20 minute read

pidana mati dengan masa percobaan

Bunga KPR Ditahan, Pengembang Optimistis di 2023

JAKARTA–Pelaku industri optimistis bisnis properti 2023 tetap tumbuh positif. Meski situasi ekonomi global masih belum kondusif, beberapa faktor menjadi alasan penompang industri hunian tetap dalam tren peningkatan permin taan.

Marketing Director PT Agung Podomoro Land Tbk Agung Wirajaya menyampaikan, melalui berbagai strategi dan inisiatif baru, perseroan mampu memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 selama tiga tahun terakhir dengan pertumbuhan bisnis yang sangat positif. ”Dengan berbagai perubahan pasca COVID-19, sebagai pe ngem bang kami dituntut untuk melakukan berbagai terobosan agar proyek-proyek properti kami sesuai dengan kebutuhan masa kini dari konsumen. Strategi itu yang telah dilakukan oleh Agung Podomoro dalam tiga tahun terakhir dan berhasil," ujar Agung, kemarin.

Sebagai contoh pada saat pandemi, emiten berkode APLB itu meluncurkan hunian di Kota Podomoro Tenjo dan terjual hingga 4.500 unit. Bahkan, apartemen Podomoro City Deli Medan terjual dalam waktu singkat. "Kebutuhan hunian masih sangat besar sekali gapnya. Sekarang sudah mencapai 12,7 juta (backlog), dan pasti setiap tahun akan bertambah terus jumlahnya. Kalau pun seluruh pengembang bergabung, belum tentu dapat memenuhi kebutuhan hunian yang sangat besar itu," ujar Agung.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David E Sumual mengatakan, tren pertumbuhan ekonomi yang positif saat ini tentunya akan terus dijaga oleh pemerintah. Bahkan, di saat situasi ekonomi masih "wait and see", beberapa instrumen investasi justru akan mengalami kenaikan, misalnya emas dan properti.

Menurut David, banyak bank juga belum menaikkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) kendati suku bunga acuan Bank Indonesia telah beberapa kali naik. Karena itu dia menilai investasi properti akan tetap menarik mengingat tren harga kenaikan harga hunian masih akan terus terjadi.

David melihat bahwa peran properti dibuktikan lewat kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pada kuartal II 2022, sumbangan sektor konstruksi mencapai 9,14 persen, dan 2,47 persen untuk real estat. Selain itu, pertumbuhan juga ditunjukkan oleh sektor properti pada kuartal II 2022 dengan capaian yang melampaui level sebelum pandemi sebesar 2,16 persen (YoY) untuk real estate, dan 1,02 persen (YoY) untuk konstruksi. "Indeks Demand Properti Komersial pada kuartal II 2022 juga naik sebesar 1,58 persen (YoY). Hal itu memberikan keyakinan bahwa sektor properti masih akan tetap tumbuh, apalagi perbankan akan tetap menjaga tingkat suku bunga KPR di level yang terjangkau konsumen,"paparnya. (agf)

Pencalonan DPD Dibuka, KPU Buka Akses Silon

JAKARTA - Tahapan penyerahan dukungan bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) resmi dibuka kemarin (6/12). Di hari pertama, Komisi Pemilihan Umum (KPU) di 34 provinsi mengisinya dengan melakukan sosialisasi ke berbagai lapisan masyarakat.

Komisioner KPU RI Idham Holik mengatakan, proses pencalonan DPD akan menggunakan sistem informasi pencalonan (silon). Mulai tanggal 10 Desember nanti, siapapun yang berminat menjadi bakal calon DPD bisa menyerahkan surat pemintaan akses penggunaan platform itu. ’’Mereka kita persilahkan mengajukan surat permohonan aktivasi akun, nanti kita akan verifikasi setelah itu baru (akun) kita berikan,’’ ujarnya kepada wartawan kemarin (6/12).

Setelah mendapat akun, penyerahan berkas bukti dukungan baru akan dimulai pada 16 Desember. Bacalon DPD bisa mulai mengunggah dokumen tersebut melalui silon untuk dilakukan verifikasi administrasi.

Terkait proses di tanah Papua, Idham menyebut pihaknya masih menjalankan tahapan sesuai UU 7/2017 tentang Pemilu. Sehingga tahapan pencalonan DPD baru berjalan di Papua dan Papua Barat. Sementara empat daerah otonomi baru (DOB) akan menunggu penerbitan Perppu Pemilu yang dijanjikan pemerintah.

Ditanya soal mekanisme yang disiapkan KPU demi menghindari problem teknis untuk pencalonan di DOB, dia enggan berkomentar. ’’Demi kebaikan, saat ini kami harus menunggu dulu perppu. Kami belum bisa sampaikan dulu ke publik,’’ terangnya.

Idham sendiri berharap pemerintah bisa menuntaskan Perppu sesegera mungkin. Paling tidak, sebelum jadwal penyerahan berkas dukungan DPD di tanggal 16 Desember. ’’Kami meyakini pembentuk UU dalam hal ini pemerintah memahami situasi pelaksanaan tahapan,’’ kata dia.

Terpisah, Bawaslu mempublikasikan hasil pengawasan selama proses pendaftaran dan verifikasi Parpol. Di mana ada 77 temuan kasus di seluruh Indonesia. ’’Menyatakan KPU Kabupaten/Kota terbukti bersalah melakukan pelanggaran administrasi, sanksi berupa teguran,’’ ujar anggota Bawaslu Puadi. (far/bay)

SYARAT DUKUNGAN BACALON DPD PER PROVINSI

Jumlah penduduk < 1 juta: 1.000 orang Jumlah penduduk 1-5 juta: 2.000 orang Jumlah penduduk 5-10 juta: 3.000 orang Jumlah penduduk 10-15 juta: 4.000 orang Jumlah penduduk > 15 juta: 5.000 orang

Sumber: Peraturan KPU nomor 10 tahun 2022

-FOTO: IMAM HUSEIN/JAWA POS BANJIR: Foto udara suasana pemukiman warga dan sawah yang terendam banjir di Desa Karangligar, Teluk Jambe, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (06/12/2022). Ratusan rumah di Desa Karangligar dan Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jabar, terendam banjir sejak Minggu 4 Desember lalu.-

Ismail Bolong Diperiksa Diam-Diam

JAKARTA–Kasus dugaan setoran tambang ilegal yang mencatut nama Kabareskrim berlanjut. Ismail Bolong yang menjadi pusat dari kasus tersebut diklaim oleh Bareskrim sedang diperiksa. Belum diketahui hasil dari pemeriksaan tersebut.

Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Brigjen Pipit Rismanto irit bicara terkait pemeriksaan terhadap Ismail Bolong. Dia hanya memastikan bahwa penyidik sedang memeriksa Ismail di Bareskrim. ”Betul, IB diperiksa,” ujarnya.

Diduga Ismail sengaja menghindari media massa. Ismail masuk ke Bareskrim melewati basement Gedung Bareskrim. Ismail merupakan pusat sorotan kasus tersebut, setelah diketahui membuat video pernyataan bahwa menyetor uang Rp 6 miliar ke Kabareskrim.

Namun, setelahnya justru membuat video yang mencabut pernyataannya. Dalam video kedua, Ismail menyebut bahwa video pertamanya dibuat atas desakan mantan Karopaminal yang kini menjadi terdakwa kasus Obstruction of Justice Hendra Kurniawan.

Sementara Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto menuturkan, kasus setoran tambang ilegal ini memang muncul karena Ismail Bolong. Namun begitu, bukan berarti harus memeriksa terlebih dahulu Ismail Bolong. ”Tapi, bisa diperiksa semua anggota yang disebutkan dalam laporan hasil penyelidikan (LHP),” paparnya.

LHP, lanjutnya, merupakan kunci utama yang memulai kasus tersebut. Sebab, dalam LHP itu sudah dilakukan serangkaian tindakan penyeli dikan dan mengetahui pidananya. ”Tinggal dilanjutkan,” paparnya.

Dia mengatakan, karena itu saat ini yang menjadi penilaian adalah keseriusan dari Polri dalam menuntaskan kasus tersebut. Apakah akan benarbenar dituntaskan seterangterangnya. ”Atau hanya akan dibiarkan diam-diam atau mengambang. Pemeriksaan aja diam-diam,” jelasnya. (idr)

Sambungan dari Hal 1

Yang dibicarakan begitu banyak: termasuk soal darah biru, insentif, dan siapa yang seharusnya melahirkan dokter.

Dokter Jagadhito, yang baru lulus spesialis jantung, tidak setuju dengan pernyataan Menkes bahwa hanya yang punya darah biru yang bisa ikut program spesialis. "Ini bukan soal darah biru. Ini lebih karena menjadi spesialis itu biayanya mahal. Hanya yang punya uang yang bisa ikut spesialis," kata Jagadhito yang lulus dari FK Unair tapi mengambil spesialis jantung di UGM. Putra mantan rektor ITS ini menjadi residen di RSUP dr Sardjito Yogyakarta.

Ia menunjukkan foto temannya yang bertugas di pusat kesehatan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Ibunya janda. Ia tidak berani menjadi spesialis. Itu karena ia masih harus membiayai adik-adiknya.

Menkes tidak menolak pendapat Jagadhito. Tapi ia juga mengemukakan pengalaman pribadinya. "Saya ini begitu banyak dimintai rekomendasi oleh mereka yang mau masuk spesialis," kata Budi Sadikin. "Mereka bilang, tanpa rekomendasi itu akan kalah dengan yang punya darah biru kedokteran," tambahnya.

Soal mahalnya biaya menjadi spesialis diceritakan Jagadhito. Sambil setengah protes. Ia seperti membawa aspirasi sesama residen –dokter yang magang di rumah sakit sebagai proses menjadi spesialis.

Dokter residen itu biasanya ditugaskan di malam hari. Sampai pagi. Selesai tugas belum bisa pulang. Harus membuat laporan: apa saja yang dilakukan sepanjang malam. Lalu membuat tesis. Setelah itu baru bisa istirahat.

Apalagi selama Covid-19. Ketika banyak dokter spesialis ''takut'' ke rumah sakit. Praktis dokter residen yang mau tidak mau menjadi ujung tombak.

Mereka tidak berani takut. Mereka ingin segera lulus menjadi spesialis.

Rumah sakit adalah bangku kuliah bagi para calon spesialis. Tidak perlu pergi ke universitas.

Sering dengan bangga mereka mengatakan ''jadi dokter residen itu lebih sibuk dari dokternya''. Mereka tidak seperti sedang kuliah. Mereka sudah seperti dokter tetap di rumah sakit.

Tuhan Uang

Tapi, sebagai mahasiswa, mereka tetap harus membayar uang kuliah. Kalau ditotal, SPP-nya saja, bisa mencapai Rp 150 juta.

Maka inilah dokter yang tidak bisa cari uang karena kuliah, bekerja penuh sebagai dokter di rumah sakit, masih harus membayar pula.

Itu menjadi salah satu penyebab mengapa sulit mencetak spesialis. Akibatnya jumlah dokter spesialis sangat kurang.

Menkes tidak sependapat kalau persoalannya bukan jumlah melainkan penyebarannya. "Saya siap berdebat dengan siapa pun soal ini. Asal debat ilmiah. Pakai data," katanya. "Penyebarannya memang kurang bagus. Tapi jumlahnya juga sangat kurang," katanya.

Di forum itu lantas dibicarakan soal kemampuan universitas memproduksi spesialis. Jumlah fakultas kedokteran hanya 92. Yang punya spesialis hanya 20. Kemampuan tiap tahunnya sudah terbukti segitu. Bagaimana bisa mengejar kekurangan spesialis. "Sampai kita mati pun belum akan terkejar," kata Budi Sadikin. "Kita ini sudah 77 tahun merdeka. Mengapa belum juga bisa memenuhi amanat kemerdekaan," tambahnya.

Maka Menkes bertekad akan mengubah semua itu. Sudah terbukti: dengan cara sekarang ini tidak akan mampu mencetak spesialis yang cukup.

Maka sebentar lagi yang bertugas mencetak spesialis bukan lagi fakultas kedokteran. Tugas itu beralih ke rumah sakit.

Yang meluluskan spesialis bukan lagi fakultas kedokteran, tapi rumah sakit. Bukan kementerian pendidikan tapi kementerian kesehatan. "Yang merasakan perlunya spesialis adalah rumah sakit. Toh kuliah mereka juga di rumah sakit," katanya.

Maka, kalau yang mencetak spesialis nanti bukan lagi universitas mereka tidak perlu lagi membayar uang kuliah. "Dan lagi, jumlah rumah sakit jauh lebih banyak daripada fakultas kedokteran," ujar Budi Sadikin.

Kalau ''university base'' benarbenar berganti menjadi ''hospital base'' ini sebuah transformasi yang besar di dunia kedokteran dan kesehatan.

Menkes pun blak-blakan mengungkapkan: mengapa universitas sebesar Gadjah Mada tidak punya program spesialis paru. "Itu hanya karena prodi penyakit dalam tidak rela ada program spesialis paru," katanya. "Ini sangat tidak masuk akal. Tidak ilmiah sama sekali," tambahnya.

Hal serupa terjadi di Universitas Sriwijaya, Palembang. Di sana tidak bisa membuka spesialis jantung. "Penyebabnya hanya karena program spesialis lain tidak setuju," katanya.

Sentimen-sentimen seperti itu tidak akan terjadi kalau untuk menjadi spesialis sudah beralih ke ''hospital base''. "Toh di berbagai negara memang begitu. Semua melakukan hospital base," katanya.

Maka Menkes bertekad akan membuka program spesialis di Papua. Ia mendengar banyak yang mengingatkan soal kualitas dokternya nanti. Tapi ia mengajukan pertanyaan yang harus dijawab: so what? "Apakah kita membiarkan begitu saja mereka ditangani dukun?" katanya. "Meski hasilnya nanti, katakanlah, tidak sebaik yang di Jawa, pasti masih lebih baik dari dukun," tambahnya sambil menahan senyum.

Menkes juga mengatakan: akan merombak sistem teknologi di seputar lab dan apotek. "Nanti data dari lab dan apotek harus masuk ke dalam satu sistem digital," katanya. "Data itu akan terhimpun dalam big data yang bisa dipertukarkan," tegasnya.

Dengan demikian seluruh hasil pemeriksaan darah, USG, rontgen, CT scan, MRI, dan seterusnya akan menjadi satu data nasional bidang kesehatan. Dari sini peta penyakit di Indo nesia akan bisa dianalisis.

Posyandu pun akan direvitalisasi. Termasuk akan diberi alat rapid test untuk mendeteksi beberapa penyakit. Dengan demikian posyandu bisa mendeteksi penyakit masyarakat jauh lebih dini. Keperluan pergi ke lab yang biayanya lebih mahal pun berkurang.

Salah satu residen dari Bukittinggi menyampaikan soal bully dari senior. Namanyi: Diniy Miftahul. Dia lulusan Universitas Andalas Padang yang mau jadi spesialis kandungan. "Sudah waktunya diakhiri," ujar Diniy.

Menkes sudah mendengar semua bentuk bully seorang senior pada residen. Mulai dari disuruh beli makanan, mencarikan lapangan untuk olahraga, sampai minta dibelikan sepatu. "Tolong Diniy nanti, kalau kelak jadi senior, jangan melakukan itu," pinta Menkes.

Dalam proses pendidikan spesialis, senior (mentor) memang sangat menentukan. Senior itu yang mendidik, membina, mengarahkan, menularkan ilmu, sampai memberikan nilai.

Bully itu rupanya sudah turuntemurun. Yang mem-bully itu dulunya juga di-bully.

Begitu banyak yang ikut diskusi di forum zoom tersebut. Juga merata. Dari semua provinsi. Mulai Aceh sampai Papua. Inilah forum pertama dalam rangka transformasi bidang kesehatan. "Saya ingin mendengarkan langsung dari para dokter," katanya kepada Disway.

Dulu ia pernah melakukan acara serupa tapi terkait dengan penanganan Covid-19.

Memang sejak ada otonomi daerah ada sisi negatif soal penempatan dokter. Tapi Budi Sadikin sudah menemukan cara: "Daerah yang tidak memberi gaji yang baik bagi spesialis akan kami kunci. Anggaran dari pusat untuk proyek rumah sakit daerah tidak bisa dicairkan," katanya.

Sanksi lewat uang itu akan dilakukan dengan alasan ini: orang itu tidak hanya takut kepada Tuhan, tapi juga kepada uang. (*)

DISKUSI: Penabulu-STPI melakukan diskusi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Komisi IV DPRD Kota Bogor di Bogor Valley, Selasa (6/12).

BOGOR–Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu wilayah dengan angka penderita Tuberkulosis (TBC) yang tinggi di Indonesia. Merespons kondisi ini, Penabulu-Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Implement Unit (IU) Kota Bogor, mengoptimalkan jejaring District Based Public Private Mix (DPPM).

Membahas itu, Penabulu-STPI dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Komisi IV DPRD Kota Bogor pun melakukan diskusi di Bogor Valley, Selasa (6/12).

Program Staff IU Kota Bogor, Sarah Anggiani menjelaskan, Penabulu-STPI merupakan Organisasi Non Pemerintah (NGO) yang berperan melakukan penyuluhan, eliminasi, pengecekkan dan pelayanan lain pada penyakit TBC.

Penabuluh-STPI IU Kota Bogor bergerak bersama Dinkes melaku kan penyuluhan dan pengecek kan spesimen dahak di selu ruh kelurahan yang ada di Kota Bogor. Selain pemeriksaan kader juga berperan aktif menga_ jak pasien ke puskesmas dan melakukan investigasi kontak pada pihak keluarga pasien. ”Besok kami juga akan melakukan pemberian motivasi tentang Terapi Penanganan TB (TPT) dan pemberian obat kepada keluarga pasien sebanyak 25 Puskesmas di Kota Bogor,” imbuh Sarah.

Wakil Supervisor TBC Dinkes Kota Bogor, Ella Nurmala mengung kapkan, kehadiran Penabulu-STPI sangat membantu pihaknya. Sebab diakuinya Dinkes tidak bisa bergerak sendiri untuk menangani dan menurunkan angka TB. ”Target bersama PenabuluSTPI bisa meningkatkan pelaca kan dan penemuan kasus. Karena fokus kami sekarang adalah menemukan kasus agar penurunannya bisa lebih teratasi,” jelas Ella.

Diungkapkan Ella, jumlah kasus TB tiap tahunnya selalu meningkat. Jumlah tersebut turun hanya saat pandemi saja. ”Sedangkan di tahun 2022 penemuannya cukup tinggi di atas 100 sekira 6 ribu kasus. Rata-rata diusia produktif 1545 tahun,” timpalnya.

Anggota Badan Anggaran DP RD Kota Bogor, Muaz Hade mengatakan, pihaknya siap mem berikan dukungan untuk menekan jumlah penderita ka sus TB. Sebab menurutnya hal itu penting dilakukan karena jika tidak akan menimbulkan tu run nya produk tifitas masyarakat. ”Kalau masalah itu menibulkan korban yang terus meluas maka perlu jadi perhatian. Karena jika sudah berpengaruh pada turunnya produktifitas maka akan menurunkan kesejah teraan keluarga apalagi jika menjangkit sang kepala keluarga,” kata Muaz. (cr1/c)

Pedagang Protes, Minta Relokasi Diundur

Sambungan dari Hal 12 "Tidak menolak soal revitalisasi. Relokasi juga sudah tahu. Tapi, mereka dipindah ke mana-mananya, belum ada kepastian. Itu yang bikin mereka bingung dan minta diundur,” kata Andrian kepada Radar Bogor.

Meski sempat mendengar mengenai relokasi, Andrian menyebut, para pedagang hingga saat ini belum pasti menyetujui rencana itu.

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Muzakkir Abdullah menjelaskan sebelum melangkah pada proyek tersebut, pihaknya akan berfokus terlebih dahulu pada pembangunan Pasar Jambu Dua dan Pasar Sukasari.

Muzakkir menyebut, pembangunan kedua pasar itu masih dalam proses lelang. Minggu depan, Perumda PPJ ditargetkan sudah dapat pemenang lelang.

“Pembangunan pasar Jambu Dua dan Pasar Sukasari, yaitu untuk memindahkan Pasar Bogor. Para pedagang pangan akan kita pindahkan ke Jambu Dua. Sedangkan Pasar Sukasari untuk menampung pedagang pakaian, aksesoris yang ada di Pasar Bogor. Di sana nantinya, akan ditempati gabungan pedagang Pasar Bogor dan eksisting yang ada di sana," jelas Muzakkir kepada Radar Bogor, Selasa (6/12).

Pemindahan akan dilakukan setelah pembangunan Pasar Jambu Dua dan Pasar Sukasari rampung. Ia menargetkan kedua pasar ini selesai pada Oktober 2023.

Muzakkir mengakui belum melakukan sosialisasi kepada para pedagang di Pasar Bogor. Hal itu akan dilakukannya setelah pembangunan Pasar Jambu Dua dan Sukasari dimulai. "Kita lakukan bertahap. Disiapkan dulu tempatnya setelah sudah mulai tiang pancang baru kita turun ke lapangan," terangnya.

Untuk Plaza Bogor, Muzakkir menuturkan, para pedagang akan dipindahkan ke Pasar Kebun Kembang. Tepatnya di Blok F dan Blok AB. Lebih dari 320 pedagang akan dipindahkan ke kios-kios yang ada di sana. "Kios yang tersedia sangat cukup, malah kapasitasnya 2 kali lipat," imbuhnya.

Sebelum dibongkar dan dibangun, Plaza Bogor akan mulai dikosongkan terlebih dahulu. Pengosongan ditargetkan selesai pada Januari 2023. Setelah dikosongkan, Plaza Bogor akan dibongkar pada Februari 2023 dan mulai dibangun pada Maret 2023.

Longsor Lagi, Jembatan Satu Ditutup Total

Sambungan dari Hal 12 ”Kondisi aspal tidak masa lah, namun tanah di bawahnya diduga kosong, jadi khawatir membahayakan pengendara motor. Anggota LPM dan Pengurus RT RW minta izin berinisiatif menutup,” jelas Nandang.

Dirinya belum dapat memastikan sampai kapan penutupan tersebut berlangsung. Pihaknya akan melakukan peninjauan terlebih dahulu pada pagi ini.

Padahal, sebelum longsor, perbaikan jalan rencananya akan memulai proses pengecoran. ”Sudah pasang besi di bawah, rencananya malem ini ngecor tapi ditun da. Nanti saya konfirmasi la gi kapan pengecorannya,” ucapnya.

Sementara ini, dia mengim bau warga agar mengakses jalan alternatif melalui Jembatan Dua atau Budi Agung. (cr1/c)

Pelajar SD Diedukasi Pra Pubertas

Sambungan dari Hal 12

Menurutnya, anak-anak bisa mengalami masa pubertas dini. Yaitu sekitar umur 8 tahun dan lebih muda.

Pubertas dini disebabkan oleh konsumsi makanan ce pat saji, menonton adegan berbau porno grafi atau seksual tanpa pendidi kan seksual, paparan radiasi pada otak dan tulang belakang dan gangguan hipotiroid.

Acara selanjutnya, pemaparan materi dipisah berdasarkan jenis kelamin. Peserta dibagi menjadi dua kelas berbeda. Dipisahkan antara laki-laki dan perempuan, agar bisa lebih fokus dalam menerima materi yang akan disampaikan.

Sedangkan untuk pubertas pada perempuan, dr. Dhea Anyndita Riantra lebih banyak menjelaskan tentang pengertian setiap tanda pubertas. Juga ber bagi cerita dengan para peserta yang sudah mengalami pubertas.

“Pubertas pada perem puan di tandai mulai dari tum buhnya payudara, tumbuhnya rambut kemaluan, lonjakan pertumbuhan, mentruasi, tum buh nya bulu ketiak, perubahan bentuk tubuh, muncul nya jerawat, peruba han emosional dan lebih sering berkeringat” ujar dr. Dhea. (*/cr1)

Perkuat Branding di Kalangan Zilenial

Sambungan dari Hal 12

Dengan bantuan teknologi, masalah tersebut bisa teratasi. Sekarang sudah tersedia berbagai aplikasi pelatihan online, yang bahkan digunakan juga oleh pemerintah Indonesia dalam pemerataan pendidikan. Semua orang bisa mendapatkan dan mengikuti pelatihan yang dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Proses pen daftaran nya juga mudah, karena cukup mengisi form yang disediakan oleh aplikasi.

Era yang disebut disrupsi itu, membuat HA IPB University bergerak. Salah satunya dengan menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk ”59 Tahun IPB Menjadi Kampus Pilihan Zilenial”, di Gedung Delta, Kampus IPB Gunung Gede, Sekolah Vokasi IPB University pada Selasa (6/12).

Ketua Umum HA IPB University, Walneg S Jas menjelaskan, seminar tersebut bertujuan membentuk wadah diskusi para alumni dengan pakarpakar branding. Hasil diskusi itu nantinya, menjadi masukan untuk memperkuat branding IPB, khususnya di kalangan generasi Z atau Zilenial. ”Dalam assesment awal kami, kaum zilenial terutama yang di tengah kota semakin tidak aware tentang IPB. Maka dari itu, kita coba beri masukan untuk menguat kan kembali,” jelasnya.

Walneg menuturkan, upayanya tidak hanya berhenti pada seminar saja. Melainkan akan berlanjut pada pembentukan Focus Group Discussion (FGD). ”Dari sana, kami akan memberikan masukan yang terstruktur dan sistematis,” terangnya.

Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Ainul Yaqin mengungkapkan, IPB harus selalu menguatkan brandingnya. Apalagi kini sudah berkembang menjadi IPB University.

Menurutnya, untuk membangun sebuah merek, perlu memperhatikan beberapa aspek. Pertama, produk yang ditawarkan harus memiliki kualitas yang bagus. Dalam aspek dunia Pendidikan, ialah kualitas Pendidikan itu sendiri, kurikulum dan pengajarnya. ”Lalu pastikan juga punya positioning yang jelas. Punya keunikan tertentu, target konsumen, dan tujuan terten tu yang ingin dicapai dengan merek itu. Selanjutnya ialah komunikasi. Ini penting agar masyarakat tahu produk kita seperti apa, dari kualitas dan tujuan merek yang kita ba ngun,” tutur Ainul.

Dia melanjutkan, Universitas harus selalu mengikuti perkem_ bangan kanal-kanal yang ada. Namun ia juga menekankan, agar IPB dapat menggunakan kanal yang sesuai kebutuhan dan targetnya. ”Saat ini dituntut lewat digi tal. Mulai dari internal kam pus yakni website, media sosial dan juga melalui pakar-pakar yang kompeten berbicara tentang universitas,” tutupnya.(cr1/c)

Muzakkir mengatakan, pihaknya sudah mengajak para pedagang untuk melihat lokasi pemindahan, mengirim surat edaran dan sosialisasi pada kelompok-kelompok pedagang. Ke depan, dirinya juga akan mengeluarkan surat edaran yang detil dan melakukan sosialisasi lebih masif.

"Secara informasi mereka sudah paham dan sudah tahu, bahwa mulai akhir tahun akan ada rekayasa lalu lintas akibat pembangunan Jembatan Otista. Pasar itu kemungkinan akan sepi karena aksesnya akan ditutup maka dari itu kita percepat. Jangan sampai ditutup dulu baru pindah. Pasti mereka butuh waktu untuk milih tempat, renovasi, ekor dan lainnya," tutur Muzakkir.

Setelah pembangunan Plaza Bogor berjalan, proyek pembangunan bagian belakangnya yakni Pasar Bogor dimulai. Hal itu juga baru akan ber langsung jika pemindahan pedagang di Pasar Bogor sudah selesai. (cr1/c)

Tujuh Fasilitas untuk Taman Manunggal

Sambungan dari Hal 12 ”Tinggal pembenahan sisasisa bangunan dan puing serta perapi han saja,” ucap Kepala Bidang Pengelolaan Keanekaraga man Hayati pada Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim), Irfan Zacky, Senin (5/12).

Irfan mengatakan, Taman Manunggal nantinya bisa digunakan masyarakat umum. Di taman seluas 9700 meter persegi ini, masyarakat pun bisa memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada.

Seperti lapangan mini soccer, yang bisa dimainkan oleh 1822 orang. Lapangan berukuran panjang 75 meter dan lebar 45 meter itu, dilengkapi rumput sintetis berwarna hijau terang dan gelap.

Di sebelahnya, terdapat arena bermain anak. Area ini dilengkapi beberapa wahana bermain.

Area sekeliling lapangan juga dilengkapi dengan jalur pedestrian selebar 1,5 meter. ”Untuk kelengkapan fasilitas lainnya, kami bangun kamar mandi, ruang ganti baju dan parkir dengan kapasitas lumayan luas, untuk 30-35 mobil dan 50 motor,” imbuh Irfan.

Taman Manunggal juga disertai dengan food court, yang memiliki 8-10 kios. Di sana, masyarakat dapat mengisi perutnya dengan aneka kuliner yang ditawarkan. ”Kita tinggal menunggu arahan lagi untuk kepastian kapan diresmikan. Menurut informasi berbarengan dengan GOR di Kecamatan Bogor Utara dan Kecamatan Bogor Sela t an,” beber Irfan.

Sebelum itu, Irfan terlebih dulu mengajak masyarakat pengunjung Taman Manunggal, untuk menjaga kebersihan dan kerapihan fasilitas yang ada di taman tersebut. ”Semoga kita sama-sama bisa memelihara dan peduli pada taman ini,” tutupnya. (cr1/c)

Longsor Lagi, Jembatan Satu Ditutup Total

BOGORHujan yang meng guyur Bogor sepanjang hari kemarin membuat Jalan Haji Ahmad Yunus kembali longsor, tadi malam. Jalan yang dikenal dengan sebu tan Jembatan Satu itu, kembali ditutup.

Lurah Sukaresmi, Nandang menjelaskan longsor yang terjadi kali ini bukan tergolong longsor besar. Hanya rerun tuhan kecil dan tidak terlalu parah. Namun, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya melakukan penutupan total arus jalan tersebut.

LONGSOR...Baca Hal 11

LONGSOR LAGI: Akibat diguyur hujan seharian, Jembatan Satu kembali longsor pada Selasa (6/12) malam.

Pedagang Protes, Minta Relokasi Diundur

BOGORRencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyatu kan Plaza Bogor dan Pasar Bogor menjadi gedung parkir menuai protes dari para pedagang.

Mayoritas keberatan mengenai rencana relokasi yang dilaksanakan pada Januari 2023. Mereka meminta agar relokasi ditunda hingga momentum Lebaran, April 2023.

Menurut Kepala Unit Pasar Bogor, Andrian Hikmatulllah, para pedagang belum mengetahui pasti mengenai skema relo kasi dari Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor.

PEDAGANG...Baca Hal 11

Ketemu Musik, Tak Tahan Joget

SUARA musik yang meng hentak, membuat Evi Nursafinah tak bisa diam. Direktur Perencanaan, Keua ngan, dan Ba rang Milik Negara RSJ Marzoeki Mahdi ini me mang senang ber goyang. Tanpa perlu berdendang. "Saya tanpa harus disuruh, kalau sudah dengar namanya musik, pasti saya bergoyang," tuturnya kepada Radar Bogor, Selasa (6/12).

Ke biasaan mengikuti irama lagu itu, memang sudah menjadi hobi Evi sejak kecil. Ia menyukai seni tari. Salah satu bidang seni itu telah mengakar dalam kese harian nya. Membuat Evi pun dekat dengan banyak orang. "Ternyata kalau aktif di bidang seni apapun, orangnya tidak kaku ya. Hidupnya akan berirama, tidak monoton. Karena keper cayaan diri kita akan muncul," ucap peng gemar aktor Bollywood Shah Rukh Khan ini.

Selain itu, Evi juga sangat akrab dengan masak-memasak di rumah. Ia bisa menjajal menu apa saja untuk disajikan di meja makan. Ber bekal resepresep dari YouTube atau majalah, menjadi jurus mem buat keluarga nya be tah di rumah.(mam)

SOFYANSYAH/RADAR BOGOR SEGERA DIRESMIKAN: Penampakan Taman Manunggal yang akan diresmikan dalam waktu dekat oleh Pemkot Bogor.

Tujuh Fasilitas untuk Taman Manunggal

BOGORPemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal meres mikan Taman Manunggal da lam waktu dekat. Pembangunan taman yang berada di perem patan Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Merdeka itu telah rampung.

TUJUH FASILITAS...Baca Hal 11

Pelajar SD Diedukasi Pra Pubertas

BOGORRumah Sakit Azra mem berikan edukasi pra puberitas pada puluhan pelajar SD Taruna Bangsa, Rabu (30/11).

Mengangkat tema Pembi naan Kepribadian Menuju Pra Pubertas, edukasi terse but diberikan melalui program Ruza Goes to School (RGTS).

Materi mengenai pubertas dan pubertas dini dipaparkan dr. Ahmad Fatoni. Dia menjabar kan, bagaimana cara meng hadapi masa pubertas. Misalnya menjaga serta mengontrol pera sa an, dengan adanya perubahan fisik dan psikis. ”Jangan sungkan untuk bertanya pada orang tua bila ada masalah tanamkan sikap jujur dan terbuka, mengkon sumsi makanan sehat, menjaga kebersihan alat kelamin, ber khitan dan lain-lain,” terangnya.

PELAJAR SD...Baca Hal 11

EDUKASI: Salah satu narasumber dalam program RGTS sedang memaparkan materi pada anak-anak SD Taruna Bangsa, Rabu (30/11) lalu.

Cara HA IPB Dukung Almamater Perkuat Branding di Kalangan Zilenial

Era disrupsi membawa dampak bagi dunia pendidikan. Menyikapi kondisi ini, Himpunan Alumni (HA) IPB University punya cara tersendiri mengatasinya. Laporan:

REKA FATURACHMAN

DI masa lampau, pendidikan (terutama profesi) tidak bisa diakses dengan mudah oleh semua orang. Ada proses panjang yang mesti dilalui. Mendaftar ke lembaga pen didikan yang terpercaya. Lalu mengikuti serangkaian kursus yang panjang. Namun, belum tentu semua pembelajaran itu bisa kita terapkan langsung di lapangan.

This article is from: