Shirvano Insight Special Edition 4: Living Space Inclusiveness

Page 1

Living Space Inclusiveness

H.08

H.12

H.16

H.21

Transformasi Pelayanan Kesehatan Mental di Indonesia:
 Perspektif Masalah, Dampak, dan Inovasi dalam Desain Fasilitas

Urban Design Elements that Can Boost The Effectiveness in Quran Memorizations

Revolutionizing Indonesia's Urban Landscape

Membangun Masa Depan:
 Kota Ramah Lingkungan untuk Generasi Mendatang

CONTRIBUTORS

Researchers

Khansa Saffana

Muhammad Akbarinda Fajring

Ahmad Afifuddin Susilo

Gabriela

Zulfikar Muhamad Sepyan

Reviewers

Maharani Anindira Putri

Muhammad Nur Ali Darajat

Mirza Balqis Salwa Salmira

Myra Petunia Juliani Sartikan

Odelia Humairah

Eni Rahmawati

Galih Setyo Priatbodo

Salma Nadila

Lyna Zahida Mumtaz

Rury Rahayu Maharanie

Silmi Nur Afina

Vania Irbah Anargya

Balqis Puti Belinda

Monidhiya Annaufal

Amira Aminatuzzahra

Support Team

Prisca Bicawasti

Hidayah Tria Ananda

Khofifatun Nurrohmah

Layouter

Muhammad Sivana

Instagram

@shirvanoconsulting
 @lifeatshirvano

LinkedIn

SHIRVANO Consulting

Youtube Shirvano Consulting

Email contact@shirvano.co.id Sumber gambar: 
 Formzero I ArchDaily Website Shirvano.co.id Published by Living Space Inclusiveness Transformasi Pelayanan Kesehatan Mental di Indonesia:
 erspek if Masalah Dampak dan ovasi dalam Desain Fasili as Revolutionizing Indonesia's Urban Landscape Urban Design Elements that Can Boost The Effectiveness in Quran Memorizations H.18 H.28 H.34 Membangun Depan:
 ota Ramah Lingkungan un uk Generasi Menda g 2
Sumber : MASSLAB ETAR Bragança | Archdaily 3

Dengan penuh kebanggaan dan dedikasi, kami, interns Shirvano Consulting Internship Batch 21 berkolaborasi bersama untuk menghadirkan buku ini kepada para pembaca dalam rangka mewujudkan lingkungan yang inklusif dan berdaya bagi semua kalangan.

Tulisan dari buku ini didasari pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh interns batch sebelumnya sebagai upaya untuk menghadirkan lingkungan yang inklusif, nyaman, dan ramah untuk seluruh pihak. Melalui peluncuran buku ini secara daring, harapan kami adalah dapat menjangkau pembaca dari berbagai latar belakang, sehingga wawasan mengenai lingkungan yang inklusif dan aksesibel dapat tersebar lebih luas. Kami percaya dengan pemahaman yang lebih baik akan memicu kesadaran dan tindakan nyata untuk mengupayakan lingkungan yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat.

Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan buku ini, mulai dari tim intern sebelumnya yang telah melakukan riset dengan sebaik mungkin dan kepada teman-teman intern Batch 21 yang telah mewujudkannya ke dalam bentuk tulisan dan visual grafis yang bisa lebih dekat dengan pembaca. Tidak lupa, kami juga berterima kasih kepada Shirvano Consulting yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk penulisan dan penyusunan buku ini.

Sebagai penutup, kami berharap setiap isi dari buku ini dapat bermanfaat, menginspirasi, dan mendorong seluruh lapisan untuk mewujudkan perubahan yang lebih positif pada masa ini dan masa depan. Bersama kita melangkah untuk mencapai lingkungan yang lebih inklusif, setara, dan adil.

Sumber : Standret | Freepik 4

ACKNOWLEDGEMENTS

Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dan berkontribusi dalam buku ini, yang merupakan hasil kolaborasi interns Shirvano Consulting Internship Program Batch 21, interns batch sebelumnya, dan Shirvano Consulting. Buku ini tidak dapat hadir tanpa kerja keras dan dedikasi dari pihak yang terlibat.

Dengan mengangkat topik  “Living Space Inclusiveness”, kami berharap buku ini tidak hanya menjadi sekadar bacaan, tetapi juga sebuah langkah menuju kesadaran akan pentingnya inklusi dalam ruang kehidupan kita. Besar harapan kami buku ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pembaca, serta menjadi tonggak awal untuk menciptakan inklusivitas bagi semua.

Tentunya, tak pernah ada kata-kata yang mampu menggambarkan dan menyampaikan rasa terima kasih ini kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penulisan Shirvano Insight Special Edition 4: Living Space Inclusiveness. Tanpa kehadiran, campur tangan, dan usaha kalian, buku ini tidak akan bisa hadir. Untuk itu, dengan penuh kerendahan hati, kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga. Semoga setiap hal baik yang kalian tanamkan dalam buku ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dan juga kembali ke kalian dalam bentuk yang berlipat ganda.

I ArchDaily 5
Sumber gambar:
MIDDELKERKE, BELGIUM
Table of content Content 2 4 5 6 7 Transformasi Pelayanan Kesehatan Mental di Indonesia:
 Perspektif Masalah, Dampak, dan Inovasi dalam Desain Fasilitas Revolutionizing Indonesia's Urban Landscape Urban Design Elements that Can Boost The Effectiveness in Quran Memorizations 8 12 16 Membangun Masa Depan:
 Kota Ramah Lingkungan untuk Generasi Mendatang 21 6 Sumber : ArchDaily

Introduction

Hi, Shirvamates!

Balik lagi dengan Shirvano Insight Special Edition Edisi ke-4 yang kali ini disusun oleh teman-teman interns Shirvano Internship Program Batch 21 dengan menyajikan topik terkait ruang publik yang perkotaan yang inklusif. Isu-isu terhadap kebutuhan fasilitas pada ruang perkotaan semakin terbuka ketika setiap dari kita menganggap bahwa peruntukan yang jelas dan tepat sasaran menjadi pembahasan yang penting. Oleh karena itu, kami mengangkat tema besar “Living Space Inclusiveness”.

Perbincangan mengenai ruang yang inklusif menjadi hal yang sensitif belakangan ini, terlebih ketika kondisi di lapangan menjawab fakta bahwa ketidakmerataan masih menjadi kendala di perkotaan. Hal tersebut membuat sebagian orang yang membutuhkan fasilitas tersebut mengutarakan berbagai keluh kesahnya melalui berbagai media guna menyuarakan keresahannya terhadap penyediaan ruang yang mereka butuhkan.

Melalui buku ini, intern Shirvano Consulting menjadi tim yang bekerja sama menuangkan ide dan konsep dalam rangka memberikan suara atas keresahan publik terhadap penyediaan fasilitas dan ruang perkotaan yang inklusif.

7

Transformasi Pelayanan Kesehatan Mental di Indonesia: Perspektif Masalah,

Dampak, dan

Inovasi dalam Desain Fasilitas

Reviewers: Maharani Anindira Putri, Muhammad Nur Ali Darajat, Mirza Balqis Salwa Salmira, Myra Petunia Juliani Sartika

Researchers: Khansa Saffana, Muhammad Akbarinda Fajring

Peningkatan Angka Penderita Depresi di Indonesia

Gambar Meningkatnya Angka

Penderita Depresi di Indonesia Sumber: (Halodoc, 2020)

Kesehatan mental adalah salah satu masalah kesehatan paling serius di dunia. Satu dari enam orang akan mengalami gangguan jiwa seumur hidupnya. Menurut Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) 20181,  lebih dari 19 juta orang berusia 15 tahun ke atas menderita gangguan depresi dan cemas serta lebih dari 12 juta orang berusia 15 tahun ke atas menderita depresi. Selain itu, berdasarkan sistem registrasi sampel oleh Badan Penelitian dan Pengembangan pada tahun 20162, sebanyak 1.800 kasus atau lima orang melakukan bunuh diri setiap hari, dan 47,7% dari kasus bunuh diri terjadi antara usia 10-39 tahun yang artinya usia anak, remaja, dan pekerja.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa dan Narkoba, mengatakan bahwa permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia tidak lepas dari tingginya prevalensi penderita gangguan jiwa. Saat ini,  prevalensi penderita gangguan jiwa di Indonesia kurang lebih satu dari lima penduduk, yang berarti sekitar 20% penduduk Indonesia  mempunyai potensi gangguan jiwa .

Masalah dan Isu Fasilitas Kesehatan Mental di Indonesia

Media memberitakan beberapa kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Indonesia diperlakukan sangat buruk, di mana pasien dipasung oleh keluarganya sendiri4. Stigma buruk dari masyarakat terhadap ODGJ juga tidak dapat dipungkiri karena seringkali mengganggu kenyamanan. Dalam konteks ini, stigma diartikan sebagai ketidaksetaraan, diskriminasi, atau stereotip negatif terhadap individu yang mengalami gangguan mental. Selain itu, masih banyak masyarakat yang skeptis terhadap pentingnya kesehatan mental, sehingga untuk sekedar melakukan bimbingan konseling dengan psikolog terasa memalukan. Hal tersebut membuat masyarakat enggan untuk menemui ahli psikologi karena takut mendapat stigma negatif. Di samping itu, saat ini Indonesia masih terkendala dengan fasilitas kesehatan mental.  Persebaran rumah sakit jiwa di Indonesia masih belum merata. 7 provinsi yang belum memiliki rumah sakit jiwa, yaitu Provinsi Banten, Kepulauan Riau, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua Barat. Rendahnya pemerataan akses kesehatan mental ini menjadi salah satu penyebab penderita penyakit mental merasa kehilangan arah.

Museum Bulungan Sumber: Kompas.com, (2022)

Pendaki Wanita Berjalan Di Rumput Hijau Sumber: (Freepik, 2024)
1 “Vejle Psychiatric Hospital / Arkitema Architects, ArchDaily, Sep. 11, 2018. https: //www.archdaily.com/901732/vejle-psychiatric-hospital-arkitema-  2 Design Guide for Inpatient Mental Health & Residential Rehabilitation Treatment Program Facilities, 2021. Available: https: //www.cfm.va.gov/til /dguide/dgmh.pdf  K. Connellan, M. Gaardboe, D. Riggs, C. Due, A. Reinschmidt, and L. Mustillo, Stressed Spaces: Mental Health and Architecture, HERD: Health Environments Research & Design Journal, vol. 6, no. 4, pp. 127 168, Jul. 2013, doi: https: //doi.org/10.1177/193758671300600408 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2022, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jan. 2023. Available: https: //k 8

Jurnal Liberosis menyebutkan bahwa kendala finansial menjadi salah satu kendala yang berperan besar menghambat proses penderita menuju sembuh. Kurangnya dukungan keuangan membuat biaya pengobatan menjadi hal yang tidak dapat dijangkau dan menyebabkan penundaan menerima bantuan profesional5. Kedua hal tersebut menimbulkan kesenjangan geografis dalam ketersediaan layanan dan kesenjangan aksesibilitas layanan kesehatan mental.

Dampak

dari masalah atau isu Fasilitas

Kesehatan Mental terhadap pelayanan yang

diberikan

Masalah atau isu yang dihadapi seringkali berdampak signifikan terhadap pelayanan kesehatan mental yang diberikan. Dampak utama dari masalah atau isu fasilitas kesehatan mental adalah peningkatan kasus kesehatan mental yang tidak terdeteksi. Dampak lainnya berupa penurunan kualitas pelayanan dan pengurangan akses terhadap layanan kesehatan mental yang berkualitas. Masalah seperti kekerasan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial seringkali menyebabkan individu merasa terisolasi dan tidak mampu mencari bantuan profesional. Sehingga, banyak orang mengalami masalah kesehatan mental tetapi tidak mendapatkan diagnosis atau perawatan yang tepat.

Layanan kesehatan mental yang tidak adil dan tidak merata dapat menyebabkan kesenjangan dalam akses terhadap perawatan, sehingga dapat memperburuk kondisi kesehatan mental individu. Permasalahan dan isu-isu tersebut dapat mempengaruhi sistem kesehatan secara keseluruhan. Ketika terlalu banyak individu mengalami masalah kesehatan mental tetapi tidak mendapatkan perawatan yang tepat, menyebabkan beban kerja yang berlebih bagi profesional kesehatan mental dan sistem kesehatan secara keseluruhan.

Untuk mengatasi dampak ini, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengambil tindakan yang proaktif. Ini termasuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, memberikan akses yang merata terhadap layanan kesehatan mental, dan mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif dan adil dalam pelayanan kesehatan mental.

Pentingnya arsitektur atau rancangan desain bangunan yang sesuai untuk fasilitas

kesehatan mental

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) bukan hanya tempat untuk merawat pasien dengan gangguan jiwa, melainkan berperan dalam proses pemulihan dan reintegrasi mereka ke masyarakat. Pasien gangguan jiwa cenderung menunjukkan perilaku yang tidak normal, sehingga perancangan lingkungan RSJ harus ditekankan pada pemberian rasa tenang, nyaman, dan aman, yang kemudian dapat menciptakan lingkungan terapeutik bagi pengidap gangguan jiwa.

Rancangan desain ini memegang peran penting dalam pembangunan RSJ karena:

Membantu pemulihan pasien: Desain yang terapeutik dan aman dapat membantu pasien merasa lebih tenang dan nyaman, sehingga mempercepat proses pemulihan;

Meningkatkan kualitas perawatan: Desain yang fungsional dan efisien dapat membantu staf medis bekerja lebih efektif dan memberikan perawatan yang optimal;

Menciptakan stigma positif: Desain yang modern dan estetis dapat membantu menghilangkan stigma negatif terhadap penyakit mental dan mendorong masyarakat untuk mencari bantuan;

Meningkatkan keamanan dan kenyamanan: Desain yang aman dan terjamin dapat membantu mencegah insiden dan cedera, serta meningkatkan kualitas hidup pasien selama berada di RSJ.

New Ways in Shaping Mental Health Care Facilities

Berdasarkan uraian di atas, pentingnya kesehatan mental merupakan masalah serius di dunia khususnya Indonesia, dengan prevalensi gangguan jiwa yang tinggi dan dampaknya terhadap pelayanan kesehatan mental. Standar fasilitas, standar layanan, dan peran pemerintah (Regulasi dan Edukasi) merupakan komponen penting dalam proses pemulihan kesehatan mental, yang selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:

Standar Fasilitas

Dilansir dari Arkitema Architects (2017)6, Connellan dan Mustillo (2014)7, Department of Veterans Affair (2017)8, Origo Arkitektgruppe (2013)9, dan Ratio Arkitekter (2013)10, terdapat 7 prinsip desain untuk mendukung kesembuhan pasien gangguan jiwa.

Keselamatan dan Keamanan

Gambar Implementasi Prinsip Desain Keselamatan dan Keamanan

Sumber: (Morelli; Holmes et al; dan Archdaily diolah Saffana dan Fajring, 2023)

Perancangan desain RSJ harus dapat mengurangi resiko cedera dan kekerasan, hal tersebut dapat diterapkan melalui

Penggunaan desain tanpa balko

Penggunaan furniture dengan ujung tumpu

Penggunaan desain yang sederhan

Penggunaan teknologi (seperti monitor dan cctv) untuk menjaga keamanan pasien

3. https: //www.archdaily.com/451158/kronstad-  ‌7 St. Olavs Hospital, Security Building, Ratio Arkitekter. https: //www.ratioark.no/en/projects/sikkerhetsavdeling-st-olavs-hospital

1 2 3 4
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Kota Sofifi Sumber: (Antara, 2023)
‌5 Rokom, Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia, Sehat Negeriku, Oct. 07, 2021. https: //sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkanmasalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/  ‌6 Kronstad Psychiatric Hospital / Origo Arkitektgruppe, ArchDaily, Nov. 25, 201
(accessed Mar. 28 2024) .  8 P. Rumah, Indonesia dan Kompleksitas Layanan Kesehatan Mental, RumahMillennials.com, Oct. 09, 2021 https: //rumahmillennials.com/2021/10/09/indonesia-dan-kompleksitas-layanan-kesehatan-mental /  (accessed Mar. 28, 2024). ‌9 Apakah Ada Psikolog Online Gratis? Berikut Empat Layanan yang Bisa Diakses, Narasi Tv. https: //narasi.tv/read/narasi-daily/apakah-ada-psikolog-online-gratis (accessed Mar. 28 2024). 10 Eka Sufartianinsih Jafar and REZKI WAHYUNI NR, EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI ONLINE UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KESEHATAN MENTAL, HEALTHY Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, vol. 2, no. 1, pp. 23 28, Feb. 2023, doi: https: //doi.org/10.51878/healthy.v2i1 1963. 9

Lingkungan Te apeutik

L ng ungan ang mendu ung en embuhan (tera eut d rancang dengan mem erhat an encaha aan, ent la , dan elemen alam untu mengurang tre , ang da at d tera an melalu

Pema malan enggunaan caha a dan enghawaan alam Penggunaan mater al dan warna ang lembut dan natura

Pen ng atan a e terhada lan a dan T Penc taan l ng ungan ang tenang

Akomodatif

Gamba Implementasi P insip Desain Akomodatif Sumbe : (Archda l d olah Saffana dan Fajr ng, 2023

De a n SJ haru da at menga omoda berbaga ebutuhan erawatan a en, e al gu mem ert mbang an r a erta ebutuhan hu u mere a ang da at d tera an melalu

Perancangan ruang a en ecara nd d Kla ter a bang al e ua gangguan ej waan ang d da

Pember an em ah ruangan

ome-like Envi onment

Implementasi P

Envi

De a n SJ haru da at member an ra a n aman dan fam l ar men eru a “rumah end r ”, hal ter ebut da at d tera an melalu Penggunaan de a n nter or (furniture, mater al, warna, dan tata leta ang men e ua an u a a en.

Inklusif, Kolabo atif, dan Integ atif

Gamba Implementasi P insip Desain Inklusif, Kolabo atif dan Integ atif Sumbe : (Archda l d olah Saffana dan Fajr ng, 2023

De a n SJ haru mem l n lu ta dan ntegra ang ba antara ela anan e ehatan j wa dan fa l ta n a angat ent ng, terma u olabora antara erawatan dan te nolog , ang da at d tera an melalu

Pengadaan ruang ubl ang da at d a e eluruh a e De a n ang mendorong ntera terbu a dan tran aran ada ubl

Gamba Implementasi P insip Desain Lingkungan Te apeutik Sumbe : (Archda l d olah Saffana dan Fajr ng, 2023 Gamba insip Desain ome-like onment Sumbe : (B l; Archda l d olah Saffana dan Fajr ng, 2023
10

fisiensi uang ha us dipe hatikan melalui penggunaan uang ang multifungsi dan penempatan ang te st uktu untuk meminimalkan ja ak tempuh anta uang melalui

Zoning uangan ang te st uktu

Peletakan nursing s ion di setiap ujung uangan

Dipe lukan peningkatan dalam pelatihan dan pengembangan tenaga medis dan pa amedis ang beke ja di RSJ, dengan fokus pada pemahaman ang lebih baik tentang masalah kesehatan mental se ta pene apan p aktik-p aktik te baik dalam pe awatan pasien jiwa. Selain itu, pen ediaan p og am ehabilitasi dan einteg asi sosial ang komp ehensif juga pe lu dipe hatikan untuk mempe siapkan pasien kembali ke mas a akat dengan dukungan ang memadai.

Peran Pemerintah

Peme intah pusat dan peme intah dae ah be tanggung jawab atas kete sediaan dan kemudahan akses te hadap fasilitas pela anan kesehatan se ta info masi dan edukasi kesehatan. Pen elengga aan upa a kesehatan ha us dilaksanakan sesuai standa pela anan kesehatan dengan be tanggung jawab, aman, be mutu, me ata, non disk iminatif, dan be keadilan. Sepe ti ang te tuang dalam UndangUndang No. 7 Tahun 2023 Pasal 76 A at Tentang Kesehatan:

Setiap o ang be hak mendapatkan akses pela anan kesehatan jiwa ang aman, be mutu, dan te jangkau; dan Info masi dan edukasi tentang kesehatan jiwa.

Kendala finansial menjadi salah satu alasan sulitn a mendapatkan penanganan ahli. Peme intah seha usn a dapat menjamin kete sediaan aksesibilitas mutu dan peme ataan upa a penanganan kesehatan jiwa. Sepe ti ang telah disebutkan di atas bahwa saat ini pe seba an umah sakit jiwa di Indonesia belum me ata. Namun, saat ini telah te sedia la anan psikologi g atis seca a da ing dianta an a adalah

Himpunan Psikologi Indonesia Ikatan Psikolog K linis Indonesia a asan P aktek Psikolog Indonesia e bagi e ita agiKata.

Fleksibilitas desain penting untuk mengakomodasi pe ubahan kebutuhan dan teknologi ang te us be kembang, hal te sebut dapat dite apkan melalui

Di ancang seca a unive sa Desain ang mendo ong inte aksi te buka dan t anspa an pada publik

Peme intah seha usn a dapat melakukan langkah-langkah komp ehensif dalam be upa a menangani kesehatan jiwa, ang te di i da i langkah-langkah p omotif, p eventif, ku atif, dan ehabilitatif. Langkah-langkah te sebut ha us didukung dengan pen ediaan fasilitas pela anan kesehatan jiwa ang baik dan mengedukasi akan pentingn a kesehatan jiwa. Hal te sebut ha us dilakukan seca a konsisten ang dikuatkan oleh stakeholde sehingga kasus keke asan te hadap o ang dengan gangguan jiwa dapat dicegah.

Le on Learned

Masalah kesehatan mental di Indonesia adalah kekhawati an ang signifikan, dan menangani masalah ini sangat penting untuk meningkatkan la anan kesehatan mental dan memp omosikan lingkungan kesehatan mental ang sehat. Peme intah dan mas a akat ha us beke ja sama untuk menciptakan lingkungan ang mendukung bagi pa a p ofesional kesehatan mental. Ini te masuk men ediakan lingkungan ang mendukung komunikasi te buka, mendo ong pe awatan ang efektif, dan memp omosikan lingkungan kesehatan mental ang sehat. Dalam konteks pemulihan mental, te dapat bebe apa komponen penting ang pe lu dipe hatikan aitu Standa fasilitas kesehatan, Standa la anan, dan Regulasi dan edukasi

Efi ien
Gambar Implementa i Prin ip De ain Efi ien
Flek ibel
Sumber: (A chdail diolah Saffana dan Faj ing, 2023) Gambar Implementa i Prin ip De ain Flek ibel Sumber: (A chdail diolah Saffana dan Faj ing, 2023) Standar Layanan
11

Urban Design Elements that Can Boost The Effectiveness in Quran Memorization

Reviewers: Odelia Humairah, Eni Rahmawati, Galih Setyo Priatbodo Researcher: Ahmad Afifuddin Susilo

Meningkatnya Tren Menghafal Al-Qur’an Sumber: Mecaacademy, 2023

Exploring the Qur’an Memorizing Trends in Indonesia

Growth of Islamic Institutions

Al-Qur’an

Sumber:

Qur’an Memorizing Conditions

Dalam beberapa dekade terakhir, kegiatan menghafal (tahfiz) Al-Qur an semakin menjadi tren di Indonesia. Perkembangan ini diawali dari pelaksanaan Musabaqah Hifdzil Qur an (MHQ) pada tahun 1981 di Pulau Sulawesi dan Jawa yang kemudian menyebar ke daerah lain1. Hingga saat ini, semakin banyak acara MHQ atau lomba tahfiz Al Qur an dalam skala nasional maupun regional2, bahkan melalui program pada salah satu stasiun televisi nasional3. Selain itu, banyak gerakan gerakan menghafal Al-Qur an yang muncul seperti: Satu Juta Penghafal Qur an di Indonesia , Satu Rumah Satu Hafidz”, dan masih banyak lagi.

Tren meningkatnya kegiatan menghafal Qur an ini juga dapat dilihat berdasarkan peningkatan jumlah institusi pendidikan Islam maupun institusi khusus kegiatan menghafal. Berdasarkan data Kementerian Agama RI pada tahun 2022, terdapat sekitar 390.529 institusi pendidikan Islam dengan jumlah peserta didik sebanyak 29,7 juta orang4. Sementara itu, terdapat lebih dari 10.000 unit institusi kegiatan menghafal Qur an dan terus bertambah setiap tahunnya5.

W hy Qur’an Memorizing Matters

Dengan menghafal Al-Qur an, para hafidz (penghafal Al-Qur an) akan mendapatkan banyak manfaat dari beragai aspek6. Secara spiritual, menghafalkan Al-Qur an akan memberikan kebaikan baik secara materiil maupun non materiil. Secara etika, para hafidz akan memiliki etika dan akhlak mulia karena telah terbiasa mengedepankan adab ketika menyetorkan hafalan kepada gurunya. Secara intelektual, menghafalkan Al-Qur an akan menambah kecerdasan intelektual karena dituntut untuk teliti dan menggunakan memori otak dengan maksimal. Secara ilmu pengetahuan, para hafidz akan mendapatkan pengetahuan mengenai Bahasa Arab, dalil dalil hukum, cerita cerita sejarah, nilai nilai moral, dan lain lain.

Museum Bulungan Sumber: Kompas.com, (2022)

Unveiling Challenges in Qur’an Memorizing

Menghafal Al-Qur an adalah sebuah perjalanan yang melibatkan banyak tantangan, baik secara mental maupun fisik . Tantangan mental mencakup upaya untuk memusatkan perhatian secara mendalam pada setiap kata dan ayat Al-Qur an, serta mempertahankan daya ingat yang kuat untuk mengingat seluruh teks yang dipelajari. Tantangan fisik mencakup menjaga stamina fisik untuk menghadapi jam-jam latihan hafalan yang intensif dan keterbatasan ruang yang cocok untuk menghafal Al-Quran.

(Freepik , 2024) N. Hidayah, Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur an di Lembaga Pendidikan , taalum, vol. 4, no. 1, pp. 63-81, Jun. 2016 Mutma inah, Program Tahfiz Alquran dan Komersialisasi Pendidikan, Journal of Islamic Education Policy, vol. 3, no. 1, pp. 25-34, 2018, [Online]. Available: https: //journal.iain manado.ac.id/index.php/jiep/article/ download/856/656 M. Nur and Iswantir, “T he Development of Tahfizd Institution and PAI in Indonesia, TOFEDU: T he Future of Education Journal, vol. 2, no. 1, pp. 310 316, 2023 Kementerian Agama RI Profil Satuan Pendidikan Islam Formal dan Non Formal Tahun Ajaran 2021/2022, Satu Data Kementerian Agama, 2022. https: //satudata.kemenag go.id/statistik A. Sabri, “Trends of Tahfidz House Program in Early Childhood Education, JPUD Jurnal Pendidikan Usia Dini, vol. 14, no. 1, pp. 71 86, Apr. 2020, doi: https: //doi.org/10.21009/jpud.141.06 A. S. Muhammad, Menghafalkan Al-Qur an: Manfaat, Keutamaan, Keberkahan, dan Metode Praktisnya, 1st ed. Jakarta: PT. Qaf Media Kreatif, 2017 p. 239. H. Idayu, “Bimbingan Dan Konseling Bela ar: Managemen Waktu Penghafal Al Qur an Dalam Meraih Prestasi Akademik, KONSELING EDUKASI Journal Guid. Couns., vol. 4, no. 1, pp. 1 16, 2020, doi: 10.21043/ konseling v4i1 7306 12

What Factors Contribute to Successful Quran

Memorization?

Salah satu rahasia untuk menguasai konsentrasi untuk menghafal Al-Qur'an adalah dengan mempraktikkan meditasi dan latihan pernapasan yang mendalam. Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan belajar yang tenang dan bebas dari gangguan, yang dapat membantu memelihara fokus selama sesi penghafalan8. Berlatih secara konsisten dan disiplin juga kunci untuk memperkuat konsentrasi dan fokus dalam menghafal Al-Qur'an. Inti dari semua ini adalah kesabaran dan ketekunan.

Dari segi fisik juga tak kalah pentingnya dalam proses menghafal Al-Qur'an. Kegiatan menghafal yang intens seringkali memerlukan duduk dalam posisi yang sama dalam waktu yang cukup lama, yang dapat menyebabkan ketegangan otot dan kelelahan fisik. Selain itu, menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan juga menjadi penting, karena tubuh yang sehat akan membantu menjaga fokus dan konsentrasi saat menghafal 9.

Selain itu, ruang atau tempat juga dapat memengaruhi dalam menghafal Al-Quran. Masjid yang ramai mungkin memiliki keterbatasan ruang yang cocok untuk menghafal Al-Quran dengan konsentrasi tinggi. Sulit untuk menemukan ruang yang tenang dan terpisah. Masjid atau ruang yang tenang dan minim gangguan dapat membantu fokus dan konsentrasi untuk menghafal Al-Quran10.

Bangunan masjid harus dirancang dengan memperhatikan aksesibilitas bagi semua individu, termasuk penyandang disabilitas. Ini mencakup fasilitas seperti tangga yang ramah disabilitas, pintu yang lebar, dan ruang shalat yang dapat diakses dengan kursi roda. Desain masjid juga harus memperhitungkan fasilitas pendukung seperti ruang wudhu, ruang toilet, ruang penghafal Al-Quran, ruang perpustakaan, dan ruang pertemuan masyarakat11.

Element in design that can influence Quran memorization

Dalam merencanakan dan merancang suatu ruang terdapat tujuh elemen penting yang perlu diperhatikan agar ruang tersebut dapat mendukung efektifitas dan kenyamanan dari kegiatan yang dilakukan oleh penggunanya. Ketujuh elemen desain tersebut diantaranya adalah Blue elements, Green Elements, temperatur, ruang, pencahayaan, aroma, dan warna.

Design Recommendation for Effective Quran Memorization

Berdasarkan hasil penelitian oleh Ahmad Afifuddin Susilo, 2021 dengan judul “Urban Design Elements that can Boost the Effectiveness in Quran Memorization” terdapat setidaknya tiga unsur urban design yang sangat penting dalam proses hafalan Al-Qur’an, diantaranya adalah Blue Elements (elemen biru) seperti sungai dan kolam yang memberikan suasana damai. Green Elements (elemen hijau) berupa pohon dan keindahan alam, yang jika dilihat menyegarkan mata serta ruangan semi outdoor, yang dapat menjaga suasana sejuk sekaligus menjaga kehangatan badan12.

Berikut rekomendasi desain yang dapat mendukung efektivitas para penghafal Al-Qur’an dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an sesuai dengan preferensi elemen pada desain. Penerapan desain pada ruang komunal terbagi menjadi lima bagian, diantaranya indoor, green element, blue element, pavement, dan furniture.

Preferensi ruangan indoor merupakan preferensi tempat yang dibutuhkan oleh penghafal Al-Quran. Hal ini dikarenakan, ruangan indoor memberikan sedikit gangguan, aman dari cuaca yang berpotensi mengganggu kegiatan seperti hujan ataupun angin kencang, terasa lebih privasi sehingga penghafal dapat lebih fokus. Selain itu, area yang luas dan sekeliling yang polos juga menambah fokus hafalan Qur’an, juga ventilasi yang luas dapat membuat suasana menjadi lebih sejuk, terasa luas, dan memiliki kontrol terhadap akses sinar matahari.

Masjid Ramah Disabilitas Sumber: (Batanews, 2023) Penerapan Elemen pada Desain sesuai dengan Preferensi Penghafal Qur an Sumber: (Susilo, 2021) Penerapan Desain Ruangan indoor
8 M. A. Ghozali, “Pengaruh Mindfulness Terhadap Ketangguhan Mental Pada Mahasiswa Penghafal Al- Qur an Effects of Mindfulness on mental toughness in Students memorize T he Holy Qur an Abstrak,” Character J. Penelit. Psikol., vol. 10, no. 03 pp. 460–470, 2023 9 N. Amalia, “Pembelajaran Al Qur an pada Usia Dewasa berdasarkan Psikologi Perkembangan dan Neurosains,” Tesis, pp. 1 190, 2021, [Online]. Available: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint /589/%0Ahttps:// repository.ptiq.ac.id/id/eprint /589/1/2021-NISA AMALIA-2017.pdf 10 M. N FADHILAH “PENGARUH LINGKUNGAN BELA JAR DAN PERATURAN PESANTREN TERHADAP PRESTASI MENGHAFAL AL-QUR’AN SANTRI PESANTREN TAHFI H DAARUL QUR’AN CIPONDOH TANGERANG,” הארץ, no. 8 5.2017, pp. 2003–2005 2022. 11 Suparwoko, Standar dan Desain Tempat Wudhu dalam Tata Ruang Masjid Dengan Pendekatan Ergonomis dan Efisiensi Air. 12 A. A. Susilo, “Urban Design Elements T hat Can Boost T he Effectiveness in Quran Memorization”. Research and Development Project. 2021. Shirvano.  13
Sumber: (Susilo, 2021)

Elemen hijau yang paling dibutuhkan oleh penghafal Al-Qur’an adalah pohon, rerumputan, semak, dan bunga yang dipadukan. Selain sebagai elemen yang dapat meningkatkan estetika, vegetasi juga berfungsi sebagai habitat bagi satwa yang berada di sekitar tapak. Secara tidak langsung satwa akan mengeluarkan suara yang menenangkan bersamaan dengan gemerisik dedaunan dan angin. Suara-suara ini diketahui dapat meningkatkan efektivitas dalam menghafal Al-Qur’an. Lebih dari itu, penempatan elemen hijau yang sesuai pada desain juga dapat menjaga suhu tetap sejuk meski disinari matahari.

Elemen Biru merupakan elemen krusial dalam memudahkan para penghafal menghafal Al-Qur'an. Sungai, kolam, air mancur merupakan elemen biru yang dibutuhkan untuk menghafal Al Quran. Dengan adanya elemen biru, suhu menjadi lebih sejuk, suara gemericik air dapat menjadi perangsang penghafal agar lebih fokus, serta interaksi dengan air menggunakan bagian tubuh juga dapat menjadi pereda stress. Pada skala perkotaan, elemen biru seperti sungai atau danau buatan dapat menjadi alternatif pembangunan di perkotaan.

Perpaduan desain modern dengan alam seperti air yang jatuh mencerminkan gaya arsitektur yang modern dan organik. Alam dibawa ke dalam rumah bersama dengan elemen lain yang menghubungkan dan mencerminkan apa yang ada di luar dengan posisi rumah di atas air terjun dalam kumpulan beton kantilever yang bertumpuk13.

Berdasarkan hasil survei, hampir seluruh penghafal memilih menghafal dengan posisi duduk. Selain itu, penghafal juga membutuhkan pencahayaan yang baik agar penglihatan saat membaca Al-Qur’an tidak terganggu, hal ini dikarenakan penghafal lebih suka menghafal pada pagi hari (04.00 – 06.00) dan sore hari (18.00 – 21.00) di mana pada jam tersebut, pencahayaan alami dari matahari tidak maksimal karena matahari baru akan terbit dan di preferensi lainnya, matahari sudah terbenam. Oleh karena itu, pemasangan furniture seperti bangku, meja, sofa, lampu dan furniture lainnya perlu menjadi pertimbangan agar dapat mendukung kelancaran dan kenyamanan penghafal dalam menghafal Al-Qur’an baik pada ruang indoor maupun semi outdoor.

Pada proses menghafal Al-Qur’an, pemandangan terbaik bagi banyak penghafal adalah pemandangan alam seperti pegunungan, perbukitan, dan sawah. Tetapi, terdapat pula penghafal yang memilih view berupa tembok polos untuk mempermudah fokus dalam menghafal.

Elemen Hijau pada Penerapan Desain Sumber: (Susilo, 2021) Penerapan Desain Semi Outdoor Sumber: (Susilo, 2021) Penerapan Desain Modern dengan Alam Sumber: (Susilo, 2021) Preferensi Pemandangan Penghafal Al-Qur an Sumber: (Susilo, 2021) Elemen Biru pada Penerapan Desain Sumber: (Susilo, 2021)
Harmony of Form and Function Frank Lloyd Wright’s “Fallingwater . Medium. 2021. 14
B. Anthony, A

Lesson Learned

Saat seseorang ingin menghafal Al-Qur'an, mereka membutuhkan konsentrasi penuh dan fokus yang mendalam. Tantangan utama dalam proses ini adalah bagaimana mengatasi gangguan eksternal dan internal yang dapat menghambat kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi sepenuhnya pada Al-Qur'an. Menghafal Al-Qur'an adalah sebuah perjalanan yang melibatkan banyak tantangan, baik secara mental maupun fisik.  Berlatih secara konsisten dan disiplin juga merupakan kunci untuk memperkuat konsentrasi dan fokus dalam menghafal Al-Qur'an. Adapun dari tantangan fisik, menghafal yang intens seringkali memerlukan duduk dalam posisi yang sama dalam waktu yang cukup lama, yang dapat menyebabkan ketegangan otot dan kelelahan fisik. Selain itu, ruang atau tempat juga dapat memengaruhi dalam menghafal AlQuran. Selain itu, ruang atau tempat juga dapat memengaruhi dalam menghafal Al-Quran. Terdapat tiga unsur urban design yang sangat penting dalam proses hafalan Al-Qur’an, diantaranya adalah Blue Elements (elemen biru) seperti sungai yang memberikan suasana damai. Green Elements (elemen hijau) berupa tanaman yang dapat menyegarkan mata serta lokasi semi outdoor, yang dapat memperlihatkan pemandangan, menjaga suasana sejuk sekaligus menjaga kehangatan badan penghafal. Penerapan desain lainnya seperti furniture (bangku, meja, lampu) dan warna (putih, biru, hijau) di sekitar tapak berfungsi untuk membantu menjaga kenyamanan dan fokus penghafal saat menghafal Al-Qur’an.

Membaca Al-Qur’an Sumber: Unsplash (2019)
15

Revolutionizing Indonesia's Urban Landscape

Reviewers: Salma Nadila, Lyna Zahida Mumtaz, Rury Rahayu Maharanie, Silmi Nur Afina Researcher: Gabriela

A. Karakteristik Negara Berkembang

Hidup di perkotaan yang nyaman merupakan impian dari setiap manusia. Indonesia, sebagai negara berkembang, memiliki tantangan yang cukup besar dalam menciptakan kenyamanan tersebut. Keberagaman yang dimiliki Indonesia perlu dikelola dengan baik untuk menciptakan wajah Indonesia yang lebih tertata. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut terkait hal-hal yang dapat ditingkatkan dalam meningkatkan tata kota Indonesia sebagai negara berkembang.

Negara berkembang memiliki karakteristik yakni tingkat laju pertumbuhan penduduknya yang tinggi sehingga berdampak pada kepadatan penduduk yang kemudian mendorong adanya fenomena pertambahan penduduk. Salah satu faktor pertambahan penduduk di perkotaan disebabkan oleh urbanisasi. Urbanisasi merupakan fenomena alamiah yang berbanding lurus dengan perkembangan ekonomi dan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah1. Namun, seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi, di beberapa kota, khususnya di Asia, terjadinya penurunan kualitas dan kesejahteraan hidup penduduknya. Hal ini terjadi akibat aktivitas urbanisasi yang tinggi sehingga meningkatkan kepadatan penduduk yang berdampak pada kualitas dan kesejahteraan hidup setiap masyarakatnya2. Peningkatan jumlah penduduk juga berbanding lurus dengan peningkatan kegiatan masyarakat di beberapa titik perkotaan yang berpotensi menimbulkan permasalahan baru terkait struktur dan pola ruang di suatu wilayah. Berikut merupakan beberapa permasalahan yang dialami oleh negara berkembang.

Permukiman T idak Layak Huni

Museum Bulungan Sumber: Kompas.com, (2022)

Kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan menimbulkan banyak permasalahan sosial, salah satunya permukiman kumuh . Permukiman kumuh muncul akibat tumbuhnya perumahan informal yang tidak tertata dan terencana dengan baik sehingga meningkatkan kepadatan perumahan yang terkesan kumuh dan dinilai tidak layak untuk dihuni. Hal ini bisa menimbulkan permasalahan lainnya, seperti permasalahan kesehatan, sosial, lingkungan, dan masih banyak lagi.

Pemandangan Udara dari Lanskap Perkotaan Hijau Kota Sumber: Vecteezy, 2022
1)
Lanskap Kota Sumber: (Indahs.com, 2020)
, Jurnal Arsitektur Zonasi, vol. 1, no. 1, pp. 16-26, 2018, doi: http: //dx.doi.org/10.17509/jaz.v1i1 11532 2 J Gehl, Cities for People, 1st ed. Washington DC: Island Press, 2010. R. Safitri, Identifikasi Dampak Kepadatan Penduduk Pada Permukiman Kumuh Kecamatan Tambora Terhadap Karakteristik Sosial Masyarakat , Matrapolis: Jurnal Perencanaan W ilayah dan Kota, vol. 4, no. 1, pp. 66 77, 2023, doi: https: //doi.org/10.19184/matrapolis.v4i1.22279 16
1 R.M. Subki, “Dampak Pertumbuhan Penduduk
Terhadap Perkembangan Ruang Kota Sangatta

2)

Keruwetan Transportasi

Peningkatan pengguna jalan sangat erat kaitannya dengan ledakan penduduk karena penduduk akan selalu melakukan mobilitas setiap saat. Tingkat mobilitas dalam memenuhi kebutuhan hidup yang tinggi berdampak pada peningkatan kebutuhan akan penggunaan sarana transportasi berupa mobil, motor, bus kota, dan lain-lain4. Secara tidak langsung, hal inilah yang menyebabkan terjadinya kemacetan sehingga menimbulkan permasalahan lalu lintas yang buruk.

Penyebab kemacetan lainnya salah satunya ialah peningkatan penggunaan kendaraan pribadi sehingga implementasi transportasi umum tidak berjalan dengan baik serta kapasitas jalan yang ada tidak mampu mengakomodasi peningkatan jumlah kendaraan5. Akibatnya, seringkali pengguna kendaraan bermotor menggunakan jalur pejalan kaki untuk dapat melewati kemacetan sehingga keamanan pejalan kaki menjadi terancam.

Ancaman Ruang Terbuka yang Kurang Aman

Kepadatan penduduk yang tinggi seringkali menimbulkan kerumunan di suatu titik, salah satunya di ruang terbuka. Kerumunan yang terjadi pada suatu kegiatan di ruang terbuka dapat menimbulkan permasalahan baru, seperti terjadinya tingkat kriminalitas, pencemaran lingkungan, dan lain-lain5. Selain itu, fungsi ruang terbuka, seperti koridor pejalan kaki seringkali diambil oleh kendaraan, seperti yang dijelaskan pada permasalahan transportasi sebelumnya.

B. Negara Berkembang yang Lebih

Manusiawi?

Merancang kota untuk manusia merupakan pendekatan kunci dalam menangani masalah kota yang berkembang, dimulai dari mobilitas dan indera manusia yang menjadi dasar biologis bagi akti vitas, perilaku, dan komunikasi di ruang kota. Konsep Sense & Scale serta Soft Edges City menjadi penting dalam memahami interaksi manusia dengan lingkungan kota.

Sense & Scale

Sense & scale adalah konsep yang digunakan dalam desain arsitektur dan perencanaan perkotaan untuk menggambarkan kesadaran terhadap proporsi, ukuran, dan interaksi antara manusia dan lingkungan fisik dalam berbagai skala. Berikut beberapa unsur yang menciptakan sense & scale pada ruang perkotaan.

Jarak

Jarak memberikan pemahaman tentang kemampuan manusia dalam mengidentifikasi dan berkomunikasi. Dari jarak yang jauh, manusia dapat membedakan antara individu, sedangkan semakin dekat, mereka dapat merasakan ekspresi dan emosi

Kecepatan
 Mobilitas manusia yang paling umum adalah berjalan kaki, yang berjalan pada kecepatan tertentu. Namun, kota modern dibangun dengan pertimbangan kecepatan kendaraan bermotor yang jauh lebih cepat, mengurangi interaksi dan pengalaman langsung dengan lingkungan

Tinggi

Sensori manusia umumnya beroperasi secara horizontal, sehingga interaksi manusia dengan lingkungan bangunan terjadi terutama di lantai pertama. Tinggi bangunan dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesesuaian manusia dengan lingkungan tersebut

Gambar Permukiman Kumuh Sumber: (Jpnn.com, 2021) Gambar Kerumunan di Ruang Terbuka Sumber: (AsianDream, 2017) Gambar Kemacetan Lalu Lintas Sumber: (TBNews, 2023) Gambar Penyalahgunaan Jalur Pejalan Kaki oleh Kendaraan Bermotor Sumber: (DetikNews, 2023)
3)
of Traffic Jam in Muscat City, Sultanate of Oman International Journal of Science and Research (IJSR), vol. 5, pp. 785-787, 2016. 5 J. Gehl, Cities for People, 1st ed. Washington DC: Island Press, 2010 17
4 R Jalagat dan A. Jalagat, “Causes and Effects

Soft Edges City

Soft Edges City menekankan perbatasan yang lebih ‘lembut’ antara kota dan lingkungan sekitarnya, mempertimbangkan pengalaman langsung manusia dalam interaksi dengan bangunan dan lingkungan sekitarnya. Beberapa implementasi konsep ini pada ruang perkotaan adalah:

Scale & Rhythm

Kota didesain dengan skala yang lebih cocok untuk pejalan kaki daripada pengendara kendaraan, dengan bangunan yang rapat dan banyak pintu masuk, menciptakan lingkungan yang menarik bagi pejalan kaki.

Transparency

Bangunan dirancang agar pejalan kaki dapat melihat ke dalam dan ke luar, menciptakan hubungan terbuka antara ruang dalam dan luar bangunan, serta memberikan pengalaman yang lebih terbuka bagi penduduk kota.

Appeal to Many Senses

Desain kota mengaktifkan semua indera manusia, menciptakan lingkungan yang menarik dan interaktif bagi penduduk kota.

Texture & Details

Detail dan tekstur bangunan didesain untuk memberikan pengalaman menarik bagi pejalan kaki, menciptakan lingkungan yang beragam dan tidak membosankan.

Mixed Functions

Bangunan dirancang dengan fungsi yang beragam dan banyak pintu masuk, memberikan pengalaman yang berbeda bagi penghuni kota.

Vertical Facade Rhythm

Bangunan dengan ritme fasad vertikal memberikan kesan yang lebih pendek, menciptakan lingkungan yang ramah bagi pejalan kaki.

C. Tata Ruang: Indonesia vs Negara lain?

Permasalahan tata ruang di Indonesia nyatanya tidak hanya terkait alih fungsi lahan dan konflik lintas sektoral, tetapi terdapat beberapa faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan, seperti pertumbuhan penduduk yang pesat, meningkatnya kebutuhan tanah untuk kegiatan pembangunan, penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, menurunnya luas kawasan lindung, kawasan resapan air dan menurunnya kualitas lingkungan hidup.

Selain itu, terjadinya berbagai permasalahan dalam pelaksanaan penataan ruang di Indonesia karena dominasi kebijakan sektoral yang didasari oleh kepentingan tertentu pada tiap sektoral, perencanaan tata ruang tanpa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), rendahnya partisipasi masyarakat dalam penataan ruang, hingga perencanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan penataan ruang.

Tidak seperti di negara-negara pembanding, masalah alih fungsi lahan bukanlah isu yang sangat krusial karena proses perencanaan tata ruang melibatkan semua pihak terkait dan dilaksanakan dengan sangat hati - hati. Salah satunya ialah kebijakan perencanaan tata ruang di Belanda oleh National Spatial Planning Agency, The Ministry of Housing, Spatial Planning, and the Environment (Ministerie van Volkshuisvesting, Ruimtelijke Ordening en Milieu or VROM). Badan ini menyusun rencana tata ruang yang mampu mengatasi penggunaan lahan dalam jumlah yang terbatas, tetapi tetap menarik, nyaman untuk ditempati, dan menciptakan masyarakat yang sejahtera. [6]

Lantas bagaimana realita kondisi tata ruang Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain?

(Ministerie van Volkshuisvesting, Ruimtelijke Ordening en Milieu or VROM). Badan ini menyusun rencana tata ruang yang mampu mengatasi penggunaan lahan dalam jumlah yang terbatas, tetapi tetap menarik, nyaman untuk ditempati, dan menciptakan masyarakat yang sejahtera6

Lantas, bagaimana realita kondisi tata ruang Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain?

Wajah Kota yang Diekspektasikan

Realita: Kampung Kota

Gambar Kampung Pelangi Sumber: (Travel Kompas, 2023)

Santorini vs Kampung Pelangi, Dago

Dua struktur bangunan yang jika dilihat sekilas memiliki kesamaan. Namun, nyatanya memiliki perbedaan yang signifikan. Santorini dengan formal massa bangun dan susunannya yang begitu rapi dan memukau, menjadikannya pilihan lokasi prime untuk berlibur. Berbanding terbalik dengan Kampung Pelangi yang struktur bangunannya masih terbilang tidak tertata dengan baik, terkesan padat, sempit, dan kumuh. Dibandingkan sebagai pilihan lokasi untuk berwisata, Kampung Pelangi justru menjadi pilihan untuk lokasi pengabdian masyarakat atau KKN.

Gambar Wisata Santorini Sumber: (Shutterstock, 2019)
1 2 3 4 5 6
Gambar Bundaran HI Sumber: (CNN Indonesia, 2023)
J
vol. 5, no. 2, 22 Oct. 2020, p. 286, https://doi.org/10.26623/ jic.v5i2.2398. Accessed 29 June 2022. 18
H. Budiman. Perbandingan Kebijakan Tata Ruang Antara Indonesia dengan Belanda, Denmark, dan Selandia Baru urnal Ius Constituendum,

Realita: Minat Tran porta i
 Jepang v Indone ia

Sumber:  (Liputan6,

Gambar Lalu Linta Jepang

Sumber: (Popbela.com, 2023)

Di Indonesia, untuk mendapatkan kendaraan pribadi cenderung mudah. Hanya dengan modal beberapa juta dan sistem kredit, masyarakat dapat memperoleh kendaraan yang diinginkannya, baik itu mobil maupun motor. Sehingga, dengan penduduk yang sangat padat dengan kondisi bahwa masing-masing kepala keluarga berpotensi memiliki minimal satu kendaraan pribadi, tidak dapat dipungkiri keruwetan transportasi akan terjadi.

Lain halnya dengan Jepang, untuk memiliki kendaraan pribadi perlu diikuti dengan berbagai persyaratan pendukung, seperti lahan parkir serta biayanya yang tergolong mahal, seperti biaya pajak, pengecekan mobil, perawatan hingga biaya parkir umum. Hal ini tentunya mempengaruhi minat masyarakat Jepang untuk lebih memanfaatkan transportasi umum. leh karena itu, jalanan di Jepang lebih didominasi oleh pejalan kaki dibandingkan kendaraan bermotor7.

Realita: Pedagang Informal

Gambar Pedagang Buah

Sumber:  (Warta Kota, 2020)

Sumber:  (Tribun

Penataan ruang kegiatan ekonomi di Indonesia masih jauh dari kata baik, mulai dari ruko hingga pedagang kaki lima. Koridor pada ruko cenderung sesak dan letak dari ruko sendiri kurang strategis karena terletak di gang pertokoan yang kurang bagus, sempit,dan kotor. Sama halnya dengan pedagang kaki lima atau informal yang masih sangat tidak teratur dan tidak memiliki lapak sehingga mengambil alih fungsi trotoar untuk berjualan. Hal ini tentunya menghalangi ruang bagi pejalan kaki sehingga lahan yang seharusnya membuat pejalan kaki aman, kini justru menimbulkan kekhawatiran. Alih fungsi ini membuat trotoar terkesan sesak, kotor serta dapat menimbulkan kemacetan. Adapun pedagang informal ini meliputi pedagang asongan, starling (starbucks keliling), warung makan tendaan gerobak makanan,dan pasar di pinggir jalan.

D. Langkah yang Dapat Dilakukan

Memperbaiki Infra truktur Kampung

Dalam konteks permukiman informal, solusi yang dapat dilakukan adalah membangun kembali akses jalan, sistem pengairan, pembuangan, dan hal lainnya yang dapat meningkatkan keamanan juga kesehatan masyarakatnya. Selain itu, diperlukan perbaikan pada sarana dan prasarana guna mendukung aktivitas masyarakat yang lebih hidup dan tertata. Pembangunan dari beberapa program diharapkan dapat memperbaiki kondisi permukiman informal tersebut secara mendasar sehingga tidak hanya memiliki fisik yang baik, tetapi juga memiliki sistem yang sehat dan mendukung masyarakat tersebut untuk memiliki gaya hidup lebih sehat dan aktif. Selain itu, perbaikan fisik kota juga dapat dilakukan dengan pembangunan rusunawa untuk mengurangi luas lingkungan permukiman kumuh dan meningkatkan efisiensi lahan permukiman8 .

Gambar Tempat makan di Belanda Sumber: (Tempat Wisata, 2021) Gambar Pedagang Kaki Lima News, 2018) Gambar Kemacetan Lalu Lintas 2019)
7 W. S. Kusuma, “Fenomena Culture Shock Pada Warga Negara Indonesia dalam Penggunaan Transportasi Umum Saat Beraktivitas di Jepang , Repository.unsada.ac.id, 2023, repository.unsada.ac.id/id/eprint /6718. Accessed 28 Mar. 2024 Eni. Sri, Pare. “Upaya - Upaya Pemerintah Dareah Provinsi DKI Jakarta dalam Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh Di Perkotaan , Repository.uki.ac.id, 2015. Accessed 28 Mar. 2024 19

Manajemen Transportasi yang Baik

Manajemen transportasi yang baik sangat dibutuhkan untuk mengatasi kemacetan dan polusi yang tinggi. Pengaturan jalur lalu lintas dan jumlah kendaraan menjadi solusi yang dilakukan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah juga perlu mempertimbangkan ketersediaan dan kemudahan angkutan umum. Untuk meningkatkan pengguna transportasi umum, perlu untuk mengembangkan stasiun terpadu. Dengan ini, pemerintah dapat mengintegrasikan stasiun dengan moda transportasi lain sehingga dapat mempermudah pengguna transportasi umum. Kemudahan ini tentunya akan mendorong lebih banyak masyarakat beralih dari kendaraan pribadi, menjadi transportasi umum.

Lesson Learned

Pendekatan untuk merancang suatu kota dapat melibatkan beberapa konsep, seperti sense & scale, yang membahas mengenai pentingnya memperhatikan proporsi, ukuran, dan interaksi antara manusia dan lingkungan fisik dalam berbagai skala,  serta soft edges city yang membahas mengenai perbatasan yang lebih melebur antara kota dan lingkungan sekitarnya. Untuk menerapkan konsep-konsep tersebut diperlukan adanya perhatian dalam proses perencanaan dan implementasi kebijakan.

Bangunan Perkantoran Sumber: Freepik (2024)
20

Membangun Masa Depan: Kota Ramah Lingkungan untuk Generasi Mendatang

Reviewers: Vania Irbah Anargya, Balqis Puti Belinda, Monidhiya Annaufal, Amira Aminatuzzahra Researcher: Zulfikar Muhamad Sepyan

PERANCANGAN DALAM

PERSPEKTIF ANAK

Dalam desain perkotaan modern, pertimbangan kebutuhan dan perspektif anak-anak seringkali diabaikan. Akibatnya, kota kurang akan area yang tepat dan aman untuk kesejahteraan generasi muda. Pendekatan perencanaan kota yang ramah anak seharusnya menjadi bagian penting dalam menciptakan kota inklusif. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan anak-anak, tetapi juga menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif1, serta memperkuat komunitas, mendorong inovasi sosial, dan ekonomi yang lebih lestari.

A. Peran Anak dalam Urban Design

Perencanaan kota yang ramah anak menyadari pentingnya lingkungan binaan dalam membentuk perkembangan dan prospek anak-anak, serta kehidupan mereka di masa dewasa. Dengan mempertimbangkan hal ini, kita dapat menciptakan ruang perkotaan yang inklusif, menarik, memberdayakan, menumbuhkan rasa kepemilikan, wadah pembelajaran, serta mendorong kreativitas, imajinasi, eksplorasi pengalaman ruang perkotaan, dan berinteraksi dengan lingkungan 2.

B. Masalah yang Muncul dalam Urban Design dari Perspek

t if Anak

Museum Bulungan Sumber: Kompas.com, (2022)

Salah satu kesalahan yang seringkali terjadi dalam perencanaan lingkungan untuk anak ialah hanya berfokus pada penyediaan taman bermain, tetapi tidak mempertimbangkan berbagai jalan dan ruang yang diperlukan untuk membangun jaringan infrastruktur yang layak untuk anak-anak. Selain itu, perencanaan juga seringkali mengabaikan partisipasi anak dalam proses desain dan perencanaan, serta mengabaikan minat dan kebutuhan unik mereka.

Padahal, anak sangat rentan terhadap buruknya kualitas perkotaan dan berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraannya. Beberapa dampak dari lingkungan kota yang tidak ramah anak dapat berupa stress dan kesulitan berpikir, kesehatan fisik yang lemah, gangguan pada kesehatan mental, kemampuan belajar yang menurun, hingga kesadaran terhadap lingkungan yang lebih rendah. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, urban designer dan masyarakat harus saling berkolaborasi untuk membangun lingkungan yang lebih ramah bagi anak.

Anak Kecil Berlari Dan Bermain Di Taman Sumber: Freepik, 2024
Bersepeda Sumber: (Freepik, 2024)
Frost, Jerome. (2016). Cities Alive: Designing For Urban Childhoods. Diambil pada situs website: https: //www.arup.com/perspectives/cities-alive-urban-childhood. Diakses pada tanggal 28 Maret 2024 2 Gill, T im. (2017). Cities Alive: Designing For Urban Childhoods. London: ARUP 21
1

Dalam merancang kota yang ramah lingkungan dan anak, pertama-tama kita harus memahami terlebih dahulu kondisi kota yang ideal terhadap kedua aspek tersebut. Untuk mencapai hal ini, penting bagi kita untuk memahami konsep kota hijau sekaligus menggali lebih dalam tentang kondisi kota layak anak.

A . Kota Hijau

Kota hijau (green city) merupakan konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial, dan perlindungan lingkungan .

Salah satu strategi utama untuk mencapai kota hijau adalah menambah ruang terbuka hijau (RTH) dan mengintegrasikan vegetasi dalam perancangan kota. Elemen hijau, terutama pepohonan, memiliki manfaat yang sangat signifikan. Ketika hujan turun atau saat disiram, endapan polusi tersebut akan jatuh ke saluran air atau terserap oleh tanah. Satu pohon dapat memiliki radius filter udara yang cukup luas, yakni sekitar 30,4 meter. Selain itu, pepohonan juga memberikan manfaat lainnya seperti memberikan bayangan yang teduh serta menurunkan suhu udara melalui penguapan air .

B. Kota Layak Anak

Kota layak anak didefinisikan sebagai sistem pembangunan kota yang berbasis hak anak. Ada beberapa hal yang menjadi indikator sebuah kota layak anak, seperti adanya larangan untuk merokok dan menampilkan iklan rokok di ruang publik anak. Indikator lainnya ialah tersedianya infrastruktur layak anak, seperti Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA), Rute Aman dan Selamat dari dan ke Sekolah (RASS), serta aksesibilitas untuk anak-anak penyandang disabilitas.  Ruang publik memiliki pengaruh besar terhadap kualitas hidup masyarakat kota, termasuk anak-anak. Akan tetapi, perlu adanya penyesuaian, baik secara fisik maupun secara kebiasaan, terhadap kegiatan di ruang publik guna mencegah penyebaran virus corona. Lantas, bagaimana penerapan penyesuaian tersebut dalam konteks kota hijau dan kota layak anak di masa pandemi?

Gambar 1. Contoh Pola Tanam RTH Jalur Pejalan Kaki

Sumber: (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan)

B. Jalur Sepeda

Sepeda merupakan salah satu opsi transportasi yang ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan. Namun, keterbatasan fasilitas pendukung berupa jalur khusus pesepeda dapat membuat masyarakat, termasuk anak-anak enggan untuk bersepeda.

Jalur sepeda perlu direncanakan terpisah dengan jalur kendaraan karena kecepatan bersepeda lebih rendah dibandingkan kecepatan kendaraan bermotor, tetapi lebih tinggi daripada pejalan kaki. Selain itu, pesepeda juga terekspos langsung terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga memiliki kerentanan yang lebih tinggi. Lebar jalur sepeda perlu memenuhi kebutuhan ruang untuk bermanuver serta mendahului atau bersepeda berdampingan. Apabila tidak memungkinkan untuk membagi jalur sepeda dengan jalan kendaraan, badan trotoar dapat berbagi fungsi pedestrian dengan pesepeda (PP No. 79 tahun 2013).

Gambar 2. Rekomendasi Lebar Jalur Pesepeda

Sumber: (ITDP, 2019)

Jalur hijau adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya yang terletak di dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam ruang pengawasan jalan (RUWASJA). Adanya jalur hijau dapat menyaring polusi udara, meredam kebisingan, memberi bayangan teduh, serta menurunkan suhu saat musim panas. Selain itu, adanya vegetasi di sepanjang jalan dapat meningkatkan visual ruang kota. Halhal ini dapat meningkatkan kenyamanan sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berjalan kaki dibandingkan menggunakan kendaraan.

Gambar 3. Penampang Jalan

Sumber: (Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, 1992)

C. Perbaikan Jalur Pedestrian

Banyak orang yang masih bergantung kepada kendaraan pribadi karena belum semua perencanaan kota berorientasi kepada pejalan kaki. Untuk itu, salah satu fasilitas penting dalam mendorong masyarakat berjalan kaki adalah dibangunnya jalur pedestrian.

A . Jalur Hijau
MENGHIJAUKAN KOTA, MEWUJUDKAN RUANG RAMAH ANAK 2 PENERAPAN DESAIN KOTA BERKELANJUTAN RAMAH ANAK DI MASA PANDEMI 3 Bappeda Banda Aceh. 2016. Green City. https: //bappeda.bandaacehkota.go.id/program-strategis/green-city/. Diakses pada tanggal 30 Maret 2024.  Vox. (2016). W hy Cities Should Plant More Trees ( V ideo). Youtube, https: //www.youtube.com/watch?v aKyvGHycngM&ab channel=Vox. Diakses pada tanggal 30 Maret 2024 22

Salah satu kelompok masyarakat pengguna jalan yang perlu dipertimbangkan adalah anak-anak. Jalur pedestrian penting untuk menjaga agar anak dapat berjalan kaki atau bersepeda dengan aman untuk akses ke antar lingkungan rumah, taman, sekolah, maupun tempat lain seperti toko kelontong (PP no. 79 tahun 2013 pasal 54). Sebagai urgensi penurunan risiko kecelakaan anak, membangun jalur pedestrian yang layak dapat dimulai dari area yang rawan bahaya kecelakaan seperti area pinggir kota. Apabila jalan sudah terlanjur sempit dan ruang untuk jalur pedestrian terbatas, alternatif perencanaan adalah

D. Zona Selamat Sekolah (ZoSS)

Masalah kecelakaan dan penculikan masih menjadi sorotan utama yang mengkhawatirkan terhadap keselamatan anak-anak di sekitar lingkungan sekolah. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Trafficking dan Eksploitasi Anak mengatakan bahwa kerentanan anak dalam penculikan di kota di Indonesia masih tinggi. Tercatat, jumlah kasus penculikan di Indonesia sepanjang 2022 mencapai 1.472 kasus per tahun. Oleh karena itu, adanya infrastruktur yang ramah anak di ruang publik, seperti Rute Aman dan Selamat ke dan dari Sekolah (RASS) sangatlah penting. Selain itu, partisipasi aktif pihak sekolah, orang tua murid, dan murid sekolah itu sendiri dalam mewujudkan kawasan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) akan membantu mengurangi jumlah kasus penculikan dan kecelakaan lalu lintas pada anak-anak.

E. Taman Ramah Anak

Taman Ramah Anak merupakan solusi penting untuk mendukung kesehatan fisik, mental, dan kreativitas anak-anak. Taman ini memberikan ruang terbuka yang aman dan merangsang bagi anak-anak untuk beraktivitas fisik, bersosialisasi, dan mengembangkan kreativitas.

Dalam merencanakan Taman Ramah Anak, penting untuk meninjau ketersediaan lahan yang sesuai, melibatkan partisipasi masyarakat lokal, dan mengikutsertakan anak-anak dalam proses perencanaan. Pembiayaan yang cukup, perencanaan pengelolaan yang efektif, serta pemilihan material yang ramah lingkungan juga merupakan kunci dalam pembangunan dan pengelolaan taman ini.

F. Protokol Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Ruang Publik Anak

Implementasi Protokol AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) di ruang publik anak menjadi sebuah keharusan. Anak-anak rentan terhadap penularan penyakit dan memerlukan lingkungan yang aman dan sehat untuk berkembang. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga kesehatan dan keamanan mereka di ruang publik menjadi prioritas utama.

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menerapkan rencana desain untuk Protokol AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) di Ruang Publik Anak. Pertama, akses ke ruang publik akan diatur sedemikian rupa sehingga hanya warga dalam wilayah aman yang diperbolehkan masuk, dengan tujuan untuk mengurangi risiko penyebaran virus dari luar wilayah yang mungkin lebih rentan. Selanjutnya, taman anak akan dibuka terbatas dalam periode tertentu, dengan waktu tutup untuk membersihkan dan desinfeksi area, disertai dengan penegakan protokol kesehatan seperti menjaga jarak minimal dua meter, penggunaan masker, serta penyediaan fasilitas kebersihan seperti toilet bersih dan tempat cuci tangan. Wahana permainan anak juga akan rutin desinfeksi untuk memastikan lingkungan permainan tetap aman dan bebas dari kontaminasi. Dengan penerapan rencana ini secara konsisten, diharapkan bisa menciptakan lingkungan ruang publik anak yang aman dan memenuhi standar kesehatan.

A. Berkebun di Rumah

Berkebun di rumah dapat memberi manfaat bagi perkembangan anak-anak. Melalui berkebun, anak-anak aktif terlibat dalam merawat tanaman, mengembangkan keterampilan motorik, serta memperdalam pemahaman mereka tentang lingkungan dan siklus alam.

Mengajak anak untuk ikut berkebun dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana, seperti mengajarkan anak tentang pentingnya bercocok tanam dan proses menanam di lahan atau teras rumah. Anak-anak juga dapat diberitahu akan pentingnya konsistensi dalam merawat tanaman agar terus tumbuh dan berkembang. Terakhir, libatkan anak dalam proses memanen hasil tanaman serta mengolahnya setelah panen, sehingga mereka dapat merasakan kepuasan dari jerih payah mereka dalam berkebun.

B. Pengawasan Orang Dewasa Terhadap Anak di Ruang Publik

Pengawasan orang dewasa terhadap anak di ruang publik adalah hal yang sangat penting. Orang dewasa bertanggung jawab untuk mengawasi anak dari paparan lingkungan yang buruk atau berbahaya, serta melindungi mereka dari potensi kejahatan atau risiko kecelakaan yang mungkin terjadi. Selain itu, pada masa pandemi, pengawasan ini juga bertujuan untuk mencegah anak-anak memegang benda-benda publik atau melanggar protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, tidak menjaga jarak, atau tidak mencuci tangan. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan anak-anak di tengah situasi yang tidak pasti.

BE
PRAKT
ON-DESA
KOTA 4
Gambar 4. Marka Jalur Pedestrian di Jalan Teladan, Cipete, Jakarta Selatan Sumber : (F., Dawi, 2019)
YOND DESIGN:
IK N
IN
23
Ibu Dan Anak Bermain Sumber : (Freepik, 2024)

Lesson Learned

Pendekatan perencanaan kota yang ramah anak menjadi bagian penting dalam menciptakan kota inklusif, meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan anak-anak, serta menciptakan lingkungan harmonis dan inklusif. Namun, adaptasi diperlukan dalam konteks pandemi COVID-19. Penyesuaian fisik dan kebiasaan di ruang publik diperlukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Penerapan penyesuaian tersebut dalam konteks kota hijau dan kota layak anak meliputi jalur hijau, jalur sepeda, perbaikan jalur pedestrian, zona selamat sekolah, hingga taman ramah anak. Adaptasi protokol kesehatan juga sangat penting, seperti pengaturan akses ruang publik agar tidak terlalu padat serta disinfeksi peralatan bermain anak secara berkala. Terakhir, intervensi non-desain seperti aktivitas sehat untuk anak dan pengawasan orang tua juga diperlukan.

24
25
Beraktivitas Di Taman Sumber: Lison Zhao Unsplash, 2020

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.