Project Book
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI Rumah Sakit Umum Daerah Regional Provinsi Sulawesi Barat - Mamuju
ROBERT SIMBOLON
by proudly present as a part of PT WASKITA KARYA
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT - MAMUJU Penyusun : Robert Simbolon Desain Cover dan Layout : Robert Simbolon Foto Dokumentasi : Muh. Lukman Alfath & Pendi Sarkodes Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin penulis +230 halaman
Daftar Isi........04 Manager........06 Tentang Penulis........08 Deskripsi Proyek dan Kronologi Gempa Bumi ........14
Daftar Isi
15 Gempa Bumi 16 Kronologi Gempa Bumi 17 Timeline Gempa Bumi Sulawesi Barat 18 Kerusakan Bangunan
Lokasi Proyek dan Sekilas Tentang Bangunan ........22 23 Lokasi Gedung RSUD Sulawesi Barat 24 Peta Lokasi 26 Gedung RSUD Regional Sulawesi Barat 28 Gambar-gambar
4
Alur Kerja........50 51 Proyek Tanggap Darurat vs Proyek Umum 52 Alur Kerja - Penentuan Tingkat Kerusakan 53 Alur Kerja - Proses Konstruksi 56 Kronologi Status Kerusakan Bangunan 58 Timeline Perubahan Status Kerusakan Bangunan
Mutual Check 0 (MC-0)........60 61 MC-0 - Pengambilan Data 72 Kerusakan Arsitektural - Dinding 78 Kerusakan Arsitektural - Plafon 86 Kerusakan Arsitektural - HT Dinding Kamar Mandi 90 Kerusakan Struktural - Dilatasi Bangunan 94 Kerusakan Struktural - Dilatasi Atap 100 Kerusakan Struktural - Keretakan Kolom Struktur 106 Perkuatan Struktural Balok dan Kolom dengan CFRP 114 Hasil Temuan Pemeriksaan Kondisi Awal 115 Rekap Quantity Pekerjaan MC-0
130 Metode Perbaikan - Kerusakan Vertikal Ringan 132 Metode Perbaikan - Kerusakan Sudut 134 Metode Perbaikan - Kerusakan Berat 138 Dokumentasi Perbaikan Arsitektur - Dinding 152 Metode Perbaikan - Finishing HT Dinding Kamar Mandi 154 Metode Perbaikan - Plafon Gypsun 160 Metode Perbaikan - Pelebaran Dilatasi Plat Atap 166 Metode Struktur - Perkuatan Struktur dengan CFRP 226 Metode Struktur - Perbaikan Kolom Retak dengan Injeksi
Mutual Check 50........228 229 Mutual Check 50
Mutual Check 100........240 241 Mutual Check 100
Pasca Perbaikan.......244
Metode Perbaikan & Proses Pengerjaan ........118 119 Sekuen Pekerjaan 112 Pedoman Metode Perbaikan Arsitektural 113 Penggunaan Material Perbaikan Dinding 128 Metode Perbaikan - Kerusakan Diagonal Ringan
5
Ken Nusa
Project Manager
Manager
Proyek Rehabilitasi Rekonstruksi RSUD Regional Sulawesi Barat Imam Robbani
Site Operational Manager
Ahmad Suhemi N. Quality Health Safety Environtment Manager
6
Mashadi
Site Engineering Manager
Riki Damhur
Site Procurement Logistic and Equipment Manager
Pandeka Ramadhan Mechanical Electrical Plumbing Coordinator
Merry C. Pasaribu
Site Contract Administration and Risk Manager
Hermawan Baddar Site Accounting Manager
Tim : - Endra Dwi Cahyo - Muhammad Ridho - Eko Yulianto - Djarot Suseno - Triputri Butar-Butar - Lukman - Heru Yanuar - Prayitno - Pendi - Lara Kartika - Jan Putra Agil - Aulia Rahman - Widi Taufik Ridwan - Arizqi Irfa Marzuki - Dicky Angga Pratama - Eko Budiono - Shinta N
Superintendent Superintendent Superintendent
Lead Surveyor
- Anang Wahyu Widodo - Sutanto - Dwi Haryanto
Assistant Surveyor
- Bella Lingga
Secretary
- Helmi - Putra
Driver
Assistant Surveyor
Superintendent MEP MEP Site Operaitional Officer (Admin) Site Engineering Officer
Driver
Site Engineering Officer Site Engineering Officer (Admin) Drafter
- Junaedy - All Security
OB
Site QC Officer Site QC Officer Site HSE Officer Site HSE Officer Site Contract Administration & Risk Officer Site Contract Administration & Risk Officer Site Contract Administration & Risk Officer Site Procurement Logistic & Equipment Officer
- Bustan Fadhilsyah - Muhlis Fachruroji - Wawan Setiawan - Muhammad Roni
Site Procurement Logistic & Equipment Officer
- Donny Fajri Maulana - Morris C. Nibaely
Site Administration Officer
Site Procurement Logistic & Equipment Officer Site Procurement Logistic & Equipment Officer
Site Administration Officer
7
Tentang Penulis Buku
ROBERT SIMBOLON Site Engineer and BIM Engineer Officer
Seseorang dengan dedikasi tinggi, semangat, dan jiwa kompetitif Saat ini bekerja sebagai Site Engineering dengan pengalaman 4 tahun pada Perusahaan Konstruksi di Indonesia, PT Waskita Karya. Memiliki minat di bidang Arsitektur, Seni, Desain Grafis, Alam, Travelling, dan telah menyelesaikan beberapa karya di beberapa kompetisi seperti Arsitektur dan Desain Grafis Kepemimpinan, Pekerja Keras, vokal, dan selalu ingin belajar adalah nilai-nilai yang dipegangnya dalam berkarya dan bekerja. Untuk informasi lebih lanjut tentang karya dan resume, silakan kunjungi tautan di bawah ini https://issuu.com/robetsimb/docs/portfolio http://www.coroflot.com/robertsimbolon Instagram : @rbrtsmbln
8
SITE ENGINEER REVIEW AND DESIGN
Melakukan review desain pada rancangan yang dihasilkan oleh konsultan perencana. Meskipun desain dikeluarkan oleh konsultan perencana, namun ada beberapa elemen detail yang harus kami desain secara mandiri untuk mempercepat pekerjaan di lapangan.
BIM ENGINEER 3D MODELLING
DRAFTING
3D MODELLING AND VISUALIZATION
Melakukan review shopdrawing yang dihasilkan oleh Drafter, SubKontraktor, dan juga membantu dalam memproduksi shopdrawing.
Memvisualisasikan bentuk rupa 3D dari bangunan dan juga interior untuk membantu owner (PPK) dalam mengambil keputusan terkait desain bangunan ini.
QUANTITY TAKE OFF
Untuk memastikan pehitungan kuantitas volume yang dilakukan secara manual pada item pekerjaan proyek ini, maka dari 3D Model BIM yang telah dibuat akan dikeluarkan “Material dan Quantity Take Off” agar dapat dibandingkan dengan perhitungan kuantitas secara manual
9
“nilainya kecil, sangat kecil, tapi ini lah proses paling berat yang pernah kuhadapi”.
10
“mungkin memang bukan tentang besar kecilnya, tapi bagaimana impact, tanggung jawab dan kontribusi kita ke masyarakat banyak khususnya Sulawesi Barat. Menurutku hanya inilah yang bisa membuat kita semangat”.
11
Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Rumah Sakit Umum Daerah Regional Sulawesi Barat Mamuju
PELAKSANAAN PROYEK 3 February 2021 - 31 Oktober 2021
TIPE PROYEK Proyek Nasional Tanggap Darurat Bencana Alam
PEMBERI TUGAS Kementerian PUPR
MAIN CONTRACTOR PT Waskita Karya
PROJECT MANAGEMENT CONSULTANT PT Virama Karya
12
13
Deskripsi Proyek & Kronologi Gempa Bumi
14
GEMPA BUMI Gempa bumi dengan kekuatan 5.9 SR dan 6.2 SR telah meluluhlantakan Provinsi Sulawesi Barat, khususnya
HARI DAN TANGGAL :
Mamuju dan Mejene. Gempa ini terjadi dalam dua hari secara berturut-turut. Gempa pertama terjadi pada Kamis 14 Januari 2021 pukul 14.45 WITA dengan kekuatan 5.9 SR, dan keesokan harinya, Jumat 15 Januari 2021, gempa dengan kekuatan lebih besar yaitu 6.2 SR terjadi pada pukul 02.28 WITA. Gempa ini cukup
Kamis, 14 Januari 2021 Jumat, 15 Januari 2021
banyak menelan korban jiwa serta banyak menimbulkan kerusakan bangunan dan infrastruktur. Berdasarkan data yang diperoleh dari sejumlah Posko Penanganan Bencana, gempa ini menelan kurang lebih 105 korban jiwa akibat tertimbun reruntuhan bangunan dan 6489 orang mengalami luka-luka.
KEKUATAN GEMPA : 5.9 SR dan 6.2 SR
Sementara itu diperoleh data sebanyak 92.075 jiwa mengungsi di beberapa posko yang tersebar di Mamuju dan Majene. Untuk Bangunan yang dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa adalah sekitar 248 bangunan yakni 103 Gedung Pemerintahan, 48 Bangunan Fasilitas Kesehatan, 79 Bangunan Fasilitas Pendidikan, 9 Bangunan Fasilitas Ibadah, dan 9 Bangunan Perumahan/Rusun/Wisma. Kerusakan yang terjadi mulai dari tingkat ringan hingga rusak tingkat berat. Dari semua bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan akan ditangain oleh berbagai pihak, baik pihak pemerintah, swasta, hingga NGO.
KORBAN : 105 Meninggal, 6489 Luka-luka, 92.075 Menungsi
Selain kerusakan bangunan, kerusakan juga terjadi pada jaringan listrik dan internet, sementara untuk jaringan seluler masih dapat digunakan meskipun tidak optimal. Beberapa hari pascagempa, warga Mamuju maupun Majene memilih untuk tinggal di pengungsian atau mendirikan tenda di depan rumah mereka dan mengaku masih belum berani untuk masuk ke dalam rumah karena masih trauma akibat gempa. Selain itu kegiatan umum masyarakat seperti bekerja, berjualan, dan
BANGUNAN YANG RUSAK: 248 Bangunan Mengalami rusak dengan berbagai tingkat kerusakan
lainnya semuanya lumpuh total.
15
Kronologi Gempa Bumi Gempa Bumi di Sulawesi Barat (Mamuju - Majene), 15 Januari 2021 : Skala Kedalaman Koordinat Pemicu
: 6.2 SR : 38 KM : 2,97 °LS dan 118.99 °BT : Aktivitas Sesar Naik Mamuju (Mamuju
Thrust)
dengan
percepatan pergerakan sesar 10-15 mm/tahun
Sumber : BMKG
16
TIMELINE GEMPA BUMI SULAWESI BARAT
8 Jan 1984
15 Jan 2021
Gempa bumi yang terjadi pada 15 Januari ini bukanlah yang pertama di Kabupaten Mamuju dan Majene. Tercatat sudah terjadi gempa besar sebanyak 4 kali di Sulawesi Barat. Hal ini dikarenakan wilayah Sulawesi Barat adalah wilayah yang dilalui oleh Ring of Fire. Berikut ini adalah timeline catatan sejarah bencana Gempa Bumi di
23 Feb 1969
Sulawesi Barat : •
11 Apr 1967 - 6.3 Skala Richter - Polewali Mandar memicu
11 Apr 1967
Tsunami dan menelan korban 13 orang •
23 Feb 1969 - 6.9 Skala Richter - Majene memicu Tsunami, 64 orang meninggal dunia, 97 luka dan sekitar 1300 rumah rusak di empat desa
•
8 Jan 1984 - 6.7 Skala Richter - Mamuju tidak ada korban jiwa, rumah-rumah masyarakat rusak
•
15 Jan 2021 - 6.2 Skala Richter - Mamuju - Majene 105 jiwa meninggal dunia Sumber : BMKG
17
KERUSAKAN BANGUNAN Dari 248 bangunan yang mengalami kerusakan akan dibagi menjadi beberapa kluster yang dikerjakan oleh kurang lebih lima penyedia jasa atau kontraktor. Dari sekian banyak bangunan yang mengalami kerusakan, salah satu bangunan yang sangat vital dan menjadi PRIORITAS UTAMA dalam percepatan Proyek Tanggap Darurat Nasional ini yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Regional Provinsi Sulawesi Barat (Baru), yang merupakan Subjek Utama yang akan dibahas pada buku proyek ini. Rumah sakit ini menjadi prioritas utama karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Sulawesi Barat dan juga merupakan rumah sakit rujukan khusus untuk penanganan pasien pengidap virus Covid-19, serta dilengkapi fasilitas serta tenaga kesehatan yang memadai. Selain itu, dari keseluruhan 248 bangunan yang mengalami RSUD Regional Prov. Sulawesi Barat
kerusakan, hanya bangunan rumah sakit ini yang memiliki luas bangunan lebih dari 10.000 m2, oleh karena itu bangunan ini memerlukan penanganan khusus dan penanganan yang cepat.
Titik Lokasi Kerusakan Bangunan
18
19
Situasi Pascagempa
20
Situasi Pascagempa - masyarakat mulai membangun tenda darurat
21
Lokasi Proyek & Sekilas Tentang Bangunan Eksisting
Pusat Kabupaten Mamuju Pantai Manakarra
Pulau Karampuang
22
LOKASI GEDUNG RSUD SULAWESI BARAT RSUD Regional Sulawesi Barat merupakan rumah sakit Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat yang dibangun pada tahun 2005 yang berlokasi di JL. R.E Marthadinata, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju. Rumah sakit ini letaknya relatif dekat terhadap pusat Kabupaten Mamuju, bahkan Rumah Sakit ini kerap menerima pasien dari luar Kabupaten Mamuju, seperti Majene, Polewali Mandar, Mamasa dan daerah lainnya karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan di Provinsi Sulawesi Barat. Pada tahun 2017 dibangun kembali Gedung RSUD Baru untuk memenuhi perkembangan pelayanan kesehatan di Kabupaten Mamuju. Gedung Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Barat yang baru ini telah ditunjuk sebagai pusat rujukan bagian utara di Provinsi Sulawesi Barat serta rumah sakit rujukan untuk pasien pengidap Covid-19. Selama situasi tanggap darurat di Kabupaten Mamuju berlangsung, tantangan dari Proyek Rehabilitasi dan Renovasi Rumah Sakit ini adalah sulitnya memperoleh materialmaterial utama dengan jumlah yang besar, seperti semen, pasir, bata ringan, plaster dan acian instan, besi beton dan lainnya di sekitar Kabupaten Mamuju. Selain karena jumlahnya yang terbatas, Kabupaten Mamuju masih dalam situasi darurat sehingga kegiatan jual beli pada kabupaten ini masih sangat terbatas, bahkan ada beberapa Jalan Arteri Mamuju
masyarakat setempat yang memilih untuk tinggal sementara di luar kabupaten dan Provinsi, yang mengakibatkan kegiatan jual beli menjadi lumpuh. Oleh karena itu kebutuhan material, umumnya disupply dari Makassar.
Kantor Gubernur Sulbar
23
Kabupaten Mamuju
24
Kecamatan Simboro
RSUD Regional Prov. Sulawesi Barat (Lama)
RSUD Regional Prov. Sulawesi Barat (Baru)
RSUD Regional Provinsi Sulawesi Barat
25
GEDUNG RSUD REGIONAL SULAWESI BARAT
Gedung RSUD Regional Sulawesi Barat ini memiliki luas bangunan kurang lebih
Secara desain, bangunan Rumah Sakit Umum Regional Provinsi Sulawesi Barat ini
15.770m2 yang terdiri dari 5 lantai dengan rincian pemanfaatan ruang lantai yaitu
terdiri dari 4 massa bangunan yang dipisah oleh dilatasi, sehingga Rumah Sakit ini
; Lantai 1 – Ruang Administrasi Rumah Sakit, Radiologi dan Poliklinik, Lantai
terdiri dari 3 massa bangunan dengan 3 lantai dan 1 massa bangunan dengan 5 lantai.
2 – Ruang ICU, NICU, Ruang Rawat Inap, Lantai 3 – Ruang Rawat Inap, Lantai
Dilatasi ini sendiri merupakan dilatasi kolom dengan lebar gap dilatasi adalah 20mm.
4 – Ruang Rawat Inap, Lantai 5 – Ruang Rawat Inap, Lantai Atap - Utilitas AC, Air Bersih, Water Heater, Ruang Lift dan lainnya
26
Sistem Struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah Rigid Frame dengan
Setelah gempa terjadi bangunan ini masih berdiri kokoh, namun ada beberapa
Beton Bertulang dengan pondasi Borepile. Bangunan ini juga diketahui tidak
elemen-elemen yang rusak seperti elemen arsitektur - dinding, plafon, lantai, dan
memiliki shearwall baik pada tangga darurat maupun lift.
ada juga terjadi beberapa kerusakan pada elemen struktur seperti kerusakana area
Untuk material arsitektural yang digunakan pada gedung ini adalah Bata Merah,
dilatasi kolom balok dan dilatasi atap
Plafon Gypsum, Lantai HT, Lantai Vinyl, Finishing Fasad ACP dan Curtain Wall. Pada Bagian Atap dan dilatasi menggunakan waterproofing Asphalt Membrane.
27
Pembagian Zoning pada 4 Massa Bangunan
4 3 2
28
1
POT-B
POT-D
POT-C
POT-A
Denah Lantai 1
29
POT-B
POT-D
POT-C
POT-A
Denah Lantai 2
30
POT-B
POT-D
POT-C
POT-A
Denah Lantai 3
31
POT-B
POT-D
POT-C
Denah Lantai 4
32
POT-B
POT-D
POT-C
Denah Lantai 5
33
Tampak Depan
34
Tampak Kanan
Tampak Belakang
Tampak Kiri
35
Potongan A
36
Potongan B
37
Potongan C
38
Potongan D
39
40
41
42
43
44
45
selama masa tanggap darurat, pihak Rumah Sakit Regional Sulawesi Barat melakukan pelayanan kesehatan dengan menggunakan tenda-tenda temporary
46
47
48
49
Alur Kerja
50
PROYEK TANGGAP DARURAT vs PROYEK UMUM Pada umumnya proyek konstruksi memiliki dokumen atau syarat administrasi dasar seperti RAB, BQ, Spesifikasi Teknis, RKS, SOP Pekerjaan, SOP Administrasi, Gambar DED atau Gambar For-Construction, namun untuk proyek Tanggap Darurat Bencana Nasional, dokumen-dokumen tersebut bisa dipastikan tidak ada! Mengapa? Seperti yang kita ketahui, bencana alam tidak dapat kita prediksi kapan datangnya, hal ini mengakibatkan ketersediaan dokumen/ syarat-syarat administrasi dasar proyek seperti yang telah disebutkan di atas sangatlah minim, bahkan bisa dikatakan tidak ada atau tidak tersedia dan kontraktor pelaksana harus segera melakukan pekerjaan perbaikan secepat dan seefektif mungkin pada bangunan yang telah ditentukan. Pada kondisi tersebut kontraktor pelaksana harus bekerja ekstra keras dikarenakan keterbatasan data-data yang diperlukan dalam menjalankan proyek semacam ini. Selain data-data administrasi, alur pekerjaan atau SOP Pekerjaan sangatlah berbeda dibandingkan dengan proyek pembangunan atau proyek konstruksi pada umumnya, dimana pada proyek pembangunan atau proyek konstruksi umumnya membangun sebuah bangunan dari nol (lahan kosong) menjadi ada bangunan fisik, sedangkan untuk tipe proyek ini kontraktor harus menentukan item pekerjaan, mendapatkan volume-volume pekerjaan, membuat mapping-mapping pekerjaan, membuat RAB sendiri, dan kerap kali membuat As-Built Drawing pada bangunan yang akan direhabilitasi karena keterbatasan data berupa gambar bangunan eksisting. Dalam melaksanakan renovasi/rehabilitasi bangunan terdampak gempa tidak sertamerta langsung dilakukan proses perbaikan, namun perlu diadakan Assessment untuk menentukan tingkat kerusakan bangunan (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya). Dari hasil Assessment ini akan ditentukan Tingkat Kerusakan dan Metode Penanganan yang sesuai dengan tingkat kerusakannya. Selanjutnya dilakukan Pemeriksaan Bersama untuk mendapatkan volume pekerjaan awal (MC-0) yang akan dijadikan landasan untuk Penyedia Jasa / Kontraktor dalam melakukan renovasi dan rehabilitasi pada bangunan tersebut
51
ALUR KERJA - PENENTUAN STATUS TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN YANG MENGALAMI KERUSAKAN
QUICK ASSESTMENT AWAL
ASSESTMENT ULANG (TENAGA AHLI PENYEDIA JASA) RINGAN KATEGORI KERUSAKAN (FINALISASI)
SEDANG BERAT
PENANGANAN & ASSESTMENT LEBIH MENDETAIL
METODE PERBAIKAN / POLA PENANGANAN
LAPORAN ASSESTMENT / DESAIN FINAL
PERSETUJUAN
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam melaksanakan perbaikan atau
Untuk Kategori Kerusakan Berat, bangunan eksisting harus dibongkar secara
renovasi, perlu dilakukan penilaian pada tingkatan kerusakan bangunan atau
keseluruhan dan diganti dengan desain baru, karena bangunan lama sudah tidak
Assessment. Quick Assessment Awal dilakukan oleh tim dari Pemberi Tugas
layak untuk diperbaiki.
yang selanjutnya dilakukan Assessment Ulang oleh Tenaga Ahli Penyedia
Untuk bangunan dengan Kerusakan Ringan umumnya hanya mengalami
Jasa. Hasil Assessment ini akan menyatakan tingkat kerusakan bangunan yakni;
kerusakan secara arsitektural.
Ringan, Sedang, atau Berat.
Sebelum bangunan dilakukan perbaikan, Kontraktor harus mengajukan metode perbaikan atau pola penanganan atas rekomendasi Tenaga Ahli Penyedia Jasa
Bangunan dengan Kerusakan Sedang perlu penanganan lebih serius seperti adanya perbaikan struktural ataupun perkuatan struktur bangunan.
52
dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
ALUR KERJA - PROSES KONSTRUKSI PEMBUKAAN RUANGAN
PENGOSONGAN RUANGAN
PEMERIKSAAN KONDISI AWAL / MC 0
PENGAJUAN
PEKERJAAN PERBAIKAN
SHOPDRAWING
PEMBERSIHAN RUANGAN
Koordinasi dengan Tim Fasilitas Rumah Sakit
PENANGANAN ASET RUMAH SAKIT
Alur Kerja didetailkan lagi
Setelah Metode Perbaikan disetujui, langkah selanjutnya adalah melakukan
Di dalam Berita Acara Kondisi Awal MC 0 akan terkandung volume pekerjaan
pembukaan setiap ruangan yang ada di gedung yang akan diperbaiki, karena
dan item pekerjaan yang menjadi modal penting dalam menentukan Rencana
banyak ruangan-ruangan yang sengaja dikunci untuk mengamankan aset-aset
Anggaran Biaya proyek Renovasi RSUD Regional Sulawesi Barat ini. Namun
di dalamnya. Untuk membuka setiap ruangan yang akan diperbaiki, Tim K3
dalam menyusun Berita Acara Kondisi Awal, Pengajuan, hingga sampai produksi
berkoordinasi terlebih dahulu dengan Tim Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Shopdrawing bukanlah hal yang mudah, dikarenakan ada proses yang sangat
untuk membuka pintu di setiap ruangan yang terkunci. Setelah ruangan terbuka,
panjang, bertahap, dan membutuhkan kekompakan tim dalam mengumpulkan
Tim K3 melakukan pengosongan ruangan, pembersihan, dan juga penanganan
data. Oleh karena itu dibutuhkan Alur Kerja yang tepat agar proses pengambilan
atau perlindungan aset rumah sakit seperti meja, lemari, dan alkes.
data dapat dilakukan dengan tepat dan data-data yang dikumpulkan terkendali dan dapat dipertanggungjawabkan hingga akhir proyek.
Setelah terbuka, langkah selanjutnya adalah membuat Berita Acara Kondisi Awal MC 0 yang akan digunakan untuk tahap-tahap selanjutnya sampai dengan menghasilkan shopdrawing perbaikan.
53
Start
Tidak TTD?
BA Kondisi Awal / MC0
Pengerjaan di Lapangan
Ya Volume Mapping
3 Volume Pekerjaan Estimasi
2
Identifikasi Kerusakan QC + Surveyor + Dokumentasi
1
Progres Pengerjaan 50%
Keliling Dengan MK
Berita Acara MC-50
Progres Pengerjaan 100%
Shopdrawing
Volume Real secara Keseluruhan
Finish
4
Mapping
Berita Acara MC-100
Identifikasi
5 Ajukan
Finish Approved
Sebagai Backup Volume
QS + Pelaksana + Survey + Drafter + Dokumentasi
54
ALUR KERJA - PROSES KONSTRUKSI Alur kerja merupakan pondasi kerja tim yang sangat fundamental, terutama untuk proyek tipe Darurat Bencana. Kesalahan alur kerja akan menyebabkan ketidakaturan
• 2
Setelah disetujui, langkah selanjutnya adalah pengerjaan di lapangan
• 3
Setelah progres pekerjaan di lapangan mencapai 50% untuk item
hingga Progres Pengerjaan 50% yang dilakukan oleh Pelaksana.
output, baik pekerjaan fisik maupun administrasi. Dalam SOP Pekerjaan pada proyek tipe Tanggap Darurat, hal penting dan mendasar adalah mementukan alur kerja yang tepat dan efektif sehingga semua item
pekerjaan, Kontraktor akan meninjau pekerjaan bersama MK dan tim dari
pekerjaan, volume pekerjaan dan kualitas pekerjaan dapat dihimpun ke dalam
Pemberi Tugas untuk melakukan pengukuran pekerjaan, gambar sketsa
kumpulan data yang dipertanggungjawabkan dari awal hingga akhir proyek.
pekerjaan dan dilaporkan dalam Berita acara (BA) MC-50.
Setelah melalui proses pemikiran, diskusi yang cukup panjang, try and error dan
• 4
penyempurnaan pada alur kerja, disepakati bahwa alur kerja dimulai dari :
Setelah BA disetujui, Gambar Sketsa akan dijadikan Shopdrawing oleh Drafter. Dari gambar shopdrawing ini akan dihasilkan Mappingan Pekerjaan serta Volume Pekerjaan (melalui gambar CAD). Setelah gambar selesai,
•
1
Membuat Berita Acara Kondisi Awal / MC-0 untuk mendapatkan data Jenis-
diajukan kepada Manajemen Konstruksi, apabila gambar disetujui, otomatis
jenis kerusakan / item pekerjaan, Identifikasi kerusakan di Lapangan,
Gambar ini dapat difungsikan sebagai Backup Volume pekerjaan.
Volume Kerusakan, serta Mappingan Kerusakan. Semua data ini akan dijadikan Data Estimasi Awal untuk diajukan ke MK (Managemen Konstruksi) sebagai acuan pekerjaan. Apabila “disetujui” proses selanjutnya adalah Pengerjaan di lapangan, sedangkan bila “tidak disetujui”, BA MC-0 harus diperbaiki. Dalam pengambilan data dibutuhkan personel QC (Quality Control) untuk mengidentifikasi kerusakan, Surveyor untuk mengukur kerusakan, dan personel dokumentasi
• 5
Sembari Drafter menggambar Shopdrawing, pekerjaan di lapangan tetap berlangsung hingga mencapai Progres Fisik 100% termasuk Finishing. Setelah Progres Fisik 100%, Kontraktor, MK dan tim dari Pemberi Tugas akan melakukan pemeriksaan hasil Pekerjaan pada aspek Kualitas. Apabila sudah sesuai terhadap kriteria keberterimaan, semua hasil pekerjaan ini akan dibuat ke dalam Berita Acara MC-100 yang dapat dijadikan lampiran untuk Berita Acara Serah Terima.
55
KRONOLOGI STATUS KERUSAKAN BANGUNAN Sebelum dilakukan perbaikan, bangunan terdampak gempa terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan kerusakan bangunan atau disebut sebagai Assessment Kerusakan Bangunan. Assessment ini bertujuan untuk menentukan status kerusakan bangunan, metode perbaikan, dan juga pendanaan untuk perbaikan. Sesaat setelah gempa terjadi, 15 Januari 2021, bangunan terdampak gempa langsung dilakukan Quick Assessment Awal oleh Dit. BPB, Dit. BTPP dan Pemda, hal ini bertujuan untuk mendata bangunanbangunan apa saja yang mengalami kerusakan di Sulawesi Barat. Quick Assessment Awal ini dilakukan secara cepat sehingga pemeriksaan tidak dilakukan secara mendetail dan teknis. Pemeriksaan mendetail lebih lanjut akan dilakukan oleh Tenaga Ahli dari Penyedia Jasa (Kontraktor) yang akan melakukan renovasi pada gedung ini. Assesment oleh Tim Tenaga Ahli dari Penyedia Jasa
56
Assessment secara mendetail dilakukan secara berkala oleh tim Tenaga Ahli Penyedia Jasa (Kontraktor) yang dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan, dari bulan Februari hingga Maret 2021. Kegiatan Assessment ini tidak hanya memeriksa bagian struktural saja, melainkan juga pada elemen arsitektural dan juga MEP, serta pemeriksaan kembali pada struktur tanah. Hasil Assessment yang dilakukan tim Tenaga Ahli pada tanggal 11 Februari 2021 dilaporkan bahwa bangunan RSUD ini berstatus Rusak Ringan. Bangunan dengan status “Rusak Ringan” artinya bangunan tersebut hanya mengalami kerusakan pada elemen-elemen arsitektural seperti dinding, plafon, dan lantai. Setelah dilakukan assessment secara berkala dan lebih mendetail, pada 26 Maret 2021 dilaporkan ada kerusakan pada elemen-elemen struktur seperti balok, kolom, dilatasi. Berdasarkan rekomendasi dari Tenaga Ahli, Kerusakan struktural ini harus segera dilakukan perbaikan ditambah lagi adanya request dari Pemberi Tugas untuk dilakukan pelebaran dilatasi bangunan dan penambahan perkuatan struktur merujuk pada kerusakan struktural tersebut. Hal ini mengakibatkan adanya kenaikan biaya Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang semula mengacu pada Status Rusak Ringan menjadi Rusak Sedang. Dengan kenaikan status kerusakan bangunan dari Rusak Ringan menjadi Rusak Sedang, pendanaan untuk perbaikan menjadi bertambah dan juga waktu pelaksanaan diperpanjang menyesuaikan terhadap pelaksanaan perbaikan struktur yang sudah dijelaskan sebelumnya.
57
Quick Assessment Awal
STATUS = RUSAK RINGAN
oleh Dit. BPB, Dit. BTPP
TIMELINE PERUBAHAN STATUS KERUSAKAN BANGUNAN
dan Pemda (Januari 2021) Verifikasi Hasil
STATUS = RUSAK RINGAN
Pemeriksaan Cepat oleh Manajemen Konstruksi (7 Februari 2021) Assessment oleh Tim
STATUS = RUSAK RINGAN
Tenaga Ahli Penyedia Jasa (11 Februari 2021) Final Assessment oleh Tim Tenaga Ahli
STATUS = RUSAK SEDANG
Justifikasi Status Rusak Sedang : 1.
(26 Maret 2021)
Permintaan pelebaran dilatasi Bangunan dari 2cm menjadi 10cm.
Penyedia Jasa 2.
Permintaan penambahan perkuatan struktur bangunan dengan CFRP.
3.
58
Kerusakan struktur pada area dilatasi.
Assesment oleh Tim Tenaga Ahli dari Penyedia Jasa
59
Mutual Check 0 (MC-0) Pemeriksaan Bersama
60
MC-0 - PENGAMBILAN DATA Berdasarkan alur kerja yang sudah disepakati bersama, tahap awal yang harus dijalankan adalah membuat Berita Acara Kondisi Awal atau MC-0 (Mutual Check 0). Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data berupa daftar jenis-jenis kerusakan yang ada, banyaknya volume kerusakan, serta mappingan kerusakan yang ada pada bangunan ini. Data-data inilah yang nantinya akan menjadi acuan kerja dan juga acuan untuk membuat Anggaran Biaya Proyek. Dalam melaksanakan kegiatan MC-0 ini, pihak MK (Managemen Konstruksi) dan inspektur lapangan dari pemberi tugas harus ikut serta untuk memonitor, mengendalikan, serta menyetujui item-item kerusakan dan volume kerusakan. Adapun kerusakan-kerusakan yang akan dilakukan pendataan dan pengecekan bersama yakni Kerusakan Dinding, Plafon, HT Kamar Mandi, Dilatasi Bangunan, Dilatasi Atap, Kebocoran, dll.
Pengukuran Kerusakan Dinding
Start
Tidak TTD?
BA Kondisi Awal / MC0
Ya Volume Mapping
Volume Pekerjaan Estimasi
Identifikasi Kerusakan QC + Surveyor + Dokumentasi
Perhitungann Jumlah Kerusakan Finishing Jamb Lift
61
KERUSAKAN ARSITEKTURAL - DINDING
Pengukuran Kerusakan Dinding
62
Pengukuran Kerusakan Dinding
63
Pengukuran Kerusakan Dinding
64
Pengukuran Kerusakan Dinding
65
Pengukuran Kerusakan Dinding
66
Pengukuran Kerusakan Dinding
67
Pengukuran Kerusakan Dinding
68
Pengukuran Kerusakan Dinding
69
Kerusakan Dinding Pada Fasad Bangunan RSUD Regional
70
Kerusakan Dinding Pada Fasad Bangunan RSUD Regional
71
KERUSAKAN ARSITEKTURAL - DINDING Kerusakan yang terjadi pada dinding gedung ini umumnya disebabkan karena banyaknya bidang-bidang dinding yang tidak diperkuat dengan kolom praktis dan balok praktis, seperti contoh keretakan diagonal pada sudut openingan pintu (gambar 1), keretakan diagonal pada openingan jendela (gambar 2 dan 3), serta pemasangan dinding bata yang luas pemasangannya lebih dari 12 m2 (gambar 4). Pada kondisi lapangan, banyak elemen dinding tidak dilengkapi dengan kolom dan balok praktis pada openingan pintu dan jendela, selain itu banyak ditemukan dinding bata yang dipasang melebihi luas 12 m2, sementara untuk daerah dengan tingkat intensitas gempa yang tinggi pasangan dinding bata tidak boleh melebihi 9 m2 dan harus diikat dengan kolom praktis dan balok praktis.
1
2
72
3
4
Mapping Kerusakan Dinding - Lantai 1
73
Mapping Kerusakan Dinding - Lantai 2
74
Mapping Kerusakan Dinding - Lantai 3
75
Mapping Kerusakan Dinding - Lantai 4
76
Mapping Kerusakan Dinding - Lantai 5
77
KERUSAKAN ARSITEKTURAL - PLAFON
MC-0 Plafon bersama MK
78
MC-0 Plafon bersama MK
Pengukuran Kerusakan Plafon
Pengukuran Kerusakan Plafon
79
80
Mapping Kerusakan Plafon - Lantai 1
81
Mapping Kerusakan Plafon - Lantai 4
82
Mapping Kerusakan Plafon - Lantai 5
83
Mapping Kerusakan Plafon - Lantai 4
84
Mapping Kerusakan Plafon - Lantai 5
85
KERUSAKAN ARSITEKTURAL HT DINDING KAMAR MANDI Kerusakan arsitektural lainnya yang diakibatkan oleh gempa adalah pada area kamar mandi baik pada lantai maupun pada dinding yaitu kerusakan finishing HT (Homogenous Tile) seperti pecah maupun copot. Kerusakan HT ini terjadi secara acak dengan jumlah yang bervariasi, misalnya pada satu bidang dinding kamar mandi terdapat kerusakan 10 pcs HT, namun pada bidang lain hanya 2 pcs HT. Metode perbaikan finishing kamar mandi ini tidak sertamerta menambal bidang finishing bekas HT lama dengan memasang HT yang baru karena akan mengakibatkan efek belang akibat
Shading HT yang berbeda meskipun dengan merk dan tipe HT yang sama. Oleh karena itu, kerusakan finishing HT secara acak ini membutuhkan metode perbaikan yang efektif dan tepat secara estetika agar nantinya penggantian HT baru pada bidang-bidang dinding kamar mandi tidak menghasilkan efek belang (shading) karena percampuran antara HT lama dan HT baru.
Pengukuran Kerusakan Keramik Dinding
86
Pengukuran Kerusakan Keramik Dinding
87
Pengukuran Kerusakan Keramik Dinding
88
89
KERUSAKAN STRUKTURAL DILATASI BANGUNAN Selain kerusakan Arsitekural, Kerusakan Struktur juga terjadi pada gedung ini, yaitu pada dilatasi bangunan yang diakibatkan benturan antar massa bangunan pada saat gempa, dimana bangunan mengalami pergerakan/drift searah sumbu X atau Sumbu Y. Kerusakan struktural inilah yang mengakibatkan kenaikan status Kerusakan Bangunan dari Ringan menjadi Sedang. Pada foto disamping ini diperlihatkan bahwa elemen struktural mengalami keretakan akibat bertabrakan antara satu massa bangunan dengan massa bangunan disebelahnya. Hal ini sangat berbahaya di massa yang akan datang, karena Provinsi Sulawesi Barat merupakan daerah yang dilalui oleh Ring of Fire, sehingga sangat memungkinkan di suatu waktu akan terjadi kembali gempa bumi di wilayah Sulawesi Barat ini. Gedung RSUD Regional Sulawesi Barat memiliki 4 massa bangunan dengan ketinggian maksimal sekitar 25 meter (pada bangunan di zona 4 dengan jumlah 5 lantai). Jarak antar massa bangunan (lebar dilatasi) pada bangunan ini menjadi permasalahan utama, yaitu hanya 20mm, dimana menurut tenaga Ahli Struktur lebar dilatasi minimal untuk bangunan ini adalah 70-100mm, sehingga dapat disimpulkan bahwa bangunan ini tidak memiliki lebar dilatasi yang ideal untuk mengakomodir pergerakan bangunan ketika terjadi gempa. Untuk itu, kerusakan struktur ini menjadi poin penting dan harus didata dalam Berita Acara Kondisi Awal MC-0, karena area dilatasi ini akan ditreatment sedemikian rupa agar mencapai standar minimum jarak dilatasi antar bangunan yaitu 70-100mm dengan metode yang disusun oleh Tim Tenaga Ahli Sturktur.
90
Lebar Dilatasi antar massa bangunan yaitu sekitar 20mm dengan diselipkan stereofoam.
91
Area-area dilatasi yang terdapat kerusakan / keretakan struktur akibat gempa
92
massa bangunan 1
massa bangunan 1
massa bangunan 2
massa bangunan 2
Ilustrasi massa bangunan yang bertabrakan satu sama lain akibat terjadinya gempa.
93
KERUSAKAN STRUKTURAL DILATASI ATAP Selain kerusakan pada dilatasi bangunan, kerusakan struktural lainnya terjadi pada plat atap di sekitar dilatasi akibat desain dilatasi yang tidak tepat sehingga mengakibatkan keretakan dan kebocoran atap. Seperti pada foto di samping ini adalah foto kerusakan pada dilatasi plat atap - lantai 4 - yang terjadi karena getaran gempa. Plat atap di sekitar dilatasi mengalami retak / pecah akibat disambung satu sama lain dengan menggunakan waterproofing membrane bakar, diberikan tanggulan bata dan di-finish screed, sehingga plat atap satu dengan lainnya menjadi monolit. Metode seperti ini bukanlah metode yang tepat untuk treatmen dilatasi atap bangunan. Karena atap bangunan disatukan dengan waterproofing membrane bakar + screed, sehingga ketika bangunan mengalami pergerakan akibat gempa, material-material pada area dilatasi ini terdesak satu sama lain dan terbentur hingga membentuk retakan pada plat atap. Selain itu waterproofing membrane bakar bukanlah material yang tepat sebagai material dilatasi bangunan. Selain retak dan pecah, penutup dilatasi berupa plat seng juga sudah rusak dan terbongkar yang mengakibatkan air hujan dapat masuk pada celah-celah retakan atau pecahan pada dilatasi atap bangunan dan mengakibatkan rembesan air hujan ke lantai bawahnya. Pengecekan Kerusakan Dilatasi Atap Bangunan - Lantai 4
94
Pengecekan Kerusakan Dilatasi Atap Bangunan - Lantai 4
95
Pada lantai Rooftop, desain dilatasi bangunan berbeda dengan dilatasi pada lantai 4. Pada dilatasi lantai Rooftop, celah dilatasi ditutup sepenuhnya dengan menggunakan waterproofing membrane bakar dan ditutup kembali dengan menggunakan screed, tanpa adanya tanggulan dan cover dilatasi seperti pada plat atap lantai 4. Bisa kita lihat pada foto di samping, pada area dilatasi, screed dan waterproofing membrane bakar rusak dan pecah akibat gempa. Hal ini juga bisa terjadi karena dua massa bangunan ini otomatis menjadi satu bangunan akibat desain dilatasi yang salah. Material-material ini (screed dan waterproofing membrane bakar) terdesak satu sama lain hingga membuat keretakan pada permukaan atas nya. Berdasarkan dua kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya (kerusakan dilatasi pada lantai rooftop dan lantai 4), perlu dilakukan perbaikan serta penggantian desain dilatasi atap pada bangunan RSUD Regional Sulawesi Barat ini, dimana dilatasi bangunan TIDAK BOLEH DITUTUP dan bangunan dengan massa yang berbeda tidak boleh disatukan, artinya dilatasi bangunan harus tetap terjaga lebar celahnya. Oleh karena itu, dilatasi bangunan eksisting harus diperlebar sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu minimal 70-100mm. Selain diperlebar, material dilatasi juga harus diganti yang awalnya adalah menggunakan waterproofing membrane bakar (material ini bukan material khusus dilatasi) diganti menggunakan material khusus dilatasi contohnya seperti Expansion Joint (Rubber). Pengecekan Kerusakan Dilatasi Atap Bangunan - Lantai Rooftop
96
Dilatasi Tipe A
Dilatasi Tipe B
desain dilatasi bangunan eksisting pada lantai 4
desain dilatasi bangunan eksisting pada lantai rooftop
97
dilatasi 2 Tipe A
dilatasi 3 Tipe A dilatasi 1 Tipe A
Mappingan Kerusakan DIlatasi Lantai 4
98
dilatasi 4 Tipe A
dilatasi 5 Tipe B
Mappingan Kerusakan DIlatasi Lantai Atap
99
KERUSAKAN STRUKTURAL KERETAKAN KOLOM STRUKTUR Kerusakan struktural lainnya terjadi pada kolom struktur di lantai 4 pada As L - 6’. Kolom ini memiliki dimensi 700x700mm dengan tulangan utama 12D25, tulangan sengkang D12-150 (tumpuan) dan D12-200 (lapangan), dan mutu Beton f’c 30 MPa. Berdasarkan identifikasi pada kolom struktur tersebut ditemukan bahwa lebar retak sekitar 1mm yang diukur dengan menggunakan jangka sorong. Retak ini tidak hanya terjadi pada satu sisi, melainkan mengelilingi kolom struktur dengan posisi keretakan pada ketinggian 2600mm dari lantai dan lebar keretakan sekitar 1300mm. Kerusakan ini juga dimasukkan ke dalam data MC-0 yang nantinya akan dimasukkan ke dalam item pekerjaan perbaikan pada Gedung RSUD Regional Sulawesi Barat ini.
Ilustrasi Keretakan Kolom Struktural
100
Detail Pembesian Kolom Pada Kolom Yang Rusak
Mapping Titik Keretakan Kolom
101
Pengukuran Lebar Keretakan Kolom Retak Struktural
102
Pengukuran Lebar Keretakan Kolom Retak Struktural
103
Pengukuran Lebar Sebaran Keretakan Kolom Retak Struktural
104
Pengukuran Lebar Sebaran Keretakan Kolom Retak Struktural
105
PERKUATAN STRUKTUR BALOK DAN KOLOM DENGAN CFRP (CARBON FIBER REINFORCED POLYMER) Selain Item Pekerjaan “Perbaikan Kerusakan” pada Struktur dan Arsitektur, pada proyek ini juga terdapat Item Pekerjaan Perkuatan Struktur dengan menggunakan CFRP (Carbon Fiber Reinforced Polymer) khususnya pada kolom-balok. Item pekerjaan Perkuatan Struktur dengan menggunakan CFRP didasari oleh hasil assessment dan Review gambar As-Built Drawing Struktur RSUD Regional Sulawesi Barat yang dilakukan oleh Tim Tenaga Ahli Struktur, khususnya pada detail-detail struktur kolom dan balok, yang mana menurut Tim Tenaga Ahli Struktur bangunan ini memerlukan perkuatan struktur sehingga apabila terjadi gempa bumi di masa yang akan datang bangunan ini dapat bertahan dari guncangan yang ada. Meskipun bangunan rumah sakit ini masih tergolong cukup kuat untuk guncangan gempa 15 Januari lalu, namun menurut Tim Tenaga Ahli Struktur perlu dilakukan perkuatan untuk mengantisipasi gempa dengan kekuatan yang lebih besar di masa yang akan datang. Perkuatan dengan CFRP dianggap solusi cepat dan ringan dibandingkan memperkuat bangunan rumah sakit ini dengan menambah Structural Bracing atau menambah
Shear Wall, karena metode ini merupakan metode berat dan rumah sakit harus berhenti beroperasi total.
106
Ilustrasi Perkuatan CFRP
Selain itu jarak tulangan sengkang masih dianggap terlalu panjang dan tulangan polos masih digunakan sebagai tulangan sengkang balok dan kolom, hal ini sudah tidak sesuai dengan ketentuan SNI untuk Bangunan Tahan Gempa. Berdasarkan As Built Drawing dan tinjauan di lapangan, Seismic detailing pada balok
Untuk pemanfaatan jangka pendek, beberapa elemen struktur harus diperkuat
dan kolom struktur yang terpasang tidak memadai, khususnya pada elemen kolom
untuk memperkecil risiko kegagalan saat gempa di massa yang akan datang.
(tidak sesuai ketentuan SNI untuk wilayah dengan risiko gempa tinggi). Terlihat juga
Untuk pemanfaatan jangka panjang, struktur bangunan harus diretrofit mengingat
tidak ada Seismic Hook atau Cross Ties pada sengkang, baik pada As Built Drawing
kerawanan yang dimiliki (terkait detailing yang tidak memadai) dan demand gempa
dan juga pada Kolom yang terpasang di lapangan.
yang meningkat berdasarkan SNI 1726 - 2019
107
Perkuatan Struktur Balok dan Kolom dengan CFRP terbagi menjadi 4 bagian, yakni Perkuatan Struktur pada Kolom Sudut, Kolom Dilatasi, Kolom Pendek, dan Kolom Dilatasi Sudut. Pekerjaan Perkuatan Struktur ini tersebar di seluruh lantai bangunan rumah sakit ini dan tersebar di beberapa zona dan area. Di samping ini adalah mappingan pekerjaan perkuatan struktur CFRP.
Ilustrasi Perkuatan CFRP
108
109
110
111
112
113
HASIL TEMUAN PEMERIKSAAN KONDISI AWAL Setelah melalui kegiatan Pemeriksaan Kondisi Awal atau Mutual Check 0 (MC-0) pada semua kerusakan, semua informasi mengenai kerusakan pada bangunan ini dikumpulkan dalam kumpulan data. Ditemukan terdapat 2 jenis kerusakan pada gedung RSUD Regional Sulawesi Barat ini, yakni kerusakan Struktural dan Arsitektural (meskipun ada bagian MEP yang rusak akibat gempa namun tidak dibahas pada buku ini). Tiap disiplin kerusakan ini tedapat beberapa kategori kerusakan lainnya yang nantinya akan disusun, dirunut, dan diklasifikasikan satu per satu agar nantinya dicari metode yang tepat untuk penanganannya. Retak Diagonal Ringan
KERUSAKAN DINDING PLAFON ARSITEKTURAL
FINISHING KAMAR MANDI LANTAI
IDENTIFIKASI KERUSAKAN
PERKUATAN STRUKTUR CFRP STRUKTURAL
WATERPROOFING PELEBARAN DILATASI
114
Retak Vertikal Ringan Retak Sudut Rusak Berat
REKAP QUANTITY PEKERJAAN MC-0 Selain memperoleh Jenis-Jenis Kerusakan / Item Pekerjaan yang harus diperbaiki, dalam kegiatan Pemeriksaan Kondisi Awal juga didapat Quantity per jenis-jenis kerusakan / item pekerjaan. Quantity inilah yang nantinya akan diajukan ke MK (Manajemen Konstruksi) dalam bentuk Berita Acara Kondisi Awal / MC-0 dan dan akan disetujui sebagai volume pekerjaan untuk Anggaran Biaya Perbaikan pada Bangunan RSUD Regional Sulawesi Barat. Berdasarkan pemeriksaan kondisi awal diperoleh beberapa item-item pekerjaan beserta volume pekerjaan, dapat disimpulkan bahwa Kerusakan Dinding merupakan pekerjaan mayor dalam proyek ini karena pada bangunan ini diperoleh sekitar 2320 titik kerusakan. Oleh karena itu, pekerjaan Perbaikan Kerusakan Dinding inilah yang menjadi fokus utama tim kontraktor baik dalam penyusunan Metode yang Efektif dan Efisien, sekuen perbaikan, maupun penyusunan skedul pelaksanaan, karena selain memiliki volume yang sangat banyak (2320 titik), kerusakan dinding ini juga memiliki berbagai klafisikasi kerusakan, sehingga tim perlu fokus untuk mencari penanganan yang tepat, baik secara biaya, mutu, dan waktu. Berbeda dengan sebelumnya, untuk Pekerjaan Perkuatan Struktur dengan CFRP volume pekerjaannya ditentukan oleh tenaga Ahli Struktur dengan mempertimbangkan elemenelemen struktur yang dianggap perlu diberikan perkuatan berdasarkan analisa struktur dan juga assessment di lapangan. Pekerjaan Perkuatan Struktur dengan CFRP dibagi menjadi Perbaikan Kolom Sudut, Kolom Dilatasi, Kolom Pendek dan Kolom Dilatasi Sudut..
115
Tool Box Meeting
116
Tool Box Meeting
Tool Box Meeting
117
Metode Perbaikan & Proses Pengerjaan
118
SEKUEN PEKERJAAN Sebelum menjalankan kegiatan perbaikan, diperlukan alur / sekuen pekerjaan. Tujuan dari sekuen pekerjaan adalah untuk mengatur pergerakan / perpindahan suatu pekerjaan dari satu zona ke zona lain, dan dari satu lantai ke lantai lainnya.
4
Sekuen Pekerjaan sangat dibutuhkan dalam renovasi dan rehabilitasi gedung ini, karena gedung ini terdiri dari 4 zona (4 massa bangunan) dengan 5 lantai bangunan sehingga cakupannya sangat luas. Apabila perpindahan pekerjaan tidak diatur, nantinya akan terjadi benturan antar pekerjaan terhadap pekerjaan lainnya. Selain itu selama masa perbaikan, pelayanan kesehatan di gedung ini masih tetap beroperasional, oleh karena itu alur pekerjaan harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kegiatan pelayanan kesehatan.
3 2
1
Sekuen Pekerjaan Renovasi dan Rehabilitasi gedung ini dimulai dari Lantai 3 (Zona 1 - 3), hal ini ditujukan karena Lantai ini terdapat banyak peralatan kesehatan sehingga perlu dilakukan relokasi terlebih dahulu ke tempat lain. Selanjutnya ke Lantai 2 (Zona 1 - 3). Setelah Lantai 2, alur selanjutnya tidak langsung ke lantai 1, karena lantai 1 ini masih digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan sehingga setelah lantai 2 dilanjutkan naik ke Lantai 5 (Zona 4), Lantai 4 (Zona 4), Lantai 3 (Zona 4), Lantai 2 (Zona 4), dan terakhir Lantai 1 keseluruhan)
119
TAHAP 1 TAHAP 2 (dilanjutkan ke bangunan lantai 5)
Tahapan Pengerjaan Perbaikan
120
TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5 TAHAP 7 TAHAP 7 (AKHIR)
Tahapan Pengerjaan Perbaikan
121
PEDOMAN METODE PERBAIKAN ARSITEKTURAL Dalam melaksanakan kegiatan perbaikan, khususnya kerusakan arsitekural mayor yaitu kerusakan dinding, kontraktor pelaksana diberikan sebuah acuan metode perbaikan gedung pascagempa yang dikeluarkan resmi oleh Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 2006 yaitu “Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa”. Buku ini berisi tentang metode konstruksi bangunan tahan gempa serta metode perbaikan pada gedung yang mengalami kerusakan akibat gempa. Beberapa metode perbaikan yang dibahas pada buku ini khususnya kerusakan pada dinding yaitu Kerusakan Diagonal Ringan, Kerusakan Vertikal Ringan, dan Kerusakan Diagonal Berat. Semua kerusakan yang dibahas ini merupakan kerusakan yang ada pada gedung RSUD Regional Sulawesi Barat ini, sehingga Buku ini sangat tepat untuk dijadikan pedoman metode perbaikan. Meskipun buku ini dikeluarkan tahun 2006 dan gempa terjadi pada tahun 2021, namun metode perbaikan gedung khususnya pada kerusakan dinding, dinilai masih cukup relevan dan dapat dikembangkan atau disinkronisasi dengan bahan/material yang ada dan tersedia di Kabupaten Mamuju Buku Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Tahan Gempa
122
PENGGUNAAN MATERIAL PERBAIKAN DINDING Kerusakan yang terjadi pada gedung RSUD Regional Sulawesi Barat ini mayoritas adalah kerusakan / keretakan dinding, sehingga material yang paling banyak digunakan di proyek ini adalah Mortar Instan (plaster dan acian) dan diperkuat dengan material tambahan seperti kawat ayam dan bonding Agent. Material-material ini merupakan material yang umum dan mudah didapatkan di supplier-supplier bangunan, namun yang menjadi permasalahan utama adalah dalam situasi tanggap darurat, supplier-supplier yang menyediakan material bangunan dengan jumlah banyak sangatlah terbatas, bahkan bisa dikatakan tidak ada (banyak supplier bahan bangunan yang tutup karena masih situasi pasca gempa). Oleh karena itu, material-material ini harus dapat disubtitusis ke material lainnya, dan banyak juga material yang disupply dari luar Mamuju.
Chicken Mesh
Bonding Agent
Mortar Instan
Pasir
Semen
123
Metode-metode perbaikan Arsitektur maupun Metode Perbaikan Struktur yang diajukan kepada Manajemen Konstruksi (MK) akan dievaluasi, apabila tidak disetujui (Reject), metode harus diperbaiki dengan mengacu catatan-catatan hasil review oleh MK, namun apabila disetujui, selanjutnya Kontraktor akan melaksanakan kegitaan perbaikan dengan mengacu metode tersebut. Setelah proses pekerjaan perbaikan di lapangan telah mencapai setengahnya atau progres fisik 50%, nantinya akan dilakukan pengecekan pekerjaan 50% atau disebut MC-50 bersama MK dan Inspector Pemberi Tugas.
BA Kondisi Awal / MC0 (Approved)
Metode Kerja Tidak Pengajuan?
Ya
Pengerjaan di Lapangan
Pengerjaan Perbaikan
124
Pengerjaan Perbaikan
125
126
metode dan dokumentasi perbaikan arsitektural
127
METODE PERBAIKAN KERUSAKAN DIAGONAL RINGAN Kerusakan Diagonal Ringan merupakan kerusakan pada dinding berupa keretakan berbentuk diagonal, kerusakan dapat dikatakan ringan apabila keretakan berkisar antara 0.75 s/d 6 mm. Kerusakan ini umumnya terjadi hanya pada plasteran saja meskipun tetap ada juga yang retak hingga sampai ke pasangan bata merah. Untuk perbaikan dinding dengan kerusakan ini tidak perlu sampai membongkar dinding, namun hanya perbaikan pada plasteran saja. Metode perbaikan untuk kerusakan dengan kategori ini adalah : 1.
Lakukan cutting atau pemotongan plasteran pada dinding yang retak dengan jarak 5cm kiri-kanan dari keretakan, sehingga dihasilkan bentuk cutting dengan lebar 10cm
2.
Bobok dinding yang sudah di-cutting dengan menggunakan jack hammer dan pahat beton, bobok plasteran secara menyeluruh hingga terlihat pasangan bata
3.
Setelah terbobok dan terlihat pasangan bata merah, apabila terjadi retakan pada bata merah lakukan injeksi air semen pada retakan tersebut
4.
Pasang kawat ayam pada bidang yang sudah dibobok dengan dikaitkan pada paku
5.
Setelah kawat ayam terpasang, aplikasikan bonding agent pada permukaan pasangan bata sebagai perekat plasteran baru
6.
128
Lakukukan pemelasteran pada bidang yang sudah diberi kawat ayam dan bonding agent
kerusakan diagonal ringan
cutting plasteran lebar 10cm
injeksi dengan air semen, pasang kawat ayam dan bonding agent
pembobokan dinding sesuai cuttingan
pemelasteran dan pengacian
129
METODE PERBAIKAN KERUSAKAN VERTIKAL RINGAN Kerusakan Vertikal Ringan hampir sama dengan kerusakan diagonal ringan, hanya saja bentuk retakannya adalah vertikal. Metode perbaikan untuk kerusakan dengan kategori ini adalah : 1.
Lakukan cutting atau pemotongan plasteran pada dinding yang retak dengan jarak 5cm kiri-kanan dari keretakan, sehingga dihasilkan bentuk cutting dengan lebar 10cm
2.
Bobok dinding yang sudah di-cutting dengan menggunakan jack hammer dan pahat beton, bobok plasteran secara menyeluruh hingga terlihat pasangan bata
3.
Setelah terbobok dan terlihat pasangan bata merah, apabila terjadi retakan pada bata merah lakukan injeksi air semen pada retakan tersebut
4.
Pasang kawat ayam pada bidang yang sudah dibobok dengan dikaitkan pada paku
5.
Setelah kawat ayam terpasang, aplikasikan bonding agent pada permukaan pasangan bata sebagai perekat plasteran baru
6.
Lakukukan pemelasteran pada bidang yang sudah diberi kawat ayam dan bonding agent
130
kerusakan vertikal ringan
cutting plasteran lebar 10cm
injeksi dengan air semen, pasang kawat ayam dan bonding agent
pembobokan dinding sesuai cuttingan
pemelasteran dan pengacian
131
METODE PERBAIKAN - KERUSAKAN SUDUT Kerusakan Sudut pada dinding terhadap kolom struktur yang ada pada gedung ini umumnya terjadi karena tidak ada stek besi pengikat pasangan bata merah, yang seharusnya dipasang pada kolom praktis ataupun pada kolom struktur. Oleh karena itu, pada metode ini bertujuan untuk menyisipkan tulangan stek pada pasangan bata yang sudah dipasang sebelumnya. Metode perbaikannya adalah sebagai berikut : 1.
Lakukan cutting atau pemotongan plasteran pada sudutan pertemuan dinding dan kolom dengan lebar 10-30cm
2.
Bobok dinding yang sudah di-cutting dengan menggunakan jack hammer dan pahat beton, bobok plasteran secara menyeluruh hingga terlihat pasangan bata
3.
Setelah terbobok dan terlihat pasangan bata merah, siapkan stek tulangan besi diameter 8mm polos dengan panjang 30
4.
Lubangi Kolom Struktur terlebih dahulu dengan bor listrik sedalam 5cm, pastikan posisi lubang tepat sejajar dengan spesi bata
5.
Setelah itu masukkan stek besi pada lubang tersebut dan sisipkan juga pada spesi/siar bata merah
6.
Pasang kawat ayam pada bidang yang sudah dibobok dengan dikaitkan pada paku
7.
Setelah kawat ayam terpasang, aplikasikan bonding agent pada permukaan pasangan bata sebagai perekat plasteran baru
8.
132
Lakukukan pemelasteran pada bidang yang sudah diberi kawat ayam dan bonding agent
kerusakan vertikal ringan
cutting plasteran lebar 10cm
pemasangan stek besi pada sudutan dinding
pembobokan dinding sesuai cuttingan
pemelasteran dan pengacian
133
METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BERAT Kerusakan Berat merupakan kerusakan pada dinding yang melebihi 0.6mm hingga hancur atau terdapat keretakan yang sangat banyak dan memencar. Kerusakan dengan kategori ini tidak dapat diperbaiki atau di-repair kembali seperti semula. Oleh karena ini, kerusakan dinding dengan kategori ini harus dihancurkan seluruhnya dan diganti dinding baru dengan menggunakan material dinding yang lebih ringan namun tetap solid, seperti bata ringan / hebel. kerusakan diagonal berat
pembobokan dinding
dinding terbobok seluruhnya
pemasangan kolom praktis / 9m2
Untuk membuat dinding baru yang perlu diperhatikan adalah luasan pemasangan bata yang semula berdasarkan eksisting adalah lebih dari 12 m2 yang bahkan tidak sesuai standar bangunan umum, sedangkan untuk daerah rawan gempa pemasangan bata harus tidak lebih dari 9 m2. Material dinding bata yang mudah dijangkau saat ini adalah bata ringan dengan dimensi 60x20x10cm, sehingga penggunaan bata merah tidak lagi digunakan pada dinding baru. Untuk kolom praktis menggunakan besi tulangan utama 4D10 dengan sengkang Ø8-150.
134
pemasangan bata ringan
pengecoran kolom praktis tiap
pemasangan dinding bata ringan
tinggi 1m
hingga sampai atas
pengecoran kolom praktis
135
kerusakan diagonal dan vertikal
136
kerusakan sudut
137
DOKUMENTASI PERBAIKAN ARSITEKTUR - DINDING
cutting plasteran pada dinding retak
138
pembobokan plasteran yang telah di-cutting
pemasangan dinding bata ringan dengan ketentuan 9m2 untuk kerusakan berat
139
pembobokan plasteran
140
pemasangan stek
pemasangan kawat ayam
141
pemasangan kawat ayam
142
stek tulangan pada sudutan dinding dan pemberian kawat ayam
pemberian bonding agent sebelum diplaster
143
plasteran
plasteran
144
acian
acian
145
pengamplasan acian
146
pengamplasan acian
Persiapan Pengecatan
Pengecatan
147
Keretakan Dinding yang terjadi pada gedung RSUD Regional ini tidak hanya terjadi pada dinding sisi dalam, melainkan juga dinding sisi Luar atau Fasad. Untuk perbaikan dinding pada area fasad, metode perbaikan yang digunakan juga sama akan tetapi untuk mengakses bidang dinding yang rusak harus menggunakan rangkaian Main Frame yang disusun sedemikian rupa dari lantai 1 hingga ke lantai atas. Khusus untuk bidang dinding yang sulit dijangkau, Gondola dapat digunakan untuk mengakses bidangbidang tersebut.
Scaffolding untuk perbaikan dinding fasad
148
Gondola untuk perbaikan dinding fasad
149
Gondola untuk perbaikan dinding fasad
150
Gondola untuk perbaikan dinding fasad
151
METODE PERBAIKAN FINISHING HT DINDING KAMAR MANDI Pada kondisi eksisting, banyak pasangan HT yang rusak, lepas, kopong secara acak pada bidang-bidang dinding, sehingga untuk menghindari terjadinya warna HT belang terhadap pasangan HT Eksisting, maka dari itu metode penggantian HT pada pasangan dinding eksisting adalah dengan mengganti semua HT pada satu bidang dinding yang pasangan HT-nya banyak mengalami pecah, copot, dan terlepas. 1.
HT Dinding yang banyak mengalami pecah / copot akan diganti secara keseluruhan agar tidak terjadi belang.
2.
Pembongkaran HT yang masih menempel pada 1 bidang dinding
3.
Setelah HT dicopot dengan baik, simpan HT yang masih utuh dengan
1
2
kondisi baik agar dapat digunakan pada bidang dinding yang HT-nya tidak banyak mengalami copot. Sisa-sisa lem keramik dan plasteran yang masih menempel pada dinding harus dibobok terlebih dahulu.
152
4.
Bidang dinding siap untuk dilakukan plasteran.
8.
Pasang HT pada starting Point dengan menggunakan Lem Keramik.
5.
Buat Kepalaan Plasteran.
9.
Pasang HT secara menyeluruh.
6.
Plaster secara menyeluruh.
10.
Untuk HT yang copot sebanyak satu atau dua pcs, dapat dipasang dengan HT
7.
Pasang Benang Acuan untuk acuan pemasangan HT Dinding (Starting
bongkaran sebelumnya namun tetap memperhatikan shading yang sesuai
Point).
terhadap HT eksisting.
3
4
5
6
7
8
9
10
153
METODE PERBAIKAN PLAFON GYPSUM Pada gedung rumah sakit ini banyak dijumpai plafon yang mengalami kerusakan seperti runtuh dan ada juga yang turun. Kerusakan yang terjadi pada plafon ini sudah dipastikan akibat gempa yang terjadi di Provinsi Sulawesi Barat. Untuk metode perbaikan plafon gypsum sendiri tidak ada yang spesifik, yaitu dilakukan dengan cara memotong papan gypsum hanya pada bidang yang rusak atau terlepas, dan kemudian mengganti dengan papan gypsum yang baru dengan spesifikasi dan merk yang sama dengan eksisting. Pada kondisi lapangan, banyak juga rangka plafon eksisting yang sudah rusak atau penyok dan harus diganti dengan rangka yang baru.
Kerusakan Plafon Eksisting
154
Plafon Gypsum rusak akibat gempa
Pemotongan papan gypsum pada area yg rusak
Menambal dengan papan gypsum baru
155
DOKUMENTASI PERBAIKAN ARSITEKTUR HT KAMAR MANDI DAN PLAFON
pemasangan HT Dinding Kamar Mandi
156
pemasangan HT Dinding Kamar Mandi
pemasangan rangka plafon
pemasangan plafon gypsum board
compound plafon gypsum
157
158
metode dan dokumentasi perbaikan struktural
159
METODE STRUKTUR PELEBARAN DILATASI PLAT ATAP • Basahi Area yang akan digrouting • Aduk Sikagrout 215 dan air bersih + 4-4,5 Liter/Bag selama +- 3 menit sehingga tercampur sempurna dengan menggunakan Hand Mixer. • Tuang grouting dengan metode tuang/ gravitasi
Metode Pelebaran Dilatasi ini bertujuan untuk mendapatkan lebar gap dilatasi yang aman untuk gedung rumah sakit ini dan juga mencegah kebocoran pada atap. Metode Pelebaran Dilatasi ini dilakukan dengan cara melebarkan gap dilatasi plat atap dari 2 cm menjadi 10 cm dengan di-cutting dan kemudian gap lebar dilatasi ini akan diberi material joint khusus untuk dilatasi, yang mana sebelumnya menggunakan material yang kurang tepat. Berikut ini adalah tahapan Pekerjaan Pelebaran Dilatasi : 1.
• Biarkan Kering selama min 3x 24 Jam dan copot Begisting 6.
Aplikasikan Joint Dilatasi: • Kasari (Grinding ) permukaan Tanggulan selebar 4-5 Cm pada sisi dalam tanggulan dan bersihkan. • Sikadur 31 CF Normal (Komponen A:B = 1:2) aduk dng Hand Mixer • Patchingkan Sikadur 31 CF Normal dng kapi/raskam pada permukaan tanggulan yg akan dipasang Sikadur Combiflex. • Dalam kondisi basah lanjut pasang Sikadur Combiflex SG20 P pada satu sisi dan supaya Sikacombiflex SG20 P tdk jatuh gunakan pemberat. • Biarkan kering 1x6 Jam
7.
Setelah terpasang sempurna, Aplikasi Waterproofing Coating Bithumen
Lakukan cutting Concrete pada sisi kanan kiri joint dilatasi, sehingga gap joint menjadi 50-100mm
2.
Bersihkan Area dari kotoran dan debu
3.
Rapikan Concrete dengan menggunakan Sikadur 31 CF Normal jika tidak rata
4.
Grouting dengan Sikagrout 215 / Conbextra GP pada area yg berlubang terutama pada sisi pertemuan Slab dng kolom
5.
Pembuatan tanggulan dari bahan Grouting • Pasang Shear Connector dengan Chemical Anchor/Sikadur 31 CF Normal dengan Besi D10 kedalaman min ½D dng jarak 15 Cm. • Pasang begisting + Supporting Penyangga pada sisi kiri dan kanan dengan ukuran Lebar 100 mm dan Tinggi 150 mm. Tutup semua celah lubang dengan cement+Pasir+ Waterplak agar tidak ada yg bocor
160
• Setelah kering, patching kembali dng Sikadur 31 CF Normal (Bitaflex/ Nitoproof 30) pada area tanggulan dan lantai ( selebar 300-500 mm) 8.
Setelah kering (minimal 1x 24 Jam), pasang Cover pelindung
dilatasi eksisting 2cm
cutting plat untuk melebarkan dilatasi menjadi 10cm
pemasangan stek/shear connector sebagai tulangan tanggulan
pemasangan bekisting tanggulan
lakukan pengecoran dengan material grouting
pelepasan beksiting
aplikasikan joint dilatasi
aplikasikan waterproofing coating bitumen
161
162
dilatasi atap eksisting - lantai 4 tipe A
dilatasi atap eksisting - lantai rooftop tipe B
desain dilatasi baru
desain dilatasi baru dengan kondisi bangunan mengalami pergerakan
DOKUMENTASI PERBAIKAN STRUKTUR PELEBARAN DILATASI PLAT ATAP
Pelebaran Dilatasi plat atap dengan pemotongan plat
Lebar Dilatasi menjadi 100mm
163
Perapian tepi Dilatasi
164
Pemasangan stek tanggulan dan bekisting tanggulan
Pemasangan Material Dilatasi
165
METODE STRUKTUR PERKUATAN STRUKTUR DENGAN CFRP Perkuatan Serat FRP adalah suatu sistem yang diterapkan pada struktur beton yang berfungsi untuk meningkatkan atau mengembalikan kapasitas suatu struktur beton. Serat FRP ini akan dibungkus pada kolom dan balok yang akan diperkuat. Metode Pengaplikasian CFRP adalah sebagai berikut : 1. 2.
Pembongkaran dinding-dinding dan juga elemen-elemen lainnya
8.
Siapkan epoxy lem CFRP
(arsitektur dan mep) yang berkaitan dengan pemasangan CFRP
9.
Potong lembaran CFRP sesuai kebutuhan permukaan beton yang akan
Pelebaran dilatasi kolom dan lantai dengan alat chipping beton, dilatasi
diperkuat
dilebarkan dari 2 mm menjadi 100 mm
10.
Aplikasikan epoxy lem CFRP pada lembaran CFRP (Saturasi)
3.
Sisa bobokan harus dibersihkan dari permukaan beton
11.
Pemasangan CFRP Kolom 2 Lapis. Pada sisi belakang kolom, CFRP di-
4.
Permukaan beton yang tidak rata atau bergelombang harus diratakan
5.
overlapping sampai ke sisi balok
dengan metode grinding
12.
Pemasangan CFRP Balok (L Shapped) 2 Lapis
Dilatasi yang sudah dilebarkan dan dibersihkan, permukaannya diratakan
13.
Pemasangan CFRP Balok (U Shapped) 2 Lapis untuk menyambungkan
dengan patching grouting 6.
Sudut kolom dan balok yang tajam di-chipping membentuk round minimal 25 mm
7.
Pengeboran lubang angkur jarak 200 mm, kedalaman 150 mm dengan diameter angkur 20 mm.
166
CFRP Balok (Biru) dan CFRP Kolom (Merah) 14.
Pemasangan CFRP untuk kedua Kolom Dilatasi
Pekerjaan CFRP
167
Pembobokan Dinding, Dinding Dilatasi, dan dan juga juga Finishing LantaiLantai untuk Pembobokan Dinding, Dinding Dilatasi, Finishing untuk pemasangan Kolom Balok Dilatasi pemasangan CFRPCFRP pada pada Kolom dan dan Balok Dilatasi
168
Pelebaran dilatasi kolom dengan alat chipping
169
Dilatasi Sudah dilebarkan menjadi 10cm dan dipatching untuk meratakan permukaan
170
Sudut Balok yang tajam dichipping membentuk round round Sudut Balokdan danKolom Kolom yang tajam dichipping membentuk
171
1. Pengeboran lubang Angkur CFRP tiap jarak 20kedalaman cm, kedalaman 100mm 1. Pengeboran lubang Angkur CFRP tiap jarak 20 cm, 15cm dengan lebar dengan angkur 2cmlebar angkur 12mm.
2. Kemudian Pasang Angkur CFRP 2. Kemudian Pasang Angkur CFRP
172
Epoxy lem CFRP (Pencampuran 2 bagian epoxy CFRP)
Pengaplikasian Epoxy pada lembaran CFRP (Saturasi)
173
Pemasangan CFRP Kolom 2 Lapis Pemasangan CFRP Kolom 2 Lapis
174
Pada sisi belakang, CFRP di-overlapping sampai ke balok Pada sisi belakang, CFRP di-overlapping sampai ke balok
Pemasangan Balok(L(LShapped) Shapped)2 Lapis 2 Lapis PemasanganCFRP CFRP Balok
175
Pemasangan Balok (U Shapped) 2 Lapis untukuntuk menyambungkan CFRP Balok CFRP PemasanganCFRP CFRP Balok (U Shapped) 2 Lapis menyambungkan CFRP(Biru) Balokdan (Biru) Kolom (Merah) dan CFRP Kolom (Merah)
176
177
Pemasangan Kolom Dilatasi Dilatasi PemasanganCFRP CFRP untuk untuk kedua kedua Kolom
178
179
180
181
182
183
Detail Perkuatan CFRP Pada Kolom - Kolom Sudut
184
Detail Perkuatan CFRP Pada Balok - Kolom Sudut
185
Detail Perkuatan CFRP Pada Kolom - Kolom Dilatasi
186
Detail Perkuatan CFRP Pada Balok - Kolom Dilatasi
187
Detail Perkuatan CFRP Pada Kolom - Kolom Pendek
188
Detail Perkuatan CFRP Pada Balok - Kolom Pendek
189
Detail Perkuatan CFRP Pada Kolom - Kolom Dilatasi Sudut
190
Detail Perkuatan CFRP Pada Balok - Kolom Dilatasi Sudut
191
DOKUMENTASI TAHAPAN PERKUATAN STRUKTUR DENGAN CFRP
Pembongkaran dinding pada kolom yang akan dipasang CFRP
192
Pembongkaran dinding pada kolom yang akan dipasang CFRP
193
Elemen Fasad juga mengalami pembongkaran karena kolom-kolom sudut akan dilakukan perkuatan CFRP
194
Pembongkaran Fasad ACP untuk Perkuatan CFRP
195
Pelebaran Dilatasi Kolom dari 20mm menjadi 70-100mm
196
Pemasalahan utama pada gedung RSUD Regional Sulawesi Barat secara struktural adalah dilatasi bangunan yang tidak memadai, terutama pada elemen kolom struktural yang hanya memiliki celah dilatasi sebesar 20mm. Untuk itu pada tahap ini dilakukan pembobokan kolom struktural untuk mendapatkan lebar dilatasi yang memadai yaitu 70-100mm. Setelah pembobokan mencapai tulangan sengkang, selanjutnya adalah memasang bekisting untuk pengecoran kolom struktur yang telah dibobok.
Hasil Bobokan Dilatasi Kolom dari 20mm menjadi 70-100mm
197
198
Kolom struktur yang sudah terbobok harus dibersihkan dari segala kotoran, karat dan debu sebelum dilakukan perapihan kolom dengan Grouting. Selanjutnya pasang bekisting dengan plywood 14mm dan kaso kayu sebagai penahan celah dilatasi dengan jarak clear space yang diharapkan adalah 70-100mm dengan melihat keadaan eksisting kolom. Pada bagian tertentu diberikan lubang untuk memasukkan material Grouting dan lubang kontrol untuk mengetahui apakah seluruh rongga sudah terisi penuh oleh material. Setelah 3x24 jam, bekisting dibuka dan permukaan mortar yang terekspos sinar matahari harus dicuring dengan disiram air tawar/ditutup karung basah atau diberikan lapisan curing compound.
199
Pelebaran Dilatasi Lantai dari 20mm menjadi 100mm
200
Setelah kolom struktural terbobok dengan celah 70-100mm, selanjutnya plat lantai juga harus dibobok untuk mendapatkan lebar celah yang sama. Dilatasi Lantai ini akan ditutup dengan plat baja yang akan didesain khusus untuk dapat menerima getaran (dapat bergerak ke satu sumbu) apabila mengalami getaran gempa.
201
Grinding permukaan beton balok dan kolom
202
Permukaan Kolom dan Balok harus dibersihkan terlebih dahulu dari plasteran, karena umumnya kolom dan balok struktural sudah mengalami proses finishing. Untuk itu harus dilakukan pembersihan hingga didapatkan permukaan beton asli. Untuk permukaan beton yang tidak rata harus dilakukan perataan (Grinding). Proses Grinding juga bertujuan untuk membentuk sudut-sudut kolom dan balok menjadi Round (bulat), tidak membentuk sudut yang dapat merusak lembaran CFRP. Apabila proses pembersihan maupun Grinding terdapat permukaan beton terdapat lubang, lubang tersebut harus dilakukan Patching atau pemberian material grouting khusus untuk meratakan permukaan beton sehingga nantinya lembaran CFRP yang dipasang tidak bergelembung akibat adanya rongga udara.
203
Priming Permukaan Beton kolom dengan balok dengan epoxy
204
Setelah permukaan kolom dan balok dilakukan grinding hingga aci dan plasteran terkelupas hingga sampai ke permukaan beton asli, selanjutnya dilakukan Priming, yaitu pemberian epoxy pada permukaan beton kolom dan balok sebelum dilakukan penempelan lembar CFRP. Priming ditujukan untuk meningkatkan daya rekat CFRP pada permukaan beton.
205
Pemotongan Lembar CFRP agar sesuai dengan kebutuhan kolom dan balok
206
Saturasi CFRP dan Epoxy
Proses pemberian Epoxy pada lembaran CFRP yang berfungsi sebagai perekat CFRP pada bidang beton kolom maupun balok yang sudah di-Grinding. Setelah diberikan Epoxy, lembaran CFRP harus segera dipasang pada permukaan beton.
207
Pemasangan CFRP pada Kolom Dilatasi Sudut
208
209
Angkur CFRP dimasukkan ke dalam lubang
210
Pemberian Epoxy pada Splay Angkur CFRP
Splay Angkur CFRP dimekarkan membentuk busur
Setelah CFRP lembar pertama dipasang, selanjutnya dilakukan pemasangan angkur CFRP yang berfungsi sebagai perkuatan pemasangan CFRP pada Balok. Angkur CFRP terdiri dari dua bagian yaitu Splay dan Bunddled, Splay berbentuk rumbai-rumbai dengan panjang 150mm, sedangkan Bunddled berbentuk seperti stek yang ditanam ke dalam balok beton dengan diameter 12mm dan panjang 100mm. Bunddled ini akan dimasukkan ke dalam lubang bor pada balok dengan CFRP Lembar Pertama yang sudah terpasang, setelah itu Splay dilebarkan dan direkatkan kembali dengan menggunakan Epoxy. Setelah semua angkur terpasang, selanjutnya dilakukan pemasangan lembar CFRP kedua yang akan menutupi angkur CFRP. Sesaat setelah tertutupi, langkah selanjutnya adalah memberikan pasir pada CFRP agar nantinya bidang yang sudah diberikan CFRP ini dapat difinish dengan menggunakan skim coat untuk menutupi CFRP Pemasangan CFRP Lembar Kedua
Pemberian Pasir Pada CFRP
211
212
213
Pemasangan CFRP pada Kolom Dilatasi
214
Celah dilatasi tetap sesuai standar minimal meskipun sudah diberi CFRP
215
Pemasangan CFRP pada Kolom Sudut
216
Pemasangan CFRP pada Kolom Pendek
217
Checklist Pekerjaan CFRP
218
Pengukuran Panjang Pemasangan CFRP sebelum dipasang
Pengukuran Panjang Pemasangan CFRP setelah dipasang
219
Pekerjaan CFRP harus dilakukan pengetesan yang disebut Pull Off Test. Pull Off Test merupakan pengujian kekuatan rekatan CFRP pada beton. Pengujian dilakukan pada Benda Uji Balok Beton K-225 dengan menempatkan Mesin Pull Off pada ketiga Dolly yang sudah diberikan lembaran CFRP dan Epoxy dengan umur pemasangan 1 - 3 hari. Kecepatan tarik pada mesin pull off adalah 0,05 MPa/s. Pengujian dilakukan hingga Dolly terlepas dari balok beton dan hasil pengujian dicatat. Nilai minimum bonding strength/kuat lekat yang disyaratkan ACI440.2R-08 adalah sebesar 1,4 Mpa
Pull Off Test
220
Hasil Pull Off Test - 7.09 MPa
Hasil Pull Off Test - 4.99 MPa
221
Apabila semua pekerjaan CFRP telah dilakukan checklist, selanjutnya lubang-lubang bekas bobokan untuk pekerjaan CFRP akan ditutup kembali dengan pasangan bata ringan. Pertemuan antara dinding bata lama (bata merah) dengan dinding bata baru (bata ringan) harus diberi kolom praktis agar dinding dapat mengikat satu sama lain. Untuk stek dinding baru (besi diameter 8mm) dapat dipasang pada kolom yang sudah diberi CFRP dengan ketentuan maksimal diameter lubang 15mm dengan jarak antar stek minimal 200mm.
Pemasangan Lubang Bobokan untuk CFRP dengan Pasangan Dinding Bata Ringan
222
Pemasangan Stek Dinding Pada Kolom CFRP
Pemasangan Bata Ringan
223
Pemasangan Stek Dinding
224
Pemasangan Kolom Praktis
Pemasangan Dinding Bata
Pengecoran Kolom Praktis
Pemasangan Bata Ringan Hingga ke Atas
Pemasangan Bata Ringan Hingga tertutupi seluruhnya
225
METODE STRUKTUR PERBAIKAN KOLOM RETAK DENGAN INJEKSI dengan alat pengaduk kecepatan rendah (400-500 rpm) selama 3-5 menit
Metode Perbaikan Kolom Retak dengan injeksi adalah sebagai berikut :
sampai benar-benar homogen. 1.
Marking daerah retak pada kolom dengan spidol atau kapur tulis.
8.
Masukan adukan epoxy dalam tabung injeksi
2.
Bersihkan retakan dari debu, minyak, oli dan kotoran lainnya
9.
Buka saluran udara dari alat bertekanan rendah (Low pressure) 1.5-2 bar,
3.
Pada bagian bawah injektor diberikan perekat sealing agent yaitu epoxy
secara otomatis epoxy dalam pompa grouting akan terdorong masuk kecelah retakan beton melalu injector- injector yang sudah terpasang.
cement base 2 komponen. Lubang injector diletakkan ditengah retak beton dengan bantuan pointer, kemudian injector melekat sempurna
10.
Injector dipasang setiap jarak ± 20 cm memanjang pada jalur retakan,
11.
bawah slab beton
dipasang injector. Setelah injector terpasang sampai ujung retakan dan perekat sudah
12.
5.
13.
Setelah proses pengisian (injeksi) selesai dan epoxy sudah mengeras/
retakan.
setting (8-9 jam), seluruh injector dan selang yang menempel
Tidak diperkenankan melakukan aktifitas yang menimbulkan debu/kotoran
dipermukaan beton dibuang/dibongkar dengan cara di pahat serta jalur sealant dirapihkan dengan mata grinda beton.
yang dapat menyumbat retakan yang halus (sehingga tidak terisi epoxy)
226
Apabila lebar retakan antara 10mm-50mm direkomendasikan menggunakan material cement base
mengeras, jalur retakan antara injector segera ditutup dengan sealing agent, sehingga pada saat proses injeksi, epoxy tidak keluar dari celah
Pekerjaan injeksi dapat diulang, bila permukaan epoxy turun atau lebih rendah dari permukaan beton, karena bisa terjadi epoxy mengisi rongga
tetapi bila retakan bercabang, maka pada titik pertemuan harus tetap 4.
Apabila semua injector dan retakan beton sudah terisi epoxy, proses injeksi dihentikan.
dipermukaan beton.
6.
Antara injector dihubungkan dengan selang plastik ke pompa
7.
Pencampuran Epoxy dengan bahan Epoxy Base dan hardener dicampur
14.
Setelah epoxy mengeras, bungkus kolom dengan menggunakan CFRP dengan mengikuti metode perkuatan struktur dengan CFRP
Kolom Retak
Injeksi Epoxy
Pemasangan CFRP
227
Mutual Check 50 Report MC-50
228
MUTUAL CHECK 50 Mutual Check 50 merupakan kegiatan pengecekan bersama (50%) untuk pekerjaan yang telah berlangsung. Kegiatan ini dilakukan bersama MK dan
Pengerjaan di Lapangan
tim Pemberi Tugas untuk mengetahui hasil pengerjaan di lapangan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Setelah progres pengerjaan di lapangan mencapai 50% untuk tiap item
Progres Pengerjaan 50%
pekerjaan, tim Kontraktor bersama dengan MK dan tim dari Pemberi Tugas akan melakukan pengukuran pekerjaan, penggambaran sketsa pekerjaan dan menuliskan ke dalam Berita acara MC-50 agar didapatkan volume pekerjaan real untuk tiap item pekerjaan. Volume pekerjaan yang
Keliling Dengan MK dan Pengguna Jasa
Berita Acara MC-50
sebelumnya telah didapat pada kegiatan Pemeriksaan Bersama Kondisi Awal atau MC-0 akan terkoreksi menyesuaikan dengan volume Real pada
Shopdrawing
MC-50.
Volume Real secara Keseluruhan Mapping
Kegiatan MC-50 ini diikuti oleh Tim Surveyor (pengukuran), Drafter (Sketsa
Identifikasi
pekerjaan), Dokumentasi, dan disaksikan oleh MK dan Inspektor dari Pemberi Tugas. Tim Surveyor akan melakukan pengukuran pada area-area yang telah diperbaiki, kemudian Drafter akan menggambar sketsa pekerjaan
Ajukan Finish
berdasarkan ukuran yang telah diambil oleh Surveyor. Sketsa-sketsa gambar ini akan ditandatangani oleh MK dan juga Inspector dari Pemberi Tugas yang selanjutnya dijadikan sebagai lampiran untuk Berita Acara MC-50.
Approved
Sebagai Backup Volume
229
sketsa kerusakan dinding untuk lampiran BA MC-50
230
sketsa kerusakan dinding untuk lampiran BA MC-50
sketsa kerusakan dinding untuk lampiran BA MC-50
231
sketsa kerusakan dinding untuk lampiran BA MC-50
232
sketsa kerusakan dinding fasad untuk lampiran BA MC-50
233
sketsa kerusakan dinding untuk lampiran BA MC-50
234
235
Setalah Berita Acara MC-50 ditandatangai, selanjutnya yaitu memproduksi shopdrawing berdasarkan gambar sketsa yang telah dibuat untuk lampiran Berita Acara MC-50 tersebut. Dari shopdrawing ini akan dihasilkan data berupa Volume Pekerjaan Real, Mapping Pekerjaan, dan
rjaan angan
Identifikasi kerusakan beserta Perbaikannya. Shopdrawing akan diajukan ke MK dengan dilampirkan
engerjaan sketsa MC-50. Apabila shopdrawing ini diapproved, maka % dapat difungsikan sebagai Backup Volume untuk RAB
Final Proyek ini.
Dengan gguna Jasa
Berita Acara MC-50
Shopdrawing
Volume Real secara Keseluruhan Mapping Identifikasi
Ajukan Finish Approved
Sebagai Backup Volume Shopdrawing mapping kerusakan dinding
236
Shopdrawing detail kerusakan dinding
237
Shopdrawing detail kerusakan dinding
238
Shopdrawing detail kerusakan dinding
239
Mutual Check 100 MC-100
Kegiatan MC-100
240
MUTUAL CHECK 100 Setelah proses MC-50 dan dibuatkan Berita Acara, selanjutnya tim pelaksana lapangan akan
Pengerjaan di Lapangan
melanjutkan pekerjaan hingga selesai secara keseluruhan. Apabila semua pekerjaan telah diselesaikan, Tim Kontraktor akan mengundang MK dan Inspektor Pemberi Tugas untuk memeriksa kembali pekerjaan-pekerjaan tersebut atau disebut Mutual Check 100.
Progres Pengerjaan 50%
Berita Acara MC-50
Kegiatan Mutual Check 100 bertujuan untuk memeriksa pekerjaan berdasarkan Kualitas, memeriksa volume pekerjaan (seperti volume pekerjaan pengecatan) dan juga meng-cross check kembali pekerjaan-pekerjaan yang mungkin belum tersentuh selama pekerjaan di lapangan, baik pada pekerjaan Arsitektural, Struktural, Maupun MEP.
Progres Pengerjaan 100% Tidak
Apabila Kegiatan Mutual Check 100 telah selesai dan ternyata masih ada pekerjaan yang tertinggal atau masih ada pekerjaan yang belum rapi, selanjutnya tim pelaksana harus memperbaiki kembali pekerjaan tersebut sampai selesai dengan hasil yang baik, dan akan
Pengecekan MK dan Inspektor
mengajak MK dan Inspektor untuk melakukan pengecekan kembali. Apabila Kegiatan pengecekan selesai dan tidak ada defect pekerjaan, selanjutnya akan dibuatkan Berita Acara MC-100 dan ditandatangai oleh Pelaksana, MK dan Inspector Pemberi Tugas. Dengan adanya berita acara ini menandakan bahwa pekerjaan dinyatakan
Ya Finish Berita Acara MC-100
selesai dan siap untuk dilakukan serah terima kepada User dalam hal ini pihak Rumah Sakit. Serah Terima
Setelah serah terima, pihak kontraktor wajib melakukan monitoring hasil pekerjaan sampai masa pemeliharaan atau sampai dengan serah terima kedua selesai.
241
Kegiatan MC-100
242
Kegiatan MC-100
243
Pasca Perbaikan
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH REGIONAL SULAWESI BARAT - MAMUJU Copyright © 2021 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin penulis