Edisi 285

Page 1

MENTAWAINEWS

4

5

EKOKER

Tabloid Alternatif Dwimingguan

21

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

1

No .

2 - 1 Ta 4 hu 85 Ap n ril XII 20 14

HARGA ECERAN RP 3000

SAJIANKHUSUS

KABUPATEN MENTAWAI TOLAK RASKIN

DELAPAN SIRENE DI MENTAWAI TIDAK BISA BERBUNYI

KOMUNIKASI ANTAR PERSONEL MASIH LEMAH


Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

Uggla Hakim masikua gugatan sibara ka telu anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai katubut Gubernur tak isese einia ka PTUN kalulut nenda galajetda lek sai Pengadilan Negeri-3 Kurang nia pangasegekat pagalaijat tsunami ka Mentawai ibailiu sakalaggaiyat mureureu baga - 4 Anai puluh kelompok SPP PNPMMP ka Sikakap tak ralului utakda iginia Rp537 juta, ibailiu bank tak rakau legei bulagat - 7 Kalulat tak pei aralului bulagat pasigalaiyat huntap sikadua ibailiu galajet tak muenung, aipuaili nenda kalulut tak pei samberinia bulagat pasigalaiyat huntap sikasara ralului - 14 Panarengan olimpiade satogat sikolah sigalaiakenenda ka Sikakap tak mabeu kalulut bulagat tak maigi - 18 Sibailiu alegiat tak raobak ituguruk raskin ka Mentawai, sai pamarentah raurep berak simalio ka Mentawai barania ka rura 2013 bulek tak sappru kat samba ibara pubulagananda sakalaggaiyatt - 21 COVER DEPAN: 1 FOTO: ILUSTRASI 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: Pinda Tangkas Simanjuntak PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja Yuafriza REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sikabaluan) Rapot Pardomuan (Sipora) Rinto Robertus (Saibi) Supri Lindra (Sikakap) Ferdinand Salamanang (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Legend Satoinong (Siberut Selatan) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan) Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Dari Redaksi

G

olput, golongan ini yang paling ditakuti partai politik (parpol) setiap kali Pemilu Legislatif digelar, sebab golput berpotensi menggerus suara parpol itu sendiri. Golput secara harfiah berarti golongan putih, yakni orang-orang yang tidak memilih atau memberikan hak suaranya saat Pemilu digelar. Dalam tiga kali Pemilu terakhir, angka golput menunjukkan peningkatan. Jika pada Pemilu 1999, suara golput hanya 10,21 persen, pada Pemilu 2004 meningkat menjadi 23,34 persen. Pada Pemilu 2009 bahkan angkanya

2

Golput melonjak menjadi 39 persen. Pada Pemilu 2014 ini, Lembaga Survei Indonesia memprediksi angka golput bahkan lebih tinggi, bisa mencapai 50 persen. Jika ini terjadi, merupakan cermin buruk dari pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Makin meningkatnya angka golput tiap kali pemilu makin menegaskan ketidakpercayaan masyarakat kepada partai politik. Ketidakpedulian parpol untuk mencetak kader-kader berkualitas di legislative menjadi salah satu penyebab. Coba saja lihat dari baliho, spanduk atau poster

para caleg, sangat jarang yang berisikan program kerja serta visi dan misi yang jelas. Yang ada hanya berisikan tagline janji-janji. Memberikan pendidikan politik kepada pemilih semestinya menjadi tugas parpol. Salah satunya dengan menjaring kaderkader berkualitas yang benar-benar akan menyuarakan suara masyarakat saat duduk di parlemen. Parpol juga harus tegas pada kadernya yang tidak bekerja serius di parlemen dan tidak menjadikan para kadernya itu sekedar sapi perahan saja. Redaksi

Koreksi Berita Yang terhormat Pimpinan Redaksi Puailiggoubat Puailiggoubat No. 284 Tahun XII 15-31 Maret 2014, yang menyangkut tentang saya “H. RASYIDIN SYAIFUL, SH, MH.” Caleg Partai Bulan Bintang Kabupaten Kepulauan Mentawai 2014 dan anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai periode 2014-2019 dengan ini memberikan tanggapan sebagai berikut. Puailiggoubat No. 284 Tahun XII 15-31 Maret 2014, halaman 3 (tiga) Sajian Utama, ditemukan kesalahan; Wawancara saya dengan Puailiggoubat 13 Februari 2014 untuk mengkonfirmasi bahwa saya menyekap Levi Saboijat, saat wawancara saya terangkan bahwa saya telah ditipu oleh Levi Saboijiat dengan berpurapura menawarkan diri menjadi tim pemenang saya pada Pemilu 9 April 2014, dan meminta uang operasional sebagai konsekwensi penunjukannya sebagai tim pemenangan, saya tidak menanggapi tawaran itu karena saya curiga dengan pendekatan yang dia

lakukan sebagaimana yang sering saya alami pada pemilu sebelumnya, hasil penyelidikan saya ternyata benar bahwa sdr Levi Saboijiat adalah pengurus Partai PDI-P untuk Dusun Gotap, sehingga kedatangannya untuk kedua kalinya 17 Februari 2014 saya berpura-pura melayaninya dan menuruti permohonannya untuk menjadi tim pemenangan saya dan memenuhi keinginannya untuk mendapatkan sejumlah uang dari saya, sengaja saya serahkan uang sesuai dengan permintaannya disertai dengan surat serah terima uang yang berisi uang titipan saya kepada dia yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan surat perjanjian yang kami buat, ini sengaja saya lakukan untuk menjerat ke ranah hukum orang-orang yang sering menipu kami para caleg. Saya memberikan keterangan tentang tuduhan kepada saya bahwa saya membagi-bagikan uang kepada calon pemilih di Dusun Gotab, semua itu saya bantah dan saya terangkan pada Puailiggou-bat

bahwa yang benar itu dapat dilihat dalam surat perjanjian antara saya dengan sdr Levi, di sana kan jelas bahwa saya akan memberikan uang jasa kepada sdr Levi sebagai tim pemenang saya untuk Dusun Gotap yang sudah saya ketahui bahwa dia sekaligus adalah pengurus Partai PDI-P untuk dusun Gotap dan bukan calon pemilih. Demikianlah surat ini saya sampaikan. Hormat saya H. Rasyidin Syaiful, SH,MH

Jawaban Redaksi Kami Redaksi Puailiggoubat menyampaikan permintaan maaf kepada Bapak Rasyidin Syaiful atas kesalahan pengutipan pada Puailiggoubat edisi 284, 15-31 Maret 2014, kolom dua paragraf dua yang kutipannya sebagai berikut; “Kepada Puailiggoubat, Rasyidin membenarkan adanya perjanjian antara dia dengan Levi untuk membagikan uang kepada masyarakat yang memilihnya. Namun uang itu dibagikan usai pencoblosan 9 April”. Adapun setelah mendengarkan rekaman hasil wawancara warta-

wan Puailiggoubat dengan narasumber (Bapak Rasyidin Syaiful), tulisan seharusnya adalah: Kepada Puailiggoubat, Rasyidin membenarkan adanya perjanjian antara dia dengan Levi sebagai tim pemenangannya untuk Pemilu Legislatif, 9 April di Dusun Gotap. Namun Rasyidin membantah telah menyuruh Levi membagibagikan uang kepada pe-milih. Menurut Rasyidin, Levi datang kepadanya dan meminta untuk dijadikan tim sukses Rasyidin di Gotap. Awalnya Rasyidin enggan memenuhi permintaan tersebut karena tahu Levi merupakan pengurus partai lain. Namun akhirnya permintaan disetujui setelah Levi datang kedua kalinya menemui Rasyidin. Untuk itu Rasyidin membuat surat perjanjian. “Itu agar kami para caleg ini tidak ditipu seperti pemilu tahuntahun sebelumnya,” kata Rasyidin, 13 Maret lalu. Dalam surat perjanjian itu dituliskan, Rayidin selaku pihak pertama menunjuk Levi (pihak kedua) sebagai tim pemenangannya di Gotap. Untuk itu, Rasyidin memberikan jasa kepada Levi Rp200 ribu rupiah untuk setiap suara yang dihasilkan untuk Rasyidin. Demikian klarifikasi ini disampaikan untuk memperbaiki kesalahan pengutipan tersebut.


3

Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April2014

FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

Hakim menilai gugatan yang dilayangkan bukan kewenangan PTUN, melainkan wewenang Pengadilan Negeri. Syafril Adriansyah Bambang Sagurung

M

ajelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) kota Padang menolak gugatan tiga

anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai terhadap Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno terkait penerbitan Surat Keputusan Gubernur tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pengganti Antar Waktu (PAW). Dalam sidang terpisah dengan agenda pembacaan putusan yang digelar di PTUN Padang, Kamis, 20 Maret lalu, majelis hakim yang diketuai Baherman didampingi hakim anggota Agus Abdur Rahman dan Akhdiat Sastrodinata menyatakan tidak menerima gugatan Nikanor Saguruk (Wakil Ketua DPRD), Isar Taleleu (Ketua Komisi A), dan ER Sapalakkai (Ketua Komisi B). “Penggugat diwajibkan membayar biaya perkara sebesar Rp 189.000,” ujar Ketua Majelis Hakim Baherman dalam setiap tiga persidangan terpisah yang dihadiri kuasa hukum penggugat Rianda Seprasia dan Ardyan serta pengacara gubernur Sumbar Hendri Oktavia selaku tergugat. Hakim menilai, tuntutan para penggugat terhadap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno salah alamat. Sebab, perkara yang diajukan penggugat kepada PTUN seharusnya diselesaikan di Mahkamah Partai sesuai pasal 32 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik. Selain itu, dalam pasal 33 UU Parpol juga ditegaskan bahwa dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dilakukan melalui pengadilan negeri. Gugatan ketiga anggota Partai Damai Sejahtera itu bermula dari dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur tentang PAW pada 23 Oktober 2013. Dalam tiga SK Gubernur disebutkan bahwa Isar Taileleu dari Daerah Pemilihan IV (Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sikakap) digantikan oleh Dursen. Pendeta Er Sapalakkai dari Dapil III (Sipora) digantikan oleh Kurpi, sedangkan Nikanor Saguruk digantikan oleh Erol Sondakh. Sementara, SK tersebut terbit saat ketiganya tengah melakukan perlawanan hukum ke Mahkamah Partai karena adanya perselisihan di internal PDS. Ketiganya merasa dirugikan karena

SIDANG - Wakil Ketua DPRD Mentawai, Nikanor Saguruk memberikan kesaksian saat persidangan gugatan SK Gubernur tentang PAW di PTUN Padang beberapa waktu lalu.

Di-PAW

GUGATAN TIGA ANGGOTA DPRD DITOLAK dicopot dari partai. Namun Mahkamah Partai tidak pernah memberikan jawaban atau klarifikasi terhadap perselisihan yang diajukan ketiganya sehingga mereka meneruskan gugatan hingga ke PTUN terkait terbitnya SK Gubernur. Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDS Mentawai, Erol Sondakh mengatakan surat pemecatan terhadap tiga anggota DPRD itu bermula ketika dua anggota DPRD yang diusung PDS ini lompat pagar ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Isar Taileleu maju mencalonkan diri nomor urut 1 untuk wilayah Sikakap, Pagai Selatan dan Pagai Utara dan Nikanor maju dengan nomor urut yang sama untuk daerah pemilihan Siberut Tengah, Selatan, dan Barat Daya. “Otomatis mereka telah menyatakan mengundurkan diri dan berhenti dari PDS karena mereka telah memiliki kartu tanda anggota (KTA) Partai Nasdem,” katanya 11 November lalu seperti yang sudah dimuat di Puailiggobat pada edisi 276 (15-30 November 2013). Sejak itu, Erol bersama kawankawan yang memiliki kesempatan menggantikan posisi mereka di DPRD mengupayakan untuk mengisi kepengurusan PDS Mentawai yang berdasarkan SK dari Dewan Pengurus Pusat (DPP).

Sementara, dalam sidang pemeriksaan 29 Oktober lalu, Nikanor bersaksi di hadapan majelis hakim bahwa sesuai hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), anggota dewan dari PDS boleh kembali mencalonkan dari partai sahabat karena PDS tidak lolos sebagai peserta pemilu 2014. Sesuai hasil Rapimnas, Nikanor kembali maju sebagai caleg dari partai Nasdem. Nikanor mengaku, dia juga telah berkonsultasi dan berkoordinasi dengan menghubungi DPW PDS Sumatera Barat saat pencalegan. Selain itu juga terdapat kepengurusan baru di tubuh DPC PDS. “Saya tidak tahu kalau ada pergantian kepengurusan. Pergantian pengurus DPC juga harus dilakukan melalui musyawarah cabang dan itu tidak pernah ada. Dalam AD/ART disebutkan bahwa kepungurusan bisa berubah jika pengurus meninggal dunia atau melakukan pelanggaran,” ujarnya di hadapan majelis hakim. Nikanor juga mengaku masih menjabat sebagai Sekretaris DPC PDS Mentawai hingga sekarang. Ia bahkan menunjukkan kartu anggota yang dikeluarkan dari dalam dompetnya kepada majelis Hakim. Kemudian hakim menunjukkan bukti berupa Surat

Keputusan Dewan Pimpinan Wilayah, Partai Damai Sejahtera Sumatera Barat terkait pemberhentian kepengurusan dan anggota PDS sebagai alasan untuk pengajuan PAW. “Saya tidak pernah melihat surat tersebut, dan yang berhak mencabutnya adalah DPP,” kata Nikanor. Sementara, Isar Teleleu yang juga sebagai saksi dari penggugat mengaku tidak mengetahui adanya surat pengajuan PAW dari DPP serta adanya pergantian kepengurusan baru. “Yang saya tahu cuma penyegaran saja, dan kita tidak menerima surat pemberhentian, tiba-tiba saja sudah ada SK dari Gubernur. Kita sudah surati ke DPP untuk mengklarifikasi tetapi hingga saat ini belum ada jawaban,” jelas Isar. Atas putusan hakim, kuasa hukum penggugat Rianda Seprasia mengaku kecewa. Ia menilai, hakim melewatkan satu fakta dalam persidangan yang seharusnya menjadi pertimbangan yakni dikeluarkannya SK PAW padahal seharusnya masalah internal partai harus diproses dalam Mahkamah Partai terlebih dahulu. “Bagi kami, itu yang seharusnya dilihat hakim. Di situ lah kami berpandangan bahwa keputusan yang dikeluarkan gubernur bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan, tetapi karena hakim melarikan ke pasal 33, maka hakim mengatakan itu adalah kewenangan pengadilan negeri, sementara kami melihatnya dalam pasal 32,” jelasnya. Kemudian dalam pasal 32 ayat (4) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Parpol dinyatakan, Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diselesaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari. “Dalam jangka waktu 60 hari itu yang dilanggar gubernur,” katanya. Selain itu, penerbitan SK PAW terhadap Er Sapalakkai dinilai pengacara tergugat juga dilupakan hakim, karena dasar pertimbangan hakim adalah bahwa salah satu syarat PAW adalah mengundurkan diri sesuai pasal 16 UU Parpol. “Ia (Er Sapalakkai) tidak ada mengundurkan diri dan selalu dikaitkan dengan kewenangan partai, Sedangkan gubernur hanya menjalankan ketetapan kenegaraan saja dan perintah ketatanegaraan itu pun bertentangan dengan undang-undang yang ada,” katanya. Atas putusan hakim, pengacara penggugat akan melakukan banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara di Medan. Kuasa hukum penggugat Ardyan menambahkan, juga terdapat ketidakkonsistenan hakim terhadap waktu. “Tadi dikatakan 14 hari setelah diterima gubernur untuk menerbitkan keputusan, sementara gubernur menerima berkas dari bupati Mentawai sekitar 28 September. Kemudian, gubernur menerbitkan SK tanggal 23 Oktober bahkan kalau kita lihat itu sudah lebih dari 14 hari,” katanya. Secara terpisah, Ketua DPRD Mentawai, Hendri Dori Satoko mengaku belum mengetahui hasil persidangan tersebut. “Kita belum tahu kalau gugatannya ditolak. Kalau sudah ada kepastian, kita akan mengambil langkah selanjutnya di DPRD Mentawai,” katanya ketika dihubungi Puailiggobat Kamis, 27 Maret lalu. Hendri menjelaskan, bila gugatan itu sudah sah ditolak secara resmi dan tidak ada lagi gugatan selanjutnya (banding), maka DPRD akan mengagendakan sidang paripurna PAW anggota DPRD Mentawai dari PDS (Partai Damai Sejahtera). “Kalau tidak ada lagi yang menghalangi, kita di DPRD siap untuk melakukan paripurna. Tentunya kita akan agendakan dulu karena sekarang anggota dewan sedang tahap kampanye,” katanya. Lebih lanjut dikatakan Hendri, agenda PAW sudah menjadi komitmen di DPRD Mentawai bila gugatan atau hal-hal yang mengganjal terkait dengan PAW ini sudah selesai. “Ini komitmen kita dari awal di DPRD Mentawai,” ujarnya. (p/o)


Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

Minimnya sosialisasi membuat warga Mentawai Resah Tim Redaksi

G

ladi Lapang kesiapsiagaan gempa dan tsunami (Mentawai Megathrust Disaster

Relief Exercise/DiREx) di Padang dan Mentawai 17-23 Maret 2014, masih memperlihatkan lemahnya sistem komunikasi birokrasi Indonesia dan kapasitas personil yang terbatas. Setidaknya dua hal itu yang menjadi temuan 19 orang evaluator (After Action Review Field Training Exercise/ AAR FTE) kegiatan yang berasal dari sejumlah NGO lokal dan staf BPBD di Sumatra Barat. Dari laporan para evaluator itu, terlihat belum maksimalnya komunikasi dan koordinasi antar posko. Misalnya di Pos Komando Indarung Padang, kegiatan hanya berlangsung 1 jam pertama, setelah Wakil Presiden Boediono pergi, anggota posko juga bubar. Lalu media center, ruang pimpinan dan sekretariat tidak berfungsi, termasuk juga komunikasi Pusdalat di Indarung dengan Posko Mentawai hanya bisa dilakukan dengan radio SSB. “Pemahaman personil di masingmasing bagian (posko) masih kurang, ke depan mereka harus diberi pemahaman kembali sehingga koordinasi timbal balik lancar,” kata Pinda T Simanjuntak, staf Yayasan Citra Mandiri Mentawai yang ikut menjadi evaluator. Gladi lapang berskala nasional ini diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan melibatkan 18 negara lain. Ada sekitar 2.000 warga yang dilibatkan dalam simulasi di Padang dan Mentawai pada 21 Maret, dua daerah yang diprediksi akan terdampak parah jika terjadi gempa dan tsunami di Mentawai. Deputi Bidang Rekonstruksi dan Rehabilitasi BNPB Wisnu Widjaja memaparkan, Mentawai Megathrust Direx itu tujuannya membenahi sistem komunikasi pasca terjadinya bencana. Menurut Wisnu, sistem komunikasi yang ada di Indonesia harus terintegrasi dalam satu posko sehingga mempermudah dalam memperoleh dan menyebarkan informasi penanggulangan bencana. “Indonesia memiliki banyak sistem komunikasi seperti pihak TNI, swasta, satelit BNPB, RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia), ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) semestinya alat itu terintegrasi,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela acara pembukaan Mentawai Mega-thrust Disaster Relief Exercise (DiREx) di Hotel Pangertan Beach kota Padang, Senin, 17 Maret lalu. Ia tak menampik, sistem komu-

4

Mentawai Megathrust Direx

Komunikasi Antar Personel Masih Lemah FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

EVAKUASI KORBAN Warga mengevakuasi korban saat simulasi kebencanaan di Pur, Siberut Silatan

nikasi khususnya dalam kebencanaan di Indonesia masih terdapat sejumlah kelemahan. Saat bencana tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober 2010, BNPB justru terlambat 10 jam mengetahui akibat telatnya memperoleh komunikasi. Latihan ini juga dimaksudkan untuk melatih kapasitas masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri. “Mereka akan dilatih mulai dari penyusunan peta rute evakuasi, pemasangan rambu evakuasi, dan pembangunan shelter sementara masyarakat dilatih menggunakan shelter tersebut,” katanya. Sementara Kepala BNPB, Syamsul Maarif, mengatakan latihan yang digelar bertujuan agar lahirnya SOP (Standard Operating Procedure) dimana kemampuan daerah harus ditingkatkan pada 72 jam pertama (usai gempa). “Sumbar dipersiapkan apabila terjadi bencana dalam waktu tiga hari mereka harus bisa mandiri,” katanya. Warga Tuapeijat Antusias Di Sipora Utara Kabupaten Mentawai, simulasi pada Jumat, 21 Maret diikuti sekitar 300 peserta dengan titik lokasi pengungsian Dusun Mapaddegat, Desa Tuapeijat. Simulasi berjalan lancar dengan jarak tempuh 450 meter dari kampung ke GKPM Piniel Mapaddegat. Proses itu butuh 7 menit. Koordinator Program Evakuasi Mandiri di Mentawai, Wawan Budianto

mengatakan, peserta sebetulnya hanya untuk 200 orang, tapi karena masyarakat membutuhkan akhirnya bertambah menjadi 300 orang. Acara simulasi tersebut memberi pengalaman baru bagi warga Mapaddegat, misalnya saja Isatim Safery(46) warga Dusun Mapaddegat, Desa Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara mengaku kegiatan tersebut sangat bermanfaat. “Ini memang baru pertama kali saya mengikuti simulasi, jadi kegiatan ini sudah mendapatkan kesiapan jika suatu saat nanti terjadi gempa tsunami,” katanya. Terkait kelanjutan kegiatan evakuasi tersebut Wawan berharap ini dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri, karena evakuasi mandiri itu harus betulbetul dapat dilakukan oleh masyarakat. “Jadi kita tidak bisa mengandalkan pemerintah di saat-saat awal, ketika terjadi bencana itu masyarakat sudah harus siap, karena saat terjadi bencana kemungkinan itu tidak ada listrik, sinyal telepon, jadi masyarakat itu mandiri,” kata Wawan. Nanti, lanjut Wawan, bantuan dari luar itu akan datang lama, yang terdekat kemungkinan adalah SKPD atau pemerintah di Mentawai bisa datang 23 jam memberikan bantuan, kalau tidak ada kendala. Selain itu tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Theos Natal mengatakan, kegiatan simulasi dengan persiapan

segala peralatan perlu dimantapkan. “Kita masih perlu perbaharui kegiatan ini dari segi persiapan, kita harapkan juga dari Dinas Sosial, Tagana dan Pemerintah Mentawai benar-benar memperhatikan karena ini sangat membantu apabila terjadi gempa dari persiapan-persiapan,” kata Theos. Budi Sunarso, instruktur evakuasi mandiri di Siberut mengatakan, peserta yang dilibatkan dalam pelatihan evakuasi mandiri di Siberut 400 orang, 300 orang pra simulasi dan 100 tim SAR dari dua desa, Maileppet dan Muara Siberut dengan memakai 12 jalur evakuasi. Namun beberapa jalur itu masih licin dan tidak disemen. Perlu Sosialisasi ke Masyarakat Informasi soal prediksi gempa 8,9 Skala Ritcher (SR) di Mentawai membuat sejumlah warga Mentawai ketakutan. ”Kami jadi ketakutan dengan banyaknya isu yang tidak jelas, apakah memang akan terjadi tsunami di Mentawai nantinya, kami jadi bingung dan cemas melakukan kegiatan kami seperti pergi ke ladang, pergi melaut,” kata Juarman (28) warga Jati, Desa Tuapeijat, Sipora Utara, pada Puailiggoubat, Sabtu, 22 Maret lalu. Ketidaktahuan masyarakat dan minimnya informasi harus menjadi perhatian pemerintah agar masyarakat tidak cemas namun tetap waspada.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Mentawai yang menjadi Koordinator Field Training Exercise (FTX) Mentawai, Hatisama Hura mengatakan, sosialiasi kegiatan tersebut kepada masyarakat harus dilanjutkan. Menurut Hatisama, pemerintah tetap meningkatkan dan mengevaluasi setiap kegiatan sehingga muncul kebijakan untuk pembenahan dalam hal pengurangan bencana. “Kita selalu merencanakan setiap tahun, kita programkan membentuk Kelompok Siaga Bencana (KSB), begitu juga Satuan Tugas (Satgas) di setiap kecamatan, artinya mereka siap dan tanggap untuk menghadapi bencana yang terjadi di wilayahnya, sehingga dengan adanya koordinasi KSB dan Satgas melancarkan kita untuk bekerja sama seperti kegiatan yang sudah kita lakukan di Katurei Siberut Barat Daya, dan Torolaggo,” katanya. Sementara Wakil Bupati Mentawai Rijel Samaloisa, yang menjadi instruktur komando dalam gladi lapang di Mentawai mengatakan, pemerintahannya akan bekerja sama dengan semua elemen, dalam hal mensosialisasikan ancaman megathrust kepada masyakarakat. Kekurangan di lapangan seperti jalur evakuasi, kata Rijel, saat ini sedang dibangun. Dari lapangan bisa dilihat langsung apa saja yang perlu dibenahi termasuk juga daerah relokasi. Sementara persiapan logistik bahan bakar untuk transportasi dan makanan meskipun saat ini belum ada gudang. Dengan kondisi geografis Mentawai yang berupa kepulauan terpisah, komando saat bencana berpusat pada masing-masing kecamatan. Demikian dikatakan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet, saat kegiatan sama di Mapolda Sumbar. “Nanti camat akan memberikan laporan kepada bupati, ini juga masih usulan kepada BNPB, menurut saya cocok untuk standar daerah di Mentawai,” katanya. Sampai tahun ini Pemda Mentawai sudah memulai pembangunan infrastruktur yang lebih aman dari ancaman tsunami, mulai sekolah sampai puskesmas. Untuk merelokasi bangunanbangunan itu membutuhkan biaya yang banyak, satu puskemas saja, apalagi puskemas plus membutuhkan biaya minimal Rp5 miliar. (prl/trs/ss/bbr/r)


5 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 285, 1 - 14 April 2014

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Masyarakat Sikakap Goro Persiapkan O2SN SIKAKAP - Jelang pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kabupaten Kepulauan Mentawai yang akan dihelat di Kecamatan Sikakap pada 29 Maret sampai 1 April, warga Sikakap bergotong royong (goro) membersihkan arena perlombaan yang akan digunakan pada Selasa, 25 Maret. Kepala Desa Sikakap Suharman mengatakan, goro ini merupakan bentuk dukungan masyarakat Sikakap sebagai tuan rumah pelaksanaan O2SN. “Untuk menyukseskan kegiatan tersebut kami membersihkan lingkungan dan lapangan syabandar yang menjadi tempat pembukaan O2SN sekaligus perlombaan yang akan dibuka langsung Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet,” katanya kepada Puailiggoubat usai goro. Suharman berharap, dengan dukungan semua warga, kontingen dari kecamatannya meraih prestasi yang baik saat perlombaan. (spr/g)

Dua Pelajar Digerebek Pemuda Saat Bermesraan SIKAKAP - Warga Desa Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai menggerebek dua pelajar ketika sedang berduaan di kamar kos pada pukul 23.00 WIB, Sabtu 22 Maret lalu. Kedua pasangan masih berstatus pelajar di salah satu SMP, E (17) laki-laki masih duduk di kelas II SMP dan perempuan berinisial H (15) kelas 1 SMP. Keduanya langsung digiring ke kantor Polsek Sikakap malam itu juga untuk pengamanan. Kepala Dusun Sikakap Tengah, Sahirin mengatakan, Dusun Sikakap Tengah merupakan tempat koskosan para pelajar mulai dari SMP sampai SMA, pelajar tersebut datang dari berbagai dusun dan desa. “Kejadian seperti ini sudah sering terjadi, tapi tidak membuat jera para pelajar,” katanya. Kanit Reskrim Polsek Sikakap, Aiptu Rosa Harisman, mengatakan sepasang pelajar itu terpaksa diinapkan dulu di kantor Polsek Sikakap, sampai kedua orang tuanya datang. Untuk penyelesaiannya, diserahkan pada orangtua H. “Kalau orang tua H tidak terima tindakan E dan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib, maka kasus ini akan diproses sesuai dengan hukum berlaku,” ujarnya. Setelah orangtua kedua pelajar datang ke Mapolsek Sikakap, mereka sepakat menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan. (spr/r)

GUNAKAN KENTUNGAN - Warga menggunakan kentungan sebagai isyarat bagi warga untuk mengevakuasi diri saat terjadi tsunami akibat tidak berfungsinya sirine saat simulasi kebencanaan di Mapaddegat, Sipora Utara, 21 Maret lalu.

Delapan Sirene Tsunami di Mentawai Tidak Bisa Berbunyi Patrisius Sanene Sirene tidak berfungsi karena alat-alatnya belum lengkap Patrisius Sanene

S

ebanyak delapan sirene tsunami yang terpasang di delapan titik lokasi zona

merah terkena dampak tsunami Mentawai tidak berfungsi karena perma-

salahan teknis. Hatisama Hura Kabid Kedaruratan dan Logistik BPDB Mentawai membenarkan hal itu. “Sejak dipasang sampai sekarang tidak berfungsi, permasalahannya adalah alatnya tidak lengkap, bisa jadi repeaternya belum nyambung (connect),” katanya saat simulasi gempa dan tsunami Mentawai yang digelar di Mapaddegat, Jumat, 21 Maret lalu. Delapan sirene itu berada di Betaet Kecamatan Siberut Barat, di Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, di

Muara Siberut Kecamatan Siberut Selatan, di Peipei Kecamatan Siberut Barat Daya, di Betumonga dan Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara, di Sioban Kecamatan Sipora Selatan dan di Sikakap Kecamatan Sikakap. Tak berfungsinya sirene tersebut terlihat juga pada saat digelarnya kegiatan simulasi di Mapaddegat, Desa Tuapeijat, Jumat, 21 Maret lalu. Sirene yang dipakai saat simulasi hanya mobil ranger milik BPBD Mentawai dibantu beberapa kentongan yang dibuat warga. Delapan unit sirene tersebut meru-

pakan bagian dari 56 sirene tsunami yang dipasang Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada APBN 2013, senilai Rp25 miliar tersebar di daerah Sumatera Barat. Sesuai instruksi presiden sebagai tindak lanjut gempa Aceh beberapa tahun lalu. Presiden menginstruksikan segera memperkuat langkah-langkah mitigasi pengurangan risiko bencana Mentawai, salah satunya memperkuat rantai sistem peringatan dini tsunami di daerah yang terancam bencana tsunami Mentawai. (trs/r)

Bupati Mentawai Panen Padi di Saibi SAIBI-Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet beserta rombongan melakukan panen raya padi di Dusun Simoilaklak, Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, 25 Maret lalu. Di dusun itu terdapat 12 hektar sawah milik masyarakat. Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet mengatakan, hasil panen padi di Kecamatan Siberut Tengah cukup berhasil dan tidak mengalami gagal panen. “Saya cukup bangga dengan desa Saibi karena semangatnya yang cukup besar untuk bertani,” katanya di hadapan para petani, Selasa, 25 Maret lalu. Lanjut Yudas, jika melihat luas sawah di Siberut Tengah hampir 200

hektar. Dengan luas sawah demikian, hasilnya sudah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Ia yakin, jika upaya ini dilanjutkan lebih luas, swasembada beras bisa dicapai Mentawai. “Sebab penduduk Mentawai saat ini berjumlah 75.000 jiwa, dari jumlah itu hanya 25 persen yang mengkomsumsi beras, saya yakin tahun depan Mentawai bisa menghasilkan beras untuk kebutuhan sendiri bahkan menjualkan ke daerah lain,” jelasnya. Yudas juga memberitahu kepada para petani bahwa tahun depan tidak ada lagi bantuan atau insentif dari pemerintah untuk petani sawah, agar petani tidak tergantung pada

pemerintah. “Kami mau melihat sejauh mana orang Mentawai mampu sendiri, akan tetapi selalu koordinasi dengan Dinas Pertanian,” katanya. Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko mengatakan, tentang raskin dan kenapa pemerintah menolak Raskin. “Kami menolak raskin supaya masyarakat Mentawai mampu hidup mandiri dan punya tanah,” katanya. Sementara ketua kelompok Isak Salakkau (55) mengatakan untuk Dusun Saibi akan ada penambahan luas sawah seluas enam hektar dan dipastikan luas semua sawah di Saibi ada 20 hektar. “Sedangkan di Simoilalak akan ditambah delapan hektar sehingga menjadi 20 hektar

dan rencananya penanaman akan dilakukan serentak,” ujarnya. Warga juga mengharapkan pemerintah menyediakan heler dan mesin perontok padi. “Kami ingin pemerintah ikut menyediakan heler dan mesin perontok padi,” kata Adismanto, salah seorang petani. Menanggapi permintaan warga, Yudas langsung merespon dengan meminta warga menyiapkan bangunan untuk heler. “Jika itu sudah ada kami akan mengusahakannya, kita juga akan mengusahakan mesin perontok padi, traktor tangan, serta kantor, mungkin tahun ini akan saya adakan,” katanya. (bbr/r)


MENTAWAINEWS Dampak Asap Riau, Warga Pagai Utara Terserang ISPA SIKAKAP - Asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau yang terjadi sebulan belakangan sangat berpengaruh sekali terhadap kesehatan masyarakat yang ada di Kilometer 10, baik di Dusun Muntei, Baru-baru dan Sabeugunggung, Desa Betu Monga, Kecamatan Pagai Utara Petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) KM 8 Pagai Utara, Novianti Handayani, mengatakan sekarang ini setiap masyarakat yang datang berobat ke pustu kebanyakan mengeluhkan pernapasannya, seperti batuk, flu, dan sakit kepala. “Dari data kunjungan sudah ada sekitar 10 pasien yang terkena penyakit infeksi pernapasan atas ( ISPA ), tapi semuanya sudah diberi obat,” Jumat, 14 Maret lalu. Lanjut Novi, untuk mencegah penyakit ISPA, ia menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker waktu keluar rumah. “Kalau belum juga ada perubahan cuaca masalah ini akan diberi tahu kepada kepala puskesmas Saumangayak” katanya Selama satu pekan pada Maret lalu, Pagai Utara dan Pagai Selatan diselimuti kabut asap kiriman membuat jarak pandang Pulau Pagai Utara dengan Pulau Pagai Selatan terbatas, hanya tampak putih, baik pagi dan siang. Namun pada akhir bulan Maret ini, jarak pandang berangsur normal. (spr/r)

Warga Puro, Malilimok dan Torolaggo Menggiling Padi ke Tiop TIOP - Minimnya mesin penggiling padi di Siberut Selatan, membuat warga Puro, Desa Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, dan warga Sarausau, Malilimok dan Torolaggo, Siberut Barat Daya Kabupaten Mentawai, menempuh jarak yang jauh ke Dusun Tiop, Desa Katurei, Kecamatan Siberut Barat Daya untuk menggiling padi. Menurut petugas heler, Aris Sabolak (34), alat penggiling padi ini bantuan Paulus sementara mesinnya dari dana Alokasi Dana Desa (ADD) Dusun Tiop. “Kami beroperasi pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Untuk upah kami, kalau warga menggiling satu kaleng biscuit besar, upahnya 1 gantang beras,” katanya, 18 Februari lalu. Beras hasil upah heler tersebut biasanya dijual Rp10 ribu per kilogram, penjualan beras itu diperuntukkan untuk membeli minyak. “Rata-rata kami menggiling dalam sehari delapan kaleng, itu menghabiskan minyak sebanyak tiga liter,” ujarnya. Penggilingan padi itu dioperasikan tiga teknisi yaitu Aris, Simon Saruruk, dan Yosafat Saleilei. Penghasilan mereka didapat dari upah yang diberikan orang yang menggiling padi. Namun tentu hasil itu harus dikurangi dulu biaya membeli minyak. “Makanya tidak setiap hari kami operasikan, kami juga ke ladang untuk memenuhi kebutuhan hidup,” tambah Yosafat. (ss/r)

Puailiggoubat

NO. 285, 1 - 14 April 2014

6

Kasus Korupsi Alkes

Reynold Oktavianto Bujuk PPK Tanda Tangan FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Termakan bujukan kontraktor, Pejabat Pembuat Komitmen proyek pengadaan alat kesehatan Dinas Kesehatan Mentawai bersedia menandatangani Surat Permohonan Pembayaran. Padahal barang yang diterima baru 64 persen.

Patrisius Sanene

K

epala Dinas Kesehatan Mentawai dr. Warta Siritoitet mengaku penandata-

nganan Surat Perintah Membayar (SPM) untuk pengadaan alat kesehatan Dinkes Mentawai dilakukan atas desakan kontraktor meskipun barang yang diterima baru dipenuhi 64 persen. Kesaksian itu diberikan Warta 18 Maret lalu dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Padang. Menurut Warta, penandatanganan dilakukan setelah laporan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Gideon Sinambela bahwa pengadaan barang sudah 100 persen. “Dan pembayaran 100 persen juga atas desakan dari pihak terdakwa Reynold padahal waktu itu saya juga tidak menyetujui penandatanganan itu,” kata Warta. Warta mengatakan konsekuensi keterlambatan barang alkes tersebut

SAKSI - Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, dr. Warta Siritoitet, bersaksi untuk terdakwa Reynold Oktavianto dalam dugaan kasus korupsi dana Alkes di Dinas Kesehatan Mentawai .................................................................................................................................................................................................................................................................................

mengakibatkan kerugian negara, “Konsekuensinya dalam hal ini terjadinya kerugian negara,” kata Warta. Warta hadir sebagai saksi dalam sidang itu bersama Gideon Sinambela yang menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Germinus selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Ketiganya bersaksi atas dugaan korupsi pengadaan alkes Mentawai dengan terdakwa Reynold Oktavianto (31), selaku kontraktor. Sementara Gideon dalam kesaksiannya mengakui, pengadaan alkes oleh kontraktor tersebut sudah tidak sesuai dengan waktu kontrak yang berakhir 8 Desember 2012. Dan penandatanganan penerimaan berkas serah terima barang yang dilakukan

PPK dengan pihak pengadaan barang (Reynold) tertulis sudah 100 persen padahal pada kenyataannya barang dilengkapi masih sekitar 64 persen pada 20 Desember. Menurut Gideon, ia telah melayangkan surat teguran atas keterlambatan barang tersebut kepada Reynold, namun Reynold berjanji kepada Gideon akan bertanggung jawab atas penyelesaian keterlambatan pendistribusian alkes tersebut. “Waktu itu terdakwa membujuk saya dengan berjanji bertanggung jawab penyelesaian atas keterlambatan pendistribusian barang makanya saya tanda tangani Surat Permohonan Pembayaran,” kata Gideon Sinambela. Lalu barang yang diklaim sudah ada 100 persen tersebut belum

dibawa ke Mentawai dan masih berada di Padang. Gideon menandatangani bukti penerimaan barang tersebut tanpa mengecek secara riil, hanya laporan dari Harapan Paranginangin yang dikirim melalui surat elektronik (e-mail). Akibat perbuatan Reynold tersebut, negara dirugikan senilai Rp234 juta dari dari total anggaran Rp647,5 juta. Dari tiga saksi yang dihadirkan jaksa hari itu, dua diantaranya berstatus tersangka dalam kasus sama. “Warta dan Gideon juga tersangka kasus alkes tapi berkasnya terpisah, hanya mereka bersaksi untuk terdakwa Reynold, dan berkas keduanya masih di Polda,” kata Atmariadi, Kasi Pidus Kejari Tuapeijat usai persidangan. (r/o)

Tiga Balita di Gotab Terserang Radang Paru-paru, Satu Meninggal MUARA SIBERUT - Tiga balita dari Dusun Gotab, Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai dirawat di Puskesmas Muara Siberut karena menderita radang paru-paru (pneumonia), satu diantaranya meninggal dunia. Balita yang meninggal itu berusia 1,5 tahun, anak dari Sergius Saabangan. Ia meninggal di Puskesmas Muara Siberut, Selasa 25 Maret lalu pada pukul 20.00 WIB, setelah dirawat selama dua hari.

Kepala Puskemas Muara Siberut, dr. Tony Ruslim mengatakan, balita yang meninggal mulai dirawat di puskesmas sejak Minggu, 23 Maret. Namun tidak bisa diselamatkan karena menderita radang paru-paru. Sementara dua pasien dengan kasus sama dibolehkan pulang karena sudah sembuh. “Agar tidak terkena penyakit pneumonia bayi harus diberikan ASI sejak lahir, imunisasi lengkap, diberikan makanan yang bergizi, dan lingkungan rumah tanpa asap

rokok dan asap dapur,” katanya, Kamis, 27 Maret lalu. Selain itu ia juga mengimbau masyarakat agar segera membawa anak-anaknya yang sudah menunjukkan gejala radang paruparu ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. “Apabila anak mengalami gejala batuk dan pilek serta napas cepat dan sesak bawa segera berobat,” ujarnya. Pius Salimu (48) paman balita yang meninggal itu mengatakan, keponakannya itu dibawa pada hari Minggu dari Gotab. “Dia meninggal

pada Selasa malam pada pukul 20.00 WIB, dia dibawa ke puskesmas, Minggu pada pukul 22.00 WIB dengan sepeda motor, seharusnya dibawa pakai pompong tapi karena sudah terlambat terpaksa dengan motor,” ujarnya. Ia juga mengatakan, warga di Gotab banyak terkena penyakit sesak napas terutama anak-anak, bahkan anak kandung Pius sendiri Yasinta (21) juga dirawat di puskemas, dia menderita penyakit Tuberkulosis (TBC). (ss/r)


7 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 285, 1 - 14 April 2014

Dana macet dari 10 kelompok simpan pinjam perempuan, jika tidak dicicil maka bank tidak bisa mencairkan dana baru

Kredit Macet SPP PNPM Desa Sikakap Capai Rp537 Juta sebagai usaha pemerintah memberdayakan perempuan untuk peningkatan ekonomi keluarga. Sementara Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Sikakap, Ferdinan Salamanang menyebutkan, dari 22 kelompok SPP yang tersebar di 13 dusun di Sikakap, 10 diantaranya menunggak pencicilan pinjaman. “Tunggakan sebesar Rp537 juta, UKUR LOKASI JEMBATAN - Warga Desa Silabu mengukur lokasi untuk pembangunan meski masih ada sisa jembatan yang dialokasikan dari dana PNPM dana dan itu milik masyarakat namun persen dari total Bantuan Langsung mendanai pembangunan fisik seperti tak bisa dicairkan sebagai bentuk sanksi Masyarakat (BLM). “Jika dana BLM jalan, jembatan dan lain sebagainya,” program,” katanya. sebesar Rp1 miliar maka alokasi SPP jelasnya. Untuk itu, Ferdinan berharap kepala sebesar Rp250 juta, sisanya untuk Pemberian SPP, kata Yos Rizal, dusun untuk membantu kelompok FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

Supri Lindra

S

ebanyak Rp537 juta dari total Rp2,7 miliar dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Mentawai yang digulirkan tahun 2009 kepada 22 kelompok macet. Fasilitator PNPMMP Sikakap Yos Rizal mengatakan, akibat kredit macet tersebut sisa dana sebesar Rp1,78 miliar di bank tak bisa dicairkan. “Dana tersebut baru dapat dicairkan jika kelompok SPP yang bermasalah mencicil tunggakannya,” katanya saat rapat musyawarah desa di kantor Desa Sikakap, Rabu,19 Maret. Menurut Yos Rizal, SPP merupakan program penting dari PNPM karena pencadangan dana untuk itu sebesar 25

tersebut agar mau mencicil kreditnya sesuai dengan kemampuan mereka. Kepala Dusun Seay Baru Tumardin mengatakan, jika tunggakan ini tetap berlanjut maka dusun dan desa mesti diberi sanksi. “Kalau sanksi program diterapkan tentu dusun, desa dan kecamatan yang bermasalah akan dihentikan pemberian bantuan baik itu SPP atau pun bantuan langsung masyarakat, untuk itu diharapkan kepada pelaku program baik tingkat TPK, UPK dan fasilitator agar tegas dalam melakukan pengawasan,” ujarnya. Menanggapi persoalan tersebut, Kepala Desa Sikakap Suharman berjanji akan memanggil semua kelompok yang bermasalah untuk menanyakan kendala apa yang mereka hadapi sehingga kredit macet. “Kan kasihan dana simpan pinjam perempuan yang ada di bank tidak bisa dicairkan, kalau dana tersebut dapat dicairkan ada beberapa kelompok SPP yang akan mendapatkan bantuan, dengan adanya suntikan modal,” ujarnya. (spr/g)

Kemarau, Panen Padi Petani Dusun Simabolak Berkurang SIMABOLAK - Musim kemarau yang terjadi sejak Januari lalu membuat sawah tadah hujan milik petani di Dusun Simabolak Desa Sikakap Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai kekeringan, akibatnya hasil panen berkurang. Jika pada musim hujan, gabah yang dihasilkan petani untuk seperempat hektar mencapai delapan karung ukuran 50 kilogram dalam sekali masa tanam selama jangka waktu empat bulan. Maria (49), petani sawah di Dusun Mabolak Desa Sikakap mengatakan, selama kemarau sawahnya yang mengandalkan pengairan dari hujan banyak yang retak. Hal ini membuat padi yang ditanam hampir empat bulan belum menunjukkan tanda-tanda bisa dipanen. “Selain itu, akibat kekeringan ini banyak hama yang yang berkeliaran menyerang padi, sudah bermacam cara dilakukan mulai dari penyemprotan tapi tidak ada hasilnya,” katanya kepada Puailiggoubat, Jumat, 14 Maret. Emilius (57), petani lain menyebutkan, hasil panen miliknya jauh berkurang saat ini, biasanya jika curah hujan stabil ia mendapat gabah sebanyak 15 karung untuk sawah seluas tiga perempat hektar. “Tapi kemarau saat ini membuat

panen berkurang, untuk mendapatkan gabah sebanyak dua karung saja susah sekali,” ujarnya. Menurut Laurensius (60), petani lain, selama ini petani di Simabolak hanya mengandalkan air hujan untuk pengairan sawah karena belum ada jaringan irigasi, akibatnya hasil panen tergantung dengan cuaca. Selain belum memiliki irigasi, lanjut Laurensius, mereka juga masih menggunakan sistem pertanian tradisional karena belum ada pendampingan dari penyuluh pertanian di lapangan sehingga mereka kesulitan memberantas hama padi. “Sudah berkali-kali disemprot

dengan pestisida namun hama padi tak juga hilang, akibatnya hasil panen hanya untuk konsumsi sendiri, tak ada yang bisa dijual,” katanya. Ia berharap Dinas Pertanian, Peternakan dan Pekerbunan Mentawai menurunkan petugas penyuluh lapangan untuk membantu petani mengatasi hama padi agar hasil panen banyak. “Kami juga butuh bantuan bibit padi karena yang kami beli dari warga Dusun Makukuret dengan harga Rp1.000 per tekong jenis IR46 kurang bagus, mungkin karena cuaca,” tambah Ertaniar Salelubaja (49), petani Simbolak.(spr/g)

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

RUSAK - Pengendara melintasi jalan rusak di daerah Pogari Kecamatan Sipora Utara

Kadus Pasapuat Pertanyakan Dana Tim Pendamping Masyarakat PASAPUAT - Kepala Dusun Pasa-puat, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, Alisman mempertanyakan honor Tim Pendamping Masyarakat (TPM) yang diterima oleh dua kepala dusun pemekaran Pasapuat yakni Kepala Dusun Tunang Tuggut, Sahat Pardomuan Oman, dan Kepala Dusun Pujaringan, Kurnia Sapalakkai sebesar Rp475 ribu. Menurut Alisman, saat Dusun Pasapuat masih belum dimekarkan, jumlah kepala

keluarga yang diusulkan menerima bantuan akibat gempa dan tsunami sebanyak 22 KK. ”Itu data yang dikeluarkan Bupati tahun 2013,” katanya pada Puailig-goubat, Selasa 11 Maret lalu. Begitu juga dengan honor TPM belum diterimanya, bisa cair atas dibubuhkannya tandatangannya, tapi setelah cair uang itu diberikan ke Kadus Pujaringan dan Tunang Tuggut, tempat dibuatnya lokasi hunian tetap bagi masyarakat Dusun Pasapuat.

“ Kalau memang saya tidak mendapatkan honor TPM dari BPBD dan BNPB tolong hapus nama saya di slip pencairan honor, saya takutkan nanti kalau ada masalah di kemudian hari, karena yang menandatangani pengambilan honor TPM buat dua kepala dusun tentu saya yang akan diperiksa nanti,” ujarnya. Sementara itu kepala Dusun Tunang Tuggut Sahat Pardomuan Oman menuturkan, waktu rapat TPM di gedung nasional, 6 Desember 2013, Alisman, Kepala

Dusun Pasapuat tidak berada di tempat, “Sesuai dengan keputusan bu-pati dimana tempat akan dibangun hunian tetap (huntap) berarti kepala dusunnya langsung menjadi tim pendamping masyarakat, sesuai de-ngan keputusan tersebut walaupun Dusun Pujaringan dan Dusun Tunang Tuggut baru dimekarkan tahun 2013,” katanya. (spr/r)


MENTAWAINEWS Setelah dana tahap satu cair ternyata pengurus Pokmas Ngenalek tidak menyerahkan uang itu ke anggotanya.

Puailiggoubat

Supri Lindra

engurus Kelompok Masyarakat (Pokmas) Ngenalek di Dusun Purourougat, Desa

Malakopa, Kecamatan Pagai Selatan, Mentawai dilaporkan ke polisi lantaran menahan pembayaran dana pembangunan hunian tetap yang sudah cair kepada anggotanya. Laporan itu dibuat Jhohan Chaniago, anggota pokmas ke Polsek Sikakap, 14 Maret lalu. Jhohan melaporkan pengurus pokmas Ngenalek karena menahan dana tahap 1 huntap yang seharusnya sudah diterima Jhohan senilai Rp27,2 juta. Pengurus pokmas, kata Jhohan memotong langsung uang tersebut sebesar Rp 12 juta lebih dan menyerahkan ke supplier untuk membeli 14 item material rumah. Pokmas Ngenalek sendiri memiliki 11 anggota. Menurut Jhohan kepada Puailiggoubat, sesuai petunjuk teknis pembuatan huntap halaman 60 pasal 3 tentang tahap dan persyaratan penyaluran dana, pembayaran tahap 1 sebesar 40 persen dibayarkan kepada anggota pokmas apabila telah sesuai dengan kesepakatan anggota dengan melampirkan surat pernyataan sanggup menyelesaikan pembangunan huntap.

8

Pengurus Pokmas Ngenalek Dilaporkan ke Polisi FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

P

NO. 285, 1 - 14 April 2014

LOKASI HUNTAP - Lokasi huntap di Dusun Porourogat Desa Malakopa Kecamatan Pagai Selatan

Lebih lanjut Jhohan Caniago menuturkan, dana tahap pertama untuk kelompoknya cair Selasa, 11 Maret lalu, setelah ditunggu tiga hari pengurus Pokmas Ngenalek belum juga membagikan dana tersebut kepada anggota. “Sebelum melaporkan masalah ini ke Polsek Sikakap, terlebih dahulu saya telah menemui ketua pokmas, Carles

Ibu-ibu Dusun Guluk-guluk Berjalan Kaki 3 KM untuk Jual Pisang SAUMANGANYAK - Keringat di kening dan rasa penat di tangan tak dihiraukan Nice, seorang ibu dari Dusun Guluk-guluk Desa Saumanyak Kecamatan Pagai Utara. Urat-urat tangan perempuan itu menyembul menahan gerobak berisi pisang, dengan semangat ia terus berjalan ke tempat penampungan pisang yang berjarak 3 kilometer dari kampungnya. Kepada Puailiggoubat perempuan 49 tahun tersebut mengatakan, aktifitas ini ia lakoni tiap hari Selasa. “Pisang menjadi andalan kami untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai sembako hingga sekolah anak,” katanya, Selasa, 11 Maret. Meski penat, namun hasil penjualan pisang yang diterimanya cukup memberi energi untuk terus berusaha dalam hidup. “Demi kebutuhan keluarga apapun akan kami lakukan, mesti harus memeras keringat dan menahan penat setelah berjalan sekian jauh,” kata Rida Melti (29), ibu lain dari Guluk-guluk. Tiba di penampungan di Dusun Manganjo Desa Saumanya, pisang-pisang tersebut dibeli dengan harga Rp5 ribu hingga Rp8 ribu per tandan, tergantung ukuran tandan. Tapi kalau pisang medan yang mereka jual, harganya lebih mahal yakni Rp35 ribu hingga Rp50 ribu per tandan. “Sekali angkut saya bisa bawa enam tandan pisang, jenisnya macam-macam yang dipetik dari ladang sendiri di Guluk-guluk,” ujarnya. Sementara di Sikakap, harga jual pisang lebih mahal mencapai Rp14 ribu hingga Rp60 ribu per tandan tergantung besar tandan dan jenis pisang yang dijual. Pisang yang dibeli dari masyarakat oleh pengepul kemudian dijual ke Padang.(spr/g)

dan menanyakan kapan akan dibagikan dana tersebut kepada anggota, Carles menjawab dana sudah disetorkan kepada suplayer untuk membeli bahan pabrikan seperti semen, besi, pipa, gerobak,” kata Jhohan Caniago. Jawaban Carles tersebut tidak memuaskan Jhohan. Lalu Jhohan mendatangi D. Saragi, suplier material Pokmas Ngenalek 13 Maret lalu, dan menanyakan langsung tentang dana yang telah distor ketua Pokmas Ngenalek. “Waktu itu D. Saragih menjawab dana memang sudah disetorkan ke rekeningnya,” kata Jhohan. D. Saragih pada Puailiggoubat, Sabtu, 15 Maret lalu, mengatakan waktu Jhohan datang ke rumah pada malam hari dan langsung meminta uangnya yang

disetor oleh ketua Pokmas Ngenalek untuk membeli bahan material. “Permintaan tersebut langsung saya tolak,” ujarnya Sementara fasilitator pendamping huntap, Daudi Silvanus Satoko, menegaskan dana tahap I sebesar 40 persen memang sudah cair sebesar Rp 27,2 juta. dana tersebut gunanya untuk membeli 14 item bahan pabrikan mulai dari beli semen, besi, gerobak, paralon dan sebagainya. Sampai pekerjaan pondasi termasuk pemasangan empat tingkat lobrik, rumah huntap dibuat setengah permanen dengan type 36. “Sesuai dengan Rancangan anggaran Belanja (RAB) untuk pembelian 14 item bahan pabrikan menelan dana Rp 12.005.500 bukan Rp

15 juta seperti dikatakan Jhohan Chaniago,” katanya pada Puailiggoubat, Sabtu, 22 Maret di kantor Polsek Sikakap. Kepala Dusun Parourougat, Emilius Sababalat menegaskan, pemerintah dusun merupakan perpanjangan tangan pemerintah, sebab kepala dusun langsung sebagai Tim Pendamping Masyarakat (TPM) dari pelaksanaan huntap. “Ke depan harapan saya kalau ada masalah, mari kita selesaikan di lokasi, jangan sampai bertindak seperti sekarang,” katanya Sementara itu Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan Pagai Utara Yendrizal menjelaskan, tugas dari PJOK hanya pengawasan di bidang fisik rumah, masalah dana sampai pelaporan pengunaan dana semuanya tanggung jawab fasilitator. “Masalah ini, saya juga telah dipanggil polisi Sikakap Rabu 19 Maret, dan semuanya sudah diterangkan,” tuturnya Jumat, 21 Maret lalu. Kanit Reskrim Polsek Sikakap, Aiptu Rosa Harisman, mengatakan, setiap ada laporan masuk ke Polsek Sikakap pasti akan diproses, termasuk masalah dana huntap yang dilaporkan Jhohan Caniago. “Kasus ini sekarang masih dalam penyidikan,” katanya. Dari hasil pertemuan di kantor Polsek Sikakap, Sabtu 22 Maret lalu yang dihadiri fasilitator pendamping Daudi Silvanus Satoko, Kepala Dusun Parourougat Emilius Sababalat, Ketua Pokmas Ngenalek Carles, dan Jhohan Caniago, maka disepakati dana pembangunan huntap Jhohan yang disetorkan untuk membeli material ke supplier dikembalikan. Ia memutuskan membeli sendiri 14 item material tersebut. Sementara sisa dana tahap satu masingmasing anggota pokmas akan diserahkan pengurus ke anggota. (spr/r)

Jatah PNPM untuk Sikakap Rp800 juta SIKAKAP – Tahun ini Kecamatan Sikakap mendapat kucuran dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan ( PNPM MP ) senilai Rp800 juta. Fasilitator Pemberdayaan PNPM MPd Yos Rizal mengatakan, dana tersebut untuk Desa Sikakap,Taikako, dan Matobe. Sebelum dana dicairkan, terlebih dahulu setiap kepala desa harus melaksanakan Musyawarah Antar Desa (MAD) untuk menentukan kegiatan apa saja yang akan dilakukan “MAD itu dilakukan untuk mengetahui, dusun dan desa mana yang akan didanai oleh PNPM 2014 ter-

masuk kegiatannya,” ujarnya pada Puailiggoubat, Rabu 19 Maret lalu. Kepala Desa Sikakap, Suharman, menambahkan dalam musyasawarah tersebut diperlukan lobi-lobi yang dilakukan kepala dusun dan pelaku PNPM. Dusun dan desa yang bisa meyakinkan programnya, maka akan menjadi pemenang dalam MAD tersebut, usulan-usulannya akan menjadi prioritas yang akan didanai dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2014. “Untuk itu, diharapkan kepada kepala dusun dan pelaku PNPM, agar mempersiapkan diri dalam kompetensi musyawarah antar desa nanti,” jelasnya

Sementara Ketua Badan Permusyawaratan Desa, Andi Iklas, menuturkan PNPM adalah salah satu program yang membantu pembangunan di tingkat desa setelah P2D, program dikerjakan langsung oleh masyarakat, “Sayang Sikakap sedang dapat sanksi masalah penunggakan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP), untuk itu mari kita selesaikan bersama agar dusun di Sikakap tetap didanai dan dana SPP yang di bank dapat dicairkan dan digulirkan kepada kelompok lain yang masih membutuhkan suntikan modal,” katanya. (spr/r)


9

Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

KPU menyewa perahu mesin (boat) untuk mendistribusikan logistik pemilu Patrisius Sanene

omisi Pemilihan Umum (KPU) Mentawai mulai mendistribusikan logistik Pemilu Legislatif (Pileg), ke 10 kecamatan akhir Maret lalu. Khusus daerah yang tidak bisa ditempuh jalur darat, KPU menggunakan boat (perahu mesin) sewaan. “Kalau pemilu 2009 harusnya sudah didistribusikan, kalau melihat kondisi waktu dari sekarang, kalau melihat kondisi sekarang masih bisa, paling untuk mendistribusikannya dari pengalaman sebelumnya satu minggu itu sudah selesai,” kata Martina Seppungan, Divisi Logistik KPU Mentawai, Kamis, 27 Maret lalu. Pendistribusian logistik tersebut memakai jasa rekanan, “Kita menggunakan speedboat, untuk satu kecamatan diantar oleh 3 boat, untuk satu boat itu memuat paling banyak 15 kotak suara,” kata Martina. Di dalam kotak suara tersebut berisi surat suara, sampul, tanda pengenal, tinta, gembok, anak kunci, karet gelang, stiker, alat coblos dan bantalan coblos, kartu pemilih dan segel. Untuk menjaga keamanannya, proses pendistribusian dikawal pihak keamanan, seperti terlihat saat Puailiggoubat memantau gudang logistik pemilu di Desa Bukit Pamewa, Keca-

KPU Mentawai Mulai Distribusikan Logistik FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

K

LOGISTIK - Surat suara di Gudang Logistik di Bukit Pamewa yang akan didistribusikan ke Kecamatan, Desa dan Dusun matan Sipora Utara yang berada di Satuan Pemukiman (SP) 3. “Untuk keamanan logistik, akan dikawal pihak keamanan dari gudang

hingga tiba di TPS, kemudian setelah dilakukan pemungutan suara lalu kembali lagi ke kabupaten itu terus dilakukan pengawalan dari pihak

PPK dan PPS Dapat Bimbingan Teknis KPU TUAPEIJAT - Untuk meminimalisir sengketa Pemilu Legislatif yang akan diselenggarakan 9 April mendatang,

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mentawai memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada 30 PPK dan FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

KANTOR - Kantor KPU Mentawai di Kilometer 2 Tuapeijat

84 PPS dari 10 Kecamatan di Mentawai, Rabu, 26 Maret di Wisma Bintang, Tuapeijat. Bentuk pelatihan yang diberikan KPU Mentawai kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang berada di tingkat desa yakni cara pencoblosan yang benar, menentukan surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah.Kemudian PPK dan PPS dilatih cara pengisian formulir, penggunaan surat suara bagi pemilih yang pindah, dan pendamping pemilihan. “Kita berharap masyarakat dan stakeholder memahami hal tersebut untuk meminimalisir sengketa Pemilu,” kata Manrofen, Divisi Teknis KPU Kabupaten Kepulauan Mentawai di Kantor KPU pada Kamis, 27 Maret lalu. 10 Kecamatan yang mengikuti pelatihan tersebut adalah Siberut Barat, Siberut Utara, Siberut Tengah, Siberut Selatan, Siberut Barat Daya, Sipora Utara, Sipora Selatan, Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan. (trs)

keamanan, biasanya tiap TPS itu ada satu orang aparat yang menjaga,” kata Martina. Total jumlah logistik baik kotak

maupun bilik suara ada sekitar 940 kotak suara, kemudian 940 bilik suara, “Untuk setiap TPS itu ada 4 kotak suara dan 4 bilik suara, kalau sebelumnya bilik 2 masing-masing TPS tapi sekarang diberikan 4 bilik suara,” jelas Martina. Sementara itu jumlah surat suara sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu Mentawai ada 56.594 ditambah 2 persen dari total DPT untuk cadangan surat suara rusak. Dari data yang didapat Puailiggoubat dari KPU Mentawai, untuk Kecamatan Sipora Selatan ada 32 TPS, 128 kotak suara dan 128 bilik suara, Kecamatan Sipora Utara 23 TPS, 92 kotak suara, 92 bilik suara, Kecamatan Pagai Utara 19 TPS, 72 kotak suara, 72 bilik suara, Kecamatan Pagai Selatan 29 TPS, 116 kotak suara, 116 bilik suara. Kemudian di Sikakap ada 33 TPS, 132 kotak dan 132 bilik suara, Siberut Selatan ada 21 TPS, 84 kotak suara, dan 84 bilik suara, selanjutnya di Siberut Barat 20 TPS, 80 kotak suara, dan 80 bilik suara, Siberut Barat Daya ada 16 TPS, 64 kotak suara, dan 64 bilik suara. Selanjutnya di Kecamatan Siberut Utara ada 25 TPS, 104 kotak suara, dan 104 bilik suara, kemudian di Siberut Tengah ada 17 TPS, 72 kotak suara, dan72 bilik suara. (o)

Turuk Laggai Warnai Kampanye Gerindra di Siberut Utara SIKABALUAN - Pertunjukan turuk laggai (tarian tradisional Mentawai) mewarnai kampanye Partai Gerindra di Sikabaluan, Siberut Utara, Kabupaten Mentawai, 25 Maret. “Mentawai tidak lepas dari budaya yang ada, maka budaya ini harus kita pertahankan sebagai identitas diri kita sebagai orang Mentawai,” kata Junaidi Sakerebau, salah seorang caleg Gerindra pada Puailiggoubat, Selasa 25 Maret lalu. Adanya penampilan turuk laggai dalam kampanye salah satu partai politik menurut Salim Tasirilotik, salah seorang penggiat budaya Mentawai di Kecamatan Siberut Utara menandakan mulai adanya kebanggaan terhadap budaya Mentawai. “Ini hal yang membanggakan juga bagi kita, ternyata turuk laggai tidak hanya tampil dalam acara pentas seni, festival, penyambutan kepala daerah dan sekolah-sekolah juga tampil dalam acara kampanye caleg,” katanya. Diharapkan Salim, dengan adanya penampilan turuk laggai di acara kampanye partai politik dan caleg menjadi awal yang baik bagi para caleg atau partai politik dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat Mentawai. “Kita berharap caleg yang akan duduk di DPRD Mentawai nantinya dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat Mentawai,” katanya. Sebelum acara penampilan turuk laggai, kampanye partai dan caleg Gerindra ini diawali dengan konvoi kendaraan roda dua dari posko pemenangan Gerindra Kecamatan Siberut Utara menuju Pokai, dilanjutkan ke Sirilaggai kemudian Monganpoula, Sotboyak dan diakhiri di lapangan hijau Kecamatan Siberut Utara dengan penyampaian orasi dan visi-misi partai dan caleg. (bs)


Puailiggoubat, NO. 285, 1 - 14 April 2014

10

Ungkapan Rasa yang Tersembunyi Cerpen Oktavia Marianti Telaumbanua Pelajar Kelas XII, SMAN 1 Siberut Selatan

Ku Pinta Padamu Felisitas Dian Adisty Salakkau Air mata ini seakan terus berbicara, Membasahi seluruh pipi ini., Aku mengeluh, terus mengeluh Pada Tuhan ku. Tuhan, kenapa sempat aku bertemu dengannya, Aku sangat menyayanginya, tapi dia tidak Tuhan Aku ingin terus menangis dan menangis.... Tuhan tolong hapuskan cinta ini untuknya, Tapi jangan sempat kau hapuskan kenangan antara kami Yang sempat terjadi.... karena kenangan itu begitu indah Tuhan... Tapi satu yang kupinta Tuhan, Jika dia tak bahagia dengan orang yang dicintainya, Izinkan aku Tuhan,,... Izinkan aku untuk sekali lagi mencintai dan membahagia kanya....

Sisi Lainku Sejujurnya, Aku bukan wanita yang kuat Seperti yang slalu kau lihat, Aku bukan wanita yang tegar, Seperti yang oang-orang bilang.... Aku bukan wanita yang selalu bisa tertawa dan bahagia, Sebenarnya aku hanya wanita yang lemah... Yang hanya bisa menangis dan meneteskan air mata.. Saaat kau menorehkan luka dihatiku..... Puisi, Tak sempat kau berucap satu kata untuk ku, Lalu kini kau menghilang dari ku... Entah apa sebabnya, aku tak tahu.. Lusa sempat kucari jejak mu disetiap setapak Yang pernah kau lalui... Lalu kemarin sempat juga ku cari langkah mu Disetiap tikungan yang pernah kau lalui... Tapi nihil yang kudapati. Entah dimana engkau menghilang,, Entah dimana engkau pergi... Dan kini dij ejaring sosial yang kau miliki aku temukan tanda... Bahwa kau sengaja menjauh pergi dari hidupku Aku kecewa, aku terpukul dengan sikapmu... Yang jelas kini aku kian membencimu....

A

ku mulai mengenalnya dari salah satu temanku. Namanya Mack. Mack dan temannya selalu menggombal aku dengan rayuan-rayuan jitunya. Mack mengenalkan temannya kepadaku. Aku kemudian mengulurkan tanganku kepadanya sebagai tanda perkenalan. Dengan nada gemetar dan tangan yang mendingin aku menyebutkan namaku padanya. ''Kenalin namaku Vita.” Lalu dia merangkul tanganku dan mulai menyebut namanya. Namaku Marfel. Mack mulai menggombal aku lagi. “Vit kamu mau nggak jadi pacarku?” Aku diam dan tak menanggapi gombalan Mack. Aku beranjak dari tempat dudukku dan meninggalkan kedua pria itu. Dengan cepat, Mack menarik tanganku. Marfel melarangku pulang. Marfel dan aku saling bertatapan Aku tak kuasa menahan tatapan Marfel. Tatapan yang penuh dengan pengharapan agar aku tak pulang dan meninggalkan mereka. Marfel merayu lagi dan memintaku mentraktir mereka. Kebetulan aku memang lagi memiliki uang lebih. Karena tak mau ditahan terlalu lama.

“Oke! Aku akan traktir kalian tapi tolong lepaskan tanganku. Dua jam kuhabiskan waktu bersama-sama orang yang menjengkelkan, membuat ku geram dan

Ketika ku bertemu dengannya di tempat ibadah, Marfel berbisik padaku, “Vit HP-ku hilang waktu aku hendak keluar.” Lalu aku menarik tangannya kemudian kami

rasanya ku ingin teriak. Tetapi hal konyol itu tak mungkin kulakukan karena tepat di mana kami mengobrol adalah tempat yg ramai. Kalau aku teriak apa kata orang? Nanti aku malah disangka gila. Esok harinya Marfel kehilangan Handphone yang dia letakkan di saku sewaktu hendak keluar rumah untuk berbelanja.

mencari HP itu. Alhasil HP-nya tak ketemu. Aku sedih melihat Marfel. Sejak saat itu, aku mulai bersimpati padanya dan aku menyadari bahwa aku menyukai dia. Lalu aku pamit meninggalkan dia. Malam harinya, ku pergi mengikuti rapat organisasi di tempat ibadahku. Ketika selesai rapat, aku dan Marfel dan tiga temanku duduk sambil menikmati malam yang indah.

Guru, Kunci Kualitas SDM Indonesia JAKARTA - Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia telah menjadi konsentrasi pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu upaya yang dilakukan yakni meningkatkan kualitas sistem pendidikan baik kurikulum maupun tenaga pengajar. Kualitas guru yang baik diyakin akan mendorong peningkatan kualitas SDM Indonesia teristimewa dalam memanfaatkan bonus demografi yang tenaga berlangsung saat ini untuk pembangunan dan penguatan ekonomi nasional. "Kalau peningkatan SDM memang kuncinya di guru yah. SDM yang baik akan dihasilkan memang salahsatunya ya karena gurunya bagus," tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Armida Alisjahbana seperti dirilis okezone.com Jumat (21/2/2014). Armida menjelaskan, peningkatan kualitas sitem pendidikan telah dilakukan lewat beberapa

langkah seperti peningkatan alokasi anggaran dan penyempurnaan kurikulum pendidikan. Namun, tegasnya, pencapaian target maksimal hanya dapat diperoleh dari penerapa yang serius dan efektif di lapangan. "Alokasinya sudah sampai 20 persen. Ada perubahan kurikulum. Tapi ini memang sangat tergantung pada penerapannya efektif enggak," ujarnya. Seperti diketahui, kualitas SDM Indonesia sangat dibutuhkan dalam pemanfaatan bonus demografi untuk pembangunan ekonomi nasional. Kementerian PPN/Bappenas sendiri menyatakan periode bonus demografi telah dimulai sejak tahun 2012 hingga 2035. Beberapa masalah penting yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah adalah meningkatkan kualitas SDM dan melakukan pembangunan infrastruktur dasar. Ini diharapkan mampu dikejar sehingga Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi tersebut. (ozc/p)

Ketika sedang asik, Eka men-ceritakan kisah hidupnya kepada kami. Aku yang mendengar cerita Eka. Aku terbayang dengan kisahku menitikkan air mata,.marfel yg duduk didkatku dan melihatku menangis segera merangkul punggungku lalu berkata, “Kamu kenapa Vit? Aku tak menjawab aku terus menangis lalu buruburu ingin pulang tapi Marfel menarikku hingga aku terlempar kedekapan dia dan mengangkat pandanganku hingga kami saling bertatapan,mataku yang sedari tadi sudah meneteskan air mata n membasahi pipiku diusapnya. Ku semakin tak kuasa meneteskan air mata. Sehari setelah kejadian itu ku mendapatkan surat yg dikrim oleh marfel dan dalam surat itu dia mengungkapkan isi hatinya kepadaku lalu aku mendengar kalau dia sudah berangkat ke tempat asalnya tadi pagi untuk melanjutkan studinya ku sedih n dngan berharap ku masih bsa melihat n bertemu dia lagi dan malam itu adalah pertemuan terakhirku dengan dia. w

Ayo Berkarya Redaksi Puailiggoubat menerima karya tulis berupa artikel, cerper, atau puisi untuk dimuat di kolom Masoppit. Karya harus asli, bukan saduran atau terjemahan. Karya dapat dikirim langsung ke kantor Redaksi Puailiggoubat, Jalan Kampung Nias I Nomor 21 A, Kota Padang. Atau melalui email syafriladriansyah@gmail.com Penulis juga dapat menitipkan karya kepada setiap wartawan Puailoggoubat. Sertakan nama lengkap, alamat, sekolah dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Setiap karya yang dimuat di kolom Masoppit akan mendapatkan honor. Selamat Berkarya


Puailiggoubat, NO. 285, 1 - 14 April 2014

11

Mendikbud: Distribusi Soal UN Mulai 30 Maret KUDUS - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan pendistribusian naskah soal ujian nasional dari percetakan ke tingkat provinsi dimulai pada 30 Maret 2014. "Ditargetkan distribusi ke tingkat provinsi bisa selesai semuanya pada 1 April 2014," ujarnya, ditemui usai meresmikan SMK NU Ma`arif 2 Kudus di Kudus, Jumat (29/3/2013). Kemudian, kata dia, distribusi naskah soal UN akan dilanjutkan dari tingkat provinsi ke kabupaten/kota, dan diteruskan ke masingmasing rayon. Sedangkan jumlah peserta UN di Tanah Air mencapai 7,1 juta peserta. Menurut dia, persiapan pelaksanaan UN sudah berjalan dengan baik, karena saat ini proses cetak naskah soal UN sudah selesai seluruhnya. "Mudah-mudahan pada tanggal 14 April 2014 UN bisa dilaksanakan secara serentak," ujarnya. Beberapa daerah yang sebelumnya terjadi bencana, seperti Gunung Kelud dan Sinabung, kata dia, sudah selesai sehingga tidak ada permasalahan dengan pelaksanaan UN nantinya. Jadwal UN tahun pelajaran 2013/2014 untuk tingkat SMA/MA, SMK, serta SMALB dilaksanakan pada tanggal 14-16 April 2014. Untuk UN SMP, MTs, dan SMPLB dilaksanakan pada tanggal 5-8 Mei 2014.(yahoo/p)

Jelang UN, Sekolah Harus Dorong Siswa Banyak Baca BANYUMAS - Dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) yang akan digelar sebentar lagi, sekolah harus mendorong siswanya yang menjadi peserta ujian untuk lebih banyak membaca buku, terutama yang terkait langsung dengan materi ujian. Drs Sri Harmianto MPd, Pemerhati Pendidikan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto, mengatakan dalam ujian nanti, kemungkinan pemerintah akan mengurangi porsi soal yang sifatnya hafalan. Artinya soal ujian yang diberikan lebih ditekankan pada kemampuan siswa dalam memberikan jawaban secara analisa. 'Dengan melihat kenyataan itu, mau tidak mau siswa harus lebih banyak membaca. Pasalnya dengan banyak membaca buku, siswa akan terbiasa berpikir secara analisa. Artinya dengan banyak membaca, kemampuan analisanya menjadi lebih tajam,'' ungkapnya, Senin (24/3). Selain itu, lanjut dia, sekolah juga perlu memberikan penjelasan secara gamblang kepada siswa tentang kebijakan tersebut. ''Jika selama ini siswa terbiasa memberikan jawaban yang pendek atau hanya dua hingga tiga baris dalam UN. Maka nanti mereka harus diberitahu agar memberikan jawaban yang panjang dengan menggunakan pendekatan secara analisa dan berpikir,'' ungkapnya. Dia menambahkan, kebijakan pemerintah yang menekankan pada kemampuan siswa dalam menganalisa merupakan langkah yang tepat. Apalagi itu merupakan sebuah amanah yang harus diterapkan dalam pelaksanaan kurikulum baru 2013. Menurutnya, sistim pembelajaran yang diterapkan di bangku sekolah selama ini, semestinya diubah. ''Bila selama ini guru lebih menekankan pada kemampuan hafalan, maka sudah saatnya ditekankan pada kemampuan analisa,'' katanya. (smc/p)

B

berpikir jernih saat anda kurang tidur, Hal itu disebabkan karena efek negatif dari kurang tidur mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dan mengingat informasi baru. Hal ini dikemukakan oleh Janet Kennedy, PhD, seorang psikolog klinis dan spesialis tidur di New York.

agi Anda yang hobi begadang atau tidur larut malam sekarang stop kebiasaan tersebut. Karena bisa menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan tubuh. Bisabisa kualitas hidup kita bisa menurun drastis. Minimal kita harus tidur 7 jam dalam sehari. Seperti di rangkum dari wolipop.com, inilah 8 efek buruk sering begadang bagi kesehatan.

1. Program Diet Akan Sia-sia Saat kurang tidur, metabolisme tubuh menjadi lambat sekaligus membuat nafsu makan tak terkontrol. Secara tidak sadar, Anda menginginkan makanan yang tinggi karbohidrat dan lemak. Hal ini dikemukakan oleh Michael Breus, PhD, seorang psikolog dan spesialis gangguan tidur di Scottsdale, AZ.

2. Mood Tidak Stabil Perubahan emosi saat Anda kelelahan adalah hal yang seringkali terlihat. Bila Anda benar-benar lelah, perubahan drastis seperti menjadi mudah menangis sangat mungkin terjadi. "Penelitian menunjukkan bahwa setidaknya 50 persen dari orang dengan depresi memiliki beberapa jenis masalah tidur. Biasanya insomnia," ujar Lisa Shives, MD, seorang internis dan ahli obat tidur di Evanston, Illinois, Amerika Serikat.

3. Mata Bengkak dan Bayangan Hitam di Bawah Mata Seorang dokter kulit dan ahli bedah kosmetik di Omaha, Joel Schlessinger, MD, mengatakan bahwa bila seseorang kurang tidur, tubuh dapat kehilangan kelembaban sehingga kulit kekurangan cairan. Akibatnya timbul lingkaran gelap di bawah mata. Masalah ini dapat disiasati dengan minum secangkir teh chamomile satu jam sebelum tidur. Teh chamomile dapat membuat sesorang merasa santai karena tidak mengandung kafein.

7. Tidak Bersemangat

4. Gangguan Ketika Berkendara Salah satu penyebab kecelakaan ketika berkendara adalah kelelahan, menurut sebuah studi dari Virginia Tech Transportation Institute pada April 2013 lalu. Ketika mengantuk, kesadaran berkurang. Bahkan, salah satu penelitian di Australia menemukan bahwa tidak tidur selama 24 jam efek negatifnya setara dengan mengonsumsi alkohol pada taraf 10 (taraf yang diperbolehkan 08). Jika Anda akan berkendara dalam keadaan tubuh yang kurang fit, minum segelas jus ceri sebelum tidur. Karena buah ini mengandung melantonin dan membantu

seseorang tidur 39 menit lebih lama per malam.

5. Tingkat Depresi yang Tinggi Jam tidur yang kurang dari 6 jam dapat mengganggu gen dalam tubuh yang mengatur depresi. Hal tersebut berdasarkan sebuah studi pada Februari 2013 yang dilakukan oleh University of Surrey di Inggris. Hal yang dapat dilakukan adalah melakukan meditasi selama 5 menit, lalu peregangan otot, atau dengan melakukan yoga.

6. Sulit Berpikir Jernih Ketika Anda merasa sulit

Orang yang tidak tidur biasanya lebih stres, serta suasana hati tidak mendukung untuk berhubungan. Hindari menonton TV atau main komputer satu jam sebelum tidur karena sinar dari layar dapat mengurangi hasrat untuk tidur.

8. Imunitas Rendah Kelelahan dapat menyebabkan Anda mudah terserang penyakit. "Para ilmuwan menemukan bahwa orang-orang yang tidak mendapatkan tujuh hingga delapan jam tidur memproduksi antibodi lebih sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh tidak sekuat ketika Anda fit," ujar Dr Shives. Makan makanan yang bergizi dan mematikan lampu rumah dapat memberikan sinyal pada tubuh untuk segera beristirahat. z

Mulai Tahun Ini, Nilai UN Syarat Masuk PTN JAKARTA - Mulai tahun 2014 ini, nilai Ujian Nasional (UN) akan menjadi salah sa-tu syarat untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (UN). Namun demikian, Kemdikbud tidak akan mengeluarkan aturan baku mengenai komposisi nilai UN dan nilai rapor sebagai persyaratan masuk PTN. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, dimasukkannya syarat nilai UN dalam penerimaan mahasiswa baru di PTN itu merupakan hasil pendekatan dengan perguruan tinggi negeri. “Konsep dasar yang kami siapkan mulai tahun 2010, yaitu integrasi vertikal, di mana hasil pendidikan dasar bisa dipakai untuk masuk di

pendidikan menengah, dan hasil pendidikan menengah bisa dipakai untuk masuk perguruan tinggi negeri. Sehingga dengan demikian ada integrasi secara vertikal,� kata Mohammad Nuh di Jakarta. Menurut Mendikbud, integrasi vertikal tersebut memiliki makna yang luar biasa, karena ada pengakuan terhadap prestasi yang dicapai seseorang di jenjang pendidikan sebelumnya. Pengakuan itu, menjadi hal yang sangat mendasar. Ia meyakini, menyatunya konsep integrasi vertikal memunculkan rasa saling percaya antarjenjang pendidikan. Namun Mendikbud menegaskan, penerimaan mahasiswa baru menjadi kewenangan masing-masing perguruan tinggi, sehingga Kemdikbud

tidak mengeluarkan aturan baku mengenai komposisi nilai UN dan rapor untuk syarat masuk PTN. Meskipun begitu, Mendikbud meyakini, setiap perguruan tinggi memiliki common sense atau logika umum dalam menentukan komposisi tersebut. Apalagi, tambah Mendikbud M. Nuh, ada variasi nilai di mana setiap sekolah memiliki indeks nilai masing-masing. Ia mencontohkan, nilai rapor 7 di SMA X bisa berbeda dengan nilai rapor 7 di SMA Y. Karena itulah Kemdikbud tidak mengeluarkan ketentuan baku mengenai komposisi antara nilai UN dan nilai rapor sebagai syarat masuk PTN. (Tom)


Sosok

Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

12

Kepala SMAN 1 Siberut Selatan, Anjelo, S.Pd

Kerjasama Kunci Memajukan Kualitas Pendidikan Perjalanan karir yang panjang yakni kurang lebih 14 tahun menjadi tenaga pendidik di Kabupaten Kepulauan Mentawai membuat Anjelo, putra asli daerah Mentawai kelahiran Muara Siberut dipercaya mengepalai SMAN 1 Siberut Selatan pada 3 Oktober 2013. Sebelum menjadi guru PNS di SMA, Anjelo sempat mengajar di SMP Yos Sudarso II Muara Siberut pada tahun 1999 untuk bidang studi bahasa Indonesia sesuai dengan jurusan keilmuannya. Sekitar 5 tahun mengajar di sana ia kemudian lulus dalam seleksi penerimaan PNS dan diterima menjadi guru di SMAN 1 Sipora pada 2005. Dua tahun mengajar di Sipora kemudian ia dimutasikan ke SMAN 1 Siberut Selatan pada tahun 2007 menjadi guru bahasa Indonesia. Berkat pengalaman dan pengabdian memajukan pendidikan anak-anak Mentawai, kini ia dipercaya memimpin SMAN 1 Siberut Selatan. Sebagai kepala yang baru, Anjelo sadar beban pekerjaan yang akan ditanggungnya akan makin berat. Namun sedikit demi sedikit ia mulai melakukan konsolidasi dengan semua rekan-rekannya di sekolah untuk berbagi peran mengerjakan tugas di sekolah sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Menurut dia, keberhasilan semua program sekolah letaknya pada kerjasama seluruh elemen yang ada di sekolah terutama guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah, kata dia, tidak boleh memonopolo pekerjaan yang ada

atas dasar proyek namun keterlibatan semua pihak membuat beban seberat apapun menjadi ringan. Anjelo merasa beban pekerjaan yang dulu terbayang sulit, kini terasa ringan dikerjakan dan semua rencana berjalan lancar. Apa prioritas yang akan Anda lakukan selama menjadi kepala SMAN 1 Siberut Selatan? Prioritas pertama saya yakni

penyediaan buku pelajaran untuk pegangan masing-masing siswa. Dan hal tersebut telah kami benahi sebulan setelah saya dilantik menjadi kepala sekolah yang didanai dari Bantuan Operasional Siswa (BOS) yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sumbar. Semua buku pelajaran telah kita beli sehingga itu menjadi pegangan siswa saat belajar menurut bidang studinya masingmasing. Selain buku, yang masih mengganjal saat ini yakni penataan lapangan sekolah yang digunakan sebagai tempat upacara dan kegiatan

belajar olah raga siswa dan guru. Saat ini kondisinya masih becek. Sebagai tempat praktek olahraga, sementara kami memakai lapangan pemuda Desa Maileppet menunggu lapangan itu dibenahi. Mudah-mudahan Dinas Pendidikan memberikan dana untuk pembangunan fisik sekolah berupa pembangunan lapangan. Selain hal itu, apalagi menurut Anda yang perlu dilengkapi? Secara teknis memang kita masih membutuhkan penambahan lokal baru minimal 2 ruang belajar, meski saat ini murid bisa nyaman belaajr dengan memakai ruangan lain yang dialih fungsikan seperti ruang laboratorium dan ruangan guru. Namun karena adanya ruangan

guru yang baru tidak ada masalah kalau murid menggunakan ruangan tersebut. Sebenarnya kalau pembangunan tiga ruangan belajar kita yang dibangun sejak 2010 itu selesai maka kita kelebihan satu ruangan, namun ke halaman 13


Sosok justru itu bagus karena tiap tahun pasti ada penambahan jumlah siswa. Namun hingga memasuki tahun 2014 dan sudah tiga kali pengerjaan bangu-nan tersebut masih sebatas atap dan dinding, belum selesai dan tak mung-kin digunakan. Hal tersebut telah kami sampai-kan kepada Dinas Pendidikan Kabu-paten Kepulauan Mentawai saat rapat koordinasi pada 2013 lalu. Nah, kami sudah koordinasi dengan dinas pendidikan dan rencananya akan dimasukkan dalam rencana pembia-yaan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2014. Tahun kemarin menurut mereka terjadi keterlambatan pencairan dana, jadi kemungkinan dana tahun ini dilebihkan dari tahun sebe-lumnya. Hanya kapan pelaksanaannya, itu kita serahkan kepada dinas sebagai pelaksana teknis kegiatan pembangu-nan, kita berharap tidak ada hambatan lagi. Saat ini rombong belajar (rombel) sebanyak 22, kelas X dan XII ma-sing-masing sebanyak 8 rombel dan kelas XII sebanyak 6 rombel. Sementara jumlah guru kita sebanyak 34 orang ditambah guru tidak tetap 8 orang dan pegawai

Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

tidak tetap 7 orang. Kalau ruang labor telah dipakai, dimana siswa akan praktek nantinya? Sistim belajar yang butuh kegiatan praktikum kita bagi dua, pagi siswa belajar teori dan sorenya baru mereka adakan praktikum dengan guru pelajaran bersangkutan. Selain fisik sekolah, apakah masih banyak PR yang mesti Anda lakukan sepeninggal kepala sekolah lama? Tidak, tidak banyak lagi tinggal melanjutkan program-program sekolah yang sudah direncanakan sebelumnya hanya sedikit merobah metode kerjanya. Pekerjaan yang tertinggal hanya berupa pelaksanaan ujian semester 1 dan try out dan hal itu telah kita laksanakan, tinggal menunggu try out berikutnya yang akan dilakukan Dinas Pendidikan Mentawai yang direncanakan pada Februari nanti dan terakhir pelaksanaan UN. Satu hal yang juga yang kita benahi yakni disiplin guru dan siswa, karena ini merupakan kunci keberhasilan menuju pendidikan yang maju. Siswa yang tidak disiplin kita beri pengarahan dan teguran agar tidak mengulang kejadian lain seperti contoh terlambat masuk sekolah dan hal lainnya.

Selain siswa, guru-guru juga saya tegur jika terlambat datang ke sekolah, tiap upacara itu saya sampaikan. Sebab jika kedisiplinan itu hanya diterapkan kepada siswa sementara gurunya tidak maka tidak akan terjadi keseimbangan apalagi guru menjadi contoh bagi muridnya. Jika masih ada yang bandel maka saya akan panggil secara pribadi untuk mencari solusi yang terbaik bagi mereka, namun sejauh ini semua berjalan lancar. Tahun 2013 nilai UN siswa SMAN 1 Siberut Selatan anjlok, apa yang Anda lakukan agar hal itu tidak terulang lagi? Saya tidak dapat menampik kejadian itu, jujur saya sampaikan kepada semua orang tua siswa saat rapat bahwa kejadian pada 2013 merupakan musibah di sekolah ini. Jadi agar bencana serupa tidak terulang lagi, kami dari pihak sekolah meminta kerja sama dari orang tua siswa agar memberi kelonggaran kepada anak dari pekerjaan rumah khususnya yang akan mengahadapi UN Dari sekolah sendiri, kami telah menjadwalkan peningkatan belajar tambahan siswa dan sampai saat ini tetap kita lanjutkan. Setelah tryout dan ujian sekolah, pelajaran akan

kami utamakan khusus mata pelajaran yang di UNkan yang berjumlah 9 bidang studi baik IPA maupun IPS agar siswa makin mengerti materi pelajaran dan siap dalam ujian. Pelajaran olahraga dan lainnya kita hentikan. Dari sekian kerja yang mesti Anda lakukan, apakah berat menjadi kepala sekolah? Saya akui semakin tinggi kepercayaan yang diberikan kepada kita memang tanggungjawab yang diberikan kepada kita juga makin banyak dan berat. Pertama mengemban tugas ini, bukan main stresnya saya membayangkan tugas yang mesti saya selesaikan. Namun bayangan tersebut sirna ketika saya membentuk tim kerja yang solid dengan rekanrekan guru. Beban saya seakan tidak ada karena rekan guru semuanya saya libatkan pada kerja-kerja tertentu yang butuh tenaga ekstra. Jadi intinya adalah ketika kita mampu bekerjasama dengan rekanrekan kita maka tugas berat untuk memajukan pendidikan di sekolah ini terasa ringan. Tak akan bisa kepala sekolah memajukan sekolah ini jika semua pekerjaan ia monopoli sementara guru hanya dipandang sebagai tenaga pengajar saja karena

13

masing-masing kita punya kelebihan dan kekurangan. Nah kekurangan yang kita miliki dapat dilengapi rekan yang lain sehingga semua pekerjaan yang direncanakan terlaksana dengan baik. Manfaat kerjasama dalam satu sekolah sudah saya rasakan saat ini, rasanya nyaman dan enteng saat bekerja. (g)

Nama: Anjelo Tempat/Tanggal Lahir: Muara Siberut 14 September 1973 Alamat: Dusun Puro 1 Desa Muara Siberut Kecamatan Siberut Selatan Jabatan: Kepala SMAN 1 Siberut Selatan Pendidikan Terakhir: S1 FKIP Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Bung Hatta

IKLAN


MENTAWAINEWS Petani Coklat Beralih ke Tanaman Lain SAIBI –Busuk buah yang menyerang tanaman coklat warga Desa Saibi, Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, membuat mereka beralih menanam tanaman lain seperti pisang, cengkeh dan manau. Sementara menunggu tanaman tersebut bisa menghasilkan, masyarakat mengolah pinang dan membuat sawah. “Sekarang ini kami membagi tugas, istri kami mengolah pinang yang sudah kami ambil, sementara kami langsung ke sawah,” kata Peting Sangaiman, Kepala Dusun Sirisurak, Desa Saibi Samukop, Selasa 25 Maret lalu. Sekarang ini masyarakat yang belum meninggalkan tanaman coklat mengalami kerugian mencapai Rp500 ribu per bulan. “Biasanya kami menjual coklat di tempat Pak Tobing itu mencapai Rp3 juta dalam satu bulan,” ujar Floria, warga Saibi. (bbr/r)

Harga Komoditi Kopra dan Cengkeh Naik SIKAKAP- Sepanjang Maret ini para petani kopra di Pagai Utara dan Pagai Selatan sumringah, karena harga kopra naik dibanding tahun lalu. Saat ini kopra dijual berkisar Rp5.700 sampai Rp6.000 per kilogram, kalau dibanding dengan harga tahun 2013 hanya kisaran Rp2.500 sampai Rp3.000 per kilogram. Martinus Siahaan, penampung kopra di Sikakap mengatakan, kopra yang langsung dibeli pada petani harganya Rp 5.700 per kilogram, sementara kalau diantar ke Sikakap harganya mencapai Rp6.000. “Naiknya harga kopra ini karena kurangnya pasokan, masyarakat saat ini banyak yang tidak mengolah kelapa, mereka sibuk mendirikan huntap,” katanya Selasa, 25 Maret lalu. Sementara di Desa Saibi Kecamatan Siberut Tengah, harga cengkeh kering saat ini mencapai Rp190 ribu per kilogram, masyarakat mengaku dengan berbuahnya cengkeh bisa memenuhi kebutuhan keluarga bahkan bisa menabung untuk biaya anak sekolah. “Untung saja ada cengkeh dengan ini kami bisa memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Lian (39) warga Saibi, 25 Maret lalu. (leo/bbr/r)

Puailiggoubat

NO. 285, 1 - 14 April 2014

14

Pembangunan Huntap di Mapinang Utara dan Pasapuat Tersendat Akibat belum cairnya dana huntap tahap kedua, proses pembangunan huntap tersendat, selain itu masih ada dana huntap tahap pertama beberapa daerah yang belum cair

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Supri Lindra Leo Marsen

K

orban tsunami di Dusun Mapinang Utara dan Pasapuat, Desa Saumangaya,

Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai terpaksa menghentikan pekerjaan pembangunan hunian tetap (huntap) karena menunggu dana tahap kedua dicairkan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat sebanyak Rp20,4 juta untuk membeli enam kubik kayu dan seng. Dana tahap pertama sudah cair senilai Rp27,2 juta per keluarga dan telah digunakan 81 kepala keluarga di Dusun Pasapuat dan Dusun Mapinang Utara. Dana tersebut diperuntukkan membeli bahan bangunan seperti semen, pasir, kerikil, batu, besi ukuran 12 inci, 10 inci dan 8 inci, selain itu dipergunakan untuk membeli paralon dan upah tukang untuk pembuatan tapak rumah dengan ukuran 6 x 6 meter persegi. Dari hasil pembangunan tahap pertama itu, warga dua dusun tersebut telah menyelesaikan sampai pada kerangka bangunan dengan ukuran

LOKASI HUNTAP - Warga melewati lokasi Huntap di Bulasat Kecamatan Pagai Selatan yang berbeda-beda mulai dari ukuran panjang 7 x 7 meter persegi hingga 6 x 9 meter persegi. Malnides Saleleubaja, warga Dusun Mapinang Utara mengatakan, pekerjaan terpaksa dihentikan karena menunggu pencairan dana tahap kedua. “Dari dana tersebut saya sanggup membuat rumah huntap dengan ukuran 7 x 7 meter persegi dengan seng biru,” katanya. Dasril, warga Dusun Pasapuat menambahkan, dana pembangunan huntap dengan total Rp68 juta itu rasanya cukup untuk membuat rumah dua tingkat. Awalnya pembangunan rumah bertingkat tersebut bermasalah karena tidak sesuai dengan bestek. “Ketika saya konfirmasikan rencana ini awalnya memang dilarang oleh fasilitator karena tidak sesuai dengan bestek, tapi setelah diter-

angkan dan memberikan pemahaman kepada fasilitator bahwa kami masyarakat sanggup dan menyatakan secara tertulis menyelesaikan pembuatan huntap,” katanya Sementara Penanggung Jawab Operasional Kegiatan ( PJOK ) Kecamatan Pagai Utara dari BPBD Sumatera Barat Zulisman kepada Puailiggoubat, Jumat, 21 Maret lalu mengatakan, dana pembuatan huntap untuk 2.072 kepala keluarga sudah masuk ke rekening Kelompok Masyarakat (Pokmas). “ Untuk pencairan dana tahap kedua sebesar 30 persen tergantung fasilitator, kalau fasilitator telah melaporkan penggunaan dana tahap pertama 40 persen, maka dana tahap kedua akan cair, tapi sampai sekarang belum ada pelaporan penggunaan dana tahap pertama,” jelasnya.

Kendati di Mapinang dan Pasapuat tinggal menunggu dana tahap kedua, tapi beberapa daerah di Pagai Selatan masih menunggu dana tahap pertama yang belum cair. Fasilitator Hanpraderico Saogo mengatakan, untuk Kecamatan Pagai Utara yang belum cair dana tahap pertama itu adalah Dusun Maguiruk dan Tumalei, ada sebanyak 156 KK. “Dananya belum cair karena Land Clearing (LC) masih dalam pengerjaan,” katanya, Selasa 11 Maret lalu. Begitu juga di Pagai Selatan, menurut Fasilitiator di Bulasat, Sukardi Sabelau, daerah yang belum cair dana huntap tahap pertama itu, di Mapinang Selatan, Maonai, Lakkau, Limosua,Surat Aban. “Saat ini masih pembukaan lahan, jadi belum bisa cair, tunggu selesai,” katanya, 21 Maret lalu. (r)

Bupati Tangkap Kapal Penangkap Ikan Hias SAIBI -Rombongan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dan Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko menangkap satu kapal ikan bermerek KM. Rizky saat da-lam perjalanan menuju Kecamatan Siberut Tengah dengan Kapal Motor.Taileleu, 25 Maret lalu. Kapal yang tertangkap basah itu ternyata tidak memiliki surat beroperasi di wilayah Mentawai. Kapten kapal Idin (37) kepada rombongan mengaku sudah beroperasi satu minggu di daerah Pasapuat, Kecamatan Pagai Utara dan baru dua hari berada di daerah Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah. Yudas Sabaggalet menegaskan

kepada Idin, seharusnya tidak mencari ikan hias di Mentawai. “Kalau surat ijinnya di Padang ya di perairan Padang saja cari ikan hias itu,surat ijin mereka malah sudah sejak bulan 28 Januari 2014,” katanya, Selasa 25 Maret lalu. Menurut Ketua DPRD Mentawai, Hendri Dori Satoko, penangkapan liar itu berdampak menurunnya hasil tangkapan masyarakat lokal. Setelah melalui perundingan, Yudas menyuruh nakhoda kapal melapor ke Tuapeijat dan menahan surat-surat kapal. “Surat-surat kapal kami tahan, silakan datang ke Tuapeijat untuk diproses di Polres,” kata Yudas. (bbr/r)

FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

KAPAL PENANGKAP IKAN - Kapal nelayan bersandar di dermaga Sikakap


Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

Kematian ratusan ton ikan itu merugikan sekitar 60 petani keramba hingga Rp3 miliar

15

175 Ton Ikan di Danau Maninjau Mati

bukan racun belerang, kalau racun FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT belerang dari dasar Danau Maninjau pasti mati,” kata Asrul kepada Puailiggoubat, Rabu, 19 Maret. Rus Akbar Ia menambah, ikan mati secara bertahap, dimulai Senin, 17 Maret ebanyak 175 ton ikan air tawar sebanyak 20 ton, lalu sehari berikutnya milik petani keramba di danau 50 ton hingga mencapai 175 ton hari Maninjau, Kabupaten Agam, berikutnya. “Kalau dihitung-hitung Sumatra Barat mati, pertengahan Maret kerugian para petani keramba ikan ini. Ikan-ikan itu mati terapung setelah tersebut Rp3 miliar, sementara jumlah sebelumnya kawasan itu dilanda angin petani keramba yang menderita kerugian kencang dan hujan deras. itu ada 60 orang, 10 diantaranya Petugas Penyuluh Lapangan Dinas merupakan pengusaha besar, selebihnya Kelautan dan Perikanan Kabupaten itu pengusaha kecil” ucapnya. Agam, Asrul Deni Putra, mengatakan, Kepala Dinas Keluatan dan Perikaikan-ikan yang mati meliputi keramba nan Sumatera Barat, Yosmeri mengatapetani di Jorong Rambai dan Ambacang, kan, kematian ikan milik petani keramba Nagari Koto Malintang, Kecamatan di Maninjau merupakan kejadian Tanjung Raya, Kabupaten Agam. berulang. Untuk mengantisipasi agar Menurut Asrul, bertambahnya ikan ikan tidak mati, kedalaman keramba mati yang sebelumnya 20 ton akibat harus 15 meter lebih, kemudian jarak angin kencang dan hujan yang turun, dari bibir danau harus 100 meter. “Itu KONTRAK POLITIK - Caleg perempuan se-Sumatera Barat menandatangani kontrak politik dalam lokakarya membuat kotoran ikan dan sisa pakan- solusinya, saat ini keramba petani ikan “Keberagaman untuk Mendorong Perubahan dalam Kehidupan Perempuan” di Museum Adityawarman, Padang, nya naik ke atas permukaan danau. itu kurang dari itu, seharusnya para Minggu (23/3/2014). Sebanyak 35 caleg perempuan di Sumbar menyepakati 10 poin sebagai agenda politik jika terpilih sebagai anggota dewan pada Pemilu 9 April 2014 “Sementara pasokan udara dan arus petani keramba lebih ke tengah lagi,” tidak ada membuat ikan itu mati, jadi katanya. (o) .......................................................................................................................................................................................................................................................

S

Pembiayaan Bank ke Sektor UMKM Hanya Rp526,4 Triliun PADANG - Bank Indonesia per Desember 2012 menyatakan pembiayaan bank ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hanya Rp526,4 triliun atau sekitar 19 persen dari total penyaluran kredit bank senilai Rp2.707,85 triliun.

“Penetrasi pembiayaan ke pelaku UMKM, khususnya mikro sangat rendah,” kata Umar Joro, ekonom CIDES, saat workshop bertemakan Financial Inclusion-Peluang dan Tantangan Pembiayaan Mikro 2014, di hotel Mercure Padang, Jumat, 21 Maret.

Ekonom senior ini menilai kemampuan masyarakat Indonesia mengakses perbankan masih rendah. Selain itu, lembaga financial juga masih rendah menyalurkan kredit terhadap usaha mikro. “Meski demikian beberapa bank sudah mulai mengakses ke arah UMKM,

sebab ekonomi Indonesia itu digerakkan oleh ekonomi mikro,” ujarnya. Berdasarkan survei, orang dewasa Indonesia yang memiliki account di bank masih rendah. “Orang dewasa Indonesia punya account bank hanya 19,6 persen berdasarkan survey Global

Mahfud MD: Bung Hatta Negarawan yang Menghargai Perbedaan PADANG - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D dalam kuliah umumnya di Universitas Bung Hatta, Kota Padang, 13 Maret lalu menyatakan, melihat Indonesia saat ini, paham masyarakatnya sudah madani namum sayangnya ketika praktik dan kenyataannya masih jauh dari madani. Menurut Mahfud, masyarakat Indonesia mestinya mencontoh keteladanan dan kenegarawan Bung Hatta yang sangat menghargai perbedaan dan demokrat tulen. Banyak peranan Bung Hatta mengenai kebangsaan Indonesia ini, bila dilihat dari sejarahnya proklamator bangsa ini telah banyak menuangkan gagasannya dalam pembentukan konstitusi negara ini. Bersama tokoh-tokoh pendiri bangsa ini, ia telah berupaya untuk memerdekaan bangsa Indonesia. “Setelah kemerdekaan, pada 18 Agustus 1945 Bung Hatta

Mahfud M.D .............................................. menyampaikan hal-hal penting dalam penyusunan konstitusi negara ini dengan menghapuskan kata-kata Islam dalam UUD 1945 yang masih kita gunakan saat ini. Pada saat penyusunan UUD pada butir pertama yang berisi kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya, diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Meskipun kala itu banyak menuai perdebatan dari

bebagai kalangan, Bung Hatta tetap pada pendiriaannya,” katanya. Menurut Mahfud, Bung Hatta merupakan tokoh yang luar biasa, seorang anak bangsa yang memiliki visi bagus jauh ke depan. Bung Hatta bukan anti Islam, dia seorang yang taat agama, orang yang dilahirkan di Minangkabau yang kuat akan agama Islamnya. Justru dengan demikian, membuktikan Bung Hatta itu dapat menerima perbedaan. “Dalam buku Bung Hatta di Sekitar Proklamasi menuliskan Bung Hatta berjuang untuk Indonesia, hanya dengan kata Islam akan pecah. Bung Hatta melakukan demi kebangsaan Indonesia yang menjadikan masyarakat Indonesia itu madani tanpa saling membedakan dan saling toleran terhadap sesama,” ucapnya. Sementara Rektor Universitas Bung Hatta Niki Lukviarman dalam sambutannya mengatakan kuliah umum tersebut dalam rangka

memperingati Dies Natalis ke-33 Universitas Bung Hatta sekaligus dalam rangkaian Bung Hatta Memorial Lecture Series yang menghadirkan tokoh-tokoh besar nasional untuk dapat berbagi pengalaman, pemahaman dan pandangan kepada mahasiswa Universitas Bung Hatta. “Sudah banyak toko-tokoh nasional yang kita undang ke kampus proklamator ini agar dapat menjadi inspriasi dan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan dosen. Kedepan, kita juga akan mengundang penggagas Gerakan Indonesia Mengajar yaitu Anies Baswedan,” katanya. Ia berharap kuliah umum ini dapat menjadikan mahasiswa Universitas Bung Hatta memiliki teladan seperti Bung Hatta yaitu jujur, santun, dan sederhana dalam menyongsong Indonesia yang lebih baik lagi. (rus)

Financial Inclusion Index tahun 2011, fakta survei tersebut berakibat rasio deposit terhadap GDP rendah dan loan/ GDP Indonesia terendah di kawasan regional atau ASEAN,” ujar Umar Juoro. Beberapa kelemahan yang menyebabkan itu terjadi menurut Juoro adalah, masyarakat kurang mengerti soal kredit bank sementara itu pihak bank masih menganggap usaha kecil belum bisa memberikan keuntungan. Selain itu masih banyaknya para tengkulak yang meminta bunga kredit dalam jumlah besar. Menurutnya, rendahnya penetrasi finansial disebabkan beberapa faktor, diantaranya mulai kurangnya kemampuan pelaku usaha mikro melakukan pencatatan dan pengelolaan uang. Ada juga karena berhubungan dengan bank rumit dan ribet, atau akibat tidak percaya diri untuk mengembangkan usaha, apalagi pihak perbankan menilai sektor mikoro rentan resiko dan berbiaya tinggi. “Untuk meniadakan ganjalan tersebut dibutuhkan inovasi agar keuangan inklusif bisa berjalan, terbukanya akses publik pada layanan jasa keuangan,” kata Juoro. Ia juga menyarankan agar penyaluran kredit diubah, kalau peran pendampingan dan peningkatan kapasitas terlaksana, maka dana perbankan tidak ke kelompok 19-20 persen atau yang kaya. “Kalau dikucurkan ke kelompok tersebut itu dana perbankan hanya untuk spekulatif saja tidak digunakan untuk ekonomis,”ujarnya. (rus)


Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

8

Kabut Asap dan Lahan Gambut yang Terabaikan

Suara Puailiggoubat Menunggu Kiprah Perempuan di DPRD Mentawai

S

ekitar 79 calon legislatif (caleg) perempuan dari 12 partai politik (parpol) akan bertarung memperebutkan 20 kursi DPRD Mentawai, pada Pemilu Legislatif tahun ini. Akankah ada yang lolos diantara para caleg perempuan itu? Sejak pemilu langsung digelar di Indonesia, 2004 dan 2009, belum ada satu perempuan pun yang berhasil lolos menjadi anggota DPRD Mentawai. Apakah Mentawai kekurangan caleg perempuan? Tentu saja tidak, sebab parpol harus mengakomodir caleg perempuan sekurangnya 30 persen dari total jumlah caleg yang diajukan per daerah pemilihan, sesuai yang diamanatkan dalam UU Pemilihan Umum No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. Namun mengapa tidak satupun dari mereka yang lolos ? Jika dilihat pada komposisi caleg perempuan yang diajukan parpol peserta pemilu di Mentawai, berasal dari latar belakang beragam. Ada mahasiswa, ibu rumah tangga, pengurus parpol, wanita pekerja dan beragam profesi lainnya. Tak sedikit diantaranya juga memiliki gelar kesarjanaan. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan sulitnya perempuan lolos duduk di parlemen. Soal kualitas sumber daya manusia masih menjadi persoalan. Banyak parpol mengabaikan kaderisasi dan peningkatan kapasitas anggotanya. Caleg-caleg perempuan kebanyakan diajukan hanya sekedar untuk memenuhi kuota keterwakilan perempuan saja, tanpa diperhatikan kualitas dan kualifikasinya di bidang politik. Lalu banyak juga diantara mereka masih memiliki rasa percaya diri lebih rendah dari caleg laki-laki hingga enggan bersaing secara langsung. Rasa kurang percaya diri ini juga berkaitan dari sikap sebagian kaum laki-laki yang meremehkan perempuan di bidang politik. Selain itu, kultur masyarakat di Indonesia termasuk Mentawai yang patriarki menyebabkan pemilih cenderung lebih mempercayai kemampuan laki-laki dibanding perempuan. Tingkat kepercayaan pemilih bahwa perempuan akan mampu memperjuangkan isu-isu perempuan di parlemen juga masih rendah. Hal ini juga menyangkut pada minimnya sosialisasi program kerja caleg perempuan kepada publik, termasuk program kerja yang akan membela dan mengangkat hak-hak perempuan. Dalam hitungan hari, 54 ribu lebih pemilih di Mentawai akan memberikan suaranya. Adakah salah satunya akan meloloskan perempuan duduk di DPRD Mentawai? Jawabannya baru akan kita ketahui setelah 9 April nanti. z

16

K

abut asap yang meresahkan penduduk di pulau Sumatera berada dipuncaknya pertengahan Maret ini, ketika ribuan titik panas terdeteksi dalam satu hari saja, dan makin banyak murid sekolah diliburkan. Belum lagi, bandara di Pekanbaru lumpuh berhari-hari, diikuti dengan provinsi tetangga di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Jambi yang terpapar asap dari Riau.Kualitas udara memburuk di Riau, rata-rata di atas 300 PSI, sangat berbahaya, bahkan Riau tidak layak huni lagi, kata spesialis paru-paru. Presiden SBY baru saja memberi ultimatum kepada Pemerintah Provinsi Riau untuk mengatasi darurat kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan ini, dan siap mengambil alih jika daerah tak mampu. Kelompok masyarakat sipil dan warga memberikan tekanan melalui media sosial kepada Istana untuk berbuat sesuatu melindungi jutaan warga di Sumatera yang kehilangan hak bernapas dari udara segar. Nah, ada kabut asap, ada api. Ada api, ada pembakaran atau kebakaran. Dalam catatan koalisi pegiat pemantauan deforestasi di Riau, Eyes on the Forest, ada 6937 titik panas (hotspot) yang terdeteksi dari satelit milik NASA Modis Fires, hanya dalam bulan Februari 2014. Akumulasi terus bertambah pada bulan Maret. Menelisik asal muasal kejahatan lingkungan ini mau tak mau kita harus masuk dalam memahami kompleksitas kehutanan dan perkebunan di Riau, Sumatera umumnya. Memahami darurat kabut asap tidak cukup melihat bagaimana kesigapan pasukan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dibantu satuan tugas anti Karhutla dari lintas lembaga termasuk aparat militer dalam memadamkan api. Dengan pengerahan helikopter Rusia untuk menyiramkan pemboman air, melakukan usaha hujan buatan, maupun pemadaman langsung oleh aparat terlatih. Mereka bisa dikatakan hampir melakukan peker-jaan maksimal kalau ditilik dari kekuatan yang biasa dila-kukan pemerintah ini, dibandingkan masifnya lahan gambut yang terbakar, serta obat mujarab hujan yang tak kunjung datang. Akhirnya, kembali kita mengintrospeksi, apa yang telah kita perbuat terhadap ekosistem hutan tropis, terhadap hutan rawa gambut, dan lingkungan secara luas? Membicarakan gambut sejati bagaikan romantisme karena selayak-

oleh: Afdhal Mahyuddin Pegiat konservasi, anggota koalisi LSM Eyes on the Forest nya hutan gambut tidak boleh dibuka, apalagi dengan gelontoran izin ratusan ribu hektar untuk mengkonversinya, baik untuk perkebunan kayu bubur kertas, perkebunan sawit, dan industri kayu seperti yang terjadi di Riau. Lahan gambut adalah jenis tanah basah yang paling susah dipadamkan ketika keba-karan datang. Ekosistem gambut dibuka untuk konversi semakin mengering dan melepaskan karbon. Ketika kebakaran datang, dengan cuaca kering, apalagi disertai minimnya turun hujan, mema-damkan api dan asap menjadi sesuatu yang hampir mustahil, kecuali menunggu hujan turun. Sederet daftar kompleksitas di bidang ke-hutanan dan perkebunan tidak bisa diabaikan jika bicara permasalahan kebakaran hutan dan lahan dengan dampak kabut asap meluas. Hu-tan di Riau di-prediksi tersisa sekitar 2 juta hektar, mungkin saja jauh di bawah angka itu.Sisa hutan alam yang tersisa banyak pada kawasan lindung dan konservasi, itupun sudah digerogoti oleh perambahan berkedok masyarakat namun bermodalkan cukong. Sementara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Riau bertahuntahun dalam sengketa kepentingan, sehingga belum juga bisa dipaduserasikan. Akibatnya, konflik lahan dan tumpang tindih konsesi menjadi cerita lazim di provinsi Riau. Hutan alam tersisa jatuh pada titik nadirnya, ketika dua raksasa pulp dan kertas (APP dan APRIL)

mencoba bertobat karena memang tak banyak hutan yang bisa dibabat mereka lagi. Namun, persoalan di dunia HTI ini, banyak wilayah konsesi mereka tak terjaga dengan baik, sehingga kegiatan ilegal marak masuk yang justru jadi pintu masuk menuju perambahan di Taman Nasional (TessoNilo) maupun Cagar Biosfir (Giam Siak Kecil). Artinya, izin terlalu besar namun kemampuan menja-ga konsesi yang minim mengakibatkan catatan titik api setiap tahun selalu ada di sejumlah konsesi HTI. Pelajaran yang bisa dipetik, masih banyakkah hutan alam yang wajib dilindungi tersisa di masing-masing konsesi? Bisakah industri kertas menerima kenyataan bahwa suatu saat izin lahan mereka dikurangi atau dicabut karena terbukti menjadi ajang titik api setiap tahun kebakaran terjadi? Peraturan Kementerian yang membatasi kepemilikan lahan hingga 50.000 hektar per grup di setiap provinsi, menjadi koreksi karena saat ini satu grup saja bisa menguasai 1 juta hektar lahan konsesi, hanya di satu provinsi! Kemenhut harus tegas menyikapi banyaknya konsesi yang setiap tahun menjadi penyumbang kabut asap. Untuk perkebunan sawit, apakah ketegasan Kementerian Pertanian untuk tidak mengembangkan sawit di lahan gambut bisa konsisten dijalankan di lapangan? Bagaimana dengan pelarangan pembakaran untuk pembersihan lahan? Bisakah diberikan hukuman bagi perusahaan yang

melanggar? Asosiasi industri sawit harus jujur mengakui masih banyak kegiatan pembakaran lahan terjadi di konsesi jika kita menilik nama-nama lang-ganan terdeteksi titik api. ISPO dan RSPO harus ketat menjalankan aturan main jika tak mau disa-lahkan sebagai pemasok asap bagi jutaan warga yang tak bersalah. Dari analisa titik panas oleh satelit milik NASA, wilayah ber-gambut kaya karbon, apakah itu hutan alam, perkebunan sawit, konsesi hutan tanaman industri (perkebunan akasia), lahan masyarakat yang biasanya cenderung ke sawit, mendominasi titik api saat ini. Artinya pembukaan lahan gambut berkontribusi besar bagi kejahatan kabut asap dan pembunuhan masal terhadap anak-anak, orang tua, dan warga di Sumatera umumnya. Inilah pekerjaan besar bagi semua instansi terkait, bagaimana mengurangi eksploitasi hutan dan lahan gambut, serta merancang untuk melakukan restorasi terhadapnya. Banyak sudah klaim industri besar, terutama sektor kehutanan dan perke-bunan, bahwa mengelola gambut melalui water table management maupun apa yang disebut ecohydro terbukti gagal dalam mencegah dampak kabut asap. Bahkan, ada perusahaan HTI yang menyedot air Sungai Kampar untuk membasahi kanal dan gambut mereka yang mengering. Apa yang terjadi di Riau dan Sumatera saat ini umumnya diperparah dengan arah angin yang mengarah ke pulau Andalas, berbeda ketika musim kemarau tahun lalu, angin menuju utara, hingga Singapura dan Malaysia menjadi heboh. Reaksi negara tetangga maupun liputan internasional pada fenomena kebakaran dan asap ini tidak sebising Juni-Juli tahun lalu. Betapapun, dampak kabut asap bagi Sumatera cukup dahsyat, hampir sama dengan peristiwa terjadi pada 2007. Akhirnya, solusi bagi pencegahan berulangnya kelalaian kabut asap harus diprioritaskan secara bersama, tanpa ada pihak yang merasa paling berwenang dan egosektoral. Karena kita kelompok bangsa manusia yang tak mau kebodo-han ala keledai terjadi berulang-ulang tanpa solusi. Dan memperlakukan alam secara bijak adalah keniscayaan jika tak mau lebih banyak kehancuran terjadi di sekitar kita. (Tulisan ini disalin dari laman WWF Indonesia)


17

Puailiggoubat

PODIUM

NO. 285, 1 - 14 April 2014

Mengolah Empat Suara di TPS

P

emilihan Umum (Pemilu) Legislatif yang digelar 9 April 2014 tinggal hitungan hari lagi. Para calon legislator (caleg) tentu bersiap-siap menggunakan strategi terbaiknya untuk dapat mengambil perhatian dari masyarakat, agar kelak dipilih dan dicoblos dalam bilik suara. Beragam rupa upaya memikat hati rakyat ditempuh agar kelak pada 9 April 2014 pilihan suara hanya pada “sang caleg” Tatkala memenuhi undangan pernikahan seorang teman, pertengahan Februari 2014, saya mendapati beberapa caleg sungguh-sungguh memanfaatkan setiap momen di mana ada keramaian. Beberapa caleg dari partai politik yang berbeda duduk semeja sembari berbincang santai dan ringan. Sekali-kali pembawa acara meminta para caleg yang hadir melantunkan suara merdunya, mengisi keramaian tersebut. Tentu saja, kesempatan seperti ini tidak disiasiakan. Boleh dikatakan ajang promosi gratis untuk menampilkan diri di keramaian orang. Namun, tulisan ini tidak bermaksud berpanjang-lebar tentang keterlibatan para caleg dalam acara keramaian, termasuk pada saat kampanye resmi dilakukan. Penulis ingin mengambil sisi lain dari momen pesta demokrasi ini. Sebagaimana tulisan penulis terdahulu pada rubrik Podium, pemilihan umum caleg (disingkat: pileg) di tingkat Kabupaten Kepulauan Mentawai jauh lebih menarik hati ketimbang caleg di tingkat propinsi, nasional, apalagi untuk memilih para calon senator di Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Nah, hal inilah yang ingin penulis bahas lebih lanjut. Selama ini, sejak penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) hingga kini, agaknya kita lebih banyak memfokuskan perhatian pada para caleg lokal, apa pun latar belakang partai politiknya. Hal ini dapat dimaklumi karena adanya hubungan dekat dengan para caleg, baik berupa hubungan emosional, hubungan kekerabatan, hubungan kedaerahan, dan sebagainya. Para caleg lokal pun tak jauh-jauh berupa mendekati para calon pemilih 9 April 2014. Boleh dikatakan, hingar-bingar Pemilu 9 April 2014 mengalami “penyempitan makna” sehingga agaknya diartikan untuk mendapatkan 20 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Mentawai. Boleh dikatakan, selama ini, masyarakat Mentawai mencurahkan perhatiannya pada caleg yang ada di tiap daerah pemilihan (dapil). Begitupun dengan sang caleg mempersiapkan diri

untuk bisa hadir, berada dalam Dapil oleh: Hardigowonto, S.I.Kom ada di tengah masSumbar 8 (meliputi yarakat di dapil Kabupaten Pesisir SePemerhati Masalah Kemasyarakatan, Tinggal di Padang bersangkutan. Dalatan dan Kabupaten lam pemikiran selaKepulauan Mentama ini, Pemilu 9 April 2014 “hanya” bersikap: (1) tidak memilih satupun wai). Begitupun untuk tingkat nasional memilih anggota DPRD Kabupaten calon, (2) sembarang atau asal coblos, dan calon anggota DPD. Kepulauan Mentawai. Padahal, kesem- (3) memilih calon dengan pertimbangan Penulis melihat dengan jumlah patan ini rakyat tidak hanya memilih tertentu. Tanpa bermaksud mengecilkan penduduk yang masih kecil dan letak anggota DPRD kabupaten/kota; melain- hasil pembangunan di Mentawai selama geografis yang dipandang kurang kan juga anggota DPRD Propinsi, DPR ini, informasi yang cukup memadai dan menguntungkan – karena jauh dari Tanah RI, DPD. Sepertinya, tiga hal ini agak berimbang untuk masyarakat daerah Tepi – kemungkinan para caleg DPRD diabaikan. Spanduk-spanduk pun lebih pedalaman atau terpencil masih terbatas. Propinsi dari Tanah Tepi ini kurang banyak menampilkan para caleg lokal. Mungkin, tatkala kertas suara untuk berminat datang berkampanye. PaliWaktu semakin sempit, penulis calon anggota DPRD Propinsi dibuka, ngan, hanya caleg DPRD Propinsi yang yakin, dari hari ke hari, masyarakat ditemukan satu-dua nama dari berasal dari Mentawai yang mencoba sudah mempunyai pegangan nama caleg Kepulauan Mentawai (paling tidak masuk dalam peluang tersebut. Perlu lokal yang bakal dicoblos di bilik suara dilihat dari nama sukunya). Mungkin kerja keras caleg tersebut, karena di Tempat Pemungutan Suara (TPS). dikenal, bisa pula tidak terlalu dikenal beberapa warga Mentawai cukup Setiap pemilih akan mendapatkan 4 di suatu daerah. Lebih parah lagi untuk tertarik dengan peluang tersebut; surat suara, yakni: (1) surat suara calon memilih nama-nama yang ada di kertas sehingga terjadi rebutan di legislatif kabupaten/ suara untuk caleg DPR RI. Mungkin tak antara sesama cakota, (2) satupun nama yang l e g dikenal. Hal serupa mungkin bakal terjadi

s u r a t suara calon legislatif propinsi, (3) surat suara calon legislatif nasional, dan (4) surat suara calon anggota Dewan Perwakilan Daerah. Kalau selama ini, para caleg lokal cukup getol menampilkan dirinya di spanduk, baliho; tidak demikian halnya dengan caleg propinsi, nasional, apalagi caleg DPD. Penulis membayangkan, para pemilih sudah mempunyai pegangan nama caleg lokal yang bakal dicoblos, namun bakal mengalami kesulitan untuk menentukan pilihan yang bakal dicoblos untuk tingkat pemilihan yang lebih luas; misalnya propinsi, nasional. Calon Tak Dikenal Untuk caleg propinsi, nasional, DPD; penulis mengkuatirkan para pemilih di daerah Kepulauan Mentawai, apalagi yang berdomisili di daerah terpencil ataupun pendalaman akan

tatkala kertas suara untuk calon anggota DPD dibuka. Nah, bagaimana ini? Tentu saja, hal ini sangat bergantung pada kerja mesin partai politik untuk memperkenalkan para calegnya di tingkat propinsi. Begitupun dengan upaya para caleg tingkat propinsi dan nasional memperkenalkan diri serta program (visimisi)nya kepada konstituen. Calon pemilih tentu akan lebih mudah menjatuhkan pilihan dan mencoblos pada calon yang pernah menjalin kontak komunikasi (dalam kampenye) dengan masyarakat. Masalahnya, apakah para calon DPRD Propinsi, apalagi nasional dan DPD, mau berkampanye ke Kepulauan Mentawai? Apakah para calon DPRD Propinsi menganggap suara pemilih di Kepulauan Mentawai cukup signifikan untuk mendulang suara? Untuk Pileg 2014, tingkat Propinsi Sumatera Barat, caleg DPRD Propinsi

DPRD Propinsi asal Mentawai. Apakah ada satu atau dua diantaranya yang bakal berhasil ‘mewakili’ Kabupaten Kepulauan Mentawai duduk sebagai anggota DPRD Propinsi? Waktulah yang akan membuktikannya. Penulis berpendapat hampir sama terjadi dengan caleg DPR RI dan DPD. Apakah Kabupaten Kepulauan Mentawai dipandang cukup menarik untuk ‘dikunjungi’ saat berkampanye? Dengan jadual waktu kampanye yang sempit, menurut saya, kunjungan kampanye ke Mentawai kurang menarik dilakukan; apalagi kalau mau menggunakan jasa kapal – walaupun mungkin bisa memanfaatkan kapal cepat. Bisa jadi dipandang, ongkosnya besar, hasilnya pun belum tentu maksi-mal. Bisa jadi itulah dasar pertim-bangan sebelum datang ke Mentawai. Kalau kerja mesin partai politik cukup mantap, bisa saja terjadi, rakyat memilih calon tertentu di tingkat

propinsi, nasional dengan pemahaman apa adanya. Tidak dikenal, tetapi rakyat didorong untuk memilih figur tertentu saat pencoblosan. Calon anggota DPD lebih tidak dikenal bagi masyarakat di pedalaman/pelosok: siapa yang bakal dipilih? Apakah karena wajah calon cantik, ganteng, mempunyai deretan gelar kesarjanaan, atau pertimbangan lainnya? Maka, dalam pemikiran penulis, dalam situasi ini, siapa yang sebenarnya membutuhkan siapa? Apakah caleg membutuhkan rakyat? (meski hanya pada saat Pemilu dan setelah itu diabaikan lagi, dengan janjijanji indah/muluk) atau rakyatlah yang membutuhkan caleg? (atau, benarkah rakyat sungguh membutuhkan caleg untuk menjadi wakil rakyat dengan melihat tindak-tanduk, perangai, ketersandungan para wakil rakyat dengan persoalan hukum)? Tentu saja, tidak mudah bagi masyarakat menjatuhkan pilihan atas para caleg, selain karena banyak jumlahnya, tidak cukup dikenal karena tidak pernah bertemumuka. Para calon legislatif yang dipilih harus dipastikan: memang orang baik, menghayati nilai-nilai agama dengan baik dan jujur, peduli terhadap sesama, berpihak kepada rakyat kecil, cinta damai dan anti kekerasan. Maka, caleg yang jelas-jelas berwawasan sempit, mementingkan kelompok, dikenal tidak jujur, korupsi dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan tidak layak dipilih. Berhatihatilah dengan sikap ramah-tamah dan kebaikan yang ditampilkan hanya saat berkampanye (misalnya membantu secara material atau memberi uang). Hendaklah kita tidak terjebak apalagi ikut dalam politik uang yang dilakukan caleg untuk mendapatkan dukungan suara. Kita perlu mencari informasi mengenai para calon yang tidak Anda kenal dengan pelbagai cara. Demi terjaga dan tegaknya bangsa ini, perlulah kita memperhitungkan calon IKLAN legislatif yang mau berjuang untuk mengembangkan sikap toleran dalam kehidupan antarumat beragama dan peduli pada pelestarian lingkungan hidup. Pilihan kepada calon legislatif perempuan yang berkualitas untuk DPR, DPD dan DPRD merupakan salah satu tindakan nyata mengakui kesamaan martabat dalam kehidupan politik antara laki-laki dan perempuan, serta mendukung peran serta perempuan dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan. Nah, semuanya terpulang Anda untuk menentukan pilihan sendiri dan memberikan suaranya pada Pileg 2014 dan yang juga penting jangan mau menjadi penganut “golongan putih” (golput).z


Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

Persiapan olimpiade dilakukan secara sederhana karena anggaran minim

351 Atlet Meriahkan O2SN Mentawai FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Bambang Sagurung Supri Lindra

limpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kabupaten Kepulauan Mentawai yang diselenggarakan 29 Maret sampai 1 April di Kecamatan Sikakap diikuti 351 atlet, berasal dari 18 sekolah di daerah itu. Atlet tersebut terdiri dari SMP sebanyak 249 dan SMA sebanyak 102 yang akan berlomba pada olahraga cabang bola voli, atletik, renang, catur, karate, pencak silat, bulu tangkis dan tenis meja Kepala Seksi Olahraga Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Erijon Sikumbang mengatakan, dari 10 kecamatan yang ada di Mentawai, hanya Kecamatan Siberut Barat yang tidak mengutus kontingennya. “Mungkin karena jarak yang jauh sehingga mereka tak bisa hadir, pembukaan pekan olimpiade olah raga siswa nasional ( O2SN ) akan dimulai, Sabtu 29 Maret pukul 14.00 WIB oleh Bapak Bupati Yudas Sabaggalet,” katanya usai rapat persiapan O2SN di SDN 01 Sikakap, Minggu, 23 Maret. Erijon menyebutkan, dari delapan cabang olahraga yang dipertandingkan, tinggal satu cabang yang belum rampung persiapannya. Sementara cabang lain seperti tolak peluru, lempar cakram, lempar lembing, bola voli, tenis meja, bulu tangkis, karate dan pencak silat

18

O

PENYERAHAN MEDALI - Penyerahan medali di SMAN 1 Siberut Utara pada O2SN tahun lalu arenanya sudah diperbaiki. “Tinggal perlombaan renang yang belum siap, sampai saat ini saya belum bertemu panitianya untuk menanyakan arena yang mau dipakai,” ujarnya. Pada O2SN tahun ini, Kecamatan Siberut Utara mengutus 39 atletnya yang terdiri SMP sebanyak 23 dan SMA sebanyak 16. Kedua sekolah ini menargetkan perolehan emas sebanyakbanyaknya agar dapat mewakili Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam O2SN Provinsi Sumatra Barat. Untuk mengejar target tersebut, SMPN 1 Siberut Utara telah menggem-

Siswa SMPN 1 Pagai Utara Selatan Terima BSM SIKAKAP - SMPN 1 Pagai Utara Selatan (PUS) menerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebesar Rp140.875.00 yang diperuntukkan kepada 245 siswa yang masing-masing mendapat Rp575 ribu. Penyerahan BSM secara simbolis diberikan Ketua Komite sekolah Jan Winnen Sipayung dan Kepala SMPN 1 PUS Zaherman kepada dua perwakilan siswa yakni Abdi Cristoper dan Almira pada upacara bendera, Senin, 24 Maret. Kepada penerima dana, Jan Winnen berpesan agar dana tersebut dipergunakan sebaiknya untuk menunjang proses belajar. Ditemui di ruang kerjanya, Zaherman menyebutkan, penerima BSM yang diajukan sekolah sebanyak 588 siswa namun yang disetujui hanya 245 siswa. Dana tersebut, kata Zaherman langsung ditransfer ke rekening masing-masing penerima. “Dari jumlah Rp575 ribu kami menganjurkan untuk menyisakan Rp25 ribu agar rekening tetap aktif dan bisa dipergunakan jika ada bantuan lagi,” katanya. Ia mengatakan, dari 245 penerima dana masih ada 16 siswa yang belum dapat mencairkan dananya karena persoalan tanda tangan spesimen dalam buku rekening namun hal itu sudah diperbaiki. “Kita sudah beri penjelasan dan sekaligus sudah memperbaiki kesalahan tersebut, saat ini kita lagi sibuk, mudah-mudahan selesai O2SN dana sudah bisa dicairkan,” ujarnya.(leo/g)

bleng 23 siswanya yang akan ikut dalam olimpiade selama dua bulan terakhir. “Tim yang kita siapkan diberikan pendampingan saat latihan oleh guru yang ditunjuk. Kita berharap latihanlatihan yang diberikan selama ini dapat membuahkan hasil,” kata Kepala SMPN 1 Siberut Utara, Jumpang Sinurat saat dihubungi Puailiggoubat, Selasa, 25 Maret. Jika melihat grafik sebelumnya, lanjut Jumpang, prestasi siswanya tak diragukan karena pada olimpiade kabupaten pada 2013 mereka mendapat emas untuk bola voli putra selain meraih medali perak dan perunggu dicabang olahraga lainnya. Tak jauh beda dengan SMPN 1 Siberut Utara, SMAN 1 Siberut Utara juga giat berlatih tiap sore menjelang O2SN yang akan diikuti 16 siswa pada cabang olahraga voli, karate, lari, lompat tinggi, lompat jauh dan catur baik putra mapun putri. Menurut Robi Hermanto, guru pendamping tim yang akan berangkat, pihaknya memonitor ketat pelaksanaan latihan. “Sejauh mana kekurangan siswa selalu kita evaluasi, kita juga mengamati model persiapan yang dilakukan sekolah lain baik di Mentawai maupun di Padang untuk memaksimalkan pelatihan yang kita berikan,” ujarnya. Robi menyebutkan, target mereka adalah meraih medali emas sebanyakbanyak agar dapat mewakili Kabupaten Kepulauan Mentawai pada O2SN tingkat provinsi. “Ini menjadi syarat utama jika ingin maju ke provinsi,” jelasnya. Pada O2SN tahun lalu, SMAN 1 Siberut Utara Cabang berhasil meraih medali emas lompat tinggi.

Minim Dana Pra Olimpiade Kepala SMPN 1 Pagai Utara Selatan Zaherman mengatakan, dana penyelenggaraan O2SN untuk perbaikan arena lomba dan penyediaan alat tidak didanai Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Meski begitu, perhelatan antara pelajar se-kabupaten ini tetap kita siapkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, saya akui masih banyak kekurangan yang jelas perlombaan bisa berjalan,” katanya. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Sikakap Fransiskus Sakeletuk membenarkan soal anggaran minim ini. “Dana pelaksanaan yang dianggarkan sebesar Rp1,4 miliar, kenapa dari dana sebesar itu tidak ada dana untuk pembukaan kegiatan, padahal pembu-

kaan akan dilaksanakan langsung oleh Bupati Kabupeten Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet,” katanya saat rapat persiapan terakhir olimpiade Sikakap yang dihadiri Camat Sikakap Happy Nurdiana, Kasi Olah Raga Dinas Pendidikan Mentawai Erijon Sikumbang, Kepala Desa Sikakap Suharman dan Panitia O2SN di SDN 01 Sikakap, Minggu 23 Maret. Sementara Koordinator acara Rama Yani menyebutkan, sudah 10 hari persiapan kegiatan seperti persiapan sebanyak 120 penari, ia baru dapat Rp500 ribu yang digunakan untuk membeli air minum dan snack. “Bahkan seksi acara sudah berhutang karena dana tidak cukup,” ujarnya. Seksi cabang olahraga bulutangkis Syafril mengeluhkan dana mengecat lapangan dan pembayaran listrik di gedung nasional yang digunakan tempat penyelenggaraan lomba belum ada. Menanggapi keluhan tersebut, Erijon Sikumbang menjawab, dana pelaksanaan sebesar Rp1,4 miliar dipotong pajak, dana tersebut sudah ada posnya. “Saat penyusunan anggaran, kami dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah menganggarkan Rp25 juta untuk acara pembukaan tapi dicoret DPRD sehingga dana persiapan dibebankan ke UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap dan Muspika Kecamatan Sikakap untuk membantu mencarikan dananya,” ujarnya. Lanjut Erijon, dalam Daftar Perincian Anggaran (DPA) tidak ada alokasi perbaikan lapangan pertandingan dan pembayaran rekening listrik. “Kalau acara bisa dilaksanakan siang hari mengapa harus malam hari, kalau masalah pembayaran rekening listrik nanti akan dibantu pembayarannya,” jelasnya. (g) FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

BELAJAR - Siswa SMAN 1 Siberut Selatan tengah belajar dasar-dasar ilmu jurnalistik. Tahun ini juga seluruh siswa yakni 633 diusulkan menjadi penerima Bantuan Siswa Miskin


19

Puailiggoubat

PENDIDIKAN

NO. 285, 1 - 14 April 2014

Asrama PNPM Sirilogui Belum Rampung SIKABALUAN - Pembangunan asrama siswa asal Desa Sirilogui di Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara belum juga rampung meski sudah dimulai sejak 2012. Proyek asrama itu didanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaaan (PNPMMP). Berdasarkan pantauan Puailiggoubat pertengahan Maret, kondisi bangunan yang belum ditempati tersebut sangat memprihatinkan karena beberapa bagian sudah rusak yakni kunci rusak, daun pintu copot dan kaca jendela pecah. Beberapa bagian dinding pembatas dan loteng bangunan yang beranggaran Rp300 juta belum terpasang. Wakil Kepala SMAN 1 Siberut Utara Bidang Kesiswaan, Elias La’ia berharap pembangunan asrama tersebut diselesaikan apalagi akan menjelang tahun pelajaran baru. “Pada tahun ajaran baru kebutuhan asrama yang layak bagi siswa dari kampung jauh sangat penting, karena jika tinggal di sembarang tempat dikhawatirkan banyak siswa yang putus sekolah akibat berbagai hal,” katanya, Minggu, 23 Maret. Terkait penyelesaian asrama, Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPMMP Siberut Utara , Junaidi Sakerebau sebelumnya menyebutkan pihaknya menolak serah terima bangunan dari Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Sirilogui karena bangunan belum siap. “Perjanjiannya sudah jelas dan itemitemnya juga sudah jelas dalam berita acara yang dibuat. Kita tidak mau menerima kalau bangunannya belum rampung sesuai dengan berita acara,” ujarnya. (bs/g)

MPK SMPN 1 Pagai Utara Selatan Dilantik SIKAKAP - Kepala SMPN 1Pagai Utara Selatan Zaherman melantik tiga orang Majelis Perwakilan Kelas (MPK) periode 2014-2015 yakni Okki Krisnobu (ketua), Yori Malika (wakil ketua) dan Icenovia (bendahara) usai upacara bendera, Senin, 25 Maret. Setelah dilantik, kegiatan dilanjutkan serah terima jabatan dari pengurus lama yang dipegang Hermanto sebagai ketua. Usai dilantik Okki Krisnobu mengatakan, mereka akan berusaha dan bersemangat untuk kerjasama guru dan siswa demi kemajuan sekolah dan organisasi siswa. Ketua Komite SMPN 1 PUS Jan Winnen Sipayung yang turut hadir dalam acara tersebut berharap pengurus yang diangkat tidak mengurangi semangat belajar namun menjadikan organisasi sebagai jalan meningkatkan prestasi. MPK merupakan organisasi di sekolah yang bertugas mengawasi kinerja OSIS dalam menjalankan tugastugasnya selama masa jabatannya berlangsung. Jabatan MPK lebih tinggi dari OSIS karena menjadi penentu kandidat ketua OSIS. (leo/g)

SMAN 1 Siberut Utara Butuh 15 Unit Komputer Belajar FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

MINIM FASILITAS SMAN 1 Siberut Utara yang minim fasilitas

........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Para siswa terpaksa antre menggunakan komputer milik sekolah Bambang Sagurung

inimnya fasilitas komputer yang dimiliki SMAN 1 Siberut Utara membuat siswa lebih banyak menghabiskan waktu belajar teori Teknologi Infor-

M

masi dan Komunikasi (TIK) daripada praktik. Wakil Kepala SMAN 1 Siberut Utara Bidang Kesiswaan, Elias La’ia mengatakan komputer yang ada digunakan untuk administrasi sekolah, terkadang dipakai siswa dengan antrean. “Komputer yang ada tidak mencukupi kebutuhan siswa saat belajar,” katanya saat ditanya Puailiggoubat, Selasa, 25 Maret. Ia mengatakan, ke-butuhan komputer saat ini sebanyak 15 unit,

jumlah itu sudah pernah mereka usulkan ke dinas namun belum ada realisasi. “Terakhir kami usulkan saat Musyawarah Perencanaan Pemba-ngunan Kecamatan (Musrenbang-cam) pada minggu lalu, mudah-mudah kali ini dipenuhi,” ujarnya. Menurutnya, siswa yang dapat mengoperasikan komputer hanya siswa yang memiliki komputer di rumah, sementara yang tidak hanya mengetahui teorinya. Selain untuk mendukung proses belajar sehari-

hari di sekolah, komputer ini bisa diman-faatkan untuk melatih siswa me-ngikuti even pelajar seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) mata pelajaran TIK mulai tingkat kabupaten hingga nasional. “Ini yang menjadi kendala kami. Karena keterbatasan fasilitas, kata dia, siswa yang ikut untuk bidang studi TIK hanya satu orang yakni Marcelinus Salamao ,” kata Vivi Warni, guru pendamping siswa yang akan ikut OSN di Tuapeijat. (bs/g)

.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Tanah Dihibahkan untuk Lokasi Sekolah Paulus mengatakan, tanah yang Senin, 24 Maret. butkan, tidak ada kendala terkait SIKABALUAN - Kepala SMAN 1 dihibahkan itu tinggal menunggu Paulus berharap dengan adanya lokasi pembangunan sekolah. Ia Siberut Utara Paulus Sikaraja kelengkapan surat dari pemerintah. tanah, pembangunan relokasi SMAN berharap dana pembangunan sudah menghibahkan tanah miliknya “Sebagian tanah itu telah diber- 1 Siberut Utara dipercepat agar dianggarkan pada tahun depan. seluas 2 hektar kepada pemerintah sihkan oleh siswa saat kegiatan situasi belajar siswa lebih nyaman. “Lokasi sekolah saat ini dekat untuk lokasi pembangunan SMA gotong royong sekolah, ini akan Senada dengan Paulus, Kepala pantai yang rawan bencana, sehingyang baru yang berlokasi antara kita lakukan per tahap sampai UPTD Pendidikan Kecamatan ga mesti melakukan relokasi Desa Sikabaluan-Monganpoula, semua lokasi bersih,” katanya, Siberut Utara Jop Sirirui menyesegera,” ujarnya. (bs/g) Kecamatan Siberut utara. ....................................................................................................................................................................................

Siswa SD Buat Gula Merah dari Tebu SAUMANGANYA - Terinspirasi dari dialog tentang pembuatan gula merah dari tebu yang dibaca dalam buku pelajaran bahasa Indonesia, 28 siswa SDN 19 Saumanganya Kecamatan Pagai Utara praktek di sekolahnya, Selasa, 11 Maret. Wali kelas 5 dan 6 SDN 19 Saumanganya, Sunggul Saogo mengatakan, berdasarkan dialog itu, ia mengusulkan kepada murid untuk membuatnya yang direspon dengan antusias. “Setelah murid setuju, kemudian saya bicarakan dengan kepala sekolah, beliau juga mendukung,” katanya. Sunggul menyebutkan, walau

murid masih awam cara membuat gula merah dari tebu namun tidak menyurutkan semangat mempraktekkan hal ini secara tradisional. “Mudah- mudahan praktek ini dapat menjadi ilmu bagi saya dan murid yang dapat diterapkan di tengah masyarakat yang kemudian dijadikan sumber penghasilan,” ujarnya. Menurut Daluan Paijal, siswa kelas 6, praktek ini merupakan salah satu ilmu yang sangat berguna meski baru pertama kali dilakukan. (spr/g)

FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

SPANDUK - Spanduk sekolah gratis di SDN 09 Puro, biaya sekolah telah didanai BOS dan BOSDA


PENDIDIKAN Bin Geas Syhan Jadi Ketua Komite SDN 01 Sikakap SIKAKAP - Bin Geas Syhan, anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai terpilih menjadi Ketua Komite SDN 01 Sikakap periode 2014-2019 setelah menyisihkan lima calon lainnya dalam rapat komite yang digelar di aula sekolah itu, Jumat, 14 Maret. Pemilihan komite sekolah tersebut dihadiri Kepala SDN 01 Sikakap Edita Simamora, Kepala Desa Sikakap Suharman, Penilik TK dan SD Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) Pendidikan Kecamatan Sikakap H. Tambunan dan orang tua murid. Usai pemilihan, Kepala SDN 01 Sikakap Edita Simamora mengatakan, sekolah membutuhkan kerjasama dari pengurus komite untuk memajukan pendidikan. ”Komite sekolah adalah wakil dari orang tua murid yang peduli terhadap perkembangan pendidikan anaknya, komite sekolah merupakan rekan kerja pihak sekolah untuk memajukan sekolah, “ katanya. H. Tambunan berharap komite sekolah terpilih memberi kontribusi baik moril maupun materil dan menjadi penengah bila terjadi masalah dalam proses belajar mengajar. “Kita berharap komite hendaknya membantu mencari dana keperluan mendadak sekolah untuk perkembangan sekolah, memang setiap sekolah dibantu pemerintah namun proses pencairannya lama dan memakan waktu lama, pendidikan tidak bisa berjalan sendiri kalau tidak ada dukungan dari orang tua dan komite,” ujarnya. Sementara Ketua Komite SDN 01 Sikakap, Bin Geas Syhan mengajak semua anggota komite untuk bekerjasama untuk memajukan sekolah. “Tugas utama komite adalah membantu pihak sekolah dalam mencarikan dana tambahan untuk pembangunan, komite sekolah tidak ada haknya untuk mengelola anggaran sekolah, tapi tugas komite adalah dalam bidang pengawasan, dengan kebersamaan pihak sekolah, komite sekolah dan orang tua merupakan kunci dari kemajuan sekolah,” ujarnya. Sementara dari hasil perhitungan suara, Bin Geas Syhan mendapat 39 suara, Budi Wiharjo mendapat 35 suara yang diangkat jadi wakil ketua , Junaidi dan Lingo Geni masingmasing mendapat 15 suara yang kemudian dijadikan sekretaris dan bendahara, Suharman dan Syahrul hanya mendapat 7 dan 3 suara menjadi anggota komite. (spr/g)

Puailiggoubat

NO. 285, 1 - 14 April 2014

20

BOS Bantu Sekolah Penuhi Fasilitas Belajar FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

BUKU PERPUSTAKAAN Buku di Perpustakaan SMAN 1 Siberut Selatan yang menjadi pegangan murid yang dibeli tahun ini dengan dana BOS

Sekolah berharap dana ditingkatkan Patrisius Sanene

P

emberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersumber dari APBN kepa-

da sekolah di Kabupaten Kepulauan Mentawai meringankan beban mereka dalam melengkapi fasilitas pendidikan

yang masih kurang. Kepala SMAN 2 Sipora, Bisronel mengatakan, dana BOS pada semester 1 periode Januari-Juni 2014 telah mereka terima untuk 477 siswa sebesar Rp238,5 juta. Ia menyebutkan, satu tahun per siswa mendapat Rp1 juta yang pencairannya dilakukan sebanyak dua kali per tahun. “Jika ditotal semuanya, dalam satu tahun kami mendapat dana Rp477

juta,” katanya kepada Puailiggoubat, Sabtu, 22 Maret. Dana tersebut menurut Bisronel digunakan untuk pembelian buku pelajaran, rehab ringan bangunan, pembayaran rekening listrik dan beberapa item lainnya sesuai petunjuk teknis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ia mengatakan, pemberian dana tersebut sangat membantu kelancaran proses belajar di sekolah karena setiap

kekurangan yang ada cepat terpenuhi dengan dana tersebut. Sementara di SMPN 2 Sipora pada tahun ini mendapat dana BOS sebesar Rp189 juta yang diperuntukkan kepada 378 siswa, dengan perincian masingmasing siswa mendapat Rp710 ribu per tahun. Kepala SMPN 2 Sipora Henok menyebutkan, pada pencairan dana periode April-Juni, mereka mendapat dana sebesar Rp78 juta. “Pencairan dana dilakukan per triwulan yang langsung masuk ke rekening sekolah dan dana itu dikelola sekolah, tidak diberikan dalam bentuk uang ke siswa,” jelasnya. Dana tersebut, kata Henok, mereka gunakan membeli kertas, spidol dan sebagian rehab ringan bangunan. “Dana ini cukup membantu kami, dan kami berharap tahun depan dana ditambah,” katanya. Sementara di SDN 17 Tuapeijat pencairan dana pada triwulan 1 sebesar Rp24,7 juta, “Dana itu telah masuk rekening sekolah namun belum sempat kita cairkan,” kata kepala SDN 17 Tuapeijat Jamadi di hari yang sama. Jika nanti dana telah dicairkan, kata Jamadi, masing-masing siswa yang berjumlah 174 murid mendapat Rp145 ribu. (g)

SMPN 2 dan SMAN 2 Sipora Targetkan Kelulusan 100 Persen TUAPEIJAT - SMPN 2 dan SMAN 2 Sipora menargetkan kelulusan 100 persen pada UN nanti, untuk mencapai target tersebut masing-masing sekolah membekali siswanya dengan memberi tambahan jam pelajaran. Kepala SMPN 2 Sipora Henok mengatakan, pelajaran tambahan mereka berikan pada pagi hari karena sore hari kurang efektif dan membebani siswa. Menurutnya pada sore hari kehadiran siswa kurang ditambah beban ongkos kalau siswa mesti bolak-balik ke sekolah. “Pelajaran yang kita berikan difokuskan pada bidang studi yang

diujikan pada UN Mei mendatang yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika dan IPA,” katanya kepada Puailiggoubat, Sabtu, 22 Maret. Melihat persiapan sejauh ini, Henok berharap semua siswanya yang berjumlah 127 orang lulus 100 persen. Tak beda dengan SMPN 2 Sipora, SMAN 2 Sipora juga mempersiapkan sebanyak 121 siswanya yang terdiri dari jurusan IPA sebanyak 50 orang dan 71 orang jurusan IPS menghadapi UN pada 14-16 April 2014.

“Kita masih melanjutkan belajar sore sampai sekarang , mudahmudahan cara ini berhasil selain itu faktor kemauan belajar siswanya juga berpengaruh,” kata Kepala SMAN 2 Sipora, Bisronel kepada Puailiggoubat. Selain usaha dari sekolah, Bisronel berharap kepada orang tua siswa memotivasi dan mengawasi anaknya saat belajar. “Kita berharap semua siswa lulus,” ujarnya. Bidang studi yang akan diujikan pada UN SMA nanti yakni matematika, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk semua jurusan.

Selain itu pada jurusan IPA juga diujikan pelajaran kimia, fisika dan biologi, sementara pada jurusan IPS berupa geografi, sosiologi dan ekonomi. Selain SMP dan SMA, SDN 17 Sipora juga tak ketinggalan mempersiapkan 22 anak didiknya menghadapi ujian sekolah (US) yang direncakan digelar pada 19-21 Mei mendatang. “Target kita lulus 100 persen, les sore jadi pilihan untuk mematangkan siswa menghadapi US,” kata Kepala SDN 17 Sipora, Jamadi di Kilometer 8 Tuapeijat, Sabtu 22 Maret. (trs/g)

16 Siswa SMAN 1 Siberut Utara ikuti OSN Tingkat Kabupaten PADANG - Meski fasilitas belajar minim namun tidak menyurutkan semangat 16 siswa SMAN 1 Siberut Utara mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Kabupaten Kepulauan Mentawai yang diselenggarakan pada 1-2 April di Tuapeijat. Enam belas siswa tersebut akan mengikuti sembilan bidang studi yang diperlombakan yakni matematika, fisika, kimia, biologi, ekonomi, geo-

grafi dan kebumian masing-masing diikuti dua siswa. Sementara bidang studi astronomi dan komputer diikuti masing-masing satu siswa. “Jumlah itu didapat dari seleksi tingkat sekolah yang kita laksanakan kepada seluruh siswa,” kata Kepala SMAN 1 Siberut Utara Paulus Sikaraja kepada Puailiggoubat, Senin, 24 Maret Vivi Warni, guru pendamping

siswa SMAN 1 Siberut Utara dalam OSN mengatakan, persiapan siswa seadanya karena fasilitas pendukung minim. Misalnya untuk bidang studi kebumian dan astronomi siswa hanya mengandalkan sumber dari internet karena sekolah tidak memiliki buku khusus tentang pelajaran tersebut begitu juga perpustakaan. “Karena keterbatasan referensi maka siswa yang ikut untuk pela-

jaran tersebut hanya satu orang, sehingga dibutuhkan keuleten, kepiawaian dan kreatifitas seorang guru dalam memberikan pembekalan agar hasilnya maksmal,” katanya. Selain astronomi dan kebumian, lanjut Vivi, pelatihan praktek untuk lomba fisika, kimia dan biologi juga sederhana karena sekolah tidak memiliki laboratorium. (bs/g)


21

Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 Maret 2014

Sebagai bentuk penolakan, kabupaten ini membuka dan merehabilitasi areal persawahan sejak 2013 untuk menciptakan ketahanan pangan lokal dan sumber ekonomi masyarakat

Kabupaten Mentawai Tolak Raskin FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Tim Redaksi

M

enteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat (Menko Kesra) Agung Laksono me-

minta Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai tetap menyalurkan beras untuk masyarakat miskin atau raskin di daerah itu. Menurutnya, raskin merupakan hak dari masyarakat selama masih kategori miskin, “Saya minta agar Pemda tetap menyalurkan raskin tersebut. Itu haknya masyarakat dan tidak ada alasan untuk tidak menyalurkannya. Jika Pemkab tetap tak mau menyalurkan, itu namanya keterlaluan. Bisa saja pagu yang telah dialokasikan akan dialihkan,” katanya saat menghadiri gladi personel dan peralatan Mentawai Megathrust Direx Exercise (MMDiRex) 2014 di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Tabing Padang, Kamis, 20 Maret. Namun, pernyataan Agung itu dibantah Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet. Ia mengatakan, hal itu bukan penolakan namun mengalihkan anggaran distribusi raskin sebesar Rp2,5 miliar untuk membiayai program cetak sawah. “Sampai tahun ini sudah ada 600 hektar sawah dibuka, dua minggu lalu saya panen perdana di Sirilanggai seluas 30 hektar dengan hasil 45 ton beras,” katanya. Menurut Bupati, selama ini dana distribusi raskin menelan APBD Mentawai sebesar Rp2,5 miliar, dari pada

PANEN - Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet panen padi perdana di Sirilanggai Februari lalu ...................................................................................................................................................................................................................................................................................................

digunakan untuk itu lebih baik untuk memberdayakan masyarakat. “Kita punya lahan, dari pada untuk biaya distribusi lebih baik kita berikan ke rakyat,” tegas Yudas. Menjawab surat Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Yudas menyebutkan belum membahas surat tersebut sebelum panen perdana memberikan kontribusi banyak kepada masyarakat Mentawai. “Saya menunggu panen perdana ini, kalau sudah cukup, nanti saya katakan pada Pak Gubernur, ini dia hasilnya, kami akan memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan produksi sendiri,” ujarnya. Meski Kepulauan Mentawai menolak tahun lalu, namun daerah ini tetap mendapatkan pagu raskin 2014. Ini berdasarkan Peraturan Gubernur Sumbar No 500-1024-2013 tentang Penetapan

Ibu-ibu Tiop Jualan Lokan untuk Hidup TIOP - Lokan yang banyak di teluk Katurei di Dusun Tiop Desa Katurei Kecamatan Siberut Barat Daya dijadikan komoditi jualan oleh ibu-ibu di daerah itu untuk membantu kehidupan keluarganya. Lokan tersebut dijual di daerah Muara Siberut dan Maileppet seharga Rp10 ribu per kantong kresek. Lidia Saleilei (35), salah seorang penjual lokan mengatakan, hasil penjualan lokan selama satu minggu mencapai Rp100-150 ribu. Lokan tersebut dijual dengan cara menjajahkan dari rumah ke rumah,” Hasilnya dapat memenuhi kebutuhan dapur dan sisanya untuk belanja anak di sekolah,” katanya, Jumat, 14 Maret. “Beban suami sedikit berkurang dari hasil yang kami dapat,” ujar Katarina Sakobou (25), penjual yang lain. Katarina menyebutkan, penjualan lokan mereka lakukan satu kali dalam seminggu karena lokan-lokan tersebut mesti dikumpulkan dulu. Namun saat ini, kata Tersia Samaloisa (32), penjual lain menyebutkan, jumlah lokan jauh berkurang karena yang mencari bukan hanya dari Tiop namun daerah lain.(ss/g)

Pagu Raskin Bagi Keluarga Miskin per Kabupaten/Kota di Sumbar 2014 itu. Dalam Pergub itu, pagu raskin Kepulauan Mentawai sebanyak 1,8 juta kg dengan rumah tangga sasaran (RTS) sebanyak 90.183 RTS. Sebelumnya Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Rijel Samaloisa mengatakan, program cetak sawah merupakan cara memperkuat ketahanan pangan lokal di Mentawai, juga alternatif meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah itu. “Cetak sawah merupakan jawaban penolakan beras miskin (raskin) untuk Mentawai yang tidak berkualitas,” katanya saat menyambangi kantor Redaksi Puailiggoubat, Sabtu, 15 Maret. Ia mengatakan, meski di beberapa lokasi terjadi gagal panen seperti diberitakan terjadi di Dusun Puro, Desa Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, namun program tersebut tetap dilanjutkan dan menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan hasil. Menurut Rijel, salah satu kendala dalam peningkatan hasil yakni kurangnya tenaga penyuluh pertanian yang mereka miliki. Kekurangan itu menyebabkan tidak semua tempat kegiatan bersawah dapat didampingi. “Di dinas kita kekurangan orang, kita sudah mengukur diri untuk 2014 berdasarkan pengalaman 2013,” katanya. Selain kurangnya pendampingan dan pelatihan, kata Rijel, faktor lahan menjadi salah satu penyebab kegagalan panen seperti yang dialami petani di Dusun Puro Desa Muara Siberut Kecamatan Siberut Selatan. “Areal sawah di Puro itu masih baru sehingga masih banyak tunggul kayu besar sehingga butuh peralatan

pertanian yang lebih bagus, hal itu sudah kita pikirkan dan tahun ini kita akan melakukan penambahan infrastruktur dan peralatan pertanian di lokasi sawah,” ujarnya. Kepada Dinas Pertanian, lanjutnya, diminta ekstra serius bekerja dan lebih banyak di lapangan untuk member ilmu kepada petani. Untuk memacu semangat masyarakat untuk bersawah, Rijel menyebutkan, pemerintah memberi dana stimulus semacam upah kerja kepada petani. “Pada saat masyarakat sudah mandiri, dana stimulus itu tidak diberikan namun pemerintah lebih fokus pada pembinaan kelompok tani agar kegiatan bersawah memberi dampak ekonomi yang lebih baik,” jelasnya. Rijel mencontohkan, di Saureinuk tahun lalu upah pembukaan sawah diberikan namun pada tahun ini tidak

diberi lagi namun bantuan lain seperti bibit, mesin penggiling padi, jalan dan obat-obatan tetap diberikan. Selain infrastruktur jalan, pemerintah juga mengkaji pembuatan irigasi sawah, karena menurutnya, itu berkaitan dengan ketersediaan air dan kondisi lahan. “Dari pengalaman sebelumnya ketika irigasi dibuat justru sawah jadi kering, sehingga perlu kajian yang dalam agar menghasilkan panen yang maksimal,” katanya. Rijel menyebutkan, jika kelompok tani sawah sudah mandiri, mereka diharapkan membentuk koperasi agar mendapatkan nilai ekonomi lebih, “Apakah membuka usaha simpan pinjam atau penampungan beras, pemerintah akan memfasilitasi mereka melalui SKPD yang ada,” ujarnya. Namun Rijel belum bisa membeberkan jenis padi yang cocok untuk menunjukkan ciri khas Mentawai, “Yang paling tahu itu Pak Bupati namun ide itu bagus nanti kita lihat perkembangannya,” katanya. Selain pemerintah, masyarakat di kabupaten ini turut mendukung program cetak sawah baru. Pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Kecamatan (Musrenbangcam) Siberut Selatan, 12 Maret lalu, masyarakat mengusulkan pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur sawah untuk program tahun 2015. Desa Muara Siberut mengusulkan pengadaan bibit padi sebanyak 1 ton, pengadaan pupuk subsidi 10 ton dan dua unit penggiling padi. Desa Matotonan mengusulkan pembukaan sawah seluas 40 hektar dan Maileppet seluas 20 hektar pada tahun depan Desa Madobak juga mengusulkan pembukaan sawah seluas 50 hektar di Dusun Madobak dan 15 hektar di Dusun Rogdok. (ss/r/g) FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

PISANG - Pisang warga di Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan ditumpuk yang nanti akan diangkut mobil ke kapal. Pisang menjadi sumber ekonomi warga yang dibeli dengan kisaran Rp10 ribu per tandan


EKOKER Pada Desember 2013, kuota premium untuk Mentawai sempat ditambah Pertamina 146 ton. Namun Januari, kuota kembali 274 ton. Antrean masih mewarnai agen premium.

Puailiggoubat

22

Kuota Terbatas

Masyarakat Mentawai Masih Dijatah Premium FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

Supri Lindra

ada Desember 2013 Pertamina sempat menambah kuota BBM jenis premium untuk Mentawai dari 274 ton menjadi 420 ton namun pada Januari 2014, kuota kembali ke jumlah sebelumnya. Akibat pengurangan tersebut, kelangkaan premium di Kabupaten Kepulauan Mentawai kembali terjadi. Masyarakat yang ingin membeli ke pangkalan harus berdesakan karena banyaknya pembeli. Penanggungjawab agen BBM Mentawai, Edwar Hutagalung mengatakan, tiap bulan CV. Kasih Sejahtera yang menjadi Agen Premium Minyak Tanah dan Solar (APMS) mendapat jatah premium 274 ton dan solar 134 ton sementara minyak tanah disalurkan oleh PT. Mentawai Sejahtera sebanyak 130 ton per bulan. “Hitungan pembagian minyak tanah dari Pertamina ke agen hitungan per hari kerja, setiap hari jatah minyak tanah untuk Mentawai 5 ton, jatah tersebut tidak berlaku pada hari Minggu dan hari libur,” katanya saat ditanyai Puailiggoubat di pangkalan minyaknya

NO. 285, 1 - 14 April 2014

P

PANGKALAN BBM - Kapal nelayan bersandar di salah satu pangkalan BBM di Sikakap. ...................................................................................................................................................................................................................................................................................................

di Kecamatan Sikakap, Selasa, 11 Maret Jumlah BBM sebanyak itu, kata Edwar, disalurkan ke lima daerah di Kabupaten Kepulauan Mentawai yakni Pagai Utara Selatan, Sioban,Tuapeijat, Sikabaluan dan Siberut (selatan) yang masing-masing mendapat jatah tiga trip

kapal per bulan. Pasca gempa bumi dan tsunami Mentawai tahun 2010, pihaknya mengajukan usulan penambahan kuota ke Pertamina ditambah masing-masing menjadi 500 ton per bulan. “Namun permohonan tersebut tidak

terjawab sampai sekarang, Penambahan ini diusulkan karena telah banyak masyarakat yang mengunakan mobil, sepeda motor, boat dan sinso (chain shaw), sebenarnya Desember lalu pihak Pertamina telah menambah kuota premium untuk Mentawai dari 274 ton

menjadi 420 ton tapi kuota tersebut hanya berlaku selama satu bulan saja,” jelasnya. Akibat keterbatasan itu, lanjutnya, setiap kapal pengangkut BBM masuk ke pangkalan di Sikakap langsung diserbu masyarakat dari Sikakap, Pagai Utara dan Selatan yang khawatir tidak mendapat. “Untuk membagi minyak tanah, pihak agen di Sikakap memberlakukan sistim jatah, tiap kepala keluarga mendapat 5 liter per 10 hari dengan harga Rp5 ribu per liter, sementara bensin Rp7 ribu per liter, kalau soal harga tidak ada masalah,” ujarnya. Yanto, salah seorang warga Desa Taikako, Kecamatan Sikakap menyebutkan, tiap kapal BBM masuk ia mesti mengantre selama 1 jam untuk membeli 70 liter bensin . Meski sudah mengantre lebih dari sejam, kadang ia hanya mendapat kurang dari 10 liter. Sementara Tono, warga lain berharap Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai segera mengambil tindakan agar tidak terjadi kelangkaan BBM yang kerap terjadi di Mentawai. “Harapan kami agar pemerintah Mentawai kembali mengusulkan agar jatah BBM untuk kembali ditambah,” ujarnya.(g)

Pemda Mentawai Undang Investor Buka Pabrik Sagu di Mentawai PADANG - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai merencanakan membuka pabrik sagu, jika persyaratan dipenuhi investor maka tahun ini direalisasikan. Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Rijel Samaloisa mengatakan, pihaknya telah berkonsultasi dengan salah satu investor pemilik perusahaan

sagu yakni PT.Riau Sago Lestari yang beralamat di Jakarta bulan ini. “Mereka kita undang presentasi pada awal April di Mentawai untuk melihat sejauh mana sistem pengolahan sagu dan model operasi mereka nanti, kita tidak mau mereka langsung ke masyarakat karena ada beberapa syarat yang mesti mereka penuhi, hal

Gedung Pasar Sikabaluan Menunggu Serah Terima SIKABALUAN - Gedung pasar Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara yang dibangun dari DAK 2013 senilai Rp1,6 miliar belum digunakan karena belum ada serah terima antara kontraktor dengan pemerintah setempat. Akibatnya ibu-ibu dari Desa Monganpoula dan Sikabaluan yang menjual hasil taninya menggelar lapaknya di simpang kantor kecamatan. Camat Siberut Utara Sandra Oktavia mengatakan, gedung pasar masih dalam tahap pemeliharaan oleh kontraktor CV. Kurnia sehingga belum serah terima. “Belum bisa kita operasionalkan karena masih tanggungjawab pihak kontraktor,” katanya, Senin, 24 Maret Meski belum serah terima, lanjut Sandra, masyarakat telah menggelar dagangannya di tempat itu, beberapa kios juga telah dipakai. (bs/g)

ini juga menjadi acuan kita mengeluarkan izin dan AMDALnya,” katanya saat menyambangi kantor Redaksi Puailiggoubat, Sabtu, 15 Maret. Menurut Rijel, syarat yang akan mereka sodorkan yakni perusahaan mesti menyediakan bibit sagu supaya sagu tidak habis ditebang tapi mesti ada kesinambungan, harga sagu yang diberikan kepada masyarakat dan tanggungjawabnya terhadap keselamatan lingkungan yang berkaitan dengan pembuangan limbah. “Kita juga akan mengajukan tenaga kerja yang bekerja di pabrik sebagian besar mesti orang Mentawai, tidak hanya pekerja kasar namun masuk dalam manajemen, jika kapasitas mereka masih kurang kita magangkan ke perusahaan menunggu kegiatan operasi dimulai,” ujarnya. Tujuan investasi itu, kata Rijel, masyarakat mendapat nilai tambah secara ekonomi dari sagu tidak sekedar makanan pokok. Direncanakan lokasi pabrik berada di Siberut namun berapa luas lahan yang dibutuhkan, ia mengaku belum tahu.

“Hal ini baru kita putuskan saat rapat awal April tahun ini, jika persyaratan yang kita ajukan diterima maka perusahaan jalan,” katanya. Di sisi lain, kurangnya modal yang dimiliki masyarakat memaksa mereka menutup usaha pengolahan sagunya karena tidak mampu menutupi biaya operasional. Hal itu dialami Aloysius Sagulu , warga Dusun Tiop Desa Katurei Kecamatan Siberut Barat Daya yang menutup usaha pengolahan sagu miliknya pada tahun lalu. Pria 40 tahun ini mengatakan, usaha pengolahan sagu miliknya dimulai pada 2004, tiap hari mampu mengolah sebanyak 20 potong sagu yang berukuran 0,5 meter. Tiap potong sagu dibeli kepada warga Rp10 ribu. Anggaran yang dikeluarkan untuk pembelian bahan mentah dalam satu hari Rp200 ribu, sementara untuk BBM sebesar Rp50 ribu. Pada awalnya usaha pengolahan tersebut berjalan lancar, namun setelah berjalan beberapa tahun ia mulai kesulitan mendapatkan bahan mentah

karena banyak lahan sagu yang ditebang yang dijadikan kebun coklat. “Penghasilan saat itu lumayan per hari mendapat Rp100-200 ribu dari penjualan di masyarakat namun seiring perjalanan waktu dan meningkatnya biaya membuat usaha seret dan bangkrut,” kenang Aloysius. Usahanya berhenti total pada 2013 karena ia ditipu, saat itu ia melakukan pengiriman sagu ke pulau Jawa melalui kapal dagang sebanyak 4 ton, namun orang yang mengangkut sagu tersebut tak pernah kembali. “Jadi modal saya tidak kembali, saya rugi Rp15 juta untuk membangun usaha lagi saya butuh modal Rp20 juta untuk membeli bahan baku dan memperbaiki mesin penggiling sagu karena sudah lama tidak dipakai,” katanya kepada Puailiggoubat, Jumat, 14 Maret. Aloysius berharap ada bantuan modal dari pemerintah untuk membuka usaha sagu miliknya,”saat ini saya belum ajukan proposal namun nanti akan saya buat, mudah-mudahan ada respon yang positif,” ujarnya.(ss/g)


23

Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Suara Daun

M

enurut tradisi dan silsilah orang Mentawai, kawasan yang pertamatama dihuni terletak di Simatalu, di bagian barat pulau Siberut. Segenap clan penduduk asli Mentawai (berjumlah sekitar 25) menyebutkan bahwa mereka berasal dari tempat pemukiman awal itu. Setiap clan memiliki mitos sendiri-sendiri tentang asal-usul mereka, namun semuanya mengandung tema-tema dasar tertentu yang serupa. Dalam setiap mitos, proses perpindahan selalui didahului dengan sengketa, yang dalam berbagai clan dikatakan adalah mengenai buah sipeu, yang menyerupai buah kesemek. Ada dua orang laki-laki bersaudara, masing-masing memiliki sebatang pohon sipeu. Pohon saudara yang lebih tua lebih kecil buahnya daripada pohon adiknya. Si abang memetik buah dari pohon adiknya, dipertukarkan dengan hasil pohonnya sendiri yang kecil-kecil. Tapi pemilik pohon yang berbuah lebih besar, begitu melihat bekasbekas buahnya jatuh di tanah yang lunak, langsung tahu bahwa ia ditipu. Ia marah sekali lalu pindah bermukim ke lembah lain. Ada pula mitos yang mengisahkan tentang anak-anak dari sebuah uma, yang bermain-main di tepi sungai. Mereka berlempar-lemparan;mula-mula dengan gumpalan lumpur, lalu kemudian dengan lembing batang gelagah. Salah seorang dari mereka dengan diam-diam memasukkan duri ke ujung lembingnya dan dengan senjata itu melukai kaki seorang anak lain. Duri tetap tertancap di kaki si anak , yang menyebabkan kematiannya. Ayah anak itu mengancam, hendak membalas dendam dengan lembing sebenarnya. Mendengar ancaman itu, keluarga anak yang bersalah lari, dan mendirikan pemukiman baru di daerah lain. Demikianlah, lambat laun lembah-lembah pulau itu dapat dihuni semuanya. Pendatang baru mencari lahan yang belum ada pemiliknya; ditempat itu mereka membubuhkan tanda-tanda pada pepohonan, dan wilayah temuan (sinese) itu dinyatakan menjadi milik mereka. Dengan bergotong royong mereka membangun sebuah uma, dan memilih nama untuk kelompok mereka dengan berdasarkan pada salah satu kejadian tertentu, atau hal yang mencolok dalam alam lingkungan. Tapi di situ berulang lagi proses perpecahan dan perpindahan. Terjadi persengketaan atau kelompok itu menjadi terlalu besar, sehingga tidak bisa lagi dipertahankan kehidupan yang layak; hal yang belakangan ini oleh orang Mentawai dilihat dari kenyataan bahwa bagian setiap

Gerson Merari Saleleubaja

Ingat, Hasil UN SMA Masih Jeblok

P

Awal Penyebaran Suku-suku di Mentawai orang dari hasil wajar suatu perburuan-yang selalu harus dimakan bersama-sama oleh semuanyasudah terlalu sedikit. Keadaan ini umumnya terjadi apabila terdapat sekitar sepuluh keluarga dalam satu kelompok. Demikianlah maka sebagian dari kelompok seperti itu pergi mengembara, lalu pergi mendirikan uma baru di tempat lain. Lebih disukai mengambil tempat di daerah yang agak berjauhan letaknya, walau di dekat tempat asal sebenarnya masih ada tempat kosong; kadangkadang terjadi juga perpindahan kembali ke suatu lembah yang dulu pernah dihuni nenek moyang kelompok bersangkutan. Karena dengan begitu seluruh lahan yang ada lambat laun sudah ‘ditemukan’, maka dari kelompok yang sudah lebih dulu menghuni suatu bidang lahan diminta hak guna tanah. Kemudian terjadi pula perolehan lahan dengan jalan pertukaran, atau sebagai warisan. Sebagai akibat perkawinan bercorak eksogami terjalin hubungan kekerabatan dengan tetangga selembah. Pertalian ini diperteguh dengan berbagai bentuk hubungan persahabatan bercorak seremonial. Lama kelamaan tumbuhlah rasa kebersamaan berdasarkan wilayah, yang memotong hubungan seketurunan dengan kerabat-kerabat yang tinggal di tempat yang jauh. Akhirnya di setiap lembah terbentuk dialek

tersendiri. Walau demikian, masingmasing lembah tidak merupakan kesatuan secara politis. Berulangkali pecah persengketaan diantara sesama penghuni suatu lembah. Proses yang demikian juga ikut berperan dalam persebaran clan-clan ke seluruh pulau. Lambat laun terbentuklah jaringan wilayah-wilayah clan yang sekarang ada di Siberut. Masing-masing uma terletak di sepanjang sungai dengan jarak pemisah yang berbeda-beda diantaranya; masing-masing berasal dari keturunan yang lain dengan para tetangga, tetapi bertalian kerabat berdasarkan nenek moyang yang sama dengan uma-uma tertentu yang menghuni lembahlembah lain, dan dengan masingmasing satu uma asal di Simatalu. Sekarang inipun masih banyak anggota clan yang masih mengetahui nama serta letak uma asal mereka. Tradisi-tradisi dari sana umumnya mencakup dua generasi, dan berjalinan dengan kejadian-kejadian yang merupakan mitos; cerita tentang perpindahan pun umumnya mencakup beberapa generasi saja. Sering dari nama diri masingmasing, para anggota clan dapat mengetahui bahwa antara mereka masih ada pertalian kekerabatan. Tiap-tiap kelompok seketurunan mempunyai sejumlah nama seperti itu, yang saban kali dipakai oleh para anggotanya disamping namanama baru yang kadang-kadang

diciptakan. Para anggota clan lain tidak boleh memakai nama-nama tersebut, yang sering menunjukkan siapa nenek moyang mereka menurut mitos asal-usul yang merupakan tradisi bersama. Hubungan bersahabat dengan uma-uma yang masih sekerabat di lembah-lembah sebelah, dan dari mana pemisahan terjadi belum lama berselang, diwujudkan dalam bentuk sering kunjung-mengunjungi, keikutsertaan dalam perayaanperayaan, atau seringkali memberi bantuan bila terjadi kesulitan. Dari kerabat yang bertempat tinggal lebih jauh, umumnya paling banyak diketahui nama uma mereka saja. Tapi kalau kebetulan datang ke kawasan tempat tinggal kerabat jauh itu dan pada perjumpaan yang kemudian terjadi ternyata masih ada pertalian keluarga, maka pihak yang datang boleh merasa terlindung karenanya, dan ia boleh mengharapkan keramahtamahan pihak tuan rumah yang akan menjamunya sebagai kerabat. Jika ada keinginan berpindah ke lembah lain, maka pada kelompok kerabat seperti itulah orang paling cenderung akan menggabungkan diri dan diangkat menjadi keluarga.

(Ditulis ulang dari buku Mainan Bagi Roh; Kebudayaan Mentawai; Reimar Schefold; Balai Pustaka; Jakarta 1991)

ada 14-16 April mendatang akan digelar Ujian Nasional tingkat SMA di seluruh Indonesia, ujian itu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 mengenai Standar Nasional Pendidikan sebagai cara menilai pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Tak terkecuali dengan SMA yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai juga akan melaksanakan UN secara serentak. Berkaca pada prestasi kelulusan UN 2013 di mana Mentawai saat itu menempati peringkat 18 dari 19 kabupaten/ kota di Sumatera Barat tentu ini menjadi beban sekaligus tamparan bagi pendidikan di Mentawai. Terlalu lama menempati posisi paling buncit, tentu rasanya tidak enak, masih minimnya prestasi UN bukan tanpa sebab. Ada banyak faktor penyebab itu terjadi, kalau diurai di antaranya fasilitas fisik belajar dan pendukungnya yang belum memadai, guru pada beberapa bidang studi belum lengkap, siswa dan kondisi geografis. Terkait pembangunan fasilitas belajar, Mentawai tidak bisa beralasan dana tidak ada karena tiap tahun DAK khusus pendidikan dialokasikan. Contohnya pada 2013 DAK untuk pendidikan di Mentawai sebesar Rp19 miliar tidak terserap dan kembali ke kas negar-a. Jika ditarik benang merah persolan itu, Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Rijel Samaloisa pada Desember 2013 dengan tegas menyebutkan Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai belum memiliki database yang menjadi sumber data untuk mengidentifikasi prioritas pembangunan sekolah sehingga perencanaan pembangunan sekolah baik baru maupun rehab tidak terancang dengan benar. Terkait database yang digunakan untuk perencanaan yang belum dimiliki, juga menjadi jawaban kenapa Mentawai masih kekurangan guru karena di beberapa tempat terjadi penumpukan guru karena penyebarannya tidak proporsional. Terkait geografis, lemahnya perencanaan membuat pembangunan sekolah tidak disesuai dengan kondisi daerah tersebut sekaligus daya dukung. Jadi tidak heran jika beberapa pembangunan sekolah sering putus kontrak dan tak selesai. Terlepas dari semua ini, memajukan pendidikan di Mentawai tidak hanya terletak pada persoalan dana namun mesti ada komitmen dan keberpihakan untuk memajukan pendidikan di daerah kita. z


Lingkungan

Puailiggoubat NO. 285, 1 - 14 April 2014

24

Sembilan Provinsi Rawan Kebakaran Hutan

Potensi Kabut Asap Hingga November Musim kemarau diperkirakan terjadi Mei sampai November. Puncaknya pada September hingga Oktober 2014.

Syafril Adriansyah

abut asap berpotensi terjadi selama musim kemarau di 9 provinsi yang menjadi langganan kebakaran lahan dan hutan di Indonesia. Sembilan provinsi tersebut adalah Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimanan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimatan Utara. Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, kebakaran hutan dan lahan berpotensi terjadi pada Mei sampai November selama musim kemarau. “Menurut prakiraan BMKG, puncak musim kering terjadi pada September hingga Oktober 2014,” katanya di Padang 18 Maret lalu. Saat ini, BNPB bersama Kementerian Kehutanan masih fokus dalam menanggulangi kebakaran hutan di Provinsi Riau yang terjadi sejak akhir tahun 2013. Sebab asap dari dampak kebakaran tersebut menjalar hingga ke sejumlah wilayah di Sumatera yakni Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Jambi. Pada Juni 2013, asap bahkan sampai ke Malaysia dan Singapura yang membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta maaf. Menurut Syamsul, penanganan pemadaman kebakaran hutan di Riau dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama akan berlangsung hingga pertengahan April. Hingga saat ini, sekitar 2000 personel TNI telah dikerahkan untuk membantu proses pemadaman. “Kemungkinan, BNPB akan kembali menambah personel pada tahap kedua yang berlangsung pada pertengahan April hingga September,”

K

katanya, Hingga pertengahan Maret, pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah titik di Provinsi Riau sudah mencapai 90 persen. Pada 17 Maret satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) sempat tidak mendeteksi adanya titik api pasca turunnya hujan di daerah tersebut. “Pagi tadi, tidak ada laporan titik api yang tinggal. Akan tetapi, hotspot tidak hanya berbentuk api. Bisa juga di dalam tanah,” katanya. Ia mengatakan, wilayah yang masih “kebal” terhadap proses pemadaman terletak di sekitar Kabupaten Siak. Sebab kedalaman lahan gambut di daerah itu mencapai 5 meter. Diperkirakan, masih ada api di bawahnya. Sampai saat ini, proses pemadaman masih terus berlangsung dengan cara membuat hujan buatan. Hingga Maret, BNPB telah menyemai 40 ton garam (NaCl) serta 1312 kali bom air yang dijatuhkan dari pesawat. Ke depan, langkah yang dilakukan BNPB adalah membentuk satuan pemburu yang berpatroli siang mlalam guna mencegah adanya pihak yang membakar hutan. “Prinsipnya, asap akan hilang kalau tidak ada yang membakar (hutan),” ujarnya. Kasus Pembakaran Lahan BNPB merilis, penegak hukum tengah menangani 40 kasus pembakaran lahan di Riau yang melibatkan 60 tersangka. Tujuh di antaranya dalam proses penyelidikan, 33 dalam penyidikan, dan lima orang buron. Polisi juga menyidik perusahaan PT National Sago Prima atau PT NSP. “Untuk penanggulangan ini kuncinya adalah penegakan hukum. Selama ini belum dilakukan, ini (pembakaran hutan) akan terjadi terus terjadi,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Padang, Senin, 17 Maret lalu. Ia menjelaskan, modus pembakaran hutan dan lahan di Riau ini adalah efisiensi. Jika pembukaan lahan dilakukan dengan membakar biaya yang diperlukan hanya Rp 200-300 ribu per hektar. Sementara jika dilakukan menggunakan peralatan menghabiskan biaya dari Rp4-5juta per hektar.

Di samping itu terdapat modus illegal logging yakni ada sindikat yang mendatangkan masyarakat dari Sumatera Utara untuk menebang dan membakar kawasan biosfir. Mereka dijanjikan lahan seluas dua hektar. “Jika lahan sudah bagus, perusahaan akan membelinya. Tapi ini sudah ditangani

Syamsul Maarif

Polda Riau,” katanya. Akibat kebakaran itu, kawasan wilayah Sumatera Barat umumnya menerima dampak kabut asap dari provinsi tersebut. Dari 19 kota/ kabupaten di Sumbar, kadar udara di 10 daerah dikategorikan tidak sehat. Pemerintah Sumatera Barat juga FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

mengeluarkan status siaga darurat kabut asap hingga 31 Maret 2014. Di Pasaman Barat, tercatat tiga ribuan warga terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Kerugian 10 Triliun BNPB memperkirakan kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan sejumlah titik di Provinsi Riau mencapai Rp 10 triliun sejak januari hingga Maret. “Ini masih ekonomi di provinsi Riau saja, belum termasuk dari provinsi lain seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Jambi yang menerima dampaknya,” kata Sutopo. Menurutnya, kebakaran tersebut juga terjadi di cagar biosfir yang hidup sejumlah hidup hewan dilindungi seperti harimau sumatera, gajah sumatera, tapir, dan beruang. Di samping itu, asap yang ditimbulkan dari kebakaran lahan mengakibatkan emisi karbondioksida (Co2) yang demikian pekat sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya tempratur bumi. “Sebanyak 58 ribu penduduk juga menjadi sakit akibat asp ini. Kalau itu dijumlahkan, kerugian tentu banyak sekali dan lebih besar daripada PAD sektor lokal,” katanya. Sutopo menyebutkan, areal yang terbakar di Riau adalalah kawasan konservasi seluas 2.398 hektar yang terdiri atas 922,5 hektare Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, 373 hektar Suaka Margasatwa Kerumutan, 80,5 hektar Taman Wisata Alam Sungai Dumai, 95 hektar Taman Nasional Tesso Nello, 9 hektar cagar alam Bukit Bungkuk dan 867,5 hektar area penggunaan non kawasan hutan . “Ini masih masih yang teridentifikasi. Belum lagi titik-titik yang tidak terjangkau oleh satgas sebab sulitnya akses menuju derah tersaebut karena jauh dari jalan, harus melalui sungai, parit, dan tidak ada akses komunikasi sehingga menghitungnya sulit,” katanya. (p)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.