g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
edisi agustus 2013
ini UI !
Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis
64
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
edisi a g u st u s 2 0 1 3
e d i to r i a l Selamat datang mahasiswa baru Universitas Indonesia! Bersama dengan semangat kemerdekaan di bulan Agustus, kehadiran wajahwajah baru sekiranya menambah semangat baru pula bagi kampus UI. DI tahun 2013, harapan dari para siswa-siswi SMA dari berbagai daerah di pelosok Indonesia pun terpanjat. Mereka berharap dan berusaha agar berhasil menjadi mahasiswa di kampus perjuangan. Namun begitu, bagi para siswa-siswi SMA yang berada di daerah 3T (Tedepan, Terluar, dan Tertinggal) harus menyimpan dulu harapannya untuk mengemban ilmu di Universitas yang memakai nama Indonesia ini. Dengan sistem kuota yang telah diatur sedemikian rupa oleh pihak penerimaan UI di tahun 2013, nyatanya belum mampu menjaring para siswa-siswi yang berada di daerah 3T lebih banyak lagi dari tahun sebelumnya. Meskipun begitu, euforia sebagai mahasiswa baru telah terasa di sudut-sudut kampus. Mulai dari tingkat Universitas, Fakultas, dan jurusan telah mengadakan serangkaian acara penyambutan. Para mahasiswa senior telah sibuk menyiapkan berbagai agenda kegiatan untuk para adik kelasnya. Maka, Selamat datang pada mahasiswa baru yang akan menempuh kehidupan barunya, hidupkan lagi buku, cinta, dan pesta di Universitas Indonesia!
Pemimpin Redaksi Yasinta Sonia Ariesti Redaktur Pelaksana Hurun’in Qurrotul’aini Redaktur Artistik Azharuddin Redaktur Bahasa Puji Eka Lestari Redaktur Foto Rahma Nissa Aini Reporter Hurun’in Qurrotul’aini, Josua Roniasi, Rachmalia Putri, Azzahra Nadiyah, Evita Nur Indahsari, Coraima Okfriani, Fotografer Hana Maulida, Pravitasari, Rahma Nissa Desain Tata Letak Pracetak Akbar Budi Santoso, Firdha Novha, M. Kautsar, Dian Pratiwi, Joanna Helena M. Desain Sampul M. Kautsar Tim Riset Yudhistira A. Setiawan Sirkulasi dan Promosi Anton Budiharjo, Abjure Samuel
04 LA P O R A N U TA M A
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
Kebijakan Pemerataan Setengah Hati OLEH: Evita Nur Indahsari, permata dewi andanti FOTO: Hana maulida
Peserta tengah serius mengerjakan soal ujian tulis.
FOTO: Hana Maulida
g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
LA P O R A N U TA M A
05
Beragam kebijakan ditempuh pemerintah dan pihak perguruan tinggi demi pemerataan kesempatan berkuliah. Namun, terkhusus di UI, upaya pemerataan penerimaan mahasiswa baru ke daerah-daerah terluar masih terbentur teknis pelaksanaan yang tidak jelas. Ada indikasi UI tidak memenuhi amanat yang diatur Undang Undang.
T
ahun ini UI menerima 8065 mahasiswa baru program sarjana Reguler, Paralel, Kelas Khusus Internasional dan program Vokasi yang berasal dari berbagai daerah dengan beragam jalur masuk. Tidak begitu berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini program seleksi untuk menjadi mahasiswa UI terbagi dua, jalur undangan mencakup SNMPTN Undangan, Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB), Kerjasama Daerah dan Industri (KSDI) dan jalur ujian tulis mencakup Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri dan SIMAK yang merupakan jalur mandiri UI. Mengenai tolak ukur seleksi, Ketua Pelaksana Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UI Emil Budiyanto menuturkan bahwa UI tetap menilai calon mahasiswa berdasarkan nilai kognitif atau nilai raport. Disamping itu untuk tujuan pemerataan, sebaran daerah asal calon mahasiswa juga mendapat pertimbangan. Secara mandiri, panitia membagi daerah Indonesia menjadi dua kategori, daerah yang sudah banyak alumni UI dikategorikan menjadi sekolah berprestasi dan kategori pemerataan untuk daerah dengan keadaan yang sebaliknya. “Dengan begitu setiap tahun pasti ada daerah atau sekolah yang belum pernah ada alumni UI kita ambil yang terbaiknya dari mereka,” terang Emil. Dosen yang mengabdi di Departemen Teknik Kimia FT UI ini juga mengemukakan setiap tahunnya, UI menambah kuota mahasiswa dari daerah 3T (Terdepan, Terluar
dan Tertinggal). Namun saat Suara Mahasiswa mengajukan permohonan wawancara lanjutan perihal kejelasan teknis dan data hasil seleksi ini, Emil urung memberikan jawaban.
Aturan ini mewajibkan perguruan tinggi negeri menjaring calon mahasiswa kurang mampu yang berprestasi dan calon mahasiswa yang berasal dari daerah 3T minimal 20 persen keseluruhan mahasiswa yang diterima. Di luar versi PMB UI, terdapat mekanisme pemerataan tersendiri yang diatur dalam pasal 74 ayat 1 Undang Undang Pendidikan Tinggi (UU PT). Aturan ini mewajibkan perguruan tinggi negeri menjaring calon mahasiswa kurang mampu yang ber-
prestasi dan calon mahasiswa yang berasal dari daerah 3T minimal 20 persen keseluruhan mahasiswa yang diterima. Emil menerangkan bahwa UI telah melaksanakan amanat tersebut melalui penerimaan mahasiswa baru yang berasal jalur afirmasi Dikti. Afirmasi Dikti sendiri adalah kebijakan yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah yang bertujuan mewadahi putra-putri terbaik daerah 3T mendapat jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pemerintah Daerah diberi keleluasaan memilih jurusan apa yang hendak didalami, sedang dalam hal ini UI memberi kepastian tempat bagi mereka. Biaya kuliah dan biaya hidup mahasiswa yang lolos melalui jalur ini ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Padahal, amanat pasal 74 ayat 1 UU PT wajib dilaksanakan setiap Perguruan Tinggi Negeri termasuk UI dengan penjaringan yang dikelola pihak kampus, bukan sekadar menyediakan kursi. Sebagaimana disebutkan: PTN wajib mencari dan menjaring calon Mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi dan calon Mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal untuk diterima paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh Mahasiswa baru yang diterima dan tersebar pada semua Program Studi. Adanya indikasi ‘mengekor kewajiban’ dari UI ke Dikti ini ditampik Kepala Humas UI Farida Haryoko, “UI tetap menjamin 20% mahasiswa
06 la p o r a n u ta m a
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
Pengawasan ketat ketika ujian tulis SIMAK UI berlangsung FOTO: Hana Maulida
baru memenuhi kualifikasi tersebut.” Meski mendapat klarifikasi, terdapat pertanyaan bagaimanakah teknis pelaksanaan di lapangan. Mengingat sejauh ini tidak ada publikasi satu pun dari pihak kampus mengenai kebijakan penerimaan yang diwajibkan undang undang. Ketika dimintai penjelasan, Farida hanya hanya menekankan hal yang sama berulang-ulang. Disela keyakinannya, Farida tetap mengakui kebingungannya dengan kewajiban PTN dalam pasal 74. Baginya, secara ideal setiap universitas pasti menekankan prestasi akademik sebagai kualifikasi utama penerimaan mahasiswa baru. “tentu kita semua mau yang masuk UI itu anak yang pintar kan? Kita bingung juga bagaimana realisasinya,” ujar Farida. Kurangnya komitmen UI dalam meneropong mahasiswa yang dimaksudkan dalam pasal 74 ini makin terlihat dengan tidak adanya pendataan khusus mengenai asal daerah dan kondisi keuangan mahasiswa. Padahal selain untuk kepentingan statistika, pendataan ulang ini berguna untuk melihat sejauh mana penerimaan mahasiswa baru berjalan merata dan sesuai aturan. “Saat ini, data tersebut
belum ada. Tetapi kami juga sedang berupaya membuatnya” kilah Farida. Fakta yang didapat di lapangan mengenai minimnya kursi mahasiswa dari daerah 3T diterangkan beberapa perwakilan paguyuban daerah. Seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), yang menurut Lalu Hilman, Ketua Paguyuban NTB Sasambo UI, mahasiswa 2013 yang berasal dari NTB hanya berjumlah 19 orang. Lebih sedikit dari tahun lalu yakni 25 orang. Kondisi yang sama juga dituturkan Ketua Paguyuban Ikatan Mahasiswa Papua Kerry Wakman. “jumlah mahasiswa Papua angkatan 2012 ada 15 orang. Tahun ini menurun menjadi 9 orang,” ujarnya melalui pesan singkat. Pun ketika UI berupaya menaati amanat UU PT dengan patokan penyediaan kuota jalur afirmasi Dikti, kenyataan menerangkan jumlah mahasiswa tidak memenuhi 20% minimal dari keseluruhan mahasiswa baru UI 2013. Hal ini terlihat dari data mengenai jumlah mahasiswa hasil seleksi afirmasi Dikti yang diperoleh pihak Adkesma BEM UI, yang hanya 21 mahasiswa. Selain jumlah yang jauh dari aturan, Penerimaan mahasiswa baru
dari jalur afirmasi Dikti tidak merata. 21 mahasiswa yang berasal dari Papua dan daerah lain yang diterima UI dari jalur Afirmasi Dikti nyatanya belum memenuhi kriteria yang dipatok UU PT. Sebagai acuan, terdapat 183 Kabupaten Tertinggal yang ditetapkan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal pada tahun 2009. Lebih lanjut dalam pasal 92 ayat 1 UU PT, PTN yang tidak memenuhi kewajiban ini dapat dikenakan sanksi administratif berupa surat peringatan hingga penghentian sementara kegiatan penyelenggaraan pendidikan. UU PT juga mensyaratkan adanya pengawasan yang intensif dari pemerintah terhadap PTN. Klarifikasi pun dilayangkan kepada Direktur Jenderal Dikti Djoko Susanto. Sayangnya sampai artikel ini selesai dibuat, surel yang Suara Mahasiswa kirim tidak kunjung dibalas. Menanggapi hal ini, Farida hanya berkomentar singkat, “kita bukan yayasan. UI mencari orangorang pintar, Tetapi kalau ada yang keadaannya tidak mampu, pasti kita bantu,” ujar Magister Psikologi ini.
g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
o p i n i s k e t sa
illustrasi: M. Kautsar Ramadhan Sukin/ SUMAUI
07
08 l i p u ta n k h u s u s
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
ILLUSTRASI: Mahasiswa Baru UI sedang berkumpul di Rektorat
Mempertanyakan Transparansi Jalur Masuk UI Keputusan panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) untuk tidak mempublikasikan hasil evaluasi penerimaan mahasiswa di tahun sebelumnya malah mempersulit beberapa kalangan. Akhirnya, banyak dugaan yang simpang siur diantara mahasiswa karena respon panitia yang tidak memuaskan.
OLEH : Coraima Okfriani, Rachmalia Puteri azzahra nadiyah FOTO: Pravitasari
B
erdasarkan keterangan Martarizal, Wakil Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru UI 2011, akan ada evaluasi mandiri dari pihak UI untuk jalur baru seperti SNMPTN Undangan kepada masyarakat UI. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kualitas dan mutu mahasiswa yang akan diterima oleh UI di tahun-tahun berikutnya serta kuota perdaerah, jumlah dan jalur masuknya. Harapannya, ada perbaikan yang terus menerus dari aspirasi
g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
l i p u ta n k h u s u s
langsung masyarakat. Namun sejak dua tahun berselang, evaluasi tersebut urung didapatkan masyarakat. Tidak ada kejelasan informasi secara khusus yang dapat diakses di media publikasi manapun kecuali perihal mekanisme dan kuota. Pada akhirnya, kebijakan ini malah membuat sulit beberapa kalangan. Salah satunya adalah departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa BEM UI 2013. Amar, Kepala Departemen Adkesma BEM UI 2013, mengatakan sehubungan dengan pengawasan pelaksanaan PMB, ia dan rekan Adkesma lain harus membuat evaluasi sendiri dengan merekap data yang masuk. “Karena jika kita minta ke panitia PMB akan lama diprosesnya”, ujarnya. Setelah diklarifikasi, Emil Budianto, ketua PMB UI menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi PMB untuk tahun 2012. Akan tetapi, pihak panitia tidak berkenan mempublikasikan hasil evaluasi tersebut. “Itu kan untuk keperluan internal kita”, kilahnya. Pernyataan tersebut tentunya bertentangan dengan pernyataan dari Martarizal yang menyatakan bahwa akan ada evaluasi mandiri dari pihak UI untuk jalur baru seperti SNMPTN Undangan kepada masyarakat UI. Penerimaan Mahasiswa Baru ‘via’ SNMPTN (Jalur Undangan) tahun 2013 Di tahun 2013, PMB juga memiliki 3 (tiga) jalur untuk seleksi masuk, yaitu SNMPTN (menggantikan istilah SNMPTN Undangan), SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (menggantikan istilah SNMPTN ujian Tertulis), dan SIMAK UI. Tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, kuota untuk masing-masing jalur mencakup 50% dari jalur SNMPTN undangan, 30% dari jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan 20% jalur SIMAK. Lebih lanjut, Emil mengatakan bahwa pada prinsipnya mekanisme jalur undangan sama dengan jalur PPKB (Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar). Ia menuturkan bahwa UI sudah berpengalaman selama 30 tahun melakukan perekrutan mahasiswa melalui seleksi raport.
Mekanismenya sama bahwa setiap raport dikalikan dengan indeks sekolah. “Misalnya nilai matematika 9 dari satu sekolah tidak sama dengan sekolah lain”, ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa pembagian kuota untuk jalur SNMPTN tidak berdasarkan daerah dan menggunakan nilai raport sebagai pertimbangannya. Wilayah dari PMB tersebut akan dibagi menjadi dua daerah penerimaan, yaitu sekolah dengan prestasi akademik yang tinggi akan dimasukkan ke daerah provinsi/sekolah dan yang tidak pernah ada alumni dari UI akan dimasukkan ke dalam daerah pemerataan. “Jadi dilakukan pertimbangan akademis dengan mempersandingkan masing-masing nilai raport”, tuturnya. Sementara Emil tidak menyebut pembagian kuota mahasiswa baru per program studi, Amar, ketua Adkesma BEM UI 2013, merasa hal ini penting untuk dibahas. Dibandingkan dengan jalur masuk, Amar merasa pengaturan kuota per program studi perlu diperhatikan, sebab menurutnya kuota per program studi yang ada tidak lagi sesuai dengan tujuannya terdahulu. Hal ini dapat dilihat dari kualifikasi mahasiswa paralel yang berubah. Bila sebelumnya diperuntukan bagi mahasiswa yang tidak fresh graduate, saat ini tidak bisa dibedakan dengan mahasiswa reguler. “Untuk apa? UI mau cari duit mungkin,” tukasnya. Masalah yang juga perlu diperhatikan panitia PMB adalah mengenai informasi mengenai program studi, sebab tahun ini lagi-lagi kasus mahasiswa baru salah kamar berulang. Amar menggunakan istilah ini untuk menggambarkan mahasiswa yang kenyataannya hanya mampu membayar biaya reguler malah masuk ke program studi paralel. Akibatnya banyak mahasiswa yang mengundurkan diri. Kesalahan seperti ini banyak dilakukan oleh mahasiswa baru dari daerah. Perihal mekanisme penyaringan melalui undangan dan tertulis banyak menjadi pembicaraan juga di kalangan mahasiswa baru. Beberapa mahasiswa baru yang masuk melalui SBMPTN dan SIMAK merasa bahwa jalur tulis lebih adil ketimbang jalur undangan. Hubert, mahasiswa teknik
09
perkapalan 2013 merasa bahwa dengan menempuh jalur tulis kemampuan mahasiswa lah yang benar-benar terlihat tanpa memedulikan akreditasi sekolah. Ia mengutarakan kebingungannya mengenai seleksi undangan sebab teman satu sekolahnya yang memiliki nilai rata-rata lebih baik dibanding teman sekolahnya yang berasal dari sekolah lain tidak lolos seleksi undangan. Menjawab hal ini, Emil mengatakan bahwa jalur undangan pada prinsipnya sama dengan jalur PPKB yang sudah dilakukan oleh UI sejak 30 tahun lalu. “UI sudah berpengalaman selama 30 tahun melakukan perekrutan mahasiswa melalui jalur rapot. Mekanismenya sama bahwa setiap nilai rapot dikalikan dengan indeks sekolah. Misalnya nilai matematika 9 dari satu sekolah itu tidak sama dari nilai matematika dari sekolah lain.” Mekanisme yang sedemikian rupa itu masih saja menjadi persoalan dengan adanya kasus mark up nilai oleh beberapa sekolah. Namun, bagi mahasiswa dari jalur undangan yang bersih dari masalah, jalur ini sangat mengapresiasi usaha mereka selama tiga tahun di sekolah menengah. Jovina salah satunya. Mahasiswi teknik elektro ini merasa kompetisi jalur undangan tidak kalah dibandingkan jalur tulis. Mahasiswa dituntut mengolah semua yang mereka punya. “Dan saya rasa ini bersih. Saya lihat semua punya kesempatan yang sama, cuma dibedakan berdasarkan kemampuan.” Meski begitu, Jovina mengakui terkadang ada mahasiswa jalur undangan yang lolos karena hoki atau membawa nama sekolah. Hubert juga tidak mengeneralisir bahwa jalurtulis lebih adil ketimbang undangan mengingat adanya percaloan kunci jawaban dan joki. Pro kontra yang timbul terhadap mekanisme jalur masuk tersebut, semakin mengokohkan pentingnya dipublikasikannya laporan evaluasi dari panitia penerimaan mahasiswa baru di tiap tahunnya. Segala perbaikan yang dilakukan oleh panitia tanpa mendengar pendapat masyarakat, hanyalah menimbulkan semakin banyak pertanyaan di kalangan masyarakat UI.
10
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
k a b a r fa ku ltas
KAbar MABA FEUI 2013 #BERIKANYANGTERBAIK Berkarakter, berbudaya, dan berprestasi adalah tiga nilai utama dalam OPK FE UI 2013. Tahun ini, OPK (Orientasi Pengenalan Kampus) FE UI mengusung tema “Apresiasi FE UI.” Dengan jargon #BerikanYangTerbaik, sebanyak 725 orang maba FE UI 2013 diharap dapat memberikan kontribusi terbaiknya sebagai sivitas makara abu-abu. OPK diselenggarakan pada 26-28 Agustus. Hari pertama bertemakan “Finding Your True Identity,” sebuah refleksi atas transisi peran menjadi mahasiswa. Setiap maba harus menceritakan mimpinya dalam Dreaming Session yang akan dielaborasikan bersama menjadi mimpi angkatan. Ada juga Training Life Plan dan Seminar FE UI Through Century yang hadirkan alumni FE UI dari sektor publik dan privat. Hari kedua diisi oleh Dekanat, kuliah umum Prof. Rhenald Kasali, juga pengenalan lembaga kemahasiswaan. Di hari ketiga digelar Inspiring Young People Meeting, seminar PKM, dan dinamika angkatan. OPK ditutup dengan seremoni berkumpulnya seluruh maba di depan makara FE UI untuk melingkar, berorasi, dan mengucap ikrar angkatan.
Membangun Kritisisme Sebagai Modal Awal di f.psi
KAMABA FPsiko tahun ini yang bertema Kritis dan Sadar Peran menyuarakan tagline “Kami Kritis, Kami Mahasiswa!”. Kritis dianggap sebagai modal awal untuk menjalani kehidupan sebagai mahasiswa agar dapat mengeksplorasi diri dengan memanfaatkan segala potensi yang ada. Pendekatan yang diterapkan dalam KAMABA mengadaptasi kerangka teoritis Lewin tentang perubahan tingkah laku yang terdiri dari tiga fase, unfreezing-moving-refreezing. Pengenalan Sistem Akademik Fakultas (PSAF) di Psikologi adalah salah satu rangkaian dari Kegiatan Awal Mahasiswa Baru (KAMABA). Kegiatan PSAF melibatkan maba FPsiko sejumlah 268 orang dengan kegiatan pengenalan profil fakultas, sosialisasi peraturan akademik dan nonakademik, pengenalan kurikulum, pengenalan lingkungan, sesi sharing profesi, dan berbagai simulasi yang berkaitan dengan berpikir kritis. Semuanya berlangsung pada 26-28 Agustus. Selain PSAF, akan ada Prosesi (Proses Penyesuaian Diri) sebulan lamanya yang berlangsung pada 2-27 September.
PSAF FH UI Murni Bekal Akademis Acara PSAF FH UI 2013 tidak memiliki tujuan untuk mengembangkan suatu kepribadian, budaya, ataupun nilai tertentu. “PSAF murni bertujuan untuk memberikan bekal akademis agar para mahasiswa baru tahu bagaimana agar tidak di-dropout dan dapat lulus dari FH UI,” jelas Kevin, koordinator panitia PSAF. Dihelat pada 26-27 Agustus, PSAF FH UI terdiri dari acara yang meliputi pengenalan jajaran Dekanat, lembaga kemahasiswaan, dan sistem akademik. Ada juga pedoman beasiswa dan kurikulum serta serangkaian seminar profesi hukum. Kegiatan ini menaungi 480 maba FH UI 2013. “Seminar pergerakan, motivasi, dan yang tidak berhubungan langsung dengan akademik, kami hapuskan dan ditekankan pada pengetahuan sistem akademik,” tutur Kevin. Meski demikian, PSAF juga menanamkan karakteristik dasar seperti disiplin, tertib, dan rasa hormat kepada sivitas akademika FH UI secara umum. Selain PSAF, terdapat kegiatan Penerimaan Mahasiswa Hukum (PMH) dan keagamaan sebagaimana yang telah diatur dalam Pedoman Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa FH UI (PD IKM FH UI).
g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
k a b a r fa k u ltas
11
u n i v e rs i tas
indonesia Menanamkan Produktivitas Calon Saintis Bangsa
Demi membangun Indonesia yang inovatif dan solutif, FMIPA UI kini hadir dengan PSAF yang bertema “Cinta MIPA Menginspirasi Karya untuk Indonesia.” “Dalam PSAF MIPA 2013, maba diharapkan sadar akan peran mereka sebagai calon saintis bangsa yang bisa menjadikan Indonesia lebih baik di masa depan,” ungkap Kamal selaku ketua panitia. PSAF MIPA UI 2013 bertujuan membentuk mahasiswa yang aktif berkarya, baik dalam lingkup kampus maupun luar kampus. Kegiatan PSAF MIPA UI 2013 diselenggarakan pada 26-28 Agustus. Kegiatan yang diselenggarakan berupa seminar akademik, seminar profesi, seminar pergerakan, sharing alumni, dan dinamika angkatan. Untuk penguatan transfer nilai dan materi, diadakan mentoring kemahasiswaan dan kerohanian. Hal menarik dan yang baru diadakan tahun ini adalah games angkatan bernama “MIPA Adventure”. Maba akan mengelilingi pos-pos tertentu di lingkungan MIPA dengan tujuan pengenalan lingkungan supaya mempermudah adaptasi. Ada juga proyek angkatan berupa pameran sains hasil karya angkatan 2013 kepada publik FMIPA.
OKK di Kampus Makara Biru-Hijau Selain di tingkat UI, OKK juga ada di Fakultas Farmasi UI. Pengenalan sistem akademik fakultas di Farmasi dinamai OKK FF UI (Orientasi Kehidupan Kampus FF UI), yang juga dikenal sebagai OKKF atau OKK Farmasi. Dengan jargon “Banggakan Farmasiku, Jayalah Biruhijauku!!” OKKF bertujuan menanamkan nilai kebanggaan sebagai calon farmasis kepada seluruh maba Farmasi. “Sebab, farmasis adalah profesi yang sangat penting dalam dunia kesehatan,” ujar Agung, ketua panitia. Selain pengenalan lingkungan kampus, sistem akademik, dan laboratorium, maba juga dikenalkan pada dunia kerja sebagai farmasis, baik di bidang pelayanan rumah sakit, klinik, komunitas, bidang industri, maupun penelitian. Materi tersebut diberikan lewat seminar oleh para dosen dan praktisi di bidangnya masing-masing. OKKF diselenggarakan pada 26-28 Agustus, 14 dan 21 September. Hari terakhir akan ditutup dengan outbound untuk mengakrabkan sesama maba yang berjumlah 219 orang. Hal yang baru di OKKF tahun ini adalah demo seni dan olahraga yang bertujuan untuk menjaring talenta muda dari maba Farmasi.
Bangga Menjadi FIB UI
Pengenalan Sistem Akademik Fakultas di FIB terbagi menjadi tiga rangkaian acara, pertama ialah PSA tingkat fakultas, kedua Masa Bimbingan tingkat fakultas dan terakhir Masa Bimbingan tingkat jurusan. Untuk waktu pelaksanaan PSA FIB masih dirundingkan, sedangkan Masa Bimbingan tingkat Fakultas akan dilangsungkan pada tanggal 24-26 Agustus 2013. Menurut Arizal Riyadi, mahasiswa program Studi Sastra Arab FIB UI, sekaligus ketua pelaksana, rangkaian kegiatan dalam PSA FIB tahun ini hampir sama dengan tahun lalu, yakni seputar pengenalan Sistem Akademik dan Non-Akademik di FIB, serta pengenalan setiap Program studi yang ada. Namun untuk Mabim, Arizal mengatakan ada yang berbeda untuk tahun ini. Dia mengutarakan, “Dalam Mabim tahun ini, kami ingin menanamkan rasa bangga menjadi mahasiswa FIB kepada 947 mahasiswa baru”. Arizal menyadari bahwa selama ini FIB sering dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. “Untuk itu dalam Mabim tahun ini kami akan memperlihatkan kepada mereka apa saja prestasi dan peran besar yang dimiliki FIB selama ini”, tegasnya.
12
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
k a b a r fa ku ltas
KAbar Kedepankan Karakter Responsif Masa Pengenalan Sistem Akademik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia akan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama yaitu Pra-PSAF akan berlangsung pada tanggal 20 Agustus untuk mahasiswa baru regular dan tanggal 22 Agustus untuk mahasiswa baru program ekstensi. Sedangkan untuk tahap kedua yakni PSAF akan dilangsungkan selama tiga hari dari tanggal 26 sampai 28 Agustus. Dengan tema “Tingkatkan Responmu, Harumkan Profesimu”, PSA FIK tahun ini mengedepankan pembangunan karakter mahasiswa baru yang responsif lewat tugas pembuatan proposal yang penuh dengan ide-ide baru. Hal ini seperti dikatakan oleh Citra Hafilah Shabrina, ketua pelaksana PSA FIK tahun 2013. Sedangkan tahap PascaPSA merupakan masa bimbingan yang berlangsung dari tanggal 2 September sampai 5 Oktober 2013, “Dimana pada tahap ini mahasiswa baru akan diberi beberapa materi dan tugas yang akan dievaluasi tiap minggunya”, ujar Citra.
Bukan sekedar dari Siswa ke Mahasiswa Pengenalan Sistem Akademik di Fasilkom tergabung dalam rangkaian acara Pembinaan Mahasiswa Baru (PMB). Apabila tahun lalu acara tersebut hanya dilangsungkan selama 2 hari, maka tahun ini menjadi 3 hari dari tanggal 26-28 Agustus 2013. Mengusung tema “Transisi Penuh Arti”, PMB Fasilkom tahun ini hendak menanamkan enam nilai kepada 308 mahasiswa baru Fasilkom, yaitu kekeluargaan, religius, peduli, kritis, disiplin, kontributif. Seperti yang diutarakan oleh Fajar Iman selaku Ketua Pelaksana, “Dengan tema dan enam nilai tersebut diharapkan masa transisi mahasiswa baru 2013 tidak sekedar proses perubahan dari siswa ke mahasiswa, tapi ada arti yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi mereka” Selain itu PMB Fasilkom tahun ini juga ditujukan agar para mahasiswa baru dapat mengenal lebih baik bagaimana lingkungan yang akan mereka jalani selama belajar di Fasilkom.
OLEH : dinda larasati, rosseno aji
Atmosferisasi Kultur Baru di PSAK FISIP UI PSAK (Pengenalan Sistem Akademik dan Kehidupan Kampus) FISIP UI mengangkat tema “Ask & Participate,” yaitu semangat bertanya dan terlibat. Ini diturunkan ke dalam mentoring yang cukup intens sejak Juni demi membangun dan menguatkan relasi antar-jurusan. “Dengan mentoring, frekuensi bertemu akan lebih banyak lagi dengan rekan lintas jurusan dalam kelompok masing-masing,” jelas Alvin selaku ketua pelaksana. Agenda PSAK FISIP UI 2013 cukup variatif, meliputi pengenalan sistem akademik dan mahalum, program studi, himpunan, lembaga mahasiswa, serta komunitas. Ada juga bincang alumni, workshop PKM, bioskop, FISIP’s amazing race, unjuk supporter, panggung sukaria, dan simulasi aksi dengan isu “Lawan Korupsi.” Rangkaian acara tersebut diadakan pada 25-28 Agustus. Banyak istilah menarik dalam PSAK kali ini, seperti penggunaan kata Bung dan Nona sebagai sapaan kepada mentor. Menurut Alvin, ini dilakukan sebagai medium pembangunan kultur baru dan relasi yang egaliter. “Karena terasa di FISIP relasi antar-angkatan pun makin minim,”
g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
k a b a r fa k u ltas
13
u n i v e rs i tas
indonesia Tidak Cukup 3 Hari
Menyambut kedatangan 221 mahasiswa barunya, kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan tema “Solid, Konstuktif dan Bermanfaat” akan diselenggarakan tanggal 26-28 Agustus 2013. Rangkaian acara tersebut akan diisi dengan seminar pengenalan sistem akademik FKM, diskusi perkelompok, kerohanian dan penyatuan angkatan melalui dinamika angkatan. Setelah PSA FKM, rangkaian kegiatan akan dilanjutkan dengan Masa Bimbingan dan magang. “Hal ini kami lakukan agar nilai-nilai yang diusung tertanam sempurna ke mahasiswa baru”, sebut ketua pelaksana PSA FKM, Rosiawan Yulia Praditya. Menurutnya pembentukan mahasiswa yang berkarakter dan mampu menjadi agen perubahan tidak jadi hanya dalam waktu 3 hari PSA, tapi dibutuhkan proses yang berkelanjutan.
Bersiap Untuk Dunia Kampus
Mempersiapkan mahasiswa barunya yang berjumlah 1108 orang untuk dapat berkembang dalam dunia perkuliahan adalah tujuan utama dari diselenggarakannya kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Fakultas Teknik tahun ini. Seperti yang dituturkan oleh ketua pelaksana acara tersebut, Kevin Anditirama, “Membekali apa yang diperlukan oleh mahasiswa baru Fakultas Teknik untuk berkembang di dunia kampus, dunia kerja dan masyarakat merupakan tujuan utama acara ini”. Acara yang juga biasa disebut sebagai Masa Adaptasi Dunia Kampus (MADK) itu akan diselenggarakan dari tanggal 23 sampai 28 Agustus 2013. Dalam acara ini mahasiswa baru akan dibekali pengetahuan terhadap sistem akademik yang ada di Fakultas Teknik. Selain itu, mereka juga akan dibekali pengetahuan mengenai tata cara riset, pertukaran pelajar, program fastrack dll.
Tidak Hanya Cerdas
Melalui tema ”Cerdas, Kritis dan Bermanfaat”, kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Fakultas Kedokteran Gigi yang akan dilangsungkan pada tanggal 27-28 Agustus 2013 mampu membuat 120 mahasiswa baru FKG menjadi cerdas tidak hanya secara intelektual. “Akan tetapi juga dapat mengkritisi, memperbaiki dan bermanfaat untuk keadaan di sekitar mereka”, ujar ketua pelaksana PSA FKG 2013, Saindra Arsa Gumilang. Mahasiswa FKG angkatan 2010 ini menjelaskan bahwa rangkaian acara PSA FKG tahun ini masih sama dengan tahun lalu. Dia mengangap bahwa sistem dan metode tahun lalu masih cocok dengan keadaan dan kebutuhan FKG saat ini.
14
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
Ragam
Mentor Rock The Vote Indonesia yang sedang memberikan tutoring mengenai demokrasi.
Mendidik Mahasiswa Baru UI sebagai Pemilih Muda Lewat Rock The Vote 15 Agustus 2013 lalu, PSAU (Pengenalan Sistem Akademik Universitas) yang digawangi oleh Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia menggelar sebuah event bertemakan pendidikan pemilih muda Indonesia. Kali ini, 8500 mahasiswa baru UI mengikuti pendidikan politik yang berisikan kegiatan simulasi pemilu (election mop), pendidikan politik, dan demokrasi. Adalah Rock The Vote (RTV) yang diselenggarakan oleh CEPP (Center for Election and Political Party) FISIP UI yang dibantu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan mahasiswa UI.
OLEH: josua roniasi FOTO: dokumentasi panitia rock the vote indonesia
g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
R ag a m
D
imulai pukul tujuh pagi, para mahasiswa baru sudah berkumpul di ketujuh titik yang tersebar di Balairung UI. Mereka sudah bersiap untuk melaksanakan FGD (focus group discussion) yang tiap kelompok kecilnya diawasi oleh para mahasiswa dari prodi Ilmu Politik jenjang sarjana dan magister. Dengan pendidikan politik ini, diharapkan para pemilih muda akan lebih cerdas, kritis, dan berorientasi pada masa depan bangsa dan negara yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen). Para mahasiswa senior dipilih menjadi tutor untuk mahasiswa baru karena dirasa mampu menyampaikan makna dan arti dari kegiatan politik secara mudah dan simpel sesuai dengan gaya bahasa anak muda. RTV juga sengaja dikemas secara ringan agar isu-isu dan pemahaman politik yang seringkali dicap sebagai topik yang berat mudah diterima oleh para anak muda. Diharapkan pula, para pemilih muda ini tidak lagi apatis terhadap politik dan mampu memilih calon pemimpinnya dengan bijak di pemilihan umum 2014 nanti. “acaranya seru, bahasanya sederhana dan anak muda banget. Jadinya ningkatin awareness anak muda sama politik” komentar Rama, mahasiswa baru dari Fakultas Hukum ini. Pemilih muda sendiri adalah pemilih (orang yang memiliki hak untuk memberikan suara dalam pemilihan umum) yang berusia 17-29 tahun. Jumlah pemilih muda pada Pemilu 2014 diperkirakan berjumlah sekitar 53 juta pemilih dimana jumlah ini setara dengan pemilih terdaftar yang tidak meggunakan hak pilihnya pada Pemilu Legislatif 2009 lalu, yaitu sekitar 49 juta orang. Angka tersebut bahkan lebih dari dua kali lipat dari jumlah suara yang diperoleh pemenang pemilu legislatif 2009, yaitu Partai Demokrat yang memperoleh suara sebesar 21 jutaan. Statistik ini memperlihatkan betapa penting dan signifikannya para pemilih muda di Indonesia pada pemilu 2014 mendatang. Melihat dari sisi positif kegiatan ini, RTV yang berakhir dengan perkenalan oleh Dekan FISIP UI, direk-
tur CEPP UI, Ketua MPR RI Harijanto Tohari, Wakil Ketua DPR RI yaitu Pramono Anung, Wakil Ketua Bawaslu yaitu Nasrullah, dan anggota KPU ini sempat mendapat ancaman boikot dari para pemimpin lembaga di UI. Diluar lembaga tinggu negara yang telah disebutkan diatas, RTV juga mengundang sembilan partai politik yang duduk di legislatif. Hal inilah yang menyebabkan Ketua DPM FIB, Ketua BEM FT, dan Ketua BEM FMIPA ingin memboikot acara tersebut, mereka beralasan acara tersebut tidak tepat dilaksanakan dalam acara PSAU.
Mahasiswa senior dipilih menjadi tutor untuk mahasiswa baru karena dirasa mampu menyampaikan makna dan arti dari kegiatan politik secara mudah dan simpel sesuai dengan gaya bahasa anak muda. Ketua BEM UI, Ali Abdillah dan Direk-tur CEPP FISIP UI, Reni Suwarso, Ph.d mengadakan forum pertemuan untuk mengkomunikasikan acara Rock The Vote. Forum dilaksanakan (14/8) di ruang VIP Perpustakaan Pusat UI. Pertemuan dihadiri oleh ketua lembaga FIB, FT, FMIPA, FE, FKM, dan tingkat UI. Reni ditemani oleh Chusnul Mar’iyah, Presiden direktur CEPP FISIP UI yang juga merupakan dosen politik UI. Reni dan Chusnul menanyakan alasan mahasiswa mau memboikot acara tersebut. Mahasiswa memberi alasan bahwa secara filosofis acara tersebut tidak pas untuk diadakan dalam PSAU. Mahasiswa menolak acara
15
tersebut dengan alasan mahasiswa seharusnya independen dan non partisan. Reni dan Chusnul lantas menjelaskan bahwa CEPP yang memiliki jejaring di 38 univeritas di seluruh Indonesia dan memprakarsai berdirinya Rock The Vote Indonesia adalah lembaga independen dan non partisan. Rock the vote adalah murni pendidikan politik. “siapa bilang mahasiwa harus apolitis? kalian juga berpolitik kan?” ujar Chusnul. Pendidikan politik untuk mahasiswa baru adalah penting. Dan momen PSAU dirasa tepat untuk mengadakan acara tersebut.” ujar Chusnul. Mahasiswa sempat mempertanyakan partai politik yang akan terlibat dalam acara. Chusnul menuturkan bahwa mereka belum mengkonfirmasi partai apa saja yang akan datang. Mereka memastikan tidak akan memihak pada satu partai dan tidak akan ada kampanye terselubung. “kami mengundang semua partai, tapi siapa saja yang datang itu kan hak mereka, kita tidak bisa memaksa semua partai datang, karena bergantung dengan penilaian partai tersebut acara ini penting atau tidak” ujar Reni. Penghujung forum akhirnya menyepakati bahwa pendidikan politik itu penting dan mahasiswa dapat hadir mengawasi pelaksanaan acara. Reni lantas menjelaskan bahwa para ketua lembaga dapat mengawasi acara Rock The Vote dikeesokan harinya.
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
g e r b ata m a 64 / / 0 8- 2 0 1 3
infografis
17
18
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
k i l as
Dari Kegemaran menjadi Komunitas Di Universitas Indonesia tersedia berbagai kegiatan pilihan bagi mahasiswanya untuk aktif diluar dari kegiatan perkuliahan yang padat. Selain tersedia pada UKM-UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), terdapat pula komunitas-komunitas lainnya diluar UKM . OLEH : Hurun’in Qurrotul’aini
K
omunitas-komunitas ini terbentuk diawali oleh suatu kegemaran terhadap hal tertentu. Seperti, kegemaran menonton olah raga sepak bola sehingga terbentuklah Suporter Fans Club di UI, salah satunya bagi mahasiswa yang nge-fans dengan klub AC Milan, dapat bergabung dengan fans club Milanisti UI. Suporter Fans Club tidak hanya mengadakan nonton bareng (nobar) pertandingan sepak bola ataupun kumpul-kumpul saling bertukar informasi, tetapi juga mengadakan pertandingan sepak bola antar fans club. Untuk bergabung dengan Suporter Fans Club yang ada di UI, tidak ada syarat khusus. Beralih ke komunitas yang akan membuat tertawa. Adalah stand UP Comedy UI, merupakan pilihan yang menarik bagi para mahasiswa yang suka melawak, menonton lawakan, ataupun yang sekedar menginginkan hiburan. Di komunitas yang berdiri tahun 2012 lalu ini, para anggotanya tidak hanya belajar bagaimana melawak, tetapi juga bagaimana membuat lawakan yang cerdas. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan seperti comedy buddy, open mic, membantu acara stand up show, hingga mengisi acara di berbagai fakultas. Dari lawakan yang akan mengocok perut, beralih ke komunitas yang akan membuat perut kenyang. UI Cooking Club (UICC), meru-
pakan komunitas yang tepat bagi para mahasiswa UI, baik laki-laki dan perempuan yang gemar memasak atau yang ingin belajar memasak. Terdapat dua bentuk kegiatan, yaitu online dan offline. Melalui kegiatan online, para anggotanya akan mendapat berbagi resep masakan melalui media sosial. Sedangkan, offline terbagi tiga yaitu sharing session, theory class dan cooking class yang dijadwalkan dua minggu sekali. Selain itu UICC telah bekerjasama dengan Sedapur.com dan DapurMasak.com untuk berbagi resep di laman mereka dan mempromosikan diri. Untuk para muslimah, terdapat komunitas Hijabers UI (HUI). HUI mulai dirintis sejak Februari 2012. HUI tidak hanya mengedepankan style dan fashion yang syar’i, tetapi juga kegiatan yang akan menambah wawasan keagamaan, seperti kegiatan pengajian yang dialaksanakan dwi mingguan. Anggota yang tergabung dalam HUI saat ini terdiri dari berbagai macam background, baik mahasiswa maupun alumni UI, mulai dari enterpreuneur, jurnalis, scriptwriter, akuntan, traveller, maupun desainer. Kegiatannya, seperti Seminar Kemuslimahan, Pemilihan Model, Hijab Class dan Beauty Class, dan sebagainya. Sejak akhir 2012, Hijabers UI bergabung dengan Salam UI, dengan divisi Kemuslimahan sebagai Steering Comitee acara Hijabers UI.
Kalau lebih suka sesuatu yang menantang adrenalin, dapat bergabung dengan UI Karting Club (UIKC). UIKC ini merupakan komunitas Klub Peminatan Departemen dibawah ikatan mahasiswa teknik UI. UIKC terbentuk berawal dari minat yang sama antara mahasiswa Teknik Mesin UI dalam merancang mesin gokart. Untuk bergabung dengang UIKC tidak harus anak Teknik, bahkan anggotanya ada yang dari mahasiswa Fakultas Hukum sebagai pembalap. Komunitas ini tercatat sudah menghasilkan 13 tropi atas kejuaraan racing di tingkat nasional. Itulah beberapa komunitas unik yang ada di UI. Meski belum menjadi sebuah UKM, komunitas-komunitas yang unik ini memiliki banyak anggota dan terbuka bagi para mahasiswa yang ingin bergabung.
ggeerrbbata atammaa62 64 //// 0048-22001133
resensi
19
Menguak Misteri Neraka Judul Penulis Rilis Tebal
I
nferno merupakan buku keenam Dan Brown dan keempat dari petualangan Robert Langdon, Profesor Simbologi terkenal dari Harvard. Sama seperti ketiga novel Robert Langdon sebelumnya (The Da Vinci Code, Angel and Demons, dan The Lost Symbol) inferno juga penuh dengan petualangan yang menakjuban dalam menguak misteri dari simbol -simbol yang terdapat dalam karya - karya manusia pada zaman dahulu. Sang profesor memulai perjalanannya dari sebuah kota cantik di Italia, Firenze. Dalam novel ini disebutkan bahwa kota tersebut merupakan kota terindah di dunia dengan segala karya yang diwariskan dari zaman rennaisance. Di kota ini terdapat banyak karya dari seorang seniman yang namanya cukup berpengaruh saat rennaisance, Dante Alighieri. Di kota yang lebih dikenal dunia dengan nama Florence ini, sang profesor dipaksa untuk memecahkan kode yang dibuat berdasarkan puisi karya Dante Anglihieri yang berjudul sama dengan novel ini yaitu inferno (neraka), sebuah bagian dari The Divine Comedy. Kode tersebut dibuat oleh seorang ahli genetika bernama Bertrand Zobrist yang tergabung dalam gerakan transhumanist, sebuah gerakan yang meyakini bahwa setelah generasi manusia yang sekarang akan ada lagi spesies manusia baru yang lebih kuat, lebih sehat,
: Inferno : Dan Brown : 14 Mei 2013 : 461 Halaman
dan lebih pintar yang disebut dengan post-human. Zobrist yang digambarkan sebagai seorang ilmuwan jenius dan kaya raya memiliki pandangan bahwa manusia generasi sekarang tidak akan sempat untuk mencapai post-human karena akan terjadi overpopulation. Dunia ini akan terlalu sesak untuk ditinggali dan tidak akan bisa mencukupi kebutuhan manusia yang ada. Maka dari itu, ia memunculkan suatu gagasan untuk membatasi populasi manusia dengan menyebarkan suatu virus yang berbahaya yang bisa menyebar melalui udara. Rencana Zobrist tersebut kemudian diketahui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Untuk menindaklanjuti rencana Zobrist tersebut akhirnya WHO merekrut Robert Langdon karena petunjuk yang ditinggalkan Zobrist berupa kutipan puisi yang berjudul inferno karya Dante Alighieri. Penyelidikan Robert Langdon kali ini mengantarnya pergi dari Florence menuju ke Venice dan Istanbul. Tidak seperti pendahulunya, yaitu The Da Vinci Code dan Angels and Demons, yang menimbulkan kontroversi karena menyinggung umat Katolik Inferno tidak terlalu dibumbui oleh kontroversi. Walauoun tanpa kontroversi, tetapi novel ini diramalkan akan menyusul pendahulunya tersebut menjadi buku best seller di seluruh dunia. Seperti novel - novelnya yang terdahulu, Dan Brown lebih menekankan kepada jalan cerita dan materi dari setiap simbol yang berusaha dipecahkan daripada memunculkan
unsur keindahan bahasa pada setiap kata - katanya. Banyak reviewer dunia mencap bahwa buku ini tidak ditulis seperti novel tetapi ditulis seperti buku panduan wisata biasa. Bila dibandingkan dengan Andrea Hirata dalam mendeskripsikan Eropa atau Ahmad Fuadi dalam mendeskripsikan ITB maka kita tidak akan terpikat dengan susunan kata yang dipilih oleh Dan Brown dalam mendeskripsikan Florence yang sangat indah. Seperti Novel dan Brown lainnya, inferno merupakan novel bergenre thriller namun sayang sekali ketegangan dan kecepatannya tidak seperti apa yang dirasakan ketika membaca Novel Dan Brown yang terdahulu. Walaupun latar waktu yang digunakan relatif sama dengan novel sebelumnya, yaitu petualangan kurang dari 24 jam, namun novel ini dirasa tidak memiliki titik - titik yang menegangkan sebanyak Angels and Demons atau bahkan Digital Fortress. Walaupun karya keenam ini tidak semenegangkan kedua novel tadi, namun tetap saja inferno merupakan novel bergenre thriller terbaik setidaknya di semester pertama tahun 2013, jadi sangat layak untuk dibeli. Sampai sekarang belum ada lagi novel thriller yang menyajikan sensasi thrilling sebaik inferno di tahun 2013 ini. Selain itu, keunggulan inferno dari novel lainnya adalah semua setting tempat disajikan dengan apa adanya tanpa ada kontroversi karangan karena Dan Brown sendiri telah mengunjungi semua tempat yang ia sebutkan dalam novel ini.
g er b ata m a 64 // 0 8- 2 0 1 3
komik : joanna helena meijer/sumaui
UNTUK BERLANGGANAN
ini UI ! VERSI DIGITAL HUBUNGI : ANTON BUDIHARJO 089673449040 MEDIA PARTNER: SARAH SOFIANA 085790315295