rfiFlrt. PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA
" Untuk Keadilan "
PENDAPAT / TANGGAPAN PENUNTUT UMUM
TERHADAP KEBERATAN ( EKSEPSI ) TIM PENASIHAT HUKUM ATAS SURAT DAKWAAN NOMOR: DAK.41|2411212A11
ATAS NAMA TERDAKWA
,
lr. SYUHADA TASMAN, MM.
Jakarta, 12 Januari2012
r(Pl(
KOMISI PEM BERANTASAT.I KORU PSI REPUBLIK INDONESIA " Untuk Keadilan'
PENDAPAT / TANGGAPAN PENUNTUT UMUM
TERHADAP KEBERATAN ( EKSEPSI ) TIM PENASIHAT HUKUM TERDAKWA
IT.
ATAS SURAT DAKWAAN NoMoR
SYUHADAIASMAN' MM'
: DAK.4112411212011
Majelis Hakim Yang Kami Muliakan,
sidang yang kami saudara Terdakwa, Tim Penasihat Hukum serta pengunjung hormati, kepada Terlebih dahulu kami menyampaikan ucapan terima kasih
kami untuk Majelis Hakim yang telah memberikan kesempatan kepada (eksepsi) Tim Penasihat menyampaikan pendapat / tanggapan atas keberatan
Hukum Terdakwa
lr.
SYUHADA TASMAN, MM.' yang dibacakan pada
persidangan hari Rabu tanggal 04 Januari 2012'
sebelum kami menguraikan pendapat
/
tanggapan atas keberatan
yang mengatur dimaksud, terlebih dahulu kami akan mengutip ketentuan tentang materi pokok keberatan
/ eksepsi
sebagaimana diatur dalam Undang-
yaitu pasal 156 ayat undang nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, (1) yang berbunYi sebagai berikut
:
keberatan bahwa "Dalam hat TErdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan 1
/
sefe/ah diberi kesempatan diterima atau surat dal<vvaan harus dibatarkan. maka
kepadaPenuntutlJmumuntukmenyatakanpendapatnya,Hakim selaniutnya mengambil mempertimbangkan keberatan fersebuf untuk keputusan".
tersebut' dapat diPahami Dari ketentuan pasal 156 ayat (1) KUHAP
bahwamateripokokkeberatan/eksepsitelahditentukan meliputi 3 (tiga) hal, yaitu tentang
secara limitatif
:
a)
perkara; Kewenangan Pengaditan dalam mengadili
b)
Dakwaan tidak daPat diterima ;
c)
Surat dalouaan harus dibatalkan'
menyusun Surat Yang menjadi pedoman Penuntut Umum dalam (2) KUHAP, yang berbunyi Dakwaan adalah pasal 143 ayat
Penuntut lJmum membuat
:
suraf daklaan yang diberi tanggal
dan
ditandatangani serta berisi :
a.namalengkap,tempatlahir,um.)ratautanggallahir,jeniskelamin, kebangsaan,tempattinggat,agamadanpekeriaantersangka;
b.
tindak pidana yang uraian secara cermat, ietas dan lengkap mengenai
dan tempat tindak pidana itu didakwakan dengan menyebutkan waktu dilakukan.
dakwaan yang tidak memenuhi selanjutnya dalam ayat (3) disebutkan : suraf dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum' ketentuan sebagaimana dimaksud
M. Yahya Harahap, dalam bukunya
: Pembahasan Permasalahan
dan 2
Penerapan KUHAP : Pemeriksaan sidang pengaditan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali penerbit Sinar Grafika, Jakarta, halaman 123 sld 133, menguraikan tentang Materi Eksepsi meliputi
Klasifikasi Eksepsi
:
:
a.
Eksepsi Kewenangan Mengadili;
b.
Eksepsi Kewenangan Menuntut Gugur;
c. Eksepsi Tuntutan Penuntut
Umum Tidak Dapat Diterima, yaitu
1) Eksepsi pemeriksaan penyidikan
:
tidak memenuhi syarat ketentuan
pasal 56 ayat (1) KUHAP. 2) Eksepsi pemeriksaan tidak memenuhi syarat klacht delict.
d.
Eksepsi Lepas dari Segala tuntutan hukum. Putusannya dalam bentuk putusan akhir, tentu saja setelah memeriksa pokok perkara dan memutuskan on slagh van rechtsveruolging.
e.
Eksepsi Dakwaan tidak dapat diterima, meliputi 1.
:
Eksepsi subjudice, tindak pidana yang didakwakan sedang daram tergantung pemeriksaannya;
2. Exceptio in personan, dalam dakwaan terkandung error in persona. 3.
Eksepsi keliru sistematika dakwaan subsidiarifas, yaitu dakwaan berbentuk subsidiaritas yang melanggar sistimatika
:
Menempatkan
dakwaan tindak pidana yang lebih serius atau lebih berat ancaman pidananya pada posisi dakwaan Primer. M.Yahya Harahap dalam hal ini menyatakan bahwa Hakim lebih tepat
menafslrkan kekeliruan susunan dakwaan
ini sebagai 'clerical error' ?
(kesalahan pengetikan). Hakim dapat meluruskan dalam persidangan, dan selanjutnya dijelaskan dalam pertimbangan putusan mengenai letak
posisi susunan sistimatika dakwaan yang semestinya.
demikian sekiranya Hakim menemukan sistimatika
Dengan
dakwaan
subsidiaritas yang keliru, tidak perlu bersikap terlampau'formalistic legal thinking', tetapi cukup meluruskannya.
4. Keliru bentuk dakwaan yang diajukan, yaitu dakwaan yang
mestinya
diajukan berbentuk kumulasi tetapi diajukan dalam bentgk subsidiaritas
atau sebaliknya. M. Yahya Harahap dalam hal ini menyatakan bahwa demi menegakkan asas peradilan yang sederhana, cepat dan berbiaya ringan, hakim tidak patut bersikap strict law dan formalistic legal thinking
untuk menjatuhkan putusan yang menyatakan dakwaan tidak dapat diterima. Lebih tepat dan bijaksana apabila kekeliruan itu disikapi
dengan jalan "melenturkan" penafsiran bahwa dakwaan
itu
didekonstruksi.
Eksepsi Batal Demi Hukum, dimana dakwaan tidak memenuhi ketentuan
pasal 143 ayat (2) KUHAP dianggap obscuur libeli (kabur) atau confuse (membingungkan) atau mr's/eading (menyesatkan), yaitu meliputi beberapa bentuk:
1) Dakwaan tidak memuat 'tanggal
dan tanda tangan';
2)
Dakwaan tidak menyebut menyebut secara lengkap identitas terdakwa;
3)
Tidak menyebut locus delictidan atau tempus delicti;
Pada dasarnya tidak mungkin menyebut tempat dan waktu kejadian
yang akurat. Tingkat kesulitannya bersifat 'impossibilitas'.
Jika
penerapannya mesti tepat dan akurat, penegakan hukum melalui
peradilan pidana (criminal justice sysfem) akan lumpuh total, yang berakibat semua pelaku kriminal tidak bisa dituntut pertanggungjawaban hukum atas kejahatan yang mereka lakukan.
4) Tidak cermat, jelas dan lengkap uraian mengenai tindak pidana yang didakwakan. M. Yahya Harahap dalam hal ini menyatakan bahwa dakwaan memuat
:
a. Semua unsur delik harus disebut satu persatu; Pengertian cermat, lengkap dan jelas dalam unsur yang bersifat alternatif : tidak mutlak mesti menyebut keseluruhan, bisa satu saja
asal jelas. Sekiranya penuntut umum lalai tentang hal itu, tidak berakibat surat dakwaan menjadi kabur atau menyesatkan kepada terdakwa. b. Cara terdakwa melakukan
besarnya saja, asal
tindak pidana cukup disebutkan garis
dari uraian itu terang dan jelas
mengungkapkan begaimana cara tindak pidana pidana dilakukan;
Menyebut keadaan (circumstances) yang melekat pada tindak pidana. Menurut Buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan yang diterbitkan oleh i
Kejaksaan Agung Republik lndonesi, hal 14-16, pengertian cermat, jelas dan lengkap dirumuskan sebagai berikut : "Yang dimaksud dengan cermat adalah
:
ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang
didasarkan kepada undang-undang yang berlaku bagi terdakwa, serta tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya
surat dal<waan atau tidak dapat dibuktikan antara lain misalnya
:
pengaduan dalam hal delik aduan, apakah penerapan hukum
Apakah ada
/
ketentuan
pidananya sudah tepat, apakah terdakwa dapat dipertanggungjawahkan melakukan tindak pidana tersebut, apakah tindak pidana tersebut sudah atau
belum kadaluwarsa dan apakah tindak pidana yang didakwakan itu nebis in
idem. Yang dimaksud dengan jelas adalah
:
Jaksa Penuntut lJmum harus
mampu merumuskan unsur-unsur delik yang didakwakan
seka/rgus
mempadukan dengan uraian perbuatan materiil (fakta) yang dilakukan oteh terdakwa dalam surat dakwaan. Yang dimaksud dengan lengkap adalah
:
uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan und ang-u nd ang secara leng kap".
Surat Edaran Jaksa Agung Republik lndonesia Nomor:
SE-
0041J.N11l1993 tanggal 16 Nopember 1993 pada intinya menyatakan secara
materiil surat dakwaan dipandang telah memenuhi syarat apabila telah memberikan gambaran secara bulat dan utuh tentang
i
1.
Tindak pldana yang didakwakan;
2.
Siapa yang melakukan tindak pidana tersebut;
3.
Dimana tindak pidana dilakukan;
4.
Bilamana/kapan tindak pidana dilakukan.
5.
Bagaimana tindak pidana tersebut dilakukan;
6.
Akibat yang ditimbulkan tindak pidana tersebut;
7. Apakah yang
:
mendorong Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut
(delik-delik tertentu);
8.
Ketentuan-ketentuan tindak pidana yang diterapkan.
/
Majelis Hakim yang Kami Muliakan, Saudara Terdakwa dan Tim Penasihat Hukum yang kami hormati.
Setelah kami mendengar dan mempelajari secara seksama, maka kami akan menanggapi eksepsi
/
keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa
dalam point-perpoint sebagaimana pada pokoknya eksepsi
/
keberatan yang
telah disampaikan oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa, yakni sebagai berikut
1. Surat Dakwaan Tidak
;
Dapat Diterima (niet ontvankeliik verklaard)
a) Penuntut Umum telah salah memformulasikan bentuk secara Komulasi pada surat dakwaan nomor
dakwaan
: DAK-41 t24t12t2011
tertanggal 14 Desember 2011.
Tim Penasihat Hukum Terdakwa dalam Nota Keberatan
(Eksepsi)
halaman 10 s/d 12 yang pada pokoknya menerangkan bahwa dalam
surat dakwaan Komulasi PenUntut Umum harus merumuskan unsurunsur tindak pidana yang disesuaikan dengan fakta-fakta (feiten) yang mendukung "materiele heid' dari unsur-unsur tersebut sehingga terjadi persesuaian antara fakta dengan unsur deliknya. Bahwa haruslah rinci
dan tegas adanya hubungan antara Dakwaan KESATU Primair, Subsidlalr dengan Dakwaan KEDUA, Pertama atau Kedua
yang
dihubungkan faktanya pada Dakwaan KESATU Primair, Subsidiair dengan Dakwaan KEDUA, Pertama atau Kedua, Terdakwa selaku Kepala
Dinas Kehutanan Propinsi Riau dalam melakukan penilaian
dan
pengesahan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan 7
Tanaman (RKI-UPHHKHT) pada PT. SELARAS ABADI UTAMA,
PT.
MITRA TANINUSA SEJATI, PT. RIMBA MUTIARA PERMAI, CV. PUTRI LINDUNG BULAN, CV. TUAH NEGERI dan CV. BHAKTI PMJA MULIA,
yang lokasi arealnya di wilayah Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau sedangkan dalam Dakwaan KEDUA, Pertama atau Kedua pihak-pihak
yang dinyatakan memberikan hadiah kepada Terdakwa selaku Kepala
Dinas Kehutanan Propinsi Riau dalam melakukan Penilaian dan Pengesahan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman (RKT-UPHHKHT) dari SAMUEL SOENGJADI yang berasal dari PT. SERAYA SUMBER LESTARI dAN PT. BINA DAYA BINTAM, HERRY
YUSWANTORO berasal dari PT.
MPP, SOENARIJO berasal dari
PT.
SIAK RAYA TIMBER, dan BUDI ARTIFUL berasal dari KUD BINA JAYA,
yang pada Dakwaan KESATU Primair dan Subsidiair tidak dinyatakan sebagai perusahaan yang diberikan penilaian dan pengesahan RKTUPHHKHT oleh Terdakwa.
Terhadap materi keberatan
/
eksepsi
ini
kami tanggapi sebagai
berikut: Bahwa mengenai kesalahan formulasi Surat Dakwaan secara komulasi atau kumulatif maka kami berpendapat bahwa formulasi surat dakwaan tersebut adalah tidak ada kesalahan yuridis dengan landasan sebagai berikut: 1.
Bahwa berdasarkan Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan
yang
dikeluarkan oleh Kejaksaan Agung Rl, bulan April 1985 pada halaman 25 menyatakan bahwa "bentuk surat dakwaan KUMTJLATTF (CUMULATTEVE 8
TEN IASTE LEGGING) di dalam safu suraf dalanaan terdapat beberapa
tindak pidana yang masing-masing berdiri sendiri artinya tidak ada hubungan antara tindak pidana yang safu terhadap yang lain dan didalcwakan secara serempak".
.Hal senada disampaikan Selamat
Purba,SH. dalam Bukunya berjudul "Mencegah Batalnya Surat Dakwaan
Demi Hukum' penerbit CV. Sumber llmu Jaya, cetakan kedua, Oktober 2OO2
pada halaman 14 menyatakan "yang terpenting dalam dakwaan
berbentuk kumutatif
yaitu subyek pelaku tindak pidana adalah terdakwa
yang sama namun masing-masing tindak pidana yang didakwakan adalah berbeda dan tidak ada hubungan satu dengan lainnya". I
Dengan berpedoman pada pengertian tersebut apabila
kita
menghubungkan dengan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa lr. SYUHADATASMAN merupakan dua perbuatan yang berbeda yaitu:
r
Perbuatan Terdakwa selaku Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Riau
dalam rangka penilaian dan pengesahan RKT Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman (RKT-UPHHKHT)
pada PT. SELARAS ABADI UTAMA, PT. MITRA TANINUSA SEJATI, PT. RIMBA MUTIARA PERMAI, CV. PUTRI LINDUNG BULAN, CV.
TUAH NEGERI dan CV. BHAKTI PRAJA MULIA,
sehingga
menimbulkan kerugian keuangan negara'
.
Perbuatan Terdakwa selaku Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Riau menerima hadiah dari SAMUEL SOENGJADI yang berasal dari PT.
SEMYA SUMBER LESTARI dAN PT. BINA DAYA BINTARA, HERRY YUSWANTORO berasal dari PT. RAPR SOENARIJO berasal dari PT' 9
slAK
RAYA TIMBER,
dan BUD| ARTTFUL terkait
dengan
kewenangnnya dalam penilaian dan pengesahan RKT.
Antara perbuatan pertama dengan kedua tidak ada hubungannya satu sama lain akan tetapi kedua perbuatan tersebut telah memenuhi unsur
delik
sehingga terhadap diri Terdakwa didakwakan secara komulatif
sebagaimana terurai dalam Surat Dakwaan yang telah kami bacakan.
oleh karena
itu
kami berkesimpulan bahwa pendapat
rim
penasihat
Hukum di dalam Nota Keberatannya (Eksepsi) pada haraman 11 yang menyatakan " Bahwa haruslah rinci dan fegas, adanya hubungan antara Dal<waan KESATU (Primair, subsidiair) dan Dakwaan KEDIJA (pertama
atau Kedua)" adalah tidak berdasar sehingga sudah sepatutnya untuk ditolak.
Berdasarkan uraian diatas maka penuntut umum berkesimpulan bahwa
formulasi surat dakwaan terhadap Terdakwa yang disusun secara kumulatif telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 143
ayat(2) huruf b KUHAP.
b) Bahwa perbuatan Terdakwa tidak masuk dalam ringkup
hukum
pidana.
Tim Penasihat Hukum Terdakwa dalam Nota Keberatan
(Eksepsi)
halaman 12 sld 15 yang pada pokoknya menyatakan bahwa di dalam
uraian fakta surat dakwaan, Penuntut umum menyatakan tindakan Terdakwa yang menilai dan mengesahkan RKT UPHHKHT bertentangan
dengan Kepmenhut 10.1/Kpts-ll/2000 tanggal 06 November 2000 tentang 10
Pedoman Pemberian ljin usaha pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 2llKpts-1112001
tanggal 31 Januari 2001 tentang Kriteria dan standar ljin Usaha Pemanfaatan Hasil Usaha Kayu Hutan Tanaman pada Hutan produksi,
dinyatakan tidak berlaku lagi berdasarkan pasal
21 Kepmenhut
No.
32lKpts'1112003 tanggal 05 Februari 2003 Tentang Pemberian lzin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam Atau Hutan Tanaman
Melalui Penawaran dalam Pelelangan, sehingga berdasarkan ketentuan
tersebut, jenis pemaanfaatan kayu alam tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. sedangkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 151/Kpts-1112003 tanggal 02
Mei 2003 tentang
Rencana Kerja,
Rencana Lima Tahun, Rencana Kerja Tahunan dan Bagan Kerja Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman bukanlah ijin
prinsip penerbitan RKT dan BKT, melainkan kelengkapan administrasi belaka yang apabila dalam jangka waktu 30 (hari) tidak ditandatangani
atau dikeluarkan oleh Kadis Kehutanan propinsi akan sah dengan sendirinya. Bahwa andai ada kesalahan secara administrasi maka jenis
sanksi administrasi menurut pasal 2 Kepmenhut No. 6gg7l Kpts-il/2001 tanggal 12 Juli 2002 dan Kepmenhut s9/Kpts-ll/2003 tangg al 2g Februari 2003 yaitu berupa :1. Penghentian Sementara Pelayanan Administratif;
2. Penghentian sementara kegiattan di lapangan; 3. Denda Administratif
4.
Pengurangan areal kerja;
s.
Pencabutan ljin. Dengan demikian hal
tersebut bukanlah merupakan kejahatan tindak pidana melainkan pelanggaran administrasi, untuk itu dakwaan penuntut umum yang tidak
harus dinyatakan sebagai dakwaan yang tidak dapat diterima (Niet l1
/
Ontvankeliik Verklaard). karena dakwaan Penuntut Umum tidak tepat baik mengenai dasar hukumnya, maupun dakwaannya.
berikut: Terhadap keberatan yang disampaikan oleh
rim penasihat
hukum
tersebut diatas kami tidak akan memberikan tanggapan lebih jauh, karena materi keberatan atau eksepsi yang disampaikan oleh penasihat Hukum
Terdakwa diatas bukanlah merupakan materi keberatan sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAp karena sudah memasuki materi
pokok perkara. Mengenai perbuatan yang dilakukan oleh rerdakwa merupakan suatu tindak pidana atau tindakan administratif perlu
dibuktikan berdasarkan alat bukti pada pemeriksaan materi pokok perkara.
Surat Dakwaan Batal Demi Hukum (null and voidl Bahwa uraian surat Dakwaan primair saudara penuntut Umum yang disampaikan tidak menjelaskan secara jelas pihak-pihak yang harus bertanggung jawab atas adanya kerugian negara.
Tim Penasihat Hukum Terdakwa dalam Nota Keberatan/eksepsi pada halaman 16 s/d 17 pada pokoknya Tim penasihat Hukum Terdakwa menyatakan bahwa didalam surat dakwaan Penuntut Umum tidak cermat,
jelas dan lengkap, karena sebagaimana surat dakwaan penuntut umum t2
/
baik itu dalam primair maupun subsidiair menyatakan ditemukannya kerugian keuangan negara sejumlah Rp. 1sg.024.4g6.294,g9 (serafus lima puluh tiga milyar dua puruh empat juta empat ratus sembilan puluh
enam ribu dua ratus sembilan puluh empat rupiah delapan puluh sembilan sen), namun tidak menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas adanya kerugian negara tersebut sehingga surat dakwaan penuntut Umum harus dinyatakan batal demi hukum (null and void).
berikut: Bahwa Tim Penasihat Hukum Terdakwa tidak memahami surat dakwaan, dimana penuntut umum dalam surat dakwaan pada Dakwaan
KESATU (Primair, subsidiair) mendakwa Terdakwa
lr.
syuHADA
TASMAN, MM., dalam mewujudkan tindak pidana tidak berdiri sendiri
melainkan secara bersama-sama dengan TENGKU zuHELMl, Msi selaku Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten pelalawan tahun 2002 s/d 2003, PT. SELAMS ABADI UTAMA, PT. MITRA TANINUSA SEJATI, PT.
RIMBA MUTIARA PERMAI, CV. PUTRI LINDUNG BULAN, CV TUAH NEGERI, CV. BHAKTI PRAJA MULIA, dan H. TENGKU MMUN JAAFAR,
sH selaku Bupati Pelalawan periode tahun 2001 s/d 2006, yang
mana
akibat perbuatan Terdakwa secara bersama-sama tersebut
telah
mengakibatkan kerugian keuangan negara sejumlah
Rp.
153.024.496.294,89 (serafus rima puluh tiga mityar dua putuh empat juta
empat ratus sembilan puluh enam ribu dua ratus sembilan putuh empat rupiah delapan puluh sembilan sen). l3
/
Dari uraian dakwaan tersebut diatas, sebenarnya sudah jelas kedudukan
Terdakwa dan pihak-pihak yang bersama-sama dalam mewujudkan melakukan tindak pidana yang didakwakan, namun mengenai tanggung
jawab adanya kerugian negara dan peran masing-masing pihak sudah masuk pada materi pokok perkara yang harus dibuktikan terlebih dahulu
di persidangan.
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas maka sudah sepatutnya Majelis
Hakim yang mulia menolak seluruh materi keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa tersebut karena surat dakwaan yang dibuat dan diajukan dalam perkara
a quo telah memenuhi syarat formil maupun
materiel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) huruf a dan b
KUHAp
dan tidak ada alasan yuridis yang menghalangi
kewenangan
penuntut Umum untuk mengajukan penuntutan terhadap diri Terdakwa lr. SYUHADATASMAN, MM. Majelis Hakim yang mulia
;
Saudara Terdakwa dan Tim Penasihat Hukum yang kami hormati
;
Berdasarkan keseluruhan uraian pendapat / tanggapan yang telah kami
uraikan
di atas, maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa,
mengadili dan memutus perkara ini untuk:
1.
Menolak seluruh keberatan/ eksepsi Tim Penasihat Hukum Terdakwa lr. SYUHADATASMAN, MM.;
2.
Menyatakan bahwa surat dakwaan Nomor: DAK-4112411212011 tertanggal
t4
/
KUHAP dan oleh karena itu surat dakwaan tersebut dapat dijadikan dasar
pemeriksaan perkara ini;
3.
Menetapkan bahwa pemeriksaan perkara ini tetap diranjutkan
Demikian pendapat
/ tanggapan kami atas
eksepsi
/
keberatan Tim
Penasihat Hukum Terdakwa yang kami bacakan dan disampaikan pada sidang
hari ini Kamis, tanggal 12 Januari 2012 di Pengadilan Tindak pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri pekanbaru.
rz Januari 2012 PENUNTUT UMUM KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI Jakarta,
'n
fl
.'li
t"..A"';.t '....-;z-* i,*a.'*#'*r: :: *-.., *',=,-
MOCHAMAD RUM, SH.
D F.W. SH.,MH.
l5