Cakrawala Buletin Dwi Bulanan Pers Mahasiswa Seputar Bahasa dan Seni Unesa
Titipan Ormawa Anda
ber - Desem em
2
r 2016
Edisi No
TOA
be
v
perlukah mou ??
Membuka pikiran lewat kata
coming soon buletin idhum ilustrasi : Rhenzy
S
TIM REDAKSI
Pelindung Utama Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi Cahyani Sekretaris Bendahara Reporter
Editor Layout Ilustrasi Percetakan
Distribusi
: Tuhan YME : S. Haryani C. : Ervinna Indah
: Merry P.U.W : Listya Ratnaningtyas : -Mas Uliatul Hikmah -Amara Ridha A -Fatiah Ika -L -Listya Ratnaningtyas -Mufa Rizal -Putu Tita -Eighi Yuni -Asa Muhimmah -Rhenzy Ayu Rohmatullah -Fitriana : S. Haryani C. : -Ira Wijayanti -Kiki Widya M : -Rhenzy Ayu Rohmatullah -Ira Wijayanti : -L -Ervinna Indah -Cahyani -Mufa Rizal : -S. Haryani C. -Merry PUW
alam esasi
EDITORIAL Buletin “Cakrawala” adalah buletin dwi bulanan pers mahasiswa Seputar Bahasa dan Seni (Sesasi) yang bergerak dalam naungan BEM FBS. Isi buletin ini adalah warta kampus selingkung Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) selama dua bulan terakhir dikabarkan di sini. “Cakrawala” dengan Itag line Imembuka pikiran lewat kata diharapkan mampu menciptakan daya berpikir kritis mahasiswa FBS. Dua bulan terakhir ini, FBS telah sukses memperingati Bulan Bahasa. Seluruh jurusan di FBS ikut merayakan Bulan Bahasa dengan mengadakan acara yang menunjukkan identitas tiap-tiap jurusan. Tetapi pada saat pelaksanaan Bulan Bahasa, ada kebijakan baru mengenai uang jaminan peminjaman aset FBS, seperti audhitorium. Kebijakan tersebut banyak sedikit menuai protes (pro dan kontra)sehingga menimbulkan pertanyaan, "Perlukah MoU itu?" Rubrik TOA (Titipan Ormawa Anda) adalah wadah penampung aspirasi mahasiswa, khususnya Ormawayang sering menggunakan aset fakultas. Diharapkan fakultas mampu memedulikan gagasan mahasiswa untuk jadi lebih baik dari lagi. Tim Sesasi telah berusaha merangkum cakrawala pengetahuan mahasiswa FBS melalui pewartaan dalam buletin ini. Semoga “Cakrawala” membuka pikiran pembaca, betapa pentingnya aktif dan produktif dalam kata dengan media pena dan kertas(tulisan). Berpikirlah kritis! Pemimpin Redaksi
daftar isi Berita Utama Perlukah MoU ? TOA Titipan Ormawa Anda titipan sesasi buletin idhum terbaru
sesasi
1
Perlukah
MoU K
ebijakan mengenai uang jaminan untuk sebuah kegiatan baru-baru ini diberlakukan di FBS Unesa. Uang jaminan diberlakukan untuk pengguna atau penyewa aset yang dimiliki oleh lembaga, dalam hal ini adalah aset fakultas. Semua hal yang ada di fakultas berarti milik fakultas. Contohnya kelas, auditorium, ruang publik, dan lainnya. Latar belakang dibuatnya kebijakan ini, menurut Wakil Dekan II, karena tidak ada yang tahu sesuatu akan terjadi saat acara berlangsung, tidak ada yang mampumengontrolnya. Contohnya barang ada yang rusak, tembok dan lantai penuh dengan cat, dan lainnya. Hal seperti itu tidak ada yang menduga. Dengan adanya uang jaminan, uang tidak langsung diambil oleh fakultas bila pengguna bisa mengembalikan aset seperti sedia kala. Jika tidak ada cacat dan tidak ada kesalahan, maka uang jaminan akan diberikan utuh. Tetapi, jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi, maka akan diperbaiki dengan uang jaminan tersebut. Pengambilan uang jaminan disesuaikan dengan kerusakan yang dibuat pengguna. Jika kerusakan parah dan uang jaminan tidak memenuhi untuk mengganti maka pihak fakultas akan meminta lagi pertanggung jawaban dari pengguna.
? Menurut Pujiono, staff bagian umum perlengkapan fakultas, setiap penyelenggaraan acara pihak TU selalu menanyakan soal jumlah peserta, rangkaian acara, dan sebagainya guna membantu penentuan jumlah cleaning servis yang dibutuhkan. Segala jenis barang yang dipinjam mahasiswa untuk kegiatan merupakan aset milik negara yang dimasukkan dalam SIMAK BMN (Unit akutansi penggunaan barang) yang dikelola langsung oleh pusat. Dengan demikian jika mahasiswa menghilangkan atau merusak barang, uang jaminan dipakai untuk mengganti (dipotong seharga barang yang rusak) setelah ada kesepakatan terlebih dahulu antara Sarpras dengan mahasiswa. Selanjutnya, jika ada sisa akan dikembalikan.
ilustrasi istimewa
sesasi
2
pengakuan Kokoh Muflikhul, Kahima JBSI periode 2016
Pujiono, staff bagian umum perlengkapan fakultas
Ini terkait kegiatan kami di bulan bahasa. Ada satu pasal yang membuat konflik karena pasal tersebut dijelaskan jika kebersihan adalah tanggung jawab fakultas. Dalam MoU, hal tersebut bukan wewenang pihak pertama. Meski begitu, kami (panitia) juga membantu menjaga kebersihan di lokasi utama. Namun, sampah yang kami bersihkan tidak kami buang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Mungkin kami kurang menggali informasi mengenai hal tersebut. Sanksi yang kami dapatkan adalah sanksi kapital sekaligus sanksi sosial. Kejadian tersebut diungkit-ungkit ke forum dekanat, padahal ini masalah kesalahpahaman, tidak ada unsur kesengajaan. Kami tidak bisa menuntut karena masih cacat hukum. Jika beberapa Kahima berkumpul, kami masih sering curhat terkait pasal-pasal MoU dan terkait uang jaminan. Pada hakikatnya, MoU masih cacat dan perlu dikaji ulang. Setiap Ormawa, setiap jurusan, membuat kegiatan untuk meramaikan fakultas, mengeksistensikan FBS. Kenapa malah dipersulit sendiri padahal kegiatan kami bermanfaat. Kecacatan MoU itu semakin terasa karena pembuatan terkait pasal tidak melibatkan Ormawa atau pihak yang akan terlibat dalam MoU. Dulu ada wacana uang jaminan yang harus diberikan adalah Rp1.000.000,00. Ternyata uang jaminan yang ditetapkan dan diputuskan adalah Rp500.000,00. Seharusnya sebelum ditetapkan dan diputuskan terkait MoU perlu dikomunikasikan terlebih dulu dengan pihak yang akan terlibat di dalamnya. Pihak Ormawa harus diajak diskusi, minimal kami dianggap keberadaannya sehingga kami tahu terkait kebijakan baru tersebut. Jangan membuat segalanya serba dadakan. Pesan dan kesan untuk pimpinan, ada stimulus ada respon, dan transparan.
Masalah biaya petugas kebersihan saat bulan bahasa, seharusnya menjadi tanggungan fakultas. Namun, ada beberapa Ormawa yang dalam pelaksanaanya membayar sendiri petugas kebersihan. Karena ini kali pertama fakultas mengadakan peringatan bulan bahasa, maka persiapannya kurang maksimal. Beberapa kali ada ketidaksesuaian antara perlengkapan dengan panitia bulan bahasa, yakni mahasiswa dan kesiswaan. Kurangnya koordinasi membuatjadwal yang masuk di panitia bulan bahasa berubah sehingga mempengaruhi kebutuhan Sarprasnya. Akibatnya, jadwal petugas kebersihan dan pengaturan perlengkapan jadi kacau. Saya harap mahasiswa bisa lebih sadar akan kebersihan dan tanggung jawab. Sistem pembelajaran akan kondusif jika suasana lingkungan juga mendukung. Semua masalah kebersihan itu tidak akan selesai tanpa kesadaran dari mahasiswa sendiri.
sumber foto istimewa
sumber foto istimewa
sumber foto istimewa
sesasi
3
pengakuan Wakil Dekan II bidang Umum dan Keuangan, Drs. Slamet Setiawan, M. A., Ph. D. Terkait kebijakan ini, universitas sudah menyepakatinya. Banyak bukti yang menjadi dasar dibuatnya kebijakan ini. Jika ditanya, apakah sesuai dengan SOP kampus, maka saya bilang “Sesuai”. Sebenarnya kebijakan ini sudah disosialisasikan. Karena ini sangat urgen, cukup diwakilkan saja. Kalau saya balik, memang ada apa? Apakah itu tidak baik? Itu adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus diberikan pengguna. Jadi, saya tidak peduli itu Ormawa atau orang luar karena kebijakan ini berlaku untuk semua pengguna aset, bukan hanya berlaku untuk Ormawa. Tidak ada yang menolak untuk kebijakan ini. Ini merupakan bentuk pembelajaran untuk siapa saja yang menjadi pengguna aset fakultas. Ada sisi tanggung jawab yang harus dilakukan dan diikat oleh surat perjanjian, biar lebih tertib. Kebijakan yang diterapkan mengenai uang jaminan saat meminjam aset FBS tujuannya memang bersifat konstruktif. Ini ada kaitannya dengan revolusi mental, yakni menyadarkan tanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Jika semua pihak memiliki karakter ini,"Perlukah MoU???" Saat semua komponen sudah sadar akan tanggung jawabnya terhadap kebersihan lingkungan, tidak perlu lagi ada “Uang Jaminan”atau surat perjanjian, seperti peraturan/ pasal-pasal di MoU, untuk setiap kegiatan Ormawa. Kebijakan baru ditetapkan dan diputuskan sebagai bentuk pembelajaran konkret peduli lingkungan sekitar. Jika semua mampu menjaga kebersihan, kesehatan pun akan ikut terjaga. Sisi lain dari pembelajaran ini adalah komunikasi. Sebagai makhluk sosial, sudah selayaknya menjalin komunikasi baik pada semua pihak, baik pada petugas kebersihan, staff karyawan, jajaran dekanat, maupun antarmahasiswa Ormawa dan non-Ormawa.■
sumber foto istimewa
“Sometimes the questions are complicated and the answers are simple.” ― Dr. Seuss
sesasi
4
TOA “
MANDARIN
“Menurut saya, pengadaan uang jaminan itu bagus terutama di wilayah kampus. Mahasiswa, organisasi atau komunitas yang meminjam sarana prasarana mematuhi aturan yang mengikat sehingga pemakaian tidak seenaknya sendirisampai terjadi kerusakan yang menghancurkan. Kebijakan pengadaan uang jaminan harus dijelaskan dengan rinci kepada pihak pengguna agar pemakai tidak salah paham terhadap kebijakan ini. Jika ini adalah uang jaminan, seharusnya dikembalikan kepada pengguna. Kalau tidak dikembalikan, itumengkhawatirkan kami. Uang uang uang, lihat saja di akhirat nanti.” ”Rahmad Ahadyenes Kahima Mandarin Periode 2016 Angkatan 2014
Titipan Ormawa Anda
SRD “Fakultas harus mendukung dan memfasilitasi kegiatan yang diadakan mahasiswa. Harap ditingkatkan penerangan di lingkungan FBS karena banyak mahasiswa yang pulang malam.” Yulia Darun Nafiati Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Angkatan 2015
BAHASA INGGRIS “Penerangan di fakultas sangat kurang, harap segera dipasang beberapa lampu, terutama di area lorong. Jaringan wifi tolong diperbaiki agar sinyalnya lebih kuat. Kamar mandi yang tidak layak harap diperbaiki lagi, seperti pintu, wastafel tidak berfungsi, atau yang tanpa wastafelnya.“FBS Mendengar” harap diperhatikan agar aspirasi mahasiswa bisa tersalurkan. Jangan hanya sebagai hiasan.” Susmita Zein Sekretaris II HMJ Bahasa Inggris Angkatan 2015
SENDRATASIK “ “Kesannya FBS udah asyik. Suruh kasih WiFi di kantin, biar ada koneksi kalau ke kantin. Heheheh.” Adi Wicaksono Mahasiswa Sendratasik Angkatan 2012
BAHASA INGGRIS “FBS kesannya biasa aja. Sudah banyak yang menyampaikan kritik, tapi enggak ada yang diselesaikan. Harapannya semua staff lebih ramah, lebih berkoordinasi dengan baik, dan jangan ada info yang simpang siur lagi.” Dwika Aditya Puji Laksana Mahasiswa Pendidikan Inggris Angkatan 2014
sesasi
5
TOA JEPANG “Sekarang, biaya UKT mahasiswa Unesa semakin mahal. Namun, fasilitas yang didapat mahasiswa, khususnya lingkungan FBS, dirasa tidak sepadan dengan UKT yang dibayarkan. Banyak fasilitas yang kurang terurus dengan baik, baik aspek kebersihan maupun kelayakan. Juga dapat dilihat terdapat kesenjangan antarjurusan. Contohnya, jurusan yang ada di gedung T1 tidak mendapat fasilitas yang lebih memadai layaknya gedung-gedung yang lebih baru (baca: kebersihan dan kelayakan kelas). Padahal UKT yang dibayarkan mahasiswa sama. Berkenaan dengan peminjaman prasarana fakultas. Akhir-akhir ini ada penarikan dana kebersihan, petugas, dsb. Hal itu bukanlah hal baik karena akan menimbulkan pungli dan berdampak besar pada kegiatan Ormawa. Selain itu, saya merekomendasikandiadakannya ruang Ormawa di gedung FBS, biar mahasiswa dapat akses sampai pukul 20.00 WIB. Penerangan di kampus harap ditingkatkan lagi. Terakhir, mohon mahasiswa disabilitas difasilitasi sarana prasarananya.” Rizki D Cahyo Kahima Jepang Periode 2016 Angkatan 20XX
JERMAN
Titipan Ormawa Anda
INDONESIA “Kesannya sangat memberatkan. Kita dituntut untuk mengadakan kegiatan di kampus umtuk meramaikan kampus. Tapi cara peminjaman sarana prasarana saja dipersulit. Untuk uang perjanjian bahkan acara saja belum dimulai, lalu bagaimana kita dapat uang untuk perjanjian. Toh,dana yang keluar untuk kegiatan tidak semuanya cukup. Kita disini mengadakan semuanya untuk unesa. Yang disayangkan, kenapa dari pihak fakultas pelit sekali memberikan dukungan. Untuk surat perjanjiaanya banyak yang tidak pas. Pasal dan ayatnya banyak yang revisi secara lisan dari pihak1 dan pihak2.Jika memang itu peraturan, mengapa perjanjian saja masih membingungkan dan dipaksa menggunakannya? Pesannyaya diperbaikilah! Kalau masih tetap berlaku peraturan seperti itu, minimal peraturan seperti pasal-pasalnya diperbaiki. Seharusnya ditandatangani Wadek 2 danuang jaminan dalam perjanjian tidak sebesar itu. Toh, kita juga diharuskan membayar cleaning servis yang sudah diterapkan sesuai jumlahnya”
R.Windiasari Sekjen Hima JBSI Angkatan 2014
Kesan untuk fasilitas, sejujurnya fasilitas di FBS sudah bagus, tetapi perawatan dari fasilitas tsb yg sangat kurang. Ditambah lagi oleh perilaku oknum mahasiswa yg kurang bertanggung jawab atau bahkan merusak fasilitas. Harapannya, pihak fakultas dapat memberikan perawatan fasilitas secara berkala dan mahasiswa harus ikut aktif menjaga dan merawat segala fasilitas yg ada di FBS.” Imanuel Rintjap Ketua Bidang Olahraga HMJ Bahasa Jerman Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman 2015
sesasi
6
titipan sesasi
show your creativity
sesasi
7