Gerbatama ini UI edisi 57 : Kontrovrsi Mekanisme Pemilihan Rektor

Page 1

KONTROVERSI

MEKANISME

PEMILIHAN

REKTOR


g e r bata m a 57 ///j u n i 2 0 1 2 \\\

EDITORIAL Beberapa hari yang lalu, tepat diawal bulan Juni, sivitas akademika sempat dihebohkan dengan sebuah baliho berukuran tidak biasa. Baliho yang bertuliskan Besar? Ada masalah di UI yang jauh lebih besar dari sekadar baliho ini sontak memunculkan berbagai reaksi dan tanda tanya yang tak kalah besar dari baliho tersebut. Bagaimanapun, ekspresi dari lembaga eksekutif mahasiswa di kampus yang katanya dimaksudkan untuk menyadarkan mahasiswa UI akan kondisi kampusnya ini, patut diberikan apresiasi. Salah satu hal yang mungkin juga diagendakan temanteman dari lembaga eksekutif adalah gelaran Pemilihan Rektor Universitas Indonesia 2012. Persiapan yang harusnya sudah dilakukan dari beberapa bulan lalu, tampaknya juga baru berjalan. Disamping itu mahasiswa pun tampaknya tidak menaruh perhatian begitu besar dalam gelaran ini. Hal tersebut dimungkinkan karena mahasiswa merasa tidak dilibatkan secara langsung dalam prosesi ini, terlebih lagi pelaksanaanya berjalan saat mahasiswa sedang diliburkan. Padahal sebenarnya prosesi ini tentu mempengaruhi jalannya kebijakan kampus selama paling tidak lima tahun yang akan datang.Mulai bulan Juni juga, beberapa mahasiswa angkatan 2012 dari jalur SNMPTN Undangan sudah resmi diterima di Universitas Indonesia. Menarik untuk diperhatikan bahwa jalur baru tapi lama ini pelaksanaannya sudah berjalan satu tahun. Lantas menarik pula untuk diperhatikan, bagaimanakah evaluasi yang telah dilakukan oleh pihak Universitas Indonesia terkait jalur yang diinstruksikan langsung oleh Mendikbud ini.

Pemimpin Redaksi Tubagus Ramadhan Wakil Pemimpin Redaksi Ananda Putri Permatasari Redaktur Pelaksana Amalia Astari Redaktur Artistik Rizky Fuadhi Cholief Redaktur Bahasa Civita Patriana Redaktur Foto Dias Asilatiningsih Reporter Agustina Pringganti, Anugrah Indah Lestari, Amalia Astari, Fandita Tonyka, Ghaida Rahmah, Hurun Aini , Ika Kartika, Izzan Fathurrahman, Izzatun Nida, Lucky Indah, Mutya Widyalestari, Sri B. Praptadina, Yasinta Sonia, Yelna Yuristiary Fotografer Hanum Dwita, Febriana Diah, Rifki Fadillah, Olivia Febrina Ilustrasi Sampul Akbar Budi Santoso Desain Tata Letak Pracetak Muhammad Kautsar Ramadhan Sukin, Akbar Budi Santoso Tim Riset Muhammad Syifaudin Mubarok, Gina Surya Ningsih Iklan Abjure Samuel, Nurlita Dewi, Indang Ayu, Anindya Fitriyani, Sarah Sofiana Sirkulasi dan Promosi Anggara Irhas, Ashilla Ramdhani, Anton Budiharjo

FOTO: DWITA/SUMA


SURAT PEMBACA Hingar-bingar politik di level nasional maupun di Ibukota sedang menghangat. Beberapa tokoh secara terang-terangan mengungkapkan keinginannya untuk maju dalam Pilpres. Padahal pesta demokrasi baru akan dilakukan pada 2014 atau sekira dua tahun lagi. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di kampus kita. Keadaan masih adem ayem menjelang pemilihan Rektor yang denger – denger beberapa bulan lagi. Walaupun Mahasiswa tidak punya hak pilih langsung, namun mahasiswa berhak tahu dan mengkritisi calon pemimpin kampusnya. Minimnya sosialisasi, manuver dari calon, ditambah mahasiswa yang acuh tak acuh membuat pilrek tahun ini terancam asal lewat aja. Jangan sampai tiba – tiba ada rektor terpilih adalah stok lama. Semoga!.

pengingat 1 Juni

22 Juni

Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Hari Ulang Tahun Kota Jakarta (sejak tahun 1507)

Hari Anak-anak Sedunia

24 Juni

3 Juni

Hari Bidan Nasional

Hari Pasar Modal Indonesia

26 Juni

5 Juni Hari Lingkungan Hidup Sedunia 15 Juni Hari Demam berdarah Dengue ASEAN[1] 17 Juni

Hari Anti Narkoba Sedunia 29 Juni Hari Keluarga Berencana Nasional 29 Juni Hari Keluarga

Hari Dermaga 29 Juni Hari Skateboad Sedunia

M. Farizka Alwahida Mahasiswa Biologi UI 2009

SUARA NYATA “AKU TIDAK TAKUT SENDIRI. TUHAN JUGA SENDIRI. DAN DIA BISA JADI YANG MAHA KUAT KARENA ITU”

SOE HOK GIE (1942 - 1969) DITERBITKAN OLEH BADAN OTONOM PERS SUARA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Pemimpin Umum Bangun Admaja Sekretaris Umum Andi N.F Bendahara Umum Eki Kusumadewi Ketua Dewan Redaksi Maharddhika Manajer Perusahaan Ibnu Fahran Kabag Iklan Abjure Samuel Kabag E.O. Dian N. Kabag Sirkulasi Anggara Irhas Kabag SDP Dino E.P. Manajer Kesekretariatan Puspa Ayu U. Manajer Litbang Maulana Reza Kabag Penelitian dan Kajian Cendy Adam Kabag Pusat Informasi Dokumentasi M. A. Sarashanti Manajer Humas Relasi Hapsari K. Manajer Komunikasi Media Stenisia Manajer Komunikasi Online Quliah A. Manajer SDM Chandra Kartika Kadiv Reporter Yanuardi B. Kadiv Fotografer Pravitasari Kadiv Desain, Tata Letak, datn Pracetak Joanna H. Kadiv Marketing Dian N. Kadiv Riset Happy Ferdiansyah Alamat Redaksi, Sirkulasi, Iklan, dan Promosi Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Lantai 2 Kampus Universitas Indonesia, Depok, 16424 email: redaksisumaui@gmail.com website: http://suma.ui.ac.id/


04 LA P O R A N U TA M A g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

GERAK-GERIK PEMILIHAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA 2012-2017 Masa Jabatan rektor UI akan habis pada Agustus 2012 dan secepatnya pemilihan rektor akan segera dilaksanakan. Akan tetapi, masih ada sejumlah besar mahasiswa yang belum mengetahui kapan dan bagaimana mekanisme pemilihan rektor. Selain itu, tanda-tanda pencalonan beberapa dekan untuk menyaingi Gumilar Rusliwa Soemantri yang oleh sebagian besar diprediksikan akan maju lagi sebagai calon incumbent, belum pasti.

“G

ue tertarik sama pemilihan rektor, tapi gue nggak tahu kapan sama gimana mekanisme pemilihan rektornya,� tutur Riza Imaduddin Abdali, mahasiswa Ilmu Politik UI. Hal serupa juga dinyatakan oleh Salindri Titi Suri, mahasiswi FKM, yang menyatakan ketidaktahuannya mengenai bagaimana mekanisme pemilihan rektor UI. Sedangkan menurut Iqbal Pirzada, Kepala Departemen Pusgerak BEM UI 2012, sampai sekarang, pemilihan rektor UI belum ada tanggal yang pasti dan belum terbentuk panitia karena masih menunggu keputusan dari Majelis Wali Amanat (MWA). Jika sudah dibentuk panitia pemilihan rektor, pihak Pusgerak BEM UI akan mengkomunikasikan dengan panitia agar mahasiswa bisa masuk dalam panitia pemilihan rektor. “Kemungkinan besar dalam panitia pemilihan rektor mahasiwa bisa masuk, kita mudah-mudahan nanti bisa masuk dan bisa ikut,� ungkap Iqbal.

Mekanisme Pemilihan Rektor Menurut penuturan Prof. Hamdi Muluk, dosen Psikologi Politik Fakultas Psikologi UI, statuta UI masih menjadi perdebatan panjang antara MWA dan rektor. Pihak rektor menginginkan UI berpedoman pada PP Nomor 66 Tahun 2010 yang otomatis akan menghilangkan kedudukan MWA di universitas, sementara MWA tetap menginginkan menggunakan PP Nomor 152 Tahun 2000 yang menyatakan MWA masih memiliki kedudukan di dalam universitas. Akhirnya, pemerintah turun tangan dan dibentuklah panitia Tim Transisi untuk mendamaikan pihak-pihak yang berkonflik hingga jalan tengan pun ditempuh, yakni dibubarkannya Senat Akademik Universitas dan MWA. Sebagai gantinya, dibentuk Senat Akademik Universitas (SAU) yang baru yang kemudian membentuk MWA baru. Implikasi dari dibentuknya tim transisi tersebut, menurut E.J.M. Damona K. Poespawadjaja


g e r b ata m a 5 7 / / 0 6- 2 0 1 2

LA P O R A N U TA M A

05 OLEH: HURUN AINI

IZZAN FATHURRAHMAN

DWITA/SUMA

IZZATUN NIDAA

Jejeran rektor-rektor di UI. Siapakah pemimpin UI selanjutnya?

selaku sekretaris MWA UI, adalah MWA lama dilarang untuk mengurusi pemilihan rektor dan pemilihan ini harus menjadi urusan MWA yang baru sehingga menyebabkan diundurnya pengumuman pemilihan rektor yang seharusnya enam bulan sebelum pemilihan, yaitu bulan Februari. “Dalam PP 152 tahun 2000 disebutkan bahwa yang akan memilih rektor adalah MWA minus rektor, karena rektor tidak boleh memilih. Dua puluh orang yang akan memilih, ada unsur menteri, masyarakat, mahasiswa, karyawan, dan SAU,” tutur Jahidin, MWA UI unsur mahasiswa. Sedangkan menurut Ketua SAU, Sudjianto Kamso dan sekretaris SAU, Yulianto S. Nugroho, mekanisme pemilihan rektor akan diawali dengan pembentukan MWA yang baru yang kemudian akan membentuk panitia tim pemilihan rektor. Kemudian, MWA berdiskusi dengan SAU tentang kriteria khusus yang akan digunakan untuk menetapkan calon rektor. Calon Rektor

yang telah mendaftar kemudian diseleksi oleh SAU dengan berpegang kepada kriteria yang telah dibuat. “Misalnya, ada enam puluh orang yang mendaftar, lalu kita seleksi menjadi tujuh orang dengan kriteria dari MWA tadi,” jelas Sudijanto. Tujuh orang yang terpilih tersebut selanjutnya akan diseleksi oleh MWA menjadi tiga calon rektor. Terakhir, tiga calon rektor akan dipilih oleh MWA dengan hak suara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebesar 35% dan 65% sisanya akan berasal dari anggota MWA lainnya. Komposisi kedudukan tiap-tiap elemen masyarakat Universitas Indonesia di masing-masing lembaga SAU dan MWA yang memiliki kekuatan kuat untuk menetapkan calon rektor dipertanyakan. Menurut PP 152, komposisi keanggotaan MWA adalah menteri, rektor, sebelas anggota SAU, satu perwakilan mahasiswa, satu perwakilan karyawan UI, dan enam anggota masyarakat. Lalu, komposisi anggota SAU


06 LA P O R A N U TA M A g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

adalah rektor, tiga wakil rektor, dua belas dekan dan ketua program pasca sarjana, wakil guru besar, ketua perpusatakaan, dan wakil dosen bukan guru besar. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah porsi mahasiswa dan karyawan di MWA yang hanya berjumlah satu perwakilan sudah mewakili suara masyarakat kampus, yang mana di dominasi oleh kedua elemen tersebut? Menanggapi hal tersebut, Jahidin menyatakan bahwa dia akan mengadakan rembug bersama mahasiswa melalui Forum Mahasiswa (FORMA). Hal tersebut juga dibenarkan oleh Iqbal Pirzada. Selain itu, juga akan diadakan eksplorasi calon rektor yang diharapkan dapat menampung aspirasi mahasiswa dan dapat disampaikan secara langsung kepada para calon rektor. Di samping itu, posisi rektor yang merupakan anggota SAU dan MWA juga menjadi pertanyaan. MWA yang dibentuk oleh SAU adalah pihak yang memiliki wewenang besar untuk memilih rektor. Di sisi lain, rektor juga secara otomatis adalah anggota SAU sehingga memiliki suara dalam pemilihan anggota SAU lainnya dan anggota MWA. Menanggapi hal tersebut, Hamdi Muluk menjelaskan bahwa hal tersebut memang sudah diatur dalam PP 152 tahun 2000, sehingga suka tidak suka universitas harus mematuhi peraturan yang berlaku. Spekulasi Calon Rektor Mengenai peluang rektor saat ini yaitu Gumilar Rusliwa Soemantri, menurut Irwansyah, peneliti Pusat Kajian Politik UI, peluang tersebut tetap ada. “Jika melihat dari MWA dan SAU, kemungkinan Gumilar bakal terpilih lagi tetap ada. Kenapa? Karena kepentingan dari MWA dan SAU yang mengalami konflik dengan Gumilar kemarin itu nggak jelas. Real-nya, itu kan gak berhasil membuktikan Gumilar harus dihukum atau harus tidak berkuasa lagi. Selama kekuatan oposisi itu tidak dapat meyakinkan publik terutama pemilih tentang jangan memilih atau ayo memilih suatu kandidat, peluangnya tetap ada,” jelasnya. Pria yang akrab disapa Jemi ini juga menambahkan bahwa posisi Gumilar sebagai incumbent juga dinilai memberi dampak positif baginya dalam pemilihan mendatang. “Sebagai incumbent, dia punya banyak kesempatan untuk memastikan yang peduli pada isu ini untuk memilih dia dan yang nggak peduli ya terserah. Dia punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan

diri dan syarat-syarat, sementara calon-calon yang baru masih harus menggalang kekuatan dan itu butuh waktu, sementara pemilihan hanya menyisakan waktu kurang lebih tiga bulan,” jelasnya. Hal inilah yang dinilai oleh Jemi sebagai nilai tambah Gumilar dalam pemilihan oleh MWA yang baru. Masih menurut Jemi, konflik yang terjadi antara MWA lama dan rektor beberapa waktu lalu itu hanyalah sekedar konflik elit dan tidak terlalu berpengaruh dengan peluang Gumilar. “Jadi ini sebenarnya konflik elit, ribut-ribut diantara mereka doang, kita nggak mengerti, kita diseret-seret, dibawa-bawa, tapi masalah utama, yang mendasar dari UI itu akhirnya nggak terungkap,” ujarnya. Sementara dari kandidat lain, Bambang Sugiarto, Dekan Fakultas Teknik secara terbuka mengakui bahwa dirinya akan maju mencalonkan diri menjadi rektor. “Saya harus clear di sini, saya katakan iya, saya akan maju. Excellent in Harmony, itu yang akan saya bawa. Unggul dalam harmoni,” tuturnya mantap. Menanggapi dekannya yang bakal mencalonkan diri menjadi rektor, Haafizh Izzatullah, sekretaris umum BEM FT UI menyatakan bahwa pihak BEM telah mengetahui bahwa dekan mereka bakal naik dan mereka menyatakan mendukung dekannya tersebut. Dekan FE sendiri, Firmanzah, ketika diverifikasi mengenai rumor bahwa dirinya bakal maju mengatakan bahwa semua itu tidak benar. “Saya tidak naik, pertimbangannya karena dari awal memang tidak interest.” jelasnya. Menurut Firmanzah, yang terpenting adalah bukan siapa yang bakal mencalonkan, tetapi bagaimana kriteria dan strategi membawa UI ke depannya dari calon tersebut. “Saya melihat bahwa siapa pun rektor yang terpilih harus bisa membangun trust dan rekonsialisasi di tingkat universitas, bahwa rektor itu harus merangkul semua pihak,” ujarnya. Mengenai kriteria rektor yang diharapkan, ia menginginkan agar rektor memiliki gaya kepemimpinan akademisi dan negarawan, bukan gaya politisi meskipun memang rektor itu adalah mekanisme politik. “Silahkan saja berafiliasi politik, tetapi yang saya inginkan adalah rektor yang dapat merangkul semuanya atau memiliki figur kebapakan,” jelasnya. Ia juga berharap siapa pun rektor yang terpilih harus bisa lebih banyak mendengarkan suara dari bawah dan menampung aspirasi dari masyarakat UI, untuk kemudian diterjemahkan dalam perbaikan sistem yang lebih substantif.


g e r b ata m a 5 7 / / 0 6- 2 0 1 2

LA P O R A N U TA M A

Menanggapi pernyataan dari dekannya, Ketua BPM Fakultas Ekonomi, Wahyu, menyatakan bahwa mereka sependapat dengan dekannya tersebut. “Saya sih nggak terlalu mempermasalahkan siapa yang bakal naik, yang jelas dia harus memiliki kualitas yang bagus sebagai rektor. Jangan sampai kinerja rektor sekarang yang kurang baik terulang lagi. Terlepas dari dia berasal dari fakultas mana, siapa pun yang memiliki kemampuan, memiliki kredibilitas dan memang dia siap untuk membawa UI ke arah yang lebih baik, ya kenapa nggak,” jelasnya. Dosen Ilmu Politik Cecep Hidayat mengatakan bahwa spekulasi calon rektor sulit diprediksi dan harus melihat track record dari masing-masing calon. Selain itu, keberhasilan masing-masing calon ditentukan dari bagaimana mereka bisa mempengaruhi unsur MWA. “Kita harus bisa melihat dari latar belakangnya sebelumnya dan track record nya bagaimana. Kita bisa melihat dari analisis yang paling sederhana yaitu SWOT,

kelebihannya seperti apa, kelemahannya seperti apa, tantangan ke depannya seperti apa, dan seterusnya. Dari situlah nanti baru dapat dipetakan. Prediksi siapa yang bakal menang ya nanti, siapa yang dapat meraih dukungan dari mayoritas MWA. Ujung-ujungnya MWA lagi sebenarnya,” jelasnya. Masing-masing calon juga harus bisa menunjukkan sesuatu yang spesial dari track record masing. “Untuk membawa UI ini ke arah yang lebih baik, kita tidak membutuhkan pemimpin yang biasa-biasa aja dan tidak memiliki terobosan, kita butuh pemimpin yang bisa membuat terobosan sebenarnya. Dari kandidat-kandidat ini, kita bisa melihat dari track record nya siapa yang paling memiliki terobosan selama di fakultas masingmasing,” ungkapnya.

ALUR MEKANISME

1. 2. 3. 4.

PEMILIHAN REKTOR SAU membentuk MWA yang baru

MWA yang baru tersebut selanjutnya membentuk panitia tim pemilihan rektor

MWA berdiskusi dengan SAU tentang kriteria khusus yang akan digunakan untuk menetapkan calon rektor

Calon Rektor yang telah mendaftar kemudian diseleksi oleh SAU dengan berpegang kepada kriteria yang telah dibuat

5. 6.

7.

Terpilih tujuh orang calon

Tujuh orang yang terpilih tersebut selanjutnya akan diseleksi oleh MWA menjadi tiga calon rektor

Tiga calon rektor akan dipilih oleh MWA dengan hak suara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 35% dan 65% anggota MWA lainnya.

07


08 li p u ta n K H U S U S g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

KE TI KA Y A N G D I U N DAN G M ENUAI PE R TANY A AN

FEBRIANA/SUMA

MENGU NGKA P TABI R SNMPTN U NDANGAN

,

OLEH: FANDITA TONYKA GHAIDA RAHMAH YASINTA SONIA

Semenjak diperkenalkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana Perguruan Tinggi, jalur SNMPTN Undangan masih menuai pro dan kontra. Meski demikian, jalur ini masih akan diberlakukan untuk mekanisme penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2012-2013.

B

erdasarkan informasi dari Emil Budianto, Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru UI tahun 2012, SNMPTN jalur undangan akan tetap di buka. Hal ini berdasarkan pertimbangan atas evaluasi yang telah dilakukan terhadap para mahasiswa yang pada tahun sebelumnya masuk lewat jalur undangan yang indeks prestasinya yang menunjukkan hasil yang baik. “Saya setuju dengan pernyataan bahwa SMA itu kualitasnya berbeda-beda, tapi rapot yang masuk dari masing-masing sekolah juga tidak kami sama ratakan tentunya. Kami akan melihat kualitas dan indeks faktor sekolah tersebut dan track record dari alumni sekolah tersebut yang sudah berada di UI atau bahkan sudah lulus dari UI. Jadi, tentu saja kapasitas masing-masing sekolah akan berbeda,” jelas Emil. SNMPTN

Undangan

juga

dipertahankan

alasan yang lain, yaitu pemerataan kesempatan belajar. “SNMPTN undangan ini juga lebih membuka kesempatan bagi siswa SMA dari Sabang sampai Merauke, karena dengan SNMPTN tertulis, akan tercipta kompetisi yang tidak imbang. Maka dari itu, kami membuka 40% untuk undangan, 40% untuk tertulis, dan sisanya 20% untuk SIMAK,” lanjut Emil yang ditemui di Kantor penerimaan mahasiswa baru di gedung PPMT. Tiga Jalur Masuk UI 2012 Tahun ini, UI membuka jalur masuk dari SIMAK UI, SNMPTN Tertulis, dan undangan. Berkaitan dengan kuota dari masing-masing jalur tersebut, tidak akan ada kenaikan kuota kursi mahasiswa yang berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Sebagai gambaran,

dengan program studi Ilmu Politik FISIP UI memiliki mahasiswa


g e r b ata m a 5 7 / / 0 3- 2 0 1 2

L i p u tA N K H U S U S

09

Bidik Misi-nya diterima dan baru mengetahui pada saat perkuliahan dimulai. “Ini lebih ke alasan kemanusiaan saja, orang yang kurang mampu dan tidak tahu bahwa Bidik Misi-nya diterima dan datang ditengah perkuliahan untuk meminta kursinya kembali, masa kami tidak berikan. Mungkin hal-hal seperti ini yang membuat mahasiswa di UI sedikit bertambah,” pendapat Anis, Wakil Rektor I Universitas Indonesia urusan akademis. Efektifitas Jalur Undangan Mahasiswa yang telah masuk dari jalur undangan sendiri kebanyakan tidak merasa mengalami banyak perbedaan dengan dengan jalur tes lainnya. “Perasaan ketika keterima lewat jalur undangan itu kayak keberuntungan. Dengan skill yang diibaratkan biasa -biasa aja, tapi bisa masuk UI,” ujar Anom Cahyo Al-araf, mahasiswa FMIPA UI 2011, yang diterima melalui jalur undangan.

SNMPTN akankah sama?

sarjana regular sejumlah 63 orang pada 2010 dan pada 2011 jumlahnya menjadi 78 mahasiswa, tidak termasuk mahasiswa program sarjana paralel. Namun, untuk program vokasi dan pararel tentunya akan dibedakan. Misalnya adalah jalur paralel yang merupakan jalur pelimpahan jatah kursi mahasiswa dari program ekstensi atau diploma dan membuka kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat umum untuk masuk UI. Program paralel lebih fleksibel menerima mahasiswa yang ijazahnya sudah lebih dari tiga tahun. Adapun penambahan jumlah kursi mahasiswa untuk program sarjana reguler biasanya dikarenakan adanya salah paham dari mahasiswa tersebut. Sebagai contoh, ada mahasiswa yang diterima saat SIMAK tapi tidak segera mendaftar ulang sehingga jatah kursinya ditambahkan pada jalur SNMPTN Tertulis, tetapi pada saat perkuliahan telah dimulai mahasiswa tersebut datang dan meminta jatah kursinya agar dapat kembali masuk ke UI. Padahal jatah kursinya sudah diambil mahasiswa lain. Contoh lain adalah, beberapa mahasiswa dari daerah atau luar Jakarta yang tidak mengetahui bahwa beasiswa

Sejauh ini, ia mengaku tidak mengalami kendala yang berarti dalam mengikuti mata kuliah di jurusannya. “Kalau dibilang efektif, ya sudah efektif. Karena pertama kalau dari SNMPTN tulis juga sebenernya tetep ada kekurangankekurangan juga, ibaratnya kayak sistem joki waktu SNMPTN, jual beli soal, dan lain-lain. Jadi menurut saya sudah efektif, hanya saja mungkin harus lebih diperketat lagi dalam proses seleksi mahasiswa yang diterima lewat jalur undangan,” tambahnya. Lebih dari itu, ia juga mengharapkan bahwa akan lebih baik jika setelah seleksi undangan, UI mengadakan seleksi lagi untuk memastikan kualitas dan standar dari mahasiswa tersebut. Mengenai evaluasi prestasi akademik mahasiswa dari jalur undangan di Fakultas MIPA, hasilnya diakui cukup baik seperti yang disampaikan oleh Wisnu Wardhana, Manajer Pendidikan Fakultas MIPA, “Kalau dilihat dari segi nilai indeks prestasi (IP) semester lalu, bisa dikatakan baik, rata-rata di atas 2,5 bahkan hampir 3.” Pencapaian ini jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya juga menunjukkan kecenderungan yang baik. “Terjadi peningkatan, walaupun tidak terlalu signifikan. Sejauh ini prestasi akademik mahasiswa FMIPA dari jalur undangan cukup baik,” ujarnya Wisnu lagi. Menanggapi perbedaan jalur masuk UI, Niti Indah Maita Sari, alumnus FEUI, merasa tidak perlu untuk terlalu mempermasalahkannya. “Kan kalo kuliah sama aja, tugasnya sama, kelasnya sama. Kalo IP tergantung orangnya, ada yang lewat tanpa tes, IP nya lumayan, dan


10

g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

L i p u tA N K H U S U S

sebaliknya, “ ujarnya. Akan tetapi, menurut Niti yang masuk UI lewat jalur UMB, lebih baik jika jalur masuk UI melalui tes karena biayanya akan lebih murah. Ketika ditanya pendapatnya mengenai kualitas mahasiswa yang masuk melalui jalur tanpa tes, Niti mengaku percaya pada penilaian UI. “Kalo UI kan punya standar tersendiri. Pasti UI juga gak bakal sembarangan ngasih undangan kan?“ ucapnya mengakhiri perbincangan. Niti juga berharap bahwa pelaksanaan jalur undangan tanpa tes ini dilakukan melalui prosedur yang benar sehingga tidak menyimpang dari tujuan awal dilaksanakannya jalur undangan tanpa tes Penambahan Kuota Undangan Belum Pasti Ketika ditanya mengenai rencana penambahan kuota untuk mahasiswa jalur undangan, Wisnu menjawab, “Saya belum tahu pasti bagaimana keputusannya nanti, namun kalau mengacu pada evaluasi mahasiswa jalur undangan di 2011 yang cukup baik hasilnya, ada kemungkinan kuota untuk tahun ini akan ditambah. “Saya setuju saja dengan adanya SNMPTN Undangan, namun mungkin saya lebih setuju kalau namanya PMDK. SNMPTN

itu lebih baik hanya ada tulis saja karena ada parameter tersendiri untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Apalagi kalau dari undangan menggunakan nilai rapot dan biasanya menguntungkan sekolah-sekolah dengan grade yang tinggi saja, jadi tidak merata,” ujar Arif Hidayat, Kadep Keilmiahan BEM FMIPA UI ketika diminta pandangannya mengenai SNMPTN Undangan. Sementara mengenai akan ditambahnya kuota SNMPTN Undangan untuk tahun ini, Arif menyatakan ketidaksetujuannya, “Saya kurang setuju mengenai kuota yang ditambah tersebut. Karena ketika berbicara mengenai standar, ada standar-standar yang berbeda dari tiap-tiap sekolah, sehingga ada kesan subjektif. Sementara kalau SNMPTN tertulis kan jelas terukur, ada parameternya, DIKTI yang ngeluarin soalnya, dan sama seluruh Indonesia. Jadi yang perlu digarisbawahi disini ada keadilan dan standardisasi yang berbeda-beda dari tiap sekolah. Sehingga diperlukan standar yang jelas dan transparan tentunya. Terlebih jika ada kecurangan seperti mark up nilai dan lainlain.”


g e r b ata m a 5 7 / / 0 6- 2 0 1 2

R Ag a m ///////

OLEH: AGUSTINA P. MUTYA W. ANUGRAH I.L.

111 RIFKI/SUMA

BERBAGI

BERSAMA BKM,

A LT E R N AT I F B A G I

M A H A S I S WA

DISTR ESSS Hadir sebagai fasilitas bentukan UI, Badan Konseling Mahasiswa (BKM) membantu mahasiswa dengan menyediakan layanan konsultasi psikologi. Salah satu penyebab depresi di kalangan mahasiswa adalah tugas yang menumpuk.

S

tresss berkaitan dengan tekanan, sesuatu daya atau tantangan, yang munculnya dari dalam atau dari luar dan mendorong manusia untuk melakukan sesuatu hal. Psychological distresss merupakan suatu stress yang menyerang psikis atau mental yang berdampak buruk, berkebalikan dengan eustresss yang memberi dampak positif. Hal tersebut dikemukakan oleh dosen Psikologi Klinis, Fakultas Psikologi UI, Fitri Fausiah. Tahun 2010 Fitri meneliti mahasiswa angkatan 20062009 dimana hasilnya adalah tahun 2010 sekitar 37-39% mengalami psychological distresss, sementara pada 2011 43-46%. Psikiater Departemen Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Irmia Kusumadewi menuturkan, “Kalau distresss-nya tidak diselesaikan, tidak dipecahkan masalahnya, mungkin lama-lama jadi depresi.” Irmia menambahkan bahwa ketika seseorang memiliki psychological distresss yang tinggi, maka dia lebih rentan mengalami gangguan jiwa yang lebih berat dan gangguan kesehatan.

Sayangnya, karena mahasiswa sedikit dan waktu yang terbatas tidak semua bisa dibantu. Jadi, kami menyarankan untuk mencari bantuan ke BKM atau ke klinik di psikologi,” ujar Fitri. Lebih lanjut, Ika menanggapai hal ini dengan menyampaikan bahwa banyak hal yang membuat mahasiswa tidak mengunjungi BKM. “Pertama, sosialisasi. Banyak orang yang belum mengetahui kalau BKM sekarang itu full time, jadi tidak perlu melakukan perjanjian terlebih dahulu. Kedua, kesadaran tiap fakultas yang berbeda-beda,” ujarnya. Risiko Abaikan Distress Sejalan dengan hal tersebut, Irmia memaparkan psychological distresss yang diabaikan tidak selalu berbahaya, tergantung karakter orang yang merasakan dan pengalaman gangguan mental sebelumnya. “Kalau termasuk orang yang fleksibel dan bisa beradaptasi, mudah mengalihkan hal-hal yang negatif ke hal-hal yang positif,” terangnya. “Jadi kita ukurannya, kalau lebih dari 3 bulan dia masih nggak bisa beradaptasi, itu kita berpikir ke arah gangguan (mental),” tambahnya.

Eksistensi BKM Terbentuk pada tahun 1976, BKM pada awalnya adalah bagian dari Poliklinik Kesehatan (sekarang PKM). Sejak 2008 BKM berdiri sendiri dan terdapat perubahan atas BKM. Seperti disampaikan oleh konselor BKM UI, Ika Malika, perubahan itu adalah bahwa saat ini mahasiswa tidak perlu lagi melakukan perjanjian terlebih dahulu karena BKM UI menyediakan psikolog yang selalu stand by di ruang BKM. Meskipun begitu, Ika mengaku, mahasiswa yang pernah berkunjung ke BKM persentasenya kurang lebih hanya 1% dari jumlah mahasiswa UI. “Ini kan menunjukkan adanya kebutuhan yang tinggi untuk mendapatkan bantuan.

Ika justru beranggapan, masalah yang tidak segera diselesaikan malah akan berdampak negatif. “Seperti balon apabila ditiup terus, maka akan meletus. Jika masalah ditumpuk terus, maka akan mengakibatkan klimaks yang berbahaya Fitri berpendapat bahwa harus ada campur tangan pihak fakultas dan universitas. “Menurut saya sih universitas mestinya punya tim yang mengkaji itu (psychological distresss) dan mestinya memikirkan hal-hal apa yang bisa dilakukan,” ungkap Fitri.


10

g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

R I S E T/ / / / / / /

R ISET APR ESIASI MAHASISWA TER HADAP ISU PERGANTIAN R EKTOR U I OLEH: MUHAMMAD SYIFAUDIN M GINA SURYA NINGSIH

R

ektor Universitas Indonesia (UI) saat ini, Prof. Gumilar Rusliwa Soemantri, masih akan menjabat hingga Agustus nanti, namun isu pergantian rektor UI kian memanas, terlebih dengan munculnya kelompok oposisi yang terus meneriakkan reformasi di tubuh UI. Kami membuat riset berkenaan dengan apresiasi mahasiswa terhadap isu ini yang dilakukan di lingkup UI minus Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi, dengan jumlah responden 100 orang. Mayoritas responden, sebanyak 94 persen, mengetahui isu pergantian rektor UI di tahun 2012 ini, namun sejumlah 99 persen dari total responden tidak mengetahui siapasiapa saja naman bakal calon rektor UI selanjutnya. Satu nama bakal calon rektor UI disebutkan oleh seorang responden yakni Muhammad Hafizurachman Syarief, staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI.

Apakah Anda tahu siapa saja yang menjadi bakal calon rektor UI?

Ketika kami menanyakan tentang kriteria utama seperti apa yang diinginkan oleh mahasiswa terhadap bakal calon rektor UI selanjutnya, separuh lebih responden berharap pada sosok rektor UI yang visioner dan dinamis dimana manpu membawa UI menjadi institusi pendidikan yang terdepan. Kami juga bertanya apakah perlu peran mahasiswa dalam pemilihan rektor UI selanjutnya dan dalam bentuk seperti apa partsipasinya, dan mayoritas responden memilih partisipasi suara dalam pemira rektor UI.

3.

1.

Tahukah Anda dengan rencana pergantian posisi rektor di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2012 ini?

Tahu

94%

Tidak Tahu

6%

2.

Tahu

99%

Tidak Tahu

1%

Kriteria utama seperti apa yang Anda harapkan dari bakal calon rektor UI selanjutnya?

67%

Visioner dan dinamis, selalu mengupayakan UI menjadi yang terdepan.

27%

Transparansi struktural, menjadikan UI sebagai role model kemapanan birokrasi perguruan tinggi.

4%

Berorientasi akademis, lebih berfokus pada pengembangan sisi akademik.

2%

Lainnya. (Utamakan aksebilitas pendidikan, beriman & bertakwa)


g e r b ata m a 5 7 / / 0 6- 2 0 1 2

R I S E T ///////

4.

Setujukah Anda jika peran mahasiswa dilibatkan dalam pemilihan rektor UI selanjutnya?

Setuju

5.

11

Menurut Anda, bentuk seperti apa baiknya peran mahasiswa dilibatkan dalam pemilihan rektor UI selanjutnya?

66%

Sumbangsih suara dalam Pemira rektor UI.

34%

Mengajukan perwakilan mahasiswa musyawarah besar tingkat UI.

0% Lainnya

70%

Tidak Setuju

Tidak Tahu

24% 6%

dalam


14

g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

K E S E H ATA N / / //

OLIVIA/SUMA

LUCKY INDAH

Berbagai permasalahan tidur kerap dialami oleh mahasiswa.

STIMULASI OTAK, CARA AMPUH MENYIASATI KURANG TIDUR

OLEH: IKA KARTIKA SRI B. PRAPTADINA

Tidur tidak lain adalah salah satu cara untuk melepaskan diri dari kelelahan jasmani dan mental. Dengan tidur, semangat serta tenaga dapat dipulihkan kembali.

S

eperti disampaikan dalam Medika, salah satu jurnal kedokteran Indonesia, setiap hari manusia membutuhkan kurang lebih 7,5 jam untuk tidur.

Bagi mahasiswa, seringkali waktu tidur yang ideal tidak dapat terpenuhi. Seperti yang dialami oleh ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Reno Ranggi. “Wah parah banget, berkurang banget dengan adanya kegiatan HMI ditambah tugas dan segala macemnya. Dulu sih jam 11 malem juga udah bisa tidur, tapi sekarang cuma bisa tidur 4 jam sehari.” Kurangnya waktu tidur ternyata tidak hanya dialami oleh mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kampus, tetapi juga oleh mahasiswa yang tidak aktif berkegiatan di kampus. Hal ini seperti disampaikan oleh salah satu mahasiswa tingkat 2 jurusan Sastra Jerman, Nurachman Dwi, “Iya nih gue tidur sehari paling juga 3-4 jam dengan banyaknya tugas dan kuis.” Untuk mengatasi kurangnya jam tidur, mahasiswa memiliki cara-cara tersendiri. Reno mengatasinya dengan mengatur waktu sebaik mungkin. Di saat tidak memiliki banyak kerjaan, Ranggi berusaha untuk tidur lebih awal. Lain halnya yang dilakukan oleh Nurachman yang memilih untuk tidur di sela-sela pergantian kelas yang terkadang memang memiliki waktu yang cukup panjang. Tetapi terkadang kalau memang sudah sangat mengantuk, dia bisa saja tidur saat perkuliahan berlangsung. Akhir-akhir ini, terdapat sebuah thread di suatu forum yang menyatakan bahwa kita bisa

memanipulasi otak kita untuk mengganti kebiasaan tidur yang tadinya 8 jam menjadi tidur setengah jam saja setiap 5 jam kita beraktivitas. Namun, ahli neurologi Pokovisa Prawiroharjo, tidak setuju dengan istilah ‘mamanipulasi otak’ tersebut. “Menurut saya berlebihan ya kalo dibilang mamanipulasi otak, mungkin yang lebih tepat adalah menstimulasi otak,” ujarnya. dr. Visa juga menyatakan meragukan thread tersebut. Seperti disampaikannya, “Untuk hal itu bisa saja terjadi ya. Asal saat orang itu tidur selama setengah jam bisa sampai pada fase tidur yang namanya REM, dan biasanya orang membutuhkan waktu yang lebih untuk bisa sampai pada tahap itu. Hanya orangorang yang memang bisa menstimulasi otaknya dengan baik yang dapat sampai pada fase tersebut dalam waktu singkat.” Dokter Visa juga menjelaskan bahwa proses tidur manusia memiliki 4 fase. Fase disaat pemulihan energi terjadi adalah pada fase terakhir yaitu REM. Maka dari itu, sangatlah penting untuk dapat mencapai fase tidur yang terakhir ini. “Dan untuk membuktikan apakah isu tersebut benar bisa dilakukan atau tidak kita harus melakukan penilitian lebih lanjut dengan menggunakan alat pengukur, EEG. Untuk mengembalikan tenaga agar bisa fresh kembali sebenarnya tidak melulu membutuhkan waktu yang lama. Dua atau tiga jam juga cukup, asalkan tadi, tidurnya mencapai tahap REM,” tambah dr. Visa


OLEH: YELNA YURISTIARY

g e r b ata m a 5 7 / / 0 6- 2 0 1 2

sa i n s t e k /////

15

JANGAN MEMBAKAR

LIMBAH PLASTIK

Produktivitas manusia dan segala kegiatan DOKUMEN/ISTIMEWA

saat ini yang telah dilakukan masyarakat dunia menjadikan efisiensi energi lingkungan semakin berkurang. Tidak adanya penerapan teknologi dan pengetahuan yang memadai dalam pengelolaan energi, khususnya sampah menjadikan sistem pemusnahannya semakin memperparah keadaan lingkungan.

K

ebiasaan membakar sampah plastik merupakan salah satu rutinitas yang senantiasa dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini. Baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan masih terdapat masyarakat yang memusnahkan sampah jenis ini dengan cara mengubur atau membakarnya. Plastik merupakan salah satu jenis limbah yang non-biodegradable sehingga sifat ini menjadikan sampah plastik sangat sulit untuk terurai di lingkungan. Menurut hasil survey, Indonesia menghasilkan 2.052.000.000 kantong plastik dalam sehari. Dari sebagian besar produksi limbah plastik ini, banyak diantaranya yang masih belum dimanfaatkan dan diolah sebagaimana mestinya. Pemusnahan limbah plastik dengan cara pembakaran yang sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat ternyata berdampak buruk terhadap lingkungan, kesehatan maupun kehidupan ekonomi. Menurut Andari Kristanto, salah seorang ilmuwan sekaligus dosen Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, “pemusnahan sampah dengan metode pembakaran sangat tidak disarankan walaupun mungkin ada beberapa limbah yang harus dibakar untuk memusnahkannya.” Pembakaran limbah jenis plastik menghasilkan berbagai senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu, pembakaran limbah jenis ini juga hanya akan menambah jenis pencemaran yang ada. Jumlah satu ton sampah plastik sekali pakai yang dibakar akan menghasilkan jumlah karbondioksida yang sama dengan 1 ton. Pembakaran limbah jenis plastik akan menghasilkan gas buang dan residu yang justru menambah jenis pencemaran yang terjadi

di lingkungan. Bahaya tersebut biasanya diitimbulkan oleh adanya emisi gas dan partikel debu. Gas-gas berbahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Dioxin dan Furan. Salah satu jenis zat yang sangat berbahaya dalam kandungan gas sisa pembakaran plastik adalah dioksin yang bersifat karsinogen atau menimbulkan kanker. Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut `chloracne.’ Gas karbondioksida yang tercipta ketika adanya proses pembakaran dapat memperbesar kemungkinan penipisan lapisan ozon dan meningkatkan pengaruh rumah kaca di permukaan bumi. Asap hasil pembakaran juga meningkatan resiko masyarakat terkena kanker paru-paru karena di dalam kandungan asap hasil pembakaran tersebut terdapat berbagai senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan. “Bahaya yang ditimbulkan oleh perilaku pembakaran sampah jenis plastik adalah terurainya zat-zat seperti sulfur ke udara sehingga zat tersebut menjadi sulfur dioksida dimana hal ini akan meningkatkan kandungan zat berbahaya bagi lingkungan”, ungkap Andari (Dosen Teknik Lingkungan Universitas Indonesia).


16

g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

S O S O K/ / / / / //

GARUDA YOUTH COMMUNITY: KOLABORASI PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN PENCAPAIAN MDGs DI INDONESIA

OLEH: ANANDA PUTRI P.

“Older men declare war. But, it is the youth that must fight and die.� - Herbert Hoover (1874 – 1964)

G

ARUDA Youth Community (GYC) merupakan organisasi pemberdayaan pemuda yang bergerak di bidang konservasi dan penyelamatan lingkungan melalui aksi kampanye dan propaganda, riset dan pengembangan, serta proyek pemberdayaan masyarakat (community empowerment) berbasis kewirusahaan berwawasan lingkungan (social enterprise). Poin terakhir itulah yang menjadi pembeda utaman GYC dengan komunitas lingkungan hidup atau pemuda lainnya. GYC berdiri pada tahun 2009 dengan tujuan mengasah kepekaan dan meningkatkan partisipasi anak muda Indonesia dalam melakukan perubahan melalui pengembangan potensi, bakat, dan kemampuan yang disalurkan dalam bentuk proyek pengabdian masyarakat dan lingkungan yang difokuskan di tiga lini pergerakan: edukasi (pendidikan), advokasi (kampanye) dan teknologi (engineering). Dengan melakukan kegiatan berlandaskan pada tiga pilar pergerakan tersebut, organisasi yang didirikan oleh mahasiswa Fakultas Teknik UI itu diharapkan dapat mewujudkan impian menjadi pionir sekaligus platform pemberdayaan anak muda Indonesia untuk mewujudkan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui program-program sosial yang dilakukannya saat ini. Adapun program sosial utama yang dilakukan GYC saat ini adalah kewirausahaan berwawasan lingkungan Desa Binaan Kreasi Laut Cilincing. Project tersebut sudah diuji coba sejak November lalu, dimana ibu-ibu rumah tangga dan siapapun yang ingin menjadi peserta di sana

dibekali kemampuan membuat kerajinan dari limbah cangkang kerang alih-alih menjadi pengupas kerang yang notabenenya hanya butuh otot dan uang yang dihasilkan tak banyak. Desa Binaan Cilincing lengkap dengan strategi ekonomis dan ekologisnya yaitu merangkai kesatuan project yang terdiri dari 3 program. Program-program itu adalah Bank Sampah, Rumah Kreasi Laut dan Microinsurance. Harapannya, ibu-ibu di Cilincing bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka bersama keluarganya. Selama 1 tahun program berjalan, masyarakat Cilincing yang terlibat ditargetkan untuk bisa mandiri dan mampu mengelola kelanjutan program tersebut dengan pengawasan dari GYC. April lalu, GYC berhasil memenangkan kompetisi project plan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Accenture, sebuah perusahaan konsultan multinasional. GYC membawa Desa Binaan Kreasi Laut Cilincing sebagai materi yang dilombakan. Hibahnya, 75 juta rupiah untuk mengimplementasikan Desa Binaan Kreasi Laut Cilincing secara terintegrasi dan maksimal. Presiden GYC, David Immanuel Sihombing menutukan siapa saja boleh turut menjadi sukarelawan untuk Desa Binaan Kreasi Laut Cilincing. Kini, GYC merealisasikan project tersebut dengan keterlibatan puluhan pemuda Indonesia dan tidak hanya di Jabodetabek. Makin banyak pemuda yang ingin terlibat, GYC berharap makin signifikan pula upaya


OLEH: AMALIA ASTARI

g e r b ata m a 5 7 / / 0 6- 2 0 1 2

K I LASA N/////

17

PERBINCANGAN INTELEK DAN KREATIF DALAM CANGKIR 2012 Diselenggarakan di auditorium lantai 6 Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia pada 3 Mei 2012, acara yang bertajuk Bincang Kastrat Intelek dan Kreatif (CANGKIR) 2012 berhasil menarik animo 200-an pengunjung seminar. Mereka berbondong-bondong menghadiri acara yang diadakan oleh Kastrat BEM Psikologi demi mendapatkan informasi mengenai surat edaran Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) tentang penerbitan jurnal ilmiah bagi mahasiswa.

“C

angkir tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya. Kita mengkaji isu yang komprehensif dan yang sedang aktual di kalangan mahasiswa,” jelas Andina, project officer acara Cangkir 2012. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Departemen Penelitian dan Pengembangan BEM Psikologi, terpilihlah isu mengenai jurnal ilmiah tersebut. “Kita memilih isu ini karena ternyata tidak semua sivitas akademika tahu mengenai kelanjutan surat edaran Dikti dan apa dampaknya bagi kelulusan mereka jika penerbitan jurnal benar-benar harus dilaksanakan,” ujar mahasiswi Psikologi angkatan 2011 ini ketika ditanya mengenai latar belakang pemilihan isu untuk acara ini. Acara dibuka dengan penampilan stand up comedy oleh pelawak Temon. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembahasan materi yang diberikan oleh tiga narasumber yakni Hanif (Staff khusus Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan), Dr.Ir. Muhammad Anis M.Met (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan), dan yang terakhir Dra. Wahyu Indianti, M.Si (Psikolog Pendidikan Fakultas Psikologi UI).

Berdasarkan penjelasan Hanif, peserta seminar dapat mengetahui bahwa surat edaran Dikti yang terbit Januari lalu hanya sekedar himbauan yang tidak serta-merta menjadi tolak ukur kelulusan mahasiswa. Dijelaskan pula bahwa sanksi akademis tidak akan dikenakan pada pihak manapun yang tidak melaksanakan himbauan ini, mengingat belum adanya keputusan untuk menjadikan himbauan ini sebagai suatu hal yang wajib. Meski demikian, Anis justru melontarkan tanggapan yang positif atas himbauan ini dengan menyatakan optimismenya bahwa UI sudah siap apabila pemberlakuan jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan benar-benar ditetapkan. Menurutnya, fasilitas jurnal, baik jurnal luar dan dalam negeri, yang dimiliki UI dapat memudahkan mahasiswa untuk membuat dan menerbitkan jurnal. Sebagai penutup, panitia menghadirkan Bilik Musik dan Kencana Pradipa dengan harapan bahwa Cangkir 2012 dapat menjadi sarana intelektual yang tidak hanya bersifat informatif dan klarifikatif, namun juga menjadi sarana diskusi yang kreatif.


18

g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

OLEH:

R E S E N S I/ / / / //

GINA SURYA NINGSIH

99 CAHAYA DI LANGIT EROPA 99 Cahaya di Langit Eropa No. ISBN : 9789792272741 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Penulis : Hanum Salsabila Rais, Rangga Almahendra Kategori : Novel Islami Tebal : 412 Halaman Harga : Rp. 69.000,-

99

Cahaya di Langit Eropa adalah sebuah novel perjalanan karya Hanum Salsabiela Rais dan suaminya Rangga Almahendra. Novel perjalanan ini menguak kisah mengenai Islam di Eropa. Dimulai dari beasiswa program doktoral di Universitas Austria yang didapat Rangga, lalu ia mengajak Hanum untuk tinggal selama 3 tahun di Eropa. Selama 3 tahun tersebut, mereka berkesempatan menjelajahi Eropa dan menikmati berbagai keindahan yang dipancarkan oleh benua biru tersebut. Mereka tidak hanya sekedar melihat indahnya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Namun, mereka juga menemukan keindahan lain dari Eropa yakni sejarah bahwa Islam pernah begitu berjaya di benua eksotis tersebut. Cerita di novel ini berawal dari pertemuan Hanum dengan seorang muslimah Turki di kelas les bahasa Jerman di Austria. Seorang muslimah itu bernama Fatma Pasha, dan keduanya pun menjadi teman akrab karena sesama muslim yang tinggal di negara dimana Islam merupakan agama minoritas. Hanum dan Fatma pun memiliki rencana untuk mengarungi jejak-jejak Islam dari barat hingga ke timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Hingga akhirnya perjalanan pertama ini justru mengantarkannya ke Kota Paris, pusat ibu kota peradaban di Eropa. Di Paris, Hanum bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya.. Seperti kufic-kufic pada keramik yang berada di Musse du louvre. Yang lebih mencengangkan, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang dipakai Bunda Maria bertakhtakan kalimat tauhid, Penjelasan Marion ini telah membukakan mata hati penulis dan membuatnya jatuh

cinta lagi dengan agamanya, Islam. Setelah ke Paris, mereka selanjutnya menjelajahi Cordoba dan Granada. Dua kota di andalusia yang menurut beberapa ahli adalah True City of Lights. Cordoba merupakan ibukota Andalusia dimana peradaban Eropa dimulai. Di kota ini berkembang ilmu pengetahuan dan menginspirasi kotakota lain di Eropa. Pada masa keemasan itu, Cordoba bukanlah negara islam secara utuh, namun toleransi antar agama menjadi suatu landasan kuat hingga menjadi kota yang sangat dikagumi sekaligus membuat iri kota-kota lain. Di Cordoba terdapat Mezquita, yaitu masjid besar yang menjadi katedral setelah jatuh ke tangan Raja Ferdinand dan ratu Isabela. Setelah menjelajahi Cordoba,Hanum dan suaminya pun menjelajahi kota Granada. Granada adalah kota terahir dimana Islam akhirnya ditaklukkan di daratan Eropa. di Granada terdapat benteng megah yang menjelaskan betapa megahnya Islam di masa keemasan. Selanjutnya mereka berkesempatan menjelajahi Istanbul, dimana merupakan saksi sejarah ketika Islam pernah memiliki masa keemasannya. Pada masa itu, luas wilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi. Setelah menejelajahi Istanbul, penulis pun melakukan perjalanan Haji yang penuh khidmat. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa ditulis dengan bahasa yang ringan, jelas dan penceritaan yang runut, membuat pembaca merasa ikut ‘hadir’ dalam perjalanan penulis di Eropa. Dengan membaca novel ini, banyak fakta yang terungkap mengenai kebesaran budaya Islam di dunia barat. Gina Suryaningsih.


g e r b ata m a 5 7 / / 0 6- 2 0 1 2

KO M I K ///////

19

ILUSTRASI/JOANNA

h


20 O P I N I F OTO/ / / /

OLIVIA/SUMA

g er b ata m a 57 //0 6- 2 0 1 2

FEBRIANA/SUMA

“M AS I H SAYANG D E NGAN NYAWA A N DA ? ”

“ PA R K I R AN MOTOR D I AR EA D I L ARA NG PA R KI R STAS I U N U I”


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.