Buletin 16: Mahasiswa, BBM, dan Demonstrasi

Page 1

Laporan Khusus:

Demo UIN ; Pemerintah Harus Lebih Mandiri Opini :

Bersikap Bijak Terhadap Kenaikan BBM Cerpen :

Aku, Lenteraku dan Mataharinya

Mahasiswa, BBM dan Demonstrasi


Penasihat: Prof. Dr. Suryadi, M.Ag (Pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga) Penanggung Jawab: Pangeran S. Naga P. (Ketua CSS MoRA UIN Sunan Kalijaga) Pimpinan Umum: Siti Mas'ulah PimpinanRedaksi: Muh. Ali Asy'ari Sekretaris: Nilda Hayati Bendahara: Zuraidha Hanum Editor: Siti Sahila Arasy Mulyazir Layout: Reno Novriadi M. Zainul Hakim M. Mufid Dir. Produksi: A. Syaifullah M. Syafi'ie Kemas M. Intizam Dir. Pemasaran Halimatus S. Azam AnharYulia Rahmi Staff Redaks: Asep Nahrul M. Wali Ramadhani Siti Fauziah

Surat Pembaca Dari: Ujang WS Salam hangat semua .... Sebagai anggota CSS, saya sangat mengapresiasi majalah SARUNG ini. Dengan adanya majalah ini kami dapat mengetahui informasi tentang CSS UIN SuKa, namun ada satu hal yang kami rasa masih kurang dari majalah ini, yaitu tidak adanya informasi yang jelas tentang kegiatan divisi-divisi yang ada dalam CSS. Bagaimana kalau ke depannya majalah Sarung dibuat informasi kegiatan devisi CSS juga ? jika perlu disediakan kolom khusus. Terimakasih ..... Jawaban : Salam hangat juga .... Terimakasih atas saran dan apresiasinya Ujang Ws. Terkait dengan kolom khusus tentang kegiatan2 yang diadakan oleh divisi‐divisi yang ada di CSS MoRA UIN Su‐Ka, kami segenap kru Sarung merasa bahwa rubrik ke‐CSS‐an sudah cukup untuk merangkum berbagai kegiatan CSS secara keseluruhan, baik itu yang dari Litbang, P3M, PSDM atau Kominfo.

Salam Redaksi Puji syukur kehadirat Allah yang telah melancarkan kami untuk menerbitkan Buletin SARUNG edisi ke‐XVI. SARUNG kita bersemi kembali. Periode baru, staf baru,harapan baru. SARUNG berusaha tampil lebih segar dari sebelumnya. Membawakan rubrik‐rubrik lama yang telah diisi dengan konten‐konten yang menarik. SARUNG juga berencana akan menerbitkan Buletin elektronik (E‐Bulletin) dalam bentuk file PDF yang dapat diunduh di website Sarung CSS MoRA UIN SuKa. Terimakasih dan semoga bermanfaat.


Laporan Utama

Mahasiswa; BBM, DEMONSTRASI

“Saya pribadi masih meyakini bahwa peran mahasiswa masih sangat penting di sini untuk melakukan perubahan, harusnya ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk dipikirkan ke depan, perubahan itu ada pada diri kita“, tutur Ahmad David salah satu koordinator lapangan demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beberapa waktu lalu ketika ditemui kru Sarung. Rencana pemerintah menaikan harga BBM pada tanggal 1 April kemarin serentak mengundang berbagai reaksi dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat, politisi sampai mahasiswa. Kebijakan ini kembali mengkontraskan pemerintah dan mahasiswa yang juga melibatkan aksi demonstrasi. Hal ini sempat menjadi headline di berbagai media massa beberapa waktu yang lalu. Kebijakan pemerintah kali ini dianggap telah menyimpang dari kepentingan rakyat, sehingga banyak mahasiswa menyuarakan penolakan dan perlawanan melalui aksi demonstrasi yang terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Kebijakan pemerintahan SBY untuk menaikan harga BBM untuk kali ketiga dalam pemerintahannya ini diwarnai dengan respon yang cukup represif dari mahasiswa. Aksi demonstasi menolak kenaikan BBM hampir terjadi di seluruh Indonesia. IPW ( Indonesia Police Watch ) mencatat aksi demo terjadi di 44 kota mulai 26 hingga 30 Maret. Namun tak jarang aksi demonstrasi ini berujung pada tindak anarkis. Setidaknya dalam kurun waktu 4 hari menjelang kenaikan BBM ( 27‐31/03/12 ), IPW juga mencatat ada 16 pos polisi yang dirusak para demonstran, 4 mobil patroli dan satu motor polisi juga ikut

dibakar. Selain itu juga tercatat beberapa mobil dinas yang dirusak selama aksi demonstrasi. Arus lalu lintas pun tak jarang menjadi terganggu akibat aksi ini. IPW juga menyayangkan aksi demo yang diwarnai berbagai provokasi, baik dari kalangan mahasiswa maupun polisi, sehingga benturan tak bisa dihindarkan. Akibatnya, sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan. Menanggapi hal ini, Ahmad David yang juga merupakan ketua PMII di Fakultas Ushuluddin UIN SUKA menegaskan bahwa jika terdapat aksi yang represif dari mahasiswa, maka itu memang chaos dikarenakan respon yang represif pula dari aparat seperti pengusiran, dsb. sedangkan suara mereka belum didengar. Di luar itu memang menjadi bagian dari oknum. Di sela‐sela wawancara, ia juga memberikan komentar terkait banyak pihak yang menilai aksi mahasiswa yang notabene “gemar demo“. Secara esensial ia menegaskan “pada faktanya ada sesuatu yang harus d i s a m p a i ka n o l e h m a h a s i s wa ke p a d a pemerintah, ini merupakan bagian dari iktikad baik kita semua dan saya meyakini bahwa peran mahasiswa masih penting di sini“. Ia juga menambahkan bahwa aksi mahasiswa itu tidak hanya sekedar ikut‐ikutan turun menyuarakan penolakan, namun sebelumnya juga ada pembacaan dan aksi pun harus merekomendasikan terkait beberapa hal. Setelah sebelumnya diwarnai dengan berbagai aksi penolakan di seluruh Indonesia,

Aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM hampir terjadi di seluruh Indonesia I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

1


Laporan Utama khususnya oleh mahasiswa, rencana kenaikan BBM ditunda. Sidang paripurna DPR RI memutuskan penundaan kenaikan harga BBM dengan disahkannya RUU APBN Perubahan, Pasal 7 ayat 6 ( A ) yang berbunyi : “dalam hal harga rata‐ rata minyak Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP) dalam kurun waktu berjalan mengalami kenaikan atau penurunan rata‐rata sebesar 15 persen dalam enam bulan terakhir dari harga minyak internasional yang diasumsikan dalam APBN‐P Tahun Anggaran 2012, maka pemerintah ber‐wenang untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukungnya”. Dengan pasal ini pemerintah berwenang untuk menaikan atau menurunkan harga BBM jika harga minyak mentah Indonesia mengalami deviasi rata‐rata 15 persen dalam waktu 6 bulan terakhir. Berdasarkan ketentuan ini pemerintah tidak serta merta membuat kebijakan untuk menaikkan harga BBM. Pemerintah baru dapat melakukan penyesuaian harga BBM apabila dalam enam bulan terakhir harga ICP minyak mengalami kenaikan atau penurunan 15 persen dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2012 sebesar 105 dollar AS per barrel. Keputusan pemerintah untuk menunda kenaikan harga BBM per satu April ini masih mengundang respon ganda antara pihak yang pro

dan yang kontra. Berbagai aksi penolakan oleh mahasiswa sebelumnya dapat dikatakan membuahkan hasil. Namun tak puas dengan putusan paripurna, sebagian mahasiswa masih melakukan aksi demonstrasi dengan alasan keputusan penundaan kenaikan BBM akan menjadi “bom waktu“ bagi perekonomian Indonesia. Sebut saja sejumlah elemen mahasiswa kota Malang yang tergabung dalam PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) yang menyatakan akan terus melakukan perlawanan melalui “parlemen jalanan” dan ratusan mahasiswa di Surabaya yang masih melakukan aksi demo menentang kenaikan BBM. Sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam PMII di Jogja pun menyatakan bahwa mereka masih melakukan pembacaan terkait perkembangan wacana BBM ketika ditanya terkait aksi demo susulan. Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah berencana untuk membatasi BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas dan pribadi pada bulan Mei 2012 yang dilakukan serempak dengan program penghematan listrik. Hal ini dilakukan untuk mengamankan APBN dan fiskal. Dan lagi‐lagi hal tersebut juga masih menuai pro‐ kontra di kalangan masyarakat. Walhasil, keputusan paripurna kemarin meniscayakan ketidaktegasan pemerintah yang berimplikasi pada “ketidakpastian nasib BBM“ dan sebuah penantian panjang selama beberapa bulan ke depan. Mahasiswa, BBM dan demonstrasi merupakan tiga “sahabat karib“ yang senantiasa berdampingan sejak dulu. Problem kenaikan BBM dari dulu hingga sekarang memang masih merupakan “Titik‐ Titik Yang Koma“. ( Red.)

1

2

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012


Laporan Khusus

Demo UIN ; Pemerintah Harus Lebih Mandiri

M

araknya isu kenaikan BBM yang jatuh pada tanggal 1 april kemarin, meresahkan berbagai elemen masyarakat. Tak terkecuali juga para mahasiswa yang memiliki peran sebagai agen of change. Menindak lanjuti hal ini, mereka melakukan aksi�aksi penolakan terhadap pemerintah. Aksi ini juga terjadi dilingkungan uin sunan kalijaga yang berlangsung beberapa kali sebelum hari 'h'�nya.

Dalam hal ini Ahmad David selaku ketua PMII Fakultas Ushuluddin dan juga sebagai kordinator lapangan demonstrasi tersebut menyatakan bahwa tindakan�tindakan anarkis seperti melempar batu, merusak lampu merah dan lain sebagainya itu tidak masuk dalam agenda demo saat itu. Namun, itu terjadi secara natural tanpa adanya konsep tertentu. Ia juga menyatakan bahwa Prediksi awal dalam demo ini sampai sore, namun karena aksi tersebut direspon secara represif dari kepolisian. Sehingga timbullah hal�hal yang tidak diagendakan dalam aksi tersebut.

Pada aksi demo pertama (19/3), para

demonstran meletakkan boneka babi ditengah

pertigaan UIN Sunan Kalijaga. Boneka tersebut

Adapun pada aksi�aksi demo selanjutnya berjalan dengan aman. Mahasiswa Perbandingan Agama semester

sebagai simbol agar Presiden SBY turun dari

enam ini menambahkan bahwa aksi demo yang

jabatannya karena menaikkan harga BBM. Pada aksi

terjadi di UIN Sunan Kalijaga kali ini merupakan

demo ini berlangsung ricuh karena terjadinya

hasil rekomendasi dari beberapa pihak dengan

bentrokan antara polisi dan mahasiswa. Bahkan

pertimbangan bahwa kenaikan harga BBM adalah

pihak kepolisian terpaksa menembakkan gas air

bentuk ketidakmampuan pemerintah dalam

mata untuk mengatasi tindakan anarkis dari para

mensejahterakan rakyat. Ini dikarenakan efek dari

demonstran.

kenaikan harga BBM itu sendiri yang

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

3


Laporan Khusus mengakibatkan kenaikan harga di berbagai sektor.

faktanya telah terjadi liberalisasi di wilayah sektor

Hal ini tentu saja meniscayakan suatu pemiskinan

“hulu“. Yang hulu ini memang sudah terjadi dan

sistemik di kalangan masyarakat bawah khususnya.

bisa dikatakan suatu “kesalahan sejarah“. Kendati demikian, kita juga membaca peluang

Selain adanya motif tersebut, para demonstran juga menginginkan agar pemerintah dapat mandiri dalam segala hal. Ini sebagaimana yang ia ungkapkan “Realitasnya Indonesia menganut Kontrak Kerjasama Minyak yang pembagiannya 60 : 40 dalam bentuk minyak mentah, maka yang terjadi adalah produksi murni dari

“Yang perlu dikritisi dalam kontrak ini adalah adanya semacam liberalisasi minyak, yang dalam amanat UUD '45 : “yang menanggung derajat hidup orang banyak termasuk APBN itu dikuasai Negara.“

kedepan, di tahun 2013 semua kontraktor asing akan habis, bagaimanapun juga kita harus mendesak pemerintah untuk bisa mengambil sikap mandiri; bahwa ini harus benar‐benar dikuasai oleh PERTAMINA. Jadi aksi kemarin sebenarnya lebih cenderung mendorong hal tersebut, selain problem di wilayah kaum masyarakat

PERTAMINA itu hanya 160 barel / hari, sedangkan sisanya yang sekitar 700 sekian

bawah tentang kenaikan harga barang dan

barel adalah kerjasama dengan kontraktor asing,

sebagainya”.

dimana pembagiannya 60 untuk pemerintah

“Sekali mendayung, dua tiga pulau

Indonesia dan 40 untuk kontraktor asing tersebut.

terlampaui”, adigium inilah yang kelihatannya tepat

Ini dibuat pada tahun 2001. Yang perlu dikritisi

menggambarkan demo di UIN Sunan Kalijaga

dalam kontrak ini adalah adanya semacam

kemarin. Karena selain menuntut untuk tidak

liberalisasi minyak, yang dalam amanat UUD '45 :

menaikkan harga BBM, juga menuntut pemerintah

“yang menanggung derajat hidup orang banyak

untuk tidak bergantung pada kontraktor asing

termasuk APBN itu dikuasai Negara“. Namun pada

terus‐menerus. Sudah saatnya untuk mandiri dalam segala hal.

4

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012


Kolom Kajur

Menggagas paradigma tafsir ekologi Oleh: Dr. Abdul Mustaqim* Persoalan ekologi merupakan salah satu isu aktual dari kelima isu aktual dewasa ini, yaitu globalisasi, demokrasi, HAM dan gender, dan ekologi. Bahkan isu tentang ekologi diproyeksikan akan tetap selalu aktual pada abad 21 ini. Terlebih ketika masyarakat modern dewasa ini telah mengalami krisis ekologi yang luar biasa. Berbagai bencana muncul silih berganti menimpa mereka, akibat kerusakan ekologi yang dilakukan oleh tangan‐tangan manusia dengan mengeksploitasi alam sedemikian rupa, tanpa mempertimbangkan kelestarian dan keseimbangan alam (Q.S. al‐Rûm [30]: 41). Penggunaan rumah kaca, penggundulan hutan (baca: illegal logging), penambangan liar, dan sederet eksploitasi alam lainnya adalah bukti bahwa manusia ikut berkontribusi pada kerusakan alam, maka kemudian muncullah apa yang disebut perubahan iklim (climate change atau taghayyur al‐thaqs), banjir, tanah longsor, dan global warming serta kerusakan ekosistem lainnya. sehingga dalam teori etika lingkungan timbul pertanyaan kritis, apakah “Pembangunan Berkelanjutan atau Keberlanjutan Ekologi?”.

Hal itu mestinya menjadi bahan evaluasi, inspirasi dan sekaligus motivasi bagi pengkaji al‐ Qur'an (baca: para mufasir) untuk segera merumuskan sebuah produk tafsir yang memiliki perspektif ekologis demi keberlanjutan ekologi. Hal ini mengingat bahwa perilaku masyarakat (mode of conduct) tidak bisa dipisahkan dengan pola pikir (mode of thought). Sementara pola pikir juga dipengaruhi oleh tafsiran atas teks‐teks keagamaan, kemudian menjadi sistem teologi yang mereka yakini. Karena itu, dari posisi teologi yang mesti dilihat adalah mana dari tindakan manusia yang menimbulkan pelanggaran atas harmoni alam. Sayangnya, tafsir‐tafsir klasik dan abad pertengahan agaknya memang tidak menjelaskan secara rinci dan sistematik tentang bagaimana manusia sebaiknya mengelola dan melakukan pola relasi dengan alam ini, agar misi kekhalifahan manusia di muka bumi dapat terlaksana dengan baik. Hal itu bisa dimengerti, sebab boleh jadi problem ekologis ketika itu memang tidak separah sekarang ini. Demikian halnya ketika penulis membaca beberapa kitab tafsir modern,

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

5


Kolom Kajur seperti al‐Manâr, al‐Marâghî dan al‐Qâsimî dan al‐Tahrir wa al‐Tanwîr juga tidak memperoleh uraian yang memadai tentang persoalan ekologis. Ini artinya bahwa tafsir sesungguhnya merupakan produk dari anak zamannya, yang kadang‐kadang tidak lagi kompatibel dengan tuntutan era sekarang, sehingga paradigma tafsir ekologi menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak untuk dirumuskan. Sementara itu, menurut laporan Kompas 2 Maret 2010, riset tentang ekologi relatif masih minim. Padahal riset tentang ekologi, baik yang berbasis pada penelitian lapangan atau literer sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan memecahkan problem krisis ekologi. Di samping itu, riset ekologi termasuk yang berbasis pada penafsiran atas teks‐teks keagamaan juga perlu dilakukan untuk memberikan basis teologis dalam mengelola alam dan menunjang aksi konkret dalam pencegahan kerusakan alam, agar tidak terjadi bencana dan kerusakan ekologi yang lebih besar lagi.

Oleh sebab itu, di era modern ini merumuskan paradigma tafsir ekologis menjadi sebuah keniscayaan sejarah untuk memberikan kontribusi etis‐teologis bagaimana semestinya manusia menjalin komunikasi yang baik dengan alam yang menjadi tempat tinggalnya. Apa yang disebut dengan paradigma tafsir ekologis (al‐tafsîr al‐bi'î) 6

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

dalam riset ini adalah sebuah model kerangka berpikir dalam penafsiran al‐Qur'an, di mana objek kajiannnya adalah ayat‐ayat yang terkait dengan tema ekologis dan keberpihakan seorang penafsir terhadap masalah ekologi sangat menonjol. Dengan kata lain, paradigma tafsir ekologi merupakan sebuah cara pandang baru (new paradigm) di mana seorang mufassir akan mengarahkan uraian‐uraian penafsirannya dari sudut pandang atau perspektif ekologis, sehingga gagasan penafsiran akan selalu mencerminkan keberpihakan terhadap persoalan ekologi dan ingin memberikan kontribusi dan solusi terhadap problem ekologi yang menimpa masyarakat modern dewasa ini.

Jika selama ini dikenal selogan habl min Allâh (menjalin komunikasi yang baik dengan Allah) dan habl min al‐nâs (menjalin komunikasi yang baik dengan sesama manusia), maka sudah saatnya juga dikumandangkan slogan habl ma'a al‐bi'ah (menjalin komunikasi yang baik dengan lingkungan alam). Dengan kata lain, trilogi atas relasi antara Tuhan sebagai Pencipta, manusia sebagai khalifah dan bumi sebagai tempat untuk menjalankan misi ke‐khalifahan perlu dilakukan secara harmoni, sehingga ketimpangan‐ketimpangan yang terjadi dengan munculnya bencana alam bisa diminimalisir. Sebaliknya, membiarkan pola relasi manusia dan alam yang cenderung eksploitatif dan dekstruktif sama dengan


Kolom Kajur

“menandatangani kontrak” bagi kehancuran eksistensi umat manusia dan mempercepat terjadinya kiamat. Dalam paradigma tafsir ekologis, paling tidak ada beberapa hal yang perlu dikaji yaitu menafsiran ayat‐ayat al‐Qur'an yang terkait dengan persoalan ekologi, dengan menggunakan metode tafsir tematik‐ kontekstual. Ayat‐ayat yang hendak diteliti adalah khusus ayat‐ayat yang berbicara tentang pandangan dasar al‐Qur'an mengenai alam, pola relasi Tuhan, manusia dan alam serta prinisp‐prinsip etis‐teologis terkait dengan pengelolaan alam. Menarik apa yang ditulis Fachruddin M. Mangunjaya dkk, yang berjudul Menanam Sebelum Kiamat: Islam, Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup. Buku tersebut juga merupakan hasil riset literer dari para pakar. Salah satu point penting yang dikemukakan dalam buku itu adalah bahwa tugas agama itu untuk memelihara lima hal, yaitu: 1) agama (hifzh al‐dîn), 2) jiwa (hifzh nafs), 3) akal (hifzh `aql) 4) keturunan (hifzh nasl) 5) harta (hifzh mâl). Namun tujuan semua itu tidak mungkin terlaksana tanpa melakukan upanya pemeliharaan lingkungan (hifzh bî'ah; protection for environment). Dalam khazanah Islam, pelestarian alam telah dicontohkan Nabi Muhammad dengan membentuk kawasan haram, yaitu kawasan yang diperuntukkan untuk

melindungi sumber daya alam agar tidak diganggu. Nabi Saw. menetapkan daerah‐ daerah yang tidak boleh diganggu aturan ekosistemnya, semisal sumber mata air, sungai, dan lain‐lain. Islam juga mempunyai aturan main dalam melindungi kehidupan liar (wildlife), hutan dan pepohonan, yakni konsep hima. Himâ merupakan usaha melindungi hak‐hak sumber daya alam yang asli untuk melestarikan alam. Dalam paradigma tafsir ekologi, setidaknya ada beberapa prinsip etis‐teologis dalam pengelolaan sumber daya alam yang ditawarkan al‐Qur'an agar pembangunan ini tidak merusak kelestarian alam. Dengan lain ungkapan, pembangunan yang berorientasi keberlanjutan ekologis, yaitu: Pertama, prinsip al‐ adalah (justice) yakni berlaku adil. Secara bahasa adil berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya. Adil dalam konteks ekologi berarti kita berbuat secara seimbang, tidak berlaku aniaya terhadap alam dan lingkungan. Meskipun manusia berada pada posisi atas dari penciptaan, namun manusia hanyalah anggota dari komunitas alam. Manusia harus bertanggung jawab terhadap seluruh lingkungannya, sebagaimana mereka bertanggung‐ jawab terhadap keluarganya. Berbagai makhluk ciptaan yang hidup di alam ini, ternyata diakui al‐Qur'an sebagai umam amtsâlukum, umat seperti kalian manusia (Q.S. al‐An'am [6]: 38) sehingga berlaku adil

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

7


Kolom Kajur menjadi sebuah keharusan moral yang tidak bisa ditawar‐tawar lagi. Kedua, prinsip al‐ tawazun (keseimbangan). Harmoni dan stabilitas kehidupan ini memerlukan keseimbangan (al‐tawâzun wal i'tidâl) dan kelestarian di segala bidang. Rusaknya alam ini karena manusia mengabaikan prinsip keseimbangan alam (al‐mîzân al‐kawniy). Ketika tindakan manusia yang mengabaikan keseimbangan (equilibrium) pasti akan berdampak buruk, karena ia berarti telah menyalahi desain Allah swt. Pengelolaan dan pemanfaatan alam harus selalu memperhatikan aspek keseimbangan alam. Jika terkait dengan penggunaan SDA (sumber daya alam) yang dapat diperbaharui, maka manusia harus memperbaharuinya. Jika terkait dengan SDA (sumber daya alam) yang

tak dapat diperbaharui, maka manusia tidak boleh boros (tabzir), berlebihan (israf). Ketiga, prinsip al‐ intifa' dun al‐fasad, mengambil manfaat tanpa merusak. Alam dan segala isinya memang diciptakan untuk manusia, sejauh hal‐hal yang bermanfaat bagi manusia dan tidak boleh menguras semua sumber daya alam hingga menimbulkan kerusakan. Keempat, al‐Ri'âyah Dûn al‐Isrâf, yakni memelihara dan merawat, dan tidak berlebihan secara eksploitatif, hingga merusak keberlanjutan ekologi. Kelima, prinsip al‐tahdits wa al‐istikhlaf yakni pembaharuan sumber daya alam yang memang memungkinkan untuk diperbaharui. Wa Allahu a'lam bi al‐shawab.

*)Dosen dan Direktur Pusat Studi al-Qur'an dan Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

8

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012


Ke-TH-an

Penafsiran Term Kafir dalam Konteks Keindonesiaan Oleh Adang Saputra*)

A. Intro Sebagai pijakan awal artikel ini, penulis terinspirasi pernyataan Ulil Abshar Abdalla dalam artikelnya yang berjudul “Al‐Qur’an, Konsep Kelengkapan, dan Superioritas Budaya” sebagai berikut: “Jika kegiatan penafsiran dalam suatu agama yang kemudian dituangkan dalam “interpretational text” itu terus berjalan, maka itu pertanda bahwa agama bersangkutan masih merupakan agama yang hidup dan aktif. Begitu kegiatan penafsiran berhenti, atau malah dihalang‐halangi karena dikhawatirkan akan melahirkan pandangan‐ pandangan baru yang “menyimpang”, maka itu pertanda adanya perkembangan yang tak sehat dalam agama bersangkutan” Kiranya penulis setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Ulil, mengingat kemajuan peradaban suatu umat ditandai dengan muncul/lahirnya kreatifitas (ijtihad) baik sebagai proses maupun produk dalam peradaban umat tersebut. Hanya saja, dalam hal ini penulis sedikit menekankan bahwa dalam aktivitas interpretation text tidak hanya terkungkung pada persoalan yang berkaitan

Jika kegiatan penafsiran dalam suatu agama yang kemudian dituangkan dalam “interpretational text” itu terus berjalan, maka itu pertanda bahwa agama bersangkutan masih merupakan agama yang hidup dan aktif

dengan teks atau keilmuan saja. Dengan arti lain, tanpa memiliki kontribusi—sebagai upaya pemecahan—terhadap problem yang ada dan tengah membelenggu kehidupan sosial umat manusia, khususnya—untuk konteks Indonesia— adalah problem sosial yang ada di tengah masyarakat kita, sebab akan 'percuma' jika demikian adanya. Oleh sebab itu, artikel singkat ini akan mencoba memberikan reinterpretasi makna term kafir yang selama ini digunakan sebagai sifat, label atau 'penyebutan' terhadap orang‐orang non‐ muslim, dengan menggunakan kaidah al‐ 'Ibrah bi al‐Magza la bi al‐Alfadz (makna cum magza analysis) sebagai norma umum dalam membedah ayat‐ayat kafir yang ada dalam al‐

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

9


Ke-TH-an Quran. Sebagai makna pegangan teks kemudian direlevansikan dengan konteks saat ini, khususnya konteks Indonesia. Kaidah ini berarti bahwa yang mesti menjadi perhatian seorang mujtahid/mufassir dalam menentukan 'makna pegangan' teks al‐Qur'an ataupun al‐Sunnah bukanlah huruf atau aksaranya, melainkan dari magza yang dikandungnya. Yang menjadi aksis adalah cita‐cita etik‐ moral dari sebuah ayat dan bukan legislasi spesifik atau formulasi literalnya. Dan untuk mengetahui magza tersebut, seseorang dituntut untuk memahami konteks, tentu saja bukan hanya konteks personal yang juz'iy‐partikular, melainkkan juga konteks impersonal yang kulliy‐ universal. Hanya saja lafadz yang ada dalam teks merupakan pijakan awal dalam penelusuran makna.

B. Makna Term Kafir; Makna Asal Kata dan Makna Konteks Ayat al‐Quran Istilah kafir yang populer kini pada dasarnya merupakan serapan dari bahasa Arab dengan komposisi huruf kaf, fa dan ra. Berdasarkan beberapa kamus bahasa, kata ka‐fa‐ra (‫ )ﻛﻔﺮ‬memiliki arti sebagai berikut. Menurut Abu al‐Qasim Mahmud bin 'Amr bin Ahmad dalam Asas al‐Balaghah, makna kafara adalah gatha yang berarti menutup. Pun demikian dalam Ikmal al‐A'lam bi Tatslits al‐Kalam disebutkan bahwa makna kafara adalah menutup. Dalam al‐Alfadz al‐Mu'talifah disebutkan bahwa arti kafara adalah ghamadha yang berarti tersembunyi atau tidak terang. Sedangkan al‐Ashfahani mengartikan al‐kufru dari kata kafara dengan kata satara al‐syai' yang berarti menutupi sesuatu. Sementara itu, disebutkan pula bahwa lafadz al‐kufru adalah antonim dari al‐syukru, yang berarti jahada atau kadzaba (mendustakan), kanada atau qatha'a (memotong) dan ankara (mengingkari). Kufru al‐ni'mat diartikan sebagai mendustakan, memotong dan mengingkari kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan. Sehingga term kafir digunakan dalam dua konteks. Pertama, konteks agama/keyakinan (‫ )اﻟﺪﻳﻦ‬dan Kedua dalam konteks nikmat, anugerah dan pemberian (‫)اﻟﻨﻌﻤﺔ‬. Adapun penggunaan kata kafir dalam konteks kenikmatan sebagaimana disebutkan dalam ayat al‐Quran pada surat al‐Baqarah: 152. Menurut beberapa mufassir dijelaskan bahwa kata takfurun pada ayat di atas adalah sebuah sikap untuk mendustakan dan mengingkari apa‐apa yang telah diberikan oleh Allah. Dalam penjelasannya, sebagian ulama memberikan gambaran sikap kufur dalam konteks nikmat dengan menyia‐nyiakan pemberian Allah berupa maksiat. Sementara kata kafir yang digunakan dalam konteks keyakinan/agama memiliki arti tertutup dari hidayah Tuhan atau tertutup akal dan mata hatinya. Seperti sikap menghalang‐ halangi untuk berbuat kebaikan dan beriman kepada Allah. Sebagaimana yang tertuang dalam ayat al‐Quran pada surat al‐Baqarah: 217. Menurut beberapa penafsiran, orang‐orang kafir yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah para penyembah berhala yang masih tertutup hati dan akal pikirannya. Mereka masih berpegang teguh pada ajaran nenek moyangnya dan menolak ajaran yang diberikan Muhammad, yakni Islam. Karena sikap yang menolak dan menghalang‐halangi orang untuk

I

I

10 Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012


Ke-TH-an mendapatkan ajaran Muhammad itulah mereka diistilahkan kafir. Makna kafir yang dijadikan istilah sebagai orang‐ orang/kaum non‐muslim memang relevan untuk konteks saat itu, sebab kondisi mereka sangat bertentangan jauh dengan ajaran yang dibawa Muhammad. Lagi pula pada konteks dahulu yang menjadi perhatian adalah hal keyakinan bukan hal yang lainnya. Kendati demikian, hal yang perlu dipegang dari pemaknaan kafir adalah tertutupnya mata hati dan akal pikiran seseorang yang mengarah pada sikap negatif. Bisa saja seseorang yang melakukan tindakan negatif oleh sebab pikiran dan nuraninya tertutup dengan hal duniawi adalah orang kafir.

B. Term Kafir dalam Konteks Indonesia Pengunaan istilah kafir di Indonesia masih cenderung sama dengan konteks dulu, yakni pelabelan terhadap kalangan non‐muslim. Padahal jika mengacu pada makna asal dan makna pegangan dari al‐Quran bahwa istilah kafir ditujukan pada orang‐orang yang hati dan pikirannya tertutup oleh hal yang sifatnya duniawi yang mengarah pada tindakan negatif. Kiranya perlu ada pemahaman ulang dalam penggunaan term kafir untuk konteks saat ini, khususnya konteks Indonesia. Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa sikap yang didasari atas ketertutupan akal pikiran dan hati nurani yang mengarah pada kesesatan, kerugian, kesengsaraan dan ketertindasan bisa saja diistilahkan

dengan term kafir. Persoalan korupsi, kesewenang‐wenangan para pejabat akan amanat rakyatnya dan segala bentuk tindakan yang mengarah pada ketidakadilan, kerugian, penindasan dan kondisi kritis lainnya, menurut hemat penulis merupakan bentuk sikap yang didasari oleh kekafiran. Sebab orang‐orang yang demikian sudah tertutup mata hati dan akal pikirannya dengan 'sesuatu' di luar nilai‐nilai ketuhanan. Sementara nilai‐nilai ketuhanan tidaklah berbeda dengan nilai‐nilai dasar kemanusiaan, seperti keadilan, keseimbangan (dalam berinteraksi, seperti toleran dan saling menghargai) dan persatuan umat. Tak terkecuali muslim yang bersikap dan bertindak demikian. Wallahu A'lam.

*)Mahasiswa TH 09 UIN SUKA

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012 11


Opini

Bersikap Bijak Terhadap Kenaikan BBM Oleh: Kemas M. Intizham

Baru‐baru ini media kita

mengalami kenaikan pada

dipenuhi dengan berita perihal

tanggal 1 April 2012 atau

gejolak kenaikan BBM.

mengalami penundaan selama 6

Sepertinya, kebijakan

bulan berjalan. Hasil tersebut

pemerintah untuk menaikkan

dicantumkan dalam Pasal 7 ayat

BBM selalu saja menimbulkan

6 (A) UU APBN Perubahan 2012

pro dan kontra di kalangan

yang berbunyi: “Dalam hal

masyarakat. Pada umumnya,

harga rata‐rata minyak mentah

masyarakat menolak dan menganggap hal ini

Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dalam kurun

sebagai bentuk tindakan yang menyengsarakan

waktu 6 bulan berjalan mengalami kenaikan atau

rakyat. Berbagai macam cara dilakukan guna

penurunan lebih dari 15%, pemerintah diberi

mencegah kenaikan BBM.

kewenangan menyesuaikan harga BBM bersubsidi

Mahasiswa sebagai penyalur aspirasi rakyat

juga tidak tinggal diam. Mereka menyuarakan

dengan kebijakan pendukungnya”. Ada lagi kalangan yang beranggapan

suara hati rakyat. Sebagaimana kita ketahui

bahwa kebijakan pemerintah untuk menaikkan

berbagai golongan dari organisasi pergerakan

harga BBM hanyalah sekedar cara untuk

mahasiswa di berbagai kampus turun ke jalan.

mengalihkan isu‐isu yang sedang berkembang.

Dapat dikatakan wakil rakyat sesungguhnya adalah

Mungkin pernyataan ini ada benarnya jika kita

mahasiswa. Hal ini berdasarkan sikap yang

merujuk lagi kepada fakta sebelumnya. Masih

ditunjukkan oleh para mahasiswa yang selalu

banyak sekali kasus‐kasus yang belum menemui

berada di garda depan untuk membela rakyat.

titik terang yang kemudian hilang seketika. Dimulai

Akan tetapi, tindakan mereka juga terkesan

dari kasus Pembunuhan yang dilakukan mantan

menimbulkan kerugian negara. Tidak sedikit dari

Ketua KPK Antasari Azhar, skandal Bank Century,

demonstrasi yang dilakukan mahasiswa berujung

korupsi Gayus Tambunan, Nunun Nurbaeti hingga

pada tindakan anarkis.

kasus Suap Wisma atlet yang melibatkan beberapa

Namun tindakan nyata yang dilakukan oleh

mahasiswa ini patut diacungi jempol. Sikap

petinggi dari partai berkuasa. Rakyat boleh saja tidak menyetujui

pantang menyerah ditunjukan mahasiswa untuk

kebijakan tersebut, karena memang dalam sistem

mencegah kenaikan BBM membuahkan hasil.

pemerintahan demokrasi semua orang bebas

Sidang Paripurna DPR RI beberapa waktu yang lalu

berpendapat. Kebijakan yang dikeluarkan oleh

menghasilkan kesimpulan bahwa BBM tidak

pemerintah tentu telah didiskusikan dan

12

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012


Opini

diperdebatkan secara matang sehingga mencapai

triliun, dan dampaknya bagi kesehatan fiskal dan

suatu kesepakatan. Sebagimana yang dikatakan

bagi APBN akan sangat serius. Apabila opsi kedua

oleh Menteri ESDM, Jero Wacik, bahwa kebijakan

yang dipilih, maka pemerintah akan menghadapi

ini dilakukan pemerintah dengan berat hati dan

resiko politik yang besar, seperti demonstrasi,

merupakan pilihan yang sulit guna menghindari

kerusuhan dan instabilitas. Masih segar dalam

krisis jangka panjang.

ingatan kita bahwa salah satu pemicu kerusuhan

Dalam situasi tertentu, Presiden dituntut

sosial yang menjatuhkan Presiden Soeharto dalam

untuk mengambil sebuah resiko besar dalam

reformasi 1998 adalah kenaikan harga BBM dan

keputusannya, seperti yang terjadi pada

harga Sembako.

pemerintahan Presiden Susilo

Pada periode ini pun

Bambang Yudhoyono.

lagi‐lagi pemerintah harus

Keputusan berani yang

membuat suatu keputusan yang

dilakukan Presiden adalah

sangat sulit. Menteri Keuangan,

menaikkan harga BBM mulai

Agus Martowardojo,

periode 2004‐2009 hingga

memaparkan sejumlah alasan

periode 2009‐2014. Ketika

mengapa harga bahan bakar

Presiden SBY dilantik pada

minyak naik salah satunya

tahun 2004, harga bensin masih

adalah karena adanya lonjakan

berkisar Rp.1800 per liter—harga BBM termurah di

konsumsi. Jadi banyak sekali pertimbangan yang

dunia pada saat itu. Saat itu subsidi BBM melonjak

telah dipikirkan Pemerintah dalam membuat

tinggi sampai Rp. 70 triliun. Dan defisit APBN 2004

keputusan ini.

membengkak dari Rp. 26,3 triliun menjadi Rp. 38,1

triliun atau menigkat sebesar Rp. 11,8 triliun. Hal sama seperti saat ini yang dialami oleh

Pada akhirnya, segala keputusan yang nantinya diambil Pemerintah seharusnya bisa memberikan hikmah tersendiri buat rakyat.

rakyat Indonesia pada 2005 lalu adalah kenaikan

Menunjukkan penolakan dengan cara menuduh

harga BBM. Pada saat itu pemerintah hanya

yang tidak‐tidak, apalagi sampai menjurus pada

memiliki 2 opsi. Opsi pertama tetap memberikan

tindakan anarkis bukanlah menjadi tujuan dalam

subsidi BBM seperti tahun 2004—business as

berdemokrasi. Dalam kondisi apapun kita harus

usual—apapun dampaknya bagi ekonomi nasional.

memberikan dukungan kepada pemerintah. Akhir

Opsi kedua adalah mengurangi subsidi dan

kata, tetaplah santun dalam menerima kebijakan

menaikkan harga BBM.

yang dikeluarkan Pemerintah demi terciptanya

Apabila opsi pertama yang diambil, maka

kehidupan berdemokrasi yang sehat dan mendidik.

subsidi BBM akan meroket, mungkin sekitar 100

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

13


Ke-CSS-an

Tampuk Kepemiminan Baru CSS SuKa Tepat pada hari Minggu (08/04/12), pengurus CSS MoRA UIN Sunan Kalijaga periode 2012‐2013 melaksanakan pelantikan yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum CSS Nasional, Arif Kurniawan yang merupakan anggota CSS UIN Syarif

MoRA Nasional, Arif Kurniawan, yang sengaja

Hidayatullah, Jakarta.

diundang hadir dalam acara tersebut.

Acara pelantikan tersebut dimulai pada pukul 10.00 WIB, meski

Acara ini juga dihadiri oleh Ketua

sempat ditunda

Jurusan Tafsir‐Hadis, Prof. Dr. Suryadi, M.Ag

beberapa jam dari jadwal yang telah

selaku pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga dan

direncanakan, akan tetapi acara ini tetap

sekaligus sebagai bapak bagi seluruh anggota

berlangsung dengan lancar dan tertib.

CSS MoRA yang ada di UIN Sunan Kalijaga. Dalam

Serangkaian acara tersaji dengan rapi mulai dari

sambutannya, beliau menguraikan

pembukaan yang dipandu oleh Lailia Muyassaroh (CSS’11) yang berperan sebagai MC, dilanjutkan dengan pembacaan

arti sebuah organisasi bagi

Organisasi sesungguhnya bukanlah tujuan utama, melainkan hanya sebagai sarana atau media untuk menjadi insan yang lebih baik.

anggota PBSB. Tujuan utama bagi mahasiswa, baik pengurus CSS MoRA, maupun anggota adalah sama saja, yaitu dapat melaksanakan

ayat suci al‐Qur'an

perkuliahan dengan baik serta

yang dilantun‐kan oleh

memperoleh hasil yang baik pula,

Nurun Nahdiyah (CSS’11) bersama Inayah

khususnya dalam bidang akademik. Beliau

Sholihah (CSS’09). Agenda siang itu kemudian

menjelaskan bahwa sesungguhnya organisasi

disusul dengan berbagai sambutan yang

bukanlah tujuan utama, melainkan hanya

disampaikan oleh Atabik Faza selaku ketua CSS

sebagai sarana atau media untuk menjadi insan

MoRA periode 2011‐2012, Pangeran Sri Naga

yang lebih baik. Seorang yang sukses dalam

Puspa selaku ketua baru CSS MoRA yang akan

berorganisasi diharapkan lebih sukses dalam

membawahi tampuk kepemimpinan periode

bidang akademik.

2012‐2013 mendatang, serta Ketua Umum CSS

I

I

14 Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012


Ke-CSS-an Ironisnya, dalam agendium se�urgen ini, para anggota PBSB UIN SuKa yang berjumlah sekitar 160 orang—sebagaimana perhitungan Bapak Suryadi sebelum menyampaikan isi sambutan—ternyata hanya separuh dari jumlah tersebut yang hadir pada saat itu. Hal ini tentu saja menjadi sebuah renungan bagi kita bersama, dan sekaligus menjadi PR besar bagi para pengurus ke depannya. Beliau berpesan agar pengurus baru mampu menampung seluruh aspirasi anggota CSS MoRA, sehingga kepemilikan organisasi ini tidak hanya dirasakan oleh pengurus saja, melainkan juga dapat dirasakan oleh seluruh anggota. Acara siang itu kemudian ditutup dengan termin penyampaian materi bimbingan dalam berorganisasi. Arif Kurniawan selaku pemateri pertama menyampaikan seputar visi dan misi dalam berorganisasi. Ia menuturkan bahwa semangat berorganisasi adalah untuk mencapai tujuan besar yang sedang menanti kita sebagai mahasiswa sekaligus anggota CSS MoRA, yaitu agar bisa bekerjasama dan saling mendukung antar�Perguruan Tinggi dalam membangun

Para anggota PBSB UIN SuKa yang berjumlah sekitar 160 orang, ternyata hanya separuh dari jumlah tersebut yang hadir pada saat itu.

negeri. Materi selanjutnya disampaikan oleh Atabik Faza tentang administrasi dalam organisasi. Materi terakhir adalah bimbingan jurnalistik yang disampaikan oleh Adang Saputra dan Yuyun Yunita.

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

15


Cerpen

AKU, LENTERAKU DAN MATAHARINYA Aku terdampar di pojok taman, terduduk lemah bersanding dengan para bunga yang ceria dan rerumputan yang asyik menari, di sebuah kursi panjang aku menengadah ke langit mencoba mencari‐cari sesuatu yang hilang, langit tak lagi

sekoyak apa hatiku dan sedalam apa

putih, bahkan ia seakan pucat dan muram,

belati menusuk menoreh jantungku.

mungkin karena sang surya terlalu lama

Aku sakit, tapi benarkah aku harus

meninggalkannya, hingga ia tak lagi mampu ceria.

mendzalimi diriku?

Begitukah keadaannya saat ini? Keadaan seorang

Ah… kenapa rasa itu masih

gadis bernama Yassirli Amriyyah, yang telah

saja ada, kenapa harus nama itu lagi,

kurampas panutan hidupnya. Muram dan tak lagi

tak bisakah otak dan hatiku berdamai

memiliki gairah untuk hidup karena mataharinya

denganku meski hanya sejenak saja,

telah kalah oleh pekatnya mendung. Aku tak

kenapa harus Wildan , kenapa nama

kuasa melanjutkannya, langit benar‐benar

itu tak pernah musnah dari pikiranku,

mengingatkan aku pada Sherly.

kenapa susah sekali menghapus

Kupalingkan wajahku dari langit dan coba

nama itu dari memoriku. Tuhan,

kembali menilik bumi, ternyata bumi tak jauh

kenapa tak Kau ciptakan tombol

beda dengan langit, kudapati dedaunan yang

delete di otakku agar aku dengan

telah meninggalkan ranting dan berserakan di

mudah menghapus nama itu. Semua

tanah terombang‐ambing oleh angin, daun‐daun

tanya itu tak kutemukan jawabnya.

kering itu tak lagi sanggup untuk setia pada ranting, mungkinkah jodoh dedaunan dan ranting telah habis? Adakah nasibku dan Wildan sama dengan mereka. Tuhan menjodohkan kami untuk

Kembali kejadian dua bulan yang lalu berkelebat di depan mataku ####### Aku terduduk lemah pada

saling mengenal tapi tidak untuk bersatu.

sebuah kursi yang membentang di

Entahlah aku tak tahu, seperti apa rupaku kali ini,

ruang tamu, kakiku seakan tak lagi mampu menopang tubuhku, dadaku sesak, serasa tertindih beban berat

16

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012


Cerpen yang kasat mata, dan butiran‐butiran kristal mulai meluncur dari kelopak mataku, tangan ku gemetaran sambil tetap memegang kertas merah jambu yang baru saja aku eja huruf demi huruf yang terjajar di sana. Aku hampir tak percaya dengan apa yang baru saja aku baca, kata demi kata yang terangkai dalam kertas itu seperti sembilu yang mencakar hatiku. Wildan yang baru saja menjadi lentera dalam hidupku ternyata matahari bagi seorang gadis bernama 'Yassirli Amriyah'. Sherly melayangkan petir yang berwujud secarik kertas ke rumahku untuk meminta kembali mataharinya yang tanpa sengaja telah aku ambil. Aku tak menyangka betapa jahatnya aku telah tega merampas kehidupan orang lain hanya demi keegoisanku, masihkah aku pantas disebut sebagia manusia? Aku memang tak tahu bahwa Muhammad Wildanuril Ilmi, calon tunanganku, ternyata memiliki hubungan dengan seorang gadis bernama Yassirli Amriyah. Tapi tetap saja aku telah merampas sesuatu yang bukan milikku. Hal yang paling ditakutkan oleh seorang isteri adalah kehilangan imamnya, tapi yang terjadi padaku ternyata, aku harus kehilangan calon tunanganku, seseorang yang ku anggap sebagai calon imam, seseorang yang akan membimbingku mengayuh biduk menuju pulau indah Sang Maha Cinta. ######## “Zahwa, Tolong dengerin aku , Aku mencintai kamu Zahwa, percaya sama aku!”. “Maaf Wil, aku butuh waktu untuk sendiri agar bisa berfikir jernih“. “Tapi bulan depan pertungan kita, Zahwa, aku mohon fikirkan lagi rencana kepergianmu”. “ Aku harus pergi, Assalamu'alaikum”. “Wa'alaikum salam”. Aku berlalu pergi meninggalkan Wildan yang masih mematung di depan rumahku, kakiku seakan membatu tapi aku berusaha kuat untuk beranjak dari hadapannya. Aku sendiri tak mengerti aku pergi untuk apa, apakah benar untuk menenangakan diri seperti yang ku katakan pada Wildan, atau aku pergi untuk berlari, berlari dari kenyataan bahwa Wildan ternyata bukan milikku. Semua mimpi indah yang kami rajut bersama ternyata tercerai‐berai hanya dengan secarik kertas yang menyuarakan kebenaran. ######## Kuseka air mata yang mulai membanjiri pipiku dengan kerudung putihku. Allah, satu bulan

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

17


Cerpen “Alhamdulillah aku juga sehat, Zahwa kenalkan ini Sherly, Sherly kenalkan aku telah menjauh dari dia tapi ternyata belum ada

ini Zahwa”.

yang berubah, perasaanku masih tetap saja sama

Kualihkan pandangan ku yang sedari

seperti dulu, aku masih terus berharap bahwa surat

tadi mengamati Wildan ke arah gadis cantik

merah jambu itu dan serentetan kejadian yang

yang kini telah duduk di

menimpa aku dan Wildan hanyalah mimpi. Tapi

sampingnya,kudapati seuntai senyum yang

tidak, aku tidak boleh lemah, aku sama sekali tidak

benar‐benar tulus tak ada sedikitpun

memiliki hak atas Muhammad Wildanuril Ilmi, dia

guratan keterpaksaan di sana. Aku mulai

milik Yassirli Amriyah bukan Zahwa Aulia Syahiroh.

merasakan nyeri di dadaku, bahkan dalam

Hatiku bergetar hebat, saat aku melihat

hal senyum pun aku kalah dengan dia,

mobil Wildan, seutas senyum kuhadirkan tuk

senyum yang ia suguhkan jauh berbeda

menyambutnya, tapi senyum itu pudar tatkala aku

dengan senyum yang aku berikan untuk

melihat seorang gadis berjubah cream turun dari

menyambutnya, senyum yang dipenuhi rasa

mobil wildan, gadis itu cantik, anggun dan modis,

keterpaksaan.

itukah Yassirli Amriyah, kejadian satu bulan yang

Dia tetap tersenyum padaku meski

lalu hampir saja terulang kembali, aku hampir saja

aku belum bisa merespon aku masih sibuk

terduduk lunglai seperti waktu itu.

menenangkan hatiku yang semakin

Untunglah aku bisa lebih menguasai diri,

bergejolak, aku seakan tak mampu

kupejamkan mata sejenak sekedar menenangkan

menyembunyikan sakit yang ada di rongga

diri, kembali kusuguhkan senyumku, agar mereka

dadaku. Dengan tetap menyungging senyum

berdua tak menyadari betapa dahsyat pergolakan

Sherly mengulurkan tangannya.

batin yang sedang aku alami. Semakin lama mereka semakin dekat, dekat, dekat dan.

“ Sherly” Suara indahnya memecah keheningan.

Ya Allah… kuatkan hamba‐Mu yang lemah ini, jangan biarkan aku tenggelam dalam permainan syaitan, Bismillah… aku ikhlaskan Muhammad Wildanuril Ilmi untuk Yassirli Amriyah.

terbata. Allah aku sadar, aku tiada memiliki daya upaya, aku hanya mampu berencana

“ Assalamu'alaikum, Zahwa”.

tapi semua terserah kepada‐Mu jua. Aku

Suara itu menarik paksa aku dari lamunan

yakin Engkaulah yang paling tahu mana

panjangku.

yang terbaik untukku, jika memang Wildan

“ Wa'alaikum Salam, Wil”.

adalah jodoh Sherly, bantulah hamba agar

“ Bagaimana kabar kamu Zahwa?”

dapat mengikhlaskannya.

“ Alhamdulillah, sehat Wil, kamu?” 18

“ Zahwa” Ucapku masih sedikit

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012


Sastra Takdir

Lanskap Malam Pasar Stan

Oleh:Mbelink Gatot CSS ‘10

Oleh:Muhammad Kholil CSS '11

Ku rasa panas disana‐sini

Sepanjang pertokoan

Kekeringan, jiwaku dan jiwamu

Lampu‐lampu berpijar terang.

Melebur dalam panas

Jalanan lengang, tenang.

Menggeliat bersama di atas lumpur kotor

Sunyi ditimang.

Dan hampir pecah

Di tiap sudut

Kapan kita terbang?

Tergeletak berjuta kisah

Sebuah pertanyaan di awang‐awang

Cerita jenuh dan lelah

Kapan kita akan menyatu?

O. siang hari begitu jengah.

Dalam keberpaduan

Dari selatan

Hayalku Akanmu

Tampak lelaki tua

Pikirmu bersamaku

Menggenjot gerobak, paksa.

Sama‐sama tak sama

Kacang rebus masih bersisa.

Aku tak mampu

Pada ruas jalan

Itu yang aku khawatirkan

Dua pasang mata basah

Bersamaku

Pada lampu minyak

Itu yang kau angankan

Dua pasang mata bercahaya

Lalu,

Esok adalah harap.

Mungkinkah?

Cemas menyergap.

Tahukah Anda? Umumnya para pemimpin di dunia bukanlah orang asli (pribumi), melainkan para pendatang atau perantau. Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno sampai sekarang, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukanlah orang Betawi. Begitupun Barack Obama, Presiden Amerika Serikat sekarang adalah keturunan Afrika. Nabi besar kita, Muhammad Saw dan khulafaurrasyidin adalah Muhajirin alias pendatang dari Makkah, begitu juga Nabi‐Nabi pilihan Allah lainnya, mereka adalah para perantau. So,,,merantaulah, kau akan kuasai dunia. Renungkan QS. Al‐Nisa': 100, al‐Anfal:72, 74.(Red)

I

I

Buletin SARUNG edisi XVI Mei 2012

19


Selamat & Sukses atas dilantiknya

Pengurus CSSMoRA UIN SUKA Periode 2012 � 2013

coming soon

Buletin edisi

digital

http://sarung.cssmorauinsuka.com/


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.