Gerbatama: Ini UI! edisi 73, "Standar Biaya Kuliah Kampus Rakyat"

Page 1

g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4

10

hitung-hitungan biaya kuliah perguruan tinggi

12

ketika "menara gading" diserbu tawon

edisi Oktober 2014

ini UI !

STANDAR BIAYA KULIAH KAMPUS RAKYAT Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis

73


g e r b ata m a 73 // 1 0-2 0 1 4


g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4

ed i s i o kt o b e r 2 0 1 4

ed i to r i a l Perkara kata tergantung si pembaca. Surat kenaikan biaya kuliah yang beredar pada Senin pagi, 6 Oktober 2014, segera si pembaca hiraukan kalau tidak ada artinya: karena palsu, karena tak pengaruh—kalau betulan naik, toh uang papi-mami cukup buat bayar kuliah segitu besar. Tapi mungkin kaget dikit, karena ikut-ikutan teman. Mungkin pasalnya gini: yang jadi apa-apa tergantung pada diri mereka, masa bodo dengan mereka. Karena gagalnya simpati, jadinya orang lain tak ada arti. Bisa juga karena angkuh ala Marie Antoinette, jadinya tak peduli. Maka dari itu, yang paling penting soal biaya kuliah di UI adalah bukan mahasiswa UI sendiri, melainkan calon-calon mahasiswa UI, yang barangkali lebih punya simpati lebih tinggi. Biaya kuliah tinggi mempersempit akses masyarakat untuk masuk UI. Meski masih tergolong murah dibanding perguruan tinggi favorit lain, potensi kenaikan biaya kuliah di UI tetap harus diperkecil.

KONTEN Teknologi: iPhone 6 Series Menggoda Lewat Kecanggihannya

4

Laporan Utama: Standar Biaya Kuliah Kampus Rakyat

9

6

Opini Sketsa: Kampus Rakyat Harga Terjangkau Infografis: Hitung-hitungan Biaya Kuliah Perguruan Tinggi

10

Opini: Ketika “Menara Gading” Diserbu Tawon

12

Kampus: Tarif Baru Izin Masuk Kampus di UI Aneka: Stres Sebagai Bagian dalam Kehidupan

14

16

Aneka: Aplikasi Nebengers

18

17

Resensi Film: A Clockwork Orange Resensi Buku: Aleph

19

SUara NYATA Pemimpin Redaksi Syamsul Bahri Fikri Redaktur Artistik Nova Marina Sirait, Dian Pratiwi Redaktur Foto Hana Maulida Redaktur Riset Putri Diani Maharsi Redaktur Bahasa Dimas Andi Shadewo, Savran Billahi Reporter Altifani Rizky Hayyu, Annisa Nur Rasyida, Vita Muflihah Fitriyani, Dila Lieswani Hanum, Retno Andhini, Yogi Febri Setyawan, Annisa Nur Rasyida Fotografer Diah Desita, Hana Maulida Peneliti dan Pengembang Putri Diani, Savran Billahi Desain Tata Letak Rindi Fitriana, Yan Simba Sirkulasi dan Percetakan Bayu Soleman

‘‘

“Universitas itu luas, maka rajinlah keluar kelas.” Iwan Meulia Pirous


04 T E K N O L O G I

g e r b ata m a 73 // 1 0-2 0 1 4

IPHONE 6 SERIES MENGGODA LEWAT KECANGGIHANNYA Duo iPhone 6 series, yakni IPhone 6 dan 6+ telah resmi dirilis pada bulan September 2014. Secara keseluruhan, kedua produk Apple ini memiliki spesifikasi yang lebih baik dari seri iPhone sebelumnya. OLEH: ALTIFANI RIZKY HAYYU DAN ANNISA NUR RASYIDA FOTO: MACRUMORS.COM

U

ntuk wilayah Amerika Serikat, iPhone 6 dibanderol mulai Rp 2,3 juta, sedangkan iPhone 6+ dibanderol mulai Rp 3,5 juta. Namun, harga tersebut merupakan kontrak selama dua tahun dengan operator telepon seluler. Harga gadget iPhone 6 series di negeri Paman Sam justru jauh di bawah Indonesia. Rata-rata harga

iPhone 6 dan iPhone 6+ di Indonesia adalah mulai dari Rp 12,8 juta sampai dengan Rp 17,5 juta. Baik iPhone 6 maupun 6+, memiliki prosesor chip A8 dan arsitektur 64 bit dengan banyak tambahan sensor baru. Selain itu, keduanya memiliki kapasitas memori internal sebesar 16/64/128 gigabyte (GB). Teknologi Retina HD dan iOS 8 dengan ketebalan kurang lebih 7 mm juga diusung iPhone 6 Series.

Kini, para pengguna iPhone 6 dan 6+ dapat melakukan double-tab pada menu home. Hal ini guna memudahkan pengguna untuk men-touch menu yang berada pada posisi terlalu atas. Alhasil, menu tadi tampak mudah dijangkau dengan tangan. Terdapat perbedaan antara iPhone 6 dan 6+. Perangkat iPhone 6 memiliki berat 129 gram, ukuran layar 4,7 inch, resolusi 1334 x 750


g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4

T E K N O LO G I

dengan kerapatan piksel 326 pixel per inch (ppi). Iphone 6 tidak memiliki fitur optical image stabilization. Perangkat ini menggunakan baterai tipe Li-Po 1810 mAh sehingga daya tahannya lebih rendah dari iPhone 6+. Untuk perangkat iPhone 6+, berat yang dimilikinya adalah sebesar 172 gram. Selain itu, iPhone 6+ memiliki layar berukuran 5.5 inch dengan ukuran resolusi full HD sebesar 1920 x 1080 dan kerapatan 401 ppi. Baterai yang digunakan adalah tipe Li-Po 2915 mAh. Terdapat pula fitur optical image stabilization yang tidak dimiliki seri iPhone 6. Keunggulan iPhone 6 series adalah pada material dan kameranya. Perangkat iPhone 6 series memiliki desain premium yang selain sangat ringan, tipis, namun kokoh, juga menggunakan material alumunium anodized. Material tersebut diklaim Apple membuat iPhone 6 memiliki kekuatan mumpuni, besi antikarat, dan bahan dari titanium untuk memperkuat lokasi stres yang tinggi dengan menggunakan kaca terkuat. IPhone 6 series juga menggunakan materi yang terbuat dari safir. Materi ini dikenal memiliki daya tahan lebih tinggi dibanding layar Gorilla Glass. Menurut Dr. Raymond Soneira dari DisplayMate, iPhone 6 dan 6+ mempunyai layar LCD mobile terbaik saat ini. Untuk fitur kamera dan video, terdapat fitur slow motion video yang telah ditingkatkan hingga 240 fps. Terdapat juga cinematic video stabilization serta continuous autofocus video untuk menjaga gambar agar selalu fokus dan stabil pada objeknya. IPhone 6 series dilengkapi kamera 8 megapixel dengan resolusi 3264 x 2448 pixel. Terdapat fitur phase detection autofocus dan focus pixels untuk membantu mendapatkan gambar lebih tajam dan fokus. Selain itu, terdapat juga fitur dualLED (dual tone) flash dan perbaikan fitur face detection. Mode panorama foto yang kini mendukung resolusi hingga 43 megapixel telah terdapat pada kedua seri iPhone 6. Namun fitur lain seperti Optical Image Stabilization

hanya dimiliki perangkat iPhone 6+. Kelemahan iPhone 6 series adalah tidak terdapat radio. Variasi warna juga terbatas, hanya tersedia warna silver, emas, dan abu-abu. RAM yang ditanamkan pada iPhone 6 series pun hanya sebesar 1 GB, walaupun menurut forum iPhone di kaskus, hal tersebut tidak membuat perangkat beroperasi lambat. Kelemahan iPhone 6 series lainnya adalah soal kapasitas baterai. Hanya ada penambahan sekitar 300 mAh dibanding pendahulunya. Berdasarkan tes dari PhoneArena, dengan membandingkan daya tahan baterai dengan kompetitor sekelasnya,

......................................... Keunggulan iPhone 6 series adalah pada material dan kameranya. Perangkat iPhone 6 series memiliki desain premium yang selain sangat ringan, tipis, namun kokoh, juga menggunakan material alumunium anodized.

......................................... iPhone 6 hanya 20 menit lebih tahan lama dibanding iPhone 5S. Performa baterai pada iPhone 6+ sedikit lebih baik, yakni tahan hingga 6 jam 32 menit. Namun, hal ini tetap saja masih kalah jauh dibanding Sony Xperia Z3 yang menduduki peringkat pertama. Daya tahan baterai Sony Xperia Z3 sendiri dapat mencapai hampir 10 jam. Di bawah Xperia Z3 berturut-turut ditempati oleh Huawei Ascend Mate 7, Samsung Galaxy S5, dan HTC One

05

(M8). Soal kompetitornya, Galaxy Note 4 mungkin bisa mengalahkan iPhone 6 plus dalam keseluruhan spesifikasinya, tetapi gadget ini memiliki resolusi layar kecil, dan tidak bisa digunakan untuk menelepon. Kompetitor lainnya, yakni Sony Xperia Z3, unggul pada ketahanan tinggi terhadap air dan debu, serta layar dan performanya dibandingkan dengan iPhone 6. Samsung Galaxy S5 juga lebih tangguh dibandingkan iPhone 6 series dari segi layar, kamera, dan performa. Namun, gadget tersebut memiliki kekurangan pada desainnya yang masih jauh dari kesan smartphone kelas atas. Terlepas dari segala kecanggihannya, iPhone 6 Series juga tak luput dari kritikan. Menurut pengguna yang berasal dari luar negeri soal iPhone 6 series, terdapat laporan buruk bahwa iOS 8 yang digunakan di dalam perangkat mobile ini bermasalah. Hal ini menyertai kabar sebelumnya, yakni bengkoknya layar gadget tersebut. Usai mendapat kritikan dan isu mengenai bengkoknya iPhone 6 dan iPhone 6+ yang tersebar di twitter, Apple lagi-lagi menuai kritik di sosial media. Kritik tersebut akibat isu baru dari pengguna iPhone 6. Mereka mengeluhkan soal rambut kepala yang sering tertarik dan tersangkut di iPhone 6 ketika sedang menelepon. Lebih lanjut, beberapa pengguna iPhone 6 menjelaskan bahwa rambut mereka tersangkut di jarak atau lipitan antara layar kaca dan casing alumunium pada iPhone 6. Isu ini beredar sama cepatnya seperti isu bengkoknya iPhone 6 series beberapa waktu lalu. Imbasnya, muncul hashtag bernada kritikan seperti #seamgate, #hairgate, dan #beardgate di jejaring sosial twitter. Apple sebagai penyedia produk iPhone, harus segera mengambil tindakan dan mengkonfirmasi terkait dengan komplain para pengguna iPhone 6 Series. Misalnya dengan menarik sistem operasi iOS 8 kemudian meng-update-nya. Hal ini terkait dengan keluhan pengguna yang mengalami kesulitan ketika melakukan panggilan.***


06 l a p o r a n u ta m a

g e r b ata m a 73 // 1 0-2 0 1 4

STANDAR BIAYA KULIAH KAMPUS RAKYAT Surat palsu berisi kenaikan biaya kuliah tidak berdasar. Biaya kuliah ditetapkan menggunakan standar. OLEH: SYAMSUL BAHRI FIKRI FOTO: UIUPDATE.UI.AC.ID

S

enin pagi di awal Oktober menjadi hari mengejutkan publik Universitas Indonesia; beredar surat dengan kop resmi UI plus tanda-tangan Penanggungjawab (Pj) Rektor, Muhammad Anis, tertanggal 30 Juni 2014; biaya kuliah akan naik

melebihi 100% biaya aslinya. Namun, “Sudah dipastikan surat itu palsu, saya sudah konfirmasi langsung ke Pj Rektor,� ujar Arman Nefi, Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia pada 7 Oktober 2014. Pun tidak lama sejak surat

itu beredar, yakni Senin 6 Oktober 2014, bagian Hubungan Masyarakat (Humas) UI sudah mengklarifikasi kepalsuan surat tersebut lewat situs uiupdate.ui.ac.id. Surat tersebut dipalsukan dari surat yang berisi edaran mengenai standar nasional pergu-


g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4

LA P O R A N U TA M A ruan tinggi. Ini terlihat dari nomor surat yang tertera pada surat palsu tersebut. Tidak jelas siapa pembuat dan pengedar pertama surat palsu tersebut. Mohammad Amar Khaerul, Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (MWA UM) UI 2014, mengaku, dirinya mendapat surat palsu itu dari Muslim Amidudin, Kepala Departemen Aksi dan Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa (Kastrat BEM) FMIPA UI. Amar kemudian menyebarkan surat itu ke grup media sosial Kastrat dan bagian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) BEM se-UI untuk diklarifikasi. Sampai situ, Amar mengakui, surat palsu menyebar ke publik melalui media sosial. “Ada orang di luar grup tersebut yang menyebarkan,” maksud Amar menerangkan bagaimana surat itu bisa menyebar. Suara Mahasiswa UI mencari tahu asal-usul surat itu pada Muslim. Muslim mengaku, surat itu ia dapatkan dari salah seorang stafnya. “Dan staf gue dapet dari temennya, dan temennya lagi dapet dari temennya, jadi emang udah berantai,” tukas Muslim, yang mengaku sedang rapat di kantor Sekertariat Negara pada Rabu sore, 8 Oktober 2014, melalui pesan singkat. Sementara itu Muhammad Delly, Sekertaris Jendral Badan Kelengkapan (BK) MWA UM UI 2014, mengakui hal yang sama seperti Amar: surat itu diberikan Muslim kepada MWA UM UI, lalu MWA UM UI menyebarkan ke grup media sosial Kastrat dan Adkesma BEM se-UI untuk diklarifikasi, kemudian surat palsu itu menyebar ke publik tanpa diketahui penyebarnya. “MWA pertama kali dikonfirmasi mengenai surat itu sama Muslim,” demikian katanya, “tapi kemudian Muslim membatasi kami untuk menelusuri surat tersebut.” Amar beranggapan kalau penyebar surat palsu berusaha menyampaikan isu kenaikan biaya kuliah ini kepada mahasiswa. Amar meminta publik agar tidak hanya fokus pada siapa si pemalsu tersebut, melainkan pada pesan yang coba disampaikannya. “Jangan sampai publik sesat pikir, maksudnya, jangan sampai karena surat tersebut palsu, isu kanaikan biaya kuliah kita lupakan.

Tetap ada kemungkinan biaya kuliah akan naik,” ujarnya. Maka dari itu, Amar menuturkan, penyebar surat palsu memberi pencerahan bagi mahasiswa UI. “Mungkin salah (caranya), tapi mencerahkan,” tuturnya. Biaya Kuliah Bicara soal biaya kuliah, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menetapkan biaya kuliah mahasiswa menurut pasal 88 Undang-undang tentang Pendidikan Tinggi (UU PT) yang disahkan tahun 2012 lalu. Penetapan biaya kuliah itu menggunakan semacam standar dengan mempertimbangkan tiga hal. Pertama, “[C]apaian Standar Nasional Pendidikan Tinggi”; kedua, “[J]enis Program Studi”; dan ketiga, “[I]ndeks kemahalan wilayah. “ Lebih lengkapnya, standar tersebut diatur lewat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 55 yang disahkan pada tahun 2013. Dari peraturan itulah, kemudian dikenal istilah Biaya Kuliah Tunggal (BKT) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebagai dasar penentuan biaya kuliah bagi seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia. BKT adalah keseluruhan hasil dari perhitungan biaya operasional mahasiswa per semester. Sementara UKT adalah biaya yang harus dibayarkan mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya. UKT dibebankan pada mahasiswa dengan pembiayaan dari pemerintah. Artinya, sebagaimana tertulis pada pasal 1 ayat 4 Permendikbud tersebut, UKT adalah BKT dikurangi biaya yang ditanggung pemerintah. Besaran BKT juga ditetapkan lewat Permendikbud itu. Di UI sendiri, untuk rumpun sosialhumaniora, yang meliputi FE, FISIP, FH, dan FPsiko, BKT ditetapkan sebesar Rp6.093.000; rumpun ilmu kesehatan, yang meliputi FFarmasi, FIK, FK, dan FKG, BKT ditetapkan sebesar Rp15.232.000, kecuali untuk FKM, yakni sebesar Rp10.723.000; sementara untuk rumpun sainsteknologi, yang meliputi Fasilkom dan FMIPA, BKT ditetapkan sebesar Rp7.799.000, kecuali untuk FT, yakni sebesar 10.723.000. Sementara itu, UKT di UI ditetapkan ke dalam lima kelompok dengan rentang biaya kuliah per kelompok Rp0-1 Juta, Rp1-2 Juta,

07

dan seterusnya sampai kluster kelima. Dalam hal ini, UI harus menerima paling sedikit 5% mahasiswa dengan menggunakan biaya UKT. Namun, “Perguruan tinggi negeri dapat memungut di luar ketentuan uang kuliah tunggal dari mahasiswa baru program Sarjana (S1) dan program diploma nonreguler paling banyak 20 (dua puluh) persen dari jumlah mahasiswa baru mulai tahun akademik 2013 -2014,” sebagaimana dalam pasal 6 Permendikbud tersebut. Dengan disahkannya Permendikbud itu pula, sejak tahun 2013, mahasiswa baru tidak dikenakan uang pangkal. Ini tertulis pada pasal 5 Permendikbud tersebut: Perguruan tinggi negeri tidak boleh memungut uang pangkal dan pungutan lain selain uang kuliah tunggal dari mahasiswa baru program Sarjana (S1) dan program diploma mulai tahun akademik 2013 – 2014. Inilah yang dimaksud ‘tunggal’ dalam BKT dan UKT. Uang pangkal tetap menjadi pemasukan perguruan tinggi, tetapi dengan pembiayaan pemerintah lewat aliran dana yang disebut Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Akan tetapi, Peremendikbud ini diubah pada tahun 2014 melalui Permendikbud nomor 73. Perubahan itu mencakup penambahan keterangan BKT untuk PTN yang belum diatur sebelumnya, serta perubahan dan penambahan ayat pada pasal 4. Penambahan ayat tersebut meliputi penjelasan keterangan perhitungan kriteria mahasiswa yang membayar lewat UKT pada ayat 3 dan penambahan otoritas kepada pemimpin perguruan tinggi untuk menentukan kriteria kelompok UKT pada ayat 4. Lebih lengkapnya, rangkaian peraturan ini dapat diunduh di: www.kopertis12.or.id/2010/08/16/ kumpulan-produk-hukum-tentangpendidikan-tinggi.html Biaya Kuliah di UI Menurut Delly, untuk menetapkan biaya kuliah, rektor akan menerbitkan surat keputusan yang berisi rincian biaya kuliah mahasiswa per program studi tiap tahunnya. Maka dari itu,“Biaya kuliah tiap tahunnya dapat berubah,” tuturnya. Mengenai rencana kenaikan biaya kuliah, ia mengatakan, rektor dapat menaikkannya sampai


08 l a p o r a n u ta m a

g e r b ata m a 73 // 1 0-2 0 1 4

batas BKT yang telah ditentukan di Permendikbud sebagaimana disebut di atas. Namun permasalahannya, ia kemudian menuturkan, Kemendikbud tidak mengharuskan UI mengikuti Permendikbud nomor 73 itu. Hal ini disebabkan pengesahan Permendikbud Nomor 97 Tahun 2014. “Baru disahkan September lalu,” ujar Delly. Permendikbud Nomor 97 Tahun 2014 itu berisi tentang pedoman teknis biaya kuliah perguruan tinggi negeri berbadan hukum; UI termasuk di dalamnya. Delly menerangkan, dalam menetapkan UKT, UI wajib berkonsultasi pada Mendikbud melalui Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). “Jadi UI punya otonomi, namun dengan konsultasi kepada Dikti,” katanya. Untuk biaya kuliah tahun ini, melalui Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 0667/SK/R/ UI/2014, UI menetapkan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) untuk masing-masing rumpun sebagai berikut: rumpun ilmu kesehatan dan sainsteknologi sebesar Rp7.500.000, sementara rumpun ilmu sosial dan humaniora sebesar Rp5.00.000. Biaya ini tidak termasuk uang pangkal (UP) yang ditalangi pemerintah. Besaran uang pangkal untuk masing-masing program studi cukup beragam, yakni pada kisaran Rp5.000.000— 25.000.000. BOP dan UP itu pun hanya diperuntukkan sarjana S-1 reguler. Sementara untuk sarjana S-1 paralel, rentang biaya pendidikan lebih beragam. Untuk rumpun ilmu kesehatan, hanya ada satu program studi yang memiliki kelas paralel, yakni Farmasi. BOP yang ditetapkan pada Farmasi sebesar Rp8.000.000. Untuk rumpun sains-teknologi berbedabeda tiap fakultas: untuk FMIPA dan Fasilkom, BOP ditetapkan sebesar Rp8.000.000, dan FT sebesar Rp7.500.000. Sementara untuk rumpun ilmu sosial dan humaniora, BOP S-1 paralel ditetapkan sebagai berikut: FH sebesar Rp10.000.000, FE sebesar Rp10.500.000, FIB sebesar Rp6.500.000, FPsiko sebesar Rp8.500.000, dan FISIP sebesar Rp8.500.000, kecuali di prodi Komunikasi, yakni sebesar Rp.9.500.000. Biaya kuliah per semester program sarjana S-1 paralel terse-

but harus ditambah dengan Dana Pengembangan (DP) yang dibayar sekali saat awal perkuliahan. Besaran DP pun beragam, dari Rp10.000.000 seperti di prodi Ilmu Administrasi Fiskal di FISIP, sampai Rp45.000.000 seperti di prodi Arsitektur di FT. SK Rektor tersebut dapat diunduh di: old.ui.ac.id/id/admission/page/biayapendidikan Mahal dan Murahnya Relatif Menurut Delly, tidak gampang untuk menentukan apakah biaya kuliah tersebut termasuk murah atau mahal. Karena, menurutnya, biaya kuliah itu relatif: bergantung pada kemampuan ekonomi mahasiswa, kualitas perguruan tinggi, dan indeks kemahalan wilayah. Untuk mengukurnya, ia menawarkan konsep Student Unit Cost (SUC). SUC ini dihitung sebagaimana kriteria

“Penetapan UKT di UI terlalu tinggi, sehingga calon mahasiswa yang tidak mampu takut duluan untuk mencoba masuk UI, padahal ada BOP-B”

yang diatur pasal 88 UU PT sampai ke tingkat yang lebih teknis, seperti, misalkan, biaya fasilitas dikali kemungkinan inflasi di masa depan. Namun ketika ditanya apakah MWA UM UI sudah membuat kajian mengenai SUC di UI, Delly menjawab, “Belum, soalnya agak susah menghitungnya.” Sebelum UKT diterapkan, UI sudah menerapkan sistem pembayaran BOP-Berkeadilan (BOP-B). BOP-B hanya untuk program sarjana S-1 reguler. BOP-B adalah salah satu dari tiga mekanisme pembayaran di UI. Mekanisme pembayaran selain

BOP-B adalah bayar penuh dan cicilan. Menurut Delly, BOP-B adalah prosedur untuk menetapkan di kelompok UKT mana seorang mahasiswa berada. Mahasiswa yang memilih mekanisme pembayaran BOP-B akan mengikuti prosedur: mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan, kemudian berkas-berkas ini yang akan digunakan sebagai alat ukur penempatan di kelompok UKT mana seorang mahasiswa. Ketika ditanya apakah biaya kuliah yang ditetapkan kepada mahasiswa sekarang sudah sesuai, Delly menjawab, “Sudah.” Menurutnya, hal ini lantaran calon mahasiswa yang masuk UI adalah memang mereka yang mampu. “Penetapan UKT di UI terlalu tinggi, sehingga calon mahasiswa yang tidak mampu takut duluan untuk mencoba masuk UI, padahal ada BOP-B,” ujarnya. Maka dari itu, ia menganggap, tuntutan untuk menurunkan biaya kuliah atau paling tidak dengan tidak menaikkan biaya kuliah kepada pihak rektorat bukanlah untuk mahasiswa sekarang, melainkan untuk calon mahasiswa baru: agar UI lebih terbuka untuk rakyat.***


r ata b ata 14 g egre b mm a a7373////1 01 0--22001 4

Op o P iI n N iI s Sk K eE t T sa SA

09

RINDI / SUMA UI


10

ggeerrbbata // 11 0-2 0 -2001144 atam maa 73 73 //

iI N F O G R A F I S


r ata b ata 14 g egre b mm a a7373////1 01 0--22001 4

II N N FF O OG GR RA A FF II S S

11


12

g e r b ata m a 73 // 1 0-2 0 1 4

A RS I P

KETIKA ‘MENARA GADING’ DISERBU ‘TAWON’ (SEBUAH KILAS BALIK SEJARAH)

OLEH : NUSRON WAHID KAUMAN1

D

alam dunia pewayangan, kenapa tidak ada lakon yang kritis dari seorang abdi dalem, atau katakanlah menurut premisnya Kuntowijoyo kawulo wong cilik yang ceriwis dan selalu balelo dengan kebijaksanaan juragannya, atau kongkretnya, kenapa dalam babad wayang itu, Semar tidak ditulis sebagai seorang yang pemberani, melawan Werkudoro atau Gatotkoco? Ada beberapa telaah memang. Semar, Petruk, Gareng atau Bagong, memanglah bukan representasi dari budaya barat yang cenderung kritis dan liberalis. Tidak seperti

dalam kisah wayang, yang representasinya pada budaya timur khususnya India yang dikemas kejawa-jawaan. Sebab wayang itu memang belum mengenal dunia liberal sebagaimana seliberal saat ini. Perlu diingat pula di Eropa pun, sejaman dengan jamannya wayang malah belum kenal sama sekali makhluk yang namanya liberal. Kan, kebebasan orang Eropa baru benar-benar bisa bebas setelah meletus sebuah cairan budaya yang dikemas dengan bumbu-bumbu filsafatnya Voltaire dan John Locke yang lalu dinamakan renaisans. Walhasil, Semar dan sak wadiyo bolonya itu

tidak pantas untuk protes terhadap Werkudoro atau Gatotkoco, karena Wekudoro dan Gatotkoco memang tidak pernah berbuat lalim atau tiran kepada abdinya. Seandainya juragan Werkudoro itu berbuat macemmacem terhadap dayang-dayangnya, atau juragan itu lalai memberi upahnya, atau seandainya memberi upah tapi selalu disunatnya, di belakang juragan Werkudoro berdiri tegak siap jewer kanjeng pangeran Arjuna seorang intelektual muda yang selalu diantarkan sekolah oleh Semar tiap pagi, disuapin makan Gareng ketika sampai di rumah, dikeloni Petruk ke-


g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4

A RS I P

tika ngantuk dan disediakan kopi oleh Bagong ketika bengong, atau seandainya Arjuna kurang peka dan kurang tajam daya ciumnya dalam mencium keringat kenakalan Werkudoro yang dengan setia akan mengingatkannya ketika khilaf. Tapi itu hanya ada dalam kisah pewayangan yang ada dalam dunia timur. Dalam realitasnya, budaya timur masih tabu seorang abdi dalem berani bantah perintah juragannya, apalagi ngomel atau selutuk minta kenaikan upah. Sudah tentu, sebagaimana kewajarannya dunia timur bila hal itu dilakukan dalah pecat atau

malah tidak dibayar sama sekali konsekuensinya. Ya, kalau dipikir-pikir wong cilik atau katakanlah buruh dalam konteks tulisan ini, saat ini memang sedang bernasib sial. Dia tidak lagi punya Arjuna yang peka dan selalu berusaha mencium keringat seorang juragan. Tapi Arjuna sekarang adalah Arjuna yang sudah disuap oleh sang juragan. Sehingga kepandaiannya pun hanya digunakan untuk menaikkan kekayaan dan pendapatan sang juragan. Sialnya lagi, Hanoman yang dulu setia membelanya, sekarang juga berpihak kepada sang juragan. Bukan apa-apa. Lantaran sang juraganlah membelikannya sepatu dan seragam serta penthung yang nempel di ikat pinggangnya, sehingga Hanoman hanya mampu berbuat diam dan senantiasa sendika dawuh. Dunia ternyata sudah berbalik. Kata kang Kasman, teman sekamar saya waktu di pesantren, belum ada tiga puluh tahun kok jaman jadi keblinger dan ini menandakan kalau dunia itu bunder, sehingga realitas sosio-politiknya muter-muter. Sekarang Arjuna itu, tidur nyenyak dengan suapan banyak, di sebuah menara yang tinggi yang oleh Eyang Karto dinamakan menara gading, yang luas dan indah, sehingga Arjuna bener-bener terlelap. Sekarang abdi dalem itu ibarat tawon, sehingga dengan semangatnya tiap hari, ia nyerot gula yang menurutnya manismanis. Sehingga dengan semangat yang menggebu tiap hari tawon itu rebutan dan antri berjubelan untuk sekedar menyerot gula. Tapi di balik itu, sang juragan teteplah sang juragan, tetep pandai dan tak mau rugi. Kalau juragan itu telah bersusahsusah dan capai membelikan gula, sebagai gantinya, ia memeras tawon itu dan mengambil madunya. Dan ketika tawon itu sudah tidak kuat alias sudah mekekeh-kekeh dalam berjalan, tawon itu dibiarkan bahkan didepak dan tidak dikasih gula lagi. Tawon teteplah tawon. Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ia menunggu Arjuna atau Hanoman datang. Tapi impiannya itu tak kunjung pula. Impian paling banter hanya dapat menghasilkan harapan, yang kenyataannya masih di awang-awang. Arjuna terlalu nyenyak tidurnya. Komunitas tawon akhirnya sepakat un-

13

tuk membangunkan Arjuna. Kenapa Arjuna yang dibangunkan tidak Hanoman saja yang dicara? Bukankah dia lebih gagah dan serem? Adalah takut jawabnya. Ya, sejak Hanoman pegang senjata dan pakai seragam yng ada pentungnya di ikat pingganya itu, ia tidak lagi main kompromi dengan siapa pun. Apalagi dengan makhluk yang namanya Tawon, ia sebel banget. Makhluk yang namanya tawon ini, kalau mendekat selalu dicincang, dan jika masih saja ndablek, Hanoman tidak pandang buku dan dengan tega tawon akan dibedil atau dipelenteng, karena dianggap mengganggu ketertiban umum dan stabilitas kerajaan, sebab suaranya selalu mbengengeng dan takut kalau kedengaranya tetangga. Tapi apa yang terjadi setelah tawon itu berhasil masuk kamar Arjuna, bahkan sampai pula di tempat tidurnya? Adalah keterkejutan dari komunitas Arjuna tentang makhluk yang namanya tawon. Mungkin Arjuna lupa, kalau di dunia ini masih ada yang namanya tawon atau setidaknya senasib dengan tawon. Arjuna mungkin ayub-ayuban, karena baru bangun dari tidur ketika melihat makhluk yang namanya tawon ini. Sehingga Arjuna tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan ia hanya bercerita tentang kronologi dalangnya komunitas tawon pada teman-temannya. Tapi bagaimana tawon itu dapat menghisap gula lagi dan madunya tidak semuanya diambil sang juragan sebab tawon secara sosio-psikologis juga butuh madu, untuk dirinya, istrinya dan anak-anaknya. Tawon sekarang jadi pergunjingan di menara gading padepokan Arjuna. Kok bisanya tawon itu tahu tempat padepokan Arjuna. Adakah bergundal Arjuna yang menjual dirinya pada makhluk yang memanfaatkannya kondisi tawon, demi ideologi, sehingga tawon itu sampai dipadepokan Arjuna ? Wallahu A lam Bisshowab. O, sungguh malang nasibmu tawon. Aku berdoa semoga kau tidak jadi laron. Amin.*** Sebagaimana dimuat dalam Majalah Suara Mahasiswa Universitas Indonesia Edisi 7/ Th. 3/ September 1994 1


14

ggeerrbbata // 11 0-2 0 -2001144 atam maa 73 73 //

L a pmopruasn K h u s u s ka

Transaksi antara pengemudi mobil dan petugas di pintu masuk UI

UI NAIKKAN TARIF IZIN KENDARAAN MASUK KAMPUS Subdirektorat Pembinaan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia (PLK UI) menerapkan tarif Izin Masuk Kampus (IMK) yang baru. Mewujudkan visi Green Campus. OLEH : RETNO ANDHINI DAN YOGI FEBRI SETYAWAN FOTO : DIAH DESITA

T

arif IMK adalah peraturan yang diberlakukan bagi pengguna kendaran beroda empat atau lebih yang menggunakan jalan kampus UI. Bulan Oktober ini, menurut keterangan pihak PLK UI, terdapat kenaikan tarif pada tiga komponen IMK, yakni kenaikan tarif masuk kendaraan roda empat, stiker, dan denda kehilangan Kartu Pas Mobil (KPM).

Untuk kenaikan tarif masuk kendaran beroda empat atau lebih dibedakan berdasarkan ukurannya. Untuk mobil berukuran kecil dikenakan biaya sebesar Rp4000; mobil bus dan truk sedang dikenakan biaya sebesar Rp7000; dan untuk mobil bus dan truk besar dikenakan biaya Rp. 10.000.

Untuk pembelian stiker bebas masuk dipatok harga sebesar Rp.75.000 per semester untuk dosen dan karyawan UI, sedangkan untuk mahasiswa UI dikenakan biaya sebesar Rp. 200.0000 per semester. Tarif denda untuk kehilangan KPM adalah Rp50.000. Bila diteliti, rata-rata kenaikan tarif IMK ini sebesar 100 persen, misalnya, kenaikan harga tarif


k UI

g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4

KAMPUS masuk untuk mobil berukuran kecil dari Rp. 2.000 menjadi Rp. 4.000. Berdasarkan surat peraturan rektor Universitas Indonesia nomor 1886/SK/R/UI/2014 tentang Jenis dan Tarif IMK di Lingkungan Universitas Indonesia, tarif baru IMK ini direncanakan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 2014. Namun, saat dikonfirmasi kepada pihak PLK UI, sampai hari Selasa, 7 Oktober 2014, kebijakan ini belum dapat diterapkan karena adanya kendala teknis, seperti belum siapnya karcis untuk tarif yang baru. “Setelah persiapan teknis siap, kebijakan ini segera diberlakukan”, kata Ismail Sumawijaya, Asisten Kepala PLK UI.. Kebijakan ini dirumuskan oleh Subdit PLK UI dengan kesepakatan bersama BEM UI, Research Center for Climate Change (RCCC) UI, dan Tim Penataan Lingkungan Kampus (TPLK) UI. Tujuan tarif baru ini diakui untuk meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi di lingkungan kampus UI. “Tarif baru ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di lingkungan kampus dan mengalihkan Sivitas UI untuk menggunakan fasilitas kendaran umum yang disediakan serta usaha mengarahkan mereka untuk membeli stiker,” ujar Syafiwaldi Chaniago, Staff Analisis Urusan Ketertiban dan Keamanan Subdit PLK UI. Sementara itu, “Tujuan jangka panjangnya adalah mewujudkan visi dan misi UI menjadi Green Campus,” tambah Syafiwaldi. Masalah kenaikan IMK ini tidak hanya sekedar menjadikan UI sebagai Green Campus, namun juga bertujuan untuk mengatasi masalahmasalah yang dialami sebelumnya. Misalnya, mengurangi warga bukan UI yang memarkirkan kendaraannya di tempat parkir umum UI, mempertegas peraturan bahwa mahasiswa baru (semester 1 dan 2—red) tidak diperkenankan untuk membawa kendaraan roda empat, dan menutupi kekurangan dana untuk perbaikan fasilitas kampus seperti perbaikan jalan, rambu-rambu, parkir umum, halte Bis Kuning, lampu, dan garis jalan. Menurut Ismail Sumawijaya, pemasukan tarif IMK sebelumnya, yang pengelolaannya dilakukan oleh bagian Direktur Keuangan UI,

belum mampu mencukupi target dana untuk perbaikan fasilitas jalan kampus. “Dana yang terkumpul dari tarif IMK sebelumnya sekitar Rp. 170.000.000 per bulan belum dapat memenuhi perbaikan fasilitas jalan sepenuhnya,” terangnya. Syafiwaldi menambahkan bahwa perbaikan sarana lalu lintas kampus cukup mahal. “Untuk aspal 1 meter persegi saja menghabiskan dana sekitar 1 juta rupiah, belum lagi mark atau garis putih, 1 meternya menghabiskan dana 37 ribu rupiah. Biaya tersebut belum mencakup biaya untuk membayar pekerja”, kata Syafiwaldi. “Bila tarif ini dinaikkan, diharapkan fasilitas jalan semakin baik, dengan kenaikan tarif IMK diharapkan ada dana untuk perbaikan fasilitas lain seperti paving block di parkir umum dan penambahan polisi tidur.” kata Ismail.

15

Mulya—red)? Peraturan parkir yang hanya dibolehkan untuk mobil 3 in 1 atau mobil yang berisi tiga penumpang atau lebih,” keluh Bhakitah. Pihak PLK UI memang mengakui banyak keluhan dari mahasiswa baru tentang kebijakan tarifk IMK baru ini. “Banyak mahasiswa baru yang mengeluh tidak bisa mendapatkan stiker, sehingga harus membayar uang masuk setiap hari,” kata Syafiwaldi. Sedangkan saat ditanya Suara Mahasiswa UI mengenai apakah penerapan tarif baru IMK juga diterapkan ke mahasiswa, karyawan, dan dosen Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) yang menggunakan jalan UI, Syafiwaldi menjawab “Iya. Namun, mahasiswa dan dosen serta karyawan dari PNJ kami perbolehkan

.........................................

Menuai Tanggapan Meskipun tarif IMK ini belum benar-benar berlaku, namun, kabar dari kebijakan ini sudah mendapat respons dari beberapa mahasiswa. Salah satunya adalah Rizka Dwi, mahasiswa Ilmu Administreasi Negara UI. Rizka berpendapat bahwa kenaikan tarif IMK harus seimbang dengan hasil yang diterima. “Kalau tarif masuknya dinaikin, harus ada yang mereka kasih, contohnya parkiran dilebarin atau jalan Kutek dibuka lagi untuk bisa parkir” kata Rizka. Kebijakan ini juga mendapat respons dari mahasiswa baru, Ezra Sitorus dan Bhakitah Maulidina, mahasiswa Ilmu Politik UI tahun 2014. Mereka berpendapat kalau kenaikan tarif ini mahal dan tidak mempertimbangkan mahasiswa baru yang membutuhkan mobil untuk ke kampus. Ezra, misalkan, memilih menggunakan mobil agar lebih cepat sampai ke UI. Sedangkan menurut Bhakitah, harga 4 ribu rupiah memang lebih ringan daripada parkir di mall, namun kenaikan tarif harus memberikan keuntungan kepada penggunanya, termasuk mahasiswa. Ia juga menilai bahwa ada solusi yang lebih tepat daripada menaikkan tarif IMK. “Kalau mau ngurangin mobil kenapa nggak diterapin aja peraturan seperti Prasmul (Perguruan tinggi Prasetya

“Tarif baru ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di lingkungan kampus dan mengalihkan Sivitas UI untuk menggunakan fasilitas kendaran umum yang disediakan serta usaha mengarahkan mereka untuk membeli stiker,”

......................................... untuk membeli stiker bebas masuk dengan ketentuan harga berdasarkan IMK normal.”***


16

ggeerrbbata // 11 0-2 0 -2001144 atam maa 73 73 //

An N eE ka KA

STRES SEBAGAI BAGIAN DALAM KEHIDUPAN OLEH : VITA MUFLIHAH FITRIYANI

B

agi sebagian orang, stres sering dianggap sebagai masalah yang membawa dampak negatif. Namun, ada kalanya setiap orang juga harus menyadari bahwa di balik dampak negatif tersebut, stres ternyata dapat dijadikan sebagai pertanda positif. Setiap orang hampir dapat dipastikan pernah mengalami stres. Stres merupakan sebuah perasaan tertekan yang terjadi pada diri seseorang. Hal ini dapat disebabkan adanya ketidaksesuaian antara keinginan atau kemampuan dengan kenyataan yang dialami. Ditemui di gedung C Fasilkom UI, psikolog Bimbingan Konseling Mahasiswa (BKM) UI, Ika Malika, membagikan pengetahuannya soal kesehatan mental dan kaitannya dengan kehidupan mahasiswa pada umumnya. “Yang namanya stres itu tidak mungkin bisa kita hindari, atau tidak mungkin seseorang tidak pernah mengalami stres,” ungkap Ika. Dalam level berlebihan, stres akan berdampak negatif. Dampak tersebut antara lain seperti meningkatnya perasaan cemas. Akibatnya, kondisi psikologis si penderita stres menjadi terganggu, walaupun tidak semua penderita stres dianggap mengalami gangguan psikologis. Selain itu, stres yang tidak ditangani dengan baik akan terus berlanjut hingga berlarut-larut. Awalnya akan mengganggu perasaan seperti sedih dan marah berkelanjutan, serta

ganjalan secara emosi. Selanjutnya hal itu akan mengganggu fungsi aktivitas. Untuk mahasiswa, sumber stres yang dialaminya terdiri dari beragam jenis. Dimulai dari masalah akademik seperti menurunnya nilai mata kuliah, tugas yang banyak, dan sebagainya. Selain itu, terdapat masalah personal seperti perasaan minder, perasaan tidak mampu, kemampuan individu yang dianggap kurang, sampai pada masalah dalam keluarga. Sejauh laporan data dari BKM UI, mahasiswa dari setiap tingkat mempunyai masalah seperti stres dengan ciri khas penyebabnya masing-masing. BKM UI seringkali menerima laporan masuk dari mahasiswa berbagai angkatan hampir tiap semesternya. Laporan ini dimulai dari masalah culture shock yang dialami oleh mahasiswa baru. Masalah ini berkaitan dengan gaya hidup dan proses belajar yang berbeda dengan SMA, serta proses adaptasi lainnya seperti homesick atau kangen rumah. Sedangkan untuk mahasiswa tingkat dua atau tiga, masalah yang dihadapinya kerap berhubungan dengan hal manajemen waktu. Beda lagi dengan masalah yang ditemui oleh mahasiswa tingkat akhir. Masalah tersebut diantaranya adalah kesalahan dalam memilih jurusan yang sesuai keinginan. Selain itu, masalah kehidupan pascakuliah juga

menyertai mahasiswa tingkat akhir. Bagi sebagian mahasiswa, stres tampaknya menjadi batu sandungan yang akan selalu ada. Namun, tingkat stres pada level tertentu dapat berdampak positif atau sering disebut sebagai eu stress, tergantung cara mengolah dan mengatasinya. Fatma salah satunya, mahasiswi baru angkatan 2014 tersebut mengaku pernah datang berkonsultasi terkait masalah kehidupannya kepada BKM UI. “Sedikit lega, ada yang bersedia mendengar dan menawarkan solusi sih,” ujar mahasiswi yang tengah menempuh studi di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI itu. Lain halnya dengan Reny. Ia kerap mengalami masalah stres sejenis homesick. “Hampir setiap saya mendengar suara Kereta Api Listrik (KRL) lewat, perasaan homesick tibatiba datang,” ucap mahasiswi semester tiga FIB UI tersebut. Meski demikian, dirinya mengaku lebih suka mengatasi masalah dengan cara tersendiri. Mengerjakan tugas dan berorganisasi kerap ia lakukan guna memerangi perasaan stres yang dialaminya. Ika menjelaskan bahwa selalu ada hikmah dibalik stres yang dialami oleh setiap orang. “Stres dapat dijadikan sebagai sebuah alarm, ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita, kita berusaha mencari titik keseimbangan,” imbuhnya.***


g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4

ANEKA

17

KOMUNITAS TEBENG-MENEBENG LUNCURKAN APLIKASI NEBENGERS OLEH : DILA HANUM

N

ebengers adalah komunitas tebeng-menebeng yang sudah cukup tenar. Mereka menjadi media yang memberi kemudahan seseorang untuk menumpang orang lain (pencari tebengan) atau memberi tumpangan (pemberi tebengan). Berawal dari gerakan sosial yang digunakan untuk membantu menanggulangi kemacetan, Nebengers, yang menggunakan pemanfaatan media sosial twitter dan website resmi mereka, kini telah menjadi media populer yang membantu mobilisasi masyarakat setiap harinya. Sejak Oktober tahun lalu, Nebengers akhirnya meluncurkan aplikasi di Google Play yang diharapkan dapat menutup kekurangan yang ada pada twitter dan websitenya. “Twitter memiliki keterbatasan dalam hal notifikasi. Jika ada pemberi tebengan atau pencari tebengan yang searah, kadang orang nggak tahu. Dan juga sebagai pembentuk reputasi dan track record tebeng-menebeng. apalagi sekarang jamannya sudah mobile, jarang buka web.” Papar Andreas Aditya, founder Nebengers. Dengan login menggunakan akun facebook, user sudah dapat

menggunakan aplikasi ini. Fitur yang diberikan cukup lengkap, baik untuk pemberi tebengan maupun pencari tebengan. Terdapat fitur utama beri tebengan, cari tebengan, dan share taxi. Pada ketiga fitur terdapat timeline yang memperlihatkan user-user lain dan status mereka (cari tebengan/beri tebengan) dengan informasi rute, kendaraan, dan waktu tertentu. Pada fitur beri tebengan, timeline berisi user-user yang akan memberi tebengan. Bagi para pencari tebengan, cukup memilih salah satu user yang memiliki tujuan sama di timeline beri tebengan, kemudian pilih menu ikut nebeng, dan mengisi kolom komentar untuk janjian dengan user tersebut, perjalanan ke tempat tujuan pun tak lagi perlu berdesakan lagi di angkutan umum. Sedangkan pada fitur cari tebengan berisi timeline user yang mencari tebengan. Untuk share taxi, pada dasarnya sama dengan beri tebengan, hanya saja kendaraannya merupakan taxi. Setiap komentar untuk membuat janji antaruser akan diberi notifikasi oleh aplikasi. Terdapat pula fitur pertemanan untuk setiap user. Setelah nebeng, user dapat membagi cerita nebengnya melalui fitur nebeng re-

port ke facebook ataupun twitter. Untuk masalah keamanan, Andreas menghimbau pengecekan profil user untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Selain itu fitur GPS digunakan untuk memantau user ketika di perjalanan. Sambutan user terbilang positif terhadap aplikasi Nebengers ini. Sampai sekarang, user yang registrasi telah mencapai 9000. Meskipun twitter masih menjadi pilihan utama media menebeng, Nebengers akan terus melakukan improvement pada aplikasi ini agar dapat menjadi aplikasi media menebeng yang praktis dan aman. Andreas memaparkan, “Masih nggak user friendly. Mereka (user— red) masih kebingungan. Notifikasinya belum jalan, dan fitur untuk cancel tebengan belum ada. Kalau rute rutin, user juga harus posting terus menerus, jadi nggak praktis.” Meskipun dengan kekurangannya, aplikasi ini dapat memenuhi kebutuhan mobilisasi kita dengan lebih cepat, mudah, dan nyaman.***


18

g e r b ata m a 73 // 1 0-2 0 1 4

RESENSI

TERKONDISIKAN MENENTANG KEJAHATAN

Sutradara : Stanley Kubrick Produser : Stanley Kubrick Pemeran : Malcolm McDowell, Patrick Magee, Adrienne Corri, Miriam Karlin Distributor : Hawk Films, Warner Bros Tanggal rilis : 19 Desember 1971 Durasi : 137 mins OLEH : PUTRI DIANI

A

Clockwork Orange, sebuah film yang diangkat dari novel karangan Anthony Burgess yang bercerita mengenai kehidupan Alex bersama “geng” (droogs) miliknya. Alex merupakan sosok sosiopat karismatik yang memiliki minat pada musik klasik, pemerkosaan, dan perilaku yang ia sebut “ultra-violence”. Alex bersama geng miliknya ini terlibat dalam berbagai jenis kejahatan, mulai dari pertarungan antar-geng, perampokan, pengeroyokan, penggunaan narkoba, hingga pemerkosaan. Walau begitu, geng Alex merasa kejahatan yang mereka lakukan terlalu remeh, dan menuntut adanya kejahatan yang lebih besar dan pemerataan kekuatan dalam kelompok mereka. Alex marah dengan tuntutan mereka dan kembali menunjukkan kekuasaannya dengan menyerang teman-temannya. Setelah memperoleh kembali posisinya, mereka memutuskan untuk merampok

seorang wanita tua di pinggir kota. Alex masuk ke dalam rumah sendiri, sedangkan geng miliknya menunggu di luar. Alex menyerang wanita tua itu, dan panik ketika mendengar suara polisi. Ia bergegas keluar, hanya untuk diserang oleh teman-temannya yang kemudian kabur. Alex kemudian ditanyatakan sebagai pembunuh dengan 14 tahun penjara setelah wanita itu tewas. Alex memulai kehidupan dalam penjara. Setelah 2 tahun mendengar desas-desus mengenai sebuah eksperimen pada tahanan yang menjamin kebebasan setelah pelaksanaannya. Ia memutuskan bahwa ia harus mendapatkan kesempatan dalam eksperimen ini dan berusaha menunjukkan minat serta kelayakannya. Walau banyak sipir yang skeptis, Alex pada akhirnya tetap terpilih. Ludovico technique, terapi yang melibatkan proses pemberian obat, pengikatan subjek di kursi, dan memaksa subjek untuk membuka mata menggunakan alat untuk melihat berbagai adegan kekerasan selama 2 minggu. Karena pengaruh obat, ia menjadi mual. Salah satu musik dalam film itu merupakan lagu Beethoven kesukaannya, sehingga sejak saat itu ia akan mual apabila mendengar lagu ini. Setelah keluar dari eksperimen ini, Alex yang “sembuh” menemui kehidupan barunya, dimana ia tidak punya pilihan dan disaat yang bersamaan tetap perlu menghadapi konsekuensi moral dari perilakunya. A Clockwork Orange merupakan film yang memiliki masa pengambilan gambar paling singkat dalam karir Stanley Kubrick, yaitu satu tahun. Adaptasi dari novel yang Kubrick lakukan tergolong setia, dimana tidak banyak perubahan yang dilakukan. Hal ini terjadi karena keyakinan Kubrick bahwa setiap bagian dari novel Burgess memiliki pesan yang perlu disampaikan dengan tepat. Walau begitu, perubahan besarnya adalah perbedaan pada akhir cerita, di mana novel aslinya berakhir dengan Alex berubah menjadi pibadi positif, sedangkan film berakhir dengan Alex tidak lagi merasa mual terhadap kekerasan. Meski memiliki tema yang cukup kontroversial, film ini mendapat respon yang cukup positif dengan keuntungan sebesar 26 juta dolar dengan biaya produksi sebesar 2.2 juta dolar. Film ini juga dinominasikan dalam berbagai ajang, salah satunya sebagai Best Picture pada Academy

Award. Kritikus Rotten Tomatoes juga memberikan penilaian sebesar 89%. Film ini juga berada pada peringkat 46 di polling 100 Years…100 Movie milik AFI, dan peringkat 75 pada polling Sight & Sound tahun 2012. Film ini mengangkat tema yang cukup berat, antara lain makna dari “kebaikan” dan apakah masuk akal untuk menggunakan terapi aversion untuk mengehentikan perilaku tidak bermoral. Kubrick sendiri menjelaskan film ini sebagai satir sosial yang mempertanyakan kekuatan psikologi behavioral dan conditioning psikologis sebagai senjata pemerintahan totalitarian untuk memiliki kontrol penuh terhadap masyarakat. Ada juga pendapat yang menyatakan film ini sebagai penjelasan mengenai apa itu kebebasan (free will), di mana Alex setelah terapi mampu menjadi bagian normal dari masyarakat, dengan garis bawah fakta bahwa perilaku Alex bukanlah pilihannya. Ini mengarah pada tema penyalahgunaan kebebasan. Dengan tema dan cerita yang cukup berat, Kubrick berhasil menyajikan sebuah film yang cukup mudah dipahami alurnya, dengan latar musik klasik yang memberikan kesan megah pada panggung kejahatan Alex dan kawan-kawannya. Cara film ini mempermainkan emosi penonton pun perlu ditandai, di mana saya sebagai penonton meski sepenuhnya memahami bahwa Alex merupakan seorang penjahat, tetapi perasaan iba dan empati terhadap nasib dan hidup Alex masih dapat berkembang dengan cukup baik. Selain kemampuan menyentuh emosi, film ini juga menggunakan berbagai teknik penyajian yang menarik seperti sudut kamera luas, adegan-adegan slow motion dan fast forward yang dipilih dengan cermat, serta pemilihan musik latar dan waktu penayangannya yang memberikan kedalaman pada pesan yang ingin disampaikan oleh suatu adegan. Meski menyaksikan film ini menimbulkan perasaan yang kurang enak, kesan dan pesan yang ingin disampaikan oleh film ini cukup layak untuk disaksikan. Kita dapat melihat berbagai jenis sudut pandang atas suatu isu, dan dengan itu juga memperdalam pemahaman kita atas berbagai fenomena sosial. Film yang layak untuk disaksikan dan direnungi, melihat salah satu fenomena sosial dan bagaimana tanggapan terhadapnya bisa menimbulkan dampak yang luas.***


g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4

resensi

PERTEMUAN DENGAN MASA LALU

Judul : Aleph Pengarang : Paulo Coelho Penerbit : PT Gramedia Pustaka Tebal : 313 Halaman ISBN : 978-979-22-946-6

OLEH : SAVRAN BILLAHI

W

aktu seakan tidak ada artinya bagi sebagian orang, bahkan hanya dianggap sebagai sebuah ilusi. Masa lalu, kini, dan selanjutnya tidak memiliki perbedaan kecuali penderitaan. Oleh karena itu, sebagian orang percaya bahwa inkarnasi adalah suatu yang ada.Aleph menceritakan kepercayaan ini. Novel yang ditulis Paulo Coelho, seorang sastrawan asal Brasil, ini memiliki kekuatan khusus terhadap pembungkusan cerita inkarnasi. Alur cerita serta pilihan kata penulis dapat menyihir para pembaca ke dalam suatu pembenaran fenomena inkarnasi. Meskipun demikian, pesan dari penulisan novel ini bukanlah

pembenaran atas hal tersebut, namun suatu penyadaran akan urgensi perubahan dalam menjalani kehidupan. Paulo Coelho mengajak pembacanya untuk mengambil tindakan. Karena menurutnya, manusia kerapkali melakukan hal dan berada di tempat yang tidak diinginkan. Novel ini dibuka dengan dialog antara tokoh utama “aku”, yang tidak pernah disebutkan namanya hingga akhir cerita, dengan gurunya yang bernama “J”. Keduanya berdialog tentang penyesalan masa lalu aku sebagai bagian dari “pelayan” Tuhan abad pertengahan. Ia tidak berani mengungkapkan kebenaran atas tuduhan terhadap seorang wanita yang telah ia kenal semenjak kecil. Ketidakberaniannya tersebut membuat wanita itu disiksa dan berakhir pada hukuman mati tanpa kebenaran. Dialog tersebut pun hanya menjadi keluh kesah tokoh aku yang tidak menghasilkan solusi. Ia merasa dikutuk oleh waktu. Di akhir dialog, J pun menyerah dan mengembalikan semua masalah kepada aku. “Kau tidak berada di sini, kau harus pergi agar bisa kembali ke masa sekarang. Perjalanan akan membuat siapa pun yang hilang dalam hidupmu akan kembali. Pahamilah apa yang terjadi dalam dirimu dan kau akan memahami apa yang terjadi dalam diri semua orang lain.” Nasehat tersebut pun memberikan perubahan besar terhadap hidupnya, aku memutuskan untuk melakukan perjalanan jauh. Ia ingin melintasi Rusia dengan kereta api. Sebagai penulis terkenal, aku tidak mengalami kesulitan mewujudkan mimpinya itu. Apalagi di setiap kota yang ia singgahi, aku selalu mendapat undangan dari penerbit setempat untuk melakukan meet and greet dengan para pembacanya. Di perjalanannya itulah, muncul Hilal, seorang wanita berusia 21 tahun, yang gigih mengejar aku ke mana saja ia pergi. Awalnya, aku merasa risih, namun berkat kegigihan tekad, Hilal pun diterima aku untuk menemaninya dalam perjalanan panjang itu. Wanita itulah yang meru-

19

pakan inkarnasi dari korban para “pelayan” Tuhan di abad pertengahan. Keduanya pun menyadari bahwa mereka pernah bertemu di masa lalu. Namun semua itu baru jelas ketika aku dan Hilal singgah di Danau Baikal. Mereka diperlihatkan masa lalu oleh Shaman Baikal dengan prosesi ritual. Titik temu itu yang mereka sebut Aleph. Petuah J di awal cerita pun menjadi kebenaran. Bila diperhatikan, tiga perempat latar belakang novel yang ditulis oleh penerima penghargaan Best Fiction Corine International Award ini adalah di kereta. Dan, itu merupakan ciri khas penulis novel fenomenal The Alchemist ini, menjadikan satu tempat sebagai latar belakang cerita. Novel Aleph ini menjadi pembuktian konsistensi Paulo Coelho menunjukkan ciri khas tulisannya. Selain itu, hal menarik dari novel yang diterjemahkan ke dalam 72 bahasa dan terjual di 160 negara ini seringkali menjadikan hal-hal yang dilewati di perjalanan di atas keretanya sebagai contoh untuk menyampaikan pesan cerita. Misalnya, penggambaran gesekan roda kereta dengan rel dalam menyampaikan pesan dari pentingnya suatu konflik atau gerbong-gerbong kereta yang digambarkan sebagai sebuah dunia. Secara tersirat, novel ini mengajarkan pembaca akan dua hal: berani bertindak dan mengambil setiap pesan dari hal-hal terdekat. Sederhana, namun dua hal ini kerapkali dilupakan oleh sebagian besar dari kita. Dengan novel ini penulis mengajarkan para pembacanya agar dapat menemukan cara termudah dalam menyelesaikan masalah. Namun, pembaca tidak akan merasa digurui karena pemilihan kata yang Paulo Coelho gunakan membuat cerita mengalir dan membuat pembaca penasaran akan akhir cerita.***


20 O P I N I F O T O

g e r b ata m a 73 // 1 0-2 0 1 4

STOP!

M. TOHA SANTOSO

Dapatkan kesempatan tulisan Anda dipublikasi di Web suaramahasiswa.com dan Buletin Gerbatama: Ini UI! Kirimkan ke e-mail redaksi.suaramahasiswaui@ gmail.com dengan mencantumkan nama lengkap, fakultas, jurusan, nomor pokok mahasiswa, dan angkatan.

KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.