Tetap Menjadi yang Terbaik
HARI INI, 9 April 2011, Harian Umum Haluan Kepri genap berusia 10 tahun. Sudah satu dasawarsa media yang sebelumnya bernama Harian Pagi Sijori Mandiri ini berkiprah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Sebuah usia yang jika diibaratkan manusia, sudah masuk pada tahapan remaja. Masa-masa emas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Sepuluh tahun eksis di kawasan kepulauan ini, merupakan sebuah prestasi cukup besar yang diperoleh ditengah derasnya kompetisi media saat sekarang. Berbagai periode dan tahapan telah dilalui. Jika diurut kembali ke belakang, kehadiran pertama media ini didasarkan keinginan H Basrizal Koto, Pemimpin Umum sekaligus CEO Haluan Media Grup (HMG) ada sebuah media yang bisa lebih memberikan tambahan informasi, pendidikan, hiburan, kontrol sosial di wilayah Kepri ini. Kala itu, Basko mengatakan, jika di satu daerah hanya ada satu media massa, maka dikhawatirkan masyarakat tidak akan tercerdaskan. Pemikiran itu pulalah yang mendorong semangat Basko untuk menerbitkan koran di wilayah ini. Sebelumnya, 'Riau Mandiri' yang kini telah berganti nama menjadi 'Haluan Riau' juga telah diterbitkan di Pekanbaru pada 1 Agustus 2001. Dengan semangat serta idealisme untuk memberikan informasi yang objektif kepada masyarakat, pada 9 April 2001 diterbitkan Sijori Mandiri juga diiringi juga dengan diterbitkannya Batam Ekspress yang mengambil segmen sebagai koran kriminal, hukum, dan sport. Namun dari berbagai pertimbangan, Batam Ekspress akhirnya dilebur ke Harian SijoriMandiri. Sejak berdirinya hingga berganti nama menjadi 'Haluan Kepri' pada 1 November 2010 lalu, media ini mengalami pasang surut dalam produksi. Sesuai dengan semangat yang selalu digelorakan Basko, pengelolaan media ini dilakukan dengan cara mandiri. Seluruh personil, staf, dan bagian lainnya dituntut untuk bisa memberikan kontribusi terbaiknya. Apalagi memang, Basko adalah seorang pengusaha murni. Jadi dalam menjalankan seluruh usahanya, seluruh karyawan diminta mampu mengemban tugas yang diberikan termasuk dapat mengaplikasikan potensi-potensi positif dalam diri guna kemajuan media ini. Dengan kesadaran untuk terus maju, managemen tidak bosanbosan melakukan perbaikan kualitas dan kuantitas. Demikian juga dengan pemilik. Ini dibuktikan jika diawal penerbitannya berkantor di Harbour View, Batuampar, pada 2004 media ini menempati gedung baru di kawasan Bengkong Garama, tepatnya di Jl Yos Sudarso no 9. Sejak saat itu, semua aktifitas
produksi dilakukan lebih terpadu dan terencana di gedung yang diberi nama Batam Press Centre yang diresmikan pada 5 Juli 2004. Ide-ide menyajikan berita-berita yang lebih baik terlahir dari gedung berlantai 3 ini. Dari gedung inilah pembenahan demi pembenahan terus dilakukan. Setiap pemberitaan tetap berpegang pada motto 'Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat'. Pasang naik dan pasang surut yang terjadi dalam pengelolaan Sijori Mandiri dengan sabar dilalui. Tapi semua itu adalah sebuah konsekwensi dari sebuah penerbitan pers. Dan managemen sangat menyadari jika hal itu sebuah periode yang meski dilalui. Namun prinsip kemandirian yang ditanamkan pemilik telah membuat seluruh personil terpacu untuk melakukan yang terbaik. Sampai pada 1 November 2010 lalu, nama 'Harian Pagi Sijori Mandiri' yang telah diusung selama sembilan tahun harus diganti menjadi 'Harian Umum Haluan Kepri'. Pergantian nama tersebut sempat membuat kaget banyak pihak. Ada semacam rasa kehilangan besar dan "tidak rela" atas dikuburkannya nama 'Sijori Mandiri' dan menggantikannya dengan nama baru, 'Harian Umum Haluan Kepri'. Karena memang, keputusan managemen kala itu dinilai sangat mendadak. Tapi setelah diberikan penjelasan alasan berikut keuntungan dari keputusan pergantian nama itu, akhirnya seluruh tim kerja bisa memahami dan menerimanya. Sejak itu, semua sepakat, pergantian nama 'Sijori Mandiri' menjadi 'Haluan Kepri' sebuah keputusan yang tepat. Bahkan ada keyakinan, pergantian nama itu tidak akan membuat koran ini surut ke belakang, tetapi sebaliknya makin cepat melompat maju ke depan. Adapun alasan pergantian nama itu didasari beberapa hal, pertama, nama 'Sijori Mandiri' tidak tepat dan cocok lagi dari sisi pendekatan geografis. Sijori adalah singkatan dari Singapura, Johor dan Riau yang merupakan tiga daerah pertumbuhan ekonomi di Singapura, Malaysia dan Indonesia. Dulu, waktu nama ini diproklamirkan, Kepri masih bagian dari Provinsi Riau. Tapi, sejak 2005 lalu, Kepri sudah menjadi provinsi sendiri, terpisah dari Riau. Kedua, nama 'Haluan Kepri' jauh lebih menjual. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), haluan berarti (1) bagian perahu (kapal) sebelah muka: sepucuk meriam dipasang di kapal; (2) yang terdahulu atau terdepan; (3) arah; tujuan. Jadi kata haluan memiliki makna yang sangat bagus dan itu sekaligus menjadi visi dan misi harian ini: menjadi yang terdepan dan penunjuk arah serta tujuan bagi masyarakat, khususnya Provinsi Kepri. Dihubungkan dengan kondisi geografis Provinsi Kepri yang 96 persen wilayahnya berupa perairan dan hanya 4 persen daratan sehingga masyarakatnya sangat tergantung pada transportasi laut baik berupa kapal maupun perahu, nama 'Haluan' juga menjadi sangat relevan. Selain itu, penggunaan nama Kepri secara tegas dan jelas menunjukkan daerah tempat koran ini berdiri. Ini beda dengan Sijori yang tidak menunjukkan nama daerah sehingga acap kali membingungkan masyarakat, terutama yang berada di luar Kepri. Pemilihan nama Kepri, bukan Batam, juga sekaligus untuk menunjukkan bahwa harian ini milik seluruh masyarakat Kepri. Dari seluruh harian yang ada di provinsi ini sekarang, hanya koran ini yang memakai kata Kepri. "Yang paling pas dan bagus itu adalah Haluan Kepri, Haluan Riau. Lebih fokus, lebih konkret dan lebih kokoh," kata Basko. Selama proses rebranding sejak November tahun lalu itu, ada tekad yang menggelora dari seluruh tim kerja untuk tidak sekedar berganti nama dari 'Sijori Mandiri' ke 'Haluan Kepri'. Ada perbaikan di semua lini, terutama dari segi pemberitaan agar sesuai namanya 'Haluan Kepri' bisa menjadi penunjuk arah dan tujuan bagi pembacanya. 'Haluan Kepri' yang ada di tangan pembaca saat ini tidak sama lagi dengan Sijori Mandiri. Secara bertahap, inovasi dan kekayaan isi Haluan Kepri lebih menonjolkan kearifan dan budaya lokal sehingga selain menjadi penunjuk arah dan tujuan, harian ini sekaligus juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi masyarakat. Selain itu, Haluan Kepri juga membuka ruang seluas-luasnya bagi keterlibatan dan partisipasi publik sehingga media ini tidak hanya sebatas sumber informasi, tetapi juga berfungsi sebagai jembatan penghubung dan sarana komunikasi yang efektif semua lapisan masyarakat dalam memecahkan pelbagai persoalan yang dihadapinya. Basko punya satu tujuan akhir bahwa media ini harus bisa mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sesuai komitmennya media ini juga akan terus membantu tumbuhnya kehidupan demokrasi yang lebih baik dan
berkualitas yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat secara fisik maupun psikologis, juga secara sosial, ekonomi dan politik. Untuk mencapai dan mewujudkan semua hal itu, Haluan Media Grup (HMG) yang menaungi Haluan Kepri, Haluan Riau (dulu Riau Mandiri) di Pekanbaru dan Haluan di Padang serta radio Smart Mandiri FM di Pekanbaru telah dirancang sebuah grand design dengan melibatkan tim konsultan. Grand design ini akan menjadi pedoman bagi pengelolaan media-media yang ada dalam HMG. Tim konsultan yang terdiri dari para ahli di bidang media ini sekaligus juga bertugas meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang mengelola semua media di bawah HMG. Ke depan, sinergisitas semua media milik BMG juga akan semakin ditingkatkan, termasuk di antaranya dengan membentuk jaringan pemberitaan dan pemasaran bersama. Selain itu telah disepakati untuk membentuk serta situs website bersama bernama haluanonline.co.id yang akan menyajikan berita-berita yang terjadi secara real time, dan masih banyak lagi. Satu hal yang tidak berubah hingga kini adalah jati diri. Ini sudah menjadi harga mati sehingga akan selalu dijaga dan dipertahankan sampai kapan pun. Jati diri itu adalah nilai-nilai mulia yang ditanamkan H Basrizal Koto yang menjadi dasar penerbitan Riau Mandiri dan Sijori Mandiri: menyajikan berita dengan independen, berimbang, akurat, kritis dan santun serta tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Juga menjadi media yang mampu menjadi penyeimbang dan menjalankan fungsi informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial sehingga menutup peluang terjadinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN (H Basrizal Koto: Saudagar Jalan Hidup Saya. Riau Mandiri Press, 2007). Itu pula yang menjadi alasan utama Basko memutuskan mengakuisisi atau mengambil-alih Harian Haluan, Padang pada awal Oktober lalu yang kemudian menjadi dasar perubahan nama Riau Mandiri menjadi Haluan Riau dan Sijori Mandiri menjadi Haluan Kepri. "Apapun yang Anda lakukan untuk mengembangkan media ini, saya pasti akan dukung. Yang penting, jaga kehormatan. Tetaplah independen, kritis dan berimbang," kata Basko. "Saya orang yang meyakini, semakin banyak sumber informasi yang terpercaya, semakin bagus untuk perkembangan masyarakat. Karena itu tidak boleh ada dominasi informasi," tambah Basko lagi.***