Edisi 279

Page 1

4

HARGA BARANG MERANGKAK NAIK JELANG NATAL DAN TAHUN BARU MENTAWAINEWS

6

PENDIDIKAN

Tabloid Alternatif Dwimingguan

20

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

SELURUH SD DI MENTAWAI TERAPKAN BUMEN PADA 2014 1

No

-1 T . 2 4 ah 79 Ja u nu n X ar II i2 01 4

HARGA ECERAN RP 3000

MENTAWAINEWS

PEMERINTAH TARGETKAN PAD SEKTOR PARIWISATA TAHUN 2014


Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

Uggla Pasilepakat lalep sipulelek ka pangampulat rura nene’ tak momoi kalulut pasiabanan loinak ka pulaggaijat bagei tak pei alepak—3 Obaket ka Mentawai tau sarat surfing tapoi guruk pagailaiyat arat laggai bulat maeruk leu et ka Sabirut - 4 Togat sikolah sibara ka Simatalu Kecamatan Siberut Barat sipusisikolah ka Sikabaluan, Siberut Utara, mabesik tubudda toili ka pulaggajatda ka teteret Natal kalulut tak goisok bulagat rabelaakek - 5 Sakit galajet tusakai barania ka Rp1.000 teret Rp35 ribu , galajet nenda kaujet ka natal samba tahun baru - 6 Kalelepakna enungan ka Kecamatan Siberut Utara ibailiu maeruk rapuenunga sia sibara ka Sikabaluan mei ka katujologat kapak ka Pokai - 7 Nganturat arat laggai sibailiu bakkat Purimanuaijat sipulelek sibara - 20 Tularat batik sikuadda sibara ka titik Mantaoi majegok peilek - 22 COVER DEPAN: 1 ILUSTRASI: RUS/APRIL 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: Pinda Tangkas Simanjuntak PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja Yuafriza REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sikabaluan) Rapot Pardomuan (Sipora) Rinto Robertus (Saibi) Ferdinan Salamanang (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Legend Satoinong (Siberut Selatan) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan)

Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Dari Redaksi

M

emasuki tahun 2014 Mentawai menapaki usianya yang ke-14 menjadi daerah yang otonom. Cita-cita menjadi daerah maju dan masyarakatnya sejahtera masih jauh. Banyak harapan dan mimpi belum terwujud. Korupsi masih terjadi di sanasini. Pelayanan publik belum membaik meskipun sudah dilakukan sejumlah perubahan di beberapa lini. Kesetaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan terus dipacu. Mentawai harus bergegas

Ribut di Rumah Sakit Yth Direktur RSUD Tuapeijat, saya keluarga pasien anak sangat terganggu dengan kegiatan yang dilakukan di Ruang Rawat Inap 2 yang selalu ribut dengan ketokan palu sehingga pasien tidak bisa istirahat. Terimakasih +62821709679230

Pendidikan Bahasa Inggris Mentawai merupakan objek wisata turis. Mentawai harus mengandalkan pendidikan yang berkualitas khususnya di bidang bahasa Inggris. Pengirim Ahmad Ridwan (Sipora Jaya KM 9, Sipora Utara) +6281372336917

2

2014, Saatnya Masyarakat Memilih menata diri. Ibarat manusia, usianya beranjak remaja lalu dewasa. Tahun depan juga akan ada hiruk pikuk politik. Dimulai dengan Pemilihan Umum DPR RI dan DPRD lalu berlanjut Pemilihan Presiden. Masyarakat akan ditimangtimang, dielus-elus, dimanjakan bujuk rayu politikus agar memilih mereka. Seribu janji akan terucap. Inilah saatnya masyarakat Mentawai menentukan nasibnya lima tahun ke depan, apakah calon yang akan dipilih bisa memperjuangkan aspirasi dan suara

masyarakat demi kemajuan Mentawai ke depan? Tahun 2014 ini berarti tabloid Puailiggoubat akan memasuki tahun ke12 penerbitannya. Usia yang masih muda bagi sebuah media mapan. Kami awak redaksi tentu akan terus mempertahankan konsistensi dan independensi sebagai media alternatif bagi masyarakat. Tugas kami sebagai penjaga demokrasi dan penyuara bagi yang tidak bersuara belumlah tuntas!


3

Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

Target menyelesaikan pembangunan hunian tetap akhir tahun ini sulit tercapai karena proses land clearing di beberapa lokasi masih berlangsung.

FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

LAND CLEARING Alat berat dikerahkan untuk membersihkan lahan (land clearing di KM 6 Trans Sikakap, Oktober lalu.Pembangunan hunian tetap bagi korban tsunami di Mentawai segera dimulai menyusul telah cairnya sebagian dana pembangunan dari BPBD Sumbar

Yuafriza Patrisius Sanene Leo Marsen

atal tahun ini menjadi natal yang menggembirakan bagi sebagian korban tsunami Mentawai. Harapan segera membangun tempat tinggal permanen di pemukiman baru terwujud setelah dana pembangunan hunian tetap (huntap) cair 16 Desember lalu. Memang belum semua masyarakat yang direlokasi (2.072 KK) bisa mencairkan dananya karena masih menunggu proses land clearing selesai. Pencairan dana tersebut di antaranya dari Desa Malakopa yakni Dusun Muntei Besar, Muntei Kecil, Sabbiret dan Eru’ Paraboat. Lalu Dusun Mapinang Utara Desa Bulasat serta Dusun Mabulau Buggei, Desa Saumanganya “Sementara untuk Dusun Pasapuat Desa Saumanganya masih perbaikan berkas karena masih ada yang kurang, dan direncanakan Senin, 23 Desember jika berkas sudah lengkap baru dicairkan,” kata Muliadi, salah satu fasilitator pendamping. Pencairan dana itu dilakukan perwakilan kelompok masyarakat (pokmas) terdiri dari ketua dan bendahara di BRI cabang Sikakap di Desa Sikakap. Skema pokmas digunakan dalam pembangunan rumah korban tsunami untuk melibatkan masyarakat dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi bencana. “Pencairan belum meliputi semua korban yang mendapat dana relokasi karena proses land clearing masih berjalan, di Purourogat misalnya, land clearing memang sudah selesai namun pencairan mungkin baru bisa dilakukan Januari 2014,” kata Erdiman, anggota tim pendamping masyarakat korban tsunami Mentawai kepada Puailiggoubat, 17 Desember. Menurut warga Purourogat ini, proses pencairan dana oleh pokmas ini melalui sejumlah tahapan. Setelah land clearing selesai , satuan tugas land clearing akan melakukan monitoring yang hasilnya akan dilaporkan kepada PJOK land clearing, selanjutnya dibuatkan desain rumah dengan fasilitasi fasilitator, berita acaranya lalu diserahkan kepada PJOK huntap. Selanjutnya fasilitator menyerahkan berkas kepada pejabat pembuat komitmen (PPK) untuk pencairan dana. Pencairan dana tersebut, menurut

N

SETELAH TIGA TAHUN

DANA HUNTAP AKHIRNYA CAIR Erdiman juga tidak bisa sekaligus. Pencairan tahap pertama 40 persen atau Rp27.200 dari total dana huntap yang diterima per kepala keluarga sebesar Rp68 juta. Dana tahap kedua sebesar 30 persen baru akan diserahkan setelah fisik bangunan selesai. Selanjutnya sisa 30 persen, diserahkan pada tahap finishing rumah. “Dari pantauan kami kemarin, tidak ada pemotongan dana kepada masyarakat, semuanya berjalan lancar,” kata Erdiman sembari mengatakan, di Malakopa terdapat 19 pokmas dari 26

pokmas yang dananya sudah dicairkan. Hal yang menjadi kendala menurut Erdiman dana operasional pencairan dana oleh pengurus pokmas dari kampung ke Sikakap yang tidak ada anggarannya. “Dulu ada komitmen dari BNPB dan BRI, pencairan dana akan dilakukan di lokasi huntap sehingga masyarakat tidak perlu menjemput ke Sikakap, tapi kenyataannya tidak,” katanya. Ia membeberkan, biaya yang harus dikeluarkan pengurus pokmas ke Sikakap tidak sedikit. Contohnya

pengurus pokmas dari Malakopa harus mengeluarkan biaya transportasi Rp300 ribu per orang pulang pergi ke Sikakap ditambah biaya menginap Rp150 ribu per kamar per hari. Belum lagi biaya makan yang tidak sedikit. Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat Yazid Fadly membenarkan pencairan dana tersebut. Ia juga mengatakan, pihaknya bersama Pemda Mentawai terus bekerjasama untuk mempercepat penyelesaian huntap serta infrastruktur lain.

Proses Panjang Pencairan Dana Hunian Tetap 2010-2012 - Kementerian Kehutanan tidak dapat memproses alih fungsi Hutan Produksi ke Areal Penggunaan Lain (APL) karena Bupati Mentawai ketika itu, Edison Saleleubaja, tidak bersedia melakukan tukar menukar lahan. 18 September 2012 - Bupati Mentawai mengajukan Dispensasi Penggunaan Kawasan Hutan untuk pembukaan lahan (land clearing) kepada Menteri Kehutanan 11 Oktober 2012 - Bupati Mentawai dan Menteri Kehutanan menandatangani berita acara tukar menukar kawasan hutan untuk relokasi korban gempa dan tsunami Mentawai dan calon lahan pengganti. 24 Oktober 2012 - Menteri

Kehutanan mengeluarkan dispensasi penggunaan lahan untuk huntap. Maret 2013 - Kementerian Kehutanan mengeluarkan izin pemanfaatan kayu (IPK) sebagai syarat membuka lahan di kawasan hutan. 22 April 2013 - Kementerian Keuangan menarik dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi bencana Mentawai sebesar Rp382 miliar karena nota kesepahaman penggunaan anggaran telah habis sejak 31 Desember 2013. 26-27 Agustus 2013 - Sepuluh masyarakat Mentawai perwakilan korban tsunami menemui Kepala BNPB dan Komisi VII DPR RI di Jakarta untuk mengadukan nasib mereka. 30 Agustus 2013 - Kepala BNPB Syamsul Maarif datang ke

Mentawai meninjau korban tsunami yang tinggal di huntara serta membentuk Sekretariat Bersama untuk mempercepat penyelesaian RR Mentawai. September 2013 - Land clearing dimulai yang dikerjakan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad). 16 Desember 2013 Pencairan dana huntap tahap pertama di beberapa pokmas.

“Kita menggelar rapat di BPBD Sumbar 16 Desember untuk membahas percepatan penyelesaian huntap, termasuk penentuan harga kayu yang akan dibeli masyarakat dari Primkopad sebagai pihak yang melakukan land clearing untuk lebih murah dengan harga di pasaran,” kata Yazid. Terkait pembelian kayu kepada Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) ini juga menjadi pertanyaan besar dari masyarakat. Erdiman mengatakan, masyarakat sudah mengolah kayu yang diambil dari kebun mereka sejak awal tahun lalu. Namun kayu-kayu yang sudah menjadi papan itu tidak bisa digunakan karena mereka harus membelinya terlebih dahulu kepada Primkopad sebagai pemegang Izin Pemanfaatan Kayu (IPK). “Kami maunya kayu itu tidak dibeli karena kami tebang sendiri dari kebun kami, memang lahan yang kami jadikan kebun itu adalah lahan milik HPH yang merupakan hutan negara,” kata Erdiman. Sementara itu, target penyelesaian huntap yang direncanakan akhir Desember ini akan sulit dituntaskan. Menurut Yazid tahapan land clearing yang belum rampung menjadi penyebab. “Soalnya target kita mengejar yang sudah selesai land clearing dulu, sekarang itu sudah selesai di daerah Pagai Utara,” katanya kepada Puailiggoubat, Selasa 17 Desember lalu. (o)


Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

Daya tarik Mentawai tidak hanya surfing namun termasuk wisata budaya yang potensinya tak kalah besar di daerah Siberut.

Pemerintah Targetkan PAD Sektor Pariwisata Tahun 2014 FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Gerson Merari Saleleubaja

emerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menargetkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata pada tahun 2014. Selama ini retribusi dari sektor wisata Mentawai yang mendunia ini tak dapat ditarik karena peraturan daerah yang mengatur hal itu belum ada. Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Rijel Samaloisa mengatakan, daya tarik Mentawai tidak hanya surfing namun termasuk wisata budaya yang potensinya tak kalah besar di daerah Siberut. Agar kegiatan wisata berdampak pada peningkatan ekonomi warga, kata Rijel perlu sinergi masyarakat dengan pemerintah. “Ada resor di Mentawai yang saya kunjungi justru mendatangkan ikan dari Padang padahal masyarakat sekitar ada termasuk potensi ikannya, inikan tidak sinkron,” katanya, Rabu, 11 Desember. Rijel menyebutkan, sejak dua tahun PAD dari sektor pariwisata nol persen sebab SKPD terkait masih memandang masyarakat tidak ada apa-apanya dan beranggapan hanya orang luar yang bisa

4

P

BERSELANCAR - Seorang pemuda berselancar di pantai Mapaddegat, Kecamatan Sipora Utara beberapa waktu lalu. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menargetkan PAD dari sektor pariwisata pada 2014 mengembangkan karena tidak menyadari punya potensi. Selain karena pengelolaan yang belum maksimal, lanjut Rijel, regulasi terkait perda retribusi pariwisata belum ada sehingga pemerintah tidak dapat

Malinggai Uma Tradisional Mentawai Kenalkan Budaya kepada Remaja PURO-Organisasi masyarakat Dusun Puro Desa Muara Siberut Kecamatan Siberut Selatan bernama Malinggai Uma Tradisional Mentawai menggelar acara budaya Mentawai bertema Pangureijat (Tradisi Perkawinan Mentawai) di Gereja Katolik Puro selama 3 hari, 25-27 November. Acara tersebut menurut Ketua Malinggai Uma Tradisional Mentawai, Damianus Tatebburuk bertujuan memperkenalkan tradisi budaya Mentawai kepada remaja. Peserta acara tersebut berjumlah 30 orang yang terdiri dari siswa SD Puro, SD Katurei, SMP Yos SUdarso dan masyarakat. “Anak muda sekarang lebih memahami budaya luar karena selama ini mereka kurang diperkenalkan dengan budaya yang mereka miliki, apalagi masalah punen (pesta adat ), makanya sengaja kita ambil tema Pangureijat,” katanya, Jumat, 29 November. Menurut Damianus, remaja Mentawai yang sudah tercampur dengan etnis lain dalam pergaulan sehari-hari cenderung lupa siap dirinya dan apa tradisinya, bahkan sebagain merasa bangga memakai budaya orang lain. “Padahal beberapa orang luar sangat peduli dengan kelestarian budaya Mentawai, kenapa kita sendiri tidak?” ujarnya. Acara ini, kata Damianus terselenggara berkat dukungan bantuan sosial yang diberikan Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Harapan kita dengan kegiatan seperti ini, budaya Mentawai tidak luntur, dan kami berharap kegiatan ini rutin diadakan,” kata Kepala Dusun Puro, Heronimus Tatebburuk yang juga disetujui guru-guru Bumen yang hadir saat itu yakni Mario Yulianto,Charles, Nerius dan Yosafat. (spn/g)

menarik retibusi dari sana. Terkait regulasi, pihaknya telah mengajukan revisi Perda No.6 tahun 2002 tentang pembatasan jumlah pelaku usaha kepada DPRD Mentawai “ Ada tiga ranperda yang diajukan Bupati ke DPRD untuk dibahas. Kita berharap tahun ini sudah selesai. Target kita jelas PAD, tapi kalau tidak ada regulasinya juga tidak akan bisa,” ujarnya. Menurut Rifai Lubis, Koordinator Advokasi Hukum dan Kebijakan Yayasan Citra Mandiri (YCMM), penarikan retribusi dari sektor pariwisata hanya bisa dilakukan melalui perda, jika tidak itu sama dengan pungutan liar. “Karena retribusi merupakan sektor

pendapatan yang didapat pemerintah daerah atas pelayanan langsung yang diberikannya seperti pengurusan izin usaha pariwisata yang berkaitan dengan itu,” katanya, Jumat, 13 Desember. Terkait perda tentang pajak hotel, restoran dan lain sebagainya yang telah disahkan, Rifai menyebutkan, penarikannya bisa saja dilakukan sepanjang belum dibayarkan kepada pemerintah pusat. “Perda pariwisata bisa secepatnya disahkan tergantung kebutuhan daerah itu, butuh tidak kalau butuh maka eksekutif mesti buat, dari eksekutif diserahkan ke DPRD untuk dibahas dan disahkan baru ditetapkan oleh Bupati,” ujarnya.

Dari data Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) 2014 disebutkan kunjungan turis ke Sumatera Barat pada 2011 berjumlah 31.035 dan naik pada 2012 menjadi 31.980. Kepala Dinas Kebudayan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Mentawai, Desti Seminora yang ditanya Puailiggoubat pada Oktober lalu mengatakan, jumlah kunjungan turis ke Mentawai bertambah pada 2013 yakni 7000-an yang tahun sebelumnya hanya 6000-an. Dari jumlah tersebut, kata Desti, 80 persen merupakan turis selancar yang berwisata ke 72 titik ombak di kepulauan ini. Pada 2010, wisatawan budaya sempat mengalami penurunan pasca tsunami namun perlahan bertambah. Dengan pengimplementasian Perda No.2 Tahun 2013 tentang Pajak Daerah, Perda No.5 Tahun 2013 tentang retribusi jas usaha dan Perda No.7 tahun 2013 tentang retribusi jasa Umum diproyeksikan pendapatan daerah dari berbagai sektor pada 2014 sebesar Rp72,8 miliar. Meski tak merinci sektor mana saja yang akan menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun depan, namun pemerintah menargetkan jumlahnya Rp31,3 miliar yang bersumber dari pajak daerah Rp1,6 miliar, retribusi daerah Rp300 juta, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp18,6 miliar dan PAD lainlain Rp10,8 miliar. Sementara berdasarkan urusan pemerintah pada urusan wajib kebudayaan Disbudparpora pada 2014 naik menjadi sebesar Rp12,5 miliar yang pada tahun 2013 sebesar Rp11,7 miliar. (g)

Fasilitas Publik di Mentawai akan Memakai Arsitektur Uma TUAPEIJAT - Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet ingin mengubah gedung dan bangunan fasilitas publik bercorak dan berasitektur uma (rumah tradisional Mentawai). Hal itu dikatakannya saat membuka workshop pelajaran Budaya Mentawai, di Hotel Turonia, KM 6 Tuapeijat Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jumat 6 Desember lalu. Menurutnya, sejak Mentawai sering dilanda gempa, banyak bangunan uma masih berdiri kokoh dan tidak runtuh, tapi bangunan dengan desain lain banyak yang rontok ketika diguncang gempa. “Uma tergolong tangguh saat datang bencana gempa, namun kondisi saat ini sudah banyak

yang tidak memakai aristektur uma dan itupun sudah mulai terkikis,” ujarnya. Yudas berencana, harus ada orang Mentawai yang mempelajari arsitektur uma itu, umumnya di teknik arsitektur, sehingga nantinya pada saat pembangunan gedung untuk publik bisa menjadi pedoman arsitektur uma. “Jika itu ada tentu bisa kita buat peraturan daerahnya, untuk pembangunan fasilitas pemerintah, seperti di Padang contohnya fasilitas publik itukan memakai arsitektur rumah gadang seperti itu saya maksudkan,” ucapnya. Selain itu juga sebagai ciri khas

budaya Mentawai terutama untuk pariwisata, artinya kalau orang luar datang ke Mentawai memang merasakan diri mereka di Mentawai. “Kita juga meminta masukan kepada ilmuwan antropologi untuk memberikan kajian mereka tentang uma, jika itu selesai maka semua fasilitas kantor Mentawai harus mendesain sesuai dengan uma,” ujarnya. Yudas mengakui rencana itu belum bisa diwujudkan dalam jangka pendek namun jangka panjang untuk mengubah fasilitas publik. ”Namun setidaknya itu sudah kita mulai secara perlahan-lahan,” tandasnya. (rus)


5 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

Mereka harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk pulang ke kampung halaman. Bambang Sagurung

Pelajar Simalegi dan Simatalu Kesulitan Mudik Natal

Sikabaluan saja. Lebih baik biaya ongkos itu untuk biaya di Sikabaluan saja,” kata Septi, pelajar dari Simatalu yang memilih untuk tidak pulang kampung. Biaya yang dikeluarkan pelajar ini akan lebih irit bila jadwal kapal dagang yang ke Simalegi pas berangkat di jadwal libur. Biasanya pemilik kapal atau ABK

tidak memungut ongkos bagi pelajar dan masyarakat yang menumpang saat pulang kampung, tentunya di dalam kapal tidak ada layanan seperti tempat tidur. Paling lesehan dengan barangbarang yang dibawa. Kapal-kapal dagang yang biasa melayani rute ke Simatalu dan Simalegi untuk mengantar barang pedagang dan menjemput hasil petani masyarakat seperti kopra dan manau diantaranya KM. karya Bersama, KM. Im Group. Sementara kapal milik Pemda Mentawai yang dikelola Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika untuk wilayah Simatalu dan Simalegi belum ada. Tahun 2012 memang ada kapal yang dibeli yang konon katanya untuk mempermudah akses masyarakat Simatalu dengan nama KM Simatalu dengan anggaran pembelian Rp1,5 miliar. Namun sejak dibeli hingga menjelang tutup tahun 2013, KM.Simatalu tidak dapat berlayar karena tidak memiliki izin berlayar dan kondisi kapal sudah mulai lapuk di pelabuhan Muara Padang. Tahun ini, dalam Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mentawai 2014, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Mentawai kembali menganggarkan biaya pemeliharaan kapal angkutan dan operasional KMP. Simatalu sebesar Rp353 juta. (bs/r)

perairan pantai Timur Siberut, mulai dari Siberut Utara hingga Siberut Tengah dan Siberut Selatan adalah panorama wisata tersendiri bagi yang beruntung, karena pantai timur Siberut merupakan tempat hidup lumba-lumba. Lumba-lumba yang ada di kawasan ini diantaranya jenis lumba-lumba berbintik atau Stenella Longirostris, dan Delpinus, Grampus atau lumba-lumba hidung pendek. Karena lumba-lumba sering berada di permukaan, terkadang ada lumba-lumba yang terjerat jaring nelayan, saat mereka menangkap ikan di laut. Sayangnya lumba-lumba yang terperangkap oleh jaring nelayan ini tidak langsung dilepaskan kembali ke laut, namun dibawa ke darat. Seperti halnya yang terjadi tahun lalu di Sikabaluan, dimana lumba-lumba yang ukuran panjangnya sekitar satu meter terjerat jaring salah seorang nelayan kemudian dinaikkan diatas sampan dan dibawa ke darat.

Kabarnya saat itu salah seorang masyarakat membeli lumbalumba tersebut untuk disantap dengan harga Rp200 ribu. Bila masyarakat khususnya pelaut menyadari dan mendengar beberapa cerita, sebenarnya lumba-lumba ini banyak menolong nelayan di laut saat kapal karam atau terserang badai. Lumbalumba dapat menunjukkan arah pada nelayan atau kapal saat terjadi badai. Lumba-lumba yang menolong nelayan ini juga pernah terjadi di Sikabaluan beberapa waktu silam. Dikatakan para nelayan, saat itu sampan karam karena diterjang badai dan nelayan berhasil selamat hingga ke darat karena didorong oleh lumba-lumba. Melihat hal ini, pantas lah kita tentunya menjaga dan melestarikan lumba-lumba Siberut karena selain sebagai penolong juga menjadi wisata bahari yang diandalkan di pulau Siberut.(r)

FOTO:REZA/YCMM

ulang kampung di saat libur Natal bagi pelajar merupakan hari yang menyenangkan dan menggembirakan. Namun bagi pelajar asal Desa Simalegi dan Simatalu Kecamatan Siberut Barat yang bersekolah di Sikabaluan, Siberut Utara, libur Natal berarti harus mengeluarkan ongkos tidak sedikit untuk ke kampung halaman. Sulitnya sarana transportasi dan mahalnya ongkos menjadi penyebab. “Biaya ongkosnya mahal. Tapi bagaimana lagi karena mau pulang untuk Natal bersama orangtua,” kata Menni, siswa SMAN 1 Siberut Utara asal Dusun Simalibbeg Desa Simatalu pada Puailiggoubat, Senin, 16 Desember lalu. Menurut Menni, biaya pertama yang harus mereka keluarkan ongkos ojek motor dari Sikabaluan ke Pokai sebesar Rp30 ribu per orang. Lalu ongkos boat dari Pokai ke Simalegi Rp150-200 ribu per orang. Ini untuk pelajar yang tinggal di Simalegi seperti Dusun Betaet, Muarasimalegi, Tengah, Site’uleu dan Skaladhat. Sementara untuk pelajar yang tinggal di Simatalu, biayanya akan lebih mahal lagi karena sampai di Simalegi mereka menyambung dengan ojek lagi menuju kampung. Biayanya Rp100-150 ribu per orang. “Kalau kita yang tinggal

P

LUMBA-LUMBA - Kawanan lumba-luma berenang di kawasan pantai Sikakap di bagian dalam maka habis naik ojek kita jalan kaki lagi ke kampung,” katanya. Untuk sekali jalan satu orang pelajar menghabiskan biaya Rp280 ribu sampai Rp380 ribu bagi pelajar yang berasal dari Simatalu. Bagi pelajar yang tinggal di Simalegi kisaran Rp180 ribu sampai

Rp230 ribu per orang. Bila dihitung untuk biaya pulang-pergi maka biayanya akan menjadi dua kali lipat. Besarnya biaya yang dikeluarkan pelajar ini karena tidak ada jadwal yang pasti untuk transportasi SikabaluanSimalegi atau sebaliknya. “Melihat biaya yang besar ini mendingan libur di

Menikmati Lumba-Lumba Siberut SIKABALUAN-KMP. Gambolo yang melayani pelayaran PadangSiberut-Sikabaluan dan dari Sikabaluan kembali ke SiberutPadang sudah bergerak sekitar dua jam meninggalkan pelabuhan Pokai Desa Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara menuju pelabuhan Maileppet di Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pada pelayaran pertengahan November itu, suasana kapal sedikit ramai dari biasanya. Beberapa penumpang yang ingin menikmati perjalanan menjelang senja memilih bersantai di bagian lantai atas belakang kapal. Di bagian belakang kapal bagian atas ini ada ruang terbuka yang biasanya digunakan ABK kapal bersama penumpang untuk melakukan sholat bersama pada senja hari menjelang keberangkatan kapal. Berbagai aktifitas dilakukan penumpang menjelang senja. Ada

yang bernyanyi sambil diiringi gitar, ada yang ngobrol-ngobrol dan ada juga yang berfoto ria dengan berlatar belakang sunset. Sebuah alternatif untuk mengusir kejenuhan ditengah pelayaran yang memakan waktu hampir lima jam. Memecah keheningan senja, tiba-tiba salah seorang penumpang bersorak saat melihat lumba-lumba yang melompat-lompat keudara sambil mengiringi kapal. “Ada lumba-lumba.....ada lumba-lumba,” teriak salah seorang penumpang pada teman-temannya yang tengah asyik bernyanyi bersama sambil diiringi gitar. Mendengar teriakan tersebut, sontak beberapa penumpang bergegas untuk melihat sambil mengeluarkan ponsel berkamera guna mengabadikan moment tersebut. “Bagus kali, bang. Melihat lumba-lumba di laut seperti ini jarang kami lihat. Paling hanya saat ada pertunjukan lumba-lumba saja,” kata salah seorang penumpang bernama Meili (25)

pada Puailiggoubat. Meili merupakan salah seorang peserta ujian CPNS yang mengambil formasi ujian di Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara.”Siapa tahu ada rezeki. Kalau nggak ya lumayanlah dapat melihat Mentawai,” katanya. Atraksi lumba-lumba untuk memperlihatkan lompatan indahnya saat itu berselang lima menit. Penumpang yang sempat mengabadikan moment tersebut tentunya menjadikan ini kenangan. Atraksi lumba-lumba ini kembali dinikmati penumpang KMP. Gambolo yang berangkat dari pelabuhan Maileppet, Siberut Selatan menuju pelabuhan Pokai, Siberut Utara pada awal Desember lalu. Tepatnya saat kapal baru keluar dari teluk Maileppet, tibatiba puluhan ekor anak lumbalumba saling melompat-lompat. Mereka seakan kegirangan dan memperlihatkan lompatan indahnya pada penumpang. Kemunculan lumba-lumba di


MENTAWAINEWS Harga barang yang naik berkisar dari harga Rp1.000 sampai Rp35 ribu, umumnya kebutuhan natal dan tahun baru.

Puailiggoubat

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

6

Jelang Natal dan Tahun Baru Harga Barang Merangkak Naik

Bambang Sagurung FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

arga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru 2014 di Mentawai mulai merangkak naik. Perayaan hari besar keagamaan ini merupakan momen bagi pedagang untuk meraup untung karena animo masyarakat berbelanja keperluan Natal sangat tinggi. Menurut Ignasius, seorang pedagang yang hendak berangkat ke Sikabaluan dengan KMP. Gambolo, harga kebutuhan pokok saat sudah mulai naik, seperti roti kaleng merek Unibis ukuran besar yang biasanya Rp120 per kaleng, sekarang dijual Rp140 per kaleng. Untuk ukuran sedang dari Rp55 ribu naik menjadi Rp 65 ribu per kaleng, begitu juga yang ukuran kecilnya dari Rp25 ribu naik Rp30 ribu per kaleng. Begitu juga dengan harga telur yang biasanya Rp28 ribu hingga 30 ribu per lembar isi 30 butir naik menjadi Rp35 ribu. Tepung terigu dari harga Rp 6 ribuRp7 ribu naik menjadi Rp8 ribu sampai Rp9 ribu per kilogram. Mentega juga naik, dari Rp10 ribuRp11 ribu naik menjadi Rp12 ribu- Rp 15 ribu per kilogram, minyak goreng curah sebelumnya dari harga Rp10 ribuRp11 ribu naik menjadi Rp13 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram, sirup merk ABC dan sirup Pinang antara dari Rp12 ribu sampai Rp15 ribu naik menjadi Rp20 ribu per botol, susu kental manis naik menjadi Rp10 ribu per kaleng.

H

ROTI KALENG - Roti kaleng disuplai dari Padang untuk masyarakat Mentawai yang merayakan Natal dan tahun baru Beras panda ikut naik. Biasanya Rp195 ribu per karung ukuran 20 kg, sekarang Rp230 ribu per karung. Harga di Padang yang naik sehingga kita juga ikut naik,” jelas Ignas kepada Puailiggoubat, di Pelabuhan Bungus Padang, 11 Desember. Selain harga yang naik, biaya angkut barang ke pelabuhan ikut naik termasuk biaya buruh pelabuhan, amprah kapal, biaya bongkar pelabuhan hingga biaya angkut dari pelabuhan ke kedai. “Biaya angkut lebih mahal di KMP.

Puran Buat Jalur Evakuasi SIKABALUAN -Masyarakat Dusun Puran Desa Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara membuat badan jalan untuk jalur evakuasi sepanjang 1,8 kilometer secara gotong royong. Hal ini dikatakan Yosapat Sagurung, Kepala Dusun Puran Pada Puailiggoubat, Senin, 16 Desember lalu. “Karena jarak perkampungan kita dari bibir pantai masih dekat antara 500 meter hingga 1 kilometer, maka kita bersama masyarakat membuat badan jalan jalur evakuasi ke arah dalam,” katanya. Selain jalur evakuasi, jalur yang dibuat ini juga merupakan tempat perladangan masyarakat. “Pembangunan rumah masyarakat kita arahkan ke sana. Juga selain untuk evakuasi juga masyarakat bisa mudah untuk k eladang,” katanya. Rencananya badan jalan yang dibuat ini akan dirabat beton dengan dana dari program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Kecamatan Siberut Utara tahun anggaran 2014 mendatang. “Berdasarkan prioritas program 2014 mendatang di Desa Sikabaluan yaitu pembangunan jalur evakuasi di Dusun Puran. Yang nantinya dari jalur evakuasi ini, Desa Sirilogui dapat membangun jalan ke arah Puran sehingga pembangunannya tersambung dan akses masyarakat semakin lancar,” kata Junaidi Sakerebau, Ketua UPK (Unit Pengelola Kegiatan) PNPM-MP Kecamatan Siberut Utara. (bs/r)

Gambolo karena di Bungus tambah biaya angkut, buruh dan amprah kapal, namun barang terjamin terbawa semua. Sementara di kapal kayu atau kapal kecil

biaya angkut lebih murah tapi tidak terjamin keselamatan barang,” katanya. Hal yang sama dikatakan Anto, pedagang lainnya. “Kalau kita punya

mobil atau becak sendiri untuk membawa barang dari pelabuhan Pokai ke Sikabaluan akan sedikit irit. Tapi kalau kita sewa becak atau mobil biayanya akan tambah lagi,” katanya. Dengan kondisi penumpang berjubel menjelang mudik Natal, pedagang memilih mengangkut barang menggunakan kapal milik ASDP karena besar. “Biasanya menjelang Natal banyak barang-barang yang tidak terangkut dan bahkan tercecer,” ucapnya. Barang-barang yang umumnya diangkut menjelang Natal seperti roti kaleng, tepung terigu, telur, minyak makan, beras, susu kental manis, mentega, sirup. “Kalau bahan-bahan pokok selalu rutin. Namun keperluan musiman ini yang lebih kita utamakan,” katanya. Berdasarkan pantauan Puailiggoubat pada Rabu, 11 Desember lalu KMP. Gambolo yang akan berlayar menuju pelabuhan Maileppet, terus ke Pokai, Siberut Utara barang-barang terlihat padat. Antrean truk barang yang akan memuat berjejeran di pelabuhan. Umumnya barang-barang yang diangkut selain kebutuhan pokok juga keperluan selama natal. (bs/r)

Baru Dibangun, Kantor Cabang Dinas Pendidikan Siberut Utara Disegel Tukang PADANG-Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai yang baru yang dibangun di jalan Sikabaluan-Monganpoula Kecamatan Siberut Utara disegel tukang bangunan karena upah kerja mereka belum dibayarkan. Hal ini dikatakan Jop Sirirui, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Siberut Utara. “Pekerja yang menyegel kantor itu menyampaikan pada kita kalau kantor harus mereka palang karena upah mereka belum dibayar. Tapi tidak jelas apakah upah anggota tukang ini tidak dibayar oleh kepala tukang atau memang kontraktor itu yang belum bayar kepada kepala tukang,” jelas Jop Sirirui pada Puailiggoubat, Selasa, 17 Desember lalu. Kata, Jop, Dinas Pendidikan telah membayar anggaran pembangunan kantor cabang kepada kontraktor. “Dinas tidak ada masalah lagi. Yang tidak jelas antara kontraktor dengan pekerja,” katanya. Diharapkannya agar persoalan utang piutang antara kontraktor dengan tukang dan pekerja lainnya diselesaikan dengan segera sehingga pemakaian kantor cabang yang baru dapat diguna-

kan. “Kita berharap menjelang Maret setelah pemeliharaan oleh kontraktor masalah itu sudah selesai. Kita ingin aktifitas dikantor baru lagi karena selama ini kita menumpang,” katanya. Muktar Andrea, pemilik CV. Indo Mentawai selaku pemborong pembangunan kantor cabang Dinas Pendidikan Siberut Utara saat dihubungi Puailiggoubat melalui telepon tidak aktif. Pihak cabang Dinas Pendidikan

juga berusaha menghubungi agar menyelesaikan utang-piutang agar pemakaian kantor cabang yang baru tidak mengalami kendala. Pembangunan kantor cabang Dinas Pendidikan yang baru ini berdasarkan kontrak kerja dengan CV. Indo Mentawai anggarannya Rp614 juta. “Untuk Januari kita akan melakukan penimbunan halaman,” kata Jop. (bs/r) FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

KANTOR CABANG DINAS PENDIDIKAN - Kantor cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Siberut Utara yang disegel tukang akibat upah pekerja belum dibayar


7 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

Pembangunan Unit Sekolah Baru SMPN 2 Siberut Utara PADANG - Pembangunan SMPN 2 Siberut Utara yang ada di Desa Sirilogui akhirnya rampung dibangun oleh CV. Betaet Indah. “Pembangunannya rampung. Saat dicek pada November kemaren bersama dinas, bangunannya selesai,” jelasnya Jop Sirirui, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Siberut Utara pada Puailiggoubat, Selasa, 17 Desember lalu. Dikatakan Jop, sekolah itu baru bisa dipakai setelah pengadaan mebeler dilakukan. “Untuk tahun lalu belum ada pengadaan mebeler seperti bangku dan kursi. Kita berharap tahun besok,” katanya. Dalam Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mentawai 2014, terdapat anggaran penyelesaian pembangunan SMPN 2 Siberut Utara di Dinas Pendidikan Mentawai sebesar Rp252.585.500. (bs)

Siberut Utara Pelaksana Terbaik program P2D dan PNPM PADANG - Kecamatan Siberut Utara terpilih sebagai pelaksana terbaik program P2D Mandiri tingkat kabupaten Mentawai. Camat Siberut Utara, Sandra Oktavia pada Puailiggoubat, Selasa, 17 Desember lalu mengatakan Untuk tahun ini Siberut Utara terpilih sebagai pelaksana terbaik. “Sebenarnya kita merasa malu juga karena ada beberapa OMS yang pelaksanaanya tidak sesuai dengan kontrak,” katanya. Menurutnya, pelaksanaan kegiatan P2D mandiri di Kecamatan Siberut Utara yang dilaksanakan disemua desa diantaranya Desa Bojakan berupa pembangunan jalan lingkar desa sebanyak 11 OMS.di Desa Malancan sebanyak 11 OMS berupa pembangunan jalan desa dan jalan lingkar dusun. Di Sirilogui sebanyak 11 OMS berupa pembangunan jalan. Di Desa Sikabaluan sebanyak 5 OMS. Di Desa Mongan Poula sebanyak 11 OMS, dan di Desa Sotboyak 11 OMS. “Dalam kunjungan bupati saat pelantikan PS dan kepala Sekolah seKecamatan Siberut Utara dan Siberut Barat terlihat dilapangan beberapa OMS yang mengerjakan jalan SikabaluanMonganpoula yang tidak bagus. Pak bupati langsung memberikan teguran,” katanya. Selain terbaik pelaksana program P2D Mandiri, Kecamatan Siberut Utara juga terpilih sebagai pelaksana program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMP) terbaik tingkat kabupaten. Ketua Unit Pengelolah Kegiatan (UPK) PNPM-MP Kecamatan Siberut Utara, Junaidi Sakerebau yang dikonfirmasi Puailiggoubat terkait hal tersebut mengatakan kalau informasi tersebut belum pasti. “Jangan terlalu dibesar-besarkanlah. Belum pasti lagi. Kalaupun benar kita sebagai pelaksana terbaik, itu karna kebetulan saja,” katanya merendah. (bs/r)

Jalan Pokai-Sikabaluan Rampung FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Rampungnya pembangunan jalan utama Kecamatan Siberut Utara ini dapat memperlancar akses masyarakat dari Sikabaluan menuju pelabuhan Pokai. Bambang Sagurung

P

embangunan jalan PokaiSikabaluan Desa Sikabaluan Kecamatan Siberut

Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai telah rampung dikerjakan. Hal ini dikatakan Asmen Simanjorang, Kepala Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum Mentawai. “Tim sedang berada di lapangan untuk melakukan pengecekan dan serah terima proyek. Pembangunannya sudah rampung,” katanya, Rabu, 11 Desember lalu. Pembangunan jalan Pokai-Sikabaluan dikatakan Asmen belum sampai ke pelabuhan Pokai, baru sampai jembatan Gogoinan dekat Dusun Pokai. “Berdasarkan kontrak kerja masih sampai di sana. Belum sampai di dermaga Pokai,” katanya. Dengan rampungnya pembangunan jalan utama Kecamatan Siberut Utara ini dapat memperlancar akses masyarakat dari Sikabaluan menuju pelabuhan atau sebaliknya, karena sejak tahun 2011 lalu pembangunan jalan utama kecamatan ini selalu putus kontrak karena kontraktor yang mengambil tender pembangunan tidak mampu

BANGUN JALAN - Sejumlah pekerja menyemen jalan Pokai-Sikabaluan menyelesaikan pembangunan sesuai dengan kontrak yang telah ditanda tangani. Tahun lalu pembangunan jalan Sikabaluan-Pokai dikerjakan PT. Nabil Surya Persada dengan nilai kontrak Rp4,94 miliar namun pembangunannya tidak rampung. Pada 2013 kelanjutan pembangunannya dilakukan PT. Ekindo Putera Andalas, dengan nilai kontrak Rp3,68 miliar. Di dalam Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Mentawai Tahun Anggaran 2014, Dinas Pekerjaan Umum Mentawai kembali menganggarkan lanjutan peningkatan jalan Muarasikabaluan-Pokai sepanjang 2,3 kilometer dengan anggaran Rp4,56 miliar. Dinas Pekerjaan Umum Mentawai dalam PPAS 2014 menganggarkan pembangunan jembatan Pokai dengan panjang 30 meter dengan anggaran Rp4,532 miliar. Selain rampungnya pembangunan jalan Pokai-Sikabaluan, pembangunan batu bronjong dan

jembatan sementara di jalan PokaiSirilanggai Desa Malancan Kecamatan Siberut Utara juga rampung dikerjakan. “Pembangunan bronjong di lokasi badan jalan yang lonsor juga sudah selesai, termasuk pembangunan jembatan sementara,” kata Asmen. Selain itu, dalam PPAS 2014 juga terdapat anggaran pembangunan jembatan semi permanen Sirilanggai dengan panjang 21 meter di Dinas Pekerjaan Umum Mentawai dengan anggaran Rp3,491 miliar. (bs/r)

Sotboyak Pertahankan Gelar Desa Teladan PADANG-Desa Sotboyak di Kecamatan Siberut Utara terpilih menjadi desa teladan tingkat Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2013. Camat Siberut Utara, Sandra Oktavia pada Puailiggoubat, Selasa, 17 Desember lalu, mengatakan Desa Sotboyak dinilai merupakan desa percontohan dari segi kebersihan lingkungan, tata ruang pemukiman masyarakat, MCK dan penilaian lainnya. “Dari desa-desa yang ada di Mentawai, Sotboyak yang terpilih sebagai desa percontohan. Kita berharap tahun depan desa lainnya yang ada di Siberut Utara mengikuti hal ini,” harapnya. Dengan terpilihnya Desa

Sotboyak sebagai desa teladan atau desa percontohan 2013, berarti Desa Sotboyak telah terpilih tiga kali berturut-turut sebagai desa percontohan di tingkat kabupaten. Keunggulan yang dimiliki Desa Sotboyak ini sering disampaikan Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet dalam kunjungan atau acara-acara pelantikan di desa-desa Mentawai. “Kalau kita ke Sotboyak rasanya kita merasa tenang, senang karena pemukiman masyarakat yang asri. Rumahrumah masyarakat umumnya di pagar, tersedia MCK. Kita berharap desa lain mencontoh ini,” katanya saat itu. (bs)

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

DESA TELADAN - ibu-ibu pergi ke ladang Sotboyak di Desa Sotboyak. Desa Sotboyak di Kecamatan Siberut Utara terpilih menjadi desa teladan tingkat Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2013


MENTAWAINEWS

Puailiggoubat

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

8

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

SESAK - Kapal KM Gambolo disesaki barang-barang dan penumpang yang hendak mudik Natal dan Tahun Baru menuju Kepulauan Mentawai dari Pelabuhan Bungus Padang, 18 Desember lalu. Jadwal kapal milik ASDP jurusan Padang - Mentawai tidak mengalami perubahan menjelang Natal dan pergantian tahun

Kapal juga dipenuhi barang-barang bawaan penumpang Patrisius Sanene

A

ngkutan transportasi laut KMP. Gambolo rute tujuan Padang-Muara Siberut-

Sikabaluan Kabupaten Kepulauan Mentawai sesak dipadati penumpang mudik Natal dan tahun baru di Pelabuhan Bungus Padang, Rabu, 18 Desember. Penumpang didominasi tujuan Sikabaluan karena hari itu merupakan

Kapal Gambolo Tujuan Siberut Sesak Dipadati Pemudik kapal terakhir ke utara Siberut itu menjelang libur Natal. Para penumpang didominasi pelajar, mahasiswa dan warga Mentawai yang bekerja di Padang. Kapal yang padat penumpang juga disesaki barang milik para pedagang seperti ratusan karung Kepadatan juga dipicu banyaknya barang bawaan milik penumpang, seperti puluhan karung beras dan puluhan kotak berisi telur. Sekitar pukul 15.00 WIB, pantauan

Puailiggoubat para penumpang sudah terlihat padat, bahkan kendaraaanpun sudah tak bisa masuk lagi karena kapal sudah penuh. Kepadatan juga membuat sebagian penumpang tidak kebagian matras yang telah disediakan pihak ASDP. “Saya tidak dapat matras lagi, padahal saya datang sejak jam 3 sore, terpaksa tidur sambil duduk di kursi, karena matras sudah dijual habis,

meskipun dibeli matras juga tidak ada tempat meletakkannya karena sudah banyak orang” kata Adven (21), penumpang tujuan Sikabaluan. Akibat tak kebagian matras, para penumpang juga telihat memasang tikar di atas barang bawaannya seperti di atas karung beras, kemudian juga ada yang memasang matras di bawah tangga ke lantai dua. Hingga pukul 17.00 WIB, tiga jam

sebelum keberangkatan tujuan Muara Siberut transit Sikabaluan kepadatan penumpang diprediksi sekitar 300-an penumpang, ruang VIP, ruang ekonomi sudah habis dibooking penumpang jauhjauh hari sebelumnya, “Kita sudah booking sebelumnya, karena kalau tidak begini mana dapat matras, apalagi bawa keluarga juga,” kata Rudi (33), tujuan Siberut Selatan. (trs/o)

Puskesmas Relokasi Sikabaluan Akhirnya Selesai SIKABALUAN-Pembangunan Puskesmas Sikabaluan yang baru di jalan Sikabaluan-Monganpoula Desa Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara telah rampung dikerjakan CV. Saibi Karya dengan nilai kontrak Rp930.240.000. Kepala Puskesmas Sikabaluan, Marojahan Sitorus mengatakan, puskesmas relokasi Sikabaluan sekarang ini masih dalam tahap pemeliharaan oleh kontraktor pelaksana selama enam bulan ke depan. “Sekarang masih dalam tahap pemeliharaan,” katanya pada Puailiggoubat Rabu, 11 Desember lalu. Dikatakan Sitorus, kendati masih dalam tahap pemeliharaan namun pihaknya berharap puskesmas Sikabaluan dapat digunakan pada Januari mendatang. “Kita rencananya pinjam pakai dulu agar dapat kita gunakan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” katanya. Rencana pelayanan kesehatan

akan dilakukan pada pagi hingga siang hari, sementara pada siang hingga sore hari masih dilakukan di puskesmas lama. “Kita terkendala penerangan karena di lokasi puskesmas baru belum ada penerangan. Yang kita pikirkan masyarakat yang berobat pada malam hari nanti karena belum ada listrik,” jelasnya. Dikatakan Sitorus, untuk ruang pelayanan di puskesmas baru lebih lengkap dibandingkan ruangan yang ada di puskesmas lama. “Untuk di puskesmas lama sudah banyak ruangan yang bocor dan tidak layak pakai,” katanya. Sementara untuk pembangunan rumah dinas dokter yang juga dibangun di kompleks puskesmas baru yang dibangun CV.Indo Mentawai telah rampung dibangun dan sedang dalam tahap pemelihraan selama tiga bulan. Demikian juga halnya rumah dinas medis berdasarkan kontrak kerja pembangunan untuk tahap pertama

sudah selesai. “Tinggal pemasangan lantai keramik untuk tahap berikutnya di tahun 2014,” kata Sitorus. Didalam Rancangan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mentawai Tahun Anggaran 2014, terdapat anggaran

perencanaan peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap Sikabaluan (relokasi) dengan anggaran Rp104 juta. (bs) FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

PUSKESMAS SIKABALUAN - Dua sepeda motor terparkir di halaman Puskesmas Sikabaluan yang baru di bangun di jalan Sikabaluan-Monganpoula Desa Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara. Puskesmas tersebut direncanakan bakal digunakan mulai Januari 2014


9 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

JANUARI 255 - Masyarakat Mentawai kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak. Tak jarang masyarakat harus memarkir motor berhari-hari karena tidak ada premium. Di Tuapeijat, para pengecer bahkan harus berburu BBM hingga Sioban, kecamatan tetangga. 256 - Pembahasan dan penetapan APBD Mentawai tahun 2013 hanya empat hari namun proses dan pembahasannya berlangsung alot. Pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2016 juga dilakukan secara cepat. Sepanjang 2012, DPRD Mentawai menetapkan lima peraturan daerah.

ANTRE BBM Antrian pembelian BBM dipangkalan PBR Pokai kembali terjadi pertengahan April

FEBRUARI 257 - Kapal penangkap ikan dari luar Mentawai menjarah isi laut menggunakan bom ikan. Mereka mengelabui petugas dengan beraksi di saat-saat tertentu. Mentawai krisis BBM, meskipun kuota sudah ditambah BPH Migas 301 ton premium per bulan realisasi dari AMPS masih kuota lama yaitu 274 ton per bulan. Jumlah itu baru mampu menutup kebutuhan premium kendaraan dinas. 258 - Sebanyak 18 negara dan enam organisasi internasional mengikuti pelatihan persiapan menghadapi bencana megathrust Mentawai di Kota Padang. Tahun depan, latihan akan digelar di Tuapeijat, Mentawai.

MARET 259 - Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dimintai keterangan oleh Ditreskrim Khusus Polda Sumbar. Meski tidak ada penjelasan resmi dari kepolisian, namun pemeriksaan itu dikait-kaitkan dengan penggunaan dana bencana pascatsunami Mentawai. 259 - Sidang perdana mantan kepala dinas pendidikan dan BPBD Mentawai Tarminta digelar. Ia dipidana kasus penggelapan Dana Alokasi Khusus Dinas Pendidikan Mentawai tahun 2009. 260 - Kepala BPBD Mentawai Tarminta membantah terlibat dalam kasus korupsi Dana Alokasi Khusus Dinas Pendidikan Mentawai tahun 2009. Bantahan itu disampaikan mantan kepala dinas pendidikan ini dalam sidang di Pengadilan Negeri Padang. Pada kasus itu dia duduk sebagai terdakwa.

APRIL 261 - Sebanyak empat warga Dusun Sao, Desa Bosua, Sipora Selatan tewas keracunan usai menyantap penyu, sementara 144 diantaranya ikut dirawat di puskesmas setempat dan RSUD Tuapeijat. 261 - Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno meresmikan penggunaan Kapal Motor Penumpang Gambolo yang akan melayani rute PadangMentawai, 19 Maret lalu. 262 - Banjir melanda Pulau Siberut

Kilas Balik Mentawai 2013 akibat meluapnya sejumlah sungai setelah hujan lebat beberapa hari. Data Pusat Kendali Operasional Penanggulangan Bencana Mentawai di SIberut Selatan menyebutkan, 7.000 warga di lima kecamatan terpaksa mengungsi. 262 - Pendaftaran bakal calon legislatif untuk DPRD Mentawai mulai dibuka pertengahan April lalu. Ratusan bacaleg dari 12 partai politik peserta pemilu di Mentawai bersaing memperebutkan 20 kursi DPRD.

MEI 263 - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan sejumlah peneliti kegempaan dari luar negeri memprediksi adanya ancaman gempa besar (megathrust) di Mentawai dengan potensi keuatan 8,9 SR. Sejumlah langkah dilakukan BNPB dengan menggelar latihan bersama di Kota Padang. Namun secara koordinatif dan partisipatif, program mitigasi fisik dan non fisik di Mentawai belum terlihat. 264 - Puluhan anggota Forum Mahasiswa Mentawai (FORMMA) melakukan aksi unjuk rasa di kantor bupati Mentawai menuntut pencairan beasiswa, 6 Mei. Aksi unjuk rasa itu berbuntut mundurnya Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Syaiful Jannah.

JUNI 265 - Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Mentawai Tarminta divonis hakim Pengadilan

Negeri Padang enam tahun penjara. Mantan kepala dinas pendidikan Mentawai ini dinilai terlibat dalam penggelapan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan tahun 2009 senilai Rp858,5 juta. 266 - Proses pembangunan hunian tetap bagi 2.072 korban gempa dan tsunami Mentawai tahun 2010 berhenti karena Rp382 miliar sisa dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana Mentawai tahun 2012 ditarik Kementerian Keuangan.

JULI 267 - Harga bahan bakar minyak (BBM) naik, di Mentawai harga yang dijual pangkalan minyak dan pengecer di atas harga yang ditetapkan pemerintah. 268 - Menjelang berakhirnya izin lokasi pembangunan perkebunan kelapa sawit PT Swasti Siddhi Amagra (SSA) di Mentawai, 30 Juli 2013, masyarakat Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sikakap menyatakan penolakan terhadap perkebunan tersebut dan meminta Bupati Mentawai Yudas sabaggalet tidak memperjanjang izin lokasi.

AGUSTUS 269 - Menyusul kenaikan harga BBM di pemerintah, harga jual di Mentawai kian tak terkendali. Agen penyalur BBM mengeluhkan tingginya biaya distribusi sehingga harga jadi mahal dan membuat mereka tidak bisa

menjual sesuai harga yang ditetapkan. 270 - Ketidakjelasan pembangunan hunian tetap membuat para korban tsunami Mentawai berencana melakukan aksi unjuk rasa ke kantor bupati di Tuapeijat. Namun aksi ini dibatalkan setelah Wakil Bupati Mentawai Rijel Samaloisa datang ke Sikakap dan berjanji memperjuangkan penyelesaian hunian tetap hingga ke Jakarta.

SEPTEMBER 271 - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif menegaskan pembangunan hunian tetap akan tuntas akhir 2013. Ketegasan itu disampaikan dalam dialog dengan perwakilan korban tsunami yang datang ke Jakarta. 272 - Belum setahun diresmikan, KM Simatalu kini terlantar. Kondisinya mulai lapuk karena dibiarkan tertambat di pelabuhan Muaro Padang berbulanbulan. Tidak adanya dokumen lengkap membuat kapal tidak dibolehkan berlayar.

OKTOBER 273 - Tarik ulur pelaksanaan pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai oleh Dinas Pendidikan Mentawai membuat pelajaran ini belum juga diimplementasikan di semua sekolahsekolah di Mentawai. Padahal pelajaran budaya ini masuk dalam Rencana Jangka panjang Menengah Daerah (RPJMD) Mentawai 2011-2016. 274 - Tiga tahun sudah korban

tsunami Mentawai tinggal di hunian sementara. Saat bantuan tidak ada lagi mereka memberdayakan hidup dengan bertanam coklat, keladi dan pisang di tempat pengungsian. Sementara sebagian lagi, kembali ke pemukiman lama untuk mengolah ladang mereka.

NOVEMBER 275 - Tiga PNS di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Mentawai menggelapkan uang bantuan bencana untuk pemulihan awal korban tsunami Mentawai. Ketiganya kini ditahan di LP. Muaro Padang. 276 - Tiga anggota DPRD Mentawai dari Partai Damai Sejahtera (PDS) akan diganti. SK Pengganti Antar Waktu ketiganya sudah ditandatangani Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno. Ketiganya kemudian menggugat SK Gubernur itu ke PTUN.

DESEMBER 277 - Pemerintah Kabupaten Mentawai bekerjasama dengan sejumlah organisasi kemanusiaan menggelar simulasi gempa dan tsunami di Tuapeijat, 16 November lalu. Simulasi diikuti ratusan warga. 278 - DPRD Mentawai terpaksa mengebut pembahasan Rancangan APBD 2014 sebab Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara baru diterima dan disahkan pada 7 Desember. Akhir Desember, APBD 2014 sudah harus ketok palu.


Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 januari 2013

10

B

Jadi Jutawan Berkat Selai

B

erkat sang nenek yang mengajarkan cara membuat selai, Fraser Doherty berinspirasi membuatnya secara massal dan menjualnya. Berkah baginya, selai produksinya sangat diminati masyarakat. Kini, selai tersebut bisa ditemui di supermarket-supermarket di Inggris. Pada umur 14 tahun, sang nenek mengajarkan Doherty cara membuat selai. Selanjutnya, remaja dari Edinburgh, Skotlandia ini mulai membuat dan menjual selai produksinya tersebut. Dia memulai dari level bawah, yakni menjual selainya dari pintu ke pintu di lingkungannya dan di pasar. Tak disangka, lebih dari 1.000 botol selai yang diproduksi di dapur rumahnya terjual tiap minggunya. Tapi, usahanya tersebut sempat menemui hambatan. Pasalnya, selai produksinya dinilai tidak sehat karena terlalu banyak mengandung gula dan zat adiktif lainnya. Selanjutnya dia mengembangkan resep selainya sendiri, tapi kali ini mengandalkan buah dan sarinya. Sekarang, produknya, SuperJam, dijual di mayoritas supermarket di Inggris. Doherty pun menyabet penghargaan "Global Student Entrepreneur of The Year". Dan pastinya, dia juga menjual jutaan botol selainya. (cnbc/p)

ulan Oktober - November lalu adalah waktu dimana banyak perguruan tinggi yang menggelar wisuda kelulusan. Mereka yang diwisuda merasa sangat bahagia dan bangga karena telah berhasil menyelesaikan study selama bertahun-tahun, hanya untuk mendapatkan gelar dan ijazah. Setelah lulus kuliah, sebagian besar dari mereka mulai mengajukan lamaran ke perusahaan-perusahaan. Job Fair adalah event yang mereka tunggu-tunggu, karena mereka bisa langsung mengajukan lamaran ke berbagai perusahaan sekaligus. Tapi tak sedikit dari mereka yang kecewa karena tak kunjung mendapat panggilan. Mereka yang sudah lulus dan masih menjadi pengangguran kini mulai frustasi karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Masih ingat kan lagu nya bang Iwan Fals, “Sarjana Muda” ? Yah itulah kenyataan yang ada sekarang ini. Pada akhirnya banyak dari mereka yang mulai merubah haluan menjadi seorang wirausaha. Menjadi wirausaha mungkin bukan lah tujuan awal mereka. Mungkin hanya karena belum mendapat panggilan bekerja di sebuah perusahaan, mereka mencoba peruntungan dengan membuka usaha, walaupun usaha yang mereka geluti tidak ada hubungannya dengan pelajaran yang mereka tekuni semasa kuliah. Enterpreneurship sebuah solusi Apa bedanya negara Indonesia dengan negara-negara maju? Sarjana Indonesia, begitu lulus kuliah akan bertanya, “Saya mau kerja apa?”, Akan teapi, sarjana di negara maju begitu lulus kuliah bertanya, “Saya mau bisnis apa?” Itulah sepenggal cerita yang mau tidak mau, suka tidak suka memang menjadi suatu realita pola pikir para sarjana kita. Pertanyaan semacam itu, seolah mendapat dukungan kuat dari data statistik, yang menunjukkan bahwa jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 0.2 persen dari jumlah penduduknya, yaitu hanya 500.000 orang. Sementara suatu negara akan memiliki pondasi perekonomian yang kuat dan akan memenuhi persyaratan awal untuk menjadi negara maju, jika memiliki jumlah pengusaha sebanyak minimal 2 persen dari jumlah penduduknya. Bandingkanlah dengan tetangga kita, Malaysia yang telah memiliki pengusaha sebesar 3 persen, Singapura 7 persen, China 10 persen,

apalagi negara adidaya, Amerika Serikat, memiliki jumlah pengusaha tertinggi, yaitu 12.5 persen dari jumlah penduduknya. Lalu cobalah kita perhatikan, jika suatu seminar atau pameran entrepreneurship yang diadakan di suatu tempat, walaupun sudah dipromosikan dengan gencar, namun biasanya akan mendapat antusiasme yang relatif ‘dingin; dari para pengunjungnya, walaupun tidak semua tempat pameran sepi pengunjung. Namun apa yang terjadi pada suatu event Job Fair, atau pameran ajang pembukaan lowongan kerja? Wah, tanpa dikomando, tanpa digembar-gemborkan, pesertanya bisa dipastikan akan selalu membludak, penuh sesak, saling berebut untuk melamar pekerjaan. Ya, memang mayoritas penduduk kita, lebih merasa aman dan nyaman dengan bercita-cita menjadi seorang karyawan. Lalu apakah itu salah? Jelas tidak ada yang salah dalam suatu pilihan hidup, itu semua adalah hak individu yang mesti dihargai. Menjadi seorang karyawan yang baik dan berakhlakul kharimah pun merupakan suatu pilihan mulia. Namun jika kita berbicara mengenai konteks, bagaimana meningkatkan kemandirian dalam perekonomian bangsa

indonesia, maka penggalakkan program entrepreneurship adalah satu-satunya solusi yang dapat menjawab permasalahan bangsa ini. Menurut data statistik 2011, jumlah sarjana yang menganggur lebih dari 2.000.000 orang. Coba bayangkan, jika 10 persen saja dari jumlah mereka, yaitu sebanyak 200.000 orang menjadi entrepreneur dengan membuka suatu bisnis, maka jika diambil rata-rata 1 orang bisa membuka 2 lapangan kerja, maka suda bisa membuka 400.000 lapangan kerja baru. Bagaimana kalau lebih dari 10 persen sarjana yang menjadi entrepreneur? Wah, maka pemerintah tidak perlu repotrepot memikirkan nasib 10 juta pengangguran di Indonesia ini. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan geliat entrepreneurship di Indonesia, diperlukan dukungan banyak pihak, baik pemerintah, yang bisa melakukan penyegaran materi entrepreneurship di kurikulum bangku sekolah dasar hingga kuliah, mempermudah akses pasar, permodalan, pelatihan, dan pendampingan usaha. Lalu peranan orang tua juga sangat penting, dalam memberikan arahan dan support kepada putra-putrinya, untuk bisa menjadi seorang entrepreneur. Karena justru biasanya orang tualah yang terkadang “menghalangi” niat

sang anak untuk berwiraswasta, mereka akan lebih “bangga” jika putra-putrinya menjadi karyawan yang mendapatkan penghasilan tetap dan tunjangan di hari tua. Ya, maka mulai sekarang, mari bersama kita tingkatkan cita-cita luhur dalam hidup kita, dari hanya sekedar “ingin hidup dengan aman” menjadi “ingin hidup dengan memberi manfaat bagi banyak orang dan lingkungan”. Marilah kita dukung bersama, gerakan entrepreneurship bagi keluarga dan bangsa kita, demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Tapi itulah fakta yang terjadi di Indonesia saat ini. Data terakhir menyebutkan bahwa jumlah pengangguran terdidik di Indonesia kini mencapai lebih dari 1 juta orang, ironis memang. Banyak lulusan sarjana yang kini menjadi pengangguran, membuka warung makan, atau berjualan di pasar. Karena sulitnya memperoleh pekerjaan saat ini, dan karena tuntutan ekonomi yang semakin mendesak, tak pelak mereka terus memutar otak mereka gimana supaya mendapatkan penghasilan. Banyak dari mereka yang mengalami kegagalan dalam berwirausaha, tapi tak sedikit pula yang justru meraih kesuksesan dari usaha yang telah mereka geluti, dan kini menjadi pengusaha sukses. (int/prl)


Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 januari 2013

R

emaja dipercaya sebagai generasi yang sulit untuk merasa puas. Mereka adalah generasi yang terus mencari dan siap berkreasi. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu kreatif dan berhenti berfikir bahwa mengajar adalah sekedar proses penyampaian ilmu dari guru ke siswa. Guru harus selalu melibatkan siswa dalam proses belajar, sehingga mereka tahu betul apa yang sedang mereka kerjakan berikut manfaatnya. Untuk memaksimalkan potensi mereka, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengajar generasi ini. Menurut Gary Anderson, pakar dari Cambridge University, remaja selalu ingin terlihat up-to-date (mutakhir). Jadi, gunakan topik-topik yang sedang digemari, seperti teknologi, olahraga, hiburan, apapun, yang masih relevan dengan pembelajaran. Dalam kondisinya yang

labil, remaja mulai mencari identitas mereka, sehingga kadang-kadang mereka terlihat memiliki identitas ganda. Gunakan kegiatan yang memberi mereka akses untuk beralih peran yang memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan beragam perasaan. Guru dituntut untuk memberikan otonomi dan kesempatan untuk membuat pilihan. Semua ini untuk menumbuhkan kedewasaan dan rasa bertanggung jawab. Garu mememaparkan, dalam pelajaran, beri kesempatan mereka untuk beraktivitas dan bergerak. Segala aktivitas yang bersifat permainan bagus untuk digunakan di kelas karena dengan begitu, remaja bisa belajar digunakan di kelas karena dengan begitu, remaja bisa belajar berinteraksi dan berkompetisi. Di samping hal-l tersebut guru juga dituntut menyediakan kesempatan menggunakan bakat yang dimiliki remaja untuk mengerjakan tugas yang

menarikdan mendorong minat remaja secara personal. Hasil dari kegiatan ini bisa dipamerkan. Izinkan mereka menggunakan pengetahuan dan ketertarikan ini dalam proses belajar di kelas karena remaja sering memiliki pengetahuan luar biasa mengenai bidang tertentu. Karena sekarang bukan jaman dimana gelar dari sekolah memberi jaminan untuk mendapat pekerjaan, guru juga ditantang untuk memberikan bekal bagi siswa untuk menciptakan lowongan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Banyak hal yang guru bisa dan harus lakukan untuk mengembangkan potensi remaja dan membentuknya menjadi individu yang mandiri dan berkualitas Salah satu yang bisa dilakukan guru adalah mengembangkan karakter entrepreneur sejati dalam diri siswa. Sebagai orang-orang yang mengendalikan masa depannya sendiri,

11

entrepreneur sudah selayaknya menjadi tujuan ke mana guru membawa muridnya. Di samping itu, kualitas yang dimiliki oleh entrepreneur sejati juga menjadi kualitas yang wajib dimiliki oleh remaja mengingat semakin banyaknya tantangan yang harus mereka hadapi di masa depan. Untuk menanamkan karakter entrepreneurship, ajari mereka untuk menghargai uang dan cermat dalam mengaturnya. Hampir semua entrepreneur menghasilkan uang dari sejak mereka masih remaja. Bangun jiwa kompetitif pada diri mereka. Banyak dari entrepreneur aktif dalam kegiatan olahraga atau kegiatan sejenis yang membangkitkan semangat kompetitif mereka, bahkan sejak sekolah. Bentuk kegiatan kompetitif lainnya biasanya berhubungan dengan hal-hal positif, seperti: kompetisi untuk meraih nilai tinggi,

mendapat penghargaan dari orang tua serta guru atau mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam hidup. Kembangkan sikap berani mengambil resiko pada mereka. Hal ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil seperti berani membuat iklan produk untuk disebarkan pada masyarakat. Biarkan mereka mengembangkan ide-ide yang ada dalam kepala mereka. Ajarkan untuk untuk tidak takut mencoba ide-ide baru.Dalam segi sikap, ajarilah mereka untuk menjadi orang yang bias dipercaya karena bisnis dilakukan dengan dasar kepercayaan dan etika bekerja sama. (int/p)

mencintainya dan membaginya dengan teman-teman Anda dan saya berharap mereka membuat Anda tersenyum." jelasnya. Madison, yang akan memulai sekolahnya di kelas 10 musim gugur mendatang, selalu terlibat dalam setiap tahap bisnis Fish Flops. Dia menggambar sendiri semua desainnya dan memilih kombinasi warna digital, namun ia juga telah belajar bagaimana untuk kemasan pengiriman, stok gudang, menjelaskan harganya, memandu dalam pameran, dan membuat promosi penjualan. Namun tampaknya dia memiliki bakat tertentu untuk pemasaran melalui media sosial. Berkat akun Twitter-nya, dia berhasil menangkap ketertarikan putri Nancy O'Dell pembawa acara Entertainment Tonight, selain juga Tony Little dari toko kebugaran HSN. Dia mengakui bahwa usahanya telah membantu mengasah beberapa kecakapan dalam

hidupnya, seperti berbicara di depan publik, berkat pengalaman menjelaskan produknya di pameran industri dan membuat presentasi pada para pembeli di toko swalayan. Dia juga belajar kesabaran. Bagian terburuk dari bisnis, kata Madison, adalah menunggu toko untuk memutuskan apakah ingin memajang barang dagangannya di rak-rak mereka. Madison telah menyisihkan keuntungannya yang cukup untuk menutupi biaya kuliahnya, berkat keputusan bijaksana ayahnya ia tidak diizinkan untuk menghabiskan semuanya. "Ayah saya tidak akan membiarkan saya menyentuh uang itu," akunya. "Ini untuk kuliah." Dia telah berencana untuk belajar bisnis di perguruan tinggi, dan sudah memiliki rencana besar di luar Fish Flops. "Akhirnya saya ingin melakukannya sendiri," katanya. (int/p)

Jadi Jutawan Berkat Sandal Jepit

P

ada usia 15 tahun, kebanyakan anak perempuan seumurnya baru belajar tentang fesyen. Namun Madison Robinson sudah mantap di jalurnya untuk menjadi seorang jutawan berkat desain cerdik dari sandal jepit bercahaya yang diperuntukkan untuk anak-anak. Remaja putri, dari Galveston Island, Texas, Amerika Serikat ini muncul dengan ide sandal jepit ikan (Fish Flops) pada usia delapan tahun. Dengan bantuan ayahnya, serta beberapa pembiayaan dari teman dan kerabatnya dia mampu mengubah gambar ke dalam sampel produk dan menjual ide itu ke pengecer di berbagai pameran perdagangan. Dan tampaknya pengecer sendiri tidak bisa mendapatkan cukup sandal berwarna cerah seperti itu. Sudah lebih dari 30 toko meminta pesanan termasuk Nordstrom dan Macy's kepada Madison. "Ini menarik. Saya tidak

awalnya dia membuat pendekatan pada pengecer melalui surat, dan menciptakan serangkaian desain khusus yang dapat dijual di tokotoko di seluruh AS.

berpikir Fish Flops akan muncul sepanjang jalan sejauh ini. Saya pikir mereka hanya akan tinggal di butik, tapi sekarang mereka ada di Nordstrom," ujarnya seperti dilansir dari Pikiran Rakyat. Dia mengungkapkan bahwa

Sekarang dia melakukan hal yang sama untuk toserba Macy's, setelah pembeli memintanya untuk membuat model untuk wanita dewasa. Sandal rancangan Madison ini dijual sekitar US$ 25 sepasang, dan, hanya dua tahun sejak diluncurkan secara resmi oleh perusahaan ini, lebih dari 60.000 pasang telah terjual, menghasilkan penjualan ritel setidaknya senilai US$ 1,2 juta. Setiap pasang sandal ini disertai dengan label foto Madison dan pesan yang menjelaskan bagaimana idenya lahir. "Pada tahun 2006, aku punya ide untuk membuat sandal jepit yang menunjukkan cinta saya pada berenang, memancing, dan menggambar," tulisnya. "Saya harap Anda memakainya,


Sosok

A

da empat prioritas pembangunan di masa kepemimpinan Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet. Di sektor infrastruktur, mewujudkan jalan trans Mentawai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, di sektor pendidikan memberikan pemerataan pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi, di sektor pertanian mengejar swasembada beras dengan mencetak sawah baru dan terakhir menyelesaikan proses rehabilitasi dan rekonstruksi bencana bagi korban tsunami Mentawai terutama pembangunan pemukiman baru. Namun sebagai landasan untuk membangun Mentawai, menurut Yudas yang harus diperkuat adalah eksistensi masyarakat adat. Kepada Puailiggoubat 2 Desember lalu, Yudas bercerita soal capaian yang sudah diraih selama dua tahun kepemimpinannya dan apa yang akan menjadi target pemerintahannya tahun 2014, berikut hasil wawancara dengan Puailiggoubat di beberapa kesempatan. Sudah tahun ketiga kepemimpinan anda, apa yang telah berubah dan apa yang

Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

perlu dibenahi? Yang pertama adalah program pendidikan yaitu menyekolahkan orang Mentawai, kita mengeluarkan dana Rp13 miliar untuk itu. Anakanak muda dari daerah pedalaman kita sekolahkan. Soal beasiswa memang sempat bermasalah, kalau kemarin itu yang tidak siap adalah dasar hukumnya. Bicara pendidikan bukan sekolah saja tapi juga membenahi internal kita, dalam rangka kita membenahi itu, evaluasi kita kemarin adalah apakah IPK-nya 1,2 kita bantu juga? Kedua pertanian, kita sekarang bicara soal petak sawah, kita mengharapkan bahwa ada kemandirian pangan, bagaimana kita mewujudkan swasembada pangan. Orientasi kita tidak hanya mencetak sawah tapi juga membina petani, menyediakan infrastrukturnya lalu penyuluhnya juga harus fokus. Selain swasembada pangan sawah ini juga alternatif, kita sebut diversifikasi pangan (keragaman), kalau untuk kita di Mentawai itu coraknya beragam ada beras, sagu, pisang dan keladi harus kita akomodir itu. Karena Mentawai itu sudah beragam, ada orang Minang, Batak, Jawa dan Nias, ada yang makan beras, sagu dan keladi dan ini harus kita akomodir. Kalau sagu, keladi dan pisang untuk jangka

pendek hanya dalam konteks konsumsi tapi dari konteks ekonomi belum bisa kita harapkan menjadi sumber pendapatan masyarakat yang bisa mengangkat ekonomi itu adalah beras dan padi. Ke depan harus ada beras dari Mentawai yang dikonsumsi masyarakat luas. Pengalaman kita waktu bencana kan mendatangkan beras dari luar, kita harus punya stok selain keladi, sagu dan pisang, itu hanya kebutuhan jangka pendek, sebab tidak bisa disimpan ke gudang, sagu juga hanya bisa bertahan selama lima bulan, kalau beras kan bisa kita stok di gudang, kalau terjadi apaapa lebih gampang kita ambil. Program sawah ini merupakan jawaban dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengenai raskin, kalau tidak berani memutus mata rantai itu tidak akan terjadi swasembada pangan, raskin itu adalah program pemerintah diperuntukkan bagi mereka yang tidak punya tanah, sementara kita punya tanah luas. Untuk raskin kita mengeluarkan dana pendamping selama setahun Rp2,5 miliar, kalau dibanding program cetak sawah itu Rp5 miliar artinya kita buka modal dulu untuk ketahanan pangan kita ke depan, dari pada menggantungkan beras dari Bulog, coba suatu saat stok beras tak ada, kita mau makan apa? Nah kalau itu sudah ada kita juga akan mensuplai beras kepada yang masih minus terutama dalam daerah kita, misalkan kalau di Sikabaluan minus beras maka akan kita suplai ke sana dari petani Sipora, Siberut atau Sikakap. Terakhir jalan, jalan terus terang seperti kita di Siberut itu pembangunan jembatan itu sudah mulai bergerak, ada di Puro, Sirisurak dan Saibi, 2014 ada jembatan di Taileleu dan Sotboyak, kenapa kita bikin jembatan dulu karena di Siberut banyak sungai, jadi kita selesaikan dulu jembatan baru kita bikin jalan.

Pengadaan alat berat sudah ada, saya sudah dapat laporan dari Dinas Pekerjaan Umum, alat berat sudah masuk ke Siberut untuk membuka jalan. Untuk di Sipora, saya sudah mengadakan lobi-lobi di APBN sudah ada anggarannya Rp80 miliar untuk di Sipora, tahun depan kita mulai. Untuk Pagai Utara Selatan tahun depan kita mulai, tapi saya kurang tahu pasti jumlahnya sebab dananya ada di Pemerintah Sumbar yang dialokasikan dari dana rehap rekon. Menurut Anda, dari program di atas apa yang harus dibenahi? Yang pertama adalah manajemennya misalkan Dinas PU agak sulit mereka mengatur dari sini (Tuapeijat), itu karena wilayah Mentawai luas, solusinya adalah membuat Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) pada masing-masing daerah, jadi orang yang ada di kabupaten hanya kebijakan dan perencanaan, UPTD ini menjalankan, termasuk pendidikan juga kita ubah jadi UPTD, kepala cabang yang ada pada masing-masing kecamatan supaya dekat, kemudian pertanian kalau sudah selesai cetak sawah akan ada UPTD-nya. Jadi UPTD ini nantinya lebih bebas menyusun anggaran dan sebagainya. Kalau tidak melakukan pekerjaannya ya diganti, tidak ada cerita. Apa prioritas program tahun ini? Kalau prioritas selain cetak sawah, tetap saya berkomitmen soal jalan, jalan itu yang membuat perubahan banyak terhadap Mentawai, kalau tidak ada jalan jangan bicara soal pendidikan, kalau tidak ada jalan jangan bicara soal kesehatan, kalau tidak ada jalan jangan bicara soal ekonomi, urat nadi itu jalan. Walaupun ada dampak misalkan soal hutan lindung, hutan produksi atau Taman Nasional Siberut tapi kita akan mencari jalan keluarnya. Program jalan trans Mentawai ini tentu tidak akan dibuat di areal TNS namun kalau hutan produksi masih bisa kita usahakan ke Kementerian Kehutanan. Bagaimana pula perkembangan pembangunan hunian tetap di

12

Pagai Utara Selatan dan Sipora Selatan? Menurut laporan yang saya terima dari fasilitator, prinsipnya sudah siap, tinggal masalah sekarang harga kayu dengan Primkopad mengenai harga yang layak bagi mereka, kemudian adalah dalam waktu dekat pencairan dana sudah bisa dilakukan karena dana untuk membangun huntap ini sudah masuk dan saat ini dalam proses pencairan. Fasilitator sudah ada di lapangan, Sekretariat Bersama sudah melakukan pembenahan. Sebetulnya target kita adalah bagaimana ini sudah mulai, walaupun tahun ini tidak tuntas semua. Jika ini tidak tuntas dalam tahun ini, apakah dana itu nanti tidak lagi kembali ke Kementerian Keuangan seperti tahun lalu? Bisa saja terjadi kalau kita lalai artinya teknis di lapangan, inikan yang bertanggungjawab dua, dari provinsi dan kabupaten, provinsi lebih teknis jalan, infrastrukturnya semuanya dari provinsi dananya PPTK-nya, kalau kita lalai maka bisa terjadi, cuma sekarang sudah ada Peraturan Keuangan (Perka) 105, karena ini bantuan hibah maka ada keleluasaan untuk memprosesnya agak panjang sampai Januari, mungkin bisa saja sampai Maret tapi tergantung situasinya. Saat ini Mentawai merupakan daerah dengan pendapatan terendah dibanding dengan kabupaten lain di Sumatera Barat, bagaimana mengatasinya? Mengenai pendapatan, yang sedang kita tingkatkan adalah sektor pariwisata, sektor kelautan dan perikanan, sektor pertanian namun kita masih minim infrastruktur pendukung, itu masalahnya, misalkan kalau kita pergi ke Katiet untuk jalan-jalan, dengan apa kita ke sana, tidak ada

ke halaman 13


Sosok jalan, jadi kuncinya itu ada di infrastruktur, investorpun yang datang ke sini yang dia lihat adalah jalan, bagaimana mengakses tujuan utama. Walaupun demikian kita sudah mulai jalankan sektor pertanian. Kita akan menyiapkan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat itu tidak selalu dengan perusahaan besar, tapi juga perusahaan kecil yang bisa mengadopsi kondisi masyarakat setempat, misalkan sawit kalau besar-besaran tidak bisa mengakomodir masyarakat dengan jumlah 36 persen masyarakat tidak berpendidikan, bagaimana caranya kita cari yang bisa dikelola masyarakat, apa itu? Misalkan kebun coklat, singkong, keladi, tapi kita kelola secara industri, industri singkong misalnya. Soal pariwisata di Mentawai, kapal-kapal wisata berkeliaran, namun tidak ada pajak, aturan hukum harus kita siapkan dan infrastruktur dan fasilitas kita siapkan. Namun untuk menyiapkan itu kita tidak sanggup mendanai dari APBD, karena itu saya akan mencari investor. Terkait dengan transportasi bagaimana? Sementara ini kita fokus pengembangan Rokot (bandara) karena ini terkait dengan pariwisata, terakhir saya berhubungan dengan Dirjen Perhubungan. Sebetulnya tinggal kesiapan kita, misal mengurus pembebasan lahannya dan mencegah abrasi. Diperkirakan tahun 2015 itu akan

BIODATA Nama: Yudas Sabaggalet, SE, MM Tempat/Tgl Lahir: Madobag/24 Februari 1964 Pendidikan Terakhir: S2 Master Manajemen (MM) di Universitas Andalas Padang Istri: Rosmaida Sagurung Anak: Virgilius Ansgario Sabaggalet dan Eulogius Sabaggalet Alamat: KM 12 Tuapeijat

Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

berjalan. Itu juga akan memajukan ekonomi masyarakat, kenapa saya setuju dengan Rokot, sebab lokasinya ada di tengah-tengah, bisa berdampak pada Sioban bagian selatan, bisa berdampak pada Tuapeijat. Dan itu adalah jalan trans Mentawai, kalau kita mau menyeberang ke Siberut kan kita lewat Tuapeijat jalan ujung, ke Sikakap harus lewat Sioban sebab ujungnya Katiet.

Soal jalan trans Mentawai ini, sudah sejauh mana perkembangannya? Kalau saya pikirkan sekitar 10 persen sudah ada arahnya minimal target saya sampai akhir jabatan adalah 30 sampai 40 persen yang sudah jadi, ataupun asal bisa dilalui sepeda motor dulu. Nanti bupati berikutnya tinggal mengembangkan. Seperti sekarang, kita terbantu dengan adanya anggaran Rp75 miliar untuk jalan trans Sipora. Kalau kita andalkan APBD kita tidak sanggup. APBD kita sekarang saja ada sekitar Rp500 miliar, itu untuk operasional rutin sudah habis. Begitu juga jalan di Siberut dan jembatannya. Kalaupun tidak selesai pada tahun 2013, setidaknya kita sudah ada terobosan dan sudah gampang membuat jalan. Jalan ke Rogdok misalnya itu akan kita bangun jadi jalan besar dan menuju Pei-pei. Saya katakan sama kontraktor, jangan main-main membangun jembatan ini sebab ini akan dilalui jalan trans Mentawai. Rencananya jalan menuju ke Peipei ini lokasinya di persimpangan sebelum Rogdok di

daerah Majobulu, nanti akan melintasi Alalai dan Peipei. Sementara di Muarasiberut akan kita tembuskan jalan ke Sirisurak dan tahapan ini masih pembangunan jembatan juga, terus ke Saibi. Kalau sudah selesai itu maka akan bisa kita tembus dari Muarasiberut ke Saibi memakai sepeda motor. Saat ini jalan P2D merupakan embrio dari jalan trans Mentawai. Sekarang terkait kinerja PNS, dalam penerimaan CPNS kemarin, mengapa banyak kebutuhan tidak terakomodir? Itu betul terjadi, saya sudah minta formasi guru seperti matematika, fisika tapi KemenPAN tidak merekomendasi, ke depan itu saya minta Badan Kepegawaian Daerah (BKD) memperjuangkan penerimaan CPNS untuk lulusan SMA lalu kita kuliahkan. Mahasiswa yang kita kuliahkan itu harus mengabdi di Mentawai 30 tahun baru bisa pindah atau yang kita buat adalah mengabdi di Mentawai selama 30 tahun, kalau sudah selesai itu silahkan pindah ke luar Mentawai. Saat ini dalam data BPS ada 36 persen pendidikan orang Mentawai tidak tamat SD, padahal sudah 68 tahun kita merdeka, Polres, Danramil

13

tidak ada orang Mentawai padahal kita sudah lama merdeka, ini tantangan bagi kita, makanya harus pikir cepat, kalau kita menunggu alami tidak bakal terjadi. Kita menyekolahkan orang Mentawai tidak hanya untuk pegawai negeri, bisa jadi mereka pengusaha, pengacara, bisa jadi wartawan, tapi saya meminta dimanapun anda berada bendera Mentawai itu harus anda kibarkan. Bagaimana pula soal pelajaran budaya Mentawai? Tahun ini seluruh sekolah dasar sudah menerapkan pelajaran budaya Mentawai, itu juga masuk dalam RPJM saya selama jadi bupati, budaya itu sangat penting karena itu menjadi landasan kita sebagai orang Mentawai termasuk landasan dalam pembangunan, selain itu kita juga akan kembali mengaktifkan yang namanya dewan adat, dewan adat itu bukan milik Yayasan Citra Mandiri Mentawai tetapi itu milik orang Mentawai. Kita berencana akan membantu kembali menguatkan itu, sebab selama ini soal adat kita di Mentawai masih lemah, tentu rentetannya akan dibuatkan aturan yang memperkuat adat Mentawai. (rus)


SOSOK

Puailiggoubat

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

14

WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI, RIJEL SAMALOISA

Butuh Komitmen Kuat Bangun Mentawai yang sedang tertumpuk untuk segera diselesaikan. Apa yang membuat data base sekolah tidak selesai dibuat? Karena masalah sumber daya, namun menurut saya ini bisa diserahkan pihak ketiga, dulu ada rencana pembuatan data base namun gagal. Namun kita mencoba lagi dan dibuat oleh orang profesional, setelah itu kita

A

ktivis dan politisi yang terpilih menjadi wakil bupati Mentawai periode 20112016 ini menyatakan, pembenahan di segala sektor pemerintah harus dilakukan untuk memperlancar pembangunan Mentawai. Banyak hal yang harus diselesaikan, banyak target yang harus dikejar, semuanya membutuhkan keseriusan aparatur pemerintahan. Kepada Puailiggoubat awal Desember lalu, Rijel Samaloisa, magister Ilmu Politik Universitas Gajah Mada ini berbincang soal pendidikan, kesehatan dan infrastruktur di Mentawai. Tiga hal ini menjadi tugas pokok pemerintah untuk memajukan Mentawai. Apa target Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai di bidang pendidikan tahun depan? Tahun 2014 kita akan membuat data base sekolah SD, SMP sampai SMA, kita identifikasi mana gedung sekolah yang kategori rusak hingga yang terbagus, kita harus punya data, sampai saat ini kita belum memiliki data itu. Tahun depan semua database sekolah di seluruh kepulauan

Mentawai sudah harus ada. Sekarang kita tidak memiliki data data yang pasti, kita membangun secara sporadis, misalnya tahun ini di Batsagai kita bangun 2 lokal namun setelah lokal baru selesai, lokal yang lama ambruk, itu kita lakukan berulang-ulang. Kita berharap tahun depan, masing-masing sekolah sudah memiliki master plan, meski tidak sekaligus kita bangun tapi kita tahu mana sebenarnya yang kita bangun, tidak sambal sulam. Kemudian pengiriman mahasiswa Mentawai pada 2012 ke perguruan tinggi terbaik, terus terang animo masyarakat luar biasa hanya pada tahun 2013 tidak banyak yang kita kirim, hanya 10 orang yakni kedokteran gigi 5 orang dan fisioterapis 5 orang. Jumlah tahun ini jauh berkurang karena persoalan kemarin, terus terang energi dinas pendidikan terkuras karena persoalan beasiswa ini. Yakni bantuan pendidikan, beasiswa berprestasi dan beasiswa mahasiswa miskin. Apalagi terjadi pergantian kepala dinas dari Pak Syaiful ke Pak Sermon, mau tak mau kepala dinas yang baru mesti menyesuaikan diri menyelesaikan PR

mencari referensi yang terkait pendidikan. Kita tidak bisa mengabaikan soal pendidi-kan ini, apalagi soal pendidikan dasar karena kalau dia bagus di tingkat dasar maka pada tingkatan selanjutnya akan lebih mudah. Saya kemarin ke Pagai Selatan, ada 16 sekolah, gurunya hanya 44 PNS bayangkanlah berapa guru dalam satu sekolah, rata-rata dua saja, sebagian malah ada sekolah yang hanya memiliki 1 orang guru PNS selebihnya guru sukarela yang tamat SMP dan SMA. Jika bicara bicara kualitas masih jauh. Belum lagi gedungnya, meski gedung bukan penentu namun itu sangat penting mendukung peningkatan kualitas lulusan pendidikan kita di Mentawai. Ini yang coba kita lakukan, makanya saya pernah sampaikan, bicara pendidikan tidak hanya menjadi beban kita di APBD tapi juga melibatkan prakarsa dana dari pusat penunjang pendidikan. Namun sayang, tahun ini (2013) kita diberi Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan sebesar Rp19 miliar tapi tak mampu dikelola

sehingga nol persen fisik, alasannya selalu juknis dari dulu itu, belum lagi di SKPD lain. Terus terang di dinas pendidikan kita butuh komitmen, kalau soal kemampuan saya kira itu relatif namun yang terpenting komitmen keberpihakan. Kemudian perencanaan fisik sekolah, saya mau sampaikan yakni di Dusun Simalikbeg (Siberut Barat) tidak akan sama model perencanaannya dengan sekolah yang ada di Maileppet. Jika di Simalikbeg jangan paksakan di beton, jangan paksakan di seng. Buatlah perencanaan sesuai dengan kondisi daerah di sana sesuai dengan potensi lokal yang dimiliki di sana. Misalnya, kalau kita paksakan buat bangunan beton di sana kita akan terbebani biaya transportasi yang besar, harga semen tibanya di Simalikbeg mencapai Rp300 ribu per zak belum lagi sengnya, itu pun sebentar sudah rusak dan sebagainya. Lebih bagus kita buat sekolah dengan atap tobat dengan dinding papan yang kuat model uma karena jika melihat uma yang dibangun orang tua dulu bisa bertahan 40 tahun. Kenapa kita tidak adopsi model rancangan seperti itu? Di setiap forum selalu saya sampaikan, jika perlu perencanaannya ada dua versi yakni lokasi di pusat kecamatan dengan daerah hulu, karena material pabrik tidak bisa kita paksakan di hulu. Contohnya saja pembangunan SD di Rokdog tahun ini putus kontrak, saya sudah lihat waktu kami ke sana. Jangan terlalu dipaksakan bangunan yang ada di kabupaten dengan yang ada di hulu misalnya. Asrama anak sekolah Madobak yang dibangun PNPM itu bagus, kenapa bukan model seperti itu kita mulai, okelah atapnya seng tapi dindingnya tidak usah paksakan semen supaya uang berputar di tengah masyarakat sehingga pembangunan memberi efek positif peningkatan ekonomi masyarakat. Saya katakan, kalau saya ke Saureinuk tidak perlu saya beli beras di Tuapeijat, saya beli di sana meski harganya mahal tidak apa-apa termasuk sayur, jadi uang akan berputar di

tempat itu. Jadi jika kita membuat bangunan sekolah sesuai potensi daerah tersebut ketika kita pesan kayu untuk pembangunan masyarakat sudah siapkan di sana, tidak perlu susah-susah beli semen di Padang karena membawanya susah. Kecuali untuk akan datang jika jalan sudah ada, sekali lagi yang diuntungkan bukan masyarakat, sebentar bangunan sudah lalu buat lagi. Jadi jika kita memiliki data base dan master plan maka kita memiliki daftar prioritas yang akan dibangun. Itu yang tengah kita perjuangkan bersama, bukan karena itu kampung bupati atau wabup namun pembangunan itu memang dibutuhkan dan mendesak Bagaimana dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan di Mentawai pada 2013? Di PU (Dinas Pekerjaan Umum) beberapa hal yang terbengkalai seperti jalan dan jembatan bisa kita tuntaskan, minimal sudah bisa menghubungkan desa-dusun, desa-ibu kota itu bisa diselesaikan. Masih banyak yang mau kita siapkan sambil kita siapkan jalan trans Mentawai. Jalan trans Mentawai tidak bisa sekaligus kita bangun kecuali di Sipora karena langsung dibiayai APBN pada tahun 2014 yakni Tuapeijat-MaraKatiet, selebihnya PNPMMP dan P2D Mandiri. Prioritas ini sebagai upaya kita membebaskan kampung dari keterisoliran. Dengan adanya P2D mandiri itu cukup membantu, walaupun kita masih perlu meningkatkan kualitas bangunan namun di beberapa desa kualitas jalan yang dibangun P2D dan PNPMP cukup bagus. Mesti ada pengawasan maksimal baik itu tingkat pemerintah maupun DPRD, sebenarnya masyarakat yang paling kita harapkan untuk melakukan pengawasan di sana karena tidak akan mungkin bupati mau pun DPRD terus mengawasi di sana, maka kita berharap peran serta masyarakat mengawasi pelaksanaan termasuk kualitas jalan karena jalan milik mereka. Sementara untuk kelanjutan pembangunan jalan di Sikakap dan Siberut perlu ada pembebasan lahan. Apa ke halaman 15


15

Puailiggoubat

SOSOK

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

yang kurang pada 2013 akan kita tingkatkan pada 2014, tidak hanya bicara volume atau kualitas P2D mandirinya namun kita fasilitasi alat, tidak mungkin mengaduk semen secara manual, kita perlu memberi molen mini kepada masyrakat dan desa menjadi aset desa atau kecamatan yang penting itu dalam rangka meningkatkan kualitas hasil bangunan yang mau kita bangun. Pariwisata Mentawai sudah mendunia, namun tidak ada retribusi dari sana, apa sebabnya? Pemerintah belum melihat potensinya ada, baru orang luar yang melihat potensi pariwisata Mentawai luar biasa. Apa yang terjadi, kepala dinas pariwisata lebih sering minta studi banding ke luar, apalagi yang mau dibuat di luar. Paradigma seperti itu terus dibangun, pergi ke luar terusterusan. Saya bilang harus di dalam kita kelola. Namun tidak hanya kepala dinas yang bicara tentang pariwisata ini namun juga masyarakat. Dan tidak hanya surfing yang menjadi daya tarik wisata di Mentawai tetapi juga budaya. Madobak kenapa saat ini sepi, mestinya juga potensi wisata budaya yang di Siberut yang luar biasa turut diperhatikan. Perlu perencanaan, blue print kita sudah punya namun perlu direvisi sehingga betul-betul sesuai dengan kebutuhan kita di sini. Saya juga tidak mau menyamakan Mentawai seperti Bali. Yang saya ingin ada sinergi antara masyarakat dengan perangkat pariwisata. Saya pergi ke Makaroni, saya tanya di sana ikan yang dikonsumsi di sana didapat darimana, katanya dari Padang, waduh inikan tidak masuk akal padahal sekitar resort itu potensi ikannya luar biasa. Ini menunjukkan tidak terbangun sinkronisasi kehadiran pariwisata di sana dengan peran penduduk setempat. Kenapa kita tidak bebaskan tanah 10 hektar dan kita jadikan pusat pemberdayaan masyarakat. Sehingga apa yang menjadi kebutuhan resort masyarakat yang sediakan, kita latih mereka. Dana dari resort ini kita kembalikan kepada masyarakat dalam bentuk seperti itu. Mereka bertani secara profesional dan menghasilkan sesuai dengan kebutuhan bule di sana. Sampai saat ini PAD kita nol persen dari sektor pariwisata, sudah masuk 2 tahun. Artinya apa, kacamata SKPD terkait masih memandang masyarakat tidak ada apa-apanya dan kita beranggapan bahwa hanya orang luar yang bisa mengembangkan itu sementara kita tidak sadar bahwa kita punya potensi. Kalau kita sudah sadar berarti kita akan mulai dari dalam, tidak bisa kepala dinas sendiri, kita perlu kebijakan berdasarkan konteks daerah. Kalau kita ke Raja Empat berbeda potensi di sana, jangan disamakan, ini persoalan hati sebenarnya. Maka menurut hemat saya, dititik-titik

pariwisata kita perlu bangun pusatpusat masyarakat dan kita didik mereka apa yang menjadi kebutuhan resort ini. Termasuk resort ini mesti ada tanggungjawab membangun sekolah, jadi tidak semuanya pembangunan itu dari APBD kita. Apakah Perda Pariwisata yang mendukung penarikan PAD dari sektor itu sudah ada? Kemarin baru diajukan, DPRD kan mau reses minggu ini, saya sudah bicara dengan kawan-kawan DPRD meski tuntas tahun ini, termasuk revisi Perda No.6 tahun 2002 tentang pembatasan jumlah pelaku usaha. Ada tiga Ranperda yang diajukan Bupati ke DPRD untuk dibahas. Kita berharap tahun ini sudah selesai.

(Musrenbangnas). Selama ini kapal antarpulau yang kita sulap adalah kapal kargo seperti Nade yang dijadikan kapal penumpang. Kan malu kita karena itu kita andalkan. Mesti ada progres, yakni memanusiakan manusia karena penumpang itu bukan

menganggarkan sertifikasi itu. Dalam APBDP dimasukkan dan saat ini tengah diurus, sehingga pada 2014 kita harapkan sudah dioperasionalkan dan menjangkau masyarakat sesuai dengan nama kapal itu yakni Simatalu. Itu yang bisa kita lakukan sementara, kalau bisa kan kapal cepat kita berikan di sana untuk mengejar cuaca, ombak dan

Apa yang ditargetkan dari sektor pariwisata pada 2014? Target kita jelas PAD, tapi kalau tidak ada regulasinya juga tidak akan bisa, namun jika tahun ini Perda tentang pariwisata belum tuntas mungkin bupati bisa membuat perbup menunggu perda disetujui kawankawan di DPRD. Biaya berobat mahal di Mentawai terutama transportasi ke pusat kesehatan, bagaimana pemerintah menjawab hal itu? Kita saat ini membuat perencanaan bagaimana ada puskesmas rujukan di induk kecamatan seperti Muara Siberut, Sikabaluan dan lain sebagainya yang tercantum dalam RPJMD, tidak hanya semata-mata menjadikan RSUD Tuapeijat menjadi pusat rujukan kecuali penyakitnya parah. Bayangkan saja warga dari Siberut Barat mesti dirujuk ke Tuapeijat jauh, dengan membangun puskesmas dan melengkapi peralatannya maka masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya banyak untuk berobat terutama dari segi transportasi. Cara lain yang biasa saya lakukan yakni, setiap saya kunjungan selalu bawa dokter untuk melayani masyarakat, meskipun belum maksimal namun itulah yang bisa kita berikan kepada masyarakat. Bagaimana dukungan sarana transportasi laut tahun depan? Dulu transportasi kita hanya MV.Ambu-ambu sekarang sudah ditambah Gambolo, sekarang rutenya kita tingkatkan dua kali seminggu, dulunya hanya satu kali seminggu di tiap pelabuhan. Kalau tahun 2014 kita berharap ada kapal baru lagi dan tidak hanya kapal yang 10 jam tetapi juga kapal cepat. Mudah-mudahan ada titik terang, namun yang mau kita pastikan bahwa tahun 2014 sudah ada kapal antar pulau kita yang representatif yang akan dibiayai APBN. Kita sudah sampaikan ke mentri saat Musyawarah Perencanaann Pembangunan Nasional

binatang, tapi itulah kondisi kita saat ini namun kita berharap tahun 2014 kapal antar pulau kita tidak lagi kapal kayu seperti sekarang namun kapal feri yang besar dari besi. Sambil itu juga kita membangun pelabuhan di Pasapuat (Pagai Utara) dan kita bangun di Sagitcik, sementara di bagian selatan tidak mungkin kita bangun karena lautnya dangkal ditambah ombaknya yang terlalu besar. Kalau di Sagitcik ada teluk jadi kapal sebesar apapun bisa masuk ke sana. Hanya dua jam kita bolak-balik, ditambah dengan keberadaan jalan transMentawai kita bisa akses sampai ke pusat kabupaten. Soal kapal Simatalu kita akan urus sertifikasinya, itu kekeliruan kita pada awalnya, karena saat pembuatan kapal, dinas perhubungan tidak

waktu sehingga masyarakat kita tidak perlu membayar carteran boat yang luar biasa mahal begitu juga untuk mempermudah para kepala desa ke Tuapeijat sehingga mereka tidak perlu lagi menunggu bot camat atau mencarter sampai ke sana yang butuh biaya Rp9 juta dan itu luar biasa mahalnya. Ini yang mau kita benahi di sektor publik yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Meski belum maksimal namun kita terus berjuang agar masyarakat bisa menikmatinya.

Apa yang membuat kapal pemerintah kerap terkendala BBM? Itu terkait dengan kebijakan yang telah kita sepakati yakni pada tahun 2013 sudah mesti pakai BBM nonsubsidi untuk memberi ruang lebih besar kepada masyarakat menikmati BBM subsidi, pahit itu karena debatnya cukup keras di DPRD. Saya paling ngotot agar BBM subsidi kita lepas, nah akhirnya hal itu kita sepakati. Jika kita melihat selama ini, 60 persen BBM subsidi dikonsumsi pemda dan setelah regulasi baru kita jalankan dan saat ini masa transisi APMS sudah mulai memasukkan BBM subsidi dan nonsubsidi ke Mentawai. Bukan persoalan hutang namun kehati-hatian dinas membuat kebijakan sehingga tidak terkendala dengan hukum, hal tersebut telah dikonsultasikan dengan kejaksaan terkait kebijakan BBM, mudahmudahan 2014 tidak terjadi seperti ini. Terus terang kemarin pas kami ke Sikakap warga mengeluh karena kapal tidak jalan dengan alasan klasik. Kita juga berharap, yang berhubungan dengan sektor publik tidak lagi ditangani SKPD kita mesti berani menganggarkan agar memiliki BUMD, perda kita tentang itukan sudah ada. Mulai pengelolaan kapal hingga BBM. Ada juga prositinya ketika beralih ke BBM nonsubsidi, karena beberapa SKPD tidak lagi pakai botnya, namun carter kepada masyarakat sehingga uang beputar di masyarakat walaupun ini baru tahap awal, namun kebijakan ini menguntungkan masyarakat. Apakah kuota BBM untuk Mentawai telah ditambah? Sekarang sudah ada peningkatan BBM, dari 272 kiloliter per bulan sekarang naik menjadi 420 per kiloliter terutama premium mulai Desember ini. Seharusnya jatah kita sudah lama diusulkan dan kita mendatangi BPH Migas dan Mentri ESDM dan inilah jumlah yang bisa kita dapat. Namun jumlah tersebut akan tetap kita perjuangkan agar ada penambahan lagi, kemudian ada agen yang mengelola langsung. (gsn)

BIODATA Nama: Rijel Samaloisa Jabatan: Wakil Bupati Kepulauan Mentawai 2011-2016 P endidik an TTerakhir: erakhir: endidikan S2 Ilmu Politik UGM, Yogyakarta Alamat: KM2 Tuapeijat, Sipora Utara


Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

8

Suara Puailiggoubat Setelah Dana Huntap Cair

P

enantian 2.072 korban gempa dan tsunami Mentawai akhirnya berujung bahagia setelah pemerintah mencairkan dana pembangunan rumah permanen (hunian tetap) pada 16 Desember. Meskipun belum semua penerima bantuan dapat mencairkan dana karena terkendala penyelesaian pembukaan lahan (land clearing), setidaknya hal ini bisa menguatkan mereka kembali bahwa sebagai korban bencana mereka layak diperlakukan secara manusiawi setelah tiga tahun tinggal di hunian sementara yang sesak, minim fasilitas. Tidak mudah memang menyelesaikan rehabilitasi bencana di Mentawai. Sebagai daerah yang terletak di tepi Samudera Hindia, wilayah ini diancam gempa dan tsunami besar. Setidaknya potensi ini memiliki jejak pengulangan dalam periode waktu tertentu sejak ratusan tahun lalu. Karena itu relokasi ke lokasi yang dianggap aman menjadi pilihan pemerintah meskipun keputusan itu masih bisa dipertanyakan terkait jauhnya lokasi relokasi dengan sumber-sumber ekonomi masyarakat. Terlepas dari itu, awal tahun ini patut menjadi momentum bagi pemerintah untuk secepatnya menyelesaikan proses rehabilitasi dan rekonstruksi bencana ini. Tidak sekedar membangun rumah saja, yang terpenting adalah memulihkan kembali ekonomi warga. Mereka yang dulu trauma harus dibangkitkan kembali sehingga berdaya di atas kakinya sendiri. Selain itu membangun prasarana dan sarana umum juga harus disegerakan. Jalan yang layak, sekolah dari SD hingga SMP hingga pelayanan kesehatan harus disediakan. Pembangunan sarana air bersih, ketersediaan listrik juga harus menjadi perhatian. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari aparatur pemerintah untuk bisa menyelesaikan semua program yang sudah tertuang dalam Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana Gempa dan Tsunami Mentawai ini. Terlebih komitmen untuk mengerjakan secara transparan dan tanpa korupsi. z

16

Muarasikabaluan, Desa di Pesisir Pantai Utara Siberut

D

esa Muarasikabaluan merukan pusat pemerintahan Kecamatan Siberut Utara, tepatnya di wilayah Dusun Muara. Di desa ini terdapat lima dusun yaitu Dusun Muara, Dusun Nangnang, Dusun Pokai, Dusun Bose dan Dusun Puran. Bila dilihat dari segi letak wilayah dusun yang ada di Desa Muarasikabaluan, hanya dua dusun yang berdekatan dan berada di pusat kecamatan, yakni Muara dan Nangnang. Sementara Pokai lebih dekat wilayahnya dengan Desa Malancan, Bose lebih dekat dengan Dusun Lobajau Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat atau dekat dengan Desa Malancan. Sementara Dusun Puran lebih dekat dengan Desa Sirilogui. Jarak Pokai dengan pusat desa 8 KM, dapat ditempuh dengan jalur darat, karena sudah ada jalan rabat beton. Di Dusun Bose jaraknya 15 KM yang hanya bisa ditempuh lewat jalur laut. Demikian juga dengan Dusun Puran yang jaraknya 8 KM yang hanya bisa ditempuh lewat jalur laut. Batas-batas wilayah Desa Muarasikabaluan yaitu sebelah utara berbatasan dengan Lobajau Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sirilogui, sebelah Timur berbatasan dengan Selat Mentawai dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Monganpoula dan Desa Malancan. Di Muara, terdapat 186 kepala keluarga sementara Nangnang 169 kepala keluarga Dusun Pokai jumlah penduduk 168 kepala keluarga, Bose jumlah penduduk 66 kepala keluarga, Puran jumlah penduduk 43 kepala keluarga. Sebagian besar masyarakat di Desa Muarasikabaluan menggantungkan hidup dari hasil pertanian dengan komoditi utama seperti kelapa, cengkeh, coklat, sagu dan nilam. Masing-masing dusun yang ada di wilayah Desa Muarasikabaluan memiliki keunggulan tersendiri. Dusun Pokai sebagai wilayah pelabuhan memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat, khususnya bagi tenaga kerja bongkar muat pelabuhan. Selain itu juga di teluk Pokai cocok dibuat galangan kapal. Untuk wisata, Pokai cocok lokasi jet ski karena terletak di bagian teluk. Dusun Muara dan Nangnang menawarkan pesona pantai yang indah serta gelombang ombak yang cocok bagi peselancar yang mencoba-

coba memainkan papan ski di atas air. Sepanjang garis pantai Dusun Muara dan Nangnang ini dipagari pohon cemara pantai hasil program reboisasi Dinas Kehutanan Mentawai yang dilanjutkan dengan pemeliharaan dan penanaman oleh Sispala Karonan SMAN 1 Siberut Utara dibagian yang belum tertanami. Aktifitas nelayan yang melaut dan menyandarkan perahunya sehabis melakukan aktifitas menangkap ikan dengan peralatan sederhana menjadi pemandangan tersendiri di pantai Muara dan Nangnang. Selain itu, di Dusun Muara dapat dilihat pada pagi hari aktifitas jualbeli di pasar dadakan, tepatnya di simpang kantor camat Siberut Utara. Ibu-ibu dari Desa Monganpoula yang datang menggunakan pompong membawa hasil ladang dan kebun untuk di jual dipusat kecamatan, seperti pisang, keladi, sayur-sayuran dan buah-buahan. Kalau beruntung, aktifitas budaya dapat juga dinikmati di Dusun Nangnang. Seperti prosesi budaya menyambut keluarga baru di sebuah keluarga. Prosesi penyambutan keluarga baru ini disebut pakilia. Ada juga ritual pengobatan oleh sikerei, namun ini sangat jarang. Lain lagi keunggulan yang disuguhkan Dusun Bose. Dengan letak dusun yang hampir dikelilingi oleh laut

memberikan berkah tersendiri, yaitu memanfaatkan sumberdaya laut untuk menambah ekonomi masyarakat. Seperti membuat ikan asin yang lebih dikenal dengan ikan asin Bose. Ikan asin Bose ini banyak diminati orang di luar Desa Sikabaluan, seperti Tuapeijat hingga Padang. Dusun Puran yang dibentuk dengan program Pemukiman Kembali Masyarakat Adat Terasing (PKAT) tahun 2010 lalu, penataan pemukimannya tersusun rapi ditambah lagi dengan maraknya pembangunan badan jalan lingkar dusun melalui P2D Mandiri. Tahun 2014 mendatang, Dusun Puran akan membangun jalan evakuasi, masyarakat membangun badan jalan secara gotong badan sepanjang 1,8 KM. Pembangunan jalur evakuasi ini akan didanai dengan PNPMMP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) Kecamatan Siberut Utara. Menurut rencana, bila jalur evakuasi ini jadi dibangun, jalan dari Desa Sirilogui akan diarahkan ke Dusun Puran melalui jalur evakuasi sehingga nantinya akan mempermudah akses masyarakat dari Desa Sirilogui yang mau ke Sikabaluan. Tahun lalu, dusun ini mendapat program PNPM-MP berupa penerangan listrik tenaga diesel. Sebagai pusat kecamatan, di Desa

Muarasikabaluan terdapat SMPN 1 Siberut Utara dan SMAN 1 Siberut Utara. Di SMA dan SMP ini selain menampung pelajar dari Desa Muarasikabaluan juga menampung pelajar dari desa dan kecamatan lainnya. Desadesa lainnya yaitu Monganpoula, Sotboyak, Bojakan, Malancan, Sirilogui. Dari Kecamatan lain yaitu Simatalu, Simalegi dan Sigapokna dari Kecamatan Siberut Barat. Dari Kecamatan Siberut Tengah yaitu Desa Cimpungan. Di masing-masing dusun terdapat SDN yaitu SDN 09 Muarasikabaluan yang ada di Dusun Muara, SDN 08 Muarasikabaluan yang ada di Dusun Pokai, SDN 04 Muarasikabaluan yang ada di Dusun Bose, SDN 20 Muarasikabaluan di Dusun Puran. Sementara di Dusun Nangnang terdapat SD Fransiskus Sikabaluan milik Yayasan Prayoga Padang. Untuk pelayanan kesehatan, Desa Sikabaluan memiliki puskesmas di Dusun Muara. Bangunan puskesmas baru yang baru berada di jalan Sikabaluan-Monganpoula. Pemindahan puskesmas ini karena bangunan lama sering banjir. Sementara pelayanan kesehatan lain berada di Dusun Bose berupa poskesdes. Puskesmas ini melayani pelayanan kesehatan di seluruh desa yang ada di Siberut Utara termasuk beberapa warga dari Siberut Barat.(Bambang Sagurung)


17

Puailiggoubat

PODIUM

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

Menakar Untung Rugi WTO P

emerintah seluruh dunia bersiap mengikuti Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 3-6 Desember 2013 di Bali. Ada tiga debat di meja negosiasi saat ini. Pertama mengenai fasilitasi perdagangan. Kedua tentang pertanian. Terakhir adalah isu pembangunan negara-negara kurang berkembang (LDCs). Ketiganya mengancam kredibilitas WTO karena rezim perdagangan ini mati suri sejak 2005. Batu sandungan di WTO dari waktu ke waktu sebenarnya klasik, perbedaan kepentingan negara maju dan negara (miskin dan) berkembang. Satu hal yang pasti, banyak keluhan bahwa WTO timpang, selalu menguntungkan negara maju. Bukti konkret? Agenda Pembangunan Doha—efektif berlaku pada 2001— seharusnya menjadi agenda pemberdayaan untuk pembangunan negara-negara miskin juga negara-negara yang ingin tinggal landas. Hasilnya? Nihil. Semua usulan dari negara-negara selatan selalu ditolak, ditawar, dikurangi. Resultan dari itu semua, negosiasi buntu. Hal yang sama terjadi pada Paket Bali, alias ketiga negosiasi “baru” di atas. Fasilitasi perdagangan misalnya. Istilah ini bukan berarti peningkatan dan fasilitas perdagangan internasional atau keleluasaan negara miskin dan berkembang berdagang ke pasar negara maju. Poin-poin negosiasi di lini ini ternyata lebih menekankan pada penyederhanaan modalitas perbatasan agar ekspor negara maju lebih gampang

tembus. Negosiasi ini meniadakan kepentingan negara berkembang, seperti pembangunan kapasitas di pelabuhan, jaringan pemasaran, atau cara menggalakkan perdagangan antarwilayah. Selanjutnya, pertanyaan besar untuk implementasi fasilitas perdagangan adalah, apakah negara miskin dan berkembang anggota WTO akan mampu melaksanakan perombakan besar di pelabuhan dan bea cukai mereka? Ditilik dari asal-muasal, proposal ini ternyata memang berasal dari negara maju. Intinya, negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan beberapa anggota

Uni Eropa (UE) ingin akses lebih untuk produk-produk mereka. Ekonomi mereka masih terimbas krisis finansial. Ke mana lagi melempar barang kalau bukan ke negara miskin dan berkembang? Negara kita dengan potensi pasar dua ratusan juta jelas jadi sasaran empuk. Jika kita setuju, pasar Indonesia akan kembali jadi bulan-bulanan impor. Usaha dalam negeri kita terancam tak atraktif karena bakal dihajar barang murah.

Isu LDCs (atau lebih tepatnya perdagangan bebas untuk barang bebas cukai negara kurang berkembang), hampir tak menuai perdebatan. Isu pertanian selalu menjadi batu sandungan perundingan WTO. Pada Konferensi Tingkat Menteri ke-9 ini pun demikian. Permasalahan yang paling mengemuka adalah mengenai subsidi. Negara berkembang dalam G-33 mengusulkan penghapusan pembatasan subsidi pertanian bagi negara berkembang, untuk kepentingan public

negara maju, terutama AS. Menurut mereka, usulan subsidi ini bertentangan dengan naskah Agreement on Agricul-ture (AoA) Pasal 6. Jika tetap mau subsidi, negara-negara harus bersepakat me-rombak AoA yang mengisyaratkan negosiasi berjalan mundur. Padahal, subsidi adalah kepentingan terbesar negara berkembang yang ingin melindungi petani, daerah pedesaan, dan sektor pertanian mereka. Negara maju tak seharusnya mengangkangi kedaulatan negara lain. Dengan memblokade usulan ini, negara maju juga terlihat hipokrit. Pada

stock holding demi ketahanan pangan. Intinya, demi ketahanan pangan negara macam Indonesia boleh menaikkan subsidi hingga 10-15 persen. Usulan ini dimulai India, yang secara nasional mengesahkan Undang-Undang Pangan baru untuk melindungi petani dan sektor pertanian mereka. Harga domestik pun bisa disubsidi, jadi petani tak usah khawatir gagal panen karena hama atau pengaruh musim. Lagi-lagi usulan ini digebuk

praktiknya, negara-negara macam AS dan UE adalah mereka yang menggelontorkan subsidi terbesar untuk pertanian domestik. Subsidi pertanian pemerintah federal AS setiap tahun tercatat sekitar US$ 100 miliar (Rp 1.200 triliun). UE rata-rata menorehkan angka sekitar 55 miliar euro per tahun (Rp 888,64 triliun). Mari kita bandingkan dengan Indonesia, anggaran subsidi pertanian di APBN 2013 hanya Rp 143 triliun.

oleh: Hendri Saragih Ketua Umum Serikat Petani Indonesia

Inilah yang menyebabkan produk pertanian AS dan UE bisa berjaya. Di pasar negara miskin dan berkembang, produk-produk ini bisa jauh lebih murah harganya dibanding produk lokal. Lalu, bagaimana petani negara miskin dan berkembang bisa bersaing—atau bahkan untuk bertahan hidup? Di babak akhir negosiasi menuju Bali, negara maju menawarkan peace clause, pertukaran antara fasilitasi perdagangan dan pertanian. Usulan subsidi bisa berlaku selama empat tahun, asalkan fasilitasi perdagangan berlaku penuh dan mengikat secara hukum. Nilai sendiri saja bagaimana bodohnya jika kita setuju. Untungnya, negara berkembang yang dimotori India, saat ini masih bertahan. Indonesia juga demikian. Penting untuk disadari, kepentingan nasional seharusnya menjadi modal terdepan untuk negosiasi. India bersikap jelas, kebijakan domestik tak bisa diintervensi bahkan oleh WTO—dan untuk itu subsidi harus tetap jalan. Negara kita sudah lama tak bersikap demikian dalam WTO sehingga pertanian dan industri kita babak belur. Tidak hanya karena perdagangan bebas multilateral ala WTO, tapi juga bilateral macam perjanjian perdagangan bebas dengan China, Australia, Selandia baru, Korea, serta Jepang. Sudah saatnya kita berdiri tegak dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum. (Artikel dimuat di website SPI.or.id tanggal 5 Desember 2013)


Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

18

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

JANUARI 255 - Siswa sekolah hutan Sangong dan Magosi di Siberut bisa melanjutkan sekolah ke SDN Saliguma mulai dari kelas IV. 256 - Sejak beroperasi 2010 lalu, SMPN I Siberut Barat Daya yang berada di Desa Taileleu masih kekurangan tenaga guru begitu juga fasilitas pendukung belajar.

FEBRUARI 257 - Sejumlah mahasiswa yang dikuliahkan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai baik di sejumlah perguruan tinggi di Padang mengeluh biaya hidup yang kerap macet. Menurut mereka, alasan macetnya biaya tersebut disebabkan perubahan anggaran. 258 - Keputusan pemerintah untuk membebaskan biaya seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tahun ini belum membuat seluruh siswa SMA di Mentawai bersemangat ikut seleksi. Nilai rata-rata rapor yang rendah menjadi kendala. 258 - Berkaca pada perolehan kelulusan Ujian Nasional (UN) khususnya tingkat SMP dan SMA di Mentawai yang merosot pada tahun lalu, tahun ini sekolah dipaksa berbenah agar tidak mengulang masa lalu yang bisa dibilang cukup suram terutama untuk sekolah-sekolah di Pulau Pagai Utara Selatan.

MARET 259 - Serah terima jabatan kepala SMAN 1 Pagai Utara Selatan tertunda karena kepala sekolah lama tidak datang. Akibatnya kegiatan administrasi terganggu karena sejumlah dokumen penting belum diserahterimakan. 260 - Bangunan SDN 11 Simalegi yang terletak di dusun Muarasimalegi, desa Simalegi Kecamatan Siberut Barat, kabupaten Mentawai, terancam dibongkar warga yang terlibat dalam pekerjaan bangunan tersebut karena upah kerja mereka belum dibayar kontraktor. 260 - Pencairan bantuan sosial untuk biaya hidup mahasiswa Mentawai yang masuk kategori miskin sebanyak 136 orang dalam pos anggaran Dinas Sosial Mentawai belum bisa dilakukan karena masih ada beda pendapat soal mekanisme dan dasar hukum. 260 - Sejak berdiri pada 2010, SD Filial 21 Makalok di Dusun Pinatetek, Kecamatan Sikakap, Mentawai belum memiliki sarana dan prasarana sekolah yang memadai terutama mebeler .

APRIL 261 - Gedung SMAN 1 Siberut Tengah, Kabupaten Mentawai yang telah selesai dibangun sejak akhir tahun lalu belum bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar karena para pekerja menyegel pintu masuk dengan papan.

BERMAIN - Murid SDN 09 Muarasikabaluan sedang bermain disaat jam istirahat, untuk memancing semangat bersekolah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai memberi dana BOSDA agar biaya sekolah gratis

Kilas Balik Pendidikan 2013 261 - Dua SMA di Mentawai yakni SMAN I Siberut Selatan dan Pagai Utara Selatan yang telah melaksanakan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang telah digelar seminggu yakni 18-23 Maret. Dari hasil yang didapat, kedua kepala SMAN itu mengaku cukup senang karena jumlah nilai anak didiknya cukup memuaskan. 262 - Banjir yang menggenangi sebagian besar wilayah pulau Siberut sekitar sepekan sejak Kamis, 4 April hingga Rabu, 10 April turut merendam beberapa sekolah yang ada di daerah itu. Akibatnya proses belajar mengajar (PBM) sekolah ikut terganggu, beberapa diantaranya mesti pindah sementara, yang lainnya diliburkan. 262 - Di balik duka karena banyaknya harta benda yang hilang akibat bencana banjir yang melanda Magosi, Desa Muntei,Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai awal April, tersemat secercah kebahagiaan bagi pendidikan anak-anak Magosi. Sekolah hutan tempat anak-anak mereka menimba ilmu sejak 2008 dijanjikan menjadi SD filial oleh Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet. 262 - Sebanyak 739 siswa SMA di Kabupaten Kepulauan Mentawai siap menghadapi UN yang digelar 15-18 April. Dari jumlah tersebut, dua orang siswa dari SMAN 2 Sipora terancam tidak bisa ikut karena terlibat kasus kenakalan remaja dan saat ini ditahan di LP Muaro Padang

MEI 263 - Meski pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMA di Mentawai bisa dilakukan serentak pada 15-17 April namun masalah bahan ujian yang kurang seperti soal membuat kepala sekolah dan murid jadi pesimis bisa lulus. 263 - Demi bersekolah, tiap hari mereka mesti menempuh perjalanan sekitar 5 kilometer pulang balik dengan berjalan kaki, itulah rutinitas yang dilakukan oleh siswa-siswa SMPN 2 Pagai Selatan jika mau ke sekolah. 264 - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menganggarkan dana sektor pendidikan 21,5 persen dari total APBD 2013. Total anggaran sektor pendidikan tahun ini, Rp162,7 miliar. 264 - Sebanyak empat orang peserta Ujian Nasional (UN) tingkat SD di wilayah Kecamatan Siberut Utara tidak dapat mengikuti Ujian Nasional yang digelar 6-8 Mei 2013 dengan alasan tiga orang sedang bertunangan dan satu lagi malas.

JUNI 265- Dari hasil perolehan nilai UN SMA 2013, Mentawai kembali menorehkan prestasi buruk dalam hal jumlah ketidaklulusan siswa. Jika tahun lalu jumlah peserta UN SMA yang tidak lulus sebanyak 46 orang dari 695 siswa, tahun ini hasilnya nyaris sama, dari 752

peserta, sebanyak 42 siswa dinyatakan tidak lulus. 266 - Sejumlah SD di wilayah Siberut Utara, baik negeri maupun swasta, filial maupun induk mendapat Bantuan Siswa Miskin Sekolah Dasar (BSM-SD) dari pusat yang bersumber dari APBN. Jumlah beasiswa masingmasing SD bervariasi tergantung jumlah siswa dan tingkatan kelas di sekolah tersebut. 266 - Pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tingkat SMP di Mentawai dari APBN telah memasuki pencairan triwulan II yakni periode April-Juni.

JULI 267 - Bagi sebagian besar orang tua tahun ajaran baru sekolah merupakan saat terberat. Saat itu, para orang tua mesti membeli perlengkapan sekolah berupa alat tulis, seragam, sepatu baru, tas bagi anaknya. Di Mentawai, orang tua pelajar di pusat kecamatan yang dekat dengan SMP dan SMA lebih beruntung karena biaya yang mereka keluarkan jauh lebih sedikit ketimbang mereka yang berasal dari daerah jauh. 267 - Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet berencana mengarahkan SMK yang akan didirikan di Mentawai untuk teknik pembuatan kapal. Pernyataan itu disampaikan Yudas saat mengunjungi stand pameran kerajinan SMAN I Siberut Utara usai membuka

jambore PKK Kabupaten Mentawai di Kecamatan Siberut Utara, Selasa, 18 Juni. 268 - Resmi menjadi bagian sekolah negeri, sekolah hutan menjadi sekolah uma. Penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala SDN 12 Muntei, Netty Anwar dan Plt,Kepala SDN 16 Saliguma, Laurensius dengan Direktur Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) Roberta Sarokdok meresmikan Sekolah Hutan Magosi di Desa Muntei Kecamatan Siberut Selatan dan Sekolah Hutan Tinambu di Desa Saliguma Kecamatan Siberut Tengah yang didirikan YCMM tahun 2008 menjadi bagian dari sekolah pemerintah.

AGUSTUS 269 - Peserta Lokakarya Pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai (Bumen) menilai sikap Bupati, DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan Mentawai setengah hati dalam merespon pelajaran muatan lokal budaya Mentawai. 269 - Gedung SMAN I Siberut Tengah dan SMAN 2 Sikakap resmi dipakai untuk kegiatan proses belajar mengajar (PBM) pada tahun ajaran baru 2013/2014, Juli ini. 270 - Proses Belajar Mengajar (PBM) sekolah di Mentawai sesuai ke halaman 19


19

Puailiggoubat

PENDIDIKAN

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

menunjukkan jati dirinya dimanapun ia berada dan jangan ragu berkiprah di segala bidang tanpa melupakan budaya daerahnya , demikian disampaikan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet saat menjelaskan wujud misinya berupa kehidupan yang harmonis berbasiskan sosial budaya. 276 - Rencana penerapan pelajaran Budaya Mentawai menjadi bahan ajar muatan lokal di sekolah Mentawai tinggal tiga tahapan, yakni workshop, penyusunan buku bahan ajar dan penyediaan guru.

DESEMBER

SEKOLAH RUSAK - Sejumlah pelajar mengikuti ujian di SMA N 1 PUS. Pascagempa dan tsunami yang melanda Mentawai Oktober 2010, masih terdapat sejumlah sekolah yang rusak dan hingga kini masih belum diperbaiki surat edaran Dinas Pendidikan Mentawai akan dimulai 15 Agustus usai libur Idul Fitri. Bagi guru yang belum masuk setelah batas libur tersebut akan diberikan sanksi berupa pemotongan Tunjangan Daerah (Tunda). 270 - Pelajaran Muatan lokal budaya Mentawai telah lama digagas oleh Yayasan Citra Mandiri bersama Aliansi Masyarakat Adat Peduli Mentawai (AMAPM) dan beberapa kalangan guru di Mentawai yang peduli untuk diajarkan di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Perjuangan itu menempuh perjalanan yang panjang yakni 9 tahun terhitung 2005.

SEPTEMBER 271 - Semangat mengajarkan budaya Mentawai di sekolah-sekolah mulai menjalar ke kecamatan lain di Mentawai. Sekolah dasar yang berada di Pagai Utara, Pagai Selatan, dan Sikakap Kabupaten Mentawai akan menerapkan mata pelajaran muatan lokal budaya Mentawai bagi muridnya. Inisiatif diambil setelah melihat pelaksanaan pengajaran mulok bumen di sekolahsekolah di Pulau Siberut, sejak delapan tahun lalu. 271 - Proses belajar mengajar yang dimulai 15 Agustus 2013 pasca libur lebaran sesuai surat edaran Dinas Pendidikan Kabupaten Mentawai ternyata belum dipatuhi sebagian guru di sekolah di Mentawai karena beberapa diantaranya masih ada yang bolos. 272 - Sebanyak 204 siswa miskin di Mentawai mendapat bantuan Siswa Miskin untuk menyubsidi biaya pendidikan siswa tidak mampu agar tetap sekolah. 272 - Siberut masih kekurangan guru. Penerimaan guru PNS tahun ini

belum menutupi kekurangan guru di Mentawai.

OKTOBER 273 - Sebanyak Rp50,5 juta dana pembangunan gedung SMPN 1 Siberut Tengah berkurang. Anggaran berkurang setelah dihitung kondisi bangunan yang ada. 273 - Sebanyak 133 proposal mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi telah diseleksi Dinas Pendidikan Mentawai dan dinyatakan berhak menerima beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Seterusnya pencairan dana tinggal menunggu persetujuan Bupati Mentawai. 274 - Bangunan SMPN 1 Siberut Utara harus direlokasi karena berada di daerah rawan bencana. Letaknya hanya sekitar 50 meter dari pantai membuat SMPN 1 Siberut Utara rawan terhadap risiko ancaman bencana gempa dan tsunami yang menghantui Mentawai. Saat ini saja, gedung sekolah sering diterjang gelombang pasang laut dan banjir hingga masuk ke lokal belajar. 274 - Sebanyak sembilan orang guru yang berasal dari wilayah Siberut Barat, 10 guru dari Siberut Utara dan dua orang guru dari Siberut Tengah dimutasi dari jabatan atau tugasnya terdahulu. Mutasi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet Nomor : 821.2/592/BKD2013 tertanggal 20 September 2013 tentang pengangkatan Pegawai Negeri Sipil menjadi kepala sekolah. 274 - Sebanyak 208 pelajar kelas XII SMAN 1 Pagai Utara Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai disiapkan mengikuti Ujian Nasional tahun

depan. Persiapan yang dilakukan yakni evaluasi terhadap hasil UN tahun 2013, evaluasi guru, sistem pengajaran dan pengajaran ekstra di luar waktu sekolah secara gratis.

NOVEMBER 275 - Beasiswa mahasiswa berprestasi Mentawai baru dicairkan setelah satu tahun. Pencairan tersendat regulasi hukum, jumlah penerima turut berkurang karena aturan baru. 275 - Sistem kurikulum yang diseragamkan dan diterapkan di Indonesia saat ini dinilai belum mengakomodir pendidikan di daerah terutama komu-

nitas adat karena kurikulum masih bersifat sentralistik, sifatnya bias urban. Hal itulah yang mengemuka dalam lokakarya Penguatan Kapasitas LSM Penggiat Pendidikan Alternatif yang diadakan di Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat, 1-18 Oktober. 276 - Formasi penerimaan PNS di Kabupaten Kepulauan Mentawai 2013 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (KemenPAN) belum memenuhi kebutuhan pegawai di daerah ini, terutama formasi kebutuhan guru. Bupati Mentawai merencanakan mengangkat guru tetap nonPNS. 276 - Orang Mentawai mesti berani

277 - Asrama siswa untuk warga Desa Sirilogui yang tengah menuntut ilmu di Desa Muarasikabaluan belum difungsikan. Asrama yang dibangun tahun lalu dengan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM) kini rusak di beberapa bagian. 277 - Kekurangan guru di sekolahsekolah Mentawai memaksa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai merekrut guru kontrak sebanyak 50 orang pada tahun ini. 278- Pemberian dana Bantuan Operasional Daerah (BOSDA) kepada tiap SD dan SMP di Kabupaten Kepulauan Mentawai memacu peningkatan jumlah partisipasi siswa bersekolah di daerah ini. Indikator tersebut terlihat dari bertambahnya jumlah siswa dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebanyak 642 siswa. 278 - Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai memprioritaskan rehabilitasi sekolah dan pemenuhan guru, program tersebut telah mereka masukkan dalam Rancangan APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai 2014 yang tengah proses pembahasan di DPRD. (g/o) FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

GURU SUKARELA - Seorang guru sukarela mengajarkan muatan lokal kepada murid SDN 09 Muarasikabaluan. Kurangnya guru membuat sekolah memakai jasa mereka


PENDIDIKAN Peradaban dibangun dari kekuatan nilai-nilai luhur budaya Rus Akbar

upati Mentawai Yudas Sabaggalet memutuskan tahun 2014 seluruh sekolah dasar di Mentawai memakai pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai (Mulok Bumen). “Nanti kita keluarkan SK atau Peraturan Bupati sebelum ada Peraturan Daerah (Perda), yang jelas 2014 pelajaran Bumen sudah jadi pelajaran seluruh SD di Mentawai,” katanya saat pembukaan pelaksanaan Workshop Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Muatan Lokal Budaya Mentawai jenjang Sekolah Dasar, di hotel Turonia, KM 5 Tuapeijat, Jumat, 6 Desember lalu. Menurut Yudas, Mentawai harus mempelajari budaya sendiri, terutama nilai-nilai luhur yang ada dalam budaya itu. “Untuk membuat sebuah peradaban maka kita harus mengerti nilai luhur itu, untuk mengerti nilai luhur harus menguatkan pengetahuan tentang budaya Mentawai , pelajaran Bumen jadi landasan sebuah peradaban, jika tidak maka kehidupan Mentawai akan hancur,” ujarnya. Ia mengungkapkan keprihatinan terhadap kehidupan masyarakat Mentawai yang kehidupan budayanya memudar yang menyebabkan suku bangsa lain tidak mau menghargai budaya. Ia mencontohkan, kalau orang Mentawai menikah sesama orang Mentawai pasti akan mengenakan alak toga. “Tak maladdi sakhinia (harganya sangat tinggi), tapi kalau orang lain menikah dengan orang Mentawai, kemudian mereka biarkan anak kita, kita hanya diam tidak marah, seharusnya kita memberikan tulou (sanksi adat) kepada orang yang telah merusak anak kita,” katanya. Selain itu panggilan kekerabatan kepada keluarga besar di Mentawai juga sudah hilang, padahal nilai sebuah panggilan itu memiliki nilai luhur yang sangat dalam. “Kita sudah memanggil oom, tante, etek, uda, gaek, padahal itu bukan bahasa ibu, seharusnya memanggil, ena, ina, baboi, mae, ukkui, bajak, kalabai, meinan, maman, teteu, bagi, kebbuk, sebab ketika memanggil mereka disitulah letaknya sebuah nilai penghargaan,” jelasnya. Dengan mempelajari Bumen, lanjut Yudas, akan mengerti tatanan kehidupan orang Mentawai yang memiliki adat, nilai sopan santun dan norma-norma adat. “Saat ini memang belum terakomodir dalam proses percepatan pembangunan, namun itu akan dimasukkan dalam bentuk peraturan sebagai tatanan bernegara,”

Puailiggoubat

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

20

Seluruh SD di Mentawai Terapkan Bumen Tahun Ini

B

FOTO:CHRIS/PUAILIGGOUBAT

WORKSHOP - Workshop Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) , workshop menyepakati penerapan Mulok Bumen di seluruh SD Mentawai 2014 ujarnya. Yudas meminta, para guru tidak lagi memberikan pelajaran muatan lokal dari budaya lain, tapi mengutamakan budaya Mentawai, Mulok Bumen tidak boleh diganti dengan olahraga dan lainnya. Sementara Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko, dalam pertemuan itu menjelaskan, pelajaran Bumen merupakan pelajaran yang ditunggu-tunggu. “DPRD Mentawai menyetujui dan memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan, ini sudah masuk dalam Kebijakan Umum Aggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggatan Sementara (PPAS), sekarang tinggal jalan,” ujarnya. Lanjut Hendri, ada 13.160 siswa di Mentawai, 101 kepala sekolah, 657 lokal, dan 629 guru menunggu untuk pelajaran Budaya Mentawai. “Jangan ragu tetap maju, soal nanti mutunya akan kembali dievaluasi,” ujarnya. Sementara Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Sermon Sakerebau menyebutkan, Mulok Bumen merupakan mimpi bersama untuk menjadi pelajaran seKabupaten Kepulauan Mentawai. Menurutnya, Bumen dirintis sejak 2004 bersama Ranting Dinas Pendidikan Siberut dengan Yayasan Citra Mandiri Mentawai yang diterapkan di Siberut Utara dan Siberut Selatan. “Pada 2006 kembali dievaluasi kurikulum Bumen dan dilaksanakan di beberapa tempat di Siberut. Tapi pada saat itu kebijakan masih di level Cabang Dinas Pendidikan Siberut, sementara di pulau lain masih malu-

malu menerapkan pelajaran ini,” ucapnya. Kata Sermon, workshop untuk menyeragamkan dan membuang asumsi lain soal budaya Mentawai, pelajaran ini diterapkan untuk kelas 4 sampai 6. “Kami sedikit mengintervensi Bumen ini menjadi pelajaran SD seluruh Mentawai,” ujarnya. Soal budaya, kata Sermon, budaya Mentawai sudah banyak pengikisan, ia mencontohkan beberapa keluarga sudah tidak lagi memakai bahasa Mentawai. “Ini menjadi pertanyaan bagi kita bersama, kenapa kita tidak memakai bahasa kita sendiri, kenapa kita malu memakai bahasa Mentawai. Nah dengan pelajaran Bumen anakanak paham dan mengimplementasikan dalam kehidupannya,” ujarnya. Lanjut Sermon, belajar Bumen bukan berarti kembali ke Arat Sabulungan, namun nilainya. “Bukan berarti kita kembali memakai kabit, ini bentuk kepedulian terhadap budaya Mentawai. Tahun 2014 kami membuat Rencana Anggaran Kerja (RKA) guna memperbanyak bahan anggaran,” ucapnya. Salah satu pemateri, Juniator Tulius, antropolog tamatan Universitas Leiden Belanda mengatakan, bahan ajar Bumen tingkat SD harus sesuai dengan kemampuan pikiran para siswa sehingga tidak membebani mereka. “Pelajaran Bumen ini cukup dari pengertian dari budaya Mentawai seperti uma (rumah tradisional Mentawai) dan isinya, jangan memberikan beban apa sebenarnya substansi dari uma, sebab ini membutuhkan kajian yang mendalam, yang kuliah saja belum tentu mengkajinya,” katanya. Yulianus Sikaraja, Kepala SD 21 Sikabaluan, Puran, Siberut Utara mengakui, masih ada kendala mengajarkan Bumen ini, seperti uma, bagi yang sudah melihatnya tentu akan mengetahui bagaimana bentuk uma itu sendiri. “Tapi bagi siswa apalagi di daerah Puran sudah tidak ada lagi uma membuat mereka kesulitan menerjemahkan uma bentuknya seperti apa,”

tuturnya. Menurut Yulianus yang telah mengajarkan Bumen lima tahun di sekolahnya, siswa sangat tertarik pelajaran ini terutama cerita rakyat, namun para siswa ini masih kekurangan perbendaharaan bahasa Indonesia. “Sehingga kita kembali menceritakannya dengan bahasa Mentawai,” ucapnya.

Meski sudah mengajarkan Bumen, namun ada keraguan Yulianus, sebab belum ada perdanya atau keputusan bupati. “Saat ini saya merasakan budaya Mentawai sudah mulai hilang, kalau tidak kita tulis dan ajarkan kepada siswa, kita takut budaya Mentawai ini akan hilang,” ujarnya. Selain itu, ia meminta kepada pemerintah untuk memfasilitasi bahan ajar, di sisi lain ia mengharap pada guru agar tidak terpaku pada bahan ajar yang ada namun bisa dikembangkan, salah satu dengan menanyakan pada orang tua yang mengerti tentang budaya Mentawai. Acara workshop yang diselenggarakan 6-9 Desember 2013, diikuti lima kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan, empat pengawas sekolah, sembilan kepala sekolah, 27 orang guru dan lima orang tokoh ada dan budaya, total semuanya 50 orang. Kegiatan ini difasilitasi Tarida Hernawati dari YCMM yang membantu para guru menyusun kurikulum Muatan Lokal Budaya Mentawai. Dari acara tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi. (g)

Kesepakatan dan Rekomendasi Workshop KTSP Tingkat SD Kami peserta Workshop KTSP Tingkat SD yang dilaksanakan di Tuapeijat pada tanggal 6 – 9 Desember 2013, menghimbau dan merekomendasikan kepada Bupati, DPRD , Dinas Pendidikan Kab. Kep. Mentawai beserta jajarannya hal-hal sebagai berikut: 1. Seluruh jajaran Dinas Pendidikan Kab. Kep. Mentawai sampai tingkat sekolah, agar mendukung terlaksananya pengajaran Bumen secara menyeluruh di Kab. Kep. Mentawai mulai semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. 2. Silabus dan RPP yang dihasilkan dari Workshop KTSP Tingkat SD ini merupakan pedoman umum. Sekolah dan guru dapat mengadopsi utuh atau mengembangkannya sesuai kondisi setempat. 3. Dokumen hasil Workshop KTSP Tingkat SD ini disebarluaskan ke setiap instansi, lembaga dan sekolah-sekolah yang membutuhkannya. 4. Perlunya dibentuk tim atau kelompok kerja yang akan mendukung perumusan dan/atau pembuatan bahan ajar Bumen sebagai pelengkap Silabus dan RPP diatas. 5. Terbitnya SK Bupati dan payung hukum relevan lainnya untuk mendukung pengajaran Bumen di seluruh Kab. Kep. Mentawai. 6. Perlunya dukungan pengganggaran khusus di APBD Kab. Kep. Mentawai untuk pengajaran Bumen di seluruh wilayah Kab. Kep. Mentawai, baik terhadap pengembangan perangkat kurikulum maupun tenaga pengajar. 7. Guru Bumen dibekali pelatihan lebih lanjut berdasarkan dokumen hasil Workshop KTSP Tingkat SD ini sebelum tahun ajaran 2014/2015. Pelatihan dimaksud setidaknya dilakukan di tingkat kecamatan. z


21

Puailiggoubat

EKOKER

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

JANUARI 255 - Kementerian BUMN menggelar pasar murah di Siberut Selatan, kabupaten Kepulauan Mentawai. Pasar murah digelar di tiga desa bekerja sama dengan Korem 032/Wirabraja. 256 - Kelompok tani coklat di Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah belajar menanam coklat ke Kota Payakumbuh. Pelatihan itu menghabiskan dana Rp350 juta dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP).

FEBRUARI 257 - Warga Dusun Salappa, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai bergantung dari hasil kebun coklat meskipun harganya di pasaran anjlok dan buahnya diserang penyakit. 258 - Sejak Januari hingga Februari 2013 harga kopra di Desa Saibisamukop, Kecamatan Siberut Tengah anjlok di pasaran hingga mencapai Rp1.800 per kilogramnya.

MARET 259 - Demi bertahan hidup di lokasi pengungsian, warga korban tsunami di Desa Malakkopa, Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai terpaksa berkerja serabutan karena belum ada rehabilitasi sektor ekonomi. 260 - Tower Telkomsel untuk melayani akses telekomunikasi masyarakat di Mentawai belum bisa menjangkau seluruh wilayah kepulauan. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai merencanakan membangun 50 BTS.

APRIL 261 - Himpitan ekonomi yang mendera selama di pengungsian memaksa 57 KK warga dusun Asahan, desa Bulasat, kecamatan Pagai Selatan balik ke kampung lama dari lokasi relokasinya di KM 37. 262 - Pemda Mentawai membangun stasiun khusus solar untuk nelayan di dermaga PPI Tuapeijat. Stasiun ini

BERJUALAN SAYUR - Sejumlah anak menjual sayur di Sikabaluan. Bahu jalan dijadikan tempat menggelar sayuran karena belum adanya bangunan pasar

Kilas Balik Ekonomi Kerakyatan 2013 bertujuan melayani kebutuhan solar bersubsidi bagi kapal penangkap ikan.

MEI 263 - Banjir merusak lahan pertanian di Pulau Siberut. Kejadian ini menimbulkan kerugian ekonomi yang besar karena sebagian besar masyarakat di Siberut hidup dari hasil pertanian. 264 - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai mengucurkan dana Rp6 miliar untuk program mencetak sawah baru. Program ini untuk melancarkan target swasembada beras di Mentawai.

JUNI

265 - Dinas Kelautan dan Perikanan Mentawai menganggarkan dana Rp125.250.000 untuk program mendorong masyarakat makan ikan. 266-Meski beresiko tertangkap aparat namun perburuan dan perdagangan burung murai batu dan beo di Mentawai tetap dilakukan warga.

268 - Terjepit ekonomi, pengungsi korban tsunami Mentawai turun bukit ke perkampungan lama. Mereka kembali mengerjakan ladang dan kebun karena ketidakjelasan pembangunan hunian tetap di lokasi baru.

JULI

269 - Kunjungan wisatawan mancanegara ke Dusun Katiet, Desa Bosua, Kecamatan Sipora Utara, kabupaten Kepulauan Mentawai mendongkrak usaha kerajinan lokal daerah itu. 270 - Harga BBM jenis premium di pedalaman Siberut mencapai Rp20 ribu per liter. Kuat dugaan BBM yang dijual mahal itu adalah ilegal.

267 - Produk yang dihasilkan rumah tangga atau usaha kecil di Mentawai bervariasi namun minimnya pengetahuan tentang pemasaran membuat produk itu belum memiliki nilai ekonomi. FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

AGUSTUS

SEPTEMBER

JUAL BELI Aktifitas jualbeli di pasar dadakan Sikabaluan simpang kantor camat Siberut Utara

271 - Tanaman cengkeh menjadi andalan penghasilan korban tsunami di Dusun Mongan Bosua, Desa Bosua, Kecamatan sipora Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. 272 - Mentawai belum siap mengikuti program konversi minyak tanah ke gas. Banyak masyarakat yang belum paham soal keamanan penggunaan bahan bakar gas untuk memasak.

OKTOBER 273 - Harga BBM jenis premium yang tidak stabil dan cenderung meroket di Kecamatan Siberut Selatan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat. Hingga 1 November 2013 harga BBM berkisar Rp13 ribu hingga

Rp14 ribu per liter. 274 - Warga Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah dan Dusun Sirilanggai Desa Malancan Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai membuka dan merehabilitasi areal persawahan seluas 30 hektar

November 275 - Empat Negara tertarik berinvestasi di Mentawai. Mereka adalah para pebisnis wisata dari Jepang, Singapura, Inggris dan Malaysia. 276 - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menargetkan produksi 3.000 ton per tahun beras selama masa kepemimpinan Yudas Sabaggalet dan Rijel Samaloisa sebagai bupati dan wakil bupati hingga 2016. Program ini bertujuan mencukupi pangan lokal, persiapan menghadapi bencana dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

DESEMBER 277 - Sebanyak 13 kelompok nelayan di Mentawai mendapat bantuan total Rp1,1 miliar. Bantuan itu diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan nelayan. 278 - Jika pada 2013 Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Dispertakbun) Kabupaten Kepulauan Mentawai lebih berkonsentrasi pada pembukaan areal sawah baru, maka pada 2014 selain mencetak sawah baru, mereka menargetkan peningkatan fasilitas infrastruktur pendukung sawah dan peningkatan produksi padi. z


22

Puailiggoubat

EKOKER

NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

Motif batik yang disebutsebut diadopsi dari tato Mentawai masih dipertanyakan.

Batik Mentawai, Budaya Lestari Ekonomi Meningkat

Gerson Merari Saleleubaja

atik Mentawai, demikian Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Seni, Pemuda dan Olah Raga (Disbudparspora) menamakan kain yang bercorak tato tradisional Mentawai tersebut. Batik tersebut digadang-gadangkan menjadi salah satu cara mempertahankan kekayaan seni tradisional Mentawai berupa titik (tato) agar identitas diri Mentawai tidak lenyap seiring dengan makin majunya kabupaten ini, ditambah keengganan generasi mudanya mutitik (bertato). “Pakaian kita di daerah perlu yang memiliki ciri khas Mentawai, ini tujuan kita memprakarsai adanya batik Mentawai yang bermotif tato Mentawai,” kata Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Batik Mentawai Disbudparpora, Novriyenti saat ditemui Puailiggoubat di kantornya, Rabu, 4 Desember. Novriyenti menyebutkan, baju batik Mentawai masih dalam proses perancangan, beberapa bulan yang lalu mereka baru menemukan motif yang dibuat masyarakat dalam sayembara. Setelah itu, pihaknya merencakan

FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

B

MOTIF BATIK Motif batik dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Seni, Pemuda dan Olah araga

mempatenkan batik tato tersebut agar mencari khas Mentawai Jika semua proses tersebut telah berjalan, kata Noviyenti, mereka akan memberikan pelatihan cara membatik kepada masyarakat Mentawai yang direncanakan pada tahun 2014. Tujuannya, lanjut dia, masyarakat terampil membatik sehingga hal itu menjadi pekerjaan bagi mereka. “Kalau masyarakat sudah pandai

Pabrik Es di Sikakap Siap Beroperasi 2014 SIKAKAP - Uji kelayakan pabrik es milik Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perikanan Sikakap sukses dilakukan oleh tim dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumbar yang diwakili Kepala Bagian Pengolahan Pemasaran Hasil, Yeflin Luandri yang didampingi 4 teknisi di Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rabu, 11 Desember. Yeflin mengatakan, ujicoba tersebut untuk memastikan pabrik dan mesin yang ada dapat beroperasi. Alat yang dites berupa derek, peti kayu pencetak balok es sebanyak 308 dan sarana pendukung lainnya. “Setelah melewati tes yang dilakukan teknisi yang kita bawa semua alat berfungsi dengan baik, air yang dimasukkan membeku dan membentuk balok,” katanya. Balok es yang dicetak, kata Yeflin, memiliki berat 50 kilogram sementara katrol pengangkat mampu mengangkat beban sebanyak 15 balok. Amin, teknisi pelaksana dari CV. Pulau Harapan mengaku lega karena pekerjaannya selama empat bulan sukses. Secara teknis Amin mengatakan, proses pembekuan air ketika dioperasikan membutuhkan tenaga listrik yang optimal, air 15 ton dengan lama pembekuan 24 jam dan suhunya mesti diatur pada minus 18 derajat celcius. Sementara Kepala UPTD Sikakap Fajar Piliang menyebutkan, keberadaan pabrik es ini diharapkan membantu memenuhi kebutuhan es untuk pengawet ikan nelayan lokal. Karena selama ini menurutnya, es didatangkan dari Padang. Terkait harga per balok, lanjut Fajar, pihaknya belum memutuskan karena akan dibahas lagi agar nelayan tidak merasa dirugikan juga pemerintah. Ia mengatakan, 2 hingga 3 bulan ke depan pabrik tersebut akan mengalami peningatan berupa perbaikan pipa saluran hulu air. “Kalau sudah beroperasi optimal, Gubernur Sumbar Irwan Prayitni yang akan meresmikannya,” ujarnya. (leo/g)

membatik mereka akan buat usaha sendiri dan baju batik yang dihasilkan bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga, selain itu keahlian mereka bisa dipakai ditempat pembuatan batik di tempat lain,” ujarnya. Di sisi lain motif tato dan penempatannya di batik, Juniator Tulius, antropolog asal Mentawai yang dikonfirmasi Puailiggoubat setelah mengamati beberapa motif batik yang dibuat Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) mengatakan, tato yang dituangkan dalam kain batik itu bukan refleksi dari tato Mentawai dan tidak dapat disebutkan sebagai batik Mentawai. Mentawai, lanjut Tulius, tidak memiliki tradisi batik dan tato Mentawai tidak ditatokan di kain batik.

“Batik itu adalah batik Jawa atau Bali (karena tradisi batik, hidup dan berkembang di sana) yang meminjam beberapa seni gambar, ukir atau seni rupa yang biasanya ditemukan di Mentawai. Jadi itu bukan tato Mentawai di atas kanvas batik. Ada beberapa elemen yang dipinjam dari motif dasar tato Mentawai tetapi tidak mewakili motif tato seutuhnya” kata doktor lulusan Universitas Leiden, Belanda ini menjawab pertanyaan Puailiggoubat melalui surat elektronik, Selasa, 10 Desember. Menurut Tulius, motif batik tato yang tengah dirancang tersebut tidak memperlihatkan beberapa elemen dasar dan beberapa yang dibuat baru bukan bagian dari tato Mentawai. Lanjut Tulius, kalau mau mengerti tato

Mentawai mesti mengetahui dasarnya dulu sebelum memodifikasinya. “Sejauh mana modifikasi itu dibuat tidak mengubah makna dan tujuan serta fungsi dari tato misalnya titik ruruhat atau rurukat tidak boleh dipindahkan menjadi motif untuk tapak tangan. Jadi memang harus ditempatkan pada tempatnya dan tempatnya itu di badan manusia bukan di kain,” katanya. Kalau motif tato dituangkan dalam kain, kata Tulius, bukan lagi menjadi tato tetapi motif grafis atau seni yang tertuang ke kain kanvas. Tulius menyebutkan, motif tato Mentawai yang diambil dari binatang berupa legu, laggug (Kepiting besar) atau garaigai atau gara-gara (kepiting kecil). Sementara jika dari tanaman biasanya model labi, laipat atau leuleuk (pakis), elemen garis (gorot), tangga (takak) dan titik. Masing-masing motif tersebut ditatokan di bagian tubuh tertentu dengan simbol dan maksud tertentu. “Yang paling penting dari tato orang Mentawai berfungsi sebagai jaraik akkulak (pelindung tubuh) dari bajou (kekuatan gaib) dan menghiasi tubuh agar simagere (jiwa) tetap bertahan di tubuh,” katanya. Tato Mentawai, menurut Tulius, bukan simbol sagu atau motifnya bukan diadopsi dari perlambang pohon sagu sebaliknya erat hubungan dengan kosmologi dan pandangan hidup orang Mentawai yang berkaitan dengan pemahamannya tentang alam semesta dan bumi tempat hidup merek. (g)

Banjir Halangi Panen PURO - Hujan lebat yang mengguyur Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai sejak November hingga Desember membuat warga tidak bisa beraktivitas di ladangnya. Akibat genangan air sebagian perladangan masyarakat Dusun Puro Desa Muara Siberut dan Maileppet Kecamatan Siberut terendam banjir. Di Puro, persawahan warga yang sebagian siap panen tak bisa dituai karena sawahnya terendam, petani setempat khawatir akibat hujan ini padi yang siap panen hanyut diseret arus. “Kami tidak bisa panen karena air yang tidak ada surutnya, ini sudah hampir 1 bulan kami tidak ke sawah, padahal padi sebagian sudah ada yang masak, tapi karena banjir ini terpaksa kami menunggu air surut,” kata Pelemon Sabolak, warga Puro kepada Puailiggoubat, Kamis, 5 Desember. Pelemon mengaku khawatir dengan

ketinggian banjir yang tak kunjung berkurang di sawahnya karena sebagian padinya hampir tenggelam. “Kalau lama takutnya padi yang sebagian mau dipanen mati, usaha selama ini jadi sia-sia,” ujarnya. Tak hanya Pelemon, Joni dan Tamil, petani sawah di Puro berharap, hujan lebat yang terjadi belakangan ini cepat reda agar persawahan cepat kering sehingga panen nanti tidak terganggu. “Kalau kering pada musim sekarang ini lebih bagus karena menjemur padi nanti lebih bagus,” kata Joni. Sementara di Desa Maileppet, akibat hujan yang berkepanjangan petani kakao banyak yang mengeluh karena lokasi perkebunannya di Bat Mara Desa Muntei terendam sekitar 1,5 meter. Buah kakao yang terkena banjir jadi busuk dan berjamur sehingga tak bisa dipanen.

Markus, salah seorang warga menyebutkan, sebelum hujan ia sudah sempat memanen kakao sebanyak 3 karung bervolume 50 kilogram, karena hujan ia tak bisa menjemur hasil panennya. “Jika tidak kering dan bijinya rusak bisa-bisa tidak laku, kalau sudah seperti itu kita akan rugi sekitar Rp3 juta hingga Rp5 juta karena taksiran harga jualnya sebesar itu,” katanya, Rabu, 4 Desember. Sementara Justinus, petani kakao yang lain mengaku tak bisa ke kebunnya karena sebagian jalan menuju ke sana telah terendam banjir yang hampir mencapi 1,5 meter. “ Saya hanya bisa duduk di rumah sambil menunggu banjir kering,” ujarnya. Sebagian warga yang nekad panen menyelamatkan buah yang sudah masak memanen dengan menaiki sampan. (spn/bbr/g).


23

Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

Suara Daun

D

alam sejarahnya menjadi daerah administratif, Kepulauan Mentawai baru dimasukkan ke dalam peta poltik sejak 1825. “Hal tersebut dibuktikan dari Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 5 tahun 1825,� kata Profesor Gusti Asnan, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas saat menjadi salah seorang narasumber dalam Seminar dan Diskusi Mencari Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Mentawai di Tuapeijat, 2-3 Desember 2013. Sementara Mentawai dilibatkan dalam pemerintahan daerah dilakukan beberapa saat setelah itu berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.18 tahun 1825, tanggal 5 Oktober 1825 yang menyatakan pulau-pulau yang saat ini dikenal dengan Kabupaten Kepulauan Mentawai ditambah Pulau Batu dan Nias dijadikan satu unit setingkat Afdeeling (unit administratif setingkat kabupaten saat ini) dimasukkan ke dalam Residentie Van Padang(Keresidenan Padang). Setelah Belanda mengakui status adminsitrasi tersebut, tidak ada tindakan apapun dilakukan saat itu. Perhatian Belanda mulai muncul pada abad ke-19 tepatnya pada 1853, Pemerintah Hindia Belanda mengirimkan kapal-kapal perangnya berpatroli ke pulau-pulau tersebut sekali setahun untuk menangkal pengaruh asing. Kapal itu juga mengawasi aktivitas penduduk setempat terkait kontak yang mereka lakukan dengan saudagar yang datang dari Tanah Tepi. Pola ini dipraktekkan hingga tahun 1893, selama 40 tahun Kepulauan Mentawai dikuasai dengan mendatangkan kapal perang. Pada tahun 1893 kebijakan Belanda berubah, mereka mulai menempatkan seorang pejabat Belanda di Mentawai, seorang pejabat pribumi di Sioban yang lebih tepat disebut kepala pos atau perwakilan pemerintah. Namun penduduk setempat menolak sistim penguasaan secara langsung oleh pemerintah kolonial. Karena penolakan tersebut berlangsung lama, tahun 1901 berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 28 pada 2 Oktober 1901, ‘ibu kota’ Pemerintahan Kepulauan Mentawai dipindahkan ke Sawang Tungku di Selat Sikakap. Di lokasi ini mereka aman. Tempat ini menjadi lokasi strategis perdagangan serta menjadi tempat interaksi intens dengan saudagar dari Tanah Tepi. Pada tahun tersebut, Rheinische Zendingenootschap (Rheinische Mission Gesellschaft/ RMG) mendirikan pos penginjilan mereka di Sikakap. Kegiatan ditandai dengan kedatangan misionaris A. Lette. Cara penaklukan diubah dalam bentuk

Roberta Sarogdog

Selamat Natal 2013 dan Selamat Tahun Baru 2014

S

pendekatan religius karena penaklukan secara politik dan melibatkan tentara selalu mendapat perlawanan. Pada 1905, seorang bintara militer ditempatkan Belanda di Saibisamukop, Siberut Tengah kemudian di Sioban, Sipora Selatan pada 1909. Seiring perjalanan waktu, status Kepulauan Mentawai akhirnya disempurnakan dengan dijadikannya sebuah daerah administratif setingkat onderafdeeling yakni onderafdeeling Mentawai Eilanden pada 1913. Belanda pada saat itu khawatir karena letak Kepulauan Mentawai yang cukup jauh sehingga rawan gejolak maka pemerintah memutuskan mengangkat seorang perwira militer (tentara) sebagai kepala pemerintahan Kepulauan Mentawai. Onderafdeeling Mentawai Eilanden dengan ibukota Muara Siberut dimasukkan dalam Afdeeling Padang. Afdeeling Padang sendiri terdiri dari Kepulauan Mentawai, Kepulauan Batu dan Padang sekitarnya. Pada 1929, Belanda mereorganisasi pemerintah daerah Sumatra Barat, namun Mentawai tetap berpredikat onderafdeeling dan menjadi bagian afdeeling Padang. Afdeeling Padang berubah karena Onderafdeeling Batu Eilanden dikeluarkan dan diganti dengan Onderafdeeling Pariaman. Pada 1935, kembali terjadi reorganisasi pemerintahan Sumatra Barat, Afdeeling Padang ditiadakan diganti dengan Afdeeling Zuid Beneden-landen beribukota di Padang. Kepulauan Mentawai menjadi salah

satu onderafdeeligen pada afdeeling ini tiga lainnya yakni Padang, KerinciIndrapura dan Painan. Pada zaman Jepang saat revolusi kemerdekaan terjadi, Kepulauan Mentawai kembali berada langsung di bawah pemerintahan residen. Keadaan berubah saat 1948, Kepulauan Mentawai dijadikan bagian Kabupaten Padangpariaman. Sementara Ephorus Gereja Kristen Protestan Mentawai, Panulis Saguntung dalam makalah yang dituliskan untuk seminar tersebut menyebutkan, dari catatan sejarah Kepulauan Mentawai telah dijelajahi pelaut dan pedagang kolonial Belanda pada 1600-an. Setiap pulau yang mereka singgahi mereka beri nama yakni Nassau (Pulau Pagai), Goe Fortuyn atau nasib baik (Pulau Sipora), Matana atau Mintaon (Pulau Siberut). Namun kepulauan ini kemudian dilupakan karena tidak bernilai ekonomis. Kemudian pada 1962, Kepulauan Mentawai didatangi nelayan dan pedagang dari daratan Sumatra seperti Tiku, Padang, Aceh dan Bengkulu hingga Bugis. Kehadiran mereka menjadi peran sosio ekonomi saat itu, dari sana orang Mentawai mulai mengenal barter dan penduduk Mentawai diperkenalkan dengan barang berupa garam, minyak tanah, kain, kuali, periuk, alat pancing dan tembakau. Meski telah menjadi bagian Padangpariaman sejak Indonesia merdeka, Syafrizal, Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas mengatakan, hingga pada

tahun 1949 kondisi kehidupan penduduk Mentawai dari berbagai sektor tidak membaik. Syafrizal yang juga menjadi salah satu narasumber seminar menye-butkan, Kepulauan Mentawai hanya dijadikan sumber pendapatan dalam bentuk eksploitasi hutan oleh Padangpariaman sementara penduduknya ditelantarkan. Kondisi ini menurut Syafrizal, menciptakan ketidakseimbangan antara apa yang diberikan masyarakat Mentawai dengan apa yang telah mereka terima. Program pembangunan seperti pengadaan gedung sekolah, mesjid dan kantor pemerintahan dilakukan terbatas desadesa di pelabuhan tempat tinggal para perantau. Tahun 1990-an, lanjut Syafrizal, anak Mentawai yang sudah terpelajar hasil binaan gereja mulai mengusik Pemerintah Kabupaten Padangpariaman yang selama ini menjadikan Mentawai objek eksploitasi. Pemaparan Syafrizal tersebut didukung Panulis Saguntung. Momentum reformasi saat kejatuhan rezim orde baru, lanjut Syafrizal, dimanfaatkan aktivis Mentawai memperkuat tuntutannya berpisah dengan Pariaman dan membentuk kabupaten sendiri. Perjuangan itu berhasil dengan disahkannya UU No.49 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Mentawai saat Presiden BJ.Habibie. (g)

elamat tinggal tahun 2013 dan selamat datang tahun 2014. Pergantian tahun yang klise namun bukan berarti dengan datangnya tahun yang baru terlupakan segala hal yang penting untuk tahun 2013. Jangan karena dengan datangnya tahun baru 2014 ini, yang bisa dikatakan adalah tahun politik dan tahun penuh dengan janji, perhatian terhadap persoalan rehabilitasi dan rekonstruksi korban gempa dan tsunami, pembenahan insfrastruktur dan peningkatan ekonomi dilupakan begitu saja. Meskipun tahun 2013 telah berakhir dan berlalu apa yang belum selesai pada tahun lalu tetaplah menjadi tugas dan catatan untuk tetap dilanjutkan tahun 2014. Karena semua tahu ada beberapa catatan besar yang menjadi perhatian umum, diantaranya proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana Mentawai. Kita berharap proses pembangunan hunian tetap, proses RR yang masih berjalan di tempat tetaplah menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Benar bahwa proses pemulihan yang masih lama dan panjang itu bukan berarti lupa mendorong dan lambat menyelesaikannya, di dalam pembangunan huntap juga masih harus membangun infrastruktur dan pemberdayakan ekonomi bagi korban gempa dan tsunami. Selamat tahun baru 2014, semoga tahun ini menjadi tahun yang bermakna bagi kita semua, rasa syukur yang dipanjatkan kepada-NYA karena akhirnya diberi kesempatan untuk memasuki tahun 2014. Semoga tahun ini tetap menjadi tahun yang penuh keindahan dan membawa perubahan di segala hal dalam diri kita, terlebih dalam memikirkan kemajuan dan pembangunan Mentawai bersamasama. Semoga tahun ini juga urusan korupsi tidak lagi melanda Mentawai, karena tahun ini adalah tahun yang penuh hati-hati karena semua hal yang akan dibangun dan dikerjakan akan dibarengi dengan urusan politik. Mari memaknai tahun ini yang penuh rahmat, damai, terbuka dan komunikatif serta penuh perbaikan dan perubahan dari sebelumnya. Semoga tidak memaknai tahun ini dengan berbagai hal yang tidak jelas dan tidak pasti terutama janji-janji politik para politisi yang akan mengikuti pemilu. Rayakanlah tahun ini penuh kebahagiaan. Selamat Merayakan hari Natal 2013 dan tahun baru 2014. Mari bersalaman dan berbagi kepada masyarakat lemah. z


Iklan

Puailiggoubat NO. 279, 1 - 14 Januari 2014

24


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.