Edisi 8/2007

Page 1

TREN HUNIAN ISLAMI

Bisnis Melirik Potensi Return Sukuk Adhi Karya Sosok

Nuska S Sulistyowati

‘ Saya Di Suruh Insyaf..’ Manajemen Risiko Waspadai Risiko Pembiayaan Syariah Entrepreneurship Bursa Sajadah Aarti Jaya

Dari Kurma, Ketel Kuning Hingga Baju Perancang Beken



Dari Redaksi

Investasi Terbesar Kita Pembaca yang terhormat,

S

Sebagian besar kita punya impian untuk

Menawarkan lingkungan seperti itu, maka perumahaan Islami laris manis. Peminatnya bukan hanya umat Islam yang

memiliki tempat tinggal di tempat yang

menjadi mayoritas tapi juga non-Muslim.

nyaman, tenang, dan tentu saja secara

Bagaimanapun, impian memiliki hunian yang

lingkungan pergaulan baik untuk anak

nyaman bukan hanya milik umat Islam. Oleh

dan keturunan kita. Menangkap peluang

karenanya, hunian yang Islami hendaknya

itu, perumahan dengan konsep Islami

tidak sekadar menggunakan istilah �Islam

mulai marak di Jabodetabek. Perumahan

atau Muslim�, tetapi juga benar-benar

itu menawarkan keamanan, kenyamanan

menggambarkan kehidupan dan perilaku

dan lingkungan yang kondusif untuk

warganya yang sesuai dengan nilai-nilai

pertumbuhan anak-anak dengan kehadiran

atau ajaran islam sehingga keberadaan Islam

sekolah Islam, masjid, serta ruang terbuka

atau umat Muslim mampu memberikan

hijau.

kesejukan, kedamaian, ketentraman bagi

Perumahan seperti ini masih dalam bentuk klaster dan sedikit jumlahnya. Maklum, pengembangnya bukan korporasi

dirinya dan umat lain di dalam suatu pemukiman. Pada bagian lain, kami ajak juga Anda,

yang sekali membangun perumahan

pembaca budiman, berkenalan dengan

memiliki modal cukup besar.

salah satu direktur bank syariah perempuan

Memiliki rumah Islami bukan soal interior

yakni Nuska Sri Sulistyowati di samping

atau desain. Tapi, ada konsep pemisahan

menginspirasi Anda untuk menjajaki bisnis

ruang antara anak lelaki dan perempuan,

seperti yang dilakukan pemilik Aarti Jaya,

kamar mandi yang bersih dan dudukan

Bursa Sajadah dan Perlengkapan Haji.

kloset yang tak menghadap Kiblat serta pengelolaan tanah dan permukiman yang

Selamat membaca!

ramah lingkungan. Misalnya tak semua ruas tanah ditutup dengan paving block atau semen untuk memberi kesempatan tanah meresap air dan bernafas. Karena memelihara keseimbangan alam juga baik untuk masa depan kita nanti.

Rizqullah

00 Sharing / 2007


Daftar Isi

44 Waspadai Risiko Pembiayaan Syariah Perbankan syariah perlu mewaspadai risiko pembiayaan. Selama Triwulan I 2007, kredit macetnya meningkat. Sebaliknya, kredit macet bank umum menurun.

40

28

Internasional

Defisit Ulama Ekonomi Syariah

04 Sharing / 2007

01 03 04 06 07 08 10 18 20 22 28 31 32 36 38 40 42 48 50 54 58 59 60 61 62

Sosok

Nuska S Sulistyowati: ‘Saya Disuruh Insaf..’

Cover............................................. Dari Redaksi.................................. Daftar Isi........................................ Susunan Redaksi........................ Surat Pembaca.............................. Memo Bisnis.................................. Laporan Utama.............................. Opini.............................................. UKM & Mikro................................. Bisnis............................................. Sosok............................................ Info Produk.................................... CSR Filantropi............................... Internasional.................................. Ragam........................................... Manajemen Risiko........................ Peristiwa & Analisa........................ Entrepreneurship........................... Pendidikan..................................... Wisata........................................... Indikator......................................... Interlude........................................ Tentang Mereka............................ Resensi......................................... Distribusi........................................


Sharing

00 Sharing / 2007


Susunan Redaksi Tren Hunian Islami

Penasihat Senior

PARNI HADI

Cover : Tren Hunian Islami Desain : @rul Foto: Yudi Suharso

Pemimpin Redaksi

RIZQULLAH

Pemimpin Perusahaan

Tia Setiati Mahatmi

List Pemasangan Iklan Majalah Sharing

Wakil Pemimpin Perusahaan Wawan Salim

>> TARIF IKLAN 1 Halaman Dalam 1/2 Halaman Horisontal 1/3 Halaman Vertikal 1/4 Halaman Horisontal

Rp. 15.000.000,Rp. 9.000.000,Rp. 7.000.000,Rp. 5.000.000,-

Back Cover Inside Cover Inside Back Cover 1 Halaman Advertorial

Rp. 20.000.000,Rp. 17.000.000,Rp. 16.000.000,Rp. 17.000.000,-

# Tarif diatas belum termasuk PPN 10% # Iklan B/W dapat terima dengan tarif yang sama dengan tarif F/C # Materi iklan dalam bentuk CD + Proof print # Deadline materi iklan diserahkan 20 hari sebelum penerbitan >> Untuk berlangganan Majalah Sharing Hubungi Maya / Rahmat Telp ; 021- 7900 900 (hunting) / Fax : 021- 7900 213

Dewan Redaksi Ir. H. Adiwarman A. Karim, SE, MBA, MAEP Dr. Didin Hafiduddin Dr. Jafril Khalil Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap Dr. Ahmad Satori Ismail Drs. H. Mohamad. Hidayat, MBA, MH Dr. Mustafa Edwin Nasution Dr. Uswatun Hasanah Iggi Achsin, SE

Redaktur Pelaksana Sri Wahyuni Redaksi Ibrahim AJi Yudi Suharso Marketing JIP Megawati Hartono Endang Rachmawaty

Desain Grafis Hairul Anwar Photographer Arul Sekretaris Redaksi Maya Setiorini

Twink Building 8th floor Jl. Kapten Tendean No.82 Jakarta 12790 Ph: 62-21-7 900 900 (hunting) Fax: 62-21-7 900 213 e-mail : sharing@cahyagroup.com

06 Sharing / 2007

Distribusi Haryanto Keuangan Rita Artha K


Surat

Edisi Khusus Panduan Memilih Bank Syariah Semakin hari Majalah Sharing terlihat semakin bagus. Saya sendiri punya usul agar Majalah Sharing menerbitkan edisi khusus yang berisikan panduan untuk memilih bank syariah. Isinya tuntas meng-eksplor kelebihan dan kekurangan masing-masing bank syariah yang ada di tanah air. Sebab, dengan semakin menjamurnya bank syariah saat ini, tentunya banyak calon nasabah yang bingung dalam menentukan pilihannya dan mereka membutuhkan panduan untuk itu. Terima kasih. Hanif Ibadurrahman Syarief Duren Sawit Jakarta Timui Saran anda kami pertimbangkan. Terima kasih.

Alamat PPEI Saya tertarik membaca tulisan tentang PPEI (Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia) di majalah Sharing edisi 7 Mei 2007. Melalui surat ini saya ingin bertanya dimanakah alamat lembaga tersebut. Terima kasih. Shakira Salma Sulistiawan Jati Rangga Bekasi Selatan Alamat PPEI, Jl. Letjen S. Parman No. 112 Grogol, Jakarta 11440 Tlp. 5674229 (Hunting)

Tampilkan Rubrik yang Bermanfaat Saya menyambut baik pemuatan rubrik Personal Investing di majalah Sharing, karena rubrik itu menurut saya sangat bermanfaat bagi kami para pembaca. Begitu juga dengan rubrik Manajemen Resiko dan Entrepreneurship. Saya harapkan Sharing dapat terus konsisten menampilkan rubrik-rubrik semacam itu bagi para pembacanya. Salam sukses. Tri Murti Perumahan Duta Bandara Permai Tangerang Terima kasih atas masukannya.

07 Sharing / 2007


Memo Bisnis

Hadiah Umrah Shar-E

Direktur Bank Muamalat U. Saefudin Noer menyerahkan secara simbolis perlengkapan Umrah kepada Karnaen Anwar Perwitaatmadja perwakilan jamaah Program Raih 365 UMRAH Bank Muamalat, Jakarta, Sabtu 05/05/07. Rombongan ini adalah yang kedua setelah gelombang pertama diberangkatkan pada Agustus 2006.

Bakti Sosial KOKARGA di Perumahan Garuda Teluk Naga

K

Koperasi Karyawan Garuda Indonesia (KOKARGA) pada 2 Juni 2007 ini menyelenggarakan kegiatan bakti sosial di perumahan karyawan Garuda di Teluk Naga, Tangerang. Kegiatan ini ditujukan untuk para warga miskin yang berada di sekitar lingkungan perumahan karyawan. ”Bakti sosial ini merupakan wujud kepedulian kami membantu warga miskin di dekat perumahan karyawan. Jadi kami bisa bermakna pada lingkungan di sana, ” jelas Manager Usaha Jasa dan Ritel KOKARGA, Lily Lahiriawaty pada Sharing. Bakti sosial diwujudkan dalam bentuk pemeriksaan kesehatan warga masyarakat tidak mampu tersebut. Kegiatan ini juga dalam rangka menyambut pembukaan klinik kesehatan yang akan segera dibuka di kawasan perumahan tersebut. Klinik ini nantinya akan melayani karyawan Garuda dan keluarganya, juga masyarakat tidak mampu di lingkungan sekitar. Klinik ini dikelola oleh anak perusahaan KOKARGA, Garuda Sehat Bersama bekerjasama dengan Yayasan At Taqwa dan Bulan Sabit Merah. Lily menambahkan, dengan klinik ini, karyawan Garuda yang berada di perumahan tersebut,

00 Sharing / 2007

bila hendak memeriksa kesehatannya tidak perlu datang jauh-jauh ke Pusat Kesehatan Garuda di Kemayoran. ”Istilahnya jemput bola,” ujar Lily. KOKARGA sendiri pada bulan Juni ini juga berencana mengeluarkan produk Tabungan Umroh bagi karyawannya. Menurut M. Fatchoel Qorib, Manager Usaha Jasa dan Ritel KOKARGA, motivasi dikeluarkannya produk ini adalah untuk membantu karyawan dalam meningkatkan ketaqwaaannya. Kegiatan karyawan untuk umroh ini nantinya akan memanfaatkan fasilitas konsesi tiket gratis bagi karyawan Garuda. Sehingga tabungan umroh ini nantinya akan membackup seluruh biaya umroh di luar tiket pesawat. Teknis tabungan ini adalah dengan memotong gaji karyawan setiap bulannya sampai tercapai limit biaya umroh tersebut. Program ini juga bekerjasama dengan Yayasan At Taqwa milik Garuda yang akan memfasilitasi mengenai kuota keberangkatan umroh. n YS


Memo Bisnis

STEI Tazkia Terapkan Standar ISO 9001:2000

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia mulai mengadopsi ISO 9001:2000. “Kami berharap dapat mengembangkan, mengimplementasikan, dan memperbaiki efektivitas sistem akademik yang ada dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan yang dikehendaki segenap stakeholder”, kata Muhammad Syafii Antonio, Ketua Dewan Pimpinan STEI Tazkia di Jakarta, 23 Mei 2007. Besar harapan, dengan sertifikasi ISO 9001:2000 STEI Tazkia dapat memperbaiki dirinya guna memberikan kontribusi yang lebih nyata kepada umat dan bangsa. STEI Tazkia lahir pada 2001 sebagai kontinuasi dari Tazkia Institute dan Batasa Tazkia Consulting, suatu lembaga pelatihan dan konsultan yang telah dipercaya melatih lebih dari 5.000 bankir dan praktisi keuangan. Saat ini, STEI tazkia telah menjalin kerjasama dengan International Islamic University Malaysia, Universitas Kuwait, dan Shaleh Kamil Centre for Islamic Economics Al Azhar University Cairo. Memasuki tahun keenam, STEI Tazkia telah meluluskan dua angkatan dan lulusannya tersebar di empat kategori utama: eksekutif bank dan lembaga keuangan syariah, akademisi yang ingin melanjutkan ke jenjang S2 di Malaysia dan Timur Tengah. Saat ini STEI Tazkia tengah mengasuh sekitar 300 mahasiswa yang tidak kurang dari 25%-nya berbeasiswa. Saat ini STEI Tazkia tengah membangun kampus permanennya di kawasan Andalusia Islamic Centre Sentul City.

Papa Rons’ Pizza Buka Tiga Gerai Baru

PLN Emisi Sukuk Rp 300 Miliar

JAKARTA –PT PLN (Persero) menerbitkan obligasi syariah (sukuk) dengan nilai Rp 300 M. Emisi sukuk ini merupakan rencana kedua setelah yang pertama senilai Rp 200 Miliar. Tahun lalu, emisi sukuk PLN batal karena terbentur masalah PPN. ‘’Kalau duli kita terbitkan bianya jadi mahal karena harus bayar PPN dan financial leased.’’ Obligasi syariah ini menurut Direktur Utama PLN Eddie Widiono menggunakan skim ijarah dengan tenor sepuluh tahun. Imbal ijarahnya sekitar 9,875-10,625 persen atau setara Rp 29,625-Rp 31,875 miliar. Pembayaran sewa ijarah dilakuan tiap triwulan. Penerbitan sukuk kedua ini, kata Eddie, dilakukan bersamaan emisi obligasi konvensional IX senilai Rp 2,7 triliun. Total dana dihimpun dari kedua penerbitan obligasi akan digunakan untuk mendukung pembiayaan pembangunan pembangkit listrik sepuluh ribu mega watt. ‘’Secara garis besar obligasi ini (konvensional dan syariah) akan memperkuat posisi PLN,’’ katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, (28/5). Bertindak selaku penjamin emisi PT Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Securities Tbk, PT Bahana Securities, dan PT Mandiri Sekuritas. Selain itu, sukuk tersebut mendapat peringkat A1.id dari Moody’s Investor. Mengenai sukuk, Parno menyebutkan, PLN memang memutuskan untuk menggunakan akad ijarah dibandingkan mudarabah (bagi hasil). Sebabnya, tingkat penyerapan pasar terhadap sukuk ijarah lebih tinggi dibandingkan sukuk mudarabah. Kondisi serupa juga terjadi bagi pasar sukuk Timur Tengah. Investor di sana lebih menyukai sukuk ijarah dibandingkan sukuk mudarabah.

WIEF Digelar di Kuala Lumpur

Papa Ron’s Pizza membuka outlet baru di Plaza Atrium Senen, BG Junction Surabaya, dan Jl Gatot Subroto Solo, Jawa Tengah. Eskpansi gerai ini untuk lebih mendekatkan layanan pizza Papa Ron’s dengan konsumen di seluruh daerah. Selain meresmikan tiga gerai baru, tim pengembangan produk Papa Ron’s Pizza juga meluncurkan produk baru Tom Yam Pizza. Seperti namanya, pizza ini menawarkan rasa tom yam yang segar dan akan menampilkan menu baru setiap bulannya. Dengan begitu, selera pelanggan akan dimanjakan. Sebagai bagian dari kegiatan promosi, pemilik Papa Ron’s Pizza akan menandatangani Memorandum of Undestanding mengenai kesepakatan untuk melakukan national campaign. Hal itu ditujukan juga untuk makin menajamkan brand image Papa Ron’s Pizza di mata masyarakat.

KUALA LUMPUR—Negara Islam didesak untuk meningkatkan investasi dan perdagangan di Asia, Pasifik dan Timur Tengah. Dengan kerja sama itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan umat. Saat ini sumbangsih Negara Islam dalam perdagangan dunia hanya 7 persen. Demikian diungkap PM Malaysia Ahmad Badawi Abdullah saat membuka World Islamic Economic Forum di Kuala Lumpur akhir Mei. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga menjadi keynote speaker pada acara tersebut juga mengajak Negara Islam untuk menggarap pasar halal sedunia. Karena, populasi umat Islam yang cukup besar dan membutuhkan pangan halal. ‘’Beberapa Negara di Timur tengah masih surplus dan mencari peluang investasi,’’ kata Salman K Younis, pemimpin KFH Malaysia. Menurut dia Asia jembatan yang cukup bisa dipijak Negara Timur Tengah. Pertumbuhan bisnis di Asia, menurut dia, sangat menarik investor internasional untuk memasuki pasar ini. Dia memberi contoh Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi telah berinvestasi di properti di Cina dan Pakistan. PM Badawi mengajak Negara Islam untuk memulai inovasi pertumbuhan. ‘’Kita kumpulkan sumber daya yang kita punya untuk memulai inovasi demi kesejahteraan umat.’’ Ke 57 negara anggota Oki juga sepakat untuk menjajaki perdagangan bebas (Islamic free trade area) sesama anggota. Populasi Negara OKI sekitar 19 persen dari penduduk dunia, 6 persen dari sisi income dan 7 persen dari segi perdagangan global. n

00 Sharing / 2007


Ekonomi Syariah Dopod 900 Notebook Mini di Tas Anda

foto istimewa

Inovasi terbaru dalam bidang PDA Phone. Dopod menawarkan Dopod 900 yang merupakan mini notebook 3G dengan Wi-Fi pertama di dunia. Dopod 900 mengkombinasikan pilihan konektivitas seperti 3G, Wi-Fi dan GPRS. Dopod 900 merupakan PDA phone dengan MS Windows Mobile 5.0 pertama di Asia yang dapat melakukan video call dengan teknologi generasi ketiga (3G) dan dilengkapi QWERTY keyboard. Pengguna Dopod 900 dapat berkoneksi melalui jaringan 3G atau jaringan GSM. Dopod 900 dapat selalu tersambung dengan internet dengan tujuan untuk memberikan akses para eksekutif mendapat informasi yang mereka butuhkan. Didukung oleh processor mobile tercepat dari Intel, juga dengan display VGA beresolusi tinggi, Dopod 900 merupakan perangkat canggih bagi mereka yang menginginkan akses informasi dan internet yang mudah dan tak terbatas, bahkan saat anda bergerak. Fitur-fitur utama dari Dopod 900 antara lain dapat mendownload informasi dengan kecepatan 3G, membuat panggilan video ke ponsel 3G lain, mendapatkan email dan data penting lainnya. Dopod 900 juga dilengkapi dengan display VGA (640x480). Tidak lupa CMOS kamera 1,3 megapixel yang multifungsi. Dilengkapi video/flash light untuk pengambilan gambar pada malam hari. Dopod 900 juga menggunakan tombol navigasi lima arah yang akan mempermudah penggunaan. Informasi harga: Rp 13.000.000

Sepeda Motor Listrik Emoto Bergerak Lincah untuk Areal Terbatas Ingin bergerak lebih leluasa di ruang yang terbatas? Anda bisa mencoba Emoto, sepeda motor listrik yang ditawarkan Modern Group. Tak butuh bensin, energi untuk menggerakkan sepeda motor ini didapat dari batere yang dapat dicharge ulang. Sepeda motor listrik ini mampu berlari dengan kecepatan maksimal 45 kilometer per jam dengan daya tempuh 80 km (tanpa menyalakan lampu atau sekitar 70 km dengan menyalakan kampu). Kapasitas baterenya 24 A.h dengan tegangan 48 volt. Batere sepeda dapat dicharge 7-8 jam dalam kondisi aki kosong. Sepeda motor ini memiliki transmisi langsung dari dynamo ke roda belakang. Tipe rem yang ditawrakan tromol. Sepeda motor ini ditawarkan dalam empat warna pilihan merah marun, silver, merah putih, biru donger dan putih, merah dan putih. Tipe yang ditawarkan ada empat yakni VIP, Renza, Sonia dan Spirit.

foto istimewa

Informasi harga: Rp 4.400000-Rp 4.950.000

The New White Musk

Parfum Lembut dari The Body Shop

foto istimewa

Inilah produk terbaru dari the Body Shop, produsen kosmetika dan perawatan tubuh asal Inggris. Parfum The New White Musk ini merupakan kreasi terbaru dari White Musk yang telah lama mengendap di hati penggemar. Kali ini kemasan tidak lagi dalam warna putih melainkan sedikit bersiluet oranye. White Musk memang produk unggulan produk yang berkampanye against animal testing ini. Parfum beraroma sangat lembut yang didesain untuk wanita ini termasuk yang amat disukai. Parfum ini bisa digunakan setiap saat, dan untuk semua perempuan dan menyiratkan aroma lembut sepanjang saat. Bagi yang ingin lebih kuat, bisa memilih eu de parfum dan eu de toilette bagi yang ingin lebih ringan. Produk ini bisa didapat di gerai Body Shop terdekat di tempat Anda.

00 Sharing / 2007

Informasi Harga: Mulai Rp 138.000


Laporan Utama

S

Setelah menabung di bank syariah, berasuransi secara syariah, menjalankan bisnis dengan manajemen syariah, kini bermukim pun secara syariah. Hunian Islami kian marak bermunculan di Jabodetabek. Secara bisnis pun menggiurkan karena selalu laris manis. Hunian Islami Griya Insani Kukusan hanya butuh 1,5 bulan untuk cuci gudang.Griya Madani sudah lima kali dibangun dalam waktu enam tahun.Taman Firdaus lebih banyak lagi, sudah berseri hingga delapan sejak 2004. Dan, semua pengembang hunian di atas mengaku tengah mempersiapkan seri-seri hunian Islami berikutnya. Inilah satu fase dalam membangun kehidupan bersyariah. Dari gambaran itu, dapat dilihat bahwa konsumen mulai melirik perumahan yang menjual lingkungan yang lebih bersahabat, lekat dengan nilai spiritual dan tak ketinggalan adalah akses terhadap fasilitas umum dan social.

00 Sharing / 2007


Laporan Utama

Aman dan Nyaman di Perumahan Islami

Hunian Islami tidak ekslusif untuk Muslim saja. Karena Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan umat Islam untuk membaur.

D

Di dalam ruko itu orang berdesak. Dinding yang tak berperedam dan ruangan tertutup membuat suara orang-orang bergema. Riuh. Tiga staf pemasaran Griya Insani Kukusan (GIK) sibuk melayani calon konsumen. Selesai satu calon konsumen, calon berikutnya langsung duduk. Dan mereka kebanyakan tidak satu orang, tapi pasangan muda suami istri dan ada juga yang membawa anaknya. ‘’Sebaiknya buruan Pak, sore ini mungkin habis”, ujar salah satu staf pemasaran GIK kepada para konsumen. Dan hari esoknya, ketika Sharing menelpon kantor pemasaran GIK, salah satu staf mengatakan tinggal tiga unit tersisa. Dalam dua minggu 27 unit rumah di hunian Islami ini laku. Dalam 1,5 bulan terjual semua sebanyak 32 unit. Konsumen GIK begitu yakin membeli hingga mau membayar Rp 2 juta untuk booking fee yang akan hangus jika si konsumen membatalkan

transaksi senilai Rp 132-150 juta ini. Nyatanya, tidak ada yang membatalkan. GIK boleh bangga karena rekor kecepatan ‘cuci gudang’-nya di wilayah Kukusan Depok, Jawa Barat. Hunian Islami lainnya di kawasan yang sama butuh 3-5 bulan untuk ‘bersihbersih’. Tapi, di kawasan Jati Asih, Bekasi, Griya Madani (GM) II dengan 15 unit rumah berharga sekitar Rp 120 juta ludes terjual dalam satu minggu Di berbagai wilayah penyangga Jakarta lainnya, hunian Islami lain juga laku dalam waktu cepat. Makanya tak heran jika pengembang langsung membangun lagi seri-seri berikutnya menyusul hunian Islami pertama yang dibangunnya. GIK yang paling bontot, baru berencana membangun GIK II di Depok juga. GM sudah lima seri dan akan membangun lagi, namun di wilayah lain, tak lagi di Bekasi. Taman Firdaus (TF) sudah delapan seri dan akan membangun yang kesembilan, 10, dan 11.

Cepat laku, cepat balik modal Hampir seluruh hunian Islami yang

00 Sharing / 2007

Sharing liput bergenre klaster. Ini memang sedang tren saat ini. Klaster, menurut Ir. Adrian Zulfi, arsitek yang telah beberapa kali membangun hunian Islami lebih mudah dan efektif dijadikan komunitas. Ini karena interaksi antarpenghuni lebih terfokus di satu wilayah. Bagi R. Mulia Bakri SE, pengembang GM, sistem klaster dipilihnya karena lebih bisa memudahkan warga huniannya membentuk lingkungan yang Islami. Namun, bentuk klaster juga berpotensi membuat jarak antara hunian Islami dengan masyarakat sekitar. Padahal, sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW, umat Muslim mesti membaur dengan yang lainnya, termasuk dengan non-Muslim. Nabi besar itu sendiri menerima kehadiran dan melindungi kaum non-Muslim di Madinah. Makanya, Ir. Mohammad Echsannullah Khan MM, pengembang TF memodifikasi hunian Islaminya. Genrenya memang klaster, tapi penghuninya tetap bergaul dengan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitarpun boleh memakai fasilitas umum (fasum) di dalam klaster tersebut. Pengembang itu sendiri yang mengarahkan penghuninya untuk membaur. Sistem klaster juga bagus secara bisnis. Klaster tidak membutuhkan lahan luas, jumlah unit rumahnya sedikit, dan klaster dengan pengembang yang sama bisa disebar di satu


Laporan Utama wilayah. Inilah mengapa beberapa hunian atau memelihara anjing. Standardisasi konsep hunian Islami Islami yang Sharing liput cepat laku, karena Soal ini ternyata penting, menurut Echsan, Tidak hanya soal boleh tidak bolehnya jumlah unitnya relatif sedikit. hunian Muslim sudah menjadi magnet bagi non-Muslim di hunian Islami, soal bagaimana Ini cocok untuk pengembang tahap kaum di luar Muslim. Ini terutama karena kehidupan dijalankan di sana juga berbeda pemula. Echsan mengaku mulai membangun citra baiknya, di sana tidak ada rumah dicuri, antara satu hunian Islami dan lainnya. Echsan TF pada 2004, Mulia 2001, dan Rahman Filzi kegiatan seks bebas, peredaran narkoba, dan mengarahkan pembentukan lingkungan dari GIK baru tahun ini. ”Cepat laku, cepat sebagainya. Beberapa konsumennya pun Islami di tiap TF yang dibangunnya, misalnya balik modal, cepat pula untuk bangun yang non-Muslim dan mereka memakai fasilitas dengan aktif membentuk pengajian. lainnya”, ujar Rahman kepada Sharing. KPR bank syariah. Mulia juga demikian, selain menyediakan Meskipun, diakui Rahman mushola, ia juga membentuk pihaknya tidak terlalu banyak berbagai pengajian untuk warga. mengambil untung. Margin Sedangkan Rahman, karena kotor yang diambilnya sekitar masih dalam tahap membangun ”Menurut Echsan, hunian Muslim sudah menjadi 80%, itu belum dikurangi biaya belum bisa apa-apa kecuali magnet bagi kaum di luar muslim. Ini terutama macam-macam. Mulia mengaku menyediakan mushola. karena citra baiknya, di sana tidak ada rumah meraih 18-20% laba bersih per Echsan dan Rahman dicuri, kegiatan seks bebas, peredaran narkoba, proyek dan Echsan mengaku membayangkan hunian Islami dan sebagainya”. cukup menikmati 25% laba yang lebih luas dan lengkap. bersih. Tentunya, keuntungan Ada sekolah, pesantren, tiap hunian berbeda, tergantung minimarket, kolam renang, ”Setidak-tidaknya, kalau mereka sudah harga tanah yang dibeli. majelis yang sifatnya sentralistik, mengklaim dirinya bahwa ini adalah Griya Islami, Kalau ini, selain menyangkut jadwal kegiatan rohani tetap, itu sudah sangat baik bahwa kita ingin mengarah lokasi juga kemampuan dan sebagainya. Diakui dua ke kehidupan bersyariah”, ujar Thoriq * bernegosiasi harga ketika pengembang ini, pihaknya membeli tanah. Seperti belum mampu mewujudkan itu dituturkan Rahman, dalam karena keterbatasan modal. properti ada rumus bisnis, beli semurah Bagi ulama Aidil Heryana S. Sosi., ”Rome was not built in one day”, ujar mungkin baru kita bisa leluasa menentukan mestinya memang demikian. Ia menunjuk pepatah Inggris. Hunian Islami dalam bentuk mau dibuat seperti apa huniannya. tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang ideal memang belum terwujud, tapi Rumus ini pula yang berpengaruh yang intinya menyuruh umat Muslim untuk tak menutup potensinya di masa depan. terhadap harga. Mulia mengaku mampu berbaur dengan masyarakat, bukan melulu ”Setidak-tidaknya, kalau mereka sudah memberi harga kompetitif dibanding membuat komunitas ekslusif. mengklaim dirinya bahwa ini adalah Griya pengembang umum karena berhasil Pun, dengan Thoriq Basalamah, Wakil Islami, itu sudah sangat baik bahwa kita ingin menggaet investor lain untuk lahannya Ketua Umum DPP REI. Hunian Muslim mengarah ke kehidupan bersyariah”, ujar atau bekerja sama dengan pemilik tanah. mestinya bisa menjadi rahmatan lil alamin, Thoriq. Ia mengaku hanya merogoh modal sekitar bermanfaat untuk semua, termasuk nonNamun demikian, hunian yang Islami Rp300 juta per proyek. Muslim. hendaknya tidak sekadar menggunakan Tapi, tidak bagi Rahman dan Mulia. istilah Islam atau Muslim saja, tapi juga benarNon-Muslim pun boleh Kehadiran non-Muslim di hunian Islami benar menggambarkan kehidupan dan Hunian berlabel Islami sejatinya bisa menurutnya bisa mendistorsi arti hunian perilaku warganya yang sesuai dengan nilaimenerima kehadiran penghuni dari Islami itu sendiri. Ini bisa terjadi karena akan nilai atau ajaran Islam sehingga keberadaan kalangan non-Muslim. Hanya biasanya ini ada kecanggunggan antara penghuni yang Islam atau umat Islam mampu memberikan jarang terjadi, karena pembeli hunian Islami muslim dan non-Muslim. “Ibarat duri dalam kesejukan, kedamaian, ketenteraman biasanya kaum Muslim saja. Kalaupun ada daging”, kata Mulia. “Kita tidak penah tahu isi bagi dirinya dan umat lain di dalam satu hanya satu dua, itu pun mereka diminta hati mereka (non muslim—red) sebenarnya”, permukiman. untuk tidak mengadakan kebaktian di rumah ujar Rahman. n IA/YS

00 Sharing / 2007


Laporan Utama

Sukses Beruntun Griya Madani

Hunian Islami di Bekasi Timur ini idenya bermula dari pengalaman marketing di lapangan. Kini Griya Madani sudah membangun perumahan sebanyak lima seri.

Griya Madani Asri VII, Jati Asih, Bekasi.

I

Ide membuat hunian Islami sudah bersarang lama di benak R. Mulia Bakri, SE. Waktu itu--akhir era 1990-an, lelaki ini masih menjadi tenaga pemasar sebuah hunian umum di Bekasi Timur, Jawa Barat. Awalnya adalah pertanyaan yang kerap terlontar dari konsumennya. ”Kalau saya membeli hunian Bapak, siapa tetangga di kiri kanan saya? Rupanya mereka ingin tetangga yang satu iman”, ujar pemilik hunian Griya Madani Asri (GMA) di Bojong Kulur, Jati Asih, Bekasi ini kepada Sharing. Obsesi pun berubah menjadi kenyataan, pada 2001 Mulia mulai membangun hunian Islami. Hunian bergenre cluster itu diberi nama Griya Madani (GM) I. Di atas lahan seluas 4.700m2 ia membangun 22 unit rumah. Dalam 1,5 bulan, rumah berharga sekitar Rp 90 juta itu habis diserbu pembeli. Setelah hunian penuh terisi, berbekal modal baru, Mulia membangun GM II seluas 3.000 m2 dengan hanya 15 unit rumah dan

00 Sharing / 2007

harga berkisar Rp 120 juta. ”Ini lebih dahsyat, satu minggu habis terjual”, ujar Mulia. Melihat tingginya permintaan pasar, Mulia lalu membangun lagi GM III dengan harga lebih mahal, sekitar Rp130-160 juta. Meski lebih mahal, tetap saja sebanyak 18 unit di atas lahan 3.500 m2 itu laku semua dalam dua bulan. Yang namanya peluang bisnis, kalau pasarnya masih lebar, sayang untuk dilewatkan. Mulia membangun lagi GM IV di atas lahan 4.800m2. Sebanyak 27 unit dengan harga Rp 130 jutaan, laku semua dalam dua bulan. Hunian terakhir karya Mulia adalah Griya Madani Asri (GMA) atau GM V di atas lahan 8.600m2 dengan 41 unit dan berharga Rp 130-200 jutaan. Yang ini tampak melambat penjualannya, sudah setahun dipasarkan belum habis semua, tinggal beberapa unit saja. Mulia menganalisa ini imbasan naiknya biaya hidup akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir 2005 lalu.

R. Mulia Bakri, SE Pengembang Griya Madani Asri


Laporan Utama Modal minim, hasil maksimal Berapa keuntungan Mulia dari seluruh hunian yang dibangunnya? Mulia enggan menyebut pasti tapi ia memberi ilustrasi. Diakuinya ia mengambil margin bersih antara 18-20% dari satu proyek hunian. Jika omsetnya Rp 1,5 miliar berarti Rp270-300 juta laba bersihnya. ”Sementara dana yang kita keluarkan belum tentu Rp 1,5 miliar, paling hanya Rp500 juta. Berarti ada keuntungan kotor 300 %. Itu adalah margin yang wajar, di bawah itu kurang bagus”, ujar Mulia. Meski modal cekak, Mulia pandai berstrategi, lahan untuk proyekproyeknya tidak pernah dibelinya tapi perkongsian dengan pemilik tanah atau investor. Alhasil ia hanya cukup merogoh modal sendiri sekitar Rp300 juta per proyek. Minimnya modal Mulia juga dimungkinkan karena sudah ada bank penyedia KPR. Meskipun memberi kebebasan kepada konsumen untuk memilih KPR-nya sendiri. Mulia menyediakan fasilitas KPR dari Bank Tabungan Negara (BTN), baik yang konvensional maupun syariah. ”Danamon Syariah juga kami sediakan”, ujarnya. Mulia kini masih ingin terus membangun hunian-hunian Islami. Mulia menatap peluang bisnis hunian Islami masih akan bagus, karena orang Muslim ingin tinggal bersama. Mereka menginginkan lingkungan yang tenang, sejuk, bersih, dan tentunya Islami. Cuma masalahnya lokasi, harus strategis dan bagus. Sayangnya saat ini tanah di Jati Asih, sudah melonjak harganya. Mulia mengisahkan jika dulu harganya hanya Rp150 ribu per m2, sekarang sudah Rp400 ribu.

terutama adalah masjid atau mushola, itu pun disesuaikan dengan ketersediaan lingkungan. Mulia tidak membangun Musola untuk GM I-IV karena sudah ada mesjid di lingkungan sekitarnya. Untuk GMA ia membangun dulu mushola sebelum membangun hunian dan ini dianggapnya zakat. ”Inilah zakat saya yang didahulukan”, kata Mulia.

Membantu sesama Muslim Setelah membangun lima seri GM, Mulia mengaku cukup puas telah membantu sesama Muslim memiliki rumah di lingkungan yang mereka inginkan pula. Lingkungan Islami membuat kegiatan keagamaan lebih leluasa dilakukan, seperti pengajian ibu-ibu, anakanak, dan segala macam. Jika ada warga non-Muslim di sana tentunya menjadi canggung. Kepuasan Mulia juga dari sisi bisnis karena ia kini tak lagi harus bekerja sebagai pemasar hunian umum. Tapi tetap, bagi Mulia yang terpenting adalah dakwah. ”Obsesi bernuansa bisnis memang tak

Toilet tidak boleh menghadap kiblat Hunian Islami adalah untuk umat Muslim, itu harga mati. Begitu Mulia mendefinisikan hunian Muslim. Ini berimplikasi bahkan kepada pengontrak rumah atau pembeli kedua sebuah rumah Muslim. Jika pemilik rumah mengontrakkan rumahnya ke orang lain, maka si pengontrak haruslah Muslim. Jika pemilik rumah mau menjual rumahnya, maka pembelinya haruslah Muslim juga. Selebihnya adalah pola hunian termasuk bentuk bangunan dan kehidupan di dalamnya. Dalam sebuah rumah Muslim, toilet tidak boleh menghadap kiblat, privasi penghuni dikedepankan sehingga dari ruang tamu, ruang-ruang di belakangnya tidak terlihat. ”Saya punya yang seperti itu di tipe 42”, kata Mulia.. Di halaman rumah, pagar mesti terbuka. Ini untuk memudahkan tetangga bersilaturahmi. Nah, yang sangat pas untuk sistem ini memang klaster. Di sistem ini, hanya ada satu pintu utama yang menghubungkan dunia dalam dan luar kompleks hunian. Di dalam klaster ini lingkungan Islami akan lebih mudah dibentuk. Meski bertujuan membentuk lingkungan Islami, pengembang GMA tidak menentukan cara hidup Islami di lingkungan tersebut. Pengembang hanya mengarahkan warga membentuk pengajian dan membentuk lingkungan Islami, detailnya berdasar musyawarah warga. Yang menjadi kewajiban pengembang adalah menyediakan fasilitas umum (fasum) seluas 40% dari total luas hunian. Fasum itu yang

bisa dielakkan, tapi saya merasa memiliki tanggung jawab terhadap agama saya”, kata Mulia. Tanggung jawab inilah yang membuatnya konsisten di bisnis hunian muslim. Mulia mengisahkan meski GM I-IV laku cepat, mungkin jika ia membuat hunian umum yang heterogen lebih cepat lagi lakunya, soalnya diakuinya ada juga non-Muslim yang berminat membeli. Namun, Mulia konsisten dan tetap selektif, GM hanya untuk orang Muslim sesuai konsepnya. Atas kekonsistenannya itu Mulia mengaku mendapat banyak pertolongan dari Allah SWT. ”Kadang ada yang cepat laku kadang tidak, yang tidak cepat laku bisa membahayakan cash flow kami, tapi Alhamdulilah, selalu ada petolongan dari Allah”, kata Mulia. n IA/YS

00 Sharing / 2007


Laporan Utama Taman Firdaus:

Berkah dari

’Surga’

Hunian Islami tidak mesti ekslusif, bahkan harus menularkan berkah ke masyarakat sekitarnya.

S

’Surga’itu seperti turun ke bumi. Berkahnya tidak hanya dirasakan penghuninya, juga masyarakat sekitarnya. Nuansa sosial memang sudah melekat di hunian Islami Taman Firdaus I-VIII, bahkan di diri pengembangnya, Ir. Mohammad Echsannullah Khan MM. Sebelum membangun hunian, Echsan memulai bisnis properti dengan jual beli tanah kavling di Bekasi dan Bogor. Ia membeli tanah kavling secara tunai dan menjualnya kepada umat Muslim yang belum punya hunian secara kredit. ”Agar umat Islam mampu memiliki kavling tanah, saya jual secara kredit,” kata Echsan kepada Sharing. Taman Firdaus (TF) adalah salah satu perumahan Muslim bergenre cluster terbanyak di Jabodetabek. Selain TF II di Ciawi, Bogor, seri I-VIII-nya berlokasi di seputaran Jati Asih, Bekasi. Dari seluruh seri TF, tinggal TF VIII yang belum laku semuanya. Sampai Mei 2007, setelah 1,5 bulan dipasarkan, sudah hampir 70% unitnya terjual. Dengan luas tanah antara 80-90-100 m2, TF VIII hanya mematok harga antara Rp165-200 juta. Ini adalah hunian Islami untuk kelas menengah. Taman Firdaus VII yang dibangun di tengah kota Bekasi hanya memasang harga sekitar Rp60-70 juta. Padahal, harga tanah di daerah tersebut sudah Rp300 ribu/m2 Harga tanah semurah itu mestinya hanya bisa didapat di daerah Tambun atau Cikarang, bukan kota Bekasi. Hunian yang berisi 30 unit ini habis terjual dalam 2,5 bulan. Hunian ini dikategorikan rumah sederhana (RS). Makanya, down payment

00 Sharing / 2007

Taman Firdaus IV, Pondok Benda, Bekasi.

(DP)-nya dibuat murah, hanya 10% atau sekitar Rp7 juta, itu pun bisa dicil empat kali. Ini berhasil dilakukan atas kerjasama dengan BTN Syariah. Karena terletak di kota Bekasi, hunian itu menjadi memiliki nilai jual kembali yang tinggi.

Corporate social responsibilities Berbisnis properti, bagi Echsan tidak semata mencari untung, juga bagaimana itu memberi efek positif ke masyarakat, terutama masyarakat bawah yang membutuhkan. Di Jati Asih, ia sengaja membeli tanah sawah yang boleh tetap digarap warga asalnya. Beras hasilnya dibagikan kepada masyarakat penggarapnya tersebut. ”Itu untuk masyarakat yang dekat properti kami, kami memberi lahan sawah tiga hektare di sana untuk digarap. Kami juga punya tanah, kita piara kambing lalu dikelola oleh masyarakat di sana, lalu kami bagi hasil”, kata Ekshan. Ada warga TF I yang dokter, dia berinisiatif membuat sunatan gatis. Selain itu, warga TF I juga rajin mengadakan pembagian sembako gratis untuk masyarakat sekitar hunian Islami tersebut. Setiap transaksi penjualan di TF, calon warga juga otomatis menunaikan zakat. Karena Ecshan telah merancang

sistem penjualannya seperti itu. Hasilnya lalu disumbangkan ke daerah miskin. Setelah hunian penuh terisi, hubungan antara warga hunian dengan masyarakat sekitar diupayakan terjalin. Artinya, TF bukan hunian yang ekslusif meskipun genrenya klaster, genre yang di hunian umum memisahkan warga hunian dengan masyarakat sekitar. Tapi, warga TF membangun silaturahmi dengan masyarakat sekitar. Mereka mengadakan berbagai pengajian yang dibaurkan dengan pengajian masyarakat sekitar. Misalnya saat subuh, solat berjamaah dilakukan tidak hanya oleh penghuni, juga masyarakat sekitar. Masyarakat sekitarpun dapat memakai fasilitas di TF seperti jalan, taman, dan sarana olahraga.

Non Muslim boleh membeli Meski bernama hunian Islami, TF tidak menutup diri terhadap pembeli yang nonMuslim. Dan memang sudah ada non-Muslim yang membeli rumah di TF. Untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan warga yang mayoritas adalah Muslim, warga non-Muslim tersebut dilarang mengadakan kebaktian di rumahnya dan memelihara anjing. Jumlah


Laporan Utama Bisa sampai Rp1,5 miliar per bulan

Mohammad Echsannullah Khan

bermotifkan bisnis, juga dakwah. ”Menjalankan bisnis dengan niat ibadah nggak bisa dengan dihitung matematikanya”, ujar Ecshan. Ia memberi contoh bagaimana ia memproduksi hunian murah di tengah kota Bekasi. Dengan niat membantu kaum berpenghasilan rendah, Exshan mengaku mendapat banyak pertolongan dari Allah SWT. Ia membeli tanah di tengah kota Bekasi tersebut dengan harga murah, hingga ia tetap bisa untung, meski sedikit. Tidak hanya harga tanah yang murah, ia juga mendapat banyak kemudahan selama membangun hunian muslim ini.

”Taman Firdaus VII yang dibangun di tengah kota Bekasi hanya memasang harga sekitar Rp60-70 juta. Padahal, harga tanah di daerah tersebut sudah Rp300 ribu/m2 Harga tanah semurah itu mestinya hanya bisa didapat di daerah Tambun atau Cikarang, bukan kota Bekasi”

warga non-Muslim pun dibatasi. ”Tapi ada satu hal fenomena menarik. Non-Muslim justru banyak yang tahu tentang TF. Justru pemukiman Muslim seperti kami yang dia cari. Karena mereka mengaku merasa aman,” jelas Ecshan. Bagi Ecshan inilah konsep Islam yang sebenarnya, tidak ekslusif dan mau menghargai toleransi Citra amannya hunian Islami ini pulalah yang kemudian memposisikan TF di belantara bisnis properti. Brand-nya terbentuk sebagai hunian Islami yang inklusif. Di saat calon konsumen memandang faktor keamanan dan kenyamananan sebagai salah satu yang utama, TF mampu menawarkan itu. Dari awal Echsan sudah membaca peluang ini, pertama adalah kesadaran religi yang bangkit lagi di masyarakat. Orang Islam sudah mulai membentuk komunitas sendiri. Ini berbeda dengan di masa lalu, di mana umat beragama lebih suka membangun partai atau mazhab. Ecshan memberi contoh komunitas Muslim yang pengikutnya tumbuh bak cendawan di musim hujan, seperti majelis, komunitas sholat dhuha, sholat tahajud, sholat khusyuk, dan sebagainya. Untuk membentuk posisi TF di pasar, pengembang TF dituntut tidak sekadar

Berapa keuntungan Ecshan per bulan dari TF? Ia mengaku bisa meraup antara Rp700800 juta per bulan. Terkadang berfluktuasi hingga Rp1,5 miliar per bulan. Itu omzet, Ecshan mengambil laba bersih sekitar 25% dari omset tersebut. Menariknya, ia mengaku tak memiliki modal sendiri saat mulai membangun TF. Saya pinjam, tapi bukan dari bank, sekitar Rp100 juta lalu saya kembalikan dalam enam bulan”, terang Ecshan. Ke depan, melihat potensi bisnis yang bagus, Ecshan berniat membangun TF IX yang segmennya naik ke menengah dan sedikit atas. Ini karena lokasinya lebih dekat lagi ke tol di Jati Asih, Bekasi. Sedangkan TF X yang juga direncanakannya masih akan diperuntukkan bagi kelas menengah ke bawah, pun dengan TF XI. Rencananya TF XI ini akan dibangun di Kabupaten Bekasi, agak ke pelosok memang tapi jadinya lahannya bisa hektaran luasnya hingga bisa membantu lebih banyak orang muslim. n IA/YS

00 Sharing / 2007


Laporan Utama Griya Insani Kukusan:

Laris Manis dengan Nilai-Nilai Islam

Lahan Griya Insani Kukusan, Depok dalam penggarapan.

Dalam dua minggu, 27 dari 32 unit rumah terjual. Selain pandai membidik customer based value, trio pengembang ini juga pandai memainkan harga.

00 Sharing / 2007

T

“Tinggal lima unit Pak, sebaiknya pesan sekarang, kalau menunggu besok mungkin sudah habis”, ujar Filani, staf pemasaran Griya Insani Kukusan (GIK) kepada Sharing ketika menyambangi kantor pemasaran hunian Muslim tersebut. Dan benar, dalam 1,5 bulan, 32 unit rumah di lahan seluas 4.500 m2 tersebut ludes, des, des. Hunian Muslim lain di wilayah yang sama butuh 3-5 bulan sampai ‘cuci gudang’.

“Enggak terpikir pasang iklan”, ujar Rahman Filzi, Direktur Marketing hunian Muslim di Kukusan, Depok, Jawa Barat ini. Bersama dua temannya sesama pengembang hunian itu pun lantas membuat hanya 30 spanduk dan menyebarkan brosur. Spanduk yang dikonsentrasikan di Jalan Raya Margonda, Jalan Raya Kukusan, dan Stasiun KA Universitas Indonesia(UI), Depok itu ternyata sangat efektif. Tidak hanya


Laporan Utama

Rahman Filzi

pembeli yang datang, juga BNI Syariah. Di saat Rahman dan timnya bingung mencari pembiayaan KPR, tiba-tiba BNI Syariah Cabang Kelapa Gading menelpon dan menawarkan KPR-nya. Padahal Rahman tidak pernah menghubungi BNI Syariah sebelumnya, apalagi cabang Kelapa Gading yang ‘ujung ke ujung’ dari Depok. Ternyata, ada petugas bank tersebut yang melihat spanduknya. Hunian Muslim GIK adalah besutan perdana trio sahabat, Rahman yang dosen di Politeknik Negeri Jakarta, Yon Haryono (pengusaha properti), dan Andy Azizi (pengusaha pertambangan). Modal pun, diakui Rahman tidak murni dari mereka, tapi investor lain dengan skim Mudarabah. Total bujet yang disiapkan adalah Rp4 miliar. Sekitar Rp. 1,7 M untuk pembebasan lahan dan sisanya untuk bangunan dan sebagainya. Karena dalam 1,5 bulan dagangannya sudah ludes, trio ini kini mengincar lahan kosong seluas 1 Ha di Jalan Raya Margonda untuk dijadikan hunian Muslim berikutnya. “Kali ini kami ingin bangun hunian Muslim yang fasilitas umumnya lebih dari sekadar mushola”, katanya.

Customer based value Konsep yang dipilih Rahman Cs untuk lokasi yang berjarak hanya 300 meter dari kampus UI memang tepat. Hunian Muslim memang sudah dinanti-nanti komunitas Muslim modern di sekitaran UI, baik mereka yang masih mahasiswa, dosen, atau bekerja di sekitaran Depok. Kampus kuning itu kini memang dikenal sebagai salah satu kampus dengan pelbagai organisasi mahasiswa Muslim yang menonjol.

Rahman Cs menangkap keinginan komunitas tersebut untuk tinggal dalam satu hunian yang Islami dari survei pemasaran yang dilakukannya. Tentu saja, kenyamanan beribadah yang utama, makanya GIK mengapling sekitar 300 m2 untuk musola dan taman bermain anak. Orang tua bisa beribadah dengan khusyu sementara anakanaknya bermain tak jauh dari mereka. Kesamaan religi penghuni juga membuat mereka lebih leluasa mendalami dan mengembangkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan.Rahman mengilustrasikan, banyak calon konsumennya yang tak menginginkan ada anjing di lingkungannya. Dan, itu akan sulit jika penghuni huniannya heterogen. Inilah faktor terkuat keberhasilan pemasarannya, nilai hunian Muslim. “Hunian Muslim itu benar-benar menjual, berikutnya adalah lokasi dan harga”, tegas Rahman. Bicara lokasi, Rahman berani bersaing dengan hunian Muslim lain di wilayah Depok atau hunian umum. GIK hanya 350 meter dari Jalan Raya Margonda, akses utama Depok-Jakarta. Beberapa tahun ke depan, pemerintah berencana membangun jalan tol Margonda-Cinere-Antasari, tentu ini memudahkan para komuter dari DepokJakarta. Dari Jalan Raya Kukusan yang tembus Cinere/ Lenteng Agung, GIK hanya berjarak 100 meter. “Cuma dua menit jalan kaki”, ujar salah satu staf pemasaran GIK. Soal harga, tipe 36/72 batako yang mengisi 75% dari 32 unit hanya dijual Rp132,840 juta (cash keras ) dan Rp147,6 juta (KPR). Rahman menunjuk hunian Muslim lain di wilayah Kukusan yang menjual rumah setipe seharga Rp140 juta (cash keras). Rahman sudah menyurvei dan memang untuk kawasan tersebut harga pasarannya Rp140 juta. Dengan total harga KPR Rp147,600 juta ternyata sesuai dengan kemampuan segmen yang disasar GIK. Sebanyak 65% konsumennya mengambil KPR dan mereka adalah karyawan level menengah. Analisa Rahman, bisa dibilang mereka suami istri bekerja dengan total penghasilan sebulan Rp 5-6 juta, jika membayar cicilan rumah sampai Rp 2 juta per bulan masih mampu. Apalagi, fasilitas uang muka di GIK tergolong rendah. Dengan KPR BNI Syariah, uang muka minimal 10% dari total harga rumah. Jika memakai Bank Niaga Syariah 20% minimum. Menariknya, sebanyak 50% konsumen memilih uang muka 20%, hanya 30% yang memilih 10%.

Ada juga yang mencoba KPR dari bank konvensional, tapi tidak banyak dan kebanyakan gagal. Sejak awal, menurut Rahman, rata-rata calon pembeli memang langsung minta KPR dari bank syariah. Selain karena kesadaran syariahnya memang sudah terbangun, mereka juga ingin yang fixed rate. BNI Syariah menetapkan margin setara 8,5% untuk tenor lima tahun, 8,75% (10 tahun), dan 9% (15 tahun).

Lebih dari sekadar mushola “Doakan kami semoga cepat deal”, ujar Rahman kepada Sharing sebelum berangkat menawar harga lahan calon hunian barunya. Perkiraannya, jika deal di bulan Mei, Juni mengurus perizinan, Juli baru bisa mulai memasarkan hunian Muslim episode kedua. Kali ini trio ini ingin lebih serius mengembangkan hunian Muslim baik dari sisi konsep, teknis, maupun bisnisnya. Hunian Muslim sejatinya tidak cukup di lahan seluas 4.500 m2 seperti GIK saat ini, bahkan seluas 1 Ha pun. Idealnya di atas 3 Ha. Tapi karena terbentur dana, trio ini realistis membangun hunian Muslim dari skala terkecil. Di lahan itu nanti, akan ada fasilitas umum (fasum) lebih lengkap, seperti sekolah Islam, kolam renang Muslim, bahkan minimarket Muslim. Ia mengidamkan, suatu saat ada hunian Muslim seperti hunian umum yang dibangun kerajaan bisnis Grup Lippo, Hunian Lippo Karawaci, Tangerang. Lengkap, ada sekolahnya, perkantoran, mal, dan sebagainya. Menurut Rahman, rumah Muslim yang ideal sesuai ajaran Islam adalah yang minimal luas bangunannya 60 m2 (tipe 60). Ini memungkinkan kamar anak dipisah dengan orang tua. Anak putri juga dipisah dengan putra, pastinya harus ada ruang ibadah bersama. “Kami menilai tipe 60 ke atas baru bisa”, kata Rahman. Ini pun berimbas pada luas lahan hunian, belum fasumfasumnya. Harganya pun direncanakan tetap kompetitif. Jika itu demi kepentingan konsumen, demi kepentingan pengembang, trio ini memproyeksikan margin di atas 80%, margin yang diakui Rahman diambilnya dari GIK. Sementara, umumnya pengembang mengambil margin hingga 100%. “Sebagai permulaan tak apalah, ‘kan ini demi umat juga”, katanya. n IA

00 Sharing / 2007


Laporan Utama

”Tren Ini tidak akan Berhenti” Hunian berlabel Islami kian marak dibangun para pengembang. Meskipun kebanyakan pengembang pribadi dengan modal tak terlalu besar, tren penjualannya terus bagus. Real Estat Indonesia (REI) memandang tren ini seiring dengan kian sejahteranya umat Islam. Sampai kini organisasi pengembang ini tidak pernah mencampuri konsep perumahan yang dibuat anggotanya. ”Masingmasing anggota kami bebaskan menentukan cirinya sendiri-sendiri,” kata Thoriq Basalamah, Wakil Ketua Umum DPP REI.Inilah penuturannya tentang tren hunian Islami kepada Sharing. Thoriq Basalamah Wakil Ketua Umum DPP REI:

Menurut Anda mengapa tren hunian Islami ini kini marak?

penting halamannya luas. Salah satu ukuran keberhasilan suatu hunian Islami adalah makmurnya masjid di hunian itu. Kemudian tata cara kehidupan bertetangga yang baik. Ada sebuah hunian di Depok, yang tidak melabeli diri Islami, namun malah kehidupannya sangat Islami.

Semakin sejahtera manusia, semakin ingin memiliki hunian yang lebih representatif. Sekitar awal ‘70-an, mayoritas orangorang yang sejahtera adalah yang non-Muslim, sehingga konsep hunian yang menonjol adalah yang dari Barat, seperti gaya Spanyol dan sebagainya. Hunian Islami sulit dijumpai Kalau dari fisik bangunannya, yang Islami itu yang karena kaum Muslim biasanya baru sampai pada tingkatan seperti apa? Konsep rumahnya terdiri dari asal punya rumah saja. Kini ruang publik (ruang tamu), semi berbeda, orang Muslim mulai privat (ruang keluarga/ruang banyak yang kian sejahtera dan “Memang banyak pengembang kini tengah) dan privat (kamar). Lalu menginginkan rumah sesuai membidik orang-orang Islam yang kian saat mengaplikasikan, di ruang inginnya. sejahtera”. tamu disediakan minimal kamar mandi. Kemudian pembagian Jadi, ini peluang bisnis kamar terdiri dari kamar untuk yang prospektif? Menurut saya sangat prospektif. Memang banyak suami istri, serta pemisahan tempat tidur bagi anak perempuan pengembang kini membidik orang-orang Islam yang kian dan anak laki-laki. Ukurannya bisa disesuaikan, tidak harus sejahtera. Tinggal persoalannya adalah bagaimana mengemas besar. Secara fisik kawasan, minimal tersedia masjid dan taman hunian Islami itu agar kontennya benar. Tren ini bukan bermain untuk anak-anak. lagi sekadar akan berlangsung panjang, malah tidak akan berhenti. Tolong bedakan konten dengan gaya hunian ya, misalnya gaya spanyol, orientalis, minimalis, mediterania, dan sebagainya.

Maksudnya? Yang terpenting, hunian Islami itu adalah Islami konsepnya terutama konsep hidupnya. Contohnya, jadikanlah masjid sebagai community center, seperti tempat pengajian, belajar, dan bersilaturahmi. Masjid itu sendiri tidak perlu besar, yang

00 Sharing / 2007

Kenyataannya, secara fisik banyak hunian Islami tidak beda jauh dengan hunian umum? Ya, itu benar. Namun tetap hunian Islami adalah tren sangat positif. Nanti, pelan-pelan disempurnakan. Bank-bank syariah juga di awal beroperasinya dahulu, tidak melaksanakan transaksi syariah 100%. Yang terpenting membangun awareness orang terlebih dahulu.

n

YS/IA


Laporan Utama

“Hunian Islami Jangan Jadi Ajang Komersialisasi Umat” Risiko reputasi juga berlaku di industri properti. Ini terjadi ketika industri properti mengenal label Islami. Bagaimana jadinya jika hunian Islami justru tidak Islami? Ustadz satu ini membagi ilmunya tentang konsep rumah yang Islami kepada Sharing.

Aidil Heryana S. Sosi Ulama dan pemerhati masalah sosial Islam:

Seperti apa adab perumahan Islami itu menurut Anda?

Karena kita dapat menerapkan apa yang dituntun Nabi dalam hadis yang berbunyi, ”Orang beriman yang tetap bergaul Yang jelas tidak dengan semangat ekslusif. Ini harus dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka adalah digarisbawahi, orang Muslim itu siap bertetangga dengan siapa lebih baik daripada orang yang tidak mau bergaul dengan saja, termasuk non-Muslim. Tinggal di hunian Islami juga jangan mereka dan tidak bersabar atas gangguan mereka.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah). Rasullullah sampai membuat kita menjadi pun menyuruh kita untuk merasa lebih Islami dari muslim berbaur dengan masyarakat di luar hunian kita. “Tegasnya, hunian Islami tidak melulu umum. Hunian berlabel Islami berarti semuanya dibuat menghadap ke Manfaatnya berbaur jangan sampai hanya kiblat karena itu konsep secara dzohir dengan masyarakat umum, namanya, lingkungannya juga. kita mendapat tantangan Jika penghuninya justru tidak (permukaan) saja”. untuk membantu memperbaiki Islami, ’Kan malah bertolak masyarakat. Ilmu kita bisa belakang. Makanya konsep bermanfaat. perumahan Islami harus juga dibarengi dengan setting sosial yang Islami, menyangkut mentalitas dan moralitas penghuninya. Pengembang pun tetap Dengan begitu, sebenarnya apa nilai positif dari hunian bernuansa Islami? harus mengayomi. Ya, memang tetap ada keuntungannya, misalnya karena Tegasnya, hunian Islami tidak melulu berarti semuanya dibuat menghadap ke kiblat karena itu konsep secara dhohir orangnya saleh-saleh, tidak ada pencurian, narkoba, atau seks bebas di sana. Ini yang mestinya ditonjolkan hingga dapat (permukaan) saja. memberi contoh ke masyarakat sekitar. Image-nya hunian Islami adalah dakwah, bukan eklusifitas. Bisa diperjelas tentang semangat eklusifitas tadi? Makanya bagi pengembang yang menyasar umat Muslim Ya seharusnya tidak ada larangan bagi orang non-Muslim untuk tinggal di hunian Islami itu. Karena memang secara dalil harusnya juga meniatkan, bahwa usaha dia itu memang dalam memang tidak ada larangan bagi seseorang untuk tinggal di rangka khidmatul ummah (melayani ummat). Baru kemudian, kalau Allah memberikan rezeki yang lebih banyak dalam suatu daerah, kecuali di Tanah Haram. Saya sendiri dahulu juga pernah juga memiliki semangat bentuk keuntungan bisnis, itu dapat mereka ambil. Artinya, untuk tinggal bersama teman-teman yang khusus Muslim, pengembang jangan terjebak pada komersialisasi umat Muslim, tapi rezekinya malah mendapat rumah di Perumnas Klender atau Islam secara keseluruhan. Kalau niat mereka begitu, mereka (perumahan umum). Tapi akhirnya saya menyadari hikmahnya akan berhadapan dengan Allah SWT. ”Innamal a’mal bin niat” bergaul dengan masyarakat heterogen itu ternyata jauh lebih sebuah hadis berbunyi, ”Segala sesuatu harus diniatkan dengan amalnya.” n YS/IA baik.

00 Sharing / 2007


Laporan Utama

“Arsitektur Hunian Islami Mengikuti Adab Orang Islam� Islam itu bukan sekadar agama, melainkan lebih pada cara hidup. Yang berarti ada adab-adab yang mengatur cara hidup para pemeluknya. Maka arsitektur hunian yang Islami itu harus dilakukan dengan memakai paradigma form follow function (bentuk mengikuti dari fungsi). Fungsinya adalah mengikuti tata cara orang Islam yang penuh dengan aturan-aturan (adab) yang selamat dan menyelamatkan. Nah, bagaimana seharusnya arsitektur untuk hunian yang Islami itu, Ir. Adrian Zulfi, arsitek yang pernah beberapa kali merancang rumah bernuansa Islami itu menjelaskannya kepada Sharing. Ir. Adrian Zulfi Arsitek, Direktur PT Gapurathana Adhigraha:

Dari sisi ilmu arsitektur, hunian islami itu seharusnya seperti apa? Yang beradab tentunya. Sebenarnya dari segi arsitektur itu mempunyai prinsip form follow function.Artinya, bentuk itu mengikuti dari fungsi. Jadi untuk hunian yang Islami berarti penataan rumah tersebut mengikuti adab-adab dalam Islam. Salah satu prinsipnya, rumah Islami itu harus dirancang agar tamu tidak bisa melihat aurat rumah secara langsung.

Maksudnya aurat rumah secara langsung?

Tapi selama ini, rata-rata pemahaman orang terhadap hunian Islami mengandung pengertian bahwa rumah tersebut arsitekturnya harus bergaya Timur Tengah? Keliru. Bukan berarti rumah Islami harus bergaya Timur Tengah. Kalau ada yang mengaplikasikan itu, bagi saya hanya asesoris saja. Bentuk arsitektur Islam itu terjadi karena fungsinya yang mengikuti kaidah tadi dan itu tidak rumit.

Bagaimana pengaturan lingkungan hunian Islami?

Maksudnya adalah tamu prinsipnya tidak Untuk kawasan, sudah pasti kembali ke bisa langsung mengakses atau melihat ke dalam masalah lingkungan. Dalam arti, saat penataan atau bagian rumah yang semi privat atau pun bahkan pengaturan kompleks tersebut, kita tidak boleh privat. Bahkan untuk ruang tamu yang tergolong zalim terhadap lingkungan. Contoh sederhana, tidak ruang publik pun sebaiknya juga terlindungi dari semua tanah harus dikasih perkerasan (disemen). penglihatan tamu Karena tanah itu secara langsung, saat penting untuk �Bukan berarti rumah Islami harus si tamu masih berada pembuangan/ bergaya Timur Tengah. Kalau ada yang di luar rumah. Hal itu penyerapan air. mengaplikasikan itu, bagi saya hanya untuk mencegah si Intinya, arsitektur asesoris saja�. tamu dapat melihat halIslami harus ramah hal yang mungkin tidak pada lingkungan. pantas di dalam rumah Saya ambil contoh itu. Makanya, posisi pintunya bisa diposisikan untuk di Prancis, mereka sangat mengerti bagaimana tidak langsung dipasang di bagian depan ruang namanya pengaturan kawasan yang ramah tamu, melainkan di bagian samping ruang tamu. lingkungan. Prinsip menjaga kebersihan di sama, Lalu yang juga penting, rumah Islami itu harus misalnya, bahkan sudah menjadi cara hidup mereka. sehat, sirkulasi udara dan cahaya harus cukup. Dan menurut saya, itu sangat Islami. n YS/IA

00 Sharing / 2007



foto istimewa

Opini

Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, MBA Dewan Pakar MES

Bank Syariah: Ber-GURU-lah pada

D

Dilihat dari sisi jumlah, bank syariah hanya ada tiga dan didampingi dengan unit usaha syariah yang saat ini sudah mulai merambah dan menghiasi bisnis perbankan di Indonesia. Dengan komposisi yang ada, terkesan sulit meraih pangsa pasar 5%, mengingat bank konvensional telanjur singgah di hati masyakarat yang menjanjikan sesuatu yang pasti di awal perjanjian. Akan tetapi bukan mustahil di kemudian hari yang kecil ini dapat mencuri hati masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Dari sisi jumlah penduduk, Indonesia dikenal dengan mayoritas Islam. Sehingga sepatutnya kita berbesar hati, “don’t worry� meminjam istilah Garda Oto, bahwa kita pasti dapat menggunakan momen ini sebaik-baiknya. Perlu perjuangan ekstrakeras untuk meyakinkan masyakarat Muslim bahwa berbisnis melalui bank syariah adalah pilihan yang tepat, sehingga bilamana hidup di dunia dengan prinsip yang Islami, niscaya Insya Allah setidaknya memiliki sedikit peluang untuk meraih Surga di akhirat kelak. Akan tetapi apa yang dirasakan saat ini dan telah menjadi rahasia umum, bahwa satu bank merasa sudah piawai dengan bisnisnya, yang satu lagi merasa terlahir dari induk yang kaya dengan nama besar dan yang lain sedang-sedang saja. Sementara itu untuk unit usaha syariah mendompleng dengan kapal besar yang dengan segala keterbatasan Bagaimana solusinya? Perlulah kita berguru pada semut. Mungkin tidak ada di antara kita yang tidak mengenal semut, tapi mungkin

00 Sharing / 2007

Semut

jarang yang mengenal sifat yang hakiki dari semut. Betapapun besar, sulit dan beratnya pekerjaan akan dapat mengangkut beban sesuai dengan yang diharapkan karena dikerjakan secara bersama, bergotong royong sesuai dengan kapasitasnya (kontribusinya) masing-masing. Semut dengan tekun dan sabar mengangkat benda gotong royong beriring berjalan lurus bagaikan kereta api menuju tempat yang disepakati. Semut selalu berjabatan tangan menyapa temannya, atau berpelukan ketika berpapasan dengan temannya, layaknya manusia mengucapkan salam ketika berpapasan dengan saudaranya, dan bukan cakar-cakaran atau bersaing secara tidak sehat. Selain itu semut sebagai binatang yang kecil dapat mempermainmainkan dan bahkan dapat membunuh gajah yang raksasa itu, sedangkan gajah tak mampu membunuh semut yang kecil yang tidak nampak, seperti Firman Allah dalam surah Ash Syaff ( 61) ayat 4, yang artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. Tidak mustahil kalau hanya mengejar target market share 5% bagi bank syariah mudah saja untuk diraih, bila saja semua bank syariah ataupun unit usaha syariah mau merapatkan barisan sehingga


Opini memperkokoh dalam menjalin peluang bisnis, dengan catatan yang satu tidak merasa besar sendiri ataupun yang lain menganggap kecil. Yakinlah bahwa setiap upaya untuk mensyariahkan ekonomi masyarakat dan memasyarakatkan ekonomi syariah akan diberikan kemudahan, sebagai firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 244, berikut ini yang artinya :

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dengan demikian banyak pelajaran yang dapat diperoleh dari sifat semut, seperti pepatah kuno mengatakan ‘bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Nampaknya pepatah ini masih relevan di abad ini. Bila masing-masing bank syariah bertempur sendiri ke medan juang yang penuh ranjau di mana-mana maka sulit untuk memenangkan peperangan, kecuali bila dilakukan secara bersama-sama.

Perjuangan di atas insya Allah akan membuahkan hasil, sepanjang meraihnya dengan cara-cara yang baik dan halal serta tidak mengorbankan hak-hak orang lain, dan tidak ada yang merasa dirugikan, seperti firman Allah Subhanahuata’ala dalam surah AlAlbaqarah (2) ayat 190 yang artinya Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Selanjutnya agar berhasil dalam meningkatkan market share hendaknya selalu mengedepankan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja yang disertai penggunaan strategi dan taktik yang sesuai. Selain itu di era globalisasi sebagai era tanpa batas saat ini hanya perusahaan yang mampu berbisnis, secara efisien, efektif dan produktif disertai dengan sentuhan produk yang kompetitif yang dapat survive dalam bisnisnya. Serta perlu selalu mengedepankan adab bersaing yang etis, sehat dan tetap dalam keadaan siaga penuh dalam menghadapi serangan balik kompetitor yang juga selalu mengintai dan mencari titik lemah kita, seperti diungkap firman Allah dalam surah Al- Annisa (4) ayat 71, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! Setelah komunitas kecil ini bersatu dan bahu membahu, jagalah keutuhan silaturrahim dan jangan saling menjatuhkan, menjegal atau syirik satu sama lain, akeran syirik adalah dosa yang paling besar dan sikap menghadapi kaum musyrikin dalam peperangan seperti firman Allah Subhanahuata’ala dalam surah Al-Anfaal (8) ayat 58 yang terjemahnya: Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berkhianat. Selain hal di atas yang juga sangat menentukan dalam memenangkan persaingan dengan Bank Konvensional adalah, karena pertumbuhan Bank Syariah yang demikian pesat tidak diimbangi tersedianya SDM yang berkualitas dengan kekhususan pengetahuan dan keahlian dalam bisnis syariah, untuk ini Allah Subhanahu Wata’ala mengingatkan kita dalam surah At-Taubah (9) ayat 122, yang terjemahnya berbunyi:

Dengan bekerja sama antarsesama bank syariah, setidaknya akan: 1. menghemat biaya promosi, 2. menghemat waktu, 3. meningkatkan jati diri bank syariah, 4. menghemat keterbatasan SDM, 5. mempercepat pencapaian tujuan, 6. mempertinggi kepercayaan umat Islam khususnya yang belum banyak mengenal bank syariah, 7. media pembelajaran dari bagi bank-bank yang masih bayi dan baru dilahirkan, 8. mempertinggi ukhuwah Islamiah, dan mempercepat mewujudkan cita-cita “mensyariahkan ekonomi masyarakat dan memasyarakatkan ekonomi syariah”.

00 Sharing / 2007


UKM Mikro

Orang Bank tidak Keberatan Dasi

Petugas koperasi bisa meningkatkan keahlian lewat Microfinance Academy.

Agar

Microfinance Academy didirikan untuk membuat ‘orang kampung’’ tak kikuk berurusan dengan perbankan dan lembaga keuangan.

S

Setelah pensiun dari jabatan Presiden Direktur Lippobank tahun lalu, Jos Luhukay memberi isyarat dirinya akan aktif di dunia pendidikan. Pendidikan apa? Ia tak memberi informasi detail, “Tunggu saja nanti”, katanya saat itu. Mei 2007, ia tampil di Asia Pacific Conference on Exhibition (Apconex) sebagai penggagas dan pendiri Microfinance Academy (MFA), semacam lembaga pendidikan profesi agen keuangan mikro bentukan PT. Vitta Pragya Upakara (VPU) anak perusahaan yang 35 tahun malang melintang sebagai konsultan manajemen di Indonesia, PT Indo Consult. Lembaga ini bertujuan memberi standardisasi pelbagai kompetensi yang ada dalam bisnis keuangan mikro yang meliputi: perbankan, koperasi, pegadaian, asuransi, dan pasar modal. Dengan sertifikasi, berarti MFA juga akan menyediakan tenaga profesional siap pakai untuk bekerja di industri keuangan mikro. “Mereka adalah para

00 Sharing / 2007

agen keuangan mikro”, ujar Jos Luhukay saat peluncuran MFA di Jakarta, 11 Mei 2007. Di dunia perbankan dan keuangan dikenal istilah funding officer, account executive, atau agen asuransi. Agen keuangan mikro adalah petugas semacam itu, tapi yang mampu masuk ke kampung-kampung, berkomunikasi dengan baik, lalu menjual produk keuangan mikro baik kredit maupun asuransi. Tidak hanya itu, mereka juga bisa menjadi perencana keuangan bagi masyarakat desa. Semangatnya, menurut Jos Luhukay adalah untuk membuat orang-orang di pedesaan yang selama ini akrab dengan bank dan lembaga keuangan, tidak kikuk lagi. Kekikukan itulah yang dalam hematnya menjadi salah satu penyebab kurang terjamahnya kelompok masyarakat ini oleh perbankan dan lembaga keuangan.

Intinya Adalah SDM

Tentunya ide ini tidak jatuh dari langit, tapi berdasar kebutuhan. Jos memprediksi, pasar mikro yang belum terlayani mencapai 40 juta orang. Karena tak mendapat kucuran kredit dari perbankan, sebagian besar dari pasar mikro ini lantas mencari dana dari sektor informal seperti meminjam uang ke keluarga, teman, dan rentenir. Ini karena mereka kekurangan pengetahuan akan layanan perbankan, antipati terhadap layanan perbankan dan mengalami kesulitan prosedur. Padahal, pemerintah, perbankan, dan lembaga keuangan sudah berkomitmen untuk mengucukan kredit ke sektor mikro. Oleh karenanya, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menjembatani antara pasar mikro dan perbankan dan lembaga keuangan. Lembaga ini tidak bekerja sendirian. Agar programnya kredibel, MFA berafiliasi dengan Perbanas, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Institut Bankir Indonesia (IBI), American Academy of


UKM Mikro Financial Management (AAFM), Wealth Management Association (WMA), Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP), Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Financial Insight, dan tentu saja Bank Indonesia (BI). Sebagian lembaga tersebut akan memberi sertifikasi profesi kepada peserta ajar, sebagian lain memberi dukungan seperti jaringan, bahan pengajaran, dan sebagainya. Peserta yang lulus seluruh bahan ajar dasar akan mendapat sertifikasi Agen Keuangan Mikro (AKM) dan langsung bisa bekerja melayani pasar mikro. Bagi yang ingin menambah dan mengkhususkan keahliannya bisa mengambil program sertifikasi khusus seperti Asuransi Mikro atau Manajemen Keuangan Mikro. Di mana mereka akan bekerja? Jos menjawab mereka bisa bekerja sebagai agen tidak tetap dengan penghasilan berbasis komisi dari satu lembaga keuangan mikro (LKM). Program ini juga bisa diambil oleh mereka yang sudah berstatus pegawai LKM, pengusaha mikro yang ingin menambah pengetahuan dan keterampilan di bidang keuangan, akademisi yang haus pengetahuan, dan masyarakat umum yang ingin membangun karir di lembaga keuangan mikro.

Sebelumnya, dalam diskusi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Maret 2007, Direktur Utama Permodalan Nasional Madani (PNM), Wiwin P. Sudjito mengatakan Indonesia kini memiliki 52 ribu lembaga keuangan mikro. ‘’Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia berpotensi menjadi handbook keuangan mikro dunia,’’ kata Wiwin. Bagi Ketua Umum Perbanas, Sigit Pramono MFA adalah terobosan untuk memperluas penetrasi pasar perbankan ke masyarakat kecil, terutama yang berada di pedesaan. Ia mengakui perbankan sering mengalami kesulitan mengakses masyarakat desa karena tak punya ‘tangan’ sampai ke sana. Kalaupun ada seringkali petugas bank itu kesulitan membaur dengan orang desa yang disasarnya. Tentu ini karena perbedaan asal wilayah dan pendidikan, bahasa orang desa dengan bahasa orang bank sering berbeda. “Ibarat kata, orang bank-nya masih keberatan dasi untuk masuk ke desa-desa”, kata Sigit saat sosialisasi Apconex 2007 untuk wartawan, April lalu.

Optimalisasi Penjamin Kredit Di mata Menteri Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali, yang membuka peluncuran MFA, tidak hanya akses UKM dan mikro ke perbankan yang lemah, kebanyakan

pinjaman yang diterima UKM belum sepenuhnya dipergunakan untuk produksi, masih banyak untuk keperluan konsumtif seperti membangun rumah atau membeli kendaraan. “MFA perlu untuk membantu mereka agar mampu mengelola keuangan sekaligus memperkuat akses permodalannya”, kata Suryadharma Ali. Pemerintah pun terus berupaya mendongkrak penyaluran kredit ke UKM oleh perbankan. Misalnya dengan membuat linkage program penyaluran dana dari perbankan ke koperasi. Koperasi pun sekaligus menjadi penjamin kredit UKM tersebut. Sebelumnya, pada rapat kordinasi terbatas antara Presiden, BI, beberapa departemen dan kementerian di Kantor Kementerian Koperasi, 9 Maret lalu, Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah mengatakan dari rencana bisnis bank yang masuk ke ‘gedung kembar’ pada 2007 ini, sebesar Rp 87,2 triliun akan disalurkan perbankan kepada UKM. Untuk meyakinkan perbankan akan uangnya tersebut, bank sentral menjanjikan optimalisasi peran Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) sebagai penjamin. Pemerintah pun, dikatakan Suryadharma Ali, akan mempersiapkan dana penjaminan kurang lebih Rp 1,4 triliun dengan rasio 20, maka akan ada dana penjaminan sebesar Rp 28 triliun sebagai tambahan. n IA

Sertifikasi yang ditawarkan MFA Dasar

Sertifikasi Dasar Keuangan Mikro Agen Keuangan Mikro WAPERD Pemasaran Mikro Lanjutan Pengkhususan Pemberi Sertifikasi

Pemberi VPU&LSPP VPU &LSPP BAPEPAM VPU

Perbankan/ Koperasi/ Pegadaian VPU&LSPP Kredit Mikro Manajemen Risiko Keuangan Mikro

Asuransi AAJI Manajemen Risiko Asuransi Mikro Agen Asuransi Mikro

Pasar Modal AAFM Manajemen Kekayaan Mikro

Pengembangan Diri Soft Skill

VPU

00 Sharing / 2007


Bisnis

Melirik

Potensi Return Sukuk Adhi Karya

Sukuk Mudarabah I 2007AdhiKarya diprediksi mampu memberi imbal hasil Rp 11 miliaran per tahunnya. Perusahaan ini mengincar proyek konstruksi di Timur Tengah.

S

Satu lagi korporasi kita melempar sukuk ke pasar. Adhi Karya, BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, engineering procurement construction (EPC), dan investasi menawarkan Sukuk Mudarabah I 2007 pada 14 Mei 2007. Sukuk dengan nominal maksimum Rp 100 miliar ini menawarkan tingkat nisbah 73,78%77,26% kepada pemegang sukuk. Sukuk ini berjangka waktu lima tahun dengan tingkat pengembalian 100% . Adhi Karya wajib membayar bagi hasil tiap tiga bulan sekali kepada pemegang sukuk. Berbarengan dengan Sukuk Mudarabah I 2007 tersebut, Adhi Karya juga meluncurkan Obligasi IV Adhi 2007 dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 10,62%-11,12%. Sama dengan sukuk, obligasi ini juga jatuh tempo selama lima tahun. Untuk membayar obligasi dan sukuk tersebut, “Adhi Karya menjaminkan piutang atau tagihan perseroan baik yang sudah ada maupun yang akan timbul dari proyek yang dikerjakan dengan nilai minimal 125% dari jumlah pokok obligasi dan sukuk,” kata I Wayan Gemuh K, Managing Director Mandiri Sekuritas yang ditunjuk sebagai underwriter dua obligasi ini. Sebagai wali amanat, ditunjuk Bank Mega.

Membidik Proyek Timur Tengah Berdasar data dari Adhi Karya, proyek yang akan dan tengah dikerjakan BUMN tersebut sampai 2009 bernilai total Rp 6,3 triliun dari 21 proyek yang tersebar di dalam maupun luar negeri (lihat boks). Bagi Adhi Karya, sebagaimana dimuat dalam prospektusnya, prospek usaha konstruksi di dalam negeri masih bergantung pada proyek gedung perkantoran, apartemen, dan mal, serta pembangunan

00 Sharing / 2007

infrastruktur khususnya proyek jalan. Selama 2000-2006 pertumbuhan sektor konstruksi mencapai 7,1% per tahun. Pertumbuhan sektor konstruksi 2006 sebesar 9%, tertinggi selama 10 tahun. Sektor konstruksi menyumbang 7,5% ke PDB Indonesia di 2006, meningkat dari 5,5% di 2000. Sedangkan di luar negeri, Adhi Karya melihatnya sangat menjanjikan terutama dari wilayah Timur Tengah. “Karena peluang bisnisnya lebih besar, kami akan meningkatkan portofolio proyek di luar negeri,” kata M. Saiful Imam, Direktur Utama Adhi Karya.

Proyek Monorail di Kuningan,

Bagi Hasil yang Pasti Di mata Gunawan Yasni, anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI yang menjadi salah satu tim ahli Sukuk Mudarabah I 2007, sukuk Adhi Karya ini menarik untuk dibeli karena return-nya bagus. Dewan Pengawas Syariah Batasa Capital ini pun membuat ilustrasi sederhana berapa keuntungan yang dapat diperoleh dari sukuk Adhi Karya ini. Tahun 2006, menurutnya, Adhi Karya membukukan piutang hingga Rp2,4 triliun. Pendapatan sukuk Adhi Karya ini berbasis proyek yang pendapatannya minimal Rp 60 miliar per tiga bulan dan memiliki marjin laba kotor tak kurang dari 6%. Dengan begitu, kirakira nilai proyek Adhi Karya untuk sukuknya per tahun adalah Rp 240 miliar dengan marjin laba kotornya 6% saja, pendapatan yang dibagihasilkan untuk sukuk adalah Rp 14,4 miliar. Nah, dengan nisbah sekitar 73-77%, berarti ada sekitar Rp 10 miliar yang kemudian dibagikan kepada para pemegang sukuk sesuai porsi kepemilikannya tiap

tahunnya. “Tapi itu kan jika nilai proyek minimal Rp 60 miliar, kalau lebih, nominal yang dibagihasilkan bisa lebih besar, inilah mudarabah”, kata Gunawan kepada Sharing. Dilihat dari keamanannya, Gunawan optimis, sukuk ini cukup aman pasalnya yang dijadikan dasar adalah proyek yang sudah ada anggarannya. Apalagi jika proyek dari pemerintah baik dalam maupun luar negeri. Atas dasar itulah, ketika ikut merumuskan sukuk ini, tim ahli syariah maupun underwriter menyarankan mudarabah, bukan ijarah. “Karena nature of business Adhi Karya cocok untuk bagi hasil, mereka sudah punya ancer-ancer pendapatan yang sulit untuk meleset. Kalaupun meleset paling waktu pembayarannya yang terlambat,” ujar Gunawan. Lagipula, sukuk ijarah hingga kini masih terbentur masalah pajak yang membuatnya menjadi mahal untuk emiten. Meskipun berskim Mudarabah, pendapatan yang diterima pemegang Sukuk mendekati bunga


Bisnis

tetap (fixed rate). Ini karena transaksi yang didasarkannya adalah proyek yang sudah jelas anggarannya. Dari segi rating pun, menurutnya sukuk Adhi Karya ini layak mendapat rating A+

(A Plus) stable outlook. Karena waktunya sempit, maka rating yang didapat Pefindo hanya A- (A Minus) stable outlook. Melihat potensi sukuk ini, Gunawan memprediksi sukuk ini akan oversubscribe. n IA

>> Proyek Adhi Karya yang Masih dalam Pengerjaan

(73,78%-77,26%) Nisbah bagi hasil per tahun sukuk Mudharabah I 2007 Adhi Karya

(10,62%-11,12%) Bunga Tetap per Tahun Obligasi IV 2007Adhi Karya

>> Piutang dan Tagihan yang dimiliki Adhi Karya

00 Sharing / 2007


Bisnis

Membantu Mereka yang di

Ambang Batas

Banyak cara untuk mengurangi kerentanan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. Salah satunya adalah dengan asuransi mikro.

Pengusaha mikro kini bsa mendapat asuransi kredit.

A

Keluarga miskin hidup di ambang batas. Sekali terjadi ketidakmujuran, kelangsungan hidupnya terancam. Berharap sepenuhnya pada pemerintah untuk segera mengentaskan kemiskinan tampak sebagai sesuatu yang mustahil, mengingat besarnya anggaran yang diperlukan. UNDP melihat ini dan mencoba mencari cara lain. Akhir 2006, United Nation Development Program (UNDP) menggandeng Allianz, perusahaan asuransi multinasional melakukan studi kemungkinan penerapan asuransi mikro di tiga negara, India, Indonesia, dan Laos. Hasilnya, asuransi mikro dinilai mampu membantu pengentasan kemiskinan

yang tidak kena klaim. Manfaat yang didapat, tidak jauh berbeda dengan asuransi jiwa dan kerugian umumnya. Hanya nilai tanggungannya lebih kecil. Dengan premi terjangkau (di bawah Rp100 ribu) yang dibayarkan per bulan atau tahun, peserta mendapat manfaat yang t penelitian UNDP dan Allianz ditemukan sebagai yang paling diminta oleh masyarakat berpenghasilan rendah sebagai pasar potensial. Misalnya, pertanggungan biaya sakit keras, kegagalan panen untuk masyarakat agraris, santunan atas kematian anggota keluarga, dan biaya pendidikan anak gratis. Pasar potensial ini juga menuntut jaminan bahwa risiko yang terjadi di masa depan tidak akan membuat anaknya menjadi stres.

Asuransi bernuansa sosial Meski padat tujuan mulia, asuransi mikro tetap berbasis mekanisme pasar. Artinya ini bukan semata untuk amal (filantropi). Pelakunya pun bukan saja lembaga nirlaba, tapi perusahaan asuransi komersial dan pemerintah. Makanya, UNDP menyebut asuransi mikro sebagai Public-private partnership using a market based mechanism to reduce poverty (kerjasama swasta-umum dengan menggunakan mekanisme pasar untuk mengurangi kemiskinan). Layaknya asuransi, produk ini tetap mengambil untung dari premi terkumpul

00 Sharing / 2007

Masih berbasis kredit Meski belum ada yang nyata-nyata menyebut produknya sebagai asuransi mikro, beberapa perusahaan asuransi dan bank selama ini memiliki produk yang mirip. Kebanyakan produk itu berorientasi ke Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM). Asuransi jiwa dan atau kerugian dijual kepada pengusaha MKM. Dengan begitu, si pengusaha bisa memiliki “jaminan tambahan� yang amat berguna baginya ketika mengajukan kredit ke bank. Bank pun memanfaatkan ini untuk memperkuat manajemen risiko kreditnya.

Pengusaha MKM yang memiliki asuransi diprioritaskan untuk diberi pinjaman. Model seperti ini diterapkan oleh Bringin Life dan Bringin General dalam kerjasamanya dengan BRI sebagai induk perusahaan. Inilah yang kemudian disebut asuransi kredit yang dimodifikasi. Bank swasta terbesar, Bank Central Asia memiliki Asuransi Central Asia (ACA) untuk produk semacam ini. Meskipun ACA tidak melulu memakai klien kredit BCA, dalam kenyataannya penjualan produknya banyak dibantu oleh cabang BCA yang tersebar di seluruh negeri. ACA menyasar pengusaha MKM sebagai pasarnya. Pemerintah memiliki Askrindo dan Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU), institusi pemberi bank guarantee untuk MKM yang mengajukan kredit ke bank. SPU bekerjasama dengan Jiwasraya, yang menjual asuransi jiwa bagi pengusaha MKM. Bank Niaga juga memiliki asuransi kredit semacam ini bekerja sama dengan BPR. BPR diberi pilihan untuk mau menanggung seluruh risiko atau membaginya dengan komposisi 90% (Bank Niaga) dan 10% (BPR).

Payung perlindungan untuk keluarga Allianz AG menganggap serius peluang pasar asuransi mikro di Indonesia.


Bisnis Menindaklanjuti penelitian yang dilakukannya sendiri, Allianz meluncurkan “Payung Keluarga’, pilot project asuransi mikro di Indonesia yang diujicobakan selama setahun sejak Agustus 2006. ”Payung Keluarga” menawarkan asuransi jiwa dengan premi Rp. 6.000 (US $0,66) per tahun. Pada dasarnya, ”Payung Keluarga” menawarkan asuransi jiwa kredit dengan beberapa manfaat tambahan. Pertama, jika nasabah yang mengambil pinjaman meninggal dunia, maka sisa saldo pinjaman akan ditanggung oleh asuransi. Dengan demikian, keluarga yang ditinggalkan tidak perlu khawatir mencari dana untuk membayar hutang yang masih tersisa. Sebagai manfaat tambahan, keluarga yang ditinggalkan akan mendapatkan manfaat dua kali lipat dari besarnya pinjaman. Manfaat tambahan ini dapat membantu keluarga ekonomi lemah untuk mengatasi krisis keuangan yang terjadi bila pencari nafkah utama meninggal. Penyaluran, penagihan premi dan pembayaran klaim dari produk ”Payung Keluarga” akan dikelola oleh mitra kerja yang

berpengalaman dalam bidang asuransi mikro, seperti BPR, Koperasi Simpan Pinjam, dan institusi non-pemerintah. Pinjaman yang disalurkan oleh institusi-institusi ini kepada nasabah yang berpendapatan kecil, berkisar antara Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 10 juta (USD 55 – USD 1.100) Target pasar Payung Keluarga, seperti dikatakan Rianto A. Djojosugito, Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia adalah sektor informal dan bisnis mikro, terutama perempuan. Motifnya tentu saja tidak semata sosial, bisnis juga. Allianz memang tengah menjajaki segmen baru yang dapat memperbesar basis nasabahnya. “Jadi, ini juga termasuk cara terbaik mengombinasikan tanggung jawab sosial dan peluang bisnis”, katanya kepada Sharing. Pada awal peluncurannya, Allianz mengaku telah memproses suatu polis kumpulan nasabah kredit yang berjumlah 18.500 dan dikeluarkan oleh Koperasi Simpan Pinjam di Tangerang. Dalam 12 bulan mendatang, Allianz merencanakan untuk memperoleh 50.000 nasabah. Jika produk ini

dinilai berhasil, Allianz akan menjadikannya produk tetap sekaligus melengkapi jajaran produknya yang lain. Bagaimana dengan asuransi syariah? Kepada Sharing, Asuransi Takaful Keluarga mengaku sudah melakukan pilot project di satu daerah sebelum Allianz meluncurkan Payung Keluarga. “Kemungkinan tahun ini akan kami luncurkan produknya, sekarang belum bisa dipublikasikan karena satu dan lain hal, kata Rahmadji, Sekretaris Perusahaan Syarikat Takaful Indonesia (STI). n IA

Manfaat yang Paling Diminati Pasar Asuransi Mikro di Indonesia (Menurut UNDP dan Allianz) 1. Pertanggungan biaya sakit keras. 2. Kegagalan usaha/ panen. 3. Santunan atas kematian anggota keluarga. 4. Biaya pendidikan anak gratis. 5. Jaminan bahwa risiko yang terjadi di masa depan tidak akan membuat anggota keluarga/ anak menjadi stres.

00 Sharing / 2007


Filantropi

Berlindung dari Sifat kikir Ust. Bobby Herwibowo

“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut dan kikir…!” Itulah kalimat yang terucap oleh Rasulullah SAW dalam doanya kepada Allah Ta’ala. (HR. Bukhari & Muslim).

00 Sharing / 2007

Seseorang yang sadar dan membutuhkan rahmat Tuhannya, akan senantiasa berlindung dari sifat kikir. Sebab sifat tersebut amat merugikan bahkan membinasakan manusia. Sedikitnya ada 3 kerugian yang akan dialami manusia saat dirinya dikuasai oleh sifat kikir atau pelit, dan hal itu tidak memberikan keuntungan sedikitpun baginya. Pertama, ia akan jauh dari Allah SWT, yang berarti tidak akan mendapatkan rahmat dan ampunanNya. Kedua, ia akan jauh dari manusia, sebab tidak seorang pun yang suka bergaul dengan manusia kikir. Ketiga, berpeluang masuk ke dalam neraka, sebab hidupnya tiada lagi berarti. Di mata Allah Swt ia hina dan bagi manusia ia dianggap sebagai lawan. (Al hadits) Inilah sebuah kisah dari negeri antah berantah, menggambarkan bagaimana seorang yang bersifat kikir akan dibenci manusia. Pagi itu istana raja digemparkan sebuah masalah. Masalah yang amat memalukan dan membuat muak banyak manusia. Diawali dengan kedatangan seorang pria. Pria ini terkenal dengan sifatnya yang amat kikir lagi tamak. Ia datang pagi-pagi sekali untuk mengadukan sebuah masalah. “Paduka raja…, aku datang hendak mengadukan sesuatu padamu. Sebagai pimpinan negeri, kiranya kau berhak memutuskan dengan adil!” Pria kikir itu memulai pembicaraan. “Silakan utarakan apa yang kau inginkan, wahai pria!” sambut raja dengan suara berwibawa. “Saya adalah seorang yang hidup berkecukupan. Aku mulai hidup dari ketiadaan. Sebab aku berjuang keras, maka akhirnya aku pun banyak memiliki harta. Sebagaimana paduka tahu bahwa tidak mudah untuk hidup sebagai manusia. Segalanya harus dengan biaya dan ada harganya.” Pria kikir itu mengutarakan. “Teruskan….!” Paduka mempersilakan. “Aku punya tetangga yang tinggal di sebelah rumah. Mereka dua anak yatim yang telah lama ditinggal mati kedua orang tuanya. Sejak orang tua mereka meninggal, tiada seorang pun yang berkenan menjamin hidup mereka. Hingga badan mereka kurus kering bagai tulang berbalut kulit saja.” “Dua bulan terakhir, aku dapati tubuh mereka bertambah gemuk. Aku coba menyelidiki. Tiada hal yang pasti mereka makan setiap hari. Aku pun berkesimpulan bahwa mereka menjadi gemuk sebab mencium aroma masakan dari rumahku. Menurutku, ini adalah sebuah bentuk pencurian. Kalau saja, tidak ada aroma masakan dari rumahku, tentulah badan mereka tidak menjadi gemuk” imbuhnya. Paduka raja mengernyitkan mata tanda mencibir. Beliau dan seluruh orang yang mendengarkan penuturan pria kikir ini menjadi muak. Namun paduka raja mencoba untuk menguasai diri. Ia bertanya, “Lalu apa yang hendak engkau sampaikan...?!” “Aku hendak minta ganti rugi sebesar 1.000 dinar kepada dua anak yatim itu, wahai paduka raja! Atau jika mereka tak mampu, keduanya akan aku jadikan budak untuk aku jual di pasar!” Paduka raja bingung menyikapi hal ini. Ia meminta

pendapat seluruh menteri yang ada untuk memberikan masukan atas keputusan yang akan ia buat. Namun, semua menteri terdiam. Mereka juga bingung dan tak memiliki sikap atas kasus ini. Sungguh, mereka semua merasa benci terhadap pria kikir ini. Namun, mereka sendiri tidak mengerti hendak berkata apa? Semua berdiam diri tak bergeming, hingga terdengarlah suara seorang pria yang tiada lain adalah seorang penjaga istana. “Paduka..., izinkan saya untuk berbicara memberi pendapat!” kata penjaga istana. “Silahkan saja...!” raja menukas. “Menurutku, pria yang mengadukan masalahnya ini adalah benar adanya. Ia berhak menuntut ganti rugi sebesar 1.000 dinar tersebut dari kedua anak yatim yang ia ceritakan. Bila keduanya tidak mau dijadikan budak kemudian dijual oleh pria ini, maka kiranya paduka raja berkenan untuk meminjamkannya terlebih dahulu dan izinkan aku untuk melakukan pembayaran.” pria itu menjelaskan. Paduka raja masih belum mengerti maksud penjaga istananya. Semburat kebingungan terbias dari raut wajah beliau. Namun, beliau terpaksa mengiyakan pendapat penjaga istana saat beliau melihat kerlingan mata darinya tanda ada sebuah konspirasi yang hendak dibangun. Paduka raja kemudian berkata, “Baiklah, aku akan pinjamkan uang sebanyak 1.000 dinar itu pada kedua anak yatim tersebut.” Alangkah gembiranya hati si pria kikir saat mendengar bahwa gugatannya dimenangkan. Terbayang dibenaknya bahwa sebentar lagi ia akan menerima uang sebanyak itu. “Izinkan aku untuk menghadirkan kedua anak yatim itu, wahai paduka!” penjaga istana berkata sekali lagi. Beberapa pengawal diperintah untuk menjemput kedua anak yatim yang dimaksud. Sesampainya di istana maka mereka pun didudukkan di kursi pesakitan. Wajah mereka memerah ketika semua orang di istana melemparkan pandangan penuh tuduhan kepada mereka. Ruang di depan mahligai raja rupanya telah dibagi dua. Terpisah oleh sebuah tabir tipis transparan yang telah disiapkan. Pria kikir di tempatkan di sebelah kiri tabir, sementara kedua anak yatim di sebelah kanan. Penjaga istana lalu berdiri menghampiri raja. Ia bermaksud mengambil uang pinjaman sejumlah 1.000 dinar yang raja janjikan. Paduka pun lalu memberikannya. Penjaga istana kemudian berkata, “Wahai anakanakku...., dengan kemurahan hati Paduka Raja meminjamkan uang sebesar 1000 dinar kepada kalian. Uang ini dipinjamkan, sebab bapak ini mengadukan bahwa kalian telah mencuri aroma makanan yang berasal dari rumahnya. Karena aroma masakan itu, kalian menjadi gemuk. Ia menuntut ganti rugi sebesar 1.000 dinar atau kalau tidak kalian akan dijual sebagai budak!” Kedua yatim itu terkejut mendengarnya, namun


Filantropi mereka tidak bisa berkata apapun. Penjaga istana menambahkan, “Nah... sebelum uang ini diberikan kepada bapak itu... kalian harus terlebih dahulu menghitung uang dinar ini. Bapak yang ada di sebelah tabir pun boleh melihat dari balik tabir dan menghitung kebenaran jumlahnya. Sekarang..., mulailah melakukan penghitungan!” “Satu... dua... tiga... empat puluh lima.... seratus delapan puluh satu....tujuh ratus sembilan puluh dua.... sembilan ratus sembilan puluh sembilan.... dan seribu!” kedua anak yatim itu merampungkan hitungan dan diikuti oleh pria kikir di balik tabir. Pria kikir itu tersenyum bahagia. Ia senang membayangkan segera mendapatkan uang sebanyak itu sebentar lagi. Kemudian penjaga istana yang bertindak sebagai hakim meminta kembali uang itu dari kedua yatim tadi. Uang itu tak diserahkan kepada pria kikir melainkan dikembalikan kepada raja. “Masalah telah selesai wahai paduka dan setiap

pihak sudah mendapatkan haknya!” Raja tersenyum. Ia tahu bahwa penjaga istana sedang membuat trik demi mengecoh emosi pria kikir tadi. Si manusia kikir berteriak, “Wahai paduka, mana uang itu... mengapa tidak diberikan langsung kepadaku?!” Penjaga istana berkata dengan nada bijak, “Bukankah engkau telah turut menghitungnya sehingga engkau merasa senang bahkan tersenyum saat penghitungan dilakukan? Engkau telah mendapatkan hakmu karena engkau telah merasa senang. Itu sama halnya dengan apa yang diterima oleh kedua yatim tersebut. Mereka menjadi gemuk sebab mereka senang karena telah mencium aroma masakan yang berasal dari rumahmu. Nah... sekarang pulanglah kalian semua. Masalah kalian telah kami selesaikan!” Semua orang yang hadir di istana baru mengerti apa yang dimaksud penjaga istana selama ini. Soraksorai riuh rendah terdengar bergemuruh dalam istana

raja siang itu. Semuanya senang sebab kekikiran telah dikalahkan. Sementara pria kikir tadi berjalan pulang meninggalkan istana dengan penuh rasa malu dan penyesalan. Demikianlah sekelumit hikmah yang menyatakan bahwa sifat kikir tiada memberi keuntungan apapun bagi pemiliknya. Karenanya, mohonkanlah perlindungan kepada Allah Swt agar senantiasa diri kita dijaga dari sifat tercela ini. Terakhir, Allah Swt berpesan untuk kita semua hamba-Nya yang artinya “Maka bertaqwalah kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. 64:16)

00 Sharing / 2007


Sosok Nuska S Sulistyowati

‘Saya

Disuruh

Insyaf..’ Di bank syariah tak cukup jujur dan transparan saja tapi juga harus memperhatikan hukum fiqhnya. Sedangkan di bank konvensional, menjalankan hukum positif saja sudah cukup.

L

Luwes, ramah, dan cair. Itulah gambaran pembawaan Nuska S Sulistyowati, Senior Executive Vice President Bank Syariah Mandiri. Bicaranya ceplas-ceplos. Terlahir sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, logat bicara Nuska Jakarta banget. Nuska si Cantik. Begitulah sang kakek memanggilnya. Bukan tanpa alasan, karena dia yang tercantik dari empat bersaudara lantaran dia satu-satunya perempuan. Ketiga kakaknya semua berjenis kelamin lelaki. Sejatinya namanya adalah Sri Sulistyowati. Nama Nuska adalah panggilan kesayangan yang lantas menjadi nama kecilnya. Hampir dua tahun, Bu Nuska, begitu rekan kerja memanggilnya, berada di BSM, bank syariah dengan aset terbesar saat ini. Menurut dia, tak ada firasat atau apapun hingga ia diminta menjadi salah satu kapten di BSM hampir dua tahun silam. ‘’Saya berpikir kok bisa-bisanya saya ditempatkan di bank syariah. Apa karena saya disuruh insyaf,’’ kata Nuska dalam perbincangan dengan Sharing di kantornya beberapa waktu lalu. Menurut dia pertama kali ditunjuk masuk ke BSM ia mengaku sangat takut. Begitu juga teman-teman yang lain karena merasa amanah yang harus dijaga cukup berat. Tapi, katanya rasa kekeluargaan cukup kental hingga mereka menyamakan tekad bahwa bahtera yang harus dinakhodai bersama teman-temannya yang lain harus dibawa menjadi lebih besar dan kuat, sehat dan menambah kesejahteraan bagi karyawan. Dia bercerita karirnya berawal di Bapindo sebelum pindah ke Merincorp sampai perusahaan itu dilikuidasi. ‘’Saya bekerja sampai proses likuidasi Merincorp selesai hingga pencabutan NPWP,’’ lanjutnya. Meski terlahir sebagai puteri seorang pengusaha, Nuska memilih berkarir sendiri. Nuska bercerita ia lama berkecimpung di bidang trading foreign exchange atau di perdagangan valuta asing, kegiatan yang oleh pakar ulama ekonomi Islam dikategorikan masih menyerempet maysir (judi).

00 Sharing / 2007


Sosok Berbeda dengan di syariah, kata Nuska, trading di forex tak perlu underlying asset. Yang penting untuk optimal profit. ‘’Dulu juga saya sering bertanya-tanya kepada pimpinan saya yang kebetulan agamanya sangat kuat. Saya bertanya apakah yang kami lakukan itu berjudi?’’ Oleh pimpinan, kata dia, yang dilakukan bukan judi karena based on theory. Nuska mengaku semua ada perhitungan dan teorinya sebelum mengambil keputusan. Menurut Nuska, bekerja di lingkungan syariah jauh lebih sulit dibanding pekerjaan lamanya. ‘’Kami harus ekstra hati-hati.’’ Dunia konvensional, kata dia, lebih ruthless. ‘’ Di konvensional asal jujur dan menjalankan hukum positif saja sudah bisa.’’ Dari sisi stake holder, mungkin manajemen hanya diawasi

terus. Tak peduli pada teman-teman staf yang justeru lebih paham karena sudah sejak awal di sini,’’ katanya. Nuska, mengaku membawahi divisi treasury. ‘’Di situ saya dulu berpikir boleh dong melakukan swap untuk mengcover LC atau valuta asing yang masuk,’’ kata dia. Ternyata swap masih belum dibolehkan. Meskipun ada marketnya. Di bank konvensional, kata Nuska, jika ingin menerbitkan produk baru langsung aja. Punya uang tinggal dipromosikan. Di bank syariah, kata Nuska, tidak begitu. Harus konsultasi ke dewan pengawas syariah dulu dan mengajukan ke bank Indonesia. ‘’Bahkan untuk produk yang sudah diterbitkan bank syariah lain pun—artinya

yang belum digosok. Potensinya besar. ‘’Kita dituntut untuk berkembang target tinggi. tapi peraturan belum mensuport.’’ Ibaratnya, kata dia, ada anak disuruh maju tapi kakinya diikat. Ia memberi contoh perbedaan perlakuan antara Sertifikat Bank Indonesia dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia di mana yang satu mendapatkan bunga besar dan SWBI hanya memperoleh bonus. Padahal, situasinya sama yakni melempar dana ke pembiayaan sedang susah. ‘’Bank nasional yang LDRnya rendah tetap bisa menitipkan dana dengan bunga menarik.’’ Bank syariah dipesan supaya menjaga agar financing to deposit rationya di atas atau mendekati 90 persen. Catatan berikutnya menurut Nuska

oleh komisaris dan pemegang saham. ‘’Di bank syariah, semua umat Islam menjadi stake holder. Jadi kita seperti diawasi semua orang. Ini bagus juga.’’

sudah ada persetujuan BI untuk produk itu sebelumnya,-- kami tetap harus mengajukan izin ke BI juga.’’

seputar pencatatan transaksi murabahah dan system pajak PPN yang masih menghantui. ‘’Kami sudah surat-suratan ke dirjen pajak untuk menjelaskan bahwa transaksi murabahah itu termasuk produk bank. Tapi tampaknya belum semua menerima.’’ Karena itu Nuska berpendapat perjalanan industri keuangan syariah masih panjang.

Menggosok telur emas Nabrak hukum fiqh Berbeda dengan di lingkungan syariah. Berlatar keuangan konvensional dan lama berkecimpung di dunia trading forex, Nuska mengaku sempat menabrak-nabrak hukum fiqh pada awalnya. ‘’Kita baru tahu kalau transaksi yang akan kita lakukan itu nabrak hukum fiqh setelah maju ke dewan pengawas syariah. Lama-lama kami belajar,’’ katanya tersenyum lebar. Sekarang, kata Nuska, ia mulai sedikit paham dan kesalahan-kesalahan telah mulai berkurang. ‘’Di sini (BSM-red) saya belajar

Nuska mengaku sudah enjoy di dunia keuangan syariah. Ia bertekad menyajikan yang terbarik dan concern untuk membesarkan bank syariah yang kantor pusatnya berlokasi di Jl MH Thamrin itu. Setelah dua tahun menyelami industri ini Nuska mengatakan perlakuan bagi bank syariah memang masih belum selayaknya. Idealnya, kata Nuska, bank syariah mendapat kemudahan yang sama dengan konvensional. ‘’Kalau mau maju jangan disandungi dengan berbagai peraturan.’’ Nuska melihat bank syariah itu telur emas

nYN

00 Sharing / 2007


Sosok

Filosofi gaya Kodok ala Nuska

M

Meski pekerjaan di BSM sangat menyita waktunya, Nuska masih sempat mengurus bisnis keluarga yang ditinggalkan ibunya, ticket box dan florist di kawasan Cikini, Jakarta. Ya, dia adalah puteri dari pemilik ticket box ternama Ibu Dibyo. ‘’Saya mempercayakan pengelolaan bisnis ke pegawai,’’ katanya. Dia berpesan pada karyawan untuk jujur. ‘’Lebih baik bilang apa kebutuhan mereka dibanding mencuri walau cuma satu atau dua sen..’’ Nuska yang masih tinggal di rumah orang tua bertanggung jawab atas daily operation. Ketiga kakaknya tinggal mensuport apa yang ia lakukan. Meneruskan bisnis keluarga merupakan komitmen kepada orang tuanya. Menurutnya seharusnyalah mereka bersyukur karena telah ditingali usaha oleh orang tua. Tiap akhir pekan ia memberesi pembukuan bisnis keluarga. Dari ibunya, Nuska mendapat ajaran filosofi gaya Kodok. Ibunya berpesan agar dalam bekerja dan berbisnis tak boleh curang. Semua memiliki rizki masing-masing. Jadi, dalam menjalankan bisnis dan bekerja, ia dipesan tak boleh menginjak bawahan, menyikut kiri dan kanan kepada rekanrekan dan menjilat kepada atasan. Nuska anak Cikini. ‘’Sejak lahir sampe sekarang punya anak yang sudah ABG tetap saja tinggal di rumah orang tua di Cikini.’’ Sebetulnya, kata dia, sempat terbetik ide untuk pindah. Ia dan suaminya juga sudah membeli sebidang tanah dan membangun rumah. Tapi ibu dan ayahnya keberatan. Alhasil ia tetap tinggal di rumah orang tuanya. Karena menjadi anak Cikini juga, Nuska

00 Sharing / 2007

menjadi bagian dari sejarah Orde Lama. Ia masuk FEUI tahun 1979. Tahun 1978 digelar sidang umum MPR. Sebagai bagian dari remaja yang peduli, ia ikut dalam unjuk rasa. ‘’Saya jadi korban yang terinjak tentara. Sepuluh hari dirawat di rumah sakit dan tiga hari tak bisa buang air kecil,’’ kata dia mengenang. Batal masuk arsitektur ITB, Nuska berprinsip menjadi arsitektur ekonomi pun boleh lah. Meski sempat dua tahun telat lulus kuliah, Nuska akhirnya bergabung dengan Bapindo pada tahun 1987 dan lantas pindah ke Merincorp pada 1995. Saat ini di BSM Nuska membawahi tiga divisi berbeda yakni networking divisi pembinaan cabang, divisi treasury dan internasional, serta divisi restrukturisasi. Nuska yang hobi ngemil dan menjelajah tempat makan di Jakarta mengaku sempat tak percaya diri ketika pertama kali harus masuk BSM. Hari pertama masuk kerja, dua anaknya dirawat di rumah sakit karena demam berdarah. ‘’Salah satu yang membuat gamang karena saya awalnya belum berjilbab.’’ Di kafetaria rumah sakit, ia berjumpa seorang pegawai departemen keuangan. Melihat tag name pada dada Nuska, pria itu menyapa ramah. ‘’Ibu dari bank syariah ya, saya lega sekarang ada bank syariah dan saya jadi nasabahnya.’’ Kepercayaan diri Nuska bangkit. Dengan mengucap Basmalah, kata Nuska, ia memulai hari pertamanya dengan baik. Ihwal rumah tangga, Nuska mengaku suaminya mengizinkannya berkarir di luar rumah. Kedua anaknya telah mandiri dan ia bersyukur karena tinggal bersama orang tua hingga pengawasan anaknya sempat dilakukan oleh ibunya sendiri. ‘’Dulu kantor saya di Bapindo hanya berjarak beberapa langkah dari rumah.’’ Jika harus bergadang, anaknya kadang menyusul sebentar dan kembali ke rumah. Sekarang, kata dia, kedua orang tuanya sudah tiada. Ia baru merasakan bagaimana mengurus kedua anaknya mulai dari operasional rumah tangga hingga sekolah. ‘’Saya serasa masih punya utang dengan anak-anak. Mereka besar dengan nenek.’’ Karena itu, Nuska mengaku paling emoh bekerja pada hari Sabtu dan Minggu. Menyadari waktu untuk keluarga terbatas ia juga mengaku pantang memanggil anak buah pada akhir pekan. n YN


Ekonomi Syariah Presentase Bagi Hasil Dana Pihak Ketiga Bank Syariah

00 Sharing / 2007


Ekonomi Syariah

Telkom dan Garuda:

Mengubah

Paradigma CSR

Bagi dua BUMN ini, corporate social responsibility (CSR) sudah menjadi kewajiban dan tidak terpisah dari kegiatan bisnisnya.

D

Dua korporasi ini menganggap CSR bukanlah cost centre tapi investment center. Dalam konteks cost center, CSR hanya akan memberatkan keuangan perusahaan karena tidak memberi imbal hasil. Tapi, dalam konteks investment center, CSR bisa memberi imbal hasil meskipun tidak secara langsung dan terukur pasti (intangible). Demikian saripati pemaparan program CSR PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Garuda Indonesia Tbk dalam Seminar Sehari

00 Sharing / 2007

Zakat Korporasi dan Paradigma Tanggung Jawab Sosial (CSR) yang diselenggarakan oleh Baznas-DDR, 24 Mei 2007 di Jakarta. Tak berbeda jauh dengan Garuda, menurut Vice President Public and Marketing Communication Telkom, program CSR-nya berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial. ‘’Rasanya, bidang-bidang yang penting untuk dibantu,’’ kata Eddy Kurnia. Sesuai semangat itulah, Eddy mengaku

Telkom mengeluarkan antara 1-2% dari laba bersihnya. Sepintas lalu memang kecil, namun jika dilihat dari laba bersih Telkom yang Rp 6,2 triliun pada Triwulan III 2006 lalu (laporan keuangan tahunan akan dikeluarkan dalam waktu dekat), Kecil memang sepintas tapi jika dilihat nominalnya sebenarnya besar, sekitar Rp. 60-120 Miliar. Sedangkan Achirina Executive Vice President (EVP) Business Support & Corporate Affairs Garuda mengatakan pihaknya menyediakan sekitar


Ekonomi Syariah 20% dari laba kotor. Sayangnya, ia mengaku tidak ingat nominalnya berapa.

Tiket Gratis untuk Bali Waktu kejadian bom Bali, akhir 2004 lalu, pariwisata Indonesia lesu darah. Garuda sebagai maskapai penerbangan plat merah tak mau tinggal diam. Untuk menggairahkan lagi industri pariwisata, Garuda memberi tiket pesawat gratis untuk wisatawan ke Bali. ‘’Inilah kepedulian kami dan ini sebenarnya CSR juga karena memberi manfaat untuk masyarakat tertama yang di Bali,’’ kata Achirina. Penerbangan gratis juga diberikan kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu. Beberapa waktu lalu, kisah Achirina, pihaknya mengadakan piknik udara keliling langit Jakarta dengan pesawat Boeing 744 Garuda. Lalu anakanak itu diberi kesempatan menggambar di atas pesawat. Ini seperti mewujudkan keinginan tak tercapai anak-anak tersebut. ‘’Kami terharu juga bisa membahagiakan mereka, tak bisa kami gambarkan perasaannya”, kata Achirina. Program CSR Garuda di bidang pendidikan dilakukan untuk peningkatan pengetahuan dan pengembangan bakat anak-anak berpotensi/berprestasi. Program CSR di bidang kesehatan untuk memberikan dukungan bagi masyarakat kurang mampu yang memerlukan bantuan dalam proses pengobatan yang dilaksanakan. Garuda memiliki rumah sakit Garuda Sentra Medika di Kemayoran, Jakarta Pusat. Untuk turisme, Garuda berkomitmen mendukung peningkatan dan pengembangan pariwisata nasional. Selama beberapa bencana yang terjadi di negeri ini pun, Garuda mengambil peran turut membantu dalam program Garuda Peduli Bencana. Beberapa bencana itu adalah operasi kemanusiaan penyaluran bantuan untuk Aceh, Garuda peduli korban gempa Yogja & Jawa Tengah, dan Garuda peduli korban gempa di Nias. Intinya, menurut Achirina, strategi CSR Garuda adalah: (1) menciptakan persepsi positif dari para stake holder Garuda; (2) meningkatkan kepercayaan, dukungan dan produktifitas para karyawan Garuda.

Bagimu Guru Kupersembahkan Tak kurang 500 guru telah mengikuti kegiatan CSR Telkom-Republika bertajuk “Bagimu Guru Kupersembahkan”. Mereka terdiri atas 100 guru SD, 200 guru SMP, dan 200 guru SMA. Dalam penyelenggaraan pertama (Batch I) yang dimulai Juni 2006 ini, kegiatan dilaksanakan di Jakarta (7 angkatan) dan Bandung (3 angkatan). Kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas guru ini rencananya akan dilanjutkan untuk tahun 2007-2008. Para guru tidak lagi diajarkan cara mendidik siswa sesuai kurikulum Depdiknas, tapi diberi wawasan lebih luas, bahkan yang termasuk di luar bidang ajarnya. “Ini agar guru-guru kita lebih berwawasan hingga maksimal dalam mendidik”, kata Eddy. Kemasannya pun dibuat lebih menarik, seperti komunikasi efektif, motivasi, proses kreatif, kepribadian

menarik, tren IT, penulisan ilmiah populer, hukum, dan wawasan kebangsaan. Selain trainer dari Telkom dan Republika, program ini juga mengundang tokoh-tokoh nasional maupun figur publik seperti Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Assidiqie, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Juru Bicara Presiden Andi Malarangeng, Yeni Wahid, Gunawan Sumodiningrat, Shahnaz Haq, Farhan, Ratih Sang, Maudy, Neno Warisman, Acil Bimbo, Purwacaraka, Tisna Sanjaya, Jamil Azzaini, Leila Mona Ganiem, Budiman. Taufik Hidayat dari Telkom, dan Indra Utoyo (Direktur IT Telkom). Eddy memaparkan, untuk melaksanakan program CSR-nya, Telkom memiliki unit pelaksana, yaitu: Telkom Community Develepment Center (CDC), Yayasan Pendidikan Telkom, Yayasan Kesehatan telkom, Telkom Training Center, Baitul Maal Muttaqin, dan DKM Daarul Ikhsan. Tidak hanya itu, melalui hubungan industrial, sejatinya CSR juga dilaksanakan. Seperti Telkom CDC, unit ini membina UKM dari delapan sektor. Baitul Maal Muttaqin khusus mengurus zakat karyawan dan korporasi Telkom. Di bidang pendidikan, Telkom memiliki Sekolah Tinggi Teknologi (STT) di Bandung. Sekolah ini, menurut Eddy telah mampu menyuplai sumber daya manusia (SDM) berkualitas bagi industri telekomunikasi di Indonesia. Bahkan, prediksinya, dalam 10 tahun ke depan, lulusan STT Telkom akan banyak mengendalikan industri telekomunikasi di Indonesia. Bantuan pendidikan lainnya yang diberikan Telkom adalah, Rumah Baca di pedesaan, beasiswa untuk anak berprestasi tapi lemah finansial, sarana IT dan perpustakaan untuk sekolah, menyesponsori olimpiade fisika, Internet Goes to School (IG2S), menyesponsori program Smart Campuss, turut merenovasi sekolah yang rusak, memberi kesempatan magang di Telkom, dan sebagainya. Keseriusan Telkom terhadap CSR ditunjukkan dengan tiga strategi pencitraan yang ditetapkan manajemen operator telekomunikasi terbesar di Indonesia tersebut. Menurut Eddy, tiga strategi itu adalah: (1) kebanggan, bahwa Telkom kini satu-satunya operator telekomunikasi yang dimiliki pemerintah Indonesia (51% saham), (2) sumbangsih, apa yang sudah Telkom peroleh harus dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk CSR, (3) kepedulian, Telkom harus lebih peduli dan pro aktif membantu penanganan ketika bencana dan pasca bencana. Karena paradigma CSR dua korporasi ini adalah investment center, program CSR harus bisa dipertanggungjawabkan secara bisnis. Makanya diakui Eddy, setiap rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pihaknya selalu memaparkan hasil program CSR beserta penggunaan biayanya dan tentunya imbasnya terhadap citra Telkom. ‘’Laporan keuangan CSR kami diaudit dan dimasukkan dalam laporan tahunan korporasi,” ujar Eddy. Jika korporasi sudah menjalankan CSR dengan serius, tanggung jawab sosial akan menjadi tren dan dilakukan semua pihak. “CSR akan efektif jika digerakkan oleh korporasi”, tegas Eddy. n IA.

00 Sharing / 2007


Internasional

Defisit Ulama EKONOMI SYARIAH

Tanpa pengesahan ulama, sebuah produk keuangan Islam belum bisa dijual di pasar.

S

Syeikh Nizam Yaquby adalah penjaga gawang dari satu triliun dolar AS dana yang beredar di pasar uang Islam. Dialah salah satu ulama yang dipercaya mengawal transaksi ekonomi syariah di Timur Tengah. Tak tanggung-tanggung. Yaquby yang berdomisili di Bahrain itu, mengatakan dirinya menjadi dewan pengawas syariah dari 40 perusahaan keuangan besar baik lokal maupun internasional. Termasuk di dalamnya perusahaan multinasional seperti seperti Citigroup, sebuah raksasa bisnis keuangan asal Amerika, dan HSBC Holdings yang saat ini telah memiliki unit khusus untuk mengelola keuangan dalam prinsip Islam.

00 Sharing / 2007

Sejauh ini, bank atau lembaga keuangan internasional mengaku kesulitan mencari pakar (ulama) yang mengerti transaksi ekonomi Islami. Padahal, tanpa mereka sulit sebuah transaksi keuangan akan dilakukan. Karena, sebuah produk keuangan butuh fatwa ulama yang memastikan produk itu sejalan dengan prinsip ekonomi Islam. Tanpa orang seperti Yaquby selaku penjaga gawang, tampaknya tak secuilpun dari total dana obligasi sekitar 70 miliar dolar AS bisa diperdagangkan di lantai bursa. Juga tak ada perusahaan yang dapat menjual obligasinya yang khusus tahun lalu saja diperkirakan nilainya mencapai 17 miliar

dolar AS. Atau, tak ada produk perbankan yang bisa digunakan nasabah. ‘’Kredibilitas kelembagaan keuangan amat tergantung pada supervisi dewan pengawas syariah yang mereka miliki,’’komentar Afaq Khan, pemimpin divisi syariah dari StandardChartered di Dubai. StanChart Dubai saat ini menjadi underwriter penerbitan obligasi syariah yang cukup diunggulkan. Menurut dia, transaksi tak dapat dijalankan pada struktur yang diinginkan jika ulama tak membolehkan struktur transaksi tersebut. Di Malaysia, ulama yang memahami ekonomi syariah juga laku keras. Mohammad Daud Bakr misalnya. Dia bisa menjadi dewan


Internasional pengawas syariah di beberapa perusahaan sekaligus. Pun di Indonesia. Anggota DSN bisa menjadi dewan pengawas syariah di beberapa lembaga sekaligus. Defisit ulama ekonomi syariah terjadi. Empat bank transnasional unggulan dari sisi aset, UBS dari Zurich, HSBC dan Barclay dari Inggris, BNP Paribas dari Paris, dan Citigroup asal New York—saat ini semua telah memiliki unit Islam. Bloomberg mencatat, CIMB Group dari Kuala Lumpur, tahun lalu mencatatkan diri sebagai underwriter terbesar untuk emisi sukuk yang diikuti Stanchart London, Barclay, dan Citigroup. Penjualan sukuk tumbuh sembilan kali lebih cepat dari obligasi konvensional korporat tahun lalu. Malah di AS pertumbuhan itu dua kali lebih cepat. Manajemen dana yang dikelolanya diperkirakan bakal meningkat tiga kali lipat hingga 2015 hingga menjadi 2,8 triliun dolar AS. Demikian data yang dilansir Islamic Financial Board, asosiasi bank sentral yang bermarkas di Kuala Lumpur.

syariah dalam skim Islami sebagaimana dilakukan Saxony Anhlat, sebuah negara bagian di Jerman, dan juga East Cameraon Gas, sebuah perusahaan migas di AS yang berdomisili di Texas. The Japan Bank for International Cooperation (JIBC) juga berencana menjual obligasi syariah senilai 300 juta dolar di Malaysia. Aeon Credit Service menjadi perusahaan Jepang pertama yang mengemisi obligasi syariah di Jepang pada Januari silam. Nakheel PJSC, developer bangunan di kepulauan Dubai juga berhasil meraup 3,52 miliar dolar November silam untuk membangun perumahan mewah di kepualuan Palm Trees. Aymen Khaleq dari konsultan hukum Vinson and Elkins di AS mengatakan saat pertumbuhan keuangan makin cepat, maka defisit ulama bisa menjadi masalah. De Lorenzo, seorang lawyer di Dubai, mengatakan jika sekadar ulama mungkin ada. Tapi, yang dibutuhkan lembaga keuangan Islam adalah yang memiliki pengetahuan ekonomi

Butuh Waktu Semua produk itu harus melewati keputusan ulama. Di Timur Tengah, untuk memperoleh persetujuan (pengesahan) dari ulama, sedikitnya butuh waktu dua pekan.

Butuh Waktu Semua produk itu harus melewati keputusan ulama. Di Timur Tengah, untuk memperoleh persetujuan (pengesahan) dari ulama, sedikitnya butuh waktu dua pekan. Hissam Kalam, pemimpin dewan pengawas syariah HSBC Saudi Arabia menyatakan proses perumusan fatwa tidak sederhana. Ulama harus melakukan penelusuran hukum dan mufakat untuk membahas satu produk. Mereka juga harus hati-hati dalam menganalisa kepastian kesyariahan produk itu supaya terhindar dari menjurus riba. Ayat Alquran, hadis, serta dokumentasi ulama terdahulu menjadi rujukan wajib untuk mengambil kesimpulan. Kamal mengatakan perlu ekstra waktu dan kehati-hatian untuk mengesahkan kesesuaian syariah sebuah produk keuangan. ‘’Tak bisa menyempurnakan dokumentasi fatwa dalam satu minggu saja. Sedikitnya dua hingga tiga minggu.’’ Menurut dia, untuk menampung keinginan para penerbit obligasi syariah dia perlu bekerja sangat cermat. Industri keuangan syariah secara formal lahir pada tahun 1970-an dan meroket 12 kali lipat seiring melonjaknya harga minyak dunia. Lembaga keuangan Islam ini berkembang sejalan dengan makin kayanya beberapa negara Islam di kawasan Teluk setelah harga minyak mentah naik mencapai rekor tertingginya. Menteri keuangan Inggris, Ed Balls, bulan silam menegaskan pemerintahnya juga mempertimbangkan untuk mengemisi obligasi

Islam yang memadai sehingga di samping kemampuan membaca ratusan lembar dokumen kontrak dalam bahasa Inggris, ulama juga bisa menganalisa struktur keuangan dari produk yang akan dijual di luar kepakarannya sebagai ulama. ‘‘Yang memenuhi kompetensi itu sedikit,’’ kata Bill Redman, Managing Director Shariah Capital. Menurut pakar hukum di Dubai, dari 20 ulama yang ada, mungkin hanya 10 yang benar-benar sesuai kualifikasinya dengan kebutuhan lembaga keuangan untuk menandatangani kontrakkontrak bisnis. Seiring makin tumbuh dan mekarnya industri ini, tantangan pun makin tinggi. Misalnya kontrak atau pasarnya tak hanya regional, tapi lintas negara dan benua. Alhasil, dewan pengawas syariah harus mencermati juga apakah fatwa yang ia berikan dapat diterima di negara lain yang kemungkinan menganut mazhab bereda. Selain itu, ulama juga harus mempelajari praktik swap dan derivatif lainnya yang saat ini banyak dibicarakan di pasar uang Islam. ‘’Jangan sampai spirit ekonomi Islam hilang hanya karena menghendaki sebuah produk baru.’’ Bloomberg/ Legal Times.

n

00 Sharing / 2007


Ragam

SeaFood ala Singapura.. Mmm Yummy

H

Menu dari Singapura lebih pas untuk lidah orang Indonesia karena memadukan rasa asam, manis, dan pedas.

Hampir semua orang mengenal sawi hijau.Namun, tentu tak semua tahu jenis sayuran dari rumpun daun-daunan itu bisa menjadi jus segar yang menyehatkan. Green Juice (Jus sawi hijau). Warnanya sesuai dengan namanya, hijau segar. Rasanya lebih fresh lagi. Asam, manis, menjadi teman yang cukup pas untuk disantap siang hari saat udara cukup terik. Tak ada bau sawi (langu) sama sekali. Tak hanya segar, jus sawi diyakini bisa mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Ia mengandung antioksidan yang tinggi terlebih jus sawi adalah campuran dari sawi segar mentah, jeruk lemon dan buah nanas. Jus sawi, hanyalah salah satu item minuman yang disajikan di Restoran Sentosa King Crab Restaurant di bilangan Pluit Jakarta Utara. Dan minuman ini termasuk yang paling digemari pengunjung, setelah bersantap makanan yang lezat. Hari itu menjelang siang di Sentosa King Crab Restaurant yang berlokasi di Pluit Barat 1 No 3 Jakarta Utara. Sesuai namanya, Sentosa King Crab Restaurant menawarkan menu

00 Sharing / 2007

andalan kepiting. Disebut King Crab karena kepiting yang ditawarkan berjenis jumbo. Ukurannya rata-rata di atas 1,5 kilogram per ekornya. Malah ada yang beratnya di atas 2 kilogram. ‘’Saya tahu bahwa ulama Islam sudah membolehkan kepiting,’’ kata Sentosa Hartono, pemilik restoran kepada kru majalah Sharing. Kepiting-kepiting jumbo itu menurut dia didatangkan dari kawasan timur Indonesia, tepatnya Papua. King Crab, kata Hartono, menjual makanan halal. Karena itu ia tak ragu menjual kepada umum. Untuk menjaga kesegaran dan kebersihan, para

pengunjung restoran bisa melihat proses pemeliharaan ikan dan kepiting pada bagian depan restoran. Ada sejenis kolam dengan air jernih yang mengalir. Menu andalan King Crab adalah kepiting saos cabai (chili crab). Karena meniru rasa kepiting saos cabai dari Singapura, maka saosnya didatangkan dari Singapura. Meski mereknya telah umum digunakan di Indonesia. ‘’Memang ada beberapa bahan yang didatangkan dari sana karena rasanya lebih pas,’’ (baca boks). Misalnya bihun untuk sop kepiting. Bihun asal Singapura berukuran lebih besar dan bahan dasarnya dari sagu.


Ragam

Takut kolesterol sehabis menyantap makanan lezat?Jangan takut, ada jus sawi yang bisa

Sentosa Hartono, Pemilik Sentosa King Crab Restauran

Chili crab dihidangkan di atas piring besar. Kuahnya merah menggugah selera. Rasanya pedas dan manis terasa dilidah. Kepiting saos cabai nikmat disantap bersama nasi atau roti China. ‘’Kadang pembeli minta sisa bumbu chili crab dibungkus untuk dinikmati dengan roti di rumah. Bumbunya saja sudah enak,’’ kata Sentosa Hartono lagi. Bagi yang tak mau kepiting, restoran ini juga menyajikan menu berbahan ikan dan ayam. Kolesterol tampaknya membuat banyak pengunjung yang berusia lebih tua memilih menu ikan. Untuk ikan tersedia gurame, kerapu macan, kerapu bintang dan ikan nila. Memasaknya juga berbagai jenis seperti tim (steam) special ala Sentosa, tim ala Hongkong, tim cabe taoco. Semua disajikan masih panas dalam hotplate sehingga sangat segar dinikmati. Menu favorit untuk ikan

adalah kerapu steam ala Hongkong. Bumbunya minimalis namun rasanya cukup segar. Ada juga ikan goreng ala Thai yang rasanya cukup menggelitik. Ikan digoreng biasa. Tapi kemudian disiram dengan saos yang merupakan campuran dari mangga muda, saos kacang, dan bawang bombai. Bagi yang berkantong tebal bisa mencicipi menu kepiting Alaska. Harganya cukup lumayan. Tapi bagi yang berkantong pas-pasan bisa memesan menu paket hemat dengan hanya Rp 150 ribu untuk empat orang. Untuk ayam, tersedia menu ayam Kaisar, ayam goreng belacan (terasi), ayam goreng saos mentega, dan ayam Malay. Ayam Kaisar termasuk menu favorit pengunjung. Ayam

disteam dengan kuah yang dicampur jamu-jamuan asal Cina. Aromanya jamu. Aroma itu muncul dari batang kayu yang diselipkan di dalam ayam yang disajikan bulat tapi sangat empuk. Sentosa Hartono menjelaskan karena dicampur dengan jamu-jamuan maka ayam Kaisar dipercaya meningkatkan vitalitas. ‘’Orang yang baru sembuh dari sakit atau perempuan habis melahirkan sangat baik menyantap makanan ini.’’ Untuk menemani menu hewani, ada juga tumis sayuran berbahan kangkung, taoge, baby kalian dan lainnya. Takut kolesterol sehabis menyantap makanan lezat?Jangan takut, ada jus sawi yang bisa menetralisir. n

Pluit Barat 1 No.3 Pluit - Jakarta Utara Tel: 021 - 669 4811

00 Sharing / 2007


Manajemen Risiko

Waspadai Risiko Pembiayaan Syariah

Perbankan syariah perlu mewaspadai risiko pembiayaan. Selama Triwulan I 2007, kredit macetnya meningkat. Sebaliknya, kredit macet bank umum menurun.

P

Perbankan syariah perlu credit scoring untuk nasabah pembiayaan dengan skim murabahah dan credit rating untuk mudarabah dan musyarakah. “Tidak cukup lagi sekadar menggunakan analisa kredit karena berpotensi subyektif”, ujar Dr. Muhammad Muslich. MBA, pengajar dan pakar manajemen risiko di Pusat Studi Timur Tengah dan Islam (PSTTI), Universitas Indonesia. Potensi subyektif analisa kredit ini, menurut Muslich bisa terjadi terutama di divisi yang bersinggungan langsung dengan kredit. ‘’Apalagi account officer (AO), terutama di sana,’’ kata Muslich. Level manajer pun tetap punya potensi subyektif. Diilustrasikan Muslich, calon nasabah yang tidak kredibel dan memenuhi kualifikasi seperti tercermin dari credit scoring dan credit rating bisa saja memperoleh kredit dari bank syariah karena manajer kreditnya punya hubungan khusus dengan si calon nasabah. Jika terus dibiarkan, kondisi ini bisa membuat kredit macet atau non performing ratio (NPF) perbankan syariah meningkat. Berdasar data Bank Indonesia (BI), perbankan syariah per Maret 2007 mencapai 5,73%. Naik dibandingkan NPF pada Februari sebesar

00 Sharing / 2007

5,54%. Trennya terus naik sejak Desember 2006 (lihat grafik 1). Pada periode yang sama tahun sebelumnya, NPF Maret 2006 tercatat hanya 4,27%. Jika ditilik data BI terlihat bahwa kredit macet itu bersumber dari sektor manufaktur dengan kredit macet sektor ini sekitar 20 persen atau di atas bank umum yang kurang dari 15 persen. Peneliti eksekutif dari Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Mulya E Siregar, mengatakan sektor itu mulai digarap bank syariah agar pembiayaan berbasis nonbunga tidak melulu mengincar sektor trading. Bank syariah memang akhirnya memasuki sektor itu. ‘’Namanya pembelajaran, setelah mereka masuk ternyata NPFnya naik,’’ kata Mulya beberapa waktu lalu. Dari sini menurut dia bank syariah akan mengambil pengalaman dan mempelajari bagaimana menangani risiko di sektor manufaktur. Dia juga mendengar ada nasabah yang di bank konvensional sudah diblack list tapi diterima di bank syariah. ‘’Harusnya informasi seperti ini juga dicermati dengan bekerja sama dengan bank konvensional.’’ Sementara itu, rasio pembiayaan terhadap dana bank atau


Manajemen Risiko financing to deposit ratio (FDR) menurun. Pada Maret 2007 tercatat 97,17%, terus menurun sejak Desember 2006 yang tercatat 106,53% (lihat grafik 2).

Pembiayaan yang Agresif Di mata industri, kenaikan NPF ini diakui antara lain karena manajemen risiko yang lemah di perbankan syariah. Direktur UMKM dan Syariah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Bien Subiantoro menyoroti ketidakseimbangan antara ekspansi pembiayaan yang agresif dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dengan pengalaman atau pengetahuan manajemen risiko kredit yang memadai. Selama triwulan I, pembiayaan syariah menunjukkan tren naik cukup signifikan dari Rp 20,4 triliun menjadi Rp 21,3 triliun (lihat grafik 3). Pembiayaan murabahah mengomposisi sekitar 60% dari total pembiayaan. Sektor yang paling banyak dibiayai adalah jasa dunia usaha (business service), perdagangan, hotel, dan restoran, dan kategori lain-lain. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami lonjakan pembiayaan dari 15.59% pada Februari menjadi 18.81% pada Maret 2007. Tak jauh berbeda dengan Bien, Direktur Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI), Budi Wisakseno, menilai perbankan syariah perlu menghindari pemberian pembiayaan kepada sektor dengan risiko tinggi. Sektor itu disebutkannya antara lain, perdagangan dan kontraktor yang dianggap masih rentan terhadap kondisi perekonomian yang kurang stabil. Perbankan syariah juga harus melihat siapa debitur dan prospek proyek yang dibiayai. Jika perlu, perbankan syariah harus melakukan revisi rencana pembiayaan untuk 2007.

Namun, menurut Muslich, internal model tersebut, terutama risiko kredit harus diuji secara statistik keefisienannya. “Belum tentu sudah efektif, harus diuji oleh lembaga berwenang,” kata Muslich. Nah, agar tidak direpotkan oleh internal model yang kemungkinan tidak efektif, Muslich menyarankan perbankan syariah menggunakan panduan dari IFSB di atas. “Sudah ada panduannya, tinggal disesuaikan dan diterapkan,” pungkas Muslich. n IA

Segera Terapkan IFSB dan Basel II Dengan credit scoring dan credit rating bersama, bank syariah memiliki alat yang lebih baik untuk menyeleksi nasabah pembiayaannya. Sebenarnya acuannya sudah ada, tinggal diterapkan secara bersama. Muslich menunjuk pada “Guiding Principles of Risk Management For Institutions (Other Than Insurance Institutions) Offering Only Islamic Financial Services”yang disusun Islamic Financial Service Board (IFSB) pada 2005 sebagai panduan manajemen risiko di lembaga keuangan syariah seluruh dunia. Dalam Prinsip 2.2, panduan itu disebutkan: IIFS shall carry out a due diligence review in respect of counterparties prior to deciding on the choice of an appropriate islamic financing instrument. Dalam penjelasannya di butir 30 disebutkan: Lembaga keuangan syariah harus memiliki prosedur pengukuran nasabah yang layak diberi pinjaman. Untuk itu, lembaga keuangan syariah harus mampu memeroleh informasi yang memadai tentang profil risiko calon nasabah tersebut. Perbankan syariah di Indonesia, menurut Muslich memiliki model internal manajemen risikonya masing-masing, termasuk risiko kredit. Ini juga dimiliki oleh perbankan konvensional. Sesuai tahapan implementasi Basel II di Indonesia baru dimulai awal 2008. Dalam menuju implementasi tersebut, perbankan syariah menerapkan internal model. Penerapan internal model tersebut dengan pertimbangan perbankan lebih mengenal kondisinya sendiri hingga bisa membuat model internal yang pas untuk dirinya.

00 Sharing / 2007


Peristiwa Analisa

Pegadaian Syariah Tingkatkan Pembiayaan UMKM Pegadaian Syariah siap tingkatkan pembiayaan ke sektor UMKM sampai Rp 25 Miliar.

D

Direktur Utama Pegadaian, Dedy Kusdedi hanya tersenyum tipis saat Aries Mufti bergurau soal kemungkinan Pegadaian berubah seluruhnya menjadi Pegadaian Syariah saat Seminar MES edisi Mei 2007 di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta Pusat. Gurauan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu cukup beralasan. Pasalnya BUMN ini termasuk yang menaruh perhatian besar terhadap industri syariah. Pada 2003, Pegadaian Syariah didirikan dan tiap tahunnya menunjukkan kinerja cantik bahkan pertumbuhannya mengalahkan induknya. Selama 2006, jika kinerja Pegadaian tumbuh 15%, Pegadaian Syariah mencapai 40%. Nilai pembiayaan syariah pada 2006 mencapai Rp575 miliar. Per Maret 2007 (Kuartal I), Pegadaian Syariah memiliki 104 ribu nasabah pinjaman atau meningkat 52,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni hanya 68 ribu jiwa. Dari 104 ribu nasabah tersebut, nominal omzet pinjaman adalah Rp194 miliar atau meningkat 67,24% dibandingkan Kuartal I 2006 yang hanya Rp116 miliar.

Alhasil, modal Pegadaian Syariah per Maret 2007 adalah Rp60 miliar. Pegadaian Syariah menargetkan omzet pinjaman gadai syariah sekitar Rp 750 miliar. Hingga kuartal I 2007 sudah Rp210 miliar omzet tercapai. “Kami optimistis tercapai,” kata Wasis Djuhar, General Manager (GM) Pegadaian Syariah kepada Sharing di selasela Seminar MES tersebut. Pegadaian memang memandang sektor UMKM cukup penting. Seperti dikatakan Dedi Kusdedi, pembiayaan kepada UMKM adalah salah satu strategi Perum ini menghadapi persaingan lembaga keuangan yang kian ketat. Untuk itu, kualitas layanan mulai ditingkatkan, baik dari segi kepuasan, kecepatan, kemudahan, dan keamanan nasabah. Dari sisi produk, Pegadaian memiliki Kreasi, Kreasida, dan KRISTA. Itu adalah kredit modal usaha untuk UMKM dengan bunga rendah, sekitar 12% per tahun. Jaminannya hanya BPKB kendaraan, tiga hari kredit bisa cair. Inilah salah satu andalan produk Pegadaian selain jasa gadai konvensional. Tahun 2006, melalui

Kreasi dan Kreasida, Pegadaian menyalurkan dana ke UKM sebesar Rp210 miliar. Tetapi, yang berminat mencapai Rp750 miliar. Pegadaian Syariah juga tak mau ketinggalan. Tahun ini Pegadaian Syariah berencana menyalurkan sekitar Rp25 miliar untuk UMKM. Pembiayaannya disalurkan secara langsung dengan plafon sekitar Rp1050 juta per UKM dengan tenor pengembalian maksimal tiga tahun. Akad yang digunakan untuk pembiayaan syariah ini kemungkinan ijarah (sewa) atau murabahah (jual beli). Ini dianggap lebih cocok untuk membiayai pengusaha mikro semacam pedagang kecil yang pembukuannya tidak begitu bagus. Untuk memperoleh Rp25 miliar itu, Wasis mengatakan pihaknya berencana menjalin kerja sama dengan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) dengan akad kerjasama atau musyarakah. “Dari rencana bisnis kami butuhnya sebesar itu, belum tahu BSMI siapnya berapa,” kata Wasis. Mengenai bagi hasilnya, BSMI akan mendapat 44% dan 56% untuk Pegadaian Syariah. n

“Khusus pembiayaan untuk UMKM, Pegadaian Syariah menargetkan omzet pinjaman gadai syariah sekitar Rp750 miliar. Hingga kuartal I 2007 sudah Rp210 miliar dana tersalurkan untuk UMKM. “Kami optimis tercapai”, kata Wasis Djuhar”. 00 Sharing / 2007


Ekonomi Syariah

Dua Kado di Bulan Mei

foto istimewa

Pertama adalah legislatif mulai membahas intensif RUU Perbankan Syariah. Kedua, office channeling (OC) diperluas.

Siti Ch. Fadjrijah Deputi Gubernur BI

P

Penantian dua tahun itu mulai terobati. Industri keuangan syariah di Indonesia mulai bisa menaruh harapan, akhirnya legislatif mulai intensif membahas RUU perbankan syariah pada pekan kedua Mei lalu. Seperti dikatakan Ketua Komisi XI DPR RI, Awal Kusumah, pihaknya mulai mengintensifkan pembahasannnya setelah pada masa sidang sebelumnya pembahasan sudah dimulai. “Ya, kami dengar begitu, ini sinyalemen positif. Artinya perjuangan Asbisindo dan industri keuangan syariah sendiri mulai membuahkan hasil,� kata Ketua Umum Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo), Wahyu Dwi Agung, kepada Sharing. Asbisindo pun siap mewakili industri perbankan syariah jika legislatif meminta masukan lagi dalam pembahasan RUU pada masa sidang kedua 2007 ini. Banyak hal yang menjadi sorotan Asbisindo dalam RUU nanti, di antaranya soal perlakuan setara perbankan syariah dan konvensional, terutama untuk beberapa poin penting seperti level unit usaha syariah (UUS) di bank konvensional. Jika selama ini hanya dianggap setingkat divisi, Asbisindo mengusulkan peningkatan level menjadi direktorat. Ini dimaksudkan agar bank konvensional yang masuk ke industri syariah memberi perhatian lebih serius terhadap sayap syariahnya. Peningkatan level itu juga membuat regulator dituntut lebih serius terhadap industri perbankan syariah. Jika selama ini

industri ini hanya diwakili oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), ke depan, Asbisindo mengusulkan ada satu deputi gubernur khusus syariah. Mewakili industri, Asbisindo berencana melakukan audiensi dengan Meneg BUMN dan Direktorat Perpajakan. Agendanya, agar BUMN yang memiliki UUS meningkatkan permodalannya. Soal pajak berganda untuk transaksi ijarah dan pengenaan pajak jual beli untuk murabahah juga akan dimintakan dihilangkan.

Office channeling diperluas Sejak 4 Mei 2007, layanan syariah (LS) atau OC diperluas tidak hanya di satu wilayah kerja kantor BI, tapi provinsi. Itu pun masih fleksibel, jika satu provinsi luasnya lebih kecil dari satu wilayah kerja kantor BI, OC juga bisa dilakukan. Ini memberi ruang lebih leluasa kepada UUS untuk mengembangkan sayap. Selain perluasan wilayah, cakupan kerja UUS juga. Yang semula hanya melakukan kegiatan penghimpunan dana, diperluas dengan melakukan seluruh transaksi perbankan yaitu penghimpunan dan penyaluran dana serta jasa transaksi perbankan syariah lainnya. Bank konvensional yang induknya memiliki UUS juga diwajibkan mencantumkan logo industri perbankan syariah di setiap kantornya. Kado ini diberikan melalui penerbitan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/7/ PBI/2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang

Perubahan Atas Peraturan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Siti Chalimah Fadjrijah berharap kebijakan ini akan mendorong lebih pesat perkembangan perbankan syariah baik dari jumlah jaringan pelayanan maupun dari sisi asetnya: Di mata industri, seperti dikemukakan Dirut Bank Muamalat Indonesia A. Riawan Amin, dampak OC cukup signifikan terhadap ekspansi perbankan syariah. Tapi, itu belum cukup untuk mengejar target akselerasi pada 2008 sebesar 5,28%. Yang tak kalah penting menurutnya adalah dual service banking system dan interkoneksi Teknologi Informasi (TI) antarbank syariah. Penerapan OC ternyata mujarab mendongkrak pendanaan (DPK) perbankan syariah. Sebelum PBI No.8/3/PBI/2006

diterapkan sejak 30 Januari 2006, DPK Perbankan Syariah hanya

Rp15,5 triliun pada Desember 2005. Menurut data statistik dari BI selama 2006 kantor hasil OC bertambah 456 buah dan berhasil mendongkrak peningkatan DPK sampai Rp 21,8 triliun.

n IA

00 Sharing / 2007


Peristiwa Analisa

Agar Sinergi Menjadi Nyata Perbankan syariah sepakat menyinergikan teknologinya. Perlu strategi produk bersama agar kesepakatan tidak menjadi basi.

Para Pengurus Kompartemen Syariah Perbanas pada Apconex 2007.

S

Satu hari di Bulan Mei kemarin, raut wajah Direktur Utama Sigma Cipta Caraka, Djarot Subiantoro tampak antusias menyambut pembacaan resolusi bersama perbankan syariah yang tergabung dalam Kompartemen Syariah Persatuan Perbankan Nasional (Perbanas) di Jakarta Convention

Masih Sebatas Wacana Djarot menilai, akan sulit bagi perbankan syariah melakukan sinergi IT tanpa produk bersama yang dapat membuat belanja IT masing-masing perbankan menjadi lebih murah. Produk bersama tidak hanya menyinergikan secara teknis, juga bisnis

“Semangat pembentukan kompartemen syariah Perbanas adalah sharing antara bank-bank syariah. Berbagi pengalaman, ilmu, dan sebagainya. Kalau soal sinergi TI, kami baru resolusi, belum ditetapkan kapannya”, Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi. Centre (JCC). Pasalnya, dalam butir kedua resolusi kompartemen syariah itu dinyatakan perbankan bernuansa ‘hijau’ ini sepakat membangun sinergi teknologi. Dan, Sigma adalah penyedia core banking sembilan bank syariah (termasuk unit usaha syariah/ UUS). Meskipun belum ada kepastian bagaimana sinergi itu akan dilakukan dan kapan mulainya, komitmen bersama adalah sinyalemen positif bagi vendor information technology (IT) lokal berusia 20 tahun ini. “Yang jelas ini adalah milestone untuk industri syariah dan makin membuka peluang bisnis bagi kami”, kata Djarot kepada Sharing.

00 Sharing / 2007

banknya. Bank jadi memiliki varian produk selain yang dimilikinya sendiri. Produk bersama ini juga akan menjadi alat sosialisasi dan edukasi perbankan syariah kepada masyarakat. Ia menyontohkan dulu perbankan konvensional memiliki Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas) dan bank pembangunan daerah memiliki Simpanan Pembangunan Desa (Simpeda). Mungkin produknya tidak begitu menguntungkan bagi masing-masing bank tapi produk tersebut dapat memberi edukasi kepada pasar akan perbankan syariah. “Ini memberi

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam) berbuat kebaikan”. (Q.S. 2:148)”


Peristiwa Analisa

pemahaman ke pasar bahwa perbankan syariah bersatu, ini citra yang bagus”, tegas Djarot. Bagi Ketua Kompartemen Syariah Perbanas,Yuslam Fauzi, sinergi IT adalah keharusan dan mestinya diterapkan secepat mungkin. Cuma modelnya bagaimana, bank-bank tersebut belum merumuskan. Namun, terbentuknya kompartemen syariah adalah satu batu pijakan (milestone) penting yang arahnya juga ke sinergi IT tersebut. “Semangat pembentukan kompartemen syariah Perbanas adalah sharing antara bank-bank syariah. Berbagi pengalaman, ilmu, dan sebagainya. Kalau soal sinergi TI, kami baru resolusi, belum ditetapkan kapannya”, kata Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) ini. Resolusi ini memang masih dalam konteks mendukung akselerasi perbankan syariah. Makanya, tidak hanya untuk tahun ini atau 2008, tapi sampai 2015. Seperti ditetapkan Bank Indonesia (BI), pada 2008, pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan nasional ditargetkan sebesar 5,28% sedang pada 2015 menjadi 10%. Tentang produk bersama, Yuslam tak memungkiri kemungkinan itu.“Bisa saja terjadi, bahkan sinergi ini arahnya mungkin nanti juga akan ke sana”, katanya kepada Sharing. Jika industri masih menganggap produk bersama sebagai wacana, regulator pun begitu. Meski begitu, regulator sudah melakukan kajian instrumen pasar keuangan syariah pada 2006 yang juga mengarah kepada tinjauan kelayakan produk bersama. Seperti tercantum dalam Laporan Perbankan Syariah 2006, kajian itu memiliki tujuan jangka pendek mendorong penyamaan standar produk dan instrumen keuangan syariah. Jangka panjangnya adalah kerjasama kontraktual seperti penggabungan produk bersama antarlembaga-lembaga keuangan syariah. Meski wacana, Sigma tetap optimistis dengan pasar syariah bagi bisnisnya. Apakah nanti produk bersama akan ada atau tidak? Memprediksi industri keuangan syariah masih akan tumbuh sampai kondisi mapan sekitar 15 tahun ke depan. Ini, menurut Djarot, jika dibandingkan dengan yang terjadi di bank konvensional yang terkonsolidasi setelah 20 tahun sejak Paket Oktober (Pakto) 1988. Makanya pihaknya masih melihat peluang merengkuh lebih besar kue pasar core banking industri syariah, setidaknya dalam 12 tahun

ke depan. “Kalau kita lihat perbankan syariah ‘kan, mulai 1999 benarbenar tumbuhnya. Sekarang baru 8 tahun, saya rasa peluangnya masih sampai 20 tahun sejak 1999, sampai tahun ke-15 mungkin growth-nya makin tinggi dan stabil”, Kata Djarot. Di kesempatan yang sama, Direktur Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) Budi Wisakseno mengatakan sinergi TI itu memang sudah dibicarakan dan dirumuskan sebagai salah satu agenda kompartemen syariah Perbanas. Hanya tentunya tidak langsung begitu saja mudah diterapkan mengingat masing-masing bank memiliki prioritasnya sendiri. “Mungkin saja, bagi bank tertentu sedang fokus membangun jaringannya sendiri, hingga belum menganggarkan biaya untuk sinergi TI”, kata Budi kepada Sharing.

Bukan Maksud Menyaingi Asbisindo Sementara itu, masuknya perbankan syariah dalam Perbanas bukan berarti perbankan syariah bermaksud melupakan Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo). “Asbisindo tetap jalan, kami tetap memiliki wakil di sana”, ujar Yuslam Fauzi. Memperjuangkan kepentingan perbankan syariah tentunya akan lebih baik jika dilakukan lewat berbagai saluran, “Makanya kami mau bergabung bersama Perbanas dan Asbisindo kami angap bukan pesaing kami karena memang tidak ada yang dipersaingkan”, tambahnya. Yuslam lalu menunjuk pada pengalaman Malaysia membangun industri keuangan syariah. Ada dua hal penting yang bisa ditiru oleh Indonesia, yaitu komprehensif dan holistik. Artinya jika memang ingin membangun industri ini jangan setengah-setengah, dari A-Z digarap bersama-sama. A-Z itu antara lain, penggarapan sumber daya manusia (SDM), penyusunan regulasi misalnya soal pajak, instrumeninstrumen produk syariah, fatwa, sampai jaringan internasional. Terus terang saja, kita ini kurangnya di sana, kerjasamanya. Padahal keinginan (will) dan semangat sudah ada”, tukas Yuslam. Dan menurutnya, dengan bergabung dengan Perbanas, kepentingan perbankan syariah kemungkinan besar akan lebih didengar oleh pemerintah maupun legislatif. Ini karena Perbanas termasuk organisasi besar yang cukup berpengaruh di negeri ini. n IA

00 Sharing / 2007


Entrepreneurship

Syahir Karim Pemilik Bursa Sajadah Aarti Jaya

Bursa Sajadah Aarti Jaya

Dari Kurma,

Ketel Kuning Hingga

Usaha ini sukses karena menjunjung tinggi asas kekeluargaan pada para customernya.

J

Jeli melihat peluang. Inilah kisah di balik kesuksesan bisnis Syahir Karim, pemilik sekaligus pendiri pusat perlengkapan Muslim dan oleh-oleh haji Bursa Sajadah Aarti Jaya. Usaha ini bermula dari keprihatinan Syahir setelah mengamati kerepotan jamaah haji membawa buah tangan untuk sanak saudara di Tanah Air. Dari situ, Syahrir tergelitik untuk mendirikan sebuah toko yang mampu mengakomodiasi kebutuhan oleh-oleh haji. Hanya beberapa tahun berdiri (1999), Bursa Sajadah berkembang pesat. Outletnya mulai tersebar di beberapa kota besar di Tanah Air. Mereka bahkan sudah punya pabrik sendiri, khususnya, untuk memproduksi sajadah dan jaket.

00 Sharing / 2007

Namun bukan cuma kejelian melihat peluang, yang mengantarkan Syahir sukses mengembangkan Bursa Sajadah. Karena, tanpa diimbangi dengan prinsip mengutamakan kepuasan pelanggan (customer satisfaction), kejelian melihat peluang itu akan sia-sia. ’’Saya selalu menekankan pada semua karyawan, kalau customer datang, mereka harus tersenyum, lalu menyapa. Misalnya, Asalammualaikum. Apa kabar?’’ Menurut Syahrir, ia melayani konsumen ibarat melayani keluarga. Ikatan dan silaturahmi yang akrab, kata dia, membuat konsumen datang dan datang lagi ke tokonya. ’’Ikatan kami sangat akrab,’’ kata Syahrir lagi. Selain itu, yang tak kalah penting, menurut Syahir adalah bagaimana strategi

mereka untuk terus-menerus melengkapi berbagai barang yang dibutuhkan konsumen di Bursa Sajadah. Sehingga toko yang khas menyediakan oleh-oleh dan keperluan haji ini mampu memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan jamaah. Ibaratnya Bursa Sajadah Aarti Jaya menjadi one stop shopping. Cukup datang ke Bursa Sajadah maka semua kebutuhan perjalanan haji dari ujung kepala sampai ujung kaki, untuk berangkat ke Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air sudah tersedia.

Membidik Segala Segmen Bursa Sajadah sendiri didirikan Syahir pada akhir 1999. Pertama kali ia membuka outlet-nya di Bandung. Kemudian setelah


Entrepreneurship itu berturut-turut menyusul outlet-outlet berikutnya di Surabaya, Bogor, dan Jakarta. Ihwal pemilihan nama, Syahrir memilih Bursa Sajadah karena beberapa pertimbangan. Pertama, oleh-oleh yang paling banyak dibawa jamaah haji dan umrah untuk sahabat dan kerabat adalah sajadah. Alas untuk sholat itu pula yang kerap menjadi hadiah anak kepada orang tua menjelang puasa. Sajadah, kata Syahrir, juga biasa digunakan sebagai tanda mata untuk pengajian memperingati wafatnya seseorang, Misalnya, dalam rangka mengenang 40 hari wafatnya keluarga. ’’Dari ketiga pertimbangan itulah, kami mengambil nama Bursa Sajadah. Walaupun bisa dilihat di toko kita ini barangnya terdiri dari berbagai macam perlengkapan Muslim, bukan hanya sajadah,’’ jelas Syahir sambil tersenyum. Di Bursa Sajadah, selain sajadah tersedia pula kurma berbagai jenis mulai dari yang biasa hingga kurma Ambar dan kurma Nabi, kacang-kacangan, makanan khas Arab Saudi lainnya. Tas, dan aneka fashion Muslim karya perancang ternama juga terpampang di gerai. Dijelaskan Syahir, pada awal pendiriannya, mereka membidik segmen pasar menengah bawah. Namun dalam perjalanannya, segmen menengah atas pun berhasil mereka akomodasi. Sehingga Bursa Sajadah kini dapat membidik semua segmen dan semua kalangan. ’’Terutama di Jakarta, kita sekarang

Baju Perancang Beken membidik semua segmen. Biasanya untuk menyiapkan oleh-oleh ’kan tergantung juga dari masing-masing kantung customer. Karena itu, kami mengakomodasi semua segmen. Ada oleh-oleh yang murah dan mahal, semua sudah kita komplitkan di sini,” jelas Syahir.

Menerapkan Syariah Sebagai penganut Islam yang baik, Syahir mengaku dalam berusaha di Bursa Sajadah, niatnya untuk beribadah. Sehingga ia tidak takut dengan adanya persaingan dengan usaha sejenis yang dijalankan pihak lain. ”Saya ini bekerja karena untuk ibadah. Mengenai persaingan? Rezeki itu kan di tangan siapa? Bukan di tangan pesaing

saya. Kalau memang toko saya akan datang pembeli, karena memang Allah yang mengirim,” jelasnya dengan penuh keyakinan. Nilai ke-Islaman yang kental, memang tampak pada dirinya. Makanya, dalam menjalankan usaha Bursa Sajadah ini, Syahir juga berusaha menerapkan prinsip syariah, agar usahanya ini bisa berjalan lancar dan berkah. Hal itu ia aplikasikan, misalnya, semua pegawai perempuan di perusahaannya harus berjilbab, serta pakaian Muslimnya juga rapi. Lalu bagi karyawan disediakan mushala yang representatif, serta berbagai perlengkapan pendukung ibadah, seperti jadwal waktu sholat dan lain-lain. Pegawai mereka pun diseleksi, semuanya harus beragama Islam (Muslim). Bahkan, untuk meningkatkan rohani karyawan, perusahaannya juga mengadakan bimbingan rutin pengajian. Membuka kesempatan waralaba Setelah cukup sukses dengan beberapa outlet-nya, Syahir mengaku masih tertarik untuk terus mengembangkan usahanya ini. Namun ia mengaku tidak ngoyo dalam memperbesar penetrasi Bursa Sajadah ini. ’’Selama ini, saya tidak pernah mencaricari tempat usaha baru. Seperti yang di Surabaya, tiba-tiba ada yang menawarkan tempat ke saya, lalu saya lihat cocok, maka jadilah. Karena itu, kalau memang tiba-tiba ada yang datang ke saya dan menawarkan tempat usaha baru, lalu saya lihat cocok, kenapa tidak?” jelas Syahir. Syahir juga mengaku, pihaknya kini terbuka pada mitra lain untuk mengadakan kerjasama dengannya melalui sistem waralaba. ‘’Selama ini kita belum ada franchise (waralaba). Namun, ke depan ini mulai akan kita kembangkan. Kita sekarang ke arah sana,” ujarnya lagi. Ditanya berapa nilai kerjasama waralaba dengan Bursa Sajadah? Syahir menolak menjawab detail. Ia hanya menjawab semuanya tergantung lokasi dan potensi pasar di lokasi itu sendiri. ”Tidak bisa disamaratakan biayanya. Harus dilihat lokasi dan pasarnya karena setiap daerah berbedabeda.’’ Namun yang pasti, ia masih optimistis dengan potensi pasar bisnis perlengkapan dan oleh-oleh haji ini. ”Ya, kalau melihat tiap tahun antusias kaum Muslim untuk berangkat umrah dan haji, maka pasar bisnis ini memang cukup besar. ,” katanya menutup pembicaraan. n YS

00 Sharing / 2007


Pendidikan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI)

Gelimang Prestasi, Gemilang Masa Depan

foto istimewa

Knowledge is power (Ilmu pengetahuan adalah kekuatan yang dasyat).

Perjuangan berat Prestasi manis itu tak dicapai seketika. Yohanes mengisahkan perjuangan panjangnya. TOFI, kata Yohanes, didirikan pada tahun 1993, saat ia masih menjadi kandidat

00 Sharing / 2007

dok TOFI

S

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi ada tanda bagi mereka yang berakal (Alquran) Siapa bilang anak Indonesia tertinggal dalam bidang pendidikan. Dari sisi indeks pemberdayaan manusia, Indonesia boleh masuk nomor mendekati urutan buncit dari sekitar 170 negara yang disurvey. Tapi jika dilatih dan diberi peluang yang besar, pelajar Indonesia bisa berprestasi dan sangat unggul di ajang internasional. Bahkan untuk ilmuilmu sains yang bagi sebagian besar pelajar menjadi momok menakutkan. Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) telah membuktikannya. Pada berbagai ajang lomba fisika di level internasional, hampir tak pernah ada medali yang lolos. TOFI tiap tahun mengharumkan nama bangsa di pentas bergengsi baik lomba olimpiade fisika tingkat Asia maupun dunia. Hampir 14 tahun TOFI menempa anak Indonesia. Sekarang mereka memetik buahnya. Pada lomba terakhir, Olimpiade Fisika Asia (AphO) ke-8 di Shanghai, 22-28 April lalu, tim yang terdiri dari 16 siswa terbaik Tanah Air itu mempersembahkan dua medali emas, empat perak, empat perunggu, serta empat predikat honorable mention. Setelah berulangkali memenangkan ajang olimpiade fisika tingkat internasional, TOFI, seperti dijelaskan Ketua Pelaksananya-Profesor Yohanes Surya PhD, memendam obsesi yang lebih tinggi, menelurkan peraih nobel fisika dari Indonesia suatu hari nanti!

doktor fisika di William and Mary, Virginia USA. Ia saat itu terobsesi untuk menjadikan Indonesia sebagai juara dunia. dalam olimpiade fisika. Bahkan, setelah bekerja di Pusat Fisika Nuklir Amerika Serikat, obsesinya bertambah. Ia ingin menciptakan ilmuwan fisika handal dari Indonesia, serta menjadikan ilmu fisika menjadi pelajaran yang asyik, mudah, dan menyenangkan di Tanah Air. �Waktu itu semua orang menertawakan tujuan kami. Tapi kami maju terus dengan keyakina segala sesuatu yang baik, akan menghasilkan hasil yang baik jika dilakukan dengan sungguh-sungguh,� jelas Yohanes kepada Sharing. Awalnya, sangat berat mengembangkan TOFI terutama dari dukungan biaya. Ia mengaku harus keluar masuk kantor


Pendidikan perusahaan swasta untuk mendapatkan sponsor karena bantuan pemerintah hanya sekadarnya. Hingga, sebuah penerbit bersedia menerbitkan buku-buku karya Yohanes. Dari royalti buku itu, ia menghidupi TOFI. Pintu mulai terkuak ketika tahun 1999 Indonesia menggondol medali emas pertama pada Olimpiade Fisika Internasional (IPhO) ke 30 di Padova, Italia, atas nama Made Agus Wirawan siswa dari SMAN 1 Bangli, Bali. Barulah banyak pihak terbuka matanya tentang potensi TOFI mengharumkan nama bangsa. ”Beberapa sponsor mulai tertarik dan pemerintah lebih memperhatikan hingga sekarang,” jelas Yohanes.

Hasil AphO menentukan siapa yang terpilih untuk ikut IPhO (Olimpiade Fisika Internasional). Selama dua bulan tim terakhir berlatih sebelum tampil di ajang paling bergengsi tersebut. IPhO terdekat pada tahun ini adalah di Iran. Tahun ini, yang akan maju ke arena tersebut adalah Muhammad Firmansyah Kasim (SMA Athirah Makasar), Yosua Maranatha (SMAN 3 Yogyakarta), Musawwadah Mukhtar (SMAN 78 Jakarta), David Halim (SMA Xaverius Lampung), dan Rudi Handoko Tanin (SMA Sutomo Medan). Mereka adalah para peraih medali dalam Olimpiade Fisika Asia (AphO) ke-8 di Shanghai, April lalu

Pelatihan model karantina Seleksi anggota tim Setelah segudang prestasi, banyak pihak mengapresiasi keberadaan TOFI. Dan menjadi anggota TOFI adalah suatu kebanggaan besar bagi siswa yang tertarik dan unggul pada bidang fisika. Seleksi menjadi anggota TOFI dilakukan pemerintah, mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten sampai tingkat provinsi. Sekitar bulan September tiap tahunnya diadakan olimpiade Sains Nasional (OSN). OSN memilih 30 siswa terbaik yang kemudian dilatih TOFI untuk mengikuti olimpiade fisika. ‘’Parameternya sementara diambil dari hasil tes saja. Ke depannya kami sedang menyiapkan sistem seleksi yang lebih baik,” jelas Yohanes. Setelah terpilih, ketiga puluh siswa itu mulai mengikuti training TOFI. Training dibagi beberapa tahap; Tahap pertama, adalah tahap seleksi yang akan menciutkan peserta menjadi 16 siswa. Ke-16 siswa terbaik itu dilatih dan kemudian dipertandingkan di APhO (Olimpiade Fisika Asia).

Selama training, menurut Yohanes, pihaknya banyak memberi teori dan soal-soal. Untuk eksperimen fisika biasanya diberikan tiap hari Sabtu. Sementara untuk fisika teori, mereka mengacu pada soalsoal setara soal-soal Qualifying exams (ujian masuk program S3) dari berbagai universitas top di dunia, seperti Berkeley, Harvard, Moskow, Princeton, Beijing University dan sebagainya. Ada juga buku-buku dari Rusia dan China. Setiap hari mereka mengerjakan puluhan soal yang untuk ukuran siswa maupun dosen fisika perguruan tinggi sangat sulit. Itu karena, materi soal yang akan dilombakan dalam olimpiade fisika internasional itu memang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Pelatihan di TOFI menggunakan model karantina (boarding). Menurut Yohanes, pilihan ini, dikarenakan bahan yang harus diselesaikan sangat banyak. “Tidak mungkin, kalau tidak di karantina. Bayangkan dalam waktu 6-8 bulan kita harus meningkatkan kemampuan fisika siswa dari level SMA ke level S2, sangat sulit kalau tidak fokus atau belajarnya on-off on-off,” jelas Yohanes menanggapi kritik, bahwa pelatihan di TOFI terlalu lama dan mengorbankan waktu belajar si siswa di sekolah asalnya. Yohanes sendiri mengakui, bahwa bisa saja siswa jenuh. Namun, ia memuji, kehebatan dan ketangguhan anggota TOFI. Motivasi yang tinggi menghilangkan kejenuhan tim TOFI. Untuk interaksi sosal, Yohanes mengatakan di karantina pun para siswa saling bersosialisasi. ‘’Mereka berbagi jika ada yang kesulitan.’’ Untuk mengatasi kebosanan, malam hari, mereka juga berolahraga, main badminton, catur dan kadang refreshing ke Ancol atau Puncak. Orang tua siswa tak perlu mengeluarkan biaya karena program ini disponsori ETF, Excelcom, Penerbit Kandel, dan pemerintah (Menko Kesra dan Depdiknas). Sampai saat ini alumni TOFI sudah lebih dari 70 siswa. Mereka tersebar di berbagai di universitas-universitas terbaik di dunia seperti Princeton, MIT, Harvard, Stanford, Tokyo, Maryland, serta juga universitas favorit di Tanah Air, seperti ITB, UI dan sebagainya. Prestasi mereka juga sangat menggembirakan.’’Beberapa di antara mereka malah menjadi murid/asisten dari para peraih Nobel Fisika dunia,” jelas Yohanes bangga. Ada juga yang dengan senang hati menjadi pelatih tim TOFI. TOFI telah jadi aset dan mengharumkan nama bangsa. Teruslah berjuang. Ide melahirkan ilmuwan fisika ini seharusnya menggugah umat Islam. Karena, pada masa silam, abad pertengahan, ulama Islam yang lebih dulu mengembangkan ilmu alam. Tersebutlah nama Ibnu Sina yang ahli filsafat dan kedoktera,n, Al Khawarizmi, Al Biruni, Al Kindi dan lainnya. n YS

00 Sharing / 2007


Wisata

BENDIGO

Romantika

Eks Kota Tambang

Kota ini dahulunya daerah penambangan emas yang sangat luas. Hasil galian emasnya nomor tujuh di dunia, menjadikan Bendigo dijuluki Kota Tambang. Namun setelah kegiatan penambangan ditutup, kota ini tumbuh menjadi daerah wisata paling digemari di benua Australia.

D

Dengan menumpang trem dari hotel tempat menginap, akhirnya sampai juga kami di kawasan Central Deborah Goldmine pada pukul 9.30 pagi. Tempat ini adalah bekas penambangan emas yang oleh pemerintahan setempat disulap jadi wahana rekreasi bagi para turis. Sejak mendapat beasiswa belajar di negeri Kanguru, baru kali ini aku berkesempatan melancong. Padahal, dari Melboune, lokasi Central Deborah Goldmine di kota Bendigo ini bisa ditempuh hanya dengan 2,5 jam menggunakan kendaraan pribadi. Pengunjung harus membayar 18,9 dollar Australia untuk memasuki areal penambangan tua peninggalan abad 19, yang sudah berhenti beroperasi sejak tahun 1954 itu. Di sini konon telah berhasil didulang emas sebanyak 25 Juta ounches, yang merupakan terbesar nomor dua di Australia dan nomor tujuh di dunia! Meski sudah lewat setengah abad, namun suasana khas tambang emas di sini masih terjaga dengan baik. Selepas pintu masuk, kita dihadapkan pada dua buah

00 Sharing / 2007

roda berjalan besar (kincir), yang dulunya berfungsi sebagai penggerak alat pencucian emas. Diameter kincir ini kira-kira lima meter, dan bentuknya amat mirip dengan velg sepeda motor berukuran raksasa. Selepas roda berjalan, di kiri-kanan jalan setapak yang dilalui pengunjung terdapat deretan rumah-rumah tua yang terbuat dari kayu. Konon, rumah dengan gaya arsitektur Victoria itu, dulunya tempat tinggal para pekerja tambang. Rumah-rumah kayu itu kini sudah berubah fungsi sebagai toko suvenir. Barang andalannya antara lain gantungan kunci, kaus, boneka, stiker, serta topi. Akhirnya,aku sampai juga di menara untuk menarik bahan galian yang dinamakan poppet head. Menara galian dari bahan besi baja itu tingginya kira-kira 25 meter. Kita harus menaiki tangga kayu hingga sampai ke tengah menara, tempat sebuah lift berada. Bersama beberapa pengunjung lain, aku pun ikut turun ke dasar tambang melalui sebuah lift yang digerakkan dengan rantai itu. Kriit...kriit...kriit... rantai lift berdenyit. Suaranya terdengar cukup keras di telinga.

Tentu saja jantung terasa berdenyut lebih cepat. Kerekan lift ini terbuat dari rantai besar seperti sering kita lihat di pembangunan proyek-proyek konstruksi. Namun tak perlu berlama-lama aku khawatir, karena lift yang kami tumpangi dalam waktu singkat sudah sampai di dasar tambang. Kami para pengunjung segera beranjak keluar dari lift dan melihat-lihat suasana di dasar tambang emas tua ini. Pada kedalaman kira-kira 20 meter di bawah permukaan tanah ini, suasananya justru terang benderang. Rupanya penerangan listrik di sini diatur sedemikian rupa, sehingga kesan tambang yang gelap dan kumuh sama sekali tak terlihat. Kami pun dapat melihat jelas keadaan di dasar tambang, dengan nuansa kecoklatan terlihat mendominasi di segala sudut mata memandang. Hampir semua pengunjung tak berani melangkah terlalu jauh dari lift untuk menjelajahi lorong-lorong yang ada di tambang ini. Kami khawatir kalau-kalau terjadi longsor sebagaimana sering kita dengar di berita tentang peristiwa yang


Wisata terjadi di pertambangan. Karena itu, para turis hanya berfotofoto, atau pun sekadar melihat-lihat peralatan bor yang ada di dalam tambang. Hanya sekitar 20 menit, pengunjung berada di bawah tanah. Kami lalu diantar kembali naik ke permukaan. Aku lalu berjalanjalan sendirian melihat-lihat secara keseluruhan kawasan tambang emas yang cukup luas itu.

Pusat Kota Bendigo Setelah puas berada di kawasan Central Deborah Goldmine, aku mencegat taksi untuk melanjutkan pesiar menuju kawasan pusat kota Bendigo. Ya, Bendigo memang bukan cuma terkenal dengan penambangan emas tuanya itu. Kota yang sebelumnya bernama Castelton dan Sandhurst ini punya obyek wisata menarik lainnya. Setelah penambangan emas itu ditutup di era 1950an, Bendigo terus berkembang pesat. Namun kota ini tetap mempertahankan keaslian sejarah leluhurnya. Hampir di seluruh wilayah kota didominasi gedung-gedung berasitektur tua. Bangunan-bangunan tersebut tetap terpelihara sampai kini dan menjadi kebanggaan kota ini. Dari balik kaca jendela taksi aku melihat bangunan antik bekas gedung Kantor Pos, yang kini berfungsi sebagai gedung pusat informasi kota. Bangunan dengan fasada seperti istana gaya romawi ini didirikan pada tahun 1887. Di depan gedung Kantor Pos Tua terdapat Hotel Shamrock yang usianya sama (didirikan 1887 pula), yang merepresentasi arsitektur bangunan tua era Victoria abad 19 yang terkenal dengan kekokohan betonnya. Di deretan pusat kota ini juga masih banyak bangunan terkenal lainnya, seperti Bendigo Regional Arts Centre dan The Art Gallery, yang menjadi ajang pusat kegiatan seni bagi para seniman di Bendigo, khususnya, serta di negara bagian Victoria pada umumnya.

Bendigo Pottery Tujuanku berikutnya ĂĄdalah Bendigo Pottery, sebuah lokasi home industry keramik paling terkenal di negara bagian Victoria. Bangunan Bendigo Pottery sebenarnya berupa rumah Victoria berukuran sedang, yang bentuknya mirip museum. Pada ruang utamanya, dipamerkan bermacammacam keramik, mulai dari yang dibuat ratusan tahun lalu sampai dengan model-model terbaru. Keramik-keramik ini berwujud guci, teko, piring, gelas, mangkok, tatakan, pot, dan sebagainya. Kalau keramik-keramik buatan Cina, biasanya berhiaskan lambang-lambang atau simbol-simbol yang abstrak, keramik-keramik di Bendigo Pottery justru berhiaskan gambar-gambar yang sangat alami (natural), seperti, gambar hewan atau tumbuh-tumbuhan. Selain keramik-keramik yang hanya khusus dipamerkan, ada pula keramik-keramik yang dijual pada pengunjung. Harganya relatif mahal. Karena untuk keramik yang paling sederhana saja, kita mesti merogoh kocek di kisaran 20 dollar Australia. Tapi tak urung, satu set cangkir, dan ketel keramik masuk ke dalam tasku

00 Sharing / 2007


Wisata

untuk oleh-oleh jika kembali ke Tanah Air nanti.

Lake Weroona Menjelang sore, aku kembali mencegat taksi menuju tempat wisata alam, Lake Weroona. Ini sebuah danau yang sangat indah, tempat penduduk asli Bendigo kumpul-kumpul atau berkongkow-kongkow ria bersama keluarga dan teman-temannya. Lake Weroona ini memang istimewa. Air danau di sini terlihat hijau. Rerimbunan pepohonan juga terlihat di segala sudut danau. Sehingga tak heran, udara di sini terasa sangat sejuk. Di tempat ini lah, sering diadakan acara-acara yang banyak melibatkan warga kota. Barbeque (BBQ) merupakan kegiatan wajib bagi peduduk setiap kali menggelar acara. Bekal untuk pesta BBQ telah mereka siapkan dari rumah, termasuk bumbu-bumbu dan daging, ayam, atau pelengkap yang diinginkan. Pesta BBQ digelar di tepi danau. Di sini banyak tempat pemanggangan umum. Pengunjung tinggal memilih tempat yang dikehendaki. Jika kita

00 Sharing / 2007

melintasi danau, aroma daging panggang menusuk hidung. Mmm‌ terbayang lezatnya. Bagi yang tak sempat membawa makanan dari rumah, jangan takut. Di tepi danau terdapat restoran di mana kita bisa memesan makanan yang kita inginkan. Tampaknya, tempat ini memang sengaja disiapkan untuk mengantisipasi mereka yang tak sempat membawa makanan sendiri. Yang unik, ada menu di restoran ini yang agak aneh bagi orang Indonesia, yaitu daging kanguru! Membayangkan binatang yang imut itu, aku merasa tak tega mencicipi dagingnya. Jadi aku pilih yang umum saja. Pengunjung disuguhi makanan yang cukup lezat sambil menikmati pemandangan alam yang sangat indah. Angin semilir dan udara yang bersih menambah kenikmatan bersantap. nYS


Interlude

Memenangkan Pertempuran (Warfare) Oleh: A Riawan Amin

I

Islam memandang perang adalah bagian alamiah dari hidup. Tidak berarti Islam menganjurkan berperang, tapi kalau itu satu-satunya langkah tersisa, Muslim sedikitpun tidak gentar menjemput. Karena berperang dalam Islam bukan untuk menguasai, tapi memerdekakan. Bukan untuk mengeksploitasi, tapi memberdayakan. Itulah kenapa setiap Muslim yang perang dibekali kode etik, tidak boleh membunuh perempuan, anak-anak, orang tua, mereka yang sudah meletakkan senjata, bahkan merusak lingkungan, seperti menebang pohon. Karena perang yang membabi buta, yang dikuasai hawa nafsu, adalah jalan perang para tiran. Perang terbesar dalam hidup seorang Muslim, adalah memerangi hawa nafsunya. Setiap hari, begitu waktu shubuh menghampiri, ia sudah harus “berperang�: apakah terus melanjutkan tidur atau bangun menunaikan sholat. Ketika saatnya bekerja, ia pun terus berperang: antara mengemban amanah jabatan atau menyalahgunakannya. Dengan demikian perang tidak selalu dalam dimensi fisik. Bukan perang otot, tapi perang memenangkan pengaruh. Tak ada darah tumpah, tak ada jerit tangis. Yang ada berebut kekuasaan dan dominasi agar eksistensi dan pengaruhnya diakui. Perang seperti ini tidak bisa dielakkan. Baik dalam bidang bisnis ataupun politik, dalam skup lokal, nasional, atau bahkan global. Dalam konteks Celestial Management (CM) untuk memenangkan perang (Warfare), individual yang telah ZIKR (Zero base, Iman, Konsisten, dan Result Oriented) dan organisasi yang telah menjalankan sharing PIKR (Power, Information, Knowledge, dan Rewards) harus menyiapkan bekal MIKR (Militan, Intelek, Kompetitif, dan Regeneratif). Dengan dasar MIKR ini diharapkan mereka akan melahirkan sebuah komunitas kompetitif yang senantiasa memenangkan pertempuran. Atribut pertama dari MIKR adalah

Militan. Militan secara harfiah merujuk mereka yang bersemangat tinggi, tak kunjung menyerah. Sayang, karena propaganda pihak tertentu, militan direduksi maknanya. Orang militan dianggap sebagai biang teror dan musuh masyarakat. Dalam perspektif CM, militan adalah pribadi-pribadi yang tangguh yang berani mati (sebagaimana berani hidup) dan terlatih. Dalam organisasi bisnis Muamalat,

misalnya, seluruh kru adalah mujahid ekonomi. Mereka bukan sekadar penjaja produk perbankan, tapi lebih dari itu, penyelamat umat dari api neraka yang membakar ahli riba. Untuk bisa bersaing dan bertempur dalam ajang kompetisi perbankan, mereka harus menjadi kru yang terlatih dan siap berkorban. Di tengah krisis yang menghantam dunia perbankan, 1998, Bank Muamalat pun terkena dampak yang sangat besar. Muamalat mengalami kerugian. Modal tergerus hingga tinggal sepertiganya atau Rp 39,3 miliar dari modal semula Rp 138,4 miliar. Namun, militansi, kesabaran, dan kerja keras kru mengundang pertolongan Allah. Pada tahun 2002, modal sudah kembali terangkat menjadi Rp 174,32 miliar. Dari jumlah itu Rp 108 miliar adalah sumbangan modal kru dalam bentuk

akumulasi laba, sedang sisanya Rp 66 miliar adalah suntikan dana dari pemilik modal. Memiliki kru yang militan jelas sangat signifikan pengaruhnya. Namun, itu saja tidak cukup. Ia juga harus Intelek. Inilah atribut kedua MIKR. Orang militan yang intelek akan mampu bekerja dengan menyumbangkan kemampuan terbaik. Sebaliknya, orang militan tanpa ilmu, laiknya mujahid yang matanya ditutup, mudah menjadi bidikan musuh. Dua atribut ini menjadi prasyarat terjadinya atribut ketiga: Kompetitif. Seorang kru bisa memiliki daya saing (kompetitif ) bila ia bisa mensinergikan antara sikap militansi dan intelektualitas. Dalam Al Quran paduan ini diisyaratkan dalam firman Allah: �Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat.� (QS. 58:11). Allah akan meninggikan atau mengangkat kaum bila ia kompetitif yaitu mereka yang telah ZIKR dan telah berbagi PIKR. ZIKR membersihkan hati. ZIKR membangun jembatan vertikal (hablum minallah) menuju keridhaan Allah. ZIKR melahirkan militansi. Sementara PIKR mencerahkan nalar. PIKR membangun interaksi harmonis kru dengan sesamanya (hablum minannas). Dengan kata lain, sharing PIKR menghasilkan kru yang intelek. Menyeimbangkan militansi dan intelektualitas pada gilirannya akan melahirkan kru yang berdaya saing, kru yang kompetitif. Banyak organisasi yang kompetitif, tapi problem laten mereka, tidak bisa mempertahankan kekuatan ini dalam waktu lama. Inilah kiranya untuk bisa memenangkan pertempuran perlu regeneratif. Atribut terakhir dari MIKR ini menyiratkan bahwa kru yang ada bisa tergantikan. Patah tumbuh hilang berganti. Dengan kata lain, organisasi tidak tergantung pada satu dua orang kru untuk memenangkan pertempuranpertempurannya.n

00 Sharing / 2007


Interlude

00 Sharing / 2007


Interlude

00 Sharing / 2007


Kata Mereka Gina A. Sanova:

Bekerja adalah Ibadah ”Jalan raya di Jakarta itu jahat ya?”, kata Ibu ini saat berbincang dengan Sharing di Mercantile Club, Wisma BCA, Jakarta. Gina Adriana Sanova, sang Ibu tadi lantas berkisah bagaimana ia banyak bekerja di atas mobil. “Bagaimana tidak, dari Cikini ke Pondok Indah bisa berjam-jam”, katanya lagi. Untungnya, di mobilnya alat kerja sudah tersedia, laptop, alat menulis, hingga termos air panas untuk membuat teh dan makanan kecil. Istri pengusaha John Sanova ini memang banyak kegiatan. Ia adalah humasnya BaznasDDR, Humas Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (Forikan), owner PT Ginova Production House, dan pendiri sekaligus pemimpin pengajian Babussalam Pondok Indah.

Merry Pramono

Hikmah Fashion Muslimah Perkembangan busana Muslimah di Indonesia luar biasa. ‘’Kita jauh mengungguli negara Islam dan negara lain yang penduduknya mayoritas beragama Islam,’’ kata perancang busana Muslim, Merry Pramono. Bahkan dibanding negara tetangga, Malaysia, rancangan desainer Indonesia untuk busana Muslimah berkembang lebih pesat. Dia merujuk digelarnya Lomba Rancang Busana Muslim yang digelar Majalah Noor setiap tahun. ‘’Lihat tuh, desain baju Muslim yang dilombakan. Semua luar biasa,’’ kata Merry kepada Sharing di sela final LRBM di Hotel Grand Melia, Jakarta. Materialnya pun cukup unik. Indonesia yang kaya ragam kain (songket, tenun, dan motif batik dan bordir) mengilhami para desainer untuk memanfaatkan bahan yang ada menjadi baju yang ready to wear dan sangat cantik. Berbeda dengan Malaysia yang lebih mengandalkan baju kurung. Fashion juga yang mengantarkan Merry Pramono pada transaksi bisnis Islami. Berawal dari tawaran Bank Muamalat sebagai model iklan, Merry mengaku mempelajari sistem ekonomi Islam. ‘’Ternyata memang riba itu tidak boleh.’’ Menyadari hal itu, Merry mengajak semua karyawan hijrah menggunakan bank syariah. ‘’Sekarang semua karyawan di tempat saya pakai bank syariah.’’ n

00 Sharing / 2007

Bagi Gina, bekerja adalah ibadah dan membuatnya bahagia. Karena, ia merasa bisa bermanfaat untuk semua orang. Ini pun dirasakannya ketika beribadah. Bahkan ia mengaku bisa beribadah di mana saja, bahkan saat macet di jalan pun, ia sering berzikir. Gina juga orang yang gampang bergaul dan suka membantu orang. Ia bilang merasa senang membantu Basnaz-DDR selama ini. Hari itupun, bantuannya terasa amat bermanfaat, hampir seluruh pembicara di seminar tentang zakat dan CSR gelaran Baznas-DDR hari itu adalah Gina. “Kebetulan mereka ada yang teman saya”, katanya. Oh, pantesan, Edy Kurnia, salah satu Vice President PT Telkom yang menjadi pembicara hari itu memanggilnya sangat akrab, “Gina”. n

Fatin Hamamah

Terinspirasi Tempat Tinggal Berkulit bersih, tampak lebih muda dari usianya dan wajah penuh senyum. Dialah Fatin Hamamah, penyair muda yang turut membacakan syairnya pada final Lomba Rancang Busana Muslim di Jakarta akhir Mei silam. Karya penyair yang satu ini lekat dengan setting Timur Tengah. Fatin Hamamah yang lahir di Padang Panjang dan merupakan cucu dari salah satu pendiri Madrasah Diniyah Putri Padang Panjang mengaku sedang menyiapkan kumpulan puisi-nya yang kedua. ‘’Mungkin diberi judul Hamra,’’ kata Fatin kepada Sharing. Kumpulan puisinya yang pertama berjudul Papyrus, terinspirasi dari tempat tinggalnya di Kairo, selagi mengikuti tugas suaminya sebagai atase kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir. Sedangkan, Hamra, terinspirasi dari tempat tinggalnya di Jeddah, Saudi Arabia. ‘’Kami tinggal di kawasan yang bernama Hamra,’’ kata Fatin lagi. Isinya puisinya beragam mulai dari kritik sosial akan banyaknya TKW di Saudi dan tema lainnya. Fatin berharap November 2007 ini, buku kumpulan puisinya yang kedua bisa terbit. Menurut dia momen itu dipilih berkaitan dengan hari lahirnya. n


Resensi >> Musik

>> Buku

50:50

STRATEGENIUS

Setelah lama vakum, The Asian Heroes, Iwan Fals kembali menelorkan album baru 50:50. Entah apa maksud dari 50:50. Barangkali untuk menunjukkan warna 12 lagu di dalam album yang baru diluncurkan awal April 2007. Setengahnya, (6 lagu) bertema cinta dan 6 lagu lagi menyuarakan kritik sosial. 50:50 juga bisa berarti bahwa dari 12 lagu, enam diciptakan sendiri oleh Iwan dan setengahnya lagi oleh komposer lain seperti Dewiq, Opick, Yockie Suryoprayogo, Pongki Jikustik, Digo (Ketua OI) dan Bongky (Slank, Flowers, BIP). Lagu bertema cinta di antaranya ‘Mabuk Cinta’, ‘Masih Bisa Cinta’, ‘Tak Pernah Terbayangkan’, ‘KaSaCiMa’ (Kasihku, Sayangku, Cintaku, Manisku), dan ‘Apakah Aku Benar-benar Memiliki Kamu’. Meski mengusung tema cinta, lagu yang dibawakan Iwan Fals tetap enak di kuping dan tak mendayu-dayu. Beberapa lagu menggunakan musik orkestra dan nuansa pop reage. Di album ini, Iwan menulis ‘Pulanglah’, lagu untuk almarhum Munir Said Thalib, pejuang HAM di Indonesia yang meninggal diracun di dalam pesawat Garuda. Sedangkan, lagu berjudul ‘Negara’ dibuat sebagai protes atas kondisi negara yang seharusnya ideal dan melindungi rakyat. Lagu berjudul ‘Ikan-Ikan’ dan ‘Rubah’ meneriakkan ketidakadilan dan kondisi politik yang tak berubah. Pun lagu ‘Cemburu’ dan ‘Ini Bukan Mimpi’ yang juga protes sosial atas kondisi negeri yang masih banyak orang miskin. Bagi penggemar lagu Iwan Fals, album ini bisa menjadi pengobat kerinduan setelah lama tak melahirkan album baru. Semua lagu di album benar-benar lagu baru Iwan.

Penulis : Jeffrey J Fox Penerbit : Daras

Teranyar dari Iwan Fals

>> Film

Islam in America

Produksi: Discovery Channel Islam termasuk agama yang tumbuh dan berkembang cukup pesat di Amerika. Sayangnya, kepercayaan terhadap agama yang diajarkan Nabi Muhammad ini sering disalahartikan oleh warga Amerika pada umumnya, terutama setelah terjadi serangan terhadap World Trade Center pada September 2001. Amerika memiliki mosaik kebudayaan Muslim yang cukup kaya. Itu karena di negeri Paman Sam ini, berhimpun Muslim dari berbagai latar, Pakistan dan Asia Selatan, Timur Tengah, dan bahkan Afrika dengan nuansa budaya masing-masing. Mereka telah membentuk komunitas tersendiri. Film dokumenter ini bercerita tentang sebuah keluarga Muslim yang tinggal di Amerika Serikat, bagaimana hidup keseharian mereka mulai dari pekerjaan, lingkungan sosial, kehidupan masjid serta anak-anak mereka. Film ini juga menyinggung Muhammad Ali, petinju legendaris yang menjadi tokoh Amerika yang kemudian memeluk Islam.

Strategi Jitu bagi Pemasar

Mahaguru dalam bisnis dan marketing Jeffrey J Fox berbagi ilmu tentang stretegi jitu bagi para pemasar. Jurus marketing yang pas amat dibutuhkan dalam persaingan global dan superketat seperti sekarang ini. Kejeniusan diperlukan untuk bisa sukses di bidang apapun. Tak peduli apapun bidang dan seberapa besar bisnis yang dijalankan, maka pemasaran adalah tombak andalan agar bisa meningkatkan penjualan, memaksimalkan profit, memenangkan persaingan, memukau pelanggan dan lantas menjadi pemimpin pasar. Terdapat 57 petuah marketing diuraikan Jeffrey dalam buku ini. Di antaranya ‘Yang penting pasar bukan pabrik’, ‘ Anda harus mencintai Merek Anda’, Selalu Letakkan Nama Merek pada Headline, Jadilah Konsumen Anda Sendiri, ‘Selalu ucapkan terima kasih kepada konsumen Anda,’ Tidur awal, bangun awal, menjual dengan tekun dan lakukan dolarisasi dan nasihat lainnya.

THE PROBLEM WITH INTEREST (Sistem Bunga dan Permasalahannya)

Penulis : Tarik el Diwany Penerbit : Akbar, Media Eka Sarana Inilah pembahasan ekonomi dan keuangan dari sisi hukum Fisika. Tarik el Diwany adalah pakar fisika keturunan Timur Tengah yang lama bermukim di Inggris. Dia mengulas entropi atau gambaran ketidakteraturan dalam sistem fisika yang ternyata terjadi juga dalam ilmu ekonomi. Menurut dia, sistem di sekitar kita akan cenderung menjadi tidak teratur atau mengalami peningkatan entropi. Buah akan membusuk, bangunan akan keropos kecuali ada energi yang dikeluarkan untuk mempertahankan kondisinya. Entropi ini berlaku juga untuk sistem bunga. Sistem bunga mengakibatkan laju penurunan tingkat keteraturan yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Jika diterapkan dalam proses pembiayaan sebuah industri, maka sistem bunga dapat mendorong pola pikir jangka pendek, polusi, serta kerusakan sumber alam lainnya. Begitulah Tarik menggambarkan keterkaitan hukum fisika dengan sistem bunga. Ia menjelaskan rinci berikut rumus matematis dan dampak sistem bunga pada lingkungan hidup.

SATANIC FINANCE True Conspiracies

Penulis: A. Riawan Amin Penerbit: Celestial Publishing Buku ini menceritakan sistem ekonomi ribawi dengan cara yang tidak linier. Bila umumnya, buku tentang ekonomi Islam bercerita dari sisi kita (manusia) dan para pelaku, maka buku ini bercerita dengan logika terbalik. Tulisan ini bercerita dengan gaya aku. Adalah Sago dan Gago aktor jahat (evils/setan) dalam bidang ekonomi dan keuangan. ‘’Kami mau buka-bukaan saja. Kami lah yang menggoda dan membisikkan kejahatan-kejahatan kepada manusia yang lalai. Lalu kami jadikan kejahatan, permusuhan, kebencian, kedengkian, dan kemaksiatan yang merusak umat manusia tampak indah di mata mereka.’’ Sago dan Gago beraksi di masyarakat Tukus dan Sukus di Pulau Aya dan Baya. Kedua setan itu memperdaya masyarakat dengan sedikit demi sedikit mengubah sistem ekonomi tradisional ke modern berbasis fiat money, fractional reserve requirement, dan interest (three pillars of evils) Tiga pilar setan itu memerosokkan ekonomi, menceraiberaikan budaya saling tolong menolong, dan menyibukkan manusia untuk terus berkompetisi.

00 Sharing / 2007


Distribusi

Distribusi Majalah Sharing

Kerjasama Distribusi Eksklusif n Perbankan - BNI Syariah - Bank Syariah Mandiri - Bank Permata - Bank Mega - BII - Bank DKI - Bank Muamalat

n Asuransi - Asuransi Takaful Umum - Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967 Syariah - Asuransi Central Asia (ACA) Cab. Syariah n Korporasi - PT. Garuda Indonesia (KOKARGA)

n Lembaga Pendidikan Tinggi - Muamalat Institute - Bataza Tazkia - Pascasarjana Universitas Indonesia - Islamic Economic & Finance (IEF), Universitas Trisakti n Lembaga Sosial - BAZNAS - Dompet Dhuafa Republika

Distribusi Umum n TB. Gramedia - Taman Anggrek Mall, Jakarta - Citraland Mall, Jakarta - Pondok Indah Mall, Jakarta - Mega Mall, Pluit, Jakarta - Hero Gatot Subroto, Jakarta - Melawai, Jakarta - Matraman, Jakarta - Kelapa Gading Mall, Jakarta - Artha Gading, Jakarta - Cempaka Mas, Jakarta - Pintu Air, Jakarta - Gajah Mada, Jakarta - Cinere Mall, Jakarta - Metropolitan Mall Bekasi, Jakarta - Bintaro Plaza, Jakarta - Meruya, Jakarta - Depok Plaza, Jakarta - Plaza Semanggi, Jakarta - WTC, Tangerang - Karawachi Mall, Tangerang - Daan Mogot Mall, Tangerang - ITC, Cibinong - Hero Padjajaran, Bogor - Ekalokasari, Bogor - Manyar, Surabaya - Solo n TB. Walisongo, Jakarta n Jakarta Book Center, Kalibata, Jakarta

00 Sharing / 2007

n Cipta Mediagraha - Dharmawangsa Square, Jakarta - Plaza Indonesia, Jakarta n TB. Gunung Agung - Taman Anggrek Mall, Jakarta - Blok M Plaza, Jakarta - Kwitang 38, Jakarta - Kramat Jati Indah, Jakarta - Atrium Plaza, Jakarta - Arion Plaza, Jakarta - Citraland Mall, Jakarta - Sunter Mall, Jakarta - Hero Tendean, Jakarta - Trisakti, Jakarta - Senayan City, Jakarta - Pondok Gede, Bekasi - Tambun, Bekasi - Jl. Ir. Juanda, Bekasi n Minoriya - Kyoei Prince, Jl. Sudirman, Jakarta n Agen Majalah - Jabodetabek - Serang - Bandung - Jogyakarta - Solo - Semarang - Surabaya




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.