H 34 - SOSOK Tak Pernah Lelah Perjuangkan Wakaf Produktif
H 56 - WISATA Menelusuri Jejak Islam Di Fakfak
H 42 - BISNIS Cabang Optimal Bisnis Kian Lancar
Success Story Marketing Syariah T Beriman Sinaga : “Asuransi Syariah Bukan Cuma Buat Orang Muslim� T Eka Shanty : Laba Berlipat Setelah Menerapkan Marketing Syariah T Hermawan Kartajaya : Marketing Syariah itu Universal dan Realistis
D A R I
R E D A K S I
Marketing Syariah,
Menyejukkan Untuk Semua Marketing sering kali dipersepsikan sebagai upaya untuk memasarkan barang dan jasa dengan berbagai cara sampai barang dan jasa tersebut terjual, karena dalam prakteknya, para pemasar telah melupakan etika dan nilai-nilai dasar dari marketing itu sendiri, seperti diungkap secara jenaka oleh pakar marketing syariah kita, Syakir Sula, dalam bukunya Marketing Bahlul. Tidaklah berlebihan bilamana dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tak sekadar mempraktikkan perdagangan yang adil dan jujur, namun juga meletakkan prinsipprinsip dasar pemasaran dalam berbisnis. Beliau tidak pernah membiarkan pelanggannya mengeluh dan selalu menepati janji, misalnya, dengan mengantarkan barang-barang yang kualitasnya telah disepakati secara tepat waktu. Tak pernah ada pertengkaran antara beliau dengan para pelanggannya seperti yang umum terjadi di pasar saat itu. Dalam sebuah riwayat dikisahkan Abdullah ibn Abi Hamzah yang melakukan jual beli dengan Rasulullah namun sebelum sempat menyelesaikan transaksinya tibatiba harus segera pergi. Ia berjanji akan kembali dan menetapkan batas waktunya. Namun, ia lupa akan janjinya dan baru ingat pada hari ketiga. Saat ia kembali ke tempat yang sama, ia menemukan Rasulullah SAW masih berdiri di sana. Beliau tidak menunjukkan muka marah dan tidak mengatakan sesuatu, kecuali bahwa ia sudah menunggu di tempat itu selama tiga hari! Beliau sangat menekankan pentingnya kejujuran dan menghindari
kecurangan dalam setiap upaya memasarkan barang dan jasa. Kondisi dan kualitas barang dan jasa tersebut harus secara jelas disampaikan kepada calon pembeli. Betapa pentingnya kejujuran tersebut nampak dalam sabdanya bahwa pada Hari Kebangkitan, Allah tidak akan berbicara, melihat, mensucikan orang yang menghasilkan penjualan yang cepat dari suatu barang dengan sumpah palsu. Alangkah indah dan menyejukkannya jika perniagaan dan upaya pemasaran didasarkan pada prinsip-prinsip Islam tersebut. Orang tidak semata-mata menghitung untung atau rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal yang bersifat duniawi, tetapi panggilan jiwalah yang mendorongnya, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai spiritual. Pemasar Syariah juga bukan monopoli Muslim tetapi terbuka untuk semua umat sebagaimana Islam adalah pembawa rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam sekitar. Hal ini dibuktikan oleh Beriman Sinaga, Agency Director Allianz Life Indonesia, seorang non-Muslim yang meraih penghargaan sebagai “Top Producer Syariah 2008�.
Ada juga Eka Shanty yang berhasil menyelamatkan induk perusahaannya yang nyaris bangkrut dengan banting setir menerapkan prinsip syariah. Sharing juga mengajak Anda berkenalan dengan sosok-sosok yang konsisten menerapkan marketing syariah dan sukses dalam bisnisnya. Intinya, marketing syariah adalah marketing dengan nilai atau prinsip-prinsip yang bersifat universal, melintasi aneka sekat wilayah, jenis usaha, bahkan agama. Seperti dikatakan pakar pemasaran Hermawan Kartajaya, marketing syariah itu sifatnya spiritual, universal, dan realistis. Jadi bisa dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Termasuk Anda. Selamat membaca!
Rizqullah
Sharing edisi ini mengajak Anda untuk melihat bahwa prinsip syariah dalam perniagaan, khususnya pada ceruk marketing, bukan suatu yang “di awang-awang� dan tidak aplikatif. Kami menyodorkan serangkaian contoh: dalam barisan perusahaan ada Internusa Cargo, Poliyama Communications, dan PT Red Crispy Internasional, misalnya, bisnisnya menukik naik justru setelah menerapkan prinsip marketing syariah.
Sharing edisi juni 2009 3
D a f t a r
I s i
Tehnik menjual Produk Syariah Paradigma pemasar syariah adalah membantu klien, bukan sekadar menjual produk.
01 Cover............................................. 03 Dari Redaksi.................................. 04 Daftar Isi........................................ 06 Susunan Redaksi.......................... 07 Surat.............................................. 08 Memo Bisnis.................................. 10 Laporan Utama ............................ 30 Internasional ................................ 34 Fokus .......................................... 38 Sosok .......................................... 40 Peristiwa Analisa .........................
Hal 34 Fokus Meneropong Visi Misi Ekonomi Syariah Para Capres
4
Sharing edisi juni 2009
Hal 38 Sosok Prof. Dr. Uswatun Hasanah Tak Lelah Perjuangkan Wakaf Produktif
42 Bisnis ........................................... 44 CSR ............................................. 46 Pendidikan .................................. 48 Telaah .......................................... 50 Ragam ......................................... 52 Multimedia ................................... 54 Personal Investing ....................... 56 Wisata .......................................... 60 Tentang Mereka ...........................
S u s u n a n
R e d a k s i
Penasihat Senior PARNI HADI
Success Story Marketing Syariah
Pemimpin Redaksi RIZQULLAH Pemimpin Perusahaan Tia Setiati Mahatmi Wakil Pemimpin Perusahaan Wawan Salim Nidhianti Larasati
Ide Kreatif : Hairul Anwar
Kepala Divisi Penerbitan Majalah Enny Lenggogeni
FORM LANGGANAN MAJALAH SHARING
T Nama Alamat
: ......................................................................................................... : .........................................................................................................
Telepon/Fax Masa Langganan
Kota.....................................................Kode pos............................. : ....................................................................................................... : 6 edisi 12 edisi 24 edisi
Rp 75.000
Rp 125.000
Rp 225.000
Pembayaran (pilih salah satu dan beri tanda ) Dibayar langsung ke bagian sirkulasi Majalah Sharing Transfer ke rekening a/n : PT TRIBUWANA CAHYA ANANTA
BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
no rek: 0145 206 359
Keterangan:
Dewan Redaksi Ir. Adiwarman A. Karim, SE, MBA Dr M Syafii Antonio Dr. Didin Hafiduddin Dr. Jafril Khalil Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap Dr. Ahmad Satori Ismail Drs. H. Mohamad. Hidayat, MBA, MH Dr. Mustafa Edwin Nasution Dr. Uswatun Hasanah Iggi Achsin, SE Redaktur Pelaksana Siwi Soetanto Redaksi Ibrahim Aji,Yudi Suharso Sri Mustokoweni (Yogyakarta)
Formulir langganan dan bukti pembayaran dikirim melalui Faksimili : 021 - 7 19 4000
................................. 2009 Pelanggan Nama lengkap & Tanda Tangan
Marketing JIP Megawati Hartono Suzi Zebrina Desain Grafis Hairul Anwar Photographer Arief Sekretaris Redaksi Naya
Biaya Kirim : - Luar JABODETABEK : Rp. 2.500,- / Eks - Luar Pulau JAWA : Rp. 4.500,- / Eks
Distribusi Haryanto Sirkulasi Fachrurrozi Alwi
Griya Cahya
Jl. Bangka I No. 8 Jakarta 12720 Tel: 62-21-719 6000 (hunting) Fax: 62-21- 719 4000 e-mail : sharing@cahyagroup.com
6
Sharing edisi juni 2009
Keuangan Rita Artha K M e m b e r
o f
C a h y a
G r o u p
Surat Pembaca Pembiayaan Ijarah Multijasa Assalamualaikum. Saya mengelola BPRS dan dalam waktu dekat berencana menjalin kerjasama dengan salah satu institusi pendidikan. Saya sedang menyusun SOP produk ini untuk diberikan ke BI, namun saya mengalami kesulitan, karena belum adanya contoh akad yang akan digunakan. Pertanyaan saya : 1. Untuk memberikan pembiayaan Ijarah Multijasa, akad apa saja yang digunakan? 2. Adakah diantara rekan-rekan semua yang bisa membantu saya dengan memberikan contoh-contoh akadnya ? Terima kasih. Wassalam. Catur H. Desliantono BPRS Artha Madani Cikarang Alamat email: shadi_catz@yahoo.com Kami akan mencoba menindaklanjuti pertanyaan anda kepada pakarnya. Bagi rekan-rekan pembaca yang dapat membantu Bpk. Catur, silakan menghubungi beliau via email.
Tips Memilih Bank Syariah Selama sekitar setahun terakhir ini saya rutin membaca majalah Sharing. Saya melihat majalah ini semakin bagus dalam mengupas tren ekonomi dan bisnis syariah di tanah air. Saya punya usul agar Majalah Sharing dapat membuat tulisan khusus mengenai tips memilih bank syariah. Isinya mengupas segala kelebihan dan kekurangan dari masing-masing lembaga bank syariah yang ada. Karena, dengan semakin banyaknya bank syariah saat ini, tentunya banyak pembaca yang merasa kesulitan dalam menentukan pilihannya, sehingga mereka membutuhkan panduan untuk itu. Safina Amalia Natasya Roxi Jakarta Barat Saran anda kami pertimbangkan. Terima kasih.
Reksadana Syariah Saya beberapa bulan terakhir rutin membaca Sharing. Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai investasi Reksadana Syariah. Saya mengusulkan agar Sharing dapat mengupas secara mendalam mengenai produk syariah tersebut. Rahmat Hidayat Pondok Pinang Jakarta Selatan Sharing telah beberapa kali menulis tentang Reksadana Syariah. Namun pada kesempatan mendatang, kami akan terus konsisten untuk memuat tentang produk investasi tersebut.
Majalah Sharing di Internet Pembaca juga bisa mengunjungi majalah Sharing di internet. Silakan kunjungi http://issuu.com/sharing/docs/2709 untuk membaca majalah Sharing online berformat PDF. Ikutlah berkomentar dan bergabunglah untuk menulis di blog kami, http://majalahsharing.wordpress.com. Di ranah social networking, kami juga ada di Facebook (FB), silakan ketik ‘ekonomi syariah-sharing magazine’ di groups search FB atau langsung kunjungi http://www.facebook.com/ group.php?gid=46278149508. Kami tunggu ya! Sharing edisi juni 2009 7
M E M O
B I S N I S
T Sigit Pramono Kembali Pimpin Perbanas
yang cukup signifikan terhadap perkembangan aset perbankan syariah nasional. ”Hal tersebut ditandai dengan penghargaan yang diperoleh dari BI sebagai The Most Marketshare Expansion selama dua tahun berturut-turut,” kata Baiquni. Secara bisnis BNI Syariah tumbuh mengesankan. Pada kuartal I 2009 BNI Syariah mencatat peningkatan pembiayaan hingga 59 persen, dari Rp 2,022 triliun di Maret 2008 menjadi Rp 3,215 triliun.
Sigit Pramono terpilih kembali sebagai Ketua Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) periode 2009-2012. Dalam pemilihan ketua yang digelar dalam Kongres Perbanas, Sigit memimpin jauh dengan perolehan suara sebesar 37 suara. Sedangkan calon lainnya, yaitu Farid Rahman memperoleh 12 suara, Yuslam Fauzi mendapat 3 suara, Wisnu Chandra mendapat 3 suara, dan Jos Luhukay (Wakil Direktur Utama Bank Danamon) hanya mendapat 2 suara. Sementara Jahja Setiaadmaja yang sempat dicalonkan memilih mengundurkan diri. Total suara yang masuk sebanyak 57 suara.
Peningkatan terjadi pula pada jumlah aset. Maret 2009 jumlah aset BNI Syariah mencapai Rp 3,173 triliun, meningkat dibanding Maret 2008 yang sebesar Rp 2,016 triliun. Sementara itu, laba bersih juga melonjak dari Rp 8 miliar pada Maret 2008 menjadi Rp 27 miliar per Maret 2009. Demikian pula halnya dengan FDR yang naik menjadi 104,9 persen pada Maret 2009 dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 100,3 persen. Adapun CAR-nya tercatat sebesar 9,3 persen pada tahun ini. BNI Syariah juga lumayan agresif mengembangkan jaringannnya. Saat ini bank tersebut memiliki 55 kantor cabang dan 678 office channeling.
T BTN Syariah Buka T Milad BNI Syariah 2009 Cabang di Balikpapan Unit usaha syariah (UUS) Bank BTN membuka kantor cabang syariah (KCS) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pembukaan KCS baru ini, menurut Kepala Divisi Syariah Bank BTN, Willy Aryati menambahkan jumlah KCS UUS BTN menjadi 18 tahun ini. Sebelumnya, BTN Syariah telah memiliki KCS antara lain di Tangerang, Bandung, Solo, Surabaya, Semarang, dan Medan. BNI Syariah memasuki usianya yang kesembilan pada 29 April 2009. Di usianya kini, Unit Usaha Syariah (UUS) BNI atau BNI Syariah mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia. UUS BNI juga tercatat sebagai perbankan syariah terbesar ketiga dari sisi aset. Direktur Usaha Kecil Menengah dan Syariah BNI Achmad Baiquni mengatakan divisi usaha syariah BNI berhasil memberikan kontribusi
8
Sharing edisi juni 2009
Manajer Investasi (MI) Schroders Indonesia meluncurkan produk baru reksadana berbasis syariah yang diberi nama Schroders Syariah Balanced Fund. Reksa dana baru ini memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK) melalui surat nomor S-3083/ BL/2009 pada 22 April 2009. Schroders Syariah Balanced Fund diluncurkan untuk memperluas segmentasi pasar, yaitu dengan menyediakan pilihan produk bagi masyarakat yang menginginkan agar dapat berinvestasi dan mengembangkan modalnya secara optimal sesuai prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Reksadana ini ditawarkan dengan nilai aktiva bersih (NAB) awal sebesar Rp1.000 per unit. Rencananya, reksadana tersebut akan ditawarkan secara terus menerus hingga mencapai satu miliar unit. Jumlah ini masih bisa ditingkatkan lagi dengan persetujuan dari Bapepam-LK. Schroders Syariah Balanced Fund mengalokasikan aset melebar ke antara saham, obligasi syariah, maupun pasar uang. Dengan komposisi, minimun lima persen dan maksimum 79 persen untuk masing-masing aset tersebut. Strategi ini akan memungkinkan MI menghasilkan imbal hasil pada kondisi pasar positif dan meminimalkan kondisi pasar yang negatif.
T PEFINDO Luncurkan Indeks UKM PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan harian Investor Daily meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama PEFINDO25 SME Index, 18 Mei 2009.
Sementara itu, tahun ini BTN Syariah berencana membuka dua KCS lagi. Dua KCS itu adalah di Jakarta dan Cilegon. Dengan penambahan ini, KCS BTN Syariah tahun ini direncanakan menjadi 20 KCS.
Indeks ini merepresentasikan saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises – SME) atau usaha kecil menengah (UKM) yang mempunyai kinerja fundamental dan likuiditas yang baik.
T Schroders Indonesia Luncurkan Reksadana Syariah
Indeks PEFINDO25 terdiri dari 25 saham yang dipilih berdasarkan kriteria kinerja keuangan, kinerja likuiditas serta memiliki kepemilikan publik yang cukup tinggi. BEI, PEFINDO dan Harian Investor Daily secara rutin akan
M E M O
memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Review dan pergantian emiten yang masuk dalam perhitungan indeks PEFINDO25 dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Februari dan Agustus. Hari dasar Indeks adalah tanggal 29 Desember 2005 dengan nilai indeks 100. Indeks PEFINDO25 ini diharapkan dapat mendorong kinerja UKM Indonesia.
T PowerVantage: ”5 Tanpa” dari HSBC HSBC Indonesia meluncurkan PowerVantage, sebuah proposisi layanan perbankan retail terintegrasi bagi para nasabahnya di Jakarta, 19 Mei 2009. Proposisi PowerVantage adalah salah satu solusi HSBC Indonesia bagi masyarakat Indonesia di tengah krisis keuangan global saat ini.
“Di saat krisis global saat ini penuh ketidakpastian untuk masyarakat. Kami selalu mencari terobosan untuk membantu masyarakat dengan memberikan solusi produk perbankan yang mudah, nyaman, dan integratif”, kata Head of Customer Experience & Service HSBC Indonesia, Rusli Sutanto. Proposisi PowerVantage mengintegrasikan berbagai produk dan layanan, meliputi tabungan, kartu kredit, personal loan, deposito berjangka, payroll, reksadana, internet, dan phone banking. Melalui PowerVantage nasabah hanya cukup membayar satu biaya bulanan sebesar Rp 50 ribu untuk keseluruhan fasilitas produk dan transaksi yang ditawarkan.
B I S N I S
Jika dijelaskan satu persatu sesuai urutan “5 Tanpa” tersebut menjadi: (1) Hanya perlu setor awal Rp 5 Juta; (2) Akses rangkaian produk yang luas (personal loan, tabungan, dan deposito); (3) Gratis biaya cek saldo, transfer, dan penarikan di ATM Bersama dan gratis biaya transaksi melalui on-line HSBC; (4) Media transaksi seperti internet dan phone banking serta kantor cabang; dan (5) Cukup membayar iuran bulanan Rp50 ribu tanpa syarat saldo minimum. *
Solusi baru ini dikemas menjadi proposisi PowerVantage “5 Tanpa”. Head of Marketing HSBC Indonesia, Wawan Salum memaparkan “5 Tanpa” tersebut meliputi: Tanpa Saldo Minimum, Tanpa Batasan Produk, Tanpa Biaya Transaksi, Tanpa Antri, Tanpa Repot.
Media Partner :
Sharing edisi juni 2009 9
L A P O R A N U TA M A Tanpa harus melabeli syariah, praktik marketing yang bertanggung jawab semestinya dijalankan sesuai kaidah-kaidah syariah.
S
“Sejak kejadian “Antasari Azhar”, orang marketing jadi lebih aware tentang marketing spiritual,” kata Muhammad Syakir Sula, pakar marketing syariah dari The Maestro Management kepada Sharing. Syakir menyorot kecenderungan perilaku
pemasar kita yang menghalalkan segala cara, termasuk melobi calon klien sambil bermain golf. Pria yang malang melintang di dunia bisnis terutama pemasaran asuransi selama kurang lebih 15 tahun tahu benar bagaimana ini dilakukan. Biasanya memang di level pemasar kelas atas, bukan sekadar account executive atau staf marketing. Klien yang diprospek juga nilainya besar. Menghibur klien saat atau sesudah bermain golf bisa dilakukan dengan berbagai cara. “Misalnya sengaja kalah ketika bertanding golf dengan
Golf dan
ini secara gamblang dalam buku Marketing Bahlul yang diterbitkan RajaGrafindo, 2008). Secara menggelitik Syakir mengilustrasikannya begini: ”Mereka sebagai profesional, sebagai eksekutif, dan sebagai orang marketing, tapi dalam menjalankan profesi, perilaku mereka tidak lepas dari sifat-sifat “mami juzi” (maksiat, minum, judi, dan zina).” Tanpa harus melabeli syariah, praktik marketing yang bertanggung jawab semestinya dijalankan sesuai kaidah-kaidah ini. Aktivitas marketing semestinya bersifat
segala cara demi meraih keuntungan. Seperti dikatakan pakar ekonomi Islam, Dr Muhammad Syafi’i Antonio Mec, saat memberikan pengantar dalam buku Marketing Syariah; proses marketing yang utuh harus memperhitungkan unsur transedental. ”Sekalipun marketer telah mampu membuat senyum pelanggan tetapi dengan tindakannya membuat marah Tuhan, maka dia telah memasarkan dengan gagal,” ujarnya. Kembali ke ”marketer golf”, golf-nya sendiri tidaklah haram.
Marketing Syariah sang klien. Jika ini masih kurang merebut hati sang klien, menyediakan gadis pemungut bola golf (caddy) pun jamak dilakukan seorang pemasar.” Pemasar seperti ini, menurut Syakir tergolong marketer bahlul. Syakir membagi tiga tipologi marketing, yaitu marketing bahlul, marketing gaul, dan marketing spiritual (ia menuangkan pandangannya
10
Sharing edisi juni 2009
teistis (rabbaniyyah) dan mengedepankan moral serta etika. Moral dan etika ini tentu universal sifatnya, tak peduli apapun agama pelaku marketing itu. Syariah marketing juga bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, antimodernitas, dan kaku. Dia bersifat fleksibel; tak harus bersorban, menanggalkan dasi, dan berbaju koko untuk menjadi pemasar berkarakter ini. Spiritualitas yang menjadi ”spirit” utama para pemasar, bukan tampilan luar: necis, bermulut manis (untuk menutupi cacat produk yang dipasarkan), dan menghalalkan
“Sama seperti sepakbola atau bulutangkis. Yang haram itu adalah ketika dan sesudah golf. Di dalamnya bisa ada judi. Kalau setelah golf, kita bisa melakukan yang begitu-begitu, maka maksiat,” ujarnya. Marketer yang sejati adalah marketer yang dalam melakukan aktivitas bisnisnya selalu dalam koridor moral. Ia menjalankannya tanpa ada penipuan, penzaliman, dan eksploitasi kelemahan orang lain untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Itulah nilai-nilai yang dijunjung dalam marketing syariah. n IA
L A P O R A N U TA M A
Sharing edisi juni 2009 11
L A P O R A N U TA M A
Teknik Menjual
Produk Syariah Paradigma pemasar syariah adalah membantu klien, bukan sekadar menjual produk.
C
”Coba tawarkan produk Anda kepada saya!” ujar Haikal Hassan kepada salah satu peserta pelatihan. Si peserta pun menjelaskan tentang produknya dan menawarkan kepada Haikal. Haikal hanya tertawa lalu menjelaskan mengapa banyak pemasar gagal menjual produk sejak awal mempresentasikan produknya kepada calon klien.
12
Sharing edisi juni 2009
beberapa kali mengadakan pelatihan ”How to Sell Sharia Product”. Yang diajarkan memang cenderung teknikteknik pemasaran di lapangan, bukan pemasaran dalam ranah branding, positioning, dan diferensiasi. Bagi Haikal, sebelum terjun ke lapangan, seorang pemasar syariah harus mengerti tanggung jawab mereka. ”Awal mula keberhasilan dimulai dari benak seorang pemasar. Maka pastikan yang ada di benak adalah memberikan keuntungan kepada mitra. Pemasar yang berpikir untuk membantu sulit ditolak,” kata Haikal.
Kegagalan itu diantaranya bermula dari apa yang disampaikan ketika presentasi. Paradigma presentasi, menurut Haikal sejatinya bukan menjual produk, tapi berupaya membantu calon klien, antara lain dengan produk yang kemudian ditawarkan. Paradigma membantu dipertajam lagi dengan tujuan: memberi keuntungan kepada calon klien.
T Jangan pikirkan
Tak banyak konsultan pemasaran yang mulai memosisikan diri ke pemasaran syariah. Anugerah Consulting salah satunya dan Haikal Hassan adalah managing director-nya. Bersama Karim Business Consulting (KBC) dan Duta Griya Sarana (DGS), Anugerah Consulting
Apa yang dipikirkan ketika hendak bertemu calon klien? Menurut Haikal, ya itu tadi, bagaimana bisa membantu si calon klien. Bagi agen asuransi syariah misalnya. Tujuannya adalah membantu si calon klien agar memiliki proteksi yang lebih adil dan halal. Kalau yang dipasarkan unit link syariah,
target
”Kalau hanya memikirkan target itu awalnya adalah kegagalan. Jangan berpikir saya harus closing sekian, itu menjadi doktrin yang dapat membuat pemasar menjadi kaku ketika bertemu calon klien,” ujar Haikal kepada Sharing bulan lalu.
bisa ditambahkan dengan memberi nilai lebih berupa keuntungan bagi hasil. Haikal memang banyak memberi pelatihan kepada lingkungan agen asuransi dan perbankan syariah. Meskipun tidak melulu memikirkan target, Haikal mengingatkan sebenarnya soal target itu bukan yang utama. Yang utama adalah memberikan keuntungan sebanyaknya. Tentu dengan penjelasan yang cukup. Untuk menjual produk syariah misalnya, dijelaskan, ”Bahwa kalau di syariah kan lebih adil dan menentramkan. Ini karena di syariah lebih terbuka, adil, dan sebagainya,” terang Haikal. Salah satu hal tersulit yang kerap dialami pemasar syariah adalah terlalu memikirkan target yang harus dicapai. Lantas ia menjadi terlalu bersemangat ketika bertemu calon klien. ”Stop talking and listen,” ujar Haikal. Maksudnya ketika presentasi, pemasar sering berbicara terus menerus, padahal, bicara seperlunya dan memberi jeda agar calon klien memahami apa yang dijelaskan itu perlu.
L A P O R A N U TA M A ”Awal mula keberhasilan dimulai dari benak seorang pemasar. Maka pastikan yang ada di benak adalah memberikan keuntungan kepada mitra. Pemasar yang berpikir untuk membantu sulit ditolak.’
Karena sesungguhnya pemasar bisa mengukur minat calon klien dengan mendengarkan responnya atas apa yang sudah dipaparkan. Malah seringkali, apa yang ditanyakan oleh calon klien adalah kunci dari ketertarikannya. Pemasar hanya harus menunggu pertanyaan itu muncul dan menjawabnya.
T Bisa Dipercaya Siapa pemasar paling andal di dunia? Tidak sulit menjawabnya. “Nabi Muhammad SAW adalah pemasar terhebat,” kata Haikal. Dan, salah satu sebab Nabi mampu menjadi seperti itu adalah karena dia “Al Amin” atau orang yang dapat dipercaya. Laku tidaknya suatu produk
ketika dipasarkan, menurut Haikal banyak dipengaruhi faktor kepercayaan. “Become trustable,” demikian istilah yang digunakan Haikal. Tidak hanya untuk si produk juga si pemasar. “Jadilah pemasar yang dapat dipercaya. Sebenarnya kita tidak pernah ditolak, yang ditolak adalah pikiran kita, ditolak karena kurang dipercaya,” ujar Haikal. Pembahasannya akan panjang, namun Haikal mencoba memperpendeknya dengan ilustrasi sebagai berikut. Ketika bertemu dengan calon klien, coba singkirkan pikiran yang tidak baik tentang si calon klien. Misal birokrasi yang berbelit untuk bertemu si calon klien tidak lantas membuat pemasar berpikiran bahwa calon klien
1 The Dont and The Must 1. 2. 3. 4. 5.
Jangan menjual, jangan menawarkan Jangan tergesa-gesa untuk laku Jangan terlalu bersemangat Harus menikmati proses Harus cool, calm, dan comfort
ini orang yang birokratis apalagi menyebalkan. ”Cobalah untuk menyukai dan menerima semua orang, dan doakanlah”, saran Haikal.
T Consumer is Emotional
Sejalan dengan prinsip: become trustable dari Haikal, Presiden Direktur Karim Business Consulting (KBC), Adiwarman Karim mengatakan, ”Sesungguhnya kita bisa menjalin hubungan emosional dengan pelanggan atau nasabah.” Pemasaran di industri keuangan syariah menurutnya, banyak juga dipengaruhi faktor bagaimana membangun hubungan emosional ini. Oleh karena itu, ia memiliki konsep:
Selling with Emotional Value. Ada tujuh kredo dalam Selling with Emotional Value ini. Di antaranya adalah: jangan melulu mengedepankan kata ”syariah”, tapi bagilah nilainilai yang membuat kata “syariah” berbeda dengan “konvensional”. Misal perbedaan antara “asuransi syariah” dan “asuransi konvensional”. Kredo lainnya, bahkan ini yang pertama, taati aturan-Nya, ikuti perintah-Nya, dan jauhi larangan-Nya. Adiwarman mengatakannya, “Follow Him, the you’ll be blessed.” Mudahnya, “Pahami yang dilarang, maka pintu kesuksean terbuka lebar menanti Anda.”
n IA
8 The Rules for Closing Stop talking and listen
Jangan terlalu banyak bicara. Tata urutan bicara diselingi memancing respon calon klien
Agree first, be agreed next
Coba untuk menyetujui dulu apa yang dikatakan calon klien.
Understanding of buying signal
Pahami benar ciri-ciri calon klien mulai tertarik membeli.
rePlay the objection
Pahami sinyal keberatan dari calon klien.
using YES technique
Mulailah menerangkan dengan afirmasi seperti “Ya”, “Baik”, dan sebagainya
2 Selling with Emotional Value 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Follow Him, then you’ll be blessed. Jangan menyerah dalam berbagi kebaikan, maka Anda akan takjub dengan apa yang akan “diberikan” oleh kebaikan itu bagi sukses Anda. Jangan hanya fokus pada kata Syariahnya saja, tapi pada nilainya (value) Bicaralah dengan “bahasa” mereka. Pandailah. Berikan “Ya” untuk mereka, maka Anda akan menerima “Ya” dari mereka. Jangan membandingkan. Sampaikan saja apa yang unik dari konsep produk Anda. Menjual adalah mempedulikan Menjual adalah mendengarkan Miliki spirit menang, karena kitalah juaranya!
Sharing edisi juni 2009 13
L A P O R A N U TA M A Darmawati
“Marketer Syariah Harus Menguasai Bisnis Syariah” Memasarkan produk syariah butuh marketer syariah. Apa jadinya jika marketer syariah gagal dalam memasarkan produk syariah. Tentunya pertumbuhan bisnis dan aset bisnis syariah tak pernah naik kelas. Darmawati, salah satu The Top Marketer PT Asuransi Takaful Keluarga Indonesia (ATKI), 2008, memberikan saran diperlukan perubahan cara berfikir, bahwa dalam mengembangkan bisnis syariah ini bukan hanya sekedar memperoleh uang saja tapi lebih dari itu, untuk mendapatkan keridhoan dari Allah. Tidak hanya itu, marketer syariah juga harus mampu menguasai dan memahami bisnis syariah secara utuh. Kontributor Sharing dari Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Agus Yuliawan berkesempatan berbincang dengan Darmawati di Jakarta, pertengahan Mei lalu.
T Sebenarnya apa yang melatar belakangi Anda tertarik dalam marketer syariah?
Menjadi marketer syariah merupakan hal yang sangat baru di dunia marketing dewasa ini, munculnya marketer syariah seiring dengan perkembangan bisnis syariah yang berkembang saat ini. Salah satu ketertarikan saya dalam mengembangkan marketing syariah, saya ingin bekerja bukan sekedar memperoleh uang saja tapi ada nilai-nilai pahala yang saya raih. Itulah yang menjadikan alasan saya, kenapa saya memilih menjadi marketing syariah.
T Apa yang diajarkan dalam marketing syariah? Sehingga Anda tertarik menjadi marketer syariah? Banyak hal, dalam marketing syariah kita harus jujur dan transparan, tak boleh membohongi dan tak boleh melakukan marketing dengan cara menghalalkan
14
Sharing edisi juni 2009
segala cara. Prinsip-prinsip inilah yang sebenarnya digunakan dalam marketing syariah.
T Selama berproses sulitkah Anda menjadi marketer syariah? Sangat sulit. Tapi dengan penuh keyakinan saya bisa melaksanakan marketing syariah tersebut.
T Menjadi marketer syariah, menurut Anda apakah harus berkerja di perusahaan bisnis syariah? Saya rasa tidak. Menjadi marketer syariah tidak harus di lembaga bisnis syariah, tapi dilembaga konvensional juga bisa asalkan si marketer tersebut dalam bekerja menggunakan pendekatan syariah, yaitu jujur dan tak melakukan pelanggaran agama.
T Jadi tidak harus bekerja di perusahaan syariah? Semua kembali pada sikap pribadi masingmasing. Selama Anda menjadi marketing syariah adakah klien yang menolak Anda? Tidak, mereka justru sangat senang sekali saya bersikap demikian dan akhirnya mereka bukan saya anggap sekedar klien saja tapi juga mempererat persaudaraan diantara kami.
T Seiring dengan bisnis syariah yang berkembang saat ini. Mengapa para marketer syariah kurang produktif dalam mengejar target yang dibebankan?
Saya melihat mereka belum memiliki rasa percaya diri dalam memasarkan produk syariah, mereka sudah merasa bahwa produk syariah kalah jauh dengan produk konvensional. Padahal jika kita bedah produk syariah tersebut secara dalam mampu mengungguli dengan produk konvensional yang ada selama ini.
T Jika demikian sebenarnya apa yang menjadi kesalahan dari para marketer syariah selama ini? Saya rasa yang menjadi permasalahan bagi para marketer syariah selama ini adalah lebih pada kemampuan penguasaan dalam menawarkan produk sangat lemah, disamping itu rasa percaya diri mereka juga sangat lemah.
T Untuk menjembatani beban psikologis tersebut, sebagai seorang marketer di dunia asuransi syariah. Apa saran buat mereka? Saran saya buat mereka adalah diperlukan perubahan cara berfikir mereka, bahwa dalam mengembangkan bisnis syariah ini bukan hanya sekedar memperoleh uang saja tapi lebih dari itu, untuk mendapatkan keridhoan dari Allah. Kemudian marketer syariah harus mampu menguasai dan memahami bisnis syariah secara utuh. Jika mereka setengah-setengah dalam memahami bisnis syariah, akan sangat kesulitan dari mereka dalam mengembangkan marketing syariah.
T Selama menjadi marketer syariah apa kata kunci yang Anda berikan selama ini?
Kata kunci yang selalu saya berikan pada klien adalah bahwa kehadian saya adalah membantu mereka dalam merencanakan investasinya dan sekaligus mengarahkan bisnis yang diridhoi oleh Allah SWT. n
L A P O R A N U TA M A
K
Kehadiran konsep marketing syariah – diperkenalkan oleh duo Syakir Sula dan Hermawan Kartajaya melalui buku Marketing Syariah -- bagaikan setetes embun pagi yang menyegarkan bagi dunia pemasaran di Tanah Air. Marketing selama beberapa dekade larut dalam perilaku yang menyimpang dan cenderung tidak berahlak. Seperti dikatakan Hermawan, marketing sering dipahami hanya sebatas aktivitas
Karena marketing syariah dalam prakteknya tidak hanya sekadar mempertimbangkan faktor fungsi dan harga dalam pemasaran, namun juga mempertimbangkan faktor nilai (baikburuk, dan halal-haram). Dalam tataran praksis, keinginan untuk mempraktikkan pemasaran – yang adalah ujung tombak bisnis -- secara ”bersih” tak selalu berjalan mulus. Perusahaan freight forwarding Internusa Cargo, misalnya, tak hanya membuat pelanggan terkaget-kaget, namun juga ditinggalkan banyak tenaga marketernya. Maklum saja, praktik
Berjaya dengan
Marketing Syariah Iskandar Zulkarnaen
selling semata. ”Kebanyakan salesman adalah orang yang omong besar dan manis. Yang dijanjikan seperti ini, tapi yang diserahkan bukan itu. Hal ini membuat banyak orang salah mengerti,” ujarnya.
suap jamak dilakukan dalam bisnis ini. ”Namun kini mereka menghargai pilihan kami ini,” ujar Iskandar Zulkarnaen, presiden direkturnya. Pelanggan menjadi respek, dan keuntungan berlipat datang kemudian.
Dalam realitanya saat ini, boleh dibilang sudah mulai banyak perusahaanperusahaan di Tanah Air yang mempunyai kesadaran untuk mencoba menerapkan marketing syariah ini secara konsekuen dan konsisten di dalam bisnisnya. Baik perusahaan yang melabeli dirinya dengan kata-kata syariah, maupun perusahaan yang sama sekali tidak mengklaim dirinya syariah.
Cerita Yanti Isa lain lagi. Usaha owner PT Red Crispy Internasional dalam menjaga ”kebersihan” marketing di perusahaannya didukung oleh para karyawannya. Para karyawan konsisten tidak menerima tips, riswah, bahkan sogokan dari klien. ”Karena kalau mereka menerima tips dan sejenisnya, berarti mereka nantinya tidak akan ikhlas dalam bekerja, karena selanjutnya akan terbiasa mengharapkan tips,” jelas Yanti.
Mereka di dalam menjalankan fungsi pemasarannya, mencoba mempergunakan asas-asas spiritual, sesuatu yang oleh sebagian pihak dianggap berkarakteristik absurb, karena dituding memasuki ranah religi, alias menyangkut masalah hubungan manusia dengan Tuhannya.
Dampaknya, rekanan menjadi respek terhadap perusahaannya, dan menaikkan omzet di sisi yang lain. ”Mereka membeli secara fair karena kualitas produk kita dan pelayanan kita yang baik,” jelas Yanti lagi bersemangat. Sharing edisi juni 2009 15
L A P O R A N U TA M A
Marketing syariah menjaga seluruh proses tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islami. Bisnis profesional bukan berarti ”lari” dari kaidah spiritual. Fakta membuktikan, dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Alquran dan hadis, Rasulullah SAW dan para pendahulu Muslim melaju dengan bisnis mereka. Setidaknya, Iskandar, Yanti, dan yang lainnya telah membuktikannya. Berikut ini beberapa perusahaan yang menerapkan prinsip marketing syariah: 1
Internusa Cargo
Citra Perusahaan Menjadi Positif Perusahaan freight forwarding nasional berskala internasional yang beberapa tahun ini berusaha menerapkan prinsipprinsip syariah di dalam kebijakan marketingnya adalah Internusa Cargo. Seperti diungkap Presiden Direktur Internusa Cargo dan PT Iska Niaga Darma (Holding), Iskandar Zulkarnaen, dalam menjalankan praktik bisnis, ketentuan internal Internusa menolak praktik suap atau penggelembungan. ”Diskon resmi kami berikan kepada perusahaan yang menjadi klien, tapi kepada oknum dari klien tersebut sudah kami hilangkan sejak krisis moneter akhir 1990-an,” terang Iskandar pada Sharing beberapa waktu lalu. Agak berat, soalnya praktik suap menyuap ini biasa di industri forwarding, bahkan kadung diyakini dapat meningkatkan penjualan jasa. Tak heran, ketika larangan ini diterapkan, banyak marketer di Internusa yang mundur. Tapi, Iskandar kokoh pada prinsipnya. Tanpa praktik suap-menyuap, Internusa bisa jalan terus.”Memang ada penurunan penjualan, tapi grafiknya landai, tidak terjal, setelah itu stabil lagi,” kisah Iskandar. Penerapan nilai-nilai perusahaan secara eksternal di atas, terang Iskandar, malah memosisikan perusahaannya baik dan positif di mata klien. Kini, klaim Iskandar, perusahaan yang menjadi kliennya adalah yang jujur-jujur. Tidak hanya lokal, bahkan perusahaan asing ternyata banyak yang jujur, serta tidak
16
Sharing edisi juni 2009
membolehkan karyawannya mengambil keuntungan pribadi dari transaksi dengan Internusa. Ditambahkan Iskandar, pihaknya memang selalu berusaha menjaga citra bersih dalam segala proses marketing di perusahaannya. Untuk mendapatkan klien pun, misalnya, marketing Internusa selalu tampil santun, tanpa harus tampil dengan rok mini bagi marketing putrinya. Lalu juga tidak melalui entertaint yang berbau maksiat, misalnya, mengajak calon klien ke bar karaoke, diskotik dan sebagainya. Semua itu sangat dihindarkan. Dengan menerapkan prinsip marketing yang jujur dan ’lurus-lurus’ saja di atas, menurut Iskandar, pihaknya merasa beroleh keberkahan dalam berbisnis. Lalu, kalau ada masalah, biasanya selalu saja ada jalan keluar penyelesaiannya. ”Alhamdulilah, segala masalah bisa diselesaikan, karena kita yakin, kalau niat kita bekerja adalah untuk ibadah, maka Allah SWT akan selalu memberikan jalan keluar dari arah yang tidak terduga,” jelasnya. Secara bisnis pun, Internusa Cargo pun terus berkembang dengan pesat saat ini. n YS 2
Poliyama Communications
Berani Menolak Klien
Poliyama Communications adalah biro iklan yang dalam beberapa tahun terakhir ini mengklaim dirinya sebagai biro iklan syariah. Sesuatu yang mungkin terdengar agak kurang lazim. Mengingat saat ini justru banyak oknum perusahaan biro iklan yang berusaha menghalalkan segala cara dalam bisnisnya, dan tidak mengindahkan norma dan etika industri periklanan yang berlaku untuk mendapatkan order. Tapi, Poliyama yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun itu, secara riil memang mencoba menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam menjalankan bisnis periklanan yang mereka geluti. Termasuk juga di dalam bidang pemasarannya. Seperti dijelaskan Fachry Muhammad, Presiden Direktur Poliyama. ”Syariah kami terjemahkan, bahwa kita ingin berbisnis secara benar. Artinya kalau
kami hendak mendapatkan klien, namun ternyata dari pihak klien meminta sesuatu yang macam-macam, maka kami harus berani menolaknya. Karena kami lebih menghargai profesionalitas kita,” ujarnya. Lanjut Fachry, hal itu berarti pihaknya untuk bisa mendapatkan klien harus berjuang keras dan dengan tingkat profesionalitas yang tinggi. ”Kita tidak ada banting-banting harga. Juga tidak ada cara-cara kick back, undertable money dan semacamnya. Karena bagi kami, artinya syariah itu menyangkut ke arah profesionalitas. Jadi kita dihargai sesuai dengan kemampuan kita,” lanjutnya lagi. Intinya, marketing syariah diterjemahkan perusahaan Poliyama sebagai proses pemasaran dengan melalui proses-proses yang baik dan benar, transparan, saling menguntungkan, serta jauh dari hal-hal yang menyimpang. Dan diakui Fachry dengan menerapkan prinsip-prinsip marketing yang sesuai syariah di atas, maka pihak perusahaannya banyak mendapatkan keberkahan, serta juga kelancaran dalam bisnis. n YS
PT Red Crispy International Menganut Asas Persaingan Bebas 3
Sementara itu, Yanti Isa, owner PT Red Crispy Internasional-perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan, kepada Sharing mengakui, pihaknya dari sisi marketing juga sangat memperhatikan prinsip-prinsip syariah. ”Budaya-budaya marketing di luar yang sudah rusak, sejak awal sudah saya pangkas. Misalnya, suap, atau sogok-menyogok, saya tak pernah mentoleransi,” tegas Yanti, yang juga pemilik PT Magfood Inovasi pangan, sebuah perusahan product development untuk makanan. Menurut Yanti, pihaknya dalam marketing ini bersikap fair. Artinya, pihaknya selalu bersaing secara sehat, dan menganut azas pasar bebas. Tak pernah pihaknya melakukan upaya-upaya pemaksaan, atau kecurangan, misalnya
L A P O R A N U TA M A
melalui penyuapan atau kolusi di dalam menyuplai barang agar bisa masuk ke perusahaan rekanan. Dengan begitu, para pembeli di perusahaannya adalah orang-orang yang memang membutuhkan produk perusahaannya. Dan bukannya para ”pemain” marketing, yang selalu mencari keuntungan pribadi dengan kewenangan yang dimilikinya. ”Karena saya anti dan tidak mau membantu penyuapan. Jadinya, orang yang masuk membeli produk saya, adalah memang benar-benar orang yang membutuhkannya. Mereka membeli secara fair, karena kualitas produk kita dan pelayanan kita yang baik,” jelas Yanti lagi bersemangat. Semangat Yanti di dalam menjaga ”kebersihan” marketing di perusahaannya, menurutnya, itu juga sangat ditekankan pada para karyawannya. Para karyawannya itu dilarang keras menerima tips, riswah, bahkan sogokan dari klien. ”Karena kalau mereka menerima tips dan sejenisnya, berarti mereka nantinya tidak akan ikhlas dalam bekerja, karena selanjutnya akan terbiasa mengharapkan tips,” jelas Yanti. Diakui Yanti, di dalam menerapkan prinsip-prinsip marketing yang baik dan sesuai dengan syariah Islam di atas, sama sekali tidak menjadi beban bagi dirinya dan juga para karyawan di perusahaannya. Karena sejak awal prinsip syariah itu sudah ditanamkan kuat, sehingga mereka terbiasa menjalankannya, tanpa dianggap sebagai beban. Dalam arti, menurut Yanti, asal kita punya keyakinan untuk berbisnis secara baik dan sehat, maka Allah juga akan memudahkan proses atau jalannya. Nah, dengan menerapkan prinsipprinsip marketing syariah di atas, Yanti mengakui perusahaannya sering mendapatkan berkah dan kemajuan yang berarti di dalam eksistensinya. Didirikan sejak Oktober 2003, kini PT Red Crispy Internasional sudah berkembang pesat dan mempunyai sekitar 300 rekanan atau mitra di berbagai penjuru Tanah Air. nYS
4
Hotel Sofyan
Memasarkan Hotel secara Syariah
Bagi pemasar hotel mungkin hal biasa berkolusi dengan klien soal tarif hunian. Biasanya dengan klien korporasi atau institusi pemerintahan yang hendak mengadakan semacam rapat kerja, pelatihan, atau seminar di hotel tersebut. Dalam laporan ke atasannya, person in charge (PiC) kegiatan tersebut membuat kuitansi dengan nilai yang di-mark up. Misal dari anggaran Rp10 juta menjadi Rp15 juta. Sang PiC mendapat jatah dari selisih Rp 5 juta tersebut. Banyak budaya-budaya dalam menjual yang sifatnya dekat kepada riswah (suap menyuap). “Pakainya cuma Rp10 juta minta kuitansi Rp 15 juta. Kami tidak menerima hal seperti itu. Alih-alih kami bisa menawarkan harga bersaing dan nilai tambah,” kata Chairman Arva Corporation, Riyanto Sofyan kepada Sharing. Arva adalah grup property yang menaungi jaringan Hotel Sofyan, hotel yang memosisikan diri sebagai hotel syariah pertama di Indonesia. Bukan sekadar positioning demi tujuan diferensiasi, Hotel Sofyan menjalankan semua konsekuensi dari positioning ini. Dan itu ternyata memberi manfaat yang jika dilihat dari sisi bisnis, kinerja keuangan. Sejak menerapkan sistem syariah pada 2003, dalam setahun (2004) pendapatan hotel meningkat 15%. Selanjutnya hingga kini trennya terus meningkat. Di samping sisi bisnis di atas, manfaat dengan bersyariah adalah perusahaan maupun individunya menjadi lebih baik.
Misalnya dari sisi persepsi di mata masyarakat. Sebuah hotel syariah, menurut Riyanto biasanya dianggap jauh lebih baik ketimbang hotel biasa, apalagi yang dekat dengan maksiat. Malah hotel yang membiarkan saja perbuatan maksiat dilakukan di ruangan-ruangannya akan mendapat banyak masalah. ”Misalnya tamu yang mabuk, berkelahi, belum lagi oknum aparat atau preman yang meminta uang keamanan setiap saat. Siapa yang bisa menjamin kalau kita kasih maksiat, hotel ini bakal untung?” papar paman artis tenar, Marshanda, ini. Pemasaran hotel syariah bagi Riyanto Sofyan juga menyangkut bagaimana hotel itu dikelola. Kebijakan menolak maksiat adalah salah satu kunci pemasaran syariahnya, selain dari tujuan inti, menaati aturan-aturan syariah. Dan menurut Riyanto, menolak maksiat bukan dominasi syariah Islam saja, di tiap agama juga dilarang. Dengan melarang maksiat juga, keadaan lingkungan sosial sekitar hotel menjadi baik dengan sendirinya. Misalnya tidak ada pekerja seks komersial (PSK) ”nongkrong” di sekitar hotel untuk mencari ”tamu”. Hotel Sofyan memiliki tiga petugas pemasaran di tiap cabangnya. Tidak jauh berbeda dengan pemasar hotel konvensional, para pemasar syariah ini juga rajin memprospek calon klien dari individu hingga institusi. Yang berbeda, cara mereka memasarkan. Yang paling sederhana adalah dari sisi penampilan. Pemasar berkelamin wanita tentunya harus berbusana muslim. Lalu, akhlak juga amat dipentingkan. Riyanto yakin, pemasar yang berakhlak baik akan menampilkan aura yang baik juga ketika bertemu orang lain. Kesantunan juga akan terlihat dari para pemasar ini. ”Harus santun dan berakhlak yang baik, karena mereka ini kan menjadi duta bisnis syariah”, simpul Riyanto.
n YS/IA Sharing edisi juni 2009 17
L A P O R A N U TA M A
Mengawal Bisnis
H A I YAR
S
Berlabel Syariah Berlabel syariah bukan berarti mereka gampang menggaet konsumen. Di samping upaya meraih pemasukan sebanyak-banyaknya bagi perusahaan, mereka juga harus menjaga pemasaran yang dijalankan benarbenar syar’i.
S
Salah satu pionir pengembangan bisnis perusahaan pembiayaan atau multifinance syariah adalah PT Federal International Finance (FIF). Pemain besar dalam industri pembiayaan nasional ini sejak lama menyadari besarnya potensi bisnis multifinance syariah di Tanah Air yang belum disadari banyak pihak. Karena itu, sekitar 2005 perusahaan ini mulai menggenjot produk pembiayaan kepemilikan motor
18
Sharing edisi juni 2009
baru sesuai syariah. Bahkan, selain membidik pasar loyalis, berbagai produk pemilikan motor syariah FIF juga bisa diakses oleh konsumen nonMuslim. Naluri bisnis perusahaan ternyata terbukti benar. Hanya dalam empat tahun, bisnis pembiayaan motor syariah FIF berkembang optimal. Pada 2008, perusahaan ini mencatat penyaluran kredit atau pembiayaan sebesar Rp 11 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 10 persen merupakan pembiayaan syariah. Padahal, pada 2005, pembiayaan syariah hanya mengambil porsi dua sampai tiga persen dari total kredit sepeda motor baru perusahaan. Penyaluran kredit kepemilikan motor baru FIF tahun ini ditargetkan mencapai Rp 10 triliun. Dari jumlah itu, porsi pembiayaan syariah diharapkan naik jadi 20 persen. Lebih kecilnya target kredit tahun ini disebabkan adanya pengaruh negatif krisis keuangan global. Meski demikian, FIF melihat Indonesia masih memiliki potensi pembiayaan motor syariah besar yang belum dioptimalkan dengan baik. Dalam memasarkan produknya, menurut Direktur Pemasaran FIF Margono Tanuwijaya, harga memang berpengaruh signifikan dalam bisnis pembiayaan motor syariah. Hal
itu karena memang sebagian besar konsumen berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Penetapan harga terkait besarnya margin pembiayaan yang dibayar konsumen. ‘’Tapi harga bukan segala-galanya. Faktor layanan berkualitas juga berperan penting,’’ katanya kepada Sharing, Senin, (11/5). Margono mengakui meski perusahaan yang bermain di bisnis pembiayaan syariah tidak banyak, hal itu tidak berarti persaingan menjadi lebih rendah. Hal itu karena di lapangan perusahaan pembiayaan syariah sebetulnya tidak hanya berkompetisi dengan perusahaan pembiayaan syariah lain, tapi juga konvensional. Untuk menghadapi ketatnya persaingan, FIF berusaha menjaga margin pembiayaan syariahnya tetap kompetitif dibandingkan banyak kompetitor. Namun, ia mengakui tetap saja ada beberapa kompetitor yang menetapkan margin lebih rendah sekitar satu persen. Sedangkan, saat ini rata-rata margin pembiayaan motor syariah FIF 32 persen per tahun. Margono mengaku tidak mempermasalahkan perbedaan margin pembiayaan itu. Alasannya, selain harga, sebagian besar konsumen juga
mempertimbangkan kualitas dan jangkauan layanan. Saat ini, FIF memiliki 500 outlet yang bisa melayani permintaan pembiayaan motor syariah di 33 provinsi. Ratusan outlet itu juga tersebar di berbagai kota dan desa dari Sabang sampai Merauke. ‘’Jaringan kami di berbagai daerah tidak ada blank spot. Jadi, bisa saja ada yang lebih rendah satu persen, tapi karena jaringannya tidak sebanyak kami, konsumen terpaksa naik angkot dari desa ke kota. Ini kan biaya juga,’’ katanya. Meski bisa diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, FIF Syariah sebetulnya membidik segmen dan target konsumen loyalis syariah. Maka, sejumlah daerah menjadi fokus pemasaran karena dinilai memiliki pasar loyalis cukup besar, di antaranya adalah Aceh, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat bagian selatan seperti Tasikmalaya. ‘’Penetapan fokus daerah ini juga agar pemasaran kita berjalan efektif dan efisien,’’ katanya. Margono mengakui FIF Syariah juga menargetkan konsumen berpenghasilan menengah ke bawah. Hal itu terkait dengan nilai motor dibiayai, meski ada juga konsumen menengah ke atas yang menjadi kliennya. Untuk menghindari kredit macet,
L A P O R A N U TA M A
mereka berhati-hati memilah calon konsumen, yaitu paling tidak mampu mengangsur sepertiga dari penghasilannya. Meski berlabel syariah, bukan berarti FIF minim inovasi. Asal kreatif, banyak strategi yang bisa diterapkan dan tetap sesuai syariah. Misalnya saja, menawarkan angsuran mingguan dan harian di daerah tertentu. Selain itu, FIF Syariah juga menerapkan program pembayaran balon (ballon payment) yaitu program angsuran dengan besaran cukup kecil dari awal dan besar di tengah dan kecil lagi di akhir cicilan. Peminat program ini cukup tinggi, terutama masyarakat kalangan ekonomi bawah yang memanfaatkan motor untuk mencari nafkah. Inovasi strategi pemasaran lainnya adalah penawaran produk sesuai momentum tertentu dengan margin pembiayaan khusus atau lebih rendah. Pada perayaan hari guru beberapa waktu lalu, FIF Syariah menyelenggarakan program “Untukmu Guru Bangsa”, yaitu pembiayaan pemilikan motor baru bagi guru dengan margin harga lebih rendah. Sistem syariah yang diterapkan FIF Syariah tak membuat perusahaan ini jalan di tempat. Saat ini, FIF memiliki 2,6 juta konsumen aktif angsuran kredit, dan 10 persennya adalah konsumen pembiayaan syariah.
T Lengkapi produk sesuai kebutuhan pasar
Kejadiannya 13 tahun lalu, tapi Denny Yusuf Gunardi masih mengingatnya dengan jelas. Saat itu, ia menyerahkan klaim asuransi seorang ibu paruh baya yang suaminya meninggal. Tanpa diduga, sang ibu memeluknya erat
dan mengucapkan terima kasih berulang-ulang. Bahkan kemudian, si ibu bersimpuh dan mencium lutut si marketer.
yang membuat saya mantap di asuransi syariah,” tambah pria kelahiran Bandung, 20 Febuari 1966, ini. Setelah lebih dari setahun hijrah ke syariah, Denny mengakui, memang ada perbedaan di dalam pemasaran asuransi konvensional dengan syariah. Namun dia pantang untuk membandingkan keduanya.
Kejadian di atas sangat membekas di hati Denny Yusuf Gunardi, si marketer muda yang kini sudah menjadi Vice President Head of Syariah Asuransi Jiwa Mega Life hingga sekarang. “Sejak itu saya menyadari kalau profesi marketer asuransi ini sangat mulia, karena bisa menolong orang lain yang tertimpa musibah atau kesulitan,” ujar Denny pada Sharing. Kejadian di atas, terjadi ketika Denny masih berkecimpung di bisnis asuransi konvensional. Namun kini Denny sudah tak lagi di sana. Ia telah hijrah ke bisnis asuransi syariah sejak awal 2008 lalu. Dan di tempat yang baru ini, Denny merasa lebih yakin lagi dengan profesinya dengan label sebagai marketer asuransi syariah kini. ”Kalau dahulu saat menolong ibu itu, saya sudah merasa jadi orang mulia dengan menjadi marketer asuransi konvensional. Apalagi, dengan kini saya menjadi marketer syariah. Karena konsep asuransi syariah itu sangat bagus dan adil bagi masyarakat,” ujarnya lagi. Menurut dia, sistem asuransi syariah sangat membantu masyarakat dan lebih adil. ”Karena kelebihannya itulah
Denny hanya ”menjual” keunggulan asuransi syariah saja, tanpa harus memojokkan asuransi konvensional. ”Karena memang sistem syariah lebih unggul,” ujarnya. Di sisi lain, peraih Manager of The Year 2002 saat masih bekerja di AIG Lippo ini lebih jeli dalam menentukan segmen dan targeting-nya, agar tidak meleset dan salah sasaran. Guna pencapaian yang lebih strategis, Denny melengkapi varian-varian produk dari Mega Life Syariah. “Dari sisi produk, kami memang berusaha terus mengkomplitkan produk-produk kami, supaya bisa memenuhi kebutuhan dari masyarakat,” ujarnya. Kini, produk perusahaannya dianggap Denny sudah hampir lengkap. “Kami sudah mempunyai produk-produk pembiayaan, endowment, health, dan sebentar lagi produk link,” jelasnya. Maka, meski belum lama membuka unit syariah ini, Mega Life Unit Syariah, mulai menyeruak ke depan. Hanya dalam rentang waktu empat bulan (Januari-April 2009), tim marketing yang dipimpinnya sudah mampu meraih premi Rp 3,5 miliar, atau mencapai 85 persen dari pencapaian total tahunan di tahun 2008 lalu, yang berada di kisaran Rp 4,2 miliar.
T Aktif menangkap peluang
Peluang bisnis penting bagi kegiatan pemasaran lembaga keuangan syariah termasuk bank syariah. Bahkan, tenaga pemasaran harus jeli melihat dan menangkap peluang untuk meningkatkan penjualan produk dan jasa keuangan syariah. Tanpa kejelian dan kesigapan itu, lembaga keuangan syariah akan ditinggalkan di belakang pesaing lain. Aktif membidik pasar inilah yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah. Unit usaha syariah (UUS) bank pembangunan daerah ibu kota ini menerapkan strategi aktif menjaring calon konsumen. Hal itu baik dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan mitra bisnis lain. “ Peluang itu harus aktif ditangkap,’’ kata Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah Bank DKI, Muhammad Irfandi kepada Sharing, Kamis, (14/5).
Menurut Irfandi, Bank DKI memang memiliki fokus pelayanan yang berorientasi pada pembangunan daerah ibu kota. Agar berbagai kontraktor mau menjadi nasabah pembiayaan, Bank DKI Syariah melakukan sejumlah strategi pendekatan. Salah satunya adalah melakukan berbagai even sosialisasi agar kontraktor bisa memahami layanan perbankan syariah. Selain itu, Bank DKI Syariah juga berusaha menjaga agar Sharing edisi juni 2009 19
L A P O R A N U TA M A
margin pembiayaan syariah ditawarkan tetap kompetitif dibandingkan bank lain. Bahkan, bank syariah ini siap memberikan margin pembiayaan khusus (special rate) bagi calon kliennya.‘’Saat ini margin pembiayaan kita setara di atas 14 persen,’’ katanya.
adalah kerjasama antara bank itu dengan BUMD Jakarta, PD Pasar Jaya dalam memberikan pembiayaan bagi berbagai pedagang pasar. Dalam kerjasama itu, Bank DKI Syariah berperan sebagai penyedia dana dan PD Pasar
menghimpun dana masyarakat melalui produk tabungan haji bernama taharoh dan wakaf tunai. Selain itu, Bank DKI Syariah juga bekerja sama dengan mitra lain menerbitkan reksadana syariah dan memasarkan berbagai produk
Dalam beberapa kondisi, menurut Irfandi, penetapan harga atau margin pembiayaan menjadi nomor kedua bagi nasabah. Hal itu karena digantikan dengan kualitas layanan yang diberikan Bank DKI Syariah bagi mereka. Salah satunya adalah kecepatan transfer karena memang saat ini rekening Pemda berada di Bank DKI. Dalam menerapkan strategi pemasaran, katanya, Bank DKI Syariah memiliki tiga fokus pengembangan. Ketiganya adalah pengembangan pemasaran produk dan jasa keuangan syariah bagi nasabah korporasi yang ada, pembiayaan bagi karyawan Pemda, dan pembiayaan pembiayaan bagi sektor usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) dengan menggandeng koperasi, multifinance, bank perkreditan rakyat syariah (BPRS), pegadaian dan lembaga keuangan mikro syariah seperti baitulmal wattamwil (BMT). Selain itu, dalam memasarkan produk pembiayaan, Bank DKI Syariah juga menerapkan strategi aliansi dengan mitra bisnis lain. Salah satunya
Jaya sebagai mitra pencari calon nasabah pembiayaan. Mengenai strategi pemasaran menjaring dana masyarakat, Bank DKI Syariah menerapkan berbagai pendekatan. Salah satunya adalah bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta
asuransi investasi (unit link). Menurut Irfandi, asal dikelola secara profesional dan sesuai syariah, perbankan syariah bisa maju pesat dan setara dengan perbankan konvensional. Hingga akhir Maret lalu, aset Bank DKI Syariah tercatat
sebesar Rp 662 miliar dan meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 517,5 miliar. Sedangkan, penyaluran pembiayaan hingga Maret lalu tercatat sebesar Rp 630,7 miliar dan meningkat dari periode sama tahun lalu Rp 413 miliar. Sementara, penghimpunan dana pihak ketiga per Maret lalu tercatat Rp 192,2 miliar dan naik dari Rp 166,9 miliar. Meningkatnya sejumlah indikator mendorong naiknya laba per Maret lalu menjadi Rp 8,99 miliar dari periode sama tahun lalu Rp 6 miliar. Rasio pembiayaan dibandingkan DPK (Financing to Deposit Ratio/FDR) Bank DKI Syariah per Maret lalu berada pada posisi 328,09 persen atau naik dari periode sama tahun lalu 247,50 persen. Hal ini menunjukkan peran intermediasi dalam mendorong perkembangan sektor riil makin optimal dijalankan bank syariah ini.Selain itu, rasio kecukupan modal (Capital to Adequacy Ratio/CAR) Bank DKI Syariah hingga Maret lalu tercatat pada level 16,13 persen atau naik dari periode sama tahun lalu 20,67 persen. Sedangkan, rasio tingkat pengembalian atas aset (Return on Asset/ROA) tercatat sebesar 5,51 persen per Maret lalu dan naik dari periode sama tahun lalu 4,54 persen. Sementara, tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity/ ROE) 35,95 persen per Maret lalu dan menurun tipis dari periode sama tahun lalu 36,28 persen. n YS
Dalam menerapkan strategi pemasaran, Bank DKI Syariah memiliki tiga fokus pengembangan. Ketiganya adalah pengembangan pemasaran produk dan jasa keuangan syariah bagi nasabah korporasi yang ada, pembiayaan bagi karyawan Pemda, dan pembiayaan pembiayaan bagi sektor usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) dengan menggandeng koperasi, multifinance, bank perkreditan rakyat syariah (BPRS), pegadaian dan lembaga keuangan mikro syariah seperti baitulmal wattamwil (BMT).
20
Sharing edisi juni 2009
L A P O R A N U TA M A
”Benchmark-nya adalah Rasulullah” n
Dr KH Didin Hafidhuddin
Cendekiawan Muslim dan Ahli Ekonomi Syariah Ada guyon yang menyebut, semua menjadi syah dalam marketing. Tak ada penjual yang akan bilang produknya jelek. Semua kualitas nomor satu. Sehingga ada anggapan, proses menjual identik dengan kebohongan. Juga, lekat dengan kecurangan, karena sering menutupi faktafakta kekurangan yang ada pada suatu produk. Bahkan, marketing juga seringkali dibumbui perilaku suka menjelek-jelekkan produk pesaing. Padahal, marketing yang sesungguhnya mengenal juga apa yang disebut etika. Dalam terminologi ini, kita mengenal istilah marketing syariah, yaitu marketing yang dicontohkan Rasulullah SAW yang adalah seorang niagawan. ”Konsep marketing yang berlandaskan prinsip-prinsip syariah, dengan meneladani perilaku Rasulullah Muhammad SAW dalam berniaga merupakan solusi yang tepat saat ini,” ujar guru besar Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Dr KH Didin Hafidhuddin pada Yudi Suharso dari Sharing. Dalam sebuah wawancara singkat, di Jakarta akhir bulan lalu, Didin memberikan masukan bagaimana seharusnya seorang marketing itu dapat bersikap dan berperilaku yang baik di dalam menjalakankan fungsi-fungsi pemasarannya. Berikut petikannya:
T Bagaimana
seharusnya konsep marketing yang baik
dan sesuai dengan prinsip syariah? Marketing itu sebenarnya ditentukan oleh beberapa hal. Pertama oleh perilaku. Jadi, misalnya, para praktisi di lembaga keuangan syariah (LKS) berperilaku sesuai dengan syariah (ahlaknya), kemudian juga produk-produk yang dijualnya adalah produkproduk yang sesuai dengan syariah, maka dengan cara yang tepat itulah sebenarnya sebuah marketing. Ada juga marketing dalam bentuk penjelasanpenjelasan kepada masyarakat, agar konsumen tersebut tertarik untuk membeli produk-produk kita. Nah, di dalam kita menjual, atau memasarkan itu memang harus dilandasi dengan etika dan moral. Misalnya, tidak boleh berbohong. Kan’ sekarang marketing itu identik dengan banyak kebohongan. Kedua, tidak boleh tak sesuai dengan fakta. Jadi, apa yang kita jual, harusnya bukan sekedar menyampaikan aspek-aspek positifnya, tapi hal-hal yang dianggap kurang dari produk-produk kita pun harus secara fair dijelaskan pada masyarakat. Sehingga masyarakat itu betul-betul dapat menentukan pilihannya. Yang ketiga, jangan menjelek-jelekkan produk yang lain. Kebanyakan di kita ’kan merasa ingin unggul. Kemudian setelah merasa unggul produknya, lalu dia menyepelekan produk-produk
dari yang lain.
T Baiklah, namun
di masyarakat kita tampaknya sulit untuk bisa menerapkan prinsipprinsip di atas?
Ya, justru itu. Di kita ini justru tumbuh marketing yang dengan berbagai macam cara. Misalnya, dengan cara olah raga main golf. Namun kemudian malah muncul penyimpangan-penyimpangan di sana. Itu banyak yang terjadi, karena di sana orang tidak memperdulikan produknya lagi, hanya bagaimana menarik pasar sebanyak mungkin, dengan cara-cara yang dianggap lebih cepat. Itulah salahnya.
T Sebenarnya
apa sih perbedaan paling mendasar dari marketing konvensional dengan yang syariah?
Ya, jelas sekali. Perbedaannya itu dari nilainya dan ahlaknya. Marketing konvensional itu bisa saja punya nilai, namun kalau tidak berahlak? Ya, itu akan percuma atau tidak berarti. Adapun syariah itu terletak pada ruhnya, pada nilainya, atau pada ahlaknya. Bahwa dalam berniaga tidak boleh berdusta, tidak boleh
mengada-ada, tidak boleh memaksa, bahkan kemudian tidak boleh menjelek-jelekkan produk-produk yang lain.
T Ada tidak acuan atau benchmark, bagaimana menerapkan marketing sesuai syariah di atas?
Rasulullah SAW itu perilaku berdagangnya sudah merupakan marketing yang bagus. Antara lain, jujur, tidak melebih-lebihkan, lalu juga berterus terang bila ada kekurangan dari produk yang dijual, serta tidak menjelekjelekkan produk dari pesaing. Sehingga kalau suatu komunitas Rasulullah SAW itu mau (akan) datang ke suatu daerah, maka itu akan disambut oleh konsumen yang ada di sana dengan sebaik-baiknya.
T Terakhir, mungkinkah prinsipprinsip marketing syariah diterapkan di Indonesia dengan kondisi ekonominya yang memprihatinkan saat ini? Sangat memungkinkan dan harus. Di sinilah tantangannya. Banyak yang harus kita ubah. Harus bisa itu. n YS Sharing edisi juni 2009 21
L A P O R A N U TA M A
Merenda Sukses dengan Ada yang non-Muslim namun sukses menjajakan produk dengan mengadopsi prinsip-prinsip marketing syariah. Ada pula yang gamang saat mulai menekuni bisnis syariah. Namun dengan kesungguhan, mereka membuktikan bahwa menjalankan marketing dengan prinsip-prinsip syariah mengantarkan mereka pada kesuksesan. Berikut ini kisah mereka:
Beriman Sinaga
“Asuransi Syariah Bukan Cuma Buat Orang Muslim”
Banyak yang kaget, ketika Beriman Sinaga-Agency Director Allianz Life Indonesia dinobatkan menjadi Top Producer Syariah 2008. Ya, penghargaan khusus bagi agen asuransi Allianz yang mampu menyumbangkan nominal paling besar dari produkproduk syariah, ternyata berhasil disabet pria yang nota bene seorang non-Muslim ini. “Iya, banyak yang heran saya bisa meraih penghargaan itu, karena mereka tahu saya nonMuslim,” jelas Beriman pada Sharing sambil tersenyum mengenang reaksi rekanrekannya sesama marketing Allianz Life Indonesia yang rada tak percaya atas keberhasilannya itu. Penghargaan Top Producer Syariah 2008 itu diperoleh Beriman, karena dirinya mampu menyumbangkan nilai nominal premi terbesar. “Saya di 2008 meraih total premi sekitar Rp 4 miliar. Sepertiganya dari produk syariah,” jelas Beriman, yang juga masih eksis memasarkan produk-produk asuransi konvensional dari Allianz Life Indonesia. Hebatnya lagi, para pembeli
22
Sharing edisi juni 2009
produk asuransi syariah yang ditawarkan Beriman tak sebatas orang Muslim saja. Diakui Beriman, ada beberapa nasabah non-Muslim yang membeli produk syariah yang ditawarkannya. Ini membuktikan, kalau produk asuransi syariah memang produk yang universal, terbuka bagi siapa pun yang berminat.
T Awalnya masih nyambi
Beriman sendiri baru memulai bisnis asuransi ini belum terlalu lama. “Saya aslinya orang Bank. Saya baru belajar asuransi dari Maret 2005. Awalnya malah saya nggak tertarik bisnis asuransi ini, karena saya pikir, orang yang bekerja di asuransi adalah orang yang nggak diterima kerja di mana-mana,” kenangnya sambil tersenyum. Namun kemudian, lanjut Beriman, setelah diajak oleh seseorang, ia mulai tertarik pada bisnis satu ini. Ia mengaku terinsipirasi pada orang yang mengajaknya tersebut, karena ia telah melihat personality orang itu. “Dia berubah setelah berkarir di bidang ini.” Awal tahun 2005, Beriman mencoba menjadi agen asuransi di Allianz Life Indonesia. Saat itu, Beriman masih bekerja di sebuah bank yang cukup besar di Jakarta. Belum
setahun bergabung, Beriman langsung mendapat apresisasi dari Allianz Life sebagai The Rookie Club, alias pendatang baru yang berprestasi dan mendapat hadiah trip ke Paris dan Jerman. Di tahun-tahun selanjutnya, eksistensinya makin diakui. Di tahun kedua karirnya, pada akhir 2006 ia mendapatkan predikat Top Producer 2006, Platinum Club, dan mendapat award MDRT ( Million Dollar Round Table), sebuah penghargaan internasional bagi agen asuransi yang mencapai angka tertentu. Dan prestasi itu terus berlanjut, karena pada tahun-tahun selanjutnya di 2007 dan 2008, gelar Top Producer dan Top Asia Pacific tak pernah lepas dari genggamannya. Bahkan, di 2008 lalu ia sudah meraih COT (Court of The Table), penghargaan yang lebih tinggi dari MDRT. Sementara itu, pekerjaannya di bank dengan jabatan terakhirnya sebagai Area Business Manager di daerah Jakarta Barat, yang sebenarnya cukup tinggi itu, akhirnya benar-benar ia tanggalkan pada April 2008, guna fokus total di bisnis asuransi ini. Ketika ditanyakan Sharing apa rahasia kesuksesannya di bisnis asuransi ini, Beriman pun berujar, “Kunci sukses saya adalah saya selalu fokus pada
segmen. Segmen yang saya bidik adalah para bisnis owner dan professional.” Tentang apakah ada kesulitan saat memasarkan produkproduk asuransi syariah, Beriman mengatakan, secara umum memasarkan produkproduk syariah tidak terlalu sulit, hanya saja memang perlu penjelasan yang lebih detail pada calon nasabahnya, terutama menyangkut akad dan ketentuan-ketentuannya yang berlaku. “Memang, sedikit different. Karena saat menawarkan produk syariah, perlu pendekatan yang lebih mendalam,” jelasnya lagi. Meskipun sudah berhasil meraih Top Producer Syariah, namun Beriman sendiri mengaku masih sering menemui kendala produk image di lapangan. “Masyarakat kita belum seluruhnya menyadari, bahwa produk asuransi syariah bisa dibeli oleh keyakinan lain. Jadi mereka masih meyakini, bahwa syariah hanya untuk orang muslim. Makanya, kalau bisa pemerintah maupun pihak-pihak terkait bisa bikin kampanye, atau mempopulerkan slogan, yang intinya berbunyi ‘Produk syariah bukanlah hanya milik muslim’. Saya pikir ini akan membuat lebih maju lagi pengembangan asuransi syariah di Indonesia,” tutup Beriman. nYS
L A P O R A N U TA M A
Marketing Syariah Eka Shanty
Laba Berlipat
Setelah Menerapkan Marketing Syariah Secara bisnis, induk perusahan di PT Kafala Komunika tengah jalan di tempat, bahkan nyaris bangkrut, saat Eka Shanty menggulirkan ide untuk mensyariahkan usahanya. Marketing, yang menjadi ujung tombak perusahaan jasa advertising dan PR itu, harus dijalankan secara syar’i. Eka yang saat itu menjabat sebagai kepala divisi PR, menyanggupi untuk “mengawal”-nya. Dari awal, ia menetapkan garis: hanya menerima klien dari perusahaan yang menjalankan bisnis halal. Maka, sebesar apapun nilai kontrak, bila yang mengajukan penawaran adalah perusahaan rokok atau minuman keras, sudah pasti ditolaknya. Tak hanya itu, seluruh proses marketing harus sesuai koridor islami. Siapa marketernya? Dia sendiri, dengan dibantu seorang staf. Prinsip dia, semua harus berjalan secara transparan dan jujur. “Dua hal itu sangat menunjang langkah efisiensi dan efektivitas,” ujarnya. Proyek pertama yang digarapnya setelah berbisnis di jalur syariah adalah menggarap sebuah program televisi. Ia memberanikan diri mengajukan pinjaman ke Bank Syariah Mandiri
untuk modal awalnya. Di luar dugaan, program televisi itu sukses: memperoleh rating tinggi dan mendapat sponsor besar di tayangan yang ketiga. “Stasiun televisi meminta untuk diperpanjang dari hanya 13 episode. Padahal, awalnya mereka pesimis,” ujarnya tersenyum. Beberapa ragam acara televisi yang digagasnya juga menduduki rating tinggi dan memenangi beberapa penghargaan. Program acara “Sakinah” yang ditayangkan di Global TV, misalnya, didaulat sebagai infotainment Islami pertama di Indonesia oleh koran Republika, meraih audience share AC Nielsen 2,0 sehingga dipindahtayangkan pada waktu prime time. Acara Ramadhan on Wheels sebanyak 56 episode di Metro TV didaulat sebagai program sport dan syiar pertama di Indonesia oleh tabloid Motor Plus. Sukses menggarap program televisi membawa berkah buatnya. Kliennya makin bertambah, mulai dari instansi pemerintah, swasta, bahkan hingga manca negara. Salah satunya, perusahaannya dipercaya China Council of Promotion and International Trading (CCPIT) untuk menggarap kampanye barang elektronik dan mesin asal
Cina. Selama ini, barangbarang dari Cina terkenal dengan harga murah namun mutunya diragukan. Kini, pencitraan ini mulai bergeser. ”Produk Cina mulai diterima masyarakat,” ujarnya, menirukan kepuasan kliennya. Bahkan, beberapa perusahaan menerapkan kontrak eksklusif dengan perusahaannya. Sebut misalnya Saudi Telecom yang masuk ke dalam negeri melalui kepemilikan sebagian saham Axis. Lagi-lagi, penanganan secara profesional dengan mengedepankan prinsipprinsip syariah membuat kerja mereka diakui tak hanya oleh costumer tapi juga pihak lain. Design produk Axis Salam dan implementasi program yang digarapnya meraih Rekor MURI Sebagai Kartu Perdana GSM Pertama Pemberi Konten Islami Terbanyak. Satu hal yang dianggap lumrah dalam bisnis yang digelutinya adalah suap. “Kita bisa mudah mendapatkan order jika menyuap oknum orang dalam. Dengan 10 persen saja nilai tender, maka urusan menjadi mudah,” ia mencontohkan. Nah, dari awal, ia menghapus tradisi itu di dalam usahanya. Pertengahan tahun lalu, ia menolak melanjutkan tender
untuk menyelenggarakan sebuah even internasional yang dihelat sebuah lembaga yang didanai Uni Eropa senilai hampir Rp 3,5 miliar. Pasalnya, ia mengendus ada aroma mark up dan gravitasi di dalamnya. “Saya menulis surat ke pihak Uni Eropa bahwa tidak bisa berperan serta karena komitmen perusahaan untuk bebas dari KKN dan tindak tak terpuji lainnya,” kata dia. Tender senilai Rp 3,5 miliar itu memang melayang. Namun, ia menerima imbal balik yang lebih dari nilai itu. Kliennya dari Eropa kebanyakan datang atas rekomendasi lembaga itu. “Mereka merasa nyaman. Selama ini mereka menyangka praktik kolusi dan korupsi adalah hal yang wajar di Indonesia dan tak ada perusahaan yang “bersih” untuk bermitra,” ujarnya. Kini, hampir setahun ia menerapkan marketing dan bisnis syariah. Meski belum setahun, perusahaannya sudah mencatatkan keuntungan 400 persen hingga bulan lalu. Jumlah marketernya pun kini bertambah menjadi 20an orang tak hanya dirinya saja. “Inilah kenikmatan bisnis ala Rasulullah. Berkah, menentramkan, dan menguntungkan,” ujarnya. n Sharing edisi juni 2009 23
L A P O R A N U TA M A Okta Prawisma Yepri
”Pemimpin Yang Tak Sungkan
Turut Menjadi Marketing”
Ada kalanya seorang pemimpin harus terjun ke lapangan untuk bisa lebih memahami persoalan teknis di lapangan. Itu pula yang dilakukan Okta Prawisma Yepri, direktur utama Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan Karimah (HIK) Bekasi. Meski sebagai pucuk pimpinan tertinggi, Yepri masih sering terjun langsung ke lapangan untuk membantu tim marketing perusahaan yang dipimpinnya. Selain bisa selalu up date memahami persoalan marketing di lapangan, Yepri bahkan juga memanfaatkan itu untuk lebih memaksimalkan kinerja perusahaannya. ”Untuk pembiayaan yang di atas Rp 100 juta, saya merasa perlu harus terjun langsung. Karena saya ingin melihat langsung usaha si nasabah, melakukan penilaian, serta melakukan komunikasi dengan mereka,” ujarnya. Namun untuk pembiayaan yang nilainya kecil, ia tak berlepas tangan. Diam-diam, ia datang ke nasabah itu. ”Pengawasan dan penilaian perlu untuk memastikan apakah teman-teman di marketing ini sudah bekerja dengan benar,” papar Yepri pada Sharing. Itu marketing untuk pembiayaan. Di sisi lain, untuk marketing pengumpulan dana pihak ketiga, menurut Yepri, bahkan dirinya lebih intens lagi terlibat di dalam marketingnya untuk nasabahnasabah kelas atas. Yepri memang berpengalaman cukup lama di bidang marketing perusahaan keuangan syariah. Karena
24
Sharing edisi juni 2009
sebelum dia ditunjuk sebagai Direktur Utama BPRS HIK Bekasi pada Mei 2005, sudah sejak pertengahan 1990-an bergabung di BPRS HIK Cileduk, dimana karirnya saat itu di mulai dari staf biasa. Dari masa kerja karirnya yang cukup panjang itu, sebagian besar ia habiskan di bidang marketing, sehingga saat menangani HIK Bekasi, Yepri paham betul bagaimana menjalankan marketing syariah dengan baik, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal bagi perusahaan. Marketing syariah, kata pria kelahiran Lubuk Basung 18 Oktober 1966 ini, pada dasarnya hampir sama dengan marketing secara umum. Hanya bedanya, praktiknya didasarkan pada nilai-nilai Islam, dengan mengedepankan etika. ”Hasilnya, kita bisa memberikan pelayanan yang excellence kepada nasabah, dengan lebih mengedepankan kebutuhan nasabah,” ujar alumni jurusan perikanan Institut Pertanian Bogor ini. Dalam marketing syariah, kata dia, lebih ditekankan kepada sikap atau perilaku marketer-nya. ”Penerapan syariah harus dimulai dari marketernya sendiri, yaitu bisa menunjukkan tata cara dan tindakan yang sesuai syariah. Seorang marketer syariah harus bisa dipercaya, jujur, bisa menjelaskannya dengan baik, kemudian ikhlas dalam melakukan aktifitasnya. Selain itu, menjaga amanah sebaik-baiknya, serta transparan kepada nasabah,” Yepri menjelaskan filosofi marketing yang diterapkan pada karyawan
perusahaannya. Selain menerapkan hal di atas, di sisi lain pihaknya dalam menyelesaikan pembiayaanpembiayaan yang bermasalah, juga selalu melakukan pendekatan-pendekatan yang baik kepada nasabah. ”Langkah-langkah persuasif selalu kami lakukan, dan dengan menghindari tindakantindakan penekanan, yang menyimpang dari ketentuan syariah. Itu yang kami lakukan, sehingga image kami di masyarakat pun selalu terjaga dengan baik,” lanjut ayah dari dua orang putri ini. Nah, dengan Yepri melakukan pendekatan penerapan marketing syariah yang konsisten bagi karyawannya di atas, serta peran serta Yepri sendiri sebagai pimpinan yang mau turun langsung ke lapangan, membuat BPRS HIK Bekasi selalu bagus kinerjanya dalam rentang empat tahun usianya selama ini. Positioning HIK Bekasi saat ini menempati tiga besar BPRS se-Jabodetabek dari sisi kinerjanya. Menurut Yepri, pertumbuhan kinerja mereka rata-rata 60 persen baik dari sisi aset maupun parameter lainnya. Bahkan, khusus di tahun 2008 lalu, kinerja mereka meningkat sampai 70 persen. Untuk aset BPRS HIK Bekasi saat ini adalah sebesar Rp 31 miliar. Lalu dana pihak ketiga Rp 25 miliar (termasuk linkage program), serta pembiayaan sebesar Rp 27 miliar.
n YS
L A P O R A N U TA M A
Parmin S Wijono AAIJ, AIIS
Marketing Syariah,
Marketing Penuh Berkah Sungguh merupakan suatu berkah kehadiran Parmin S Wijono bagi PT Asuransi Syariah Mubarakah. Semenjak masuknya marketer asuransi berpengalaman eks Wana Artha Life ini ke Mubarakah sebagai Marketing Manajer pada Febuari 2007, lalu naik pangkat menjadi Marketing Director di Maret 2008, Asuransi Mubarakah mencatat pertumbuhan kinerja premi yang sangat bagus. Lihat saja fakta angkanya, antara lain di akhir tahun 2007, Mubarakah membukukan premi sebesar Rp 23 miliar, atau naik sekitar 1.000 persen dibanding akhir 2006, dimana premi mereka hanya Rp 2,1 miliar. Di akhir tahun 2008, premi Mubarakah sudah mencapai angka Rp 155 miliar, atau naik 574 persen dibanding tahun 2007. Bahkan tahun 2009 ini, Asuransi Syariah Mubarakah berani mencanangkan target premi di kisaran angka Rp 1 triliun. Padahal, saat pertama kali Parmin masuk ke Mubarakah, perusahaan asuransi itu sedang dalam keadaan stagnan, alias kurang berkembang. Dan memang saat Parmin bergabung itu, Mubarakah juga baru saja changing bisnisnya, dari perusahaan asuransi jiwa konvensional menjadi perusahaan asuransi jiwa yang fully syariah. Jadi, kehadiran Parmin di ASM, boleh dibilang sangat pas. Ibarat pepatah, the right man in the right place, juga the right time.
Namun demikian, Parmin keberatan kalau dirinya dianggap sebagai tokoh kunci yang membuat Mubarakah kini menjadi perusahaan asuransi jiwa yang bagus dan sehat. ”Kalau bicara prestasi di Mubarakah, itu bukan prestasi saya. Karena di kita, nggak ada istilah prestasi individu. Konsep kita adalah kerja jamaah,” ujar pria kelahiran Karanganyar (Solo) 29 Maret 1967 ini. Menurut dia, semua orang dalam perusahaannya, mulai level terendah sampai dengan tertinggi, semuanya punya andil atas prestasi itu. ”Karena yang disebut marketing, bukan hanya teman-teman di marketing yang langsung menjual produk. Namun mulai dari office boy kita, staf kita yang menjalankan tugasnya melayani customer dengan baik, itu juga sudah menjalankan fungsi marketing,” papar Parmin pada Sharing yang menemuinya di kantor pusat Mubarakah di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.
T Sempat dilema saat hijrah Di kalangan industri asuransi jiwa di tanah air, nama Parmin memang cukup dikenal sebagai marketer yang andal. Rentang karir pria satu ini sendiri sudah cukup panjang. Pertama kali berkecimpung di dunia asuransi, Parmin bergabung di perusahaan Asuransi Mahkota Sahid (nama lama sebelum berubah menjadi Wana Artha Life). Ia memulainya saat baru saja memulai kuliah di Universitas Muhamadiyah Surakarta di daerah kampung halamannya di
Karanganyar, Solo. Waktu itu, Parmin bahkan menyandarkan biaya hidup sehari-hari dan juga biaya kuliahnya dari fee marketing yang didapatnya sebagai agen asuransi. Barangkali, menjadi pemasar asuransi adalah ”bakat” Parmin. Ia sebelumnya buta sama sekali soal asuransi. Namun di hari kedua ia ikut workshop perusahaan asuransi tersebut, ia sudah mampu closing dua orang peserta asuransi. ”Saya langsung bisa mendapat nasabah. Saya waktu itu sampai kaget, karena komisinya ternyata cukup besar,” kenangnya sambil tersenyum sumringah. Selanjutnya, karir Parmin berjalan mulus. Ia kerap mendapatkan promosi dan dipercaya untuk memimpin cabang-cabang Wana Artha Life di beberapa kota maupun wilayah. Akhir 2006, Parmin berhasil meraih promosi jabatan yang cukup tinggi di Wana Artha Life, yaitu sebagai Koordinator Grup Distribution dan Syariah, yang membawahi seluruh marketing grup distribution seluruh Indonesia, serta juga diamanatkan untuk membentuk unit usaha atau divisi syariah di perusahaan ini. Namun ternyata, izin untuk membuka divisi syariah di Wana Artha Life tidak kunjung keluar dari Depkeu. Sehingga, Parmin yang sudah terlanjur menguasai dan kadung interest dengan bidang asuransi syariah ini pun menjadi sedikit gamang. Apalagi kemudian ia diberi nasehat oleh Agus Haryadi, yang saat itu menjadi Ketua DPS Wana Artha Life. ”Karena
Pak Parmin sudah terlanjur menguasai syariah, maka meskipun Wana Artha Life belum mendapatkan izin, namun bukan berarti anda tidak bisa berkiprah di asuransi syariah,” jelas Parmin mengenang katakata Agus saat itu. Intinya, Agus meminta Parmin agar melanjutkan karirnya di industri asuransi syariah saja. Parmin sempat mengalami posisi dilematis saat itu. Di satu sisi, ia ingin hijrah ke syariah yang diyakininya punya banyak nilai lebih ketimbang konvensional, namun di sisi lain, ia sendiri masih merasa sayang untuk meninggalkan jenjang karir dan posisinya yang bagus di Wana Artha Life. Meskipun begitu, akhirnya keputusan penting pun diambil Parmin. Ia menuruti saran dari Agus dan bertekad hijrah sungguh-sungguh ke bisnis asuransi syariah. Setelah melihat-lihat peluang yang ada di beberapa lembaga asuransi syariah, pilihan Parmin pun jatuh ke Asuransi Syariah Mubarakah, yang baru saja konversi dari prinsip konvensional ke fully syariah. ”Setelah berdiskusi dengan Pak Jafril Khalil, salah seorang direksi Mubarakah, yang kebetulan menjadi mentor saya saat mengambil sertifikasi AAIS (Associate Islamic Incurance Societe), saya akhirnya memilih Mubarakah. Karena meskipun saat itu bisnis Mubarakah sedang stagnan, namun saya lihat perusahaan ini punya potensi yang luar biasa,” terangnya. n YS Sharing edisi juni 2009 25
L A P O R A N U TA M A
Marketing Syariah itu
Universal dan Realistis n Hermawan Pakar pemasaran Banyak yang terkejut ketika ”begawan” pemasaran Hermawan Kartajaya berbicara tentang marketing syariah. Bersama M Syakir Sula, salah satu tokoh ekonomi syariah negeri ini, ia bahkan menuangkan pemikirannya dalam buku yang cukup fenomenal, Syariah Marketing. Namun bila kita mengikuti ceramah-ceramah Hermawan, maka dia adalah tokoh marketing penganut paham yang menolak dikotomi bisnisspiritual. ”Kita bisa melakukan 100% bisnis dan spiritual sekaligus,” ujarnya dalam berbagai kesempatan. Berikut wawancara tertulis wartawan Sharing, Yudi Suharso, dengan pria asal Surabaya yang oleh The Chartered Institute of Marketing dinobatkan sebagai salah satu dari “50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing” ini:
T Mohon dijelaskan
key factor marketing syariah?
Key factor dalam marketing syariah adalah jujur dan adil. Selain karena hal ini diwajibkan dalam berbisnis gaya islami, menjalankan kejujuran dan keadilan mempunyai nilai lebih bagi seorang marketer. Marketer yang menjalankan nilai ini dengan konsisten akan mempunyai tingkat integritas yang lebih tinggi dibanding para marketer yang tidak menjalankannya. Integritas ini akhirnya membentuk
26
Sharing edisi juni 2009
Kartajaya
suatu diferensiasi yang akan membentuk brand atau value lebih untuk setiap produk yang ditawarkan dari tempat para marketer jujur itu bekerja. Akhirnya yang terjadi adalah pembentukan citra yang positif sebagaimana tugas utama seorang pemasar yaitu untuk menciptakan integritas, identitas, dan image perusahaannya agar terjaga dengan baik sehingga dapat meraih heart, mind, dan soul para stakeholders.
T Seberapa jauh
perbedaannya dengan marketing konvensional?
Seharusnya tidak berbeda jauh dengan marketing konvensional. Tapi sayangnya saat ini pemahaman marketing bagi beberapa orang itu diselewengkan. Marketing dianggap curang, marketing dianggap bohong, marketing dianggap paksaan dan lain sebagainya. Jadi bagi orang tersebut dia berusaha memuaskan pelanggan hanya karena dilihat dari untung rugi saja. Prinsip-prinsip pelayanan semata-mata hanya ingin menyenangkan pelanggan, tetapi bisa jadi tidak berangkat dari ketulusan dalam hati. Padahal seharusnya tidak begitu. Saya percaya kedepannya nanti pendekatan marketing itu harus dilandasi dengan nilai-nilai spiritual sehingga menciptakan winwin situation bagi kedua pihak. Marketing syariah pada dasarnya sudah dilandasi dengan nilai-nilai spiritual. Karena menjalankan marketing
syariah secara utuh berarti menjalankan nilai-nilai yang transendental; melayani orang lain sebagai sarana beribadah kepada Tuhan. Sehingga dengan menjalankan marketing syariah secara utuh, para marketer syariah dapat mempunyai nilai lebih dibanding dengan marketer konvensional.
T Bagaimana pula
proses yang perlu dilakukan suatu perusahaan yang biasa melakukan marketing konvensional, apabila hendak berubah mengaplikasikan marketing syariah? Memang perubahan mindset sangat memerlukan suatu proses, dan hal ini bukanlah sesuatu yang mudah. Dalam hal ini, pihak manajemen harus dapat menanamkan pentingnya pemahaman change management. Salah satunya dengan mengkomunikasikan secara baik nilai lebih marketing syariah. Selain itu, perlu adanya komitmen tingkat atas untuk terus memberikan contoh-contoh dan pelatihan marketing syariah kepada bawahannya.
T Ada komentar,
bahwa marketing syariah tidak mungkin diimplementasikan dalam bisnis modern?
Marketing syariah itu sifatnya spiritual, universal, dan realistis. Jadi bisa dilakukan oleh siapapun dan dimanapun.
Sehingga sangat mungkin sekali dilakukan dalam bisnis modern. Memang, isu syariah ini baru berkembang setelah era 1970-an, namun nilai-nilai substansi didalamnya malahan sangat mendukung kebutuhan manusia. Saya menyebut dalam dunia marketing itu ada tiga era perkembangan nilai-nilai spiritual. Yang pertama era polarisasi dimana orang betul-betul memisahkan bisnis dengan spiritual. Kalau bisnis ya bisnis, kalau mau beribadah atau spiritual ya jangan berbisnis. Era yang kedua adalah era keseimbangan dimana orang mendapatkan uang dari bisnisnya yang kurang etis (korupsi, suap, dan lainnya) tapi disumbangkan lagi sebagai dana kemanusiaan. Jadi seperti Robin Hood. Nah, yang ketiga adalah era integrasi dimana orang menjalankan 100 persen bisnis dan 100 persen spiritual. Salah satu contohnya adalah kesuksesan Nabi Muhammad sebagai rasul dan Pedagang sekaligus. Menurut saya, sudah seharusnya para marketer menjalankan era integrasi ini justru pada saat dunia bisnis semakin modern. Memang bukan hal yang mudah, namun jika dilakukan akan menjadi diferensiasi yang sulit ditiru di dunia yang sekarang penuh dengan kekerasan. Dan hal ini merupakan tantangan kita semua apakah kita mau bersama-sama menciptakan win-win situation untuk sesama sebagaimana tercakup dalam makna Islam yang rahmatan lil alamin. n
YS
L A P O R A N U TA M A
�Lebih dari Sekadar Berlandaskan Etika� n
Godo Tjahjono SE, MSi, RFC
Managing Director DECISION-Marketing Planning & Implementation Ada anggapan di kalangan para pemasar, bahwa konsep marketing syariah itu sebenarnya tak harus muncul, kalau saja prinsip-prinsip marketing konvensional itu dijalankan dengan benar, dalam arti tak ada perilaku yang menyimpang di dalam pelaksanaannya. Karena, sebenarnya di dalam marketing konvensional pun terdapat pula karakteristik yang terkait dengan aspek etika, transparansi, moralitas, dan nilai-nilai luhur lainnya, yang selama ini dianggap sebagai nilai lebih dari marketing syariah. Namun, menurut konsultan pemasaran syariah, Godo Tjahjono, sinyalemen di atas tak sepenuhnya benar. Godo memang sangat kritis dalam menilai positioning marketing syariah. Padahal, dahulunya pria ini lama berkecimpung di industri pemasaran konvensional. Berikut ini petikan wawancara Sharing dengan peraih penghargaan Young Marketers Award Winner 2003 & 2004 dari Indonesia Marketing Association (IMA) ini:
T Apa nilai-nilai
utama yang harus dikedepankan dalam marketing syariah?
Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, spekulasi, ketidakjelasan dan penipuan (gharar dan tadlis), judi (maisir), materi yang diharamkan, riswah (sogok),
maksiat. Memenuhi unsur amanah, kualitas, profesional, inovatif, estetika, fair dan ahlaqul karimah, serta transaksinya harus dilakukan sesuai aqad yang diperbolehkan dalam Islam, misalnya murabahah, salam, istishna. Nilai-nilainya tentu dapat diterapkan oleh umat lain. Nilai-nilai yang telah diurai di atas, dapat dilaksanakan pada banyak macam bidang usaha dan oleh siapa saja.
T Bagaimana prospek marketing syariah di masa kini dan mendatang?
Saya pikir harus diluruskan dulu pemahaman sebagian orang yang menganggap bahwa produk dan syariah prospektif dipasarkan karena jumlah umat Islam yang besar, seperti yang ada di Indonesia. Awal menjalankan manajemen pemasaran Islami adalah manusia dan institusi yang berlandaskan nilai-nilai syariah yang membuat dan memasarkan produk dan jasa yang sesuai syariah baik zat, proses, dan cara transaksinya pada siapa saja baik Muslim maupun bukan. Bukan diawali pemikiran memasarkan produk atau jasa yang sesuai syariah karena sikap oportunis memanfaatkan pasar muslim. Perkembangan Islamic marketing management yang tentunya bukan didasari sikap oportunis, akan tergantung seberapa banyak pengusaha dan pemasar yang memiliki komitmen sebagai muslim
menjalankan muamalah sesuai prinsip-prinsip syariah.
T Benarkah tidak aplikabel?
Islamic marketing management sangat mungkin diterapkan di mana saja, bahkan di negara yang tidak ada penduduk Muslimnya sekalipun, asalkan para pemasarnya atau pengusahanya adalah muslim yang punya komitmen menjalankan prinsip-prinsip muamalah ekonomi Islam, karena ingin menjadi Muslim yang kaffah. Bagi yang berpikir bahwa bila pemasaran dijalankan sesuai prinsip syariah, maka usahanya tidak akan laku atau susah mendapatkan klien, tengok kembali apakah sudah berusaha menjalankan nilai-nilai yang ada di atas? Allah adalah pemilik langit dan bumi. Yang mengatur rezeki bukan manusia, maka pemasar atau pengusaha muslim hendaknya berikhtiar penuh sesuai nilai-nilai yang bukan hanya mengedepankan jujur dan halal tapi juga profesionalisme, inovasi, kualitas, amanah, fair, estetika, dan ahlaqul karimah. Saya sendiri dalam lima tahun menjalankan bisnis konsultan menghindari riswah (sogok) dan transaksi-transaksi yang dilarang, serta tidak menerima klien dari perusahaan rokok, minuman keras dan sejenisnya. Alhamdulillah dengan profesionalisme, inovasi, reputasi dan amanah, klienklien saya mempercayakan projek-nya pada saya. Saya memiliki klien non muslim dan
juga rekan kerja non-Muslim, namun saya tetap dapat memberlakukan akad yang sesuai syariah dengan mereka dengan menjunjung fairness dan kemanfaatan bagi bersama. Penerapan Islamic Marketing Management di pasar global justru lebih banyak dimulai dari pengusaha-pengusaha kecil menengah yang bervisi rahmatan lil alamiin, bukan dipicu besarnya potensi pasar Muslim.
T bagaimana
menjadi seorang marketer syariah profesional?
Amanah, menjaga kualitas, profesional, inovatif, estetika dalam diri dan hasil kerja, fair dan memiliki ahlaqul karimah. Memahami alatalat analisis dan program komunikasi pemasaran, jenisjenis transaksi sesuai syariah dan yang terpenting dalam dirinya harus terpatri bahwa apakah pasarnya muslim atau bukan, pelaksanaan manajemen pemasarannya harus Islami. Sangat disayangkan bila seorang pemasar merasa menjadi pelaku Islamic Marketing Management namun hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar muslim semata yang diprediksi akan berkembang, bukan berangkat dari keinginan menjadi Muslim yang kaffah yang memberikan manfaat bagi banyak orang baik muslim maupun non muslim dengan cara-cara dan esensi usaha berlandaskan syariah (Islamic law). n YS Sharing edisi juni 2009 27
Merubah
M
Memang tidak mudah untuk meninggalkan zona nyaman sebagai karyawan dan beralih menjadi seoarang professional atau pengusaha. Setidaknya dari pola penghasilannya, dimana sebagai karyawan sudah terbiasa untuk menerima penghasilan dengan jumlah yang pasti dan tanggal yang pasti, menjadi penghasilan yang tidak rutin waktunya, dan berubah-ubah pula waktunya. Dan bukan cuma masalah kapan dan berapa menerima gaji, “mental gajian” juga biasanya membuat seseorang menjadi kurang berani untuk ambil risiko yang berkaitan dengan keuangan. Karena kecenderungan pasti menerima penghasilan, membuat seseorang dengan mental gajian juga jadi lebih berani untuk mengambil hutang karena toh penghasilannya untuk membayar cicilannya sudah pasti. Padahal, kalau pindah kuadran menjadi seorang pengusaha atau professional, penghasilan cenderung tidak pasti dan harus lebih berhatihati dalam memutuskan untuk berhutang. Seseorang dengan mental gajian juga punya pola pengeluaran yang khas. Yaitu cenderung boros di tanggal muda, dan baru berhemat ketika sudah tanggal tua. Pola belanja atau konsumsi cenderung tergantung pada tanggal gajian. Sadar karena penghasilannya sudah tetap, dan naik secara berkala, seseorang dengan mental gajian juga cenderung menambah pengeluarannya kalau pemasukannya bertambah. Semakin besar penghasilan, akan semakin besar juga pengeluarannya. Untuk keluar dari zona nyaman sebagai karyawan, dan beralih menjadi seorang pengusaha atau professional, kita perlu merubah pola pikir dan pola keuangan kita. Diantara pola
28
Sharing edisi juni 2009
Mental Gajian perubahannya yaitu:
• Berani ambil risiko keuangan Walaupun sudah sering mengeluh karena tidak cocok dengan atasannya, atau curhat sana-sini karena merasa sudah tidak betah lagi bekerja, seorang dengan mental gajian biasanya berhenti hanya pada mengeluh saja. Tapi tetap saja tidak akan berani untuk membantah atasannya karena tidak mau ambil risiko dengan sumber penghasilannya. Saya tidak sarankan untuk melawan atasan, maksud saya adalah bersikaplah secara jantan menyatakan ketidaksukaan atau ketidaksetujuan. Kalau punya pendapat, sampaikan saja dan tidak perlu takut kalau memang yakin benar. Rezeki itu tidak datang dari perusahaan atau dari atasan, tapi sumbernya dari Tuhan. Maka yakinlah bahwa Allah SWT Maha Pemberi Rezeki, kapanpun, dimanapun, berapapun. Selama kita yakin selalu berusaha menjadi hamba-Nya yang bertaqwa, kenapa harus ragu dengan jaminan rezeki-Nya yang Maha Luas.
• Menata kembali pola pengeluaran
• Masih ingat dengan grafik
sinus dan cosinus, naik turun dengan teratur dengan batas bawah dan batas atas yang fixed. Seperti itulah kira-kira pola pengeluaran seseorang dengan mental gajian. Yaitu boros di tanggal muda, irit di tanggal tua, lalu boros kembali di tanggal muda, dan irit kembali di tanggal tua, begitu terus setiap bulannya. Sebagai seorang pengusaha, pola ini tentunya tidak sehat, karena usaha biasanya
memiliki siklus keuangan yang berbeda. Ada yang bergantung pada tanggal, ada yang bergantung pada bulan, atau bergantung pada musim.
Kalau mau sehat secara keuangan, lepaskan diri dari ketergantungan pada tanggal gajian. Cara untuk melatihnya mudah saja, setiap kali gajian masukkan kedalam rekening penampungan. Lalu untuk menutupi kebutuhan kita, ambil dari rekening tersebut tanpa mempedulikan tanggal berapa sekarang. Dengan cara ini, kita sudah tidak tergantung lagi dengan tanggal gajian dan tanggal tagihan, semuanya lancar dibayar dari kantong sendiri.
• Berfikir ulang untuk mengambil kredit konsumtif Berfikir bahwa gaji sudah pasti akan diterima membuat kita kurang hati-hati dan menganggap enteng berhutang. Tapi kalau penghasilan sudah tidak lagi pasti, Anda harus berfikir ulang kalau ingin mengambil hutang. Apalagi yang namanya hutang konsumtif untuk dinikmati sendiri. Tapi sebagai pengusaha, tidak perlu berfikir panjang jika yang dikredit adalah modal usaha. Karena setiap kredit pasti akan kembali lagi dalam bentuk penjualan. Bagi seorang pengusaha, setiap pengeluaran harus ada penyeimbang pemasukannya kembali. Termasuk dalam hal hutang, setiap kelebihan yang dibayar harus ada kompensasi keuntungan yang bisa diperoleh.
• Terbuka terhadap berbagai peluang usaha Setiap ada masalah, di situ ada peluang. Itu prinsip utama
seorang pengusaha dalam mencari celah peluang usaha. Kesulitan seseorang dalam mencari sarapan di tengah kemacetan pagi, adalah peluang bagi tukang nasi uduk siap saji. Kesulitan seseorang untuk menikmati minuman dingin di tengah kemacetan siang, adalah peluang bagi penjaja aneka minuman dalam kemasan. Bahkan masalah sebuah perusahaan yang perlu efisiensi dalam transportasi menjadi peluang bagi diadakannya sistem outsourcing kendaraan, lengkap dengan pengemudinya. Kalau sebagai karyawan kita kurang memperhatikan hal ini, karena tidak berkaitan langsung dengan penghasilan kita, maka hal ini harus sudah mulai kita rubah. Karena sebagai pengusaha, apapun bisa menjadi peluang. Walaupun bukan kita sendiri yang melakukannya, tapi informasi sekecil apapun bisa menjadi berharga untuk orang lain, dan bukan tidak mungkin ada komisi menanti.
• Merubah sudut pandang konsumsi menjadi sudut pandang produksi atau trading Jika kita masuk ke pusat perbelanjaan, pola pikir konsumen tentunya akan mencari “barang apa yang ada di sini untuk dibeli”, fokus pada apa yang sudah ada. Tapi sebagai pengusaha, kita akan berfikir “barang apa yang belum ada di sini yang bisa dijual”, fokus pada yang belum ada untuk dijadikan peluang. n
Oleh: Achmad Gozali Perencana Keuangan Syariah Safir Senduk & Rekan
Krisis Moneter Bukan Masalah Untuk Berinvestasi *Trisiladi Supriyanto (Nasabah BSM Priority)
S
Situasi ekonomi yang tidak menguntungkan saat ini dipengaruhi oleh pengaruhpengaruh dari luar yang berimbas pada keuntungan yang menurun. Tetapi kita harus yakin bahwa ada peluang-peluang lain tanpa harus menunggu dari pihak luar. ”Bagi para pengusaha maupun yang baru memulai menjalani bisnis, jangan mengharapkan investasi dari luar, tetapi harus kreatif dalam menciptakan peluang-peluang bisnis untuk tetap bertahan dalam berkompetisi di dunia usaha.” ucap Trisiladi Supriyanto salah satu nasabah BSM Priority. ”Karena peluang usaha dalam negeri cukup banyak jika kita cukup jeli untuk masuk ke
pasar persaingan,” ujar Pak Tris panggilan akrab beliau. Balajar dari krisis moneter tahun 1998, yang berulang kembali dengan krisis global di tahun 2008, maka kita harus mandiri mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan. Krisis moneter tersebut berdampak kepada pengurangan pegawai dan pengurangan pemasukan dari penghasilan sebagai pegawai di perusahaan. ”Maka saya memutuskan untuk berusaha sendiri dan keluar dari pekerjaan di salah satu perbankan besar di Indonesia,” ujar Pak Tris yang sedang mempersiapkan ujian tesisnya di Universitas Indonesia Jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah ini. Saat itu beliau sudah menjabat sebagai Kepala Bisnis Unit Syariah di
bank tersebut. Investasi yang dilakukan Pak Tris dimulai dari mendirikan Sekolah Dasar Islam Terpadu di Bogor. ”Kalau kita mau menjalankan usaha, pastikan dahulu demand dan kompetitor di pasar. Kita harus jeli dan kreatif mendapatkan peluangpeluang ketika memulai suatu investasi,” ujar Pak Tris. ”Insya Allah bisnis tersebut akan tumbuh maju seperti yang diharapkan,” ujar beliau. Sejak didirikan tahun 2001, Sekolah Dasar Terpadu dengan berbasiskan keislaman di daerah Dramaga Bogor, dalam enam tahun berjalan, muridmurid yang mendaftar sudah mencapai 1.000 murid. Dari bisnis tersebut, pada tahun 2008 Pak Tris membuat pengembangan bisnis berupa
BMT (Baitul Mal WaTamwil) yang berfungsi seperti koperasi yang anggotanya adalah guru maupun orang tua murid yang ingin mengajukan pembiayaan. ”Sekarang ini hampir semua guru di sekolah, sudah mengambil pembiayaan untuk memiliki kendaraan,” ujar Pak Tris. BMT yang dikembangkan juga telah tumbuh dengan sangat baik, dalam jangka waktu 2 tahun aset yang dikelola telah mencapai Rp4 milyar. Sekolah Dasar Islam Terpadu dan BMT berada di satu lokasi. Total lahan yang dimiliki saat ini mencapai tiga hektar termasuk Islamic Center yang akan dibangun, sehingga konsep keterpaduannya menjadi sempurna dengan lingkungan yang kondusif. Syaria Minded dan Social Entrepreneur yang diterapkan oleh Pak Tris dalam menjalankan bisnisnya, bukan semata untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bertujuan untuk memberikan hal-hal positif bagi masyarakat, seperti memberikan pendidikan perbankan syariah di BMT yang dikelola beliau dan mendidik anak-anak yang menjadi murid di sekolahnya untuk memiliki akhlak yang akan membentengi diri dalam pergaulan anak tersebut di lingkungannya. ”Selain berinvestasi untuk mendapatkan profit, juga memberikan nilai-nilai sosial yang positif bagi masyarakat,” ujar Pak Tris, menutup bincang-bincang dengan beliau. n Sharing edisi juni 2009 29
I N T E R N A S I O N A L
Edward George
dan
Peta Perbankan Syariah Inggris “Perbankan syariah bukan soal penumbuhsuburan fundamentalisme Islam. Bukan soal Muslim atau non-Muslim, ini tentang bagaimana sebuah ekonomi yang tertata.� Edward George (19392009)
M
Mari berterima kasih kepada Lord Edward George, bekas gubernur Bank of England. Diakui atau tidak, dia adalah humas jempolan yang membuat ekonomi syariah diterima di berbagai belahan dunia. Di tangannya, ekonomi syariah, terutama institusi keuangannya, tampil sebagai lembaga yang profesional, modern, sekaligus menentramkan. Memang, dia hanya berkiprah di Inggris saja. Namun kerja kerasnya membuahkan hasil yang layak diapreasiasi. Inggris kini boleh dikata menjadi kiblat bagi perbankan syariah. Apa yang dilakukan Inggris dalam membangun sistem keuangan syariah yang kokoh, diikuti banyak negara. Merujuk laporan International Financial Services Limited (IFSL), London menjadi mercu suar keuangan syariah di Barat dan berhasil membukukan transaksi senilai
30
Sharing edisi juni 2009
Eddy ini selalu menepis kekhawatiran tentang adopsi ekonomi syariah oleh Inggris. “Saya percaya London sangat pas sebagai pusat keuangan Islam dan tempat yang bagus untuk mengembangkan sistem ini,” ujarnya.
53 miliar dolar AS pada 2006. Sedang Standard & Poor’s mengestimasikan potensi pasar keuangan syariah di negara ini mencapai angka 4 triliun dolar AS. Inggris juga di depan dalam bilangan jumlah bank murni syariah di Eropa. Ada tiga pemain besar dalam industri ini, yaitu Islamic Bank of Britain, the European Islamic Investment Bank, dan Bank of London and the Middle East yang kini cabangnya berserakan di seantero Eropa.
T Dimulai tahun 1996 George membuka wacana tentang perbankan syariah di negaranya tahun 1996. Saat berpidato di sebuah acara, ia menekankan bahwa Inggris semestinya siap untuk membuka keran izin bagi perbankan syariah. Dampak ucapannya bercabang dua. Kelompok anti-Islam bersikap antipati dan menentang rencananya. Sedang kelompok yang setuju meresponsnya dengan membuat working party dua tahun kemudian, yang berisi para profesional Muslim di Inggris, untuk kemudian memfasilitasi kehadiran bank syariah melalui kerja sama dengan Bank of England. Dalam banyak wawancara, George yang kerap dijuluki insan pers sebagai Steady
Menurutnya, perbankan syariah bukan soal penumbuhsuburan fundamentalisme Islam. Ekonomi syariah adalah sistem perekonomian yang bersifat universal dan menguntungkan. “Ini bukan soal Muslim atau non-Muslim, ini tentang bagaimana sebuah ekonomi yang tertata,” ujarnya. Kepada publik Inggris yang “alergi” terhadap Islam, ia mendinginkan dengan gayanya. “Mari kita menanam saling pengertian yang mendalam. Kita membutuhkannya untuk membangun prinsip dan praktik keuangan syariah yang akan membawa keuntungan bagi kita bersama,” ujarnya di lain kesempatan. Enam tahun kemudian, perbankan syariah tumbuh subur di Inggris. London telah menjelma menjadi pusat keuangan syariah dunia di benua Eropa. Sir Howard Davies, Chairman Financial Service Authority-FSA (otoritas perbankan Inggris) dua tahun kemudian (2002) secara resmi menyatakan, “Inggris menuai banyak keuntungan ekonomi dengan hadirnya perbankan syariah.” George benar. Publik Inggris kini merasakan manfaat sistem ekonomi Islam. Saat krisis global mendera, skema pembiayaan perbankan syariah yang dicari para pebisnis Inggris. Banyak orang yang kini mengalihkan kredit rumah mereka ke sistem syariah.
T Membuat lembaga think thank Satu hal yang mengantarkan Inggris sebagai kiblat keuangan syariah di benua Eropa, karena segalanya disiapkan dengan
matang. Goerge mengawali rintisannya dengan mendirikan The Islamic Finance Advisory Group (IFAG) di Bank of England. Ia menunjuk Andrew Buxton, bekas CEO Barclays Bank yang kemudian menjadi pimpinan Dewan Penasihat Barclays, untuk mengomandoi IFAG. Lembaga ini kemudian menggandeng beberapa entitas, sebut misalnya Norton Rose yang sangat menguasai pro bono, untuk melakukan berbagai penelitian dan laporan mendalam soal legislasi keuangan syariah, terutama berkaitan dengan pajak. Intinya, George ingin produk berlabel syariah seperti sukuk, murabahah, atau perjanjian kredit pembiayaan lainnya tidak terkena pajak ganda. Ia juga meminta lembagalembaga ini untuk menimbang secara seksama risiko dari hipotek syariah (Islamic mortgages). Hanya dalam waktu satu tahun yaitu tahun 2003, pemerintah Inggris telah menyesaikan masalah double stamp duties (pajak ganda) pada transaksi syariah; tahun 2005 kontrak murabahah dan mudharabah diterima dalam sistem keuangan dan peraturan keuangan di Inggris; tahun 2006 kontrak wakalah dan musharakah melengkapi instrumen-instrumen keuangan syariah yang telah beroperasi di Inggris; dan tahun 2007 ketentuan penerbitan sukuk telah disiapkan. Setiap pekan, di London, selalu diselenggarakan training, konferensi, atau seminar bertemakan Islamic banking/ finance oleh sejumlah lembaga baik bagi kalangan profesional maupun masyarakat umum. Hal yang tak ditemukan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim bahkan yang lebih dahulu mengembangkan perbankan syariah seperti Malaysia, Pakistan, atau Indonesia. Saat ini, Inggris memiliki enam institusi keuangan
syariah terotorisasi, 24 institusi penyedia produk-produk keuangan syariah, dan lebih dari 20 sukuk tercatat di Bursa Efek London. Bursa Baja London (London Metals Exchange) juga menjadi pusat bagi transaksi murabahah pada beberapa komoditasnya.
T Menyerah karena
kanker
Kini, “humas” perbankan syariah itu telah berpulang. Dia menyerah pada penyakit kanker yang dideritanya pada usia 70 tahun 19 April lalu. Ia meninggalkan istri tercintanya, Vanessa George dan tiga anaknya. Pejabat tinggi pemerintahan, akademisi, dan praktisi perbankan Inggris menghadiri pemakaman pria yang selama tujuh tahun dinilai sukses mengemudikan bank sentral Inggris ini. Gubernur Bank of England, Mervyn King, menyebut George akan selalu dikenang sebagai gubernur bank sentral pertama setelah Partai Buruh berkuasa yang mendirikan komite kebijakan moneter tahun 1997. “Dia membawa bank sentral ini benar-benar menjadi lembaga yang independen,” ujarnya. Sedang Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, menyebutnya sebagai the world’s most respected central banker, alias bankir bank sentral yang paling dihormati di dunia. “Kepiawaian, kebijakan, dan kerendahatiannya menjadi teladan bagi kita semua,” ujarnya. Dan yang terpenting, adalah perjuangannya merintis bank syariah di Inggris akan selalu dikenang. “Pemerintah Inggris telah berkomitmen untuk terus mengembangkan sistem keuangan dan perbankan Islam di seluruh negeri,” ujar Perdana Menteri. n SS Sharing edisi juni 2009 31
A D V E R TO R I A L
Bisnis Syariah dalam Kebangkitan Sektor Riil dan Ekonomi Bangsa”. Ini adalah kegiatan pertama Komite Tetap Keuangan dan Perbankan Syariah Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
T Sosialisasi ke
Pengusaha Masih Kurang
Melalui Komite Tetap Keuangan dan Perbankan Syariah, Kadin berupaya menjembatani pengusaha dan lembaga keuangan syariah (LKS).
T
”Terus terang saya belum merasakan apa itu perbankan syariah. Perbankan syariah masih sulit dipahami. Istilah-istilah yang rumit, harus mengubah akuntansi, dan sebagainya. Ini masih menjadi hambatan bagi pengusaha kita,” kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Erwin Aksa Mahmud dalam seminar ekonomi syariah Kadin, 19 Mei 2009 di Jakarta. Erwin datang sebagai salah satu pembicara seminar bertajuk: ”Daya Dukung Keuangan dan Perbankan Syariah dalam
32
Sharing edisi juni 2009
Bagi Erwin yang CEO Bosowa Group, masih banyak pengusaha di Indonesia yang tujuan bisnisnya terutama adalah mencari keuntungan bukan motif spiritual.”Masih banyak pengusaha di Indonesia yang berorientasi profit. Ini tantangan untuk perbankan syariah Indonesia bagaimana menarik para pengusaha itu,” ujar Erwin. HIPMI memandang bahwa sosialisasi sistem ekonomi syariah, termasuk perbankan dan keuangan syariah belum optimal. Erwin mengatakan, ”Masih banyak pelaku ekonomi anggota HIPMI yang perlu mendapat pemahaman yang lebih luas terhadap keunggulan sistem keuangan dan perbankan syariah dalam memberi daya dukung bagi kebangkitan usaha anggota HIPMI.” Itu di sisi sosialisasi. Selanjutnya, jika ingin lebih banyak mendapat nasabah di kalangan pengusaha, HIPMI memandang perbankan syariah perlu memperluas jaringan maupun produknya. Erwin menyebut beberapa bentuk produk berakad ijarah (leasing), pembiayaan ekspor-impor, dan pembiayaan modal diperlukan oleh pengusaha dari perbankan syariah.
T Ekonomi Berbasis Spiritual
Di mata pengusaha spiritual Ary Ginanjar, menjadi nasabah bank syariah adalah pilihan yang tak dapat ditawar. Meskipun, diakuinya ia kerap harus mengeluarkan extra effort, seperti berjalan agak jauh untuk mendapatkan ATM bank syariah. ”Tapi saya fine-fine saja, bagi saya inilah jalan yang benar,” kata pendiri model pelatihan sumber daya manusia (SDM) berbasis spiritual, Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) ini. Ary beranggapan demikian karena menurutnya ekonomi dan bisnis syariah adalah jawaban bagi seluruh masalah ekonomi dan peradaban manusia saat ini. Terkait dengan krisis kapitalisme saat ini misalnya, Ary melihat perlunya perumusan konsep ekonomi baru untuk mengganti kapitalisme. Menariknya, jika dikaji lebih serius, sebagian besar paradigma baru yang ditawarkan para ekonom Barat sesungguhnya sejalan dengan konsep ekonomi Islam berbasis spiritualitas yang disebut dengan ekonomi syariah.
T Pendanaan
Syariah di Industri Telekomunikasi
Berbisnis secara spiritual, menurut Presiden Direktur PT Indosat Tbk, Johnny Swandy Sjam sudah disadari Indosat sejak 2002. Saat itu, Indosat menjadi perusahaan
Persepsi Pengusaha telekomunikasi pertama yang memakai model bisnis syariah, antara lain dengan meluncurkan sukuk mudharabah senilai Rp175 Miliar. Pada 2005 Indosat menerbitkan Sukuk Ijarah I senilai Rp285 Miliar, Sukuk Ijarah II senilai Rp400 Miliar (2007) dan Sukuk Ijarah III senilai Rp570 Miliar (2008).
bimbingan dari DSN MUI. Dalam assesment-nya, tim syariah Indosat menguji keterkaitan produknya dengan maksiat, riba (bunga), maysir (judi), gharar/ taghrir (ketidakpastian), tadlis (penipuan atas produk yang dijual), tidak sahnya akad, dan ihtikar (penimbunan barang).
dapat menanggung keluar masuknya dana dalam jumlah besar. Sementara di industri telekomunikasi mobilitas dana justru dalam jumlah besar. ”Bayangkan jika saya menyimpan USD 50 Juta di Bank Syariah, lalu saya ambil lagi dalam waktu cepat,” kata Johnny.
Setelah empat kali menerbitkan obligasi syariah, Indosat melihat instrumen pembiayaan secara syariah ini tetap menarik untuk diterbitkan. ”Setiap menerbitkan obligasi, kami sertakan juga obligasi syariah di dalamnya,” kata Johnny. Meskipun, nilai dana yang ditargetkan dari sukuk ini jauh lebih kecil dibanding obligasi konvensional yang diterbitkan Indosat.
Indosat kini sahamnya dimiliki oleh Qatar Telecom (Q-Tel) sebanyak 65%. Tapi bukan karena dimiliki oleh salah satu raksasa telekomunikasi Timur Tengah Indosat bersyariah. Menurut Johnny, pilihan untuk bersyariah sudah dilakukan Indosat sebelum Q Tel masuk.
Meski begitu, ia melihat ini sebagai peluang bagi industri keuangan dan perbankan syariah di masa depan. Untuk dapat menyerap dana industri telekomunikasi yang besar dan turut membiayainya dengan instrumen semacam sukuk. ”Sektor syariah diharapkan berpartisipasi lebih di seluruh sektor telekomunikasi,” tegas Johnny.
Komitmen Indosat terhadap ekonomi dan bisnis syariah juga ditunjukkan dengan menyertifikasi produknya menjadi bersyariah. Sepuluh produk dasar Indosat sudah memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Produk tersebut antara lain, Matrix, Mentari, IM3, I-Phone, Flat call 016, SLI 008 dan 009, serta Starone. Indosat bahkan memiliki tim syariah di internalnya yang khusus menjaga kesyariahan produk-produknya. Tim syariah bekerjasama dan mendapat
Telekomunikasi adalah industri padat modal. Menurut perkiraan Indosat, anggaran dana yang dibutuhkan industri ini pada 2008 adalah USD6,6 Miliar. Ini membuka peluang investasi bagi pendanaan secara syariah. ”Operator memerlukan pendanaan besar dan jangka panjang, sukuk sangat diharapkan,” kata Johnny. Penempatan dana industri ini di perbankan juga besar, Indosat memperikirakan sekitar Rp10,5-15,5 Triliun. Perbankan syariah belum mampu menyerap dana ini dalam jumlah besar. Bisa dimaklumi, menurut Johnny ukuran perbankan syariah yang masih kecil belum dapat menyerap dana besar. Kondisi likuiditas bank syariah belum
T Komite Tetap
Keuangan dan Perbankan Syariah Kadin Tak dapat dipungkiri, keuangan syariah sudah menjadi salah satu bagian penting ekonomi bangsa. Oleh alasan itulah, dalam kepengurusannya, KADIN membentuk Komite Tetap Keuangan dan Perbankan Syariah pada Musyawarah Nasional V, 2008.
sistem perbankan dan keuangan syariah di Indonesia menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi. Hal itu terutama untuk mendukung kebangkitan ekonomi bangsa. Berdasarkan sejumlah pertimbangan itu, kami berpendapat pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air penting mendapat dukungan dari berbagai pihak. Terlebih, kami berkeyakinan sistem keuangan syariah tidak berdampak negatif terhadap kegiatan bisnis berbagai pengusaha yang tergabung dalam Kadin”. Komite Tetap ini berada di bawah Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan, Keuangan & Keuangan Syariah, yaitu di bawah Sofyan Basir. Sedangkan Ketua Komite Tetap Keuangan Syariah adalah Drs. Abbas Adhar, dengan wakil ketua komite tetap, Drs. U. Saefudin Noer, M.Si dan Ir. Muhammad Syakir Sula, AAJ FIIS. n IA
Ketua Umum Kadin Mohammad S. Hidayat, dalam sambutan seminar ini mengatakan, ”Pengembangan
”Pengembangan sistem perbankan dan keuangan syariah di Indonesia menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi. Hal itu terutama untuk mendukung kebangkitan ekonomi bangsa”. Sharing edisi juni 2009 33
F O K U S
Meneropong Visi Misi Ekonomi Syariah Para Capres Jangan lihat orangnya tapi visinya. Capres mana yang visi misinya lebih berpihak ke sektor riil, salah satu prinsip dasar ekonomi syariah?
S
Satu sore di Pejaten, Jakarta Selatan. ”Kalau Boediono, nanti BUMN dijualjualin. Dia pro Amerika Serikat (AS),” kurang lebih begitu kata penjual minuman ringan dalam bincang-bincang politik dengan seorang karyawan kantor yang letaknya tak jauh dari situ. Lucunya, ketika si karyawan kantor bertanya Boediono itu jabatannya apa? Si penjual minuman ringan tak bisa menjawab. ”Pokoknya pejabat lah,” begitu saja jawabannya. Tak ada yang lebih menyita perhatian sebagian besar rakyat Indonesia saat ini selain Pemilihan Presiden 2009 yang jatuh pada Juli. Bincangbincang politik merata dari kelas pinggir jalan, depan rumah antartetangga, perguruan tinggi, sampai studio televisi dengan pembicara para calon
34
Sharing edisi juni 2009
presiden dan wakil presiden, serta pengamat politikekonomi. Sayangnya dari begitu banyak kata terumbar di bincangbincang tersebut, tak satupun frase ”ekonomi syariah” keluar dari mulut para capres dan cawapres. Hampir tidak ada juga pengamat politik-ekonomi yang menanyakan kepada mereka, ”Apa yang akan Anda lakukan dengan ekonomi syariah?”
T Tak kenal maka
tak sayang
Mudah-mudahan, ini bukan berarti para capres ini tidak berpihak kepada ekonomi syariah. Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI), Prof Dr Veitzhal Rifa’i kepada Sharing berkomentar, sosialisasi ekonomi syariah juga masih kurang gencar di negeri ini. Namun secara prinsip, meski tak spesifik menyebut kata ”ekonomi syariah”, namun programprogram mereka pro ekonomi syariah, terutama dalam menggerakkan sektor riil, mengurangi pengangguran, dan sebagainya.
F O K U S
T Berpihak ke
sektor riil = berpihak ke ekonomi syariah
Jangan lihat orangnya tapi visinya. Kurang lebih begitu saran salah satu pakar ekonomi syariah Indonesia ini. Misalnya, keberpihakan kepada sektor riil. Capres mana yang visi misinya lebih berpihak ke sektor riil? Salah satu prinsip dasar ekonomi syariah adalah keberpihakan kepada sektor riil. Maka, kata Veitzhal, �Capres visi misinya berpihak ke sektor riil lebih mendekati dengan ekonomi syariah.� Dari tiga pasangan capres/ cawapres, Veitzhal menilai Jusuf Kalla-Wiranto dan SBY-Boediono visi misinya cenderung berpihak ke ekonomi syariah. Meskipun tidak eksplisit disebutkan. Sedangkan pasangan Megawati-Prabowo menurutnya masih kabur visi misinya di bidang ekonomi. Tidak terangkum dalam satu konsep yang utuh tentang bagaimana ekonomi mesti dijalankan ke depan. Veitzhal berpendapat, sebenarnya ekonomi syariah dapat dijadikan salah satu pointer dalam visi dan misi calon presiden. Dan itu akan efektif karena ekonomi Islam bicara melingkupi banyak hal yang selama ini dikampanyekan. Seperti prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, good corporate governance (GCG), keberpihakan kepada rakyat,
peningkatan daya saing, dan pemerataan pertumbuhan.
T Lebih cepat lebih baik
Yang dimaksud pasangan JK-Wiranto dengan slogan “Lebih Cepat Lebih Baik� adalah pertumbuhan sektor riil. Dalam dialog dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin), 18 Mei lalu, JK mengatakan jika terpilih sebagai presiden, ekonomi Indonesia tidak akan terlalu bergantung kepada pasar modal, justru sektor riil. Ia mencontohkan salah satu penyelamat Indonesia dari tsunami krisis keuangan global adalah karena ekonomi Indonesia tidak terlalu terintegrasi dengan pasar modal. Sebaliknya, konsumsi domestik lebih berperan. Sementara konsumsi domestik justru bergantung kepada sektor riil karena barang-barang konsumsi dihasilkan dari sektor riil. Secara berseloroh ia mengilustrasikan, jika yang hancur adalah pasar tradisional seperti pasar Tanah Abang Jakarta dan Pasar Klewer Solo, dampaknya justru ke seluruh Indonesia. Tapi kemarin itu yang hancur pasar modal yang dampaknya hanya kepada para investor.
dibangun. JK mencontohkan salah satunya adalah program pembangkit listrik 10 ribu megawatt yang akan rampung pada 2010. Negara, kata dia, bisa menghemat sekitar Rp 200 triliun jika pembangkit listrik tersebut rampung dan konversi minyak tanah ke gas selesai. Dengan begitu subsidi BBM yang nilainya Rp 200 triliun itu bisa digunakan untuk percepatan sektor riil. Secara umum, JK mengatakan akan memprioritaskan program
Jika sektor riil diprioritaskan, JK-Wiranto memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 % pada tahun 2010. Beberapa alasan mengapa sampai ke angka tersebut, adalah infrastruktur pendukung sektor riil telah dan akan rampung
Sharing edisi juni 2009 35
pro rakyat, seperti peningkatan UKM, peningkatan kredit mikro, dan sebagainya.
T Demi
pertumbuhan dan pemerataan
”Agak mirip dengan masa Orde Baru, tapi saya tidak percaya trickle down effect ala Orde Baru. Bukan pertumbuhan jalan dulu pemerataan belakangan, keduanya harus berjalan bersama,” kata SBY saat konferensi pers usai dialog dengan Kadin di Jakarta, 20 Mei 2009. Bagi SBY yang telah lima tahun memimpin negara ini, pertumbuhan ekonomi harus berbarengan dengan pemerataan. Makanya, ia selalu menekankan kepada pemda hingga pemkab, dan pemkot, tiap pertumbuhan ekonomi di daerah harus diikuti dengan peningkatan kemakmuran rakyat di daerah tersebut. ”Saya selalu memerintahkan agar menyertakan local community dalam pertumbuhan itu,” kata SBY. Untuk pemerataan itu pulalah, SBY memiliki visi di bidang investasi daerah. ”Kabupaten dan Kota bisa menjadi mesin
36
Sharing edisi juni 2009
Untuk mencapai itu, SBY menyoroti perlunya sinergi antara pemerintahan daerah dan pengusaha, dalam hal ini Kadin. Dicontohkan SBY, di masa pemerintahannya, ia selalu menyertakan Ketua Umum Kadin MS Hidayat dalam
setiap pengambilan kebijakan di bidang ekonomi. ”Pemerintah daerah juga mestinya bisa duduk bersama dengan pengusaha untuk menentukan keunggulan (competitiveness) apa yang bisa dihasilkan dari daerah bersangkutan,” ujarnya. Dalam kesempatan itu, SBY juga meneropong angka pertumbuhan Indonesia. ”Saya agak konservatif pada angka 7 persen pada 2014. Karena, Indonesia sedang dalam situasi resesi. Dua tahun lagi pemulihan akan terjadi seiring pemulihan ekonomi global,” kata SBY. Menurutnya angka tersebut cukup realistis untuk dicapai jika mengukur trennya sejak sebelum krisis. Sebelum tsunami krisis keuangan global melanda, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 6,1
Untuk mencapai angka tersebut, SBY akan terus melanjutkan kebijakan ekonomi yang sudah diambil selama ia memimpin. “Tentu yang baik-baik kita ambil yang
buruk ditinggalkan,” kata SBY. Yang baik-baik itu seperti, peningkatan daya saing produk dalam negeri di pasar global, peningkatan konsumsi masyarakat, menjaga iklim usaha yang semakin kondusif, peningkatan ekspor, dan meningkatkan pengeluaran pemerintah karena dengan adanya penerimaan negara yang semakin besar akan semakin besar pula konsumsi pemerintah.
T APBN pro rakyat Menyatakan diri berbeda dengan dua pasangan sebelumnya, Mega-Prabowo mengusung ekonomi kerakyatan sebagai fokus kampanyenya. Konsep ekonomi kerakyatan ini antara lain akan dimanifestasikan dalam pengelolaan APBN. Porsi APBN akan lebih banyak untuk kebijakan pro rakyat. Secara konkret, APBN nanti diarahkan dengan target-target tertentu. Misalnya di bidang lapangan pekerjaan, APBN yang dialokasikan harus
ian
Maksudnya, pertumbuhan ekonomi memang berasal dari kabupaten dan kota. Pertumbuhan itu merata maksudnya, mestinya tidak lagi ada kabupaten/kota unggulan di satu provinsi. Seluruh kabupaten dan kota di satu provinsi mesti memiliki keunggulan yang berbeda satu sama lain.
persen. Kuartal pertama tahun ini saja mencapai 4,4 persen. Jadi menurut SBY, cukup realistis jika melihat masih ada empat tahun lagi untuk mencapai 7 persen tersebut.
Per eko nom
pertumbuhan dan itu merata,” ujar SBY di hadapan para pengusaha yang tergabung dalam Kadin.
leb ih c epa t
F O K U S
F O K U S
memiliki target jumlah lapangan kerja yang bisa dihasilkan dari penggunaannya. Kesimpulannya, pengelolaan APBN akan memiliki filosofi kemandiran ekonomi. Otomatis, bertujuan memandirikan ekonomi masyarakat bawah. Dalam dialog dengan Kadin di Jakarta, 22 Mei 2009, Megawati menjelaskan ekonomi kerakyatan yang diusung dirinya bersama Prabowo. Ekonomi kerakyatan, kata dia, tidak serta-merta menyingkirkan pelaku industri. ”Alangkah naifnya saya jika menyingkirkan pelaku industri,” ujar Mega. Baik pengusaha maupun rakyat memiliki perannya masing-masing dalam ekonomi kerakyatan. Mega mengingatkan, pengusaha mestinya sadar bahwa tujuannya berusaha adalah sekaligus membantu memakmurkan rakyat. Misalnya kepada pengusaha mikro. ”Pengusaha besar harusnya membantu bagaimana mengangkat pengusaha mikro. Bersama melakukan sinergi untuk Indonesia,” kata Mega. Caranya, pengusaha besar membuka kesempatan bagi pengusaha mikro dan kecil memperoleh akses berproduksi atau memasarkan produknya di sektor tengah sampai hilir. Tidak hanya berkutat di sektor hulu seperti sekarang ini. Ekonomi juga dibangun dengan basis kekuatan diri sendiri. Bangsa Indonesia, menurutnya, dapat selamat dari krisis keuangan global dengan kemandiriannya. Pertanian adalah salah satu kekuatan bangsa kita menurut Megawati. Karena itu, jika terpilih sebagai presiden lagi ia akan mencetak 7 juta hektare sawah untuk meningkatkan produksi pertanian. Perlindungan terhadap produk pertanian dan kelautan juga akan dilakukan untuk mendukung ini. Berbeda dengan dua pasangan sebelumnya, Megawati dan Prabowo tidak menargetkan pertumbuhan ekonomi.
Prof Dr Soeroso Imam Dzadjuli SE:
“Jangan Cuma Berorientasi Duniawi” Walaupun ketiga pasangan ini orang Muslim, tapi pola pikirnya masih menggunakan akal kehidupan. Maka tak heran jika bicara sistem ekonomi yang diusung mereka, semuanya adalah sistem ekonomi duniawi. Begitu komentar Prof Dr Soeroso Imam Dzadjuli, SE, guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga kepada Sharing. Menurut salah satu pakar dan pelopor tumbuhnya ekonomi syariah di Indonesia ini, untuk membangun bangsa ini, menurut Soeroso, ”Haruslah secara holistik, tidak bisa ekonominya saja.” Namun ia mengaku tidak bisa terlalu berharap pembangunan secara holistik akan terlaksana. Berbagai sistem ekonomi yang ditawarkan para capres/cawapres menurut Soeroso condong kepada kepentingan negara-negara adikuasa. ”Sosialis, komunis, dan kapitalisme sebenarnya hanya akan menguntungkan produsen dan penguasa." Beda dengan sistem ekonomi syariah. Karena berdasar hukum tuhan ditujukan untuk
menguntungkan semua atau rahmatan lil alamin, jelas Soeroso, maka kesejahteraan bersama yang dipentingkan. Menguntungkan semua, tidak merugikan yang lain. Sistem-sistem ekonomi di atas menurutnya tidak memiliki nilai lebih seperti dimiliki ekonomi syariah. Dalam ekonomi syariah ada nilai lebih berupa tujuan menolong orang lain secara ikhlas. Soeroso pun menyayangkan pilihan sistem ekonomi para kontestan ini. ”Kalau mereka jadi nanti mereka menjadi kalifatunnas, bukan kalifatullah”, komentar Soeroso. Maksudnya adalah hanya berfokus pada duniawi saja bukan hubungan antara manusia dan Tuhannya. Namun, sebagai warga negara, kita tetap harus memilih salah satu pasangan kontestan. ”Kita bisa mendeteksi kok, mana yang hanya mau mempertahankan kursi, mana yang mau mengambil kursi, dan mana yang berjuang untuk rakyat,” saran Soeroso. n IA
n IA Sharing edisi juni 2009 37
S O S O K
Tak Lelah Perjuangkan Wakaf Produktif Prof Dr Uswatun Hasanah
Obsesi guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini cuma satu, yaitu bagaimana agar wakaf produktif dapat turut mensejahterakan ekonomi masyarakat Indonesia.
B
Bila ada tokoh yang tak lelah menyuarakan tentang perlunya digiatkan wakaf produktif, dialah Uswatun Hasanah. Akademisi yang baru-baru ini diangkat menjadi Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Islam pada Fakultas Hukum UI ini boleh dikata merupakan tokoh pengembangan wakaf di Tanah Air. Salah satu wujud kontribusi besar Uswatun adalah menyediakan diri menjadi “seksi sibuk” mulai dari persiapan hingga keluarnya Undang-Undang (UU) No 41/2004 tentang Wakaf, sebuah UU yang sangat penting dalam pengembangan wakaf di Indonesia. Kemudian ia juga salah satu tokoh yang turut serta berperan dalam pembentukkan Badan Wakaf Indonesia (BWI), sebagai lembaga pembinaan wakaf di Tanah Air, yang diamanatkan dalam UU Wakaf di atas Uswatun sendiri memang sangat lekat dengan urusan wakaf. Ia sering diundang menjadi pembicara dalam berbagai seminar yang menyangkut wakaf produktif di berbagai tempat di tanah air.
38
Sharing edisi juni 2009
Tak heran, kalau ia sekarang boleh dibilang menjadi spesialis di bidang ini. Karena semenjak ia mulai mengajar di perguruan tinggi di era pertengahan 80-an, lalu juga dari penelitian-penelitian yang dilakukannya, sampai disertasi S3-nya, didominasi tentang Wakaf. Bahkan, saat ia mengajukan diri menjadi Guru Besar Tetap dalam Hukum Islam FH UI, Uswatun mengambil tema ”Wakaf produktif untuk kesejahteraan Sosial dalam Perspektif Hukum Islam di Indonesia.” Padahal awalnya, Uswatun dahulu dalam mendalami bidang wakaf ini hanya untuk kepentingan mengajar saja. “Salah satu mata kuliah yang saya pegang adalah zakat dan wakaf. Karena, saat itu saya menjadi asisten Prof M Daud Ali, guru besar Hukum Islam di FH UI yang menjadi penanggung jawab mata kuliah tersebut,” jelas Uswatun pada Sharing.
Uswatun makin mendalami masalah wakaf ketika di tahun 1994 ia melakukan penelitian tentang wakaf di Indonesia. Hasilnya menunjukkan, wakaf ternyata masih belum bisa memberdayakan umat. “Saya dalam hati bertanyatanya. Karena di Indonesia ini sebenarnya aset wakaf sangat banyak, tapi mengapa belum bisa digunakan untuk mengurangi kemiskinan atau meningkatkan kesejahteraan umat,” jelas Uswatun yang juga menjabat sebagai Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan
Badan Wakaf Indonesia.
Di sisi lain, Uswatun menemukan fakta, wakaf di negara-negara Timur Tengah, seperti Mesir dan Arab Saudi, ternyata berkontribusi besar pada umat. Di negara-negara tersebut, pembangunan dan berbagai sarana dan prasarana ibadah, pendidikan, dan kesehatan dibiayai dari hasil pengembangan wakaf. “Saya akhirnya mengetahui, kalau aset wakaf di negaranegara tersebut ternyata diproduktifkan. Aset wakaf
itu dikembangkan misalnya, melalui bangunan apartemen, pertokoan, atau lahan pertanian. Dan dari hasil pengelolaannya, lalu didistribusikan kepada para mauquf ‘alaih (penerima wakaf),” tambah Uswatun. Padahal, menurut Uswatun, sebenarnya Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki harta wakaf yang cukup banyak. Sehingga, seharusnya wakaf bisa sangat berperan dalam pemberdayaan ekonomi umat. Keprihatinan Uswatun
dari pengembangan atau investasi wakaf itu sendiri.” Terus terang, kata Uswatun, keberhasilan dari wakaf itu sangat tergantung pada nazhirnazhirnya. “Karena itu, langkah paling bagus adalah bagaimana mempersiapkan para nazhir ini dengan sebaik-baiknya, agar mereka kompeten,” ujarnya.
di atas itulah, antara lain, yang menyebabkan kenapa Uswatun begitu concern memperjuangkan pengelolaan wakaf produktif di Indonesia. Untuk pengembangan ekonomi masyarakat, kata dia, wakaf sangat strategis. “Di masa lalu, bahkan sampai sekarang juga, di negara-negara Islam itu, wakaf merupakan salah satu pilar ekonomi. Karena apa? Karena karakter benda wakaf
itu harus dikembangkan atau diinvestasikan,” ujarnya. Syaratnya, kata dia, pengelolaan wakaf harus profesional, bahkan mungkin nantinya harusnya bisa lebih dari pengelolaan zakat. “Karena kalau zakat, pengelolaan zakatnya itu langsung didistribusikan, sementara kalau di wakaf, benda wakafnya tetap, namun yang disalurkan adalah hasil
Prioritas utama, kualitas nazhir harus ditingkatkan. “Namun tidak bisa nazhir sendiri. Harus ada komitmen bersama antara nazhir, masyarakat, pemerintah, serta Badan Wakaf Indonesia sebagai pembina wakaf,” ujarnya. Di negara-negara Timur Tengah, kata Uswatun, pengelolaan wakaf itu sudah sangat profesional. Bahkan seorang nazhir itu merupakan suatu profesi yang tidak kalah dengan profesi lainnya.
“Karena pengembangan wakaf produktif memang harus melibatkan para ahli yang kompeten di masing-masing bidang pengembangannya. Tidak sembarang orang atau lembaga bisa menjadi nazhir, karena dia harus ahli di bidang investasi. Harus memiliki kompetensi untuk mengembangkan uang dalam bentuk investasi.” Belum terlambat bagi kita mengejar ketertinggalan itu. Setidaknya, ada Badan Wakaf Indonesia yang berperan besar dalam pembinaan wakaf di Indonesia. “Pembinaan itu dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk mencarikan jaringan wakaf. BWI mencarikan wakif yang lain, untuk mengembangkan wakaf yang nazhirnya tidak punya dana untuk mengembangkan,” tambahnya. n YS
Anak Juragan Tenun yang Menjadi Profesor Uswatun lahir di Godean, Sleman, Yogyakarta pada 19 November 1955. Ayahnya seorang pedagang dan pengusaha tenun. Masa kecil Uswatun dihabiskannya di kota gudeg itu. Ia mengaku, suka ikut ayahnya mengantar dagangan naik kereta ke beberapa kota tetangga Yogya. Uswatun bersekolah di SD Muhammadiyah Semingin dan lulus tahun 1967. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan menengah dan atasnya di Madrasah Muallimat Yogyakarta dan selesai tahun 1973. Saat masih bersekolah itu, Uswatun sudah ikut bekerja membantu usaha ayahnya. Uswatun menyelesaikan kuliahnya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta di tahun 1980. Beberapa waktu kemudian, saat berkunjung ke Jakarta Uswatun lalu melamar sebagai staf pengajar di Universitas Indonesia (UI). Ia pun diterima dan lalu mengajar beberapa matakuliah, diantaranya; Agama Islam dan Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia di FISIP UI, dan mengajar Hukum Islam; Zakat dan Wakaf di FH UI. Uswatun mengaku karirnya sebagai ilmuwan atau akademisi ini antara lain berkat arahan Bu Lik dan Pak Liknya sendiri, Prof Dr Alef Theria Wasim dan Wasim Bilal. Selain Bu Lik dan Pak Liknya, tokoh lain
yang sangat berperan dalam karirnya yang cemerlang itu adalah Prof Moh Daud Ali SH. Uswatun sendiri terus berusaha memperdalam ilmunya di bidang zakat dan wakaf, sehingga pada I985, ia mengambil Program Pascasarjana IAIN (sekarang UIN-red) Syarif Hidayatullah Jakarta. Kuliah S2-nya itu berhasil diselesaikannya pada 1990. Saat mengambil Program Doktoral di kampus yang sama, Uswatun dengan tekun melakukan penelitian tentang wakaf, baik di dalam maupun luar negeri (Arab Saudi dan Mesir). “Peranan Wakaf dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial” adalah disertasinya yang mengantarnya meraih gelar doktor pada 1997. Ia lalu banyak dipercaya mengajar pada Program Pascasarjana di beberapa perguruan tinggi, diantaranya Pascasarjana FH UI, dan Program Studi Timur Tengah dan Islam (PSSTI) UI. Kendati aktif dalam berbagai aktivitas, Uswatun mengaku selalu menomorsatukan keluarga. Ia juga akrab dengan anak-anaknya, Laily, Annisa dan Azharuddin. Dengan kedua anak perempuannya ia kadang jalan-jalan bersama, misalnya belanja ke pasar Tanah Abang. Sementara di akhir pekan, bersama sang suami, Hadi Mulyo, ia menengok anak lakilaki bungsunya di Ponpes Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan. Uswatun sendiri memiliki hobi mendengarkan musik. Ia tidak pilih-pilih musik dari genre tertentu, karena yang terpenting ia suka lagunya dan terasa enak terdengar di kuping. Bahkan, Uswatun mengaku, kalau sedang serius bekerja atau mengerjakan sesuatu makalah, musik malah yang menjadi temannya untuk membantu berkonsentrasi. n YS
Sharing edisi juni 2009 39
P E R I S T I WA
&
A N A L I S A
Menuju
Sistem Moneter Islami Saatnya sistem moneter konvensional yang kita pakai selama ini dikaji ulang.
P
Peneliti senior pada Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, Arcarya, menyodorkan data yang menarik saat berbicara dalam Islamic Economics Research Days bertajuk “Kebijakan dan Instrumen Moneter Islam dalam Dual Banking System: Teori dan Praktik�, awal bulan Mei lalu (5/5). Dalam penelitian yang dilakukan selama rentang waktu 2002 sampai medium 2008 didapat sebuah kesimpulan: suku bunga memainkan peran paling dominan terhadap laju inflasi di Indonesia dengan kontribusi sebesar 54,7 persen. Fakta ini cukup mengejutkan, mengingat selama ini interest rate menjadi instrumen terpenting pengendalian moneter dalam sistem kapitalis. Selain suku bunga, besarnya kontribusi volatilitas mata uang juga menjadi sorotan jebolan University of Pittsburgh USA ini. Dalam paparannya, exchange rate menjadi kontributor terbesar kedua terhadap kenaikan inflasi dengan sumbangan
40
Sharing edisi mei 2009
sebesar 23,2 persen. Sejak ditinggalkannya sistem Bretton Woods pada tahun 1971, praktis nilai tukar mata uang mengambang bebas dan inflasi menjadi momok yang menakutkan di setiap negara. Era Bretton Woods, dalam pandangan Ascarya, merupakan masa yang paling stabil dalam sejarah.
kemampuannya dalam menjaga konvertibilitas dolar ke emas. Akhirnya pada Agustus 1971 Amerika Serikat melakukan demonetisasi emas yang menandai berakhirnya sistem Bretton Woods. Sejak itu dunia menganut standar kertas yang sepenuhnya tidak memiliki keterkaitan dengan emas.
Sistem Bretton Woods adalah bentuk sistem moneter dengan standar tukar emas yang pernah digunakan sebagai sistem moneter internasional selama setengah dekade (1944-1971). Kesepakatan yang diteken oleh tidak kurang 46 negara yang bertemu dalam pertemuan pembentukan sistem moneter internasional baru pasca perang dunia II disebuah kota kecil yang bernama Bretton Woods (New Hampshire AS) ini bertujuan untuk mempertahankan harga emas secara baku (yakni 35 dolar AS per ons emas). Sedangkan negara-negara lain diwajibkan membakukan nilai tukar mata uang mereka terhadap dolar (yang berarti secara implisit mereka juga membakukan nilai tukar mata uangnya terhadap emas).
T Inflasi jalan
Namun defisit Amerika Serikat yang persisten membuat Amerika Serikat kehilangan banyak emas dan menurunkan
terus
Senada dengan Ascarya, pembicara lainnya, Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (PEBS UI), Yusuf Wibisono, mengatakan, semenjak diterapkannya uang kertas, pertumbuhan inflasi jauh lebih tinggi dan krisis yang dipicu oleh instabilitas sektor moneter lebih sering terjadi. Pada periode 1970-2007, telah terjadi 124 krisis perbankan sistemik, 208 krisis nilai tukar, dan 63 krisis utang pemerintah. Dari 124 krisis perbankan ini, 42 kasus diantaranya adalah twin crises (krisis perbankan dan nilai tukar) dan 10 kasus adalah triple crises (krisis perbankan, nilai tukar, dan utang pemerintah). Ascarya dan Wibisono menjadi pembicara yang paling menyedot perhatian
pengunjung dalam acara yang bertempat di Auditorium FEUI ini, selain Ketua Pengurus Pusat MES, Prof Veithzal Rivai yang didaulat sebagai keynote speaker. Acara ini adalah buah kerja sama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan PEBS FEUI.
T Moneter
Islam vis a vis konvensional
Menghadapi rentetan krisis keuangan global pasca Bretton Woods, dunia kemudian menawarkan berbagai proposal reformasi sistem moneter global. Salah satunya sistem moneter Islam. Wibisono mengatakan, kajian tentang sistem moneter Islam telah banyak dilakukan. Dalam lintasan sejarah Islam awal, sistem moneter awal Islam ditandai dengan beberapa karakteristik yang khas, Pertama, penerapan sistem uang emas (dinar) dan perak (dirham). engan sistem ini, nilai intrinsik uang sama dengan nilai nominalnya. Kedua, penerapan sistem devisa bebas. Dinar dan dirham bebas diimpor dan diekspor lintas negara, tidak ada pembatasan arus modal global. Ketiga, permintaan dan penawaran uang sematamata untuk kepentingan sektor riil, tidak ada aktivitas riba, spekulasi, dan judi. Dengan demikian, keseimbangan pasar uang adalah derived market dari keseimbangan pasar barang. Keempat, mendorong percepatan uang beredar. Hal ini terjadi karena kelebihan likuiditas tidak boleh ditimbun (kanz) dan tidak boleh dipinjamkan dengan riba. Kelima, mendorong koordinasi kebijakan fiskal-moneter dengan peningkatan penawaran agregat dan tidak ada ekspansi moneter melalui pencetakan uang baru atau defisit anggaran. Keenam, mendorong mobilisasi
dan utilisasi tabungan melalui pengembangan peluang investasi di sektor riil melalui kontrak-kontrak intermediasi. Berbeda dengan sistem moneter Islam, pondasi dasar sistem moneter konvensional adalah uang fiat. Orang-orang menerima lembaran kertas sebagai uang semata-mata karena mereka yakin bahwa orang lain juga menerimanya. Lembaran kertas ini menjadi bernilai karena ada ‘tender negara’ dan semua orang berpikir demikian. Ketika orang-orang kehilangan kepercayaan terhadap fiksi ini, mereka tidak beralih ke barter, namun mereka mengadopsi mata uang substitusi. Bahkan, orang-orang bisa beralih ke uang kertas lain yang tidak dicetak berlebihan. Selain uang fiat, ciri khas lain dari sistem moneter konvensional adalah diterapkannya fractional reserve (giro wajib minimum) dan bunga sebagai piranti utama pengendalian moneter.
T Kembali ke sistem Islam
Menurut Ascarya, sistem moneter Islam jauh lebih baik dari sistem moneter konvensional. Hasil penelitian membuktikan bahwa determinan inflasi dalam sistem moneter konvensional berupa uang fiat, suku bunga, fractional reserve, dan exchange rate menyumbang 81.4 persen inflasi di Indonesia. Menariknya, bila instrumen di atas diganti dengan determinan inflasi dalam sistem Islam, berupa profit and loss sharing (PLS) return, money supply (penawaran uang), dan single global currency, total hanya menyumbang inflasi sebesar 5,1 persen. Lebih lanjut, dosen STEI Tazkia ini memaparkan, penerapan PLS return (menggantikan interest rate) secara fantastis akan mengurangi tingkat inflasi sebesar 51,8 persen. Sementara bila exchange rate diganti
“Saatnya keberadaan institusi bunga dikaji kembali. Apakah benar bermanfaat sebagai obat penyembuh yang ampuh, ataukah malah menjadi virus potensial yang dapat menyebabkan ‘sakit moneter’ yang lebih akut.” dengan single global currency maka akan menguransi inflasi sebesar 22,9 persen. Dengan demikian, solusi jangka pendek yang mesti dilakukan adalah memperbesar pembiayaan berbasis bagi hasil di lembaga keuangan syariah. Sementara dalam jangka panjang, otoritas moneter sudah semestinya melakukan peralihan instrumen moneter dari interest rate ke PLS return based. “Saatnya keberadaan institusi bunga dikaji kembali. Apakah benar bermanfaat sebagai obat penyembuh yang ampuh, ataukah malah menjadi virus potensial yang dapat menyebabkan ‘sakit moneter’ yang lebih akut. Jangan sampai kita mempertahankan sesuatu yang kita anggap sebagai obat padahal sebenarnya racun yang mematikan,” ujarnya.
penetapan profit rate sebagai acuan dalam penetapan tingkat bagi hasil dan margin dalam pembiayaan syariah, seperti halnya interest rate di sistem konvensional. Profit rate yang dikelurkan BI akan disesuaikan berdasarkan sektoral. “Antara satu bidang bisnis dengan yang lain akan berbeda-beda karena perbedaan risiko dan usaha, sehingga tidak bisa digeneralisasi” kata Ascarya. Namun pun demikian, dosen Ekonomi Islam Universitas Trisakti meragukan efektifitas profit rate. Pasalnya, market share lembaga keuangan syariah masih sangat kecil dan nasabahnya pun mayoritas masih floating (mengambang). Jika pada satu titik profit rate tidak kompetitif, mereka akan pindah ke konvensional.
mewujudkan efektifitas profit rate, lembaga keuangan syariah mesti memperbesar market share-nya. Sehingga ketika pasar syariah ini sudah besar, nasabah loyalis pun akan semakin banyak. Implikasinya, naik turunnya suku bunga tidak lagi menggoncangkan pasar keuangan syariah. Bagaimana cara memperbesar pasar syariah? Edukasi dan sosialisasi yang massif menjadi sesuatu yang niscaya khususnya kepada pelaku usaha sebagai target utama pasar syariah. “Intinya di pelaku usaha. Paradigma mereka harus disyariahkan. Jika paradigm bersyariah sudah melekat pada mereka, saya optimis pasar syariah akan besar dan kuat sehingga tidak mudah digoyang oleh pasar keuangan konvensioanal,” kata Ascarya.
Hal yang penting juga dipikirkan adalah upaya mereformasi sistem mata uang dunia yang dianut saat ini. Uang fiat terbukti hanya menciptakan segudang masalah. Instabilitas nilai tukar yang menjadi ciri khasnya membuat Negaranegara di belahan dunia senantiasa dihantui masalah inflasi. Sebagai langkah awal, Ascarya menghimbau negaranegara yang tergabung dalam Organisasi Negara Islam untuk menyepakati mata uang bersama dengan menggunakan standar emas misalnya melalui multilateral payment agreement. Dalam bahasa Wibisono, “memperkenalkan dinar sebagai parallel currency sebagai langkah awal menuju currency union yang sesungguhnya.”
Di samping itu, untuk
n MA
T Profit rate Kabar baik berhembus dari otoritas moneter. Saat ini sedang dilakukan kajian intens Sharing edisi juni 2009 41
B I S N I S
PermataBank Syariah fokus mengoptimalkan cabang tahun ini. Best practices dari SCB Shaadiq pun diambil.
U
Untuk apa memiliki banyak kantor cabang jika kurang produktif? Cukup 10 cabang, tapi produktif sekali. Kurang lebih begitu kebijakan bisnis PermataBank Syariah tahun 2009 ini. Tahun ini, unit usaha syariah (UUS) Permata
branch. Justru yang mau kami optimalkan adalah produktifitas dari branch-branch tersebut. Kalau tiap tahun buka cabang, tapi produktivitasnya rendah, dari sisi RoI akan berat juga.” Kantor cabang DIY, dikatakan Adrian lebih fokus menyasar segmen usaha kecil dan menengah (UKM). Satu keistimewaan dibanding KCS lainnya, karena pihaknya melihat potensi yang besar di bisnis UKM daerah DIY dan sekitarnya. ”Tidak semua cabang kami fokus ke UMKM, kami coba kembangkan serius di beberapa cabang. Jika
UKM yang ada hubungan dengan Yayasan Dana Bakti Astra (YDBA). YDBA adalah sayap sosial Astra International (AI), salah satu pemegang saham Permata Bank selain Standard Chartered Bank (SCB). Yayasan ini kerjanya antara lain membina UKM-UKM agar mampu lebih dari sekadar bertahan hidup, tapi berkembang lebih besar. Nah, UKM-UKM inilah yang diminati oleh PermataBank Syariah untuk dibiayai. Bukan berarti tertutup kesempatan untuk UKM di luar binaan
Sektor UKM yang dibiayai, tidak hanya perdagangan layaknya bank lain lakukan. Juga, UKM manufaktur. Misalnya yang terkait dengan sektor pertambangan. Menurut Adrian ada juga UKM yang bisnisnya menyediakan suku cadang alat-alat pertambangan, misal rig.
T Layanan
Perbankan Syariah yang Modern
Fokus ke segmen UKM adalah salah satu tujuan dibukanya cabang di Yogyakarta dari
Cabang Optimal,
Bisnis Kian Lancar Bank telah memiliki 10 kantor cabang yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Yang terbaru adalah Kantor Cabang Syariah Yogyakarta yang diresmikan pada 22 April 2009. Produktifitas cabang dianggap lebih penting ketimbang sekadar memperluas jaringan. Soalnya, membuka cabang baru tentu memakan biaya tidak sedikit. Otomatis akan diperhitungkan kemampuannya memberi keuntungan atau return on investment (RoI). Kepala Divisi Syariah Permata Bank, Adrian A Gunadi mengatakan kepada Sharing, ”Terus terang untuk tahun ini kami fokus ke pengembangan kantor cabang yang ada. Saat ini sudah ada 10 KCS dan total 237 office channelling (OC) yang bisa digunakan. Kalau dilihat tidak kurang dari sisi
42
Sharing edisi juni 2009
berhasil kami replikasi ke cabang yang lain,” tambah Adrian.
YDBA. Yang menjadi mitra AI juga dipertimbangkan untuk menjadi prioritas.
T Low Cost, Low
Dengan strategi ini, biaya yang dikeluarkan untuk ekspansi bisnis ke UKM dianggap lebih rendah ketimbang membuka kantor kas atau unit di pelosok Nusantara. ”Bukan hanya low cost tapi aman dari sisi credit risk, karena kami tahu sumber pembiayaan itu ke mana, ke Astra. Mitigasi risikonya lebih mudah dilakukan,” terang Adrian.
Risk
PermataBank Syariah baru akan fokus ke segmen UKM mulai 2009 ini. Setahun sebelumnya bisnis UUS ini masih banyak di retail banking, produk unggulan antara lain adalah pembiayaan sepeda motor, KPR, dan pembiayaan korporasi. Kebijaksanaan masuk ke UKM ini diambil setelah mempersiapkan infrastruktur pada tahun lalu, seperti sumber daya insani (SDI), management policy, dan sebagainya. PermataBank Syariah masuk ke pembiayaan UMKM dengan hati-hati. Ini dilakukan antara lain dengan memprioritaskan
Sebagaimana diketahui beberapa bank konvensional dan bank syariah melakukan strategi berbeda. Membuka banyak gerai di pasar-pasar dan sentra UKM untuk menjaring dana nasabah pengusaha UKM dan mikro sekaligus menyalurkan pembiayaan kepada mereka.
sisi pembiayaan. Dari sisi pendanaan, PermataBank Syariah berupaya memenuhi kebutuhan nasabah dan masyarakat secara lebih luas.
Adrian mengatakan, ”Kebutuhan nasabah yang makin meningkat terhadap layanan syariah merupakan salah satu pertimbangan utama kami untuk dapat segera hadir di Yogyakarta.” Menurutnya, layanan syariah selama ini ternyata tidak saja dinikmati oleh kalangan Muslim, akan tetapi kalangan non-Muslim juga makin meminati layanan ini. ”Hal ini sesuai dengan karateristik syariah yang memang berlaku secara universal.” Beragamnya produk, kualitas layanan, dan kecanggihan teknologi yang dikemas dalam prinsip-prinsip syariah memang menjadi andalan PermataBank
Syariah. Adrian menyebutnya sebagai competitive advantages dibandingkan bank lain, baik syariah maupun konvensional. Beberapa di antara fasilitas canggih PermataBank Syariah yang belum dimiliki bank syariah lain adalah Permata Mobile Cash. Dengan fasilitas ini nasabah dapat mengambil uang di seluruh ATM Permata Bank tanpa menggunakan kartu
ATM (lihat majalah Sharing edisi Februari 2007). Kantor cabang PermataBank Syariah Yogyakarta hadir di alamat Jl Brigjend Katamso No 178 B. Tahun ini PermataBank Syariah membukukan 10 KCS, melengkapi 234 office channelling (OC) PermataBank Syariah di kantor cabang konvensionalnya. n IA
n Indikator Umum Keuangan PermataBank Syariah Indikator Net Profit Pembiayaan Pendanaan
2007 (Rupiah) 1,4 Miliar 487,9 Miliar 508,7 Miliar
2008 (Rupiah) 47,4 Miliar 1,04 Triliun 1,1 Triliun
Kenaikan/ Penurunan 46 Miliar (3285%) 553,3 Miliar (113%) 591,3 Miliar (111%)
Non Performing Loan/ NPF (pembiayaan bermasalah)
10,1%
2,9%
7,2%
Aset
711,8 Miliar
1,3 Triliun
CAR (rasio kecukupan modal)
585,84 (82%)
14,5%
Belajar dari SCB Shaddiq Sebelum di PermataBank Syariah, Adrian A Gunadi pernah berkarir di Standard Chartered Bank (SCB) Shaadiq selama dua tahun. Ia mengaku banyak yang dipelajari dari divisi syariah SCB, bank internasional asal Inggris berumur 150 tahun ini. Tidak hanya manajemen risiko, pengembangan produk, dan pengelolaan sumber daya insani PermataBank Syariah, sebut Adrian banyak mengacu ke sana. Ini tak lepas dari kepemilikan SCB, bersanding dengan Astra International (AI), atas PermataBank. Dalam setahun, PermataBank Syariah melejitkan net profit hingga 3285 persen. Kontribusi transaksi berakad murabahah dan ijarah diakui sebagai salah satu roket pendorong terkuat. Kepada Sharing, Adrian menyingkap sedikit strateginya.
T Apa yang mendorong
net profit hingga naik begitu cepat dan tinggi?
Dari sisi pembiayaan, porsi terbesar diambil transaksi berakad ijarah dan murabahah, Ijarah banyak di pembiayaan korporasi. Ada juga bilateral pinjaman dengan beberapa nasabah existing yang dimiliki Permata Bank. Mereka ternyata mulai tertarik dengan sistem syariah lewat akad ijarah ini. Atau, kita suka menyebutnya contract leasing. Mereka tertarik karena ijarah memberi keunggulan, karena off balance sheet-nya, hingga menghasilkan tax benefit untuk mereka. Kalau ijarah itu kan, mestinya tidak masuk ke buku (balance sheet) si nasabah, karena asetnya milik bank hingga transaksi selesai. Ini struktur pembiayaan yang bisa ditawarkan di perbankan
syariah tapi tidak bisa di perbankan konvensional. Jadi, kami melihat ini sebagai nilai lebih yang bisa ditawarkan perbankan syariah dibanding pembiayaan konvensional.
T Misalnya apa
transaksi ijarahnya?
Misalnya pembiayaan untuk pembelian alat berat seperti eksavator di industri pertambangan dan perkebunan.
T Mengapa tidak
memakai murabahah?
Kalau kita bikin stick murabahah, misalnya bertenor lima tahun, ada risiko pasar. Bayangkan misalnya SBI naik tiba-tiba menjadi 13-14 persen. Sementara kami
mengambil margin tetap ekuivalen hanya 12 persen, kalah dong. Kalau ijarah kan bersifat floating, tiap enam bulan sekali bisa kita review. Diturunkan atau dinaikkan sesuai kondisi pasar. Di luar negeri juga begitu mainnya. Kalau murabahah, banyak di pembiayaan modal kerja seperti alat berat untuk industri pertambangan. Di retail kami juga bermain, bekerjasama dengan FIF memberi pembiayaan sepeda motor.
T Anda bilang,
untuk manajemen risiko mengambil best practices internasional, apakah SCB?
Ya, kami banyak mengacu kepada SCB Shaadiq di Dubai. Kalau dilihat dari statistik SCB Shaadiq adalah salah satu global arranger untuk sukuk. Dia juga termasuk satu dari tiga bank yang ditunjuk oleh pemerintah kita untuk menerbitkan sukuk dalam USD yang berhasil meraup USD 650 Juta kemarin. Dalam kondisi krisis global seperti ini, ini merupakan satu kelebihan SCB Shaadiq. Sehingga, kami gunakan sebagai benchmark. Dari SCB Shaadiq, kami belajar tidak hanya manajemen risiko, pengembangan SDI kami banyak mengacu ke sana. Banyak dari tim kami yang belajar langsung ke kantor SCB Shaadiq di Dubai dan Malaysia. n Sharing edisi juni 2009 43
C S R
Eranya CSR
Kini Berkelanjutan CSR bukan sekadar menjadi sinterklas yang datang sekalisekali. Program CSR berkelanjutan mulai dilirik korporasi di Indonesia.
P
Pemilu legislatif tinggal menghitung hari, tiba-tiba air bah melanda Desa Gintung, Tangerang, Banten, 27 Maret 2009. Seperti biasa jika terjadi bencana di Tanah Air, bantuan deras mengalir. Kardus-kardus bekas mie instan dan air mineral dalam botol pun betebaran di sekitar daerah bencana. Lembaga zakat, korporasi, lembaga swadaya masyarakat, apalagi calon legislatif dan partai politik berbondong ke daerah bencana memberi sumbangan. Dua bulan lebih bencana berlalu, siapa dari pemberi bantuan tersebut yang masih membantu di sana? Mungkin hanya beberapa. Dompet Dhuafa (DD) misalnya, sejak hari pertama bencana telah membangun rumah darurat semi permanen di sana. Hingga kini rumah masih terus dibangun, juga fasilitas kehidupan lain sumber air dan taman pendidikan untuk anak. Menurut Direktur Eksekutif DD, Ahmad Juwaini dalam seminar zakat perusahaan di Jakarta, bulan lalu, memberi bantuan kini tidak lagi
44
Sharing edisi juni 2009
sekadar charity sesaat, tapi berkelanjutan (sustainable). Tren Corporate Social Responsibility (CSR) korporasi di dunia dan Indonesia mulai bergeser ke arah CSR berkelanjutan. Jika beberapa tahun lalu, sumbangan hanya datang sekali-sekali dalam bentuk bakti sosial atau reaksi cepat tanggap ketika bencana, maka kini difokuskan pada upaya memulihkan kehidupan sosial yang berantakan akibat bencana. Dalam konteks lebih luas, CSR berkelanjutan tidak hanya berkait dengan bencana, tapi masyarakat umum.
T Kemitraan
dengan petani
Unilever Peduli misalnya. Sayap CSR raksasa Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia ini sejak 2002 telah menjalin kemitraan dengan petani kedelai hitam di Pulau Jawa. Unilever membeli langsung kedelai hitam, bahan baku untuk kecap Bango, salah satu brand Unilever terkuat. Kemitraan dilakukan dengan pembinaan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Kemitraan ini menguntungkan kedua belah pihak. Di sisi petani kedelai, ada jaminan beli langsung dari pabrik kecap. Di sisi Unilever, dengan bantuan pembinaan dari UGM, kualitas kedelai hitam lebih terjaga
yang berimbas pada kualitas produk kecapnya (Lihat Sharing edisi Maret 2007). Kemitraan dengan petani juga dilakukan korporasi lain. Misalnya Telkomsel di Bantul, DIY pada Maret 2009. Telkomsel memberikan bantuan bergulir senilai Rp450 juta bagi pembangunan Kampung Bebek di Bantul, Yogyakarta. Dana sebesar itu digunakan untuk membangun 48 kandang dan pemberian 2.640 ekor bebek. Direktur Keuangan Telkomsel, Triwahyusari, mengatakan, “Program ini merupakan pemberdayaan bagi masyarakat dari 24 keluarga, dengan kegiatan yang kemahiran pokoknya telah dimiliki, yaitu pemeliharaan unggas bebek.�
T CSR pendidikan Memperingati hari pendidikan
nasional (2 Mei 2009), PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) kembali memberi bantuan renovasi sejumlah sekolah dan pemberian perangkat komputer sebagai program corporate social responsibility (CSR) di bidang pendidikan. Menurut siaran pers Excelcomindo Pratama bertanggal 6 Mei 2009, XL merenovasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Falah di Desa Cikaret, Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Menariknya, kegiatan ini justru dilakukan oleh para karyawan XL yang tergabung dalam Majlis Taklim XL. “Kami senang bisa membantu membangun kembali sekolah yang sudah berdiri sejak 1955 ini. Semoga apa yang disumbangkan karyawan XL kelak bisa membantu kemajuan desa ini,� kata Hira Kurnia, pimpinan rombongan karyawan
XL. HSBC mengadakan “HSBC Kita English Teaching” di SDN Kaliasin 8 Surabaya sejak 28 Maret 2009. Program ini mengajarkan bahasa Inggris kepada siswa kelas 4 dan 5 SD tersebut tiap pekan ketiga dan keempat. Menurut VP Personal Banking and Branch Manager HSBC Surabaya Liza Chunady, program English teaching ini akan berkesinambungan setiap pekan ketiga dan pekan keempat bagi siswa kelas 4 dan 5 di SD tersebut.
batang bibit coklat dan 400 batang bibit rambutan ditanam. CSR lingkungan berupa penanaman pohon juga dilakukan oleh PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) pada 22 April 2009 di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Cianjur, Jawa Barat. Pilihan lokasi TNGPP karena taman nasional ini berfungsi sebagai daerah resapan air yang sangat penting untuk beberapa daerah di sekitarnya, seperti Jakarta, Bogor, Depok,
selesai membangun Rumah Gemilang Indonesia (RGI). RGI adalah wahana pendidikan berasrama terpadu untuk anakanak dhuafa. Bangunan RGI sendiri terletak di Sawangan, Bogor, Jawa Barat. Tak jauh dari RGI, Dompet Dhuafa punya cita-cita membangun Zona Madani. Ini adalah kawasan pengembangan masyarakat dalam radius sekitar 5 km. Di dalam kawasan tersebut, akan terdapat banyak program pemberdayaan DD, seperti pendidikan, kesehatan, pengembangan kewirausahaan,
”Problema masyarakat adalah sebuah problem yang kompleks. Antara satu masalah dengan yang lain seringkali berkait”. Jadi menurutnya sudut pandang CSR kini mestinya tidak melulu terpecah dalam satu bidang seperti lingkungan, pendidikan, dan kesehatan. Tapi berpadu dalam satu konteks kehidupan.”
Pengajar bahasa Inggris tidak diambil dari guru bahasa Inggris profesional, tapi karyawan HSBC sendiri. Program English teaching ini sebelumnya sudah dilakukan Kantor Pusat HSBC Jakarta dan kantor cabang Medan serta Semarang. Selain memberi pengajaran Bahasa Inggris, HSBC juga menyiapkan bantuan bagi perbaikan sarana dan prasarana belajar di SDN Kaliasin 8. Bantuan yang diberikan adalah buku-buku untuk perpustakaan dan juga komputer yang dilengkapi fasilitas internet.
T CSR lingkungan Pertamina Terminal Transit BBM Teluk Kabung melakukan penanaman ribuan pohon di Sumatera Barat, 31 Maret 2009. Dipimpin langsung oleh Operation Head Terminal Transit BBM Teluk Kabung, Untung Imam K, sebanyak 2.350 tanaman yang terdiri dari 1.000 batang bibit Mahoni, 450 batang bibit mangga, 400
Tangerang, dan Bekasi.
dan sebagainya.
Sebanyak 500 pohon ditanam di lahan TNGPP seluas 1 hektar. Penanaman ini ditujukan untuk mengaktifkan kembali fungsi hutan sebagai penyuplai oksigen, mengurangi polusi udara dan ikut membantu perekonomian warga sekitar TNGPP, selain itu kegiatan ini pun turut membantu melestarikan jenis-jenis pohon yang sudah terbilang langka seperti Saninten yang kini bibitnya sulit dicari atau Rasamala yang berguna untuk obat obatan, parfum dan daunnya yang muda dapat dikonsumsi.
Zona Madani masih sebatas rencana. Dalam sebuah seminar di Jakarta, bulan lalu, Direktur Eksekutif DD, Ahmad Juwaini mengatakan, “Problema masyarakat adalah sebuah problem yang kompleks. Antara satu masalah dengan yang lain seringkali berkait”.
T CSR terpadu berkesinambungan Menanam pohon, sumbangan pendidikan, dan pemberdayaan petani atau UKM adalah beberapa program CSR berkelanjutan dari korporasi. Lembaga Amil Zakat (LAZ) punya beberapa program berkelanjutan dalam bentuk yang lebih terpadu. Al Azhar Peduli Ummat misalnya, telah
Jadi menurutnya sudut pandang CSR kini mestinya tidak melulu terpecah dalam satu bidang seperti lingkungan, pendidikan, dan kesehatan. Tapi berpadu dalam satu konteks kehidupan. Oleh karena itu, CSR dalam Islam merupakan bagian integral dari suatu sistem sosial ekonomi masyarakat. CSR adalah faktor indogenus, bukan eksogenus, bagi suatu lembaga bisnis sekalipun dan dengan demikian akan menjadi kegiatan yang terus menerus dilaksanakan oleh lembaga bisnis tersebut untuk dapat ikut mewujudkan perannya sebagai rahmatan lil’alamin atau pembawa kebaikan bagi siapapun tanpa kecuali . n IA Sharing edisi juni 2009 45
P E N D I D I K A N
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jurusan
Keuangan Islam-nya Makin Diminati “Kita memang membatasi jumlah mahasiswa dengan pertimbangan melihat hasil output yang bagus. Jadi tidak terlalu banyak. Percuma kalau terlalu banyak tapi tidak berkualitas.”
S
Semakin berkembangnya lembaga keuangan syariah (LKS) mengundang minat calon mahasiswa untuk belajar ekonomi syariah terutama keuangan Islam. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang diminati calon mahasiswa. Tahun lalu, tak kurang dari 600 calon mahasiswa mendaftar di Program Studi (prodi) Kuangan Islam (KUI) Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari jumlah pendaftar tersebut, yang diterima sekitar 150 mahasiswa yang terbagi dalam tiga kelas. Munculnya ide membuka prodi KUI dirintis sejak tahun 1997. Proses persiapan memakan waktu selama tiga tahun, termasuk mempersiapkan kurikulum, tenaga pengajar
46
Sharing edisi juni 2009
hingga perangkat pendukung lainnya. Pada tahun ajaran 1999/2000, perguruan tinggi ini memperoleh izin pembukaan KUI dan mulai menerima pendaftaran calon mahasiswa.
mendatang, direncanakan akan ditambah satu kelas lagi, menjadi empat kelas. Ini berarti calon mahasiswa yang diterima di prodi KUI akan meningkat dibanding tahun sebelumnya.
“Prodi KUI itu lahir dari rahim Muamalah. Hukum Dagang itu hanya menyangkut aspek normatif. Padahal, selain aspek normatif, juga ada yang menyangkut perilaku perdagangan itu sendiri. Dari situlah muncul ide membuka KUI,” ujar Kepala Jurusan Prodi KUI, Drs A Yusuf Khoiruddin SE MSi, yang ditemui Sharing di ruang kerjanya.
“Kita memang membatasi jumlah mahasiswa dengan pertimbangan melihat hasil output yang bagus. Jadi tidak terlalu banyak. Percuma kalau terlalu banyak tapi tidak berkualitas,” ujar Yusuf lagi.
Prodi KUI merupakan salah satu jurusan yang paling diminati di UIN Sunan Kalijaga. Dalam setiap pendaftaran calon mahasiswa, prodi KUI menempati urutan kedua atau ketiga setelah Fakultas Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) yang mencetak calon guru. Sedangkan di Fakultas Syariah, prodi KUI paling tinggi menyedot minat calon mahasiswa. Untuk tahun ajaran yang sudah berjalan, prodi KUI terbagi atas tiga kelas, yang masingmasing kelas terdiri dari 50 mahasiswa. Untuk tahun ajaran
T Tiga konsentrasi Rencana ke depan, kata Yusuf, prodi KUI akan terbagi dalam beberapa konsentrasi. Selain keuangan Islam, rencananya akan ditambah dua konsentrasi lagi yakni manajemen dan akuntansi Islam. Saat ini masih dalam proses pembuatan kurikulum, mempersiapkan tenaga pengajar dan mengurus izin baik ke Departemen Agama maupun ke Departemen Pendidikan. Rapat internal juga terus menerus dilakukan untuk rencana tersebut. Diharapkan, tahun depan hal itu sudah bisa direalisasikan. Masalah sumber daya manusia (SDM) memang menjadi salah satu kendala untuk pengembangan prodi ini.
Jumlah dosen pengajar belum mendukung untuk dilakukan pengembangan. Sebagai institusi negeri, merekrut dosen baru tidaklah sederhana seperti yang dilakukan di perguruan tinggi swasta. Namun harus melalui mekanisme penerimaan pegawai negeri. Pengembangan baru bisa dilakukan jika jumlah tenaga pengajarnya memadai dan mempunyai kulifikasi dengan konsentrasi yang akan ditambah. Yusuf tidak menyangkal adanya pendapat yang mengatakan bahwa kualitas dosen pengajar di jurusan keuangan Islam pada umumnya belum memadai. Di prodi KUI sendiri, tenaga pengajarnya 90 persen adalah lulusan dari ekonomi umum. Memang ada
masyarakat luas. Selain itu, melalui prodi ini diharapkan lahir tenaga/analis yang andal dan trampil dalam keuangan syariah. Untuk itu, proses pembelajaran harus didukung dengan laboratorium sebagai tempat praktik. Berangkat dari hal tersebut, dalam waktu dekat akan dibuka bank mini yang juga akan dimanfaatkan sebagai laboratorium mahasiswa. Rencananya, pihak UIN akan bekerja sama dengan lembaga keuangan syariah skala nasional. Namun Yusuf belum bersedia menjelaskan LKS yang akan diajak kerja sama tersebut karena belum ditetapkan. kebijakan dari pihak universitas mengarahkan dosen pengajar agar melanjutkan studi yang mengarah ke ekonomi Islam dengan memberikan beasiswa. Sayangnya, tidak semua dosen memanfaatkan fasilitas itu. Tentang keluhan LKS, bahwa lulusan jurusan keuangan Islam belum benar-benar siap pakai, Yusuf mengatakan hal itu tidak sepenuhnya salah dari perguruan tinggi. Idealnya, agar para alumni siap pakai dan bisa diterima di LKS yang ada, setidaknya harus dibarengi dengan ketrampilan tambahan. Misalnya mengikuti short course praktik keuangan syariah, yang nantinya akan mendapat sertifikat. Sertifikat tersebut bisa menjadi nilai tambah dalam melamar kerja di LKS. “Mereka harus bijak dengan menambah ilmu dan wawasan,� tuturnya.
T Pemutakhiran kurikulum
Yusuf memaparkan, kurikulum di prodi KUI selalu di-update, paling tidak dalam dua tahun sekali. Jika ada mata kuliah yang sudah out of date, akan
dievaluasi dan diganti dengan mata kuliah baru sesuai dengan kebutuhan zaman. Mahasiswa harus menempuh paling tidak 155 SKS (sistem kredit semester) untuk bisa menyelesaikan studi. Untuk periode selanjutnya, direncanakan jumlah SKS akan disusutkan menjadi 150 SKS saja dengan pertimbangan melihat perguruan tinggi lain yang bisa meluluskan mahasiswa dalam waktu empat tahun.
secara formal terintegrasi dengan kurikulum, yaitu berupa praktik komputer dan praktik kerja lapangan (PKL). Praktik komputer yang diajarkan adalah pengenalan komputer aplikasi, komputer akuntansi, dan komputer pengambilan keputusan. Secara informal, dilakukan dengan sinergi antara jurusan dengan mahasiswa yang didukung ketrampilan mahasiswa itu, misalnya dengan mengambil short course atau ikut kegiatan
Saat ini sudah berdiri baitul maal wa tamwil (BMT) Sunan Kalijaga yang dimiliki oleh Fakultas Syariah. BMT ini dikelola dan dikembangkan dengan orientasi sebagai lembaga keuangan mikro alternatif masyarakat untuk mendapatkan layanan jasa keuangan. Selain itu, mahasiswa juga dilibatkan dalam penyaluran produk pembiayaan kepada nasabah yang sekaligus menjadi tugas PKL. BMT ini menyediakan jasa keuangan untuk masyarakat ekonomi menengah
Pada tahun 2005, prodi KUI mendapat akreditasi status A dari Diknas. Di antara lulusan Fakultas Syariah, lulusan prodi KUI-lah yang satu-satunya mendapat gelar SEi berdasarkan surat keputusan dari Diknas pada tahun 2000 lalu.
Pada tahun 2005, prodi KUI mendapat akreditasi status A dari Diknas. Di antara lulusan Fakultas Syariah, lulusan prodi KUI-lah yang satusatunya mendapat gelar SEi berdasarkan surat keputusan dari Diknas pada tahun 2000 lalu. Untuk membekali mahasiswa dengan ketrampilan, ada dua cara yang dilakukan. Pertama,
yang diselenggarakan Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (Fossei).
ke bawah, juga untuk dosen dan karyawan.
T Bank mini segera beroperasi Prodi KUI sendiri mempunyai kepentingan untuk mempelopori tumbuh dan berkembangnya ekonomi Islam yang secara konseptual masih belum maksimal dipahami oleh
n SM
Sharing edisi juni 2009 47
T E L A A H
Neoliberalisme Oleh: Rizqullah
B
Belakangan ini kata neoliberalisme kembali menjadi bahan pembicaraan publik terutama sejak SBY menetapkan Boediono sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden untuk periode 2009-2014 yang akan datang karena Boediono dianggap selama ini sebagai penganut faham neoliberal. Tak urung faham tersebut menjadi alat untuk melemahkan posisi lawan politik dan mendikotomikannya dengan faham kerakyatan yang usung oleh ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden. Publik mempersoalkannya seolah-olah neoliberalisme itu barang haram dan kerakyatan itu barang halal sehingga yang pertama harus dijauhi sepenuhnya dan yang terakhir harus diikuti sepenuhnya tanpa lebih dahulu mengetahui dan memahami apa dan bagaimana isi keduanya. Tulisan ini terutama mengulas faham neoliberal yang menjadi bahan perdebatan publik diberbagai media cetak dan elektronik seperti milis dan bagaimana Islam mensikapinya. 1
Konsensus Washington:
Washington Consensus pada awalnya diperkenalkan oleh John Williamson yang menggagas sepuluh butir kebijakan ekonomi sebagai resep standar yang disepakati oleh Bank Dunia, Dana Moneter Internasional dan Departemen Keuangan Amerika, yang ketiganya
48
Sharing edisi juni 2009
bermarkas di Washington, untuk negara-negara berkembang di Amerika Latin yang mengalami krisis ekonomi pada waktu itu. Kesepuluh butir kebijakan ekonomi tersebut yaitu*): 1). Defisit anggaran untuk menjaga stabilitas harga dan ekonomi makro sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi. 2). Realokasi pembelanjaan pemerintah dari sektor-sektor yang kurang ekonomis ke sektor-sektor yang memiliki potensi meningkatan distribusi pendapatan seperti kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. 3). Reformasi perpajakan untuk memperluas obyek pajak. 4). Liberalisasi sektor keuangan dengan suku bunga yang ditentukan oleh pasar. 5). Penyatuan nilai tukar mata uang pada tingkat yang kompetitif untuk mempercepat pertumbuhan ekspor. 6). Pembatasan perdagangan secara kuantitatif diganti dengan penetapan tarif. 7). Menghapus berbagai hambatan bagi masuknya penanaman modal langsung. 8). Privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara. 9). Penghapusan berbagai peraturan yang membatasi masuknya pemain baru atau tingkat persaingan. 10). Sistem hukum harus menjamin hak-hak kepemilikan dan berlaku bagi sektor informal. Dari kesepuluh butir kebijakan ekonomi tersebut, yang paling mendekati faham neoliberal menurut penggagasnya, John Williamson, adalah butir tentang privatisasi perusahaanperusahaan milik negara, dengan tujuan terutama untuk
meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan tersebut. Menurutnya, penolakan terhadap privatisasi tersebut lebih disebabkan oleh prosesnya yang korup dan hak monopoli yang masih dinikmati oleh perusahaan hasil privatisasi sementara regulasi yang ada tidak memadai untuk melakukan kontrol terhadap keduanya. Neoliberalisme adalah faham ekonomi yang muncul dipenghujung abad ke-20 dan pada dasarnya merupakan kelanjutan dari faham liberal tetapi dengan pengaruh teori ekonomi neoklasik. Faham liberal yang mendominasi negara-negara didunia sejak akhir perang dunia II sampai dengan tahun 1970-an, berpendapat perlunya suatu perencanaan ekonomi yang dapat menghindari terulangnya kembali depresi besar pada tahun 1930-an, yaitu dengan mengatur perdagangan bebas berdasarkan nilai tukar tetap yang ditentukan oleh pemerintah dan mata uang dolar AS sebagai patokannya yang dapat ditukar dengan emas pada harga tetap. Faham ini beranggapan bahwa kesejahteraan ekonomi akan dicapai dengan menerapkan sistem pasar bebas tetapi dengan campur tangan pemerintah dan memberikan ruang gerak sangat besar bagi para memilik modal sebagai penggerak utama ekonomi. Faham liberal ternyata menghasilkan akumulasi kapital dari pemilik modal, meningkatkan pengangguran dan inflasi yang
dan Pendekatan Islam berkepanjangan dan akhirnya kolaps. Faham ini kemudian diperbaiki dan diganti dengan neoliberalisme. Prinsip dasarnya inti dari faham neoliberal ini adalah perdagangan dan pasar bebas dengan tujuan agar semua negara dapat menikmati keuntungan dari meningkatnya taraf hidup melalui perbaikan arus investasi dan perdagangan antar negara tersebut. Faham neoliberal mensyaratkan adanya pengalihan sebagian peran pemerintah kepada swasta dalam rangka efisiensi birokrasi dan perbaikan ekonomi. Krisis ekonomi global selama tahun 1980-an dan runtuhnya blok komunis pada akhir tahun 1980-an telah memicu timbulnya kritik atas campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi dan sekaligus munculnya dukungan terhadap kebijakan reformasi pasar bebas. Beberapa negara komunis seperti Yugoslavia dan China mulai menerapkan faham neoliberal dalam kebijakan ekonominya. Sejak itu, faham neoliberal telah banyak merubah tatanan ekonomi dunia dan ekonomi China sekarang telah menjadi salah satu yang terkuat dan terbesar di dunia setelah menganut ekonomi pasar terbuka. 2
Pendekatan Islam:
Semasa pemerintahan Nabi Muhammad SAW di Medinah suatu ketika pernah terjadi kenaikan harga-harga barang dipasar dan beliau diminta
oleh sahabatnya untuk turun tangan dan menetapkan harga tetapi beliau menolaknya dengan alasan bahwa pasarlah yang menentukan harga. Beliau hanya akan turun tangan bilamana didalam pasar tersebut telah terjadi kecurangan, praktek penimbunan barang dan praktik-praktik lainnya yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ini artinya, didalam menjalankan pemerintahan dan perekonomian, Nabi Muhammad juga menganut faham ekonomi pasar. Pemerintah hanya berperan untuk memastikan agar para pelaku pasar menerapkan nilainilai moral dan etika didalam menjalankan kegiatannya sehingga pasar dapat berjalan dan berkembang secara alamiah. Beliau bahkan memberi perumpamaan bahwa pasar itu ibarat masjid, dimana siapa yang datang lebih dahulu maka dialah yang akan memperoleh keuntungan lebih dahulu pula. Dengan demikian, apakah ekonomi pasar bebas sebagai ciri utama faham neoliberal itu sepenuhnya salah atau tidak Islami? Bukankah faham neoliberal juga masih mengakui adanya peran pemerintah sekalipun minimal? Yang menjadi persoalan adalah bahwa ekonomi pasar bebas tersebut telah dipraktikkan secara kebablasan dalam arti bebas menggunakan cara apapun untuk memperoleh keuntungan finansial yang sebesar-besarnya. Prinsip menghalalkan segala cara inilah yang sebenarnya menyebabkan timbulnya kekacauan dan ketidakadilan ekonomi.
Sebagai agama universal, Islam bukanlah agama yang eksklusif tetapi inklusif. Ajarannya bersifat terbuka dan berlaku untuk siapa saja yang mau mengikutinya. Oleh karenanya kegiatan ekonomi dan sosial sebagai bagian dari kegiatan hubungan antar manusia seharusnya tidaklah lagi tertutup atau dibatasi oleh aturan wilayah atau negara. Kalaupun diperlukan adanya aturan disuatu wilayah atau negara, maka hal itu sematamata untuk memudahkan, bukan menghambat, kegiatan ekonomi itu sendiri. Dengan semakin terbukanya suatu negara bagi negara lain maka dunia akan menjadi satu kesatuan. Manusia dan barang telah semakin bebas keluar masuk dari satu negara ke negara lain seperti yang telah terjadi di Eropa dan sedang terjadi di negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Keadaan ini yang lazim kita kenal dengan globalisasi. Jadi, globalisasi yang sering diidentikkan dengan faham neoliberal sebenarnya sejalan dengan ajaran Islam yang bersifat universal. Kata universal itu sendiri artinya setali tiga uang dengan kata global. Yang menjadi persoalan adalah bahwa proses globalisasi itu dilaksanakan tanpa memperhatikan nilai-nilai moral dan agama sehingga yang terjadi adalah pemaksaan kehendak atau eksploitasi oleh yang berkuasa kepada yang lemah. Keserakahan dan kepentingan duniawi mendominasi akal sehat setiap pelaku ekonomi didalam menjalankan kegiatannya
sehingga yang terjadi adalah kerusakan ekonomi dan sosial seperti meningkatnya kemiskinan, pengangguran dan perilaku masyarakat yang menyimpang dan sebagainya. Yang terjadi juga adalah yang kuat menekan yang lemah. Persaingan akan selalu berakhir pada kemenangan satu pihak atas kekalahan pihak lain. Globalisasi yang sebenarnya merupakan suatu keniscayaan telah menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar penghuni bumi ini karena pelaksanaannya menggunakan cara-cara dan alat-alat yang tidak sesuai dengan tujuan dari globalisasi itu sendiri. Neoliberalisme sering juga diidentikkan dengan globalisasi karena dinilai sama-sama pro pasar bebas. Seharusnya, selama sistem perdagangan dan pasar yang dipakai itu masih memberikan ruang gerak kepada pemerintah untuk ikut mengontrol dan mengoreksi penyimpangan yang terjadi agar tujuan mensejahterakan rakyat tercapai dengan caracara yang etis, maka kita harus menerima sistem itu tanpa harus terjebak dengan istilah neoliberal atau globalisasi yang berkonotasi atau diartikan secara negatif. Wallahu a’lam bissawab.
*) The Washington Consensus as Policy Prescription for Development John Williamson, Senior Fellow, Institute for International Economics, Ceramah tentang �Practitioners of Development� disampaikan pada Bank Dunia tgl. 13 Januari 2004. Sharing edisi juni 2009 49
M U LT I M E D I A
Memanfaatkan
Wikipedia Secara Optimal
Ensiklopedia terlengkap di dunia bukanlah berbentuk cetak, tapi digital. Apa itu Wikipedia? Bagaimana kita bisa memanfaatkannya secara optimal?
W
Wikipedia, seringkali dianggap sebagai salah satu kesuksesan era web 2.0. Malah, bisa dikatakan pembeda paling kentara antara web 2.0 dan web 1.0 adalah Wikipedia. Pembeda itu terletak pada kerja kolaboratif siapa saja di Wikipedia untuk menyusun bongkah demi bongkah batu bata hingga menjadi satu bangunan utuh pengetahuan. Di sisi end user atau pengguna, Wikipedia adalah gudang informasi berbentuk ensiklopedia. Tidak hanya makna sebuah kata, juga konteksnya, relasinya dengan banyak kata lain, dan asal-usul kata tersebut. Hampir semua orang yang memanfaatkan internet tahu kemana harus mencari arti sebuah kata atau istilah.
50
Sharing edisi juni 2009
T Formula 1
Menurut Orang Sunda
Sistem yang dibangun atas kolaborasi jutaan orang di dunia cenderung berkembang cepat. Sejak awal, pendirian Wikipedia memiliki tujuan jelas. Seperti dikatakan Jimmy Wales, pendiri Wikipedia, Wikipedia adalah “Sebuah usaha untuk menciptakan dan menyebarkan sebuah ensiklopedia multibahasa berkualitas tertinggi kepada setiap orang di planet ini dalam bahasa mereka masingmasing”. Namun tidak serta merta tujuan multibahasa itu tercapai. Bertahap, sesuai sifatnya yang terbuka (open source), jutaan orang terlibat mengembangkan Wikipedia. Termasuk menjadikannya multibahasa. Kini, tidak hanya ada Wikipedia bahasa Indonesia di alamat: http://id.wikipedia.org. Wikipedia juga bisa diakses dalam bahasa Sunda (http:// su.wikipedia.org), bahasa Jawa (http://jv.wikipedia.org), bahasa Bugis (http://bug.wikipedia. org), dan bahasa Banyumasan
(http://map-bms.wikipedia.org). Menarik bukan? Jika mau tahu penjelasan “Formula 1” (The FIA Formula One World Championship) dari bahasa Inggris atau Indonesia sudah biasa. Cobalah yang bahasa Sunda. “Formula 1 (Formula Hiji, F1, Formula One, atawa Formula Hiji), atawa lengkepna Kajuaraan Dunya FIA Formula Hiji (dina basa Inggris: The FIA Formula One World Championship) mangrupakeun salahsahiji kajuaraan balap mobil paling bergengsi di dunya. Kajuaraan ieu tos dimimitian ti taun 1950. F1 mangrupakeun hijihijina olahraga balap anu nami besarna tiasa nyaingan maenbal di sababaraha nagara di dunya. Mobilmobil anu berkompetisi di F1 mangrupakeun mobil-mobil balap husus anu tiasa ngalaju dina kecepatan anu leuwih ti 300km/j” Sayang belum banyak informasi bisa disajikan Wikipedia dalam bahasa Sunda ini. Untuk kategori otomotif saja, terhitung baru satu entri, yaitu “Formula 1” ini di link:
di Indonesia, Wikipedia Nusantara. Hingga kini, lokakarya tersebut masih menjadi salah satu rujukan utama tentang Wikipedia dan kebijakan-kebijakan penggunaannya. Secara umum, tidak sulit memanfaatkan Wikipedia. Dimulai dari fungsi dasar Wikipedia, kolaborasi pengetahuan menjadi kumpulan pengetahuan (collective intelligent). Untuk dapat berpartisipasi dalam Wikipedia, tentu kita harus membuka akun (user id) dulu. Tidak sulit layaknya membuat email biasa. Setelah memiliki akun, tinggal masuk (log in) dan bebas melakukan hal-hal seperti: menambah referensi, merapikan halaman, membuat halaman baru, dan mengalihkan halaman.
T Membuat istilah baru Pakar online strategy asal Indonesia, Nukman Lutfie berulangkali mengingatkan perlunya Wikipedia dalam kehumasan di dunia maya (online public relations). Dasar pemikirannya sederhana, misal bagi perusahaan, ketika orang mencari informasi tentang produk perusahaan tersebut, dan ia menuju Wikipedia atau Google, akan mudah ditemukan acuannya.
http://su.wikipedia.org/wiki/ Formula_1.
T Bagaimana
menggunakan Wikipedia?
Tidak banyak yang tahu bagaimana menggunakan Wikipedia. Sosialisasi telah dilakukan berkali-kali oleh komunitas Wikipedia Nusantara maupun Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Depkominfo).
Yang terakhir adalah Indonesia Information and Communication Technology Awards 2008 (INAICTA2008), pada bulan Agustus. Diselenggarakan lokakarya mengenai Wikipedia secara global dan perwakilannya
Majalah Sharing misalnya. Tentang majalah ini juga bisa dilihat di Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/ Majalah_sharing).Tentu saja berhubungan dengan topik yang diulas di majalah ini, seperti ekonomi syariah. Di wikipedia juga terdapat penjelasan atas istilah ini. Siapa saja bisa membuat entri wikipedia untuk kepentingan kehumasan ini. Caranya mudah, setelah memiliki akun, meluncurlah ke halaman Sharing edisi juni 2009 51
r Kapan Wikipedia Berdiri? Wikipedia dimulai pada 15 Januari 2001 oleh Jimmy Wales, Larry Sanger, dan beberapa kolaborator antusias bahasa Inggris. Kini ada 13.000 kontributor aktif yang mengerjakan 7.000.000 artikel dalam lebih dari 250 bahasa. Saat ini terdapat 103.759 artikel dalam bahasa Indonesia; setiap harinya ratusan ribu pengunjung dari seluruh dunia membuat puluhan ribu suntingan dan membuat ribuan artikel baru di Wikipedia berbahasa Inggris. Semua teks dalam Wikipedia, dan kebanyakan gambar serta isi lainnya, dilindung oleh GFDL. Kontribusi tetap merupakan hak dari pembuatnya, sementara izin GFDL
http://id.wikipedia.org/wiki/ Wikipedia:Memulai_halaman_ baru. Di kotak (tengah atas halaman) yang tersedia tinggal ketikkan nama entri yang diinginkan. Misal “Majalah Sharing”. Setelah mengklik “Buat Halaman Baru”, tinggal menambahkannya dengan informasi yang dibutuhkan.
T Menyunting istilah baru
Ketika menemukan halaman untuk “Ekonomi Syariah” di Wikipedia, kita dapat menyunting informasi yang ditayangkan. Ini juga sebenarnya bisa menjadi salah satu strategi kehumasan di dunia maya. Untuk kepentingan Majalah Sharing misalnya, dengan menyunting halaman entri untuk “Ekonomi Syariah”, dan menempatkan taut (link) ke entri “Majalah Sharing” di Wikipedia atau link blog dan situs majalah Sharing, sudah membuka satu lagi peluang bagi makin tersiarnya majalah ini di dunia maya. Menyunting entri di Wikipedia mudah, tinggal mengklik tab “sunting” di bagian atas (atau link “sunting” di sebelah kanan atau bawah) sebuah halaman Sharing edisi mei 2009 52
entri. Setelah itu kita akan menemukan halaman editor what you see what you get (WYSWYG). Yang terbiasa menulis di blog tidak akan kesulitan menggunakan halaman editor ini. Tinggal menulis layaknya di aplikasi pengolah kata seperti MS Word. Jika kita tidak yakin akan apa yang kita tulis. Tenang saja, karena sistem Wikipedia bisa tidak menayangkannya. Alihalih, kita bisa memilih ”bak pasir”. Tinggal mengklik tab ”bak pasir” setelah menyunting. Hanya yang bersangkutan dapat melihat halaman yang telah disunting dengan fasilitas ”bak pasir” ini. Kolaborasi atau gotong-royong memungkinkan Wikipedia bisa amat berguna seperti sekarang. Kolaborasi dalam ajaran Islam hanyalah boleh dilakukan untuk tujuan baik. Seperti disebutkan dalam Surat Al Ma’idah ayat 2: ”...Saling menolonglah dalam al-Birr dan at-Taqwa (kebajikan, kebenaran, dan kesalehan), tetapi janganlah saling menolong dalam dosa dan pelanggaran...”.
memastikan isinya akan tetap dapat didistribusikan secara gratis dan memungkinkan untuk direproduksi. Wikipedia merupakan merek dagang dari Wikimedia Foundation, Inc. yang juga telah membuat keseluruhan keluarga Wikipedia, antara lain Wikiquote, Wiktionary, Wikisource, Wikibooks dan Wikinews. Sama seperti di Wikipedia, siapa saja dapat menyunting dan menyumbangkan pengetahuan di bidang yang diminati.
n Nupedia Sebelum ada Wikipedia, telah ada Nupedia, ensiklopedia di internet yang bebas dibaca tapi tidak bebas disunting. Nupedia diluncurkan pada 9 Maret 2000, dihentikan pada September 2003. Salah satu pembeda dengan Wikipedia adalah kontributornya. Jika di Wikipedia siapa saja boleh menyunting (membuat atau merevisi informasi), di Nupedia hanya penyandang gelar S3 (doktor) yang boleh melakukan itu. Justru, Wikipedia awalnya sekadar proyek pendamping Nupedia dengan pemosisian “sudut pandang netral” (neutral point-of-view) dan bebas disunting siapa saja. Dalam perkembangannya, malah Wikipedia yang berjaya.
n IA n IA
P E R S O N AL
I N V E S T I N G
Assalamualaikum, Kami pasangan suami isteri dengan dua orang anak. Isteri saya bekerja di sebuah perusahaan swasta. Sedangkan saya pegawai negeri sipil di sebuah instansi pemerintah. Penghasilan kami masing-masing tidak terlalu besar perbedaannya. Dari penghasilan kami berdua setelah dikurangi biaya-biaya hidup, hanya kadang-kadang saja kami bisa menabung Rp 2-3 juta. Seringnya tidak bisa menabung sama sekali. Bagaimana agar bisa menabung setiap bulan? Kami juga ingin belajar berinvestasi. Apa saja pilihan investasi bagi pemula? Bagaimana pola pengaturannya, mengingat ke depan banyak rencana yang telah kami angankan. Terima kasih sebelumnya. Wassalam, Ahmad Subandi Jakarta
,
Bagaimana Sih
TIPS RGA KELUA
Agar Bisa Menabung? v JAWABAN : Wa’alaikumussalam Wr Wb, Pak Ahmad Subandi sekeluarga semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Ketidakdisiplinan dalam menabung sebenarnya hanya masalah kebiasaan saja. Jika kita sudah terbiasa dengan suatu pola penggunaan uang yang kurang baik, akan sangat sulit untuk keluar dari situ. Sebaliknya jika kita membiasakan diri untuk melakukan suatu perbuatan baik secara rutin, lama-lama akan terbiasa melakukannya. Hal ini berlaku untuk pengelolaan uang dan aspek hidup lainnya. Banyak juga orang beralasan bahwa penghasilan mereka terlalu kecil sehingga tidak ada sisanya untuk bisa ditabung. Khususnya dalam kasus anda masalah ini tidak terjadi, dan sesungguhnya buat kebanyakan orangpun masalah ini bisa dicegah. Caranya adalah dengan tidak menabung dari sisa penghasilan. Namun kita harus memprioritaskan tabungan di urutan pertama pos pengeluaran kita. Artinya bayar dulu tabungan barulah setelah itu membayar pengeluaran lainnya. Berhentilah menabung dari sisa penghasilan, sebab biasanya tidak ada sisanya. Untuk itu di perlukan sistem mengelola keuangan keluarga secara terpadu antara
54
Sharing edisi juni 2009
suami dan istri. Artinya walaupun Anda dan suami memiliki penghasilan yang berbeda sumbernya, tetapi dalam pengelolaannya agar dilakukan bersamasama dengan menggabungkan kedua penghasilan tersebut. Dari penghasilan gabungan tersebut barulah di bagi-bagi penggunaannya ke dalam pos – pos pengeluaran keluarga. Untuk memudahkan Anda dalam melakukan pembagian, maka lakukanlah sistem rekening, seperti dijelaskan berikut ini :
1 Rekening pribadi. Tiap kali gajian
biasanya otomatis ditransfer ke rekening atas nama pribadi. Pertahankan rekening tersebut dan gunakan untuk tujuan penggunaan pribadi maupun operasional keluarga sehari-hari.
2 Rekening pengeluaran keluarga.
Sebuah keluarga sebaiknya mempunyai rekening khusus pengeluaran yang bertujuan untuk membiayai pengeluaran rutin rumah tangga. Jadi tiap bulan secara rutin Anda dan suami menyetorkan sejumlah dana dari penghasilan masing –masing ke rekening ini. Uang dalam rekening inilah yang digunakan untuk membayar pengeluaran rutin keluarga. Rekening ini bisa dibuka terpisah dari rekening pribadi (gaji) atas nama istri, suami, atau atas nama berdua. Namun rekening pengeluaran ini juga bisa menjadi satu dengan rekening gaji, salah satu
pasangan. Umumnya karena wanita dianggap menteri keuangan rumah tangga maka rekening pengeluaran keluarga menjadi satu dengan rekening gajinya. Sehingga tiap bulan suami tinggal menyetor ke rekening istri.
3 Rekening dana cadangan. Sebuah
keluarga juga sebaiknya memiliki dana cadangan yang besarnya sekitar tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan. Dana cadangan ini berfungsi sebagai emergency fund atau digunakan untuk tujuan membiayai pengeluaran yang sifatnya urgent, mendadak atau tidak terduga. Misalnya jika Anda atau istri di PHK, maka keluarga Anda akan kehilangan salah satu sumber penghasilannya, sehingga kemungkinan tidak lagi bisa membiayai pengeluaran seperti biasanya. Nah, dengan adanya dana cadangan ini, keluarga Anda masih bisa membiayai pengeluarannya paling tidak untuk tiga sampai enam bulan ke depan, sampai mendapat penghasilan kembali. Buatlah rekening khusus untuk dana cadangan ini, terpisah dari yang lain.
4 Rekening tabungan & investasi.
Khususnya bagi pemula, maka fokuskanlah kegiatan menabung dan berinvestasi anda untuk pencapaian tujuan keuangan keluarga yang pokok terlebih dulu. Misalnya rekening khusus untuk mempersiapkan dana uang muka rumah
atau mobil, rekening khusus untuk dana pendidikan anak, rekening khusus untuk persiapan pensiun, atau rekening khusus untuk menunaikan ibadah haji. Dengan memiliki rekening khusus investasi, maka dalam mencapai target dana yang diinginkan akan lebih fokus dan akan semakin semangat melihat pertumbuhan dananya dari waktu ke waktu. Lagipula jika dipisahkan akan mengurangi godaan untuk memakainya pada suatu hal yang bukan tujuannya. Setelah menentukan tujuan menabung dan berinvestasi, barulah anda memilih produk investasinya. Nah, menabung dan berinvestasi tidak selalu harus di bank dengan menggunakan tabungan atau deposito bank syariah. Khususnya bagi Anda yang baru mulai belajar berinvestasi. Ada banyak pilihan produk keuangan, namun pemilihannya harus disesuaikan dengan tingkat risiko yang bisa anda terima. Saran kami adalah agar anda secara bertahap saja meningkat pengetahuan berinvestasi.
Tabungan dan deposito hanya cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek saja yaitu antara satu sampai tiga tahun. Untuk tujuan keuangan jangka menengah di atas tiga tahun sampai lima tahun, Anda dapat mencoba produk keuangan pendapatan tetap dengan risiko rendah tetapi memberikan tingkat keuntungan lebih tinggi dari tabungan dan deposito. Misalnya Obligasi Syariah Ritel Pemerintah atau Sukuk Ritel (Sukri), kemudian reksadana pasar uang syariah, dan reksa dana pendapatan tetap syariah. Untuk jangka waktu di atas lima tahun anda dapat menggunakan instrumen keuangan berbasis saham, seperti reksadana saham syariah. Nah, dengan pola pengaturan keuangan keluarga dan strategi investasi seperti ini diharapkan keluarga anda dapat lebih disiplin dalam menabung. Lebih dari itu juga bisa membantu keluarga dalam mencapai tujuan – tujuan keuangannya melalui rekening khusus
pengeluaran, rekening dana cadangan dan rekening investasi. Mudahmudahan sekaligus juga memberi kepuasan kepada Anda dan isteri dengan tetap memberi kesempatan untuk merasakan hasil jerih payah kerja melalui rekening penggunaan pribadi. Selamat mengelola keuangan keluarga. Wasalam Mike Rini
Mike Rini & Associates financial counselling & education One Pacific Place, 15 Floor Sudirman Central Business District Jl Jend Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan
Sharing edisi juni 2009 55
W I S ATA
Menelusuri
Jejak Islam di Fakfak
Kabupaten Fakfak, Papua Barat, tak hanya menyimpan pesona alam yang perawan. Di sanalah jejak Islam pertama kali di Bumi Papua terekam.
I
“Ini adalah musik kebanggaan kami,” ujar La Katele, pemimpin “orkestra” khas Fakfak, Sawat. Ia bertugas menyelaraskan harmoni delapan tetabuhan yang terdiri dari rebana, tifa, seruling, dan gong kecil yang masing-masing dipegang seorang pemusik. Sawat ibarat tanjidor di Betawi atau gamelan Jawa pascamasuknya Islam, yaitu paduan alat musik lokal dengan seni tradisi Islam. Tifa jelas musik tradisional Papua. Rebana dan seruling masuk kemudian berbarengan dengan masuknya agama Islam ke pulau ini. “Para dai asal Ternate pada tahun 1800-an biasa memainkan alat musik ini,” ujar La Katele. Siang itu di Dermaga Kokas, ia dan delapan awaknya terampil memainkan tetabuhan sawat. Pria blesteran Papua-Buton ini paham betul tentang kesenian ini. Turun-temurun keluarganya melestarikan tradisi tersebut. Sawat kata dia, biasa dipakai kakek buyutnya untuk berdakwah. Syair-syair berisi kata-kata dakwah dialunkan dengan tetabuhan yang sungguh dinamis itu. Penduduk asli yang memutuskan menjadi mualaf, juga dirayakan dengan menggelar pertunjukan sawat. Tak banyak yang tahu, Islam telah masuk Papua berabad lampau. Adalah Masjid Patimburak yang telah hampir dua abad menjadi saksi harmonisasi beragama di sana. Menurut juru kunci masjid itu, Ahmad Kuda, masjid ini dibangun oleh Raja Wertuer I bernama kecil Semempe. Saat itu, tahun 1870, Islam
56
Sharing edisi juni 2009
dan Kristen sudah menjadi dua agama yang hidup berdampingan di Papua. Ketika dua agama ini akhirnya masuk ke wilayahnya, Wertuer sang raja tak ingin rakyatnya terbelah kepercayaannya. Maka ia membuat sayembara: misionaris Kristen dan imam Muslim ditantang untuk membuat masjid dan gereja. Masjid didirikan di Patumburak, gereja didirikan di Bahirkendik. Bila salah satu di antara keduanya bisa menyelesaikan bangunannya dalam waktu yang ditentukan, maka seluruh rakyat Wertuer akan memeluk agama itu. “Masjid lah yang berdiri pertama kali,” ujar Ahmad Kuda. Maka raja dan seluruh rakyatnya pun memeluk Islam. Bahkan sang raja kemudian menjadi imam juga, dengan pakaian kebesarannya berupa jubah, sorban, dan tanda pangkat di bahunya. Arsitektur Masjid Patimburak sendiri tergolong unik. Dari kejauhan, masjid ini terlihat seperti gereja. Kubahnya mirip gereja-gereja di Eropa masa lampau. Namun ada empat tiang penyangganya di tengah masjid, menyerupai struktur bangunan Jawa. Interior dalamnya pun hampir sama dengan masjid-masjid di Pulau Jawa yang didirikan oleh para wali. Masjid itu kini masih berdiri megah di pinggir teluk Kokas, setengah jam perjalanan dengan perahu bermotor dari dermaga Kokas. Lubang bekas peluru
sisa-sisa serbuan pasukan Belanda dibiarkan utuh. Begitu juga bekas berondongan senjata Jepang yang datang kemudian. Masjid itu masih difungsikan sebagai tempat ibadah 36 kepala keluarga dengan 147 jiwa yang tinggal di sekitarnya. “Dulu di sini ramai, tapi satusatu mereka pergi,” ujar Daud Iba, sekretaris kampung (desa) Patimburak. Oh ya, bila Anda penggemar olah raga air atau menyelam, Kokas adalah surga. Terumbu karang di wilayah ini masih perawan. Aneka jenis ikan laut dengan mudah dijumpai di sela-sela batu karang dan rerumputan laut. Benar apa yang dikatakan Bupati Fakfak, Wahidin Puarada, pertengahan tahun 2008 lalu. “Jika kau lemparkan kail bermata sepuluh, maka lima menit kemudian sepuluh ikan pula kau dapatkan,” ujarnya pada Sharing saat itu. Di Kokas, tak perlu jaring besar untuk mendapatkan ikanikan laut. Cukup dengan kail sederhana, ikan bawal seberat hampir setengah kilogram akan gampang didapat. Senja mulai membayang. Diantar Daud Iba dan istrinya, Sharing menuju dermaga kecil satu-satunya. Perahu boat terakhir segera bertolak ke Dermaga Kokas. Dari sana, mobil carteran akan menembus 2,5 jam perjalanan membelah hutan menuju Fakfak. Dari ruang pribadinya –
rumahnya berdinding papan di sudut kota Fakfak, Papua Barat – Raja Teluk Patipi XVI yang bernama kecil H Ahmad Iba mengeluarkan sebuah buntalan putih besar. Isinya: delapan manuskrip kuno berhuruf Arab. Inilah Alquran tertua di Papua yang masih terjaga hingga kini. Lima manuskrip berbentuk kitab dengan berbagai ukuran. Yang terbesar berukuran sekitar 50 X 40 cm, berupa mushaf Alquran tulisan tangan di atas kulit kayu. Empat lainnya, salah satunya bersampul kulit rusa, merupakan kitab hadis, ilmu tauhid, dan kumpulan doa. Ada “tanda tangan” dalam kitab itu, berupa gambar tapak tangan dengan jari terbuka. Sedang tiga kitab berikutnya, ini dia: dimasukkan ke dalam buluh bambu dan ditulis di atas daun koba-koba, pohon asli Papua yang kini mulai punah. Sekilas, mirip manuskrip daun lontar yang banyak dijumpai di berbagai wilayah Indonesia Timur. Ahmad Iba mewarisinya secara turun-temurun. “Ini harta kami yang paling berharga,” ujarnya. Lima manuskrip pertama diyakini masuk ke Papua tahun 1214-an, berdasar cerita turun-temurun. Kitabkitab itu dibawa oleh Syekh Iskandarsyah dari Kerajaan Samudera Pasai di Aceh yang datang menyertai rombongan ekspedisi kerajaannya ke wilayah timur. Mereka masuk lewat Mes, ibukota Kerajaan Teluk Patipi saat itu.
Kapan persisnya Islam masuk ke Papua memang tak pernah terekam dengan jelas. Pemerintah Kabupaten Fakfak pernah mengadakan beberapa kali seminar membahas tentang hal ini. Petunjuk hanya mengarah pada bahwa pada abad XV Islam sudah ada di Fakfak. Versi masuknya Islam di Papua sangat beragam. Jika Anda datang ke suatu petuaan raja – di Fakfak ada sekitar 12 raja dan semuanya Muslim – Anda akan menemukan 12 versi masuknya Islam. Yang paling valid barangkali adalah dokumen perjalanan utusan Belanda ketika menelusuri Pantai Selatan Kepala Burung dalam periode 1828-1898. Ada tiga catatan penting dalam dokumen itu, yaitu bahwa masyarakat di Kawasan Pantai Selatan kepala Burung Pulau Besar itu telah memiliki sistem pemerintahan lokal; masyarakat di kawasan ini telah memiliki tingkat peradaban modern, seperti pengetahuan, sistem ekonomi dan perdagangan; serta masyarakat di kawasan ini mayoritas berkebudayaan Islam. Persoalan selanjutnya adalah apakah penyebaran Islam di kawasan ini telah ada sebelum tahun 1828? Ini perlu penelusuran lebih lanjut. Namun yang pasti, Sharing beruntung dipertemukan dengan Raja Teluk Patipi XVI oleh dai asal Papua, Fadzlan Garamatan. Bila tidak, maka tidak akan pernah tahu ada peninggalan berharga itu. Raja belum ingin menghibahkan saksi sejarah itu kepada pemerintah. Atau memang karena belum ada museum di Fakfak? Sayang sungguh sayang. Satu yang menarik tentang Fakfak, tak ada pertentangan menyangkut keyakinan. Semua agama hidup berdampingan Sharing edisi juni 2009 57
W I S ATA
secara damai. Mereka saling membantu pendirian rumah ibadah agama yang berbeda. “Kita pernah mengusir seorang dari selatan yang pernah mencoba rusuh di kampung kami,” ujar Tibi, warga Torea. Menurutnya, ada istilah adat yang menyatukan seluruh komponen agama di Fakfak, yaitu ‘satu tungku tiga batu’. “Yang artinya, agama keluarga
58
Sharing edisi juni 2009
di Fakfak ada tiga yaitu Islam, Katolik, dan Protestan. Tiga ‘batu’ ini bersatu agar ‘tungku’ tidak timpang,” ujarnya. Satu tungku tiga batu, diakui Wahidin Puarada, adalah salah satu modal utama membangun Fakfak. “Dalam falsafah itu ada unsur-unsur yang disepakati, yaitu sebagai satu saudara maka harus satu hati,” ujarnya. Bila hati sudah bersatu, kata
dia, tak ada kekuatan apapun yang mampu melawannya. Ia menggambarkan “persatuan hati” itu dalam perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran se-Provinsi Papua Barat tahun lalu. Semua unsur agama terlibat dalam kepanitiaan. “Ketika tidak diajak, mereka justru mempertanyakan dan menawarkan dirinya untuk membantu,” tambahnya. Bila di beberapa wilayah
Indonesia lainnya agama dipakai sebagai alat untuk mengadu domba, tidak demikian di Fakfak. “Kami memilih agama tanpa unsur paksaan dan kami saling menghormati pilihan masingmasing. Itu hal yang tidak bisa ditawar sejak zaman nenek moyang kami,” ujar Tibi. Sungguh sebuah harmoni yang indah. n SS
T E L A A H
Media Partner :
Sharing edisi juni 2009 59
Tentang
Mereka Yuslam Fauzi
Prihatin Angka HDI
A
Angka-angka itu seolah meloncat begitu saja dari kepala Direktur Utama Bank Syariah Mandiri,Yuslam Fauzi. Berbicara di depan ratusan hadirin yang tersihir oleh paparannya dalam forum plenary session perbankan syariah di Apconex 2009 pertengahan bulan lalu, ia mengurainya untuk meneropong kondisi umat Islam yang masih memprihatinkan. Salah satu tolok ukur yang digunakannya adalah angka Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam daftar 179 negara versi HDI, hanya ada dua negara Islam yang masuk dalam 30 daftar ranking tertinggi HDI tersebut, yaitu Brunei Darussalam dan Kuwait. “Kedua negara Islam tersebut memiliki HDI tertinggi disebabkan karena memiliki jumlah warga negara yang sedikit serta sumber alam yang melimpah,” ujarnya. Sementara dari sisi tingkat harapan hidup (Life Expectancy Index), dari 30 negara hanya ada satu negara Islam yang termasuk di dalamnya, yaitu Uni Emirat Arab. Dan dari ranking 50 negara dengan tingkat pendidikan tertinggi, hanya ada satu negara mayoritas berpenduduk Muslim yang terdata, yaitu Kyrgiztan. “Itupun di urutan ke-45,” ujarnya. Yuslam dalam forum itu mengingatkan apa yang diajarkan oleh Imam Syafii
60
Sharing edisi juni 2009
dalam mempromosikan tujuan-tujuan syariah. “Tujuan syariah menurut Imam Syafii adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan manusia,” paparnya. Menurut pria kelahiran Jakarta, 28 Agustus 1959, ini, membangun kesejahteraan umat manusia inilah yang harus menjadi perhatian bersama saat ini. Menurut Yuslam, dibandingkan pembahasan tentang anti-riba, maka persoalan pengentasan kemiskinan lebih banyak diangkat dalam Alquran. “Ada sekitar 111 ayat Alquran yang berbicara tentang kesejahteraan,” ujar lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1986 ini. Dalam pandangan putra Betawi peraih gelar MBA dari Arizona State University Amerika Serikat ini, sudah cukup 10 tahun ini sosialisasi perbankan syariah sebagai lembaga anti-riba. Menurutnya, kini saatnya perbankan syariah “ganti cerita”, yaitu soal pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat manusia. “Ke depan, fokus kita semestinya lebih pada pengentasan kemiskinan. Ini adalah esensi utama pengembangan Islamic banking,” ujarnya. Yuslam tidak asal bicara. Bank yang dipimpinnya sejak awal concern dengan upaya ini. Dari dana pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat sebesar Rp13,42 triliun, sebagian besar digelontorkan ke sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). “UMKM tetap mendapatkan porsi yang besar di atas 60 persen dari pembiayaan prinsip syariah ini,” katanya, di lain kesempatan. Kembali ke soal peningkatan kesejahteraan itu, ia menunjuk kondisi ideal dalam masyarakat Islam, yaitu saat Umar bin Abdul Aziz berkuasa. Saat itu, ia mengibaratkan, mencari mustahik untuk menerima penyaluran zakatpun sulit, karena hampir seluruh rakyatnya menjadi muzaki alias berdaya secara ekonomi. Asal ada upaya bersama, kata dia, kemakmuran bersama bukan hal yang mustahil diraih. Setuju, pak! n
Tentang
Mereka
Hijrah ke Ekonomi Syariah Aviliani
Pakar ekonomi umum cantik ini kini banyak bicara soal ekonomi syariah di mana-mana. Hijrah? “Bukan hijrah tapi perlu juga. Menurut saya ekonomi syariah ini bukan alternatif lagi tapi sebagai solusi. Dengan matinya ilmu ekonomi beberapa tahun lalu, kita harus mulai mempelajari ekonomi syariah,” ujar komisaris independen BRI ini pada Sharing usai MES Executive Forum, 30 April lalu. Mbak Avi, begitu ia akrab disapa, kini punya tambahan jabatan organisasi baru, yaitu sebagai anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Namanya juga Dewan Pakar, isinya ya para pakar. Di sana bercokol antara lain Prof Veithzal Rifai, Prof Syafii Antonio, dan pemimpin redaksi majalah Sharing, Rizqullah MBA. Tampaknya paham benar ekonomi syariah, nih? ”Hahaha, jangan meledek. Saya akui
tidak paham benar apalagi jika menyangkut akad-akad itu. Tapi paling tidak saya dan pakar ekonomi syariah bisa saling mentransfer pengetahuan untuk kebaikan bersama,” ujarnya. Mbak Avi mengaku tidak canggung saat berada di tengah-tengah para pakar ekonomi syariah sementara dirinya belum pakar. Malah menurutnya, ia bisa membantu menyuarakan prinsip dan konsep ekonomi syariah ke masyarakat umum. Konkretnya, menurut dia, MES berencana membuat semacam lembaga think thank ekonomi syariah semacam CSIS atau INDEF. Di lembaga tersebut, tiap kajian dilakukan, sebaiknya harus disuarakan ke masyarakat. ”Menurut saya harus sering dipublikasikan, bukan hanya sekali-sekali membuat seminar baru dipublikasikan,” Mbak Avi menjelaskan.
Sejak kapan mengintip ekonomi syariah Mbak? ”Hahaha, kalau melihat omongan orang-orang sejak tahun 1996 ilmu ekonomi sudah disebut mati. Ya saya lihat sejak dulu jugalah.” Oke Mbak, yang penting sekarang sudah syariah, kan? n IA
Sharing edisi juni 2009 61
Dapatkan Majalah Sharing di : 1
Toko Buku Gramedia : -
Taman Anggrek Mall, Jakarta
-
Citraland Mall, Jakarta
-
Pondok Indah Mall, Jakarta
-
Mega Mall, Pluit, Jakarta
-
Hero gatot Subroto, Jakarta
-
Melawai, Jakarta
-
Matraman, Jakarta
-
Kelapa Gading Mall, Jakarta
-
Artha Gading, Jakarta
-
Cempaka Mas, Jakarta
-
Pintu Air, Jakarta
-
Gajah mada, Jakarta
-
Cinere Mall, Jakarta
-
Metropolitan Mall, Bekasi, Jakarta
-
Bintaro Plaza, Jakarta
-
Meruya, Jakarta
-
Plaza Semanggi, Jakarta
-
Depok Plaza, Depok
-
WTC, Tanggerang
-
Karawachi Mall, Tanggerang
-
Daan Mogot Mall, Tanggerang
-
ITC, Cibinong
-
Hero Padjajaran, Bogor
- Ekalokasari, Bogor -
2
62
3
Manyar, Surabaya
TB. Gunung Agung -
Taman Anggrek Mall, Jakarta
-
Blok M Plaza, Jakarta
-
Kwitang 38, Jakarta
-
Kramat Jati Indah, Jakarta
-
Atrium Plaza, Jakarta
-
Arion Plaza, Jakarta
-
Citraland Mall, Jakarta
-
Sunter Mall, Jakarta
-
Senayan City, Jakarta
-
Pondok Gede, Bekasi
-
Tambun, Bekasi
-
Juanda, Bekasi
Sharing edisi juni 2009
TB. Wali Songo, Jakarta
Esyar Agency (Andi Mujahid) Jl. Pandega Marta IV No.1 Yogyakarta 55281 Hp. : 0813 2804 4471
Agen-Agen Seluruh Indonesia : Jakarta Selatan Dona Agency (Dona Sihite) Jl. Sunan Kalijaga No. 64 Terminal Blok M-Jakarta Selatan Telp. : 021-722 0004
Yani Agency (Linda) Jl. Veteran No. 171 (Sebelah Hotel Dewa Ruci) Yogyakarta Telp. : 0274-367 867
Mataradja Agency (Benhard Simarmata, S.Sos) Jl. Cilandak KKO No. 59 (Depan Pintu Masuk Pom Bensin Trakindo) Jakarta Selatan Jakarta Timur Yanti Agency (Yanti Hadi) Jatinegara Kaum No. 19, Rt.001/003 Jakarta Timur 13250 Hp. : 0816 – 1850 689 Jakarta Pusat Program Pasca Sarjana PSSTTI-UI (Ferry) Jl. Salemba Raya – Jakarta Pusat Telp. : 021-3924 713
Surabaya SYAIFUDIN AGC Ketintang baru X No. 7 Kel. Ketintang Kec. Gayungan SURABAYA 60231 HP : 031 72468620/0819 3800 4200 Batam R. Endy Junaidi Sastra PT. BATAM LINK PUBLISHER Graha Sulaiman Lt. 3 Jl. Sultan Abdul Rahman Nagoya- Batam 29432 Telp. : +62819814900/07789113204
4
Bogor Progres STEI TAZKIA (Faqih) Jl. Raya Darmaga KM. 7, Bogor 16680 Telp. : 0251-421 309 Hp. : 0856 9766 2763 Serang Drs. H Lufti Iskandar Apotik Yumaga Jl. Yusuf Martadilaga No. 4 Serang Banten Telp. : 0254 201752 Tanggerang Bandung Gunaraya Agency (Erick Wahyudin) Komplek Ruko Cikawau Permai B 12 Bandung Telp. : 022-4232 513 Maju Terus Agency (Aan) Jl. Sukagalih No. 42 – Bandung Telp. : 022 – 2043 090 Jawa Tengah ABC Agency (Edy Dwinanto) Jl. Slamet Riyadi No. 30 A Solo-Jawa Tengah Telp. : 0271- 644 345 Hp. : 0816 1110 925 Sendang Mulya Agency (Iskandar Narto Atmodjo) Jl. Pasar Gede Wetan No.8 Solo – Jawa Tengah Telp. : 0271 – 633 751 Hp. : 0815 4853 4567
AGEN-AGEN KAMPUS UNJ Sekretariat BSO KSEI FE-UNJ Jl. Rawa mangun Muka, Gd. L. Lantai I Kampus A-UNJ, Jakarta Timur Cp. : Imam Punarko Hp. : 0856 765 2604 Trisakti Asrama IKAMI Sul sel Jl. Talang 39, Pegangsaan , Menteng Jakarta Pusat Cp. : Hendriyadi Telp. : 021—951 891 27 Hp. : 0852 55 904 934 Universitas Indonesia (UI) Sekretariat Forum Studi Islam (FSI) Gedung Student center, FE-UI, Depok Telp. : 021-9202 8996 CP. : Giri Suseno, HP. : 0856- 9237 1591 STAN Jl. Ceger Raya Blok A No. 1 A, Pondok Aren Jurang Mangu Timur, Tenggerang 15222 (Belakang Masjid As Shuhada ) Cp. : Zia’ul haq As Shidqi Telp. 021-914 361 77 Hp. : 0856-400 411 72 STEI SEBI Jl. Ir. H. Juanda, Komplek Ciputat Indah Permai Blok C. No. 25-26, Ciputat-Tanggerang Cp. : M. Wiwil Hp. : 0812 1355 4881
Siti Hasanah Agency (Siti hasanah) Jl. Lamongan Barat IV No.23 Sampangan Semarang-Jawa tengah Telp. : 024 – 7029 8397 Hp. : 0815 761 2547
UIN Riza Agency (Riza Rizky Pratama) Komplek Ciater Permai Blok D 6 No. 6 Serpong -Tanggerang Telp. : 021- 7564 764 Hp. : 0856 7946 071
Sleman Alvi Jl. Layur 3 no. 1 Minomartani Ngaglik Sleman 55581 Telp :085729542701 DI Yogyakarta
STAIN CIREBON Mochammad Adriayanul Latif Jl. Perjuangan Bypass Cirebon Hp. : 085224853430
T Me ne rima Agen Di Seluruh Indonesia