1 minute read

Nadiem Minta Mahasiswa Belajar di Luar Kampus

JAKARTAMenteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Makarim mengajak mahasiswa untuk belajar tak hanya di dalam kampus, tapi juga di luar kampus seperti mengikuti komunitas agar dapat menambah pengalaman dan wawasan serta memperluas jejaring.

”Dengan mengikuti wadah komunitas di luar kampus, adik-adik mahasiswa bisa berinteraksi dengan sesama mahasiswa dari beragam latar belakang, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, dan membangun jejaring yang luas. Semua itu akan sangat membantu dalam merancang karier masa depan,” kata Nadiem dikutip dari Antara, Senin (13/3).

Ia menambahkan, aktif pada komunitas di luar kampus juga akan membuat mahasiswa lebih mampu menghadapi berbagai macam tantangan baik hari ini maupun di masa depan. Pada kesempatan tersebut, Nadiem bercerita bahwa ia pun semasa kuliah mendapat pengalaman berharga dengan belajar di luar kampus, yang pada akhirnya membantu

Ingat, bahwa kehidupan setelah kuliah adalah ombak dan angin yang kencang. Jadi, sekarang adalah waktunya untuk ’belajar berenang dan belajar menyelam’,”

Mendikbudristek RI

Nadiem Makarim dia membangun karier dan mewujudkan cita-cita. ”Pelajaran yang saya dapatkan misalnya kemampuan untuk berkomunikasi, kepercayaan diri, sampai dengan problem solving,” ujarnya. Untuk itu, Nadiem mengatakan dirinya bersama Kemendikbudristek berkomitmen memberikan kesempatan kepada semua mahasiswa agar dapat belajar di luar kampus, yakni melalui program Kampus Merdeka yang meliputi magang, studi independen, pertukaran mahasiswa dalam dan luar negeri, wirausaha, mengajar di sekolah-sekolah daerah, dan masih banyak lagi.

Menurut Nadiem, kuota peserta program tersebut selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut guna memastikan bahwa mahasiswa di seluruh Indonesia mendapatkan hak yang setara.

”Tiga tahun berjalan, sekarang sudah lebih dari 420 ribu mahasiswa yang berani meninggalkan zona nyaman, mempelajari hal-hal yang tidak bisa diperoleh hanya di dalam kampus. Ini bukti bahwa generasi muda Indonesia punya semangat luar biasa dalam memperluas wawasan dan memperkaya pengalaman sebagai bekal masa depan,” tutur Nadiem.

Terakhir, Nadiem pun berpesan kepada para mahasiswa untuk terus memanfaatkan masa kuliah dengan sebaik mungkin, berani mengambil risiko, dan mulai melakukan hal-hal baru. ”Ingat, bahwa kehidupan setelah kuliah adalah ombak dan angin yang kencang. Jadi, sekarang adalah waktunya untuk ’belajar berenang dan belajar menyelam’,” pungkasnya. (*/ran) kulum prototipe diuji coba ke 3 ribuan sekolah penggerak dan SMK pusat keunggulan (PK).

Karena dinilai membawa perubahan positif, pada 2022 penerapan Kurikulum Merdeka dibuka untuk umum. Nino mengaku sempat kaget lantaran 140 ribu satuan pendidikan langsung mendaftar untuk ikut melakukan transformasi pembelajaran.

“Tahun ini kita tidak akan mewajibkan juga. Tahun 2023 masih voluntary,” ungkapnya.

Karena diimplementasikan bertahap, tak ada kegaduhan yang terjadi di akar rumput. Meski ada sedikit keriuhan di tingkat politik. Selain itu, per gantian tersebut tak menye babkan trauma seperti sebe lum-sebelumnya. Waktu itu, pergantian kurikulum dilakukan sangat cepat.

“Tiba-tiba langsung jadi kurikulum nasional, itu heboh sekali. Kita belajar dari itu,” sambungnya. Disinggung soal jaminan kurikulum tak berubah lagi mengikuti slogan ganti menteri ganti kebijakan, Nino menegaskan, kebermanfaatan dari Kurikulum Merdeka akan menjadi jaminan. (*/ran)

This article is from: