11
2
P
enghujung 2009, banyak sekali tercatat angka merah dalam rapor pengelolaan negeri ini. Merahnya menambah suram buku laporan yang sudah buram. Setelah dilantik untuk kedua kali, SBY seperti kehabisan akal untuk menunjukkan kinerja baik pemerintahannya selama 100 hari bersama Boediono. Perseteruan KPK vs Polri dan Kejaksaan, kasus Bank Century, Kasus Prita vs OMNI, lumpur lapindo yang masih belum rampung adalah setumpuk tantangan yang tak kunjung mendapat penyelesaian. Ditambah lagi, muncul buku berjudul Gurita di Cikeas yang secara mengejutkan telah menggemparkan Istana. Beruntung SBY tak seperti Megawati yang berkeluh kesah dalam pidatonya: 'Saya pusing‌ mengurusi berbagai masalah bangsa ini'. Walaupun, dalam beberapa kesempatan SBY berulang melakukan pembelaan diri (yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, jika tidak salah), atas
diterbitkan oleh
beragam tuduhan terhadap diri dan partainya. Padahal, pemerintahan ini sempat disanjung tinggi-tinggi setelah keberhasilannya menangkap dan membunuh teroris (katanya). Ah‌ inilah Indonesia. Negeri yang penduduknya mayoritas beragama Islam, tapi sama sekali tak menghiraukan hukum-hukum Islam. Beginilah jadinya. Tahun 2009 ini pula, ledakan pengguna Facebook dari negeri ini terjadi. Banyak yang menjadikannya sebagai ajang cari jodoh, walau tak banyak juga yang menggunakannya sebagai media alternatif untuk menyampaikan opini dan ketidaksepakatannya atas sikapsikap pemerintah yang menelantarkan Syariat Allah. Tidak sedikitpula, yang apriori dan tidak mau membuat satu akunpun di facebook. Karena menganggap Facebook sebagai alat Yahudi untuk meraup dana yang kemudian digunakan sebagai sarana untuk menguasai dunia. Bagaimana dengan kamu?
editor : hendra madjid kontributor : wahyuddin noor, divan semesta, hendra madjid, pemulungsampahjalanan, ampuniIPUT e-mail : resist.issue@gmail.com blog : www.resistzine.blogspot.com resistline : 0511 733 8064
3
A
ntusiasme masyarakat menyisihkan koin (pecahan) rupiah yang mereka miliki untuk membantu prita patut diapresiasi sebagai bentuk real kepedulian sosial. Kasus Prita merupakan salah satu gambaran betapa hukum berpihak pada mereka yang memiliki modal dan kekuatan. Hanya karna mengadukan buruknya pelayanan kesehatan yang diterimanya dari RS OMNI, Prita harus menghadapi tuntutan hukum baik secara pidana maupun perdata. Dalam kasus pidana Prita dituntut
6 Bulan Penjara, sementara dalam kasus Perdata Prita dituntut membayar uang sebesar 204 juta Rupiah. Untuk meringankan dan mendukung perjuangan prita, rakyat di negeri ini bahumembahu mengumpulkan koin rupiah, mulai dari pengamen, tukang ojek, siswa sekolah, seniman, office boy termasuk anak kecil yang merelakan tabungan yang ingin dia gunakan membeli kucing namun di sumbangkan membantu Prita. Sampai saat ini koin kepedulian yang dikumpulkan masyarakat mencapai puluhan juta rupiah. Bila dilihat secara jujur, pengumpulan koin ini merupakan suatu bentuk perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap ketidakadilan.. Disisi lain pengumpulan koin ini menunjukkan sebuah rasa kecewa rakyat atas penegakkan hukum yang pilih kasih. Rakyat sudah bosan dengan ketidakadilan yang dipertontonkan oleh oknum aparat yang harusnya menjadi “pahlawan keadilan�. Dalam banyak kasus orang lemah (seperti Prita) selalu diposisikan margin karna ketidakmampuan membela diri di depan hukum dengan membayar pengacara yang berkualitas sementara mereka yang kuat (seperti
RS.OMNI) justru memperoleh hak istimewa di hadapan hukum. Kasus pencurian 3 biji Kakao, pencurian sebiji Semangka, pencurian 5 batang jagung, tuntutan pencurian listrik hanya karna numpang mencharge handphone dan banyak kasus lainnya ditindak dengan hukum pidana yang tegas. Sementara Anggodo yang menjadi Makelar Kasus, Kriminalisasi KPK, Bail out Century 6,7 triliun, kasus BLBI yang merugikan uang rakyat ratusan triliun seolah sangat sulit untuk diungkap. Hukum yang harusnya tegas kepada siapa saja, justru ibarat sebilah pisau, tatkala untuk yang di bawah (orang lemah) hukum begitu tajam/tegas, namun untuk yang di atas (orang kuat) hukum menjadi tumpul/loyo. Fenomena demikian menggambarkan kepada kita bahwa ada yang harus segera dibenahi dalam penegakkan keadilan dinegeri ini. Perlu ada upaya pembenahan yang sungguh-sungguh agar keadilan bisa terwujud. Bila disederhanakan, penegakan supremasi hukum dapat diwujudkan oleh 2 hal 1. Sistem hukum yang dijalankan 2. Pelaku penegak sistem tersebut. Melihat banyaknya kasus
ketidakadilan yang terjadi, justru tak sedikit aparat penegak hukum yang mencederai hukum itu sendiri (adanya mafia hukum, makeral kasus, dll) ini mengindikasikan bahwa ada problem personal dalam diri aparat penegak hukum tersebut. Namun ternyata tak sedikit pula ketidakadilan itu justru terjadi karena kelemahan hukum itu sendiri, dimana hukum bisa ditarik ke kanan atau kekiri dengan beragam argumentasi dan rasionalisasi yang dilakukan oleh mereka yang diberi hak membuat hukum. Perlu dipahami dalam upaya membenahi oknum aparat yang lalai atau melanggar, maka yang dapat dilakukan adalah menerapkan sanksi tegas yang menimbulkan efek jera dan bila perlu mengganti dengan aparat yang amanah dan mampu menjadi pahlawan keadilan, sementara terkait dengan problem sistem hukum tentu solusinya bukan mengganti mana yang kurang atau mana yang bermasalah. Karena untuk menilai sebuah sistem yang harus dilihat adalah landasan atau pondasi hukum tersebut. Hukum yang dihasilkan dari akal manusia tentunya memiliki keterbasan
4
karena parameternya adalah baik dan buruk menurut akal manusia (manfa'at), sehingga sifatnya sangat subjektif, cocok untuk sebagian manusia, bisa jadi tidak cocok untuk yang lain. Realitas hukum yang bisa diperjual belikan memberi gambaran bahwa hukum tersebut dijadikan sebagai komoditas bisnis, sehingga muncul istilah “hukum berpihak kepada siapa yang mampu membayar lebih besar�. Bila hal demikian terus terjadi, maka selamanya ketidakadilan tersebut akan selalu memihak kaum lemah. Sehingga solusi masalah sistem ini adalah dengan mengganti sistem hukum yang bersumber dari akal manusia (Sekuler) dengan sistem hukum yang bersumber dari Sang Pencipta (Islam) Dengan melihat masalah ketidakadilan secara menyeluruh (komprehenship) kita akan memperoleh gambaran bahwa untuk melawan ketidakadilan yang harus dilakukan tidak sekedar mengumpulkan koin semata, namun perlu ada edukasi (pendidikan) yang terarah dan sistematis untuk memahami faktor penyebab ketidakadilan tersebut, mana yang menjadi masalah cabang, mana yang menjadi masalah utama. Selain itu harus
dipahami pula apa solusi dari masalah yang terjadi serta bagaimana metode mewujudkan solusi tersebut, inilah yang disebut dengan berfikir ideologis (musta'nir). Dengan adanya hal ini upaya melawan ketidakadilan akan memberi solusi yang terarah dan mendasar. Kita tentu tidak berharap dukungan koin ke Prita, justru sekedar menyelamatkan Prita dan korban lainnya dari ketidakadilan tapi tidak menyentuh problem utama penyebab ketidakadilan itu sendiri. Saatnya katakan tidak pada ketidakadilan. Dan mari melawannya secara ideologis ! [wahyuddin noor]
5
6
S
eorang ekonom sepuh, mantan mahasiswa dari peraih nobel pertama yang mengangkat teori ekonometrik bercerita di sebuah stasiun televisi tentang kasus Century. Beberapa lembaga yang terlibat dalam kasus itu menilai langkah Bailout Century sudah benar. BI,PPATK dan LPS yang dinakhodai para prof ekonomi itu dengan getolnya membela diri bahwa mereka udah melaksanakan JOB sesuai SOP. Merekapun bicara tentang teori dan data-data bahwa langkah mereka tepat untuk mencegah dampak sistemik bila Bank Century tidak diberi suntikan dana. Dan cerita inipun bermula dari sebuah realitas sehari-hari. Perbincangan ini terjadi antar seorang professor, Anak SD kelas 1 dan seorang Anak Jalanan. Saat itu mereka mendiskusikan tentang
Seekor katak yang meloncat ke kali. Dengan polosnya anak SD itu bertanya pada Profesor, “Pak Prof ma'afin dede yah Pak Prof, dede mo nanya leh gak pak Prof ?” ujar anak itu polos. “Ya tentu boleh dong dede yang ganteng, baik hati dan tidak sombong, “ ujar Profesor riang. “Emangnya dede mau nanya apa coba ?” ujarnya lagi mencari tau “Emm..gini pak Prof, pak kalo katak meloncat ke kali berapa kali yah Pak Oom katak itu meloncat ?” Tanya anak itu dengan mimik yang gemesin “Waah itu mah gampang, tar dulu yah Profesor itung dulu,” Akhirnya si prof itu pun ngambil meteran, dia ukur panjang kali, dia ukur panjang kodok, habis itu dia bagi panjang kali dengan panjang kodok akhirnya ting..dia dapet (ssttt…rahasia jumlahnya)
“Mendengar jawaban Profesor, anak jalanan yang tiap hari lewat kali itu pun protes, “Wah salah tuh Pak!” ujarnya menyela. “Menurut saya jawabannya katak itu meloncat cuma dua kali, loncatan pertama dia menuju bibir kali, dan loncatan terakhir dia nyemplung ke kali, habis itu dia gak lagi meloncat tapi berenang,” ujar anak jalanan itu Sumringah, sementara si Prof yang lulusan Amrik itupun mukanya menjadi pias dan dongkol,” Huh anak jalanan tau apah. Saya ini professor lulusan Amrik Loh!” ujarnya sombong. Anda mungkin liat di TV gimana marahnya nasabah Bank Century karna uang mereka raib entah kemana, karna LPS Cuma mau mengganti uang nasabah maksimal 2 M, kalo nasabah punya tabungan diatas 2 milyar (misal 10 milyar), maka 2 milyar diganti dan 8 milyarnya hehehehe…bagusnya pake istilah apa ya ngomongnya; Disumbangin? Diikhlasin? Ato justru dikasih Cuma-Cuma ? Ato malah di rampok???. PPATK juga nilai langkah bail out dilakukan karena diprediksi ratusan ribu nasabah Bank Century bakal
menarik uangnya secara bersamaan karna kondisi Bank yang “Acak Adut” (layak tutup). Dan akhirnya BI sebagai otoritas tertinggi perbankan di negeri ini pun sami mawon dengan PPATK bahwa Bank Century Kalo gak di Bailout bakal ngasih dampak sistemik. Akhirnya Bailout pun dilakukan dengan dana mencapai 6,7 triliun. Kala itu BI di nakhodai Boediono wapres sekarang) dan PPATK dipimpin oleh Sri Mulyani (Menkeu saat ini)….Naaah kita liat nih apa Hak Angket Century DPR punya gigi untuk membongkar siapa sebenarnya penerima dana century yang sebagian besar adalah dana rakyat itu. Kalo memang kasus ini diungkap secara jujur, saya yakin bakal ada pergantian pejabat Negara dalam waktu dekat ini….(Hmmm kasus Bank Century hanyalah salah satu fenomena tak indah dari penerapan ekonomi ribawi (kapitalistik) yang lahir dari ideologi sekuler)..ada satu lagi nih..kira-kira dari cerita di atas siapa ya si pak prof itu, anak SD kelas 1 dan Anak Jalanan..hayoo ada yang tau gak ? [wahyuddin noor]
7
8
D
ulu, kita belum terbayangkan bahwa pada suatu hari kita dapat melakukan banyak hal dengan satu perangkat. Bukan hanya untuk menelpon dan sms, tapi juga mendengarkan lagu, menonton film dan video, menyimpan data bahkan kita bica chat dan berselancar. Ya, telpon genggam zaman ini dengan beragam kelengkapannya adalah bentuk paling mutakhir alat komunikasi manusia. Bukan hanya alat komunikasi, tapi sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan yang nyaris primer di berbagai kalangan. Bahkan, seorang Graham Bell meragukan, bahwa kita berkomunikasi secara nirkabel. Tapi, toh sekarang sudah terjadi.
9
Dari telpon genggam 'segede gajah' yang cuma bisa untuk melakukan panggilan, berevolusi terus menerus sampai suatu saat, kita tidak perlu lagi menggunakan banyak Gadget (perkakas) untuk beragam keperluan komunikasi. Saya membayangkan, bentuk evolusi terakhir dari telpon genggam memiliki fungsi yang benar-benar mengagumkan. Sebagai tambahan fungsi, telepon genggam suatu saat menjadi alat untuk melakukan pengiriman barang (bukan hanya elektronik, tapi nyata). Jadi, kalau mau pesan makanan, orang tinggal minta tranformasikan makanan itu melalui telpon genggam. Bagaimana bisa? Kalau kita masih bertanya seperti ini, maka
cukuplah Graham Bell yang menjadi contoh akan kesalahan persepsinya tentang semua ini. Secara sadar atau tidak, sejujurnya kita telah mengakui. Bahwa setiap manusia menginginkan sesuatu, pastilah manusia melakukan beragam perubahan pada alat-alat pemuas keinginan itu. Perubahan itu selalu terjadi, seiring dengan keinginan yang selalu bertambah. Begitulah sifat dasar manusia. Menggunakan akalnya, agar segala keinginan bisa terpenuhi. Perubahan-perubahan itu, tak hanya terjadi pada teknologi. Dalam beragam perkara pun selalu ada saja perubahan yang dibuat oleh manusia. Aturan misalnya, jika tidak bersesuaian dengan keinginan (kepentingan), maka akan dapat dirubah agar bersesuaian. Misalnya dulu di zaman ORBA, dibuat kebijakan
10
dan aturan Padat Karya. Agar rakyat hanya sibuk bekerja, tidak berupaya untuk melakukan perlawanan dan perubahan atas sistem yang telah mapan. Di kampus pun, dikeluarkan kebijakan NKKBKK. Setelah penguasa ORBA tumbang, lalu dibuat lagi kebijakan dan aturan agar penguasa Orde Reformasi dapat terus berkuasa dan terpenuhi kepentingannya. Sebagai contoh, banyak kalangan menilai, penyuntikan dana terhadap bank Century sarat akan kepentingan. Lalu, jika aturan-aturan itu terus berubah, aturan mana yang kita bisa pakai? Jika yang kita pakai adalah aturan yang berlaku saat ini (mutakhir), nyatanya peraturan itu pun sarat dengan kepentingan penguasa bukan kepentingan kita (rakyat). Kita pun jadi bertanya, aturan macam apakah yang akan kita gunakan? Kita boleh menganggap telpon genggam 'segede gajah' itu
11 ketinggalan zaman, tapi Kitab Hukum buatan Belanda (yang sekarang di Belanda saja tidak dipakai) ternyata masih kita gunakan (yang ternyata dari aturan ini lahir banyak Makelar Kasus/ Markus dan Mafia Peradilan). Apakah kita harus mengganti dengan Kitab Hukum buatan Amerika? Atau kita harus melakukan pengkajian lebih dalam, agar lahir aturan dan Kitab Hukum yang paling bersesuaian dengan bangsa Indonesia? Hahaha… bikin lagi pun belum tentu bisa berseuaian dengan kepentingan rakyat. Karena yang bikin aturan juga memiliki kepentingan, akhirnya mereka membuat aturan yang bersesuaian dengan kepentingan mereka saja. “Anda ini jangan mengacaukan pikiran orang… terima sajalah apa yang sudah ada”. Begitu kira-kira komentar yang lahir dari kebanyakan orang. Saya sepakat, terima saja apa yang sudah ada.
Ya. Terima saja Al Quran yang jelas-jelas sudah ada di hadapan kita sebagai sistem aturan. Bahasa manajemen-nya Al Quran itu JUkLAK, untuk JUKNIS-nya tinggal lihat hadist-hadist nabi. Apalagi, di dalam keduanya tidak ada aturan yang mengandung unsur keinginan dan kepentingan pribadi manusia. Semuanya berdasar pada kebutuhan asasi manusia sebagai manusia. Artinya, aturan yang bisa memanusiakan manusia. “lho, aturan yang memotong tangan pencuri apa itu manusiawi? Aturan yang merajam para pezina apa itu manusiawi?”. Nah, ini pasti komentar yang akan hadir berikutnya. Pertanyaannya, apakah seorang yang mencuri semangka dipenjara 70 hari, sementara pencuri uang rakyat puluhan milyar (bahkan triliun) masih berkeliaran itu manusiawi? Apakah anak-anak yang lahir dari perbuatan zina (apalagi zinanya bareng-bareng), lalu dia tidak punya hak atas nasab (bahkan
nasabnya menjadi tidak jelas) itu manusiawi? “wah‌ kamu kira, dengan diterapkannya aturan al Quran dan hadist itu tidak sarat kepentingan. Anda salah bung, bukankah aturan semacam ini hanya mengakomodir kepentingan umat Islamâ€?. Dari sudut sebelah sana ada lagi yang berkomentar. Hahaha‌ bukankah demokrasi itu hanya mengakomodir sebagian kecil orang? Bahkan para pengemban demokrasipun ternyata tidak jarang kepentingan umum mereka tidak terpenuhi. Faktanya, aturan Al Quran dan Hadist berabad-abad dalam penerapannya senantiasa menjadi rahmat untuk seluruh alam. Bukankah sejarah mencatat, bangsa-bangsa yang ada di Andalusia (Spanyol) malah berharap agar pasukan Islam menaklukkan negeri mereka (agar kemudian bisa diterapkan aturan Islam yang mulia itu)? Meskipun terdapat penyimpangan dalam penerapan, tetaplah aturan ini (yang berasal dari Al Quran dan Hadist) menjadi penerang bagi setiap bangsa. Kesimpulan saya, Aturan yang berasal dari Islam merupakan
Gadget (perkakas) terlengkap yang pernah ada. Tidak terjadi evolusi terhadapnya, karena memang dia merupakan produk paling mutaakhir. Perang kepentingan pun tidak terjadi, kecuali beberapa penyimpanganpenyimpangan yang memang harus diluruskan. Kalau kita sudah memakai telpon genggam dengan beragam fitur yang membantu kita, kenapa kita tidak mencoba Gadget yang satu ini? Dengan fitur dan beragam kelengkapannya untuk mengatur hidup kita. Inilah superGadget yang harus anda miliki di akhir zaman ini (abad ini). [hendra madjid] NB: Akan ada banyak pertanyaan yang akan muncul ketika wacana ini saya kemukakan. Biarlah ini kemudian menjadi diskusi kita di dalam banyak kesempatan.
12
U
ntuk sekedar menjadi utopis agaknya lebih pantas diletakkan di pundak demokrasi. Sekalipun secara normatif tampil sebagai sistem ideal namun dlm aplikasinya sangatlah bertolak belakang dgn kenyataan. Merunut perjalanan setengah abad lebih Indonesia, demokrasi tetap menjadi pilihan terbaik meskipun secara prosedural tidak sejalan dgn demokrasi ala amerika, inggris & dunia barat lainnya dimana sumber demokrasi berada. Rakyat yg hidup di dunia demokrasi ibarat hidup dalam sekam, “hidup segan mati pun tak mau�, bukannya apa2, demokrasi senyata2nya tak pernah memberikan pilihan hidup pasti kpd rakyat sbg konstituennya. Pilihan itu kadang bagai pilihan karet yg tak pernah berkesudahan, tarik ulur kepentingan menjadi menu wajib yg dinikmati setiap hari bagi wakil rakyat yg dipilih oleh rakyatnya. Preman, mafia, cukong, dan apa
13
pun namanya itu tak pernah lepas dari tubuh demokrasi. Hukum bisa dibeli & hukum bisa dirombak demi kepentingan sponsor, utk itu demokrasi memerlukan dana besar. Yg miskin akan tersingkir yg lemah akan diperah yg susah makin susah & yg sakit makin sakit. Jurang antara kaya & miskin ibarat bumi dgn langit, sangat dalam & sangat jauh jaraknya. Sedang yg kaya akan semakin kaya berharta & jabatan, walau pun ada yg masih peduli dgn yg miskin itu pun masih sedikit, tidak sebanding dgn ratusan juta rakyat miskin di bawahnya. Hingar bingar pesta pora demokrasi lima tahun sekali yg diharapkan dpt merubah perkehidupan rakyat miskin, nyatanya tak pernah terealisasi dgn baik. Selalu saja, jargon2 yg mengatasnamakan rakyat hanya canda tawa dibibir saja, orasi2 politik yg memihak rakyat hanya timbul kala pemilu di gelar, setelah itu sunyi senyap tak bersuara.
Namun, dari semua itu, ketika seruan sebagian kalangan yg menawarkan solusi konkrit guna mengganti rusak & buruknya tatanan demokrasi ternyata hanya dianggap pengganggu & penghancur sistem demokrasi itu sendiri. Islam sbg tawaran normatif dianggap hanya cukup sbg seruan moral saja, yg sebaiknya diletakkan sbg 'penyeru' bukan sebagai 'pengatur'. Hingga akhirnya Islam mandul tak memiliki kekuatan real dlm mengganti demokrasi yg tengah rusak sekarat. Muara dari ke-tuli-an demokrasi ini, hanya membuat Indonesia semakin terpuruk & menjadi bangsa pembebek yg tdk memiliki tawar menawar yg kuat thdp bangsa imperialis semacam Amerika Cs. Ekonomi yg semakin dirampok habis oleh pejabatnya, kekayaan alam yg semakin terkuras diangkut ke luar negeri, budaya pergaulan yg semakin rusak, politik yg carut marut seperti tak berkesudahan. Karena demokrasi telah kehilangan akal sehatnya, demokrasi telah kehilangan gendang telinganya sehingga tdk pernah mendengar apa pun di kanan kirinya. Mereka menganggap aktivis Islam tak
pernah belajar sejarah! Justru mereka (aktivis demokrasi) yg tak pernah belajar sejarah dulu, kini & prospek yg akan datang. Mereka menganggap Islam tak memiliki konsep pemerintahan, justru demokrasilah yg tak pernah memiliki konsep dlm mengatur pemerintahan, konsep itu dibuat setelah pemerintah terbentuk & setelah itu tak pernah dijalankan oleh pengkonsepnya sendiri. Sudah berapa banyak kajian2 demokrasi yg mempelajari konsep NEGARA KESEJAHTERAAN nyatanya tak pernah indah di mata, hanya indah di atas kertas2 yg dikumpulkan dlm buku2 bertumpuk. Karena memang, demokrasi adalah sistem utopis yg dikaji oleh manusia2 tak memiliki telinga dikepalanya!! [pemulungsampahjalanan]
14
15
1
Ada seorang salesman yang di haruskan untuk menjual sisir kepada biarawan.
Seorang pria sebelum melakukan, mundur dia mencak-mencak sambil mengatakan: sialan, kalau jualan ya harus tahu strategi dong, jangan sembarang jualan! Ini jualan sisir ke biarawan gundul. Ya mana tahan! Dan dia pun mundur dari pekerjaan itu. Lantas pria yang kedua kemudian, berhasil menjual tiga buah sisir. Orang-orang menganggapnya sebagai orang yang hebat. Bagaimana mungkin menjual sisir pada biarawan? Ternyata pria yang kedua ini bukan menjual sisir pada sang biarawan. Ia menjual sisir tersebut kepada wisatawan yang ingin mengunjungi biara. Ada dua orang wisatawan itu ingin terlihat rapih saat berada di tempat yang dianggap sacral. Mereka pun menyisir rambutnya sampai klimis sebelum memasuki kompleks biara.
16 Dan sang salesman yang ketiga kemudian ditanya oleh atasannya. “Kamu menjual berapa buah sisir.” Sambil tersenyum ia kemudian, mengangkat satu tangannya. “Satu?” Tanya si bos. Wanita itu menggeleng. “Bukan satu, tapi seribu bos!.” “Seribu sisir!?” Si bos keheranan. “bagaimana mungkin menjual seribu sisir pada biarawan gundul?” “Mungkin saja,” jawab si wanita. “Saya membujuk kepala biarawan untuk membeli seribu sisir sebagai ucapan terimakasih pada wisatawan.” ucapnya.”
membantu ujar staff kredit. Asalkan ada jaminannya. “sure no problem sahut si Richard dengan cepat. Jaminannya adalah Ferarri yang terparkir di depan. Ini kuncinya. Boleh di cek. Mengingat harga ferari itu 350 ribu dollar pihak bank langsung menyetujui. Lalu mobil mewah itu di pindahkan ke basement bank. Dalam hati staf bagian kredit mentertawakan Richard. “kok maumaunya meminjamkan Ferari senilai 350 ribu dolar untuk pinjaman sebesar 7500 dollar. Dasar pengusaha konyol! Setelah dua minggu berselang, Kisah ini menjelaskan kepada kita Richard datang lagi. Usai melunasi bahwa ditengah kesulitan pasti uang pinjaman dan bunga sebesar terdapat kesempatan. Tentunya, 20 dollar, ia pun diperbolehkan kesempatan itu bukan untuk orang- membawa Ferarinya. Sambil orang yang pesimis, melainkan menyetir meninggalkan Bank, hati untuk manusia yang memiliki kadar Richard berguman. Haree gini. Di optimistic tinggi. new York mana ada tempat parkir yang aman dan murah. Apalagi 2 untuk mobil mewah. Kok mauPernah suatu ketika pemilik kerajaan maunya bank itu menyediakan bisnis media elektronik menemui tempat parkir. Dasar bank konyol. bagian kredit sebuah bank di New Dari cerita ini jelaslah siapa yang York. konyol. “Saya ingin berbisnis di asia selama dua minggu, jelasnya gambling. Jika anda mempunyai makanan di “Untuk itu saya perlu pinjaman lemari es, pakaian yang menutup sebesar 7500 dollar.” badan, atap di atas kepala dan Dengan senang hati kami akan tempat untuk tidur maka anda lebih
17 kaya daripada 75% penduduk dunia. Jika anda mempunyai tabungan di bank dan uang receh di dompet maka anda lebih kaya dari 92 persen penduduk dunia. Apalagi kalau anda punya deposito dan invesrasi. Jika anda tidak pernah mengalami kesengsaraan karena perang penjara, penyiksaan dan kelaparan maka anda lebih beruntung dari 700 juta manusia di dunia.
peluang Orang yang tidak berbuat apa-apa selain menanti peluang tidak akan siap memanfaatkannya ketika peluang itu muncul. Ketika peluang itu datang, terlambat sudah untuk bersiap-siap
3 Sukses tidak sama dengan kerja keras.
5 Hati2 dengan Kejayaan
Etos kerja yang kuat itu memang mengagumkan, tetapi kerja keras semata tidak membawa seseorang pada kesuksesan. Ada banyak yang bekerja tetapi tidak pernah melihat sukses. Ada orang yang membuang energinya dalam jabatan-jabatan yang membawanya ke jalan buntu. Ada juga yang bekerja demikian keras sehingga mereka mengabaikan hubungan yang penting, merusak kesehatan dan kelelahan. Sukses mungkin tidak datang kepada mereka yang tidak bekerja keras tetapi kerja keras dan sukses itu tidaklah sama. 4 Kita percaya sukses itu datang dari
Sebuah peluang membantu anda, tetapi tidak akan menjamin sukses anda
Seorang pramuniaga gagal selama lima tahun berturut-turut setelah ia diakui sebagai karyawan tahun ini. Mengapa? Karena ia lebih suka menghabiskan waktunya memikirkan saat-saat berada di puncak ketimbang mencapai prestasi itu lagi. Hari ini adalah satu satunya waktu yang anda miliki. Yang anda punyai. Hari kemarin sudah terlambat dan anda tidak bisa mengandalkan hari esok. Itulah sebabnya hari ini penting! Anda tidak akan mengubah hidup anda hingga anda mengubah sesuatu yang anda perbuat setiap harinya. Jangan menyepelekan hal yang kecil, apalagi yang besar.
18 kepedihan. 6 Rahasia sukses dalam kehidupan ialah kalau seseorang itu siap pada saatnya tiba. (Disraelli) 7 Semua orang ingin langsing tetapi tidak mau berdiet Semua orang mau panjang umur tetapi tidak mau olahraga Setiap orang mau pasangan hidup yang salih tetapi kerjaan kita pergi ke bar Semua orang pengen kaya, tetapi kebanyakan dari kita malah bermalas-malasan 8 Orang sukses menaklukan perasaan mereka dan membentuk kebiasaan: melakukan hal hal yang tidak disukai oleh orang yang tidak sukses. 9 Sampul depan kesuksesan adalah memulai dan sampul belakangnya ialah menyelesaikan! Keputusan adalah untuk memulai dan kedisiplinan ialah untuk menyelesaikan. 10 Kebanyakan orang menghindari diri dari kepedihan. Kedisiplinan itu
Ikbal mengatakan anak muda itu harus menginjak bara. Nietzche bahkan mengatakan yang mengerikan manusia harus memiliki kediaman di atas Vesuvius! 11 Jadilah perubah yang engkau ingin lihat didunia. (ghandi) 12 Lebih mudah membuat perubahan yang seharusnya diadakan orang lain daripada menyisingkan lengan baju dan melakukannya sendiri. 13 Nuh tidak menunggu kapalnya datang! Ia membangun kapalnya! 14 Sukses adalah kedamaian pikiran yang merupakan hasil langsung dari kepuasan diri untuk: mengetahui bahwa engkau telah berusaha sebaik-baiknya menjadi yang sebaik mungkin, 15 Tidak tersenyum itu sama halnya dengan mengajak bertempur kepada konsumen.
19 16 Bertanggung jawab atas sikap! Dalam sebuah seminar istri John Maxwell ditanya, apakah John membuatmu bahagia, Margaret merenung: tidak. John pun melihat pintu keluar, menengok kesana kemari untuk melarikan diri. “Dua tiga tahun pertama kami menikah,” lanjut Margaret. “Saya kira memang tugas john untuk membuat saya bahagia. Ternyata tidak. Bukannya ia kejam atau apa. Ia seorang suami yang baik. Tetapi tidak mungkin seseorang membuat sesamanya bahagia. Ia seorang suami yang baik. Tapi tidak mungkin membuat sesamanya bahagia. Itu adalah tugas saya.” 17 Kita dilahirkan dan mati sendiri tetapi di dunia ini kita harus bekerja sama.! Kebahagiaan itu kebanyakannya terletak pada bagaimana kita menata pikiran kita! 18 Dalam setiap organisasi manapun ada yang mengotori dan memurnikan 'udara'. 19 Bersyukur
Ketika kita bersyukur kita akan berkonsentrasi pada hal-hal yang baik. 20 Prioritas Filsuf William James mengatakan: Seni menjadi bijaksana ada lah seni mengetahui apa yang harus diabaikan! 21 Pengalaman bukanlah selalu guru yang tebaik, tetapi pengalaman yang selalu dievaluasi itulah guru yang terbaik. 22 Fleksibilitas Seorang pria pergi menonton superbwl. Ia naik ke bagian teratas di bagian gunung stadiumnya unuk tempat duduk. Setelah pertandingan dimulai ia melihat tempat kosong di garis lima puluh yard. Setelah repot2 turun ke sana ia bertanya pada pria yang duduk disebelah tempat. “Permisi ada yang duduk di sini?” “Tidak!” Jawab Pria itu. “Sebenarnya itu tempat duduk saya. Seharusnya ia datang bersama istri saya. Tetapi ia meninggal. Inilah superbowl pertama yang tidak kami tonton bersama semenjak kami menikah ditahun 65.”
20 “Kasihan sekali tetapi memangnya tidak ada yang bisa anda ajak” “Tidak!” Jawab pria itu, “semuanya sedang menghadiri pemakaman.” 23 Goethe “janganlah perkara terpenting dikalahkan oleh perkara yang tidak penting.! 24 Kita mungkin bisa berlari dari intelligen yang ingin membunuh kita, atau lari dari gebukan satpol praja kalau seandainya kita adalah pemilik warung tenda jl pajajaran, atau serangan kelewang seseorang, tetapi apakah kita bisa lari dari tubuh kita? Kesehatan itu penting kawan. Bukan untuk apa-apa: untuk melawan. 25 Nikmati hidup dalam mengejar target Semua akan mati entah yang yoga, entah yang melakukan pilates. Semua akan mati entah yang memakan daging atau menjadi vegetarian. Semua akan mati entah yang cantik atau ganteng seperti saya. Dan pemahaman seperti inilah yang harus kita gunakan untuk menikmati hidup. Untuk membuat hati kita rileks dan sedikit nakal. Terlalu serius bisa membuat hati
menjadi keras, demikian rasulullah mengatakan, tetapi terlalu guyon menyebabkan sebaliknya pula. 26 Tentang masa depan Mengabaikan cukup banyak hari ini maka anda akan mengalami suatu hari yang kelak akan anda hindari. 27 Penghormatan orang lain tidak ada artinya jika keluarga tidak menghormati anda! 28 Pernikahan Pernikahan tidak mungkin dipertahankan dengan makanan 'sisa'. Banyak orang yang membiarkan keluarganya 'kelaparan'. 29 Obat yang terbaik kadang tendangan! 30 Bersyukur? Rahasia tampil langsung adalah memastikan orang di sekeliling anda naik berat badannya. Jauh melebihi anda.
31 Rata-rata orang amerika membeli barang barang yang tidak diinginkan dengan uang yang tidak dimiliki untuk mengesankan orang-orang yang tidak ia senangi. 32 Seneca: uang masih belum berhasil membuat siapapun kaya. Samuel butler menyindir kehidupan ala Victoria di Inggris. Segala kemajuan didasarkan pada hasrat batin yang universal pada setiap organism untuk hidup melampaui penghasilan. 33 Materialism itu bukan soal kepemilikan. Materialisme itu soal obsesi, karena saya banyak mengenal orang materialis tetapi tidak memiliki uang, dan sy mengenal banyak yang memiiki uangtetapi tidak materialis. 34 Kalau anda ingiin menjadi lebih murah hati jangan menunggu penghasilan anda berubah. Rubahlah hati anda! 35 Sukses Ke atas itu bukanlah arah yang mudah karena itu melawan gravitasi. Baik gravitasi kebudayaan atau gravitasi magnet. [divan semesta]
21
22
2
ANG REVOLUSIONER SEJATI, Muhammad SAW memberi kita kabar bahwa akan ada era dimana umat Islam bagai buih di lautan. Tak ada daya dan misi, selain mengikuti kemana ombak dan angin memainkan arah. Bagi iman, tak akan ada keberanian untuk berkilah menolak kabar itu. Woy bangun, era itu sampai bung! Kita tidak perlu berdebat, bahwa mayoritas muda-mudi Islam yang mempertaruhkan hampir seluruh hidup dan energinya untuk menjadi idol adalah buih! Para pemikir dan intelektual pengekor buntut peradaban milik orang adalah buih! Ulama jahat yang berdakwah dengan pilah-pilih ayat Tuhan dan dekat serta membela Fir'aun zaman modern itu adalah buih! Orang tua yang takut berpikir politik dan masa depan umat karena takut rizki hilang adalah buih! Tidak, sama sekali
S
kita tidak berdebat tentang kepastian bahwa mereka adalah buih. Abang dan nona, perhatikan, ini adalah tentang kita. Yang telah menanam benih revolusi didalam diri dengan keikhlasan dan kesadaran—yang dalam beberapa hal, entah kenapa, disadari atau tidak kok malah ikutikutan menjadi buih! Begitu nyaman menjadi seorang aktivis dengan modal sekedar kamus. Ilmu dan wawasan begitu luas, tapi sayang hanya sampai taraf definisi. Begitu mudah bergerak hanya sekali dalam sebulan, sesuai jadwal yang telah ditetapkan bersama. Seolah-olah, isu keumatan dan gencetan kaum kafir memiliki modus yang sama dengan datangnya menstruasi bulanan. Betapa indah ditiap minggunya, bersama para sahabat mengkaji teks
radikal dan menyala dari para pioner pendahulu kita, tapi ketika di lapangan malah ditakwil-takwilkan hanya dengan alasan siyasah. Ternyata dari kajian radikal itu, kita hanya bisa menarik manfaat tentang seputar bagaimana membangun argumen pembenaran kepengecutan dengan tampak menarik dan halus. Beritahu saya, dimana batasan siyasah itu!? ”Afwan akhi, afwan ukhti, sisayi donk...” Hisap ini, cuihh! Siyasah adalah kemampuan dalam meningkatkan tingkat keberhasilan pencapaian target, efesiensi dan efektivitas isu, serta melahirkan move dengan taktik dan strategi yang cantik tanpa harus mengorbankan misi dan tingkat nyala sebuah aksi. Jadi, siyasah yang benar TIDAk malah meredam dan mempermak habis aksi kita! Bahkan, banyak sekali rekan aktivis yang sibuk untuk santai dan asik bercerita tentang serentetan amal dakwah di masa lalu. Yang sialnya adalah melulu, selalu, dan itu-itu juga. Sembari menjaga hati untuk tidak terusik, bahwa disamping mereka, ada seorang kader muda sedang babak-belur siang-malam ngehandle hampir semua amal dakwah. ”Semangat yah akhi...” Perhatikan gerak bibir saya, cccuuiiihh! Dan betapa menakutkan, ketika kenyataan mengatakan bahwa aktivitas revolusioner ini berada dalam kamar yang terpisah dengan kehidupan utama kita. Turun ke jalan dengan sisa tenaga, mendidik kader-kader muda dengan sisa ilmu, berkorban dengan sisa uang, dan hidup bersama pergerakan ini hanya dalam sisa waktu. Abang dan nona yang terhormat—dan saya cintai, huhehihaho—ketahuilah, bahwa
23
pergerakan bukan tong sampah, selingan, atau kerja sampingan dari hidup Anda sekalian. Amboy, suka atau tidak, kita sukses melahirkan produk baru, ”Buih di lautan cap revolusioner.” Biar buih, tapi sok revolusioner. (Oh diriku, kau sendiri siapa? Tegur dirimu sendiri dengan nasehat. Jika tak mampu, tampar pipimu dengan keras.) Entahlah, mungkin kita cuma sedikit lalai dan lupa karena sibuknya agenda harian. Atau kita sudah merasa paham dan hapal di luar kepala, hingga untuk membaca ulang berbagai instruksi komando dari para pioner kita itu, ya nanti saja. Bisa juga, kelelahan akibat padatnya amal dakwah kita, telah membuat otak loyo dan tu-la-lit untuk memikirkan pergerakan dan serentetan aksi di depan hari. Yang pasti, malaikat Raqib dan Atid tidak pernah sekalipun lalai, lelah atau tu-la-lit seperti kita. Maka sadarilah, bahwa hidup adalah perang panjang dan harian. Hari-hari ini adalah pertarungan antara kegelisahan revolusioner dengan watak manusia yang suka cari aman dan malas. Setiap hari adalah peperangan antara kita dengan setan dan nafsu jahat dalam diri, serta sistem thaghut berpemimpin Fir'aun di luar sana. Aiy, jangan lupa! Rasul SAW juga pernah mengabarkan bahwa perang adalah tipu daya. Barang siapa yang terjun dan mengdeklarasikan dirinya sebagai muslim revolusioner sama saja dengan melempar diri masuk ke medan peperangan. Artinya, ketika kita berhadapan dengan musuh cuma ada dua pilihan disana, menipu dayakan atau ditipu dayakan. [ampuniIPUT]
23