MEDIA PEMKAB LIMA PULUH KOTA Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
:: INFORMASI PELAYANAN APARATUR DAN PUBLIK ::
Terpikir Upaya Mengganti Komoditas
5
Lagi, Sejumlah Ruas Jalan 7 Bermasalah PNS Jangan Jadi 11 Agen Politik
ISSN 2303-2634
21 Pertarungan Pilgub 2 Putra Pangkalan Website : http://www.limapuluhkotakab.go.id
Email: tabloid.sinamar@gmail.com
Redaksi 2 REDAKSI TAJUK RENCANA
Meminimalisir Kontradiksi JAJARAN Disdik (Dinas Pendidikan) Kabupaten Limapuluh Kota punya sebuah target besar, yaitu paling telat pada tahun 2015 semua anak di Kabupaten Limapuluh Kota minimal tamatan lembaga pendidikan formal jenjang SMTA. Sekarang tengah giatgiatnya dipacu langkah dan upaya ke arah itu. “Ini salah satu langkah kita untuk mendukung Visi Kabupaten Limapuluh Kota di bidang pendidikan,” kata Kepala Disdik, Desri S.Pd.M.Pd., sambil menambahkan Muhamad S, S.Pd *) bahwa melalui berbagai langkah dan upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak menyekolahkan anakanaknya. “Kelak, semua anak di daerah ini mesti menjalani program Wajar (wajib belajar) 12 tahun,” tandasnya. Karena tantangan ke depan makin berat, menyusul makin menyusutnya potensi SDA (sumber daya alam) yang selama ini menjadi andalan, plus makin bertambahnya populasi penduduk, “Maka jawaban terhadap kondisi itu adalah menyiapkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas melalui lembaga pendidikan,” katanya. “Upaya-upaya ke arah sana sudah sejak jauh hari dilakukan pemerintah,” sebutnya. Kalau tantangan kehidupan ke depan makin berat, menyusul dengan makin susutnya potensi SDA yang ada, diikuti dengan kian bertambahnya populasi penduduk, ini realitas yang suka atau tidak suka memang harus kita terima. Semisal ketersediaan lahan, kalau sekarang setiap KK (kepala keluarga) minimal mampu menguasai 2 hektar lahan, mungkin ke depan akan berkurang menjadi 1 atau malah ¼ hektar saja per KK. Jawaban terhadap tantangan semacam itu antara lain melalui lembaga pendidikan, yang akan menghasilkan lulusan dengan berbagai macam keahlian. Di bidang pertanian, satu misal, kalau tantangan ke depan berupa keterbatasan penguasaan lahan, salah satu solusinya dengan usaha pertanian intensifikasi, yaitu bagaimana dengan jumlah lahan yang terbatas bisa tetap memberikan hasil yang maksimal. Konsep seperti ini diharapkan tentu akan bisa pula diterapkan pada bidang-bidang kehidupan lain, sehingga di tengah potensi yang terbatas tetap ada solusi yang mampu menjawab tantangan yang ada. Dengan demikian, kendati pun ke depan potensi SDA yang ada makin berkurang, tapi karena diimbangi dengan kemampuan SDM yang tinggi, potensi yang terbatas itu akan tetap bisa diakali sehingga kebutuhan tetap bisa dipenuhi. Yang kemudian menjadi kegamangan bagi sementara kalangan adalah, yaitu jangan-jangan karena tingkat pendidikan masyarakat yang makin tinggi, semakin banyak pula anggota masyarakat yang terkesan enggan menerjunkan diri ke jenis-jenis pekerjaan “kasar.” Menjadi, petani satu misal. Sebab, kita juga berkeyakinan, potensi pekerjaan di sektor formal ke depan juga akan ikut semakin mengecil. Kontradiksi seperti inilah yang semestinya sedari awal kita antisipasi di tengah tujuan besar meningkatkan derajat pendidikan masyarakat. Sebab, sudah menjadi rahasia umum di tengah masyarakat kita, yaitu begitu seseorang menamatkan jenjang pendidikan SMTA, mereka terkesan enggan bekerja di sektor non-formal, dan memiliki dorongan yang kuat untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Kalau itu yang terjadi, jangan-jangan sektor pertanian yang selama ini menjadi andalan perekonomian masyarakat kita semakin kehilangan tenaga kerja yang meminatinya, sementara di bagian lain daftar pengangguran bertambah panjang karena banyak masyarakat yang lebih memilih menganggur daripada tidak mendapatkan pekerjaan di sektor formal seperti yang sudah menjadi target mereka.*** *) Pemimpin Redaksi Sinamar/ Kabag Humas dan Protokoler Setkab Limapuluh Kota
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Dari Redaksi
Liputan dari Rantau
S
ELAIN berita lokal alias daerah dengan objek atau narasumbernya para pejabat daerah, tokoh masyarakat, dan lainnya; kami secara rutin dan kontiniu juga menurunkan laporan dari tanah rantau dari berbagai daerah di Tanah Air. Tentu saja materi yang kami sajikan terkait erat dengan daerah ini, yaitu Kabupaten Limapuluh Kota. Salah satu materi berita dari tanah rantau yang belakangan sering kami sajikan adalah ajang Pilgub (Pemilihan Gubernur) Riau 2013, dimaksudkan untuk memilih gubernur dan wakil gubernur Riau periode 2013-2018. Kalau ada pertanyaan kenapa materi itu sering disajikan, jawabannya antara lain karena secara geografis Kabupaten Limapuluh Kota berbatasan langsung dengan Provinsi Riau. Tapi alasan yang lebih mendasar lagi adalah tampilnya dua putera Kabupaten Limapuluh Kota di ajang yang cukup prestisius itu. Sebagaimana diketahui, putaran pertama Pilgub Riau sudah dilakukan pada Rabu (4/9) lalu, dan telah menghasilkan dua pasang kandidat pemenang. Kedua pasang kandidat inilah yang akan bertarung di putaran II, yang akan dilaksanakan pada 30 Oktober mendatang. Membetot perhatian kita sebagai warga Limapuluh Kota karena di antara empat nama yang maju di ajang Pilgub Riau putaran II itu adalah putera Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Mereka antara lain Herman Abdullah, yang maju sebagai calon gubernur. Ia berpasangan dengan Agus Widayat. Herman dilahirkan dari ibunya dari Air Tiris, Kabupaten Kampar, sementara ayahnya berasal dari Pangkalan, . Satu lagi putera Pangkalan yang dinya-
takan maju di ajang yang sangat bergengsi itu adalah Arsjadjuliandi Rachman alias Andi Rachman. Andi maju untuk membidik kursi Wakil Gubernur Riau periode 2013-2018, berpasangan dengan H. Annas Maamun untuk posisi calon gubernur. Andi merupakan putera Pangkalan asli, tapi lebih banyak menghabiskan hari-harinya untuk berkiprah di Riau. Untuk pemasokan bahan-bahan liputan dari rantau, khususnya untuk tanah rantau Provinsi Riau, Tabloid Sinamar memiliki Evi Endri alias Ombak dengan kapasitas sebagai kontributor. Mantan wartawan Harian Singgalang Padang itu sejak delapan tahun terakhir menetap dan berkarya di Riau, dan saat ini bergabung dengan portal pemberitaan lokal setempat, www.riauaksi.com. Sementara untuk halaman-halaman lain, sama dengan edisi-edisi sebelumnya, kami sebisa mungkin menyajikan aneka berita dan tulisan yang diharapkan mampu memotivasi. Jadi bukan sekadar pemberitaan yang dangkal, tapi bagaimana dari berita yang ditampilkan ada intisari atau ikhtibar yang bisa dipetik masyarakat pembaca, sehingga keberadaan media ini tidak hanya berupaya memenuhi satu aspek saja, tapi sebisa mungkin untuk sejumlah aspek sekalian. Misalnya, kalau ada berita kami tentang kelompok tani yang berhasil, maksud kami tidak sekadar diketahui oleh masyarakat lain tentang sebuah kelompok tani yang sukses di tempat-tempat tertentu di daerah ini. Lebih dari itu, bagaimana dari tulisan tersebut mampu memancing kelompok masyarakat lainnya untuk menggerakkan sejumlah orang guna membentuk untuk menjalankan kelompok tani sehingga mencatat sukses.(mad)
Etalase
Buru Babi
BURU babi di Limapuluh Kota
SALAH satu kegiatan anak nagari yang mampu memberi dampak ganda adalah buru babi. Di satu sisi, para penggemar buru babi bisa menjadikan kegiatan itu sebagai sarana berolahraga dan menyalurkan hobi, sementara di sisi lain masyarakat tani akan tertolong karena tujuan utama buru babi adalah memusnahkan babi, yang menjadi musuh utama tanaman. Hampir di setiap nagari di Kabupaten Limapuluh Kota memiliki anggota masyarakat yang gemar berburu babi, yang pada waktu-waktu yang telah disepakati mengadakan perburuan di tempat tertentu. Biasanya itu dilakukan
pada hari Minggu. Pada hari itu, semua pecandu buru babi mendatangi tempat tertentu, untuk kemudian secara bersama-sama melakukan perburuan besar-besaran. Para pecandu buru babi tergabung dalam sebuah organisasi bernama Porbbi (Persatuan Buru Babi). Tugas Porbbi antara lain mengkoordinir para pencandu buru babi, termasuk juga menentukan lokasi-lokasi yang akan dijadikan sasaran dari kegiatan tersebut.Namanya saja hobi, para pencandu buru babi memang tidak mempedulikan waktu dan uangnya yang terkuras untuk itu.(e2)
Sinamar
Penerbit : Bagian Humas dan Proto koler Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota PELINDUNG : Bupati Lima Puluh Kota I Wakil Bupati Lima Puluh Kota PENASEHAT: Sekda Kab. Lima Puluh Kota I Asisten Adm. Umum Setda Kab. Lima Puluh Kota PENANGGUNG JA WAB : Kabag Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota PEMIMPIN REDAKSI : Muhamad.S DEWAN RE DAKSI : Muhamad.S (Ketua), Rino Putra, Joni Indra, Ronny Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik M.Nur REDAKTUR PELAKSANA : Rino Putra REDAKTUR : Joni Indra, Hendri Gunawan, Ronny M.Nur STAF REDAKSI : Herpatarmidi, Eliza, Gusmaria, Fitri Jufita Rahman REPORTER : Tesy Febrina, Nurfitri Rahmadani, Sudriati FOTOGRAFER: Herpatarmidi, Yuridra Hasramogi, Erwin Suwanda SEKRETARIS : Iis Sugi arti DISTRIBUTOR: Zulfadli KONTRIBU TOR: Wali Nagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Lima Puluh Kota TATA LETAK/ARTISTIK: Joy ALAMAT RE DAKSI : Bagian Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota Kantor Bu pati Lima Puluh Kota, Jl. Raya Negara Payakumbuh - Pekanbaru KM 10 Sarila mak 26271 Web : www.limapuluhkota kab.go.id | Email : majalah.sinamar @ gmail.com PERCETAKAN : PT. Pekanbaru GRAFIKA (Isi diluar tanggungjawab percetakan). PERWAKILAN PEKAN BA RU : Rachpendi Sakti, Gonjong Limo Pekan Baru, Jl.Arifin Ahmad (Sebelah Universitas Terbuka) Pekan Baru. Media Pemkab Lima Puluh Kota
Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.00 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional nas kah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan. Dikirim via email : tabloid .sinamar@gmail.com.
Laporan Utama 3 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Berpotensi untuk Pembenihan Ikan
“Produksi kelompok kami saat ini sekitar 22 ribu ekor/ bulan. Bukan saja dinilai tim Kementerian Kelautan dan Perikanan, sebelumnya Tangguak Rapek sudah berhasil mengukir sejumlah prestasi tingkat daerah dan propinsi.”
I
NILAH potensi lain yang dimiliki Kabupaten Limapuluh Kota, dan bahkan potensi ini sudah lama Basmi Joli menjadi sumber andalan perekoJorong Pincuran Gadang, Nagari nomian masyarakat di beberapa Andaleh, Kecamatan Luak, Rabu (25/ nagari di daerah ini. Yaitu, menjadi 9). daerah sentra pembenihan bibit “Kabupaten Limapuluh Kota ikan. Hasilnya selain untuk sangat berpotensi untuk pengemmemenuhi kebutuhan lokal, juga bangan pembenihan ikan. Kegiatan untuk mengisi peluang pasar di pengembangan itu dilakukan di UPR sejumlah daerah tetangga. yang tersebar di berbagai kecamatan Bahkan, Wakil Bupati (Wabup) di daerah ini. Pada tahun lalu Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan produksi benih ikan secara Yunus M.Si. mengatakan bahwa keseluruhan sebanyak 137 juta ekor produksi benih ikan di Kabupaten dan tahun sekarang ditargetkan 140 Limapuluh Kota juta ekor,” papar tahun 2013 ditarWabup. getkan mencapai Khusus pembibitan 140 juta ekor. ikan gurami, lanjut “Angka ini lebih Wabup, sudah tinggi dari dilakukan di Kecamatan realisasi tahun Luak khususnya di 2012 yang tercatat Nagari Andaleh dan sebanyak 137 juta Mungo. Dalam tahun ekor,” ujar Wabup 2012 produksi benih Asyirwan. gurami tidak kurang Hal itu dari 14 juta ekor dan disampaikan tahun ini diperkirakan Wakil Bupati Lima naik sebesar 11,6 persen Puluh Kota dari tahun sebelumnya. Asyirwan Yunus “Pemkab Limapuluh dalam arahannya Kota sangat mendukung pada acara pengembangan usaha penilaian pembenihan ikan Serli Ivon kelompok dan tersebut. Hal itu dapat kelembagaan perikanan budidaya tingkat nasional dilihat dari visi Dinas Perikanan yaitu terwujudnya kabupaten ini tahun 2013 di Unit Pembenihan sebagai penghasil perikanan air Rakyat (UPR) Tangguak Rapek
tawar terbesar tahun 2015 di Sumatera Barat,” ujar Wabup Asyirwan. Sebelumnya Ketua tim penilaian kinerja kelompok dan kelembagaan perikanan budidaya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Ir. Serli Ivon dalam sambutannya mengatakan bahwa kelompok pembudidaya ikan Tangguak Rapek merupakan salah satu di antara nominasi 5 besar Penilaian Kinerja Kelompok dan Kelembagaan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) tingkat Nasional tahun 2013. “Prestasi yang diraih itu hendaknya jangan berhenti sampai di situ saja, melainkan menjadi motivasi dan pendorong untuk meningkatkan usaha di masa mendatang. Yang tidak kalah penting lagi adalah, Tangguak Rapek diharapkan bisa menjadi teladan bagi kelompok lain untuk bisa menjadi kelompok yang tangguh dan mandiri,” kata Serli. Dikatakan Serli, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan perlombaan ini tak hanya buat memilih kelompok terbaik. Lebih dari itu untuk membimbing kelompok dan kelembagaan perikanan budidaya untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program perikanan. Selain itu mengevaluasi kinerja kelompok dan kelembagaan perikanan budidaya, memberikan motivasi dan apresiasi terhadap kelompok. Sementara itu anggota Kelompok Tangguan Rapek Basmi Joli mengatakan bahwa kelompoknya
Asyirwan Yunus sudah ada sejak tahun 2006 dengan usaha pembibitan ikan, terutama jenis gurami. Kelompok yang beranggotakan 17 orang tersebut senantiasa memproduksi benih ikan sekitar 22 ribu ekor setiap bulannya dengan pemasaran di berbagai daerah di dalam dan luar Sumbar. “Produksi kelompok kami saat ini sekitar 22 ribu ekor/bulan. Bukan saja dinilai tim Kementerian Kelautan dan Perikanan, sebelumnya Tangguak Rapek sudah berhasil mengukir sejumlah prestasi tingkat daerah dan propinsi,” kata Basmi Joli, yang mengaku kegiatan tersebut mampu memberi nilai tambah ekonomi yang sangat berarti, terutama bagi para anggotanya. (gun
KELOMPOK Tangguak Rapek, Pincuran Gadang Nagari Andaleh Kecamatan Luak dinilai tim penilaian kelompok dan kelembagaan perikanan budidaya tingkat nasional 2013 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. (hendri gunawan)
4
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Laporan Utama
Usaha Pembibitan Ikan di Andaleh
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
KELOMPOKTangguak Rapek berpose dengan Wakil Bupati Asyirwan Yunus dan tim penilaian kelompok dan kelembagaan perikanan budidaya tingkat nasional 2013 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. (hendri gunawan
Sudah Ada Sejak dari Zaman Nenek Moyang “Kami mengharapkan adanya penambahan distribusi air irigasi dari Batang Tabik. Sebab, setiap musim kemarau kolam kami senantiasa kekurangan air bahkan ada yang sampai kering.”
A
PA pernah mendengar anekdot yang mengatakan bahwa orang Andaleh dikategorikan sebagai komunitas masyarakat di Kabupaten Limapuluh Kota yang sifatnya tergolong “sangat tega” alias sampai hati? “Bayangkan, di Andaleh itu orang sampai hati menjual anak,” begitu antara lain anekdot yang sempat terdengar. Asumsi pertama dari kalimat itu, kira-kira begini: boleh jadi karena desakan ekonomi dan sebab-sebab lain, maka orang Andaleh tega menjual anak. Ketika hak azasi manusia makin dihormati dan dijunjung tinggi oleh semua bangsabangsa di dunia, kenapa masih ada sekelompok masyarakat yang
Armen Sastra
terkesan seakan dibiarkan untuk “menjual anak”— sebuah tindakan yang dinilai jauh dari dasar-dasar kemanusiaan yang ada. Ternyata, usut punya usut, “menjual anak” dalam konteks masyarakat Nagari Andaleh bukan dalam pengertian sebenarnya, yaitu menjual anak biologis ke pihak lain, boleh jadi karena himpitan ekonomi. “Menjual anak” dalam konteks masyarakat setempat, maksudnya sebenarnya menjual anak-anak ikan yang dihasilkan melalui usaha pembibitan ikan, yang banyak dilakukan warga setempat sebagai sumber ekonomi. Maka, hampir di semua nagari di Kabupaten Limapuluh Kota, ditemui sejumlah warga Andaleh. Dengan mengendarai sepeda motor, terkadang dengan mobil pick up, mereka menjajakan dan menjual bibit ikan hasil usaha sendiri. Karena sudah terkenal sebagai penghasil bibit ikan, maka sebagian besar kolam ikan petani di daerah ini bibitnya didatangkan dari Andaleh. Bisa dimengerti, memang, bila menyoal asal-usul usaha pembenihan bibit ikan dan usaha perikanan darat secara umumnya di Kenagarian Andaleh, Kecamatan Luak, merupakan bentangan sejarah yang cukup panjang, kendati tidak diketahui secara persis sejak kapan dimulainya. Hal tersebut diakui sendiri oleh Wali Nagari Andaleh, Armen Sastra, dalam keterangannya kepada Tabloid Sinamar, belum lama ini. Dijelaskan Armen, usaha perikanan darat di Andaleh sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu. Sejak beberapa tahun belakangan usaha itu semakin berkembang dengan pesat, terutama pembenihan ikan gurami (kalai) dengan jumlah anggota masyarakat
yang mencimpungi juga cenderung bertambah banyak. “Mungkin karena prospeknya cerah, jadi banyak yang tertarik,” kata Armen. Belakangan, imbuh Armen, usaha ini cukup mendapat perhatian Pemkab Limapuluh Kota, terutama dari jajaran Dinas Perikanan, sehingga usaha yang dulunya masih sangat tradisional, sekarang sudah menerapkan teknologi. Bila sebelumnya makanan ikannya masih berupa kotoran ternak ditambah dedak dan daun talas, kini sudah memakai pakan atau kosentrat yang ramah lingkungan. Realitas yang ada sekarang, ikan merupakan sumber penghidupan mayoritas penduduk di kenagarian. Sekitar 70% dari 1.700 kepala keluarga (KK) di nagari ini bergerak pada usaha perikanan, sedangkan yang menekuni pembibitan sebanyak 100 KK. Sastra menyebut, grafik jumlah anggota masyarakat setempat yang menekuni usaha itu dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. “Pembenihan ikan merupakan usaha turun-temurun. Dari sejarah yang sejarah yang kami dengar dari nenek moyang kami, Nagari Andaleh dan Mungo adalah tempat asal ikan Gurami. Terkait dengan itu, kami berharap mendapatkan ketegasan dari pemerintah bahwa gurami berasal dari Nagari Andaleh dan Mungo,” ujar Armen. Dikatakan, selama ini usaha pembenihan ikan itu cukup menjanjikan keuntungan menggiurkan. Pasarnya sudah merambah ke berbagai daerah di dalam dan luar Sumatera Barat. Jumlah
produksi bibit berbagai jenis secara keseluruhan di Andaleh diperkirakan mencapai 50 ribu ekor setiap minggunya. Ikan tersebut diusahakan pada areal seluas puluhan hektar yang tersebar di lima jorong di Andaleh. Bicara kendala, sampai kini masyarakat senantiasa mengeluh kekurangan air. Sebab, volume air dari sumber air di Batang Tabik tidak lagi memadai buat mengairi seluruh kolam yang ada di nagari ini, terutama ketika musim kemarau. “Kami berharap adanya penambahan distribusi air irigasi dari Batang Tabik. Sebab, setiap musim kemarau kolam kami senantiasa kekurangan air bahkan ada yang sampai kering”, tutur Armen. Pada tempat terpisah, salah seorang anggota Kelompok Tangguak Rapek, Basmi Joli, juga mengharapkan adanya hak paten terhadap gurami yang berasal dari Andaleh dan Mungo. Sebab, sejarah yang mereka dengar dari nenek moyangnya, gurami itu berasal dari nagari mereka. “Kami berharap agar pemerintah mempatenkan kalai berasal dari nagari kami,” ucap Basmi. (gun)
Ir. Refilza
5
Agropolitan
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Petani: Kapan Derita Ini akan Berakhir? “Selama harga karet seperti kondisi sekarang ini, jangankan berencana untuk menata kehidupan yang lebih baik, bisa saja memenuhi kebutuhan hidup harian keluarga rasanya sudah sangat bersyukur.” SEJUMLAH petani di Kabupaten Limapuluh Kota masih dihadapkan dengan beban ekonomi yang ekstraberat. Terutama petani yang menggantungkan sumber ekonominya dari komoditas gambir dan karet, karena harga tak juga kunjung membaik, praktis nasib mereka juga belum tertolong. Gambir, satu misal, sejak sekitar tiga tahun belakangan harganya tidak pernah melewati angka Rp20.000/kg
di tingkat pedagang pengumpul. Bahkan sejak beberapa pekan belakangan harga gambir hanya kisaran antara Rp15.000 sampai Rp17.000/kg. Padahal kalau merujuk harga barang-barang di pasaran – terutama barang-barang kebutuhan pokok—idealnya harga gambir Rp35.000/kg. Akibat harga jual yang sangat rendah, hasil yang didapat petani dari ladang gambir juga tidak seberapa. Pengakuan sejumlah pekerja di ladang gambir menyebutkan, upah selama enam hari kerja dalam sepekan di ladang gambir hanya mendatangkan uang antara Rp250.000-Rp300.000. “Itu upah tertinggi, dengan jenis pekejaan fisik yang tergolong sangat berat dan menguras tenaga,” aku sejumlah pekerja di ladang gambir. Penghasilan sebanyak itu jelas tidak banyak memberi pengaruh untuk mendayung hidup satu keluarga dalam kondisi perekonomian seperti sekarang ini. Kondisi makin diperparah karena lumayan banyak
anak petani dan pekerja di ladang gambir yang menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah menengah, yang rata-rata berlokasi di ibukota kabupaten. “Mengolah gambir saat ini hanya karena keterpaksaan saja,” imbuh petani gambir yang lain. Petani sangat berharap agar pemerintah melakukan intervensi pasar agar harga gambir terkerek naik, setidaknya sampai pada titik yang dianggap layak. Khairil Amri, seorang tokoh masyarakat Kecamatan Pangkalan Koto Baru, mengatakan selagi pemerintah tidak turun tangan untuk menolong nasib petani gambir, ia cemas kondisi yang ada sekarangakan berkelanjutan. “Kasihan kita dengan nasib petani gambir,” katanya. Kalau selama ini gambir sering diposisikan sebagai tanaman yang mampu mengubah nasib pemiliknya, belakangan malah sudah berubah posisi menjadi sumber “malapetaka.” Kenapa tidak, kata Khairil, selagi petani mengolah ladang gambirnya untuk kondisi seperti sekarang ini, maka selama itu pula petani menanggung kerugian. Nasib yang tidak jauh berbeda juga dialami oleh petani karet. Kendati
sejak sepekan belakangan cuaca cukup mendukung untuk mengolah kebun karet, persoalan kemudian yang menghadang adalah harga yang belum juga menyentuh titik ideal. Informasi di sejumlah nagari sentra perkebunan karet yang diterima menyebutkan, harga karet alam hanya bergerak antara angka Rp6.000-Rp7.000/kg. Tingkat harga sebanyak itu belum dianggap layak karena sebagian besar kebun karet milik petani di daerah ini menghasilkan tingkat produksi yang rendah. Rata-rata petani hanya menghasilkan sadapan 10 kg hari, yang paralel dengan penghasilan Rp70.000/hari untuk 10 kg karet. Parahnya lagi, tanaman karet tidak bisa diproduksi setiap hari karena dihadapkan dengan kendala iklim. Para petani berharap harga karet kembali ke posisi beberapa waktu lalu, yaitu sempat booming dengan nilai jual mencapai Rp18.000/kg. “Tapi selama harga karet seperti kondisi sekarang ini, jangankan berencana untuk menata kehidupan yang lebih baik, bisa saja memenuhi kebutuhan hidup harian keluarga rasanya sudah sangat bersyukur,” beber sejumlah petani karet. (e2)
Terpikir Upaya Mengganti Komoditas TIGA tahun bukan rentang waktu yang pendek untuk memintal harapan kalau-kalau harga gambir kembali membaik, seperti yang pernah dinikmati para petani. Kalau realitasnya harga gambir tidak juga kunjung membaik, sementara beban kehidupan yang dipikul makin berat, apakah masih layak harapan untuk digantungkan? “Saatnya masyarakat realistis dalam berpikir dan bertindak,” kata Syamsir, pemuka masyarakat Nagari
Tanjung Balit, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Kalau sudah sekian lama terkurung dalam harapan tak berujung bersama tanaman gambir, menurut Syamsir, ada baiknya penduduk yang selama ini menggantungkan hidupnya ke komoditas tersebut mengalihkan pandangan ke komoditas lain. Syamsir lebih cenderung masa ketergantungan dengan tanaman gambir diganti dengan komoditas tani lainnya yang dianggap cocok
dan prospektif. Ia menunjuk tanaman kelapa sawit, yang ia nilai juga cocok dikembangkan di daerah ini. “Lihat di Riau sana, para petani sudah pada kaya berkat membudidayakan tanaman gambir, sementara kita di sini masih saja mengharapkan sesuatu yang sulit menjadi kenyataan,” katanya. Syamsir sendiri mengakui sudah banyak di antara masyarakat tani di daerahnya yang berkeinginan mengganti komoditas, karena tidak tahan lain deraan yang ditimbulkan oleh tanaman gambir., Tapi yang kemudian menjadi persoalan, langkah mengganti gambir dengan komoditas tani lain yang dinilai prospektif tidak bisa dengan mudah dilakukan petani. “Semuanya tentu memerlukan modal,” katanya. Modal? Justru inilah yang terasa
berat dipikul oleh petani. Setelah sekian lama tanaman andalan nyaris tidak memberi sesuatu yang berarti, dari mana modal berusaha tani dengan keomoditas tani lain didapatkan petani? “Jangankan modal untuk berusaha tani, menyusul sejak harga gambir jatuh sekitar tiga tahun yang lalu, mampu saja masyarakat bertahan itu rasany sudah bersyukur,” kata Syamsir. Fajri, pemuka masyarakat lain di nagari itu, lebih cenderung menyerahkan persoalan modal usaha tani ke kalangan dunia usaha dengan sistem yang saling menguntungkan. “Serahkan tanah ke pemilik modal, lalu disepakati sistem yang saling menguntungkan, dengan demikian langkah mengganti jenis komoditas akan bisa dilakukan,” katanya. Kalau berharap petani langsung yang memodalin usahanya, “Itu namanya mimpi di siang bolomg.” (e2)
6
Pendidikan
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Desri, Kadis Pendidikan:
“Kita Ingin Punya SMTA yang Bisa Dibanggakan” PENGANTAR REDAKSI – Desri S.Pd. M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan, merupakan pejabat publik di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota yang sering mendapat sorotan publik. Terutama menyusul mencuatnya dugaan melarikan anak gadis yang kasusnya berlanjut ke kepolisian, sang Kadis sering mendapat sorotan melalui pemberitaan media massa lokal. Tapi Desri tak bergeming. Di tengah serbuan masalah yang seakan tak pernah jera menderanya, ia tetap fokus pada bidang tugas yang menjadi beban tugas dan tanggung jawabnya, yaitu memajukan dunia pendidikan di Limapuluh Kota. Alhamdulillah, banyak kemajuan yang berhasil ditorehkan. Kendati demikian, kata Desri, “Sebenarnya masih banyak target lagi yang harus dicapai.” Tentang sejumlah persoalan di luar bidang tugas yang mengepungnya, Desri hanya berucap: “Biarlah perjalanan waktu yang akan menjawab semua itu,” katanya. Desri hanya bersyukur, aneka persoalan yang belakangan menghadangnya tidak sampai mengganggu konsentrasi dan komitmennya untuk membangun dan memajukan dunia pendidikan di daerah ini. “Semoga Allah SWT selalu
memberi saya kekuatan,” katanya. Apa obsesi Desri tentang dunia pendidikan di Limapuluh Kota, berikut wawancara dengan Tabloid “Sinamar” di ruang kerjanya di Tanjung Pati, Kecamatan Harau, belum lama ini. Petikannya: Apa yang menjadi target Anda dengan jabatan Kepala Dinas Pendidikan yang diemban? Target standar, tentu saja, sesuai dengan Visi dan Misi Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu terwujudnya masyarakat yang cinta pendidikan. Tapi, khusus dalam konteks masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota, ada satu faktor pendorong yang membuat motivasi kita makin terpacu untuk memajukan dunia pendidikan. Yaitu, tentang tingkat kecerdasan masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota yang ternyata cukup tinggi. Merujuk hasil sebuah penelitian, diketahui tingkat kecerdasan anak-anak di Kabupaten Limapuluh Kota lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak di sejumlah kabupaten/kota lain yang ada di Sumbar. Kompetitor terdekat kita anak-anak Kota Bukittinggi. Menurut hasil penelitian yang sama, kondisi itu antara lain dimungkinkan oleh faktor genetika, budaya dan pola makan. Apa arti itu semua bagi Anda? Berarti kita telah punya modal dasar yang cukup kuat untuk menjadikan Limapuluh Kota sebagai gudang anak-anak cerdas, dan tidak tertutup kemungkinan pula untuk menjadikan daerah ini sebagai gudang calon pemimpin. Persoalannya, tinggal lagi, bagaimana kita mampu menempuh langkah-langkah yang diperlukan agar kelebihan kecerdasan yang dimiliki anakanak daerah ini mendapat penyaluran yang benar. Secara makro, apa yang Anda persiapkan untuk itu? Selain tetap membenahi semua lembaga pendidikan formal yang
2015, Semua Anak Minimal Berpendidikan Tingkat SMTA “Pada beberapa titik keberadaan SMTA sifatnya sangat mendesak, karena jarak pemukiman penduduk yang sangat jauh, yang menyulitkan anak-anak setempat untuk menjangkau SMTA.” KEPALA Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota Desri S.Pd. M.Pd. mengatakan bahwa pihaknya mematok target, paling telat pada tahun 2015 semua anak di Kabupaten Limapuluh Kota minimal tamatan lembaga pendidikan formal jenjang SMTA. “Sekarang kita tengah memacu langkah dan upaya-upaya ke arah itu,” katanya. “Ini salah satu langkah kita untuk mendukung Visi Kabupaten Limapuluh Kota di bidang pendidikan,” kata Desri, sambil menambahkan bahwa melalui berbagai langkah dan upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya. “Kelak, semua anak di daerah ini mesti menjalani program Wajar (wajib belajar) 12 tahun,” tandasnya. Karena tantangan ke depan makin berat, menyusul makin menyusutnya potensi SDA (sumber daya alam) yang selama ini menjadi andalan, plus makin bertambahnya populasi penduduk, “Maka jawaban terhadap kondisi itu adalah menyiapkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas melalui lembaga pendidikan,” katanya. “Upaya-upaya ke arah sana sudah sejak jauh hari dilakukan pemerintah,” sebutnya. Desri optimistis target tersebut akan tercapai pada waktu yang telah digariskan. Salah satu faktor penunjangnya, menurut
mantan pejabat di lingkungan Pemkab Pesisir Selatan ini, tingkat kesadaran pendidikan masyarakat yang makin membaik. “Ini realitas yang menggembirakan,” kata Desri. “Banyak orangtua yang merasa ketinggalan atau malah ‘berdosa’ kalau tak mampu menyekolahkan anaknya sampai ke tingkat yang layak,” katanya. Realitas ini jelas berbeda dengan kondisi beberapa tahun yang lalu. Dikatakan Desri, saat itu banyak di antara orangtua yang tidak terlalu peduli dengan pendidikan anakanaknya. Bahkan tidak jarang di antara orangtua yang menganggap menyekolahkan anak hanya merugikan saja. Pertimbangannya, selain mengeluarkan biaya, menyekolahkan si anak berarti peluang untuk memanfaatkan tenaga anak untuk membantu bekerja akan hilang. Soal kendala keterbatasan kemampuan ekonomi sebagian orangtua untuk menyekolahkan anaknya, menurut Desri, bukan lagi penghalang yang perlu ditakutkan. Dijelaskan, sejak beberapa tahun belakangan tersedia sejumlah fasilitas beasiswa yang bisa dimanfaatkan oleh para murid. “Terutama bagi para murid yang memiliki kemampuan tinggi, peluang untuk mendapatkan beasiswa terbuka lebar,” katanya. Tapi diakui Desri, ada kendala lain yang terasa agak menjadi penghambat, yaitu belum tersedianya fasilitas pendidikan jenjang SMTA di 13 kecamatan yang ada di daerah ini. “Ini yang terus kita pacu,” tandasnya. “Kalau di semua kecamatan di Limpauluh Kota sudah tersedia lembaga pendidikan SMTA, target yang telah kita gariskan itu tentu akan bisa cepat pula dicapai,” tambahnya.
ada dengan berbagai jenjang dan tingkatannya itu, ada langkah khusus yang belakangan ini intens kita lakukan, yaitu menyiapkan sebuah SMA unggul. Kita memilih SMA Negeri 2 Kecamatan Harau untuk mengemban beban tugas tersebut, dan sejak beberapa tahun belakangan sudah mulai kita lakukan. Apa proyeksi Anda tentang sekolah unggul? Yang terpikir oleh kita, bagaimana suatu saat nanti Kabupaten Limapuluh Kota punya sebuah SMA unggul dan SMK unggul. Yaitu SMA dan SMK yang menjadi rebutan dan incaran banyak orang. Kalau Kota Payakumbuh punya SMAN 1 Payakumbuh sebagai sekolah unggulan, kita menginginkan lebih dari itu. Di manamana sekolah itu akan menjadi sebutan dan buah pembicaraan orang. Saya pikir, itu sesuatu yang sangat mungkin untuk kita lakukan. Tinggal lagi kemauan dan itikad baik kita untuk merealisasikannya. Kalau kalangan swasta saja mampu menciptakan sekolah unggul, yang lulusannya mampu menembus perguruan-perguruan tinggi terkemuka dan favorit di Tanah Air, kenapa kita tidak bisa? Ini saya pikir sebuah realitas yang tergolong naif. Dunia swasta mendirikan sekolah unggul dengan kekuatan dana yang dicari sendiri, sementara kita yang di pemerintahan sudah tersedia semuanya. Gedung belajar tersedia, fasilitas lain juga cukup, jumlah guru cukup mendukung, tapi kenapa dalam konteks persoalan seperti ini kita tertinggal dari swasta? Saya pikir penyebabnya karena kita tidak memiliki kemauan yang kuat untuk mewujudkannya. (Dunia pendidikan di Kabupaten Limapuluh Kota banyak mengalami lompatan kemajuan sejak dipimpin oleh Desri. Merujuk hasil UN (ujian nasional) 2013, rangking berbagai jenjang pendidikan di daerah ini mengalami kemajuan signifikan dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya. Untuk tingkat SMTP, misalnya, pada UN 2013, Kabupaten Limapuluh Kota
menempati rangking 14 dari 19 kabupaten/kota se-Sumbar, dan untuk SMA menduduki rangking 12. Sementara untuk tingkat SD, sama dengan posisi tahun 2012, yaitu bertahan di rangking dua. Nilai Limapuluh Kota hanya terpaut 0,66 % persen dari pemegang rangking pertama, Kota Bukittinggi. Untuk 2014 mendatang, Desri telah mematok target, yang merupakan perbaikan dari capaian tahun ajaran 2013. Untuk jenjang pendidikan SMTP, misalnya, Desri menargetkan daerah ini masuk keenam besar, dan tingkat SMTA masuk 9 besar. Sedangkan untuk jenjang SD, Desri menargetkan Limapuluh Kota menempati rangking pertama provinsi, untuk menggantikan posisi yang kini ditempati Kota Bukittinggi. Prestasi lain, jumlah lulusan SMTA Kabupaten Limapuluh Kota yang diterima di perguruan tinggi juga mengalami peningkatan, yang capaiannya di atas 100 persen. Kalau pada 2012 jumlah lulusan SMTA yang diterima di perguruan tinggi hanya 327, tapi pada 2013 lalu melonjak menjadi 797). Apa yang Anda lakukan untuk memperbaiki target di 2014? Kita mengerahkan segala kemampuan dan kekuatan yang ada untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar di semua sekolah dengan berbagai jenjang dan tingkatannya itu. Sejalan dengan itu, kita juga tetap berupaya meningkatkan kualitas kemampuan dan kesejahteraan para guru. Untuk guru yang sudah sertifikasi saja, misalnya, sejauh ini sudah tercatat sebanyak 2.700 dari sekitar 6.000 guru yang berstatus PNS (pegawai negeri sipil). Selain itu, kita juga sangat mengharapkan kerja sama dan dukungan dari pihak lain dari semua kalangan di masyarakat agar bagaimana tujuan kita memajukan dunia pendidikan bisa tercapai. Memang sangat diperlukan kekompakan dan kebersamaan, karena sejatinya umpan balik dari dunia pendidikan memerlukan proses yang cukup lama untuk bisa dilihat dan dirasakan dampaknya. (e2)
Pada tahun anggaran sedang berjalan, 2013, diakui Desri, tengah dipacu pembangunan fisik beberapa SMTA di daerah ini. “Tapi itu juga belum cukup,” katanya. Masih ada sejumlah kecamatan lain di daerah ini yang belum memiliki SMTA, dan parahnya lagi kecamatankecamatan dimaksud termasuk kategori yang sangat membutuhkan karena dihukum oleh kondisi geografis dan topografi wilayah. Desri menyebut contoh Kecamatan Mungka dan Luhak, termasuk satu SMTA lagi di Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Dijelaskan, pada beberapa titik keberadaan SMTA sifatnya sangat mendesak, karena jarak pemukiman penduduk yang sangat jauh, yang menyulitkan anak-anak setempat untuk menjangkau SMTA. “Saking jauhnya SMTA, si anak malah merasa pergi merantau kalau mau bersekolah,” jelasnya. “Bagi anak-anak yang kondisi ekonomi orangtuanya kurang mampu, kondisi seperti ini jelas menjadi kendala tersendiri untuk melanjutkan pendidikan,” kata Desri. Daripada mengeluarkan biaya untuk menyekolahkan anaknya yang jauh ke luar kampung, sebut Desri, tidak jarang di antara oangtua bersikap apatis dengan tidak menyekolahkan anaknya, untuk kemudian memanfatkan si anak untuk ikut mendukung ekonomi keluarga. Makanya, tambah Desri, sejak beberapa tahun belakangan pihaknya gigih memperjuangkan pembangunan gedung SMTA di sejumlah titik yang dinilai sangat membutuhkan, baik melalui dana APBD kabupaten dan provinsi maupun melalui APBN. “Alhamdulillah, perjuangan kita sudah mulai menampakkan hasil, kendati hasil yang dicapai belum seperti yang diinginkan,” katanya. Diterangkan, kalau kelak di semua kecamatan di Limapuluh Kota sudah berdiri SMTA, ditambah fasilitas beasiswa yang datang dari banyak pihak, maka tidak ada alasan lagi bagi anak-anak di Limapuluh Kota untuk minimal
menamatkan jenjang pendidikan formal tingkat SMTA. “Kasihan, kalau nanti masih ada juga anak yang hanya berbekal ijazah SMTP, apalagi SD,” katanya. “Tantangan di pasaran kerja makin ketat,” katanya. Saat ini saja, sebut Desri, para pemegang ijazah SMTA sudah hampir tidak diperhitungkan, apalagi beberapa tahun ke depan. “Kalau masih ada orangtua yang menganggap pendidikan anak-anak tidak perlu, kita berani memastikan bahwa orangtua seperti itu dari jenis mereka yang tidak peduli dengan nasib dan masa depan anaknya sendiri,” katanya. Fakta juga membuktikan, kata Desri, yang mampu bersaing di tengah masyarakat adalah mereka yang dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang cukup. Bagi mereka yang tidak memiliki bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai, katanya, tidak jarang kalah dalam persaingan, dan terpaksa menjalani kehidupan dengan kondisi perekonomian yang sangat berat. Sejalan dengan sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyaipkan SDM yang berkualitas, menurut Desri, pihaknya juga berharap partisipasi dunia usaha untuk ikut memajukan sektor yang satu ini. “Pendidikan sebenarnya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab semua kalangan,” katanya. Makanya Desri sangat berharap dunia usaha juga memberikan partisipasi nyata dlam soal ini, termasuk di antaranya dengan memberikan beasiswa bagi siswa dari kalangan keluarga kurang mampu. “Kita melihat selama ini partisipasi dunia usaha di daerah ini untuk ikut memajukan dunia pendidikan cukup tinggi,” kata Desri. Tapi menyusul makin beratnya tantangan di dunia yang satu ini, kata Desri lagi, intensitas perhatian dan kontribusi itu diharapkan bisa lebih ditingkatkan lagi. “Karena merupakan tanggung jawab bersama, ya, mari kita bersama-sama memajukan pendidikan,” ajaknya. (e2)
Pendidikan 7 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Alismen, Kepsek SMPN Mungka:
Butuh Tambahan 4 Ruang Belajar Baru
“Di tengah makin besarnya animo orangtua menyekolahkan anakanaknya yang diiringi semangat yang kuat dari anak-anak untuk menuntut ilmu, seyogianya hal demikian diikuti dengan ketersediaan sarana dan prasarana PBM yang layak.”
T
ERMASUK sekolah tertua di Kabupaten Limapuluh Kota karena mulai dioperasikan sejak 1978 lalu, di tengah berbagai capaian yang berhasil direbut SMP Negeri 1 Mungka di Kecamatan Mungka, saat ini sekolah tersebut dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang sangat mendesak dipenuhi. Antara lain, kekurangan jumlah lokal belajar. Menurut Alismen R. S.Pd., kepala sekolah di SMP tersebut, menyusul makin besarnya minat orangtua dan siswa menuntut ilmu di lembaga pendidikan tersebut, tapi kondisi demikian tidak diimbangi dengan ketersediaan ruang belajar yang cukup. “Saat ini sekolah kami sangat membutuhkan tambahan
ruang belajar minimal empat lagi,” katanya. Sebab, menurut pria kelahiran Mungka pada 27 Desember 1958 itu, saat ini lembaga pendidikan menengah tingkat pertama itu hanya ditunjang oleh 20 lokal belajar dari kebutuhan ideal 24 ruang belajar. Konsekuensinya, menurut Alismen, para siswa berdesak-desakan di lokallokal belajar yang ada. “Kita cemas, kondisi itu akan mengganggu konsentrasi para siswa dalam belajar,” katanya. Makanya, menurut suami Azizah yang telah memberinya tiga orang anak itu, selama tambahan lokal belajar baru belum terpenuhi, selama itu pula ia mencemaskan akan tercapai PBM (proses belajarmengajar) yang maksimal. Bukan hanya para siswa yang terganggu karena berdesak-desakan, Alismen juga mengkhawatirkan kondisi itu akan berpengaruh terhadap konsentrasi para guru. “Kita sangat mengharapkan perhatian pihak-pihak terkait terhadap realitas yang dihadapi sekolah kami,” kata Alismen, sambil menambahkan bahwa di tengah makin besarnya animo orangtua menyekolahkan anak-anaknya yang diiringi semangat yang kuat dari anak-anak untuk menuntut ilmu,
seyogianya hal demikian diikuti dengan ketersediaan sarana dan prasarana PBM yang layak. Terlepas dari persoalan kekurangan lokal belajar yang dialami sekolah yang ia pimpin, mantan guru biasa di sekolah yang sama itu merasa bangga dengan partisipasi semua elemen di sekolah itu, terutama dalam upaya menegakkan disiplin sekolah sebagai salah satu langkah yang ditempuh para pengelola SMPN 1 Mungka untuk membentuk karakter yang baik terhadap para anak didik. “Jujur saja, kita bangga dan merasa sangat terbantu oleh partisipasi semua elemen di tengah masyarakat Mungka untuk ikut menegakkan peraturan di sekolah ini,” kata putera asli Mungka itu. Wujud partisipasi itu, menurut Alismen, antara lain hampir tidak ada wali murid atau anggota masyarakat yang komplain kalau pihak sekolah menghukum siswa yang melanggar aturan yang ada. Apalagi, tambah Alismen, pihaknya menghukum siswa yang melanggar peraturan sekolah sangat terjauh dari tujuan balas dendam atau tujuan-tujuan berspektif sempit lainnya, melainkan semata untuk mendidik anak berdisiplin dan taat dengan peraturan yang ada. “Sebab, kami berpandangan, saat menuntut ilmu merupakan waktu yang tepat untuk mencetak pribadi yang berdisiplin tinggi dan taat dengan aturan,” katanya. Menapak dari Bawah Alismen mencapai posisi seperti sekarang, yaitu Kepala SMPN 1 Mungka, benar-benar dari bawah.
Sebeum dipercaya menjadi Kepala SMPN 1 Mungka yang telah dijalaninya sejak tahun 2011 sampai sekarang, Alismen hanya tercatat sebagai guru biasa di sekolah yang sama. Peran itu dilakoni Aismen sejak tahun 2005 sampai 2011. Tapi, sebelum mengabdi di sekolah yang berlokasi di kampung halamannya, Alismen pernah melanglangbuana mengajar ke sejumlah sekolah lainnya. Antara lain, pernah tercatat sebagai guru SMPN 3 di Kecamatan Payakumbuh, yang ia jalani sejak 1987 sampai dengan tahun 2005. Tapi sebelumnya, yaitu rentang waktu 1983-1986, Alismen tercatat sebagai guru SMPN Sikakap, Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Saya memang sejak kecil bercitacita menjadi guru,” kata Alismen. Ia melihat profesi itu sangat mulia karena mengajarkan sekian banyak orang tentang hal-hal yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Kalau dari profesi guru ia diganjar dengan imbalan finansial, menurut Alismen, hal itu bukan tujuan utama, melainkan hanya sasaran antara untuk mencapai tujuan yang sebenarnya: memberi pengajaran dan pendidikan kepada para anak didik. Makanya, begitu menyelesaikan jenjang pendidikan SMTP di SMPN 2 Mungka, Alismen melanjutkan sekolahnya ke PGAN Guguak, yang dilakoninya selama sekitar empat tahun. Usai dari sana, Alismen meneruskan ke IKIP Padang. Merasa ilmu kependidikannya belum cukup, Alismen kemudian menima ilmu di STKIP Abdi Pendidikan Bukittinggi, yang dijalaninya sejak 1992-1996. Ihwal sekolah yang kini dipimpin Alismen, SMPN 1 Mungka, diperoleh keterangan bahwa sekolah yang beralamat di jalan raya MungkaDangung-dangung itu sudah termasuk kategori SSN dengan akreditasi A. Didirikan tahun 1978, bangunan sekolah berdiri di atas tanah dengan status hak pakai dengan luas lahan 12.597 m2 dan luas bangunan yang mencapai 6,820,5 m3. Untuk tahun ajaran 2013 ini, sekolah itu memiliki 512 siswa yang terbagi ke dalam 24 rombel (rombongan belajar). Untuk kegiatan PBM (proses belajar-mengajar), ke-512 siswa itu diajar oleh 44 guru tetap yang berstatus PNS (pegawai negeri sipil), ditambah dengan tiga orang guru bantu alias guru tidak tetap. (arif)
8
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Infrastuktur
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Realisasi Fisik DAK Jalan Sudah Mencapai 70,74 % “Setiap tahunnya kita hanya mampu melakukan peningkatan jalan dengan persentase 3 persen saja sehingga masih panjang jalan yang membutuhkan pe-ning-katan, yang tidak bisa diakomodir.”
K
EPALA Bidang Bina Marga di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Limapuluh Kota, Afrizal, mengatakan pemanfaatan anggaran DAK (dana alokasi khusus) infra-struktur jalan hingga posisi pertengahan September realisasi fisiknya sudah mencapai 70,74 persen, dengan realisasi keuangan 48,47 persen dengan pelak-sananya PT Difana Ekd Konstruksi. “Sementara untuk pemeli-haraan periodik jalan meng-gunakan DAK dengan pelaksana PT Pebana Adi Sarana, realisasi fisiknya sudah 57,50 persen dan keuangan seki-tar 20 persen,” terang Afrizal, yang mengaku pihaknya optmistis menjelang akhir tahun anggaran ini sisa realisasi fisik dan keuangan akan bisa dikebut. “Kita berharap kondisi iklim cukup mendukung untuk itu,” katanya. Pada bagian lain Afrizal juga menjelaskan kemampuan daerah dalam menangani jalan-jalan yang ada. Dijelaskan, tahun ini Pemkab Limapuluh Kota hanya akan memperbaiki jalan rusak berat sebesar tiga persen dari total jalan yang rusak berat. Pasal-nya ABPD Limapuluh Kota untuk Prasarana Jalan hanya berjumlah Rp102 milyar termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) yang ha-nya mampu meningkatkan kon-disi jalan sekitar 10 km saja. “Setiap tahunnya kita hanya mampu melakukan peningkatan jalan dengan
persentase 3 persen saja sehingga masih panjang jalan yang membutuhkan peningkatan, yang tidak bisa diakomodir,” ungkapnya. Informasi yang diterima menyebutkan, dari 1.127 km total panjang jalan di Kabupaten Limapuluh Kota, seitar 25 persennya atau 326 km di antaranya dalam kondisi rusat berat. Dijelaskan Afrizal, besaran anggaran APBD yang dialokasikan untuk Dinas PU tahun 2013, sebesar Rp102 miliar dipe-runtukkan untuk 69 paket tender yang berada di masing-masing bidang. Untuk keseluruhan paket hingga juli lalu sudah 22,94 persen terealisasi. Terkail Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk infrastruktur jalan, sesuai data dari Dinas PU Kabupaten Limapuluh Kota, dialoka-sikan untuk 10 ruas jalan sepan-jang tujuh kilometer dengan total anggaran Rp10,250 milyar. Sebesar Rp 6,597 miliar dari DAK tersebut digunakan untuk pembangunan atau peningkatan jalan sepanjang tiga kilometer, dengan 4 ruas jalan. Sementara Rp3,320 miliar untuk pemeliharaan periodik yang menyentuh 6 ruas jalan dengan panjang total 4 kilometer. Artinya untuk meningkatkan jalan tanah hanya mampu menjangkau 3 kilometer saja. Ruas jalan yang men-dapat sentuhan DAK PU 2013 untuk peningkatan kualitas jalan adalah, Ruas jalan Simpang Kapuak Taeh Bukik dengan laston sepanjang 750 meter menggunakan anggaran Rp1,185 mi-liar ditambah dana pendam-ping sebe-sar Rp118,5 juta dengan total alokasi sebesar Rp1,303 milyar.
Afrizal
Selanjutnya ruas jalan Hulu AiaLandai dengan panjang 750 meter dengan lapisan aspal beton dialokasi anggaran sebesar Rp1,303 miliar. Jalan Taram Sitanang dengan panjang 750 meter menggunakan anggaran sebesar Rp1,303 milyar. Terakhir jalan Lingkar-IKK satu jalur dari samping Pasar Sarilamak menuju Kantor Bupati. Jalan ini menggunakan anggaran sedikit lebih tinggi. Sebab jalan sepanjang Edwar 600 meter itu, menggunakan lapisan rigid beton dengan alokasi sebesar Rp2,687 milyar. Sementara 6 ruas jalan yang mendapatkan jatah pemeli-hara-an periodik DAK 2013 sepanjang empat kilometer dengan total anggaran sebesar Rp3,320 milyar. Masingmasingnya adalah jalan Balai RupihTambun Ijuak sepanjang 500 meter dengan alokasi Rp456,50 juta. Kemudian ruas jalan KototangahGuntuang sepanjang 700 meter dengan alokasi Rp639,10 juta, ruas jalan Lubuakalai Kotolamo sepanjang 700 meter dengan alokasi Rp639,10 juta dan ruas jalan SimpangkubangSiamang bunyi sepanjang 700 meter dengan alokasi Rp639,10 juta. Selanjutnya ruas jalan Mung-kaPadanglaweh sepanjang 700 meter dengan alokasi anggaran sebesar Rp639,10 juta.Terakhir ruas jalan, Batas Kota Paya-kumbuh-SikabuKabu Tanjuang Haro Padang Panjang, sepan-jang 700 meter dengan alokasi anggaran sebesar Rp639,10 juta. Sebelumnya diperoleh informasi, sekitar 326 km dari 1.127 km panjang jalan Ka-bupaten Limapuluh Kota rusak pa-rah. Kondisi yang benarbenar baik, se-suai laporan terakir Desember 2012 la-lu hanya 387,25 km. Sementara lainya da-lam kondisi sedang dan rusak ringan. ”Kondisi sedang sepanjang 154,65 km dan rusak ringan 258,55 km. Ten-tu-nya jumlah itu akan berubah di-akhir 2013 nanti. sesuai dengan pem-ba-ngu-nan yang telah di-laksanakan,” sebut Ke-pala Dinas Pekerjaan Umum, Edwar. Dia menjelaskan, besaran ang-ga-ran APBD yang dialokasikan untuk Di-nas PU tahun 2013, sebesar Rp102 mi-liar dengan 69 paket tender yang be-ra-da di masing-masing bidang dengan 59 paket di antaranya sudah teken kon-trak. Edwar menyebutkan, dengan wak-tu yang tinggal sekitar empat bulan atau 100 hari kerja ke depan akan dise-lesaikan. Sebab hingga 31 Juli lalu su-dah Rp21,5 milyar dana berhasil ter-se-rap atau 22,94 persen progres rea-li-sasi. “Untuk infrastruktur jalan, se-per-ti-nya tidak
ada kendala hanya saja pekerjaan lima paket jembatan memang penyelesaianya akan sedikit terlambat. Namun kami yakin akan bisa selesai pada akhir Desember mendatang,” harapnya. Jalan nasional terdapat sepanjang 81 km yang membentang di wilayah kabupaten Limapuluh Kota, kondisinya sudah cukup baik dengan dilapisi as-pal beton keseluruhan. Sementara jalan Provinsi sepanjang 144,33 km, sepanjang 20 km masih dilapisi krekel. Jalan provinsi yang masih dilapisi Kre-kel terdapat di Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX dan Jorong Buluah Kasok, Nagari Sarilamak. Sementara jalan strategis Provinsi sepanjang 66 km. Kondisi jalan strategis provinsi ini, sepanjang 32 kilometer sudah dilapisi aspal, 13 kilometer masih dilapisi kerikil dan 21 kilometer masih berupa jalan tanah. Selain itu, masih terdapat cukup pan-jang jalan lingkung atau jalan na-gari yang tersebar di 79 nagari. Namun ke-tika ditanya soal berapa panjang jalan lingkung nagari di Kabupaten Limapuluh Kota yang mengalami ke-ru-sa-kan hingga akhir Agustus lalu PU belum bisa memberikan keterangan. Sebab menurutnya data tersebut masih dikumpulkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). “Kami belum tahu jumlah panjang jalan lingkung yang mengalami kerusakan hingga saat ini. Sebab Bappeda sedang melakukan pendataanya,” terang Kadis PU. Ka-rena masih dalam pendataan ulang .Kepala Bappeda kabupaten Limapuluh Kota, Noviyan Burano juga belum bisa memberikan data berapa panjang jalan lingkung yang berada di 79 nagari di Limapuluh Kota. Sejumlah wali nagari juga mengeluhkan kondisi jalan di daerah mereka masing-masing. Seperti di Jorong Sungai Ipua, Nagari Sitanang, Jorong Mangunai dan Padangmangunai, Nagari Ampalu dan Halaban, Kecamatan Lareh Sago Ha-laban. Begitu juga di Nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padangpanjang, Mu-ngo, Sungaikamuyang dan An-daleh. “Masih banyak jalan yang sudah mengalami kerusakan, bahkan ada yang belum tersentuh sama sekali se-per-ti jalan di ruas Jorong Sikabu-kabu me-nuju Manangkodok, Nagari Su-ngai-kamuyang. Selain itu juga sudah ba-nyak yang telah rusak,” ucap Wali Na-gari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Pa-dang Panjang, Guntur. (arf/e2)
9
Sinamar
Sport
Porkab 2013 Ditutup
Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Harau Sabet Gelar Juara Umum
“Sistem pembinaan olahraga prestasi dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan, yang dimaksudkan sebagai sarana untuk mengevaluasi dari hasil pembinaan olahraga di kecamatan.”
DENGAN mengantongi 10 emas, 10 perak, dan 10 perunggu, kontingen Kecamatan Harau berhasil menduduki rangking I, sekaligus sebagai juara umum pada ajang Porkab (Pekan Olahraga Kabupaten) Limapuluh Kota 2013 yang secara resmi ditutup oleh Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo di Kantor Dinas Budparpora Limapuluh Kota, Sabtu (14/9) malam.
PENYERAHAN tropi kepada juara umum
“Dapat dilihat dari wajah-wajah atlet sekarang ini yang bergembira mendapat prestasi dalam sejumlah cabang olahraga, dan wajah sedih bagi yang belum berhasil meraih prestasi pada Porkab tahun ini,” ucap Alis Marajo dalam sambutannya. “Tapi janganlah bersedih dan berputus asa. Teruslah melatih dan mengasah diri untuk menyambut iven-iven lainnya,” pesan sang Bupati. Porkab yang baru pertama kali diadakan itu, sebelumnya dalam bentuk Pekan Olah Raga Anak Nagari dan O2SN yang diselaraskan dengan Haornas XXX; menurut Bupati, merupakan bagian dari sistem pembinaan olahraga prestasi yang dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan, juga merupakan tindak lanjut dari hasil pembinaan antarkecamatan. “Bagi atlet yang berprestasi berpeluang dan berkesempatan akan mewakili daerahnya di tingkat Kabupaten Limapuluh Kota dan tingkat Provinsi Sumatera Barat, “ lanjut Alis Marajo. Maka, tambah Alis
Luak Juara Voli, Hasil Pembinaan Prestasi SEPERTI perkiraan banyak insan olahraga di Limapuluh Kota, sejak mula, Kecamatan Luak menempati posisi teratas di cabang bola voli nomor putra. Usai mengalahkan tim bola voli Kecamatan Bukik Barisan 3 set langsung di Lapangan Mungo Voli Club, Jumat (13/ 9) di final cabang bola voli putra Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) 2013. Final yang disaksikan ratusan pasang mata ini, membuat semangat Luak kian menggebu. Skor 25-17, 25-18, 25-23, mengantarkan Luak menjadi Juara I. Di pertandingan final kedua sebelumnya, final segitiga ini Luak berhadapan dengan Kecamatan Situjuah Limo
Nagari. Luak juga memetik kemenangan 3-0 (25-19, 25-27, 34-32). Di final antara Kecamatan Bukik Barisan versus Situjuah Limo Nagari, dimenangkan Bukik Barisan dengan skor akhir 3-0 (25-16, 25-18, 25-23). Kecamatan Bukik Barisan pun tampil sebagai Juara II. Situjuah Limo Nagari harus puas di posisi ketiga. Irwan, selaku penanggung jawab cabang ini mengatakan esok harinya final putri akan juga digelar. Kemenangan Luak di nomor putra, merupakan akumulasi pembinaan prestasi olahraga, khususnya cabang bola voli di kecamatan ini.(dsp)
Marajo, tidak ada kata berhenti untuk berlatih dan mengasah diri, karena sejatinya prestasi adalah milik mereka yang senantiasa punya optimisme yang tinggi dalam hidupnya. Sementara Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Darman Sahladi dalam arahannya menyampaikan, pembinaan olahraga seyogianya dimulai dari bawah. Dikatakan, dengan menggali potensi yang ada dari nagari diharapkan akan melahirkan atlet berprestasi pada tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari sistem pembinaan olahraga secara nasional. “Sistem pembinaan olahraga prestasi dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan, yang dimaksudkan sebagai sarana untuk mengevaluasi dari hasil pembinaan olahraga di kecamatan,” tambah politisi Partai Demokrat itu, yang pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang menjadi caleg (calon angota legislatif) untuk DPRD
Provinsi Sumatera Barat periode 2014-2019. Sebelumnya, Ketua Panitia Penyelenggara Porkab Limapuluh Kota 013 Don Andonis melaporkan, dari tujuh cabang olahraga yang diperlombakan pada Porkab Limapuluh Kota 2013, gelar juara umum diraih kontingen Kecamatan Harau dengan merebut 10 medali emas, 10 perak dan 10 perunggu, diikuti peringkat II Kecamatan Mungka dengan 6 emas, 9 perak dan 3 perunggu. Selanjutnya, peringkat III ditempati kontingen Situjuah Limo Nagari dengan 5 emas, 1 perak dan 1 perunggu. Di samping itu juga diadakan cabang olahraga tradisional antarSKPD (satuan kerja perangkat daerah) seperti pacu baluik, pacu goni, dagongan dan tarik tambang. Dan juara umum I untuk jenis lomba yang satu ini diraih oleh BLHKP 2 emas dan 1 perak, juara II Dinas Kesehatan dengan 2 emas dan 1 perunggu, dan juara III Dinas Kehutanan dengan 1 emas, 2 perak dan 1 perunggu. (her)
Tabel Prestasi Porkab 2013 Peringkat
Kecamatan
Emas
Perak
I
Harau
10
10
10
II
Mungka
6
9
3
1
1
III
Situjuah Limo Nagari
5
Perunggu
Tabel Prestasi Olahraga Tradisional antar-SKPD Peringkat
Kecamatan
I
BLHKP
2
2
-
II
Dinas Kesehatan
2
-
1
III
Dinas Kehutanan
Emas
1
Perak
2
Perunggu
1
10 REDAKSI
Pertambangan dan Pemilu
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Supaya Aman, Baiknya Diurus Izin Usaha Galian Golongan C “Kita membuka peluang usaha de-ngan mengeluarkan IUP (izin usaha pertambangan) bagi masyarakat atau kelompok yang berminat untuk mela-kukan usaha tambang, tapi harus mempunyai izin terlebih dahulu.”
A
PAKAH Anda ingin aman dalam mengelola usaha bahan galian golongan C, dan tidak main kucing-kucingan dengan aparat? Ada baiknya urus saja izin usaha tersebut. Selain menjamin keamanan dan kenyamanan dalam berusaha, prosedur pengurusan perizinan usaha dimaksud tidak sesulit seperti dulu lagi. Informasi yang diterima menyebutkan, saat ini untuk mengurus izin usaha tambang bahan galian golongan C sudah dipermudah, menyusul dengan keluar-nya dispensasi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1198/30/d/B/2013 yang ditandatangani Dirjen Mineral dan Batubara, Tham-rin Sihite melalui
PEMILU
merusak lingkungan suratnya ke Bupati hidup. Khalid sendiri Limapuluh Kota mengakui bahwa tentang pemberian sepanjang yang ia dispensasi menerketahui, masih ada bitkan IUP tambang ratusan usaha mineral bukan logam tambang bahan galian di wila-yah Limapuluh golongan C di Kota. Limapuluh Kota yang “Kita membuka belum memiliki izin peluang usaha usaha. de-ngan mengeTerhadap usaha luarkan IUP (izin yang belum punya izin usaha pertambangan) itu, secara bertahap bagi masyarakat atau akan ditertibkan. “Kita kelompok yang sudah berupaya berminat untuk berbuat untuk mela-kukan usaha menertibkan tambang tambang, tapi harus liar, salah satunya mempunyai izin yang dilakukan seperti terlebih dahulu. di kawasan Pangkalan Sehingga untuk Koto Baru. Dinas memproduksi bahan Kehutanan dan tambang terukur dan khalid Pertambangan terhindar dari pencebekerjasama dengan maran lingkungan PT.Sta-tika Multi Sarana, PT.Koral yang selama ini cendrung terjadi, “ kata Kampar dan Kepolisian setem-pat. Dua Kepala Dinas Kehutanan dan perusahaan itu tidak akan membeli hasil Pertambangan Limapuluh Kota, Khalid. galian C yang berasal dari tambang Khalid mengemukakan hal itu ilegal,” katanya. menyusul makin maraknya kegiatan Salah satu usaha tambang bahan bahan galian golongan C ilegal di daerah galian golongan C ilegal marak terjadi di ini. Sebagian dari usaha tambang sepanjang aliran Batang Sinamar, dimaksud dicemaskan berpotensi
perbukitan dan di sejumlah sungai. “Instansi terkait perlu mengupayakan dengan serius begaimana trik-triknya agar pengusaha atau pemilik tam-bang galian golongan C ilegal mau mengurus izin usahanya karena berpotensi sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) Limapuluh Kota, “ungkap seorang pengamat lingkungan, Edlen Syarkawi kepada Sinamar. Diharapkan, menurut Edlen, Pemkab Limapuluh Kota melalui Dinas Kehutanan dan Pertambangan mendata tam-bang-tambang bahan galian golongan C yang belum juga memiliki izin usaha. Mereka itu sebelum dikenakan sanksi dilakukan pendekatan melalui sosialisasi dan penyuluhan terpadu, supaya mereka me-nya-dari dan mengetahui tam-bang yang digelutinya terka-dang sebagai pemicu terja-dinya kerusakan lingkungan. Informasi yang diperoleh menyebutkan, diperkirakan banyak usaha tambang yang sudah ma-pan. Pasalnya, di sejumlah lokasi tambang banyak truk yang antri menunggu hasil galian pasir dan batu dimuat ke dalam truk dengan ber-bagai tujuan. Nagari yang memiliki tambang liar dan sudah beroperasi bertahun-tahun, di antaranya di Kecamatan Payakumbuh, Harau, Lareh Sago Halaban, dan Pangkalan Koto Baru.***
Dilantik, 37 PPL Pada 3 Kecamatan
KETUA Panwaslu Lima Puluh Kota Ir Rita Murni saat memberikan arahan di Pelantikan PPL se Kecamatan Suliki Gunuang Omeh.
TUGAS selaku Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) di tingkat nagari tidaklah mudah. Pengawasan terhadap semua bentuk pelanggaran Pemilu, mulai dari tahapan penyusunan daftar pemilih tetap yang masih bermasalah, pengawasan kampanye atau sosialisasi, hingga kepada pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu. Bertempat di Gedung UDKP Suliki, Kamis (26/9) sebanyak 37 PPL dari tiga kecamatan; Suliki, Gunuang Omeh, dan Bukik Barisan (SGB) dilantik dan diambil sumpahnya. Sembilan orang Panwascam dari tiga kecamatan itu mengambil
sumpah dan melantik serta menandatangani berita acara pelantikan. “Hari ini, kita melantik 37 orang tenaga PPL di tingkat Nagari yang bertugas mengawasi dan melaksanakan tugas pengawasan Pemilu DPR, DPD, dan DPRD. Alhamdulillah berjalan lancar, kita lanjutkan dengan Bimbingan Teknis Pengawasan, yang langsung disampaikan oleh Ketua Panwaslu Kabupaten Limapuluh Kota, Ir Rita Murni,” ujar Ketua Panwascam Suliki, Umir Jamal, bersama Ketua Panwascam Bukik Barisan dan Gunuang Omeh, selesai pelantikan. Di pelantikan tersebut, hadir
Sekcam Suliki Datuak Langik, Danramil Suliki Kapten Suyatno, Kacabjari Suliki Himawan, Ketua Panwaslu Limapuluh Kota Rita Murni, serta PPK, dan PPS dari tiga kecamatan. Pelantikan berlangsung khidmat dan diikuti oleh seluruh PPL yang dilantik dengan serius. Sekcam Suliki, Datuak Langik yang mewakili Camat Suliki, mengatakan bahwa demokrasi harus berdampak baik bagi masyarakat. Khususnya di Suliki, dengan resminya bertugas PPL di 6 Nagari, diharapkan mampu memberikan kelancaran proses demokrasi ini. Diharapkan setiap persoalan, terkait dengan Pemilu Legislatif, bisa diselesaikan dengan baik, jika perlu di tingkat kecamatan saja. Ketua Panwaslu Limapuluh Kota, Ir Rita Murni mengabarkan di sambutannya, bahwa akan ada tambahan tenaga bantuan per TPS. Diharapkan bahwa Pemilu semakin baik. Sebagaimana diketahui, biaya Pemilu 2014 ini triliunan. Sebab, kata Rita Murni, pemerintah menghormati hak demokrasi masyarakat, menghormati warga negara. “Semua yang punya hak pilih, berhak memilih. Makanya, tugas pertama dari PPL adalah mengawasi daftar pemilih tetap. PPL cepat dibentuk, agar akurasi pemilih terpelihara. Untuk DPT yang sudah diumumkan lalu, masih ada waktu hingga 13 Oktober untuk finalisasinya kembali. Sebagai warga negara, ujar Rita Murni, kewajiban kita memilih yang terbaik. Setelah proses Pemilu yang ketat dan kian rapi ini, diharapkan tidak ada lagi caci-maki terhadap caleg terpilih lagi. Masing-masing pemilih nantinya memilih 4 calon. Satu memilih calon
anggota DPR RI, satu anggota DPD RI, satu anggota DPRD Provinsi dan satu anggota DPRD Kabupaten. Makanya, untuk tahu dan mengenal caleg pilihan, kita ikutilah setiap ada kampanye umum yang akan digelar H-21 dari masa tenang, jelang Pemilu, 9 April 2014 nantinya. TNI sendiri bersikap netral. Siap mengawal proses Pemilu dengan baik. TNI akan menjadi pendukung dan memberikan bantuan sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Ungkapan Danramil Suliki, Kapten Suyatno itu bergema tegas di ruang pertemuan UDKP Suliki itu. “TNI, Polri, Kejaksaan, sangat berharap kerjasama seluruh penyelenggara dan peserta Pemilu. Jangan ada persinggungan, kita ini satu Indonesia, kalau kita berpikiran positif, rugi sebagai warga negara. Pemilu harus berjalan dengan baik, biaya sudah banyak dikeluarkan negara ini,” ujar Kapten Suyatno. Kacabjari Suliki, Himawan mengatakan Panwaslu sudah maju dengan sistem kerja dan tatanan pengawasan yang ada. Sementara, dalam Penegak Hukum Terpadu (Gakkumdu) Pemilu, sesuai pula UU Nomor 16/2004, Kejaksaan bisa memberikan pendampingan hukum. PPL bisa didampingi jaksa, dalam bentuk pendampingan hukum. Memberikan pertimbangan hukum, atas permintaan kepentingan negara. Setelah dilantik dan diambil sumpahnya, para petugas PPL kemudian diberikan pembekalan materi seputar pengawasan Pemilu dan Aturan Perundang-Undangan yang terkait oleh Ketua Panwaslu Kabupaten Limapuluh Kota Ir Rita Murni bersama staf Sekretariat Bidang Pengawasan. ( Dsp)
Aparatur 11 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Bupati: PNS Jangan Jadi Agen Politik “Kita tidak ingin pesta demokrasi mendatang di daerah ini diwarnai konflik. Kita harus waspada terhadap setiap kegiatan yang dapat memicu munculnya ancaman gangguan keamanan yang dapat menimbulkan konflik.”
B
UPATI Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo mengingatkan bahwa sekarang camat bukan lagi hanya sekadar perangkat daerah, namun juga bertugas melaksanakan fungsi pembinaan terhadap pemerintahan nagari dan fungsi pemberdayaan terhadap potensi masyarakat. Ketika serah terima jabatan (sertijab) Camat Payakumbuh dari Drs. Rahmat Hidayat, M.Si kepada Fiddria Fala, AP, M.Si., Kamis (12/9), Bupati Alis Marajo menambahkan bahwa camat yang tadinya hanya sebagai perangkat daerah dan tidak mempunyai wilayah pemerintahan, sekarang ditegaskan dalam PP nomor 19 tahun 2008 tentang kecamatan bahwa camat antara lain bertugas untuk melaksanakan tugas umum pemerintahan. Termasuk juga melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Selain itu,
peraturan perundang-undangan ini juga mengamanatkan tugas camat dalam mengkoordinasikan ketenteraman dan ketertiban umum, mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, serta mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. “Sekarang merupakan tahun politik. Perhelatan demokrasi yang bakal digelar April 2014 itu hendaknya tidak mengganggu persatuan dan kesatuan masyarakat di daerah ini. Semua pihak diharapkan sama-sama menjaga Kabupaten Limapuluh Kota dalam suasana yang aman dan nyaman,” katanya. “Kita tidak ingin pesta demokrasi mendatang di daerah ini diwarnai konflik. Kita harus waspada terhadap setiap kegiatan yang dapat memicu munculnya ancaman gangguan keamanan yang dapat menimbulkan konflik,” ingat Alis. Lebih lanjut dipaparkan, Limo Puluah Koto dikenal dengan sebutan aianyo janiah ikannyo jinak, sayaknyo landai santannyo batapih, usak indak tasenseng dalam indak taajuk. Artinya, masyarakat Lima Puluh Kota mempunyai tekad tidak mau berbuat radikal. Niniak mamak dan wali nagari diharapkan mampu mengantisipasi munculnya radikalisme yang kini mulai merasuki kalangan muda. Sementara ketika sertijab Camat Bukik Barisan dari Andri Yasmen, S.Sos kepada Yatmiko, S.Stp, M.Si., Rabu (18/9), Bupati Alis Marajo berbicara tentang peran para camat yang perlu menyampaikan visi dan misi serta prioritas pembangunan Kabupaten Limapuluh Kota ke tengah masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat tahu dan berperanserta mendukung pencapaian visi dan misi dimaksud. Dikatakan Bupati, dengan
tersosialisasikannya visi dan misi serta prioritas pembangunan di daerah ini diharapkan setiap individu ikut bertindak dan berpikir serta berperan, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat dalam mewujudkan harapan pembangunan tersebut. Sebab, faktanya kebersamaan dengan masyarakat akan membuat sesuatu yang berat akan menjadi lebih ringan dan sesuatu yang sulit jadi lebih mudah. “Pengalaman membuktikan, kebersamaan dengan masyarakat itu sangat penting dalam pembangunan. Salah satu buktinya, dengan kebersamaan dan perjuangan masyarakat, harapan kehadiran SLTA Negeri di Kecamatan Bukik Barisan ini sudah di depan mata,” ujar Bupati Alis Marajo. Lebih lanjut Alis mengatakan, Untuk camat harus banyak melakukan temu ramah dengan masyarakat agar camat bersangkutan tahu dan mengerti apa yang diinginkan masyarakat. Selain itu camat juga diminta senantiasa membaca peraturan-peraturan supaya dalam melaksanakan segalasesuatunya benarbenar berdasarkan aturan berlaku. “Setiap kegiatan harus ada aturan, dan akan sulit melaksanakan pemerintahan yang bertanggungjawab tanpa aturan,” ingat Alis. Terkait dengan pemerintahan nagari, Alis mengharapkan camat melaksanakan konsilidasi guna memperkuat atau memperteguh pemerintahan terendah tersebut. Disamping itu memantapkan organisasi serta menata lebih baik lagi pemerintahan nagari dengan regulasi atau aturan. Sebelumnya Ketua PKK Kabupaten Lima Puluh Kota Rismawati Alis Marajo dalam sambutannya usai melantik Ketua TP PKK kecamatan itu memaparkan, PKK
selaku organisasi pemberdayaan masyarakat mempunyai peran pentingnya dalam pembangunan di Kabupaten Lima Puluh Kota melalui kelompok-kelompok kerja (Pokja)nya. Organisasi ini merupakan mitra kerja instansi pemerintah dalam menggerakan masyarakat. “Kita berharap PKK Kecamatan Bukik Barisan senantiasa berusaha memajukan berbagai lini kehidupan masyarakat sebagaimana termuat di dalam 10 pokok PKK. Tak kalah pentingnya lagi mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan guna menunjang perekonomian masyarakat bersangkutan,” tutur Rismawati. Jangan Jadi Agen Politik Saat sertijab Camat Akabiluru dari Fiddria Fala, AP, M.Si kepada Hadi Putra, S.Stp serta pelantikan dan sertijab Ketua TP PKK Kecamatan Akabiluru dari Yetty Deswita kepada Mesa Fadila di aula kantor camat setempat, Senin (16/9), Bupati Alis Marajo meminta kalangan PNS (pegawai negeri sipil) di daerah ini agar tidak menjadi agen-agen partai politik. Sebab aturan mengatakan PNS tidak boleh berpolitik praktis. Lebih jauh Bupati juga meminta Camat meningkatkan disiplin PNS di kantor. Jangan sampai tingkat kehadiran pegawainya rendah. Sebab, kantor camat itu adalah tempat operasional pegawai melakukan pelayanan pemerintahan. “Kita tidak ingin mendapati kantor camat sepi dari pegawainya. Uuntuk itu camat harus bisa meningkatkan disiplin pegawainya,” tegas Bupati. Sebelumnya Ketua PKK Kabupaten Limapuluh Kota Ny. Rismawati Alis Marajo dalam paparannya menegaskan, PKK sekarang tidak lagi identik dengan masak-memasak dan kumpul-kumpul, melainkan memiliki peran pentingnya dalam pembangunan di Lima Puluh Kota melalui kelompok-kelompok kerjanya (Pokja). Pokja itu antara lain kegotongroyongan dan ketuhanan yang maha esa. Berikutnya Pokja yang berkaitan dengan pendidikan. Sedangkan Pokja selanjutnya yang berkaitan dengan sandang dan pangan. Sementara Pokja empat yang berhubungan dengan kesehatan dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam melaksanakan berbagai program Pokja tersebut PKK senantiasa bekerjasama dengan dinas terkait seperti dinas pendidikan, kantor ketahanan pangan dan juga pertanian dan perkebunan, dinas kesehatan. “Kita berharap semua pihak mendukung program PKK dalam membangun masyarakat yang mandiri dan bertakwa,” ujar Rismawati.(gun)
Sinamar
12 Galeri
Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
a s n e L m a l a d a t o K h u l u p a m i L n e t a p u b a K
HANGAT - Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo bersalam hangat dengan Mendagri Gamawan Fauzi di sela acara gelar Teknologi Tepat Guna di Padang, Kamis (26/9). (hendri gunawan) PENGHARGAAN - Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo menerima piagam penghargaan selaku daerah pelaku PNPM Mandiri dan dari Gubernur Sumbar dalam acara gelar Teknologi Tepat Guna di Padang, Kamis (26/9). (hendri gunawan)
lis A- Bupati A RRI n LA NEGAR RADIO BE ima radio dari pimpina er Marajo men da acara napak tilas pa ) Bukittinggi PDRI (herpa RRI dalam an ng ua rj pe
CJH- Bupati Alis Marajo melepas secara resmi calon jemaah Haji Kabupaten Limapuluh Kota.(Erwin.)
PISAH SAMBUT- Bupati memberi sambutan pada malam pisah sambut Kepala Kejaksaan Negeri Payakumbuh. (herpa)
BUPATI peringatan titik kulminasi matahari di tugu sakido mura koto alam pangkalan.
TINJAU – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo meninjau pelaksanaan proyek jalan ruas Taeh – Mungka, baru-baru ini. (hendri gunawan)
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
13 Galeri
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Kabupaten Limapuluh Kota dalam Lensa
SAMBUT – Masyarakat Nagari Andaleh menyambut kedatangan Wakil Bupati Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus dan rombongan tim penilaian kelompok dan kelembagaan perikanan budidaya tingkat nasional tahun 2013 di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Tangguak Rapek di nagari setempat dengan siriah dalam carano, belum lama ini. (hendri gunawan)
KERANJANG –Wakil Bupati Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus melihat sepeda dan keranjang pengakut benih ikan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Tangguak Rapek di sela acara penilaian kelompok itu, kemarin. (hendri gunawan)
JAMBORE PKK- Sekda Kabupaten Limapuluh Kota melepas secara resmi TP-PKK Kabupaten Limapuluh Kota untuk mengikuti jambore PKK .(erwin)
SOSIALISASIAsisten Administrasi Umum Iryanis,SH melakukan sosialisasi Undang-Undang Kepegawaian bagi PNS di Pusdiklat Tarantang.(herpa)
POTENSI – Nagari Andaleh merupakan nagari yang sangat berpotensi dalam pengadaan benih ikan Gurami. Tampak dalam photo salah satu kolam ikan pembenihan ikan di nagari tersebut. (hendri gunawan)
Kisah 14 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
ď Ž Secuil Kisah Menuju Kursi Bupati Limapuluh Kota (6)
Mencari Ibukota Kabupaten yang Baru
Masalah perkantoran sempat menjadi buah bibir setiap masyarakat kita. Terdengar ucapan: masih berkantor di Payakumbuh, sementara kita sudah menetapkan ibukota kabupaten di Sarilamak.
S
EJAK awal 2003, karena desakan berbagai elemen masyarakat, sebetulnya sudah timbul pemikiran segera pindah mencari lokasi ibukota kabupaten yang baru. Sejalan dengan itu, Ketua DPRD Limapuluh Kota juga mendukung dan meminta kita menjajakinya, dan saya pada saat itu melakukan komunikasi dengan pihak Baznas yang dibantu oleh teman akrab saya yang samasama aktivis mahasiswa, persisnya sama-sama aktif di HMI.
Pada suatu ketika saya datang untuk melihat profil tanah-tanah yang disediakan pemda untuk calon ibukota kabupaten di Ketinggian. Yang menarik adalah sebutan Tanjung Pati. Orang tidak bisa membedakan lagi antara Ketinggian dengan Tanjung Pati. Sementara kala itu sudah kembali ke nagari, sementara Tanjung Pati itu berada dalam Nagari Koto Tuo. Sehingga kita fokuskan bahwa sebetulnya ibukota kabupaten Limapuluh Kota itu di Ketinggian. Ketinggian itu adalah jorong dari Sarilamak. Jadi alasannya pada saat itu kita selalu mempopulerkan Sarilamak, dan akhirnya kita keluarkanlah berangsur-angsur peraturan daerah yang berkenaan dengan keinginan untuk beribukota di Sarilamak. Sebanyak lima nagari pada saat itu memutuskan dan menyepakati ibukota itu adalah Sarilamak, yaitu Nagari Gurun, Lubuk Batingkok, Sarilamak, Tarantang, dan Pilubang yang baru dimekarkan. Pilubang dulunya masuk Nagari Bukik Limbuku. Sejalan dengan itu kita kembali memekarkan kecamatan. Kecamatan yang tadinya belum definitif, didefinitifkan. Setelah berkonsultasi dengan masyarakat, disepakatilah nama kecamatan itu seperti misalnya Kecamatan Situjuah Limo Nagari, karena nagari tersebut pangkalnya dimulai dengan Situjuh. Kemudian Kecamatan Lareh Sago Halaban, karena sebutan Lareh dan sistem adatnya sebutan Halaban, karena di Halaban pernah ada kelarasan Halaban; dan kemudian Kecamatan Luhak yang tersisa dari kecamatan
Luhak lama adalah nagari-nagari Andaleh, Mungka, Sungai Kamunyang, dan Tanjuang Aro. Kita ketahui bahwa Tanjung Arolah nagari yang tertua di kecamatan itu dan juga kita jadikan titik pangkal kembali kepada nagari di Tanjung Aro. Kalau tidak salah, pada Januari 2001, lama-kelamaan terasa sekali bahwa masyarakat sudah menikmati sistem kembali ke nagari dan jalanjalan sudah terbuka. Kondisi ini kita pelihara sampai tahun 2002. Kita lihat di sini ada peraturan perundang-undangan yang memungkinkan kita lebih otonom. Seperti misalnya Keppres Nomor 16 tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran, yang memberi peluang bagaimana memungkinkan dilakukannya voor financering karena keterbatasan dana. Sehingga kita mampu membuka jalan sepanjang 143 km, dan jalan-jalan itu sebetulnya dibantu khususnya oleh Bapak Rusdiyanto (Kadis PU Sumatera Barat) yang merancang pengembangan jalan yang sebelumnya sudah dirancang juga. Dengan cara itu, keterisolasian masyarakat dapat dibuka secara bertahap walaupun belum sempurna. Pada tahun 2003 di Bandrek House Hulu Air, Kecamatan Harau, dalam diskusi dengan Kepala Dinas PU Sumbar Rusdiyanto, timbul pemikiran tentang perlunya dibuka jalan-jalan baru di Limapuluh Kota. Untuk tahap awal dia menyarankan bagaimana Limapuluh Kota bisa membuka jalan antara lain dari Hulu Air sampai ke Landai, Kubang Balambak, Kecamatan Mungka dan terus ke Gurun, Kecamatan Harau. Setelah berdiskusi dengan Kepala Bappeda, Kepala Dinas
PU Kabupaten Limapuluh Kota, Sekda dan sejumlah anggota DPRD, berdasarkan Kepres 16 tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran, pada saat itu memberikan amanat boleh saja kita melakukan voor financiering. Karena kesulitan dana di APBD, maka Kepala Dinas PU mencoba mencari para pengusaha-pengusaha yang berminat untuk voor financiering tersebut. Kita temui rekan-rekan yang mau membuka jalan itu tanpa APBD,. Maka dibukalah jalan, yang pertama dari Koto Lamo sampai ke Nenan Âą 12 KM, Kubang Balambak ke Maek Âą28 km, Kubang Balambak ke Gurun Âą13 km. Kemudian bagaimana membuka jalan dari Sungai Ipua ke Subayang. Ini dilakukan dengan inisiatif wali nagari dan saya melihat ini sangat positif membuka jalan dari kawasan sepanjang Siamang Bunyi ke Sarik Lampatan, dari Suliki Selatan ke Jariangau. Juga dari Simun ke Manganti yang sangat strategis sekali untuk pengembangan ekonomi masyarakat. Kemudian merancang di mana akan dibangun kantor Bupati. Staf Bappenas, Bapak Maribu Alam, melihat kantor Bupati tidak layak didirikan pada daerah sekitar Ketinggian yang tanahnya sudah dimiliki oleh pemerintah daerah. Karena setelah disonding, ternyata kedalaman yang sudah bertemu dasar keras itu antara 16 s/d 30 meter. Pada saat itulah timbul ide di lokasi SDN 15 dan SDN 33. Kita belum tahu persis lokasi pada kedua SD tersebut. Hanya kita mengetahui bahwa di depan Bukit Taratak Sarilamak tersebut dipenuhi pekuburan
i pembangunan o dalam refleks aj ar M lis A ti Bupa
gal.jpg daerah terting infrastrutur di
dan kedalamannya sangat rusak sekali. Namun demikian, dengan berbagai pertimbangan, terutama tidak ada lokasi lain yang lebih baik, maka jatuhlah pilihan dan disepakati oleh DPRD di kawasan Bukit Taratak, karena lokasi itu memang paling baik dan strategis sebagai lokasi kantor bupati Kabupaten Limapuluh Kota yang baru. Disamping itu, kita menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah ( Ranperda) tentang Ibukota Kabupaten (IKK) Sarilamak, yang merupakan salah satu pendekatan terhadap nagari-nagari dan kawasan Kecamatan Harau. Nagari-nagari itu adalah Gurun, Lubuk Batingkok, Sarilamak, Tarantang dan Pilubang. Akhirnya lahir Perda Kabupaten Limapuluh Kota Nomor 17 Tahun 2002 tanggal 1 Oktober 2002 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Limapuluh Kota dari Payakumbuh ke Kota Sarilamak, dan Perda Nomor 18 tahun 2002 yang menetapkan IKK Sarilamak itu meliputi 5 nagari yang penduduknya pada saat itu mencapai sekitar 24.000 jiwa. Dan berdasarkan itu, DPRD mendesak bupati agar ibukota kabupaten pindah dari Payakumbuh ke Sarilamak menyusul setelah keluarnya Perda 17 dan 18 tersebut. Kemudian diusulkan ke Menteri Dalam Negeri melalui Surat Gubernur Sumatera Barat Nomor 135/ 1357/Pem-2003 tanggal 5 Desember 2003 perihal Usul Pemindahan Ibukota Kabupaten Lima Puluh Kota. Dalam rangka mempercepat keluarnya Peraturan Pemerintah tentang pemindahan ibukota kabupaten itu, maka dilakukan peletakan batu pertama pembangunan ibu kota kabupaten tersebut pada akhir 2003. Menteri Dalam Negeri akhirnya menyetujuinya, maka keluarlah Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2004 tanggal 18 Oktober 2004 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Limapuluh Kota dari Payakumbuh ke Sarilamak. Sembari mencari jalan bagaimana caranya menghimpun dana atas persetujuan pemerintah nasional dengan beberapa tokoh dan mantan Bupati Limapuluh Kota, pada akhir 2003 sudah terasa sekali karena pada tahun 2004 akan terjadi pemilihan umum legislatif. Masalah perkantoran ini menjadi buah bibir setiap masyarakat kita. Terdengar ucapan: masih berkantor di Payakumbuh, sementara kita sudah menetapkan ibukota kabupaten di Sarilamak. Akhirnya hal ini menjadi dorongan moral bagi kita untuk segera meletakan batu pertama
Kisah 15 REDAKSI pembangunan kantor bupati Limapuluh Kota di Sarilamak. Dengan melalui dorongan, ditambah dukungan Wali Nagari di Sarilamak yang memberikan angin segar bahwa diprediksi tidak akan ada masalahmasalah besar pada pelaksanaannya, seperti masalah pemindahan kuburan yang sangat sensitif ini, akhrinya semuanya dilalui dengan lancar. Salah satu yang memotivasi kita adalah Bapak Aziz Haily, Bupati Limapuluh Kota 1990-2000. Pada suatu ketika Pak Aziz Haily membawa saya dengan Datuak Kali Marajo —yang saat itu Wali Nagari Sarilamak— ke daerah ujung dari Bukit Taratak. Di sana ada air terjun Sarasah Tanggo. Beliau merindukan ada jalan lingkar dari Bukit Taratak, Sarasah Tanggo dan keluar di Kandang Batu, Kenagarian Solok BioBio. Inilah yang dicanangkan sebagai voor financiering. Siapa pengusaha yang bisa mengerjakan ini, belum tentu. Sehingga mulailah dilakukan pendekatan dengan pengusaha tersebut, seperti pimpinan PT Andrico, Pak H.Anas. Dengan cara demikian, maka terbukalah jalan dari Sarilamak, mulai Bukit TaratakSarasah Tanggo-Sarasah Talang sampai Kandang Batu. Kegiatan ini terjadi pada awal 2005. Semakin lama semakin terasa bagi H.Anas, sementara dananya pun belum bisa dicairkan. Akhirnya keluar Keppres RI Nomor 80 tahun 2003 tanggal 3 November 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, sehingga berdasarkan Keppres ini tidak mungkin lagi dilakukan voor financiering. Maka terjadilah persoalan besar dan akhirnya kondisi, dan kebijakan yang telah berlalu itu, menjadi alot dan dinamis. Persoalan yang menarik adalah, kita berpendapat botolnek di Kelok Sembilan itu bisa diselesaikan lebih murah dari pada proyek bantuan OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) yang akan membangun Kelok Sembilan. OECF adalah lembaga
bantuan luar negeri Jepang kepada negara-negara sedang membangun. Di sisi lain, animasi Kelok Sembilan pada saat kunjungan anggota DPR RI dengan fly overnya ini sangat dirindukan oleh masyarakat. Jadi, dua hal itulah yang sangat kontroversi pada saat itu. Kita harus selesaikan jalan terobosan dari ibukota Sarilamak ke Ulu Air dan sekaligus dengan secara nasional fly over Kelok Sembilan juga bisa pula mulai dikerjakan. Kita kemudian mendiskusikan dengan Pak Rusdianto. Beliau mendukung dulu gagasan pembangunan Kelok Sembilan sehingga terhentilah pembangunan jalan Âą 20 km dari Gurun ke Ulu Air, termasuk juga jalan yang kita terobos dari Solok Bio-bio sebagai jalan pariwisata melalui sungai data Ulu Air. Tujuan membuat jalan tersebut adalah mencapai Ngalau Seribu lebih dekat dari Sungai Data dari pada kita pergi ke Harau. Sementara Ngalau Seribu itu sangat diminati para wisatawan. Kita mau menjadikan Ngalau Resort sebagai tujuan wisata. Kemudian kita merindukan Pangkalan menjadi kota kecil karena kita lihat masyarakat Pangkalan bepikirnya sangat urban, lebih maju, dan industrial. Pada saat itulah kita beranikan dengan voor financiering membangun mess Pangkalan. Setidaktidaknya inilah yang kita sampaikan kepada Pak Mukhlis Hasan agar bupati dapat berada di Pangkalan dalam satu minggu. Dulu di Pangkalan ada pembantu bupati. Saya lalu menghitung aset-aset yang ada, kemudian timbul kekufuran informasi tentang aset, terutama sekali Tarantang Medan Bapaneh ada yang mengatakan ini aset kita, tapi sertifikasinya tidak jelas. Namun berkat hubungan baik dengan Ujang, beliaulah yang menyampaikan tentang sertifikat tanah tersebut yang telah dijual kepada Pemda. S e t e l a h saya mendapatkan sertifikat itu, saya panggillah K e p a l a Dinas PU Pak Mufti tentang tata ruang, agar
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
dibangun di sini bangunan mess Pemda, walaupun anggarannya tidak ada oleh karena Keppres Nomor 16 masih berlaku. Maka oleh Pak Mukhti dicari pengusaha dan melakukan pekerjaan untuk membangun rancangan mess Pemda di Tarantang. Tapi sayang itu sudah di akhir masa jabatan saya. Namun saya puas mess Pangkalan sudah siap sehingga saya sempat bermalam di Pangkalan. Timbullah gagasan saya soal Medan nan Bapaneh Tarantang, yang itu konsep awalnya dari Alm.Chairul Harun. Beliau melihat waktu di Bali ada medan-medan nan bapaneh sebagai arena penampilan seni dan budaya. Tetapi pada saat itu belum diberi nama. Saya coba mencari akar budayanya yang ada di Tarantang. Di Tarantang itu mempunyai 2 balai, yaitu Balai Katian di Lubuak Limpato dan Balai Mamutuih di Tarantang. Kemudian, saya minta izin kepada wali nagari dan kepada pemuka adat Tarantang agar memberi nama medan bapaneh itu adalah Medan nan Bapaneh Katian Putuih. Maksudnya adalah, di Tarantang itu ada 2 balai, 2 jorong, 2 balai tapi satu kesatuan. Misalnya, ada hal-hal sengketa oleh anak kemenakan masyarakat adat yang di Tarantang, tempat mempertimbangkan perkara itu di Balai Katian. Setelah ditimbang seadil-adilnya, barulah diambil kata putus di Tarantang. Nama ini kita pinjam atas persetujuan masyarakat sehingga kita namai medan nan bapaneh yang dibangun oleh TNI yang melaksanakan program kegiatan Latihan Integrasi Taruna Wredha (Latsitarda) Nusantara V pada tahun 1984 dengan nama Balai Katian Putuih. Sebelumnya, kita lihat Balai Katian Putuih itu terbuka , tidak ada yang dipergunakan untuk rapat oleh pemerintah daerah, dan saya minta kepada Kabag Umum saat itu, Masril, agar membuat dinding balai tersebut. Menghadapi Pemilu 2004, di mana pemilu itu sangat strategis sekali karena para pendukung yang 22 orang tersebut akan mengakhiri masa jabatannya, dan memang multi partai dan 2004 ini saya sangat
proaktif. Dengan bantuan atau pertanggung jawaban langsung dari Partai Golkar yang memang bertekad bagaimana Partai Golkar menang, sehingga kenyataannya pada 2004 memang Partai Golkar mendapat suara yang dominan. Sejalan dengan itu, APBD kita pun bertambah, dan secara bertahap kita lakukan reorganisasi secara rotasi, dan pada saat itu Tim APBD-nya langsung diketuai oleh bupati. Jadi kita bisa langsung mengecek apa-apa saja yang mungkin dilakukan dalam penyelenggaraan APBD. Pada kondisi yang sangat sempit itulah, saya dijadikan calon bupati oleh Partai Golkar. Padahal saya tidak mempunyai kemampuan dana untuk itu. Saya kemudian mencoba menghitung bupati-bupati yang ada di Sumatera Barat yang berhasil menjadi eksekutif partai, ya, cuma saya sendiri. Karena saya dulu menjadi Sekretaris Golkar Sumatera Barat, jadi anggota DPRD Sumatera Barat, menjadi Wakil Ketua DPD Golkar Sumatera Barat, dan kemudian menjadi Ketua GAKPI (Gabungan Karya Pembangunan Indonesia), yang saya peroleh berkat kepercayaan Pak Harmoko. Makanya, saya tetap konsisten tentang kepartaian saya. Inilah prinsip yang saya pegang bahwa Golkar bagi saya adalah ideologi, oleh karena Golkar dilahirkan oleh petinggi-petinggi negara dan tujuan Golkar adalah mempertahankan Pancasila, UUD 1945, dan mewujudkan demokrasi Pancasila. Saya melihat ini perlu dikembangkan terus. Pada Pemilu 2004, Golkar dinyatakan menang di Kabupaten Limapuluh Kota dengan perolehan 13 kursi untuk DPRD Kabupaten. Akhirnya sampailah pada Pemilu langsung Kepala Daerah ( pilkada). Saya telah merasakan bagaimana sebagai calon Bupati Limapuluh Kota yang dipilih oleh DPRD, dan masa bakti saya sebagai Bupati Kabupaten Limapuluh Kota periode 2000-2005 akan berakhir pada 27 Juni 2005. Setelah Pemilu Legislatif 2004 berhasil dimenangkan Partai Golkar dengan baik, maka dalam hati saya muncul pertanyaan, apakah saya akan dimajukan lagi sebagai calon Bupati periode 2005-2010 oleh Partai Golkar atau tidak? (bersambung pada edisi mendatang)
16 Wawancara
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Wawancara Akbar Tandjung (2) :
“Sebagai Bupati, Alis Marajo Mampu Berbuat Lebih dari yang Diharapkan” PENGANTAR REDAKSI–Salah satu tokoh nasional yang memiliki hubungan dekat dengan Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo adalah Ir. H. Akbar Tandjung, mantan Menteri Sekreterais Negara dan Ketua DPR RI. Hubungan itu sudah terjalin sejak Alis Marajo masih menjadi mahasiswa, dan tetap terpelihara dengan baik sampai sekarang. Sejauhmana kedekatan Akbar dengan Alis Marajo, dan bagaimana pula pandangan Akbar tentang sosok Alis Marajo; dalam kesempatan pertemuan dengan Muhamad S. dan Rino Putra dari “Sinamar” di komplek Ligamas Indah, Blok B No.1 A, Jalan Pancoran Indah Raya Perdatam, Jakarta Selatan, Kamis (29/8), Akbar bercerita banyak tentang itu. Muhamad juga adalah salah seorang penyusun buku Otobiografi Alis Marajo. Berikut lanjutan petikan wawancaranya:
Apa posisi Anda kala itu? Pada 1977 itu saya aktif menjadi anggota DPR RI, produk Pemilu 1977. Kemudian pada pemilu berikutnya, 1982, saya aktif juga di DPR RI, termasuk juga produk Pemilu 1987. Tapi pada 1988 saya dipercaya menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, yang saya jalani sampai 1993. Karena pada 1993 itu saya dipercaya menjadi Menteri Perumahan Rakyat sampai tahun 1998. Pada 1998 itu, yaitu saat-saat akhir masa pemerintahan Pak Harto (HM Soeharto-Red), saya masih diangkat menjadi Menteri Perumahan dan Pemukiman. Pak Harto berhenti akhir Mei, maka terbentuklah pemerintahan Pak Habibie yang membawa tematema tentang reformasi. Pada zaman pemerintahan Pak Habibie saya menjadi Menteri Sekretaris Negara. Menjelang pemilu 1999, saya berhenti menjadi menteri dan mencurahkan seluruh perhatian saya memimpin Golkar (Golongan Karya), yang saat itu sudah menjadi Partai Golkar. Saya terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar dalam Munas Luar Biasa Golkar Juli 1998. Seperti yang mungkin semua rakyat Indonesia tahu, kala itu Partai Golkar mengalami berbagai tekanan. Banyak sekali hujatan, banyak sekali kekuatankekuatan yang ingin membubarkan Partai Golkar dengan berbagai cara, baik secara
politik, maupun secara opini ataupun secara fisik. Termasuk upaya pengrusakan-pengrusakan kantorkantor, dan aset-aset Partai Golkar. Tapi akhirnya kami bisa lolos dalam menghadapi tekanan yang berat itu. Bahkan kemudian pada Pemilu 2004, dan saya masih dipercaya memimpin partai tersebut, dan Golkar terbukti masih menjadi pemenang. Apa yang Anda ketahui tentang Alis Marajo saat itu? Pada saat-saat reformasi itu saya tahu bahwa Saudara Alis Marajo pun memasuki dunia politik, dan saya juga terus berkomunikasi dengan dia. Saya juga terus mendorong dia untuk terus aktif di Golkar. Pada saat itu saya berkesimpulan bahwa kami mempunyai visi yang sama dalam membangun dunia politik dan organisasi politik, termasuk juga saya menilai pikiranpikiran yang membawa ke dunia politik, antara saya dengan Saudara Alis Marajo juga sama. Yaitu, samasama memilih Partai Golkar.
AKBAR TANJUNG bersama bupati sekaligus Ketua Penasehat KAHMI Kabupaten Limapuluh dan Payakumbuh, usai pelantikanpengurus setempat beberapa waktu lalu.
Sehingga saya merasa Alis Marajo itu juga adalah kawan saya dalam politik, dan kami datang dari latar belakang yang sama, yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), dan juga aktif dari dunia kemahasiswaan yang sama, baik HMI maupun dari kampus: saya di UI (Universitas Indonesia), sementara dia di Unand (Universitas Andalas) Padang. Lalu? Pada waktu dia mau maju menjadi calon bupati di daerah asalnya, dia juga datang bertemu dengan saya, berkonsultasi dengan saya. Saat itu saya memberikandukungan penuh kepada dia sebagai calon Bupati Kabupaten Limapuluh Kota. Saat itu saya memberikan pandangan-pandangan saya, Saya juga memberikan pikiran-pikiran saya, yang intinya saya menyampaikan kepada dia bahwa kita masuk ke dunia politik karena kita merasa terpanggil. Terpanggil karena kita ingin berbuat sesuatu kepada masyarakat dan rakyat. Apa yang ingin kita lakukan kepada rakyat itu hanya mungkin bilamana kita menduduki posisi-posisi politik. Kata saya, karena melalui posisi politik itulah kita menyalurkan, memperjuangkan visi dan misi kita untuk memberikan suatu kesejahteraan terhadap masyarakat, memberikan suatu kemaslahatan kepada masyarakat. Itulah antara lain pesan saya kepada dia. Oleh akrena itu, bilamana kita dipercaya menduduki kedudukan politik, gunakanlah peluang itu dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan misi yang kita emban dalam rangka mensejahterakan dan kemaslahatan masyarakat. Kita harus betul-betul fokus di dalam memperjuangkan visi dan misi yang kita yakini yang terbaik bagi masyarakat. Saya juga mengingatkan, kita tidak boleh terpengaruh dengan kepentingankepentingan
yang lain selain untuk kepentingan memberikan pengabdian yang terbaik bagi kepentingan, kemajuan, dan kemaslahatan masyarakat. Pertama kali dia mau maju menjadi calon bupati di daerah asalnya, sebagai kawan saya mencoba memberi dorongan dan dukungan semampu yang bisa saya lakukan, dimaksudkan agar niatnya tercapai untuk duduk di kursi bupati. Antara lain dengan cara memberitahu ke sebanyak mungkin orang bahwa Saudara Alis Marajo adalah kawan saya, sahabat saya. Alhamdulillah, akhirnya Saudara Alis Marajo terpilih menjadi Bupati Limapuluh Kota periode 2000-2005, dan saya tentu menjadi orang yang merasa amat bersyukur, terutama dalam kapasitas saya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar saat itu. Terlebih lagi dalam kapasitas saya sebagai kawan dari Saudara Alis Marajo. Apa catatan Anda setelah Alis Marajo menjalankan tugas sebagai Bupati? Apa yang saya harapkan dan inginkan, ternyata benar-benar diperhatikan oleh Saudara Alis Marajo. Bahkan ia melakukan lebih dari yang diharapkan dan dipesankan, sehingga saya berkesimpulan bahwa Saudara Alis Marajo betulbetul mampu menjalankan tugastugas kebupatiannya untuk kemajuan Kabupaten Limapuluh Kota dan kesejahteraan rakyatnya. Dan dalam kepemimpinannya selama lima tahun itu, menurut saya, dia telah memberikan suatu pengabdian yang terbaik untuk kemajuan daerahnya, khususnya kepada Limapuluh Kota, tanah kelahirannya. Dan saya tahu betul dia menggunakan seluruh kemampuannya dalam rangka merealisasikan visi dan misinya sebagai bupati. Apa memang se-”dramatis” itu? Tapi, ya, kita juga mengetahui, sebagai manusia biasa, apalagi di dunia politik, juga seringkali terjadi berbagai macam konflik politik, kompetisi konflik politik, dan juga dalam dunia politis kita juga menghadapi adanya isu-isu. Akibat semua itu, seperti yang kita tahu,
17 Wawancara
menyebabkan Saudara Alis Marajo kemudian ditahan. Saya tentu sangat terkejut dengan peristiwa itu. Dalam hati saya berpikir bahwa tidak mungkin Alis Marajo melakukan apa yang dituduhkan ke dia, karena saya kenal betul dengan beliau. Saya tahu bahwa dia adalah orang yang memiliki idealisme yang tinggi, dan saya tahu bahwa dia adalah orang yang mempunyai citacita yang tinggi, dan dia sangat setia kepada cita-citanya itu. Oleh karena itu saya yakin bahwa beliau tidak akan melakukan suatu tindakan yang bisa merusak cita-cita atau citranya sebagai seorang yang mempunyai idealisme yang tinggi. Tapi faktanya saat itu memang demikian. Pada bagian lain, saya juga menilai dia sebagai orang tua yang sangat memperhatikan anak-anaknya, memberikan pendidikan yang terbaik pada anak-anaknya, dan saya sendiri juga tahu bahwa anak-anak Saudara Alis Marajo ternyata ada yang meneruskan cita-cita dia sebagai dokter, kendati dia tmemberikan kebebasan kepada anaknya untuk mengembangkan apa yang menjadi minatnya, apa
yang menjadi bakatnya. Sehingga saya juga tahu ada salah satu anaknya yang menjadi pelukis, bahkan saya pernah dilukis oleh anaknya. Ini memperlihatkan Alis Marajo itu sebagai orang tua, tentu akan memberikan bimbingan, arahan, pendidikan kepada anak-anaknya. Dia juga mendorong anak-anaknya untuk meningkatkan pendidikannya, di bidang-bidang di mana dia juga mempunyai kepentingan agar anaknya bisa menjadi dokter. Ternyata ada yang kemudian melanjutkan, tapi dia juga tidak melarang anak-anaknya untuk mengembangkan minat dan bakatnya di bidang lain. Ini mebuktikan dia adalah orangtua yang memperhatikan keinginan anaknya dan dapat dikakatan bahwa dia orang tua yang mempunyai keterbukaan dalam mendidik anak-anaknya. Kalau dalam perjalanan hidupnya dia sempat mengalami cobaan, maka saya selalu mengatakan tidak usah terpukul dengan berbagai cobaan itu. Sebab, bilamana kita memasuki dunia politik, maka kita pasti akan berhadapan dengan situasi seperti itu. Ada orang yang tidak suka dengan kita, dan orang itu akan mencoba berbagai cara agar kita juga tidak lagi bisa berperanan dalam politik. Itulah yang dialami Alis, dan
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
dia juga sempat diatahan. Saya kemudian mencari kesempatan untuk berkunjung ke sana. Ternyata pada suatu waktu saya bisa berkunjung ke sana, dan membesuk dia di tahanan. Kala itu saya menyampaikan pesanpesan kepada dia bahwa dalam politik itu ada satu adagium yang dikatakan oleh Wilson Churchil, yaitu dalam peperangan orang itu mati satu kali, tapi dalam politik orang itu bisa mati beberapa kali. Artinya, kalau dalam perang orang ditembak mati terbunuh, ya, sudah mati. Tetapi dalam politik bisa saja jatuh secara politik dan bisa dikatakan mati dalam politik, tapi sewaktuwaktu orang itu bisa hidup kembali. Inilah yang rupanya menjadi pegangan dia, dan akhirnya dia memang melihat peluang untuk kembali masuk dunia politik, dan kemudian ikut lagi dalam pencalonan dan pemilihan secara langsung. Saya sebagai kawannya juga datang ke daerah untuk berkampanye untuk memberikan dukungan kepada Saudara Alis Marajo. Dan itulah yang saya lakukan, dan alhamdulillah akhirnya Alis Marajo terpilih kembali menjadi Bupati Limapuluh Kota periode 2010-2015 pada Pilkada Limapuluh Kota tahun 2010. Pandangan lain Anda tentang Alis Marajo? Ternyata dia juga merekam dengan baik sejarah perjuangan bangsa. Antara lain, PDRI (Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia) yang berbasis di wilayah pemerintahannya, yakni di Koto Tinggi. Dengan demikian dia juga telah ikut mengangkat satu fase dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang boleh dikatakan sangat memonumental, karena di situlah yang menjadi presidennya Syafruddin Prawiranegara, dan itu dicatat bahwa perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Termasuk juga peranan tokohtokoh PDRI yang kemudian menjadikan Syafruddin Prawiranegara bertindak sebagai presiden dalam keadaan darurat, dan itu kemudian ingin diangkat menjadi suatu monumen kesejarahan. Saya kira dalam hal ini tentu tangan Alis Marajo itu sangat berperanan untuk mengangkat peristiwa sejarah yang memperlihatkan pada waktu Bung Karno ditahan, maka dibentuklah PDRI. Ini semua bisa terjadi, tentu karena dia memiliki komitmen yang kuat untuk mengangkat peristiwaperistiwa kesejarahan dalam perjalanan bangsa Indonesia. Dengan demikian saya melihat Saudara Alis memiliki semangat perjuangan yang tinggi, nasionalisme yang tinggi, selain seorang intelektual dan seorang yang juga mempunyai visi politik yang kuat.***
Study Banding 18 REDAKSI
WAKIL Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Ir Verdia Yosep.
Belajar ke Tanah Pasundan
Keseriusan, Kunci Keberhasilan Pembinaan Para Atlet Jabar Prestasi bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan buah dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan ketaatan terhadap atutan main. Provinsi Jabar (Jawa Barat) telah membuktikan itu, menyusul serangkaian prestasi tingkat nasional yang berhasil direbutnya. Doddy Syahputra, kontributor “Sinamar”, yang melakukan studi banding ke Jabar, belum lama ini, menuliskan laporannya. JAWA Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tergolong berhasil melakukan pembinaan para atletnya, dibuktikan dengan serangkaian prestasi tingkat nasional yang berhasil diraih para atlet daerah itu. Di iven PON (Pekan Olahraga Nasional), satu misal, para atlet Jabar tetap mampu kukuh berada di posisi tiga besar nasional. Apa kunci keberhasilan pembinaan para atlet di provinsi yang kini dipimpin oleh Gubernur Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar itu? Ketua I KONI Jabar Djumara Frasad mengakui bahwa keberhasilan Jabar dalam pembinaan para atlet dimungkinkan oleh perenanaan yang matang, pelaksanaan yang yang terukur, dan sistem pengawasan yang dilakukan ekstra-ketat. Djumara mengatakan hal itu saat menerima rombongan KONI dari Kota Payakumbuh di Gedung KONI komplek GOR Bandung, Selasa (17/9), yang tengah melakukan studi banding ke daerah itu. Dalam kesempatan tersebut, Djumara antara lain didampingi oleh Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Ir Verdia Yosep, Kepala Urusan Administrasi Bidang Media dan Promosi Zulkarnaen, dan Sekretaris I Dra Hj Lily Rolina. Inilah salah satu prinsip dasar para penggiat di tubuh KONI Jabar melakukan pembinaan atlet untuk merebut prestasi di berbagai iven, yaitu menjadikan olahraga sebagai wahana untuk mempersatukan semua. Prinsip ini pula yang mendasari para petinggi di tubuh KONI Jabar terbuka menerima tamu dari mana saja, termasuk juga terbuka terhadap semua saran dan kritik yang membangun. Djumara Frasad, sang Brigjen TNI yang dipercaya menjadi petinggi KONI Jabar, menjelaskan pihaknya melakukan pembinaan atlet dengan sistem yang terintegrasi. Antara lain, dengan membentuk Badan Sport Intelijen yang diketuai Ir Verdia Yosep dengan melibatkan 7 perwira TNI, kemudian membentuk tim informasi dan teknologi andal, serta
mendata, mengalisa, mengevaluasi serta menajamkan keputusan KONI secara presisi.. Djumara yang pernah bertugas di Korem Sumbar, ketika itu berkantor di Lapangan Kantin Bukittinggi, terus terang mengatakan: “Pesaing Jabar sebenarnya Provinsi DKI dan Jawa Timur. Sebab itu, kami bersedia membantu tim yang tidak akan merugikan raihan emas kami di PON. Apalagi, Sumbar memiliki atlet yang berbakat,” ujar Djumara. Diakui Djumara, saat ini Jawa Barat tengah memfokuskan Pelatda Sentralisasi bagi atlet dari 9 cabang olahraga. 6 cabang olahraga dan 3 cabang olahraga permainan, yang pembinaan atletnya dilakukan secara fokus di sentralisasi ini. “Para atlet dibina, dikawal, didampingi, sampai tidak ada lagi beban yang harus dipikirkan atlet, selain latihan dan latihan. Itu tugas mereka,” kata Djumara. Bukan tanpa penghargaan dan hukuman, tentunya. Dalam soal ini, Verdia Yosep menjelaskan bahwa para atlet ini dilatih dan dibina dengan baik. Jika ada yang tidak sesuai dengan konsep latihan atau melanggar sistem, mereka akan dihukum dengan tegas. Hukuman tegas ini diberikan, sebab di tubuh Pelatda Sentralisasi ada 7 perwira TNI yang bertugas sebagai pengawas para atlet selama 24 jam. Letnan I Fathur yang berhasil dikonfirmasi, membenarkan hal ini. Tim Jawa Barat untuk PON 2016 tidak mainmain. Ia menunjuk contoh pembinaan tersentralisasi sementara ini memang baru untuk 9 cabang olahraga saja. “Tentunya ini akan dengan mudah ditambah sesuai dengan kebutuhan,” katanya. Selain pengurus provinsi masing-masing cabor tetap melakukan pembinaan atlet lainnya. “Mulai dari hal yang kecil sampai sifat atlet kami telah tahu. Setiap akhir Minggu laporan kami input dan laporkan untuk amatan per hari. Tugas pengawas juga termasuk menjatuhkan hukuman bagi atlet yang melanggar aturan yang dituangkan di pakta integritas,” ujar perwira TNI AD ini. “Lawan bagi atlet itu bukan di arena, tapi adalah rasa malas di diri mereka masing-masing,” terangnya. Memang, ketaatan terhadap aturan dan penegakan disiplin sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar bagi para atlet di bawah pembinaan KONI Jabar. Tidak pandang bulu, itulah yang dilakukan oleh KONI Jabar terhadap atlet binaannya. Lihatlah sebagai contoh, bagi atlet yang tidak patuh dengan jadwal dan kewajiban latihan, langsung dipending alias ditahan uang pembinaannya. KONI Jabar, khusus untuk atlet 9 cabang olahraga yang masuk dalam Pelatihan Daerah (Pelatda) Sentralisasi, memberikan porsi makan dan asupan gizi Rp50 ribu setiap jadwal makan atletnya. Ditambah dengan uang pembinaan Rp1,5 juta bagi setiap atlet untuk tiap bulan. Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Verdia Yosep yang membawahi
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013 khusus tentang sport intelijen, menjelaskan bahwa seluruh peta kekuatan 32 provinsi lain, baik atlet binaan sampai kekuatan tempur di PON sebelumnya sampai PON XIX tahun 2016, sudah dikantongi mereka. Data dan fakta aktual sudah dientri seluruhnya ke dalam sistem informasi dan teknologi yang diinput oleh tenaga-tenaga andal yang sengaja direkrut dan dibiayai. Makanya, Jawa Barat sampai hari ini optimistis mampu meninggalkan dominasi DKI Jakarta di level Juara Umum PON. Jawa Barat percaya bahwa fakta DKI selalu teratas akan mereka tinggalkan di PON XIX mendatang, yang akan dipusatkan di Jabar sendiri. Lawan lainnya, kontingen Jawa Timur pun, sudah dipasungi strategi jitu berdasarkan perhitungan dan analisa komprehensif yang matang. Djumara menimpali, perhitungan dan pergerakan medali sudah dihitung dengan seksama. Djumara mengatakan ini bukan hasil prediksi, melainkan hasil kalkulasi seluruh sektor yang diakumulasikan bahwa di PON 2012 lalu, Jabar sebenarnya telah juara umum. Namun, selisih 4 emas raihan Jabar yang diungguli DKI disebabkan di hari keenam terjadi perubahan-perubahan skematik konspirasi di cabang olahraga tertentu. “Kita sudah temukan fakta itu. Makanya, cabang olahraga yang kami sebut berkhianat itu, sudah kami bekukan kepengurusannya. Kita tidak ingin menjumpai adanya konspirasi kembali di PON di tanah Sunda ini,” ujar jenderal TNI AD yang sempat bertugas di Bukittinggi ini. Satu hal lagi yang menarik hati setiap pengurus olahraga prestasi di KONI Jabar adalah dukungan pemerintah Jabar yang sangat konsekuen untuk KONI. Untuk 2013 ini, KONI Jabar dipercayakan anggaran Rp80 miliar. Bukan apa-apa, Djumara Frasad mengatakan melakukan komitmen bersama seluruh pengurus KONI, Pemprov dan DPRD. Sehingga, seluruh elemen memang yakin bahwa anggaran yang diberikan betul-betul untuk prestasi dan tidak ada untuk memperkaya diri sendiri dan golongan. “Pak Gubernur, saat tahun 2012 lalu menyusun anggaran bahkan menelepon saya dan pimpinan (KONI Jabar) lainnya. “Berapa?’ tanya Gubernur Ahmad Heryawan, singkat, sebagaimana ditirukan Djumara. “Kami arif, makanya hanya mematok pada angka Rp87 miliar,” terang Djumara. “Tahu-tahu Pak Gubernur langsung menyetujui pada angka Rp80 miliar,” kenangnya. Jajaran KONI Jabar memang terus berbuat, dan perbuatan mereka sering berujung dengan prestasi yang membanggakan. Jadi, tidak salah jika seluruh elemen di Jabar hakkul yakin atas semua kebijakan yang dikerjakan oleh jajaran KONI Jabar. Lihatlah presentasi yang disampaikan jelang PON XVIII pada akhir 2012 lalu, saat tim PON akan berangkat ke Riau, betul-betul diberikan motivasi mendalam. “Seluruh atlet dan pelatih menangis. Dua layar besar di Gubernuran di lapangan terbuka, disaksikan ribuan masyarakat, diputar. Presentasi tentang kesiapan Jabar bertarung di PON Riau, ditambah dengan suara bom nuklir yang ditembakkan ke Riau, menjadikan kemudian seluruh atlet mengepalkan tangan tanda semangat siap berjuang habis-habisan demi Jabar,” papar Verdia Yosep yang membawahi Tim Analisa dan Evaluasi (Anev) serta Bidang Sport dan Forensik Intelijen KONI Jabar. Para pesaing di masing-masing cabang olahraga telah dipetakan dengan tepat. Seluruh data, sampai fotokopi KTP atlet daerah lawan ternyata sudah dikantongi oleh KONI Jabar. “Jadi, jejak rekam atlet lawan, di mana berlatih, siapa pelatihnya, berapa asupan gizi atlet lawan, sampai hal sekecil-kecilnya, siapa pacarnya pun sudah di dalam database,” terang Verdia. Bayangkan, betapa hebatnya sistem yang dijalankan oleh KONI Jabar. Sistemasi ini terus disempurnakan setiap harinya. Setiap saat informasi terus diolah datang dari daerah lain di Indonesia, entah siapa yang mengirim, namanya juga intelijen, dimasukkan di data dan dijadikan pedoman. Olahraga terukur, olahraga permainan, olahraga tim serta ragam macam lainnya pun
tersimpan rapi di dalam data. Ketua Umum, H. Aziz Syarif Datuak Kabasaran Ameh setiap waktu bisa mengakses lewat I-phone tentang posisi cabang olahraga, atlet dan perkembangan prestasi terkini. Memanfaatkan IT Satu lagi keunggulan KONI Jabar dalam pembinaan para atlet adalah dalam pemanfaatan IT alias teknologi informasi. Jajaran KONI daerah ini memang berupaya memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi guna kesuksesan prestasi. Bahkan Ketua I KONI Jabar Djumara Frasad menyatakan KONI Jabar kini telah mengubah kiblat birokrasi menjadi efisien dan efektif. “Surat-menyurat yang menghabiskan waktu dan jalur birokrasi serta tinta dan kertas telah kita pangkas. Audiensi ini sebenarnya tidak sekali dua bulan bisa kita lakukan, bahkan setiap hari,” katanya. “Makanya kami lengkapi ruang pertemuan ini dengan jaringan televisi, internet dan televisi plasma 69 inchi agar bisa bertelekonference dengan 32 provinsi lainnya sekaligus,” ujar Djumara. Pertemuan selama 3,5 jam itu betulbetul memancing banyak pertanyaan dan tanggapan. Bahkan soal keberanian Jawa Barat memprotes dan melakukan kontra opini di tingkat pusat. Bahwa, KONI Jabar harus berani, tidak ragu-ragu, dan tidak takut-takut. Djumara berani memprotes apapun kebijakan KONI Pusat. Beberapa kali ditempuh jalur Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Beberapa waktu lalu, misalnya, emas raihan binaraga Sumbar akhirnya melayang ke Jabar. Pebinaraga Sumbar Iwan Samurai terkena diskualifikasi, sebab dinyatakan doping. Jabar kemudian meraih emas tambahan, meski tidak mengubah dan menggeser posisi mereka sebagai runner-up. Jabar Kahiji! Jabar Nomor Satu! Sudah menjadi tagline dan tekad seluruh masyarakat olahraga prestasi di Jabar. Jabar... Jabar... Jabar...Yes... Yes...Jabar...Kahiji! Seperti itulah jika para olahragawan serta insan olahraga bertemu satu dengan yang lain kini. Setiap pertemuan dibuka dengan Jabar Kahiji. Semangat yang sudah sepatutnya bagi calon Juara Umum PON XIX 2016. Hampir tidak ada pengurus KONI Jabar yang berpangku tangan. Semuanya turun ke lapangan. Kantor KONI ramainya saat istirahat dan jamjam kosong kegiatan saja. Selebihnya, para pengurus seluruhnya telah berada di tempat latihan atlet, memantau lokasilokasi pertandingan dan sebagainya. Sehingga, meski di bidang media dan promosi, Zulkanaen yang mantan wartawan Harian Singgalang di Padang ini, serta pesilat Pat Ban Bu, mengerti tentang siapa atlet, pelatih, sampai pola latihan terkini dari cabang olahraga apapun. Inilah istimewanya KONI Jabar. Semangat seluruh pengurus tidak terganggu oleh kepentingan lain. Sebanyak tujuh perwira aktif TNI AD yang ditugasi selaku pengawas Pelatda Sentralisasi, bahkan memang bertugas penuh di sana. Komandan Pengawas ternyata berpangkat Letkol TNI. Ini bukti keseriusan KONI Jabar. Termasuk soal anggaran, KONI Jabar patut diacungkan jempol. Selain didukung oleh seluruh elemen di Jabar, mereka berani menentang aturan pusat yang membatasi hibah KONI sekalipun. Soal kontra opini, tim Sport dan Foreksik Intelijen menggunakan ini jika terjadi pelemahan di sistem pembinaan cabang olahraga atau atlet mereka. Maka, disusunlah oleh tim Analisa dan Evaluasi lawan opini yang membuat gairah bagi atlet, cabor, atau insan olahraga yang bermasalah. Sehingga, bangkit kembali semangatnya untuk berjuang. Kelumit pembinaan olahraga di KONI Jabar begitu luar biasa. Penuh semangat dan integritas. Semua pengurus, semua elemen, pemprov dan DPRD-nya bahkan berani bertanggung jawab jika ada aturan pusat yang jatuh melemahkan. “Ini tanggung jawab kami semua!” tandas Djumara, mengutip ungkapan semua insan olahraga Urang Tanah Pasundan lainnya. Seribu hal masih harus dipelajari dari KONI Jabar yang bekerja ini. Tapi, sambungnya, akan memanfaatkan teknologi informasi seperti yang mereka lakukan.***
Peristiwa 19 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Warga Dukung Pengembangan Objek Wisata Sakido Mura “Sudah lebih 40 tahun umur saya, baru kali ini saya melihat pemkab memiliki perhatian khusus terhadap Sakido Mura ini.” KHAIRIL Amri SE, tokoh masyarakat Kenagarian Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, mendukung langkah Pemkab Limapuluh Kota mengembangkan Sakido Mura menjadi objek wisata minat khusus. “Harapan kami, langkah itu akan berbuah berupa terciptanya potensi ekonomi baru bagi masyarakat,” katanya. Khairil mengatakan hal itu ketika diselenggarakan kegiatan peringatan titik kulminasi matahari di tugu khatulistiwa – yang oleh masyarakat setempat disebut dengan Sakido Mura—, Senin (23/9) siang. Acara itu dihadiri Bupati Limapuluh Kota dr. H. Alis Marajo Dt. Sori Marajo, sejumlah kepala dinas/badan/ bagian di lingkup Pemkab Limapuluh Kota, yang diramaikan atraksi kesenian oleh murid-murid sekolah di kenagarian itu. Peringatan titik kulminasi matahari adalah saat di mana matahari persis berada pas di atas tugu khatulistiwa, yang menghilangkan semua bayangbayang yang ada di sekitarnya. Setiap tahun, fenomena alam seperti itu terjadi
sebanyak dua kali, yaitu pada 21-23 Maret dan 21-23 September. Selain di Koto Alam, fenomena alam serupa juga terjadi di Bonjol, Kabupaten Pasaman; dan satu lagi di Pontianak, Kalimantan Barat. Khairil yang untuk Pemilu Legislatif 2014 ini maju menjadi caleg (calon anggota legislatif) DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dari Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat) itu mengatakan, ia mewakili masyarakat Koto Alam memberi apresiasi positif atas langkah dan upaya Pemkab Limapuluh Kota menjadikan Sakido Mura sebagai objek wisata. “Sudah lebih 40 tahun umur saya, baru kali ini saya melihat pemkab memiliki perhatian khusus terhadap Sakido Mura ini,” katanya. Bagi Khairil, menyusul dengan dikembangkannya Sakido Mura menjadi objek wisata minat khusus, pada gilirannya nanti Koto Alam diharapkan menjadi salah target kunjungan wisatawan, baik nasional maupun mancanegara. Umpan balik yang diharapkan, tambah Khairil, kegiatan kepariwisataan itu akan mendatangkan dampak ekonomi bagi masyarakat berupa terbukanya peluang usaha baru. “Selama ini perekonomian masyaraat kami sangat tergantung dengan komoditas-komoditas tani tertentu,” kata Khairil. Begitu harga komoditas andalan anjlok di pasaran, sebutnya, masyarakat mengalami keterpukulan ekonomi yang sangat telak. “Kalau kelak Sakido Mura berkembang, diharapkan akan menjadi sumber ekonomi alternatif yang
SISWA SD mendengar penjelasan Bupati tentang Sikidomura. menggairahkan kehidupan masyarakat kita di sini,” katanya. Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo mengungkapkan keseriusan jajarannya untuk mengembangkan Sakido Mura menjadi objek wisata minat khusus, yang kelak diharapkan menjadi salah satu andalan potensi kepariwisataan di daerah ini. “Sejauh ini kita telah melakukan sejumlah langkah menuju ke arah sana,” kata Alis, sambil menambahkan, upaya itu dilakukan karena objek wisata seperti di Koto Alam itu hanya ada tiga titik di Tanah Air. Bupati juga mengingatkan, di tengah keterbatasan potensi SDA (sumber daya alam) yang dimiliki Limapuluh Kota, justru di tengah makin beratnya beban dan tuntutan pembangunan, salah satu
potensi ke depan yang bisa diandalkan adalah sektor kepariwisataan. “Kita akan menggarap serius sektor ini dengan tidak mengabaikan akar budaya yang diwarisi secara turun-temurun oleh masyarakat,” katanya. Ketua panitia pelaksana, Ali Hasan S.Sos., menjelaskan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk menjaga eksistensi nilainilai peristiwa alam sebagai daya tarik dalam pengembangan wisata daerah, meningkatkan kompetensi siswa dalam ilmu bumi atau geografi, memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan Sakido Mura sebagai objek wisata minat khusus, dan mengembangkan objek wisata pada WPP (Wilayah Pengembangan Pariwisata) V. (e2)
Sakido Mura, Kulminasi Matahari Terbaik PADA tanggal 21 - 23 September lalu, matahari tepat berada di atas Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota. Seluruh jajaran pemerintahan, masyarakat, serta pengunjung lokal dan mancanegara hadir di sana dalam peringatan kulminasi matahari di Tugu Katulistiwa Sakido Mura. Bupati Alis Marajo bersama seluruh jajaran Disbudparpora Limapuluh Kota, Kadinas Zulhikmi, Kabid Pariwisata Ali Hasan, serta ratusan lainnya, bercampur baur dengan masyarakat, pelajar dan pengunjung domestik dan mancanegara. Mereka bersama-sama memperingati hari tanpa bayangan di Sakido Mura ini. “Ya, bayangan kita di siang hari hilang. Akibat matahari tepat berada di atas kepala kita. Sehingga, tidak ada distorsi cahaya yang akan menyebabkan bayangan itu,” jelas Alis Marajo, sang guru segala ilmu, menerangkan. Tugu kulminasi matahari di Koto Alam Pangkalan kini kian ramai kunjungan. Pasca 21 Maret lalu digelar kegiatan peringatan kulminasi matahari oleh Bupati Alis Marajo, yang diramaikan penduduk Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, disemangati oleh para perantau dan wisatawan serta dilihat langsung oleh pengendara dan penumpang kendaraan lintas Sumbar-Riau, kini kian menjadi ikon wisata. Wisata minat khusus. Betapa tidak, dengan tampilannya tugu Sakido Mura
yang kini bersih dari ilalang, dicat merah dan putih, berkeramik baru, sehingganya setiap kendaraan yang lewat, berupaya berhenti sejenak menikmati tugu di sana. Bahkan, menurut Kabid Pariwisata Ali Hasan, Tugu Sakido Mura yang telah diperdakan menjadi destinasi wisata minat khusus, kini menjadi ikon tersendiri. Tak ayal, banyak orang yang datang melihat langsung dan menyempatkan diri berfoto di lokasi tersebut. “Ini suatu kemajuan. Kami gembira,” kata Ali Hasan. Berikutnya, akan disemangati penduduk lokal setempat untuk berjualan cinderamata Sakido Mura di sana. Perkembangan kepariwisataan berikutnya dampak dari kulminasi matahari, 23 September ini kembali peristiwa alam itu terjadi hanya di Limapuluh Kota. Pengembangan destinasi wisata di Limapuluh Kota terus dibenahi. Limapuluh Kota kini boleh berbangga sebab tujuan wisata nasional telah mengenal baik kawasan Harau secara
SISWA SD membacakan puisi berjudul Sikidomura.
mendetail. Berkat tekun, serius dan ulet. Itulah hasil kinerja Kabid Pariwisata Ali Hasan, pasca diresmikannya Tugu Katulistiwa Sakido Mura di Koto Alam Pangkalan, kini kabar gembira kembali hadir. Sakido Mura telah menjadi objek wisata minat khusus yang merekat kenangan. Ali Hasan bersegera akan membuat photospot atau lokasi berfoto di tugu yang kini bersih, indah dan merah putih ini. Tugu ini didirikan sejak zaman penjajahan Jepang. Kala itu, mura diartikan sebagai desa. Sakido: katulistiwa. Kini, tugu Sakido Mura disinggahi banyak pengendara RiauSumbar. Wisata objek sejarah minat khusus yang potensial. Generasi muda Koto Alam, diwakili tokoh muda Yondrizal berujar, salut atas upaya dan kinerja Pariwisata Limapuluh Kota. Ini kemajuan ekonomi masa depan. Yondrizal sangat mengapresiasi Bidang Pariwisata sebab Sakido Mura adalah tanah kelahirannya. (dsp)
20
Ketertiban
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Pengendara di Bawah Umur Marak Polres Gelar Penertiban
SARILAMAK-Pasca kecelakaan maut yang dilakoni putera bungsu artis kondang Ahmad Dhani, Polres Lima Puluh Kota semakin menggencar razia kendaraan terutama bagi anak di bawah umur. Dalam operasi tersebut, aparat hukum ini berhasil menjaring puluhan kendaraan bermotor yang tidak memiliki kelengkapan surat menyurat kendaraan dan kelengkapan pengendara. “Benar, menyikapi maraknya pengendara kendaraan bermotor oleh anak dibawah umur akhir-akhir inikita semakin meningkatkan razia penertiban, lebih khususnya untuk pengendara usia anak-anak,” ungkap Kapolres Lima Puluh Kota AKBP Cucuk Trihono, S.Psi, Spikolog didampingi Paur Humas Ipda. Zulkarnaini Dtk kepada Sinamar di ruang kerjanya, baru-baru ini Dikatakan, dari hasil razia tersebut didapati banyak pengendara yang tidak memiliki kelengkapan suratsurat kendaraan seka-ligus kelengkapan pengendara seperti Surat Izin Mengemudi (SIM) dan tidak memakai helm. Kesalahan yang paling banyak adalah persoalan SIM. Umumnya pengendara itu tidak memiliki SIM karena alasan belum cukup umur. Hal ini seharusnya mendapatkan perhatian pihak orang tua. Sebab, peraturan yang ada melarang anakanak itu mengendarai kendaraan bermotor hingga mereka sudah memiliki SIM. Surat tersebut baru bisa diperoleh setelah mereka berumur 17 tahun. “Untuk menertibkan pengendara
AKBP Cucuk Trihono, S.Psi
di bawah umur itu kita meminta kepedulian dan peran serta orang tua. Tanpa keterlibatan orang tua, sulit bagi kita menertibkannya,” ujar Cucuk. Ke depan, lanjut Cucuk, hendaknya tidak ada lagi orang tua yang memberikan motor kepada anaknya yang belum memiliki SIM. Sebab, hal itu sama artinya mendekatkan anak tersebut pada masalah. Menurut kapolres, razia itu akan dilaksanakan secara berkesinambungan. Karenanya diingatkan kepada para anak di bawah umur untuk tidak coba-coba mengendarai kenda-raan tanpa mengantongi SIM dan surat kenda-
AKP Agus Tober
raan. Sebab setiap pelanggar aturan lalu-lintas akan dikenakan tindakan. Pada bagian lainKasatlantas AKP. Agus Tober menyebut, dalam operasi penertiban tersebut pihaknya berhasil mengandangkan sekitar 30 unit sepeda motor. Para pelanggar aturan itu umumnya anak sekolah yang tidak mempunyai kelengkapan seperti helm, SIM dan surat menyurat lainnya. “Umumnya mereka yang terjaring adalah anak-anak di bawah umur. Undang undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu-lintas dan angkutan jalan mengatur SIM baru bisa didapatkan setelah berumur 17 tahun,” terang Agus Tober. Lebih jauh Agus memaparkan,
Ipda Zulkarnaini Dtk
selama ini mayoritas kecelakaan lalulintas melibatkan usia pelajar. Selama tahun 2013 sudah terjadi 59 kali kasus kecelakaan dengan 14 orang korban meninggal dunia dan 20 orang luka berat serta 84 orang luka ringan. Kecelakaan sebanyak itu telah menimbulkan kerugian Rp659 juta lebih. Untuk menekan angka kecelakaan tersebut diharapkan peran semua komponen masyarakat terutama orang tua. Jangan sampai ada orang tua yang membiarkan anak yang belum cukup umur mengendarai kendaraan bermotor, apalagi membiarkan anaknya mempereteli atau membuka kelengkapan-kelengkapan (trondol) kendaraannya. (gun)
21
Kaba Rantau
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Kalau Tak Gubernur, Dipastikan Putera Pangkalan jadi Wagub
Arsyadjuliandi rachman
“Herman menikahi gadis Air Tiris yang bernama Evi Meiroza. Tempo-tempo pada momen tertentu, Herman pulang ke kampung asal ayahnya di Pangkalan. Ketika ada kegiatan potang balimau, misalnya.”
A
JANG Pilgub (Pemilihan Gubernur) Riau 2013 putaran II yang akan dilaksanakan pada 30 Oktober mendatang, sepertinya “milik” putera Kenagarian Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota. Kalau tak jadi gubernur, setidaknya ajang itu akan mendudukkan putera Pangkalan sebagai Wakil Gubernur Riau periode 2013-2018.
Sebab, ajang Pilgub Riau 2013 putaran pertama yang dilaksanakan pada 4 September lalu, menghasilkan dua pasang pemenang. Karena capaian suara mereka tidak cukup 30 persen, kedua pasang itu bertarung lagi di putaran II. Hebatnya, di antara empat nama yang maju ke putaran II, sebanyak dua orang di antaranya anak Nagari Pangkalan. Konon, di antara keduanya masih memiliki hubungan tali darah. Satu di antaranya adalah Drs. H. Herman Abdullah, yang maju ke ajang Pilgub Riau 2013 untuk membidik kursi gubernur, berpasangan dengan calon wakil gubernur, Agus Widayat. Herman pernah menjabat sebagai Wali Kota Pekanbaru selama dua periode berturut-turut sebelum dilanjutkan oleh penggantinya, Fisdaus ST MT; sedangkan Agus Widayat saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Dumai.
Herman disebut-sebut peranakan Pangkalan dengan Air Tiris, Kabupaten Kampar, dengan komposisi: ayah Herman berasal dari Pangkalan, sedangkan ibunya berasal dari Air Tiris. Herman menikahi gadis Air Tiris yang bernama Evi Meiroza. Tempo-tempo pada momen tertentu, Herman pulang ke kampung asal ayahnya di Pangkalan. Ketika ada kegiatan potang balimau, misalnya. Informasi yang diterima menyebutkan, ayah Herman memiliki hubungan tali darah dengan ayah Arsjadjuliandi alias Andi Rachman. Andi Rachman juga maju di ajang Pilgub Riau 2013, dan juga dinyatakan lolos oleh KPU Riau ke putaran kedua. Bedanya, Andi Rachman hanya membidik kursi Wakil Gubernur Riau periode 2013-2018, berpasangan dengan calon gubernur H. Annas Maamun untuk posisi calon gubernur. Dengan demikian, antara Herman dengan Andi terbilang masih memiliki hubungan tali darah. Tapi sejauhmana kebenaran informasi tersebut, sejauh ini belum dapat konfirnasi dari pihak-pihak terkait. Andi Rachman yang ditanya soal itu melalui ponselnya, sejauh ini belum memberi jawaban. Kendati demikian, Jefry Nazier, tokoh masyarakat Pangkalan di Pekanbaru, suatu ketika secara tersirat membenarkan hal itu. Dalam Pilgub Riau 2013 putaran pertama, kedua pasang kandidat itu berhasil mengalahkan tiga pasang kandidat lainnya, dengan selisih perolehan suara yang sangat tajam. Merujuk hasil rekapitulasi suara versi KPU Riau, diperoleh data bahwa Pilgub Riau 2013 putaran pertama dimenangkan oleh pasangan Annas Maamun-Andi Rachman, dengan perolehan suara sekiat 28 persen. Menempel di tempat kedua pasangan Herman Abdullah-Agus Widayat, dengan perolehan suara 23 persen. Sementara, pasangan yang menduduki peraih suara terbanyak ketiga, yaitu Lukman Edy-Suryadi Khusaini, suara mereka jauh berada di bawah, yaitu hanya 14 persen saja. Hebatnya lagi, Wakil Gubernur incumbent HR Mambang Mit, malah menjadi juru kunci peraih suara terbanyak. Pasangan Annas Maamun-Andi Rachman menang di ajang Pilgub Riau 2013 putaran pertama,
menurut informasi karena hanya menempati yang diterima, posisi peraih suara nomor dimungkinkan oleh tiga terbanyak. kekuatan partai Sementara Herman pendukungnya. bersama pasangannya Untuk maju ke ajang berhasil maju ke ajang Pilgub Riau 2013, Pilgub Riau 2013 putaran pasangan Annas kedua karena ditopang Maamun-Andi ketokohan Herman sendiri. Rachman didukung Sosok yang satu ini selain oleh Partai Golkar dikenal bersih karena (Golongan Karya), sejauh ini tidak pernah yang memiliki tersangkut persoalan kekuatan sebanyak hukum, juga dinilai 15 kursi di DPRD berhasil memimpin kota Provinsi Riau. Pekanbaru selama dua Berbekal periode berturut-turut. dukungan itu, maka Selama 10 tahun itu, Annas MaamunPekanbaru diganjar Andi Rachman berbagai penghargaan Herman Abdullah merupakan satutingkat nasional. satunya pasangan di Karena dinilai sukses ajang Pilgub Riau 2013 yang hanya memimpin Pekanbaru, maka tak ayal didukung oleh satu partai. Perahu di ajang Pilgub Riau 2013 putaran tersebut bisa didapat oleh pasangan pertama Herman banyak mendulang itu, antara lain dimungkinkan karena suara di kota itu, jauh meninggalkan Annas Maamun merupakan Ketua empat pasang kandidat lainnya. DPD I Partai Golkar Provinsi Riau, Lumbung suara pasangan Herman sementara Andi Rachman termasuk Abdullah-Agus Widayat lainnya salah seorang pengurus di jajaran DPP adalah Kabupaten Kampar, kampung Partai Golkar. asal Herman, dan Kabupaten Annas Maamun menjabat sebagai Kuansing (Kuantan Singingi) dan Inhu Ketua DPD I Partai Golkar Riau (Indragiri Hulu). melalui ajang musdalub Tapi, bila menoleh ke belakang, tak (musyawarah daerah luar biasa) gampang bagi Herman dan Partai Golkar Riau, beberapa waktu pasangannya untuk ikut maju di lalu. Sebab, sebelumnya Ketua DPD I ajang Pilgub Riau 2013. Sejumlah Partai Golkar Riau dipegang oleh pendekatan yang mereka lakukan ke Indra Mukhlis Adnan, yang sekarang sejumlah pengurus parpol untuk menjabat sebagai Bupati Inhil mendapatkan dukungan, tak (Indragiri Hilir). Indra Mukhlis Adnan membuahkan hasil. Harapan terakhir sendiri belakangan tidak kebagian memperoeh dukungan dari PDI perahu untuk ikut bertarung di ajang Perjuangan juga berbuah kekecewaan, Pilgub Riau 2013. karena PDI Perjuangan sudah Indra kemudian menimpakan terlanjur menjalin komitmen dengan harapan ke Lukman Edy, yang tidak kandidat lainnya, Lukman Edy. lain adalah adik kandungnya. Bersyukur, menjelang menit-menit Berpasangan dengan Suryadi terakhir pendaftaran, Herman dan Khusaini, Lukman Edy maju di ajang pasangannya dilirik oleh Partai Pilgub Riau 2013 dengan Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), membidik kursi gubernur. sebuah parpol yang hanya memiliki Tapi, pasangan yang satu kursi di DPRD Riau. Tak ada jalan diusung oleh PKB, PDI lain, partai itu harus berkoalisi Perjuangan dan dengan sejumlah parpol lainnya PKPI ini tak untuk mencukupkan syarat guna berhasil mendukung pasangan kandidat. lolos ke Maka, berhasillah dirangkul sejumlah putaran parpol gurem, yang di luar Gerindra kedua, tidak mendapat kursi di DPRD Riau. (e2)
Varia 22 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Bupati Lepas 290 JCH S
ARILAMAK-Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo mengharapkan para JCH (jemaah calon haji) asal Kabupaten Limapuluh Kota untuk selalu menjaga kekompakan agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik. Tak kalah pentingnya mempunyai rasa kepedulian terhadap sesama jemaah. “Kita berharap para jemaah saling peduli dan senantiasa menjaga rasa badunsanak, ka mudiak sarangkuah galah ka ilia sarangkuah dayuang,” ingat Bupati dalam sambutannya pada acara melepas secara resmi JCH di aula kantor bupati, Selasa (24/9). Lebih jauh
Bupati meminta jemaah selalu bergembira dan tidak bertangistangisan saat keberangkatan. Selain itu mengingatkan agar jemaah menjadi umat Islam yang toleran dan tidak radikal. JCH asal Limapuluh Kota tahun ini yang semula sebanyak 331 orang, hanya bisa berangkat 290 orang. “Penyusutan terjadi karena kebijakan pengurangan kuota 20% serta alasan lain seperti mundur, meninggal dunia dan sebab lainnya,” kata Kepala Kemenag Kabupaten Limapuluh Kota diwakili Kasubag TU Drs. Zakaria dalam sambutannya pada acara yang sama.
Masyarakat Bersyukur, Pustu Direhab KOTO ALAM – Masyarakat Kenagarian Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, menyambut baik langkah Pemkab Limapuluh Kota melakukan rehabilitasi berat terhadap bangunan pustu (puskesmas pembantu) di kenagarian itu yang berlokasi di Jorong Simpang Tiga, persis di sisi ruas jalan nasional Sumbar-Riau. “Memang sudah saatnya bangunan pustu itu direhab,” kata Yusri, 49, salah seorang tokoh masyarakat setempat. Karena, imbuh Yusri, sejalan dengan peningkatan populasi penduduk di kenagarian itu, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas juga semakin tinggi. Ia juga menjelaskan, kondisi fisik pustu terakhir dinilai tidak memadai lagi untuk melayani kebutuhan masyarakat. Di Koto Alam, dari empat jorong yang ada, bangunan pustu hanya terdapat di Jorong Simpang Tigo. Satu unit pelayanan kesehatan lainnya, yaitu poskesri (pos kesehatan nagari), berlokasi di Jorong Koto Ronah. Berbeda dengan pustu yang senantiasa ditunggui oleh tenaga medis yang ditugaskan di sana, di poskesri terbilang jarang didatangi oleh tenaga medis yang ditempatkan di sana. Tapi, untuk jenis pelayanan kesehatan tertentu, biasanya warga setempat mendapatkannya di Puskesmas Pangkalan, sekitar 10 km dari kenagarian itu. Atau ke praktek dokter umum di Kenagarian Manggilang. Makanya, menyusul rehabilitasi bangunan pustu, masyarakat juga mengharapkan peningkatan jenis pelayanan kesehatan sehingga mereka tak perlu susah-susah lagi ke sejumlah nagari tetangga. (e2)
Dikatakan, jemaah terbanyak berasal dari Kecamatan Guguak dengan jumlah jemaah 79 orang dan yang terkecil dari Kecamatan Bukik Barisan 4 orang. Dari jemaah tersebut yang termuda bernama Anggita Prima Sari Binti Erya Mulawarman umur 24 tahun asal Kecamatan Guguak. Sedangkan jemaah tertua adalah Mardiana Binti Manan usia 85 tahun asal Kecamatan Mungka. Sementara itu panitia pelaksana acara melepas jemaah calon haji ini Zulkifli, S.Pd dalam laporannya memaparkan,calon jemaah itu berangkat ke Asrama Haji Embarkasi Padang pada tanggal 4
Oktober dan berangkat ke tanah suci 5 Oktober 2013 dengan kloter terakhir atau kloter 16. Jemaah tersebut diperkirakan akan tiba kembali di Embarkasi Padang pada tanggal 15 Nopember 2013. Acara melepas keberangkatan JCH kali ini ditandai dengan penyerahan bendera Merah Putih kepada ketua rombongan M Nasir, S.Pdi. Ikut hadir dalam acara itu antara lain Ketua DPRD Limapuluh Kota Darman Sahladi, Kapolres Limapuluh Kota, Kajari Payakumbuh, Ketua Pengadilan Agama Tanjung Pati, dan undangan lainnya. Juga tampak hadir anggota keluarga para JCH. (gun)
2 Putera Pangkalan Maju untuk Caleg DPD RI PEKANBARU-Dua putera Provinsi Riau asal Kenagarian Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, ditetapkan sebagai calon tetap untuk maju sebagai caleg (calon anggota legislatif) anggota DPD RI periode 2014-2019 dari Dapil (Daerah Pemilihan) Provinsi Riau. Kedua nama itu adalah Arsadianto alias Anto Rachman, yang
saat ini dipercaya menjadi Ketua MPW PP (Pemuda Pancasila) Provinsi Riau. Sementara satu lagi atas nama Iwa Sirwani Bibra, yang pada periode sedang berjalan duduk sebagai anggota DPRD Provinsi Riau dari Fraksi Partai Golkar (Golongan Karya). Kedua nama itu merupakan putera asli Pangkalan yang lama menjalani hari-hari di Provinsi Riau. Pencalonan Anto Rachman
untuk menuju gedung DPD RI didukung oleh kalangan organisasi PP Riau yang ia pimpin, yang jaringannya sudah tersebar luas ke semua desa di dalam provinsi tersebut. Sementara pencalonan Iwa ditopang oleh kiprahnya selama ini, yang benyak mendedikasikan diri bergiat di sejumlah ormas kewanitaan, sebelum kemudian menyatakan terjun ke gelanggang politik praktis. (e2)
321 Wisudawan Politani Dilepas TANJUNG PATI-Sebanyak 321 mahasiwa dan mahasiswi yang telah menyelesaikan program studi D3 dan D4 Pertanian di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh atau Politani Unand, dilepas ke tengah pasar kerja dan masyarakat luas. Bersamaaan dengan tersebut, disambut pula 451 ma-ha-siswa baru yang akan menempuh pendidikan tinggi selama 3 sam-pai 4 tahun. dalam sida-ng senat terbuka di au-ditorium Politani Unand Tanjungpati, Minggu (8/9). Pembantu Rektor IV Unand
Profesor Helmi dalam kesem-pa-tan itu memberi kunci sukses bagi para wisudawan/wati yang akan menghadapi dunia kerja. Menurutnya, untuk suk-ses di dunia kerja, kuncinya tidak hanya nilai akademik, tapi didukung karakter, punya etika dan mampu bekerjasama dalam tim. “Paling penting lagi, harus jujur, punya kemampuan berko-munikasi, kaya ide, bisa men-jaga harga diri, selalu meningkatkan ilmu penge-tahuan, dan jangan sekali-kali mencari jalan pintas,” kata Profesor Helmi.
Sementara, Direktur Politani Unand Deni Sorel berpesan agar menjadi lulusan Politani Unand yang dapat dibanggakan dalam segala hal. “Saya ingin sampaikan, setiap pagi di benua Afrika seekor singa harus bangun lebih awal dari seekor rusa atau mati kelaparan. Dan setiap pagi pula seekor rusa harus berlari lebih ce-pat dari seekor singa atau mati terbunuh. Intinya, apabila telah melaksanakan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah,” kata Deni Sorel.***
Varia 23 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
Pisah-sambut Kajari Payakumbuh P
AYAKUMBUH-Bupati LimaPuluh Kota Alis Marajo dan Wakil Bupati Asyirwan Yunus menghadiri acara pisah sambut Kepala Kejaksaaan Negeri (Kajari) Payakumbuh dari pejabat lama Tri Karyono SH M.Hum dengan pejabat baru Hasbih SH bertempat di aula Kantor Bupati lama di Payakumbuh. Selama 4 tahun menjabat sebagai Kajari Payakumbuh, Tri Karyono mengaku merasa betah selama berada di Payakumbuh. “Insya Allah tanggal 19 September 2013 nanti akan dilantik sebagai Kepala Kejaksaan di Jawa Barat,” katanya, sambil meminta maaf kalau selama bertugas di daerah ini ia pernah berbuat kesalahan. Acara pisah sambut tersebut juga
TRI KARYONO memberikan sambutannya dalam acara Pisah sambut Kajari Payakumbuh
Wabup: Jangan Setengah-setengah dalam Penegakkan Disiplin PNS SARILAMAK-Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. meminta penegakan disiplin PNS (pegawai negeri sipil) di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota tidak setengah hati. Begitu pula penerapan sanksinya, jangan hanya berlaku bagi staf tapi juga dikenakan kepada pejabat eselon III dan II yang indisiplin. “Kalau benar ingin menegakan disiplin, jangan tanggung-tanggung. Siapapun yang melanggar aturan kedisiplinan jatuhi sanksi tegas,” ujar Asyirwan pada apel pagi di halaman kantor bupati. Penerapan
dihadiri Walikota Payakumbuh Riza Falepi, Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Darman Sahladi, Ketua DPRD Kota Payakumbuh Wilman Singkuan, Kapolres Limapuluh Kota, Kapolres Kota Payakumbuh, di samping para kepala SKPD (satuan kerja perangkat daerah) di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota. Sementara itu Hasbih SH selaku Kajari Payakumbuh yang baru, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Koordinator Kejaksaan Tinggi Krawang Provinsi, Jawa Barat, mengatakan bahwa ia pertama kali datang ke Sumatera Barat tepatnya di Kota Payakumbuh. “Mudah-mudahan saya kerasan selama bertugas di Payakumbuh,” katanya. (ogi)
koordinasi dan rapat monitoring harus dihadiri langsung oleh pejabat yang diundang,” sesal Asyirwan. Tidak hanya penerapan sanksi bagi pelanggar disiplin, Wabup juga meminta pihak berkompeten memikirkan reward bagi pegawai yang rajin. Sebab, selama ini masih ada pegawai yang rajin dan senantiasa hadir lebih awal setiap harinya. Kendati tidak sedikit pegawai yang datang terlambat, namun Wabup mengakui tingkat kehadiran abdi negara itu sejak beberapa waktu belakangan semakin membaik. (gun)
sanksi harus melewati mekanisme yang diawali dengan peringatanperingatan dan pemberian arahan. “Disiplin tersebut bukan saja sebatas kehadiran apel pagi, melainkan di seluruh lini termasuk kehadiran para pejabat dalam rapat-rapat,” katanya. “Selama ini tak jarang undangan rapat yang ditandatangani langsung oleh bupati tidak dihadiri oleh pejabat yang diundang. Pejabat itu mewakilkannya kepada staf. Pada hal, jauh hari sebelumnya sudah ada penegasan dari bupati kalau rapat-rapat seperti rapat
Sosialisasi UU Kepegawaian TARANTANG-Memenuhi tuntutan masyarakat terhadap kinerja dan pelayanan prima aparat negara, akibat banyaknya prosedur birokrasi yang dilanggar dan tidak dijalankan sebagaimana mestinya, maka penting bagi PNS (pegawai negeri sipil) mengetahui dan memahami peraturan-peraturan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Demikian sambutan Bupati dalam amanatnya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Iryanis SH saat membuka acara Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Kepegawaian di Tarantang, Kecamatan Harau, Rabu (18/9). Kegiatan yang diikuti 70 peserta dari sejumlah SKPD (satuan kerja perangkat daerah) itu berlangsung selama dua hari, yang ditutup Kamis (19/9). Kepala BKD Limapuluh Kota
Drs.Indra Nazwar menjelaskan, tujuan sosialisasi itu adalah meningkatkan kinerja aparatur pengelola kepegawaian pada SKPD yang ada. “Diharapkan melalui kegiatan sosialisasi ini para PNS dapat memahami dan menerapkan peraturan-peraturan yang terkait dengan kepegawaian, yang diharapkan dapat menjadi awal perobahan mindset dalam menyongsong era reformasi birokrasi,” katanya. Dijelaskan Indra Nazwar, peserta kegiatan sosialisasi tersebut adalah Kasubag Umum dan Kepegawaian, tata usaha, aparatur pengelola kepegawaian. Sedangkan instuktur dan fasilitatornya adalah para pejabat struktural Badan Kepegawaian Daerah dan Inspektorat Limapuluh Kota. “Metode pembelajarannya adalah ceramah dan tanya jawab,” kata Indra Nazwar. (her)
ASISTEN III sosialisasi perundang-undangan kepegawaian di tarantang.
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
24
Sosok
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi 102/XII/24 September - 7 Oktober 2013
AKBP Cucuk Trihono, Kapolres Limapuluh Kota:
“Sekarang bukan zamannya lagi dengan ketakutan-ketakutan semu yang justru membuat kita takut dengan bayangan kita sendiri. Jangan percaya dengan informasi pertakut yang bisa menyesatkan.” ALHAHDULILLAH, dibandingkan dengan Mapolres-mapolres lain di Tanah Air, tantangan tugas aparat kepolisian di jajaran Mapolres Limapuluh Kota relatif lebih ringan. Di sini hampir tidak pernah terjadi tindakan anarkisme massa, konflik horizontal dan vertikal, konflik berbau SARA, dan aneka pelanggaran hukum lainnya yang berkadar tinggi. Kendati demikian, bukan berarti aparat kepolisian yang bertugas di daerah ini bisa bersilengah saja dengan realitas yang ada. “Kita tetap meningkatkan kewaspadaan,” kata Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Cucuk Trihono, S.Psi. “Bagaimana pun juga kita tetap tidak menginginkan terjadinya pelanggaran hukum, yang bisa merugikan orang lain atau kepentingan orang banyak, bahkan bangsa dan negara,” ia menambahkan. Makanya, bicara soal target Mapolres Polres Limapuluh Kota, Cucuk Trihono menyebut akan lebih memaksimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi polisi, yaitu memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Diharapkan pelayanan dan perlindungan tersebut makin hari semakin baik hingga terciptanya situasi yang aman dan kondusif
di samping juga pelaksanaan tugas penegakan hukum. “Target kita bagaimana memberikan pelayanan prima kepada masyarakat disamping juga bagaimana kesadaran hukum masyarakat semakin baik. Caranya dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada secara maksimal. Artinya yang selama ini sudah baik menjadi lebih baik lagi,” papar Cucuk. Diakui AKBP Cucuk, tingkat kriminalitas di Kabupaten Limapuluh Kota masih tergolong relatif kondusif. Kondisi ini akan menjadi lebih baik lagi dengan kerjasama semua pihak. Khusus masalah Narkoba, pihaknya sudah berkomitmen bahwa narkoba adalah masalah yang sangat serius. Perang terhadap barang haram itu tentunya tetap berharap kerjasama yang baik dengan berbagai elemen masyarakat. Sementara di bagian lain, AKBP Cucuk mengatakan bahwa menyimak pengalamannya ketika masuk kepolisian, ia menghimbau siapun yang ingin menjadi penegak hukum perlu memegang prinsip ketika kita mempunyai satu keinginan, maka tetapkan itu menjadi target untuk dicapai. “Sekarang bukan zamannya lagi dengan ketakutan-ketakutan semu yang justru membuat kita takut dengan bayangan. Jangan percaya dengan informasi pertakut yang bisa menyesatkan,” katanya, berfilosofi. Menyikapi perkembangan zaman dewasa ini, lebih jauh Cucuk mengatakan generasi sekarang harus bisa menyesuaikan diri dengan ilmu teknologi terutama menyangkut IT. Namun harus mempunyai saringan. Hal ini mesti menjadi
perhatian dan mendapat pengawasan dari pihak orang tua. Dapat Beasiswa Merunut ke belakang, AKBP Cucuk Trihono tidak pernah membayangkan akan menjadi aparat negara yang bertugas di kepolisian. Niatnya ikut ujian program perwira beasiswa ABRI tahun 1991 pada awalnya hanya untuk meringankan biaya kualiahnya di Universitas Gajah Mada (UGM) Jokjakarta. “Motivasi saya mengikuti seleksi program beasiswa ABRI saat itu bagaimana membiayai kuliah sendiri dengan beasiswa. Siapa sangka program beasiswa yang saya ikuti ketika saya masih duduk di semester 6 jurusan psikologi itu membawa saya menjadi polisi,” tutur Kapolres Limapuluh Kota tersebut mengawali ceritanya. Lulus seleksi program perwira beasiswa ABRI tahun 1991, laki-laki kelahiran Sragen 13 April 1968 itu langsung mengikuti pendidikan dasar selama 5 bulan. Usai pendidikan ABRI tersebut ia kembali melanjutkan kuliahnya hingga diwisuda tahun 1994. Begitu tamat kuliah, ia langsung mengikuti pendidikan pemantapan selama 4 bulan dan mulai berdinas di
Kepolisian Republik Indonesia. “Usai pendidikan dasar saya sudah dilantik menjadi Polisi. Kendati kembali masuk kuliah dan belum berdinas, namun saya sudah mendapatkan gaji dan beasiswa,” papar anak petani yang hidup sederhana tersebut. Penempatan pertama suami dari Karya Wati Yulaika itu adalah wilayah Aceh. Tiga tahun di Aceh ayah tiga anak yang masingmasingnya bernama Gardarias Aulia Arsi (16 tahun), Sekar Aulia Sari (13 tahun) dan Jagat Aryo Seto (7 tahun) itu pindah tugas ke Kalimantan Timur tahun 1996 sampai 2008. Selama berdinas di Kaltim, Cucuk Trihono mendapatkan kesempatan mengikuti Sekolah Lanjutan Perwira (Slapa) tahun 2002 hingga 2003. Tahun 2008 ia mengikuti Sekolah Pimpinan dan Staf Polri (Sepim). Selesai Sespim, ia ditempatkan di Mabes Polri dan setahun di Mabes pindah ke Polda Jawa Barat. Awal tahun 2012, anak Desa Wonotolo Kecamatan Gondang Sragen itu diperintahkan menjadi Kapolres Mentawai. Selama 1 tahun 5 bulan dan 25 hari di Mentawai, ia dipercaya menjadi Kapolres Lima Puluh Kota. “Saya di Polres Lima Puluh Kota ini sejak 10 Juni 2013,” ucap Kapolres yang ramah dan murah senyum itu. Bicara pengalaman selama menjadi penegak hukum, Cucuk mengaku berdinas di Kabupaten Kepulauan Mentawai mempunyai kesan yang sulit dilupakan. Begitu sampai di kepulauan tersebut ia harus segera menyesuaikan diri dengan situasi yang serba keterbatasan. Transportasi dari Polres ke Polsek-polsek menggunakan jalur air dengan peralatan yang kurang memadai. Selama di Mentawai, ia tak jarang merasakan naik kapal kayu yang bergoncang hebat setiap kali diterpa badai. Tak hanya itu, Mentawai juga senantiasa dihantui gempa dan bencana tsunami, namun disisi lain alam kepulauan tersebut amat sangat indah untuk dinikmati setiap harinya. “Mentawai betul-betul memberikan kesan bagi saya. Alam dan tantangannya tak akan bisa dilupakan,” ungkap Cucuk. (hendri gunawan)