PT. DIAMOND RAYA TIMBER STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGENDALIAN LIMBAH
No. Dokumen
SOP-3LB-07
Revisi
4
Tanggal
1 Agustus 2008
Halaman
1 dari 92
Register : 07 Direktur Produksi Tanggal : 1 Agustus 2008
√
DISTRIBUSI SALINAN TERKENDALI
01
Direktur Produksi
07
Supervisor Pembukaan Wilayah Hutan
02
Internal Control System
08
Manajer FA & GA
03 04
Manager Research & Environmental Development Supervisor PPL & Limbah
09 10
Manajer Perencanaan & Pembinaan
05
Manajer Pemanenan
11
Supervisor Umum
06
Supervisor Penebangan
12
SIM
Supervisor Logistik
Prosedur ini merupakan standar Pengendalian Limbah dalam sistem Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PT. DIAMOND RAYA TIMBER dan merupakan suatu persyaratan yang diperintahkan standar tersebut. Perubahan tidak diijinkan tanpa persetujuan sebelumnya dari Direktur Produksi dan harus diterapkan dengan menggunakan standar tersebut untuk mengontrol perubahan isi yang terkandung di dalam dokumen ini.
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
DAFTAR ISI
1.
Prosedur Kerja Pengendalian Limbah ......................................................................
4
2.
Prosedur Kerja Pengadaan dan Penggunaan Bahan Kimia .......................................
8
3.
Prosedur Kerja Pengelolaan Obat Ramin .................................................................
11
4.
Instruksi Kerja Penyusunan Drum Obat Ramin di Gudang Utama ..............................
15
5.
Instruksi Kerja Pengangkutan Obat dari Gudang Utama ke Gudang Pembantu di Hutan ....................................................................................................................
17
6.
Instruksi Kerja Penyusunan Obat Ramin di Gudang Pembantu di Hutan ....................
19
7.
Instruksi Kerja Mutasi Obat Ramin di Gudang Pembantu dan di Lokasi Penyemprotan........................................................................................................
26
11. Instruksi Kerja Penyemprotan Obat Ramin di Lokasi Penyemprotan ..........................
29
12. Instruksi Kerja Pengendalian Limbah Obat Ramin di Gudang Pembantu ....................
30
13. Instruksi Kerja Pengendalian Limbah Obat Ramin di Gudang Utama .........................
32
14. Prosedur Kerja Pengedalian Limbah Rumah Tangga ................................................
34
15. Instruksi Kerja Pengedalian Limbah Organik Rumah Tangga ....................................
37
16. Instruksi Kerja Pengedalian Limbah An-organik Rumah Tangga ................................
39
17. Prosedur Kerja Pengendalian Limbah Penggunaan Sabun Ongkak ...........................
40
18. Instruksi Kerja Pengadaan dan Penyimpanan Sabun Ongkak ...................................
42
19. Instruksi Kerja Penggunaan Sabun Ongkak di Hutan ................................................
43
20. Prosedur Kerja Pengendalian Limbah Pemanenan Kayu...........................................
44
21. Instruksi Kerja Pemanfaatan Sisa Pembalakan.........................................................
46
22. Instruksi Kerja Pemanfaatan Limbah Kerusakan Pohon akibat Penebangan...............
48
23. Instruksi Kerja Pemanfaatan Ulang Bahan Pelabuhan TPn .......................................
50
24. Instruksi Kerja Pengendalian Bahan Galangan .........................................................
51
25. Instruksi Kerja Pemanfaatan Ulang Bahan Bekas Jalan Rel dan Jalan Sarad .............
52
26. Prosedur Kerja Pengendalian Limbah Bahan Bakar..................................................
53
27. Instruksi Kerja Pengisian Bahan Bakar di Pintu Masuk Logpond ................................
56
28. Instruksi Kerja Pemuatan Bahan Bakar dari Pintu Masuk ke Gudang Utama ..............
58
29. Instruksi Kerja Penyusunan Bahan Bakar di Gudang Utama......................................
60
30. Instruksi Kerja Pengangkutan Bahan Bakar dari Gudang Utama ke Gudang Pembantu di Hutan .................................................................................................
62
31. Instruksi Kerja Pemuatan dan Penyusunan Bahan Bakar di Gudang Pembantu di Hutan ....................................................................................................................
64
32. Instruksi Kerja Penggunaan Bahan Bakar di Gudang Diesel Camp Tengah................
66
33. Instruksi Kerja Penggunaan Bahan Bakar di Gudang Diesel Logpond ........................
68
34. Instruksi Kerja Proses Penggunaan Bahan Bakar di Bengkel Las ..............................
70
35. Instruksi Kerja Proses Penggunaan Bahan Bakar untuk Mesin Chainsaw ..................
72
36. Instruksi Kerja Proses Penggunaan Bahan Bakar untuk Mesin Excavator ..................
74
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 2 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
37. Instruksi Kerja Proses Penggunaan Bahan Bakar untuk Mesin Robin ........................
76
38. Instruksi Kerja Proses Penggunaan Bahan Bakar untuk Mesin PH ............................
78
39. Instruksi Kerja Proses Penggunaan Bahan Bakar untuk Mesin Lokomotif...................
80
40. Instruksi Kerja Pengendalian Limbah Bahan Bakar di Gudang Pembantu di Hutan .....
82
41. Instruksi Kerja Pengendalian Limbah Bahan Bakar di Gudang Utama ........................
83
42. Instruksi Kerja Pengendalian Timpahan Bahan Kimia ke Media Air ............................
86
43. Instruksi Kerja Pengendalian Timpahan Bahan Kimia ke Media Tanah ......................
88
44. Instruksi Kerja Pengendalian Limbah Oli Kotor .........................................................
90
45. Instruksi Kerja Analisa Parameter Kualitas Perairan..................................................
92
46. Instruksi Kerja Pengadaan, Penggunaan, dan Penyimpanan Peralatan Laboratorium Pengendalian Limbah .............................................................................................
94
47. Instruksi Kerja Pengadaan, Penggunaan, dan Penyimpanan Bahan Kimia / Larutan Kimia untuk Analisa Kualias Perairan.......................................................................
95
48. Instruksi Kerja Pembuatan Alat Pengambilan Sampel Air Sungai ...............................
97
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 3 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
1.
Revisi : 3
PROSEDUR KERJA
PENGENDALIAN LIMBAH
TUJUAN Menjamin agar pengendalian limbah dapat terlaksana secara efektif dan terarah dengan baik.
RUANG LINGKUP Pengendalian
limbah
produksi
berupa
limbah
organik
(kayu-kayu
bekas
penebangan) dan limbah anorganik (minyak tanah, bensin, oli, solar, minyak ramin). 1.2.2
Pengendalian limbah rumah tangga berupa limbah organik (kotoran manusia dan sisa-sisa makanan) dan limbah anorganik (sampah-sampah plastik dan kaleng).
REFERENSI Sistem Manual Rencana Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PT Diamond Raya Timber
DEFINISI 1.4.1
Limbah adalah sisa/hasil/bahan pendukung suatu proses yang dapat membawa dampak negatif bagi manusia dan lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik dan benar.
1.4.2
Limbah produksi adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan produksi (dalam hal ini kegiatan penebangan).
1.4.3
Sisa pembalakan adalah bagian-bagian pohon tebangan yang oleh pembatas ukuran-ukuran tertentu tidak dapat dimasukkan ke dalam produksi kayu.
1.4.4
Limbah kerusakan pohon adalah batang dan cabang kayu yang pecah, patah dan pohon lain yang ikut tertumbang akibat posisi/struktur pohon dan tajuk yang sulit dikendalikan lagi dengan metode arah rebah dan atau kondisi di luar jangkauan perencanaan.
1.4.5
Limbah rumah tangga adalah semua limbah yang dihasilkan dari aktifitas-aktifitas rumah tangga sehari-hari.
1.4.6
Limbah organik adalah limbah yang berasal/bersumber dari makhluk hidup dan dapat diuraikan oleh bakteri pengurai.
1.4.7
Limbah an-organik adalah limbah yang berasal dari bahan sintetis yang tidak bisa terurai oleh bakteri pengurai.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 4 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
1.4.8
Revisi : 3
Pengendalian limbah adalah suatu cara perencanaan, pengaturan dan pengolahan limbah sehingga menghasilkan suatu produk yang tidak merugikan manusia dan lingkungan hidup.
DESKRIPSI Ketentuan umum Penanggung
jawab
adalah
Supervisor
Pengendalian
Limbah
dan
Pelatihan (PLP). Lokasi operasional pengendalian limbah adalah seluruh areal operasional PT. Diamond Raya Timber. Limbah-limbah yang perlu ditangani antara lain adalah: a.
Bahan-bahan bakar dan bahan penunjang operasional produksi lainnya, seperti minyak ramin, bensin, solar, oli, dan minyak tanah.
b.
Sampah-sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh karyawan PT. Diamond Raya Timber.
c.
Sisa-sisa pemanenan kayu seperti: patahan kayu, bekas jalan sarad dan TPn, ranting dan hasil hutan lainnya.
1.5.2
Tanggung jawab dan urutan kerja
No.
1
Flow chart
Deskripsi
Observasi masalah
Melakukan pengamatan di lokasi operasional untuk melihat permasalahan yang terkait dengan proses produksi dan limbah yang dihasilkan.
Identifikasi masalah
Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan limbah dan pengelolaannya secara terperinci.
Form
PIC
-
Spv. PLP
FM-3LB-01
Spv. PLP
2
A
SOP Pengendalian Limbah
B
- Hal 5 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
No.
Flow chart
A
Analisis masalah
Deskripsi
B
tdk
Ya
3
Analisis masalah
Revisi : 3
- menganalisa masalah yang telah dirumuskan untuk menentukan langkah efektif dalam pencegahan dan penanganan limbah - apabila dari analisa diperoleh masalah yang benar-benar berkaitan langsung dengan limbah maka dapat diteruskan dengan langkah kerja - apabila ditemukan masalah yang tidak berkaitan dengan penanganan, maka harus kembali dilakukan identifikasi
4
- menyusun program kerja yang perlu dilakukan untuk menangani limbah yang ada dan mencegah terjadinya limbah - program kerja yang disusun harus memperhatikan kondisi operasional yang akan dihadapi
5
- sebelum dilaksanakan progam kerja yang telah disusun harus dianalisa kembali agar hasil dari pelaksanaannya benarbenar bermanfaat dan membawa dampak yang luas bagi karyawan dan lingkungan - apabila dari analisa diperoleh program kerja yang benar-benar dibutuhkan maka dapat dilanjutkan dengan pelaksanaan - apabila dari analisa diperoleh masalah yang tidak perlu untuk ditangani maka harus kembali melakukan penyusunan program
Ya
Analisis program
SOP Pengendalian Limbah
Form
PIC
-
Spv. PLP
-
Spv. PLP
-
Spv. PLP
- Hal 6 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
No.
Flow chart
Revisi : 3
Deskripsi
Persiapan Sumber Daya Manusia dan Perlengkapan
6 C
- mengadakan training untuk pegawai tentang artinya kebersihan dalan kehidupan sehari-hari dan sistem kerja - mempersiapkan regu kerja yang secara langsung terlibat di dalam pelaksanaan program kerja
Form
PIC
-
Spv. PLP
-
Spv. PLP
FM-3LB-02
Spv. PLP
-
Spv. PLP
- mempersiapkan perlengkapan kerja yang mendukung pelaksanaan program
C
7
8
Pelaksanaan program
Monitoring dan supervisi
Evaluasi 9
SOP Pengendalian Limbah
Melaksanakan programprogram kerja berdasarkan kerangka-kerangka kerja yang telah disusun dan dianalisa dengan sistem koordinasi yang baik
Memonitor dan mengawasi secara langsung hasil kerja yang dilaksanakan
Mengevaluasi program kerja yang telah dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh dampak pelaksanaan program terhadap lingkungan dan social
- Hal 7 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
2.
Revisi : 3
PROSEDUR KERJA
PENGADAAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA
TUJUAN 2.1.1
Menjamin pengadaan bahan kimia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.1.2
Menjamin penggunaan dan penyimpanan bahan kimia sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
RUANG LINGKUP Pengadaan, penggunaan dan penyimpanan bahan kimia di PT. Diamond Raya Timber.
REFERENSI 2.3.1
FSC-POL-30-001 (FSC Pesticides Policy, 2005)
2.3.2
WHO/PCS/96.3
2.3.3
SNI 06-2413-1991
2.3.4
Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan (DEPTAN)
2.3.5
Sistem Manual Rencana Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PT Diamond Raya Timber
DEFINISI 2.4.1
Bahan kimia adalah bahan-bahan yang terbuat dari beberapa unsur kimia.
2.4.2
Pestisida adalah nama perdagangan dari bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberantas serangga.
2.4.3
Herbisida adalah nama dari bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberantas gulma atau tumbuhan pengganggu.
2.4.4
Fungisida adalah nama dari bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberantas tumbuhan jamur.
DESKRIPSI 2.5.1
Ketentuan Umum 2.5.1.1
Semua jenis bahan kimia yang diadakan harus sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan pemerintahan RI yang berlaku, dan mematuhi ketentuan WHO dan FSC.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 8 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
2.5.1.2
Revisi : 3
Pengadaaan bahan kimia seperti pestisida, herbisida, dan fungisida harus mendapatkan persetujuan dari Manager Research & Environmental Development (RED).
2.5.1.3
Dasar bagi Manager RED dalam menyetujui pengadaan dan penggunaan bahan kimia adalah semua ketentuan-ketentuan yang ada pada Referensi.
2.5.2
Deskripsi Prosedur 2.5.2.1
Prosedur Pengadaan Bahan Kimia a.
Divisi yang akan menggunakan bahan kimia, membuat permohonan yang ditujukan kepada Manager RED untuk meminta persetujuan rencana penggunaan (FM-3LB-03).
b.
Apabila rencana penggunaan disetujui oleh Manager RED, maka Divisi
bersangkutan
dapat
mengajukan
pengadaan
serta
tembusannya disampaikan SIM RND (FM-3LB -04). c.
Divisi yang menggunakan bahan-bahan kimia, harus membuat laporan bulanan mengenai pengadaan, penggunaan (FM-3LB-05), dan persediaan bahan kimia (FM-3LB-06) kepada Manager RED serta tembusan disampaikan ke SIM RND.
2.5.2.2
Prosedur Penggunaan Abuki a.
Dalam kondisi serangan ringan, konsentrasi A buki dan minyak tanah/solar adalah 1 : 200 sedangkan dalam kondisi serangan berat digunakan
campuran
Abuki
perbandingan 1 : 100.
dan
minyak
tanah/solar
dengan
Konsentrasi disesuaikan dengan tingkat
serangan di lapangan. b.
Pengobatan dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan sprayer yang terbuat dari bahan alumunium atau plastik.
c.
Pada waktu menggunakan jangan makan, minum, atau merokok.
d.
Pada waktu membuka wadah, memindahkan, mengencerkan, dan menyemprot,
pakailah
sarung
tangan,
topeng
muka,
pakaian
berlengan panjang, dan celana panjang. e.
Sebelum makan, minum, atau merokok, dan setelah bekerja, cucilah tangan dan kulit yang terkena dengan air dan sabun.
f.
Setelah digunakan bersihkanlah dengan air yang banyak semua alat serta pakaian pelindung.
g.
Jangan mengotori kolam, perairan, dan saluran air dengan insektisida ini atau wadah bekasnya.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 9 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
h.
Revisi : 3
Jangan membawa ternak masuk ke daerah yang diperlakukan dengan insektisida ini.
i.
Simpanlah tertutup rapat di tempat sejuk, terkunci serta simpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak, jauh dari bahan makanan, minuman, dan jauh dari api.
j.
Rusakkanlah wadah bekas dan tanamlah sekurang-kurangnya 0.5 meter dalam tanah di tempat yang jauh dari sumber air dan pemukiman.
k.
Gejala dini keracunan: apatis, gangguan pernafasan dan gemetar. Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhentilah bekerja.
Lakukanlah tindakan pertolongan pertama dan pergi ke
dokter. l.
Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida dan cucilah kulit yang terkena dengan air dan sabun.
m. Apabila insektisida mengenai mata, cucilan segera mata yang terkena dengan air bersih yang mengalir selama kurang lebih 15 menit. n.
Apabila insektisida tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan pemuntahan dengan memberikan minum segelas air hangat yang diberi 1 sendok garam dapur.
o.
Apabila insektisida terhisap, bawalah penderita ke ruangan yang berudara segar dan bila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen.
p.
Perawatan oleh Dokter secara simtomatik.
q.
Kontraindikasi: bahan-bahan yang membantu penyerapan seperti alkohol dan susu.
REKAMAN TERCATAT 2.6.1
Permohonan rencana pemakaian bahan kimia (FM-3LB-03)
2.6.2
Pengadaan bahan kimia (FM-3LB-04)
2.6.3
Penggunaan bahan kimia (FM-3LB-05)
2.6.4
Monitoring bulanan bahan kimia (FM-3LB-06)
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 10 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
3.
Revisi : 3
PROSEDUR KERJA
PENGELOLAAN OBAT RAMIN
TUJUAN 3.1.1
Menjamin agar obat ramin yang digunakan dalam proses produksi tidak mencemari lingkungan.
3.1.2
Membentuk suatu sistem pengendalian limbah obat ramin dengan melibatkan semua unsur yang terdapat di lokasi kerja sehingga kemungkinan pencemaran dapat ditanggulangi.
RUANG LINGKUP Pengelolaan limbah obat ramin di areal operasional.
REFERENSI SOP-LB-07 (2)
DEFINISI 3.4.1
Abuki adalah bahan baku obat ramin sebelum dicampur dengan minyak tanah.
3.4.2
Obat ramin adalah Abuki yang telah dicampur dengan minyak tanah yang berfungsi sebagai obat pengawet kayu ramin terhadap serangan hama Ambrosia.
3.4.3
Pengelolaan obat ramin adalah usaha-usaha terkendali yang dilakukan di tempattempat tertentu di areal operasional PT. Diamond Raya Timber.
3.4.4
Area pengelolaan / pengendalian obat ramin adalah tempat -tempat tertentu dalam produksi PT. Diamond Raya Timber yang menggunakan obat ramin dalam proses produksinya.
DESKRIPSI KERJA 3.5.1
Ketentuan Umum 3.5.1.1
Sistem pengelolaan obat ramin mempunyai sasaran agar seluruh prosesproses
yang
terkait
dengan
penggunaan
obat
ramin
mencapai
minimalisasi limbah yang mungkin dicapai. 3.5.1.2
Limbah obat ramin yang dihasilkan dari sisa atau tumpahan pada waktu proses produksi wajib dikelola dengan baik.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 11 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
3.5.1.3
Revisi : 3
Supervisor pengendalian limbah bertanggung jawab atas pengendalian pada proses pengelolaan obat ramin agar secara tepat diimplementasikan oleh petugas pelaksana.
3.5.2
No.
Tanggung Jawab dan Urutan Kerja
Flow chart
Penerimaan Abuki dari suplier
Deskripsi
Form
PIC
• Suplier memasok Abuki sesuai dengan order yang diinginkan.
-
Petugas Gudang Utama
• Abuki dibawa ke gudang utama dengan menggunakan lori angkutan oleh petugas pengangkut
-
Petugas Gudang Utama
• Menyusun Abuki di dalam gudang utama sesuai dengan jenisnya.
FM-3LB-07 FM-3LB-08
Petugas Gudang Utama
-
Petugas Gudang Utama
1.
2.
3.
Pemuatan Abuki dari pintu masuk ke gudang utama
Penyusunan Abuki di gudang utama
Pencampuran Abuki dengan kerosine menjadi minyak ramin
• Menginventarisasikan Abuki yang datang ke dalam buku stock gudang sehingga diketahui dengan jelas persediaan yang ada.
• Abuki dicampur dengan kerosine sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan.
4.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 12 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
No.
Flow chart
Revisi : 3
Deskripsi
Pengangkutan obat ramin dari gudang utama ke gudang pembantu di camp tengah 5.
• Pengangkutan obat ramin ke gudang pembantu di camp tengah dengan menggunakan lori angkutan.
Form
PIC
-
Petugas Harian
FM-3LB-07 FM-3LB-08
Petugas Gudang Pembantu
-
Petugas Gudang Pembantu & Petugas Penyempro tan
• Pengangkutan harus dimonitor oleh petugas gudang dan harian angkutan sehingga tidak ada limbah yang terjadi selama proses pengangkutan.
A
A
• Menyusun minyak ramin di dalam gudang pembantu sesuai dengan jenisnya
Penyusunan minyak ramin di gudang pembantu di camp tengah
• Menginventarisasikan minyak ramin yang datang ke dalam buku persediaan gudang pembantu sehingga diketahui dengan jelas persediaan yang ada.
6.
• Pemberian label pada masing-masing drum.
7.
Mutasi minyak ramin di gudang pembantu dan di lokasi penyemprotan
SOP Pengendalian Limbah
• Untuk penyemprotan minyak ramin digunakan alat penyemprotan. • Pengisian minyak ramin ke dalam tabung penyemprotan harus menggunakan alat bantu sehingga tidak terjadi tumpahan atau ceceran minyak ramin.
- Hal 13 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
No.
8.
Flow chart
Penyemprotan minyak ramin di lokasi penyemprotan
Revisi : 3
Deskripsi
Form
PIC
-
Petugas Penyempro tan
-
Spv. PLP
• Petugas harus menggunakan peralatan keamanan kerja ketika melakukan penyemprotan. • Penyemprotan harus dilakukan di lokasi yang telah ditentukan.
• Limbah minyak ramin yang terjadi dikumpulkan di dalam bak penampung Pengendalian limbah minyak ramin 9.
• Limbah minyak ramin dibawa dan dikumpulkan ke gudang utama dengan menggunakan jerigen, lalu disalurkan ke supplier / penampung yang menginginkan. • Pengiriman ke suplier / penampung
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 14 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
4.
Revisi : 3
INSTRUKSI KERJA
PENYUSUNAN DRUM OBAT RAMIN DI GUDANG UTAMA
TUJUAN Menjamin agar tidak terjadi pencemaran lingkungan pada proses penyusunan dan penyimpanan obat ramin di gudang utama.
RUANG LINGKUP Penyusunan drum obat ramin di gudang utama
REFERENSI SOP-3LB -07 (3)
DESKRIPSI 4.4.1
Petugas harus menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), berupa baju kerja, sarung tangan, masker, sepatu dan helm.
4.4.2
Susun drum obat ramin secara rapi di dalam gudang utama, terpisah antara yang berisi, yang kosong, yang tercampur siap pakai dan yang tercampur sedang dipakai.
4.4.3
4.4.4
Drum-drum obat ramin diberi label: 4.4.3.1
Obat ramin
:
4.4.3.2
Botol berisi (belum tercampur)
:
√
4.4.3.3
Botol / drum kosong obat ramin
:
×
4.4.3.4
Campuran obat ramin siap pakai
:
√√
4.4.3.5
Campuran obat ramin sedang dipakai
:
√√
Tanda-tanda / label yang telah dibuat, ditulis / ditempel pada badan drum dan pada papan pengumuman sebagai petunjuk.
4.4.5
Drum-drum yang kosong harus dikeluarkan dan disusun secara rapi di landasan di luar gudang, jida di alam bebas harus terlindung dari terpaan air hujan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 15 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
4.4.6
Revisi : 3
Tidak dibolehkan membuka tutup drum jika tidak digunakan untuk pencampuran atau mutasi bahan.
4.4.7
Petugas gudang harus memasukkan data jenis dan kapasitas bahan obat ramin ke dalam buku inventaris bahan, ditempelkan di dalam gudang dan di buku tally sheet petugas gudang.
4.4.8
Setelah dari gudang petugas harus membersihkan diri dan mencuci tangan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 16 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
5.
Revisi : 3
INSTRUKSI KERJA
PENGANGKUTAN OBAT RAMIN DARI GUDANG UTAMA KE GUDANG PEMBANTU DI HUTAN
5.1
TUJUAN Menjamin agar proses pengangkutan obat ramin dari gudang utama ke gudang pembantu di camp tengah terkendali dan tidak terjadi pencemaran lingkungan.
5.2
RUANG LINGKUP Pengangkutan drum berisi obar ramin dari gudang utama ke gudang pembantu di camp tengah.
5.3
REFERENSI SOP-3LB -07 (3)
5.4
DESKRIPSI 5.4.1
Petugas kerja harus menggunakan peralatan personal K3 berupa baju kerja, sepatu, helm, sarung tangan, dan masker.
5.4.2
Selama proses pengerjaan, petugas tidak diperkenankan untuk melakukan kontak langsung antara anggota badan dengan obat ramin (artinya harus menggunakan peralatan yang dipersyaratkan).
5.4.3
Setelah bekerja agar alat-alat disimpan ke tempat yang sudah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
5.4.4
Alat-alat kerja tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
5.4.5
Setiap jalan cabang rel di hutan dibuat 1 buah gudang sementara.
5.4.6
Pimpinan gudang mengawasi proses pemuatan obat ramin dari gudang ke lori angkutan dan mencatat semua bahan yang dimuat untuk diangkut.
5.4.7
Petugas gudang minyak menjelaskan lokasi tempat penyusunan / gudang sementara serta jumlah obat ramin di setiap gudang yang dimaksud.
5.4.8
Petugas gudang minyak memastikan agar drum-drum dalam keadaan tertutup rapat sebelum dimuat.
5.4.9
Petugas pengangkutan memuat drum ke atas lori menggunakan luncuran broti dengan bantuan pengungkit.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 17 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
5.4.10 Drum-drum di atas lori disusun sedemikian rupa agar dalam posisi kuat dan seimbang dan tiap lori drum disusun 1 atau 3 buah (harus ganjil), dimana kalau ada tiga drum dalam 1 lori, drum tersebut harus diikat dengan tali. 5.4.11 Petugas harus mengawasi angkutannya agar tidak jatuh atau tidak ada yang bocor, dan kalau ada kebocoran harus segera dipindahkan ke drum kosong. 5.4.12 Setiap kali pengangkutan harus disiapkan cadangan drum kosong berikut alat -alat penuangan standar untuk antisipasi kebocoran.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 18 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
6.
Revisi : 3
INSTRUKSI KERJA
PENYUSUNAN OBAT RAMIN DI GUDANG PEMBANTU DI HUTAN
TUJUAN Menjamin agar proses pemuatan dan penyusunan drum obat ramin di gudang pembantu terkendali serta tidak terjadi pencemaran lingkungan.
RUANG LINGKUP Pemuatan dan penyusunan drum berisi obat ramin dari gudang pembantu di hutan.
REFERENSI SOP-3LB -07 (3)
DESKRIPSI 6.4.1
Petugas kerja harus selalu menggunakan peralatan personal K3 berupa baju kerja, sepatu, helm, sarung tangan, dan masker.
6.4.2
Selama proses pengerjaan, petugas tidak diperkenankan untuk melakukan kontak langsung ant ara anggota badan dengan obat ramin (artinya harus menggunakan peralatan yang dipersyaratkan).
6.4.3
Setelah bekerja agar alat-alat disimpan ke tempat yang sudah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
6.4.4
Alat-alat kerja tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
6.4.5
Petugas pengangkutan setelah tiba di gudang sementara yang dituju, memuat obat ramin sesuai jumlah yang telah ditentukan oleh petugas gudang utama.
6.4.6
Pemuatan dilakukan dengan peralatan standar, yaitu broti dengan pengungkit.
6.4.7
Pemuatan dilakukan hati-hati agar tidak jatuh yang bisa berakibat drum bocor.
6.4.8
Petugas gudang harus mencatat jumlah minyak ramin yang masuk ke dalam buku persediaan (stok) gudang khusus untuk minyak ramin.
6.4.9
Drum-drum disusun dengan rapi pada gudang sementara serta dipisahkan antara yang berisi dan yang kososng.
6.4.10 Petugas
angkut
memberitahukan
ke
petugas
gudang
sementara
(petugas
penyemprotan jumlah obat ramin yang diserahkan. 6.4.11 Pada saat yang bersamaan, jika dibawa kembali ke gudang utama dan dalam keadaan tertutup rapat.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 19 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
7.
Revisi : 3
INSTRUKSI KERJA
MUTASI OBAT RAMIN DI GUDANG PEMBANTU DAN DI LOKASI PENYEMPROTAN
TUJUAN Menjamin agar penuangan obat ramin ke jerigen dan ke tabung terkendali dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP 7.2.1
Mutasi (penuangan isi) obat ramin ke jerigen di gudang pembantu
7.2.2
Mutasi (penuangan isi) obat ramin ke tabung penyemprotan di lokasi penyemprotan.
REFERENSI SOP-3LB -07 (3)
DESKRIPSI 7.4.1
Umum 7.4.1.1
Petugas penyemprotan harus
menggunakan perlengkapan personal
sebelum dan selama proses mutasi obat. 7.4.1.2
Alat perlengkapan kerja meliputi alat kerja (Penyemprot dan jerigen), alat K3 (baju kerja, sepatu, helm, sarung tangan, dan masker), alat gudang (corong, bak penampung tumpahan, pompa).
7.4.1.3
Alat kerja setelah digunakan harus disimpan di gudang pembantu, tidak boleh di sungai atau dekat sumur.
7.4.1.4
Setiap selesai suatu proses kegiatan, jerigen dan tabung harus ditutup rapat
7.4.1.5
Tidak dibolehkan adanya kontak langsung dengan badan.
7.4.1.6
Dilarang menggunakan alat lain selain yang diatur di dalam instruksi kerja ini dan juga tidak boleh dengan penuangan langsung.
7.4.2
Mutasi obat ramin dari drum ke jerigen di gudang pembantu 7.4.2.1
Siapkan jerigen dan penampung tumpahan.
7.4.2.2
Buka drum, masukkan pompa ke drum dan corong ke jerigen.
7.4.2.3
Pompalah agar obat ramin keluar dan masuk ke jerigen.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 20 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
7.4.2.4
Revisi : 3
Periksa dan amati agar jerigen tidak terlalu penuh dan harus ada ruang yang kosong ± 5 cm di ujung jerigen.
7.4.2.5
Setelah selesai, cabut corong dari tabung tunggu sampai benar-benar tidak ada tetesan, kemudian ditempatkan ke bak penampung dan setelah itu tutuplah dengan rapat jerigen tersebut.
7.4.2.6
Alat-alat kerja yang telah selesai dipakai, disimpan di tempat yang ditentukan di dalam gudang.
7.4.2.7 7.4.3
Pastikan bahwa drum ditutup dengan rapat.
Mutasi obat ramin dari drum ke tabung penyemprot di gudang pembantu 7.4.3.1
Siapkan tabung dan penampung tumpahan.
7.4.3.2
Buka drum, masukkan pompa ke drum/jerigen dan corong ke tabung.
7.4.3.3
Pompalah agar obat ramin keluar dan masuk ke tabung.
7.4.3.4
Periksa dan amati agar jerigen tidak terlalu penuh dan harus ada ruang yang kosong ± 5 cm di ujung tabung.
7.4.3.5
Setelah selesai, cabut corong dari tabung tunggu sampai benar-benar tidak ada tetesan, kemudian ditempatkan ke bak penampungan dan setelah itu tutuplah dengan rapat jerigen tersebut.
7.4.3.6
Alat-alat kerja yang telah selesai dipakai, disimpan di tempat yang ditentukan di dalam gudang.
7.4.3.7 7.4.4
Pastikan bahwa drum ditutup dengan rapat.
Mutasi obat ramin dari jerigen ke tong penyemprot di lokasi penyemprotan (TPn) 7.4.4.1
Siapkan tabung dan penampung tumpahan.
7.4.4.2
Tempatkan bak penampung di bawah tabung.
7.4.4.3
Buka tabung, masukkan corong ke tabung kemudian buka tutup jerigen lalu jerigen diangkat dan obat ramin dituangkan secara pelan-pelan ke dalam tabung.
7.4.4.4
Periksa agar tabung tidak terlalu penuh dan harus ada yang kosong setinggi ± 5 cm.
7.4.4.5
Setelah selesai, tutup jerigen cabut corong dari tabung dan tunggu sampai benar-benar tidak ada tetesan.
7.4.4.6
Kalau ada tetesan di bak penampung, maka sebelum dicabut dari tabung, masukkan dahulu obat ramin yang ada di bak penampung tersebut sampai habis (tidak ada tetesan).
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 21 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
7.4.4.7
Tutup tabung dengan rapat.
7.4.4.8
Simpan jerigen dan bak penampung serta corong di tempat yang aman dari gangguan dan keringkan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 22 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
8.
Revisi : 3
INSTRUKSI KERJA
PENYEMPROTAN OBAT RAMIN DI LOKASI PENYEMPROTAN
TUJUAN Menjamin agar proses penyemprotan obat ramin sesuai dengan kebutuhan dan tidak terjadi pencemaran lingkungan.
RUANG LINGKUP Penyemprotan obat ramin di TPn (tempat pengumpulan kayu) di hutan.
REFERENSI SOP-3LB -07 (3)
DESKRIPSI 8.4.1
Petugas penyemprotan harus menggunakan peralatan personal K3 (baju kerja, helm, sepatu, masker).
8.4.2
Dalam penyemprotan dilarang adanya kontak langsung dengan bahan.
8.4.3
Pada proses penyemprotan dilarang menggunakan alat lain selain tabung penyemprotan.
8.4.4
Penyemprotan dilakukan apabila semua alat-alat yang berhubungan dengan proses penyemprotan telah benar-benar siap baik petugas maupun alat kerja.
8.4.5
Kondisi tutup jerigen dan tabung sebelum dibawa ke lokasi penyemprotan harus dalam keadaan tertutup rapat.
8.4.6
Penyemprotan hanya dilakukan di tempat penampungan kayu ramin.
8.4.7
Penyemprotan dilakukan segera setelah kayu ramin disarad ke lokasi TPn.
8.4.8
Apabila hujan turun/cuaca mendung maka penyemprotan ditunda dan harus segera dilakukan penyemprotan ketika hujan berhenti/cuaca terang.
8.4.9
Petugas harus benar-benar memperhatikan proses penyemprotan agar tidak ada tetesan obat ramin ke tanah akibat penyemprotan yang terlalu berlebihan.
8.4.10
Jerigen tempat minyak ramin dan alat penyemprotan harus dikembalikan ke gudang sementara setelah pemakaian dan pastikan tertutup rapat.
8.4.11
Setelah selesai penyemprotan petugas harus membersihkan tangan dan badan hingga benar-benar bersih.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 23 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
9.
Revisi : 3
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN LIMBAH OBAT RAMIN DI GUDANG PEMBANTU
TUJUAN Menjamin agar sisa / tumpahan obat ramin yang terdapat di gudang pembantu terkendali dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengangkutan sisa / tumpahan bahan dari gudang sementara ke gudang pembantu.
REFERENSI SOP-3LB -07 (3)
DESKRIPSI 9.4.1
Petugas gudang dan pengangkut harus menggunakan peralatan personal K3 berupa baju kerja, helm, sepatu, masker, dan sarung tangan.
9.4.2
Setelah bekerja, petugas harus membersihkan seluruh anggota tubuh dan mencuci tangan sampai bersih.
9.4.3
Sisa / tumpahan (limbah) obat ramin di bak penampung dialirkan ke dalam jerigen khusus dengan menggunkan corong dan selang.
9.4.4
Sebelum digunakan petugas gudang sementara memeriksa jerigen apakah ada kerusakan / kebocoran.
9.4.5
Jerigen yang digunakan adalah jerigen yang berwarna putih sehingga isinya dapat dideteksi dari luar.
9.4.6
Periksa jerigen jangan terlalu penuh, sediakan ruang kosong setinggi ± 5 cm di dalam jerigen.
9.4.7
Setelah penuh jerigen harus benar-benar tertutup rapat dan diletakkan di tempat yang aman.
9.4.8
Jerigen limbah obat ramin dinaikkan di atas lori pengangkut dan dibawa ke gudang utama.
9.4.9
Petugas pengangkut harus membawa jerigen dan alat-alat kerja cadangan untuk mengantisipasi bila terjadi kebocoran sewaktu pengangkutan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 24 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
9.4.10
Revisi : 3
Petugas mengawasi jangan sampai terjadu tumpahan / tetesan obat ramin di sepanjang jalan, seandainya terjadi kebocoran maka lori harus dihentikan dan limbah ramin dipindahkan ke jerigen yang lain.
9.4.11
Setelah sampai di gudang pusat, jerigen-jerigen tersebut dikumpulkan bersama dengan jerigen-jerigen yang lain dan diletakkan di tempat terpisah di dalam gudang obat ramin.
9.4.12
Jerigen-jerigen yang berisi limbah ramin diberi label
*
untuk membedakannya
dengan jerigen-jerigen yang lain.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 25 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
10. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN LIMBAH OBAT RAMIN DI GUDANG UTAMA
TUJUAN Menjamin agar limbah obat ramin di gudang utama dapat dikendalikan dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengendalian limbah obat ramin di gudang utama.
REFERENSI SOP-3LB -07(3)
DESKRIPSI 10.4.1
Petugas harus menggunakan peralatan keselamatan kerja (K3) seperti baju kerja, helm, masker, sepatu, sarung tangan.
10.4.2
Setelah bekerja petugas harus membersihkan badan dan mencuci tangan sampai bersih.
10.4.3
Limbah bahan bakar yang berada di bak penampungan di gudang utama dialirkan ke alam jerigen dengan menggunakan corong dan selang.
10.4.4
Petugas harus memeriksa kondisi jerigen, apakah terdapat kerusakan atau kebocoran.
10.4.5
Jerigen yang digunakan untuk menampung limbah obat ramin harus berwarna putih sehingga isinya dapat dideteksi dari luar.
10.4.6
Periksa jerigen jangan sampai terlalu penuh, sediakan ruang kosong setinggi ± 5 cm di dalam jerigen.
10.4.7
Jerigen yang telah penuh oleh limbah obat ramin harus ditutup rapat dan diletakkan di tempat yang aman di dalam gudang obat ramin dan diberi label
10.4.8
*
Jerigen-jerigen tersebut harus dikeluarkan dari lokasi kerja dengan menggunakan lori pengangkut.
10.4.9
Jerigen-jerigen di atas lori disusun sedemikian rupa agar dalam posisi kuat dan seimbang.
10.4.10
Petugas membawa jerigen yang telah berisi limbah obat ramin keluar untuk disalurkan ke penampung/penadah.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 26 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
10.4.11
Revisi : 3
Petugas pengangkut harus membawa jerigen dan alat-alat kerja cadangan untuk mengantisipasi bila terjadi kebocoran di perjalanan dari gudang utama ke pintu masuk logpond.
10.4.12
Selama perjalanan ke pintu masuk logpond, petugas harus mengawasi agar tidak terjadi tumpahan / ceceran limbah, jika terjadi kebocoran maka lori harus dihentikan dan limbah obat ramin dipindahkan ke jerigen yang lain.
10.4.13
Petugas harus menjaga jerigen tersebut benar-benar sampai diambil oleh supplier/ penampung.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 27 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
11. PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN LIMBAH RUMAH TANGGA
TUJUAN Menjamin lingkungan hidup dan kerja yang bersih, sehat dan ramah lingkungan dengan menjaga keseimbangan ekologi yang ada.
RUANG LINGKUP 11.2.1
Pengendalian limbah organik rumah tangga
11.2.2
Pengendalian limbah in-organik rumah tangga
REFERENSI SOP-3LB -07 (1)
DEFINISI 11.4.1
Limbah adalah sisa / hasil / bahan pendukung dari suatu proses yang dapat membawa atau mengakibatkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik dan benar.
11.4.2
Pengendalian Limbah adalah proses perencanaan, pengaturan dan pengolahan limbah sehingga menghasilkan produk yang tidak merugikan manusia dan lingkungan hidup.
11.4.3
Limbah Rumah Tangga adalah limbah yang ditimbulkan dari aktifitas rumah tangga di areal kerja perusahaan oleh karyawan dan pekerja hutan.
11.4.4
Limbah Organik adalah limbah yang berasal/bersumber dari mahluk hidup atau limbah yang dapat terurai secara alami tanpa seperti sisa makanan, kertas, kotoran, dan lain-lain.
11.4.5
Limbah an-organik adalah limbah yang tidak dapat terurai secara alami atau limbah yang dapat terurai setelah melalui pengolahan limbah secara khusus seperti plastik, kaleng, botol kaca, aluminium, dan lain-lain.
11.4.6
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah tempat pengumpulan terakhir dari sampah yang ada di kamp atau perusahaan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 28 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
DESKRIPSI 11.5.1
Ketentuan Umum 11.5.1.1 Pengendalian limbah rumbah tangga dilakukan di areal operasional PT. Diamond Raya Timber. 11.5.1.2 Sistem pengendalian limbah rumah tangga mempunyai sasaran agar seluruh limbah rumah tangga dapat mencapai minimalisasi yang bisa ditargetkan dan sesuai dengan standar kesehatan. 11.5.1.3 Supervisor pengendalian limbah bertanggung jawab atas pengendalian limbah rumah tangga agar secara tepat diimplementasikan oleh seluruh karyawan/pekerja hutan dan anggota rumah tangga yang berada di kantor, camp / mess karyawan dan pondok kerja.
11.5.2
No. 1.
Tanggung Jawab dan Urutan Kerja
Flow chart
Deskripsi
Form
PIC
Pengendalian limbah organik rumah tangga
• Sampah-sampah organik yang dihasilkan para karyawan akibat aktifitas rumah tangga dimasukkan ke dalam kantong plastik
-
Spv. PLP
FM-3LB-09
Spv. PLP
• Kantong-kantong plastik tersebut akan dikumpulkan di TPA oleh petugas harian kebersihan.
2.
Pengendalian limbah in-organik rumah tangga
• Sampah-sampah in-organik yang dihasilkan dibuang ke tong sampah • Oleh petugas harian kebersihan atau warga, sampah-sampah tersebut dipisahkan menurut jenis bahannya. • Sampah in-organik yang berupa botol, kaleng, besi dan aluminium dikumpulkan lalu disalurkan ke penampung yang menginginkan. • Sampah-sampah in-organik yang berupa plastik, dan jenis lainya dikumpulkan dan diangkut ke TPA untuk di proses sebagaimana mestinya.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 29 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
No.
Flow chart
Deskripsi
Form
PIC Spv. PLP
3.
• Petugas harian kebersihan melakukan pengumpulan sampah in-organik yang tercecer di sekitar kantor, camp dan pondok kerja PT. Diamond Raya Timber
-
Pengumpulan sampah in-organik oleh petugas
• Monitoring kebersihan bse camp dan camp tengah di dalam hutan minimal setiap satu buan sekali oleh Supervisor Pengendalian Limbah & Pelatihan
FM-3LB-10
Spv. PLP
• Pengarahan dan sosialisasi peraturan pengendalian rumah tangga terhadap karyawan dan pekerja di dalam hutan secara kontinyu harus terus dilakukan minimal dilakukan setiap satu minggu sekali
FM-3LB-11
Spv. PLP
4.
5.
Monitoring Kebersihan
Sosialisasi dan Pengarahan
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 30 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
12. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA
TUJUAN Menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dengan menjaga keseimbangan lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengendalian sampah organik rumah tangga dan lingkungan kerja.
REFERENSI SOP-3LB -07 (14)
DEFINISI Limbah organik merupakan limbah yang bersumber / berasal dari makhluk hidup seperti kotoran, sisa makanan, kertas dan lain-lain.
DESKRIPSI 12.5.1
Petugas
kebersihan
harus
menggunakan
peralatan
K3
(Kesehatan
dan
Keselamatan Kerja) seperti sarung tangan, sepatu, helm, masker pelindung dan peralatan bantu lainnya seperti sekop, penggaruk dan karung. 12.5.2
Petugas harus membersihkan badan dan mencuci tangan setelah selesai bertugas.
12.5.3
Setiap orang harus membuang sampah pada tempat yang disediakan.
12.5.4
Seksi pengendalian limbah menyediakan tong sampah di lokasi strategis di sekitar kantor (camp) dan di perumahan karyawan.
12.5.5
Sampah organik kering harus dibuang pada tong sampah.
12.5.6
Seksi pengendalian limbah menyediakan kantong plastik untuk menampung sampah organik basah.
12.5.7
Penghuni rumah / mess harus mengikat kantong-kantong plastik yang telah penuh, kemudian harus diletakkan di tong sampah.
12.5.8
Petugas
kebersihan
harus
mengangkat
sampah
dari
tong
sampah
dan
mengumpulkan sampah yang berserakan di halaman camp serta membawanya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 31 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
12.5.9
Petugas kebersihan membakar sampah organik kering yang ada TPA
12.5.10
Sampah-sampah organik basah harus dikeluarkan oleh petugas kebersihan, kemudian menggali lubang dengan diameter 0,5 meter dan kedalaman 1 meter. Selanjutnya memasukkan sampah-sampah tersebut ke dalam lubang yang telah dibuat dan setelah semua sampah-sampah tersebut dimasukkan maka lubang harus ditutup kembali dengan tanah.
12.5.11
Penutupan lubang harus dilakukan dengan rapat supaya tidak tercium oleh hewan perusak (anjing atau tikus).
12.5.12
Seksi pengendalian limbah harus menyediakan pengumuman, himbauan dan ajakan baik secara lisan maupun berupa tulisan guna menggugah dan meningkatkan kesadaran setiap orang atas implementasi instruksi kerja ini.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 32 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
13. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN LIMBAH AN-ORGANIK RUMAH TANGGA
TUJUAN Menciptakan lingkungan rumah dan kantor yang teratur, bersih dan sehat ramah lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengendalian limbah an-organik rumah tangga dan lingkungan kerja.
REFERENSI SOP-3LB -07 (14)
DEFINISI Limbah an-organik merupakan limbah yang bersumber / berasal dari bukan makhluk hidup atau limbah yang tidak bisa terurai seperti plastik, kaleng, besi, botol dan lain-lain.
DESKRIPSI 13.5.1
Petugas
kebersihan
harus
menggunakan
peralatan
K3
(Kesehatan
dan
Keselamatan Kerja) seperti sarung tangan, sepatu, helm, masker pelindung dan peralatan bantu lainnya seperti: sekop, penggaruk dan karung. 13.5.2
Petugas harus membersihkan badan dan memcuci tangan setelah selesai bertugas.
13.5.3
Setiap orang harus membuang sampah pada tempat yang disediakan.
13.5.4
Seksi pengendalian limbah menyediakan tong sampah di lokasi strategis di sekitar kantor (camp) dan di perumahan karyawan.
13.5.5
Sampah-sampah an-organik harus dibuang dan dikumpulkan di tong sampah.
13.5.6
Petugas
kebersihan
harus
mengangkat
sampah
dari
tong
sampah
dan
mengumpulkan sampah yang berserakan di halaman camp serta membawanya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). 13.5.7
Jangan sampai ada sampah yang tercecer ke tanah ketika proses pengumpulan.
13.5.8
Di TPA, sampah-sampah an-organik dipisahkan sesuai jenisnya.
13.5.9
Sampah an-organik yang telah dipisahkan kemudian dimasukkan ke karung untuk dibawa ke penampung / diambil oleh penampung.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 33 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
14. PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN LIMBAH PENGGUNAAN SABUN ONGKAK
TUJUAN Menjamin agar penggunaan sabun ongkak untuk produksi terkendali dengan baik dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengendalian penggunaan sabun ongkak untuk operasional produksi.
REFERENSI SOP-3LB -07(2)
DEFINISI 14.4.1
Limbah adalah sisa / hasil / bahan pendukung suatu proses yang dapat membawa dampak negatif bagi manusia dan lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik dan benar.
14.4.2
Pengendalian
limbah
adalah
suatu
cara
perencanaan,
pengaturan,
dan
pengolahan limbah sehingga menghasilkan suatu produk yang tidak merugikan manusia dan lingkungan hidup. 14.4.3
Sabun ongkak adalah sabun batangan yang digunakan untuk memperlicin jalan kuda-kuda untuk penyaradan kayu.
14.4.4
Limbah penggunaan sabun ongkak adalah limbah yang terjadi akibat penggunaan sabun batangan di jalan kuda-kuda untuk mempermudah penyaradan kayu.
DESKRIPSI KERJA 14.5.1
Ketentuan umum 14.5.1.1 Pengendalian limbah penggunaan sabun ongkak dilakukan di areal operasional PT. Diamond Raya Timber. 14.5.1.2 Sistem pengendalian limbah penggunaan sabun ongkak mempunyai sasaran agar penggunaan sabun ongkak dapat meminimalisasi dampak atau limbah yang mungkin dihasilkan. 14.5.1.3 Supervisor pengendalian limbah bertanggung jawab atas pengendalian limbah dan penggunaan sabun ongkak secara tepat diimplementasikan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 34 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
14.5.2
Tanggung jawab dan urutan kerja
No.
Kegiatan
1
Pengadaan dan penyimpanan sabun ongkak
2
Revisi : 3
Penggunaan sabun ongkak di hutan
SOP Pengendalian Limbah
Deskripsi
Form
- sabun ongkak yang disorder disimpan di dalam kantin
FM-3LB-12
- penyimpanan harus terpisah dari bahan-bahan lainnya. - mutasi sabun ongkak harus tercatat dengan tertib - sabun-sabun dibawa ke hutan oleh petugas tebang kayu. - penempatan sabun-sabun ongkak harus diperhatikan jangan sampai menimbulkan pencemaran pada bahan makanan dan lingkungan.
PIC
Spv. PLP
-
Spv. PLP
- Hal 35 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
15. INSTRUKSI KERJA PENGADAAN DAN PENYIMPANAN SABUN ONGKAK
TUJUAN Menjamin agar pengadaan dan penyimpanan sabun batangan untuk jalan ongkak terkendali dengan baik dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengadaan dan penyimpanan sabun ongkak di kantin.
REFERENSI SOP-3LB -07 (17)
DESKRIPSI 15.4.1
Petugas kantin mengorder sabun ongkak sesuai kebutuhan operasi tebangan (FM-3LB-04).
15.4.2
Petugas bongkar muat harus telah berada di pintu masuk untuk menerima dan mengecek kesesuaian jumlah orderan sabun.
15.4.3
Sabun ongkak harus dipisahkan dari barang-barang orderan lain.
15.4.4
Sabun harus dimasukkan ke dalam suatu tempat/karung agar tidak mencemari barang-barang yang lain.
15.4.5
Sabun dibawa masuk ke lokasi dengan menggunakan lori pengangkut.
15.4.6
Petugas kantin mencatat jumlah orderan sabun yang datang ke dalam buku inventaris kantin dan daftar stock ditempel di gudang.
15.4.7
Di dalam kantin, petugas bongkar muat harus meletakkan sabun terpisah dengan barang-barang yang lain.
15.4.8
Alasi tempat sabun ongkak dengan plastik, kertas atau karton.
15.4.9
Sabun ongkak yang dibawa ke lokasi operasional (hutan) harus dibungkus dengan pembungkus plastik / kertas.
15.4.10
Petugas bongkar muat harus menggunakan sarung tangan ketika menangami pemuatan sabun.
15.4.11
Petugas kantin mencatat setiap ada mutasi jumlah sabun ongkak di kantin.
15.4.12
Setelah melakukan tugas pemuatan sabun, petugas harus mencuci tangan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 36 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
16. INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN SABUN ONGKAK DI HUTAN
TUJUAN Menjamin agar penggunaan sabun batangan untuk jalan ongkak terkendali dengan baik dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Penggunaan sabun untuk memperlicin jalan kuda-kuda di hutan.
REFERENSI SOP-3LB -07 (17)
DESKRIPSI 16.4.1
Petugas harus memakai peralatan personal (K3) berupa baju kerja, sarung tangan, masker pelindung, sepatu, dan helm.
16.4.2
Pekerja harus mencuci tangan setelah mengoleskan sabun pada jalan kuda-kuda.
16.4.3
Penggunaan sabun ongkak untuk jalan 10 km ditetapkan ± 25 batang.
16.4.4
Sabun kuda-kuda dibawa ke hutan oleh pekerja-pekerja penebang kayu/petak.
16.4.5
Sabun harus tetap dalam keadaan terbungkus rapat.
16.4.6
Sabun harus disimpan oleh masing-masing rombongan petak, terpisah dari bahan makanan dan minuman.
16.4.7
Membawa sabun ke lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan dan dalam keadaan terbungkus.
16.4.8
Sebelum menyarad pohon ke TPn, jalan kuda-kuda harus telah diolesi dengan sabun.
16.4.9
Pengolesan sabun dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi ceceran pada jalan ongkak / sarad.
16.4.10
Sisa sabun yang tidak habis untuk pengolesan harus disimpan, yang digunakan untuk pengolesan berikutnya atau untuk keperluan lain.
16.4.11
Sisa sabun dibawa kembali ke penyimpanan di pondok dalam keadaan terbungkus
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 37 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
17. PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN LIMBAH PEMANENAN KAYU
TUJUAN Menjamin agar sisa pembalakan dimanfaatkan secara maksimal dan dapat meminimalisasi kerusakan pada tegakan sisa.
RUANG LINGKUP Pengendalian limbah akibat proses produksi (pemanenan kayu).
REFERENSI SOP-3LB -07 (1)
DEFINISI 17.4.1
Limbah adalah sisa / hasil / bahan pendukung suatu proses yang dapat membawa dampak negatif bagi manusia dan lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik dan benar.
17.4.2
Pengendalian
limbah
adalah
suatu
cara
perencanaan,
pengaturan,
dan
pengolahan limbah sehingga menghasilkan suatu produk yang tidak merugikan manusia dan lingkungan hidup. 17.4.3
Limbah produksi adalah limbah yang terjadi dari aktifitas-aktifitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
17.4.4
Sisa pembalakan adalah bagian-bagian dari pohon tebangan yang oleh pembatas ukuran-ukuran tertentu tidak dapat dimasukkan ke dalam produksi kayu.
17.4.5
Limbah kerusakan pohon adalah batang dan cabang kayu yang pecah, patah, dan pohon-pohon lain yang ikut tertumbang akibat posisi / struktur pohon dan tajuk yang sulit dikendalikan lagi dengan metode arah rebah atau kondisi di luar jangkauan perencanaan.
DESKRIPSI 17.5.1
Ketentuan umum 17.5.1.1 Pengendalian limbah produksi dilakukan di areal operasional PT Diamond Raya Timber. 17.5.1.2 Sistem pengendalian limbah mempunyai sasaran agar terjamin efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumberdaya hutan menuju kelestarian hasil.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 38 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
17.5.2
Revisi : 3
Tanggung jawab dan urutan kerja
No.
Kegiatan
Deskripsi
Form
1
Sisa (waste) kayu pembalakan dipotong-potong menurut ukuran yang ditentukan lalu dikumpulkan di suatu tempat untuk mempermudah pemanfaatan.
FM-3LB-13
Pemanfaatan sisa (waste) pembalakan
Pohon-pohon yang ikut rusak/tumbang akibat penebangan dipotong-potong sesuai ukuran yang telah ditentukan untuk pembuatan jarijari dan laci-laci galangan.
FM-3LB-13 FM-3LB-14
2
Pemanfaatan limbah/kerusakan pohon akibat penebangan
Bahan-bahan TPn yang telah habis masa stok kayunya diseleksi untuk dibuat bantalan kembali
FM-3LB-13
-
3
4
Pemanfaatan ulang bahan pelabuhan TPn
Pengendalian bahan galangan
SOP Pengendalian Limbah
-
FM-3LB-14
Spv. PLP
Spv. PLP
FM-3LB-14 Spv. PLP
Bahan-bahan yang telah diseleksi dipotong-potong sesuai ukuran lalu dibawa ke TPn yang baru.
Jika bahan galangan tidak diperoleh dari sisa penebangan atau pemanfaatan kayu maka kayu yang boleh dipergunakan adalah kayu non komersil yang jenisnya banyak di daerah tebangan
PIC
FM-3LB-13 FM-3LB-14 Spv. PLP
- Hal 39 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
18. INSTRUKSI KERJA PEMANFAATAN SISA PEM BALAKAN
TUJUAN Menjamin agar sisa pembalakan dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan tidak merusak lingkungan.
RUANG LINGKUP Pemanfaatan sisa (waste) pembalakan di areal operasi / hutan yang terjadi pada proses pembalakan.
REFERENSI SOP-3B-07 (20)
DESKRIPSI 18.4.1
Petugas rombongan pencari bahan galangan harus menggunakan peralatan personal K3 berupa sepatu dan helm.
18.4.2
Dalam bekerja petugas harus menggunakan peralatan kerja berupa chainsaw kecil, gergaji, parang, tali pengikat.
18.4.3
Sisa (waste) penebangan berupa ujung batang yang tidak dapat ditentukan sebagai
produksi
kayu
langsung
dipotong-potong
dan
dibersihkan
lalu
dikumpulkan di suatu tempat di lokasi penebangan untuk mempermudah pengangkutan dan pemanfaatan. 18.4.4
Sisa (waste) penebangan dipotong dan dibersihkan dengan kriteria: 18.4.4.1 Diameter 20 cm dan panjang 6 meter dimanfaatkan sebagai bujuran galangan dan bantalan pelabuhan. 18.4.4.2 Diameter 20 cm dan panjang 3 meter dimanfaatkan sebagai badan bantalan dan bujuran galangan jalan / pelabuhan (TPn). 18.4.4.3 Diameter 15 cm dan panjang 6 meter dimanfaatkan sebagai bahan laci-laci galangan jalan dan pelabuhan (TPn). 18.4.4.4 Diameter < 15 cm dan panjang < 6 meter dimanfaatkan sebagai jari-jari (9 cm x17 cm x 1.7 m).
18.4.5
Petugas harus memastikan bahwa letak lokasi penimbunan kayu aman, tidak digenangi air, dapat terjangkau dan tidak terlalu jauh untuk dibawa keluar dengan menggunakan lori pengangkut.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 40 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
18.4.6
Revisi : 3
Petugas / rombongan pencari bahan mengangkut hasil pemanfaatan limbah sisa pembalakan dari TPn ke lokasi jalan yang akan diperbaiki yang telah ditentukan oleh pengatur angkutan dan jalan hutan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 41 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
19. INSTRUKSI KERJA PEMANFAATAN LIMBAH KERUSAKAN POHON AKIBAT PENEBANGAN
TUJUAN Menjamin agar limbah / kerusakan pohon akibat penebangan dapat dimanfaatkan secara maksimal, tidak merusak dan mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pemanfaatan limbah / kerusakan pohon akibat penebangan di lokasi / hutan yang terjadi pada proses pembalakan kayu.
REFERENSI SOP-3B-07 (20)
DESKRIPSI 19.4.1
Petugas cari bahan atau tarik kayu harus menggunakan peralatan personal K3 berupa helm dan sepatu.
19.4.2
Dalam bekerja petugas harus menggunakan alat bantu seperti chainsaw, gergaji dan parang.
19.4.3
Pohon yang rusak akibat penebangan (limbah) yang tidak termasuk atau tidak dapat digunakan sebagai produksi langsung dipotong-potong dan dibersihkan di lokasi penebangan agar mudah diangkut.
19.4.4
Lokasi dimana bahan disimpan harus dalam keadaan kering, jangan ada genangan air dan harus dipastikan pengangkutan limbah keluar dapat terjangkau dengan waktu yang tidak terlalu lama.
19.4.5
Pemanfaatan limbah kerusakan pohon dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 19.4.5.1 Kayu komersil, diameter ≥ 30 up dimanfaatkan sebagai produksi khusus seperti papan, galangan jalan. 19.4.5.2 Kayu non komersil, diameter ≥ 30 up dibuat jari-jari. 19.4.5.3 Kayu diameter 20 cm dimanfaatkan sebagai bahan bantalan galangan jalan dan / atau pelabuhan. 19.4.5.4 Kayu berdiameter ± 15 cm dan panjang 6 meter dimanfaatkan sebagai laci-laci galangan jalan / pelabuhan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 42 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
19.4.5.5 Kayu berdiameter < 8 cm dan panjang 1.7 m dimanfaatkan sebagai jarijari. 19.4.5.6 Kayu berukuran 9 cm x 17 cm x 1.7 m dimanfaatkan sebagai jari-jari. 19.4.6
Petugas pencari bahan mengangkut hasil pemanfaatan limbah ini dengan loko ke lokasi yang ditentukan oleh pengatur angkutan dan jalan hutan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 43 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
20. INSTRUKSI KERJA PEMANFAATAN ULANG BAHAN PELABUHAN TPn
TUJUAN Menjamin agar kayu / bahan konstruksi pelabuhan (TPn) yang sudah habis stock kayunya dapat dimanfaatkan secara optimal dengan tidak merusak dan mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pemanfaatan ulang bahan pelabuhan TPn di lokasi hutan.
REFERENSI SOP-3LB -07 (20)
DESKRIPSI 20.4.1
Petugas cari bahan atau tarik kayu harus menggunakan peralatan personal K3 berupa helm dan sepatu.
20.4.2
Dalam bekerja petugas harus menggunakan alat bantu seperti chainsaw, gergaji dan parang.
20.4.3
Petugas pencari bahan menyeleksi bahan-bahan di TPn (pelabuhan) yang masih kuat dan diperkirakan masih mampu dimanfaatkan kembali sebagai bahan galangan rel selama 1 tahun berupa bantalan dan laci-laci pelabuhan
20.4.4
Bahan-bahan yang diseleksi untuk dimanfaatkan kembali adalah yang mempunyai kriteria sebagai berikut: 20.4.4.1 Bantalan berdiameter 20 cm dan panjang 6 m 20.4.4.2 Bantalan berdiameter 20 cm dan panjang 3 m 20.4.4.3 Bantalan berdiameter 15 cm dan panjang 6 m
20.4.5
Bahan-bahan yang telah diseleksi dikumpulkan di suatu tempat di sekitar pelabuhan TPn yang dibongkar untuk mempermudah pengangkutan.
20.4.6
Petugas menggunakan lori pengangkut untuk membawa bahan-bahan yang masih bisa digunakan ke lokasi pelabuhan TPn yang baru.
20.4.7
Sisa-sisa kayu TPn yang tidak dimanfaatkan dikumpulkan di suatu tempat yang terpisah dengan bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan, kemudian diangkat dengan loko ke lokasi yang ditentukan oleh Pengatur Angkutan dan Jalan Hutan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 44 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
21. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN BAHAN GALANGAN
TUJUAN Menjamin agar penggunaan bahan/kayu untuk pembuatan galangan dapat terkendali dengan mengurangi kerusakan sumberdaya hutan akibat penggunaan bahan jalan.
RUANG LINGKUP Pengendalian penggunaan kayu sebagai bahan galangan.
REFERENSI SOP-3LB -07 (3)
DESKRIPSI 21.4.1
Petugas cari bahan atau tarik kayu harus menggunakan peralatan personal K3 berupa helm dan sepatu.
21.4.2
Dalam bekerja petugas harus menggunakan alat bantu seperti chainsaw, gergaji dan parang.
21.4.3
Petugas galangan hanya dibolehkan menggunakan pohon jenis non komersil yang jumlahnya banyak di areal tebangan apabila kayu-kayu dari sisa penebangan dan kerusakan pohon akibat penebangan tidak mencukupi untuk pembuatan galangan.
21.4.4
Sebelum digunakan petugas harus memeriksa daftar kayu galangan untuk menentukan jenis kayu yang akan diambil.
21.4.5
Petugas dilarang menggunkan kayu komersil dan non komersil yang jumlahnya sedikit di areal tebangan.
21.4.6
Penggunaan kayu harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhan galangan yang akan dibuat.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 45 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
22. INSTRUKSI KERJA PEMANFAATAN ULANG BAHAN BEKAS JALAN REL DAN JALAN SARAD / ONGKAK
TUJUAN Menjamin agar kayu/bahan bekas jalan jalan rel dan jalan sarad/ongkak yang masih layak pakai dapat dimanfaatkan kembali untuk pembuatan jalan rel dan/atau jalan sarad/ongkak di tempat lain.
RUANG LINGKUP Semua kegiatan yang menyangkut pemanfaatan ulang kayu/bahan bekas jalan rel dan sarad ongkak di lokasi hutan.
REFERENSI SOP-3LB -07 (20)
DESKRIPSI 22.4.1
Petugas pencari bahan atau tarik kayu harus menggunakan peralatan personal K3 berupa helm dan sepatu.
22.4.2
Dalam bekerja petugas harus menggunakan alat bantu seperti chainsaw, kampak dan parang.
22.4.3
Petugas pencari bahan menyeleksi bahan-bahan di bekas jalan rel
dan jalan
sarad/ongkak yang masih kuat dan diperkirakan masih mampu dimanfaatkan kembali sebagai bahan jari-jari atau galangan rel selama 1 tahun. 22.4.4
Bahan-bahan yang diseleksi untuk dimanfaatkan kembali adalah yang tidak growong dan bekas takukan tidak melebihi 1/10 dari diameter kayu.
Adapun
ukuran panjang dan diameternya adalah sebagai berikut: 22.4.4.1 Bantalan berdiameter 20 cm dan panjang 6 m 22.4.4.2 Bantalan berdiameter 20 cm dan panjang 3m 22.4.4.3 Bantalan berdiameter 15 cm dan panjang 6 m 22.4.4.4 Jari-jari berdiameter 10 –15 dan panjang 170 cm 22.4.5
Bahan-bahan yang telah diseleksi dikumpulkan di suatu tempat yang berdekatan dengan jaringan rel, untuk mempermudah pengangkutan.
22.4.6
Petugas menggunakan lori pengangkut untuk membawa bahan-bahan yang masih bisa digunakan ke lokasi pembuatan jaringan rel yang akan dibuat.diperbaharui.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 46 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
23. PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN LIMBAH BAHAN BAKAR
TUJUAN 23.1.1
Menjamin agar bahan bakar yang digunakan di dalam proses produksi tidak mencemari lingkungan.
23.1.2
Membentuk suatu sistem pengendalian limbah bahan bakar dengan melibatkan semua unsur yang terdapat di lokasi kerja sehingga kemungkinan pencemaran lingkungan dapat ditanggulangi secepatnya.
RUANG LINGKUP Pengendalian limbah bahan bakar (bensin, solar, oli, dan karosine) di areal operasional.
REFERENSI SOP-3LB -07(2)
DEFINISI 23.4.1
Bahan bakar minyak adalah fraksi minyak bumi hasil dari destilasi (penyulingan) bertingkat yang digunakan untuk menjalankan mesin bermotor maupun mesin produksi.
23.4.2
Bahan bakar minyak yang dimaksud di sini adalah minyak tanah, bensin, solar, oli sae (oli 10, 40, 90, 140 dan oli kotor) serta stenpet.
23.4.3
Bensin adalah fraksi terpenting hasil penyulingan minyak bumi yang memiliki atom 0
carbon (C) sebanyak 6 (Benzena) dengan titik didih sebesar 30-200 C. 23.4.4
Solar adalah fraksi hasil penyulingan minyak bumi yang memiliki atom carbon (C) 0
sebanyak 12 dengan titik didih sebesar 170-250 C. 23.4.5
Karosine/minyak tanah adalah fraksi hasil penyulingan minyak bumi yang memiliki 0
atom carbon (C) sebanyak 12 dengan titik didih sebesar 70-160 C. 23.4.6
Oli adalah fraksi hasil penyulingan binyak bumi yang memiliki atom carbon (C) 0
sebanyak 16 dengan titik didih sebesar 350 C.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 47 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
DESKRIPSI 23.5.1
Ketentuan umum 23.5.1.1 Pengendalian limbah bahan kabakr adalah usaha-usaha terkendali yang dilakukan di tempat-tempat tertentu di areal operasional PT Diamond Raya Timber. 23.5.1.2 Sistem pengelolaan bahan bakar minyak mempunyai sasaran agar seluruh proses-proses yang terkait dengan penggunaan bahan bakar minyak mencapai minimalisasi limbah yang mungkin dicapai. 23.5.1.3 Limbah bahan bakar yang dihasilkan dari sisa atau tumpahan pada waktu proses produksi wajib dikelola dengan baik 23.5.1.4 Supervisor Pengendalian Limbah bertanggung jawab atas pengendalian pada
proses
pengelolaan
bahan
bakar
agar
secara
tepat
diimplementasikan oleh petugas pelaksana. 23.5.2
Tanggung jawab dan urutan kerja
No.
Kegiatan
Deskripsi
Form
Supplier mengisi bahan bakar sesuai dengan order di pintu masuk logpond
-
1
Pengisian drum bahan bakar di pintu masuk logpond
Dari simpang, bahan bakar dibawa ke gudang utama dengan menggunakan lori angkutan oleh petugas pengangkut.
-
2
Pemuatan drum bahan bakar dari pintu masuk ke gudang utama
3
Penyusunan drum bahan bakar di gudang utama
-
Menyusun bahan bakar di dalam gudang utama sesuai dengan jenisnya.
-
Menginventarisasibahan bakar yang datang ke dalam buku stok gudang sehingga diketahui dengan jelas persediaan yang ada. Pemberian label pada masing-masing drum.
-
4
Pengangkutan bahan bakar dari gudang utama ke gudang pembantu
SOP Pengendalian Limbah
-
Drum-drum berisi bahan bakar dibawa ke gudang pembantu dengan menggunakan lori pengangkut. Pengangkutan bahan bakar dilakukan petugas harian pengangkut.
PIC Petugas gudang utama
Petugas gudang utama FM-3LB-15
Petugas gudang utama
-
Petugas gudang pembantu
- Hal 48 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
No.
Kegiatan
Deskripsi -
5
Pemuatan dan penyusunan bahan bakar di gudang pembantu, camp tengah
-
-
-
6
Penggunaan bahan bakar untuk operasional produksi di camp tengah dan logpond
-
-
-
-
7
Pengendalian limbah bahan bakar
SOP Pengendalian Limbah
Revisi : 3
-
Form
Menyusun bahan bakar di dalam gudang pembantu sesuai dengan jenisnya. Menginventarisasi bahan bakar yang datang ke dalam buku persediaan gudang pembantu sehingga diketahui dengan jelas persediaan yang ada. Pemberian label pada masing-masing drum.
FM-3LB-15
Penggunaan bahan bakar di gudang diesel camp tengah dan logpond. Penggunaan bahan bakar di bengkel las, logpond Penggunaan bahan bakar untuk untuk mesin chainsaw, excavator, robin, loco, PH Bahan bakar dibawa ke lokasi pemakaian dengan menggunakan jerigen/drum dengan sistem pengangkutan menggunakan lori pengangkut.
FM-3LB-15
Limbah-limbah di lokasi pemakaian ditampung di dalam bak penampungan Limbah-limbah yang terjadi dibawa ke gudang utama dengan menggunakan jerigen
-
PIC
Petugas gudang pembantu
Petugas / operator masingmasing mesin
Spv. PLP
Jerigen-jerigen yang telah penuh ditutup rapat dan dibawa keluar lokasi dan dikembalikan ke supplier atau diberikan ke penampung.
- Hal 49 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
24. INSTRUKSI KERJA PENGISIAN BAHAN BAKAR DI PINTU MASUK LOGPOND
TUJUAN Menjamin agar pengisian bahan bakar ke dalam drum sesuai dengan order dan pengisiannya tidak merusak lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengisian bahan bakar (bensin, solar, karosine, dan oli) di pintu masuk logpond.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 24.4.1
Petugas harus memakai peralatan personal K3 berupa masker, sepatu, baju kerja dan sarung tangan.
24.4.2
Petugas gudang dan drum yang kosong harus telah berada di tempat sebelum supplier datang atau setidaknya petugas telah berada di lokasi pemuatan sebelum bahan bakar diturunkan dari truk pengangkut ke landasan pintu logpond.
24.4.3
Sebelum dibawa keluar drum-drum yang kosong harus diperiksa kelayakannya apakah terdapat kebocoran atau tidak.
24.4.4
Drum-drum yang kosong harus diletakkan sesuai dengan jenis bahan bakar yang akan diisikan sehingga mempermudah pengisian.
24.4.5
Petugas harus menyediakan alat -alat pendukung kerja seperti papan/broti pengungkit.
24.4.6
Pengisian bahan bakar jangan sampai penuh, sisakan ruang kosong ± 10 cm di dalam drum.
24.4.7
Petugas gudang harus mengawasi proses pengisian bahan bakar ke dalam drum/jerigen yang dilakukan oleh supplier.
24.4.8
Dalam proses pengisian dihindari terjadinya tumpahan / tetesan bahan bakar ke tanah / lantai, jika terjadi tumpahan di atas permukaan drum maka petugas harus segera membersihkannya dengan menggunakan kain agar tumpahan tidak jatuh ke tanah.
24.4.9
Berdasarkan nota order, petugas gudang melakukan pengecekan atas bahan bakar yang diisikan ke dalam drum dengan kriteria:
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 50 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
24.4.9.1 Kesesuaian jumlah 24.4.9.2 Spesifikasi bahan bakar 24.4.10
Setelah pengisian drum-drum tersebut harus ditutup dengan rapat.
24.4.11
Setelah kegiatan pengisian dan pengecekan selesai, petugas pengangkut dapat mengangkut bahan dari pintu logpond ke gudang utama.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 51 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
25. INSTRUKSI KERJA PEMUATAN BAHAN BAKAR DARI PINTU MASUK KE GUDANG UTAMA
TUJUAN Menjamin agar proses pemuatan dan pengangkutan bahan bakar dari pintu masuk ke gudang utama tidak rusak, bocor dan mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pemuatan bahan bakar dari pintu masuk ke gudang utama.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 25.4.1
Petugas menggunakan peralatan personal K3 bertupa baju kerja, sepatu, helm, sarung tangan, dan masker pelindung.
25.4.2
Pastikan tutup drum tidak ada yang terbuka.
25.4.3
Naikkan dan susun drum-drum bahan bakar dengan rapi di atas lori pengangkut bahan dengan menggunakan alat bantu berupa papan / broti pengungkit.
25.4.4
Sebelum diangkut, pastikan agar posisi drum di atas lori dalam keadaan stabil, tidak mudah goyah atau jatuh.
25.4.5
Pisahkan letak antara drum bensin, solar, oli, dan minyak tanah di atas lori pengangkut sehingga mempermudah pemasukan bahan ke dalam gudang utama.
25.4.6
Selama perjalanan dari pintu masuk ke gudang utama, petugas harus mengawasi dan memastikan kedudukan drum tidak berubah.
25.4.7
Selama
perjalanan
dari
pintu
masuk
ke
gudang
dihindari
terjadi
tumpahan/kebocoran bahan dan jika terjadi tumpahan / kebocoran, lori harus distop dan kemudian bahan yang bocor dipindahkan ke drum kosong seluruhnya dan ditutup dengan rapi. 25.4.8
Tidak diperkenankan melakukan mutasi (menuang isi) bahan selama proses pemuatan sampai bahan benar-benar telah disusun di dalam gudang.
25.4.9
Setelah sampai di depan pintu gudang utama, drum-drum tersebut diturunkan dari lori dan kemudian dimasukkan ke gudang sesuai dengan tempatnya.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 52 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
25.4.10
Revisi : 3
Bekas drum yang rusak (jika ada selama perjalanan) dibawa ke gudang dan harus ditempatkan terpisah.
25.4.11
Setelah proses pemuatan bahan ke dalam gudang utama, petugas harus membersihkan badan dan mencuci tangan sampai bersih.
25.4.12
Selama perjalanan dari pintu masuk ke gudang utama, petugas harus mengawasi dan memastikan kedudukan.
27.4.1
Pastikan selama perjalanan dari pintu masuk ke gudang tidak terjadi tumpahan / kebocoran bahan bakar.
25.4.13
Setelah sampai di gudang drum-drum tersebut dimasukkan ke gudang sesuai dengan lokasi yang ditentukan.
25.4.14
Pemasukan ke dalam gudang tidak boleh dicampur, harus satu per satu.
25.4.15
Pemasukan drum ke dalam gudang harus menggunakan alat bantu kereta dorong.
25.4.16
Setelah proses selesai petugas harus mencuci tangan dan membersihkan badan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 53 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
26. INSTRUKSI KERJA PENYUSUNAN BAHAN BAKAR DI GUDANG UTAMA
TUJUAN Menjamin agar tidak terjadi pencemaran lingkungan pada proses penyusunan dan penyimpanan bahan bakar di gudang utama.
RUANG LINGKUP Penyusunan bahan bakar di gudang utama.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 26.4.1
Drum-drum bahan bakar yang baru datang harus segera dimasukkan ke dalam gudang segera setelah bahan datang.
26.4.2
Masukkan dan susun drum-drum bahan bakar sesuai dengan tempatnya secara rapi, terpisah antara yang kosong, yang berisi dan yang sedang dipakai.
26.4.3
Drum-drum tersebut diberi label khusus dengan ketentuan sebagai berikut:
Bahan bakar
Simbol
Berisi
Kosong
v
X
v
X
v
X
v
X
v
X
v
X
Bensin
Sedang dipakai vv
Solar
Karosine (minyak tanah)
vv
vv
Oli 90
Oli 40
Oli 10
SOP Pengendalian Limbah
vv
vv
vv
- Hal 54 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Bahan bakar
Simbol
Revisi : 3
Berisi
Kosong
Sedang dipakai
v
X
vv
Oli kotor
26.4.4
Tanda-tanda / label yang tleh dibuat ditulis / ditempel pada badan drum dan pada papan pengumuman sebagai petunjuk.
26.4.5
Drum-drum yang kosong harus dikeluarkan dan disusun secara rapi di landasan di luar gudang, jika di alam bebas harus terlindung dari terpaan air hujan.
26.4.6
Tidak dibolehkan membuka tutup drum jika tidak digunakan untuk pencampuran atau mutasi bahan.
26.4.7
Petugas gudang harus menggunakan peralatan personal K3 (baju kerja, sepatu, helm, masker pelindung, sarung tangan).
26.4.8
Petugas gudang memasukkan data jenis dan kapasitas bahan bahan bakar ke dalam buku inventaris bahan, ditempelkan di dalam gudang dan di buku tally sheet petugas gudang.
26.4.9
Setelah dari gudang petugas harus membersihkan diri dan mencuci tangan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 55 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
27. INSTRUKSI KERJA PENGANGKUTAN BAHAN BAKAR DARI GUDANG UTAMA KE GUDANG PEMBANTU DI HUTAN
27.1 TUJUAN Menjamin agar proses pengangkutan bahan bakar dari gudang utama ke gudang pembantu di hutan terkendali dan tidak terjadi pencemaran lingkungan.
27.2 RUANG LINGKUP Pengangkutan drum berisi obat ramin dari gudang utama ke gudang pembantu di hutan.
27.3 REF ERENSI SOP-3LB -07 (26)
27.4 DESKRIPSI 27.4.1
Petugas kerja harus menggunakan peralatan personal K3 berupa baju kerja, sepatu, helm, sarung tangan, dan masker.
27.4.2
Selama proses pengerjaan, petugas tidak diperkenankan untuk melakukan kontak langsung antara anggota badan dengan obat ramin (artinya harus menggunakan peralatan yang disyaratkan).
27.4.3
Setelah bekerja agar alat -alat disimpan ke tempat yang sudah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
27.4.4
Alat-alat kerja tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
27.4.5
Jalan cabang rel di hutan dibuat 1 buah gudang sementara.
27.4.6
Pimpinan gudang mengawasi proses pemuatan bahan bakar dari gudang ke lori angkutan dan mencatat semua bahan yang dimuat untuk diangkut.
27.4.7
Petugas gudang minyak menjelaskan lokasi tempat penyusunan / gudang sementara serta jumlah bahan bakar di setiap gudang yang dimaksud.
27.4.8
Petugas gudang minyak memastikan agar drum-drum dalam keadaan tertutup rapat sebelum dimuat.
27.4.9
Petugas pengangkutan memuat drum ke atas lori menggunakan luncuran broti dengan bantuan pengungkit.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 56 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
27.4.10
Revisi : 3
Drum-drum di atas lori disusun sedemikian rupa agar dalam posisi kuat dan seimbang dan tiap lori drum disusun 1 atau 3 buah (harus ganjil), dimana kalau ada tiga drum dalam 1 lori, drum tersebut harus diikat dengan tali.
27.4.11
Petugas harus mengawasi angkutannya agar tidak jatuh atau tidak ada yang bocor, dan kalau ada kebocoran harus segera dipindahkan ke drum kosong.
27.4.12
Setiap kali pengangkutan harus disiapkan cadangan drum kosong berikut alat -alat penuangan standar untuk antisipasi kebocoran.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 57 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
28. INSTRUKSI KERJA PEMUATAN DAN PENYUSUNAN BAHAN BAKAR DI GUDANG PEMBANTU DI HUTAN
28.1 TUJUAN Menjamin agar proses pemuatan dan penyusunan drum obat ramin di gudang pembantu terkendali serta tidak terjadi pencemaran lingkungan.
28.2 RUANG LINGKUP Pemuatan dan penyusunan drum berisi obat ramin dari gudang pembantu di hutan.
28.3 REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
28.4 DESKRIPSI 28.4.1
Petugas kerja harus selalu menggunakan peralatan personal K3 berupa baju kerja, sepatu, helm, sarung tangan, dan masker.
28.4.2
Selama proses pengerjaan, petugas tidak diperkenankan untuk melakukan kontak langsung antara anggota badan dengan bahan bakar (artinya harus menggunakan peralatan yang dipersyaratkan).
28.4.3
Setelah bekerja agar alat -alat disimpan ke tempat yang sudah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
28.4.4
Alat-alat kerja tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
28.4.5
Petugas pengangkutan setelah tiba di gudang sementara yang dituju, memuat bahan bakar sesuai jumlah yang telah ditentukan oleh petugas gudang utama.
28.4.6
Pemuatan dilakukan dengan peralatan standar, yaitu broti dengan pengungkit.
28.4.7
Pemuatan dilakukan hati-hati agar tidak jatuh yang bisa berakibat drum bocor.
28.4.8
Petugas gudang harus mencatat jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam buku persediaan (stok) gudang khusus untuk minyak ramin.
28.4.9
Drum-drum disusun dengan rapi pada gudang sementara serta dipisahkan antara yang berisi dan yang kososng.
28.4.10
Petugas angkut memberitahukan ke petugas gudang sementara jumlah bahan bakar yang diserahkan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 58 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
28.4.11
Revisi : 3
Pada saat yang bersamaan, jika dibawa kembali ke gudang utama dan dalam keadaan tertutup rapat.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 59 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
29. INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI GUDANG DIESEL CAMP TENGAH
TUJUAN Menjamin agar sistem penggunaan bahan bakar di gudang diesel dapat terkendali dan tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
RUANG LINGKUP Penggunaan bahan bakar solar dan oli 40 untuk mesin diesel di camp tengah.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 29.4.1 Petugas harus menggunakan peralatan personal K3 berupa baju kerja, masker, sarung tangan, sepatu, dan helm. 29.4.2
Setelah dipakai agar alat-alat disimpan ke tempat yang telah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
29.4.3
Selama proses pengerjaan, petugas tidak diperkenankan untuk melakukan kontak langsung antara anggota badan dengan bahan bakar (artinya harus menggunakan peralatan yang dipersyaratkan).
29.4.4
Alat-alat tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
29.4.5
Pengadaan bahan bakar untuk mesin diesel disalurkan dengan pemuatan drumdrum bahan bakar solar dan oli di gudang diesel.
29.4.6
Petugas gudang pembantu mengawasi mutasi bahan bakar solar dan oli dan mencatat pengeluaran yang digunakan untuk mesin diesel.
29.4.7
Pengisian bahan bakar dan oli 40 ke mesin diesel menggunakan alat bantu berupa jerigen, corong, dan selang minyak.
29.4.8
Petugas gudang diesel harus benar-benar memperhatikan proses pengisian bahan bakar jangan sampai terjadi tumpahan/kebocoran.
29.4.9
Petugas gudang harus memastikan bahwa tabung mesin tertutup rapat setelah proses pengisian.
29.4.10
Selesai pengisian, mesin diesel harus dibersihkan dari tetesan minyak dengan menggunakan kain.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 60 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
29.4.11
Revisi : 3
Jerigen-jerigen kosong dan sisa bahan bakar harus disimpan di tempat yang aman di dalam gudang diesel.
29.4.12
Apabila terjadi tetesan/kebocoran, pada lantai gudang maka harus disalurkan dan ditampung ke dalam bak penampungan yang terdapat di sekitar gudang diesel.
29.4.13
Limbah-limbah bahan bakar yang telah penuh di bak penampungan dipindahkan ke dalam jerigen, dikumpulkan bersama jerigen-jerigen limbah bahan bakar yang lain dan selanjutnya dibawa ke gudang utama.
29.4.14
Jerigen-jerigen yang berisi limbah bahan bakar diberi label (
*
) untuk
menbedakannya dengan jerigen-jerigen yang lain.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 61 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
30. INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI GUDANG DIESEL LOGPOND
TUJUAN Menjamin agar sistem penggunaan bahan bakar di gudang diesel dapat terkendali dan tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
RUANG LINGKUP 30.2.1
Penggunaan bahan bakar solar dan oli 40 untuk mesin diesel di camp tengah.
30.2.2
Penggunaan minyak tanah untuk pencucian komponen mekanik.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 30.4.1
Ketentuan Umum 30.4.1.1 Petugas harus menggunakan peralatan personal K3 berupa baju kerja, masker, sarung tangan, sepatu, dan helm. 30.4.1.2 Setelah dipakai agar alat-alat disimpan ke tempat yang telah ditentukan dan tangan harus dibersihkan. 30.4.1.3 Selama
proses
pengerjaan,
petugas
tidak
diperkenankan
untuk
melakukan kontak langsung antara anggota badan dengan bahan bakar (artinya harus menggunakan peralatan yang dipersyaratkan). 30.4.1.4 Alat-alat tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi. 30.4.2
Penggunaan bahan bakar solar dan oli 40 untuk mesin diesel Logpond 30.4.2.1 Pengadaan
bahan bakar untuk mesin diesel disalurkan dengan
pemuatan drum-drum bahan bakar solar dan oli di gudang diesel. 30.4.2.2 Petugas gudang utama mengawasi mutasi bahan bakar solar dan oli dan mencatat pengeluaran yang digunakan untuk mesin diesel. 30.4.2.3 Pengisian bahan bakar dan oli 40 ke mesin diesel menggunakan alat bantu berupa jerigen, corong, dan selang minyak. 30.4.2.4 Petugas gudang diesel harus benar-benar memperhatikan proses pengisian bahan bakar jangan sampai terjadi tumpahan/kebocoran.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 62 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
30.4.2.5 Petugas gudang harus memastikan bahwa tabung mesin tertutup rapat setelah proses pengisian. 30.4.2.6 Selesai pengisian, mesin diesel harus dibersihkan dari tetesan minyak dengan menggunakan kain. 30.4.2.7 Jerigen-jerigen kosong dan sisa bahan bakar harus disimpan di tempat yang aman di dalam gudang diesel. 30.4.2.8 Apabila terjadi tetesan/kebocoran, pada lantai gudang maka harus disalurkan dan ditampung ke dalam bak penampungan yang terdapat di sekitar gudang diesel. 30.4.2.9 Limbah-limbah bahan bakar yang telah penuh di bak penampungan dipindahkan ke dalam jerigen, dikumpulkan bersama jerigen-jerigen limbah bahan bakar yang lain di gudang utama. 30.4.2.10 Jerigen-jerigen yang berisi limbah bahan bakar diberi label
*
untuk
membedakannya dengan jerigen-jerigen yang lain. 30.4.3 Penggunaan bahan bakar minyak tanah untuk pencucian komponen mekanik 30.4.3.1 Petugas gudang harus hati-hati dalam melakukan penuangan minyak tanah ke dalam bak pencucian komponen, jangan sampai terjadi tumpahan atau ceceran minyak di lantai gudang. 30.4.3.2 Komponen yang hendak dicuci diletakkan di suatu wadah yang bisa dibawa dan diangkat. 30.4.3.3 Pada proses pencucian komponen dilarang menggunakan tangan, petugas harus menggunakan sarung tangan plastik. 30.4.3.4 Setelah pencucian, komponen diletakkan di wadah yang disediakan agar tidak terjadi tetesan minyak di lantai, kemudian bersama wadah dibawa ke tempat komponen tersebut digunakan. 30.4.3.5 Minyak tanah (karosine) bekas pencucian yang tidak digunakan dituang ke dalam bak penampung lalu dimasukkan ke dalam jerigen / drum bekas. 30.4.3.6 Penuangan limbah minyak tanah ke dalam jerigen harus menggunakan alat bantu seperti corong dan selang minyak. 30.4.3.7 Petugas memberikan label (
*
) pada jerigen / drum dan
memastikannya tertutup rapat sebelum dibawa ke gudang utama. 30.4.3.8 Jerigen/drum limbah dibawa ke gudang utama dengan menggunakan lori angkutan, pastikan kedududkan jerigen dan drum tidak berubah dengan mengikatnya erat. SOP Pengendalian Limbah
- Hal 63 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
31. INSTRUKSI KERJA PROSES PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI BENGKEL LAS
TUJUAN Menjamin agar sistem penggunaan bahan bakar di gudang diesel dapat terkendali dan tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
RUANG LINGKUP Penggunaan bahan bakar bensin untuk mesin las di bengkel las.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 31.4.1
Petugas harus menggunakan peralatan personal K3 berupa baju kerja, masker, sarung tangan, sepatu, dan helm.
31.4.2
Setelah dipakai agar alat-alat disimpan ke tempat yang telah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
31.4.3
Alat-alat tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
31.4.4
Petugas bengkel las harus mencatat bahan bakar bensin (jumlah/drum) yang diterima dari gudang utama sebelum pemakaian.
31.4.5
Pengadaan bahan bakar bensin disalurkan dengan pemuatan bahan bakar ± 3 drum / bulan di gudang diesel.
31.4.6
Pengangkutan drum bahan bakar bensin ke bengkel dengan menggunakan angkutan lori dari gudang utama.
31.4.7
Drum-drum harus diletakkan di dalam bengkel las, jangan diletakkan di luar bangunan bengkel dan meletakkannya dalam posisi berdiri.
31.4.8
Petugas gudang pembantu mengawasi mutasi bahan bakar solar dan oli dan mencatat pengeluaran yang digunakan untuk mesin las.
31.4.9
Proses pengisian menggunakan alat bantu berupa jerigen, corong, dan selang minyak.
31.4.10
Pengisian dari drum ke mesin las harus menggunakan jerigen agar tidak terjadi tumpahan dan mempermudah pengisian.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 64 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
31.4.11
Revisi : 3
Petugas gudang diesel harus benar-benar memperhatikan proses pengisian bahan bakar jangan sampai terjadi tumpahan/kebocoran.
31.4.12
Petugas gudang harus memastikan bahwa tabung mesin tertutup rapat setelah proses pengisian.
31.4.13
Selesai pengisian, mesin diesel harus dibersihkan dari tetesan minyak dengan menggunakan kain.
31.4.14
Jerigen-jerigen kosong dan sisa bahan bakar harus disimpan di tempat yang aman di dalam gudang diesel.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 65 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
32. INSTRUKSI KERJA PROSES PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK MESIN CHAINSAW
TUJUAN Menjamin agar sistem penggunaan bahan bakar untuk mesin chaisaw dan limbah yang dihasilkannya dapat terkendali dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Penggunaan bahan bakar bensin untuk mesin chainsaw.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 32.4.1
Petugas harus menggunakan peralatan personal K3 berupa tutup telinga, masker, sarung tangan, sepatu, dan helm.
32.4.2
Setelah dipakai agar alat-alat disimpan ke tempat yang telah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
32.4.3
Alat-alat tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
32.4.4
Setiap turun ke lapangan operator harus membawa mesin chainsaw yang telah berisi bahan bakar dan jerigen untuk pengisian di lapangan (hutan).
32.4.5
Petugas gudang utama/pembantu harus mencatat bahan bakar bensin (jumlah / liter) yang dikeluarkan dari gudang/pembantu untuk pemakaian.
32.4.6
Petugas gudang utama / pembantu mengawasi mutasi bahan bakar bensin dan mencatat pengeluaran yang digunakan untuk mesin chainsaw.
32.4.7
Proses pengisian menggunakan alat bantu berupa jerigen, corong, dan pompa minyak.
32.4.8
Operator chainsaw harus benar-benar memperhatikan proses pengisian bahan bakar jangan sampai terjadi tumpahan/kebocoran.
32.4.9
Petugas gudang harus memastikan bahwa tabung mesin tertutup rapat setelah proses pengisian.
32.4.10
Selesai pengisian, mesin chainsaw harus dibersihkan dari tetesan minyak dengan menggunakan kain.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 66 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
32.4.11
Revisi : 3
Pengisian di lokasi/lapangan (hutan) menggunakan jerigen sebagai alat untuk membawa bahan bakar ke dalam hutan.
32.4.12
Jerigen-jerigen yang dibawa ke lapangan harus dipulangkan kembali ke gudang pembantu setelah selesai bekerja dan diletakkan/dikumpulkan di tempat yang aman di dalam gudang utama.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 67 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
33. INSTRUKSI KERJA PROSES PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK MESIN EXCAVATOR
TUJUAN Menjamin agar sistem penggunaan bahan bakar untuk mesin excavator terkendali dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Penggunaan bahan bakar solar, oli 90, dan oli 10 untuk mesin excavator.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 33.4.1
Petugas mesin excavator harus menggunakan peralatan personal K3 berupa tutup telinga, masker, sarung tangan, sepatu, dan helm.
33.4.2
Setelah dipakai agar alat-alat disimpan ke tempat yang telah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
33.4.3
Alat-alat tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
33.4.4
Petugas gudang utama mengawasi mutasi bahan bakar bensin, oli 90 dan oli 10 (jumlah/liter) dan mencatat pengeluaran yang digunakan untuk mesin excavator.
33.4.5
Proses pengisian menggunakan alat bantu berupa jerigen, corong.
33.4.6
Bahan bakar dibawa ke lokasi mesin excavator berada dengan mempergunakan jerigen, sebelumnya kondisi jerigen harus diperiksa terlebih dahulu apakah ada kerusakan atau tidak.
33.4.7
Pengisian bahan bakar ke jerigen dilakukan di dalam gudang dan harus menggunakan alat bantu pompa dan corong minyak.
33.4.8
Penggunaan jerigen jangan dicampur, harus sesuai dengan jenis bahan bakar yang akan diisikan.
33.4.9
Petugas excavator harus benar-benar memperhatikan proses pengisian bahan bakar jangan sampai terjadi tumpahan/kebocoran dan tabung mesin tertutup rapat setelah proses pengisian.
33.4.10
Selesai pengisian, mesin excavator harus dibersihkan dari tetesan minyak dengan menggunakan kain.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 68 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
33.4.11
Revisi : 3
Jerigen-jerigen yang dibawa ke lapangan harus dibawa kembali ke gudang pembantu setelah selesai bekerja dan diletakkan / dikumpulkan di tempat yang aman di dalam gudang utama.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 69 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
34. INSTRUKSI KERJA PROSES PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK MESIN ROBIN
TUJUAN Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan bakar untuk mesin robin.
RUANG LINGKUP Penggunaan bahan bakar bensin untuk mesin robin.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 34.4.1
Petugas mesin robin harus menggunakan peralatan personal K3 berupa sarung tangan, sepatu, dan helm.
34.4.2
Setelah proses pengisian bahan bakar agar alat-alat disimpan ke tempat yang telah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
34.4.3
Alat-alat tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
34.4.4
Petugas gudang utama mengawasi mutasi bahan bakar bensin (jumlah/liter) dan mencatat pengeluaran yang digunakan untuk mesin robin.
34.4.5
Mesin harus dimatikan ketika pengisian bahan bakar ke dalam mesin robin.
34.4.6
Di Logpond, pengisian harus dilakukan di gudang utama, tidak diperbolehkan melakukan pengisian selain di tempat yang ditentukan.
34.4.7
Proses pengisian ke dalam mesin robin harus menggunakan alat bantu berupa jerigen, corong, dan pompa minyak.
34.4.8
Proses pengisian ke mesin robin, bahan bakar bensin dibawa dengan menggunakan jerigen dari dalam gudang ke luar gudang.
34.4.9
Pengisian bahan bakar ke jerigen dilakukan di dalam gudang dan harus menggunakan alat bantu pompa dan corong minyak.
34.4.10
Penggunaan jerigen jangan dicampur, harus sesuai dengan jenis bahan bakar yang akan diisikan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 70 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
34.4.11
Revisi : 3
Petugas excavator harus benar-benar memperhatikan proses pengisian bahan bakar jangan sampai terjadi tumpahan/kebocoran dan tabung mesin tertutup rapat setelah proses pengisian.
34.4.12
Selesai pengisian, mesin robin harus dibersihkan dari tetesan minyak dengan menggunakan kain.
34.4.13
Sebagai antisipasi kehabisan bahan bakar di perjalanan maka bahan bakar dibawa bersama mesin robin dengan menggunakan jerigen.
34.4.14
Jerigen-jerigen yang dibawa ke lapangan harus dibawa kembali ke gudang utama setelah selesai bekerja dan diletakkan/dikumpulkan di tempat yang aman di dalam gudang utama.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 71 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
35. INSTRUKSI KERJA PROSES PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK MESIN PH
TUJUAN Menjamin agar sistem penggunaan bahan bakar untuk mesin PH terkendali dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Penggunaan bahan bakar solar, oli 40, dan oli 90 untuk mesin PH.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 35.4.1
Petugas mesin PH harus menggunakan peralatan personal K3 berupa tutup telinga, masker, sarung tangan, sepatu, dan helm.
35.4.2
Setelah dipakai agar alat-alat disimpan ke tempat yang telah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
35.4.3
Alat-alat tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
35.4.4
Petugas gudang utama mengawasi mutasi bahan bakar bensin, oli 90 dan oli 40 (jumlah/liter) dan mencatat pengeluaran yang digunakan untuk mesin PH.
35.4.5
Proses pengisian ke dalam mesin PH menggunakan alat bantu berupa jerigen, corong.
35.4.6
Bahan bakar dibawa ke lokasi mesin PH berada dengan mempergunakan jerigen, sebelumnya kondisi jerigen harus diperiksa terlebih dahulu apakah ada kerusakan atau tidak.
35.4.7
Pengisian bahan bakar ke jerigen dilakukan di dalam gudang dan harus menggunakan alat bantu pompa dan corong minyak.
35.4.8
Penggunaan jerigen jangan dicampur, harus sesuai dengan jenis bahan bakar yang akan diisikan.
35.4.9
Petugas excavator harus benar-benar memperhatikan proses pengisian bahan bakar jangan sampai terjadi tumpahan/kebocoran dan tabung mesin tertutup rapat setelah proses pengisian.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 72 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
35.4.10
Revisi : 3
Selesai pengisian, mesin PH harus dibersihkan dari tetesan minyak dengan menggunakan kain.
35.4.11
Jerigen-jerigen yang dibawa ke lapangan harus dibawa kembali ke gudang pembantu setelah selesai bekerja dan diletakkan / dikumpulkan di tempat yang aman di dalam gudang utama.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 73 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
36. INSTRUKSI KERJA PROSES PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK MESIN LOKOMOTIF
TUJUAN Menjamin agar sistem penggunaan bahan bakar untuk mesin lokomotif terkendali dan tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Penggunaan bahan bakar solar, oli 90, dan oli 40 untuk mesin lokomotif.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 36.4.1
Petugas mesin lokomotif harus menggunakan peralatan personal K3 berupa sarung tangan, sepatu, dan helm.
36.4.2
Setelah dipakai agar alat-alat disimpan ke tempat yang telah ditentukan dan tangan harus dibersihkan.
36.4.3
Alat-alat tidak boleh dicuci di sungai atau dekat sumber air minum dan mandi.
36.4.4
Petugas gudang utama mengawasi mutasi bahan bakar bensin, oli 90 dan oli 40 (jumlah/liter) dan mencatat pengeluaran yang digunakan untuk mesin lokomotif.
36.4.5
Mesin harus dimatikan ketika pengisian bahan bakar ke dalam mesin lokomotif.
36.4.6
Pengisian di Logpond harus dilakukan di gudang utama, tidak diperbolehkan melakukan pengisian selain di tempat yang ditentukan.
36.4.7
Proses pengisian ke dalam mesin lokomotif menggunakan alat bantu berupa jerigen, corong, dan pompa minyak.
36.4.8
Proses pengisian ke mesin lokomotif, bahan bakar dibawa dengan menggunakan jerigen dari dalam gudang ke luar gudang.
36.4.9
Pengisian bahan bakar ke jerigen dilakukan di dalam gudang dan harus menggunakan alat bantu pompa dan corong minyak.
36.4.10
Penggunaan jerigen jangan dicampur, harus sesuai dengan jenis bahan bakar yang akan diisikan.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 74 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
36.4.11
Revisi : 3
Petugas lokomotif harus benar-benar memperhatikan proses pengisian bahan bakar jangan sampai terjadi tumpahan/kebocoran dan tabung mesin tertutup rapat setelah proses pengisian.
36.4.12
Selesai pengisian, mesin lokomotif harus dibersihkan dari tetesan minyak dengan menggunakan kain.
36.4.13
Sebagai antisipasi kehabisan bahan bakar di perjalanan maka bahan bakar dibawa bersama mesin lokomotif dengan menggunakan jerigen.
36.4.14
Jerigen-jerigen yang dibawa ke lapangan harus dibawa kembali ke gudang utama setelah selesai bekerja dan diletakkan/dikumpulkan di tempat yang aman di dalam gudang utama.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 75 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
37. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN LIMBAH BAHAN BAKAR DI GUDANG PEMBANTU DI HUTAN
37.1 TUJUAN Menjamin agar limbah bahan bakar di gudang pembantu dapat dikendalikan dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.
37.2 RUANG LINGKUP Pengendalian limbah bahan bakar di gudang pembantu camp tengah.
37.3 REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
37.4 DESKRIPSI 37.4.1
Petugas harus menggunakan peralatan keselamatan kerja (K3) seperti baju kerja, helm, masker, sepatu, sarung tangan.
37.4.2
Setelah bekerja petugas harus membersihkan badan dan mencuci tangan sampai bersih.
37.4.3
Limbah bahan bakar yang berada di bak penampungan di gudang pembantu dialirkan ke alam jerigen dengan menggunakan corong dan selang.
37.4.4
Petugas harus memeriksa kondisi jerigen, apakah terdapat kerusakan atau kebocoran.
37.4.5
Jerigen yang digunakan untuk menampung limbah bahan bakar harus berwarna putih sehingga isinya dapat dideteksi dari luar.
37.4.6
Periksa jerigen jangan sampai terlalu penuh, sediakan ruang kososng setinggi ± 5 cm di dalam jerigen.
37.4.7
Jerigen yang telah penuh oleh bahan bakar harus ditutup rapat dan diletakkan di tempat yang aman di dalam gudang pembantu.
37.4.8
Jerigen-jerigen tersebut harus dikeluarkan dari lokasi kerja dengan menggunakan lori pengangkut.
37.4.9
Jerigen-jerigen di atas lori disusun sedemikian rupa agar dalam posisi kuat dan seimbang lalu dibawa ke gudang utama oleh petugas pengangkut.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 76 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
37.4.10
Revisi : 3
Petugas pengangkut harus membawa jerigen dan alat-alat kerja cadangan untuk mengantisipasi bila terjadi kebocoran di perjalanan.
37.4.11
Selama perjalanan ke pintu masuk logpond, petugas harus mengawasi agar tidak terjadi tumpahan /ceceran limbah, jika terjadi kebocoran maka lori harus dihentikan dan limbah bahan bakar dipindahkan ke jerigen yang lain.
37.4.12
Setelah sampai di gudang pusat, jerigen-jerigen tersebut dikumpulkan bersama dengan jerigen-jerigen yang lain dan diletakkan di tempat terpisah di dalam gudang bahan bakar.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 77 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
38. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN LIMBAH BAHAN BAKAR DI GUDANG UTAMA
TUJUAN Menjamin agar limbah bahan bakar di gudang tengah dapat dikendalikan dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengendalian limbah bahan bakar di gudang pembantu camp tengah.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 38.4.1
Petugas gudang dan pengangkut harus menggunakan peralatan personal (K3) seperti baju kerja, helm, masker, sepatu, sarung tangan.
38.4.2
Setelah bekerja petugas harus membersihkan badan dan mencuci tangan sampai bersih.
38.4.3
Limbah bahan bakar yang berada di bak penampungan di gudang pembantu dialirkan ke alam jerigen dengan menggunakan corong dan selang.
38.4.4
Petugas harus memeriksa kondisi jerigen, apakah terdapat kerusakan atau kebocoran.
38.4.5
Jerigen yang digunakan untuk menampung limbah bahan bakar harus berwarna putih sehingga isinya dapat dideteksi dari luar.
38.4.6
Periksa jerigen jangan sampai terlalu penuh, sediakan ruang kososng setinggi ± 5 cm di dalam jerigen.
38.4.7
Jerigen yang telah penuh oleh bahan bakar harus ditutup rapat dan diletakkan di tempat yang aman di dalam gudang bahan bakar dan diberi label (
38.4.8
*
).
Jerigen-jerigen tersebut dibawa ke gudang utama dengan menggunakan lori pengangkut.
38.4.9
Jerigen-jerigen di atas lori disusun sedemikian rupa agar dalam posisi kuat dan seimbang.
38.4.10
Petugas membawa jerigen yang telah berisi limbah bahan bakar keluar untuk disalurkan ke penampung / penadah.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 78 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
38.4.11
Revisi : 3
Petugas pengangkut harus membawa jerigen dan alat-alat kerja cadangan untuk mengantisipasi bila terjadi kebocoran di perjalanan dari gudang utama ke pintu masuk Logpond.
38.4.12
Selama perjalanan ke pintu masuk Logpond, petugas harus mengawasi agar tidak terjadi tumpahan / ceceran limbah, jika terjadi kebocoran maka lori harus dihentikan dan limbah bahan bakar dipindahkan ke jerigen yang lain.
38.4.13
Petugas harus menjaga jerigen tersebut benar-benar sampai diambil oleh supplier/penampung.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 79 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
39. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN TUMPAHAN BAHAN KIMIA KE MEDIA AIR
TUJUAN Mencegah agar tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat tumpahan bahan kimia (bahan bakar minyak, pelumas dan obat ramin) yang digunakan dalam proses produksi.
RUANG LINGKUP Tumpahan bahan kimia ke media air dalam skala besar dan kecil.
REFERENSI 39.3.1
SOP-3LB -07 (2)
39.3.2
SOP-3LB -07 (3)
39.3.3
SOP-3LB -07 (26)
DEFINISI 39.4.1
Bahan kimia yang dimaksud adalah bahan bakar minyak, pelumas dan obat ramin yang digunakan dalam proses produksi.
39.4.2
Tumpahan bahan kimia yang dimaksud adalah tumpahan atau ceceran bahan bakar minyak, pelumas dan obat ramin ke media air di lokasi kerja.
DESKRIPSI 39.5.1
Petugas dalam bekerja menanggulangi tumpahan harus menggunakan perlatan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
39.5.2
Petugas menghentikan tumpahan bahan kimia dari sumber terjadinya tumpahan tersebut dengan cara meletakkan tempat penyimpanan bahan kimia dengan benar atau menutup tempat penyimpanan.
39.5.3
Petugas membendung aliran air yang telah tercemar oleh bahan kimia dengan maksud agar pencemaran tidak meluas.
39.5.4
Air yang telah tercemar segera diambil dengan menggunakan alat bantu dan dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan (drum/jerigen).
39.5.5
Drum / jerigen yang berisi limbah bahan kimia disimpan ke gudang pembantu terdekat untuk kemudian dibawa ke gudang utama.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 80 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
39.5.6
Revisi : 3
Limbah yang terkumpul di gudang utama akan diolah lebih lanjut sehingga limbah tersebut dapat dinetralisir dan dapat dikembalikan ke alam.
39.5.7
Petugas harus memastikan bahwa daerah bekas tumpahan terbebas dari sisa tumpahan
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 81 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
40. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN TUMPAHAN BAHAN KIMIA KE MEDIA TANAH
TUJUAN Mencegah agar tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat tumpahan bahan kimia (bahan bakar minyak, pelumas dan obat ramin) yang digunakan dalam proses produksi.
RUANG LINGKUP Tumpahan bahan kimia ke media tanah dalam skala besar dan kecil.
REFERENSI 40.3.1
SOP-3LB -07 (2)
40.3.2
SOP-3LB -07 (3)
40.3.3
SOP-3LB -07 (26)
DEFINISI 40.4.1
Bahan kimia yang dimaksud adalah bahan bakar minyak, pelumas dan obat ramin yang digunakan dalam proses produksi.
40.4.2
Tumpahan bahan kimia yang dimaksud adalah tumpahan atau ceceran bahan bakar minyak, pelumas dan obat ramin ke media tanah di lokasi kerja.
DESKRIPSI 40.5.1
Petugas dalam bekerja menanggungi tumpahan harus menggunakan perlatan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
40.5.2
Petugas menghentikan tumpahan bahan kimia dari sumber terjadinya tumpahan tersebut dengan cara meletakkan tempat penyimpanan bahan kimia dengan benar atau menutup tempat penyimpanan.
40.5.3
Tanah yang telah tercemar segera diambil sampai pada lapisan yang tidak terkena tumpahan dengan menggunakan alat bantu dan dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan atau wadah tertutup.
40.5.4
Wadah yang berisi tanah bercampur bahan kimia disimpan ke gudang pembantu terdekat untuk kemudian dibawa ke gudang utama.
40.5.5
Limbah yang terkumpul di gudang utama akan ditreatment (diproses) lebih lanjut dengan sistem pengujian.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 82 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
40.5.6
Revisi : 3
Petugas harus memastikan bahwa daerah bekas tumpahan terbebas dari sisa tumpahan
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 83 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
41. INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN LIMBAH OLI KOTOR
TUJUAN Menjamin agar limbah bahan bakar (oli kotor) dapat dikendalikan dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.
RUANG LINGKUP Pengendalian limbah bahan bakar (oli kotor) bekas alat-alat berat, loko, dan robin.
REFERENSI SOP-3LB -07 (26)
DESKRIPSI 41.4.1
Petugas harus menggunakan peralatan keselamatan kerja (K3) seperti baju kerja, helm, masker, sepatu, sarung tangan.
41.4.2
Setelah bekerja petugas harus membersihkan badan dan mencuci tangan sampai bersih.
41.4.3
Pembuangan limbah bahan bakar (oli kotor) bekas pemakaian alat -alat berat, loko, dan robin menggunakan corong lalu dimasukkan ke jerigen.
41.4.4
Petugas harus memeriksa kondisi jerigen, apakah terdapat kerusakkan atau kebocoran.
41.4.5
Jerigen yang digunakan untuk menampung limbah oli kotor harus berwarna putih, sehingga isinya dapat dideteksi dari luar.
41.4.6
Periksa jerigen jangan sampai terlalu penuh, sediakan ruang kosong setinggi ± 5 cm di dalam jerigen.
41.4.7
Jerigen yang telah penuh oleh limbah oli kotor harus ditutup rapat dan dibawa ke gudang utama untuk dipindahkan ke drum penampungan oli kotor dengan menggunakan corong dan mencatat jumlah oli kotor yang masuk atau keluar (FM3LB-16).
41.4.8
Drum-drum penampungan oli kotor diletakkan di tempat yang aman di gudang utama.
41.4.9
Drum-drum yang sudah penuh harus dikeluarkan dari lokasi kerja dengan menggunakan lori pengangkut.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 84 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
41.4.10
Revisi : 3
Drum-drum dimuat ke atas lori dan disusun sedemikian rupa agar dalam posisi kuat dan seimbang.
41.4.11
Petugas membawa drum yang telah berisi limbah oli kotor ke luar untuk disalurkan ke penampung / penadah.
41.4.12
Petugas pengangkut harus mermbawa jerigen dan alat-alat kerja cadangan untuk mengantisipasi bila terjadi kebocoran diperjalanan dari gudang utama ke pintu masuk logpond..
41.4.13
Selama perjalanan ke pintu masuk logpond petugas harus mengawasi agar tidak terjadi tumpahan/ceceran limbah, jika terjadi kebocoran maka lori harus dihentikan dan limbah dipindahkan ke jerigen yang lain.
41.4.14
Petugas harus menjaga drum tersebut benar-benar sampai diambil oleh suplier / penampung.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 85 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
42. INSTRUKSI KERJA ANALISA PARAMETER KUALITAS PERAIRAN
TUJUAN 42.2.1 Menjamin agar kegiatan analisa parameter kualitas perairan terlaksana dengan baik dan benar. 42.2.2 Mengetahui kualitas perairan di dalam dan sekitar areal kerja beserta organisme air yang terkandung di dalamnya.
RUANG LINGKUP Pengambilan sampel dan analisa parameter kualitas perairan.
REFERENSI 42.2.3
PP No. 20 Tahun 1990
42.2.4
SOP-3LB -07 (2)
DEFINISI 42.4.1
Parameter Perairan adalah objek dari perairan yang digunakan untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari perairan yang diamati.
42.4.2
Sample kualitas perairan adalah contoh air yang diambil dari perairan tertentu untuk dianalisis dalam rangka mengetahui parameter kualitas perairan yang diinginkan.
DESKRIPSI 42.5.1
Analisa parameter kualitas perairan dilaksanakan minimal sekali dalam setahun.
42.5.2
Lokasi pengambilan sample secara periodik dilakukan pada titik-titik tertentu seperti di daerah hulu dan hilir perairan sungai.
Hal ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan kualitas perairan antara daerah yang belum terkena dampak
pengelolaan
hutan
dengan
daerah
yang
telah
terkena
dampak
pengelolaan hutan. 42.5.3
Tanpa mengabaikan pertimbangan keterwakilan sample, lokasi pengambilan sample secara periodik dilakukan di tempat yang sama antara periode pertama dengan periode berikutnya. Hal ini untuk mengetahui perubahan atau perbedaan antara kualitas perairan pada analisis tahap pertama dengan tahap selanjutnya.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 86 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
42.5.4
Revisi : 3
Pengambilan sampel air sungai dan sumur dilakukan dengan prosedur sebagai berikut. 42.5.4.1 Pengambilan sampel air di muara sungai dilakukan pada saat air pasang pada kedalaman ± 1 meter dengan menggunakan planktonet atau botol yang terbuat dari plastik dan sample dimasukkan ke dalam botol tersebut. 42.5.4.2 Untuk pengawetan, air sampel ditambahkan alkohol 40 % sebanyak 10 cc. 42.5.4.3 Untuk menghalangi kontak langsung cahaya matahari terhadap sample, maka botol sample ditutup dengan aluminium foil. 42.5.4.4 Tutup dengan rapat agar sampel air tidak tumpah keluar. 42.5.4.5 Sebelum dilakukan analisa sample di laboratorium, terlebih dahulu 0
disimpan pada suhu lebih kurang 4 C. 42.5.5
Analisa sample dilakukan sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang berlaku dalam pengukuran parameter kualitas perairan.
42.5.6
Parameter uji sample air disesuaikan dengan peruntukan air yang bersangkutan.
42.5.7
Untuk lebih meningkatkan hasil ketelitian, kegiatan analisis kualitas perairan dapat bekerjasama dengan instansi lain atau tenaga ahli.
REKAMAN TERCATAT Hasil kegiatan analisis kualitas perairan harus terekam dengan baik dan tembusan disampaikan ke SIM RND
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 87 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
43. INSTRUKSI KERJA PENGADAAN, PENGGUNAAN, DAN PENYIMPANAN PERALATAN LABORATORIUM PENGEDALIAN LIMBAH
TUJUAN Menjamin agar pngadaan, penggunaan dan penyimpanan peralatan laboratorium terkendali dan aman
RUANG LINGKUP Pengadaan, penggunaan dan penyimpanan peralatan laboratorium
REFERENSI SOP-3LB -07 (2)
DESKRIPSI 43.4.1
Pembelian peralatan laboratorium untuk keperluan peralatan dalam rangka pengendalian limbah harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan mendapat persetujuan dari Manager Research and Environmental Development.
43.4.2
Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih, baik sebelum maupun setelah digunakan dan disimpan dalam lemari yang telah ditentukan agar terjamin keamanannya
43.4.3
Peralatan yang telah digunakan tidak boleh dicuci di dekat sumber air minum dan mandi
43.4.4
Peminjaman peralatan laboratorium yang dilakukan oleh pihak/divisi lain harus sepengetahuan petugas yang bertanggung jawab, dalam hal ini dikoordinir oleh Supervisor Pengendalian Limbah, dan apabila peralatan yang dipinjam hilang atau rusak maka harus diganti oleh pihak yang meminjam.
REKAMAN TERCATAT Hasil kegiatan berupa pengadaan, penggunaan dan penyimpanan peralatan laboratorium pengendalian limbah harus terekam dengan baik, dan tembusan disampaikan ke SIM RND (FM-3LB-17).
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 88 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
44. INSTRUKSI KERJA PENGADAAN, PENGGUNAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN / LARUTAN KIMIA UNTUK ANALISA KUALITAS PERAIRAN
TUJUAN Menjamin agar pengadaan, penggunaan dan penyimpanan bahan / larutan kimia yang digunakan dalam analisa parameter kualitas perairan terkendali dan aman.
RUANG LINGKUP Pengadaan, penggunaan dan penyimpanan larutan/larutan kimia untuk analisa parameter kualitas perairan.
REFERENSI 44.3.1
SNI 06-2413-1991
44.3.2
SOP-3LB -07 (2)
DESKRIPSI 44.4.1
Sebelum menggunakan suatu bahan atau larutan kimia dalam melakukan analisa parameter kualitas perairan, terlebih dahulu harus dipilih formulasi bahan atau larutan yang akan digunakan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
44.4.2
Bahan atau larutan kimia yang dibeli dan digunakan harus sudah terdaftar dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan harus mendapat persetujuan dari Manager Research & Environmental Development (FM-3LB -18).
44.4.3
Setiap penggunaan bahan atau larutan kimia harus dicatat berapa jumlah bahan atau larutan tersebut yang telah digunakan.
44.4.4
Bahan atau larutan kimia harus disimpan di tempat yang yang telah ditentukan agar aman (sesuai pentunjuk penyimpanannya).
44.4.5
Supervisor Pengendalian Limbah harus memeriksa dan mencatat berapa banyak persediaan bahan/larutan kimia yang ada, jika persediaan sudah habis Supervisor dapat mengajukan permohonan untuk pengadaan bahan/larutan yang telah habis kepada pihak manajemen setelah mendapat persetujuan dari Manager Research & Enviromental Development.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 89 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
REKAMAN TERCATAT Semua bentuk pengadaan, penggunaan dan persediaan bahan / larutan kimia untuk analisis kualitas perairan harus terekam dengan baik, serta tembusan disampaikan ke SIM RND.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 90 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
45. INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN ALAT PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUNGAI
TUJUAN Membuat sebuah alat khusus untuk pengambilan sampel organisme air seperti zooplankton dan fithoplankton di dalam air sungai
RUANG LINGKUP 45.2.1
Pengukuran diameter lingkaran kawat.
45.2.2
Pemasangan bahan planktonnet.
REFERENSI SOP-3LB -07 (45)
DESKRIPSI 45.4.1
Pembuatan Lingkaran Dari Kawat Potong kawat besi berukuran 2 mm yang mudah untuk dibentuk. Buat lingkaran dengan diameter 20 cm. Ujung kedua kawat disambung menjadi satu dengan kawat atau di las. Sambungan kedua ujung kawat dihaluskan agar tidak merusak bahan planktonnet.
45.4.2
Membentuk Bahan Planktonnet Buat bahan planktonnet berbentuk segitiga sebanyak dua buah Bahan berbentuk segitiga dijadikan satu dengan cara dijahit bagian sisinya
sehingga
berbentuk
kerucut
dengan
kedua
ujung
yang
berlubang. Ujung lingkaran bahan yang terkecil direkatkan dengan sebuah botol berukuran sedang. Ujung lingkaran bahan yang terbesar direkatkan dengan lingkaran kawat. Alat yang sudah terbentuk diberi tali dari nilon yang berfungsi sebagai alat bantu ketika mengambil sampel air.
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 91 / 92 -
No. Dokumen : SOP-3LB-07
Revisi : 3
Kawat besi φ 2 mm
Tali nilon 2 m
Kawat besi
Kain planktonet
Botol ukuran sedang
Gambar 1. Alat pengambilan sampel air (Planktonnet)
SOP Pengendalian Limbah
- Hal 92 / 92 -