Sinamar Edisi 79

Page 1

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011


2 Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

Edisi No.79/XI/2012 69/X/2011 1-15 Juli-Agustus Mei 2012 | No.

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

REDAKSI

TAJUK Berharap Pada Pendidikan KABUPATEN Lima Puluh Kota sebagai sebuah daerah otonom, bagian dari wilayah administrasi Provinsi Sumatera Barat, tidaklah sama dengan sejumlah daerah otonom lain di provinsi tetangga, Riau satu misal. Sebagai sebuah daerah otonom, terlalu banyak keterbatasan Kabupaten Lima Puluh Kota. Akibat keterbatasan itu, terutama keterbatasan potensi SDA (sumber daya alam), APBD daerah ini dari tahun ke tahun terlalu kecil jika dibandingkan dengan beban pembangunan, tugas-tugas pemerintahan dan kemasyarakatan yang harus dipikul. Dengan angka APBD tahun terakhir yang tidak sampai menyentuh angka Rp800 miliar, sementara beban tugas yang mesti diemban demikian banyaknya.Kondisi terbalik justru terjadi di sejumlah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau. Bersumber dari berkah DBH Migas (minyak dan gas bumi) yang begitu banyak dari tahun ke tahun, hampir tidak ada kabupaten/kota otonom di Riau yang APBDnya di bawah Rp1 triliun. Bahkan sejumlah kabupaten mencatatkan angka APBD di atas Rp2 triliun. Lebih hebat lagi, ada malah kabupaten di sana yang APBD-nya di atas angka Rp3 triliun. Keterbatasan potensi SDA yang dimiliki oleh daerah ini justru dihadapkan dengan persoalan lain, yaitu angka pertumbuhan penduduk yang terus bertambah. Dengan kata lain, pada saat potensi SDA yang ada berada pada posisi statis, sementara pada saat yang bersamaan jumlah penduduk yang berharap dari potensi SDA yang ada untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya malah bertambah banyak. Itu artinya adalah riskan mempertaruhkan masa depan Kabupaten Limapuluh Kota pada potensi SDA yang ada. Kabupaten ini harus mencari sandaran lain untuk menapak hari esok yang lebih baik dibandingkan dengan hari ini. Sandaran lain yang dipilih oleh para pengambil kebijakan di daerah ini adalah membangun SDM (sumber daya manusia) berkualitas melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada. Kita menyambut baik dan menyatakan memberi apresiasi yang positif terhadap kebijakan Pemkab Limapuluh Kota dengan menjadikan pendidikan sebagai salah satu sektor andalan, dengan tidak mengabaikan sektor-sektor pembangunan lainnya. Dalam penyusunan program-program di tahun 2012, misalnya, dari enam sektor yang mendapat prioritas, termasuk di antaranya sektor pendidikan. Kita memang berharap, Kabupaten Limapuluh Kota ke depan diletakkan pada landasan SDM yang berkualitas. Kita tidak mungkin lagi mengandalkan perkembangan dan kemajuan daerah ini disandarkan pada potensi SDA karena potensi itu akan selalu mengalami penyusutan. Tapi, bagaimana membangun SDM Limapuluh Kota yang berkualitas sehingga dinilai mampu menjawab tantangan zaman? Pertanyaan semacam inilah yang mesti dijawab oleh para pelaksana pendidikan di daerah ini melalui sejumlah program yang diaplikasikan di lapangan. Yaitu, penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas di satu pihak, sementara di pihak lain bisa dijangkau oleh sebanyak mungkin orang. Jangan sampai terjadi pendidikan berkualitas

:: ETALASE ::

Dari Redaksi

Pemilihan Materi Isi

SETIAP halaman yang tampil dalam penyajian Tabloid Sinamar tidaklah muncul dengan sendirinya, melainkan melalui sebuah proses yang lumayan panjang. Tujuannya tidak lain agar setiap edisi bisa menyajikan berita atau foto-foto yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pembaca. Maka, sebuah agenda kegiatan yang hampir tidak pernah kami lewatkan setiap sebelum dan sesudah menggarap edisi tertentu Tabloid Sinamar adalah dengan menggelar rapat internal, yang meliputi rapat proyeksi dan evaluasi. Rapat ini diikuti oleh hampir semua personil di redaksi dari berbagai tingkatan, mulai dari pemimpin redaksi, penanggung jawab sampai ke level terendah, yaitu reporter. Terkadang dengan melibatkan unit distribusi. Muhammad S. S.Pd., pemimpin redaksi sekaligus penanggung jawab tabloid ini, menjelaskan bahwa rapat proyeksi dimaksudkan untuk merumuskan materi isi setiap halaman di tabloid ini. Pada rapat ini semua personil di redaksi diberi kebebasan untuk mengusulkan materi isi setiap halaman atau rubrik yang ada, berikut argumenargumen yang mendasari pengusulan materi isi dimaksud. Kalau pada Tabloid Sinamar Edisi 79 ini kami menyajikan materi Laporan Utama tentang pembangunan sektor pendidikan di Kabupaten Limapuluh Kota, selain jadwal penerbitan edisi ini pas dengan momen peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2012; materi isi itu

juga datang dari usulan personil redaksi, yang kemudian dibahas dan diputuskan dalam rapat proyeksi dan evaluasi. Adalagi yang kami sebut dengan rapat evaluasi, yang biasa diadakan setiap Tabloid Sinamar usai naik cetak. Agenda utama dari rapat evaluasi ini adalah membahas secara mendetail Tabloid Sinamar yang baru siap dicetak, mulai dari perwajahan, pemasangan dan penempatan foto, pemakaian kata-kata untuk judul, bahkan sampai kepada kesalahan tata bahasa. Tujuan utama dari rapat semacam ini adalah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan serupa pada edisi mendatang. “Sebab, sekecil apapun kesalahan yang kita lakukan, tetap akan membneri imej yang tidak bagus bagi Sinamar,� kata Muhammad. Kendati Sinamar tabloid internal milik Pemkab Limapuluh Kota, menurut Muhammad, pihaknya tetap berkomitmen untuk selalu memberikan yang terbaik. Kendati telah berupaya untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan batas kemampuan masing-masing individu yang terlibat dalam pengelolaan tabloid ini, namun sebagai manusia biasa tetap saja terbuka peluang untuk terjadinya kesalahan yang tidak diinginkan. Makanya, menurut Muhammad, pihaknya selalu membuka diri dalam menerima kritikan dan control yang sifatnya membangun.(e2)

Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Penerbit : Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota

RUMAH GADANG 9 RUANG KEBANGGAAN WARGA SUNGAI BERINGIN DI Sungai Beringin, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, ada Objek Wisata Rumah Gadang Sembilan Ruang yang dibangun oleh (alm.) Nasrul Chas. Pengusaha Minang yang sukses ini mengabadikan kecintaannya pada budaya Minangkabau dengan membangun Rumah Gadang 9 (sembilan) Ruang. Keberadaan Rumah Gadang ini bak sebuah istana bila dilihat dari jauh.***

PELINDUNG : Bupati Lima Puluh Kota | Wakil Bupati Lima Puluh Kota PENASEHAT: Sekda Kab. Lima Puluh Kota | Asisten Adm. Umum Setda Kab. Lima Puluh Kota PENANGGUNG JAWAB : Kabag. Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota PEMIMPIN REDAKSI : Muhamad. S DEWAN REDAKSI : Muhamad. S (Ketua), Joni Indra, Wiradinanta.F, Mike Zaimy REDAKTUR PELAKSANA: Joni Indra REDAKTUR: Wiradinanta.F STAF REDAKSI: Herpatarmidi, Eliza, Mike Zaimy REPORTER: Heri Ronaldo, Tesy Febrina FOTOGRAFER: Herpatarmidi SEKRETARIS : Iis Sugiarti DISTRIBUTOR: Zulfadli KONTRIBUTOR: Wali Nagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Lima Puluh Kota TATA LETAK/ARTISTIK: Joni Indra, MIke Zaimy ALAMAT REDAKSI : Bagian Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota Kantor Bupati Lima Puluh Kota, Jl. Raya Negara Payakumbuh - Pekanbaru KM 10 Sarilamak 26271 Web : www.limapuluhkotakab.go.id | Email : tabloid.sinamar@gmail.com PERCETAKAN : PT. Padang Graindo Mediatama (Isi diluar tanggungjawab percetakan)

Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.00 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional naskah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan. Dikirim via email : tabloid.sinamar@gmail.com


Sinamar 3 TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi No. 79/XI/2012 69/X/2011 1-15Juli-Agustus Mei 2012 | No.

LAPORAN UTAMA

Me mb a n g u n SDM y a n g Be r k u a l i t a s dr. Alis Marajo : “Kebijakan yang kita tempuh adalah dengan memberi porsi perhatian yang lebih terhadap dunia pendidikan, yang diharapkan akan memainkan perannya sebagai kawah candradimuka bagi penyiapan SDM berkualitas.” TANPA dipersiapkan dan tanpa protokoler, mendadak Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo muncul di SD, SMP, dan SMA di Kecamatan Pangkalan, Harau, Situjuh Limo Nagari, Guguk, Suliki dan Gunung Omeh ketika ada kunjungan kerja ke kecamatan pada suatu pagi di beberapa waktu lalu. Dalam kelas ditemukan murid tanpa guru, sedang mencatat, ngobrol dan juga ada yang sedang diskusi.Setelah mengajukan sejumlah pertanyaan tentang keberadaan guru dan pelajaran yang harus dipelajarinya pada jam kedatangannya itu, wajah bupati terlihat kesal karena jawaban anak tentang guru dan soal yang diberikannya jauh dari yang diinginkannya. Walau demikian, ia sempat berbasa-basi dan memberikan motivasi agar siswa lebih tekun dan giat lagi belajar, walau tanpa guru. Kemudian Alis Marajo dengan didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan dari Bagian Humas menuju kantor majelis guru.Ketika sampai di ruang majelis guru, ditemukan guru sedang membaca koran, ngobrol-ngobrol, membuka Face Book (FB). Ketika ditanyakan Kepala Sekolah dan guru yang tidak datang, guru yang ada itu, memberi alasan, kepala sekolah dan guru kelasnya sedang rapat dana BOS ( bantuan operasional sekolah), mengurus DAK, dan ada urusan ke kantor UPT Pendidikan di Kecamatan, atau ke Kantor Dinas Pendidikan di Kabupaten. Setelah berdialog dengan majelis guru yang ada, Bupati melanjutkan perjalanan ke Kantor UPT Pendidikan untuk menemui pengawas TK/SD dan Kepala UPT Pendidikan di Kecamatan tersebut. Sangat disayangkan....ketika diajukan sejumlah pertanyaan berkaitan pelajaran Matematika di Sekolah Dasar, dengan menuliskannya di papan tulis. Tanpa disangka, sang pengawas masih ada yang tak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan Bupati. Bupati juga menyarankan kepada pengawas sekolah itu untuk lebih banyak lagi belajar dan membaca walau sebenarnya dalam hati sang bupati itu meradang. Kepada pengawas TK/SD itu diingatkannya, kalau tidak mampu menjadi pengawas, tidak mau membaca, tidak mau belajar, lebih baik mundur saja. Sebab, memaksakan seseorang yang tidak mampu dan tidak ada kemauan menjadi pengawas, taruhannya sangat berat, yaitu merugikan kepentingan anak didik. “Kalau kualitas Bapak-bapak sebagai pengawas seperti ini, kasihan dengan nasib anak didik,” katanya. Kegiatan mengunjung sekolah dan kantor UPT Pendidikan merupakan sebagian dari kegiatan bupati yang menunjukan kepeduliannya yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Di banyak kesempatan Bupati Alis Marajo selalu menekankan, pendidikan yang berkualitas antara lain ditentukan oleh tenaga pengawas dan pendidik yang juga kualifaid. Sebab, dari tenaga pengawas termasuk juga guruyang berkualitas, bisa diharapkan lulusan lembaga pendidikan yang berkualitas dan siap bersaing.

Bupati Alis Mareajo Saat mengunjungi sekolah di Kab. Lima Puluh Kota (f/coy)

“Pendidikan merupakan sektor andalan Kabupaten Limapuluh Kota ke depan,” kata Bupati Alis Marajo. Dijelaskan, di tengah berbagai keterbatasan potensi SDA (sumber daya alam) yang dimiliki oleh daerah ini, salah satu upaya untuk menjawab tantangan ke depan adalah dengan menyiapkan SDM yang berkualitas melalui sejumlah lembaga pendidikan di daerah ini, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai tinggi.

Apalagi, tambah Bupati, ada malah di antara potensi SDA yang dimiliki Limapuluh Kota hari ini merupakan dari jenis potensi yang tidak bisa diperbaharui, yang akan habis pada saatnya karena terus-menerus dieksploitasi. Dengan kata lain, dijelaskan Bupati Alis Marajo, untuk menghadapi tantangan masa depan Kabupaten Limapuluh Kota yang makin berat, tidak mungkin hanya dengan mengandalkan potensi SDA yang ada. Alis Marajo Tambahan lagi, menurut Bupati, sejarah membuktikan bahwa suatu bangsa yang survive adalah dari kalangan bangsa yang mampu menyiapkan SDM yang berkualitas. Ia menyebut contoh Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan lainnya. Dikatakan, kendati negara-negara itu memiliki potensi SDA yang terbatas, tapi negaranya maju pesat lantaran ditunjang oleh faktor SDM yang andal dan bermutu. Makanya, menurut Bupati, tidak ada jalan lain, yaitu untuk mampu menjawab tantangan ke depan yang makin berat, daerah ini harus sejak dini menyiapkan SDM yang berkualitas melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada. “Kebijakan yang kita tempuh adalah dengan memberi porsi perhatian yang lebih terhadap dunia pendidikan, yang diharapkan akan memainkan perannya sebagai kawah candradimuka bagi penyiapan SDM berkualitas,” sebutnya. Langkah pembenahan sektor pendidikan, menurut Bupati Alis Marajo, antara lain berupa penyiapan fasilitas serta sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke SMTA. Gedung-gedung sekolah maupun mobiler yang dianggap tidak layak pakai lagi dilakukan perbaikan, bahkan sebagian besar di antaranya berupa pergantian yang diperlukan. Langkah lain yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas tenaga pengajar. Selain melalui proses sertifikasi bagi para tenaga pengajar, menurut Bupati Alis Marajo, Pemkab Limapuluh Kota juga membuka peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para tenaga pengajar untuk meningkatkan jenjang pendidikannya. “Kita berharap, suatu saat nanti semua guru di Limapuluh Kota minimal bergelar S1,” katanya. Tapi, terlepas dari semua langkah dan upaya yang dilakukan jajaran Pemkab Limapuluh Kota dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian terhadap dunia pendidikan di daerah ini, menurut Bupati Alis Marajo, keberhasilan pembangunan sektor pendidikan di daerah ini juga ikut ditentukan oleh political will atau tanggung jawab moral terhadap pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam dunia pendidikan. Dikatakan, tanpa political will dan rasa tanggung jawab moral yang besar, terutama dalam kalangan tenaga pendidik, maka pendidikan Limapuluh Kota yang berkualitas ke depan akan tetap saja tinggal sebagai jargon kosong yang kehilangan makna. “Kendati ditunjang oleh tingkat kesejahteraan yang memadai, tanpa rasa tanggung jawab moral yang tinggi akan sulit diharapkan tenaga pengajar yang secara totalitas mengabdi sesuai dengan bidangnya,” kata Bupati. Bupati juga mengingatkan, walaupun tujuan pendidikan nasional bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mencerdaskan kehidupan bangsa,menurutnya, untuk mendapatkan Takwa tersebut diperlukan kecerdasan. Tanpa ada kecerdasan yang berilmu pengetahuan, sulit ketakwaan tersebut untuk didapat.” Makanya kita di Kabupaten Limapuluh Kota ini perlu mencanangkan “Limapuluh Kota cerdas”, perlu kita gaungkan ke tengah-tengah masyarakat. Sebab, tanpa ada kecerdasan akan sulit mencapai ketakwaan itu,” tambah Alis. (evi endri)


4 Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

EdisiMei Juli-Agustus 69/X/2011 1-15 2012 | No.No. 79/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

LAPORAN UTAMA

Wawancara Kepala Dinas Pendidikan, Desri:

“Kita akan Segera Melakukan Sejumlah Langkah Pembenahan� PENGANTAR REDAKSI Terhitung 2 Maret 2012, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lima Puluh Kota dipimpin oleh Desri S.Pd. MM, buat menggantikan kepala dinas yang lama, Indra Kesuma. Desri merupakan mantan asisten di lingkup Pemkab Pesisir Selatan, sementara Indra Kesuma mutasi dengan jabatan yang sama di lingkungan Pemkab Tanah Datar. Pada 2 Mei, sejalan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2012, genap dua bulan Desri memimpin Dinas Pendidikan di kampung halamannya. Apa yang telah dilakukan Desri, dan program-program apa saja yang ia susun untuk kemajuan sektor pendidikan di Limapuluh Kota, termasuk juga obsesi Desri tentang pendidikan di daerah ini ke depan; berikut petikan wawancara Evi Endri dari Tabloid Sinamar: Dua bulan menjadi K adisdik Kabupaten Limapuluh, apa yang telah Anda lakukan? Sebagai pejabat baru, langkah pertama yang saya lakukan menyusul setelah dilantik menjadi Kadisdik Limapuluh Kota adalah melakukan identifikasi masalahmasalah di seputar dunia pendidikan di daerah ini. Dari langkah identifikasi yang dilakukan, kita mendapat gambaran tentang sejumlah kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pendididikan, termasuk juga potensi-potensi yang kita miliki. Kongkritnya? Sejumlah titik lemah yang kita temui dari proses identifikasi yang kita lakukan, antara lain pada proses pembelajaran di sekolahsekolah, termasuk juga kelemahan di tingkat tenaga pengajar dan kepala sekolah. Kelemahan lain yang tidak pula bisa kita tutupi adalah di tingkat para tenaga pengawas. Kelemahan pada proses pembelajaran di sekolah-sekolah, misalnya, kita mendapatkan kenyataan sejumlah sekolah yang belum melakukan PBM ( proses belajar mengajar) sebagaimana mestinya. Saya belum lama ini mengunjungi sebuah SD di Kecamatan Pangkalan Kotobaru, di mana banyak di antara gurunya yang tidak berdisiplin melaksanakan tugas lantaran tidak bertempat tinggal di lingkungan sekolah. Bahkan sejumlah guru bermukim jauh di nagari tempat sekolah itu berlokasi. (Desri mengaku, saat mengunjungi SD itu, sakit asam uratnya sempat kambuh lantaran mendapati kenyataan jauh di luar yang ia perkirakan). Terhadap realitas seperti yang ia temui itu, kita telah bertekad untuk melakukan pembenahan yang diperlukan. Kita akan tuntut disiplin dan rasa tanggung jawab moral yang tinggi dari pendidik untuk menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Kita juga akan memberikan semacam penghargaan atau sanksi bagi yang tidak patuh terhadap ketentuan yang telah digariskan. Dalam soal seperti ini, kita tidak mau lain main-main. Ihwal di tenaga pengajar? Kita akui, secara bertahap kualitas para tenaga pendidik kita di berbagai jenjang sekolah mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Tapi untuk menuju pendidikan di Kabupaten Limapuluh Kota yang lebih berkualitas ke depan, kita tentunya tidak harus puas dengan perkem

bangan yang ada. Dengan kata lain, masih diperlukan langkah-langkah lain untuk melakukan perbaikan. Dari hasil pengamatan kami di lapangan, kelemahan terbanyak di tingkat tenaga pengajar adalah masih kurangnya guru yang menggunakan bahan ajar hasil karyanya sendiri. Kasus yang sama juga terjadi pada LKS (lembaran kegiatan siswa) . Sebagian besar guru masih menggunakan bahan ajar atau LKS yang dihasilkan oleh para penerbit. Mestinya bahan ajar dan LKS yang dari penerbit hanya dijadikan sebagai pelengkap saja. Banyak manfaat yang bisa diharapkan dari bahan ajar yang dihasilkan guru, begitu juga halnya dengan LKS. SEbab, dengan bahan ajar yang dihasilkan guru dengan sendirinya akan mengasah kemampuan guru yang bersangkutan untuk menuju tenaga guru yang berkualitas dan kualifaid. Tambahan lain, belum tentu semua bahan ajar dan LKS yang dikeluarkan penerbit socok dengan kondisi lokal Kabupaten Limapuluh Kota. Justru para guru-lah yang paling paham dengan kondisi lokal daerah ini. Makanya, pada tahun ajaran 2012 dan 2013 mendatang kita akan menginstruksikan kepada para guru untuk lebih mengutamakan bahan ajar dan LKS sendiri, dan menjadikan bahan ajar yang dari penerbit sebagai pelengkap saja. Kita berhar ap dengan kebijakan ini akan mendorong para guru untuk membuat bahan ajar sendir i, dan tidak lagi bergantung secara penuh dengan bahan ajar yang dari penerbit. Pembenahan di tingkat kepala sekolah? Nah, ini juga mendapat prioritas penanganan dari kita. Riilnya, kita akan melakukan langkah apa yang disebut dengan pembenahan manajemen kepala sekolah. Caranya bisa melalui pelatihanpelatihan dan penataran. Kita juga akan menyediakan penghargaan dan sansksi dalam menerapkan kebijakan yang satu ini . Tujuan kita yaitu agar tercipta kepala sekolah yang kualifaid, yang diharapkan akan memberi dampak positif bagi sekolah yang dipimpinnya. Fakta membuktikan, maju atau mundurnya sebuah lembaga pendidikan di berbagai jenjang dan tingkatan, sangat ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam m e m e n e j s e k o l a h n y a .

* Desri, S.Pd, MM , Kadisdik Kab. Lima Puluh Kota (ft/herfa)

Soal tenaga pengawas? Langkah pembenahan pengawas sekolah, baik di tingkat SD, SMP maupun SMA, juga tidak kalah mendesaknya untuk dilakukan. Maju atau mundurnya dunia pendidikan di daerah ini, antara lain ditentukan oleh tenaga pengawas sekolah itu. Kita akui, selama ini telah dilakukan optimalisasi tugas dan fungsi pengawas sekolah, tapi belum optimal. Tapi fakta yang kita temui di lapangan belum sebagaimana yang diharapkan. Dari kunjungan yang kami lakukan ke sekolah-sekolah, kami menemukan fakta ada sejumlah sekolah yang sangat jarang didatangi oleh pengawas. Padahal, selain memberikan supervisi, kehadiran tenaga pengawas di sekolah juga diharapkan akan mampu memberi motivasi tersendiri bagi para guru dalam melaksanakan tugasnya. Kebijakan yang akan kita terapkan dalam konteks persoalan ini adalah dengan member beban dan tanggung jawab masing-masing pengawas dalam ukuran-ukuran ter tentu. Misalnya, seorang tenaga pengawas harus bertanggung jawab untuk membina 40 guru, 20 sekolah dan 20 lembaga pendidikan. Sekali enam bulan akan kita lakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas para pengawas tersebut. Bagi pengawas yang merasa tidak mampu menjalankan tupoksi (tugas pokok dan fungsi)-nya secara baik, bukan tidak mungkin akan dikembalikan sebagai tenaga pengajar. Nah, kalau memang tidak mampu menjadi tenaga pengawas, untuk apa dipaksakan. Itu kan bisa merugikan kepentingan yang lebih yang

luas. Tapi kita telah berkomitmen, keter batasan tenaga pengawas bukan menjadi kendala untuk melakukan yang terbaik. Dengan kata lain, bisa dijelaskan, dengan jumlah tenaga pengawas yang ada saat ini, rasanya masih memungkinkan untuk melakukan optimalisasi yang diperlukan.Data yang ada pada kita memang menunjukkan, jumlah pengawas yang ada belum mencapai titik ideal. Misalnya, dari 388 SD yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, hanya diawasi oleh 47 tenaga pengawas saja, sementara jumlah ideal yang diper lukan minimal 65 tenaga pengawas. Kondisi yang sama juga terjadi di tingkat SMTP/SMTA. Untuk tingkat ini, hanya tersedia 27 tenaga pengawas saja, sementara jumlah ideal yang diper lukan setidaknya 40 tenaga pengawas. Makanya, sejalan dengan program peningkatan kemampuan para pengawas SD/SMTP/SMTA, kita juga melakukan upaya serupa terhadap Kepala UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Pendidikan yang ada di masingmasing kecamatan. Ini perlu dilakukan, karena pada dasarnya Kepala UPTD Pendidikan di masing-masing kecamatan merupakan kepala dinas pendidikan di tingkat kecamatan. Mereka merupakan lokomotif dunia pendidikan, setidaknya di tingkat kecamatan yang menjadi wilayah tugasnya.***


Sinamar 5 TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi1-15 Juli-Agustus 69/X/2011 Mei 2012No. | No. 79/XI/2012

LAPORAN UTAMA Desri, Ka.Dinas Pendidikan Limapuluh Kota:

“Pak Bupati itu Orang yang ‘Gila’ dengan Pendidikan”

LAMA merantau ke Kabupaten Pesisir Selatan, dan terakhir diberi amanah untuk menjabat sebagai asisten di lingkungan setdakab setempat; begitu dipercaya menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota terhitung 2 Maret lalu, Desri merasa sudah saatnya untuk memberikan yang terbaik bagi kampung halamannya. “Saya akan melakukan yang terbaik untuk daerah ini sesuai dengan tugas dan kompetensi yang saya miliki,” katanya kepada Sinamar. Menurut Desri, sebagai putera asli Kabupaten Limapuluh Kota, ia merasa memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk memberikan yang terbaik untuk daerah ini. “Insya Allah, itu akan saya lakukan sesuai dengan batas-batas kemampuan yang saya miliki,” katanya. Bersyukurnya, begitu diserahi tugas menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, ia langsung mendapatkan realitas yang sangat menggembirakan hatinya. “Ternyata Pak Bupati punya atensi yang sangat besar terhadap dunia pendidikan,” katanya. Yang ia maksud adalah dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo, yang saat ini sedang menjalankan periode kedua kebupatiannya di Limapuluh Kota. Menurut Desri, di mana dan kemana pun Bupati Alis Marajo berkunjung dan bertemu dengan masyarakat, selalu saja berbicara tentang pendidikan. Mengutip Alis Marajo, seperti dikatakan Desri, harapan untuk Limapuluh Kota yang lebih baik ke depan disandarkan pada dunia pendidikan. “Kalau boleh saya mengistilahkan, Pak Bupati kita itu orangnya gila dengan pendidikan,” sebut Desri. Realitas yang sama juga ditemui Desri pada sosok H. Asyirwan Yunus M.Si,. Wakil Bupati Limapuluh Kota. Tentang Wabup Asyirwan, Desri mengenang sebelum dilantik sebagai kepala dinas. Dikatakan Desri, saat ia menghadap Wabup Asyirwan, ia hanya diserahi satu beban kalau dipercaya menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu untuk membuat dunia

pendidikan di daerah ini lebih maju dari kondisi yang ada sekarang. Menurut Desri, tingginya perhatian masyarakat dan dunia usaha di Limapuluh Kota terhadap dunia pendidikan ditunjukkan dengan keberadaan sejumlah TK dan PAUD (pendidikan anak usia dini) yang didirikan oleh masyarakat dan dunia usaha. “Kita menyatakan berterimakasih terhadap semua itu,” katanya. Bagaimana pun, menurut Desri, memajukan dunia pendidikan merupakan tanggung jawab semua kalangan. Selain jenjang pendidikan lain, Desri juga mengingatkan pentingnya pendidikan pra-sekolah bagi anak-anak. Dikatakan, pembentukan karakter dan kecerdasan anak-anak sekitar 60 persen di antaranya dibentuk pada jenjang pendidikan pra-sekolah seperti di TK dan PAUD. “Kalau anak ingin cerdas dan memiliki karakter yang baik, sebelumnya harus melalui jenjang pendidikan pra-sekolah,” katanya. Kembali ke soal partisipasi masyarakat, dijelaskan Desri, tingginya partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan di daerah ini ditunjukkan dengan bermunculannya lembaga-lembaga pendidikan swasta. Sebagian di antara lembaga pendidikan swasta itu mampu tumbuh dan berkembang secara baik. Sementara dunia usaha memberi kontribusi dengan jalan menyediakan beasiswa bagi para siswa yang berprestasi. Lebih bersyukur lagi, menurut Desri, perhatian yang tinggi terhadap dunia pendidikan di daerah ini juga ditunjukkan kalangan masyarakat dan dunia usaha. “Kita melihat sudah banyak masyarakat yang menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak,” katanya.

Desri menduga, besarnya perhatian kedua petinggi terhadap dunia pendidikan dikarenakan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh Kabupaten Limapuluh Kota, dan SDM (sumber daya manusia) berkualitas diyakini sebagai jawaban dari berbagai keterbatasan yang ada. “Kita berharap sinerjitas antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam memajukan sector pendidikan di daerah ini terus berkelanjutan, dan kapan perlu ditingkatkan,” ia menambahkan. Karena, menurut Desri, pemerintah tidak mungkin dibiarkan jalan sendiri dalam membangun dunia pendidikan, karena pemerintah juga disungkup oleh berbagai keterbatasan dan kekurangan. Tapi Desri mengaku prihatin bila berbicara tentang kualitas lulusan lembaga pendidikan berbagai tingkatan di daerah ini, yang mengacu kepada hasil UN (ujian nasional). Dikatakan Desri, kualitas lulusan lembaga pendidikan di Kabupaten Limapuluh Kota masih perlu ditingkatkan. Ia mencontohkan hasil UN terakhir, di mana untuk tingkat SMTA lulusan Kabupaten Limapuluh Kota hanya berada di peeringkat 14 dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat. Prestasi yang agak lumayan ditunjukkan oleh lulusan jenjang pendidikan SMTP, yang berhasil menempati rangking 8, sementara prestasi yang paling menggembirakan justru diperlihatkan oleh lulusan SD, yang berhasil menempati rangking 2 seSumatera Barat. “Yang akan menjadi bahan kajian bagi kita adalah kenapa terjadi kesenjangan yang Sama dengan Bupati Alis Marajo, menurut Desri, Wabup amat tajam antara lulusan SD dengan SMTP?” Asyirwan juga bersikap serupa: di manapun berada, katanya.(evi endri) hampir dipastikan selalu bicara soal pendidikan.

Bupati Lima Puluh Kota mengunjungi sekolah bersama Kadisdik Desri (f/herfa)


6 Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

EdisiMei Juli-Agustus 69/X/2011 1-15 2012 | No.No. 79/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

INFRASTRUKTUR

Dan, Wabup pun “Berutang” pada warga Simpang Sugiran Semua komoditas pertanian yang dihasilkan itu nyaris tidak memberi nilai tambah ekonomi yang berarti bagi masyarakat karena masih terbatasnya jalur transportasi untuk menuju pusat-pusat pemasaran terdekat. INGIN mendapatkan bantuan dari Pemkab Limapuluh Kota? Tirulah cara yang ditempuh warga Kanagarian Simpang Sugiran, Kecamatan Guguk, siapa tahu saja mangkus alias ampuh. Pola yang mereka terapkan lumayan taktis: mengundang sejumlah pihak terkait untuk hadir dalam sebuah forum pertemuan. Maka, pada Selasa (1/5) siang, bertempat di sebuah masjid, maka hadirlah sejumlah kalangan dalam sebuah forum pertemuan. Dari kalangan eksekutif tampak Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si,, Asisten II Setdakab Bustamar, Kepala Kesbanglinmaspol Drs. Erminas, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan pada Dinas PU Limapuluh Kota, Afrizal; serta Sekretaris Dinas PU. Juga tampak hadir sejumlah pejabat dari Kantor Bappeda Kabupaten Limapuluh Kota. Sementara dari unsur legislatif antara lain tampak hadir Teddy Sutendy dari Komisi A DPRD Kabupaten Limapuluh Kota,politisi Partai Hanura dan Ridho Illahi, politisi Partai PDIP. Dari pihak tuan rumah, selain Wali Nagari Simpang Sugiran Malkisran Dt. Majo Indo, juga tampak sekretaris nagari, pimpinan dan sejumlah anggota bamus, para tokoh masyarakat, pemuda, bundo kanduang, dan lainnya. Apa maksud pemuka masyarakat Simpang Sugiran untuk mengundang para petinggi kabupaten itu? Awalnya, tidak satu pun dari anggota rombongan dari kabupaten yang mengetahui hal itu. “Kita hanya diajak Pak Wabup ikut, ya, kita ikut,” aku seorang pejabat. Belakangan, setelah forum pertemuan resmi dibuka, maka tahulah maksud yang terkandung di balik undangan pemuka dan masyarakat Simpang Sugiran itu. Yang membuka maksud mengundang pejabat kabupaten itu adalah sang wali nagari, Malkisran. Menurut Malkisran, di nagarinya ada satu ruas jalan kabupaten sepanjang sekitar 2,3 km yang sejak dulu sampai sekarang kondisi fisiknya tidak pernah berubah dari jalan tanah. Padahal, menurut Malkisran, jalan itu sangat penting artinya bagi memperlancar arus mobilitas barang dan orang, terutama dari Simpang Sugiran ke luar daerah. “Daerah kami mengeluarkan banyak hasil bumi seperti kakao, kulit manis, padi, dan lainnya,” kata sang wali nagari. Tapi, semua komoditas pertanian yang dihasilkan itu nyaris tidak memberi nilai tambah ekonomi yang berarti bagi masyarakat karena masih terbatasnya jalur transportasi untuk menuju pusat-pusat pemasaran terdekat. “Masyarakat praktis mengeluarkan cost yang tinggi tiap memasarkan komoditas pertanian yang mereka hasilkan,” kata Malkisaran. Nah, di saat harga sejumlah komoditas pertanian belakangan ini cenderung tidak menentu, menurut Malkisran, mengeluarkan biaya tambahan tiap memasarkan komoditas pertanian ke pusat-pusat pemasaran terdekat, jelas sesuatu yang terasa berat bagi masyarakat tani setempat. “Saya ingin mengatakan, selagi jalan kabupaten itu belum diperbaiki, sulit untuk mengangkat derajat perekonomian para petani di nagari kami,” katanya. Dampak dari kondisi fisik jalan yang jelek itu bukan hanya di bidang ekonomi. Seperti dituturkan pemuka masyarakat Simpang Sugiran dalam forum pertemuan yang sama, akibat kondisi fisik jalan yang tidak pernah mendapat perbaikan sebagaimana yang diharapkan, juga membuat masyarakat setempat lumayan mengalami kesulitan tiap bila melakukan interaksi social dengan masyarakat di nagari-nagari terdekat. “Kami sangat tersiksa sekali dengan kondisi jalan seperti yang kita lihat saat ini,” kata sang pemuka masyarakat. Sementara pada bagian lain, tambah pemuka masyarakat yang sama, warga Simpang Sugiran nyaris tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perbaikan jalan dengan cara swadaya. “Tanpa intervensi dan bantuan pihak lain, kami bisa pastikan jalan itu tidak akan pernah mendapat perbaikan,” tandasnya. Mengetahui maksud pihak Simpang Sugiran mengundangnya, Wabup Asyirwan tampaknya tidak mau bertele-tele lagi. “Kita putuskan saja tidak ada dialog dan diskusi,” katanya. Ditambahkan Wabup, karena sudah jelas maksud dan tujuan dari warga Simpang Sugiran, langkah terbaik yang harus ditempuh adalah mencari solusi dana untuk memenuhi permintaan masyarakat setempat. Sejumlah pejabat kabupaten, baik dari unsur eksekutif maupun legislatif, tampaknya setuju-setuju saja dengan kebijakan Wabup, yaitu tidak membuka forum dialog, dan langsung mencari solusi yang pas dan mengena untuk memenuhi permintaan warga. “Satu hal yang pasti, usulan perbaikan jalan yang Bapak-bapak minta tidak mungkin lagi dimasukkan ke APBD murni tahun anggaran 2012,” kata Asyirwan.

* Wabup menampung aspirasi masyarakat Simp. Sugiran (ft/wira) Peluang yang ada, tambah Wabup, memasukkan usulan itu ke APBD Perubahan tahun anggaran 2012. “Kalau tidak penuh, setidaknya separoh,” ungkapnya. Perkiraan sementara, perbaikan jalan itu menelan dana sekitar Rp700 juta. Kalau sekiranya pada APBD Perubahan 2012 juga masih belum memungkinkan, Wabup memastikan anggaran perbaikan jalan dimaksud dimasukkan ke APBD murni 2013. Pejabat dari Dinas PU dan Kantor Bappeda yang ikut dalam pertemuan tersebut menyatakan kesediannya untuk memasukkan anggaran perbaikan jalan itu sesuai dengan sejumlah opsi yang ditawarkan oleh Wakil Bupati Asyirwan. Tapi, seorang pejabat Kantor Bappeda mengingatkan, kalau anggaran untuk perbaikan jalan itu jadi dimasukkan ke APBD, masyarakat diharapkan untuk tidak menuntut ganti rugi.

* Jalan di Simp. Sugiran yang rusak mengharapkan perhatian pemkab Lima Puluh Kota (f/coy)

Itu artinya, rencana perbaikan jalan tanah di Simpang Sugiran itu realisasinya hanya tinggal menunggu waktu saja, dengan satu catatan: masyarakat tidak menuntut ganti rugi tanah atau tanaman yang akan terkena oleh program perbaikan jalan dimaksud. Bahkan Wabup Asyirwan menggaransi, kalau rencana perbaikan jalan tidak terlaksana sebagaimana yang dijanjikan, “Kami-kami yang hadir di sini jangan lagi dipilih,” katanya. Yang dimaksud Asyirwan, mungkin, kalau kelak ia maju dalam ajang Pemilukada Kabupaten Limapuluh tahun 2015, baik dengan membidik kursi bupati atau wakil bupati, masyarakat tidak perlu lagi menjatuhkan pilihan dirinya. Begitu juga terhadap sejumlah anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota yang hadir dalam pertemuan yang sama, kalau kembali maju di ajang Pemilu Legis

latif 2014, juga tidak perlun dipilih. “Artinya, baik secara moral ataupun politis, kami sudah berutang kepada masyarakat Simpang Sugiran,” tambah mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara itu. Kenapa harus menunggu APBD Perubahan 2012 atau APBD murni 2013? Dijelaskan oleh Wabup, setiap kegiatan harus dilakukan berdasarkan kebijakan, dan setiap kebijakan ada aturannya. “Sebab, aparat melayani masyarakat harus berdasarkan aturan,” tambahnya. Kalau seandainya keluar dari koridor yang ada, misalnya mengakali dana dari sumber-sumber tertentu untuk biaya perbaikan jalan di Simpang Sugiran, “Itu bisa saja dilakukan,” kata Asyirwan. Tapi, seperti diingatkan Wabup, kalau cara itu yang ia tempuh, berarti pihaknya hanya bisa menyenangkan warga Simpang Sugiran, sementara resiko yang akan dihadapi cukup besar: terancam masuk penjara. Dua anggota DPRD yang merakyat itu, langsung memberi dukungan terhadap apa yang disampaikan Wabup tersebut. “Kita tidak ragu lagi atas yang diungkapkan Wabup tersebut, baru kali ini Kepala Daerah yang berani mengungkapkan dari lubuk hatinya yang dalam, apalagi di dalam masjid. Sudah pasti kita mendukung, kalau tidak terbukti apa yang disampaikan pak Wabup itu, tidak usah percaya lagi kepada kami yang bertiga ini (red-Asyirwan Yunus, Tedi Sutendi, Ridho Illahi),”ungkap mereka dihadapan masyarakat Simpang Sugiran tersebut. Wali Nagari Malkisran mengaku puas dengan hasil pertemuan tersebut. “Itu suatu hal yang sudah sejak lama kami tunggu-tunggu,” katanya, sambil berharap agar janji yang disampaikan sejumlah pejabat Pemkab Limapuluh Kota itu bersua pada kenyataan. Malkisran yakin, kelak kalau ruas jalan itu jadi diperbaiki, akan banyak nilai tambah yang bisa dipetik oleh masyarakat yang dipimpinnya. Antaranya, seperti dikatakan Wali Nagari Makkisran, jalur transportasi untuk memasarkan sejumlah komoditas pertanian yang menjadi andalan perekonomian masyarakat setempat ke pusat-pusat pemasaran terdekat akan semakin lancar, dan bisa menekan upah angkut. Masyarakat di sana juga akan memiliki keleluasaan untuk melakukan interaksi sosial dengan masyarakat di nagari-nagari terdekat.(mamad)


Edisi Juli-Agustus No. TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA 69/X/2011

Sinamar MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

7

AGROPOLITAN 1-15 Mei 2012 | No. 79/XI/2012

Dari Pembalak Liar jadi Peternak Ikan Profesional “Luar biasa, ikan-ikan yang kami panen hari ini menunjukkan kekukuhan petani memelihara ikan serta membiakkannya dengan semangat tinggi.” Informasi yang diterima menyebutkan, usaha budidaya ikan tersebut digagas oleh pemuda setempat, Depi Andi. Pemuda kreatif anak Nagari Ampalu di Jorong Mangunai ini berhasil mengajak masyarakat untuk beralih profesi. Alis Marajo memuji kreatifitas usaha yang ditumbuhkan oleh Depi Andi secara mandiri. Meski tidak dibantu, tapi usahanya tetap jalan, dan bahkan dinilai telah berhasil. Depi Andi yang ditanya, mengaku pihaknya memang sangat mengharapkan bantuan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk lebih mengembangkan kegiatan usahanya. “Harapan kami, setelah ini petani-petani ikan yang baru dan kelompok-kelompok tani baru bermunculan,” kata Depi Andi.

Wabup Asyirwan Yunus, M.Si panen Ikan Nila Gift di Tanjuang Pauah Kec. Kapur IX (f/herpa)

KESERIUSAN selalu mendatangkan sesuatu yang berfaedah dan berguna. Bukan hanya untuk kepentingan diri pribadi, tapi malah juga bisa buat kepentingan orang banyak. Itulah yang ditunjukkan oleh sejumlah warga di Jorong Mangunai, Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban. Pada Kamis (19/4), buah dari keseriusan dan kesungguhan itu mulai dipetik. Sebanyak 72 kolam ikan yang berisi ikan dari jenis nirwana sepengkal lengan orang dewasa dipanen dengan bersemangat oleh sejumlah orang. Tidak kurang sekitar 6 ton total ikan hasil budidaya yang siap dikonsumsi itu diangkat, dan siap dilemparkan ke pasaran. Tak tanggungtanggung, Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo hadir dan ikut melakukan panenan ikan.Ikan-ikan itu merupakan hasil kerja keras sejumlah penduduk setempat yang tergabung dalam Kelompok Tani Ikan Nirwana yang beranggotakan 35 orang penduduk setempat. Sebelum menjadi peternak ikan, sebagian besar di antara anggota kelompok sebelumnya adalah pelaku pembalakan liar. Lokasi kolam-kolam yang dimanfaatkan dalam hitungan 10 tahun, dan tanpa dipungut sewa. Total luas areal yang terpakai untuk itu sekitar 6 hektar. “Luar biasa, ikan-ikan yang kami panen hari ini menunjukkan kekukuhan petani memelihara ikan serta membiakkannya dengan semangat tinggi,” kata Bupati, memuji upaya dan kerja keras petani yang tergabung ke dalam Kelompok Tani Ikan Nirwana tersebut. “Tanpa kerja keras dan kesungguhan, mustahil hasil sebesar ini akan bisa dicapai,” tambah Bupati, sambil tak pernah henti memperhatikan ikan-ikan yang baru habis dipanen itu. Kondisi yang ditemui saat ini sungguh bertolak belakang dengan realitas yang ditemui dulu, yaitu ketika sejumlah anggota masyarakat belum membuka usaha kolam ikan. Seperti dijelaskan Bupati Alis Marajo, sebelum sejumlah warga itu tergabung ke dalam kelompok tani ikan, sebagian di antaranya merupakan pelaku illegal logging (pembalakan liar) untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Aksi pembalakan liar, dalam pandangan Bupati Alis Marajo, selain pekerjaannya tidak memiliki prospek yang bagus ke depan, belum lagi resiko berhadapan dengan aparat penegak hukum; terlebih lagi jenis pekerjaan itu mendatangkan potensi yang besar untuk terjadinya kerusakan lingkungan dan terganggunya ekosistem. “Semua kita tahu, pembalakan liar merupakan jenis pekerjaan terlarang,” sebut Bupati. Harapan baru datang menyusul terbersitnya keinginan sejumlah warga tergabung ke dalam sebuah kelompok, untuk kemudian melakukan usaha budidaya perikanan secara profesional. “Setelah ada kolam-kolanm ikan yang diberdayakan oleh Kelompok Tani Nirwana, maka warga nagari lain pun ikut berubah profesi,” kata Alis Marajo. Sikap tersebut tentu saja didorong oleh prospek kegiatan itu yang dinilai lebih menjanjikan. Menurut Bupati, panen ikan perdana yang hasilnya tergolong luar biasa banyak itu sekaligus menunjukkan kepada masyarakat yang belum bergabung dengan kelompok tani, bahwa usaha ini lebih potensial dibandingkan dengan membabat hutan. “Kita berharap, keberhasilan usaha kelompok ini membuka mata masyarakat lainnya untuk melakukan langkah serupa demi masa depan yang lebih baik,” sambung Bupati Alis Marajo. Bupati juga mengetakan, usaha perikanan merupakan solusi terbaik agar tidak lagi ada penebangan kayu secara kuar di hutan. “Lewat perikanan usaha ini, hasil hutan akan terjaga dengan baik,” katanya. Kelompok Tani Ikan Nirwana sekaligus mengajak masyarakat untuk bekerja sebagai petani ikan. Kebutuhan hidup yang dipenuhi dengan bertani ikan sekaligus pekerjaan menebang kayu ilegal dihentikan dengan kesadaran.

Pintu Gerbang Kalau Bupati Alis Marajo melakukan panen perdana ikan di Kecamatan Lareh Sago Halaban, kegiatan serupa juga dilakukan oleh Wakil Bupati H. Asyirwan Yunus M.Si., tapi lokasinya di Kecamatan Pangkalan Kotobaru, persisnya di Nagari Tanjung Pauah, yang berlokasi di perbatasan antara Sumatera Barat dengan Provinsi Riau,Selasa (24/4). Yang dipanen oleh Wabup Asyirwan Yunus secara simbolis adalah sekitar lima ton ikan Nila Gift, produk usaha jaring apung Kelompok Tani Ikan Setia Kawan yang berlokasi di Danau buatan PLTA Koto Panjang, Nagari Tanjuang Pauah. Bila Anda ke Riau, satu misal, dari ruas jalan negara yang melintasi nagari tersebut, bisa dilihat jejeran jaring apung milik penduduk yang memenuhi permukaan danau buatan. Dalam sambutannya, Wabup Asyirwan mengatakan, menyusul dengan tumbuhnya Kelompok Tani Ikan Setia Kawan diharapkan dapat menjadi usaha bagi masyarakat dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dan membantu biaya pendidikan bagi anak-anak sampai ke jenjang perguruan tinggi di tengah persaingan globalisasi dan perdagangan bebas yang terjadi belakangan ini.Ia juga mengatakan, Nagari Tanjuang Pauah merupakan pintu gerbang Sumatera Barat ke Riau. “Untuk itu. sebagai pintu gerbang kita harus ciptakan wajah perekonomian kabupaten dengan peningkatan taraf ekonomi masyarakatnya untuk mandiri dan punya nilai tambah bagi pendapatan keluarga,” katanya. Sebelumnya, Ketua Kelompok Tani Ikan Setia Kawan Marta Wilis melaporkan, mereka yang selama ini bekerja sebagai petani karet, gambir dan mencari ikan di Danau Buatan, mempunyai inisiatif untuk membentuk kelompok tani ikan dengan SK (surat keputusan) dari Wali Nagari sebagai kekuatan hukumnya. Kelompok itu beranggotakan 10 orang, bekerja sama memanfaatkan danau buatan sebagai usaha jaring apung. “Sekarang telah berhasil panen ikan nila Gift sebanyak 5 (lima) ton dari 8 (delapan) jaring apung yang berasal bantuan dari Dinas Perikanan melalui dana DAK dan APBD,” tambah Marta Wilis. Dijelaskan, sebanyak 4-5 ekor per kilogram ikan yang dipasarkan, hasilnya akan dibelikan bibit ikan lagi dan berencana menambah 2 (dua) jaring apung lagi “Selebihnya untung dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga dan pendidikan anak,” lanjutnya. “Ini baru permulaan. Diharapkan jaring apung dapat ditambah sebanyak mungkin melihat luas area Danau Buatan yang sangat potensial dikembangkan sebagai sentralisasi pengembangan ikan dan sekaligus bisa membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat dan ditambah lagi dengan potensi air yang baik untuk jaring apung,” sambungnya. Kepala Dinas Perikanan Ir. Refliza mengatakan, Dinas Perikanan telah meminta kepada kementerian melalui proposal yang akan ditindaklanjuti Pemkab Limapuluh Kota untuk menambah 1.000 jaring apung lagi di Danau Buatan Tanjuang Pauh. “Kita berharap, proposal yang diajukan ke kementerian mendapat tanggapan seperti kita harapkan,” tambah Refliza. (redi/hj/rel)

Panen Ikan Nila Nirwana Perdana di Mangunai Tinggi (ft /herfa)


8 Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011 1-15 Mei 2012 | No. 79/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

LAPORAN UTAMA Kunjungan Wabup ke Kapur IX Guru Cemas, Sanksi pada Murid Bisa Berbuntut Laporan ke Polisi Bukan tidak mungkin ada di antara orangtua yang tidak menerima begitu saja perlakuan terhadap anaknya, kendati pun perlakuan itu dimaksudkan dalam kerangka menegakkan disiplin sekolah.

Wabup Asyirwan Yunus mengunjungi sekolah di Kec. Kapur IX (f/herpa)

Wabup Asyirwan Yunus menyerahkan bantuan pada korban bencana alam puting beliung di Kec. Kapur IX (f/herpa)

Wabup Asyirwan Yunus saat menghadiri perpisahan SMAN 1 Kec. Kapur IX (f/herpa)

WAKIL Bupati Limapuluh Kota H. Asyirwan Yunus M.Si. mengaku telah sejak lama menangkap kecemasan di kalangan sementara tenaga pendidik, yaitu sanksi terhadap anak didik akan berbuntut laporan ke polisi. “Kita menyadari posisi dilematis yang dihadapi para guru saat ini,” katanya di Muaro Paiti, Kecamatan Kapur IX, Senin (30/4). Saat memberi sambutan dalam acara perpisahan siswa kelas 12 SMA Negeri Kapur IX, Wabup Asyirwan lebih jauh menerangkan bahwa posisi dilematis yang dihadapi sementara guru, yaitu di satu sisi mereka harus menegakkan disiplin yang dimaksudkan untuk membentuk anak didik yang taat aturan dan berkarakter bagus. “Sementara di sisi lain, bukan tidak mungkin ada kalangan orangtua yang menilai tindakan itu sebagai sebuah kekerasan,” katanya. Sebab, kata Asyirwan, bukan tidak mungkin ada di antara orangtua yang tidak menerima begitu saja perlakuan terhadap anaknya, kendati pun perlakuan itu dimaksudkan dalam kerangka menegakkan disiplin. Kalangan orangtua yang seperti ini, sambung Asyirwan, bahkan ada yang melakukan upaya lebih jauh, yaitu melaporkan tindakan guru kepada pihak kepolisian dan menganggap tindakan itu sebagai tindakan pidana. Wabup memberi solusi bijak terhadap persoalan ini, antara lain dimaksudkan untuk memberi suasana aman dan nyaman bagi para guru dalam melaksanakan tugasnya, termasuk dalam menegakkan disiplin sekolah. Disarankan Wabup, seyogianya orangtua tidak menerima begitu saja laporan dari sang anak, melainkan dengan melakukan upaya-upaya konfirmasi untuk mendapatkan kebenaran yang diperlukan. Di hadapan para siswa SMA Negeri 1 kapur IX, para orangtua/wali murid, sejumlah waloi nagari dan pejabat di lingkup Kecamatan Kapur IX, Wabup juga mementingkan perlunya setiap anak didik untuk memiliki tiga kecerdasan, dimaksudkan untuk menghadapi tantangan masa depan yang lebih baik. Dikatakan, bila tiga kecerdasan dasar itu dimiliki, diyakini setiap individu siswa tidak akan gamang menghadapi tantangan masa depan. Di antaranya, menurut Wabup, kecerdasan emosional. Dijelaskan, bila setiap siswa telah memiliki bekal kecerdasan emosional yang cukup, ia diyakini akan mampu menempatkan diri pada situasi dan kondisi apapun serta tidak mudah terseret oleh berbagai pengaruh tidak baik yang datang luar. “Kecerdasan emosional akan member bekal berupa sikap mental yang teruji dan terpuji,” sebutnya. Sementara kecerdasan spiritual, menurut Wabup Asyirwan, hanya mungkin diperoleh oleh siswa dengan cara intens menjalankan risalah agama. Sebab, agam merupakan tuntutan bagi manusia untuk hidup secara benar. “Perbayaklah melakukan ibadah dan terus merenung untuk apa dan kemana tujuan hidup, insya Allah kita akan memiliki bekal kecerdasan spiritual yang diperlukan,” sambungnya. Untuk kecerdasan intelektual, menurut Wabup, satusatunya cara untuk mendapatkannya adalah dengan belajar secara benar untuk mendapatkan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Wabup mengingatkan, hanya mereka yang memiliki bekal iptek yang memadailah, antara lain, yang dinilai akan mampu menjawab tantangan zaman yang semakin berat dan kompleks.***


Sinamar 9 TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011 1-15 Mei 2012 | No. 79/XI/2012

LAPORAN UTAMA

Hadir dan memberi sambutan saat perpisahan Beberapa warga bersama Wali Nagari setempat siswa di SMA Negeri 1 Kapur IX hanya satu menyebut, bencana tersebut datang secara tibadari dua agenda Wabup saat berkunjung ke tiba, bersamaan dengan hujan lebat menimpa Kapur IX. Agenda lainnya adalah untuk memberi kawasan itu. “Bantuan kali ini merupakan upaya bantuan bagi sejumlah warga yang rumah dan penanganan lanjutan, setelah Tim BPBD dan Dinas harta bendanya tertimpa musibah angin puting Sosial, turun melakukan penanganan awal. Sejak beliung yang terjadi beberapa waktu lalu. Soal pascakejadian, kita terus memonitor guna bencana alam yang sering melanda Kabupaten mengetahui perkembangan dan penanganan Limapuluh Kota, Wabup Asyirwan mengakui rumah-rumah penduduk yang rusak,” tambah bahwa terletak di kawasan tropis yang rentan Asyirwan, yang juga didampingi Kabag Humas, bencana alam, membuat Pemkab Limapuluh Muhammad Siebert serta para staf Humas lainnya. Kota terus gencar melakukan upaya Kepada para korban di Duriantinggi, Wabup penanggulangan bencana di 13 kecamatan dan memberikan langsung bantuan berupa logistik dan 79 nagari yang ada di kabupaten tersebut. makanan. Tidak hanya di Kapur IX, ketika Termasuk menyiapkan penyediaan berbagai bencana alam puting beliung menimpa 2 bantuan, fisik dan logistik buat masyarakat yang kenagarian di Guguak dan Suliki beberapa waktu ditimpa musibah. lalu, Pemkab Limapuluh Kota di bawah Hingga akhir triwulan pertama 2012 ini, kepemimpinan pasangan kepala daerah, Bupati merujuk catatan yang ada, terhitung sudah empat Dr Alis Marajo dan Wabup Drs Asyirwan Yunus, kali daerah ini ditimpa bencana alam, yang juga dikenal getol melakukan upaya melanda titik kawasan di kabupaten yang penanggulangan dan peninjauan ke lapangan. berpenduduk 392.310 jiwa itu. Kelima titik Kedua kepala daerah ini, bahkan tak segan-segan dimaisud masing-masing Kecamatan Pangkalan keluar-masuk kampung saat malam hari untuk Koto Baru, Kecamatan Kapur IX, Kecamatan mengetahui situasi menganai dampak bencana Guguak, Kecamatan Suliki, dan Kecamatan terhadap masyarakatnya. Pada saat itu, selain Drs. Asyirwan Yunus, M.Si Lareh Sago Halaban. Dikatakan Wabup, Bupati Alis dan Wabup Asyirwan, penyerahan beberapa daerah kecamatan di sana, rata-rata bantuan juga dilakukan Ketua Tim Penggerak kerap ditimpa bencana alam, apalagi ketika cuaca ekstrem belakangan ini. PKK Kabupaten Lima Puluh Kota Ny Rismawati Alis Marajo, Ketua GOW Pelbagai bencana yang dominan terjadi, mulai dari kebakaran, banjir, longsor, Kabupaten Limapuluh Kota Ny Tengku Mahyuni Asyirwan Yunus dan Lembaga hingga terjangan angin puting-beliung. Sehingga tidak salah kalau Kabupaten Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS). Bantuan yang diberikan, LKKS, berupa Limapuluh kota juga layak dikategorikan sebagai daerah terrawan di Provinsi 2 (dua) kodi seng per-nagari, yang tertimpa bencana. Tiga Nagari itu, Nagari VII Sumatera Barat.“Memang kita akui, hingga kini daerah Limapuluh Kota Koto dan Nagari Kubang di Kecamatan Guguak serta Nagari Limbanang di Kecamatan belum termasuk ke dalam kategori aman dari bencana alam. Namun Suliki. Sedangkan TP PKK dan GOW juga menyerahkan bantuan berupa sembako demikian, Pemda akan selalu mengupayakan penanggulangan dini, baik dalam kepada keluarga korban. Dari data terakhir di Kecamatan Guguak tepatnya Nagari bentuk tenaga, fisik maupun logistik,” kata Wakil Bupati Drs Asyirwan Yunus VII Koto, terdapat 17 KK yang tertimpa bencana, di Nagari Kubang 22 KK. Beberapa saat melakukan kunjungan dan penyerahan bantuan bencana angin putingfasilitas umum mengalami yang kerusakan yaitu kantor wali nagari, surau dan MDA. beliung, di Nagari Durian Tinggi, Kecamatan Kapur IX. Menurut Wabup Sedangkan di Kecamatan Suliki Kenagarian Limbanang ada 12 KK yang mengalami Asyirwan Yunus yang didampingi Kepala BPBD Azril Tamin, Kadisdik Desri kerusakan. Selain bantuan, penanganan bencana juga digencar melalui program kegiatan dan Kadissos, bencana puting beliung yang terjadi Duriantinggi merupakan gotong-royong (Gerbang-GOR). Penyerahan bantuan kala itu didampingi langsung bencana angin kencang ke-2, setelah sebelumnya menerjang Kecamatan Kepala BPNPM Kabupaten Lima Puluh Kota Rahmanida, Camat Guguak Ifon Satria Guguak dan Suliki 11 April lalu. Peristiwa tersebut terjadi padaMinggu (22/ Chan dan Camat Suliki Harmen serta para pejabat terkait. Setelah penyerahan bantuan 4) sore sekitar pukul 17.00 WIB, dan dilaporkan sempat merusak 14 unit di tiga nagari yang terkena musibah, Tim juga langsung menuju ke RSUD Suliki untuk rumah penduduk setempat. Dari 14 rumah yang rusak, 10 bangunan terdata melihat salah satu korban bencana angin puting beliung Yulita (51) warga Nagari mengalami rusak ringan, sementara 4 unit rumah rusak berat. Rumah warga Limbanang yang mengalami patah tulang kaki, setelah tertimpa pohon.*** yang rusak berat akibat angin kencang, rata-rata akibat ditimpa pepohonan besar seperti pohon kelapa.


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

10

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

EdisiMei Juli-Agustus 69/X/2011 1-15 2012 | No.No. 79/XI/2012

PROFIL NAGARI Mungka, Nagari yang Ekonomi Kerakyatannya Terus Menggeliat “Kalau di Sumbar, Limapuluh Kota dikenal sebagai penghasil telur ayam terbesar. Maka di Limapuluh Kota, telur ayam paling banyak dihasilkan dari nagari kami.” KONON, pada era tahun 1980-an, ketika harga komoditas gambir tengah naik daun, sejumlah penduduk Nagari Mungka di Kecamatan Mungka merantau ke Kecamatan Pangkalan Kotobaru dan Kapur IX, dua kecamatan sentra produksi gambir di Kabupaten Limapuluh Kota. Tujuan mereka pergi merantau adalah untuk menjadi pekerja di ladang-ladang gambir. Hampir di semua nagari di dua kecamatan itu bisa ditemui perantau dari Mungka, yang bekerja sebagai tukang kampo di ladang-ladang gambir milik penduduk setempat. Bisa saja mereka bekerja satu tim yang berasal dari nagari yang sama, atau berbaur sebagai pekerja dengan masyarakat setempat. Karena harga gambir sedang membaik saat itu, maka tak ayal mereka mendapatkan upah yang memadai dari jasa yang mereka berikan. Kononnya lagi, ada dua manfaat yang bisa dipetik oleh warga Mungka yang merantau untuk menjadi tukang kampo gambir tersebut. Pertama, dari kegiatan di ladang gambir, mereka mendapatkan ilmu untuk bercocok tanam gambir, yang kelak diterapkan pula di nagarinya. Maka tak ayal pula, luas areal perladangan gambir di Mungka terus bertambah dari tahun ke tahun seiring makin banyaknya warga Mungka yang menjadi tukang kampo gambir. Manfaat kedua, konon, dari upah sebagai tukang kampo gambir, sebagian lain dipergunakan oleh para tukang kampo gambir asal Mungka untuk membuka usaha peternakan ayam di kampung halamannya. Makanya, sejalan dengan pertambahan luas areal perladangan gambir di Mungka, usaha peternakan ayam juga berkembang dengan cukup pesat di nagari tersebut. Bahkan, Mungka pernah deikenal sebagai sentra peternakan ayam petelur di Sumatera Barat. Produksi telur ayam di nagari ini mencapai 2 juta butir setiap harinya. Bila mendatangi Nagari Mungka, maka geliat ekonomi kerakyatan benar-benar tampak. Hampir setiap rumah tangga punya usaha sendiri. Bila tidak betenak ayam, setidaknya beternak sapi. Bila tidak beternak sapi, beternak ikan atau beternak puyuh. Kalaupun tidak beternak, warganya sibuk bertani, berkebun gambir atau industri rumah tangga lainnya. Khusus untuk usaha peternakan ayam petelur, populasi ayam yang dipelihara warga Mungka tidak tanggung-tanggung banyaknya, mencapai jumlah sekitar 2 juta ekor. “Kalau di Sumbar, Limapuluh Kota dikenal sebagai penghasil telur ayam terbesar. Maka di Limapuluh Kota, telur ayam paling banyak dihasilkan dari nagari kami,” ujar Wali Nagari Mungka Zainal Rajab, 36, seperti dikutip Padang Ekspres.

Kendati populasi ayam petelur di Nagari Mungka mencapai 2 juta ekor, namun jumlah warga yang beternak jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Dahulu, populasi 2 juta ekor itu dikembangkan oleh 300 peternak. Kalau sekarang, 2 juta ekor itu dipelihara oleh 30 peternak,” ujar Zainal Rajab. Sarjana hukum jebolan Universitas Taman Siswa Padang ini mengatakan, usaha ternak ayam petelur di Mungka, secara makro memang meningkatkan ekonomi masyarakat. Tapi secara mikro, masih butuh penelitian lebih dalam. “Yang jelas, usaha peternakan ayam di nagari kami, bisa menampung 700 tenaga kerja,” papar Zainal. Ia menyebut, agar usaha peternakan ayam petelur di Mungka lebih bergairah dan peran serta masyarakat lebih tampak, diperlukan regulasi khusus tentang revitalisasi peternakan. “Regulasi itulah yang kita harapkan, dapat dibuat oleh instansi terkait,” papar Zainal. Selain beternak ayam, warga Mungka hidup dari hasil pertanian padi. Luas tanaman padi di nagari ini mencapai 300 hektare. Hanya saja, pendistribusian pupuk urea bersubsidi untuk Mungka, sering tidak tepat waktu. “Kepada PPL dengan instansi vertikal, tolong hal ini dikontrol langsung,” harap Zainal. Tidak cuma bertanam padi, warga Mungka rajin pula berkebun kakao dan gambir. Luas areal kakao mencapai 25 hektare. Rata-rata masyarakat memanfaatkan lahan kosong untuk tanaman kakao. Hanya saja kendalanya, masih ditemui hama buah dan hama batang pada tanaman kakao. Instansi terkait diminta dapat turun ke lapangan. Sedangkan untuk perkebunan gambir, luas lahan yang ada di Nagari Mungka mencapai 160 hektare. Lahan itu dikelolah oleh petani pemilik, petani penggarap, dan petani pemilik sekaligus penggarap. “Tapi umumnya yang ada di Mungka adalah petani pemilik. Selama ini, mereka terkendala masalah harga,” kata Zainal. Untuk itu Zainal yang lahir 1 Mei 1975 berharap kepada pemerintah dae rah, agar dapat mengatur tata niaga gambir.

“Kami mohon pula kepada pemerintah, untuk dapat memanfaatkan teknologi yang ada dan membuat produk turunan gambir. Sehingga menghasilkan nilai ekonomi yang variatif dan menguntungkan masyarakat,” ujar Zainal. Warga Mungka juga dikenal tekun beternak ikan. Tidak heran, bila di Nagari Mungka terdapat tempat produksi bibit ikan, tempat ikan konsumsi dan tempat produksi olahan ikan.“Hampir setiap kepala keluarga mempunyai ternak ikan. Usaha peternakan ikan juga sudah terintegrasi dengan petenakan ayam. Setiap peternak ayam, pasti punya usaha ikan,. Tapi peternakan ikan belum tentu mempunyai ternak ayam. Intinya, banyak masyarakat Mungka beternak ikan ketimbang ayam,” kata Zainal. Membongkar Batang Kayu Nagari Mungka memiliki luas 15 kilometer persegi. Penduduknya pada tahun 2012 mencapai 8.800 jiwa. Mereka tersebar pada 5 jorong. Masing-masing jorong, dipimpin seorang kepala jorong yang membantu tugastugas Zainal Rajab sebagai wali nagari atau pemimpin tertinggi bidang pemerintahan. Merujuk sejarah, mulamula yang datang membuka Nagari Mungka adalah seorang tua niniak keturunan Niniak Nan Barampek dari Luak Limo Puluah. Niniak yang turun ke Mungka bernama Dt. Siri Maharajo. Pada kurun waktu tertentu, orang-orang cikal masyarakat nagari yang kemudian bernama Nagari Mungka sudah berkembang biak, tetapi belum terstruktur dalam sebuah sistem pemerintahan. Seperti dijelaskan Drs. Hendra Triwarman, Wali Nagari Mungka periode 2005-2010, setelah itu turun lagi seorang raja yang asal usulnya juga dari Pariangan Padang Panjang yang bernama Gadui dan istrinya Siti Jamilah. Masa Gadui dan Siti Jamilah inilah terbentuk sistem pemerintahan raja yang dirajai oleh Gadui sendiri yang ditunjuk oleh masyarakat yang ditemuinya diperjalanan berdasarkan demokrasi. Gadui dan Siti Jamilah turun dari bukit Konduang di Kaki Gunuang Bonsu, turun ke Rambek Pondam (Rambek) , dan ke Timur Batang Sinamar dan menyeberang di Koto Tuo, dan menetap disuatu koto bernama Koto Rajo. Sedangkan koto yang pertama yang ditempati adalah Lubuak Nan Tuo di Koto Tuo dan Koto Rajo tempat Rajo Gadui menetap, dan sekarang koto-koto ini masih tetap utuh, akhirnya disekitar daerah tersebut berkembang menjadi tiga koto lagi, yaitu Koto Anyir, Koto Kociak, dan Koto Alam. Mungka berasal dari kata maungkar (membongkar) tiga batang kayu untuk perumahan penduduk arah ke Mungka, tepatnya di lapangan bola kaki yang sekarang ini, tetap bernama Lapangan Bola Kaki Kayu nan Tigo, yang mana kayu ini sangat besar sehingga seluruh masyarakat nagari disuruh untuk membongkarnya. Setelah perkembangan penduduk, akhirnya dua Koto yang dibaruah yaitu Koto Kundur dan Koto Tingga mulai ramai dihuni oleh penduduk, dan selanjutnya untuk berusaha di lapangan pertanian gambir orang tua-tua di Mungka membuka suatu koto yaitu Koto Tinggi Kubang Balambak. Akhirnya lagi di daerah sebelah mudik dibuka lagi koto suatu nagari yang bernama Koto Baru Bungo Setangkai. Genaplah Mungka menjadi sembilan koto, yaitu lima koto di hilir dan dua koto di baruah. Cerita tentang Rajo Gadui kemudian berakhir di Mungka seiring kepindahannya ke Kapur Sembilan dan terus ke daerah Kampar, meninggalkan Datuak. Siri Maharajo yang kemudian bernama Dt. Siri Marajo saja. Datuak Siri Marajo kemudian membentuk pemerintahan nagari yang bernama Kelarasan di Nagari Mungka. Nagari Talang Maur, Nagari Mungka, Nagari Simpang Kapuak, Nagari Jopang Manganti, dan Nagari Sungai Antuan.***


Sinamar 11 TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi1-15 Juli-Agustus Mei 2012 No. | No.69/X/2011 79/XI/2012

KIPRAH

Intens di Keltan, Dua Kali “Terobos” Gerbang Istana Bisa dimengerti, selain harga kakao di pasaran cenderung makin menurun, datangnya persoalan baru seperti serangan ulat, menjadi pukulan pelengkap bagi petani dalam berusaha.

TIDAK satu jalan ke Roma, memang. Dan tidak pula satu jalan untuk Ar juga menjelaskan, penurunan produksi padi antara lain bisa disebabkan karena menuju Istana Negara, tempat Presiden Republik Indonesia berkantor, memang. minimnya pengetahuan petani dalam mengelola usaha pertanian. Dasar pemikiran Heri Nizwar (43 tahun) telah membuktikan hal itu. Berkat keuletannya bertani ini yang kemudian menggiring Ar untuk berinisiatif membuat kelompok tani, sebagai melalui wadah kelompok tani (keltan), Heri sudah dua kali diundang ke Istana wadah bagi para petani untuk berkumpul dan sharing informasi. Keltan juga Negara di Jakarta untuk menerima penghargaan dari Presiden RI. Warga Jorong dinilai sebagai wadah yang paling efektif untuk menerima masukan-masukan dari Padang Japang, Kenagarian Tujuh Koto Talago, Kecamatan Guguak, Kabupaten luar, terutama dari para penyuluh pertanian dan pihak berkompeten lainnya. Limapuluh Kota, ini dulunya hanya seorang petani biasa. Sama dengan petani- Setelah wadah kelompok tani terbentuk, Ar pula yang berinisiatif menghubungi petani lainnya di kampung itu. Yang membedakan, meski Ar begitu ia akrab pihak terkait guna dicarikan narasumber untuk memberi penyuluhan kepada petani disapa— hanya seorang petani, dia tidak mau tinggal diam menerima kondisi yang tergabung di dalam keltan. “Syukurnya, para anggota kita di kelompok tani yang ada, melainkan terus berusaha dan aktif dalam pengembangan pertanian. respek dengan yang kita rencanakan,” katanya. “Mungkin karena mereka Kepada Sinamar Ar menceritakan, keaktifannya bertani untuk kemudian giat menyadari pentingnya menerima penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan.” pula mengembangkan usaha tani melalui wadah keltan, berawal ketika ia dalam Upaya Ar untuk memajukan petani dan usaha pertanian di kampung halamannya mengelola usaha tani dihadapkan dengan sejumlah persoalan. Misalnya, sering tidak hanya sampai di sana. Ia juga aktif mengikuti seminar-seminar pertanian di mengalami gagal panen, produksi padi yang kurang baik, dan sejumlah persoalan berbagai waktu dan kesempatan. Saat ditemui di kediamannya, di Dusun Congkeh, lainnya. “Terus terang, saya hampir putus asa menghadapi kondisi yang ada,” Jorong Padang Japang, Kanagarian VII Koto Talago, ia memperlihatkan sejumlah katanya. sertifikat dan piagam penghargaan bidang pertanian yang pernah diperolehnya. Begitu juga dalam Karir Ar yang sekarang pengembangan tanaman dipercaya menjabat sebagai kakao yang menjadi salah staf umum di kantor Wali satu komoditas tani yang Nagari VII Koto Talago mulai ia andalkan, juga banyak meroket sejak mulai dihadapkan dengan membentuk keltan pada tahun permasalahan. Ar 2007. P ada keltan yang menceritakan, dalam pertama, yang diberi nama u s a h a n y a dengan Kelompok Tani membudidayakan kakao Simpang Gerbang, ini Ar baru ia sering menemukan dipercaya menjadi sekretaris. banyaknya daun tanaman Seiring berjalannya waktu, yang digigit ulat yang kelompok tani berinisiatif menyebabkan angka mengembangkan lahan kosong produksi menurun. atau lahan tidur di dekat Batang “Coba, petani mana yang Sinamar dengan menyulapnya tidak kalang kabut menjadi lahan produktif. dibuatnya,” kata Ar. Bisa Tanaman yang ditanam yaitu dimengerti memang, selain jagung. Kelompok ini berjalan harga kakao di pasaran selama 2 tahun. Kemudian, cenderung makin lahan ini dihantam oleh luapan menurun, datangnya air Batang Sinamar yang persoalan baru seperti menyebabkan sebagian lahan serangan ulat, menjadi pertanian rusak. Untuk * Sawah hasil usaha Gapoktani Sakato Mungka, yang diketuai Ar (ft/wira) pukulan pelengkap bagi memperbaiknya, diajukan petani dalam berusaha. permohonan bantuan ke Bupati Padahal, seperti dijelaskan Ar, banyak di antara warga yang sekampung Limapuluh Kota sehingga luapan air di sungai itu tidak lagi merusak lahan pertanian. dengannya menjadikan tanaman kakao sebagai sumber andalan untuk Karena ada permasalahan internal, Kelompok Tani Simpang Gerbang ini bubar. menggerakkan perekonomian keluarga. Beberapa waktu kemudian, Ar menggagas kembali membentuk suatu kelompok Persoalan serupa juga ditemui Ar pada tanaman padi, yang menjadi andalan tani yang bernama dengan Kelompok Tani Sakato, yang anggotanya banyak terdiri warga setempat sebagai sumber ketahanan pangan keluarga. Akibat serangan dari kalangan perempuan. Karena sebagai penggagas, langsung Ar yang dipercaya berbagai hama yang menimpa tanaman padi, hasil yang didapat tidak lagi seperti untuk menduduki posisi sebagai ketua. Setelah sekian berkiprah di Kelompok yang diharapkan. “Terkadang antara hasil dengan biaya produksi selisihnya Tani Sakato, Ar ditunjuk sebagai Ketua FMA VII Koto Talago. jauh sekali,” kata Ar. “Bagaimana mau bersemangat membudidayakan tanaman Dalam mengembangkan usaha di bidang pertanian, Ar berpegang pada padi?” tanyanya lagi. prinsip: “Yo kok ndak kini, bilo lae, tu kok ndak awak sia lo lae” (kalau tidak Dalam soal tanaman padi, Ar menilai, menurunnya secara relatif sekarang, kapan lagi, terus kalau tidak kita yang memulai, siapa lagi?),” katanya. ketersediaan dan produksi pangan di nagari disebabkan berbagai masalah. Pada Juli tahun lalu, Ar mengikuti penyuluhan pertanian di Kalimantan Timur, Antara lain, dan ini yang dinilai terpenting, yaitu terjadinya epidemic penyakit tepatnya di Kutai Kertanegara. Terakhir pada 16 Agustus 2011, Ar diundang ke tanaman. “Epidemic penyakit pada tanaman sudah jelas akan menimbulkan Istana Negara untuk menerima pengghargaan UP-FMA Berprestasi.***


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

12

EdisiMei Juli-Agustus 69/X/2011 1-15 2012 | No.No. 79/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

ADAT RANGKAIAN TUTUA NAN DIDANGA ADAT MINANGKABAU (5) Sistem Adat Nan Tapakai dan Pasukuan Luak Limopuluah Oleh : dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo

( Ketua LKAAM Kabupaten Limapuluh Kota ) BATALI darah adalah sesuai dengan silsilah keturunan menurut garis ke Ibuan (Matrilineal),sementara Batali Adat ada dua hal:pertama adalah Batali Sako artinya sama-sama mengakui bahwa penghulunya misalnya Dt.Bandaro tetapi bagaimana gambaran silsilahnya tidak dapt diketahui lagi oleh karena sudah sangat panjang sekali,yang Kedua adalah Batali Pusako yaitu sawahnya saling berdekatan,ladangnya saling berdekatan,tanjungnya saling bersekatan. Yang ketiga Batali budi jelas kelompok ini dijadikan dunsanak oleh kelompok yang menerima dan di kukuhkan dengan ritualis adat,misalnya diberi setumpak sawah atau ladang,akan tetapi kelompok yang memberi ladang itu harus menjadiMamak”dari kelompok yang diberi ladang,dan mereka diberi nama suku sama dengan suku yang memberi harta tadi. Yang keempat adalah Batali “Ameh Perak” pengertian batali menurut Ninik Mamak adalah diberi suku dulu sesuai dengan suku asal si penerima,kemudian baru si pendatang itu diadakan upacara manarimo kamanakan artinya menjadikan orang tadi sebagai Kamanakan,setelah itu barulah terjadi proses tukar menukar atau imbal jasa,mungkin juga jual beli tanah,sawah,dan harta lain tadi. Ameh perak adalah lambang surat berharga seperti uang yang terhitung,atau emas yang berbungkal,atau perak nan bertahil lalu disebutkan bahwa harta yang diberikan sebagai imbal jasa tadi dikatakan ganggam Bauntuak. Jadi jual beli dalam bahasa dan adat Minangkabau adalah”Ameh perak”maka dikatakan bahwa ganggam bauntuak itu dapat pula dibagi ganggam bauntuak salalo harimau balang artinya dimilikinya terus menerus atau ada pula ganggam bauntuak sakaturunan artinya satu generasi(50 tahun),maka pengertian ganggam bauntuak adalah di ganggam dalam adat dan di untuakkan dalam limbago atau kesepakatan kaum.Hal ini merupakan dasar adat Minangkabau dalam aspek Adat nan di adatkan” atau dalam mewariskan sako datuak yang turun temurun. 9. PEWARISAN SAKO DAN PUSAKO Sako adalah gelar ninik mamak,misalnya Sori Marajo atau “Pangulu”Pewarisannya adalah turun temurun artinya dari mamak kepada “Kemenakan “,kemenakan disini bisa bersifat langsung atau bisa juga bersifat tidak langsung,misalnya kakak laki-laki dari si datuak tadi maka sebutanya juga sebagi kemenakan. Urutan turun temurun yang akan mewarisi sako datuak,pertama bertali darah,kalau sudah tidak ada yang bertali darah,maka urutan kedua pewarisnya adalah batali adat,kalau tidak ada pula yang bertali adat,maka jatuhnya kepada batali budi,tetapi kalau tidak ada lagi batali budi,maka jatuhnya kepada kelompok yang bertali ameh perak. Sebutan sakonya kalau masih ada yang bertali darah maka sebutan nya sako datuk nya utuh misalnya Sandaro,kalau jatuhnya kepada batali adat maka sebutan nya Dt.Bandaro Nan Kuniang (Kuniang dek alek),kalau jatuhnya kepada batali budi sebutan nya Bandaro Nan Hitam (Dek badamai) atau Dt.Bandaro Putiah (Dek bakarelaan),tetapi kalau jatuhnya ada kemenakan batali ameh perak maka biasanya disebut Dt.Bandaro Nan Kayo(Kayo dek Ameh Perak),ini pewarisan ini terjadi biasanya kalau adat nan diadatkan dalam suatu nagari itu adalah Adat Lareh Nan Bunta(Adat bodi caniago).Ka;au adat disuatu hari itu adalah Koto Piliang atau Lareh Nan Gadang maka kalau tidak ada lagi yang bertali darah,maka tidak dapat diwarisi lagi (dihanyutkan). Konon khabarnya di Nagari-nagari dengan sistim kelarasan yang tertua pun yang kita sebut dengan Lareh Nan Panjang hal ini juga tidak dapat diwarisi lagi.Akan tetapi pada sistim kelarasan Lareh Nan Bunta maka hal ini dapat diwarisi dengan urutan Batali darah,Batali adat,Batali budi dan Batali ameh perak. Tentang “Pusako” atau Pisako adalah harta dalam hal ini termasuk tanah,air,dan alam lain nya.Didalam komunitas masyarakat Minangkabau semua harta termasuk gunung dan rimba belantara pun semuanya terbagi habis,hal ini dapat kita dengar ungkapan Minangkabau yang berbunyi”Sahalai rumpuik,Sabingka tanah,sebuah Capon”di nagari ko ado nan punyo,Hak bamiliak,Barato bapunyo. Tentang Pusako ada dua macam yaitu Pusako Randah ialah harta yang cara memperolehnya mungkin saja jual beli yang jelas siapa penjual,dan siapa pembeli atau dalam bahasa Minang,”Dapek dek ameh

perak”,biasanya harta ini adalah akibat pencar ian kehidupan pasangan suami isteri,harta ini tetap pewarisan nya sesuai dengan garis keibuan sesuai sistim matrilineal yang berlaku di Minangkabau, kalau misalnya seorang ayah mewariskan kepada anak laki-laki, maka anak nya ini akan memberikan hak miliknya kepada adik nya yang perempuan. Dan kalau tidak mendesak oleh kehidupan biasanya anak laki-laki ini tidak mengganggu gugat pemberian bapaknya ini,kalau terpaksa misalnya maka adik perempuan nya ini (kalau bersuami)yang mengatasi kesulitan kakak lakilakinya.Yang kedua adalah harta Pusako tinggi yaitu harta yang tidak dapat diketahui lagi cara memperolehnya oleh kaum itu akan tetapi sudah diwarisi turun temurun.Harta Pusako tinggi ini bukanlah milik dari pribadi-pribadi akan tetapi disebut dengan “Ulayat Suku” Ulayat Payuang (Kampuang)Ulayat Paruik, yang ganggam bauntuak untuk kaum di nagari maka sering inilah yang disebut dengan “Ulayat di Nagari” dibukanlah Ulayat Nagari. Harta Pusako Tinggi inilah yang tidak dapat perjual belikan,juga tidak dapat digadaikan akan tetapi dapat dipakai dalam jangka waktu atau disewakan,dan semuanya dengan memakai sistim ke Minang Maimbauan adat dipakai Limbago dituang,Alue dituruik,Ladang di lukih. Harta pusako tinggi ini otoritas penggunaan berada di tangan Ninik Mamak (Datuak),sementara ganggam bauntuak artinya Pusako tinggi yang berhakkan untuk sebuah jurai kaum dalam jangka waktu misalnya kalau jangka waktu itu adalah untuk lama-lamanya disebut dalam bahasa adat”Salamo kuciang mangeong atau salamo harimau balang”.kalau diperuntungkan hanya selama seumur kaum itu disebut “Salamo hiduik atau salamo seseorang itu belum mendapatkan pencarian dalam bentuk lain”. Pada prinsipnya secara budaya sebuah harta pusako tinggi tidak dapat berpindah hak kepada pihak lain,tetapi kalau pihak lain itu sudah menjadi atau merupakan Tali Adat dengan pemegang hak ulayat maka dapat berobah menjadi ganggam bauntuak. Demikianlah pada zaman lampau,misalnya ketika terjadi Perang Paderi tahun 1821-1837 banyak sekali tentara sentot didatangkan oleh pemerintah Belanda untuk membantu Belanda dalam melawan Paderi sampai akhirnya Tuanku Imam Bonjol dibuang keManado,maka tentara sentot itu tidak lagi pulang ke Negerinya,ada yang berasal dari Jawa Tengah,ada yang berasal dari Jawa Barat,mereka itu dijadikan kemenakan dalam Nagari,diberi suku,dan diberi sawah setumpak atau peladangan dalam ganggam bauntuak,bukan hanya bekas anak buah sentot,buruhburuh yang mengerjakan jalan raya Padang-Pekanbaru pun sekitar tahun 1900 an,ada dari Nias dan sebagainya,maka mereka itu diberi suku dan ber-mamak dengan suku yang ada di Nagari tersebut. Demikianlah caranya orang minang menerima dengan iklas para pendatang untuk dijadikan sebagai “Dunsanak”.inilah implikasi pemahaman Adat Nan Tigo Parakaro”Baso jo Basi,Siriah jo pinang,Sambah manyambah”artinya tidak ingin konflik tidak radikal dalam pituah Minangkabau dikatakan “Usak tak Tasenseng,dalam tak dapat di ajuak”. Pusako dalam artian Ulayat di Minangkabau pewarisannya sesuai dengan kaedah adat yang berbunyi “ Sako Turun Temurun, Pusako Jawek ba jawek “. Lalu bagaimana pemahaman “ Jawek “ itu, disinilah kita lihat ada makna yang terkandung dalam menyebutkan nama suku di Minangkabau, dan urutannya ini adalah konvensi yang sangat bersifat intitif, umpamanya bagaimana urutan suku suku dalam kelompok suku nan anam ( Pitopang ) yaitu jambak pitopang, salo- kutianyia, buluh kasok banuhampu, artinya kalau suku jambak punah, maka pusakonya di jawek oleh suku pitopang, kalau suku pitopang punah, maka di jawek ( di wariskan kepada ) suku salo, kalau suku ini juga punah, maka di jawek oleh suku kutianyia, kalau punah pula suku ini maka di wariskan pada suku buluh kasok, kalau suku ini juga punah maka diwariskan pada suku banuhampu. Kalau kelompok suku nan anam ini semuanya punah, maka diwariskan pada kelompok suku nan limo ( Malayu, bendang, kampai, mandahiliang, domo/panai ), dan urutan pewarisnya pun berurutan dari melayu sampai dengan domo/panai. Kalau kelompok suku kedua ini juga punah, maka di jawek oleh kelompok suku ke tiga ( kelompok sembilan ) yaitu urutannya meliputi koto-piliang, tanjuang-payobada, sikumbang-picancag, simabua-sipisang. Selanjutnya kalau kelompok suku ketiga ini juga punah, maka di wariskan kepada kelompok suku ke empat yaitu kelompok suku nan tujuah bodi caniago yang meliputi urutannya sbb: Bodi-caniago, sapangjang-sumagek,singkuang-mandaliko, balai-mansiang. (bersambung pada edisi mendatang)


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi 1-15 Juli-Agustus No. 69/X/2011 Mei 2012 | No. 79/XI/2012

13

HUMANIORA & SEREMONI Pen g ur us Ba zda Lima pu l u h Ko t a Diku ku h ka n Jangan sampai Ada Lagi Peminta-minta di Jalanan “Kita memiliki potensi yang cukup untuk mengangkat penduduk miskin dari jepitan kemiskinan yang mengungkungnya.” TUBUH perempuan tua dan ringkih itu masih saja menelusuri jalanan kampung, sambil tak lupa menggendong seorang anak berusia balita (di bawah lima tahun). Satu per satu pintu rumah penduduk diketuk sambil menengadahkan tangan, berharap uluran rezeki dari si pemilik rumah. Realitas ini memang tak bisa dipungkiri, yaitu di tengah kekayaan potensi SDA (sumber daya alam) yang dimiliki oleh Kabupaten Limapuluh Kota, sebagian penduduk masih saja terkungkung dalam jepitan belenggu kemiskinan yang tidak berujung dan berpangkal. Tidak sedikit di antara penduduk miskin itu yang melakoni peran sebagai peminta sedekah hanya untuk sekadar bertahan hidup. Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo menyadari realitas yang terjadi di tengah masyarakat yang dipimpinnya. Bupati Alis Marajo jelas tidak menginginkan kondisi serupa terjadi secara berkepanjangan. “Kita memiliki potensi yang cukup untuk mengangkat penduduk miskin dari jepitan kemiskinan yang mengungkungnya,” kata Bupati Alis Marajo. “Tapi memang perlu kerja keras untuk itu,” tambahnya. Salah satu lembaga yang diharapkan mampu memberi kontribusi untuk menekan angka kemiskinan di daerah ini adalah Bazda (badan amil zakat daerah) Kabupaten Limapuluh Kota. Menurut Alis Marajo, bila Bazda mampu menjalankan perannya dengan baik dan maksimal, “Kita berharap tidak ada lagi orang yang meminta sedekah di jalan, atau sejumlah orang yang menjalankan celengan untuk pembangunan masjid,” tambahnya. Bupati Alis Marajo mengatakan hal itu ketika memberi sambutan dalam acara pengukuhan Pengurus Bazda Kabupaten Limapuluh Kota masa bakti 2012-2015, sekaligus sosialisasi Zakat Profesi di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota di aula kantor Bupati di Sarilamak, Rabu (25/4). Acara itu dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda), Sekretaris Daerah Drs. Resman, M.Pd, MH, dan para Kepala SKPD se-Kabupaten Limapuluh Kota. Pengukuhan Pengurus ini Bazda itu sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Limapuluh Kota Nomor 13 Tahun 2012 tanggal 6 Januari 2012 tentang Pengukuhan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Limapuluh Kota periode 2012-2015, dengan Ketua Dewan Pertimbangan Bazda oleh Bupati Lima Puluh Kota, Ketua Pengawas oleh Kepala Inspektorat dan Ketua Badan Pelaksana BadanAmil Zakat Daerah Kabupaten Limapuluh Kota adalah H. Jayusman Dt M S Junjuang, S.Pd, M. M.MPd. Bupati Alis Marajo juga mengatakan, zakat adalah salah satu ibadah yang dalam pelaksanaannya harus ada intervensi Pemerintah (Sulthan), dan zakat juga sangat menentukan dan perintah amal ini disamakan dengan perintah Allah dalam menjalankan ibadah shalat. “Jadi, bagi siapa saja yang telah memenuhi hisab agar dapat membayar zakat, karena zakat ini juga mendukung pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, sehingga masyarakat miskin di Kabupaten Limapuluh Kota dapat berkurang,” tambahnya. “Sejak terbentuk pada 2008, Bazda ternyata sudah mampu menjadi salah satu stake holders pemerintah daerah,” tambah Bupati. “Penyebabnya, antara lain, karena Bazda yang telah ikut memikirkan dan mencarikan solusi terhadap persoalan sosial umat Islam di daerah ini,” imbuh Alis Marajo, yang sedang menjalani periode kedua kebupatiannya di daerah Limapuluh Kota. Pada akhir sambutannya, Bupati meminta kepada seluruh SKPD yang ada di lingkungan Pemkab Limapukuh Kota agar jangan ragu-ragu lagi dalam upaya menyerahkan zakat kepada lembaga yang ditunjuk pemerintah. Bupati juga mengucapkan selamat kepada pengurus Bazda yang telahdilantik dan terimakasih yang tak terhingga kepada pengurus Bazda yang lama. (eliis/rel)

SEREMONI

Bupati: Setiap Wanita harus Berjuang dan Tetap Bercitra BUPATI Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo mengharapkan agar jangan pada saat-saat peringatan hari besar saja hasil karya dan cipta kaum wanita ditampilkan dan diperhatikan. Namun lebih dari itu, mudah-mudahan setiap hari, setiap saat wanita Indonesia tetap berjuang dan tetap bercitra. Bupati mengatakan hal itu dalam sambutannya pada puncak peringatan Hari Kartini ke-133 tingkat Kabupaten Limapuluh Kota yang dilaksanakan di aula kantor bupati di Sarilamak Sabtu (21/4), yang sekaligus merupakan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-40. Tampak hadir Ketua DPRD, Forkominda, Sekretaris Daerah, Ketua PKK, Ketua GOW, Ketua Organisasi Wanita se-Kabupaten Limapuluh Kota dan para Kepala SKPD. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK Kabupaten Limapuluh Kota, Alis Marajo menjelaskan bahwa peringatan Hari Kartini yang ke-133 tahun ini merupakan perjalanan waktu yang sudah lama, dan telah banyak pula pencapaian dalam kesetaraan peran perempuan dengan laki-laki. “Peringatan yang diselenggarakan jangan hanya dijadikan media untuk mengenang jasa-jasa dan perjuangan RA Kartini, tapi hendaknya dapat dijadikan momentum dan inspirasi bagi seluruh masyarakat untuk berpartisipasi labih aktif, lebih dedikatif dan lebih inovatif untuk mencapai cita-cita pembangunan, khususnya pembangunan masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota. Sementara itu, Ketua TP-PKK Kabupaten Limapuluh Kota Ny. Rismawati Alis Marajo dalam sambutannya mengatakan, peringatan ini dilakukan bukan sekadar menciptakan kemeriahan sesaat, tetapi lebih memberikan makna dan ungkapan syukur atas kiprah dan karya nyata gerakan PKK selama ini serta memberikan motivasi dan semangat bagi kader PKK untuk tetap terus giat melaksanakan tugas dan fungsinya yang utama, yaitu berusaha memberdayakan dan mensejahterakan keluarga. Peringatan Hari Kartini ke-133 tahun ini juga disi dengan berbagai kegiatan. Antara lain, pengunjung dihibur dengan penampilan drama komedi yang disuguhkan oleh kelompok kesenian gerakan PKK yang membuat pengunjung tak bisa menahan tawa setelah sebelumnya dilakukan pemotongan tumpeng oleh dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo yang kemudian dibagikan ke pada semua unsur-unsur pejabat yang hadir pada acara tersebut. Beberapa hari sebelumnya dilakukan beberapa macam perlombaan untuk memeriahkan peringatan Hari Kartini tahun ini. Untuk pertandingan bola voli antar unsur organisasi wanita se-Kabupaten Lima Puluh Kota dimenangkan oleh Tim PKK Kecamatan Kapur IX, runner up tim bola voli Dinas Pendidikan dan peringkat ketiga ditempati tim bola voli Kodim 0306/50 Kota. Sementara untuk Lomba Dakwah Remaja dimenangkan oleh siswa MTs Al Makmur, runner up oleh siswi SMP 2 Luak dan peringkat ketiga oleh siswi dari SMP 2 Suliki. Selanjutnya, Lomba Memakai Kebaya Incim/Kebaya Kartini dimenangkan oleh Ida Maharani dari Bhayangkari, runner up oleh Mike dan peringkat ketiga oleh Mardiah dari IGTK. Peringatan Hari Kartini tahun ini juga dimeriahkan dengan pelaksanaan senam massal yang dilaksanakan di halaman kantor Bupati di Sarilamak, Jumat (20/4), yang berlangsung sangat meriah. Kegiatan ini diikuti oleh unsur organisasi wanita se-Kabupaten Limapuluh Kota, kelompok senam lansia serta PNS di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota, yang diakhiri dengan penarikan doorprize. Acara puncak Peringatan Hari Kartini ke-13 Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2012 ditutup dengan penampilan dr. Alis Marajo Dt.Sori Marajo dalam menyanyikan beberapa lagu hasil karyanya, sekaligus sesi foto dengan para pemenang lomba. (redi)


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

14

Tuan

EdisiMei Juli-Agustus 69/X/2011 1-15 2012 | No.No. 79/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

OLAH RAGA Rumah

Terus

Berbenah,

Terkendala

“Hanya saja, sampai hari ini, meski telah disurati oleh KONI Limapuluh Kota, pihak PU belum memeriksa kelayakan sejak setahun lalu.”

ALEK olahraga berupa makin mepet juga. Pemkab Limapuluh Kota selaku tuan rumah terus melakukan berbagai persiapan yang diperlukan. Tidak hanya panitia inti, para pengurus cabang olahraga pun dilibatkan untuk kematangan. Ketua Umum Panpel Porprov Sumnar XII, Asyirwan Yunus, kembali memimpin rapat yang membahas soal itu di ruang sidang Bupati Limapuluh Kota di Sarilamak, Rabu (18/4). Asyirwan Yunus, menyebut selaku tuan rumah, harus berbenarbenar siap. “Karena pesta olahraga ini menyangkut martabat dan nama baik daerah,” kata Asyirwan, yang juga Wakil Bupati Limapuluh Kota tersebut. Pada rapat tersebut juga dirundingkan tentang lima cabang olahraga yang akan dipertandingkan di arena Porprov Sumbar XII, yaitu cabang olahraga panahan, menembak, senam, sepak takraw dan dayung. Akhirnya, dengan kesepakatan bersama peserta rapat persiapan Porprov yang juga dihadiri Wakil Ketua I Don Ardonis, Wakil Ketua II drH Armen, Wakil Ketua III Emrizal Hanas dan Wakil Ketua IV N Ben Yuza, diperoleh kata sepakat. Antara lain, yaitu untuk cabang olahraga panahan dilaksanakan di lapangan Kompi C Tanjung Pati, untuk menembak di Lapangan Tembak Komplek PU Koto Panjang, cabang dayung di Batang Sinamar Taram, dan cabang olahraga sepak Takraw di lapangan SMA 1 Payakumbuh. Yang masih terkendala adalah untuk cabang olahraga senam. Kata sepakat tak bisa diambil, menurut informasi yang diterima, spengurus cabang ini tidak hadir dalam rapat mesti telah diundang. Kendati demikian, ada calon lokasi yang dibdik untuk itu, yaitu Gedung Serba Guna di Kompleks Kantor Bupati di Payakumbuh yang dinilai memiliki kelayakan luas dan fasilitas dasar. “Hanya saja, sampai hari ini, meski telah disurati oleh KONI Limapuluh Kota, pihak PU belum memeriksa kelayakan sejak setahun lalu. Tentu, tanpa analisa kelayakan dan rehabilitasi gedung, tidak bisa kita tetapkan. Sementara, opsi kita di Gedung M Yamin Payakumbuh menerapkan sistem sewa,” ujar Sekretaris Umum Panpel, Zulhikmi Dt Rajo Suaro. lagi. ini dimentahkan. Akhirnya, simpulan Asyirwan Yunus didukung peserta rapat lainnya, serta kesigapan Don Ardonis, disepakati untuk memindahkan seluruh elemen DPKA ke Kantor Bupati Lama dan Satpol PP ke Kantor Bupati Baru.

Lokasi

untuk

Senam

Ini adalah ajang pembuktian keseriusan Limapuluh Kota,” ujar Asyrwan Yunus.Sementara untuk kantor sekretariat, semula memang Ketua KONI mengusulkan AlKautsar dengan sistem sewa atau sistem negosiasi. Namun, peserta rapat lainnya berkeyakinan bahwa lokasi ssekretariat harus bebas dari gangguan, mandiri dan betul-betul memfasilitasi kepanitiaan secara keseluruhan. Memang, awalnya juga diusulkan oleh Zulhikmi bekas kantor Samsat di Singa Harau, mengingat lokasinya yang jauh dari akses jalan utama. Tapi usulan“Kantor Satpol PP yang di Tanjung Pati kini, segera sampai Sabtu depan, telah menjadi Sekretariat Panpel Porprov Sumbar XII. Kita tidak mau menunggu-nunggu Event Provinsi Secara hakikat dan tubuhnya, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) jelas merupakan iven olahraga prestasi miliknya provinsi. Limapuluh Kota tetap selaku tuan rumah dan panitia pelaksana kegiatan. Sampai hari ini pun, tim pengarah tetap adalah KONI Sumbar. Ditanyakan ke Panpel, sampai hari ini belum ada konfirmasi lanjutan dari KONI Sumbar tentang SC yang akan menjadi sandaran setiap matriks kegiatan yang dilakukan oleh Panpel yang memang baru sekali ini sejak 171 tahun umur kabupaten. Apalagi Limapuluh Kota punya keterbatasan sumber daya pengetahuan tentang step program yang sesuai dan terkini. Ini harus diakui. Beberapa solusi dalam rapat panpel diungkapkan oleh pemerhati olahraga, Dodi Syahputra. Menurutnya, yang Ketua Umum Pengprov Triathlon Indonesia Sumbar ini, Limapuluh Kota harus segera mengundang segenap event organizer untuk menawarkan pointer event yang bisa digarap oleh EO. “Event Organizer bukan saja penyewaan tenda atau sewa sounsystem. EO itu luas cakupan kerjanya. Misalnya, panpel punya pointer event untuk cabang olahraga pencak silat. Pendanaan ada 10, butuhnya 22. Maka, EO ditawarkan untuk mengelola mencari sponsorship dan donasi serta melaksanakan pointer ini. Panpel memberikan ruang untuk komitmen branding sponsor bagi EO,” ujar Dodi Syahputra memberikan ide. Tentang pemuda Limapuluh Kota, sebagaimana disampaikan oleh Waka Medprom KONI Sumbar, Agusmardi, seyogyanya Limapuluh Kota membentuk kelompok-kelompok kerja (Pokja) Porprov sehingga keterlibatan pemuda menjadi sektor andal selaku tenaga pendukung di sukses Porprov nantinya. Hasil pantauan di lapangan, panpel ternyata telah siap dengan pemondokan dan akomodasi. Seluruh daftar pemondokan, sekolah-sekolah dan fasilitas pendukung lainnya telah tertata. Tinggal lagi penyempurnaan fasilitas MCK. Kabarnya, pendanaan untuk ini pun sudah tersedia di Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota.***

Maskot Porprov XII Diserahkan PEMBUAT logo dan maskot Porprov Sumbar XII Zainul Hanafi menyerahkan rancangan maskot resmi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatera Barat XII kepada Pemkab Limapuluh Kota, Rabu (28/3). Rancangan tersebut diterima langsung Ismail, Kepala Bidang Olahraga Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga. Menurut Ismail, pihak Disbudparpora telah menerima maskot masingmasing cabang olahraga yang akan dipertandingkan, sekaligus akan membahas rancangan kaldron (tempat menyalakan obor). “Dengan telah diserahkannya maskot masingmasing cabang olahraga, persiapan pelaksanaan Porprov ke XII telah mencapai 40%. Diperkirakan, segala persiapan renovasi venue pertandingan akan selesai pada Agustus 2012,” jelas Ismail. Dijelaskan, dalam pelaksanaan Porprov nanti, Pemkab Limapuluh Kota hanya memanfaatkan sarana dan prasarana olahraga yang ada. Tempat-tempat tersebut kemudian direnovasi agar layak digunakan sebagai tempat pertandingan 30 cabang olahraga yang diikuti oleh 19 daerah kota/ kabupaten di Sumatera Barat. Untuk cabang-cabang olahraga seperti renang, bulu tangkis, motor cross, dan tenis lapangan, pihak panitia akan melakukan peminjaman venue kepada Pemko Payakumbuh. “Khusus ucabang senam, Wakil Bupati Asyirwan Yunus selaku Ketua Umum Pelaksa telah meminta bantuan Dinas Pekerjaan Umum melakukan uji kelayakan terhadap GOR di komplek Kantor Bupati lama,” terangnya. Kambing hutan terpilih untuk maskot dan logo iven tersebut. Kambing hutan merupakan simbol dari Luak Limo Puluah yang mengandung makna bahwa masyarakat Luak Limo Puluah mempunyai karakter yang gigih, semangat yang tinggi, punya tekad, dan daya juang yang kuat. Binatang ini juga menandakan tipe pekerja keras, baginya tidak ada lurah yang dalam yang tidak bisa dituruni dan tidak ada bukit yang tinggi yang tidak bisa didaki. “Sangat ideal sekali identitas binatang langka di daerah tuan rumah dijadikan maskot untuk Porprov XII Sumatera Barat. Hal ini akan menggambarkan semangat masyarakat dan Pemkab Limapuluh Kota untuk menyambut dan menyelenggarakan Porprov XII tingkat Sumatera Barat, yang sukses seperti yang diharapkan oleh Bupati Alis Marajo, yaitu sukses penyelenggaraan dan sukses dalam prestasi,” harap Zainur Hanafi. (rel/yossarika)


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi Juli-Agustus No.| No. 69/X/2011 1-15 Mei 2012 79/XI/2012

15

Khidmat, Peringatan Hardiknas 2012 SARILAMAK Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2012 untuk tingkat Kabupaten Limapuluh Kota diperingati melalui upacara bendera di halaman Kantor Bupati Limapuluh Kota di Sarimalak, Rabu (2/5). Upacara itu diikuti sejumlah unsure Forkopimda, para kepala SKPD, para kepala dinas/badan/bagian, dan para siswa. Bertindak selaku inspektur upacara adalah Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Sori Marajo yang dalam kesempatan itu membacakan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhammad Nuh. Dalam sambutannya, Mendikbud mengingatkan program pemerintah secara nasional yang tetap menjadikan pendidikan sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan nasional. Pada kesempatan yang sama, Bupati Alis Marajo juga menyerahkan sejumlah penghargaan dan hadiah, termasuk kepada pelajar asal Kabupaten Limapuluh Kota yang berprestasi di tingkat Provinsi Sumatera Barat. Bupati memesankan kepada para siswa untuk tetap fokus menuntut ilmu di lembaga pendidikan, dimaksudkan untuk mencapai hari esok yang lebih baik dibandingkan dengan hari ini.***

TMMN ke-89 Dipusatkan di Pangkalan SARILAMAK Pelaksanaan TMMN (Tentara Manunggal Membangun Nagari) ke-89 akan dipusatkan di Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Kotobaru. Selain di Kabupaten Limapuluh Kota, TMMN tahun 2012 di Sumbar juga dilakukan di daerah lainnya, yaitu Kabupaten Sijunjung. Dandim 0306/50 Kota Letkol. Inf. Isdon Handoko dalam pertemuan di ruang rapat kantor bupati di Sarilamak, Rabu (25/4), menjelaskan bahwa selain kegiatan fisik, TMMN ke-89 juga megadakan operasi katarak dan khitanan massal. “Guna pencapaian hasil fisik TMMN maka perlu adanya Pra TMMD hingga mencapai 100% pada tanggal 25 Oktober 2012,” kata Isdon. Sementara Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo dalam kesempatan yang sama mengatakan, di tengah situasi dan masalah kemiskinan, keterbelakangan, pengganguran dan kesenjangan antaradaerah serta akibat berbagai dampak bencana alam yang terjadi, program TMMN dinilai sangat membantu pemerintah untuk memberdayakan masyarakat melalui pembangunan fisik dan nonfisik.***

Diperingati, Hari Jadi Linmas dan Otda SARILAMAK Kabupaten Limapuluh Kota memperingati HUT ke-50 Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas) dan HUT ke-16 Otonomi Daerah di Lapangan Kantor Bupati Limapuluh Kota di Sarilamak, Rabu (25/4), melalui upacara yang dipimpin Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo. Amanat Menteri Dalam Negeri yang dibacakan Bupati Alis Marajo, menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap jajaran aparat Satuan Perlindungan Masyarakat di seluruh Indonesia, khususnya di Kabupaten Limapuluh Kota, yang telah dengan sukarela dan dedikasi tinggi membantu pemerintah dan pemerintah daerah dalam mengemban tugas dan fungsi perlindungan masyarakat dengan baik di lapangan. Untuk HUT Otda ke-16, menurut Bupati, peringatan ini merupakan media bagi jajaran pemerintah dan pemerintah daerah untuk merefleksikan serta memperkokoh tanggung jawab dan kesadaran bersama akan amanah serta tugas untuk menjadikan daerah lebih mandiri, maju dan sejahtera dalam kerangka NKRI. “Semoga dengan semangat Hari Otonomi Daerah dapat merefleksikan kembali makna otonomi daerah,” katanya. (redi)

183 PNS akan Pensiun SARILAMAK Sebanyak 183 PNS (pegawai negeri sipil) di lingkup Pemkab Limapuluh Kota yang berasal dari berbagai dinas/badan/instansi akan segera memasuki usia pensiun pada 2013 mendatang. Ke-183 PNS tersebut tersebar di hampir semua kecamatan dalam wilayah Kabupaten Limapuluh Kota. Untuk mendukung kelancaran proses administrasi penetapan pensiun PNS dengan menggunakan SAPK (sistem aplikasi pelayanan kepegawaian), Pemkab Limapuluh Kota mengedarkan Daftar Listing BUP PNS di lingkup Pemkab Limapuluh Kota. Langkah tersebut dilakukan dengan merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negesi Sipil, khususnya pasal 3 dan 4. Sekretaris Daerah Kabupaten Limapuluh Kota Drs. Resman M.Pd. MH mengimbau bagi PNS yang akan memasuki usia pensiun agar dapat mengusulkan berkasnya melalui BKD Limapuluh Kota, dengan ketentuan, yaitu pengajuan bahan pensiun bagi PNS golongan IV/b ke bawah agar diusulkan selambat-lambatnya enam bulan sebelum yang bersangkutan mencapai BUP (batas usia pensiun). Selanjutnya, menurut Resman, pengajuan bahan pensiun bagi PNS golongan IV/b (kenaikan pangkat pengabdian ke IV/c) sampai dengan IV/e, agar diusulkan selambat-lambatnya sepuluh bulan sebelum PNS yang bersangkutan mencapai BUP. “Dalam mengajukan pengusulan, kiranya dipedomani persyaratan-persyaratan yang telah digariskan,” tambah Resman.***

PAD Meningkat Lebih Rp6,6 M SARILAMAK - Wakil Bupati Limapuluh Kota Asyirwan Yunus mengemukakan, realisasi belanja daerah pada 2011 90,96 persen dari anggaran yang ditetapkan atau sebesar Rp741.132.992. 865.58. Sementara realisasi pen­da­patan asli daerah (PAD), bila diban­dingkan dengan realisasi 2010, pada 2011 mengalami peningkatan lebih dari Rp6,6 miliar.Saat menyampaikan LKPj (laporan keterangan pertanggungjawaban) kepala daerah di hadapan sidang paripurna DPRD Limapuluh Kota, Rabu (18/4), Asyirwan menjelaskan bahwa kebijakan umum APBD 2011 dititikberatkan pada 6 agenda prio­ritas pembangunan yang berorientasi pada kepentingan publik, yang meliputi arah kebijakan umum pemerintah daerah, pengelolaan keuangan daerah secara makro (penda­pa­tan dan belanja daerah), penyelenggaraan urusan desen­tralisasi, penyelenggaraan tugas pembantuan dan penye­lenggaraan tugas umum peme­rintahan.Wakil Bupati juga menye­but, beberapa keberhasilan yang telah dicapai daerah pada tahun 2011 lalu, antara lain juara III nasional Lomba Kinerja Kelompok Pembu­didaya Ikan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan penghar­gaan Adi­bakti Mina Bahari bidang perikanan, dan sedere­tan keberhasilan lainnya.***

Ratusan Pelari Meriahkan Harau 10 K TANJUNG PATI Sempat terhenti sejak 1989 lalu, lomba lari bertajuk Harau 10 K TQ kembali digelar. Pelepasan kegiatan yang diikuti sekitar 500 peserta dilakukan Bupati yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Limapuluh Kota di depan Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Minggu (29/4). Ali Hasan S.Sos. dari panitia penyelenggara menjelaskan, para peserta terdiri dari para pelajar se-Kabupaten Limapuluh Kota dan peserta umum baik dari kalangan PNS (pegawai negeri sipil), TNI, Polri dan masyarakat. Dengan start di komplek Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, garis finish ditetapkan di objek wisata Harau Sarasah Akabarayun di Kecamatan Harau. Memperebutkan hadiah uang dengan total nilai Rp10 juta dan ditambah dengan hadiah-hadiah lainnya, kata Ali Hasan, pemenang dibagi ke dalam tiga kategori. Untuk kategori pelajar putera dimenangkan oleh M. Yunus, runner-up Dede Nurdinsyah, dan peringkat ketiga M. Rifal. Untuk kategori pelajar puteri, juara I Wina Apriliana, juara II Sindi Ega Puteri, dan juara III Ramadona. Sedangkan untuk kategori umum, juara I Agus Andiko, juara II Hendra Ariyanto, dan juara III M. Iqbal. (hj/rel)

Bupati Buka O2SN 2012 SARILAMAK Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo membuka Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota di GOR Singa Harau, Kamis (26/4). Seremoni pembukaan O2SN dilakukan setelah sebelumnya diadakan gerak jalan santai mengelilingi mkomplek perkantoran Bupati di Bukit Limau, Sarilamak. Dalam sambutannya, Bupati Alis Marajo mengatakan, tujuan yang hendak dicapai bersama adalah bagaimana usaha untuk mencerdaskan masyarakat Limapuluh Kota, yaitu cerdas anak didik, cerdas berolahraga, dan adanya peningkatan kondisi kesehatan jasmani siswa di sekolah sehingga dapat menunjang peningkatan kualitas akademis. Kepada para majelis guru, Bupati memesankan apapun bentuk dan macam olahraga dalam pelaksanaan O2SN SD, diharapkan tidak mengganggu sedikitpun jam pembelajaran di sekolah. Sementara kepada sejumlah dinas terkait, Bupati mengingatkan agar pelaksanaan O2SN tidak boleh pada jam sekolah tapi harus diadakan pada hari libur, karena waktu sangat berharga. “Tidak ada waktu yang harus terbuang atau menggangu untuk pembelajaran,” jelas Bupati Alis Marajo. (rel/herpa)

Bupati jadi Instruktur di LPJ TARANTANG Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo menjadi instruktur pada Latihan Pra Jabatan (LPJ) Golongan III Angkatan II Tahun 2012 di Mess Pemda Medan Bapaneh Tarantang, Kecamatan Harau, Kamis (26/4). Pada saat itu, Bupati kembali menekankan pentingnya kebijakan melayani publik dan aparatur dengan aturan. Menurut Bupati Alis Marajo, yang berhak mengeluarkan peraturan di daerah hanya empat pihak, yaitu Bupati, DPRD, Wali Nagari dan Badan Musyawarah (Bamus) Nagari. “Segala bentuk kegiatan harus ada peraturan yang mengatur atau putusan yang mengeluarkan,” tandas Bupati. Dalam hal hanya urusan saja yang dilimpahkan oleh pemerintah (pemerintah pusat, saat berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1974) kepada pemerintah Dati II kabupaten, disebut dengan otonomi yang bertanggung jawab. “Makanya di era otonomi daerah yang dimulai sejak lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 kita tidak lagi mengenal sebutan istilah pemerintah pusat, Pemerintah Dati I, Pemerintah Dati II, tapi diganti dengan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota,” ujarnya. (herpa/rel)


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

16

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

EdisiMei Juli-Agustus 69/X/2011 1-15 2012 | No.No. 79/XI/2012

Profil Sekolah Nasri, Kepala SMAN 1 Kapur IX

Terdorong Rasa Tanggung Jawab Memajukan Sekolah “Terus terang, saya happy saat berada di sekolah ini, dan terlebih setelah melihat kemampuan para siswa. Sebuah kegembiraan yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.” TIGA siswa dengan memakai pakaian tradisonal dari tiga daerah berdiri sebagai lahan pengabdian didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang di panggung. Bertindak sebagai MC (master of ceremony) alias pembawa acara, matang. Makanya, apapun konsekuensi yang ia terima di bidang yang kini ia mereka sedang mengantarkan tahapan demi tahapan acara dengan menggunakan geluti, Nasri akan menerimanya dengan legowo. “Sebab, bidang apapun yang menjadi pilihan hidup kita, pasti ada nilai plus-minusnya,” tambah nasri. Karena tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggeris, dan Jepang. Fasih sekali kedengarannya. sudah menjatuhkan pilihan pada bidang pendidikan, maka Nasri bertekad Saat itu, Senin (30/4), SMA Negeri 1 Kapur IX yang berlokasi di Muaro Paiti, totalitas untuk memberikan pengabdian terhadap bidang yang satu ini. ibukota Kecamatan Kapur IX, sedang menggelar acara perpisahan bagi “Saya tak ingin hanya numpang lewat atau pelengkap penderita saja siswa kelas 12 yang akan segera meninggalkan sekolah itu. Selain di bidang yang menjadi pilihan,” katanya. Sebatas kemampuan yang penampilan atraksi kesenian dari akar budaya Minangkabau, yang ia miliki, Nasri akan tetap berupaya memberikan pengabdian yang termasuk paling banyak menyedot perhatian pengunjung adalah terbaik, di mana pun ia bertugas dan ditempatkan. Nasri mengakui, penampilan tiga pembawa acara dengan menggunakan tiga bahasa mengabdi di bidang pendidikan tidak diimbangi imbalan materi itu. atau finansial yang berlebihan, seperti halnya bidang-bidang Seakan tidak mau kalah, Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. pengabdian yang lain. Tapi orientasi itu tidak menjadi tujuan utama Asyirwan Yunus M.Si. yang didaulat memberikan kata sambutan Nasri dalam mengabdi. “Saya piker, selagi kita berusaha dan dalam acara tersebut juga menyampaikan sejumlah materi berupaya akan selalu ada rezeki,” katanya. “Bukankah Allah SWT sambutannya dengan menggunakan bahasa Jepang. Wabup telah menjamin rezeki untuk tiap-tiap umat-Nya,” ia melanjutkan. menyatakan memberi apresiasi atas kemampuan berbahasa asing yang Tapi, di tengah keterbatasan imbalan material yang ia terima, Nasri ditunjukkan siswa sekolah itu. “Menguasai bahasa asing sama dengan mengaku bahwa mengabdi di bidang pendidikan justru lebih sering membuka pintu untuk masuk ke dunia yang lebih luas,” katanya. merasakan kemenangan moral yang tidak terhingga, yang Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota Desri S.Pd. terkadang nilainya melebihi ukuran secara material. MM malah mengaku merasakan suasana batin yang jauh “Bila misalnya kita melihat dan menyaksikan lebih menggembirakan lagi ketika berada di SMA sendiri ada anak didik yang berhasil, wah, Negeri 1 Kapur IX. “Terus terang, saya happy kebanggaannya sungguh tidak terhingga,” saat berada di sekolah ini, dan terlebih setelah sambungnya. melihat kemampuan para siswa,” ujarnya Apalagi Nasri yakin, bila dengan menggunakan bahasa Inggeris. pengabdiannya di bidang pendidikan “Sebuah kegembiraan yang sukar dilaksanakan dengan niat yang tulus dilukiskan dengan kata-kata,” tukuknya. dan ikhlas, ia akan menerima imbalan Masalahnya, sebelum sampai di Muaro pahala dari Allah SWT. “Itulah yang Paiti, Desri menyempatkan diri paling saya harapkan,” katanya. melakukan sidak (inspeksi mendadak) Sebagai seorang muslim, ungkap ke sejumlah sekolah, baik SD maupun Nasri, ia juga yakin aka nada hari SMP. Saat sidak di SD Negeri 02 pembalasan, di mana di sana Koto Alam, Kecamatan Pangkalan akan ditimbang antara pahala Koto Baru, misalnya, Desri dengan dosa. “Saya juga menemukan fakta siswa dari empat Nasri, Kepsek SMAN 1 Kapur IX berkeinginan menjadi muslim lokal sibuk bermain-main di halaman, yang taat,” sambungnya. sementara sejumlah guru tampak Sebab, imbuh Nasri, rentang perjalanan hidup manusia di atas dunia ini amatlah asyik mangamek di ruang guru. Di SMP Negeri 5 Pangkalan yang berlokasi di kenagarian yang sama, Desri pendek. Dari kecil menjadi remaja, kemudian dewasa, dan akhirnya menjadi menemukan fakta ruang WC sekolah itu yang dibiarkan tidak terawat. “Ini sesuatu tua, untuk kemudian dipanggil menghadap-Nya. Bahkan tidak sedikit di antara yang sulit diterima,” kata mantan asisten di lingkup Pemkab Pesisir Selatan itu. umat manusia yang masih terbilang belia sudah meninggal dunia. “Terlalu riskan Masalahnya, tiap sekolah tiap tahun menerima kucuran dana BOS (bantuan perjalanan hidup yang amat pendek itu hanya diabdikan untuk kepentingan operasional sekolah), belum lagi dana dari sumber-sumber lain. “Masa untuk duniawi,” sebutnya. Makanya, menurut Nasri, selagi ia punya kesempatan, dirinya akan tetap berupaya merawat WC saja tak bisa,” katanya, masygul. Makanya, menurut Desri, saat berada di SMA Negeri 1 Kapur IX, dan menemukan melakukan yang terbaik, karena Nasri berpegang pada satu prinsip bahwa fakta yang bertolak belakang dibandingkan dengan realitas yang ia jumpai manusia yang baik itu adalah mereka yang mampu memberikan sesuatu yang sebelumnya, Desri mengaku asam uratnya yang sempat naik menjadi turun kembali. terbaik untuk kepentingan orang banyak. “Karena saya memilih pendidikan Ibarat berada di gurun pasir yang tandus, begitu Desri mengistilahkan, fakta di sebagai bidang pengabdian, maka saya tetap berupaya memberikan yang terbaik untuk orang banyak di bidang yang satu ini,” ungkapnya. SMA Negeri 1 Kapur IX bisa menjadi pelepas dahaga yang sangat melegakan. Apa resep pihak pengelola sekolah dalam memajukan sekolah itu? Kepala SMA Mulyadi, seorang tokoh masyarakat Muaro Paiti yang ditanya Sinamar, mengaku Negeri 1 Kapur IX Nasri mengaku bahwa kemampuan berbahasa asing merupakan bahwa sejak Nasri memimpin sekolah itu cukup banyak kemajuan dan prestasi salah satu mata pelajaran yang serius diberikan kepada para siswa. “Sebab kita yang berhasil diraih. Selain sejumlah prestasi di bidang akademis, buah kakok berasumsi, kemampuan menggunakan bahasa asing, terutama dari jenis bahasa tangan Nasri di SMA Negeri 1 Kapur IX juga telah membuat sekolah yang internasional, merupakan modal berharga untuk memasuki dunia kerja,” ujarnya. sebelumnya tidak terlalu “bercahaya,” tapi belakangan yang sudah tertata dengan Nasri yang baru sekitar tiga tahun memimpin sekolah itu, menjelaskan bahwa sebagai rapi dan baik. Nasri juga dinilai piawai memancing partisipasi masyarakat untuk pihak yang dipercaya untuk mengepalai SMA Negeri 1 Kapur IX, ia tidak mau berperan aktif membantu SMA Negeri 1 Kapur IX khususnya dan dunia setengah-setengah dalam menjalankan amanah. “Di mana pun saya bertugas, saya pendidikan di daerah itu pada umumnya. Sehingga, tambah Mulyadi, dengan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bidang tugas dan batas- bantuan yang diberikan masyarakat baik yang bermukim di kampung halaman batas kompetensi yang saya miliki,” tambah Nasri kepada Sinamar di Muaro Paiti. maupun perantauanpihak sekolah mampu melaksanakan sejumlah kegiatan yang Pada bagian lain Nasri mengatakan, pilihannya menjadikan bidang pendidikan telah diprogramkan.(evi endri)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.