Media indonesia 21 01 2018 21012018022756

Page 1

MINGGU, 21 01 2018 NO. 13358/ TAHUN KE-49 24 HALAMAN Rp4.000/eks

(di luar P. Jawa + ongkos kirim)

Rp89.000/bulan

(di luar P. Jawa + ongkos kirim) E-mail: cs@mediaindonesia.com

www.mediaindonesia.com Hotline:

0811 123 7979 Customer Service:

(021) 5821303 Pemasangan Iklan:

J U J U R

(021) 5812113 & 5801480

B E R S U A R A

Perangi Mahar Sekarang Juga golda@mediaindonesia.com

A

ROMA busuk mahar politik kian tajam tercium jelang Pilkada serentak 2018. Inilah saatnya memerangi musuh demokrasi itu dengan berbekal testimoni sejumlah pihak bahwa mereka dimintai uang untuk mendapatkan rekomendasi pencalonan sebagai kepala daerah dari partai politik. Mahar politik selama ini ibarat buang angin, baunya menyengat, tetapi wujudnya tak terlihat. Teramat sulit praktik kotor tersebut diungkap karena baik yang meminta maupun yang memberi tutup mulut rapat-rapat. Namun, kini sejumlah orang mulai berani buka-bukaan. Pengakuan bahwa dirinya dimintai uang terkait dengan proses pencalonan, misalnya, dibeberkan La Nyalla Mattalitti di Pilgub Jawa Timur. Sejumlah orang di beberapa daerah mengutarakan hal serupa. Bahkan, Partai Hanura pun diterpa perpecahan hebat yang salah satunya akibat dugaan pemainan mahar (lihat grafik). Mereka yang dituduh meminta mahar sudah membantah. Namun, tidak berarti persoalan itu boleh begitu saja diakhiri. Sejumlah kalangan menegaskan inilah saatnya menindak para pelaku mahar politik. Bawaslu sebagai badan pengawas pemilu pun diminta serius menyikapi masalah itu dengan aktif melakukan pengusutan, bukan cuma menunggu laporan seperti dalam perkara Partai Hanura. Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini mengatakan mahar atau politik uang bukan delik aduan sehingga dapat diproses tanpa menunggu laporan dari mereka yang merasa dirugikan. Sikap pasif Bawaslu, tegasnya, justru menegasikan tagline mereka, yakni ‘Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu’. ‘Problematika klasik dalam proses penegakan hukum pemilu di Tanah Air terjadi lantaran jajaran Bawaslu lebih memilih menunggu laporan dari publik. Kalau kemudian dalihnya hanya mengandalkan laporan publik, ya tidak perlu ada

@mediaindonesia

@mediaindonesia

Media Indonesia

Mahar itu sejatinya mulia bila diwujudkan dalam hal-hal yang bisa membuat peradaban dunia semakin baik. Sebagai kesatria, Karna telah memberikan keteladanan itu.” Pigura | Hlm 10

Shutdown Ganggu Ekonomi AS

Bawaslu diminta serius menindaklanjuti kasus dugaan mahar di Pilkada 2018. GOLDA EKSA

Harian Umum Media Indonesia

Donald Trump menghadapi kemungkinan pemerintahan yang terbelah setelah Senat gagal menyepakati pendanaan pengeluaran federal dan militer.

institusi Bawaslu. Cukup publik langsung lapor ke polisi,” cetus Titi di Jakarta, kemarin. Seharusnya, imbuh dia, Bawaslu proaktif menindaklanjuti informasi yang beredar di masyarakat sebagai temuan awal. Mereka lembaga yang tidak hanya melakukan pengawasan, menerima laporan, dan menangani pelanggaran, tetapi juga berperan dalam hal pendekatan pencegahan. Amat disayangkan jika informasi dari pengakuan sejumlah orang tak dioptimalkan untuk membongkar permainan mahar. Pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan memang tidak gampang bagi KPU dan Bawaslu mengatasi persoalan uang mahar selama akar masalah tak dicabut. “Namun, kalau case by case, ya pendekatan Bawaslu bisa pasif dan aktif. Kalau memang di depan mata ada money politic, ya tidak perlu menunggu orangnya datang. Itu harus segera diambil tindakan.”

Selekta | Hlm 2

KPU Akui Verifikasi tidak Ideal Dengan pengubahan metode dari semula memakai sampel 10% menjadi 5%, verifikasi faktual empat partai baru disesuaikan sehingga melonggar. Politik | Hlm 3

Abu Tour Janjikan Jemaah Tetap Berangkat Umrah Jemaah tergiur dengan promosi biaya umrah cukup murah, hanya Rp14 juta per orang. Padahal, batasan tarif minimal yang dikeluarkan Kementerian Agama ialah Rp20 juta. Umum | Hlm 4

50% biaya Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate sepakat praktik mahar dalam pilkada mesti secepatnya diperangi. Partai NasDem pun akan terus memelopori politik yang bersih dari mahar. “Menurut data yang kami miliki, mahar itu jumlahnya bisa mencapai 50% dari keseluruhan biaya politik, untuk biaya saksi, baliho, logistik, transpor, dan lain sebagainya. Jadi, kalau kita berpolitik tanpa mahar, beban politik dari calon akan berkurang. Dengan demikian, kita harapkan apabila calon tersebut terpilih, akan terwujud pemerintahan yang bersih dan jadi idaman masyarakat.’’ Johnny mengingatkan bahwa mahar politik merupakan pelanggaran undang-undang dengan beberapa konsekuensi hukuman. Ia meminta Bawaslu tegas bersikap untuk secepatnya mengusut tuntas dugaan mahar yang dilontarkan sejumlah orang sehingga pilkada bisa lebih bersih dan berkualitas. “Ada 171 pasangan yang kami dukung, coba tanya mereka apakah dimintai mahar atau tidak. Kalau ada, silakan laporkan ke kami, akan kami ganti uangnya,” tukas Johnny. (Rul/Nov/UL/SY/X-8)

BIRO PERS ISTANA/SETPRES

MEMILIKI PELUANG EKSPOR: Presiden Joko Widodo menerima motor pesanan bermerek Royal Enfield

Bullet 350 cc bergaya chopper yang merupakan hasil modifikasi Chopperland dari bengkel ‘Elders Garage’, di Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin. Presiden berharap motor hasil modifikasi Chopperland memiliki peluang ekspor ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Dari Motor... | Hlm 3

GIZI BURUK

Ratusan Anak Jalani Imunisasi Campak TIM Satgas Terpadu terus mendatangi langsung korban campak dan gizi buruk di Kabupaten Agats, Papua. Tim terpadu ini juga menggelar pengobatan dan bantuan makanan di Distrik Aip, Kabupaten Agats, kemarin. Tim Dokkes Polri dari Polda Papua yang dipimpin Ipda dr Leonard RI Philipus langsung melakukan pemeriksaan kesehatan warga di Distrik Aip, yang di dalamnya terdapat Kampung Kawet, Mausi, Comoro, Satoyot, Tomor Airo-Airo, dan Distrik Awiyu yang terdiri atas

Kampung Sagare, Yepu, dan Wagi. “Tim Dokkes bersama paramedis dari Puskesmas Atsj telah melakukan pengobatan dari kampung ke kampung. Ada 472 pasien yang dirujuk ke puskesmas Atsj, 10 orang di antaranya didiagnosis terkena campak, dehidrasi, dan kurang gizi,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, kemarin. Sebanyak 112 anak menjalani imunisasi campak. “Pada Januari ini ada lima anak yang meninggal akibat campak,” tambahnya. Sementara itu, Menteri Sosial

JEDA

adat. Lokasinya di lereng Gunung Gajah Langu yang terbagi jadi tiga kategori, Leuweung Larangan, Tutupan, dan Baladahan. Dari leuweung atau hutan Baladahan, singkong, salah satu tanaman andalan, diolah, dikupas, digiling, dan disaring hingga rasi diperoleh dari ampas yang dikeringkan, hingga tahan 4-5 bulan. “Kami hanya makan singkong karena memegang prinsip. Masyarakat adat ada sejak 1918. Tapi barulah pada 1924, mengonsumsi rasi, dipelopori oleh Omoh Asnamah alias Ibu Sepuh. Atas jasanya, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Pangan pada 1962,” kata Triyana Santika, 33, salah 1 dari sekitar 1.000 warga adat Cireundeu. Hingga kini, nyaris seabad Cireundeu konsisten pada rasi.

Tercukupi dari Kebun Sendiri DENGAN merawat hutan adat dan sistem pengolahan lahan, mengolah singkong menjadi rasi alias beras singkong, dan bersetia pada sumber karbohidrat alternatif itu, masyarakat Kampung Cireundeu, Cimahi, Jawa Barat, konsisten mencontohkan kearifan bertani dan mengonsumsi. Di sana ada 20 hektare kawasan

Blaugrana Butuh Pelampiasan

Idrus Marham memastikan kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Agats tertangani dengan baik. “Yang perlu diperhatikan satu bulan pertama ditangani, perawatan anak-anak ini harus tuntas. Kalau tidak, dikhawatirkan akan kembali terulang,” kata Idrus seusai mengunjungi anak-anak Asmat yang dirawat di RSUD Agats, kemarin Selain itu, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan beras, sebanyak tiga ton dan makanan tambahan termasuk untuk anakanak sebanyak 25.000 paket. “Ini bisa dipastikan, bantuan ini sudah terdistribusi dengan baik,” kata Mensos. Pada kesempatan yang sama, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat menyatakan Kemensos akan membantu Kabupaten Agats dalam layanan kesehatan masyarakat. (MC/N-3)

Kesetiaan berbuah pembelajaran tentang ketahanan pangan lokal itu juga terjadi di komunitas adat Bonokeling, Banyumas, Jawa Tengah, yang mandiri dengan merawat tradisi lumbung sehingga makanan pokok tercukupi mandiri. Kisah serupa juga tengah dirintis di Desa Greges, Temanggung, Jawa Tengah, yang berikhtiar kembali pada tradisi nasi jagung karena alasan pasokan, harga, dan kesehatan. Jejak mereka menjadi pembelajaran soal kemandirian, kesetiaan pada nilai-nilai tradisi, sekaligus inovasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya. (Zuq/ LD/TS) Lumbung yang... | Hlm 6

Kekalahan dari Espanyol pekan lalu memang belum mencoreng rekor Barca di La Liga. Namun, kekalahan itu tetap saja dianggap mencoreng reputasi mereka.

Sepak Bola | Hlm 7

DUTA

“Saya selalu mencari uangnya itu pertama kali bukan kepentingan untuk honor atau segala macam, tapi untuk menambah penonton karena tiket itu saya kasihkan ke orang.” Ratna Riantiarno Aktivis teater Wawancara | Hlm 5

SELA

Fast Food Ganggu Kekebalan SISTEM kekebalan tubuh bereaksi sama terhadap diet tinggi lemak dan kalori tinggi seperti pada infeksi bakEBET teri. Hal ini ditunjukkan oleh studi baru-baru di Universitas Bonn, Jerman. Makanan tidak sehat seperti saji cepat membuat pertahanan tubuh rentan dalam jangka panjang. Bahkan lama setelah beralih ke diet sehat, peradangan terhadap stimulasi imun bawaan tetap terasa. Perubahan ini terkait berkembangnya arteriosklerosis dan diabetes, penyakit terkait konsumsi makanan Barat. Dalam penelitian, tikus diberikan ‘makanan Barat’: tinggi lemak, tinggi gula, dan rendah serat. Hasilnya, tikus terkena inflamasi kuat di seluruh tubuh, mirip terinfeksi bakteri. (Science Daily/Hym/X-6)

MENGGUNAKAN KERTAS DAUR ULANG


2

SELEKTA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

Masyarakat Diajak Ubah Persepsi soal Sampah TIMBUNAN sampah secara nasional sekitar 64 juta ton ditargetkan turun hingga 30% pada 2025. Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2018 yang berlangsung 21 Februari-21 April nanti bisa menjadi momentum bagi seluruh elemen untuk terlibat penuh dalam upaya mengurangi sampah. Masyarakat, kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, perlu mengubah cara pandang bahwa setiap aktivitas konsumsi yang menghasilkan sampah memiliki konsekuensi membebani lingkungan. “Mengurangi sampah yang paling penting ialah bangunan sistem dan nilai-nilai di masyarakat. Kalau kita nyampah, artinya kita membebani lingkungan dan harus menanggungnya untuk pemu-

lihan,” ujarnya seusai deklarasi Sayangi Bumi Bersihkan dari Sampah di Kementerian LHK, Jakarta, tadi malam. Ia menyatakan uji coba kantong plastik berbayar yang sebelumnya dilakukan sebenarnya cukup efektif dan mampu mengurangi sampah plastik hingga 55%. Namun, masyarakat justru beranggapan pembelian sampah plastik merupakan keharusan sehingga nilai edukasi dari kebijakan itu tak terwujud. “Sewaktu uji coba itu, kami mengajak masyarakat untuk sukarela. Namun, persepsinya seolah-olah masyarakat harus beli plastik. Seharusnya persepsinya ialah setiap kita memberi beban kepada lingkungan, kita harus menanggung akibatnya, yakni

biayai pemulihannya,” jelas Siti. Deklarasi Sayangi Bumi Bersihkan dari Sampah mengawali peringatan HPSN yang berlangsung tiga bulan. Menteri Siti mengatakan ‘tiga bulan bersih sampah’ merupakan bagian dari upaya mencapai target pengurangan sampah sebesar 30% pada 2025 sesuai dengan Perpres No 97/2017 tentang Kebijakan Strategis Nasional Pengelolaan Sampah. “Ini untuk membangun sikap masyarakat agar zero waste. Ini juga untuk memperbaiki sistem penilaian Adipura. Nanti kelihatan kota-kota yang baik dan kita upload sehingga publik bisa menilainya. Karena selama ini publik komplain kota yang mendapat Adipura ternyata sampahnya masih banyak.’’

Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian LHK Rosa Vivien Ratnawati menambahkan, agenda ‘tiga bulan bersih sampah’ bakal dilaksanakan secara nasional. Seluruh kepala daerah diharapkan bisa mendorong kondisi nirsampah di daerah masingmasing, khususnya di tempat umum. ‘’Termasuk di lingkungan kantor pemerintahan, pasar, pelabuhan, kawasan permukiman, sungai, dan area bebas kendaraan (car free day) tanpa sampah. Seluruh kepala daerah agar fokus mengurangi sampah selama tiga bulan. Bukan berarti sembilan bulan berikutnya boleh kotor, ini hanya momentum,” ucap Rosa. (Dhk/X-8)

ANTARA/NYOMAN BUDHIANA

HARI SUCI KHUSUS BINATANG: Umat Hindu memberi doa kepada seekor gajah sumatra saat Hari Tumpek Kandang atau hari suci khusus untuk binatang peliharaan di Bali Zoo, Gianyar, kemarin. Ritual itu digelar tiap enam bulan yang bertujuan untuk keharmonisan manusia dengan alam, kelestariannya tetap terjaga dan memberi manfaat.

Shutdown Ganggu Ekonomi AS Donald Trump menghadapi kemungkinan pemerintahan yang terbelah setelah Senat gagal menyepakati pendanaan pengeluaran federal dan militer. HAUFAN HASYIM SALENGKE haufan@mediaindonesia.com

P

MI/RAMDANI

PERTEMUAN BILATERAL NASDEM DAN UTUSAN KHUSUS PM JEPANG: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang didampingi

Dewan Pertimbangan Partai NasDem dan para ketua DPP NasDem berjabat tangan dengan Sekjen Partai Liberal Demokratik Jepang sekaligus anggota DPR Jepang dan Presiden Liga Parlemen Jepang Indonesia, Toshihiro Nikai, seusai mengadakan pertemuan bilateral di Jakarta, kemarin. Dalam pertemuan itu Surya menggagas upaya kerja sama pertukaran politikus-politikus muda NasDem untuk dapat belajar di Jepang. NasDem berharap agar pertemuan bilateral kedua negara dapat mewujudkan hal tersebut.

Indonesia Mitra Strategis Jepang INDONESIA dan Jepang sudah menjalin hubungan bilateral selama 60 tahun. Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap hubungan bilateral yang baik antara kedua negara ini bisa tetap terjaga hingga 100 tahun ke depan. “Peringatan 60 tahun kerja sama Indonesia dan Jepang merupakan kesempatan emas bagi kedua negara, termasuk para generasi muda untuk dijadikan titik tolak tali persahabatan mitra dinamis kedua negara di masa depan,” ujar JK saat menyampaikan sambutan dalam acara resepsi peringatan 60 tahun kerja sama Indonesia dan Jepang yang berlangsung di Hotel Kempinski Jakarta, kemarin. Beberapa menteri Kabinet Kerja antara lain Menteri Dalam Negri Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Perhubungan Budi Karya Sasmita, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, perwakilan

khusus Jepang untuk Indonesia annya menyampaikan akan Rachmat Gobel hadir dalam per- membuka peluang untuk melakukan pertukaran pelajartemuan tersebut. Dari Jepang tampak Sekre- pelajar muda antara Indonesia taris Jenderal Partai Liberal dan Jepang. Dia menjanjikan tahun ini Jepang Demokratik akan mengunJepang Toshihiro dang 60 generasi Nikai didampingi muda Indonesia oleh Duta Besar untuk belajar di Jepang untuk Jepang. Indonesia Masa“Kami ingin fumi Ishi. pertukaran geneJepang merurasi muda kedua pakan negara negara bisa lebih investor kedua aktif, tahun ini terbesar di Ins ay a m e n g u n donesia. JK medang 60 generasi nilai kerja sama muda Indonesia Indonesia dan untuk hadir ke Jepang di bidang Jepang,” jelas ekonomi telah Jusuf Kalla Nikai. berjalan sangat Wakil Presiden RI Nikai berharap baik. Di segi sosial politik, kedua negata sepakat Indonesia dan Jepang dapat bekerja sama dengan solid untuk sama-sama bekerja untuk kemamewujudkan kedamaian inter- juan kedua negara. Menurutnya, Indonesia merupakan mitra nasional. Toshihiro Nikai dalam sambut- strategis Jepang untuk kerja dan

“Peringatan 60 tahun kerja sama Indonesia dan Jepang merupakan kesempatan emas bagi kedua negara.”

maju bersama. Masih bagian dari rangkaian peringatan itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menemui utusan PM Jepang Shinzo Abe, yaitu Toshihiro Nikai yang juga Sekretaris Jenderal Partai Liberal Demokratik. Dalam pertemuan tersebut, Surya menegaskan Jepang dapat memanfaatkan iklim investasi di Indonesia yang saat ini sudah mulai terbuka. Kedatangan Toshihiro ke Indonesia dikatakan oleh Surya juga memberikan harapan yang besar untuk memperkuat hubungan kedua negara. “Kami di NasDem juga ingin memberikan kontribusi positif bagi kedua negara,” jelasnya. Kontribusi positif NasDem itu ialah upaya kerja sama pertukaran politikus-politikus muda NasDem untuk dapat belajar di Jepang. NasDem berharap agar pertemuan bilateral kedua negara dapat mewujudkan hal tersebut. (Uta/I-1)

residen Donald Trump menandai setahun pertama menjabat sebagai pemimpin Amerika Serikat (AS), Sabtu (20/1) waktu setempat atau kemarin (WIB), dengan masalah shutdown atau penutupan layanan publik. Trump pun menyalahkan Partai Demokrat dan menuduh partai itu menyandera aspirasi warga ‘Negeri Paman Sam’. Penghentian operasional pemerintahan AS pun terjadi dan diprediksi akan berlangsung dari pekan terakhir Januari hingga pekan kedua Februari 2018. Pemulihan ekonomi AS yang didorong oleh pemerintahan Trump pun diprediksi terganggu. Departemen yang akan terkena efek penutupan sementara dilaporkan mencakup Departemen Perdagangan, NASA, Departemen Ketenagakerjaan, Departemen Perumahan, dan Departemen Energi. Pengamat ekonomi Indef Bhima Yudhistira dalam keterangan resmi, Sabtu (20/1), mengatakan, bagi Indonesia, dampak terjadinya shutdown secara temporer sangat minim ke nilai tukar rupiah. Proyeksi rupiah masih berada dalam rentang terkendali di kisaran 13.350 13.400 per dolar AS ketika terjadi shutdown. Hal ini disebabkan, pada masa shutdown, dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang negara lain. “Terjadinya shutdown menyebabkan prospek pemulihan ekonomi AS bisa terganggu. Dalam posisi ini justru rupiah akan diuntungkan. IHSG pun masih tetap positif di angka 6.490-6.500, didorong oleh sentimen investor dalam negeri terhadap prospek pemulihan ekonomi Indonesia,” ujar Bhima. Peristiwa shutdown pernah terjadi

tahun 1995-1996 dan 2013. Saat itu kurs rupiah hampir tidak terpengaruh oleh shutdown di AS karena sifatnya lebih temporer atau jangka pendek, kira-kira berlangsung dalam waktu 2 minggu. Dalam konteks persiapan menghadapi rencana shutdown saat ini, menurut Bhima, cadangan devisa Indonesia masih cukup untuk stabilisasi kurs. Pada Desember 2017, cadangan devisa berada di posisi US$130 miliar.

Terhenti Sebelumnya dilaporkan, dengan tidak adanya rencana anggaran yang disepakati, sejak tengah malam Jumat (19/1), layanan federal mulai terhenti atau dikurangi, bahkan saat anggota parlemen terus berdebat di lantai Senat. Layanan penting dan aktivitas militer tetap berlanjut, tetapi banyak pekerja sektor publik akan dikirim pulang tanpa upah dan tentara yang bertugas tidak akan dibayar sampai kesepakatan tercapai untuk membuka kembali roda pemerintah AS. Segera setelah berita itu mencuat, direktur anggaran Gedung Putih, Mick Mulvaney, mengeluarkan sebuah memo untuk agen pemerintah dengan mengatakan bahwa mereka sekarang harus membuat rencana untuk tertib penutupan karena tidak adanya alokasi. Pada Jumat, sempat Trump mendekati kesepakatan dengan pemimpin minoritas Senat Demokrat Chuck Schumer dalam tindakan untuk mencegah pengusiran migran tidak berdokumen yang tiba di negara tersebut. Namun, ternyata kesepakatan itu tidak terjadi. Gedung Putih mengecam Schumer, menyalahkan dia atas penutupan layanan publik. Jubir Trump Sarah Sanders menyatakan tidak akan pernah menegosiasikan kesepakatan imigrasi sampai Kongres setuju melanjutkan anggaran pemerintah. (AFP/Tes/X-6)

Dua WNI Sandera Abu Sayyaf Dibebaskan Dua warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Sulu, Filipina Selatan, berhasil dibebaskan, Jumat (19/1) sekitar pukul 19.30 WIB. “Kedua WNI itu ialah La Utu bin Raali dan La Hadi bin La Adi,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, dalam keterangan kepada wartawan, Sabtu (20/1). Kedua nelayan WNI asal Wakatobi tersebut diculik oleh kelompok Abu Sayyaf dari dua kapal ikan yang berbeda pada 5 November 2016 di perairan Kertam, Sabah, Malaysia. Menurut laman Rappler.com, keduanya diserahkan oleh se-

orang warga yang peduli, demikian laman itu menyebut kepada seorang mantan gubernur di Pulau Jolo, yang sejak lama berhubungan dengan kelompok Abu Sayyaf, Kamis (18/1) malam. Mantan gubernur itu kemudian menghubungi polisi yang kemudian menjemput mereka. Para pejabat Filipina tidak menyebut telah dilakukan pembayaran uang tebusan yang kerap menjadi motif penculikan di kawasan ini. Iqbal mengatakan perwakilan KJRI Davao dan KBRI Manila telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk proses pemulangan kedua WNI tersebut. Saat ini, Iqbal melanjutkan, La Utu dan La Hadi berada di Pangkalan Joint Task Force di Sulu,

Filipina Selatan. “Jika cuaca memungkinkan, direncanakan siang ini keduanya akan diterbangkan dengan helikopter ke Zamboanga untuk diserahterimakan kepada Konjen RI Davao, mewakili pemerintah Indonesia,” ujar Iqbal. Keduanya akan segera dipulangkan ke Indonesia setelah melalui pemulihan dan setelah mendapatkan exit clearance dari imigrasi Filipina. Iqbal menambahkan total sudah 29 warga Indonesia, termasuk La Utu dan La Hadi, dibebaskan dari kelompok bersenjata tersebut sejak Maret 2016. Pada 8 November 2016, tiga hari setelah kejadian, Menlu Retno melakukan kunjungan ke Pelabuhan Sandakan, Sabah,

Malaysia, guna bertemu dengan istri kedua korban serta ratusan nelayan Indonesia lainnya. Dalam kunjungan itu Menlu menyampaikan komitmen bahwa pemerintah akan berupaya membebaskan keduanya. Sejak kejadian itu, Kemenlu terus berkomunikasi dengan keluarga menyampaikan perkembangan upaya pembebasan. Pada September lalu, dua WNI bernama Saparudin bin Koni dan Syawal bin Mariam yang disandera kelompok Abu Sayyaf juga dapat dibebaskan dengan mengedepankan kerja sama militer. Jenderal Gatot Nurmantyo, yang saat itu menjabat Panglima TNI, menegaskan pembebasan itu tidak menggunakan uang tebusan. (Hym/I-1)

RALAT BERITA PADA halaman 2 rubrik Selekta edisi Sabtu, 20 Januari 2018, dalam berita Jurnalisme Anarkis Ancam Kebebasan Pers ada kesalahan menyangkut nama sumber. Ketua Dewan Pers tertulis Yosef Stanley Adi Prasetyo, seharusnya Yosep Adi Prasetyo. Anggota Dewan Pers tertulis Ahmad Johan seharusnya Wakil Ketua Dewan Pers Ahmad Djauhar. Kepada Yosep Adi Prasetyo dan Ahmad Djauhar, redaksi memohon maaf. Kekeliruan telah dikoreksi.


POLITIK

MINGGU, 21 JANUARI 2018

3

Dari Motor Modif sampai Enaknya Kopi

K

OMITMEN Presiden Joko Widodo untuk mempromosikan dan memajukan industri kreatif dalam negeri berulang kali terwujud dalam langkah nyata. Tidak hanya memamerkan, Presiden pun tidak segan membeli. Contohnya, motor custom Royal Enfield Bullet 350 cc model chopper hasil karya Elders Garage dan Kick Ass Chopper. Motor berwarna keemasan yang dipesan Presiden itu tiba di Istana Kepresidenan Bogor, kemarin. Pendiri Elders Garage Heret Frasthio mengatakan Jokowi kepincut motor modifikasi itu saat perayaan Sumpah Pemuda. “Jadi bulan Oktober. waktu Sumpah Pemuda kami diundang sebagai perwakilan ke Istana Kepresidenan Bogor. Waktu itu Jokowi memang melihat,” kata Heret, Sabtu (20/1), seperti dilansir Medcom.id. Elders Garage memamerkan beberapa motor modifikasi dan sempat menceritakan perkembangan dunia modifikasi kendaraan kepada Jokowi. Tidak disangka, orang nomor satu di Indonesia tersebut tertarik karena dua jam seusai acara, Heret ditelepon staf Presiden. “Kami dapat telepon dari staf Bapak Jokowi, mau beli motor yang warna emas. Padahal, yang dia (Jokowi) coba warna hitam,” paparnya. Jokowi setuju membeli seharga Rp140 juta setelah sebelumnya ditawarkan dengan harga Rp150 juta. Herett kemudian menjelaskan motor modifikasi itu sudah direncanakan dibawa ke Jepang untuk dipamerkan. Mereka pun diberi uang muka 50%. “Langsung kami minta izin dibawa ke Jepang. Jadi baru 20 Januari 2018 balik ke Jakarta kami rapikan lagi,” papar Heret. Kegemaran Jokowi berpromosi dan menikmati produk lokal juga terlihat dalam vlog yang diunggah di Youtube pada akun Presiden Joko Widodo, Jumat (19/1). Melalui vlog berjudul Mencoba Kopi Terbaik dan Termahal di Dunia, Jokowi memamerkan penyajian kopi di Sejiwa Cafe, Bandung. “Kopi Sejiwa ini memang tempatnya ngopi anak-anak muda. Interiornya juga sangat bagus. Kemudian, baristanya juga berseragam kayak di lab,” tutur Presiden sambil menunjukkan situasi kedai. Jokowi tampak menyeruput kopi latte, didampingi Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Ia mengungkapkan kopi yang dinikmatinya berasal dari Gunung Puntang, Jawa Barat, dan merupakan kopi terbaik dan termahal di dunia. “Sangat enak sekali,” ujarnya. Presiden menutup vlog dengan menyatakan keyakinan bahwa merek-merek lokal mampu bersaing di kancah internasional. (P-1)

PRO-KONTRA VERIFIKASI FAKTUAL PARPOL:

Para pembicara (dari kiri) anggota KPU 2012-2017 Hadar Nafis Gumay, Sekjen Partai Idaman Ramdansyah, moderator Margi Syarif, Kasubdit Fasilitas Lembaga Pemerintahan dan Perwakilan Kemendagri Dedi Taryadi, Ketua DPP PDIP Arteria Dahlan, dan Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari, saat berbicara dalam diskusi polemik di Jakarta, kemarin. Diskusi membahas topik Pro-Kontra Verifikasi Faktual Parpol. MI/ADAM DWI

KPU Akui Verifikasi tidak Ideal Dengan pengubahan metode dari semula memakai sampel 10% menjadi 5%, verifikasi faktual empat partai baru disesuaikan sehingga melonggar. LILIEK DHARMAWAN

lilik@mediaindonesia.com

T

UNTUTAN untuk memenuhi asas keadilan dalam proses verifikasi calon peserta Pemilu 2019 membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) menurunkan kualitas verifikasi. Kendati tidak ideal, verifikasi faktual dengan metode sampling 5% dinilai sudah sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK). “Sebetulnya, kalau secara ideal, verifikasi faktual memang harus mendatangi satu per satu ke rumah. Namun, itu membutuhkan dana yang besar. Oleh karena itu, metodenya diubah,” papar

Komisioner KPU Wahyu Setiawan seusai apel Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) di Purwokerto, Jawa Tengah, kemarin. Dengan pengubahan metode dari semula menggunakan sample 10% menjadi 5%, verifikasi faktual empat partai baru pun dikonversi sesuai dengan aturan yang baru. Dengan demikian, keempatnya mendapat perlakuan sama dengan 12 parpol peserta Pemilu 2014. “Kalau ada partai baru yang telah dilakukan verifikasi faktual, (keanggotaan) sudah lebih dari 50 orang, tetapi di bawah 100 orang, maka dinyatakan MS (memenuhi syarat) karena aturannya telah dikonversi ke aturan yang baru,”

ujar Wahyu. Menurut Wahyu, KPU pusat dan provinsi bakal melaksanakan verifikasi faktual pada 28-29 Januari dan hanya memverifikasi kepengurusan, 30% pengurus perempuan, serta domisili kantor. KPU kabupaten/kota melaksanakan verifikasi sampai keanggotaan mulai 30 Januari hingga 1 Februari 2018. Meski begitu, KPU tidak mendatangi anggota ke rumah-rumah dan hanya mendatangi kantor parpol. MK mengabulkan sebagian permohonan uji materi Pasal 173 UU Pemilu terkait verifikasi parpol yang diajukan Partai Solidaritas Indonesia, Partai Idaman, dan Perindo. MK menegaskan semua parpol peserta Pemilu 2019 harus diverifikasi. Pengamat hukum Syamsuddin Radjab meminta KPU tidak mencari alasan dalam melakukan verifikasi faktual sebagaimana mestinya terhadap seluruh par-

pol. Apabila urung dilaksanakan, penyelenggara dianggap melanggar dan dapat dikenai sanksi sesuai Pasal 476 dan 554 UU Pemilu. “Pengumuman parpol peserta pemilu dapat saja direvisi dalam menambah waktu tugas atas pertimbangan putusan MK,” ujarnya di sela-sela diskusi bertajuk Verifi kasi dan Kerumitan Tiap Pemilu, di Menteng, Jakarta, kemarin. Mantan Komisioner KPU Sigit Pamungkas menambahkan putusan MK harus dilakukan meski ada keberatan dari kalangan parpol lama yang duduk di parlemen. Keberatan itu diduga karena beberapa faktor, seperti infrastruktur di level kecamatan belum siap, kepengurusan di level bawah, dan ketiadaan kantor.

Tepis tudingan Dalam diskusi bertajuk ProKontra Verifikasi Parpol, di Jakarta,

kemarin, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Arteria Dahlan menolak anggapan adanya lobi-lobi yang membuat metodologi verifikasi menjadi lebih sederhana. “Kalau betul ada rapat, kalau betul ada permusyawaratan atau permufakatan jahat yang menekan KPU, saya katakan itu tidak benar,” tegas Arteria. PDIP, lanjut dia, bahkan siap jika dilakukan verifikasi faktual dan telah mengusulkan jika verifikasi dilakukan dengan cara sensus. Sebelumnya, rapat kerja Komisi II DPR bersama pemerintah, KPU, dan Bawaslu sempat memutuskan verifikasi faktual sudah terepresentasikan melalui kelengkapan data yang diunggah ke Sistem Informasi Partai Politik (Sipol). Keputusan itu menuai protes keras dari Partai NasDem yang menuntut agar verifikasi faktual benar-benar dijalankan. (Gol/ Ric/P-1)

Penyisiran Pemilih Pulihkan Hak Suara

MI/LILIEK DHARMAWAN

PPDP MULAI BERTUGAS: Komisioner KPU Pusat Wahyu Setiawan (kanan) memakaikan tanda

pengenal kepada petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) seusai apel di Kantor Kelurahan Sokanegara, Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas, Jawa Tengah, kemarin. Petugas PPDP mulai bekerja untuk melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih hingga 18 Februari 2018.

KOMISI Pemil ih an Um um (KPU) meminta seluruh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) yang melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) agar mencatat penemuan di lapangan. Warga yang terancam kehilangan hak pilih akan dicarikan solusi agar bisa memilih. Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengatakan dalam coklit itu sangat mungkin ditemukan warga yang belum memiliki KTP elektronik (KTP-E). Bahkan mereka bisa juga tidak memiliki surat keterangan pengganti sementara KTP-E. “Hal-hal inilah yang tentu saja kami akan perjuangkan. Sebab, mereka ialah warga negara yang memiliki hak pilih. Jangan sampai gara-gara tidak

mempunyai kartu identitas, mereka kehilangan hak pilih. Apalagi, kalau identitas belum diperoleh karena negara yang belum mampu menyediakan blangko KTP-E,” papar Wahyu seusai apel petugas PPDP di Purwokerto, Jawa Tengah, kemarin. Masalah lain yang mungkin ditemukan ialah kekeliruan pendataan disabilitas. Misalnya, lanjut Wahyu, seorang warga tercatat sebagai penyandang tunanetra. Padahal, ia tunadaksa. Jika tidak diperbaiki, fasilitas yang diberikan bisa berupa kartu suara berhuruf braille sehingga tidak sesuai kebutuhan. Menurut Wahyu, hasil coklit bakal dipakai sebagai bahan KPU ketika rapat kerja dengan

DPR dan pemerintah. Di forum itu disusun kebijakan yang memberikan solusi persoalan. Coklit dilaksanakan mulai kemarin hingga 18 Februari mendatang. Wahyu menyatakan setiap harinya ditargetkan petugas rampung menyisir 1,5 juta rumah di 171 provinsi dan kabupaten yang menyelenggarakan Pilkada serentak 2018. Rumah bakal calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merupakan salah satu dari sejuta lebih rumah penduduk yang didatangi PPDP, kemarin. Petugas juga didampingi oleh Ketua KPU Purwakarta dan sejumlah komisioner serta Ketua Panwaslu Kabupaten Purwakarta dan perwakilan dari Bawaslu Jawa Barat. Dedi mengapresiasi kerja

petugas yang menyisir rumah warga untuk memastikan warga yang memunyai hak pilih terdaftar. “Saya apresiasi kepada petugas yang walaupun honornya tidak terlalu besar, tapi berkeliling ke rumah-rumah warga dengan jarak yang beragam dan tingkat kesulitan yang tinggi. Ada juga yang susah untuk ditemui, itulah kesulitan para petugas,” tutur Dedi. Komisioner KPU Kota Pangkalpinang Wahyu Gusna berharap coklit dapat menghasilkan data yang valid sehingga tidak ada lagi pemilih ganda saat pencoblosan. Turunnya para petugas ke rumah-rumah penduduk sekaligus menggugah antusiasme warga agar menggunakan hak pilih. (LD/ RF/AD/BB/RZ/SY/PO/P-1)


4

UMUM

MINGGU, 21 JANUARI 2018

Astra Bangun Gedung Baru SD Ciren

ANTARA/YULIUS SATRIA WIJAYA

KANTIN LP CIBINONG BERBASIS TEKNOLOGI: Pengunjung bertransaksi dengan menempelkan jari di kantin LP Cibinong Kelas II A, Bogor, Jawa Barat, kemarin. Layanan kantin berbasis teknologi sebagai ikon inovasi LP Cibinong itu bertujuan mewujudkan program bebas peredaran uang bagi warga binaan, dengan cara membeli voucer dan mengidentifikasi jari jempol pengunjung dan warga binaan untuk berbelanja di dalam LP.

PT Astra International melalui Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR) melaksanakan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan gedung SD Ciren, Bantul, Yogyakarta, Kamis (18/1). Peletakan batu pertama itu dilakukan Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bantul, Didik Warsito. Dibangun di atas lahan seluas 1.510 m² dan berkonsep green school, SD Ciren dilengkapi dengan fasilitas sekolah, seperti tiga ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang komputer, ruang UKS, aula, musala, kantin, plaza belajar, dan toilet. Proses pembangunan gedung SD Ciren diharapkan selesai sekitar 10 bulan mendatang. Sarana dan prasarana tersebut dibangun dengan mengikuti standar pelayanan minimum pendidikan dengan total biaya Rp3,5 miliar. Pembangunan gedung SD Ciren ini merupakan bentuk nyata komitmen PT Astra International untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Khusus di Kabupaten Bantul, sejak 2008 PT Astra Internasional merintis dan membina SDN Ciren, SDN Jigudan, SDN Gunturan, SMPN 4 Pandak, dan SMKN 1 Pandak. “Total donasi pendidikan yang kami berikan sejak 2008 hingga 2017 mencapai Rp15,5 miliar untuk Kabupaten Bantul,” kata Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo, di sela-sela peletakan batu pertama tersebut. Herawati menambahkan, mengawali 2018 ini, YPA-MDR melihat adanya optimisme terhadap kemajuan sekolah-sekolah binaan dengan mendukung dan menunjang fasilitas, sarana, dan prasarana belajar mengajar. Dalam sambutan, Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, secara khusus memberikan penghargaan kepada YPA-MDR atas peran aktif berkontribusi untuk meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia dan memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa Indonesia. (RO/I-1)

Abu Tour Janjikan Jemaah Tetap Berangkat Umrah Jemaah tergiur dengan promosi biaya umrah cukup murah, hanya Rp14 juta per orang. Padahal, batasan tarif minimal yang dikeluarkan Kementerian Agama ialah Rp20 juta. DWI APRIANI

dwi_apriani@mediaindonesia.com

K

EPALA Kantor Cabang Abu Tour and Travel Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), Ridwan Rasyid, memastikan tidak ada masalah dengan jemaah Abu Tour yang sudah terdaftar dan akan berangkat umrah. Perusahaan travel itu mengklaim tidak pernah ada kasus penelantaran jemaah. “Kami tidak pernah menelantarkan jemaah. Bukan menelantarkan, kami reschedule pemberangkatan dari Januari ke Februari. Selain itu, ada pajak 5% yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi,” kata Ridwan di Palembang, kemarin. Dia menambahkan, penundaan ini baru sekali terjadi. “Kami me-

lakukan reschedule di luar kemampuan kami. Sesuai dengan komitmen manajemen Abu Tour yang ada di pusat, kami di sini hanya pelaksana,” tegasnya. Ia juga menjamin para jemaah tetap bisa berangkat ke Tanah Suci meski tidak sesuai dengan jadwal yang disepakati sejak awal. Pada tahun ini ada 1.300 jemaah yang tergabung dalam Abu Tour yang rencananya berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan umrah. Namun, baru 51 jemaah yang melaporkan ke Kemenag Sumsel, bahwa tidak ada kepastian dari Abu Tour kapan mereka diberangkatkan. Suryati, 41, warga Plaju Palembang, mengaku awalnya ditawari menjadi jemaah Abu Tour dengan biaya perjalanan umrah Rp14 juta.

Pendaftaran dilakukan pada Januari 2017. “Saya ambil paket di atas Rp14 juta. Akhirnya saya ambil paket Rp20 juta. Pembayaran dilakukan tahun lalu dua tahapan, Maret dan Juni 2017. Langsung lunas,” ungkap Suryati. Ia pun dijanjikan berangkat umrah pada awal 2018, tapi diundur menjadi Februari. “Saya dan temanteman sudah mendatangi agennya, tapi tidak bertemu dengan pengelolanya. Kami masih menunggu bagaimana kejelasan pemberangkatan umrah ini,” ujar Suryati. Apabila belum ada informasi dari pihak Abu Tours, ia akan menempuh jalur hukum dan melaporkan kasus tersebut ke polisi. “Semoga mereka tidak menipu kami,” tegasnya.

Dimintai keterangan Kanwil Kemenag Sumsel dalam waktu dekat akan memanggil pengelola Abu Tour untuk dimintai keterangan terkait dengan laporan 51 jemaah yang gagal berangkat umrah.

“Sesegera mungkin kita panggil mereka. Apa kendalanya, berapa jemaah yang terlantar, bagaimana kondisi para jemaah. Dan termasuk pengaruh pajak 5% di Arab Saudi,” kata Kepala Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kanwil Kemenag Sumsel, Saefudin Latief. Ia meminta seluruh masyarakat Sumsel yang akan umrah untuk lebih hati-hati dan waspada terhadap agen travel yang menawarkan ibadah umrah dengan biaya murah. “Kalau Rp14 juta, ya rasional sajalah. Itulah yang melatarbelakangi Kemenag membuat regulasi standar minimal biaya umrah di kisaran Rp20 juta,” lanjutnya. Abu Tour belum mengantongi izin terdaftar agen travel di Sumsel. “Mereka sudah pernah mengajukan izin buka cabang di Palembang tapi belum lengkap syaratnya, jadi dikembalikan. Kebanyakan jemaah pilih murahnya, dan tidak konsultasi ke Kemenag. Padahal kami telah mewacanakan titik minimal biaya umrah ialah Rp20 juta,” tegasnya. (DW/N-3)

Rusunami DP Rp0 tidak Terjangkau Gaji UMP PROGRAM hunian tanpa uang muka alias DP Rp0 yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno belum sepenuhnya bisa menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Chief Executive Officer Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menyatakan program itu sulit terjangkau mereka yang berpenghasilan di bawah Rp4,5 juta per bulan. Dengan batasan harga dalam program subsidi FLPP (Falitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), harga rusunami yang bisa memeroleh

fasilitas FLPP adalah di bawah harga Rp250 juta. Artinya, program DP Rp0 belum bisa sepenuhnya mendapatkan subsidi. “Tipe 21 seharga Rp184,8 juta bisa mengikuti skema FLPP, namun untuk tipe 36 tidak bisa dipaksakan masuk program subsidi. Pasalnya, batas penghasilan yang bisa mengangsur diperkirakan antara Rp6 juta-Rp7 juta per bulan. Hanya sebagian kecil rusun DP Rp0 nantinya dapat bermanfaat untuk masyarakat MBR,” papar Ali, kemarin. Menurutnya, program Anies sebetulnya sebuah terobosan yang

patut diapresiasi. Namun, ia meminta Pemprov DKI memikirkan lebih jauh perihal keterjangkauan bagi MBR berpenghasilan sebesar upah minimum provinsi (UMP). “Harus dipikirkan apakah dengan subsidi lebih banyak atau direkomendasikan menyewa rusunawa,” tambahnya. Ali mendesak Pemprov DKI segera memperjelas skema pembiayaan DP Rp0 mengingat hal tersebut merupakan inti program dibandingkan seremonial ground breaking pembangunan fisiknya. Kritik terkait program DP Rp0

juga datang dari Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Prasetio menilai program DP Rp0 mirip dengan program sejuta rumah Presiden Joko Widodo karena samasama menggunakan skema fasilitas FLPP. MBR sulit menjangkau karena harga unit tipe 21 sebesar Rp185 juta dan tipe 36 senilai Rp320 juta, besaran cicilannya Rp1,5 juta-Rp2,6 juta. “Sedangkan UMR DKI sejumlah Rp3,6 juta. Jadi rusunami DP Rp0 bukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah tapi kelas menengah,” jelas Prasetio. (Nic/J-2)

ANTARA/FIKRI YUSUF

BALI SAKURA MATSURI: Seniman kaligrafi asal Jepang Aoyagi Bisen tampil saat kegiatan Bali Sakura Matsuri di kawasan Kuta, Bali, kemarin. Bali Sakura merupakan festival kolaborasi budaya Jepang dengan Indonesia khususnya dengan kebudayaan Bali yang digelar dalam rangkaian peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang.

Parlemen Perkuat Aksi Atasi Perubahan Iklim INDONESIA berkomitmen menunjukkan aksi dalam mengatasi perubahan iklim dunia. Wakil Ketua Badan Kerja Sama Parlemen Dewan Perwakilan Daerah RI GKR Ayu Koes Indriyah menegaskan hal itu dalam pidatonya pada Sidang Tahunan Anggota Parlemen Asia-Pasifik 2018 di Hanoi, Vietnam, kemarin. Ayu menyatakan, di era modernisasi dan globalisasi sekarang ini, perubahan iklim menjadi tantangan yang besar dan nyata. Negara dan parlemen Indonesia berkomitmen melindungi dan memelihara bumi dari dampak-dampak adanya perubahan iklim. Sebagai negara penandatangan Perjanjian Paris pada 2015, Indonesia telah meratifikasi Kontribusi Komitmen Nasional (NDC), yaitu kesiapan secara sukarela untuk menurunkan emisi rumah kaca hingga 29% pada 2030 atau 41% dengan dukungan dunia internasional. “Sebagai komitmen parlemen kami terhadap isu ini, pada September 2017, Dewan Perwakilan Rakyat RI telah menyelenggarakan Forum Parlemen Dunia di Bali untuk

membahas pembangunan berkelanjutan,” paparnya. Forum Parlemen Dunia tersebut, lanjut Ayu, menghasilkan Deklarasi Bali dengan tujuan utama mencapai Agenda 2030 melalui pembangunan inklusif. Deklarasi Bali berisi empat poin penting, yaitu perlunya membuat legislasi yang ramah dengan perubahan iklim maupun lingkungan hidup dan mengalokasikan anggaran sesuai dengan program penurunan emisi. Dua poin lainnya terkait dengan komitmen untuk memperkuat kerja sama parlemen dan aksi bersama serta memperkuat akses untuk negara-negara berkembang guna membiayai perubahan iklim dan teknologi sesuai Perjanjian Paris. “Pada pandangan kami, implementasi yang efektif dari Perjanjian Paris ialah mencapai target-target yang sudah ditentukan sebelum 2020. Aksi-aksi bersama sebelum 2020 akan memberikan landasan kuat dari implementasi Perjanjian Paris, termasuk komitmen anggaran perubahan iklim sebesar US$100 miliar pada 2020,” tandasnya. (Rul/J-2)


WAWANCARA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

5

RATNA RIANTIARNO

Teater Harus Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri Bersama suaminya, Ratna Riantiarno memopulerkan seni teater lewat Teater Koma yang mereka dirikan pada 1970an. Ia melakoni peran sebagai aktris film layar lebar, mengelola berbagai festival senipertunjukan baik itu teater, tari, maupun musik.

RATNA RIANTIARNO Tempat, tanggal lahir: Manado, 23 April 1952 Pekerjaan: Aktris, manajer seni pentas, dan aktivis teater Pendidikan SD Subangsih Setia Budi SMPN 1 Cikini SMAN 3 Setia Budi sempat sekolah di sekolah sekretaris tetapi hanya 1 tahun Pengalaman

ABDILLAH M MARZUQI

Ikut mendirikan Teater Koma, 1 Maret 1977.

abdi.zuqi@mediaindonesia.com

P

EREMPUAN ini ialah pegiat teater tulen. Ia malang melintang di dunia teater sejak masih sangat muda. Memang, semula ia mengenal dunia kesenian lewat seni tari. Dengan menari, dia sempat berkeliling dunia, kemudian mangkal di New York, AS, selama hampir dua tahun, 1975-1976. Namun, ternyata teater menjadi pilihan jiwanya. Ratna Riantiarno, nama itu pastilah sangat akrab dengan pencinta teater Indonesia. Pertama kali, Ratna memainkan naskah drama di Teater Kecil dalam lakon Kapai-Kapai, 1970. Sejak itu, kecintaannya terhadap dunia teater semakin menjadi-jadi. Ia tidak hanya mencatatkan diri sebagai manager seni pertunjukan tetaer yang andal. Lebih dari itu, ia adalah sosok di balik nama teater besar yang bisa bertahan dengan penjualan tiket. Sangat jarang kelompok teater mampu berlaku seperti itu. Tidak salah memang jika Federasi Teater Indonesia (FTI) menganugrahi penghargaan sebagai Ikon Teater 2017. Ada banyak yang bisa digali dari sosok perempuan pejuang teater itu. Pelajaran tentang bagaimana hidup di dalam teater sekaligus menghidupi teater. Dalam Teater Koma, dia manajer grup sekaligus ibu yang penuh perhatian kepada para anggota paguyuban. Siapa sangka, Ratna juga pernah bekerja sebagai asisten kehumasan sebuah majalah. Ia juga tercatat sebagai direktris perusahaan PR. Ratna tidak mau disebut sebagai produser Teater Koma, meski dia yang berada di balik sukses pertunjukan. Sebagai produser Teater Koma, apa rahasia sukses Ibu dalam setiap produksi pementasan? Enggak produser lah. Soalnya kalau produser itu, Teater Koma itu tidak PT (perseroan terbatas), tidak yayasan, tapi sebuah paguyuban. Jadi komunitas. Kami menerima pemain, itu tidak ada kontrak. Tidak ada hitam di atas putih. Jadi mereka tahu, dari awal saya dan Nano Riantiarno (suami Ratna) selama 40 tahun bergelut di dunia teater, jangan menganggap bahwa teater bisa dibuat untuk mencari uang. Jad, Teater Koma itu gak akan mungkin. Iktikad kita waktu bikin kelompok pada saat itu karena maestro-maestro teater lagi bikin film layar lebar. Lalu, agak sepi dunia pertunjukan. Kita juga tahu, berangkatnya itu from nothing. Nah, makanya saya tidak mau kata produser. Karena produser harus kontrak pemain, sedangkan teman-teman

Bermain dalam banyak lakon, antara lain Rumah Kertas, Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Primadona, Sampek Engtay, Konglomerat Burisrawa, Suksesi, Kala, Republik Bagong, Presiden Burung-Burung, Republik Togog, dan Maaf.Maaf.Maaf.

FOTO-FOTO: MI/RAMDANI

Teater Koma juga tahu keterbatasan saya punya uang. Jadi honor itu belakangan. Saya kan jual tiket untuk menutupi biaya produksi, sekalian makan. Dulu, ketika kita sudah kehabisan, jadi kita patungan. Kita sekarang nabung, paling tidak, untuk kas kalau mau produksi.

rena harga tiket kita tidak ada artinya bagi orang kantoran. Saya pikir kalau dia pulang kantor, pulang, minum kopi, makan dikit terus nonton kami yang jam 8 malam (20.00 WIB) gitu. Kelar-kelar jam 10-11 (22.00 WIB23.00 WIB). Tidak apa-apa juga. Refreshing sekali-kali.

Lalu bagaimana Ibu memimpin produksi sebuah pertunjukan sehingga sukses, bahkan Ibu dikenal sebagai manager seni pertunjukan hebat? Kita kan diundang menjadi dosen tamu di mana-mana, diundang workshop, jadi pembicara karena pengalaman autodidak. Saya kan cuma lulusan SMA, sekolah sekretaris setahun lalu bekerja. Nah, kesenian ini saya masukin saya tidak sekolah manajemen kesenian, tetapi berdasarkan pengalaman. Saya lihat kelompok yang lain. Saya lihat teori mulu yang tidak bisa jalan kalau diterapkan di Indonesia.

Mengapa Ibu melakukan subsidi silang untuk penonton? Apakah tidak rugi? Adakah pertimbangan lain? Jadi saya selalu mencari uangnya itu pertama kali bukan kepentingan untuk honor atau segala macam, tapi untuk menambah penonton karena tiket itu saya kasihkan orang. Supaya pengembangan penonton itu ada. Karena saya menonton pertunjukan ini, pertunjukan itu, yang nonton dia-dia saja (orangnya tetap). Saya mengalami itu waktu muda. Saya menari, saya main teater, yang nonton itu itu saja. Ketemunya dia lagi, dia lagi. Pokoknya 60% dia-dia lagi, wajah baru cuma 20%, 30%.

Apa rahasia pertunjukan Tetaer Koma selalu sukses? Tiket hampir selalu terjual habis, apakah model promosi yang digunakan? Kalau dibilang saya promosinya hebat. Sebetulnya saya tidak punya uang. Pasang iklan di koran apalagi. Tidak mungkin lah itu. Namun adalah dengan benar-benar door to door, dari pintu ke pintu. Saya suruh semuanya bekerja bagaimana caranya menjual lima tiket saja satu orang. Namun, kalau bisa diluar kalangan kesenian. Biar mereka punya apresiasi karena kan memang masyarakat kita tidak punya budaya menonton. Jadi memang kita harus jualannya itu ke kantor-kantor. Mereka saya minta beli tiket 50, tapi mereka yang nonton cuma 20 orang. Saya minta mereka bersedia mengembalikan 30 tiket. Saya akan memberikan kepada mahasaiswamahasiswa yang kepingin nonton tapi tidak punya duit. Jadi subsidi silang. Saya masuk ke kantor-kantor ka-

Dari mana asal strategi promosi dan penjulan tiket seperti itu? Ibu pelajari dari mana? Di mana saya belajarnya? Hanya karena saya pernah bekerja di kantor dan memang teman-teman saya di kantor enggak mengenal apa itu teater. Saya tahu di kantoran itu ada orangorang berpendidikan yang kemungkinan kepingin menonton teater. Namun, kan kalau saya door to door kan belum tentu diizinin. Jadi saya taruh aja di mobil-mobil. Saya taruh saja flyer di wiper-nya mereka. Itu saya lakukan. Jadi kalau cerita bagaimana marketing yang punya duit tapi bagaimana semua orang tahu adalah seperti itu. Bagimana cara mendapat audiensi yang baru itu ialah dengan cara itu. Jadi Pimpinan produksi Teater Koma, bagaimana Ibu melihat dukungan dari pihak lain seperti pemerintah dan swasta untuk per-

kembangan teater di Indonesia? Memang karena awalnya kita mandiri lalu ada subsidi dewan itu kan kecil sekali. Dulu TIM (Taman Ismail Marzuki) yang lama kan 300 kursi. Kita kalau main 3 hari, 70-80% terjual. Itu sudah bagus. Terus kita main menjadi lima hari, menjadi 7 hari. Kita memang beruntung lahir ketika Rendra tidak aktif. Teguh Karya masuk film, Arifin C Noer masuk film. Jadi pengemar teater melihat ini adalah kelompok yang cukup menjanjikan. Susah juga ya (dukungan swasta dan pemerintah). Kita kan sebetulnya kelompok yang di Jakarta, kan ada Dinas Kebudayaan DKI, kita bicara provinsi, Jakarta. Nah, kelihatannya kan kelompok tari, kelompok tradisi juga banyak dan susah banget hidupnya. mereka itu mendaftar, mendapat jatah yang diatur oleh DKI. Namun, aku tanya subsidinya juga enggak banyak-banyak juga. Mereka dibantu disediakan tempat. Sebenarnya yang penting ini mereka punya tempat pertunjukan dan penonton. Kadang saya lihat cuma 20 orang. Jadi tidak membantu manajemennya, produksinya. Itu yang sebetulnya seniman tidak paham. Lalu audience development. Kesulitan yang paling terasa selama perjalanan Teater Koma? Sebetulnya pada zaman Pak Harto kan ada pelarangan-pelarangan. Saat itu, kita sudah siap tampil, sudah dilink sama semua orang, tiket sudah laku. Tahu-tahu enggak boleh. Itu terjadi di Medan. Sudah sampai di Medan, lima puluh orang (untuk pentas) Sampek Engtay (1989). Sori hari, tiket sudah sold out. Sebetulnya yang rugi bukan hanya kita, ada orang yang datang dari agak jauh luar kota, ada yang dari Lhokseumawe, Aceh. Namun, untungnya ada produser yang mengundang kami. Dia bilang kami pasti balik ke Jakarta. Namun, kalau yang di Jakarta yang Opera Kecoa, kita diundang ke Jepang. Sebulan sebelum berangkat ke Jepang, kami pentas di Gedung Kesenian Ja-

Antara Aktris dan Pimpinan Produksi SELAYAKNYA manusia, siapa pun pasti pernah mendapati ketika dihadapkan pada harus memilih antara dua hal sebab memilih adalah hal yang niscaya. Setiap orang pasti pernah berada dalam kondisi dan situasi tersebut. Tidak terkecuali dengan Ratna Riantiarno. Ratna Riantiarno dikenal sebagai aktris aandal. Selain seni peran panggung, dunia film pun dijelajahi. Dia bermain dalam banyak film seperti Akibat Buah Terlarang, Jangan Ambil Nyawaku, Petualang Petualang, Jakarta 66, Opera Jakarta, Petualangan Sherina, dan Brownies. Ratna berangkat dari aktris panggung teater. Tentulah atmosfer panggung sangat dicintainya. Namun bagaimana pun ia harus memilih ketika keinginan menjadi

seorang aktris beradu dengan keharusan menjadi pemimpin produksi. “Sebetulnya aktor. Awalnya memang saya bilang seperti itu,” ujarnya ketika diminta memilih antara aktris dan pimpinan produksi. Tentulah berat bagi Ratna untuk jauh dari kenikmatan bermain peran. Namun, ternyata pilihan Ratna tidak salah. Ia mampu mencatatkan dirinya sebagai pimpro hebat. Ia berhasil membuat Teater Koma mampu hidup dari penjualan tiket. Prestasi yang ditorehkannya belum banyak berlaku di Indonesia. Bahkan, boleh dibilang hanya satu-satunya. “Tapi dalam perjalannya kemudian secara tidak langsung saya membuat sejarah. Saya membuat kelompok ini menjadi bisa

karta. Maksudnya sekalian persiapan semuanya. Tahu-tahu dilarang. Jadinya sudah rugi tapi ternyata saya merasa betapa setianya penonton Teater Koma. Makanya kita juga setia. Itu tiket sudah terjual habis, yang mengambil uang tiketnya kembali hanya 40%, yang 60% menyumbang buat Koma. Makanya yang aku bilang, mereka cukup setia, cukup loyal, dan cukup mengerti. Tinggal main kok gak jadi main. Apa manfaat berteater bagi kehidupan berbangsa dan bernegara? Manfaat teater bagi pendidikan karakter? Gimana ya ngomongnya. Teater tidak masuk kurikulum mana-mana. Ekstrakulikuler saja sekolah-sekolah banyak yang tidak menyetujui. Saya tidak bisa mengatakan kepentingan bangsa segala macam karena diapresiasi juga belum. Kalau mau jujur. Sebetulnya saya ingin semua orang menggalami kerja di teater. Tidak usah harus jadi aktor, tapi kerja membuat sebuah pertunjukan. Menjadi kru atau menjadi bagian apapun dari sebuah pertunjukan. Itu akan terasa bahwa di situ ada kerja gotong-royong. Yang sudah sangat sulit kita peroleh saat ini karena semua sudah main pegang ini (ponsel) sudah dapat semua. Bagaimana seharusnya teater di Indonesia? Saya berfikir teater harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jadi konsentrasi saya adalah kenapa kita harus bangga bermain diluar negeri? Kenapa gak bangga bermain di dalam negeri? Orang menonton, membayar. Jadi ingin melihat kita. Jadi menjadi tuan di rumah sendiri, dalam hal ini Indonesia. Enggak harus bangga main di luar negeri, di Festival Eropa. Main di mana-mana juga gak ada kenal di Indonesia. Kita sudah pergelaran festival di mana-mana, belum tentu disambutsambut. (M-2)

lah buah dari kerja kerasnya. “Kemudian bisa memasarkan dengan cara yang saya dan teman-teman lakukan demi penonton. Kami satu-satunya kelompok teater yang bisa bermain konsisten setahun dua kali,” sambungnya.

Menjual tiket

TONTON VIDEONYA DI:

hidup dengan menjual tiket. Tidak gampang lo orang bisa hidup dengan cara menjual tiket,” tegasnya. Ia juga patut berbangga diri dengan cara pemasarannya yang mampu membuat Teater Koma mampu berproduksi secara konsisten minimal dua kali setahun. Tiket pertunjukan yang selalu terjual habis ada-

Berbagai macam cara ia lakukan untuk menjual tiket pertunjukan. Dari mulai menghasut teman-teman sekantor, memasang pamflet pertunjukan di kampuskampus, hingga menyebar pamflet di parkiran mobil. “Saya bercerita saya menghasut temanteman saya dikantor besar itu,” kenangnya. Hal itu ia lakukan untuk menjaring penonton baru yang boleh jadi belum pernah bersentuhan dengan kesenian. Akibat ketidaktahuan mereka, Ratna juga sempat tiket pertunjukan dibeli hanya karena kasihan.

Berperan penting dari karya para penulis drama kelas dunia, antara lain Orang Kaya Baru dan Tartuffe/ Moliere, Perang Troya tidak akan Meletus/ Jean Girodoux, Teroris/ Jean Paul Sartre, Brown yang Agung/ Eugene O’Neill, Exit the King dan Makbeth/ Eugene Ionesco, The Threepenny Opera dan The Good Person of Szechwan/ Bertolt Brecht, The Crucible/Arthur Miller, Romeo Juliet/ William Shakespeare, Women in Parliament/ Aristophanes, The Visit/ Friedrich Durrenmatt, dan What about Leonardo/Evald Flisar. Sebagai aktris, selain panggung, dunia film dijelajahinya pula. Dia bermain dalam film-film Akibat Buah Tierlarang, Jangan Ambil Nyawaku, Petualang-Petualang, Jakarta 66, Opera Jakarta, Petualangan Sherina, Brownies, dll. Pernah bekerja sebagai asisten kehumasan majalah Pertiwi, dan direktris perusahaan PR, RR & Associates. Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1996-2003). Mengelola berbagai festival senipertunjukan; musik, tari, teater, berskala nasional dan internasional. Dia ikut mengelola Pertemuan Sastrawan Nusantara di Padang, Festival Teater Indonesia di Solo dan Yogyakarta, dan Musyawarah Dewan-Dewan Kesenian se-Indonesia di Medan dan Makassar.

“Begitu tidak tahunya mereka soal pertunjukan kesenian. Tapi karena tiket saya cuma lima ribu. Mereka bilang, kasihan itu Ratna jual tiket Rp5.000,” kenang Ratna ketika bercerita tentang cara menjual tiket. Ratna tidak mempersoalkan hal itu. Baginya yang lebih penting adalah ketika tiket yang dijualnya habis sekaligus para pembeli menonton pertunjukannya. Akhirnya teman-teman Ratna pun hadir. Meski hanya bertujuan untuk melihat permainan Ratna jika dibandingkan dengan menikmati sebuah pertunjukan teater. “Ternyata 50% bilang asyik ya melihat live performance. Tapi ada juga yang menatakan terlalu serius. Tapi saya dapat penonton baru yang tidak usah dari kalangan seniman,” pungkasnya. Rupanya, menjaring penonton baru yang bukan berasal dari kalangan seniman menjadi tujuan Ratna. Itulah yang menjadi rahasia sukses Ratna menjadi seorang pimpinan produksi Teater Koma. (Zuq/M-2)


6

JEDA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

Lumbung yang

Mengalirkan Kehidupan Indonesia perlu belajar pada masyarakat adat yang berteguh hati dengan kearifan lokal pangan. Berkaca dari jejak mereka, ketahanan pangan nasional bisa dirintis. LILIEK DHARMAWAN

liliek@mediaindonesia.com

J

ARING pengaman pangan, di kampung adat Bonokeling, Desa Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah itu, berwujud bangunan kayu dengan dinding kayu yang akan sesak dengan gabah-gabah tabungan warga saat panen dan menjadi lapang ketika paceklik terjadi. Lumbung boleh saja kosong, tapi dapur terselamatkan dari gabah yang warga tabung atau pinjam. “Lumbung pangan masih kami pertahankan untuk menjawab persoalan pada masa paceklik seperti sekarang,” kata, Kunto, 48, warga Bonokeling tentang lumbung di dekat rumahnya, di RT03/RW02, yang isinya dibongkar pada Desember lalu. Sebanyak 1,5 ton gabah didistribusikan pada warga. “Saya meminjam sekitar 0,5 kuintal atau 50 kg. Sebab, saya tidak lagi memiliki stok karena musim paceklik. Jadi benar-benar sangat membantu,” jelas Kunto. Nantinya, lanjut Kunto, mereka yang utang pangan dalam wujud gabah harus mengembalikan pada saat musim panen tiba. Bunganya disepakati 25%. Misalnya saja 50 kg dipinjam, maka nanti kalau mau mengembalikan ditambah 12,5 kg. Jadi secara total, harus mengembalikan 62,5 kg.

Menabung dan meminjam Ketua Komunitas Adat Bonokeling Sumitro mengatakan, dari 6.000 penduduk di Desa Pekuncen, 2.000 di antaranya, termasuk masyarakat adat Bonokeling yang masih kuat memegang adat. “Kalau RT yang didiami komunitas adat Bonokeling pasti memiliki lumbung pangan yang diisi padi kering. Sampai sekarang, ada 23 lumbung pangan yang masih bertahan karena hal itu tidak dapat dilepaskan dari adat kebiasaan komunitas Bonokeling sejak zaman nenek moyang,” kata Sumitro. Setiap lumbung memiliki kapasitas hingga 4-5 ton. “Pada waktu paceklik, warga mengambil tabungan padi untuk menghadapi musim paceklik, lazimnya di akhir tahun. Semuanya terlayani dengan baik berdasarkan mufakat. Misalnya siapa yang meminjam diprioritaskan untuk warga yang benar-benar membutuhkan, termasuk jumlah pinjaman,” ungkap Sumitro. Menurut Sumitro, sampai sekarang proses menabung di lumbung pangan dan pinjam meminjam padi masih tetap berlangsung. Adat semacam itu telah berlangsung sejak lama, ratusan tahun silam. “Warga komunitas adat Bonokeling tetap mempertahankannya karena selain menghargai tradisi, padi yang merupakan bunga pinjaman bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya. Di komunitas adat Bonokeling kan banyak sekali ritual, nah padi yang disimpan bisa untuk membantu kebutuhan ritual. Selain itu, bunga pinjaman padi tersebut dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan desa, salah satunya membangun balai RT. Meski, yang paling utama tujuannya menghadapi masa paceklik,” jelasnya.

Mengambil tabungan dari lumbung Waktu membongkar padi tabungan di lumbung pangan juga disesuaikan waktunya. Pada umumnya, diambil atau dipinjamkan pada puncak paceklik ketika warga sudah tidak memiliki stok padi di rumah. “Perhitungannya, padi yang dipinjamkan atau diambil

Menolak Merana karena Beras

FOTO-FOTO: MI/BARY FATHAHILAH

MAKANAN KAMPUNG: Proses pembuatan beras singkong (Rasi) di Kampung Adat Cirendeu, Cimahi, Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/1). Rasi merupakan makanan pokok pengganti beras di Kampung Cirendeu dan menjadi alternatif produksi ketahanan pangan. Olahan rasi juga dapat dibuat menjadi kue kering. akan mampu memenuhi kebutuhan hingga saat panen tiba. Jadi, diharapkan warga tidak membeli gabah atau beras di luar, namun tetap dapat dicukupi dengan hasil panenan sendiri,” kata Sumitro.

Tak melulu soal beras Di sini, kearifan soal pangan juga bukan cuma soal gabah, melainkan diversifikasi pangan sehingga nasi bukan menjadi satu-satunya makanan pokok warga setempat. Bahkan, dulu masyarakat adat Bonokeling makan nasi hanya pada saat digelarnya ritual budaya. Sehari-harinya makan oyek dan gesret yang terbuat dari singkong. “Kalau sekarang memang makan nasi, tapi masih tetap menyimpan oyek di rumah masingmasing,” ujarnya. Ada pula satu ritual ngrakeh, yang mengharuskan berpantang makan nasi. “Ritual ngrakeh dilaksanakan pada 10 hari menjelang 1 Suro berdasarkan kalender Jawa. Selama 40 hari, masyarakat adat Bonokeling makan selain nasi. Itulah mengapa, warga di sini masih menyimpan bahan-bahan pangan yang terbuat dari singkong. Salah satunya sebagai stok kalau ritual ngrakeh dilaksanakan,” jelasnya. (M-1)

Tak mau sekadar jadi isi berita tentang warga desa yang merana karena beras, masyarakat Desa Greges, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merintis jalan buat melepas ketergantungan pada nasi dari beras padi. Mereka berupaya mengolah jagung sebagai salah satu komoditas pertanian menjadi beras yang bentuknya menyerupai nasi dengan kandungan gizi lebih bagus. Upaya itu didukung pemerintah desa.

Kepala Desa Greges, Nasikhun, mengatakan budaya makan jagung sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kendati hanya identik dengan masyarakat bersahaja. Nyatanya, jagung menjadi pilihan rasional ketika musim kemarau. Harga jagung berkisar Rp3.000 per kg, sementara beras medium Rp10.000Pun jagung lebih sehat karena kandungan gulanya yang lebih sedikit. “Pada 2010, pengusaha dari Jakarta mendirikan pabrik pengolahan beras jagung di Desa Greges, labelnya One Day No Rice.” Harganya Rp15.000 per kg dan dipasarkan hingga Jakarta dan Sumatra, rata-rata 5 ton per bulan.” Beras jagung ini pun sukses membuat Greges tersohor. Wali Kota Bekasi dan Padang pun sempat berkunjung untuk meninjau. Salah satu yang memikat perhatian, beras jagung lebih tahan hingga empat bulan lamanya, sedangkan beras hanya satu bulan. “Kalau makan nasi jagung, lebih tahan lapar. Nasi jagung juga lebih hemat.”

Badan usaha desa Di Desa Greges, sebut Nasikhun, terdapat areal pertanian seluas 1.700 hektare. Pada musim penghujan, karena kondisi pengairan mencukupi, warga kebanyakan menanam padi dan sebagian sayuran. Jika musim kemarau, warga menanam ketela, jagung, sayuran, dan tembakau. Selain mendapat hasil dari penjualan jagung hasil pertanian, sebanyak 15 KK desa itu juga bekerja di pabrik. Mereka dibayar rata-rata Rp30 ribu per hari. Ketika akhir 2017 pabrik berhenti karena kekurangan bahan baku dan kekurangan panas buat menjemur, warga tengah berupaya menghidupkannya kembali dengan mengambil alihnya menjadi badan usaha milik desa (BUMDes). “Proses ini masih dalam koordinasi dengan pemilik pabrik,” kata Nasikhun. MI/LILIEK DHARMAWAN

MENJAGA HASIL BUMI BONOKELING: Sejumlah tetua adat menjaga beras yang disimpan di karung pada saat ritual Unggah-unggahan di Desa Pekuncen, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (18/1). Jika beras tersebut tersisa, akan disimpan untuk digunakan dalam pelaksanaan ritual-ritual selanjutnya.

Tantangan pertanian kekinian Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto mengakui pertanian Indonesia kini ditantang agar berdaya saing tinggi dengan indikator inovatif,

eksklusif, serta bernilai tambah. “Kita juga harus menghadapi perubahan iklim, alih fungsi lahan. Lahan kita ada 8,1 juta hektare, terkonversi per tahun 100.000 hektare. Artinya alih fungsi sebesar 1,2%,” ujar Sumarjo. Belum lagi kemampuan petani dalam menerapkan teknologi. “Tinjau umur petani. Contohnya, umur rata-rata petani di Indonesia di atas 40 tahun. Nah, itu usia tua semakin sulit menerima teknologi. Berdasarkan data, pada tahun 2013 struktur usia petani yang ada di Indonesia sebanyak 60,8% sudah berusia di atas 45 tahun,” jelasnya. Solusi yang coba ditawarkan, permodalan petani didukung asuransi.“Misalnya, permodalan petani relatif rendah, kini kan ada asuransi pemerintah yang preminya Rp36.000 per hektare. Contoh jika petani ada klaim asuransi, mereka bisa ajukan hingga Rp6 juta per hektare.” Terkait isu keberagaman pangan, pihaknya telah meluncurkan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang mencakup 18.000 kelompok, pada 2018 akan dikembangkan 230 kelompok. Jenis tanamannya berupa jagung, singkong, sagu, sukun, ubi, serta talas.

Digital untuk pemetaan Purwadi, Rektor Institut Pertanian Stiper Yogyakarta juga memperingatkan bahwa kekayaan tradisi pangan di Indonesia hingga kini masih berkonteks budaya. Nyatanya masyarakat masih sangat bergantung pada beras. “Kearifan lokal itu harus dikemas sedemikian rupa untuk menambah nilainya, seperti menjadikan desa wisata pangan. Dengan begitu, targetnya ialah untuk konsumsi yang bersifat eksklusif,” kata Purwadi. Namun, dalam isu ketahanan pangan pemerintah harus berpacu mengoptimalkan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) untuk mengelola stok pangan. “Dengan teknologi, pergerakan pangan bisa dimonitor secara tepat dan akurat dengan pencatatan digital. Jadi mestinya pemerintah tahu persis dan bisa mengendalikan,” tegasnya. (Tosiani/Zuq/M-1)


SEPAK BOLA

7

MINGGU, 21 JANUARI 2018

KISI-KISI

IG PERSIE

Pilih Pulang Kampung Menjelang Pensiun MANTAN striker Arsenal dan Manchester United Robin van Persie resmi bergabung dengan klub Eredivisie Belanda, Feyenoord, dari klub Turki, Fenerbahce, pekan depan. Kepastian itu diungkapkan klub asal Rotterdam tersebut, kemarin. “Robin van Persie akan menandatangani kontraknya dengan Feyenoord pada Minggu (21/1). Mungkin tidak ada yang menyangka pemain yang sudah 102 kali memperkuat timnas Belanda itu kembali membela De Kuip.” Mantan kapten ‘Meriam London’ yang kini berusia 34 tahun itu memutuskan kembali ke klub masa kanak-kanaknya itu setelah gagal mencapai kesepakatan dalam kontrak barunya dengan Fenerbahce. (AFP/Mln/R-4)

AFP/JOSE JORDAN

TETAP JADI ANDALAN: Duet penyerang Lionel Messi dan Luis Suarez dipastikan tetap menjadi andalan Barcelona saat menghadapi Real Betis di Estadio Benito Villamarín dalam lanjutan La Liga dini hari nanti. Barca memang membutuhkan kemenangan untuk mengobati rasa sakit mereka seusai dikalahkan Espanyol di ajang Copa del Rey, tengah pekan lalu.

AFP

Enggan Memberikan Gaji Selangit ARSITEK Manchester City, Pep Guardiola, akhirnya membeberkan alasannya mundur dalam persaingan mengejar striker Arsenal, Alexis Sanchez. Menurut juru taktik asal Spanyol tersebut, pihaknya terpaksa mengurungkan niat lantaran tuntutan gaji yang diminta sang pemain dinilai terlalu tinggi. Bomber asal Cile itu sebelumnya disebut-sebut bakal bergabung dengan City. Namun pada saat-saat terakhir, tiba-tiba mantan striker Barcelona itu memutuskan bergabung ke Manchester United. “Saya tidak pernah menekan klub dengan mengatakan saya ingin pemain itu ketika klub menyebut harga pemain itu terlalu mahal. Saya pikir stabilitas klub lebih penting,” cetus Guardiola. (AP/ Mln/R-4)

AFP

Pasrah Pemainnya Diskors FA

ARSITEK Chelsea, Antonio Conte, mengaku bisa menerima sanksi skors yang dijatuhkan Federasi Sepak Bola Inggris (FA) terhadap pemainnya, Pedro, karena aksi divingnya dalam pertandingan Piala FA, pekan lalu. Menurut juru taktik asal Italia itu, aksi Pedro memang tidak bisa dibenarkan. “Untuk Pedro, kami harus jujur menerima skors itu lantaran aksi divingnya,” tegas Conte. Akibat skors tersebut, the Blues memang semakin krisis di lini depan. Sebabnya, kini mereka praktis tinggal punya Alvaro Morata. “Saya hanya memberikan pendapat, tapi keputusan bukan pada saya. Saya pikir tidak elok membicarakan pemain tim lain,” kata Conte lagi. (AFP/Mln/R-4)

Blaugrana Butuh Pelampiasan Kekalahan dari Espanyol pekan lalu memang belum mencoreng rekor Barca di La Liga. Namun, kekalahan itu tetap saja dianggap mencoreng reputasi mereka. SATRIA SAKTI UTAMA

satria@mediaindonesia.com

R

AKSASA Catalan, Barcelona, akhirnya menelan kekalahan pertama musim ini setelah melalui 30 pertandingan. Ironisnya, kekalahan itu dibuat rival sekota mereka, Espanyol. Blaugrana kala itu dipaksa takluk 0-1 pada pertandingan leg pertama perempat final Copa del Rey. Namun, banyak pihak memprediksi Barca tidak akan terpuruk hanya karena kekalahan itu. Mereka kini justru butuh pelampiasan untuk mengobati rasa sakit tersebut. Hal itu diungkapkan bek tengah Gerard Pique. Pemain yang baru saja memperpanjang masa kontraknya hingga

2022 di Barcelona itu menilai timnya akan bangkit dini hari nanti. Barcelona akan melawat ke Estadio Benito Villamarin yang notabene markas Real Betis dalam lanjutan La Liga Spanyol. “Tidak menyakitkan kalah dari Espanyol. Kegagalan penalti mungkin berdampak, tapi di Camp Nou kami akan memiliki kesempatan untuk membalas. Semua akan berubah setelah ini,” tutur Pique. Persoalannya, ambisi kebangkitan Barcelona itu dapat terganjal jika mereka kembali melakukan yang sama seperti laga sebelumnya. Terlebih Real Betis punya cukup modal untuk menghadirkan kejutan. Verdiblancos--julukan Betis-menjadi salah satu tim paling subur di La Liga. Mereka hanya

kalah produktif dari Valencia dan Barcelona. Betis mencetak 33 gol dalam 19 laga sejauh ini. Antonio Sanabria dkk juga dalam tren performa yang cukup baik. Mereka sukses meraih tiga kemenangan dalam empat pertandingan terakhir. Meskipun demikian, sejarah pertemuan kedua tim dan statistik sepenuhnya berpihak kepada Barcelona. Los Cules tercatat memenangi 9 dari 11 pertandingan melawan Real Betis di semua ajang. Di setiap kemenangan, minimal dua gol dapat disarangkan ke gawang Betis. Kelemahan terbesar tim asuhan Quique Setien ialah penampilan lini belakang yang sangat buruk. Real Betis telah kebobolan 36 kali musim ini.

Hal ini menjadi kesempatan bagi duo Barcelona Lionel Messi dan Luis Suarez untuk mengeksploitasi. Pelatih Barcelona Ernesto Valverde akan menopang pergerakan kedua penyerangnya dengan empat gelandang tengah sejajar. Namun, Paulinho dan Andres Iniesta masih diragukan tampil karena terkendala kondisi kebugaran.

Kembalinya trio BBC Di sisi lain, trio penyerang Real Madrid Gareth Bale, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo (BBC) akan bereuni setelah cukup lama tidak merumput bersamaan. Keti-

ganya membutuhkan waktu 270 hari untuk kembali tampil dalam satu formasi jika dimainkan saat melawan Deportivo La Coruna di Santiago Bernabeu, malam ini. Trio BBC diharapkan menjadi jalan keluar dari krisis kepercayaan diri yang kini menaungi Los Galacticos. Real Madrid hanya meraih satu kali kemenangan dalam lima laga terakhir di La Liga Spanyol. Walhasil, Madrid terancam terdepak dari zona Liga Champions Eropa. Hanya satu poin saja selisih Madrid dengan Villarreal yang kini menempati posisi kelima. (AFP/ Marca/R-3)

Juara Liga 1 Nyaris Dipermalukan STATUS sebagai juara Liga 1 2017 ternyata terlalu berarti bagi Bhayangkara FC. Mereka bahkan nyaris dipermalukan tim promosi PSIS Semarang saat membuka persaingan Grup E Piala Presiden 2018, kemarin. Beruntung dewi fortuna masih berpihak kepada tim asuhan Simon McMenemy setelah kapten tim Jajang Mulyana keluar sebagai aktor pembeda menit ke-67. Laga yang digelar di Stadion Gajayana sejak awal membuat the Guardians--julukan Bhayangkara-kesulitan mengembangkan permainan. Kondisi lapangan yang berlumpur membuat aliran bola tidak lancar. Mobilitas pemain

saat membangun serangan pun menjadi sangat terbatas sehingga permainan umpan-umpan pendek yang biasa dilakukan Bhayangkara FC tidak berjalan. Kondisi sebaliknya malah dialami PSIS Semarang. Laskar Mahesa Djenar--julukan PSIS-memanfaatkan buruknya lapangan dengan lebih baik. Wakil dari Jawa Tengah di Liga 1 2018 itu sempat beberapa kali mencuri momen untuk mencetak gol pascagol Jajang merobek gawang Aji Bayu Putra. Umpan-umpan diagonal yang langsung menuju jantung pertahanan lawan membuat lini belakang Bhayangkara FC kedodoran.

Tercatat enam peluang emas dihasilkan Ibrahim Conteh dkk. Sialnya, seluruh peluang tersebut berakhir sia-sia. Beberapa di antaranya dapat dihentikan penjaga gawang Bhayangkara FC Fauzal Mubaraq yang sedang dalam penampilan terbaik. Simon pun tidak malu-malu mengakui timnya mendapatkan banyak keberuntungan dalam laga tersebut. “Kami menyiapkan cara bermain yang indah, tapi lapangan sangat sulit. Kami mencoba cara lain tapi juga gagal. Beruntung ada gol tercipta bagi kami. PSIS tetap bermain konsisten, sedangkan kami kelelahan,” ujar pelatih asal Skotlandia itu. (Sat/R-3)

AFP/GLYN KIRK

SELEBRASI: Gelandang Chelsea, Eden Hazard (kedua dari kiri)

merayakan golnya ke gawang Brighton and Hove Albion bersama rekannya Willian pada pertandingan Liga Primer Inggris, kemarin.


8

OLAHRAGA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

Honorarium Atlet Nasional Meningkat Inasgoc tidak menyetujui keinginan PSSI menggelar test event sepak bola pada Juni atau Juli mendatang. NURUL FADILLAH

fadillah@mediaindonesia.com

N

ILAI honorarium para atlet nasional Indonesia mengalami peningkatan tahun ini. Dengan kenaikan tersebut, para atlet diharapkan termotivasi untuk lebih berprestasi lagi di ajang internasional. Kepastian itu diambil setelah pengajuan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengenai standar biaya masukan lainnya (SBML) untuk honorarium atlet disetujui Kementerian Keuangan. Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana mengungkapkan pembagian honorarium disesuaikan dengan empat level prestasi atlet, yakni atlet elite internasional, atlet elite regional, atlet elite nasional, dan atlet elite junior. Sebelumnya, pihak Kemenpora telah memberikan usulan standar minimal Rp15 juta hingga Rp20 juta untuk para atlet level internasional, Honorarium Rp12,5 jutaRp15 juta diperuntukkan para atlet regional, Rp8 juta-Rp10 juta untuk atlet nasional, dan di bawah Rp8 juta untuk atlet junior internasional. “Untuk atlet elite internasional itu dikabulkan Rp15 juta naik Rp2,5 juta dari sebelumnya, untuk yang regional ha-

nya Rp10 juta, sedangkan yang nasional Rp8 juta, dan untuk atlet junior internasional itu Rp7 juta yang disetujui Kemenkeu yang dirilis pada minggu ini,” papar Mulyana. “Jumlah honorarium tersebut juga berlaku bagi atlet di bawah NPC (Komite Paralimpiade Nasional),” ujar Mulyana ketika dihubungi Media Indonesia kemarin. “Ini dilakukan agar para atlet lebih termotivasi untuk pencapaian prestasi yang maksimal di tingkat internasional,” lanjutnya Tahun lalu, honorarium atlet yang tergabung dalam Program Indonesia Emas (Prima) terbagi menjadi tiga kategori, yakni atlet utama Rp10 juta per bulan, atlet muda Rp8 juta, dan atlet pratama Rp6 juta. Sementara itu, atlet paralimpiade pun dibedakan dengan hanya mendapat honor Rp8 juta per bulan. Mulyana menambahkan, tidak hanya untuk para atlet, honorarium bagi para pelatih juga mengalami peningkatan. Honor pelatih, lanjut dia, juga dibagi berdasarkan level atlet yang dilatih. “Untuk pelatih yang membawahkan elite internasional diberi honor Rp15 juta, kemudian untuk pelatih regional Rp12,5 juta, pelatih nasional Rp10,5 juta, sedangkan pelatih junior Rp9,5 juta,” tambah dia.

Belum jelas Penyelenggaraan test event sepak bola tampaknya masih belum jelas. Sebelumnya, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menginginkan test event sepak bola diselenggarakan secara mandiri pada Juni atau Juli mendatang. N a m u n , P a n i t i a P e ny e lenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) tampaknya tidak menyetujui keinginan PSSI tersebut. Deputi I Games Operation Inasgoc, Harry Warganegara, mengatakan, Juni mendatang sudah memasuki masa persiapan khusus menuju Asian Games 2018 sehingga Inasgoc memberikan waktu maksimal kepada PSSI untuk menggelar test event pada April mendatang. “Kami sebetulnya tidak masalah jika PSSI mau mengusulkan test event terpisah dari yang diorganisasikan Inasgoc pada Februari, cuma tinggal jadwalnya yang ditentukan. Masalahnya Juni atau Juli itu sudah fokus di Asian Games 2018 bukan test event lagi,” ujar Harry. Sementara itu, alasan PSSI menunda test event menjadi Juni ialah proses renovasi arena Asian Games yang akan selesai pada Juni mendatang. “Kita tahu teman-teman cabang bola biasa bikin event pribadi,“ jelas Harry pascarapat koordinasi dengan PSSI kemarin. (Rul/R-4)

AFP/MANAN VATSYAYANA

MELANGKAH KE FINAL: Pebulu tangkis Jepang Kenta Nishimoto mengembalikan kok saat menghadapi pemain Denmark, HansKristian Solberg Vittinghus, dalam pertandingan semifinal tunggal putra Malaysia Masters 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia, kemarin. Nishimoto melangkah ke final setelah menumbangkan Hans dua set langsung 21-14, 21-19.

Fajar/Rian Berambisi Raih Gelar INDONESIA berharap dapat membawa satu gelar di ajang turnamen bulu tangkis Malaysia Masters 2018 yang digelar di Axiata Arena Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia. Di babak semifinal, kemarin, ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto meraih tiket final setelah menundukkan pasangan Denmark Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding dengan skor 15-21, 21-16, dan 21-17 Kendati tampil sebagai pasangan nonunggulan, Fajar/ Rian mampu mengalahkan unggulan kelima tersebut dalam drama tiga gim yang berlangsung selama 1 jam 5

menit. “Di gim pertama, kami terlalu banyak ‘mengangkat bola’, jadi lawan dengan mudah menyerang kami. Di gim kedua dan gim ketiga kami terus bermain tanpa lob dan lebih banyak inisiatif menyerang,” jelas Rian. Kemenangan itu memberikan kepuasan tersendiri bagi pasangan peringkat ke-16 dunia tersebut. Sebabnya, dengan hasil itu, Fajar/Rian telah membalas dendam atas kekalahan mereka di babak pertama Indonesia Terbuka Super Series Premier 2016. Selain itu, kemenangan itu ialah pertama kalinya bagi Fajar/Rian. Mereka berhasil

melenggang ke final turnamen berlevel super series. Hal ini menandai peningkatan grafik dari penampilan anak didik kepala pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi tersebut. Di babak final, Fajar/Rian akan berhadapan dengan pemenang pertarungan semifinal antara wakil tuan rumah Goh V Shem/Tan Wee Kiong, dan Chen Hung-Ling/Wang Chi-Lin (Taiwan). Dalam menanggapi laga final hari ini, Fajar menegaskan dia dan Rian akan tampil semaksimal mungkin untuk meraih gelar pertama musim ini. “Peluang pasti ada, pokoknya kami akan tampil

habis-habisan karena gelar di turnamen ini,” sambung Fajar. Sementara itu, ganda campuran Indonesia, Hafiz Faisal/ Gloria Emanuelle Widjaja, harus kandas di semifinal. Mereka harus mengakui keunggulan pasangan unggulan lima Zheng Siwei/Huang Yaqiong dari Tiongkok dengan skor 13-21, 16-21. Sama dengan Indonesia, Jepang hanya menyisakan satu wakil ke final. Tunggal putra Jepang, Kenta Nishimoto, melangkah ke final seusai mengalahkan tunggal putra asal Denmark, Hans-Kristian Solberg Vittinghus, dengan skor 21-14, 21-19. (Rul/R-4)

SEKILAS GELANGGANG

Petrokimia Petik Kemenangan di Laga Perdana

Tim Anggar Indonesia Raih 1 Emas dan 3 Perak

Carloz Sainz Berpeluang Juarai Reli Dakar

TIM putri Gresik Petrokimia berhasil memetik hasil maksimal di laga perdana mereka pada Kompetisi voli Proliga 2018. Bertanding di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta kemarin, tim asuhan M Hanafi tersebut berhasil menumbangkan skuat Jakarta PGN Popsivo Polwan dengan skor 3-2 (16-25, 25-18, 22-25, 25-20, dan 15-13). Hanafi mengaku sangat bangga dengan kerja keras anak-anak asuhannya. Meski demikian, Hanafi menegaskan, kemenangan tersebut tak boleh membuat timnya jemawa. “Pemain saya masih junior, sementara pemain lawan banyak pemain senior sehingga sempat kalah pada set pertama. Saya mengubah serangan beberapa kali untuk merusak serangan lawan dan ternyata berhasil,” ujar Hanafi. Sementara itu, asisten pelatih Popsivo, Ayib Rizal, menyebut kekalahan timnya dari Petrokimia disebabkan ketenangan mereka yang belum stabil. “Kami akan memperbaiki segala kekurangan pemain ke depannya nanti,” tandasnya. (Rul/R-4)

TIM anggar Indonesia berhasil menambah tiga medali perak pada kejuaraan anggar SEAFF Championship kadet dan junior 2018 yang berlangsung di OCM Indoor Sport Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, kemarin. Manajer timnas anggar, Muslimin, dihubungi dari Samarinda, Kaltim, kemarin, mengatakan, tambahan tiga medali perak tersebut diraih Anis Rohadatul pada nomor degen junior putri, Yusuf pada nomor floret junior putra, dan Iqbal pada nomor sabel junior putra. “Anis hampir saja menambah medali emas, sayangnya di laga final dia harus menyerah dari atlet Vietnam Tran Thi Thuy Trinh dengan skor 15-9,” jelas Muslimin. Selain tiga perak, lanjut Muslimin, timnas menambah medali perunggu melalui Geby Novita di kelas degen putri junior. “Pada laga sebelumnya, Geby meraih emas di kelas kadet degen putri, sayangnya saat naik kelas junior dia hanya mampu meraih perunggu,” kata Muslimin. Sampai saat ini dikatakan Muslimin, timnas Indonesia sudah mengoleksi 1 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. (Ant/R-4)

PERELI Spanyol Carlos Sainz hanya terpaut satu tahapan lagi untuk memenangi Reli Dakar pada Jumat (19/1) waktu setempat. Namun, pembalap andalan tim Peugeot itu dapat finis di posisi pertama di Argentina setelah juara bertahan Stephane Peterhansel mendapat masalah. Sainz, ayah pembalap Formula 1 dengan nama yang sama, mengakhiri tahapan ke-13 dari San Juan ke Cordoba dengan keunggulan 46 menit 18 detik atas pereli Toyota, Nasser Al Attiyah dari Qatar. Dengan hanya tahapan sejauh 120 kilometer tersisa di sekitar Cordoba, kemenangan kedua Sainz di Reli Dakar terlihat telah terjamin pada apa yang akan menjadi perpisahan bagi tim kerja Peugeot pada penampilan terakhir mereka. Pereli Spanyol itu tidak mengambil risiko pada tahapan maraton sejauh 929 kilometer. Sebabnya, pesaing utamanya. Al Attiyah, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memenangi tahapan berikutnya. Persaingan Sainz dan Al-Attiyah masih ketat kendati Sainz masih unggul. (AFP/R-4)

Djokovic Terus Melaju ke Babak 16 Besar DENGAN kondisi sikunya yang belum pulih 100% pascacedera panjang dan usia yang tak lagi muda, mantan petenis nomor satu dunia Novak Djokovic masih bertahan di turnamen grand slam Australia Terbuka 2018. Petenis berusia 30 tahun asal Serbia tersebut terbukti mampu bertahan dan melanjutkan perburuan gelar ketujuh Australia Terbuka di Margaret Court Arena, Melbourne, kemarin. Di putaran ketiga Australia Terbuka, kemarin, Djokovic yang kini menempati peringkat ke-14 dunia tersebut melangkah ke babak babak 16 besar setelah menundukkan petenis Albert Ramos-Vinolas dari Spanyol. Namun, untuk melangkah ke babak keempat dengan kemenangan 6-2, 6-3, dan 6-3, sang pemegang 12 gelar juara grand slam tersebut membutuhkan waktu panjang 2 jam 21 menit. Kemenangan Djokovic harus ditempuh dengan perjuangan keras. Bahkan, dia sempat berhenti dan mendapat perawatan dari paramedis. Namun, setelah itu, ia kembali bermain dan tampil gemilang. “Itu kemenangan dalam tiga set langsung, tapi saya membutuhkan waktu hampir dua setengah jam untuk mengalahkan Vinolas sehingga jelas pertandingan ini tidaklah mudah dan nyaman di lapangan,” ujar petenis pemegang lima gelar

AFP/PAUL CROCK

BERJUANG KERAS: Petenis Amerika Serikat Lauren Davis terjatuh saat mengembalikan bola saat berhadapan

dengan petenis Rumania Simona Halep dalam Australia Terbuka di Melbourne, kemarin. Halep membutuhkan waktu hingga 3 jam 44 menit untuk menumbangkan Davis. ATP Finals. Selanjutnya, Djokovic akan menghadapi petenis asal Korea Selatan, Chung Hyeon di babak keempat pada Senin (22/1). Djokovic tetap harus waspada karena Chung Hyeon dijuluki sebagai kuda hitam dalam turnamen kali ini. Sebelumnya, Chung Hyeon, yang menempati peringkat ke-58 dunia

itu menghentikan langkah unggulan keempat Alexander Zverev Jr dari Jerman dengan skor 5-7, 7-6, 2-6, 6-3, dan 6-0. Di sektor tunggal putri, petenis Jerman Angelique Kerber terus melenggang ke babak 16 besar. Kerber mengalahkan petenis unggulan Rusia Maria Sharapova dengan skor telak 6-1, 6-3.

Petenis putri nomor satu dunia dan unggulan pertama turnamen Australia Terbuka, Simona Halep, masih bertahan. Petenis asal Rumania tersebut yang berharap meraih gelar grand slam perdana itu menundukkan petenis nonunggulan dari AS Lauren Davis dengan skor 4-6, 6-4, dan 15-13. (AFP/Rul/R-4)


TIFA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

9

Wayang sebagai Simbol Kekinian Sembilan pelukis Surabaya menggelar pameran lukisan di Balai Budaya. Semua unsur warna dalam lukisan sembilan pelukis itu hadir dengan karakter warna yang khas. ABDILLAH M MARZUQI

abdi.zuqi@mediaindonesia.com

P

ETRUK berbusana lebih kekinian. Ia nampak memakai celana jins model sekarang dengan paduan ikat pinggang besar. Bajunya sengaja dibiarkan terbuka pada bagian bawah. Tidak ada kancing mengatup yang membuat baju menutup pusar. Ia bergaya layaknya preman dengan kapak kecil terselip dipinggang. Kepalanya menyunggi sebuah mahkota layaknya raja. Ia berdiri dengan kaki setengah terbuka. Jemari tangannya menunjuk. Sementara itu, tangan yang lain diposisikan dekat dengan kapak. Posisi macam itu seperti ingin menunjukkan kuasa. Busana dan sikap Petruk itu menggali kembali ingatan tentang lakon Petruk Jadi Ratu. Sebuah lakon yang bercerita tentang seorang yang tidak mampu memimpin, tetapi memaksakan diri untuk bisa menjadi pemimpin. Jadilah sebuah kondisi yang kacau-balau. Cerita Petruk Jadi Ratu memang lebih akrab di dunia seni pertunjukan. Namun memang itulah yang hendak disampaikan Widodo Basuki. Lukisannya berjudul Petruk Jaman Now (2017) terbingkai dalam kanvas berukuran 100cm x 100cm. Menariknya, latar dalam lukisan itu berupa garis bidang selebar kuas yang disusun dengan pola anyam. Garis bidang itu saling berdampingan, tumpang-tindih, saling bersilang, kadang pula beriringan. Warna yang tenang menjadikan latar itu menjadi

tidak mencolok. Latar tidak meleburkan ataupun menenggelamkan jejak rupa wayang. Justru latar menjadi penegas dari figur utama. “Saya bisa menjadikan wayang sebagai simbol kekinian juga. Petruk Jadi Ratu itu dikaitkan dengan hal yang sekarang pilihan-pilihan yang tidak tepat ketika Pilkada,” terang Widodo. Warna-warna yang cerah dan terang tidak hanya didapati dalam karya Widodo Basuki. Terdapat delapan pelukis lain yang juga menunjukkan pola yang sama. Mereka ialah Makhfoed, Setyoko, M Fauzi, Amdo Brada, Beni Dewo, Buggy Budijanto, Yunus Jubair, dan Sad Indah Ambarwati. Sembilan pelukis itu berunjuk karya dalam tajuk Semanggi Suroboyo di Balai Budaya Jakarta pada 13-21 Januari 2018.

Eksplorasi warna Menurut Djuli Djatiprambudi, generasi pelukis di Surabaya sebelumnya banyak memberikan tanda ungkapan personal yang kuat dalam konteks seni rupa modern. Selain itu, penggunaan warna terang juga menjadi kekhasan yang tidak bisa dikesampingkan. Mereka mengolah warna sebagai unsur pokok dalam lukisan. Hal itu menunjukkan ada kecenderungan kuat untuk eksplorasi warna-warna primer dan sekunder. Eksplorasi itu tidak memerlukan pengolahan lebih jauh untuk menghadirkan warnawarna tersier yang cenderung tampak kusam, keabu-abuan, ataupun kecokelat-cokelatan.

MI/ABDILLAH M MARZUQI

SEMANGI SUROBOYO: Pelukis Widodo Basuki berpose di depan karyanya berjudul Petruk Jaman Now (2017). Sembilan pelukis itu berunjuk karya dalam tajuk Semanggi Suroboyo di Balai Budaya Jakarta pada 13-21 Januari 2018. Semua unsur-unsur warna dalam lukisan sembilan pelukis itu hadir dengan karakter warna yang khas. Warna yang diungkap cenderung bernuansa terang, kuat, dan apa adanya. Jarang ditemui warna yang cenderung gelap, misteri, dan reflektif. “Saya merasa sembilan pelukis yang karya-karyanya saat ini kita lihat, ada semacam kesamaan, bahwa karya mereka terkandung karakter visual yang telah menjadi kekhasan bahasa visual pelukis Surabaya pada umumnya, khususnya penggunaan warna-warna terang seperti warna merah, kuning, hijau, dan biru, yang hadir saling berdampingan, tumpang-tindih, saling bersilang, dan akhirnya membangun sebuah unikum komposisi,” terang Djuli Djatiprambudi dalam pengantarnya. Karya Makhfoed yang telah dikenal luas memiliki gaya tersendiri. Se-

lain eksplorasi warnanya cenderung eksplosif, karyanya menyajikan bentuk-bentuk unik dan tak biasa. Bentuk itu bersusun menjadi sebuah narasi simbolik kisah perjalanan hidupnya. Letupan-letupan imajinasinya terasa lancar, mengalir, dan menerbitkan kesan kuat adanya misteri. Misalnya dalam karya Perjalanan 661 (2017). Lain halnya dengan lukisan Setyoko yang berjudul Dinamika Alam 3 (2017). Ekplorasi yang kuat dengan warna-warna terang dan ditunjang dengan kekuatan garis tebal dan tipis. Itu mengesankan jejak emosi dan imajinasi yang tak tertahan. Kekuatan eksplorasi garis dan warna yang selama ini menjadi kekuatan lukisan Setyoko akhirnya meninggalkan kekuatan idiomatik visual khas Setyoko. Warna-warna yang hadir semata-mata sebagai warna. Tidak berelasi dengan narasi simbolis yang rumit dan misteri.

Jejak garis dan warna yang cenderung eksplosif juga terlihat dalam lukisan Amdo Brada yang berjudul Konser (2017). Lukisan Amdo sejak awal cenderung kuat dalam ekplorasi garis yang spontan-ekspresif, tetapi garis-garis itu terarah untuk menciptakan tata rupa yang bernada kedekoratifan. Ia berekspresi secara spontan. Sekalipun ekspresinya terasa liar, tetapi tetap terkontrol. Eksplorasi garis, warna, dan tekstur diarahkan ke capaian artistik yang beraura kedekoratifan. Lukisan karya Buggy menggambarkan puluhan kupu kupu terbang bebas mengarungi alam yang luas, bebas, dan tak bertepi. Seperti dalam karya berjudul Ekspresi Kupu (2017) dan Kebersamaan (2017). Baginya kupu-kupu ialah inspirasi. Keindahan warna-warni sayap ialah masukan untuk eksplorasi komposisi warna yang bisa dipadukan dengan obyek apa pun. Buggy be-

rangkat dari filosofi tentang terbang bersama kupu-kupu. Itu seperti kehidupan manusia yang saling berhubungan. Kodrat hidup manusia yang beragam, yang selalu mencari, berinteraksi, berbagi, dan bertransformasi. Selain itu, masih ada Beni Dewo dengan kekuatan warna dan garis yang liris, terinci, dan cenderung impresif. Kekuatan jejak warna juga terlihat pada lukisan Yunus Jubair. Ia adalah anak kandung Amang Rahman, pelukis Surabaya yang terkenal dengan ungkapan simbolis yang surealistik sekaligus sufistik. Sad Indah Ambarwati yang cukup cakap dalam olah warna dan bidang. Lukisan Fauzi mengesankan adanya eksplorasi bentuk yang beragam. Bentuk dihadirkan dengan olah warna yang juga menyenggol tema-tema sosial yang tengah mengemuka kuat, semacam korupsi dan keserakahan manusia. (M-2)

Masyarakat yang tak Bicara INI ialah gambaran dari sebuah sebuah kondisi masyarakat yang mati, tanpa komunikasi. Jika pernah membayangkan keadaan yang beku dan kaku, semua bergerak dengan kesendirian. Tidak lagi bicara. Tidak ada lagi bertegur sapa. Jika pernah membayangkan kondisi masyarakat yang semacam itu, pastilah mudah menyelami karya Michela Cavagna yang berjudul We Don’t Talk Anymore (2017). Memang judul karya itu mirip dengan sebuah lagu. Namun, lagu itu juga merupakan metafora yang pas untuk menggambarkan kondisi masyarakat saat ini yang sedang menderita penyakit bernama kemustahilan berkomunikasi. “Ini adalah salah satu ketakutan besar saya. Merasa sendiri padahal berada didekat orang lain. Tidak bisa mengomunikasikan tentang ketakutan dan impian kita, dan kebutuhan kita,” terang Michela Cavagna dalam deskripsi karya. Karya itu dibuat dengan tenunan permadani yang diletakkan di atas kanvas. Lungsin berpadu dengan pewarna akrilik dan diikat dengan tali kapas. Karya itu menyorot ke-

sunyian dan kesepian yang berlaku dalam masyarakat. Bahkan untuk mendengar dan memberi pada yang membutuhkan pertolongan pun tidak berlaku. Ketika masyarakat menutup matanya, alienasi akan terjadi. Itu bukan cara menjadi manusia.

Kota di belakang mal Berikutnya karya berjudul Rumah Anda (2017). Karya ini muncul dari perjalanan Michela Cavagna mengelilingi Jakarta. Ia lalu mememukan pemandangan lain yang berbeda dengan sebelumnya. Ia menyebut dengan istilah kota dibelakang mal. “Saya suka berjalan-jalan di sekitar kampung, di jalan-jalan kecil, melintasi bagian kota yang sering tanpa perencanaan kota, tapi baru tumbuh seperti rumput di sawah. Satu jalan dan banyak labirin,” terangnya. Michela Cavagna juga mendapati rumah kecil yang dicat dengan warna-warna cerah. Petak-petak kecil yang tidak mengizinkan berdirinya dapur. Beradu tindih dengan ruang untuk jalan. Selain ruang, ia juga

Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm) Direktur Utama: Lestari Moerdijat Direktur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kansong Deputi Direktur Pemberitaan: Gaudensius Suhardi Direktur Pengembangan Bisnis: Shanty Nurpatria Direktur Keuangan dan Administrasi: Firdaus Dayat Dewan Redaksi Media Group: Abdul Kohar, Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Don Bosco Selamun, Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Iskandar Zulkarnain, Kania Sutisnsawinata, Lestari Moerdijat, Muhammad Mirdal Akib, Rahni Lowhur Schad, Saur Hutabarat (Ketua), Suryopratomo, Usman Kansong Redaktur Senior: Djadjat Sudradjat, Elman Saragih Kepala Divisi Pemberitaan: Teguh Nirwahyudi Kepala Divisi Content Enrichment: Ade Alawi Kepala Divisi Artistik & Foto: Hariyanto Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Ahmad Punto, Haryo Prasetyo, Jaka Budisantosa, Mochamad Anwar Surahman, Ono Sarwono, Rosmery C. Sihombing, Sabam Sinaga, Victor JP Nababan Kepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto Redaktur: Adiyanto, Agus Mulyawan, Agus Triwibowo, Agus Wahyu Kristianto, Anton Kustedja, Aries Wijaksena, Basuki Eka P, Bintang Krisanti, Cri Qanon Ria Dewi, Eko Rahmawanto, Eko Suprihatno, Henri Salomo, Heryadi, Ida Farida, Iis Zatnika, Irana Shalindra, M. Soleh, Mathias S. Brahmana, Mirza Andreas, Patna Budi Utami, Raja Suhud V.H.M, Soelistijono, Sitria Hamid, Widhoroso, Windy Dyah Indriantari

mendapti burung di sangkar, anak menangis, pejalan kaki, sekaligus motor yang melintas. Semua itu ia tangkap dan diwujudkan dalam karya. Michela Cavagna ialah arsitek dan seniman Italia yang tinggal di Jakarta sejak tahun 2015. Di Italia, ia berkarya pada bidang desain interior. Selain itu, dia mendirikan perusahaan yang memproduksi tekstil. Hasratnya untuk berkarya semakin menjadi ketika ia pindah ke Indonesia. Karya itu lalu dipamerkan dalam tajuk I inhabit: Rooms, Dreams, and Fears. Pameran tunggal karya Michela Cavagna diadakan di Istituto Italiano di Cultura (Institut Kebudayaan Italia) di Jakarta pada 30 November 2017 sampai 31 Januari 2018. Helatan itu menampilkan contoh kain dari perusahaannya seperti wol, linen dengan pewarna alami, hingga penelitian saat ini yang dia lakukan di Indonesia. Pameran ini menggambarkan bagaimana gairah hidupnya terjalin dan berubah menjadi cerita kecil tentang hunian, ketakutan, dan impian. (Abdillah M Marzuqi/M-2)

Staf Redaksi: Abdillah M. Marzuqi, Adam Dwi Putra, Adhi M Daryono, Agung Wibowo, Ahmad Maulana, Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, Andhika Prasetyo, Asni Harismi, Astri Novaria, Budi Ernanto, Cahya Mulyana, Christian Dior Simbolon, Denny Parsaulian Sinaga, Deri Dahuri, Dero Iqbal Mahendra, Dhika Kusuma Winata, Dwi Tupani Gunarwati, Emir Chairullah, Eni Kartinah, Fathia Nurul Haq, Fetry Wuryasti, Gabriela Jessica Restiana Sihite, Gana Buana, Ghani Nurcahyadi, Golda Eksa, Haufan H. Salengke, Hillarius U. Gani, Irene Harty, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan, Jonggi Pangihutan M, Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nur Aivanni Fatimah, Nurtjahyadi, Panca Syurkani, Permana Pandega Jaya, Puput Mutiara, Putri Anisa Yulianti, Ramdani, Retno Hemawati, Richaldo Yoelianus Hariandja, Rommy Pujianto, Rudy Polycarpus, Satria Sakti Utama, Selamat Saragih, Sidik Pramono, Siswantini Suryandari, Siti Retno Wulandari, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Tesa Oktiana Surbakti, Thalatie Yani, Thomas Harming Suwarta, Usman Iskandar, Wisnu AS, Zubaedah Hanum Biro Redaksi: Dede Susianti (Bogor); Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Sumantri Handoyo (Tangerang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman (Palembang); Haryanto (Semarang); Widjajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya) DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING) Kepala Divisi: Budiana Indrastuti Asisten Kepala Divisi: Tjahyo Utomo Redaktur: Sri Purwandhari CONTENT ENRICHMENT Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S, Gurit Adi Suryo

MI/ABDILLAH M MARZUQI

MICHELA CAVAGNA: Pengunjung sedang mengamati pameran tunggal arsitek Italia Michela Cavagna dalam pameran I inhabit: Rooms, Dreams and Fears di Istituto Italiano di Cultura (Institut Kebudayaan Italia), Jakarta (30 November 2017 sampai 31 Januari 2018).

Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Adang Iskandar, Henry Bachtiar, Meirisa Isnaeni, Ridha Kusuma Perdana, Riko Alfonso, Suprianto ARTISTIK Asisten Kepala Divisi: Rio Okto Waas Redaktur: Annette Natalia, Budi Setyo Widodo, Donatus Ola Pereda, Gatot Purnomo, Gugun Permana, Marjuki, Ruddy Pata Areadi Staf Artistik: Ami Luhur, Ananto Prabowo, Aria Mada, Bayu Wicaksono, Briyan Bodo Hendro, Catherine Siahaan, Dedy, Dharma Soleh, Duta Amarta, Fauzi Zulkarnaen, Haris Imron Armani, Haryadi, Marionsandez G, Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Nehemia Nosevy Kristanto, Novi Hernando, Novin Herdian, Nurkania Ismono, Nurul Arohmat, Pamungkas Bayu Aji, Reza Fitarza Z, Riri Puspa Destianty, Rugadi Tjahjono, Seno Aditya, Swielida Angraita, Tutik Sunarsih Olah Foto: Andi Nursandi, Sutarman PENGEMBANGAN BISNIS Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R Asisten Kepala Divisi Iklan: Wendy Rizanto Perwakilan Bandung: Sulaeman Gojali (022) 4210500; Surabaya: (031) 5667359; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167. KORESPONDEN Jawa Barat: Benny Bastiandy, SE (Cianjur/Sukabumi), Budi Mulia Setiawan, Depi Gunawan (Bandung), Nurul Hidayah (Cirebon), Reza Sunarya (Purwakarta), Setyabudi Kansil (Cianjur), Kristiadi (Tasikmalaya), Banten: Deni Aryanto (Tangerang Selatan) Jawa Tengah: Akhmad Safuan (Pekalongan), Djoko Sardjono

(Klaten), Ferdinand (Solo), Liliek Dharmawan (Purwokerto), Tosiani S (Temanggung), Supardji Rasban (Brebes), Yogyakarta: Agus Utantoro, Ardi Teristi Hardi, Furqon Ulya Himawan, Jawa Timur: Abdus Syukur (Pasuruan), Bagus Suryo Nugroho (Malang), Edy Saputra (Blitar), Heri Susetyo (Sidoarjo), Khoirul Hamdani (Banyuwangi), Muhammad Ahmad Yakub (Bojonegoro), Muhammad Ghozi (Madura), Sunarwoto (Madiun) Aceh: Amiruddin Abdullah (Pidie), Hendra Saputra (Banda Aceh), Sumatra Utara: Januari Hutabarat (Taput), Puji Santoso, Yennizar (Medan), Sumatra Barat: Hendra Makmur, Yose Hendra (Padang), Riau: Bagus Himawan, Rudi Kurniawansyah (Pekanbaru), Kepri: Hendry Kremer (Batam), Bangka Belitung: Rendy Ferdiansyah (Pangkalpinang), Bengkulu: Marliansyah, Jambi: Solmi, Lampung: Ahmad Novriwan (Bandarlampung), Kalimantan Barat: ArisMunandar (Sungai Raya), Kalimantan Tengah: Surya Suryanti (Palangkaraya), Kalimantan Selatan: Denny Susanto (Banjarmasin), Kalimantan Timur: Syahrul Karim (Balikpapan), Sulawesi Utara: Voucke Lontaan (Manado), Sulawesi Tengah: M Taufan SP Bustan (Palu), Subandi Arya (Poso), Sulawesi Barat: Farhanuddin (Mejene), Sulawesi Tenggara: Abdul Halim Ahmad (Kendari), Sulawesi Selatan: Lina Herlina (Makassar), Bali: Arnoldus Dhae (Denpasar), Gede Ruta Suryana (Kuta), NTT: Alexander Paulus Taum (Lembata), Palce Amalo (Kupang), Maluku Utara: Burhanuddin Arsyad (Ternate), Maluku: Hamdi Jempot (Ambon), Papua: Marcelinus Kelen (Jayapura) Telepon Layanan Pembaca: (021) 5821303

Telepon Iklan: (021) 5812113, 5801480 Fax Iklan: (021) 5812107, 5812110 Fax Customer Service: (021) 5820476, Telepon Sirkulasi: (021) 5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Percetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp89.000 per bulan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035-3065014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812105 (Redaksi) e-mail: redaksi@mediaindonesia.com, Percetakan: Media Indonesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www.mediaindonesia.com DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN


10

MINGGU, 21 JANUARI 2018

CERPEN

Perempuan Satu Tahun Lalu ONGKY ARISTA UA

cerpenmi@mediaindonesia.com

P

EREMPUAN yang berjalan pelan, seperti malas, seperti manja, seperti bermain-main dengan pasir di sebuah pantai satu tahun lalu membawa ingatan tentang perempuan yang telah sempurna kulupakan satu tahun sebelumnya. Lupaku menjadi tak benar-benar sempurna selain sempurna menjadi ingatan lama yang datang kembali, lebih baharu lagi. Ini tentang perempuan yang kukenal satu tahun sebelum kulihat perempuan yang membawa ingatan itu satu tahun lalu. Susah payah kulupakan. Sudah kuletakkan ingatan itu dalam peti lalu kubuang ke sungai mati. Berharap semua ingatan mati bersama arus yang kian jauh, kian mengering, lalu benar-benar mati di suatu muara paling jauh. Ah, perempuan satu tahun lalu sungguh benar-benar tak tahu betapa dirinya membawa ingatan tentang perempuan satu tahun sebelum dirinya kuingat satu tahun lalu. Dan kau, kaulah yang paling bertanggung jawab. Kaulah kunci utama dari segala ingatan. Jika satu minggu lalu kau tak muncul di pinggir pantai dan berjalan seperti perempuan yang mengingatkanku pada perempuan dua bulan lalu, yang membawa ingatan tentang perempuan empat bulan lalu, yang membawa ingatan tentang perempuan yang keenam, lalu membawa yang kedelapan, membawa ingatan yang kesepuluh, dan membawa ingatan tentang perempuan satu tahun sebelum satu tahun lalu, sudah pasti, aku akan benar-benar bahagia. Kaulah sebenarnya yang membawa segala ingatan, segala ingatan. Jika bukan karena kau, sudah tak memungkinkan lagi ingatan tentang perempuan satu tahun sebelum perempuan satu tahun yang lalu, yang berjalan pelan di sebuah pantai, akan datang. Sudah tak mungkin lagi. Kembalinya ingatan tentang perempuan sebelum perempuan satu tahun yang lalu, dari dirimu, harus kau tanggung. Kau harus mencari perempuan sebelummu dengan petunjukku. Atau, jika tidak, aku akan menganggapmu sebagai perempuan itu. “Apakah kau mau kuanggap sebagai perempuan jalang itu?” “Aku akan mencari mata rantai perempuanmu.” “Bagus.” “Jika aku tak berhasil, pantaslah diriku kau sebut perempuan jalang karena memang tiada perempuan lain untuk kau sebut jalang selainku.” Menghela napas. Diam sejenak menuntaskan napas lelah. Menatap ke arahku. Melanjutkan, “Meski tak mungkin bagiku untuk

ONO SARWONO

sarwono@mediaindonesia.com

I

SU mahar politik menjelang pilkada kini ramai dibicarakan lagi. ‘Makhluk’ ini memang selalu bergentayangan menjelang kegiatan politik dan banyak pihak meyakini itu ada. Namun, sejauh ini, ‘hantu’ itu belum pernah tertangkap, apalagi terungkap dan tuntas tertangani. Kalau dalam dunia wayang, mahar politik itu terang sekali. Bedanya pula, itu diberikan setelah jabatan tergenggam. Mahar ini bukan dalam bentuk materi, melainkan wujud pengabdian hingga penyerahan jiwa raga kepada ‘sang pemberi’ jabatan yang diteguhkan dalam sumpah suci. Kisah itu dapat disimak dalam perjalanan karier politik Karna. Saking hebatnya, putra Kunti Talibrata yang menjadi ‘kader Kurawa’ ini menjadi salah satu kesatria yang pantas diteladani.

Dihanyutkan di kali Alkisah, sejak bayi Karna tidak digulawentah (diopeni) ibu kandungnya. Tidak lama pascakelahirannya, Karna dimasukkan ke kendaga (kotak kayu) kemudian dilarung (dihanyutkan) ke Sungai Swilugangga. Tragisnya, tindakan tidak umum itu dieksekusi sekadar demi kehormatan keluarga besar orangtuanya. Orok kemudian ditemukan seorang sais bernama Adirata. Kusir kereta raja Astina itu bersama

jalang meski kau sebut sebagai jalang. Jikapun mungkin, itu sebab kau yang telah membuatku benarbenar jalang.” *** Bekas luka ini, ya, bekas luka ini. Kau masih ingat? Siapa lagi jika bukan karena ulahmu yang berusaha membuat telinga suamimu lebar dan matanya seperti kelelawar. Ini awalku mencarimu. Untuk menebus bekas luka ini dengan luka yang lain dan tentu bukan luka di tubuhku lagi, tapi di tubuh orang yang meninggalkan bekas luka ini. Suamimu. Suamimu akan kuberikan bekas luka yang sama seperti bekas luka yang ada padaku. “Sudah kau dapatkan perempuan itu?” “Sudah, tapi suaminya telah meninggal!” “Apa?” “Kalau begitu, harus dengan apa kubalas bekas luka ini?” “Kau harus juga meninggal!” “Buat aku meninggal!” “Hanya perempuan itu yang dapat membuatmu meninggal lalu bertemu dengan suaminya yang kau incar itu.” “Mengapa bisa begitu?” “Kau harus meninggal di tempat di mana lelaki itu meninggal!” “Bawa aku pada perempuan itu!” Kau. Kau tak tahu bahwa ada benci yang mengendap di bawah berlembar-lembar cinta di bumi

istrinya, Radha, membesarkan anak angkatnya tersebut yang ia beri nama tambahan Basusena. Karna tumbuh menjadi anak sehat, cerdas, dan trengginas. Wajah tampan dan postur mbambang (atletis). Kesukaannya bergeladi menggunakan berbagai senjata di pekarangan belakang rumah. Selain keris, Karna paling berbakat dalam hal memanah. Ketika usia menginjak dewasa, Karna meminta izin kepada orangtuanya untuk pergi menemui Resi Durna, guru para pangeran Astina. Tujuannya ingin ngangsu kawruh (menimba ilmu), khususnya dalam memanah. Adirata meminta putranya untuk mengurungkan niatnya mengingat dirinya dari keluarga sudra. Namun, Karna berkeras dan tetap datang menghadap Durna. Namun, ucapan orangtuanya bertuah, Durna menolak mentah-mentah permintaan Karna yang ingin nyantrik (berguru). Durna menjelaskan dirinya dikontrak hanya untuk mengajar para pangeran Astina. Mereka ialah para putra Drestarastra-Gendari, yakni Kurawa dan lima putra Pandu-Kunti/Madrim yang dikenal sebagai keluarga Pandawa. Jadi, tidak ada peluang untuk Karna, apalagi dari kaum sudra. Tentu Karna kecewa. Namun, karena besarnya ambisi, penolakan itu tidak menyurutkan tekadnya menyerap ilmu Durna dengan caranya sendiri. Ia diam-diam mengintip dan memperhatikan setiap pelajaran yang diberikan

ini. Endapan itu akan menuju ke permukaan saat cinta mulai habis dikhianati. Pengkhianatan selalu terjadi di mana pun. Bahkan di tempat dan kondisi yang paling tidak mungkin sekalipun. Cintaku untuk kau adalah sama dengan cinta lelaki yang merebut kau dari cintaku. Percintaan kita di malam yang bisu itu sudah kutimbang-timbang sebagai pengesahan cinta kita berdua. Kau mencintaiku sebagaimana aku yang sebaliknya. Cintamu kepadanya adalah pengkhianatan cinta bagiku. Pelanggaran berat bagi pengesahan itu. Seharusnya kau bisa mencintai siapa pun yang mencintaimu, mengapa kau hanya memilih dia yang ujung-ujungnya lebih dahulu meninggal daripadaku yang umurnya dan tentu cintanya jelas lebih pendek dari cintaku? Cintaku takkan pernah kau tahu pula lebih besar daripada siapa pun yang apabila dikhianati, kebencian akan lebih besar daripada apa pun, bahkan dari besarnya cinta yang besar. “Perempuan itu baru saja meninggal!” “Apa kau tak suruh dia menungguku datang terlebih dahulu?” “Kau harus segera mati!” Beberapa detik setelah itu, aku menyusul kematian perempuan itu. Kuingat, beberapa detik sebelum itu, perempuan yang

menjadi kunci segala perempuan sebelumnya menusukku memakai benda tajam dan tipis. “Harus mati!” Perempuan itu memasukkan pisau tajam dan mengilap ke bagian atas perutku. Aku pun mati dan tak sempat bercerita panjang. Mengapa mati tak menungguku bercerita terlebih dahulu. Cerita ini pun beralih ke tangan perempuan yang masih hidup. *** Laki-laki itu kuantar menemui suami seorang perempuan. Dan, mungkin juga di sana, tempat kuantar dia, akan bertemu dengan perempuan yang suaminya dia incar. Hanya dengan begitu, lelaki yang akan menyebutku jalang akan bertemu dengan orang yang dicarinya, laki-laki sebagai suami perempuan atau perempuan satu tahun sebelum perempuan yang satu tahun lalu berjalan manja di sebuah pantai. Ingin kuikut denganmu. Sayangnya, aku tak benar-benar ingin. Tapi aku ingin tahu, apakah kau sudah menemukan lelaki atau perempuan yang kau cari. Jika tidak, akankah kau masih memanggilku jalang? Jika sudah bertemu dengan apa yang kau cari, apakah akan selesai sampai di sini cerita kau yang berpindah ke tanganku? Aku terlalu percaya bahwa kematian mempertemukan segala makhluk yang sama-

PIGURA

Mahar Politik Durna kepada para Kurawa dan Pandawa. Berbekal ilmu ‘nyuri’ itu, Karna mempraktikkannya di sekitar rumah. Karna antusias dan keras berlatih. Pada suatu ketika, Durna menggelar ujian kepada Kurawa dan Pandawa. Salah satu mata ujian terpenting ialah menggunakan senjata. Dalam aspek itu, Pandawa jauh lebih unggul atas Kurawa. Yang menarik dalam ujian ialah munculnya ‘peserta’ dari luar gelanggang. Dia ialah Karna. Kemampuannya memanah menyamai Permadi, panengah (anak tengah) Pandawa. Di setiap target yang diminta Durna, selalu ada dua anak panah yang menancap secara bersamaan. Permadi sempat meradang dengan kelancangan Karna dan merasa tersaingi oleh orang yang ia anggap

tidak jelas. Karna pun tak kalah jemawanya, bahkan ia menantang perang Permadi. Durna melerai dan meminta Permadi tidak meladeni.

Memegang teguh sumpah Kepiawaian Karna memanah membuat Duryudana kagum dan kepincut. Sulung Kurawa itu pengin Karna dijadikan aset masa depannya ketika kelak dirinya menjadi raja. Ia merajuki bapaknya, Drestarastra, raja ad interim Astina, agar mengangkat derajat Karna sebagai saudara. Singkat cerita Drestarastra memberikan wilayah Awangga kepada Karna. Kawasan itu masih bagian negara Astina. Versi lain, Karna dihadiahi wilayah itu setelah membunuh Raja Awangga Prabu Kalakarna yang membangkang terhadap pemerintah pusat Astina.

sama mati andai saja betul ingin bertemu dengan salah satunya. Tapi bagaimana caranya? Sebetulnya aku tak begitu yakin. Mengantarmu pada kematian tak kumungkiri sebetulnya lahir bukan dari sepenuhnya keyakinanku. Itu hanya percobaanku. Seharusnya kau tak perlu membenci siapa pun yang telah mati hingga kau menyusulnya ke sana dan tentu, aku tak perlu benar-benar percaya dan ikut mengantarmu ke sana. Ini ternyata soal cintamu yang tiada satu pun dapat menghalangi. Tapi, mengapa cinta? Mengapa kau cinta pada perempuan satu tahun sebelum perempuan satu tahun yang lalu? Sedangkan kau tengah bersamaku. Apa yang kurang dariku? Bukankah aku sudah memberimu kebebasan? Tak harus menikahiku agar kau benarbenar menikmatiku melebihi menikahiku. Bukankah itu kenikmatan bagi setiap lelaki? Kau boleh datang kapan saja dan pergi kapan saja. Kau boleh mencintai siapa saja dan membenci siapa saja. Tapi, apakah kau tak sadari betapa aku sebenarnya mencintaimu? Haruskah aku membencimu sebagaimana kau membenci perempuan itu? Haruskah pula endapan kebencian ini membentuk gunung ke permukaan sebagai cerita lain daripada cinta yang dikhianati?

Kalakarna juga sosok yang mencuri dan ingin memperistri Dewi Surtikanti, putri Raja Mandaraka Prabu Salya, yang ialah pacangan Duryudana. Namun, Surtikanti pada akhirnya menikah dengan Karna. Duryudana menikah dengan Banowati, adik Surtikanti. Karna merasa jabatan atau kekuasaan Awangga yang ia genggam serta Surtikanti, istrinya, merupakan buah kebaikan hati Duryudana. Dengan berangkat dari kesadaran itu, muncul keinginan dalam hatinya untuk memberikan ‘mahar’ kepada sosok yang telah berjasa kepada dirinya itu. Pada suatu hari yang telah ditentukan, Karna menghadap Duryudana yang kala itu sudah diangkat bapaknya menjadi raja. Di depan raja dan disaksikan sejumlah nayaka praja, termasuk patih Senkuni dan Resi Durna, Karna mengucapkan sumpah suci. Karna bersumpah menghibahkan seluruh jiwa raganya untuk kejayaan Duryudana. Ia menegaskan tidak ada satu orang pun, bahkan dewa di kahyangan sekalipun, yang bisa mengurungkan atau menghalangi sumpahnya. Sumpah kesetiaan itulah yang ditunggu-tunggu Duryudana. Dalam perjalanannya, ujian sumpah Karna datang silih berganti. Puncaknya, ketika pecah Perang Bharatayuda. Inilah perang antarsaudara sepupu, yakni Kurawa melawan Pandawa memperebutkan kekuasaan Astina dan Amarta atau Indraprastha.

Kau masih mencintai perempuan itu dan mendendam suaminya yang telah memukulmu sebab pergumulanmu dengan perempuan satu tahun itu. Kau menjerit-jerit. Luka dan luka di tubuhmu memaksa kau berbuat sesuatu selain menjerit. Entah, apa? Sampai pun pada detik ini, aku tak tahu selain kau hanya ingin membalas bekas luka di tubuhmu dengan bekas luka yang akan kau buat di tubuh yang bukan tubuhmu. Lagi pula, apa hakmu bercinta dengan perempuan orang selain hak untuk dipukul bahkan jika perlu dibunuh? Dan kau benar-benar harus mati demi mengejar balas. Kau minta aku membunuhmu. Jelas aku mau. Apa boleh buat jika kenikmatan tubuhku yang telah puluhan tahun tak kuberikan pada siapa pun yang menawarnya justru jatuh pada lelaki yang tak sungguhsungguh akan menemaniku sepanjang hidup. Kau harus mati sebagaimana keperawananku yang telah mati diisap olehmu. Dan aku, harus juga mati untuk mengejarmu. Membalas sesuatu yang tak kau pernah ketahui. Pisau ini telah membunuhmu dan akan pula membunuhku. Kita bertemu di sana. Kita akan berdebat soal siapa yang salah. Di sana, konon, ada pengadilan yang paling adil tanpa kita ikut campur suapmenyuap di dalamnya. Aku harus mati. Sebentar lagi. Setelah aku tusukkan tembaga mengilap dan tajam ke perutku, nyawaku akan perlahan menjauh dari jasadku, dibawa malaikat, semakin jauh, semakin mengecil, lalu benar-benar hilang ditelan gedung-gedung gaib, lalu gelap, sungguh gelap. Nyawaku sudah hampir habis, tinggal beberapa detik lagi, akan ikut alunan detik jam, lalu benarbenar berlayar jauh bersama darah yang terus terkuras menuju muara ajal. Beberapa detik sebelum mati, tanganku tak akan lagi dapat menulis apa-apa dan jika tak selesai cerita ini, anggaplah sudah selesai bersama aj...(al). Ongky asal Sumenep ini pernah meraih juara II di ajang menulis cerpen nasional bertema bebas oleh Forum Aktif Menulis Indonesia pada 2017 dengan cerpen berjudul Sumur Darah.

Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, ketik sebanyak 9.000 karakter, karya orisinal dan belum pernah diterbitkan di media massa lain. Kirim e-mail ke cerpenmi@mediaindonesia.com @Cerpen_MI

Sebelum perang, duta Pandawa, Kresna, sempat menemui Karna empat mata. Dalam pertemuan itu, Kresna mengajak Karna bergabung dengan Pandawa karena sedarah. Ia jelaskan bahwa Karna dan Puntadewa, Werkudara, dan Permadi (Arjuna) ialah saudara kandung lain ayah. Namun, Karna tidak terpengaruh. Ia tegaskan dirinya telah bersumpah selama hayatnya berada di pihak Duryudana. Karna juga mengatakan dirinya hanya memegang teguh jiwa kesatrianya. Karena itu, baginya, mati ialah urusan enteng.

Perbaiki peradaban Dalam kisahnya, Karna gugur di tangan adiknya, Arjuna. Lakon peperangan di antara kedua bersaudara itu sering disebut Karna Tandhing. Konon, perang di antara kedua kesatria yang sama-sama tampan dan sakti itu ditonton para dewa di kahyangan. Benang merah kisah ini ialah bahwa Karna balas budi kepada Duryudana yang dianggap telah berjasa mengangkat derajatnya. Dalam konteks ini, ‘mahar’ yang ia berikan itu bukan di depan untuk mendapatkan jabatan, melainkan di belakang. Bentuknya ialah pengabdian yang tulus dan ikhlas. Dengan belajar dari kisah ini, mahar itu sejatinya mulia bila diwujudkan dalam hal-hal yang bisa membuat peradaban dunia semakin baik. Sebagai kesatria, Karna telah memberikan keteladanan itu. (M-4)


KHAZANAH

MINGGU, 21 JANUARI 2018

11

Mairiak Menyemai Kebersamaan Tradisi mairiak atau merontokkan padi dengan kaki masih bertahan di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, di era teknologi canggih saat ini. Tradisi ini tetap dipertahankan demi menjalin silaturahim antara petani. YOSE HENDRA

yose@mediaindonesia.com

P

ANCARAN mentari di pengujung 2017 begitu melimpah, membias di lembah Pancuang Taba, kaki Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan. Cahaya keemasannya memantul di seng tua rumah-rumah penduduk. Memapar di padi yang tengah menguning. Terik di pagi hari tidak menyurutkan kaki sekawanan petani di Pancuang Taba menari di atas bulir padi. Kaki-kaki kekar itu dengan lincah memilin onggokan padi yang baru saja dipotong. Padi luruh, menebar di atas terpal. Sementara itu, tangan mereka menggenggam erat beruas-ruas bambu yang menjadi pegangan. Mereka tersebut tengah melakukan maiiriak, panen padi tradisional di ranah Minang. Secara terminologi, mairiak bisa didefenisikan sebagai cara merontokkan padi dari tangkainya pakai kaki. Mulanya, padi yang sudah memasuki usia panen dipotong pakai sabit. Lalu, padi-padi tersebut dibawa ke petak sawah yang telah disiapkan untuk mairiak. Padi-padi itu diunggun, tidak jauh dari titik mairiak. Satu per satu mereka yang terlibat mengambil padi yang beronggok dalam bentuk gulungan kecil yang bisa digenggam. Kemudian, di letak di atas terpal yang melantai di atas tanah atau permukaan sawah. Setelah peletakan, kaki mulai bekerja, menari dengan ritme mengulang-ulang hingga padi rontok. Proses ini mungkin dipandang hanya metode memisahkan padi dari tangkai, membedakan dengan manongkang— merontokkan padi dengan tangan pada wadah yang menyerupai kapal atau dengan mekanisasi. Mairiak lebih dari sekadar itu. Bermuatan gotong royong, hingga ruang berdialektika Hari itu, mairiak dilakukan di sawah Aprianto. Beberapa petani yang tergabung dalam Petani Organik Pancuang Taba (POPT) ikut mairiak berdasarkan mufakat hari sebelumnya. Sedari awal memang, kehadiran POPT yang didorong lembaga swadaya masyarakat (LSM) KKI Warsi sejak setahun terakhir,

MI/YOSE HENDRA

MENGGUNAKAN KAKI: Para petani di Pancuang Taba, Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan saat melakukan kegiatan mairiak akhir bulan lalu. Mariak bisa didefenisikan sebagai cara merontokkan padi dari tangkainya menggunakan kaki. ingin menghidupkan kembali pola pertanian tradisional di Pancuang Taba. Mereka belajar soal alam pertanian, termasuk lingkungan sekitar melalui Sekolah Lapang. Sekitar 22 peserta Sekolah Lapang saat ini menanam padi organic, tidak terkecuali Aprianto. “Kita kembali menggelorakan Padi Sewai, varietas padi Pancuang Taba. Setidaknya dimulai dari anggota POPT,” ujar Sekretaris Petani Organik Pancuang Taba (POPT) Hendrizal Sekolah Lapang bukan saja belajar tentang teori membudidayakan padi organic, melainkan juga menggali kembali nilai-nilai lokal dalam pertanian. Anggota POPT juga didorong aktif dalam melakukan demonstration plot (Demplot)

untuk mengejar produktivitas padi sawah. Setidaknya mulai menuai hasil. Sebagaimana pengakuan Walinagari Pancuang Taba Asrul Nurman, adanya Demplot yang dilaksanakan POPT dengan difasilitasi KKI Warsi, hasil panen padi di Pancuang Taba meningkat dari 4,5 ton per 1 hektare, menjadi 6,5 ton per hektare. Selain itu, diskusi-diskusi dalam Sekolah Lapang menggiring para petani membuka cakrawala soal pertanian ramah lingkungan. Pada akhirnya, kearifan lokal setempat kembali dihidupkan, salah satunya metode panen padi melalui mairiak.

Menyemai diskusi Persisnya seperti lepau di Minangkabau, mairiak juga menjadi pusat informasi. Sirku-

lasi informasi dialirkan sehingga melecut mereka untuk terlibat dalam diskusi secara aktif seolah menjadi pengamat dadakan. Sembari kaki menari, tangan menggenggam bambu untuk bertopang, mereka berbicara tentang politik pangan, pemasaran, kebijakan pemerintah, hingga persoalan pupuk dan hama. Harpendra seorang pegiat padi organik mengatakan, mairiak merupakan cara panen padi di Minangkabau. Nyaris semua nagari-nagari di Minangkabau memanen padi dengan cara mairiak. Namun, hari ini tidak banyak lagi petani panen padi dengan mairiak. Petani di Pancuang Taba boleh dikatakan pelestari mairiak di tengah kecemasan kearifan ini mulai sulit ditemui.

“Mairiak dulunya menyeluruh di Minang. Biasanya dilakukan malam. Kenapa malam, karena memang disengajakan hari berlebih. Ini bukan hanya media bergotong royong, tapi juga menjadi ajang petani berceritacerita,” terang Harpendra yang saat ini didaulat menjadi Sekretaris Perkumpulan Petani Organik Pancuang Taba. Harpendra mengisahkan budaya mairiak di kampungnya, Sariak Alahan Tigo (Santiago), Kabupaten Solok. Pilihan malam, sebenarnya juga terjadi di beberapa kampung. Bisa dipahami, pilihan malam, adalah waktu senggang diluar rutinitas kerja utama. Bagaimana pun, mairiak adalah panen secara giliran tanpa pengupahan. Tenaga yang dikorbankan tentu berbalas pada panen padi di sawah masing-masing yang terlibat. “Yang punya padi menyiapkan makanan, minuman kopi, dan kolak,” ujarnya. Sementara itu, Koordinator Project KKI Warsi-Sumbar Riche Rahma Dewita mengatakan, mairiak merupakan tradisi bertani di Minang dahulunya, yang masih hidup di Pancuang Taba. Warsi, sebutnya, melihat mairiak punya nilai sosial di masyarakat. Salah satu bukti ialah hidupnya model gotong royong. “Ini seperti arisan tenaga. Misal sekarang mairiak di sawah si A, besok sawah si B, dan seterusnya,” bilang Riche. Penyebutan mairiak kadang berbedabeda di Minang. Ada juga yang menyebut baronde. Pengertiannya sama, yakni konsep membantu orang lain (panen). Dia melihat, mairiak bukan cuma arisan tenaga, melainkan tempat berkumpul dan saling tukar informasi. Riche menilai, paradigma bahwa pertanian modern mestilah dengan mekanisasi, secara tidak langsung menjadi alat yang menghancurkan sistem tradisional. “Itu sebenarnya pemakaian alat teknologi mesin menganggu kestabilan nilai-nilai sosial. Menjadi modern tidak harus mekanik, tapi pada cara pandang, titik keluasan berpikir, dan cara bertukar informasi,” tandasnya. Melihat mairiak menari-nari, harus dipahami sebagai dukungan pembangunan dan perekonomian di Pancuang Taba misalnya, tidak menghancurkan nilai lokal yang telah ada. (M-2)

PUISI

ULFATUR ROHMAH Rumah Raksasa

Beri Aku Jarak

Mulut Ibu

Datang di Hari Minggu

Kaulah rumah raksasa itu Yang dibangun sebelum Segalanya bertamasya Menyusuri ruang-ruang Yang belum dijelmakan Menjadi apa-apa

Beri aku jarak, Pada sekian gerak jarum jam yang sulit kau ajarkan lagi kepadaku,

Berapa puluh tahun lalu Kami dikirim dari mulutmu, Ibu Kami digiring dari padang yang lengang Serupa kampung baru Yang belum dihuni siapa-sapa Persinggahan yang menyesatkan kami Untuk melangkah lagi Mengelilingi diri kami yang lain Agar kelak, kami menemukan Betapa hidupnya kematian kami

Akulah hari-harimu yang lain Yang kerap lupa untuk berkunjung Karena hari sebelumnya Telah sering mengurungmu Menemukan benda-benda asing Yang selalu saja dibikin pusing

Kaulah rumah raksasa itu Yang dikirim dari sekian aroma surga Saat banyak rupa-rupa wajah berdendang Di tepi kolam-kolam Yang penuh dengan gurau Dan canda-canda Kaulah rumah raksasa itu Yang memilih untuk pulang duluan Saat segala pertempuran telah usai Dan kau menjadi samudera doa Mengalir dari balik dada siapa saja Bagi mereka, yang tiada pernah Mencaci segala kehampaan dunia Kaulah rumah raksasa itu Takdir kelahiran yang kian kali Mencari muara datangnya rindu Dan aku tak kuasa membacamu Dalam bait-bait yang penuh ragu Sebab, kau selalu beterbangan Di balik segala kerendahan Dan segala kelumpuhan keningku

Beri aku jarak, Pada sekian mata rantai nilai yang begitu ragu dan malu-malu Mempertemukan dirinya Kepada ragaku, Beri aku jarak, Saat aku benar-benar butuh Bersembunyi kesekian kali dalam tubuhmu yang sudah terlanjur kaku untuk meniadakan banyak hal Beri aku jarak, Seperti masa itu Dalam takdir dan ingatan Saat kita benar-benar urung dipertemukan Maret 2017

Berapa puluh tahun lalu Kami dininabobokan dari mulutmu, Ibu Kami seolah diciptakan berkali-kali Serupa kemenangan baru, Yang bergegas mencari perantauan lain Selain dari peta di punggung kami Berapa puluh tahun lalu Kami memimpikan kecemasan baru Kami mengidamkan kegelisahan semu Kami rapuh, tiada lagi kuasa Kembali memilih jalan Menuju mulutmu, Ibu

Akulah hari-harimu yang lain Karena akulah satu-satunya hari libur Hari milikmu yang sering lupa Jika hari semua hari yang muncul Dari mulutmu adalah hari minggu Hari baik yang kerap mengajakmu Bermain mengelilingi mesin-mesin Yang sengaja diciptakan untuk menghancurkan banyak musuh Yang kerap keluar dari dalam kepalamu Akulah hari-harimu yang lain Yang kerap memilih mandi di kali Nyebur di sungai yang jauh dari laut Saat semua orang sudah memilih kalah Dan percaya, jika semua hari tak selamanya bisa bekerja dengan hari minggu

Berapa puluh tahun yang akan datang Kami hancur, di luar dugaan-dugaanmu

dan aku berjuang keras, untuk menjelma menjadi hari-hari liburmu Hari minggu yang selalu tersenyum Melebihi pacarmu

Desember 2017

Desember 2017

Tubuhkan Aku dalam Tubuhmu

Jus Alpukat

Desember 2017

Penjual Sarapan Pagi Kami ingat betul, Ibu itu, Yang setiap pagi Selalu telat Menawarkan sarapan pagi

Tubuhkan aku dalam tubuhmu Kali ini saja Saat segala hal telah merubahku Saat segala bentuk telah mencuri ketiadaanku

Kami ingat belut, Ibu itu, Dengan nada tawarnya Yang begitu menggoda

Tubuhkan aku dalam tubuhmu Kali ini saja Saat segala dusta telah membabi-buta Mengosongkan daya mulia yang mulai bertunas di dadaku

Namun sayang, Hanya karena waktu Maka ibu itu, Tetap pulang Dengan dagangan yang masih utuh dan penuh sesal-sesal

Tubuhkan aku dalam tubuhmu Kali ini saja Saat segalanya telah mahir menjerumuskanku Dalam segenap rumus-rumus tak menemukan jalan keluar Dalam segala hidup Yang kerap membunuhku pelan-pelan

Maret 2017

Desember 2017

Hai, kau sedang apa Baru saja kemarin kau minum kopi Hari-hari sebelumnya pun Kau selalu gemar dengan pahitnya Kenapa sekarang berubah pikiran Memilih jus alpukat Untuk program penggemukan Atau ingin meninggalkan Masa itu yang pahit-pahit? Hai, apa yang terjadi dengan dirimu? Apa, kau sedang jalani program pemutihan kulit? Maret 2017

Ulfatur Rohmah, Lahir di Pati, 17 April 1991. Alumni Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Semarang. Puisinya tergabung dalam antologi Adalah Debu (UKM Kias, 2010), Cahaya Dari Kebun Kata (TBJT dan PSK, 2017), Merawat Kebinekaan (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2017).


MINGGU, 21 JANUARI 2018

SELEBRITAS

ARIE KRITING

CUSTOMER SERVICE:

(021) 5821303

PEMASANGAN IKLAN:

(021) 5812113 / 5801480

HALAMAN 12

ATIEK CB

Galang Dana untuk Asmat KOMIKA Satriaddin Maharinga Djongki atau lebih dikenal dengan nama panggung Arie Kriting, 32, mengajak publik untuk mendonasikan sebagian rezeki kepada anak-anak di Papua. “Sudah 61 bayi meninggal di Asmat, Papua. Melalui kesempatan ini, kami memanggil kawan-kawan sekalian untuk menyatukan hati, memberikan bantuan untuk meringankan kondisi di sana. Bagi yang berkenan, bantuan bisa disalurkan melalui kami dengan cara berdonasi melalui laman Kitabisa. com/bantuasmat,” ujar Arie melalui akun Instagram-nya. Menurutnya, Papua lebih dari sekadar akar baginya. Provinsi itu juga merupakan rumah kedua dan tempat yang sangat dekat dengan diri laki-laki asli Wakatobi, Sulawesi Tenggara, itu. Dengan bantuan masyarakat, ia berharap anak-anak di Asmat yang terserang kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk sejak September 2017 dapat memperoleh gizi dan pengobatan yang lebih baik. “Kita perlu bersatu dan menunjukkan kita bisa bersama dan saling membantu untuk keluarga terdekat kita, orang Papua,” tutur Arie yang pernah menjadi juara 3 dalam ajang Stand Up Comedy Indonesia pada 2013. (Ind/H-2)

Ingin Eksis kembali di Tanah Air Bersama musikus lain yang tergabung dalam grup Tujuh Bintang, ia akan mengajak publik mendengarkan kembali lagu-lagu yang populer pada era 1980-an hingga 1990-an. DHIKA KUSUMA WINATA dhika@mediaindonesia.com

MI/ADAM DWI

TONTOWI AHMAD

Dikaruniai Putra Kedua ATLET bulu tangkis asal Indonesia Tontowi Ahmad, 30, dan istrinya Michelle Harminc, dikaruniai putra kedua yang lahir pada Jumat (19/1) lalu. ‘Alhamdulillah… welcome to the world my baby boy my name is Arsya Alfarezel Ahmad’, tulis Tontowi dalam akun Instagram-nya, @Tontowi18. Putra pertama mereka, Danish Arsenio Ahmad, ialah yang memberikan nama Arsya pada adiknya. Artinya, tertinggi, sedangkan Alfarezel berarti kebaikan yang sempurna. Arsya lahir pada pukul 13.25 WIB di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, dengan berat 3,2 kilogram dan panjang 50 sentimeter, melalui proses operasi caesar. “Alhamdulillah ibu dan bayi dalam kondisi sehat semua,” kata Tontowi. Ia berharap Arsya menjadi anak yang sehat, pintar, ganteng, berbakti kepada kedua orangtua dan sukses di dunia dan akhirat. Di sela kebahagiaan menyambut kehadiran putra keduanya, peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu tetap harus menjalani latihan bersama pasangan gandanya, Liliyana Natsir. (Ind/H-2) MI/ROMMY PUJIANTO

RAN

Bantu Bayi Pejuang NICU GRUP musik RAN dan Yura Yunita menggalang dana untuk membantu bayi dan anak balita yang terlahir dengan kondisi spesial dan harus mendapat perawatan di neonatal intensive care unit (NICU) sehingga membutuhkan dukungan. Melalui Kitabisa.com/melawandunia yang telah dibuka sejak awal Januari, mereka mengajak publik untuk mengumpulkan donasi bagi MI/PERMANA #NICURangers. Dana yang terkumpul itu akan dikelola Adam Fabumi Foundation (AFF). Personel RAN yang terdiri atas Rayi, Asta, Nino bersama Yura menuturkan, pengumpulan donasi tersebut terinspirasi oleh Adam Fabumi, bayi yang lahir dengan kelainan kromosom yang disebut trisomy 13. Adam meninggal dalam usia tujuh bulan pada 22 November 2017. Melalui akun Instagram @ranforyourlife, mereka menuturkan Adam memberikan pelajaran berharga bagi mereka. Sebelumnya, Adam menjadi inspirasi bagi videoklip single terbaru RAN ft Yura Yunita berjudul Melawan Dunia. Hingga kini AFF telah membantu beberapa pejuang NICU, di antaranya Shawqi dan Saika. Kini Shawqi telah masuk tahap penyembuhan, sedangkan Saika masih berjuang di NICU untuk melawan penyakitnya. (Ind/H-2)

B

ELASAN tahun menetap di Amerika Serikat membuat penyanyi rock dekade 1990-an Atiek CB, 54, rindu kembali naik ke panggung besar di Tanah Air. Atiek bersama dengan sejumlah musikus lain yang tergabung dalam grup Tujuh Bintang bakal menggelar konser bertajuk Backstory, di Balai Kartini, Jakarta, 26 Januari. Sederet nama-nama beken lain yang tergabung dalam Tujuh Bintang itu ialah Dian Pramana Poetra, Deddy Dhukun, Fariz RM, Mus Mujiono, Trie Utami, dan Yopie Latul. Mereka bakal mengajak para penonton mendengarkan kembali lagu-lagu yang populer pada medio 1980-an hingga 1990-an. Diva pop Vina Panduwinata juga akan tampil menjadi bintang tamu. Atiek menuturkan, ia merindukan masa-masa lampau saat bisa manggung di hadapan banyak orang. Terlebih ia bersama dengan kelompok Tujuh Bintang pernah menggelar tur di sejumlah kota di Indonesia. “Sejak tahun lalu saya merasa seperti ada momentum lagi untuk penyanyi era 1980-an dan 1990-an. Seperti balik lagi. Anak milenial juga lebih mudah mendengarkan lagu-lagu lama. Ini saat yang tepat bagi kami untuk eksis lagi,” ujarnya saat ditemui seusai jumpa pers Backstory di Jakarta, kemarin. Sejak pindah ke AS pada 2002, ia mengaku intensitas menyanyinya jauh menurun. Ia hanya sesekali menerima tawaran menyanyi untuk acara di Kedutaan Besar RI atau komunitas warga Indonesia di ‘Negeri Paman Sam’ itu. Rutinitas sehari-hari lebih banyak mengurus suami dan dua anaknya. “Setelah anak-anak kuliah, saya kelimpungan mau ngapain,” seloroh perempuan kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu sambil tertawa. Meski sudah tidak lagi pentas di panggung besar, ia mengaku terkadang masih berlatih. Atiek juga mengakui suaranya tidak lagi seoptimal ketika masa jayanya dahulu. Suaranya mudah menjadi serak. Namun, ujarnya, faktor usia saat ini justru membuatnya semakin mampu mengendalikan suara ketimbang ketika masih muda. “Ini waktu yang bagus untuk bikin single lagi. Mudah-mudahan setelah konser ini,” harapnya. Perempuan bernama lengkap Atiek Prasetyawati itu dalam konser Backstory rencananya membawakan tiga lagu hit, yakni Terserah Boy, Risau, dan Kau Ada di Mana. Ia menambahkan, dalam konser setiap musikus akan membawakan lagu-lagu hit masing-masing, ditambah lagu bersama grup Tujuh Bintang.

Tetap berkacamata hitam Meski populer dengan lagu-lagu rock, Atiek mengaku tidak lagi bisa membawakan lagu-lagunya dengan semangat seperti saat muda. Usianya yang tidak lagi muda membuat ia bakal membawakan diri lebih lembut. “Masih bisa lincah, tapi ada perasaan malu. Sedikit tidak pantas kalau kembali seperti dulu karena sudah makin berumur. Seperti ada perasaan malu. Gaya akan tetap rock, tapi disesuaikan. Akan sedikit soft,” ucapnya. Atiek selalu identik dengan kacamata hitam. Itu tidak bisa dilepaskan dari sosoknya sebagai penampil. Oleh karena itu, sampai kini ia mengaku tetap mengenakan kacamata hitam dalam setiap penampilannya di panggung. Di balik itu, kacamata gelap ternyata mampu meningkatkan kepercayaan dirinya. “Kalau enggak pake kacamata, jadi enggak percaya diri. Awalnya, pada 1984 sewaktu pemotretan sampul album Transisi. Saya dipinjami kaca mata untuk berfoto. Ternyata hasilnya kelihatan oke juga, “ ujarnya. Itu pula yang membuatnya selama tinggal di AS juga kerap membeli kacamata ternama. Apalagi, harganya jauh lebih murah bila dibandingkan dengan di Indonesia. (H-2) SY NCA MI/PA

A URK

NI

ONLINE

Dianggap Pengganggu, Orang Utan makin Terdesak POPULASI orang utan terus berkurang akibat habitatnya dikonversi untuk kepentingan lain; perburuan, dan perdagangan liar. Kini jumlah hewan itu tinggal 14.470 di Sumatra dan 57.350 di Kalimantan. (Humaniora)

Denda Rp50 Juta bagi Pencuri Hiu di Raja Ampat DENDA sebesar Rp50 juta akan dikenakan kepada penangkap ikan hiu di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kebijakan itu diberlakukan untuk menekan pencurian yang makin marak dan bisa memusnahkan hewan laut yang makin langka itu. (Nusantara)

Kampanye Antirokok di Sungai Martapura BERBAGAI cara dilakukan untuk kampanye antirokok demi kesehatan. Di Kalimantan Selatan (Kalsel), kampanye antirokok dikemas dengan wisata menyusuri Sungai Martapura, Kota Banjarmasin. Kampanye antirokok yang digelar pada Jumat (19/1) sore itu melibatkan lembaga swadaya masyarakat (LSM), masyarakat, pelajar, mahasiswa setempat, dan 19 mahasiswa dari Universitas

PDIP Pasti Dapat Kursi Pimpinan DPR KETUA DPR Bambang Soesatyo kembali memastikan ada penambahan jumlah kursi pimpinan untuk PDIP. Dengan masuknya PDIP, jumlah pimpinan di parlemen menjadi enam orang. (Polkam dan HAM)

ANTARA

Teknologi Sydney (UTS) Australia. Mereka berdiri di atas kapal (klotok) yang diirngi puluhan perahu kecil (jukung) milik pedagang buah dan sayur, lalu menyusuri Sungai Martapura. Aksi yang diberi nama Jukung Barenteng itu juga diikuti oleh Sekretaris Provinsi Kalsel Abdul Haris Makkie dan Kepala Dinas Kesehatan Muhammad Muslim. Abdul Haris Makkie mengatakan kampanye dan sosialisasi dengan cara yang santai dan menghibur diharapkan akan memudahkan masyarakat dalam memahami yang diinginkan pemerintah. Sementara itu, dosen UTS Australia Jessica Li Dunn yang mendampingi mahasiswanya mengaku tertarik dengan Provinsi Kalsel, khususnya Kota Banjarmasin yang berkomitmen mengajak masyarakatnya menjauhi rokok. Komitmen itu bahkan tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang Kawasan tanpa rokok (KTR). (H-2)

Publik Inggris Terpesona Gamelan Indonesia

KEMLU.GO.ID

KOMPOSER, pembuat alat musik, dan pakar gamelan Aloysius Suwardi bersama tim membius publik Inggris dengan menampilkan paduan musik gamelan yang lain dari biasanya di Milton Court, London. Ia memberi nama alat musik yang merupakan modifikasi dari alat-alat musik tradisional gamelan sesuai dengan bunyi yang dihasilkannya, di antaranya glendang, tring, dan

klentung. Konser musik yang berlangsung baru-baru ini diawali dengan pengenalan dan penjelasan oleh Aloysius, dipandu oleh seorang pembawa acara. Sekitar 300 penonton mengikuti dengan saksama penjelasan yang disertai bunyi alat musik ciptaan Aloysius. Konser Planet Harmonik di London merupakan rangkaian terakhir dari empat pertunjukan musik di Inggris yang juga bagian dari Festival Seni Europalia yang diselenggarakan di tujuh negara sejak Oktober 2017. Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris merangkap Irlandia dan International Maritime Organization (IMO), yang berkedudukan di London, Rizal Sukma, mengatakan konser musik seperti ini memberikan citra yang sangat baik dalam upaya mempromosikan kekayaan dan keindahan seni dan budaya Indonesia. (H-2)


MINGGU, 21 JANUARI 2018

HALAMAN 13

HLM 17 Sekolah buat Masyarakat Ruteng

HLM 19 Puisi-Puisi Naya

HLM 20 Misi Pasukan Berkuda

GAYA URBAN

D E TA I L A L AT Kuas dengan jenis bulu asli (berang-berang) Rp125 ribu-Rp7 juta Kuas dengan jenis nilon atau kombinasi FOTO-FOTO: MI/ADAM DWI

Memulas Daya Imajinatif

Dengan Cat Air Komunitas pecinta melukis dengan cat minyak menjajal warna-warna yang tersedia. Mereka belajar melukis menggunakan cat air (watercolor). Animo masyarakat terus meningkat.

A WAHYU KRISTIANTO

aguswahyu@mediaindonesia.com

S

EBUAH kuas dicelup-celupkan ke dalam gelas berisi air sebelum akhirnya disapukan dengan hati-hati di atas kertas. Di atas kertas, sudah ada warna-warna yang terpulas dan berjejer tersusun seperti daftar warna. Sekitar 20 orang dengan tenang menjajal warna-warna yang tersedia. Mereka sedang belajar melukis menggunakan cat air (watercolor). Tahap pertama yang mereka lakukan ialah membuat palet warna, untuk mengetahui, warna apa saja nanti yang akan mereka gunakan saat melukis suatu objek. Bersama Luqman Reza Mulyono, seniman yang akrab dengan cat air ini mengajari 20

orang yang tergabung dalam workshop How To Paint A WaterColor Animal Illustration, yang diadakan di Backspace, Lippo Mal Puri, Jakarta. Melukis menggunakan cat air, ciri utamanya transparan dan masih terlihat basah, serta medium utamanya kertas. “Kertasnya khusus dengan material 100% katun, 300 gram. Kalau untuk tingkat yang masih student, biasanya mengandung selulosa,” terang pria yang biasa disapa Jongkie pada Sabtu, (20/01). Kertas yang digunakan memang bukanlah kertas yang biasa kita gunakan untuk printing. Terbukti saat peserta menempelkan selotip sebagai pembatas untuk mempermudah memberikan gradasi pada latar objek yang akan dilukis. “Tenang, tidak akan robek,” Jongkie

Melukis menggunakan cat air, ciri utamanya transparan dan masih terlihat basah, serta medium utamanya kertas.

MELUKIS DENGAN CAT AIR: Para peserta workshop melukis menggunakan cat air, Jakarta, kemarin. Melukis menggunakan watercolor memang harus memulai terlebih dahulu dari objek yang paling luas, seperti yang akan menjadi latar.

mencoba menginstruksikan. Peserta pun melanjutkan dengan mewarnai latar objek. Melukis menggunakan watercolor memang harus memulai terlebih dahulu dari objek yang paling luas, seperti yang akan menjadi latar. Selain memulai dengan yang paling luas, juga dimulai dengan bagian mana yang paling terang. “Makanya kita dalam melukis dengan watercolor sudah harus berpikir besar dulu, akan seperti apa nanti gambarnya, karena kalau salah, ketika cat ditimpa, akan jelek, tidak seperti cat minyak,” seperti yang diungkapkan salah satu peserta, Vanessa Hioe, ia mengaku masih belajar dalam melukis dengan watercolor. “Susah ya, apa lagi untuk bagian layering. Tapi seru sih.” Para peserta workshop seragam untuk menggambar Burung Merak. Teknik yang digunakan antara lain adalah teknik wash, yakni menyapukan kuas yang masih basah ke atas kertas, ini digunakan untuk areal yang luas. Ada juga teknik wet on wet, yakni saat cat yang di kertas masih basah, akan kembali ditimpa menggunakan cat yang juga masih basah. Ini akan

nilon dan bulu asli Rp25 ribu-Rp100 ribu Cat dengan wadah tubble 1 warna Rp40 ribu-Rp700 ribu Kertas berbahan katun Rp95 ribu-Rp100 ribu

menimbulkan efek blur, seperti bokeh dalam fotografi. Sementara, untuk menyasar detail objek, seperti alis, mata, atau bulu-bulu, teknik yang digunakan adalah dry atau kering. Cat yang digunakan haruslah kering, dan ketika akan menimpa warna sebelumnya, harus menunggu kering terlebih dahulu. Cat juga harus kental. Jongkie menyarankan, biasanya dalam melukis dengan watercolor, kuas yang digunakan ada dua jenis kuas, yakni besar dan kecil. Terkait ukuran, biasanya tergantung dari merek. Terpenting adalah ada kuas yang berukuran besar untuk mewarnai areal luas, dan kuas kecil untuk detail. “Ada banyak sih, seperti jenis round, flat atau pipih, kipas, dan seperti pisau. Tapi cukup pakai yang jenis round dengan ukuran yang besar dan kecil saja.”

Ilustrasi surealis Berangkat dari disiplin arsitektur, awalnya Jongkie memulai dengan menggambar bangunan. Ia pun banting setir dengan menekuni skema watercolor. “Dulu gambar malah masih pakai pensil dulu sebelum ke watercolor. Setelah saya tidak menekuni dunia arsitektur lagi, saya mulai belajar terkait anatomi wajah manusia. Kemudian saya pun menggambar dengan cat air.” Setelah cukup khatam bermain-main dengan wajah manusia, kini Jongkie berfokus pada ilustrasi binatang. Menurutnya, menggambar binatang lebih memiliki daya imajinatif yang lebih luas ketimbang menggambar wajah manusia. Meski Jongkie juga kini sesekali masih menggambar wajah manusia ketika mendapat permintaan. “Kadang kan, kalau gambar wajah itu, orangnya minta yang sesuai dengan fotonya banget, atau malah komplain mas, kok begini ya, kurang ini nih. Kalau binatang, enggak ada tekanan seperti itu. Jadi merasa lebih universal saja,” paparnya. Gaya yang ditekuni pria asal Situbondo, Jawa Timur ini, merupakan ilustrasi surealis. Menggambar masih sesuai dengan kondisi realis si objek, tapi Jongkie menambahkan daya imajinatif yang dilebihkan, untuk menambah daya dramatis dari si objek tersebut. “Misal, gambar gajah ini kan, ya saya sesuai dengan bentuk aslinya, tapi saya tambahkan seolah-olah ada gajah yang menghilang di belakangnya sebagai latar,” terang Jongkie sambil menunjukkan salah satu karyanya. Dalam gaya ini pula, warna yang digunakan tidak harus sesuai dengan kondisi aslinya. (*/M-1)

Masking tape khusus untuk gambar Rp12 ribu-Rp18 ribu

Upaya Menghubungkan Komunitas SABTU pagi menjelang siang itu beberapa orang sudah asyik menggoreskan kuasnya di atas kertas. Mereka peserta workshop How To Paint A Watercolor Animal Illustration. Bersama seniman visual Jongkie. Workshop ini diadakan di sebuah Coworking Space yang baru dua tahunan berdiri, di Lippo Mall Puri, bernama Backspace. Menurut Veronica, Portfolio Advertising Manager dari Lippo Mall, kehadiran Backspace merupakan peluang melihat animo masyarakat dalam memanfaatkan kebutuhan ruang kerja. “Ini memang tergolong sarana baru, sebenarnya sih, tujuannya supaya masing-masing yang menggunakan Backspace ini bisa saling ketemu, interaksi, dan membangun kolaborasi baru,” terangnya. Fungsi utamanya menghubungkan antarkomunitas, juga menjadi payung dan wadah kegiatan komunitas. Sebabnya, Veronica melihat bahwa sebenarnya dari dalam mal sendiri banyak tenant, tetapi belum ada kolaborasi yang optimal diantara para tenant. “Jadi kita inginnya, kalau mereka punya kegiatan, bisa gunakan Backspace. Bukan hanya komunitas yang ada di dalam, melainkan komunitas-komunitas dari luar, bisa bekerja sama dengan kita. Seperti workshop bersama mas Jongkie ini.” Karena Backspace lebih bersifat sebagai penyedia tempat kegiatan komunitas, dan para pekerja yang baru saja merintis karier dan membutuhkan ruang, maka tidak difokuskan adanya kantor pribadi. Backspace lebih bersifat menyediakan tempat untuk rapat, dan kegiatan komunitas. Sebagai pengganti fasilitas, untuk menyewa bisa dilakukan per jam dengan tarif Rp50 ribu. Sementara, untuk sehari penuh, dipatok harga Rp150 ribu. Untuk kegiatan rapat, dengan kapasitas 10 orang, Rp400 ribu per 2 jam. Sedangkan untuk komunitas, biasanya bersifat kerja sama. (*/M-2)


14

PESONA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

Harmonisasi Motif Batik dalam Gaya Busana Imlek Merahnya gaun cheongsam berpadu dengan klasiknya batik memberi kesan suasana Imlek khas Nusantara. SITI RETNO WULANDARI

wulan@mediaindonesia.com

W

ARNA merah tak pernah lepas dari riuhnya perayaan Tahun Baru Imlek. Begitu juga dengan label Alleira yang dalam menyambut hajatan besar masyarakat Tiongkok itu meluncurkan koleksi baru bertema Orient Express. Namun, merahnya merah itu terlihat menarik saat dipadu unsur tradisional, yakni batik berwarna sogan klasik, hitam, dan putih. Gaun pendek berkerah cheongsam hadir dengan warna dasar kombinasi merah dan hitam. Tampilan feminin itu dipermanis dengan motif-motif bunga chrysan maupun lotus sebagai lambang kesuksesan dan kebahagian. Motif tersebut disusun berurutan dari tepi bawah gaun hingga pinggang, dengan warna putih, biru, serta merah. Selain kerah cheongsam, terdapat juga gaun berkerah lebar menjuntai. Sementara itu, motifnya ditampilkan dalam ukuran besar pada bagian dada. “Tidak banyak ornamen yang kami tampilkan, sudah terwakili dari motif dan siluet. Sementara itu, bubuhan nuansa tradisional sejalan dengan visi Alleira membawa batik sejajar dengan brand internasional,� kata Creative Director Alleira, Anita Asmaya Sanin, Jumat(19/1). Siluet fitted, loose fitted, juga loose semakin mewah dengan pilihan material berkualitas tinggi seperti hand woven silk serta jacquard. Penentuan motif pun memiliki makna, pihak Alleira batik ingin menampilkan simbol ba-

hagia, gembira, mewah sert ceria. Batik yang dipakai pun masih sesuai komitmen Alleira, yakni batik melalui proses tradisional, seperti teknik perwarnaan airbrush dan batik berdimensi. “Bukan hanya warna, saya juga ingin memasukan unsur tradisional lainnya, yaitu motif sulur-sulur,� pungkasnya

Siluet fitted, loose fitted, juga loose semakin mewah dengan pilihan material berkualitas tinggi seperti hand woven silk serta jacquard. Dalam koleksi Imlek kali ini, Alleira merancang 30 set busana perempuan, dan 20 set untuk pria. Sentuhan tradisional yang baru, tambah Anita, tetap dilakukan untuk bisa menggapai mimpi Alleira yang ingin di sejajarkan dengan label luar negeri. Menurutnya, jika pelanggan kurang suka mengenakan gaun, bisa memilih gaya lain, yakni blus berkerah tinggi dengan aksen kancing bulat. Untuk model tersebut sentuhan warna ungu sengaja dipilih agar menambah kesan klasik koleksinya. (X-7) FOTO-FOTO: DOK ALLEIRA


TRAVELISTA Di penghujung 2017, Media Indonesia memenuhi undangan pemerintah Australia dalam lawatan bertema kreatif industri.

MINGGU, 21 JANUARI 2018

15

Sehari Menyesap Kreativitas Fremantle

Berlama-lama di Pusat Seni PERAN industri kreatif sebagai salah satu bintang pada ekonomi Australia kian divalidasi ketika kami tiba di Fremantle Arts Centre, lagi-lagi jaraknya kurang dari sepuluh menit dari PS Street, Kota Fremantle. Terbuka bagi umum, penyuka seni maupun pelancong, kompleks bangunan ini terdiri dari lapangan rumput dengan pohonpohon nan rindang, ruangan galeri, toko suvenir, restoran dengan menu-menu nan sedap, termasuk teh English Breakfast yang saya sesap, serta rumah-rumah yang diperuntukkan bagi seniman dari berbagai negara yang melakukan residensi. Mereka bermukim selama beberapa pekan hingga bulan, melakukan kerja seni, berkolaborasi, dan tentunya berpameran. “Kami selalu membuka diri bagi para seniman berbagai negara, bisa dibuka di internet mengenai berbagai program yang kami lakukan. Kami sediakan tempat tinggal yang nyaman dna ruang berkarya agar mereka produktif,” ujar Pettitt, sang wali kota yang mengaku tengah sibuk bergadang karena baru memiliki bayi.

Ruang bagi Aborigin Di sini, ruang bagi Aborigin, etnik pribumi benua Australia dibuka lebar, baik bagi para seniman maupun karya-karya yang terinspirasi dari ritual dan kehidupan mereka. Ada instalasi dari pintu mobil tua yang dihias dengan seni anyam Aborigin aneka warna. Langkah menyatukan kehidupan warga Australia, para pendatang dari berbagai belahan dunia, mulai Inggris, Israel, Amerika Serikat, hingga Asia dengan masyarakat Aborigin, terus berproses. Seni dan budaya menjadi salah satu mediumnya. Saran saya, luangkan waktu minimal setengah hari buat menikmati denyut seni dan kehidupan Fremantle di pusat seni ini. Restorannya yang menyediakan ruang terbuka, memungkinkan buat dinikmati berlama-lama. Kehidupan berjalan penuh cita rasa tetapi santai, lambat sekaligus penuh makna di sini. Lalu, jelajahi ruang-ruang pamerannya pelanpelan saja, beberapa ruangan ditunggui sang artis sehingga kita pun bisa mengobrol dengan mereka. Hirup inspirasinya, nikmati kreativitasnya, menyegarkan! (Zat/M-2)

FOTO-FOTO: MI/IIS ZATNIKA

Pakenham Street

IIS ZATNIKA

iis@mediaindonesia.com

S

AYA diajak menjelajah Perth, Margaret River serta Adelaide, memasuki satu demi satu galeri seni, instalasi seni kota, co working space, orkestra, hingga kampus seni. Kami, para jurnalis dari tujuh negara Asia, didampingi tim dari Department of Foreign Affairs and Trade juga berjumpa dengan para musikus, seniman lukis dan instalasi, mahasiswa dan dosen jurusan seni, pengelola galeri, pejabat di departemen wisata dan industri kreatif hingga pengusaha industri kreatif, para pebisnis fesyen, fotografi, dan pemandu wisata. Namun, yang teristimewa bagi saya pertemuan dengan Wali Kota Fremantle Bradd Pettitt, pun aktivitas seharian di sana. Petitt yang bersepeda lengkap dengan helmnya, dengan santai parkir di Fremantle Art Center, berkisah tentang kotanya sambil makan siang. Sosoknya, pun wajah kota pelabuhan ini menegaskan, industri kreatif ini seru sekaligus menguntungkan!

The Rainbow Perth yang saat kami berkunjung tengah bermandikan matahari, pagi itu cerah. Kami yang menginap di Perth butuh waktu sekitar 45 menit menggunakan mobil menuju Fremantle. Kota ini banyak dihuni mereka yang beraktivitas di Perth dengan karakternya yang istimewa, pelabuhan yang sibuk, dengan kapal-kapal besar yang sebagian besar melaksanakan kegiatan impor, dengan nuansa seni, sejah, dan kehidupan yang berjalan lambat di wajah lainnya. Australia sangat membanggakan kota yang juga bisa ditempuh dengan kereta api dari Perth ini, buat memikat para pelancong pun seniman dari berbagai negara untuk berkolaborasi dan tentunya memutar roda industri kreatif. Perhentian kami pertama ialah The Rainbow, artwork, atau instalasi seni publik yang terletak di Canning Highway, tak jauh dari pelabuhan. Buat mengunjunginya, kendaraan bisa diparkir di

area penitipan kendaraan yang lapang di seberang jalan, dilengkapi toilet umum yang resik. Berjalan 5 menit saja menanjak ke atas bukit, kita akan sampai di instalasi yang ditempatkan di sebuah lapangan rumput lega, tepat di pinggir jalan besar. Ada sembilan kontainer, ya ini kontainer asli, yang lazim dipakai mengangkut barang dan dibawa berlayar dengan kapal-kapal kargo ke seluruh dunia. Marcus Canning, sang artis yang juga CEO Fringe World Festival, yang menemani kami menikmati karyanya berkisah, kontainer yang dicat warna warni, merah muda, biru, kuning, hingga ungu itu dibuatnya dari kontainer baru, tetapi spesifikasi berat dan dimensinya yang lazim. “Tentu ada teknik khusus untuk merangkainya, untuk memastikan kontruksi ini tahan lama, karena ini menjadi salah satu ikon kota yang permanen, serta tentu keamanannya,” ujar Canning yang di balik sosoknya yang rendah hati, menjadi pememang Western Australia Award of The Year 2017 pada kagori budaya dan seni. Fringe Festival yang digagasnya 25 tahun lalu menjadi kebanggaan Perth dan mendatangkan banyak pelancong setiap tahunnya. Saya menemukan colokan-colokan listrik di setiap sudut instalasi yang bersahaja tetapi memukau karena konstruksinya ini. “Ya, karena kami ingin ini menjadi bagian dari kehidupan warga. Mereka bisa pesta barbeku di sini, mengisi baterai ponselnya dan bersenang-senang bersama keluarganya. Anak-anak bisa berlarian dan bermain menyembunyikan batu-batu kecil di sekitar sini.” kata Canning. Kendati warna-warni laksana pelangi, yang juga menjadi penanda gerakan kesetaraan bagi para LGBT, nyatanya tak berkorelasi dengan pesan yang diusung instalasi ini. Padahal, tepat pada pertengahan November itu, Australia mengesahkan perkawinan sejenis. “Ya mungkin, nanti akan ada pasangan yang prewedding di foto ini atau menikah di sini, saya menantikannya!” ujar Canning sambil tersenyum mengamati kami

The Rainbow berswafoto untuk merayakan karyanya.

Pakenham Street nan artistik Pakenham Street yang populer disebut PS Street ialah pintu gerbang menuju surga seni, sejarah dan monumen, tiga dunia yang dibanggakan Fremantle. Jalanan nan cantik degan trotoar yang lebar ini, berjarak kurang dari 10 menit dari The Rainbow. Di sini, bahkan bangunan berlantai tiga hingga empat, yang konstruksinya mirip ruko, saja sudah sangat artistik. Bangunan dari masa lalu, itu terdiri atas restoran, kedai kopi, studio yoga, toko buku, hingga galeri lukisan. Turis-turis kaukasia, pun asal Asia, juga Indonesia hilir mudik di sini, tetapi volumenya masih bisa ditoleransi, ramai tetapi tak riuh. Kami berjumpa Tom Muller, Artistic Director PS Art Space di gedung PS Art Spaces yang saat itu tengah menggelar pameran High Tide, Fremantle Biennale, yang memadukan artis berkategori emerging atau tengah merintis karier hingga yang telah punya reputasi, lokal, hingga global. Saat kami bertandang, pameran Seaborn tengah digelar, ada aneka karya yang terinspirasi kehidupan laut, kapal, dan makhluk laut. Ada pula jejak aneka kulit kayu yang diangkut dari India, Malaysia, hingga Jepang yang dicapa pada kertas-kertas panjang. Buka saja situs hightidefremantle.com, agenda pameran terpampang detail di

Round House sana. “Di sini, kami membuka pintu untuk berkolaborasi, seniman dari seluruh dunia datang ke Fremantle dan menyajikan karyanya di sini,” ujar Muller sambil mengisahkan kebanggaannya pada galeri yang berdiri pada bangunan kuno yang anggun. Jalanan nan indah ini akan berujung di The Fremantle Gaol, kawasan yang pada era kolonial digunakan sebagai penjara serta Round House yang dibangun pada 1831 dan menjadi bangunan tertua di Western Australia. Dari monumen itu pemandangan laut dan kota terhampar. “Lihat, dari atas sini, kita bisa melihat spiral kuning yang kami tempelkan di gedung-gedung sepanjang jalan PS Street, terhubung. Kami menggunakan sejenis stiker yang dipasang sepanjang berlangsungnya High Tide,” kata Pete Stone, Manager Arts and Culture, pemerintahan Kota Fremantle. Saya pun menikmati semilir angin sembari mengamati spiral kuning itu menemukan alurnya. Ah, kota, seni dan kreatifitas kompak di sini. (M-1)


16

MUDA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

Aneka Bisnis, Banyak Kontribusi

1

Mereka ditantang bukan cuma merintis bisnis, melainkan juga memasukkan aneka nilai dan pesan positif. SURYANI WANDARI PUTRI PERTIWI muda@mediaindonesia.com

T

AS punggung model selempang itu diburu anak-anak SMA ketika Kevin, mahasiswa semester 3 Universitas Prasetya Mulya, menjelaskan keunikan produk bermerek Vantra itu. Tas itu tidak hanya memakai bahan kanvas, tetapi juga terdapat kulit kayu yang diolah dan diproses hingga menjadi material lunak tapi kuat. “Kayunya asli Indonesia, kayu kapuak dari Kalimantan. Masyarakat Dayak terbiasa memakainya untuk busana. Warna serabut kulit kayu ini dapat berubah warna sesuai pemakaian,” kata Kevin dalam Entrepreneur Day, yang digelar kampusnya di mal kawasan Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (13/1). Vantra bukan satu-satunya bisnis anak-anak muda yang inovatif dan kreatif yang berpameran. Ada banyak hasil kreasi mahasiswa bisnis kampus itu yang saling berebut perhatian, pun berlomba meraih omzet. Dengan digelar di mal, para mahasiswa ditantang berpameran untuk mematangkan ide, sekaligus melakukan ujian akhir mata kuliah. Mahasiswa semester 1 menamatkan mata kuliah introduction to science/technology based business dan business creation bagi mahasiswa semester 3. Di tahapan yang lebih dalam ini, aplikasi teori diterapkan dalam bisnis yang nyata.

Stargation “Tahun ini, kami mengangkat tema Stargation, singkatan dari Start gaze for innovation. Maknanya kami harus memulai menatap dan berorientasi pada inovasi terdepan yang dapat memberikan dampak positif kepada semua pihak, baik orang maupun lingkungan,” kata Kenji Widyarta, Chairman Entrepreneur Day 2018. Bukan cuma soal menuntaskan mata kuliah, Kenji menegaskan, banyak usaha yang dijalani para alumnus kampus dirintis dari kegiatan ini.

Tahap merintis, eliminasi dan mengembangkan Kenji menjelaskan perjalanan memulai bisnis dilakukan bertahap. Dimulai dari semester 1, mahasiswa menggali ide terkait bisnis The Outdoor Activity Project, yang menjadi tema kali ini. Ada muatan soal kesadaran pada kelestarian dan lingkungan pada bisnis yang diusung. “Kini teknologi kian canggih sehingga banyak orang terpaku dengan gadget dan hanya memiliki sedikit waktu melakukan aktivitas di luar ruangan. Project bisnis pun kemudian berkisar soal sepeda, joging, dan mendaki gunung,” kata Kenji. Edward dan Chistopher, di antaranya, membuat produk Kotidai alias kompor antibadai. Sesuai dengan namanya, kompor mampu menahan angin yang kerap mengganggu nyala api saat memasak di gunung atau berkemah. Inovasi mereka ialah membuatkan per pegas dengan lilitan kain tahan api di sekeliling kompor untuk menahan angin. Ada pula inovasi yang dibuat Wisanggeni Eirene Mai dan Sherry Veronica, Helm 360. Helm ini dilengkapi kamera, kacamata, dan earphone. Selain merekam kejadian, helm berfungsi memperlihatkan apa yang terjadi di belakang kita dengan memunculkannya di kacamata dengan bantuan teknologi canggih. “Ini ide kami, kami masih membutuhkan banyak biaya untuk merealisasikannya. Yang jelas helm ini akan membantu para pesepeda,” kata Wisanggeni. Ya, di semester ini, mereka memang harus berburu vendor atau pemasok bahan, jasa, produk untuk mewujudkan ide mereka, pun meningkatkan kinerja perusahaan. Selanjutnya, di semester 3, usaha-usaha yang eksis ialah para juara, yang sukses menyisihkan bisnis milik teman-teman sekelas. Para pelaku bisnis yang tak lolos ide bergabung menjadi anggota pada bisnis yang dinilai lebih feasible atau memiliki kemungkinan lebih besar buat direalisasikan. Para mahasiswa berbagi tugas, menempati aneka posisi dalam perusahaan, baik sebagai pemilik

modal, direktur operasional, keuangan, pemasaran, hingga staf.

Presentasi pada juri Nah, buat mereka yang sudah berada di tahapan ini, kesibukan tim bukan cuma berlangsung di arena pameran. Ada pula sesi penilaian dengan presentasi di hadapan para juri, sesuai dengan kategori bisnis mereka, yaitu fesyen, makanan dan minuman, kriya, kimia, kecantikan, serta teknologi. “Dalam realnya kalian akan menjualnya ke mana saja? Dalam berapa lama kalian dapat untung? Berapa aset yang kalian miliki?” tanya Isti Budhi Setiawati, dosen Universitas Prasetya Mulya dalam penjurian kategori makanan, seusai para pebisnis itu presentasi. Ya, karena di tingkatan ini, mereka bukan lagi menggali ide, mencari bahan, vendor, serta berbagai aktivitas mengkreasikan bisnis, melainkan sudah harus memikirkan strategi pengembangan. Salah satu yang paling penting, kiat menjual, misalnya fokus di bazar atau media sosial, hingga meng-endorse selebgram. “Kita akan mengalkulasikan sebanyak 5 juta dalam beberapa kali unggahan erdorse, itu telah dimasukkan ke perencanaan anggaran,” kata tim Seaweehee, produk makanan ringan yang mengolah rumput laut dan tepung beras, bercita rasa Indonesia. Mereka pun yakin bisnis mereka akan lancar karena menurut survei dari KDB Daewoo Indonesia, pasar makanan ringan terus bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir. “Kami ada peluang untuk mencari celah dalam pasar yang berjumlah 30 jutaan orang, berdasarkan riset lembaga itu.” Optimisme serupa juga diungkapkan tim What a Fries, produk kentang goreng dengan aneka topping, termasuk gerusan avokado yang kini tengah hit ditambahkan dalam aneka jajanan kekinian. “Karena pasar bergeser ke experience based consumption,” ujar tim What a Fries pada para juri. Lalu, apa bisnis kamu?

2

3 FOTO-FOTO: MI/WANDARI

OPINI MUDA

Angeline Vedi Yanthi, semester 3, bisnis: Lumi

Kami menjual Lumi, yakni masker wajah, dimodifikasikan dengan masker kompres, nantinya harus disiram dengan esensial berbahan dasar mentimun, lidah buaya, dan green tea dalam botol. Masker ini cocok untuk dijadikan gift dalam pernikahan atau acara lainnya.

4 1. Aneka bisnis karya mahasiswa Universitas Prasetya Mulya dipamerkan di Mall Alam Sutera. 2. Matakuliah Technology Based Bussines membuat mahasiswa semester 1menggali beragam ide berbisnis. 3. Produk Lumi, masker wajar dengan aneka esensial. 4. Helm 360 yang mampu merekam seluruh sisi yang ditampilkan pada kacamata.

Edward dan Christopher, semester 1, bisnis: Kotidai

Produk kami masih dalam bentuk prototipe, tapi nantinya akan menjadi kompor yang mudah dibawa ke mana saja, dengan harga cukup terjangkau. Selain ringan, alat kami bisa menghalau angin sehingga api stabil.

Deborah dan Sheey,

semester 1, bisnis: So Ball Sekarang anak-anak lebih banyak main di gadget dan tak beraktivitas di luar ruangan sehingga kami berinisiatif membuat So Ball, yakni bola dengan sensor. Cara kerjanya, berbeda dengan bola biasanya. Bola ini akan menghindar ketika didekati.

Aldi dan Rauf,

kelas 11, SMA Al-Azhar BSD, pengunjung Entrepreneur Day DUTA

Kegiatannya seru, bisnisnya bagusbagus. Aku juga enggak nyangka mereka bisa membuat alat penutup noda di wajah untuk laki-laki seperti kami. Ini menginspirasi kami membuat bisnis juga nantinya.


MUDA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

17

Sekolah buat Masyarakat Ruteng Bangunan SMK itu bukan hanya menaungi siswa, melainkan juga masyarakat Ruteng untuk terus bertumbuh dan berdaya.

ANDI SUBAGIO Tempat, tanggal lahir: Surabaya, 6 Juli 1990 Pekerjaan: Principal Architect di SASO Architecture Studio Website: sasoarchitects.com Instagram: @saso.architecture @andi.subagio Penghargaan: 2017 3rd Place Next Generation Lafarge Holcim Award 2014 3rd Place Indonesia ‘10 Destinasi Wisata’ Morotai, Propan 2011 Entry Gerylang Revitalitation Singapore 2010 1st Place Indonesia ‘6th Palace of Indonesia, Makassar’ 2nd Place Indonesia ‘Masterplan and Monument of PDRI, Bukit Tinggi’ 2009 3rd Place Asia Pacific ‘Trophical Architecture Design Competition’ SGCB 50 Best ARBBI Architechture Design Competition 2012

FATHURROZAK JEK

muda@indonesia.com

A

NDI Subagio mengeksplorasi bambu Flores menjadi karya arsitektural berwujud sekolah multifungsi di Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bukan sekadar sekolah, Andi ingin menghadirkan sekolah sebagai wahana berinteraksi warga. Kini, proyek School Hub Vocational Training Facility yang digagasnya telah masuk tahap satu, yakni pembangunan 12 kelas di sayap utara. Lewat karya itu, Andi bersama kantor biro arsitek yang digagasnya, Subagio Studio, diganjar penghargaan Next Generation Award pada Lafarge Holcim Award Asia Pasifik 2017 di Kualalumpur, Malaysia. Penghargaan itu mengapresiasi proyek arsitektur visioner serta berani. Muda mewawancarai Andi untuk menyerap semangatnya! Ceritakan dong bagaimana proyek sekolah multifungsi ini digagas? Penggagas proyek ini adalah yayasan yang mengelola sekolah nonprofit, termasuk SMP saya dahulu di Madiun, Jawa Timur. Kami ditugaskan membuat rancangan SMK otomotif dan pengelasan, hingga kemudian kami mengadakan beberapa kali kunjungan ke lokasi di Ruteng, Flores, serta diskusi. Akhirnya, berkembanglah gagasan pembangunan menjadi school hub setelah melihat banyaknya potensi internal dan eksternalnya. Di Ruteng, yayasan ini memiliki karya sosial berupa kegiatan belajar mengajar yang menggunakan bangunan yang telah ada sebelumnya dan ruang-ruang darurat. Kegiatan sudah berjalan satu tahun. Rupanya, antusiasme masyarakat tinggi, pendaftar bisa mencapai tiga hingga lima kali lipat dari kuota. Yayasan pun memutuskan untuk membuat bangunan permanen. Terkait menjadi hub, tentu ada faktor yang lebih luas ketimbang hanya sekolah sebagai sebuah bangunan. Dalam hal ini, dalam skala kota, Ruteng merupakan kota terbesar di Kabupaten Manggarai. Banyak sekali pendatang dengan berbagai kepentingan. Namun, Ruteng bukan tujuan wisata, melainkan tempat transit menuju tujuan wisata unggulan, seperti Wae Rebo, Pulau Komodo, Ende, dan Larantuka. Mengapa harus school hub? Kami yakin betul, bentukan arsitektur harus selalu menjadi solusi masalah. Fokus masalahnya, bagaimana yayasan menjalankan sekolah ini mandiri. Namun, karena sekolah bersifat sosial, tentu uang dari sekolah tidak memungkinkan menjadi sumber utama pendanaan. Sehingga tercetus gagasan agar sekolah ini tidak sekadar bangunan dan memiliki fungsi lebih dari sekadar instansi pendidikan, nantinya apa yang kami bangun bukan hanya gedung SMK, melainkan juga momentum untuk penyelesaian masalah di sana, potensi wisata, dan industri. Jadi, dalam sekolah nantinya akan ada apa saja sih? Ruang-ruang berupa plaza, aula dengan arsitektur yang baik untuk dapat dijadikan venue wisata. Aula bambu, plaza innercourt, amphitheater, dan lapangan olahraga multifungsi. Bangunannya sendiri diharapkan dapat

DOK PRIBADI

menjadi daya tarik sehingga dapat menjadi objek wisata yang mengusung tinggi lokalitas dan budaya setempat. Untuk menunjang pendanaan bagi sekolah, juga akan ada ruang praktik, yang bisa dijadikan pematok standar kualitas pengelasan, bengkel, dan batako bagi masyarakat Ruteng. Untuk mendorong budaya membaca murid juga masyarakat, akan ada pula public rooftop library. Bangunan juga akan bersifat ramah lingkungan, dengan penggunaan panel surya, pemanfaatan air hujan, dan low energy building. Material yang kalian pilih bambu Flores, ini juga upaya mengadopsi lokalitas? Betul, bambu Flores juga merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Alasan lain, kesederhanaan konstruksi bambu, sehingga menciptakan proses yang melibatkan banyak orang sebagai upaya partisipasi masyarakat. Penggunaan material lokal penting agar dapat menjadi bangunan yang memiliki keterkaitan dengan tempat di mana bangunan berdiri. Salah satu faktor terpenting, seberapa besar kita mengeluarkan energi untuk mendapatkan material tersebut. Bukan saja seberapa murah material tersebut, melainkan juga jejak karbon yang ditinggalkan. Perjalanan SASO sendiri, bagaimana? SASO sudah ada kurang lebih tiga tahun, tapi saya mulai bergabung penuh waktu mulai April 2015. Proyek awal kami mendesain hunian di Bali. Keberhasilan dalam beberapa sayembara yang saya ikuti menjadi modal awal untuk berkontribusi lebih dalam dunia arsitektur. Saat ini kurang lebih sudah ada 20-an proyek yang kami tangani, dengan cakupan beragam, mulai pabrik, komersial, restoran, rumah tinggal, kantor, hingga sekolah. Visi SASO rasanya terus berkembang. Namun, satu benang merahnya, mewujudkan mimpi para pengguna jasa kami dengan kaidah yang baik, kepedulian terhadap lingkungan, juga kepekaan terhadap budaya setempat. Semuanya harus tercipta melalui komunikasi dan kompromi-kompromi sinergis. Beberapa kali kan dapat penghargaan di sayembara, bagaimana kamu memaknainya? Award menjadi modal penting untuk saya terus melanjutkan karya arsitektur. Memenangi kompetisi adalah salah satu media terbaik bagi para arsitek untuk mendapatkan exposure terhadap apa yang telah dia kerjakan. Akhirnya penghargaan adalah tugas saya untuk menjadikannya pemacu dan momentum uktuk berkarya lebih lagi. Agenda berikutnya? Harapannya, biro kami bisa terus eksis dengan proyek-proyek yang relevan, memiliki tim yang solid untuk menjawab persoalan dan proyek-proyek seperti sekolah ini semakin banyak dan riil. (M-1)

FOTO-FOTO: WWW.LAFARGEHOLCIM-FOUNDATION.ORG


18

MEDIA ANAK

MINGGU, 21 JANUARI 2018

Badak Sumatra Bercula Dua dan Berambut! Culanya dua, tinggi badannya berkisar 114-140 sentimeter, sementara panjangnya, sekitar 180-250 sentimeter. Badannya dipenuhi bulu. Suka makan tumbuhan, dan berkubang di air. Sobat Medi tahu, siapa dia? FATHURROZAK JEK

mediaanak@mediaindonesia.com

Y

A! ciri-ciri yang disebutkan tadi ialah badak sumatra yang kini diperkirakan tersisa hanya 100 ekor di habitatnya yang menyebar dan tidak berada dalam satu titik populasi di wilayah Sumatra. Kondisi itu menjadikan badak sumatra terancam kepunahannya. Wah, sayang banget kan, bisa-bisa saat Sobat Medi sudah dewasa hanya bisa melihat gajah dalam lukisan dan foto! Meski kondisinya memprihatinkan, Sobat Medi juga perlu optimistis, dengan jumlah populasi badak yang juga disebut sebagai hairy rhino karena punya banyak rambut ini sebab pada 2016 lalu, ada yang baru saja lahir! Ada yang sudah tahu, siapa namanya? Namanya spesial lo, karena yang memberi nama ialah Bapak Presiden kita, Joko Widodo. Namanya Delilah! Delilah merupakan adik badak sumatra jantan bernama Andatu. Mereka lahir dari badak jantan bernama Andalas, yang sebelumnya tinggal di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat. Ia kembali ke Indonesia dan dijodohkan dengan Ratu. Dari perkawinan Andalas dan Ratu, lahir Andatu dan Delilah.

Pameran Seni Badak Sumatra Untuk mengenalkan dengan Sobat Medi dan teman yang lain, Tim Badak, organisasi yang melakukan kampanye perlindungan badak sumatra, mengadakan Pameran Seni Badak Sumatra. Pameran itu berlangsung di Perpustakaan

Jasa si Tukang Kebun Menariknya lagi, badak sumatra merupakan satu-satunya di Asia yang memiliki dua cula lo, Sobat Medi. Cula yang besar, dinamakan ‘nasal’ atau anterior, itu tumbuh dari hidung, yang ukurannya kira-kira 15-25 sentimeter. Cula yang lebih kecil, dinamakan posterior, yang hanya mencapai ukuran 10 sentimeter, berada di antara mata. Eit, tapi cula mereka bukan untuk berkelahi ya Sobat Medi, melainkan mengambil makanan, seperti daun dan buah. Namun, cula-cula mereka ini bukan berarti tanpa gangguan. Bahkan, menurut Yayasan Badak Indonesia (YABI), yang tergabung dalam Tim Badak, perburuan merupakan ancaman utama terhadap badak, selain degradasi habitat, dan pembangunan infrastruktur.

Nasional, Jakarta Pusat, dari 19 hingga hari ini. Dalam pameran ini, Sobat Medi akan diajak berkenalan dan mengenal lebih jauh badak sumatra dalam karakter-karakter yang menarik dan menggemaskan. Ada mural yang dibuat Kak Riyan Riyadi alias The Popo, seniman yang membuat mural di depan Perpustakaan Nasional. Sosok badaknya berpakaian hitam dan membawa avokado. Sebenarnya, persebaran hewan yang memiliki nama Latin Dicerorhinus sumatrensis ini di wilayah Asia meliputi India, Bhutan, Bangladesh, Myanmar, Laos, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Tiongkok, yaitu di daerah Sichuan. Namun, karena jumlahnya yang terus mengalami penurunan drastis, populasi mereka menurun dan terancam punah.

Rumahnya di Sumatra dan Kalimantan Mereka hanya dapat ditemukan di daerah Sumatra, di Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Selain di Sumatra, mereka bisa dijumpai di hutan Kalimantan. Habitat mereka, daratan, pegunungan, hingga laut dengan ketersediaan air cukup tinggi. Mereka bisa menghabiskan waktu untuk berkubang pada siang dan menjelang matahari terbit. Karena sifat badak sumatra yang malu-malu, mereka akan memilih menjelajah hutan dengan kerapatan tinggi. Nah, dengan penjelajahan ini, rupanya mereka juga turut menyebarkan tanaman lo. Jadi, mereka juga disebut gemar berkebun dan menanam dengan menyebarkan bibit-bibit tumbuhan yang mereka makan dan menjelajah hutan. Mereka biasanya memakan pucuk, ranting, rotan, dan palem. Nah, saat musim kemarau tiba, mereka memilih berjalan di atas serasah tebal untuk melindungi telapak yang cukup tipis.

Sulit berjodoh Lalu, mengapa badak sumatra ini yang dipilih untuk topik pameran ya? Nah, Sobat Medi, sebenarnya, di Indonesia ada dua jenis badak, yakni badak jawa dan badak sumatra. Namun, ada alasan mengapa Tim Badak mengadakan

Pak Widodo Ramono, yang merupakan Excecutive Director YABI, mengatakan, “Program konservasi badak sumatra memerlukan pendekatan kolaboratif dan kerja sama tidak hanya dari institusi atau organisasi, tetapi juga komunitas dan publik. Berbagi informasi tentang hewan yang indah ini sangatlah penting sehingga masyarakat dapat mengerti keunikan dan keistimewaan badak Sumatra.”

Si spesies payung Badak sumatra juga disebut sebagai spesies payung (umbrella species). Selain karena karakternya sebagai ‘tukang kebun’ yang bisa ikut menyebarkan biji-bijian tanaman hutan akibat proses

Karya Rian Riyadi atau The Popo, berupa mural di depan Perpustakaan Nasional. pameran khusus badak sumatra. “Badak sumatra ini kan populasinya menyebar, tidak terfokus di satu titik. Beda dengan badak jawa, yang berada dalam satu lingkup populasi. Meski jumlah badak jawa lebih sedikit ketimbang badak sumatra, dengan terfokusnya populasi mereka, akan memudahkan untuk kawin dan masih ada harapan bertambahnya jumlah populasi. Sementara, badak sumatra, mereka tersebar. Jadi, susah untuk dipertemukan dan kawin. Memerlukan waktu,” terang Ibu Noviar Andayani, Country Director Wildlife Conservation Society, saat dijumpai seusai konferensi pers, di Perpustakaan Nasional, Jumat, (19/01). Selain faktor itu, badak sumatra yang punya karakter ‘moody’ atau terkadang enggan bereproduksi juga menjadi alasan mengapa pentingnya fokus terhadap kelangsungan populasi si badak gondrong ini. Karena sikapnya yang penyendiri pula, si betina, meski sedang punya mood untuk bereproduksi, susah bertemu dengan si jantan. Wah, ribet ya hubungan mereka.

makan dan jelajahnya, mereka dianggap sebagai spesies payung karena badak bisa berinteraksi dengan hewan lain dalam habitat yang sama. Ketika badak terlindungi, hewan-hewan lain yang ada di habitat itu pun turut terlindungi, bukan hanya mamalia ya, Sobat Medi, tetapi meliputi burung, reptil, bahkan ikan. Nah, di antara lima spesies badak yang ada di dunia, meliputi badak india, kemudian disusul badak putih afrika, badak hitam afrika, badak jawa, dan badak sumatra dengan bobot dari 600-900 kg menjadi badak terkecil. (*/M-1)

DOK FATHURROZAK JEK

CARI TAHU YUK

YUK DENGAR DONGENGNYA DAN BERDONASI! Beberapa kakak seniman bergabung ikut memamerkan karya dalam Pameran Seni Badak Sumatra, mengenalkan badak sumatra dengan berbagai bentuk.

1 2

Kak Reza Mustar, atau yang akrab disapa Kak Azer, membuat gambar badak, dengan gantungan seperti banderol harga, digantungkan di cula badak, bertuliskan ‘Life’. Kak Azer ingin merespons maraknya perburuan cula badak yang mengakibatkan pertaruhan keberlangsungan hidup badak. Kak Citra Marina, yang menciptakan karakter Choo Choo. Di dalam karyanya, kak Citra menggabungkan Choo Choo yang bersahabat dengan badak, dan diberi judul RhinoChooros, gabungan dari nama Rhino (badak), dan Choo Choo.

3

Semua karya yang dipamerkan akan dilelang dan keuntungan 100% akan digunakan untuk membantu konservasi badak sumatra. Juga bisa dilihat di situs www.charitybuzz.com mulai 19 Januari hingga 7 Februari mendatang, dan dapat diakses seluruh negara.

4

“Kami tersentuh melihat karya seni yang menakjubkan dari para seniman yang sangat inspiratif ini. Kontribusi mereka mewakili harapan generasi ini untuk masa depan yang lebih baik lagi bagi badak sumatra,” kata Ibu Noviar Andayani, Country Director Wildlife Conservation Society.

5

Selain YABI, yang tergabung dalam Tim Badak, sebagai penggagas pameran ialah International Rhino Foundation (IRF), World Wide Fund for Nature (WWF), Wildlife Conservation Society (WCS), Forum Konservasi Leuser (FKL), dan Leuser International Foundation.

6

Nah, kalau Sobat Medi mau ikutan donasi untuk program konservasi badak sumatra, kalian bisa klik https://rhinos.org/ timbadak/. Kamu juga bisa ajak ayah-bunda kamu untuk donasi, lo. Bukan hanya pameran, Sobat Medi bisa menikmati dongeng dan menonton film dokumenter tentang badak sumatra. Yuk kenali, peduli, dan jaga Delilah beserta kawan-kawannya ya, Sobat Medi, agar kelak Delilah nantinya bisa menjadi ibu ketika sudah dewasa. (*/M-1)


MEDIA ANAK FATHURROZAK JEK

mediaanak@mediaindonesia.com

Pagi cerah bel berbunyi anak-anak masuk lapangan Devi temanku, berjalan pelan anak-anak lain berjalan di belakangnya. Aku bosan terus berdiri. Aku bosan, bosan sekali.

T

AHU, enggak, Sobat Medi, yang baru kalian baca ialah petikan puisi berjudul Cerita tentang Sekolah. Nah, kira-kira siapa ya yang membuat puisinya? Yuk kenalan! Kalau Sobat Medi juga suka dengan puisi, wajib kenalan sama teman kita, Abinaya Ghina Jameela. Meskipun masih sekolah dasar (SD), Naya, sapaan akrabnya, sudah menerbitkan buku kumpulan puisinya. Wah, makin keren aja nih Naya. “Dulu itu Naya diajarin nulis sama Om Mimo, waktu itu Naya masih lima tahun,” cerita Naya kepada Medi, Kamis, (18/1). Om Mimo merupakan panggilan Naya untuk Om Nermi Silaban, yang menulis buku puisi Bekal Kunjungan. Perkenalan Naya dengan Om Mimo berlangsung ketika Naya bersama bundanya tinggal di Bandung. “Naya kenal Mimo waktu kami pindah ke Bandung pada 2014. Waktu itu Naya masih berumur 4 tahun 8 bulan. Saya dan Mimo punya beberapa kerja sama sehubungan dengan penelitian, kepenulisan, dan kegiatan literasi anak sehingga intensitas bertemu Naya dengan Mimo lumayan sering,” cerita Tante Yona Primadesi, ibunda Naya.

Dari gawai ke puisi Padahal, dulu Naya sempat, lo, kecanduan gawai. Sampai-sampai, ia ketiduran di depan televisi atau saat main ponsel. Namun, karena Om Mimo pulalah, Naya kini jadi ‘diet’ gawai. Menulis puisi-puisinya pun masih pakai pensil dan ditulis di kertas. Di rumahnya sekarang, Yogyakarta, Naya juga enggak punya televisi. Naya lebih suka nonton film ke bioskop, yang akhirnya bisa menginspirasi karya-karya puisi sobat kita yang baru kelas dua ini. Om Mimo awalnya mengajak Naya untuk bermain di luar ruangan karena latar belakang dia dari teater. Jadi, banyak permainan yang dilakukan, bahkan melukis, hingga akhirnya Naya minta belajar membaca dan menulis. “Naya kami sarankan untuk menulis semacam buku harian. Dulu kami memberi nama Jurnal Harian Naya. Dari menulis jurnal itulah kemudian terlihat ada yang berbeda dari daya ungkap Naya menulis,” kenang tante Yona.

Buku puisi: Resep Membuat Jagat Raya Sobat Medi juga bisa baca karya-karya puisi Naya dalam bukunya berjudul Resep Membuat Jagat Raya. Buku ini terbit awal 2017 dan sudah banyak yang mengapresiasi bahkan masuk nominasi 10 besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2017. Termasuk buku Bekal Kenangan

Puisi lalu prosa Meski menulis puisi, Naya tidak banyak baca puisi karya penyair lain. Itu memang menjadi aturan bundanya, juga mentor Naya, Om Mimo. “Naya memang kami (aku dan Nermi) batasi untuk mengonsumsi buku-buku puisi, bahkan kami larang dengan tegas. Kami ingin puisi Naya itu benar-benar murni dari dunia kanak-kanaknya, bukan karena pengaruh A atau B.” “Pernah suatu hari, dia membaca beberapa puisi dari buku puisi Afrizal. Setelahnya, dia menulis sebuah puisi yang gaya ungkapnya seperti Afrizal. Kalau aku tidak salah, judulnya Air Mata. Setelah kejadian itu, kami melarang Naya untuk membaca puisi atau buku puisi siapa pun. Kami lebih menganjurkan Naya untuk membaca karya prosa berupa novel, ketimbang puisi.” Dari buku Resep Membuat Jagat Raya yang sudah terbit, Naya juga kerap mendapat undangan untuk membacakan puisi di depan umum nih, Sobat Medi. Tak jarang Naya juga diminta untuk hadir sebagai narasumber dalam diskusi yang bertemakan literasi, dengan ditemani bundanya. “Kami ingin menciptakan lingkungan yang nyaman buat Naya. Jadi, ketika dia harus baca puisi, dia tidak merasa bahwa dia sedang diperhatikan, ditonton. Makanya di awal, kegiatan Naya masih seputar lingkungan yang akrab dengan Naya. Setelah Naya mulai terbiasa, sepertinya baca puisi di panggung tidak jadi masalah buatnya, sejauh ini. Dia masih terlihat asyik ketika baca puisi dan tidak takut. Malah emaknya yang sering cemas, he he.” cerita tante Yona.

Tulis saja langsung Setelah istirahat dari buku puisi pertamanya yang sudah terbit, dan rupanya sempat jenuh dengan menulis puisi, bahkan hingga enam bulan tak mau menulis satu bait puisi, kini Naya merambah ke karya prosa. Ia sedang menggarap karya keduanya berupa novel, nih, Sobat Medi. “Masih di bab tiga, aku mulai kerjain dari 2017 dan nantinya akan ada banyak bab,” cerita Naya, dan masih merahasiakan akan berkisah seputar apa novelnya. Kita doakan ya, Sobat Medi, semoga Naya bisa merampungkan novelnya, dan kita bisa menikmatinya bersama. Oh ya, Naya juga punya pesan nih untuk Sobat Medi yang mau menulis, “Kalau mau menulis, ya menulis aja. Enggak ada resep khusus. Juga harus banyak membaca. Menulis itu harus diulang-ulang dan harus sering.” (M-1)

DI KEBUN BINATANG

Ambil sebutir proton yang sangat kecil lebih kecil dari pasir lalu lempar ke tempat jauh dan meledak lebih hebat dari letusan gunung merapi muncul jagat raya kosong seakan rumah ditinggal penghuni 3 menit kemudian bumi dan matahari dan planet-planet dan meteor bermunculan jatuh di bumi seringkali tanpa ampun bumi kesakitan menangis menjadi air laut dan muncullah bulan dari debu bumi dan aku tak bisa ke matahari dengan suhu sepuluh miliar derajat. 2016

19

karya mentor Naya yang turut serta dalam 10 besar nominasi. Dalam menulis, Naya memang terkadang juga merasa pusing, “Ha ha ha ha, Iya. Naya sering bilang, ‘Bikin puisi itu susah, Bunda’. Jika ditanya bagian apa yang susah, dia akan jawab, ‘Membuat metafora’. Kami tidak pernah memaksa Naya untuk menulis. Dia menulis ketika dia mau dan ingin menulis.” Meski mengaku pusing, Naya bilang, “Tapi lama-kelamaan udah terbiasa sih. Enggak pusing.” Saat Naya mengalami kebuntuan dalam menulis, yang dilakukan Tante Yona ialah mengajaknya berdiskusi, bertanya mengapa, dan ada permasalahan apa. Dari diskusi, akan ada alternatif solusi.

DUTA

RESEP MEMBUAT JAGAT RAYA

MINGGU, 21 JANUARI 2018

Di kebun binatang, para hewan menunggu dengan kesepian, bertahan untuk tidak lari, mereka seperti penjahat, terpenjara. Kura-kura berlumut seperti rumput laut tumbuh di tempurungnya, leher panjangnya muncul, kura-kura itu berenang dengan bebas tapi tidak sebebas saat mereka di laut. Aku gembira, tapi para binatang tak seperti perasaanku, gembira. Mereka hanya menatap para pengunjung yang melihat para tawanan berwajah sedih meninggalkan keluarga dan kuda nil kesepian di sebuah ruang tunggu. Aku tidak tahu mereka hidup nyaman atau tidak, aku juga tidak tahu mengapa para manusia menangkap dan mengurung mereka hanya untuk kesenangan. 2017

DOK PRIBADI

Puisi-Puisi Naya Yuk belajar bikin puisi dari Naya, yang terus berkarya dengan gayanya yang riang.


20

MINGGU, 21 JANUARI 2018

HIBURAN

Misi Pasukan Berkuda FOTO-FOTO: DOK. FILM ALI’S WEDDING

Realitas Masyarakat Australia Modern

Pasukan khusus Amerika Serikat dihadapkan dengan perperangan konvensional di Afghanistan. Sanggupkah mereka memenuhi misi tersebut? FERDIAN ANANDA MAJNI ferdian@mediaindonesia.com

P

ASCASERANGAN terhadap gedung World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada 11 September 2001, Amerika Serikat membentuk pasukan khusus Operational Detachment Alpha 595 (ODA 595). Pasukan yang beranggotakan 12 orang dari Green Baret itu dipimpin Kapten Mitch Nelson (Chris Hemsworth) untuk melawan teroris di Afganistan. Kapten Mitch bertemu dengan kelompok sekutu, Aliansi Bagian Utara yang di pimpin Jenderal Abdul Rashid Dostum (Navid Negahban). Setelah negosiasi yang alot, mereka sepakat bersatu melawan melawan kelompok Taliban dan Al Qaeda. Di Afghanistan, senjata mereka yang mutakhir pun tak berguna. Mereka di-

hadapkan dengan perang konvensional sehingga harus mempelajari teknik tempur cara lain dengan menunggangi kuda. Medan perangnya pun tak terbayangkan, pegunungan yang cukup terjal, tebing dan jurang curam. Jendral Dostum menyediakan enam ekor kuda untuk digunakan pasukan khusus AS. Mereka akan mendekati basis teroris di wilayah Mazari Sharif. Dalam perjalanan menuju basis teroris, terjadi beberapa pertempuran kecil, hingga mengakibatkan ketidakpercayaan antara Kapten Mitch dan Jenderal Dostum. Jenderal Dostum ditunduh menyembunyikan sesuatu yang mengakibatkan rencana mereka gagal dan sulit menyerang kelompok teroris, sedangkan Kapten Mitch dianggap tidak bernyali dan berpengaruh mengendalikan militer AS untuk mengancurkan kelompok Taliban dan Al-Qaeda.

Otoritas Amerikan pun mengabarkan jika mereka telah mengirimkan pasukan khusus lainnya untuk bergabung bersama sekutu yang dipimpin Kelompok Atta di bagian timur. Jadi, bagaimana dengan pertempuran mereka?

Adaptasi karya buku Film berdurasi 129 menit besutan sutradara Nicolai Fuglsig ini diangkat dari buku Horse Soldiers: The Extraordinary Story of a Band of US Soldiers Who Rod to Victory in Afghanistan karya Doug Stanton. Setelah kejadian WTC perhatian dunia mengarah ke Taliban Afghanistan. Taliban dianggap memberi perlindungan kepada Osama bin Laden dan gerakan Al-Qaeda yang dituduh bertanggungjawab atas serangan itu. Dengan koalisi Pemerintah Amerika Serikat Taliban disingkirkan dari kekuasaan di Afghanistan meski pemimpinnya Mullah Mohammad Omar lolos. Dalam beberapa tahun terakhir

FOTO-FOTO: DOK. 12STRONGMOVIE.COM

Taliban kembali muncul di AfghaniAfghani stan dan tumbuh lebih kuat di Pakistan. Begitu juga, jaringan lepas antara berbagai faksi Taliban dan kelompok militan. Ted Tally dam Peter Craig, penulis naskah skenario, sebenarnya ingin memperlihatkan kekuatan dasyat Amerika Serikat dan otoritas tinggi di dunia. Film ini juga membuktikan kebijakan Amerika sering melanggar teritori negara lain meski terdapat berbagai alasan pemicu di baliknya. Seperti film aksi lainnya, pasukan Amerika Serikat dan sekutunya yang di terjunkan di daerah konflik, seperti di Irak, Afghanistan, Libia, Pakistan, Suriah, dan Libanon selalu mampu memperlihatkan kedigdayaan dan euforia kemenangan. (M-4)

ALI (Osamah Sami), harus menjalani konsekuensi dari kebohongannya. Ia mengaku mendapatkan nilai tertinggi di Fakultas Kedokteran saat mengikuti ujian masuk Universitas Melbourne, Australia. Ali mendapatkan pujian dan menjadi idola dari keluarga serta komunitas muslim di Australia. Ayah Ali, Mehdi (Don Hany) menjodohkannya dengan dengan gadis muslim, Yomna (Maha Wilson), putri teman sejawatnya. Di sisi lain, Ali tengah jatuh cinta dengan gadis keturunan Libanon, Dianne (Helena Sawires). Mereka telah berencana menikah dan tinggal bersama. Film ini merefleksi kehidupan dan budaya Australia modern, yakni secuil kisah pengalaman orang Irak, Libanon, yang hidup dan telah menjadi bagian keberagaman di Australia. Ali’s Wedding besutan sutradara Jeffrey Walker ini menjadi salah satu dari film yang meramaikan Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2018 yang diadakan Kedutaan Besar Australia. Kuasa Usaha Australia di Indonesia, Allastee Cox, mengatakan film merupakan salah satu medium terbaik untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih baik tentang negara, masyarakat, dan budaya masing-masing. “Film Australia yang ditayang telah dipilih secara selektif. Kebanyakan memang menyoroti komunitas muslim yang beragam di Australia. Keanekaragaman budaya Australia karena mereka berasal dari seluruh dunia,” jelasnya, Selasa (16/1) di Jakarta. Kamila Andini, salah seorang dewan juri (FSAI) 2018, menyebutkan sudah seharusnya merayakan keberagaman dan menjadi bagian dari suatu identitas bangsa. Sehingga menarik perhatian kalangan sineas di dalam sebuah film. FSAI 2018 mengapresiasi karya-karya sinema dari kedua negara. Akan tayang mulai 25-28 Januari 2018 di empat kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. B e b e ra p a f i l m yang akan tayang pada festival ini, di antaranya Ali’s Wedding, Dance Academy, Ripe Tide, Red Dog: True Blue, Melawan Takdir, Marlina The Murderer in Four Acts, Melbourne Rewind. (FD/M-4)

MUSIK

Sekolah Musik untuk Semua

DOK. EGMS

PENGGUNTINGAN PITA: Acara pengguntingan pita menandai diluncurkannya Erwin Gutawa

Music School (EGMS) oleh Eric Awuy (kiri), Erwin Gutawa (tengah) dan Asmoro Jati di Jakarta, (17/11/2017). EGMS mulai beroperasi pada 1 Februari 2018. MUSIK bagaikan ilmu dengan banyak cabang terbuka yang siap untuk dieksplorasi dan dikuasai. Perkataan itu dilontarkan Erwin Gutawa, musikus, penata musik, produser musik, orkestrator, komponis, dan konduktor ternama Indonesia. Alasan itu yang mendasari Erwin membuka lembaga pendidikan musik Erwin Gutawa Music School (EGMS), Rabu (17/1). Lembaga musik yang mengusung gagasan music for everyone itu menghadirkan ruang bagi mereka yang ingin mengasah talenta dan kemampuan musik untuk menjadi musikus andal dan profesional. “EGMS merupakan salah satu wujud cinta saya yang dalam kepada musik yang menjadi bagian hidup saya. Rasa cinta itu mendorong keinginan untuk berbagi ilmu mengenai musik serta mencari bakat terpendam,” kata Erwin dalam peluncuran EGMS di Jl Suryo No 19, Senopati, Jakarta Selatan. Erwin tidak sendiri. Sejumlah musikus terkenal dan peduli kualitas musik ikut terlibat. Basis band fusion jazz Karimata (1985-1993) ini bak menjawab kebutuhan seni dengan tantangan zaman. Lelaki dengan 33 piala Anugerah Musik Indonesia (AMI) itu berani membuat sebuah sekolah musik dengan kurikulum silabus sendiri. Ia mengajak 22 ahli dari berbagai bidang akademik dan industri untuk bergabung. EGMS pun hadir dengan program yang menarik serta sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. “Kami melihat ada kebutuhan khu-

sus di Indonesia, dengan murid yang belajar musik punya impian masing-masing,” kata Eric Awuy, musikus sekaligus Program Director EGMS. EGMS menerima peserta didik dari berbagai kalangan yang tak dibatasi umur. Ada beragam program yang bisa dipilih. Seperti music course menjadi program utama untuk mengembangkan kemampuan semua alat musik. Ada pula music lover yang disusun untuk para pecinta musik yang dapat menentukan sendiri lagu, teknik, serta tingkat kesulitan yang ingin dikuasai. Berikutnya music college yang dikhususkan untuk skill bermusik lebih mendalam, biasanya digunakan untuk bersaing di industri musik internasional baik praktik maupun akademik. “Program terakhir yang membedakan dengan sekolah musik lainnya ialah musicpreneur, yakni program noninstrumen yang mempelajari seluk-beluk industri, teknologi, maupun kreativitas dalam bermusik,” lanjut Eric. Untuk fasilitasnya, EGSM dilengkapi dengan 17 kelas, ruang lab smart music, perpustakaan, auditorium berkapasitas 40 orang, dan studio rekaman. “Kami membuat EGSM senyaman mungkin. Dengan lingkungan belajar yang profesional, sekolah musik ini bukan sekadar tempat untuk belajar musik, melainkan juga bereksperimen dan berkreasi menghasilkan karya baru,” tutup Asmoro Jati, General Manager EGSM. (Wan/M-4)


KULINER

MINGGU, 21 JANUARI 2018

21

Serunya

Bermain

sambil

Bersantap Bermain gim bersama temanteman dan keluarga M TAUFAN b a w a n g di kafe tentunya SP BUSTAN bombai, pesemakin seru dengan nyedap rasa, m.taufan dan daun @mediaindonesia.com makanan yang lezat. bawang sebaKonsep itu yang gai pemanis. ERMAIN ditawarkan “Ini jenis bersamaudang biasa yang sama teman, Kupp. dikeluarkan kulitpacar, atau ke-

B

SAMBAL MATAH WINGS

SALTED EGG CRISPY PRAWN

Seruput Lima Varian Teh dalam Satu Porsi KEDAI yang khusus menyediakan pelbagai varian teh memang masih terbilang sedikit di sejumlah kota besar di Indonesia. Termasuk di Jakarta, hanya beberapa kedai yang hingga saat ini fokus menawarkan teh. Kini pecinta teh bisa dimanjakan dengan kehadiran Lewis and Carrol. Kafe yang hadir dengan konsep tea house modern ini menyediakan kurang lebih 80-an varian teh. pun kekinian dan menarik perhatian. Media Indonesia, Kamis (11/1), berkesempatan mendatangi salah satu cabang Lewis and Carrol di bilangan Jalan Bumi. Suasana di tea shop ini memang begitu cozy, pun demikian belum seramai coffee shop pada umumnya. Salah satu yang kami pilih ialah teh signature Lewis and Carrol, yakni tea omakase. Teh yang disajikan sangat unik ini terdiri dari lima varian teh yang begitu wangi di dalam botol kaca yang memanjang, layaknya tabung kaca yang biasa digunakan di sebuah laboratorium. Botol-botol mungil ini pun duduk manja di sebuah balok kayu. Setiap teh yang disajikan dalam kondisi dingin ini mengeluarkan rasa yang berbeda. Kesegarannya begitu berasa. Menariknya, saat memesan teh ini juga dibarengi dengan contoh teh yang belum diolah. Sehingga pengunjung dapat mengetahui bagaimana wujud asli dan kewangian teh ini. “Kami sengaja menyajikan teh seperti ini sehingga ada pengetahuan yang bisa didapat pengunjung setelah meminum teh kami,” aku Chief Executive Officer Lewis and Carrol Edward Tirtanata. Lima varian teh pada tea omakase merupakan teh pilihan. Di antaranya picce melba, trikis apple, teh jawa, pic min lemon grace, dan whote tea dari Sumatra. “Bisa diminum sekali teguk, bisa juga juga beberapa kali teguk. Tergantung kemauan setiap pengunjung. Yang pasti teh ini memiliki cita rasa tersendiri,” ungkap Edward. Dalam satu porsi tea omakase dihargai Rp85 ribu, ini bisa untuk dikonsumsi dua orang bahkan lebih. Menurut Edward sebanyak 70% teh yang disedikan di tempat mereka merupakan teh lokal, dari berbagai daerah di Indonesia. “Sesuai dengan harapan kami, teh Indonesia untuk dunia. Makanya melalui kedai ini juga kami ingin mempromosikan banyaknya varian teh di Indonesia,” tandasnya. Ingin mengunjungi dan menikmati teh ini, datang saja ke salah satu dari tiga cabang kedai teh ini di Jalan Bumi, Grand Indonesia Mall, dan Senayan City. (TB/M-4)

MI/M TAUFAN SP BUSTAN

luarga tentunya menyenangkan. Lebih menyenangkan bila bermain sambil bersantap di tempat yang menawarkan suasana yang nyaman. Suasana dan permainan papan menjadi keunggulan kafe yang berada di kawasan Green Ville, Duri Kepa, Jakarta Barat. Rabu (10/1) lalu, Media Indonesia berkesempatan menyambangi kafe ini. Interior ruangan yang memadukan suasana klasik modern nan sederhana sangat menarik. Seluruh dindingnya dihias wallpaper animasi. Susunan rapi permainan papan yang ditata di rak-rak minimalis juga melengkapi keindahan ruangan. Setelah berkeliling, kami pun mulai membuka buku menu. Beragam pilihan makanan dan minuman dengan harga terjangkau menarik perhatian. Sesuai arahan dari kepala chef Kuup boardgame kafe Didik Riyanto, kami memesan salted egg crispy prawn untuk hidangan utama, sambal matah wings dan nasty nachos sebagai camilan. Serta dua jenis minuman untuk melepas dahaga. Tampilan hidangan utama kami terlihat sangat menarik dalam setangkuk mangkuk. Perpaduan warna dari nasi putih, telur ayam ceplok, dan udang goreng yang ditaburi sambal matah terlihat menarik. Udang gorengnya dibalur tepung sehingga renyah di luar, tapi lembut di dalam. Ditambahan sambal matah dengan tingkat kepedasan medium membuat mulut tidak mau berhenti mengunyah. Chef Didik mengatakan bahan untuk membuat makanan ini sangat sederhana. Dia hanya menyediakan udang, telur, cabai rawit, bawang merah,

nya, digoreng setengah matang baru ditaburi dengan tepung, kemudian digoreng lagi sampai matang. Makanya terlihat seperti udang yang dibungkus dengan tepung,” terangnya. Dalam membuat hidangan ini Didik tidak membutuhkan waktu lama, cukup dengan waktu lima menit menu ini siap untuk disajikan dan disantap pengunjung.

Ringan Sambil bermain tentu nya a k a n s e m a k i n seru dengan menikmati camilan. Coba sambal matah wings, ayam yang dibalut tepung dan bumbu khusus sebelum digoreng. Ditambah campuran sambal matah. Hidangan itu tampil sederhana dengan pemanis bihun krispy dan potongan serai. “Kalau menu ini lebih simple lagi. Model ayamnya persis KFC yang digoreng garing sehingga krispy karena ada penggunaan tepung. Sebagai sambal, kami pakai sambal matah Bali yang diolah juga sangat sederhana,” jelas Didik. Campuran sambal cukup sederhana. Campuran dari bawang putih, bawang merah serai, daun jeruk, jeruk limau, kecombrang, dan penyedap rasa. “Sambal matahnya tidak ditumis, tapi hanya disirami minyak kelapa panas sehingga masih berasa segar,” ujarnya. Sementara untuk kudapan kedua, Didik menghadirkan nasty nachos. Kripik tortila yang renyah itu dihidang kan dengan saus khusus ala kuup. Saus yang gabungan dari daging sapi giling bersama daun bawang, daun seledri, wortel, bawang bombai, jinten, garam, lada, gula, dan

FOTO-FOTO: MI/M TAUFAN SP BUSTAN

beberapa bumbu lainnya. “Semua bahan dijadikan satu kemudian dimasak. Jadi nachos-nya kami beli jadi kemudian dicampuri saos,” ungkap Didik. Nachos ini sangat cocok untuk semua lidah. Saos ala kuup dimasak begitu sempurna, manis dan asin sangat berasa ketika masuk ke mulut.

pesan juga karena rasanya lumayan. Untuk kopi kami pakai dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan disajikan dengan sedikit kreasi sebagai pemanis,” tandas Didik.

Gim

Pendiri Kuup Boardgame Kafe Andry mengaku, konsep permainan papan di kuup terinspirasi dari sejumlah kafe boardgame di luar negeri. Selain melihat adanya peluang bisnis dengan menggabungkan kafe dan permainan, Andry dan rekannya ternyata juga pecinta kafe dan gim. “Kebetulan saya sudah punya usaha kafe dan teman saya punya hobi gim, jadi kami padukanlah untuk membangun Kuup Boardgame ini,” akunya terpisah. Di Jakarta, Kuup bukan pertama kali mengusung konsep ini. Tapi koleksi permainan yang bisa dipilih cukup banyak dan KUUBE beragam. Mulai dari Ultimate Warriors, Spoils of War, dan A Game of Thrones. Selain permainan papan dari luar negeri itu, Kuup juga menyediakan gim dalam negeri seperti Lagak Jakarta dan sejumlah gim lainnya. Menurut Andry, Kuup sengaja menghadirkan banyak permainan dari luar karena cara permainannya yang menantang dan mengikuti selera konsumen yang datang. “Untuk gim dari luar lebih ke cara permainan dan aturannya yang banyak disukai pengunjung, makanya di sini itu yang mendominasi. Apa Kuube Seusai bersantap aneka masakan lagi gim ini dimainkan banyak orang. itu, saatnya kami mencicipi minuman Mulai dari 4-30 orang bisa bermain andalan Kuup, bernama kuube. Kopi dalam satu meja,” jelasnya. Ingin mencoba bermain sambil berrobusta ini dibekukan menjadi es batu. santap di sini, tapi takut mahal. Jangan Lalu dituangkan susu putih. “Kalau pertama disiram masih takut, kisaran harga yang ditawarkan berasa susu, namun ketika kopinya cukup terjangkau. Harga makanan mencair baru berasa kopi aslinya,” mulai dari Rp35 ribu hingga Rp55 ribu, kata Didik sambil mengeluarkan cafe sedangkan minuman dari harga Rp28 latte yang merupakan minuman ke- ribu hingga Rp38 ribu. Sementara untuk memilih bermain pengunjung dua yang akan kami coba. “Untuk yang ini hanya kopi biasa, tinggal menambah Rp35 ribu per ojenisnya robusta. Paling banyak di- rang. (M-4)

Untuk Kopi Kuup menggunakan kopi Nusa Tenggara Timur dan disajikan dengan sedikit kreasi.

Mencicip Gurami Tausi dan Kakap Dabu-Dabu SIAPA yang tak suka olahan ikan gurami dan kakap. Sedikit duri tapi banyak kreasi. Seperti yang ditawarkan Hotel 88 Mangga Besar yang berada di Jalan Mangga Besar VIII, dua menu ikan ini laris manis dipesan pengunjung. Bahkan, melalui aplikasi pembelian makanan secara daring. Asep Imamudin, chef di Hotel 88 Mangga Besar, mengatakan pihaknya memiliki menu signature dish yang berganti setiap tiga bulan. Mulai Januari 2018, mereka menawarkan dua hidangan spesial, yaitu gurami saus tausi dan iga bakar bumbu rujak. Asep mengatakan harus krearif dalam mencari menu makanan spesial, pun dalam pemilihan serta pemrosesan bumbu tidak bisa sembarangan. Jika kita terbiasa dengan gurami bakar atau asam manis, kali ini disajikan dengan bumbu tausi, yaitu kacang kedelai hitam yang telah di fermentasi. Cukup di tumis lalu disiramkan pada gurami yang sudah lebih dulu digoreng. Harga satu porsi gurami dengan nasi dan sambal, Rp65 ribu sudah termasuk pajak. “Menu spesial kami berganti-ganti, mulai dari menu Indonesia, chinese food, hingga western. Seperti tausi ini kan adanya di chinese food, nah

sementara dabu-dabu dari Sulawesi,” ujar Asep sembari menemani kami mencicip menu yang tersedia, Kamis (18/1). Rasa daging kakap yang lembut tidak berbau amis, matangnya pun sempurna dengan proses pembakaran. Sementara itu, untuk sambalnya menggunakan sambal dabu-dabu dari potongan cabai rawit, tomat, juga bawang. Namun, ditambah dengan ulekan cabai yang telah direbus.

Segar dan harum sup buntut Tidak perlu takut amis atau dagingnya alot, rasa sup buntut di Hardwell Cafe, restauran milik Hotel 88 Mangga Besar sangat segar dan empuk. Rasa rempahnya sangat terasa dan ada sensasi segar ketika kuah yang kita telan sampai di perut. Sensasi itu karena penggunaan jahe bakar pada kuah sup buntut. Sang juru masak pun mengatakan hal serupa untuk menu iga bumbu rujak, dagingnya empuk dengan baluran sambal merah yang memiliki rasa manis, pedas, dan asam seperti panganan rujak. Disajikan dengan nasi dan tumis kangkung, sajian iga bumbu rujak memiliki harga Rp70 ribu dan termasuk salah satu signature dish bulan ini

FOTO-FOTO: MI/ADAM DWI

hingga Maret. “Susah lo memasak menu Indonesia, salah bumbu sedikit atau kurang matang bumbunya rasa jadi berbeda. Untuk buntut harus pilih yang tanpa lemak supaya tidak alot,” pungkas pria yang sudah bergabung selama tiga tahun di hotel tersebut. Selain makanan tersebut, dise-

diakan juga hidangan ayam bakar dan udang goreng tepung. Sementara itu, untuk sajian lain, Hotel 88 Mangga Besar memiliki sekitar 20 menu makanan, sedangkan minuman terdiri dari aneka jus juga mocktail, minuman tanpa alkohol yang terbuat dari sirup, soda, serta biji selasih. (Wnd/M-4)


22

MINGGU, 21 JANUARI 2018

KARTUN

INTERMESO BIDASAN BAHASA

Menyanyi Setengah Badan DONY TJIPTONUGROHO

Redaktur Bahasa Media Indonesia

S

ETELAH lama meninggalkan bangku pendidikan, saya tidak terlibat dalam upacara bendera dan kegiatan lain yang mengharuskan dinyanyikannya lagu kebangsaan Indonesia sekian lama. Pada akhir Oktober 2017, saya pun merasakan lagi dinyanyikannya Indonesia Raya. Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, dalam acara puncak Bulan Bahasa 2017, saya mendengar suasana baru saat dinyanyikannya Indonesia Raya. Penyebabnya ialah lagu yang dinyanyikan ialah lagu lengkap, atau populer disebut Indonesia Raya tiga stanza. Bukan cuma saya yang hadir di sana yang hanya bisa lantang menyanyi di awal, alias stanza pertama. Layar raksasa yang menyajikan stanza pertama hingga ketiga tidak mengurangi kecanggungan menyanyi saya--dan sebagian lagi yang seperti saya--di bagian stanza kedua dan ketiga. Bagai mengalami kehidupan yang berbeda, saya sambil menyanyi membaca lirik di dua stanza yang saya sadari lagi kehadirannya. Kesan yang saya dapat selain doa dan janji dalam stanza kedua dan ketiga lagu itu ialah lamanya waktu bernyanyi. Doa dan janji bagus, tetapi lamanya waktu bernyanyi dalam sebuah upacara bendera itu yang tidak bisa saya lukiskan--saya sudah tidak lagi berada di sekolah. Setelah itulah saya mendapat informasi, Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21042/MPK/PR/2017 bertanggal 11 April 2017 bahwa untuk implementasi penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar dan menengah, lagu Indonesia Raya dinyanyikan saat upacara di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Lagu yang disosialisasikan untuk dinyanyikan ialah Indonesia Raya tiga stanza. Lagu Indonesia Raya sejak awal memang terdiri

atas tiga stanza. Namun, itu bagi saya hanya bagian dari sejarah karena pada praktiknya sejak duduk di sekolah dasar yang saya alami hanya Indonesia Raya versi satu stanza yang diulang-ulang dinyanyikan dan diperdengarkan. Indonesia Raya versi satu stanza itu, kalau meminjam ungkapan Mendikbud Muhadjir Effendy (Tribunnews.com, 3/8/2017), tidak utuh. Ibarat badan, itu hanya kepalanya. “Maknanya jelas beda, menyanyikan satu stanza ibarat hanya setengah badan.” Jadi, selama bertahun-tahun banyak orang Indonesia ‘menyanyi setengah badan’. Sepertinya ada keputusan politik yang menjadikannya demikian karena Pasal 61 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan berbunyi ‘Apabila Lagu Kebangsaan dinyanyikan lengkap tiga stanza, bait ketiga pada stanza kedua dan stanza ketiga dinyanyikan ulang satu kali’. Lagu kebangsaan dinyanyikan lengkap tiga stanza hanya opsi. Versi yang diutamakan untuk dinyanyikan ialah Indonesia Raya satu stanza. Apa yang terjadi sekarang, generasi muda yang masih sekolah diakrabkan dengan versi tiga stanza, sedangkan generasi di atas mereka digugah untuk mengingat kembali. Lebih mudah bagi generasi muda karena mereka masih punya jadwal upacara bendera. Di luar dua generasi itu, penerapan menyanyikan Indonesia Raya tiga stanza bisa juga menyulitkan tamu negara, acara-acara kenegaraan, dan kegiatan resmi lainnya berskala internasional, termasuk acara pengalungan medali dalam kegiatan olahraga. Mengubah status Indonesia Raya tiga stanza dari fakta sejarah menjadi bagian kehidupan sehari-hari memang tidak mudah untuk sebagian kalangan. Apalagi, tanpa bermaksud menjadi tidak nasionalis, mereka tidak lagi berada dalam pusaran kegiatan yang mewajibkan dinyanyikannya lagu itu.

Jadi, selama bertahun-tahun banyak orang Indonesia ‘menyanyi setengah badan’.

SUDOKU

Jawaban Edisi Minggu, 14 Januari 2018

Tanggapan dan komentar: miweekend@mediaindonesia.com SUDOKU atau dikenal juga dengan tebak angka (number place) merupakan teka-teki logika. Aturan mainnya sangat sederhana. Isilah kotak kosong hingga setiap kolom, baris, serta area kotak 3 x 3, terisi angka 1-9 tanpa ada pengulangan. Untuk memainkan Sudoku, Anda tidak harus pintar matematika. Anda hanya memerlukan logika dan penalaran. Selamat menghadapi tantangan!

LENSABISNIS

HUBUNGI KAMI BAGIAN IKLAN: 021 580 1480

RSIA Bunda Aliyah Depok Tawarkan Ragam Kemajuan

Hotel 88 akan Hadir di Batu Licin

OHM Selenggarakan Cordela Hotel Reward 2018

SATU lagi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) hadir di kota Depok, Jawa Barat. Berlokasi tidak jauh dari Stasiun Depok, grand launching RSIA Bunda Aliyah berlangsung Selasa (16/1) dan dihadiri langsung Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Layanan NICU yang lengkap dan berkapasitas besar menjadi salah satu keutamaan. Saat ini disediakan 10 ranjang NICU, dan akan segera ditingkatkan hingga 25. Untuk fasilitas ruang rawat inap, saat ini ada 67 ranjang dan ditargetkan akan terus ditambah hingga mencapai sekitar 150. Ragam layanan selain dari pemeriksaan dan tindak pengobatan juga disediakan, seperti program deteksi dini potensi kelainan pada janin dan ibu hamil. RS Bunda Aliyah tengah menyiapkan kelengkapan untuk mengesahkan kerja sama dengan BPJS Kesehatan. (Pro/S-2)

WARINGIN Hospitality Group menandatangani kontrak kerja sama dengan investor baru yang bermisi dan visi sama dalam mengembangkan industry hospitality di Indonesia. Acara dihelat di Luminor Hotel Pecenongan, Kamis (11/1), dan dihadiri Martin Wonowijoyo selaku Investor Batu Licin dan pihak Manajement Waringin Hospitality. Hotel yang segera dibangun ialah Hotel 88 Batu Licin di Jalan Raya Batu Licin, No 18, Tanah Bambu, Kalimantan Selatan. Kota Batu Licin berada di tepi Sungai Batulicin dan berjarak 265 km di sebelah timur Kota Banjarbaru, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Batu Licin memiliki banyak tempat wisata unggulan, seperti wisata bahari (Terumbu Karang), Taman Bambu Education Park, Air Terjun Tabur, Danau Biru Batu Licin, Taman Satwa Jhonlin Lestari, dan Sirkuit Jhonlin.

OMEGA Hotel Management (OHM) kembali menyelenggarakan program Cordela Hotel Reward 2018, yang memberi kesempatan kepada tamu yang menginap pada 15 Januari-15 Desember 2018 untuk memenangkan hadiah perjalanan ke Labuan Bajo. “Menginap satu malam di salah satu hotel milik OHM, yaitu Grand Cordela, Cordela, Grand Purnama by Cordela Hotels dan Alfa Resort, maka Anda berhak mendapatkan satu kupon undian. Program ini berlaku kelipatan. Semakin sering menginap, semakin banyak kupon yang didapat. Makin besar pula kesempatan menang trip gratis ke Labuan Bajo,” ujar Ajeng Dwiyatcita,Group Marketing Communication Manager. Operational Director Omega Hotel Management, Aswin B Drajat menambahkan, “Program bini adalah wujud rasa terima kasih kami kepada para tamu.”

HUT Pesonna Tugu Yogyakarta Meriah

HUT Mitra Keluarga Kalideres dan Akreditasi KARS

Wismaya Residence Luncurkan Layanan Video Call

PERAYAAN ulang tahun ke-1 Pesonna Tugu Yogyakarta, Kamis (11/1) , berlangsung meriah. Acara diawali syukuran dan potong tumpeng yang dihadiri para penghuni Panti Asuhan Bina Siwi, siswa-siswi SLB A Yaketunis, Kapolsek Kompol Hariyanto, dan GBPH Yudhaningrat. Pemotongan tumpeng dilakukan Cluster General Manager Pesonna Tugu, Tommy Agung Kartika. Seremoni diramaikan oleh acara Pasar Pesonna Tugu yang menampilkan berbagai booth makanan dan minuman, handycraft, kesehatan, dan kecantikan. Ada pula penampilan Merpati Putih (komunitas bela diri) serta musik angklung dari Panti Asuhan Bina Siwi. Tommy mengatakan pencapaian satu tahun Pesonna Tugu tentunya tidak lepas dari dukungan para tamu, warga sekitar, rekan media, dan tentunya loyalitas serta kerja keras semua tim.

MITRA Keluarga Kalideres mengadakan rangkaian acara peringatan hari ulang tahun (HUT) Mitra Keluarga grup dengan kegiatan senam zumba-aerobik, deteksi dini diabetes melitus, serta bazar murah yang diikut sertakan seluruh karyawan dan ibu PKK seluruh Kecamatan Kalideres, Jakarta barat. Tema acara tersebut ialah Let be happy & health yang bertujuan membangun awareness masyarakat bahwa kebahagiaan dan kesehatan menjadi hal yang seimbang dijalani. Acaraitu juga bertepatan dengan telah terakreditasinya Mitra Keluarga Kalideres oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit). Direktur Mitra Keluarga Kalideres, dr Jocelyn Adrianto mengatakan, dengan terakreditasinya secara nasional oleh KARS, Mitra Keluarga Kalideres akan lebih baik lagi dalam hal pelayanan dan kualitas mutu layanan.

WISMAYA Residence meluncurkan layanan baru, yaitu video call. Hadirnya fitur baru itu agar customer bisa mendapatkan informasi detil progres pembangunan Wismaya Residence. Direktur Pembangunan Bisnis PT LMP, Yuyu Y Kasim, mengatakan, layanan tersebut hadir karena kesibukan dari customer-nya. “Kami perkenalkan kepada masyarakat bahwa ada layanan telemarketing melalui video call, dengan menggunakan aplikasi yang sudah lekat dengan keseharian masyarakat Indonesia, dan bahkan dunia,” katanya, Sabtu (6/1). Yuyu menjelaskan, selain chat massage, nomor via Whatsapps 08558356677 juga bisa melakukan video call. “Keunggulan dari video call ini, Anda bisa langsung bertatap muka dengan staf telemarketing, mencari informasi secara langsung.”


METRO TV

MINGGU, 21 JANUARI 2018

23


FOTO

MINGGU, 21 JANUARI 2018

CUSTOMER SERVICE:

(021) 5821303

PEMASANGAN IKLAN:

(021) 5812113 / 5801480

HALAMAN 24

FOTO-FOTO: AFP / REBECCA CONWAY

Terletak di 15 km tenggara Kabul, bukit janda Zanabad dihuni lebih dari 500 janda Afghanistan.

Zanabad, Ikhtiar para Janda Berdaya TEKS: MI/SUMARYANTO BRONTO

A

FGHANISTAN, negeri yang tak bisa lepas dari invasi dan perang saudara. Perang meluluhlantakkan perekonomian juga sendi-sendi kehidupan sosial. Bangsa Afghanistan berantakan. Kisah suram perempuanperempuan yang kehilangan suami atau anggota keluarga

lelaki mereka akibat perang menjadi noda lainnya. Menurut perkiraan organisasi kemanusiaan, di Afghanistan ada sekitar 2,5 juta janda atau 8% dari jumlah penduduk. Sebagian besar dari mereka muda dan buta huruf. Di Afghanistan, perempuan bergantung pada suami di semua

bidang kemasyarakatan sehingga kehilangan suami ialah bencana. Mereka harus menghadapi kemiskinan dan pengucilan sosial hingga para janda itu merasa hidupnya telah berakhir sebelum benar-benar dimulai. Laporan PBB pada 2014 menyebutkan, di Afghanistan, janda sering ditolak sebagai orang yang

tidak bermoral atau dianggap beban. Mereka mengalami kekerasan, pengusiran, pengucilan, dan terkadang dinikahkan paksa dengan ipar laki-lakinya. Namun, di atas bukit, 15 kilometer tenggara Kabul, berdenyut kehidupan di bukit janda, Zanabad. Kota perempuan pertama di lereng berbatu ini sudah ada

sejak 1990-an. Penghuninya bertahan dari semua kekacauan dalam empat dekade terakhir. Para janda itu membangun rumah dan berharap bisa lolos dari stigma. Awalnya, orang-orang memandang rendah perempuan Zanabad, yang memecah tabu dengan tinggal sendiri dan membangun

desanya sendiri. Namun, nyatanya komunitas yang dibangun mandiri di lereng tak bertuan itu telah menjadi rumah bagi 500 janda Ini ialah cerita tentang kemampuan perempuan mengatasi tantangan, di sebuah negara yang perempuannya lazim diberitakan sebagai korban. (M-1)

Nawzi Fakiri (tengah) janda Afghanistan.

Melintas di antara rumah yang dibangun dari lumpur dan batu.

Anak-anak dan pemuda bermain layang-layang.

Bukit janda Zanabad di huni sebagain besar perempuan dan anak-anak.

Empat anak beristirahat di dalam rumahnya.

Berjalan beriringan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.