Edisi 11/2007

Page 1

Edisi 11 Thn I - September 2007

Pendidikan

Komunitas Wirausaha Indonesia

Mencetak Pengusaha Andal Dan Bermoral Baik Sosok Ismi Kushartanto

Tawaf Demi Komitmen Ragam

Butik Mumtaaz

Bertekad Jadi Mekkahnya Busana Muslimah Internasional India,

Negeri Dengan Populasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

KPR AMERIKA SUMBER BENCANA Rp 10.000,-



Dari Redaksi

Rentannya Bursa Saham Kita Pembaca yang terhormat, Saat indeks harga saham telah menyentuh angka di atas 2.200 poin, tiba-tiba pasar dikejutkan oleh merosotnya indeks harga saham global yang dipicu kasus subprime mortgage dari negeri Paman Sam. Sebagai bagian dari perekonomian internasional, lagi-lagi kita pun terimbas. Sebagai salah satu dampaknya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus merosot di samping pasar modal yang lesu. Hingga awal September 2007, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bertengger di atas Rp 9.400 per dolar AS. Kasus ini lagi-lagi menunjukkan betapa rentannya pasar kita terhadap gejolak internasional dan gejolak spekulasi. Subprime mortgage adalah produk kredit pembiayaan rumah yang pengembaliannya tak terlalu lancar. Saat kredit seperti ini dijual ke pasar dan terjadi kemacetan dalam pengembalian KPR, maka harga sahamnya pun anjlok. Anjloknya harga saham di AS merembet ibarat kanker ganas ke bursa internasional, termasuk mempengaruhi kita di Indonesia yang sebagian besar dana masuk masih merupakan dana jangka pendek yang rentan spekulasi. Ini juga menjadi bukti mengapa spekulasi amat perlu dicemati dan dilarang oleh Islam. Seorang pakar, Prof Metwally, melarang penjualan saham dalam waktu satu hari karena itu adalah bukti spekulasi. Padahal, saham adalah investasi penyertaan modal. Menurut dia seharusnya ada pembatasan tenor pembelian saham. Yang dia maksud adalah melarang seseorang atau investor membeli saham untuk dijual sore hari atau esok harinya. Bisa dibayangkan bagaimana nasib satu usaha jika dalam hari yang sama investor masuk dan sore harinya hengkang. Ajaran Islam amat banyak mengajarkan umat untuk selalu berhitung atau berhatihati dalam mengambil keputusan. Ini artinya ada prinsip pengelolaan risiko yang harus juga

dipertimbangkan dalam berinvestasi. Jika saja kita menerapkan ekonomi Islam secara penuh—tidak mempraktikkan riba dan mendasarkan mata uang pada dinar emas, maka mungkin dampak dari perdagangan internasional ini tak terlalu besar atau ekonomi kita lebih stabil. Pembaca, masalah merosotnya indeks harga saham karena subprime mortgage di AS menjadi topik utama yang kami angkat pada edisi kali ini. Selain itu, kami juga menampilkan wawancara Ismi Kushartanto, Kepala Divisi Syariah Bank BNI yang baru menggantikan Suhardi. Di kalangan praktisi perbankan syariah, Ismi bukan orang baru. Dia telah malang melintang di dunia perbankan syariah antara lain di Bank Syariah Mandiri, BII, dan Bank Permata. Pada rubrik Ragam, kami menampilkan Butik Mumtaaz yang menyajikan busana Muslimah coutoure dan casual untuk penggemar fashion papan atas dan juga menginspirasi anda dengan menampilkan Le Monde, produsen perlengkapan bayi ekslusif asli Indonesia. Pada edisi kali ini kami juga menyajikan persiapan Indonesia Sharia Expo ke 2 yang bakal digelar Oktober mendatang. Akhir kata, menjelang Ramadhan, kami dari redaksi mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa, semoga kita semua dapat ikhlas menjalankannya dan selamat membaca.

Selamat membaca!

Rizqullah

00 Sharing / 2007


Daftar Isi

34 Ismi Kushartanto

Tawaf Demi Komitmen Obsesinya menyediakan layanan bank syariah yang lebih luas dan memudahkan nasabah berbisnis dan bertransaksi.

38

30

Internasional

India, Negeri dengan Populasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

00 Sharing / 2007

Ragam

Butik MUMTAAZ Bertekad Jadi Mekkahnya Busana Muslimah

01 03 04 06 07 08 10 11 22 24 28 30 33 34 37 38 40 42 44 48 50 52 54 58 60 61 62

Cover............................................. Dari Redaksi.................................. Daftar Isi........................................ Susunan Redaksi.......................... Surat Pembaca.............................. Memo Bisnis.................................. Info Produk.................................... Laporan Utama.............................. Opini.............................................. Bisnis............................................. Entrepreneurship........................... Ragam........................................... Laporan Khusus ISE..................... Sosok............................................ Filantropi........................................ Internasional.................................. Manajemen Risiko........................ Indikator........................................ Peristiwa Analisa........................... Personal Investing......................... Wacana......................................... Pendidikan.................................... Wisata........................................... Interlude........................................ Kata Mereka.................................. Resensi......................................... Distribusi.......................................



Susunan Redaksi

KPR Amerika Sumber Bencana Penasihat Senior

PARNI HADI

Pemimpin Redaksi Cover : KPR Amerika Sumber Bencana

RIZQULLAH

Pemimpin Perusahaan

Tia Setiati Mahatmi

List Pemasangan Iklan Majalah Sharing

Wakil Pemimpin Perusahaan Wawan Salim

>> TARIF IKLAN 1 Halaman Dalam 1/2 Halaman Horisontal 1/3 Halaman Vertikal 1/4 Halaman Horisontal

Rp. 15.000.000,Rp. 9.000.000,Rp. 7.000.000,Rp. 5.000.000,-

Back Cover Inside Cover Inside Back Cover 1 Halaman Advertorial

Rp. 20.000.000,Rp. 17.000.000,Rp. 16.000.000,Rp. 17.000.000,-

# Tarif diatas belum termasuk PPN 10% # Iklan B/W dapat terima dengan tarif yang sama dengan tarif F/C # Materi iklan dalam bentuk CD + Proof print # Deadline materi iklan diserahkan 20 hari sebelum penerbitan >> Untuk berlangganan Majalah Sharing Hubungi Maya / Rahmat Telp ; 021- 7900 900 (hunting) / Fax : 021- 7900 213

Dewan Redaksi Ir. H. Adiwarman A. Karim, SE, MBA, MAEP Dr. Didin Hafiduddin Dr. Jafril Khalil Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap Dr. Ahmad Satori Ismail Drs. H. Mohamad. Hidayat, MBA, MH Dr. Mustafa Edwin Nasution Dr. Uswatun Hasanah Iggi Achsin, SE

Redaktur Pelaksana Sri Wahyuni Redaksi Ibrahim AJi Yudi Suharso Marketing JIP Megawati Hartono Fahrurozzi Endang Rachmawaty

Desain Grafis Hairul Anwar Photographer Arul

PT TRIBUWANA CAHYA ANANTA Twink Building 8th floor Jl. Kapten Tendean No.82 Jakarta 12790 Ph: 62-21-7 900 900 (hunting) Fax: 62-21-7 900 213 e-mail : sharing@cahyagroup.com

00 Sharing / 2007

Sekretaris Redaksi Maya Setiorini Distribusi Haryanto Keuangan Rita Artha K


Surat

Kupas Perbandingan Produk Syariah dengan Konvensional Setelah membaca beberapa edisi majalah Sharing, menurut saya majalah ini cukup bagus dan berbobot. Saya sebagai pembaca menjadi banyak tahu informasi terbaru tentang lembaga keuangan syariah. Saya sendiri berharap agar Sharing terus konsisten mengulas produk-produk baru dari lembaga-lembaga keuangan syariah yang ada di tanah air. Namun kalau bisa, sertakan juga perbandingan produk syariah tersebut dengan produk dari lembaga keuangan konvensional, agar kami pembaca bisa menilai kelebihan-kekurangan dari masing-masing produk. Sekian surat dari saya. Terima kasih. Luthfi Kurniawan Jelambar Jakarta Barat Terima kasih atas perhatian dan sarannya.

Rubrik TI Semakin hari Sharing semakin bagus saja. Namun saya merasa masih ada yang kurang dari majalah ini. Sebab Sharing jarang sekali memuat artikel tentang Teknologi Informasi (TI). Tentunya, yang saya maksud di sini adalah TI yang berhubungan dengan ekonomi dan perbankan syariah. Saya harap Sharing bisa memasukkan TI menjadi salah rubrik andalannya. Agar kami para pembaca tidak kekurangan wawasan tentang TI atau istilahnya tidak gaptek (gagap teknologi). Terima kasih atas perhatiannya. Afdal Mahyudin Serpong, Tangerang Banten Saran anda kami perhatikan. Terima kasih.

Tanya BMT Pelita Insani Saya membaca artikel mengenai BMT Pelita Insani di Majalah Sharing edisi 10, Agustus 2007 lalu. Melalui surat ini saya ingin menanyakan alamat lembaga keuangan mikro syariah tersebut. Karena saya tertarik dengan kiprah dan kinerja mereka yang sangat pesat dalam waktu relatif singkat. Terima kasih atas bantuannya. Erwin Effendi Cinere Jakarta Selatan BMT Pelita Insani Jl. Kalimalang Raya Blok N4 No. 11 C Jakarta 13430 Tlp. (021) 8629107 Fax. (021) 8632414 Email : www.pelitainsani.co

00 Sharing / 2007


Memo Bisnis

BNI Syariah Salurkan Pembiayaan BNI Griya Syariah di Plaza Balikpapan Trade Center Sebagai salah satu komitmen BNI Syariah untuk meningkatkan portfolio pembiayaan ritel, BNI Syariah bekerja sama dengan PT. Pandega Citraniaga menyalurkan pembiayaan pemilikan rumah atau kios tempat usaha kepada masyarakat yang akan membeli rumah atau kios di The Plaza Balikpapan Trade Center dalam bentuk pembiayaan BNI Griya Syariah. Penandatanganan kerjasama dilakukan antara Ismi Kushartanto, Pemimpin Divisi Usaha Syariah PT BNI (Persero) Tbk dengan Ongki Purnomo Soemarno, Direktur Utama PT Pandega Citraniaga. The Plaza Balikpapan Trade Center dibangun oleh PT. Pandega Citraniaga yang bergerak di bidang properti. Trade Center yang akan dibangun terdiri dari 5 lantai dengan 910 unit usaha terdiri dari 650 kios dan 260 counter dengan total area keseluruhan seluas + 55.148 m2 termasuk gedung parkir seluas + 20.000 m2. The Plaza Balikpapan Trade Center sebagai salah satu fasilitas dalam kawasan Niaga Terpadu The New Plaza Balikpapan, yang menyediakan Fasilitas Perdagangan (Trade Centre), Skydeck Mall, Hunian (Apartemen), Perkantoran (Office Park), Akomodasi (Hotel), Hiburan & Rekreasi. Secara sederhana The New Plaza Balikpapan akan menjadi pusat kegiatan masyarakat Balikpapan dan sekitarnya, dan fasilitas-fasilitas ini dapat dijangkau semua golongan. Untuk memudahkan, penyaluran dana dilakukan melalui cabang BNI syariah di Balikpapan.

BMI Pimpin Sindikasi Pembelian Pesawat

Bank syariah pertama di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia (BMI) menjadi lead arranger sindikasi pembiayaan syariah internasional senilai Rp198 miliar untuk pembelian enam pesawat oleh PT Trigana Air Service. Anggota sindikasi yang lain adalah PT Al Ijarah Finance Indonesia (ALIF) yang merupakan anak perusahaan Muamalat Grup, dan International Leasing and Investment Company (ILIC) Kuwait. Komposisi pembiayaannya, menurut Presiden Direktur PT Al Ijarah Finance Indonesia Herbudhi S. Tomo, BMI menyediakan sebesar Rp168 Miliar, ALIF Rp10,5 Miliar dan ILIC sebesar Rp19,5 Miliar. Trigana Air adalah perusahaan penerbangan Indonesia untuk wilayah Timur negeri. Pembiayaan dengan akad Ijarah Muntahia Bittamlik (sewa yang diakhiri kepemilikan) ini menetapkan margin hingga 15% dan mulai berjalan September ini.

00 Sharing / 2007

BSM Raih Penghargaan IT

Bank Syariah Mandiri (BSM) baru-baru ini mendapat penghargaan sebagai pemenang e-Company Award 2007 dalam kategori perbankan yang mencakup perbankan syariah dan konvensional. Penghargaan ini diberikan oleh majalah Warta Ekonomi. Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi, mengatakan, “BSM memang beberapa tahun terakhir ini bekerja keras untuk lebih memenuhi keinginan dan kepuasan nasabah dengan produk layanan berbasis teknologi. Beberapa produk terbaru BSM berbasis teknologi adalah BSMNet Banking dan BSM Mobile Banking GPRS. Yuslam mengatakan produk terakhir ini sangat praktis, memiliki fitur yang lengkap, biaya transaksi lebih murah, dan real time. BSM juga melakukan sinergi IT dengan Bank Mandiri, antara lain dalam bentuk sharing call center, data center, dan disaster recovery system (DRC).


Memo Bisnis

Sebelumnya, Mei 2007, BSM memperoleh penghargaan The Best IT System dari majalah SWA

Kerjasama Bank Danamon Syariah dan Baznas Dompet Dhuafa

Sesuai keterangannya pada launching Dirham Card, bulan lalu, Bank Danamon Syariah akan menyalurkan dana kebajikan (qhardul hasan) dari kartu kredit syariah pertama di Indonesia ini lewat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Dompet Dhuafa. Kerjasama pun ditandatangani, 16 Agustus 2007 di Jakarta. Perjanjian ditandatangani oleh Hendarin Sukarmadji, Direktur Bank Danamon dan Rahmad Riyadi, Presiden Baznas Dompet Dhuafa.  Dana kebajikan adalah salah satu fitur Dirham Card yang diharuskan kepada pemegang kartu kredit tersebut bersama dana investasi wajib (goodwill investment). Dana kebajikan diambil dari pembayaran cicilan terlambat (late payment fee) pemegang Dirham Card. Menurut Hendarin Sukarmadji, fitur zakat dan dana kebajikan ini merupakan salah satu keunggulan Dirham Card.  Menurut Rahmad Riyadi, kerjasama ini adalah salah satu upaya Baznas Dompet Dhuafa dalam meningkatkan kualitas layanan kepada donaturnya.

BII dan BPR Kerjsama sediakan layanan Western Union Sebagai saah satu agen Western Union (WU) di Indonesia, Bank Internasional Indonesia (BII) memperluas sayap bisnis WU-nya. BII menggandeng Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam penyediaan layanan WU. BPR yang diajak kerjasama adalah BPR Bapas 69 (Magelang) dan BPR Nova Trijaya (Jakarta) mewakili BPR yang menjadi mitra kerjasama BII. Penandatanganan kerjasama dilakukan di Jakarta, 5 September 2007 antara Senior Vice President, Channels Management BII, Sudono J. Wong dan perwakilan dari Direksi BPR Bapas 69 dan Nova Trijaya. Dalam kerjasama ini, BII memberi kepercayaan kepada BPR untuk menjadi sub Agen Western Union BII dalam menerima layanan transaksi Western Union di lokasi di mana BPR berada. Di tahap awal, BII akan menjalin kerjasama dengan sekitar 20 BPR yang lokasinya tersebar di sekitar Jakarta, Tangerang, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Yogyakarta dan Magelang.

RUPSLB Bank BRI Setujui Akuisisi Bank Jasa Arta Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Bank BRI Tbk menyetujui akuisisi PT Bank Jasa Arta senilai Rp 61Miliar. Demikian disampaikan Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basyir usai RUPSLB di kantor Pusat BRI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, 5 September 2007. Seiring dengan rencana itu, RUPSLB juga menyetujui untuk melakukan spin off unit usaha perseroan dan menyetujui pemberian kuasa dan wewenang kepada direksi untuk mengelola unit usaha tersebut. “Ini nantinya yang akan dijadikan unit syariah,” kata Sofyan Basyir. Untuk mengembangkan unit syariah tersebut, BRI siap menggelontorkan Rp500 Miliar, termasuk dana akuisisi Bank Jasa Arta Rp 61Miliar. Selain untuk mengakuisisi Bank Jasa Arta, dana itu digunakan untuk modal kerja dan kebutuhan lain. Unit syariah baru BRI nanti akan fokus untuk UMKM, seperti BRI konvensional. Unit syariah ini akan efektif beroperasi pada awal 2008.

BMT Pelita Insani, Salah Satu Nasabah Terbaik BSM Bank Syariah Mandiri (BSM) memilih BMT Pelita Insani menjadi salah satu nasabah terbaiknya. Bank umum syariah ini memberikan pembiayaan atau pinjaman sebesar Rp. 1,2 milyar. Bahkan, BMT ini lalu direkomendasikan untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bank Indonesia (BI) untuk menjalankan Linkage Program. Dengan visi dan misi yang sejalan, BMT Pelita Insani siap untuk menjadi perpanjangan tangan antara Bank Indonesia dan perbankan dengan para pedagang mikro dan kecil. “Diharapkan dengan terjalinnya kerjasama antara Bank Indonesia dan perbankan yang ingin membantu pedagang mikro dan kecil, maupun BMT Pelita Insani yang memang sudah concern terhadap usaha ini, dapat mengurangi kemiskinan yang ada,” ujar Haribowo Lesmono, General Manager BMT Pelita Insani pada Sharing. Selain linkage program, BMT Pelita Insani baru-baru ini juga menandatangani MoU dengan Fakultas Ekonomi Universitas Yarsi, dalam bidang pendidikan dan penelitian. Civitas akademik ini tertarik dengan kiprah BMT Pelita Insani yang dalam waktu singkat, mampu secara signifikan mendukung para pedagang kecil maupun mikro di seputaran Jakarta, maupun Bekasi. n

Produk Baru Shafira: Produsen busana Muslim Shafira meluncurkan produk terbarunya Agustus silam. Produk ini diluncurkan bertepatan dengan datangnya Ramadhan dan Idul Fitri 1428 Hijriah. Peragaan produk baru dilangsungkan di Jakarta.

00 Sharing / 2007


Info Produk

Thermoscan Braun Mengukur Suhu Badan Balita Bagi pasangan yang baru saja memiliki bayi, alat

Toaster Panasonic

ukur suhu atau thermometer menjadi salah satu barang yang harus dimiliki untuk mengantisipasi demam. Untuk balita, tentu sulit mengukur suhu badan dengan ketiak atau di mulut. Braun menghadirkan termoscan dengan menempelkan di telinga. Hanya butuh beberapa detik saja, maka hasil akurat pengukuran suhu badan sudah bisa dibaca. Itu karena pembuluh darah di telinga berbagi suplai darah dengan area pusat control temperatur di otak. Dengan alat ukur ini, hasil suhu badan sudah bisa diperoleh pada detik kedua. Hasil pengukuran themoscan ini dapat dibaca pada LCD setelah bunyi beep berakhir. Hasil pengukuran dapat disimpan secara otomatis selama delapan kali pengukuran terakhir untuk dijadikan

Membuat roti panggang tak sulit lagi.

perbandingan bagi orang tua saat memantau suhu tubuh

Toaster Panasonic bisa memanggang

anaknya.

roti hingga kondisi yang diinginkan.

Temperatur yang dapat diukur berkisar 34-42.2 derajat

Memiliki bentuk yang cukup layak untuk

celcius atau 93,2-180 fahrenheit. Alat ini dioperasikan

ditempatkan di dapur, toaster ini memiliki

dengan mengunakan batere alkalin biasa.

lebar 22 cm dan tinggi 27 cm serta ruang dalam sekitar 11cm sehingga cukup untuk membakar satu tangkup roti tawar. Alat ini pun tak butuh daya listrik yang terlalu tinggi karena hanya 57 watt dengan dilengkapi pemutar waktu

Nokia E-90 Communicator

sesuai keinginan konsumen apakah menghendaki roti yang amat kering atau cukup terpanggang sedikit saja. Kapasitas oven toaster ini 2,7 liter dan hanya ada satu pilihan warna

Inilah salah satu produk terbaru yang diluncurkan Nokia sekitar dua bulan silam. Nokia E-90 communicator memenuhi semua kebutuhan bisnis dan personal melalui teknologi advanced yang terintegrasi dalam satu media. Informasi dengan kecepatan tinggi untuk up todate bisa diakses dengan memanfaatkan koneksi 3G mobile broadband. Nokia E-90 ini dilengkapi kamera dengan autofokus dengan 3,2 mega pixels, bluetooth, iIrDa, dan system office

Nokia E-90 membedakannya dengan ponsel lainnya.

baik document, excel maupun power point.

Tampilan ini menjadi lebih fantastis dengan resolusi 800x352

Tampilan layar lebar eksternal dan internal yang dimiliki

00 Sharing / 2007

mega pixels dan kedalaman 16 juta warna.


Laporan Utama

KPR Amerika Sumber

Bencana

Kanker bernama subprime mortgage (KPR murah) itu meletus di Amerika Serikat (AS) lalu menginfeksi bursa saham di penjuru dunia, merontokkan harga saham, membangkitkan kepanikan para investor. Mata uang USD pun ikut gonjang-ganjing. Lagilagi ini mengancam stabilitas banyak mata uang di dunia. Rupiah saja sempat jatuh hingga Rp 9.400 per USD. Kini dunia menanti intervensi kebijakan dari bank sentral AS atau The Fed dan pemerintahan George W. Bush untuk menstabilkan pasar. Apa yang terjadi dengan mitos pasar bebas, invisible hand kebanggaan kapitalisme AS jika akhirnya The Fed dan

pemerintah AS harus turun tangan?

00 Sharing / 2007


Laporan Utama

00 Sharing / 2007

oleh nasabah peminjam. Kontan ini menahan laju kejatuhan Wall Street dan banyak bursa di dunia. Untuk sementara pasar modal global tenang setelah sebelumnya jumpalitan. Tapi bukan berarti pulih seluruhnya, risiko jumpalitan lagi tetap ada. Karena, pelaku pasar modal masih menunggu kejelasan akhir dari krisis global ini.

Raut Ben Bernanke tampak tenang ketika berpidato pada Fed Symposium di Jackson, Wyoming, AS. Sulitnya likuiditas di bursa Wall Street sepanjang Agustus lalu tidak membuatnya panik. Dari layar BloombergTV Federal Reserve Chairman itu kembali menyatakan sikapnya terhadap krisis subprime mortgage yang kini telah mengglobal. The Fed sebenarnya tidak bertanggung jawab atas kredit macet yang kini melanda bisnis pembiayaan perumahan murah ini. Atau atas kerugian yang diderita investor subprime mortgage. Untung dan rugi adalah wajar dalam pasar modal.

Selain menanti kejelasan apakah The Fed akan benar menurunkan lagi tingkat suku bunganya, bulan ini pasar juga perlu melihat

The Fed hanya memiliki tanggung jawab menjaga kinerja ekonomi AS jangka panjang dan kestabilan harga-harga di AS. Makanya, The Fed akan mengambil tindakan yang diperlukan (prepared to act as needed) untuk mengatasi krisis tersebut seperti menyiapkan likuiditas. Pasar perumahan memang sedang memburuk saat ini di AS dan itu memberi sinyal bagi penurunan bunga diskonto The Fed sejak 17 Agustus lalu, “But it isn’t much”, ujar Bernanke seperti dikutip Bloomberg. Penurunan suku bunga The Fed memang yang diharap-harap pasar. Pemicu utama kredit macet subprime mortgage di AS adalah bunga yang tinggi, bahkan ada yang sampai 100% dari nilai rumah yang dibeli dengan skema ini. Pada 17 Agustus lalu, The Fed mengambil langkah sigap dengan menurunkan suku bunga diskonto hingga 50 basis poin menjadi 5,75%. Langkah ini lalu diikuti penyesuaian praktik discount window biasa untuk memfasilitasi persyaratan terkait periode pemberian pinjaman selama 30 hari yang dapat diperbarui

kinerja perusahaan-perusahaan sekuritas dan bank investasi yang terkait dengan subprime mortgage. “Data itu penting karena mereka kan yang banyak membeli subprime mortgage. Jadi para investor di sana ingin melihat apakah benar masalah subprime mortgage ini menjadi satu kendala”, kata Fajar Hidayat, Vice President Head of Management Fund Trimegah Securities kepada Sharing. Fajar menjelaskan, jika suku bunga diturunkan, akan ada kelonggaran bagi peminjam subprime mortgage untuk melunasi utangnya kepada pemberi pinjaman. Itu juga berarti, surat utang berbasis subprime mortgage yang kini banyak dipegang investor seluruh dunia kembali memeroleh jaminannya dan tentunya kembali bernilai (lihat: “Gelembung nan Nentan Itupun Pecah”). Bagi bursa saham Indonesia ini juga akan amat bermanfaat untuk memulihkan sentimen positif yang sempat luruh seiring krisis. Fajar menjelaskan, begitu masalah subprime mortgage di AS merebak, pelaku pasar mulai khawatir meningkatnya risiko berinvestasi di

Pil Tenang dari “Dua B”


Laporan Utama negara berimbal hasil tinggi khususnya di negara berkembang (emerging market) seperti Indonesia. Inilah yang menyebabkan pelaku pasar mulai menarik investasinya baik berupa saham maupun valas di kawasan itu. “Kita butuh ketenangan dari Amerika Serikat. Indeks Dow Jonesnya misalnya, nggak perlu naik, yang penting stabil. Ini konsekuensi pasar modal yang terintegrasi”, tegas Fajar. Tidak hanya The Fed yang turun tangan, pemerintahan George W. Bush ambil peran menenangkan pasar. Pada 31 Agustus lalu, Bush berpidato di the White House Rose Garden. Isinya, pemerintah akan membantu peminjam subprime mortgage yang gagal bayar agar rumahnya tidak jadi disita pemberi pinjaman. Seperti dilaporkan briefing.com, ada tiga rencana Bush, yaitu: (1) memodernisasi dan mengimprovisasi the Federal Housing Administration (semacam Kementerian Perumahan Rakyat) dengan memberikannya kewenangan menjamin utang subprime mortgage tersebut; (2) mereformasi pajak dan provisi refinancing kredit macet subprime mortgage; (3) sebisa mungkin menghindari penyitaan rumah peminjam yang gagal bayar; (4) merevitalisasi industri perumahan agar lebih transparan, dapat diandalkan, dan adil dalam kerangka menentang pembiayaan yang mencekik leher (against predatory lending).

Ben Bernanke

Masih Belum Cukup Menenangkan Inisiatif “Dua B” (Bush dan Bernanke) ini lalu memicu sentimen positif ke sebagian belahan dunia. Mengutip laporan Reuters pada Senin (3/9) siang, sentimen positif ditunjukkan indeks di bursa Asia-Pasifik naik rata-rata 0,5% (tak termasuk Jepang). Tapi ada juga yang tidak, pada hari yang sama Reuters melaporkan indeks Nikkei Tokyo melemah 0,3% setelah pengumuman beberapa perusahaan Jepang yang memotong belanja modalnya sebesar 4,9% selama April-Juni 2007. “Data itu mengecewakan pasar, kita perlu kepastian apakah ekonomi Jepang sehat?”, kata Yasuo Yabe, Director of Sales Meiwa Securities. Juga masih di bawah tekanan, Indeks Hang Seng di Hongkong jatuh 0,9%. Meski terkesan AS serius menghentikan krisis, para pengamat mengingatkan kepada para investor untuk memantau indikator ekonomi AS karena ini tetap berpengaruh terhadap potensi kredit macet lanjutan dan keberlangsungan industri perumahan di AS. Dari luar negeri, seperti dikutip Reuters, Bloo Kim Heong-hwan, Analis Woori Investment and Securities, Korea Selatan melihat, "Sampai benar-benar tumbuh keyakinan krisis ini berakhir, perdagangan di pasar modal dan uang masih akan menunjukkan ketidakpastian.” Tambah Kim Heong-hwan, keyakinan itu akan tumbuh seiring intervensi The Fed dan pemerintah AS bulan ini yang karena globalisasi akan diikuti intervensi dari pemerintah negara-negara seluruh dunia. Dari dalam negeri, Fajar Hidayat melihatnya sebagai berikut, “Subprime mortgage ini menurut saya seperti kanker. Kita tidak tahu kapan berhentinya, kita tidak tahu reaksinya sampai mana”. Menariknya, seorang analis Trading Market Research, AS bernama Gary Kalbaum menulis di tradingmarket.com. Jika pasar bebas selama ini dianggap mampu menciptakan keseimbangan dan kemakmuran karena adanya invisible hand, mengapa masih diperlukan intervensi otoritas seperti The Fed dan pemerintahan George W. Bush? Dengan emosional Gary menulis, ketika intervensi itu ada, mestinya pasar bebas tidak bisa lagi dikatakan pasar bebas. “I know free markets. Free markets are a friend of mine. These are no free markets. Our markets are now being constantly interfered with in order to save the so-called “masters of the universe” and I have to tell you, it is downright depressing”. n IA/YS

Intervensi Bank Sentral Negaranegara Maju Untuk mengatasi kekurangan likuiditas di pasar modal, bank sentral negara-negara maju yang bursanya tekait dengan industri subprime mortgage menggelontor dana dana ke pasar pada Agustus lalu. Ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar mereka dan menuumbuhkan sentimen positif akan bursanya yang terpukul krisis subprime mortgage. 9 Agustus 2007

: The Fed mengeluarkan USD 30 miliar untuk mejaga likuiditas investor subprime mortgage yang merugi.

10 Agustus 2007

: The Fed manambahnya USD 36 miliar.

13 Agustus 2007

: The Fed menambahnya USD 5 miliar.

14-15 Agustus 2007 : The Fed menambahnya USD 7 sampai 15 miliar. 16 Agustus 2007

: The Fed menambahnya USD 17 miliar.

The Fed juga menyuntikkan dana ke sistem perbankan dan keuangannya. Lagi-lagi untuk memulihkan stabilitas. Pada 9-10 Agustus, The Fed menyuntikkan USD 24 dan 68 Miliar. Di Eropa hal yang sama juga terjadi. Pada 10 Agustus, The European Central Bank (ECB) menyuntikkan dana USD 61 Miliar. Pada 13 Agustus, ECB menambah lagi USD 47,67 Miliar. Di Jepang, The Bank of Japan menyuntikkan dana 600 Miliar Yen pada tanggal yang sama.

00 Sharing / 2007


Laporan Utama

Gelembung nan Rentan Itupun

Gara-gara tak mampu membayar cicilan rumah, antara 1-3 juta penduduk AS diramalkan bakal menjadi tunawisma. Kredit murah rumah di AS kini menjadi petaka.

00 Sharing / 2007

Waktu bisnis perumahan mulai booming lagi di AS pada 2001, ekonom Universitas Yale, Robert Shiller’s menanggapinya dingin. Saat itu dia belum bisa berkomentar banyak tentang maraknya warga AS berkantong tipis yang membeli rumah murah melalui skema subprime mortgage. Pada 2006, ketika koreksi pasar mulai menyentuh gelembung bisnis perumahan di AS, antara lain dengan turunnya nilai rumah-rumah tersebut, sang profesor memperingatkan, "Harga rumah naik melebihi nilai aslinya. Koreksi pasar ini menurutnya bisa berlangsung tahunan dan menyebabkan penurunan nilai rumah-rumah tersebut hingga miliaran USD.". Dan Shiller’s benar, akhir semester kedua lalu, sebanyak 2,5 juta warga AS yang mengambil rumah lewat skema tadi tak mampu membayar cicilan. Harga rumah yang mereka kredit melambung tinggi bahkan ada yang sampai 100% dari nilai awalnya. Akibatnya, kata laporan perusahaan penyedia data penyitaan rumah di AS, RealtyTrac, sebanyak itu pula, rumah yang akan disita dari penduduk AS. RealtyTrac mencatat pengumuman lelang sebanyak 179.599 yang mencakup 2,5 juta rumah yang dinyatakan akan disita karena gagal bayar. Tak kurang dari Ketua Senat AS Bidang Perbankan dan Perumahan, Christopher Dodd mencatat jumlah penyitaan ini yang terbanyak selama

Pecah

37 tahun. Ia pun meminta pemerintahan George W. Bush, mengambil tindakan untuk melindungi orang-orang ini karena dikhawatirkan tunawisma mendadak dalam jumlah banyak ini akan menjadi masalah sosial baru bagi AS. Pada 2001-2005 pertumbuhan perumahan di AS menggelembung seiring rendahnya suku bunga perbankan akibat kolapsnya industri dotcom. Sejak 1995, industri dotcom di AS lebih dulu booming namun kolaps dan menyebabkan banyak perusahaan dotcom tak mampu membayar bunga pinjaman ke bank. Untuk menolong merekalah The Fed menurunkan suku bunga. Suku bunga yang turun dimanfaatkan pengembang dan perusahaan pembiayaan perumahan seperti Countrywide Financial untuk membangun perumahan murah dan menjualnya dengan skema subprime mortgage. Gelembung perumahan terjadi di banyak negara bagian, seperti California, Florida, New York, dan banyak negara bagian di wilayah Barat Daya.

Transaksi Utang yang Berisiko Tinggi Tidak semua warga negara AS memiliki uang yang cukup untuk membeli rumah atau memiliki sejarah kredit yang baik. Kebanyakan mereka adalah orang-orang


Laporan Utama

“

Di masa lalu, subprime mortgage terjadi antara individu-individu yang sudah benar-benar saling mengenal. Pinjaman pun didasarkan atas kepercayaan. Hingga ketika peminjam kesulitan membayar cicilan, pemberi pinjaman bisa memperpanjang masa pembayaran.

“

Timeline Gelembung Perumahan di AS 2001-2005 : Gelembung perumahan AS sebagai bagian dari gelembung serupa di seluruh dunia. 2005-sampai sekarang : koreksi pasar atas ledakan gelembung tersebut. 2005 : booming tersebut berhenti pada Agustus 2005 ditandai dengan berkurangnya secara signifikan pembangunan properti. 2006 : koreksi pasar yang substansial. Indeks konstruksi perumahan turun sampai 40% pada Agustus 2006 dibanding periode yang sama tahun lalu. 2007 : Penjualan dan harga perumahan jatuh paling dalam sejak krisis serupa pada 1989. Industri subprime mortgage kolaps, kegagalan bayar meningkat dua kali dibanding 2006.

pengangguran, pekerja-pekerja seperti office boy, pedagang kecil dan pembersih rumah atau kantor. Mereka sebenarnya dianggap tidak layak mendapatkan pinjaman untuk memiliki rumah murah karena beberapa sebab. Seperti, sejarah kreditnya kurang baik atau mereka tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk mencicil. Untuk itulah subprime mortgage ada. Pembiayaan jenis ini sebenarnya berisiko, baik bagi kreditor maupun debitor karena kombinasi beberapa hal, yaitu bunganya yang tinggi, sejarah kredit yang buruk, dan kemampuan keuangan si peminjam. Bagaimana risiko itu bisa meletus? Kamus online Wikipedia menjelaskannya seperti ini. Subprime lenders (pemberi pinjaman), biasanya adalah lembaga pembiayaan perumahan seperti Countrywide Financial mengumpulkan berbagai utang itu (pool) dan menjualnya kepada bank komersial. Oleh bank komersial, sebagian portofolio tersebut dijual lagi kepada bank investasi. Oleh bank investasi kumpulan utang tersebut dijual kepada investor di seluruh dunia seperti bank komersial, perusahaan asuransi, hedge fund, maupun investor perorangan. Kumpulan utang tersebut dinamakan Mortgage-Backed Securitites (MBS) atau disebut juga bonds backed by the pool of mortgages yang merupakan bentuk utang yang dijamin (collaterized debt obligation/ CDO). MBS ini tak lain dan tak bukan adalah satu bentuk transaksi derivatif yang penuh risiko. Ketika pembeli rumah membayar bunga, baik pada cicilan bulanan atau saat pelunasan, pembeli MBS mendapat pendapatan. Layaknya transaksi derivatif lain, MBS bisa dibeli dari tangan pertama atau berikutnya. Artinya investor yang sudah membeli MBS bisa menjualnya lagi ke investor lain. Nah, perolehan pendapatan dibagi menurut jenjang atau senioritas pembeli MBS ini. Dan ini menjadi beban seluruhnya bagi pembeli rumah. Inilah yang membuat nilai yang harus dibayar pembeli rumah melambung hingga 100% dari nilai aslinya. Meskipun berisiko tinggi, selama lima tahun, bank investasi dan hedge fund (HF) tetap saja memainkan instrumen ini karena ada saja investor dari golongan pemain baru yang tertarik membeli MBS dengan segudang iming-iming pendapatan. Ditambah lagi dengan dukungan pemeringkatan yang dibuat lembaga semacam Standard & Poor’s (S&P). Dalam waktu setahun terakhir, pembeli rumah dengan skema ini tak sanggup mencicil kredit rumah murah tersebut lantaran semakin sulitnya perekonomian AS. Ketika ini terjadi, satu-satunya jaminan bagi MBS adalah aset atau rumah-rumah itu sendiri. Sialnya, karena penawaran perumahan ternyata melebihi permintaan seiring gelembung industri perumahan selama lima tahun ini, nilai rumahrumah itupun turun, tidak sesuai lagi dengan nilai yang dijaminkan dalam MBS. Sementara bank investasi dan HF harus tetap memberi pendapatan berupa bunga kepada para investornya. Ini amat berbeda dengan subprime motgage sebelum abad 20 yang tidak mengenal MBS. Di masa lalu, subprime mortgage terjadi antara individu-individu yang sudah benar-benar saling mengenal. Pinjaman pun didasarkan atas kepercayaan. Hingga ketika peminjam kesulitan membayar cicilan, pemberi pinjaman bisa memperpanjang masa pembayaran. Nah, ketika utang itu dijaminkan (collaterized) dan diformalkan dalam surat berharga semacam MBS ini lalu dijual berantai dan kepada orang yang tidak saling mengenal, pecahlah telur risikonya. n IA

00 Sharing / 2007


Laporan Utama Beberapa pakar memandang sempat limbungnya bursa saham dan nilai tukar mata uang di seluruh dunia adalah efek integrasi ekonomi global. Tak terkecuali, Indonesia masuk ke dalamnya. Apalagi, bursa di Indonesia sebagian besar investornya adalah orang asing yang sangat sensitif terhadap sentimen pasar global. Padahal, fundamental ekonomi negara-negara selain AS menunjukkan indikasi yang bagus. Salah satu pelajaran yang bisa dipetik adalah, pasar modal mestinya lebih bersandar pada hal yang fundamental. Investor pun sebaiknya lebih memperhatikan faktor fundamental portofolio yang akan dibelinya, supaya tidak merugi.

M. Ikhsan Pengamat Ekonomi LPEM UI

“Konsekuensi Logis Integrasi Ekonomi Global.” Ibarat satu sistem sirkulasi darah jika satu wilayah sakit yang lainnya terimbas. Inilah integrasi ekonomi global. Ketika bursa kita terkena dampak krisis subprime mortgage, anjlok juga. Saya melihatnya ada faktor carry trade. Investor bursa saham kita, yang kebanyakan dari luar negeri ramai-ramai berinvestasi di sini saat indeks tinggi beberapa bulan sebelum krisis. Malah ada yang membeli memakai kredit dari Jepang yang bunganya sangat rendah untuk membeli saham-saham di sini dengan profit taking. Kemudian pada saat ada satu segmen investasinya terkena krisis subprime mortgage, mereka harus menutupinya dengan cara menguangkan semua benefit yang diperolehnya waktu memegang saham di sini. Bicara lebih luas, terhadap ekonomi Indonesia, terutama pasar modal akan ada beberapa hal yang mungkin bakal terjadi. Pertama, nilai tukar. Nilai tukar kita sudah tidak stabil, sekarang nggak bisa melakukan investasi. Kedua, penundaan initial public offering (IPO) beberapa perusahaan dalam negeri karena kondisi tidak baik untuk investasi. Sekali lagi, inilah konsekuensi logis integrasi ekonomi global. Sekali kita masuk ke sana, harus siap dengan apa yang bakal terjadi. Menurut saya yang harus dilakukan kini adalah melokalisasi persoalan itu hanya di pasar modal saja, jangan dibawa ke tempat lain. Caranya, nilai tukar Rupiah harus distabilkan. Sebelum krisis ini, dengan menguatnya nilai tukar, cadangan devisa bertambah.

“Yang harus dilakukan kini adalah melokalisasi persoalan itu hanya di pasar modal saja, jangan dibawa ke tempat lain. Caranya, nilai tukar Rupiah harus distabilkan”. M. Ridwan Novayanto Analis Bumi Putra Capital

“Jangan Terlalu Ikut-ikutan Panic Selling” Secara fundamental sebenarnya ekonomi kita masih bagus, pertumbuhan ekonomi saja di atas 6%, dan inflasi masih terjaga. Kalaupun kemarin pasar modal bergejolak, itu akibat sentimen saja. Ditambah lagi, pola investor di kita sukanya memegang dana yang jangka pendek, tiap ada penurunan dia ikut turun. Jadi ada masalah margin call, investor-investor yang bermain dengan marjin, kemungkinan terkena margin call, maka kita terkena koreksi yang paling dalam di regional Asia Tenggara. Solusinya, memang bank sentral harus bergerak. Tapi untuk sampai memberikan kebijakan moneter saya kira belum harus. Karena yang dibutuhkan cuma intervensi , bukan kebijakan moneter apalagi sampai menurunkan atau menaikkan suku bunga. Dari sisi rupiahnya saya melihat masih terjaga. Dari sisi investor, mereka masih menunggu kebijakan The Fed September ini. Ke depan, karena sebenarnya fundamental ekonomi kita cukup bagus, sebaiknya investor bursa kita jangan terlalu ikut-ikutan panic selling, justru mestinya hold, terutama bagi yang memegang saham jangka panjang. Bagi yang punya saham dengan nilai tinggi sebaiknya tahan saja (hold) karena bursa saham Indonesia kemungkinan akan cepat pulihnya karena itu tadi, fundamental ekonominya bagus.

“Bagi yang punya saham dengan nilai tinggi sebaiknya tahan saja (hold) karena bursa saham Indonesia kemungkinan akan cepat pulihnya karena itu tadi, fundamental ekonominya bagus”. 00 Sharing / 2007


Laporan Utama Fajar Hidayat Vice President Head of Management Fund Trimegah Securities

“Perlu Kembali ke Fundamental Driven “

Ada kekhawatiran imbas krisis subprime mortgage ini bisa menyebabkan krisis ekonomi jilid dua seperti tahun 1997-1998, apa pendapat Anda? Tapi menurut saya ini ada perbedaan dari 1997-1998. Kalau waktu itu kita mulainya dengan krisis ekonomi lalu ke krisis di financial market. Tapi kalau sekarang ini lebih ke financial market dulu. Jadi berbeda. Saya agak sangsi mengatakannya krisis ekonomi, justru lebih ke krisis pasar keuangan. Sekarang juga kita tahu cadangan devisa kita tinggi. Rupiah juga, dibandingkan negara lain, termasuk yang cukup bertahan. Terus ditambah juga kondisi emiten-emiten lokal, korporasi lebih sehat dibandingkan sebelumnya. Hutang-hutang swasta pun jauh menurun dibanding dulu. Jadi krisis ini lebih bersifat jangka pendek. Memang harus ada koreksi seperti itu.

Tapi bursa kita tampak sangat terpengaruh, mengapa? Sebenarnya bukan kita saja yang terpengaruh yang lain di regional Asia Tenggara juga, bahkan di seluruh dunia. Ini efek integrasi pasar keuangan global. Apalagi investor asing di pasar modal kita dominan, mereka ‘kan lebih rentan. Jika dianggap bursa kita lebih terpengaruh, saya melihatnya akibat tingginya indeks bursa kita dibandingkan bursa lain di regional ini seperti Singapura, Hongkong, dan Thailand. Ini bisa dilihat sepanjang Januari sampai Juli kemarin Sebelum bursa kita jatuh, indeks saat itu berada di kisaran 2400. Waktu jatuh, kita memang paling dalam, hampir 22%. Dan itu wajar karena kita sebelumnya naiknya banyak. Kini pun investor yang menarik dananya itu masih merealisasikan investasinya, jadi bursa kita memang agak tertahan daripada yang lain di regional.

Bagaimana fluktuasi bursa kita selama krisis ini? Kalau bicara penurunan terbanyak. Dari Januari sampai Juli lalu, waktu indeks naik terus, indeks kita lebih ditolong oleh saham-saham dua dan tiga. Blue chips-nya justru di urutan tiga. Nah, waktu turun, automatically, yang naiknya tadi lebih banyak, yaitu saham lapis dua tiga ini koreksinya juga lebih banyak. Bahkan melebihi daripada waktu crash pada 2006. Tahun 2006, IHSG turun 20%, sekarang sampai 22%. Berdasar pengalaman yang lalu-lalu, saya perkirakan butuh dua bulan untuk pemulihan bursa kita. Apalagi kalau melihat perkembangannya, dua hari setelah kejatuhan di 16 Agustus lalu, para pelaku pasar mulai mengunakan akal sehatnya lagi. Bahwa agak berlebihan untuk menjual in every counter. Jadi mereka sekarang melakukan switching ke saham-saham yang defensif, yang memiliki kinerja, dan tidak banyak unsur spekulasinya. Dan itu berarti saham blue chips juga.

Lalu upaya apa yang bisa dilakukan untuk meredam

krisis ini? Kalau tidak salah, estimasi dana masuk ke pasar saham kita sekitar Rp 90 Triliun. Nah, cadangan devisa kita lebih dari itu. Jadi saya rasa, selama rupiahnya masih bisa dijaga, itu sudah bagus. Sementara untuk investor saham, menurut saya, kalau punya time horison enam bulan ke depan, ini merupakan titik yang baik untuk entry points. Karena saya tidak percaya, ini merupakan krisis ekonomi kedua.

Untuk Indonesia lebih aman saham-saham yang mana? Saya lihat saham syariah juga bagus. Tapi, saya mau bicara sektor ya, saya rasa saham-saham alat-alat berat, seperti United Tractors masih bagus. Di sektor telekomunikasi juga. Itu adalah saham-saham yang ibaratnya grow stock, terus defensif. Kita bisa lihat penurunannya tidak sebanyak saham-saham yang lain. Sementara kalau saham-saham di perbankan sendiri, saya rasa sekarang sedang under pressure. Karena di seluruh dunia, saham perbankan kena sentimennya. Baik langsung atau tidak langsung.

Kalau saham non syariah? Saya rasa kategorinya harus likuid, kapitalisasi besar, seperti Perusahaan Gas Negara (PGN). Lalu di sektor sumber daya alam seperti pertambangan dan perkebunan. Sektor infrastruktur seperti Semen Gresik dan Semen Cibinong. Dan kalau mau properti, saya melihat seperti CTRA, atau Kawasan Jababeka. Kurang lebih seperti itulah, saham-saham blue chips.

Hikmah yang bisa diambil dari masalah ini? Kita harus melihatnya lebih jangka panjang. Praktis, mungkin krisis ini hanya sampai Febuari 2008. Saya juga melihat kita perlu kembali ke fundamental driven market, artinya pasar itu akan naik benar-benar didorong oleh emiten yang memiliki fundamental. Kalau awal tahun ini ’kan banyak unsur spekulasinya. Seperti kita lihat saham PT AGIS Tbk.-(TMPI)-ya, salah satu yang menjadi heboh. Tadinya sempat 5.000 sekarang hanya 365. Seperti itulah.

Anda tadi menyinggung soal koreksi pasar yang wajar tiap tahunan, maksudnya? Dalam setiap tahun itu pasti ada koreksi, minimal 10% penurunan. Karena kebutuhan, tahun ini terjadinya dua kali, di awal tahun dan bulan Agustus. Secara siklus memang Agustus, masuk ke kuartal ketiga itu memang biasanya terkoreksi. Tapi saya rasa, mungkin akhir September atau awal Oktober sudah mulai recover. Setelah The Fed mengeluarkan sinyal positif 17 Agustus lalu yang dilanjutkan pertengahan bulan ini, investor masih akan melihat data laporan keuangan kuartal ketiga dari perusahaan-perusahaan sekuritas. Mengapa data itu penting dilihat? Karena ’kan yang banyak membeli subprime mortgage itu adalah mereka. n IA/YS

“Secara siklus memang Agustus, masuk ke kuartal ketiga itu memang biasanya terkoreksi. Tapi saya rasa, mungkin akhir September atau awal Oktober sudah mulai recover”. 00 Sharing / 2007


Laporan Utama

Pasar Modal yang

Bebas Spekulasi Berbeda dengan pasar modal konvensional, pasar modal syariah melarang adanya spekulasi. Sentimen pasar berperan besar dalam gonjang-ganjing bursa saham global, termasuk Indonesia, pertengahan Agustus lalu. Pelibat pasar modal, seperti investor dan broker sudah biasa berspekulasi. Mereka membuat berbagai analisa dan perhitungan sebelum mengambil tindakan membeli atau menjual saham. “Inilah yang membuat pasar tetap aktif, tetapi, aktivitas ini tidak selamanya menguntungkan, terutama ketika terjadi depresi”, tulis Irfan Syauqi Beik, pakar pasar modal syariah dalam “Prinsip Pasar Modal Syariah”. Spekulasi memungkinkan investor melepas saham yang dibelinya pada pagi hari di sore harinya. Ini membuat investor bisa seenaknya memainkan harga saham. Ilustrasinya, jika saja ada satu investor membeli satu saham dalam jumlah besar di pagi hari yang kemudian diikuti oleh pembelian oleh investor lain. Ini lalu memicu harga saham tersebut naik. Saat harganya sudah dianggap cukup tinggi, sore harinya si investor pertama tadi menjual seluruh sahamnya. Ia pun untung besar. Apakah ini spekulasi? Karena sesungguhnya si investor pertama tadi sudah memperhitungkan langkah-langkahnya untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain ia tidak membabi buta membeli saham tersebut tanpa pikir-pikir dulu. Menurut Irfan, meski kerap tarsamar, perbedaan antara spekulasi dan investasi sebenarnya cukup jelas. Yang utama adalah, spekulasi bukan investasi karena ada perbedaan mendasar di antara keduanya, yaitu di ‘spiritnya’ atau niatnya. Spekulan membeli saham semata untuk mengeruk keuntungan dengan menjualnya kembali di masa mendatang. Sedangkan investor membeli saham dengan tujuan berpartisipasi secara langsung dalam bisnis. Perlu dipahami, yang diperjualbelikan di bursa saham adalah ‘kepemilikan’ dari perusahaan bersangkutan. Pemegang saham berhak atas sebagian laba yang diperoleh perusahaan sebagai imbal hasil dari risiko yang ditanggungnya. Layaknya pasar, jika laba perusahaan naik, semakin banyak permintaan saham perusahaan tersebut di bursa karena semakin banyak orang ingin turut menikmati keuntungan tersebut. Kinerja perusahaanlah yang mestinya menaikkan harga saham bukan ‘permainan’ seperti ilustrasi di atas. Sebelum membeli saham pun, mestinya investor paham bisnis yang dilakoni perusahaan tersebut. Inilah yang disebut investasi.

Pasar Modal Syariah Sesuai ajaran Islam, aturan pasar modal syariah dibuat untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik. Untuk itu, prosedur pembelian/penjualan saham secara langsung tidak diperkenankan. Penentuan harga saham berbeda dengan penentuan harga seperti yang terjadi di pasar modal konvensional. Pertama, harga saham ditentukan oleh nilai asset perusahaan yang mengeluarkannya atau sesuai dengan nilai intrinsiknya.

00 Sharing / 2007

Adapun formula perhitungannya adalah: harga saham sama dengan modal saham + keuntungan - kerugian + akumulasi keuntungan – akumulasi kerugian, yang kesemuanya dibagi dengan jumlah saham yang diterbitkan. Karena formula ini memberikan nilai intrinsik saham, tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk membeli atau menjual pada berbagai level harga kecuali berdasarkan regulasi harga yang telah ditetapkan. Spekulan tidak bisa membeli lalu


Laporan Utama

menjual saham dalam waktu cepat karena diberlakukan masa pegang saham (holding period minimum) (lihat “Nurul Huda: Saham Syariah Lebih Stabil�). Untuk membuat pasar modal transparan, tiap perusahaan harus mengumumkan posisi keuangannya tiap tiga bulan sekali, sehingga publik akan tahu berapa sesungguhnya nilai intrinsik dari sahamnya minimal empat kali dalam setahun. n IA

00 Sharing / 2007


Laporan Utama

“Saham Syariah Lebih

Stabil�

Nurul Huda

Pemerhati pasar modal syariah dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Yarsi Dibandingkan saham-saham yang tergabung dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), saham-saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) tidak begitu terpengaruh gejolak pasar saham global. Selain nilai syariah yang tertanam di dalamnya yang antara lain melarang spekulasi, saham JII sebenarnya tergolong unggulan (blue chips) Faktor lain, jumlah saham syariah masih kalah jauh banyaknya dibanding yang konvensional, jadi secara kuantitas penurunannya tidak besar. Andai saja saham JII seimbang atau lebih banyak dari konvensional, bursa saham kita bisa jadi lebih stabil dan tahan rentetan global krisis subprime mortgage di AS. Begitu analisa dan harapan Nurul Huda, akademisi pasar modal syariah dari Universitas Yarsi, Jakarta. Bagi penggiat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) ini, inilah salah satu bukti nyata nilai lebih ekonomi syariah. Berikut penuturannya kepada Yudi Suharso dari Sharing.

00 Sharing / 2007

rekor-rekor pecah terus di bursa kita. Indeks pernah tercatat di angka 1500, 2000, lalu naik lagi ke 2300. Tapi, karena ada sentimen pasar global yang menyebabkan indeks di banyak bursa saham global jatuh, kita juga kena. Meskipun, saya melihat imbasnya tidak terlalu kencang. Nggak jeblok banget, istilahnya. Kita masih main kisaran di atas 2.000.

Tapi sempat ada kekhawatiran bakal muncul krisis ekonom jilid dua, mungkinkah? Kini orang masih menunggu pelbagai sinyal positif sesudah sidang The Fed, 18 September ini. Jika The Fed menurunkan suku bunga, tampaknya harus diikuti oleh negara-negara lain. Itu biasanya. Sehingga mau tidak mau kita harus mengantisipasi. Ini ‘kan sebenarnya dua hal yang berbeda. Yang satu mainnya di sisi pasar uang satunya lagi pasar modal. Kedua pasar itu sebenarnya sifatnya berlawanan.

Sampai akhir Agustus lalu IHSG masih naik turun akibat krisis global, bagaimana menurut Anda?

Apa langkah antisipasi yang seharusnya dilakukan?

Ada tiga faktor fundamental yang mempengaruhi volatilitas pasar modal, yaitu faktor fundamental ekonomi, teknis, dan sentimen pasar. Ketiga hal ini yang bisa menyebabkan bursa kita terpengaruh. Secara fundamental, trennya bursa kita sudah lumayan bagus. Sebelum krisis global subprime mortgage,

Meskipun secara esensinya, fundamental ekonomi kita sudah mantap. Kinerja perusahaanperusahaan trennya meningkat, hingga indeks pun terus meningkat. Tapi tetap harus dibekingi antisipasi karena, pemain-pemain di bursa kita ini ’kan dominannya orang asing. Makanya saya kawatir, jika ada goncangan sedikit, pemerintah


Laporan Utama tidak memberikan jaminan, modal mereka bisa lari. Ketika The Fed sudah membuat satu kebijakan, ‘kan biasanya BI menyesuaikan. Nah itulah yang langsung berpengaruh ke pasar modal kita. Misalnya, SBI turun lagi, esensinya sudah tidak kompetitif lagi orang untuk bermain di pasar uang, maka pasar modal kembali akan bangkit lagi. Ibaratnya sedikit akan terapresiasilah IHSG-nya itu.

Lalu, bagaimana dengan nilai rupiah kita, pada 15 Agustus lalu sempat menembus Rp 9400 per USD? Persoalannya mata uang kita tergolong soft currency. Artinya, mata uang yang ketika ada gonjang-ganjing mata uang hard currency akan terpengaruh juga. Ini terjadi ketika USD gonjang ganjing. Perlu diingat, tren ekonomi AS kini jangan dibilang bagus. Dari sudut neraca perdagangan dan pembayaran, mereka defisit. Makanya mereka meminta cadangan devisa yang ada di bank sentral negara-negara itu harus dalam bentuk USD, agar demand terhadap USD tetap ada. Sedangkan kalau kita pegang uang dalam USD, volatilitasnya sangat riskan dibandingkan Euro misalnya. Makanya beberapa waktu lalu sempat diusulkan agar cadangan devisa kita disimpan dalam Euro. Tapi tidak jadi. Ke depan, sebaiknya BI lebih giat menjaga stabilitas mata uang Rupiah, lebih aktif mengintervensi bisa menjadi satu cara.

Baik, apa Anda juga melihat olengnya pasar modal dan uang kita akibat krisis di AS ini juga karena dominannya investasi pasar modal? Benar. Ya itulah, makanya kita seharusnya bisa segera lari ke apa yang namanya obligasi. Dalam hal ini, saya maksud sukuk, agar cepat dikeluarkanlah. Ini bukan sukuk yang dikeluarkan oleh swasta, melainkan pemerintah (sovereign sukuk). Ini efektif ketika investor ragu bermain di bursa saham yang jumpalitan seperti saat ini. Sukuk bisa menjadi alternatif investasi mereka. Apalagi sukuk negara, ‘kan ada jaminan dari pemerintah.

Anda sudah menyinggung instrumen investasi syariah, bagaimana dengan saham-saham yang tergabung dalam JII?

Sampai saat ini sih saya melihat trennya JII masih cukup bagus. Ya, karena scoup-nya (jumlah-red) masih kecil, 30 emiten dibandingkan 200-an emiten di IHSG. Krisis subprime mortgage ini tidak terlalu berpengaruh pada JII. Karena juga, kalau boleh disebut sebenarnya saham-saham di JII itu Blue Chips atau saham-saham unggulan. Namun tetap, ketika investor kita yang sebagian besar rasionalis memandang saham-saham JII tidak mampu memberi return yang tinggi, mereka akan melarikan modalnya

Bagaimana agar saham-saham di JII bisa lebih kuat? Kalau kita kembali ke sejarah Islam, memang belum ada contoh ideal pasar modal. Cuma, aturan mainnya sebenarnya sudah jelas, pasar modal syariah misalnya harus bebas dari unsur spekulasi. Seorang pakar ekonomi Islam, Proffesor Mettwally, menegaskan investor tidak boleh menjual saham yang dibelinya pada pagi hari di sore harinya. Kalau di pasar modal konvensional ‘kan boleh hingga menyuburkan spekulasi. Ekonomi Islam menyebut spekulasi ini sebagai maisyir dan gharar. Makanya, harus ada yang namanya holding period minimum. Misalnya, si investor baru boleh menjual saham yang dibelinya setelah tiga hari atau minggu. Mettwally sendiri mengusulkan tiga bulan. Nah, itu di kita yang belum berjalan padahal kalau itu berjalan, pasar modal kita tidak akan rentan terhadap perubahan tiba-tiba seperti krisis subprime mortgage ini. Metwally juga mengusulkan penetapan harga saham tertinggi oleh komite yang menurut saya bisa diantaranya dari DSN MUI dan Bapepam LK. Selain dua hal fundamental di atas, sahamsaham JII juga mesti diperbanyak. Ini karena, teorinya begini, sebelum berinvestasi, orang melihat risiko dulu. Di JII ‘kan baru 30-an saham. Dalam risiko investasi ada yang namanya risiko unsystematic. Jika risiko ini bisa dikurangi, risiko investasi juga berkurang. Caranya, dengan menambah portofolio, jangan hanya 30an. Memang belum ada ketentuan idealnya berapa, tapi pernah ada satu penelitian yang menyimpulkan jika jumlahnya naik menjadi 60 saja, risikonya mengecil. n

“Krisis subprime mortgage ini tidak terlalu berpengaruh pada JII. Karena juga, kalau boleh disebut sebenarnya saham-saham di JII itu Blue Chips atau saham-saham unggulan”.

00 Sharing / 2007


Opini

Berkaca pada pengalaman masa lalu, seharusnya pemerintah daerah tidak lagi mengejar industri besar yang padat modal tapi ternyata rentan dan tak bisa menyerap tenaga kerja.

Pengentasan Kemiskinan Melalui USAHA MIKRO (Belajar dari Masa Lalu) Salah satu cara yang paling konstruktif dalam merealisasikan visi kesejahteraan lahir dan batin bagi masyarakat yang sebagian masih berada di garis kemiskinan, adalah dengan menggunakan sumber daya manusia secara efisien dan produktif. Caranya dengan membuat setiap individu mampu mempergunakan kemampuan artistik dan kreatif yang dimilikinya sehingga dapat merealisasikan kesejahteraan mereka masing-masing. Hal ini tidak akan dapat dicapai jika tingkat pengangguran dan semi pengangguran yang tinggi tetap berlangsung. Salah satu instrumen kebijakan yang digunakan untuk mengurangi tingkat pengangguran dan semi pengangguran adalah dengan ekspansi dan pendirian usahausaha berskala menengah dan besar yang padat modal. Hal itu menuntut Pemerintah Daerah, pada masa otonomi daerah saat ini, memberi kemudahan investasi bagi para investor, sehingga dapat menjadi lokomotif

00 Sharing / 2007

perekonomian daerah. Namun perlu disadari, bahwa perusahaan-perusahaan besar yang padat modal tidak mampu menyediakan banyak peluang kerja. Kondisi tersebut disebabkan jumlah angkatan kerja lebih besar dari kapasitas perusahaan-perusahaan tersebut. Di samping pekerja yang kurang skilled saat pertumbuhan industri makin kompleks. Mengembangkan industri mikro adalah salah satu cara mengatasi hal itu. Saat ini berkembang kesadaran bahwa strategi memilih industrialisasi modern skala besar yang padat modal pada periode yang lalu telah gagal memecahkan persoalanpersoalan kemiskinan dan pengangguran global. Dari beberapa studi yang dilakukan para ahli dari Michigan State University di beberapa negara terlihat adanya kontribusi besar yang dapat disumbangkan oleh industri kecil dan mikro pada lapangan kerja dan penghasilan (Chapra, 2000). Beberapa negara maju, seperti Italia,

Jerman, dan Jepang, malah lebih dahulu menyadari potensi usaha mikro dan kecil dalam menciptakan lapangan kerja, serta memperkenalkan tindakan-tindakan untuk menggalakkan industri mikro dan kecil dengan konsep kemitraan dengan industri menengah dan besar (Perry, 1999). Berdasar kondisi itu, dan fakta bahwa tingkat pengangguran makin tinggi, pemerintah Daerah, sebagai pemegang otonomi di daerah, seharusnya mampu membuat kebijakan yang dapat mengembangkan usaha skala mikro dan kecil di daerahnya, bukan hanya mengejar pendirian usaha-usaha berskala besar dan menengah. Dengan demikian, diharapkan, dapat memperluas kesempatan kerja dan peluang berwirausaha bagi seluruh masyarakat. Upaya beberapa Pemerintah Daerah, saat ini, membuat kebijakan peningkatan upah minimum daerah bukanlah satu-satunya jalan bagi pengurangan kemiskinan. Karena,


Opini kemitraan yang bertujuan agar para pelaku usaha mikro tidak terpinggirkan, tetapi dapat diberdayakan sebagai salah satu pilar pembangunan di berbagai daerah. Kemitraan tersebut dibangun dalam satu kondisi pasar yang sehat. Sebenarnya, pada masa lalu, telah banyak dibuat berbagai macam program kemitraan untuk mengembangkan usaha

mikro guna mengentaskan kemiskinan. Namun sebagian besar program itu tidak berumur panjang. Hanya gemanya saja yang berbunyi saat awal peresmian. Meskipun, ada juga program yang berumur panjang dan dapat menjadi pelajaran untuk memberdayakan masyarakat daerah. n

Beberapa hal yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab kelemahan sistem kemitraan yang telah dilakukan di masa lampau, dapat dipaparkan secara singkat sebagai berikut (Merza Gamal, MPD-IPB, 2006):

hal itu, seringkali menjadi kontra produktif bagi sebuah perusahaan atau industri, dengan alasan menambah ongkos produksi. Sedangkan, kesempatan berwirausaha jika dikelola dengan baik akan mempunyai potensi lebih besar dalam meningkatkan basis-basis asset individual daripada sekedar menerima upah sebagai pekerja. Hal klasik yang selalu dipersoalkan mengapa pelaku usaha kecil dan mikro, tidak dapat berkembang adalah karena tidak tersedianya sumber dana sebagai modal guna menjalankan usahanya. Apabila dikaji secara mendalam, sebenarnya dana saja tidak cukup untuk mengembangkan sebuah usaha. Jika kita lihat sebelumnya, berapa banyak program bantuan dana berupa pinjaman yang dikucurkan pemerintah pusat untuk mengembangkan berbagai usaha sektor mikro dan kecil yang tidak membawa hasil tetapi malah membuat usaha yang telah berjalan menjadi gulung tikar. Kondisi tersebut terjadi karena ketidakmampuan pelaku usaha kecil dan mikro bersaing dalam mengembangkan usaha. Sehingga, akhirnya, pinjaman dana yang diperoleh malah menjadi beban yang memberatkan usaha yang telah dijalankan sebelumnya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu bentuk

(1) kemitraan program pembiayaan dari pemerintah melalui perbankan kepada pelaku usaha mikro dan kecil banyak mendapat campur tangan dalam operasional oleh pihak pemerintah selaku pemilik program; (2) kemitraan yang disertai pemberian kredit bersubsidi justru menjadi salah satu faktor kegagalan pembiayaan pada pelaku usaha mikro dan kecil, karena dana kredit tersebut akhirnya tidak dimanfaatkan untuk pembiayaan usaha melainkan diinvestasikan atau dimanfaatkan dalam bentuk lain, bahkan lebih dinikmati oleh orang kaya dari pada pelaku usaha mikro yang seharusnya mendapatkan pembiayaan usaha; (3) kemitraan yang terbentuk antara pengusaha menengah dan besar dengan pelaku usaha mikro dan kecil tidak didasarkan prinsip saling membutuhkan, misalnya BUMN Pertamina membentuk kemitraan dengan usaha kerajinan bordir, sehingga masing-masing tidak memiliki ikatan usaha yang dapat menumbuhkan hubungan saling membutuhkan; (4) kemitraan yang terbentuk tidak disertai dengan prinsip keadilan distribusi nilai tambah dalam suatu sistem komoditas, misalnya pada kemitraan PIR kelapa sawit nilai tambah yang tercipta dalam sistem komoditas kelapa sawit diambil oleh industri pengolahan sedangkan petani hanya menikmati bagian nilai tambah yang sangat kecil; (5) kemitraan yang terbentuk tidak disertai dengan prinsip transfer pengetahuan dan pengalaman sehingga tidak tercipta suatu sistem pembinaan dan pengalaman; (6) kemitraan yang terbentuk tidak didasarkan pada prinsip bisnis, tetapi lebih terpaksa kepada memenuhi kewajiban yang digariskan oleh pemerintah; (7) kemitraan yang terbentuk seringkali hanya sekedar sebatas rencana dan MOU, tetapi dalam tahap implementasi tidak mampu direalisasikan sesuai harapan; (8) kemitraan yang terbentuk hanya sekedar jargon politik, jargon prestise pengusaha besar untuk publikasi, atau jargon moral belaka, sehingga kemitraan yang terbentuk seringkali terbukti hanya terbatas untuk seremonial belaka; (9) kemitraan yang terbentuk hanya didasarkan pada paradigma yang sempit, yaitu hanya sekedar untuk membagikan bantuan kepada pelaku usaha mikro dan kecil tanpa pertanggungjawaban penggunaannya. Hal ini sangat tidak mendidik masyarakat untuk memiliki kemampuan dalam merencanakan dan memperbaiki masa depannya. Dengan demikian, dalam menyusun program kemitraan, harus bisa menghindari praktik-praktik di atas yang tidak menciptakan nilai tambah dari pengorbanan dana, waktu, dan tenaga untuk membangun suatu kemitraan. Oleh karena itu, untuk membangun kemitraan atas dasar prinsip bisnis yang saling membutuhkan, saling menguntungkan, saling memperkuat merupakan implementasi dari kebersamaan berusaha, bertumbuh dan berkembang bersama, bekerjasama sambil bersaing dan berkompetisi, serta keadilan dan keseimbangan dalam pembagian nilai tambah antara pengusaha menengah dan besar dengan pelaku usaha mikro dan kecil. Di samping itu perlu pula dipikirkan suatu kerangka kemitraan yang terpadu antar satu program dengan program kemitraan lainnya. Kemitraan tersebut melibatkan seluruh stakeholders dalam sebuah komunitas daerah. Sehingga dapat menjadi pilar-pilar dalam pembangunan ekonomi suatu daerah dengan memperhatikan dinamika sosial ekonomi yang terjadi pada daerah tersebut. Penulis: MERZA GAMAL (Pengkaji Sosial Ekonomi Islami)

00 Sharing / 2007


Bisnis

Kemilau Dinar dari Cilangkap Sejak Oktober 2006-Juni 2007, Dinar Primkopau TNI AU sudah terjual 293 keping. Mulai banyak yang sadar untungnya berinvestasi Dinar.

Letkol Fathoni

Siapa pun tahu bahwa nilai emas selalu di atas nilai rupiah, dolar, atau mata uang lain. Per 24 Juli lalu, harga emas bertengger di kisaran Rp 200.000 per gram dan 1 Dinar mencapai Rp 905.000. Bandingkan dengan harga akhir tahun lalu yang sekitar Rp 840.000. Sebagai investasi jangka panjang, Dinar tentunya menarik karena nilainya naik terus. Salah satu lembaga yang membaca peluang bisnis Dinar adalah Primer Koperasi TNI AU. Koperasi ini menerbitkan Dinar pada Oktober 2006. Pada Desember 2006, asetnya melonjak. Sejak menerbitkan Dinar pada Oktober 2006, koperasi ini menjual 50-60 Dinar per bulan dan permintaan terus bertambah. Dengan permintaan segitu, Primer Koperasi TNI Angkatan Udara (Primkopau) siap menyetok 1 kg Dinar atau 250 keping tiap bulannya. “Orang makin sadar, investasi Dinar itu menguntungkan”, ujar Letkol A. Fathoni SE. MM., Ketua Primkopau. Kepada Sharing, Fathoni bicara panjang lebar tentang mulai maraknya orang membeli Dinar di koperasinya. Padahal, awalnya, Dinar ini hanya satu produk unggulan Unit Koperasi Syariah (UKS) Primkopau di bilangan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Sejak Juni 2007 dibentuk Unit

Bisnis Dinar yang khusus menangani bisnis mata uang emas. Untuk sementara, unit bisnis ini berkantor di Primkopau di Mabes TNI AU, Cilangkap.

Infrastruktur Belum Siap Meskipun permintaannya naik terus, Primkopau cukup berhati-hati mengelola bisnis ini. Ini berkaitan dengan terbatasnya ketersediaan Dinar di PT Antam. Belum lagi kesiapan pihaknya menangani bisnis ritel Dinar dalam skala besar. Maksudnya adalah kesiapan business process dari produksi, marketing, investasi, dan sebagainya. “Saat ini kami masih bersikap konservatif tidak agresif, meskipun kami bisa saja membentuk pasar, yang penting masyarakat mulai tahu bahwa kami menjual Dinar,” jelas Fathoni. Kebijakan ini juga menyangkut cahsflow yang dimiliki koperasi. Soal arus kas ini, Fathoni masih mempertimbangkan sektor mana yang lebih cepat perputaran kasnya dan menguntungkan. Unit bisnis lain yang perputaran uangnya cepat dan juga menghasilkan adalah Unit Simpan Pinjam (USP) dan Unit Bisnis SPBU. Modal koperasi yang diputar untuk SPBU pada 2006 adalah Rp 1,8 miliar, untuk USP sekitar Rp 28,5 miliar, sementara untuk Dinar baru sekitar Rp 267

“Berbisnis Dinar sejatinya menguntungkan bagi koperasi karena nilai asetnya bertambah. “Kan jadinya nilai aset kami dihitung dalam Dinar dan nilai emas selalu lebih tinggi daripada rupiah”, ujar Fathoni.” 00 Sharing / 2007


Bisnis

Juta. Hingga Juni lalu, pembeli Dinar di Primkopau kebanyakan masih dari ‘dalam’ yaitu anggota koperasi baik yang sipil maupun militer. Ini memang sesuai dengan strategi Primkopau untuk tidak mengejar pasar di luar anggota dulu. Bicara risiko, di atas itu salah satu risiko yang sudah teridentifikasi. Risiko lainnya adalah kehilangan. Bayangkan jika ada satu pegawai yang nakal dan ‘mengempit’ 1 Dinar saja, sudah lumayan merugikan. Makanya, khusus untuk unit bisnis ini dipercayakan ke orang terpercaya. Risiko lain adalah risiko pasar. Saat musim tahun ajaran baru, biasanya orang mengalihkan banyak sumber dananya untuk membiayai anak sekolah. Produksi Dinar pun berkurang di masa-masa seperti ini. Justru ini musim yang bagus untuk USP, anggota koperasi bisa meminjam uang untuk membiayai anaknya sekolah. Di luar itu, berbisnis Dinar sejatinya menguntungkan bagi koperasi karena nilai asetnya bertambah. “Kan jadinya nilai aset kami dihitung dalam Dinar dan nilai emas selalu lebih tinggi daripada rupiah”, ujar Fathoni. Ini sangat membantu ketika koperasi berurusan dengan bank atau lembaga keuangan lain.

Bisnis Masa Depan Selain USP, SPBU, dan Dinar, Primkopau TNI AU memiliki unit bisnis lain, seperti minimarket, salon, pemancingan, travel, pijat refleksi, wartel, tailor, kantin, fotokopi, perumahan, dan sebagainya. Namun, perwira ini yakin dalam beberapa tahun ke depan, unit bisnis Dinar akan berkembang pesat, ketika makin banyak orang membutuhkan Dinar sebagai alat investasi. Banyak celah bisnis yang dapat dimasuki Unit Bisnis Dinar, misalnya asuransi dan tabungan berbasis Dinar. Dua bank syariah telah memberi sinyal akan meluncurkan tabungan berbasis Dinar, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) dan HSBC Amanah. Asuransi dengan premi Dinar pun sudah diluncurkan ke pasar, yaitu Pulsa Bintang Dinar dari Asuransi Bintang Syariah. Pada Pulsa Bintang Dinar, premi nantinya dihitung dan di-back up dalam Dinar. “Kami memang sudah ada pembicaraan dengan pihak Asuransi Bintang untuk menyuplai Dinarnya”, ujar Fathoni. Pola kerjasama ini pun bisa dilakukan untuk tabungan berbasis Dinar. Primkopau tengah menjajaki kemungkinan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Haji Departemen Agama (Dirjen Haji). Primkopau melihat potensi tabungan haji menggunakan Dinar. Ini berdasar riset yang sudah dilakukan Primkopau, tiap tahun, ongkos naik haji dalam rupiah makin mahal tapi jika diukur dengan Dinar justru makin murah. Tahun 1997, ongkos naik haji adalah 73

keping per jamaah. Tahun 2004 hanya butuh 46 keping, 2005 bahkan 35 keping. Primkopau memiliki proposal bisnis tabungan haji menggunakan Dinar. Selain nilainya lebih stabil, juga bisa memberi keuntungan. Fathoni mengilustrasikan, nasabah bisa mendaftar naik haji dari sekarang tapi berangkatnya dua tahun lagi. Misal ongkos naik haji saat ini adalah 32 Dinar, ia bisa membeli 32 Dinar secara tunai atau mencicil. Dua tahun kemudian, mungkin ongkos naik haji sudah turun menjadi 30 Dinar, artinya ada kelebihan 2 Dinar dan itu bisa dikembalikan kepada si nasabah. Misalkan harga 1 Dinar saat si nasabah membeli adalah Rp 820.000, dua tahun kemudian nilainya bisa naik, misalkan menjadi Rp 900.000. Maka, si nasabah tadi mendapat keuntungan Rp 80.000 dikali dua yaitu Rp 160.000. Jika nasabah tak memiliki uang untuk membeli Dinar sekaligus, bisa juga mencicil, itung-itung sekalian menabung dalam Dinar. Kalau ongkos naik haji adalah 30 Dinar, berarti jika nasabah menabung 1 Dinar/bulan, dalam 2,5 tahun, Dinar cukup untuk naik haji. Pada 2006, Primkopau memiliki aset sebesar Rp 52,9 miliar. UKS yang sudah didirikan adalah di Bukit Duri, Bogor, Medan, Yogyakarta, Madiun, Malang, dan Surabaya. Per 24 Juli lalu Primkopau sudah menjual 325 keping bernilai 1 Dinar, 150 keping bernilai ½ Dinar, dan 50 keping bernilai ¼ Dinar. Spesifikasi 1 Dinar adalah 4,25 gr, 24K .9999 FG; ½ Dinar adalah 2,125 gr 24 K .9999 FG; ¼ Dinar adalah 1,0625 gr 24 K .9999 FG. n IA

00 Sharing / 2007


Bisnis

Spin Off Unit Syariah, BRI Akuisisi Bank Jasa Arta Spin off BRI Syariah mempercepat perwujudan target aset bank syariah lima persen dari total bank nasional.

Sinyal itu akhirnya makin jelas. Bank BRI, salah satu bank pelat merah yang paling kuat telah menyatakan akan melepas unit usaha syariahnya menjadi bank umum syariah atau full pledge Islamic bank. Bank dengan aset nomor empat di Indonesia itu mengakuisisi Bank Jasa Arta dengan nilai Rp 61 miliar. Kemudian bank tersebut akan dikonversi menjadi syariah. Unit usaha syariah BRI akan dilebur dengan bank tersebut sehingga total cabang BRI Syariah nantinya akan bertambah menjadi 51 cabang. Jumlah itu antara lain terdiri dari 45 cabang dari unit usaha syariah Bank BRI dan enam cabang milik Bank Jasa Arta. Rencana BRI melepas unit usaha syariah ini sebetulnya sudah terdengar sejak tahun lalu. Sejumlah sumber menyebut Batasa Tazkia sebuah konsultan di balik rencana

00 Sharing / 2007

bank yang saat ini dikomandani Sofyan Basyir itu dispin off menjadi bank syariah penuh. Hingga awal tahun lalu, sumber tersebut menyatakan BRI akan resmi melepas unit usaha syariahnya pada September 2007. Namun pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar awal September 2007 disebutkan kemungkinan waktu bergeser. Bank BRI Syariah diperkirakan baru akan beroperasi Januari 2008. RUPSLB yang digelar Rabu (5/9) menyetujui adanya spin off unit usaha syariah. Direktur Usaha Mikro Kecil dan Menengah BRI Sulaeman Arif Arianto menegaskan bahwa setelah di-spin off, maka unit usaha syariah dilebur ke bank umum syariah baru dan BRI selaku induk akan menambah penyertaan modal menjadi Rp 500 miliar. ‘’Jumlah itu sudah termasuk akuisisi Bank Jasa Arta,’’ kata

Sulaeman. Dalam siaran persnya BRI menyatakan RUPSLB menyetujui spin off usaha perseroan dan memberikan wewenang kepada direksi untuk melakukan tindakan yang diperlukan termasuk penambahan penyertaan modal sebesar Rp 500 miliar dengan pengawasan komisaris. Bank Jasa Arta saat ini memiliki aset Rp 250 miliar dengan kredit Rp 170 miliar. Sedangkan BRI Syariah ditargetkan memiliki aset Rp 1,5 triliun. Saat ini aset BRI Syariah juga di atas Rp 1,2 triliun. BRI Syariah akan menggarap sektor mikro, kecil dan menengah. Sedangkan untuk sektor besar seperti korporasi akan dikelola oleh BRI induknya atau bersindikasi dengan bank syariah lain seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan lainnya. RUPSLB yang digelar di Jakarta itu juga


Bisnis

menyetujui pengangkatan mantan menteri percepatan daerah tertinggal Saefulah Yusuf menggantikan Sunarsip. Jika awal 2008 BRI Syariah beroperasi maka bisa diperkirakan target BI bahwa aset bank syariah lima persen tahun 2008 makin terbuka. Sebab saat ini aset bank syariah masih pada kisaran 1,5 persen. BRI Syariah juga akan menjadi bank syariah penuh ke empat setelah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia. Sulaeman berharap sesuai dengan iklimnya, pertumbuhan BRI Syariah diharap mencapai 25 persen per tahun. Keinginan melepas unit usaha syariah ini menurut Sulaeman sudah lama terpendam. BRI melihat pangsa pasar pembiayaan syariah masih didominasi oleh bank umum syariah –Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri

dan Bank Syariah Mega—dengan 76 persen. Sedangkan unit usaha syariah yang berjumlah 22 justru hanya memegang porsi 24 persen saja dari total pembiayaan. Selain itu, unit usaha syariah cenderung menempel pada induknya untuk mencari tambahan dana baik itu untuk modal maupun sumber pembiayaan. Karena itu, dengan spin off diharapkan BRI Syariah bisa mencari dana sendiri baik untuk funding maupun pembiayaan. Sulaeman menjelaskan proses konversi sudah mulai dilakukan Oktober 2007. Sedangkan operasional baru dimulai awal tahun 2008 setelah izin untuk BRI Syariah diterbitkan. BRI Syariah nantinya juga bisa office channeling atau membuka layanan di kantor cabang BRI konvensional. Sementara itu Direktur Perbankan

Syariah BI Ramzy Zuhdi menyatakan sejauh ini mereka belum menerima adanya proposal pengajuan izin bank syariah penuh atau konversi bank syariah dari BRI secara formal. ‘’Setidaknya saya belum melihat,’’ kata dia. Namun, berita soal rencana spin off BRI telah lama ia dengar. ‘’Mungkin mereka memang mematangkan dulu rencana di internal mereka hingga disetujui dalam RUPS,’’ kata Ramzi. Setelah disetujui baru kemudian mereka mengumumkan secara resmi rencana spin off. Meskipun, dalam business plan perusahaan tentu telah ada sebelum diumumkan resmi dalam hasil RUPSLB. ‘’kami tentu menyambut dengan gembira berita ini,’’ kata Ramzy. Jika proposal pengajuan konversi atau izin syariah telah lengkap maka prosesnya hanya butuh 2-4 pekan saja di Bank Indonesia. Ramzy mengatakan proses ini tidak butuh waktu lama karena proses ini merupakan hal rutin di Bank Indonesia. Dia juga berpendapat hal ini amat berarti bagi percepatan pertumbuhan aset bank syariah yang ditargetkan 5 persen pada 2008. ‘’Ya, jelas amat berarti karena secara otomatis, aset bank syariah bertambah signifikan,’’ kata dia lagi. Karena itu, Direktorat Perbankan Syariah BI menyambut gembira rencana ini. Ramzy mengakui mendengar beberapa bank yang juga akan dikonversi. Tapi itu sebatas isu di permukaan karena secara formal belum satupun yang mengajukan izin. Isu yang beredar menyebut antara lain Bank IFI, Bank Swaguna, dan Bank Persyarikatan. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut selain isu semata. Dari sisi bank asing pun menurut Ramzy banyak yang tertarik. ‘’Tapi mereka masih wait and see pada iklim politik dan ekonomi nasional kita.’’ Dia mendengar banyak bankir internasional yang mendirikan cabang atau bank syariah di Malaysia dan Singapura lebih memilih Indonesia andai situasi politik dan ekonomi serta perpajakannya lebih stabil. Saat ini aset perbankan syariah Rp 29,89 triliun atau 1,67 persen dari total bank yang asetnya Rp 1.770 triliun. Adapun dana yang disalurkan dalam pembiayaan mencapai Rp 23, 687 triliun dan dana yang dihimpun Rp 23,221 triliun. n

Bank Syariah Aset: Rp 29,89 triliun Pendanaan: Rp 23,221 triliun Pembiayaan: Rp 23,687 triliun Sumber data: Bank Indonesia Juli 2007

00 Sharing / 2007


Entrereneurship

Le Monde Komitmen Pada Kualitas

Selama 25 tahun, Le Monde telah menjadi market leader produk perlengkapan bayi bagi kelas menengah atas di Tanah Air. Sebuah kisah sukses yang patut diacungi jempol.

Jackie Ambadar

Mereka yang pernah melahirkan pasti pernah memiliki atau setidaknya melihat merek ini. Le Monde, merek produk perlengkapan bayi bagi kalangan menengah ke atas saat ini sudah menjalani masa tahun perak keberadaannya di bumi pertiwi Indonesia ini. Sejak berdiri pada 1982, sang pelopor produk perlengkapan bayi ini masih terus konsisten sebagai market leader pada segmen konsumen kelas menengah atas. Sungguh suatu prestasi tersendiri, mengingat dalam satu dasawarsa terakhir ini kian banyak bermunculan produk perlengkapan bayi sejenis, baik lokal maupun impor yang berusaha menyaingi kemapanan mereka. Kini, Le Monde tetap berkibar dengan 12 gerai ekslusifnya (specialty store), serta sekitar 100 counter-nya yang tersebar di berbagai department store papan atas di tanah air. Siapa menyangka Le Monde bisa sebesar sekarang? Le Monde berawal dari kejelian para pendirinya Jackie Ambadar dan adikadiknya (Nina, Ida, Soraya dan Linda), mereka melihat peluang bisnis. Sekitar awal tahun

00 Sharing / 2007

1980-an, Jackie dan Nina, yang ketika itu ingin menengok adiknya Ida yang akan melahirkan putra pertamanya di Australia, mengamati sulitnya mencari perlengkapan bayi di Indonesia. Jika ada semua terpisah sehingga mereka yang memiliki bayi harus menjahit sendiri kelengkapan yang belum ada. Misalnya ada yang menjual bantal dan guling untuk bayi. Tapi sarungnya tak ada. Pun, dari sisi desain terkesan pas-pasan. �Nah, kami melihat peluang itu. Apalagi saat itu mulai banyak pasangan muda yang aktif di dunia kerja. Kenapa mereka nggak dimanjakan dengan produk-produk perlengkapan bayi yang siap pakai. Produk yang cantik tapi juga fungsional,� kenang Jackie, saat ditemui Sharing di sela-sela sebuah seminar bisnis wirausaha di Jakarta, baru-baru ini. Lalu mulailah Jackie dan adik-adiknya membangun usahanya dari nol. Hanya dengan modal urunan sebesar Rp. 900.000, serta sebuah mesin jahit, serta mempekerjakan dua orang karyawan untuk mengembangkan usaha produk perlengkapan bayi ini. Ia

pun memberi merek produk perlengkapan bayinya itu dengan nama Le Monde, yang artinya ’dunia’. Awalnya, Le Monde belum memiliki gerai sendiri, dan masih sebatas mennyuplai produk perlengkapan bayi saja. Pemasarannya masih dilakukan door to door dari pusat belanja yang satu ke pusat belanja yang lain. Namun, mulai 1984, mereka mulai memberanikan diri membuka gerai pertama, dengan nama Le Monde Baby’s World di Radio Dalam, Jakarta Selatan. Usaha rintisan Jackie bersama adik-adik tersebut ternyata mampu berkembang pesat. Setiap tahunnya, bisnisnya bertumbuh sekitar 30-50%. Bahkan, hanya dalam waktur relatif singkat semenjak mereka pertama kali beroperasi 1982, pada 1986 mereka telah mampu merambah pasar ekspor. Gerai-gerai ekslusif atau specialty store Le Monde pun terus bertambah banyak. Sementara counter-counter mereka di berbagai pusat belanja ternama di kota-kota besar di Tanah Air malah semakin menggurita. Dan sejak 2002, Le Monde bahkan juga


Entrepreneurship dengan persaingan itu membuat kita jadi terbangun,” jelas Jackie. Untuk terus bisa memproduksi desain yang inovatif, maka Le Monde selalu concern memperhatikan tren terbaru di pasar, serta respon langsung dari para customer.

Memperbesar Waralaba dan Go Internasional

mengembangkan diri membuka usaha waralaba atau franchise. Lalu apa sebenarnya kunci sukses Le Monde sehingga sampai sekarang mereka masih sangat eksis di Tanah Air, bahkan mancanegara?

Komitmen pada Kualitas dan Inovatif Ketika ditanyakan pada Jackie tentang kunci sukses Le Monde, wanita yang selalu berpenampilan modis ini lalu menekankan pada dua hal pokok, ”Pertama, kita committed pada quality. Lalu yang kedua adalah inovatif.” Untuk hal pertama, Jackie menerangkan, selama 25 tahun ini Le Monde memang terus berkomitmen terhadap kualitas produkproduknya. Bahkan mereka sampai berani memberi janji pada customer, bahwa semua produk mereka yang dilansir ke pasar adalah quality guarantee. Dalam artian, semua produk tersebut dijamin bisa ditukar atau dikembalikan bila ada yang cacat. ”Ini juga ada dasarnya. Karena saya berasal dari research (sebagai salah satu pendiri dan direktur lembaga riset pertama di Indonesia: Surindo Utama), maka kami menghargai pendapat orang. Dan menurut kami kepuasan pelanggan adalah segala-galanya. Namun, memang sampai sekarang hampir tidak pernah ada yang mengembalikan. Paling kalau ada satu komplain, malah kita kasih hadiah. Soalnya kita kan dapat input dari mereka,” ujar Jackie. Namun Le Monde tak cuma asal janji. Mereka berani menjamin produknya, karena mereka memang sangat matang dalam

mempersiapkan produk-produknya. Jackie sendiri sangat strength menerapkan standar kualitas produknya yang akan dilansir ke pasar. ”Kita tidak ada negoisasi dalam hal kualitas. Maka dari itu, kita terapkan quality by process. Jadi, setiap tahap produksi ada quality control-nya. Atau istilahnya total quality control. Jadi bukan hanya end product-nya yang di-quality control, tapi di setiap proses,” tegas Jackie, yang menjadi satu-satunya finalis perempuan dalam penghargaan Indonesia Entrepreneurs of The Year - Ernst & Young, 2004 itu. Teknisnya, mulai dari saat bahan baku datang, maka bahan tersebut diperiksa satu persatu. Bila ada bahan yang tidak sempurna, maka lalu disingkirkan. Kemudian pada saat cutting, itu pun satu-persatu dilihat lagi, jangan sampai ada yang cacat benangnya, atau ada yang bergeser desainnya. Dalam proses produksi, quality control itu terus berlanjut. Begitu seterusnya sampai pada akhirnya di proses packaging, masih harus diperiksa lagi kualitas finishing-nya. Sehingga saat produk Le Monde sampai di tangan customer, memang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya. Sementara untuk yang kedua, yaitu inovatif, Le Monde selalu berusaha mencari terobosan-terobosan baru dalam desain. “Setelah lima belas tahun pertama kita ‘kan tidak ada saingan. Maka, setelah itu di pasaran mulai muncul pesaing-pesaing baru. Nah, sebagai pioneer tentunya kita ingin selangkah lebih maju, makanya kita selalu create produk-produk baru. Walaupun persaingan semakin ketat, namun hal itu positif. Karena

Meskipun Le Monde sudah banyak mereguk sukses, namun Jackie masih terus ingin mengembangkan usaha miliknya ini. Waralaba Le Monde yang dikembangkannya sejak 2002 masih terus ingin diperluasnya. ”Kenapa waralaba? Pertama, kita ingin juga memberikan peluang usaha pada orang lain atau berbagi sukses. Kedua, kita juga ingin mengembangkan jalur distribusi. Dengan tambahan outlet ’kan berarti bagian dari distribusi. Ketiga, dengan waralaba, kita juga ingin mendapatkan balance antara dua segmen customer kami yang berbeda, yaitu orang yang senang belanja di specialty store dan yang senang belanja di department store,” papar Jackie, seraya menjelaskan, dari 12 specialty store Le Monde Baby’s World, 5 diantaranya adalah milik terwaralaba. Selain itu, Jackie juga ingin Le Monde bisa terus meng-global, dalam arti terus melakukan penetrasi pasar ke berbagai belahan dunia, sesuai arti nama Le Monde di atas, yaitu ’dunia’. Selama ini, tambahnya, produk Le Monde telah banyak diekspor ke Australia, Singapura, Uni Emirat Arab, Abu Dhabi, dan terakhir ke Rusia. ”Sebenarnya, sampai 2010 obsesi kita (merambah sebagian besar-red) Asia. Namun justru, kita sekarang mendapat permintaan ekspor ke Rusia. Walaupun di luar target kita, namun karena ada permintaan, namanya bisnis ’kan harus ditampung,” ujarnya sambil tersenyum. Lalu, kenapa Le Monde bisa diterima dengan baik di pasar internasional? Menurut Jackie, karena mereka selalu berkomitmen terhadap permintaan buyers asing itu. ”Yang terpenting, kita terus mempertahankan kualitas dan membuat produk dengan secara konsisten memenuhi standar internasional dari buyers,” katanya. Tak heran, dengan pendekatan di atas, Le Monde pernah menyabet penghargaan sebagai Best Asean Infant Wear 2005, suatu bukti sahih, bahwa produk Le Monde sudah diakui kualitasnya dalam skala internasional. n YS.

00 Sharing / 2007


Ragam

>>

Butik MUMTAAZ

Bertekad Jadi Mekkahnya Busana Muslimah Desainer diajak untuk menampilkan busana Muslim khas Indonesia yang sesuai dengan budaya dan iklimnya.

Keke Z Sugitahari

00 Sharing / 2007

Indonesia telah menjadi pusat perkembangan fesyen busana Muslim. Begitu kata salah seorang perancang busana Muslimah Merry Pramono satu kali. Tak salah. Karena, di Indonesia perkembangan busana Muslim amat dinamis. Bahkan dari semula pakaian untuk sehari-hari, busana Muslimah kini telah melangkah ke busana jenis coutoure atau adibusana Muslimah. Kalau mau bukti, tengok saja ke Butik Mumtaaz di bilangan Pejompongan Jakarta Pusat. Butik yang satu ini dikenal menyediakan busana Muslimah coutoure hasil karya perancang ternama di Indonesia di antaranya Nunik Mawardi, Iva Latifah, Toera Imara dan lainnya. Dari luar bangunan dengan siluet ungu ini telah menampakkan kelasnya. Dimulai dengan lantai dua dengan jembatan kayu dan tanaman hias di kiri dan kanannya butik ini menyambut seluruh pelanggan yang datang dengan ramah. Berbusana Muslimah juga bisa dengan indah, elegan, trendy dan diterima semua kalangan masyarakat. Keke Z Sugitahari, pemilik Mumtaaz menyatakan kadar keimanan Muslimah berbeda. ’’Ada yang takut kalau pakai jilbab itu jadi jelek,’’ kata Keke di ruang butiknya yang nyaman. Berbusana Muslimah yang rapi juga mengangkat harkat Muslimah. Keke menilai berbusana Muslim sekarang bukan lagi sesuatu yang ditabukan seperti sebelum reformasi dulu. Dahulu, sempat diisukan bahwa mereka yang berjilbab panjang itu menyebarkan racun. ’’Setelah reformasi semua orang bisa mengeskpresikan dirinya dengan berbusana sesuai keinginan. Tak perlu khawatir dikatakan ekstrim atau apa,’’ katanya. Dari situ, kata Keke, dia melihat peluang. ’’Pasarnya tumbuh,’’ujarnya. Keke menyatakan banyak desainer yang memiliki gerai tak memadai baik karena pemain baru maupun jauh dan tersebar. Bagi customer, kata Keke,

itu menyulitkan mencari lokasi butik. Ia mengaku pernah memiliki pengalaman ketika istrinya mencari busana Muslimah yang cocok. Dia harus pindah-pindah ke Itang Yunaz di Kemandoran, atau Anne Rufaidah di Kampung Melayu. Iva Lativah berdomisili di Bandung. ’’Saya terpikir mengapa tak disatukan saja di satu tempat.’’ Sekarang sudah 20 desainer bergabung. Pelanggan diservis, dimanjakan, dan dipenuhi keinginannya. ’’Insya Allah tak ada yang tak disukai di sini.’’ Mumtaaz, kata dia, menyediakan baju yang dibuat hanya satu desain (coutoure) atau limited design. Ada sekitar seribu koleksi yang bisa dilihat di Mumtaaz. Setelah dua tahun, Mumtaaz mulai diterima masyarakat. ’’Sudah cukup baiklah di masyarakat.’’ Menurut Keke, pasarnya pasti ada. Itu tergantung keputusan memilih pasar. ’’Ketika kita memilih, maka kita harus serius menekuni pasar itu.’’ Mumtaaz kata Keke sempat diidentikkan dengan mahal. ’’Mumtaaz adalah pakaian mahal berkualitas.’’ Tapi bagi kalangan tertentu, Mumtaaz adalah seni berbusana Muslimah. Karena, bagi mereka harga bukan masalah. Keke mengaku banyak orang datang ke Mumtaaz dan ingin membawa pulang sesuatu dari situ. Atas dasar itulah, keinginan customer, maka selaku pemilik Mumtaaz menampilkan baju lain yang harganya bisa terjangkau tapi tetap tidak pasaran. Insya Allah, lanjut Keke, baju kategori ini yang jumlahnya sampai lima persen di Mumtaaz tak ditemui di pasar lain apalagi di ITC. ’Setelah dua tahun kami kini memang menyediakan baju-baju casual,’’ kata Sartaty, manajer Mumtaaz yang mendampingi Keke saat wawancara. Malah kini, Mumtaaz menyediakan tak hanya baju, tapi berbagai perlengkapan busana Muslimah termasuk stylist jilbab pun disediakan untuk menyempurnakan penampilan customer. Butik yang banyak dikunjungi perempuan berbusana Muslimah dari kalangan atas itu


Ragam menyediakan semua keperluan busana Muslim. Jadi, di dalamnya ada assesoris berupa kalung, gelang dan bros, kerudung, dan baju dalam untuk busana Muslimah bahkan tas dan ada juga batik untuk busana pria. ‘’Supaya orang nggak bosan datang ke sini, dan sekali datang bisa mendapati semua kebutuhan pakaiannya,’’ kata Taty lagi. Jika kita melihat, maka baju coutoure dan perlengkapan berbusana Muslim tertata rapi di lantai dua. Baju dengan bahan ringan melayang, ornamen yang cantik dipasang di manekin atau digantung di ruang yang tertata rapi dan artistik. Pencahayaan juga berpengaruh dalam menampilkan keindahan bajubaju yang sering kita lihat di majalah, televisi atau saat peragaan busana. Baju harian tersedia di lantai tiga. Di lantai tiga itu juga terdapat musola, dan fitting room. Musola terlihat apik dan dengan desain minimalis tapi elegan. Ruang shalat dan ruang wudhunya bersih, nyaman, dingin dan membuat betah untuk duduk dengan alasnya dari kayu. Mumtaaz kata Taty tidak memproduksi baju melainkan me-manage dari para perancang. ’’Kami menyediakan space.’’ Taty menyatakan baju-baju yang disediakan di Mumtaaz selalu up to date dan diperbarui koleksinya oleh para perancang. ’’Mumtaaz itu ingin jadi Mekkahnya busana Muslimah.’’ Setelah dua tahun pula, menurut Keke, Mumtaaz ingin menghadirkan semacam tempat istirahat seperti spa atau perawatan tubuh atau sekadar minum kopi dan menikmati snack sembari menunggu kemacetan. ’’Tapi itu baru tahun depan.’’ Menurut Keke, banyak orang bosan terjebak dalam kemacetan. Sembari menunggu macet, pelanggan boleh singgah sembari menikmati spa, perawatan kecantikan, atau sekadar istirahat melepas lelah. Taty lebih jauh bercerita, Mumtaaz nantinya tak hanya butik tapi juga pusat perawatan perempuan dengan layanan purna. ’’Kami masih mencari kerja sama dengan pihak lain untuk layanan ini. Karena semua harus dikemas profesional.’’ Keke menyatakan kehadiran Mumtaaz mulai diterima masyarakat. Soal customer, Taty menjelaskan sebagian besar adalah perempuan pengusaha,

pejabat, atau istri pejabat. Banyak juga pelanggan dari daerah. Taty menyatakan hubungan antara pelanggan dan Mumtaaz terjalin baik. ’’Secara rutin mereka menelpon Mumtaaz untuk bertanya produk fashion terbaru yang disediakan di Mumtaaz.’’ Karena itu juga Mumtaaz mengingatkan perancang untuk meng-up date produknya. ’’Ada perbedaan karakter. Perempuan atau ibu pejabat dari daerah lebih suka yang ornamennya lebih ramai dan lebih berani eksplorasi warna. Sedangkan, orang Jakarta cenderung memilih yang simpel dan warna yang soft.’’

Gaya Indonesia Saja Iklim dan cuaca Indonesia berbeda dari jazirah Arab. Maka fashion pun harus menyesuaikan. Adalah sebuah seminar yang juga diselenggarakan oleh Mumtaaz. Badiyah Fayumi, anggota DPR RI dari FPKB dan juga aktivis perempuan Muslim di Indonesia mengungkap idenya. Fashion Muslimah Indonesia idealnya adalah menutup aurat dengan desain yang cocok dengan budaya dan iklim lokal. ’’Kita berada di iklim tropis,’’ kata Badriyah ketika itu. Di samping itu budaya Indonesia berbeda jauh dari budaya Arab. Indonesia punya ragam tekstil, dan kain lokal yang juga amat cantik jika dikelola menjadi fesyen yang trendi dengan tetap memegang aspek syariat. ’’Kami ingin Mumtaaz menjadi kiblatnya busana Muslimah,’’ kata Taty. Maksudnya, Mumtaaz juga bisa jadi trendsetter untuk busana Muslimah. Bicara soal tren busana Muslimah, Taty menyatakan busana Muslim juga banyak mengacu pada tren busana konvensional. ’’Jika di busana konvensional sedang ada model baloon, maka itu juga diterapkan di busana Muslimah. Juga bila trennya sedang model klasik atau polkadot atau mungkin motif kotak. Tinggal disesuaikan dengan ketentuan yang lebih Islami.’’ Soal lengan misalnya. Saat ini berkembang baju kaos untuk dipakai sebagai baju dalam sehingga memungkinkan baju luar dengan lengan yang lebih pendek atau dada yang banyak detail. ’’Kami meyakinkan para desainer untuk berkarya.

00 Sharing / 2007


Ragam Biar kami yang mencari pasarnya. Dan mereka tertantang untuk menghasilkan baju Muslim yang lebih chic dengan ciri khas Indonesia.’’ Di Arab, kata Taty, perempuan cenderung menggunakan jubah panjang. Model yang sama bisa diterapkan di Indonesia. Hanya warnanya lebih cerah sesuai udara, dan desainnya juga lebih elegan dan trendi. Sementara umumnya jubah dari Arab berwarna gelap dan cenderung monoton. Mereka bisa mengenakan jubah seperti itu tapi di bagian dalam menggunakan baju yang modis. Ketika pesta karena di jazirah Arab pesta biasanya diselenggarakan di ruang tertutup dan terpisah antara laki-laki dan perempuan, maka para perempuan melepas jubah luar dan yang terlihat adalah para perempuan yang amat modis. Untuk menampilkan tren terbaru, Mumtaaz membuat acara Annual Parade Muslimah Terbaik Indonesia. Disebut annual karena digelar tiap tahun. ’’Sudah dua kali kami selenggarakan dan tampaknya menjadi agenda tetap kami.’’ Ajang itu juga menjadi interaksi para desainer. Taty bercerita untuk busana couture, Mumtaaz memiliki empat perancang andalan yakni Nuniek Mawardi, Teora Imara, Iva Latifah, dan Ernie Kosasih. Mereka amat produktif dan banyak terinspirasi dari budaya lokal dan budaya internasional. Satu kali, katanya, Nuniek membuat busana yang inspirasinya didapat dari Pulau Kreta di Yunani. Baju Yunani itu aslinya agak terbuka di bagian dada. Oleh Nuniek baju itu disiasati dengan menambah baju lapisan di dalam sehingga tertutup. Taty menyatakan di butiknya ada delapan staf yang membantu pembeli. Mereka semua bisa membantu untuk fitting, dan me-wrap- kerudung agar menjadi kerudung cantik. ’’Kami meminta semua calon pembeli yang datang untuk mencoba baju dan kerudung. Jadi atau tidak membeli tak masalah. Karena, tak bisa menikmati indahnya baju kalau tidak dicoba dulu.’’ Sedangkan untuk busana casual ada Kayla, Up to Date, dan lain-lain dengan total keseluruhan 20 perancang. Álhamdulillah kami bisa menjadi alternatif butik busana Muslimah selain Ranti dan Shafira.’’

Pun, untuk stylist jilbab, maka SPG bersedia datang ke rumah pelanggan jika dibutuhkan. ’’Prioritas kami untuk yang membeli busana di Mumtaaz. Kami bisa mendandani jilbab mereka sesuai yang diinginkan.’’ Taty mengakui Ramadhan dan Idul Fitri adalah saat booming penjualan busana Muslimah. Namun, Mumtaaz tak menggelar diskon sebagai strategi menjaga pasarnya. ’’Kami juga meminta desainer untuk tidak mendiskon produknya di tempat lain supaya citra tetap terjaga.’’ n

Utamakan Pelayanan Semua baju yang ada di Mumtaaz disesuaikan dengan ukuran tubuh pelanggan. Baju bisa dirombak sesuai keinginan mereka. Untuk yang badannya kurus, maka baju dengan ukuran M diperkecil. Sedangkan untuk yang bertubuh lebih subur, maka baju ukuran L bisa diubah ke ukuran XL. Jadi, rata-rata baju di Mumtaaz hanya berukuran M dan L tapi bisa disesuaikan. Petugas SPG bisa fitting. Namun untuk pengerjaan diserahkan ke perancang masing-masing. ’’Kami tak berani membongkar sendiri karena bukan keahlian kami.’’ Koleksi Butik Mumtaaz

00 Sharing / 2007


Laporan Khusus

ISE 2007 Melibatkan Partisipasi Luas Berbagai Lapisan Masyarakat Aneka lomba diadakan guna memeriahkan ISE 2007. Saatnya bagi anda untuk ikut berpartisipasi. Ajang syariah terbesar di Tanah Air tahun ini, Indonesia Sharia Expo (ISE) 2007 yang akan berlangsung pada 24-28 Oktober 2007 mendatang, diperkirakan akan berlangsung lebih meriah dan semarak dibandingkan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Ambil contoh dari sisi peserta pameran. Kali ini panitia tidak hanya menonjolkan keberadaan Lembaga Keuangan Syariah (LKS), seperti perbankan syariah, asuransi syariah, gadai syariah, leasing syariah dan seterusnya, namun sektor riil mendapatkan penekanan yang sama pula. Karena ISE 2007 ini memang mempunyai misi sangat strategis, yaitu memperluas lingkup bisnis ekonomi dan perbankan syariah di Tanah Air, dengan cara melakukan link & match dengan sektor riil. Nah, dari sektor riil ini nantinya juga akan banyak menampilkan produkproduk berlabel halal. Lalu, dari sisi acara. Ajang ISE 2007 ini akan memanjakan para pengunjung dengan berbagai acara kreatif dan menarik yang telah disusun oleh panitia. Selain International Investor Forum dan Islamic Book Festival, yang penyelenggaraannya memang dilakukan satu atap dengan ISE, beragam acara lainnya, seperti seminar & talk show ekonomi syariah, bedah buku, sharia awards, aneka hiburan dari artis ternama, kuis interaktif, dan demo produk, akan menemani para pengunjung selama ekspo ini. Selain itu, yang istimewa dari ISE 2007, ajang ini direncanakan melibatkan lebih banyak partisipasi

dari masyarakat luas. Karena seiring penyelanggaraan event akbar ini juga diadakan berbagai aneka lomba bagi semua lapisan masyarakat. Lomba Karya Tulis Ekonomi dan Keuangan Syariah bagi masyarakat umum, serta Lomba Rancang Busana Muslim Ideal Remaja bagi para remaja berusia di bawah 25 tahun, adalah lomba yang dilangsungkan menjelang acara ISE 2007 ini. Sementara itu, untuk lomba yang diadakan bersamaan dengan penyelenggaraan ekspo, justru lebih banyak lagi. Antara lain, Lomba Menggambar dan Mewarnai untuk Anak, Lomba Pemahaman Ekonomi Syariah, Lomba Neo Shalawat Music Festival, Lomba Ayah Keluarga Ideal, dan lain-lain. Menurut Koordinator Acara dan Lomba ISE 2007, Ir. Fachrurrroji Alwie, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan lomba di atas, maka diharapkan akan lebih banyak pengunjung yang hadir di acara ini. “Ini juga merupakan bagian dari kreatifitas kami dalam rangka menyosialisasikan sistem ekonomi syariah pada masyarakat luas. Makanya, berbagai lomba ini kita desain untuk semua kalangan, mulai dari untuk anak-anak, remaja, serta kaum dewasa, baik muslimin maupun muslimah,� jelas Fachrurroji kepada Sharing. Pada acara ISE 2007 ini, nantinya bukan hanya para peserta lomba yang berpeluang mendapatkan hadiahhadiah yang sangat menarik dari panitia, melainkan juga bagi mereka yang hanya menjadi pengunjung. Asal mereka mau hadir ke acara ini, berbagai door prize sudah menanti antara lain, sepeda motor, home theater, lemari es, handphone, bahkan juga ibadah umrah. Menarik kan? YS

00 Sharing / 2007


Sosok

Ismi Kushartanto

TAWAF

Demi Komitmen

Obsesinya menyediakan layanan bank syariah yang lebih luas dan memudahkan nasabah berbisnis dan bertransaksi.

‘’

Bahwa berbisnis itu juga harus dilandasi keberpihakan, itu sangat benar.

00 Sharing / 2007

‘’

Tepat 13 Agustus 2007, Ismi Kushartanto, diangkat menjadi Kepala Divisi Syariah Bank BNI. Ini menjadi tempat keempat pengabdian Ismi pada perbankan syariah setelah memulai karir di Bank Syariah Mandiri, kemudian memimpin BII Syariah dan terakhir sebelum ke BNI Syariah, Ismi menjabat sebagai GM PermataBank Syariah. Ismi menyebut perpindahannya dari satu tempat ke tempat lain sebagai tawaf (berkeliling). ‘’Dengan tawaf saya banyak belajar,’’ kata Ismi kepada Sharing di ruang


Sosok

kerjanya. Bagaimanapun, kata dia, antara satu bank dan bank lain memiliki kultur, fasilitas dan situasi kerja yang berbeda. Ismi mengaku sekalipun berpindah tempat, dia tetap di perbankan syariah. Soal yang satu itu menurut dia sudah komitmen. Karena itu menurut dia jabatan bukan hal yang penting. Sekalipun, Ismi mengaku pernah dua kali ditawari jadi direktur di bank konvensional. ‘’Saya jelaskan bahwa prinsip saya itu begini, komitmen saya di syariah. Jadi saya terpaksa menolak jabatan itu.’’ Ismi merasa jika harus pindah ke bank konvensional maka ia melawan apa yang sudah ia kampanyekan. ‘’Tidak pas dengan nurani dan tak enak dengan orang-orang yang saya ajak ke bank syariah,’’ tambahnya lagi. Ismi optimistis, bisnis perbankan syariah adalah bisnis yang harus dikembangkan dan disosialisasikan. Industri ini relatif baru dan butuh sosialisasi, contoh dan komitmen. Ismi mengaku banyak mendatangi acara dan menyosialisasikan bahwa harus berbank syariah dan berekonomi sesuai prinsip Islam. ’’Jadi, kalo balik ke konvensional lagi rasanya tak pas. Lagi pula orang pintar di bank konvensional sudah banyak,’’ katanya sambil tergelak. Ismi juga mengaku harus bertanggung jawab kepada orang-orang yang pernah diajaknya masuk ke bank syariah. Jadi, kata dia, jabatan bukan lagi obsesinya saat ini. Jika menjadi direktur, kata dia, mungkin secara struktural lebih tinggi dari kepala divisi syariah. Tapi lagi-lagi secara nurani ada yang bertentangan. ‘’Padahal pekerjaan yang harus dilakukan juga sama saja yakni melayani nasabah. Cuma kalau direktur ada lagi yakni melayani kepala cabang,’’ katanya tertawa lagi. Ayah tiga puteri yang alumni IPB dan University of Colorado Denver itu mengaku dengan tawaf, ia jadi tahu apa yang harus dilakukan. ‘’Mungkin di bank A saya harus melakukan strategi ini dan di bank B saya harus melakukan strategi lain lagi,’’ kata pria yang gemar bertanam itu.

Komitmen Setelah Kecemplung Ismi tahun 1999 menjabat sebagai direktur di Bank Syariah Mandiri. Terjunnya di bank syariah bisa dibilang ketidaksengajaan. Ia mengistilahkannya sebagai kecemplung. Tahun, 1999, adalah tahun proses merger

antara Bank Exim, BDN dan Bank Bumi Daya. Ismi ketika itu menjabat sebagai kepala divisi manajemen risiko di Bank Exim. Tahun itu, ia juga berencana berangkat haji. Semua telah ia siapkan. Tiba-tiba menjelang berangkat, Agus Martowardoyo, pimpinan di Bank Exim memanggilnya. ‘’Kamu benar mau berangkat haji? Sudah bayar?,’’ kata Ismi mengenang perbincangan dengan Agus Marto ketika itu. Ismi mengaku sempat geer, karena merasa ongkos hajinya akan dibayari kantor atau oleh pimpinan. Tapi ia jawab semua sudah rampung. ‘’Apa bisa dibatalkan?,’’ kata Ismi mengulang pernyataan Agus Marto beberapa tahun lalu. Ia menegaskan haji itu urusan ibadah dan sulit dibatalkan. Karena kalau tidak dilakukan takutnya tak ada lagi kesempatan. Agus Marto ketika itu menjelaskan bahwa sedang ada proses merger. Ismi diingatkan untuk memilih sektor mana. ‘’Kalau kamu pergi bisa-bisa hilang kesempatan ini.’’ Karena tekad sudah bulat untuk haji, maka Ismi tetap pergi. Dia hanya sempat sepekan membantu pesiapan merger sebelum berangkat ke Tanah Suci. Ketika pulang, Ismi tak dapat apaapa. Sementara teman-temannya semua mendapat posisi. Tapi itu tak lama. Satu hari ada yang menelponnya untuk bertanya apakah ia siap dipindah ke syariah. Ismi mengaku siap saja. ‘’Padahal waktu itu saya tak tahu apa itu bank syariah, dan bagaimana praktiknya. Ya sudah kecemplung sambil belajar.’’ Dari semula diniatkan menjadi unit usaha syariah, Bank Mandiri akhirnya mengambil Bank Susila Bhakti dan dikonversi menjadi Bank Syariah Mandiri (BSM). "Alhamdulillah saya malah ditunjuk jadi salah satu direktur.’’ Ismi mengaku harus sosialisasi ke mana-mana. Sembari belajar tentang praktik bank syariah. ‘’Setelah semua yang saya lakukan, rasanya tak mungkin kembali ke konvensional.’’ Ia juga menjelaskan prospek bank syariah kepada teman-temannya. Apalagi ketika itu baru saja merger. ‘’Mereka bertanya bagaimana ke depan, apakah bagus. Saya katakan ini industri baru dan bagus prospeknya.’’ Dua tahun di BSM, Ismi kembali ditarik ke Bank Mandiri ke divisi manajemen risiko. Tapi ia merasa tak kerasan lagi. Dia pun mencari lagi peluang untuk kembali ke bank syariah

hingga akhirnya masuk ke BII. Di tangan Ismi, BII dikembangkan dengan konsep Islamic private banking. BII menawarkan konsep berbank ekslusif bagi nasabah high networth. Tak lama di BII, Ismi kembali hijrah ke Permatabank Syariah. Di tangan Ismi, Pematasyariah juga tumbuh dan mendapat citra yang baik dalam system payment.

Obsesi Setelah berpindah-pindah Ismi mengatakan obsesinya hanya ingin melayani nasabah bank syariah dengan sebaikbaiknya. ‘’Saya tak ingin mengajak orang berbank syariah dan setelah berbank syariah dia merasa terzalimi,’’ katanya. Yang dimaksud bukan dalam artian zalim itu teraniaya melainkan tak ingin nasabah merasa setelah berbank syariah, dia menjadi sulit karena layanan terbatas, kurang cepat atau tidak diistimewakan. ‘’Saya ingin mereka yang sudah berbank syariah tetap bertahan dan menikmati layanan yang nyaman. Saya harap dengan pengalaman di beberapa bank terdahulu, saya bisa memberi pelayanan yang terbaik.’’ Dengan bertawaf, katanya lagi, dia jadi bisa merangkum karena masing-masing bank ada kelebihan dan kekurangan. ‘’Jadi obsesi saya bukan jabatan,’’ kata Ismi tegas. Tapi, bagaimana bisa memberi manfaat untuk nasabah yang menginginkan produk syariah. Ismi mengakui bahwa nasabah bank syariah adalah nasabah dengan keberpihakan filosofis. Namun, keberpihakan itu saja tak cukup karena bank adalah dunia bisnis. Dan bisnis tak bisa ditinggalkan begitu saja karena mungkin saja di balik bisnisnya ada ratusan karyawan hingga seorang pengusaha harus memikirkan betul semuanya termasuk kemudahan berbank. ‘’Bahwa berbisnis itu juga harus dilandasi keberpihakan, itu sangat benar.’’ Sebagai bankir syariah, kata dia, maka tugasnya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan nasabah. ‘’Jika bisa, akan sangat ideal karena di Barat pun spiritual value mulai masuk dunia bisnis. Ini amat cocok dengan nilai syariah.’’ Perkara saat ini belum bisa tercapai, papar Ismi, maka tugas para bankir syariah bersama-sama untuk memperbaiki. ‘’Banyak hal yang harus diperbaiki bersama dari produk, orang, dan aturan. Semua itu proses.

00 Sharing / 2007


Sosok

Yang Harus Dikejar Sesuatu yang Gede‌

BI menargetkan aset perbankan syariah tahun 2008 mencapai 5 persen dari total aset perbankan nasional. Setelah lama berkecimpung di bank syariah, bagaimana Anda melihat industri ini tumbuh? Industri ini tumbuh tidak lambat. Jalannya relatif cepat kok. Industri mana yang tumbuhnya bisa 40 persen. Malahan industri perbankan syariah sempat tumbuh 90 persen. Cuma yang harus kita kejar itu sesuatu yang gede. Dan berjalan juga. Untuk mencapai lima persen dari seribu sekian triliun rupiah itu banyak sekali. Jadi gampang saja memberi contoh. Jika orang corporate jalan satu langkah, orang menengah itu jalan seribu langkah. Nah, orang syariah itu lari sipat kuping. Itu lho, lari seperti orang dikejar hantu atau anjing, ha ha ha. Pokoknya cepat. Tumbuh dari 1,9 persen jadi 5 persen naik 2,5 lipat. Orang masih belajar, infrastruktur tebatas, produk terbatas. Makanya mudah-mudahan kita bisa kembali memberi manfaat.

Bagaimana dengan kesiapan infrastruktur? Ya, industri ini relatif baru. Orangnya baru, produknya masih terbatas dan infrastruktur juga terbatas. Jadi harus bekerja keras untuk meraih target itu. Dari sisi Bank Indonesia saya lihat mereka juga sungguh-sungguh.

Maksudnya? Perizinan untuk membuka cabang syariah dipermudah. Aturan juga mudah. Sejauh itu masuk dalam wilayah kerja mereka, circle of influence mereka, permintaan dan kebutuhan perbankan syariah akan diakomodasi. Jika sudah di luar itu, mereka tak bisa apa-apa. Misalnya soal RUU Perbankan syariah yang masih di DPR. Itu bukan di tangan mereka lagi.

Anda dikenal sukses membangun citra bank syariah yang dipimpin. Bagaimana strateginya?

00 Sharing / 2007

Alhamdulillah. Itu hasil riset SWA. Value Permatasyariah berdasarkan riset yang terakhir digelar Majalah Swa itu menempati urutan ketiga setelah Bank Syariah Mandiri dan Muamalat. Saya tak ingin muluk-muluk. Yang penting saya bisa bekerja keras, cerdas dan ikhlas. Itu saja. Jika kita mengerjakan sesuatu dengan baik konsisten, dan silaturahmi kepada siapapun, Insya Allah ada hasilnya. Karena syariah itu kan bukan bisnis semata-mata. Ini bisnis yang menawarkan nilai. Bisnis lain 'kan tidak begini. Saya mencoba silaturahmi ke banyak orang, banyak tempat. Silaturahmi mutlak harus dilakukan, dan tak harus keluar uang banyak.

Boleh tahu target di tempat baru? Di BNI banyak yang bisa dikembangkan. Dengan dukungan konvensional tentunya. Cabang BNI saja ada 900-an. Kantor yang sudah bisa office channeling (OC) sudah ada 636. Cabang syariah 29. Jika OC dikembangkan masing-masing Rp2 Miliar, 'kan sudah cukup banyak funding yang terhimpun. Di sini sekali lagi banyak hal yang bisa dikerjakan dan bisa dipenuhi karena balance antara produk, funding dan lending. Tinggal bagaimana menyiapkan semua saja. Di sini semua ada,dari produktif, konsumtif, fleksi, wirausaha, core . Di Permata dan BII tak selengkap ini. Tinggal mengoptimalkan saja. Bagaimanapun ada target jangka pendek. Akhir tahun ini kami akan meresmikan cabang di Jember, Jawa Timur. Kami menargetkan aset Rp 3,4 Triliun akhir tahun ini. Itu dari BI. Kami usaha semaksimal mungkin.

Saat ini apa yang tepatnya sedang dikerjakan? Kami sosialisasi. Ada logo IB (Islamic bank) dari BI dan itu memudahkan kami untuk sosialisasi. Kami sedang cetak untuk ditempel di kantor cabang. Kami yakin sejauh kita bekerja keras, cerdas dan ikhlas, Allah akan membantu.


Filantropi

Kisah Anak

Ustadz Bobby

Pentil Singkong

Di sebuah Sekolah Dasar di Cipete Jakarta, Selatan, seorang pria penjual gorengan bernama Udin (bukan nama asli). Lonceng turun main, akan berbunyi sepuluh menit lagi. Udin sibuk memotong beberapa singkong untuk digoreng. Seperti biasa ia memotong singkong menjadi empat bagian. Bagian ujung, pentil, ia kumpulkan untuk dibuang. Hari itu Udin, menyiapkan lima singkong untuk digoreng dan dijual kepada anakanak sekolah. Dari lima singkong itu, ia punya lima pentil yang disisihkan untuk dibuang. Lonceng istirahat berbunyi. Siswa pun berhamburan ke luar kelas untuk jajan dan istirahat. Gerobak Udin dikepung anak-anak. Tapi, tidak bagi seorang anak. Berbadan kurus, anak itu hanya menggigit jari tepat di sebelah gerobak Udin. Naluri Udin mengatakan anak ini tidak punya uang untuk jajan. Hati kecil menyuruhnya menggoreng lima pentil singkong yang akan dibuang. Kelima pentil itu ia masukkan dalam tepung, dan digoreng. Setelah matang, Udin menyorongkan gorengan pentil singkong ke anak itu. Senang bukan main, si anak. Udin pun lega dan bahagia. Senyum terkembang di bibirnya. Belakangan ia tahu, anak itu baru saja kehilangan ayah sehingga menjadi yatim. Kejadian itu berulang saban hari, bulan dan bertahun-tahun hingga anak itu lulus SD. Udin tak berat dengan yang dilakukannya tiap hari. Karena, apalah artinya pentil singkong. Jika tak ia goreng dan serahkan ke anak itu pun, pentil singkong berakhir di tempat sampah. Allah SWT akan membalas kebaikan seorang hamba bila ia membantu saudaranya bahkan hingga 700 kali lipat! Lebih dari 30 tahun berselang setelah anak yatim itu lulus. Udin masih berkutat dengan gorengan. Tubuhnya tampak ringkih dan rambut mulai memutih. Di tengah udara terik, seorang pria turun dari mobil mengkilap, tepat di depan gerobak Udin. Pria itu tampak amat rapi dengan kemeja tersetrika dan dasi tersimpul. Rambutnya licin dan aroma harum semilir. Melihat calon pembeli dengan mobil bagus, Udin sigap membuka pembicaraan, “Mau beli

gorengan, Den...?!” Pemuda itu tersenyum dan berkata, “Masa, Akang lupa sama saya?” Udin mencoba mengingat tapi tidak dapat. ‘’Maaf, Aden siapa?’’ “Saya ini adalah anak pentil singkong, Kang!” Mendengar itu, Udin ber-tasbih. Terbayang lagi senyum anak pentil singkong yang setia menunggu di samping gerobaknya. “Masya Allah.... sudah sukses sekarang ya, Den?!” Udin bertanya sekali lagi. “Alhamdulillah, Kang!” jawab si Aden. Mereka lantas duduk bersisian di samping gerobak. Bernostalgia sambil sesekali Udin membolak-balik aneka gorengan. “Akang... saya ke sini mau berterima kasih karena tanpa pentil singkong Akang, saya tak akan seperti ini!” kata si pemuda. Pentil singkong yang seharusnya dibuang itu membuatnya kenyang dan bisa konsentrasi belajar. ‘’Ah, apa yang saya kasih Aden dulu itu mah nggak ada harganya. Dijual juga nggak ada yang mau beli,’’ kata Udin. Pemuda itu tersenyum.’’Tapi singkongnya bikin kenyang. Kang, doakan tahun ini saya dan istri mau ke Tanah Suci untuk berhaji. Kalo Akang tak keberatan, saya dan istri akan mengajak Kang Udin dan istri menemani kami ke Tanah Suci, Mau ya Kang?.’’ Dada Udin bergemuruh. Tetes bening mengalir di kedua pipinya yang cekung. Udin dan istrinya berangkat haji dengan seluruh ongkos diberikan anak pentil singkong. Setibanya dari Tanah Suci, banyak tetangga menyambangi Udin. Sambil menikmati kurma dan air zam-zam, mereka ingin menimba pengalaman dan bertanya tentang pengalaman haji. Tapi seorang bertanya ihwal ongkos haji yang menurut logika mereka tak mampu dibayar Udin. Udin pun menjawab seadanya, “Dulu..., saya sedekah pentil singkong kepada seorang anak yatim, eh nggak taunya dengan sedekah itu saya dan istri berangkat haji. Kalo tahu begini, coba dulu saya sedekah singkong beneran sama tuh anak...!” Maha suci Allah yang melipatgandakan rizki lebih dari 700 kali lipat dari apa yang disedekahkan hamba di jalan-Nya. n Bekerjasama dengan:

REKENING BADAN ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

REKENING YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

Zakat : 686.014.8755 BCA

Zakat : 273.301.8881 BCA Pd Indah

00 Sharing / 2007


Internasional

Nehi Nehi...

India, Negeri dengan Populasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Gravitasi ekonomi bergeser dari negara maju ke raksasa ekonomi baru termasuk China dan Negeri Taj Mahal.

00 Sharing / 2007

pasar saham yang sesuai dengan syariah. Sebulan lalu, 21Capital, sebuah perusahaan venture capital yang berbasis di Bangalore juga menempatkan dana 250 Juta di dana syariah. Khaleej Finance and Investment, perusahaan yang bermarkas di Kuwait juga baru-baru ini menginvestasikan dana syariahnya di India. Begitu juga Beary’s Investment, group investasi asal Timur Tengah yang menanamkan dananya 50 Juta dolar di real estate di Bangalore dua bulan lalu. Fakta-fakta tersebut mencerminkan India mulai menjadi salah satu destinasi dari investor syariah. Menurut Shariq Nisar, ahli keuangan dan investasi Islam di Idafa Investment, broker saham yang membidik saham yang sesuai prinsip ekonomi Islam, ada alasan yang amat kuat mengapa investor Islam itu mencari destinasi alternatif yakni khawatir dananya di Eropa akan dibekukan

“

India yang pertumbuhan ekonominya melewati dua digit pun merasa perlu memokuskan perhatiannya ke Timur Tengah.

“

Perubahan politik di Amerika dan Eropa setelah insiden 9/11 dan merosotnya gross domestic product di beberapa negara maju memaksa investor dari negara kaya di Jazirah Timur Tengah menolehkan kepalanya ke Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk India. Menurut beberapa sumber di industri, dalam beberapa tahun terakhir sedikitnya sekitar 750 Juta Dolar diinvestasikan di pasar modal dan sektor infrastruktur di India dalam beberapa tahun. India yang pertumbuhan ekonominya melewati dua digit pun merasa perlu memokuskan perhatiannya ke Timur Tengah. Mereka berharap menjadi tuan rumah bagi investasi minimal 1 Miliar Dolar dalam setahun ke depan. Mengambil peluang dari cerahnya investasi dana Islam di India, Kotak Mahindra Mutual Funds meluncurkan Islamic fund senilai 300 Juta Dolar. Produk itu diluncurkan dalam rangka menarik investor syariah pada


Internasional karena politik atau perkembangan muthakhir dalam beberapa tahun ke depan. Alasan lain adalah kecilnya imbal bagi hasil (low rate of return) di negara di mana GDP-nya dilaporkan turun. Sedikitnya 180 lembaga keuangan (Islamic investment fund) mencari rumah baru di luar Eropa dan Amerika Utara. ‘’Gravitasi pusat ekonomi bergeser dari negara maju seperti Amerika Utara, Eropa, dan Jepang ke negara raksasa ekononomi baru seperti India, China dan Asia Tenggara,’’ kata Nisar. India dan China ditaksir masih akan merajai pertumbuhan industri dunia sampai 50 tahun ke depan. China mencatatkan pertubuhan yang luar biasa termasuk di industri manufaktur yang tertinggi di dunia dalam beberapa tahun.’’ Tapi itu hanya akan berlanjut bila investor asing masih percaya pada model ekonomi yang dikembangkan China,’’ kata Nisar lagi ‘’Tapi India tetap saja sebagai negara demokrasi terbesar yang menawarkan beberapa keuntungan. India bukan hanya negeri dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi juga populasinya yang mencapai 1,3 miliar orang. India menawarkan ekonomi dalam skala yang amat luas.’’ Menurut Nisar, hukum India melindungi kepentingan investor asing. Lagi pula menurut dia, India juga memiliki tenaga terampil dan tenaga ahli yang menjadi nilai tambah bagi investor asing untuk menanamkan dana di India. Nisa optimistis dengan landasan ekonomi yang ada saat ini, dengan ratusan perusahaan yang menerapkan ekonomi Islam, India menawarkan peluang ekonomi yang cukup besar bagi investor Islam. Dia merujuk hasil penelitiannya terhadap sejumlah saham di India yang sesuai syariah. Nilainya lebih tinggi dibanding negara Islam lain. Dicontohkannya, 61 persen saham di India sesuai dengan prinsip Islam, berbanding 57 persen di Malaysia, 51 persen di Pakistan dan kurang dari 6 persen di Bahrain. Secara detail diuraikannya bahwa 335 dari 1.000 saham yang tercatat di National Stock Exchange dan 237 dari 500 saham yang terdaftar di Bombay Stock Exchange sesuai dengan prinsip syariah. ‘’Yang mengejutkan pertumbuhan di kapitalisasi pasar saham syariah juga lebih baik dibanding rata-rata pertumbuhan saham yang tidak sesuai syariah,’’ kata Nisar. Dia menyatakan keuangan Islam merupakan kisah sukses besar di dunia modern. Menurut Uvesth Sareshwala, Direktur Parsoli Investment Corporation, perusahaan broker yang bermarkas di Ahmedabad yang telah melahirkan indeks saham syariah, Parsoli Islamic Equity Index, hasil ekspor dari negara kaya minyak terus meroket namun tak bisa lagi diinvestasikan di negaranya sendiri karena keterbatasan kegiatan ekonomi di wilayah Teluk. Meskipun investor Islam mulai memusatkan perhatian ke negara seperti Malaysia, Pakistan dan Indonesia, menurut Sareshwala, pertumbuhan ekonomi negara di Asia Tenggara masih belum cukup kuat untuk menyerap potensi investasi dari negara Arab. Menurut Intstitute of International Finance, group bankir global yang bermarkas di Washington DC, total pendapatan ekspor Gulf Cooperation Council, (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, SaudiArabia dan United Arab Emirates) pada semester I 2006

mencapai 542 miliar dolar. Dana itu masuk ke pasar modal dunia. Tapi, belum ada kepastian berapa dari jumlah itu yang mengalir ke India. Sareshwala merasa kesadaran di kalangan para investor Islam tentang kehadiran India masih rendah. ‘’Untuk memobilisasi investor Islam, kami harus gencar publikasi bahwa perekonomian India tumbuh pesat. Mayoritas saham di India juga sesuai dengan syariah. Peraturannya pun baik sehingga tak ada potensi kehilangan uang, Kami harus meyakinkan bahwa bursa saham India yang terbaik di dunia,’’ kata Sareshwala. Parsoli juga menyiapkan film berdurasi 8 menit yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan potensinya bagi investasi. ‘’Di antara banyak hal, India mencatatkan pertumbuhan GDP yang cukup baik dengan ditopang peraturan pasar modal yang baik dan juga sejumlah perusahaan yang sahamnya sesuai dengan syariah.’’ Film itu disebarkan ke Eropa, Arab dan negara Islam agar mereka mau berinvestasi di India. Nisar menjelaskan ruang investasi di real estate mungkin terbatas. Tapi tidak untuk bursa saham. Menurut dia, ada salah pengertian di beberapa daerah dengan rencana menampilkan sisi keuangan Islam. Beberapa menilai rencana ini melawan karakter sekular di India. ‘’Untuk bisa menggaet investor Islam kita harus meluncurkan Islamic fund yang sesuai dengan norma Islam.’’ Industri keuangan Islam masih tergolong bayi di India. Perusahaan dan lembaga investasi Islam menghadapi kekurangan ulama dan juga bankir berpengalaman. ‘’Untuk memenuhi kebutuhan industri keuangan Islam, ada tiga lembaga yang menawarkan manajemen keuangan Islam yakni di Kerala, Hyderabad, dan Bhubanesrwa. Lembaga itu menawarkan diploma dalam perbankan dan keuangan Islam. ‘’Bahkan di kalangan investor Islam sendiri mulai ada ketertarikan investasi di saham syariah,’’ kata Sareshwala. Sementara klien lokal di Parsoli bertambah 10-20 persen tiap bulan. Sareshwala berharap dapat memiliki sedikitnya 20 ribu nasabah dalam enam bulan ke depan. Idafa, juga mengklaim konsumennya naik berkala tiap tahun. ‘’Ada lebih dari 800 klien di Idafa saat ini,’’ kata Ubaik Chipra. Seorang investor yang tinggal di Ahmedabad, Sufiyanbhai Ibrahimbai Kothwala menyatakan tertarik investasi di saham setelah mengetahui saham di bursa India sesuai dengan syariah. Sebelumnya ia tak pernah melirik saham sebagai alternatif investasi melainkan hanya menempatkannya di rekening bank. ‘’Saham syariah itu halal dan saham biasa itu tak halal.’’ Investor lain Usmanghani Lakhani, menyatakan telah menginvestasikan dana dari bisnis keluarga pada sektor Islam karena faktor kehalalan di samping bisa meraih keuntungan dibanding hanya menempatkan di rumah. ‘’Dengan makin tingginya kesadaran di antara pelaku pasar modal seiring tingginya tingkat pendidikan, permintaan untuk investasi Islam juga melonjak,’’ kata Sareshwala menambahkan mengapa ia membuka cabang di Mumbai, Aurangabad, Nanded, Bangalore, Rajkot, Srinagar, dan Ahmedabad. Dalam enam bulan ke depan, berencana membuka sedikitnya 35 pusat franchise di beberapa tempat berbeda termasuk di Delhi, Kalkuta, dan Kerala. n

‘’Saham syariah itu halal dan saham biasa itu tak halal.’’ 00 Sharing / 2007


Manajemen Risiko

Edi Setijawan

Peneliti Bank pada Direktorat Perbankan Syariah-Bank Indonesia

Bagaimana penilaian tingkat kesehatan bank syariah itu? Secara umum cakupan penilaian tingkat kesehatan yang ada di bank konvensional masih dapat dipergunakan di bank syariah namun ditambah dengan beberapa hal yang menjadi karakteristik khas bank syariah. Ada beberapa komponen penilaian TKS bank syariah seperti di bawah ini.

Komponen permodalan Tak jauh berbeda dengan bank konvensional. instrumen pengukuran komponen permodalan menggunakan: CAR (capital adequacy ratio), ECR (equity coverage ratio), EDR (equity to debt ratio), IS (internal support), % CAR (proyeksi kebutuhan permodalan), dan penilaian atas kelayakan rencana bisnis bank dengan membandingkan antara proyeksi pertumbuhan volume usaha dengan proyeksi penambahan modal sebagai faktor pendukung. Komponen berikutnya adalah kualitas aktiva. Baik buruknya kinerja bank sangat tergantung kepada kemampuan manajemen untuk mengelola kualitas portofolio asetnya. Terkait dengan itu terdapat empat aspek utama penilaian kualitas aktiva bank syariah yaitu kualitas aset secara umum, kualitas aset secara spesifik, kebijakan pendukung dan proyeksi kualitas aktiva secara umum. Instrumen pengukuran kualitas aktiva mencakup beberapa hal. Pertama, EAQ (earning asset quality) yaitu membandingkan VaR dengan aktiva produktif. Semakin tinggi EAQ semakin baik kualitas aktiva bank. Kedua,

00 Sharing / 2007

Mengenal Penilaian Tingkat NPA (non performing asset) yaitu aset dengan kolektibilitas kurang lancar sampai dengan macet terhadap aktiva produktif. Semakin rendah NPA semakin menunjukkan kualitas aset yang baik. Ketiga, CRMC (concentration risk on major customer) yaitu membandingkan aktiva produktif yang terkonsentrasi pada nasabah tertentu terhadap total aktiva produktif. Semakin besar CRMC menunjukkan tingginya konsentrasi penyaluran dana pada nasabah tertentu dan semakin sedikit tingkat penyebaran risiko. Dengan pola yang sama juga dapat dilihat konsentrasi penyaluran dana pada sektor ekonomi tertentu (CRMS)

Komponen kualitas manajemen Komponen kualitas manajemen dibagi dua yaitu manajemen umum dan manajemen risiko. Untuk manajemen umum mencakup struktur dan komposisi pengurus bank, penanganan conflict of interest, independensi pengurus, kualitas GCG, transparansi informasi dan edukasi, efektivitas kerja komite, kepatuhan manajemen bank terhadap prinsip syariah dan distribusi value added atau implementasi filosofi syariah yaitu keadilan (fairness). Untuk manajemen risiko mencakup aspek pengawasan pengurus, kebijakan, prosedur dan limit, kecukupan proses


Manajemen Risiko yang membandingkan antara pendapatan yang berasal dari fee based income dengan pendapatan non fee based income. WOC (write-off cost), rasio yang membandingkan biaya penghapus-bukuan dengan biaya operasional bank. Lalu ada OM (operational margin) sebagai pengganti NIM (net interest margin) yang biasa dipergunakan pada bank konvensional. Ini karena tidak dipakainya instrumen bunga dan secara konsep bank syariah tidak akan mengalami negative spread karena nasabah dengan prinsip bagi hasil akan menerima berapapun return yang menjadi porsinya. OM dihitung dengan membandingkan selisih pendapatan operasional utama dengan biaya operasional utama dengan rata-rata aktiva produktif. Instrumen berikutnya adalah ROA (return on asset) dan ROE (return on equity).

Komponen manajemen likuiditas Sebagai lembaga kepercayaan publik maka likuiditas menduduki posisi yang penting disamping upaya pengelolaan dana menghasilkan keuntungan. Instrumen aspek likuiditas bank syariah terdiri dari: STM (short term maturity), rasio yang membandingkan antara aset produktif jangka pendek yang bersifat fixed dengan hutang/kewajiban jangka pendek yang bersifat fixed; StDR (special treatment deposit ratio) rasio yang membandingkan antara deposito yang mendapatkan special treatment (pada umumnya dengan nominal besar) terhadap total DPK.

Komponen sensitivitas terhadap risiko Dengan karakteristiknya yang spesifik terutama tidak menggunakan instrumen bunga, tidak diperkenankannya melakukan transaksi yang bersifat spekulatif dan transaksi tanpa riil underlying asset maka secara konsep eksposur risiko bank syariah tidak seintensif bank konvensional. Namun karena bank syariah berinteraksi secara langsung dan tidak langsung dengan bank konvensional ditambah dengan share-nya yang masih kecil maka sebagian eksposur risiko yang ada di bank konvensional juga akan berpengaruh ke bank syariah Misalnya, sensitivitas terhadap fluktuasi suku bunga bank konvensional. Berikutnya adalah sensitivitas terhadap harga ekuitas dan komoditas. Investasi bank syariah dengan membeli saham baik secara langsung maupun melalui pasar saham berpotensi menurunkan pendapatan atau bahkan rugi karena turunnya nilai saham. Sensitivitas terhadap nilai tukar. Apabila bank melayani transaksi keuangan yang mengharuskan adanya pertukaran mata uang maka pembiayaan yang disalurkan dapat terekspose nilai tukar. Lalu ada juga sistem manajemen risiko pasar. Risiko pasar yang dihadapi bank syariah bersumber pada ketidakpastian pada harga komoditas (barang/jasa) di pasar. Penilaian TKS bank syariah sudah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.9/1/ PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

Kesehatan Bank Syariah Komponen kemampulabaan Instrumen penilaian kemampulabaan bank syariah mencakup: OER (operational efficiency ratio) rasio yang membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. IGA (income generating asset), rasio yang membandingkan antara aktiva produktif bersih setelah dikurangi dengan aktiva produktif yang bermasalah dengan total aset. IC (income composition), rasio

“

Namun karena bank syariah berinteraksi secara langsung dan tidak langsung dengan bank konvensional ditambah dengan share-nya yang masih kecil maka sebagian eksposur risiko yang ada di bank konvensional juga akan berpengaruh ke bank syariah Misalnya, sensitivitas terhadap fluktuasi suku bunga bank konvensional.

“

identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian, serta sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap prinsip syariah.

00 Sharing / 2007


Indikator Pertumbuhan Jumlah Emisi Obligasi Syariah/Sukuk Dibanding dunia internasional, emisi obligasi syariah di Indonesia tampaknya belum menjadi favorit pencarian sumber dana bagi perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari jumlah emiten yang seperti belum beranjak dari angka di bawah 30 emiten saja. Hingga tahun 2007 baru ada 21 emisi obligasi syariah. Tahun ini baru bertambah empat saja dari 17 emiten pada tahun 2006, dan 16 pada tahun 2005. Secara grafis dapat ditampilkan sebagai berikut.

Total nilai Emisi Obligasi Syariah di Indonesia Dari sisi nilai emisi pun tak terlalu besar karena totalnya baru sekitar Rp 3,1 triliun rupiah per Juli 2007, atau naik hanya sekitar 1 triliun dibanding tahun 2006 emisi obligasi syariah berjumlah Rp 2,2 triliun. Kenaikan emisi obligasi syariah dari tahun 2005 ke tahun 2006 pun amat minim karena hanya naik sekitar Rp 200 miliar saja. Secara grafis dapat ditampilkan sebagai berikut

Proporsi Jumlah Obligasi Syariah dibandingkan Total Obligasi Dari sisi jumlah emiten, maka perusahaan penerbit obligasi syariah mencapai 12 persen dari total emiten obligasi nasional. Namun dari sisi value atau nilai emisi, maka baru sekitar tiga persen dari total nilai emisi hingga Juli 2007. Dalam grafik dapat ditampilkan sebagai berikut:

Proporsi Nilai Emisi Obligasi Syariah dibandingkan Total Emisi Obligasi

00 Sharing / 2007


LOMBA PEMAHAMAN EKONOMI SYARIAH Berhadiah Umrah

ji g mengu n a y a b g Ikuti lom a tentan d n A n a hu pengeta konomi e k i t k a r p teori dan angan Islam dan keu

EXPLORE YOUR ISLAMIC ECONOMIC VIEWS ON nd

The 2 Indonesia Sharia Expo HALL A, B JAKARTA CONVENTION CENTRE (Rabu - Minggu ) 24-28 OKTOBER 2007

Peserta: Pelajar

Umum

Mahasiswa

p 25.000 R a b m o l aftaran d n e p a - Biay n tanda peserta) (untuk sertifikat seminar da

Juri :

Praktisi dan Akademisi Ekonomi Syariah

Pendaftaran & Informasi (Maya & Endang) :

Sekretariat ISE 2007

Gedung Twink Lt 8 Jl Kapten Tendean No 82 Jakarta 12790 Phone: 62-21-7900900 (hunting) Fax 61-21-7900213

Penilaian: Penilaian dilakukan berdasarkan atas partisipasi aktif peserta sepanjang seminar dan talkshow yang digelar pada Indonesia Syariah Expo 2007, yakni : 1. Jumlah kehadiran pada seminar dan talkshow 2. Banyaknya pertanyaan yang diajukan 3. Kualitas isi pertanyaan

Persyaratan : # Foto copy Identitas (KTP/SIM/PASPOR) # Foto ukuran 3x4 (3 lembar )

Pengumuman Pemenang :

Pemenang akan diumumkan pada Closing Ceremony Indonesia Sharia Expo 2007

Topik Seminar & Talkshow* : - Indonesia Berbasis Ekonomi Syariah - Kebijakan dan Peluang Investasi Berbasis Syariah di Indonesia - Kesiapan Dunia Usaha dan BUMN Memanfaatkan Investasi Syariah - Tantangan Perbankan Syariah Menghadapi Era Global - Tantangan Asuransi Syariah Menghadapi Era Global - Peran Zakat Dalam Pembiayaan Ekonomi Umat dan UKM

- Memasarkan Produk Halal Dengan Cara Halal (Marketing Syariah) - Kebijakan dan Prospek Sukuk di Indonesia - Peran Perguruan Tinggi Dalam Membangun SDM Syariah Profesional - Membangun Sinergi Lembaga Keuangan Syariah dengan Sektor Riil - Paradigma Baru Wakaf Produktif dan Wakaf Tunai - Bersatu Membangun Indonesia Emas

* Gratis biaya mengikuti seminar dan talkshow

Bekerjasama dengan :


Peristiwa Analisa

Dua Propulsi Akselerasi Perbankan syariah tengah menjajaki sindikasi pembiayaan. Di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), interkoneksi mulai menemukan kata sepakat. Perjuangan Bank Muamalat Indonesia (BMI) merangkul perbankan syariah Indonesia mulai menampakkan titik cerah. Bulan lalu sudah delapan bank ikut interkoneksi Sharia Deposit Arrangement (Shadr) yang ditawarkan BMI sejak 2006. Delapan bank tersebut adalah BMI, Bank Riau, Bank Saudara, Bank Bukopin, Bank IFI, Bank DKI, Bank Nagari, Bank Kaltim, dan Bank Kalsel. Direktur Utama BMI yang sekaligus Ketua Umum Asosiasi Bank Islam Indonesia (Asbisindo), Ahmad Riawan Amin memandang interkoneksi bisa dijadikan wahana menghimpun dana pihak ketiga (DPK) bagi bank syariah karena masyarakat akan lebih mudah mengakses layanan perbankan yang sudah terkoneksi.Bagi bank pun otomatis jaringannya akan bertambah. Makin banyak bank ikut serta dalam interkoneksi, makin banyak jaringan yang bisa dimanfaatkan masing-masing bank peserta tersebut. Dalam rangka akselerasi aset perbankan

00 Sharing / 2007

syariah sebesar lima persen pada 2008, optimalisasi penghimpunan DPK adalah salah faktor penentunya. Makin banyak DPK terhimpun, makin besar nilai aset perbankan. Dikatakan Riawan saat penandatanganan kerjasama Shadr antara Bank Bukopin, Bank IFI, Bank DKI, Bank Nagari, Bank Kaltim, dan Bank Kalsel, 6 Agustus lalu, Shadr sinergis dengan program akeselerasi perbankan syariah yang dicanangkan Bank Indonesia (BI). Hadir dalam penandatanganan tersebut adalah Deputi Gubernur BI, Siti Fadjrijah dan Muliaman Hadad, Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, Ramzi A. Zuhdi, Ketua Umum Persatuan Bank-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono, dan Ketua Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) Winny E. Hasan. Riawan menilai itu sebagai pertanda dukungan para pihak terhadap Shadr. Ramzi pun mengimbau agar bank syariah segera ikut dalam jaringan interkoneksi ini. “Ini akan menguntungkan bagi bank syariah,’’ kata

Ramzi. Direktur Utama Bank Saudara, Farid Rahman, merasa diuntungkan dengan Shadr ini. ”Kami dapat menggunakan cabangcabang Bank Muamalat, cabang-cabang Bank Riau, untuk penyetoran rekening ke kami”, ujarnya usai penandatanganan kerjasama Shadr, 4 Juni lalu. Padahal, Bank Saudara adalah bank konvensional, keikutsertaannya dalam Shadr, menurut Farid Rahman adalah salah satu upayanya merangkul calon nasabah potensial syariah. Dengan 1.800 jaringan yang dimilikinya, BMI yakin bakal mampu membantu bankbank lain yang jaringannya terbatas. “Tidak hanya untuk perbankan syariah, juga konvensional”, kata Riawan.

Sindikasi Sebentar Lagi Selain interkoneksi, industri perbankan syariah juga tengah aktif menjajaki sindikasi pembiayaan dalam skala yang lebih luas daripada yang selama ini pernah dilakukan


Peristiwa Analisa beberapa bank syariah. Sindikasi sebesar Rp300 triliun diperkirakan akan terlaksana di bulan-bulan ini. Riawan mengatakan ini seusai pelantikan pengurus Asbisindo awal Agustus lalu. Meskipun belum bisa menggandeng seluruh bank syariah, BMI beserta anak perusahaannya PT Al Ijarah Indonesia Finance (ALIF) dan bank-bank syariah dari Timur Tengah seperti Boubyan Bank (Kuwait) dikatakan akan memulai sindikasi tersebut. Ini juga diakui Riawan sebagai upayanya mendorong bank syariah lokal untuk tidak terpaku bersindikasi

berkomitmen di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), konsumer, dan korporasi, juga membuka lebih luas peluang sindikasi pembiayaan. “Diperkirakan akan terkumpul dana Rp 600 miliar sampai Rp 2 triliun dari sindikasi dengan mitra syariah Rp 2 triliun,” kata Yuslam. Akhir kuartal ketiga tahun ini, bank syariah lain, HSBC Amanah Syariah juga berencana merampungkan sindikasi pembiayaannya senilai USD 75 Juta yang akan disalurkan ke berbagai proyek infrastruktur melalui sebuah perusahaan pembiayaan.

sindikasi pembiayaan syariah pada semester pertama 2007. Sindikasi untuk Krakatau Steel tersebut berhasil menjaring dana sebesar USD 50 Juta.

Manajemen Risiko Sindikasi Dari sudut pandang Adiwarman Karim, sindikasi memang perlu dilakukan saat ini agar bisa menjadi propulsi (daya dorong bagi program akselerasi). Asal, bank syariah benar-benar memperhatikan penerapan manajemen risiko. Menurut pakar ekonomi syariah ini, sindikasi memang memberi

Bisa saja sindikasi dimanfaatkan oleh pengusaha nakal yang setelah ditolak oleh bank konvensional karena memang tidak layak dibiayai lalu beralih ke bank syariah untuk meminta pembiayaan, kata Adiwarman Karim.

dengan bank syariah dalam negeri, juga bank syariah asing sehingga mampu menarik dana investasi dari luar negeri. Sindikasi sebesar Rp 300 Triliun itu adalah untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. “Proyeknya kemungkinan besar pembangkit listrik (power plant),” ujar Riawan. Sebelumnya, beberapa bank syariah pernah melakukan sindikasi pembiayaan, seperti antara Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BNI Syariah untuk membiayai operator telepon selular IM3 senilai Rp 50 Miliar pada 2002. Menjelang 2008, bank syariah terbesar di Indonesia tersebut membenahi diri demi menyongsong program akselerasi. BSM merestrukturisasi jajaran manajemen puncaknya, dari tiga direksi menjadi enam. “Untuk memperkokoh posisi BSM sebagai lokomotif akselerasi perbankan syariah di Indonesia,” ujar Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi, 27 Juni lalu. Bank ini pun menambah pembiayaannya sebesar Rp 2,2 Triliun dari target yang ditetapkan Rp 7,88 Triliun untuk 2007. Pembiayaan tersebut, selain tetap

“Ini adalah sindikasi offshore”, jelas Senior Vice President HSBC Amanah Syariah, Mahmoud Abushamma. Berbagai investor dari Timur Tengah, Asia, dan Eropa akan ditawarkan bergabung dalam sindikasi ini dengan komposisi antara 60-70%-nya berasal dari investor Timur Tengah. Setelah sindikasi offshore tersebut, HSBC juga berencana menambah dua sindikasi pada kuartal keempat 2007. Sindikasi pertama senilai USD300 Juta disebut-sebut bakal ditujukan untuk membiayai Pertamina. Sindikasi kedua senilai USD150 Juta akan disalurkan ke sektor telekomunikasi. Sebelum rencana-rencana tersebut, HSBC Amanah sebenarnya sudah melakukan satu

keuntungan dari sisi manajemen risiko, karena risiko otomatis terbagi di antara pelaku sindikasi. Kerugian tidak lagi mesti ditanggung satu bank. Meski begitu, risiko kredit bermasalah mesti tetap diwaspadai, terutama di jenis pembiayaan korporasi. Adiwarman mengisahkan, selama ini, bank syariah cukup berpengalaman membiayai sektor usaha menengah dan kecil (UKM), sedangkan korporasi masih kalah berpengalaman dibanding bank konvensional. Pengalaman ini misalnya saat bank harus menganalisa kelayakan industri yang mau dibiayai. Sebabnya, “Bisa saja sindikasi dimanfaatkan oleh pengusaha nakal yang setelah ditolak oleh bank konvensional karena memang tidak layak dibiayai lalu beralih ke bank syariah untuk meminta pembiayaan”, kata Adiwarman. Karena itu, jika ingin menerapkan sindikasi pembiayaan, bank syariah harus membekali dirinya dengan SDM dan kehati-hatian yang lebih baik. Di samping itu, tambah Adiwarman, pertumbuhan pembiayaan korporasi dilakukan bertahap, jangan terlalu banyak. n IA

00 Sharing / 2007


Peristiwa Analisa

The Internasional Conference on IslamicCapital Markets, Muamalat Institute-IRTI

Menghubungkan Capital Market dengan

Islamic Banking Konferensi ini mempunyai peran strategis bagi para pelaku dari institusi keuangan syariah, pasar modal dan perbankan. Khususnya, dalam mengimplementasikan instrument dan produknya melalui strategi dan pendekatan yang efektif.

Muamalat Institute (MI) semakin berkibar saja. Lembaga research yang biasanya melakukan traning, consuting & publication di bidang perekonomian syariah ini baru saja melakukan hajatan besar dengan topik: “International Conference in Islamic Capital Markets in Relevance to Finance & Banking: Regulations, Products and Practices” di Hotel Sultan Jakarta, pada 27-29 Agustus lalu. MI kembali bergandengan dengan IRTI (Islamic Research & Training Institute) – IDB, Jeddah dalam menyelenggarakan hajatan ini. Mereka juga menjalin kerjasama dengan SESRTCIC (Statistical Economic Social Research & Training Centre for Islamic Countries), Turki, dalam menghadirkan para pembicara kompeten untuk konferensi ini. Menurut Ketua Panitia konferensi ini, Nurul B. Djaafar, yang juga Managing Director Muamalat Institute, konferensi ini sebenarnya merupakan bagian rutin dari kegiatan pelatihan internasional yang selalu mereka selenggarakan. Namun kali ini menjadi tampak berbeda, karena dilakukan dalam bentuk konferensi. Apalagi mereka juga memasukkan unsur capital market di dalam bahasannya. “Karena seperti kata para pakar, industri perbankan akan jauh lebih efisien, kalau instrumen dari capital market juga sangat efisien. Karena mereka saling berhubungan. Makanya topiknya, Relevance to Islamic Banking and Finance,” jelas Nurul pada Sharing di sela-sela konferensi. Lanjut Nurul, konferensi ini menjadi menarik, karena konferensi tentang Capital Market dan Islamic Banking biasanya masing-masing dilakukan selalu terpisah. Namun, mereka mampu melakukan linkage dari kedua bidang itu. Menurut Nurul, dari kegiatan di atas, diharapkan terjalin kerjasama dari berbagai kalangan yaitu regulator, praktisi, akademisi dan profesional lainnya, didalam, Pertama, berbagi wawasan dan pengalaman dari berbagai negara yang telah mengimplementasikan intrumen dari produk islamic capital market, banking & finance yang sangat bervariasi dan fleksibel yang memungkinkan

00 Sharing / 2007


Peristiwa Analisa ”Kami juga mengundang para investor Timur tengah ke sini, karena kami hanya ingin mendorong dan membagi pengalaman, bagaimana caranya menge-track (membawa-red) investor. Nah, dengan hadirnya para investor ini, maka kami juga memberikan kesempatan pada semua rekan-rekan praktisi di Indonesia untuk bisa bekerjasama apabila berminat,” jelas Nurul dapat diimplementasikan oleh negara lainnya khususnya Indonesia. Dan kedua, mendapatkan input-input positif dan konstruktif khususnya dalam mencari solusi atas masalah dan peluang, yang ditemui oleh para pelaku dari institusi keuangan syariah, pasar modal dan perbankan khususnya dalam mengimplementasikan instrumen dan produknya melalui strategi dan pendekatan yang efektif. Yang juga menarik, konferensi ini ternyata juga menghadirkan para investor dari negara-negara Timur Tengah. ”Kami juga mengundang para investor Timur tengah ke sini, karena kami hanya ingin mendorong dan membagi pengalaman, bagaimana caranya menge-track (membawa-red) investor. Nah, dengan hadirnya para investor ini, maka kami juga memberikan kesempatan pada semua rekan-rekan praktisi di Indonesia untuk bisa bekerjasama apabila berminat,” jelas Nurul. Konferensi ini sendiri menghadirkan para pembicara dari berbagai pihak, baik dari sisi regulator di Tanah Air (Bapepam, Dirjen Pajak & Bank Indonesia), hadir pula regulator dari Turki, Uni Emirat arab, Bank Negara Malaysia, serta self regulatory BEJ.

Dari kalangan praktisi, selain IDB dan Bank Muamalat, hadir pula dari CIMB, Emirates Islamic Dubai Bank dan HSBC Amanah & ILIC. Pembicara lainnya yang tampil dalam konferensi ini adalah para pembicara yang makalahnya telah terseleksi oleh organizer melalui undangan yang telah dilaksanakan beberapa bulan lalu. Para peserta yang men”submit” ini datang dari berbagai negara, yaitu Malaysia, India, Pakistan, Singapura, Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia sendiri. Konferensi ini didukung oleh pemerintah yang ditandai dengan kegiatan lunch gathering antara peserta konferensi, pelaku pasar, regulator, dan investor pada tanggal 27 agustus 2007 dengan keynote speaker Menneg BUMN, dan pada tanggal 28 agustus 2007 dengan keynote speaker Menneng Perdagangan. Pada konferensi kali ini juga diadakan launching PT. ALIF( Al Ijarah Indonesian Finance) sebuah lembaga leasing syariah yang pertama di Indonesia dengan pemegang saham Bank Muamalat, Boubyan Bank dan International Leasing Company (ILIC)- Islamic Development Bank (IDB). n YS

00 Sharing / 2007


Personal Investing

Mengelola Keuangan Menjelang

Lebaran

Lebaran sebentar lagi, gaji, THR, bahkan tabungan bisa habis untuk membiayainya. Bagaimana agar lebaran tidak menguras kocek? Selalu dinanti-nanti, puasa dan lebaran memang punya arti tersendiri bagi bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim. Saat lebaranlah, orang kita memberikan seluruh kemampuannya untuk perayaan. Yang kentara adalah pengerahan sumber daya keuangan. Orang berbelanja bahan makanan pokok lebih banyak menjelang lebaran, juga kebutuhan sekunder seperti pakaian. Dan jangan lupa, kebutuhan hati utuk bertemu sanak keluarga di kampung halaman saat mudik. Yang terakhir itu juga pastinya menyedot sumber daya keuangan. Saat memiliki uang berlebih, mengeluarkan uang lebih banyak saat lebaran tentunya tak menjadi masalah. Tapi, saat rezeki berkurang, tentunya itu memberatkan. “Perhatikan benar-benar kondisi keuangan keluarga, jangan memaksakan diri, kalau bisa mulailah rancang keuangan khusus lebaran jauh hari”, kata Safir Senduk, Perencana Keuangan Safir Senduk dan Rekan kepada Sharing. Karena lebaran disambut tiap tahun, menurut Safir, sebenarnya perencanaannya menjadi lebih mudah karena sudah terprediksi. Keluarga dapat mengevaluasi penggunaan uang untuk lebaran di tahun ini untuk perencanaan di tahun depan. Perhitungan tanggal jatuhnya lebaran juga berpengaruh terhadap perencanaan pembiayaan lebaran. Misal, jika lebaran berdekatan dengan bulan-bulan masuk tahun ajaran baru anak sekolah, biaya yang harus disiapkan tentunya menjadi berlipat. Memang tidak ada patokan pasti berapa persen pengeluaran kita membengkak saat lebaran. Namun, menurut Safir biasanya meningkat 200-300% pengeluarannya perbulan. Untungnya, segitu itu masih tergolong wajar. Dalam kasus lebaran yang berdekatan dengan tahun ajaran baru, alangkah bijak jika keluarga memprioritaskan biaya pendidikan anak ketimbang lebaran. Namun demikian, lebaran tetap bisa disambut dengan meriah dengan biaya tak begitu banyak. Sehingga, lebaran bisa lebih berasa khidmat. Berikut adalah tips keuangan menghadapi lebaran dari pelopor perencana keuangan di Indonesia ini.

00 Sharing / 2007

Awasi Kenaikan Harga Harga kebutuhan pokok biasanya naik menjelang lebaran. Bagi orang kita itu suatu hal yang wajar, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Awasi kenaikan harga tersebut, sebaiknya per hari. Dengan begitu, kita bisa mengambil keputusan tepat kapan harus berbelanja dan menyetok sembako tersebut sebelum harganya naik terlalu tinggi.

Siapkan Anggaran untuk Pos-pos Baru Inilah bedanya hari raya dengan hari libur biasa. Di hari raya, akan ada beberapa pos pengeluaran baru seperti bingkisan lebaran untuk relasi, kerabat, tetangga, dan pembantu rumah tangga. Biasanya orang memberi parsel lebaran baik yang dibeli jadi atau membuat sendiri. Silakan sesuaikan dana, jika membeli jadi akan lebih mahal dibanding membuat sendiri. Namun membuat sendiri membutuhkan tenaga

ekstra. Pos lain yang bakal muncul adalah biaya mudik. Biaya mudik tiap tahun juga naik, ini yang mesti diperhatikan. Juga moda transportasi yang bakal dipilih.

Jangan Mengandalkan THR Banyak keluarga terbiasa cukup mengandalkan Tunjangan Hari Raya (THR) atau bonus untuk menutup pengeluaran selama lebaran. Itu sah-sah saja, tapi sebaiknya THR jangan terlalu diandalkan, bahkan jangan dijadikan pendorong untuk mengeluarkan dana berlebihan. Artinya, THR justru jangan digunakan sepenuhnya untuk lebaran, kalau bisa disisihkan. Makanya, perencanaan berapa dana yang akan dikeluarkan selama lebaran perlu dilakukan dua bulan sebelum hari “H” (lihat boks: “Optimalkan THR”) Perencanaan itu termasuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Beberapa orang bahkan ada yang mencicil mengumpulkan baju lebaran sejak jauh hari. Ini efektif untuk keluarga dengan jumlah anggota yang banyak.


Personal Investing

Optimalkan THR Perencana keuangan lain, Alviko Ibnugroho.MM.RFA dari Sun Life Financial Indonesia memiliki tips optimalisasi tunjangan hari raya (THR) berikut ini. 1.

Buatlah rencana penggunaan uang THR untuk hal-hal yang wajib seperti memberikan THR kepada pegawai, supir, pembantu di rumah, saudara-saudara dekat kekurangan, bahkan orang tua atau mertua. Selain ibadah sosial, ini juga bentuk penghormatan kepada mereka yang telah banyak membantu kita.

2.

Jangan habiskan uang THR. Sisihkan dan tabunglah untuk berjaga-jaga. Namanya jaga-jaga, diharapkan ini dapat digunakan saat benar-benar dibutuhkan, misalnya mobil yang Anda pakai untuk mudik mogok di jalan dan membutuhkan perbaikan dengan biaya tidak sedikit. Atau, saat mudik atau lebaran ada anggota keluarga terserang penyakit. Ini amat berguna karena kalau terjadi penggunaannya tidak mengganggu anggaran lebaran yang sudah disiapkan. Apalagi jika harus memaksa Anda berhutang.

Jangan Habiskan Tabungan Lebaran memang perlu disambut dan dirayakan tapi bukan berarti harus jor-joran, apalagi sampai menghabiskan tabungan. Ya, kebutuhan Lebaran jangan sampai menguras tabungan, malah kalau bisa tabungan jangan sampai berkurang. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari masa-masa sulit setelah Lebaran. Masa sulit ini misalnya ketika kita memerlukan dana untuk hidup ketika tiba-tiba kena PHK, sakit, dan sebagainya. Jadi, jangan habiskan tabungan Anda untuk berlebaran.

3.

Jika berlebih, gunakan THR untuk mengurangi beban biaya lain seperti utang kartu kredit atau pinjaman ke bank. Biasanya beban ini cukup memberatkan, apalagi jika telat membayar. Nah, THR bisa digunakan untuk menutup atau paling tidak mengurangi utang-utang tersebut.

4.

Jika memang uang THR yang Anda peroleh berlebih bahkan setelah dipakai untuk berbagai keperluan di atas, investasikanlah. Bisa dalam bentuk produk keuangan atau barang fisik. Tentu sebaiknya ini dilakukan setelah lebaran usai, sehingga Anda dapat lebih fokus memilih wahana investasinya.

5.

Perlu diingat, THR adalah tunjangan (jika Anda karyawan). THR diberikan institusi tempat Anda bekerja sebagai penghargaan kepada Anda. Oleh karena itu, pergunakanlah sebaik-baiknya.

Tunda Investasi Jangka Panjang Ini pas dilakukan jika Anda adalah golongan yang tidak kaya tapi masih mampu berinvestasi jangka panjang seperti deposito, reksadana, atau dalam bentuk fisik seperti properti, logam mulia, dan barang antik. Karena lebaran adalah masa-masa yang membutuhkan cashflow, sebaiknya siapkan dana lebih yang mudah dicairkan. Deposito atau reksadana cenderung kurang likuid dan oleh karenanya biasanya dipakai untuk menyimpan uang yang benar-benar berlebih. n IA

00 Sharing / 2007


Wacana

Ijtima Tsanawi DSN MUI

Ulama Pun Perlu Menganalisa Rasio Keuangan

Ke depan, barangkali kita menjumpai ulama yang sedang mempelajari cara menghitung rasio keuangan atau yang paling sederhana membaca laporan keuangan dari sebuah bank, asuransi, atau manajer investasi. Praktik industri keuangan syariah mengharuskan ulama menguasai tidak saja ilmu fiqh dan ushul fiqh sebagai alat utama untuk merumuskan hukum atau kehalalan satu produk tapi juga mengerti bagaimana produk itu diciptakan dan dipraktikkan. Karena jika tidak, perlu waktu lama untuk menelusuri dan merumuskan dasar hukum dari satu produk keuangan. Pesan agar ulama memahami juga aspek teknis dari industri keuangan disampaikan dalam Ijtima’Tsanawi Dewan Syariah Nasional MUI yang digelar pertengahan bulan lalu di Bogor, Jawa Barat. Ijtima (pertemuan) tsanawi

00 Sharing / 2007

Dengan menguasai aspek teknis, ulama bisa memonitor dan mengawasi keseluruhan praktik dari lembaga keuangan syariah yang dia duduk sebagai dewan pengawas syariah.

(tahunan) ini dibuka oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Siti Ch Fadjrijah dan diikuti sekitar 200 orang dewan pengawas syariah dan dewan syariah nasional di seluruh Indonesia. Pertemuan ini digelar rutin tiap tahun untuk membahas masalah aktual terkait posisi dewan pengawas syariah dalam mendorong industri keuangan syariah di Indonesia. Berbagai pakar dan praktisi keuangan yang hadir pada pertemuan itu menyuarakan hal yang sama. Ulama dibutuhkan perannya tak saja sebagai pengawal satu produk dari sisi kehalalan tapi juga perannya dalam menunjang pertumbuhan industri ini di samping juga peran mereka ke dalam perusahaan sebagai internal auditor dalam hal opini kesesuaian syariah dari praktik sehari-hari lembaga yang mereka duduk

sebagai dewan pengawas syariah. Presiden Direktur Karim Business Consulting Adiwarman A Karim menjelaskan setiap satu perusahaan yang mempraktikkan bisnis secara syariah memiliki minimal dua hingga tiga Dewan Pengawas Syariah (DPS) di dalam. Tugas utama DPS antara lain memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional Bank terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN, menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan Bank, memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional Bank secara keseluruhan dalam laporan publikasi bank, mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada DSN, menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah sekurang-kurangnya setiap 6 (enam)


Wacana

Ketua DSN MUI KH Ma’ruf Amin

Deputi Gubernur BI Siti Ch Fadjrijah

tidak terjerumus pada sesuatu bulan kepada Direksi, Komisaris, yang subhat atau diragukan Dewan Syariah nasional dan kehalalannya. bank Indonesia. Fatwa DSN MUI Pun, menurut dia DPS Kata dia, anggota DSN MUI Perbankan Syariah (48) harus bisa membaca laporan saat ini berjumlah 37 orang untuk keuangan baik neraca, laporan pleno (menghasilkan fatwa) dan Asuransi Syariah (5) laba rugi, penanggulangan 21 orang di antaranya adalah Pegadaian (1) defisit asuransi, PSAK, anggota Badan Pelaksana Harian pengakuan keuntungan dan (BPH). Rapat pleno digelar empat Pasar Modal (6) kerugian. ‘’Ini sifatnya teknis, kali dalam setahun plus rapat Akuntansi Syariah (2) tapi lebih baik DPS mengerti perumusan fatwa. Sedangkan juga hal-hal yang teknis agar anggota BPH menggelar secara praktik semua bisa pertemuan rutin setiap pekan dijaga kesesuaian syariahnya.’’ dan salah satu tugas utamanya adalah merumuskan fatwa tentang satu produk yang Bagaimanapun, kata dia, DPS menjalankan dua fungsi tanggung jawab yakni profesionalitas dan ilahiyah. akan diplenokan. Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan Saat ini Dewan Syariah Nasional MUI telah melahirkan 48 fatwa di bidang perbankan syariah, Perbankan Syariah BI Mulya E Siregar menyatakan enam fatwa di bidang penyelenggaraan pasar modal ulama juga berperan dalam mendorong akselerasi syariah, lima fatwa di bidang asuransi syariah, satu perbankan syariah menuju pangsa pasar 5 persen pada fatwa terkait pegadaian syariah, dan dua fatwa terkait 2008. Ulama (DPS) menurut dia memiliki tiga peran akuntansi syariah. Khusus untuk fatwa perbankan, DSN yakni sebagai supervisor, advisor, dan marketer. Ke depan menurut Mulya, DPS dan DSN memiliki membaginya menjadi fatwa penghimpunan dana (3 fatwa), penyaluran dana (36), jasa (8). Sehingga total tantangan besar yakni terkait penerapan UU Perseroan, fatwa yang telah diterbitkan DSN MUI sejak pertama globalisasi Islamic financial market, dan penerapan good corporate governande. berdiri hingga Agustus 2007 mencapai 62 fatwa. Kondisi itu membutuhkan ijtihat intensif dari para Endy M Astiwara, anggota DSN MUI menjelaskan bahwa tugas utama DPS adalah melakukan ulama, dan tentu saja quality upgrading dari DPS. Dalam pengawasan, pembinaan, supporting dan sosialisasi. hal ini diharapkan LKS bisa menjembatani prosesnya Dalam industri asuransi misalnya. DPS kata dia harus atau harus terlibat dalam pemberdayaan DPS di LKSnya mengawasi keseluruhan praktik bisnis asuransi mulai masing-masing. Dengan cara itu diharapkan perbankan dari pemasaran, produk, akad dari produk, hingga syariah dan lembaga keuangan syariah bisa bersaing, laporan keuangan. ‘’Dalam pemasaran misalnya. DPS dan bisa meraih lebih banyak floating market dan harus mengawasi keseluruhan mulai dari tool kit, cara juga bisa memenuhi kebutuhan SDM sehingga target memasarkan, system broker, etika memasarkan, hingga pertumbuhan 5 persen dengan tetap memperhatikan tutupan apa saja yang dicover dalam produk.’’ Misalnya aspek kehati-hatian tetap dapat tercapai. ada hotel, bioskop, industri musik masuk dalam asuransi syariah, DPS juga harus berhati-hati mencemati agar n

00 Sharing / 2007


Pendidikan >> Komunitas Wirausaha Indonesia

Mencetak Pengusaha Andal dan Bermoral Baik

Untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, tak cukup hanya bermodalkan semangat. Namun juga perlu mempelajari ilmunya. Komunitas Wirausaha Indonesia menawarkan ”ilmu yang bermanfaat” itu...

Komunitas Wirausaha Indonesia Yayasan Bina Karsa Mandiri (YBKM) Gedung ICMI Center Lantai 4 Jl. Warung Jati Timur 1 Kalibata Pancoran, Jakarta Selatan 12740 Tlp/Fax. 021 7940816 email: komunitas@wirausaha.or.id website : www.wirausaha.or.id

00 Sharing / 2007

Jadi pengusaha jangan cuma asal… Begitulah inti pesan yang terungkap dari berbagai kegiatan seminar, pelatihan bisnis dan presentasi peluang usaha yang diselenggarakan oleh Komunitas Wirausaha Indonesia (KWI), sebuah komunitas peminat bisnis wirausaha di Tanah Air. Pengertian jangan cuma asal tersebut mengandung makna, bahwa seorang pengusaha itu dalam menjalankan profesinya harus benarbenar menguasai ilmunya, dan juga cakap dalam menjalani tahap-tahapan usahanya. Namun itu saja tak cukup. Karena pengusaha juga harus mempunyai etika dan moral berwirausaha yang baik. Artinya, dalam berbisnis jangan berlaku curang, KKN, menipu atau berbagai tindakan tak terpuji lainnya. “Karena itu, jadi pengusaha yang baik memang tidaklah mudah. Namun juga

bukan berarti sulit.” Begitulah ditegaskan Yanti Isa, Ketua Umum KWI kepada Sharing. Menurut Yanti, concern KWI untuk mengusung lahirnya para pengusaha punya etika dan moral yang baik dalam berbisnis, antara lain berawal dari keprihatinan mereka terhadap citra Indonesia di percaturan bisnis dunia yang kadang mendapatkan cap negatif. “Sekarang, kalau kita pergi ke luar negeri, sedih nggak sih’ kalau kita disebut dirty bussiness atau dirty people,” ujar Yanti, yang bersama para pendiri KWI lainnya, yaitu Miranty Abidin (Fortune PR) dan Jackie Ambadar (Le Monde Baby’s World) samasama bertekad untuk memperbaiki citra yang kurang positif di atas. Karena itu, pada berbagai program pelatihan bisnis yang diselenggarakan


Pendidikan

Yanti Isa Salah Seorang Pendiri Komunitas Wirausaha Indonesia

KWI, mereka selalu menekankan tentang pentingnya etika berbisnis yang bersih, sehat dan bermartabat. Serta menjauhi pola-pola bisnis bercitra negatif yang telah disebut di atas. ”Nah, dalam seminar dan pelatihan, kami selalu memberikan contoh-contoh kasus berdasarkan dari orang-orang (pengusaha) yang bersih. Bukan dari pengusaha karbitan, KKN, atau pengusaha yang suka sikut menyikut dalam berbisnis,” jelas Yanti.

Mempelajari Skill Menjadi Pengusaha Ditambahkan Yanti, bila seorang pengusaha sudah memiliki etika dan moral berbisnis yang baik di atas, sudah merupakan modal dasar yang bagus. Namun itu belumlah cukup. Karena yang tak kalah penting adalah bagaimana mereka harus benar-benar menguasai skill menjadi pengusaha. Karena menurut Yanti, untuk menjadi pengusaha itu sama sekali bukanlah ajang coba-coba atau pun gambling. Ada teori dan juga langkahlangkah yang harus dipenuhi dan dijalankan dengan konsisten. “Ambil contoh saya sendiri. Awalnya, pada awal 90-an saya mulai melakukan bisnis dengan metode trial and error. Namun, begitu saya sudah menjadi profesional, saya menyadari bahwa menjadi pengusaha itu ada ilmunya dan step-step yang harus dilewati. Dan itu ternyata bisa dipelajari,” jelas Yanti, yang kini jadi pengusaha cukup bonafid lewat PT MagFood Inovasi Pangan-nya. Berdasarkan pengalamannya di atas itulah, Yanti menyadari, bahwa bagi mereka yang hendak terjun berwirausaha, mereka harus mempunyai bekal ilmu yang cukup. Tak hanya sekadar bermodalkan semangat besar. Maka dari itulah, Yanti bersama-sama para

senior pendiri KWI, seperti Jackie dan Miranty sangat concerned untuk membagi-bagikan ilmu mereka selama ini di dalam percaturan bisnis kepada para calon pengusaha di Tanah Air lewat berbagai pelatihan bisnis di KWI. Namun tak cuma ilmu dari mereka bertiga yang dicurahkan pada para peserta pelatihan, melainkan juga ilmu-ilmu berbisnis dari para pengusaha sukses di Tanah Air, seperti Bob Sadino, Martha Tilaar dan lain sebagainya. Pada berbagai seminar, pelatihan bisnis dan presentasi peluang usaha di KWI memang selalu mengambil acuan dari para pengusaha sukses di atas. ”Pembelajaran kami menggunakan metoda dengan selalu menampilkan kasus-kasus nyata yang pernah dialami para pengusaha yang telah berhasil itu. Bagaimana langkah-langkah dan proses mereka dalam menuju keberhasilan. Semua hasil pengalaman pribadi dari para pengusaha sukses itu yang kami riset. Kemudian dari kasus itu kita buat teori atau summary. Bukan teori dahulu baru kasus. Dengan mengacu pada contoh-contoh kasus yang benar-benar riil, maka para calon pengusaha akan lebih mudah menyerapnya, ketimbang hanya diberikan teori,” jelas Yanti bersemangat.

Lebih Komprehensif Untuk saat ini, menurut Yanti, KWI baru dalam tahap melaksanakan seminar, pelatihan bisnis, serta presentasi peluang usaha dengan mengacu pada buku panduan Seri Wirausaha Praktis ”Selalu ada Peluang” (10 Seri), karangan Jackie, Miranty dan Yanti sendiri. Semua kegiatan pembelajaran bisnis KWI di atas memang masih berupa semacam kursus singkat, dengan mengambil waktu satu hari saja, dan memakai tema yang berbeda-beda sesuai judul buku terbitan KWI di atas. Sepuluh tema buku yang dijadikan judul pelatihan/ seminar yang mereka adakan secara berantai/ berkesinambungan selama ini adalah: Selalu Ada Peluang, Usaha Yang Cocok Untuk Anda, Memulai Usaha dari Nol, Menentukan Mitra Usaha, Rencana Usaha Yang Rasional, Mengelola Usaha Yang Tepat, Membangun Usaha Menjadi Besar, Membangun Citra Perusahaan, Mengelola Merek, dan Membeli dan Menjual Franchise. Meskipun baru menyelenggarakan pelatihan-pelatihan singkat secara berseri di atas, namun sudah cukup banyak alumni KWI yang kini berhasil menjadi pengusaha. ”Sudah banyak yang cerita soal keberhasilan usaha mereka. Ada yang menjadi pengusaha salon mobil, vitamin mobil. Bahkan juga

pengusaha balon hias untuk pesta,” jelas Yanti sambil tersenyum bangga. Meskipun begitu, tambah Yanti, mereka tidaklah berpuas diri. Bahkan, dalam waktu dekat ini, KWI akan menyelenggarakan pendidikan bisnis yang lebih komprehensif, dengan waktu yang lebih panjang, yaitu sekitar 4 bulan dengan 25 kali pertemuan. Untuk biayanya sendiri, masih dipertimbangkan. Namun kisarannya tidak akan terlalu mahal. ”Lewat seminar dan pelatihan singkat KWI, mereka dapat menguasai mindset wirausaha sebagai pondasi. Nah, setelah pondasinya kuat itu, maka harus langsung dilanjutkan dengan teknis-teknis keilmuannya, agar mereka nantinya benar-benar bisa menjadi pengusaha yang siap untuk terjun dalam berbisnis,” jelas Yanti seraya menambahkan, bahwa penyusunan kurikulum untuk pendidikan di atas sudah selesai.

Fokus di Kalangan Menengah Yanti sendiri mengakui, bahwa para calon pengusaha yang selama ini mengikuti pelatihan bisnis KWI memang berasal dari kalangan golongan menengah dan atas. Hal itu bisa tercermin dari lokasi pelatihan mereka yang biasanya dilakukan di gedunggedung perkantoran representatif di pusat kota Jakarta. Namun, menurut Yanti, mereka sama sekali bukan bermaksud untuk ekslusif. Melainkan karena KWI ingin lebih fokus menggarap kalangan yang dekat dengan keseharian mereka. ”Pernah ingat rumus eighty- twenty. Kalau kita fokus mengerjakan 20% pekerjaan kita, terhadap hasil yang 80%. Itu akan lebih sukses,” jelas Yanti yang punya obsesi agar pelatihan bisnis KWI ini nantinya dapat diduplikasikan ke seluruh penjuru Tanah Air. KWI sendiri merupakan bentukan dari Yayasan Bina Karsa Mandiri (YBKM), sebuah lembaga yang mempunyai misi membantu penanggulangan masalah pengangguran di Tanah Air, dengan cara memotivasi dan menggalakkan semangat wirausaha di masyarakat. Yayasan ini diprakarsai oleh Jackie, Miranty dan juga Yanti sendiri, para pengusaha wanita yang sangat peduli untuk memberikan sumbangsih langsung bagi negara yang mereka cintai, Indonesia.

n YS

00 Sharing / 2007


Wisata

The Beauty of Esfahan—Half of the World Tak ada bangunan yang tingginya melebihi menara sehingga menara masjid bisa dilihat dari segala arah.

Masjid Imam

Esfahan adalah salah satu provinsi yang pernah menjadi ibukota Iran pada abad pertengahan (abad 9-17 Masehi). Esfahan adalah Venezianya Iran.

00 Sharing / 2007

Jika berkunjung ke Iran, jangan lupa datang ke Esfahan. Saksikan keindahannya. Pesan itu selalu disampaikan rekanrekan yang pernah berkunjung ke negeri para Mullah itu. Alhamdulillah, kami berkesempatan menjenguk kota yang kini telah dilindungi oleh UNESCO sebagai salah satu cagar budaya. Esfahan adalah salah satu provinsi yang pernah menjadi ibukota Iran pada abad pertengahan (abad 9-17 Masehi). Esfahan adalah Venezianya Iran. Memiliki banyak peninggalan sejarah dan bangunan arsitektur. Robert Byron, pengamat budaya mengenal Esfahan sebagai tempat yang menyimpan benda bersejarah dan amat langka sebagaimana thena di Roma.Uniknya, hampir seluruh bangunan bersejarah itu masih dipelihara dan dibiarkan utuh hingga kini. Karena itu, tak aneh jika Esfahan menjadi salah satu kota wisata di Iran. Di negara ini, banyak terlihat wisatawan asing dari berkulit putih maupun kuning. Esfahan dapat ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan bus, kereta, atau pesawat dari ibukota Iran, Tehran. Jika menggunakan pesawat, waktu yang ditempuh hanya sekitar satu jam saja. Bandara Esfahan amat bersih dan nyaman. Memasuki Esfahan, kita akan menghirup atmosfer berbeda dibanding Tehran. Denyut nadi di Esfahan terasa lebih ringan. Karena, hampir semua orang di sini tampak lebih santai dibanding di Tehran. Trotoar jalan yang lebar dan taman-taman kota yang lebar dimanfaatkan penduduk setempat untuk berleyeh-leyeh bersama keluarga. Esfahan adalah gambaran keragaman dan kedamaian Iran karena di sini hidup juga pemeluk Yahudi dengan sinagoge dan Sasanid serta Kristen dengan gereja. Mereka hidup damai. ‘’Di sini kami warga Iran. Iran tak membenci Yahudi tapi zionisme. Buktinya di sini kami bisa hidup berdampingan,’’ kata Saeed Hajihadi, pemandu tour kami.

The Bridges Rata-rata hotel di Esfahan terletak di tepi Zayandeh Rud River atau sungai Zanyan. Dari sini kita sudah disuguhi pemandangan yang amat menakjubkan. Sungai dengan air yang


Wisata bersih mengalir deras dengan warna kebiruan. Air sungai ini berhulu di pegunungan Zagros yang juga bisa disaksikan dari pusat kota. Sungai Zayandeh ini mengalir sepanjang sekitar 270 km dan kemudian menghilang ke dalam tanah. Jadi, sungai ini tak bermuara ke laut. Lebar sungai ini bervariasi mulai 100-800 m. Di Esfahan sendiri lebar sungai Zayandeh sekitar 100-200 meter. Bukan sekadar sungai yang bersih yang tampak menakjubkan tapi juga beberapa jembatan yang dibuat di atas sungai. Pembangunan jembatan seluruhnya diawali pada abad ke 16 Masehi. Yang paling awal tampak adalah Jembatan Sio-se Pol. Si-o-Se artinya 33 arkade. Jembatan ini memiliki 33 arkade atau lengkungan atas. Dibangun pada tahun 1602 pada jembatan ini amat ramai pada sore dan malam hari. Banyak penduduk setempat mencoba melepas sandal dan menikmati dinginnya air sungai. Mereka mencoba menyeberangi sungai dengan bertelanjang kaki. Sebagian besar dudukduduk di atas jembatan yang meskipun lebarnya mencapai 14 meter dan panjangnya 360 m tak boleh dilintasi kendaaan bermotor. Jembatan ini memisahkan Esfahan lama dan Esfahan baru. Di bagian bawah sungai, tampak pasangan muda-mudi menikmati kota sembari mendengar gemericik air. Rombongan kami ikut mencicipi dinginnya air sungai. Kami merasakan kesegaran dan lebih rileks. Jembatan yang tak kalah menarik adalah Jembatan Khaju. Jembatan ini memiliki detail yang lebih rumit dibanding Si-o-se Pol. Khaju diklaim sebagai jembatan bersejarah paling cantik di Esfahan. Memiliki panjang 146 meter dan lebar 12 meter, jembatan ini dibangun pada masa Hasan Beik dari Timurid pada abad 15 Masehi. Namun kemudian

diperbaiki pada masa Shah Abbas I dan diperbaiki lagi pada 1873. Jembatan ini selain berfungsi sebagai dam juga digunakan sebagai tempat istirahat tamu-tamu raja pada masa dulu. Karena itu di atas jembatan ada pavilion lengkap dengan balkon.Dari balkon yang dibuat di atas jembatan, para tamu bisa menyaksikan pertandingan atau pertunjukan di atas air. Jembatan ini ditutup keramik yang dihias dan mozaik amat indah dan rata-rata didominasi warna biru. Pada bagian bawah jembatan juga terdapat ruang yang sekarang digunakan penduduk setempat untuk istirahat dan menikmati sejuknya udara dari air plus suara yang menenangkan. Selain Khaju dan Si-o-se Pol masih ada jembatan Marnan dan Shahrestan serta Juei. Semua memiliki kecantikan tersendiri. Dan berkeliling Esfahan, kita akan selalu melintasi tepi sungai dengan jembatanjembatan yang indah itu.

Chehel Sotun Palace Istana Chehel Sotun termasuk salah satu istana dari dinasti Safawi. Istana ini digunakan untuk menjamu tamu-tamu raja menikmati pertunjukan musik. Terletak di area sekitar 67 ribu meter persegi istana ini dibangun berhadapan dengan kolam besar. Disebut Chehel Sotun karena istana ini dibangun dengan 20 tiang di bagian depan. Chehel Sotun berarti 40 tiang. Namun tiang yang sesungguhnya hanya ada 20. Yang 20 sisanya adalah bayangan tiang yang tercermin dalam kolam. Istana ini terbuat dari kayu platenou yang tinggi menjulang. Di bagian dalam istana tampak lukisan yang amat cantik bercerita tentang pesta di dalam istana, dan peperangan. Gambar dalam langitlangit masih asli dan dibuat oleh seniman ternama

Jembatan Khaju 00 Sharing / 2007


Wisata

pada masa itu. Pada dinding lukisan tampak ada rekahan yang di dalamnya terdapat lagi gambar lain. Oleh pemandu wisata dijelaskan bahwa hal itu sebagai bukti bahwa pada masa dahulu seni di Esfahan amat berkembang. ‘’Setelah dilukis, pada periode berikutnya ada pelukis yang dinilai lebih bagus karyanya. Maka di atas lukisan dinding lama dibuatkan lukisan baru. Begitu seterusnya.’’ Di istana tampak juga patung-patung macan dari kayu dan marmer yang menunjukkan kekuasaan. Istana Chehel Sotun kini telah menjadi museum. Pada bagian depan tampak ornament dan benda-benda yang dibuat sesudah dan sebelum masehi dan digunakan oleh kerajaan. Untuk melindungi gambar pada dinding, pengunjung tak diperkenankan mengambil gambar dengan blitz. Seorang teman berkelakar. ‘’Tuhan pasti sedang tersenyum ketika menciptakan Esfahan.

00 Sharing / 2007

Lihat para gadisnya semua cantik-cantik.’’ Namun meskipun perempuan Esfahan tampak sangat cantik, gambar perempuan di lukisan di dalam istana Chehel Sotun bukanlah wajah khas Iran melainkan wajah perempuan bermata sipit dan berwajah bulat.

Imam Square Nama lain dari lapangan luas ini adalah Naqs e Jahan Square. Luasnya lebih dari 80 ribu meter persegi atau dengan panjang 510 dan lebar 163 meter. Konon, inilah lapangan terbesar kedua di dunia setelah Tiananmen Beijing. Naqs e Jahan ini dilingkupi masjid, bazaar, dan Masjid Syeikh Lutfullah dan Masjid Imam, serta Istana Ali Qapu. Lapangan ini dibangun untuk berkumpul warga disamping menyaksikan pertunjukan caravan. Hingga kini caravan masih ada. Bazaar pun amat hidup dan ditopang para mullah untuk menghidupkan


Wisata ekonomi pasar penduduk setempat. Beragam barang dapat dijumpai termasuk kerajinan khas Iran seperti Qalam Qar, ukiran dari perak dan besi tembaga serta karpet dan pernak-pernik lain dengan harga murah. Masjid Syeikh Lutfullah adalah masjid khusus perempuan yang dibuat dinasti Abasiah untuk para anggota kerajaan perempuan. Masjid ini memiliki ruang bawah tanah khusus untuk anggota raja karena saat ini tak mungkin Ratu, dan anak-anaknya dipertontonkan di muka umum. Seluruh kaligrafinya disesain oleh Reza Abbasi, seniman amat terkenal pada masa itu. Desain masjid amat indah dengan keramik yang dihias dengan berbagai jenis kaligrafi, mozaik berbentuk kaligrafi dan bunga-bunga serta tiang biru dan coklat. Pada bagian luar tempat shalat ada lorong dibuat dari batu pualam hijau bening yang amat jernih. Nama Syeikh Lutfullah diambil dari nama Imam yang memimpin masjid ini. Karena masjid belum sempat diberi nama ketika Shah Abbas I masih hidup. Akhirnya nama masjid disandarkan pada Syaikh Lutfullah. Masjid ini juga dilengkapi dengan evians (gerbang masjid) yang dihiasi moqarnas (relung di atas pojok dan gerbang) yang amat indah.

Masjid Jamik

1. Lapangan The Grand Bazaar Esfahan 2. Kedai daging pun bersih 3. Suasana di dalam Grand Bazaar 4. Chehel Sotun Palace

Ini adalah masjid yang dibangun pada dinasti Seljuk sekitar abad 9-10 Masehi. Masjid ini masih tampak kokoh dengan dinding yang hanya terbuat dari bata tanpa diplester. Bangunan masjid memiliki dua dome yang amat cantik. Di dalamnya juga terdapat masjid-masjid kecil yang salah satunya dikenal sebagai masjid musim dingin. Desain masjid musim dingin mirip tenda tapi dari bata yang cukup tebal dengan penerangan alami pada bagian atas yang dibuatkan lubang angin. Masjid Jamik juga dilengkapi kaligrafi yang amat cantik dan diberikan empat evians (gerbang masjid) plus moqarnas. Di dalam masjid juga masih diperlihatkan mihrab dan mimbar yang terbuat dari batu dan digrafir dengan kaligrafi dan dibuat pada abad yang sama. Berbeda dari masjid Imam, maka pada masjid Jamik lebih terlihat percampuran budaya Indo Eropa dan Asia dari ornamen geometris yang menutup beberapa dinding evians. Esfahan masih menyimpan banyak bangunan menarik seperti menara yang bisa bergerak, gereja dengan ruang musik yang amat cantik serta panorama pegunungan yang jika musim dingin ditutupi salju tipis. Di luar semua itu, mengunjungi Esfahan amat menyenangkan karena penduduk yang sopan, alam yang indah, bersih, dan teratur. Esfahan memang menyimpan separuh dari dunia. Wajar Unesco memasukkan kota ini sebagai cagar budaya.

n YN

00 Sharing / 2007


Interlude

TAKUT…tapi BERANI Oleh : Abdullah Aljuffry

Manusia di dalam kehidupannya selalu dibayang-bayangi oleh ketakutan, baik ketakutan terhadap yang pasti atau juga ketakutan terhadap hal-hal yang tidak pasti. Ketakutan yang pasti yaitu manusia takut akan kematian, padahal kematian merupakan sesuatu yang tidak bisa dielakkan baik cepat atau lambat pasti akan tiba waktunya. Alquran menyatakan, “Setiap mahluk yang hidup akan mengalami kematian. Dan kami akanmenguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cobaan dan kepada kami kamu dikembalikan (Qs 21:35). Juga dalam surah al-Hijr [15]: 5, “Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan(nya). ” Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh… (QS. an-Nisaa’ [4]: 78) Ajal yang ditetapkan-Nya senantiasa berada dalam genggaman-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi, mendahului atau mengundurkannya. Alquran biasa menyebutnya dengan istilah “kembali ke sisi Allah” atau “kepada-Nya segala sesuatu dikembalikan”. Pengertian kembali ke sisi Allah SWT dan keluar dari kehidupan dunia untuk memasuki kehidupan lain adalah mawt (kematian) yang digambarkan oleh Allah di dalam kitab-Nya. “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya (bil-haqq). Itulah yang kamu selalu lari darinya.” (QS. Qaaf [50]: 19). Allah SWT mengungkapkan dengan ungkapan bil-haqq, karena kematian bukanlah ketiadaan, kesirnaan atau kehilangan. Rasul SAW bersabda, “Kalian tidak

00 Sharing / 2007

diciptakan untuk kebinasaan, tetapi untuk kekekalan. Hanya saja kalian akan berpindah dari satu alam ke alam lain.” Ketakutan manusia pun menghinggapi terhadap hal-hal yang tidak pasti seperti cita-cita, masa depan anak-anaknya, ide, dan lain sebagainya. Padahal manusia tidak perlu merasa ada yang di takuti dalam hidupnya kecuali kepada Allah SWT, yang Maha Pencipta (Al Khaliq) dan Maha Kuasa ( Al Qadir). Takut kepada Allah pun bukan takut karena Allah sebagai Dzat, namun takut kepada akibat dari perbuatan dosa kita. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. Ketakutan itu timbul karena manusia pernah mengalami kekecewaan pada masa lalunya, dan ia menatap masa depannya dengan kekhawatiran atas hal-hal yang tidak dapat dinikmati. Manusia seharusnya bersifat optimistis pada waktu yang nyata yaitu saat ini. Imam Ali berkata, “Kegagalan menyertai ketakutan, dan kefakiran menyertai rasa malu, sementara kesempatan berlalu secepat awan.” Apabila dalam hidup ini yang ada hanyalah ketakutan maka kegagalan menanti, karena kesempatan untuk hidup yang lebih baik hilang begitu saja. Dalam kehidupan ada yang diberikan (given) dan ada yang diciptakan (created), disinilah uniknya kehidupan manusia. Ada yang ditetapkan (qadha) Allah SWT yang tidak bisa dielakkan seperti kapan kita wafat, lahir, di mana tempatnya, namun ada yang ditakdirkan (qadar). Namun yang ditakdirkan oleh Allah SWT adalah segala sesuatu setelah terjadi, dan setelah manusia diberikan kesempatan untuk berikhtiar. Jadi ikhtiar itu adalah sesuatu yang menjadi hak manusia sekaligus diwajibkan. Dalam berikhtiar janganlah menerjang rambu-rambu yang ditetapkan oleh Allah SWT, seperti ke “orang pintar” yang dapat menjadi syirik. Karena uniknya manusia pada saat dia takut, dia juga memiliki keberanian yang luar biasa untuk melawan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Contoh yang paling jelas adalah keberanian manusia untuk melanggar perintah-Nya dalam hal

berbisnis. Allah SWT menyebutkan dalam Al-Quran, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (QS. Ali Imran [3]: 130) “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba…” (QS. al-Baqarah [2]: 278) Malahan dalam suatu hadis Rasullullah SAW menyatakan, “Orang yang memakan riba sama dengan menzinahi ibu kandungnya sendiri.” Sampai saat ini betapa banyak manusia yang masih melakukan praktik yang berbau riba seperti menjadi rentenir, meminjamkan uang untuk berbisnis bahkan yang bersifat konsumtif dengan bunga yang tinggi dan lain sebagainya. Lebih buruk lagi adalah orang-orang yang belum membersihkan hartanya sebelum kematian menjemputnya. Tidak memakan riba saja belum cukup. Membersihkan harta dengan sedekah itulah yang lebih utama. Setiap dosa ada yang disadari ada pula yang tidak. Kita tidak dapat menjamin apakah karena kita tidak berbuat riba lalu harta kita menjadi halal dan “bersih”. Ada hak saudara kita di dalamnya, dan sebelum kematian datang kita harus membersihkannya. “Dan belanjakanlah [anfiquu] sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?’” (QS. al-Munaafiquun [63]: 10) Tentunya semua hal ini berpulang ke diri kita masing-masing, karena Allah SWT sangat menyayangi makhluknya sehingga setiap apapun perintah yang “berat” selalu menggunakan kalimat “Hai, orang-orang yang beriman…” Lalu tinggal bagaimana kita menyikapinya; apakah kita sudah termasuk orang-orang yang beriman atau belum. Semoga kita termasuk orang yang dapat mengerjakannya. n



Kata Mereka Trysilo Wuryandari

Ikut Sibuk, Gara-Gara Kasus Penculikan Anak kami didirikan dengan konsep dakwah. Jadi sudah pasti perlindungan menyeluruh kami berikan, tanpa membedabedakan mereka anak siapa, dan dari golongan mana,” ujarnya pada Sharing. Sebenarnya, sebelum kasus penculikan marak terjadi, pihak Madina Islamic School sejak awal berdirinya sudah sangat ketat menerapkan tingkat pengamanan siswa. Antara lain, para penjemput siswa, datanya harus sudah terdaftar di sekolah. Lalu saat menjemput, mereka harus selalu membawa pick up card. Bahkan, bagi murid-murid yang memanfaatkan mobil jemputan dari sekolah, maka para sopir jemputan itu juga ikut turun mengantarkan si anak sampai bertemu dengan orangtua atau kerabat dekat si anak. ”Kami selalu care terhadap masalah ini. Jangan sampai kami kecolongan,” jelas Trysilo sambil menutup pembicaraan. n

Maraknya kasus penculikan anak akhir-akhir ini, yang membuat Presiden SBY sampai turun tangan membantu secara moril, ternyata ikut membuat sibuk Trysilo Wuryandari, General Affair Manager Madina Islamic School. Menurut Trysilo, pihaknya menjadi lebih ketat lagi dalam menjaga murid-murid di sekolah mereka, agar jangan sampai menjadi korban kasus-kasus di atas. Bahkan, mereka sampai menambah tenaga security segala. Maklum saja, murid-murid mereka banyak berasal dari kalangan atas, misalnya, anak pejabat atau anak pengusaha. Namun Trysilo mengatakan, kepedulian mereka terhadap masalah ini, bukan lantaran banyaknya muridmurid mereka yang berasal dari golongan ’the haves’ di atas. ”Namun karena tanggungjawab moril kami sebagai lembaga pendidikan yang sangat concern terhadap keselamatan anak-anak didik kami. Apalagi, sekolah

Faisal Majid

Tertarik Indonesia Sharia Expo Meski sibuk dengan karirnya, foto model remaja Faisal Majid, tak pernah lupa menyisihkan honor jerih payahnya selama ini ke tabungan. ”Buat masa depan,” katanya pada Sharing. Patut dipuji, mengingat banyak remaja seusia Majid, biasanya kurang begitu care soal urusan masa depan, dan lebih banyak mementingkan urusan hura-hura. Tapi ngomong-ngomong, di bank mana Majid menabung? Ia menyebut nama salah satu bank konvensional yang ada di dekat rumahnya, di kawasan Lippo Karawaci, Tangerang. Majid sendiri mengaku, belum begitu paham mengenai bank syariah dan bagaimana tata caranya. ”Habis sosialisasinya kurang. Harusnya bank syariah bikin produk-produk tabungan yang menarik, yang bisa merangkul kita-kita para remaja,” sarannya. Makanya, ketika diberi tahu Sharing sebentar lagi akan ada ajang Indonesia Sharia Expo, ajang terbesar syariah yang banyak mengeksplor keberadaan bank-bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya, serta ritel Islami, Majid mengaku tertarik untuk datang. ”Yah, buat pengetahuan saja. Biar nggak gaptek, eh gagap tentang syariah.” kata remaja ganteng ini dengan gaya lucu. n

00 Sharing / 2007

Ratih Sang

Berdakwah Lewat Puisi dan Lagu Ratih Sang, mantan model papan atas Indonesia kini semakin eksis saja kiprahnya dalam kegiatankegiatan bersifat Islami. Perempuan jangkung yang selama beberapa tahun terakhir ini aktif berdakwah lewat puisipuisi religiusnya, kini mulai merambah dunia tarik suara. Ratih bersama band RASI baru-baru ini me-launching album puisi dan lagu bertajuk “Kisahku”. Dalam album ini, Ratih sendiri tidak meyanyi. Ia hanya membawakan puisipuisi karyanya. Namun lirik lagu dalam album kolaborasi ini, sebagian besar berasal dari puisi-puisi yang pernah diterbitkannya. “Saya ingin membentangkan sayap berkesenian,” kata Ratih, sambil menambahkan, dalam berdakwah memang bisa melalui berbagai cara. Melalui album puisi dan lagu ini, Ratih mengaku ingin memperluas peran dakwahnya tersebut. Album ini adalah hasil kolaborasi karya puisi Ratih Sang dengan Iaz, musikus yang pernah mengenyam pendidikan di GIT (Musician’s Institute, USA). Iaz mengaransemen puisi Ratih, sehingga lahirlah album ini yang sebagian besar isinya adalah puisi dalam lagu-lagu baru yang orisinil dan sarat akan makna filosofis. Album ini juga didukung Sita “RSD” untuk lagu “Fatima Nama Anakku” dan Ariyo Wahab untuk lagu ‘Detik Menit Hari (Kau dimana-mana)”.

n


Resensi >> Musik

>> Buku

Vienna Boys Choir

Ahmadinejad, The Lion from Aradan

Produksi: 2007 Harga : Rp 180.000

Penulis: Sayyed Maulana Khan Jumlah Halaman: 176 Penerbit: DAR Mizan Harga: Rp 28.000

The Vienna Boys’ Choir adalah kelompok paduan suara (choir) yang menampilkan anak-anak sopranos yang berasal dari Vienna, Austria. Dalam album terbarunya, I Am From Austria ini, mereka menyuguhkan 13 lagu pilihan dengan irama choir dan suara anak-anak yang bening dan merdu sehingga enak untuk didengar. Sebelumnya mereka telah menelorkan enam album. Pada album kali ini, anak-anak bersuara bening ini menampilkan lagu A Wonderful Day, Us : The Roar The Greasepaint - The Smell Of The Crowd, Singin In The Rain, Over The Rainbow, Aus Dem Film The Wizard Of Oz, Chim Chim Cher-Ee, Au Dem Film Mary Poppins, Prepare Ye The Way Of The Lord, Aus Dem Musical Godspell,  If I Were A Rich Man, Aus Dem Musical Fiddler On The Roff, Loreley, Heindenroslein, Wir Wollen Gemeinsam Singen, Sandmannchen (Die Blumelein, Sie Schlafen) Woo, Danny Boys, Morning Has Broken, Im from Austria. Untuk diperdengarkan kepada anak-anak guna mengenalkan suara orkestra dan suara paduan suara anak-anak, rasanya memiliki sebuah CD album ini cukup pas.

Classics In The City-38 Contemporary Classics Kompilasi lagu klasik kontemporer Produksi: 2007 Informasi harga: Rp 150.000 Para penggemar tembang klasik kontemporer bisa memiliko koleksi CD album terbaru ini. Lagu-lagu klasik dan lagu lawas dikemas dalam dua keping CD yang diberi tajuk Classics In The City-38 Contemporary Classics. Album ini menampilkan sederet tembang-tembang lawas dari para penyanyi papan atas dunia, seperti Fourplay lewat lagu Rozil, Yanni lewat Aria, Braveheartnya James Galway, Regrese A Mi dari IL Divo, Mambozart dari Klazz Brother dan Cuba Percussion, (Variation On) Solo Piano Revording Montana dari George Winston, Ritual Dance dari Kitaro dan lainnya. Sementara pada keeping CD kedua terdapat lagu dari Follow Your Heart dari Mario Frangulis, Fields of Gold (Lisa Lynne), I Will Find You yang merupakan theme song dari film The Last of Mohicans, To Love You More, adri Taro Hakase, Nemuru Mizu (Sleepping Water) dari Hajime Mizoguchi, dan Moon River (Jazzstrong). Tembang-tembang semi klasik ini cukup enak didengar di telinga (easy listening) tapi juga tidak membuat bising. Tembang seperti ini cocok didengarkan dalam suasana rileks atau sembari menunggu kemacetan lalu lintas di dalam kendaraan.

Di balik kesuksesannya, Ahmadinejad menyimpan kisah-kisah menarik untuk diteladani. Buku yang sangat berarti untuk kondisi rakyat yang sedang membutuhkan sosok pemimpin yang ideal. Buku ini menceritakan kisah atau perjalanan hidup Ahamadinejad dari seorang anak desa menjadi walikota dan kemudian dipilih rakyat Iran sebagai presiden menggantikan Khatami. Gambar-gambar kebersahajaan Ahmadinejad sudah lebih dulu muncul dan beredar via milis yang menggambarkan bagiamana ia tetap membawa bekal makan sendiri dari rumah kendati ia telah menjabat sebagai presiden. Ahamadinejad juga hanya memiliki sebuah rumah peninggalan ayahnya dan ia memilih tetap tinggal di rumahnya meski negara menyediakan rumah dinas jika ia mau. Ahamdinejad telah menjelma menjadi pemimpin yang disukai rakyatnya tapi dimusuhi Amerika terutama setelah ia bersikeras mempertahankan proyek pembangkit nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi Iran.

Positif Business Ideas Penulis: James Gwee Penerbit: Gramedia Informasi harga: Rp 60.000 Nama James Gwee kini makin melekat di dunia bisnis dan marketing di Indonesia. Konsultasinya dan nasihatnya yang sederhana dan mudah dicerna selalu ditunggu termasuk saat siaran di radio. Seminarnya telah dihadiri lebih dari 66 ribu orang di seluruh dunia. Dia juga tekenal dengan training self motivation dan amat sering hadir di pelatihan di perusahaan ternama di Indonesia. Dalam buku Positif Business Ideas, James Gwee yang berkebangsaan Singapura ini menulis sesuatu yang tidak lagi berkutat pada dunia teori tapi ide positif yang langsung bisa diaplikasikan dalam pekerjaan dan hidup sehari-hari. Buku ini dibagi kedalam lima kelompok yakni Positif business ideas untuk perbaikan secara umum, Positif business ideas untuk para penjual hebat, Positif business ideas untuk para manajer dan supervisor, Positif business ideas untuk layanan prima, dan Positif business ideas untuk bisnis yang sukses. Setiap ide akan dilengkapi dengan “action ideas” sehingga Anda bisa langsung menguji -cobanya.

00 Sharing / 2007


Distribusi

Distribusi Majalah Sharing

Kerjasama Distribusi Eksklusif n Perbankan - BNI Syariah - Bank Syariah Mandiri - Bank Permata - Bank Mega - BII - Bank DKI - Bank Muamalat

n Asuransi - Asuransi Takaful Umum - Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967 Syariah - Asuransi Central Asia (ACA) Cab. Syariah n Korporasi - PT. Garuda Indonesia (KOKARGA)

n Lembaga Pendidikan Tinggi - Muamalat Institute - Bataza Tazkia - Pascasarjana Universitas Indonesia - Islamic Economic & Finance (IEF), Universitas Trisakti n Lembaga Sosial - BAZNAS - Dompet Dhuafa Republika

Distribusi Umum n TB. Gramedia - Taman Anggrek Mall, Jakarta - Citraland Mall, Jakarta - Pondok Indah Mall, Jakarta - Mega Mall, Pluit, Jakarta - Hero Gatot Subroto, Jakarta - Melawai, Jakarta - Matraman, Jakarta - Kelapa Gading Mall, Jakarta - Artha Gading, Jakarta - Cempaka Mas, Jakarta - Pintu Air, Jakarta - Gajah Mada, Jakarta - Cinere Mall, Jakarta - Metropolitan Mall Bekasi, Jakarta - Bintaro Plaza, Jakarta - Meruya, Jakarta - Depok Plaza, Jakarta - Plaza Semanggi, Jakarta - WTC, Tangerang - Karawachi Mall, Tangerang - Daan Mogot Mall, Tangerang - ITC, Cibinong - Hero Padjajaran, Bogor - Ekalokasari, Bogor - Manyar, Surabaya - Solo n TB. Walisongo, Jakarta n Jakarta Book Center, Kalibata, Jakarta

00 Sharing / 2007

n Cipta Mediagraha - Dharmawangsa Square, Jakarta - Plaza Indonesia, Jakarta n TB. Gunung Agung - Taman Anggrek Mall, Jakarta - Blok M Plaza, Jakarta - Kwitang 38, Jakarta - Kramat Jati Indah, Jakarta - Atrium Plaza, Jakarta - Arion Plaza, Jakarta - Citraland Mall, Jakarta - Sunter Mall, Jakarta - Hero Tendean, Jakarta - Trisakti, Jakarta - Senayan City, Jakarta - Pondok Gede, Bekasi - Tambun, Bekasi - Jl. Ir. Juanda, Bekasi n Minoriya - Kyoei Prince, Jl. Sudirman, Jakarta n Agen Majalah - Jabodetabek - Serang - Bandung - Jogyakarta - Solo - Semarang - Surabaya


swiss belhotel manokwari



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.