MEDIA PEMKAB LIMA PULUH KOTA Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Jadi ketua DPRD bermodal ikhlas dan cinta
4
Humas Harus Sampaikan Informasi Sebenarnya
7
Masyarakat 14 Mengharapkan PembangunanJalanLingkar
ISSN 2303-2634
Website : http://www.humas.limapuluhkotakab.go.id Email: tabloid.sinamar@gmail.com
Redaksi 2 REDAKSI TAJUK RENCANA
Perlunya Sinergitas
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Dari Redaksi
Tak Pernah Berhenti Belajar
Oleh : Muhamad S, S.Pd *)
P
ELANTIKAN para anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota yang diikuti dengan pengukuhan ketua dan unsur pimpinan DPRD Kabupaten Limapuluh Kota periode 2014-2019, membersitkan harapan baru: bagaimana agar antara legislatif bisa menjalin kemitraan yang baik dengan eksekutif yang diabadikan untuk kepentingan daerah dan masyarakat. Kemit r a a n yang dimaksudkan tentu saja dengan tidak Muhamad S mengurangi –apalagi meniadakan sama sekali—fungsi pengawasan yang melekat di lembaga legislatif, termasuk dua fungsi lainnya, yaitu hak budgetting dan legislasi. Kemitraan yang dimaksudkan antara lain adalah bagaimana agar legislatif dan eksekutif memiliki cara pandang yang sama dalam menghadapi persoalan daerah, dan punya solusi yang juga sebangun dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran di Kabupaten Limapuluh Kota. Sebab, kendati Limapuluh Kota menyandang predikat sebagai kabupaten yang tergolong tua di Provinsi Sumatera Barat, daerah ini masih dihadapkan dengan sejumlah persoalan. Yang menonjol, antara lain, keterbatasan sejumlah infrastruktur dasar, terutama dari jenis jalan dan jembatan. Keterbatasan semacam ini antara lain menimbulkan implikasi tersendiri, yaitu menyulitkan masyarakat mendapatkan akses ekonomi dan sosial yang dibutuhkan. Ketika anggota masyarakat dihadapkan dengan ketebatasan akses ekonomi, bagaimana mereka bisa untuk meningkatkan derajat ekonominya? Pada saat besamaan, mana mungkin pula kawasan yang masih terisolasi secara fisik itu bisa dibuka sentra-sentra ekonomi baru? Belum lagi persoalan akses sosial, yang menyulitkan masyarakat yang bermukim di kawasan yang terosilasi secara fisik untuk menerima pembaharuan yang datang dari luar. Sementara di bagian lain, daerah memiliki kemampuan anggaran di APBD yang sangat terbatas untuk memenuhi aneka tuntutan kebutuhan infastruktur yang diperlukan oleh masyarakat. Belum lagi persoalan kerusakan infrastruktur yang dimakan usia, juga memerlukan biaya peawatan yang tidak sedikit. Akumulasi dari kedua persoalan dimaksud tidak lain membutuhkan sumber pendaan yang tidak kecil. Di sinilah, antara lain, perlunya kemitraan antara eksekutif dan legislatif. Pertama pada persoalan skala prioritas. Begitu banyak kebutuhan pembangunan infrastruktur dari jenis jalan dan jembatan, oleh karena keterbatasan kemampuan keuangan daerah, maka solusinya diperlukan skala prioritas yang ketat. Mesti dilakukan pengkajian yang mendalam dan saksama tentang kebutuhankebutuhan infrastruktur yang mana saja yang harus didahulukan. Selanjutnya, kedua, bila sebuah infrastruktur telah dilakukan pekerjaan secara fisik, dituntut pengawasan yang ketat agar anggaran yang dialokasikan untuk itu memenuhi azas efisiensi dan efektifitas sehingga setiap sen dana yang dikeluarkan menjadi tepat sasaran. Jangan memberi peluang bagi “para petualang” untuk bermain, karena hanya merugikan kepentingan daeah dan masyarakat. Pengawasan akan menjadi tidak efektif, bahkan mungkin bisa sebaliknya, bila terjadi kasus anggota dewan yang ikut bermain proyek. Oleh karena pengaruh yang dimiliki, anggota dewan memang bisa menjadi pialang untuk mendapatkan proyek-proyek yang dananya bersumberkan dari APBD. Tapi praktek semacam ini hanya menguntungkan anggota dewan dimaksud, tapi merugikan kepentingan daerah dan masyarakat. Ketiga, kalau sekiranya dana yang tersedia di APBD sangat terbatas untuk mampu menjawab aneka kebutuhan infrastruktur daerah, maka juga diperlukan sinergitas yang kuat antara eksekutif dengan legislatif, terutama bagaimana upaya untuk mendapatkan sumber dana dari unit pemerintahan yang lebih tinggi, yaitu pemerintah provinsi dan pusat, termasuk juga dengan menggiring partisipasi dunia usaha. Sekali lagi, sangat diperlukan cara pandang yang sama, temasuk juga solusi yang sebangun, agar eksekutif dan legislatif mampu mempercepat langkah dan upaya untuk menemukan bentuk pemecahan yang pas dari sejumlah persoalan mendasar yang dihadapi oleh daerah ini. Kalau masingmasing pihak terjebak dengan ego yang sempit, berarti mereka tak sayang dengan Kabupaten Limapuluh Kota berikut seluruh anggota masyarakat yang memukiminya.*** *) Muhamad S adalah Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setkab Limapuluh Kota / Pemimpin Redaksi Tabloid Sinamar
K
ETIKA seseorang menancapkan kakinya di dunia media massa, maka pada saat bersamaan yang bersangkutan telah memiliki satu ketetapan hati, yaitu tidak akan pernah berhenti belajar dan tidak merasa puas dengan hasil yang telah didapatnya. Sebab, begitu seorang praktisi media massa menyatakan berhenti belajar, berarti si praktisi itu sudah “habis” dengan sendirinya. Kendati pun Tabloid Sinamar merupakan media internal milik Pemkab Limapuluh Kota yang dikelola oleh Bagian Humas dan Protokoler Setdakab Limapuluh Kota, para pengelola media ini juga memperlakukan hal sama dengan yang diperbuat oleh media komersial terhadap semua jajarannya, terutama mereka yang berada di lingkup kerja redaksi, yaitu tidak akan pernah berhenti belajar.Selalu berusaha meningkatkan kualitas media yang dikelolalanya. Sebab, seperti dikatakan Pemimpin Umum/ Redaksi/Penanggung Jawab Tabloid Sinamar, Muhamad S.S.Pd., yang namanya ilmu atau pengetahuan merupakan sesuatu yang bergerak dengan sangat dinamis. Begitu tidak diikuti agak sedikit saja, cerita tentang ketertinggalan bisa menjadi hal yang bertele-tele. “Kasihan kalau sampai masyarakat mencap personil Sinamar tidak melek informasi,” kata Muhamad. Inilah yang kemudian terjadi: bergabung dengan Sinamar, berarti harus siap untuk menjalani proses belajar yang tidak pernah berhenti. Bisa jadi belajar tentang hal-hal yang bersifat teknis seperti bagaimana teknis menulis berita, memburu dan mewawancarai narasumber, melakukan liputan investigatif; termasuk juga memahami rambu-rambu jurnalistik agar terhindar dari jerat hukum.
Sebagai implementasi tekad untuk tidak pernah berhenti belajar, belum lama ini Muhamad memboyong sejumlah personil Tabloid Sinamar untuk melakukan peninjauan ke Percetekan PT Riau Graindo yang berada di kawasan Panam, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. PT Riau Graindo merupakan percetakan terkemuka di Riau, yang mencetak sejumlah media cetak ternama di provinsi tetangga itu seperti Riau Pos, Pekanbaru MX, Pekanbaru Pos, dan seabreg nama media berkelas lainnya. “Lumayan untuk menambah wawasan,” kata Hendri Gunawan, Redaktur Pelaksana Tabloid Sinamar, saat ditanya manfaat yang diperoleh dari studi banding itu. Gun –demikian Hendri Gunawan akrab disapa—juga mengakui lompatan kemajuan media massa cetak di Riau yang begitu cepat.Untuk menghasilkan kualitas terbaik, sangat diperlukan kesabaran dan kehati-hatian. “Tidak terpikirkan perkembangannya seperti sekarang ini. Kalau tidak ada kesabaran dan kehati-hatian petugas yang megelola percetakan ini, mustahil akan menghasilkan media atau hasil cetak yang berkualitas. Baru kali ini saya melihat Pak, ternyata kerja dipercetakan ini sangat berat juga pertanggungjawabannya,” ungkap Gun pada Pemrednya. Gun masih ingat ketika masih duduk di bangku sekolah dulu, di mana ia sering menyaksikan pengiriman koran harian dari Sumbar untuk dipasok ke para pembaca di Riau. Maklum, sebagai putera seorang wartawan kala itu, Gun tentu tahu persis dengan perkembangan media massa, bahkan sampai ke urusan yang paling kecil sekalipun. “Kita pantas memberi apresiasi atas kemajuan media massa cetak di Riau,” katanya.***
Etalase
Ngalau Seribu NGALAU Seribu , di jorong Harau, Kecamatan Harau adalah salah satu keindahan yang dimiliki oleh Indonesia, tepatnya di wilayah Luhak Lima Puluh Propinsi Sumatra Barat dan masuk dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota .Untuk sampai di lokasi ini memerlukan waktu 15 menit naik ojek becak dari pusat kota Sarilamak, dan dari jorong Harau jalan kaki sekitar 1 jam. Jika Anda datang ke Ngalau Seribu Harau, dijamin Anda akan terpesona dengan keindahan atas ciptaan Tuhan yang membuat kita merasa sangat kecil, tidak ada apa-apanya. Dengan tebing-tebing yang tinggi menjulang, itulah Lembah Harau yang terkenal.Setelah kita melewati tebing-tebing itu…masih ada keindahan lain yang memukau, dengan pemandangan
sawah hijau dan perkampungan sederhana dikelilingi tebing-tebing, Anda akan merasa seolah menyatu dengan alam. Di sana kita bisa melakukan berbagai kegiatan untuk menempa diri dan mempererat silaturrahim, menggunakan metode yang mendekatkan diri dengan alam dan Khaliknya. Generesai muda, mahasiswa dan Pramuka sering disitu melalukan Outbound, tracking, berkemah, dan mencoba menerapkan pertanian yang ramah lingkungan. Memperkenalkan seni budaya dan pembauran dengan masyarakat luarnya dengan berbagai bentuk kesenian, mendokumentasikan untuk memelihara keanekaragaman hayati dan berbagai kegiatan yang bermanfaat agar kita lebih mengenal alam dan terdorong untuk menjaganya demi keberlangsungan harkat dan martabat manusia.(mamad)
Sinamar
Penerbit : Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota PELINDUNG : Bupati Lima Puluh Kota I Wakil Bupati Lima Puluh Kota PENASEHAT: Sekda Kab. Lima Puluh Kota I Asisten Adm. Umum Setda Kab. Lima Puluh Kota PENANGGUNG JA WAB : Kabag Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota PEMIMPIN REDAKSI : Muhamad.S DEWAN RE DAKSI : Muhamad.S (Ketua), Rino Putra, Joni Indra, Ronny Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik M.Nur REDAKTUR PELAKSANA : Rino Putra REDAKTUR : Joni Indra, Hendri Gunawan, Ronny M.Nur STAF REDAKSI : Herpatarmidi, Eliza, Gusmaria, Fitri Jufita Rahman REPORTER : Tesy Febrina, Nurfitri Rahmadani, FOTOGRAFER: Herpatarmidi, Yuridra Hasramogi, Erwin Suwanda SEKRETARIS : Gusmaria DISTRIBUTOR: Yuridra Hasramogi, Zulfadli. KONTRIBUTOR: Wali Nagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Lima Puluh Kota TATA LETAK/ARTISTIK: Joy ALAMAT RE DAKSI : Bagian Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota Kantor Bu pati Lima Puluh Kota, Jl. Raya Negara Payakumbuh - Pekanbaru KM 10 Sarila mak 26271 Web : www.limapuluhkota kab.go.id | Email : majalah.sinamar @ gmail.com PERCETAKAN : PT. Pekanbaru GRAFIKA (Isi diluar tanggungjawab percetakan). PERWAKILAN PEKAN BA RU : Rachpendi Sakti, Gonjong Limo Pekan Baru, Jl.Arifin Ahmad (Sebelah Universitas Terbuka) Pekan Baru. Media Pemkab Lima Puluh Kota
Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.000 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional nas kah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan. Dikirim via email : tabloid .sinamar@gmail.com.
Legislatif 3 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Dewan Harus Bisa Ubah Imeg
Syafaruddin Ketua DPRD Kab. Lima Puluh Kota “Dengan semangat kebersamaan, saya yakin DPRD periode 2014-2019 ini akan menghilangkan imeg negatif masyarakat dengan bekerja positif dan sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat,”
K
ETUA DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota Syafaruddin Dt. Bandaro Rajo, SH mengajak seluruh wakil rakyat di daerahnya membuka baju partai masing-masing dalam membangun Lima Puluh Kota. Tak kalah pentingnya menjadi anggota dewan yang amanah dan mempertanggungjawabkan sumpah janjinya. “Mari kita tinggalkan pertandingan dan persaingan. Kini masanya kita bersanding membangun daerah ini bersama pemerintah daerah,” ujar Safaruddin dalam sambutannya pada rapat paripurna istimewa DPRD Lima Puluh Kota dalam rangka peresmian pengangkatan pimpinan DPRD setempat masa jabatan 20142019, Rabu (17/9). Menurutnya, seorang politisi itu harus mempunyai kecakapan ilmu dan intelektual. Bila tidak, dikhawatirkan politisi tersebut bisa menjadikan alat kekuasaannya untuk kepentingan si penguasa. Untuk itu wakil rakyat ini perlu menambah ilmu dan wawasan. Apalagi peraturan dan perundangundangan di negara yang dinamis ini selalu berobah. Begitu pula dengan kegiatankegiatan pemerintah yang harus diikuti mesti selaras dan seimbang dengan wawasan dan pengetahuan. Tak kalah pentingnya ia juga meminta seluruh anggota dewan tersebut mentaati tatatertib yang ada guna menutupi imeg negatif dari masyarakat. “Dengan semangat kebersamaan, saya yakin DPRD periode 2014-2019 ini akan menghilangkan imeg negatif masyarakat dengan bekerja positif dan sungguhsungguh untuk kepentingan masyarakat,” paparnya. Terhadap pihak pemerintah kabupaten, lebih jauh wakil rakyat yang sudah beberapa kali duduk di DPRD itu berharap visi, misi dan prioritas daerah benar-benar terwujud sesuai harapan. Terkait dengan mutasi dan rotasi pejabat yang digulirkan, hendaknya benar-benar mampu meningkatkan etos kerja pemerintah daerah. “Kita berharap pejabat yang ditempatkan benar-benar mempunyai kemampuan dan skill sesuai bidangnya,” pinta Syafaruddin. Begitu pula di bidang penanggulangan kemiskinan, ia berharap Pemkab betul-betul mendata orang miskin yang ada di daerah ini, sehingga
dari tahun ke tahun angka kemiskinan semakin bekurang. “Kami melihat infrastruktur di sejumlah jorong di daerah ini masih sangat memprihatinkan. Hal itu setidaknya terlihat di Jorong Mangunai dan di Bukik Runciang Nagari Kototinggi yang notabene ibu negara RI zaman PDRI tetapi masih ada jorongnya yang belum tersentuh listrik dengan jalan tanah,” papar Syafaruddin. Ini, katanya adalah tugas bersama DPRD dengan Pemkab. Terkait dengan itu, dewan diharapkan benar-benar berpikir Lima Puluh Kota. Perlu disadari, pembagian pemerataan pembangunan, bukan harus dibagi rata per kecamatan, tetapi ada skala prioritasnya. Lebih jauh ia berharap adanya transparansi dan saling bertukar informasi antara Pemkab dengan DPRD sehingga ke depan kedua lembaga ini seayun selangkah membangun daerah ini. “Kebersamaan itu harus kita pupuk dan satukan. Sebab, didepan kita ada sejumlah persoalan sangat mendesak” ingat Syafaruddin. Masalah yang perlu segera ditangani itu, ucapnya, antara lain LPP APBD yang belum dijadikan peraturan daerah. Begitu juga perubahan APBD akan dilaksanakan, sementara APBD tahun 2015 telah mendekati. Tekait dengan ini, dewan diharapkan bisa mengikuti setiap kegiatan rutinitas di DPRD. Sebelum mengakhiri sambutannya Syafaruddin mengingatkan, besi itu kuat tapi bisa lebur oleh api, api itu kuat namun akan padam oleh air, begitu juga air yang kuat bisa diserap oleh awan dan kabut,
betapa kuatnya kabut tapi bisa dihembus dan diceraiberaikan oleh angin. Angin itu kuat, namun bisa dihalangi bukit dan gunung, begitu juga gunung yang kuat tapi bisa diruntuhkan oleh kekuatan dan akal manusia. Manusia orang yang kuat tapi bisa dilumpuhkan oleh hawa dan napsunya. Hawa dan napsu itu berbahaya dan kuat, tapi bisa dilumpuhkan oleh
keimanan yang kuat. “Justru itu, mari kita menjadi orang yang beriman dan beramal saleh demi memajukan Lima Puluh Kota,” simpul Syafaruddin. Selain Syafaruddin, dalam acara itu Sastri Andiko, SH dari Partai Demokrat dan Deni Asra, S.Si diangkat sebagai wakil ketua. (hendri gunawan)
Alis : Tugas Dewan Sangat Berat DENGAN telah ditetapkan dan diresmikannya pimpinan DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota periode 2014-2019, diharapkan wakil rakyat tersebut segera membentuk alat kelengkapan kelembagaannya. Hal itu disampaikan Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo dalam sambutannya pada rapat paripurna istimewa DPRD Lima Puluh Kota dalam rangka peresmian pengangkatan pimpinan DPRD setempat masa jabatan 2014-2019, Rabu (17/9). “Kita berharap dewan segera membentuk kelengkapannya seperti komisi dan badan
anggaran, panitia khusus termasuk badan musyawarah, badan kehormatan serta fraksi-fraksi disamping menjalankan tugas dan fungsi sesuai peraturan perundanganundangan berlaku,” ujar Bupati. Dikatakan, sesuai UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah diungkapkan, DPRD adalah sebuah lembaga perwakilan rakyat di daerah yang merupakan salahsatu unsur penyelenggara pemerintah daerah bersama pemerintah daerah. Bersama kepala daerah, DPRD dalam kapasitasnya sebagai penyelenggara pemerintahan mempunyai tugas dan fungsi menjalankan legislasi yaitu merancang peraturan daerah yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapatkan persetujuan bersama. Selain itu dewan juga melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya. Tugas seorang wakil rakyat sangatlah berat serta lebih mengarah pada penyusunan dan perumusan kebijakan daerah sekaligus mengawasi roda pemerintahan. “Tugas seorang wakil rakyat sangat berat.. Karenanya kita berharap senantiasa bisa membina dan menjaga hubungan kerjasama antar kedua lembaga penyelenggara pemerintah daerah ini,”
tutur Bupati. Menurut Alis, perlu dipahami bahwa pemerintah daerah merupakan wujud sinergitas kepala daerah selaku eksekutif bersama DPRD selaku legislatif. Keduanya berada pada posisi sejajar sebagai mitra kerja untuk mensukseskan pembangunan daerah. Terutama dalam mewujudkan visi dan misi daerah ini. Dikatakan, usai acara peresmian pengangkatan pimpinan DPRD ini sudah menunggu tugas-tugas yang sangat mendesak. Tugas itu antara lain penuntasan pengesahan LPJ pelaksanaan APBD tahun 2013, rangkaian pembahasan rancangan APBD perubahan tahun 2014 dan rangkaian pembahasan rancangan APBD tahun 2015. “Kita berharap agenda-agenda penting itu segera dibahas bersama mengingat tahun anggaran 2014 segera berakhir. Sesuai Permendagri Nomor 37 tahun 2014 tentang pedoman penyusunan APBD tahun 2014 seharusnya pada bulan September ini kita telah masuk dalam tahapan pembahasan APBD perubahan 2014,” ingat Bupati. Lebih jauh bupati berharap kerjasama eksekutif dan legislatif yang terjalin selama ini dapat terus dipertahankan dan ditingkat. (hendri gunawan)
4
Laporan Utama
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Jadi ketua DPRD bermodal ikhlas dan cinta
Pengembala Kerbau, Cita-Cita Jadi Guru Mantan Kades Itu 5 x Jadi Wakil Rakyat
TIDAK banyak politisi seperti Safarudin Datuk Bandaro Rajo. Terlahir dari keluarga miskin, ia sempat putus sekolah. Cita-citanya menjadi guru, pupus di tengah jalan. Tapi, ia tak menyerah. Pernah menjadi pengembala kerbau dan petani tembakau, mantan kepala Desa Baruahgunuang itu, kini menjabat Ketua DPRD Limapuluh Kota. Seperti apa, sosoknya? Syafaruddin Dt. Bandaro Rajo, SH
RUANG kerja ketua DPRD Limapuluh Kota di kawasan Bukit Limau, Sarilamak, Harau, tampak ramai, Rabu (17/9) siang. Selain anggota DPRD dan pegawai sekretariat, puluhan masyarakat, silih-berganti masuk ke dalam ruangan tersebut. Mereka, umumnya mengucapkan selamat kepada Safarudin Datuak Bandaro Rajo yang hari itu dikukuhkan sebagai ketua DPRD periode 2014-2019. Safarudin sendiri, lahir di Nagari Baruahgunuang, Kecamatan Bukitbarisan, Kabupaten Limapuluh Kota, 28 Agustus 1957. Waktu ia kecil, orang tuanya, pasangan Jamarin dan Zahara, merupakan pasangan petani yang hidup dalam
lingkaran kemiskinan. Tapi mereka punya niat dan doa yang sangat mulia: menjadikan Safar sebagai seorang guru. “Waktu kecil, almarhum orang tua saya, berdoa agar saya menjadi guru. Karenanya, setelah tamat pendidikan SD di Baruahgunuang, saya dimasukkan Bapak ke PGA (sekolah guru agama) di Danguangdanguang,” kenang Safarudin kepada Padang Ekspres yang ikut menjambangi ruangan dinasnya, kemarin siang. Terdiam sejenak, Safarudin yang akrab dipanggil Datuak Safar, melanjutkan ceritanya. Ia menyebut, saat menimba ilmu di PGA, kedua orangtuanya, hidup miskin. Untuk berangkat ke sekolah yang berjarak 30 KM dari rumahnya, sering kali Datuak Safar berjalan kaki. Bila kemalaman, ia menumpang di rumah teman. “Karena orang tua hidup miskin, tamat PGA, saya tak bisa melanjutkan pendidikan,” ucap Datuak Safar, apa adanya. Walau putus sekolah, tapi Datuak Safar tak menyerah. Sambil membantu orang tua, termasuk menggembalakan kerbau, ia belajar autodidak. Hobinya membaca apa saja, termasuk buku dan koran-koran bekas, membuatnya tumbuh sebagai anak muda yang cerdas. Pada 1980, Datuak Safar terpilih sebagai wakil Kabupaten Limapuluh Kota, untuk mengikuti pendidikan kilat generasi muda Islam. Waktu itu, banyak pemuda ikut seleksi, termasuk para sarjana, tapi Safar yang lolos. Sejak itu pula, Safar mulai tertarik dengan dunia politik dan pemerintahan. Pada 1981, ia terjun sebagai Sekretaris Nagari Baruahgunuang. Setahun kemudian, seiring dengan lahirnya desa di Minangkabau, Datuak Safar dipercaya warga Baruahgunuang menjadi kepala desa. “Saya menjadi kepala desa, 11 tahun. Dari 1982 sampai 1993. Saat menjadi kepala desa, kenangan yang tak bisa saya lupakan, berjalan kaki dari Baruahgunuang ke Kototinggi (15 KM), untuk mengurus masyarakat,” ujarnya. Ijazah Paket C Saat menjadi kepala desa pula, Datuak Safar mulai menyadari, pentingnya pendidikan formal. Dia pun, menjadi warga belajar Kejar Paket C. “Saya, tidak gengsi.
Saya tamat paket C di Bukittinggi,” ucapnya. Setelah menjadi kepala desa, Datuak Safar yang mulai aktif di Partai Golkar sejak 1982, mencoba menjadi caleg pada Pemilu 1992. Nasib baik, ia terpilih. Sejak itu, karir politik bekas petani tembakau ini melejit. Pada Pemilu 1997, ia terpilih lagi. Galodo reformasi yang memaksa Pemilu digelar pada 1999, tetap mengantar Datuak Safar sebagai anggota DPRD sampai 2004. Pada Pemilu 2004, Datuak Safar yang tercatat sebagai Wakil Ketua DPD Golkar Limapuluh Kota, memilih tak ikut lagi sebagai caleg. Dia banting stir ke dunia usaha, dengan memimpin CV Permata Gunung dan Permata Tekstil di Bukittinggi. Selama bolak-balik, Limapuluh KotaBukittinggi itu pula, ia mengambil pendidikan sarjana hukum. Pada Pemilu 2009, Datuak Safar, kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPRD. Ia, meraup 3.632 suara. Rekor yang sampai kini, belum terpecahkan. Selanjutnya, Datuak Safar yang Ketua DPD Partai Golkar, ditunjuk sebagai wakil ketua DPRD. Pada Pileg April lalu, Datuak Safar, kembali tercatat sebagai anggota DPRD peraiah suara terbanyak. Saat ditanya, apa rahasianya sehingga bisa 5 periode menjadi anggota DPRD dan dua kali Pemilu meraih suara tertinggi, Datuak Safar menyebut dua kata: ikhlas dan cinta. “Dalam hidup, kita harus bisa ikhlas. Ikhlas dalam apa saja. Kita juga harus punya cinta. Cinta akan pekerjaan. Sungguh-sungguh. Paling penting, kita harus sukses dalam berumah tangga. Namanya saja, kerja politik. Tidak melulu dapat uang. Itu, mesti diperjelas kepada pasangan dan keluarga,” ujar Datuak Safar. Datuak Safar sendiri, memiliki dua orang anak dari hasil pernikahannya dengan almarhum Yendriati. Kedua anaknya, Riza Marleni yang kini guru SMPN 6 Payakumbuh dan Doni Ikhlas yang bekerja di sektor swasta. Kini, ia menjalin bahtera rumah tangga dengan Guswendri yang merupakan adik dari istri pertamanya. “Manyilau lapiak, istilah urang awak,” ucapnya. Sebagai ketua DPRD, Datuak Safar menyadari, ia tidak bisa bekerja sendiri. Ia butuh dukungan, dari 34 anggota DPRD, para pimpinan parpol, dan seluruh stakholders, terutama masyarakat. “Masukan dari kawan-kawan mediamassa, juga sangat diperlukan,” ujar Datuak Safar. (Fajar RV)
5
Sinamar
Aparatur
Mutasi Bergulir Lagi
Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Pelantikan pejabat eselon III dan IV.
Kali Ini Melibatkan 108 Pejabat Eselon III dan IV “Sebagai bawahan yang harus patuh dan loyal terhadap pimpinan, maka apapun jenis tugas yang diberikan atasan kepadanya akan tetap ia terima tanpa reserve. Begitu pun dalam konteks mutasi kali ini.”
B
ERGULIR lagi gelombang mutasi di Pemkab Limapuluh Kota . Kali ini melibatkan 108 pejabat Ese,on III dan IV, Sama seperti sejumlah prosesi sebelumnya, acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan para pejabat eselon III dan IV dipimpin oleh Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. Dalam prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan yang berlangsung di aula kantor Bupati di Sarilamak, Kecamatan Harau, itu Wabup Asyirwan kembali mengingatkan bahwa mutasi dan rotasi jabatan adalah hal yang biasa dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan. “Selain ada yang senang, tentu ada pula ketidakpuasan karena jabatan tidak sesuai dengan
keinginan,” katanya. Kepada pejabat yang dilantik, Asyirwan Yunus menegaskan untuk sesegera mungkin melakukan serah terima jabatan dengan pejabat lama dan tidak perlu mengulur-ngulur waktu karena hal ini berkaitan dengan pelayanan terhadap masyarakat. “Semoga semua pejabat yang dilantik hari ini dapat mengemban amanah ini, baik bagi yang baru menjabat karena dapat promosi maupun yang bertugas di tempat yang baru karena rotasi,”tegas Asyirwan. Dijelaskan Wabup Asyirwan, mutasi kali ini diselenggarakan berdasarkan Keputusan Bupati Kabupaten Limapuluh Kota Tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Eselon III Dan IV Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota Nomor : 821/1098/BKD-LK/2014.Adapun pejabat Eselon III yang dilantik tercatat sebanyak 25 orang dan Eselon IV sebanyak 83 orang. Pejabat Eselon III yang dilantik tersebut di antaranya adalah Alfian, S.STP, M.Si dipercaya kembali menjabat sebagai Camat Kapur IX, sedangkan Elsiwa Fajri,S.STP menduduki jabatan baru sebagai Camat Akabiluru. Yuliasman SE MM juga menjabat sebagai Sekretaris pada
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Ir. Ice Yuliarni dengan jabatan baru sebagai Sekretaris pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ir. Aktifa juga dengan jabatan baru sebagai Sekretaris pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Sementara itu Irwandi, S.Sos, MM dengan jabatan baru sebagai Kepala Bagian Umum pada Sekretariat DPRD, Hadi Putra, SSTP sebagai Pj.Sekretaris pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Ayu Mitra Fadri, S.Si sebagai Pj.Sekretaris pada Dinas Pendidikan dan Salman, SP sebagai Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler pada Sekretariat DPRD. Di lingkungan Setda juga terjadi pergeseran, di antaranya Zulbadri, SE, MM dilantik sebagai Kepala Bagian Administrasi Perekonomian, Zulkifli, S.Pd, MM sebagai Kepala Bagian Hukum dan Perundang-Undangan pada Sekretariat DPRD, Bakri B, S.Sos sebagai Inspektur Pembantu Wilayah I pada Inspektorat, Septi Ilwendri, SP Sekretaris pada Satuan Polisi Pamong Praja,Yohanes, SKM, MKM sebagai Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan, Susi Letrini, S.Pi
sebagai Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan pada Dinas Perikanan. Darnawati, A.Md sebagai Kepala Bidang Pencegahan Pencemaran Lingkungan dan Perlindungan Konsumen pada Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan. Darnawati, A.Md, Kepala Bidang Pencegahan Pencemaran Lingkungan dan Perlindungan Konsumen pada Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan, Irma Esmeralda, SE sebagai Kepala Bidang Anggaran pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Alfadri, S.Pt sebagai Kepala Bidang Budidaya Perikanan pada Dinas Perikanan. Sedangkan Zuhardi, S.Pd, Pj.Kabid Pemuda pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Haswir, S.Pt sebagai Kabid Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Yon Aswen, ST sebagai Pj.Kepala Bidang Perencanaan pada Dinas Pekerjaan Umum, Hendra Cipta, ST sebagai Pj.Kepala Bidang Perencanaan pada Dinas Pekerjaan Umum, Afnina, S.Ag sebagai Kabid Sarana dan Prasarana Pada Dinas Pendidikan, Anhar, SKM sebagai Kabid Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam pada Badan Lingkungan Hidup. (herpa)
Yuliani Siap Bantu
Pemkab Lima Puluh Kota SESUAI komitmen, saya siap ditempatkan dimana saja dan siap membantu tugas-tugas Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota. Demikian Kapolres Payakumbuh AKBP. Yuliani, SH ketika didaulat Ketua DPRD Syafaruddin Dt. Bandaro Rajo, SH selaku pimpinan sidang untuk memperkenalkan diri di sela rapat paripurna istimewa DPRD Lima Puluh Kota dalam rangka peresmian pengangkatan pimpinan DPRD setempat masa
jabatan 2014-2019, Rabu (17/9). “Komitmen saya, siap ditempatkan dimana saja dan siap membantu tugastugas pemerintah di tempat saya berada. Silahkan, apa yang bisa dibantu, kami sangat siap membantu tugas-tugas bapak dan ibu sekalian,” ujar Yuliani. Begitu pula sebaliknya, lanjut ibu dua anak itu, ia juga berharap adanya bantuan dari Pemkab Lima Puluh Kota. Tujuannya agar jajaran Polres yang mempunyai wilayah hukum di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota itu bisa bekerja secara maksimal. “Jangan sungkan pak, kami siap membantu. Mudah-mudahan kerjasama yang telah terjalin sebelumnya bisa lebih ditingkatkan lagi dalam rangka mengoptimalkan tugas polisi dan Pemkab Lima Puluh Kota,” papar Kapolres asal Palembang yang hobi olahraga tersebut. Diakui Yuliani, kerjasama semua pihak termasuk masyarakat merupakan
salahsatu kunci sukses tugas kepolisian. Sebelumnya Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo dalam penyampaiannya pada sidang dewan itu menyambut baik kehadiran Kapolres Payakumbuh yang baru AKBP. Yuliani, SH. “Kita menyambut baik kedatangan Kapolres yang baru. Barangkali ini Kapolres pertama dalam jajaran kita yang berasal dari polisi wanita”, ujar Bupati. Senada dengan Kapolres, dalam kesempatan itu Bupati juga berharap sinergitas dengan semua pihak termasuk kepolisian. “Kita juga berharap kerjasama yang telah terjalin selama ini terus dilanjutkan dan ditingkatkan,” ucap Bupati. Semua itu, lanjut Bupati, demi terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, ketentraman masyarakat serta lainnya. (gun)
6
Sinamar
Religi
Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
ANTAR - Wakil Bupati Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus menyerahkan langsung jamaah calon haji Kabupaten Lima Puluh Kota kepada panitia di asrama haji embarkasi Padang, Senin (15/9). (hendri gunawan)
Istimewa, Wabup Antar Langsung Jamaah ke Padang “Mari kita jaga kekompakan, persatuan dan saling tolong menolong. Sebab, sebagian jamaah kita yang sudah tua tidak mempunyai pendamping,”
W
AKIL BUPATI Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus meminta para jamaah calon haji menunjukan kekompakan dan kebersamaan. Terutama terhadap jamaah yang sudah berusia tua. “Pelaksanaan ibadah haji menuntut kekompakan. Sebab, ketika sampai di Jeddah saja kita sudah diuji oleh Allah SWT,” ungkap Asyirwan dalam sambutannya pada acara penyerahan calon jemaah haji (CJH) dari Kabupaten Lima Puluh Kota kepada panitia di aula Asrama Haji Embarkasi Padang, Senin (15/9). Apalagi, sebagian jamaah dari daerah ini sudah berusia tua. Jamaah yang muda hendaknya senantiasa membantu lanjut usia itu seperti mengangkat koper mereka
dari bagasi hingga ke atas mobil dan lain sebagainya. Apalagi beberapa tahapan ibadah memang agak berat terutama Wukuf di Padang Arafah. Begitu juga ketika dari Arafah menuju Mudalilifah berdesak-desakan menunggu bus dan sebagainya. Kemudian dari di Mina kembali ke Mekkah, biasanya diwarnai macet total. “Mari kita jaga kekompakan, persatuan dan saling tolong menolong. Sebab, sebagian jamaah kita yang sudah tua tidak mempunyai pendamping,” tutur mantan anggota DPRD Propinsi Sumatera Utara tersebut sembari menyebut ketika ia menunaikan ibadah haji tahun 2012 lalu, jamaah muda kompak membantu jemaah yang tua. Dikatakan, tujuan beribadah ke Tanah Suci itu hanya semata-mata mencari ridha Allah. Semakin banyak beramal, tentu akan semakin banyak pahala yang akan dapatkan. Lebih jauh Wabup menghimbau, agar jamaah melaksanakan ibadah dengan tertib dan mentaati aturan yang ada serta mengikuti petunjuk dan panduan dari
panitia penyelenggara ibadah haji. Sebab, dalam melaksanakan ibadah haji, jamaah akan mengalami berbagai cobaan dan tantangan. “Hal ini menuntut jamaah untuk senantiasa memiliki sikap sabar dan saling tolong-menolong sesama jamaah,” ulang Asyirwan. Tak hanya sekedar mengantar, Wabup juga ikut menginap mendampingi para jemaah hingga Selasa (16/9). Sebelumnya panitia haji di Asrama Haji Embarkasi Padang dalam sambutannya mengakui rombongan dari Kabupaten Lima Puluh Kota adalah jamaah istimewa yang senantiasa diantar langsung oleh wakil bupatinya. “Rombongan jamaah Lima Puluh Kota sangat istimewa dengan diantar langsung oleh wakil bupatinya,” ujar panitia bersangkutan
SALAMI - Wakil Bupati Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus menyalami jamaah calon haji kabupaten setempat ketika menmgantarkan langsung jamaah itu ke asrama haji di Padang, Senin (15/9). (hendri gunawan)
sembari disambut tepuk tangan para jamaah. Jumlah jemaah dari daerah ini tahun 2014 ini sebanyak 251 orang. Jemaah terbanyak berasal dari Kecamatan Payakumbuh sebanyak 48 orang disusul dari Kecamatan Guguak 47 orang. Jemaah ini, akan berangkat ke Tanah Suci pada tengah malam Selasa 16 September 2014. Selain diantar langsung wakil bupati hingga ke asrama haji, tahun ini semua biaya transportasi dan konsumsi keberangkatan jamaah dari Kabupaten Lima Puluh Kota hingga ke Padang ditanggung Pemkab Lima Puluh Kota. (gun)
REDAKSI 7 Kehumasan
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Tak Mau Berdosa
“Humas mesti bersahabat dengan media karena mereka adalah mitra yang akan menginformasikan berbagai kebijakan pemerintah kepada masyarakat,”
H
UMAS memiliki peran yang sangat penting dalam fungsi komunikasi dan informasi ke tengah publik. Karenanya, humas jangan sampai menyampaikan informasi bohong buat pencitraan. Demikian Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam sambutannya pada acara pertemuan Bako Humas di Padang, (15/8). “Kita tidak ingin menjadi orang yang berdosa karena menyampaikan informasi yang tidak benar atau rekayasa. Untuk itu Humas harus menyampaikan informasi yang sebenarnya,” ujar Gubernur. Menurut Gubernur, Humas mesti memberikan informasi apa adanya dan jangan ada yang ditutup-tutupi. Kalau baik katakan baik dan jika kurang katakan kurang, jangan merekayasa informasi
untuk sebuah pencitraan. Dikatakan, kritikan dari berbagai pihak termasuk media massa merupakan sesuatu yang bagus untuk perbaikan di masa mendatang. Humas harus bersahabat dengan media massa, sebab media adalah mitra yang akan menyampaikan berbagai informasi dan sosialisasi ke tengah masyarakat. “Humas mesti bersahabat dengan media massa karena mereka adalah mitra yang akan menginformasikan berbagai kebijakan pemerintah kepada masyarakat,” ujar Gubernur. Apa yang disampaikan Humas, lanjut Gubernur, terkadang tidak bisa tersalur dengan maksimal karena media massa milik orang dan bukan kepunyaan pemerintah. Ini merupakan salahsatu tantangan bagi Humas untuk senantiasa melakukan pendekatan dengan media tersebut. “Peran humas sangat penting sekali. Untuk itu Humas harus senantiasa melakukan peningkatan kapasitas dan kompetensinya,” tegas Gubernur. (gun)
8
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Infrastruktur
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
TANDATANGANI – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo Menandatangani nota kesepahaman pembangunan sarana dan prasarana Bukapalipatar, di Auditorium Balai Pustaka Bung Hatta Bukittinggi, Kamis (12/9). (hendri gunawan)
Sinergikan Pembangunan
Bukapalipatar Tandatangani Kesepahaman S
EPAKAT membangun sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum yang berintegrasi dan berkelanjutan, enam bupati dan wali kota di Sumatera Barat melakukan penandatangan nota kesepahaman. Penandatangan kerjasama itu dilakukan di Auditorium Balai Pustaka Bung Hatta Bukittinggi, Kamis (12/9). Ke-enam kepala daerah yang bersepakat itu antara lain Walikota Bukittinggi Ismet Amzis, Bupati Agam Indra Catri, Walikota Payakumbuh Riza Falepi, Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo, Walikota Padang Panjang Hendri Arnis dan Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadigoe (Bukapalipatar). Penandatangan nota kesepahaman itu disaksikan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, Menteri Pekerjaan Umum diwakili Kepala Badan Pembinaan Kontruksi kementerian PU Hediyanto dan tokoh masyarakat. “Kita berharap kerjasama ini mengusulkan kegiatan berharga seperti pembangunan inprastruktur dan lainnya di sejumlah daerah ini,” ungkap Gubernur dalam sambutannya sembari memberikan apresiasi kepada para tokoh sumbar yang telah memberikan ide-ide dan usulan-usulan yang memiliki kepedulian terhadap daerah. Menurut Gubernur, kerjasama antar daerah itu merupakan suatu sinergi yang cukup bagus dalam menyelesaikan persoalan yang tidak bisa ditangani oleh masing-masing daerah Kabupaten atau kota. Pemerintah propinsi akan menindaklanjuti berbagai masukan dari forum ini dengan kementerian PU. Sebab, kalau bicara infrastruktur dan anggaran, kita perlu bantuan kementerian PU. “Kita berharap kesepahaman yang dilakukan dapat mensukseskan pembangunan di daerah ini,” ujar Gubernur. Diakui Gubernur, Sumbar tidak
mempunyai cukup uang untuk membangun daerah ini. Sebab, sebagian besar APBD terpakai untuk belanja pegawai. “Rata-rata 60% APBD kita terpakai untuk belanja pegawai, bahkan ada kabupaten yang 75% APBD untuk belanja pegawainya. Bisa dibayangkan, uang mana lagi dari APBD kita gunakan untuk membangun infrastruktur,” terang Gubernur. Menurutnya APBD tidak mungkin untuk membangun infrastruktur yang butuh biaya besar. Namun kita sangat siap mendukung suksesnya program pembangunan seperti halnya urusan lahan atau pembebasan tanah. Sementara itu, Kepala Badan Pembinaan Kontruksi Kementerian PU Hediyanto menyebutkan, Sumbar sebagai daerah yang memiliki berbagai potensi terutama pada bidang pariwisata, dalam pengembangannya membutuhkan sinergi dan keterpaduan. Sebab planing torism, pasti tak hanya kunjungan untuk satu daerah saja, tapi semua daerah yang memiliki potensi. Dikatakan, terkait dengan ini harusnya pembangunan infrastruktur di daerah yang berdekatan ini perlu dilakukan dengan bersinergi dan secara bersama-sama. Contohnya untuk pembangunan jalan, air bersih dan air minum dan lainnya. “Kementerian PU siap membangun, namun sebelumnya harus ada kekompakan antara daerah dengan saling membantu dan bekerjasama, agar pembangunan itu sama-sama bisa dirasakan manfaatnya," ungkapnya. Lebih jauh Hediyanto menjelaskan, untuk pembangunan infrastruktur di Sumbar, Kementerian PU telah mengalokasikan dana sebesar Rp 1,5 triliun buat pembangunan jalan, Rp 600 hingga 700 miliar untuk air minum dan Rp
30 sampai 40 miliar untuk pengelolaan sampah. Kementerian PU, katanya, telah menjadi ledding sektor dalam pembangunan infrastruktur yang dilakukan untuk 6 kabupaten/kota ini yang merupakan infrastruktur regional dan sebagian infrastruktur memiliki fungsi nasional. "Kalau nasional kementerian PU yang bertanggung jawab. Anggaran untuk pembangunannya, tak hanya untuk setahun saja namun terus berkelanjutan diluncurkan," paparnya. Sedangkan Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo dalam paparannya pada seminar sehari alam takambang dan kearifan lokal sebagai modal pembangunan Bukapalipatar usai penandatanganan MOU enam daerah tersebut menyambut baik kerjasama pembangunan enam daerah tersebut. Pada penyampaiannya Bupati menjelaskan kondisi dan visi misi serta prioritas pembangunan di Lima Puluh Kota. “Kita menyambut baik kerjasama ini,” ujar Alis. Dikatakan, Kabupaten Lima
Puluh Kota mempunyai visi terwujud kebersamaan, kemakmuran dan kesejahteraan yang bernuansa adat bansandi syara’q, syara’q basandi Kitabullah dalam NKRI. Visi itu diwujudkan dengan sembilan misi yang di antaranya mewujudkan pembangunan infrastruktur, penataan ruang dan lingkungan hidup. Sedangkan prioritas dan sasaran pembangunan kabupaten ini antara lain reformasi pembangunan, ketahanan pangan, pengembangan kawasan– kawasan strategis, penanggulangan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan. (gun)
Irwan Prayitno
9
Olahraga
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
SERAHKAN – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo menyerahkan piagam penghargaan kepada pelatih dan atlit berprestasi dalam rangkaian acara peringatan Haornas ke 31 tahun 2014. (hendri gunawan)
“Sekretaris daerah dan jajarannya perlu melihat pembangunan keolahragaan ini sebagai kepentingan bersama”
P
ERINGATAN Hari Olahraga Nasional (Haornas) merupakan mo mentum untuk membangun olahraga dengan slogan mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Dengan begitu diharapkan lahir atlet berprestasi yang membawa nama baik daerah ditingkat daerah, propinsi dan internasional Hal itu disampaikan Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo dalam sambutannya pada acara Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke 31 tahun 2014 di halaman kantor bupati setempat, Selasa (9/9). “Kita berharap dapat membangun budaya olahraga, budaya hidup sehat dan bugar dalam keseharian masyarakat. Dengan kesadaran itu diharapkan lahir atlet yang mampu membawa nama baik daerah hingga tingkat internasional,” ungkap Bupati. Terkait dengan itu, lanjut Bupati, perlu dilihat kembali seberapa jauh pembinaan, pemberdayaan dan pengembangan keolahragaan di daerah
ini. Hendaknya ke depan dinas terkait dengan keolahragaan tersebut selalu berperan aktif dalam membantu organisasi kemitraan masyarakat olahraga. “Sekretaris daerah dan jajarannya perlu melihat pembangunan keolahragaan ini sebagai kepentingan bersama. Prestasi yang diraih Runner Up pada PON 12 merupakan prestasi dari bebersamaan dari atlit, pengurus cabang, Koni dan Pemkab Lima Puluh Kota,” ujar Alis. Menurut Alis, atlit daerah ini khususnya di bidang atletik mampu menembus khayalan kita secara internasional. Beberapa atlit diantaranya sukses meraih predikat juara di luar negeri. Ini merupakan salahsatu aspek penting dalam melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat olahraga. “Buat menghadapi Porprop tahun ini kita harus belajar dari pengalaman lalu. Masing-masing dinas perlu mempersiapkan diri sebagai pembina pemberdaya olahraga. Dinas Pemuda
Olahraga harus menjadi koordinator mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga,” ingat Alis. Dalam kesempatan itu Bupati juga menyerahkan piagam kepada salahseorang pelatih Priadika dan atlit paralayang Rio Indra Kusuma yang sebelumnya meraih peringkat 5 dunia kejuaraan paralayang di Thailand. Beberapa atlit yang mampu menunjukan kebolehannya antara lain Arilia kartika yang merebut emas pada Kejurnas Senior tahun 2014, M Hafiz mendapatkan emas pada Kejurnas senior tahun 2014. Selain itu Wahyudi Putra yang merebut emas Kejurnas Yunior Remaja 2014 dan perongkat 4 kejuaraan Atletik Singapura Open 2014. Berikut Rina Kusumah Ningrum mendapatkan peringkat 4 kejuaraan dunia paralayang Thailand dan Rio Indra Kusumah peringkat 5 dunia kejuaraan paralayang Thailand. (gun)
Agrobisnis 10 REDAKSI
POPULARITAS durian lokal sepertinya kian tertinggal dan tergusur oleh durian unggul seperti Montong, Bangkok dan lainnya. Padahal durian lokal tak kalah manis dan lezat dengan aroma yang khas. Bahkan di Kabupaten Lima Puluh Kota tidak sedikit durian lokal dengan rasa dan aroma yang tak kalah saing dari durian unggul luar tersebut. Sayangnya, durian lokal tersebut belum dibudidayakan secara baik. Malah sebaliknya hanya tumbuh secara alami. Dosen Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Ir. Ferdinant, MP kepada Sinamar di Tanjung Pati baru-baru ini mengatakan, faktanya di Kabupaten Lima Puluh Kota baru ada hutan durian. “Agar bisa menyaingi durian unggul seperti Bangkok dan Montong, serta menjanjikan hasil yang memuaskan, mestinya petani di daerah ini mengusahakan kebun durian, bukan hutan durian,” ujar Ferdinant. Menurutnya daerah ini berpeluang besar dalam pengembangan durian. Apalagi di daerah ini cukup banyak durian lokal mempunyai keunggulan baik dari aromanya yang khas dan rasanya yang lezat. Sayangnya potensi tersebut belum tergarap oleh masyarakat. Padahal, dewasa ini durian menjadi salahsatu buah primadona yang semakin diminati berbagai kalangan masyarakat. Bukan saja laku keras di pasar lokal, buah berduri ini juga senatiasa ditampung propinsi tetangga seperti Riau. Fakta ini menyebutkan, durian mempunyai prospek agribisnis yang menggiurkan dan sangat menjanjikan dibanding tanaman lainnya. Apalagi tumbuhan ini sangat mudah dibudidayakan. “Bila dipelihara dengan baik, durian lokal dipastikan akan mampu bersaing dengan durian luar negeri. Karenanya,
sudah waktunya prospek ini dijadikan peluang usaha bagi masyarakat Lima Puluh Kota. Apalagi di daerah ini masih sangat banyak lahan potensial yang bisa digarap,” papar Ferdinant. Secara umum, lanjut Ferdinant, rendemen daging buah atau berat buah Durian lokal di Kabupaten Lima Puluh Kota hanya berkisar 20% dengan kata lain daging buah tipis. Agar bisa dianggap unggul, rendemen buah itu harus lebih dari 30%. Hasil survey identifikasi durian yang telah dilakukannya belum lama ini, di daerah ini masih ada Durian yang mempunyai rendemen di atas 30% seperti Durian Tigo Alua Batu Bolang. Namun, untuk pengembangan, diharapkan durian tersebut mempunyai rendemen minimal 38%. “Agar bisa menyaingi durian unggul luar, kita perlu mengembangkan durian unggul lokal yang mempunyai rendemen di atas 38%. Caranya, durian unggul lokal itu dijadikan pohon induk dengan pembibitan cara sambung,” tutur Ferdinant. Menurutnya, selama ini durian yang ada di Lima Puluh Kota umumnya tidak ditanam dan tumbuh sendiri. Kalaupun ada yang ditanam, namun bibitnya hanya dari biji yang belum jelas unggul atau tidaknya. Tak hanya itu, tanaman ini sangat jarang yang dirawat serta dipelihara secara intensif. Tambahan, cara menanamnya belum mempunyai jarak tanam yang ideal serta belum ada kriteria masak dan hanya menggunakan kriteria alami dengan menggangap buah yang jatuh sudah masak. “Selain belum menggunakan bibit yang unggul, durian di daerah ini juga belum mendapatkan penanganan panen,” papar Ferdinant. Dikatakan, selama ini durian lokal hanya mempunyai nilai jual sekitar
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Rp15.000 hingga 20.000/buah. Sedangkan durian unggul luar seperti montong mencapai Rp50.000. “Agar bisa menembus pasar yang lebih menguntungkan, ke depan durian yang dihasilkan dari daerah ini mesti memenuhi sejumlah kriteria seperti lain bobot, daging buah tebal, serta rasa dan aroma yang enak. Terkait dengan itu, durian itu harus unggul dan diusahakan secara intensif, bukan dibiarkan tumbuh sendiri,” simpul Ferdinant. (hendri gunawan)
Ir. Ferdinant, MP
11 REDAKSI
Sinamar
Ekonomi & Bisnis
Dengan kata lain, penghasilan rata-rata petani karet saat ini hanya antara Rp25.000 sampai Rp30.000/hari. Bila dihadapkan dengan harga barang-barang kebutuhan yang terus melonjak di pasaran, angka penghasilan sebanyak itu menjadi tidak berarti sama sekali.
T
IBALAH saat yang sangat tidak ditunggu-tunggu, yaitu harga karet alam menukik sampai ke titik terendah sepanjang sejarah keberadaan komoditas tani tersebut di Kabupaten Limapuluh Kota. Sebuah tingkat harga yang membuat banyak petani memutuskan untuk mengabaikan saja tanaman karetnya karena tidak lagi menjanjikan nilai ekonomi yang memadai. Terhitung sejak dua pekan terakhir, harga karet alam di sejumlah nagari sentra produksi karet di Limapuluh Kota benar-benar sudah sampai pada harga jual yang sama sekali tidak menjanjikan. Dengan harga jual yang hanya Rp5.000/kg di tengah tingkat harga kebutuhan – terutama kebutuhan pokok—yang terus bergerak naik, membuat petani untuk sementara menghapus harapan dari kebun kebun karet yang dimilikinya. Itu pun dengan catatan, harga Rp5.000/kg di tingkat pedagang pengumpul merupakan harga buat karet murni yang tanpa dicampur dengan bahan-bahan lain. “Untuk karet yang dicampur dengan bahanbahan lain, tidak lagi dibeli oleh toke,” kata Jefri, 41, petani karet di Jorong Banjarranah, Kenagarian Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. “Lamo-lamo bontuak iko, bisa mati awak,” katanya. Itu artinya, kalau sebelumnya petani menghasilkan getah karet 10 kg/hari dari jenis karet yang dicampur dengan bahan-bahan lain, atau dalam istilah petani disebut dengan karet sagap, kalau nilai jualnya Rp5.000/kg bisa mendapatkan penghasilan Rp50.000/hari; tapi menyusul permintaan pasar yang hanya menghendaki karet murni, akan terjadi penurunan angka produksi sampai 50 persen. Dengan kata lain, penghasilan rata-rata petani karet saat ini hanya
antara Rp25.000 sampai Rp30.000/hari. Bila dihadapkan dengan harga barangbarang kebutuhan yang terus melonjak di pasaran, angka penghasilan sebanyak itu menjadi tidak berarti sama sekali. “Daripada stres, kami sudah lama tidak lagi pergi ke kebun karet untuk menderes,” tambah petani karet lain di Banjarranah. “Hanyo mambuek kapalo batambah poniang,” imbuh mereka. Mohon juga dicatat, prediksi penghasilan Rp25.000-Rp30.000/hari belum juga sebagai sesuatu yang pasti untuk sumber penghasilan yang bernama tanaman karet. Berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya, tanaman karet dihadapkan dengan banyak kendala dalam proses produksi. Bila hujan turun berkepanjangan, misalnya, batang karet riskan disadap karena bisa berakibat fatal bagi batang tanaman. Begitu pun saat datang musim kemarau, batang karet juga tidak bisa dideres setiap hari lantaran getah karet yang dihasilkannya jauh menurun. Pada musim kemarau ini, biasanya petani mensiasati dengan cara menggilirkan jadwal penderesan. Hari ini menderes, satu misal, besok diliburkan. Dengan demikian, getah karet diharapkan akan bisa berproduksi secara maksimal. Sejumlah petani di Banjarranah hanya sedikit dari banyak contoh yang menunjukkan tentang atmosfir keputusasaan petani terhadap kebun karet yang dimilikinya. Untuk skala Kecamatan Pangkalan Koto Baru tercatat tidak sedikit petani yang tidak lagi menoleh ke kebun karetnya, dan memilih jenis usaha lain untuk menyambung kehidupan. Sebagian di antaranya terlibat dalam kegiatan illegal logging (pembalakan liar). Saat yang Berat Rentang waktu sekitar dua tahun belakangan memang merupakan saat-saat yang berat bagi petani yang menggantungkan sumber ekonominya dari tanaman karet. Perlahan tapi pasti, harga karet terus menunjukkan gejala menurun, yang bertolak belakang dengan harga barang-barang kebutuhan yang terus bergerak naik di pasaran. Kalau sekitar dua tahun yang lalu harga karet masih menyentuh angka Rp10.000/kg di tingkat pedagang pengumpul, belakangan harga tersebut terus menukik secara perlahan. Dengan nilai pengurangan harga antara Rp500 sampai Rp10.000/ kg, belakangan harga karet hanya tersisa Ro5.000/kg saja. Itu pun bukan untuk sembarang karet, melainkan karet murni yang tidak dicampur dengan bahan-bahan lain.
Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Akibat harga yang tidak kunjung membaik itu, membuat banyak petani mulai menelentarkan kebun karet yang dimilikinya. Jangankan melakukan peremajaan untuk tanaman karet yang sudah terbilang tua, bahkan untuk membersihkan areal perkebunan karet saja sudah banyak petani yang enggan melakukannya. “Dari mana pula dicarikan biaya untuk membersihkan kebun kalau harga karet tidak juga membaik,” kelub seorang petani. Padahal, bila merujuk jauh ke belakang, tanaman karet pernah mengalami masa keemasan, yaitu ketika tingkat harganya mencapai Rp18.000/kg, justru di saat harga barang-barang kebutuhan pokok belum semahal seperti sekarang ini. Ketika itu, tidak jarang di antara petani karet yang mampu meraup penghasilan antara Rp1 juta sampai Rp1,5/pekan dari satu bidang kebun karet yang dimilikinya.
Di saat itu pulalah petani karet mampu membeli barang di luar barang-barang kebutuhan pokok. Karena, di banyak nagari sentra produksi karet, menderes karet sebagian dilakukan oleh kaum perempuan, sementara kaum pria memiliki sumber penghasilan lain. Akibatnya, dalam satu keluarga ada dua sumber penghasilan, yang mampu memberi nilai tambah ekonomi berarti. Ketika harga karet tinggi itu, misalnya, banyak petani yang mampu merehabilitasi rumahnya, atau malah membangun rumah baru, selain tidak sedikit pula di antaranya yang mampu membeli sepeda motor, walau dengan cara dicicil. Bagi yang pandai mengatur keuangan, hasil penjualan karet disimpan dalam bentuk emas, yang belakangan terpaksa dijual kembali lantaran kondisi perekonomian yang makin sulit. (dri)
12
Galeri Foto
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
DIDIKAN SUBUH- Wakil Bupati Limapuluh Kota pembina apel Lembaga Didikan Subuh (LDS) di Kecamatan Luak .(f/angga)
Turnamen Catur Asyirwan Yunus Cup di Simona
Drs.H. Asyirwan Yunus M.Si ( Wakil Bupati 50 Kota ) memberi bantuan 2,5 jt Berobat kepada warga masyarakat jr. Kapalo koto nag. Koto tongah Simalangang kec. Payakumbuh.(f/angga)
Drs.H. Asyirwan Yunus M.Si ( Wakil Bupati 50 Kota ) bersama Camat, Dt. Adam Bagadiang. Dt. Paduko Sindo. Pak Suhatril menghadiri Wirid Pengajian Majelis Taqlim Anisa d Panti asuhan ibrahim di SIMONA.(f/angga)
Drs.H. Asyirwan Yunus M.Si ( Wakil Bupati 50 kota ) bersama kepala BPMPPT acara Peningkatan Fasilitasi Terwujudnya Kerjasama Strategis Antar Usaha Besar dan Usaha Kecil Menengah di Hotel Bundo Kanduang Payakumbuh.(f/angga)
Drs.H. Asyirwan Yunus M.Si ( Wakil Bupati 50 Kota ) bersama Kadis PU. Kadis Pertanian Perkebunan dan Holtikultura dan Camat Akabiluru Meninjau Pembangunan Jalan di jr Subarang Parik Nag. Kototongah Batuhampa kec. Akabiluru.(f/angga)
Drs.H. Asyirwan Yunus M.Si ( Wakil Bupati 50 kota ) Camat harau, wali nagari bukik limbuku meninjau persiapan SDN 01 Bukik Limbuku dlam lomba sekolah sehat tk Provinsi Sumbar
Drs.H. Asyirwan Yunus M.Si ( Wakil Bupati 50 Kota ) Melepas Calon Jemaah Haji kloter XII Kab. Lima Puluh Kota Dari Kantor Bupati.(f/angga)
13
Galeri Foto
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
KESEPAHAMAN - Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo berfoto bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan lima bupati dan walikota lainnya usai menandatangani nota kesepahaman Bukapalipatar di Auditorium Balai Pustaka Bung Hatta Bukittinggi, Kamis (12/9). (hendri gunawan)
Wabup Drs.H.Asyirwan Yunus bekeliling pasar rakyat di Jorong Kociak, Nagari Situjuah Godang, Kecamatan Situjuh Limo Nagari (f/ogi)
Kunjungan kerja Wabup Asyirwan Yunus bersama sejumlah SKPD ke Kubang Balambak, Sabtu (6/9). (f/angga)
Gerbang Gor di Situjuh Limo Nagari , Minggu (14/9).(f/angga)
Kesenian tradisional Kuda Lumping Jorong Alang Laweh, Nagari Halaban, Kecamatan L:areh Sago Halaban (f/ogi)
JAMAAH - Dijah Udin Ali (81 tahun) salah seorang Jamaah Calon Haji asal Batu Bolang yang memakai kursi roda berbincang akrab dengan Wakil Bupati Asyirwan Yunus di sela acara penyerahan jamaah dari derah ini kepada panitia haji di Asrama Haji Embarkasi Padang, Senin (15/9). (hendri gunawan)
BANGUN - Kabupaten Lima Puluh Kota terus membenahi infrastrukturnya. Salahsatunya pembangunan jembatan di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan seperti terlihat di dalam photo yang dijempret, baru-baru ini. (hendri gunawan)
14
Sinamar
Infrastruktur
Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Masyarakat Mengharapkan Pembangunan Jalan Lingkar “Kawasan yang terbebas dari isolasi fisik akan memungkinkan tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru, sebab bukan tidak mungkin di kawasan terisolir itu ada potensi ekonomi yang tersimpan selama ini seperti untuk kawasan perumahan maupun pasar.”
K
ARENA keterbatasan dana yang ada di APBD Kabupaten Limapuluh Kota dari tahun ke tahun, membuat banyak di antara kebutuhan masyarakat atas infrastruktur dasar –terutama dari jenis jalan dan jembatan—belum terpenuhi. Maka, begitu pejabat pemkab turun ke lapangan, yang banyak diaspirasikan adalah soal infrastruktur. Itu pula yang terjadi ketika Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. mengunjungi Jorong Subarang Parik, Nagari Koto Tangah Batu Hampar, Kecamatan Akabiluru, Rabu (17/9). Wabup Asyirwan mendatangi jorong itu untuk menepati janjinya ketika melakukan Safari Ramadhan ke sana, dan menjanjikan akan datang lagi untuk melihat kondisi infrastruktur di sana. Dalam kesempatan itu, masyarakat menyampaikan ke Wabup Asyirwan tentang keinginan mereka untuk perbaikan jalan lingkar yang menghubungkan antara Subarang Parik, Data dan Tanjung Bungo, karena dinilai sangat banyak manfaatnya sebagai jalan usaha tani maupun penghubung antara Kecamatan Akabiluru dengan Kabupaten Tanah Datar. Fungsi lainnya adalah untuk mempermudah akses sosial masyarakat. Wabup yang hadir bersama Camat Akabiluru Hadi Putra, SSTP, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ir.Edwar, S.Pi dan Kepala Dinas Pertanian Ir.Aprizul Nazar, mengatakan bahwa jalan di nagari ini sangat luas dan sangat besar manfaatnya bagi masyarakat setempat untuk memudahkan akses ekonomi dan bukan tidak mungkin nantinya punya peluang dikembangkan untuk halhal lain. “Tapi persoalan mendasar sangat sering kita hadapi dalam pembangunan jalan, antara lain masih terdapatnya sejumlah lahan yang terisolasi secara fisik
sehingga pengembangan sejumlah kawasan menjadi terkendala,” papar Asyirwan, yang mengharapkan kepada masyarakat untuk dapat bekerjasama kalau memang serius berkeinginan lahan ini akan dibuka untuk akses jalan. “Yang pertama kali harus kita ketahui apakah lahan yang cukup luas ini sudah bebas?” katanya mempertanyakan. “Bebas dalam artian sudah ada izin dari yang punya tanah untuk dipakai pembuatan jalan, karena kita takutkan nanti timbul masalah di kemudian hari di tengah-tengah masyarakat,” tambah mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara itu, mempertanyakan. Lebih jauh Asyirwan menyampaikan bahwa kalau memang sudah ada surat pembebasan lahan dan kesepakatan masyarakat, maka hal ini akan diusahakan untuk masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan mendatang. “Paling tidak untuk tahap awal pembukaan lahan bisa di perubahan dan selanjutnya pada APBD tahun depan,” tukas Wabup. Edward juga mengatakan bahwa membebaskan sejumlah kawasan dari isolasi fisik mendatangkan keuntungan ganda, baik untuk kepentingan daerah maupun masyarakat itu sendiri. “Kawasan yang terbebas dari isolasi fisik seperti jalan lingkar ini akan memungkinkan tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru, sebab bukan tidak mungkin di kawasan terisolir itu ada potensi ekonomi yang tersimpan selama ini seperti untuk kawasan perumahan maupun pasar,” ungkap Edwar.
Peninjauan jalan lingkar di Jorong Subarang Parik Kecamatan Akabiluru oleh Wabup Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si.(f-ogi)
Pj. Wali Nagari Batu Hampar Yelsi Eka Putri dan Kepala Jorong Subarang Parik Zet Dt. Mantiko Alam senada mengungkapkan bahwa jalan ini mempunyai panjang lebih kurang 3 km dan sangat dibutuhkan warga setempat dalam aktifitas taninya seharihari.”Kami sangat berharap perbaikan jalan ini bisa direalisasikan, kalau tidak bisa di aspal setidaknya jalan rabat beton saja sudah lumayan,” lapor Zet. Ketika mengadakan kunjungan ke Jorong Kubang Balambak, Nagari Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Jumat (12/9), Wabup juga mendapatkan kondisi infrastruktur dasar yang belum memadai, yang menyulitkan masyarakat mendapatkan akses ekonomi dan sosial yang sangat diperlukan. Secara spontan, Wabup Asyirwan mengakui Jorong Kubang Balambak sulit dijangkau kendaraan roda dua dan empat. Padahal Kubang Balambak, yang termasuk ke dalam Kecamatan Mungka, merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bagian Selatan Kabupaten Limapuluh Kota yang terkenal sebagai penghasil ayam petelur. Selain itu juga menyimpan potensi wisata yang sangat menakjubkan, yang nantinya kalau dikembangkan akan mampu menghadirkan magnet tersendiri. Kedatangan Wabup Asyirwan ke Kubang Balambak kali ini didampingi oleh Camat Mungka Ricky Edwar, S.Sos beserta jajarannya dari Kecamatan Mungka, dan disambut oleh Ketua Bamus, Kepala Jorong se-Kenagarian Simpang Kapuak serta sejumlah masyarakat di jorong tersebut.
Setelah menempuh perjalanan dengan mengendarai sepeda motor dari Kecamatan Mungka, pada kunjungannya kali ini Wabup bertujuan untuk meninjau Pokesri Jorong Kubang Balambak yang sedang mengadakan pengobatan gratis bagi para warga setempat. Di sini Wabup melihat langsung pengobatan dan pemeriksaan gratis yang rutin dilakukan enam bulan sekali untuk memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang dilakukan oleh Sari Alya, A.Md, Keb (30), yang merupakan bidan satu-satunya di sana. Asyirwan Yunus mengakui kalau Jorong Kubang Balambak ini cukup sulit di jangkau baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dan pengabdian yang dilakukan oleh bidan Sari Alya merupakan hal yang sangat luar biasa. “Bidan Sari Alya yang telah mau mengabdi disini untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat patut kita apresiasi setinggitingginya karena dia telah menunaikan tugas yang sangat mulia,” ungkap Asyirwan. Lebih jauh Asyirwan Yunus mengungkapkan bahwa Jorong Kubang Balambak memang sudah sepatutnya untuk dikembangkan lagi, baik itu pariwisatanya maupun di sektor pertanian. “Kalau tidak ada aral melintang,Insyaallah saya akan datang lagi kesini dalam waktu dekat dengan membawa SKPD terkait agar kita bisa melihat apa-apa saja potensi yang bisa di kembangkan serta untuk menampung keinginan masyarakat,” kata Asyirwan. Sementara itu Sari Alya juga mengatakan bahwa pengobatan gratis ini dilakukan setelah terlebih dahulu diumumkan ke masyarakat dan keluhan-keluhan serta penyakit yang sering ditemui adalah Rematik dan ISPA. “Saya sangat berharap akses jalan menuju Jorong Kubang Blambak bisa diperbaiki untuk kelancaran transportasi demi memudahkan pelayanan kepada masyarakat apabila tidak bisa ditangani disini,”pinta Sari. Selain itu Sari Alya juga memohon peluasan gedung Pokesri untuk menampung lebih banyak masyarakat karena diketahui saat ini semua pelayanan dilakukan pada satu ruangan saja. “Ruangan ini tidak memadai lagi untuk melayani masyarakat karena pelayanan umum, anak-anak maupun ibu melahirkan semuanya dilakukan disini,” ungkap bidan yang sudah mengabdi di jorong dengan 730 jiwa ini selama tujuh tahun.(joy/ogi)
15
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Bundo Kanduang REDAKSI
B
UPATI Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo mengatakan bahwa di Payakumbuh Bundo Kanduang adalah Iyek dari Pangulu, karena Bundo Kanduang itu adalah bagian dari sistim suku. “Jadi kalau masih ada Iyek di Luak Limo Puluah, Iyek itulah Bundo Kanduang. Kalau Iyek tidak ada lagi, Mak Tuo jadi Bundo Kanduang, dan itu tidak dipilih-pilih. Yaitu, di mana Pangulu tumbuah, itulah Bundo Kanduang,” kata Bupati Alis Marajo saat membuka Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Bundo Kanduang di Aula Dinas Kopperindag Kota Payakumbuh, Sabtu (6/9). “Kalau mak tuo tidak ada lagi, Amai Pangulu itulah jadi Bundo Kanduang. Kalau Amai Pangulu tidak ada lagi, adik dari Amai Pangulu jadi Bundo Kanduang, ada Ongah, dan ada Oncu. Inilah yang terpakai di dalam adat, khusunya di Luak Limo Puluah tentang Bundo Kanduang sebagai organisasi adat,” tegas Alis Marajo yang juga Ketua LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau) Kabupaten Limapuluh Kota itu.
Dalam acara yang dihadiri Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat Dr.Ir.Rauda Tayib, Ketua Bundo Kanduang Kabupaten Limapuluh Kota, Ketua Dewan Penasehat, Pimpinan Organisasi Bundo Kanduang tingkat kecamatan dan nagari itu, Alis Marajo menjelaskan bahwa secara kelembagaan, pemerintah daerah memberikan penghargaan yang tinggi terhadap kegiatan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan yang dulu disebut sebagai organisasi profesi fungsional kemasyarakatan Adat yaitu LKAAM dan Bundo Kanduang. “Bundo Kanduang adalah organisasi sosial masyarakat profesi fungsional atau disingkat dengan Orsosmasinal,” kata Alis Marajo, sambil menekankan bahwa Bundo Kanduang secara organisatoris adalah satu-satunya wadah bagi kaum wanita di Minang Kabau. “Organisasi Bundo Kanduang secara adat disepakati dalam perkembangan evolusi organisasi adat itu sendiri, kalau di Negeri Sembilan masih terpakai Bundo Kanduang dan secara adat itu adalah yang tertinggi,”
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
tambah Alis Marajo. Pelatihan Bundo Kanduang tersebut diikuti oleh para pimpinan organisasi Bundo Kanduang tingkat kecamatan dan nagari. “Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melak-
sanakan penataan organisasi Bundo Kanduang dan pembekalan manajemen kepemimpinan bagi pengurus Bundo Kanduang Kabupaten Limapuluh Kota,” lapor Ketua Bundo Kanduang Limapuluh Kota.(her)
16
Sinamar
Kepala Daerah
Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Helmi, Wakil Rektor Unand:
“Sepak terjang Alis Marajo ketika masih menjadi mahasiswa, ditambah keterlibatannya yang intens dalam soal pengembangan adat dan istiadat Minangkabau, sadar atau tidak sadar telah terbentuk menjadi sebuah basis yang kuat untuk menopang kapasitas Alis Marajo sebagai pemimpin formal.”
D
OKTER Alis Marajo Dt. Sori Marajo yang sekarang sedang menjalani periode kedua kebupatiannya di Kabupaten Limapuluh Kota, 2010-2015, merupakan sedikit di antara sekian banyak kepala daerah (bupati/ walikota) di Provinsi Sumatera Barat yang sarat dengan pengalaman, baik di jalur formal maupun non-formal, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam pandangan Prof. Dr. Ir. Helmi M.Sc., Wakil Rektor Unand (Universitas Andalas) Padang Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Kerja Sama, berangkat
dari sejumlah pengalaman tersebut, Alis Marajo dinilai telah mampu mengembangkan pola kepemimpinan yang kuat, terutama untuk menopang kapasitasnya sebagai Bupati Limapuluh Kota, yang saat ini sedang menjalani periode kedua. Kepemimpinan yang kuat, menurut Helmi, antara lain ditandai dengan jaringan relasi yang luas di jajaran unit pemerintahan yang lebih tinggi, punya pengaruh yang besar pada jajaran pemerintahan yang selevel (kabupaten/kota), serta memiliki akar yang kokoh di lapisan bawah atau di kalangan masyarakat. “Tidak mudah untuk membentuk sebuah pemerintahan yang kuat,” kata Helmi. Sebab, menurut Helmi, selain membutuhkan sosok yang memiliki bekal pengalaman yang lebih dari cukup, pemerintahan yang kuat juga menuntut hadirnya sosok di posisi puncak yang memiliki pengaruh besar, yang bersumber dari kemampuannya memenej pemerintahan dan memimpin masyarakat. “Saya melihat Pak Alis memiliki semua persyaratan dimaksud,” tambah Helmi. Dalam konteks yang lebih mikro, Helmi menjelaskan, kepemimpinan yang kuat yang kini dikembangkan Alis Marajo sudah ditapaki sejak lama, yang seiring dengan bertambahnya waktu, terus mendapat penguatan. “Dimulai sejak Pak Alis Marajo menjadi mahasiswa dengan aktif di berbagai organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal kemahasiswaan,” katanya. Di luar tugas resminya sebagai pejabat formal, baik di eksekutif dengan menjabat Bupati ataupun di legislatif dengan duduk di DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, menurut Helmi, Alis Marajo juga melakukan apa yang tidak lazim diperbuat oleh pejabat formal lainnya, yaitu keterlibatannya yang intens dalam dinamika
masyarakat adat, yang dicempungi Alis Marajo secara totalitas. “Ini sejalan dengan gelar adat yang melekat di dirinya, yaitu Datuk Sori Marajo,” ia menambahkan. Helmi menilai, keterlibatan Alis Marajo dalam persoalan adat Miangkabau tidak hanya bermain di permukaan atau sekadar tameng untuk maksud-maksud tertentu, melainkan sebuah keterlibatan yang intens dan mendalam. Tak percaya? “Siapa yang meragukan kemampuan Pak Alis dalam soal pemahaman terhadap adat Minangkabau dan dinamika kehidupan masyarakat adat?” katanya. Terlebih lagi, menurut Helmi, “Siapa pula yang meragukan kontribusi Pak Alis Marajo terhadap pengembangan adat dan kehidupan adat di Minangkabau?” Dalam konteks persoalan seperti ini, Helmi menilai Alis Marajo telah memberikan sumbangan yang besar untuk menjaga dan memelihara adat istiadat Minangkabau, sebagai bagian dari budaya bangsa yang perlu dilestarikan. Helmi menilai, sepak terjang Alis Marajo ketika masih menjadi mahasiswa, ditambah keterlibatannya yang intens dalam soal pengembangan adat dan istiadat Minangkabau, sadar atau tidak sadar telah terbentuk menjadi sebuah basis yang kuat untuk menopang kapasitas Alis Marajo sebagai pemimpin formal. “Tidak banyak tokoh pemimpin formal yang memiliki basis yang kuat seperti yang dipunyai Pak Alis,” katanya. Tidak hanya sampai di sana, Helmi juga punya bukti lain untuk mendukung hypotesa bahwa Alis Marajo mampu mengembangkan pola kepemimpinan yang kuat. Diceritakan, usai menjalani periode pertama sebagai Bupati Limapuluh masa bakti 2000-2005, dan untuk periode 2005-2010 tidak terpilih, dan baru terpilih kembali untuk periode 2010-2015; “Berarti ada kualitas kepemimpinan tertentu yang beliau miliki,” terang Helmi. Dengan kata lain, jelas Helmi, kalau oleh karena bukan “kualitas kepemimpinan tertentu” yang dimiliki oleh Alis Marajo, sangat tidak mungkin sosok yang pernah “tenggelam” dalam ajang pilkada tertentu, akan tampil lagi sebagai pemenang dalam ajang pilkada berikutnya. “Biasanya, ketika seorang tokoh sudah kalah di ajang pilkada tertentu, teramat sulit untuk bangkit lagi,” terang Helmi. Makanya, menyoal Alis Marajo, Helmi ingin membahasakan bahwa dia adalah sosok yang sudah matang ditempa oleh berbagai
macam dinamika keadaan, oleh berbagai perkembangan dan situasi, yang secara perlahan tapi pasti makin mengukuhkan kepemimpinan Alis Marajo di jalur formal sebagai kepemimpinan yang bisa diterima oleh banyak pihak, karena didasarkan basis dukungan yang cukup luas. “Saya mendokan Pak Alis Marajo senantiasa diberkahi dengan kesehatan sehingga ke depan tetap mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap Sumatera Barat, khususnya lagi buat Kabupaten Limapuluh Kota,” tambah Helmi, yang juga mengaku memberi apresiasi khusus buat Alis Marajo yang dinilai memiliki komitmen yang kuat untuk berbuat yang terbaik bagi kepentingan daerah. Helmi juga menaruh harapan agar kepemimpinan Alis Marajo ke depan, baik di jalur formal maupun non-formal, tetap didasarkan dengan komitmen yang kuat untuk upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan kegiatan kepemudaan yang merupakan potensi besar untuk membawa daerah ke kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan yang ada sekarang ini.(m,siebert)
17
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Kepala Daerah
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Asyirwan Yunus dan Jalan
Hidup yang Penuh Liku
“Saya besar dari dunia wartawan, karena itu wartawan ini tidak bisa dilupakan. Saya bertekad akan berusaha terus untuk menjaga hubungan baik dan berbaur dengan insan pers.”
B
ERNAMA lengkap Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si., inilah salah satu tokoh lokal yang menapaki jalan kehidupan yang penuh dengan lika-liku. Ada irama pahit-manis di dalamnya. Juga pilu, dan terkadang sendu. “Asal tabah, niscaya akan ditemukan muara yang diimpikan,” kata Wan, begitu Asyirwan akrab disapa. Karena berasal dari kalangan keluarga tidak mampu di Kenagarian Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru; kalau pada rentang waktu 2010-2015 ini Wan dipercaya menjadi Wakil Bupati Limapuluh Kota buat mendampingi dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo di posisi Bupati, agaknya itulah antara lain “muara” pencapaian yang telah berhasil direbut Wan dari pergumulan panjang sejarah kehidupannya. “Saya memang terlahir dari keluarga miskin,” sejenak Wan mengenang masa kecilnya. Padahal Wan lahir di Pangkalan, sebuah nagari dengan tingkat perekonomian penduduk yang rata-rata tinggi. “Orangtua saya hanya petani,” ia melanjutkan, Namanya saja petani, kapan dan di mana saja rata-rata sama: berada dalam kondisi perekonomian yang berat, yang sebagian besar di antaranya dimarjinalkan oleh keadaan. Tapi di tengah kondisi yang serba terbatas itu, Wan punya satu modal besar, yaitu tekad untuk mengubah keadaan. “Saya bertekad tidak mau kalah oleh keadaan,” katanya. Dalam pandangan Wan kala itu, keadaan bukan untuk ditangisi atau diratapi, tapi harus disiasati dan diperjuangkan. “Allah memberi akal budi bagi kita untuk membuat keadaan menjadi lebih baik,” tambahnya. Selama dibesarkan di tengah keluarga petani yang tergolong sederhana, pria yang lahir pada 22 Mei 1964 itu selalu tekun menjalani hidupnya. Meski dalam
keadaan susah, Wan mengaku tidak pernah mengeluh dengan kondisi hidup yang dijalani bersama kedua orangtuanya. Sadar dengan keterbatasan kedua orangtuanya, Wan juga tidak banyak menuntut pada mereka. “Hidup itu harus dijalani seperti air mengalir,” katanya berfilosofi. Wan juga selalu berupaya untuk berbuat jujur, dan ikhlas dalam berbagi karena sejatinya dari setiap perbuatan baik yang dilakukan pada orang lain, cepat atau lambat akan ada balasannya, diminta ataupun tidak. “Bahkan balasannya sering dilakukan oleh orang lain, bukan oleh pihak yang pernah dibantu,” tambahnya. Satu modal Wan lagi dalam menjalani kehidupan adalah tidak pernah melalaikan ibadah, sebagai implementasi status hamba Allah yang memang harus taat dan mengabdi kepada-Nya. “Dengan beribadah membuat hati kita tenang,” katanya. Ibadah pulalah, menurut Wan, yang membuat hidupnya punya tujuan yang pasti dan jelas. “Beribadah membuat hidup yang kita jalani menjadi sarat dengan makna,” katanya. Wan adalah anak dari pasangan suami-istri M.Yunus Ilyas dan Umi Salma, dan merupakan anak paling bungsu dari 10 bersaudara. Ketika itu, meski dari kalangan petani, tetapi keluarga ini sangat disegani masyarakat di Kenagarian Pangkalan. “Ayah saya sudah meninggal dunia ketika umur saya masih 28 tahun, tetapi Ibu alhamdulilah masih sehat hingga sekarang,” katanya. Ketika beranjak umur enam tahun, Wan terpaksa mengikuti kedua orang tua yang pindah ke Kota Padang, ibukota Provinsi Sumatera Barat. Di sanalah Asyirwan Yunus dibesarkan dan menjalani sebagian pendidikannya hingga lulus SMA. Jenjang SD dijalani di PPSP IKIP dan tamat 1977, SMP di PPSP IKIP tamat 1980 dan SMA di PPSP IKIP tamat 1983, kemudian melanjutkan kuliah ke Medan di Provinsi Sumatera
Utara. Untuk kuliah, Wan melanjutkan pendidikannya di Universitas Sumatera Utara (USU) dengan jurusan Matematika. Selama di bangku kuliah, dia aktif di berbagai organisasi antar kampus seSumatera Utara. Seperti Sekretaris Umum Perhimpunan Mahasiswa Pengkaji Kependudukan (PMPK) USU, Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Cabang Medan serta Ketua Himpunan Penulis Feature Indonesia (HPFI) Sumatera Utara. Meski di jurusan Matematika, Wan juga memiliki bakat untuk menulis. Berbagaitulisan hasil karyanya diterbitkan berbagai media cetak di Sumatera Utara. Begitupun, saat itu tulisan-tulisan Asyirwan Yunus juga sangat ditunggu-tunggu oleh pembaca. Selain itu, pria yang selalu jadi corong informasi bagi teman-teman di kampusnya itu, sangat dikenal banyak orang melalui berkat tulisannya. Dari hasil tulisannya itulah, antara lain, Wan mampu membiayai kuliahnya sendiri tanpa meminta dan menyusahkan kedua orang tuanya, hingga berhasil mendapatkan gelar sarjana pada tahun 1989. “Meminta ke orangtua sama dengan meminta sisiak ka limbek,” katanya, beribarat. “Sudah tahu susah, sebagai anak kita berdosa kalau hanya mmbuat mereka bertambah susah.” Selama kuliah di Medan, Wan sempat menjadi wartawan pada Harian Waspada dan berbagai media cetak terbitan di Sumatera Utara. Selain hobi tersalurkan, juga bisa membiayai kuliah sendiri tanpa harus menyusahkan orang tua hingga tamat. “Alangkah senangnya, apabila tulisan selalu terbit dan dibaca banyak orang. Susah senang selama di bangku kuliah dan berburu informasi masih terkenang sampai sekarang,” kenang Wan. Karena pengalaman sebagai wartawan itu, hingga sekarang ini Wan mengaku sangat memahami irama kerja para jurnalis, berikut tantangan serta suka-dukanya. Bahkan, selama jadi Wakil
Bupati Limapuluh Kota, Wan selalu berbagur dengan wartawan, terutama mereka yang bertugas. “Karena bagaimana pun juga, dunia pers adalah bagian dari masa lalu saya,” kenangnya. “Saya besar dari dunia wartawan, karena itu wartawan ini tidak bisa dilupakan. Saya akan berusaha terus untuk berhubungan baik dan berbaur dengan insan pers,” ungkapnya. Wan juga sadar, sebagai pejabat publik, ia membutuhkan media massa sebagai wahana untuk menyampaikan informasi ke publik, juga sebagai sarana untuk menampung aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat. Usai tamat di bangku perkuliahan, Wan bergabung pada perusahaan terkemuka di Jakarta sebagai Asisten Manager di PT Mardhika Nusantara Gemilang hingga tahun 1994. Keluar dari sana, Wan juga sempat mengajar dan menjadi guru pada SMK Sandhy Putra Telkom Medan sampai tahun 2001. Bahkan dia juga sempat menjadi Direktur Keuangan CV Mitra Pangkalan Pekanbaru hingga tahun 2003. Pada tahun 2004, Wan mulai berkarir melalui jalur politik. Dirinya sempat diminta untuk menjadi calon wakil rakyat di Sumatera Utara pada pemilihan umum tahun 2004. Karena dirinya cukup dikenal masyarakat Medan sehingga memudahkan Asyirwan Yunus untuk berlenggang menuju gedung DPRD Propinsi Sumatera Utara hingga terpilih dari partai PBR periode 2004-2009. Berkat keberhasilan Wan pada bidang politik di daerah rantau, persis menjelang akhir jabatan anggota DPRD Sumatera Utara ditahun 2009, Wan mulai dilirik tokoh masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota untuk ikut pada Pilkada Limapuluh Kota tahun 2010 lalu. Ia diminta berpasangan dengan Alis Marajo, yang saat itu menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota periode 2009-2014. Berkat dukungan yang kuat dari seluruh lapisan masyarakat di 13 kecamatan se Kabupaten Limapuluh Kota , sehingga pasangan yang diusung Partai Golkar, PBR, PBB itu berhasil memenangkan Pilkada Limapuluh Kota tahun 2010. Kendati pasangan lawan mengajukan gugatan ke MK (Mahkamah Konstitusi), tapi pasangan Alis-Asyirwan tetap dinyatakan sebagai pemenang. Selama menjadi Wakil bupati periode 2010-2015, Wan sangat rajin menyambangi masyarakat, terutama masyarakat kurang mampu. Bahkan, kegiatan semacam itu seakan sudah menjadi keseharian Wan. “Kalau tak bertemu dengan masyarakat, hidup terasa tak lengkap,” katanya, berdalih. Menyambangi warga akhirnya menjadi kebiasaan Wan. Bahkan, setiap hari ia paling tidak mendatangi tiga nagari, yang terkadang dijalani sampai tengah malam. (dadang/mad)
Wali Nagari 18 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
41 Wali Nagari Pensiun
“Jika dilakukan pada tahun ini, tentu harus dianggarkan dalam APBD Perubahan segala keperluan yang menyangkut dengan Pilwana melalui pos anggaran di kecamatan tempat masing-masing nagari berada.”
S
EBANYAK 41 dari 79 wali nagari (walnag) di Kabupaten Limapuluh Kota berakhir masa jabatannya sampai akhir 2014. Sehingga, dalam waktu dekat akan dilaksanakan pemilihan walinagari (Pilwana) untuk mengisi kekosongan yang kini dijabat Penjabat Walinagari. Namun, persoalan muncul, sebab pelaksanaan Pilwana masih dalam pengkajian, karena juga beriringan dengan Pilkada Bupati dan Gubernur pada 2015 nanti. “Pelaksaan Pilwana direncanakan dilakukan secara serentak untuk 41 nagari tersebut, hanya saja mungkin hari pelaksanaan yang akan sedikit berbeda. Namun kita masih belum bisa memastikan kapan Pilwana akan digelar,” ungkap Kepala Bagian Pemerintahan Nagari Setdakab Limapuluh Kota, Herman Azmar, yang didampingi Kasubag Pengendalian Aparatur, Sukri Anda. Apakah akan dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gubernur dan Bupati yang kemungkinan besar akan dilaksanakan pada awal tahun 2015 mendatang, mantan Camat Akabiluru itu mengaku masih menunggu kajian dari Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota. “Kemungkinan dilaksanakannya pada tahun 2014 bisa saja terjadi,” kata Herman. “Kita masih mengkaji lebih jauh
terkait pelaksanaan Pilwanag, mungkin saja akan dilakukan tahun 2014 ini atau nisa jadi pada 2015 mendatang,” katanya. “Jika dilakukan pada tahun ini, tentu harus dianggarkan dalam APBD Perubahan segala keperluan yang menyangkut dengan Pilwana melalui pos anggaran di kecamatan tempat masing-masing nagari berada,” tambah Herman. “Tentunya meHerman mang waktu pelaksanaan itulah yang jadi salah satu pertimbangan nantinya, namun jika eksekutif juga telah mengajukannya pada anggaran perubahan tahun 2014 ini, tentunya kita DPRD akan membahasnya,” ucap Yakubis, anggota DPRD Limauluh Kota, di tempat terpisah. Wakil Ketua Sementara DPRD Limapuluh Kota, Aida, saat ditanya soal kemungkinan Pilwana dipercepat lebih awal dilaksanakan sebelum Pilkada Bupati dan Gubernur, menjawab bisa saja. Karena, menurutnya, jika memang itu kebutuhan nagari dan pelaksanaanya tidak terlalu mepet dengan pelaksanaan pilkada, mengapa tidak. “Jika memang sudah jadi kebutuhan nagari untuk dilaksanakan pilwanag lebih awal pada tahun ini, tentunya bisa diusulkan oleh eksekutif anggarannya pada perubahan nanti. Sehingga kita di DPRD juga akan melakukan pembahasan dan pengkajiannya,” pungkas srikandi Partai Demokrat itu. Sedikitnya 41 nagari yang berada di 12 dari 13 Kecamatan berakhir masa pengabdian walinagarinya. Rinciannya, mulai dari Kecamatan Gunuang Omeh, Walinagari Talang Anau, Ali Nasrul Imam Batuah, sekarang di jabat
Penjabat (Pj), Yarman. Selanjutnya di Kecamatan Bukik Barisan, Walnag Sungai Naniang, Emlizar sekarang dijabat Pj, Jaswir, Koto Tangah, Zul Irfan Datuak Muncak kini dijabat Pj, Iswandi dan Banja Loweh, Iswardi, kini dijabat Pj, Apri Yulianto. Sementara di Kecamatan Suliki, Walinagari Suliki, H.Sabri kini digantikan Pj, Yerri putri dan Walinagari Kurai, Aswir Datuak Azmar Tanah Bosa dengan Pj, Zaimar Hakim. Di Kecamatan Mungka, Walinagari Simpang Kapuak, Sahirman R Datuak Gadiang di jabat Pj, Irwan. Selanjutnya di Kecamatan Akabiluru, Walinagari Koto Tangah Batu Ampa, Ahmad Wajdi Datuak Bonsu nan Elok di jabat Pj, Yelsi Eka Putri. Walinagari Sariak Laweh, Jhon Hendri, kini Pj nya masih dalam tahap poengusulan, Walinagari Sungai Balantiak, Yuli Oktavianus dijabat Pj, Ramlan dan Walinagari Pauah Sangik, Ikal Hendra Datuak Momat dijabat Pj, Tarmis. Seterusnya di Kecamatan Payakumbuh, Walinagari Koto Tongah Simalanggang, Khairil Hadi dijabat Pj, Fithrawati, Walinagari Koto Baru Simalanggang, Yosrizal di jabat pj, Syahrul Isman, Walianagari Sungai Baringin, Bachril Bachram di jabat Pj, Yurma Dewi dan Walinagari Simalanggang, Yondrivel Pj masih dalam proses pengusulan. Sementara di Kecamatan Luak, Walinagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padang Panjang, Guntur, dijabat Pj, Mulyadi. Kemudian di Kecamatan Lareh Sago Halaban ada 4 nagari yang masajabatan walinagarinya juga sudah berakhir yaitu, Walinagari Halaban, Hamdan dijabat Pj, Asdi, kemudian Walinagari Sitanang,
Asmadi Taher Datuak Pangeran, Walinagari Balai Panjang, Muslim dan Walinagari Bukik Sikumpa, Zulkarnaini. Ketiga nagari ini masih dalam tahap pengusulan Pj. Dua nagari di Kecamatan Situjuah Limo Nagori juga habis masa jabatan walinagarinya. Walinagari, Situjuah Banda Dalam, Bhenny Bhala Tamon di jabat Pj, Khayulifda dan Walinagari Situjuah Ladang Laweh, Tasman Datuak Tunaro Mudo yang kini dijabat Pj, Rahmat Fauzat. Di Kecamatan Harau terdapat sembilan walnag yang juga habis masa jabatannya tahun ini, Tarantang, Azirman Datuak Mangkuto, kini dijabat Pj, Darul Husni, Sarilamak, Budi Febriandi, kini di jabat Pj, Sukarman, Solok Bio-Bio, Mulyadi, kini dijabat Adriwan Frima Putra, Harau, Tajul Fuad, di jabat Pj, Firdaus, Koto Tuo, Syahrial Datuak Sinaro Panjang, di jabat Pj, Abdinur, Bukik Limbuku, Burmadi, kini dijabat Pj, Suharto, Taram, Zulkifli, dijabat Pj, Gusnedy, Lubuak Batingkok, Y.Datuak Pangulu Bosa, kini dijabat Pj, Yetti Azwar dan Gurun, Nurweizet Dt Patiah, kini dijabat Pj, Irman. Sementara di Kecamatan Pangkalan Koto Baru terdapat 5 nagari yang jabatan walnagnya juga berakhir, Walnag Koto Alam, AH Datuak Paduko Rajo, kini dijabat Pj, Aizar, Walnag Manggilang, Ridwan, dijabat Pj, Rabaini, Walnag Gunuang Malintang, Azirman Khatib, dijabat Pj, Zulkifli Lubis, Walnag Tanjung Balik, Zulmahdi, dijabat Pj, Edi Samora dan Walnag Tanjuang Pauah, Taufit JS, dijabat Pj, Rapita. Terakhir di Kecamatan Kapur IX juga terdapat sebanyak 5 nagari yang masa jabatan walnagnya berakhir yaitu, Walnag Kotolamo, Nurdianis Nurdi, kini dijabat Pj, Aprizal, walnag Lubuak Alai, Yusarman, kini dijabat pj, Jhoni Yusuf, Walnag koto Bangun, Zarul Kasmi, kini dijabat Pj, Ifrizon, Walinagari Durian Tinggi, Ardianto, kini dijabat Pj, Saspianto dan Walnag Sialang, Asrizal,kini dijabat, Pj, Hairil.(dsp)
Dunia Usaha 19 REDAKSI
Wabup Asyirwan menyarankan para pelaku usaha produk khas daerah yang sejenis tergabung dalam satu asosiasi, karena dengan begitu akan memudahkan kita mengorganisir serta membangun sebuah kemitraan dengan pihakpihak lain.
D
I saat sejumlah produk khas dari luar daerah membanjiri pasaran di Kabupaten Limapuluh Kota, sementara produk khas daerah sendiri belum mendapat celah pasar yang layak, baik di dalam daerah apalagi untuk lingkup pasar yang lebih luas, pantas dipertanyakan: apa dan siapakah yang salah? Dalam pandangan Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si., salah satu kelemahan
produk khas daerah Limapuluh Kota adalah terletak pada kemasan (packing), yang membuat produk khas daerah ini sulit diterima oleh pasar. Bukan saja pasar lokal Limapuluh Kota, termasuk juga dalam ruang lingkup pasar yang lebih luas, baik skala regional maupun nasional. “Padahal Kabupaten Limapuluh Kota mempunyai banyak sekali produk-produk khas daerah, namun mempunyai kelemahan dalam hal kemasan,” kata Wabup Asyirwan saat membuka kegiatan Temu Usaha Pelaku UMKM se-Kabupaten Limapuluh Kota yang diadakan oleh Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT), bertempat di Hotel Bundo Kanduang Kota Payakumbuh, Kamis (18/9). Makanya, menurut mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara itu, hal tersebut harus menjadi perhatian, terutama bagi para pelaku dunia usaha, termasuk juga dari dinas/ instansi terkait. Solusinya, Asyirwan menyarankan para pelaku usaha produk khas daerah yang sejenis tergabung dalam satu asosiasi, karena dengan begitu akan memudahkan kita mengorganisir serta membangun
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
sebuah kemitraan dengan pihak-pihak lain. Diterangkan, bila pelaku usaha produk khas daerah yang sejenis tergabung dalam sebuah asosiasi, maka akan memudahkan pihak-pihak luar dalam menjalin sebuah kerjasama, karena mereka hanya berurusan melalui satu pintu saja. “Kemudahan ini meliputi masalah keseragaman harga serta kemasan pada produk-produk tersebut. Selain itu, dengan adanya asosiasi maka bantuan modal, peralatan dan informasi terbaru untuk pengembangan usaha akan lebih cepat sampai,” ungkapnya. Wabup Asyirwan juga mengharapkan instansi terkait terutama Dinas Kopperindag (Koperasi, Perindusterian, dan Perdagangan) yang agar lebih giat melakukan pembinaanpembinaan kepada para pelaku UMKM tersebut. Sementara untuk mempromosikan dan memajukan produk-produk lokal ini, Asyirwan menginginkan agar dimulai dari dalam dulu yakni pemerintah itu sendiri. “Tugas pemerintah bukan hanya untuk melakukan pembinaanpembinaan saja, tetapi juga harus
mempunyai rasa memiliki terhadap produk-produk lokal tersebut,” katanya. “Ini akan menjadi perhatian kita kedepannya agar pada iven-iven daerah di Kabupaten Limapuluh Kota dimanfaatkan untuk memperkenalkan serta mempromosikan produk-produk daerah kita,” terang Asyirwan. Sementara Kepala BPMPPT Ir.M.Yunus MT dalam laporannya menyebutkan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjalin kerjasama antara pelaku UMKM di Kabupaten Limapuluh Kota dan saling berbagi pengalaman dalam memajukan usaha mereka. “Kita berharap, dari kegiatan ini banyak nila tambah yang bisa dipetik pelaku dunia usaha untuk memajukan usahanya,” kata Asyirwan. Peserta kegiatan ini adalah pelakupelaku UMKM se-Kabupaten Limapuluh Kota sebanyak 54 orang, yang merupakan utusan dari masingmasing kecamatan. Sedangkan untuk pembicaranya, menurut Yunus, antara lain menghadirkan Lukman Al Hakim, pengusaha sukses di bidang UMKM yang juga merupakan seorang putra daerah dari Kecamatan Akabiluru.***
20
Lingkungan Hidup
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Lubang Biopori, Upaya Taktis Mengatasi Sampah dan Banjir "Satu keluarga akan mempu mengelola sampah secara mandiri dengan membuat beberapa Lubang Resapan Biopori untuk membantu pengurangan timbunan sampah sebesar 20% sampai tahun 2019.”
C
EMAS dengan masalah sampah dan ancaman banjir yang bukan tidak mungkin akan merugikan harta benda dan kehilangan nyawa? Kini ada upaya taktis dan strategis untuk mengatasinya, yaitu pembuatan lubang biopori yang diyakini akan mampu mengatasi banjir dan sampah serta menjaga kelestarian air bawah tanah. "Persoalan seperti banjir, sampah, pencemaran udara dan kualitas air yang buruk merupakan kasus yang sering terjadi di kota besar," kata Bupati Limapuluh Kota dr.Alis Marajo Dt.Sori Marajo pada pencanangan Gerakan Pembuatan Dua Juta Lubang Resapan Biopori Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dan Kodim 0306 di halaman Kantor Bupati di Sarilamak, Kecamatan Harau, Rabu (17/9). Dikatakan Bupati Alis Marajo, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat akan mampu dan ikut andil mengurangi dan mencegah dampak lingkungan yang terjadi dengan pembuatan lubang biopori tersebut. “Asal ada kemauan dan tekad yang sama, jalan akan selalu terbuka,” katanya. Sebab, menurut Bupati, sejatinya pemeliharaan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab semua elemen yang ada.
"Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota melalui Badan Lingkungan Hidup dengan didukung oleh Kodim 0306/50 Kota menggagas pembuatan dua juta Lubang Resapan Biopori (LRB) dalam mendukung pembangunan yang berwawasan lingkungan," tambah Alis Marajo. "Satu keluarga akan mampu mengelola sampah secara mandiri dengan membuat beberapa Lubang Resapan Biopori untuk membantu pengurangan timbunan sampah sebesar
20% sampai tahun 2019," katanya. LRB adalah lubang silendris yang dibuat secara vertikal di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Satu lubang biopori akan mampu menampung 7,8 liter sampah organik. Lubang Resapan Biopori (LRB) teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dan sampah dengan cara meningkatkan daya resapan air.
Fungsi lubang biopori adalah untuk mengubah sampah organik menjadi kompos, memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit deman berdarah dan malaria. Lubang ini juga berfungsi untuk menjaga kelestarian air bawah tanah dan sebagai carbon sink untuk membantu mencegah terjadinya pemanasan global. (her)
“Jiran yang Lakukan Karhutla, Kita Kecipratan KabutAsapnya” IBARAT orang lain yang memakan cempedak, sementara kita ikut kena getahnya; itulah perumpamaan yang tepat untuk kasus kabut asap yang bersumber dari karhutla (pembakaran hutan dan lahan). Karena kasusnya terjadi di daerah tetangga, Provinsi Riau, Kabupaten Limapuluh Kota yang berbatasan langsung dengan Riau terkena eksesnya. Menyusul kabut asap yang melanda Riau pada pertengahan September lalu, sejumlah kawasan di daerah ini juga kecipratan, yang membuat jarak pandang menjadi terbatas. Kendati belum mengganggu aktivitas penduduk, tapi kasus kabut asap yang melanda sejumlah kawasan di Limapuluh Kota
dicemaskan akan berdampak tidak baik bagi kesehatan, terutama untuk kalangan anak-anak. Makanya, untuk mengantisipasi dampak bahaya kabut asap yang makin pekat di Kabupaten Limapuluh Kota, pemkab setempat melalui Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota membagikan sebanyak 185 ribu masker kepada PNS (pegawai negeri sipil), masyarakat serta instansi dan peng¬guna jalan lainnya. Pemerintah telah menyiap¬kan 185 ribu masker yang dibagikan kepada masyarakat, termasuk anak sekolah. “Kita sudah membagikan masker untuk mengantisipasi dampak kabut asap yang
menyelimuti Limapuluh Kota sejak 6 hari terakhir,” kata Kepala BPBD Limapuluh Kota, Irfan melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Firmansyah, sebagaimana dilansir Harian Haluan. Walau kabut asap kiriman yang meyelimuti Kabupaten Limapuluh Kota kian menipis, namun BPBD dari pagi hingga sebelum Jumat turun langsung membagikan masker itu ke Sarilamak dan sekitarnya serta sejumlah kecamatan lain. “Upaya itu sebagai antisipasi jika kualitas udara menuju tidak sehat, mengantisipasi terjadinya penyakit inpeksi saluran pernapasan akut (ISPA),”ujarnya. Dikatakan, penyebab kabut asap yang menyelimuti Limapuluh Kota, diduga akibat kemarau September 2014 ini yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di beberapa Propinsi di
Sumatera, terutama Provinsi Riau. “Dampaknya Sumbar ikut terimbas diselimuti kabut asap sehingga mengganggu kesehatan dan aktivitas masyarakat,” sebut Firmansyah. Dalam kegiatan pembagian 185 ribu masker tersebut, pihaknya menurunkan sejumlah petugas di beberapa titik di sejumlah kawasan, termasuk Kota Payakumbuh, sebab masih banyak kalangan PNS Pemkab Limapuluh Kota yang mengantor di kantor bupati lama di Kota Payakumbuh, serta tempat lain. Untuk pertama kalinya dalam sepekan kabut asap, namun pembagian masker gratis tersebut berjalan lancar, termasuk ke Balai Wartawan Luak Limo¬puluh. Ratusan masker diserahkan petugas BPBD ke Sekretris BW Rino candra, kemarin, serta masyarakat terutama pengguna jalan.***
21
Kesehatan & Kesra
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Keindahan Kelok Sembilan.(F/int)
n a tu n a B t a p a D es p n o P 5 , si Benahi Air dan Sanita “Untuk itu sangat diperlukan upaya-upaya untuk membangun kesadaran, serta kemauan yang tinggi untuk memperbaiki kondisi hygilul dan sanitasi pondok pesantren yang lebih sehat.” k EBANYAK lima ponpes (pondo Kab upa ten di pes ant ren ) pat Lim apu luh Kot a me nda ma sin gban tua n dar i pem erin tah , . Bantuan masing dengan nilai Rp50 juta unt uk an asik lok dia ters ebu t gan di peningkatan kesehatan lingkun ena kar ma sin g-m asin g pon pes , ponpes banyak di antara kamar mandi atinkan. prih mem disi kon m dala g yan
S
an Me nur ut Kep ala Bid ang Bad di tan Pen gen dal ian Ma sala h Kes eha Lim aling kun gan Din as Kes eha tan MARS, puluh Kota, dr. Hj. Rahmawati, ban at keli ma pon pes yan g men dap pes Altua n ters ebu t ada lah Pon antren Pes dok Pon , Makmur di Situjuah ren AlTabek Gadang, Pondok Pesant Pes andok Pon , par Ham Ma nar Bat u dis, dan tren Darul Furun di Padang Kan Kot o iyah a’ad Ass ren ant Pes Pon dok Baru. acara Dikatakan Rahmawati dalam yan g n tua ban per i sos iali sas gsu , Bun o Sag a dila ksa nak an di aul sya rata n per wa bah ini, a lam um bel tersebut untuk mendapatkan bantuan imal 150 antara lain memiliki murid min dan a n naa ggu pen ara ent Sem ora ng. aksudkan bantuan itu antara lain dim ing kat an unt uk pen yed iaan dan pen dan (air gan kun ling n pen yeh ata gan opsi sanitasi), atau yang sesuai den m proyang dipilih dan tertuang dala pos al.
ara p“Pe mb eria n ban tua n itu dih pas i tisi par ng nci ma me u mp kan ma l awa a dan i dar ga ing masyarakat, seh dili pat yan g han ya Rp5 0 juta bisa sambil gandakan,” terang Rahmawati, gan den n tua ban men jela ska n bah wa -masing ing mas uk unt juta 0 Rp5 ar bes as per pon pes mer upa kan dan a tug untuk bantuan yang hanya digunakan berair pembangunan dan perbaikan sih dan sanitasi. ten Ket ua FKS (Fo rum Kab upa frul Sya H. . Drs a Kot luh apu Sehat) Lim ara han , yan g iku t me nya mp aik an san itas i alah mas wa bah n ska jela men , antara pes pon di di terja sangat umum per ilak u lain kete rba san san itas i dan ian nya . san tri ser ta kep ada tan hun mem uk unt ya upa lu “Un tuk itu per kem aua n ban gun kes ada ran , ser ta kondisi aiki perb mem uk unt gi yang ting antren pes dok pon i hygilul dan sanitas . nya kata at,” seh h lebi g yan huMa nta n Kep ala Din as Per ini Kota bungan Kabupaten Limapuluh
den gan ber har ap bah wa me nyu sul lim a uk unt n tua ban dib erik ann ya kan dapat ponpes di daerah ini, diharap gan di meningkatkan kualitas lingkun jug a in sela , pes ma sin g-m asin g pon erb aik i dih ara pka n dap at me mp ponpes ga war ran ada kes perilaku dan at dan ten tan g ling kun gan yan g seh lalu i me an ung mb ina ber kes pon pes pem ber day aan ma sya rak at dan pen gelo laan mu sha la. iatan Dikatakan Syafrul dalam keg san utu erta pes g yang dihadiri 25 oran eha tan kes , pes pon ima kel i dar n, seperti lingkungan perlu jadi perhatia ma sih ant ara lain kam ar ma ndi me mp riha tink an. yan g ban yak i per hat ian yan g jad Dip erlu kan men unt uk per lu dip erb aik i, sar ana . “Kita tank tik sep ada us har kesehatan merusak berharap gerakan yang akan seperti kan laku kita an jang gan dan pan yan g ain n-k kai : lain ant ara an kuk dila gan ber gel ant ung an jan (aa) . nya kata lagi,”
Rp3,5 M untuk Modal Usaha Rumah Tangga Sangat Miskin S
EBUAH lagi program untuk pemberdayaan masyarakat miskin dilaksanakan di Kabupaten Limapuluh Kota. Dengan pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan jumlah masyarakat miskin di daerah ini bisa ditekan. Untuk mendukung program itu, buat Limapuluh Kota dikucurkan dana Rp. 3.444.780.000 dari Program Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah program yang memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang telah ditetapkan sebagai peserta PKH. “Pada pembayaran tahap II ini sebanyak 5.367 Keluarga Sangat Miskin (KSM) yang meliputi seluruh Kecamatan Akabiluru, Luak, Harau, Payakumbuh, Guguak, Bukik Barisan Situjuah Limo Nagari, Pangkalan Koto Baru, Kapur IX, Lareh Sago Halaban, Gunuang Omeh, Suliki dan Mungka”, ujar UPPKH Kabupaten Limapuluh Kota Afdal, S.Sos. Menurutnya, PKH merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan. Kedudukan PKH merupakan bagian dari
program-program penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. “Sebenarnya, PKH suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan,” tambah Afdal. Jadwal pembayaran mulai tanggal 8 September di Kecamatan Akabiluru dengan Nagari, Koto Tangah Batu Hampa, Suayan, Batu Ampa dan Sungai Balantiak jumlah KSM 305 BSU bantuan Rp.203.490.000. Tanggal 9 September di Nagari,Sariak Laweh, Pauh Sangik dan Duriang Gadang jumlah KSM 187 BSU bantuan Rp.121.050.000.. Tanggal 10 September di Kecamatan Luak, Nagari Sungai Kamuyang, Andaleh dan Kecamatan Harau, Nagari Taram dan Bukik Limbuku jumlah KSM 253 dengan BSU bantuan Rp. 156.260.000. tanggal 11 Septem-
ber Nagari Mungo Kecamatan Luak dan Nagari Sarilamak Kecamatan Harau jumlah KSM 467 dengan BSU Rp. 294.170.000. Tanggal 13 September di Nagari, Tanjuang Aro Sikabu-kabu, Koto Baru Simalanggang, Simalangang, Piobang, Guguak VIII Koto, Maek, Sungai Naniang, Tungka, Situah Banda Dalam, Lubuak Batingkok, Solok Bio-Bio, Tarantang, Pangkalan, Gunuang Malintang, Sialang, Muaro Paiti dan Lubuak Alai, jumlah KSM 1.488 dengan BSU Rp. 957.545.000. Tanggal 15 September di Nagari Taeh, Koto Tangah Simalanggang, Simpang Sugiran, Kubang, Sungai Talang, Baruah Gunuang, Kota Tangah, Banja Laweh, Batu Payuang, Bukik Sikumpa, Situjuah Batua, Situah Ladang Laweh, Situah Gadang, Manggilang, Tanjuang Balik, Koto Alam, Tanjuang Pauh, Galugua, Durian Tinggi, Koto Lamo dan Koto Bangun, jumlah KSM 1.066 dengan BSU Rp.705.935.000. Tanggal 16 September di Nagari Taeh Baruah, Sungai Baringin, Sungai Antuan, Mungka, Jopang Manganti, Koto Tinggi,
Afdal, S.Sos Talang Anau, Pandam Gadang, Tanjuang Gadang, Sitanang dan Batu Balang, jumlah KSM 933 dengan BSU Rp.585.375.000. Pada 17 September di Nagari Talang Maua, Simpang Kapuak, Andiang, Kurai, Tanjuang Bungo, Ampalu, Labuah Gunuang, Pilubang, Koto Tuo, Padang Tigo Koto dan Gurun, jumlah KSM 448 dengan BSU Rp.278.430.000. Dan tanggal 18 September di Nagari Limbanang, Suliki, Sungai Rimbang, Balai Panjang dan Halaban, jumlah KSM 221 debgan BSU RP. 142.525.000, meliputi 79 nagari di 13 Kecamatan, jelas Afdal. (her)
22 REDAKSI Road Show
Wabup Asyirwan Yunus memberikan pengarahan pada Majelis taklim Annisa Nagari Situjuah Batua(her)
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Wabup Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si memberikan arahan dalam Workshop Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis di Politani
Dari Menghadiri Wirid Pengajian sampai Membuka Work Shop SIG “Kegiatan seperti ini patut dicontoh oleh nagari-nagari lain yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, karena tidak ada pekerjaan yang berat kalau kita bersama-sama untuk melakukannya.”
W
AKIL Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. dinilai memiliki kapasitas kekuatan fisik yang melebihi manusia normal lainnya. Selain menjalankan aktifitas rutin di kantor, di kawasan Bukik Limau, Sarilamak; di luar itu hari-hari Asyirwan banyak dihabiskan untuk kegiatan menyambangi masyarakat. Ada kalanya masyarakat yang berada di alam kawasan yang gampang dijangkau oleh jalur transportasi, tapi tidak jarang Wabup Asyirwan mengunjungi masyarakat yang bermukim di kawasan-kawasan yang terisolasi secara fisik. Tidak bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor jenis apapun, kegiatan mendatangi masyarakat di kawasan terisolir tidak jarang dilakukan Asyirwan dengan berjalan kaki. Pada Jumat (19/9), Wabup yang didampingi Camat Situjuah V Nagari Elfitria AP menghadiri wirid pengajian di Panti Asuhan Ibrahim Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari yang dilaksanakan oleh Majelis Taklim Annisa. Acara ini rutin dilaksanakan setiap hari Jumat dengan mendatangkan ustadz-ustadz dari Kabupaten Limapuluh Kota sebagai penceramah. Pada kesempatan itu Asyirwan Yunus di hadapan para peserta wirid pengajian tersebut mengungkapkan ketertarikannya dengan kegiatan yang diadakan ini, karena kegiatan positif seperti inilah yang seharusnya diperbanyak frekuensinya untuk mempertebal iman. “Janganlah kita cuma disibukkan oleh urusan-urusan duniawi saja, tapi harus juga mengikuti kegiatan positif seperti ini,” papar Asyirwan. Selain memberikan arahan, Wabup Asyirwan Yunus juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada para peserta wirid pengajian yang berasal dari berbagai nagari di Kecamatan Situjuah Limo Nagari tersebut. “Majelis Taklim Annisa semakin hari kian menampakkan kemajuan dan itu terlihat jelas dari anggotanya yang makin bertambah,” kata Asyirwan. Disamping itu Asyirwan Yunus juga menyempatkan diri memperkenalkan dirinya kepada para ibu-ibu majelis taklim tersebut, di sini Asyirwan mengatakan bahwa dirinya lahir di Kecamatan Situjuah Limo Nagari. “Saya memang orang Kecamatan Pangkalan Koto Baru, tetapi lahir di Kecamatan Situjuah Limo Nagari, tepatnya di Nagari Situjuah Banda Dalam,” tukas Asyirwan mengakhiri sambutannya. Sebelumnya Adrianis selaku Ketua Majelis
Taklim Annisa mengakui bahwa kedatangan Wabup beserta rombongan di luar dugaan karena tidak ada kabar sebelumnya. “Ini patut kita ucapkan terima kasih, karena begitu tingginya kepedulian seorang kepala daerah kepada masyarakatnya,” ujar Adrianis. Sebelumnya, Sabtu (6/9), Wabup Asyirwan menghadiri kegiatan renovasi Mushala Muslimin di Jorong Panyaringan, Nagari Bukik Limbuku, Kecamatan Harau, yang didampingi Camat Harau, Deki Yusman. Wabup menyatakan apresiasinya atas langlah dan upaya masyarakat setempat dalam membangun rumah peribadatan, yaitu dengan memanfaatkan semua potensi yang dimiliki oleh warga setempat. “Kegiatan seperti ini patut dicontoh oleh nagari-nagari lain yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, karena tidak ada pekerjaan yang berat kalau kita bersama-sama untuk melakukannya,” kata Asyirwan, yang saat datang ke lokasi, menyaksikan sejumlah anggota masyarakat setempat sedang melakukan gotong royong untuk kepentingan renovasi Mushala Muslimin. Renovasi mushala itu dapat dikerjakan berkat swadaya masyarakat Jorong Koto Panyaringan, baik melalui sumbangan dana dari donatur dan dengan mengumpulkan sumbangan dari rumah ke rumah sehingga terkumpul dana untuk renovasi. “Pengerjaan renovasi mushala oleh masyarakat ssecara bergotong royong patut kita apresiasi setinggi-tingginya karena ini menunjukkan kebersamaan warga di sini yang sangat tinggi,” katanya. Sementara itu Camat Harau Deki Yusman juga mengatakan bahwa renovasi Mushala Muslihin di Jorong Koto Panyaringan ini diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, karena diketahui bahwa bangunan lama mushala tidak mampu lagi menampung jamaah. Usai meninjau pembangunan mushala tersebut, Wabup Asyirwan juga meninjau gotong royong guru bersama siswa di SDN 01 Bukik Limbuku, yang letaknya tidak jauh di lokasi tersebut. Di sini Wabup juga melihat kondisi sekolah dan melakukan tanya jawab dengan para guru dan siswa yang bersemangat dalam melaksanakan goro. Kepala Sekolah SDN 01 Bukik Limbuku Yosi Gumala, M.Pd menyambut hangat kedatangan Wabup beserta rombongan dan menyampaikan bahwa gotong royong ini dilakukan untuk mempersiapkan SDN 01 Bukik Limbuku dalam Lomba Sekolah sehat tingkat Propinsi karena sekolah ini utusan Kabupaten Lima Puluh Kota. Sementara pada Kamis (11/9), Wabup Asyirwan membuka secaar resmi Workshop Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Aula Politani Tanjung Pati, Kecamatan Harau. Kegiatan itu diikuti oleh peserta sebanyak 25 orang dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, termasuk Camat dan berlangsung selama dua hari, yaitu dari tanggal 11 dan 12 September 2014. “Suatu konflik bisa saja terjadi dikarenakan batas-batas wilayah dan ada tujuan-tujuan terselubung nantinya yang bisa dimanfaatkan dari konflik tersebut, antara lain pemanfaatan sumber daya alam dan potensi daerah
lainnya. Oleh karena itu sangat diperlukan sebuah arsip perbatasan atau batas wilayah bagi setiap daerah,” katanya. Lebih jauh Asyirwan Yunus mengatakan bahwa selain untuk pemetaan suatu wilayah, SIG juga bisa menjadi dasar bagi pembuat keputusan untuk membuat sebuah kebijakan yang berhubungan dengan tata keruangan suatu wilayah. “Dengan sistem ini nantinya akan bisa dibuat sebuah perencanaan pembangunan di berbagai bidang seperti lokasi pembangunan sekolah, fasilitas pendidikan, ekonomi maupun pengelolaan sumber daya alam,” paparnya. Asyirwan Yunus juga mengungkapkan ketertarikan dengan diadakannya workshop ini, dan memberikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaannya dan berharap work-
shop nantinya mampu dimanfaatkan untuk menegaskan batas-batas wilayah yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota. “Baik itu batas-batas antara kecamatan ataupun nagari-nagari tanpa merugikan kedua belah pihak sehingga tidak akan memicu terjadinya suatu permasalahan dalam masyarakat,” harap Asyirwan. Sementara itu Ir.Ismawardi, MP salah seorang narasumber workshop saat ditanya mengatakan bahwa workshop ini bertujuan untuk mendukung secara teknis pelaksanaan Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Penegasan Batas Wilayah. “Di sini akan diberikan materi Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk invetarisasi batas wilayah,” katanya. (joy/ogi)
Tersentuh, Wabup Bantu Penderita
Penyakit Jantung dan Lumpuh “Diharapkan bantuan yang diberikan ini dapat sedikit meringankan beban penderita. Ini mungkin di luar keinginan kita sebagai manusia, tapi yang pasti kita harus terus berusaha untuk dapat lebih baik lagi.” INILAH salah satu wujud kepedulian Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. terhadap ketersentuhannya melihat penderitaan pasangan suami-isteri yang samasama menderita penyakit yang tergolong berat: mendatangi langsung keluarga itu, sembari menyerahkan sejumlah bantuan. Pada Kamis (1/9) lalu, dengan ditemani Camat Payakumbuh Fidria Falla SSTP, Wabup Asyirwan yang mantan anggota DPRD Provinsi Sumut itu berkunjung ke Jorong Kapalo Koto, Nagari Koto Tangah Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh. Di sini Wabup mendatangi Zulfahmi (48), yang didiagnosa menderita penyakit jantung, dan isterinya, Kurniawati (45), yang menderita kelumpuhan. Dalam kesempatan pertemuan dengan suami-isteri yang malang itu, Wabup Asyirwan menyerahkan bantuan dana dari Pemkab Limapuluh Kota sebesar Rp2,5 juta. “Ini merupaan wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap musibah yang dialami oleh anggota masyarakatnya,” kata Asyirwan, sambil mengingatkan agar jangan melihatnilai nominal bantuan yang diberikan, tapi lebih kepada perhatian pemerintah terhadap masyarakat. “Diharapkan bantuan yang diberikan ini dapat sedikit meringankan beban penderita,”kata Asyirwan Yunus. Kepada keluarga penderita, Asyirwan Yunus mengharapkan untuk tambah dan terus berdoa agar penyakit yang diderita cepat sembuh. “Ini mungkin di luar keinginan kita sebagai manusia, tapi yang pasti kita harus terus berusaha untuk dapat lebih baik lagi,” pintanya.
Kurniawati mengalami kelumpuhan sejak lima tahun lalu, yang mengakibatkan dia tidak bisa beraktivitas kemana-mana dan hanya berdiam diri di rumah. Hal ini bermula saat timbulnya benjolan di setiap sendi-sendi Kurniawati, kemudian dirasakan kakinya tidak bisa lagi digerakkan dan didiagnosis oleh pihak rumah sakit (RS) bahwa Kurniawati mengidap penyakit radang sendi. Selain itu Kurniawati juga memakan obat luar yang tidak ada dalam tanggungan kartu BPJS, tapi berharga sangat mahal, Rp.30.000/butir. “Pada awalnya masih sanggup untuk membeli obat, tapi lamakelamaan tidak bisa lagi karena kesulitan ekononomi,” kata Pj.Wali Nagari Koto Tangah Simalanggang, Fitria. Untuk aktifitasnya sehari-hari, Kurniawati dibantu oleh suaminya Zulfahmi(48), yang juga merupakan mantan Wali Jorong. Di mana aktivitas sehari-harinya sebagai buruh tukang dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. “Selama lebih dari lima tahun itu Zulfahmi membantu sang istri yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk keluarga, dari mulai terbit matahari sampai terbenam tanpa kenal lelah,” lanjut Fitria. Tapi semenjak Idul Fitri lalu, Zulfahmi juga mengalami penyakit jantung yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit (RS), yang membuatnya terhenti bekerja, sementara anak-anaknya masih dalam masa pendidikan. Yaitu, yang paling tua kuliah di Unand (Universitas Andalas) Padang semester V melalui Program Beasiswa Bidikmisi, sementara anak yang kedua di SMA kelas 10 dan dua orang masih SD. “Sekarang keluarga ini tinggal di rumah famili mereka, sedangkan rumah mereka yang juga dari bantuan terlantar pembangunannya,”tambah Camat Akabiluru Fidria Falla. “Bantuan ini mudah-mudahan bisa meringankan beban keluarga dan bisa dipergunakan untuk biaya selama pengobatan Pak Zulfahmi yang harus rutin dilakukan,” pungkas Asyirwan. (joy/her)
Pariwisata 23 REDAKSI
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 121/XII/2014, 30 September 2014
Bila Dikelola Profesional
Pariwisata Limapuluh Kota Bisa Maju
KEINDAHAN alam serta berbagai peninggalan peradaban dimiliki Kabupaten Limapuluh Kota, merupakan salah satu aset yang sangat berharga untuk menunjang kemajuan daerah. Salah satunya, melalui sektor pariwisata yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap daerah. Tetapi, kekayaan yang dimiliki tersebut, diakui Wakil bupati Limapuluh Kota Asyirwan Yunus hingga saat ini belum tergarap secara maksimal. Sehingga, belum mampu memberikan dampak maksimal terhadap kemajuan Kabupaten Limapuluh Kota. “Kabupaten Limapuluh Kota, sangat kaya dengan keindahan alamnya serta peninggalan dizaman peradabannya. Seperti adannya kawasan Lembah Harau, Kawasan Bukit Pasuak di Maek, Menhir serta berbagai kawasan lainnya yang mampu dikembangkan untuk kemajuan daerah. Tetapi, saat ini kawasan tersebut belum diragap secara maksimal,”ujar Asyirwan Yunus saat berbincang , Kamis (10/9) kemarin. Seperti kawasan Lembah Harau yang sangat terkenal memiliki lembah berhawa sejuk, dikelilingi tebing bebatuan tinggi serta air terjun yang mengalir dari tebing lembah dari ketinggian 50 meter. Tak hanya itu saja, kawasan yang sering didatangi pelancong dari berbagai negara itu memiliki pemandangan alam yang sangat indah. “Kalau dibandingkan dengan lembah yang ada negara lain, kawasan Lembah Harau justru jauh lebih indah dan terasa lengkap sebagai objek wisata. Tetapi, hingga saat ini pemerintah menilai belum merasakan secara maksimal dampak positif dari kekayaan tersebut,”katanya. Begitu juga dengan peninggalan nenek moyang dizaman sebelum masehi dahulu, seperti adanya Menhir dan kebudayaan serta tradisi adat yang memiliki nilai jual untuk kemajuan daerah, malah dirasakan belum dengan apa yang diharapkan. Hal itu dilihat dari Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Limapuluh Kota dari sektor pariwisata ini justru belum sesuai dengan apa yang diharapkan. “Dari PAD saja, sektor pariwisata harus menjadi lumbung pemasukan bagi daerah. Saat ini, hanya sekitar Rp 400 juta yang disumbangkan dari sektor pariwisata. Angka ini, tidak sebanding dengan kekayaan alam yang dimiliki Limapuluh Kota,”ujarnya. Asyirwan Yunus juga membicarakan banyaknya kawasan yang sangat
berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata handal di Kabupaten Limapuluh Kota. Seperti Limapuluh Kota pusat PDRI, Kampung Pahlawan Tan Malaka, Keindahan bukit Kapur di Kecamatan Luhak serta Kecamatan Lareh Sago Halaban, Keindahan Bukik Bungsu di Taeh, Air Terjun di Kawasan Harau dan Situjuah, Kawasan Jalan Layang, Keindahan tebing lembah Harau dan panorama perbukitan yang hampir dimiliki diseluruh kecamatan Kabupaten Limapuluh Kota dan tempattempat pemandian alami lainnya yang berpotensi bisa berkembang. “Kawasan ini semua, merupakan aset wisata yang bisa jadi pemasukan bagi daerah setiap hari, aset wisata yang bisa dikunjungi setiap hari. Untuk itu, perlu adanya pengelolaan wisata yang profesional, konsep wisata yang handal, sehingga bisa mendongkrak pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota,”ungkapnya. Untuk mewujudkan itu semua, Asyirwan Yunus juga terus berusaha menciptakan konsep kawasan wisata handal Kabupaten Limapuluh Kota. Terutama untuk kawsan Lembah Harau. “Saya pribadi, telah berusaha menciptakan konsep wisata yang bisa memajukan daerah. Salah satunya konsep wisata Lembah Harau. Contonya saat Lemhannas 2012 lalu,konsep wisata Lembah Harau turut dipresentasikan, lengkap dengan perencana dalam pengembangan wisata dan dampak positif terhadap daerah,”ujarnya. Asyirwan Yunus pun terus berusaha menciptakan magnet pariwisata di Kabupaten Limapuluh Kota. Sehingga, dengan sendirinya bakal timbul daya tarik masyarakat ke Kabupaten Limapuluh Kota. Begitujuga, pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota secara beransur-ansur memberikan kenyamanan terhadap masyarakat yang berkunjung. Seperti adanya faktor pendukung pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota. Yakni kenyamanan pada transportasi serta akses jalan, jaringan komunikasi yang menjangkau hingga kawasan wisata, jaringan listrik, jasa kesehatan, penginapan serta tempat kuliner yang memadai. “Yang paling penting, adanya dukungan dari masyarakat dalam memajukan pariwisata ini. Dukungan dari seluruh lapisan masyarakat ini, merupakan faktor penting serta modal utama untuk berkembangnya pariwisata. Yakni dengan
cara melibatkan masyarakat, partisipasi masyarakat, pemahaman masyarakat serta keramah masyarakat dalam menuju
pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota ,”ujar Asyirwan Yunus Wakil Bupati Limapuluh Kota.(dadang)
adanya keterampilan tersendiri. Agar, masyarakat sebagai pengunjung ataupun pelanggan, merasa senang untuk selalu datang ke Kabupaten Limapuluh Kota. “Ini tak terlepas dari upaya kita dalam memanjakan pengunjung yang datang ke Kabupaten Limapuluh Kota. Apabila wisatawan merasa nyaman terhadap pelayanan selama berwisata ke Kabupaten Limapuluh Kota, untuk selanjutnya mereka akan tertarik lagi untuk datang ke Kabupaten Limapuluh Kota,” kata Ali Hasan. Dalam pelatihan yang dilaksanakan selama lima hari itu, mendatangkan sejumlah narasumber. Yakni, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran
Indonesia Cabang Buktittinggi Syafroni Falian, dan Direktur Akademi Pariwisata Padang Ifra Yunaldi. Dalam makalahnya, Syafroni Falian mengungkapkan bahwa usaha homestay dan restoran di Kabupaten Limapuluh Kota mampu untuk berkembang. Hal itu dukungan dengan adanya wisata alam seperti Lembah Harau yang saat ini menjadi tujuan wisata bagi wisatawan lokal maupun manca negara.(ddg)
Pelatihan untuk Pengeloa Homestay
Agar Wisatawan Tertarik Lagi Berkunjung ke Sini...
DENGAN sejumlah objek wisata alam yang dimiliki oleh Kabupaten Limapuluh Kota, tahukah apa jenis kegiatan usaha yang mengalami perkembangan cukup pesat di daerah ini? Inilah antara lain, yaitu homestay dan rumah makan serta restoran yang menyajikan masakan khas daerah. Menurut Ali Hasan, Kepala Bidang Pariwisata di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Limapuluh Kota, hingga saat ini perkembangan usaha homestay dan restoran di Limapuluhh Kota tergolong cukup signifikan. Ia menunjuk contoh tahun 2014 ini, total homestay di lokasi objek wisata Harau di Kecamatan Harau saja sudah berjumlah 16 unit dengan total 100 kamar. Begitupun dengan jumlah tempat makan seperti restoran serta kafe, hingga saat ini sudah terdapat sekitar 40 unit restoran dan kafe yang sudah mendapat izin. “Dari tahun ke tahun, usaha homestay terus berkembang, bahkan sudah mencapai 100 kamar. Begitupun dengan usaha tempat makan,
sudah berjumlah hampir ratusan tetapi baru 40 usaha yang sudah mengantongi izin,” katanya. Menyusul dengan semakin berkembangnya usaha penginapan dan restotan, khususnya di kawasan wisata Harau, menurut Ali, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga melatih pemilik homestay dan restoran dalam mengelola pelayanan maksimal terhadap pengunjung. Pelatihan yang diikuti puluhan pemilik serta pengusaha homestay serta restoran itu, dilaksanakan di ruang pertemuan Sago Bungsu II, Kecamatan Harau, Senin (11/8). “Dengan berkembangnya pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota sehingga membawa dampak tersendiri terhadap usaha penginapan serta tempat makan seperti restoran dan kafe di objek wisata. Contohnya saja di objek wisata Harau, saat ini penginapan dan tempat makan menjadi usaha primadona di Kabupaten Limapuluh Kota,” ungkap Ali Hasan. Untuk mendukung usaha tersebut, ungkap Ali Hasan, khususnya dalam pelayanan terhadap pengunjung, perlu
24
Sosok
Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota
Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik
Edisi : 120/XII/2014, 31 Agustus 2014