Spektrum
Kritis, dinamis, & intelektual Edisi November 2013
Laporan Utama
Program Dokter Layanan Primer: Kontroversi Kebijakan Pemerintah Laporan Khusus
UU Pendidikan Dokter 2013, Masih Butuh Penjelasan Lanjut Foto
Prof.dr. Kamardi Thalut, SpB Sosok Guru dan Dokter Sejati
Salam Redaksi Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
KONTROVERSI DOKTER LAYANAN PRIMER SALAM REDAKSI Sekapur Sirih dari BROCA. Salam untuk seluruh saudara kami di seluruh penjuru Indonesia. Para dokter masa depan, yang bertarung dengan waktu. Masa depan kita ada di tangan kita, kawan! Melalui tinta hitam, mari kita goreskan harapan untuk masa depan negeri ini. Mencapai target meratanya kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia ada di tangan kita. Pastikan teman, apakah jalan yang kita pilih ini benar adanya. Di tengah kebijakan pemerintah (BPJS) yang ditujukan untuk masyarakat, terselip nama kita di masa depan. Baik-buruknya itu kita lah yang kan merasakannya. Karena kebijakan itu untuk kita. Tidak ada profesi lain yang diatur rapi dalam undang-undang selain profesi kita di masa depan. Lagi-lagi kita harus bertarung, hidup memang penuh perjuangan kawan. Kelak, untuk BPJS ini kita harus memilih lagi untuk menjadi dokter layanan primer kah, atau menjadi dokter spesialis. Apakah perbedaannya? Masih meninggalkan tanda tanya besar, bukan? Mari buka mata, buka telinga, buka jendela hati. SPEKTRUM kali ini akan mengulas tentang 'Dokter Layanan Primer vs Dokter Spesialis'. Mari kita baca dan cerna. Jangan menyesal kelak, karena tergamang dengan keadaan yang telah berbeda. HIDUP PERS MAHASISWA.
DAFTAR ISI Salam Redaksi Laporan Utama Laporan Khusus Organisasi Info Kesehatan Info BPN-ISMKI FK UNAND : CIMSA Pengembangan Diri Event ISMKI : LKMM Wil-3
1 2 4 6 7 9 10 11 12 13
BROCA Event ISMKI :NSOL Event ISMKI :IMO Opini FK UNAND: HET Hot News Profil Hiburan Info Sumbar
1
15 17 19 21 22 24 26 28 29
Struktur Pengurus BPN ISMKI Direktur Utama Fathona Agung Sekretaris I.A. Kemala Wasita Manuaba Bendahara Dini Ka. Div. Majalah SPEKTRUM Shafrizal Rajali Ka. Div. Litbang Arief Kurniawan Ka. Div. Eksterna Rizka Khairiza Ka. Div. Interna Gita Eka Ayuningtyas Ka. Div. Danus Dita Septiani UKM Jurnalistik BROCA BEM KM FK UNAND
UKM Jurnalistik BROCA BEM KM FK UNAND Pimpinan Umum Kenny Cantika Abadi Sekretaris Umum Fitri Hidayati Bendahara Umum Longmai Bunga Persik Koordinator Divisi HRD Diynie Fadhila Fahmi Koordinator Divisi Danus Rahmad Nophriadi Koordinator Divisi Kestari Nidya Yunaz Koordinator Divisi Infokom Ghenta Ajuskri Pratama Pimpinan Redaksi Diah Permata Sari Editor Mursyidah Sholihati, Diah Permatasari, Kenny Cantika Abadi Redaktur Artistik Layout Siqbal Karta Asmana, Intan Ekaverta, Radiatul Mardiah Redaktur Berita Dila Khairat Redaktur Tulisan Firda Razaq Wartawan Nesha Pratiwi, Zulherman, Avissa Fadlika, Nurhayani, Denada Florencia, Denisa Alfadilah, Nida Ul Islam, Wahyu Yogma, Putra Pratamadinata, Fishta Zakia, Radhiatul Mardiah, Andi M. Rizki, Santti Duliem, Firman, Putri Indah, Nadia Permata
Spektrum Sumbar Nama Rubrik dilakukan pada petang hari tanggal 1 Muharam,dilakukan dengan suatu arak-arakan yang dimeriahkan dengan gendang tasa (alat musik pukul khas pariaman). Mengambil tanah dilaksanakan oleh dua kelompok tabuik yaitu kelompok Tabuik Pasar dan Tabuik Subarang. Masing-masing kelompok mengambil tanah pada tempat (anak sungai) yang berbeda dan berlawanan arah. Tabuik Pasar mengambil tanah di Desa Pauh, sedangkan Tabuik Subarang di Alai-gelombang yang berjarak ±600 meter dari daraga. Pengambilan tanah dilakukan oleh seorang laki-laki dengan berpakaian jubah putih melambangkan kejujuran Hosen. Tanah tersebut diusung ke daraga sebagai simbol kuburan Hosen.
Edisi November 2013 alat lainnya) sambil menangis meratap-ratap. Hal ini sebagai pertanda kesedihan yang dalam atas kematian Hosen, sedangkan daraga adalah hakekat dari kuburan Hosen. 5. Maarak Panja/Jari-Jari (tanggal 7 muharam) Maarak panja mer upaka kegiatan membawa tiruan jari-jari tangan Hosein yang tercincang, untuk diinfor masikan kepada khalayak ramai bukti kekejaman raja zalim. 6. Maarak Saroban (petang tanggal 8 muharam) Peristiwa maarak saroban bertujuan untuk menginformasikan kepada anggota masyarakat akan penutup kepala (sorban) Hosen yang terbunuh dalam perang karbala. Peristiwa maarak panja dan saroban ini dimeriahkan dengan Hoyak Tabuik Lenong, yaitu sebuah tabuik berukuran kecil yang diletakkan diatas kepala seorang laki-laki sambil diiringi bunyi gandang tasa-tasa dan sorak sorai dari masyarakat.
3. Menebang batang pisang (tanggal 5 muharram) Menebang batang pisang adalah cerminan dari ketajaman pedang yang digunakan dalam perang. Proses ini melambangkan penuntutan balas atas kematian Husein oleh seorang pria dengan berpakaian silat. Batang pisang 7. Tabuik Naik Pangkat ditebang putus dengan sekali (dini hari tanggal 10 muharam) pancungan. Pada dini hari menjelang fajar, 4 . P e r i s t i w a M a a t a m dua bagian tabuik yang telah siap dibagun di pondok pembuatan tabuik (tanggal 7 muharam) mulai disatukan menjadi tabuik utuh. Prosesi maatam dilaksanakan s e t e l a h S h a l a t D z u h u r o l e h Peristiwa ini dinamakan dengan orang/keluarga penghuni rumah tabuik naik pangkat. Selajutnya, tabuik. Secara beriringan mereka seiring matahari terbit tabuik diusung berjalan mengelilingi daraga sambil ke arena (jalan) dan dihoyak membawa peralatan ritual tabuik (jari- (digoyang-goyangkan) sepanjang hari jari, sorban, pedang Hosen, dan alat- tanggal 10 Muharam.
30
8. Pesta Hoyak Tabuik (tanggal 10 Muharam) Sepanjang hari tanggal 10 Muharam mulai pada pukul 09.00 wib dua tabuik pasar dan Tabuik Subarang disuguhkan ketengah pengunjung pesta hoyak tabuik sebagai hakekat peristiwa Perang Karbala dalam Islam. Acara hoyak tabuik akan berlangsung hingga sore hari. Lambat laun tabuik diusung menuju pinggir Pantai Gondoria seiring turunnya matahari. 9 . Ta b u i k d i b u a n g kelaut(petang tanggal 10 Muharam) Tepat pukul 18.00 wib senja hari, saat matahari terbenam memancarkan sinar merah tembaga akhirnya masing–masing tabuik dilemparkan ke laut oleh kedua kelompok anak Nagari Pasa dan Subarang ditengah kerumunan para pengunjung yang hanyut oleh rasa haru. Maka selesailah prosesi pesta budaya tabuik. Begitulah Anak Nagari Minangkabau merayakan 10 Muharram, dengan semangat yang terpancar dari sorak-sorai masyarakat mengawali pergantian tahun baru Islam. Kini, giliran kita generasi muda yang akan mengusung Tabuik, riuh rendah sorakan “Hoyak Hussein!! Hoyak Hussein!!”, menggelorakan jiwa muda, menciptakan energi positif.
Spektrum Nama RubrikInfo Sumbar
Edisi November 2013
Spektrum Nama RubrikLaporan Utama
Edisi November 2013
Program Dokter Layanan Primer:
Hoyak Tabuik, Perhelatan Awal Tahun
Kontroversi Kebijakan Pemerintah
Oleh: Nidya Yunaz dan Firda Razaq (UKM Jurnalistik BROCA BEM KM FK UNAND)
Oleh : Boma Bhamaswara, Fitri Hidayati, Nur Muhammad Arjanardi
“Hoyak husein….Hoyak Hussein…!!!” Begitulah sorakan rakyat yang terdengar selama upacara tabuik berlangsung Hoyak Tabuik adalah perayaan memperingati Hari Asyura (10 Muharam) yang bertujuan untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad Saw yaitu Saidina Hassan bin Ali yang wafat diracun serta Saidina Husein bin Ali yang gugur dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Iraq tanggal 10 Muharam 61 Hijrah (681 Masehi). Bermula sejak 1829, kini Tabuik bukan hanya menjadi salah satu seni tradisional dan permainan anak nagari saja, tetapi pesta budaya ini sudah menjadi event pariwisata nasional yang dilaksanakan setiap tahun pada awal bulan Muharram. Yang disebut tabuik adalah bangunan menara dari bambu yang dihiasi bunga kertas warna-warni di atasnya. Tabuik melambangkan tandu jenazah yang diusung oleh bouraq atau kuda bersayap, berbadan tegap, dan
berkepala manusia (wanita cantik) yang dipercaya telah membawa arwah Hasan dan Husein ke surga. Pesta rakyat ini berlangsung di kota Pariaman, selama sepuluh hari prosesi pembuatan tabuik sampai acara puncaknya pada tanggal 10 Muharram. Adapun prosesi yang dilaksanakan selama sepuluh hari tersebut adalah: 1. Membuat daraga (rumah tabuik) Beberapa hari sebelum prosesi tabuik dimulai terlebih dahulu masing-masing r umah tabuik mendirikan sebuah tempat yang dilingkari dengan bahan alami (pimpiang) empat persegi dan didalam nya diberi tanda sebagai kiasan bercorak makam yang dinamakan dengan daraga. Fungsi dari daraga adalah sebagai pusat dan tempat alat ritual, merupakan tempat pelaksanaan maatam. 2. Mengambil tanah (tanggal 1 Muharram) Aktivitas pengambilan tanah
29
Pada tanggal 6 Agustus 2013 lalu, RUU Pendidikan Kedokteran yang awalnya sudah disetujui fraksi-fraksi DPR-RI akhirnya disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi UU No. 20 Tahun 2013. Akan tetapi UU ini mendatangkan pro dan kontra dari berbagai pihak, salah satu diantaranya mengenai kebijakan dokter layanan primer. Pasal 8 ayat 3 UU No. 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran yang berbunyi, “Program dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelanjutan dari program profesi dokter dan program internship yang setara dengan program spesialis.” Dapat diambil kesimpulan bahwa program dokter layanan primer merupakan sebuah cabang baru di dunia pendidikan kedokteran yang akan mencetak para dokter pemberi layanan primer, yang mana program ini baru bisa diambil setelah lulus menjadi dokter umum dan juga sudah menjalankan program internship. Program ini tentunya jelas berbeda dengan dokter umum biasa sebab untuk menjadi dokter layanan primer harus menjalani pendidikan lebih lanjut selama 2 tahun lagi. Kemudian bagaimana dengan dokter umum? Nur Muhammad Arjanardi, Sekretaris Bidang Kastrat ISMKI Wilayah III, menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini sebenarnya adalah menyiapkan tenaga kesehatan yang siap dalam menyongsong era baru sistem kesehatan di Indonesia yaitu Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang bermanifestasikan dalam bentuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Akan tetapi, ia mengemukakan adanya keganjalan pada pasal 8 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: (1) Program dokter layanan primer, dokter spesialis subspesialis, dan dokter gigi
spesialis-subspesialis sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (5) huruf b hanya dapat diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi yang memiliki akreditasi kategori tertinggi untuk program studi kedokteran dan program studi kedokteran gigi. (2) Dalam hal mempercepat terpenuhinya kebutuhan dokter layanan primer, Fakultas Kedokteran dengan akreditas kategori tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran yang akreditasinya setingkat lebih rendah dalam menjalankan program dokter layanan primer. Jadi yang bisa menyelenggarakan program dokter layanan primer ini hanya Fakultas Kedokteran (FK) yang berakreditasi A namun dapat juga bekerja sama dengan FK yang berakreditasi B. “Padahal menurut data terbaru dari 74 FK yang ada hanya 17 FK yang berakreditasi A dan 21 yang berakreditasi B. Sisanya ada yang masih akreditasi C dan bahkan ada yang belum terakreditasi. Inilah yang menjadi kontroversi,” jelasnya. Ironis, ketika negara sedang membutuhkan banyak dokter dalam rangka menghadapi JKN (yang tentunya akan mendapat animo sangat besar dari masyarakat, seperti program KJS di Jakarta, karena kegratisannya) institusi pencetak dokter layanan primer yang dibutuhkan dalam SJSN seakan-akan tampak diperketat dan dibatasi oleh pemerintah. Hal ini pula yang akan semakin memperlebar jurang antara institusi yang memang sudah top dengan institusi yang baru berdiri, ataupun dengan institusi yang sudah berdiri cukup lama namun masih belum top. Padahal institusi yang berakreditasi C atau bahkan belum terakreditasi ini
2
Spektrum Laporan Utama Nama Rubrik
Edisi November 2013
juga mengalami banyak kendala untuk memperoleh akreditasi A ataupun B, seperti SDM yang memang masih kurang, fasilitas yang masih belum memadai, dsb. Terwujudnya program dokter layanan primer inipun masih harus menunggu persiapan dari pemerintah, contohnya saja kurikulum yang belum jelas. Silabus program dokter layanan primer ini masih dalam bahasa Persatuan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) bersama DIKTI, ungkap salah seorang anggota PDKI. Sedangkan nantinya bagi dokter umum yang tidak mengambil program dokter layanan primer ini selama dia mempunyai izin untuk berpraktek hanya dapat bekerja di Rumah Sakit swasta yang tidak menjalin kerjasama dengan SJSN. Rian Ainunnahqi, Staf Ahli Sosial Politik dan Kastrat dari UNSOED, juga menilai bahwa masih banyak kekurangan pada kebijakan ini. Program ini bertujuan untuk memperbanyak jumlah dokter yang masih sangat minim. Akan tetapi tujuan tersebut agaknya susah untuk terealisasi atau bahkan makin tidak terpenuhi. Program ini memiliki beberapa kelemahan yang menjadi kontroversi. Pertama, program ini hanya bisa diselenggarakan di FK akreditasi A atau B yang notabene jumlahnya hanya sedikit dari jumlah seluruh FK di Indonesia. Bayangkan saja kebutuhan dokter layanan primer se-Indonesia hanya dipenuhi jumlah sedikit itu. “Tampaknya target Indonesia Sehat tahun 2015 tidak akan tercapai bila jumlah dokter layanan primer ini tidak memenuhi kebutuhan,” tegasnya. Kedua, dokter layanan primer ini memiliki kompetensi yang bisa dibilang hampir sama dengan dokter umum. Dokter layanan primer ini nantinya akan bekerja di ranah umum juga. “Dilihat dari situ justru pemerintah tampak meragukan kompetensi dokter umum yang ada,” jelasnya. Ketiga, masyarakat sangat minim
pengetahuan karena kurangnya sosialisasi secara luas. “Jangankan masyarakat, lingkungan dokter saja sosialisasinya masih kurang,” imbuhnya. Pada dasarnya program ini tujuan sangat bagus, dimana dengan harapan bahwa dokter umum yang mengambil program dokter layanan primer ini softskillnya lebih dipermantap lagi sehingga nantinya dapat tercapai targetan 80% permasalahan kesehatan dapat diatasi oleh fasilitas kesehatan primer tanpa harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan, ungkap Endang Mutiwara, Koordinator Departemen Kastrat BEM KM FK UNAND. Namun memang masih banyak kelemahan di dalamnya. Diantaranya yaitu masih sedikitnya FK berakreditasi A dan B yang dapat menyelenggarakan pendidikan dokter layanan primer di Indonesia. Belum lagi akreditasi itu memang cukup sulit untuk ditingkatkan dikarenakan masalah-masalah seperti SDM dan fasilitas yang kurang. Selain itu, kesenjangan antara dokter umum dan dokter layanan primer dan kurangnya sosialisasi juga menjadi masalah tersendiri dan menambah kompleksitas jalannya program ini. Sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya akan menjadi tenaga kesehatan, tentu kita juga harus ikut mengatasi keruwetan masalah ini, sebagai pihak yang terkait tidakkah kita merasa dirugikan? Mungkin sebelum UU ini disahkan kita kurang menyikapi RUU tersebut, kurang kritis, ataupun luput dari perhatian. Namun nasib kita masih dapat kita perjuangkan karena UU ini masih akan diatur dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri, kedepannya disinilah peran kita. Mulai dari kini marilah kita juga ikut mengkritisi dan memberikan masukan kepada pemerintah demi masa depan pendidikan kedokteran yang lebih baik.
3
Hiburan Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
Mata Sang Kuasa Oleh: Nur Awaliyah Maharaini (FK Universitas Al-Khairat Palu) Kau… Berjalan dan berpencar sesukamu Melewati hempasan nafsu yang tak berakhir Mengikuti kelaparanmu terhadap dunia yang kau geluti Kau tak mengerti akibat perlakuanmu Kau lantas mencaci, memaki, dan membalikkan fakta yang ada Kau pikir kekuasaanmu akan bertekuk lutut terhadapmu? Tuhan itu adil… Semua yang telah kau perbuat untuk pembenaranmu Akan terlihat oleh jutaan mata yang mengerti atas perilakumu Di dunia bukan hanya mau mu yang harus terlampiaskan Ada saatnya dimana kau akan terhempas oleh kelakuan sendiri Ketika pribadimu telah menjadi lemah lalu bicaramu tak karuan Hidupmu akan terus terlihat dan egomu akan terselesaikan Jangan pernah menyalahkan orang lain atas hidupmu Karena semua yang orang lain lakukan terhadapmu adalah jawaban atas perbuatanmu Kau tahu apa tentang dosa? Tuhan pernah memberitahumu tentang itu? Ataukah kau merasa dirimu sederajat Tuhan? Tuhan tidak pernah memperlakukan sesuatu yang buruk Tapi lihatlah apa yang kau perbuat untuk orang lain Kadang rupawan tak menjamin apa-apa Semakin kau kejar dunia, semakin sulit kau dapat yang tulus Karena di mata Tuhan semuanya sama Karena di mata Tuhan tak ada yang beda Namun ada satu yang tak pernah Tuhan inginkan Ketika manusia itu sendiri membedakan sesamanya! Tapi… Mata sang Kuasa tak pernah bersandiwara Biarkan waktu yang berbicara atas segalanya
28
Spektrum Nama RubrikProfil pembangunan kampus Unand, beliaulah yang memperjuangkan untuk tampilan arsitektur kampus Unand dengan menggambarkan Minangkabau, tetapi tidak dengan atap bagonjong tetapi seperti carano terbelah.” Hal-hal yang selalu saya pegang dalam perjalanan saya mencapai cita-cita adalah motivasi yang ting gi, kesungguhan kerja-Man jadda wa jadda. Tidak pernah menganggap enteng seuatu apapun, semua hal dilakukan dengan total dan kesungguhan hati. Selain itu juga disiplin diri, saya selalu membuat rencana saya setiap hari, minggu, bulan dan tahun. Setelah itu taat dengan rencana dan komitmen yang sudah saya buat. Setelah itu, yang terakhir adalah tawakal dan doa. Sosok rendah hati dan visioner seperti Prof KT tentunya kan menjadi idola bagi anak-anak didiknya. Salah satu dari banyak anak didik yang mengidolakannya adalah Prof. dr. Fasli Jalal, PhD. Menurut beliau, “Prof. Kamardi adalah sosok guru ideal yang menjadi dosen favorit saya. Beliau juga senior, mentor, sekaligus orang tua tempat mengadu bila saya ada masalah. Dalam keragu-raguan saya untuk mengambil sikap di persimpangan jalan hidup, beliau selalu hadir dengan nasehat-nasehatnya yang visoner, terukur, dan menyejukkan, yang hasilnya telah menentukan jalan hidup saya sampai saat ini. Dengan gayanya yang khas dengan senyum dikulum yang menghiasi wajahnya yang gagah, beliau dengan sabar dan piawai memfasilitasi pembelajaran kami di stase bedah saat itu.” Pribadi seseorang terbentuk alamiah dari semua aspek yang mempengaruhi hidupnya. Karakter seseorang dipengaruhi oleh agama yang diyakini, ilmu pengetahuan yang dimiiliki, bahasa yang digunakan, serta pengaruh budaya setempat dimana dia ditempa. Begitulah kiranya pembentukan karakter dari
Edisi November 2013
seorang prof.KT. Dari beliau SD sampai s e l e s a i s p e s i a l i s, b e l i a u s e l a l u memperhatikan karakter dan cara didikan masing-masing gurunya. Dari situlah beliau belajar dan memilah, bagaimana mengajar dan mendidik dengan baik. Beliau mempunyai prinsip bahwa, guru itu harus dekat dengan murid-muridnya, oleh karena itu sampai sekarang beliau terkenal dan diidolakan karena kedekatannya dengan muridnya. Bukti keramahan dan kerendahan hati beliau diceritakan oleh salah seorang senior di klinik. “Waktu itu saya mengikuti seminar, saat itu saya bertanya, kemudian Prof. memanggil saya untuk duduk di sebelahnya karena pertanyaan saya menurut beliau bagus. Bodohnya saya, saya tidak tahu siapa Prof. sebelumnya. Kemudian saya tanyakan pada beliau langsung. Dengan rendah hati beliau perkenalkan dirinya ke saya. Sejak saat itu, saya penasaran dengan pribadi Prof.KT. Aura kebaikan beliau sangat kuat, kharismatik. Ketulusan dan kebaikan hatinya seolaholah terpancar dari binaran matanya. Kejadian waktu itu sangat berkesan bagi saya.”, ungkap Revi Naldi,S.ked ketika ditanya pendapatnya tentang Prof.KT. Hal penting yang harus dimiliki dokter adalah sikap etis, professional, dan sadar hukum. Etis maksudnya adalah bersikap sesuai dengan etika kedokteran. Professional maksudnya yaitu ahli dalam bidangnya. Untuk bisa menjadi professional, dokter harus menguasai kompetensi. Kompetensi terdiri dari kognitif, psikomotor dan afektif. Kecerdasan kognitif terdiri dari pengetahuan dan wawasan dari materi pembelajaran dokter. Psikomotor terdiri dari 2 aspek, yaitu interpersonal (soft skills) dan teknis (hard skills). Afektif yaitu attitude-nya sebagai seorang dokter. Dan yang terakhir yaitu, dokter harus sadar ukum, dengan ini dia akan terhindar dari yang namanya mal praktek. “Jika ke-3 sikap ini diamalkan
27
dengan baik oleh dokter, maka akan menjadikannya dokter yang baik.”, jelas Prof.KT Sebagai mahasiswa kedokteran, kita harus belajar secara mendalam. Kita dituntut selalu kritis dan analitis. Dengan selalu mempertanyakan What? Why? How? = apa definisi, mengapa bisa terjadi, bagaimana proses terjadi, bagaimana tatalaksana dan sebagai macamnya. Dokter dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah. “Jadilah dokter bintang 5 : Health Provider, Problem Solver, communicator,community leader, manager. Di Indonesia dikenal dokter bintang 7 : + Bertawakal dan Berakhlak mulia”, pesan Prof. KT Untuk memperingati hari ulang tahun pernikahannya yang ke-50, pada tanggl 24 September 2012, beliau merilis perjalanan hidupnya dalam sebuah autobiografi. Atas desakan anakcucunya, beliau torehkan kisah-kisah hidupnya dalam autobiografi ini. Autobiografi ini berhasil diselesaikan dalam waktu 10 bulan. Prof. mengaku beliau tidak pernah menulis tulisan selain karya ilmiah sehingga harus mulai dari nol untuk menulis ini. Oleh karena itu, dengan jiwa pembelajarnya yang besar beliau mempelajari 'how to make autobiography' dan berhasil mendapat pujian dari bapak Taufik Ismail. 'Yo, sabana lamak! (benar-benar seru!)', komentar bapak Taufik ismail. Benang merah dari autobiografi beliau adalah Hidup Menuntut Ilmu dan Mengamalkannya. Dalam autobigrafi ini beliau fokus pada perjalanannya menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu itu untuk membantu sesama dan membentuk dokter-dokter penerusnya. Autobigrafi ini dihadiahkannya untuk anak-cucunya, para mahasiswa kedokteran dan juga sejawat-sejawatnya. Semog a torehan kisahnya bisa menginspirasi banyak orang, dan beri manfaat lebih luas lagi untuk sesama.
Laporan Khusus Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
UU Pendidikan Dokter 2013 Butuh Penjelasan Lanjut Oleh: Dila Khairat, Dzul Arsyilana, Emirza Wicaksono Ta k b i s a k i t a p u n g k i r i bahwasanya jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia belum tercapai saat ini. Sebagai Negara berkembang, tentunya bukan mer upakan hal mudah untuk mewujudkannya. Berkaca dari Negara-negara maju yang berhasil memajukan kesehatan masyarakatnya, hal ini bukan hanya mimpi belaka. Sistem layanan kesehatan primer yang dianut Negara maju yang kuat ternyata mampu m e n c i p t a k a n s i s t e m l ay a n a n kesehatan yang tidak hanya bermutu, namun hemat dalam pembiayaannya. Pemerintah Indonesia pun telah sadar bahwa sistem ini menjanjikan hajat sehat masyarakat luas. Kesadaran akan pelaksanaan sistem layanan kesehatan primer ini telah ada sejak sepuluh tahun yang lalu dan secara bertahap mulai diselenggarakan secara nasional. Untuk menghadapi sistem secara lebih matang, pemerintah merancang suatu produk perundangan yang akan menjadi dasar dalam proses persiapan dan pendidikan dokter layanan primer melalui pengesahan UU No 20 Tahun 2013. Pelaksanaan dari sistem layanan primer ini akan
dilaksanakan oleh dokter layanan primer, dokter spesialis, dan dokter subspesialis. Namun, setelah disahkannya UU mengenai sistem layanan kesehatan primer ini timbul pro dan kontra. Pemerintah diang g ap terburu-buru dalam penetapan perundangan-perundangan yang tidak secara jelas memaparkan jalannya sistem ini. apalagi sistem layanan kesehatan primer ini harus dimulai pelaksanaanya pada tanggal 1 Januari mendatang. Berikut beberapa poin yang dipertanyakan terhadap UU yang telah ditetapkan tersebut: 1. berdasarkan pasal 8 ayat 1 UU no 20 tahun 2013 yang berbunyi: “Program dokter layanan primer, dokter spesialis-subspesialis, dan dokter gigi spesialis-subspesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf b hanya dapat diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi yang memiliki akreditasi kategori tertinggi untuk program studi kedokteran dan program studi kedokteran gigi.” menyatakan bahwa hanya dokter layanan
4
primer yang lulusan dari fakultas terakreditasi A yang dapat mengambil program dokter layanan primer tersebut. Namun, program pendidikan dokter terakreditas A dapat menjalin kerjasama dengan program pendidikan dokter terakreditasi B sesuai pasal yang sama namun ayat kedua yang berbunyi: “Dalam hal mempercepat terpenuhinya kebutuhan dokter l ay a n a n p r i m e r, Fa k u l t a s Kedokteran dengan akreditasi kategori tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran yang akreditasinya setingkat lebih rendah dalam menjalankan program dokter layanan primer.” yang menjadi pertanyaan disini bagaimana bentuk kerjasamanya tidak dijelaskan secara rinci dalam UU tersebut. 2. berdasar data Badan Akreditasi Nasional perguruan tinggi pada 19 Oktober 2013, tercatat 16 Program Studi Pendidikan Dokter yang terakreditasi A dimana pada setiap regional
Laporan Khusus Spektrum Nama Rubrik penyebaran dari program studi pendidikan dokter yang terkreditasi A tidak merata. Hal ini dikhawatirkan akan m e n g a k i b a t k a n ketidakseimbangan dari penyebaran dokter layanan primer yang akan menjalakan sistem tersebut. Selain itu, idealnya sebagian besar masalah selesai di layanan primer. Maka seharusnya dokter layanan primerlah yang lebih banyak ketimbang spesialis. Masalahnya adalah sistem ini harus berjalan pada 1 Januari mendatang. Dikhawatirkan kebutuhan akan dokter layanan primer tidak akan tercukupi, sedangkan dokter umum (dokter lulusan dari program studi yang terakreditasi selain A) yang berpartisipasi diswasta hanya bisa menonton pelaksanaan sistem ini. 3.sistem pembayaran dalam pelaksanaan sistem ini adalah dengan kapitasi. Sistem pembayaran ini salah satu faktor yang akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan penjurusan selanjutnya. Tentu sistem pembayaran seperti ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah dokter akan lebih terasah lagi skillnya selaku penyedia pelayanan kesehatan. Dokter dituntut untuk lebih pandai membuat rencana-rencana strategis dalam menanggulangi penyakit di daerahnya. Dalam
Edisi November 2013
hal ini dokter akan lebih aktif dalam program promotif dan preventif ketimbang kuratif yang tentunya menelan banyak biaya. Namun kekurangannya adalah jika ternyata biaya insentif yang diterima tidak sepadan dengan kebutuhan biaya pelayanan kesehatan. Hal ini dapat memicu terjadinya underutilisasi dan dokter akan merujuk pasien dikarenakan takut rugi. Selain itu, sistem pembiayaan kesehatan pada sistem ini dihitung per kasus. Untuk setiap kasus punya estimasi dana tersendiri. Yang dikhawatirkan adalah jika pasiennya tidak kunjung sembuh sedangkan estimasi dananya telah habis. Maka dokternya har us mengeluarkan dana tambahan. 4. konsep bahwa jika ingin cepat kaya maka jadilah spesialis merupakan pemikiran dan harapan bagi sebagian besar orang tua yang anaknya telah lulus strata satu kedokteran untuk melanjutkan pendidikannya. Oleh karenanya, perlu sosialisasi kepada orang tua dari calon dokter primer bahwa ada pilihan lain yaitu menjadi seorang dokter layanan primer yang kedudukannya setara dengan dokter spesialis. 5. rumah sakit pendidikan sebagai sarana dalam menyukseskan
5
sistem ini tentunya butuh konsep tentang perannya sebagai sarana penunjang pendidikan. Hal ini belum secara jelas dipaparkan pada UU tersebut.
Profil Spektrum Nama Rubrik
Prof.dr. Kamardi Thalut, SpB
Sosok Guru dan Dokter Sejati dengan Binar Mata Ketulusan
6. dalam undang-undang pasal 8 ayat 3 UU No. 20 Tahun 2013 yang berbunyi : “Program dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelanjutan dari program profesi Dokter dan program internsip yang setara dengan program dokter spesialis” Pasal tersebut menerangkan bahwa dokter layanan primer dan dokter spesialis kedudukannya adalah setara. Yang menjadi pertanyaan adalah setara dalam hal apa. Hal ini juga belum dijelaskan oleh UU tersebut. Adanya beberapa hal yang m e n j a d i ko n t r ove r s i s e t e l a h pengesahan UU No. 20 tahun 2013 ini diharapkan pengeluaran peraturan pemerintahan yang berisikan penjelasan lebih lanjut mengenai halhal yang dianggap kontrovesi dalam sistem ini sehingga tercapainya hak warga Indonesia dalam hal kesehatan dapat tercapai. Aamiin...
Edisi November 2013
Prof. Kamardi Thalut terkenal dengan sosok kebapakannya, sosok guru yang luar biasa. Beliau mempunyai prinsip kalau seorang guru itu harus dekat dengan muridnya. Sosok yang berkharisma luar biasa ini telah banyak menginspirasi muridnya. Dan kebanyakan dari mereka berhasil menjadi pribadi yang luarbiasa juga. Banyak dari mereka yang berhasil menjadi dokter ahli di berbagai bidang, menjadi inspirasi juga bagi mahasiswa yang lain. Banyak yang akhirnya juga mengikuti jejak beliau sebagai dekan FK Unand dan menjadi tokoh-tokoh penting lainnya. Seperti Dr.dr.Masrul, M.Sc, SpGk (Dekan FK Unand sekarang), Dr.Hj. Aumas Pabuti, SpA MARS (mantan Direktur Utama
RSUP M. Djamil Padang),Prof.dr.Ir. Musliar Kasim (Wakil Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI), dan Prof. dr. Fasli Jalal, PhD (mantan Wakil Mentri Pendidikan RI). Banyak komentar-komentar positif tokoh-tokoh tersebut tentang beliau. “Seorang Prof. Kamardi Thalut, SpB merupakan profil guru, pendidik, dan pemberi layanan kesehatan. Sebagai manusia, tentu beliau memiliki kekurangan. Namun dimata saya dan para muridnya, beliau merupakan pendidik dan pemimpin yang sangat baik dan menjadi idola kami.”, ungkap Dekan FK Unand- Dr.dr.Masrul, MSc, SpGk. Mantan Direktur RSUP M.Djamil, Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA MARS juga
26
menyampaikan “Beliau membagi ilmu dengan murid-murid tanpa sisa, seolah kami diberikan ilmu yang harus kami dapatkan dan ketahui, baik diruang konferensi kasus, atau saat BST. Aura beliau membuat murid termotivasi ingin tahu lebih lanjut dan mendalam kasus yang dihadapi. Keberadaan beliau membuat atmosfir akademik di klinik benar-benar terasa.” Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, wakil mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI juga berpendapat tentang sosok seorang P r o f. K T s e b a g a i o r a n g y a n g berpengaruh “Sebagai salah satu sesepuh FK Unand, saran dan wejangan beliau didengar oleh unsur pimpinan Universitas Andalas. Misalnya, saat
Spektrum Nama RubrikHot News
Edisi November 2013
Organisasi Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
ASPEM WADAH KOMUNIKASI PERS MAHASISWA SUMBAR kepada para jama'ah haji dilakukan pencegahan tambahan dengan pemberian vaksin influenza dan pneumonia. Vaksin ini memang tidak secara langsung mencegah, akan tetapi bisa mengurangi risiko penularan karena MERS-CoV lebih mudah menular jika kita terkena influenza. Sejauh mana Pemerintah mengambil sikap dengan bahaya ini ? Menang gapi hal tersebut, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Kesehatan, dilakukan peningkatan kewaspadaan terhadap MERS-CoV antara lain dengan peningkatan kegiatan pemantauan di point of entry atau pintu masuk negara. Selain itu perlu penguatan surveilans epidemiologi ter masuk sur veilans pneumonia. Menyiapkan dan membagikan 5 dokumen terkait persiapan penanggulangan MERSCoV seperti pedoman umum MERSCoV; tatalaksana klinis; pencegahan infeksi; surveilans di masyarakat umum dan di pintu masuk negara serta diagnostik dan laboratorium.
25
Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) sudah dibekali pelatihan dan pembekalan dalam upaya penanggulangan MERS-CoV. Seperti menyiapkan pelayanan kesehatan haji di 15 Embarkasi/Debarkasi (KKP). Pe m e r i n t a h j u g a m e n i n g k a t k a n koordinasi lintas program dan lintas sektor seperti Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kemenhub, Kemenag, Kemenlu dll tentang kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV. Dan setelah pulang ke Indonesia, jamaah hajipun di-screening kembali guna memastikan tidak ada jamaah yang terjangkit MERS-CoV mengingat penyebaran virus ini sangatlah cepat Untuk itu para jama'ah haji cukup menjaga pola hidup bersih dan sehat saat menunaikan ibadah Haji sehingga imunitas terjaga dan virus seperti corona pun susah untuk menginfeksi tubuh. Sehingga kemungkinan terinfeksi sangat kecil.
Asosiasi Pers Mahasiswa (ASPEM) Padang bermula dari ide tiga orang tokoh mahasiswa yang berfikir untuk menyatukan visi dan misi lembaga pers mahasiswa (LPM) di Sumatera Barat. Hal ini dilatarbelakangi oleh bubarnya Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI). Bubarnya lembaga ini karena keterlibatannya dengan salah satu partai, sehingga sebagai sebuah asosiasi pers yang seharusnya netral, PPMI tidak lagi memenuhi syarat tersebut. Dengan bubarnya PPMI yang selama ini telah menaungi lembaga-lembaga pers mahasiswa di Indonesia, maka lembaga-lembaga pers di daerah merasa perlu untuk membentuk asosiasi sendiri. Dengan alasan tersebut maka digagaslah pembentukan ASPEM. Mereka, para pendiri ASPEM tersebut adalah Andri El Faruqidari dari LPM Suara Kampus (Universitas IAIN), Joni Aswiradari LPM Wawasan Proklamator (Universitas Bung Hatta), dan Heri Faisal dari LPM Ganto (Universitas Negeri Padang). Tujuan utama asosiasi ini adalah untuk menciptakan kesatuan tekad berbagai LPM di Sumatera Barat yang memiliki latar belakang berbeda. Kehadiran ASPEM diharapkan dapat mengawali demokrasi mahasiswa dan menjembatani segala bentuk reaksi terhadap konflik yang terjadi di Indonesia, serta meningkatkan profesionalisme jurnalistik kampus. Untuk mewujudkan ide tersebut tahun 2009 sekitar Lima belas LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) mulai berkumpul untuk merumuskan ASPEM (Asosiasi Pers mahasiswa) ini. Namun diakibatkan bencana gempa bumi yang menimpa Sumatera Barat pada tahun tersebut, rencana itu pun gagal terealisasi dikarenakan kantor sekretariat LPMLPM tersebut mengalami kerusakan, sehingga mereka belum bisa menjalankan niat tersebut dan kembali memulihkan kondisi sekretariat mereka. Hingga akhirnya pada tahun 2010 kembali diprakarsai oleh Andri El Faruqidari dari LPM Suara Kampus (Universitas IAIN), Joni Aswiradari LPM Wawasan Proklamator (Universitas Bung Hatta), dan Heri Faisal dari LPM Ganto (Universitas Negeri Padang) kembali berkumpul untuk merumuskan pembentukan ASPEM yang dulu sempat terhenti, yang saat itu lima LKM turut serta diantaranya: Suara Kampus (Universitas IAIN), Wawasan Proklamator (Universitas Bung Hatta), Ganto ( Universitas Negeri Padang), Genta Andalas (Universitas Andalas), dan LPM dari Fakultas Hukum. Pada bulan Desember 2010, diadakan
deklarasi yang saat itu dihadiri oleh empat LPM lagi, sehingga total LPM saat itu adalah sembilan LPM. Hingga puncaknya pada tanggal 25 Maret 2011 diadakan sebuah kongres yang mana dihasilkan sebuah keputusan yang dikenal dengan Deklarasi Lubuk Lintah yang menyepakati berdirinya ASPEM sekaligus pemilihan secara aklamasi saudara Hendra sebagai ketua, dan Kayla Safarina dari STAIN Bukit Tinggi. Struktur organisasi ASPEM terdiri dari Ketua, Sekretaris Jenderal, Bendahara, Kesekretariatan, Administrasi, advokasi, dana dan usaha, pendidikan dan etik, serta Sumber Daya Manusia. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam deklarasi tersebut adalah tiga orang penggagas ide yang telah disebutkan sebelumnya beserta sembilan orang rekan-rekan dari LPM lainnya, di mana saat itu bergabung dua LKM lagi yaitu ESPN dari STAIN dan UMSB dari Universitas Muhammadiyyah, sehingga total LPM saat itu sebelas LPM. Hingga kini, sudah lima belas LPM yang tergabung di dalam ASPEM, diantaranya yang baru bergabung adalah BROCA (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas), GALANG, LINTAS (STKIP Lubuk Alung), dan Suara Merdeka (STMIK Indonesia). Pada tahun 2013, diawali dengan kongres yang diadakan di Batu Sangkar ASPEM memilih ketua yang baru. Saat itu terpilih saudara Heri dari GANTO UNP, dengan Saudara Ababil sebagai Sekretaris Jenderal. “ Saya memberanikan diri untuk mengemban amanah ini agar ASPEM dapat berperan lebih nyata dalam kehidupan pers mahasiswa,� ungkap Heri. Saat ini, sekretariat ASPEM terletak di Jalan Andalas No. 31 Belakang 28, sekantor dengan AJI (Aliansi Jurnalistik Independen). Kegiatan utama ASPEM adalah untuk mengkoordinir, melaksanakan pelatihan, dan mengevaluasi
6
Spektrum Nama RubrikInfokes
Edisi November 2013
Epilepsi Bisa Sembuh dengan Operasi
Hot News Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
Waspadai Pandemi MERS-CoV Pasca Musim Haji Oleh: M. Arif Budi Prakoso
Oleh: Emirza Nur Wicaksono (FK UNISSULA)
Pada rubrik info kesehatan majalah Spektrum edisi ke-3 periode 2013/2014 ini, saya ingin mencoba berbagi sedikit informasi tentang operasi pada penyakit epilepsi. Seperti yang kita tau penyakit epilepsi atau yang biasa orang mengenal sebagai Penyakit Ayan merupakan gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan terjadinya serangan kejang (seizure, fit, attack, spell) yang bersifat spontan dan terjadi secara berkala. Serangan epilepsi juga bisa diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan s e p i n t a s, y a n g b e r a s a l d a r i sekelompok besar sel-sel otak, bersifat sinkron dan berirama. Rangsangan fisik (cahaya, bunyi, sentuhan) juga dapat menimbulkan serangan. Pada sebagian penderita epilepsy serangannya secara khas terjadi selama tidur. Faktor – faktor lainnya secara tidak langsung dapat mempengaruhi kerentanan pasien tersebut seperti konsumsi alkohol yang berlebihan, tegangan emosional, dan bisa juga karena kelelahan atau kurangnya makanan serta istitahat. Untuk penyabab pasti dari epilepsi sebenarnya belum diketahui pasti, namum beberapa studi mengatakan epilepsi bisa dicetuskan
oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka pada kepala, trauma, stroke, tumor otak, dab alkohol. Kadang juga bisa karena genetika walaupun sangat kecil prevalensinya. Namun perlu diketahui juga epilepsi bukan penyakit keturunan. angka prevalensi e pile psi berkisar 1,5–31/1000 penduduk. Estimasi prevalensi seumur hidup dari epilepsi (pasien yang pernah mengalami epilepsi dalam suatu saat sepanjang hidupnya) berbeda di berbagai negara. Adapun rata-rata prevalensi epilepsi aktif (serangan dalam 2 tahun sebelumnya) yang dilaporkan oleh banyak studi di seluruh dunia berkisar 4-6/1000. Untuk jumlah penderita epilepsi di Indonesia sampai sekarang belum ada yang meneliti. Bila dibandingkan dengan negara berkembang lain dengan tingkat ekonomi sejajar,
7
probabilitas penyandang epilepsi di Indonesia sekitar 0,7-1,0%, yang berarti berjumlah 1,5-2 juta orang. Untuk terapi pada epilepsi secara umum terbagi menjadi 4 jenis diantaranya dengan penggunaan obat anti epileptik, pembedahan atau operasi (eksisi fokus epileptikus), m e n g h i l a n g k a n f a k t o r- f a k t o r penyebab yang mendasari epilepsi tersebut, dan meregulasi aktifitas mental dan fisik (jangan stress atau
Beberapa waktu yang lalu, jutaan umat muslim pergi ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji karena merupakan salah satu rukun iman (ke-5) yang jikalau umat muslim s u d a h m a m p u , wa j i b u n t u k melaksanakannya. Indonesia selalu memberangkatkan kurang lebih 100.000 jama'ah haji, dan merupakan negara terbanyak dalam memberangkatkan jama'ah. Sepertinya, para jama'ah haji harus selalu menjaga kesehatannya karena di Arab Saudi sedang marak dengan penyebaran virus corona sejak tahun 2012. Virus corona temuan terbaru ini tidak sama dengan coronavirus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2003 yg sempat menjadi wabah, namun mirip dengan coronavirus pada kelelawar. Virus corona terbaru ini dinamai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). MERS-CoV ditemukan terbanyak dan pertama kali di Arab Saudi dan sekarang virus ini telah menyebar di berbagai belahan dunia seperti Italia, Inggris, Prancis, Jordania, Qatar, dan Tunisia. World Health Organization (WHO) menyatakan kasus ini sebagai Public Health Emergency of International
Concer, dikarenakan virus ini sudah menyerang banyak orang dan telah banyak pula yang mening gal. Dilaporkan dari WHO, hingga akhir bulan September tercatat virus corona ini memakan 58 korban jiwa, sedangkan 130 orang lainnya positif tertular virus. Bagaimana gejala dan penularan virus ini ? Infeksi MERS-CoV yang dialami sebagian besar orang akan berkembang menjadi penyakit saluran pernafasan berat atau sedang dengan gejala demam, batuk, nafas pendek, bersifat akut dan biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid diabetes dengan presentase terbesar yaitu 68% dibandingkan dengan yang lain. Cara penularan MERS-CoV bisa secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin. Sedangkan tidak langsung melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. Lalu, apakah ada vaksin untuk MERS-CoV ? Sampai sekarang vaksin untuk penyakit ini belum ada yang spesifik untuk mencegah infeksi dari MERSCoV. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara
24
spesifik bisa menyembuhkan penyakit ini. Perawatan medis yang dilakukan hanya bersifat suportif untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-CoV telah tersedia di Ke m e n t e r i a n Ke s e h a t a n d a n beberapa laboratorium internasional., Namun, tes tersebut bukanlah tes rutin. Vaksin saja belum ada, lalu bagaimana nasib para jama'ah ? “Pencegahan lebih baik dari pengobatan�, mungkin ini lah yang tepat untuk kita terapkan sebagai menanggulangi penyakit baru ini. Pencegahan penularan MERS-CoV bisa dilakukan lewat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pertama, cukup makan, minum dan istirahat. Kedua, hindari merokok. Ketiga, selalu mencuci tangan memakai antiseptik atau sabun. Keempat, selalu memakai masker jika ditempat umum. Kelima, hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut menggunakan tangan yang belum di cuci. Keenam, hindari kontak dengan penderita MERS-CoV, termasuk memakai peralatan atau makan-minum bersama. Yang tak kalah penting, selalu menjaga daya tahan tubuh, supaya tidak mudah terserang virus, termasuk virus corona ini. Dan
Spektrum FK Unand Nama Rubrik hanya anak-anak aja, tapi luas. Ada anakanak SD, orang tua, dan orang-orang dewasa yang akan kita beri edukasi,” terang Wahyu, Ketua HET. Medical Awareness yang akan diperbaiki , ada 3 hal. Hal itu mencakup perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), first aid, dan basic life support. Untuk tempat yang perlu dilakukan perbaikan adalah area yang telah disurvei terlebih dahulu areanya, baik kabupaten dan desadesanya. Pembekalan tentang first aid, tatalaksana pertolongan pertama pada kecelakaan ini untuk anak-anak. Pada orang dewasa akan diberikan pembekalan tentang basic life support. Bantuan hidup ketika terjadi kecelakaan atau trauma. Kemudian in kampung, karena dispesifikkan komunitas di kampung. Sebenarnya memang beberapa sudah ada komunitas siaga bencana di Sumatera Barat. Tapi dari survei pendahuluan HET, masalah yang medisnya belum terlalu tersentuh. “Memang sudah ada tim reaksi cepat untuk bencana, tim logistik bencana. Tetapi untuk tim medisnya sendiri masih membutuhkan edukasi. Kita akan menyebar ke seluruh provinsi,” Setelah dipresentasikan ke delegasi 10 negara, ternyata sambutan mereka positif. Dan akhirnya projek Wahyu yang dipilih menjadi plan of action UNESCO tahun ini. Sekarang sedang dikaji ulang lagi untuk proposal jadinya karena HET dan Sumatera Barat yang akan menjadi pilot project. 10 negara lain akan terus berpartisipasi. Mereka bisa datang langsung ke Sumatera barat untuk melihat realisasi rencana HET. Mereka juga bisa membantu dalam hal lainnya misalnya dalam menyusun kurikulum dan penerbitan booklet. Terutama buku panduan untuk anak-anak berisi mulai
Edisi November 2013
dari kesadaran bencana, hidup bersih dan sehat, dan kemudian pertolongan pertama pada kecelakaan. Modul atau booklet akan diadaptasi ke 10 negara lainnya. Walau dalam pelaksanaan penanganan bencana akan berbeda kondisi di lapangan, karena ini edukasi untuk first aid dan basic life support akan sangat adaptable. Bisa diterapkan di negara maju ataupun berkembang. Pada forum tersebut dari HET Wahyu dan Aldi menjadi perwakilan. Dari Indonesia sebenarnya banyak perwakilan. Dari Unand saja ada10 urang yang dipilih langsung oleh wakil rektor 4. Selain dari HET, ada dua orang lainnya Zaldi dan Dwi yang dari FK. Delegasi mendapat invitation, delegasi selain Unand mendapat invitation dari UNESCO. Kalau Unand, diberi kebebasan dari UNESCO untuk menyeleksi delegasi. Delegasi Indonesia selain UNAND antara lain dari UGM, UNIBRAW, UI, TRISAKTI. Sebenarnya ada 3 tema yang bisa dipilih delegasi sebagai plan of action. Tema-tema tersebut antara lain community building, disaster recovery, health care emergency in diaster. Wahyu memilih tema health care emergency ini disaster. Tiap delegasi membuat plan of action masing-masing, bikin salah satu bebas. “Untuk community building pilot project nya di Filipina. Hal ini karena Filipina baru saja gempa. Sedangkan disaster recovery juga di Indonesia, tetapi saya tidak tahu pastinya dimana.” Sebenarnya kita bisa memandang bencana itu tidak hanya dari kesehatan saja. Bisa dari berbagai pandangan. Dari segi politiknynya juga bisa. Wahyu menceritakan tentang seorang mahasiswa Al-jazair yang sedang kuliah master di Malaysia. Dia mengambil kebencanaan dari segi politiknya. Ada mahasiswa teknik, membahas masalah
23
infrastruktur. Selain itu juga ada mahasiswa hukum memandang dari segi perlindungan anak. Bahkan ada yang dari militer, mereka mengambil dari sisi militer. Biasanya kalau bencana, militer dari daerah asing kan bisa masuk. Kadang orang berfikir itu ancaman pada sebuah negara. Panelis memilih mana yang benarbenar bisa dilakukan oleh pemuda. Panelisnya adalah Mr.daniello dari UNESCO Asia-Pasifik, Ms. Sofie dari UNESCO Bangkok (karena pusat UNESCO Asia-Pasifik di Bagkok), dan dari UNESCO Jakarta. Hasilnya akan didiskusikan lagi oleh UNESCO untuk menentukan berapa initial funding yang diberikan dari projek. Soal dana yang diberikan 3.000 dolar untuk initial funding yang dijanjikan pada bulan November. “Time frame dan duration nya sudah ada. Rencana dilaksanakan mulai dari Januari sampai Desember 2014. HET akan mengundang stageholder, bisa dari KOGAMI (Komunitas Siaga Tsunami), ataupun BMPD. Kemudian juga akan berkolaborasi dengan CIMSA dan AISEC. Kolaborasi dengan PEMDA juga akan dilakukan, karena dari DINKES setempat har us disesuaikan dengan program mereka. Siapa tahu kita bisa mendapatkan bantuan dana atau support lain.” Pelaksanaannya, HET punya 3 target spesifik. Edukasi untuk anak-anak, HET akan mengunjungi sekolah di daerah yang tinggi potensi bencananya. Akan diberi edukasi tentang first aid, P3K, dan PHBS. Targetnya 25-30 sekolah yang akan menjadi objek. Akan dilaksanakan se per ti workshop, diakhirnya akan diadakan jambore untuk yang terbaik di setiap sekolah. Untuk dewasa lebih mengacu pada PPGDM, seminar workshop dan simulasi lapangan di Padang. (Diah Permatasari)
Infokes Spektrum Nama Rubrik
terlalu lelah). Penanganan pasien epilepsi di Indonesia kebanyakan hanya dilakukan dengan terapi obat. Sedangkan pembedahan masih dianggap terlalu menakutkan. Memang meski ada perbaikan dengan menggunakan obat namun sekitar 5-10% akan menjadi intractable dan terapi melalui operasi ternyata lebih menjamin kesembuhan dalam j a n g k a p a n j a n g. U n t u k tindakan bedah epilepsinya dilakukan oleh dokter bedah saraf dengan memotong sebagian kecil dari otak yang mencetuskan kejang dan biasanya adalah area pada lobus temporal atau yang biasa kita kenal dengan anterior temporal resection. Tindakan bedah epilepsi bisa dilakukan kepada penderita epilepsi yang tidak mengalami perbaikan dalam hal pengurangan frekuensi bangkitan setelah penggunaan kombinasi Obat Anti Epilepsi yang tepat. Ada beberapa jenis epilepsi yang bisa dilakukan operasi antara lain: Ÿ Epilepsi lobus temporal mesial Ÿ Epilepsi parsial dengan suatu lesi di otak Ÿ Eplepsi hemisfer difus Ÿ Epilepsi umum sekunder pada bayi dan anak Setelah kita mengetahui jenis epilepsi yang bisa dioperasi, maka untuk mendapatkan hasil optimal dalam tindakan bedah epilepsi dan mengurangi resiko pada tindakan ini maka dibutuhkan berbagai
Edisi November 2013
pemahaman tentang jenis epilepsi yang diindikasikan untuk dilakukan pembedahan dan berbagai pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan selama persiapan pre operasi. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan pada epilepsi sebelum dilakukan tindakan antara lain: Ÿ Epilepsi jenis tersebut sudah diketahui patofisiologinya Ÿ D a l a m r i w a y a t pengobatanya diketahui mengalami refrakter Ÿ Evaluasi saat preoperatif dapat dilakukan secara noninvasif Dengan memperhatikan pertimbangan diatas maka penentuan dilakukan tidaknya operasi serta
8
lokasi yang akan direseksi sangat bergantung pada banyak hal. Kesiapan pasien dari sisi medis dan psikologis, kesesuaian pemeriksaan penunjang (semiologi, EEG, MRI) akan menentukan hasil operasi. Gold standard lokasi zona epilepsi adalah pasien tersebut bebas bangkitan paska operasi. Selain itu perlu diketahui juga tindakan bedah epilepsi ini tidak dilakukan oleh sembarang dokter menging at resikonyapun besar juga,biasanya tindakan ini dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf yang sudah berpengalaman dan terlatih. Semoga bermanfaat dan dapat menambah khazanah keilmuan kedokteran kita (em).
Spektrum Nama RubrikInfo
Edisi November 2013
MENGENAL TRADISI CEKOKAN YANG SUDAH MULAI LANGKA
M
ungkin beberapa dari teman-teman khususnya yang berasal jawa sudah tidak asing dengan istilah cekokan, atau bahkan mungkin dulunya waktu kecil sudah pernah dicekoki dengan orang tuanya. Ya, cekokan sendiri berasal dari kata cekok yang berarti paksa, dan cekokan sendiri berarti jamu yang diminumkan secara paksa kepada sisakit dan biasanya pada anak kecil. Cekokan dipilih pada anak dengan alasan mengatasi sulit makan pada anak dan sebagai pilihan supaya anak menjadi doyan makan. Kita tahu sendiri jamu merupakan ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan telah dikenal luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit, mencegah penyakit, menambah nafsu makan, sebagai kecantikan, kejantanan, bahkan bisa mengusir roh halus. Jamu yang biasanya dipakai dalam pembuatan jamu cekok adalah berupa emponempon yang terdiri dari Curcuma xanthorriza Robx (temulawak), Zingiber americans L. (lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx (temu ireng) serta Carica papaya L. (papaya) yang s e mu a n y a b e r m a n f a a t u n t u k menambah nafsu makan. Pada anak biasanya orang tua mencekoki anak dengan tujuan menambah nafsu makan sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terhambat. nafsu makan. Selain itu, penyakit gastro-intestinal yang dikenal oleh
masyarakat sebagai tidak nafsu makan, perut kembung, cacingan dan mencret dipercaya mampu diatasi melalui jamu cekok. Selain itu penyakit batuk dan pilek juga bisa diatasi dengan jamu cekok Proses mencekok memakan waktu lebih kurang setengah hingga satu menit, tergantung tingkat kesulitan yang dihadapi. penyakit yang berkaitan dengan perut. Memang cekokan terkesan menyakiti anak-anak. Mulai dari tangan dan kaki dipegangi, sedangkan mulutnya di buka dengan paksa sehingga karena paksaan itu akan membuat anak-anak atau seorang bayi akan menagis. Bahkan ada beberapa pertentangan dari ahli medis modern tentang metode mencekok pada anak balita yang dapat berakibat fatal, seperi dapat menyebabkan trauma psikis pada anak di samping bahaya lain yaitu tersedak. Pada anak-anak tersedak dapat mengancam keselamatan jiwa karena tertutupnya saluran pernafasan oleh benda asing yang dapat berupa cairan yang tersedot ke paru-paru sehingga anak sulit bernafas. Walaupun ada beberapa pertentangan namun, pengaruh sugesti itu sangat kuat bahkan karena hal itulah yang membuat kaum ibu mengau puas setelah mencekok anaknya dan mungkin untuk sebagian masyarakat Jawa, cekok adalah suatu kewajiban. Kita sebag ai mahasiswa kedokteran dijaman yang modern ini,
9
harus bisa mengajak masyarakat untuk menerapkan tradisi zaman dahulu yang sekarang sering ditinggalkan. Kita memang saking seringnya mempelajari obat-obatan modern dengan jurnal-jurnal yang evidece based medicine, randomize control trial, double blind, dan lainlain, kadang lupa terhadap pengobatan tradisi jaman dahulu, salah satunya jamu cekok yang merupakan warisan leluhur yang sangat bermanfaat. Memang hal ini tidak lepas dari faktor kepercayaan dan keyakinan akan khasiat jamu cekok yang telah tertanam sejak anakanak pilihan orangtua bila anaknya mengalami sulit makan. Selain itu melalui tradisi minum jamu cekok berarti orang tua turut memperkenalkan produk dalam negeri pada anak sejak dini yang merupakan langkah awal menumbuhkan rasa cinta anak terhadap warisan budaya nenek moyang yang turun temurun dan cekokan pula merupakah sebuah cara mengembalikan masyarakat modern sekarang ini untuk kembali ke alam yang bertujuan berusaha mengurangi atau menghindari efek samping yang dapat timbul karena bahan-bahan kimia yang biasanya terdapat pada obat-obatan modern.
Nama FK Unand Rubrik Opini Spektrum Nama Rubrik sekarang telah meng gunakan kurikulum berbasis kompetensi, yang diberlakukan sejak tahun 2005 – adalah “dokter layanan primer yang mampu menerapkan pendekatan kedokteran keluarga�. Dalam artian bahwa seorang dokter harus melihat pasien yang ditangani secara holistic. Harus melihat sebagai satu kesatuan bahwasannya pasien ini memiliki lingkungan sosial yang juga harus dijaga dan diamankan dari penyakit. Tidak hanya sosial tetapi integritas secara ekonomi dan biologis nya juga harus dinilai. Jika hal ini sudah diterapkan tentulah kesehatan masyarakat akan menjadi suatu hal yang bisa ditanggulangi. Bukankah itu yang menjadi harapan para dokter, bukan?. Walau tidak sedikit dari dokter yang merasa adanya penurunan dalam jumlah pasien. Cakupan pelayanan lebih luas dan dalam tetapi tetap
Edisi November 2013 dalam lingkup pelayanan primer ini juga harus ada saling kontrol dan saling bina dengan dokter sekunder (spesialis). Dalam arti kata jika benarbenar ada pasien yang cakupannya bukan layanan primer lagi maka dokter harus segera merujuk kepada sejawatnya pada layanan sekunder. Hal inilah yang menjadikan kesinambungan. Pasien akan merasa mendapatkan hak dan pelayanan yang baik. Belakangan ini semakin tampak bahwa layanan kesehatan primer menjadi primadona, parameter, dan bahkan barometer kualitas pelayanan kesehatan di banyak negara. Primadona maksudnya mendapat prioritas untuk dikembangkan, diberdayakan, dan dimanfaatkan serta ditingkatkan daya-gunanya. Parameter maksudnya, di suatu negara dengan layanan primer yang kuat dapat
Nama FK Unand Rubrik FK Unand Spektrum Nama Rubrik
dipastikan ingkat kepuasan pasien tinggi dan akan terjadi penghematan dana kesehatan secara signifikan. Barometer maksudnya, dapat digunakan sebagai tolok ukur taraf kesehatan masyarakat suatu negara. Semakin kuat layanan primer semakin ringan beban kesehatan masyarakat dan pendanaannya. Mari kita rubah pemikiran kita, terutama para 'calon dokter' bahwa menjadi seorang dokter layanan primer itu adalah menyenangkan karena kita bisa langsung terjun kemasyarakat. Kita bisa memberikan edukasi untuk penanganan masalah kesehatan secara prmotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Jikalau menjadi seorang dokter saja sudah merupakan profesi yang mulia, apalagi menjadi dokter layanan primer. Dokter layanan primer adalah basic dari kesehatan itu sendiri.
Edisi November 2013
HET FK UNAND, BERAKSI UNTUK MENGHADAPI BENCANA Hippocrates Emergency Team (HET) berhasil membawakan sebuah kebanggaan untuk Indonesia pada Forum Pemuda Internasional UNESCO Se Asia-Pasifik. Pertemuan pemudapemudi Indonesia dengan 10 negara lainnya ini, diadakan di Hotel Mercure Padang pada 7-11 Oktober 2013 lalu. Sepuluh negara lainnya antara lain: Malaysia, Singapore, Filipina, Thailand, Korea Selatan, India, Nepal, Australia, Fiji, Maladewa. Pemuda-pemudi Internasional ini dipertemukan guna untuk saling membagi ilmu penanganan bencana. UNESCO melakukan ini demi tujuan
pemuda dari 11 negara ini membuat suatu rencana aksi (plan of action) terhadap bencana yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Setiap delegasi dari seluruh negara, menyiapkan rencana aksi masing-masing dan mempresentasikan ke depan semua delegasi negara. Proposal yang diajukan HET lebih mengacu program HET sebelumnya yaitu tentang pendidikan dan edukasi masyarakat tentang basic life support dan first aid serta tatalaksana awal pada kecelakaan. Latar belakang mengapa HET mengusung program ini karena Sumatera Barat adalah provinsi dengan potensi bencana yang tinggi.
22
Mulai dari gempa bumi, tsunami, longsor, banjir bandang sering menjadi ancaman keselamatan masyarakat Sumatera Barat. “Yang kami pikirkan adalah ketika tim bantuan medis belum datang sampai ke daerah bencana, masyarakat korban bencana lah yang harus bisa menolong diri mereka sendiri. Dengan demikian bisa mengurangi jumlah kematian dan jumlah kecacatan. Dari itu kami munculkan program yang namanya disebut AMMAK (Anak Minangkabau for Medical Awareness in Kampung). Anak Minangkabau mewakili wilayah Sumatera Barat. Anaknya itu bukan
Spektrum Nama RubrikOpini
Edisi November 2013
Dokter Pelayanan Primer sebagai Primadona Meringankan 'Beban' Kesehatan Masyarakat Oleh : Eni Yulvia Susilayanti FK Unand “Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan adanya dokter layanan primer –RUU Pendidikan Kedokteran 2013Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pendidikan Kedokteran pada rapat Paripurna DPR RI di Jakarta menyatakan bahwa salah satu poin penting dalam memajukan kesehatan masyarakat Indonesia adalah dengan adanya layanan tingkat primer pada masyarakat. Lalu apa maksud dari dokter layanan primer ini? Apakah keberadaan dokter layanan primer ini mampu menang ani persoalan kesehatan Indonesia. Apakah dokter layanan primer dapat membuat masyarakat Indonesia 'sehat'? Tidak bisa dipungkiri, Indonesia merupakan negara dengan salah satu penduduk terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk yang banyak dan letak geografis Indonesia yang tropis menjadikan kita negara yang dihinggapi berbagai macam penyakit. Terlebih lagi penyakit tropis seperti Tuberkulosis, Malaria, Dengue fever, dan lainya yang masih menjadi primadona saat sekarang ini. Tetapi negara yang besar ini seharusnya juga diimbangi dengan potensi bangsa yang besar, apalagi dibidang kesehatan. Kenapa tidak? Indonesia saat ini memiliki Fakultas Kedokteran sebanyak 73 institusi, dengan kemampuan meluluskan 8.100 dokter setiap tahun. Seharusnya jumlah ini mampu untuk menangani kesehatan Indonesia.
Tetapi jumlah yang banyak ini belum merata secara structural maupun fungsional. Saat ini distribusi dokter di Indonesia merata, masih banyak para dokter terpusat di kota. Nah, untuk itulah dibentuk dokter layanan primer yang melihat pasien secara komprehensif. Dokter layanan primer adalah dokter yang berkompetensi secara komprehensif terhadap pelayanan kesehatan perseorangan tingkat pertama. Dan dalam menjalan tugasnya, dokter ini haruslah menjadi kontak pertama dengan pasien dan memberi pembinaan berkelanjutan (continuing care). Demikian juga dalam membuat diagnosis medis dan penangannnya, membantu pengenalan diagnosis psikologis dan penangannya. Serta memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit. Dokter juga harus mampu mengkomunikasikan informasi tentang penceg ahan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis penyakit kepada pasien. Hal ini bisa dilakukan dengan pengnsformasian faktor risiko kejadian penyakit, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan per ubahan perilaku kepada masyarakat.
Berdasarkan UU. No. 36 / 2009 tentang kesehatan, dan UU. No. 44 / 2009, sistem pelayanan kesehatan di Indonesia terbagi dalam 3 strata yaitu pelayanan primer oleh dokter umum, pelayanan sekunder oleh dokter spesialis dan pelayanan tersier oleh dokter subspesialis/konsultan. Sementara
21
itu diputuskan bahwa pembiayaan kesehatan personal bagi masyarakat Indonesia akan diselenggarakan dalam mekanisme jaminan Kesehatan.Hal ini ini akan menitikberatkan kebutuhan pelayanan kesehatan pada pelayanan k e s e h a t a n p r i m e r. S e h i n g g a menyebabkan jumlah dokter layanan primer perlu ditingkatkan dan didistribusikan secara merata untuk mencapai peningkatan mutu serta pemerataan akses terhadap pelayanan kesehatan. Peningkatan jumlah dokter layanan primer tersebut harus didukung dengan kompetensi dokter yang komprehensif di bidang pelayanan kesehatan perseorangan tingkat pertama, dan pelaksanaan program pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Konsep dokter layanan primer yang merupakan dokter keluarga akan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan melakukan tindakan promotif dan preventif. Artinya dalam melaksanakan pekerjaannya seorang dokter layanan primer har us benar-benar memberikan edukasi yang maksimal kepada masyarakat. Prinsip “mencegah lebih baik daripada meng obati” benar-benar bisa diaplikasikan. Tetapi hal ini tidak semata-mata membuat seorang dokter layanan primer lepas tangan begitu saja ketika pasienya bukan lagi cakupan wilayah kerjanya. Demikian pula dengan keluaran pendidikan dokter – yang
PJN Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
PELATIHAN JURNALISTIK 2013, MELATIH CALON DOKTER PEKA TERHADAP LINGKUNGAN
Peserta PJN berfoto bersama pemateri
Bangsa Indonesia kini tengah memasuki era globalisasi dan internasionalisasi yang menuntut bangsa ini agar dapat mengembangkan diri sehingga bangsa ini tidak terting gal dengan era globalisasi dan internasionalisasi yang ada. Pengembangan yang dilakukan tidak hanya dalam kemampuan akademik profesi saja tetapi juga dalam hal kemampuan soft skill sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Mahasiswa dituntut pula agar dapat berperan sebagai kelompok kontrol sosial dalam bentuk penyikapan atas kondisi yang tengah terjadi saat ini, termasuk masa krisis yang melanda semua aspek kehidupan bangsa, tidak terkecuali di bidang kedokteran dan kesehatan. Mahasiswa kedokteran dituntut mempunyai kemampuan five stars doctor yaitu care provider, decision maker, community leader, communicator, dan manager, oleh karena itu, diadakanlah Pelatihan Jurnalistik Nasional yang diharapkan dapat mempersiapkan generasi yang memiliki kemampuan dalam bidang Jurnalistik di bidang kesehatan baik ditingkat program studi, fakultas,
universitas, hingga nasional. Jurnalisik berkaitan dengan mencari, mengolah, dan menginformasikan berita. Kemampuan ini sesuai dengan kewajiban kita sebagai dokter yang mengharuskan kita belajar sepanjang hayat. Dunia jurnalistik sangat berkaitan dengan mahasiswa kedokteran karena kita sebagai mahasiswa kedokteran harus peka terhadap lingkungan yang berada disekitar kita. Pada masa mendatang, diharapkan dokter Indonesia memiliki kepekaan yang sangat tinggi untuk dapat menjadi salah satu kontrol sosial sesuai dengan salah satu fungsi Pers sesuai UU RI No. 40 Tahun 1999 Bab II Pasal 3. Diharapkan mahasiswa kedokteran Indonesia pun tetap mampu menjalan fungsi pers yang lainnya yaitu media informasi, pendidikan, dan hiburan. Pelatihan Jurnalistik Nasional atau PJN merupakan salah satu program kerja divisi internal BPN-ISMKI, ini merupakan program kerja rutin yang diadakan semenjak tahun 2012. Pada musyawarah nasional BPN-ISMKI program kerja ini ditenderkan
10
Spektrum PJN Nama Rubrik
Edisi November 2013
ini, Universitas Jenderal Achmad Yani atau UNJANI sebagai institusi pemenang tender menyeleng garan PJN 2013 dengan tema, “Mengembalikan Fungsi Pers Mahasiswa yang Sesungguhnya.” Acara yang berlangsung pada tanggal 3-6 Oktober 2013 ini dibuka ditempat yang tidak biasa, yaitu di Trans Studio Bandung. Tempat ini dipilih untuk menarik minat peserta yang datang dan mengajak peserta berkreasi terlebih dahulu sebelum menjalani pelatihan. PJN 2013 langsung dibuka oleh Wakil Rektor III Universitas Jenderal Achmad Yani, Dr. H. Toto Saputra, Ir., MM dan dihadiri oleh Dekan Fakultas Kedokteran UNJANI, Priatna, dr., SpR dan Wakil Dekan III, Hj. Indarti Trimurtini, dr., M.Kes. serta para delegasi dan panitia. PJN kali ini dihadiri oleh lebih dari 30 delegasi mewakili lebih dari 10 institusi di Indonesia. Rangkaian kegiatan PJN 2013 terdiri dari seminar, workshop, project fair, upgrading, rapat koordinasi nasional, kompetisi, study tour dan city tour. Materi yang
introduksi jurnalistik, jurnalistik online, jurnalistik investigasi, manajemen penerbitan, creative writing, wawancara dan reportase. Bekerja sama dengan kantor berita surat kabar terbesar di Jawa Barat yaitu Pikiran Rakyat para delegasi diajak study tour mengelilingi kantor berita dan percetakan Pikiran Rakyat serta di berikan materi. Penulis novel Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, dan Rantau 1 Muara, Ahmad Fuadi pun ikut berpartisipasi sebagai pemateri dalam PJN kali ini. Para delegasi pun berkesempatan mempraktekkan semua materi dengan mencari berita di kawasan Jalan Cihampelas Bandung. Mereka menulis artikel bebas mengenai tema apapun yang dianggap menarik. Setelah diberikan berbagai materi mengenai jurnalistik, diharapkan wawasan para peserta mengenai jurnalistik bertambah, melatih redaksional, reportase, dan manajemen media, serta memotivasi peserta untuk mengembangkan media informasi kampus yang menunjung tinggi keluhuran nilai-nilai jurnalistik (dita).
Spektrum Edisi November 2013 FK Unand Nama Rubrik Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Primer Berbasis Komunitas Ala CIMSA October Meeting (OM) yang menjadi salah satu pertemuan tahunan CIMSA (Center for Indonesia Medical Student Activity), baru saja selesai digelar oleh CIMSA Lokal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 19 Oktober ini mengusung tema, “Optimizing Primary Health Care Services Through Community Development” dan diikuti oleh 212 peserta dari 16 Fakultas Kedokteran se-Indonesia. Deo Cerlova Milano selaku Ketua Pelaksana OM mengungkapkan bahwa inti acara ini telah disiapkan oleh Cimsa Nasional, dan Unand berperan sebagai penyelenggara. Di dalam rangkaian acaranya terdapat welcoming party, seminar, sco session, diskusi pleno, project fair, dsb. Pemateri yang diundang berasal dari WHO, Dinas Kesehatan dan Dosen Fakultas Kedokteran Unand sendiri yaitu Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes. Pe r t e m u a n i n i b e r h a s i l m e m b e n t u k ke s e p a k a t a n d a n ko m i t m e n b a r u u n t u k melaksanakan salah satu point MDGs sesuai dengan
Event ISMKI Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
Setiap acaranya juga sangat menarik dan dikemas dengan baik oleh panitia”, tutur Reaya Sany, peserta cabang neurologi-psikiatri dari fakultas kedokteran Universitas Jenderal Soedirman. Hal senada juga diungkapkan oleh Ricardo Adrian Nugraha, pemenang juara 1 cabang kardiovaskuler-respiratori dari fakultas kedokteran Universitas Airlangga yang juga sebagai Pengurus Harian Nasional Pendidikan Profesi ISMKI. “Bagi saya pribadi, banyak hal yang dapat saya dapatkan dengan mengikuti perlombaan ini, bukan hanya sekadar memperoleh medali dan penghargaan. Lebih jauh lagi, mengikuti IMO 2013 membuat kami sebagai delegasi FKUA lebih memperluas wawasan tentang dunia
konsep Comdev (Community Development). Bagi CIMSA tentu saja ini akan diterapkan di dalam projectproject mereka. Presiden CIMSA juga mengutarakan pentingnya hal ini dalam karir kita sebagai dokter karena nantinya kita akan lebih fokus pada pelayanan primer. Apalagi pemerintah akan memberlakukan Sistem Jaminan Nasional (SJN) yang mengharuskan akses kesehatan dari tingkat Puskesmas. Oleh karena itu, selain menyandang peran sebagai dokter keluarga, peran penting dalam membangun komunitas dalam bidang kesehatan pun turut kita sandang. Tentunya, harapan besar tertopang pada bahu kita sebagai Dokter generasi masa depan. Karena itu, kita diharapkan dapat mewujudkan impian-impian besar yang telah ditumpangkan masyarakat dan pemerintah tersebut dalam membangun masyarakat yang maju di bidang kesehatan. oleh : Diynie Fadhilla Fahmi, Longmai Bunga Persik, dan Diah Permatasari (BROCA FK UNAND)
11
20
mahasiswa kedokteran di sekitar kita”, ucap Ricardo. Selain itu, Ricardo juga menuturkan bahwa mereka juga belajar bagaimana menghadapi pressure selama perlombaan, di mana sebagai tuan rumah, mereka dituntut untuk tampil dengan performa terbaik dan tidak mengecewakan adik-adik mereka yang telah memberikan dukungan. Ricardo mengharapkan IMO dapat diadakan secara berkelanjutan dalam rangka menjadi sarana aktualisasi kemampuan akademik mahasiswa kedokteran di Indonesia. "Jangan hanya bang ga bisa menjadi mahasiswa di almamater masingmasing, tetapi lebih dari itu, buatlah almamater bangga punya mahasiswa seperti kalian,” ucap Ricardo. [Re]
Event ISMKI Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
IMO 2013 : KOMPETISI “CALDOK” INDONESIA Indonesian Medical Olympiad (IMO) adalah ajang kompetisi dalam bentuk olimpiade yang ditujukan bagi mahasiswa pre-klinik pendidikan dokter se-Indonesia. IMO dapat dikatakan sebagai satu-satunya di dunia sebab hingga saat ini belum ada cabang olimpiade yang mempertandingkan disiplin ilmu kedokteran yang secara rutin diadakan setiap tahun. Selama ini, hanya kompetisi karya tulis ilmiah yang secara rutin digelar. Olimpiade ini diprakarsai oleh bidang Pendidikan dan Profesi Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) yang bekerja sama dengan 72 institusi di Indonesia dan telah diadakan sejak tahun 2009. IMO 2013 sendiri diadakan di Surabaya pada tanggal 12-16 September 2013 dengan tema “Peningkatan Kualitas Pendidikan Calon Dokter Yang Bermoral,
Kompetitif, dan Excellent dalam Menghadapi Globalisasi”. Kompetisi ini terselenggara dengan kerjasama antara ISMKI dan Universitas Airlangga. Ada 6 cabang ilmu yang dikompetisikan yaitu kardiovaskuler-respiratori, n e u r o l o g i - p s i k i a t r i , d i g e s t i f, urogenital, muskuloskeletal, dan penyakit infeksi. Khusus untuk penyakit infeksi, cabang tersebut merupakan cabang yang baru dikompetisikan di tahun 2013 ini. Ada 2 babak dalam rangkaian olimpiade ini, yaitu babak penyisihan dan final. Babak penyisihan terdiri dari MCQ (Multiple Choice Question) dan OSPE (Objective Structured Practical Examination). Dari hasil babak penyisihan, diambil 5 tim terbaik dari tiap cabang untuk mengikuti babak final. Di babak final ini, para finalis diuji kembali lewat MCQ, Structured Objective Case
19
Analysis and Public Health (SOCAPH), Mini Objective Structured Clinical Examination (Mini-OSCE). Khusus untuk cabang penyakit infeksi, ada satu babak khusus yaitu Objective Structured Practical Indentification (OSPI). Setelah berkompetisi, fakultas kedokteran Universitas Diponegoro berhasil menyabet gelar juara umum dengan total perolehan medali 2 emas dan 2 perak. Animo dari mahasiswa kedokteran dalam mengikuti ajang bergengsi ini cukup besar. Terbukti dengan jumlah peserta yang cukup banyak, yaitu 488 orang atau 244 tim yang terbagi dalam 6 cabang. Semua peserta sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara IMO 2013. “Bisa mewakili almamater saya dalam satu-satunya olimpiade kedokteran merupakan sebuah pengalaman yang tak terlupakan.
Spektrum Nama RubrikPengembangan Diri
Edisi November 2013
Meninjau Peranan Dokter Keluarga Oleh: Nurmalia Fitria Ningrum (LPM Pcyco Fakultas Kedokteran Universitas Udayana) Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan. Menurut The American Board of FP, 1969, dokter keluarga adalah dokter yang memberi pengetahuan kesehatan tingkat pertama hingga menyeluruh yang dibutuhkan semua anggota keluarga. Berdasarkan kesepakatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pengertian dokter keluarga adalah dokter yang memberi pengetahuan ke s e h a t a n p r o a k t i f, h o l i s t i k berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga. Setiap keluarga yang tinggal dibagian Benua Eropa dan Amerika rata-rata sudah menggunakan dokter keluarga untuk menjadi fasilitas yang wajib ada. Hanya di Benua lainnya khususnya Indonesia dokter keluarga belum terlalu banyak diminati oleh lulusan dokter umum. Biasanya dokter umum yang baru lulus dari pendidikan kedokteran, lebih banyak yang mencari pekerjaan praktek
secara langsung deng an membuka klinik ataupun ikut dengan klinik orang lainnya. Bahkan ada pula beberapa yang memilih bidang pendidikan dan mengajar sebagai dosen. Padahal pelayanan dokter keluarga juga perlu diaplikasikan. Banyak warga Indonesia yang sekarang sudah mengetahui apa yang dia keluhkan dan langsung menuju dokter spesialis untuk penanganan secara tepat. Namun terkadang ada hal yang meleset dari cara awam ini. Misalnya ada beberapa hal yang salah ternyata harus merujuk ke dokter spesialis lain sehingga menyebabkan makin banyak dana yang harus di keluarkan. Sedangkan apabila masyarakat punya dokter keluarga justru lebih membantu diagnosis awa. sehingga ketika harus merujuk meminimalkan terjadinya kesalahan yang ada dibandingkan dengan mengira-ngira sendiri. Selain itu dokter keluarga tidak harus datang ke rumah pasien. Pasien juga bisa berkunjung ke tempat praktik dokter. Dengan hadirnya dokter keluarga berkaitan pula dengan BJPS, seandainya dokter keluarga sudah diterapkan di era BPJS nantinya secara otomatis akan
12
meningkatkan kualitas dokter itu sendiri. Saat ini ribuan tenaga dokter tidak terdistribusi dengan baik, hanya mengumpul di satu kota sehingga penghasilan yang mereka dapatkan pun tidak sesuai dengan harapan. Sehingga pada saat era BPJS nanti, melalui sistem rujukan dengan peningkatan pelayanan kesehatan primer seperti di Puskesmas, dokter praktik umum dan dokter keluarga akan terjadi penyebaran jumlah dokter hingga pelosok daerah. Optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat pertama ini akan mempetaruhkan kompetensi dokter, dimana dokter dituntut keahliannya selain dari segi kuratif, dan yang ter penting adalah bag aimana mendidik peserta dengan upaya promotif dan preventif. Disinilah tantangannya. Di sisi lain, beban Puskesmas akan berkurang sehingga dapat fokus dalam upaya usaha-usaha kesehatan masyarakat yang bersifat massal. Misalnya posyandu, fogging, penyuluhan-penyuluhan kesehatan akan kembali aktif. Dokterpun sudah memiliki pasar tersendiri di daerah tersebut dan akan menetap pada akhirnya.
Event ISMKI Spektrum Nama Rubrik
Edisi November 2013
Kesehatan ???), oleh dr.Ekasakti Octohariyanto (Mantan Sekjen ISMKI) Hari Ketiga, acara materi lagi yang dibawakan oleh dr. Rizka (Internship asal Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman), saudara Poundra (Wasekjen Internal ISMKI 2013 asal Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran) dan bapak. Disini juga ada presentasi dari masing-masing presiden BEM/LEM/SEMA meng enai institusinya. Hari Keempat merupakan hari Sekolah Kastrat, dimana para peserta diharuskan untuk mengeluarkan segala aspirasinya dan kritisnya mengenai isu kesehatan yang sedang merebak. Isunya apa?? Malamnya, merupakan pengumuman langsung mengenai Peserta terbaik, Institusi terbaik, Ketua BEM terbaik, Sekbid Terbaik, Bidang terbaik di ISMKI Wilayah 3. Peserta terbaik didapatkan oleh. Institusi terbaik didapatkan oleh. Ketua BEM terbaik didapatkan oleh saudara Lutfi asal Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman. Sekbid terbaik
13
Edisi November 2013
National School Of Leader 2013
LKMM Wilayah 3 ISMKI 2013
Pada tanggal 13-17 September 2013, LKMM Wilayah 3 ini d i s e l e n g g a r a k a n d i Fa k u l t a s Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Acara ini didatangi 12 Institusi dari jumlah 13 institusi di Wilayah 3. Dengan jumlah peserta delegasi sekitar 58 orang memeriahkan acara L a t i h a n Ke p e m i m p i n a n d a n Manajemen Mahasiswa. Kelompok angkatan LKMM Wilayah 3 2013 ini bernamakan Generasi Tugu Muda. Hari pertama, dibuka dengan Welcoming Party di Kampus FK Undip. Hari Kedua, mulailah acara pemberian materi. Sebelumnya terpilih PaLu (Pak Lurah) yaitu saudara Bayu Hendro Wibowo, Delegasi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta dan BuLu (Bu Lurah) yaitu saudari Atika Rahmi Hendrini, Delegasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Materi diisi antara lain tentang ??? oleh saudara Diaz Novera (Wasekjen Eksternal ISMKI 2013 asal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), oleh dr. Halik Malik (Komisi IV
Event ISMKI Spektrum Nama Rubrik
didapatkan oleh saudari Alifa Rizka dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Bidang terbaik didapatkan oleh Bidang Pengandian Masyarakat. Hari Kelima merupakan hari City tour. Temen-temen delegasi dipuaskan untuk berlibur ke obyek wisata kota semarang. Mereka mengunjungi seperti Masjid Agung Semarang, Lawang Sewu, Sa Po Kong. Disini mereka juga bias beli oleh-oleh khas dari Semarang seperti Lumpia semarang, Tahu , dan lainlain. “Alhamdulillah, luar biasa materi yang didapatkan. Semoga semakin ke depan keluarga Generasi Tugu Muda bisa mendedikasikan diri menjadi Generasi bangsa dengan intergitas tinggi. Jadilah pemimpin yang mampu menciptakan pemimpin lainnya,� ujar BuLu (Bu Lurah) LKMM Wilayah 3 2013, Atika Rahmi Hendrini, yang juga sebagai Pengurus Harian Wilayah 3 KHIK ISMKI Wilayah 3 2013 asal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
18
Event ISMKI Spektrum Event ISMKI
Edisi November 2013
Spektrum Nama Rubrik Event ISMKI
Edisi November 2013
LKMM Wilayah 3 ISMKI 2013 National School Of Leader 2013 NSOL kepanjangan dari National School Of Leader, yang merupakan pelatihan kepemimpinan manajemen mahasiswa ISMKI yang bersifat nasional. NSOL 2013 ini d i s e l e n g g a r a k a n d i Fa k u l t a s Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta pada tanggal 5-9 oktober 2013. Acara ini dihadiri 28 Institusi dari 71 institusi anggota ISMKI. Kelompok angkatan NSOL 2013 ini adalah Generasi Pancoran. Acara dan materi pada NSOL 2013 sangatlah luar biasa dan bermanfaat. Hari Per tama adanya welcoming party ala betawi, materi manajemen pengawasan oleh bang Diaz Novera dan Teknik pengawasan oleh dr. Abdul Halik, serta meet the expert bersama dr. Zaenal Abidin yang merupakan Ketua IDI pusat? memberikan materi tentang SJSN. Hari Kedua, Bang Poundra Adhi Satya memberikan materi The Power of Leadership, Bang Giovanni Van Empel (Sekjen ISMKI) memberikan materi tentang
Indonesia Health System Post MDGs, Fundraising oleh dr.Surya (mantan Koor Danus ISMKI) bersama bapak Herman (BUMN). Dan hari kedua ditutup dengan materi Making Project oleh Raynaldi, Mantan Sekwil 2 ISMKI. Hari Ketiga, merupakan sesi Pendidikan dan Profesi yaitu pembahasan UU Dikdok, Diskusi pembahasan Study Field bersama Pemilik Yayasan SLB Sinta Asih Ciputat, dengan diundang Prof.dr.Menaldi Rasmin sebagai Ketua KKI dan Training of Trainer oleh Vicha Annisa (Sekwil 1 ISMKI, fundraising dan pengabdian masyarakat)\ Hari keempat, adanya Diskusi Nasional dengan diundang Prof. Nila (Post MDGs), dilanjutkan di Situ Gintung dan Farewell Party. Hari Kelima, City tour di Hutan Mangrove. Sebelumnya terpilih Award Peserta terbaik yaitu IGN Ardika Aryasa dari Universitas Udayana.
17
“Di NSOL ini senang sekali menerima materi dari orang besar serta bertemu calon orang-orang besar. Semoga ilmu kita bermanfaat di Institusi masing-masing dan menjadi Generasi Pancoran (Pemuda Cerdas Calon Penggerak Negeri),” kata Nabil Hajar, peserta NSOL 2013 yang juga sebagai Presiden BEM Universitas Muhammadiyah Semarang 2013. “Saya sangat salut dengan tokoh nasional seperti ketua IDI, Ketua KKI, Ketua MDGs yang menjadi tamu undang an dan pemateri di NSOL 2013 serta dengan kunjungan ke SLB. Saat adik-adik yang berkebutuhan khusus tampil di depan delegasi, itu menghaukan sekali, banyak ilmu yang terpendam. Dan diakhiri ke Stovia dan menanam bakau,” Ujar Rizal Nur Rohman, peserta NSOL 2013, yang juga sebagai Pengurus Harian Wilayah 3 Kastrat ISMKI 2013 asal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
14
BEM KM FK UNAND Menuju Intelektualitas Masyarakat Kampus
15
16