Ngawi Ramah
“Ngracut Busananing Manungso� Melepaskan Keegoisan Manusia
Kata P engantar Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kemudahan dalam proses pembuatan buku ini, tidak lupa juga kami ingin mengucapkan kepada Dosen Studio Desain Grafis kami yaitu bapak Dimas karena telah memberikan saran dan bantuan selama proses pembuatan buku
Daftar Isi
Ngaw i 02. 04. 06. 07. 09.
Bangunan Bersejarah
Sejarah Ngawi Letak Geografis Ngawi Value Point Ngawi Transportasi Menuju Ngawi Penginapan di Ngawi
12. 16. 20. 24. 28.
Oleh - Oleh Khas Ngaw i 32. 34. 36. 38.
Kripik Tempe Geti Ledre Batik Trinil
Museum Trinil Situs Arca Banteng Benteng Van Den Bosch Kediaman Dr. Radjiman Tugu Gubernur Soerjo
01
Logo Pemkot Ngawi
02
Sejarah Ngaw i
Sejarah Ngawi
Ngawi itu berasal dari kata “awi” yang berarti bambu pada Bahasa Sansekerta dan mendapat imbuhan “ng” sehingga menjadi Ngawi. Selain itu waktu jaman dulu di Kabupaten Ngawi banyak sekali terdapat hutan bambu tepatnya di sekitar kawasan sungai Bengawan Solo, faktor tersebutlah yang menjadi acuan untuk menetapkan nama kabupaten Ngawi. Pada jaman Kerajaan Majapahit, Ngawi menjadi salah satu daerah yang menggerakkan roda ekonomi Majapahit dengan sungai Bengawan Solo sebagai jalur perdagangannya, maka dari itu tak heran jika kita akan banyak seklai menemui berbagai ornamen khas Kerajaan Majapahit di Ngawi. Selain itu berbagai budaya di Ngawi juga memiliki beberapa kesamaan dengan daerah – daerah di sekitar Ngawi. Sekarang banyak orang yang mengenal Ngawi identik dengan manusia purba, bukan hal yang mengherankan karena pada jaman dahulu sekali Ngawi merupakan habitat manusia purba. Sehingga berbagai budaya di identikkan dengan manusia purba contohnya adalah batik trinil yang mengambil tema manusia purba dan dikenal sebagai batik khas dari Ngawi. Ingin tau apa lagi yang ada di Ngawi?
03
Letak Ngawi di Jawa
04 Geografis Ngawi
Letak Geografis Ngaw i Secara geografi Ngawi terletak di perbatasan sebelah barat Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan kabupaten Blora di Jawa tengah, hal ini menyebabkan persamaan budaya antara Ngawi dengan kabupaten sekitarnya. Ngawi sendiri memiliki luas wilayah 1.298 km persegi dimana 40 persen wilayahnya masih berupa lahan persawahan tak hanya itu Ngawi juga memiliki topografi berupa dataran tinggi dan tanah datar dimana dataran tinggi banyak di manfaatkan untuk industri perkebunan teh sedangkan untuk tanah datar didominasi oleh persawahan dan hutan. Nah untuk jumlah kecamatannya Ngawi memiliki 17 kecamatan dan 217 desa.
05
Berbagai tempat bersejarah di Ngawi
06
Value P oint Ngaw i Value Point
Di Ngawi ada apa aja sih?? Nah di Ngawi tuh ada banyak banget yang namanya bangunan dan situs bersejarah, karena memang Ngawi dulu mengalami 3 peristiwa penting, yaitu jaman manusia purba, jaman perjuangan kemerdekaan dan jaman pemberontakan PKI. Kebayang dong banyak banget bangunan atau situs yang berhubungan dengan jaman jaman tersebut yang dimana dari setiap bangunan tersebut banyak menyimpan berbagai cerita yang menarik dan patut untuk diketahui.
07 Transportasi ke Ngawi
Transportasi Menuju Ngaw i Ada 2 cara untuk pergi ke Ngawi, kita bisa memanfaatkan angkutan darat yaitu menggunakan transportasi Bus Antar Provinsi dan juga Kereta Api, Karena Ngawi bukan kota besar tentu akan sangat sulit untuk mencari tujuan langsung.
08
Kereta A pi Untuk transportasi kereta api kita bisa mengambil kereta api jurusan langsung ke Ngawi dari Bandung. Perjalanan bisa dimulai dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Paron. Stasiun Paron merupakan stasiun terbesar dan terpadat di Ngawi, stasiun ini hanya sekitar 5 km jauhnya dari pusat kota Ngawi. Untuk menuju Ngawi menggunkan kereta api kita harus menyiapkan uang sekitar 150 ribu untuk kelas ekonomi dan 200 ribu untuk kelas bisnis. Perjalanan dari Bandung – Ngawi menempuh waktu sekitar 12 jam perjalanan.
Dari Bandung ke Ngawi kita bisa menggunakan transportsi berupa Bus Antar Provinsi, nah karena tidak ada tujuan langsung ke Ngawi biasanya kita bisa memanfaatkan rute bus dari Bandung menuju Ponorogo. Nanti kita turun di Terminal Kertonegoro, terminal ini dekat dengan jalur provinsi Ngawi-Mantingan. Untuk menuju Ngawi menggunakan bus kita harus menyiapkan uang sekitar 150 ribu untuk sekali jalan dan akan memakan waktu 12 jam perjalanan.
Stasiun dan Terminal Ngawi
Bus Antar Provinsi
09 Jenis Home Stay di Ngawi
Hotel dan P enginapan Untuk penginapan dan juga hotel di Ngawi jumlah masih sedikit dan kualitas hotelnya juga setera dengan hotel bintang 2 dan 3. Untuk hotel dengan kualitas yang lebih bagus kita bisa menemukannya di Madiun yang hanya berjarak sekitar 20 km saja dari pusat kota Ngawi.
10
Hotel Ngawi memiliki hotel dengan kualitas bintang 2 dan 3, meskipun hanya sekelas hotel melati namun hotel tersebut cukup nyaman dan murah sebagai tempat tinggal selama berada di Ngawi
Hotel Sukow ati Hotel ini terletak di Jalan Raya Caruban No.81, Karangasri, Kec. Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Meskipun agak jauh dari pusat kota namun hotel ini merupakan yang terbaik di kota Ngawi, untuk harganya berkisar di 300 ribu semalam.
Hotel Saa Nuansa Hotel ini terletak di Jl.YOS Sudarso No.36, Kec. Ngawi, Jawa Timur. Hotel ini lokasinya paling dekat dengan pusat kota, untuk harganya berkisar 150 ribu semalam.
Bagi anda yang ingin biaya murah anda bisa memilih berbagai penginapan yang ada di Ngawi, meskipun tidak sebagus hotel namun anda bisa merasakan seperti tinggal di rumah.
P enginapan W ajar Keunggulan penginapan ini yaitu terletak di pusat kota tepatnya di Jl. Ahmad Yani, Beran, Kec. Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Untuk tarifnya berkisar di harga 50 – 75 ribu.
P enginapan Mina Penginapan ini juga terletak di lokasi yang sama dengan Penginapan Wajar, hanya butuh waktu 5 menit untuk menuju ke Alun – alun kota Ngawi. Untuk harga berkisar di 50 – 75 ribu.
Penginapan dan Hotel
P enginapan
Bangunan Bersejarah
11 Peta menuju Museum Trnil
Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke museum ini tidak terlalu jauh sekitar 20 menit dari pusat kota yaitu Jalan MH Thamrin kemudian lurus ke arah barat, sampai ketemu pertigaan, belok kiri ke jalan Trunojoyo, setelah bertemu perempatan, belok kana menuju jalan PB Sudirman, luru ikuti jalan sampai di Jalan Raya Ngawi Solo, sekitar 9,4 kilometer, kemudian dikanan jalan terdapat gapura dan di kiri jalan terdapat papan petunjuk arah menuju Museum Trinil, belok kanan sekitar 2,1km, kemudian belok kiri sedikit, setelah itu belok kanan sekitar 800 meter, belok kanan sekitar 200 meter dan langsung bertemu pintu gerbang Museum Trinil.
12 Pendopo di Museum Trinil
Museum Trinil Trinil apa sih? Trinil itu sebuah nama kode tempat penemuan khususnya fosil yang dibuat oleh E. Dubois yang letaknya ada di pinggiran bengawan solo yang diampit oleh 3 desa yaitu desa Nagncar, desa Kawu dan desa Gemarang . Jadi trinil itu bukan nama dusun atau desa yaa.. tapi sekedar nama imajiner seluas 15 km².
13
Sejarah berdirinya museum trinil sendiri berawal dari penduduk desa kawu yang bernama Wirodihardjo yang kemudian terkenal dengan nama Wiro Balung. Beliau menyaksikan sendiri banyaknya penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan setelah penggalian E. Dubois dan Salenka. Kalian harus tau nih, Bapak Wirodihardjo lahir pada tgl 18 Agustus 1918 dan meninggal 1 April 1990. Karena tempat tersebut sering kedatangan tamu, lalu Pak wirodihardjo memohon ijin ke Kepala Desa untuk mendirikan gubuk dengan ukuruan 3x3 m untuk berteduh pengunjung. Banyak orang bertanya tentang fosil, sementara di situ tidak ada satupun fosil karena semua hasil penggalian E. Dubois dan ilmuwan-ilmuwan lainnya semuanya dibawa pulang ke Negara masing-masing maka Pak Wirodihardjo mempunyai gagasan untuk mengumpulkan serta melestarikan fosil-fosil yang ditemukan ditepi bengawan yang tak sengaja ditemukan saat mencangkul kebun. Bahkan ada juga yang diperoleh dari penduduk sekitar baik dibeli maupun diberikan secara cuma-cuma.
Replikan Manusia Purba
Dari sinilah yaitu tahun 1980/1981 Pemda Ngawi mendirikan museum untuk menampung fosil-fosil itu ditempat dimana gubuk pak Wirodihardjo didirikan. Kemudian tahun 1990/1991 mendapat bantuan dari dari APBD propinsi Jawa Timur untuk renovasi museum sehingga tampaklebih menarik. Museum tersebut akhirnya diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Soelarso pada tanggal 20 Nopember 1991, selain itu Gubernur juga mengabadikan nama Wirodihardjo sebagai nama gedung pameran museum dengan nama “GEDUNG WIRODIHARDJO� Dan pada tahun tersebut dibuatlah replika fosil atap tengkoran dan tulang paha Pithecanthropus Erectus yang sangat terkenal itu. Karen fosil asli sampai sekarang masih dinegara Belanda.
14
Sebelum pulang ke Belanda dengan membawa semua hasil fosil yang ditemukan selama penggalian di Indonesia E. Dubois membuat tanda berupaTugu P.E ditempat dimana ditemukan fosil atap tenggkorak dan tulang paha. Arti kata-kata dan tanda di tugu tersebut adalah P.e : PITHECATHROPUS ERECTUS 175 M ONO (anak panah): Tempat ditemukan fosilnya sejauh 175 meter ke arah anak panah 1891/1893 : Tahun ditemukan fosil sampai selesai penelitian di Trinil. Sekarang tugu tersebut terletak di halaman Museum Trinil sebelah tenggara dan arah anak panah dalam tugu PE menunjukkan kea rah timur laut dari tugu tersebut sejauh 175 tepat ditepi bengawan solo tempat fosil ditemukan.
Tugu Pithecathropus Erectus
15 Peta menuju Situs Arca Banteng
Situs ini berada jauh dari pusat kota, sekitar 35 menit, memang barada di pelosok desa yaitu Desa Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar, peta yang ditunjukan dimulai dari Jalan MH Thamrin, lurus saja ke arah barat, kemudian bertemu pertigaan, belok kiri ke jalan Trunojoyo, setelah sampai di perempatan belok kanan menuju jalan PB Sudirman, lurus saja ikuti jalan sampai di Jalan Raya Ngawi Solo sekitar 12,1 kilometer, kemudian belok kiri menuju Desa Wonorejo, lurus saja ikuti jalan sampai sekitar 10,5 kilometer, kemudian belok kiri sekitar 2,8 kilometer, dan sudah memasuki Desa Wonorejo. Di desa tersebut situs Arca banteng ditemukan.
16
SITUS PENINGGALAN SEJARAH ARCA BANTENG Arca Banteng..penduduk sekitar lokasi menyebut reco banteng maka referensinya tidak banyak hanya cerita dari penduduk sekitar aja nih. Karena... Sampai sekarang nih masih belum ada penelitian terkait Arca Banteng. Situs Reco Banteng ini terletak didusun Reco Benteng , desa Wonorejo, Kec. Kedunggalar Kab. Ngawi letaknya dipemukiman warga hanya dibatasi oleh pagar kawat. Dimana desa ini berada di pelosok kabupaten Ngawi.
Arca Banteng
17 Menurut cerita penduduk situs ini ditemukan oleh Bapak Soikromo, awalnya berupa gundukan tanah kemudian oleh Pak Soikromo gundukan tanah itu dibongkar. Proses ini terjadi tahun 1938 dan ternyata benar setelah diadakan pembongkaran ditemukan patung Ganesha , bebarapa patung banteng/sapi/kerbau, lingga yoni dan beberapa batu semacam bekas tembok candi.
Plang nama Situs Arca Banteng
18 Berbagai Arca yang ada di SItus Arca Banteng
Jadi dugaan sementara peninggalan ini adalah peninggalan sejarah jaman Majapahit . Dan diduga kuat, dulu disekitar situs itu terdapat bangunan candi yang beraliran Hindu Siwa yang pernah dijadikan pusat peribadatan umat hindu waktu itu, hal ini didasarkan pada penemuan seperti Ganesha Nandi.
19 Peta menuju Benteng Van Den Bosch
Di dalam peta ini titik awalnya berada di pusat kota ngawi yaitu dari Jalan Mh Thamrin depan alun-alun. Dari jalan MH. Thamrin lurus ke arah timur, setelah sampai di perempatan, belok kiri ke Jalan JA. Suprapto lurus sampai ketemu percabangan jalan, belok ke Jalan Diponegoro kemudian, lurus ikuti jalan kemudian akan bertemu Taman Makam Pahlawan (TMP). Di depan TMP tersebut adalah pintu gerbang menuju Benteng. Tepatnya berada di kanan jalan.
20
Van den Bosch.. udah keliatan kan namanya aja berbahasa belanda. Sejarahnya Benteng Van den Bosch ini dibangun pada tahun 1839 s/d 1845 oleh pemerintah Hindia Belanda pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Van den Bosch. Benteng ini berada di Kelurahan Pelem, Kec. Ngawi, Kabupaten Ngawi tepat di sudut pertemuan 2 bengawan besar yaitu, Bengawan Madiun dan Bengawan Solo. Dipilihnya lokasi tersebut karena Bengawan Solo dan Bengawan Madiun kala itu merupakan jalur lalulintas sungai yang dapat dilayari oleh perahu yang besar sampai jauh ke hulu bengawan. Perahu tersebut mengangkut berbagai hasil bumi berupa rempah-rempah dan palawija. Strategis sekali yaa... Serangan di Madiun dipimpin oleh Bupati Kero Dirjo dan di Ngawi dipimpin oleh Adipati Judodiningrat dan Raden Tumenggung Surodirjo, serta salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama pasukan Wirotani yang dipimpin oleh Kyai Haji Muhammad Nursalim yang diyakini sebagai penyebar agama Islam pertama di Ngawi. Bahkan Kyai Haji Muhammad Nursalim dapat ditangkap tetapi tidak dapat dibunuh karena kesaktian KH Muhammad Nursalim akhirnya KH. Muhammad Nursalim dikubur hidup-hidup oleh Belanda. Sampai sekarang makamnya masih terawat dengan baik. Pada malam-malam tertentu banyak yang melakukan ziarah di makam tersebut
Benteng Van Den Bosch
Benteng Van Den Bosch
21 Pintu masuk menuju benteng
Tetapi karena tentara Belanda unggul segalanya maka semua perlawanan tadi dapat dikalahkan semuanya kemudian dibuatlah benteng untuk mempertahankan kedudukan dari fungsi strategisnya. Benteng tersebut berukuran 165x80 meter menempati tanah seluas 15 Ha. Benteng tersebut terdiri dari beberapa gedung yang dapat menampung sekitar 250 tentara, 6 meriam dan 60 orang kavaleri yang dipimpin oleh Gubernur Jendral Defensieljn Van den Bosch. Waw.. Bangunan tersebut dibangun 2 lantai terdiri dari pintu gerbang utama, ratusan kamar untu tentara, ruangan untuk seorang colonel dan ruang komando yang didepannya berupa halaman rumput, dan beberapa ruangan untuk kandang kuda. Disekiling benteng dibuat tanggul yang tingginya melebihi bangunan benteng sehingga dari luar tampak tidak ada bangunan apa – apa selain hanya gundukan tanah yang besar. Nah sejak dulu masyarakat sekitar menyebut benteng tersebut adalah “benteng pendem� artinya benteng yang terpendam dalam tanah. Kalau nama aslinya itu “Benteng Van Den Bosch�.
22
Diluar tanggul dibuat parit juga mengelilingi benteng selebar 15 meter dan dalamnya 2 meter dan didalam parit tersebut dipelihara buaya. Tetapi keadaan sekarang paritnya sudah hilang karena terisi kikisan tanah tanggul, sehingga tanggulnya tinggal separuh tinggi bangunan benteng. Dahulu tepat di depan pintu penjagaan ada jembatan diatas parit buatan tadi yang bisa di buka tutup atau dinaik turunkan salah satu ujungnya. Ketika ada tentara yang mau masuk atau keluar benteng jembatan tersebut diturunkan sehingga bisa dilewati, setelah selesai jembatan itu dinaikkan lagi. Sudah canggih juga yah.. Sekarang didepan benteng disediakan lahan parkir yang sangat luas untuk pengunjung yang ingin bernostalgia di tempat bersejarah ini.
Ruang Pemimpin
23 Peta Nebuju SSitus Dr. Radjiman
Untuk sampai ke tempat ini memerluka waktu yang lebih lama dibanding dengan obyek wisata lain, yaitu sekitar 40 menit dari pusat kota yaitu jalan MH. Thamrin jalan MH. Thamrin depan alun-alun, lurus ke arah barat terdapat pertigaan belok kiri ke Jalan Trunojoyo, lurus kemudian sampai di perempatan belok kanan ke jalan PB. Sudirman, lurus ikuti jalan kemudian akan bertemu jalan raya Ngawi-Solo, lurus saja ikuti jalan tersebut kurang lebih 26 kilometer. Kemudian belok kanan menuju Desa Kauman sekitar 270 meter, kemudian belok kiri, di desa tersebut tempat kediaman Dr. Radjiman.
24
Kediaman Dr.KRT. Radjiman W edyodiningrat Untuk memasuki kawasan situs, melewati sebuah gerbang yang besar. Pada gerbang itu terdapat tulisan "Situs Radjiman Wedyodiningrat". Setelah itu, pengunjung akan melewati jalan sepanjang 500 meter untuk menuju rumah utama. Kebayang kan, luasnya kediaman beliau? Banyak foto-foto yang terpajang di dinding Rumah Situs Dr. Radjiman Wedyodiningrat, itulah yang menjadi saksi bisu bahwa Dr Radjiman memiliki peran penting bagi Bangsa Indonesia. Dan juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden RI yang pertama yaitu, Ir Soekarno.
Rumah Utama
25
Alasan Tinggal di Ngaw i Nah.. Sejak beliau tak lagi bekerja sebagai dokter di istana kerajaaan Surakarta, Dr. Radjiman ingin beristirahat ditempat yang sejuk tenang. Kemudian beliau memilih tinggal di Tretes dikaki gunung Arjuno Jawa Timur. Tetapi karena sakit rheumatik beliau pindah ke dusun Dirgo, desa Kauman, Kec. Widodaren Kab. Ngawi. Lokasinya dipinggir hutan jati yang tenang banget. Tapi karena beliau memiliki jiwa social yang tinggi dan juga ahli dibidang persalinan, penyakit kandungan dan ahli bedah beliau tidak hanya bersantai di rumah apalagi waktu itu penduduk banyak yang terserang penyakit pes.
Patung Dr. Radjiman
26
Ruang P ertemuan Setelah Idonesia merdeka, Dr. Radjiman menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bertugas membantu Presiden karena waktu itu Indonesia yang baru merdeka belum mempunyai badan legislatif selain itu pada bulan September 1945 jabatannya bertambah karena pada bulan tersebut Dr. Radjiman diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Bahkan juga sempat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun semua pengabdiannya harus berakhir ketika pada tanggal 20 September 1952 beliau wafat di dsn Dirgo walikukun, Kec. Widodaren, Kab. Ngawi dan jenazahnya dikebumikan di desa Mlati, Sleman, Yogyakarta tempat kelahirannya yang juga tempat peristirahatan terakhir bapak angkatnya Wahidin Soedirohoesodo.
Selain dibidang kedokteran beliau juga aktif dibidang politik. Yang sangat terkenal adalah saat beliau menjabat Ketua BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. BPUPKI bertugas menyelidikan kebutuhan-kebutuhan Indonesia dalam persiapan kemerdekaannya salah satunya yang terpenting adalah konsep dasar negara dan undang-undang dasarnya sebagai fondasi dasar terbentuknya Negara Indonesia.
Kondisi Rumah Dr. Radjiman
Ruang Tamu
27 Peta menuju Benteng Van Den Bosch
Dari pusat kota yaitu jalan MH. Thamrin depan alun-alun, lurus ke arah barat terdapat pertigaan belok kiri ke Jalan Trunojoyo, lurus kemudian sampai di perempatan belok kanan ke jalan PB. Sudirman, lurus ikuti jalan kemudian akan bertemu jalan raya Ngawi-Solo, ikuti jalan tersebut kurang lebih 18,4 kilometer, Obyek wisata Monumen Soerjo tersebut berada di kiri jalan.
28
Raden Mas Toemenggoeng Ario Soerjo adalah Gubernur Jawa Timur yang pertama sejak Indonesia merdeka. Raden Mas Toemenggoeng Ario adalah gelar kebangsawanan untuk masyarakat keturunan kerajaan Jawa. Panjang juga yah gelarnya... Nih.. ada sekilas perjalanan RMTA Soerjo.
Gapura Monumen Soerjo
W ana W isata Monumen Soerjo
29 Beliau lahir di Magetan Jawa Timur pada tanggal 9 Juli 1895 setelah menyelesaikan pendidikannya di HIS ( Hollandsch Inlandsch School dan OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) beliau masuk menjadi pamong praja di Ngawi, selanjutnya mengikuti pendidikan polisi di Sukabumi. Tahun 1938-1943 RTMA Soerjo dianggakat menjadi Bupati Magetan yang ke 13, selanjutnya diangkat menjadi Residen di Bojonegoro Jawa Timur. Dan Ketika Indonesia merdeka diangkat menjadi Gubernur Jawa Timur yang pertama. Dan pada bulan September 1948 Gubernur Sorjo diundang Presiden Soekarno untuk datang ke Yogyakarta. Sepulang dari Yogyakarta Gubernur Soerjo tgl 10 September 1948 dihadang oleh gerombolan PKI Madiun pimpinan Muso, ketika melintas di hutan jati di desa Bogo, kec, Kedunggalar, Kab Ngawi. Waktu itu Gubernur Soerjo bersama Komber Pol M. Doerjat dan Kompol Soeroko ketiganya ditangkap dan dibawa ke hutan sonde persisnya ke arah utara dari tempat penghadangan.
Tugu Monumen Gubernur Soerjo
30 Portrait Gubernur Soerjo
Di dekat sungai Klalah ketiganya dibunuh dan dikubur. Tiga hari kemudian jenazahnya baru ditemukan. Ditempat penghadangan inilah sekarang dibuatkan patung megah Gubernur Soerjo dan juga Kombes Pol M. Doerjat dan Kompol Soeroko. Disekitar monumen dibuat rest area yang sejuk dan luas, dan taman bermain juga lhoo..
Oleh - Oleh Khas Ngaw i
31
Keripik Tempe
32
Keripik Tempe Keripik Tempe
Biasanya tempe diolah untuk dijadikan lauk pada makanan. Tapi ada juga beberapa orang yang menjadikannya sebagai keripik. Camilan ini banyak dijumpai di beberapa kota yang ada di Jawa Timur. Seperti Malang dan Ngawi. Camilan satu ini tentu saja berbahan dasar tepe, yang dibalur tepung dan kemudian di goreng. Kripik tempe tidak hanya bisa dinikmati sebagai cemilan saja, namun bisa jadi pelengkap menu utama. Untuk sentra produksi kripik tempe di ngawi sudah tersebar di Ngawi. Salah satunya dapat dijumpai di Desa Sadang, Kecmatan Prandon, Ngawi.
33
Geti Ngawi
34
Geti Geti adalah makanan yang berbahan utama Wijen, Kacang, dan Gula. Sehingga rasa yang dimiliki makanan satu ini manis dan gurih. Dan tekstur renyah dari kacang. Cocok untuk cemilan nonton film, atau sambil ngerjain tugas. Salah satu produsen Geti Ngawi adalah ibu Suyadi (60 tahun), warga Dusun Cupo Desa Grudo Kecamatan/Kabupaten Ngawi. Geti Ngawi
35
Ledre
36
Ledre
Toko oleh-oleh khas Ngaw i 1. Toko Oleh-oleh Simpako, yang beralamat di Jln. PB Sudirman depan toko 48. 2. Dede Snack yang beralamat di Jln. Untung Suropati Tlp: 0351746273 3. Atau bisa dijumpai di sepanjang Jln Sukowati, setelah perempatan Karangasri, banyak warung-warung kecil yang menjajakan Ledre.
Toko Oleh-oleh Ngawi
Ledre adalah makanan khas Ngawi yang berbentuk gulungan panjang, yang berbahan dasar tepung ketan, parutan kelapa muda, dan pisang. Pisang yang digunakan adalah pisang raja. Adonan dituangkan ke wajan dan diratakan ke seluruh wajan hinnga bentuknya tipis, kemudian digulung. Renyah, gurih dan manis bila kita menikmati makanan satu ini. Apalagi disajikan dengan teh hangat, lengkap rasanya.
37
Batik Trinil
38
Batik Trinil
Batik Khas Ngawi
Tak hanya makanan saja yang menjadi oleh-oleh khas Ngawi. Ngawi juga memiliki cindera mata yang bagus. Yaitu batik, motif batik yang dimiliki kota Ngawi ini sangat khas dan menarik. Motif yang diambil adalah elemen-elemen yang menjadi ikon Ngawi, seperti bambu dan manusia purba. Tak banyak menggunakan motif-motif yang menggambarkan alam sekitar di Ngawi, seperti mata pencarian masyarakat Ngawi yaitu bercocok tanam, sehingga banyak petak-petak sawah. Biasanya motif yan digunakan adalah padi, yang dikombinasikan dengan kupu-kupu, daun teh dan daun jati juga tersedia. Warna batik yang diambil memiliki dominan warna-warna gelap, seperti biru dongker, ungu tua, dan merah marun, namun tersedia juga warna cerah. Salah satu toko sekaligus pembuat batik Ngawi yang terkenal adalah Toko Batik Widi Nugraha yang beralamat di Desa Mungut, Kecamatan Padas, Ngawi. Terdapat warehouse yang berada di pusat kota Ngawi yang beralamat di Jalan Teuku Umar, dekat dengan alun-alun Ngawi.
Dana Sri Lestari Alvia Nora Pradita
Illustrator
Editor
Rian Kuncoro Jati Illustrator
Ilham Akbar Layouter
Buku ini memberikan tentang informasi informasi bangunan bersejarah yang berada di Ngawi, namun dengan pembawaan gaya ilustrasi yang ceria dan cerah tentu tak akan membuat kita bosan akan membaca sejarah di Ngawi.