Spektrum Edisi Juni 2013

Page 1

SPEKTRUM kritis dinamis intelektual

Edisi Juni 2013

BADAN PERS NASIONAL

IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

LAPORAN UTAMA

OPINIL

UKDI SEBAGAI EXIT EXAM, PENINGKATAN KOMPETENSI DOKTER DIMATA DUNIA

Standarisasi itu Perlu

PROFIL

LAPORAN KHUSUS

Sudah ada UKDI ditambah Internship, Apakah masih belum Kompeten?

Keberhasilan Seorang Dokter


UKDI SEBAGAI EXIT EXAM

LEMBARAN BARU Nur Awaliah Maharani (FK Universitas Al Khairat Palu)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Pers Mahasiswa! Puji Syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami nikmat sampai akhirnya bisa menyelesaikan Spektrum Edisi bulan Juni 2013 yang bertemakan “UKDI Sebagai Exit Exam” yang ditenderkan kepada BPN ISMKI Tiga rubrik sekaligus membahas tentang tema tersebut, yakni pada laporan utama, laporan khusus dan opini. Selain rubrik tersebut, ada pula rubrik informasi kesehatan tentang Rhinitis Akut, dan beberapa event ISMKI di wilayah 1, 2, dan 4. Kami juga memuat teka teki silang sebagai ajang untuk me ngasah otak serta puisi karya dari salah seorang rekan sejawat kita Kami sadar majalah ini penuh kesalahan, mohon kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan majalah ini kedepan. Akhir kata semoga majalah ini bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pimpinan Redaksi

DIREKTUR UTAMA Fatonah Agung Wahyu DIREKTUR UTAMA TERPILIH Maria Megilda Bosri SEKRETARIS UMUM Ida Ayu Kemala W Manuaba BENDAHARA UMUM Tri Umi Maslakhatuddiniyah KETUA DIVISI SPEKTRUM Shafrizal Razali KETUA DIVISI INTERNA Gita Eka Ayuningtiyas KETUA DIVISI EKSTERNA Rizka Khairiza KETUA DIVISI DANUS Dita Septiani KETUA DIVISI LITBANG Arief Kurniawan

Shafrizal Razali

Hidup ini dimulai dengan sebuah Mentari Suara yang terdengar akan terbawa oleh angin Desahan hangat yang tak akan pernah terulang Perasaan teduh yang tak kunjung hilang dengan sendirinya Ketakutan yang akan hilang dengan pemaksaan Bukankah hidup memang bercerita tentang datang dan pergi? Itulah yang akan Tuhan berikan, sesuatu yang ada lalu hilang Ada sebuah keadilan disitu, namun tak tampak Hanya sekedar permisi dan lewat tak kasat mata Biarkan pergi…

Tak ada yang mengerti siapa dirimu kecuali perasaanmu sendiri Tak ada yang menepati janji kecuali inginmu Tak ada yang menerima keadaan kecuali sabarmu Tak ada yang menyendiri dan menjauh kecuali pintamu Dan tak akan ada yang terjadi kecuali perintahmu

DAFTAR ISI 1. Laporan Utama: UKDI Sebagai Exit Exam, Peningkatan Kompetensi Dokter Indonesia \ di Mata Dunia 3. Laporan Khusus : Sudah ada UKDI ditambah Internship, Apakah masih belum Kompeten? 5 Opini: Standarisasi itu Perlu 7 Teka Teki Silang 8. Profil : Keberhasilan Seorang Dokter 11. Organisasi: Home, Rumah Yang Terlupakan 12. Rubrik ISMKI 15. Informasi Kesehatan: Kenali tanda Rhinitis Akut 16. Etnomedicine:

Beban yang tak berujung selalu ada Lembaran yang terbuang akan sulit diraih lagi Rasa yang bertebaran mungkin tak bertahan lama Dimana Tuhan selalu berjanji Ada lembaran baru dari setiap kehilangan yang terjadi


LAPORAN UTAMA

ETNOMEDICINE

Hati-Hati, Jangan Sembarangan Mengkonsumsi Mahkota Dewa. Oleh: Emirza Nur Wicaksono Fakultas Kedokteran Unissula Semarang

Di rubrik Etnomedicine Spektrum edisi bulan Juni ini kita akan membahas tentang tanaman mahkota dewa. Tanaman hias yang juga bisa menjadi obat. Mari disimak. Mahkota Dewa (Phaleria papuana,Phaleria fructus), tanaman ini populer sekali dikalangan para herbalis. tanaman asal papua ini sudah dikenal sejak dahulu bisa menyembuhkan penyakit berat. Tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman hias ini bisa digunakan sebagai obat baik batang, daun dan buahnya. Kandungan dalam mahkota dewa ini berupa alkaloid untuk menetralisir racun, sebagai vitalitas, flavonoid sebagai anti radang, mengurangi kolestrol dan mencegah plak pada pembuluh darah, dan polifenol sebagai anti alergi.

Oleh: Boma Bhaswara

Untuk bisa mengkonsumsi Mahkota dewa tersebut harus diolah yang tepat karena kalau salah mengolah bisa-bisa timbul seperti sariawan, bengkak, mabuk, bahkan pingsan. Karena walaupun dia bisa menjadi penawar racun, mahkota dewa juga beracun. Terutama jika efek kantuk dan mabuk terus berlanjut, dianjurkan untuk mengurangi dosis atau kadarnya. Mahkota dewa juga dilarang dikonsumsi pada orang haid karena bisa menimbulkan perdarahan karena dengan khasiat anti kankernya yang menggerus dinding rahim. Juga orang hamil muda, karena memiliki efek meningkatkan kontraksi uterus yang bisa menyebabkan keguguran Selain manfaat, dan perlu tahu juga bahwa Mahkota Dewa biasa diawetkan baik dengan cara pengeringan, pengairan maupun pengalengan. Salah satunya pengeringan yang berfungsi untuk mengursngi kadar air dalam bahan sehingga tidak menjadi media hidup untuk mikroba serta untuk memperpanjang masa simpan didalam kaleng. Setelah mengetahui sedikit penjelasan tersebut, sebenarnya mahkota dewa akan benar-benar-benar bermanfaat apabila kita tahu cara penggunaannya, kapan digunakan, dan siapa saja yang tidak boleh mengkonsumsi tanaman ini. Semoga rubrik etnomedicine ini bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan kita tentang tanaman mahkota dewa.

follow: @Pers_ISMKI

Selain dipercaya menyembuhkan penyakit berat seperti disentri, mengurangi kadar kolesterol, dermatitis, mencegah hipertensi dan diabetes, mahkota dewa juga berfungsi meningkatkan imunitas dan anti inflamasi.

16

UKDI Sebagai Exit Exam Peningkatan Kompetensi Dokter Indonesia di Mata Dunia Uji Kompetensi Dokter Indonesia atau yang biasa disingkat UKDI ini adalah ujian kompetensi bagi mahasiswa kedokteran yang sudah lulus tahap klinis atau koass untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi sebagai dokter di Indonesia. Jumlah FK dari sabang sampai Merauke sudah sangat banyak dengan berbeda, akreditasi yang berbeda yg otomatis memiliki standar yang berbeda. Dengan adanya UKDI ini diharapkan menghasilkan dokter yang memiliki standar sesuai dengan yang diharapkan masyarakat mengingat setiap pendidikan profesi memerlukan suatu standarisasi, sehingga dirasa konsep pelaksanaan UKDI bisa menjadi salah satu bentuk standarisasi ini, terlepas dari pelaksanaan teknis UKDI itu sendiri. Seperti kita ketahui bahwasanya ilmu kedokteran harus selalu diperbaharui dan alasan selanjutnya, bahwa dengan adanya UKDI maka diharapkan dokter di Indonesia memiliki kemampuan yang hampir setara. Lalu dengan adanya UKDI,secara langsung maupun tidak langsung kita akan mencetak dokter-dokter yang siap bersaing di AFTA 2015. UKDI mulai tahun ini terdiri dari 2 macam ujian yaitu CBT (Computer Based Test) dan OSCE (Objective Structured Clinical Examination). Berbeda dari tahuntahun sebelumnya, ujian OSCE baru diadakan di tahun ini. Saat ini UKDI diselenggarakan oleh lembaga nasional dibawah Lembaga Penyelenggara Uji Kompetensi (LPUK), dan ujian ini dianggap sebagai exit exam dari masing-masing institusi pendidikan dokter dalam artian dilaksanakan setelah periode pendidikan klinik (profesi) dan sebelum disumpah dokter dengan tujuan untuk tetap terstandar secara nasional dengan tetap dalam payung tanggung jawab masingmasing fakultas kedokteran/institusi. Hal tersebut diatur dalam UU Dikdok 2013 pasal 36 dan dipertegas dengan dengan kebijakan DITJEN DIKTI : UKDI sebagai Exit Exam (SE No. 88/E/DT/2013, 1 Februari 2013).Terlepas dari kelebihan UKDI itu sendiri sejak tahun 2007 UKDI dilaksanakan namun program ini masih memiliki banyak kekurangan. Data terakhir 1

pada bulan mei 2013 menyebutkan bahwa masih banyak retaker (dokter yang belum lulus UKDI) yaitu sekitar 2500 dokter dan nasib beberapa retaker tersebut kurang diperhatikan oleh institusi pendidikannya karena dianggap sudah lulus dari institusi pendidikannya. Selain permasalahan retaker tadi, permasalahan teknis, administrasi dan pembayaran yang semakin meningkat dan membebani dokter yang menjadi peserta UKDI GedeI K.A.S.N, salah satu peserta UKDI periode Mei dari Unsoed angkatan 2007, juga mengutarakan bahwa UKDI tahun ini memang terasa berbeda karena baru diadakannya ujian OSCE yang masih bersifat percobaan. Genderang perang UKDI diawali dari ujian CBT pada tanggal 11 Mei 2013. CBT adalah ujian dengan menggunakan komputer dengan format pilihan ganda. Soalnya berjumlah 200 dan dikerjakan dalam waktu 200 menit dan mengandung materi dari 12 sistem tubuh yang berkaitan dengan diagnostik, terapi, dan lainnya semacam etiologi, faktor resiko, dan patofisiologi. “Ujian ini pakai software khusus jadi menjawabnya hanya tinggal klik. Bahkan ada pilihan ragu-ragu, kalau kita pilih ragu-ragu nantinya soal itu akan keluar lagi di akhir”, ujar mas Gede. Ujian berlanjut ke OSCE pada tanggal 18 Mei 2013. OSCE adalah ujian yang mengasah keterampilan klinis. Terdiri dari 14 stase dengan 2 kali istirahat, tiap stasenya dilaksanakan dalam waktu 15 menit. Kebanyakan stase terdiri dari anamnesis hingga terapi dan menulis resep. Beberapa stase ada yang berupa tindakan, misalnya RJP dan balut bidai. Pengujinya merupakan dosen-dosen dari internal Unsoed, hanya 1 yang dari eksternal. Pelaksanaan OSCE kemarin terbilang bagus. “Ujiannya lebih rapi, tertata, ada waktu untuk menuju soal, dan ada waktu menuju ruangan”, ucapnya. Perlengkapannya juga lengkap benar-benar seperti praktek, sangat bagus untuk menunjang keterampilan klinis”, tambahnya.


LAPORAN UTAMA Sama halnya di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Astrandaya Ajie, peserta UKDI periode Februari dari Unissula angkatan 2007 menerangkan bahwa “OSCE UKDI kita ini baru dilaksanakan yang pertama kalinya jadi masih bersifat percobaan” ujarnya. “OSCE ini belum menjadi syarat kelulusan karena masih percobaan, jadi memang tidak menentukan, pengujinya masih orang-orang dalam, tapi untuk periode selanjutnya kemungkinan besar menggunakan penguji dari luar”, tambahnya. Ia juga mengatakan bahwa sangat setuju dengan adanya penambahan OSCE UKDI, yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dokter Indonesia. “Dengan adanya OSCE UKDI ini akan menyatukan dan merefresh kembali ilmu-ilmu dan pengalaman kita pada masa-masa preklinik dan klinik”, katanya. Ia juga mengatakan bahwa sangat terkesan dengan UKDI yang dirasanya cukup menegangkan, seperti Ujian Nasional lagi. UKDI ini memang dibuat bukanlah untuk mempersulit namun untuk menyetarakan lulusan kedokteran Indonesia dengan lulusan negara lain. “Gelar dokter kita sebelumnya kurang dipandang di kancah internasional karena belum ada national exam dengan ujian yang menguji keterampilan kita”, tambahnya. Mantan Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan

INFOKES Kedokteran Indonesia (AIPKI) Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD juga mengatakan bahwa UKDI bertujuan untuk melindungi masa depan para dokter Indonesia dengan peningkatan kompetensi agar tidak kalah saing dengan dokter asing. Selain itu juga untuk menyelamatkan kesehatan masyarakat. “Jangan sampai masyarakat jadi korban karena ditangani dokter yang kualitasnya tidak layak”, ujarnya. Dengan hadirnya UU Dikdok, UKDI juga menjadi acuan untuk perguruan tinggi menerima mahasiswa baru yang sesuai dengan kuota nasional. Bila kita mengacu pada Surat Edaran DIKTI No:576/E/HK/2013 terkait kuota penerimaan mahasiswa FK didasarkan pada 2 hal penting yakni akreditasi dan jumlah mahasiswa. Sehingga kelak tidak ada perguruan tinggi yang menerima mahasiswa besarbesaran Pada dasarnya sistem dan pelaksanaan UKDI saat ini sudah bagus untuk menunjang peningkatan kompetensi dokter Indonesia. Tidak salah apabila diadakan ujian OSCE didalamnya. Dengan makin baiknya sistem UKDI ini sebagai national exam, maka bisa kita harapkan kelak akan lahir dokter-dokter Indonesia yang profesional dan terpandang di kancah internasional.

2

KENALI TANDA RHINITIS AKUT Oleh: Kenny Cantika Abadi (@kencantika47) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Rhinitis akut adalah inflamasi akut selaput lendir hidung, ditandai dengan kekeringan, diikuti dengan peningkatan sekresi mukus dari membran hidung, sehingga respirasi melalui hidung terganggu, dan disertai rasa nyeri. Rhinitis akut ini disebut juga dengan Coryza. Penyakit ini juga kita kenal dengan common cold atau influenza. Etiologinya, rhinitis bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau alergi. Membedakan rhinitis yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun alergi tidaklah mudah. Rhinitis akut merupakan diagnosis yang paling umum dan sering menjadi alasan dokter memberikan antibiotik. Padahal, tidak semua rhinitis akut harus mendapat terapi antibiotik. Penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat meningkatkan kejadian AMR (Antimicrobial Resistance). AMR menjadi isu internasional yang sedang hangat dibahas. “Antimicrobial resistance has been identified by various is stakeholders as one of major threats to public health globally. World Economic Forum, just early this year, issued a report 'Global Risks 2013 (Eight Edition) that also addressed antimicrobial and antibiotic resistance as one of three cases.”, ujar Assist. Prof. Dr. Niyada Kiatying-Ansulee, Ph.D. Manager 'Drug System monitoring and Development Plan', support by Thai Health Promotion Foundation. Kasus yang paling sering dari rhinitis akut adalah infeksi karena virus, yaitu 98% dari kejadian rhinitis akut secara keseluruhan. Sedangkan yang disebabkan oleh bakteri hanya 2%. Namun demikian, dalam prakteknya, dokter selalu memberikan antibiotik pada setiap kasus rhinitis. Padahal, rhinitis akut yang disebabkan oleh virus, tidak membutuhkan terapi antibiotik, jika tidak ada infeksi sekunder yang menyertai. Begitu juga dengan rhinitis akut karena alergi, yang hanya berkaitan dengan peningkatan IgE. Membedakan rhinitis akut karena infeksi dengan alergi yaitu melakukan skin test dan kadar IgE serum. Jika tidak ditemukan tanda-tanda alergi, selanjutnya harus tentukan penyebab infeksi, virus atau bakteri. Untuk membedakannya, sifat dan warna lendir tidak bisa menjadi acuan. Acuan utama yaitu berdasarkan lama rhinitis-nya. Infeksi karena viral, umumnya lendir mukosa encer dan tidak berwarna, dan lama rhinitis tidak lebih lama dari 10 hari.

15

Sedangkan bakteri, umumnya lendir yang dikeluarkan bersifat purulen, bisa kuning atau hijau, kental , dan rhinitisnya lebih lama dari 10 hari. Kesalahan pengklasifikasian penyebab rhinitis menyebabkan overuse antibiotics di praktek dokter umum, overuse ini akan berdampak pada penyebaran resistensi bakteri terhadap antibiotik. Sering kali kebanyakan dokter terjebak disini. Pathogenesis rhinitis akut sebagai berikut : 1. Stadium Prodromal Kering (stadium awal), dimana penderita merasakan gejala umum seperti meriang, nyeri kepela, pucat, kurang nafsu makan, kadang suhu subfebril atau tidak terlalu panas, tapi sering juga terjadi suhu yang tinggi apalagi pada anak-anak yang disertai rasa gatal, panas, rasa kering pada hidung dan tenggorokan, iritasi hidung. Mukosa hidung biasanya pucat dan kering. 2. Stadium Kataralis, pada saat ini biasanya dimulai beberapa jam setelah sekret mencair, penyumbatan hidung, kehilangan penciuman sementara, lakrimalisasi, mukosa hidung memerah, bengkak, dan terdapat sekret yang banyak. 3. Setelah beberapa hari, terjadi fase yang di sebut fase mukus. Fase mukus ini gejalanya bermula dengan sekret yang mengental, penciuman membaik dan gejala lokal berkurang. Pada kondisi ideal dengan daya tahan tubuh yang baik, perbaikan seharusnya dicapai dalam satu minggu. 4. Infeksi bakteri sekunder mungkin saja dapat terjadi. Sekret atau ingus kemudian berwarna kuning kehijauan dan penyakit akan lebih lama membaik. Rhinitis akibat bakteri, sering disebabkan oleh Streptococcus Grup A. Dan terapi paling efektifnya adalah dengan amoxicilin. Dengan penggunaan yang rasional, maka antibiotik ini akan terjaga efektifitas kerjanya. Mengenali tipe rhinitis akut, pastikan gejala dan perjalanan penyakitnya, akan membantu untuk penyembuhan yang efektif. Pertimbangkan untuk pemberian antibiotik sesuai dengan ketentuan. Jika tidak terinfeksi bakteri atau adanya infeksi sekunder yang menyertai, jangan sekali-kali menggunakan antibiotik. Agar AMR bisa ditekan sebesar mungkin. @kencantika47


EVENT ISMKI

LAPORAN KHUSUS

5th REGIONAL MEETING, ISMKI WILAYAH 1 5th Regional Meeting ISMKI Wilayah 1 tahun 2013 merupakan salah satu kegiatan yang ditenderkan pada saat Musyawarah Wilayah 1 tahun 2012. Pada tahun ini yang dipercayai menjadi tuan rumah adalah Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu. Dan sebagai informasi bahwa ini adalah pelaksanaan tenderisasi pertama kali yang dieksekusi oleh Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu. Kegiatan ini sendiri terpusat di LPMP Provinsi Bengkulu dan dilaksanakan pada tanggal 5-11 Mei 2013. 5th Regional Meeting ini terdiri dari empat (4) agenda, yaitu Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Wilayah 1 (6-8 Mei 2013) yang menghasilkan generasi “Raffles 13� , Upgrading (khusus PHW), Sekolah Kastrat (9 Mei 2013), dan Rapat Koordinasi Wilayah 1 Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (10 Mei 2013). Welcoming Party diadakan di Gedung Daerah (Rumah Dinas) Gubernur Provinsi Bengkulu pada malam tanggal 6 Mei 2013. Dalam kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Gubernur Provinsi Bengkulu yang dalam hal ini diwakilkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Dari pihak ISMKI yang menyampaikan sambutan dalam kegiatan ini adalah Sekjen ISMKI, Giovanni Van Empel. Dalam acara ini juga mahasiswa/I Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu menampilkan berbagai tari-tarian dan musik daerah khas Bengkulu. Setelah LKMM Wilayah 1 selesai, peserta kemudian mengikuti kegiatan out door yang telah disiapkan panitia. Pada malam harinya setelah sholat Isya, dilanjutkan dengan agenda khusus, yaituDiskusi ISMKI yang dinarasumberi oleh Sekjen ISMKI 2005-2007 dr. Ekasakti Octohariyanto, Sekwil 1 ISMKI Periode 2010-2011 Rio Fajar Utomo, S. Ked, Sekwil 1 ISMKI Periode 2012-2013 Vicha Annisa (FK UNILA) dan Sekwil 2 ISMKI Periode 2012-2013 Trahmono (FK UI). Diskusi ini sendiri diikuti oleh peserta dengan penuh antusias. Padatanggal 9 Mei 2013 delegasi mengikuti kegiatan Sekolah Kastrat Wilayah 1 yang terdiri dari empat materi. Setelah itu peserta diberikan waktu luang untuk beristirahat atau sekedar jalan-jalan di dalam kota Bengkulu yang difasilitasi oleh masing-masing LO. 14

Padatanggal 10 Mei 2013 merupakan agenda Rapat Koordinasi Wilayah 1 ISMKI, dalam rakorwil inimembahas laporan kerja darimasing-masing bidang di ISMKI Wilayah 1, Laporan Keuangan, LaporanSekwil dalam kegiatan March Meeting di USA. Kemudian membahas 3 isu besar ISMKI pada tahun ini, rapat koordinasi distrik dan terakhir membahas masalah sayembara logo ISMKI. Pada malam harinya diadakan Farewell Party / Acara penutupan kegiatan 5th Regional Meeting 2013 yang dilaksanakan di Balai Kota (Rumah Dinas Walikota) Bengkulu. Dalam hal ini sambutan diawali oleh Sekretaris Wilayah 1 ISMKI Vicha Annisa, kemudian PR. 1 Bidang Akademik Dr. Ir. Fahrurrozi, M.Sc dan terakhir sambutan Walikota Bengkulu, H. Helmi Hasan, S.E sekaligus secara resmi menutup kegiatan ini. Padatanggal 11 Mei 2013 merupakan hari terakhir di Bumi Rafflesia. Kegiatan di hari terakhir adalah City Tour yang dipandu secara langsung oleh Bujang Gadis Bengkulu 2012-2013. Dan City Tour diakhiri dengan menikmati lezatnya surabi Pak Azat sembari menikmati keindahan Sunset di Pantai Jakat Bengkulu. Setelah itu seluruh delegasi kembali ke penginapan untuk bersiap-siap kembali ke daerah masing-masing. Tepat pada pukul 20.00 WIB, seluruh delegasi secara resmi meninggalkan lokasi acara sekaligus berpisah dengan Bumi Rafflesia untuk kembali ke Institusi masing-masing delegas

SUDAH ADA UKDI TAMBAH INTERNSHIP, APAKAH MASIH BELUM DIANGGAP KOMPETEN? Oleh: Emirza Nur Wicaksono

Dokter sebagai salah satu profesi di bidang kesehatan terus melakukan perubahan dan perbaikan. Selama ini juga sepertinya profesi dokter selalu ditekan dan dikriminalisasi, seolaholah ketika dokter melakukan kesalahan dokter tersebut melakukan tindak kejahatan. Padahal profesi dokter itu profesi yang berbasis keilmuan yang rasional. Mengapa tidak ada tukang pijit, para tabib-tabib, atau pengobatan alternatif yang dituduh malpraktik? Padahal mereka melakukan itu tidak berdasarkan keilmuan, Lalu pakah profesi lain seperti pengacara, akuntan, arsitek, insinyur tidak pernah melakukan kesalahan? mengapa hanya dokter yang dikriminalisasi? Imbas dari kriminalisasi itu adalah diadakannya UKDI dan Internship, dokter indonesia dinilai pemerintah sudah tidak kompeten lagi. Berbagai upaya telah dilakukan seperti penataan kompetensi dokter Indonesia disertai uji kompetensi dokter Indonesia (CBT dan OSCE). UKDI (Uji Kompetensi Dokter Indonesia) adalah uji kompetensi yang harus ditempuh oleh dokter yang baru lulus dari Fakultas Kedokteran setelah menempuh pendidikan kedokteran sebagai syarat untuk menerima jabatan sebagai dokter. Selain UKDI upaya untuk menghasilkan dokter professional seperti perubahan kurikulum pendidikan kedokteran dan adanya UU Praktik Kedokteran dirasa belum cukup bagi pemerintah. Dokter yang dihasilkandari masa kuliah selama minimal 6 tahun ditambah sudah lulus uji kompetensi bagi pemerintah masih dirasa belum cukup kompeten, sehingga pemerintah melalui kementrian kesehatan meluncurkan permenkes no 299 tahun 2010 tentang internship agar mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia. Internship itu sendiri adalah suatu program magang bagi dokter yang baru menyelesaikan program pendidikan kedokteran dan lulus uji kompetensi yang bertujuan untuk menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif, mandiri, serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga 3

dalam rangka kemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan. Peserta Internship akan ditempatkan di Rumahsakit tipe C/D selama 8 bulan dan dipuskesmas selama 4 bulan. Memang setiap kebjakan pasti ada Pro dan Kontra yang bermunculan. UKDI dianggap merupakan langkah yang sangat baik dalam mengembangkan pengetahuan seorang dokter. Seorang dokter memang dituntut untuk terus meupdate ilmu pengetahuannya seiring berkembangnya jaman. Hal ini dianggap mampu menjamin kualitas seorang dokter dalam pengabdiannya kepada masyarakat dan Internship sendiri adalah sebagai pematangan dari kompetensi dokter yang sudah mereka dapat saat menjalani pendidikan kedokteran supaya kelak menjadi dokter yang mandiri dan berkualitas. Memang setiap kebjakan pasti ada Pro dan Kontra yang bermunculan. UKDI dianggap merupakan langkah yang sangat baik dalam mengembangkan pengetahuan seorang dokter. Seorang dokter memang dituntut untuk terus meupdate ilmu pengetahuannya seiring berkembangnya jaman. Hal ini dianggap mampu menjamin kualitas seorang dokter dalam pengabdiannya kepada masyarakat dan Internship sendiri adalah sebagai pematangan dari kompetensi dokter yang sudah mereka dapat saat menjalani pendidikan kedokteran supaya kelak menjadi dokter yang mandiri dan berkualitas. Kedua masalah pendidikan kedokteran di Indonesia. Sampai saat ini belum ada ketentuan baku yang menjelaskan tentang standard pendidikan kedokteran di Indonesia. Pendidikan kedokteran, baik kurikulum lama dan kurikulum berbasis kompetensi, sama-sama terbagi dalam dua fase klinik dan preklinik yang mengharuskan mahasiswanya untuk lulus dan kompeten. Terutama untuk fase klinik, mahasiswa diharuskan untuk lulus ujian masing-masing stase.


LAPORAN KHUSUS

EVENT ISMKI ;ROAD TO PUTRA PUTRI KESEHATAN ISMKI

Memang keadaan fakultas kedokteran di Indonesia tidak semuanya sama standarnya seperti fasilitas, isi kurikulum, dll. sehingga diperlukan suatu standardisasi. Ada beberapa yang masih memakai program lama, namun ada juga yang sudah memakai program baru, dan yang memakai program barupun setiap blok antar perguruan tinggi berbeda. Hal ini menjadi rancu karena jika memang standard yang disorot, maka sudah menjadi tanggung jawab negara untuk menyamakan standar kurikulum kedokteran, sehingga perlu ada kejelasan mengenai standar pendidikan kedokteran. Ketga tidak ada kejelasan dari dokter internship, dalam peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 1/KKI/PER/I/2010 tentang pelaksanaan program internship tidak ada satupun pasal atau bab yang membahas mengenai hak dan kewajiban dokter internship. Sebagai warga yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, dokter internship memiliki hak untuk mendapatkan upah yang layak, perlakuan yang layak, jaminan kesehatan, dan mendapatkan perlindungan hukum jika ada yang menyimpang dari yang seharusnya. Jaminan kesehatan selama internship sangat dibutuhkan mengingat dokter lebih terpapar terhadap penyakit sehingga rentan untuk terjangkit penyakit. Ada hak maka kewajiban juga turut menyertainya, kewajiban dokter internship harus diatur sedemikian rupa, mulai dari mengunakan seluruh pengetahuan dan keterampilannya dengan sebaik-baiknya, bertanggungjawab, hingga menjunjung tinggi hak dan kewajiban pasien. Apabila suatu saat hak dan kewajiban ini telah dibuat sedemikian rupa, hendaknya pelaksanaannya dapat diawasi sehingga meminimalisir adanya pelanggaran. Akibat tidak adanya kejelasan itu, banyak dokter PNS yang malas datang ke puskesmas karena sudah ada dokter Internsip. Dokter PNS yang bertugas di daerah tersebut seharusnya membimbing dokter internship bukan menyerahkan seluruh tanggungjawab pada dokter internship. Permasalahan juga muncul ketika dokter PNS menganggap dokter internship sama seperti koass maka seharusnya dokter PNS di daerah harus diberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai

dokter internship ini sebelum menerima dokter internship di daerah tersebut. Jelas ini sangat merugikan dokter internship. Walaupun memang terjadi penolakan sanasini, beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula Semarang mendukung penuh program internship dan UKDI yang diselenggarakan pemerintah, menurutnya UKDI dianggap untuk menguji kemampuan para calon dokter secara sebenarnya, karena jikalau semua dikembalikan ke fakultas kemungkinan subjektivitas itu ada dan maka dari itu UKDI diperlukan, sedangkan untuk internshipun sangat mendukung penuh program pemerintah itu. Sudah sebagai konsekuensi sebagai dokter. Mahasiswa FK Unissula tidak mempermasalahkan biaya hidup yang diterima, karena kita tahu sendiri, kita disumpah untuk mementingkan pasien. Menurut merekapun sebagai dokter janganlah terlalu materialistis dan membandingkan dengan penghasilan profesi lain, karena akan merendahkan martabat profesi dokter itu sendiri. Dari beberapa permasalahan yang sudah dipaparkan, pro dan kontranya juga sudah dipaparkan, sebenarnya apakah Indonesia sudah siap melaksanakan UKDI dan Internship dengan kondisi yang sudah dijelaskan sebelumnya? Yang perlu digaris bawahi dari beberapa masalah yang disampaikan diatas, apakah dokter dikatakan belum kompeten setelah menjalani pendidikan begitu lamanya minimal 6 tahun? Sehingga harus ditambah UKDI serta Internship? Mengapa harus ada UKDI kalau nanti emang ada Internship? Atau dapat dibalik mengapa ada UKDI ada kalau akhirnya internship. Jelas terlihat bahwa UKDI adalah ujian kompetensi dokter, sehingga otomatis lulus UKDI berarti dokter tersebut berkompeten tetapi mengapa seakan-akan kompetensi itu dipertanyakan dengan adanya internship? Ataukah sebenarnya apakah pemerintah ingin membatasi jumlah dokter dengan cara seperti ini? Semoga kedepan kedua program ini bisa di pertimbangkan kembali oleh pemerintah supaya kedepan kualitas dokter semakin professional di masa mendatang.

4

WILAYAH 4 013 Putra-Putri Kesehatan atau yang biasa disingkat PPK merupakan program baru di kepengurusan ISMKI Wilayah 4 Periode 2012-2013. Kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan pada bulan September 2013 dengan tuan rumah Universitas Brawijaya, Malang. Sesuai dengan visi ISMKI Wilayah 4 tahun ini yaitu ISMKI Wilayah 4 dapat menjadi wadah pergerakan dan pengembangan diri mahasiswa kedokteran yang aktif, masif, dan bermanfaat sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi serta sinergis dengan Nasional. Diharapkan adanya kegiatan Putra-Putri Kesehatan ini dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai ajang kompetisi mahasiswa kedokteran ISMKI Wilayah 4 dalam hal perwujudan pengabdian kepada masyarakat dengan menjadi seorang icon mahasiswa kedokteran yang dapat menginspirasi mahasiswa lainnya. 2. Sebagai sarana meningkatkan motivasi mahasiswa kedokteran dalam memperluas wawasan 3. Sebagai ajang latihan bagi generasi muda untuk tampil dalam forum publik 4. Sebagai sarana mempererat ikatan tali persaudaraan antar mahasiswa kedokteran Indonesia Beberapa institusi yang berada di naungan ISMKI Wilayah 4 sebelumnya telah melaksankan kegiatan serupa, seperti FK Universitas Udayana dengan 'Health Ambassador' dan FK Universitas Sam Ratulangi Manado dengan 'Putra-Putri Kesehatan'. Pada tanggal 7 April 2013 FK Universitas Jember juga mengadakan kegiatan serupa dengan

nama kegiatan 'FK UJ Ambassador 2013'. FK UJ Ambassador 2013 adalah sebuah event pencarian insan yang pantas guna merepresentasikan bagaimana mahasiswa FK UJ. Acara ini diadakan juga untuk mencari kandidat yang nantinya akan dikirimkan pada acara ISMKI Wilayah 4 yaitu PPK. Acara diselenggarakan dengan sangat meriah dengan juri – juri yang profesional di bidangnya masing – masing, salah satu jurinya adalah Vardian Mahardika selaku Sekretaris Wilayah 4 ISMKI. Tidak hanya soal pengentahuan umum, kemampuan akademis serta bakat tertentu juga dibutuhkan untuk menjadi seorang duta FK UJ. Acara semakin meriah dengan diadakannya pertunjukan bakat dari masing – masing peserta. Acara ini baru pertama kali diadakan di FK UJ, namun sudah sangat meriah dan dijalankan dengan penuh suka cita.

Juri : dr. Rosemarini, Sp. KK. ibu Rini dari Psikologi Unmuh Jember Vardian Mahardika dari ISMKI Wilayah 4 (Sekwil) Nama Pemenang : Pria :Duta gigih P Wakil Wakil Wanita : Duta Istri Eka Putri Wakil Wakil

13

: Bagas 1 : Ivan 2 : Febrian Naufaldy : Anak A. 1 2

: Fillah : Silva


EVENT ISMKI

OPINI

STANDARISASI ITU PERLU dr. I Made Sudarmaja, M.Kes Kesehatan merupakan kebutuhan yang mutlak dimiliki oleh setiap manusia. Dalam rangka penyelenggaraan kesehatan tentunya dilibatkan berbagai komponen yang mendukung terselenggaranya kesehatan tersebut meliputi adanya tenaga kesehatan, lingkungan yang sehat dan keinginan juga kemauan untuk sehat. Komponen-komponen tersebut tentunya saling bersinergi dalam tujuannya mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi. Salah satu komponen yang juga menjadi kunci tercapainya sehat ialah tenaga kesehatan. Seperti yang kita ketahui dalam upaya mencapai hidup yang sehat dan terhindar dari penyakit kita melewati tiga tahapan pencegahan yakni pencegahan primer,sekunder dan tersier. Pada tahap primer sendiri lebih menekankan adanya tindakan preventif sebelum akhirnya kita terpapar penyakit. Jika ternyata tahapan primer terlewati maka kita akan memasuki tahap sekunder, pada tahapan ini pengobatan dan terapi merupakan tindakan yang diperlukan dalam upaya mencapa sehat. Tahapan yang terakhir yakni tersier, dengan pengadaan konseling, rehabilitasi atau pengadaan fasilitas. Disebutkan bahwa dalam tahapan sekunder terdapat tindakan terapi dan pengobatan. Dalam hal ini tentunya peran tenaga kesehatan meliputi dokter maupun perawat sangatlah diperlukan. Berbicara mengenai tenaga kesehatan khususnya dokter, tentu saja dokter merupakan tokoh yang terdepan dalam tindakan yang berkaitan dengan pengobatan dan penyembuhan pasien. Lalu pertanyaannya, sudahkah para dokter kita memiliki kompetensi yang memenuhi standar ? Sesuai dengan UU Kedokteran No 29 tahun 2004, menyatakan bahwa seorang dokter dan dokter gigi perlu memiliki surat tanda registrasi dokter untuk bisa melakukan praktik. Untuk memperoleh surat tanda registrasi tersebut maka diperlukanlah beberapa persyaratan termasuk diantaranya adalah memiliki sertifikat kompetensi dan sertifikat ini diperoleh melalui sebuah uji kompetensi yang kita kenal dengan UKDI. Sejak awal mula pelaksanaannya pada Agustus 2007, UKDI yang pelaksanaannya setiap tiga bulan sekali banyak menuai pro dan kontra. Tidak sedikit yang beropini bahwa UKDI hanyalah kegiatan yang sia-sia, menguras biaya, dan bahkan melecehkan para dosen fakultas kedokteran. Ditemui di sela-sela kesibukannya

12

5

di kantor bagian parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. I Made Sudarmaja, M.Kes juga turut memberikan opininya mengenai UKDI. Sebagai implikasi dari penerapan UU Praktik Kedokteran, maka diadakanlah UKDI yang berguna sebagai standarisasi kompetensi serta penyeragaman pendidikan para dokter di seluruh Indonesia dan sampai saat ini sudah berjalan 24 kali. Pada awalnya UKDI hanya berupa tes tertulis biasa sampai akhirnya kini menggunakan sistem CBT (Computer Based Test). Untuk soalnya sendiri, dibuat oleh masing-masing fakultas kedokteran yang nantinya dikirim ke AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) yang memiliki 6 wilayah. Setelah dikirim ke wilayah, disanalah akan disaring lagi 200 soal untuk try out dan setelah 1200 soal dikumpulkan dari semua wilayah akan dikirim ke Komite Bersama UKDI di pusat yang nantinya disaring lagi dan dipilih 200 soal yang akan digunakan sebagai soal UKDI nantinya. Menanggapi banyaknya statement negatif mengenai UKDI dr.Sudarmaja sendiri beranggapan bahwa pro dan kontra wajar saja terjadi dalam setiap keputusan, menurut beliau akreditasi saja tidak cukup digunakan sebagai indikator kompetensi mahasiswa tersebut. Fakultas kedokteran dengan akreditasi A pun tidak menjamin semua mahasiswanya dapat melewati UKDI dengan baik atau memenuhi standar nilai, dan tidak berarti juga fakultas kedokteran dengan akreditasi C tidak memiliki mahasiswa yang kompeten maka dari itulah sangat diperlukan adanya sebuah ujian sebagai standar. Long life learning, setelah dinyatakan berkompeten tentunya tidak hanya sampai disitu saja, seorang dokter tentu harus aktif dalam mengupdate ilmunya. Dokter yang dikatakan berkompeten pun jika tidak meng-update ilmunya maka tentu saja ia menjadi tidak kompeten, maka dari itu diterapkan kewajiban mengumpulkan SKP selama lima tahun sekali yang sekaligus memicu para dokter untuk terus memperbaharui ilmu mereka baik itu melalui seminarseminar, menangani pasien dan lain-lain. Memang, sebuah ujian saja tidak dapat mengukur kompetensi dari dokter itu sendiri maka dari itu diperlukan pengalaman dalam praktik-praktik nya dan ditambah dengan adanya ujian OSCE, namun sampai saat ini hasil OSCE belum digunakan sebagai penentu kelulusan.


ORGANISASI

OPINI Tidak lulus UKDI bukanlah alasan para dokter untuk tidak bekerja, mereka hanya tidak diperkenankan melakukan praktik yang bersentuhan dengan pasien, karena masyarakat pun butuh rasa aman dan percaya terhadap dokter yang nantinya akan menangani mereka menurut paparan dari dr.Sudarmaja yang kini sedang menempuh pendidikan S3 nya. Terlepas dari permasalahan UKDI, setelah menempuh ujian kompetensi ini para dokter harus menjalani proses yang dinamakan internship. Hampir sama dengan UKDI, internship menuai banyak opini dan protes. Mengapa intership tetap dilaksanakan sedangkan di sisi lain para dokter yang sudah lulus UKDI telah memiliki sertifikat yang berarti menyatakan bahwa mereka berkompeten ? Kembali dr.Sudarmaja menyatakan jika internship sangatlah perlu untuk para dokter meskipun mereka sudah lulus UKDI, mengapa demikian? Beliau melihat intership ini sebagai suatu proses pemahiran. Darimana para dokter muda akan mendapat pengalaman pratik jika tidak melalui internship? Seperti yang kita tahu sendiri saat menempuh koas para calon dokter belum diperkenankan untuk menangani pasien tanpa didampingi oleh seniornya. Praktik-praktik yang diperoleh selama masa pendidikan pun tentunya belum cukup, semasa internshiplah mereka akan banyak mendapat pengalaman yang nantinya akan menjadi

6

pengetahuan dan ilmu baru bagi mereka. jika banyak kita dengar mengenai pihak-pihak yang mempermasalahkan gaji atau hak yang sedikit diperoleh dari internship, dr.Sudarmaja sendiri menyatakan kurang sependapat dengan pernyataan tersebut. Menurut beliau sendiri, internship ada pada fase antara bekerja dan sekolah. Mereka tidaklah memperoleh gaji karena tidak bisa digolongkan sebagai pekerja, namun lebih tepatnya mereka hanya memperoleh tunjangan atau bantuan biaya hidup. Pemahiran merupakan kata kunci dari internship itu sendiri, maka salah jika ada pendapat mengenai gaji para dokter internship. Hampir di seluruh negara pun melaksanakan internship, menurut dr.Sudarmaja jika kita ingin memasuki persaingan global maka lakukanlah internship. Beliau pun sempat mengumpulkan pendapatpendapat para dokter internship di wilayah Bali, dan ratarata hampir semua dari mereka merasa senang menempuh internship. Di akhir wawancara, dr.Sudarmaja berharap pendidikan kedokteran dapat sesuai dan mengikuti SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia) , mempertegas lagi pelaksanaan UU Praktik Kedokteran yang digunakan sebagai acuan dalam pendidikan kedokteran itu sendiri sehingga nantinya Indonesia akan dapat mencetak dokter-dokter yang berkompeten di bidangnya

HOME (HOUSE OF MERCY) RUMAH UNTUKMEREKA YANG TERLUPAKAN Oleh: Reaya Sany

HOME (House of Mercy) menghimbau semua suku, agama, ras dan golongan untuk bekerja-sama dalam membangun Indonesia. Jangan melihat sisi perbedaan yang dapat memisahkan kita tapi mari kita melihat tujuan mulia yaitu demi untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa ini. Kalau bukan kita siapa lagi yang peduli dengan pendidikan dan perbaikan gizi anak-anak dari keluarga prasejahtera. Tidak usah menuntut dan menyalahkan pemerintah tapi mari kita lakukan sesuatu bagi anakanak di bangsa ini. HOME (House of Mercy) adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh Dewa Klasik Alexander pada tanggal 14 Februari 2009. HOME memiliki tujuan sosial yang berfokus pada pendidikan serta bantuan kesehatan, ekonomi, lingkungan dan kegiatan sosial kepada masyarakat pra sejahtera serta masyarakat yang tinggal di daerah kumuh, terutama yang berada di daerah yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah maupun organisasi/lembaga sosial lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, saat ini HOME memiliki 2 base camp, yang pertama berada di Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara sedangkan yang kedua berlokasi di Grogol. Terdapat tiga orang pengurus full-timer yang merupakan pengurus inti di HOME. Mereka adalah Yudith Arselan, Ervana, dan Stevanus David. Ketiga full-timer ini memilih meninggalkan pekerjaan mereka untuk lebih menfokuskan diri di HOME walaupun mereka tidak mendapatkan bayaran. Selain full timer, terdapat juga part timer yang ikut berpatisipasi untuk mengajar anak-anak di luar jam kuliah atau jam kerja yaitu Harry Dkarf, Alain Frost, July, David Joentak, Rusia, Monik dan Audie Rahayu. HOME memiliki beberapa program untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Program-program tersebut adalah HOME School of Life, Love and Care Outreach, Orang Tua dan Kakak Asuh. HOME School of Life adalah bimbingan

belajar gratis, yang mengajarkan IT, Leadership, Attitude, Enterpreneurship, Matematika, Bahasa Inggris, Ketrampilan dan mata pelajaran lainnya yang dibutuhkan. Jumlah anak didik sampai saat ini yang mengikuti program tersebut berjumlah lebih dari 200 anak dengan rentang usia usia 4-17 tahun. Love and Care Outreach merupakan suatu program untuk bersosialisasi dan bergaul dengan masyarakat miskin yang tinggal di daerah kumuh. Orang Tua dan Kakak Asuh merupakan program yang terselenggara atas partisipasi dari mereka yang mau menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk membantu anak-anak yang membutuhkan bantuan secara moril dan finansial. Selain dari ketiga program di atas, HOME juga turut aktif membantu anak-anak yang putus sekolah untuk dapat kembali melanjutkan sekolah mereka dan anak-anak dari keluarga miskin di setiap tahun ajaran baru, membantu para janda miskin dan keluarga yang tidak mampu. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan melatih kewirausahaan masyarakat sekitar, HOME juga berupaya untuk menyediakan modal usaha dan memperlengkapi dengan pembinaanpembinaan kepada anak-anak jalanan dan pengangguran. Kemudian, ada juga fellowship dan share bagi setiap team yang berkomitmen untuk ikut andil dalam HOME. HOME merupakan sebuah contoh tindakan konkret dari anak muda yang mau peduli terhadap sesama dan lingkungannya. Lewat HOME, mereka berusaha untuk memperbaiki kualitas kehidupan di sekitar mereka walaupun membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. Facta non verba. Actions speak louder than words

11


TEKA-TEKI

PROFIL dari Universitas Gajah Mada

CURICULLUM VITAE

?

1998, lulus pendidikan Strata 2 Master Manajemen Pelayanan Kesehatan dari Universitas Gajah

1

2

3

4

5

6

7

8

Mada Riwayat Pekerjaan

9

:

10

11

12

?

1987 – 1993 bekerja sebagai 13

14

Kepala Puskesmas di Puskesmas Oesao, Kupang Timur ?

15

1998 – 2003 bekerja sebagai Kepala Bidang Pelayanan di

18

19 21

24 26

22

23

25 27

Manggarai Barat

Nama MMR., MMPK.

: dr. Sangguana M. J. Koamesah,

Tempat Tanggal Lahir

: Kupang, 16 Oktober 1961

Direktur Bidang Pelayanan di

: Jl. Air Lobang III Sikumana, Kupang - NTT

Rumah Sakit Prof. W. Z. Yohanes

28

?

Riwayat Keluarga :

2003 – 2008 bekerja sebagai Wakil

29 31

30 32

Kupang ? ?

Istri

: dr. Idawati Trisno

?

Anak

2008 – 2010 bekerja sebagai Kepala Bidang P2MDL di Dinas

(menikah tahun 1991)

Kesehatan Provinsi Nusa

:

Tenggara Timur 1.

Y o s u a

?

Koamesah 2.

3.

D a v i d

Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana

J e r e m i

Kupang

Koamesah 4.

2008 – sekarang bekerja sebagai Dosen Luar Biasa di Fakultas

Koamesah

?

G r a c e

2010 – sekarang bekerja sebagai Dosen dengan tugas tambahan

Koamesah Riwayat Pendidikan

17

20

Rumah Sakit Kabupaten

Alamat Rumah

16

sebagai Pembantu Dekan 1 di

:

Fakultas Kedokteran Universitas ?

1987, lulus pendidikan dokter

Nusa Cendana Kupang

umum dari Fakultas Kedokteran di Universitas Brawijaya, Malang ?

1997, lulus pendidikan Strata 2 Master Manajemen Rumah sakit

10

Mendatar 1. Efek samping dari kortikosteroid jangka panjang 5. Sendi (inggris) 9. Gas yang keluar dari lubang anus 11. Mata Kanan 12. Sifilis 13. Setelah Makan (Istilah dalam penulisan resep obat) \ 14. Putih \ 15. Cairan kental yang keluar saat batuk 17. Intravena 18. Mengerti 20. Yang dihasilkan oleh pita suara 21. Orang awam menyebutnya dengan asam urat 24. Tetralogy of Fallot 25. Immunoglobulin 26. Besi 27. Salah satu jenis pemeriksaan saraf untuk memeriksa koordinasi dan keseimbangan 28. Loa (ulang) 29. Internasional Unit 30. Antigen 31. Tingkat keadaran dengan nilai Glasgow Coma Scale =3 32. Salah satu jenis parasit

7

Menurun 1. Salah satu bagian dari suatu saraf (serabut) 2. Osteoarthritis 3. Nama depan menteri kesehatan RI sekarang 4. Bengkak seluruh tubuh 6. Salah satu bagian dari faring 8. Nitrit Oxide 10. Natrium 22. Memasukkan melalui mulut 23. Pengelompokkan korban saat bencana 25. Salah satu faktor yang mempengaruhi epidemiologi Hepatitis A


PROFIL

PROFIL KEBERHASILAN SEORANG DOKTER

dipertanggungjawabkan. Kalau bukan sekarang di dunia maka Supply injuce demand tentang penggunaan alat-alat Bagaimana melaksanakan panggilan hidup sebagai Motivasi dibutuhkan oleh setiap orang, termasuk

dokter?.

mahasiswa Fakultas Kedokteran. Belajar di Fakultas

Menjadi dokter yang berintegritas tidak mungkin

Kedokteran terkadang terasa berat, jenuh dan perlu kerja keras

didapat begitu saja, tetapi harus dilatih dan dibina sejak masih

dan belajar ekstra, oleh sebab itu keberhasilan dalam belajar

mahasiswa. Sehingga saya meyakini itu sebagai anugerah.

juga ditentukan oleh motivasi kita. Motivasi bisa baik dan

Menurut saya, sekarang profesi dokter bisa dengan mudah

buruk, bisa datang dari dalam atau luar seseorang, dan

ditumpangi oleh kepentingan-kepentingan bisnis, jika seorang

motivasi sebelum dan sesudah belajar juga bisa berubah.

dokter tidak berintegritas, maka sangat membahayakan pasien

Spektrum edisi ini kami dari Nervi mengangkat profil

atau profesinya.

dr. S. M. J. Koamesah, M.MR., M.MPK. Sosok yang penuh

Dalam dunia manajemen kesehatan dikenal yang

karisma, rapi dan sangat disegani dosen maupun mahasiswa

namanya supply injuce demand, yang artinya dokter

ini akan berbagi mengenai motivasi saat menjadi mahasiswa

meningkatkan kebutuhan pasien untuk hal-hal tertentu. Supply

kedokteran dan setelah menjadi dokter.

Injuce Demand dapat terjadi jika dokter tidak memiliki integritas dan rasa tanggung jawab akan profesinya. Misalnya

Bagaimana ukuran keberhasilan seorang

oleh perusahaan obat, mereka datang dan mengatakan, “Pak,

dokter?

tolong pakai obat kami karena obat ini manjur”. Kalau dokter

Ketika menjadi dokter, kita harus sadar bahwa itu

yang berintegritas maka dia akan bertanya, “Kita lihat dulu

merupakan panggilan hidup. Bagi saya, dokter yang berhasil

hasil penelitian/fakta atau buktinya mana?”. Tetapi kalau

adalah dokter yang melaksanakan profesinya sesuai dengan

dokter yang tidak berintegritas maka walaupun dia tidak

panggilan hidupnya. Hal ini sangatlah penting karena menurut

mendapati bukti kemanjuran obat ini tetapi karena perusahaan

kacamata saya, sekarang banyak dokter yang salah

obat mengatakan bahwa “Nanti kalau bapak pakai obat kami

mendefinisikan kesuksesan profesinya dan menganggap

maka setiap jumlah obat yang dipakai ada royaltinya buat

materi sebagai ukuran keberhasilan hidupnya. Misalnya, buat

bapak; setiap bulan ada laporan dari apoteker tentang jumlah

sebagian dokter sukses itu kalau sudah menjadi kaya raya atau

resep yang masuk dan nanti pada sekian bulan, bapak dan

memiliki nama besar dan menduduki berbagai macam jabatan

keluarga bisa liburan keluar negeri atau nanti kami berikan

yang tinggi. Tetapi bagi saya dokter

berhasil karena

mobil atau hal lain yang bapak inginkan.” Hal inilah yang

melaksanakan panggilan profesionalnya dengan baik dan

membuat dokter memutuskan menggunakan obat tersebut

benar. Menjadi dokter adalah anugerah yang tentunya

sehingga walaupun pasien tidak membutuhkan obat itu, ia

memiliki tujuan khusus. Oleh karena itu, kita harus

tetap meresepkannya dengan berbagai alasan.

merenungkan tujuan itu dan menjalaninya, itulah

yang setiap kali dipakai dalam pemeriksaan, dokter dapat

menurut keyakinan saya akan dipertanggungjawabkan di alam yang lain.

mengatakan ke pasien kalau penyakitnya perlu di CT-scan.

Saya ingin menegaskan, hanya orang-orangyang

Padahal sebenarnya pemeriksaan itu tidak perlu dengan tujuan

memilik integritas dan rasa tanggung jawab tehadap panggilan

supaya dokter dapat royalti, atau misalnya pasien hanya

hidupnya yang bisa mnjadi dokter yang berhasil. Tanpa itu

dirawat 3 hari sudah cukup tetapi dibuat menjadi 1 minggu

semua, dokter dengan mudahnya terjerumus dalam godaan

dengan berbagai alasan. Atau pasien disuruh check-up di

yang dapat merugikan orang lain dan profesinya, mengingat

tempat praktek dokter setiap minggu agar pasien jadi ATM

profesi dokter dapat dijadkan lahan bisnis.

buat dokter karena setiap kunjungan pasti membayar.

Terakhir, apa pesan dokter Bobby buat mahasiswa

Ada lagi yang namanya supply rejuce demand yang

kedokteran agar menjadi dokter yang berhasil?

artinya menurunkan kebutuhan pasien yang sebenarnya

Pesan saya bagi mahasiswa FK yang sekarang,

sangat dibutuhkan pasien. Hal ini mungkin dilakukan oleh

mumpung belum tercemar, renungkan baik-baik panggilan

dokter yang bekerja di RS pemerintah, karena tarifnya murah,

atau kesempatan terpilih menjadi calon dokter supaya nanti

misalnya kalau ada pasien yang harus operasi usus buntu di RS

dapat menjadi dokter yang berhasil yang melaksanakan

pemerintah, dia mendapat honor Rp200.000 tetapi di RS

panggilan profesionalnya dengan benar dan sesuai dengan

swasta dia mendapat honor Rp2.000.000. Akibatnya, banyak

rencana yang dititipkan Tuhan dalam dirinya.

pasien yang datang berobat ke RS pemerintah, pasiennya diakalin/dikibulin. Dia juga dapat mengatakan bahwa “operasi disini hanya mampu dua kali dalam sehari”, dengan tujuan supaya sisanya yang banyak itu diarahkan ke RS swasta. Dokter seperti ini dengan sengaja menurunkan permintaan pelayanan yang dapat dikerjakan di RS pemerintah. Contoh lain di RS harusnya masuk jam 8, dia justru masuk jam 11 dan jam 1 atau bahkan jam 12. 30 sudah pulang sehingga yang harusnya dapat mengerjakan banyak operasi hanya bisa dikerjakan 2 operasi saja. Begitu juga di poliklinik dia membuat agar prosedur pelayanan semakin sulit sehingga orang jadi malas dan pergi ke praktek sore, bahkan dia menyuruh perawat untuk mengatakan kalau ada yang pasien yang mencarinya diarahkan ke praktek sorenya. Semua ini hanya akal-akalannya saja dan tentu harus

keberhasilan sesungguhnya.

8

9


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.