JUMAT 15 JULI 2022 15 DZULHIJJAH 1443 H HARGA RP4.000 BERLANGGANAN RP90.000 TERBIT 12 HALAMAN
Polisi
Tembak
Brigadir Yosua lepaskan 7 tembakan dengan pistol HS-9
Polisi
Ada 12 kali tembakan Bharada E lepaskan 5 tembakan dengan pistol Glock-17 3 peluru
menembus ke bagian
tubuh lain
Bharada E
sama sekali tidak tertembak
Brigadir Yosua meninggal dengan 4 luka tembakan
Jari nyaris putus terkena 1 tembakan dan luka sayatan di tubuh Sejumlah keterangan terkait kasus penembakan terhadap Brigadir Yoshua di kediaman Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo, berubah setelah satgas menjalankan tugasnya. Tim bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu menemukan perbedaan jumlah amunisi setelah melakukan pendalaman melalui olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari sebelumnya 12 kali tembakan, ternyata hanya ditemukan sepuluh proyektil.
Penembakan terjadi
Jumat (8/7),
baru diungkap Senin (11/7)
JUMLAH..Baca Hal 10
Q
9 Juli
CCTV
di rumah Kadiv Propam mati saat kejadian
Sempat Tak Boleh Buka Peti Jenazah
Data Foto dan Rekaman Wawancara pun Dihapus Di Hari Nahas Itu... dan 8 Juli Magelang Adu Tembak
JAKARTA–Upaya jurnalis dalam mendapatkan informasi penembakan Brigadir Yosua di TKP mengalami hambatan. Sejumlah orang tak dikenal memperlakukan media secara tidak menyenangkan dan bahkan mengintimidasi.
DATA FOTO...Baca Hal 10
Q
Pukul
16.30 Pukul
17.00
Ibunda Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat menelepon sang anak. Dia memperkirakan anaknya sudah tiba di Jakarta setelah menyopiri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan keluarga dari Magelang. Namun, telepon tak berbalas.
10 Juli Luka di Wajah dan Perut
11 Juli
Pemakaman tanpa Upacara Kepolisian
Jenazah Yosua tiba di Jambi, lalu dibawa keluarga ke rumah duka di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, yang berjarak sekitar dua jam dari ibu kota provinsi.
Mereka histeris meminta peti jenazah sang anak dibuka. Polisi sempat melarang dengan alasan jenazah sudah diotopsi, tapi keluarga bersikeras. Akhirnya, mereka diizinkan, tapi hanya membuka dua kancing baju teratas untuk menunjukkan bekas otopsi.
Orang tua Yosua, Samuel Hutabarat-Roslin Simanjuntak, sedang berada di Padang Sidempuan, Sumatera Utara, dan baru sampai di Muaro Jambi malamnya.
Keluarga membuka lagi peti jenazah. Menurut Rohani Simajuntak, salah seorang keluarga Yosua, selain luka tembak, didapati luka bekas sayatan di muka dan luka lebam di perut. Yang dibuka hanya bagian pinggang ke atas dan kaus kaki. Yosua dimakamkan tanpa upacara kepolisian. Mengenai itu, Kapolda Jambi Irjen Albertus Rachmad Wibowo saat melayat (13/7) ke rumah duka menyebut tak ada permintaan dari kesatuan.
Versi polisi, Yosua terlibat adu tembak dengan Bharada E (Richard Eliezer Pudihang Lumiu) di rumah Ferdy Sambo. Yosua disebut melakukan pelecehan seksual kepada istri Ferdy. Yosua melepaskan 7 tembakan, sedangkan Eliezer 5 kali. Yosua terkena 4 tembakan, sedangkan Eliezer tidak terkena satu pun tembakan. Padahal, kontak tembak berlangsung di dalam rumah, yang otomatis ruangannya terbatas.
FOTO: SALMAN TOYIBI/JAWA POS
DIJAGA KETAT: Petugas kepolisian mengusir awak media yang mencoba mendekat untuk mengambil gambar di samping rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Yosua juga disebut polisi menembak duluan.
Pukul
Bukan Gugat BELUM pukul 04.30, Prof. Dr. med Puruhito dr. SpB-BTKV(K) sudah mengirim komentar soal disway edisi kemarin: Mikra Gugat. Tentang rendahnya mutu perguruan tinggi kita, terendah di anggota G20.
21.00
Keluarga mendapat kabar meninggalnya Yosua.
TWITTER @BURONANMABESU
JADI SOROTAN: Irjen Pol Ferdy Sambo (dua dari kanan), Brigadir Yosua (kanan), dan Bharada E (kiri).
Dari Kopi Sianida ke Kebakaran Kejagung SEPANJANG kariernya, Irjen Pol Ferdy Sambo sempat menduduki beberapa pos penting juga pernah menangani sejumlah kasus menonjol. Misalnya, saat menjabat Wadireskrimum Polda Metro
Jaya pada 2015. Saat itu, dia menangani kasus antara lain, kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin.
DARI KOPI...Baca Hal 10
Q
oleh Dahlan Iskan
BUKAN...Baca Hal 10
Q
Ekspedisi Gerakan Anak Negeri (GAN) Tana Toraja (4)
Takhta Tertinggi Kematian setelah Pemotongan 24 Kerbau Ekspedisi Tana Toraja Sulawesi Selatan. Salah satu tujuan utama perjalanan Tim Gerakan Anak Negeri (GAN) ke-6 adalah menelusuri kekayaan budaya yang unik. Perpaduan antara wisata, budaya, alam, dan sejarah. NIHRAWATI AS, Sulsel Q TAKHTA...Baca Hal 9 EKSPEDISI: Tim Gerakan Anak Negeri (GAN) mendapati beberapa tengkorak dan tulang belulang yang diatur di celah-celah Goa Londa. Goa ini merupakan tempat pemakaman suku Toraja. (Foto kanan) Tim GAN berfoto dengan latar rumah adat Tongkonan yang merupakan rumah adat suku Toraja di Desa Ke’te Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. SUBUH 04.45
DZUHUR 12.02
ASHAR 15.23
MAGRIB 17.59
ISYA 19.08
IKLAN & LANGGANAN: (0251) 7544001
REDAKSI: (0251) 7544005