3 minute read

Pertegas Sanksi Desa Tonjong

TAJURHALANG – Carut marutnya pembangunan jalan desa di Kampung Jati RW 06 Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, yang tidak kelar dibangun, disoroti anggota DPRD. Padahal, anggaran dari program Satu Miliar Satu Desa (Samisade) sudah digelontorkan sejak Desember 2022 lalu, tapi tak kunjung ada aktivitas.

“Ini yang sedari awal kami takutkan dari program Samisade, saya sebagai anggota DPRD mempelajari peraturan Bupati Bogor yang menjadi payung hukum Samisade ini menyadari bahwa tidak adanya sanksi jika program yang dibiayai APBD gagal terlaksana,” kata Anggota DPRD dari Dapil 6, Irman Nurcahyan kepada wartawan, Minggu (26/2).

Karena di Perbup tersebut, tidak secara eksplisit dijelaskan sanksinya. Bahkan dengan kejadian ini tentu merugikan masyarakat, karena tidak bisa menikmati hasil pembangunan.

”Pada akhirnya dikhawatirkan, yang rugi juga kan masyarakat, makanya ini akan menjadi evaluasi kami di DPRD terkait alokasi anggaran samisade,” tegas Irman.

Bahkan pihaknya akan memanggil leading sektor, yang berurusan dengan masalah ini mulai dari DPMD dan Inspektorat sehingga bisa didapat informasi yang paripurna.

Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat yang terkena imbas,

Kerjasama NSI dengan Fakultas Kedokteran UI untuk tetap menyikapi dengan kepala dingin dan juga untuk kepala desa agar bijaksana dalam memanfaatkan anggaran samisade.

BAHAS: Anggota DPRD Dapil 6 rapat kecil bersama RW dan BPD Desa Tonjong terkait proyek samisade yang belum terealisasi.

“Untuk kepala desa juga harus bijak, ketika dana itu sudah masuk ke kas desa, cepet-cepet dibangun, jangan sampai masyarakat yang hari ini sudah pada pintar malah merasa dirugikan dan bertindak, apalagi kalau sampe dibawa ke jalur hukum,” kata Irman.

Sementara Kepala Desa Tonjong Nurhakim tak banyak berkomentar tapi intinya akan mengerjakannya dalam waktu dekat. ”Pasti dibangunkan karena pihak beton sudah melihat posisi jalan untuk melihat kekuatannya, apalagi sekarang musim hujan,” tutur dia. Selain itu dirinya menuturkan, tentu rencana betonisasi jalan tidak mungkin kalau tidak dikerjakan. ”Bahaya dengan jabatan saya kalau tidak dibangunkan, untuk waktunya bulan ini akan saya upayakan betonisasi jalan,” ungkap Nurhakim. (Abi/c)

Dukung Menkes, Edukasi Pola Makan dan Menu Bergizi

Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) dan Maha Pandita Utama (MPU) Suhadi Sendjaja bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengadakan seminar pola makan dan menu bergizi baik, menuju badan yang sehat.

Laporan : MUH ARIF AL FAJAR

SEMINAR dilakukan di Mahavihara

Saddharma-NSI (Myoho-Ji), Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Minggu (26/2). Kegiatan yang diikuti sebanyak 350 orang ini digelar dalam rangka menyukseskan program pemerintah yang ingin mengubah paradigma kesehatan masyarakat yang tadinya kuratifrehabilitatif (pengobatanpemulihan), menjadi promotifpreventif (meningkatkan pemahaman-pencegahan).

Pasalnya, ini dinilai lebih efektif dan efisien untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat secara utuh dalam jangka panjangmenuju Indonesia maju.

Ketua Umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja menyampaikan, untuk mewujudkan visi Indonesia Maju di tahun 2045, maka perlu disiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. ”SDM yang unggul adalah manusiamanusia yang sehat secara utuh, baik dari sisi spiritual, emosional, intelektual, maupun dari sisi fisiknya,” jelas dia.

Pemahaman dan penerapan pola makan dan menu bergizi ini adalah upaya untuk mewujudkan SDM

Indonesia yang sehat secara utuh, minimal dimulai dari kalangan umat Buddha NSI. Pasalnya dengan sehat secara utuh, maka manusia bisa hidup lebih produktif dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar.

MPU Suhadi Sendjaja juga menyampaikan bahwa NSI sangat mendukung upaya Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin untuk melakukan upaya promotif-preventif. Ini adalah sebuah program yang sejalan dengan nilai inti dari agama Buddha, yaitu menjadi manusia yang sadar seutuhnya. ”Manusia yang sadar seutuhnya tentu akan berbuat sesuatu karena dilandasi dengan pemahaman yang benar, tidak menunggu sakit, tetapi menjaga dan mengupayakan kesehatan,” ucap dia.

”Karena sehat adalah hasil, akibat dari sebab-sebab menjalankan pola hidup yang sehat, dan pemahaman mengenai pola makan dan menu bergizi adalah salah satu sebab untuk menghasilkan badan sehat,” lanjut dia. Sementara itu, Dokter Wina Sinaga menyampaikan bahwa kekurangan maupun kelebihan gizi dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi tubuh. Jika kekurangan gizi maka pertahanan tubuh lemah, sehingga mudah terinfeksi. Namun jika kelebihan gizi, maka risiko peradangan dan komplikasi akan meningkat.

Dalam inti penyampaian edukasi gizi kepada umat Buddha NSI, dokter Wina Sinaga menyampaikan sepuluh Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang perlu dipahami dan diterapkan masyarakat.

Di antaranya membiasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ia juga menyarankan untuk mem- batasi konsumsi panganan manis, dengan anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi atau setara dengan gula empat sendok makan/orang/hari. Terakhir, ada tips sehat yang bisa dilakukan untuk menyukseskan Indonesia Maju.

Di antaranya memilih makanan segar daripada bahan makanan kemasan atau bahan makanan yang diawetkan. Lalu membiasakan diri memasak makanan dengan merebus, mengukus, dan memanggang, hindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti jeroan, udang, kepiting dan lain-lain. Hindari juga makanan dengan kandungan natrium tinggi atau makanan yang diawetkan dan diasinkan seperti acar asinan, makanan kaleng. Batasi penggunaan bumbu penyedap makanan seperti MSG.

”Sebagai gantinya gunakan penguat rasa alami seperti bawang merah, bawang putih, daun bawang, kunyit, ketumbar, dan lain-lain,” jelas dokter Wina Sinaga. (all/c)

This article is from: