Rockvision #16 - Desember 2015

Page 1


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka�

2

GEOWISATA, TREND BARU ANAK MUDA DI DUNIA GEOLOGI Akhir-akhir ini anak-anak muda di Indonesia sedang mengikuti trend baru dimana travelling menjadi salah satu wisata yang sangat diminati. Banyak sekali anak muda yang mulai menyukai hal tersebut, mulai dari naik gunung, wisata pantai, wisata sungai, dan juga wisata-wisata lainya yang langsung berhubungan dengan alam. Wisatawisata tersebut tentunya dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada yang hanya melakukan travelling buat megisi waktu luang, ada yang melakukanya untuk menguji adrenaline, mencari suasana yang beda, dan ada yang melakukanya untuk berwisata sekaligus sambil belajar memahami alam. Loh ko bisa berwisata travelling sambil belajar memahami alam ? Gimana caranya ? Berwisata sekaligus belajar memahami alam bisa dilakukan dengan geowisata. Seiring dengan bertambahnya minat anak muda untuk berwisata alam, dan juga bertambahnya minat mereka di dunia geologi, maka geowisata juga menjadi suatu trend baru yang mulai diminati. Hal ini karena, selain memberikan unsur wisata alamnya, geowisata juga memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk memahami alam. Salah satu geowisata yang bisa dilakukan adalah dengan mengunjungi beberapa geopark yang ada di Indonesia. Salah satunya ialah ge-

opark ciletuh yang berada di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Ciletuh ini merupakan Green Canyon, Pangandaran suatu tempat wisata yang memiliki unsur geologi yang sangat kompleks karena merupakan suatu zona melange seperti Karangsambung dan juga Bayat di Jawa Tengah. Namun berbeda dengan Karangsambung dan juga Bayat, Ciletuh ini memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa indah. Beberapa lokasi yang bisa dikunjungi di Geopark Ciletuh ini ialah Curug Cimarinjung, Curug Awang, Puncak Darma, Bukit Panenjoan, dan terakhir Pantai Palangpang. Lokasi tersebut menawarkan keindahan yang berbedabeda. Mulai dari pantai, air terjun, bahkan perbukitan yang indah pun bisa kita dapatkan ketika kita berwisata ke Geopark Ciletuh ini. Wisatawan akan mendapatkan sensasi yang berbeda karena selain bisa menikmati semua keindahan alam tersebut, wisatawan akan mendapatkan ilmu-ilmu geologi terutama mengenai zona mĂŠlange di Indonesia. Selain geopark Ciletuh, ada beberapa objek geowisata lainya. Tidak hanya dengan mengunjungi geopark yang ada, geowisata juga bisa dilakukan


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka”

dengan mengunjungi objek –objek wisata pada umumnya, namun dengan unsur geologi yang cukup baik. Misalnya ialah green canyon yang berada di objek wisata pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Objek wisata green canyon ini bukanlah objek wisata yang baru di mata traveller di Indonesia. Green Canyon atau masyarakat sana sering menyebutnya ―Cukang Taneuh‖ ( cukang: jembatan, taneuh : tanah ) merupakan suatu objek wisata sungai yang memiliki tebing-tebing yang sangat bagus dimana tebing-tebing tersebut merupakan suatu objek geologi berupa kawasan karst. Kawasan karst di green canyon Pangandaran ini memiliki keindahan dan unsur geologi yang tidak kalah dengan Grand Canyon yang ada di Arizona, Amerika Serikat. Namun di Green Canyon Pangandaran ini, kita tidak hanya bisa menikmati keindahanya dengan berfoto saja, kita bisa menikmatinya dengan olahraga-olahraga ekstrem seperti body rafting, cliff jump atau yang mau hanya sekedar berenang juga bisa. Tidak hanya itu, kawasan karstnya juga bisa dikaitkan dengan tatanan tektonik di pulau Jawa. Banyak para geologist yang sengaja datang dari luar negeri untuk meneliti keberadaan karst tersebut. karena selain mereka ingin Curug Cimarinjung, Ciletuh menambah

ilmu geologi mereka, mereka memanfaatkanya untuk berwisata juga. Menarik bukan ? Selain mendapatkan sensasi berwisata yang baru, wisatawan juga bisa mendapatkan ilmu yang sangat banyak. Semakin bertambahnya minat terhadap geowisata juga didukung oleh semakin pedulinya pemerintah terhadap objek-objek geologi Indonesia. Kita tahu sendiri bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki struktur geologi yang cukup kompleks. Kepedulian pemerintah akan beberapa objek geowisata ditunjukan dengan didaftarkanya beberapa geopark ke lembaga situs dunia UNESCO. Keberadaan geopark tersebut tidak hanya menjadikan wisatawan untung. Namun membuka suatu lapangan kerja baru dimana lapangan kerja akan sangat terbuka lebar. Masyarakat sekitar geopark akan terbantu dengan adanya tempat wisata tersebut. Selain itu, ahli-ahli geologi juga diperlukan untuk menjadi suatu guide atau pemateri di geopark sehingga para wisatawan bisa mendapatkan ilmu yang langsung dari seorang ahli geologi. Namun, dengan meningkatnya minat terhadap geowisata ini, maka kesadaran wisatawan akan pentingnya keberlangsungan suatu obje geopark harus meningkat juga. Karena geopark tersebut rawan sekalin oleh perusakan oleh oknum tertentu, dan kerusakan-kerusakan yang ada tidak akan pernah bisa diperbaiki. Jangan biarkan alam yang sudah memberikan suatu yang indah tersebut rusak karena kelalaian kita semua. [Miftah Faridl]

3


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka�

4

Asal-usul Intan Banyak orang percaya bahwa berlian terbentuk dari metamorfosis batu bara. Pada kenyataannya, sebagian besar berlian yang telah ditarikh manunjukan umur jauh lebih tua dari tanaman pertama bumi, tanaman - sumber batubara! Itu saja sudah menjadi bukti yang cukup untuk menutup gagasan bahwa deposit berlian di bumi terbentuk dari batu bara. Intan termasuk dalam kelompok bahan galian yang terbentuk secara alami di kedalaman tertentu dari permukaan bumi, termasuk dalam kelompok mineral Carbon sebagai mineral utama penyusun intan (diamond). Mineral Carbon terdapat di alam dengan 3 bentuk dasar, yaitu sebagai : Diamond (Intan)Sangat Keras, dengan kristal (berwarna) jernih. Graphite - Lunak, berwarna hitam, tersusun dari (unsur) karbon murni, struktur molekulernya tidak padat sekuat diamond (intan), hal tersebutlah yang menjadikan graphite lebih lunak dibandingkan diamond. Fullerite, merupakan mineral yang terbuat dari molekul yang berbentuk bulat sempurna yang tersusun dari 60 atom karbon. Intan terbentuk pada kedalaman 100 mil (161 Km) di bawah permukaan bumi, pada batuan yang cair pada bagian mantel bumi yang memiliki temperature dan tekanan tertentu yang memung-

kinkan untuk merubah (mineral) karbon menjadi intan. Karbon merupakan salah satu elemen yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Unsur karbon ini ditemukan dengan struktur atom berbeda yang dapat dikategorikan sebagai amorf dan kristal. Bentuk yang paling umum dari amorf karbon adalah batubara, kokas dan arang, sedangkan grafit dan berlian adalah bentuk dari kristalisasi elemen ini. Bentuk amorf tidak memiliki struktur kristal yang ditemukan dalam grafit atau berlian. Jika batubara, berlian, dan grafit terbuat dari karbon, mengapa semuanya terlihat berbeda? Jawabannya adalah bahwa susunan atom karbon dalam grafit dan berlian berbeda, ini memberinya tampilan yang sama sekali berbeda. Atom karbon disusun secara heksagonal pada grafit, sementara pada berlian setiap atom karbon terkait dengan dengan cara tetrahedral. Oleh karena itu pada grafit terdapat seperti lembaran atom karbon yang ditumpuk-tummpuk di atas yang lain, sedangkan atom karbon dalam berlian membentuk struktur seperti piramida. Lembaran grafit dapat menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda dan karenanya menghitam, sedangkan pada berlian tidak memiliki kemampuan ini sehingga menjadi transparan dan berkilau.


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka�

Batubara yang merupakan bentuk amorf karbon, tidak terbuat dari karbon murni. Selain karbon, ini mengandung molekul organik dari tanaman membusuk dan juga hewan, yang telah dikompresi selama jutaan tahun di dalam kerak bumi. Batubara mengalami berbagai proses geologi yang mengubah komposisi kimia untuk membentuk grafit. Proses ini memerlukan kondisi yang sesuai dan menghabiskan waktu jutaan tahun. Berlian terbentuk jauh di dalam bumi, di mana terdapat suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Berlian diangkut ke permukaan bumi dengan magma cair. Kebanyakan intan yang kita temukan sekarang merupakan hasil pembentukan proses jutaan hingga milyar tahun yang lalu, erupsi magma yang sangat kuat membawa intan-intan tersebut ke permukaan, membentuk pipa kimberlite, penamaan kimberlite berasal dari penemuan pertama pipa tempat intan berada tersebut di daerah Kimberley, Afrika Selatan. Intan juga dapat ditemukan di dasar sungai sebagai endapan yang kita sebut sebagai endapan intan alluvial, pada dasarnya intan tipe alluvial juga berasal dari pipa Kimberlite purba yang kemudian mengalami proses geologi lanjutan berupa pengangkutan oleh air atau glacier yang berlangsung pada jutaan-milyar tahun yang lalu, sehingga intan-intan yang berasal dari pipa kimberlite tersebut terbawa bermil-mil jauhnya dari tempat asalnya dan kemudian terendapkan di dasar sungai.

Intan ditemukan di alam dalam bentuk batu yang masih kasar, sehingga harus melalui beberapa proses terlebih dahulu agar tercipta sebagai perhiasan yang berkilau untuk kemudian menjadi barang yang komersil. Sekarang jelas bahwa karbon merupakan bahan baku utama untuk pembentukan berlian. Terlepas dari karbon anorganik yang ditemukan dalam kerak bumi, salah satu sumber karbon organik bisa menjadi batubara. Hal ini bisa terjadi dalam kasus subduksi, dimana material karbon berjalan menuju mantel bumi. Bahkan, batubara bisa menjadi sumber karbon. Peran batubara dalam pembentukan berlian tidak bisa dikesampingkan. Namun, ada kemungkinan bahwa berlian terbentuk dari batubara dalam kasus subduksi. Konversi batubara ke berlian adalah proses alami yang memakan waktu jutaan tahun untuk mengubah menjadi bentuk yang hampir paling murni (grafit). Singkat kata, kemungkinan berlian terbentuk dari batubara sangat kecil. Sehingga diyakini bahwa sebagian besar berlian tidak terbentuk dari batubara. [Alif Akbar]

5


ROCKVISION - Desember 2015

6

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka�

Sholan dan Jadid, Dua Pulau Baru di Laut Merah Pulau baru yang bernama Sholan dan Jadid terbentuk di Laut Merah. Pulau Sholan terbentuk di tahun 2011 sementara sang adik, Pulau Jadid, terbentuk di tahun 2013. Kemunculan dua pulau baru ini erat kaitannya dengan aktivitas tektonik yang aktif di antara Afrika dan Asia. Batas lempeng divergen yang dikenal sebagai East African Rift berada sepanjang Laut Merah, menjadi batas antara Afrika dan Asia. Scott K. Johnson, dari arstechnica.com, mengatakan bahwa erupsi pertama yang menghasilkan Pulau Sholan ditemukan oleh nelayan pada pertengahan desember 2011. Erupsi ini berlangsung selama kurang lebih satu bulan. Selain aktivitas endogen yang aktif, aktifitas eksogen juga berpengaruh signifikan pada pulau baru ini. Angin yang bertiup menghantam dan membentuk pulau baru ini. Kawah yang terbentuk di pulau ini juga terisi oleh air. Pada September 2013, sekitar 8 kilometer dari Sholan, erupsi baru kembali terjadi. Erupsi ini berlangsung selama hampir dua bulan dan melahirkan Pulau Jadid. Pulau Jadid ini mencapai

ketinggian 186 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas sekitar 0,7 kilometer persegi. Fenomena terbentuknya pulau baru merupakan hal yang sangat menarik. Beruntunglah peneliti dari King Abdullah University of Science and Technology, Wenbin Xu, Joel Ruch, dan Sigurjon Jonsson. Para peneliti ini memanfaatkan citra satelit dan pengukuran elevasi permukaan untuk mengamati kelahiran pulau baru ini. Para peneliti ini menggunakan satelit yang sensitif untuk mendeteksi perubahan pada elevasi permukaan. Batas Lempeng divergen di antara Afrika dan Asia ini dikenal sebagai East African Rift. Kedua lempeng ini bergerak saling menjauh dengan kecepatan sekitar 6 mm per tahun. Di batas lempeng ini aktivitas vulkanik sangat aktif, menyebabkan magma keluar dan menghasilkan rangkaian gunungapi di bawah laut. Jika akumulasi material vulkanik yang keluar ini cukup, kita bisa melihat gunungapi ini tumbuh hingga di atas permukaan laut, seperti Pulau Sholan & Jadid yang terbentuk ini. (Alam Satria | dikutip dari belajargeologi.com)


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka�

Terminal LNG Bojonegoro : Hasil Kerjasama PT Pertamina & Tokyo Gas PT Pertamina Persero dan Tokyo Gas akan membangun terminal penerima liquefied natural gas (LNG) di Bojonegoro untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. LNG sendiri adalah liquefied natural gas yang merupakan gas yang di dominasi oleh gas metan dan etana yang didinginkan hingga menjadi cair dalam kondisi tertentu. Dari sisi hulu, pengembangan LNG tidak hanya memerlukan fasilitas produksi biasa, tetapi memerlukan kilang yang mampu mencairkan gas tersebut sampai suhu minus 150-200 C. Fasilitas pendingin dan tanki kriogenik ini membutuhkan investasi yang sangat besar. Sementara di sisi hilir, pemanfaatan LNG memerlukan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas kembali, yang disebut dengan LNG regasification terminal. Saat ini Indonesia baru memiliki satu fasilitas regasifikasi yaitu yang dioperasikan oleh PT Nusantara Regas di Teluk Jakarta. Selain fasilitas regasifikasi, pemanfaatan gas yang dihasilkan juga memerlukan jaringan pipa untuk sampai ke konsumen. Dengan kebutuhan akan temperatur yang sangat rendah seperti ini, jelas LNG tidak bisa diedarkan dalam bentuk tabungtabung layaknya LPG. Tetapi memerlukan fasilitas regasifikasi sekaligus sistem transportasi yang terintegrasi ke pengguna.

Terminal penerima LNG Bojonegara , Banten, dijadwaklan akan mulai beroperasi di tahun 2018. Nilai investasi terminal LNG tersebut sebesar $ 810 miliar USD dengan kapasitas penyimpanan antara 200.00 hingga 400.000 kiloliter. LNG yang disimpan nantinya akan disalurkan ke pabrik-pabrik domestik dan pembangkit listrik. Berdasarkan lansiran kantor berita Nikkei pada awal pekan, Pertamina dan Tokyo Gas akan mendirikan perusahan joint venture untuk mengoperasikan terminal penerima LNG. Mitsui & Co diharapkan ikut mengambil bagian dari perusaan joint venture tersebut, serta Japan Bank berpotensi berpatisipasi. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan dalam kunjunganya ke Jepang, ini adalah langkah pertama kerjasama strategis antara Tokyo Gas dan Pertamina yang ditandatangani pada bulan Februari lalu. Terminal penerima LNG di Bojonegoro adalah terminal penerima LNG pertama yang dibangun di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia menggunakan kapal tangker untuk menyimpan LNG sebelum disalurkan kepada konsumen. Sehingga dapat diharapkan, nantinya LNG dapat berkembang baik di Indonesia sehingga ketersediaan bahan bakar akan lebih variatif dan tidak tergantung dengan satu bahan bakar saja. [Wina Mahira | : migasreview.com]

7


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka�

8

Logam Tanah Jarang: SDA yang Terabaikan Sejarah Kelompok unsur logam tanah jarang pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius, yang mengumpulkan mineral ytteribite dari tambang feldspar dan kuarsa di dekat Desa Ytterby, Swedia. Mineral tersebut berhasil dipisahkan oleh J. Gadoli pada tahun 1794. Tahun 1804 Klaproth dan timnya menemukan ceria yang merupakan bentuk oksida dari cerium. Tahun 1828, Belzerius menemukan thoria dari mineral thorit. Tahun 1842 Mosander memisahkan senyawa bernama yttria menjadi tiga macam unsur melalui pengendapan fraksional menggunakan asam oksalat dan hidroksida, unsur-unsur tersebut yttria, terbia, dan erbia. Pada tahun 1878 Boisbaudran menemukan samarium. Tahun 1885, Welsbach memisahkan praseodymium dan neodymium yang terdapat pada samarium. Boisbaudran tahun 1886 mendapatkan gadolinium dari mineral ytterbia yang diperoleh J.C.G de Marignac tahun 1880. Ytterbia yang diperoleh Marignac, pada tahun 1907 mampu dipisahkan oleh L de Boisbaudran menjadi neoytterium dan lutecium. P.T. Cleve memisahkan tiga unsur dari erbia dan terbia yang dimiliki Marignac, diperoleh

erbium, holminium dan thalium, sementara L de

Boisbaudran memperoleh unsur lain dinamai dysporsia (http://minerals.usgs.gov.) Karakteristik Unsur tanah jarang (UTJ) adalah nama yang diberikan kepada kelompok lantanida, yang merupakan logam transisi dari Grup 111B pada Tabel Periodik. Kelompok lantanida terdiri atas 15 unsur, yaitu mulai dari lantanum (nomor atom 57) hingga lutetium (nomor atom 71), serta termasuk tiga unsur tambahannya yaitu yttrium, thorium dan scandium (Tabel 1). Pemasukan yttrium, torium dan skandium ke dalam golongan unsur tanah jarang dengan pertimbangan kesamaan sifat. Unsur tanah jarang mempunyai sifat reaktif tinggi terhadap air dan oksigen, bentuk senyawa stabil dalam kondisi oksida, titik leleh relatif tinggi, serta


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka�

sebagai bahan penghantar panas yang tinggi. Berdasarkan variasi radius ion dan susunan elektron, unsur tanah jarang diklasifikasikan ke dalam dua subkelompok, yaitu : Unsur tanah jarang ringan, atau subkelompok cerium yang meliputi lanthanum hingga europium. Unsur tanah jarang berat, atau subkelompok yttrium yang meliputi gadolinium hingga lutetium dan yttrium. Logam tanah jarang (LTJ) tidak ditemukan di bumi sebagai unsur bebas melainkan paduan berbentuk senyawa kompleks. Sehingga untuk pemanfaatannya, logam tanah jarang harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut. Selama ini telah diketahui lebih dari 100 jenis mineral tanah jarang, dan 14 jenis di antaranya diketahui mempunyai kandungan total % oksida tanah jarang tinggi. Mineral tanah

9

jarang tersebut dikelompokkan dalam mineral karbonat, fospat, oksida, silikat, dan fluorida. Mineral logam tanah jarang bastnaesit, monasit, xenotim dan zirkon paling banyak dijumpai di alam. Bastnaesit (CeFCO3). Merupakan senyawa fluoro-carbonate cerium yang mengandung 60- 70% oksida logam tanah jarang seperti lanthanum and neodymium. Mineral bastnaesit merupakan sumber logam tanah jarang yang utama di dunia. Bastnaesit ditemukan dalam batuan kabonatit, breksi olomit, pegmatit dan skarn amfibol. Monasit ((Ce,La,Y,Th)PO3) merupakan senyawa fosfat logam tanah jarang yang mengandung 0-70% oksida logam tanah jarang (LTJ). Monasit umumnya diambil dari konsentrat yang merupakan hasil pengolahan dari endapan pada timah aluvial bersama dengan zirkon dan xenotim. Monasit memiliki kandungan thorium yang cukup tinggi. Sehingga mineral tersebut memiliki sinar yang bersifat radioaktif. Thorium memancarkan radiasi tingkat rendah, dengan menggunakan selembar kertas saja, akan terhindar dari radiasi yang dipancarkan. Xenotim (YPO4) merupakan senyawa yttrium fosfat yang mengandung 54-65% LTJ termasuk erbium, cerium dan thorium. Xenotim juga mineral yang ditemukan dalam pasir mineral berat, serta dalam pegmatit dan batuan beku. Zirkon, merupakan senyawa zirkonium silikat yang didalamnya dapat terkandung thorium, yttrium dan cerium.


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka�

10

Penggunaan Logam tanah jarang sudah banyak digunakan di berbagai macam produk. Penggunaan logam tanah jarang ini memicu berkembangnya material baru. Material baru dengan menggunakan Logam Tanah Jarang memberikan perkembangan teknologi yang cukup signifikan dalam ilmu material. Perkembangan material ini banyak diaplikasikan di dalam industri untuk meningkatkan kualitas produk. Contoh perkembangan, yaitu yang terjadi pada magnet. Logam Tanah Jarang mampu menghasilkan neomagnet, yaitu magnet yang memiliki medan magnet yang lebih baik dari pada magnet biasa. Sehingga memungkinkan munculnya perkembangan teknologi berupa penurunan berat dan volume speaker yang ada, memungkinkan munculnya dinamo yang lebih kuat sehingga mampu menggerakkan mobil. Dengan adanya logam tanah jarang, memungkinkan munculnya mobil bertenaga listrik yang dapat digunakan untuk perjalanan jauh. Oleh karenanya mobil hybrid mulai marak dikembangkan. Penggunaan UTJ yang lain lagi sangat bervariasi yaitu pada energi nuklir, kimia, kalatalis, elektronik, dan optik. Pemanfaatan UTJ untuk yang sederhana seperti lampu, pelapis gelas, untuk teknologi tinggi seperti fospor, laser, magnet, baterai, dan teknologi masa depan seperti superkonduktor, pengangkut hidrogen (Haxel dkk, 2005). Zirkonium dapat menggantikan paduan magnesium-thorium pada pesawat ruang angkasa (http://usgs.gov) Dalam industri metalurgi, penambahan logam tanah jarang juga digunakan untuk pembuatan Baja HighStrength, low alloy (HSLA), baja karbon tinggi, superalloy, dan stainless steel. Hal ini karena logam tanah jarang memiliki sifat dapat meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan dan peningkatan ketahanan terhadap panas. Sebagai contoh pada penambahan logam tanah jarang dalam bentuk aditif atau alloy pada paduan magnesiaum dan alumunium, maka kekuatan dan kekerasan paduan tersebut akan mening-


ROCKVISION - Desember 2015

“Jiwa Muda, Semangat Merdeka”

11

kat. Tanah jarang dapat juga dimanfaatkan untuk katalis sebagai pengaktif, campuran khlorida seperti halnya lanthanium, sedangkan neodymium dan praseodymium digunakan untuk katalis pemurnian minyak dengan konsentrasi antara 1% - 5%. Campuran khlorida logam tanah jarang ini ditambahkan dalam katalis zeolit untuk menaikkan efisiensi perubahan minyak mentah (crude oil) menjadi bahan-bahan hasil dari pengolahan minyak. Diperkirakan pemakaian logam tanah jarang untuk katalis pada industri perminyakan akan lebih meningkat lagi di masa mendatang (Aryanto dkk., 2008). Pemanfaatan logam tanah jarang yang lain berupa korek gas otomatis, lampu keamanan di pertambangan, perhiasan, cat, dan lem. Untuk instalasi nuklir, logam tanah jarang digunakan pada detektor nuklir, dan rod kontrol nuklir. Ytrium dapat digunakan sebagai bahan keramik berwarna, sensor oksigen, lapisan pelindung karat dan panas. Penggunaan unsur tanah jarang di Amerika untuk kepentingan katalis pada otomotif 25%, katalis pada pemurnian minyak 22%, untuk imbuan dan paduan industri metalurgi 20%, pelapis gelas dan keramik 11%, fospor-tanah jarang untuk lampu, televisi, monitor komputer, radar dan film untuk X-ray 10%, magnet 3%, laser untuk medis 3%, dan lain-lain 6%(http://usgs.gov, 2008). Penggunaan mineral tanah jarang semakin selektif, hal ini terkait dengan aspek lingkungan. Seperti monasit yang mengandung thorium, meskipun sifat radioaktif thorium rendah, akan tetapi dengan disertai turunannya berupa radium yang mempunyai sifat radioaktif lebih tinggi, dan akan terakumulasi selama proses pengolahan, maka dengan pertimbangan aspek lingkungan, penggunaan monasit lebih terbatas dan lebih diutamakan yang mengandung thorium rendah, seperti bastnaesit (Haxel, 2005). [Adhelian Gufron N]

Mulai Januari 2018 Pertamina Kelola Blok Mahakam Selama 20 Tahun. INDEKS SEKTORAL 29 Desember: Vale Melonjak, Sektor Tambang Pimpin IHSG. Pendorong utama sektor tersebut adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang melesat 9,27%, diikuti oleh PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang menguat 0,95%. PT Adaro Energy Tbk. melalui anak usahanya mendapatkan fasilitas pinjaman dengan total nilai US$320 juta. Penjualan Alat Berat Meningkat, Saham United Tractor (UNTR) Naik Lagi. Seiring dengan berjalannya proyek pemerintah, sektor konstruksi menyumbang porsi paling besar dengan kenaikan sekitar 62 persen. Sektor tambang menyumbang 23 persen dan sisanya disumbang oleh pertanian dan kehutanan. Medco Bikin Sumur Jajaki Geothermal di Kawah Ijen. Di lokasi yang diduga memiliki potensi panas bumi besar, PT Medco Cahaya Geothermal Jakarta melakukan pengeboran ( slim

hole).


SM-IAGI Universitas Diponegoro adalah salah satu organisasi mahasiswa di Program Studi Teknik Geologi Undip yang memiliki visi sebagai wadah generasi muda di kalangan mahasiswa kebumian untuk mengajukan, mengusahakan dan menjalankan perannya demi kedaulatan dan kesejahteraan Bangsa dan Tanah Air Indonesia. Serta menjadi SDM yang memiliki kapabilitas untuk dapat bersaing di dunia global .

SM IAGI Undip

Tak terasa saat ini kita telah berada di penghujung tahun 2015, dalam dua tahun

ROCKVISION

kebelakang ini sudah 16 edisi buletin yang diterbitkan SM IAGI Undip ini senantiasa menemani pembaca setianya. Begiitu banyak artikel yang telah tertulis baik artikel asli tulisan sendiri dari para anggota SM IAGI Undip maupun artikel kutipan dari berbagai media massa. Menyongsong tahun baru 2016, kepengurusan baru pun akan segera dikukuhkan. Semoga untuk tahun ke-3 dan seterusnya Rockvision tetap bisa menjadi sahabat setia bagi semua pembacanya. Terimakasih untuk dua tahun yang sangat luar biasa. Joko Suprayetno.

Image of The Month

Earth Observatory—Image of The Month ini berisi citra satelit yang bersumber dari situs resmi NASA dan bisa diakses melalui alamat internet http:// earthobservatory.nasa.gov/. Edisi kali ini Rockvision memilih citra yang menjadi bagian dari

Reading The ABCs from Space oleh NASA, kali ini adalah huruf Y.

Pada tanggal 25 Desember 2000, Ad-

vanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) di satelit Terra NASA menangkap gambar falsecolor Sungai Ugab yang mengalir di tengah-tengah padang yardangs di Namibia Utara.

―Letter Y: Ugab River, Namibia‖ Jiwa Muda Semangat Merdeka


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.