Spektrum Edisi Februari 2015

Page 1

SPEKTRUM Laporan Utama :

KIS DAN JKN

Mana yang Lebih Sakti ?

LAPORAN KHUSUS :

KIS, MURNI UNTUK MENJADIKAN INDONESIA LEBIH BAIK ATAU ..... ?!


DARI REDAKSI

SALAM REDAKSI

Assalamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah karena atas karuniaNya SPEKTRUM Edisi Februari 2015 berhasil diterbitkan. SPEKTRUM kali ini mengangkat tema KIS Vs JKN, yang masih menjadi isu yang hangat diperbincangkan di kalangan kedokteran saat ini. Terimakasih kepada BPN ISMKI dan anggota magang serta pengurus LPM Sinovia atas kerjasamanya mengolah majalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Informasi yang ada dapat memediasi komunikasi yang sehat. Salam Jurnalistik !

REDAKSI SPEKTRUM

Plt. Direktur Utama Iqbal Maulana Malik

Direktur Utama Terpilih Iqbal Maulana Malik Sekretaris Umum Andi Wali Syafaat Plt. Bendahara Umum Siqbal Karta Asmana Kadiv Spektrum Emirza Nur Wicaksono, S.Ked Kadiv Interna Siqbal Karta Asmana Kadiv Eksterna Rezita Oktiana Rahmawati

DAFTAR ISI Dari Redaksi Apa Kata Mereka Laporan Utama Laporan Khusus Opini Profil Informasi Kesehatan Ethnomedicine ISMKI dan Organisasi Introduce Us Info Lokal Pengembangan Diri Hiburan

Kadiv Danus Wahyu Ihsan

1 2 3 7 10 12 15 17 19 25 27 29 31

1 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

Kadiv Litbang Ong Reaya Sany

REDAKSI SINOVIA Pemimpin Umum Awaluddin Andhy Mulyadi Pemimpin Redaksi Robby Wiranata Wijaya Sekretaris Umum Hadi Triyadi Bendahara Umum Anggie Syamsuddin Tim Rubrik Aisyah Nauli Sihotang Awaluddin A Mulyadi Reny Amaliah Tim Desain Layout Aisyah Nauli Sihotang


APA KATA MEREKA Telah kita ketahui, bahwa Presiden Joko Widodo telah meluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai jaminan kesehatan pada bulan November lalu. Disisi lain, pada awal tahun 2014, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baru saja diberlakukan dan masih belum optimal pelaksanaannya. Hal itulah yang menjadi Pro Kontra, Menurut kalian pemerintah perlu tidak, mengganti JKN menjadi KIS?

Santhy Annisa FK Universitas Muhammadiyah Palembang 2011 “Menurut saya sih tidak perlu-lah JKN berubah nama menjadi KIS, cukup dengan mengoptimalkan JKN yang sudah ada saja, maka dengan sendirinya masyarakat yang menyandang masalah kesejahteraan sosial sudah termasuk kedalam JKN, mengingat JKN harus merata dalam 4-5 tahun kedepan. Upaya KIS agar bisa lebih efektif dari JKN, mungkin akan memakan waktu yang lama karena merubah suatu sistem bukanlah hal yang mudah, perlu adaptasi, dan akan memakan waktu lebih lama lagi untuk membiasakanya. Sedangkan jika kita memanfaatkan dan mengoptimalkan JKN yang ada sekarang maka 90% tingkat keberhasilan akan diraih untuk mencapai Indonesia yang lebih sehat”

Bethari Bunga Prabaswari FK Universitas Islam Sultan Agung 2012

Nindy Pratami Husain FK Universitas Sam Ratulangi 2011 “Yang saya tahu, KIS mengcoverage penduduk yang tidak dicover oleh JKN, karena JKN hanya mengcover penduduk yang sudah terdaftar di kartu keluarga, memang tujuan dari kedua program pemerintah ini sama, untuk mengatasi masalah kesehatan, tapi beda, JKN lebih ke kuratif sedangkan KIS lebih ke preventif, jadi kalau dibilang perlu ganti nama ya perlu, walaupun hanya sebuah simbolisasi tetapi dapat mewakili fungsinya, lalu supaya KIS bisa lebih efektif dari JKN, pengelolaan dan pendataannya harus betul-betul real dan diawasi dengan baik, bisa mengcover semua golongan penduduk tanpa terkecuali, kuratif dan preventif harus sinergis, kalau bisa preventifnya didahulukan, kan kalau jalan bisa memperkecil kuratifnya”

Karena tidak ada perbedaan signifikan antara JKN-KIS dan menurut saya karena JKN-KIS sama-sama untuk mencapai Universal Health Coverage, tidak perlu ada perubahan nama, hanya karena KIS adalah program terusan dari KJS saat Presiden Jokowi menjabat Gubernur Jakarta. Saya sangat mengapresiasi kabinet kerja dengan program KIS-nya, tapi JKN kan sudah digodok sejak lama dan baru diterapkan awal 2014 lalu. Tolonglah dihormati dulu, jangan karena beda pemerintahan ganti nama program kerja yang intinya sama saja sebenarnya. Waste of time, Waste of money, supaya efektif, publikasinya harus menyeluruh, jangan kesiapan tenaga medis, UU, fasilitas baru digodok tiba-tiba disahkan, masih terlalu prematur itu” SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 2


LAPORAN UTAMA

KIS DAN JKN, MANA YANG LEBIH “SAKTI�? Arifinnanda Auliya Ardhi (FK Universitas Trisakti 2014), Emirza Nur Wicaksono, S.Ked. (FK Universitas Islam Sultan Agung 2010), Hasyyati Immanina (FK Universitas Andalas 2013) Sehat adalah keadaan sejahtera jasmani, rohani, dan sosial. Sehat merupakan kebutuhan setiap manusia, tanpa mengenal strata, suku bangsa, agama, dan umur. Setiap orang berhak untuk hidup sehat dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Dengan APBN untuk kesehatan yang belum memenuhi target dan mengingat biaya yang dibutuhkan pada pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif cukup tinggi, maka pemerintah meluncurkan jaminan sosial bidang kesehatan dimana salah satu asasnya adalah gotong royong. Program ini diharapkan menjadi solusi tepat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Dewasa ini, di Negara maju terutama Jerman, Inggris, Amerika pembiayaan melalui asuransi merupakan jalan yang ditempuh dari masalah pembiayaan kesehatan yang ada. Asuransi yang bersifat komersial dan membuka peluang persaingan merupakan bentuk asuransi kesehatan di Amerika yang bisa dikatakan kurang berhasil karena hanya mencakup 70% penduduk karena partisipasi masyarakat menjadi terpecah-pecah. Di Inggris karena peran pemerintahnya yang sangat besar dengan keadaan keuangan Negara yang memungkinkan

membuat asuransi kesehatan di Negara ini bisa dibilang cukup berhasil. Sedangkan di Jerman karena premi dibayar secara proporsional berdasarkan persentasenya membuat jaminan kesehatan di sana dianggap lebih baik. Pada intinya, usaha asuransi yang dilakukan berbagai Negara ini merupakan usaha untuk menjamin hal-hal yang menjadi kebutuhan dasar rakyat Negara tersebut. Lalu apa kabar dengan asuransi kesehatan di Indonesia ? Presiden Joko Widodo telah meluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada 3 November 2014. Rencana usulan perbaikan sistem dan nama jaminan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yakni Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi Kartu Indonesia Sehat, diklaim bisa menjadi lebih baik dan menyempurnakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang sudah diterapkan kurang lebih selama 1 tahun ini.. Banyak warga yang bertanya-tanya soal kegunaan KIS karena sudah ada program-program jaminan kesehatan lainnya, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan khusus untuk wilayah DKI Jakarta, sudah ada Kartu Jakarta Sehat (KJS).

3 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

KIS tidak mengubah fungsi kartu lain seperti ASKES, Jamkesmas dan BPJS Kesehatan. KIS justru akan memberi tambahan manfaat dari program sebelumnya layanan preventif, promotif dan deteksi dini yang akan dilaksanakan secara lebih intensif dan terintegrasi. Adapun Kartu Asuransi Kesehatan(ASKES), Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Kartu JKN-BPJS Kesehatan, KJS, e-ID BPJS Kesehatan yang selama ini sudah dipakai masih tetap berlaku dan dapat dipergunakan untuk mendapatkan Jaminan Kesehatan. Untuk peserta baru yang berasal dari fakir miskin dan tidak mampu, secara bertahap akan diterbitkan KIS.Jadi, masyarakat ekonimi bawah yang dulu terdaftar di Jamkesmas, sekarang terdaftar di Kartu Indonesia Sehat. JKN dan KIS datanya dari BPJS dan semuanya satu pintu. Jadi bisa dipastikan tidak akan terjadi kepemilikan ganda atas sebuah kartu oleh seorang warga. Bila seseorang telah memiliki kartu BPJS maka secara data ia tidak mungkin bisa memperoleh KIS. Kecuali terjadi penggandaan data yang disengaja sehingga mengakibatkan seseorang bisa memiliki kartu jaminan kesehatan lebih dari satu. JKN dan KIS itu kartunya,


LAPORAN UTAMA pelaksananya BPJS. Selanjutnya, kedepan semuanya akan dilebur jadi satu menjadi KIS. Artinya, Kartu Indonesia Sehat ujung-ujungnya hanya berakhir pada sebuah pencitraan ganti kulit atas Program BPJS yang sudah berjalan khusus bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan dengan iuran yang dibayar oleh Pemerintah. Sementara ini, pengguna KIS adalah pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Pada tahap selanjutnya, BPJS akan mendata seluruh kalangan masyarakat yang berhak memperoleh KIS dan membagikan KIS secara bertahap. Dari deskripsi diatas, satu hal yang perlu menjadi perhatian kita, apakah sebenarnya tujuan dari perubahan program JKN menjadi KIS? Jika hanya bertujuan untuk menyempurnakan dan memperbaiki sistem JKN, mengapa tidak program JKN saja yang disempurnakan dan terus dibenahi? Tentunya kita tahu bahwa setiap program yang dijalankan harus melalui masa penyesuaian dengan segala kekurangan dan keluhan. JKN yang sudah dilaksanakan selama setahun terakhir ini saja masih mengalami hambatan dan kendala di sana-sini, apalagi KIS yang baru berjalan beberapa bulan. Selain itu, perbaikan sistem dan peningkatan layanan fasilitas kesehatan harus lebih ditingkatkan. Tentunya kita tidak boleh menutup mata atas hambatan dan kesulitan

petugas layanan kesehatan dalam menerima pasien yang masih tetap saja “menumpuk� di rumah sakit tersier. Belum lagi keluhan masyarakat yang tidak mendapatkan layanan kesehatan yang memuaskan dari petugas layanan kesehatan. Pada dasarnya, KIS dan JKN adalah program-program yang berada di bawah koordinasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dibentuk oleh Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2004 dan Tahun 2011. JKN merupakan program jaminan kesehatan yang diterapkan secara nasional dan ditangani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jangkauan JKN terbatas pada keluarga miskin, bukan untuk perseorangan. Sedangkan Sedangkan KIS merupakan program Presiden Joko Widodo yang menampung kelompok masyarakat yang belum terdata di JKN. Adapun kelompok yang belum terdata di JKN dan masuk dalam program KIS sebanyak 86,4 juta jiwa. Perbedaan lain yang mendasar antara JKN dengan KIS ada pada programnya. KIS memiliki tambahan program yakni preventif (pencegahan), seperti imunisasi. Sementara JKN lebih kepada upaya kuratif atau pengobatan. Munculnya KIS juga akan memperbaiki sistem portabilitas, dimana setiap orang berhak mendapatkan jaminan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia dan tak lagi bersi-

fat kedaerahan. Perlu diketahui bahwasanya JKN belum menjangkau layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Jika seseorang telah terdaftar menjadi peserta BPJS di satu daerah, maka ia tak akan bisa menggunakan kartu JKN diluar dari daerahnya. Dengan adanya KIS, kartu tersebut diklaim dapat melayani kesehatan masyarakat dan bisa diberlakukan di seluruh wilayah Indonesia dan diharapakan dengan sistem jaminan sosial yang telah ada kebutuhan dasar hidup bagi setiap masyarakat dapat menjadi leih baik. Karena kita tahu adanya pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena sakit, apalagi tergolong penyakit yang berat yang menuntut stabilisasi rutin, seperti hemodialisa atau biaya operasi yang sangat tinggi yang diyakini berpengaruh pada penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri sendiri maupun keluarga. Karena hal tersebutlah dapat disimpulkan kesehatan tidak bisa digantikan dengan uangsehingga munculah program penyempurna yang diharpak tidak menyusahkan dikemudian hari sehingga kesehatan dapat merata disemua kalangan. Setelah membahas perbedaan KIS dan JKN diatas, KIS dan JKN ternyata memilik banyak persamaan, adapun persamaan KIS dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 4


LAPORAN UTAMA “Munculnya KIS juga akan memperbaiki sistem portabilitas, dimana setiap orang berhak mendapatkan jaminan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia dan tak lagi bersifat kedaerahan.” kan dana tersebut sudah dianggarkan dari APBNP 2014 karena ada indikasi bahwa APBN diubah untuk menyesuaikan degan prongram Jokowi, ada yang mengatakan bahwa itu berasal dari dana CSR BUMN, ada yang mengatakan dana berasal dari pengalihan subsidi BBM. Karena tak lama setelah peluncuran KIS tersebut, harga BBM naik dengan dalih pengalihan subsidi dari konsumtif ke produktif, salah satu pengalihannya ke kesejahteraan sosial masyarakat. Karenanya melalui pengalihan subsidi tersebut, pemerintah akan mengalihkan dana-dana tersebut untuk masyarakat yang tidak mampu. Perlu diketahui bersama, anggaran untuk subsidi bbm adalah 300 Triliun per tahun. Jika 100 Triliun tidak untuk kartu sakti, setidaknya msh ada 200 Triliun yang belum diungkap. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan bahwa sumber pendanaan KIS yang merupakan salah satu program kartu sakti Presiden Joko Widodo itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)2015karena terdapatindikasi bahwa APBN mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan program pemerintahan baru dan beliau bapak Jusuf Kalla 5 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015 - Alur pengobatan KIS sama dengan BPJS dengan menggunakan puskesmas. Bila ada rujukan dapat dilanjutkan ke rumah sakit yang ditunjuk. Sampai saat ini terdapat 19.682 fasilitas kesehatan tingkat pertama rujukan (puskesmas, klinik, dokter praktek perorangan, optik) dan 1.574 rumah sakit se-Indonesia, termasuk 620 rumah sakit swasta. Jumlah itu akan langsung melayani peserta KIS. - Sementara ini, pengguna KIS adalah pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Sosial. - Khusus biaya premi, untuk sementara KIS sama dengan jumlah premi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN terbagi dalam tiga kelas, yakni Kelas 1 dengan harga Rp 59.500, kelas 2 Rp 42.500, dan kelas 3 Rp 25.500. - Pengelolaan KIS, akan tetap dipegang oleh BPJS sehingga memudahkan integrasi KIS ke BPJS. Lalu bagaimana dengan sumber dananya sendiri? Banyak isu yang berkembang yang sampai sekarang masih simpang siur mengenai asal dana KIS, ada yang mengata

justru membantah bahwa sumber pendanaan itu berasal dari dana tanggung jawab social/ Corporate Social Responsibility (CSR) BUMN. Berbeda lagi dengan Presiden Joko Widodo. Beliau mengungkapkan bahwa sumber dana berasal dari APBN (bukan APBN-P seperti yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla). Namun, Belia Presiden Joko Widodo belum mengetahui secara persis komponen yang dipakai dalam anggaran tersebut. Tak hanya itu, PDI-P sebagai partai pemerintah pun memastikan anggaran tersebut berasal dari APBN. PDI-P menilai tidak ada masalah dalam anggaran yang digunakan bahkan meskipun menggunakan APBN beliau, Presiden Joko Widodo menilai dirinya tidak perlu meminta izin dari DPR. Sedangkan Menteri Sekertaris Negara, Pratikno mengaku sumber dana bukan dari APBN melainkan dari dana CSR BUMN sehingga ia menilai pemerintah tidak perlu berhubungan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Selain itu, Menteri Sosial, Khofifah Indar Prawansa mengatakan bahwasumber berasal dari dana bantuan social yang masuk dalam APBN yang nilainya mencapai 6,4 triliun. Sebesar 4,8 triliun rupiah diberikan untuk program KKS dan selebihnya sebesar 1,6 triliun rupiah untuk mendukung pelaksanaan program jaminan sosial tersebut, termasuk untuk pembuatan kartu KIS. Lalu, dari manakah sebenarnya sumber pendanaannya? Kesimpangsiuran mengenai anggaran dana dari KIS adalah hal yang membingungkan. KIS memang merupakan program “prematur”yang


LAPORAN UTAMA

diluncurkan beberapa minggu pascapelantikan kabinet baru. Oleh karena itu, pemerintah berhati-hati agar tidak memberikan informasi yang “prematur� pula mengingat transparansi anggaran adalah hal yang menjadi sorotan masyarakat dalam masa perjuangan pemberantasan korupsi saat ini. KIS sendiri belum memiliki landasan hukum yang kuat terkait kedudukan, anggaran keuangan, dan teknis kesehatan. Dasar hukum mengenai KIS sangat penting, salah satunyadalam menetapkan dasar anggaran dana untuk pembayaran klaim peserta. Bila tidak dilindungi oleh landasan hukum yang kuat, tentunya ke depan program ini akanmenimbulkan masalah karena ketidakjelasan anggaran yang diatur dalam undang-undang. Saat ini, pemerintah meletakkan Undang-undang No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU BPJS tahun 2010 sebagai landasan hukum Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tentunya hal ini tidak dapat dibenarkan secara konstitusional karena kedua produk undang-undang tersebut sudah lebih dulu disahkan sebelum dicanangkannya program KIS. Kedua undang-undang tersebut seperti dipaksakan untuk di-

jadikan landasan hukum KIS. Bahkan, terdapat kesan bahwa sepertinya pemerintah sebelumnya belum menetapkan dasar hukum KIS dan berniat mengajukan undang-undang baru atau mengusulkan perubahan Undang-Undang tentang JKN. Namun karena kondisi lembaga legislatif yang sangat kritis dan menuntut kejelasan, belum lagi berbagai pihak yang kontra dengan kebijakan baru ini, maka pemerintah berusaha mencari celah dari kedua undang-undang tersebut untuk dijadikan landasan hukum. Terlepas dari hal tersebut, kita hanya berharap pemerintah dapat menetapkan landasan hukum yang kuat untuk KIS dalam waktu dekat. Kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah suatu hal yang tidak bisa disalahkan dari pemikiran seorang manusia sehingga untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diharapkan Pemerintah RI yang bada dibawah kendali Presiden Joko Widodo dapat mengintergrasikan sekian banyak kartu jaminan kesehatan yang sama-sama memiliki tujuan yang mulia yakni ingin seluruh masyarakat dalam kondisi merdeka, kondisi yang aman, nyaman jika memiliki masalah dalam hal kesehatan.

Jika semua telah terintegrasi diharapkan nantinya tidak perlu banyak sumber daya manusia yang menjadi pekerjanya, gedung pengelola, sarana dan prasarana yang semua akan berefek pada sosialisasi yang tidak murah dan lain-lain yang tentu masuk dalam kategori banyak. Diharapkan pula dengan penghematan biaya tersebut, maka penggelontoran dana untuk penanganan Jaminan Kesehatan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan lebih baik jalannya, lebih lancer, dan semua tujuan mulia yang telah disusun akan lebih mudah dicapai tanpa adanya rakyat yang tenggelam dalam kebingungan yang berlarut-larut tentang JKN, KIS, ataupun BPJS, dan jaminan kesehatan lainnya. Memang, apapun program kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sudah sewajarnya kita sebagai calon petugas pelayanan kesehatan turut dan mengawasi setiap langkah dan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan kita terutama yang berkaitan dengan kesehatan sehingga nantinya didapatkan kemerdekaan atas hal-hal dasar yang menjadi kebutuhan hidup rakyat indonesia.

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 6


LAPORAN KHUSUS KIS, MURNI UNTUK MENJADIKAN INDONESIA LEBIH BAIK ATAU ..... ?!

Launching kartu sakti Jokowi Rangga Tagari (FK Universitas Muhammadiyah Palembang 2012) & Safitri Nindya K. S (FK Universitas Brawijaya 2012) Sebelum membahas pengertian asuransi kesehatan sosial, beberapa pengertian yang patut diketahui terkait dengan asuransi tersebut adalah: • Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya

(UU SJSN No.40 ta hun 2004). • Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan Sosial oleh Badan Penyeleng gara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. • Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hi dupnya yang layak.

7 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

Dengan demikian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang- Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.


LAPORAN KHUSUS Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Belum genap satu tahun BPJS dilaksanakan, kepemerintahan baru kabinet Indonesia Kerja yang dipimpin oleh presiden baru Jokowi meluncurkan program baru, yaitu KIS atau Kartu Indonesia Sehat. Kartu yang digadang-gadang menjadi kartu sakti untuk mensejahterahkan rakyat, nyatanya malah menambah beban pemahaman mereka tentang maksud pemerintah untuk membuat rakyat Indonesia lebih sehat. Bagaimana tidak, KIS diluncurkan bersamaan dengan dua saudara kembarnya KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) dianggap tumpang tindih dengan fungsi BPJS. Masih lekat dalam ingatan bahwa BPJS dibentuk untuk menyederhanakan asuransi kesehatan yang ada di Indonesia. BPJS bukanlah program yang tiba-tiba dimuntahkan begitu saja, tetapi berdasarkan UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS, seperti KIS, KKS dan KIP yang di ekesekusi karena gagasan dari presiden yang baru saja dilantik dua bulan itu. Menurut menteri Sosial dalam Kabinet Kerja, Khofifah Indar Parwasa, KIS merupakan pengganti Kartu Perlindungan Sosial (KPS) di waktu lalu. Demi melancarkan program kerja kabinet yang telah digagas, presiden Jokowi menaikkan harga BBM yang tiba-tiba tanpa disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat, dengan alasan subsidi anggaran dana selama ini terlalu difokuskan untuk Bahan Bakar bukan untuk pendidikan dan kesehatan. Dan hampir satu bulan harga BBM dinaikkan, pemerintah memiliki wacana baru untuk menurunkan atau mengembalikan harga diposisi sebelumnya. Lantas, jika dalam keputusan sebelum-

nya alasan pemerintah menaikkan harga BBM agar subsidinya diarahkan ke anggaran kesehatan dan pendidikan atau untuk menunjang berlangsungnya KIS, KKS dan KIP. Namun jika harga BBM dikembalikan seperti sedia kala, lalu bagaimana dengan alasan pengambilan keputusan sebelumnya?! Niat baik presiden yang baru dilantik cukup diapresiasi namun sangat disayangkan mengapa presiden baru membuat program tanpa mengharmoniskan dengan kepengurusan yang sebelumnya. Program yang digagas untuk kesejahteraan rakyat ini semakin simpang siur. Dalam wawancara yang dilakukan oleh rekan-rekan wartawan kepada wapres menyatakan, “sumber pendanaan program yang berasal dari APBN berarti sekaligus payung hukumnya. KIS hanya suatu sistem untuk melaksanakan BPJS.� Dalam kesempatan lain Menkes Nila F Moeloek mengemukakan, “program KIS bukan pengganti program tersebut, dengan perbaikan disana sini untuk pelaksanaan yang lebih baik.� Selain dua opini diatas yang tersebar di masyarakat, masih banyak opini lain yang menganggap bahwa pembentukan KIS cenderung mengutamakan kepentingan politik bukan lagi niat yang ingin mensejahterahkan kesehatan rakyat Indonesia. Selain opini dan pemahaman yang berbeda yang diberikan oleh jajaran menteri nyang membuat publik semakin bingung, ada lagi suaatu hal terkait payung hukum dan aturan yang mengatur penjalanan KIS itu sendiri. KIS diluncurkan awal bulan, sementara surat keputusan peraturannya diluncurkan pada tanggal 9 November 2014. Harusnya, sebelum kebijakan itu diterapkan kepada khalayak luas, ada baiknya jika payung hukum, kejelasan dan SOP dari program kerja tersebut. Bukan seperti saat ini.

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 8


LAPORAN KHUSUS

Harusnya jika pemerintah menetapkan per 1 November 2014 untuk memberlakukan KIS dan kawan-kawannya, selayaknya aturan tersebut di berlakukan 1 Januari 2015 misalnya. Karena untuk mengubah dan menjalankan suatu program kerja pasti membutuhkan sosialisasi dan tanggapan masyarakat terhadap program kerja yang sudah dilaksanakan. Kami selaku mahasiswa pengamat kebijakan pemerintah di bidang kesehatan ingin menginformasikan tentang hal-hal berikut : Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: 1. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai penge lolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hi dup bersih dan sehat. 2. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis B (DPT HB), Polio, dan Campak. 3. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang mem-

bidangi keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. 4. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu. Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada manfaat yang tidak dijamin meliputi: a. Tidak sesuai prosedur; b. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS; c. Pelayanan bertujuan kosmetik; d. General check up, pengobatan alternatif; e. Pengobatan un tuk mendapatkan keturunan, pengobatan impo tensi; f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana ; dan g. Pasien Bunuh Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/ Bunuh Diri/ Narkoba. Masih banyak orang yang mempertanyakan tentang aktualisasi program KIS ini. Karena tak sedikit dari mereka paham tentang urgensi diadakannya KIS ini dimana sebelumnya sudah ada program JKN. Pertimbangkan terlebih dahulu sebelum mengeksekusi suatu program. Terlebih program yang berhubungan dengan banyak manusia dan kesehatan. Karena kesehatan adalah satu dari hal vital yang perlu diperhatikan jika benar-benar ‘ingin’ menjadikan Indonesia Sehat. Bukan sekedar pemangku jabatan yang mengejar posisi semata, atau memperjuangkan golongannya saja, melainkan bisa memperjuangkan hak kesehatan rakyat Indonesia. (ndy/rgg)

9 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015


OPINI LIBERALISME BERKEDOK ASURANSI KESEHATAN Ahmad Farishal (Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2013) Di era moderen pendidikan kedokteran menjadi dinamika utama dan terdepan dalam berbagai pembaruan sistem kesehatan untuk memenuhi daya saing maupun kesiapan sebagai lini kesehatan utama. Di Indonesia sedang dan akan berjalan sistem pendidikan dokter lanjut yang dinilai memiliki nilai tinggi dan prestige yang dapap mengcover seluruh kesehatan di Indonesia serta meratakan penyebaran tenaga kesehatan di seluruh wilayah. Pendidikan kedokteran juga menjadi tombak utama untuk peningkatan derajat kesehatan nasional oleh karena itu pendidikan kedokteran dianggap penting dan bermakna dalam perbaikan maupun perencanaan kedepannya. Gagasan utama dari pendidikan dokter lanjut ini adalah Dokter Layanan Primer dimana dokter ini dianggap setara dengan dokter spesialis mempunyai hak dan kewajiban istimewa dalam pelaksanaan pengobatan dan perujukan pengobatan. Di lain sisi mempunyai tanggung jawab atas suatu wilayah dimana di ditempatkan dengan sistem pengobatan adalah preventif medicine oleh karena itu dokter diharapkan peran aktif dalam sosialisasi pola hidup sehat di masyarakat. Tetapi dalam pelaksanaan pemerintah hanya dapat memberikan dasar hukum tanpa teknis penerapan maupun langkah-langkah dalam pembentukan sistem pendidikan dokter layanan primer ini. Di saat ini pendidikan kedokteran menjadi trendsetter pendidikan yang luas dan membutuhkan kolaborasi tinggi terhadap keilmuan lainnya. Pendidikan kedokteran terlihat menarik dan sulit, menarik dalam artian bahwa pendidikan kedokteran membutuhkan gabungan pribadi seseorang di dalam menjalani proses pendidikan tersebut, selain itu bahwa pendidikan kedokteran juga sebagai ilmu menarik karena, termasuk bagian ilmu seni. Keahlian menjadi dasar seseorang untuk dapat sukses dalam pendidikan dokter. Keahlian ini mencakup 3

aspek utama yaitu skill, attitude dan knowladge. Seorang dokter haruslah mempunyai semua tingkat kemampuan tersebut sebagai langkah dasar dan awal di dalam mendalami kelanjutan dalam sistem pedidikan dokter. Di era sekarang Indonesia sedang dan akan menerapkan sistem dokter layanan primer yang memberikan banyak paradigma dan politisasi dalam penerapan sistem pendidikan dokter. yang baru tersebut. Hal ini termuat dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2013 tentang dokter layanan primer dan bagaimana tindak lanjutnya, itupun hanya konsep tanpa ada penjelasan tindak lanjut maupun pencerahan lanjutan terhadap di sistem tersebut. Harapan adalah dokter Layanan primer menjadi dokter Yang memberikan rekomendasi maupun pengobatan ke tingkat lanjut terhadap pasien tersebut. Dalam hal ini menimbulkan beberapa pernyataan yang dianggap nyata tapi berbuahkan khayalan semata karena, tindak lanjut yang tak berarah dan berkesinambungan. Sebagai Negara yang luas danterdiri atas pulau-pulau maka Indonesia berhak untuk melakukan peningkatan sistem kesehatan terutama sistem pendidikan kedokteran. Dimana pada era ini telah dibentuk sistem pendidikan kedokteran tahap lanjut yang disebut sebagai “Dokter Layanan Primer�. Istilah dokter layanan primer ini dikumadangkan sebagai langkah pemersatu dan strategi pemerintah di dalam memenuhi dan memoderenisasi sistem kesehatan, karena pemerintah ingin semua rakyat dapat tersamakan dan tercover sistem kesehatan terjamin sehingga tidak ada lagi pengucilan maupun sistem tebang pilih pasien dan sistem ini dianggap sebagai keseimbangan promosi preventif medicine. Sistem ini diupayakan untuk bisa menjadi solusi terbaik dan tindak lanjut akademis

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 10


OPINI pendidikan kedokteran untuk menghasilkan lulusan terbaik dan berkompeten. Keutamaan Dokter Layanan Primer mempunyai kemampuan lebih daripada dokter umum adalah : 1. Metode pelayanan kesehatan lebih kearah preventif medicine. 2. Mengadakan sosialisasi dan menjamin pola kesehatan di wilayah tertentu dan mengakomodir segala keperluan. 3. Memiliki ha katas dasar perujukan ke spesialis langsung dan tertentu. 4. Keahlian baik kompetensi maupun skill lebih diarahkan ke primer dan tingkat awal. 5. Hasil diagnosis sebagai hasil tindak lanjut rujuk maupun untuk tes laboratrium. 6. Diberikan daya untuk melakukan perubahan di suatu wilayah terhadap kesehatan. 7. Bertanggung jawab atas segala tindak lanjut pengobatan dan perujukan. Itulah sebagian keuntungan yang dianggap mengutungkan sekaligus, merugikan bagi kesejahteraan dokter karena sistem juga tercover ke BPJS dan diatur dalam undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS menerangkan bahwa dokter layanan primer tergabung dan masuk dalam coveran sistem BPJS ini sebagai langkah awal menata SJSN. Lalu bagaimana tindak lanjut pemerintah terhadap konsep ini? ternyata pemerintah harus merubah beberapa sistem besar untuk mendirikan dokter Layanan primer salah satu hal ya adalah pendanaan dan kesanggupan puskesmas sebagai lini awal klinik pratama terpadu. Dalam hal ini telah disediakan teknis-teknis dasar hukum tanpa ada kelanjutan ataupun langkah usaha dalam penerapannya dan sudah direncanakan sejak 2004 dalam undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang SJSN lalu Undang-undang No. 24 tahun 2011 tentang BPJS. Selain dalam undang-undang tertera juga dalam PP No. 101/2012 Tentang PBI dan Perpres No.12 /2013 Tentang jaminan kesehatan. Dalam hal ini pemerintah mengharapkan dokter layanan primer dalam pasal 19 tentang SJSN bahwa jaminan kes11 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

ehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas dengan tujuan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dasar. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah inginkan sistem preventif lebih diutamakan daripada sistem pengobatan dimana kita tahu bahwa sistem preventif akan lebih murah dan panjang daripada sistem pengobatan. Tetapi hal ini tetap menjadi kontrakditif karena prosedur Yang rumit, sistem yang tak berjalan, langkah yang terhambat dan kecacatan hukum. Kita semua tahu bahwa kesehatan adalah milik semua rakyat tanpa ada nilai komersial sedikitpun. Hal ini yang membuat sistem BPJS dipertanyakan kesesuian dengan pandangan UUD 1945. Pandangan lainnya dari segi fasilitas dan pemerataan dokter spesialis sebagai rujukan dimana sistem ini akan mempersulit perkembangan dari spektrum kerja seorang dokter untuk terbatasi padahal seorang dokter berhak untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada siapapun termasuk dalam kode etik. Tapi bagaimanapun sikap dan tindakan pemerintah termasuk hebat dan tegas dalam pelaksanaan dan ide mencari solusi bangsa. Akhir kata bahwa pemerintah terlalu dini menerapkan sistem kesehatan yang besar dan baik tetapi tidak didukung langkah nyata dan pembuktian, untuk sekarang hanya dasar hukum saja tanpa ada tindak lanjut maupun penjelasan teknis hal ini yang mendukung bahwa pemerintah dalam keadaan kenyataan dalam khayal. Terasa pahit tetapi kita harus yakin bahwa pemerintah akan bisa berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan kebijakan dan juga kejujuran dalam pengelolaan sistem kesehatan di Indonesia. Selain hal tersebut pemerintah harus lebih utamakan dalam menghadapi AFTA dan MEA 2015 yang dalam hitungan hari akan mulai berlaku dan pastilah menimbulkan perubahan yang signifikan serta dukungan dari kita mahasiswa sebagai agent of change sangatlah diharapkan dan diutamakan karena kitalah generasi pundak bangsa.


PROFIL CURRICULUM VITAE Nama Lengkap : dr. Muh. Iqbal Basri, M.Kes., Sp.S. Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 10 Juli 1970 Alamat : Bumi Tirta Nusantara Gardenia, Racing Centre No. HP : 08124161449 NIP: 19701007 200212 2 001 E-mail : iqbalbasri@gmail.com Jumlah Saudara : 3 Anak Ke- : 3 Nama Orang Tua : -Ayah : Drs. A. M. Basri Tjalode -Ibu : Andi Pase Riwayat Pendidikan : - SD Teladan Kaluling Makassar - SMP Negeri 4 Makassar -SMA Negeri 1 Makassar Riwayat Organisasi : -Anggota Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas -Anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) -Anggota PERDOSSI Makassar Riwayat Pekerjaan : -PTT RSU Kab. Gowa -Staf Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas Riwayat Pelatihan : -Workshop Medical Hypnosis -Neuro-Linguistic Programming (NLP) -Shicida Right-Brain Education Motto Hidup : Mengalir seperti air SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 12


PROFIL

Anatomi? Sulitkah? Begitulah pertanyaan-pertanyaan yang selalu terngiang di pikiran mahasiswa yang baru saja menginjakkan kakinya di fakultas kedokteran. Pasalnya, mitos tentang sulitnya ilmu anatomi sudah menjadi semacam warisan turun-temurun di setiap angkatan di fakultas kedokteran. Tetapi, seorang dokter spesialis saraf yang juga merupakan staf dosen di Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran ini mengungkap sisi mudah dan menyenangkan dalam belajar anatomi. dr. Muh. Iqbal bercerita tentang awal mulanya ia tertarik dengan bidang anatomi. Pada waktu itu, ketika beliau masih duduk di bangku di Sekolah Menengah Atas (SMA), beliau sering melihat kakaknya belajar anatomi yang pada waktu itu masih merupakan mahasiswa semester satu dijurusan 13 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

pendidikan dokter. Dari situ beliau mengetahui sedikit gambaran bahwa anatomi merupakan salah satu mata kuliah yang paling ditakuti oleh mahasiswa kedokteran. Pada waktu beliau akhirnya mengikut jejak sang kakak masuk ke fakultas kedokteran, beliau melihat hampir semua teman-temannya menganggap bahwa belajar anatomi itu sulit. Rata-rata mahasiswa menganggap anatomi sulit karena harus menghafalkan semua nama-nama dan istilah-istilah asing. Banyaknya persepsi yang salah terhadap anatomi membuat beliau semakin tertantang untuk membuktikan bahwa sebenarnya anatomi itu mudah. Ketika beliau mulai memperdalam ilmu anatomi, beliau menemukan sisi mudah ilmu anatomi. Hal itulah yang membuat beliau akhirnya mendaftarkan diri sebagai asisten anatomi.


PROFIL

DR. MUH. IQBAL BASRI, M.KES, SP.S. Reny Amaliah (FK Universitas Hasanuddin 2012)

Sejak tahun 2002 hingga sekarang (2014), beliau menjadi staf dosen bagian anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Beliau memilih untuk menjadi dosen anatomi karena objek ilmu anatomi bersifat makro, artinya dapat dilihat. Karena objeknya dapat dilihat, dalam melakukan praktikum di laboratorium tidak diperlukan alat bantu seperti mikroskop, cukup dengan kadaver sebagai objek. Dalam ilmu anatomi, yang paling menarik menurut beliau adalah bagaimana menjelaskan perjalanan saraf pada manusia serta perjalanan arteri hingga venanya. Cara mengajar yang beliau terapkan terhadap mahasiswa semester satu di kedokteran yakni dengan mengubah persepsi, baik persepsi dosen maupun persepsi mahasiswa. Jadi, pemikiran mahasiswa harus diubah bahwa sebenarnya anatomi itu mudah dan menyenangkan untuk dipelajari. Beliau sebagai seorang dosen juga harus memiliki persepsi bahwa anatomi itu mudah dan harus diucapkan secara berulang-ulang di dalam kelas, agar tertanam di pikiran mahasiwa bahwa

anatomi memang mudah. Tetapi hal ini tentunya harus diiringi dengan bukti kepada mahasiswa, bukan hanya sekedar sugesti kosong. Sebagian besar mahasiswa menganggap ilmu anatomi sulit karena belum menguasai konsep dan terminologinya. Padahal sesungguhnya kunci ilmu anatomi hanyalah konsep dan terminologi. Dalam soal teori pun, hanya dua kemungkinan tersebut yang akan ditanyakan. Sebut saja nervus medianus. Pertama-tama yang perlu diketahui adalah terminologi atau definisinya, kemudian konsep mengenai nervus medianus, termasuk cabang-cabangnya, perjalanannya, serta fungsinya.Sering kali, terminologi dalam ilmu kedokteran yang kebanyakan menggunakan bahasa Latin juga menjadi faktor penghambat bagi mahasiswa dalam mempelajari ilmu anatomi. Selain itu, imajinasi juga menjadi salah satu penyebab yang membuat mahasiswa kedokteran memiliki kemampuan berbeda-beda. Mahasiswa yangmampu membayangkan sebuah istilah ke dalam bentuk yang nyata biasanya kan mudah dalam mempelajari anatomi.

Selama belasan tahun menjadi staf dosen di Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran, dr. Iqbal sudah banyak mendapat pengalaman. Namun ketika ditanya apa saja suka dan duka yang pernah beliau alami selama menjadi dosen anatomi, beliau merasa suka lebih banyak daripada dukanya. Dukanya bahkan hampir tidak ada, karena menurut beliau suka dan duka pada dasarnya adalah persepsi. Jadi, jika sebuah tantangan dipersepsi menjadi menyenangkan, maka segala sesuatunya akan menjadi menyenangkan. Beliau berpesan,jadilah mahasiswa yang memiliki penghayatan dan filsafah ilmu, artinya tujuan menuntut ilmu bukan hanya sekadar ingin meraih nilai yang bagus. Seperti dalam belajar anatomi. Motivasi dalam belajar anatomi bukan hanya untuk mendapat nilai A, tetapi bagaimana caranya agar ilmu tersebut dapat dikuasai agar berguna bagi masa depan, sehingga bisa menjadi dokter yang baik dan dapat membantu orang banyak. (Reny Amalia)

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 14


INFORMASI KESEHATAN JAUHI MIRAS OPLOSAN, SAYANGI NYAWAMU! Anindia Reina Yolanda (FK Universitas Udayana 2013) “Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu. Emane nyawamu ojo mbok terus terus ke mergane ora ono gunane.� (Tutup saja botolmu, tutup saja oplosanmu. Sayangi nyawamu, jangan kamu teruskan karena tidak ada gunanya). Lirik lagu Oplosan oleh Wiwik Sagita di atas tidak asing lagi, bukan? Lagu tersebut berisi ajakan untuk menjauhi minuman oplosan yang berbahaya itu. Ya, akhir-akhir ini marak pemberitaan tentang minuman keras (miras) oplosan di berbagai media massa. Minuman ini telah menewaskan belasan orang di Sumedang, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Tidak hanya di Sumedang, miras oplosan juga banyak dikonsumsi di daerah lain yang juga memakan korban jiwa. Miras oplosan banyak diminati karena harganya yang relatif murah dan dapat diracik sendiri. Tidak main-main, ada juga

yang meraciknya bersama lotion antinyamuk hingga jamur kotoran sapi atau kecubung untuk mendapat efek tertentu. Mirisnya, pernah ditemukan tahanan penjara yang menggunakan lotion antinyamuk sebagai campuran miras mereka hanya untuk mendapat efek memabukkan. Bisa dibayangkan bagaimana efek bahan campuran tersebut dalam tubuh jika dikonsumsi. Selain dijual dengan merek bervariasi, seperti Cukrik, Miras Rempah, Brandy, hingga Miras Cherrybell, para pedagang mengaku bisnis miras oplosan cukup menjanjikan.

Minuman Keras Dengan dalih desakan ekonomi mereka membuat dan menjual minuman berbahaya ini. Bagi orang yang biasa mengonsumsi alkohol, mereka akan cenderung meningkatkan dosis alkoholnya untuk selanjutnya karena akan memberi kenikmatan tersendiri, dan sayangnya miras oplosan sering kali menjadi opsi. Lantas, apa sebenarnya miras oplosan itu? Miras oplosan merupakan minuman keras yang diracik dengan bahan tambahan, seperti minuman berenergi, obat-obatan atau 15 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

bahan campuran lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan efek tertentu. Harga dari miras ini relatif murah sehingga sering dipilih. Minuman keras sendiri merupakan minuman yang mengandung alkohol dalam kadar tertentu, seperti vodka, anggur merah beralkohol, anggur putih beralkohol dan bir. Awalnya minuman beralkohol dikonsumsi oleh orang yang tinggal di dataran Eropa atau wilayah dingin untuk menghangatkan tubuh namun dengan berkembangnya kebudayaan konsumsi alkohol menjadi biasa bagi sebagian kalangan.


INFORMASI KESEHATAN

Beberapa sumber menyebutkan bahwa alkohol dalam kadar tertentu dapat membantu menjaga kesehatan namun jika berlebihan tentunya memiliki efek yang tidak baik bagi kesehatan, seperti keracunan dan dehidrasi. Dibanding dengan miras biasa, risiko keracunan akibat miras oplosan lebih tinggi akibat pencampuran bahan-bahan yang digunakan dilakukan tanpa takaran yang pas sehingga sisi keamanan dan kesehatannya pun terabaikan. Konsultan Gizi Klinik Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) Kustati Surakarta, dr. Sri Rusmanti, M.Gz menuturkan secara garis besar, alkohol dibagi menjadi beberapa kelas. Dua yang paling umum adalah metanol dan etanol. Metanol digunakan dalam bidang perindustrian sebagai bahan bakar atau pelarut (untuk cat, cairan pembersih, dan sebagainya) sedangkan etanol adalah produk-produk alkohol yang dibuat sebagai minuman dengan kadar alkohol tertentu. Bir, misalnya, mengandung etanol sebanyak 4%-6%. Minuman anggur dapat menagndung 9%-16% etanol sedangkan spiritus dapat mengandung 20% hingga 96% etanol. Semakin tinggi kadar etanol, maka risiko untuk mengalami keracunan akan semakin tinggi. Alkohol sendiri dibuat melalui proses fermentasi. Metanol yang digunakan di perindustrian merupakan hasil fermentasi produk kayu sedangkan etanol yang untuk dikonsumsi merupakan hasil fermentasi buah-buahan atau beras. Hampir semua jenis buah diketahui dapat diolah menjadi minuman beralkohol. Dalam

tubuh, tepatnya di hati, alcohol dioksidasi oleh enzim alcohol dehydrogenase (ADH) menjadi asam frostat. Asam frostat ini dapat menyebabkan gangguan irama jantung, hingga memicu syok. Jika ditambah dengan bahan yang tidak sesuai, miras oplosan akan bekerja cepat dan tidak mengizinkan peminumnya untuk bertahan. Efeknya dapat dirasakan dalam satu atau dua hari, tergantung kondisi tubuh peminum. Selain itu, alkohol dalam jumlah banyak secara permanen dapat menimbulkan gangguan daya ingat, kerusakan hati, jantung dan gangguan metabolisme tubuh. Berikut dipaparkan beberapa contoh miras oplosan yang ada di pasaran: 1.Miras dengan minuman berenergi Beberapa penikmat miras ada yang mencampurkan minuman berenergi ke dalam minumannya. Oplosan ini ada yang disebut disebut ‘Sunrise’, dan bisa mengurangi rasa pahit pada bir atau rasa menyengat pada akohol. Meski kadar alkohol menjadi sedikit berkurang, efek samping yang lain akan muncul. Alkohol dan minuman berenergi memiliki efek yang berlawanan di mana alkohol bersifat menenangkan sedangkan minuman berenergi berfungsi sebagai stimulan. Jika digabungkan, efeknya bisa memicu gagal jantung. 2.Miras dengan minuman bersoda Salah satu merek populer jenis ini adalah Mansion Cola, yang terdiri dari vodka yang dicampur mi-

numan bersoda. Tujuannya untuk memberikan cita rasa pada miras yang dikonsumsi. 3. Miras dengan spiritus atau jenis miras lain Spiritus selama ini kita kenal sebagai bahan bakar. Nyatanya beberapa penikmat miras mengonsumsinya karena memiliki kadar etanol yang cukup tinggi. Selain spiritus, methanol juga sering digunakan sebagai campuran. Sebuah sumber menyebutkan bahwa 10 ml metanol cukup untuk menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan dan mengonsumsinya berlebihan dapat berakibat mematikan. 4. Miras dengan obat-obatan Berbagai obat dicampurkan ke alkohol untuk mendongkrak efek alkohol yang dikonsumsi, mulai dari obat tetes mata, obat sakit kepala, hingga obat nyamuk. Obat-obatan ini akan meningkatkan aktivitas metabolism sehingga efek samping yang paling nyata adalah kerusakan hati dan ginjal. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa miras oplosan memilki banyak efek samping yang merugikan peminumnya. Miras oplosan pun bukan hal baru karena kasus yang memakan korban telah terjadi beberapa kali. Sayangnya, masih saja ada yang mengonsumsi miras ini dan membahayaan dirinya sendiri. Disini penting bagi agen kesehatan untuk membantu menyosialisasikan tentang bahaya miras oplosan kepada masyarakat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 16


ETHNOMEDICINE SI HIJAU DAN PAHIT PENUH MANFAAT, SAMBILOTO Jan Christian (FK Universitas Udayana 2013)

Tanaman Sambiloto

Hijau dan pahit, apa yang mungkin terpikir dalam benak anda? Dalam pengobatan, banyak dari kita yang membayangkan sebuah obat yang efektif adalah obat yang terasa pahit. Pemikiran tersebut tidaklah sepenuhnya salah, khususnya untuk sebuah tanaman obat yang bernama sambiloto. Sambiloto banyak ditemukan di Asia dan telah banyak digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sambiloto atau Andrographis paniculata memiliki berbagai sebutan di negara lain, seperti kalmegh, kalmegha, chuanxinlian, mahatita, kalupnath, kirayat, alui, bhunimba, bhuineem, yavatikta dan masih banyak nama lainnya. Berbagai macam nama yang dimiliki oleh sambiloto mengindikasikan bahwa begitu banyak tempat yang mengetahui sambiloto dan menggunakannya. Sambiloto dapat tumbuh dengan tinggi 30-110cm di tempat dengan ketinggian hingga 700 meter diatas permukaan

laut, pada curah hujan 20003000 mm /tahun, dan dengan suhu udara 25-35â °C yang lembab atau teduh dengan batang yang berwarna hijau tua dengan daun yang dapat mencapai panjang 8cm dan lebar 2,5 cm. Sambiloto juga memiliki buah yang memiliki panjang sekitar 2cm dan beberapa milimeter lebar yang berisi biji berwarna coklat kekuningan. Sambiloto memiliki kandungan flavonoid dan lakton. Andrografolida yang merupakan zat aktif utama dari sambiloto adalah komponen utama pada lakton. Andrografolida yang diisolasi menjadi sebuah bentuk murni memiliki banyak potensial farmakologi. Selain kandungan andrografolida, ditemukan pula kandungan lain, diantaranya diterpene lakton dan glikosidanya, seperti andrografolida, deoxyandrographolide, 11,12-didehydro-14-eoxyandro-grapholide dan neoandrographolide. Komponen lakton yang ditemukan banyak ditemukan pada daun dan percabangannya, sedangkan komponen flavonoid di-

17 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

isolasi dari akarnya, yaitu polimetok-siflavon, androrafin, panikulin, mono-0-metilwithin dan apigenin-7,4 dimetileter. Selain komponen lakton dan flavonoid, juga ditemukan komponen alkane, keton, aldehid, mineral (kalsium, natrium, kalium), asam kersik dan damar. Daun sambiloto sendiri diketahui memiliki kadar senyawa andrografolida sebesar 2,5-4,8% dari berat keringnya dan senyawa kimia lainnya yang diisolasi dari daunnya yang pahit adalah diterpenoid viz. deoxyandro-grapholide-19β-D-glucoside dan neo-andrographolide. Sambiloto memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, berikut beberapa manfaat dari sambiloto: 1. Sebagai anti oksidan 2. Sebagai anti inflamasi 3. Sebagai anti bakteri dan anti virus 4. Meningkatkan imunitas 5. Dalam percobaan klinis, ekstrak andrografis dapat digunakan sebagai peningkat imun dalam infeksi pernafasan bagian atas dan infeksi HIV.


ETHNOMEDICINE 6. Andrografolida juga sedang dalam penelitian sebagai agen antikanker 7. Sambiloto dapat digunakan untuk pengobatan gigitan ular dan sengatan serangga 8. Untuk mengobati penyakit : a. Untuk mengobati dispepsia b. Menyembuhkan masalah pada hati c. Influenza d. Sakit gigi, disentri, radang saluran pernafasan, radang paru, diare (9-15 gram herba kering direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas lalu disaring dan dapat diminum 2 kali sehari) e. Malaria (segenggam daun sambiloto direbus dengan 4 cangkir air hingga tersisa setengahnya dan diminum setengah gelas sebanyak 3x sehari) f. Infeksi pernafasan g. Kencing manis (sebanyak ½ genggam daun sambiloto segar dicuci bersih dan direbus dengan menggunakan 3 gelas air hingga tersisa 2 Ÿ gelas, disaring dan dimunum 3 kali sehari setelah makan) h. Demam (daun sambiloto segar diambil sebanyak 1 genggam lalu ditumbuk. Ditambahkan air bersih, disaring dan diminum) i. Demam tifoid (daun diambil sebanyak 10-15 lembar, direbus dengan 2 gelas air sehingga 1 gelas, disaring dan dapat ditambahkan madu secukupnya) j. Tuberkolosis paru (daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk, ditambahkan madu secukupnya, diaduk dan dibuat menjadi pil dengan diameter 0,5cm. diminum 2-3 kali sehari dengan setiap kali meminumnya 15-30 pil) k. Sakit kepala (bubuk kering daun sambiloto sebanyak 1 gram diseduh dengan menggunakan secangkir air panas, kemudian diminum 3-4 kali sehari) l. Sakit perut, kehilangan nafsu makan, diare, pilek, batuk, hepatitis, bronkitis m. Bagian atasnya dapat digunakan untuk hipertensi, diabetes, kanker, malaria n. Akarnya dapat digunakan untuk menurunkan panas, obat perut serta obat cacing. Dan masih banyak lagi manfaat dari sambiloto. Potensi yang dimiliki oleh sambiloto masih dapat dimaksimalkan untuk pengobatan terhadap penyakit-penyakit yang ada. Pada penelitian terakhir, andrografolida yang terdapat dalam sambiloto memiliki bioavabilitas yang tinggi pada manusia, setelah pemberian per-

oral, 20mg zat tersebut segera diabsorbsi dan mencapai nilai puncak plasma dalam waktu 1,5 sampai 2 jam. Dalam beberapa studi ditemukan bahwa 80 persen dari dosis andrografolida yang dikonsumsi akan diekskresikan dari tubuh dalam waktu 8 jam. Distribusi yang luas dan dalam waktu yang relatif singkat, sambiloto menjadi pilihan yang ideal dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik, demikian pula dengan sambiloto. Sambiloto memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun terdapat efek samping dari kandungan yang dimiliki, beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan adalah bagi seseorang yang menderita fertilitas karena penelitian pada hewan dapat mengganggu di reproduksi namun belum pernah terlihat di manusia dan hal ini dapat menjadi sebuah perhatian khusus; orang dengan penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan beberapa kondisi lainnya dikarenakan sambiloto meningkatkan imunitas tubuh (meningkatnya gejala penyakit bertambah); kondisi pendarahan dikarenakan salah satu manfaat sambiloto adalah melancarkan pembuluh darah dan mencegah terbentuknya penggumpalan darah (hal ini meningkatkan risiko pendarahan pada penderita dengan gangguan pembekuan darah). Ada banyak manfaat yang didapat dari tanaman sambiloto. Sambiloto memang bukan tanaman asli Indonesia, namun tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di lingkungan Indonesia. Sambiloto adalah salah satu tanaman obat yang diuji secara klinis dan banyak diakui di negara-negara lain. Sambiloto merupakan tanaman yang mudah di dapat dan ditanam di lingkungan kita, alangkah baiknya apabila kita menanam sambiloto di lingkungan rumah kita. Keuntungan adanya sambiloto di lingkungan rumah kita, bukan hanya agar kita memiliki tanaman obat tetapi juga membantu penghijauan. Sambiloto memang tidak tumbuh tinggi dan besar seperti pohon mangga dan sebagainya, namun sambiloto dapat berperan dalam membantu penghijauan terlebih bagi mereka yang memiliki tempat yang terbatas di rumahnya. Pada akhirnya sambiloto tanaman hijau yang pahit namun banyak mengandung potensi dalam kesehatan manusia merupakan pilihan yang tepat dalam mengobati dan mencegah penyakit melalui cara tradisional. SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 18


ISMKI DAN ORGANISASI

IMO ANDALAS 2014 : RANCAK BANA! Siqbal Karta Asmana (FK Universitas Andalas 2011) Kamis, 27 November 2014, bertempat di Ballroom Nan Tongga Basko Hotel, Indonesian Medical Olympiad (IMO) 2014 resmi dibuka. Ajang bergengsi yang diikuti oleh lebih dari 500 orang peserta dari berbagai fakultas kedokteran di Indonesia ini resmi dibuka oleh Rektor Universitas Andalas, Prof.Dr.H.Werry Darta Taifur,SE,MA yang saat itu mewakili Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi dan kebanggaan yang tinggi kepada Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang berhasil mengangkatkan acara terbesar di kalangan mahasiswa

kedokteran Indonesia. Beliau juga berharap ajang kompetisi ini dapat menghasilkan dokter masa depan yang kompetitif dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi era perdagangan bebas tahun 2015. Indonesian Medical Olympiad (IMO) merupakan program tahunan dari bidang Pendidikan dan Profesi Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) yang memfasilitasi mahasiswa kedokteran Indonesia untuk saling berkompetisi dalam mengasah pengetahuan tentang ilmu kedokteran. Tahun ini merupakan penyelenggaraan IMO terbesar sepanjang sejarah.“Dengan jumlah peserta yang lebih dari 500

19 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

orang, FK Universitas Andalas berhasil memecahkan rekor dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah IMO�, ujar Rais Reskiawan, Sekretaris Jenderal ISMKI dalam sambutannya. Pelaksanaan IMO terdiri dari enam cabang olimpiade, yakni cabang kardiorespirasi, urogenitoreproduksi, digestif, muskuloskeletal, neuropsikiatri, dan penyakit infeksi. Cabang ini diselenggarakan mulai dari tahap penyisihan, semifinal, dan final. Tahap penyisihan terdiri dari MCQ (Multi Choice Question) dan OSPE (Organizing Structural Practicum Examination).


Acara IMO Andalas 2014

Peserta yang lolos akan mengikuti tahap semifinal yang terdiri dari MCQ (Multi Choice Question) semifinal, OSPI (Objective Structural Practicum Identification) untuk cabang infeksi, dan OSCE (Objective Structural Clinical Examination) untuk cabang lain. Peserta yang lolos tahap semifinal inilah yang akan menjadi finalis dan mengikuti LCT (Lomba Cepat Tangkas) dan SOCA (Student Oral Case Analysis). Peserta terbaik pada tahap final akan menjadi pemenang IMO 2014 pada setiap cabangnya. Kegiatan olimpiade dimulai Jum’at (28/11) di kampus Fakultas Kedokteran UNAND, Jati. Kegiatan dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama, dilaksanakan OSPE untuk cabang muskuloskeletal, urologi, dan neuropsikiatri, serta MCQ untuk cabang

kardiorespirasi, penyakit infeksi, dan digestif. Sedangkan sesi kedua dilaksanakan sebaliknya. Kegiatan MCQ dilaksanakan di gedung I-J, dan Aula Student Center FK Unand, sedangkan OSPE dilaksanakan di tiga laboratorium, yakni laboratorium histologi untuk OSPE histologi, laboratorium anatomi untuk OSPE anatomi, dan laboratorium biokimia untuk OSPE pemeriksaan penunjang. Masing-masing tim akan melalui kedua sesi ini dengan waktu yang terbatas. Pada ujian MCQ, peserta diberikan waktu 120 menit untuk menjawab 150 butir soal. Soal yang diberikan adalah soal yang dibuat atas keterlibatan pihak AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) dan pihak-pihak lain, termasuk beberapa universitas di Indonesia dan pembuatan soal didasarkan

dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Pada OSPE, peserta diberikan waktu 45 detik untuk menyelesaikan pertanyaan yang ada di setiap post, dimana pada OSPE anatomi dan histologi masing-masing terdapat 5 post dan pada OSPE pemeriksaan penunjang terdapat 10 post. OSPE pemeriksaan penunjang terdiri dari pemeriksaan mikrobiologi, parasitologi, radiologi, EKG, dan pemeriksaan lain sesuai dengan masing-masing cabang. Peserta dilarang menyentuh penanda pada cadaver anatomi, menggeser posisi kaca objek pada mikroskop, dan mengulur waktu saat bel pindah stase berbunyi. Panitia juga menyiapkan pengawas di setiap post pada tiap laboratorium untuk mengawasi pelanggaran yang dilakukan para peserta.

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 20


ISMKI DAN ORGANISASI Ujian MCQ

Dari seluruh tim yang mengikuti babak penyisihan, terpilihlah 10 tim terbaik dari setiap cabang untuk maju ke babak semifinal.Pengumuman peserta semifinal ini diberikan pada pagi hari (29/11) ke tiap kamar peserta. Tentunya kesedihan tampak di raut wajah para peserta yang tidak lolos ke babak semifinal. Untuk itu, panitia menyiapkan province tour khusus bagi peserta yang tidak lolos. Province tour ini dibagi menjadi dua tempat yang berbeda, yaitu Puncak Lawang, dan Istana Pagaruyuang yang kedua rute ini berakhir di Bukittinggi sebelum kembali ke Padang. Sementara itu, kegiatan olimpiade tetap berlanjut ke tahap semifinal. Tahap semifinal diawali dari MCQ untuk semua bidang. Kemudian dilanjutkan dengan OSPI untuk cabang infeksi, dan OSCE untuk cabang lain. Terlihat keseriusan dan ketegangan dari para peserta dalam menyelesai-

kan tantangan yang ada selama tahap semifinal ini. Dari 10 tim di tiap cabang yang mengikuti tahap semifinal, 5 tim terbaik dipilih untuk masuk ke tahap final. Babak final ini diselenggarakan pada Minggu (30/11) di kampus pusat Universitas Andalas. Pengumuman para finalis dilaksanakan di convention hall Universitas Andalas, setelah seminar nasional mengenai AFTA dan post MDGs dalam rangkaian kegiatan IMO. Tahap final terdiri dari dua kegiatan, yakni LCT dan SOCA. Tentunya tahap final ini dilaksanakan dengan tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Tahap final berakhir, bukan berarti ketegangan para finalis berakhir. Mereka masih harus menunggu hasil dari kerja keras yang mereka tempuh selama IMO 2014 berlangsung. Pemenang IMO 2014 untuk setiap cabangnya diumumkan pada Closing Ceremony IMO 2014 di Convention

Hall Universitas Andalas, begitu juga untuk peraih juara umum yang akan membawa piala bergilir IMO. Mengatasi ketegangan peserta, panitia menyiapkan penampilan-penampilan menarik dari Unit Kegiatan Mahasiswa Rumah Seni BEM KM FK UNAND. Berbagai penampilan tarian tradisional Minangkabau, group vocal dan penampilan band pun memicu sorak sorai peserta. Tampak ketegangan peserta yang hilang sejenak dengan hiburan yang diberikan. Akhirnya para pemenang di setiap cabang pun diumumkan. Dari perhitungan poin yang didapatkan, ternyata terpilihlah dua universitas dengan perolehan poin yang sama. Hal ini sempat menimbulkan diskusi yang alot antara panitia dengan juri. Akhirnya diputuskanlah kedua universitas ini sebagai peraih juara umum bersama IMO 2014, yaitu Universitas Gajah Mada dan Universitas Sumatera Utara. Peserta OSPE

21 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015


ISMKI DAN ORGANISASI WUJUDKAN HARMONISASI DAN SINERGITAS, GAPAI CAHAYA ISMKI Iqbal Maulana Malik (FK Universitas Jenderal Soedirman 2012)

Delegasi pengurus harian wilayah 3 pada Musyawarah Wilayah ISMKI wilayah 3

Berlangsung selama 3 hari, 5-7 Desember 2014, Pengurus Harian Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah 3 mengadakan Musyawarah Wilayah yang merupakan kegiatan akhir tahun untuk menutup periode kepengurusan 2014. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman ini dihadiri oleh 12 institusi dari total 14 institusi yang berada di wilayah 3 dengan total delegasi kurang lebih mencapai 100 delegasi. Seperti biasa, agenda dari kegiatan ini diisi dengan pemaparan laporan pertanggungjawaban dari kepengurusan yang dipimpin oleh Fachrurozi Irsyad selaku Sekretaris Wilayah 3, kemudian adapula sidang komisi yang berisi pembahasan mengenai rekomendasi dan hal-hal penting lainnya terkait kepengurusan di tahun mendatang. Selain itu, dilaku-

kan pula agenda tenderisasi untuk kegiatan-kegiatan yang akan diadakan di tahun 2015 di mana didapatkan hasil, yaitu Rapat Koordinasi Wilayah akan diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wicana, Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Wilayah akan diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Bakti Sosial Wilayah akan diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, dan Musyawarah Wilayah akan diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Agenda selanjutnya yang paling ditunggu dalam Musyawarah Wilayah, pemilihan Sekretaris Wilayah untuk periode kepengurusan 2015. Tahun ini ada 2 calon yang mendaftarkan diri untuk menjadi penerus tongkat estafet kepemimpinan di kepen-

gurusan mendatang. Mereka adalah Rijal Maulana Haqim dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Seftiandar Mega Riandana dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah melalui berbagai tahapan dan musyawarah yang begitu alot, diputuskanlah bahwa Rijal Maulana Haqim terpilih menjadi Sekretaris Wilayah 3 untuk periode kepengurusan 2015. Hari terakhir pun tiba dan kegiatan ini ditutup dengan Medical Expo yang merupakan agenda yang diperuntukan bagi siswa SMA yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan tingginya di jurusan kedokteran. Medical Expo yang diikuti sekitar 160 peserta ini diisi dengan seminar mengenai gambaran menjadi seorang mahasiswa kedokteran dan juga terdapat berbagai stand dari institusi yang hadir di Musyawarah Wilayah.

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 22


ISMKI DAN ORGANISASI NAPAK TILAS MUSWIL ISMKI WILAYAH 2 Tri Hastuti (FK Universitas Muhammadiyah Semarang 2013) Musyawarah Wilayah (Muswil) merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan Ikatan Senat Mahasiwa Kedokteran Indonesia (ISMKI) yang diikuti oleh seluruh peserta dari berbagai fakultas kedokteran di Indonesia. Tuan rumah MUSWIL ISMKI Wilayah 2 pada tahun 2014 adalah Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura yang dilaksanakan pada 12-14 Desember 2014. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk menentukan Seketaris Wilayah (Sekwil) yang baru. Muswil ini dibuka pada hari Jumat 12 Desember 2014 di Balai Petiti Kantor Gubernur Kalimantan Barat dengan mengundang Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Gubernur Kalimantan Barat dan yang mewakili, dan Ketua Ikatan Kedokteran Indonesia Pontianak. Acara pembukaan ini menampilkan beberapa hiburan seperti tarian adat melayu, dayak dan tionghoa serta penampilan akustik dari mahasiswa FK UNTAN. Acara di hari kedua Muswil dilaksanakan di ruang amphiteater FK UNTAN. Pemilihan presidium tetap pada Muswil ini adalah Jordy Gabriel Tjahja dari FK UKRIDA, Antony Halim dari FK UNTAN, dan Nizzah Afina dari FK UPN, yang dilanjutkan dengan

pembahasan tata tertib Muswil dan presentasi tiap bidang yang disertai sesi tanya jawab. Dan yang berhasil mendapat tender adalah UNSWAGATI untuk acara Muswil dan USAKTI untuk acara Muskerwil selanjutnya. Pada hari ketiga penentuan Sekretaris wilayah (Sekwil) terpilih yang dimulai dengan agenda Komisi Pemilihan Umum (KPU). Casekwil yang diajukan antara lain Yoga Ramadhan, Sarah Attauhidah, dan Izzudin Rabbani. Dan yang terpilih sebagai Sekwil baru adalah Yoga Ramadhan dari FK USAKTI, yang juga merupakan Best Regional Assistance. Ada juga pengukuhan PHW terbaik yaitu Fadhil Andhika Putra dan Intitution of the Year yaitu FK YARSI. Seorang Yoga Ramadhan besedia menjadi Sekwil karena ingin bermanfaat bagi orang-orang di sekitar. Walaupun perasaannya campur aduk, semoga ini terbaik untuk kita semua, untuk institusi yang tergabung di ISMKI wilayah 2. Sekwil terpilih ini mengajak semua mahasiswa kedokteran di ISMKI Wilayah 2 untuk berubah dan berkomitmen untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan yang tidak hanya menuntut saja. Langkah awal sebagai Sekwil, seorang Yoga akan membentuk

23 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

pengurus inti dalam waktu dekat ini. Kilas balik saat pemilihan Sekwil, Yoga beranggapan do the best for the last, karena calon yang lain juga mempunyai kelebihannya masing-masing, seperti Sarah yang inovatif dan terstruktur, Izzy yang fresh. Keduanya punya kemampuan dan pengetahuan terkait ISMKI yang lebih. Tentu ini dipertimbangkan juga untuk menjadi waSekwil. Ini bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal untuk bergerak. Untuk acara Muswil kali ini, Yoga memiliki kesan bahwa Untan akan lebih maju di tangan Adit, dan untuk temanteman Untan jangan pernah putus semangat walaupun merupakan institusi terjau, serta pertahankan semangat kalian. Di hari terakhir ada agenda City Tour yang merupakan kegiatan untuk refreshing sekaligus mengenal kota Pontianak. Para delegasi pergi ke Rumah Radank untuk melihat rumah asli suku dayak ini. Delegasi ini juga mampir ke PSP untuk membeli oleh-oleh khas, lidah buaya, cinderamata, makanan khas. Dengan pulangnya delegasi maka berakhir pula acara Muswil ini. Semoga Sekwil terpilih dapat menjalankan amanahnya dengan baik dan lancar. Together We are Stronger.


ISMKI DAN ORGANISASI MUSYAWARAH ISMKI WILAYAH 4 DI KOTA KENDARI Safitri Nindya KS (FK Universitas Brawijaya 2012)

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) wilayah 4 mengadakan Musyawarah Wilayah yang merupakan musyawarah tertinggi di wilayah 4 Desember lalu. Tender agenda tahunan yang dimenangkan oleh Fakultas Kedokteran Halu Uleo (UHO) ini dihadiri oleh beberapa institusi se wilayah 4 antara lain Universitas Brawijaya (UB), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Universitas Airlangga (UA),

Universitas Hang Tuah (UHT), Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Tadulako (Untad), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Universitas Cendrawsih (Uncen), Universitas Islam Al-Azhar (Unizar), Universitas Warmadewa (Unwar), Universitas Udayana (Unud), Universitas Halu Uleo (UHO), Universitas Islam Al-Khairat.

Pemilihan bakal calon Sekwil M u s y a w a r a h tersebut dilaksanakan mulai tanggal 18-21 Desember 2014 di Wonua Monapa Resort. Dimulai dengan welcoming party di malam Kamis, kemudian dilanjutkan dengan agenda sidang pleno pertama tentang pembahsan dan pengesahan agenda acra dan tata tertib sidang hingga pemilihan presidium muswil. Seperti muswil biasanya, tak afdhol jika sidang tak sampai pagi. Agenda hari kedua kurang lebih dimulai pukul 09.00 WITA yang dimulai dengan Laporan Pertanggung Jawaban dari Sekretaris Wilayah 4 periode 20132014, Ikhwan Ukhrawy Aly dari Univ. Tadulako, hingga puncak acara yang paling ditung-

gu-tunggu yakni, sidang pleno pembahasan tata tertib pemilihan calon dan pemilihan calon sekwil periode 2014-2015. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, muswil tahun ini diramaikan oleh 5 bakal calon yakni, Aryanto dari Univ. Tadulako, M. Idris Ikhsan dari Univ. Halu Uleoo, M. Hardian Nugraha S dari Univ. Muhammadiyah Makassar, Ni Wayan Saras Sasmita dari Univ. Udayana, dan Astria Novitasari Nidom dari Univ. Airlangga. Setelah melalui uji kriteria casekwil dan kelengkapan berkas, kelimanya di nobatkan sebagai Casekwil 4 periode 2014-2015. Sidang Pleno kali ini terbilang cukup alot. Karena

banyak pihak yang berpendapat dan banyak pertimbangan yang disampaikan pada sidang kali ini. Alhasil pemilihan sekwil yang diagendakan selesai pukul 22.00, akhirnya selesai sekitar pukul 08.00 WITA dan terpilihlah M. Hardian Nugraha S dari Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Sekretaris Wilayah 4 periode 2014-2015. Walaupun terbilang cukup alot dalam sidang-sidangnya, peserta muswil masih tetap menikmati jalannya acara dan city tour yang disediakan oleh panitia. Pedebatan yang terjadi saat sidang, meluruh menjadi satu dalam kebahagiaan dalam city tour yang diadakan di Pulau Hari.

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 24


INTRODUCE US

Pengurus LPM SINOVIA

LPM SINOVIA, MEMEDIASI KOMUNIKASI YANG SEHAT Aisyah Nauli Sihotang (Fakultas Kedokteran Unhas 2012) Lembaga Pers Mahasiswa Sinovia merupakan salah satu organisasi semi otonom yang berstatus Badan Khusus di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang bergerak dalam bidang jurnalistik. Term “SINOVIA” diambil dari bahasa kedokteran, yakni cairan sendi pada lutut yang membantu melicikan pergerakan. Oleh karena itu, SINOVIA sebagai lembaga pers mahasiswa juga diharapkan mampu memiliki fungsi pergerakan dengan tetap berlandaskan pada idealisme mahasiswa . Mengingat bahwa LPM SINOVIA adalah lembaga pers mahasiswa kedokteran, maka setiap pergerakannya misalnya dalam hal pemberitaan sebagian besar mengacu pada aspek medis, namun tidak menutup kemungkinan untuk hal-hal dilluar medis. Dengan slogan “Memediasi Komunikasi Yang Sehat”, LPM Sinovia berusaha untuk menyampaikan informasi lintas kalangan agar komunikasi yang baik dapat terus terjaga. Menilik sejarahnya, saat awal pembentukannya atau saat kemunculannya sebagai media, LPM Sinovia berdiri pada tanggal 31 Desember 1990, pada saat itu SINOVIA hadir dalam bentuk “BULETIN”. Pemimpin redaksi pada waktu itu adalah Rudi S. Pontoh, dan beliaulah yang dikenal sebagai pendiri keluarga kecil Sinovia. Setelah tahun 1995, barulah Sinovia terbit dalam bentuk “TABLOID” dengan Pemimpin Redaksi, Muh. Ahsan, yang selanjutnya digantikan oleh Kam25 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

rullah yang kemudian mengundurkan diri dan diganti oleh Harifin Hafid yang selanjutnya diambil alih oleh Fahriansjah. Kemudian, Fahiansjah digantikan oleh Irfan. Lalu Wiwi Irawan, yang digantikan oleh Aulia Rahman Basri. Pada tahun 2006, SINOVIA mencoba memunculkan majalah SINOVIA dengan kolaborasi berbagai warna di tiap halamannya. Dalam ruang Keluarga Mahasiswa (KEMA) FK Unhas, LPM Sinovia berada langsung di bawah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unhas. Saat ini, LPM Sinovia menempati ruang redaksi yang disebut Bilik Kecil Sinovia di Area Broca Student Center Fakultas Kedokteran Unhas. Bilik kecil ini biasa digunakan untuk rapat redaksi, berkumpul atau hanya sekedar beristirahat bagi anggotanya. Sinovia terdiri dari bagian redaksi dan direksi yang program kerja serta produk yang dihasilkan tidak lain adalah untuk meningkatkan peran jurnalistik di lingkup fakultas kedokteran. Produk yang dihasilkan oleh bagian redaksi dan direksi antara lain : Majalah Sinovia yang terbit dwibulanan yaitu dua bulan sekali. Majalah Sinovia diterbitkan oleh Divisi Majalah dan mengangkat isu seputar kemahasiswaan dan kebijakan kedokteran yang membutuhkan kajian dengan kompleksitas yang tinggi.


INTRODUCE US

Sinovia in action Buletin Sinovia yang diterbitkan oleh Divisi Buletin. Terbit setiap kali ada isu yang harus cepat tersebar ke seluruh civitas akademika fakultas kedokteran. Majalah dinding (Mading) Sinovia oleh divisi Mading Sinovia yang terbit setiap bulan. Berisi berita singkat dengan tema yang disesuaikan dengan kondisi informasi yang sedang berkembang di kampus. Taman Baca Sinovia yang di organisir oleh Divisi TBS. Taman Baca ini dibuka setiap minggu di Taman Avicenna Fakultas Kedokteran Unhas. Sinovia memberikan fasilitas kepada Keluarga Mahasiswa untuk membaca dan membuat kartu anggota baik selama taman baca dibuka maupun jika ingin membaca di bilik kecil sinovia. Bedah buku yang dilaksanakan tiga kali selama kepengurusan. Bedah buku ini diadakan oleh divisi TBS untuk semua warga KEMA FK Unhas. Buku yang dibedah oleh ahlinya ini tidak hanya sekedar buku kedokteran saja melainkan juga tentang filsafat, politik, sastra dan lain-lain. Website sinovia yang dikelola oleh divisi hubungan luar sinovia. Website ini berisi berita update, laporan kegiatan kampus, info kesehatan hingga karya sastra mahasiswa kedokteran. Silahkan buka di www.lpmsinovia.org Sinovia Journalistic Festival, adalah festival jurnalistik yang menjadi program kerja besar divisi hubungan luar sinovia. Festival ini diadakan satu kali selama satu kepengurusan. Di festival ini, diadakan lomba-lomba sastra dan jurnalistik serta

talkshow dan kuliah umum bersama orang-orang terkenal yang sudah memberikan kontribusi di bidang sastra, jurnalistik, dan kedokteran. SJF tahun ini diadakan tanggal 6 desember 2014 dan mendatangkan pemenang ASEAN young writers, Faisal Oddang, Penulis Dilan, Pidi Baiq, serta Peneliti bidang genetika, Prof. dr. Irawan Yusuf. Selain tujuh produk tersebut, LPM Sinovia juga mengembangkan kemampuan anggotanya di bidang akademik maupun jurnalistik dengan program Upgrading Skill Journalistic (USJ) dan Tenteran akademik. USJ ini mendatangkan pakar yang ahli di bidang jurnalistik dan keorganisasian untuk meningkatkan kemampuan dasar dalam jurnalistik dan organisasi anggota-anggota sinovia. Tenteran akademik ini dilaksanakan setiap kali mendekati ujian blok dan ujian praktikum. Pengurus sinovia banyak yang menjadi asisten dosen sehingga sinovia ingin membentuk anggota yang tidak hanya ahli di bidang jurnalisitik dan organisasi tetapi juga cemerlang di bidang akademis. LPM Sinovia mengadakan regenerasi kepengurusan dengan mengadakan Sekolah Dasar Jurnalistik bagi mahasiswa pre-klinik yang telah menyelesaikan seluruh jenjang pengaderan. Sekolah Dasar ini telah 15 kali diadakan sejak sinovia berdiri. LPM Sinovia juga merupakan salah satu anggota Badan Pers Nasional ISMKI. Sehingga diharapkan LPM Sinovia mampu memberikan kontibusi bukan hanya di tataran Fakultas Kedokteran Unhas saja, tetapi juga di tataran nasional. SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 26


INFO LOKAL

SINO JOURNALISTIC FESTIVAL : ARGUMENTUM IN ABSURDUM Awaluddin A Mulyadi FK Univ. Hasanuddin 2012

Makassar, 6 Desember 2014- Hujan yang mengguyur Makassar tidak menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk bergerak bangkit dari tempat tidur empuknya di hari ini. Satu persatu mereka datang ke RS. Universitas Hasanuddin, lalu naik ke lantai 2 dimana Auditorium tersebut berada. Mereka datang untuk menyaksikan acara yang diadakan oleh LPM Sinovia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini, sebuah kuliah umum “Argumentum in Absurdum: Sastra dan Kedokteran”. Kuliah umum ini merupakan rangkaian dari Sino Journalistic Festival 2014 (SJF 2014). SJF ini terdiri dari rangkaian lomba (lomba cerpen, esai, mading, poster, dan fotografi jurnalistik) dengan tema AFTA dan puncaknya adalah kuliah umum pada hari ini. Pada pukul 8 pagi, peserta lomba poster dan mading yang juga tidak kalah semangatnya dengan peserta kuliah umum, mempresentasikan karya mereka di depan juri dan para peserta lom-

27 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

ba lainnya. Untuk lomba esai dan cerpen, dilakukan penilaian oleh juri beberapa hari sebelumnya tanpa melalui presentasi. Setelah itu, panitia mengundang Wakil Dekan III FK UH, ayahanda Prof. dr. Nasrum Massi Ph,D untuk membuka acara ini secara formal. Pada kesempatan kali ini, LPM Sinovia menghadirkan tiga orang pembicara yaitu Faisal Oddang, Prof. dr. Irawan Yusuf Ph,D , dan Pidi Baiq. Dipandu oleh Putri, moderator pertama, Faisal Oddang memulai kuliahnya. Sebelumnya, kalian harus tahu dulu siapa Faisal Oddang ini. Ia adalah salah satu penulis muda berbakat asal Wajo yang sekarang sedang menempuh pendidikan sebagai mahasiswa angkatan 2012 di Fakultas Sastra jurusan Sastra Indonesia, Universitas Hasanuddin. Baru-baru ini ia mendapatkan penghargaan di Asean Young Write Award yang diadakan di Thailand. Sudah banyak karya sastra yang dihasilkannya baik berupa novel, antologi puisi, maupun antologi cerpen. Novel

pertamanya yang berjudul “Rain and Tears” diterbitkan tahun 2013 kemarin. Novel ini mendapat sambutan yang cukup baik di kalangan pembaca muda. Faisal berbagi tips serta “rahasia” mengapa ia bisa berhasil di usia yang cukup muda ini. “Selama kita masih bisa jatuh cinta dan patah hati, selama itu kita masih bisa menulis.” Ungkapnya yang disambut dengan riuh peserta kuliah umum yang sebagian besar adalah darah muda ini. Salah satu rahasianya dalam menulis adalah berusaha berbeda. Berusaha mencari sudut pandang yang berbeda dari orangorang pada umumnya. “Semua orang tahu bahwa cinderella adalah seorang putri yang kerap dianiaya oleh orang tuanya. Namun, bagaimana jika ternyata ia adalah sebaliknya? Bagaimana jika ia membayar penulis untuk menuliskan kisah hidupnya yang seperti itu agar orangorang simpati padanya?” tambah Faisal untuk memberikan gambaran mengenai mencari sudut pandang yang lain.


INFO LOKAL

Setelah puas mendengarkan motivasi dari Faisal Oddang, peserta yang berjumlah lebih dari 200 orang tersebut kembali diberikan suguhan yang menarik. Bagaimana tidak, Prof. dr. Irawan Yusuf Ph, D , seorang dokter peneliti dan juga mantan dekan Fakultas Kedokteran Unhas selama dua periode ini membahas mengenai hubungan antara sastra dan kedokteran. Sastra, menurut Prof. Irawan, telah ada sebelum manusia mengenal dunia medis. Sastra dan kedokteran sama-sama memiliki tujuan untuk kemanusiaan. Beliau menambahkan bahwa agak kecewa dengan Universitas Hasanuddin dimana selama ini gelar doctor Honoris Causa selalu diberikan kepada para politikus dan pengusaha. Beliau bahkan pernah mengajukanagar gelar doktor juga diberikan kepada seorang sastrawan yang berjasa dalam mengubah pola pikir bangsa ini. Salah seorang yang beliau ajukan tersebut adalah Gus Muhammad. Pembicara ketiga, siapa lagi kalau bukan Pidi Baiq. Ayah sejuta anak ini terlihat sangat bersemangat. Sejak datangnya, para penggemar beliau saling berlomba untuk foto bersama. Tidak

lupa mereka keluarkan buku-buku karya “Ayah” untuk ditandatangani oleh beliau. Beliau naik ke panggung sambil berlari kecil setelah pembawa acara, Akbar K. Baharsyah, mempersilahkan beliau. Hal diluar dugaan terjadi. Dengan santainya ia meminta supaya “anak-anaknya” itu lebih dekat dengannya. Duduk lebih dekat, sampai lesehan diatas panggung. Serentak “anak-anaknya” berlomba untuk duduk paling dekat dengan “ayah”, seolah mendengar apa yang diinginkan oleh “anak-anaknya”. Sosok sang “ayah” ini memahaminya. Suasana kekraban pun tercipta dengan spontan. Tak ada lagi batas antara pemateri dengan peserta. Prof Irawan yang tampak sedikit terkejut dengan kejadian ini, terlihat tertawa lepas mendengar “kuliah umum” dari ayah Pidi Baiq. Ayah Pidi berhasil membuat semuanya bahagia dengan ucapannya yang terdengar aneh bagi siapa saja yang belum pernah bercakap dengannya. Bahasa Indonesia yang khas serta jawabanjawaban yang “asal” tapi masuk “akal” membuat peserta selalu menunggu-nunggu. Menunggu apa lagi yang akan dikatakan si “Ayah” ini. Banyak karya yang

sudah dihasilkan oleh ayah Pidi. Salah satunya yang paling terkenal adalah novel Dilan. Novel ini mengangkat kisah romantis masa SMA yang tidak seperti pada umumnya. Novel ini sudah menimbulkan fenomena tersendiri bagi para pembacanya. Banyak yang merasa bahwa ini bukan novel. Ini buku sejarah sebab tokoh-tokoh dalam novel tersebut sebagian besar adalah non fiktif. Bahkan, tokoh Milea yang asli juga sudah banyak diketahui oleh para pembaca. Banyak yang bertanya pada ayah mengenai tokoh Dilan yang membuat semua kaum hawa jatuh cinta padanya. Namun, ayah menjawab bahwa Dilan itu adalah semua orang. Semua bisa jadi Dilan. Kini, para pembaca menanti novel kedua dari seri Dilan tersebut. Dan akhirnya, seperti yang terjadi pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, pertemuan hari itu juga berakhir. Acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba dan sesi foto bersama. Semoga kita dipertemukan kembali dalam suasana yang lain untuk kembali mengenang kehangatan sino journalistic festival. (aan)

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 28


PENGEMBANGAN DIRI

MENGELUH, BYE!!! Dyahati Wahyurini (FK Universitas Sriwijaya 2014) kan soal, tapi saya ingin kalian menuliskan dua nama yang demi mereka kalian berada disini.” 95% membuktikan bahwa semuanya menuliskan nama Ibu dan Ayah. “Tidak untuk dikumpul, tapi saya hanya ingin kalian mengingat dua nama itu selama menempuh pendidikan kedokteran ini, saya ingin jika kalian lelah bukalah secarik kertas itu kembali.” Kata-kata dari dosen kesayangan itu membuka mataku, atau lebih tepatnya mata kita sebagai mahasiswa-mahasiswi pendidikan dokter yang pastinya akan menempuh perjalanan dan pembelajaran yang paling lama di antara

bidang-bidang lainnya. “Aduh aku capek, malas banget mau baca dorland, sobotta, snell, dan sejenisnya.” “Aduh sepertinya aku salah pilih jurusan!” “Yah besok praktikum, malamnya begadang untuk laporan tutorial, terus lusanya CBT, aaah” “Aaaah, aku penat, kemarin hanya tidur 1 jam!” Kata-kata yang sering terdengar dikalangan mahasiswa-mahasiswi kedokteran, terutama yang masih menginjak semester satu. Enam tahun bukan waktu yang sebentar, dalam enam tahun kedepan pasti ada rasa lelah dan penat di tengah perjalan. Ada kalanya kita berpikir untuk mun-

dur, tapi apa daya sudah terlanjur jauh berjalan. Ada kalanya ingin bangkit, tapi apa daya rasa bosan dan lelah tak bisa dihindari. Lelah dan bosan itu manusiawi tapi tidak akan baik jika diteruskan dan dibiarkan terlalu lama. Jika aura negatif itu tetap dipertahankan maka hidup akan terasa lebih berat, dan terasa penuh tekanan. Akan lebih baik jika kita bisa mengganti aura negatif itu dengan senyuman ikhlas penuh harap. Hidup itu indah sejawat, waktu itu terlalu berharga jika hanya untuk menenggelamkan diri dalam sebuah keluh kesah.

Biasanya yang terjadi pada kebanyakan mahasiswa-mahasiswi FK yang ditemui adalah satu bulan pertama kuliah merupakan sebuah kebanggaan dan penuh semangat. Satu semester kuliah mulai terasa fisik lelah, jam tidur kurang, atau mungkin kaca mata menebal. Satu tahun kuliah mulai tertarik kedunia medis. Dua tahun kuliah mulai muncul kesenangan terhadap dunia medis. Empat tahun kuliah mulai ada rasa iri terhadap teman yang sudah selesai kuliah dan bisa menikmati gaji. Dan nanti di akhir

co-ass mulai muncul rasa takut karena akan segera berdiri sendiri menopang tanggung jawab yang besar. Di sela-sela meningkatnya rasa senang terhadap dunia medis, meningkat pula rasa bosan dengan semua tugas dan rasa lelah dengan semua tuntutan kejar tayang. Sekarang saatnya kita berbenah, saatnya kita untuk menghilangkan atau paling tidak meminimalkan semua aura negatif dari benak kita. Pertama, luruskan niat, niat kita untuk berada di pendidikan dokter ini

adalah untuk menolong dan mengobati pasien. Ingat menolong dan mengobati pasien, bukan mencari uang sebanyak-banyaknya. Itu niat utama kita, niat yang lainnya itu diserahkan pada individu masing-masing, misalnya niat mencari jodoh, menjadi kebanggan keluarga, atau meneruskan cita-cita orang tua. Yang jelas profesi sebagai seorang dokter itu adalah profesi yang mulia, jadi jangan kotori profesi yang mulia ini dengan niat yang salah ya sejawat.

29 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015


PENGEMBANGAN DIRI ÂŹ “Semuanya keluarkan secarik kertas, buKedua, coba baca lagi secarik kertas yang telah kita tulis tadi. Ayah dan Ibu tertulis jelas di kertas itu. Bukankah kita disini untuk bisa membahagiakan mereka? Coba bayangkan ketika mereka mengetahui anaknya mengeluh atas pilihannya sendiri? Bukankah kita ingin menjadi dokter untuk mengukir senyum di wajah mereka? Kita ingin Ibu dan Ayah kita menangis haru saat mendengar kita mengucapkan sumpah dokter. Kita berharap bisa mengobati mereka disaat mereka membutuhkan. Percayalah kelelahan yang kita rasakan ini hanya sebentar dan sesaat, tiada lelah tanpa akhir, semua lelah itu akan berakhir ketika senyuman keikhlasan telah terlukis. Ketiga, jika kita lelah atau sedang malas coba diingat kembali pengorbanan kita dulu waktu memutuskan pendidikan dokter sebagai jurusan kita. Sejawat tahu kan dengan istilah ‘Jurusan Sejuta Umat?’ Ya itu istilah untuk Fakultas Kedokteran. Kenapa ada istilah seperti itu? Itu karena yang berniat masuk ke pendidikan dokter itu banyak dan saingannya sangat ketat. Lalu apa mungkin kita yang sudah berada di dalamnya dengan mudah membuang-buang waktu dengan meratapi nasib dan bermalas-malasan? Bukankah dulu kita belajar siang malam untuk berada disini? Tidakkah ingat saat kita memperebutkan satu kursi hanya untuk bisa masuk di pendidikan dokter? Lupakah

kita akan semua doa yang kita minta setiap saat agar bisa diterima di pendidikan dokter? Sejawat, kita ini beruntung karena bisa masuk di pendidikan dokter, dan sekarang saatnya kita untuk berjuang agar bisa keluar sebagai dokter yang berkualitas. Banyak teman kita yang hingga sekarang harus berusaha keras untuk dapat berada di pendidikan dokter ini. Banyak teman kita yang meneteskan air mata kegagalan berada di sini. Banyak teman kita yang terpaksa mengu-

burkan cita-cita mereka untuk menjadi seorang dokter baik karena faktor materil maupun non materil. Seharusnya kita bersyukur karena bisa berada di sini, dan rasa syukur itu harusnya terpancar dari keikhlasan untuk menjalani semua agenda kita, bukan justru mengeluh sepanjang hari. Jika kita flashback kembali semua pengorbanan itu rasanya semangat kita pasti akan naik lagi. Keempat, jika kita seka-

rang saja sudah lelah bagaimana nanti saat kita harus menolong banyak orang di waktu yang hampir bersamaan? Jika sekarang kita malas, bagaimana nanti saat kita harus bergegas pergi di pagi buta atau malam hari untuk melakukan operasi? Apa kita bisa menunda operasi hanya karena kita masih ingin tidur? Sejawat, sekarang ini saatnya kita untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya, saatnya kita untuk mempersiapkan diri menjadi dokter yang berkualitas. Mari buktikan bahwa kita tidak salah memilih jurusan. Ini cita-cita kita, ini bidang kita dan karena itu kita pasti bisa bertahan dan berhasil. Itu baru empat dari beribu alasan mengapa kita harus tetap semangat dan berhenti mengeluh. Enam tahun sebenarnya bukan waktu yang lama, buktinya masih lebih lama kita sekolah dari SD sampai SMA, kan? Masih lebih lama kita mempraktikkan ilmu yang kita dapat sekarang, kan? Jadi, sekarang mari kita berbenah! Jika tidak sekarang kapan lagi? Jika bukan diri sendiri siapa lagi? Kikis pikiran negatif dengan senyuman ketulusan. Siapkan diri untuk mengukir senyuman di wajah orang tua, keluarga dan para pasien nantinya. Sugestikan pada diri sendiri bahwa kita bisa. Perbanyak doa dan mendekatlah pada Yang Maha Kuasa agar kita diberi kekuatan. Yakinlah usaha dan doa tidak akan berkhianat. Berhenti mengeluh dan sambutlah hari esok yang lebih baik dengan senyum ikhlas penuh harap. Semangat!!!

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 30


HIBURAN

GADIS YANG MENCINTAI HUJAN Niluh Ayu Mutiara Ariyanti (FK Universitas Cenderawasih 2013) Dia masih terdiam, menatap dalam kebisuan langit-langit temaram yang mulai berkabut tebal. Dia masih disana, dengan kedua bola mata yang menyisir langit sore yang kian memuram. Sambil memeluk sebuah boneka teddy lusuh kesayangan, bibir lembabnya tergigit pelan. Matanya kini memerah, sepertinya senja sore telah berpindah kesana. Rintik hujan yang jatuh diluar juga hadir memenuhi kelopak mata. Gadis itu mencintai hujan, sebab hujan selalu bisa membawa kembali memori yang telah lama hilang. Kenangan indah bersama sang ibu seolah berada nyata didepan mata. Terputar kembali hingga membuatnya merasakan lagi kehadiran malaikat indah yang membawanya ke dunia. Sebuah danau dengan beberapa pucuk teratai terlihat dari balik kaca jendela kamar. Dalam lamunan yang dibawa oleh sang hujan, gadis itu melihat seorang anak kecil yang mirip seperti dirinya dahulu. Semua kenangan itu kini kembali. Memori tentang sang ibu selalu bisa kembali disaat hujan menghampiri. Di depan matanya semua nyata terjadi. Kini dia melihatnya lagi, merasakan hal itu terulang kembali. *** Bebera p a belas

31 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

tahun yang lalu, kedua kaki kecilnya berlarian tanpa alas. Rambut hitamnya yang basah dan tergerai panjang lengket pada pipinya yang putih pucat. Tubuh itu berputar mengikuti melodi yang dihasilkan oleh gemuruh hujan. Seolah dia sedang beratraksi dengan diiringi nyanyian beberapa ekor katak, lalu rerumputan dan angin yang berhembus hadir sebagai penontonnya. Gadis itu menari bersama hujan yang mengguyurnya semakin deras. Seolah dia telah terperangkap disana cukup lama, di dalam dunia kecilnya. Kedua tangannya direnggangkan, seperti siap menerima pelukan dari rintikan hujan. Kepalanya menghadap ke atas langit yang berkabut tebal. Dia menutup matanya sejenak, menikmati hembusan angin yang menerpa pipinya pelan. Kedua bola mata itu lalu terbuka, sepertinya ada yang berbeda hari ini, gumamnya dalam hati. Seharusnya ibu akan memanggil namanya dari belakang, membawakan sebuah payung yang dipakai berdua. Seharusnya wanita cantik itu menggandeng tangannya dan mengajaknya pulang. Namun mengapa yang ditunggu tak kunjung ada? Seharusnya ayah dan ibunya sudah pulang. Entah mengapa hatinya mulai gelisah, resah, dan tidak tenang. Tiba-tiba saja ketidaknyamanan merasup perlahan. Seperti ada sesuatu yang telah terjadi. Tetapi apa? Tubuh kecilnya semakin kedinginan, lelah menunggu sang ibu yang tak kunjung datang. Kedua bola matanya yang bulat beralih menatap bumi. Sayup-sayup terdengar suara yang tak asing, melikuk diantara gemuruh hujan, memanggilmanggil namanya.


HIBURAN “Ibu!!!” Gadis itu spontan berteriak kegirangan, mencari-cari asal suara lirih barusan. Setelah beberapa saat menyisir sekitar, akhirnya dia menemukan sosok yang dicari. Matanya mengerjap-ngerjap melihat sang ibu yang berdiri di depan pintu dengan gaun panjang putih dan melambai pelan, seolah memanggil gadis itu untuk segera bergegas datang menghampirinya. Kedua bola mata cantik itu berbinar. Seketika kaki kecilnya berlari sangat kencang, hingga tubuhnya tergoncang. Hampir saja dia terjatuh setelah tak sengaja menabrak batu. Saat mengalihkan pandang, sosok sang ibu tiba-tiba menghilang. Gadis itu berusaha meraih gagang pintu alumunium yang terasa dingin dengan sedikit menjinjit. Suara teriakannya terdengar jelas memanggil-manggil sang ibu, lalu berhenti ketika telepon berdering. Suara polosnya mengawali pembicaraan sore itu. Sayup-sayup terdengar seseorang berbicara dari seberang sana, menjelaskan suatu tragedi yang baru saja terjadi tadi pagi. Sebuah kecelakaan mobil menimpa ayah dan ibunya akibat cuaca buruk. Terjadi pendarahan hebat dikepala yang menyebabkan keduanya sedang koma. Setelah mendengar kabar itu, tubuhnya terasa membeku. Seolah petir menyambar keras membentur hatinya. Kepingan hati itu bahkan lebih hancur daripada kaca yang dipukul palu. Kakinya menjadi kaku, kemudian menjalar naik menyelimuti seluruh raga. Tiba-tiba seseorang yang dia panggil bibi berlari kencang mendobrak pintu, berteriak-teriak mencari gadis itu dan mendapatinya dalam keadaan shock. Gadis itu melipat kedua kakinya di dada. Teriakannya menggema diantara petir yang menggelegar di luar sana. Gagang telepon di sampingnya terjuntai ke lantai, tak sempat dikembalikan ke tempat peraduannya. Melihat tubuh mungil dalam rengkuhannya yang bergetar hebat, Bibi kemudi-

an memeluk keponakannya dengan erat, kemudian mengusap pelan punggung serta kepalanya. Gadis kecil itu langsung menghujaninya dengan pelukan yang tak kalah eratnya, kemudian menangis sesenggukan di pundaknya. sang bibi kemudian menangis. “Mari kita tengok ayah dan ibumu sayang” kemudian wanita itu menggandeng sang gadis yang tak merespon selain dengan tangisan yang kian menjadi. *** Gadis itu duduk tepat di depan ruang ICU, menunggu dalam cemas dan ketidakpastian. Memang seperti inilah dunia, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi bahkan untuk sedetik waktu yang akan datang. Di sebuah dunia kecil yang hanya ditinggali oleh sang gadis; di dalam hatinya, tak ada kegaduhan disana. Hanya sunyi yang berdendang bersama sepi. Hanya ada kesedihan yang menyisakan puing-puing hati yang berantakan. Dercitan suara pintu yang baru saja dibuka pelan terdengar. Langkah kaki seseorang berjas putih keluar. “Najwa kan?” Sambil tersenyum dokter mendekati gadis itu dan menyodorkan sebuah kado kecil. Gadis itu hanya mengangguk pelan, seolah sangat sulit baginya membalas senyuman pria yang ada dihadapannya. “Ini dari kedua orang tuamu” Sebuah boneka teddy bear sebagai kado ulang tahun terlihat saat bungkus k a d o telah terbuka. SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 32


HIBURAN

“Selamat ulang tahun ke-7 sayang. Belajar yang giat ya sayang biar bisa jadi dokter seperti impian kamu, ayah, dan ibu. We always love you sweetheart” Suara sang ibu terdengar setelah jemari mungil itu tak sengaja memencet tangan boneka yang kini ada digenggamannya. Sang dokter yang mendengarkan merasa terharu, lalu mengelus pelan kepala gadis itu. Suaranya teduh dan menenangkan “Saya akan berusaha semaksimal mungkin. Sekarang kamu berdoa ya, karena pada akhirnya Tuhanlah yang akan menentukan takdir seseorang” Sejak saat itu tekadnya untuk menjadi seorang dokter menjadi lebih kuat. *** Bulir air mata terjatuh ketika segala kenangan itu kembali, membaw a kesadaran yang sempat hilang beberapa saat lalu ketika masa kecilnya tiba-tiba terkenang lagi. Ta n g a n n y a lalu mengusap air mata y a n g jatuh sederas rintikan hujan di luar sana. Dia masih m e -

33 | SPEKTRUM Edisi Februari 2015

meluk erat boneka yang sedari tadi berada di pangkuannya. Rekaman suara yang tersimpan rapat pada sang boneka menjadikannya merasakan kembali kehadiran sang ibu yang kini telah pergi. Mengingatkan tentang cita-citanya sejak kecil untuk menjadi seorang dokter. Mengingatkan tentang pesan ibunya, menjadikan rindunya sedikit terobati. Gadis itu kini telah dewasa dan menepati janjinya kepada sang malaikat indah yang dulu pernah menjaga dan mencurahkan seluruh kasih sayang yang tak terhingga. Sekolah kedokterannya telah selesai. Dia sadar bahwa gelar dokter yang disandang bukan sekedar gelar untuk mencari kerja. Sebab menjadi seorang dokter adalah pekerjaan mulia dan panggilan jiwa yang mengamalkannya bukan hanya butuh sekedar kecerdasan, tetapi juga hati. Dia bertekad untuk menyembuhkan dan mengobati pasien dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan ilmu yang dimiliki, selaras dengan sumpah hypocrates yang telah terucap dan terukir dalam hati. Sebab keluarga mereka menunggu untuk kesembuhannya. Walaupun Tuhan yang akhirnya menentukan, seperti takdir sang ibu yang harus pulang ke pangkuan-Nya. “Aku menyayangi dan mencintaimu seperti aku mencintai hujan. Sebab tetesan air yang jatuh tak terhitung jumlahnya, seperti kasih sayang ibu yang tak terhingga untukku” Gadis itu tak pernah membenci hujan, pun menyalahkannya. Sebab setidaknya hujan mengingatkan bahwa dia dulu pernah bahagia bersama sang ibu.


WAKTU YANG MEMBEKU

SPEKTRUM Edisi Februari 2015 | 34


Coming Soon Indonesian Medical Olympiad 2015 In Hasanuddin University

Prepare yourself !


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.