Sinamar edisi 103

Page 1

MEDIA PEMKAB LIMA PULUH KOTA Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

:: INFORMASI PELAYANAN APARATUR DAN PUBLIK ::

 Jemput Bola Sampai ke Sekolah  Wabup Cemas Kalau Ada Kawin Batambuah PPIP Bukan Didanai Parpol

7

8 24

ISSN 2303-2634

11 Putera Pangkalan Berpeluang Besar Terpilih jadi Wagub Riau Email: tabloid.sinamar@gmail.com Website : http://www.limapuluhkotakab.go.id


Redaksi 2 REDAKSI TAJUK RENCANA

Jembatan K-9 dan Peluang dari Riau

D

ENGAN APBD terakhir tingkat provinsi yang mendekati angka Rp9 triliun, ditambah angka APBD semua kabupaten/kota yang di atas Rp1 triliun, bahkan sejumlah kabupaten berAPBD di atas Rp2 triliun, dan malah ada kabupaten yang memiliki APBD Rp3,6 triliun; tidak pelak lagi Provinsi Riau merupakan sebuah peluang pasar yang sangat menjanjikan. Angka APBD yang tinggi, ditambah arus investasi baik PMDN mauMuhamad S, S.Pd *) pun PMA yang masuk lumayan besar, telah menempatkan Riau sebagai sebuah daerah dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia. Data terakhir menunjukkan, provinsi yang kini dipimpin Gubernur HM Rusli Zainal itu memiliki laju pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 5 sampai 6 persen. Menyusul penerapan otonomi daerah, yang diikuti besarnya alokasi dana untuk Riau yang masuk ke APBD –terutama disumbangkan oleh DBH Migas (dana bagi hasil minyak dan gas bumi)—; telah memunculkan Riau sebagai magnet baru pertumbuhan ekonomi di kawasan barat Indonesia. Posisi geografisnya yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga, makin mengokohkan posisi yang disandang oleh Riau. Apa arti semua itu? Kabupaten Limapuluh Kota sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Riau, seyogianya memanfaatkan semua peluang yang terbuka di Riau untuk kepentingan kemajuan daerah dan upaya mensejahterakan masyarakatnya. Posisi geografis yang berdekatan dengan Riau, jelas merupakan sebuah keunggulan komparatif bagi daerah ini untuk memanfaatkan semua peluang yang sedang terbuka di Riau. Ditambah kultur masyarakat dan kondisi iklim di Riau, telah membentuk tradisi di sana di mana masyarakatnya tidak terpola untuk bergerak di sub-sektor pertanian tertentu. Pertanian tanaman pangan dan holtikultura, satu misal. Begitu juga peternakan dan perikanan. Akibatnya, untuk sejumlah komoditas hasil tani, masyarakat di sana masih menggantungkan pasokan dari luar daerah. Tre n d ya n g s u d a h l a m a t e r b e n t u k d i s a n a a d a l a h , masyarakat lebih cenderung menggantungkan sumber ekonominya dari komoditas perkebunan tertentu, misalnya tanaman kepala sawit. Bahkan untuk kepentingan itu, masyarakat rela mengganti lahan tanaman pangan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Catatan terakhir, sekitar 2 juta hektar lahan di sana merupakan areal perkebunan kelapa sawit. Nah, inilah sebenarnya rangkaian peluang bagi Limapuluh Kota, sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Riau. Kalau selama ini sejumlah kebutuhan komoditas hasil tani di Riau diisi pasokan dari Limapuluh Kota, faktor penghambat –kalau bisa dikatakan demikian—berupa ketersendatan arus transportasi, juga pula sudah terjawab menyusul dengan diresmikannya Jembatan Layang Kelok 9 (K-9) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (31/10). Dengan demikian, hampir tidak ada lagi faktor penghambat untuk menjadikan Limapuluh Kota sebagai pamasok utama sejumlah kebutuhan Riau, terutama komoditas tani. Tinggal lagi sejauh mana kesiapan daerah dan masyarakat Limapuluh Kota untuk melakoni peran itu. Tentu kesiapannya menyangkut penambahan pasokan sesuai kebutuhan, dan yang terlebih lagi berupaya menjaga kualitas komoditas. Faktor terakhir seyogianya menjadi perhatian ekstra, karena sejatinya tidak hanya Limapuluh Kota yang berbatasan langsung dengan Riau. Kalau kemudian karena terobsesi memenuhi pasokan, lalu memperdagangkan komoditas dengan kualitas yang apa adanya; jangan-jangan keunggulan komparatif yang dimiliki Limapuluh Kota terhimpit oleh pasokan komoditas dari daerah-daerah lain yang juga bertetangga dengan Riau.*** *) Pemimpin Redaksi/Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Limapuluh Kota

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Dari Redaksi

Saat Pak Kabag Humas harus “Turun Gunung”... TERASA perlu kami memberita“Tapi kita telah bertekad buku ini hukan bahwa sejak dua tahun harus jadi,” kata Muhamad S. S.Pd., terakhir kami –selain secara rutin Kabag Humas dan Protokoler Setmenerbitkan Tabloid Sinamar, yang dakab Limapuluh Kota, yang juga sebelumnya bermertamorfosa dari memimpin penerbitan buku ini. Kapan majalah— juga sedang melakukan akan jadinya, Muhamad sendiri melangkah-langkah untuk menyusun ngaku tidak berani memastikannya. biografi salah seorang pelindung “Yang jelas, kita bertekad buku ini penerbitan Tabloid Sinamar, dr. Alis harus jadi secepat mungkin,” kata Marajo Dt. Sori Marajo, yang saat sosok yang lama malang-melintang ini menjabat sebagai Bupati Limasebagai praktisi pers itu. puluh Kota. Konsekuensinya, antara lain, Sudah banyak kemajuan yang Muhamad terkadang harus terpaksa kami tapaki dalam upaya menyu“turun gunung.” Sejumlah item tugas sun biografi tersebut. Antara lain, penyusunan buku yang seyogianya sudah lumayan banyak bahan bisa ditekel oleh bawahannya, tapi naskah yang kami siapkan, terulantaran keterbatasan personil tertama dengan narasumber Alis paksa ia sendiri yang melakukannya. dr. Alis Marajo Marajo sendiri. Sebagian penyiaLihatlah belum lama ini, Muhamad pan naskah tentang riwayat hidup Alis Marajo terbang ke Jakarta, ibukota negara, untuk kami lakukan dengan cara wawancara langsung wawancara dengan Ir. Akbar Tandjung, tokoh dengan yang bersangkutan, memanfaatkan nasional yang punya kedekatan emosional sejak momen yang memungkinkan untuk itu. lama dengan Alis Marajo. Memanfaatkan momen itulah yang tidak Atau, di kala waktu senggang dari kesibugampang kami lakukan. Terkadang, begitu kami telah kannya sebagai Kabag Humas dan Protokoler menyiapkan personil dan perlengkapan untuk serta sebagai Pemimpin Umum/Redaksi Tabloid wawancara langsung dengan sang Bupati, eh, tibaSinamar, Muhamad menyempatkan diri memtiba Alis Marajo ada urusan mendadak yang tidak buka laptop kerjanya, untuk kemudian melakukan bisa diwakilkan. Akibatnya, persiapan yang sudah editing terhadap naskah-naskah yang sudah dirasa sangat matang –termasuk menyiapkan masuk. “Terkadang saya terpaksa begadang materi wawancara—menjadi buyar seketika. sampai jam 02.00 WIB dinihari,” ujar mantan Kasus lain, begitu Alis Marajo punya waktu Kacabdin Pendidikan dan Pengawas TK/SD ini. ditemui untuk diwawancarai, mendadak personil Tapi, rangkaian kesibukan ekstra itu sepertinya yang punya kecakapan untuk itu berhalangan. Sami akan terobati. Muhammad mengabarkan, sudah mawon, ya, gagal lagi. Maklum, sebagian besar sebagian besar naskah yang diperlukan masuk ke personil yang ditempatkan di Bagian Humas dan laptopnya, dan sudah sebagian besar pula di Protokoler Setdakab Limapuluh Kota –yang antaranya yang selesai diedit. “Kita berharap Allah mengelola Sinamar dan penyusun buku biografi SWT tetap memberi nikmat kesehatan dan kekuatan Alis Marajo—tidak berlatar belakang sebagai kepada kita sehingga kami bisa lebih cepat jurnalis. mempersiapkan buku ini,” kata Muhamad.(e2)

Etalase

Rumah Tua Tan Malaka

RUMAH Tua Tan Malaka merupakan bangunan rumah gadang dengan atap seng dan dinding kayu. Dibangun pada tahun 1936 di Pandam Gadang, Kecamatan Suliki, dengan ukuran panjang 18 m dan lebar 11 m dengan atap bergonjong lima. Rumah tua ini merupakan rumah kelahiran tokoh sejarah, pahlawan nasional, pahlawan kemerdekaan In-

donesia yaitu Tan Malaka. Jauh sebelum kemerdekaan RI diproklamirkan oleh dwi-tunggal Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, Tan Malaka telah menggagas dan penganjur kemerdekaan Indonesia dalam bentuk Republik sesuai dengan tulisannya yang berjudul Naar De Republik Indonesia di tahun 1925. (mad)

Sinamar

Penerbit : Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota PELINDUNG : Bupati Lima Puluh Kota I Wakil Bupati Lima Puluh Kota PENASEHAT: Sekda Kab. Lima Puluh Kota I Asisten Adm. Umum Setda Kab. Lima Puluh Kota PENANGGUNG JA WAB : Kabag Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota PEMIMPIN REDAKSI : Muhamad.S DEWAN RE DAKSI : Muhamad.S (Ketua), Rino Putra, Joni Indra, Ronny Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik M.Nur REDAKTUR PELAKSANA : Rino Putra REDAKTUR : Joni Indra, Hendri Gunawan, Ronny M.Nur STAF REDAKSI : Herpatarmidi, Eliza, Gusmaria, Fitri Jufita Rahman REPORTER : Tesy Febrina, Nurfitri Rahmadani, Sudriati FOTOGRAFER: Herpatarmidi, Yuridra Hasramogi, Erwin Suwanda SEKRETARIS : Iis Sugi arti DISTRIBUTOR: Zulfadli KONTRIBUTOR: Wali Nagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Lima Puluh Kota TATA LETAK/ARTISTIK: Joy ALAMAT RE DAKSI : Bagian Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota Kantor Bu pati Lima Puluh Kota, Jl. Raya Negara Payakumbuh - Pekanbaru KM 10 Sarila mak 26271 Web : www.limapuluhkota kab.go.id | Email : majalah.sinamar @ gmail.com PERCETAKAN : PT. Pekanbaru GRAFIKA (Isi diluar tanggungjawab percetakan). PERWAKILAN PEKAN BA RU : Rachpendi Sakti, Gonjong Limo Pekan Baru, Jl.Arifin Ahmad (Sebelah Universitas Terbuka) Pekan Baru. Media Pemkab Lima Puluh Kota

Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.000 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional nas kah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan. Dikirim via email : tabloid .sinamar@gmail.com.


Laporan Utama 3 REDAKSI

 SBY Resmikan Kelok 9

“Jembatan Kelok 9 yang kokoh, megah dan indah, adalah hasil karya anak bangsa yang membanggakan. Bagi yang belum lihat langsung, datanglah. Saya percaya akan menambah rasa bangga terhadap Indonesia. Sebuah ikon konstruksi yang monumental.” MuhamadS

P

RESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan sejumlah infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bersamaan dengan acara puncak peringatan Hari Pangan se-Dunia ke-33 tahun 2013, yang dipusatkan di komplek TVRI Padang, Kamis (31/ 10). Di antaranya, Jembatan

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

PRESIDEN bersama Menteri PU Djoko Kirmanto dan jajarannya.(f/mad)

Layang Kelok 9; pembangunan Intake dan Jaringan Transmisi Air Baku Batang Karimo di Kabupaten Sijunjung; 3 sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ibukota kecamatan (IKK) IKK Sarilamak, Limapuluh Kota; SPAM IKK Limau Manis (Unand) di Padang, dan SPAM IKK Inderapura di Pesisir Selatan) serta TPA Regional Payakumbuh dan Istana Pagaruyung. Sehari sebelumnya, Rabu (30/10), Presiden beserta Menteri PU Djoko Kirmanto dan sejumlah jajaran Menteri KIB (Kabinet Indonesia Bersatu) Jilid II melakukan peninjauan langsung ke lokasi Jembatan Kelok 9 di Kecamatan Harau, Limapuluh Kota. “Kemarin saya tinjau Jembatan Kelok 9 yang kokoh, megah dan indah, hasil karya anak bangsa yang membanggakan,” kata Presiden SBY. “Bagi yang belum lihat langsung (Jembatan Layang Kelok 9), datanglah!” ajak Presiden SBY. “Saya percaya akan menambah rasa bangga terhadap Indonesia. Sebuah ikon konstruksi yang monumental,” tutur Presiden SBY dalam sambutannya. Presiden juga merasa kagum dengan konstruksi jembatan yang mengembangkan green construction tanpa merusak suaka alam. Sebelumnya, saat mendampingi Presiden meninjau Jembatan Kelok 9, Djoko mengatakan bahwa jembatan tersebut dirancang dan dibangun oleh putra-putri Indonesia dengan konsep green construction dan menggunakan produksi dalam negeri. “Pembangunan Jembatan ini dilakukan dengan pendekatan green construction mengingat jembatan ini terletak di kawasan Suaka Alam yaitu di wilayah lembah dan pengunungan Bukit Barisan,” tutur Djoko. Khusus yang berada di kawasan suaka alam pembangunannya dilakukan melalui persetujuan Menteri Kehutanan dengan beberapa persyaratan terkait pengembalian ke kondisi awal serta pemeliharaan semasa konstruksi dan pasca

Susilo Bambang Yudoyono

Sinamar

Tim Kunker Komisi V DPR RI saat meninjau jembatan Kelok 9 yang menghubungkan provinsi Riau dan Sumbar(f/mad) konstruksi. “Jembatan Kelok 9 dibangun karena kondisi jalan tersebut sebelumnya sangat sempit dengan radius tikungan yang sangat kecil sehingga tidak lagi mampu mengakomodasi kendaraan-kendaraan besar, “ tutur Menteri PU Djoko Kirmanto saat mendampingi Presiden SBY meninjau Jembatan Kelok 9. Menteri Koordinasi Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa pembangunan Jembatan Layang Kelok 9 menjadi sebuah kebutuhan mengingat jalur Padang-Dumai atau BukittinggiPekanbaru sangat strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebagaimana dinyatakan dalam pertemuan IMS-GT (Indonesia-MalaysiaSingapura Growth Triangle). Seiring dengan laju pertumbuhan lalu lintas dari Bukittinggi-Pekanbaru atau sebaliknya, yang sudah mencapai ± 6% per tahun dengan rata - rata 7.900 kendaraan per hari, kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa sebagaimana dilansir website Kementerian Pekerjaan Umum RI, peningkatan kapasitas jalan pada ruas tersebut menjadi sebuah kebutuhan, di samping untuk mengurangi waktu tempuh. Membawa Barokah Sebelumnya, Rabu (30/10), Presiden SBY mengunjungi langsung Jembatan Kelok 9 di Kecamatan Harau. Di sana SBY mengaungkapkan kekagumannya terhadap desain jembatan dan keindahan alamnya. Presiden dan rombongan juga menyempatkan diri foto bersama di bangunan yang monumental itu. Dalam lawatan itu, SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyno, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno beserta Ibu Hj. Nevi Irwan Prayitno. Di sana SBY

juga disambut Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto dan sejumlah menteri di KIB II, Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo, Wakil Bupati Drs.H, Asyirwan Yunus, M.Si, Ketua DPRD Limapuluh Kota Darman Sahladi, SE,MM, Wakil Ketua DPRD Syafaruddin , SH dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Limapuluh Kota . SBY berharap jembatan ini bisa membawa kemajuan untuk masyarakat. “Semoga Jembatan Kelok 9 ini membawa barokah, manfaat, membawa kemajuan bagi Sumatera Barat, bagi masyarakat Minang, dan seluruh rakyat Indonesia,” kata SBY. SBY juga memgaku kagum dengan desain jembatan. Belum lagi pemandangan yang disuguhkan selama dalam perjalanan di atas jembatan itu. Menurutnya, pemandangan di Jalan Kayang Kelok 9 itu persis seperti di Jepang. “Luar biasa sekali pemandangannya,” kata Presiden SBY berdecak kagum, sambil melihat-lihat bangunan konstruksi jembatan layang yang membanggakan itu. Bagi SBY, keindahan pemandangan alam yang tersuguh di kawasan Jembatan Layang Kelok 9 itu tidak kalah dengan pemandangan di Jepang. “Maha karya anak bangsa kita ini, dan keindahan alamnya tidak kalah dengan di Jepang,” jelas Presiden. Dalam kesempatan itu, atas rasa syukurnya kepada Allah SWT, SBY yang sedang menjalani periode kedua masa jabatan kepresidenannya itu mengajak para menteri kabinetnya yang hadir, dan masyarakat yang berada di kawasan jembatan kelok 9 waktu itu untuk membacakan doa syukur. Pembacaan doa dipimpin langsung Presiden SBY, dengan membacakan Alfatiah.***


4

Laporan Utama

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Alis Marajo dan Asyirwan Yunus bersama Djoko Kirmanto. ( f/mad)

Jembatan Layang Kelok 9 Bisa Bertahan 100 Tahun “Diperkirakan jalan layang ini dapat bertahan hingga 100 tahun ke depan, namun kita tetap berharap agar tetap adanya perawatan. Ke depan tebing-tebing disisi jalan masih perlu dibenahi.”

M

ENTERI Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Djoko Kirmanto, mengatakan bahwa Fly Over /Jalan Layang Kelok Sembilan yang berada di Jorong Aia Putiah, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, yang pada Kamis (31/10) diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat bertahan hingga 100 tahun. Hal tersebut disebutkan Djoko kepada sejumlah wartawan di lokasi yang akan ditinjau Presiden SBY di Kelok Sembilan, Rabu (30/10). Ia juga mengatakan bahwa jalan yang mengubungkan Provinsi Sumatera dan Riau tersebut akan sangat bermanfaat bagi penggunanya, sebab arus yang selama ini macet dan jarak tempuh Sumbar-Riau yang memakan waktu cukup lama akan dapat dipersingkat. Keberadaan Jalan Layang ini juga akan dapat membantu mengurangi kemacetan panjang yang kerap terjadi di Jalan Kelok Sembilan lama. Apalagi saat musim liburan dan Hari Raya Idul Fitri. “Diperkirakan jalan layang ini dapat bertahan hingga 100 tahun ke depan, namun kita tetap berharap agar tetap adanya perawatan. Ke depan tebingtebing disisi jalan masih perlu dibenahi,” sebutnya, sesaat sebelum kedatangan Presiden SBY untuk melakukan peninjauan di Kelok Sembilan, seperti dilansir padangtoday.com. Dengan panjang Jembatan Layang Kelok 9 mencapai 3 km dengan rincian panjang jalan mencapai 2 km sedangkan

perekonomian di Sumatera bagian tengah (Sumbagteng): Sumbar dan Riau. “Infrastruktur ini penyangga utama interkoneksi koridor Sumatera dalam aplikasi program Masterplan Pelaksanaan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia,” kata Maruasas Panjaitan. panjang jembatan Jembatan Kelok Sembilan mencapai 1 Km. sepanjang 964 meter ini, Pembangunan jalan berada pada jalur utama layang ini Sumbar-Riau di jorong Aia menghabiskan dana Putiah, Sarilamak. Buah karya APBN hingga Rp600 anak bangsa ini begitu indah miliar, dan waktu dan fenomenal, karena lahir pengerjaannya juga dari perencanaan, pendanaan mencapai 10 tahun dan kekaryaan bangsa sendiri, dengan sistem tahun dengan fokus “hemat biaya”. jamak. Keberadaan Untuk menyelesaikan jalan layang ini juga bangunan raksasa sepanjang diharapkan dapat hampir 1 km (berikut 2.500 meningkat meter jalan akses) di lokasi perekonomian warga terpencil Lembah Harau sekitar. Ia juga tersebut, hanya menelan biaya mengatakan, Rp 0,6 triliun. pembangunan Jumlah tersebut relatif proyek jalan layang rendah jika dibandingkan biaya Kelok Sembilan ini, pembangunan Jembatan Irwan Prayitno bukan saja besar Holtekamp di Kota Jayapura untuk ukuran Sumatera Barat, namun dengan estimasi biaya Rp 821 miliar juga besar untuk skala Nasional. untuk 743,2 meter bangunan jembatan Bupati Limapuluh Kota dr.Alis Marajo berikut 1.322 meter jalan akses. “Langkah dan Wakil Bupati Drs.H. Asyirwan “hemat biaya” ini juga tercermin dari Yunus, M.Si menjawab wartawan di penolakan DPU/Bina Marga Sumatera lokasi, sembari menunggu kedatangan Barat tahun 2003 atas tawaran bantuan Presiden SBY dan rombongan, mengaku Jepang yang menyodorkan desain menyambut baik dengan kedatangan dengan dominasi komponen serba baja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke hingga berbiaya tinggi, yakni lebih dua Kabupaten Limapuluh Kota untuk kali lipat dari yang sekarang,” kata meninjau Jalan Layang Kelok Sembilan mantan Kepala Balai Besar Jalan ini. “Kita menyambut dan mengucapkan Nasional Papua tersebut. selamat datang pada Pak Presiden SBY Sukses ini buah jerih payah dan kerja dan rombongan, mudah-mudahan sama yang baik kontraktor Waskita kunjungan beliau dapat bermanfaat bagi Karya (Persero) Tbk yang kita semua. Selain itu, dengan berpengalaman dalam melaksanakan keberadaan jalan layang ini, juga dapat infrastruktur jembatan, konsultan (PT meningkatkan perekonomian warga kita, Virama Karya), serta jajaran khususnya yang berjualan ke daerah Kementerian PU dan dukungan pemda Riau,” sebutnya, Rabu (30/10) . dan rakyat Sumbar. Kepala Satker PJN 1-Sumbar dari Bina Paling Strategis Marga, Dahler dan PPK Rina Komala Sari Harus diakui, Jembatan Layang Kelok mengatakan, Jalan Layang Kelok 9 untuk 9 merupakan satu dari empat jembatan menanggulangi kemacetan lalu lintas paling strategis pada jalur transportasi pada jalur utama Sumbar-Riau, akibat Padang–Pekanbaru–Dumai sepanjang buruknya alinyemen jalan perbukitan 510 km, dengan akses utama lintas barat Kelok-9, yang berdampak akutnya Sumatera di Provinsi Sumatera Barat bottlenecking. Jalur ini juga menarik dan lintas timur Sumatera di Provinsi dikembangkan menjadi objek pariwisata, Riau. karena cantiknya lanskap panaroma Bukit Menurut Kepala Balai Besar Jalan Barisan. Nasional Maruasas Panjaitan, Jembatan Wamen Pekerjaan Umum Hermanto Kelok 9 di Sarilamak, Kabupaten Dardak mengatakan, Sumbar merupakan Limapuluh Kota, penopang urat nadi hinterland utama bagi koridor Sumatera.

Jalan Layang Kelok 9 diaplikasi dalam bentuk Green Construction melalui partisipasi BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Sumatera Barat, pada lahan sekitar 7 ha dari 12 ha yang diperuntukkan. Sedang bangunannya bernilai Rp 586.000.000.000 dengan kapasitas 14.000 kendaraan berat sehari. Bangunan atasnya ditopang 30 pilar berketinggian 10-60 meter. Jalur lama yang terjal dan bertikungan tajam, itu menyimpan romantika yang digambarkan dalam dua lagu Minang berjudul Sinar Riau dan Kelok Sembilan. Lagu ini melantunkan kulindan (balada) pedagang hortikultura antarprovinsi yang terinspirasi gemulainya alunan musik klakson Bus Sinar Riau yang sering ditumpangi. Dendangan lagu itu sekaligus peredam stres para musafir yang melintasi Kelok 9, karena lambannya laju kendaraan dan ancaman longsor. Di mata Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, kehadiran jembatan layang Kelok-9 bagi Sumatera Barat merupakan sebuah kebanggaan dan menjadi salah satu monumen keindahan alam Minang dalam sektor transportasi. Selain itu juga dapat memudahkan jalur perekonomian Sumatera Barat ke daerah tetangga, Provinsi Riau, di samping kekuatan baru dalam menunjang dunia kepariwisataan Sumbar ke depannya. Sementara, menurut Kepala Badan Pembinaan Kontruksi, Hediyanto Husaini, Jembatan Layang Kelok 9 adalah hasil karya anak bangsa yang bisa dibanggakan. “Di awal pembangunannya dulu banyak kendala, mulai dari lahan, masalah teknis hingga soal dana,” katanya. Saat itu, tambah Hediyanto, datang tawaran dari pihak Jepang yang siap beri dukungan dana Rp160 miliar untuk biaya pembangunan. Di balik bantuan yang akan diberikan Jepang itu, ada konsekuensi yang harus diambil, bahwa untuk pelaksanaan dan penyediaan bahan diambil alih oleh pihak Jepang itu. “Kontan saja saya tolak,” kenang Hediyanto. Bila tawaran Jepang tersebut diterima, imbuh Hediyanto, “Kapan lagi anak bangsa ini bisa berkarya yang lebih baik lagi, khususnya di bidang konstruksi?” ujarnya. Hingga akhirnya, menurut Hediyanto, diperdapat kesepakatan bahwa untuk pembangunan Jembatan Layang Kelok 9 didanai melalui APBN, meski dilakukan secara bertahap (multi-years). “Alhamdulillah, impian serta karya anak bangsa itu sudah bisa dilihat hasilnya,” kata Hediyanto.***


5

Sinamar

Laporan Utama

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Pilar jembatan tertinggi mencapai 58 meter dari dasar yang terdapat pada jembatan 4 (jenis pelengkung beton), sehingga memerlukan pondasi bore pile sedalam 20 m untuk menahan berat jembatan dan gaya horisontal gempa.

D

IRESMIKAN oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kamis (31/10), bersamaan dengan peresmian Istana Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar dan sejumlah proyek strategis lainnya di Sumbar; masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota bakal memiliki sebuah bangunan monumental: Jembatan Layang (fly over) Kelok 9. Jembatan Layang Kelok 9 memang pantas dibanggakan. Bukan saja dari sisi keindahan arsitekturnya, tapi ternyata juga Jembatan Layang Kelok Sembilan menjadi jembatan layang tertinggi di Indonesia. Bahkan, jembatan Kelok Sembilan yang merupakan jembatan penghubung Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau, lebih tinggi dari Henderson Waves, jembatan pejalan kaki terunik di Singapura. Kelok 9 (Kelok Sembilan) adalah ruas jalan berkelok yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh menuju Provinsi Riau. Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dan Pantai Timur Sumatera. Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Lembah Harau. Di sekitar Jalan Kelok 9 saat ini telah dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiangtiang beton bervariasi mencapai 58 meter. Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit. Pembangunan Jembatan Layang Kelok 9 mulai dilakukan terhitung pada 2003 sewaktu Pemerintah Presiden Megawati Soekarno Putri.Pengerjaannya ditangani dalam dua tahapan pembangunan. Panjang keseluruhan jembatan dan jalan yang dibangun adalah 2.537 meter, terdiri dari enam jembatan dengan panjang 959 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter. Bentang jembatan

JEMBATAN layang kelok 9 ( f/int) pertama memiliki panjang 20 meter, bentang kedua 230 meter, dan bentang ketiga 65 meter. Bentang keempat memiliki panjang 462 meter. Bentang jembatan keempat merupakan jembatan jenis pelengkung beton dengan pondasi bore pile sedalam 20 meter untuk menahan berat jembatan dan gaya horizontal gempa. Bentang jembatan kelima memiliki panjang 31 meter dan bentang keenam 156 meter. Jembatan-jembatan tersebut mempunyai tipe bangunan atas yang berbeda-beda; RC Box Girder, PC Box Girder, PC I Girder, dan Arch-Concrete Bridge. Demikian pula jenis pondasinya mencakup tipe ground anchor, coisson dan juga bore pile sesuai kondisi tanahnya. Pilar jembatan tertinggi mencapai 58 meter dari dasar yang terdapat pada jembatan 4 (jenis pelengkung beton), sehingga memerlukan pondasi bore pile sedalam 20 m untuk menahan berat jembatan dan gaya horisontal gempa. Konstruksi jembatan kelok-9 direncanakan tidak hanya mampu untuk menahan beban vertikal dan gempa, tetapi juga merupakan karya seni (art) yang sesuai dengan lingkungannya. Oleh sebab itu keberadaan infrastruktur ini bisa menjadi suatu ‘masterpiece’ bangunan konstruksi civil engineering, karena memberi sumbangan keindahan alam sekitarnya. Jembatan layang Kelok 9 terdiri dari enam jembatan dan memiliki ruas jalan selebar 13,5 meter. Bentang jembatan pertama paling pendek memiliki panjang 20 meter, bentang kedua 230 meter dan bentang

ketiga 65 meter. Untuk bentang keempat paling panjang memiliki panjang 462 meter. Bentang jembatan keempat merupakan jembatan jenis pelengkung beton dengan pondasi bore pile sedalam 20 meter untuk menahan berat jembatan dan gaya horizontal gempa. Bentang kelima memiliki panjang 31 meter dan bentang keenam 156 meter. Kenapa Jembatan Layang Kelok 9 dibangun? Merujuk ke belakang, berdasarkan catatan Kementerian PU (Pekerjaan Umum), dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari 10.000 unit kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat 2 sampai 3 kali lipat. Sejak dibangun Jalan Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti karena terkendala medan. Seiring peningkatan volume kendaraan yang melintas, kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan. Lebar jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam, kerap menyulitkan kendaraan bermuatan besar melintas karena tidak kuat menanjak. Pada tahun 2000, misalnya, lalu lintas kendaran antara Sumatera Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000- 11.000 kendaraan per hari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang setiap tahunnya. Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, kini harus ditempuh 5- 6 jam. Untuk mengatasi persoalan itu, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat (waktu itu) Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun jembatan layang. Jembatan tersebut mulai direncanakan pada 2001 oleh Ditjen Bina Marga didukung konsultan PT Virama Karya dengan arahan Dr. Ir. Muztasir (kala itu menjabat Kasubdit Jembatan) yang kemudian pada 2002 dilakukan perhitungan ‘second opinion’ yang dilaksanakan oleh Independent Professional Checker oleh LAPI ITB dipimpin oleh Dr. Ir. Jodi Firmansyah. Prosedur ini bertujuan menghitung ulang dengan pendekatan yang berbeda, guna memastikan bahwa tidak ada kesalahan perhitungan struktur bangunan. Pembangunan Jalan Layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November 2003

setelah memperoleh persetujuan dari pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003. Jembatan Kelok-9 sepanjang total 964 m tersebut telah menelan dana APBN sebesar lebih dari Rp 544 milyar. Jalan ini sebenarnya sudah pernah dibuka dan digunakan untuk membantu kelancaran arus mudik Lebaran 1434 H pada Agustus silam. Pusat Studi Konstruksi Sejumlah proyek konstruksi saat ini memang sedang dibangun dan dipersiapkan di Sumbar. Keberhasilan pembangunan Jembatan Layang Kelok 9, Terowongan Balingka-Ngarai Sianok 1 km, dan jembatan Ngarai Sianok dengan tiang pancang sangat tinggi akan menempatkan daerah ini menjadi pusat studi konstruksi. “Jadi akan sangat lengkap jenis konstruksi yang ada di Sumbar saat ini dan beberapa waktu ke depan. Antaranya, ada terowongan, ada jembatan Ngarai Sianok dengan tiang pancang sangat tinggi, ada Jembatan Kelok 9. Ini akan jadi pusat studi dibidang konstruksi, mahasiswa teknik sipil akan belajar di sini,” kata Wakil Ketua Komisi V, Mulyadi. Terowongan Balingka-Ngarai Sianok yang diproyeksikan mendukung arus lalu lintas Sumbar- Sumut saat ini memasuki tahap design dengan anggaran Rp.12,5 miliar dan dijadwalkan tuntas tahun ini. “Kita tidak usah bicara Eropa, Jepang dan Korea saja mereka sudah membangun terowongan. Kenapa? Karena terowongan tidak menggganggu lingkungan, tidak mengambil lahan produktif,” tandasnya. Sedangkan Jembatan layang Kelok Sembilan dibangun di antara bukit terjal dengan lahan yang sempit. Proyek konstruksi fenomenal yang menghubungkan antara Provinsi Sumbar dengan provinsi kaya, Riau, ini dibangun dengan konsep Nature and Engineering in Harmoni. Di lahan jalan lama akan dibangun taman bunga sehingga ke depan dapat menjadi kawasan wisata. Anggota Komisi V dari Fraksi Partai Demokrat, Etha Bulo, mendukung geliat konstruksi di Sumbar. Ia berharap pembangunan tersebut tetap memperhatikan keseimbangan tata ruang. “Jangan sampai dengan mengorbankan tanah produktif, karena pembangunan harus memperhatikan tata ruang,” tegas Bulo. (e2/dari berbagai sumber)


6

Laporan Utama

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

 Gusti Anan, Akademisi:

Kelok 9, Wahana Merebut Matahari Riau oleh Sumbar

“Pembangunan jembatan ini akan lebih menggairahkan mobilitas orang dan barang antara Sumatera Barat dengan Riau. Pembangunan jembatan ini akan lebih membuat mudahnya mobilitas orang dan barang dari Samatera Barat ke Riau.”

GUSTI Anan, staf pengajar Jurusan Sejarah pada Fakultas Budaya Unand (Universitas Andalas) Padang, mengatakan bahwa berbeda dengan arah perkembangan ekspansi orang Amerika ke arah Barat, pemerintah Sumatera Barat (Sumbar) khususnya dan orang Sumbar pada umumnya, memilih melakukan gerakan ke arah Timur. “Namun hasil gerakan itu nyaris sama dengan pengalaman Amerika. Banyak kisah sukses yang dicatat pemerintahan dan orang Sumbar setelah mereka melakukan gerakan ke Timur itu. Sehingga bisa dikatakan, gerakan ke Timur tersebut memberi arti yang besar bagi pemerintah daerah khususnya dan warga Sumbar umumnya,” tulis Gusti dalam sebuah artikelnya yang dimuat di laman setkab.go.id. Gusti pun merangkai sejumlah pertanyaan tentang itu. Antara lain, mengapa orang dan pemerintah Sumbar memilih melakukan gerakan ke Timur? Ada apa di Timur? Bagaimana gerakan tersebut dilakukan? Apakah pembangunan Jembatan Layang Kelok Sembilan bisa dikatakan sebagai bagian gerakan ke Timur bagi daerah dan warga Sumbar? Gerakan ke Timur, menurut Gusti, betul-betul dimulai dari kawasan yang paling barat dari Sumbar. Kawasan paling barat itu adalah kawasan pantai barat Sumbar Secara geografis, kawasan paling barat ini berada di bibir pantaI Samudera Hindia. Di kawasan pesisir inilah sesungguhnya sejarah pembangunan dan perkembangan Sumbar bermula, dan dari daerah ini pulalah gerakan ke Timur itu berawal. Berawalnya gerakan ke Timur itu dari kawasan pantai karena kawasan itulah yang pertama kali didatangi oleh orang Eropa (Belanda), dan orang Eropa adalah peletak dasar pemerintahan moderen di Sumbar. Mereka sampai di kawasan pantai itu setelah melakukan perjalanan (pelayaran) panjang melintasi Samudera Hindia dari negeri asalnya di Eropa sana. “Pembangunan jaringan jalan raya kemudian menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah Sumbar pascapenaklukan Kaum Paderi. Ruas-ruas jalan yang telah dirintis sebelumnya ditingkatkan mutunya. Program peningkatan mutu jalan ini antara lain ditandai dengan pelebaran jalan dan pengurangan terjalnya tanjakan atau tajamnya penurunan. Upaya peningkatan jalan ini menyebabkan jalan yang semula hanya bisa dilalui oleh kuda atau kereta penarik meriam sekarang bisa dilalui oleh pedati yang ditarik oleh kerbau,” tulisnya. Sesuatu yang menarik, “dihukum” oleh keadaan alamnya, hampir semua jalan raya yang ada di Sumbar

dibangun di kawasan pada masa pascaperbukitan, sehingga proklamasi kemerdekaan, jalan-jalan itu selalu senantiasa berusaha memiliki tebing pada menjaga agar kondisi satu sisi dan lembah jalan ini senantiasa pada sisinya yang berada dalam keadaan lain. Tidak jarang baik. Selalu ada pula, sebagian besar pengawas (opzichter) yang ruas jalan yang ditugaskan mengawasi memliki banyak keadaan ruas jalan itu. kelokan. Dalam Alhasil dalam waktu yang hubungan dengan cukup lama, ruas jalan inilah munculnya ruas Kelok Sembilan terjaga jalan yang dinamai dengan baik dan hudengan banyaknya bungan antara kelokan yang ada Payakumbuh (Sumbar) pada ruas jalan yang dengan Bangkinang dan bersangkutan. Salah Pekanbaru (Riau) bisa satu ruas jalan yang terjalin dengan baik. memiliki banyak Namun, sering dengan kelokan ini dan perjalanan waktu dan seiring dibangun pada era pula dengan perkembangan Gusti Asnan. tanam paksa kopi teknologi transportasi, serta serta dinamai sesuai tingginya mobilitas angkutan dengan jumlah kelokan yang darat antara Sumbar dengan Riau, ruas dimilikinya adalah Kelok 44 (Kelok jalan Kelok Sembilan ternyata tidak lagi Empat Puluh Empat), sebuah ruas mampu mengimbangi alat angkutan yang jalan antara Maninjau dengan Matur melintasinya. Ruas jalan tersebut dirasa (Bukittinggi). sudah terlalu sempit. Dikatan Gusti, Gerakan ke Timur Kondisi inilah yang akhirnya yang ditandai dengan pembangunan memaksa pemerintah, terutama prasarana transportasi memasuki pemerintah daerah Sumbar, untuk babak baru pada perempat terakhir meningkatkan mutu dan kualitas, abad ke-19. Pada saat itu, pemerintah serta keadaan jalan di kawasan Kelok kolonial membangun jaringan jalan Sembilan. Peningkatan mutu jalan itu kereta api yang menghubungkan kota dilakukan dengan membangun Padang dengan Padang Panjang. jembatan yang megah, kokoh, dan Solok dan Sawahlunto. Secara geolapang. Kemegahan jembatan grafis, Sawahlunto berada di bagian tersebut akan sangat terasa bila Timur Padang, ibukota pemerintahan dilihat dari berbagai foto yang diambil Sumatera Barat. oleh juru potret profesional. “Seiring perjalanan waktu, Kokohnya jembatan itu juga memasuki abad ke-20 kejayaan terlihat dari kekarnya struktur daerah yang berada di kawasan jembatan yang dibangun. Lapangnya pantai barat mulai meredup. Kawasan jembatan itu sangat terasa bila kita itu mulai ditinggalkan para pelaku melaluinya. Apatah lagi bila ekonomi. Daerah itu tidak lagi termasuk kawasan yang memiliki gairah niaga yang mempesona. Kopi dan kayu manis, sebagai hasil andalan daerah pedalaman dan yang membuat bergairahnya daerah pantai barat, mulai menurun jumlah dan mutunya. Kenyataan ini membuat lesunya hubungan antara daerah pantai barat dengan daerah pedalamannya,” tulis Gusti. Sebaliknya, memasuki awal abad ke-20 pantai timur Sumatera (termasuk daerah yang berada tepat di sebelah timur Sumbar) mulai menggeliat. Secara perlahan namun pasti, kawasan itu tampil menjadi pusat pertumbuhan politik dan ekonomi di Sumatera. Di samping itu, kawasan itu juga menjadi daerah pelintasan utama yang harus dilalui bila orang Sumbar ingin pergi ke pusat-pusat politik dan ekonomi di Malaysia. Di bagian lain, menurut Gusti, Departemen PU di zaman kolonial menyebut bahwa Kelok Sembilan adalah sebuah ruas jalan yang bisa menentukan hidup atau matinya hubungan antara Payakumbuh (Sumbar) dengan Bangkinang dan Pekanbaru (Riau). Pernyataan lembaga yang berurusan dengan jalan raya ini tentu tidak sekedar pernyataan semata. Tentu ada sejumlah pertimbangan yang mendasari pernyataan tersebut. Salah satu di antaranya adalah bila terjadi masalah dengan ruas jalan Kelok Sembilan, misalnya tebing atau lembah yang ada di ruas jalan itu longsor, maka akan putuslah hubungan antar kedua daerah. Dengan alasan inilah, tulis Gusti, Departemen PU masa itu, dan juga JEMBATAN layang kelok 9 ( f/int)

dibandingan dengan “sempitnya” ruas jalan yang dilalui sebelum kita memasuki jembatan ini. Bisa dikatakan, pembangun jembatan Kelok Sembilan ini adalah salah satu mahakarya anak bangsa dalam lapangan transporatsi darat di Sumbar pada awal milennium ke tiga ini. Dikaitkan dengan Gerakan ke Timur, tulis Gusti, pembangunan jembatan Kelok Sembilan jelas sangat menguntungkan Sumbar, karena sangat membantu para pengguna jalan melewati salah satu satu ruas yang tersempit dan paling berbahaya antara Payakumbuh (Sumbar) dengan Bangkianang dan Pakanbaru (Riau). Pembangunan jembatan ini akan lebih menggairahkan mobilitas orang dan barang antara Sumbar-Riau. Pembangunan jembatan ini akan lebih membuat mudahnya mobilitas orang dan barang dari Sumbar ke Riau. Mobilitas orang dan barang dari Sumatera ke Riau memamg perlu mendapat tekanan, karena sejak awal tahun 2000-an bisa dikatakan bahwa orang dan daerah Sumbar-lah yang paling berkepentingan dengan ruas jalan raya ini. Orang dan daerah Sumbar-lah yang paling banyak mendapat keuntungan dari ada dan lancarnya jalan raya ini. Keuntungan itu tentu saja bisa terjadi karena Riau dewasa ini adalah sebuah daerah yang membutuhkan banyak komoditas dari Sumbar sehingga bisa menjadi pasar potensial bagi daerah Sumbar. “Riau adalah matahari baru bagi Sumatera Barat,” tulis Gusti. “Dan Jembatan Kelok Sembilan adalah wahana yang bisa mengantarkan orang dan daerah Sumatera Barat ke matahari berada di sebelah Timur tersebut,” tambahnya.***


Kependudukan 7 REDAKSI

 Mencapai Target e-KTP

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

SUASANA sosialisasi e- KTP di aula ex gedung DPRD Kab.Limapuluh Kota (f/her)

Jemput Bola sampai ke Sekolah-sekolah “Terhitung mulai 1 Januari tahun depan, warga negara yang tidak mempunyai e-KTP bisa dipastikan tidak akan bisa mendapatkan pelayanan publik seperti halnya mendapatkan pelayanan di rumah sakit, melakukan pembayaran pajak kendaraan dan sebagainya.”

A

NDA tidak ingin terhalang dalam berurusan dengan instansi pemerintah dan swasta? Misalnya hendak mendapatkan surat nikah, SIM, berurusan dengan lembaga pembiayaan (leasing), dan lainnya? Inilah salah satu syarat mutlaknya, yaitu mengantongi e-KTP alias kartu tanda penduduk elektronik. Sebab, terhitung 1 Januari 2014 mendatang, urusan-urusan seperti itu tidak akan dilayani lagi kalau masih menggunakan KTP manual seperti yang dikenal selama ini. Pemerintah telah menetapkan tanggal tersebut sebagai pemberlakuan resmi e-KTP se-Tanah Air. Dengan kata lain, kalau pada tanggal itu tidak memiliki e-KTP, berarti Anda tidak tercatat sebagai penduduk Indonesia. “Terhitung mulai 1 Januari tahun depan, warga negara yang tidak mempunyai e-KTP bisa dipastikan tidak akan bisa mendapatkan pelayanan publik seperti halnya mendapatkan pelayanan di rumah sakit, melakukan pembayaran pajak kendaraan dan sebagainya. Sebab, tanpa dokumen pribadi warga bersangkutan tidak dapat dilayani,” ujar Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil Capil) Limapuluh Kota, Afrizal Azis. Makanya, menurut mantan Kepala Bagian Humas Setdakab Limapuluh Kota itu, seluruh anggota masyarakat dihimbau untuk proaktif melakukan perekaman ke kantor camat, atau bisa juga langsung ke kantor Disdukcapil Limapuluh Kota di Payakumbuh. Imbauan itu bukan saja berlaku terhadap warga yang wajib KTP, tapi juga terhadap anggota masyarakat berusia 15 hingga 17 tahun. “Khusus terhadap siswa sekolah, perekaman dilakukan ke SLTA dan SLTP di daerah ini,” tambah Afrizal. Sedangkan bagi anak usia 15 hingga 17 tahun yang bukan siswa sekolah, diminta untuk datang sendiri melakukan perekaman ke kantor camat setempat. “Potensi usia 15 sampai 17 tahun yang belum direkam diperkirakan masih banyak terdapat di kecamatankecamatan,” katanya menambahkan.

Dijelaskan Afrizal, kegiatan perekaman dini telah dilakukan ke sekolah-sekolah seperti SMA, SMK, MAN, SMP, MTsN dan pondok pesantren yang ada di daerah ini. “Sampai saat ini perekaman untuk kalangan siswa tersebut sudah terlaksanana pada 37 sekolah dengan melibatkan siswa sebanyak 6.000 orang lebih,” papar Afrizal yang akrab dipanggil dengan Oyong itu. Jemput Bola Masih dalam rangka memberikan pelayanan prima, sejak 2011 lalu tim dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil senantiasa jemput bola dengan turun langsung memberikan pelayanan ke tengah masyarakat yang ada di kecamatan yang tergolong jauh dari pusat kabupaten di Sarilamak seperti Kapur IX, Pangkalan Kotobaru, Gunuang Omeh dan Bukik Barisan. Karena belum memiliki mobil unit, tim hanya bisa mengumpulkan berkas untuk selanjutnya diproses di kantor, dan hasilnya baru bisa diantarkan pada bulan berikutnya ketika giliran kecamatan bersangkutan dikunjungi. “Kalau kita memiliki mobil unit yang dilengkapi dengan perangkat komputer, foto dan internet seperti halnya mobil unit pelayanan SIM keliling, tentunya kita bisa langsung memproses permohonan yang masuk dan hari itu juga dokumen yang diurus warga di kecamatan jauh tersebut bisa kita serahkan. Kita berharap rencana pengadaan mobil unit pelayanan keliling ini bisa terealisir pada tahun 2014 mendatang,” ucap Afrizal. Tidak dipungkiri, secara nasional Kabupaten Limapuluh Kota merupakan daerah keempat tercepat mencapai target e-KTP tahun 2012. Kendati target 231.998 wajib KTP terealisasi melebihi target, namun pihak kecamatankecamatan tetap diminta untuk turun ke nagari-nagari melakukan perekaman terhadap orang-orang yang tidak mampu datang ke kantor camat. Menyoal e-KTP yang sudah sampai di kantor camat dan yang sudah disalurkan kepada masyarakat, lebih lanjut Afrizal mengatakan hingga kini sudah terelisasi sekitar 85%.

Sisanya masih dalam perjalanan. Keterlambatan diduga terjadi karena pencetakan e-KTP ini masih terpusat pada satu tempat, sehingga wajar saja dari sekitar 172 juta KTP yang dicetak sebagiannya terlambat sampai di kecamatan. Namun, pemerintah pusat menjamin penyaluran e-KTP itu akan selesai sampai akhir Desember tahun ini. Untuk itu, masyarakat dihimbau untuk bersabar menunggu e-KTP-nya. Terkait dengan keterlambatan sebagian e-KTP tersebut, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil daerah ini menerbitkan KTP biasa yang berlaku secara nasional hingga 31 Desember 2013 sehingga urusan-urusan warga yang belum mendapatkan e-KTP tersebut tidak terganggu. Menyinggung pelayanan akte kelahiran, lebih jauh ia menerangkan tidak ada lagi pungutan untuk anak yang berumur 60 hari ke bawah. Namun, bagi yang berusia lebih dari 60 tahun yang dulunya diharuskan melewati sidang di Pengadilan Negeri, sejak 1 Mei 2012 bisa langsung mengurusnya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan membayar denda sebesar Rp75.000. Denda ini jauh lebih rendah dari aturan di dalam UU Nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan yang menyebutkan denda maksimal Rp1 juta. “Pengurusan akte kelahiran bagi anak usia 60 hari gratis dan lewat dari itu dikenakan denda

Afrizal Aziz, SH

Rp75 ribu. Agar tidak dikenakan bayaran, masyarakat dihimbau untuk mengurus akte kelahiran anaknya sebelum berumur 60 hari,” ucap Afrizal. Pengurusan berbagai dokumen kependudukan dan catatan sipil seperti akte kelahiran, Kartu Keluarga, Surat Pindah dan lainnya itu dipastikan dapat selesai dalam sehari sepanjang persyaratannya lengkap. Tidak dipungkiri, tahun sebelumnya pengurusan berbagai dokumen itu sempat memakan waktu hingga satu bulan. “Hal itu terjadi karena banyaknya permohonan yang masuk menjelang berakhirnya masa dispensasi pengurusan akte kelahiran tidak sidang di pengadilan negeri. Banyaknya permohonan yang masuk setiap harinya ada yang mencapai 2.530,” jelasnya. Agar pengurusan dokumen masyarakat ini bisa selesai dalam satu hari, Afrizal mengharapkan pihak pemerintah terbawah membuat pengumuman berdasarkan edaran yang sudah diturunkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Berikutnya memeriksa berkas masyarakat tersebut agar benar-benar lengkap dan bisa dilayani. “Sebab, pengalaman selama ini tak jarang warga yang batal mendapatkan pengurusan sehari siap lantaran tidak mengetahui kelengkapan yang harus dipenuhinya,” terangnya. (hendri gunawan)


8

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Peristiwa dan Investasi

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

 Lepas Keberangkatan JCH

Kecemasan Wabup: Kalau Ada yang Kawin Batambuah

“Begitu mendarat di Jedah, kita akan diuji oleh Allah. Kita berharap seluruh jemaah mampu melewati ujian itu. Jangan sampai ada jemaah yang pulang haji melakukan perceraian atau batambuah (kawin lagi).”

K

EBERANGKATAN menunaikan ibadah haji sebagai rukun Islam kelima ke Tanah Suci Mekah seyogianya mendatangkan rahmat bagi yang melaksanakannya. Makanya, menjadi tidak logis kalau seusai melaksanakan ibadah haji, begitu kembali ke kampung halaman, eh, tiba-tiba ada yang kawin batambuah. Ini antara lain yang diingatkan Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. ketika menyerahkan JCH (jemaah calon haji) asal Kabupaten Limapuluh Kota kepada panitia haji di asrama haji embarkasi Padang, Jumat (4/ 10). Berbeda dengan JCH dari daerahdaerah lain di Sumbar, CJH asal Limapuluh Kota langsung diantarkan oleh kepala daerah, yang diwakili oleh Wabup Asyirwan Yunus. “Ini membuktikan adanya kepedulian pemimpin di daerah itu terhadap warganya yang akan menunaikan ibadah haji,” kata

WABUP antar langsung CJH ke Asrama Haji. (f/gun) Panitia Haji Kemenag Propinsi Sumbar Zulfauzi dalam acara penyerahan JCH tersebut. “JCH Limapuluh Kota merupakan satusatunya yang diantar langsung oleh wakil bupatinya hingga ke asrama haji ini,” ujar Zulfauzi, yang disambut tepuk tangan para JCH. Sebelumnya Wabup Asyirwan dalam sambutannya mengingatkan para JCH untuk meluruskan niat berangkat haji. Sebab, di tanah suci Makkah akan banyak peristiwa dan kejadian-kejadian aneh yang bisa menimpa siapa saja, termasuk jemaah yang datang dengan suami-isteri. “Begitu mendarat di Jedah, kita akan diuji oleh Allah. Kita berharap seluruh jemaah mampu

melewati ujian itu. Jangan sampai ada jemaah yang pulang haji melakukan perceraian atau batambuah (kawin lagi),” ingat Asyirwan. Salah satu hal yang mampu mengantisipasi masalah ini adalah dengan meluruskan niat, menurut Wabup Asyirwan, adalah saling memberi maaf dengan sesama. “Karena, di Tanah Suci akan banyak cobaan, terutama soal kesabaran,” tambah mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara itu. “Salah satunya ujian kesabaran adalah saat antre mendapatkan makanan,” tambahnya. Terkait dengan itu, Asyirwan meminta para JCH agar senantiasa menjaga kekompakan dan saling tolong-menolong.

Yang tidak kalah pentingnya lagi, menurut Wabup Asyirwan, adalah mempunyai rasa kepedulian terhadap sesama jemaah. “Jemaah yang muda diharapkan membantu yang sudah tua seperti menolong mambawa tasnya, sekalipun itu bukan familinya,” ujar Asyirwan mengingatkan. “Kita berharap para jemaah saling peduli dan senantiasa menjaga rasa badunsanak. Berlomba-lombalah mencari kebaikan untuk menambah amal ibadah. Mudah-mudahan menjadi haji mabrur dan membawa perobahan bagi setiap jemaah sehingga bisa menjadi contoh teladan bagi masyarakat di kampung halaman,” ujar Wabup, sambil mengingatkan JCH menjaga kesehatan agar bisa melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji. Sebelumnya saat melepas secara resmi CJH di kantor Bupati Limapuluh Kota, Kemenag Kabupaten Limapuluh Kota diwakili Kasubag TU Drs. Zakaria mengatakan jumlah JCH dari daerah ini sebanyak 290 orang. Jemaah terbanyak berasal dari Kecamatan Guguak dengan 79 CJH, dan yang terkecil dari Bukik Barisan 4 orang. Berikutnya, JCH termuda bernama Anggita Prima Sari Binti Erya Mulawarman, berumur 24 tahun, dari Guguak. Sedangkan jemaah tertua Mardiana Binti Manan, berusia 85 tahun, dari Mungka. Jemaah ini diperkirakan akan tiba kembali di Embarkasi Padang pada 15 November mendatang. Informasi lainnya, salah seorang JCH yang tergabung dalam kloter 16 ini batal berangkat karena sakit, yaitu Dinar Binti Munca Jaunin, asal Pangkalan Kotobaru. (gun)

bidang-bidang investasi bisa dijual kepada investor,” kata Don Adonis.Data kependudukan yang tidak pasti klasifikasinya juga sangat mempengaruhi jenisjenis investasi apa yang akan dilakukan seperti jumlah penduduk dalam usia sekolah bisa mempengaruhi berapa gedung sekolah yang akan dibangun. Padahal, tambah Bupati lagi, investasi merupakan salah satu instrumen penting untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi, membuka peluang kerja dan peluang berusaha yang luas bagi masyarakat. Dengan masuknya investasi ke daerah, tambahnya, berimbas terhadap bergairahnya perekonomian di daerah yang bersangkutan karena jumlah uang beredar yang makin bertambah banyak. Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Provinsi Sumbar

Ir.Masrul Zein yang didaulat sebagai narasumber pada kesempatan itu mengatakan, kerjasama investasi yang terjalin dengan baik antara pemerintah dengan pihak ketiga antara lain bertujuan untuk memperluas pasar hasil produksi barang dan jasa, selain juga untuk mendorong peningkatan produktivitas. “Melalui kesepakatan-kesepakatan antara kedua belah pihak dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan, memperluas lapangan kerja dan menambah devisa negara,” imbuh Masrul Zein, dalam diskusi yang dilakukan selama satu hari dengan peserta dari SKPD, camat yang daerahnya berpotensi untuk investasi dan unit terkait. (herjoy)

CJH kab. Lima Puluh Kota di Asrama Haji. (f/gun)

Sayang, Tidak Ada Data yang Bisa Dipedomani B

UPATI Limapuluh Kota mengatakan bahwa saat ini tidak ada data yang layak untuk dipedomani , baik data mengenai SDM (sumber daya manusia), SDA (sumber daya alam) maupun sumber daya sosial di Kabupaten Limapuluh Kota, dimaksudkan untuk menarik investor sebanyak-banyaknya berinvestasi di daerah ini. “Padahal data-data tersebut sangat diperlukan oleh para investor yang akan

menanamkan modalnya di daerah ini,” kata Bupati yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs.H.Don Adonis, M.Si ketika membuka secara resmi diskusi Sinkronisasi dan Kesepahaman dalam Pengembangan Potensi Investasi Daerah di Hotel Bundo Kanduang, Rabu (9/10). “Untuk mengajak semua investor berinvestasi di Kabupaten Limapuluh Kota harus tersedia data yang lengkap meliputi apa, di mana, bagaimana


9

Sinamar

Politik

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

 Sesuai PKPU No. 15/2013:

“Bila masih ada warga yang belum terdaftar setelah DPT ditetapkan, yang bersangkutan akan ditetapkan dalam daftar pemilih khusus. Dihimbau pada warga yang merasa belum terdaftar tersebut untuk melapor ke PPS atau PPK dan bisa juga langsung ke KPU.”

I

NI aturan baru bagi siapa saja yang sudah ditetapkan sebagai caleg (calon anggota legislatif), baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun tingkat pusat. Yaitu, pemasangan baliho hanya diperuntukan bagi parpol (partai politik) dan calon anggota DPD (dewan perwakilan daerah). “Isinya bisa saja dalam bentuk visi, misi, program dan slogan-slogan partai atau DPD serta foto-foto pengurus yang tidak menjadi caleg,” kata Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kabupaten Limapuluh Kota Ismet Aljannata, S.Fil.I. kepada Sinamar. Dalam kesempatan itu, Ismet didampingi para anggotanya, yaitu Ilham Yusardi, Budi Mulya, A.Md dan Hadi Suhaimi, S.Pdi. Ismet merujuk PKPU Nomor 15 Tahun 2013 tentang Kampanye sebagai dasar pelarangan caleg memasang baliho. Dikatakan, sesuai dengan PKPU Nomor 15 Tahun 2013 tentang Kampanye, caleg tidak boleh memakai baliho. “Tidak dipungkiri, sebelum ini ada caleg yang memakai baliho. Masalah tersebut sudah ditertibkan oleh Panwaslu sejak tanggal 27 September lalu,” ujar Ismet. Dilarang memasang baliho, menurut Ismet, tapi PKPU itu membenarkan

Rita Murni: PPL Bukanlah Jenis Tugas yang Mudah T

UGAS pengawas pemilu lapangan(PPL) di tingkat nagari bukanlah pekerjaan mudah. Karena pengawasan dilakukan terhadap semua bentuk pelanggaran Pemilu, mulai dari tahapan penyusunan daftar pemilih tetap yang masih bermasalah, pengawasan kampanye atau sosialisasi, hingga kepada pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu. Demikian dikatakan Ketua Panwaslu Limapuluh Kota Ir. Rita Murni saat melakukan pengukuhan terhadap 37 PPL di tiga kecamatan (Suliki, Gunuang Omeh, Bukik Barisan) di Gedung UDKP Suliki, Kamis (26/9). Tampak hadir Sekcam Suliki Datuak Langik, Danramil Suliki Kapten Suyatno, Kacabjari Suliki Himawan, para PPK, dan PPS dari tiga kecamatan. Pelantikan berlangsung khidmat. Rita Murni menambahkan, akan ada tambahan tenaga bantuan per TPS. Diharapkan Pemilu semakin baik. “Semua yang punya hak pilih, berhak memilih. Makanya, tugas pertama dari PPL adalah

mengawasi daftar pemilih tetap. PPL cepat dibentuk, agar akurasi pemilih terpelihara. Untuk DPT yang sudah diumumkan lalu, masih ada waktu hingga 13 Oktober untuk finalisasinya kembali”. Sebagai warga negara, ujar Rita Murni, kewajiban kita memilih yang terbaik. Setelah proses Pemilu yang ketat dan kian rapi ini, diharapkan tidak ada lagi caci-maki terhadap caleg terpilih lagi. Masingmasing pemilih nantinya memilih 4 calon. Satu memilih calon anggota DPR RI, satu anggota DPD RI, satu anggota DPRD Provinsi dan satu anggota DPRD Kabupaten. Sekcam Suliki Datuak Langik yang mewakili Camat Suliki, mengatakan bahwa demokrasi harus berdampak baik bagi masyarakat. Khususnya di Suliki, dengan resminya bertugas PPL di 6 nagari, diharapkan mampu memberikan kelancaran proses demokrasi ini. Diharapkan setiap persoalan, terkait dengan Pemilu Legislatif, bisa diselesaikan dengan baik, jika perlu di tingkat kecamatan saja. (dsp)

para caleg memasang spanduk. “Para caleg hanya bisa memasang spanduk sebanyak satu buah untuk setiap zona atau nagari. Hal itu sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Limapuluh Kota Nomor 520 Tahun 2013 tentang Zona Pemasangan Alat Peraga Kampanye, dan juga sebagaimana aturan Surat Keputusan KPU Nomor 51 Tahun 2013,” terangnya. Tapi Ismet juga mengingatkan bahwa pemasangan bahan kampanye tersebut tidak boleh dilakukan si sembarangan tempat, melainkan harus memperhatikan Surat Keputusan Bupati Nomor 517 tahun 2013 tentang tempat larangan pemasangan alat peraga kampanye. “Sesuai aturan tersebut, bahan kampanye itu tidak boleh dipasang pada falisitas umum, taman, pasar termasuk pepohonan,” tandasnya. “Alat peraga kampanye yang selama ini terpasang di tempat yang dilarang seperti di tempat umum serta pepohonan di sepanjang jalan raya sudah ditertibkan Panwaslu sejak tanggal 27 September lampau,” kata Ismet. Bila masih ada caleg yang memasang di tempat yang dilarang tersebut, ini merupakan pelanggaran administrasi dan KPU akan menyurati partainya. Aturan terkait dengan kampanye itu, lanjut Ismet, sudah disampaikan kepada seluruh partai peserta Pemilu 2014 di daerah ini pada acara sosialisasi tentang PKPU Nomor 15 dan 17, SK KPU Nomor 51 dan SK Bupati Nomor 517 dan 520 tentang zona dan larangan pemasangan alat peraga kampanye. DPT 268.272 Orang Menyoal data pemilih, lebih lanjut

Ismet memaparkan, KPU Limapuluh Kota telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada 12 Oktober lampau dengan jumlah pemilih 268.272 orang. Pemilih terbanyak terdapat di Kecamatan Harau dengan jumlah 34.701 orang dan paling sedikit di Kecamatan Gunuang Omeh dengan pemilih sebanyak 9.916 orang. Bila masih ada warga yang belum terdaftar setelah DPT ditetapkan, maka yang bersangkutan akan ditetapkan dalam daftar pemilih khusus. Untuk itu dihimbau kepada warga yang merasa belum terdaftar tersebut untuk melapor ke PPS atau PPK dan bisa juga langsung ke KPU. “Dari penyampaian masingmasing PPS dan PPK, mereka sudah mendata seluruh orang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu sudah terdaftar atau belum, bisa di cek di website KPU,” ungkap Ismet. Terkait dengan partisipasi pemilih pada pelaksanaan Pemilu mendatang, lebih jauh Ismet mengatakan, untuk meningkatkan sosialisasi pesta demokrasi tersebut pihaknya tengah merekrut 15 orang relawan demokrasi. Para relawan ini terdiri dari 5 segmen yang masing-masingnya dari perempuan, pemilih pemula, kelompok keagamaan, masyarakat terpinggirkan dan penyandang cacat. “Pendaftaran relawan ini akan dibuka hingga tanggal 19 Oktober 2013 untuk selanjutnya diseleksi dan akan bekerja pada bulan Nopember mendatang.Dari 11 tahapan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014, sebanyak 8 tahapan tahap diantaranya sedang berlangsung,” sela Ilham. (hendri gunawan)


10 REDAKSI

Pendidikan dan Adat

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

 Seminar PDRI untuk Guru

W

AKIL Bupati (Wabup) Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. memendam kecemasan tersendiri menghadapi realitas yang ada di kalangan para siswa saat ini, terutama bila dikaitkan dengan semangat kebangsaan dan rasa nasionalisme.

“Jujur saja, kita mengkhawatirkannya,” kata Wabup Asyirwan saat membuka seminar Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI) bagi guru PPKn dan guru sejarah SMA/SMP se-Kabupaten Limapuluh Kota di Wisma Kolivera 3 Sicincin, Kota Payakumbuh Selasa (8/10). Wabup mengatakan, seiring perja-

lanan waktu, banyak terjadi pergeseran di tengah masyarakat. “Di antara sejumlah pergeseran itu memicu kecemasan,” kata Wabup Asyirwan. Pergeseran tersebut, tambah mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu, antara lain tindakan kriminal di dalam keluarga,

bertetangga dan kampung. Sebagian dari tindakan itu berlanjut ke ranah hukum. Pergeseran lain, banyak anak yang tidak lagi terlalu menghargai orangtua dan guru-gurunya. Salahsatu penyebabnya ditenggarai karena Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) tidak lagi menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah. “Dulu para siswa mahasiswa baru diajarkan P4 ketika mereka masuk dunia pendidikan tingkat SMP, SMA dan perguruan tinggi. Itu artinya, pada setiap siswa tersebut telah ditanamkan tentang rasa kebangsaan,” lanjut Asyirwan. Jika dalam perkembangan teknologi dewasa ini para siswa tidak dibekali dengan rasa kebangsaan dan dibiarkan terus-menerus dalam ketidakpedulian terhadap rasa kebangsaan dan persatuan, dikhawatirkan akan menyebabkan para generasi muda kedepan tidak memiliki kepedulian terhadap sesama. Kondisi ini, bisa berimbas terhadap perilaku generasi tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. “Karenanya, marilah kita perbaiki semua hal itu agar ke depan kita bisa berbuat lebih baik lagi. Salah satu caranya dengan mengadakan seminar sejarah,” ujar Wabup. Ia merujuk slogan tokoh proklamator Ir. Soekarno yang terkenal yaitu Jas Merah, yang artinya jangan sekali-sekali melupakan sejarah. “Ini bisa kita jadikan patokan untuk lebih memahami dan menghargai sejarah,” pungkasnya. Dalam kegiatan itu tampil sebagai narasumber Prof.Dr.Mestika Zedpakar sejarah yang juga guru besar di UNP (Universitas Negeri Padang). Seminar PDRI yang dilaksanakan Badan Kesbang-Pol itu berlangsung selama 2 (dua) hari, mulai tanggal 8 dan 9 Oktober 2013. (her/joy)

Adat

Kalau Para Anak Perempuan Suka Berpakaian Terbuka...

KALAU Anda punya anak perempuan, realitas yang terjadi belakangan ini memang perlu mendapat perhatian. Yaitu, banyak di antara remaja puteri di daerah ini yang terlibat hubungan pacaran, lalu berciuman dengan pasangannya. Yang lebih parah lagi: melakukan hubungan suami-isteri. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan KB (BPPKB Kabupaten Limapuluh Kota) Zulmainis didampingi Kasubid Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Aske Nona Murti. “Survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota menyebutkan, banyak remaja puteri di daerah ini yang telah berpacaran, berciuman dan melakukan hubungan seksual hingga hamil di luar nikah,” ungkap Zulmainis. Dengan bahasa yang lebih gamblang, Zulmainis mengungkapkan bahwa

sebagian remaja puteri di Kabupaten Limapuluh Kota diketahui telah berpacaran dengan lawan jensinya dan melakukan perbuatan tidak senonoh, bahkan tak sedikit yang hamil di luar nikah. Untuk menyikapi hal itu, BPP-KB menggelar pembinaan remaja puteri tentang adat Minangabau di SLTP dan SLTA. Selain itu, lanjut Zulmainis, penampilan sehari-hari sebagian remaja puteri di daerah ini cenderung tidak sesuai dengan norma agama dan adat Minangkabau. Antara lain, menurut Zulmainis, mereka lebih suka berpakaian ketat atau agak terbuka. Lebih menyedihkan lagi, para perempuan di daerah ini tidak sedikit yang kurang memahami adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. “Kondisi itulah yang mendasari kami melakukan pembinaan remaja puteri tentang adat Minangkabau di SLTP dan

SLTA di Limapuluh Kota. Hal ini sesuai dengan visi dan misi daerah terwujudkan kebersamaan, kemakmuran dan kesejahtaraan di Limapuluh Kota yang bernuansa adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dalam Negara kesatuan Republik Indonesia,” papar Zulmainis. Materi yang disampaikan dalam kegiatan pembinaan itu antara lain masalah adat sopan santun dalam masyarakat Minang. Dalam materi ini siswa diajarkan bagaimana bersikap dan bertindak dengan orang yang lebih tua atau dituakan, bagaimana sikap sopan santun dari yang dituakan dan bagaimana berintegrasi sesama besar serta bagaimana berkiasan atau jalan malereng. Selain itu para siswa juga diberi materi sumbang nan duo baleh. Tingkah laku itu diantaranya masalah sumbang duduk, sumbang tagak (berdiri),

sumbang diam, sumbang bajalan (berjalan) dan sumbang bakato (berkata) serta sumbang maliek(melihat). Berikut sumbang bapakaian (berpakaian), sumbang bagaua (bergaul), sumbang karajo (kerja), sumbang batanyo(bertanya), sumbang manjawek (menjawab) dan sumbang kurenah (tingkah laku). “Bila para remaja puteri di daerah ini berpakaian yang sesuai dengan norma agama dan adat, serta bertingkah laku sesuai sumbang nan duo baleh, mudahmudahan tidak akan terjadi lagi tindak pelecehan seksual dan pertengkaran sesama remaja,” ujar Zulmainis, sambil menambahkan pembinaan itu dilakukan pada 22 sekolah dengan prioritas sekolahsekolah yang mempunyai masalah dengan tingkah laku siswanya. Hingga kini sudah terealisasi pada 8 sekolah. Kegiatan ini akan dilanjutkan tahun berikutnya pada SLTP/SLTA lainnya. (gun)


Kaba Rantau 11 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Putera Pangkalan Berpeluang Besar Terpilih jadi Wagub Riau Bukan hanya soal usia, sang calon gubernur juga berlatar belakang pendidikan rendah, hanya tamatan SMTA. Sementara sejumlah kandidat lainnya, baik untuk calon gubernur atau wakil gubernur, rata-rata berlatar belakang S2.

A

RSJADJULIANDI Rachman, putera Provinsi Riau asal Kenagarian Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, berpeluang terpilih sebagai Wakil Gubernur Riau periode 2013-2018, untuk mendampingi H. Annas Maamun di posisi calon gubernur. Tokoh yang akrab dengan panggilan Andi Rachman itu, bersama pasangannya Annas Maamun, melaju ke putaran II Pilgub (Pemilihan Gubernur) Riau 2013 yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada 27 Novembe mendatang. Satu pasang kandidat lain yang juga dinyatakan maju di ajang yang sama adalah pasangan Herman Abdullah dan Agus Widayat. Herman juga merupakan putera Riau asal Pangkalan. Andi bersama pasangannya dinyatakan maju ke putaran kedua Pilgub Riau 2013 karena menempati peringkat pertama peraih suara terbanyak Pilgub Riau 2013 putaran pertama yang digelar Rabu (4/9) lalu. Dari lima pasang kandidat, pasangan yang diusung Partai Golkar itu sukses memetik 28,82 persen suara, meninggalkan kompetitor terdekatnya, pasangan Herman Abdullah-Agus Widayat, yang hanya meraih 22,99 persen suara, Karena tidak satu pun pasangan kandidat yang meaih suara 30 persen ditambah satu, sesuai dengan ketentuan KPU, maka pasangan peraih suara terbanyak pertama dan kedua akan diadu lagi pada ajang Pilgub Riau 2013 putaran II. Putaran II itu sendiri direncanakan akan dilaksanakan pada 27 Novem-

HM Rusli Zainal

Andi Rachman ber mendatang, sesuai dengan hasil sidang pleno KPU Riau yang digelar di Pekanbaru, Minggu (13/10). Awalnya banyak yang menyangsikan pasangan ini akan memperoleh suara terbanyak di putaran pertama karena calon gubernur, Annas Maamun, sudah berusia sepuh, sekitar 73 tahun. Bukan hanya soal usia, sang calon gubernur juga berlatar belakang pendidikan rendah, hanya tamatan SMTA. Sementara sejumlah kandidat lainnya, baik untuk calon gubernur atau wakil gubernur, rata-rata berlatar belakang S2. Mungkinkah kepemimpinan daerah berpenduduk sekitar 5 juta jiwa, dengan kondisi wilayah dan topografi yang sulit serta dengan sejumlah kompleksitas persoalan yang ada di dalamnya akan dipercayakan kepada sosok yang terbilang sepuh dengan latar belakang pendidikan yang tergolong rendah? Bukankah masih banyak sosok yang lebih muda dengan latar belakang pendidikan yang cukup mentereng? Tapi realitas politik yang terjadi seakan menafikan semua hypotesa tersebut. Lewat proses politik yang bernama Pilgub Riau 2013, sebagian besar masyarakat Riau di ajang Pilgub Riau 2013 putaran pertama telah memberikan hak politiknya terhadap Annas bersama pasangannya, calon wakil gubernur Arsjadjuliandi Rachman

atau yang lebih dikenal dengan Andi Rachman. Sebuah realitas yang memang harus diterima, suka atau tidak suka. Apa nilai lebih sehingga pasangan itu dipilih oleh banyak pemilih dibandingkan dengan pasangan kandidat lainnya di ajang Pilgub Riau 2013 putaran pertama? Di mata HM Rusli Zainal, kader Partai Golkar yang juga Gubernur Riau, kemenangan Aman pada Pilgub Riau putaran I lebih disebabkan berjalannya mesin Golkar, partai pendukung pasangan yang akrab dipanggil dengan julukan Aman itu. Dari balik jeruji besi tahanan KPK di Jakarta, Rusli Zainal menulis bahwa kalau kemenangan Aman dikarenakan mesin politik Partai Golkar berjalan dengan baik. “Kejutan itu dengan munculnya nama calon yang diusung Golkar, dua sahabat saya, Pak Annas Maamun dan Andi Rachman yang disebut sementara ini mampu meraih suara terbanyak, unggul dari kandidat lainnya,” kata Rusli Zainal dalam penggalan tulisannya. “Hasil ini membuat saya mengulum senyum sendiri. Keraguan pun kini terjawab sudah, meski baru sementara tapi paling tidak mampu mengubah persepsi dan prediksi. Inilah bukti bahwa yang terpenting tidak hanya faktor ketokohan, tapi juga karena sistem partai yang bekerja,” terang Rusli, dalam suratnya yang berjudul: Riau, Apa Kabar?, yang kemudian dirilis Biro Humas Setdaprov Riau ke sejumlah media lokal. Persoalannya kemudian, sejauh ini peluang pasangan ini memenangkan putaran II? Masih sulit ditebak, memang. Kendati demikian, beberapa dukungan mulai mengalir. Dari masyarakat Riau asal Batak, misalnya. Menurut Ketua Dewan Pakar Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) Viator Butarbutar, orang-orang suku Batak yang ada di Riau akan memilih pasangan Annas MaamunArsyadjuliandi Rachman ketimbang kandidat yang lain. “Alasannya, orang-orang Batak sudah melihat cara dan gaya kepemimpinan Annas Maamun di sebagai Bupati Rokan Hilir yang mengayomi seluruh suku dan agama meski berbeda,” ujar Butarbutar. Pengakuan itu, lanjutnya, “langsung saya dengar dari warga Batak yang berdomisili di wilayah Kabupaten Rokan Hilir,” katanya saat berbincang-bincang mengenai sosok kepemimpinan Annas Maamun. Selain itu, katanya melanjutkan, kepemimpinan Annas Maamun sudah teruji dan terbukti di level nasional. Apalagi dia berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur, Arsyadjuliandi Rachman yang akrab disapa dengan Bang Andi Rachman yang malang melintang sebagai politisi

Annas Maamun Senayan. Andi Rachman selain Anggota DPR RI juga merupakan Wakil Ketua Umum Kadin Pusat yang berkedudukan di Jakarta. Karena hanya Golkar satu-satunya partai pendukung pasangan ini, maka kesolidan keluarga besar partai berlogo beringin rimbun itu sangat diharapkan untuk memenangkan pasangan Aman. Bagi Idrus Marham, Sekjen DPP Golkar, pihaknya siap memecat kader yang membelot dalam memenangkan pasangan yang diusung partai itu pada ajang Pilgub Riau 2013 putaran kedua mendatang. “Kalau ada pemecatan, bukan karena keinginan dari individu. Tapi karena sistem berjalan dan memerintahkan seluruh pengurus untuk memecat orang yang tidak memenangkan suatu pasangan,” ujarnya. Aturan partai berlambang pohon beringin itu, menurutnya, sudah jelas diatur sesuai petunjuk pelaksanaan (juklak) Partai Golkar Nomor 13 tentang tata cara pemilihan kepala daerah (pilkada). Kemudian adanya pedoman organisasi Nomor 7 mengenai sanksi bagi para kader-kader yang tidak mengindahkan kebijakan partai dan malah mendukung calon kepala daerah selain diputuskan partai. Tak kurang Yopi Arianto SE, Ketua DPD II Partai Golkar Inhu, yang selama ini disebut-sebut tidak memihak Aman, menyatakan dukungannya terhadap pasangan itu. “Insya Allah kita akan terus berusaha supaya pasangan Aman menjadi pemuncak di ajang Pilgub Riau 2013 putaran kedua,” kata Yopi.. Khusus di lingkungan internel DPD II Partai Golkar Inhu yang dipimpinnya, Yopi mengaku akan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk mencapai target yang telah digariskan. Dalam pandangan Yopi yang juga Bupati Inhu ini, pihaknya optimistis pasangan Aman akan keluar sebagai pemenang pada ajang Pilgub Riau 2013 putaran II. “Pada putaran pertama pasangan Aman sudah dinyatakan menang,” katanya. “Tinggal lagi melakukan penajaman langkah-langkah di internal partai pendukung untuk lebih memperkuat kemenangan di putaran kedua,” ia menambahkan. Ketua Umum Forum Masyarakat Riau Bersatu (Ketum FMRB) Susilowadi SE SH MH, juga menegaskan dukungannya terhadap pasangan Aman. Dijelaskan Bang Ilo, begitu ia biasa dipanggil, FMRB khususnya di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) tidak cuma sebatas memberikan dukungan saja, namun akan bekerja semaksimal mungkin untuk memenangkan pasangan Annas-Andi yang diusung Partai Golkar itu. (e2)


Sinamar

12 Galeri

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Kabupaten Limapuluh Kota Dalam Lensa

ARAK-ARAKAN – Para peserta Khatam Alqur ’an di Longga Congkeh Jorong Guguak melakukan arak-arakan sepanjang jalan di jorong setempat yang dimeriahkan oleh drumband MTsN Dangung-Dangung, beberapa hari lalu. (hendri gunawan)

PENYERAHAN hadiah Khatam Al-Quran di Longga Congkeh Jorong Guguak. (hendri gunawan)

BUNDO KANDUANG – Ratusan bundo kanduang dan anak daro ikut menyemarakan acar khatam Alqur’an dan alek mando’a di Kapalo Banda Jorong Aie Putiah. (hendri gunawan)

WABUP membuka khatam di Jorong Lubuak Jantan.hendri BUPATI memberikan sambutan.(Herfa)

gunawan


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

13 Galeri

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Kabupaten Limapuluh Kota Dalam Lensa

SAMBUT - Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo disuguhi siriah dalam carano oleh para dara cilikdalam sebuah acara di Nagari Guguak, pekan lalu. (hendri gunawan)

DIALOG – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo senantiasa menyempatkan diri berdialog dengan masyarakat setiap kali turun ke lapangan seperti di Nagari Guguak baru-baru ini. (hendri gunawan)

MENINJAU – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo meninjau pelaksanaan kegiatan PPIP tahun 2013 di Jorong Guguak, baru-baru ini. (hendri gunawan)

UNIK – Kehadiran talempong sebagai salahsatu alat musik dalam Drumband MTsN Dangung-Dangung membuat keunikan tersendiri. (hendri gunawan)

GORO – Pembangunan jalan lingkungan di Jorong Guguak yang dibiayai dengan PPIP tahun 2013 cukup mendapat dukungan dari masyarakat setempat yang ikut bergoro saat membuka akses transportasi itu, pekan lampau. (hendri gunawan)

TALEMPONG – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo tak kalah mahir memainkan alat musik tradisonal talempong. (hendri gunawan)


Aparatur 14 REDAKSI

Nama-nama yang tertera di listing yang diumumkan Pemkab Limapuluh Kota, diminta melaporkan diri ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Limapuluh Kota pada tanggal 3 s/d 18 Oktober 2013 dengan melengkapi sejumlah persyaratan.

P

EMKAB Limapuluh Kota mengumumkan listing tentang tenaga honorer K-II (Kategori II) yang akan mengikuti testing CPNSD (calon pegawai negeri sipil daerah). Kepada nama-nama yang terteta di dalam listing tersebut, diminta untuk memenuhi sejumlah persyaratan yang telah digariskan. Menurut pengantar listing yang ditandatangani oleh Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo dengan Nomor 812/947/BLK/2013 di Sarilamak pada 27 September 2013, dijelaskan bahwa berdasarkan Hasil Pelaksanaan Uji Publik terhadap Daftar Tenaga Honorer Kategori II yang dilaksanakan dari tanggal 01 sampai dengan 21 April 2013 (selama 21 hari), telah keluar Listing Tenaga Honorer Kategori II yang akan mengikuti Seleksi CPNSD dengan surat BKN nomor K.26-30/V 146-1/99 tanggal 2 September 2013 tentang Penyampaian Daftar Nominatif Tenaga Honorer (TH) Kategori II Sebagai peserta CPNS. Sehubungan hal tersebut, disampaikan

Kepegawaian Daerah 081266602231 Daftar Nominatif Tenaga c. Fery Chofa, SH, LLM Honorer yang akan menjadi Kepala Bidang Pengadaan dan peserta Seleksi CPNSD taMutasi 081266852204 hun 2013, dan kepada Ped. Erwin Gunawan Wb. serta Tenaga Honorer S.Sos Kasubid Pengadaan dan Kategori II agar : Kepangkatan 085263714290. 1. Melaporkan diri ke Badan Kepegawaian DaeNomor Langsung Dibagikan rah Kabupaten Limapuluh SekretarisBadan KepegaKota pada tanggal 3 s/d 18 waian Daerah (BKD) KabuOktober 2013 dengan mepaten Limapuluh Kota Elvi lengkapi: Rahmi menjelaskan, semua a. Surat pengantar dari nomor ujian untuk bisa meSKPD/unit kerja terkait sengikuti tes CPNS dibagikan suai listing (Sekolah, Puslangsung oleh BKD kepada para kesmas, Badan, Dinas peserta. Pasalnya yang akan ataupun Kantor). mengikuti tes CPNS tersebut b. Surat pernyataan hanya tenaga honorer kategori bersedia tidak pindah dari (K2) atau tidak ada dari pelamar Pemerintah Kabupaten Liumum sehingga nomor ujian mapuluh Kota selama 7 Elvi Rahmi tidak dibagikan melalui jasa tahun, ditandatangani diapengiriman surat PT Pos Indonesia. tas materai enam ribu. “Kita tidak mengajukan formasi ke BKN, c. Membawa pas photo hitam putih melainkan hanya tenaga honorer K2 saja. dengan menuliskan nama dibelakangnya Kemudian nama-nama itu sudah turun ukuran 4x6 cm sebanyak 2 lembar. kembali ke daerah sebanyak 597 orang,” d. Fotocopy legalisir perpanjangan SK sebut Elvi. Jumlah itulah yang selanjutnya Honorer tahun 2013 sebanyak 1 lembar. diumumkan secara tertulis melalui media e. Semua bahan dimasukkan dalam massa dan di tempel di Sekretariat Kantor map berwarna - merah untuk tenaga guru Bupati untuk uji publik. - kuning untuk tenaga kesehatan - biru “Kita sudah umumkan tenaga honorer untuk tenaga teknis kepada publik untuk diuji. Hanya nama2. Mengambil nomor peserta, nama sebanyak 597 itulah yang akan penentuan lokasi dan waktu ujian yang mengikuti ujian. Sehingga kita memakan ditetapkan oleh panitia pelaksana. bagikan nomor ujian secara langsung,” 3. Untuk menghindari kemungkinan sebut mantan Camat Harau itu. terjadinya penyalahgunaan informasi, Menurut Elvi, jika tenaga honorer tidak seperti mengatasnamakan pejabat bisa menjawab soal yang diujikan sesuai tertentu, serta untuk kejelasan informasi dengan tuntutan sistem penilaian passing selanjutnya agar menghubungi nomor grade. Artinya, tenaga honorer bisa saja kontak person berikut: tidak diterima menjadi PNS. “Begitulah a. Drs. Indra Nazwar Kepala Badan kondisinya saat ini, sehingga tenaga honKepegawaian Daerah 081374015749 orer dituntut untuk memiliki kemampuan b. Elfi Rahmi, S.Sos Sekretaris Badan

TENAGA honorer K2 sedang lihat pengumuman.(Fdl)

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

yang baik agar bisa diangkat menjadi PNS,” tambahnya. Dikatakan, BKD juga tidak bisa memasang target berapa CPNS-nya. Jika tidak satupun tenaga honorer itu yang mampu bersaing secara nasional, tentu tidak akan ada yang bakal menjadi PNS di Limapuluh Kota. Sampai kini masih ada 5 orang tenaga HoIndra Nazwar norer K2 yang belum mendaftar ulang dan mengambil nomor untuk mengikuti ujian. “Mereka yang belum mendaftar akan dikirimi surat pemberitahuan kembali, jika memang tidak ada, berarti mereka tidak bisa lagi mengikuti tes CPNS,” pungkasnya. Pada tempat terpisah, Kepala Kantor Pos Cabang Payakumbuh, Kusti Andri membenarkan tidak adanya pengiriman nomor ujian peserta tes CPNS di daerah. Menurut Kusti, kantor Pos Payakumbuh tidak ada melayani pengiriman nomor ujian tahun ini. Sebab Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota tidak melakukan perekrutan CPNS umum tahun sekarang. “Setahu saya Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh tidak rekrut CPNS tahun ini. Hanya beberapa kota/ kabupaten saja di Sumbar yang melakukan perekrutan. Sehingga tidak ada melibatkan PT Pos untuk pengiriman nomor ujian,” ucap Kusti. (fdl)


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Kisah 15 REDAKSI

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

 Secuil Kisah & Kenangan Menjadi Bupati (7)

Sementara, Kantor Camat Harau Dijadikan Kantor Bupati

” Alhamdulillah, ini akhirnya menjadi kenyataan, masyarakat sepakat dengan rela memberikan sebidang tanahnya dan kemudian kita lakukanlah peletakan batu pertama pembangunan kantor sekretariat kantor Bupati Limapuluh Kota di Bukik Taratak”

M

ENJELANG Pemilu 2004, saya sebagai Bupati kader Golongan Karya (Golkar) memahami betul bahwa Golkar lahir adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagaimana kita meyakini bahwa kita harus membela, mengamalkan dan mengamankan Pancasila, maka merasa perlu kita sosialisasikan empat tujuan dari Golkar yang dilahirkan sejak 20 Oktober 1964 itu. Keempat tujuan dimaksud, yaitu bagaimana kita mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan tetap menjaga UUD 1945 itu kukuh, ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh, dan bagaimana demokrasi Pancasila berwujud kemajuan serta Bhineka Tunggal Ika tetap kita amalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka, sebagai kader Golkar kita selalu berharap dan berusaha agar berwawasan inklusif dan mampu menjadi penegak pilar kenegaraan dan bangsa kita. Oleh karena itulah, untuk menghadapi Pemilu 2004, kita berharap wawasan-wawasan ini dipahami juga oleh pelaksana-pelaksana di dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Kemudian, dalam menghadapi Pilkada 2005, kita sebetulnya berharap bukan kesinambungan secara pribadi. Pada saat itu yang kita harapkan adalah kesinam-

bungan konsep bahwa pemerintah itu adalah melayani publik dengan regulasi dan melayani aparatur juga dengan regulasi. Jadi, kebijakan itu adalah regulasi. Kebijakan itu adalah polisi, dan kebijakan itu adalah vaksimboltik dari Bupati yang merupakan kader partai politik Golkar pada saat itu. Bagaimana arah kebijakan itu? Kebijakan daerah adalah peraturan daerah. Kebijakan kepala daerah adalah keputusan aparatur dan kepala daerah. Sehingga kita dapat memahami pasal 146 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pelaksanaan Perda harus dengan Keputusan Bupati. Kita harus memahami juga bahwa kuasa peraturan lebih tinggi itu adalah Peraturanperaturan Menteri yang kewenangannya sudah diserahkan sebagian kepada pemerintah kabupaten/kota. Oleh karena itu kita tidak bisa sertamerta melaksanakan peraturan menteri, tapi harus kita uraikan dan jabarkan dalam keputusan bupati dalam pelaksanaannya. Ini yang kita harapkan dan baru akan terlaksana, padahal pada tahap implementasi yang kita perkirakan sampai 2010. Tentu ini adalah kerangka pikiran saya pada saat itu. Kemudian saya mengajak seluruh elemen, rekan-rekan kita DPRD dan rekan-rekan eksekutif untuk semakin memahami arti regulasi yang dikeluarkan pemerintah kita secara resmi. Bagaimana kita menginformasikan pada masyarakat bahwa kita sekarang baru pada tahap awal otonomi daerah? Empat tahap otonomi daerah adalah kondisionalisasi, konsolidasi, implementasi dan evaluasi. Semuanya belum kita pahami, Dalam kondisi seperti itu, keberuntungan yang kita peroleh dibandingkan sebelum kita memasuki otonomi daerah adalah mampu melahirkan kebijakan yang berorientasi kepada pembangunan yang menyangkut pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang tidak bisa dibuat oleh masyarakat adalah persoalan fasilitas, bagaimana masyarakat lancar dalam mengurus barang dan jasa menjadi jalanjalan sektor produksi. Kemudian bagaimana pelayanan pemerintahan itu terlaksana dengan baik? Tentu, dengan cara melayani masyarakat dengan pembinaan dari 3 fungsi pemerintahan, yaitu pelayanan aspek pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pembangunan. Infrastruktur yang belum kita lewati, salah satunya adalah tentang ibukota kabupaten yang telah kita sepakati dengan sebuah peraturan daerah yaitu bernama Sarilamak. Karena kesepakatan wali nagari kita yang ada di wilayah Kecamatan Harau yang terbatas pada waktu itu, yaitu kesepakatan Wali Nagari Gurun, Lubuak Batingkok, Tarantang, Sarilamak dan Pilubang yang sudah melepaskan diri dari pemerintahan Bukik Limbuku, sepakat menamakan bahwa nama ibukota kabupaten kita itu adalah Sarilamak, atau secara singkat dengan sebutan IKK Sarilamak. Kesepakatan itu akhirnya menjadi embrio naskah Paraturan Daerah No 17

dan 18 Tahun 2003, yang menetapkan Sarilamak sebagai ibukota kabupaten. Kondisi inilah yang memodali untuk merancang dan bertekad bagaimana kita harus membangun kantor, minimal sekretariat di Sarilamak. Inilah yang mendorong kita berjuang supaya keluar semacam Peraturan Pemerintah yang menetapkan Sarilamak menjadi ibukota kabupaten. Alhamdulilah pada akhir tahun 2003, Presiden Republik Indonesia menetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2004 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Lima Puluh Kota dari Wilayah Kota Payakumbuh ke Sarilamak, sehingga akhirnya Sarilamak sudah sah menjadi ibukota Kabupaten Limapuluh Kota. Menyikapi hal seperti ini, langkah kita selanjutnya supaya masyarakat tahu bahwa ibukota kabupaten sekarang di Sarilamak; maka dengan kesepakatan musyawarah antara Kecamatan Harau dan pemerintah kabupaten, maka kantor Camat Harau kita ganti namanya menjadi kantor Bupati Limapuluh Kota. Walaupun kantor Camat Harau itu berada pada perbatasan Nagari Koto Tuo, Tanjung Pati dengan Sarilamak, tetapi kita beri nama dengan “Kantor Bupati Limapuluh Kota,” untuk membuktikan bahwa kita sudah pindah sementara menentukan konsolidasi tanah di mana kantor bupati itu diletakkan. Pada saat itu dapat kita lihat perananperanan teman saya Dr.Dipo Alam, Deputi Menko Perekonomian di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Sekarang dipercaya sebagai Sekretaris Kabinet Republik Indonesia . Ia datang ke Limapuluh Kota untuk meninjau di mana sebaiknya lokasi pembangunan kantor Bupati. Setelah kami berkeliling-keliling Nagari Sarilamak dan Tarantang, ternyata sudah ada kawasan yang telah disediakan dan dicadangkan oleh pemerintah sebelumnya sebagai kantor Bupati. Maka dilakukan sounding kedalamannya. Setelah 16 meter, baru ditemui tanah keras, ada yang 21 meter dan 25 meter.

Dari 21 titik, akhirnya kita temui di Bukit Taratak, atau sekarang dikenal dengan Bukik Limau, ulayat ninik mamak di Sarilamak.Di situ hanya 3 meter disounding. Maka Pak Dipo Alam (panggilan akrab saya: Bung Dipo). Saya memanggilnya begitu karena dulu dia ketua Dewan Mahasiswa UI, dan saya Ketua Dewan mahasiswa Unand. Kami sering berkomunikasi semasa menjadi mahasiswa mengatakan: “Di sini saja, Bung Alis.” Alhamdulillah, ini akhirnya menjadi kenyataan, masyarakat sepakat dengan rela memberikan sebidang tanahnya dan kemudian kita lakukanlah peletakan batu pertama pembangunan kantor sekretariat kantor Bupati Limapuluh Kota di Bukik Taratak di lokasi SD 16 Sarilamak. Sekelumit cerita ini tetap kita wariskan. Yang perlu kita ingat adalah dorongandorongan dari Kapolda Sumbar ke Kapolri dalam upaya mempercepat proses ini. Beliau pada waktu itu datang ke Sarilamak melakukan survey, dan kemudian kita mengajukan permohonan untuk dapat menfasilitasi terbentuknya Polres Limapuluh Kota. Inilah yang tidak bisa dilepaskan kaitan sejarahnya sehingga lahir Peraturan Pemerintah Nomor 40/2004 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Lima Puluh Kota dari Wilayah Kota Payakumbuh ke Sarilamak . Jadi sebelum PP 40/2004 menetapkan ibukota kabupaten yang baru, maka didahului dengan menyiapkan tanah untuk membangun Polres Limapuluh Kota. Memang pada saat itu Polres Limapuluh Kota dan Payakumbuh menyatu, bernama Polres Limapuluh Kota yang berkedudukan di Labuh Basilang, Kota Payakumbuh. Pada kondisi itu lahirlah gagasan untuk menyiapkan tanah pembangunan kantor Polres Limapuluh Kota yang berdiri sendiri, yang berkedudukan di ibukota Kabupaten, yakni di Sarilamak. Alhamdulillah, akhirnya pada tahun 2004 itu resmi berdiri Polres Limapuluh Kota bersama Polres Dharmasraya. (bersambung pada edisi mendatang)

BUPATI Alis Marajo bersama masyarakat bergotong royong di lokasi Kantor Bupati di Bukik Limau, Sarilamak (f/mad)


16 Infrastruktur

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

 PPIP di Jorong Guguak

“Hingga kini proses pencairan dananya masih dalam tahapan penandatanganan kontrak kerja. Namun, pekerjaan fisik sudah kami mulai dan sudah terealisasi berupa pembukaan badan jalan sekitar 300 meter.”

S

IAPA bilang partisipasi aktif masyarakat sudah mulai mengendur dalam proses pembangunan? Lihatlah apa yang terjadi di Jorong Guguak, Kenagarian Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak? Dari ketersediaan dana yang hanya mampu menjangkau pengerjaan jalan antara 300400, malah bisa dibuat jalan sepanjang 820 meter. Bagaimana caranya: ya, dengan bergotong royong. Ceritanya begini: pada tahun anggaran berjalan kenagarian tersebut mendapat proyek PPIP (program pembangunan

infrastruktur pedesaan) dengan tupangan dana Rp250 juta. Dana sebanyak itu, atas kesepakatan semua elemen di nagari tersebut, dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas jalan, yaitu dari jalan setapak menjadi jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Tapi, sebelum dana yang Rp250 juta tersebut didrop ke nagari itu, masyarakat setempat juga bersepakat melakukan gotong royong. Ini sah-sah Zulefdi saja, karena pengerjaan proyek PPIP dilakukan dengan cara swakelola. Pada hari pertama gotong royong yang diikuti sekitar 130 warga, setidaknya sudah terbuka badan jalan sepanjang lebih kurang 300 meter dengan nilai pekerjaan sekitar Rp10 juta. Ketua Pelaksana PPIP Jorong Guguak, Zulefdi AR, didampingi Ketua Bagian

Pemeliharaandan Perawatan, Nefri Hendri, menjelaskan bahwa sesuai standar SNI (standar nasional Indonesia), dengan dana Rp250 juta tersebut bisa membuka jalan baru sepanjang 300 sampai 400 meter. Sedangkan target masyarakat Jorong Guguak akan terealisasi hingga sekitar 820 meter,” ungkap Zulefdi. “Hingga kini proses pencairan dananya masih dalam tahapan penandatanganan kontrak kerja. Namun, pekerjaan fisik sudah kami mulai dan sudah terealisasi berupa AR pembukaan badan jalan sekitar 300 meter. Selain itu material bangunan juga sudah kami tumpuk di lokasi antara lain berupa batu pondasi sebanyak 100 m3, pasir 80 m3 dan semen sejumlah 200 sak dengan cara menghutang pada toko bangunan,” ujar Zulefdi. Bukan saja menghutang bahan bangunan, agar realisasi fisik segera

GORO - Pengerjaan jalan PPIP di Jorong Guguak didukung tenaga gotong royong (goro) masyarakat.

dimulai, para tukang bangunan juga sudah melaksanakan pekerjaannya dengan perjanjian pembayaran upah akan dilakukan setelah dana program keluar. “Semua itu membuktikan antusiasme mayarakat jorong ini yang sangat tinggi dengan kehadiran jalan ke kawasan pertanian mereka,” kata Zulefdi. “Masyarakat sudah lama mendambakan jalan ke Luak Lareh itu karena selama ini ke kawasan itu baru ada jalan setapak yang sangat sulit dilalui. Apalagi di areal persawahan. Dengan kondisi tersebut masyarakat sangat kesulitan mengangkut sarana dan prasarana serta produksi pertaniannya,” terang Zulefdi. Selain kesulitan secara fisik, juga dihadapkan dengan biaya tambahan. “Selain karena kebutuhan, antusiasme masyarakat mensukseskan dan ikut bergotong royong massal di lokasi proyek PPIP ini juga tidak terlepas dari motivasi yang diberikan Wakil Bupati Lima Puluh Kota Bapak Asyirwan Yunus beberapa waktu sebelum. Pada kesempatan itu Pak Wabup Asyirwan meminta peran serta masyarakat dan mengingatkan para pengurus kegiatan pembangunan infrastruktur dimaksud benar-benar mentaati aturan yang ada,” katanya. (gun)

(hendri gunawan)

Tak Dianggarkan di APBD? Lewat Gerbang Gor Dong K

ETERSEDIAAN dana di APBD Kabupaten Limapuluh Kota dari tahun ke tahun sangat sedikit, dan berbanding terbalik dengan angka kebutuhan. Bagaimana upaya agar kebutuhan terhadap jenis infrastruktur tertentu tepat bisa dipenuhi tanpa menggantungkan sumber pendanaannya dari APBD yang cekak itu? Masyarakat Jorong Kubang Rasau, Kenagarian Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, menyikapi persoalan tersebut dengan cara mengerahkan semua sumber daya yang ada ada dalam kegiatan gotong royong massal. Pada Sabtu (5/10), dengan dihadiri Wakil Bupati Drs. H. Asyiwan

Yunus M.Si. dan sejumlah kepala SKPD, ratusan anggota masyarakat dilibatkan dalam kegiatan gotong royong tersebut. Kegiatan gotong royong tersebut dimaksudkan untuk mmbuat sebuah jembatan gantung di kanagarian itu. Informasi yang diterima menyebutkan, sudah lama masyarakat setempat mendambakan keberadaan jembatan gantung, dimaksudkan untuk memudahkan akses sosial dan ekonomi masyarakat ke jorong-jorong terdekat. Sayang, sejauh ini pembangunan jembatan itu belum dianggarkan di APBD Limapuluh Kota. Wabup Asyirwan Yunus dalam sambutannya menyatakan memberi

apresiasi positif yang dilakukan masyarakat Kubang Rasau. “Ini sebuah langkah tepat untuk menindaklanjuti kegiatan yang tidak ada dalam APBD, maka dapat dilakukan dengan pelaksanaan Gerbang Gor,” kata mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu di hadapan ratusan warga Kubang Rasau. Sementara Wali Nagari Balai Panjang Yuharnis Bahar dalam sambutannya mengharapkan agar jangan sampai terjadi kendala dalam perbaiki jembatan ini, karena sangat banyak manfaatnya jembatan bagi masyarakat, khususnya masyarakat Jorong Kubang Rasau dan Jorong Bukik

Sikumpa. Wali Naari Yuharnis Bahar memperkirakan perbaikan jembatan gantung ini diperkirakan menelan biaya sekitar Rp17 juta. “Diharapkan dengan kebersamaan dan iyuran dari kita bersama dapat meringankan beban masyarakat,” lanjut Asyirwan lagi. “Sehingga sarana ini untuk sementara bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat sampai dilaksanakan pembangunan yang telah diprogramkan pada tahun 2014,” pungkas Asyirwan dalam kegiatan yang juga dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir.Amran dan Asisten Administrasi Umum Iryanis SH. (ogi)


17

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Agropolitan dan Pemerintahan

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Harmen: Batang Namang Mendesak Dinormalisasi

“Jika musim kemarau, bisa dipastikan hamparan persawahan di sepanjang Batang Namang itu tidak bisa digarap sama sekali. Sebab, sumber airnya hanya dari air hujan atau mesin pompa.”

K

ENDATI dilalui sungai Batang Namang, namun puluhan hektar areal persawahan penduduk di Jorong Guguak, Tiaka dan Kuranji Nagari Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, masih saja berstatus tadah hujan. Ironisnya lagi, aliran sungai itu sudah ditumbuhi beringin dan bambu. Demikian Wakil Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Drh. Harmen kepada wartawan di kantor wakil rakyat itu, belum lama ini. “Hasil tinjauan kami ke lokasi, Batang Namang memang perlu dinormalisasi. Sebab, alirannya sudah semakin menyempit, dangkal dan di tengahnya ditumbuhi oleh sejumlah pepohonan seperti beringin dan bambu,” ungkap Harmen. Selain normalisasi, di sungai ini juga perlu dibangun bendungan irigasi buat mengairi sawah penduduk di tiga jorong di sepanjang aliran air tersebut. Tanpa adanya bendungan irigasi, masyarakat terpaksa menaikan air dari sungai ke sawahnya dengan menggunakan mesin pompa yang menuntut biaya mahal.

“Jika musim kemarau, bisa dipastikan hamparan persawahan di sepanjang Batang Namang itu tidak bisa digarap sama sekali. Sebab, sumber airnya hanya dari air hujan atau mesin pompa,” ujar Harmen. Kalaupun bisa dengan pompa, namun biayanya relatif sangat tinggi. Pengakuan sejumlah petani, untuk mengairi satu petak sawahnya selama satu musim tanam butuh biaya bahan bakar minyak (BBM) sekitar Rp450 ribu. Angka ini tidak jauh berselisih dari hasil panen yang akan mereka terima. Artinya usaha pertanian itu nyaris tidak menguntungkan alias hanya pulang pokok. Untuk menekan biaya produksi tersebut, para petani sangat mengharapkan dibangunnya sebuah bendungan di hamparan persawahan itu. Tak kalah pentingnya Pemkab juga diharapkan melakukan normalisasi dan membersihkan aliran dari pepohonan yang tumbuh di tengah sungai itu. Sedangkan untuk saluran irigasinyalanjut Harmen, diperkirakan bisa memfungsikan kembali bekas tali bandar yang sudah ada di kiri dan kanan Batang Namang ini. “Kita meminta ini menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota,” ulang Harmen. Selain petani di Nagari Guguak VIII Koto, permintaan pembangunan jaringan irigasi teknis juga disuarakan oleh para petani di Kenagarian Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Sejuh ini, ratusan hektar areal persawahan penduduk di kenagarian yang dilalui

garis khatulistiwa itu hanya mengandalkan irigasi tadah hujan sehingga menyulitkan untuk meningkatkan produksi panen. Sawal, 43, seorang petani padi sawah di nagari itu, menjelaskan bahwa karena ketiadaan irigasi teknis untuk mendukung usaha pertanian tanaman pangan di sana, praktis kegiatan turun ke sawah hanya dilakukan dua kali dalam setahun. Akibatnya lagi, selama beberapa bulan dalam setahun areal persawahan terpaksa dibiarkan memganggur. “Kalau ada irigasi teknis, tentu areal persawahan bisa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman lain,” katanya. “Jadinya bagi petani di sini areal persawahan hanya semata mengandalkan hasil berupa

padi, dan hampir tak pernah bisa menghasilkan jenis-jenis komoditas lain,” sebut Sawal lagi. Padahal, imbuh Sawal, kalau seandainya areal persawahan bisa digarap untuk komoditas lain di luar padi, tentu akan memberi nilai tambah tersendiri bagi upaya peningkatan perekonomian masyarakat setempat. (gun/e2)

Drh. Harmen PEMERINTAHAN

 Melalui Sidang Paripurna DPRD

Disahkan, Perda APBD-P 2013

DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Limapuluh Kota menyetujui ranperda APBD Perubahan (APBD-P) untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Limapuluh Kota tentang Penetapan APBD-P Tahun Anggaran 2013 dalam sidang paripurna DPRD Limapuluh Kota di kantor DPRD Sarilamak, Selasa (8/10).

Ranperda RAPBD-P 2013 tersebut ditetapkan sebagai Perda Kabupaten Limapuluh Kota tentang Penetapan APBD-P Tahun Anggaran 2013, menyusul setelah enam fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Limapuluh menyatakan setuju. Pernyataan setuju tersebut disampaikan melalui pandangan umum masing-masin fraksi,

yang dibacakan oleh juru bicara keenam fraksi yang ada. Masing-masing fraksi di DPRD melalui juru bicaranya, meminta kepada seluruh SKPD agar tidak ada alasan lagi untuk tidak menuntaskan program dan kegiatan. Karena, setiap pergeseran dan tambahan anggaran telah melalui pembahasan intensif

berdasarkan estimasi waktu. Penyusunan Perubahan APBD tahun 2013 memiliki tujuan utama untuk melaksanakan amanat konstitusi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 13 tahun 2006, sebagaimana yang telah diubah dua kali. Terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 21 tahun 2011 tentang Pedoman Penggelolaan Keuangan Daerah. Perubahan anggaran tahun 2013 ini terjadi, dikatakan Bupati dr.Alis Marajo Dt.Sori Marajo, adalah karena keadaan, yang menyebabkan terjadinya pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja serta saldo anggaran lebih tahun 2012. Maka harus digunakan dalam tahun ini, dengan tetap berpedoman kepada Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS). “Ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan segenap anggota DPRD Limapuluh Kota yang telah melaksanakan pembahasan terhadap perubahan APBD 2013,” tambah Alis Marajo. Pendapat akhir terhadap ranperda APBD-P yang disetujui menjadi Perda tersebut disampaikan masing-masingnya Tedy Sutendi ( FPBNB), Riko Febrianto (F-Partai Golkar), Abdul Malik (F-PAN), Zulfahmi (FDemokrat), Sukron (F-PKS), dan H.Nur Muhammad Anwar (F-PPP). ogi/her


dan Anggaran REDAKSI 18 Sorot

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Bupati: PPIP Bukan Didanai oleh Parpol B

Alis Marajo

“Kalau ada pihak yang mengatakan dana PPIP atau Pansimas dari parpol, itu bohong. Pembiayaan kegiatan itu murni dari pemerintah, baik pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat.”

UPATI Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo mengingatkan, pembiayaan kegiatan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) bukan berasal dari dana partai politik, melainkan murni dari pemerintah. Pernyataan ini dimaksudkan untuk menepis rumor yang menyebutkan PPIP dananya berasal dari parpol tertentu. “Masyarakat perlu mengetahui ini agar tidak dibohongi,” kata Bupati dalam sambutannya pada gotongroyong massal pembukaan jalan baru PPIP tahun 2013 di Luak Lareh Jorong Guguak, Nagari Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, Minggu (20/10). “Kalau ada yang mengatakan dana PPIP atau Pansimas dari parpol, itu bohong. Pembiayaan kegiatan itu murni dari pemerintah, baik pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat,” tandasnya. Bupati meminta agar setiap kegiatan pembangunan jalan PPIP dilengkapi dengan dokumen administrasi penyerahan tanah yang jelas. Dokumen yang menjelaskan bahwa tanah tersebut telah diserahkan buat pembangunan jalan itu harus diketahui oleh niniak mamak kaum dan anak kemenakan agar tidak mengundang masalah di kemudian hari. “Juga diharapkan kegiatan PPIP atau PNPM telah selesai dilaksanakan

segera diserahkan dengan berita acara kepada pemerintah nagari, sehingga jalan itu menjadi aset pemerintah nagari,” ujar Bupati, sambil menyatakan memberi apresiasi positif atas partisipasi masyarakat Jorong Guguak dalam pelaksanaan PPIP tersebut. “Ini menunjukan kegiatan pembangunan di jorong itu terlaksana dengan kebersamaan,” tambahnya. Sebelumnya Kepala Dinas PU Kabupaten Lima Puluh Kota Edwar dalam penyampaiannya, mengakui dari 125 lokasi PPIP di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2013, lokasi yang paling pertama memulai kegiatan fisiknya adalah di Jorong Guguak. Ia berharap jalan baru itu nantinya benar-benar mampu mengangkat perekonomian masyarakat. “Dari 125 lokasi PPIP yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2013, baru di jorong ini yang telah memulai kegiatannya,” ungkap Edwar. Dikatakan, jalan lingkungan yang dibangunan dengan PPIP ini berpeluang menjadi jalan kabupaten karena menghubungkan tiga kecamatan yang masing-masingnya Kecamatan Guguak, Mungka dan Payakumbuh. Terkait dengan ini, hendaknya masyarakat sejak sekarang sudah menyiapkan pembebasan lahannya termasuk untuk pelebaran. Sementara Ketua Pelaksana PPIP

Jorong Guguak Zulefdi AR dan Ketua Bagian Pemeliharaan dan Perawatan Nefri Hendri kepada wartawan mengatakan, sampai kini realisasi fisik di lapangan sudah mencapai lebih dari Rp100 juta. Sedangkan dana yang turun baru Rp100 juta dan yang sudah dibayarkan baru Rp50 juta. Kelebihan realiasasi berasal dari partisipasi tenaga gotong royong dan bantuan makanan dari masyarakat. “Dari sekitar Rp50 juta dana yang sudah dibayarkan itu kami sudah merealisir pekerjaan pembukaan jalan sepanjang 450 meter dan memperlebar jalan setapak sepanjang 400 meter. Selain itu melaksanakan pengedaman jalan sepanjang lebih kurang 120 meter,” papar Zulefdi dan Nefri. Menurut Zulefdi, kegiatan yang mendapatkan dana sebesar Rp. 250 juta dengan pelaksanaan secara swakelola oleh masyarakat tersebut ditargetkan untuk membuka dan membersihkan jalan sepanjang 820 meter. Karena antusiasnya mayarakat, pengadaan bahan bangunan seperti batu pondasi, sirtukil dan semen serta pekerjaan seperti pengedaman sudah dimulai sejak beberapa hari sebelum dana turun dengan cara menghutang. Selain bahan, upah para tukang bangunan juga dihutang dengan perjanjian pembayaran upah setelah dana keluar. (gun)

Alokasi Dana Masih Didominasi oleh Belanja Tidak Langsung

P

ENGALOKASIAN dana belanja dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD Kabupaten Lima Puluh tahun 2014 masih didominasi oleh belanja tidak langsung. Sisanya untuk belanja langsung untuk mendukung berbagai program dan kegiatan pelayanan publik, kata Bupati Limapukuh Kota Alis Marajo pada rapat paripurna penandatanganan nota kesepakatan bersama KUA dan PPAS APBD 2014 di aula DPRD setempat, Selasa (22/10). “Untuk mencapai ketersediaan dana pendukung pelaksanaan program dan kegiatan tersebut, Pemkab telah menetapkan langkah yang antara lain memantapkan kelembagaan dan sitem operasional pemungutan dan pendapatan daerah. Berikut meningkatkan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan,” ujar Bupati. Selain itu, imbuh Bupati, meningkatkan sarana dan prasarana sebagai konsekuensi pendaerahan PBB perkotaan dan pedesaaan pada awal tahun 2014. Selanjutnya, meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan pemerintah pusat, SOPD pemungut dan pemerintah nagari. Di samping itu meningkatkan kinerja BUMD, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi. Tak kalah pentingnya meningkat peran dan fungsi SOPD dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan, serta melakukan evaluasi tarif retribusi dan sejumlah langkah lainnya. Sebelumnya Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Darman Sahladi dalam penyampaiannya mengharapkan pembahasan KUA dan PPAS APBD tahun 2014 itu bisa selesai dalam Bulan Nopember mendatang. Ia juga berharap asumsi dana mendatang itu naik dari tahun sebelumnya. “Kita berharap pembahasan selesai dalm bulan depan. Kita juga sangat berharap tahun mendatang anggaran di Kabupaten Lima Puluh Kota bukan lagi bilangan milyar, tapi sudah menyebut angka triliun,” ujar Darman. (gun)

NOTA – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo menandatangani nota kesepakatan bersama KUA dan PPAS APBD tahun 2014 di saksikan pimpinan dan anggota DPRD di aula kantor dewan setempat, Selasa (22/10). (hendri gunawan)


Study Banding 19 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Belajar Ke Negeri Segantang Lada BERPOSE di halaman Kantor Bupati Bintan.

“Promosikan ke Luar Negeri , Utamakan Kenyamanan Investor”

K

ABUPATEN Bintan , menjadi tujuan kunjungan kerja studi komperatif para camat di Kabupaten Limapuluh Kota, Senin (21/10) lalu. Daerah ini telah dua kali meraih penghargaan dalam pengelolaan keuangan berupa opini WTP (Wajar Tanpa Pengeculian), Pengelolaan Administrasi Kecamatan (Paten) serta kemampuan dalam mempromosikan daerah keluar negeri serta memberikan kenyamanan buat investor dan wisatawan. Berikut laporan perjalalanan wartawan Sinamar , Muhamad S, yang ikut bersama rombongan. *** Rombongan Camat se Kabupaten Limapuluh Kota yang dipimpin Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Drs. Rahmad Hidayat, M.Si, diterima Pemkab Bintan Provinsi Kepulauan Riau, Senin (21/10) , sekitar jam 13.30 Wib di Kantor Bupati, di Bintan Bunyu. Diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Bintan, Muhammad Hendri, beserta sejumlah kepala SKPD, pejabat esselon II, III dan IV di ruangan rapat kerja Sekretariat Daerah, dengan penuh keakraban memberikan ekspos potensi daerah dan keberhasilan Kabupaten ini dalam berbagai bidang di tingkat regional, nasional dan internasional. Camat yang melakukan studi komperativ dalam rangka menambah wawasan ke negeri “segantang lada” tersebut diantaranya; Ricky Edwar ( Mungka), Adi Putra (Akabiluru), Muftil Wahyudi (Lareh Sago Halaban), Fidria Fala (Payakumbuh), Elsiwa Fajri (Luak), Harman Dt.Bodi (Suliki), Irwandi ( Gunung Omeh), Yuhendri Dt Bosa (Guguk),Decky Yusman ( Harau) , Septi Ilwendri ( Kapur IX) dan Rumellia (Sekcam Situjuh Limo Nagari) bersama sejumlah staf pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum. Kabupaten Bintan sebelumnya bernama Kabupaten Kepulauan Riau. Perubahan nama ini dimaksudkan agar tidak timbul kerancuan antara P r o v i n s i K e p u l a u a n Riau dan Kabupaten Kepulauan Riau dalam hal administrasi dan kores-pondensi sehingga nama Kabupaten Kepulauan Riau (Kepri) diganti menjadi Kabupaten Bintan. Perubahan nama Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Kabupaten Bintan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006.

SEJARAH Bintan telah dikenal beberapa abad yang silam tidak hanya di nusantara tetapi juga di mancanegara. Wilayahnya mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan. Sehingga julukan Kepulauan “Segantang Lada” sangat tepat untuk menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini. Pada kurun waktu 1722-1911, terdapat dua Kerajaan Melayu yang berkuasa dan berdaulat yaitu Kerajaan Riau Lingga yang pusat kerajaannya di Daik dan Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan. Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of London , kedua Kerajaan Melayu tersebut dilebur menjadi satu sehingga menjadi semakin kuat. Wilayah kekuasaannya pun tidak hanya terbatas di Kepulauan Riau saja, tetapi telah meliputi daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Pusat kerajaannya terletak di Pulau Penyengat dan menjadi terkenal di Nusantara dan kawasan Semenanjung Malaka. Setelah Sultan Riau meninggal tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir-amirnya sebagai Districh Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder Districh Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah keresidenan yang dibagi menjadi dua Afdelling yaitu: Afdelling Tanjungpinang yang meliputi Kepulauan Riau–Lingga, Indragiri Hilir dan Kateman yang berkedudukan di Tanjungpinang dan sebagai penguasa ditunjuk seorang Residen. Bintan saat itu masuk dalam wilayah Kewedanan Tanjungpinang di bawah Afdelling Tanjungpinang (19401965). POTENSI DAERAH Kabupaten ini memiliki sejumlah peluang di bidang pariwisata, industri, perikanan dan pertambangan. Di bidang pariwisata, iklim dan kondisi alam yang eksotis menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara. Misalnya, Lagoi yang memiliki pemandangan laut dan pantai yang telah menarik minat lebih dari 40.000 wisatawan mancanegara. Di lahan seluas 23.000 ha terdapat 7 hotel bertaraf internasional, 2 Resort dan 2 lapangan golf bertaraf internasional

dengan 36 hole. Untuk menarik minat investor, pemerintah telah mengalokasikan lahan seluas 500 ha di Kijang dan 100 ha di Bintan Barat sebagai areal hutan industri dan pengembangan pantai. Pengembangan pariwisata dilakukan dengan bekerja sama dengan Singapura untuk membangun Bintan Utara. Pada sektor industri, Kabupaten ini mempunyai kawasan industri di Lobam sebagai salah satu hasil dari kerjasama ekonomi antara Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Terdapat 4000 ha lahan yang dipakai oleh 18 perusahaan elektronik, 14 perusahaan garmen dan lain-lain. Industri perikanan juga berperan penting di kabupaten ini dengan didukung oleh luas wilayah perairan seluas 95%. Para investor disarankan untuk mengembangkan sektor industri ini di kawasan Bintan timur yaitu di wilayah Tambelan dengan 54 pulau. Wilayah ini cocok untuk perikanan, dan budidaya terumbu karang seluas 117,480 ha. Pariwisata laut cocok untuk wilayah ini dengan didukung oleh pasir pantai yang bersih dan putih. Memiliki potensi wisata yang luar biasa , sampai sampai Singapore saja merekomendasikan wisatawannya untuk mengunjungi pulau indah ini. Selain itu sejumlah potensi perikanan pertambangan dan peternakan serta perindustrian menjadi daya pikat bagi para investmen. WTP Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) APBD Bintan tahun 2011 dan 2012 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) , kabupaten Bintan berturut-turut dua kali mendapatkan Opini WTP. Menurut Muhammad Hendri , Bintan kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.Bukan hanya keberhasilan sebuah kerja kelompok atau pun pribadi. Namun, semua ini hasil kerja keras semua kalangan. Baik Pemerintah Bintan, DPRD Bintan serta seluruh elemen masyarakat. Prestasi penilaian BPK berupa WTP tersebut merupakan keseluruhan laporan keuangan yang meliputi realisasi APBD, laporan arus kas, neraca/kekayaan dan catatan laporan keuangan. Termasuk di dalamnya, mengenai sistem keuangan, informasi keuangan daerah maupun pengendalian di internal pemerintahan.

Untuk mendapatkan opini WTP ini, sangat diperlukan komitmen setiap SKPD, dengan memperhatikan aspek akuntansi dan tertib administrasi keuangan dalam mengelola keuangan daerah. Baik dalam belanja aparatur maupun pembangunan daerah,.Untuk tertib administrasi keuangan sesuai dengan akuntansi dan kaedah hukum, Pemkab Bintan selalu melibatkan pihak BPK dalam pengelolaan administrasi keuangan , terutama terhadap fungsi bendahara dan pimpinan SKPD. Sehingga pelaksanaan anggaran benar-benar sesuai dengan ketentuan dan perundangan-undangan yang berlaku. Selain mendapatkan opini WTP dari hasil pemeriksaan BPK, Pemkab Bintan juga mendapat prestasi dalam penyajian laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah (LPPD) tahun 2011 yang dinilai oleh tim Mendagri pada tahun 2012 lalu. Dari hasil penilaian pemerintah pusat, LPPD Kabupaten Bintan berstatus Tinggi. Khusus di Provinsi Kepri, LPPD Pemkab Bintan berada pada posisi teratas dibandingkan pemerintah kabupaten lainnya. Selain itu, Bupati Bintan juga memperoleh penghargaan tertinggi dalam bidang pembangunan infrastruktur jalan dari Pemerintah. “Setiap SKPD harus memiliki komitmen yang sama dalam upaya meningkatkan kesehajteraan masyarakat, membangun daerah, serta mendapatkan opini WTP ini. Kami juga mengadakan MoU dengan BPK, dalam upaya penertipan administrasi keuangan Pemkab. Pegawai BPK kami jadikan konsultan dalam pengelolaan keuangan daerah bahkan Kepala Dinas DPPKAD Bintan berasal dari BPK,”ungkapnya, Dalam upaya menjual daerah dan mendatangkan investor ke Kabupaten Bintan, Pemkab Bintan selalu mengadakan studi banding dan mempromosikan daerah ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, Inggris dan sejumlah negara mancanegara lainnya. Bagi setiap investor yang menanamkan investasinya di beri berbagai kemudahan, perlindungan dan kenyamanan. Untuk lima tahun pertama, dibebaskan dari berbagai pungutan seperti pajak, retribusi dan pungutan lainnya.”Secara bertahap, mulai tahun keenam baru kami kenakan kewajiban membayar pajak, retribusi dan pungutan lainnya sesuai peraturan daerah dan peraturan bupati,” tambah Muhammad Hendri.***


20

Layanan Publik

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

A

GAR percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial melalui Program Keluarga Harapan (PKH) berjalan dengan baik, Wakil Bupati Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus meminta para tenaga pelaksana program itu agar mengikuti bimbingan teknis dengan serius. “Saya meminta para peserta bimbingan teknis penyedia layanan PKH ini benar-benar mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh. Jangan anggap ini sebagai acara seremonial belaka,” ujar Asyirwan dalam sambutannya saat membuka acara bimbingan teknis servive provider dan reguler PKH Kabupaten Lima Puluh Kota di aula kantor bupati setempat, Jumat (25/ 10). Agar pelaksanaan bintek itu

WAKIL Bupati Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus meminta para peserta bintek serius mengikuti acara hingga selesai. (hendri gunawan)

PARA peserta Bimtek serius mengikuti kegiatan hingga selesai (f/gun) benar terlaksana dengan baik, sebelum memulai sambutannya Wakil Bupati sempat meminta pihak panitia menutup pintu dan tidak membenarkan peserta yang terlambat untuk masuk tempat acara. Tak hanya itu, Wakil Bupati juga juga meminta panitia menyerahkan daftar absensi peserta yang hadir. “Kita berharap acara bintek ini diikuti dengan serius dan fokus. Jangan sampai ruangan sepi sebelum acara selesai dilaksanakan,” ingat Wabup. Sebelumnya panitia acara yang juga Kabid. Banjamsos Dinas Sosial Kabupaten Lima Puluh Kota Afdal, S.Sos dalam laporannya memaparkan, tujuan bintek tersebut antara lain buat meningkatkan pemahaman tenaga pelaksana tentang PKH dan keterampilan teknis tenaga PKH. Selain itu untuk meningkat profesionalisme pelayanan dan menyamakan persepsi tentang PKH. Dikatakan Afdal, program ini merupakan bantuan tunai bersyarat kepada RTSM yang berkaitan dengan persyaratan pendidikan

dan kesehatan. Kesinambungan program ini akan berkontribusi dalam mempercepat pencapaian tujuan pembangunan milenium (Milennium Devolopment Goals atau MDGs). “Tujuan MDGs yang didukung melalui PKH antara lain penanggulangan kemiskinan ekstream dan kelaparan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Selain itu pengurangan angka kematian anak dan peningkatan kesehatan ibu,” papar Afdal. Dikatakan, melalui PKH diharapkan RTSM memiliki kesempatan lebih baik untuk memanfaatkan pelayanan sosial dasar berupa kesehatan, pendidikan, pangan, gizi dan lainnya. Dampak lebih lanjutnya diharapkan kesejahteraan sosial masyarakat lebih meningkat. Peserta bintek sehari itu berjumlah 85 orang yang terdiri dari sejumlah SKPBD termasuk para camat, kepala Puskesmas dan kepala UPT Dinas Pendidikan serta instansi terkait lainnya. (gun)

Perbaikan Kualitas Pelayanan Merupakan Fokus Utama

P

ERBAIKAN kualitas pelayanan publik merupakan salah satu fokus utama yang harus dilakukan untuk mewujudkan birokrasi pemerintah yang profesional. Dengan perbaikan pelayanan publik tersebut diharapkan akuntabilitas kinerja birokrasi akan meningkat. Demikian Bupati Lima Puluh Kota diwakili Kepala Bagian Organisasi Setdakab Drs.Aimel Nazra, M.Si dalam sambutannya pada acara sosialisasi Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 31 tahun 2013 tentang penyusunan, penetapan dan penerapan standar pelayanan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota di aula

kantor bupati setempat, Kamis (24/ 10). “Sesuai Perbup Nomor 316 tahun 2012 tentang Roadmap reformasi birokrasi Pemkab Lima Puluh Kota tahun 2011-2015, ditargetkan tahun 2013-2014 seluruh SKPD penyelenggara pelayanan telah mempunyai dokumen standar pelayanan. Reformasi birokrasi ini merupakan prioritas pembangunan pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang,” papar Aimel. Dikatakan, standar pelayanan merupakan tolak ukur sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Penyelenggaraan pelayanan publik ini wajib mengikutsertakan masyarakat. “Peranserta masyarakat itu tak hanya dalam penyusunan standar pelayanan, namun juga pengawasan dan evaluasi penerapan standar yang telah dibuat, evaluasi kinerja dan lainnya,” ujar Aimel. Lebih jauh Aimel menuturkan sampai kini kualitas pelayanan publik di Indonesia masih jauh dari harapan. Buktinya, masih saja ada keluhan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan itu. Sebelumnya panitia pelaksana acara Indra Samsualis, S.Sos dalam laporannya memaparkan, tujuan

pelaksanaan sosialisasi itu agar para penyelenggara pelayanan mampu menyusun, menetapkan dan menerapkan standar pelayanan di lingkungan SKPD masing-masing. Sedangkan para peserta berjumlah 60 orang yang terdiri dari SKPD di lingkungan Pemkab Lima Puluh Kota. (gun)

Drs.Aimel Nazra,M.Si (f/gun)


21

Profil Nagari

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

 Ironisme Buluh Kasok

Murid SD Jalan Kaki 11 KM Baru Bisa sampai di Sekolah

Di saat musim penghujan, sering juga sejumlah para anak didik lebih memilih tidak masuk sekolah karena tak kuat menempuh medan jalan yang berat dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, yaitu sekitar 11 km, itu.

J

ORONG Buluh Kasok di Kenagarian Sarilamak, Kecamatan Harau, merupakan sebuah ironisme: menyandang status sebagai bagian dari IKK (ibukota kabupaten) Limapuluh Kota, Sarilamak; tapi jangan pernah membayangkan kawasan ini dilengkapi berbagai fasilitas modern, layaknya sebagai sebuah ibukota daerah otonom kabupaten. Buluh Kasoklah, mungkin, satusatunya kawasan ibukota kabupaten di Indonesia yang terjauh dari hiruk-pikuk keramaian, hingar-bingar pasar, rutinitas kesibukan orang-orang kantoran, jalanjalan yang beraspal mulus yang dilengkapi lampu penerangan di sisi kirikanannya, rumah-rumah mentereng dengan fasilitas pengatur suhu, atau mobil-mobil mengkilap berpelat merah. Saking parahnya kondisi sejumlah infrastruktur dasar di kawasan itu, terutama infrastruktur dari jenis jalan, bahkan murid-murid SD di sana saban hari harus telat sampai di sekolah. Karena, selain jarak tempuh yang lumayan jauh, kondisi jalan yang mesti dilalui juga tergolong parah dan pada beberapa titik digenangi lumpur. “Kalau anak nak pai sikolah, ibo awak mancaliaknyo,” aku seorang wali murid. Inilah antara lain akibatnya, yaitu jam masuk sekolah di tingkat SD yang seyogianya setiap pukul 07.30 WIB, di sana dibuat molor menjadi pukul 08.00 WIB. “Terpaksa karena keadaan,” kata Masnir S.Pd., Kepala SD Negeri 09 Sarilamak, saat ditanya kebijakan memundurkan jadwal masuk sekolah anak-anak muridnya. Sudahlah dimundurkan, kata Masnir, itupun belum

bisa dipastikan semua murid mampu mentaatinya. Kondisi terparah tentu saja di musim penghujan. Dijelaskan Masnir, di musim seperti itu hampir bisa dipastikan sebagian besar anak didik sampai di sekolah dalam kondisi tubuh yang tidak bersih lagi. Bisa dimaklumi, memang, karena para anak murid itu menempuh dengan cara berjalan kaki ruas jalan berlumpur dan tergenang air di beberapa titik, dengan jarak tempuh yang tak bisa dibilang pendek. Tidak hanya sampai di sana. Bahkan, seperti dijelaskan Masnir, di saat musim penghujan, sering juga sejumlah para anak didik lebih memilih tidak masuk sekolah karena tak kuat menempuh medan jalan yang berat dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, yaitu sekitar 11 km, itu. Sebab, menurut Masnir, dari 140 murid SD di sekolah itu, sekitar 40 persen di antaranya mencapai sekolah dengan cara berjalan kaki. Kepala Sekolah yang juga merupakan penduduk asli Buluh Kasok ini berharap adanya perbaikan jalan di wilayah jorong tempat tinggalnya, terutama dimaksudkan agar bagaimana anak-anak SD di sana mendapatkan waktu yang cukup untuk menntut ilmu di lembaga pendidikan formal, SD. “Jalan ko andaknyo nan diaspal ha, kok indak agiah kami kendaraan operasional untuak anak ko poi sakola bia ndak kumuah juo baju anak poi sakola lai,” kata Masnir berharap. Wirdayati, salah seorang wali murid yang ditemui di Buluah Kasok, Minggu (6/ 10), membenarkan adanya murid SD di kampungnya yang terpaksa berjalan kaki sejauh 11 km untuk bisa sampai di sekolah. “Payah anak awak bajalan poi sakola, Pak,” katanya. “Apolagi ari musim pangujan ko, sakali sabulan andaknyo anak wak manuka sapatu, jo apo ka awak boli,” keluhnya. Menurut Wirdayati, hingga kini masyarakat Jorong Buluh Kasok masih menunggu kelanjutan pembangunan di jorongnya, yang baru dilaksanakan 1 km dari sekitar 13 km jalan yang ada. Dengan adanya jalan yang layak tempuh, tambah Wirdayati, diharapkan akan dapat meningkatkan taraf perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta terwujudnya keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Apa boleh buat, keterbatasan infrastruktur dasar di sana, terutama dari jenis jalan, menjadi faktor penghambat untuk sejumlah perkembangan. Anakanak sekolah yang harus terlambat saban hari sampai di sekolah hanya merupakan salah satu dampak. Belum lagi kesulitan bagi masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi ekonominya, termasuk juga kesulitan akses sosial dengan masyarakat di kawasan-kawasan terdekat. Padahal, seperti dikatakan Ade Rahma Putra, Sekretaris Jorong Buluh Kasok, kawasan yang mayoritas masyarakatnya bertani ini memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti di bidang kepariwisataan, perkebunan, peternakan, bahan galian C, dan lainnya. “Tapi karena kendala keterbatasan infrastruktur, membuat sejumlah potensi itu hampir tidak memberi nilai tambah bagi masyarakat kami,” katanya. Sependapat dengan Masnir, Ade juga menilai Buluh Kasok harus lebih dikembangkan lagi. “Harapan untuk itu tentu tertuju ke Pemkab Limapuluh Kota,” katanya. Apalagi jorong itu berbatasan langsung dengan Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yang perkembangannya cukup pesat— sepesat

Masnir , S.Pd

perkembangan hampir sebagian besar kawasan di provinsi tetangga itu. Ade malah bisa memastikan, kalau infrastruktur jalan di jorong itu mendapat penanganan, misalnya dilakukan pengaspalan, akan berdampak terhadap perbaikan perekonomian masyarakat di sana. “Terang saja, karena warga tidak akan kesulitan lagi memasarkan setiap komoditas tani yang mereka hasilkan, selain juga tidak terpaksa membeli dengan harga mahal barang-barang yang didatangkan dari luar,” katanya. Apalagi, tambah Ade, karena sejumlah anggota masyarakat Kecamatan Kampar Kiri sering berbelanja ke pasar Buluh Kasok, kondisi infrastruktur jalan yang baik akan berimbas terhadap makin banyaknya perputaran uang di sana. “Dalam kondisi jalan yang sudah rusak saja banyak di antara warga Kampar yang berbelanja ke sini, apalagi kalau kondisi jalan sudah baik,” katanya lagi.*** (indra)

(f/ind)

Buluh Kasok Bak Sebuah Mutiara yang Terpendam

MURID SD berjalan kaki ada 11 km

B

(f/ind)

ULUH Kasok adalah nama sebuah jorong yang selama ini terbelakang, meski terletak dalam Kenagarian Sarilamak, Kecamatan Harau, yang merupakan kawasan IKK (ibukota kabupaten) Limapuluh Kota.

Kalau hendak ke Buluah Kasok harus menempuh jalan memutar terebih dahulu ke Nagari Batu Balang. Jaraknya dari kantor Bupati Limapuluh Kota tidak kurang dari 15 km. Simbol daerah “ terisolir “ meski tidak

jauh dari ibukota kabupaten itu, mempunyai alam dengan topografi berbukit-bukit. Kekayaan alam dan hutannya yang belum tergarap dengan maksimal itu menempatkan Buluah Kasok bak mutaiara yang terpendam. Siang itu pada suatu hari, ketika kontributor Sinamar mengunjungi Buluah Kasok, di tengah teriknya cahaya matahari tampak anak-anak SD yang berjalan kaki sejauh 6 sampai 8 km terlihat menyeka keringat di dahinya yang bercucuran. Mereka berjalan kaki bergerombol sembari bercerita tentang apa saja, terutama pelajaran di sekolah tadi. Mereka pulang dan pergi sekolah setiap hari dari rumah orang tuanya di Parantian Rajo. Di lain hal, ketika mampir di sebuah warung kopi, di sana terlihat ibu paruh baya yang bernama Yasniati tengah mensetrika pakaian anak-anaknya. Lalu, sebuah lemari es dua pintu berisi sesak dengan minuman-minuman penyegar. “Sajak listrik lah masuak kaiko, kami sarupo urang nan lah merdeka, ditambah lah mulai lo jalan ba aspal,”ciletuk seorang bapak di warung tersebut. Listrik memang telah menyala hingga ke Parantian Rajo sejak bulan Juni lalu, yang telah menerangi rumah-rumah

penduduk di jorong berpenghuni 245 KK (kepala keluarga) itu. Kemudian jalan yang baru diaspal meski baru 8.00 meter panjangnya dari yang seharusnya 13 km, namun cukup menjadi obat penawar bagi masyarakat setempat, yang sudah sejak lama mendambakan perbaikan jalan. “ Harapan 1.000 jiwa penduduk Buluah Kasok adalah Pemkab Limapuluh Kota dapat menambah pengaspalan jalan di kawasan kami pada tahun-tahun mendatang, lalu melakukan pengerasan jalan hingga ke Parantian Rajo,” ucap Masnir, mantan Kepala Jorong Buluah Kasok yang sekarang menjabat sebagai Kepala SDN 09 Sarilamak, yaitu bangunan SD yang berlokasi di Jorong Buluah Kasok. Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Sori Dirajo yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya selalu berjuang dan berusaha untuk masyarakat Buluah Kasok, terutama bagaimana akses jalan ke sana kian lancar. “Kita juga secara bertahap berupaya menepati janji kepada masyarakat setempat,” tambah Alis Marajo, sambil menambahkan bahwa karena keterbatasan anggaran daerah, membuat sejumlah program pembangunan harus dilakukan bertahap.*** ( widiat)


Varia 22 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Orientasi Pelatih Olahraga TARANTANG-Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo mengatakan, keolahragaan saat ini tidak lagi amatiran, tapi sudah sangat menuju keprofesionalan dan keolahragaan tidak lagi dilihat dari aspek pertumbuhan fisikologi dari aspek pendidikan kita, malah justru sudah masuk dalam kompetensi kurikulum pendidikan. Saat membuka acara Orientasi Peningkatan Mutu Organisasi dan Tenaga Keolahragaan di Tarantang, Kecamatan Harau, Rabu (23/10), Bupati Alis Marajo dalam kesempatan itu lebih jauh mengatakan bahwa oleh karena itu dengan kebersamaan, Pemkab Limapuluh Kota akan terus berupaya meningkatkan prestasi olahraga, yang dimaksudkan untuk melahirkan atlet-atlet berprestasi. Panitia Pelaksana Ismail S.Pd, M.Pd dalam laporannya mengatakan, melalui kegiatan orientasi ini diharapkan bisa meningkatkan mutu organisasi dan tenaga keolahragaan. “Hal penting yang diperlukan dalam peningkatan prestasi olahraga adalah bantuan teori-teori sosiologi kedalam pengembangan olahraga karena akan sangat membantu

ORIENTASI - Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo membuka acara orientasi peningkatan mutu organisasi dan ketenaga keolahragaan di Tarantang, Rabu (23/10). (Ogi) mensosialisasikan olah raga kepada berbagai tingkatan usia dan golongan,” ungkap Ismail. (ogi)

Khidmat, Upacara Hapsak 2013

Bupati Alis Minta Lantunkan Al-Quran dengan Irama Gembira

KHATAM - Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo membuka khatam Alqur’an di Jorong Bukik Tapuang, Nagari Taeh Bukik, Kamis (17/10). (herfa)

T

AEH-Bupati Limapuluh Kota dr.Alis Marajo Dt Sori Marajo mengingatkan para guru mengaji (MDA,TPA dan TPSA) untuk dapat mengajarkan iramairama seni baca Al-Quran yang membuat pembaca dan pendengar merasa gembira. Bukan membuat sipembaca (qori) atau si pendengar merasa sedih. Ketika pembukaan khatam Al-Quran di Jorong Bukik Tapuang, Kengarian Taeh Bukik dan penutupapan khatam Al-Quran di Jorong Koto Puji, Kenagarian Taeh Baruh, Kecamatan Payakumbuh, Kamis (17/10), Bupati menjelaskan bahwa bila diilihat dari segi vokal suara irama seni baca Al-Qur’an, terbagi tiga katagori. Yaitu, pertama, yaitu naghom, ialah vocal suara indah tunggal (tanpa diiringi alat musik), dan tidak terikat dengan not. Selanjutnya, menurut Bupati, talhin, yaitu vocal suara indah dan tunggal, namun ada yang terkait dengan not balok, sehingga dipergunakan juga untuk selain Al-Qur ’an, seperti qoshidah, nasyid dan lain-lain. Ketiga, taronnum, yaitu vocal suara indah Al-Qur’an, namun suara ini ada juga yang mempergunakan alat musik, sehingga banyak terkait dengan not balok. “Di sinilah timbul istilah tawsyich bagi orang yang mempelajari seni baca AlQur ’an (taronnum Al-Qur ’an), karena kebanyakan tawsyich itu terikat dengan notnot yang telah tersusun,” katanya, sambil mengingatkan, membaca Al-Qur ’an dengan jahr (suara keras), disunnahkan oleh Rosulullah SAW agar dibaca dengan bagus bacaannya, tajwidnya, suaranya, lagu dan variasinya, pengaturan nafasnya dan bagus penghayatannya, dan lain sebagainya. Sesuai yang pernah dipelajarinya, Bupati Alis Marajo menjelaskan bahwa

irama membaca Al-Quran tersebut dikenal jenis-jenis iramanya, di antaranya bayati, shoba, hijaz, nihawand, rast, sika dan jiharka. “Irama-irama itu membuat kita menjadi terhibur, gembira, buka membuat kita sedih,” ujarnya sambil mencontohkan irama sika yang dipelajarinya sewaktu anak-anak dan remaja dulu. Dalam Islam, menurut Bupati, bukan membaca Al-Quran saja menjadi ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat Allah, tapi mendengarkan orang mengaji atau membaca Al-Quran pun mendapat pahala, sebagaimana dijelas dalam Surah Al-A’raaf ayat 204 yang artinya: “Dan apabila dibacakan AlQuran, maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikan lah tenang, agar kamu mendapat rahmat”... Mendengar bacaan Al Quran dengan baik dan tenang, dikatakannya, dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk Allah. “Itulah yang dimaksudkan dengan rahmat Allah, yang diberikan kepada orang yang mendengarkan bacaan Al-Quran dengan baik,” tambah Bupati Alis Marajo lagi. Wali Nagari Taeh Bukik Bentri Warman,dan Walinagari Taeh Baruh Hasrul Chaniago, dalam laporannya mengatakan, baralek Khatam Al-Quran terlaksana berkat kerjasama masyarakat, wali murid dan guru, serta bantuan para donatur. Peserta di Jorong Bukik Tapuang, Kenagarian Taeh Bukik berjumlah 37 orang, terdiri dari siswa SD, SMP dan 3 orang diantaranya ibuibu lansia. Sedangkan di Surau Engku Boncah, Jorong Koto Puji, Kenagarian Taeh Baruh 38 orang, terdiri dari siswa SD dan SMP. (mad)

S

ARILAMAK-Puncak Hari Kesaktian Pancasila (Hapsak) 2013 tingkat Kabupaten Limapuluh Kota dilaksanakan dalam upacara bendera di halaman kantor Bupati Limapuluh Kota di Sarilamak, Kecamatan Harau, Selasa (1/10). Dalam upacara yang berlangsung khidmat itu bertindak sebagai pembina upacara Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo, sedangkan pembacaan ikrar Kepala Dinas Pendidikan, Desri. Bupati dalam percakapannya dengan Kepala Dinas Pendidikan sebelum upacara dimulai meminta Dinas Pendidikan dan jajarannya untuk memberikan pemahaman ke sekolah-sekolah serta masyarakat

tentang arti memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Selain itu Bupati juga meminta Dinas Pendidikan menjelaskan pemasangan bendera merah putih pada tanggal 30 September memang setengah tiang dan pada tanggal 1 Oktober satu tiang penuh. “Pada tanggal 30 September pemasangan bendera memang setengah tiang, tapi pada tanggal 1 Oktober sang merah putih dipasang satu tiang penuh. Saya minta Kepala Dinas Pendidikan menjelaskan ke tengah masyarakat dan sekolahsekolah mengapa sang merah putih itu dinaikan setengah tiang dan mengapa satu tiang penuh,” ucap Bupati. (gun)

Wabup Buka Festival Tabuah

FESTIVAL – Untuk melestarikan kesenian nenek moyang tempo dulu, Pemkab Lima Puluh Kota senantiasa mengelar berbagai acara tradisional, termasuk festival tabuah di halaman kantor bupati setempat, baru-baru ini. (Ogi)

S

ARILAMAK-Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. secara resmi membuka Festival Tabuah seKabupaten Limapuluh Kota yang diadakan di Halaman Kantor Bupati Sarilamak, Senin (15/10). Dalam sambutannya Asyirwan mengatakan, dengan Festival Tabuah ini kita telah mampu mewarisi tradisi pendahulu kita, yang sekarang sudah banyak yang hilang. Festival Tabuah yang dilaksanakan sehari penuh ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Limapuluh Kota Yendri Thomas, SE, MM, Asisten Pemerintahan dan Kesra Limapuluh Kota Drs, Don Adonis, M.Si, Asisten Administrasi Umum Iryanis, SH, Kadis Budparpora Lima Puluh Kota Zulhikmi, S.Pd, M.Pd dan Kepala Kementrian Agama Limapuluh Kota Gusman Piliang, MA.

Kepala Bagian Kesra Zulkifli dalam laporannya mengatakan, Festival Tabuah 2013 yang merupakan pelaksanaan perdana oleh Pemkab Limapuluh Kota. Yang mana pada tahun pertama ini peserta lomba berjumlah 12 grup yang terdiri dari utusan dari Kecamatan Harau berjumlah 4 grup, dari Kecamatan Lareh Sago Halaban berjumlah 4 grup, dari Kecamatan Payakumbuh berjumlah 1 grup, dan dari Kecamatan Suliki 1 grup. Untuk pemenang I akan mendapatkan Tabanas Rp. 2.000.000 dan paling rendah Juara Harapan III sebesar Rp.300.000. Yang terlibat dalam kepanitiaan Festival Tabuah adalah Dinas Budparpora Kabupaten Limapuluh Kota, Kantor Kementrian Agama Kabupaten Limapuluh Kota, Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Limapuluh Kota dan Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Limapuluh Kota. (ogi)


Varia 23 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Pamsimas di Koto Alam Terancam

JARINGAN pipa pamsismas

(f/int)

K

OTO ALAM-Fasilitas air bersih dari pemerintah melalui program Pamsimas (program pengadaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat) di Kenagarian Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, belakangan dalam kondisi sedikit terancam. Masalahnya, kemarau agak lima hari saja, air tidak lagi masuk ke rumah-rumah penduduk. Melalui program Pamsimas, di Koto

Alam dibangun empat unit pusat pengadaan sumber air bersih, yaitu di Jorong Simpang Tigo, Polong Duo, Koto Tongah, dan Koto Ronah. Pada tahun-tahun awal pengoperasian Pamsimas itu masyarakat banyak bersyukur karena merasa sangat terbantu. Kalau sebelumnya masyarakat ke sungai untuk mendapatkan air bersih, tapi belakangan air sudah langsungmasuk ke rumah-rumah penduduk. Tapi belakangan masyarakat mulai

mengeluh karena suplai air tidak lagi lancar. Semisal lima hari terjadi kemarau secara berturut-turut, maka hampir dipastikan air tidak lagi mengalir ke rumah-rumah penduduk. Warga yang biasanya mendapatkan air langsung di rumah masing-masing, belakangan sudah kembali ke kebiasaan lama, yaitu mendatangi sungai-sungai untuk mendapatkan air yang diperlukan. Macetnya suplai air ke rumah-rumah

penduduk melalui program Pamsimas, menurut penuturan sejumah warga, erat kaitannya dengan aksi pembalakan liar (illegal logging) yang dilakukan masyarakat setempat. Bahkan sebagian kegiatan itu dilakukan di kawasankawasan tangkapan air. Dipastikan, kalau kemarau dalam hitungan bulanan, keempat Pamsimas itu tidak akan lagi bisa mengalirkan air ke rumah-rumah penduduk. (e2)

Khatam Al qur’an di Longga Congkeh G

UGUAK VIII KOTO-Sebanyak 33 anak Longga Congkeh, Jorong Guguak, Nagari Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, mengikuti khatam Al-Qur’an, Kamis (17/10). Kegiatan khatam Al-Qur’an tersebut tersebut merupakan agenda rutin setiap 2 atau 3 tahun sekali di Longga Congkeh

sejak beberapa puluh tahun belakangan. Camat Guguak diwakili Fauzil Aziz M.Si dalam sambutannya mengingatkan bahwa khatam bukanlah akhir membaca Al-Qur’an, melainkan awal untuk meningkatkan lagi bacaan Al-Qur’an. “Karenanya jangan pernah berhenti

membaca dan mempelajarinya setelah khatam,” ingat Fauzil, yang juga meminta para orang tua untuk senantiasa menyuruh anaknya membaca Al-Qur’an. Lebih jauh Fauzil mengatakan, AlQur’an harus terus dipelajari karena kitab suci itu merupakan tuntutan dan pegangan bagi setiap umat manusia.

F-BPNB Minta Pengerjaan Proyek Fisik Diselesaikan

S

menyampaikan Pendapat Akhir ARILAMAK-Fraksi Fraksi terhadap Nota Keuangan Bintang Perjuangan Rancanangan Perubahan APBD 2013 Nurani Bangsa (FBPNB) dalam sidang paripurna DPRD di DPRD Limapuluh Kota Sarilamak, Selasa (8/10). meminta Pemkab Limapuluh Juru bicara Fraksi BPNB tersebut Kota untuk segera juga meminta anggota DPRD yang menyelesaikan proyek-proyek lain, terutama Fraksi Golkar, untuk fisik yang sumber dananya dapat memberi dukungan kepada berasal dari APBD tahun 2013. Pemkab Limapuluh Kota untuk Selain itu diharapkan menyelesaikan proyek-proyek dukungan DPRD agar infrastruktur yang terbengkalai, pemkab dapat untuk terutama jalan-jalan lingkung atau menyelesaikan sejumlah nagari yang pernah dibuka sewaktu proyek yang masih kebupatian Alis Marajo periode terbengkalai, terutama proyek pertama tahun 2000-2005 lalu. infrastruktur jalan yang “Bukan ngambil muka, tetapi memang sangat bermanfaat karena memang diharapkan bagi masyarakat nagari. masyarakat kepada Pemkab “Mengenai kegiatanLimapuluh Kota untuk dapat mekegiatan proyek fisik yang Tedy Sutendi nyelesaikan jalan-jalan lingkar atau dananya dari APBD regular jalan lingkung yang masih terbeng2013 agar secepatnya kalai, seperti jalan Sarasah Tanggo-Solok Biodiselesaikan, baik yang masih proses lelang Bio, jalan Solok Bio-Bio-Taeh Bukik, dan Solok maupun yang telah mulai pekerjaannya, Bio-Bio-Sungai Data. Tentu semua akan bisa dimaksudkan agar kegiatan fisik di APBD-P terlaksana, apabila ada dukungan dari rekan2013 tidak menumpuk di akhir tahun, “ ujar rekan anggota DPRD,” ujar Tedy. (mad) Tedy Sutendi, SH, Ketua Fraksi BPNB, ketika

“Al-Qur’an merupakan pedoman hidup yang menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran. Selain itu Al-Qur’an mampu membuat hidup manusia menjadi lebih aman dan tenteram,” kata Fauzil, yang juga mengapresiasi salah seorang peserta khatam yang sudah duduk di bangku SMK.***(gun)

Nasib Mas Karyo Memprihatinkan MUARO PAITI-Satu dari tujuh KK (kepala keluarga) korban kebakaran di Jorong Kampuangbaru, Nagari Muaro Paiti, Kecamatan Kapur IX, dalam kondisi memprihatinkan. Yaitu, Mas Karyo dengan tiga anggota keluarganya, tak mampu menyelamatkan satupun barang berharga dalam peristiwa yang menghanguskan 11 petak bangunan yang terjadi pada Jumat (27/9) lalu. Kepala Jorong Kampungbaru, Yuswar, membenarkan bahwa di antara tujuh KK yang terkena musibah kebakaran, keluarga Mas Karyo tergolong yang paling parah kondisinya karena tidak berhasil menyelamatkan sehelai pakaian pun dalam peristiwa itu. Apalagi uang, warga Kampuangbaru asal Pulau Jawa itu, benar-benar tak punya sama sekali. Begitu pun barang-barang berharga lainnya. Mas Kar- yo sudah lama ting- gal di Muaropaiti. Ia mengontrak bangunan milik pasangan Aziz dan Izah, pegawai UPTD Pen- di- di- kan Kapur IX dan guru SD Pulau Sialang. “Sejak kebakaran Jumat lalu, kami bersama pemuda, be- r- upaya mengumpulkan sum- - - - bangan untuk korban ke- ba- - karan. Tapi, karena ada 7 ke- luarga kebakaran, tidak mu- ngkin bantuan itu hanya kami berikan untuk keluarga Mas Karyo saja. Karenanya, kami berharap, ada bantuan dari pemerintah atau pihak lain yang peduli,” ucap Yuswar, dilansir Padang Ekspres. Di luar Mas Karyo dan anggota keluarganya, korban lain dalam peristiwa kebakaran tersebut adalah Haji Sofyan dengan 3 ang- gota keluarga, Si Id alias Iip dengan 3 anggota keluarga, Se- ki dengan 3 anggota keluar- ga, Inar dengan 4 anggota ke- luar- ga, dan Kaswinar de- ngan 7 ang- gota keluarganya.***(f/e2)


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

24

Sosok

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 103/XII/14- 31 Oktober 2013

Melakoni profesi sebagai pedagang cendol emping, Pak Mukhlis mengaku menikmati pekerjaan itu. “Yang terpenting bagi saya, setiap rezeki yang saya makan harus dari sumber yang halal,” katanya. Apa Pak Mukhlis menyindir para koruptor yang sangat doyan memakan hak orang lain? Entahlah! TIDAK satu jalan ke Roma, memang. Dan tak satu pula jalan atau cara buat mencari penghidupan. Asal krearif dan jeli membaca peluang, insya Allah adaada saja jalan mencari rezeki sebagai pelanjut kehidupan. Kenapa hanya berorientasi hanya menjadi PNS (pegawai negeri) saja? Lihatlah, satu misal, di tengah terik cahaya matahari pada musim kemarau bulan lalu, di bawah pokok sebatang pohon juar di Sawah Subarang, Lubuak Batingkok, terlihat kerumunan orang yang tengah antri memesan cendol emping. Ada tua, muda, juga ada dari kalangan anak-anak. Ada yang untuk dibawa pulang, dan tak sedikit pula yang langsung meminumnya di situ. Si penggalas cendol yang bernama Pak Mukhlis, 75 tahun, itu kelihatan sibuk melayani para pembeli. Angin yang bertiup sepoi-sepoi, menambah nuansa alami nan sejuk di tempat ia berjualan. Sekali-sekali tampak Pak Mukhlis

melayani obrolan pembelinya, atau terlibat tawa-canda bersama sejumlah orang yang datang ke tempatnya untuk merasakan kelezatan cendol emping produk Pak Mukhlis. Ketika Sinamar ikutan menjambanginya di siang itu dan memesan semangkok cendol empingnya, Pak Mukhlis kelihatan menyeka dengan jemarinya keringat yang bercucuran dari dahinya. Sembari merasakan kelezatan cendol buatannya, Pak Mukhlis menjawab pertanyaan yang dilontarkan wartawan tabloid ini. “Ambolah sajak dari mudo matah lai manggaleh cindua ko. Kok nan dibawah batang jua ko alah 17 taun lamonyo,” kata Pak Mukhlis membuka pembicaraan, saat ditanya kapan ia memulai usaha tersebut. Ayah dari enam orang anak dan 16 cucu itu memang bukan putera asli Limapuluh Kota. Ia mengaku berasal dari Tembok, Solok, tapi sudah berpuluh tahun menetap di Lubuak Batingkok. “Ndak saketek do langganan ambo nan datang dari pasa. Nyo datang kamari hanyo sakadar untuk minum cindua sajo,” ulas Pak Mukhlis yang sebelum bulan puasa yang lalu ditinggal selamanya oleh istrinya. Boleh jadi calon pembeli yang datang dari jauh itu “kecanduan” dengan rasa cendol emping buatan Pak Mukhlis, sehingga rela membuang demikian banyak waktu hanya untuk menikmati segelas cendol. Berapa omset sehari yang didapatkan? Menjawab pertanyaan Sinamar yang satu ini, Pak Mukhlis menjawab merendah, dengan mengatakan: “Cukuplah untuk makan,” katanya. Namun ketika didesak lagi, ia baru mengatakan yang sebenarnya, dengan menyebut angka penjualan Rp250.000-Rp300.000/hari. Hampir dipastikan, separoh dari angka penjualan tersebut sudah merupakan laba bersih

bagi Pak Mukhlis. Kalau musim penghujan seperti saat ini bagaimana pula, apa banyak sisa cendol? Pak Mukhlis dengan tegas menjawab berdiplomasi, bahwa rejeki kita itu sudah ditentukan Yang Satu, ucapnya semberi menunjukkan jari tunjuknya ke atas. Dengan kata lain, kendati terkadang cuaca kurang mendukung untuk jualan seperti yang diperdagangkan Pak Mukhlis, tapi tetap ada saja rezeki yang mengalir. “Yang penting jangan berputus asa,” Pak Mukhlis menambahkan. Dalam prinsip hidup Pak Mukhlis sebagai seorang hamba Allah SWT yang beriman, setiap umat manusia yang dilahirkan ke bumi ini sudah diatur rezekinya masing-masing oleh Allah SWT. “Tugas kita hanya tinggal menjalaninya saja dengan tetap berusaha dan berupaya mencari rezeki di jalan yang benar,” sambungnya. Pak Mukhlis memang tidak mau memakan sembarang rezeki. Bagi dia, biarlah susah secara fisik dan pikiran, yang penting rezeki yang ia makan bersama anak-anaknya dari sumber yang halal. “Kabara lamo banalah hiduik di ateh dunia ko,” katanya, sejurus kemudian. Dan hidup yang sangat pendek itu, kata Pak Mukhlis, tak ingin ia warnai dengan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Makanya, di tengah usianya yang sudah tergolong sepuh, Pak Mukhlis tetap dengan telaten menjalani kesibukan sebagai tukang cendol emping. Dan setiap hari pula hampir dipastikan Pak Mukhlis ngetem di bawah batang juar Sawah Subarang ini. Persisnya pada ruas jalan SimalanggangLubuak Batingkok, mulai dari jam 10.00 sampai 16.00 WIB. Cendol empingnya juga dicampur dengan lopis. (widiat)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.