Dakwaan Danesuvaran KR Singam

Page 1

F

I

It: I I

KEIAKSAAN NEGERI 29.

PANGKALAN KERINCI " UNTUK KEADILAN " RENCANA SURAT DAKWAAN No. Reg. Perk. : PDM- / PKLCI / 12 / 20tg

A. TERDAKWA

:

t

Nama Lengkap Tempat fanir i Umur / Tanggall,ahir Jenis Kelamin Kebangsaan

t_

I

I I t I I

I I

I I I

t I

r I i-

*.

Tempat tinggal

Agama

52 Tahun / 18 Nopember 1961. Laki-laki. Malaysia, No. KITAS 2C118L3008-M, No. PASPORT : A26090617. Mess PT ADEI PLANTATION & INDUSTRY Kebun Nilo, Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau. Khatolik.

Pekerjaan

Pendidikan B.

Bachelor of Science (BSc.).

PENAHANAN:

-

Penyidik

-

PenuntutUmum

RUTAN, sejak tanggal L3 Desember 20L3 s/ d

01,

lanuari2O14.

RUTAN, sejak tanggal 23 Desember 2013 s/d Dilimpahkan ke Pengadilan Negeri.

C. DAKWAAN

:

PERTAMA

PRIMAIR Bahwa ia terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM, seLaku General Manager Nilo complex PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY (pr. ADED sesuai Memprandum PT ADEI tanggal 8 Oktober 2012yang ditanda-tangani Regional Direktur PT. ADEI (TAN KEI YooNG) dan selaku General Manager atau Pimpipan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecrl, pada hari Senin, tanggal 77 httln 2013 sampai dengan hari Rabu, tanggal 19 Tuni 2013 atau setidak tidaknya masih dalam bulan Juru 2013 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahgn- 2013, bertempat di lahan areal KKPA (IGedit Koperasi

---


F

I I I

h

! T I i

t

T

I

2

Primair Anggota) Desa Batang Nilo Kecit, tepahrya areal sejajar Blok L9, Blok 20 dan Blok 21 di sekitar aliran Sungai liatyangmasuk didalam Batas Wilayah Studi AMDAL PT. ADEI, Desa Batang Nilo Kecil, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Pelalawan, dengan sengaja membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembnknran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusnkan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 26. Perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan caracara sebagai berikut : -----------

- Bahwa PT. ADEI PLANTATION

&

INDUSTRY (PT.ADEI), memiliki

kegiatan usaha antara lain dibidang Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri, dengan lokasi kerja di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Untuk Kabupaten Pelalawan PT. ADEI memiliki Hak Guna Usaha (HGU) kebun kelapa sawit yang merupakan kebun Inti seluas 12.860 ha, yang terletak di Desa Kemang dan Desa Palas di Kecamatan Pangkalan Kuras, Desa Batang Nito Kecil dan Desa Telayap di Kecamatan Pelalawan serta di Desa Sungai Buluh, di Kecamatan Bunut.

- Bahwa Struktur Kepengurusan PT.. ADEI pada Kebun HGU-nya di Kabupaten Pelalawan tersebut dijabat TAN KEI YOONG selaku Regional Direktur. Sedangkan Production Director / Direktur Produksi dijabat terda\wa DANESUVARAN K.R. SINGAM, yang membawahi beberapa orang Senior Manager, In Charge Humas,In Charge Rountable Sustainability Palm Oil (RSPO) dan beberapa orang Manager Divisi serta para Asisten Manager.

- Bahwa selain mengelola HGU Kebun Kelapa Sawit seluas 12.860 ha yang terletak dibeberapa tempat di Kabupaten Pelalawan sebagai kebun Inti, FrI. ADEI juga mengelola kebun Plasma dengan menjalin kemitraan melaui Pola KKPA diantaranya bersama Koperasi Petani Sejahtera dengan luas lahan + 520 Ha yang berlokasi di Desa Batang Nilo Kecrf Kec. Pelalawan Kab. Pelalawan.

Bahwa Struktur Kepengurusan Kebun Kelapa Sawit Pola KKPA antara PT. ADEI dengan Koperasi Petani Sejahtera adalah TAN KEI YOONG selaku Regional Direktur, sedangkan Terdakwa selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil yang membawahi Asisten (SUTRISNO) dari dibantu seorang Staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) dengan beberapa orang Mandor dibawahnya. Bahwa asal mula terbentuknya kemitraan KKPA tersebut yakni pada sekira tahun 1999, ketika PT. ADEI mengelola areal HGU-nya yang terletak di Desa Batang Nilo Kecil, ternyata ada bagian HGU PT. ADEI tersebut yang tumpang tindih dengan lahan masyarakat Desa Batang Nilo Kecil, sehingga


3

terjadi kesepakatan lisan saat itu, yaitu PT ADEI bersed.ia mengganti rugi tanaman karet masyarakat yang tumpang tindih tersebut sebesar Rp.15.000 per batang dan PT. ADEI juga bersedia membangun kebun kelapa sawit pola KKPA atas lahan masyarakat.

- Bahwa dalam tahun

L999, diDesa Batang

Nilo Kecil sudah terdapat Koperasi

Petani Sejahtera dengan jumlah anggota sebanyak 220 orang, sebagaimana akta pendiriannya No. : 339/BH/KDH.4/I/XI/1999 dan telah mendapat pengesahan dari Kepala Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Dati II Kampar, tanggal 06 Desember 1999.

- Bahwa karena lahan yang tumpang tindih dengan HGU PT. ADEI yffig akan dijadikan lahan kemitraan dengan pola KKPA tersebut merupakan tanah milik tiga persukuan (Piliang, Melayu dan Pelabi); maka mamak adat yang ada di Desa Batang Nilo Kecil melalui Kepala Desa bernama ZULKIFLI menyerahkan lahan yang luasnya sekira 540 ha kepada Koperasi Petani Sejahtera. Selanjutnya Koperasi Petani Sejahtera melalui Surat Pernyataannya No. : O1/Koptan S/BNK/VII/2002, tanggal08 Juli 2002yang ditanda-tangani oleh Pengurusnya, Kepala Desa dan Mamak Adat, menyerahkan lahan 540 ha kepada PT. ADEI ditahun 2002 untuk dikelola PT. ADEI secara kemitraan bersama Koperisi Petani Sejahtera dengan Pola KKPA menggunakan tenaga ahli yang cakap dan terampil.

- Adapun batas-batas sempadan lahan untuk perkebunan pola KKPA yang semula seluas 540 ha kemudian dikurangi dengan pembuatan akses jalan dan parit kanal sehingga lahan untuk perkebunan rnenjadi seluas 520 ha,

o . o"

.

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Saring; Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun Inti PT. ADEI Sebelah Timur berbatasan dengan lahan KKPA Telayap Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batang Nilo Kecil

Dan didalam batas-batas lahan KKPA itu ada anak sungai yang biasa disebut masyarakat dengan Sungai Jiat yang membelah dari sebelah Utara sampai keperbatasan kebun Inti PT. ADEI dihulu anak sungai pada bagian Selatan.

- Bahwa selanjutnya terhadap lahan kebun kelapa sawit pola KKPA tersebut dikelola PT ADEL meskipun Izin Usaha Perkebunan belum diterbitkan untuk kegiatan tersebut. Perizinan yang telah dimiliki PT. ADEI ketika mengeloli perkebfrnan itu berupa : a. Akta Pendirian Koperasi Petani Sejahtera yang tefgh didaftarkan tanggal Desember\999. surat Bupati Pelalawan No. : 522.11,/PE}./,/X/03, tanggal30 oktober 2003 Perihal Persetujuan Pencadangan Lahan Perkebunan Kelapl Sawit di Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan 6

b.


4

Surat Kadisbu+ Kab. Pelalawan No.525.2/ V I / 20A3/ L1,4, tanggal 18 Juni 2003 Perihal Rekomendasi Perkebunan Kelapa Sawit Pola PIR Kemitraan KKPA KOPTAN-SEJAHTERA d. Keputusan Bupati Pelalawan No. 400/BPD/2005/0L2, tanggal 08 Agustus 2005 Tentang Pemberian Izin Lokasi untuk Pembangunan Kelapa Sawit an. Koptan Sejahtera dengan PT ADEI e. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yuog dibuat PT. ADEI dengan bantuan Konsultan Penyusun AMDAL; PT Lingkitang Konsultan yang telah disetujui oleh Bupati Pelalawan tanggal 17 Oktobet 2006, Nomor : 660/Bapedalda/2006/1328 yang hasil studi AMDAL itu wajib dilaksanakan dan ditaati oleh PT. ADEI. c.

- Bahwa dalam membangun kebun kelapa sawit Pola KKPA dimaksud, Terdakwa bertindak untuk dan atas nama PT. ADEI membuat Surat Perjanjian Borongan No. KNB-1/SPB/001,/VII/2006, tanggal 1 luh 2006 dengan Sdr. DURMAN mewakili PT. LOGOH MITRA MANDIRI. Kemudian perjanjian itu dilanjutkan oleh PT. LOGOH MITRA MANDIRI dengan Surat Perjanjian Borongan.No. KNB-1,/SPB/ /XII/20A7, tanggal 22 Desember 2007.

- Bahwa ketika PT. LOGOH MITRA MANDIRI meLakukan pekerjaan pemborongan yang dimulai dengan membuka lahan (land clearing), hingga persiapan tanam beserta pembuatan jalan dan parit kanal pekerjaan dimaksud langsung diawasi oleh Terdakwa selaku Estate Manager / Pimpinan Kebun Nilo Barat I PT. ADEI Dari hasil pekerjaan PT, LOGOH MITRA MANDIRI telah dibangun lahan seluas 520 ha itu menjadi 24 blok kebun kelapa sawit Pola KKPA Desa Batang Nilo Kecil dan diantara satu blok dengan blok lainnya telah dibatasi oleh parit-parit kanal keliling, termasuk terdapatnya akses-akses jalan.

- Bahwa pada tang gal17 Desember 2012 dibuat Perjanjian Kerjasama antara PT. ADEI dengan KOPERASI PETANI SEJAHTERA No.: ADKN/ PK/ xrr / 2012/ 004, tentang Pembangunan dan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Kemitraan dengan Model KKPA di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan. Dalam Perjanjian tersebut PT. ADEI diwakili oleh rAN KEI YooNG (Regional Direktur) Terdakwa (Direktur) dan RIZA ADAMI NASUTION (Humas), sedangkan KOPERASI PETANI SEIAHTERA diwakili oleh LABORA BANCIN (Ketua Koperasi), ADI FIRDAUS (sekfretaris) dan ARIFIN (Bendahara), yang diketahui oleh SURYANTO (Kepala Desa Batang Nilo Kecil). ;,

- Bahwa Terdakwa sebagai Direktur Produksi PT.ADEI yang juga sebagai General Manager ,atau Pimpinan Kebun KKPA, bertanggung-jawab atas seluruh Kegiatan, Perencanaan, Pembiayaan, Pengelolaan Kebun unfuk mencapai hasil produksi yang optimal.


5

- Bahwa sejak pengelolaan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Pola KKPA ditahun 2006 yang kemudian dilanjutkan tahun 2007 melalui jasa pemborongan PT. LOGOH MITRA MANDIRI, sampai dengan keadaan per awal bulan Juni2O73, terhadap lahan KKPA diatas lahan seluas 520 ha yang sudah menjadi blok-blok sebanyak 24 blok tersebut, telah ada tanaman kelapa sawitnya sekira seluas 488 ha dengan umur tanaman minimal2 tahun dan maksimal 6 tahun, sehingga masih ada diantara blok-blok yang belum ada tanaman kelapa sawit yaitu : r Untuk Blok 1, 2 dan blok 3 sedari awal memang belum dilakukan penanaman karena ketiga blok tersebut masih bersengketa dengan

o

masyarakat. Sedangkan seluruh Blok 19, sebagian blok 20 dan blok 21 yang sejajar dengan anak Sungat Jiat per kondisi awal bulan Juni 2013 ditumbuhi semak belukar dan masih terdapat beberapa tegakan kayu hutan alam.

- Bahwa blok 19, sebagian blok 20 dan blok

yang sejajar dengan anak Sungat Jiat termasuk lahan areal KKPA yang dikelola PT. ADEI dan tidak pernah ada sengketa dengan pihak lain, dan pengawasannya menjadi tanggung-jawab Terdakwa selaku Pimpinan Kebun KKPA. 21.

- Bahwa terhadaq areal KKPA blok L9, qernah dilakukan steknt=tnenwnakan_ alat berat dan kemudian dilakukan penanaman kelapa sawit, tetapi seluruh tanaman sawitnya mati karena banjfu, sedangkan terhadap blok 20 dan 2'L yang sejajar dengan anak SungaiJiat, pernah pula dilakukan steking/ nâ‚Źrmun terhadap lokasi itu belum dilakukan penanaman karena pada lokasi tersebut sering buttjit.

- Bahwa anak Sungai ]iat yang membelah blok 19, blok 20 dan blok 21,, pada bagian hulunya telah dipotong dengan membuat kanal pant, sehingga menyebabkan anak Sungai Jiat itu mendangkal dan dapat dikatakan menjadi sungai mati dan dilahan pada bagian hulunya yakni dilokasi kebun inti PT. ADEI telah ditanam dengan tanaman kelapa sawit.

- Bahwa berdasarkan Lampiran Peta didalam Dokumen AMDAL diantaranya Peta Batas Wilayah Studi, Peta Lokasi Sampling dan Peta Lokasi Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT. ADEI, dinyatakan bahwa blok 19, blok 20 dan blok 21 disatu sisi; yang posisinya sejajar dengan anak Sungai Jiat dan blok 19, bLok 20 dtrn blok 21 diseberangnya disisi lain (termasuk daerah sempadannya) adalah masuk dalam wilayah areal KKPA Desa Batang Nilo Kecil PT. ADEI dan pengawasan pelaksanaan pengelolaan lingkungannya menjadi tanggung jawab Terdakwa selaku Pimpinan Kebun KKPA.

- Bahwa pada sekira tanggal 14 dan 15 Juni 2013, didalam lokasi blok 20 dan blok 21 yang lahannya belum ditanam kelapa sawit dan masih terdapat


6

tegakan kayu hutan alam, ada kegiatan penebangan-penebangan kayu hutan alam tersebut dengan menggunakan mesin chain saw, tetapi terdakwa membiarkan kegiatan penebangan tersebut berlangsung dan kayu-kayu hasil tebangannya ditumpuk dilokasi blok 20 dan blok 21 tersebut.

- Bahwa

areal

tepabry

pada a

seralar

Sungai Jiat, juga terld tebangan tegakan kayu hu alam yang dibiarkan menumpuk di blok 20 darrl blok 21 yang sebelumnya ada kegiatan penebangan kayu tersebut ikut terbakar bersamaan dengan kebakaran lahan di blok 20 dan blok 21 ; hampir seluruh blok 19 sudah hangus terbakar dan menyisakan debu. Pada saat itu masih ada titik api dan kepulan asap.

- Bahwa terjadinya kebakaran lahan pada tanggallT

darr 18 Juni 201"3 tersebut

terpantau oleh Peta Hotspot / Ffue Location (Ground Survey). Lahan di blok 19, blok 20 dan blok 21 yang terbakar tersebut masuk dalam Batas Wilayah Studi AMDAL PT. ADEI sebagaimana RKL dan RPLnya.

- Bahwa selaku General Manager Kebun KKPA, Terdakwa tidak memerintahkan Asisten (SUTRISNO) atau St# Asisten (SARDMAN SARAGIH) atau Mandor dibawahnya untuk melakukan upaya pemadaman kebakaran di blok 19, blok 20 dan blok 21, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya sebagaimana tertuang dalam RKL dan RPL AMDAL PT. ADEI, yang mengharuskan Terdakwa untuk. melakukan tindakan penghindaran kemungkinan timbulrrya kebakaran lahan yang dapat menimbulkan gangguan stabilitas lokal, regional nasional dan internasional. Akibatnya, kebakaran lahan itu terus merambat yaitu pada tanggal 19 Juni 2013, api mulai membakar tanaman kelapa sawit produktif yang tumbuh pada blok 20 dan blok 21 yang berlokasi diseberang parit kanal sejaiar dengan Sungai Jiaf sebagaimana terpantau berdasarkan Hotspot MODIS (NASA).

- Bahwa pantauan titik-titik api atau Hotspot tersebut diatas, di verifikasi oleh Badan Lingkungan Hidup Propinsi Riau yang pada pokoknya kebakaran memang terjadi di areal lahan KKPA PT. ADEI di Desa Batang Nilo Kecil. Kebakaran lahan dan gangguan kabut asap tersebut dapat menimbulkan gangguan stabilitfis lokal, regional, nasional dan intemasional.

- Bahwa selanjutorya karena kebakaran lahan mulai merambat dan membakar tanaman kelapa sawit produktif, barulah Terdakwa meminta Asisten (SUTRISNO) dan Staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) untuk berupaya memadamkan api yang membakar tanaman kelapa sawit produktif itu, yaitu Asisten (SUTRISNO) dan Staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) bersama


7

beberapa orang mandor KKPA memadamkan api menggunakan ember yang airnya diambil dari sungai ]iat yang hanya tinggal kohm-kolam. Karena pemadaman yang dilakukan dengan peralatan seadanya itu tidak efektif,

lalu Asisten (surRISNo) menghubungi senior Manager Kebun Inti NiIo Barat II PT. ADEI yang juga sebagai Ketua Tim pemadaman Kebakaran Kebun Inti (I.. ZULHAM) untuk meminjam satu-satunya mesin ait pemadam api milik PT. ADEI. - Bahwa kemudian Asisten (surRISNo) menjemput mesin air tersebut ke Divisi III kebun Nilo Barat II yang merupakan kebun Inti, Ialu Asisten (surRISNo) dan staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) dengan dibantu beberapa mandor KKPA membentuk shift siang malam* bergantian menggunakan satu mesin air tersebut untuk memadamkan ap1 yang membakar tanaman kelapa sawit produktif pada tanggal 19 yuni zore. Selanjutrrya karena semakin meluasnya api membakar tanaman kelapa sawit produktif di blok 20 danblok 21, sedangkan penggunaan satu mesin air saja

tidak cukup, maka senior Manager Kebun Nilo Barat

I (Go KENG EE)

membeli dan mengantar 1 (satu) unit mesin air lagi kelokasi tanaman kelapa sawit produktif yang terbakar.

- Bahwa kemudian pada tanggal

21, Juni 2013 terdakwa melalui Asisten (SUTRISNO) memerintahkan agar operator alat berat excavator roling ke

lokasi kebakaran di blok 20 dan blok 21 yang tanaman kelapa siwit produktifnya terbakar tersebut. Atas perintah terdakwa itu, alat berat milik kebun Inti PT. ADEI digunakan untuk membuat isolasi dan pembuatan kantong air di Hutan Desa Seringyar'g berdekatan dengan uiung blok 21 unfuk mencegah kebakaran tidak semakin meluas menghanguskartanaman kelapa sawit produktif.

- Bahwa pada tanggal 22 Juru 2013 dibeli lagi 2 (dua) unit mesin air dan dengan kekuatan 4 (empat) mesin air tersebut dilakukan pemadaman pada blok 20 dan blok 21 sampai pada tanggal 30 ]uni 2013 karena ketiki itu dilokasi tanaman ,kelapa sawit produktif yang terbakar tadi telah'turun huian.

- Bahwa pada tanggal 1,6 Juli 2013 Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan dari Fakultas Kehutanan IPB yakni prof. DR. Ir. Bambang Hero saharjo, M.AGR mendatangi tempat kejadian kebakaran dan melakukan : - Observasi terhadap lahan yang telah terbakar termasuk melakukan pengecekan apakah sarana dan prasarana pengendalian kebakaran tersedia atau tidak di lokasi yang telah terbakar. - Pengambilan sampel bahan bakar terbakar di atas permukaan lahan yang telah dibakar yang didominasi oleh rumput.


8

i

I

"-

Pengambilan sampel rumput hijau yang tumbuh ditanah mineral bersebelahan dengan lahan terbakar yang memiliki jenis yang sama yang ditemukan pada permukaan lahan bekas terbakar. Pengambilan sampel tanah komposityang terbakar dipermukaan. Pengambilan sampel tanah utuh yang telah terbakar. Pengambilan ranting dari semak belukar yang terbakar. Pengambilan sampel tumbuhan bawah yang tumbuh pada lahan bekas terbakar. Penghitungan volume bahan bakar yang telah terbakar. Pengambilan sampel tanah/gambut permukaan yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel tanah/gambut utuh yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel di permukaan tanah / ganrbat yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel contoh daun hutan alam yang tidak terbakar sebagai kontrol.

Bahwa dari sampel-sampel yang diambil kemudian secara diskriptif dilakukan analisis untuk mendapatkan gambaran lebih detail yang dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan untuk menghitung gas emisi rumah kaca yang dihasilkan selama pembakaran berlangsung digunakan persamaan Seiler dan Crutzen Tahun 1980. Untuk mengetahui hal itu dibutuhkan beberapa parameter seperti luasan areal yang terbakar, kedalaman gambut / tanah yang terbakar serta

bahanbakaryangterbakar.

6

-

Dari hasil pengukuran lokasi yang terbakar diketahui luas areal yang terbakar:

dikelola PT. ADEI

i

Desa

yang Kec. Pelalawan, Kab.

pola KKPA yatg

dikelola

PT.

. Pelalawan, Kllb.

Pelalawan sel ang terbakar di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan jika daerah aliran sungai lersebut adalah 50 meter disisi kiri dan kanannya, maka luasannya re

Bahwa berdasarkan 6urat Keterangan Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.AGR, tanggal 31 Juli 2013, pada pokoknya sebagai berikut : A. FAKTA LAPANGAN : - Lokasi lahan yang terbakar ini berada diantara tanaman kelapa sawit milik PT. ADEI dan tanaman kelapa sawit milik KKPA Batang Nilo Kecil.


9

-

-

-

Pada bagian lain dari lahan yang terbakar tampak ditemukan aliran sungai seperti bagian dari anak sungai yang masih ada namun tidak mengalir dengan baik namun sudah menyempit dari kondisi awalnya sehingga penampakannya tampak seperti kolam ikan yang airnya menggenang. Pada gambar 4.1 ; Peta Lokasi Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit pT ADEI, diketahui bahwa lahan bekas terbakar tersebut sesungguhnya adalah anak sungai yang masih hidup yang berujung pada sungai Kampar. Hasil verifikasi menunjukan bahwa kegiatan pembakaran dilahan bekas terbakar tersebut sengaia dibiarkan tanpa ada upaya pemadaman atau pencegahan. HAL TERSEBUT DIPERTEGAS

LAGI DENGAN HADIRNYA TIANG PANIANG YANG TANPAK IARAKNYA BERATURAN YANG MENANDAKAN KEGIATAN TERSEBUT TERENCANA SEBELUM PEMBAKARAN. Sarana dan Prasaraana pengendalian kebakaran diseputar wilayah terbakar, termasuk pada lahan PT. ADEI tidak terlihat kehadirannya.

B. HASIL ANALISA - Pembakaran lahan sengaja dilakukan dalam rangka untuk

-

-

membersihkan lahan sehingga mudah dikerjakan. Lahan bekas terbakar tersebut sesungguhnya adalah anak sungai yang sengaja ditimbun yang kemudian akan digunakan sebagai lahan untuk pembangunan kebun kelapa sawit, hal tersebut tampak sekali dari ienis tanaman (rumput) vang terdapat dipermukaannya dan ienis tanah; yang terdapat dibawah permukaan RUMPUT YANG DITANAM kemudian dibakar tersebut ternyata adalah tanah mineral dan bukan gambut.

Berdasarkan verifikasi lapangan diketahui bahwa penimbunan sungai untuk perluasan areal penanaman tanaman kelapa sawit memang telah direncanakan dan dilakukan secara sengaja (dengan maksud menyatukan lahan menjadi satu hamparan) termasuk kegiatan penyiapan lahannya dengan pembakaran dan penanamannya dengan rumput untuk bagian permukaannya yang dibuat seolah-olah gambut tipis.

KESIMPULAN Berdasarkan fakta lapangan yang berhasil diungkap selama investigasi dilakukan serta didukung oieh ?ata hasil analisa laboratorium maka dapat disimirulkan beberapa hal; - Penimbunan anak sungai untuk digunakan sebagai areal perluasan penanaman kelapa sawit telah direncanakan dan dilakukan secara matang dan sistematis dan diyakini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang paham dan dengan maksud-maksud tertentu. Hal itu dipertegas lagi dengan kehadiran rumput dipermukaan tanah timbun sehingga tampak seolah-olah seperti lahan gambut dengan


l0

-

-

-

ketebalan yang tipis. Masyarakat biasa tidak mungkin melakukan rekayasa seperti ini dan tentu saia hal ini dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan Pada lahan timbunan tersebut telah pula dilakukan pembakaran secara sengaja dan dibiarkan sehingga telah pula menghasilkan gas rumah kaca selama pembakaran berlangsung dan tentu saja telah membakar lapisan permukaan tanah timbun tersebut, kedua hal tersebut tentu saja tidak dibenarkan. Selama pembakaran telah dilepaskan 270 ton karbon ; 243 ton COZ; 0,78 ton CH+; 0,51 ton NOx; 0,22tonNHs; L,17 ton Os d,an20,65ton CO serta 24 ton partikel. Gas gas rumah kaca yang dilepaskan selama kebakaran berlangsung telah melewati batas ambang terjadinya pencemaran/ yang berarti bahwa gas-gas yang dihasilkan selama pembakaran telah mencemarkan lingkungan dilahan terbakar dan sekitarnya, selain itu gambut yang terbakar tidak mungkin kembali lagi karena telah rusak. Dalam rangka pemulihan lahan yang rusak akibat kebakaran lahan seluas 40 ha melalui pemberian kompos, serta biaya yffiig harus dikeluarkan untuk memfungsikan faktor ekologis yang hilang maka

Bahwa berdasarkan surat Keterangan Ahli Kerusakan Lingkungan dari Fakultas Kehutanan IPB. DR. Ir. Basuki wasis, M.sI. tanggalL?Agustus 20L3 yang menganalisa sampel tanah berdasarkan Berita Acara Pengambilan Sampel tanggal 13 Juli 2013 di areal yang dibakar di PT. ADEI, yang

dianalisa pada Laboratoriun Pengaruh Hutan Bagian Ekologi Hutan Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, ditarik suatu kesimpulan: o Hasil pengamatan lapangan dan analisa sampel tanah di laboratorium menunjukan bahwa memang benar pada lokasi penelitian memang TELAH TERIADI PERUSAKAN TANAH dan LINGKUNGAN di PT.

.

ADEI Kab. Pelalawan, Propinsi Riau melalui kegiatan pembakaran dalam penyiapan lahan (land clearing) untuk pembuatan kebun kelapa sawit. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat kimia tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk parameter subsidence pH tanatr, C organic, dan nitrogen tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah te4adi kerusakan lingkungan sifat biologi tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk total mikroorganisme, total fungsi dan respirasi tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat fisik tanah, karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk porositas dan bobot isi tanah.


1t

o

o

Hasil pengamatan lapangan dan analisa vegetasi menunjukkan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah te4adi kerusakan lingkungan aspek flora karena telah masuk kriteria baku kerusakan (pp Nomor : 4 tahun 2001) untuk keragaman spesies dan populasi. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah itu dibakar hal tersebut ditunjukan terjadinya peningkatan kadar Ca, dan Mg tanah.

Bahwa dari kegiatan pengolahan lahan pada blok-blok lahan areal KKpA pT. ADEI di Desa Batang Nilo Kecil tempat terjadinya kebakaran, memang Terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk melakukan pengawasan dalam melindungi areal kegiatan usaha yang menjadi tanggung jawabnya dari ancaman bahaya kebakaran, karena kebakaran tersebut sesungguhnya memang diharapkan dalam rangka penyiapan lahan.

Perbuatan terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM sebagaimana U diatur dan diancam pidana dalam

---

l)

lww

SUBSIDIAIR Bahwa ia terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM, selaku General Manager Nilo complex PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY (pr. ADED sesuai Memorandum PT. ADEI tanggal 8 Oktober 2OL2 yartg ditanda-tangani Regional Direktur PT. ADEI (TAN KEI YooNG) dan seLaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil pada hari Senin, tanggal 17 Juru 2013 sampai dengan hari Rabu, tanggal 19 Juni 2012 atau setidak tidaknya masih dalam bulan Juni 2013 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di lahan areal KKpA (IGedit Koperasi Primair Anggota) Desa Batang Nilo Kecil, tepaturya areal sejajar Blok L9, Blok 20 dan Blok 21 di sekitar aliran Sungai Jiat yang masuk didalam Batas Wilayah studi AMDAL PT. ADEI Desa Batang Nilo Kecrl, Kecamatan pelalawan, Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri pelalawan

---

knrena kelalaiannya membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibst terjadinyn pencemsran dan kerusaknn lingkungan hidup sebagaimana

fungsi dimaksud dalam pksal 26 l)ndang-undnng ini. Perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan perilaku sebagai berikut : --------------:------

Bahwa sekira tahun 1999, ketika PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY (PT.ADED, mengelola pembangunan kebun kelapa sawit dibagian areal HGU-nya yang berbatasan dengan Desa Batang Nilo Kecil Kecamatan


12

Pelalawan, ternyata ada bagian HGU PT. ADEI seluas L2.860 ha yang berbatasan dengan Desa Batang Nilo Kecil tersebut tumpang tindih dengan lahan masyarakat setempat, sehingga terjadi kesepakatan lisan saat ifu, yaitu PT.ADEI bersedia mengganti rugi tanaman karet masyarakat yang tumpang tindih sebesar Rp.15.000 per batang dan PT. ADEI juga bersedia membangun kebun kelapa sawit pola KKPA atas lahan masyarakat itu.

- Bahwa karena lahan yang tumpang tindih dengan HGU pr. ADEI yang dimaksudkan akan dijadikan lahan perkebunan pola KKpA merupakan tanah milik tiga persukuan (Piliang, Melayu dan pelabi); maka mamak adat yang ada di Desa Batang Nilo Kecil melalui Kepala Desa yang menjabat saat itu, menyerahkan lahan yang luasnya sekira 540 ha. itu kepada Koperasi Petani sejahtera yang telah berdiri di desa dimaksud, dengan jumlah anggota 220 orang.

- Bahwa selanjuhrya Koperasi Petani Sejahtera dengan Surat Pernyataannya No. : 01/Koptan-s/BNK/vrr/2002, tanggal 08 ]uli 2002 yang ditandatangani oleh Pengurusnya, Kepala Desa dan Mamak Adat, ditahun z00z it:u menyerahkan lahan seluas 540 ha tadi kepada PT. ADEI untuk dikelola pT. ADEI menggunakan tenaga ahli yang cakap dan terampil dengan pola KKPA bersama Koperasi Petani Sejahtera.

- Bahwa dari luas lahan KKPA yang semula 540 ha itu, setelah dikurangi pembangunan akses jalan dan parit kanal, maka menjadi 520 ha untuk perkebunan, dengan batas sempadan : . Sebelah utara berbatasan dengan Desa Saring; . Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun Inti PT. ADEI ; . Sebelah Timur berbatasan dengan lahan KKPA Tetayap ; o Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batang Nilo Kecil; Dan didalam batas-batas lahan KKPA itu ada anak sungai yang biasa disebut masyarakat dengan Sungai ]iat yang membeLah dari sebelah Utara sampai keperbatasan kebun Inti PT. ADEI dihulu anak sungai pada bagian selatan.

- Bahwa dengan dasar beberapa surat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan, sebagai kelengkapan pengurusan Izin usaha Perkebunan (IUP), maka pada tahun 2006 pr. ADEI telah mulai mengelola perkebunan KKPA tersebut dengan mengikat perjanjian pemborongan dengan PT. LoGoH MITRA MANDIRI sebagai pelaksana pekerjaan antara lain surveying B-trundary & Construction dan imas tumbang. Kemudian pada tahun 20a7 PT. ADEI menandatangani lagi perjanjian pemborongan dengan PT. LoGoH MITRA MANDIRI rrr,jtrt p"iutrurruuo peke4aan samlai dengan tahun 2008.

- Bahwa ketika PT. LoGoH MITRA MANDIRI melakukan pekerjaan membuka lahan (land clearing), hingga persiapan tanam beserta pembuatan


13

jalan dan parit kanal, pekerjaan dimaksud diawasi langsung Terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM yang saat itu menjabat Estate Manager Kebun Nilo Barat I PT. ADEI. Dari hasil pekerjaan pr. LoGoH MITRA MANDIRI itu lahan seluas 520 ha tersebut telah menjadi 24 blok kebun kelapa sawit Pola KKPA Desa Batang Nilo Kecil dan diantara satu Blok dengan Blok lainnya dibatasi oleh parit-parit kanal keliling.

- Bahwa pada tanggal lT Desember 2012 dlbuat Perjanjian Kerjasama antara PT. ADEI dengan KOPERASI PETANI SEJAHTERA No.: ADKN/ PK/ XII/ 2012/ 004, tentang Pembangunan dan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Kemitraan dengan Model KKPA di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan. Dalam Perjanjian tersebut pr. ADEI diwakili oleh rAN KEI YooNG (Regional Direktur), Terdakwa (Direktur) dan RIZA ADAMI NASUTION (Humas), sedangkan KOpERASI PETANI SEJAHTERA diwakili oleh LABORA BANCIN (Ketua Koperasi), ADI FIRDAUS (sektretaris) dan ARIFIN (Bendahara), yang diketahui oleh SURYANTO (Kepala Desa Batang Nilo Kecil).

- Bahwa struktur Kepengurusan Kebun Kelapa sawit Pola KKpA antara pr. ADEI dengan Koperasi Petani sejahtera adalah TAN KEI yooNG selaku Regional Direktur PT. ADEI, sedangkan Terdakwa selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA yang membawahi Asisten (SUTRISNo) dan dibantu seorang staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) dengan beberapa orang Mandor dibawahnya.

- Bahwa sebagai General Manager atau'Pimpinan Kebun KKPA, Terdakwa bertanggung-jawab atas seluruh Kegiatan Perencanaan, pembiayaan, Pengelolaan Kebun untuk mencapai hasil produksi yang optimal. - Bahwa sejak PT. LoGoH MITRA MANDIRI mengelola pembangunan Perkebunan Kelapa sawit Pota KKPA sampai dengan keadaan per awal bulan Juni2013, terhadap lahan KKPA diatas lahan seluas 520 ha yang sudah menjadi blok-blok sebanyak 24 Blok tersebut, lahan yang telah ditanami kelapa sawit sekira seluas 488 ha dengan urnur tanaman minimal 2 tahun dan maksimal 6 tahun, sehingga masih terdapat diantara blok-blok belum ada tanaman kelapa sawit, yaitu : r Blok '1., 2 dan Blok 3 masih bersengketa dengan masyarakat, sehingga sedari awal memang belum dilakukan peruulaman. o untuk seluruh Blok 19, sebagian blok 20 dan Blok 2L yangsejajar dengan anak sungat Jiat per kondisi awal bulan Juni 2013 ditumbuhi semak belukar dan masih terdapat beberapa pohon alam.

- Bahwa blok 19, sebagian blok 20 dan blok 21 yang sejajar dengan anak Sungat Jiat termasuk lahan areal KKPA

y*g

dikelola pT. ADEI dan tidak


t4

pernah ada sengketa dengan pihak larn, dan pengawasannya menjadi tanggung-jawab Terdakwa selaku pimpinan Kebun KKPA.

- Bahwa terhadap lahan areal KKpA blok 19, pemah dilakukan steking

slat berat dan kemudian dilakukan penaftlman kelapa sawit, tetapi seluruh tanaman sawitnya mati karena butrjit, sedangkan ierhadap blok 20 dan2-1. yang sejajar dengan anak sungaiJiai,pernah pula dilakukan steking, namun terhadap lokasi itu belum dilakukan penananurn karena menggunakan

pada lokasi tersebut sering banjir.

- Bahwa bagian hulu anak sungai Jiat yang membelah blok L9, blok 20 dan blok 21, telah dipotong dengan membuat kanal pafit, sehingga menyebabkan anak sungai Jiat itu mendangkal dan dapat dikatakan -"rriuai sungai mati dan dilahan pada bagian hulunya yakni dilokasi kebun inti pr. Rpu tehn ditanam dengan tanaman kelapa sawit.

- Bahwa berdasarkan Lampiran Dokumen AMDAL diantaranya peta Batas

Wilayah Studi, Peta Lokasi Sampling dan Peta Lokasi Kegiatan perkebunan Kelapa Sawit PT.ADEL dinyatakan blok 19, blok 20 dan blok 21 disatu sisi ; yang posisinya sejajar dengan anak sungaiJiat, dan blok 19, blok 20 dan blok 21-diseberangnya disisi lain (termasuk daerah sempadannya) adalah masuk dalam wilayah areal KKPA pr.ADEI dan plttgu*uiur, pelaksanaan pengelolaan lingkungannya menjadi tanggung jawab Terdatwa selaku Pimpinan Kebun KKPA.

- Bahwa berdasarkan Studi AMDAL sedagaimana yang dibuat oleh Konsultan

Penyusun PT. Lingkitang Konsultan dan telah mendipat persetujuan Bupati Pelalawan Nomor : 660/BapedaLda/2006/1928 tmfgal-r7 okiober zbao, fiatur ketentuan pengelolaan dampak untuk r.,uttg.t*gi potensi kebakaran lahan dan gangguan kabut asap dilokasi kegiaian selagaimana tertuang dalam Dokumen Rencana pengelolaan Lingkungan (RKi), yaitu d.engan kegiatan antara lain: o Membangun menara pemantau api setinggi 20 meter yang ditempatkan pada beberapa posisi strategis.

o o ' o

Membuat papan peringatan yang berisi himbauan agar menghindari kegiatan yang menyebabkan terjadinya kebakaran lahan. Membuat embung (kolam persediaan air), untuk kebutuhan pemadaman api -saat kebakarran lahan. Membentuk Tim Penanggulangan Bahaya Kebakaran yang dilengkapi dengan fasilitas alat komunikasi dan alat berat yang memadai, ,"rt" berkoordinasi dengan dinas terkait. Membuat tanda larangan agar tidak membuang punfung rokok atau menghidupkan api unggun.


15

Demikian juga didalam Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RpL) maka alat dan metode pemantauan dampak meningkabrya kebakaran lahan gambut dan gangguan kabut asap, antara lain: . Melakukan pengamatan langsung kondisi tingkat kekeringan lahan yang berpotensi mudah terbakar. Mengamati langsung kondisi lahan yang diusahakan oleh perusahaan, masyarakat dan perusahaan lain yang sejenis dan memiliki potensi sama terhadap kebakaran lahan dan gangguan asap. Melakukan upaya-upaya preventif yang telah dan akan dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran lahan. o Memeriksa eksistensi embung, sekat bakar, menara pantau dan rambu peringatan kebakaran. . Membuat data dokumentasi (peta daerah rawan kebakaran). - Bahwa Terdakwa selaku Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil, tidak melakukan pengawasan untuk memastikan dilaksanakannya kegiatankegiatan sebagaimhna yang tertuang dalam RKL dan RPL tersebut diatas, dan Terdakwa tidak melaporkan kepada PT. ADEI tentang adanya hambatan dalam pelaksanaan tanggung jawabnya selaku Pimpinan Kebun KKPA, termasuk ketidak tersediaan sarana untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan danf atau memadamkan kebakaran lahan yang terjadi.

- Bahwa pada sekira tanggal 14 dan 15 Juni 2013, didalam lokasi blok 20 dan blok 21 yang lahannya belum ditanam kelapa sawit dan masih terdapat tegakan kayu hutan alam, ada kegiatan penebangan-penebangan tegakan kayu hutan alam tersebut dengan mengguftrkan mesin chain saw. Tetapi Terdakwa membiarkan kegiatan penebangan tersebut berlangsung dan membiarkan kayu-kayunya menumpuk dilokasi blok 20 dan blok 21. tersebut.

- Bahwa pada tanggal

17 Juni 2013 areal sejajar blok 19 dan blok 20, tepatrya pada sekitar Sungai jiat yang telah mati; terjadi kebakaran di sebagian lahan itu dan pada tanggal 18 Juni 2013 areal sejajar blok 21 dengan sungai jiat, juga terjadi kebakaran. seluruh tumbangan kayu alam yang dibiarkan menumpuk di blok 20 dan brok 21 yang beberapa hari sebelumnya ada kegiatan penebangan pohon tersebut ikut terbakar bersamaan dengan kebakaran lahan di blok 20 dan blok 21.

- Bahwa kebakaran lahan areal KKPA yang terjadi tanggal 18 luni 2013 itu sudah menghangiiskan hampir seluruh llok tl yai{ menyisakan debu kebakaran dan masih terdapat titik api dan kepulan asap. Terjadinya kebakaran lahan pada tanggal 77 dan ig Juni 20i3 di blok-^blok iL iuga

terpantau oleh Peta Hotspot / Fte Location (Ground Survey). pada saat kebakaran lahan pada Blok-Blok tersebut terjadi sebenarnya diketahui SARDIMAN SARAGIH dan surRISNo. Namun meskipun kebakaran yang terjadi dilahan blok 19, blok 20 dan blok 21 masuk dalam Batas witayah


l6

studi AMDAL P,T. ADEI ; sARDIMAN

SARAGIH dan surRISNo tidak dapat melakukan pemadaman api karena ketidak tersediaan sarana dan prasarana dilokasi kebakaran yang telah disyaratkan wajib ada dilokasi kebun PT. ADEI sebagaimana RKL dan RPLnya, sehingga pada tanggal]rg Juni 2013, api mulai merambat dan membakar tanaman kelapa sawit produktif yang tumbuh pada blok 20 dan blok 21, yangberlokasi diseberang parit kanal sejajar dengan Sungai Jiat sebagaimana terpantau juga oleh Peta Hotspot MODIS (NASA). Pantauan titik-titik api atau Hotspot tersebut diatas diverifikasi oleh Badan Lingkungan Hidup Propinsi Riau yang pada pokoknya kebakaran memang terjadi diareal lahan KKPA pT. ADEI di Desa Batang Nilo Kecil

- Bahwa setelah api merambat dan membakar tanaman kelapa sawit produktif tersebut, SARDIMAN SARAGIH dan surRISNo baru menghubungi beberapa orang mandor KKPA untuk bersama-sama ikut memadamkan api dengan menggunakan ember yang aimya diambil dari sungai Jiat yang hanya tinggal kolam-kolam. oleh karena pemadaman yang dilakukan seadanya itu tidak efektif, lalu SARDIMAN SARAGIH dan surRISNo menghubungi Ir ZULHAM (senior Manager Kebun Inti Nilo Barat II pT. ADEI yang juga sebagai Ketua Tim Pemadaman Kebakaran Kebun Nilo Complex) untuk meminjam mesin air sibaura, y angmerupakan satu-satunya mesin air pemadam api milik PT. ADEI.

- Bahwa kedudukan Ir ZULHAM sebagai Ketua Tim Pemadaman Kebakaran Kebun Nilo Complex hanya merupakan penunjukan lisan pada saat rapat pembahasan audit RSPO (Roundtable and sustainable palm oil / Pembangunan Kelapa sawit Berkelanjutan) dan tidak pernah dilengkapi dengan surat Keputusan dari ]ajaran Direksi, sehingga baik tugas, tanggung jawab dan struktur organisasi tidak jelas serta peralatan untuk mendukung kelancaran operasionalpun tidak tersedia, hanya baru dalam tahap persiapan / pembenahan dengan melakukan koordinasi dengan para maftlger Divisi dan KKPA.

- Bahwa

ZULHAM, saksi SUTRISNO menjemputmesin air pemadam api tersebut ke Divisi III Kebun Nilo Barat II yang merupakan kebun Inti. Selanjutnya SUTRISNO dan SARDIMAN SARAGIH membentuk shift siang malam untuk melakukan pemadaman api, lalu surRISNo dan SARDIMAN SARAGIH dengan dibantu beberapa orang mandor KKPA, bergantian memahamkan api dengan menggunakan satu mesin air tersebut. Selanjutnya karena semakin meluasnya api membakar tanaman sawit produktif di blok 20 dan blok 21, dan penggunaan satu mesin air saja tidak cukup, maka Go' KENG EE selaku senior Manager Kebun Nilo Barat I (Kebun Inti) pada tanggal 21luni 2013 membeli dan mengantar 1 (satu) unit mesin air lagi kelokasi tanaman sawit produktif yang terbakar. atas persetujuan Ir.


17

- Bahwa setelah

lefsgtahui terjadinya kebakaran tanaman sawit produktif dibagian ujung blok 20 dan blok 21, Terdakwa memerintahkan surrusuo agar operator alat berat excavator roling ke lokasi kebakaran di blok 20 dan blok 21 yang tanaman sawit produktifnya terbakar tersebut untuk membuat isolasi dan kantong air di Hutan Desa sering yang berdekatan dengan ujung blok 21 guna mencegah meluasnya kebakaran tanaman sawit produktif. Namun Terdakwa selaku General Manager atau pimpinan Kebun KKPA Batang Nilo Kecil tidak mengambil tindakan ketika terjadinya P:ru kebakaran lahan areal KKpA Desa Batang Nito Kecil pada tanggal tz aarr,B Juni 2013 yang nyata-nyata menjadi tanggung-jawabnya tersebui.

- Bahwa oleh karena pemakaian 2 (dua) unit mesin air tidak memadai untuk memadamkan api yang membakar tanaman sawit produktif, maka pada

tanggal 22Jum 2013 dibeli lagi2 (dua) unit mesin air. Dengan menggun-akan 4 (empat) mesin air tersebut, sampai dengan tanggal30 Juni 2013 dilakukan pemadaman api pada blok 20 dan blok 21 yang merupakan tanaman sawit produktif.

- Bahwa AhIi Kebakaran Hutan dan Lahan dari Fakultas Kehutanan IpB yakni Prof. DR. Ir. Bambang Hero saharjo, M.AGR, pada tanggal 16 Juli 2013 mendatangi tempat kejadian kebakaran lahan dan melakukan

-

:

observasi terhadap lahan yang telah terbakar termasuk melakukan pengecekan apakah saralur dan prasarana pengendalian kebakaran tersedia atau tidak di lokasi yang telah terbakar.

Pengambilan sampel bahan bakar terbakar yang didominasi oleh rumput.

di atas permukaan lahan

Pengambilan sampel rumput hijau yang tumbuh ditanah mineral

bersebelahan dengan lahan terbakar yang memiliki jenis yang sama yang ditemukan pada permukaan lahan bekas terbakar. Pengambilan sampel tanah komposit yang terbakar dipermukaan. Pengambilan sampel tanah utuh yang telah terbakar. Pengambilan ranting dari semak belukar yang terbakar. Pengambilan sampel tumbuhan bawah yang tumbuh pada lahan bekas terbakar. Penghitungan volume bahan bakar yang telah terbakar.

Pengambilan sampel tanah / gambut permukaan yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel tanah / gambut utuh yang tidak terbakar sebagai

-

kontrol. i

Pengambilan sampel di permukaan tanah / ganbut yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel contoh daun hutan alam yang tidak terbakar sebagai kontrol.


18

Bahwa dari sampel-sampel yang diambil kemudian seciua diskriptif dilakukan analisis untuk mendapatkan gambaran lebih detail yang dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan untuk menghitung gas emisi rumah kaca yang dihasilkan seLama pembakaran berlangsung digunakan persamaan Seiler dan Crutzen Tahun 1980. Untuk mengetahui hal itu dibutuhkan beberapa pâ‚Źuameter seperti luasan areal yang terbakar, kedalaman gambut / tarrah yang terbakar serta bahan bakar yang terbakar. Dari hasil pengukuran lokasi yang terbakar diketahui luas areal yang terbakar: o Areal kosong yang terbakar didalam kebun kelapa sawit pola KKPA yang dikelola PT. ADEI di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan seluas ! 304.703 }i42. o Areal yang terbakar berupa tanaman kelapa sawit pola KKPA yang dikelola PT. ADEI di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan seluas ! 7.925 M'2. o Daerah Aliran Sungai Jiat yang terbakar di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan jika daerah aliran sungai tersebut adalah 50 meter disisi kiri dan kanannya, maka luasannya t2l1,.115M2. Bahwa berdasarkan Kesimpulan Surat Keterangan yang dibuat Prof. DR. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.AGR, tanggal31 Juli 2013 selaku Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan dapat diketahui antara lain sebagai berikut:

-

-

Selama pembakaran telah dilepaskan 270 ton karbon ; 243 ton CO2; 0,78 ton CHa; 0,51 ton NOx; 0,22ton NHg;1,L7 ton Os darr20,65 ton CO sefta24 ton partikel. Gas gas rumah kaca yang dilepaskan selama kebakaran berlangsung dengan pendekatan persamaan Seiler dan Crutzen tahun 1980 telah meleutsti batas arubang terjadinlta pencemaran, yang berarti bahwa gas-gas yang dihasilkan selama pembakaran telah mencemarknn lingkungan

dilahan terbakar dan sekitarnya, selain itu gambut yang terbakar tidak mungkin kembali lagi karena telah rusak. Dalam rangka pemulihan lahan yang rusak akibat kebakaran lahan seluas 40 ha melalui pemberian kompos, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk memfungsikan faktor ekologis yang hilang maka dibutuhkan biaya sebesar Rp.15.794.238.630,-

Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Ahli Kerusakan Lingkungan dari Fakultas Kehutanfrn IPB. DR. Ir. Basuki Wasis, M.SI. tanggal 12 Agustus 2013 yang menganalisa sampel tanah berdasarkan Berita Acara Pengambilan Sampel tanggal 13 Juli 2013 di areal kebakaran lahan di PT. ADE| yang dianalisa pada Laboratorium Pengaruh Hutan Bagian Ekologi Hutan Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, ditarik suatu kesimpulary pada pokoknya:


l9

o

o

o

o

Hasil pengamatan lapangan dan analisa sampel tanah di laboratorium menunjukan bahwa memang benar pada lokasi penelitian memang TELAH TER.IADI PERUSAKAN TANAH dan LINGKUNGAN di PT. ADEI Kab. Pelalawan, Propinsi Riau melalui kegiatan pembakaran dalam penyiapan lahan (land clearing) untuk pembuatan kebun kelapa sawit. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang ditanah yang terbakar tercebut telah ik karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001") untuk parameter subsidence pH tanah, C organic, dan nitrogen tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang ditanah yang terbakar tersebut telah teriaili kerusakan lingkungan sifat biologi tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk total mikroorganisme, total fungsi dan respirasi tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang ditanah yang terbakar tersebut telah te4adi kerusakan lingkungan sifat fisik tanah. karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk porositas dan bobot isi tanah. Hasil pengamatan lapangan dan analisa vegetasi menunjukkan bahwa memang ditanah yang terbakar tersebut telah teriaili kerusakan lingkungan aspiek flora karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor :4 tahun 2001) untuk keragaman spesies dan populasi. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa ditanah tersebut memang telah terjadi peningkatan kadar Ca, dan Mg tanah.

Bahwa Terdakwa selaku Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecrl" tidak melakukan pengawasan dalam kegiatan mengantisipasi dan atau mencegah terjadinya kebakaran lahan pada blok-blok tersebut yang merupakan tugas dan tanggung jawab Terdakwa, apalagi disaat terbakarnya lahan itu situasi

setempat musim kemarau. Oleh karena kelalaian Terdakwa yang tidak melakukan pengawasan dalam kegiatan mengantisipasi dan atau mencegah kebakaran lahan sebagaimana yang ditentukan dalam RKL dan RPL AMDAL PT. ADEI untuk membuka dart/ atau mengolah lahan yang diperuntukkan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit pola KKPA tersebut, telah menyebabkan terjadinya kebakaran lahan yang menimbulkan pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup. ---- Perbuatan terdakwa 49 ayat (1) jo

imana diatur dan diancam

ATAU KEDUA: PRIMAIR


20

Bahwa ia terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM, selaku General Manager Nilo Complex PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY (PT. ADED sesuai Memorandum PT ADEI tanggal 8 Oktober 2012 yang ditanda-tangani Regional Direktur PT. ADEI (TAN KEI YOONG), dan selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil, pada hari Senfur, tanggal 17 luni 2013 sampai dengan hari Rabu, tanggal 19 Juni 2013 atau setidak tidaknya masih dalam bulan Juni 2013 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di lahan areal KKPA (Kredit Koperasi Primair Anggota) Desa Batang Nilo Kecil, tepatnya areal sejajar Blok 19, Blok 20 dan Blok 21 di sekitar aliran Sungai Jiat yang masuk didalam Batas Wilayah Studi AMDAL PT. ADEI, Desa Batang Nilo Kecil, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri PeLalawan,

---

sebagai orang yang memberi perintah atau orang bertindak sebagai pimpinan kegiatan

telnh melakuknn pembukaan lahan dengan cflra membaknr. Perbuatan tersebut terdakwalakukandengancara-carasebagaiberikut:-------------

- Bahwa sebagai suatu badan usaha yang memiliki kegiatan dibidang Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY, memiliki lahan HGU seluas 12.860 ha yang terletak dibeberapa desa dalam Kabupaten Pelalawan termasuk Kewilayahan Desa Batang Nilo Kecil. Untuk mengelola luas lahan kebun HGU PT. ADEI tersebut ditetapkan Struktur Kepengurusannya ; Regional Direktur dijabat TAN KEI YOONG,

sedangkan sebagai Pimpinan Kebun Nilo dijabat terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM selaku Production Director, yang

membawahi beberapa orang Senior Manager, In Charge Humas, In Charge RSPO dan beberapa orang Manager Divisi serta para Asisten Manager.

- Bahwa disamping mengelola HGU Kebun Kelapa Sawit seluas 12.860 ha yang merupakan kebun Inti, F'I. ADEI juga mengelola kebun Plasma dengan menjalin kemitraan melaui Pola KKPA (IGedit Koperasi Primer untuk Anggota), diantaranya bersama Koperasi Petani Sejahtera dengan luas'lahan I 520 Ha yang berlokasi di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan Kab. Pelalawan.

- Bahwa Struktur Kepengurusan Kebun Kelapa Sawit Pola KKPA Desa Batang Nilo Kecil antara PT. ADEI dengan Koperasi Petani Sejahtera adalah TAN KEI YOONG selaku Regional Direktur PT. ADEI, dan:' terdakwa selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil, yang jabatan terdakwa itu membawahi Asisten atas nama SUTRISNO dan dibantu seorang Staf Asisten SARDIMAN SARAGIH yang memimpin beberapa orang mandor. Diantara jabatan Mandor itu ada yang dipercayakan kepada LABORA BANCIN, selaku Ketua Koperasi Petani Sejahtera.


2t

- Bahwa selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil, terdakwa bertanggung-jawab atas seluruh Kegiatan Perencanaan, Pembiayaan, Pengelolaan Kebun untuk mencapai hasil produksi yang optimal.

- Bahwa terbentuknya kemitraan KKPA Desa Batang Nilo Kecil tersebut disebabkan karena pada sekira tahun 1999,kettka PT ADEI mengelola arael atas dasar HGUnya yang terletak di Desa Batang Nilo Kecrl, ternyata ada bagian HGU PT. ADEI yang tumpang tindih dengan lahan masyarakat Desa Batang Nilo Kecil, sehingga terjadi kesepakatan lisan saat itu, yaitu PT ADEI bersedia mengganti rugi tanaman karet masyarakat yang tumpang tindih ^tersebut sebesar Rp.15.000 per batang dan PT ADEI jogu bersedia membangun kelapa sawit pola KKPA atas lahan masyarakat itu.

- Bahwa pada Desa Batang Nilo Kecil ditahun 1999 ittt sudah berdiri Koperasi Petani Sejahtera dengan jumlah anggota sebanyak 220 orcng dan mamak adat ; dari tiga persukuan yang memiliki tanah yang tumpang tindih dengan HGU PT ADEI, melalui Kepala Desa Batang Nilo Kecil menyerahkan lahan yang luasnya sekira 540 ha. itu kepada Koperasi Petani Sejahtera. Selanjubrya Koperasi Petani Sejahtera dengan Surat Pernyataannya No. : 01/KoptanS/BNK/VII/2002, tanggal 08 Juli 2002 yang ditanda-tangani oleh Pengurusnya, Mamak Adat dan Kepala Desa, ditahun 2002 tersebut menyerahkan lahan 540 ha tadi kepada PT ADEI untuk dikelola PT. ADEI secara kemitraan bersama Koperasi Petani Sejahtera dengan Pola KKPA.

- Bahwa yang menjadi batas-batas sempadan lahan untuk perkebunan pola KKPA Desa Batang Nilo Kecil yang semula seluas 540 ha, setelah dikurangi dengan pembuatan akses jalan dan parit kanal sehingga lahan untuk perkebunan Plasma itu menjadi seluas 520ha, adalah: . Sebelah utara berbatasan dengan Desa Saring; . Sebelah Selatan'berbatasan dengan kebun Inti PT ADEI . Sebelah Timur berbatasan dengan lahan KKPA Telayap . Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batang Nilo Kecil Dan didalam batas-batas lahan KKPA itu ada anak sungai yang biasa disebut masyarakat dengan Sungai jiat yang membelah dari sebelah Utara sampai keperbatasan kebun Inti PT. ADEI dihulu anak sungai pada bagian Selatan.

- Bahwa atas dasar beberapa surat, diantaranya diterbitkan Pemerintahan Daerah Kabupa:ten Pelaliwan, yang sebetulnya surat-surat dimaksud diperuntukan sebagai kelengkapan pengurusan Izin Usaha Perkebunan (IUP), PT. ADEI telah mulai mengelola perkebunan KKPA tersebut dengan mengikat Perjanjian Pemborongan dengan PT. LOGOH MITRA MANDIRI sebagai pelaksana pekerjaan dalam tahun 2006 dan pada tahun 2007 perjanjian pemborongan itu dilanjutkan PT. LOGOH MITRA MANDIRI sampai tahun 2008.


n- Bahwa ketika PT. LOGOH MITRA MANDIRI melakukan pekeriaannya yang dimulai dengan membuka lahan (land clearing), hingga persiapan tanam beserta pembuatan jalan dan parit kanal, Terdakwa yang saat itu menjabat ' Estate Manager Kebun Nilo Barat I FI. ADEI langsung mengawasi pekerjaan dimaksud. Dari hasil pekerjaan PT. LOGOH MITRA MANDIRI itu telah dibangun lahan areal KKPA Desa Batang Nilo Kecil seluas 520 ha itu menjadi Z{blok kebun kelapa sawit Pola,KKPA Desa Batang Nilo Kecil dan diantara satu blok dengan blok lainnya telah dibatasi oleh parit-parit kanal keliling, termasuk terdapatnya akses-akses jalan.

- Bahwa meskipun pekerjaan pembangunan kelapa sawit Pola KKPA Desa Batang Nilo Kecil selesai dikerjakan pemborong menjadi 24 blok, namun Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Kemitraan dengan Model KKPA di Desa Batang Nilo Kecil antara PT. ADEI dengan, KOPERASI PETANI SEJAHTERA baru ditanda-tangani pada tanggal lT Desember 2012, dinana PT. ADEI diwakili oleh TAN KEI

YOONG (Regional Direktur) Tedakwa (Direktur) dan RIZA ADAMI NASUTION (Humas), sedangkan KOPERASI PETANI SEJAHTERA diwakili oleh LABORA BANCIN (Ketua Koperasi), ADI FIRDAUS (Sektretaris) dan ARIFIN (Bendahara), yang diketahui oleh SURYANTO (Kepala Desa Batang Nilo Kecil)

- Bahwa sejak PT. LOGOH MITRA MANDIRI sebagai pelaksana jasa pemborongan melakukan pengelolaan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Pola KKPA ditahun 2006 dan dilanjutkan pada tahun 2007, sampai dengan keadaan per awal bulan Juni 2013, terhadap kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil diatas lahan seluas 520 ha yang sudah menjadi blok-blok sebanyak 24 blok tersebut, telah ditanam kelapa sawit sekira seluas 488 ha dengan umur tanaman minimal 2 tahun dan maksimal 6 tahun, sehingga masih ada diantara blok-blok yang belum ada tanaman kelapa sawit, yaitu : o Pada blok 1, 2 dan blok 3 tidak pernah dilakukan penanaman karena ketiga blok tersebut masih bersengketa dengan masyarakat. o Kemudian pada seluruh blok 19, sebagian blok 20 dan blok 2'1. yang sejajar dengan anak Sungat Jiat per kondisi awal bulan Juni 2013 masih terdapat beberapa tegakan kayu hutan alam dan ditumbuhi semak belukar.

tg, sebagian blok 20 dan blok 2l yang sejajar dengan anak Sungat Jiat terma$uk lahan areal KKPA Desa Batang Nilo Kecil yang dikelola PT. ADEI dan tidak pernah ada sengketa dengan pihak lain, dan

- Bahwa terhadap

u-lok

pengawasannya menjadi tanggung-jawab Terdakwa selaku Pimpinan Kebun KKPA.


r23 - Bahwa areal KKPA Desa Batang Nilo Kecil pada blok

-

1-9, pernah dilakukan steking menggunakan alat berat dan kemudian dilakukan penilvrman kelapa sawit, tetapi seluruh tanaman sawitnya mati karena banjir, sedangkan terhadap blok 20 darl:r 27 yang sejajar dengan anak sungai Jiat tersebu! pernah pula dilakukan steking, namun terhadap lokasi itu belum dilakukan penanaman karena pada lokasi tersebut sering banjir

- Bahwa anak Sungai Jiat yang membelah antara sejajar blok 19, 20 dan blok 21 disatu sisi yang dipisahkan sebagian blok 19, 20 danblok 2t disisi lain, pada bagian hulunya telah dipotong oleh PT. ADEI dengan membuat kanal parit sehingga menyebabkan anak Sungai Jiat itu mendangkal dan dapat dikatakan menjadi sungai mati. Pada bagian hulu anak Sungai |iat itu, yang berbatasan langsung dengan Kebun Inti PT. ADEI sudah tidak ada lagi Anak Sungai jiat tersebut dan telah ditumbuhi tanaman kelapa sawit milik kebun ' Inti PT. ADEL - Bahwa berdasarkan Dokumen AMDAL PT ADEI yang didalam lampirannya terdapat beberapa peta diantaranya Peta Batas Wilayah Studi, Peta Lokasi Sampling dan Peta Lokasi Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT ADEI, pada ketiga peta itu dinyatakan blok 19,20 dan blok 21 disatu sisi ; yang posisinya sejajar dengan anak sungai Jiat dan blok 19, 20 dan blok 21 diseberangnya pada sisi lain, termasuk daerah sempadannya; masuk dalam wilayah areal KKPA Desa Batang Nilo Kecil PT. ADEI dan pengawasan pelaksanaan pengelolaan lingkungannya menjadi tanggung jawab Terdakwa selaku Pimpinan Kebun KKPA.

- Bahwa didalam lokasi blok 20 dan blok 21 yang lahannya belum ditanam kelapa sawit dan masih terdapat tegakan kayu hutan alam itu, pada sekira tanggal 14 dan 15 Iuni 20!3 ada kegiatan penebangan-penebangan tegakan kayu hutan alam tersebut dengan menggunakan mesin chain saw, tetapi Terdakwa membiarkan kegiatan penebangan tersebut berlangsung dan kayu-kayu hasil tebangan ditumpuk dilokasi blok 20 dan blok 21 tersebut.

- Bahwa bertepatan dengan areal blok 19 dan blok 20, yang sejajar dengan anak Sungai ]iat yang telah mati ; pada tanggal 17 luni 2013 terjadi kebakaran di sebagian lahan itu. Kemudian pada tanggal t8 Juni 2013 areal sejajar blok 2'1, dengan Sungai liat, iaga terjadi kebakaran. Seluruh tumbangan kayu alam yang dibiarkan menumpuk di blok 20 dan blok 21 yang sebelumnya dda kegiatan penumbangan pohon tersebut ikut terbakar bersamaan dengan kebakaran lahan di blok 20 dan21",Pad.a tanggal L8 Juni 2013 tersebut hampir seluruh blok 19 sudah hangus terbakar. Terjadinya kebakaran lahan pada tanggal 17 dan L8 ]uni 2013 di blok-blok itu juga terpantau oleh Peta Hotspot / Fke Location (Ground Survey). Lahan di blok 19, blok 20 dan blok 21 yang terbakar tersebut masuk dalam Batas Wilayah Studi AMDAL PT. ADEI sebagaimana RKL dan RPLnya.


24

- Bahwa selaku General Manager Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil Terdakwa tidak memerintahkan Asisten (SUTRISNO) atau Staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) atau Mandor dibawahnya untuk melakukan vgaya pemadaman kebakaran di blok 19, blok 20 dan blok 2L, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya sebagaimana tertuang dalam RKL dan RPL AMDAL PT. ADEI, yang mengharuskan Terdakwa untuk melakukan tindakan penghindaran kemungkinan timbulrya kebakaran lahan yang dapat menimbulkan gangguan stabilitas lokal regional nasional dan internasional. Akibatnya, kebakaran lahan itu terus merambat yaitu pada tanggal L9 |uni 2013, api mulai membakar tanaman kelapa sawit produktif yang tumbuh pada blok 20 dan blok 21 yang berlokasi diseberang parit kanal sejajar dengan Sungai Jia! sebagaimana terpantau berdasarkan Hotspot MODIS (NASA). - Bahwa pantauan titik-titik api atau Hotspot tersebut diatas diverifikasi oleh Badan Lingkungan Hidup Propinsi Riau yang pada pokoknya kebakaran memang terjadi diareal lahan KKPA PT. ADEI di Desa Batang Nilo Kecil

-

- Bahwa selanjutrya karena kebakaran lahan mulai merambat dan membakar tanaman kelapa sawit produktif, barulah Terdakwa meminta Asisten (SUTRISNO) dan Staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) untuk berupaya memadamkan api yang membakar tanaman kelapa sawit produktif itu, yaitu Asisten (SUTRISNO) dan Staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) bersama beberapa orang mandor KKPA memadamkan api menggunakan ember yang airnya diambil dari Sungai jiat yang hanya tinggal kolam-koliam. Karena pemadaman yang dilakukan seadanya itu tidak' efektif, lalu Asisten (SUTRISNO) menghubungi Senior Manager Kebun Inti Nilo Barat II PTADEI yang juga sebagai Ketua Tim Pemadaman Kebakaran Kebun Inti (Ir. ZULHAM) untuk meminjam satu-satunya mesin air pemadam api milik PT. ADEI.

Bahwa selanjutnya Asisten (SUTRISNO) menjemput mesin air tersebut ke Divisi III kebun Nilo Barat II yang merupakan kebun InO lalu Asisten (SUTRISNO) dan Staf Asisten (SARDIMAN SARAGIH) dengan dibantu beberapa mandor KKPA Desa Batang Nilo Kecil membentuk shift siang malam bergantian menggunakan safu mesin air tersebut untuk memadamkan api yang membakar tanaman kelapa sawit produktif pada tanggal 19 juni 2013. Selanjutnya karena semakin meluasnya api membakar tanaman kelapa sawit produktif di blok 20 dan blok 21, sedangkan penggunaan satu mesin- saja tidak cukup, maka Senior Manager Kebun Nilo Barat I (GO KENG EE) membeli dan mengantar 1 (satu) unit mesin air lagi kelokasi tanaman kelapa sawit produktif yang terbakar. Bahwa selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 Terdakwa melalui Asisten (SUTRISNO) memerintahkan agar operator alat berat excavator roling ke


25

lokasi kebakaran di blok 20 dan blok 21 yang tanaman kelapa sawit produktifnya terbakar tersebut. Atas perintah Terdakwa itu, alat berat milik kebun Inti PT. ADEI digunakan untuk membuat isolasi dan pembuatan kantong air di Hutan Desa seringyang berdekatan dengan uiung blok 21 - untuk mencegah kebakaran tidak semakin meluas menghanguskan tanaman kelapa sawit produktif.

- Bahwa kemudian pada tanggal22Junt2013 dibeti la$2(dua) unit mesin air pemadam api dan dengan kekuatan 4 (empat) mesin air tersebut dilakukan pemadaman kebakaran kebun kelapa sawit produktif pada blok 20 dan blok 27 dan baru berhenti setelah turunnya hujan dilokasi tanaman sawit yang terbakar itu pada tanggal30 Juni 2013.

- Bahwa kemudian pada tairggal 16 Juli 2013 Prcf.. DR. Ir. Bambang Hero saharjo, M.AGR selaku Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan dari Fakultas Kehutanan IPB mendatangi tempat kejadian kebakaran dan melakukan: - observasi terhadap lahan yang telah terbakar termasuk melakukan pengecekan apakah sarana dan prasarâ‚Źrna .pengendalian kebakaran tersedia atau tidak di lokasi yang telah terbakar. - Pengambilan sampel bahan bakar terbakar di atas permukaan lahan yang telah dibakar yang didominasi oleh rumput. - Pengambilan sampel rumput hijau yang tumbuh ditanah mineral bersebelahan dengan lahan terbakar yang memiliki jenis yang sama yang ditemukan pada permukaan lahan bekas terbakar. - Pengambilan sampel tanah komposit yang terbakar dipermukaan. Pengambilan sampel tanah utuh yang telah terbakar. Pengambilan ranting dari semak belukar yang terbakar. Pengambilan sampel tumbuhan bawah yang tumbuh pada lahan bekas terbakar. Penghitungan volume bahan bakar yang telah terbakar. Pengambilan sampel tanah/ gambut permukaan yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel tanah/gambut utuh yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel di permukaan tanah / gambut yang tidak terbakar sebagai kontrol. - Pengambilan sampel contoh daun hutan alam yang tidak terbakar

sebagaikontrol.

:

Bahwa terhadap sampel-sampel yang diambil kemudian secara diskriptif dilakukan analisis untuk mendapatkan gambaran lebih detail yang dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas Kehutanan IpB dan

untuk menghitung gas emisi rumah kaca yang dihasilkan

selama pembakaran berlangsung digunakan persamaan Seiler dan Crutzen Tahun 1980. untuk mengetahui hal itu dibutuhkan bebetapa parameter seperti


26

luasan_a'eal yang terbakar, kedalaman gambut bahan bakar yang terbakar.

/

tanahyang terbakar serta

- Dali

_hasil pengukuran lokasi yang terbakar diketahui luas areal yang terbakar: o {real kosong yang terbakar didalam kebun kelapa sawit pola KKpA yang dikelola PT. ADEI di Desa Batang Nilo Ke& Kec. pelalawaru ral. Pelalawan seluas t 904.709 }y'r2. ' ,|1eal yang terbakar berupa tanamah kelapa sawit pola KKpA yang dikelola PT- ADEI di Desa Batang Nilo kecil, Kec. perarawan,'Kab. Pelalawan seluas X 7.925 tr,4L2. o Daerah Aliran_sungai Jiat yang terbakar di Desa Batang Nilo Kecif Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan jika daerah aliran sungai tersebut adalah 50 meter disisi kiri dan kanannya, maka luasannya *.ztt.ttsl/iz.

'Bahwa berdasarkan surat Keterangan Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir. Bambang Hero saharjo, M.AGR, tanggal 31 Juli 2012, pad.a pokoknya

sebagaiberikut:

A. FAKTA LAPANGAN

-

-

-

-

:

Lokasi lahan yang terbakar ini berada diantara tanaman kelapa sawit milik PT. ADEI dan tanaman kelapa sawit milik KKPA Batang Nilo Kecil. Pada bagian lain dari lahan yang terbakar tampak ditemukan aliran sungai seperti bagian dari anak sungai yang masih ada namun tidak mengalir dengan baik namun sudah menyempit dari kondisi awalrrya sehingga penampakannya tampak supeiti kolam ikan yang airnya menggenang. Pada gambar 4.-L ; peta Lokasi Kegiatan perkebunan Kelapa sawit pr ADEI, diketahui bahwa lahan bekas terbakar tersebut seJungguhnya adalah anak sungai yang masih hidup yang berujung padf"ror,jui Kampar.

-

Hasil verifikasi menunjukan bahwa kegiatan pembakaran dilahan bekas terbakar tersebut sengaja dibiarkan tanpa ada upaya pemadaman atau pencegahan. hal tersebut dipertegas lagi dengan hadirnya t*g panjang yang tanpak jaraknya leratu"ran yirg

-

sarana dan Prasaraana pengendalian kebakarurr- dir"p.rtar wilayah terbakar, tennasuk pada rahan pr. ADEI tidak terlihat rcnuairannya.

menandakan kegiatan tersebut terencana sebelum pembakaran.

B. HASIL ANALIS; - Pembakaran l_ahan sengaja dilakukan dalhm rangka untuk

-

membersihkan lahan sehingga mudah dikerjakan. Lahan bekas terbakar tersebut sesungguhnya adalah anak sungai yang sengaja ditimbun yang kemudian akan digunakan sebagai lahin untuk pembangunan kebun kelapa sawif hal tersebut tampik sekali dari jenis tairaman (rumput) yang terdapat dipermukaannya dan jenis


27

lanah yanq terdapat dibawah permukaan RUMpur YANG DITANAM

-

kemudian dibakar tersebit ternyata adalah tanah mineral dan bukan gambut. Berdasarkan verifikasi rapangan diketahui bahwa penimbunan sungai unfuk perluasan areal penanaman tanaman kelipa sawit memang telah direncanakan da. dilakukan secara sengaja (dengan maksud menyatukan- Iahan menjadi s1tu_ hampururr) -termasik kegiatan penyiapan lalrynya dengan pembakaruo iu' penarurmannya dengan rumput untuk bagian permukaannya yang dibuat seorah-olah gamtut tipis.

C. KESIMPULAN Berdasarkan faktl lrangan yang.berhasil diungkap serama investigasi dilakukan serta didukung oieh data hasil urruilru raboratorium maka dapat disimpulkan beberapa hal; - Penimbunan-anak sungai untuk digunakan aebagai areal perluasan penanaman kelapa sawit telah direncanakan aan ammk^an secara matang dan sistematis dan diyakini hanya dapat ditakukan oieh orang-orang yang paham dan dengan maksud-maksud tertentu. Har diperteg.as lagi dengan kehadiran rumput dipermukaan tanah timbun sehingga tampak seorah-orah ,"purti rahan gambut derrga^ ketebalan yang tipis. Masyarakat biasa tidak mungkin merakukan rekayasa seperti ini dan tentu saja har ini dilakukan oreh orang yang memiliki kemampuan Pada lahanr timbunan tersebut, telah pula .dilakukan pembakaran secara sengaja dan dibiarkan sehingga telah pula menghasilkan gas rumah kaca- serama pembakuru' b-"irurrgr.rrg dan teritu su,a teiur, membakar lapisan permukaan tanah ti;bu; tersebu! kedua hal tersebut tentu saja tidak dibenarkan selama pembakaran telah dilepaskan 270 ton karbon ; 242 ton Co2; 0,78 tonCH+; 0,51 ton NOx; 0,2)tonNH3;1,17 ton Oa dtrrt20,6l-ton CO serta 24 to1 partiker. Gas gas rumah kaca yang dilepaskan selama kebakaran berlangsung t"turt merewati batas"ambang terjadinya pencemaran/ yang berarti bahwa gas-gas yang diharilkur i"tu*u pembakaran terah mencemarkan lingk;ngur, a'ilurrun terbakar dan sekitarnya, serain itu gambut yang terbakar tidak mungkin kembari lagi karena telah rusakDalam rangka pemulihan rahan yang rusak akibat kebakaran rahan seluas 40 ha melalui pemberian koirnpos, serta biaya yang huru" dikeluarkan'untuk memfungs+1l faktor ekorogis yang hilang maka dibutuhkanbiayasebesar nf.fS.zSA. 2gg.650,_ v

itu

-

-

-

Bahwa berdasarka"_::t3,_ Keterangan Ahri Kerusakan Lingkungan dari Fakultas Kehutanan IpB. DR. Ir. Basrikiwasis, M.sI. tanggal 12 Agustus 2013 yang menganalisa samper tanah berdasarkan Berita i"uru pengambilan


28

sampel tanggal 13 Juli 2013 di areal yang dibakar di pr. ADEI, yang dianalisa pada Laboratoriun Pengaruh Hutan Bagian Ekologi Hutan Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IpB, ditarik suatu kesimpulan: r Hasil Pengamatan lapangan dan analisa sampel tanah di laboratorium

o

o

o

o

o

menunjukan bahwa memang benar pada lokasi penelitian memang telah terjadi perusakan tanah dan lingkungan di pr. ADEI Kab. pelalawan, Propinsi Riau melalui kegiatan pembakaran dalam penyiapan lahan cleari kebun Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat kimia tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk parameter subsidence pH tanah, C organic, dan nitrogen tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat biologi tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 200L) untuk total mikroorganisme, total fungsi dan respirasi tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat fisik tanah, karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk porositas dan bobot isi tanah. Hasil pengamatan lapangan dan analisa vegetasi menunjukkan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan aspek flora karena telah masuk kriteria baku kerusakan (pp Nomor : 4 tahun 2001) untuk keragaman spesies dan populasi. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah itu dibakar hal tersebut ditunjukan terjadinya peningkatan kadar'Ca dan Mg tanah.

- Bahwa dari kegiatan pengolahan lahan pada blok-blok pT. ADEI tempat terjadinya kebakaran, memang Terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk melindungi areal kegiatan usaha yang menjadi tanggung jawabnya selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil tersebut dari ancaman bahaya kebakaran, karena kebakaran tersebut sesungguhnya rnemang diharapkan dalam rangka penyiapan lahan. ----- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

JL

SUBSIDIAIR: Bahwa ia terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM, selaku General Manager Nilo Comiilex PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY (PT. ADED sesuai Memorandum PT ADEI tanggal 8 Oktober 2012 yang ditanda-tangani

---


29

Regional Direktur PT. ADEI (TAN KEI YooNG), dan selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil, pada hari Senin, tanggal L7 lulan 2013 sampai dengan hari Rabu, tanggal 19 Juni 2013 atau setidak tidaknya masih dalam bulan ]uni 2013 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 20L3, bertempat di lahan areal KKpA (I(redit Koperasi Primair Anggota) Desa Batang Nilo Kecil, tepatnya areal sejajar Blok 19, Blok 20 dan Blok 21 di sekitar aliran Sungai Jiat yang masuk didalam Batas Wilayah studi AMDAL PT. ADEI, Desa Batang Nilo Kecil, Kecamatan pelalawan, Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Pelalawan, sebagai orang yang membei perintah atau orang bertindak sebagai pirnpinan kegiatan yang dengan sengaja melakuknn perbuntan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara anrbien, baku mutu air, bsku mutu air laut atau kriteria baht lcerusaknn lingkungan hidup. Perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut : -------------

- Bahwa pada tang

gal 17 Desember 2072 antara PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY (PT. ADEI) dengan KOPERASI PETANI SEJAHTERA dibuat dan ditanda-tangani Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan pengelolaan Perkebunan Kelapa sawit Pola Kemitraan dengan Model KKPA di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan. Dalam perjanjian No.: AD-KN/PK/XLL/20L2/004 tersebut PT. ADEI diwakili rAN KEI YooNG (Regional Direktur) Tedakwa (Direktur) dan RIZA ADAMI NASUTION (Humas), sedangkan KOPERASI PETANI SEJAHTERA diwakili LABORA BANCIN (Ketua Koperasi), ADI FIRDAUS- (sektretaris) dan ARIFIN (Bendahara), yang diketahui oleh SURYANTO (Kepala Dasa Batang Nito Kecil).

- Bahwa struktur Kepengurusan Kebun Kelapa sawit Pola KKpA Desa Batang Nilo Kecil antara PT. ADEI dengan Koperasi Petani Sejahtera adalah TAN

KEI YooNG selaku Regional Direktur, sedangkan terdakwa

DANESUVARAN K.R. SINGAM selaku General Manager atau pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil, yang jabatan terdakwa itu membawahi Asisten yang dijabat SUTRISNO dan dibantu seorang Staf Asisten bernama SARDIMAN SARAGIH yang memimpin beberapa orang Mandor.

- Bahwa dalam jabatan terdakwa selaku General Manager atau pimpinan Kebun KKPA- tersebuf terdakwa bertanggung-jawab atas segala Kegiatan Perencanaan, Pembiayaart, dan Pengelolaan Kebun untuk mencapai hasil produksi yang optimal.

- Bahwa penanda-tanganan MoU tersebut diatas sebagai tindak lanjut upaya penyelesaian perselisihan lahan masyarakat tiga persukuan di Desa Batang Nilo Kecil yang tumpang tindih dengan sebagian lahan Hak Guna usaha (HGU) PT ADEI dari luas seluruhnya 12.860, sehingga Koperasi petani


30

sejahtera yang mewadahi masyarakat tiga persukuan Desa Batang Nilo Kecil, melalui surat pernyataan No. : 01/Koptan-s/BNK/vII/2002, inggal 08 Juli 2002 ; menyerahkan lahan seluas sekiia 540 ha dimaksud kepada pT ADEI untuk dikelola PT. ADEI secara kemitraan bersama Koperali petani -sejahtera dengan Pola KKpA, menggunakan tenaga ahli yang cakap dan terampil.

'-

Bahwa kemudian terhadap lahan areal KKpA yang sebelumnya seluas 540 ha itu, namun setelah dikerora pr ADEI meiatui- jasa pemborongan pr. LoGoH MITRA MANDIRI dalam tahun 2006 d,andilanjutkan di tah; 2007,

maka

setelah pengerjaan pembuatan parit-parit ianal keliling dan pembuatan akses- jalan sehingga areal kebun xrpa menjadi 520 hi yang terbentuk menjadi 24 blok. sejak pengelolaan pembangunan perkebunan Kelapa Sawit Pola KKPA ditahun 2006 yang kemudian dlilanjutkan ditahun 2007 melalui jasa pemborongan pr. Locort unna MANDIi{ tadi, sampai dengan keadaan per awal buran Juni 2013, terhadap lahan KKPA diatas lahan seluas 520 ha yang sudah menjadi blok-blok seba-nyak Z4Bloktersebuf telah ada tanaman kelapa sawitnya sekira seluas +s-g ha dengan rrnur tanaman minimal 2 tahun dan maksimal 6 tahun, sehingga iasih ada diantara blok-blok yang belum ada tanaman kerapa sawit, yuito , o untuk Blok 1, 2 dan Blok 3 sedari awal memang belum dilakukan penanaman karena ketiga blok tersebut masih bersengketa dengan masyarakat. o sedangkan seluruh Blok 19, sebagian blok 20 dan Blok 2! yang sejajar dengan anak sungat Jiat per kondisi awal bulan luni 2013 aitmuutri semak belukar dan masih terdapat beberapa pohon alam.

- Bahwa terhadap Bl,ok 19, sebagian blok 20 dan Blok 2l yangsejajar dengan anak sungat Jiat adalah termasuk areal KKpA Desa Bating Nilo recil yarrg dikelola PT ADEI dan tidak pemah ada tumpang tindih dengan pilrut manapun/ dan pengawasannya menjadi tanggung-jiwab terdakria seiagai pimpinan kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil terse6ut.

- Bahwa lahan areal Blok

19 pernah dilakukan steking menggunakan alat berat dan kemudian dilakukan penanaman kelapa ,u*il, tetapi seluruh tanaman sawitnya mati karenabanjir, sedangkan terhadap blok 2o dan zl yangsejajar dengan anak sung-ai ]iat pernah pula dilakukin steking, namun terhadap lokasi itu PT ADEI belum merakukan penanaman diseblbkan karena pada lokasi itu sering banjir.

-

lahwa anak sungai Jiat yang membelah antara sejajar blok L9, 20 dan blok 21 disatu sisi yang dipisahkan sebagian blok 19, 20 danblok 21 disisi lain, pada bagian hulunya t9lah dipotong oleh pr. ADEI dengan membuat kanal iafit, s-eJringga menyebabkan anak sungai Jiat itu mendangkal dan dapat dikatakan menjadi sungai mati. pada bagian hulu anak sungai Jiat itu, yang


3l berbatasan langsung dengan Kebun Inti PT. ADEI sudah tidak ada lagi Anak Sungai Jiat tersebut dan telah ditumbuhi tanaman kelapa sawit milik kebun Inti PT. ADEI.

- Bahwa berdasarkan Lampiran peta didalam Dokumen AMDAL pr. ADEI

diantaranya Peta Batas Wilayah Studi, Peta Lokasi Sampling dan peta Lokasi Kegiatan Perkebunan Kelapa sawit pr ADEL dinyatakan Blok 19, 20 dan Blok 21 disatu sisi ; yang posisinya sejajar dengan anak sungai Jiat dan Blok 19,20 dan Blok 21 diseberangnya disisi lain (termasuk daeraf, sempadannya) masuk dalam wilayah areal KKpA Desa Batang Nilo Kecil pr. ADEI dan pengawasan pelaksanaan pengelolaan lingkungannya menjadi tanggung jawab Terdakwa selaku pimpinan Kebun KKPA.

- Bahwa pada sekira tanggal 14 dan15 Juni 2013 ad,akegiatan penebanganpenebangan kayu menggunakan mesin chain saw didJam lokasi ntoi zo dan Blok 21 yang lahannya belum ditanam kelapa sawit. Kegiatan penebangan kayu tersebut dibiarkan terdakwa berlangsung dan pihonpohon kayu hutan alam bekas tebangan ditumpuk ailohJi purr"iurrgurr tersebut.

- Bahwa kemudian pada tanggall^T Jtru2013 areal sejajar Blok 19 dan Blok 2o tepahrya pada sekitar Sungai Jiat yang telah mati; telah terjad.i kebakaran di sebagian lahan itu, lalu pada tanggal 1g Juni 2013 areai sejajar Blok 2L

dengan sungai Jiat, juga terjadi kebakaran. seluruh tumbangan kayu aLam yang dibiarkan menumpuk di blok 20 dan blok 21 yuttg ,ub"lumnya ada kegiatan penebangan pohon tersebut ikut terbata, butsamaan d"rg* kebakaran lahan di blok 20 dan 21., sedangkan pada tanggal rg Juni 2bra tersebut hampir seluruh btok rg sudah hangds menyisakan debu g_elrbakaran. Terjadinya kebakaran lahan di blok-bltk pada i"tggur 17 d,arr 18 Juni 2013 itu terpantau oleh Peta Hotspot /Fte Locatitn (Grorir"cl survey). Lahan di blok 19, blok 20 dan blok 21 yang terbakar tersebut masuk dalam Batas wilayah studi AMDAL pr. ADEI sebagaimana RKL dan Rplnya.

- Bahwa terdakwa selaku General Manager Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil tidak memerintahkan surRISNo (Asisten) atau SARDMAN SARAGIH (staf Asisten) ataupun Mandor dibawahnya untuk melakukan pemadaman kebakaran di ltot rg, blok 20 dan blol 21, sedangkan hal tersebut menjadi \ewajibannya sebagaimana tertuang dalam RKL dan RpL AMDAL PT. ADEI y''*g mengharuskan terdakwa untuk melakukan penghindaran kemungungkinan timburnya kebakaran lahan yang dapat menimbulkan gangguan stabilitas lokal, regional nasional dan interriasional Akibatrya, kebakaran lahan itu terus merimbat yaitu pada tanggal 19 Juni 2013, api mulai rriembakar tanaman kelapa ru*it produktif yJig t"*u"n pada blok 20 dan blok 21 yang berlokasi diseb"iuog parit kanal sejajar


32

{:ts_utt sungai Jiat, sebagaimana terpantau berdasarkan Hotspot Modis

(NASA).

- Bahwa pantauan titik:titik api atau Hotspot tersebut diatas diverifikasi oleh Badan Lingkungan Hi{up i'ropinsi Riau yang pada pokoknya kebakaran memang terjadi diareal lahan KKPA pr. ADEI ai b"ru Batang Nilo tcecil. - Bahwa kemudian karena kebakaran rahan mulai merambat dan membakar tanaman kelapa sawit produktif, baru terdakwa memerintahkan

(Asisten) SARDIMAN SARAGIH (staf Asisten) untukSUTRISNO u"rrpuyu memadamkan api yang membakar tanaman kerapa sawit produktif itu. Pemadaman api tersebut dilakukan kedua pegawai KKPA tadi dibantu

beberapa orang mandor KKPA dengan -"rrg.*bil air dari sungai Jiat yang hanya tinggal kolam-kolam menggunakan e-mber raru menyiramkannya ke pohgn sawit yang terbakar tersebut. Karena pemadaman yang dilakukan seadanya seperti itu tidak efektif,lalu SUTRISNO (Asisten) merighubungi Ir ZULHAM (senior Manager Kebun Inti Nilo Barat II pr. ADEI yang iiusu sebagai Ketua Tim Pemadaman Kebakaran Kebun Inti) untuk me#njam pemakain mesin air pemadam api, yang merupakan satu-safunya milik pr. ADEI.

-

setibanya satu unit mesin air pemadam api dilokasi perkebunan Pf*u kelapa sawit

produktif yang terbakar, lalu surRISNo aan sanpIMAN SARAGIH pada tanggal 19 Juni 2013 tersebut membentuk shift siang dan malam bergantian mematikan api menggunakan satu mesin air tersebut. Dengan makin meluasnya api membakartanaman kelapa sawit produktif di Blok 20 dan 21, dan penggunaan satu mesin air saja tidak maka "ikop, senior Manager Kebun Nilo Barat I (Go KENG EE) mengantar'kelokasi tanaman yang terbakar itu 1 unit mesin air lagi yang seng4i aiueti sebagai

tambahan alat untuk memadamkan api.

- Bahwa selanjubry a padatanggal 27 Junt 2013, tetdakwa melalui surRISNo

memerintahkan agar operator alat berat excavator roling ke lokasi kebakaran di blok 20 dan 21yang tanaman produktifnya terbakar lersebut dan perintah itu dilaksanakan dengan membuat isolasi dan pembuatan kantorrg ui, ai Hutan Desa sering yang berdekatan dengan uiung blok 21 untuk mJncegah kebakaran tidak semakin meluas -"ttghar,g.rskan tanaman kelapu ,i*it

produktif. -

.

_84*u pada tanggal 22 ]uni 2013 dibeli ragi2 unit mesin air dan dengan kekuatan 4 mesin air tersebut dilakukan pemadaman pada blok 20 aai zt sampai pada tanggal 30 Juni 2013 karena ketika itu dilokasi tanaman sawit

yang terbakar tadi terjadi turun hujan.


33

- Bahwa dengan terjadinya kebakaran lahan areal KKpA Desa Batang Nilo Kecil tersebut, Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan dari Fakultas Kehutanan IPB' Prof. DR. Ir. Bambang Hero saharjo, M.AGR mendatangi te4adinya kebakaran pada tanggat 16Jurr 2013 dan melakukan:

-

tempat

observasi terhadap laharilrang telah terbakar termasuk merakukan pengecekan apakah sarana din prasarana pengendalian kebakaran tersedia atau tidak di lokasi yang telah terbakar. Pengambilan sampel bahan takar terbakar di atas permukaan rahan yang telah dibakat yangdidominasi oleh rumput. Pengambilan rumput hijau yutg tumbuh ditanah mineral -sampel

bersebelahan dengan lahan ierbakar yang m"emiliki jenis yang sama yang ditemukan pada permukaan lahan bekaslerbakar. Pengambilan sampel tanah komposityang terbakar dipermukaan. Pengambilan sampel tanah utuh yangtelJh terbakar. Pengambilan ranting dari semak but itut yang terbakar. Pengambilan sampel tumbuhan bawah y""i r"*urn pada rahan bekas terbakar.

fenghitungan volume bahan bakar yang telah terbakar. Pengambilan samper tanah / gambu{permukaan yang tidak terbakar sebagai kontrol. sampel tanah gambut utuh yang tidak terbakar sebagai

i:lf,XTrilan

/

Pengambilan sampel di permukaan tanah

sebagai kontrol.

/

gambutyang tidak terbakar

Pengambilan sampel contoh daun hutan aram. yang tidak terbakar

sebagai kontrol.

- Bahwa terhadap sampel-samper yang diambil kemudian secara diskriptif dilakukan analisis untuk *"r,aupitt r, gambaran rebih detail yang dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutari Fakultas untuk menghitung gas emisi rumah kaca yuns Kehutanan IpB dan dihasilkan serama pembakaran

berlangsung digunakan persanuan seiler dan Crutzen Tahun 1980. untuk mengetahui hal itu dibltuhyn beberapa parameter seperti luasan.areal yang terbakar, kedaraman gambut / tanahyang terbakar serta bahan bakar yang terbakar. - Dari hasil pengukuran 1okasi yang terbakar diketahui ruas arear yang terbakar: o Areal kosong yang terbakar didaram kglun kelapa sawit pola KKpA yang dikelola pr. ADEI di Desa Batang N'o Keci, Kec. pelalawan, Kab. Pelalawan seluas ! 304.703 M2. o Areal yang terbakar berupa tanaman kelapa sawit pola KKpA yang dikelola pr- ADEI di Desa Batang Nilo iGcil, Kec. pelalawan, Kab. Pelalawan seluas + Z.g2S l/i2.


34

o

Daerah Aliran sungai Jiat yang terbakar di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. Pelalawan jika daerah aliran sungai tersebut adalah 50 meter disisi kiri dan kanannya, maka luasannya i.211..!1str/t2.

- Bhhwa berdasarkan Surat Keterangan Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir. Bambang Hero saharjo, M.AG& tanggal 31 Juli 2012, pad,a .pokoknya sebagai berikut : A. FAKTA LAPANGAN: - Lokasi lahan yang terbakar ini berada diantara tanaman kelapa sawit milik PT. ADEI dan tanaman kelapa sawit milik KKPA Desa Batang Nilo Kecil. - Pada bagian lain dari lahan yang terbakar tampak ditemukan aliran sungai seperti ba$an dari anak sungai yang masih ada namun tidak mengalir dengan baik namun sudah menyempit dari kondisi awalnya sehingga penampakannya tampak seperti kolam ikan yang airnya

-

-

menggenang. Pada gambar 4.1 ; Peta Lokasi Kegiatan perkebunan Kelapa sawit pr ADEI, diketahui bahwa lahan bekas terbakar tersebut sesungguhnya adalah anak sungai yang masih hidup yang berujung pada sungai Kampar.

Hasil verifikasi menunjukan bahwa kegiatan pembakaran dilahan bekas terbakar tersebut sengaja dibiarkan tanpa ada upaya pemadaman atau pencegahan. hal tersebut dipertegas lagi dengan hadirnya tiang panjang yang tanpak jaraknya beraturan yang menandakan kegiatan tersebut terencana sebelum pembakaran Sarana dan Prasaraana pengendalian kebakaran diseputar wilayah terbakar, termasuk pada lahan PT. ADEI tidak terlihat kehadirannya.

B. HASIL ANALISA

-

-

Pembakaran lahan sengaja dilakukan daram rangka untuk membersihkan lahan sehingga mudah dikerjakan. Lahan bekas terbakar tersebut sesungguhnya adalah anak sungai yang sengaja ditimbun yang kemudian akan digunakan sebagai lahan untuk pembangunan kebun kelapa sawi! hal tersebut tampak sekali dari jenis tanaman (rumput) yang terdapat dipermukaannya dan jenis

tanah yang terdapat dibawah permukaan RUMpur YANG DITANAM kemudian dibakar tersebut ternyata adalah tanah mineral

-

dan bukan gambut. Berdasarkan verifikasi lapangan diketahui bahwa penimbunan sungai unfuk perluasan areal penanaman tanaman kelapa sawit memat g telah direncanakan dan dilakukan secara sengaja (dengan maksud menyatukan lahan menjadi satu hamparan) termasuk kegiatan penyiapan lahannya dengan pembakaran dan penarurmannya dengan rumput untuk bagian permukaannya yang dibuat seolah-olah gambut

tipis.


35

C. KESIMPULANf Berdasarkan rdt<t1.fqangan yang

diungkap serama investigasi -berhasil dilakukan serta didukung oieh data hasil an#sa hboratorium maka

'

dapat disimpulkan beberap ahal; Penimbunan-anak sungai untuk digunakan sebagai arear perluasan penanaman kelapa sawit telah direncanakan dan ditakukln secara matang dan sistematis dan diyakini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang paham dan dengan maksud-maksud tertenfu. HaI itu dipertegas ragi dengan kehadiran rumput dipermukaan tanah timbun sehingga tampak seolah-olah rahan gambut a"ngao ""p"ri ketebalan yang tipis. Masyarakat biasa tidak -rr''gti' melakutan rekayasa seperti ini dan tentu saja hal ini dilakuku'ir"h ,r"rg t";g memiliki kemampuan

.

i

-

-

-

Pada lahan timbunan tersebut terah pura dilakukan pembakaran secara sengaja dan dibiarkan sehingga telah pula menghasilkan gas rumah kac4 selama pembakaran beirarrgr*g dan teritu sala teLn membakar dlapisan permukaan tanah timbun tersebu! keiua hal tersebut tenfu saja tidak dibenarkan. selama pembakaran telah dilepaskan 270 ton karbon ; 242 ton Coz; 0,78 tonCH+; 0,S1 ton NOx; 0,22tonNH3;1,12 ton Os dan20,6lton CO serta 24 ton partiker. Gas gas rumah kaca yang dilepaskan selama kebakaran berlangsung telah melewati batas"ambang terjadinya pencemarart yang berarti bahwa gas-gas yang diharilkuo'selama pembakaran telah mencemarkan lingkungu' a-iluhun terbakar dan sekitarnya, selain itu gambut yang t"ruutl fidak mungkin kembali

lagi karena telah rusak. Dalam rangka pemurihan lahan yang rusak akibat kebakaran rahan seluas 40 ha meralui pemberian kompos, serta biay a yffiig harus dikeluarkan.untuk memfungsikan faktor ekologis yurrg hiturr; maka dibutuhkanbiayasebesarRp.15.794.29g.6g0,_ J e ----'-

Bahwa kemudian berdasarkan surat Keterangan AhIi

Kerusakan Lingkungan dari Fakultas Kehutarlu.,IpB, yakni DR. Ir. Basuki Wasis, M.SI. tanggal12 Agustus 2013 yang menganalisa sampel tanah berdasarkan Berita Acara Pengambilan sampel tanggail3 2013 pr. di areal Juli yang dibakar ADEI, yang dianalisa pada Laborato'r,n pengaruh Huian-Bagian di Ekologi Departemen silvikultur Fakultas Kef,utanan IpB, J{utan ditarik suatu kesimpulan: c Hasil pengamatan lapangan dan anarisa samper tanah,di raboratorium U,anw1 pada lokasi peneritian memang terah terjadi perusakan o:t dan !en1r lingk'ngan di pr. apn Kab. pelJawan, Propinsi Riau melalui

Tiilill""

-:-Tg


36

o

o

o

o

o

Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat kimia tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 200L) untuk parameter subsidence pH tanah, C organic, dan nitrogen tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat biologi tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 200L) untuk total mikroorganisme, total fungsi dan respirasi tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat fisik tanah, karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk porositas dan bobot isi tanah. Hasil pengamatan lapangan dan analisa vegetasi menunjukkan bahwa memang tanah tersebut dibakar telah terjadi kerusakan lingkungan aspek flora karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor : 4 tahun 2001) untuk keragaman spesies dan populasi. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang tanah itu dibakar hal tersebut ditunjukan terjadinya peningkatan kadar Ca, danMg tanah.

Bahwa dari kegiatan pengolahan lahan pada blok-blok PT. ADEI tempat terjadinya kebakaran, memang Terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk melindungi areal kegiatan usaha yang menjadi tanggung jawabnya selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil tersebut dari ancaman bahaya kebakararU karena kebakaran tersebut sesungguhnya memiLng diharapkan dalam rangka penyiapan lahan, sehingga akibat kebakarim lahan areal KKPA itu telah menimbulkan terjadinya pencemaran udara danf atau kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Rl Nomor : 4 tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan. ----- Perbuatan terdakwa sebagdmana diatur dan diancam pidana dal?m

LEBIH SUBSIDIAIR: Bahwa ia terdakwa DANESUVARAN K.R. SINGAM, selaku General Manager Nilo Complex PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY (PT. ADED sesuai Memorandum PT ADEI tanggal S Oktober 2012 yang ditanda-tangani Regional Direktur PT. ADEI (TAN KEI YOONG), dan selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecif pada hari Senin, tanggal 17 Junt 2013 sampai dengan hari Rabu, tanggal19 Juni 2013 atau setidak tidaknya masih dalam bulan Juni 2013 atau setidak-tidaknya pada suatu

---

il !

.t

I


37

waktu dalam tahun 2013, bertempat di lahan areal KKpA (Kredit Koperasi Primair Anggota) Desa Batang Nilo Kecil, tepatorya areal sejajar Blok rg, glot 20 dan Blok 21 di sekitar aliran Sungai Jiat yang masuk didalam Batas Wilayah studi AMDAL PT. ADEI, Desa Batang Nilo Kecil Kecamatan pelalawan, Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum pengadilan Negeri pelalawaru sebagai orang ynng memberi perintah atau orang bertindak sebagai pirnpinan kegiatan yang karenn kelalaiannya mengakibatknn dilampauinya baku mutu udnra a*birn, baktt muttt air, baku mutu nir lnut atau kriteia baku kerusakan lingkungan hidup. Perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan perilaku sebagai berikut | --------

- Bahwa ditahun 2002 PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY (pr.ADEI), menerima penyerahan lahan + seluas 540 ha yang terletak di Desa Batang Nilo Kecil, Kecamatan Pelalawan dari Koperasi Petani Sejahtera. Penyerahan lahan tersebut untuk dikelola PT. ADEI menggunakan tenaga ahli yeurtg cakap dan terampil melalui kemitraan Pola KKPA bersama Koperasi Petani Sejahtera.

- Bahwa atas dasar beberapa surat dan persetujuan yang dikeluarkan oleh pemerintahan daerah Kabupaten Pelalawan sebagai kelengkapan pengurusan Izin Usaha Perkebunan (IUP), PT. ADEI telah mulai mengelola perkebunan KKPA itu dengan mengikat Perjanjian pemborongan ditahun 2006 dengan PT. LoGoH MITRA MANDIRI sebagai pelaksana pekerjaan dan kemudian perjanjian pemborongan dilanjutkan pr. LoGoH MITRA MANDIRI dalam tahun 2007 sampai dengan tahun 2008.'

- Bahwa dari hasil pekerjaan PT. LoGoH MITRA MANDIRI yang dimulai dengan membuka lahan (land clearing), hingga persiapan tanam beserta pembuatan jalan dan parit kanal, maka lahan yang tadinya seluas t 540 ha setelah dilakukan pengerjaan parit kanal keliling dan akses jalan pada setiap blok, sehingga lahan untuk perkebunan KKpA Desa Batang Nito Ke.cil menjadi seluas 520 ha yang terbentuk kedalam 24 blok.

- Bahwa kemudian pada tanggal 17 Desember 2012 bars dibuat Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Kemitraan dengan Model KKPA di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawarg Kab. Pelalawan antara PT. ADEI dengan KOPERASI PETANI SEJAHTERA. Dalam Perjanjian No. :: AD-KN/ pK/ xli / 20rz/ 004 tersebut pr. ADEI diwakili

TAN KEI YooNG (Regional Direktur), Tedakwa (Dfuektur) dan RZA ADAMI NASUTION (Humas), sedangkan dari KOPERASI PETANI

SEIAHTERA diwakili LABORA BANCIN (Ketua Koperasi) ADI FIRDAUS (Sektretaris) dan ARIFIN (Bendahara).


38

- Bahwa dengan ditanda-tanganinya MoU dimaksud, maka struktur Kepengurusan Kebun Kelapa sawit pola KKpA Desa Batang Nilo Kecil antara PT. ADEI dengan Koperasi petani sejahtera adalah rAN kEI yooNc selaku Regional Direktur PT. ADEL sedangkan Terdakwa selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKpA, membawahi surRISNo (Asisten), SARDIMAN SARAGIH (staf Asisten) dan dibantu beberapa orang Mandor.

-

tugas Terdakwa selaku General Manager atau pimpinan !{wa KKPA Desa

Kebun

Batang Nilo Kecil adalah bertanggung-jawad atas segala Kegiatan Perencanaary pembiayaan, dan renfetotaan Kebun untuk mencapai hasil produksi yang optimal.

-

pembangunan perkebunan Kelapa sawit lahwa dengan telah dikerjSklnya Pola KKPA Desa Batang Nilo Kecil oleh pr. rocoH MITRA lANpInt sejak tahun 2006, yang kemudian dilanjutkan pada tahun 2007, sampai dengan keadaan per awal bulan Juni 2073, terhadap lahan KKPA diatas lahan seluas 520 ha yang sudah menjadi brok-blok sebanyak 24 Blok tadi, telah ada tanaman kelapa sawit sekira seluas 488 ha dengan umur tanaman minimal 2 tahun dan maksimal 6 tahun, sehingga masih menyisakan beberapa blok yang belum ada tanamannya, yaitu : r Blok 7, 2 dan blok 3 masih bersengketa dengan masyaraka! sehingga t

o

sedari awal memang belum dilakukan

p"rur,u-urr.

untuk seluruh blok 19, sebagian blok 20 dan blok 21 yang sejajar dengan anak sungat Jiat per kondisi awal bulan Juni 2013 ditumbuhi semak

belukar dan masih terdapat beberapa pohon hutan alam. - Bahwa terhadap bl_o\ 19, sebagian blok 20 dan blok 2l yangsejajar dengan anak Sungat ]iat adalah termasuk lahan areal KKPA Desa BitangNilo Kecil

yang dikelola PT ADEI dan tidak pernah bersengketa deigan pihak manapun/ serta menjadi tanggung-jawab terdakwa pengawasaor,yu ruluk,

pimpinan kebun KKPA atas ketiga blok itu.

- Bahwa areal lahan blok 19 itu, pernah disteking menggunakan alat berat,

kemudian dilakukan penanaman kelapa sawit- namun seluruh tanaman kelapa sawit itu mati karena banjir, sedangkan terhadap blok 20 dan blok 21 yang sejajar dengan anak sungai Jiat pernah pula dilakukan steking, tetapi karena pada lokasi tersebut serir-rg- banjir sehingga lokasi itu belum dilakukan penanaman kelapa sawit.

- Bahwa anak sungai Jiat yang terdapat didalam areal lahan KKpA Desa Batang Nilo Kecil r lang membelah antara sejajar blok 19, 20 dan blok 21 disatu sisi yang dipisahkan sebagian blok 19, 20'd.anblok 21 disisi lain, pada bagian hulunya telah dipotong dengan membuat kanal parit, sehinggu menyebabkan anak sungai Jiat itu mendangkal menyisakan kolam-kolam air. Pada bagian hulu anak sungai Jiat itu, yang berbatasan langsung dengan


39

Kebun Inti PT. ADEI sudah tidak ada lagi Anak sungai Jiat tersebut dan telah ditumbuhi tanaman kerapa sawit milik kebun Inti pr. ADEI.

- Bahwa berdasarkan lampiran Dokumen AMDAL pr. ADEL diantaranya ?eta Batas wilayah studi, peta Lokasi sampling dan peta Lokasi Kegiatan Perkebunan Kelapa sawit pr ADEI, diketahui ttok tg, 20 dan blok 21 liruto sisi ; yang posisinya sejajar dengan anak sungai Jiat dan Blok Lg, zldan Blok

2l,diseberangnya disisi lain (termasuk daerah sempadannya) adalah masuk dalam wilayah areal KKpA Desa Batang Nilo Kecil -pr. ADEI dan Pengawasan Pelaksanaan pengelolaan Lingkungannya menjadi tanggung jawab terdakwa selaku Pimpinan Kebun KKPA.

- Bahwa berdasarkan studi AMDAL yang dibuat pr. ADEI dengan bantuan Konsultan Penyusun AMDAL ; pr Lingkitang Konsultan dan telah mendapat persetujuan Bupati pelalawan Nomor : aoo vaped,alda 2006 lg2g / / / tanggal 17 oktober 2006, diatur ketentuan pengelolaan dampak untuk mengurangi potensi kebakaran lahan dan gangguan kabut asip dilokasi kegiatan seperti tertuang dalam Rencana rengelotaan Lingkung;an (RKL), yaitu dengan kegiatan antara lain: o Membangun menara pemantau api setinggi 20 meter yang ditempatkan pada beberapa posisi strategis. r Membuat papan peringatan yang berisi himbauan agar menghindari kegiatan yang menyebabkan terjadinya kebakaran lahan. o Membuat embung (kolam persediaan air), untuk kebutuhan pemadaman api saat kebakaran lahan. . Membentuk Tim Penanggulangan Bahaya Kebakaran yang dilengkapi dengan fasilitas alat komunikasi dan alat berat yang memadai, ,"rtu berkoordinasi dengan dinas terkait. o Membuat tanda larangan agar tidak membuang puntung rokok atau menghidupkan api unggun.

Begitu juga didalam Dokumen Rencana pemantauan Lingkungan (RpL), maka alat dan metode pemantauan dampak meningkaturya iebak"aran lahan gambut dan gangguan kabut asap, diantaranya : o Melakukan pengamalan langsung kondisi tingkat kekeringan lahan yang berpotensi mudah terbakar. o Mengamati langsung kondisi lahan yang diusahakan oleh perusahaan, masyarakat dan perusahaan lain yang sejenis dan memiliki pbtensi sama terhadap kebakaran lahan dan gangguan asap. o Melakukan upaya-upaya preventif yang telah dan akan dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran lahan. o Memeriksa eksistensi embung, sekat bakai, menara pantau dan rambu peringatan kebakaran. o Membuat data dokumentasi (peta daerah rawan kebakaran).


40

- Bahwa selaku Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil, Terdakwa

.

tidak melakukan pengawasan untuk memastikan dilaksanakannya kegiatankegiatan sebagaimana yang tertuang dalam RKL dan RPL tersebut diatas, dan Terdakwa tidak melaporkan kepada PT. ADEI tentang adanya hambatan "dalam pelaksanaan tanggung jawabnya selaku pimpinan Kebun KKPA, termasuk ketidak tersediaan sarana untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan dan/ atau memadamkan kebakaran lahan yang terjadi.

- Bahwa pada sekira tanggal 14 dan 15 Juni 2013, didalam lokasi blok 20 dan blok 21 yang lahannya belum ditanam kelapa sawit dan masih terdapat tegakan kayu hutan alam, ada aktifitas dengan menggunakan mesin chain saw menebang tegakan-tegakan kayu hutan alam tersebut, namun kegiatan itu dibiarkan terdakwa dan tumbangan pohon-pohon kayu itu dibiirkan menumpuk dilokasi Blok 20 dan Blok 21 tersebut.

- Bahwa kemudian pada tanggal1-T Junt2013 arealsejajar blok 19 dan blok 20, tepatnya pada sekitar Sungai Jiat yang telah mati; telah terjadi kebakaran di sebagian lahan itu dan pada tanggal 18 ]uni 2013 areal sejajar blok 21 dengan sungai Jiat, juga terjadi kebakaran. seluruh tumbangan kayu alam yang dibiarkan menumpuk di blok 20 dan blok 21 yang sebelumnya ada kegiatan penumbangan pohon tersebut ikut terbakar bersamaan dengan kebakaran lahan di blok 20 dan21.

- Bahwa terjadinya kebakaran lahan areal KKPA Desa Batang Nilo Kecil pada tanggal18 Juni 2013 itu, sudah menghanguskan hampir seluruh blok 19 yang menyisakan debu kebakaran. Terjadinya kebakaran lahan pada tanggal lT dan 18 Iuni 2013 di blok-blok itu terpantau oleh Peta Hotspot/Fire Location (Ground survey). Kejadian kebakaran lahan pada blok-blok tersebut sebenarnya diketahui sdr. SARDIMAN SARAGIH dan surRISNo, namun meskipun kebakaran yang terjadi dilahan Blok 19, 20 dan 2j. masuk dalam Batas Wilayah studi AMDAL pr. ADEI ; SdT.SARDIMAN SARAGIH dan sdr. surRISNo tidak dapat melakukan tindakan apa-apa memadamkan kebakaran yang terjadi, karena ketidak tersediaan sarana dilokasi kebakaran yang telah disyaratkan wajib ada dilokasi kebun PT.ADEI sebagaimana RKL dan RPLnya, sehingga pada tanggal 19 Juni 2013 api mulai merambat dan membakar tanaman kelapa sawit produktif yang tumbuh pada blok 20 dan blok 21 yang berlokasi diseberang parit kanal sejajar dengan sungai Jiat sebagaimana juga terp-antau berdasarkan Hotspot MODIS (NASA).

- Bahwa pantauan titik-titik api atau Hotspot tersebut diatas diverifikasi oleh Badan Lingkungan Hidup Propinsi Riau yang pada pokoknya kebakaran memang terjadi diareal lahan KKPA PT. ADEI di Desa Batang Nilo Kecil

- Bahwa kemudian karena kebakaran lahan mulai merambat dan membakar tanaman kelapa sawit produktif, baru terdakwa memerintahkan SUTRISNO


4l

(Asisten) SARDIMAN SARAGIH (staf Asisten) untuk berupaya memadamkan api yang membakar tanaman kelapa sawit produkui itu. Pemadaman api tersebut dilakukan kedua pegawai KKPA tadi dibantu beberapa orang mandor KKPA dengan .r,uttgu*bil air dari sungai ]iat yang - hanya tinggal kolam-kolam menggunakan e-mber lalu menyirumtaooya k" pohon sawit yang terbakar tersebut. Karena pemadaman yang dilakukan seadanya seperti itu tidak efektif, lalu surRISNo (Asisten) men"ghubungi Ir ZULHAM (senior Manager Kebun Inti Nilo Barat II pr. ADEi yang jiuga sebagai Ketua Tim Pemadaman Kebakaran Kebun Inti) untuk me#njam pemakain mesin air pemadam api, yang merupakan satu-satunya milik pr. ADEI. - Bahwa kedudukan Ir. ZULHAM sebagai Ketua Tim Pemadaman Kebakaran Kebun Nilo complex yang juga meliputi bidang tugas Kebun KKpA Desa Batang Nilo Kecrl, hanya melalui penunjukan Gan pada saat Rapat Pembahasan Audit RSpo (Roundtable and sustainable palm

Oil/Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan) dan tidak pernah dilengkapi surat Keputusan Direksi PT. ADEI, sehingga baik tugas dan tanggungjiwab, serta struktur organisasi tidak jelas. Demikian juga p"rututurr untuk mendukung kelancaran operasional tidak tersedia, hanya baru dalam tahap persiapan / pembenahan dengan melakukan koordinasi dengan para manager Divisi dan KKpA.

-

Bah-wa dengan penggunaan safu unit mesin air pemadam api tersebut, maka pada tanggal 19 Juni 2013 itu surRISNo dan SARDIMAN SARAGIH membentuk shift siang dan malam secara bergantian memadamkan api. Kemudian karena semakin meruasnya api membakar tanaman sawit produktif di blok 20 dan 27, dan penggunaan satu mesin air saja tidak memadai, lalu senior Manager Kebun Nilo Barat I (Go KENG EE) mengantar 1 unit mesin air lagi kelokasi, yang dibeliny a pad,atanggal 21, Jurtt 2073.

- Bahwa setelah mengetahui terjadinya kebakaran tanaman kelapa sawit produktif dibagian ujung blok 20 dan blok 2L, terdakwa melalui. surnsNo memerintahkan agar operator alat berat excavator roling ke lokasi kebakaran di blok 20 dan 21 yang tanaman produktifnya terbikar tersebu! untuk membuat isolasi dan kantong air di hutan DLsa sering yang berdekatan dengan ujung Blok 21 guna mencegah kebakaran tidak -r"-ukirr meluas membakar kelapa sawit produktif. Namun Terdakwa seLaku General Manager atau pemimpin kebun KKPA Desa Batang NiIo Kecil tidak mengambil tindakan ketika terjadinya kebakaran lahan areal KKPA tersebut pada tanggal 17 dan 18 Juni 2013 yang nyata-nyata menjadi tanggungiawabnya itu.


42

- Bahwa dikarenakan pemakaian dua unit mesin air untuk memadamkan api yang membakar tanaman sawit produktif terakhir juga tidak memadai, maka pada tanggalZ2luru 2013 dibelilagl2unit mesin aiidan dengan kekuatan 4 mesin air tersebut dilakukan pemadaman api pada blok 20 dan 21 sampai pada tanggal 30 luni 2013 karena ketika itu dilokasi terjadinya kebakaian

turunhujan.

- Bahwa Prof. DR. Ir. Bambang Hero saharjo, M.AGR selaku Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan dari Fakultas Kehutanan IpB, pada tanggalL6 2013 Juli

mendatangi tempat kejadian kebakaran lahan dan melakukan: - Observasi terhadap lahan yang telah terbakar termasuk melakukan pengecekan apakah sarana dan prasarana pengendalian kebakaran tersedia atau tidak di lokasi yang telah terbakar. - Pengambilan sampel bahan bakar terbakar di atas permukaan lahan yang didominasi oleh rumput.

Pengambilan sampel rumput hijau yang tumbuh ditanah mineral bersebelahan dengan lahan terbakar yang memiliki jenis yang sama yang ditemukan pada permukaan lahan bekas terbakar. Pengambilan sampel tanah komposit yang terbakar dipermukaan. Pengambilan sampel tanah utuh yang telah terbakar. Pengambilan ranting dari semak belukar yang terbakar. Pengambilan sampel tumbuhan bawah yang tumbuh pada lahan bekas

-

terbakar. Penghitungan volume bahan bakar yang telah terbakar. Pengambilan sampel tanah / gambut permukaan yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel tanah / gambut utuh yang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel di permukaan tanah / gambutyang tidak terbakar sebagai kontrol. Pengambilan sampel contoh daun hutan alam yang tidak terbakar sebagai kontrol.

dari sampel-sampel yang diambil kemudian secara diskriptif ?ihyu dilakukan analisis untuk mendapatkan gambaran lebih detail y*g

di Laboratorium pengaruh Hutan Fakultas Kehutanan IpB dan untuk menghitung gas emisi rumah kaca yang dihasilkan selama dilakukan

pembakaran berlangsung digunakan persamaan seilei dan Crutzen Tahun 1980. Untuk mengetahui hal itu dibutuhkan beberapa parameter seperti luasan areal yang terbakar, kedaraman gambut / tanahyang terbakar serta bahan bakar yang terbakar. Dari hasil pengukuran lokasi yang terbakar diketahui luas areal yang terbakar:


I I

43

' tl"1l kosong yang terbakar didaram kebun kelapa sawit pola KKpA yang dikelola PT. ADEI di Desa Batang Nilo KecL Kec. peralawan, Kab. Pelalawan seluas t 204.7 0g }/rZ. o Areal yang terbakar berupa tanaman kerapa sawit pola KKpA yang " dikelola PT. ADEI di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. pelalawan, Kab. o

Pelalawan seluas t 7.925 N.4L2. Daerah Aliran sulqai Jiat yang terbakar di Desa Batang Nilo Kecil, Kec. Pelalawan, Kab. pelalawan jika daerah aliran sungai tersebut adalah 50 meter disisi kiri dan kanannya, maka luasannya xlttltsrvf-.

93h*1dari Kesimpulan surat Keterangan yang dibuat prof. DR. Ir. Bambang Hero saharjo, M.AGR, selaku Ahli Kebakiran uutan dan Lahan tanggal 31 Juli 2013 dapat diketahui antara lain sebagai berikut:

-

selama pembakaran telah dilepaskan 270 ton karbon 243 ton Co2; 0,7g ; ton cH+; 0,51 ton Nox; 0,22 tonNH3;1,12 ton os d,an20,6s ton co sefta24 ton partikel. Gas gas rumah kaca yang dilepaskan selama kebakaran berlangsung dengan pendekatan persamaan seiler dan crutzen tahun 1980

gas-gas yang dihasilkan selama pembakarun

-

yang berarti bahwa

dilahan terbakar dan sekitarnya, selain it" gu^brrt yurrg t"rbuG, tiJuk mungkin kembali lagi karena telah rusak. Dalam rangka pemulihan lahan yang rusak akibat kebakaran lahan seluas 40 ha melalui pemberian kompos, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk memfungsikan faktor &ologis yutti r,lrur,! maka dibutuhkan biay a sebesar Rp.1 5.7 94.238. 630,-

Bahwa berdasarka"_!:t1t_ Keterangan Ahri Kerusakan Lingkungan dari Fakultas Kehutanan IpB. DR. Ir. Basuki wasis, M.sI. tang galr{Agalto, zorg yang menganalisa sampel tanah berdasarkan Berita A"uru pJngambilan lampel tanggal 13 Juli 2019 di areal kebakaran lahan di pr. ADtl yang

dianalisa pada Laboratorium pengaruh Hutan Bagian Ekolog]

H"t";

Departemen silvikultur Fakultas Kehutanan IpB, ditarik suatu keJimpulan, pada pokoknya : o Hasil pengamatan lapangan dan analisa sampel tanah di laboratorium

o

menunjukan bahwa memang benar pada rokasi peneritian memang TELAH TERIADI PERUSAKAN TANAH d",, LIftKUNGAN di PT: ADEI Kab. Pelalawan, propinsi Riau melalui k"gi"t"" p"-bakaran dalam penyiapan lahan (land clearing) untuk pembuatin kebun kelapa sawit. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang ditanah yang terbakar tersebut tersebst telah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (pp-N"-or: 4 tuh"n 2001) untuk parameter subsidence pH tanah, C organic, dan nitrogen tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang ditanah yang terbakar tersebut tanah karena


44

telah masuk kriteria baku kerusakan (pp Nomor : 4 tahun 2001) untuk total mikroorganisme, total fungsi dan respirasi tanah. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa memang ditanah yang terbakar

tersebut karena telah masuk kriteria baku kerusakan (pp Nomor , ,i tuh"" 2001) untuk porositas dan bobot isi tanah. Hasil pengamatan lapangan dan analisa vegetasi menunjukkan bahwa

memang ditanah yang terbakar tersebut telah

triaili kerusakan Iittgkungan aspek flora karena telah masuk kri@ Nomor : 4 tahun 2001) untuk keragaman spesies dan populasi. Hasil analisa tanah menunjukan bahwa ditanah tersebut, memang telah terjadi peningkatan kadar Ca, dan Mg tanah. Bahwa selaku Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil, Terdakwa tidak melakukan pengawasan dalam kegiatan mengantisipasi dan atau mencegah terjadinya kebakaran lahan pada blok-blok tersebuf yang merupakan tulas dan tanggung jawab Terdakwa, apalagi disaat terbakarnya lahan itu situ'asi

setempat musim kemarau. oleh karena kelalaian Terdakwa yang tidak melakukan pengawasan dalam kegiatan mengantisipasi dan atau mJncegah kebakaran lahan sebagaimana yang ditentukan dalam RKL dan RpL AMDAL PT. ADEI untuk membuka danf atau mengolah lahan yang diperuntukkan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit pola KKPA tersebut, telah menyebabkan terjadinya kebakaran lahan yang menimbulkan pencemaran udara danf atau kerusakan fungsi lingkungan hidup, sebagairi-rana diatur dalam PP Nomor : 4 tahun 2001 tentang pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan.

----- Perbuatan terdakwa

sebaga@diatur

dan diancam pidana dalam

Pangkalan Kerinci, 09 Desember 20L3 ]aksa Penuntut Umum

SYAFRIL.SH. JAKSA MADYA NrP.19710 424 199803 7 004


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.