Gerbatama: Ini UI! Edisi #79: "Bedah Ventura UI, Potensi Tanpa Integrasi"

Page 1

12

M er aj u t Asa P er em p ua n Human Trafficking

Produk Pers Suara Mahasiswa UI

16

g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

Program Printing B er bas i s O n li n e

edisi APRIL 2016

79

ini UI !

BEDAH VENTURA UI POTENSI TANPA INTEGRASI

Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis


02 S T R U KT U R K E P E N G U RU SA N S U M A g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

STRUKTUR PERS SUARA MAHASISWA UI 2016 Pemimpin Umum:

Savran Billahi

Sekretaris Umum:

Melati Suma P

Bendahara Umum:

Roni Resky P

Bendahara 2:

Andi Tri W

Kepala Departemen Humas:

Dara Adinda K N

Kepala Sub-Dept. Humas Internal:

Meidika Sri W

Kepala Sub-Dept. Humas Eksternal:

Kumara Anggita

Kepala Biro PSDM:

Mohammad Toha S

Wakil Kepala Biro PSDM:

Anggino Tambunan

Kepala Divisi DTP:

Megawati Asselia P

Kepala Divisi Fotografer:

Gerard Kawun

Kepala Divisi Litbang:

Tonggo Piona Marito N

Kepala Divisi Manajemen Media:

Ulfa Chairina Z

Kepala Divisi Reporter:

Vita Muflihah F

Kepala Divisi Videografer:

Halimatussya’diyah

Pemimpin Perusahaan:

Bayu Soleman

Manajer Proyek:

Mohamad Kemal A

Manajer Produksi dan Sirkulasi:

Andi Tri W

Manajer Marketing:

Dara Nanda V

Manajer Branding:

Dara Nanda V

Manajer Riset Pasar:

Lilik Mudloyati C

Manajer Media Partner:

Ulfa Chairina Z

Pemimpin Produksi:

Dimas Andi S

Pemimpin Redaksi Gerbatama: Ini UI:

Rafiqah Nurrahmi

Pemimpin Redaksi Majalah Suara Mahasiswa:

Riani Sanusi P

Pemimpin Redaksi Website suaramahasiswa.com: Frista Nanda P Koordinator Liputan Soshum:

Trisno Juliantoro

Koordinator Liputan Iptek:

Berliyantin Puspaningrum

Redaktur Litbang:

Bonny Nur I D

Kepala Pusat Data dan Informasi:

Gusti Farhan F


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

edisi APRIL 2016

ed i t o r i a l Tiap hal yang berpeluang bisnis tak sekedar melibatkan aspek pemasaran dan penjualan. Mutu integritas juga turut mengambil peran dalam proses penciptaan nilai ekonomi. Ketiadaan integritas cukup kuat untuk menciptakan masalah dalam strategi bertindak. Hal ini dialami oleh UI dalam mengelola ventura. Tak heran, ketika kabar mengenai kenaikan biaya pendidikan tengah ramai diperbincangkan, pertanyaan seputar bagaimana pihak universitas mengelola ventura yang harusnya bisa lebih dioptimalkan pun menghembus dimana-mana. Direktur Kerjasama UI, Dodi Sudiana menyatakan bahwa ventura yang dimiliki oleh UI masih belum terintegrasi dengan baik dikarenakan sistem keuangan yang sifatnya manual. Padahal, UI turut berpartisipasi dalam implementasi konsep Academic Business Government (ABG) yang sudah menjadi integritas khusus di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ketika universitas mengeluarkan produkproduk inovatif, agen industri dalam kampus mengambil peran dalam memasarkan maupun menginformasikan nilai guna. Hal ini bertujuan untuk memperkuat posisi masingmasing unsur dalam mengembangkan profit atau pendapatan. Namun, sebelum upaya pembentukan sinergi digalakkan, perlukah ditilik terlebih dahulu seperti apa definisi nilai bersama yang akan dipedomani sebagai tonggak perilaku manajemen bisnis?

Pemimpin Redaksi: Rafiqah Nurahmi Redaktur Pelaksana: Trisno Juliantoro Redaktur Artistik: Rizky Ariefian Editor Bahasa: Devita Mayasari, Oktaviani S Redaktur Foto: Ghaziani Khairunnisa Redaktur Litbang: Bonny Nur Ischaq Darmadji Koordinator Liputan: Berliyantin Puspaningrum Reporter: Vanda Situmeang, Huda Shidqie, Bianca Adriennawati Fotografer: Ghaziani, Kumara Anggita, Gerard Kawun, M. Toha, Haydr Suhardy, M Reza Rizaldy, Maria Julita, Rizqy Maulana Hakim Peneliti dan Pengembang: Amri Munawar, Ali Ridho Al Hadad, Nurul Fajri Vidi Astuti, Btari Nadine Cetak dan Sirkulasi: Andi Wicaksono

E D I T O R I A L & D A F TA R I S I

03

KONTEN 4

Kesehatan: Pentingnya Nutrition Fact di Semua Kantin Fakultas UI

Liputan Utama: Optimalisasi Ventura dalam Kemelut Kenaikan Biaya Pendidikan di UI

9

Opini Sketsa

Infografis: Eksekusi Proyek Terpilih Belum Usai

12

14

Resensi: Sinestesia: Warna Warni Penuh Arti Esai Foto: Vakansi di UI

20

10

Somikat: Buku Kami: Merajut Asa Perempuan Human Trafficking

Iptek: Program Printing Berbasis Online

16

6

18

Iklan: Pesona Indonesia

‘‘

SUara NYATA

““Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah?” Cak Nun

Alamat Redaksi: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Lantai 2 Kampus Baru UI Depok 16436 Kontak 082122099805


04 K E S E H ATA N

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

PENTINGNYA NUTRITION FACT DI SEMUA KANTIN FAKULTAS UI OLEH: DEVITA MAYASARI FOTO: KUMARA ANGGITA

Nutrition Fact

Bagi sivitas Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), tabel gizi di kantin sudah bukan hal asing lagi. Bagaimana jika tabel itu terpampang di semua kantin fakultas? etiap konsumen berhak mengetahui nilai gizi panganan yang ia konsumsi. Namun, nilai gizi ini hanya dapat kita jumpai pada konsumsi buatan pabrik. Padahal, tidak hanya pabrik yang menjadi produsen, melainkan juga pedagang kelas UKM. Menilik pentingnya nilai gizi ini, Departemen

S

Gizi UI berkontribusi membuat nutrition fact pada setiap makanan dan minuman di kantin FKM.

2010, AKG mencetuskan program kerja yang rutin dilakukan setahun sekali ini”, ungkapnya.

Wahyu Kurnia Yusrin Putra, dosen Program Studi Gizi, mengungkapkan bahwa pencetus kegiatan pemberian tabel nutrition fact adalah Asosiasi Keluarga Gizi (AKG). “Sejak tahun

Tahun ini, program kerja tersebut akan kembali dilaksanakan di kantin Fakulltas Ilmu Komputer (FASILKOM). “Kami sudah mendapatkan izin dari FASILKOM, kerjanya akan dimulai


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

K E S E H ATA N

akhir Maret. Output-nya akan keluar sekitar sebulan setelahnya”, jelas Nurul Huda, Ketua AKG 2016. Sebelumnya, program kerja tersebut sudah pernah dilakukan di Kantin Teknik (Kantek). Namun pihak kantin tidak mengindahkan hasil kerja mereka. “Sepertinya, sekarang (tabel nutrition fact) udah nggak ada, tabelnya ditutupin gitu”, ujarnya. Sejak tahun 2015, Dekan FKM memberikan tugas kepada AKG sebagai salah satu Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) untuk berkontribusi di kantin FKM dalam bentuk pemberian informasi nilai gizi. Tujuannya agar konsumen mengetahui nilai gizi dari makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Selain itu, mereka dapat mengetahui apakah yang mereka konsumsi sudah memenuhi anjuran makan orang Indonesia, yaitu Pedoman Gizi Seimbang. “Pemberian tabel nilai gizi tidak untuk mengkategorikan yang memenuhi atau tidak memenuhi standar, tetapi menyatakan nilai gizi yang ada”, jelas Wahyu Kurnia. Prosedur Pelaksanaan Program Kerja Langkah pertama yang dilakukan oleh AKG dalam proses pelaksanaan adalah perekrutan mahasiswa yang akan diikutsertakan dalam program kerja. Selanjutnya, pihak AKG akan meminta izin kepada kantin tujuan sebelum melakukan pengujian makanan yang kemudian dikonsulta-

sikan kepada dosen pembina AKG. Jika disetujui, maka output akan segera dibuat. Jika tidak, maka akan dilakukan revisi uji makanan. Dalam tahapan ini, setiap bahan akan ditimbang dan dibandingkan dengan Tabel Komposisi Pangan Indonesia dan Daftar Komposisi Bahan Makanan, untuk mendapatkan nilai gizi dari masing-masing komponen dalam jumlah berat yang digunakan. Selanjutnya, format penulisan nutrition fact disesuaikan dengan format informasi nilai gizi yang dikeluarkan oleh BPOM RI. Konten nutrition fact berisi nilai gizi makro (karbohidrat, lemak dan protein) dan zat gizi mikro (natrium, Fe, vitamin C, kalsium, vitamin A), persen nilai gizi terhadap anjuran makan dalam sehari, dan berat dalam sekali saji. “Nilai gizi makro dan mikro disajikan berupa kandungan zat gizi. Persen nilai gizi berarti berapa persen nilai gizi pada konsumsi dibandingkan kebutuhan gizi dalam sehari. Berat makanan dan minuman dalam satu porsi dinyatakan dalam satuan gram”, tutur Wahyu. Pola Makan Mahasiswa Keberadaan nutrition fact ini menuai beragam respons mahasiswa. Salah satunya Pingkan, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat, yang menyatakan bahwa ia tidak menghiraukan keberadaan nutrition fact tersebut.

05

“Saya tahu kalau ada nutrition fact, tetapi saya tetap memilih makanan sesuai keinginan saya. Kayaknya, tabel itu bakal ngaruh ke mahasiswa yang diet,” ujarnya. Berbeda dengan Rienzy, mahasiswi Program Studi Gizi tersebut justru mengungkap manfaat yang dia dapatkan berkat adanya nutrition fact. “Dulunya, aku nggak tahu dan asal memilih makanan. Sekarang, aku tahu apa yang aku butuhkan dan makanan apa yang cocok.” Sejalan dengan apa yang diungkapkan Rienzy, Jalil yang berkuliah di Fakultas Teknik justru menyatakan dukungannya terhadap program kerja yang diusung oleh Asosiasi Kesehatan Gizi ini. Dia mengatakan bahwa pemberian nutrition fact di kantin fakultas akan mempengaruhi pola makannya ketika ia ingin memilih makanan sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan. “Kalau saya sakit karena kekurangan vitamin C, saya jadi bisa tahu makanan apa yang mengandung vitamin C-nya. Hanya orang yang gak peduli kesehatan yang gak mikirin hal itu”, tambahnya. Faktanya, meski mendapat respons yang beragam, pemberian tabel informasi gizi ini tidak membuat pola makan mahasiswa berubah. Hal ini diamini oleh Lilis, salah seorang pedagang di kantin FKM. “Sama aja, dari sebelum dan sesudah dipasang nggak ada yang berubah. Paling dibaca-baca dulu, tapi tetep aja beli,” ungkapnya.

“NILAI GIZI MAKRO DAN MIKRO DISAJIKAN BERUPA KANDUNGAN ZAT GIZI. PERSEN NILAI GIZI BERARTI BERAPA PERSEN NILAI GIZI PADA KONSUMSI DIBANDINGKAN KEBUTUHAN GIZI DALAM SEHARI. BERAT MAKANAN DAN MINUMAN DALAM SATU PORSI DINYATAKAN DALAM SATUAN GRAM.”


06 LI P U TA N U TA M A

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

OPTIMALISASI VENTURA UI DALAM KEMELUT KENAIKAN BIAYA PENDIDIKAN DI UI UI memiliki empat sumber pendapatan penyelenggaraan universitas, yaitu pemerintah, masyarakat, pihak luar negeri, serta usaha dan tabungan universitas (ventura) yang berkontribusi paling rendah di antara yang lainnya. OLEH: HUDA SHIDQIE FOTO: RIZQI MAULANA HAKIM

Rektorat sebagai pihak yang memiliki wewenang dalam menentukan jumlah UKT


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

LI P U TA N U TA M A

07

enaikan Biaya Pendidikan (BP) S-1 Reguler menjadi isu yang ramai diperbincangkan sejak Desember 2015 lalu. Di bulan yang sama, Rektor Universitas Indonesia, Muhammad Anis mengadakan forum audiensi publik yang digelar pada Rabu (23/12) sebagai bentuk sosialisasi. Muhammad Anis menjelaskan bahwa perubahan BP S1 Reguler bukanlah suatu kenaikan, melainkan sistem baru yang menekankan konsep berkeadilan pada semua golongan mahasiswa UI.

K

Isu tersebut kemudian menuai berbagai respon dari mahasiswa UI, mulai dari penolakan kebijakan sistem hingga aksi demonstrasi yang dilakukan di depan gedung Rektorat UI pada (6/2) lalu. Menanggapi aksi demonstrasi tersebut, Rico Novianto yang menjabat sebagai Kepala Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) BEM UI, menyatakan bahwa advokasi tersebut tidak harus dilakukan dengan demonstrasi. “Dalam tataran umum, advokasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah dengan melakukan negosisasi, mediasi, dan lobi. Aksi baru harus dilakukan kalo memang tujuannya untuk mensejahterakan mahasiswa dan menciptakan sesuatu yang ideal,� tuturnya. Rico menganggap adanya perbedaan antara persepsi mahasiswa dan pihak rektorat mengenai isu ini. “Pihak rektorat menginginkan penanggung biaya pendidikan membayar sesuai dengan kemampuan mereka. Tapi kita (mahasiswa) maunya bayar kuliah itu murah. Jadi, kalo memang udah berbeda, ya nggak bakal ada titik temunya�. Tahun 2014 lalu, jumlah pendapatan yang diperoleh dari BOP mencapai 1229,448 milyar rupiah atau 57,45% dari total anggaran. Hal ini dimuat dalam sebuah rilis milik Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Unsur Mahasiswa (MWA UI UM). Rilis tersebut juga memuat Pasal 12 ayat 1 PP No. 152 Tahun 2000 tentang empat sumber pendapatan penyelengga-


08 LI P U TA N U TA M A

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

raan universitas, yaitu pemerintah, masyarakat, pihak luar negeri, serta usaha dan tabungan universitas (ventura) yang berkontribusi paling rendah di antara yang lainnya. Kurangnya Potensi Ventura Sejatinya, UI memiliki target untuk meningkatkan porsi pendapatan non-biaya pendidikan (BP) hingga 50% pada tahun 2019 mendatang. Langkah konkret yang diambil adalah dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur yang sifatnya komersil. Peran dan keterlibatan ventura untuk membiayai BP di UI sendiri pun masih sangat minim, yaitu hanya 30% dari total pendapatan UI. “Porsi pendapatan non-BP UI baru 30% dari total pendapatan UI. Kenaikan biaya pendidikan adalah solusi,” ungkap Dodi Sudiana, Direktur Kerjasama Universitas Indonesia. Sebagai salah satu sumber pendapatan universitas, sebanyak 30 jenis cabang ventura UI berperan sebagai salah satu ujung tombak pemasukan yang didapat melalui pendapatan non-akademik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sistem ventura adalah kegiatan yang berorientasi profit berupa pemanfaatan kepa-

karan, fasilitas, keunggulan teknologi yang dikuasai, dan keunggulan riset. Belum adanya keterpaduan antara lembaga-lembaga ventura di fakultas dengan apa yang diinginkan oleh pimpinan universitas menjadi salah satu alasan kurangnya optimalisasi ventura di UI. Sistem keuangan UI yang masih diproses secara manual turut menjadi kendala. “Sebagian mengatakan kalo berurusan dengan keuangan (di universitas) itu lama, repot, dan rumit,” tutur Dodi. Hal ini menyebabkan banyak lembaga ventura yang memilih untuk menentukan sistem keuangannya secara mandiri. Padahal, telah dikatakan dalam aturan bahwa semua unit penunjang akademik yang didapatkan dari ventura, harus memberikan kontribusi sebesar 5%. Tujuannya untuk menunjang kegiatan-kegiatan universitas termasuk beasiswa, dana abadi, pemeliharaan fasilitas, dan sarana prasarana pendidikan. Akan tetapi, timbul pro dan kontra mengenai kontribusi tersebut oleh pihak fakultas. Inkonsistensi terjadi dalam realisasi penerapan aturan, yaitu belum adanya tindak lanjut dari pihak universitas tentang penegakkan peraturan. Ia menambahkan, “Unit-unit

Dikutip dari laman resmi Majelis Wali Amanant (MWA) Universitas Indonesia

lembaga ventura yang membayar 5% diperlakukan sama dengan yang tidak membayar. Bagi yang ikut aturan tidak diberi penghargaan dan jelas menimbulkan kekecewaan”. Masalah lain ada pada sebagian unit ventura yang tidak melaporkan keuangan dan kegiatannya ke universitas. Dodi kembali menjelaskan, “Itu pasti jadi masalah karena mereka menggunakan nama UI tapi output-nya tidak sampai ke UI”. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam penertiban data dan audit karena kurangnya kelengkapan dokumen. Banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang memiliki nilai proyek yang cukup besar. Pelaporan yang kurang terintegrasi menyebabkan sulitnya pengaturan sistem. Direktur Kerjasama UI menjanjikan kepastian untuk menertibkan semua unit-unit ventura. “Kita akan memastikan semua unit-unit itu yang nantinya jadi UKK (Unit Kerja Khusus) itu betul-betul tertata dan keberadaannya akan dikukuhkan lagi oleh rektor. Di tingkat fakultas juga akan dibikin UKK oleh dekan. Jadi benar-benar resmi kontribusinya buat UI dan laporannya jadi jelas,” tegas Dodi Sudiana.


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

O P I N I S K E T SA

ILUSTRASI: RIZKY ARIEFIAN

09


10

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

INFOGRAFIS


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

INFOGRAFIS

11

OLEH: BONNY NUR, AMRI MUNAWAR, ALI RIDHO ILUSTRASI: RIZKY ARIEFIAN


12

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

S O M I KAT

Sumber: istimewa

BUKU KAMI: MERAJUT ASA PEREMPUAN HUMAN TRAFFICKING OLEH: BIANCA ADRIENNAWATI

Dibalik perayaan Hari Perempuan Internasional (3/8/16), Indonesia ternyata menempati urutan pertama jumlah perdagangan manusia di dunia. Berbeda dengan sebagian orang yang menyayangkan dalam diam, Buku Kami hadir dan bertindak nyata memberi dukungan bagi perjuangan perempuan.

atang dari kalangan muda yang terusik dengan segala permasalahan sosial, Buku Kami hadir sebagai sebuah social enterprise yang menawarkan cara inovatif melawan perdagangan manusia di Jakarta-Indonesia dan Bang-

D

kok-Thailand. Berlokasi di Jatinegara, Jakarta Timur, social enterprise ini membuat buku catatan ramah lingkungan yang produksinya melibatkan para eks-pekerja seks komersial (PSK) dan korban perdagangan manusia.

Berawal dari YSEALI Buku Kami awalnya merupakan sebuah project yang dibentuk oleh Muhammad Carlos (Binus), Dhia Fairus (NYU), Badai Yuda Pratama (UI), Rayhan Krisnadi (UI), Derry


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

S O M I K AT

Fahrizal Ulum (UI), dan Reza Adji Budiman (UI) pada tahun 2014. Para mahasiswa-mahasiswi ini berhasil mengikuti kompetisi Young Southeast Asia Leadership Initiative (YSEALI) di tahun yang sama. Dalam program tersebut, para pemuda perwakilan dari masing-masing negara ASEAN diminta untuk mengangkat permasalahan negaranya dan mencari solusi terbaik berupa proyek yang kemudian didanai realisasinya. “Ide utama Buku Kami adalah menggabungkan beberapa isu secara unik. Isu yang kami angkat antara lain climate change, human trafficking, dan women empowerment,” jelas Muhammad Carlos, Presiden Buku Kami, kepada Suara Mahasiswa. Pada saat itu, para founder Buku Kami tertarik untuk membuat sebuah proyek yang dapat menyelesaikan permasalahan pada ketiga isu tersebut. Isu perdagangan manusia dipilih karena angkanya yang tinggi di Indonesia (6.651 orang pada tahun 2005-2014 (Menurut IOM) -red). Didukung juga oleh fakta sulitnya perempuan yang bekerja sebagai PSK untuk keluar dari lingkaran perdagangan manusia karena tingkat pendidikan dan keterampilan mereka yang rendah. Untuk merealisasikan keinginan tersebut, mereka kemudian bekerjasama dengan Bandungwangi, sebuah organisasi yang mengayomi korban perdagangan manusia dalam hal pencarian survivor lain yang ingin bergabung. Selain isu perdagangan manusia, masalah perubahan iklim yang sangat nyata terlihat dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi fokus penting. Para founder berusaha untuk membuat project yang selain bermanfaat secara langsung dari segi sosial, juga memberikan pengaruh yang positif kepada lingkungan agar tercipta sebuah keseimbangan. Keseriusan Buku Kami pada isu-isu tersebut dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang ada di dalam. Menariknya, melalui berbagai platform social media yang dimiliki, Buku Kami tidak hanya mempromosikan produk mereka tetapi juga menye-

barkan fakta-fakta penting mengenai isu yang diangkat. Hal ini dimaksudkan untuk menyadarkan orang mengenai urgensi untuk peduli dan melakukan sesuatu mengenai isuisu tersebut. Kegiatan Buku Kami Tujuan utama Buku Kami adalah untuk membentuk gaya hidup ramah lingkungan dan membantu korban perdagangan manusia (survivor), supaya mendapatkan tingkat hidup yang lebih layak. Hal ini dilakukan dengan cara memberdayakan para survivor perempuan untuk membuat buku catatan dari limbah kertas yang telah di daur ulang. Proses produksi Buku Kami menggunakan bahan dasar kertas daur ulang untuk menambah nilai guna barang yang dulunya dianggap tidak bernilai menjadi barang dengan nilai tinggi. Tidak hanya itu, penggunaan limbah sebagai bahan baku juga dimaksudkan untuk menjaga keberlangsungan alam dengan berusaha menciptakan zero waste product. Kata kunci dari semua kegiatan Buku Kami adalah sustainability (keberlanjutan) yang berusaha untuk memberikan hal-hal yang sifatnya tidak hanya sementara. Hal ini dilakukan dengan memberikan para survivor keterampilan yang berguna dalam masyarakat luas. Salah satunya adalah teknik membuat buku catatan untuk kemudian dijual. Semua proses pembuatan buku, mulai dari pengguntingan kertas, penjilidan, dan lain sebagainya, dilakukan oleh para survivor secara manual. Selain itu, Buku Kami juga berusaha untuk menumbuhkan kemadirian dan percaya diri dari para

13

survivor yang bergabung. Hal ini membuat para survivor menajdi tertarik pada bisnis sehingga mereka sering membahas tentang ide bisnis yang ingin mereka lakukan. Dikenal sampai Mancanegara Konsistensi yang tinggi memberikan dampak yang positif bagi Buku Kami. Mengandalkan promosi dan pemasaran melalui media sosial, produk Buku Kami mendapat permintaan tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri seperti Amerika dan beberapa negara di Eropa. “Kami baru melaksanakan produksi di tahun 2015. Pencapaian yang menurut kami sudah sangat baik yaitu pilot project yang terjalankan dengan baik dan engagement yang kami jalankan dengan organisasiorganisasi di Amerika, Eropa dan Thailand” Jelas Dhia. Namun, sebagai sebuah non-governmental organization yang mengusahakan dana dan proses produksi secara mandiri dan tidak bergantung pada pemerintah, Buku Kami memiliki tantangan tersendiri. Tantangan terbesar saat ini adalah penetrasi pasar dengan produk notebook yang terbuat dari bahan daur ulang serta skala ekonomi untuk produksi jumlah besar. Kedepannya, Buku Kami ingin fokus pada aktivitas sosial dan memahami lebih dalam tentang isu perdagangan manusia. Selain itu, Buku Kami ini juga ingin bekerja sama dengan lebih banyak lagi organisasi dari seluruh dunia serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran lebih banyak pihak mengenai perdagangan manusia.

“IDE UTAMA BUKU KAMI ADALAH MENGGABUNGKAN BEBERAPA ISU SECARA UNIK. ISU YANG KAMI ANGKAT ANTARA LAIN CLIMATE CHANGE, HUMAN TRAFFICKING, DAN WOMEN EMPOWERMENT.”


14

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

I PT E K

PROGRAM PRINTING BERBASIS ONLINE: TAWARKAN SOLUSI CEPAT BAGI KEBUTUHAN MAHASISWA OLEH: VANDA SITUMEANG FOTO: MARIA JULITA

Jasa mencetak tanpa menggunakan flashdisk dari cetakin.id

Salah satu masalah yang kerap dialami mahasiswa dalam siklus perkuliahannya adalah proses pencetakan tugas. Cetakin.id berusaha mengatasi masalah dengan menghadirkan sistem cetak online yang bisa diakses oleh seluruh mahasiswa UI. erawal dari keisengan untuk mencoba mengatasi masalah yang biasa dialami mahasiswa dalam mencetak tugas perkuliahan seperti mengantri, flashdisk terserang virus, terburu-buru, dan lainnya, Cetakin.id menjadi ino-

B

vasi sistem virtual yang membantu mahasiswa ketika mencetak di tempat umum. Jasa percetakan yang dirilis pada 9 Februari 2016 lalu ini bekerja sebagai sistem pengantar dokumen pengguna ke komputer percetakan melalui internet. Tentu-

nya, pengguna perlu mengunggah dulu dokumennya ke laman resmi Cetakin.id. Sebelumnya, Ristek Fasilkom UI telah lebih dulu mengembangkan sistem printing online bernama Octoprint.


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

IPTEK

Akan tetapi, Cetakin.id dirancang untuk lebih memberikan kemudahan akses bagi mahasiswa yang berkuliah di fakultas lain. Terintegrasi dengan SSO Dwiyan, Fatian, dan Awan sebagai Founding Father program cetakin.id, menjelaskan bahwa pengguna harus log-in dulu menggunakan akun Single Sign On (SSO) untuk dapat mengakses sistem virtual ini. Integrasi SSO merupakan layanan yang disediakan oleh pihak IT Universitas Indonesia sebagai bentuk pemberdayaan teknologi informasi. Setelah log-in, pengguna akan memilih lokasi percetakan lalu mengunggah file berformat .pdf. Selanjutnya, pengguna tinggal menunggu notifikasi kode dokumen sebelum siap diambil. “Konsep ini cukup sederhana untuk dimengerti mahasiswa dan dapat membantu mereka mencetak dokumen tanpa perlu repot menghabiskan waktu dan tenaga,” ungkap Dwiyan. Dalam prosedurnya, mahasiswa akan menerima dua notifikasi SMS. Pertama, saat dokumen sudah selesai diunggah, berupa kode dokumen pengguna. Kedua, saat dokumen sudah dicetak yang isinya berupa pemberitahuan bahwa dokumen siap diambil. Untuk menjaga kerahasiaan dokumen pengguna, setiap dokumen yang diunggah tidak dapat diakses oleh siapapun kecuali pihak cetakin.id. Seluruh data juga akan dihapus setelah selesai diproses. Sistem dan Prosedur Layanan Fitur notifikasi SMS diperoleh dengan membeli jasa SMS Gateway dari penyedia sistem terkait. Setelah itu, Cetakin.id mengintegrasikannya

15

dengan sistem mereka sendiri. Pihak cetakin.id belum menarik keuntungan dari pengguna terkait biaya pembelian jasa SMS Gateway. Hal ini dikarenakan mereka masih membayar biaya administrasi sendiri. Integrasi tatap muka diantara sistem jasa SMS Gateway dan sistem cetakin. id disebut Aplication Programme Interface (API).

“Karena tidak ada fitur catatan, kita jadi susah memberitahu permintaan atau variasi cetak yang diinginkan. Misalnya cetaknya bolak-balik, atau mau sekalian dijilid. Jadinya, interaksi antara toko dan konsumer cuma lewat file doing. Padahal fitur ini cukup penting buat layanan apapun yang basic-nya online,” ujar Fersandi Putra, pengguna jasa Cetakin.id.

“Simple-nya, kalau Graphical User Interface (GUI) itu antara sistem dan manusia, API itu antara sistem dengan sistem”, jelas Awan dalam mengidentifikasi integrasi tatap muka jenis API.

Untuk mengatasi masalah maintenance seperti demikian, Cetakin.id melakukan past-planning dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan dan seberapa besar manfaat program ini bagi mahasiswa.

Soal algoritma, admin cetakin.id mengaku tidak terlalu mempermasalahkannya karena tidak jauh beda dengan sistem situs web lain pada umumnya. Dan laman cetakin. id sendiri adalah bentuk sederhana fungsional untuk sistem pengiriman dokumen mahasiswa yang akan dicetak.

“Sejauh ini semua berjalan lancar. Kami memulai past-planning kami dengan merayakan 20 hari kehadiran & 200 cetakan dengan bagibagi voucher Rp20.000,00 untuk masing-masing 5 orang yang beruntung. Syaratnya dengan add akun line cetakin.id, lalu sampaikan kritik, saran, dan inovasi buat program ini terlebih dahulu. Beberapa opini solutif lainnya sudah berhasil kami dapatkan. Salah satunya adalah pengadaan fitur opsi cetakan”, pungkas tim Cetakin.id

“Pada dasarnya, algoritma digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Contoh nyatanya, Student Centered e-Learning Enviroment (SCeLE) dan beberapa program penghitungan dalam skripsi anak fasilkom pada umumnya”, tambahnya untuk membandingkan sistem cetakin.id dengan sistem situs web lain. Belum Punya Fitur Catatan Seperti sistem online pada umumnya, interaksi dalam pelayanan tentu hanya sebatas lingkup sekunder saja. Namun hingga saat ini, Cetakin. id belum juga mengimplementasikan fitur catatan yang seharusnya bisa menjembatani komunikasi antara pengguna dan pihak penyedia jasa.

Saat ini, percetakan yang sudah dipasangi sistem cetakin.id masih berlokasi di Fasilkom UI diantaranya, Fasilkom Senyum yang juga menyediakan jasa fotokopi dan penjualan kebutuhan perkuliahan mahasiswa. Kedepannya, mereka berencana untuk memperluas jaringan pemasangan cetakin.id hingga ke seluruh fasilitas pencetakan dokumen di Universitas Indonesia. Akan tetapi, tim Cetakin.id masih belum bisa memprediksi waktu pembenahan karena program ini masih terbilang baru.

“KONSEP INI CUKUP SEDERHANA UNTUK DIMENGERTI MAHASISWA DAN DAPAT MEMBANTU MEREKA MENCETAK DOKUMEN TANPA PERLU REPOT MENGHABISKAN WAKTU DAN TENAGA.”


16 R E S E N S I

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

SINESTESIA: WARNA WARNI PENUH ARTI

OLEH: NURUL FAJRI VIDI ASTUTI

Nama album: Sinestesia Artis: Efek Rumah Kaca Genre: Indie, Alternative Label: Jangan Marah Records Tanggal Rilis: 18 Desember 2015 etelah tujuh tahun dinanti, grup band indie Indonesia ini berhasil menyuguhkan ‘angin segar’ lewat album barunya yang bertajuk Sinestesia. Pada album ini, lagu terpendek berdurasi tujuh menit dan terpanjang berdurasi tiga belas menit. Lagu berdurasi panjang adalah hal yang lumrah ditemukan pada genre progre-ssive rock tahun 1970­ an dan berusaha diangkat kembali oleh Efek Rumah Kaca (ERK).

warna ketika mendengar nada atau melihat angka tertentu. Adrian tidak hanya mencetuskan judul album saja, tetapi juga judul lagunya yaitu; Merah, Biru, Jingga, Hijau, Putih, dan Kuning. Warna­warna tersebut adalah warna yang ia lihat ketika mendengarkan lagu ciptaannya bersama personel lain, Cholil Mahmud dan Akbar Bagus Sudibyo. Pemberian nama warna sebagai judul track adalah interpretasi yang ingin mereka sajikan kepada para pendengar.

Baru dirilis pada 18 Desember 2015 dengan format digital pada saat itu, tak perlu waktu lama bagi Sinestesia untuk menyita perhatian publik. Buktinya, album ini berhasil menembus kategori Top Album di iTunes hingga dibuat bentuk fisiknya setelah tiga hari bercokol di langit piranti perpustakaan musik Apple.inc.

Setiap lagu dalam album ini terdiri atas fragmen­fragmen lagu. Jadi, tidak heran jika durasinya menjadi cukup panjang. Misalnya, Biru, berisi Pasar Bisa Diciptakan dan Cipta Bisa Dipasarkan yang merupakan elaborasi lebih lanjut dari lagu Cinta Melulu di album Efek Rumah Kaca (Self Titled). Ada juga Putih yang merupakan gabungan dari dua lagu Tiada dan Ada. Lagu Tiada menggambarkan kematian sebagai awal dari sebuah keabadian sedangkan Ada berisi perayaan jiwa-­jiwa baru (harapan orangtua kepada anak).

S

Judul Sinestesia muncul dari ide sang bassist, Adrian Yunan Faisal. Ia mengalami gangguan penglihatan disebut behcets disease. Kondisi ini membuat Adrian dapat melihat

Kemunculan album ini menjadi sebuah pembuktian tersendiri serta penebusan atas janji ERK kepada penggemar­penggemarnya. ERK tetap mempertahankan lirik yang kritis juga puitis seperti album­album sebelumnya meskipun tidak sevokal dan sefrontal dulu. Mereka tidak mau liriknya dipahami secara instan. Pendengar harus membaca utuh liriknya untuk mengerti maknanya. Selain menjadi elemen terpenting, lirik juga berfungsi sebagai pembendung kejenuhan akibat durasi lagu yang panjang. Alhasil, pendengar akan terbawa oleh alur cerita dan mengikuti pasang surut emosi setiap lagu. Sejalan dengan ungkapan Riyan Riyadi alias The Popo untuk calon pendengar Sinestesia, “Siapkan energi pendengaran dan emosi yang tak tertahan. Lagu-lagu di dalam album ini cukup panjang, bisa menimbulkan kebosanan, kelelahan dan juga penasaran”.


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

RESENSI

17

LINTAS GENDER ABAD KE­-20

OLEH: BTARI NADINE

Judul: The Danish Girl Sutradara: Tom Hooper Produser: Tim Bevan, Eric Fellner, Anne Harrison Genre: Drama/Romance/Biography Tahun Rilis: 2015 opik tentang LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) sedang hangat-­hangatnya dibicarakan belakangan dikarenakan pembahasan tentang orientasi seksual yang berada dalam lingkup LGBT, kerap dianggap tidak lazim jika dilihat dari kacamata masyarakat umum. Beberapa orang memang memiliki kecenderungan untuk memiliki orientasi seksual yang tidak sesuai dengan gender yang seharusnya. Tapi sebenarnya, yang berpengaruh besar terhadap perkembangan kecenderungan tersebut adalah lingkungan, media massa, dan bagaimana mereka diperlakukan dalam masyarakat.

T

The Danish Girl menceritakan bagaimana seorang pelukis asal Denmark, Einar Wegener (Eddie Redmayne), berusaha mengungkap jati dirinya. Pada awalnya, Einar menutupi kecenderungan feminimnya dan menampilkan diri layaknya pria Eropa tahun 1920­an pada umumnya. Hingga suatu hari, istrinya,

Gerda (Alicia Vikander), memintanya untuk berpose sebagai figur perempuan, menggantikan model yang berhalangan datang ke rumah mereka. Sisi kewanitaan Einar kemudian muncul kembali dan semakin menjadi-­jadi ketika keduanya sepakat untuk melakukan sebuah ‘permainan’ dimana Einar akan berpurapura menjadi perempuan dalam sebuah pesta dansa. ‘Permainan’ tersebut menjadi realitas pahit ketika Einar, yang menyebut dirinya Lili Elbe, berciuman dengan seorang tamu pria dalam pesta itu. Kejadian itu mengakibatkan ketegangan dalam hubungan Einar dengan istrinya. Dia semakin frustasi dengan dirinya yang tidak dapat mengontrol kemunculan sosok Lili di pikirannya. Gerda mencari pertolongan berbagai dokter untuk ‘menyembuhkan’ sang suami, tapi upaya tersebut sia­ sia. Dengan berat hati, Gerda akhirnya menerima keadaan suaminya yang sudah digantikan oleh sosok seorang Lili.

Film yang disutradarai Tom Hooper ini memiliki plot yang menarik karena berlatar di tahun 1920an, dimana kasus­ -kasus perubahan orientasi seperti yang dialami Einar/Lili belum lazim dibicarakan. Meski terinspirasi dari kisah nyata, film ini tidak menceritakan secara detil bagaimana dan/atau mengapa sosok Lili muncul dalam diri Einar. Film ini juga tidak menggambarkan tekanan sosial dari masyarakat terhadap sosok Lili. Meskipun begitu, akting sang pemeran utama cukup berhasil memainkan sosok wanita dengan baik sehingga mampu menampilkan perdebatan identitas Einar dengan sosok Lili dalam dirinya. Sayangnya, film yang dirilis tahun 2015 ini tidak lolos tayang di sejumlah negara seperti Qatar, Saudi Arabia, Oman, Bahrain, Jordan, Kuwait, dan Malaysia karena dinilai cukup vulgar, provokatif, dan bertentangan dengan nilai­-nilai yang dipegang negara-negara tersebut.


18

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

E SA I F OTO

VAKANSI DI UI ari sabtu dan minggu, tidak seperti di hari biasa. Lingkungan Universitas Indonesia dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk berekreasi bersama. Wilayah tersebut meliputi Rotunda dan sekitarnya. Beragam aktivitas dilakukan disana, seperti jogging, bersepeda, aikido hingga senam hamil. Di hari sabtu minggu, beberapa akses jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Palang seperti yang terletak di dekat Stasiun Pondok Cina menjadi pembatas. Jalan raya yang biasanya dilalui kendaraan bermotor dimanfaatkan dengan leluasa oleh masyarakat untuk ber-vakansi ria.

H

OLEH: GHAZIANI KHAIRUNNISA FOTO: GHAZIANI KHAIRUNNISA DAN MARIA JULITA

Lari Pagi di Rotunda

Berlatih Aikido

Seorang ayah yang mengajarkan kedua anaknya bela diri.


g e r b ata m a 7 9 / / A P R I L 2 0 1 6

E SA I F O T O

19

Portal dekat Stasiun Pondok Cina yang menutup akses kendaraan bermotor untuk lewat, sebagai bentuk Car Free Day pada hari sabtu dan minggu.

Sekelompok ibu Hamil sedang melakukan senam hamil

Bersepeda bersama

Seorang ayah yang membantu anaknya memasang sepatu roda


20 I K L A N

g e r b ata m a 79 // A P R I L 2 0 1 6

Sumber: istimewa

Dapatkan Kesempatan Tulisan Anda Dipublikasikan di Web suaramahasiswa.com dan Buletin Gerbatama: Ini UI! Ke E-mail --------

redaksi.suaramahasiswa@gmail.com

Dengan panjang tulisan 600-800 kata. Cantumkan data diri anda: Nama lengkap, fakultas, jurusan, angkatan. Tulisan yang masuk jadi milik redaksi.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.