Riau Pos For Us

Page 1

33

Riau Pos AHAD 20 FEBRUARI 2011

SAID MUFTI/RIAU POS

SAMPAH: Pencari sampah di pinggiran Sungai Siak setelah seharian mengumpulkan sampah untuk kembali mereka jual

Saat Sungai Siak Menjadi Tong Sampah Raksasa

Mereka Menjadi Nelayan Pemulung Sampah Apapun yang terjadi, Sungai Siak tetap menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Itulah sebabnya, kini sejak merosotnya jumlah tangkapan ikan mereka, beberapa nelayan di tempat itu beralih profesi menjadi nelayan pemulung sampah. Laporan MASHURI KURNIAWAN, Pekanbaru mashurikurniawan@riaupos.com

SELASA (15/2) pagi menjelang siang di Sungai Siak, beberapa kilometer dari pelabuhan Sungai Duku, Kota Pekanbaru, arah hulu Sungai Siak, terlihat seorang kakek berkaos putih dan bercelana pendek warna gelap mendayung sampannya ke arah hulu. Di atas sampannya itu, tidak ada ikan. Yang terlihat hanya berbagai jenis sampah, termasuk di dalamnya ada helm bekas. Namun yang paling mendominasi adalah botol plastik dan gelas plastik air mineral. Kakek itu, belakang diketahui bernama Ahmad. Usianya cukup lanjut, menurut penuturannya, sudah 81 tahun. Ia dulunya seorang nelayan ikan, namun kini selain tetap menjadi nelayan ikan, dia juga menjadi nelayan penjaring sampah. ‘’Pagi tangkap ikan, siang cari sampah plastik. Ikan dah mulai habis,’’ ujarnya sembari menyebutkan hari itu tangkapan sampahnya sudah cukup. Lambung sampannya memang terlihat sudah penuh sesak dengan sampah. Sampah-sampah itu katanya, akan dijual ke penampung di dekat rumahnya. Selasa itu, tak hanya Ahmad yang menjadi nelayan sampah. Tim Riau Pos For Us, juga bertemu dengan Surya (45) dan istrinya. Mereka ini juga nelayan penjaring sam-

pah. Mereka mengaku telah melakoninya sejak tahun 2007 lalu. Pekerjaan itu, tambahnya, untuk menambah keperluan harian mereka. ‘’Apo kojo lai bang, ikan tak ado,’’ ujar Surya sembari meneruskan aktivitasnya memunguti sampah. Sampah-sampah tersebut akan dijualnya. Perkilogramnya dihargai Rp2-3 ribu. Dalam sehari palingpaling dapat hanya 3kg-5kg. Tidak banyak memang, tetapi itulah penyambung kehidupan. Dari pantauan tim selama dua jam mengarungi Sungai Siak di wilayah Kota Pekanbaru, memang nelayan pencari sampah ini jumlahnya cukup banyak. Mungkin karena sampah di sungai ini memang juga sangat banyak. Tim melihat para pengambil sampah ini hanya memungut sampah-sampah bernilai jual. Khususnya sampah plastik dari kemasan air mineral. Sementara sampah lainnya dibiarkan memenuhi badan sungai. Sementara itu, saat tim menelusuri lebih jauh tentang bagaimana kehidupan nelayan pencari ikan di Sungai Siak, terlihat masih cukup banyak yang mencari ikan di sungai yang dulu dikenal terdalam tersebut. Itu ditandai dengan masih banyaknya nelayan yang menjaring ikan di badan-badan sungai. Sungai Siak seperti dikapling-kapling oleh nelayan pemilik jaring. Menurut Nuradi (64) tahun, seorang nelayan yang tim temui di rumah terapungnya, ikan di Sungai Siak masih ada. Tapi jumlahnya tak sebanyak dulu. Terutama, sejak berapa tahun lalu Sungai Siak tercemar limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Menurutnya, saat itu ribuan ekor ikan dari berbagai jenis mati. Ikan mati mulai dari arah hulu ke hilir kawasan Tapung, Kabupaten Kampar hingga Kota Pekanba-

ru. Berbagai jenis ikan seperti baung, patin, selais, tapah, patin, juaro dan udang mati terapung diatas permukaan sungai. ‘’Sejak ikan terkena limbah itu, sekarang sudah susah mencari ikan. Beda pada tahun 1980-an, sangat senang mencarinya. Banyak nelayan yang menggantungkan hidup di Sungai Siak saat itu. Udang juga banyak sekali tahun 1980-an,’’ ujar pria yang sudah 23 tahun menjadi nelayan ini. Ia juga menuturkan bahwa sejak kejadian itu, tak ada lagi dari mereka yang berani membangun kerambah di Sungai Siak. Karena khawatir sungai itu dicemari kembali. Jadi yang ada saat ini hanya menjaring ikan secara alami. Selain sejumlah ikan yang berkurang, Nuradi juga bercerita bahwa kini banyak jenis ikan yang menghilang. Misalnya, ikan Arwana. ‘’Di daerah Tapung, Kabupaten Kampar dulu (tahun 1980-an, red) ikan Arwana sangat mudah dijumpai di Sungai Siak. Bahkan ikan Arwana di tempat itu menjadi tempat indukan arwana,’’ ujar Nuradi. *** SUNGAI Siak masih dianggap sebagai tong sampah raksasa. Berbagai jenis sampah dan limbah di alirkan ke satu-satunya sungai yang hanya berada di Provinsi Riau ini. Kondisi itu, menjadi keprihatinan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru Drs Adriman MSi dan Direktur Rona Lingkungan Universitas Riau T Ariful Amri. Mengingat sampah dan limbah tersebut menjadi penyebab pendangkalan sungai, banjir, mamatikan ikan dan biota sungai lainnya. “Kegiatan nelayan pemulung sampah di badan sungai cukup bagus untuk mengurangi mengurangi jumlah sampah. Na-

mun itu tidak cukup. Mengingat sampahsampah yang dipulung oleh nelayan pemulung hanyalah sampah pilihan. Sementara sampah lainnya tetap memenuhi badan sungai. Oleh karena itu, walaupun ada mereka, saya tetap menghimbau agar masyarakat tidak membuang sampah ke dalam sungai,” paparnya kepada Riau Pos. Menurutnya, jumlah sampah di Pekanbaru cukup besar. Sesuai dengan jumlah penduduknya yang juga terus bertambah dengan pesat. Setidaknya dengan penduduk 779.899 jiwa, produksi sampah setiap harinya 268 ton. Sampah-sampah itu ada yang masuk ke badan sungai secara langsung, maupun tidak langsung karena di buang di badan air (parit), terus mengalir ke sungai. “Sebenarnya, pemerintah kota telah melakukan pemungutan sampah-sampah tersebut dengan memanfaatkan tenaga kebersihan, baik yang ada di Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Pekerjaan Umum, maupun yang berada di kecamatan. Namun seberapa seringpun dibersihkan, kalau masyarakatnya terus membuang, ya tetap banyak juga jadinya masuk ke sungai,” ujarnya. Oleh karena itu, sat ini yang terpenting adalah kesadaran masyarakatnya. Sementara itu, Direktur Rona Lingkungan, T Ariful, menyatakan, memang kehidupan habitat ikan di sungai itu terganggu karena limbah. Limbah rumah tangga dan pabrik menyebabkan banyak ikan punah. Termasuk ikan Arwana yang dahulu menggantungkan hidup didalam Sungai Siak. “Biodata ikan Arwana sulit ditemukan. Ikan jenis lain juga sangat sulit sekarang. Ini karena pencemaran ekosistim yang terjadi disepanjang Sungai Siak. Kondisi ini harus segera diatasi bersama,’’ ujarnya.

Kabut Asap Ganggu Ndit Kisah Ndit (burung Serindit , maskot fauna Riau) dan Tambun (anak gajah Sumatera)

Untuk mengatasi persoalan pencemaran tersebut, menurut T Ariful, harus ada upaya merelokasi permukiman penduduk di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak. Tepian dengan lebar selebar 100 meter pada kiri dan kanan Sungai Siak dikosongkan. Kemudian, tepian ini diubah sebagai kawasan penyangga utama. Ariful mengingatkan, tekanan terberat yang dialami oleh Sungai Siak yakni limbah rumah tangga. Diperkirakan 60 persen limbah yang mencemari Sungai Siak berasal dari limbah rumah tangga. Dari hasil penelitian yang dilakukan tim Rona Lingkungan, tumpukan sampah plastik di badan Sungai Siak terutama di areal pemukiman dan dermaga terus mengalami peningkatan. Tidak hanya di ruas pemukiman Kota Pekanbaru yang mengalami penumpukan sampah plastik. Di beberapa lokasi yang padat pemukiman juga terjadi penumpukan sampah karena Sungai Siak yang panjangnya melalui empat kabupaten/kota yakni kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Siak dan Kota Pekanbaru. Pencemaran limbah padat yang terbesar terjadi di ruas Pekanbaru karena pemukiman di daerah ini padat. Ditambah pula sampah yang dihanyutkan anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Siak. ‘’Prilaku masyarakat sebetulnya dapat diubah jika saja ada kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan pemerintah daerah mau membangun tempat pembuangan sampah di lingkungan padat penduduk yang berada di tepian sungai,’’ ungkapnya. Semoga ke depan Sungai Siak lebih bersih. Tidak menjadi tempat pemulungan sampah.(ndi)


i Dun

a

AHAD R Dari iau, S

20 FEBRUARI 2010

n ka at am l e

SAVE THE EARTH Menyelamatkan Lingkungan demi Masa Depan

Riau Pos HALAMAN 34

Mengenal Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah

Inf Info Green

Dari Penggorengan jadi Bahan Bakar Bahan bakar terbarukan ternyata bisa berasal dari dapur kita. Contohnya yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor yang memanfaatkan minyak jelantah dari dapur rumah, hotel dan restoran untuk dijadikan biodisel sebagai bahan bakar Bus Kota Trans Pakuan. Laporan ANDI NOVIRIYANTI, Bogor andinoviriyanti@riaupos.com

FOTO : INTERNET

BELIMBING WULUH: Buah kecil dengan khasiat besar.

Belimbing Wuluh Khasiat sang Maskot BELIMBING wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan salah satu tumbuhan maskot flora kota Pekanbaru. Ciricirinya berpohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon ini berasal dari Amerika tropis. Rasa buahnya asam. Kadang digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barangbarang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional. Menyebuhkan Gusi berdarah Mengkonsumsi dua buah belimbing wuluh baik segar maupun manisan secara rutin tiap hari Obat Rematik Cara meramu belimbing wuluh menjadi obat rematik antara lain, Segenggam daun belimbing wuluh dicuci. Kemudian tumbuk sampai halus tambahkan kapur sirih dan gosokkan ke bagian yang sakit. Cara lainnya: Tumbuk sampai halus bahan-bahan berikut: 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, kemudian remaskan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. Obat Sariawan Rebus 10 kuntum bunga belimbing wuluh dengan asam jawa dan gula aren dengan 3 gelas air sampai air tinggal 3/4 bagian kemudian saring ramuan dan minum 2 kali sehari, lakukan sampai sembuh. Cara lain dapat dilakukan dengan rebus hingga kental 1 cangkir air yang telah dimasukkan gula jawa dan segenggam bungan belimbing wuluh. Saring Setelah dingin kemudian dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.(int/diah-gsj/new)

INTERNET

BUAYA: Buaya sang predator yang juga bisa trauma.

Buaya Trauma TERNYATA yang bisa trauma bukan hanya manusia. Buaya juga bisa mengalami trauma. Hal itu terjadi pada sekelompok buaya ganas Australia mengalami trauma akibat badai yasi yang berkekuatan maksimal. Badai yasi merupakan badai dengan angin yang sangat kencang, bahkan di pusat badai angin kecepatan angin bisa mencapai di atas 295 km/jam. Selain itu, badai tersebut juga menyebabkan gangguan listrik, telpon dan hujan yang sangat deras. Karena itu lah, buaya-buaya di Suaka Margasatwa Billabong Sanctuary, Townsville mengalami trauma berat dengan berhenti makan dan bersembunyi di bawah air. Parahnya lagi, dibutuhkan berhari-hari bagi buaya tersebut untuk bisa pulih dari trauma badai tropis yasi.(int/tya-gsj/new)

INTERNET

BURUNG: Burung Kakaktua cenderung lebih menggunakan sisi tubuh bagian kiri.

Kakaktua Kidal BURUNG kakaktua (Cacatua sulphurea) adalah jenis burung hias yang memiliki bulu yang indah dengan lengkingan suara yang cukup nyaring. Spesies itu termasuk salah satu burung dengan kecerdasan yang cukup bagus. Spesies tersebut hidup pada ketinggian 01520 meter dari permukaan laut. Mereka biasanya hidup berkelompok. Kakaktua umumnya berusia panjang hingga mencapai 60 tahun bahkan lebih. Sama seperti manusia, kakatua juga memiliki kebiasaan dengan sisi kiri tubuh mereka. Dari study yang dirilis Biological Letters, mengkaji tentang rata-rata 320 burung kakatua dari 16 spesies di Australia untuk melihat mata mana yang mereka gunakan untuk memandang benda yang berpotensi jadi makanan mereka. Hasilnya adalah ratarata 47 persen kidal, 33 persen bertangan kanan, dan sisanya sangat tangkas atau pandai dalam menggunakan keduanya. (int/tya-gsj/new)

DI sebuah bangunan yang beralamat di Jalan Juanda No 8, Kota Bogor, awal Februari lalu, terlihat tumpukan minyak jelantah (minyak sisa penggorengan) dalam berbagai wadah. Mulai dari botol air mineral 250 ml hingga jerigen berisikan puluhan liter minyak jelantah. “Ini minyak jelantah yang kami gunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel,” ujar Shahlan Rasyidi, Kabid Tata Lingkungan dan Dampak Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kota Bogor ketika menerima kehadiran Riau Pos yang tergabung dalam rombongan green student Save The Earth Foundation (SEFo) Riau Pos, PT Chevron Pacific Indonesia dan Chevron Gunung Salak (CGS). Kunjungan itu dalam lawatan untuk mengenal bagaimana Pemerintah Kota Bogor memanfaatkan minyak jelantah menjadi biodiesel. Biodiesel yang mereka manfaatkan sebagai bahan bakar bagi Bus Kota Trans Pakuan. Biodisel tersebut dikelolah oleh PT Bumi Energi Equatorial (BEE). “Ukuran kecil dengan jumlah 1 liter kami dapatkan dari masyarakat sekitar. Dan ukuran besar seperti jerigen besar, kami dapatkan dari rumah makan, hotel dan perusahaan-perusahaan partner,” tambah pria berpenampilan rambut agak klimis ini. Pria itu menyebutkan, minyak jelantah itu tidak mereka dapatkan secara gratis. Tetapi dihargai Rp3000 per liternya. Namun ada juga yang disumbangkan dari partisipasi perusahaan yang peduli terhadap lingkungan. Misalnya dari CGS, perusahaan energi panas bumi ini menyumbangkan sekitar 400 liter per tahunnya. Gunawan, Operational Exellence Management System CGS, dalam kegiatan yang sama, menyebutkan sumbangan mereka itu berasal dari kegiatan catering di perusahaan mereka. Itu sudah mereka lakukan sejak tahun 2009 lalu. Meskipun dibeli dan mendapatkan sumbangan dari beberapa perusahaan terhadap bahan baku tersebut, namun jumlah yang mereka dapatkan kerap tidak cukup untuk operasional pembuatan biodiesel. Hal itu, menurut Shahlan karena beberapa faktor. Pertama, kecenderungan masyarakat untuk memakai minyak goreng hingga kering tidak tersisa. Shahlan mengungkapkan, karena ketidaktahuan masyarakat tentang bahaya lemak jenuh yang terdapat dari sisa penggorengan tersebut. Kedua, harga jual biodiesel minyak jelantah yang lebih mahal dari bahan bakar konvensional. “Saat ini kita menjual biodiesel minyak jelantah sebesar Rp3500 kepada pihak Bus Trans Pakuan. Itu karena telah disubsidi oleh pemerintah. Jika tidak disubsidi, maka harga biodiesel tersebut bisa mencapai

ISTIMEWA

TUMPUKAN JERIGEN : Tampak tumpukan jerigen berisi minyak jelantah yang akan diolah menjadi biodisel.

PERBANDINGAN EMISI BIODIESEL MINYA JELATAH (ALTFETT METHYL ESTER/AME) DAN SOLAR Hal

AME

Solar

Emisi NO

1005,8ppm

1070ppm

Emisi CO

209ppm

184ppm

Emisi CH

13,7ppm

18,4ppm

Emisi partikulat/debu

0,5

0,93

Emisi SO2 tidak ada Keterangan: ppm = part per million Rp6000. Lebih mahal dari bahan bakar biasa,” jelasnya. Terakhir adalah terbatasnya hasil produksi biodiesel. Hakekatnya PT BEE mampu memproduksi biodiesel sebanyak 1000 liter per hari. Namun karena kekurangan bahan baku berupa minyak jelantah itu sendiri, pabrik ini hanya mampu menyediakan sebanyak 400 liter perhari. Jadi hanya 20 persen dari kebutuhan biodiesel Bus Trans Pakuan yang mampu dipenuhi. Tentang proses pembuatan biodiesel, dijelaskan oleh Usman Permana, Teknisi Pabrik BEE yang mengelolah pabrik biodiesel. Menurutnya minyak jelantah ditempat itu di proses secara manual menjadi biodiesel. Dengan kapasistas produksi sebanyak 1000 liter biodiesel per hari. Proses awalnya minyak jelantah di-

ada

kumpulkan ke dalam drum penyaringan. Di situ minyak jelantah dipisahkan dari kotoran sisa penggorengan makanan dan water content. Selanjutnya jelantah yang telah bersih dialirkan dengan menggunakan pipa-pipa memasuki drum atau tangki proses. Di tangki itu, jelantah dicampur dengan katalis berupa metanol dan hidroksida (NaOH), sambil terus diaduk-aduk memakai peralatan khusus selama 30 menit sampai larutan tercampur dengan baik. Selanjutnya larutan diendapkan. Hingga terbetuk pemisahan antara cairan berwarna gelap yang disebut crude gliserin dibagian bawah dan cairan bening yang disebut dengan crude biodiesel bagian atas. Sesuai dengan mekanisme tangki proses, maka cairan yang telah terpisah tersebut akan mengalir ket-

Duta Lingkungan Hidup IPB SEIRING dengan memanasnya isu global warming, banyak berdiri komunitas peduli lingkungan. Mulai dari komunitas skala dunia seperti greenpeace sampai klub-klub yang di bentuk di sekolahsekolah. Salah satunya adalah komunitas Duta Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa peduli lingkungan dari berbagai fakultas. Komunitas ini merupakan tempat para mahasiswa IPB mendedikasikan dirinya untuk respect terhadap berbagai isu lingkungan yang terjadi saat ini. IPB dikenal dengan Green Campus. Selain lokasinya di pinggiran kota bogor, kampus ini memiliki pohon rindang yang berjejer di sepanjang jalan lingkar kampus. Bahkan, IPB memiliki hutan dalam kampus sebagai laboratorium praktikum mahasiswa Fakultas Kehutanan. Untuk memperathankan citra ini, mahasiswa pun harus mendukung program universitas untuk menciptakan IPB yang benar-benar Green campus. Pada tahun 2010, Badan Eksekutif Mahasiswa IPB mengadakan pemilihan Duta Lingkungan Hidup IPB sebagai bagian dari rangkaian acara memperingati hari bumi dan kepedulian terhadap lingkungan. Penyeleksian duta lingkungan hidup IPB dilakukan disetiap fakultas dan dipilih oleh juri terbaik, diambil dari dosen yang concern dan peduli terhadap lingkungan. Setelah terpilihnya duta lingkungan hidup ini, mereka menjalankan beberapa program yang telah ditetapkan oleh BEM IPB di bawah divisi kementrian Lingkungan Hidup KM IPB. Program

tersebut di antaranya adalah mengkampanyekan sepeda kampus, kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia, penggalangan dana untuk korban Wasior dan Merapi, sosialisasi green life style dan study banding ke Desa Sengked dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Duta Lingkungan Hidup IPB terpilih pun sering diundang untuk menghadiri Seminar lingkungan bahkan menjadi pembicara dalam talk show. Duta Lingkungan Hidup terpilih berharap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan akan terus berkesinambungan meskipun periode BEM IPB berakhir. Hal ini memunculkan ide untuk membentuk Komunitas Duta Lingkungan Hidup IPB sebagai wadah kegiatan peduli lingkungan bagi mahasiswa. Oleh karena itu, Duta Lingkungan Hidup IPB bersama dengan divisi Soslingmas (Sosial Lingkungan Masyarakat) BEM KM IPB berhasil membentuk Komunitas Duta Lingkungan Hidup IPB pada 3 Januari 2011 di student centre yang dihadiri oleh Duta Lingkungan Hidup IPB, menteri (sebutan untuk ketua divisi atau pengurus BEM KM IPB) Soslingmas 2011, dan Menteri Lingkungan Hidup 2010. Pada saat itu juga, seluruh anggota komunitas Duta Lingkungan Hidup IPB mengangkat Pardi, Duta Lingkungan Hidup Fakultas Perikanan dan Kelautan, sebagai ketua Komunitas. Komunitas Duta Lingkungan Hidup IPB terdiri dari Duta Lingkungan Hidup IPB terpilih. Memang terlihat sedikit eksklusif karena seolah-olah komunitas ini hanya untuk para Duta Lingkungan Hidup IPB saja. Namun, untuk tahap

angki masing-masing. Crude biodiesel yang telah dipisahkan dari crude gliserin kemudian cuci dengan air di drum berikutnya. Setelah pencucian tersebut air dipisahkan dari crude biodiesel dengan melakukan penguapan (pengeringan) dengan suhu 110-120 derajat celcius. Selanjutnya biodiesel yang telah jadi dimasukkan kedalam tangki khusus hasil produksi. Sementara limbah dari proses industri ini akan dialiri ketangki lain. Dari keseluruhan bahan baku (minyak jelantah) setelah di proses akan menghasilkan 80 persen biodiesel dan 20 persen lagi limbah cair yang bisa dimanfaatkan lagi. “Limbah dari proses pengolahan biodiesel yang berbentuk cairan ini dapat dijadikan sabun khusus untuk mesin. Sementara, jika di siramkan ketanaman akan menjadikan tanaman semakin subur,” tambah Shahlan. “Jadi tidak ada yang terbuang dari pengolahan minyak jelantah ini,” imbuhnya. Pemanfaatan minyak jelantah ternyata tidak saja bagus untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Tetapi juga menyehatkan kendaraan, seperti yang diungkapkan oleh Usman. “Penelitan yang kami lakukan menemukan bahwa ruang pembakaran pada mesin kendaraan yang menggunakan biodiesel dari minyak jelantah lebih bersih dari pada kendaraan yang menggunakan 100 persen solar,” ungkap pria berusia 28 tahun ini. Kegiatan serupa ini, sepertinya patut ditiru oleh Pemerintah Kota lainnya di Indonesia.(tya-gsj/new)

Green Community Dengan 500 kata ceritakan aktifitas lingkungan komunitasmu plus foto terbaru kegiatanmu. Lengkapi dengan foto copy kartu identitasmu langsung ke Riau Pos atau Email ke greenstudentriau@gmail.com

ISTIMEWA

AKSI: Duta Lingkungan Hidup IPB mengkampanyekan hari anti tembakau.

selanjutnya komunitas ini boleh diikuti siapa saja. untuk tahap awal, komuitas ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak untuk kegiatan-kegiatan peduli lingkungan dimana mahasiswa dapat menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan kampus. Untuk ke depannya, komunitas ini diharapkan bisa mengajak generasi muda khusunya mahasiswa IPB untuk menjadi pribadi yang peduli lingkungan dan dapat menerapkan green lifestyle dalam kehidupan sehari-hari. Adapun beberapa kegiatan yang akan dilakukan kedepannya adalah operasi semut di lingkungan kampus, sosialisasi gerakan bersih dengan mengadakan

Lomba Fakultas Terbersih, pengenalan duta lingkungan fakultas kepada dekan dan mahasiswa, mengadakan lombalomba yang bertemakan lingkungan menanamkan mind set bahwa green lifestyle itu penting dan peduli lingkungan untuk masa depan. Saat ini, komunitas pun baru membuat blog yang isinya mengenai kegiatan-kegiatan komunitas ini selanjutnya. Jadi teman-teman bisa melihat aktivitas kami dengan mengunjungi www.dutlingipb.blogspot.com.***

Bintan Badriatul Ummah Anggota Duta Lingkungan Hidup IPB


GREEN HOLIC

un i nD ka at m a el

a

AHAD R Dari iau, S

20 FEBRUARI 2011

Riau Pos HALAMAN 35

Sekumpulan anak menyeberangi sungai menggunakan sisa kotak lemari es. FOTO-FOTO: SAID MUFTI/RIAU POS

Sampan Mereka Tak Lagi Berisi Ikan, tetapi Sampah MESKI terik matahari terasa menyengat napas, Sungai Siak tetap saja berjalan. Beberapa sampan dayung hilir-mudik mengantar penumpang yang ingin memotong jalur air karena di anggap lebih dekat dari pada menggunakan angkutan darat.

Sampan-sampan nelayan berpencar-pencar menebar jala hampir memenuhi seluruh badan sungai. Sesekali mereka menyergah kami jika kapal boat yang kami tumpangi akan melintas rentangan jala mereka. Sedangkan sampan nelayan lain juga sibuk meng-

hanyutkan diri di tepian sungai. Sampan mereka tak penuh dengan ikan melainkan sampah-sampah yang ada di atas riak sungai. Air hitam legam yang menjadi ciri khas air sungai siak kini terlihat mulai disesaki limbah sampah rumah tang-

ga. Genangan minyak pun juga terlihat menggenang di atas permukaan sungai, mungkin buangan kapal kapal besar yang bersandar atau limbah hasil olahan pabrik yang juga terdapat disepanjang sungai siak. Banyaknya sampah yang berjalan

mengikuti arus sungai ternyata tidak hanya berakhir di tepian yang tak tentu arah tujuan. Beberapa pengguna sampan tampak sedang menebar jala untuk menangkap ikan, uniknya beberapa sampan membawa tumpukan sampah yang mereka ambil untuk di-

jual kembali sebagai tambahan hidup. Sebuah usaha yang mulia meski terlihat kotor. Bagaimana tidak, usaha yang mereka kerjakan sadar atau pun tidak telah membantu dalam membersihkan kelestarian sungai siak yang telah tercemar akan limbah.(muf)

Tepian sungai yang dipenuhi sampah keluarga.

Mencari keuntungan di atas aliran sungai siak.

Suhaidi (40) bersama anaknya membawa hasil pengumpulan sampah.

Air menjadi kebutuhan warga setempat, seperti mandi.

Menjaring ikan di antara tumpukan sampah.

Menuju penampungan terakhir usai seharian mencari sampah.

Combat Climate Change (3C) Ungkapkan opinimu dengan 500 kata tentang melawan perubahan iklim. Tulisan terbaik akan

mendapatkan souvenir cantik setelah evaluasi per tiga bulan. Lengkapi dengan biodata singkat dan foto close up dirimu. (Mahasiswa/Umum). Langsung ke Riau Pos atau Email ke greenstudentriau@gmail.com

Hemat Energi SERINGKALI kita terjebak dalam pikiran bahwa mencegah perubahan iklim hanya bisa dilakukan dengan cara-cara yang rumit dan besar. Namun pernahkah kita menyadari bahwa, banyak hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk melawan perubahan iklim. Misalnya, dengan mengganti dekorasi kamar dengan dekorasi ramah energi. Hal ini bisa membantu menciptakan suasana yang hidup, adem dan menyenangkan di kamar. Hanya perlu beberapa sentuhan kecil dan kita akan menghemat energi, menjaga kesehatan dan memperbaiki semangat belajar. Pertama, mengganti cat kamar. Cat berwarna gelap tidak memantulkan cahaya dengan baik, karena itu kamar dengan cat berwarna gelap terkesan tidak rapi dan sesak, memerlukan penerangan tambahan bahkan terkadang di siang hari. Mengganti warna cat kamar dengan warna yang cerah dan memantulkan cahaya akan membantu mengurangi energi pencahayaan, selain itu warna yang lebih cerah juga sangat membantu menghidupkan suasana di dalam kamar. Menggunakan jendela dengan kaca bening akan sangat membantu memperbaiki pencahayaan dan mengurangi energi. Membuka jendela juga akan memperbaiki sirkulasi udara. Untuk mencegah masuknya nyamuk ketika jendela terbuka, menempatkan beberapa pot kecil bunga lavender di luar jendela mungkin pilihan yang pas. Tidak hanya mengusir nyamuk, tanaman ini juga memberikan aroma alami untuk ruangan. Wewangian alami terbukti mampu memperbaiki sua-

Joshua Siahaan Hubungan Internasional Unri

sana hati dan membangkitkan semangat belajar. Penempatan meja belajar atau meja kerja di dekat jendela memungkinkan pengguna untuk tidak memakai penerangan tambahan ketika belajar atau bekerja. Pencahayaan alami bahkan ketika mendung masih memungkinkan kita untuk membaca tanpa harus menghidupkan lampu. Plus, ketika jenuh belajar, pemandangan diluar bisa sedikit membantu untuk merefresh pikiran, bukan? Sirkulasi oksigen di kamar sangat menentukan kesehatan. Kinerja otak sangat bergantung pada sirkulasi oksigen di tubuh. Misalnya, belajar akan lebih mudah jika otak mendapat asupan oksigen yang cukup. Menghirup udara segar dipagi hari setelah bangun membantu memberikan semangat yang lebih dan menghindarkan bad mood. Artinya hanya dengan mengkonsumsi udara yang segar dipagi hari, kita bisa mengawali hari dengan lebih baik. Jadi mulai sekarang pastikan ruangan kamar memiliki cukup oksigen. Salah satu caranya adalah

dengan menempatkan tanaman di kamar. Tidak perlu bingung memilih tanaman, bambu hias bisa menjadi pilihan yang tepat. Ahli bambu Eropa membuktikan bahwa bambu mampu menyerap CO2 60% lebih baik dan memproduksi oksigen hingga 300% lebih baik dari tanaman penyejuk lainnya. Artinya kita bisa meningkatkan kadar oksigen dan memperbaiki sirkulasi udara di kamar hingga tiga kali lebih baik. Dengan begitu, kita mampu menciptakan susasana kamar yang adem, dan menghindarkan penggunaan AC. Tempatkan tanaman di dekat jendela agar tanaman mendapatkan sinar matahari dan gunting serta bersihkan tanaman secara teratur agar kelihatan bagus dan tidak ada binatang yang berkembangbiak di dalam kamar. Lebih baik lagi jika kamar dibersihkan secara teratur. Tidur dengan lampu mati. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala lebih rentan terserang leukemia. Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu memproduksi melatonin, zat pelawan kanker, dalam keadaan terang. Hasil penelitian Googley, seorang staf di Harvard Medical School membuktikan bahwa hal ini juga meningkatkan resiko terkena diabetes tipe-2. Oh ya, cahaya lampu akan menghambat proses regenerasi sel kulit ketika kita tidur, karena itu mematikan lampu ketika hendak tidur adalah bagian dari treatment mempercantik diri. Jadi, mulailah mematikan lampu kamar sebelum tidur***

Green School Kirimkan 500 kata Tulisanmu tentang kegiatan lingkungan yang ada disekolahmu. Tulisan terbaik akan

mendapatkan souvenir cantik setelah evaluasi per tiga bulan. Lengkapi dengan biodata singkat dan foto close up dirimu. (Pelajar SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat). Langsung ke Riau Pos atau Email ke greenstudentriau@gmail.com

Bercocok Tanam di Sekolah KEBANYAKAN orang akan berprasangka bahwa sekolah di SMAN Pintar, aktivitasnya hanya belajar dan belajar. Yah, biarpun begitu. Jangan salah dulu, meski waktu pelajaran mulai dari jam 07.00-14.45 WIB, lalu ekskul hingga jam 17.00 WIB, kami tetap merasa enjoy dan happy melalui harihari kami. Sebab prinsip kami dalam belajar adalah “belajar sambil bermain “. Sehingga kami tetap bisa menyerap semua pelajaran tanpa merasa jenuh dan bosan. Terutama ketika tengah mengikuti pelajaran Muatan Lokal (Mulok) setiap minggunya. Kegiatan Mulok memberikan kesan tersendiri bagi kami. Apalagi saat panen tiba, wah asyik banget deh, mau tahu ceritanya. ok listen to me. Kegiatan muatan lokal kami adalah bercocok tanam. Tepatnya menanam berbagai jenis tanaman yang bermanfaat seperti menanam jagung, kacang tanah, timun, tomat, cabe, ketela rambat, ubi kayu, dan semester ini kami menanam semangka, kacang panjang dan cabe. Tanaman tersebut kami tanam di halaman sekolah. Dulunya halaman itu merupakan hutan. Namun berkat kesabaran dan keuletan kami. terutama “sang perintis�. Sebutan untuk angkatan pertama SMAN Pintar yang mengelola halamant tersebut. Maka sekarang telah berubah menjadi tempat yang bisa dikatakan layak untuk ditinggali. Bercocok tanam merupakan

Lia Safitri SMAN Pintar Kuantan Singingi

salah satu kegiatan sekolah kami yang sangat menyenangkan dan sangat membantu kami dalam melepaskan segala kejenuhan saat belajar di kelas . Sayangnya hanya seminggu sekali. Jujur, saat jadwal Mulok kami semua senang karena bisa terjun kelapangan tempat bercocok tanam sambil membawa alat seadanya serta mengenakan pakaian bebas tapi tetap sopan. Banyak sekali hal-hal yang bisa kami lakukan di sana, selain belajar bagaiman cara bercocok tanam yang baik mulai dari cara mencangkul, mengolah lahan yang baik, bagaimana cara memberi pupuk yang baik untuk tanaman, cara menyemai tanaman, sampai cara-cara memanen tanaman . Apalagi guru Mulok kami, bapak Wiwin Satriadi terkenal sebagai guru yang baik dan sabar dalam membimbing kami. Kami pun tidak pernah dilarang bermain-main atau bercerita tentang apapun asalkan tidak melalaikan pekerjaan kami. Saat bercocok tanam memang

betul-betul kami manfaatkan untuk melepaskan segala rasa yang tersimpan entah itu kekesalan, kejenuhan ataupun kebahagiaan. Kegiatan Mulok seperti terapi jiwa bagi kami yang selalu sibuk belajar selama enam hari dalam seminggu. Jadi tidak heran lagi saat Mulok tiba rata-rata siswa-siswi SMAN Pintar sudah duduk bergerombol, bekerja sambil mengobrol tentang berbagai hal. Baik masalah pelajaran, sekolah, teman, dan kehidupan yang lain. Pokoknya seru banget dech Apalagi jika tiba jam Mulok ini kami selalu pulang lebih awal dari jam yang telah ditentukan biar bisa beristirahat. Tapi kami menggunakan waktu istirahat itu dengan berkumpul untuk makan dan minum bersama-sama. Di sekolah ini memang sangat ditekankan kekompakan dan silaturahmi yang kuat . Seperti yang saya katakan yang paling menyenangkan adalah di saat panen tiba. pokoknya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Karena disaat panen tiba bukan hanya kami para siswa/siswi yang diizinkan panen tapi para guru-guru, kepala sekolah bahkan satpam juga ikut memanen. Sehingga menambah seru suasana. Selain itu, kegiatan di SMAN Pintar yang lainnya adalah pngembangan diri, ekskul, Pramuka, PMR, dan sebagainya. Semuanya memang memberikan sejuta cerita bagiku dan temantemanku yang lain. Salam manis dari kami, siswa-siswi SMAN Pintar***


JOURNEY

un i nD ka at am el

a

Riau Pos R Dari iau, S

HALAMAN 36

Ceritakan dengan 100 kata tentang kegiatanmu sehari-hari dalam menjaga lingkungan. Tulisan terbaik akan mendapatkan souvenir cantik setelah evaluasi per tiga bulan. Lengkapi dengan biodata singkat dan foto close up dirimu. (Sekolah Dasar). Langsung ke Riau Pos atau Email ke greenstudentriau@gmail.com

o

u

n

G

Aktivitas di Alam HALLO temanteman, nama saya Vilandra Oktavia, Umur saya 9 Tahun. Saya adalah siswa kelas 2 di SD Annamiroh Pekanbaru. Saya sangat senang dengan kegiatankegiatan aktif di alam seperti outbond, sebab kegiatan outbond dapat mengajari kita untuk VILANDRA mencintai alam dan OKTAVIA mengerti pentingnya alam bagi kehidupan kita. Misalnya saja, ketika kita ingin naik flying fox, jika tidak ada pohon-pohon yang tinggi dan rindang, tali dan peralatan lainnya akan di gantung dimana? Iya kan? Saya juga aktif di Pramuka sekolah, lho. Di Pramukaan saya juga mempelajari banyak hal tentang alam. Sebab salah satu tugas seorang pramuka adalah menjaga lingkungan agar tetap asri.***

Pagi Bersih NAMA saya Muhammad Darma Putra Yudha. Umur saya 6 Tahun, Saat ini saya duduk di Kelas 1 SDN 042 Tampan, Pekanbaru. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Teman-teman, saya sangat senang sekali DARMA PUTRA dengan kegiatan YUDHA “pagi bersih” di sekolah. Kegiatan ini adalah memungut sampah-sampah kecil sebelum masuk ke kelas di pagi hari, misalnya bungkus permen. Sebab walaupun kecil, kalau sudah banyak, sampah itu tetap merusak lingkungan. Ibu guru akan memandu dan menertipkan kami agar tidak ada yang malas memungut sampah tersebut.***

20 FEBRUARI 2011

Keanekaragaman Hayati dan Ekspedisi Tesso Nilo

The Young Hero

Y

AHAD

GREEN Student Journalists (GSJ) Pelalawan bersama para siswa dan siswi kelas X SMA Negeri 1 Pangkalankerinci mengadakan ekspedisi ke Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Ahad (13/2) pagi. Ekspedisi siswa yang berjumlah sekitar 250 orang tersebut bertujuan untuk belajar bersama mengenal keanekaragaman hayati yang berada di taman nasional tersebut. Taman Nasional Tesso Nilo merupakan hutan asli yang terdapat di Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan. Diresmikan menjadi taman nasional pada 19 Juli 2004 seluas 38.576 hektar, kemudian diperluas pada 15 Oktober 2009 menjadi sekitar 83.000 hektar. Sebelum berangkat seluruh peserta berkumpul bersama di Aula sekolah SMAN 1 Pangkalankerinci untuk diberi pengarahan oleh Salmiyati, guru pembimbing dalam kegiatan tersebut mengenai hal-hal yang harus dihindari ketika berada di wilayah TNTN seperti tidak boleh bersuara terlalu keras, sehingga hal itu akan mengganggu hewanhewan yang ada di dalam TNTN. Selain itu, peserta juga mendapat penjelasan dan hiburan berupa lagu-lagu atau yel yel yang mengajak anak muda untuk menjaga dan melestarikan lingkungan oleh tim dari TNTN. Setelah itu, peserta juga berdoa bersama-sama sebelum berangkat ekspedisi. Perjalanan ke TNTN memerlukan waktu sekitar tiga jam dari kota Pangkalan Kerinci. “Walaupun lama dalam perjalanan na-

mun tidak membuat semangat kami menjadi surut,” tutur Heru Fauzi,salah satu peserta ekspedisi. Setelah sampai di TNTN peserta beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa capek dan lelah selama perjalanan dengan melihat keindahan Taman Nasional Tesso Nilo dan menikmati cemilan yang dibawa dari rumah masing-masing. Sejenak sebelum masuk ke TNTN peserta dikumpulkan dan dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok ditemani oleh dua orang guru pembimbing plus dua guide dari pihak TNTN untuk mengawasi dan mengarahkan perjalanan para peserta. Di dalam kawasan hutan Tesso Nilo ini terdapat berbagai jenis tumbuhan yang jarang di temui seperti pohon meranti, mahang dan beberapa jenis pohon lainnya. Tak hanya itu peserta juga kegiranganketika menaiki menaiki gajah yang populasinya hanya tinggal segelintir di Indonesia dan hanya terdapat di daerah Sumatera saja. “Senang sekali saya bisa naik gajah dan memandikannya disungai, sungguh pengalaman yang takkan terlupakan,” ucap Agus Yogi Radin Pradipta, Ketua GSJ Pelalawan yang mengaku baru pertamakali berinterkasi dengan gajah. Setelah sekitar tiga jam peserta menjelajahi kawasan TNTN akhirnya berakhir juga ekspedisi tersebut. Dengan berat hati semua peserta harus kembali ke Kota Kerinci.(Ari Aditya Nugraha-gsj Pelalawan/new)

ISTIMEWA

SERIUS: Peserta serius mencatat berbagai jenis keanekaragaman hayati yang mereka temukan di kawasan TNTN.

GAJAH: Salah satu peserta berpose bersama gajah jinak yang bisa di tunggani oleh peserta lainnya.

ISTIMEWA

Pelantikan dan Pelatihan Jurnalistik GSJ Siak

ISTIMEWA

FOTO BERSAMA: Usai pelantikan pengurus dan peserta foto bersama guru, GSJ Pekanbaru dan perwakilan dari SEFo.

SEBANYAK 128 siswa dari enam sekolah yakni SMAN 1, SMAN 13, SMAN 3, SMAN 19, SMKN 3 dan SMPN 25 Siak, mengikuti kegiatan pelatihan dan pelantikan Green Student Journalists (GSJ), Rabu (16/2) lalu. kegiatan tersebut diadakan di aula SMAN 13 Siak. Pelantikan dan pelatihan dimulai pada pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh beberapa orang guru, perwakilan kepala sekolah dan OSIS. Dalam Sambutannya Diana SPd mewakili kepala sekolah mengatakan sangat mendukung keberadaan GSJ di Siak, Diana juga berharap dengan perkembangannya GSJ mampu memberikan bukti nyata dalam pelestarian lingkungan. “Kegiatan ini sangat bagus, karena dapat memotivasi generasi muda, khususnya di kalangan pelajar untuk membantu men-

gurangi berbagai kerusakan lingkungan, misalnya dengan penanaman seribu pohon,” ujarnya. Pada kesempatan tersebut di pilih koordinator GSJ untuk setiap sekolah, ditandai dengan penandatanganan sertifikat oleh koordinator terpilih. Hal itu bertujuan agar program GSJ dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan oleh setiap sekolah. Materi jurnalistik disampaikan oleh Lismar Sumirat dari SEFo. Peserta pelatihan terlihat antusias dengan menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia jurnalistik. Di sela-sela acara, GSJ juga menyisipkan berbagai game yang bertemakan lingkungan a. Selain game juga ada pemutaran film lingkungan dan diskusi seusai pemutaran.(asrul-gsj/new)

Mesin Penghasil Minyak Mentah AKIRO Ito, begitu namanya. seorang penemu Jepang yang telah menciptakan sebuah mesin pengolah plastik menjadi bahan bakar. Sebuah teknologi yang dapat membantu mengatasi tumpukan tas dan kantung plastik dari toko grosir di dalam gudang atau dapur menjadi bahan bakar. Meskipun mesin ini bukan yang pertama kali di buat. Namun keunikannya terletak pada design yang dirancang untuk penggunaan rumah tangga. Pada dasarnya tas plastik, botol dan produk kemasan lainnya terbuat dari minyak. Oleh Akinori Ito, bahan-bah-

an tersebut dikembalikan menjadi materi aslinya dengan mesin yang ditemukannya. Mesinnya mengubah produk plastik tersebut ke materi aslinya melalui proses negatif-karbon. Karbon memanaskan plastik, memerangkap uap dalam sebuah sistem pemipaan, lalu kamar-kamar air yang berfungsi mendinginkan uap, mengembunkan mereka kembali menjadi minyak mentah. Minyak mentah yang dihasilkan dapat di suling kembali menjadi bensin yang cocok digunakan untuk generator dan beberapa tipe kompor. Saat ini, mesin tersebut telah dijual

GSA Campaign

Ubah Gaya Hidup SIAPA bilang untuk menjaga dan melestarikan lingkungan itu susah? Sebagai pelajar dan mahasiswa, kita juga bisa melakukannya. Salah satunya dengan cara merubah gaya hidup, yaitu menggunakan saputangan daripada tisue. Remaja pada umumnya lebih

senang menggunakan tisue daripada saputangan bahkan hanya untuk menyeka keringat. Disadari atau tidak, hal ini memberikan dampak pada lingkungan dan pemanasan global. Apa bahan dasar untuk membuat tisue? Ya, kayulah. Semakin banyak kita menggunakan tisue, maka semakin banyak pohon-pohon yang ditebang untuk membuat kertas tipis tersebut. Dengan menggunakan saputangan, hal tersebut bisa dihindari. Jika saputangan yang kita gunakan sudah kotor, saputangan bisa kita cuci, disetrika dan bisa digunakan lagi. Jadi, gunakanlah saputangan, lebih bijak dan hematlah dalam memakai tisue.***

ROBBY ANGGRIAWAN

oleh Blest Corporation milik Ito dan dipuji karena efisensinya. Piranti itu dapat mengubah satu kilogram sampah plastik menjadi satu liter minyak dengan energi sebesar satu kilowat per jamnya. Sistem tersebut dibanderol 10 ribu dollar Amerika atau setara dengan Rp100 juta. Namun Ito berharap harga akan turun ketika permintaan dan produksi meningkat. Selama ini, mesin lain yang beredar jauh lebih besar adalah Envion Oil Generator, yang mampu memproses 10 ribu ton plastik setiap tahunnya. Setiap sampah plastik diubah menjadi tiga hingga lima barel

Green Blitz

minyak mentah yang dapat disuling lebih jauh menjadi bahan bakar komersial seperti bensin bahkan avtur. Namun, ketika membakar untuk memproduksi minyak, mesin-mesin tersebut melepaskan karbon dioksida ke atmosfer lalu berkontribusi terhadap perubahan iklim. Namun, disisi lain mereka juga menjadi solusi dari tumpukan sampah plastik. (int/ risky-gsj/new)

Green Techno

INTERNET

Mesin perubah plastik menjadi minyak mentah karya Akiro Ito.

Jika kamu anggota Green Student (GSJ/GSA). Silahkan kirim foto-foto dengan tema lingkungan dan wajib hasil karyamu sendiri (Min. 5 foto). Foto terbaik akan ditampilkan, plus mendapatkan souvenir cantik dari green student setelah evaluasi tiga bulan. Email ke greenstudentriau@gmail.com dan untuk info menjadi anggota call : 085265667775/085265837109.

Pose Sang Naga SIAPA pernah menyangka bahwa kaktus yang biasanya hidup di gurun nan gersang, hampir tanpa air dan hujan. Namun, hal menakjubkan muncul dari si “kaktus madu” yang menghasilkan buah berwarna merah dan putih. 90

persen dari buahnya mengandung air, selain itu juga terdapat zat potasium, ferum, protein, serat, sodium dan kalsium yang baik untuk kesehatan di dalam daging buahnya. Zat tersebut sangat bagus un-

tuk penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan dan berbagai penyakit lainya. Dan, inilah sang Buah Naga.***

Tumbuh ranum di lidah-lidah naga.

Naga putih beraksi.

Kerlingan naga merah.

Foto dan Teks: Muhammad Habib Lokasi: Kebun buah pribadi, Siak


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.