyebutkan, warga

yang memiliki sepeda motor dapat menjemput sampai ke gudang tumpuk. Sementara yang tidak punya, katanya, harus mengeluarkan biaya mahal yang mencapai Rp60 ribu. “Jatah raskin yang kami terima 10 karung, harga beras raskinnya tak mahal, yang mahal itu ongkos ojek untuk mengangkut beras,” ujarnya. Sementara Kepala Dusun Sikakap Timur, Ismen Saputra, mengatakan harga jual beras kepada warga Rp2 ribu per kilogram dengan rincian harga raskin Rp1.600 per kilogram ditambah biaya transportasi Rp400 per kilogram. “Dana transportasi tersebut gunanya untuk membayar ongkos mobil, buruh yang mengangkut beras sampai ke RTS, karena jumlah RTS tidak sesuai, jatah beras raskin untuk RTS di Dusun Sikakap Timur hanya 7 karung,” ujarnya. Sebelumnya, Horma Bilsan Saleleubaja, staf Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Mentawai mengatakan, dana penyaluran raskin dari Padang ke

gudang kecamatan ditanggung Bulog. Sementara dana pendistribusian beras dari kecamatan ke desa sampai dusun diserahkan kepada kecamatan. “Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak menyediakan dana pendamping penyaluran raskin,” katanya kepada Puailiggoubat. Menurut Horma, harga jual raskin yang ditetapkan Rp1.600 per kilogram, harga itu tidak boleh ditambah, sementara biaya transportasi boleh dipungut jika disepakati warga. Raskin ditargetkan mencukupi kebutuhan pangan warga setahun. Sementara Penanggungjawab Pendistribusian raskin Kecamatan Sikakap, Frans Karel membenarkan pembiayaan penyaluran ke desa-desa diserahkan kepada kecamatan. “Biaya distribusi diambil atas keputusan desa dan dusun beserta warganya,” katanya. Distribusi kali ini, Kecamatan Sikakap mendapat 347.760 kilogram raskin yang dibagikan kepada 1.932 kepala keluarga. (spr/g)

kita berharap pembangunan kawasan

wisata ini berjalan sesuai de-ngan yang diren-canakan, anggaran pembangunannya bersumber dari APBD Mentawai, APBD Provinsi dan APBN,” katanya dalam sosialisasi rencana pembangunan kawasan wisata Mapaddegat yang dihadiri perwakilan masyarakat dan pemilik tanah ulayat. Kepala Dusun Mapaddegat, Pusuibiat menyambut baik rencana tersebut, namun ia meminta status tanah diperjelas. “Status tanah harus jelas, titiknya harus jelas sehingga tidak bermasalah di kemudian hari,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Martinus D, Asisten I Bidang Pemerintahan meminta persoalan tanah yang akan dijadikan lokasi wisata Mapaddegat harus jelas. “Kita akan bicarakan dengan pemilik-pemilik tanah, kalau dihibah maka suratnya harus jelas, kalau dijual harganya juga jangan terlalu tinggi karena ini untuk pembangunan kita juga,” ujarnya. (g)

Ikan Perairan Mentawai Dinikmati Nelayan Luar SIKAKAP - Ikan di perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai hanya dinikmati nelayan luar yang berasal dari Sibolga, Aceh dan Jakarta, demikian disampaikan Kepala Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Kecamatan Sikakap, Hardimasyah saat sosialisasi PT. Suzuki di Aula Perikanan Pantai Sikakap, Rabu, 19 November. “Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Mentawai luas perairan tangkap nelayan Mentawai mencapai 35 hektar persegi, namun yang diolah hanya 4 persen, “ katanya Hardimasyah menyebutkan, penangkapan ikan tuna sirip biru dalam jumlah besar dilakukan nelayan dari luar Mentawai. Nelayan luar tersebut menggunakan peralatan tangkap yang lebih canggih sementara nelayan lokal hanya memakai peralatan tradisional meski jumlah mereka mencapai 35 ribu. Dari 35 ribu nelayan tersebut, kata Hardimasyah, pengguna speedboat termasuk pompong hanya 2 persen. “Karena keterbatasan peralatan tersebut, nelayan lokal hanya menangkap ikan di sekitar perairan tempat tinggalnya saja,” ujarnya. Untuk menjawab tantangan tersebut, Hardimasyah menargetkan ke depan semua nelayan memiliki armada, mesin boat dan alat tangkap, supaya ikan di perairan Mentawai dinikmati nelayan lokal sehingga ekonomi masyarakat meningkat. (spr/g) FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

TANGKAPAN NELAYAN Nelayan di Muara Siberut mengumpul ikan hasil tangkapan


22

Puailiggoubat

EKOKER

NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Dana yang dibagikan senilai Rp400 ribu untuk jatah 2 bulan

Supri Lindra

Kantor Pos dan Giro Sikakap Bagikan Dana PSKS FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

S

ebanyak 763 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Sikakap mendapat dana Program Sim-

panan Keluarga Sejahtera (PSKS), Dana tersebut telah dicairkan oleh Kantor Pos dan Giro Sikakap, Rabu, 26 November Petugas Pos dan Giro Desa Sikakap, Edi Sumarno mengatakan, dana PSKS provinsi sudah dibagikan sejak 18 November. Edi menghimbau, masyarakat yang memiliki kartu perlindungan sosial segera ke kantor Pos untuk mencairkan dana tersebut. Dana yang dibagikan sekaligus untuk dua bulan yakni November dan Desember, sebesar Rp200 ribu per bulan. “Setelah saya pergi ke Padang barulah diketahui untuk Desa Sikakap pembagian dana PSKS bisa dibagikan hari ini, itu setelah mendapatkan informasi dari Pos dan Giro di Padang, pihak Pos dan Giro hanya sebagai pembagi dana saja,” katanya Meski kartu PSKS belum dibagikan, Edi menyebutkan, masyarakat penerima bantuan kompensasi kenaikan

KOMPENSASI KENAIKAN BBM - Warga Sikakap menjemput dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kantor Pos dan Giro Sikakap harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa membawa kartu perlindungan sosial

yang diberikan pada jaman Presiden Susilo Bambang Yudoyono serta

Nelayan Sikakap Minta HNSI Cari Penampung Ikan SIKAKAP- Nelayan di Kecamatan Sikakap meminta pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Sikakap dan Kabupaten Kepulauan Mentawai mencari pasar sekaligus penampungan ikan hasil tangkapan mereka. Firdaus Taileleu, Nelayan Sikakap mengatakan, masalah yang membelit nelayan selama ini berupa pasar yang lebih luas karena jika dijual di Sikakap harga jual sering anjlok ketika banjir

ikan. “Sekarang yang harus dipikirkan pengurus HNSI baik kecamatan maupun kabupaten memberikan solusi pemasaran ikan supaya harga ikan stabil,” katanya, Rabu, 19 November. Malaim, nelayan lain menyebutkan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berpengaruh terhadap ekonomi nelayan karena harga premium naik menjadi Rp9-10 ribu per liter yang dulunya hanya Rp7 ribu per liFOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

NELAYAN KERAPU - -Nelayan keramba jaring apung Desa Sikakap memberikan pakan ikan kerapu

ter sementara harga ikan tergantung jumlah tangkapan. Keterbatasan pasar, menurut Malaim menyebabkan penjual ikan di pasar Masabuk, Dusun Sikakap Barat, bersaing menjual ikan, apalagi ketika ikan banyak. Seperti ikan gurigak yang berukuran dua jari orang dewasa dengan panjang sekitar 8 Centimeter sebanyak 15 ekor dijual Rp20 ribu. “Sementara modal melaut membutuhkan dana paling sedikit Rp100 ribu, kalau ada penampung tentu harga ikan akan tetap stabil,” ujarnya. Kepala Balai Benih Ikan Pantai Desa Sikakap, Hardimansyah membenarkan, harga ikan anjlok ketika banjir ikan sebab nelayan binggung akan dijual kemana karena satu-satunya pasar hanya di Dusun Sikakap Timur. Menanggapi permintaan tersebut, Ketua HNSI Kabupaten Kepulauan Mentawai, Junaedi mengatakan, pihaknya tengah berusaha mencari ‘bapak angkat’ agar ikan dari nelayan di Mentawai ada yang menampung. “Keluhan itu memang kerap disampaikan oleh nelayan dan saat ini kita tengah menmgusahakan pasar untuk mereka,” ujarnya. (spr/g)

membawa fotokopi KTP sebanyak 2 lembar. “Jika persyaratan itu dipenuhi

warga langsung ke kantor dan mendapat uang Rp400 ribu untuk jatah dua bulan,” ujarnya. Edi mengatakan, kartu PSKS merupakan kartu yang dibagikan oleh Pemerintah Joko Widodo untuk warga miskin. Ia menyebutkan sebelum 20 desember semua dana sudah disalurkan karena lewat dari itu dana kembali ke kas negara. Anto (38), salah seorang penerima dana PSKS mengatakan, uang Rp400 ribu ini akan digunakan membeli kebutuhan anak sekolah seperti buku, pencil, pena, sepatu, seragam sekolah dan sepatu. Sisanya digunakan membeli kebutuhan harian,”harapan saya bantuan ini akan tetap terus berlanjut, supaya dananya bisa digunakan untuk keperluan lainnya,” katanya. Rospita (25), penerima dari Dusun Berkat Lama menyebutkan, dana PSKS digunakan membeli kebutuhan seharihari seperti beras, cabai, gula, minyak manis dan telur. Menurut Rospita, pencairan dana tidak sulit, tinggal keluarkan kartu dan fotokopi KTP petugas langsung mencairkan dana sebanyak Rp400 ribu. (g)

Harga Cabai Rp110 Ribu di Sikakap SIKAKAP-Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menyebabkan kenaikan harga cabai di Kecamatan Sikakap menjadi Rp110 ribu per kilogram pada Jumat, 21 November. Seminggu sebelum kenaikan BBM, harga sudah berangsur naik menjadi Rp85 ribu per kilogram dan setelah pengumuman harga langsung melesat. Hendara Tamar, pedagang sembako di Desa Sikakap mengatakan, kenaikan harga cabai merah disebabkan banyaknya petani yang gagal panen akibat banjir, longsor dan musim hujan, juga akibat kenaikan biaya distribusi barang karena pengurangan subsidi BBM. “Waktu isu akan kenaikan BBM harga sembako sudah mulai naik, apa lagi sekarang sudah naik, akibatnya berpengaruh dengan hasil jual, biasanya dalam satu hari penjualan bisa Rp2 juta, saat keluar isu kenaikan penghasilan sudah mulai berkurang tinggal Rp1 juta, ditambah sekarang BBM sudah naik penjualan per hari hanya Rp500 ribu-Rp700 ribu,” katanya. Menurut Hendra, sebelum BBM naik modal untuk membeli cabai sebanyak 30 Kilogram hanya Rp1 juta, namun ketika naik dengan modal yang sama hanya mampu membeli cabai 20 kilogram. Rahma (42), salah seorang ibu rumah tangga menyebutkan, sudah sebulan harga bahan pokok naik di Sikakap. Kenaikan harga tersebut menyebabkan berkurangnya daya beli masyarakat, biasanya dengan uang Rp50 ribu dapat membeli sekilo cabai ditambah bawang merah seperempat kilo, tapi sekarang tak cukup karena cabai naik menjadi Rp110 per Kilogram. “Dahulu dengan uang Rp110 ribu sudah dapat membeli tomat, bawang merah, cabai merah, dan telur sebelum BBM naik, tapi sekarang uang sebanyak itu hanya dapat 1 kilogram cabai,” ujarnya. Marni (54), ibu lain mengatakan, tiap tahun harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, akibatnya warga mengurangi jumlah belanja. (spr/g)


23

Puailiggoubat NO. 301, 1 - 14 Desember 2014

Suara Daun

U

pacara adat merupakan tradisi atau kebiasaan yang sifatnya sangat sakral dan mempunyai pantangan tersendiri saat upacara adat sedang dilaksanakan ataupun saat proses pelaksanaan yang sifatnya mengikat pada pihak yang melakukan upacara adat tersebut baik perorangan ataupun kelompok. Bagi orang Mentawai, upacara adat merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan per individu ataupun kelompok, karena menyangkut keselamatan nyawa. Istilah upacara adat yang sering didengar ataupun dibaca dalam bahasa Mentawai disebut puliaijat/lia. Upacara perkawinan di Mentawai yang lazim disebut dengan istilah pangureijat. Dalam pemilihan jodoh, di Mentawai tidak sama dengan di daerah lain. Masyarakat Mentawai mempunyai larangan atau pantangan dalam memilih jodoh. Bagi orang Mentawai, baik seorang laki-laki atau seorang perempuan dilarang keras kawin atau menikah dengan se-suku ataupun di luar sukunya yang masih memiliki hubungan kekerabatan yang dekat atau masih memiliki pertalian darah. Sedangkan sebagian daerah lain masih membolehkan untuk kawin atau menikah dengan seseorang yang masih ada hubungan kekerabatan yang dekat, misalnya di daerah Sumatra Utara yang membolehkan kawin atau menikah yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Jika seorang laki-laki sudah menemukan seorang perempuan yang diinginkan untuk menjadi istrinya maka ada beberapa tahap yang harus dilalui. Di Siberut Selatan, khususnya di Silaoinan tahap awal komunikasi dilakukan oleh ibu si laki-laki kepada ibu si perempuan tentang hubungan anak mereka. Pada kesempatan itu ibu laki-laki sudah menyiapkan dan membawa barang seperti kain panjang atau perhiasan manik-manik. Jika ibu si perempuan menyetujui anaknya dilamar maka saat itulah barang yang dibawa ibu laki-laki tadi diberikan kepada ibu perempuan sebagai alaket atau tanda ikatan yang bisa dikatakan sebagai tanda pertunangan (Tarida Hernawati dalam Uma). Setelah selesai proses pertunangan dilanjutkan dengan proses pemberian beberapa barang oleh pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan. Acara dari keluarga laki-laki ke rumah keluarga perempuan disebut pasoga. Barangbarang tersebut dijadikan sebagai hadiah atau tanda mata, seperti kuali, ayam, dan pohon kelapa (Tarida Hernawati dalam Uma). Mungkin lebih tepat kalau barangbarang tersebut diartikan sebagai perjanjian ataupun sebagai kata sepakat atau setuju antara pihak keluarga laki-laki dan pihak keluarga

Gerson Merari Saleleubaja

Bersiap Pulang Kampung

T

Liat Toga oleh: Alfonsus Alvian Sapeai Juara I Lomba Penulisan Budaya Mentawai Kategori Guru yang diadakan YCMM perempuan, hal ini juga sebagai bukti bahwa pihak keluarga laki-laki sungguh-sungguh meminang anak perempuan tersebut. Mengapa demikian, karena setelah pihak keluarga laki-laki menyerahkan barang-barang kepada keluarga perempuan tersebut, maka anak perempuan tersebut sudah dibolehkan dibawa ke rumah keluarga laki-laki. Ada upacara yang kadang-kadang sering dilupakan oleh banyak kalangan di Mentawai setelah si perempuan yang akan jadi calon istri sudah berada di rumah keluarga lakilaki yang akan jadi calon suaminya. Upacara adat tersebut sering disebut dengan istilah punen liat toga dalam bahasa Siberut Selatan khususnya daerah Silaoinan, ataupun sering disebut dengan istilah punen renden kolui di Siberut Utara. Karena di Mentawai proses upacaranya kadang dilaksanakan sebelum pesta perkawinan (pangureijat), tapi kadangkala setelah upacara pesta perkawinan dilaksanakan. Tergantung kesepakatan bersama antara pihak keluarga laki-laki dan pihak keluarga perempuan. Kadang kala ada aturan adat yang mengikat dan berlaku di masyarakat setempat. Sebutan lia toga/liat toga di masyarakat Mentawai di Siberut Selatan khususnya di daerah Silaoinan punya dua pengertian. Pengertian pertama ditujukan pada anak yang baru lahir dari kandungan seorang ibu.

Pengertian yang kedua ditujukan pada seseorang yang memasuki keluarga orang lain, dalam konteks sebagai istri atau calon istri yang masuk ke keluarga laki-laki sebagai suami atau calon suaminya. Sebutan lia/liat toga pada pengertian pertama di atas memiliki istilah atau sebutan yang lebih khusus lagi, yaitu dengan istilah nemnem kabei. Lia toga dan nemnem kabei mempunyai maksa sama. Lia toga mengandung makna mensyukuri lahirnya seorang anak dari kandungan seorang ibu dengan selamat. Sedangkan nemnem kabei, kalau dilihat dari katanya yaitu; nemnem dan kabei. Nemnem dalam bahasa Indonesia disebut rendam. Sedangkan kabei dalam bahasa Indonesia disebut tangan. Sebutan nemnem kabei memang tepat, karena dalam prosesi upacaranya nanti ada kegiatan merendam tangan dalam sebuah bejana. Namun punya makna yang sama dengan lia toga yang diuraikan di atas yaitu mensyukuri lahirnya seorang anak dari kandungan seorang ibu dengan selamat. Karena selama anak dalam kandungan seorang ibu, orang tua si anak baik ibu atau ayah berpantang dalam pekerjaan, dan bahkan tidak boleh bekerja sama sekali. Dengan proses upacara nemnem kabei orang tua sudah boleh bekerja seperti biasanya, artinya tidak ada yang mengikat lagi. Itulah dibuat upacara adat yang disebut punen nemnem

kabei. Di Mentawai upacara liat toga sibau atau renden kolui merupakan proses upacara adat yang wajib dilaksanakan dan berlaku di masyarakat Mentawai. Di daerah Silaoinan Siberut Selatan, upacara liat toga biasanya dilaksanakan pada saat si perempuan sudah berada di rumah keluarga laki-laki. Upacara liat toga dan punen renden kolui adalah dua kata yang berbeda namun maksud dan makna dari upacara adat tersebut sama. Hal ini hanyalah perbedaan bahasa dan istilah saja, yang satu istilah Silaoinan dan yang kedua istilah Sikabaluan. Perbedaan dari segi bahasa tidak menurunkan tujuan, arti dan makna dari upacara tersebut. Dalam proses upacara adat liat toga di Silaoinan dengan upacara renden kolui di daerah Siberut Utara sungguh jauh berbeda, hal ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor geografis dan faktor budaya. Dilihat dari segi letak geografisnya, Silaonan jauh dari kecamatan Siberut Selatan dan daerahnya terpencil sehingga aktivitas dan kehidupan masyarakatnya lebih bergantung pada alam. Sedangkan di daerah Siberut Utara misalnya, Sikabaluan dari segi geografisnya berada di kecamatan, aktivitas masyarakatnya lebih beragam. (bersambung ke edisi depan)

ak terasa kini kita sudah memasuki bulan ke-12 tahun ini, sekitar 30 hari kita akan melewati tahun ini dan memasuki tahun baru 2015. Sebagian besar warga Mentawai terutama penganut kristen, minggu-minggu pada Desember mulai mempersiapkan diri menyambut Natal 2014 dan Tahun Baru 2015. Ini sudah menjadi tradisi tahunan bagi masyarakat di kabupaten ini. Beberapa yang merantau mungkin sudah mulai berhitung hari kapan akan pulang ke kampung halaman merayakan Natal dengan lebih sumringah. Selain mempersiapkan barang apa saja yang akan dibawa, kita tak boleh lupa mempersiapkan jiwa secara menyeluruh. Bersihkan hati, demikian wejangan para ahli agama. Sebagian orang saat ini mungkin sudah tanya ke sana sini jadwal keberangkatan kapal, Oh ya satu hal ini tak boleh dilupakan. Karena masalah transportasi di Mentawai menjadi hambatan saat pulang kampung. Kapal angkutan selalu sesak bahkan sebagian penumpang tidur di tempat yang tak selayaknya di tempati, sejajar dengan kandang ayam potong yang diangkut ke pulau itu. Kondisi ini tentunya tak menyenangkan, apalagi kabar terakhir warga di kepulauan ini kerap dikecewakan layanan kapal antarpulau yang melayani pelayaran lokal. Ini sungguh menyedihkan di saat warga membutuhkan sarana transportasi, kapal ngadat dengan dalih BBM. Di pengujung tahun ini kita berharap dinas terkait berkerja ekstra dan memberikan terobosan agar perjalanan seluruh warga ke daerah lancar, aman dan nyaman. Terakhir mari kita redam hati kita dari gejolak politik di negeri ini, misalnya seperti yang terjadi antara KMP dan KIH atau Golkar.***


Potret

Puailiggoubat NO. 301, 1 - 15 Desember 2014

24

Budi Daya Tanaman Organik di Mentawai P

ada 29 November 2014 Divisi Organisasi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Yayasan Citra Mandiri mengadakan pelatihan tanaman orga-nik kepada ibu-ibu

Goiso’ Oinan, Sipora Utara. Pelatihan tersebut beru-pa pembuatan kompos dan pembuat-an pestisida dari alam (nonkimia). Pelatihan ini ditujukan untuk

memberi pengetahuan kepada ibu-ibu mengembangkan pertanian di daerahnya dengan prinsip ramah lingkungan dan hemat, karena bahan yang digunakan berasal dari bahan

Kotoran ternak bahan kompos

lokal yang gampang didapat. Dengan penggunaan bahan alami tersebut, kualitas tanaman lebih baik dan kesuburan tanah terjaga. Sistim ini cocok dikembangkan di Kabupaten

Kepulauan Mentawai untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga sekaligus melestarikan alam. Teks Gerson Merari Saleleubaja.\ Foto: Nikman Sanenek


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.