Gerbatama: ini UI! Edisi #80: "Salah Diagnosa" Klinik Satelit

Page 1

g e r b ata m a 8 0 / / D E S E M B E R 2 0 1 6

04

D I B A L I K S E R T I F I K AT KEAMANAN SIAK NG UI

Produk Pers Suara Mahasiswa UI

10

INFOGRAFIS: Dibalik Nama Jalan UI

edisi DESEMBER 2016

ini UI !

"salah diagnosa" KLINIK SATELIT UI Unduh Gerbatama Digital di ww w.suaramahasiswa.com //

Twitter @sumaUI // Gratis

80


g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

Sumber: Istimewa


Edisi d es em b e r 2 0 1 6

e d i to r i a l

Dunia kesehatan bukan sekadar mencegah dan mengobati penyakit, namun juga memastikan persoalan administrasi di lembaga kesehatan agar kedua proses itu berjalan baik; tidak ada kesalahpahaman antara tenaga kesehatan dan pasien. Di Indonesia, persoalan tersebut masih belum terumuskan secara mapan. Salah satu indikasinya adalah belum adanya Standar Operasional Prosedur praktik kesehatan nasional. Karena itu, banyak ketidakjelasan dan kesalahpahaman antara pasien dan tenaga kesehatan, misal dalam menentukan faktor risiko, memberikan obat yang tidak cocok kepada pasien, dan sebagainya. Standar kesehatan yang berlaku hingga saat ini baru berlaku di fasilitas kesehatan masing-masing, sehingga tidak ada keseragaman, cenderung menyamaratakan orang, dan tertutup. Kondisi tersebut dapat memunculkan persoalan, jika pasien mengklaim tindakan dokter tidak tepat dan kemudian membawanya ke proses hukum, pihak fasilitas kesehatan memungkinkan mengubah hal di standar itu yang dianggap berpotensi menjeratnya di proses hukum. Bukankah itu berbahaya meruntuhkan idealisme dokter untuk berlaku baik dan jujur? Standar nasional akan berlaku bila sarana dan prasarana semua fasilitas kesehatan di Indonesia telah lengkap. Untuk itu Kementerian Kesehatan sebagai pihak yang berwenang perlu menetapkan target secara bertahap. Kerjasama lintas sektoral pun perlu dilakukan untuk menutupi kekurangan biaya. Jangan sampai kekurangan ini selalu dijadikan alasan.

Pemimpin Redaksi: Rafiqah Nurahmi Redaktur Pelaksana: Siti Rahma Nurajijah Redaktur Artistik: Rizky Ariefian Fotografer: M. Toha Santoso Redaktur Litbang: Bonny Nur Ischaq Darmadji Reporter: Vanda Situmeang, Oktaviani S , Huda Shidqie Peneliti dan Pengembang: Amri Munawar, Ali Ridho Al Hadad, Btari Nadine Sirkulasi: Dara Nanda Vitera

03

g e r bgata e r bmata a 8m0 a/ 8/0D/E S / EDMEBSEERM2B0E1R62 0 1 6

E D I T O R I A L & D A F TA R I S I

KO N T E N 04

Kilas: Di Balik Sertifikat Keamanan SIAK NG UI Resensi: Analogi Politik Pada Kehidupan Binatang

6

10

Infografis: Di balik Nama Jalan -jalan di Universitas Indonesia Liputan Utama:

“Salah Diagnosa”, Beda Persepsi Dalam Buruknya Manajemen Kesehatan Nasional

16

Teknologi: Inovasi Eksperimental LIFI Advertorial: Liburan di Indonesia

20

12

18

Opini Foto

‘‘

Suara Nyata

Mengerti akan membuat orang menimbang-nimbang dengan lunak, memberi ampun dan membuat kami baik.” -Sulastin Sutrisno

Alamat Redaksi: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Lantai 2 Kampus Baru UI Depok 16436 Kontak 082122099805


04 K I L AS

g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

DI BALIK SERTIFIKAT KEAMANAN SIAK NG UI TEKS & FOTO OLEH: RAFIQAH NURAHMI

Sumber: Istimewa Sumber: SUMA/UI Logo https di laman siak ng sebelum dan sesudah sertifikat keamanan diperbaharui

Ketika membuka halaman SIAK NG, browser mencoret logo https, yang mengartikan bahwa situs tersebut tidak aman. ahun 2013 lalu, arsip Pers Suara Mahasiswa UI mencatat ada lebih dari 20 situs berdomain ui.ac.id yang diretas oleh hacker. Lalu, pada awal tahun 2014, fenomena heartbleed bermunculan dunia internet.

T

Heartbleed sendiri adalah suatu bug yang membuat keamanan OpenSSL menjadi rentan. Hal ini dapat membuat situs tersebut bisa disusupi peretas. SIAK-NG, yang beralamat di academic.ui.ac.id, menjadi salah satu

server dari 300 ribu lebih server yang rentan terhadap heartbleed. Untuk menyisiati peretasan itu, Universitas Indonesia (UI) memanfaatkan layanan Hypertext transfer protocol secure (https) yang tersertifikasi SSL, tidak lagi


g e r b ata m a 8 0 / / D E S E M B E R 2 0 1 6

K I L AS

menggunakan hypertext transfer protocol (http). Ini membuat SIAK NG aman dari peretas yang mencoba mencuri data di SIAK-NG memanfaatkan server yang sama. HTTP adalah bentuk respons dari jaringan dengan menggunakan protokol hypertext transfer protocol secure. Sedangkan HTTPS atau hypertext transfer protocol secure, selain memiliki fungsi yang sama dengan HTTP, juga memiliki kelebihan fungsi di bidang keamanan (secure), karena telah menggunakan Secure Socket Layer (SSL) atau Transport Layer Security (TLS) yang berfungsi sebagai sublayer dibawah HTTP aplikasi layer yang biasa, dan bertugas mengenkripsi data-data di halaman tersebut. Akan tetapi, layanan tersebut sempat kadaluarsa selama sekitar satu semester. Hal tersebut dapat dilihat dari tulisan https berwarna merah yang dicoret pada kolom url yang mengartikan bahwa browser menganggap halaman tersebut tidak sepenuhnya aman untuk diakses oleh user, sehingga disarankan untuk tidak memasukkan data yang sifatnya pribadi, seperti password. Tidak semua mahasiswa memperhatikan hal tersebut, karena sebagian besar memang lebih sering mengakses SIAK NG menggunakan smartphone. Salah satunya adalah Maria Ulfa, mahasiswa Fakultas Hukum UI. “Nggak sadar, kalau di handphone kan nggak kelihatan. Saya juga nggak tahu kenapa browser menilai halaman tersebut tidak aman,” ung-

kapnya Maria. Indikasi Tidak Aman Kadaluarsanya sertifikat keamanan tidak menjamin situs tersebut tidak aman. Hal ini dijelaskan oleh Fernan, staff Divisi Pengembangan Sistem Informasi PPSI Universitas Indonesia. “Sebenarnya aman-aman saja. Sistem di SIAK NG itu terintegrasi. Kalau soal password, itu tanggung jawab sistem lain. Jadi, SIAK NG hanya menyediakan form yang setelah diisi akan langsung mengcontact sistem akun UI yang sangat aman,” ujarnya. Fernan juga mengungkap bahwa sistem operasi saat ini sudah tidak selemah dulu. Ini yang membuat SIAK NG tidak gampang diretas. “Kalau saya jelaskan dalam bahasa program, ada yang namanya sistem kernel yang fungsinya membatasi bahasa pemprograman dan hardware. Jadi, kita tidak bisa mengirim perintah menggunakan bahasa pemprograman yang kita ketik. Sistem kernel ini semakin bagus,” jelas Fernan. Untuk saat ini, kejahatan kriminal yang masih bisa dilakukan terhadap SIAK NG adalah pencurian password menggunakan brute force atau mencoba password satu persatu, dictionary attack, dan deface. Deface adalah pembuatan situs palsu yang dibuat sama persis dengan yang aslinya. Jika pengguna tidak sadar dan masuk ke server melalui situs palsu tersebut, password dapat terekam oleh peretas. Namun, hal tersebut dapat disiasati den-

05

gan memastikan kebenaran alamat situs SIAK NG. Masalah Keuangan Layanan https umumnya hanya dibandol seharga 2-5 juta. Kendati demikian, tetap ada masalah dalam hal pembayaran. “Kalau menghadap ke bagian keuangan, ada saja masalah seperti dana yang belum turun. Kalau seperti itu, biasanya akan ada pegawai DSTI akan menanggung biayanya terlebih dahulu, baru nanti setelah dana turun, uangnya diganti. Tapi masalah tersebut terus terjadi, sehingga yang biasanya nalangin jadi tidak mau membantu lagi. Membayar layanan tersebut kan harus pakai kartu kredit, dan dikenakan bunga.,” ujar Fernan. Karena bentuk peretasan tidak akan mempengaruhi jaringan data yang dimiliki oleh Universitas Indonesia, pihak DSTI tidak terlalu mengambil pusing masalah ini, jikalau nantinya masalah sertifikat yang kadaluarsa ini terulang lagi. “Yasudahlah, mau tersertifikasi atau tidak juga tetap akan aman-aman saja,” tutup Fernan. Meskipun begitu, tidak sedikit mahasiswa yang tetap mempermasalahkan hal ini. Salah satunya adalah Eva Martina, mahasiswa Program Vokasi Universitas Indonesia. Dia menganggap layanan tersebut sebagai fasilitas yang sebenarnya merupakan hak mahasiswa.“Pengamanan fasilitas online itu merupakan hak kita. Jadi ya sebaiknya ditangani dengan baik,” ujarnya. (SB)

“KALAU MENGHADAP KE BAGIAN KEUANGAN, ADA SAJA MASALAH, SEPERTI DANA YANG BELUM TURUN. MASALAH TERSEBUT TERUS TERJADI, SEHINGGA BIASA YANG NALANGIN JADI TIDAK MAU MEMBANTU LAGI.“


06R E S E N S I

g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

ANALOGI POLITIK PADA KEHIDUPAN BINATANG

Judul Pengarang Penerbit Tebal

: Mengusir Matahari Fabel-fabel Politk : Kuntowijoyo : Pustaka Hidayah : 301 halaman

OLEH: SAVRAN BILLAHI

Sumber: Istimewa

erpen hanya dibaca peminat cerita pendek, artikel-artikel politik hanya dibaca peminat analisis politik,” cerita Kuntowijoyo dalam pengantar Mengusir Matahari Fabel-fabel Politik mengenai pendapat yang disampaikan Syafi’i Anwar kepadanya. Kuntowijoyo mengakui, pernyataan mantan Wakil Pemimpin Redaksi Ummat itu menyentuh pikirannya untuk membuat karya yang bisa menjembatani dua hal tersebut.

“C

Berdasarkan ide itu, terbitlah Mengusir Matahari Fabelfabel Politik, sebuah karya yang berisi kumpulan fabel bermuatan kebijaksanaan dan sindiran politik. Fabel tersebut dibuat agak berbeda dengan fabelfabel dalam kebudayaan Melayu dan Jawa yang sebatas berisi kebijakan moral dan etik. Dari 89 fabel di buku karya penerima SEA Award dari Kerajaan Thailand itu, pembaca tidak akan menemukan kisah seperti

fabel kancil dan harimau, ikan gabus dan tupai, buaya dan burung penari, dan sebagainya, yang berisi cerita tentang keharmonisan sahabat, pentingnya kerjasama, dan permusuhan yang merugikan. Kuntowijoyo tampaknya lebih asyik mengemas fabel sebagai suatu analogi kehidupan politik. Saat membaca fable-fabel itu, pembaca akan merefleksikan riuhnya panggung politik dengan suasana menggelitik. Tidak seperti tulisan Kuntowi-


g e r b ata m a 8 0 / / D E S E M B E R 2 0 1 6

RESENSI

joyo dalam buku-buku ilmiahnya yang sangat panjang dan penuh data, yang bahkan ketebalannya bisa mencapai lebih dari 600 halaman, sehingga membutuhkan kening yang mengkerut saat membacanya, setiap fabel di buku tersebut dikemas singkatsingkat dan mudah dipahami. Mengusir Matahari Fabel-fabel Politik dapat menjadi hiburan, seperti dongeng sebelum tidur, dapat pula menjadi suatu kajian, seperti yang dilakukan Adib Nur Huda, mahasiswa Universitas Negeri Malang: menjadikannya topik skripsi. “Alun-alun” Pemikiran Kuntowijoyo Konteks penulisan buku karya penerima Satyalancana Kebudayaan RI tersebut adalah kehidupan politik pada masa pemerintahan Soeharto. Ia lugas menulis, “Tema umum dari buku ini ialah ‘Mengusir Matahari’, artinya menumbangkan kekuasaan Orde Baru yang sudah ‘membakar hutan’ selama 32 tahun.” Nyinyiran terhadap kondisi politik pada masa itu sangat mewarnai cerita. Meskipun demikian, kumpulan fabel Kuntowijoyo akan selalu relevan dengan zaman. Sebab, selama praktik-praktik politik berlangsung, selama itu pula “penyakit-penyakit” politik berpotensi, atau malah akan selalu muncul. Selain sebagai ahli sejarah, Kuntowijoyo memang terkenal sebagai cerpenis serta esais keagamaan dan politik. Lulusan doktoral Universitas Columbia tersebut, selama hidupnya (meninggal 2005 –usia 61), sangat produktif dalam menulis di bidang sejarah, agama, budaya, dan politik Produktivitas tersebut membuat penerima Asean Award on

Culture itu memiliki banyak julukan, mulai dari guru besar, sejarawan, budayawan, sastrawan, aktivis, penulis-kolumnis, intelektual muslim, sampai khatib. Dari keparipurnaan pemikiran dan karya Kuntowijoyo, Mengusir Matahari Fabel-fabel Politik seakan menjadi “alun-alun” kemampuannya: menulis cerita, membaca zaman, memandang pentas riuh politik, dan menyampaikan pesan kemanusiaan. Pencarian “Harta Karun” Selain “Mengusir Matahari”— menumbangkan Orde Baru, Kuntowijoyo tidak menuliskan lebih lanjut apa maksud fabel-fabel yang ditulisnya. Sebagian mungkin akan menganggap Kuntowijoyo ingin menyatakan, tabiat manusia dan hewan adalah sama. Sebagian, yang pesimistis, mungkin tidak tanggung-tanggung mengungkapkan, Kuntowijoyo bermaksud menyampaikan, manusia lebih rendah dari hewan. Karya sastra memang bebas tafsir. Namun, Kuntowijoyo sayangnya selalu memberikan pepatah, semacam nasihat atau simpulan, pada setiap akhir fabel, yang terpisah dari struktur cerita. Kuntowijoyo tampaknya tidak ingin pesan yang tersimpan dalam setiap fabelnya dimaknai berbeda oleh pembaca. Tetapi, dengan pepatah tersebut, pembaca akan berusaha merenung, mencari kontekstualisasi fabel dengan realita politik. Perihal itu, Kuntowjioyo memberi klarifikasi, “disediakan ruang untuk merenungkan kebijakan atau sentilan politiknya. Sehabis setiap cerita selalu ada simpulan, hikmah, atau ibarat apa yang bisa dipetik”. Dari sini, jelas maksud Kuntowijoyo: “memaksa” pembaca untuk mencari kebijaksanaan politik di fabel-fabelnya.

07

Meskipun topik besarnya adalah politik, Kuntowijoyo membawa pembacanya asyik mencari pesan yang disampaikannya. Pembaca pun akan menebak-nebak pesan fabel. Sampai akhirnya, pesan itu dapat ditemukan di akhir cerita. “Demokrasi Gajah, Demokrasi Kuda, Demokrasi Anjing” Konsep yang digunakan Kuntowjioyo sebenarnya mirip dengan konsep Brian Massumi dari Universitas Duke yang mengembankan konsep animal politics dalam karyanya, What Animals Teach Us About Politics. Hanya saja, Brian mengupasnya dengan multidisiplin ilmu, seperti biologi, filsafat, dan politik. Sedangkan Kuntowijoyo lebih terang-terangan mengisahkan kehidupan manusia dengan lakon-lakon binatang: dengan fabel. Namun, keduanya menyandarkan pemahaman pada konsep animal politics. Menjadi wajar, beberapa judul fabel menghadapkan istilah politik dengan nama binatang, seperti “Demokrasi Gajah, Demokrasi Kuda, Demokrasi Anjing”. da-ada, namun isinya memiliki sindiran politik yang sangat menyentil. Pada “Kucing/Harimau”, ia bercerita tentang sekelompok yang dianggap tidak kuat, namun tiba-tiba berubah menjadi kekuatan yang menumbangkan. Tentu saja Kuntowijoyo sedang berbicara tentang kemampuan mahasiswa. Namun di “Sajak-sajak Seekor Kucing”, ia memberikan sindiran kepada mahasiswa, yang hanya pandai membuat gerakan, tetapi tidak untuk menghentikannya, sehingga terjadi kekerasan politik. Begitulah karya ini dibuat, penuh sarkasme dan asyik dibaca. (RN/FN)


08A D V E RT O R I A L

g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

UNIVERSITAS INDONESIA BIOLOGY FESTIVAL (UI BIOFEST) 2016. TEKS OLEH: TIM BIOFEST UI

U

I BIOFEST 2016 ialah salah satu acara bergengsi yang diadakan oleh Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam, Universitas Indonesia. Acara besar tahunan yang diadakan oleh HMD Biologi Universitas Indonesia ini terdiri dari 3 acara utama, yaitu; Biologi Dalam Dunia Anak (BADAK) yang dikhususkan bagi usia sekolah dasar, olimpiade biologi tingkat menengah pertama dan menengah atas, dan seminar lingkungan yang ditujukan bagi masyarakat umum. Selain itu, UI BIOFEST 2016 juga dilengkapi dengan grand opening, closing ceremony, dan pre-event berupa kegiatan Donor Darah. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika kita tidak berpatisipasi dalam mengikuti kemeriahan acara yang juga disponsori oleh BRI ini. Acara ini mempunyai beberapa misi, yaitu; menciptakan upaya pengabdian masyarakat berbasis lingkungan dengan membagikan tumbler dan reusable bag sebagai pengganti barang berbahan dasar plastik, mewujudkan sarana edukasi gaya hidup ramah lingkungan dengan menggunakan secara bijak perlengkapan acara yang berbahan dasar plastik, membangun jiwa kepedulian sosial di masyarakat melalui preevent donor darah dan BADAK

(Biologi dalam Dunia Anak), serta memperkenalkan bidang biologi dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan dalam rangkaian Olimpiade Biologi tingkat nasional. Partisipan yang ditargetkan dalam acara ini ialah kaum pelajar (SD,SMP dan SMA) tingkat nasional, mahasiswa, LSM, pihak pemerintah, akademisi, peneliti serta masyarakat umum. UI BIOFEST 2016 memiliki 6 rangkaian acara, yaitu; donor darah, seminar lingkungan, grand opening, BADAK (Biologi dalam Dunia Anak), olimpiade biologi, dan closing ceremony. Donor darah merupakan salah satu dari rangkaian acara UI BIOFEST yang diadakan sebelum grand opening UI BIOFEST 2016. Acara ini ditujukan bagi mahasiswa Universitas Indonesia dan umum. Selain menumbuhkan kepedulian antar sesama, acara ini juga memberikan penuansaan tentang nilai konservasi dengan membagikan tumbler dan reusable bag pada setiap pendonor. Seminar Lingkungan merupakan bentuk sosialisasi terhadap masyarakat umum dengan mengundang dosen-dosen dari Biologi UI, aktivis, lembaga-lembaga universitas serta organisasi masyarakat yang memiliki visi dan misi yang sama dalam upaya pemeliharaan dan penyelamatan

lingkungan. Seminar ini terbuka untuk umum dan menghadirkan pembicara dari tokoh poilitik yang memiliki peranan penting dalam upaya pemeliharaan lingkungan. Badak (Biologi dalam Dunia Anak) merupakan acara berbasis pendidikan lingkungan dan kepedulian sosial yang nilai-nilainya dikemas dengan berpetualang ke pos-pos yang telah disiapkan. Di pos tersebut disediakan subsubtopik yang mengacu kepada topik konservasi dengan ditemani kakak pembimbing. Olimpiade Biologi merupakan salah satu ajang yang paling bergengsi tingkat nasional yang ditujukan bagi Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di seluruh indonesia, bertujuan untuk memperkenalkan konsep dasar ilmu biologi dan memberikan pemahaman mengenai konservasi biodiversitas indonesia yang diawali dengan babak penyisihan, semifinal, dan final. Closing ceremony merupakan penutupan acara UI BIOFEST 2016 yang berisikan pengumuman seluruh pemenang lomba dan penyerahan sertifikat pada peserta yang dimeriahkan dengan guest star Soulvibe, sivitas biologi dan dan alumni Biologi UI.


g e r b ata m a 8 0 / / D E S E M B E R 2 0 1 6

A D V E RT O R I A L

09

BULETIN PAYUNG UI

uletin Payung adalah salah satu program kerja terbesar Departemen Seni dan Budaya Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang membahas informasi terkini mengenai kegiatan dan isu-isu seni budaya di tataran kampus dan luar kampus. Buletin ini pertama kali terbit tahun 2012. Setelah sempat tidak terbit di tahun selanjutnya, Buletin Payung kembali hadir pada tahun 2015 dan diteruskan hingga kini. Keberadaan Buletin Payung diharapkan menjadi salah satu media yang dapat menyajikan informasi dan menambah kepekaan mahasiswa terkait persoalan seni dan budaya yang ada di Indonesia. Asal-usul nama Buletin Payung sendiri muncul karena redaksi ingin buletin ini menjadi media yang dapat memayungi segala aspek yang berkenaan dengan

B

seni dan budaya. Buletin Payung tidak hanya menyajikan ulasanulasan mengenai kesenian seperti musik dan tari, tetapi juga ingin menyamaratakan perhatian pada bidang seni budaya lainnya seperti seni rupa, seni pertunjukan, sastra, mode, dan lain-lain. Edisi Buletin Payung 2016 tentu berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini, Buletin Payung dikemas dalam bentuk softcopy dan diterbitkan sebanyak dua kali dalam satu periode naungan BEM UI 2016. Buletin Payung bisa diunduh secara gratis melalui website www.bulpayui.web.id. Buletin Payung siap hadir dan mempersembahkan informasi yang semakin unik, menarik, dan bermanfaat untuk disimak oleh para penikmat seni budaya. Namun, hal itu tidak dapat terwujud secara total tanpa kontribusi dari pembaca. Pembaca

bisa mengirimkan ide berita, cerita ataupun tips mengenai seni dan budaya melalui email reporter@bulpayui.web.id dan melakukan konfirmasi ke divisi reporter, yaitu Ihsan, dengan nomor telepon 081295158048. Bulan November lalu, Buletin Payung edisi ke-7 dirilis. Dan di edisi tersebut, diumumkan pemenang kontes yang diselenggarakan Buletin Payung: Shout Out dan Art Submission. Selain itu, Buletin Payung juga menawarkan pemasangan iklan. Untuk sponsor atau media partner, tim Buletin Payung bisa dihubungi melalui divisi humas atas nama Ika, dengan nomor 085326394175, atau melalui akun resmi LINE@ Buletin Payung UI @xcd8995h. Jangan lewatkan Buletin Payung! TEKS OLEH: TIM BULETIN PAYUNG UI


10

g er b ata m a 8 0 // // DDEESSEM EMBBER ER22001 166

INFOGRAFIS


11

g e r b ata g e rmb a ata 7 8m0a/8/0D E/S/E D MEBSEERM2B0E1R6 2 0 1 6

INFOGRAFIS


12

g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

L I P U TA N U TA M A

“SALAH DIAGNOSA”, BEDA PERSEPSI DALAM BURUKNYA MANAJEMEN KESEHATAN NASIONAL Tujuh bulan lalu, sebuah pesan instan yang berisikan keluhan terhadap pelayanan Klinik Satelit Universitas Indonesia tersebar di salah satu media sosial. Pesan tersebut menyatakan bahwa dokter yang bertugas sembarangan mendiagnosa penyakit yang dikeluhkan oleh penyebar pesan. Benarkah seperti itu? OLEH: HUDA, ERI TRI ANGGINI, SITI RAHMA NURAZIZAH, RAFIQAH NURAHMI LITBANG: BONNY NUR I.D.

Tampak depan Klinik Satelit UI Sumber: SUMA/UI


13

g e r b ata m a 8 0 / / D E S E M B E R 2 0 1 6

L I P U TA N U TA M A

linik Satelit Makara Universitas Indonesia (UI) resmi beroperasi menggantikan Pusat Kesehatan Mahasiswa sebagai layanan kesehatan mahasiswa UI sejak Senin (16/3/2015) lalu. Diberi nama “Klinik Satelit” karena perencaan lokasinya yang akan dibangun di tujuh tempat berbeda. Pelayanannya meliputi poliklinik umum, poliklinik gigi, konseling mahasiwa, dan farmasi. Pasca pemberlakuan BPJS kesehatan, sistem pelayanan kesehatan berubah bentuk menjadi rujukan berjenjang sesuai kebutuhan medis. Pelayanan kesehatan tingkat pertama ditempatkan pada fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, dokter keluarga, dan klinik. Setelahnya, barulah pasien dapat mendapat rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat kedua yang dinamakan fasilitas kesehatan sekunder. Klinik Satelit Makara UI termasuk dalam fasilitas kesehatan primer yang juga dipersiapkan untuk memberi layanan pada masyarakat umum pemegang kartu BPJS kesehatan sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Pendidikan UI. “Klinik ini diharapkan menjadi satelit dari Rumah Sakit Pendidikan UI. Nah, karena rumah sakit UI belum jadi, kita yang menjadi satu-satunya pelayanan kesehatan,” jelas Manajer Pelayanan Medik Klinik Satelit Makara UI, Dhanasari Vidiawati Sanyoto. Hingga tulisan ini diterbitkan, Klinik Satelit Makara

K

masih dalam proses persiapan untuk menjadi fasilitas kesehatan publik yang rencananya akan sama persis dengan sistem pelayanan Rumah Sakit Pendidikan UI. Salah satunya adalah fasilitas rekam medis yang terkomputerisasi. Perangkat keras (hardware) dari fasilitas tersebut sudah dimiliki oleh Klinik Satelit Makara UI dan diharapkan dapat mengurangi resiko terjadi kesalahan dalam proses pengobatan seperti pemberian resep dan lainnya. Keluhan dari Mahasiswa Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan Pers Suara Mahasiswa UI pada tanggal 18-30 Juli 2016 lalu, tingkat ketidakpuasan mahasiswa UI terhadap pelayanan petugas administrasi Klinik Satelit Makara menunjukkan angka paling tinggi. Fachri wahyudi, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI megungkap kekecewaannya terhadap pelayanan petugas administrasi tersebut. ”Fasilitas pelayanan sudah baik. Tetapi, apabila ada skor, saya memberikan angka 1 di skala 0-10. Tidak ada impresi baik sama sekali yang saya dapatkan. Sebaiknya diganti karena sangat tidak bisa merepresentasikan klinik satelit UI,” ujarnya. Menanggapi komentar tersebut, Dhanasari justru mengungkap bahwa pihaknya sudah mendengar banyak keluhan tentang pelayanan administrasi. Hanya saja, mereka belum mau meng-

ganti karena petugas-petugas tersebut akan memasuki masa pensiun. Kedepannya, front officer akan diganti dengan petugas yang lebih muda dan terlatih. Dhanasari juga menyarankan mahasiswa untuk datang langsung melapor ke kepala klinik satelit jika memiliki keluhan tentang pelayanan kesehatan. “Tidak ada prosedur khusus tentang proses pelaporan. Dulu ada yang mengeluhkan pelayanan kurang baik di salah satu media sosial, padahal disana itu sangat beresiko. Mahasiswa harus berhati-hati jika ingin menyampaikan keluhan di sana,” tukasnya. Polemik Salah Diagnosa Keluhan buruk di media sosial tentang pelayanan kesehatan yang disebutkan oleh Dhanasari juga muncul dari mahasiswa lain adanya. Pada 31 Maret 2016 lalu, keluhan tersebut dipublikasikan oleh Debrina Mercury, mahasiswa Program Vokasi Universitas Indonesia ketika mendapatkan perlakuan kurang baik dari seorang dokter di Klinik Satelit Makara. “Saya membuat postingan tersebut karena sekarang sudah eranya sharing. Gunanya biar mahasiswa UI yang butuh pertolongan cepat sebaiknya tidak ke Klinik Satelit, dan langsung ke rumah sakit saja,” ungkapnya. Postingan Debrina mendapat 84 komentar dari sivitas akademik UI baik yang pernah mendapatkan pelayanan serupa, maupun seba-


14

g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

L I P U TA N U TA M A

liknya. Beberapa komentar bahkan mengungkap kekecewaan mereka perihal kesalahan diagnosa penyakit yang dianggap sering dilakukan oleh tenaga kesehatan Klinik Satelit Makara UI. Beberapa responden jajak pendapat Pers Suara Mahasiswa UI juga berpendapat demikian. Salah satunya adalah RW (nama disamarkan), mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang mengeluhkan adanya ketidaksesuaian diagnosa salah seorang tenaga kesehatan Klinik Satelit Makara UI terhadap keluhan rasa sakitnya, “Waktu itu saya sakit. Terutama di bagian perut yang terasa panas. Dokter bilang itu demam biasa sehingga saya hanya diberi Paracetamol. Setelah diminum, badan jadi berkeringat. Namun perut saya malah makin melilit. Akhirnya terlintas di pikiran saya tentang kemungkinan terkena maag. Saya coba minum obat maag, hasilnya langsung sembuh tidak ada panas dan perut melilit,” tutur RW. Keluhan serupa juga disampaikan M (nama disamarkan) yang be-

rasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). “Saya mendapatkan diagnosa demam dan mual biasa, Ternyata saya typhus dan asam lambungnya naik tinggi,” tukasnya. “Salah Diagnosa” Perlu Ditinjau Meski begitu, keluhankeluhan tersebut tidak bisa melabeli pelayanan kesehatan Klinik Satelit Makara rentan salah diagnosa. Hal ini dikemukakan oleh Erfen Gustiawan, anggota Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI Wilayah Jakarta. Dia mengungkap bahwa kasus salah diagnosa harus benar-benar dikaji secara mendalam dan berpatokan pada standard operating procedure (SOP) di fasilitas kesehatan dan kemampuan rata-rata tenaga kesehatan tersebut. “Perawat harus bisa menyuntik, kalau tidak bisa berarti dia undercompetence. Bisa diberi sanksi disiplin profesi mulai dari teguran lisan, tertulis, atau reschooling,” jelas Erfen. Bentuk pertanggungjawaban yang diberikan juga harus sesuai dengan kerugian yang

ditimbulkan. Apabila hanya menimbulkan kerugian kecil yang timbul secara langsung akibat tindakan tenaga kesehatan yang bersangkutan, maka hanya akan diperkarakan secara perdata ganti rugi saja. Namun, apabila timbul cacat berat, maka bisa dibawa ke ranah perdata dan pidana. “Yang menjadi masalah adalah bagaimana membuktikan hubungan sebab akibat antara tindakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh tenaga kesehatan, karena masih banyak hal yang belum jelas di dunia medis. Termasuk standar nasional yang belum terumuskan secara mapan, dan jika diterapkan sekarang, akan membuat banyak tenaga kesehatan dipenjara,” ungkap Erfen. Standar nasional itu akan berlaku jika semua fasilitas kesehatan di Indonesia sudah lengkap sarana dan prasarananya. Dan untuk saat ini, pemerintah sedang berada dalam tahap memberikan akreditasi kepada fasilitas kesehatan, dan memperkuat layanan primer yang fokus pada tindakan pencegahan. (RN)

“WAKTU ITU SAYA SAKIT, TERUTAMA DI BAGIAN PERUT YANG TERASA PANAS. DOKTER BILANG ITU DEMAM BIASA, SAYA DIBERI PARACETAMOL. SAYA MINUM DAN BADAN JADI BERKERINGAT, SERTA PERUT MAKIN MELILIT. SAYA PIKIRPIKIR SENDIRI SAKIT APA YA SAYA INI, TERLINTAS DI PIKIRAN INI KENA MAAG. SAYA COBA MINUM OBAT MAAG, HASILNYA LANGSUNG SEMBUH TIDAK ADA PANAS DAN PERUT MELILIT”


15

g e r b ata m a 8 0 / / D E S E M B E R 2 0 1 6

L I P U TA N U TA M A

OLEH: HUDAHASIL SHIDQIE, ERI TRI ANGGINI, SITIBERISIKAN RAHMA NURAZIZAH BEBERAPA TANGKAPAN LAYAR YANG KELUHAN DAN LITBANG: BONNY NUR I.D. SARAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN KLINIK SATELIT UI


16

g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

TEKNOLOGI

Sumber: istimewa

INOVASI EKSPERIMENTAL LIFI, PEMANFAATAN CAHAYA UNTUK KOMUNIKASI VANDA SITUMEANG OKTAVIANI SATYANINGTYAS

Perkembangan teknologi komunikasi kini semakin berkembang, energi pada cahaya tampak yang biasanya untuk pencahayaan atau iluminasi dimanfaatkan untuk komunikasi. Setelah muncul WiFi (Wireless Fidelity), teknologi yang dapat mentransfer data dengan gelombang radio, kini hadir LiFi (Light Fidelity) yang dapat mentransfer data alam sebuah konferensi TED (Technology, Entertainment, and Design) Global di Edinburg Scotland pada 2011, Harald Haas, Profesor Komunikasi Seluler Universitas Edinburg Inggris mendemontrasikan gagasannya mengenai LiFi, cara baru dalam mentransfer data menggunakan energi cahaya yang dihasilkan LED (Light Emiting Diode). Inovasi teknologi LiFi telah diakui oleh komite standardisasi IEEE sebagai teknologi kategori Komunikasi Nirkabel Optik (Optical Wireless Communications).

D

“Sangat mungkin untuk mengirimkan video menggunakan perantara rangkaian lampu LED standar ke panel surya dan menggunakan laptop sebagai penerimanya. Tidak perlu melibatkan WiFi sama sekali. Cukup cahaya saja,� ujar Haas pada konferensi seperti yang dilansir dari TED.com. Pada Konferensi TED Global di Inggris 2015, Haas kembali mendemonstrasikan LiFi. Dia menjelaskan cara kerja LiFi dengan menggunakan alat peraga sebuah lampu LED dan sel surya. Ia menyalakan video se-

cara online, dan berhasil, karena lampu LED mengubah kecerahan cahayanya menjadi energi dengan sangat cepat sehingga tidak dapat dilihat secara kasat mata. Untuk membuktikannya, Haas menghalangi cahaya dari lampu yang menyinari panel surya yang membuat video berhenti. Ketika penghalang dipindahkan, video kembali berjalan. Lalu, ketika tombol lampu dimatikan, energi akan menurun. Penggunaan cahaya dari lampu LED untuk transmisi data dapat mentransfer data hingga 100 Gbps (Gigabyte per second),


g e r b ata m a 8 0 / / D E S E M B E R 2 0 1 6

dan dinilai relatif lebih aman. Beberapa Terobosan Abdul Muis, dosen Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia menyatakan bahwa LED pada LiFi mengambil peran sebagai access point, berdetak setiap nanosecond atau sepermiliyar detik. “Umpama video yang terdiri dari kumpulan frame foto, mata manusia saja hanya bisa menangkap 20 frame per detik, bisa dibayangkan apalagi melihat detak LED LiFi, tentu gak bisa lagi”, jelasnya. Ketika arus listrik konstan diberikan pada bola lampu LED, pancaran foto diemisikan secara konstan dari LED yang dapat diamati sebagai cahaya tampak. LED merupakan perangkat semi-konduktor, sehingga arus listrik dan optik yang terpancar dapat diatur pada kecepatan sangat tinggi. Hal itu dapat dideteksi oleh perangkat fotodetektor dan diubah kembali ke arus listrik. Dengan menggunakan teknik modulasi-langsung, informasi kecepatan tinggi bisa ditransmisikan dari LED. Karakteristik LiFi terlihat jelas dengan penggunaan bagian cahaya tampak dari spektrum elektromagnetik untuk mengirimkan informasi pada kecepatan yang sangat tinggi, berbeda dengan bentuk komunikasi nirkabel yang disediakan oleh WiFi yang menggunakan sinyal tradisional frekuensi radio untuk mengirimkan data. “LiFi memang terobosan berbasis cahaya yang baru, karena menggunakan gelombang cahaya biasa di ruang udara terbuka, sementara sebelumnya memakai cahaya inframerah, ultraviolet, atau cahaya tertentu,” jelas Abdul Muis. Terobosan ini menjadi keunikan LiFi, energi pada cahaya tampak yang biasanya untuk pencahayaan atau iluminasi, dimanfaatkan untuk komunikasi.

Lebih Efektif dan Efisien Dibandingkan Wi-fi Bagaimanapun, gelombang cahaya lebih cepat dibanding gelombang lain, seperti gelombang elektromagnetik biasa atau gelombang bunyi. “Karena kecepatan cahaya itu lebih besar, maka harapannya memang terbukti juga bahwa kecepatan LiFi itu lebih tinggi,” tanggap Abdul Muis terhadap klaim positif LiFi sekarang ini. Selain itu, ketiadaan efek radiasi menjadi nilai unggul LiFi dibanding WiFi sehingga tidak berdampak pada kemampuan fisiologis atau fungsi tubuh. Di lain hal, implikasi gelombang elektromagnetik biasa terhadap tubuh masih menjadi kontroversi saat ini. “Contoh, banyak berita menginformasikan tentang HP merusak otak, apalagi jumlah BTS-nya semakin meningkat. Secara medis, saya sih belum pernah mendengar ada berita bahwa perubahan frekuensi sinar merusak tubuh seseorang,” jelas Abdul Muis. Masih Tahap Ekperimental Sebagai teknologi baru yang masih bersifat eksperimen, LiFi memiliki kelemahan terutama pada kondisi instrumen atau perlengkapan yang belum lengkap (fixed). Hal pertama terletak pada syarat penerapan LiFi, yaitu line of sight atau tanpa ada halangan. Komunikasi dengan LiFi rentan terganggu oleh keberadaan objek atau material yang menghalangi transmisi gelombang cahaya menuju detektor pada perangkat terkait. Gelombang yang terpantul-pantul memicu hilangnya komunikasi. Kelemahan lain terletak pada perangkatnya. Hingga saat ini, perangkat yang mampu mengolah sistem LiFi dengan kemampuan sensitivitas yang memumpuni

17

T E K N O LO G I masih terbatas. Komunikasi antar perangkat dengan access point pada teknologi LiFi bersifat dua arah (bidirectionalcommunication), sehingga perangkat bukan hanya bertugas untuk menerima frekuensi cahaya dari detakan LED LiFi, namun juga harus mengirimkan sinyal ke access point-nya. “Ini yang masih menjadi masalah. Misalkan, ada perangkat untuk komunikasi LiFi, berarti ada dua syarat harus dipenuhi perangkat tersebut, yaitu pengirim cahaya dan penerima cahaya. Proses tersebut terjadi dalam waktu yang sangat cepat sehingga hanya bisa diprogram pada perangkat tertentu. Perangkat semacam komputer mungkin bisa diakomodir untuk menerima frekuensi setara cahaya pada LED LiFi, tapi saat ini masih terlalu cepat untuk perangkat HP,” pungkas Abdul Muis. Keberadaan pengguna yang banyak juga melemahkan kinerja LiFi. Hampir sama seperti Wi-Fi, kemungkinan terjadi rebutan antar perangkat untuk terhubung komunikasi ke LiFi pasti terjadi ketika jumlah perangkat yang ingin terhubung banyak. “Akibatnya, si access point harus membagi komunikasi dengan perangkat bergiliran berdasarkan satuan waktu nanosecond tadi,” lanjut Abdul Muis mengenai kelemahan LiFi. Hingga saat ini, belum ada hardware yang dikomersilkan secara luas untuk terhubung ke sistem LiFi. Sifat perangkatnya masih di dalam ruangan. “Mungkin beberapa tahun ke depan, teknologi perangkatnya sudah bisa mengakomodir sistem LiFi, namun sampai batas maksimum pada titik kecepatan cahaya. Lebih dari itu, tidak bisa lagi,” Abdul Muis melengkapi paparannya. (SB)


18

g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

A D V E RT O R I A L

LIBUR TELAH TIBA, LIBURAN DI INDONESIA SAJA! TEKS OLEH: KEMENTRIAN PARIWISATA RI

ekayaan alam Indonesia tidak melulu soal komoditas. Melainkan juga pesona wisatanya. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengemukakan, pariwisata bisa menjadi solusi ditengah perlambatan ekonomi dunia yang akan memakan waktu panjang. Perlambatan tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perdagangan Indonesia. Bank Dunia memproyeksikan di tengah ekonomi global yang masih tertekan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sepanjang 2016 masih bisa bertahan di level 5,1%. Dan tahun depan akan tumbuh 5,3%. Meski proyeksi angka tersebut positif, namun Chaves berharap Indonesia dapat memaksimalkan sektor pariwisatanya untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi. Chaves juga memuji rencana pemerintah mengembangkan 10 tujuan wisata prioritas. Untuk mensukseskan rencana tersebut, diperlukan upaya

K

di berbagai bidang. Pertama, membangun infrastruktur yang diperlukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan daya dukung tujuan wisata yang baru tersebut. Pemerintah harus mempersiapkan rencana induk pariwisata terpadu untuk memberi panduan bagi pembangunan tersebut. Rencana tersebut harus disesuaikan secara berkala dengan melihat dinamika pasar global, dalam negeri, dan aspek lokal atau kondisi setempat. Akhirnya, rencana pembangunan tujuan wisata harus disesuaikan secara berkala untuk dapat mencerminkan dinamika pasar global dan dalam negeri serta kondisi setempat. Presiden Jokowi pun ikut mendukung dengan mendorong percepatan pembenahan pada 10 destinasi wisata yang ditargetkan. Berikut ke-10 destinasi pariwisata yang mungkin bisa Anda masukkan dalam menyusun rencana liburan tahun ini: Mandalika Mandalika Lombok adalah suaka alam yang merupakan

salah satu tempat di dunia yang paling unik. Di sini, seni dan budaya lokal Lombok menjadi tuan di tanah mereka agar bisa dinikmati dan dipelajari oleh para wisatawan. Mandalika dianggap berasal dari nama seorang putri kerajaan di legenda suku Sasak.

Legenda Putri Mandalika terjadi pada abad ke-16 lalu, ketika kerajaan kuno Tanjung Bitu diperintah oleh Raja Tonang Beru dan Seranting ratunya. Dan salah satu tradisi yang ditunggu oleh wisatawan adalah upacara bau nyale yang sudah menjadi agenda tahunan di Mandalika. Labuan Bajo Tidak hanya ada Taman Nasional Komodo saja yang ada di Labuan Bajo. Ada juga Pan-


19

g e r b ata m a 8 0 / / D E S E M B E R 2 0 1 6

A D V E RT O R I A L

tai Merah yang dinamakan demikian karena pasir pantainya berwarna merah muda (pink). Masyarakat lokal lebih suka menyebutnya Pantai Merah, sementara wisatawan asing lebih suka menyebutnya Pink Beach. Warna merah muda yang lembut tampak kian jelas terutama saat pasir tersapu ombak. Pantai merah adalah satu dari tujuh pantai berpasir merah muda yang ada di dunia.

Pulau Morotai Morotai adalah “Surga di Timur Indonesia”. Kekayaan bawah laut Pulau Morotai mempunyai lebih dari 25 titik penyelaman yang menyuguhkan keindahan bagi Anda pencinta olahraga laut. Ada Tanjung Wayabula, Dodola Point, Batu Layar Point, Tanjung Sabatai Point, dan Saminyamau. Untuk mencapai salah satu pulau indah yang ada di Maluku Utara ini, dari Ternate wisatawan bisa menggunakan perahu motor cepat selama satu jam perjalanan menuju Sidangoli. Dari Sidangoli, perjalanan dilanjutkan selama tiga jam ke Tobelo menggunakan kendaraan darat. Dari kawasan ini perjalanan dilanjutkan menggunakan perahu motor cepat selama 1,5 jam untuk sampai ke Pulau Morotai. Perjalanan yang pan-

jang ini terbayarkan karena ketika sampai di sana, Anda akan disuguhi keindahan pantai yang landai dengan pasir putih dan airnya yang jernih. Tanjung Kelaya Hamparan pasir putih dan bebatuan cadas menjadikan pantai memiliki ciri khas pesona tanjung kelayang. Selain itu Tanjung Kelayang adalah salah satu pantai menawan yang ada di Belitung. Danau Toba Danau yang dilengkapi dengan pulau kecil di tengahnya ini dikenal memiliki pemandangan yang indah saat matahari tenggelam. Danau vulkanik ini masih menjadi salah satu primadona wisata di Sumatera Utara.

Wakatobi “Wakatobi merupakan tempat menyelam paling indah di dunia.,” demikian sanjungan oleh Jacques Costeau, jurnalis selam dunia. Ini bukan sekadar pujian. Keindahan Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral, yakni 750 dari total 850 spesies koral yang ada di dunia.

Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan gunung wisata yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kawasan ini menjadi satu-satunya tempat konservasi yang memiliki laut pasir seluas 5.250 hektare yang berada pada ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut. Selain mengunjungi Kawah Kepulauan Seribu Kepulauan ini dikenal dikenal sebagai taman nasional laut dengan cagar laut seluas 106 ribu hektare. Kepulauan Seribu terdiri dari tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Pulau Panggang, Pulau Kelapa, dan Pulau Harapan. Untuk mengunjungi Kepulauan Seribu dapat dicapai menggunakan kapal feri dari Marina Ancol, atau kapal biasa dari Muara Angke.

Apakah sudah menentukan akan kemana Anda di liburan kali ini? Ikuti anjuran ini, liburan di Indonesia saja!


20 O P IINKILFAOTO 20 N

g e r bata m a 8 0 // 1 1 = 2 0 1 6 g er b ata m a 8 0 // D E S EM B ER 2 0 1 6

Dua petugas sedang mengganti ban Bus Kuning pada malam hari, demi keselamatan transportasi. MOHAMMAD TOHA SANTOSO

Dapatkan Kesempatan Tulisan Anda Dipublikasikan di Web suaramahasiswa.com dan Buletin Gerbatama: Ini UI! Ke E-mail : redaksi.suaramahasiswa@gmail.com

Dengan panjang tulisan 600-800 kata. Cantumkan data diri anda: Nama lengkap, fakultas, jurusan, angkatan. Tulisan yang masuk jadi milik redaksi.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.