Gerbatama: Ini UI! edisi 72, "Siaga Pemira IKM UI"

Page 1

g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

10

Memahami Perilaku Memilih

14

Ja la n B er li ku Peratu ra n Keg iata n O rga n isasi d i U I

edisi September 2014

ini UI !

Siaga Pemira IKM UI Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis

72


g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

RINDI / SUMAUI


KONTEN edisi S ep t e m b er 2 0 1 4

ed i t o r i a l

4

g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

Minat: Pesona The Sims 4 yang Tak Ada Habisnya

8

Laporan Utama: Siaga Pemira IKM UI Analisis: Memahami Perilaku Memilih

Perbedaan memberi banyak pilihan. Perbedaan memberi warna. Sulit membayangkan kondisi nyaman ketika arah hidup ditentukan dalam satu pilihan dengan satu warna. Oleh karena itu, perbedaan harus disyukuri. Demokrasi adalah usaha manusia untuk mensyukuri perbedaan. Demokrasi membuka kesempatan pada siapa pun untuk memberi pilihan dan memberi warna. Kejanggalan utama Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa (Pemira IKM) UI adalah munculnya kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM UI yang seolah bukan berasal dari kelompok-kelompok tertentu di kampus. Seolah mereka datang membawa visi-misi yang mampu mewakili seluruh mahasiswa UI. Seolah mereka datang atas kehendak bersama. Seolah mereka limpahan semua pilihan dan warna. Ke-seolah-an tersebut lahir karena absennya saluran resmi untuk mengartikulasikan kepentingan mahasiswa yang berbeda-beda. Apa yang kita namakan demokrasi alhasil jadi seremonialisme dan penghambur-hamburan uang belaka. Maka dari itu, mari bertanya, apakah kita masih bersyukur?

6

Laporan Utama: Siaga Pemira IKM UI

12

Kampus: Mempertanyakan Arti Rupawan

Laporan Khusus: Jalan Berliku Peraturan Kegiatan Organisasi di UI

17

14

Resensi: Kenakalan Sebuah Fantasi Liar dan Penuh Kejutan

Advertorial: Menggali Potensi Melalui ‘MIPA Untuk Negeri’

20

10

18

Opini Foto: Melepas Lelah di Perpustakaan

SUara NYATA

‘‘

“Spesialisasi ilmu itu ... peringatan akan keterbatasan nalar. Namun nalar punya kecenderungan menjadi pongah. Ia ... mudah lupa batas dan mortalitas.” B. Herry-Priyono

Pemimpin Redaksi Syamsul Bahri Fikri Redaktur Artistik Nova Marina Sirait Redaktur Foto Hana Maulida Redaktur Riset Putri Diani Maharsi Redaktur Bahasa Dimas Andi Shadewo, Savran Billahi Reporter Altifani Rizky Hayyu, Annisa Nur Rasyida, Anggino Tambunan, Dimas Andi Shadewo, Retno Andhini, Rony Rezky Fotografer Diah Desita Peneliti dan Pengembang Gema Nasution Desain Tata Letak Rindi Fitriana, Antonio Beniah, Nadya Zahwa Sirkulasi dan Percetakan Bayu Soleman


04 m i n at

g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

PESONA THE SIMS 4 YANG TAK ADA HABISNYA

The Sims merupakan permainan simulasi dunia nyata. Sukses dengan tiga sekuel, kini pengembang permainan ini meluncurkan versi keempatnya. OLEH: ALTIFANI RIZKY HAYYU DAN ANNISA NUR RASYIDA

S

ebagai salah satu game yang mampu menarik hati beragam gamers dari segala usia dan gender, Maxis dan Electronic Arts memanjakan pecinta The Sims Series dengan merilis The Sims 4. Game ini telah beredar di pasaran sejak tanggal 9 September 2014. The Sims 4 adalah permainan satu pemain (single-player game) dan tidak memerlukan sambungan internet untuk dapat memainkannya. Saat ini, The Sims 4 telah dapat dimainkan pada platform Microsoft Windows dan OS X. Jika Anda ingin memainkan The Sims 4 versi demo, Anda dapat mengunduhnya lewat situs Origin.com. Bagi pemilik perangkat komputer dengan spesifikasi rendah, tidak perlu khawatir. The Sims 4 ternyata membutuhkan spesifikasi komputer yang lebih rendah dibandingkan The Sims 3, sehingga waktu loading menjadi lebih cepat. Hal ini dilakukan Maxis untuk memperluas kapabilitas dan aksesbilitas para gamers.

Menurut forum The Sims 4 Indonesia, expansion ‘pengembangan’ yang paling banyak diharapkan ada di The Sims 4 adalah Open for Business. Open for Business adalah expansion dari The Sims 2 yang menyuguhkan pengalaman berbisnis. Jika dibandingkan dengan The Sims 3 sebagai pendahulunya, The Sims 4 memiliki kualitas grafis yang lebih baik, termasuk visualisasi dan instrumen musik yang tampak lebih hidup, meski spesifikasi komputer diturunkan The Sims 4 hadir dengan karakter sims yang lebih pintar, cerita yang lebih aneh tapi seru, alatalat membuat rumah sims yang lebih kreatif dan lengkap, serta memiliki tetangga yang lebih bersemangat. Anda juga dapat berbagi hasil kreasi pada sesama pemain The Sims 4. Dari video trailer The Sims 4 sendiri, terlihat berbagai ekspresi yang terlihat nyata dari karakter Sims. Kadang jika Sims sedih, ia akan mengeluarkan air mata. Jika Sims marah, ia akan bermain tinju dan bah-

kan menusuk boneka yang terkesan seperti menggunakan ilmu sihir. Begitu juga ketika membuat karakter, pemain akan lebih mudah mengaturnya dengan menarik pada bagian yang diinginkan. Bahkan untuk menggeser dan memindah bangunan, pemain hanya perlu menariknya ke tempat yang diinginkan. Dalam mengontruksi bangunan pun, pemain dapat mengatur ukurannya sefleksibel mungkin. Pergerakan badan Sims terkesan lebih halus dan lentur sehingga lebih menarik untuk dimainkan. Fitur-fitur seperti ini tidak dapat ditemukan di The Sims 3. Terdapat satu perubahan yang cukup mencolok, The Sims 4 ternyata memiliki sistem anti-bajakan. Apabila gamers ketahuan memainkan game versi bajakan, maka seluruh layar game akan disensor dan berpola pixelated. Jika hal demikian terjadi, maka para gamers tidak bisa melihat permainan dengan jelas. Tentunya hal itu sangat mengganggu. Fitur


g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

M i n at

05

Diolah dari gamespot.com Simsglobe.com - Tampilan karakter The Sims

tersebut diharapkan dapat mengurangi tingkat angka pembajakan. Arfi, mahasiswa semester 5 FMIPA UI, menjadi salah satu pengamat The Sims. Ia mengutarakan perbedaan yang signifikan antara The Sims 4 dan versi sebelumnya, yakni kemampuan perasaan avatar yang lebih hidup. “Perasaan avatar di The Sims 4 ini lebih peka dan nyata daripada The Sims 3. Contohnya kalau di The Sims 3, setelah avatar satu dengan yang lainnya saling bermusuhan, mereka akan mudah untuk berbaikan kembali dalam selang waktu yang pendek, namun kalau di The Sims 4 avatar akan sulit berbaikan karena perasaan yang lebih peka,� Jelas Arfi. Selain itu, Arfi juga menjelaskan salah satu contoh bentuk visualisasi yang lebih baik dari versi The Sims sebelumnya. Salah satunya adalah pengaturan tampilan avatar yang lebih detail seperti ketebalan alis dan rambut yang dapat diatur sedemikian rupa oleh pemain.

Meski begitu, The Sims 4 tetap menyisakan kekurangan. Hal ini terlihat dari beberapa fitur yang menghilang, padahal fitur-fitur tersebut ada pada The Sims 3. Contohnya adalah tidak adanya kolam renang, tidak adanya karir-karir tertentu, seperti penegak hukum dan medis, serta kurangnya fitur untuk mengubah pola dan warna cat dinding. Karakter sims balita juga tidak ada dalam permainan. Beberapa alur cerita seperti penuaan tetangga dan pernikahan antar nonplayer character (NPC) juga dihilangkan di The Sims versi terbaru ini. Untuk saat ini, seri The Sims 4 yang tersedia adalah The Sims 4 Limited Edition, The Sims 4 Premium Edition, dan The Sims 4 Digital Deluxe. Perbedaannya, yakni Limited Edition berisi konten kostum untuk pesta, Premium Edition berisi konten kostum untuk pesta dan dekorasi. Sedangkan Digital Deluxe berisi konten yang paling lengkap. Terdapat konten kostum untuk pesta, dekorasi, topi untuk hewan peliharaan,

dan soundtrack The Sims 4. The Sims 4 sendiri sudah dijual di Indonesia dan bisa didapatkan dengan order online atau pre-order. The Sims 4 merupakan permainan yang cukup inovatif dan menarik. Tak terlepas dari pemasarannya, Electronic Art pun memperhatikan bagaimana game ini dapat menghasilkan uang sehingga dapat menutupi modal pembuatan dan pengembangannya. Dikutip dari sebuah forum dan artikel, produser The Sims 4, Grant Rodiek, menyatakan jika permainannya tidak laku, maka tidak akan ada The Sims 5. Ia menjelaskan bahwa hal tersebut dapat terjadi akibat pengaruh pada tren penjualan dan pengembangan dari game itu sendiri. Grant Rodiek menambahkan, “Jika sebuah game laku keras terjual di pasaran, maka pengembang juga akan tertarik dan serius untuk melanjutkan pengembangan dari game itu sendiri dan begitu juga sebaliknya.�***


06 la p o r a n u ta m a

g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

Pemira, program tahunan DPM UI yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Akankah kisruh terulang?

C

at berwarna-warni yang tertera pada pintu Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UI tahun lalu menjadi saksi bentuk protes beberapa mahasiswa terhadap jalannya Pemira. Mulai dari kisruh sistem e-vote hingga pengunduran diri dua pasang calon BEM UI 2013 mewarnai jalannya Pemira tahun lalu. Muhammad Rifki, Ketua DPM UI 2014, berharap pelaksanaan Pemira tahun ini lebih baik. Mengingat salah satu evaluasi pelaksanaan Pemira tahun lalu adalah karena kurang siapnya panitia, Rifki menuturkan, DPM UI tahun ini melakukan bidding ketua pelaksana Pemira lebih awal, yakni pada bulan Juni, agar panitia bisa jauh-jauh hari menyiapkan diri. “Dengan kesiapan yang ada, semoga prosesnya bersih, jujur dan nantinya akan menghasilkan

pemimpin hasil dari pilihan mahasiswa,” ujarnya ketika ditemui di selasela kegiatan evaluasi paruh tahun, Rabu (10/9). Kurang siapnya panitia tahun lalu dibenarkan oleh Annisa-haq Nur Qur’ani, Wakil Ketua Pelaksana Pemira tahun lalu. Ia juga mengakui panitia Pemira tahun lalu tak memiliki pengalaman kepanitiaan Pemira. “(Panitia) Kurang solid dan dari awal pembentukannya kepanitiaan kurang baik, ada yang yang keluar, dan beberapa posisi penanggung jawab belum terisi,” ujarnya Selasa (16/9) lalu. Annisa sendiri bukan wakil ketua pelaksana pada awalnya. Sebelumnya sudah ada nama yang menjabat sebagai wakil ketua pelaksana. Namun, Annisa sontak ditunjuk ketua pelaksana sebagai wakilnya menjelang beberapa hari sebelum pembu-

kaan acara. “Ketua pelaksana saat itu memang belum berpengalaman di kepanitiaan,” akunya. Oleh karena itu, ia mengharapkan, “Panitia Pemira tahun ini harus mencari tahu tentang kepanitiaan Pemira, lebih menguatkan barisan kepanitiannya, serta diharapkan warga UI untuk tidak terlalu memojokkan dan menghujat panitia.” Suara Mahasiswa UI mencatat, pada hari pertama pelaksanaan Pemira tahun lalu, terjadi gangguan pada server e-vote, sehingga mahasiswa yang sudah memilih, suaranya tidak terdata panitia. Lalu, akun twitter resmi Pemira UI sempat me-retweet salah satu akun yang berisikan dukungan kepada salah satu calon BEM UI. Beberapa saat kemudian panitia mengumumkan agar mahasiswa yang telah memilih, namun


g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

la P O R A N u TA M A

07

SIAGA PEMIRA IKM UI Bukan hanya pemilihan rektor, melainkan genderang Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa (Pemira IKM) UI 2014 siap ditabuh di paruh terakhir tahun 2014 ini . Sebuah pertanda arena pertarungan visi-misi para calon ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI akan digelar, atau pun sekadar menyakinkan pemilih lantaran tak ada calon lain yang mendaftar seperti yang terjadi dua tahun silam.

OLEH: ANGGINO TAMBUNAN DAN RONY REZKY FOTO: HANA MAULIDA

suaranya tidak masuk ke dalam server, agar memilih kembali. Panitia juga meminta maaf karena dianggap tidak netral dengan me-retweet salah satu dukungan kepada salah satu pasangan. Kejanggalan itu membuat sekolompok mahasiswa geram. Pada Rabu dini hari, 4 Desember 2013, sekelompok mahasiswa menyambangi ruang DPM UI di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa). Mereka mengaku sebagai mahasiswa yang suaranya tidak terdata dan diharuskan memilih kembali. Sempat terjadi perkelahian ketika itu, namun salah satu mahasiswa dari kelompok tersebut berhasil meredamnya. Salah satu mahasiswa yang tergabung dengan massa tersebut adalah Patriot Muslim, mahasiswa FIB 2009. Ia menuntut agar sistem evote diganti dengan sistem konven-

sional, yaitu dengan menggunakan kertas. Hal ini dituntutnya lantaran sulitnya pengawasan yang dilakukan pada sistem e-vote. Ia juga sempat menumpahkan kekesalannya karena kacaunya Pemira. “Panitia tidak punya iktikad baik!” ujarnya. Pelaksanaan Tahun Ini Laeli Atik, mahasiswi FMIPA, terpilih sebagai Ketua Pelaksana Pemira tahun ini. Ia sempat dinyatakan tidak lolos oleh DPM UI. Setelah bidding dilakukan untuk kedua kalinya, satu-satunya mahasiswa yang mencalonkan diri ini akhirnya ditetapkan sebagai Ketua Pelaksana Pemira. Ketika bidding pertama dilakukan, ia mengaku, dirinya kurang persiapan. “Saat itu open tender diadakan ketika sedang ada Ujian Akhir Semester dan kuliah lapangan, jadi

fokus saya terpecah,” tuturnya. Kini Laeli dan timnya tengah melakukan perekrutan terbuka untuk kepanitian Pemira. Laeli menuturkan, perekrutan panitia Pemira tahap pertama telah dibuka pada 8 September sampai 11 September lalu. Kemudian, perekrutan tahap kedua akan dilaksanakan pada bulan Oktober. Mengenai penggunaan sistem e-vote, Laeli mengatakan bahwa pihaknya hanya mengikuti ketentuan yang ada. Ia mengatakan, hal ini lantaran dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dialokasikan agar panitia Pemira menggunakan e-vote. “Kalau tidak, dananya tidak diturunkan,” ujarnya. Namun Arman Nefi, Direktur Kemahasiswaan UI, membantah hal tersebut. Ia mengatakan bahwa tidak benar panitia diharuskan


08 lA P O R A N u TA M A

g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

menggunakan sistem e-vote. Namun ia menyarankan agar panitia menggunakan ¬e-vote. “Agar UI menjadi pionir (penggunaan sistem e-vote) bagi kampus-kampus lain,” ujarnya. Dalam pra-proposal yang dibuat Laeli, Pemira tahun ini membutuhkan dana sekurang-kurangnya Rp50 Juta. Dari segolontor dana tersebut, panitia akan menghabiskan dana sekurangnya Rp13 Juta untuk teknis pelaksanaan e-vote, seperti biaya sewa laptop, biaya internet, serta atribut Tempat Pemungutan Suara (TPS). Laeli melanjutkan, penggunaan sistem e-vote sebenarnya tidak membutuhkan dana yang besar. “Kami hanya butuh internet, (sementara) perihal laptop, nanti (berasal) dari fakuktas-fakultas,” ujarnya. Jika tetap ada pihak yang menginginkan pemilihan dengan cara konvensional, Laeli mengungkapkan, panitia tidak memaksa fakultas untuk mengikut sistem e-vote. Namun kelanjutan tersebut, katanya, akan dibahas dalam acara Pemira Summit. Acara ini adalah musyawarah antara perwakilan fakultas dan panitia untuk membahas permasalahan Pemira di tingkat fakultas. Pemira Summit akan diadakan pada bulan Oktober. Namun “Tepatnya belum pasti,” ujar Laeli. Perihal kejadian suara pemilih yang tak tersimpan pada evote tahun lalu, Laeli mengatakan pihaknya berencana bekerja sama dengan pihak mahasiswa dan pihak luar mengenai keamanan dan pengawasan sistem e-vote. Hal tersebut dimaksudkan agar terdapat pihak yang dapat dipercaya di luar mahasiswa. Sementara perihal jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di masing-masing fakultas, estimasi yang diberikan panitia adalah satu TPS setiap 500 mahasiswa aktif. Jadi, jika jumlah mahasiswa aktif, misalnya, di FISIP adalah sekitar 4000, maka TPS yang disediakan berjumlah delapan. Di masing-masing TPS tersebut akan disediakan 1 bilik suara. Namun, sebagaimana ditulis Laeli dalam pra-proposalnya, jika terdapat fakultas yang tidak ingin bekerja-sama karena sistem e-vote,

maka jumlah TPS masing-masing fakultas akan disama-ratakan menjadi satu TPS dengan dua bilik suara. Sebelum dipakai, rencananya sistem e-vote akan diujicobakan ke semua fakultas dengan minimal 100 vote di tiap fakultas pada H-7. Uji coba tersebut diharapkan agar e-vote dapat disiapkan dengan baik. Laeli menargetkan 15.000 pemilih dalam Pemira tahun ini. Sementara untuk acara roadshow ke masing-masing fakultas, panitia Pemira dan kandidat

“Dalam proposalnya, Pemira tahun ini membutuhkan dana sekurang-kurangnya Rp50 Juta....”

akan berkelil- ing setiap hari. Waktu eksplorasi—kegiatan tanya jawab antara mahasiswa fakultas dan kandidat—akan dibatasi selama 10 jam dengan 2 jam waktu tambahan. Kegiatan ini direncanakan pada akhir Oktober atau awal November. Pemira IKM UI tidak hanya dilaksanakan untuk memilih ketua dan wakil ketua BEM UI, tetapi juga untuk memilih anggota independen DPM UI. Anggota independen ini akan mewakili masing-masing fakultas di DPM UI. Tiap calon independen, menurut Undang-undang Dasar (UUD) IKM UI, harus dipilih dengan perolehan suara minimal 10%. Fakultas dengan jumlah mahasiswa aktif sebanyak 1-500 akan diwakilkan oleh 2 orang anggota independen. Sementara jika jumlah mahasiswa aktif mencapai 501-1000, maka akan diwakilkan oleh 3 orang anggota independen. Jika mencapai 1001-1500, maka akan diwakilkan 4 orang anggota independen, dan begitu seterusnya. Selain anggota independen, masing-masing fakultas berhak mengajukan satu anggota di

DPM UI. Kata Peserta Tahun Lalu Widio Wize adalah Calon Wakil Ketua BEM UI yang mengundurkan diri beberapa saat sebelum pengumuman pada Pemira tahun lalu bersama pasangannya, Adnan Mubarak. Mahasiswa Ilmu Politik ini mengharapkan keseriusan panitia dalam melaksanakan Pemira. “Pemilihan ini bukan hanya sebagai seremonial belaka, tetapi juga sebagai pembelajaran supaya melahirkan pemimpin yang membawa UI lebih baik, ” ujar mahasiswa FISIP ini pada Rabu (10/9) lalu. Soal e-vote, Wize mmenyarankan panitia Pemira tahun ini agar kembali ke pemilihan yang konvensional. Menurutnya, kesalahan Pemira tahun lalu adalah kurang siapnya penggunaan sistem e-vote. “Jika pada akhirnya Pemira kali ini masih menggunakan e-vote, permasalahan sinyal jaringan dan server down itu jangan sampai terjadi lagi,” ungkapnya. Ditemui di FH pada Jumat (12/9) lalu, Kevin F. Lutfiano, Calon Ketua BEM UI tahun lalu yang juga mengundurkan diri, mengharapkan panitia tidak menggunakan sistem e-vote jika belum ada kesiapan yang matang.“¬E-vote adalah sebuah terobosan baru, serta dapat mengefesiensi kertas dan dana, namun (kita) juga harus melihat kesiapan yang ada,” tuturnya. Selain itu, ia juga menyampaikan harapannya kepada panitia agar tetap netral dalam melaksanakan tugasnya. Senada dengan Kefin, Wize mengatakan agar “Independensi (panitia) terjaga dan teknis TPS di setiap fakultas harus adil.” Berbeda dengan Wize dan Kevin, Ivan Riansa, Calon Ketua BEM UI yang terpilih dengan perolehan suara 60,5% dari total pemilih, setuju dengan penggunaan sistem e-vote. Menurutnya permasalahan hanya terjadi di tingkat teknis. “Jaringan koneksi haruslah sudah tersedia di seluruh fakultas,” ujarnya Oleh karena itu, ia meminta panitia memperbaiki teknis acaranya. “Semoga kekurangan tahun lalu tak terulang lagi,” ujarnya.***


ggeerrbbata atam maa 7722 / / 0 9 - 2 0 1 4

o p i n i s k e t sa

NMS / SUMAUI

09


10 A N A L I S I S

g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

MEMAHAMI PERILAKU MEMILIH Ada alasan kenapa seseorang memilih kandidat tertentu dalam suatu pemilihan umum. Psikologi politik memberi pendekatan untuk memahaminya. OLEH: PUTRI DIANI MAHARSI

P

emilihan Raya (Pemira) merupakan proses suksesi lembaga-lembaga di UI, yang seperti digambarkan oleh namanya, menimbulkan sebuah perubahan besar bagi mahasiswa UI—atau paling tidak bagi mahasiswa yang aktif untuk BEM dan DPM. Proses dalam Pemira melibatkan berbagai pihak, antara lain kandidat, tim kampanye, panitia pelaksana dan mahasiswa UI. Ketiga pihak itu pada akhirnya akan menentukan nasib kelembagaan UI satu tahun ke depan. Berdasarkan perannya, warga UI merupakan salah satu unsur paling penting dalam pelaksanaan suksesi ini karena satu perilakunya, yaitu memilih. Walau begitu, pelaksanaan Pemira masih menerima sedikit perhatian dari warga yang menjadi pemilihnya. Hal ini tampak pada sepinya beberapa rangkaian kampanye kandidat di berbagai tempat hingga sedikitnya mahasiswa yang menggunakan hak pilih mereka. Pihak panitia perlu melakukan berbagai hal agar penggunaan hak suara di berbagai fakultas di UI dapat maksimal. Perilaku memilih dalam konteks suksesi lembaga atau kegiatan demokrasi lain disebut sebagai

voting behavior. Memahami perilaku manusia dalam memilih dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa sebuah keputusan dibuat oleh para pemilih. Perilaku memilih (voting) disebut-sebut sebagai ekspresi paling tinggi dari perilaku bebas dan rasional. Orang bebas membuat pilihan dengan alasan yang mereka inginkan, terlindungi dari pemaksaan melalui sifat bilik suara yang pribadi dan anonim (Rutchick, 2009). Bidang yang secara spesifik membahas topik ini adalah psikologi politik. Para peneliti bidang psikologi politik mencoba untuk mempelajari bagaimana pengaruh afektif (affective influence) berperan dalam pembuatan keputusan politis. Beberapa masukan bagi topik ini menyatakan bahwa aspek afektif dapat menjelaskan bagaimana pemilih membuat keputusan politik meskipun mereka memiliki tingkat perhatian politik yang rendah. Afektif di sini merujuk pada pengalaman emosi, yang kontras dibandingkan dengan kognitif, yang merujuk pada proses berpikir rasional. Banyak pihak yang telah mencoba memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang me-

nyebabkan seorang individu membuat keputusan memilih tertentu. Faktor-faktor yang secara umum dikatakan memiliki pengaruh pada voting behavior antara lain, gender, ras, budaya, dan agama. Ada pula berbagai bentuk emosi yang berpengaruh terhadap voting behavior, antara lain keterkejutan, kemarahan, kecemasan, ketakutan, hingga kebanggaan. Selain emosi, ada beberapa faktor kunci lainnya, seperti peran emosi, sosialisasi politis, toleransi terhadap keberagaman sudut pandang politis, hingga media. Lebih jauh, berbagai penelitian menunjukkan pengaruh dari faktor lain seperti kepribadian pemilih, priming, hingga teori loss aversion. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Schoen dan Schumann (2007) di Jerman menunjukkan bahwa kepribadian memiliki pengaruh terhadap pembentukan sikap politik dan pembuatan keputusan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa karakter seseorang secara tidak langsung mempengaruhi sikap dan voting behavior dengan cara yang dapat diprediksi. Seperti contoh, karakter terbuka (openness) cenderung mendukung sesuatu yang mempromosi-


g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

ANALISIS

kan liberalisme sosial, atau karakter cemas (neuroticism) cenderung mendukung sesuatu yang menyediakan bantuan bagi masalah material atau kultural. Faktor lain yang juga dibahas merupakan pengaruh priming, yaitu dampak memori implisit (implicit memory), di mana paparan terhadap suatu stimulus mempengaruhi respon terhadap stimulus lain. Penelitian yang dilakukan oleh Rutchick (2010) menunjukkan bahwa tempat di mana pemilihan dilakukan mempengaruhi pembuatan keputusan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa orang yang memilih di gereja memberikan suara lebih sedikit suara pada penuntut asuransi untuk tujuan kompensasi aborsi dibandingkan kompensasi bekerja. Penjelasan faktor afektif lain terhadap voting behavior yang diungkapkan oleh Tversky dan Kahneman disebut teori loss aversion. Teori loss aversion menyatakan bahwa orang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menggunakan suara mereka untuk menghindari konsekuensi yang tidak disukai dibandingkan dengan mendukung konsekuensi yang mereka sukai. Sejauh apa

pengaruh sistem pengolahan internal dan eksternal terhadap sebuah proses memilih mempengaruhi kualitas dari keputusan yang dibuat. Pengetahuan dan pemahaman akan voting behavior memiliki berbagai manfaat baik bagi yang memiliki kepentingan atau tidak. Bagi yang bergerak aktif dalam kampanye dapat menggunakan pengetahuan ini untuk menyusun strategi kampanye yang tepat dengan calon pemilihnya. Penggunaan daya tarik emosional untuk meningkatkan dukungan terhadap satu pihak dan menurunkannya bagi pihak lain merupakan sebuah praktek yang diakui penggunaannya secara luas dan menjadi elemen umum dari strategi kampanye. Kampanye bisa dilakukan dengan membuat atribusi emosi positif bagi satu pihak dan membuat atribusi negatif pada pihak lawan untuk menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi pemilih. Selain kampanye, pengetahuan mengenai voting behavior juga dapat dimanfaatkan untuk menyusun sebuah survei. Beberapa hasil penelitian menggambarkan bahwa mempengaruhi sikap pemilih terhadap seorang kandidat dapat di-

11

lakukan dengan penyusunan kalimat atau survey yang tepat. Bagi yang tidak memiliki kepentingan, mengetahui voting behavior akan membuat seseorang lebih peka terhadap berbagai bentuk sosialisasi politik yang terjadi di sekitarnya. Peka terhadap sekitar membuat seseorang menjadi peka dengan perilakunya sendiri, sehingga memungkinkan bagi seseorang untuk memisahkan keputusan yang dibuat dengan rasional dan tidak, sehingga akhirnya menghasilkan keputusan dengan kualitas lebih tinggi. *** Daftar Pustaka Schoen, H., Schumann, S. (2007). Personality traits, partisan attitudes, and voting behavior: Evidence from Germany dalam Political Psychology. 28(4), pp. 471-498. Rutchick, A. M. (2010). Deux ex Machina: The Influence of Polling Place on Voting Behavior dalam Political Psychology. 31(2), pp. 209-225.


12 k a m p u s

g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

Seorang mahasiswi sedang membuka akun instagram @uiganteng

MEMPERTANYAKAN ARTI RUPAWAN Foto-foto paras rupawan mahasiswa-mahasiswi UI terus diunggah pemilik akun Instagram @anakuicantik dan @anakuiganteng. Arti rupawan dipertanyakan. OLEH : RETNO ANDHINI FOTO : HANA MAULIDA


g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

Kampus

B

anyak komentar yang menyertai kemunculan kedua akun tersebut. Ada yang menanggapinya kritis dan adapula yang sebaliknya. Niken, mahasiswi Teknik Komputer, memberikan pendapatnya terhadap kemunculan kedua akun tersebut. “Di satu sisi baik, untuk menyalurkan kecantikan dan kegantengan seseorang. Tapi, kesannya seperti mengotak-kotakan definisi dari cantik dan ganteng itu sendiri,” ujarnya. Memang belum diketahui secara pasti motivasi dan indikator kedua pemilik akun tersebut dalam memilih foto. Saat kedua pemilik akun itu berusaha Suara Mahasiswa UI hubungi, pemilik akun @anakuicantik mengatakan tidak bersedia diwawancara, sementara akun @ anakuiganteng tidak merespon. Hingga Selasa, 16-September-2014, foto yang diunggah di akun @anakuicantik sudah mencapai 156 foto. Di saat yang sama, akun @ anakuiganteng memiliki jumlah unggahan 71 foto. Jumlah pengikutnya pun hanya mencapai angka 4.000an pengikut, tidak sebanyak akun anakuicantik yang berjumlah 12.000an. Ghia, salah seorang mahasiswi yang fotonya diunggah oleh akun @anakuicantik, mengaku baru megetahui fotonya itu setelah diberitahu temannya. Ia tidak mengetahui pasti mengapa fotonya bisa bersanding dengan foto-foto mahasiswi ‘cantik’ UI lainnya. Saat diwawancara, Ghia bercerita bahwa sebelum fotonya diunggah oleh akun @anakuicantik, pemilik akun terlebih dahulu menjadi pengikut akun Instagram pribadinya. Kemudian saat ia menggunggah foto dirinya, akun pemilik @akunanakuicantik memberikan like. Foto tersebutlah yang kemudian ada di akun @ anakuicantik. Berbeda dengan Ghia, Bunga, yang fotonya juga masuk di akun anakuicantik, mengaku bahwa foto dirinya tiba-tiba saja masuk di akun anakuicantik. Bunga juga baru mengetahui fotonya masuk ke dalam akun tersebut setelah diberitahu temannya. “Bahkan, sebelumnya gue gak tahu kalau ada akun anakuicantik sampai muncul mention di pemberitahuan,” tutur mahasiswa Fakultas Ekonomi itu.

Secara pribadi, Bunga merasa tidak terganggu dengan keberadaan akun yang mengunggah foto dirinya itu. “Gue memang menshare foto gue di Instagram buat dilihat orang, jadi gak begitu masalah sih,” katanya santai. Ketika ditanya apakah keduanya merasa cantik, masing-masing memiliki jawaban berbeda. Ghia yang merupakan mahasiswa FISIP itu menjawab, “Dasarnya setiap cewek itu cantik, pede (percaya diri—red) aja sih, gue merasa cantik, kan penilaian orang sama dengan cara kita menilai diri sendiri.” Sementara Bunga menjawab malu-malu, “Biasa aja sih, gue merasa narsis kalau ditanya begitu, tapi memang banyak teman yang bilang gitu.” Keduanya juga memiliki pendapat sendiri mengenai arti kata cantik. “Yang pasti, cantik itu enak dilihat dan gak ngebosenin,” jelas Ghia. “Menurut gue cantik itu tidak hanya cantik fisik namun harus dilengkapi dengan innerbeauty juga, kalau ada cewek cantik secara fisik tapi kelakuannya gak benar dan macammacam pasti cantiknya hilang. Cantik juga mesti bisa menginspirasi orangorang,” tanggap Bunga. Tak jauh berbeda dengan yang dialami Ghia dan Bunga, Digo, yang fotonya masuk ke dalam akun anakuiganteng mengaku tidak tahu mengapa fotonya bisa masuk di akun @anakuiganteng. Ia mengaku kalau foto dirinya yang masuk di akun @ anakuiganteng merupakan foto yang seminggu sebelumnya ia unggah di akun Instagram pribadinya. “Mungkin saja sama teman gue dimasukkin foto itu,” ujarnya. Bila dilihat dari deskripsi profil akun @anakuiganteng, prosedur memasukkan foto memang tidak rumit, cukup dengan menyebutkan nama pengguna Instagram dan data jurusan mahasiswa yang ingin dimasukkan ke kolom komentar di salah satu foto yang diunggah akun itu. Menanggapi akun @ anakuicantik dan @anakuiganteng, Saras Dewi, dosen Filsafat UI, mengkritik kedua akun tersebut dalam menilai cantik dan ganteng. “Persoalannya adalah konsep cantik atau ganteng itu merujuk pada standar tertentu, yaitu standar pemilik akunnya. Hal tersebut tidak salah, yang

13

jadi masalah kalau semua orang di UI menganggap yang cantik atau ganteng itu hanya mereka,” terang Saras Dewi. Persepsi tentang cantik sebenarnya bisa dibuat oleh siapa saja. Konsep kecantikan pun dapat dikatakan jamak sebagaimana yang ditemukan di beberapa kebudayaan. “Misalnya orang Samoa, wanita cantik menurutnya adalah wanita yang mememiliki badan gemuk, orang Jepang menganggap cantik itu ketika memiliki kulit yang putih, sedangkan di Indonesia, indikator kecantikan bermacam-macam, ada yang menganggap cantik itu putih, hitam manis, berkulit kuning, dan lainnya. Hematnya, konsep kecantikan adalah jamak,” jelas Saras. Sebagai seorang akademisi, Saras Dewi menganggap bahwa setiap akun di media sosial seperti Instagram memiliki dua sisi yang patut diperhatikan. “Instagram punya efek baik, komunikasi bisa menjangkau ruang spasial yang luas, namun akun itu juga menciptakan eksploitasi. Contohnya, ada orang-orang yang ingin hanya gaya-gayaan, jadi secara tak langsung dia mendorong kepalsuan,” ujarnya. Mengenai pertanyaan apakah keberadan kedua akun itu merusak citra akademik UI, jawabannya adalah tidak juga. Saras meenjelaskan bahwa pada dasarnya kegiatan mahasiswa di kampus terbagi menjadi dua, yakni kegiatan akademik dan non-akademik. Akun-akun tersebut dianggap sebagai bagian dari kegiatan non akademik, yakni berupa kegiatan yang tidak memiliki nilai di atas kertas. Perlu juga untuk diketahui, bahwa untuk memiliki akun instagram atau menjadi pengikut dari suatu akun adalah kebebasan setiap orang, tidak ada kekuasaan hukum yang dapat melarang hal tersebut. Di sisi lain, terdapat juga komentar mengenai akun ini. ”Harusnya yang dibuat adalah akunakun yang dapat mendorong kegiatan akademis mahasiswa. Akun anakuicantik itu hanya memperlihatkan cantik secara fisik, namun tidak memperlihatkan cantik secara maknawi. Buatlah akun anakuipintar hehe,” tanggap Safira, mahasiswa FE, dengan bercanda.***


14 l a p o r a n k h u s u s g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

Aktivitas malam salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di Pusat Kegiatan Mahasiswa

JALAN BERLIKU PERATURAN KEGIATAN ORGANISASI DI UI Belum lama ini SK Organisasi Tata Laksana (Ortala) UI beredar. SK yang mulai berlaku 21 Agustus 2014 tersebut berisikan peraturan kegiatan organisasi kemahasiswaan di kampus. Direvisi berulang kali agar memenuhi kebutuhan mahasiswa di fakultas dan universitas. OLEH: DIMAS ANDI SHADEWO FOTO: DIAH DESITA


g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

la p o r a n k h u s u s

gat umum dan semua kalangan dapat menjadi korbannya. Hal itu sendiri sudah di luar fokus utama SK Ortala UI. “Masalah Narkoba tidak ada pengaruhnya dengan kebijakan Ortala. Sebab, Ortala lebih concern pada kejadian seperti kasus kekerasan kepada mahasiswa. Jadi, internalnya dulu yang menjadi perhatian,” terangnya. Proses Revisi SK Ortala UI Alami Masalah

R

evisi pada SK Ortala UI menitikberatkan pada pengaturan kegiatan mahasiswa secara keseluruhan. Revisi itu dilakukan mengingat sudah banyak perubahan yang terjadi di lingkungan UI sejak SK ini pertama kali terbit pada tahun 2008. Ketika ditanya adanya pengaruh dari luar yang melatarbelakangi revisi pada SK Ortala UI, Arman Nefi selaku Direktur Kemahasiswaan UI menampiknya. Maraknya kasus peredaran Narkoba di lingkungan kampus juga bukan menjadi alasan dibalik revisi SK tersebut. Menurut Arman Nefi, permasalahan Narkoba sudah san-

Awalnya, ketika SK Ortala UI masih berupa draf revisi, sempat muncul protes dari pihak mahasiswa. Seperti pada pasal 13 yang memuat adanya pembatasan kegiatan mahasiswa baru (Kamaba). Salah satu ayatnya adalah pembatasan waktu Kamaba menjadi satu bulan setelah perkuliahan. Ausof Ali, mahasiswa Ilmu Sejarah UI, menjadi salah satu orang yang kurang setuju dengan pembatasan kegiatan tersebut. Menurutnya, Kamaba adalah salah satu ajang kaderisasi mahasiswa dalam sebuah organisasi. “Saya rasa, tidak efektif bila jangka waktu alur kaderisasi hanya satu bulan,” ucap Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB UI tersebut. Lebih lanjut, Ausof Ali mengatakan bahwa penanaman nilai positif sangat diperlukan dalam setiap Kamaba. Namun, bila kegiatan ini hanya mendapat jatah waktu yang singkat, dikhawatirkan nilai yang terkandung di dalamnya menjadi kurang terasa. Akibatnya, mahasiswa baru kesulitan mengembangkan karakter yang sesuai dengan lingkungannya. Meski begitu, aturan tersebut akhirnya sudah mendapatkan kelonggaran. Kamaba secara keseluruhan diperbolehkan, bahkan melebihi dari batas waktu yang tertera pada aturan SK Ortala UI, asalkan mendapat izin dan tidak mengandung hal-hal berbau kekerasan. “Pada dasarnya UI tidak melarang setiap kegiatan,” kata Arman Nefi. Arman Nefi menuturkan, salah satu tujuan SK Ortala UI yang baru adalah meminimalisir hal-hal yang tidak dinginkan saat kegiatan mahasiswa berlangsung. Ia tidak ingin ada mahasiswa UI yang mengalami tindak kekerasan karena kelalaian pihak pendidik.

15

Wakil Manajer Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI, Reynaldo De Archelli mengatakan, pihak fakultas juga tidak melarang kegiatan mahasiswa selama ada izin dari dekanat. Menurutnya fakultas punya hak untuk mengatur dan mengawasi setiap kegiatan mahasiswa, termasuk Kamaba. Mengenai Kamaba, Arsel, begitu pangilannya, menuturkan bahwa kegiatan tersebut haruslah berorientasi pada pengembangan softskill dan sisi akademis mahasiswa. Selain masalah pembatasan waktu, lokasi Kamaba juga sempat menjadi perbincangan hangat. Pada awalnya, SK Ortala UI memuat larangan Kamaba dilakukan di luar kampus. Namun, pihak universitas dapat memberikan kelonggaran kebijakan, dengan syarat ada dosen pendamping. Peran pendamping dalam Kamaba sangat penting. Mereka akan bertindak sebagai pengawas selama kegiatan berlangsung. Mereka juga dapat melapor jika sewaktuwaktu terjadi hal-hal negatif saat pelaksanaan kegiatan mahasiswa. Muhammad Rifki Trias, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UI, berpendapat bahwa peran pendamping sangat penting untuk evaluasi pada masa mendatang. Menurutnya, harus ada timbal balik dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. “Misal, tanyakan apa yang bisa didapatkan dari mengikuti Kamaba,” ujarnya. Mahasiswa yang biasa disapa Rifki ini mengakui bahwa ia mendukung berlakunya SK Ortala UI, termasuk peraturan tentang Kamaba dengan catatan tidak ada intervensi dan pembatasan terhadap kegiatan mahasiswa. Meski demikian, Rifki menyatakan, seharusnya sudah tidak ada lagi permasalahan tentang pembatasan kegiatan mahasiswa dalam SK Ortala UI terbaru. Hal ini didukung pada rapat koordinasi Legislative United (Legiun) yang diikuti oleh perwakilan 10 fakultas di UI. Dalam rapat koordinasi tersebut, peserta yang hadir menyatakan tidak ada masalah terkait bentuk implementasi dari SK Ortala UI. “Sejauh ini hanya Fakultas Ilmu Sosial


16 L a p o r a n k h u s u s g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

“Menanggapi hal tersebut, Arman Nefi mengatakan bahwa peraturan jam malam adalah masalah keamanan. Pihak yang mempunyai wewenang akan peraturan ini adalah Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) UI.” dan Ilmu Politik (FISIP) UI yang bermasalah,” ujar Rifki. “Akan tetapi, hal tersebut telah disiati agar ritme kelangsungan Kamaba di FISIP UI tetap terjaga,” lanjutnya. Belum Ada Keluhan Seperti yang diketahui, SK Ortala UI terbaru belum lama terbit. Pasca SK tersebut beredar, sampai saat ini pihak universitas belum menemui adanya protes dari kalangan mahasiswa. Begitu pula dengan halnya laporan pelanggaran. Padahal ketika masih berupa draf revisi, gelombang protes marak terjadi. Arman Nefi mengonfirmasi, belum ada pihak yang mengajukan komplain terhadap penerapan SK Ortala UI. “Sejauh ini belum ada yang komplain. Memang di beberapa jurusan sempat terjadi masalah, namun itu masih dalam tingkat yang kecil,” katanya. Hal yang sama diutarakan oleh Arsel. Ia mengakui pada tingkat fakultas belum ada hal yang menjadi kendala saat SK Ortala UI yang baru diterapkan. Peraturan jam malam di tingkat fakultas menurutnya bukan karena imbas SK Ortala UI. Sebab, aturan tersebut telah ada sejak lama sehingga tidak harus dijadikan sebagai masalah. Menanggapi hal tersebut, Arman Nefi mengatakan bahwa peraturan jam malam adalah masalah keamanan. Pihak yang mempunyai wewenang akan peraturan ini adalah Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) UI.

Sampai saat ini, baik Arman Nefi maupun Arsel masih memaklumi belum adanya komplain terkait SK Ortala UI terbaru. Sebab, SK Ortala UI sendiri belum lama terbit sehingga evaluasi mengenainya belum dapat dilakukan. Arman Nefi berujar, “Mungkin tiga atau enam bulan kemudian baru bisa dilihat adanya kekurangan.” Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Arsel, “Kalau sekarang, kita belum dapat menilai SK Ortala UI itu secara evaluatif. Mahasiswa pun juga merasakan hal yang sama.” Keduanya juga mengira bahwa belum adanya protes atau komplain juga dikarenakan semua pihak dapat menerapkan kebijakan SK Ortala UI tersebut. Menurut Arman Nefi, SK Ortala UI tidak bersifat kaku, selalu ada ruang untuk mengambil kebijakan yang perlu. Misalnya, diizinkannya kegiatan mahasiswa di luar kampus. Meski belum menemui kendala dengan skala besar pascaterbitnya SK Ortala UI terbaru, pihak universitas tetap siaga mengawasi pelaksanaannya. Pada dasarnya, universitas mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan jika terjadi pelanggaran terhadap aturan SK Ortala UI. Ada Panitia Penyelesaian Pelanggaran Tata Tertib (P3T2) yang akan menangani masalah terkait SK Ortala UI. Apabila pelanggaran yang dilakukan sudah diluar wewenang universitas, perkara yang terjadi akan

menjadi wewenang pihak kepolisian atau pengadilan. Masih Terdapat Kekurangan Meskipun pihak universitas mengaku belum ada permasalahan dalam penerapan, sosialisasi SK Ortala UI menyisakan kekurangan. Dari pihak universitas, sosialisasi SK Ortala UI diberikan dengan cara langsung ke beberapa organisasi mahasiswa yang di antaranya, BEM UI, DPM UI, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selain itu, pihak Mahasiswa dan Alumni (Mahalum) dan Dekan fakultas juga menerima naskah SK Ortala terbaru. “SK Ortala UI yang baru ada yang kita beri secara langsung kepada beberapa pihak organisasi. Sisanya kita berikan melalui email,” kata Arman Nefi menjelaskan mekanisme penyebaran SK Ortala UI. Meski begitu, Ryani Sisca Pertiwi, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI, menilai bahwa sosialisasi SK Ortala UI pada lingkup kecil seperti departemen di setiap fakultas tampak masih kurang. Menurutnya, proses revisi yang telah melahirkan SK Ortala UI seperti saat ini terkesan terburuburu. “Katanya UI itu world class university berbasis riset. Namun, untuk membuat SK saja tampak seperti kejar tayang dan terkesan tanpa riset yang menyeluruh” kritik Ryani.***


g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

resensi

17

KENAKALAN SEBUAH FANTASI YANG PENUH KEJUTAN Judul Sutradara Genre Durasi Pemeran

: The Grand Budapest Hotel : Wes Anderson : Drama :100 Menit : Ralph Fiennes, Tony Revolori, Tilda Swinton

Welcome to The Grand Budapest Hotel adalah kisah sebuah petulangan menyelamatkan peninggalan kekasih dengan alur yang mendebarkan dada.

OLEH : GEMA NASUTION

T

he Grand Budapest merupakan hotel megah di Republik Zubrowka. Ini adalah sebuah hotel yang menomorsatukan kualitas pelayanannya sehingga menjadi hotel kebanggaan negeri Zubrowka. Hal ini dapat terlihat dari senyum kepala pengelola bernama Gustave (Ralph Fiennes) yang ramah. Bahkan ia bersedia melakukan hubungan yang lebih intim bersama tamunya semata-mata untuk menjaga koneksi. Suatu ketika, perilaku Gustave yang selama ini menguntungkan hotelnya tersebut justru membawa bencana baginya. Madame D. (Tilda Swinton) yang merupakan pacar dari Gustave pada suatu hari ditemukan meninggal. Ia ternyata mewariskan sebuah

lukisan dari zaman Renaissance yang begitu berharga kepada Gustave. Hal ini kemudian membuat keluarga Madame D. tidak marah bukan kepalang. Lalu Dimitri (Adrien Brody) yang merupakan anak dari Madame D. memerintahkan J.G Gopling (Willem Dafoe) untuk menangkap Gustave dan merebut kembali lukisan yang sangat berharga tersebut. Dalam masa pelariannya, Gustave yang tetap ditemani oleh lobby boy hotel Grand Budapest, Young Zero Moustafa (Tony Revolori) melangsungkan banyak hal untuk menyelamatkan lukisan dan hidup mereka. Selama konflik antara Gustave dan keluarga Madame D. berlangsung Zero sang lobby boy diam-

diam jatuh hati kepada seorang gadis yang juga merupakan karyawan di hotel Gand Budapest. Kemudian mereka menjalin cinta dan ikut bergabung dalam misi penyelamatan Gustave dari kejaran keluarga kekasihnya tersebut. The Grand Budapest Hotel bukan hanya membuat penontonnya senyum-senyum sendiri karena warna-warna cantik dari set, kostum, dan juga gambar-gambar yang manis, tetapi penonton juga dipontangpanting oleh alurnya yang cepat dan lambat, naik dan turun, yang juga tak lekang dari sensasi yang menyenangkan. Film ini adalah kenakalan sebuah fantasi dan penuh kejutan.***


18 A D V E RT O R I A L

g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

MENGGALI POTENSI MELALUI ‘MIPA UNTUK NEGERI’ Fakultas MIPA UI mempersembahkan acara “MIPA Untuk Negeri 2014” (MUN 2014). Acara ini menjadi salah satu bentuk perhatian mahasiswa terhadap permasalahan sumber daya alam dalam negeri. FOTO : DIAH DESITA

“Satu Hati Berkontribusi Untuk Negeri” menjadi tema utama yang diusung pada acara ini. MUN 2014 juga memiliki tiga sub tema yakni, Potensi Laut, Energi Terbarukan, serta Urban Resilience and Infrastructure atau Ketahanan Perkotaan Terhadap Ancaman. Ketua Pelaksana MUN 2014, Nabil Muhsin Badjri, mengungkapkan bahwa sub tema MUN 2014 dipilih setelah melakukan pengkajian mendalam. “Kita tidak asal mengambil sub tema tersebut,” kata Nabil saat konferensi pers usai grand opening MUN 2014 (18/08). “Kita survei dahulu permasalahan yang ada di Indonesia, baik dari masa lampau sampai sekarang. Kita juga mengadakan diskusi dengan dosen-dosen di FMIPA sebelum merumuskan sub tema ini,” ucap Nabil menerangkan latar belakang penenetuan sub tema MUN 2014. Acara MUN 2014 yang berlangsung sejak 18 Agustus hingga 23 Agustus 2014 diyakini memiliki sisi yang berbeda dibandingkan acara terdahulunya. “MUN 2014 kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya”, kata mahasiswa jurusan Matematika tersebut dengan nada optimis. Kepanitian MUN 2014 telah bekerja sama dengan dosen dan dekan FMIPA dalam mengembangkan isu untuk dijadikan tema maupun sub tema acara. Nabil mengatakan bahwa isu yang sedang hangat di kalangan masyarakat luas menjadi keutamaannya. “Isu tentang potensi laut ternyata sedang hangat-hangatnya. Kalau energi terbarukan dan

daya tahan kota terhadap ancaman memang selalu menjadi masalah,” terang Nabil. Ia mengungkapkan isu-isu tersebut yang membuat kelangsungan MUN selalu berbeda tiap tahun. Nabil juga menyatakan kepanitiannya telah berusaha menekankan bahwa perhelatan MUN 2014 tidak hanya ditujukan pada ranah FMIPA saja, namun seluruh kalangan mahasiswa dapat terlibat didalamnya. Acara MUN 2014 sendiri bukan baru tahun ini saja diadakan. Acara yang diselenggarakan oleh Departemen Keilmiahan BEM FMIPA UI tersebut telah berlangsung sejak tahun 2011 silam. Taufik Hidayat, Ketua BEM FMIPA UI, menuturkan alasan menyeluruh di balik penyelenggaraan “MIPA Untuk Negeri”. Menurutnya, hal ini berawal dari adanya anggapan bahwa mahasiswa FMIPA cenderung berkarir sebagai pengajar ketika lulus. Namun, ia meyakini adanya potensi lebih besar yang bisa digali oleh mahasiswa FMIPA. “Di balik itu semua, ide-ide kita dapat dituangkan dalam wadah tulisan yang nantinya bisa menjadi bentuk konkret terhadap negara Indonesia,” ujar Taufik. Ia memberi contoh, yaitu dengan membuat sebuah tulisan mengenai pemberdayaan rumput laut. Menurutnya, hal inilah yang lazim bisa dilakukan oleh mahasiswa FMIPA selaku scientist muda. Hal tersebut diamini oleh Nabil. Ia berharap peserta acara MUN 2014, khusus kalangan FMIPA, dapat lebih memperhatikan lagi perannya. Ia juga berpendapat seharusnya kalangan FMIPA tidak hanya menjadi orang belakang saja, namun juga menjadi eksekutor dalam ruang lingkupnya.***


g e r b ata m a 7 2 / / 0 9 - 2 0 1 4

a d v e rt o r i a l

19

PO MUN , Ketua BEM FMIPA, dan WA PO MUN

Penampilan paduan suara di acara pembukaan MIPA untuk Negeri

Peserta MIPA untuk Negeri dari berbagai almamater


20 o p i n i f o t o

g er b ata m a 72 // 0 9 - 2 0 1 4

MELEPAS LELAH DI PERPUSTAKAAN HANA MAULIDA

Dapatkan kesempatan tulisan anda dipublikasikan di web suaramahasiswa.com dan Buletin Gerbatama: Ini UI!. Kirimkan tulisan ke redaksi.suaramahasiswaui@gmail.com dengan mencantumkan nama lengkap,fakultas, jurusan, nomor pokok mahasiswa dan angkatan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.