+
EntrepreneurHUB
re-Vitalization Condongcatur Common Market With Open Design Approach
Ridho Pawenang
14512049 Pembimbing: Dr. -Ing. Ilya Fajar Maharika M.A., IAI Penguji : Syarifah Ismailiyah Al Athas S.T., M.T.
2
re-Vitalization Condongcatur Common Market Recreative Entrepreneur Hub in Condongcatur Market With An Open Design Approach
3
Kata Pengantar.
Pasar telah kehilangan ke-eksisanya, mengapa pasar sudah tidak di minati para generasi muda menjadi bahan dasar pemikiran dari Proyek Akhir Sarjana ini, penulis memberikan pokok bahasan detil terhadap keeksisan pasar, konteksnya pada pasar Condongcatur yang kurang lebih juga kurang bisa beregenerasi, terlebih disana sebenarnya banyak mahasiswa atau para kaum generasi muda yang notabene memiliki jumlah atau massa yang banyak. Melihat sebuah fenomena tersebut penulis ingin sedikit membahas tentang regenerasi pasar, dan solusi penulis terhadap fenomena ini, tentunya kaum muda dan kaum eksisting memiliki kebudayaan yang berbeda, sehingga gaya hidup pun menjadi berbeda. Kaum muda lebih berpikir secara jangka panjang untuk menjadi Entrepreneur, dan site memberikan sedikit kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut. Penulis sadar atas banyaknya kekurangan dalam produk tugas akhir ini, namun penulis berharap tugas akhir ini dapat membuka pemikiran/wacana/diskusi bagaimana berarsitektur di masa depan khususnya pada perancangan wadah bagi para entrepreneur muda untuk bereksplorasi. Tentunya arsitektur tidak mampu berdiri sendiri dalam mengimplementasikan gagasan ini, kondisi sosial ekonomi politik masyarakat juga memiliki pengaruh yang besar. Penulis berharap tugas akhir ini dapat memicu diskusi kritis lebih lanjut antar disiplin ilmu untuk mengembangkan gagasan dan pemikiran ini. Rangkaian gagasan yang tertuang dalam bab-bab dalam tugas ini tak lepas dari dukungan banyak pihak. Pertama tentunya dosen pembimbing yang saya hormati Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI yang telah membimbing dengan segenap inspirasi-inspirasinya sejak proses Studio Perancangan Studio 7, hingga tugas akhir ini, dan Syarifah Ismailiyah Al-Athas, ST., MT., IAI sebagai dosen penguji yang juga turut membimbing selama proses dan memberi banyak masukan berharga. Yang kedua, kepada rekan-rekan penulis yang telah menjadi saingan sekaligus teman diskusi yang secara tidak langsung membantu hingga proses ini selesai.
Jazakumullahu Khoiran
Ridho Pawenang
20 Desember 2018
4
5
//konten.
KATA PENGANTAR KONTEN
4 6
ABSTRAKSI
8
BAB 1 11 LATARBELAKANG
14
MENGAPA PASAR CONDONGCATUR ?
15
ISU DAN PERMASALAHAN
18
RUMUSAN MASALAH
29
BAB 2 31 PASAR CONDONGCATUR ATAU...
34
OPEN DESIGN & OPEN BUILDING
46
PLUG & PLAY
48
BAB 3 METODE ANALISIS
71 72
BAB 4
95
73
DESIGN DAN PEMBAHASAN
BAB 5
133
KESIMPULAN
134 135
REFRENSI
96
Proyek Akhir Sarjana
6
Proyek Akhir Sarjana
7
//abstract.
re-Vitalization Condongcatur Common Market Recreative Entrepreneur Hub in Condongcatur Market With An Open Design Approach
Pasar Condongcatur was born together with the construction of Perumnas Condongcatur in 1976, the Condongcatur market is in the eastern part of Condongcatur, precisely to the north of the Veteran National Development University (UPN) campus, north of North Ringroad, and in the southern part of Perumnas Condongcatur. This market has a land area of 9,134 m2, has a number of traders 458 people who trade meat, vegetables, grocery, klethik, children's toys, clothes, market snacks to fruits. The problem comes when this market has many rivals, not only because the site is close to Hartono Mall shopping center about 600 meters from the Condongcatur market, but also because the traditional market has been rivaled by online media shopping, so the traditional market is less popular especially among young people . Besides that, access, circulation, quantity, and arrangement of trade type layout are still not good, access and circulation are still centralized from the north, inversely proportional to access from the south (direction of Ringroad), a dilemma that occurs because the front is located in the south to ambiguous because from the south it actually becomes like an empty area. Then the safety factor is also important to note, because this area is located in the middle of the ringroad (meaning it is not near the red light), so many motorists and motorbikes are very fast, this makes the market when it is crowded becomes very vulnerable, not a few who have to cross the road on demand to the market but there is a fear of crossing. Therefore, revitalization of the Condongcatur market needs to be done using the theory of Open Design and Open Building, which is expected to provide regeneration and new branding for the Condongcatur market itself.
keywords : pasar condongcatur, akses & sirkulasi, keamanan, brand, open design(OD)
8
//abstrak.
Revitalisasi Pasar Condongcatur Rekreatif Entrepreneur Hub di Pasar Condongcatur Dengan Pendekatan Open Design
Pasar Condongcatur lahir bersama dengan dibangunya perumnas Condongcatur pada tahun 1976, pasar Condongcatur berada di daerah Condongcatur bagian timur, tepatnya di sebelah utara kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, di utara jalan Ringroad Utara, dan di daerah selatan perumnas Condongcatur. Pasar ini memiliki luasan lahan 9.134 m2, memiliki jumlah pedagang 458 Orang yang memperdagangkan daging, sayuran, kelontong, klethik-klethik, mainan anak, pakaian, jajanan pasar hingga buah-buahan. Masalah datang ketika pasar ini memiliki banyak saingan, bukan saja karena memang site yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan Hartono Mall sekitar 600meter dari pasar Condongcatur, tapi juga karena pasar tradisional telah banyak tersaingi dengan media perbelanjaan online, sehingga pasar tradisional kurang banyak diminati terlebih di kalangan muda. Selain itu akses, sirkulasi, kuantitas, dan penataan tata letak jenis dagang juga masih belum baik, akses dan sirkulasi masih terpusat dari arah utara, berbanding terbalik dari akses dari selatan (arah Ringroad), dilema yang terjadi karena bagian depan terletak di bagian selatan menjadi rancu karena dari selatan malah menjadi seperti daerah kosong. Lalu faktor keamanan juga penting diperhatikan, karena daerah ini terletak di tengah ringroad(artinya tidak dekat lampu merah) maka banyak pengendara mobil maupun motor yang lajunya sangat kencang, hal ini membuat pasar apabila sedang ramai menjadi sangat rawan, tidak sedikit yang harus menyebrang jalan atas tuntutan ke pasar namun ada rasa takut menyebrang. Maka dari itu revitalisasi dari pasar Condongcatur perlu dilakukan dengan menggunakan teori Open Design dan Open Building, diharapkan dapat memberikan regenerasi dan new branding untuk pasar Condongcatur ini sendiri.
keywords : pasar condongcatur, acces & sirculation, secure, brand, open design(OD)
9
Kata “entrepreneur” berasal dari bahasa Perancis: “entre” berarti antara dan “prendre” berarti mengambil. Dengan kata lain dapat dikatakan Entrepreneur adalah Orang yang berani mengambil risiko dan memulai sesuatu yang baru.
10
01 Lokasi Isu dan permasalahan Cerita singkat Pasar Condongcatur Rumusan
11
12
N
1.1 location. KETERANGAN
5 8
4
3
1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
3
SDN Perumnas Condongcatur
4
SMP Negeri 2 Depok
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
6
Masjid Muhajirin
7
UPN Veteran
8
RS Condongcatur
6
KETERANGAN 2
1
Pasar Condongcatur
2
UPN Veteran
1
7
1
2
13
1.2 latar belakang.
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
Pasar Condongcatur lahir bersama dengan dibangunya perumnas Condongcatur pada tahun 1976, pasar Condongcatur berada di daerah Condongcatur bagian timur, tepatnya di sebelah utara kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, di utara jalan Ringroad Utara, dan di daerah selatan perumnas Condongcatur. Pasar ini memiliki luasan lahan 3000 m2, dengan sejumlah 59 lapak tersebar di luar area pasar, dan 258 lapak buka di dalam area ruang pasar, beberapa pelapak tersebar dengan berkeliling, dan memiliki jumlah pedagang 458 Orang yang memperdagangkan daging, sayuran, kelontong, klethik-klethik, mainan anak, pakaian, jajanan pasar hingga buah-buahan. Pasar ini mulai buka pada pukul 04.30 pagi hingga menjelang adzan dzuhur berkumandang.
Masalah datang ketika pasar ini memiliki banyak saingan, bukan saja karena memang site yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan Hartono Mall sekitar 600meter dari pasar Condongcatur, tapi juga karena muda kali ini pasar tradisional telah banyak tersaingi dengan media perbelanjaan online, sehingga pasar tradisional kurang banyak diminati terlebih di kalangan muda. permasalahan di tambah dari faktor pada perumnas yaitu tidak adanya regenerasi populasi di daerah perumnas menyebabkan banyak lansia di daerah ini, karena anak-anaknya pada merantau, menyebabkan banyak dari mayoritas pembeli dan penjual di pasar ini pun mayoritas juga sudah lansia, walau banyak mahasiswa yang juga berada pada daerah ini karena menuntut ilmu di kampus sekitar, namun mahasiswa ataupun mahasiswi apabila tidak ada tuntutan mendesak mereka lebih memilih jajan atau berbelanja online. Desty Rahmayanti (2017) mengatakan bahwa mahasiswa lebih memilih online shop untuk mempermudah dalam belanja, cara berbelanja yang simpel, mudah dan banyak pilihan semakin membuat pelajar tertarik.
1 Sumber : Online Shop dan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Desy Rahmayanti, 2017 14
MENGAPA PASAR CONDONGCATUR?
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
Selain itu akses, sirkulasi, kuantitas, dan penataan tata letak jenis dagang juga masih belum baik, akses dan sirkulasi masih terpusat dari arah utara yaitu dari arah perumnas Condongcatur yang menyebabkan daerah itu begitu padat, namun berbanding terbalik dari akses dari selatan (arah Ringroad), dilema yang terjadi karena bagian depan terletak di bagian selatan menjadi rancu karena dari selatan malah menjadi seperti daerah kosong, akses seakan tidak memberikan hal yang layak menjadi akses dari arah ini, begitu juga dengan meningkatnya jumlah pedagang karena tercatat masih banyak sekali pelapak yang membuka lapaknya di luar pasar atau di emperan pasar, hal ini menjadi kurang baik, sehingga pasar terlihat kumuh, hal ini mungkin berhubungan juga dengan tata letak jenis dagang yang masih belum baik sehingga para pembeli bingung ketika mencari apa yang ia ingin beli.
1 Sumber : Online Shop dan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Desy Rahmayanti, 2017
15
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
Terakhir adalah faktor keamanan, karena daerah ini terletak di tengah ringroad(artinya tidak dekat lampu merah) maka banyak pengendara mobil maupun motor yang lajunya sangat kencang, hal ini membuat pasar apabila sedang ramai menjadi sangat rawan, terutama apabila ada konsumen yang mengharuskan menyebrang jalan, tidak sedikit yang harus menyebrang jalan atas tuntutan ke pasar namun ada rasa takut menyebrang.
maka dari itu revitalisasi dari pasar Condongcatur perlu dilakukan demi memberikan regenerasi dan new branding untuk pasar Condongcatur ini sendiri, revitalisasi sangat memungkinan menarik beberapa komunitas untuk membuat branding yang baru, potensi yang dimiliki daerah ini cukup banyak, dari memiliki ruang akademik sekitar yang besar (UPN,UII Ekonomi,STMIK AMIKOM,STIE YKPN dll.) hingga komunitas yang ada di Condongcatur, terutama pada perumnas Condongcatur, penelitian yang saya lakukan pada tahun 2017 lalu mengenai kebutuhan perumnas Condongcatur berdasar hobby menyatakan bahwa masyarakat perumnas memliki kegemaran lebih terhadap menanam tanaman hingga kehabisan lahan, banyak komunitas planting yang tidak terwadahi bisa menjadi salah satu potensi untuk pasar Condongcatur.
16
COMMON GROUND STREET MARKET
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
Penulis memberikan solusi untuk merevitalisasi pasar Condongcatur dengan banyak mempertimbangkan potensi sekitar, di antaranya merebranding pasar Condongcatur menjadi area pasar dengan mempertimbangkan komunitas sekitar, dengan pasar sebagai poros acuan layaknya C.O.D point atau biasa juga disebut meeting point, hal ini mengingatkan saya terhadap Common Ground sebuah Market Hall dan Street Market di Seoul Korea, pasar di Seoul tersebut telah menyulap muka sebuah pasar tradisional di Korea, menjadi area pasar yang di gandrungi banyak orang,
17
terutama kaum pemuda pemudi Korea sendiri, pasar tersebut membuat tempat di mana belanja, makan, kongkow dan hangout bisa dilakukan bersama, apalagi tempatnya yang sangat dekat dengan Konkuk University membuat mahasiswa nya melakukan aktivitas di situ juga, bahkan dengan muka barunya kali ini, Common Ground telah menjadi Landmark di Seoul, Korea Selatan.
1.3 isu dan permasalahan. ISU
ISU
PASAR KEHILANGAN PERANYA DI MASA KINI
TERSAINGI DENGAN ADANYA ONLINE SHOP DAN SUPERMARKET ,TIDAK TERTARIKNYA KAUM REMAJA KE PASAR
LOKASI
KEAMANAN (DEKAT DENGAN RINGROAD) AKSES DAN SIRKULASI YANG MASIH BELUM JELAS
LANSIA+MAHASISWA
JENIS DAN TATA LETAK USAHA DAGANG/ KOMODITAS (FUNGSIONAL)
BUDAYA, KEBIASAAN, PERILAKU, KEBERAGAMAN (CITRA SYMBOLIK)
LANSIA+MAHASISWA
BUILDING SCIENCE, TEKNOLOGI BANGUNAN, BAGAIAMANA MEMBUAT BANGUNAN SUSTAINABILITY MEMBUAT BANGUNAN YANG AMAN DAN SEHAT
18
PEMILIHAN MATERIAL, BAGAIMANA FASAD MEMPENGARUHI BUILDING SCIENCE BAGAIMANA PENGARUH KEBISINGAN DAN SEBAGAINYA.
1.3.1 cerita singkat.
ibu Tjap Jaek yang terkenal di pasar Condongcatur Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
Pasar Condongcatur adalah pasar yang di bangun bersama dengan dibangunya perumnas condongcatur pada tahun 1976, tepatnya di utara kampus UPN Veteran. dahulu sebelum adanya ringroad masyarakat Condongcatur selatan masih bisa menjangkau dengan mudah pasar ini, tidak dengan setelah adanya ringroad, para konsumer bagian selatan menjadi takut untuk menyebrang saja, alhasil disebelah selatan banyak pertokoan yang mulai terbangun saat ini.
19
Pasar Condongcatur tidak pernah luput, sudah 20 tahun saya langganan setiap minggu mengunjungi pasar ini, karena lapak salah satu jajanan pasar nya yang terkenal yaitu Tjap Jaek, Bakmi dan Gudangan, walau kadang harus berjalan 1 kilometer kadang saya sempatkan untuk membeli Tjap Jaek ini tiap hari minggu pagi, hiruk pikuk yang selalu ramai di pagi hari, tak heran kenapa pasar ini dijuluki pasar dengan aktiďŹ tas teramai di pagi hari, ya memang karena begitulah keadaanya.
20
1.3.2 problem anakmuda?
KURANG DIMINATI ANAK MUDA? Daerah ini memang sangat ramai, banyak lansia yang berlalu lalang, tidak penjual ataupun pembeli mayoritas adalah lansia, karena memang pasar ini berdiri di perumnas Condongcatur yang memang terkenal banyak pensiunan PNS di daerah ini, tapi pemandangan mahasiswa saat perjalanan menuju pasar juga tidak sedikit karena memang daerah ini daerah dengan ruang akademik yang besar, dikelilingi beberapa kampus ternama seperti UII, UPN, STMIK AMIKOM, STIE YKPN dll. Yang saya heran banyak pemandangan mahasiswa namun tidak ada sama sekali mahasiswa yang melakukan aktiďŹ tas jual beli di pasar Condongcatur, kemanakah mereka? sepertinya kaum pemuda memang tidak begitu tertarik dengan pasar Condongcatur karena memang tidak memiliki spesiďŹ kasi yang besar dalam brand namanya.
21
1.3.3 branding
brand pasar Condongcatur tentu kalah dengan supermarket dan online shop, karena barang dan kemudahan yang ditawarkan memang lebih menarik minat, dengan pasar Condongcatur yang tentunya di pikiran orang-orang masih seperti pasar biasa tentu masihlah yang terpikir adalah kumuh, tidak lengkap, tidak ber�level�, dan barang yang dijual tentunya tidak berkualitas, padahal belum tentu itu semua benar, dan tentunya tidak ada yang lebih murah melainkan di pasar tradisional, bisa ditawar lagi.
jadi manusia modern kali ini memang mengharapkan sesuatu yang berbeda sesuatu yang lebih “wah�, dan menarik untuk didatangi, saya yakin bahwa orang lebih tertarik untuk menggunakan media online shop yang lebih mudah ketimbang harus ke pasar, dan masih harus mencari bahan yang dicari. satu kritik terhadap pasar Condongcatur yaitu penataan letak dagang yang masih kurang baik mungkin dapat menjadi potensi perubahan, menurut D.Dewar dan Vanessa W dalam Wibowo (2011) bukunya Urban Market Developing Informal Retailing (1990), penataan kelompok komoditas dagangan sangat penting untuk dipikirkan dalam perancangan pasar tradisional, hal ini sangat penting agar tidak menimbulkan kesulitan bagi konsumer untuk mendapatkan barang yang akan dibeli, selain itu penataan komoditas dagangan juga tidak menimbulkan bau yang berdampak buruk bagi komoditas dagangan lain(2), artinya dagangan yang kita dagangkan tidak menimbulkan dampak buruk untuk pedagang dagangan lainya.
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
2 Sumber : Urban Market Developing Informal Retailing, D.Dewar dan Vanessa W (1990)
22
1.3.4 tata letak usaha dagang N
2
1 2
2 2
13
3
12
5
11
4 2
10
6
5
9
5
8 7
x
9
8
6
8
8
5
7
8
1
Ayam
2
Sayuran
3
Ikan
4
Daging
5
Kelontong
6
Klethikan
7
Mainan Anak
8
Fashion
9
Jajanan Pasar
10
Buah
x
Tjap Jaek, Bakmi
5
4
10
3
5 10
2
10
1
2 1
TATA LETAK USAHA DAGANG KURANG BAIK, MASIH TERACAK Pasar Condongcatur memiliki beberapa hal yang masih belum tertata salah satunya tata letak usaha dagang, hal ini menjadi beberapa poin penting dalam perencanaan pasar tradisional, seperti yang di katakan D.Dewar dan Vanessa W dalam Wibowo (2011) bukunya Urban Market Developing Informal Retailing (1990), penataan kelompok komoditas dagangan sangat penting untuk dipikirkan dalam perancangan pasar tradisional, hal ini sangat penting agar tidak menimbulkan kesulitan bagi konsumer untuk mendapatkan barang yang akan dibeli, selain itu penataan komoditas dagangan juga tidak menimbulkan bau yang berdampak buruk bagi komoditas dagangan lain(2), artinya dagangan yang kita dagangkan tidak menimbulkan dampak buruk untuk pedagang dagangan lainya. Dengan tata letak yang memadai tentunya pasar akan jadi tempat yang lebih mudah untuk konsumer.
2 Sumber : Urban Market Developing Informal Retailing, D.Dewar dan Vanessa W (1990) 23
1.3.5 keamanan penyeberangan
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
KEAMANAN KONSUMEN DALAM HAL MENYEBRANG DARI ARAH SELATAN Lokasi Pasar Condongcatur yang dekat sekali dengan jalan raya di tiap jalanya membuat tempat ini sarat bahaya, apalagi di bagian selatan ada ringroad yang tidak dekat lampu merah, itu artinya kendaraan sedang melaju dengan kencangnya saat melintasi area pasar, hal ini sangat berbahaya hingga saat ini, jika tidak ada bapak asisten penyebrangan jalan mungkin pasar ini akan kehilangan konsumer nya dari sisi bagian selatan. hal ini tentunya menjadi potensi juga bagi pasar Condongcatur
24
25
1.3.6 jangkauanpasar.
N
AKSES, SIRKULASI, DAN AREA UNPREDICTABLE PARKING PADA PASAR CONDONG CATUR
KETERANGAN
5 8
4
PERUMNAS CONDONG CATUR 3
1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
3
SDN Perumnas Condongcatur
4
SMP Negeri 2 Depok
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
6
Masjid Muhajirin
7
UPN Veteran
8
RS Condongcatur
6
2
1
7
area kuning menunjukan tempat area datang pengunjung, tempat lapak yang buka tanpa los di dalam pasar, dan area unpredictable parking pada pasar condongcatur
2 Sumber :
26
Pasar Condongcatur adalah pasar yang memiliki luasan lahan 9.134 m2, dengan sejumlah 59 lapak tersebar di luar area pasar, dan 258 lapak buka di dalam area ruang pasar, beberapa pelapak tersebar dengan berkeliling, dan memiliki jumlah pedagang 458 Orang yang memperdagangkan daging, sayuran, kelontong, klethikklethik, mainan anak, pakaian, jajanan pasar hingga buah-buahan, tidak heran bila aktiďŹ tas pagi yang cukup ramai terjadi disini, dari pedagang datang hingga pembeli mulai datang, penuhnya akses yang hanya kebanyakan dijangkau dari arah utara (arah perumnas Condongcatur) membuat jalur utara ini penuh, pedagang yang tak kebagian los di dalam pasar pun memperdagangkan daganganya dijalan utara pasar ini, bisa dimaklumi memang karena depan pasar bagian selatan adalah langsung jalan Ringroad sehingga mau tidak mau jalan yang utama adalah lewat belakang (utara), kemungkinan parkir pun berada di bagian belakang (utara), lahan yang sangat sempit membuat parkiran motor pun berjubel, jadi jangan sampai berani membawa mobil ketika akan belanja di pasar ini, atau pengunjung akan dimarahi tetangga pasar ini, karena parkir di depan rumahnya. hal ini sangat krusial karena jumlah pembeli berbanding terbalik dengan lahan parkir, untungnya hingga kini konsumer masih warga sekitar, dan banyak konsumer yang berjalan khaki, masalah ini perlu di cari jalan keluarnya.
27
1.4 rangkuman profil pasar.
Luasan lahan.
3000 m2
Lapak di luar pasar. Lapak di dalam pasar.
59 lapak 258 lapak
*lainya berjualan keliling (ider)
jumlah pedagang
jam buka
yang di perjualkan
458 pedagang
4.30 - till end daging, sayuran, kelontong, klethik-klethik, mainan anak, pakaian, jajanan pasar, buah-buahan
28
1.5 rumusan.
RUMUSAN MASALAH Bagaimana merevitalisasi pasar Condongcatur dan mengangkat kembali eksistensinya, dengan pendekatan Open Design(OD) ?
ORIGINALITAS 1.
Judul : Penataan Pasar Tawangmangu Sebagai Pasar Tradisional di Kawasan Wisata Penulis : Tunggul Feri Tri Margono Universitas : Universitas Islam Indonesia Tahun : 1999 Pendekatan : Penataan pasar tradisional untuk mengakomodasi kegiatan pariwisata. Permasalahan : Penataan sirkulasi pasar untuk mengakomodasi wisatawan di kawasan wisata Tawangmangu, mengutamakan sirkulasi terpusat antara pedagang dan pembeli.
2.
Judul : Revitalisasi Pasar Sentul Optimalisasi Kebutuhan Ruang Pasar Dan Integrasi Wisata Seni Serta Kuliner Di Kawasan Pakualaman Penulis : Dhira Ayu Laksmita Universitas : Universitas Islam Indonesia Tahun : 2012 Pendekatan : Pendekatan optimalisasi kebutuhan ruang pada pasar dan integrasinya terhadap kawasan wisata sejarah Pakualaman. Permasalahan : Revitalisasi Pasar Sentul agar ruang-ruang pada pasar menjadi optimal untuk perilaku pengguna pasar, serta mengintegrasikan pasar dengan kegiatan wisata seni dan kuliner kawasan Prawirotaman agar menjadi pasar yang edukatif dan rekreatif bagi pengunjung pasar.
3.
Judul : Revitalisasi Pasar Terapung Lok Bintan Di Banjarmasin dengan Pendekatan Arsitektur
Kontekstual
Penulis : Al Faatihah Universitas : Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Tahun : 2014 Pendekatan : Menggunakan pendekatan Arsitektur tradisional yang menampilkan ciri khas Banjarmasin Permasalahan : Revitalisasi pasar terapung Lok Bintan yang terletak di pinggir sungai Martapura, dengan menampilkan fasad Arsitektur Banjarmasin untuk pariwisata.
29
Schumpeter (1934) menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang melaksanakan kombinasikombinasi baru. Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk melihat dan mengevaluasi peluang bisnis, memperoleh sumber daya yang diperlukan untuk mengambil keunggulan darinya dan berinisiatif mengambil tindakan yang tepat untuk menjamin sukses.
30
02 Open Design Approach Plug & Play Peraturan Preseden
31
//pasar condongcatur? atau...
32
Editor: Penulis, Ridho Pawenang
33
2.1 pasar condongcatur? atau...
/e-commerce mulai eksis Di satu sisi e-commerce menyediakan berbagai macam kemudahan di masa kini, di satu sisi, menilik ke kehidupan yang akan datang, manusia semakin terlelap di dalam era globalisasi, dimana individu semakin tidak bisa merasakan adanya sosialisasi antar penjual dan pembeli, kepraktisan dalam berbelanja memang menjadi tolak ukur yang banyak diperbincangkan di dunia modern kali ini, di mana semakin singkat akses yang dilalui calon pembeli, semakin menggaet para pembeli pula tapi mereka tidak tau apa jadinya ketika ada saatnya mereka harus bekerja sama, yang tertelan adalah sistem bekerja samaantar manusia, pasar tradisional mengajarkan bagaimana caranya bersosialisasi, belajar dari orang lain, karena sebenarnya pengalaman adalah guru terbaik yang bisa digunakan untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Sumber : Alur E-Commerce Pasar Pathuk 4.0 PAS Arief Hidayaturrahman
Pelaksanaan konsep e-commerce untuk pemasaran bakpia produksi Kampung Bakpia melalui Pasar Pathuk, pihakpihak yang terkait antara lain: 1. Pedagang di Pasar Pathuk sebagai penyuplai barang pesanan. 2. Pembeli atau konsumen yang memesan barang di pasar melalui server bangunan Pasar Pathuk 3. Operator bangunan yang mengatur proses transaksi antara pembeli dan penjual.
Sumber : Alur E-Commerce Pasar Pathuk 4.0 PAS Arief Hidayaturrahman 34
/e-commerce pelopor individualitas? dari pratinjau penelitian Arief Hidayaturrahman, Arief mengedepankan akan pradesign yang menganut konsep ecommerce, dimana pasar sebagai pendukung dari akses penjualan sentra salah satu makanan khas yang ada di jogja, citra jogja memang menjadi terangkat, namun sepertinya masih belum bisa mengurangi angka ke individualitasan dari sebuah penjualan berbasis e-commerce. apakah e-commerce pelopor sebuah ke individualitasan seseorang? tentunya tidak banyak faktor yang bisa dikembangkan agar e-commerce dapat di jadikan sebuah tempat untuk menjadikan suatu tempat yang mewadahi sosialita, malah mungkin dapat menjadi akar pemecahan masalah untuk kehidupan masa muda kelak, yang cenderung praktis, namun bisa terjadi nilai guyub di dalam design yang dirancang.
Sumber : sketsa work together, dari www.techstar.com
pelaksanaan e-commerce, sembari memberikan ruang kerja atau co-working space pada design memberikan efek yang dapat membuat para kawula muda masa kini, datang ke space, karena kadang anak muda terutama anak mahasiswa membutuhkan sebuah “pembuktian�.
Sumber : www.techstar.com 35
/pasar condongcatur dan lingkunganya.
Pasar Condongcatur berada di kompleks perumnas Condongcatur, namun pemakainya dari berbagai macam tempat dan mayoritas berasal dari perumnas dan selatan perumnas, pemakai selatan perumnas terbelah oleh ringroad, barat pasar adalah fungsi tempat yang banyak di isi oleh universitas, dan banyak sekali mahasiswa yang tinggal disekitar daerah tersebut, perumnas condongcatur juga tak luput dari sasaran kost mahasiswa yang tinggal di sekitar pasar Condongcatur, hal ini merupakan potensi yang besar untuk meningkatkan kemajuan, dan sosialisasi yang lebih bhineka tunggal ika di dalam design. masalahanya hanya bagaimana menciptakan susasana bhineka tunggal ika, dengan suatu budaya muda dan existing yang harus dicampur adukan? berikut gambaran potensi lingkungan dari site Pasar Condongcatur.
5 8
4
N
3
6
KETERANGAN 1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
3
SDN Perumnas Condongcatur
4
SMP Negeri 2 Depok
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
6
Masjid Muhajirin
7
UPN Veteran
8
RS Condongcatur
2
1
7
Sumber : tracing google earth, analisa penulis Ridho Pawenang
Sumber : www.google.com/googleearth, analisa penulis 36
2
2
1
1
7
7
1
Pasar Condongcatur
1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
7
UPN Veteran
7
UPN Veteran
Konteks I area komersil sekitar pasar condongcatur
Konteks II area hunian daerah pasar condongcatur
2
2
1
1
7
7
1
Pasar Condongcatur
1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
7
UPN Veteran
7
UPN Veteran
Konteks III titik dimana banyak mahasiswa berkumpul
Konteks IV area universitas, studi, belajar
Sumber : tracing google earth, analisa penulis Ridho Pawenang
Sumber : www.google.com/googleearth, analisa penulis 37
KETERANGAN
KETERANGAN
N
PERUMNAS CONDONGCATUR
Sirkulasi
N
KETERANGAN
KETERANGAN
Jalan Utama Lebar Jalan 20m
5 8
4
1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
3
SDN Perumnas Condongcatur
4
SMP Negeri 2 Depok
Jalan Sekunder Utama Lebar Jalan 8m - 15m
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
6
Masjid Muhajirin
Jalan Sekunder Lebar Jalan 4m - 8m
5 8
7
UPN Veteran
8
RS Condongcatur
Jalan Lingkungan Lebar Jalan 2m - 4m
4
Sungai Jalur Hijau
3
3
6
6
KETERANGAN
2
2
1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
3
SDN Perumnas Condongcatur
4
SMP Negeri 2 Depok
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
6
Masjid Muhajirin
7
UPN Veteran
8
RS Condongcatur
1
1
7
7
KETERANGAN
Jalur pejalan kaki
KETERANGAN
N
Akses dan Jalanan padat yang biasa di lewati kendaraan, dengan berbagai tujuan
N KETERANGAN
Jalur Pejalan kaki Tanpa trotoar (satu jalur dengan pengguna kendaraan bermotor) 5 8
Jalur Pejalan kaki 4
3
Dengan trotoar
6
KETERANGAN
2
1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
3
SDN Perumnas Condongcatur
4
SMP Negeri 2 Depok
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
6
Masjid Muhajirin
7
UPN Veteran
8
RS Condongcatur
1
7
38
KETERANGAN
KETERANGAN
Titik Kemacetan TITIK KEMACETAN
Titik dan Area keramaian yang terjadi di pagi hari biasa pukul 05.00-07.00
N
N
KETERANGAN Jalan Utama Lebar Jalan 20m
Jalan Sekunder Utama Lebar Jalan 8m - 15m
Jalan Sekunder Lebar Jalan 4m - 8m
5 8
Jalan Lingkungan Lebar Jalan 2m - 4m
4
4
Sungai Jalur Hijau
3
3
6
KETERANGAN
2
1
Pasar Condongcatur
1
Pasar Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
2
TK Perumnas Condongcatur
3
SDN Perumnas Condongcatur
3
SDN Perumnas Condongcatur
4
SMP Negeri 2 Depok
4
SMP Negeri 2 Depok
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
6
Masjid Muhajirin
7
UPN Veteran
8
RS Condongcatur
2
1
1
7
Titik dan Area keramaian yang terjadi di pagi hari Minggu pukul 05.00- 12.00
N
Titik dan Area keramaian yang terjadi di malam hari
5
1
Pasar Condongcatur
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
1
39
N
N
/para penjual.
2
1 2
2 2
13
3
12
5
11
4 2
10
6
5
9
5
8 7
x
9
8
6
8
8
5
7
8
1
Ayam
2
Sayuran
3
Ikan
4
Daging
5
Kelontong
6
Klethikan
7
Mainan Anak
8
Fashion
9
Jajanan Pasar
10
Buah
x
Tjap Jaek, Bakmi
5
4
10
3
5 10
2
10
1
2 1 Sumber : Analisa Penulis, Ridho Pawenang
Tata letak menjadi hal yang perlu di perhatikan, tata letak jenis dagang di pasar Condongcatur masih kurang baik karena masih banyak jenis usaha dagang yang terpencar, berikut membuat para calon pembeli kebingungan, istilahnya “ngapoke�, dan hal tersebut sangat bertentangan dengan generasi muda yang cenderung mengedepankan nilai praktis dapat langsung pulang, semua yang terlihat rapi pasti akan lebih membuat nyaman penggunanya, ibaratkan kamar kita rapi pasti kita akan lebih betah dan nyaman di dalam kamar kita, begitu juga dengan tata letak pasar.
Sumber: Analisa Penulis, Ridho Pawenang 40
Konteks I area makanan berseberangan dengan area toko kelontong
Konteks II area kunyit dan gangga berdekatan dengan toko elektrik kelontong
Konteks III area pemotongan daging dekat sekali dengan area sayur mayur
41
2.2 paradigma calon pembeli eksisting.
sayur.
lauk.
jajanan pasar.
42
2.3 paradigma masakini.
ngumpol.
cemilan.
minuman.
nongki.
jajan.
nongki.
nugas.
43
Aktor. kawasan Pasar Condongcatur
warga
44
2.4 strategi.
sayur.
lauk.
minuman.
ngumpol.
cemilan.
HUB+
Entrepreneur
nongki.
jajan. jajanan pasar.
paradigma masalalu dan masa kini Sumber: Analisa Penulis, Ridho Pawenang 45
2.5 Open Design, Open Building.
OD (OPEN DESIGN) Dalam bukunya yang berjudul 1962 Supports: Alternative to Mass Housing John Habraken memperkenalkan gagasan untuk membuat perbedaan antara support (drager) dan unit perumahan independen, dan kemudian antara support dan infill (inbouwpakket). 'Infill' didefinisikan sebagai produk industri dan sebagai masalah pengambilan keputusan individual; 'support' didefinisikan sebagai investasi publik yang diselesaikan oleh industri konstruksi dan sebagai keputusan kolektif. Habraken menyatakan support atau "struktur utama" kota adalah sesuatu yang unik. "In the support city urban planning itself gains a further dimension. A support is not a skeleton for a building, but all supports together form the skeleton for a city, a living and complex organism". 3 (Priemus, Hugo) Maksud dari pernyataan tersebut adalah support pada perencanaan kota bukanlah seperti struktur utama pada bangunan melainkan adalah sebuah struktur yang mendukung kebersamaan antara kota, kehidupan dan hubungan kemasyarakatan serta hubungan sesama makhluk hidup.
OPEN BUILDING Teori habraken yang menekankan tentang support dan infill tidak hanya dapat diterapkan pada perencanaan kota saja namun dapat diterapkan pada open building. Prinsip dasar teori tersebut masih sama bila diterapkan pada open building, perberbedaannya terletak pada aktor yang berperan didalamnya. Bila pada perencanaan kota aktor support yaitu bisa jadi pemerintah atau pemilik bangunan atau pemilik lahan dan aktor infill yaitu bisa jadi developer, penghuni bangunan atau penyewa lahan. Mereka yang menggunakan pendekatan open building mengenali sesuatu yang sangat biasa-biasa saja tapi sesuatu yang perlu dijelaskan: bahwa baik stabilitas dan perubahan adalah realitas di lingkungan yang dibangun bersama bukan secara terpisah. Bangunan - dan lingkungan tempat mereka tinggal - bukanlah artefak statis bahkan selama masa yang paling stabil, dan selama masa pergolakan sosial dan teknis perlu penyesuaian, dalam beberapa ukuran agar tetap menarik, aman dan bermanfaat. Mereka yang menganjurkan pendekatan open building juga menyadari bahwa merancang dan membangun bangunan melibatkan banyak orang, banyak aktor atau otoritas didalamnya ketika mencapai kesepakatan dan membuat seluruh aktor bertanggung jawab atas otoritasnya masing-masing menjadi ciri khas pendekatan ini.4 (lanjut ke halaman berikutnya)
3 Sumber : CONFERENCE PAPER, Support-In ll Revisited: The increasing say of occupants hal 1 & 3) 4 Sumber : (by Prof. Dr. Stephen Kendall, http://open-building.org/ob/concepts.html)
46
OPEN BUILDING Tidak ada yang memutuskan segalanya, kita biasanya merayakan fakta itu sambil berjuang untuk mengatasi kompleksitas yang dihadapi. Dan, karena tidak ada satu pihak yang membuat semua keputusan secara individu ketika sebuah bangunan dibangun seiring dengan berjalannya waktu bangunan membutuhkan penyesuaian kebutuhan serta kebutuhan persyaratan teknis baru, oleh karena itu pentingnya mengatur pengambilan keputusan dan konstruksi sedemikian rupa sehingga mengurangi jumlah ketergantungan atau keterikatan diantara pihak-pihak yang terlibat. Ini membantu dalam menghindari konik antara orang-orang atau aktor didalamnya dan bagian-bagian dari keseluruhan yang mereka kontrol, dan meningkatkan kemungkinan menyeimbangkan kepentingan bersama dan kepentingan individu yang menghuni ruang.4
4 Sumber :
47
/Plug & Play.
fungsi 1
fungsi 2
fungsi 3
fungsi 4
fungsi 5
sub fungsi pengaruh kebutuhan
PLUG AND PLAY
fungsi utama
Arsitektur modular adalah teknik desain dimana fungsionalitas suatu program dipisahkan menjadi modul independen dan dapat dipertukarkan, sehingga setiap modul berisi semua yang- diper lukan untuk menjalankan satu aspek fungsi yang diinginkan. Biasanya, dalam pemisahan arsitektur modular dilakukan - ber dasarkan aspek teknis. Misalnya, modul dibuat untuk interaksi - da tabase, atau modul dibuat untuk logging dan sebagainya. Dalam arsitektur modular perancang dapat dengan mudah mengganti atau menambahkan komponen tanpa mempengaruhi sisa- aplika si.( smart platform, 2017). Dengan arsitektur modular ini kita dapat mengkombinasikan - fung si sehingga membentuk kumpulan fungsi baru yang dapat - ber fungsi secara berbeda sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Sumber : https://www.archdaily.com/875787/, PLUG AND PLAY MODEL STUPA 7, Responsive to Life, Deni Ridwan Daru 48
Sumber : https://www.archdaily.com/875787/, PLUG AND PLAY MODEL 49
/preseden. Common Ground (커먼그라운드)
Common Ground adalah sebuah Market Hall dan Street Market di Seoul Korea, pasar di Seoul tersebut telah menyulap muka sebuah pasar tradisional di Korea, menjadi area pasar yang di gandrungi banyak orang, terutama kaum pemuda pemudi Korea sendiri, pasar tersebut membuat tempat di mana belanja, makan, kongkow dan hangout bisa dilakukan bersama, apalagi tempatnya yang sangat dekat dengan Konkuk University membuat mahasiswa nya melakukan aktivitas di situ juga, bahkan dengan muka barunya kali ini, Common Ground telah menjadi Landmark di Seoul, Korea Selatan.
Sumber : Dokumentasi www.archdaily.com
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
50
BOXPARK.
51
2.6 perbatasan ringroad yang memisahkan desa condongcatur.
/perbatasan generasi Ringroad utara sebelah timur perempatan Condongcatur memisahkan wilayah desa Condongcatur bagian utara dan bagian selatan, ringroad ini membuat sebuah garis perbatasan, tidak hanya membuat perbatasan wilayah, daerah, lahan, maupun fungsi, namun juga membatasi aspek sosial di daerah ini. tepat di sebelah utara ringroad bagian yang di lewati batasan site adalah sebuah hunian yang dikenal dengan perumnas Condongcatur yang notabene di sebut sebagai perumahan orang-orang lanjut usia, dengan sosialisasi yang guyub dan keakraban yang didasari pada rasa kebersamaan karena memang ini sudah lahan yang mereka gunakan sejak dulu(tahun 1976). berbanding terbalik dengan perbatasan di selatan ringroad, fungsi bagian selatan lebih banyak di huni bangunan komersil, dan area mahasiswa, namun masih juga ada penduduk asli yang lama tinggal disitu yang ingin menuju ke bagian utara, terutama belanja di pasar, bagi penduduk yang telah lama tinggal disini, pasar Condongcatur merupakan kebutuhan tiap pagi untuk melangsungkan perbelanjaan pokok sehari-hari. generasi yang di pisahkan pun cenderung berbalik 180', didaerah utara banyak seorang yang cenderung sudah lansia dan guyub, di daerah selatan banyak anak muda yang menginginkan sebuah kemajuan, dan siap untuk masuk di dunia kerja, namun cenderung individualistis.
/jalan raya Perbatasan di haturkan melalui ringroad utara yang jauh dari masing-masing lampu merah, maka pada saat melintas tentunya kendaraan saat sedang cepat-cepatnya walaupun ada rambu-rambu maksimal 80km/jam, hasrat akan mengemudi mengikuti arus tidak akan bisa di cegah oleh peraturan semata. resiko ditambah dengan adanya wacana jalan Toll, yang tentunya akan menambah tebal garis perbatasan tersebut, semakin tebal pula gap masalah perbatasan yang akan terjadi, itu artinya semakin sulit pula untuk menyeberang ke posisi selatan.
52
5 8
4
3
3
SDN Perumnas Condongcatur
4
SMP Negeri 2 Depok
5
Gereja Katolik Jawa St. Yusuf Pekerja Condongcatur
6
Masjid Muhajirin
7
UPN Veteran
8
RS Condongcatur
6
2
1
condongcatur
7
Konteks I makro view desa condongcatur
pasar condongcatur
1
2 UPN
Konteks II mezo view pasar condongcatur
Konteks III sik site yang di proposalkan
53
/perkembangan area dalam 12 tahun terakhir
Konteks I foto satelit 2006
Konteks II foto satelit 2010
Sumber : Foto Satelit per tahun, by Google Earth Pro
54
Konteks III foto satelit 2015
Konteks IV foto satelit 2016
Konteks V foto satelit 2017
Sumber : Foto Satelit per tahun, by Google Earth Pro
55
Konteks VI foto satelit 2018
Pemetaan aktivitas yang dilakukan di Jembatan
memancing bermain berjualan nongkrong menonton orang memancing ke warung
nongkrong ke warung
join aktivitas
Sumber : Proyek Akhir Sarjana, the HUB Bridge Muhammad Alim Hana , 2018 56
/jembatan sebagai arsitektur.
Jembatan bukan hanya menjadi sebagai infrastruktur, kali ini jembatan menjadi tempat untuk bersosialisasi antar manusia yang melewatinya beberapa mencoba untuk memberikan aspirasi nya untuk dilihat oleh rakyat banyak. Jembatan tak lagi menjadi sebuah arsitektur multi-connector, namun juga menjadi multi-hub, dimana sebuah jembatan merupakan sebuah paradigma yang menyambungkan sesuatu, di jembatan kita bisa menghubungkan si pintar dan si tidak pintar, si kaya dan si bodoh, menjadi suatu kesatuan di mana semuanya bisa saling belajar dari satu sama lain, jembatan bukan hanya tertampak di design atau faktual namun juga bisa menyambungkan hati ke hati seseorang, termasuk menyambungkan perekonomian masyarakat.
Sumber : Proyek Akhir Sarjana, the HUB Bridge Muhammad Alim Hana , 2018 57
2.7 tipologi jalan toll.
Konteks II Jalan Tol Padalarang
jalan tol terletak diatas sungai
jalan tol terletak diatas jalan raya umum
58
Konteks III Jalan Tol Padalarang
jalan raya umum terletak diatas jalan tol
Konteks I Jalan Tol Padalarang
jalan kereta terletak di bawah jalan tol
Konteks II Jalan Tol Padalarang
jembatan pejalan khaki yang menjadi akses penyeberangan melewati jalan tol
59
Konteks III Jalan Tol Padalarang
jalan tol berada diantara jalan kereta yang berada di atas, dan jalan raya umum yang beada di bawahnya.
Seullo. Seullo adalah jalan layang yang berada di Seoul Korea, jalan layang ini menjadi open space yang sangat di gemari masyarakat korea, selain sebagai jalan layang yang mengamankan pejalan dari jalan raya, jalan layang ini juga menawarkan retailretail yang tersedia di jalan layang, sehingga pejalan juga ingin keatas.
Sumber : Dokumentasi Archdaily dan Ridho Pawenang
60
superkilen.
61
2.8 kajian teori. PENGERTIAN PASAR TRADISIONAL Pasar merupakan tempat terjadinya jual beli atau negosiasi antara calon penjual dan calon pembeli lebih dari satu, tidak selalu bertempat di pasar tradisional, mall, komplek pertokoan, plaza, kios-kios,toko kelontong juga termasuk dalam kriteria tersebut. Pasar tradisional memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya proses interaksi sosial, yang terjadi merupakan proses interaksi sosial antar seseorang, dalam aspek berkomunikasi, berbicara dan saling berinteraksi antar masyarakat. Pasar tumbuh menempati ruang-ruang yang strategis dalam segi aksesibilitas dan berkembang secara organis sesuai kebutuhannya sebagai tempat untuk melakukan jual-beli dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari dan berfungsi pula sebagai sarana komunikasi, Ir. Ikaputra pada perancangan pasar Niten, Bantul. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung pasar tradisional terdiri dari los atau bisa kita lihat dengan bentuk ruang kotak-kotak yang ditempati pedagang, dengan dasaran terbuka yang dibuka penjual maupun pengelola pasar. Pada pasar tradisional bisa terjadi proses tawar menawar antara calon penjual dan calon pembeli hingga terjadi kesepakatan negosiasi antara kedua belah pihak atau lebih. Barang-barang yang dijual pada umumnya adalah ikan, buah-buahan, daging, sayuran, kain, hingga barangbarang keperluan rumah tangga, termasuk makanan daerah maupun kue-kue klethikan, tjap jaek dan bakmi, makanan ringan hingga jajanan pasar. Pasar tradisional bisa diakses oleh semua orang dan semua umur, oleh karena itu pasar tradisional merupakan public space dalam tipologi ruang publik pasar merupakan internal public space. Internal public space merupakan ruang publik yang disediakan oleh pemerintah dan dapat diakses oleh semua orang untuk berbagai kepentingan.
TIPE PASAR TRADISIONAL ATAU PASAR RAKYAT Menurut peraturan Menteri Perdagangan RI NOMOR 37/M-DAG/PER/5/2017 tentang pedoman pembangunan dan pengelolaan sarana perdagangan, pasar tradisional dibagi menjadi 4 tipe yaitu tipe A, tipe B, tipe C, dan tipe D. Berikut merupakan penjelasan dari tipe pasar diatas : a. Pasar Rakyat tipe A Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Pasar Rakyat dengan operasional pasar harian, jumlah kapasitas pedagang paling sedikit 400 (empat ratus) orang, dan/atau luas lahan paling sedikit 5.000 m2(lima ribu meter persegi). b. Pasar Rakyat tipe B Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Pasar Rakyat dengan operasional pasar paling sedikit 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) minggu, jumlah kapasitas pedagang paling sedikit 275 (dua ratus tujuh puluh lima) orang, dan/atau luas lahan paling sedikit 4.000 m2(empat ribu meter persegi). c. Pasar Rakyat tipe C Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan Pasar Rakyat dengan operasional pasar paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) minggu, jumlah kapasitas pedagang paling sedikit 200 (dua ratus) orang, dan/atau luas lahan paling sedikit 3.000 m2(tiga ribu meter persegi). d. Pasar Rakyat tipe D Sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d merupakan Pasar Rakyat dengan operasional pasar paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu, jumlah kapasitas pedagang paling sedikit 100 (seratus) orang, dan/atau luas lahan paling sedikit 2.000 m2(dua ribu meter persegi). Berdasarkan peraturan diatas maka pasar Condongcatur digolongkan pada pasar rakyat tipe A dengan luasan 9134 m2 dan memiliki jumlah pedagang 458 orang. 62
PASAR TRADISIONAL DENGAN PARADIGMA MODERN Menurut Ir. Ikaputra pasar tradisional memiliki 2 paradigma yaitu paradigma lama dan paradigma baru. Paradigma lama pasar tradisional terdiri dari 3 aspek yaitu aksesible dan strategis, Optimasi ruang, dan transaksional. Paradigma baru memiliki 5 aspek, yaitu aksesible dan strategis, optimasi ruang, transaksional, komunikatif dan rekreatif. Menurut I Gede Suardana (2007) dalam perancangan pasar tradisional yang memiliki citra modern harus mengikuti 10 aspek yaitu : 1. Ruang kegiatan jual beli berdasarkan kelompok pedagang 2. Mewujudkan sirkulasi yang efektif; 3. Terlindung dari pengaruh cuaca, hujan, panas mentari, bau; 4. Menyediakan ruang emergency bagi publik; 5. Manfaatkan pemasukan cahaya alami; 6. Meposisikan sirkulasi udara secara optimal; 7. Bentuk massa sederhana, dengan struktur rangka ruang bersifat eksibel; 8. Ruang parkir yang cukup & berpeluang untuk dikembangkan; 9. Menyelesaikan secara teknis & arsitektural sanitasi lingkungan; 10. Mewujudkan rancangan yang memberi rasa aman & nyaman
PENGERTIAN REVITALISASI Revitalisasi merupakan cara untuk menghidupkan kembali sebuah bangunan atau kawasan. Menurut peraturan Menteri Perdagangan NOMOR 37/M-DAG/PER/5/2017 revitalisasi pasar adalah usaha untuk melakukan peningkatan atau pemberdayaan sarana dan prasarana ďŹ sik, manajemen, sosial budaya, dan ekonomi atas sarana perdagangan. Menurut Danisworo 2002. Pada thesis yang dilakukan oleh Novia Yapiter; Nina Nurdiani, S.T., M.T., Dr. dan Katili, S.T., M.Eng yang berjudul Revitalisasi Dengan Penerapan Pasar Pintar Pada Pasar Tradisional Di Jakarta Utara. Revitalisasi pasar tradisional menyangkut pada 3 hal pokok yaitu : 1. Memberikan fungsi baru tanpa menghilangkan fungsi awal. 2. Menambahkan fungsi yang ada untuk meningkatkan perekonomian pasar. 3. Menghidupkan kembali fungsi yang lama telah pudar. dalam rencana revitalisasi pasar Condongcatur ini, point pertama dan kedua akan dimaksimalkan menjadi bagian dari proses perancangan.
4 Sumber : 63
2.9 peraturan.
REGULASI KAWASAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2012 Pasal 6 f. klasiďŹ kasi bangunan gedung berdasarkan ketinggian meliputi: 1) bangunan gedung bertingkat tinggi dengan jumlah lantai 9 (sembilan) sampai 10 (sepuluh) lantai atau sesuai dengan ketentuan dalam dokumen perencanaan kota; 2) bangunan gedung bertingkat sedang dengan jumlah lantai 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan) lantai; 3) bangunan gedung bertingkat rendah dengan jumlah lantai 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) lantai. Pasal 16 (3) Pada kawasan yang intensitas bangunannya padat/tinggi, maka jarak bebas samping dan belakang bangunan wajib memenuhi persyaratan : c. Untuk bangunan gedung bertingkat sampai dengan 5 (lima) lantai, bidang dinding, struktur dan pondasi bangunan terluar batas persil jarak bebas samping dan jarak bebas belakang ditetapkan sekurangkurangnya 2 m (dua) meter ke arah dalam dari batas persil untuk lantai sampai dengan 3 (tiga) lantai. Dan untuk penambahan jumlah lantai di atasnya, jarak bebas ditambah 1 (satu) meter dari jarak bebas lantai di bawahnya. d. Untuk bangunan gedung bertingkat lebih dari 5 (lima) lantai, bidang dinding, struktur dan pondasi bangunan terluar batas persil jarak bebas samping dan jarak bebas belakang ditetapkan sekurangkurangnya 4 m (empat) meter ke arah dalam dari batas persil untuk lantai sampai dengan 3 (tiga) lantai. Dan untuk penambahan jumlah lantai di atasnya sampai dengan 5 (lima) lantai jarak bebas ditambah 1 (satu) meter dari jarak bebas lantai di bawahnya. Dan lantai ke 6 (enam) dan seterusnya jarak bebas dapat sama dengan lantai di bawahnya. e. Untuk bangunan gedung yang memiliki bangunan di bawah tanah (basement) jarak bidang dinding, struktur dan pondasi bangunan terluar sekurang-kurangnya 1 (satu) meter ke arah dalam dari batas persil. Pasal 18 (4) Penampilan bangunan gedung pemerintahan, fasilitas umum milik pemerintah dan bangunan umum non pemerintah wajib menambahkan unsur-unsur ornamen arsitektur lokal Yogyakarta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4 Sumber :
64
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG KETINGGIAN BANGUNAN DI KOTA YOGYAKARTA BAB II KETINGGIAN BANGUNAN Pasal 3 (2), di luar Kawasan Lindung, harus mendapatkan rekomendasi dari: a. Walikota, untuk ketinggian bangunan sampai dengan 32 (tiga puluh dua) meter; atau b. Walikota dan Komandan Lapangan Udara Adisutjipto, untuk ketinggian bangunan lebih dari 32 (tiga puluh dua) meter. (2) Ketinggian bangunan diberlakukan ketentuan pandangan bebas (skyline) dengan sudut 450 (empat puluh lima derajat) dari daerah/ruang milik jalan di seberangnya.
4 Sumber :
65
2.10 standar perencanaan
Sumber : www.google.com | paper | Neufrt Architect Data | Time Saver Standard
66
Sumber : www.google.com | paper | Neufrt Architect Data | Time Saver Standard
67
Galleria Vittorio.
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
68
Venezia Street Market.
Sumber : Dokumentasi penulis, Ridho Pawenang
69
Zimmerer et al (2008) menggambarkan entrepreneur sebagai seseorang yang menciptakan usaha baru dengan menghadapi ketidakpastian dan risiko dengan maksud untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan usaha melaui pengidentiďŹ kasian peluang yang signiďŹ kan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan.
70
03 Metode Analisa Skematik Eksplorasi
71
3.1 metode.
OPEN DESIGN
UNDER/UPGROUND PARKING
OPEN BUILDING PENATAAN AKSES DAN SIRKULASI MENUJU PASAR
PENTAAN TATA LETAK USAHA DAGANG PASAR CONDONGCATUR
MEETING AND C.O.D POINT, UNTUK KOMUNITAS MENUANGKAN KREATIFITAS, DAN MAHASISWA MENJADI ENTREPRENEUR
JEMBATAN PENGHUBUNG DENGAN DAERAH CONDONGCATUR SELATAN
POTENSI GAET RETAIL RUANG PUBLIK REKREATIF
DESIGN
72
73
N
KETERANGAN
1
2
BATASAN KELOLA Pasar sebesar 3000 m2, dengan mengambil jalan untuk menyambungkan condongcatur utara dengan site pertokoan area condong catur sebelah selatan, besar 4500 m2 ditambah dengan site layang jembatan, sebesar 1700m2
74
1
Pasar Condongcatur
2
UPN Veteran
mengembalikan sosialisasi di dalam area pasar .
Kebutuhan ruang yang menarik rekreatif sekaligus interaktif menjadi komponen yang penting dalam revitalisasi sebuah pasar yang memang pada dasarnya adalah tempat untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan nilai tinggi. individualitas yang di hasilkan dengan adanya online shop telah membuat hakikat pasar hilang, dengan ruang Entrepreuner yang rekreatif diharapkan dapat membuat sosialisasi kembali, karena dengan potensi banyaknya mahasiswa, didaerah pasar Condongcatur
membuat daerah ini akan kedapatan banyak para wirausahawan yang akan belajar tapi, ditempat ini kekurangan tempat untuk menyalurkan dan entrepreneur hub membuat seseorang yang ingin belajar menuangkanya ditempat tersebut, mau tidak mau dengan interaksi yang baik.
75
Adanya space interaksi antara problem lansia dan mahasiswa yang mempunyai keberagaman, perilaku, budaya tentunya menjadi hal yang membuat masing masing individu canggung terhadap lawan bicaranya, space yang dapat mempertimbangkan interaksi antara penduduk existing yaitu konsumer lansia dan mahasiswa tentunya akan sangat berguna untuk menaikan nilai-nilai sosialisasi di pasar yang baru nanti.
pengalaman yang dimiliki seorang senior pasti sangat berguna untuk para kaum muda, dan tentunya jasa kaum muda sangat dibutuhkan kaum yang sudah senior, space ini memberikan tempat di mana kedua generasi bisa saling bertukar ide.
76
grouping, melihat potensi fisik
Grouping sangat diperlukan mengingat disini memiliki permasalahan lansia + mahasiswa dengan keberagaman budaya antara penduduk asli yang sudah menua dan para pendatang yang menjadi potensi pada design ini, pertukaran informasi memang sangat penting, namun zoning kebutuhan dari ďŹ sik tentu mengharuskan kemudahan untuk yang
bergenerasi lansia, dengan generasi lansia yang up to 55 di indonesia sudah mulai “thuyuk-thuyuk�, tentunya kemudahan dari segi akses dan sirkulasi lebih di perhatikan, zoning existing diberikan di lantai 1, ruang entrepreneur yang berisi anak muda akan di berikan di lantai bagian atas, namun juga bisa di kunjungi oleh kaum yang sudah menua.
77
ilustrasi semakin banyak orang semakin banyak ide
plug and play. sebagai solusi rekreatif space
Banyak orang banyak ide, dimana kita sebenarnya akan belajar untuk memahami pendapat dari orang lain adalah salah satu paham terbesar dalam belajar, inspirasi ini di dapat saat di dalam studio PAS sendiri, ketika saya berkomunikasi dengan sahabat sahabat saya, di pagi hari di malam hari, tentu apa yang kita pikirkan dengan masing individu adalah hal yang berbeda, dari situlah kita bisa belajar bahwa belajar bersama banyak orang adalah sebuahpengalaman terbaik untuk membuat pemikiran kita lebih hebat juga.
pemikiran yang berwawasan tinggi akan membuat kita menjadi orang yang lebih tau banyak hal, ketika kita tau banyak hal maka kita akan menjadi lebih kreatif. di analisa ini disebutkan ketika menggunakan plug and play maka ide antar seseorang bisa diterapkan dengan tempat yang selalu bisa diubah, ketika dia ingin menjabarkan sesuatu dengan santai maka tempat bisa dijadikan tempat santai, apabila ingin mengutarakan ide sambil ngopi dan ngaso, bisa sambil ngaso dan ngopi.
78
ilustrasi kebebasan space yang dapat dirangkai
79
plug and play. sebagai solusi time shifting
Pada eksisting, fungsi pasar tidak sepenuhnya terlaksana dalam 24 jam, ibu atau bapak penjual yang biasa dari pagi tentunya juga memiliki keluarga, dan apa yang menjadi pekerjaanya yaitu memasak harus dilakukan sebelum menjelang dzuhur, maka dari itu pasar cenderung akan tutup pada jam 11.00.
terinspirasi dari pasar jagung Giwangan yang pada pagi hari seperti pasar umum, dan malamnya menjadi pasar Jagung 24 jam, hal ini bisa menjadikan potensi untuk kaum muda sekitar Pasar Condongcatur untuk mendapatkan tempat berwirausaha, tentunya dengan sistem Plug and Play
Berbeda dengan kaum mahasiswa yang lebih dapat menjual daganganya, biasanya baru pukul 12.00 karena menjelang waktu istirahat, dan kadang ada yang berjualan di malam hari hingga pagi hari.
ilustrasi plug and play
80
05.00-11.00
sayur.
tempe.
12.00-18.00
workshop.
lunch.
19.00-03.00
coeshop. angkring.
ilustrasi plug and play + time shifting
81
atrium. for sharing concept
Atrium bukan hanya sebagai konsep yang membuat sesuatu barang dagangan menjadi laku, atau bisa dilihat orang sehingga orang berbondong ingin mendatanginya, paradigma yang terjadi di dalam site adalah, memasukan banyak orang sehingga menciptakan suatu kreasi yang baru.
dimana semua orang menjadi berstrata sama, atrium digunakan sebagai area open space publik dimana orang selalu bisa memakainya dengan bebas, entah untuk memanjakan diri, relax, nugas dan sebagainya.
disitu orang menjadi berkumpul, dan tentunya atrium selain bisa untuk konser dan hal lain yang atrium dapat menarik orang untuk mengikuti bisa menarik ornag banyak, yang paling dasar adalah untuk menarik orang untuk belajar diskusi atau kegiatan lebih dalam, bersama.
82
open space. for people share his creativity
Open Space menjadi salah satu bagian penting di dalam design, karena dengan open space yang unik dan fotogenik, orang orang akan mendatanginya, open space di sini di desain dengan membuat nodes di tiap titik yang akan banyak orang berkumpul,
Open Space bukan hanya menarik orang, namun disini open space adalah media untuk menuangkan ide dan kreatiďŹ tas, merujuk pada suatu penelitian yang tentunya bisa mengeluarkan pengeluaran, layaknya prototype uji-coba,
open space bisa digunakan untuk bermain sedikit mengambil rujukan dari Superkilen di skateboard, parkour, senam ibu-ibu, bermain Copenhagen dan Alun-alun Masjid Agung Jawa drone,remote control, maupun hanya untuk Barat di Bandung, pola yang kurang lebih kontras kongkow-kongkow saja. bisa mengajak sekumpulan orang mendatanginya,
83
solusi menanggapi wacana toll diatas ringroad
Ring road ditambah wacana jalan toll tentunya menjadi permasalahan besar pada keamanan , dan kefefktiďŹ tasan pengunjung yang ingin ke pasar Condongcatur, ibaratnya ringroad saja sudah bahaya, apalagi ditambah jalan toll. design bercerita tentang pengalihan jalan toll menuju underground, sehingga tidak menganggu akses pejalan khaki yang ingin menuju ke pasar condong catur
ringroad jalan besar tetap diatas, namun sebagai hambatan bagi mobil maka akan diberikan titik yang berfungsi sebagai open space, dengan perkerasan material berbeda dari aspal, sehingga mobil dan kendaraan sebagainya akan sedikit melambat, dan tentunya disediakan skywwalk yang masih menjadi satu dengan pasar, selain untuk menyambungkan utara dan selatan, skywalk juga menjadi penyebrangan yang paling aman.
84
potongan yang menunjukan toll underground
tidak hanya memindahkan jalan toll ke bawah, namun eďŹ siensi para pengguna penyeberangan menjadi lebih bervariasi, tentunya dengan menjadikan tempat ini juga menjadi sebuah hub, yang mudah di akses oleh banyak orang, karena memang entrepreneur HUB berfungsi untuk menyatukan para konsumen dan para pengguna dari design ini nantinya.
85
3.2 skematik fisik bangunan
Market 2
Skywalk
P a s a r C o n d o n g c a t u r, tempat para orang orang berdagang di daerah ini.
Menyeber P a s a r a n g k a n C o n d o n g c a t u r, p a s a r 1 tempat para orang orang berdagang dan 2 di daerah ini.
Market 1
Pedestrian
86
Tempat berjalan orang orang di daerah perumnas.
Jembatan digunakan untuk menyeberang jalan ringroad, dari selatan menuju ke utara atau sebaliknya juga untuk akses dan sirkulasi antar pasar di bagian utara dan pasar bagian selatan, pasar Condongcatur
Drop Off penumpang berada dibagian “Pintu Masuk� pasar bagian utara yang berbatasan langsung dengan pasar Condongcatur, semua kendaraan bermotor wajib berhenti di bagian drop off “orange�
87
Sirkulasi Ringroad Sirkulasi Ringroad Sirkulasi Area Pasar
88
Konteks I Analisa Grid Gubahan
Konteks II Analisa Grid Gubahan
Konteks III Analisa Grid Gubahan
89
Konteks IV Analisa Grid Gubahan
Konteks V Analisa Grid Gubahan
Konteks VI Analisa Grid Gubahan
90
Konteks VII Analisa Grid Gubahan
Konteks VIII Analisa Grid Gubahan
Konteks IX Analisa Grid Gubahan
91
Konteks X Analisa Grid Gubahan
Konteks XI Analisa Grid Gubahan
Konteks XII Analisa Grid Gubahan
92
Konteks XIII Explode Grid Gubahan
93
“I hate how many people think, “glass half-empty” when their glass is really four-fifths full. I’m grateful when I have one drop in the glass because I know exactly what to do with it.”
Gary Vaynerchuk, co-founder and CEO of VaynerMedia
94
04 Design Pembahasan Hasil
95
puzzle. inspiration
Terinspirasi dari mainan puzzle yang selalu dapat di cocokan ketika dipasangkan dengan puzzle satu sama lain apabila design dari puzzle memang diciptakan mempunyai lubang yang sesuai dengan yang lain. hakikat dari puzzle sendiri menyatukan serpihan menjadi gambar sesuatu, atau menyatukan sesuatu yang berbeda-beda sehingga menjadi suatu kesatuan yang baru.
96
puzzle di ibaratkan suatu bangunan yang bisa di bongkar pasang sesuai fungsinya sehingga menjadi satu kesatuan yang saling mengkoordinasi, disini saya mengambil puzzle tersebut seperti gerobak jual yang selalu silih berganti, dan container yang memiliki fungsi eksibel untuk di pasangkan dimana dan kapan saja.
97
Konteks I Master Plan Ground oor
98
Konteks II Master Plan 1stFloor
99
100
Konteks I Master Plan perspektif
101
Konteks I design
102
103
5x5 griding. structural to equip the puzzle
Pertama yang ditentukan dalam mendesain puzzle didesain adalah dengan memikirkan wadah untuk tempat menaruh puzzle, karena di dalam desain banyak menggunakan container, maka ukuran minimal container menjadi tolak ukur atau batasan dalam griding.
container memiliki banyak ukuran, yang paling banyak adalah dengan 20 feet dan 40 feet, perbedaan hanya pada panjang dan tinggi, untuk lebar tetap menggunakan 2,5m, maka dari hitungan terkecil di tentukan kolom akan berselisih tiap kelipatan 5m atau 2 kali kelipatan 5m. dan tiap griding 5x5 bisa dimasukan container sebanyak 2 buah, yang satunya berkisar sekitar 2,5x5m
5 5
104
105
Konteks Skema Deployable Open Container
500
500
280
280
500
250
106
Konteks Skema Deployable Open Container
Konteks Grid Kolom Baja 500
500
Konteks Grid Footplate Baja
Konteks Grid Finishing
Konteks Skema Full Position
500
500
107
Konteks Skema Deployable Open Container
Baut Baja Infrastuktur (Air, Listrik dll) Stainless Pengait
Container
500 Potongan Axo Bagian Atas
500
Container
Stainless Pengait Space Baut Bantalan
Potongan Axo Bagian Bawah
Roda Slider
500
Container
Stainless Pengait Space Baut Bantalan
Potongan Axo Bagian Bawah
280
500
108
Konteks Skema Deployable Open Container
500
500
ketika kontainer tidak di masukan ke dalam slot parkir toko, maka slot tersebut bisa menjadi open space yang di buka bebas untuk seluruh masyarakat yang datang ke Entrepreneur HUB
500
500
500
500
109
Konteks Tampak Bangunan
110
Konteks Potongan Bangunan
111
gerbang. sebuah elemen yang tak bisa dipisahkan dari pasar Condongcatur
Pada dasarnya pasar Condongcatur adalah bangunan paling terdepan dari area utara Condongcatur, sama halnya dengan bandara wisatawan asing akan membranding daerah yang dia pijakan pertama kali tentu adalah bandara pada bagian kedatangan, bagaimana arsitek mengolah branding tersebut adalah sesuatu hal yang menarik untuk di bahas, tentunya harus meninggalkan kesan tertentu, dan tentunya harus memberikan kesan “welcome� terhadap seseorang yang di bukakan gerbangnya.
desain dari Entrepreneur HUB pasar condongcatur tentu akan lebih dibuat welcoming terhadap masyarakat sekitar yang akan memasuki kawasan sebelah utara, pasar sebagai gerbang memiliki kekhasan dimana membuka open space ke berbagai arah, di setiap pertemuan jalan, akan selalu dibuka sebuah space rekreatif
112
113
114
gerbang. sebuah elemen yang tak bisa dipisahkan dari pasar Condongcatur
115
penerapan open space. for people share his creativity
Deskripsi sama dengan di analisa;
Open Space bukan hanya menarik orang, namun disini open space adalah media untuk menuangkan Open Space menjadi salah satu bagian penting di ide dan kreatiďŹ tas, merujuk pada suatu penelitian dalam design, karena dengan open space yang yang tentunya bisa mengeluarkan pengeluaran, u n i k d a n f o t o g e n i k , o r a n g o r a n g a k a n layaknya prototype uji-coba, mendatanginya, open space di sini di desain dengan membuat nodes di tiap titik yang akan open space bisa digunakan untuk bermain banyak orang berkumpul, skateboard, parkour, senam ibu-ibu, bermain drone,remote control, maupun hanya untuk sedikit mengambil rujukan dari Superkilen di kongkow-kongkow saja. Copenhagen dan Alun-alun Masjid Agung Jawa Barat di Bandung, pola yang kurang lebih kontras bisa mengajak sekumpulan orang mendatanginya,
116
Konteks I Open Space EntrepreneurHUBCmarket concat
117
pemanfaatan bahu jalan. sebagai sarana sharing, interaksi sosial dan keuntungan
dahulu nya pasar Condongcatur saling bertutupan dengan jalan/ trotoar membuat trotoar tersebut pun juga ikut “mati�, padahal di UU Jogja saja sudah menerbitkan bahwa trotoar di Jogja harus bisa untuk berjualan juga, karena itu sarana penggaet keuntungan dan keinginan untuk berjalan, tidak hanya di Jogja di luar negeri pun sudah banyak yang menerapkan trotoar sebagai tempat untuk berdagang juga
118
namun demikian, untuk menanggapi pasar Condongcatur yang cenderung ter tutup dengan bahu jalan, design di buat agar bahu jalan dan bangunan saling terbuka, sehingga tempat ini selain menjadi ramai juga menjadi tempat untuk berinteraksi antar warga yang lewat, yang tumbas, atau sekedar nongkrong.
Konteks I Master Plan Ground oor
119
120
pemanfaatan bahu jalan. sebagai sarana sharing, interaksi sosial dan keuntungan
121
pemanfaatan atrium. sebagai sarana sharing, interaksi sosial dan keuntungan
Atrium bukan hanya sekedar tempat kosong ditengah bangunan, atrium bisa menjadi sangat eksibel, ruangan ambigu tersebut telah tersulap menjadi tempat showroom di sebuah mall, menjadi tempat konser di beberapa perbelanjaan
122
dengan fakta tersebut cukup menjelaskan bahwa adanya atrium akan menjadi sangat mungkin terbuat sebuah komunitas kreatif baru di dalam desain, selain menjadi unplaned space yang fungsinya bisa berubah sewaktu-waktu, tempat tersebut menjadi sarana interaksi antara mezanin dan lantai bawahnya, menjadi sebuapenghubung.
123
infrastructure as split interaction sebagai sarana sharing, interaksi sosial dan keuntungan
infrastruktur kadang banyak disalah artikan oleh orang, orang menganggap kita melewati tangga atau ramp, “yaudah lewat aja� padahal kadang di tangga atau di Ramp ketika sedang berjalan, kita pasti berpikir sesuatu atau ngobrol dengan seseorang,
124
hal tersebut bisa jadi potensi yang besar untuk mengembangkan infrastruktur sebagai arsitektur, di dalam design banyak terdapat tangga dan ramp dan mungkin karena berdekatan dengan open space, maka akan menjadi suatu tempat interaksi baru tentunya untuk masyarakat.
125
126
126
bridge as space interaction sebagai sarana sharing, interaksi sosial dan keuntungan
jembatan, kadang orang mengartikan mirip dengan infrastruktur, ya sudah berlalu lalang saja, padahal di dalam jembatan akan ada senantiasa orang yang menyendiri dan seseorang yang ingin menemukan seseorang.
hal tersebut bisa jadi potensi yang besar untuk mengembangkan infrastruktur jembatan sebagai arsitektur, di dalam design terdapat jembatan yang saling menghubungkan selatan dan utara, maka akan menjadi suatu tempat interaksi baru tentunya untuk masyarakat.
127
127127
foto 3d design.
sumber: foto penulis foto Mulia Muhammad
128
129
uji desain via question and polling vote
130
reaksi uji desain
75-80% audiance tertarik untuk mencoba mendatangi space tersebut, karena memang desainya lain, menurut beberapa komentar, desain yang kontras membuat desain akan lebih mudah di hafal oleh orang dan masyarakat sekitar
131
Namun tetap ada beberapa kritikan yang bisa di masukan menjadi pembelajaran, terutama hampir 30% audience menanyakan atap yang dipakai di daerah jembatan atau bridge, sekitar 15% menanyakan keamanan kolong jembatan dari tangan-tangan usil vandalism.
“Home is where the heart is”
Brigata Curva Sud (2014)
132
05 Kesimpulan Daftar Pustaka
133
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi, penguji memberikan masukan tentang konsep rekonstruksi plug and play, pada material plug and play terhadap konstruksi eksisting, disini konteksnya adalah kontainer, bagaimana kontainer bisa dipasang secara deployable sehingga kesan puzzling lebih terasa, konsep awal pemasangan yang dinilai kurang plugin sudah di benahi dengan sliding concept, jadi massa kontainer di beri pemasang slide sehingga dapat lebih mudah terplugin, dan terplay kepada konstruksi eksisting. Konsep plug and play sudah masuk, namun penjabaran terhadap kosmetik pemaparan di poster kurang terang, sehingga kesan ceria menjadi terlihat gelap dan murung. kesan terhadap maket yang seharusnya dapat terlihat lebih berwarna juga menjadi salah satu kritisi, memang penjabaran 3d desain yang terkesan ceria belum bisa disampaikan secara maksimal. Penulis sadar atas banyaknya kekurangan dalam produk tugas akhir ini, namun penulis berharap tugas akhir ini dapat membuka pemikiran/wacana/diskusi bagaimana berarsitektur di masa depan khususnya pada perancangan wadah bagi para entrepreneur muda untuk bereksplorasi. Tentunya arsitektur tidak mampu berdiri sendiri dalam mengimplementasikan gagasan ini, kondisi sosial ekonomi politik masyarakat juga memiliki pengaruh yang besar. Penulis berharap tugas akhir ini dapat memicu diskusi kritis lebih lanjut antar disiplin ilmu untuk mengembangkan gagasan dan pemikiran ini.
134
5.2 referensi .
ĘÒNÕÒŎŊǾMŐOŘ Abrams, C. (1964). Man’s Struggle For Shelter In An Urbanizing World. London : Cambridge. Bridge, t. H. (2018). Muhammad Alim Hanafi. In P. A. Sarjana. Daru, D. R. (2017). Responsive to Life. In S. 7. Yogyakarta. Dewar, V. (1990). Urban Market Developing Informal Retailing. Kendall, P. D. (n.d.). CONFERENCE PAPER, Support -Infill Revisited: The increasing say of occupants . Retrieved from http://open -building.org/ob/concepts.html Kumoro, A. (2007). Karakter Dan Atribut Ruang Publik Pa
sar Tradisional Kasus Pasar Legi Surakarta.
Lawson, B. (2007). How Designer Think. Yogyakarta: Jalasutra. Maslow, A. H. (1970). Motivation and Personality. New York: Harper & Row . Pawenang, R. (2017). Evaluasi Perumahan Nasional Condongcatur Terhadap Kebu
tuhan Lansia.
Rahmayanti, D. (2017). Online Shop dan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. Steward Rahantoknam, L. T. (n.d.). Pemanfaatan Ruang Para Pedagang Di Pas Bahu,manado Dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi .
135
ar Tradisional