6 minute read

Global Vape

kalah dalam persaingan penjualan produk rokok elektrik jenis pod mod yang kini dipegang oleh Reynolds America dengan produk Vuse mereka.

Beberapa pengguna JUUL juga memilih untuk beralih ke produk lain seperti Vuse atau memilih untuk beralih ke produk tembakau dipanaskan

Advertisement

(heated tobacco product/

HTP) seperti IQOS. Tidak sedikit juga yang justru memilih kembali ke rokok tradisional. Hal ini kerap terjadi di beberapa pasar Eropa dan Asia, dimana JUUL juga harus berhadapan dengan para produsen lokal. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi JUUL untuk terus bersaing di pasarpasar tersebut. kurang inovasi

CEO JUUL, K.C.

Crosthwaite juga mengakui bahwa saat ini JUUL kurang inovasi. Maka dari itu, saat ini JUUL saat ini perlu lebih menitikberatkan pengeluaran terhadap inovasi. Dalam sebuah email kepada karyawannya mengatakan bahwa unit bisnis yang ditinjau di beberapa negara tidak menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mendukung pengeluaran lebih lanjut di sana. Dia mengatakan pemotongan akan memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi dalam mengembangkan produk baru, serta teknologi untuk mengekang penggunaan kaum muda.

JUUL juga perlu investasi dalam penelitian ilmiah yang dapat membantu perusahaan menunjukkan kepada regulator bahwa produknya tidak lebih berbahaya daripada rokok konvensional. Crosthwaite juga mengakui bahwa meskipun investasi tersebut tidak akan memberikan pendapatan jangka pendek, namun akan membantu JUUL mendapatkan kepercayaan dan membangun perusahaan untuk jangka panjang.

Crosthwaite juga mengatakan bahwa wabah penyakit paru-paru terkait vaping (EVALI) pada tahun 2019 yang lalu juga cukup banyak berperan dalam menurunnnya penjualan produk vaping secara keseluruhan, bukan hanya JUUL. Menurutnya hal ini menunjukkan bukti mengikisnya kepercayaan publik terhadap rokok

elektrik. Sedangkan mengenai peningkatan penjualan rokok konvensional, Crosthwaite menggarisbawahi kebijakan-kebijakan pemerintah setempat yang melarang liquid berasa serta pajak yang cukup besar sehingga mendorong orang untuk kembali ke rokok konvensional.

terus Menurun seJak akuisisi altria JUUL menjadi primadona industri tembakau AS pada tahun 2017, ketika mereka memperkenalkan produk rokok elektriknya.

(Wall Street Journal) Beberapa toko retail mitra JUUL mulai menarik diri dan beberapa yang bertahan terpaksa menjual produk JUUL dengan harga yang lebih murah agar dapat menarik minat publik yang sudah mulai menurun.

Altria mengakuisisi 35 persen saham JUUL pada tahun 2018 dengan harga senilai USD38 miliar, menjadikannya salah satu startup paling bernilai di AS. JUUL dikabarkan hanya menyimpan sekitar USD200 juta dari uang tersebut, serta mendistribusikan sebagian besar uang kepada investor dan karyawannya. Altria menilai nilai investasi mereka kini telah menyusut tinggal menjadi USD12 miliar.

Pada awal tahun lalu, JUUL sempat secara agresif berekspansi ke pasar luar negeri, dengan memasuki beberapa negara tanpa terlebih dahulu mencari dukungan regulator lokal. Akibatnya mereka mengalami kegagalan seperti di China, di mana para penjual online menarik JUUL dari situs web mereka hanya beberapa hari setelah perusahaan diluncurkan di sana.

Kini, penjualan retail JUUL di AS juga turun 33 persen dalam kuartal kedua tahun 2020, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal pertama tahun ini JUUL melaporkan kerugian USD46 juta dari penjualan USD394 juta.

Selain itu, dengan mundurnya beberapa tokoh penting JUUL, seperti Kevin Burns yang mengundurkan diri sebagai CEO tahun lalu, James Monsees

(co-founder JUUL)

dan juga Cole Hatton (principal engineer), JUUL seperti kehilangan integritasnya. Sejak Crosthwaite mengambil alih kepemimpinan perusahaan setahun yang lalu, JUUL telah menghentikan sebagian besar pemasarannya di AS, memangkas jumlah karyawan lebih dari 1.500 orang, berhenti menjual pod rasa manis dan buah di AS dan menghentikan rencana ekspansi ke luar negeri. Dalam beberapa bulan terakhir, JUUL juga telah keluar dari pasar Korea Selatan, Indonesia, Austria, Belgia, Portugal

JUUL teLah menghentikan sebagian besar pemasarannya di as, memangkas JUmLah karyawan Lebih dari 1.500 orang, berhenti menJUaL pod rasa manis dan bUah di as dan menghentikan rencana ekspansi ke LUar negeri.

(Financial Times) CEO JUUL Labs, Inc., K.C. Crosthwaite mengatakan bahwa penutupan unit bisnis di sejumlah negara dan pengurangan pegawai adalah untuk mengurangi biaya operasional dan menginvestasikannya untuk mengembangkan inovasi baru, baik untuk produk baru ataupun teknologi baru untuk mengekang penggunaan kaum muda.

dan Spanyol.

Banyak yang mempertanyakan integritas Altria sebagai perusahaan induk. Para analis di Goldman Sachs berpendapat bahwa Altria kurang memberikan JUUL ruang untuk berinovasi dan lebih banyak menitikberatkan terhadap pemasaran citra perusahaan sebagai “produk alternatif bagi perokok dewasa” yang justru membuat JUUL tidak dapat berkembang. Memang JUUL dihadapi dengan tantangan yang cukup sulit dari berbagai pihak seperti pemerintah, namun menurut para analis tersebut, seharusnya Altria mampu membantu JUUL mengatasi segala tudingan miring yang ditujukan kepada perusahaan tersebut.

daMPak Juul keluar dari indonesia JUUL baru saja hadir di Indonesia pada pertengahan tahun 2019 yang lalu. Namun siapa sangka hanya dalam kurun waktu satu tahun, JUUL sudah harus hengkang dari Indonesia. Berbagai pandangan terkait hal ini pun bermunculan, salah satunya adalah keruntuhan industri produk rokok elektrik di Indonesia.

Walaupun begitu, tampaknya pandangan tersebut tidak berdasar.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto

menyebut hengkangnya JUUL dari pasar Asia termasuk Indonesia tidak membuat cemas

kalangan pengusaha vaping nasional. Aryo menyebut kontribusi JUUL terhadap perekonomian nasional juga tidak terlalu signifikan. Aryo justru lebih khawatir apabila industri produk rokok elektronik nasional terancam akibat kebijakan cukai dan tambahan pajak yang akan diterapkan pemerintah Indonesia.

Menurut Aryo, prospek industri rokok elektrik di Indonesia masih cerah, walau sempat diterpa berbagai masalah khususnya akibat pandemi COVID-19. Terkait rencana pemerintah mengenakan pajak tambahan bagi industri hasil tembakau dan turunannya, rokok elektrik diharapkan bisa memberi anternatif bagi para konsumen.

Selain itu, industri produk vaping di Indonesia juga telah banyak melahirkan produk serupa dengan JUUL yang kualitasnya juga tidak kalah atau bahkan setara dengan JUUL.

Mungkin juga, dengan hengkangnya JUUL dari Indonesia, produk-produk serupa yang diproduksi oleh para produsen lokal ini bisa lebih menarik minat masyarakat dan meningkatkan penjualan produk mereka.

(CTV News/SF Chronicles) James Monsees (cofounder JUUL) dan Kevin Burns (mantan CEO JUUL) mengundurkan diri dari perusahaan tahun lalu. Sejak saat itu, JUUL seperti kehilangan integritas dan identitas mereka sebagai salah satu perusahaan rokok elektrik inovatif.

(Thomas Rizal/Vapemagz Indonesia) Industri produk vaping di Indonesia juga telah banyak melahirkan produk serupa dengan JUUL yang kualitasnya juga tidak kalah atau bahkan setara dengan JUUL, sehingga dengan hengkangnya JUUL, produk-produk tersebut dapat lebih menarik minat masyarakat dan meningkatkan penjualan mereka.

Majelis Lucu Indonesia dan Revolution Liquid Hadirkan “Bunga Deposito” Dalam Bentuk Liquid Vape

Majelis Lucu Indonesia (MLI) bekerja sama dengan Revolution Liquid meluncurkan sebuah brand liquid dengan nama “Rp” pada hari Kamis, 5 November 2020. Pada acara peluncuran yang digelar di Room Number One, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jakarta ini, MLI dan Revolution Liquid memperkenalkan varian pertama dari brand Rp, yaitu Bunga Deposito. Menurut Patrick Effendi, pendiri MLI, peluncuran Liquid Rp yang merupakan singkatan dari “Real Pleasure” bukan hanya sebagai ajang aji mumpung untuk turut serta dalam industri produk vaping yang kini semakin marak digeluti oleh selebritis dari berbagai kalangan. Patrick mengatakan bahwa proses riset dan pengembangan ini pun dilakukan dengan sangat serius serta berstandar internasional. Promosi pun dikemas secara serius dengan menghadirkan tim MLI sendiri sebagai brand ambassador, antara lain Coki Pardede, Tretan Muslim, Dono Pradana dan Rigen Raklena. Patrick berharap bahwa liquid Rp ini nantinya akan dapat menarik minat pasar vapers baru.

Ghalib, pendiri Revolution Liquid membenarkan pernyataan Patrick tersebut. Ghalib mengatakan bahwa pembuatan Liquid Rp bersama MLI ini bukan hanya sekedar strategi pemasaran untuk mendongkrak penjualannya. Namun Revolution Liquid ingin agar vape dapat lebih banyak dikenal oleh masyarakat sebagai alternatif rokok yang lebih tidak berbahaya. Ghalib berharap, bersama dengan MLI yang memiliki audiensi luas, edukasi mengenai vape sebagai alternatif rokok yang lebih aman akan dapat tersampaikan dengan baik.

Liquid Rp sendiri mengambil tema “Semua orang berhak kaya” dengan nama varian yang nantinya akan diberi nama sesuai dengan tema tersebut. Tema ini bukan tanpa alasan dipilih. Selain karena ingin memotivasi masyarakat agar dapat menaikkan taraf ekonomi dalam kondisi sulit akibat panedmi COVID-19 saat ini, tapi juga sebagai ajakan bagi masyarakat untuk beralih ke vape yang

secara ekonomis lebih hemat dari segi pengeluaran dibandingkan dengan rokok konvensional.

Liquid Rp pertama yang diluncurkan adalah Bunga Deposito dengan rasa strawberry cheese tart. Ke depannya, setidaknya lima varian rasa akan diluncurkan dalam tahun 2020 hingga 2021 mendatang.

This article is from: