KAMPUNG KOTA: Identitas & Kebudayaan Jakarta
ELISA SUTANUDJAJA RUJAK CENTER FOR URBAN STUDIES 2017
I think it is somewhat arbitrary to try to dissociate the effective practice of freedom by people, the practice of social relations, and the spatial distributions in which they find themselves. If they are separated, they become impossible to understand. Each can only be understood through the other Michel Foucault (Space, Knowledge and Power)
Kampung Salah satu unit dasar kota, yang secara etimologis terkait dengan camp dan compound. Kampung telah memiliki ambang batas yang tersampaikan dengan baik dan seringkali sangat padat, pola perkotaaan tingkat rendah yang bercirikan kepemilikan tanah, yang sulit untuk dibukukan. Mereka seringkali mengandung spektrum keberagaman etnis dan tingkat pendapatan. Juga seringkali termasuk struktur sosial dari pulau dan tempat lain Abdoumaliq Simone, City Life from Jakarta to Dakar: Movements at the Crossroads Kampung Pasar Ikan & Aquarium, 1990 Historical Sites of Jakarta, Adolf Heuken
Undang Undang Cagar Budaya 2010 UU Cagar Budaya 11/2010 mengakui kawasan sebagai Kawasan Cagar Budaya jika dalam satuan ruang geografis tersebut memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas. UU Cagar Budaya 11/2010 hanya melihat Nilai Penting (Signifikansi) pada sesuatu yang berwujud (tangible), dan melewatkan tradisi, hubungan kemasyarakatan, sosial (tak benda/intangible)
Konvensi dan Rekomendasi tentang Pusaka Warisan tak benda (intangible cultural heritage) berarti praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, keahlian, termasuk juga instrumen, obyek, artefak yang terasosiasi dengannya dimana komunitas dan kelompoknya menganggapnya sebagai bagian dari warisan budayanya (UNESCO Convention 2003, Intangible Cultural Heritage) Warisan tak benda ini diturunkan dari generasi ke generasi, dan secara konstan dikreasi ulang oleh komunitas ketika merespon lingkungannya, serta dalam interaksi secara satuan geografis, sehingga memberikan identitas dan keberlangsungan, dan pada akhirnya mempromosikan keberagaman budaya dan kreativitas manusia.
Konvensi dan Rekomendasi tentang Pusaka Tempat yang memiliki signifikansi/nilai penting budaya yang memperkaya kehidupan orang, seringnya menyediakan rasa keterkaitan yang dalam antara komunitas dan lansekap, bagi masa silam dan pengalaman yang hidup. Tempat yang memiliki signifikansi budaya merefleksikan keberagaman dalam komunitas dan bangsa (ICOMOS Burra Charter, 2013) Lansekap kota bersejarah (Historic Urban Landscape) adalah wilayah perkotaan yang merupakan hasil dari pelapisan sejarah nilai budaya dan alam dan atribusinya, yang melebihi narasi ‘pusat sejarah’ atau ‘ansambel’ hingga turut menyertakan konteks perkotaan yang lebih luas dan tata letak geografisnya (Historic Urban Landscape - HUL, UNESCO Recommendation 2011)
Historic Urban Landscape (HUL) Konteks kampung dalam HUL, selain memiliki morfologi tertentu, juga topografi, hidrologi, fitur-fitur alam lainnya, bentuk terbangun, baik yang bersejarah maupun kontemporer, infrastruktur, ruang bersama dan ruang terbuka, pola kegunaan lahan dan organisasi ruang, persepsi dan relasi visual, dan elemen lain dalam struktur kota. Juga termasuk didalamnya praktek dan nilai sosial dan budaya, proses ekonomi dan dimensi tak benda yang terkait dengan keberagaman dan identitas
Clan Jetties Melaka & George Town, Historic Cities of Straits of Malacca UNESCO World Heritage Site, 2008
Kampung Tinjauan Kepusakaan
Satuan geografis, yang memiliki pola ruang (morfologi) dalam lansekap tertentu dan terkadang terdiri atas karakteristik alam tertentu dan lapisan sejarah tertentu. Elemen struktural sebagai ‘kiblat’ (mesjid, klenteng, pasar, ruang keramat), sementara bangunan & jalan sebagai proses dan hasil interaksi dalam masyarakat
Ada praktek, tradisi, sejarah lisan yang turun-menurun dan diwariskan, yang bisa jadi sudah tercampur dan terkontekstualisasi.
Kampung Tinjauan Kepusakaan
Memiliki keunikan yang membedakan antara kampung dengan ruang kota terencana/generik Merupakan manifestasi keberagaman sosial, budaya dan ekonomi. Menunjukkan kreativitas yang asli (genuine)
Kampung dalam RTRW / RDTR Kampung yang diakui dalam tata ruang sejauh ini adalah kampung yang berlokasi pada kawasan yang diduga maupun yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dengan sub zonasi Rumah Kampung (R1), dengan insentif g (pelestarian Kawasan Cagar Budaya)
Luar Batang, abad 18 Aquarium/Pasar Ikan Pertengahan abad 20
Keterbatasan teknokratis
Sub zona rumah kampung