SRIWIJAYA POST Kamis (20/8) Pukul 02.00 Orangtua Alia melaporkan putrinya ke Poltabes Palembang
SRIWIJAYA POST Selasa, 25 Agustus 2009
Jenazah dr Alia Satu Jam di PS
Jumat (21/8) Pukul 08.00 Keluarga Iwan lapor ke Poltabes kehilangan putranya
3
Lokasi
TKP
45
PALEMBANG SQUARE i . Riva ten. A p a K Jl.
Jl. P OM 9
PENGAKUAN pertama Iwan yang mengatakan dia membunuh dr Alia dalam perjalanan ke Jambi terbantahkan. Polisi berhasil melacak print out parkir mobil milik dr Alia,Honda Jazz dan Honda City silver bernopol BG 118 YN milik Iwan di Palembang Square Mall,Rabu (19/8) sore.
SELASA, 25 AGUSTUS 2009
4
Kamis (20/8) Iwan akhirnya sampai di RSUD Pelalawan Riau, dia sengaja meninggalkan jenazah Alia di RS agar cepat diketahui orang. Iwan pun lalu pergi ke Pekanbaru dan melanjutkan perjalanan ke Lampung.
5
Jumat (21/8) sampai Sabtu (22/8) Iwan menempuh perjalanan ke Lampung. Ia menginap semalam di Hotel Kurnia di Lampung. Minggu (23/8) pukul 08.00 Iwan menelepon ayahnya mengabarkan peristiwa itu ayahnya meminta ia pulang ke Lahat Pukul 10.00 Jenazah Alia berhasil ditemukan. Yang memberitahu jenazah itu ada di areal parkir RSUD Pelalawan adalah keluarga Iwan.
6
Iwan kembali ke PS tanpa mobil, dia diperkirakan memilih naik ojek dari rumah kosnya ke PS. Sesampai di PS dia mengambil mobil Alia dan membawa jenazah itu ke luar kota Palembang.
ECERAN Rp 2.000
TERBIT 24 HALAMAN
Polisi Endus Pelaku Lain ■ Iwan Mengaku Bunuh dr Alia ■ Gara-gara Ajakan Menikah Ditolak PALEMBANG, SRIPO —Dugaan Iwan Andriansyah (27) sebagai pelaku pembunuh dr Alia Pranita Sari (27) rupanya tak meleset. Iwan mengakui dengan gamblang dialah pelaku tunggal pembunuh dr Alia. Motifnya lantaran sakit hati, karena dokter muda yang sudah dipacarinya selama satu tahun itu menolak diajak menikah. Namun polisi mengendus Iwan bukan pelaku tunggal, ada pelaku lain yang membantu
PALEMBANG SQUARE
memperlancar pembunuhan dr Alia. Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, Minggu, 23 Agustus lalu sekitar pukul 10.00, jenazah Alia ditemukan dalam mobil Honda Jazz merah milik dr Alia, di areal parkir RSUD Selasih Pelalawan Provinsi Riau. Keluarga kehilangan kontak dengan dr Alia sejak Rabu (19/8) pukul 18.00. Selama dua hari berturut ke halaman 11
PEKANBARU Padang
teran Jl. Ve
Jambi
PALEMBANG
Jl. Brig. Jend. HM. Dhani Effendi
Jl. K A.R apt. ivai
1
Spirit Baru Wong Kito
Pukul 22.15
Jl. Sudirman
Jl. An gkt an
KOS NO.6
Pukul 20.00 Iwan menghabisi nyawa Alia di rumah kosnya sekitar pukul 20.00. Pukul 21.00 Iwan (tercatat) masuk kembali ke parkiran PS. Saat itu Mayat Alia ditinggalkan di rumah kosnya. Pukul 21.15 Selanjutnya Iwan dengan mobil Alia masuk lagi ke parkiran PS. Iwan bertukar mobil. Mayat Alia dalam mobil Honda Jazz itu sempat ditinggalkan begitu saja di parkiran PS selama hampir satu jam. Iwan membawa mobilnya ke rumah kosnya.
Jl Dwikora Lr Tinta Manis Rt 12/Rw 3 Kelurahan Demang Lebar Daun Palembang
SRIWIJAYA POST
12
LAMPUNG
2
Pukul 15.20 Iwan bertemu Alia di Palembang Square, Rabu (19/8) sore. Kedua mobil tercatat masuk beriringan.
7
Pukul 15.45 Mobil Iwan keluar dari parkiran, sedangkan mobil Alia tetap diparkir di PS. Mereka menuju rumah makan Sederhana di Jl. Basuki Rahmat.
Pukul 23.00 Iwan setibanya di Lahat menyerahkan diri ke polisi. Ia kemudian dijemput Petugas dibawa ke Markas Poltabes Palembang. GRAFIS:SRIPO/SYAF,DATA:CR3/CW6/AHF
SRIPO/SYAHRUL HIDAYAT
PRA-REKONSTRUKSI — Tersangka Iwan Andriansyah memperagakan cara meletakkan jenazah dr Alia di jok belakang mobil Alia yang diparkir di depan pintu kamar kos, saat pra-rekonstruksi peristiwa, Jl Dwikora Lr Tintas Emas, Palembang, Senin (24/8).
Nenek dan Adik Syok
Sripo Mengungkap dari Awal
■ dr Alia Dimakamkan di TPU Puncak Sekuning
A-PDF Merger DEMO : Purchase from www.A-PDF.com to remove the watermark
ISAK tangis keluarga dr Alia Pranita Sari (27) memecah kesunyian TPU Puncak Sekuning, Minggu (24/8) malam. Dyna, adik Alia syok dan harus dibopong keluarga agar mau meninggalkan makam. Begitu juga Khalif, adik Alia lainnya. Semua merasa kehilangan, seakan berat meninggalkan pemakaman mesti jenazah sudah dikebumikan. Ayahnya, Dr Agustria Zainu Saleh yang terlihat lebih tenang dan membujuk istrinya, dr Megawati untuk merelakan kepergian Alia. “Tolong doakan kakak
saya,” kata Khalif, usai pemakaman. Dia tak dapat berkata lagi, melangkah tertatih menyusul keluarganya pulang. Nenek Alia juga syok saat jenazah tiba di rumah pukul 18.50. Di kursi roda, sang nenek tak henti menyebut nama Alia sampai lemas dan dibantu alat pernapasan. Keluarga yang lain ikut menangis. Rasyid, keluarga Alia, menyebutkan, nenek memang dekat dengan Alia. Pada 6 Agustus lalu Alia baru pulang dari Surabaya sempat mencoba masak bersama neneknya di rumah. Namun, entah kena-
SRIPO/SYAHRUL HIDAYAT
DIMAKAMKAN — Kerabat dan teman dekat mengantar almarhumah dr Alia Pranita Sari ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Puncak Sekuning Palembang, Senin (24/8) malam.
cmy
pa, dua menu yang dimasak tidak sampai matang benar. Kepada neneknya, Alia mengaku masih belajar memasak. Alia ke Surabaya berhubungan dengan pendidikan S2 spesialis kandungan yang sedang dijalaninya. Dalam waktu dekat ini mestinya ia diwisuda, tapi takdir berkata lain. “Terbayang pun tidak ada kejadian seperti ini. Semua, keluarga yang lain juga. Kami benar-benar kaget dan kehilangan,” kata Rasyid. Peti jenazah Alia dari Jakarta tiba di Bandara SMB II Palembang pukul 18.15 naik pesawat Lion Air. Mobil jenazah Kereta Merta Polda Sumsel tiba di rumah duka pukul 18.40, langsung dikerubuti keluarga dan rekan yang menunggu sejak siang. Prof dr H Usman Said SpOG imam Salat Magrib yang dilanjutkan salat jenazah beberapa saat kemudian. Terlihat di antara makmun Prof Dr Mahyuddin NS. Rencana semula salat jenazah sehabis Isya dipercepat dan langsung dibawa ke TPU Puncak Sekuning. Ratusan kerabat dan rekan mengendarai puluhan ke halaman 11
“Kecil kemungkinan seorang dokter yang punya latar belakang pendidikan tinggi sengaja menghilang hanya karena merajuk sebab masalah relasi hubungan asamaranya ditentang orang tua,” Saya membatin. Malam hari sebelum menulis berita itu, saya bahkan tiga kali menelepon Dokter
Prawira Maulana sedang membuka facebooknya.
“TUNGGU, besok jutaan orang bakal dapat informasi.....,” begitu status yang saya tulis di dinding facebook tertanggal 20 Agustus 2009 pukul 17.22. Pernyataan itu, saya tulis sesaat setelah saya ingat punya simpanan berita tentang hilangnya seorang dokter muda bernama Alia Pranita Sari. Berita ini pasti bakal heboh. Delapan orang teman mengomentarinya, termasuk Redaktur Eksekutif Sriwijaya Post, Sutriman Dinah. “Kita tunggu seberapa bagus informasinya : Atau basi,” komentar Sutrisman. Tujuh teman lain juga berkomentar. Berita yang pada awalnya saya kira biasa ini semula tidak saya laporkan saat listing untuk bahan rapat sore. Malamnya sekitar pukul 19.30, saya dimarahi pimpinan.
SRIPO/JACK
“Kamu punya berita bagus kok disimpan,”semprot Redpel Sripo Weny Ramdiastuti. Malam itu saya dan fotografer Syahrul diminta ke rumah Alia di Kompleks Kedamaian II Kalidoni. Baru pukul 23.30 kami sampai di kantor. Sambutan dari pihak keluarga Alia saat itu kurang enak. Kami maklum mereka sedang diliputi kegalauan. Dari awal saya memang punya ketertarikan khusus atas peristiwa ini. Ada dua motivasi yang melatarbelakanginya. Pertama saya sempat berkenalan dengan Alia saat masih kuliah di Unsri. Alia juga salah satu dari 23 teman saya yang ada di jejaring friendster. Motivasi kedua insting jurnalistik saya berdetak, ada “sesuatu” dalam kasus ini.
Agustria Zainu Saleh, untuk dapat kepastian nasib anaknya. Meski punya ketertarikan atas peristiwa ini, saya tak menyangka menghilangnya Alia, berakhir setragis ini. Dia ditemukan tewas di Palalawan Riau, ratusan kilometer dari rumahnya. Tapi penyelidikan ke halaman 11
Alia Sempat Makan Bakso aktu TTiga iga Jam ■ Otopsi Jenazah Makan W Waktu PEKANBARU, SRIPO — Tim Forensik RSUD Arifin Achmad yang dipimpin dr Dedi Afandi DFM SpF, Senin (24/8) telah melakukan autopsi terhadap jenazah dr Alia Pranita Sari selama tiga jam lima belas menit, yakni dari pukul 08.30 hingga pukul 10.45. Hasil autopsi menunjukkan bahwa di tubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan yang bisa menyebabkan kematian. Tandatanda kekerasan itu terdapat di kepala bagian belakang dan pada leher. Menurut dokter alhi forensik RSUD Arifin Achmad, dr Dedi Afandi DFM SpF kepada Tribun Pekanbaru (grup Sripo yang terbit di Pekanbaru, Red), menyebutkan, memang di tubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan. Di kepala bagian belakang di-
temukan benturan benda tumpul dan juga pada bagian leher. “Tanda-tanda kekerasan ini bisa menyebabkan kematian. Sedangkan mengenai dugaan pemerkosaan atau dalam bahasa kedokterannya, telah pernah digauli, belum bisa dipastikan. Sampel rahim korban sudah kita ambil, dan akan kita kirim ke laboratorium Jakarta untuk mengetahui hasilnya,” ungkap Dedi. Usai autopsi, jenazah korban dimandikan dan dikafani. Kemudian dimasukan ke dalam peti jenazah. Menjelang waktu sholat zuhur masuk, jenazah dibawa ke masjid RSUD Arifin Achmad. Usai sholat zuhur, disholatkan disana dan kemudian dibawa dengan ambulance pada pukul 13.00 ke bandara Sutan Syarif Kasim II (SSK II).
Menurut ayahanda Alia, Dr Agustria Zainu SpOG yang datang ke RSUD Arifin Achmad, jenazah anak sulungnya itu akan dimakamkan di Palembang. Jenazah diberangkatkan dengan menggunakan pesawat menuju Jakarta dan dari Jakarta baru ke Palembang. Sempat Makan Bakso Salah satu barang bukti menunjukkan bahwa korban, Alia Pranita Sari (27) sebelum dibunuh sempat belanja bakso di Palembang Square Mall. Bukti itu berupa bon belanja Alia pada hari Rabu (19/8) di sebuah cafe di PS. Teman orang tua Alia, dr Asterli kepada Tribun, Senin (24/8) ketika menunggu autopsi jenazah Alia di RSUD Arifin Achmad me ke halaman 11
SRIPO/SYAHRUL HIDAYAT
BERI SEMANGAT — Kerabat dan teman sejawat memberikan semangat kepada dr H Agustria Zainu Saleh SpOG (K) Onk (kanan), orangtua dr Alia, Senin (24/8).
Stefania Miss Universe 2009 ■ Zizi Gagal di 15 Besar NASSAU, SRIPO — Miss Venezuela, Stefania Fernandez, dinobatkan sebagai Miss Universe 2009, Minggu sehingga memberi negaranya gelar keenam dalam kontes ratu kecantikan internasional. AP
ke halaman 11
Stefania Fernandez
Susahnya Menyadarkan TTer er oris (2-Habis) eroris
Sipir Penjara Berubah Radikal IMAM Samudra, terpidana mati bom Bali I yang sudah dieksekusi di Nusakambangan tahun lalu, masuk kategori teroris sangat radikal alias tak kooperatif pada polisi. Pria bernama asli Abdul Aziz itu bahkan mampu membuat radikal seorang oknum sipir di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Krobokan, Denpasar, Bali. Sang petugas LP berna-
KOMBES POL DR PETRUS REINHARD GOLOSE
ma Beny Irawan yang bergaul erat dan bersimpati pada Imam Samudra, nekat menyelundupkan laptop ke dalam penjara. “Kejadian itu mengung-
kapkan, kurang adanya perhatian serta pengawasan terhadap narapidana terorisme sehingga masih tetap melakukan penyebaran paham terorisme di lingkungan LP,”ujar Kombes Pol Dr Petrus R Golose, penulis buku Deradikalisasi Terorisme. Mengutip laporan International Crisis Group (ICG),
Tak Mungkin Alia Punya Utang PALEMBANG, SRIPO — Keluarga dr Alia Pranita Sari (27) meragukan pengakuan Iwan yang menyebut Alia punya utang kepadanya. Paman Alia, Rasyid, mengatakan, itu tidak mungkin karena Alia punya penghasilan sendiri dan keluarganya juga tergolong mampu. Rasyid dibincangi di kediaman dr H Agustria Zainu Saleh SpOG(K), Senin (24/8) siang, menduga pengakuan Iwan itu untuk menutupi motif sesungguhnya. Iwan mencintai Alia tapi bertepuk sebelah tangan. “Saya duga, Alia menemui dia ingin menjelaskan hal itu. Alia punya pacar dr Reza Faisal di Bengkulu. Iwan tidak terima, lalu dibunuh. Tidak ada itu Alia pin-
jam uang, tidak mungkin,” tegasnya. Pernyataan itu mementahkan pengakuan Iwan yang menyebut sudah berpacaran dengan Alia. Rasyid menambahkan, tak sekali pun Iwan datang ke rumah Alia dan keluarga juga tidak mengenal dekat Iwan. Sebagaimana yang saat ini dikembangkan polisi, keluarga Alia juga mencurigai orang lain yang membantu memuluskan rencana Iwan. Rasyid enggan menyebut siapa, tapi besar kemungkinan masih keluarga pelaku. Rasyid--dipanggil bapak oleh Alia--kemarin mewakili keluarga ke Poltabes Palembang. Ia sempat berada dalam satu ruangan ke halaman 11
Mutiara Ramadan
Panggilan Isra KOMARUDDIN HID HIDAY AYA AY AT Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta SECARA tegas Allah menyatakan, ibadah puasa ramadan merupakan kewajiban bagi orang-orang beriman. Namun, Allah juga memperingatkan bahwa kualitas ibadah puasa orang beriman belum tentu mencapai derajat takwa sehingga ia harus berusaha dan berjuang sekeras mungkin menyempurnakan ibadah puasanya. Meski perintah ibadah puasa ramadan masuk wilayah agama namun di dalam pelaksanaannya unsur budaya tidak bisa dipisahkan. Dalam penunaian ibadah puasa, kita ke halaman 11
ke halaman 11
cmy