BROSUR HPS 2014

Page 1

2. Gerakan Konsumen Cerdas

Gerakan konsumen cerdas diawali dari kesadar­ an akan hak dan kewajiban konsumen untuk me­ milih dan mendapatkan bahan pangan sampai tingkat rumah tangga dalam jumlah dan kualitas yang memadai sehingga aman dikonsumsi dan bergizi seimbang, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hidup sehat dan makanan beragam dan gizi seimbang, mengembangkan dan memanfaatkan ragam pangan lokal.

Keluarga: Lumbung Pangan Sehat Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena di dalamnya terdapat zat gizi yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam kehidupan. Agar dapat hidup sehat, aktif dan produktif, setiap orang memerlukan zat gizi dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Untuk itu diperlukan komposisi makanan yang sesuai dengan komposisi beragam, bergizi dan berimbang serta aman. Makanan yang bergizi dalam hubungannya de­ ngan kesehatan adalah makanan yang mengandung enam zat gizi yaitu air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Sedangkan makanan harus be­ ragam, karena setiap jenis bahan pangan tidak me­ miliki semua zat gizi yang diperlukan oleh tu­buh, sehingga perlu penganekaragaman pangan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi. Di samping itu, keragaman konsumsi pangan, juga berguna untuk mengurangi ketergantungan konsumsi pangan pada salah satu jenis atau kelompok pangan. Keluarga mempunyai fungsi dan peran sentral dalam mengelola dan mengolah pangan yang

beragam, bergizi, dan berimbang serta aman. Ke­ luarga menjadi komunitas awal untuk menciptakan dan membangun kebiasaan pangan sehat yang berbasiskan pada keanekaragaman sumber pa­ ngan lokal dan menghilangkan kebiasaan untuk me­ nyajikan pangan instan dan siap saji. Pangan yang sehat, berkualitas dan aman dapat disajikan dari dapur rumah tangga.

Penutup Ritme kehidupan sering menuntut segala sesuatu serba cepat. Waktu terbatas, anak harus pergi sekolah sementara ibu dan bapak harus segera berangkat kerja. Sebagai jalan pintas, untuk sarapan disediakanlah makanan siap saji yang memakan waktu penyiapan tiga sampai lima menit. Siang hari pulang sekolah, ibu dan bapak masih bekerja di kantor. Anak-anak kembali menikmati makanan siap saji ini. Selain mudah disajikan, makanan ini umumnya mempunyai cita rasa yang gurih dan umumnya disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah. Hal ini menjadi tantangan sekarang dan ke depan bagi gerakan HPS Gereja Katolik dalam membangun tata kelola dan tata olah pangan sehat yang berbasiskan ragam pangan lokal sebagai sumber pangan sehat keluarga.

Jakarta, 11 Maret 2014

Pengantar Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) dimulai sejak Food and Agriculture Organization (FAO) menetapkan World Food Day melalui Resolusi PBB No.1/1979, yang merupakan tindak lanjut dari kese­ pakatan FAO Conference ke 20 Nopember 1979 di Roma, Italia. FAO Conference ini dihadiri oleh 147 negara anggota FAO. Sejak saat itu disepakati bahwa mulai tahun 1981, seluruh negara anggota FAO termasuk Indonesia, memperingati HPS secara Nasional pada setiap tanggal 16 Oktober, bertepatan dengan hari terbentuknya FAO. Gereja Katolik sebagai bagian dari masyarakat Indonesia juga mengambil peran aktif dalam membangun HPS sebagai gerakan moral. Tema gerakan HPS Gereja Katolik Tahun 2013 – 2015 adalah “Mencintai dan Merawat Bumi untuk Pangan Sehat Bagi Semua”. Tema gerakan HPS Tahun 2013 “Mencintai dan Merawat Bumi”. Mencintai dan merawat bumi menjadi ungkapan dan perwujudan syukur manusia atas kehidupan yang telah disediakan Allah bagi hidup manusia (bdk. Kej 2, 15-17). Bumi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.