Sinamar Edisi 104

Page 1

MEDIA PEMKAB LIMA PULUH KOTA Edisi 104/XII/November 2013

:: INFORMASI PELAYANAN APARATUR DAN PUBLIK ::

 Kunjungan yang Membawa “Berkah”

5

 Lagi, Bupati Alis Marajo Baminantu

12

Merelakan Kemenangan Amri-Irfendi 14

ISSN 2303-2634

Email: tabloid.sinamar@gmail.com Website : http://www.limapuluhkotakab.go.id


Redaksi 2 REDAKSI TAJUK RENCANA

“Mengeroyok” Kemiskinan ALANGKAH tidak enaknya menjadi orang miskin, apalagi sampai menyandang status sebagai keluarga melarat. Ketika keluarga-keluarga lain mampu menggapai apa yang mereka inginkan, bahkan mungkin lebih, sementara keluarga miskin tetap dalam ketidakberdayaan, bahkan teramat susah untuk memenuhi kebutuhan yang tergolong mendasar sekaMuhamad S, S.Pd *) lipun. Hari-hari mereka hanya disungkup cerita tentang kekurangan, keserbaterbatasan, bahkan keserbatiadaan, yang bersifat finansial-material. Jangkauan mereka sangat terbatas, dunia mereka teramat sempit, langkah kaki mereka sangat pendek, bahkan pandangan mata mereka sering sayup-sayup sampai untuk melihat apa yang oleh orang lain sebenarnya menjadi persoalan yang gampang-gampang untuk dilihat. Tidak ada seorang pun manusia yang menginginkan hidup miskin secara finansial-material, termasuk mereka yang hari ini ditakdirkan menjadi orang miskin. Bahkan agama (Islam) juga terang-terangan menyatakan bahwa kemiskinan mendekatkan orang dengan kekhufuran. Bagaimana bisa, satu misal, khusuk menjalankan ibadah kalau pikiran dilintasi berbagai persoalan yang meyangkut kebutuhan hidup yang paling mendasar? Sebagai pengemban amanah rakyat, pemerintah juga telah melakukan berbagai cara untuk menekan angka kemiskinan sedemikian rupa. Berbagai program diluncurkan, yang disertai dengan alokasi anggaran yang tidak sedikit, agar bagaimana angka kemiskinan yang cukup tinggi bisa ditekan. Bahkan kalau memungkinkan, jangan sampai ada lagi masyarakat yang menyandang status sebagai keluarga miskin. Tapi faktanya hari ini kita masih saja melihat sejumlah anggota masyarakat yang dikungkung oleh kemiskinan. Yaitu, mereka yang terpaksa menjalani hari-hari dengan kemampuan finansial yang sangat terbatas. Atau, lebih tepatnya lagi, mereka yang tidak mampu memenuhi aneka kebutuhan paling mendasar bagi keluarganya, seperti makan-minum, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Kurang apa pemerintah dalam upaya memberantas –atau tepatnya: mengurangi—kemiskinan? Ketika republik ini dipimpin oleh Presiden HM Soeharto, ada program yang bernama IDT (Inpres Desa Tertinggal). Begitu pun setelah rezim berganti ke Susilo Bambang Yudhoyono, aneka program pemberantasan kemiskinan juga digelindingkan. Awalnya bernama BLT (bantuan langsung tunai), belakangan berganti “baju” menjadi BLSM atau bantuan langsung masyarakat. Belum lagi program pengentasan kemiskinan yang dilakukan melalui dinas-dinas, atau di tingkat pusat bernama kementerian. Program pengobatan gratis bagi masyarakat miskin, satu misal, juga bagian dari upaya tersebut. Adalagi program rehabilitasi rumah kumuh/tidak layak huni melalui dinas/Kementerian Pekerjaan Umum, atau pemberian bibit gratis melalui kementerian/dinas pertanian atau perkebunan. Apanya yang salah sehingga angka kemiskinan masih tergolong tinggi? Agaknya benar seperti yang dikatakan Menko Kesra Agung Laksono. Menurut Agung, selama ini program-program pemerintah, kementerian dan lembaga seringkali tidak fokus pada satu tempat, melainkan tersebar. Karena terpisah, program-program itu sering mengalami hambatan dan pelambatan-pelambatan. Apa solusi? “Sejak tahun 2010 telah kita coba melakukan usahausaha bersama dengan kementerian-kementerian dengan bersatu lokus tertentu, satu tempat tertentu dan pada waktu bersamaan,” ujar Agung, yang menyebut gerakan itu dengan Program Terpadu (Pandu) Gerakan Pembangunan (Gerbang) Kampung, yang merupakan program nasional yang ingin mewujudkan suatu singkronisasi dan koordinasi dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah. Program ini merupakan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Keuntungan program ini, menurut Agung, antara lain hasilnya akan lebih terasa langsung oleh masyarakat dan akan lebih menggugah rasa pengharapan baru bahwa kehidupan ini bisa diperbaiki asal ada kemauan. Selain itu secara fisikologis juga memberikan dorongan bahwa kita sudah mulai terbiasa dengan koordinasi lintas sektoral. Apakah kelak program itu memang akan mampu menekan angka kemiskinan secara signifikan? Kita memang berharap demikian agar jangan terlalu banyak lagi anggota masyarakat, yang sejatinya juga saudara kita, terkungkung dalam kondisi yang serba kekurangan. Bagaimana pun juga mereka adalah bagian dari kita, dan kita berharap seyogianya mereka juga menikmati hari-hari sama yang dirasakan oleh masyarakat lainnya.*** *) Kabag Humas dan Protokoler Setkab Limapuluh Kota/Pemimpin Redaksi Tabloid Sinamar

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Dari Redaksi

Rutinitas Jelang Tutup Tahun

MUHAMAD, mendampingi bupati ketika kunjungan kerja ke daerah pedalaman (f/herpa) TELAH menjadi rutinitas yang terjadi di setiap akhir tahun anggaran, yaitu intensitas kesibukan semakin tinggi. Tabloid Sinamar yang merupakan bagian yang integral dari Bagian Humas dan Protokoler Setdakab Limapuluh Kota, apa boleh buat, juga tidak bisa melepaskan diri dari kondisi yang demikian. “Kita juga harus berada di dalam kesibukan itu, bahkan mungkin melebihi kalangan lainnya di lingkup Pemkab Limapuluh Kota,” kata Muhamad S. S.Pd., Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setdakab Limapuluh Kota, yang juga pemimpin umum sekaligus pemimpin redaksi dan penanggung jawab Tabloid Sinamar. “Karena sudah merupakan tugas, harus dilakoni dengan senang hati dan penuh rasa tanggung jawab,” tambahnya. Dikisahkan Muhamad, ada kalanya ia menghadiri sidang paripurna DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, dan rapat bersama mitra komisi DPRD, terutama saat membahas materi RAPBD tahun 2014. Namanya saja sidang paripurna dan rapat bersama komisi , waktu yang tersita di sana sulit diukur. Boleh jadi masuk pagi ke gedung DPRD untuk mengikuti sidang, adakalanya baru tuntas menjelang masuknya waktu salat Magrib, bahkan ada juga sampai larut malam. Pada lain kesempatan, Muhamad juga dituntut mendampingi bupati atau wakil bupati berkunjung ke sejumlah kawasan. Kalau daerahnya dekat dan kondisi infrastruktur jalan dan jembatannya tergolong bagus, tentu masih mending. “Biasanya

jam 16.00 WIB kita sudah bisa berkumpul lagi bersama keluarga di rumah,” kata mantan guru yang menetap di Tarantang, Sarilamak, Kecamatan Harau, ini. Yang repot manakala dapat penugasan ke kawasan terisoliasi secara fisik, yang kondisi infrastruktur jalannya hancur-hancur, bahkan adakalanya sama sekali belum ada jalan ke kawasan itu. “Bisa-bisa kita bermalam di lokasi,” kenang Muhamad. Kalaupun tidak sampai menginap, setidaknya baru sampai di rumah kediaman menjelang waktu shalat Subuh, bahkan terkadag sudah bertaut dengan jadwal masuk kantor. Capak? “Secara fisik, kadang-kadang iya,” kata Muhamad, mencoba jujur. Tapi, sebagai mantan praktisi pers yang lama malang-melintang di dunia media massa, Muhamad mengaku sudah terlatih untuk dihadapkan dengan kondisi-kondisi seperti itu. Terlebih lagi, tambah Muhamad, ia termasuk menikmati perjalanan yang seperti itu karena akan bisa melihat langsung realitas yang terjadi di tengah masyarakat. “Banyak manfaatnya melihat realitas yang ada di tengah masyarakat,” kata Muhamad. Terkait dengan tugasnya sebagai kabag, menurut Muhamad, fakta tersebut jelas bekal tersendiri untuk menopang peran dan fungsi yang ia sandang. “Kita tentu tidak akan lagi mengarangngarang dalam memberikan keterangan kepada pihak yang membutuhkan, melainkan sesuai dengan fakta yang ada,” katanya. Nilai plus lain, kata Muhamad, realitas kesusahan hidup yang mesti dijalani oleh kalangan masyarakat lainnya makin memberi motivasi yang kuat bagi dirinya untuk mencintai beban tugas yang kini menjadi tanggung jawabnya. “Sering terbersit rasa syukur di hati saya dihadapkan dengan kondisi yang sekarang saya jalani, karena sejatinya masih banyak orang yang lebih susah dari saya,” katanya. Namanya saja wartawan, atau mungkin saja mantan wartawan, Muhamad memang tidak pernah mau berhenti belajar. Baik belajar sesuai dengan kaidah-kaidah konvensional seperti membaca, berdiskusi, menghadiri seminar, dan lainnya; maupun belajar dari kehidupan yang ia lihat dan saksikan sehari-hari di tengah masyarakat berbagai kalangan. Atau, persisnya: alam takambang manjadi guru.***(gun)

Etalase

Batu Nan Limo

BATU Nan Limo adalah nama sebuah jorong dalam wilayah kecamatan Payakumbuh, terletak antara Simalanggang dan Lubuak Batingkok, daerah ini dinamakan Batu Nan Limo karena di daerah ada lima buah batu tegak. Batu nan limo adalah wujud dari persaudaraan dari niniak nan baranam, dan ada

juga yang menyebutnya anak nan baranam yang turun dari Pariangan Padang Panjang, yang mengembangkan wilayah di sekitar Gunung Bungsu, yaitu Taeh, Simalanggang, Piobang, Sungai Baringin, Gurun, dan Lubuak Batingkok, dengan kebesaran masing dengan adat yang dipakai. (int)

Sinamar

Penerbit : Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota PELINDUNG : Bupati Lima Puluh Kota I Wakil Bupati Lima Puluh Kota PENASEHAT: Sekda Kab. Lima Puluh Kota I Asisten Adm. Umum Setda Kab. Lima Puluh Kota PENANGGUNG JA WAB : Kabag Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota PEMIMPIN REDAKSI : Muhamad.S DEWAN RE DAKSI : Muhamad.S (Ketua), Rino Putra, Joni Indra, Ronny Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik M.Nur REDAKTUR PELAKSANA : Rino Putra REDAKTUR : Joni Indra, Hendri Gunawan, Ronny M.Nur STAF REDAKSI : Herpatarmidi, Eliza, Gusmaria, Fitri Jufita Rahman REPORTER : Tesy Febrina, Nurfitri Rahmadani, Sudriati FOTOGRAFER: Herpatarmidi, Yuridra Hasramogi, Erwin Suwanda SEKRETARIS : Iis Sugi arti DISTRIBUTOR: Zulfadli KONTRIBUTOR: Wali Nagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Lima Puluh Kota TATA LETAK/ARTISTIK: Joy ALAMAT RE DAKSI : Bagian Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota Kantor Bu pati Lima Puluh Kota, Jl. Raya Negara Payakumbuh - Pekanbaru KM 10 Sarila mak 26271 Web : www.limapuluhkota kab.go.id | Email : majalah.sinamar @ gmail.com PERCETAKAN : PT. Pekanbaru GRAFIKA (Isi diluar tanggungjawab percetakan). PERWAKILAN PEKAN BA RU : Rachpendi Sakti, Gonjong Limo Pekan Baru, Jl.Arifin Ahmad (Sebelah Universitas Terbuka) Pekan Baru. Media Pemkab Lima Puluh Kota

Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.000 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional nas kah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan. Dikirim via email : tabloid .sinamar@gmail.com.


Opini 3 REDAKSI MENGENAL LEBIH DEKAT ULP LIMA PULUH KOTA Oleh : Zulbadri,SE,MM *) I.GAMBARAN UMUM Dalam rangka mewujudkan proses pengadaan barang/ jasa, sesuai prinsipprinsip dan etika pengadaan yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang telah dua kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah, Pemerintah Kabupaten telah menindaklanjuti dengan membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Lima Puluh Kota, berdasarkan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 368 Tahun 2012 Tentang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomot 368 Tahun 2012. ULP tersebut bersifat permanen dan melekat pada Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah, dengan struktur organisasi sebagai berikut: 1.Kepala ULP, dijabat Kabag Minbang (Admisnistrasi Pembangunan) Setda Kab.Lima Puluh Kota ( Zulbadri, SE.,MM) 2.Sekretaris ULP, dijabat Kasubag Penyusunan Program pada Bagian Minbang Setda (Triana Yovieanny, SE.,SS.,M.Si). Dalam menjalankan tugas Sekretaris ULP dibantu staf Sekretariat, terdiri dari: a.1 (satu) orang Staf bidang Adm. Pokja (Rudi, S.Pd); b.1 (satu) orang Staf perencanaan, evaluasi dan pelaporan (Reni Fitri, S.Si); dan c.1 satu) orang Staf Hukum dan Sanggah (Maradona, SH). 3.Kelompok Kerja (Pokja) ULP terdiri dari 40 orang PNS dan dipilih dari PNS pada SKPD di lingkungan Pemkab Lima Puluh Kota yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/ Jasa, memiliki reputasi yang baik di bidang pengadaan barang/ jasa, pekerja keras, cakap, dan dapat bekerja secara tim. Pemilihan Anggota Pokja ULP untuk melaksanakan proses pemilihan calon penyedia barang/ jasa pada tahun 2013 dilakukan oleh Bapeljakat dan ditetapkan melalui Keputusan Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 800/157/BKD-LK/2013 Tentang Pengangkatan Anggota Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 800/476/BKD-LK/2013 tentang Perubahan atas Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 800/157/BKD-LK/2013 Tentang Pengangkatan Anggota Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota , dan dibagi ke dalam 4 (empat) Pokja, yaitu: -Pokja Pekerjaan Konstruksi; -Pokja Pengadaan Barang; -Pokja Jasa Lainnya; -Pokja Jasa Konsultansi Penugasan masing-masing anggota Pokja ULP dalam melaksanakan proses pemilihan ditetapkan melalui Keputusan Kepala ULP. Dengan mempertimbangkan beban dan waktu penyelesaian pelaksanaan tugas, anggota dari suatu Pokja dapat ditunjuk melaksanakan proses pemilihan penyedia barang/ jasa dari Pokja lainnya. 4.Staf pendukung Pada operasional ULP tahun 2013, penunjukan staf pendukung belum dapat dilakukan, karena anggaran untuk penyediaan Staf Pendukung belum dianggarkan pada APBD tahun 2013. ULP ini dibentuk untuk menjalankan tugas, sebagai berikut: a.Melaksanakan proses pemilihan penyedia barang/ jasa dengan nilai diatas Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya dan diatas nilai Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) untuk jasa konsultasi b.Mengkaji Ulang Rencana Umum

Pengadaan barang/ jasa bersama PPK; c.Menyusun rencana pemilihan penyedia barang/ jasa; d.Melaksanakan proses pemilihan penyedia barang/ jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui LPSE; e.Membuat laporan mengenai proses dan hasil pelaksanaan tugas ULP kepada Bupati; f.Melaksanakan penyebarluasan strategi, kebijakan, standar, sistem dan prosedur pengadaan barang/ jasa; g.Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan pengadaan barang/ jasa yang telah dilaksanakan di ULP; h.Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia di ULP; i.Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan pengadaan barang/ jasa; j.Mengelola sistem informasi manajemen pengadaan yang mencakup dokumen pengadaan, data survey harga, daftar kebutuhan barang/ jasa, daftar hitam; i.Mengusulkan kepada Pengguna Anggaran untuk menetapkan penyedia barang/ jasa yang melakukan penipuan/ pemalsuan dan pelanggaran lainnya seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah kedalam daftar hitam serta melaporkannya kepada LKPP. II.VISI “ TERWUJUDNYA AKUNTABILITAS PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH YANG DILAKSANAKAN OLEH UNIT LAYANAN PENGADAAN YANG PROFESIONAL” PELAKSANAAN TUGAS UNIT LAYANAN PENGADAAN PADA TAHUN 2013 Sejak ULP terbentuk sesuai Perbup Nomor 368 Tahun 2012 pada tanggal 30 September 2012, maka ULP telah mulai melaksanakan tugasnya dengan rincian sebagai berikut: a.Menyusun mekanisme dan prosedur administrasi pada Sekretariat ULP dalam memfasilitasi PA/KPA,PPK dan Pokja ULP dalam melaksanakan proses pengadaan barang/ jasa yang dilaksanakan melalui ULP. b.Menyusun Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Mekanisme Kerja Unit Layanan Pengadaaan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 45 Taun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 17 Tahun 2013 Tentang mekanisme Kerja Unit Layanan pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota; c.Menyusun Keputusan Bupati Nomor 463 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Hubungan dan Tata Kerja Kerja ULP Kabupaten Lima Puluh Kota; d.Menyusun format-format dokumen yang digunakan, antara lain lembaran cek list, RUP, KAK, RPP, Berita Acara, suratsurat dan formulir-formulir lainnya; e. Memberikan advokasi kepada PA/ KPA dan PPK dalam melaksanakan proses pengadaan barang/ jasa; f. Penyusunan Naskah Akademik untuk pendirian ULP yang struktural; g. Data realisasi pelaksanaan proses pengadaan barang/ jasa yang dilaksanakan oleh ULP sampai 24 Oktober 2013, dimana dari jumlah total belanja pengadaan barang/ jasa yang prosesnya dilakukan melalui ULP adalah sebesar Rp. 160.208.877.013 dan total anggaran paket-paket yang telah dilelang adalah sebesar Rp. 148.820.334.513 dengan rincian paket, sebagai berikut: III. RENCANA KEGIATAN 2014: Pada tahun 2014, di samping

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013 melaksanakan proses pemilihan penyedia barang/ jasa dengan nilai di atas Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pengadaan konstruksi/ pengadaan barang/jasa lainnya dan di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) untuk jasa konsultansi, serta melaksanakan proses pemilihan penyedia barang/ jasa yang dilaksanakan oleh pejabat pengadaan pada SKPD-SKPD yang memiliki keterbatasan personil yang akan ditunjuk sebagai pejabat pengadaan, ULP Lima Puluh Kota juga akan melaksanakan beberapa kegiatan, sebagai berikut: a.Pembenahan personil pada Sekretariat ULP; b.Evaluasi dan penyempurnaan formulir/ dokumen yang digunakan pada Sekretariat ULP; c.Menyiapkan beberapa Rancangan Peraturan/ Keputusan Bupati tentang: -Penyusunan Rencana Pengadaan Barang/ Jasa di Kabupaten Lima Puluh Kota; -Petunjuk Teknis Pemberian Sanksi Administratif dan Pendaftaran Dalam Daftar Hitam; -Pedoman Pengadaan Barang/ Jasa di Kabupaten Lima Puluh Kota; dan -Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa di Nagari. -Petunjuk Pelaksanaan Proses Evaluasi Penawaran Dalam Proses Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa di ULP; -Prosedur dan Mekanisme Pelaksanaan Proses Pengadaan Barang/ Jasa oleh Pejabat Pengadaan -Tata Naskah Dinas Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota; d.Penyusunan Sistem Informasi Manajemen ULP ; Pada tahun 2014, kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Manajemen ULP adalah dengan pembuatan program untuk penyusunan dokumen pengadaan bagi Pokja ULP yang akan memudahkan dan memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi pada Pokja ULP menyusun dokumen pengadaan. e.Mengadakan outbond, workshop dan bimbingan teknis bagi Pokja dan Sekretariat ULP. f.Mengadakan Bimbingan Teknis bagi PA/KPA dan PPK; g.Pelaksanaan Inpassing Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa, dengan langkah-langkah sebagai berikut: -Menyusun rancangan Peraturan Bupati untuk mengimlepementasikan Jabatan Fungsional ini di Kabupaten Lima Puluh Kota, sebagai berikut: a.Perubahan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota yang mengatur tentang Rumpun Jabatan Fugsional; b.Peraturan Bupati Tentang Pedoman Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa di Kabupaten Lima Puluh Kota; -Menghitung kebutuhan formasi untuk pengangkatan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa; -Mengidentifikasi dan mempersiapkan calon-calon pejabat fungsional Pengelola Pengadaan barang/ Jasa dalam rangka inpassing, sebagai persiapan pelaksanaan implementasi Tahun 2014; Pembentukan Tim Persiapan Implementasi Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa; pembentukan Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa;

Merencanakan dan menganggarkan tujangan kinerja untuk Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa; Hal-hal lain yang dirasa perlu. h. Peningkatan sarana dan prasarana ULP; i. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengadaan barang/ jasa. I. PERMASALAHAN Dengan memperhatikan beratnya beban tugas pelaksanaan proses pemilihan penyedia barang/ jasa yang dilaksanakan ULP pada tahun-tahun mendatang sementara SDM ULP masih merangkap tugas pada SKPD, menyebabkan beratnya beban tugas yang harus diemban. Apalagi dengan semakin meningkatnya pengalokasian belanja barang dan jasa serta belanja modal setiap tahunnya yang menuntut peningkatan kinerja dan profesionalitas ULP agar percepatan pelaksanaan pengadaan barang/ jasa dapat tercapai. Karena keterlambatan dalam proses pemilihan penyedia barang/ jasa akan berdampak terhadap terlambatnya pelaksanaan pekerjaan di lapangan tentunya akan menghambat pelayanan kepada masyarakat serta capaian kinerja SKPD termasuk serapan anggaran. Untuk optimalisasi pencapaian hal-hal tersebut di atas, masih terdapat beberapa permasalahan dan kendala. Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan ULP selama ini, antara lain: 1.Keterbatasan Sumber Daya Manusia; 2.Sulitnya pembinaan kepegawaian; 3.Keterbatasan Anggaran, Sarana dan Prasarana yang tersedia; 4.Tumpang tindihnya beban kerja karena seluruh personil ULP masih memiliki beban tugas pada SKPD asal. 5.Masih terbatasnya pemahaman penyedia barang/ jasa terhadap proses pemilihan barang/ jasa; 6.Masih rendahnya kesadaran tertib administrasi dan manajemen pengelolaan perusahaan; 7.Masih rendahnya pemahaman SKPD terhadap mekanisme dan proses pemilihan penyedia barang/ jasa. Dari upaya-upaya yang telah dilakukan ULP pada 2013 dan langkahlangkah yang akan dilakukan pada tahuntahun mendatang sebagaimana rencana kegiatan yang telah disusun ULP, menyangkut permasalahan dan kendala yang dihadapi, maka sangat dibutuhkan kerjasama dan dukungan semua pihak terkait, antara lain Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan stakeholders lainnya terutama “Lembaga kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (LKPP)” sebagai lembaga pemerintah yang membidangi pengadaan barang/ jasa, agar upaya yang telah dan akan dilakukan dapat mencapai hasil yang maksimal, dan diharapkan nantinya ULP Lima Puluh Kota dapat menjadi salah satu unit organisasi yang ada di lingkungan Pemkab Lima Puluh Kota dengan kinerja terbaik dan bekerja sesuai standar, prosedur dan mekanisme yang baku, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku, sehingga akuntabilitas proses pengadaan barang/ jasa yang dilaksanakan dapat tercapai. *) Kabag Administrasi Pembagunan/ Kepala ULP Kabupaten Limapuluh Kota

Perkembangan pengalokasian dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk belanja barang/ jasa dan belanja modal dalam 3 (tiga) tahun terakhir, sebagai berikut:

URAIAN Total APBD

Belanja Barang/ Jasa Belanja Modal Jumlah BBJ+BM

TAHUN 2010 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TAHUN 2010 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 604.099.278.818

50.040.607.217

77.196.866.697

127.237.473.914

41.132.992.865,58 823.044.008.423,52 938.242.834.871

108.441.766.068

144.552.167.664

252.993.993.732

123.094.002.503

123.803.359.402

141.004.020.171

174.143.105.750

264.098.022.674

297.946.465.152


4

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Laporan Utama

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

PAUD - Menko Kesra HR Agung Laksono meletakan batu pertama pembangunan PAUD di Nagari Sungai Naniang, Kecamatan Bukik Barisan. (hendri gunawan)

CANDA - Menko Kesra HR Agung Laksono menyempatkan diri bercanda dengan sejumlah murid SDN Sungai Naniang di sela acara pencanangan Pandu Gerbang Kampung di nagari itu. (hendri gunawan)

“Jika sektor pariwisata di negara ini diolah dengan baik dan mampu mendatangkan tamu dari seluruh dunia hingga dua kali jumlah penduduk, itu jelas sesuatu yang luar biasa. Ini bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat.”

lembaga-lembaga mengeroyok dalam tanda petik, bergotong royong, bersatu padu pada saat bersamaan mengerjakan kampung ini. “Tak hanya ada kegiatan dari Kementerian PU, di sini juga ada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kesehatan, Kominfo, Sosial dan ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral),” terangnya. “Semua kementerian itu menjadi satu sehingga akan lebih konfrehensif atau lebih lengkap karena dikerjakan bersamasama,” ia menambahkan. Keuntungan program ini, menurut Menko Kesra Agung Laksono, antara lain hasilnya akan lebih terasa langsung oleh masyarakat, dan akan lebih menggugah rasa pengharapan baru bahwa kehidupan ini bisa diperbaiki asal ada kemauan. “Selain itu secara fisikologis juga memberikan dorongan bahwa kita sudah mulai terbiasa dengan koordinasi lintas sektoral,” tambahnya. “Dari segi usaha-usaha penanggulangan kemiskinan bisa tercepat dilakukan, bisa memberikan distribusi yang cukup signifikan. Karena, di dalam program ini ada kementerian-kemeterian lain yang terkait dengan infrastruktur, terkait dengan kegiatan market atau pasar dan lainnya. Bahkan bukan saja fisik, Gerbang Kampung ini juga diisi dengan program-program pemberdayaan perekonomian masyarakat,” papar Agung. Diakuinya, program Gerbang Kampung ini sebetulnya masih bersifat uji coba, tapi sudah berlaku di seluruh Indonesia, meskipun belum semua kabupaten. “Untuk Sumatera Barat, salah satu daerah yang

P

ARA anggota masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan sepertinya tidak perlu cepat berputus asa dengan kondisi yang tengah dihadapi. Selain terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai derajat ekonomi yang layak dan memadai, pemerintah juga terus menggelindingkan berbagai program untuk melepaskan masyarakat miskin dari belenggu kemiskinan yang menjeratnya. Yang paling anyar, pemerintah pusat meluncurkan kegiatan yang diberi nama dengan Program Terpadu (Pandu) Gerakan Pembangunan (Gerbang) Kampung. “Pandu Gerbang Kampung merupakan program nasional yang ingin mewujudkan suatu singkronisasi dan koordinasi dari

berbagai kementerian dan lembaga pemerintah. Program ini merupakan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan,” kata HR Agung Laksono. Menurut Menko Kesra (Kesejahteraan Rakyat) di KIB (Kabinet Indonesia Bersatu) Jilid II itu, pada acara launching (peluncuran) Pandu Gerbang Kampung Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota di Nagari Sungai Naniang, Kecamatan Bukik Barisan, Sabtu (16/11), Gerbang Kampung merupakan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. “Ini adalah program nasional yang ingin mewujudkan suatu singkronisasi dan koordinasi dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah,” ujar Agung. Dikatakan mantan Ketua DPR RI itu, selama ini program-program pemerintah, kementerian dan lembaga negara seringkali tidak fokus pada satu tempat, melainkan tersebar. Misalnya Kementerian Kesehatan mengadakan proram Desa Siaga. “Ini hanya satu sektor kesehatan saja. Sementara Kementerian Pariwisata membuat Desa Wisata dan dari Kementerian Kominfo ada Desa Berdering,” katanya. Karena terpisah, menurut Agung, program-program itu sering mengalami hambatan dan pelambatan-pelambatan, “Karena itu sejak tahun 2010 telah kita coba melakukan usaha-usaha bersama dengan kementerian-kementerian dengan bersatu lokus tertentu, satu tempat tertentu dan pada waktu bersamaan,” ujar Agung. Misalnya di Sungai Naniang, lanjut Agung, berbagai kementerian dan

TANAM -Menko Kesra HR Agung Laksono melakukan penanaman pohon di halaman SMP N 1 Bukik Barisan di Sungai Naniang di sela acara pencanangan Pandu Gerbang Kampung di nagari itu. (hendri gunawan)

terpilih adalah Kabupaten Limapuluh Kota,” katanya. Jangan Abaikan Pariwisata Pada kesempatan yang sama, Menteri Agung Laksono juga mengatakan bahwa nagari ini sudah saatnya memiliki SD, SLTP kalau bisa ada SMK atau sekolah kejuruan yang disesuaikan dengan potensi di daerah. Apalagi di daerah ini potensi wisata alamnya sangat besar, begitu juga wisata budaya, sejarah dan wisata religi. “Ke depan kebijakan pemerintah akan lebih banyak membangun sekolah kejuruan sesuai potensi daerah,” tutur Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut. Kalau kita memiliki tambang minyak ada waktu habisnya. Begitu pula tambang gas juga ada habisnya. Bahkan tahun 2050 minyak Indonesia sudah semakin menurun. “Tapi sektor kepariwisataan tidak akan pernah menurun asal dirawat, dijaga, tambah lama makin bagus dan baik,” katanya memgingatkan. Contohnya di negara Eropa seperti Spanyol yang jumlah penduduknya kurang dari 50 juta, tapi jumlah wisatawannya hampir 100 juta orang. Ini jauh berbeda dengan Indonesia yang saat ini jumlah wisatawannya hanya 8 hingga 10 juta, sedangkan penduduknya 250 juta. “Jika sektor pariwisata di negara ini diolah dengan baik dan mampu mendatangkan tamu dari seluruh dunia hingga dua kali jumlah penduduk, itu jelas sesuatu yang luar biasa. Ini bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Agung. Karenanya ia meminta bupati agar tidak mengabaikan sektor wisata di daerah ini, sebaliknya diharapkan terus menggalinya dengan maksimal. Kalau dapat diiringi dengan sekolah kejuruan kepariwisataan sehingga alam yang menjadi anugrah Tuhan Yang Maha Esa di daerah ini terkelola dengan baik dan dapat memberikan kontribusi. Tak kalah pentingnya percayakan mengolah potensi wisata itu kepada orang yang berpendidikan. “Ini adalah tugas kita ke depan, melalui Gerbang Kampung ini kita coba semuanya diolah menjadi satu,” ucap Agung. Lebih jauh dikatakan, Kabupaten Limapuluh Kota menjadi contoh yang bisa dijadikan teladan dalam hal program-program keterpaduan pembangunan desa. Untuk BLM PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2014 Kabuapaten Limapuluh Kota mendapatkan bantuan sebesar Rp24,75 milyar bagi 12 kecamatan. Menjawab aspirasi masyarakat yang disampaikan Bupati, ia juga berharap jalan ke Sungai Naniang mendapatkan perbaikan guna memperpendek waktu tempuh masyarakat. (gun)


5

Sinamar

Laporan Utama

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Bupati: Masih Banyak yang akan Direngekan Masyarakat BUPATI Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo mengatakan bahwa Nagari Sungai Naniang merupakan salah satu dari 79 nagari yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota. “Sebutan Kabupaten Limapuluh Kota ini sebetulnya Lima Puluh Koto yang artinya 50 pusat adat. Salah satu pusat adatnya adalah Sungai Naniang,” jelas Alis Marajo. Bupati Alis Marajo mengatakan hal itu ketika menerima kunjungan Menko Kesra HR Agung Laksono yang meluncurkan Program Terpadu (Pandu) Gerakan Pembangunan (Gerbang) Kampung Tingkat

Kabupaten Limapuluh Kota di Nagari Sungai Naniang, Kecamatan Bukik Barisan, Sabtu (16/11), Gerbang Kampung merupakan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Dikatakan Bupati Alis Marajo, pada zaman Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) masyarakat Sungai Naniang, Baruah Gunuang, Koto Tinggi dan lainnya telah memberikan andilnya terhadap keberlangsungan kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diakui Bupati, Gerbang Kampung ini merupakan sesuatu yang sangat bersejarah bagi masyarakat Limapuluh Kota, terlebih bagi masyarakat Sungai Naniang. “Coba bayangkan Rp43 miliar adalah tugas perbantuan konsentrasi, program-program yang terintegrasi seperti PNPM, PAUD dan lainnya yang di luar dugaan,” tambah Alis yang sedang menjalani periode kedua kebupatiannya di Limapuluh Kota itu. “Karena rasa terimakasih ini, dengan muko nan janiah, hati nan sojuak, dengan suasana kekeluargaan kita serahkan persembahan yang tinggi kepada Pak Agung Laksono,” kata Alis. Lebih jauh Alis mengatakan, masih banyak yang mau direngek masyarakat Limapuluh Kota seperti halnya jalan yang masih jelek, pembangunan monumen PDRI dan banyak kendala lainnya di daeah ini. (gun)

Kunjungan yang Membawa “Berkah” K

UNJUNGAN Menko Kesra (Menteri Koordinator Kesejahteran Rakyat) pada KIB (Kabinet Indonesia Bersatu) Jilid II, HR Agung Laksono ke Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (16/11), membawa “berkah” tersendiri bagi daerah ini, karena kedatangan Agung membawa sejumlah agenda sekaligus. Agenda pertama adalah melakukan launching (peluncuran) Pandu Gerbang Kampung Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota di Nagari Sungai Naniang, Kecamatan Bukik Barisan, Sabtu (16/11). Gerbang Kampung merupakan upaya

percepatan penanggulangan kemiskinan. “Ini adalah program nasional yang ingin mewujudkan suatu singkronisasi dan koordinasi dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah,” ujar Agung. Agenda lainnya, pada kesempatan yang sama Menteri Agung Laksono secara simbolis menyerahkan bantuan bantuan program dari Kemendikbud/ Dirjen PAUD masing-masingnya Layanan Pendikan Kursus dan Pelatihan sebesar Rp32 juta, bantuan program Layanan Pendidikan Anak Usia Dini sebanyak Rp1,012 milyar dan bantuan

program Penyediaan (PAUD) sejumlah Rp1,018 milyar lebih. Disamping itu bantuan program Pengembangan Mina Usaha Pedesaaan Perikanan Budidaya dari Dirjen Perikanan Budidaya sebanyak Rp325 juta, bantuan program Bantuan Alat Perbengkelan Roda Dua dan bantuan Mesin Pengolahan Gambir dari Kementerian Perindustrian masing-masingnya sebesar Rp99 juta dan Rp200 juta. Berikut bantuan Paket Olahraga dari Kemenko Kesra sebanyak satu paket, Bantuan Siswa Miskin (BSM) dari Dirjen Pendidikan Dasar sebesar Rp2,667 milyar

lebih, Bantuan Rehabilitasi Rumah dari Menpera Rp12,657 milyar. Selain itu BLM PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2014 dari Kemenko Kesra Rp24,75 milyar. Totalnya sebesar Rp42,760 milyar lebih di luar bantuan PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2014 sebanyak Rp309,3 milyar bagi 12 kabupaten, 7 kota, 179 kecamatan di Propinsi Sumbar. Selain itu Menko Kesra juga menyerahkan bantuan bibit Jeruk Siam Gunuang Omeh sebanyak 20.000 batang serta melakukan peletakan batu pertama pembangunan PAUD Nagari Sungai Naniang. (gun)

SERAHKAN - Menko Kesra HR Agung Laksono menyerahkan bantuan pendidikan kursus dan pelatihan dari Dirjen PAUD Kemendikbud sebesar Rp32 juta kepada Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo dalam acara pencanangan Pandu Gerbang Kampung di Nagari Sungai Naniang. (hendri gunawan)


6

Sinamar

Sastra

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Menelaah Rasa Nasionalisme Tokoh Sastra A. Damhoeri

Nusjirwan Damhoeri

“A. Damhoeri perlu diapresiasi. Idealismenya perlu dicontoh dan diwarisi. Saya berharap kita segera mengeluarkan keputusan bupati bagaimana A Damhoeri sebagai tokoh bahasa kita.”

T

IDAK banyak, mungkin, yang tahu dan mengenal secara lebih dekat tokoh yang bernama A. Damhoeri. Apalagi setelah sang tokoh meninggal dunia sejak beberapa tahun yang lalu,

perbincangan tentang si tokoh berikut sepak-terjangnya di dunia sastra terasa mulai meredup dan senyap. Padahal, bila disimak dari perjalanan hidup dan tulisan-tulisannya, banyak hal yang dinilai sangat patut dikenang dan diteladani dari tokoh yang satu ini, terutama di saat rasa nasionalisme dan kebangsaan mulai mengalami pelunturan. Di antaranya, rasa nasionalisme Damhoeri yang sangat tinggi dan kental, yang terlihat dari tulisan-tulisannya yang berisi kritikan pedas terhadap pemerintah kolonial Belanda tempo dulu. Dalam pandangan Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo, Damhoeri merupakan tokoh bahasa bagi masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota. “Almarhum Damhoeri bukan saja sebagai seorang tokoh nasional, namun juga seorang intelektual,” kata Bupati Alis Marajo. Alasannya, “Karena Almarhum sangat memahami persoalan bahasa dan idealismenya perlu dicontoh dan diwarisi.” Makanya, Bupati Alis Marajo berani mengatakan: “A. Damhoeri perlu diapresiasi. Idealismenya perlu dicontoh dan diwarisi. Saya berharap kita segera mengeluarkan keputusan bupati bagaimana A Damhoeri sebagai tokoh bahasa kita,” ungkap Bupati Alis Marajo dalam sambutannya pada acara silaturahmi usai melakukan ziarah ke makam A. Damhoeri di Jorong Lurah Bukik Nagari Balai Panjang, Senin (28/10). Kunjungan ke makam Damhoeri yang dipimpin langsung Bupati Alis Marajo dilakukan serangkaian dengan kegiatan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2014 tingkat Kabupaten Limapuluh Kota. Ini merupakan kegiatan rutin tahunan bagi

para pejabat di lingkup Pemkab Limapuluh Kota. Usai puncak peringatan Sumpah Pemuda berupa upacara bendera di Sarilamak, rombongan meluncur ke makam Damhoeri. Pada bagian lain Bupati Alis Marajo mengatakan, selama ini kita selalu memperingati Hari Aksara yang rutin dilakukan tiap tahun. “Tapi sayangnya, kita tidak memiliki aksara tersebut. Ini ‘kan ironis,” sebut Bupati. Makanya, Bupati mempertanyakan: “Mengapa kita tidak membangkitkan lagi aksara Minang sebagai aksara kita, dan mengapa kita tidak mengimbau peneliti untuk menelitinya, mengapa kita diam saja?” Sebelumnya salah seorang ahli waris Almarhum, yaitu Nusjirwan Damhoeri, menerangkan, A. Damhoeri merupakan seorang penulis yang termasuk angkatan Pujangga Baru. Ia lahir di Nagari Batu Payuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, pada 31 Agustus 1915. Ia memulai debutnya di dunia sastra tahun 1931 dengan mengeluarkan novel pertamanya yang berjudul Mentjari Jodoh dan puluhan novel lainnya yang terbit di zaman kolonial Belanda. Menurut Nusyirwan yang sempat mengikuti jejak mendiang orangtuanya, nasionalisme Damhoeri tampak jelas dari tulisan-tulisannya yang berisi kritikan pedas terhadap pemerintah kolonial Belanda. Akibatnya, antara lain, ia sempat dituduh menghina, menghasut dan mendiskreditkan Belanda. Selain itu pada masa pendudukan Jepang ia juga pernah dipanggil polisi militer Belanda dan hampir dibunuh. “Dari buku pertamanya tahun 1931 sampai 1986, Almarhum telah

menghasilkan 150 judul buku,” kata Nusyirwan, sambil menjelaskan bahwa ayahnya meninggal dunia di Jorong Lurah Bukik pada 6 Oktober 2000 dalam usia 85 tahun. Sempat Mengajar Menurut putera ketiga Almarhum Damhoeri ini, setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Normal (Sekolah Guru) di Padang Panjang tahun 1934, Dhamhoeri sempat mengajar selama tiga tahun di Halaban dan Koto Tangah Batu Hampar, Kabupaten Limapuluh Kota. Ia berhenti mengajar karena dipenjara selama empat bulan lantaran tulisantulisannya di Harian Persamaan Padang dianggap menghasut, menghina dan menentang pemerintah kolonial Belanda. Keluar dari penjara, Damhoeri kembali mengajar di beberapa tempat seperti di Medan, Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman hingga ke Bangkinang di Provinsi Riau mulai tahun 1934 hingga 1956. Selain mengajar, Damhoeri juga pernah menjadi pejabat di lingkungan Dinas Kebudayaan Propinsi Sumatera Barat, dan terakhir menjadi Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota hingga tahun 1971. Lebih jauh dipaparkan Nusjirwan, beberapa novel Damhoeri yang terbit pada zaman kolonial Belanda antara lain Menanti Surat dari Rantau, Serikat MMBB, Kekuatan Darah Remaja, Depok Anak Pagai dan lainnya. Novel terakhir Damhoeri berjudul Si Loreng Dari Rimba Mangkisi dan Pasien Terakhir. Sedangkan buku terakhir yang dikarangnya berjudul Tawanan Perang Badar yang diterbitkan tahun 1986. (hendri gunawan)


Sejarah 7 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

 Kacung Marijan, Dirjen Kebudayaan:

“Kita mengakui kedermawanan, kebangsaan dan nasionalis dari masyarakat Koto Tinggi dan sekitarnya tidak diragukan lagi. Oleh karena itu saya mengucapkan penghargaan setinggi-tinggi pada masyarakat Koto Tinggi.”

D

IRJEN (Direktur Jenderal) Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. DR. Kacung Marijan, mengatakan di antara orang yang mempunyai sumbangan yang sangat besar bagi negara ini adalah para pahlawan yang berjuang di Koto Tinggi dan sekitarnya. “Karena perjuangan mereka, pemerintah Indonesia tetap berlanjut dan diakui dunia,” kata Dirjen Kacung dalam sambutannya pada acara peninjauan lokasi pembangunan monumen Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Jorong Aiea Angek, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Rabu (30/10) siang. Malamnya, Kacung juga mengikuti diskusi di rumah dinas bupati di Payakumbuh. “Sjafruddin Prawiranegara dan pejuang lainnya termasuk masyarakat Koto Tinggi telah berjasa untuk keberlangsungan Republik Indonesia. Gagasan dan perjuangan beliau-beliau untuk mendirikan PDRI sangat penting artinya, karena dengan masih adanya pemerintahan, berarti kemerdekaan Indonesia berlanjut dan diakui oleh dunia internasional,” ungkap Dirjen Kacung. Dikatakan, para pahlawan itu telah rela mengorbankan apa saja termasuk harta dan nyawa mereka untuk Indonesia. “Jika kita kurang menghargai perjuangan mereka, maka kita termasuk kelompok yang kurang bersyukur. Sedangkan ajaran agama mengatakan kepada kita, Allah akan menambah nikmat dan rahmat bagi kita kalau kita mensyukuri apa yang Allah berikan kepada kita. Termasuk mensyukuri perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan itu,” katanya Terkait dengan itu, lanjut Kacung,

Dirjen tinjau lokasi Monumen PDRI.

Saya berharap ini menjadi pembangunan monumen monumen Indonesia yang PDRI di Koto Tinggi wajib dikenal oleh bangsa Indonedilanjutkan dan terus sia. Saya usul, setiap dilanjutkan. Tahun ini peringatan PDRI di akan selesai pada tahap laksanakan di sini dengan pertama dan tahun depan menggelar ivent nasional diteruskan dengan kelanseperti halnya Tour De jutannya. Apa yang diSingkarak,” ulas Kacung. sumbangkan pemerintah Menjawab wartawan di Koto Tinggi ini diatentang alokasi dana pemkuinya belum sepadan bangunan monumen ini, dengan pengorbanan Kacung mengatakan untuk masyarakat, termasuk tahap awal ini sebesar Rp20 sumbangan sukarela mamiliar. syarakat yang menyeSebelumnya Bupati Lirahkan tanahnya seluas mapuluh Kota dr. Alis Ma21 hektar buat pembarajo Dt. Sori Marajo dalam ngunan monumen tersesambutannya pada kesebut. moatan yang sama mengaTak hanya sekarang, takan bahwa pembanguan lanjut Kacung, dulunya monumen PDRI ini melewamasyarakat Koto Tinggi Kacung Marijan ti perjuangan yang gigih dari juga dengah secara berbagai pihak di sukarela menyumKabupaten Limapuluh Kota dan Propinsi bangkan harta benda bagi perjuangan Sumatera Barat. “Masyarakat senantiasa PDRI. Hal ini sangat berbeda dengan bertanya kapan monumen PDRI akan kejadian pembangunan sebuah monumen dibangun di Koto Tinggi,” katanya. tokoh pahlawan di sebuah daerah yang “Sekalipun sebelumnya sudah ada penyelesaian pembebasan tanahnya peletakan batu pertamanya tahun lalu, belum selesai dan pihak pemilik meminta namun masyarakat baru merasa benarganti rugi hingga Rp40 milyar. benar yakin setelah ada termuat di dalam “Kita mengakui kedermawanan, keDIPA Dirjen Kebudayaan,” tambah Bupati bangsaan dan nasionalis dari masyarakat Alis Marajo. Selain itu masyarakat di Koto Tinggi dan sekitarnya tidak diragukan daerah ini juga dihantui kerisauan janji akan lagi. Oleh karena itu saya mengucapkan tinggal janji serta mempertanyakan penghargaan setinggi-tinggi pada mabagaimana kelanjutan pembangunan syarakat Koto Tinggi. Apa yang kita lakukan monumen ini hingga tuntas. saat ini merupakan langkah awal untuk “Kami sangat merisaukan kalau janji menghargai para pahlawan itu. Dengan ini tinggal janji dan bangunan yang megah ini Koto Tinggi tak akan dilupakan lagi karena tinggal impian dan tidak jadi kenyataan. secara fisik akan ada monumen,” ujar Karenanya kita sangat berharap kepada Kacung. Bapak Dirjen Kebudayaan untuk keberLebih jauh Kacung mengharapkan untuk mendesain lagi monumen ini. Ia lanjutan pembangunan ini dan jangan menyarankan di monumen ini ada film terbengkalai di tengah jalan,” ungkap dokumenter tentang PDRI. Sehingga Bupati. pengunjung musium ini nantinya bisa Sementara itu salah seorang tokoh mengetahui bagaimana perjuangan PDRI masyarakat Koto Tinggi Dt. Perpatiah tersebut. Selain itu juga berisikan sejarahdalam penyampaiannya juga mengakui sejarah yang bukan hanya tentang Koto masyarakat Koto Tingggi sudah sangat Tinggi dan Sumatera Barat, tapi sejarah lama mengimpikan dan berharap dibaIndonesia. Untuk itu diharapkan Kepala ngunnya monumen PDRI. Untuk itu henDinas terkait mengajak sejarawan untuk daknya pembangunan yang sudah dimulai mendesain isi musium ini nantinya ini berlanjut terus hingga tuntas. “Masyabagaimana. rakat telah merelakan dan menyerahkan “Bayangan saya tempat ini akan ramai. tanahnya seluas 21 hektar. Kami berharap

pembangunan monumen ini tidak terhenti di tengah jalan,” ujar Dt. Perpatiah. Menggelar Diskusi Pada Rabu (30/10) malam, di rumah dinas bupati, Dirjen Kacung bersama rombongan yang didampingi Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo, Sekretaris Daerah H.Yendri Thomas SE, MM, Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Zulhikmi, S.Pd, M.Pd dan Camat Gunuang Omeh Irwandi, SH mengadakan diskusi bersama tentang kebudayaan. Dalam diskusi yang dihadiri Kepala UPT se-Kabupaten Limapuluh Kota dan kepala SLTP, SLTA se- Kabupaten Limapuluh Kota. Alis Marajo dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk lancarnya pembangunan Monumen Nasional Bela Negara di Koto Tinggi, mudah-mudahan prosesnya terlaksana dengan baik dan jangan ada kendala-kendala sehingga tidak terbengkalai. “Karena kita semua tahu bahwa 19 desember 1949 merupakan Hari Bela Negara, jangan sampai kita lupakan perjuangan Pahlawan Nasional, dimana Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) berada di Koto tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh. Oleh karena itu perlu kita bangun Monumen Nasional,” ungkap Bupati Alis Marajo. Sementara Dirjen Kacung Marijan mengatakan dalam pembangunan monumen nasional yang perlu diperhatikan adalah akses jalan ke monumen nasional harus baik. “Setiap memperingati Hari Bela Negara tersebut kalau perlu kita melakukan maraton atau jalan kaki bersama sekitar 3 Km dari Monumen Bela Negara agar monumen tersebut terasa hidup dan tidak akan di lupakan, “ imbuh Kacung Marijan. Pada era sekarang kita di tantang dari segi kualitas pendidikan yang belum merata ke seluruh daerah di Indonesia. “Masih banyak anak-anak yang putus sekolah. Dalam pendidikan ada 3 pokok yang perlu diketahui, yaitu bidang pengetahuan, bidang keterampilan dan bidang sikap,” kata Kacung Marijan menyinggung masalah pendidikan. Acara ini berlangsung sampai tengah malam yang diwarnai dengan pertanyaanpertanyaan dari Kepala UPT dan kepala sekolah yang dijawab langsung oleh Dirjen Kebudayaan. (hendri gunawan/ogi)


8

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Budaya & Agama

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Diharapkan Mandoa di Kapalo Banda Menjadi Agenda Wisata “Kekompakan itu perlu ditiru dan menjadi teladan di jorong dan nagari lain karena bisa menjadi modal dasar yang berharga untuk melakukan dan mencapai tujuan-tujuan untuk kepentingan bersama.”

W

AKIL Bupati (Wabup) Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. mengharapkan tradisi berupa alek mandoa di kapalo banda yang rutin dilakukan tiap tahun oleh masyarakat di Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, menjadi agenda wisata Kabupaten Limapuluh Kota. “Tujuan praktisnya, antara lain, ke depan masyarakat tidak mengalami kesulitan lagi menggelar tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang tersebut,” kata Wabup Asyirwan dalam sambutannya pada acara mandoa di kapalo banda Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Minggu (27/10). Kegiatan tersebut diikuti oleh semua elemen masyarakat yang ada di jorong tersebut. “Saya berharap acara mandoa di kapalo banda ini menjadi agenda wisata daerah kita,” saran mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu. “Sebab, setahu saya ini merupakan acara tingkat jorong yang paling besar di Kabupaten Limapuluh Kota. Pesta rakyat ini harus terus dilestarikan sebagai ajang silaturahmi dan membangun dalam kebersamaan,” ujar Asyirwan.

Asyirwan melihat, kebersamaan berbagai elemen masyarakat di jorong ini begitu kental dan niniak mamaknya sangat kompak sehingga bisa menggelar acara besar tersebut. Kekompakan itu, lanjut Wakil Bupati, perlu ditiru dan menjadi teladan di jorong dan nagari lain karena bisa menjadi modal dasar yang berharga untuk melakukan dan mencapai tujuantujuan untuk kepentingan bersama. “Dengan kebersamaan tidak akan ada pembangunan yang tidak bisa dilakukan. Termasuk kebersamaan masyarakat Aie Putiah dalam membuat lubuk ikan larangan di Kapalo Banda ini,” ucap tokoh lokal yang sempat mengaku tidak kalah dibandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam melakukan kegiatan blusukan (turun langsung ke tengah masyarakat). Terkait dengan lubuk ikan larangan yang ada di Kapalo Banda, lebih jauh Wabup meminta lokasi itu menjadi kelompok binaan Dinas Perikanan Kabupaten Limapuluh Kota. Dikatakan, dengan adanya pembinaan yang intensif dan terprogram dari dinas terkait, diharapkan lubuk ikan larangan Kapalo Banda ini bisa tampil sebagai yang terbaik dalam lomba tingkat nasional. “Selain mengharapkan acara mandoa di kapalo banda ini menjadi agenda wisata Kabupaten Limapuluh Kota, saya juga meminta lubuk ikan larangannya menjadi lokasi binaan dinas terkait,” ucap Asyirwan Sebelumnya ketua pelaksana mandoa di kapalo bonda Khairunas Dt. Marajo nan Paneh dalam laporannya memaparkan, alek gadang ini merupakan acara yang sudah lama diidamkan masyarakat Aie Putiah. Kendati setiap tahunnya acara mendoa tersebut tetap rutin dilaksanakan oleh anak nagari, namun yang besarbesaran dengan memotong hewan kerbau baru kini terwujud. “Setahu saya, ini merupakan alek

WABUP menghadiri kegiatan mandoa di kapalo banda. terbesar dalam sejarah acara mandoa di kapalo banda. Keinginan menggelar kegiatan mandoa di kapalo banda dengan memotong kerbau seperti hari ini bagi kami tak ubahnya sebuah mimpi,” ungkap Khairunas, sambil menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan alek masyarakat bersama niniak mamak dan berbagai unsur masyarakat yang dilaksanakan secara swadaya. Usai alek, akan dilaksanakan gotong royong memperbaiki kapalo bonda (hulu sungai) agar airnya bisa mengalir dengan lancar ke areal persawahan penduduk serta bisa pula buat areal ikan larangan milik masyarakat. Karena tingginya curah hujan sejak beberapa waktu terakhir, lanjut Khairunas, Jorong Aie Putiah menjadi rawan bencana alam seperti longsor dan banjir. Akibatnya,

AGAMA

Wabup: Yang Pasti itu Hanya Mati

K

HATAM Al-Qur ’an bukan berarti menamatkan membaca Alqur ’an, tapi menjadi titik awal untuk mendalami makna yang terkandung di dalam kitab suci tersebut, kata Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. dalam acara khatam Alqur’an TPA/ TPSA di Masjid Nur Ilham Jorong Lubuak Jantan, Nagari Manggilang dan TPA/TPSA di Masjid Tazkir Jorong Kampung Baru Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Kotobaru, Sabtu (26/10). “Khatam bukanlah akhir membaca Alqur ’an, melainkan awal untuk lebih meningkatkan lagi kualitas bacaan serta mendalami makna yang terkandung di dalam kitab suci itu. Jadi jangan pernah berhenti membaca dan mempelajarinya,” ujar Asyirwan. Terkait dengan itu, diharapkan kepada setiap orang tua agar selalu menyuruh anaknya mengaji setiap hari. Jika sudah terbiasa, diharapkan akan tumbuh keinginan dari si anak untuk

mendalami tafsir Alqur’an. “Kita meminta Alqur’an itu tidak hanya sekedar dibaca. Tapi didalami, dan apa yang terkandung di dalamnya dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pelaksanaan shalat. Sebab, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar,” paparnya. Dikatakan, yang pasti dalam kehidupan manusia itu hanyalah mati. Sedangkan yang lainnya tidak ada yang pasti. Karena setiap manusia itu pasti mati, maka yang harus dilakukan adalah mempersiapkan kematian tersebut lebih dini. Persiapan untuk mati itu antara lain shalat yang mampu menghindari perbuatan keji dan munkar serta melaksanakan semua isi Alqur’an. “Perlu dipertanyakan, apakah shalat yang kita kerjakan selama ini sudah mampu mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar. Kalau belum, berarti selama ini kita baru sekedar membaca Alqur ’an tapi belum melaksanakan maknanya. Begitu juga shalat yang dilakukan, berarti

baru sebatas mengerjakan gerakannya saja,” tutur mantan anggota DPRD Propinsi Sumatera Utara tersebut. Sebelumnya Wali Nagari Manggilang Ridwan dalam paparannya mengakui selama ini ada siswa SLTA maupun mahasiswa yang tidak pandai tulis dan baca Alqur’an. Sesuai program Pemkab Lima Puluh Kota, ia optimis kedepan di nagarinya tidak akan ada lagi anak yang buta Alqur’an. Pada tempat terpisah Wali Nagari Pangkalan Kotobaru Iswanto dalam sambutannya mangatakan, kendati mengalami kesulitan ekonomi dan beban kebutuhan sehari-hari yang semakin membengkak, namun masyarakat Kampuang Baru tetap antusias menggelar acara khatam Alqur’an dengan meriah. Ia berharap khatam itu tak hanya sekedar seremonial belaka, tapi benarbenar diikuti dengan peningkatan kualitas bacaan Alqur’an dan aklak anak. Dalam kesempatan itu Iswanto juga memesankan agar alek khatam Alqur’an ini menjadi moment menjaga dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat. Jangan sampai persatuan dan kesatuan yang sudah sudah terbina selama ini rusak hanya karena perbedaan pandangan atau terprovokasi oleh pihak tertentu. hendri gunawan

sungai Kapalo Banda menjadi tertimbun dan mengalami pendakalan. “Akibat bencana longsor dan banjir sejak beberapa pekan belakangan membuat kapalo banda tertutup material longsor seluas lebih kurang 600 meter. Timbunan ini membuat kapalo banda dangkal dan dikhawatirkan membuat aliran air ke sawah-sawah penduduk semakin terganggu,” tutur Khairunas sembari meminta ini menjadi perhatian Pemkab Limapuluh Kota. Dalam rangkaian acara alek itu Wakil Bupati Asyirwan didaulat untuk menebarkan benih ikan nila sebanyak 2000 ekor ke lokasi lubuk ikan larangan Kapalo Banda yang berasaal dari bantuan dari Dinas Perikanan kabupaten setempat. hendri gunawan


9

P

Sinamar

Pemuda

UNCAK peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-85 tahun 2013 untuk tingkat Kabupaten Limapuluh Kota dilakukan dalam upacara bendera di halaman kantor bupati di Bukik Limau, Sarilamak, Kecamatan Harau, Senin (28/ 10), dengan inspektur upacara Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo. Upacara itu sendiri diikuti oleh segenap SKPD (satuan kerja perangkat daerah) di lingkup Pemkab Limapuluh Kota, unsur muspida, ormas pemuda, mahasiswa Politani, SMP dan SMA yang ada di Kecamatan Harau. Usai upacara, dilakukan kunjungan ke makam tokoh bahasa Limapuluh Kota A. Damhoeri di Jorong Lurah Bukik, Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban. Kegiatan lain, yaitu sejumlah pemuda dari berbagai bidang pengabdian, diganjar dengan penghargaan dari Pemkab Limapuluh Kota. Antara lain, Martha Wella. Puteri Jorong Pasar Baru, Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, itu mempelopori teknologi tepat guna, di mana ia menciptakan daun gambir menjadi

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

peptisida. Martha sendiri dengan sendirinya mewakili Sumbar ke ajang lomba tingkat nasional. Di samping Martha, pemuda Limapuluh Kota lainnya yang berprestasi sebagai pemuda pelopor adalah Beni Wahyuda. Beni yang berasal dari Jorong Harau, Kecamatan Harau, itu yang dipeloporinya adalah pangek ikan (Bidang Sosial Budaya). Beni tampil sebagai juara II tingkat provinsi. Selanjutnya, Elvi Bonita, puteri Nagari Koto Tangah Simalanggang yang lolos seleksi Jambore Pemuda Indonesia ( JPI ) tingkat propinsi. Ia akan mengikuti JPI tingkat nasional di Samarinda, Kaltim dari tanggal 26 -28 Oktober 2013. Sekaligus Elvi mengikuti peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-85 tingkat nasional yang dipusatkan di Samarinda di provinsi yang sama. Pemuda Limapuluh Kota lainnya, Yahya Thamrin, lolos seleksi program pertukaran pemuda antar negara yang dilaksanakan Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Provinsi Sumbar. Yahya dinyatakan lolos ke tingkat nasional untuk pertukaran pemuda Indonesia dengan Jepang. (gun)

Para Pemuda Berprestasi No.

Nama

Asal

Bidang Pengabdian/Prestasi

01

Martha Wella

Pasar Baru Pangkalan

02

Benni Wahyuda

Jorong Harau, Harau

Bidang Sosial Budaya (pelopor pangek ikan)

Koto Tangah Simalanggang

Lolos Seleksi JPI (Jambore Pemuda Indonesia)

03

Elvi Bonita

04

Yahya Thamrin

-----------

Pelopor Teknologi Tepat Guna (menciptakan daun gambir jadi pestisida)

Lolos seleksi program pertukaran pemuda antarnegara yang dilaksanakan Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Provinsi Sumbar


Siaga 10 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Penghujan; Awas, Bencana Mengintai di Mana-mana! “Sekitar pukul 10.00 WIB saya melewati jalan dari arah Nagari Taram Menuju Andaleh, belum bisa. Sebab genangan air masih tinggi. Namun yang lebih parah terendam sawah warga yang cukup luas.”

M

EMASUKI musim penghujan di penghujung 2013 ini, sebagaimana biasa, sejumlah bencana pun mengintai Kabupaten Limapuluh Kota, sebuah wilayah otonom kabupaten yang pada beberapa titik ditandai dengan tingkat kelabilan tanah yang tinggi, selain juga dilalui oleh sejumah sungai besar. Lihatlah, sebagai contoh kasus, puluhan rumah dan ratusan hektare sawah terendam banjir di Kabupaten Limapuluh Kota menyusul hujan lebat sepanjang sore hingga tengah malam, Minggu (27/10). Banjir yang terjadi sejak pukul 23.00 WIB itu merendam sedi-kitnya 38 unit rumah warga, se-kolah dan tempat ibadah di Jorong Purwajaya, Nagari Sarilamak Ke-camatan Harau. Menurut Wali Nagari Sari-lamak, Budi Febriandi, banjir disebabkan debit air yang cukup besar dari arah Kantor Bupati Limapuluh Kota dan kawasan gurun di nagari setempat. Se-mentara drainase di kawasan itu sangat minim. Sehingga air meluap hingga menyebabkan rumah war-ga, sekolah dan tempat ibadah terendam banjir. “Air mulai meninggi sejak sekitar pukul 23.00 WIB, malam. Awalnya ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Sehingga warga terpaksa begadang sepan-jang malam, karena sulit untuk bisa tidur di rumah yang sudah dige-nangi air,” ungkap Budi. Murid SD Negeri 01 Sarilamak pun terpaksa diliburkan. Sebab tempat belajar mereka sudah tergenang air. “Kita belum menghitung secara rinci kerugian yang diderita warga. Namun kita melihat sejumlah peralatan elektronik milik sekolah, seperti komputer ikut terendam,” sebut Budi. Wali nagari yang juga pengurus Forum

Wali Nagari Sumbar (For-wana) itu, meminta agar Dinas PU Kabupaten limapuluh Kota menata kembali drainase di kawasan Ibu Kota Kabupaten (IKK) itu. Se-hingga warga tidak lagi kebanjiran. “Baru kali ini, terjadi banjir yang cukup tinggi di sini, bahkan hingga meluap ke jalan negara,” sebutnya. Banjir juga merendam 25 ru-mah warga di Jorong Subarang Nagari Taram, bahkan transportasi dari Nagari Andaleh ke Taram juga sempat lumpuh, disebabkan ting-ginya genangan air yang menutupi hingga ke badan jalan. “Sekitar pukul 10.00 WIB saya melewati jalan dari arah Nagari Taram Menuju Andaleh, belum bisa. Sebab genangan air masih tinggi. Namun yang lebih parah terendam sawah warga yang cukup luas,” sebut salah seoarang warga Taram, Jenrusdi. Ratusan hektare sawah yang terendam banjir berada di Nagari Taram, Batu Balang dan Nagari Bukiklimbuku, Kecamatan Harau serta di Jorong Parumpuang, Na-gari Kotobaru, Kecamatan Paya-kumbuh. Banjir merendam 100 hektare sawah di Jorong Kubang, Subarang dan Parakbaru, Nagari Taram, di Nagari Batubalang se-banyak 50 hektare dan di Nagari Bukitlimbuku 30 hektare serta 10 hektare areal persawahan di Jorong Parumpuang, Nagari Kotobaru, Kecamatan Payakumbuh. Tidak hanya banjir, hujan lebat yang mengguyur juga menye-babkan longsor di beberapa titik. Di Nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padangpanjang, longsor membuat jalan menuju pemu-kiman warga di Bukik Talang, Jorong Sikabu-kabu terputus. Pemukiman warga yang dihuni sekitar 40 kepala keluarga di daerah tersebut tidak bisa dilewati ken-daraan roda 4 serta men-yebabkan 2 tiang listrik ikut terbawa longsor. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun ladang warga yang berada di atas lereng ikut terbawa longsor. Nurzalmi, 58 salah seorang warga Jorong Sikabu-kabu, ber-harap pemebersihan jalan dilakukan menggunakan alat berat. Sebab menurutnya akan sangat sulit bagi warga untuk melakukan secara manual. “Kita berharap alat berat yang melakukan pembersihan,” sebutnya.

Hu-jan lebat yang mengguyur Rabu (23/ 10) juga menyebabkan gunungan sam-pah di bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Payakumbuh Kelurahan Ampangan, Kecamatan Payakumbuh Selatan, longsor. Material longsoran menimbun sekitar 3 hektare lahan persawahan milik warga di dua jorong di Kabu-paten Limapuluh Kota dan satu kelurahan di Kota Payakumbuh. Pemilik sawah yang tertimbun oleh tumpukan sampah di bekas TPA tersebut merupakan warga Jorong Bukik Kanduang dan Jo-rong Padangpanjang, Nagari Sika-bu-kabu Tanjuang Haro Padang-panjang, Kecamatan Luak serta sawah milik warga Kelurahan Ampangan, Kecamatan Paya-kum-buh Selatan. Kajian mengenai dampak lingkungan (amdal) TPA tersebut tidak dikaji secara mak-simal. Sehingga kini menimbulkan dampak buruk bagi warga. Kekhawatiran warga sejak awal akhirnya menjadi kenyataan, sawah mereka tertimbun, aliran air terputus. Sementara hingga sa-at ini tidak satupun yang ter-li-hat mempedulikannya. “Bapakba-pak di pemerintahan mohon li-hat juga kami, betul ini adalah m-u-si-bah atau bencana alam. Na-mun itu kan ulah kita juga,” ung-kap R Datuak Bijo, 77 warga Jo-rong Padangpanjang. Beberapa tahun lalu, kata Datuak Bijo, sebelum TPA di-gu-na-kan warga sudah menolak, na-mun tidak digubris. Bahkan ke-tika warga mengeluhkan pe-n-c-e-ma-raan air juga tidak di-de-nga-r-kan. “Sekarang setelah sawah ka-mi tertimbun sampah dan air un-tuk kami berwudhu juga sudah tidak mengalir lagi, kami harus ba-gaimana,” sebut pengurus Mas-jid Mujahidin, Jorong Panjang itu, sam-bil menunjuk tempat ber-wud-hu yang kering. “Kita berharap Pemkab Li-ma-puluh Kota mendengar keluhan kita, sebab sawah merupakan sumber ekonomi utama ma-sya-rakat di sini. Begitu juga irigasi yang rusak agar diperbaiki, agar air ke masjid bisa lancar kembali,” sebutnya. Kekesalan juga diungkapkan wali nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padang panjang, Guntur. Menurutnya, pemko juga harus turut meringankan beban petani. “Petani harus berjuang kembali mebuat sawah dari awal atau “ditaruko”, ini akan

mem-bu-tuh-kan waktu dan tenaga yang cukup besar,” sebutnya. Menanggapi keluhan yang disampaikan warga soal masalah lingkungan yang mengancam pertanian warga, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Lima-pu-luh Kota, Deswan Putra, me-nil-ai pemko juga harus ambil bagian da-lam upaya menata kerusakan ling-kungan yang disebabkan oleh be-kas tempat pembuangan sam-pah tersebut. “Tentunya ya, Pem-ko Pa-ya-kum-buh juga harus me-mi-kir-kan ke-ru-sakan lingkungan yang ter-jadi. Sebab bersumber da-ri kota yang berdampak ke warga di per-batasan Limapuluh Kota,” terang Des-wan. Mendesak Dibenahi Pas-cabanjir yang menggenangi pulu-han rumah warga di Jorong Pur-wajaya, Nagari Sarilamak, Ke-ca-matan Harau, wali nagari men-desak Pemkab Limapuluh Kota dan PU untuk memperbaiki drainase di Ibu Kota Kabupaten (IKK). Pasal-nya banjir akan terus mengancam jika drainasenya buruk. Wali Na-gari Sarilamak, Budi Febriandi, mengatakan sumbangan air yang cukup besar dari arah kantor bupati menjadi penyebab utama banjir. “Drainase di IKK harus segera dibenahi oleh Pemkab Lima-puluh Kota. Sebab sebelumsebelumnya tidak pernah terjadi banjir yang menggenangi pemu-kiman warga hingga airnya se-tinggi yang terjadi barubaru ini,”sebut Budi. Bahkan ancaman teren-dam-nya jalan negara saat hujan lebat seperti yang terjadi baru-baru ini juga akan sangat berisiko terhadap kelancaran transportasi. Terpisah Kepala Jorong Pur-wa-jaya, Isropil Waroh menye-butkan, air yang menggenangi pemukiman warga memang sa-ngat jarang terjadi, beruntung keesokan harinya air kembali surut. Namun jika tetap hujan lebat sepanjang siangnya, dipas-tikan air akan bertambah tinggi. “Alhamdulllah airnya sudah kembali surut, sehingga warga sudah bisa kembali kerumahnya masing-masing. Beruntung air cepat kembali surut setelah sempat terendam cukup setinggi hingga selutut orang dewasa,” sebutnya. (e2)


Pekerjaan Umum 11 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Jembatan Gantung Ronah Hampir 70% PEMBANGUNAN jembatan gantung di Ronah Nagari Batu Payung, Kecamatan Lareh Sago Halaban hingga kini sudah terealisasi sekitar 70%. Proyek yang dikerjakan CV. Hidup Baru Mandiri dengan pagu dana Rp. 1,6 miliar itu saat ini tengah mengerjakan pemasangan rangka, pembentangan sling, dan pemasangan penahan sling. Direktur rekanan proyek Novri, mengatakan optimis pengerjaan jembatan gantung sepanjang 80 meter itu akan selesai sesuai skedul kontrak akhir Desember 2013 meskipun cuaca sejak beberapa waktu belakangan musim hujan. Dikatakan, tiang utama pada duapondasi sudah rampung, sekarang tinggal menunggu pesanan rangka yang masih tersisa Kemampuan daya maksimal jembatan ini 15 ton. Agar berusia lama, jembatan ini perlu ketentuan hanya bisa dilewati kenderaan roda empat dengan tonase 4 ton. (Widiat). PEMBANGUNAN jembatan gantung Ronah sudah teralisasi 70%.(Widiat)

Masyarakat Bersyukur, Jalan Setapak Sudah Diaspal.

RUAS Jalan Taratak yang telah diaspal. (Widiat )

MASYARAKAT Jorong Taratak Nagari Tanjung Gadang, Kecamatan Lareh Sago Halaban merasa sangat gembira dan bersyukur mendapatkan pengaspalan jalan yang menhubungkan jorong mereka dengan Jorong Tanjung Gadang Rumah. Meski dari 1000 meter panjang jalan baru separuhnya yang mendapatkan aspal, namun masyarakat mengaku sangat terbantu. “Dengan lebar jalan sekarang kendaraan roda empat sudah leluasa berpapasan. Hal ini cukup membantu perekonomian masyarakat yang banyak berusaha pembuatan batu bata,” kata Kepala Jorong Taratak Launis baru-baru ini. Lainis berharap Pemkab Lima Puluh Kota melalui Dinas PU dapat menuntaskan pengaspalan itu hingga ke ujung jalan menuju Tanjung GadangRumah. “Kami bermohon kepada bupati agar yang 500 meter lagi dapat diaspal pada tahun depan”, pintaLainis (Widiat).

 Kadis PU:

BidangDitambah, Januari Tender Dimulai

TAHUN kerja 2014 mendatang, dinas PU Limapuluh Kota bakal membuat gebrakan. Disamping akan menambah bidang sesuai kebutuhan, dan membentuk empat UPT , dinas PU juga bertekat bahwa bulan Januari 2014 sudah bisa dimulai pelelangan proyek. Hal ini diungkapkan Kadis PU Ir. Edwar, MSi dalam eksposenya ketika bupatiAlis Marajo berkunjung kekantor dinas yang terletak di TabekPanjang tersebut, Senin pekan lalu. “ Untuk menghadapi sejumlah perubahan tersebut, sedari sekarang kami sudah mempersiapkandiri, mulai dari perubahan sejumlah organisasi hingga kesiap sediaan tenaga teknis”, ucap Edward. Dikatakannya, untuk organisasi, PU akan menambah satu bidang, yakni bidang perencanaan, kemudianUPT terbagi empat di wilayah Limapuluh Kota. “ Ini dalam rangka mengatasi kendala teknis yang selama ini terjadi, seperti kekurangan tenaga pengawas”, ulas Edwar yang saat itu didampingi kabid-kabid. Pada bagian lain, Edward juga menyampaikan capaian kerja yang telah selesai dan yang belum rampung pada tahun 2013 ini. “Untuk infrastruktur, kita optimisakan selesai sebelum akhir tahun”, imbuh kadis PU. Bupati Alis Marajo menanggapi dengan positip program kerja 2014 dan capaian yang telah diperbuat pada tahunini. “ Di jajaran dinas PU memang sudah banyak yang berubah semenjak pak Ed menjadi kepala dinas. Contoh kecilnya saja, pembenahan mushalla dan lingkungan kantor yang tampak sudah asri, dan enak dipandang mata, puji bupati yang didampingi kabag humas dan protokel Muhammad S.(Widiat).

KADIS PU Edwar , Bupati Alis Marajo didampingi Kabag Humas dan Protokoler Muhamad S dalam temu pers. (f/widiat)


Sinamar

12 Galeri

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

 Wabup dan Wako Jadi Saksi

Lagi, Bupati Alis Marajo Baminantu “Kita berharap kedua mempelai menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Saling mencintai, menyayangi, saling memberi, saling mengingatkan, dan tidak saling mencurigai.”

I

BARAT si bungsu yang tidak akan beradik lagi, pasangan Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo dengan isterinya Rismawati menumpahkan perhatian yang begitu besar pada akad nikah putera bungsunya, dr. Aldesra Mahyori, yang digelar di Masjid Darussalam Kelurahan Padang Tiakar Hilir, Kota Payakumbuh, Jumat (22/11). Dalam prosesi ijab qabul yang berlangsung khidmat dan lancar tersebut, Mahyori menikahi gadis pilihannya, Miranti SH, puteri pasangan dr.H. Sumirman Noerman dengan Hj. Farida Tati. Orangtua mempelai perempuan, Sumirman Noerman, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota dari 2001 sampai 2005. Pada akad nikah itu, mempelai pria memberikan mahar seperangkat alat shalat kepada pengantin wanita. Ijab qabul si bungsu dari enam bersaudara itu ikut dihadiri Wali Kota Payakumbuh Riza Fahlepi, Wakil Wali Kota Payakumbuh Suwandel Muchtar, Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. serta para tokoh dan ulama di

dua daerah bertetangga, Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh. Prosesi dipimpin Pegawai Pencatat Nikah Safrizal, S.Ag dengan saksi Wali Kota Riza Fahlepi dan Wakil Bupati Asyirwan Yunus. Wakil Wali Kota Payakumbuh Suwandel Muchtar dalam sepatah katanya mengingatkan, pernikahan adalah momentum sakral dalam kehidupan manusia. Pernikahan itu merupakan rahmat dari Maha Pencipta yang harus dijaga dan dipertahankan agar memberikan kebahagiaan dan ketenteraman bagi kedua mempelai. “Kita berharap kedua mempelai menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Saling mencintai, menyayangi, saling memberi, saling mengingatkan, dan tidak saling mencurigai,” ujar Suwandel, yang juga mendoakan agar kedua mempelai mendapatkan keturunan yang sholeh dan sholeha, dan berharap keduanya dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan selamat dan penuh kasih sayang serta senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Pagi sebelum prosesi ijab qabul, rangkaian acara diawali dengan tradisi maanta bareh sapuluah (mengantar beras sepuluh) dari pihak bako penganten pria di Nagari Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh. Sedangkan usai akad nikah dilanjutkan dengan acara baralek kampuang (pesta kampung) di Situjuan Banda Dalam, Kecamatan Situjuah Limo Nagari. Rencananya, resepsi pernikahan akan dilaksanakan pada Minggu (8/12) di rumah dinas Bupati Limapuluh Kota di kawasan Labuh Basilang, Kota Payakumbuh. (gun)

KEDUA mempelai, dr. Eldesra Mahyori dengan Miranti serta keluarga besarnya disambut dengan tari gelombang di Situjuah Banda Dalam. (gun)

PENGANTIN, kedua orang tua, dan rombongan bako dari Taeh disambut dengan tari persembahan dari siswa SMAN 1 Situjuh.

USAI prosesi akad nikah, kedua mempelai dr. Eldesra Mahyori dengan Miranti, SH melalui prosesi mencuci kaki di kediaman mempelai wanita di Padang Tiakar Hilir, Payakumbuh. (gun)

BUPATI menerima ucapan selamat.


PEMERINTAHAN BESERTA MASYARAKAT KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Mengucapkan Selamat Atas Pernikahan

dr.Eldesra Mahyori (Putra Bungsu Bpk.dr.Alis Marajo Dt.Sori Marajo dan Ibk.Risma Alis Marajo)

dengan Miranti, SH (PPuteri Bpk.dr.H.Sumirman Noerman dan Ibk Hj.Farida Tati) Pada Hari Jum’at Tanggal 22 November 2013 Di Masjid Darussalam Kelurahan Padang Tiakar Hilir Kota Payakumbuh

“ Semoga menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah, Wa rahmah” Tertanda Drs.H.Asyirwan Yunus Wakil Bupati

H.Yendri Tomas, SE, MM Sekretaris Daerah

Pimpinan DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota Darman Sahladi, SE, M Ketua

drh.Harmen Wakil Ketua

Syafaruddin Dt.Bandaro Rajo Wakil Ketua


Kisah 14 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Alis Marajo

ď Ž Secuil Kisah & Kenangan Menjadi Bupati (8)

Merelakan Kemenangan Amri-Irfendi Saya mengetahui betul bagaimana harusnya kita di dalam Partai Golkar karena ada dimensidimensi yang membuat kita yakin bahwa fasun Partai Golkar itu adalah fasun kenegaraan kita.

M

ENGHADAPI Pilkada kedua tahun 2005-2010, saya berbincang-bincang dengan Pak Amri Darwis sebagai wakil bupati, apakah beliau mau maju jadi bupati atau tidak? Saya merasakan pada saat itu bahwa ada keinginan beliau mewarisi orang tua beliau yang juga merupakan mantan Bupati Kabupaten Limapuluh Kota. Pak Darwis adalah mantan bupati yang sangat disenangi masyarakat. Beliau seorang buya dan partai beliau Masyumi, separtai dengan bapak saya. Orang tua saya adalah aparat teknis yang sangat loyal dengan almarhum Ayahanda Darwis Taram Dt. Tumenggung. Saya tidak heran karena memang dari mahasiswa saya bergelimang dengan lingkungan-lingkungan beliau, termasuk dengan Kakanda Alm. Bachtiar Karangan, SH seorang HMI dan saya banyak belajar berorganisasi dengan beliau. Pada saat itulah saya melihat karena beliau mau maju, tetapi saya terpilih menjadi Ketua Partai Golkar Kabupaten Limapuluh Kota dalam Musda pada saat itu. Saya menggantikan teman saya sendiri, Bung Ismardi, yang dulunya samasama aktivis HMI dengan saya. Justru

26,95 persen. Sedangkan posayalah yang mempersisi kedua ditempati Ardi MCjuangkan beliau untuk menjadi Yusri.HI yang meraih 45.862 Ketua Partai Golkar pada saat suara atau 28,74 persen. Kita saya akan menjadi bupati merelakan kemenangan Pak pada periode pertama. Amri Darwis untuk menjadi Jadi pergaulan saya Bupati. Tidak ada ditemukan dengan Pak Ismardi ini sangat suatu hal yang ganjil dalam pribadi. Saya mempunyai pelaksanaan pilkada waktu itu. hubungan yang sangat intim Selanjutnya, saya tetap dengan keluarga beliau. Pada memimpin Partai Golkar dakondisi inilah saya mendapat lam jangka waktu periode sinyal bahwa Pak Amri Darwis 2004-2008. Merujuk ke belaingin mengulangi tradisi lama kang, saya masuk Partai Golwarisan orang tua beliau, dan kar sejak tahun 1971 dan mulai saya yakin beliau akan sukses. dengan Gerakan Mahasiswa Tetapi, sayang sudah menjadi Golkar. Kemudian saya masuk kebijakan DPD Partai Golkar, Kesatuan Organisasi Serbasaya disuruh maju untuk keguna Gotong Royong (Kosdua kalinya menjadi calon goro) dan menjadi anggota Bupati Limapuluh Kota. pengurus Ikatan Sarjana Inilah persoalan-persoAmri Darwis Kosgoro di Padang bersama alan yang mendasari kebimSyahrul Ujud. Saya diorbitkan menjadi bangan dan keraguan pada saat itu, tapi Sekretaris DPD Golkar Sumatera Barat saya harus tetap selamatkan Partai Golkar. pada 1984 dalam Musda Golkar. Saya Suasana bimbang dan ragu berlalu. Pemilu diorbitkan melalui jalur A karena memang DPRD sudah kita lalui. Kali ini, kita akan orang tua saya Veteran. mengikuti pemilihan kepala daerah langKarena itu, tahun 1985 saya jadi sung yang pertama kali. Untuk mengSekretaris DPD Golkar Sumatera Barat. hadapi pilkada pertama pada 27 Juni 2005, Saya mengetahui betul bagaimana haruskita persiapkan seluruh lini Partai Golkar. nya kita di dalam Partai Golkar karena ada Kita berpasangan dengan Zaqli Bros, dimensi-dimensi yang membuat kita yakin Ketua Partai Amanat Nasional. bahwa fasun Partai Golkar itu adalah fasun Tapi semuanya itu adalah kodrat kenegaraan kita. Inilah yang menjadi masyarakat, bahwa keinginan partai belum pengikat saya dengan Golkar sebagai tentu sama dengan keinginan masyarakat. kader Partai Golkar, walaupun sebetulnya Ternyata keinginan masyarakat itu adalah saya itu awalnya adalah bergerak di memilih Pak Amri Darwis dan Adinda bidang kemahasiswaan. Yaitu menjadi Irfendi Arbi menjadi Bupati dan Wakil ketua dewan mahasiswa, kemudian Bupati Limapuluh Kota 2005-2010 dengan menjadi Asisten Pembantu Rektor III. meraih 48.819 suara atau 30,59 persen dari Pada saat menjadi ketua dewan mahatotal suara sah yang mencapai 159,575. siswa , Pak Mawardi Yunus membawa saya Sementara saya bersama calon wakil menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran bupati Zagli Bros, hanya menduduki posisi di Unand. Kemudian dijadikan Staf Ahli Rektor ketiga dengan perolehan 43.004 suara atau

PILKADA Badunsanak Kabupaten Limapuluh Kota.

Unand. Pada akhirnya saya diangkat menjadi asisten pembantu oleh Rektor III. Dalam kondisi yang seperti itulah saya menjadi Pembina Resimen Mahasiswa oleh Pangdam III- 17 Agustus. Pada suatu ketika pada tahun 1984 itu sendiri, saya diangkat menjadi ketua pelaksana KKM (kemah kerja mahasiswa Bakti ABRI se-Sumatera Irfendi Arbi yang dipusatkan di Kuranji, Padang. Pada saat itu saya dipanggil ke Jakarta untuk mengekspose KKM bakti ABRI di Markas Besar Angkatan Darat, yang dipimpin Bp. Alm Jendral Rudini. Sehingga saya sangat tahu persis dengan Jenderal ini karena saya sering dipanggil dan berkomunikasi. Saya melihat jelas peranan ABRI sangat penting dalam kerangka pembinaan teritorial perencanaan pembangunan. Dari kondisi inilah saya masih ingat pesan Pak Ali Geno, Kasdam III/ 17 Agustus. Katanya, “Anda harus masuk jadi pengurus inti di Partai Golkar.� Saya tidak tahu apakah atas rekomendasi Pak Ali Geno sehingga saya dipercaya menjadi Sekretaris DPD Golkar Sumatera Barat 1984-1989. Sekaligus, saya juga menjadi Sekretaris Dewan Pertimbangan yang diketuai Ir. Azwar Anas, dan sekretaris jalur A dari Golkar yang pada saat itu diketuai Danrem 032/Wbr pertama, Kolonel Inf. Iding Suwardi. (bersambung pada edisi mendatang)


Sinamar Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota Media Pemkab Lima Puluh Kota

Galeri Bisnis REDAKSI 13 15 Ekonomi

Informasi Pelayanan Informasi Aparatur Pelayanan dan Publik Aparatur dan Publik

Edisi Edisi103/XII/14103/XII/14-31 31Oktober Oktober2013 2013

Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota

Mengucapkan Selamat

Hari Sumpah Pemuda

ke-85 (28 Oktober 1928-28 Oktober 2013) dan

Hari Pahlawan ke-68 (10 November 1945-10 November 2013) Tertanda Alis Marajo Dt. Sori Marajo Bupati

Asyirwan Yunus Wakil Bupati Yendri Thomas Sekdakab


16 Aksara

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

PITA - Gubernur Sumatera Barat diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Keuangan dan Pembangunan Hansastri , SE.Akt, MM melakukan pemotongan pita menandai dibukanya acara pameran dalam upacara puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke 48 tahun 2013 tingkat Provinsi Sumbar di Tanjung Jati, Kabupaten Lima Puluh Kota, Rabu.

A

Turun Signifikan, 2015 Sumbar Bebas Buta Huruf

NGKA buta aksara di Sumatera Barat mengalami penurunan yang signifikan dari sebanyak 87.852 orang pada tahun 2010 menjadi 38.352 orang tahun 2013 ini. Artinya, dalam kurun waktu tiga tahun terjadi penurunan sebanyak 49.500 orang. Demikian Gubernur Sumatera Barat diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Keuangan dan Pembangunan Hansastri , SE.Akt, MM dalam pidatonya pada upacara puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke 48 tahun 2013 tingkat Provinsi Sumatera Barat di Lapangan Sepak Bola Tanjung Jati Nagari Talago VII Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Rabu (20/11). “Sumatera Barat telah menunjukan capaian dalam hal keaksaraan orang

dewasa. Angka buta aksara pada tahun 2010 sebanyak 87.852 orang kini tersisa 38.353 orang untuk dilayani pada tahun 2014 dan 2015,” ujar Gubernur. Atas pencapaian tersebut, Bupati Sijunjung mendapatkan Anugrah Aksara Pratama pada upacara puncak nasional peringatan HAI ke 48 di Jakarta, (11/11) lalu. Penetapan Sumatera Barat ini menunjukan penghargaan secara nyata bagi para pegiat dan pelaksana pendidikan keaksaraan. Dikatakan, rata-rata tingkat keaksaraan di kabupaten/kota di Sumatera Barat telah mencapai 3.03% atau nomor 6 terbaik dari 33 provinsi di Indonesia. Kendati begitu, masih ada tiga kabupaten masingmasingnya Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Mentawai yang perlu perhatian serius.

“Untuk mengatasi tantangan tersebut perlu perluasan akses terhadap pembelajaran dan bahan ajar keaksaraan yang relevan dengan kewirausahaan, kecakapan hidup, pemberdayaan perempuan dan peningkatan budaya baca,” terangnya. Selain perluasan akses, lanjutnya, juga perlu dorongan peningkatan mutu dan relevansi keaksaraan dan program kecakapan hidup orang dewasa, termasuk pendidikan non formal. Menjawab wartawan, lebih jauh Hansastri memaparkan, dalam dua tahun terakhir sudah banyak kemajuan berupa penurunan angka orang buta huruf. Angka yang tersisa itu akan dituntaskan dalam tahun 2014 dan 2015. Diharapkan tahun 2015

HAI - Gubernur Sumatera Barat diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Keuangan dan Pembangunan Hansastri , SE.Akt, MM hadiri upacara puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke 48 tahun 2013 tingkat Provinsi Sumbar di Tanjung Jati, Kabupaten Lima Puluh Kota, Rabu (20/11). (hendri gunawan)

Sumbar bebas dari buta huruf. Sebelumnya Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo dalam sambutannya mengatakan, tema yang diangkat pada peringatan HAI tahun ini adalah keaksaraan abad 21 membangun karakter dan keunggulan bangsa. Dengan tema tersebut diharapkan dapat mengingatkan dan memberi inspirasi kesungguhan untuk meningkatkan kualitas upaya penyelenggaraan pendidikan keaksaraan. Dikatakan Alis, di Indonesia ada aksara Jawa, punya aksara Lahat dan aksara lainnya, tetap bangsa Indonesia memakai aksara latin. Bagaimana Aksara Minang “Bagaimana dengan Minang Kabau, bahasa Minang Kabau aksaranya juga Minang Kabau. Kita ingin menjadi bangsa kita, tanah air kita adalah Indonesia dan tumpah darah kita adalah Minang Kabau, tetapi mengapa Bahasa Minang Kabau tidak memiliki prioritas dalam kebijakan di daerah kita. Apakah ada upaya mengikis budaya Minang Kabau, bahasanya tidak lagi menjadi pantun klasik yang diajarkan pada anak sekolah dasar,” papar Alis. Lebih jauh Bupati Alis Marajo meminta dalam acara peringatan hari aksara ini agar juga melombakan aksara Minang Kabau dan mengharapkan aksara Minang itu dipelajari oleh murid sekolah dasar. Begitu juga pantun-pantun berbahasa Minang sebelum berpidato oleh para pejabat diwajibkan berbahasa Minang. “Kita minta dalam acara peringatan hari aksarana ini juga melombakan aksara Minang Kabau dan mengharapkan aksara Minang itu dipelajari oleh anak sekolah dasar. Begitu pula pantun-pantun berbahasa Minang diwajibkan kepada para pejabat sebelum berpidato dengan berbahasa Minang. Mengapa masyarakat Riau bisa seperti itu,” tuturnya. Pada bagian lain panitia acara yang juga Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Drs. Syamsurizal , MM dalam laporannya menjelaskan dalam acara itu dilaksanakan serangkaian lomba seperti lomba teaching tutor pendidikan keaksaraan, lomba kebeaksaraan warga belajar, lomba pameran hasil karya warga belajar keaksaraan dan penataan stand pameran serta berbagai lomba lainnya. Acara diikuti oleh seluruh kabupaten/kota kecuali Mentawai karena halangan cuaca. (hendri gunawan)


17

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Profil Nagari

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

“Usaha perikanan di nagari ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan sejak beberapa tahun belakangan semakin berkembang, terutama pembenihan ikan gurami.”

P

ERNAH mendengar pomeo tentang nagari si “penjual anak”? Mohon jangan cepat salah sangka. Anak yang dimaksud di sini bukan berarti anak yang dilahirkan secara biologis, atau anak orang lain yang dijual untuk tujuan komersialisasi. Anak yang dimaksud tidak lain adalah anak ikan. Julukan tersebut melekat untuk Nagari Andaleh yang berlokasi di Kecamatan Luak. Penyebabnya, karena sebagian masyarakat di sana menjual anak ikan sebagai topangan ekonomi keluarganya. Anak-anak ikan yang dibudidayakan sendiri oleh masyarakat di sana tidak hanya dijual ke pasar di lingkup Kabupaten Limapuluh Kota, bahkan sampai menjangkau sejumlah provinsi tetangga. Dengan menggunakan kendaraan dari jenis sepeda motor, sejumlah warga Andaleh yang berprofesi sebagai penjual anak ikan setiap hari berkeliling ke sejumlah kawasan untuk menjual dagangannya. Sebagian besar di antara mereka sudah punya pelanggan, sehingga kegiatannya berkeliling dengan sepeda motor hanya tinggal mengantarkan barang dagangan ke tempat pelanggannya. Andaleh, nama itu sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Nama itu konon berasal dari nama pohon atau kayu Andaleh yang banyak tumbuh di kawasan nagari ini. Sedangkan menurut filosofi dan ungkapan lainnya, Andaleh disebut juga sebagai nagari andalan. Dari sejarahnya, nagari ini pertama kali dipimpin oleh Tuak Palo Tuo, Tuak Palo Aji, Tuak Palo Enceng dan Tuak Palo Patieh tahun 1926 hingga 1946. Pada masa pemerintahan desa tahun 1981 sampai 1989 nagari ini terbagi dalam 8 desa yang masing-masingnya Desa Tarok, Tabek Buruak, Kapalo Koto, Kampuang Tangah, Pincuran Gadang, Galo Gandang, Tanjuang

Harmen Sastra

Baruah dan Baliak Bukik. Kini Nagari Andaleh dipimpin oleh Wali Nagari Harmen Sastra. Tak beda dengan jumlah desa lama, nagari ini juga terdiri dari 8 jorong yang masing-masingnya Jorong Tarok, Tabek Buruak, Kapalo Koto, Kampung Tangah, Pincuran Gadang, Galo Gandang, Tanjung Baruah dan Baliak Bukik. Luas nagari ini berkisar 2.729,5 hektare dengan penduduk sekitar 4.731 jiwa atau 1.254 kepala keluarga. Penduduk nagari ini umumnya berprofesi petani disamping pedagang, tukang, TNI/ Polri, PNS dan lainnya. Selain beternak ikan, sebagian penduduknya juga ada yang menggeluti industri kecil rumah tangga, kerajinan anyaman rotan dan tembikar atau keramik. Pertanian merupakan salah satu sektor andalan masyarakat yang didukung ketersediaan lahan, kondisi alam, iklim, curah hujan dan ketersediaan air. Dengan kondisi lahan dan kekayaan alamnya nagari ini sangat cocok sebagai kawasan pengembangan pembibitan dan budidaya ikan. Wali Nagari Andaleh

Armen Sastra memaparkan usaha perikanan di nagari ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan sejak beberapa tahun belakangan semakin berkembang, terutama pembenihan ikan gurami. Usaha perikanan itu merupakan sumber penghidupan mayoritas penduduk. Sekitar 70% kepala keluarga di nagari ini bergerak pada usaha perikanan. Usaha yang dulunya masih sangat tradisional sekarang sudah menerapkan teknologi. “Pembenihan ikan merupakan usaha turun-temurun. Selama ini usaha pembenihan ikan itu cukup menjanjikan keuntungan menggiurkan. Pasarnya sudah merambah ke berbagai daerah di dalam dan luar Sumatera Barat,” ujar Harmen. Jumlah produksi bibit berbagai jenis secara keseluruhan di nagari ini diperkirakan mencapai 50 ribu ekor setiap minggunya.Ikan itu diusahakan pada areal seluas puluhan hektar yang tersebar di lima jorong di Andaleh. Bicara visi dan misi nagari, Harmen menyebut nagari ini memiliki visi terwujudnya nagari Andaleh yang madani, amanah, mandiri dan berakhalakul karimah menuju masyarakat yang sejahtera. Untuk mewujudkan visi itu ditetapkan misi yang antara lain membangun Nagari Andaleh yang cerdas, sehat, religius serta meningkatkan iman dan takwa sebagai salah satu azas pembangunan, nilai-nilai etika, kesatuan, kejujuran dan moralitas yang berdasarkan Izzul Islam wal Muslimin. Berikutnya mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pemberdayaan usaha kecil, revitalisasi pertanian, perikanan, percepatan pembangunan infrastruktur dan perbaikan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup serta sejumlah misi lainnya. Sedangkan strategi yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian visi dan misi itu, di antaranya menjadikan

rakyat sebagai subjek pembangunan dan tidak semata-mata menjadi objek pembangunan. Selanjutnya meningkatkan peranserta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan pembangunan, Berikutnya membangkitkan daya dan kemampuan masyarakat untuk dapat berusaha dengan keterampilan dan dukungan potensi nagari, serta berbagai upaya lainnya. Tak kalah menariknya, sejak tahun 2008 lalu nagari ini sudah memiliki bidang usaha layaknya BUMN berupa Balai Benih Ikan (BBI) yang dikelola oleh orang-orang yang diSK-kan oleh wali nagari. Kendati usaha ini belum mampu memberikan sumbangan pada Pendapatan Asli Nagari (PAN), namun dampaknya terhadap masyarakat yang umumnya bergerak pada usaha perikanan sangat besar.Sebab, pada BBI itu setiap masyarakat mendapatkan kesempatan dan keleluasaan untuk menjual produksi benih ikannya dengan harga pasar. “Keuntungan pusat pemasaran ikan milik nagari itu memang belum mampu menyumbangkan PAN, namun sudah jauh lebih baik karena kini usaha itu tidak perlu disubsidi lagi. Melainkan sudah bisa membiayai sendiri seluruh pembiayaannya. Kendati begitu kita tetap merasa sangat gembira karena tempat itu mampu menampung produksi usaha perikanan warga,” tutur Harmen. Tidak dipungkiri Harmen, untuk bisa lebih berkembang, usaha ini butuh suntikan dana segar buat membeli seluruh hasil panen masyarakat. Bicara soal prestasi di bidang perikanan, Nagari Andaleh sepertinya sudah bisa bicara di tingkat nasional. Kebolehan terakhir ditunjukan oleh Kelompok Perikanan Tangguak Rapek untuk penilaian kelompok dan kelembagaan perikanan budidaya tingkat nasional 2013. (hendri gunawan)


REDAKSI 18 Kerajinan

 Tidak Hilang Digilas Zaman

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

MANSIANG - Mayoritas kaum ibu di Jorong Taratak menggeluti kerajinan anyaman mansiang sebagai sumber pendapatan keluarganya, salahsatunya Len. (hendri gunawan)

Anyaman Mansiang dari Taratak, Kerajinan Warisan Nenek Moyang

“Kerajinan ini sudah saya tekuni sejak kecil. Bukan saya saja, umumnya kaum ibu di Taratak ini adalah perajin mansiang. Tak hanya sebatas pekerjaan sampingan, malah tidak sedikit kaum ibu di jorong ini menjadikan anyaman mansiang sebagai usaha pokoknya.”

B

ERBAGAI macam produk keluaran dunia industri dengan berbagai model dan desainnya saban waktu tidak pernah jedah menyerbu pasar. Termasuk produk dari jenis tas tentengan yang banyak dipakai kaum perempuan untuk membawa barang belanjaan, menawarkan aneka pilihan yang menggoda. Tapi, inilah hebatnya, sejumlah produk yang merupakan warisan nenek moyang, yang dibuat secara manual dengan memanfaatkan keterampilan manusia, beberapa di antaranya masih tetap eksis di pasaran. Kendati tertatih-tatih, tapi produk itu memiliki segmen pasar tersendiri yang membuat para pengrajinnya masih memiliki kesempatan mengasah keterampilan untuk menghasilkan produk. Lihatlah, satu misal, seorang perempuan tampak begitu cekatan memainkan jemari tangannya menganyam sejumlah

daun kering. Helai demi helai daun ditata sedemikin rupa. Tidak lama berselang, daun kering yang mirip daun ilalang itu telah berubah bentuk menjadi sebuah tas kecil yang lebih dikenal dengan sebutan kombuik. Anyaman Masiang, begitu nama yang lekat bagi kerajinan yang ada di Jorong Taratak, Nagari Kubang, Kecamatan Guguak, tersebut. Kendati tak menjanjikan keuntungan besar, namun mayoritas kaum hawa di jorong ini tetap menekuni anyaman tersebut sebagai mata pencariannya, termasuk bagi Refita Darlen (49). “Kerajinan ini sudah saya tekuni sejak kecil. Bukan saya saja, umumnya kaum ibu di Taratak ini adalah perajin mansiang. Tak hanya sebatas pekerjaan sampingan, malah tidak sedikit kaum ibu di jorong ini menjadikan anyaman mansiang sebagai usaha pokoknya,” ungkap perajin yang akrab dipanggil Len itu, yang didampingi Kaur Pemerintahan Nagari Kubang Asnul Arifin, A.Md mengawali percakapan dengan Sinamar di Taratak, belum lama ini. Meski berbagai produk pesaing dari pabrikan semakin ramai di pasaran, namun kerajinan mansiang Taratak tetap mendapatkan peminat. Bahkan tak jarang dipesan para pedagang dari berbagai daerah dan propinsi tetangga hingga luar negeri seperti Malaysia. Kerajinan ini, kata Len merupakan keterampilan yang diwariskan oleh para leluhur Jorong Taratak. Disamping bertani, kaum perempuan di Taratak juga menjadikan anyaman mansiang sebagai sumber ekonominya. Anyaman yang juga bisa dikerjakan para lanjut usia (lanjsia) biasanya dilakukan disela instirahat dari bertani ataupun pada malam hari.

“Bagi yang menjadikan kerajinan ini sebagai pekerjaan sampingan, biasanya mereka akan memanfaatkan setiap ada waktu luang seperti di sela istirahat bertani atau pada malam hari.,” sela Asnul Arifin. Dari mansiang tersebut, para perajin bisa membuat berbagai produk seperti tas biasa (kombuik), kombuik kotak, tas kampia, dompet dan sauvenir. Harga masing-masing produk tergantung mutu dan ukurannya. “Makin halus mansiangnya dan makin bagus buatannya maka harganya akan lebih mahal,” ujar Len. Untuk jenis kombuik biasa harga penjualan berkisar Rp8 ribu hingga 35 ribu. Sedangkan kombuik kotak berkisar Rp6 ribu sampai 25 ribu atau tergantung motifnya. Berikutnya, tas kampia biasanya dihargai antara Rp10 ribu sampai 15 ribu dan dompet sekitar Rp10 ribu hingga 25 ribu. Sementara souvenir dengan motif kombuik kecil rata-rata dijual Rp1.100/buah. Dilempar ke pasaran dengan tingkat harga relatif terjangkau, bisa dimaklumi memang, karena biaya produksi anyaman ini relatif murah. Untuk membuat tiga buah kombuik kotak hanya butuh mansiang sebanyak satu gengam dengan harga Rp1500. Bagi perajin yang bekerja secara sampingan, bisa memproduksi 4 sampai 6 kombuik kotak/hari atau membuat 25 buah souvenir /hari. “Produksi kerajinan ini biasanya ditampung oleh para toke yang akan menjualnya ke pasar-pasar kecamatan dalam Kabupaten Limapuluh Kota serta kota dan provinsi tetangga. Sedangkan produk cenderamata biasanya dipesan oleh pedagang dari Malaysia,” papar ibu tiga anak itu. Menurut perajin yang juga petani ini, hasil pejualan kerajinan tangan

masyarakat itu cukup mambantu untuk menutupi biaya rumah tangga. Begitu anak meminta biaya sekolah, para ibu di jorong ini bisa menjual sejumlah kombuik atau kampia-nya ke toke. Dengan kata lain, sambung Len, untuk jenis biaya-biaya tertentu, tidak lagi terlalu membebani suami atau bapaknya anak-anak. Bicara cara membuat anyaman mansiang, Len menerangkan yang pertama sekali yang harus dilakukan adalah menanam mansiang dan memeliharanya hingga panen perdana setelah berumur 8 bulan dan berikutnya dipanen sekali 4 bulan. Tanaman seperti rumput-rumputan berbatang bersegi tiga itu kemudian disabit dan dijemur hingga kering selama satu hingga dua hari. Untuk mendapatkan warna sesuai selera, mansiang itu diberi pewarna. Pasar yang Menjanjikan Sejumlah pengrajin anyaman mansiang yang ditanya mengaku akan tetap konsisten melakoni pekerjaan tersebut selagi pasar –baik lokal maupun luar daerah—masih membutuhkan barang yang mereka hasilkan. Bahkan di antara pengrajin mengaku akan “kehilangan” kalau tidak lagi melakoni pekerjaan itu, antara lain bersebab pasar yang makin menyempit. Tapi agar pasar tetap ada, bahkan terbuka lebih lebar lagi, mereka berharap intervensi pihak pemerintah dan kalangan dunia usaha, terutama untuk mendapatkan pasar yang lebih menjanjikan. Makanya mereka berharap fasilitasi dari instasi terkait di jajaran Pemkab Limapuluh Kota atau kalangan dunia usaha yang memiliki kepedulian untuk mempertahankan kerajinan tradisional. (hendri gunawan)


19 REDAKSI Kiprah dan Gaya Hidup

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

 Wakili Sumbar di JPI Samarinda

Penampilan Elvi Mampu Menarik Perhatian Pengusaha di Kaltim “Pada kegiatan JPI itu para peserta JPI diharapkan dapat mengembangkan diri melalui proses interaksi dengan budaya dan kreatifitas antar daerah dan antar negara ASEAN plus India, China, dan Timor Leste.”

TAMPIL mewakili Provinsi Sumatera Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dalam ajang JPI (Jambore Pemuda Indonesia) tahun 2013 yang dipusatkan di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, ajang itu benar-benar dimanfaatkan Elvi untuk memperkenalkan seni dan budaya Minangkabau ke dunia luar. Bahkan, penampilan gadis yang berasal dari Kenagarian Koto Tangah Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, di kegiatan yang dilaksanakan dari 26 Oktober sampai 2 November tersebut, mendatangkan “buah” tersendiri yang tidak pernah diduga sebelumnya, yaitu

ada seorang pengusaha di Samarinda yang memintanya tampil dalam sebuah acara di Kalimantan Timur tersebut. Kepala Bidang Pemuda di Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Budparpora) Kabupaten Limapuluh Kota Anhar, S.Km., yang bertindak selaku pendamping Elvi dalam kegiatan berskala nasional itu, mengatakan bahwa Elvi berhasil menjadi peserta JPI setelah sebelumnya dinyatakan lolos dalam seleksi di tingkat Kabupaten Limapuluh Kota dan Provinsi Sumbar. “Mahasiswa Jurusan Sendra Tasik di UNP (Universitas Negeri Padang) itu bisa lolos seleksi karena dinilai memiliki berbagai keahlian di bidang seni dan budaya,” kata Anhar. Bisa dimaklumi, memang, karena selain pintar menari, Elvi juga dikenal sebagai seorang pembina Pramuka dan pembina Paskibra. Pada acara yang berlangsung sejak 26 Oktober sampai 2 Nopember itu, Elvi menampilkan dan memperkenalkan seni dan kebudayaan Sumatera Barat. Penampilan wakil daerah ini sempat menarik perhatian pengusaha di Samarinda yang kemudian memintanya tampil dalam sebuah acara di Kalimantan Timur tersebut. Lebih lanjut Anhar mengatakan, pada kegiatan JPI itu para peserta JPI

diharapkan dapat mengembangkan diri melalui proses interaksi dengan budaya dan kreatifitas antar daerah dan antar negara ASEAN plus India, China, dan Timor Leste. Selain itu diharapkan pula adanya kerjasama dan pemecahan masalah bersama di antara pemuda yang berbeda latar belakang, kelompok, golongan, suku bangsa, agama dan antar negara. Sedangkan maksud kegiatan JPI ini, imbuh Anhar, adalah untuk meningkatkan wawasan dan kreatifitas pemuda melalui pemahaman keanekaragaman seni budaya, memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan keterampilan dan kemandirian pemuda yang dilandasi semangat nasionalisme. Sementara tujuannya antara lain buat meningkatkan kapasitas dan kualitas sumberdaya pemuda, mentransformasikan nilai-nilai budaya bangsa yang berkontribusi terhadap berkembangnya wawasan dan kreatifitas pemuda dari asal ke daerah tujuan dan sebaliknya, sebagai wujud bakti pemuda. Selain itu untuk meningkatkan kesadaran dan rasa cinta tanah air melalui kegiatan penghijauan dalam rangka peduli lingkungan. (gun)

Anhar, S.Km

Gaya Hidup

 Bupati :

Jarang Orangtua jadi Teladan bagi Anaknya dalam Mengaji TERJADI kecenderungan umum di kalangan para orangtua di daerah ini dalam konteks membudayakan anakanaknya mengaji AlQur ’an. Boleh jadi kecenderungan itu karena kesibukan dalam berburu rezeki, atau imbas dari pengaruh zaman; tapi yang jelas kecenderungan itu kurang baik dalam memupuk kebiasaan anak-anak dalam mengaji AlQur ’an. Yaitu, “Sebagian besar orangtua saat ini cenderung hanya menyuruh anaknya untuk mengaji,

Zulkifli

bukan menjadi teladan bagi anaknya agar ikut mengaji,” kata Bupati dalam sambutannya yang disampaikan Kabag Kesra Setdakab Limapuluh Kota Zulkifli S.Pd, M.M dalam acara khatam Alqur ’an dan wisuda Iqra’ di TPQ/TPSQ-MDA Al Falah Tanjung Pati, Nagari Koto Tuo, Kecamatan Harau, Kamis (14/11). Bupati menilai, cara-cara yang diterapkan sebagian orangtua tersebut tidak cukup memadai untuk membudayakan membaca Alqur ’an di tengah keluarga, terutama terhadap anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Padahal, menurut Bupati, yang diharapkan para orangtua bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya untuk membudayakan membaca Alqur ’an setiap hari. “Orang tua jangan hanya bisa menyuruh atau memerintahkan anaknya, sementara ia sendiri tidak mengaji,” ingat Zulkifli. Lebih lanjut ia mengajak semua pihak di daerah ini mendukung program Magrib Mengaji yang telah dicanangkan Kantor Kemenag di Kabupaten Limapuluh Kota. “Sebab, rumah tangga yang selalu dihiasi dengan bacaan Alquran mudahmudahan menjadi rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah,” katanya. Dikatakan, khatam Alqur ’an bukan berarti telah selesai membaca Alqur ’an, melainkan menjadi awal untuk meningkatkan kualitas bacaan serta mendalami makna yang terkandung di dalam kitab suci itu. “Kita berharap agar Alqur ’an tidak

hanya sekadar dibaca, tetapi didalami dan dipraktekan apa yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari,” papar Zulkifli yang juga pengurus MUI kabupaten setempat. Pada kesempatan itu Zulkifli juga mengakui, TPQ/TPSQ-MDA Al Falah Tanjung Pati sudah terbilang lama berkiprah di dunia pendidikan keagamaan Islam di daerah ini. Untuk bisa lebih berkembang lagi, lembaga pendidikan keagamaan ini butuh sokongan semua pihak termasuk para tokoh di Nagari Koto Tuo. Sebelumnya pengurus TPQ/ TPSQ-MDA Al Falah Tanjung Pati Arsyadi Zarni kepada wartawan mengatakan, khatam ini diikuti oleh 29 santri dan sebanyak 38 orang peserta wisuda Iqra’. Acara tersebut merupakan khatam yang ke 25 dan wisuda Iqra’ yang ke 16. Menurut Arsyadi, saat ini Al Falah memiliki santri sebanyak 163 anak. Jumlah santri tersebut jauh di bawah jumlah anak yang mendaftar ke TPQ/TPSQ-MDA ini. Penerimaan anak terpaksa dibatasi karena Al Falah mengalami sejumlah keterbatasan fasiliotas seperti lokal belajar serta tenaga pengajar. “Saat ini kami baru bisa menerima santri baru sebanyak 45 anak setiap tahunnya. Padahal yang mendaftar tidak kurang dari 80 orang. Agar bisa menampung seluruh santri tersebut kami butuh tambahan lokal dan tenaga pengajar,” ujar Arsyadi. (hendri gunawan)


20

Pendidikan

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

 Desri, Kadisdik Limapuluh Kota:

Keterbatasan Biaya Bukan Lagi Alasan Tidak Sekolahkan Anak “Kalau masih ada orangtua yang menganggap pendidikan anak-anak tidak perlu, kita berani memastikan bahwa orangtua seperti itu dari jenis mereka yang tidak peduli dengan nasib dan masa depan anaknya sendiri.” BAKARUDIN, 47, dan Ros, 42, yang harihari menggantungkan sumber ekonomi keluarganya dari kerja serabutan, punya tanggungan yang tidak ringan: dua di antara lima anaknya duduk di bangku SMTA di kota kecamatan, satu duduk di bangku SMTP, dan satu lagi masih tercatat sebagai pelajar SD. Wajar saja keluarga ini kalimpasiangan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Bahkan tak jarang dari pekan ke pekan dana yang didapat hanya uang untuk biaya sekolah anaknya di kota kecamatan, sementara biaya untuk kebutuhan harian masih serba teka-teki. “Dek kami nan paralu dapek biaya sikolah anak dari pakan ka pakan, soal apo nan ka kami makan, biasonyo dapek sajo jalan,” kata Ros, menceritakan kondisi keluarganya. Pasangan Bakarudin dan Ros merupakan potret dari sekian banyak kondisi keluarga di Limapuluh Kota yang meletakkan kebutuhan pendidikan anakanaknya di atas semua kebutuhan lainnya. Kesadaran pendidikan di kalangan orangtua di daerah ini sudah meningkat? “Saya memang sudah sejak lama menangkap gejala yang seperti itu,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Limapuluh Kota, Desri S.Pd. M.Pd. “Ini realitas yang menggembirakan,” kata mantan pejabat di lingkungan Pemkab Pesisir Selatan ini. “Banyak orangtua yang merasa ketinggalan atau malah ‘berdosa’ kalau tak mampu menyekolahkan anaknya sampai ke tingkat yang layak,” katanya. Bagi Desri, hal tersebut diletakkan sebagai modal dasar berharga untuk menciptakan SDM (sumber daya manusia) berkualitas ke depan. Realitas ini jelas berbeda dengan kondisi beberapa tahun yang lalu. Dikatakan Desri, saat itu banyak di antara orangtua yang tidak terlalu peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Bahkan tidak jarang di antara orangtua yang

Desri S.Pd. M.Pd.

menganggap menyekolahkan anak hanya merugikan saja. Pertimbangannya, selain mengeluarkan biaya, menyekolahkan si anak berarti peluang untuk memanfaatkan tenaga anak untuk membantu bekerja akan hilang. “Tidak ada lagi sebenarnya alasan untuk tidak menyekolahkan anak,” kata Desri. Soal kendala keterbatasan kemampuan ekonomi sebagian orangtua, menurut Desri, sejak beberapa tahun belakangan tersedia sejumlah fasilitas beasiswa yang bisa dimanfaatkan oleh para murid. “Terutama bagi para murid yang memiliki kemampuan tinggi, peluang untuk mendapatkan beasiswa terbuka lebar,” katanya. Tapi diakui Desri, ada kendala lain yang terasa agak menjadi penghambat, yaitu belum tersedianya fasilitas pendidikan jenjang SMTA di 13 kecamatan yang ada di daerah ini. “Ini yang terus kita pacu,” tandasnya. “Kalau di semua kecamatan di Limapuluh Kota sudah tersedia lembaga pendidikan SMTA, target yang telah kita gariskan itu tentu akan bisa cepat pula dicapai,” tambahnya. Pada tahun anggaran sedang berjalan, 2013, diakui Desri, tengah dipacu pembangunan fisik beberapa SMTA di daerah ini. “Tapi itu juga belum cukup,” katanya. Masih ada sejumlah kecamatan lain di daerah ini yang belum memiliki SMTA, dan parahnya lagi kecamatan-kecamatan dimaksud termasuk kategori yang sangat membutuhkan karena dihukum oleh kondisi geografis dan topografi wilayah. Desri menyebut contoh Kecamatan Mungka dan Luak, termasuk satu SMTA lagi di Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Dijelaskan, pada beberapa titik keberadaan SMTA sifatnya sangat mendesak, karena jarak pemukiman penduduk yang sangat jauh, yang menyulitkan anak-anak setempat untuk menjangkau SMTA. “Saking jauhnya SMTA, si anak malah merasa pergi merantau kalau mau bersekolah,” jelasnya. “Bagi anak-anak yang kondisi ekonomi orangtuanya kurang mampu, kondisi seperti ini jelas menjadi kendala tersendiri untuk melanjutkan pendidikan,” kata Desri. Daripada mengeluarkan biaya untuk menyekolahkan anaknya yang jauh ke luar kampung, sebut Desri, tidak jarang di antara oangtua bersikap apatis dengan tidak menyekolahkan anaknya, untuk kemudian memanfaatkan si anak untuk

ikut mendukung ekonomi keluarga. Makanya, tambah Desri, sejak beberapa tahun belakangan pihaknya gigih memperjuangkan pembangunan gedung SMTA di sejumlah titik yang dinilai sangat membutuhkan, baik melalui dana APBD kabupaten dan provinsi maupun melalui APBN. “Alhamdulillah, perjuangan kita sudah mulai menampakkan hasil, kendati hasil yang dicapai belum seperti yang diinginkan,” katanya. Diterangkan, kalau kelak di semua kecamatan di Limapuluh Kota sudah berdiri SMTA, ditambah fasilitas beasiswa yang datang dari banyak pihak, maka tidak ada alasan lagi bagi anakanak di Limapuluh Kota untuk minimal menamatkan jenjang pendidikan formal tingkat SMTA. “Kasihan, kalau nanti masih ada juga anak yang hanya berbekal ijazah SMTP, apalagi SD,” katanya. “Tantangan di pasaran kerja makin ketat,” katanya. Saat ini saja, sebut Desri, para pemegang ijazah SMTA sudah hampir tidak diperhitungkan, apalagi beberapa tahun ke depan. “Kalau masih ada orangtua yang menganggap pendidikan anak-anak tidak perlu, kita berani memastikan bahwa orangtua seperti itu dari jenis mereka yang tidak peduli dengan nasib dan masa depan anaknya sendiri,” katanya. Fakta juga membuktikan, kata Desri, yang mampu bersaing di tengah masyarakat adalah mereka yang dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang cukup. Bagi mereka yang tidak memiliki bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai, katanya, tidak jarang kalah dalam persaingan, dan terpaksa menjalani kehidupan dengan kondisi perekonomian yang sangat berat. Sejalan dengan sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk

menyaipkan SDM yang berkualitas, menurut Desri, pihaknya juga berharap partisipasi dunia usaha untuk ikut memajukan sektor yang satu ini. “Pendidikan sebenarnya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab semua kalangan,” katanya. Makanya Desri sangat berharap dunia usaha juga memberikan partisipasi nyata dlam soal ini, termasuk di antaranya dengan memberikan beasiswa bagi siswa dari kalangan keluarga kurang mampu. “Kita melihat selama ini partisipasi dunia usaha di daerah ini untuk ikut memajukan dunia pendidikan cukup tinggi,” kata Desri. Tapi menyusul makin beratnya tantangan di dunia yang satu ini, kata Desri lagi, intensitas perhatian dan kontribusi itu diharapkan bisa lebih ditingkatkan lagi. “Karena merupakan tanggung jawab bersama, ya, mari kita bersama-sama memajukan pendidikan,” ajaknya. Desri juga menjelaskan, pihaknya mematok target paling telat pada tahun 2015 semua anak di Kabupaten Limapuluh Kota minimal tamatan lembaga pendidikan formal jenjang SMTA. “Ini salah satu langkah kita untuk mendukung Visi Kabupaten Limapuluh Kota di bidang pendidikan,” kata Desri, sambil menambahkan bahwa melalui berbagai langkah dan upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya. Karena tantangan ke depan makin berat, menyusul makin menyusutnya potensi SDA (sumber daya alam) yang selama ini menjadi andalan, plus makin bertambahnya populasi penduduk, “Maka jawaban terhadap kondisi itu adalah menyiapkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas melalui lembaga pendidikan,” katanya. “Upayaupaya ke arah sana sudah sejak jauh hari dilakukan pemerintah,” sebutnya. (e2)


21

Kaba Rantau

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Ahmad Fikri

Zul Ahad

Yopi Arianto

 Bidik Kursi Wagub Riau:

Dukungan untuk Andi Rahman Makin Deras “Tentu kita optimistis untuk menang. Lihat saja pada putaran pertama Aman menang 4 kecamatan dari total 7 kecamatan se-Kota Dumai. Oleh karenanya putaran kedua ini kita akan upayakan ketujuh kecamatan dimenangkan Aman.” KURSI Wakil Gubernur (Wagub) Riau periode 2013-2018 akan diduduki putera Riau asal Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota? Gelagat ke arah itu tampaknya makin jelas menyusul makin membesarnya dukungan untuk Arsjadjuliandi Rahman alias Rahman untuk menang. Dalam ajang Pilgub Riau, putera Riau asal Pangkalan yang bernama Andi Rahman itu membidik kursi wakil gubernur, mendampingi calon wakil gubernur, H. Annas Maamun. Dalam ajang Pilgub Riau 2013 putaran pertama pada 4 September lalu, oleh KPUD Riau pasangan yang akrab dengan julukan Aman itu ditetapkan sebagai perebut suara terbanyak, mengalahkan empat pasang kandidat lainnya. Karena tidak satupun pasangan yang memperoleh suara 30 persen ditambah satu untuk ditetapkan sebagai pemenang, maka digelindingkan Pilgub Riau putaran II yang dijadwalkan pada 27 November mendatang. Pada putaran II itu, selain pasangan Aman, pasangan lain yang juga berhak maju untuk bertarung adalah perebut suara terbanyak kedua, yaitu duet Herman Abdullah dan Agus Widayat. Andi merupakan putera asli Pangkalan yang banyak menghabiskan usianya di Provinsi Riau, dengan menerjunkan diri sebagai pengusaha sukses dengan mengelola sejumlah bidang usaha. Setelah merasa cukup mapan di dunia usaha, Andi kemudian menyatakan terjun ke dunia politik praktis. Saat ini Andi tercatat sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Provinsi Riau d bawah naungan Partai Golkar (Golongan Karya). Peluang Andi bersama pasangannya, Annas Maamun, memenangi ajang Pilgub Riau 2013 putaran II membesar menyusul datangnya berbagai dukungan, baik dari internal Partai Golkar yang mengusung pasangan itu maupun dari kalangan eksternal. Lihatlah, sebanyak 1.200 kader Golkar se-Kota Dumai

diminta untuk satukan tekad memenangkan pasangan Aman di Pilgub Riau putaran II. Ketua DPD II Golkar Dumai, Zul Ahad, mengatakan pihaknya kepada meminta kepada seluruh kader Golkar se-Kota Dumai untuk satukan barisan memenangkan pasangan Aman dalam putaran kedua pilgubri mendatang. “Saya minta kepada seluruh kader mulai dari tingkat Kecamatan hingga Kelurahan se Kota Dumai untuk dapat memenangkan Aman dalam pilgubri putaran kedua mendatang,” ujarnya. Zul Ahad optimistis bahwa Aman bakal menang di Kota Dumai, hal itu dilihat dari putaran pertama dimana Amanunggul 4 dari total 7 Kecamatan se-Kota Dumai. “Tentu kita optimis untuk menang, lihat saja pada putaran pertama Aman menang 4 kecamatan dari total 7 kecamatan se Kota Dumai, oleh karenanya putaran kedua ini kita akan upayakan ketujuh kecamatan dimenangkan Aman,” ungkapnya. Berdasarkan rekapitulasi putaran pertama, pasangan Aman memimpin perolehan suara dalam Pilgub Riau di Kota Dumai dengan 30.818 suara atau 31 persen suara. Pasangan nomor urut 2 itu unggul di lima kecamatan di Dumai yakni Medang Kampai 1.099 suara, Sungai Sembilan 5.202 suara, Dumai Barat 5.260 suara, Bukit Kapur 4.689 suara dan 4.989 suara di Kecamatan Dumai Kota. Dukungan juga datang dari Inhu (Indragiri Hulu). Ketua DPD II Partai Golkar Inhu, Yopi Arianto, bahkan berani menjanjikan 50 persen suara pemilih Inhu akan menjadi milik Aman. Pernyataan itu disampaikan Yopi Aprianto yang juga Bupati Inhu pada sesi tanya jawab acara Silaturrahmi, Strategi Pemenangan Pilgubri dan Pembekalan Caleg Partai Golkar seProvinsi Riau yang dipimpin oleh Sekjend Partai Golkar Idrus Marham di Bagansiapi-api. Saat itu, dengan lantang Yopi menyampaikan isi hatinya, “Dua bulan lalu saya tidak mendukung Pak Annas. Tapi hari ini saya tanya Pak Annas, berapa anggaran yang digelontorkan untuk tiap kabupaten di Riau dari APBD Provinsi? Rp200 miliar atau Rp300 miliar? Kalau iya, saya dari Inhu siap memenangkan Pak Annas dengan target suara 50 persen” ungkap Yopi berapi-api. Pertanyaan ini langsung dijawab oleh Annas Maamun yang juga didampingi oleh Andi Rahman. “Kita akan bagikan Rp200 miliar untuk tiap kabupaten. Dan ini memang sudah kita programkan dari awal jika kita terpilih nantinya,” jelas Annas Maamun. Jawaban Annas Maamun itu langsung disambut oleh Yopi, “Karena Pak Annas siap berkomitmen. Inhu juga siap memenangkan pasangan Annas

Maamun dan Andi Rahman. Andaikata Pak Annas terpilih jadi Gubernur Riau dan menggelontorkan dana Rp200 miliar untuk Inhu setiap tahunnya, sedangkan suara di Inhu tidak sampai 50 persen pada Pilgubri nanti, saya siap mengundurkan dari Bupati Inhu,” ungkap Yopi. Tak mau kalah, dukungan juga datang dari Pelalawan. Ketua DPD II Partai Golkar Pelalawan HM Harris menyatakan, Golkar Pelalawan adalah yang pertama kali mendukung Annas Maamun dan Andi Rahman. “Tentunya kita akan komit untuk memperjuangkan kemenangan pasangan Annas Maamun dan Andi Rahman. Pelalawan adalah yang pertama memberikan dukungan. Sekarang kami tinggal melakukan upaya-upaya pemenangan,” jelas Harris. Suara serupa juga datang dari Bangkinang, ibukota Kabupaten Kampar. Ketua DPD II Partai Golkar setempat, Ahmad Fikri, mengimbau seua kader Partai Golkar Kampar untuk memenangkan pasangan Aman. Imbauan ini disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Kampar Ahmad Fikri S.Ag kepada wartawan di Bangkinang, Senin (04/11/2013). “Sebagai kader Golkar harus memenangkan pasangan Annas Maamun,” ujar Fikri. Dikatakan, diantara kader Golkar yang maju pada Pilgubri 2013 sekarang hanya Annas Maamun dan Arsyajuliandi Rahman. Bahkan kata Fikri, Herman Abdullah selaku Ketua Kosgoro Riau yang merupakan pesaing pasangan Aman telah memberikan dukungan ke Annas Maamun pada Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) DPD Golkar Riau beberapa waktu lalu. “Pak Herman mendukung Annas pada Musdalub itu. Itu sudah jelas beri bukti. Kosgoro merupakan organisasi yang mendirikan dukung Pak Annas sampai mendududukkan Pak Annas jadi ketua Golkar,” ujar Fikri. Menurutnya, kader Golkar jangan terpengaruh oleh pernyataan bahwa pasangan lain adalah merupakan kader Golkar yang harus didukung. Keputusan Golkar menetapkan pasangan Aman bukanlah dilakukan sembarangan. Hal ini kata Fikri tentunya Golkar sudah melalui mekanisme dan proses untuk proses mencalonkan Annas jadi Cagubri. Dan hal itu terbukti pada Pilgubri putaran pertama lalu pasangan Aman keluar

sebagai pemenang. Di kalangan aksternal, DPW PKS (Partai Keadilan Sosial) Riau sudah membuka sinyal soal dukungannya kesalah satu pasangan CagubCawagub Riau 2013. Pertemuan DPW PKS Riau di Hotel Arya Duta, Pekanbaru dengan Andi Rachman pasangan (Aman), Minggu (22/9), sudah mulai membuahkan hasil. Melalui Wakil Ketua DPW PKS Riau, Hasyim Aliwa, yang juga dihadiri Ketua DPW PKS Riau, Nurdin SE AK mengemukakan pendapatnya didepan wartawan. “Kita diundang. Karena Bang Andi adalah teman lama waktu di DPRD Riau, kita memenuhi undangan beliau,” ujar Hasyim. Sepertinya ini isyarat melakukan pengumuman dari PKS soal isyarat dukungan mereka yang mulai menunjukkan titik terang, tetapi memang surat keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) tentang dukungan Partai Keadilan Sosial kepada pasanganAman sebagai calon gubernur dan Wakil gubernur pada pilgubri mendatang. Dia mengakui Andi Rachman adalah teman saat bertugas di DPRD, “masa teman tidak kita dukung, tentu lah kita dukung pasangan Aman,” ujar Hasyim. Hasyim juga mengakui kalau keputusan soal dukungan PKS belum final. Tetapi ini bukan wacana dalam menentukan calon, ujar Wakil Ketua DPW PKS Riau ini. Sementara, kader PDIP Tugiar Khusaini juga menyatakan aspirasinya dengan mendukung pasangan Aman, meskipun belum ada sikap resmi dari DPD/DPC PDIP Riau. “Saya sebagai kader manyampaikan aspirasi untuk mendukung “Aman” pada Pilkada Riau putaran kedua,” kata Tugiar, yang menilai pasangan Aman memiliki visi dan misi yang sama dengan PDIP. Slogan BBM (Berani Bela Masyarakat) oleh pasangan Aman sangat cocok secara ideologis dengan PDIP yang identik dengan membela kepentingan “wong cilik”. Selain itu Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Provinsi Riau T. Rusli Ahmad juga pernah menyatakan dukungan PDIP sepertinya condong ke pasangan Aman. Bahkan ketika rapat dengar pendapat bersama Badan Ketahanan Pangan, Rusli yang juga ketua Komisi B DPRD Provinsi Riau itu terang-terangan mengatakan kita butuh gubernur yang tegas seperti Annas Maamum. (e2/dari berbagai sumber)


Varia 22 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Bupati Sumbangkan Mikroskop Pribadi TARANTANG - Mikroskop milik pribadi Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo Dt. Sori Marajo diserahkan untuk dimanfaatkan siswa-siswa SMA Negeri 2 Harau, Kecamatan Harau, dimaksudkan agar para siswa memiliki daya saing dan kompetensi dalam menjalani pendidikannya. Sumbangan mikroskop ini diterima guru Fisika Mike Ritaliah, Selasa (12/11). Menurut Bupati, bantuan

mikrokoskop ia berikan agar bisa menunjang para siswa dalam kegiatan di laboratorium, terutama untuk mata pelajaran Biologi dan Fisika. “Orang yang cerdas adalah yang menguasai ilmu pengetahuan dengan logika matematika serta bahasa yang baik, ini dapat dilakukan dengan latihan menyelesaikan soal-soal secara rutin terus menerus,” kata Alis Marajo di depan para guru dan siswa.

Budparpora Gelar Workshop Manajemen HARAU-Guna hotel berbintang. Namun, membantu peningkatan tumbuhnya homestay dan manajemen dan penginapan ini membawa pengelolaan homestay berkah tersendiri di daerah ini, atau penginapan jenis khususnya untuk destinasi rumah dan restoran di pariwisata, Harau. Limapuluh Kota, Bidang Sebab, banyak tamu yang Pariwisata Limapuluh justru memilih menginap di Kota menggelar homestay sebab lebih familiar Workshop Manajemen dan memuat banyak anggota dan Pemasaran keluarga. Kini, tingkat Homestay yang akan okupansi atau muat kamar, digelar di D’Harau sampai ke angka 80 persen di Resto Lubuak Limpato, hari-hari biasa. Tarantang, Harau 26-28 “Memang, capaian November mendatang. pendapatan daerah sudah Gelaran pelatihan melewati target. Hingga akhir manajemen November ini kita sudah bisa pengelolaan homestay, hitung melewati 120 persen Ali Hasan penginapan dan dari jumlah target capaian restoran ini juga PAD. dilaksanakan dalam agenda memberikan Tampil sebagai narasumber yang pengetahuan dan keterampilan yang memberikan materi pemantapan serta berstandar nasional kepada pengelola pengetahuan terkait dengan homestay, fasilitas kepariwisataan ini. Sekitar 20 penginapan, dan restoran ini; Ifra Yunaldi orang pelaku usaha di bidang homestay, yang Direktur Akademi Pariwisata Bunda penginapan, dan restoran diikutsertakan. Padang serta Abdullah Rudolf Smith Sebagaimana diketahui, bahwa di yang konsultan pariwisata, Muslim Limapuluh Kota memang belum ada Belanda. (dsp)

Alis Marajo juga memberikan arahan bagaimana tata cara pemakaian dan pengembangan mikroskop tersebut kepada guru-guru dan siswa-siswi di SMA Negeri 2 Harau. Karena anak-anak yang berprestasi kebanyakan dari Kabupaten Limapuluh Kota, hal ini berarti bahwa anak-anak kabupaten pun sebenarnya anak-anak yang berprestasi gemilang dan harusnya bisa mengangkat nama kabupaten.

SMA Negeri 2 Harau merupakan sekolah unggul yang semestinya unggul di semua bidang pendidikan. Sekolah yang terletak di Ibukota kabupaten di Sarilamak, tepatnya di Tarantang, jalan menuju tempat rekreasi Lembah Harau, ini merupakan sekolah unggul pertama berstatus Akreditasi A, serta memiliki asrama sekolah yang tergolong lemgkap di Kabupaten Limapuluh Kota. (ogi)

Dana Aspirasi untuk Masyarakat SARIMALAK-Sekitar Rp 500 juta dana aspirasi yang diterima Zukron, anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, dari ABPD Pemkab Limapuluh Kota, telah disalurkan untuk membantu kehidupan masyarakat. Bantuan itu disebar di daerah Kecamatan Halaban, Kecamatan Luak serta Keca-matan Situjuah Limo Nagari yang menjadi daerah pilihan politisi PKS itu pada pemilu 2009 lalu. Bantuan yang disalurkan anggota komisi C DPRD Limapuluh Kota itu, diserahkan dalam ber-bagai bentuk, seperti bantuan untuk sejumlah kelompok tani, organisasi kepemudaan, masyarakat korban bencana, serta masyarakat yang kurang mampu. “Dari 35 orang anggota dewan kita, tak ada satupun seperti bapak Zukron ini yang mau bergaul dengan masya-rakat. Berkat bantuan yang disalurkan dari bapat Zukron ini, telah banyak memberikan manfaat kepada kami petani di daerah ini,” ujar Aswir, ketua Kelompok Tani

Sago Sejahtera ketika menerima bantuan 2 unit mesin hand traktor dari Zukron, mengomentari bantuan yang ia terima. Menurutnya, dengan dite-rimanya bantuan mesin hand tractor atau mesin pembajak sawah, sangat besar manfaatnya bagi anggota kelompok tersebut. “Selama ini, anggota kelompok Tani Sago Sejahtera yang berjumlah 22 orang, selalu menyewa mesin hand tractor. Bahkan, untuk menyewa itu, selalu mengeluarkan uang yang cukup besar. Dengan diterimanya bantuan, paling tidaknya telah meng-hemat pengeluaran petani,” tambah Aswir. Zukron menjelaskan, bantuan tersebut merupakan bantuan pemerintah untuk masyarakat. Dari pemerintah, dana disalurkan melalui anggota DPRD yang nantinya berhu-bungan langsung dengan masyarakat. Dari Rp 500 juta dana aspirasi dewan, penggunaannya juga dibatasi, yakni sebesar 40 persen untuk pembangunan fisik dan 60 persen untuk bantuan langsung. (ddg)


Varia 23 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

Sosialisasi-Diseminasi Simbada DPPKAD TANJUNG PATI-”Diperlukan keseriusan dan ketelitian dari pengurus barang daerah, dalam rangka pendaftaran, pencatatan dan pelaporan barang milik daerah. Uuntuk menyusun neraca daerah hanya dapat dilakukan apabila disetiap SKPD melaksanakan Penatausahaan Barang Milik Daerah secara baik dan benar. Bupati yang diwakili Kepala DPPKAD Limapuluh Kota Awaludin SE MM mengatakan hal itu saat membuka acara Sosialisasi dan Diseminasi Sistim Informasi Manajemen Barang Milik Daerah, Senin (11/11) di Hotel

Sago Bungsu. ”Penyusunan neraca yang akurat pada akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap hasil audit BPK atas laporan keuangan daerah untuk mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian),” lanjut Awaludin. Ketua panitia Titin Mulayani SE M.Si melaporkan, untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pengurus barang terhadap pengelolaan barang milik daerah, dipandang perlu untuk melaksanakan Sistim Informasi Manajemen Barang Milik Daerah (Simbada). Tujuannya,

Sarana SMAN Unggul Harau Ditambah

meningkatkan kompetensi aparatur dalam pengelolaan, meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pengurus barang milik daerah. Terciptanya pemahaman dan pengertian aparatur, meningkatkan tertib administrasi dan penyusunan laporan keuangan daerah yang akuntabel. Peserta Simbada berjumlah 175 orang, terdiri dari tiga angkatan. Yaitu, Angkatan 156 orang untuk badan, dinas, kantor, Inspetorat, RSUD, bagian dan kecamatan se-Kabupaten Limapuluh Kota. Angkatan II 62 orang untuk SMA, SMP, SKB dan SPP Padang

Mengatas, dan Angkatan III 57 orang untuk Puskesmas se-Kabupaten Limapuluh Kota, ditambah dengan Depo Farmasi dan masing-masing 2 orang UPT Diknas. Dijelaskan Titin, kegiatan tersebut dilaksanakan selama 12 hari, yaitu dari 11 sampai 14 November 2013 untuk Angkatan I, 2-5 Desember 2013 untuk Angkatan II, dan berakhir tanggal 9-12 Desember 2013 angkatan III. Sementara narasumbernya dari BPKP Propinsi Sumbar dengan materi Sosialisasi Simbada dan Diseminasi Simbada. (herpa)

Gambir, Bahan Tinta Pemilu

kompleks SMPN 1 Bunga HARAU-Pemkab melalui Setangkai, Kecamatan Dinas Pendidikan Kabupaten Payakumbuh, pada lahan Limapuluh Kota tahun depan yang masih tersedia. akan menambah sarana Pembangunan yang prasarana SMAN 2 Harau, di di-rencanakan itu meliputi Kecamatan Harau, agar ruang belajar dan asrama sekolah unggulan yang yang akan dibiayai dengan dirintis Diknas setempat dana APBD sebesar Rp2,6 lebih sempurna. miliar. Lahan yang masih Pembangunan yang akan tersedia di SMPN 1 itu, dilaksanakan tersebut mulai terlebih dahulu akan dari aula dan asrama siswa. ditinggikan menghindari Kepala Dinas Pendidikan genangan air. Kabupaten Limapuluh Kota, Menurut Desri, tak hanya Desri, menya-takan biaya pembangunan fisik yang tambahan sarana prasarana dilakukan tahun 2014 untuk melengkapi SMAN 2 tersebut, direnanakan juga terse-but tahun anggaran Desri membina sekolah gugus, 2014 mendatang dialokasikan untuk pembinaan siswa sebesar Rp3,5 miliar yang unggul utusan kecamatan, mereka berasal dari APBD Limapuluh Kota dan direncanakan untuk menekuni dua mata APBN. Selain membangun asrama dan pelajaran yakni, matematika dan IPA aula, bersamaan dengan itu juga khusus untuk kelas 5 dan kelas 6. Selama dibangun labor bahasa beserta isinya, ini dinilai anak didik masih lemah ruang kelas, labor komputer. terhadap kedua mata pe-lajaran Selain itu, Diknas juga akan tersebut. (zulkifli) membangun SMP Bording Scool pada

Serahkan Bantuan Kebakaran

ANDALEH-Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si menyerahkan bantuan kebakaran di Jorong Pincuran Gadang, Nagari Andaleh, Kecamatan Luak, Rabu (30/10). Bantuan yang bersifat tanggap darurat itu berupa sembako, alat memasak, tenda, kasur dan pakaian. “Musibah yang datang tidak bisa kita hindari, seperti kebakaran ini terjadi tibatiba. Sudah banyak terjadi kebakaran di Lima Puluh Kota diakibatkan kelalaian manusia dan arus pendek listrik. Bagi masyarakat yang akan meninggalkan rumah diharapkan untuk memeriksa kompor dan listrik, apakah memang

sudah betul-betul aman,” ingat Wabup Asyirwan di lokasi kejadian. Kebakaran ini menghanguskan sebuah rumah semi permanen 6x10 m, milik sepasang suami istri Jarinus (70) dan Linerti (68). “Tidak ada satu barang pun yang bisa di selamatkan, rumah tersebut ludes di makan si jago merah. Untung tidak ada korban jiwa,” jelas Dedi Wali Nagari Andaleh. Kebakaran terjadi pukul10.30 WIB, di mana waktu kejadian Jarinus dan istrinya meninggalkan rumah ke rumah anaknya yang tidak jauh dari lokasi kejadian. “Diduga api berasal dari tungku yang di pakai memasak air,” jelas Dedi.(herpa)

HARAU-Setelah sukses dipakai sebagai tinta penanda dalam pilkada Kota Payakumbuh 2012 lalu, getah gambir dari Kabupaten Limapuluh Kota bakal menjadi bahan dasar dalam pemilihan umum (Pemilu) Indonesia 2014 nanti. Hal itu dikatakan Asyirwan Yunus, Wakil bupati Limapuluh Kota ketika meninjau pengolahan kebun gambir di Jorong Harau, Nagari Harau, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. “Daerah kita, merupakan penghasil getah gambir terbesar di Indonesia. Getah gambir ini, dapat diolah dalam berbagai bentuk, salah satunya yakni cairan tinta. Dari hasil pengujian, cairan tinta dari getah gambir ini memiliki kwalitas yang sangat bagus. Sehingga, KPU pada pilkada Payakumbuh memanfaatkan tinta dari cairan getah gambir ini. Dan rencananya, pada pemilu 2014, tinta dari getah gambir ini bakal dipakai untuk tinta penanda,” ujar Asyirwan Yunus. Dengan dipakainya getah gambir Kabupaten Limapuluh Kota dalam pemilu, nantinya dapat berimbas terhadap masyarakat, terutama bagi petani gambir maupun bagi penadah getah gambir. “Apabila hal ini terwujud, dengan permintaan getah gambir yang cukup banyak dari tingkat pusat otomatis petani gambir kita bisa bangun dari keterpurukan ekonomi seperti yang dirasakan saat ini,” katanya. Pemkab telah berkali melakukan sosialisasi serta pertemuan dengan

kementrian pertanian, industri serta KPU untuk membahas pemakaian getah gambir untuk tinta pemilu 2014 nanti. “Pemda sangat mendukung pemakaian tinta pemilu berasal dari getah gambir kita. Sekarang kita terus menunggu keputusan dari pemerintah,” ujarnya. Dari 17ribu ton hasil gambir kita, sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan sekitar jutaan pemilih dalam pemilu nanti. “Dari 9 kecamatan produktif penghasil getah gambir, mampu memproduksi sekitar 17ribu ton gambir tiap tahun. Dengan hasil yang begitu banyak, yakin sudah mampu memenuhi permintaan dalam produksi tinta gambir untuk pemilu. Kita terus mendesak pemerintah propinsi serta KPU pusat untuk mewujudkan hal tersebut,”katanya. Terkait rendahnya harga getah gambir di tingkat petani, Asyirwan Yunus berupaya untuk menaikkan harga gambir ditingkat petani tersebut. Salah satu solusi yang bakal dilakukan pemkab, yaitu akan membangunan gudang gambir serta membeli hasil pertanian gambir dari masyarakat . Namun semua itu membutuhkan campur tangan pemerintah pusat dalam hal regulasi peraturan terhadap para assosiasi yang membeli gambir pada petani. Yakni adanya perjanjian harga gambir dari pengusaha hingga petani, sehingga petani tidak lagi merasa dirugikan seperti yang terjadi saat ini.(ddg)


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

24

Sosok

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 104/XII/November 2013

 Shinta Faula

Terlebih lagi, di tengah upaya menggapai kemandirian itu, Shinta bertekad akan tetap mampu menjaga diri dan memelihara sikap dan tindak-tanduknya sebagai seorang perempuan Minang di perantauan. “Alhamdulillah, sejauh ini saya masih mampu untuk itu,” katanya. TERAMAT sering kita mendengar anakanak yang broken home sebagai produk dari sebuah rumah tangga yang gagal. Lumrah terjadi, anak-anak yang berasal dari kalangan orangtua yang bercerai hidup terjerumus ke berbagai aneka perbuatan yang tidak baik. Seks bebas, satu misal. Atau menjadikan narkoba sebagai pelarian. Shinta Faula mungkin sebuah pengecualiaan. Perempuan kelahiran Padang Lawas, Mungka, 01 Desember 1995, ini juga melakuan “pelarian,” tapi “pelarian” dengan tidak memiliki muatan negatif. Pada 5 Desember 2012 lalu, Shinta – begitu ia akrab disapa— memutuskan berangkat sendiri ke Jakarta, ibukota negara. “Saya sudah berbulat tekad mengadu peruntungan di sana,” katanya. Bayangkan, dalam tingkat usia sebaya Shinta, hanya bekal tekad yang bulatlah yang memungkinan untuk mampu mengharungi “keganasan” ibukota sendirian. Tidak ada teman dalam perjalanan darat yang lumayan jauh itu, juga tidak ada sana-famili yang akan ditemui sebagai tempat menepat pertama. Tidak juga dibekali dengan uang saku yang memadai sebagai bekal bertarung nasib di kota metropolitan tersebut. Apa yang Shinta cari? “Saya berani sendirian ke Jakarta, untuk kemudian menjalani hari-hari di kota ini, karena saya ingin membuat Ibu tersenyum dan bangga punya saya,” katanya. Dengan kata lain, bayangan perempuan kolokan dan manja, yang segala sesuatunya sangat bergantung dengan orangtua, sangat Shinta inginkan terhapus dari kesan sang ibu terhadap dirinya. Juga dari anggapan banyak orang, mungkin. “Saya hendak membuktikan kepada Ibu bahkan kepada dunia bahwa saya bisa mandiri,:” tambahnya. Terlebih lagi, sambung Shinta, di tengah upaya menggapai kemandirian itu, ia bertekad akan tetap mampu menjaga diri dan memelihara sikap dan tindak-tanduknya sebagai seorang perempuan Minang di

perantauan. “Alhamdulilah, sejauh ini saya masih mampu untuk itu,” tambah anak pertama dari tiga bersaudara ini. Terlahir dari pasangan orangtua yang sudah bercerai, yaitu dari Bapak yang bernama Erizal dan sang Ibu yang bernama Itmi Warti, menurut Shinta, justru status tak bersama lagi yang disandang kedua orangtuanya menjadi motivasi tersendiri bagi Shinta untuk melakukan apa yang mungkin belum terbayangkan oleh gadis-gadis seusia dia. “Saya tentu tak mungkin bersikap seperti anak-anak yang kedua orangtuanya masih bersatu,” kata Shinta. Dengan kata lain, status bercerai yang disandang kedua orangtuanya, tidak membuat Shinta patah arang menghadapi keadaan. “Bapak dan Ibu yang bercerai hidup bukan berarti ‘kiamat’ bagi saya,” katanya. Terlebih lagi, sambung Shinta, kondisi itu ia pastikan tidak akan pernah menyeretnya untuk terjun ke aneka perbuatan yang bertentangan dengan akidah dan nilai-

nilai yang dengan taat dipatuhi oleh masyarakat. “Saya ingin tunjukan pada dunia bahwa Ibu saya berhasil mendidik saya, dan saya juga ingin membuktikan bahwa saya bisa untuk menjadi lebih baik,” kata Shinta lagi. Ada faktor lain yang menjadi pendorong yang cukup kuat bagi Shinta

untuk mewujudkan tekadnya, yaitu, “Karena saya percaya Allah SWT punya sesuatu untuk saya,” kata Shinta, yang punya obsesi mampu memberikan contoh yang baik terhadap adik-adiknya. Langkah Awal Belum cukup setahun menetap dan berkiprah di Jakarta, Shinta sudah berhasil menorehkan berbagai capaian yang menggembirakan. Kendati semua itu diakui Shinta sebagai langkah awal untuk mencapai aneka tujuan yang lebih besar lagi, setidaknya dari sejumlah capaian itu Shinta telah menunjukkan sesuatu yang lebih kepada banyak orang. Aneka capaian yang berhasil diraih oleh gadis yang pernah menuntut ilmu di SMA Negeri 3 Payakumbuh, kemudian SMA Negeri 2 Lintau Buo di Kabupaten Tanah Datar, dan terakhir di SMA Negeri I Limbanang, Kabupaten Limapuluh Kota, ini antara lain pernah tampil di stasiun televisi swasta nasional, tepatnya di Tans TV, pada acara bertajuk Warna, Selebrita, dan Rangking 1. Sementara di stasiun An-Teve, Shinta tampil pada acara yang bertajuk Diary Bunda, beberapa waktu lalu. Selain tampil di layar kaca, gadis yang memiliki moto hidup Tidak Ada Kata Mundur dalam Peperangan ini juga punya serangkaian pengalaman hidup lainnya, yang kesemua itu didedikasikan Shinta untuk mencapai citacitanya. Antara lain, Shinta pernah dipercaya menjadi backing vokal Esta Band, mengikuti berbagai ajang festival band, selain juga pernah tampil sebagai figuran dalam film yang dilakoni Coboy Junior. Tapi, jangan kira Shinta hanya menyukai alat musik modern saja seperti gitar, akuistik, dan lainnya. Gadis ini juga mengaku menyukai aneka alat musik tradisional dari akar budaya Minangkabau seperti talempong. Bahkan, untuk jenis alat musik talempong, Shinta

pernah mengukir prestasi tersendiri, saat beberapa waktu yang lalu ia mewakili SMA Negeri 3 Payakumbuh ke ajang tertentu. Tapi memang, seperti diakui Shinta, tidak lempang jalan yang ia lalui saat menggapai “mimpi-mimpi” di ibukota negara itu. Ia kemudian menceritakan sepenggal pengalaman yang cukup pahit di kota itu. Dikisahkan, pada suatu ketika, di saat tidak ada lagi jalan yang akan ditempuh di Jakarta, Shinta memutuskan hijrah ke Yogyakarta, dan menetap bersama orangtua angkatnya di kota Gudeg itu. Tapi, tambah Shinta, hanya sepekan ia menetap di sana. Manakala datang telepon dari manager Zebe Management yang memintanya balik lagi ke Jakarta dan bergabung bersama kelompok itu, terhitung sejak itu pulalah Shinta mulai menapakkan kaki dan langkahnya di dunia entertaint. Dari sana pulalah sejumlah tapakan Shinta ke dunia layar kaca terhitung dimulai. Di tengah upaya menggapai cita-cita dan keinginannya, Shinta menyimpan harapan berupa doa dan dukungan dari teman-temannya. “Harapan saya buat orang-orang kampung, mohon doanya buat saya. Doa yang tulus dan ikhlas, dan doa dengan pengharapan yang sungguhsungguh,” kaanya. Karena, sejatinya Shinya punya satu obsesi yang cukup besar. Yaitu, “Saya ingin mengharumkan nama kampung kami.” (ms/e2)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.