g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
edisi JULI 2014 Produk BO Pers Suara Mahasiswa UI
ini UI !
MENUNGGU REKTOR BARU
Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis
71
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
ed i s i juli 2014
KONTEN 4
Laporan Utama: Menunggu Rektor Baru.
Sketsa
e d i to r i a l Sejak diterapkannya otonomi perguruan tinggi, posisi rektor memegang peranan yang penting, begitu juga dengan keberadaan Majelis Wali Amanat (MWA) dan Senat Akademik. Ketiga lembaga inilah yang menjalankan perguruan tinggi berbadan hukum di Indonesia. Selain membutuhkan para manusia dengan minat pada disiplin keilmuan yang tinggi, UI sebagai kampus riset membutuhkan manajemen keuangan dan administrasi yang tepat. Kisruh di UI beberapa tahun lalu membuktikan: iklim keilmuan terganggu. Oleh karena itu, rektor, sebagai orang yang memimpin pengelolaan kampus, memegang posisi yang penting untuk menjaga agar UI berada di jalur yang tepat. Setelah tertunda karena ketidakjelasan status badan hukum, pemilihan rektor akan digelar di tahun 2014 ini. Maka dari itu, sebagai mahasiswa, kita harus mengawal jalannya pemilihan agar orang yang tepatlah yang terpilih.
Pemimpin Redaksi Syamsul Bahri Fikri Redaktur Artistik Dian Pratiwi, Nova Marina Sirait Redaktur Foto Hana Maulida Redaktur Riset Muhammad Ginanjar Reporter Rosi Sofiya F.A, Roni Rezky, Melati S. Paramita, Miranda Olga, Kianti Azizah Fotografer Rachmad Qorib, Mohammad Toha Santoso, Raudha Ilmi F. Peneleti dan Pengembang Gema Nasution, Mesel Ghea Desain Tata Letak Nadya Noor Zahwa, Antonio Beniah H. Sirkulasi Tim SUMA UI
8
Opini Tulisan: Pemilihan Rektor Universitas Indonesia: Satu Momentum Perubahan Sosok: Muhammad Anis
12
17
23
7
10
Infografis: Kos Sekitar UI Laporan Khusus: Pembedaan Status Buat IKM UI Tidak Inklusif Teknologi: Waspadai Pencurian Password di SIAK-NG
14
Kesehatan: Mencegah Penyakit di Musim Pancaroba
22
Riset: Perpustakaan Universitas Indonesia
‘‘
SURAT NYATA “Penerobosan kegelapan adalah tugas setiap terpelajar untuk menyambut masa-depan yang cerah, dan sekolahan tidak mengajarkan itu.” - Pramoedya Ananta Toer
04 l a p o r a n u ta m a
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
Spanduk besar propaganda Prof. Ethor di Stasiun UI
MENUNGGU REKTOR BARU OLEH : ROSI SOFIYA F. A. DAN RONI RESKY FOTO: RACHMAT QORIB
Sempat tertunda karena ketidakjelasan aturan hukum penyelenggaraannya, akhirnya pemilihan rektor (pilrek) menemukan titikcerahnya setelah Statuta UI disahkan beberapa bulan yang lalu. Bagaimana perkembangan pilrek kini? Dan apa yang membuat pilrek tahun ini berbeda?
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
la p o r a n u ta m a
S
ebelum itu, perlu diketahui, pilrek tahun 2012 diawali saat Majelis Wali Amanat (MWA) UI membentuk Panitia Khusus (Pansus) Pilrek beberapa bulan sebelum berakhirnya masa jabatan rektor UI, Gumilar R. Soemantri, pada 14 Agustus 2012. Pansus dibentuk untuk menjalankan proses terpilihnya rektor definitif yang baru. Di tengah proses pilrek saat itu, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) mengeluarkan putusan sela. Putusan itu merupakan buah dari gugatan yang dilayangkan oleh Paguyuban Pekerja UI terhadap landasan hukum dibentuknya tim transisi untuk menentukan Senat Akademik Universitas (SAU) dan MWA. Putusan sela itu mengharuskan semua yang terkait dengan pokok gugatan harus dihentikan sementara. Dengan alasan mematuhi hukum, pansus pilrek menunda proses pemilihan. Namun selama bebera-
pa kali, mencuat kabar bahwa pihak penggugat mencabut gugatannya. Tapi karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai tergugat satu dan tim transisi UI sebagai tergugat dua tidak menerima pencabutan gugatan, akhirnya, pada 12 September 2012, keluar putusan utama bahwa materi gugatan diterima oleh PTUN. Alhasil, penyelenggaraan pilrek dihentikan.. Padahal ketika itu sudah ada beberapa nama yang mendaftarkan diri sebagai calon rektor, bahkan sudah melakukan rangkaian kampanye. “Meskipun persiapan pilrek kala itu sudah matang, kita harus tetap patuh dengan putusan pengadilan,� ujar Kurnia Toha, anggota MWA UI Unsur Dosen. Tak sampai di situ, tergugat meminta banding agar putusan bisa ditawar, serta berharap menemukan titik islah dan kesepakatan agar UI tidak harus menanggung lama ketiadaan rektor definitif. Akan tetapi, upaya yang dilakukan tak membawa hasil. Maka dari itu, untuk melanjutkan proses pilrek, pansus harus menunggu landasan hukum yang baru. Landasan hukum baru itu adalah statuta, aturan menyeluruh tentang tata-kelola UI sebagai badan hukum, yang di dalamnya terdapat aturan mengenai pilrek. Sambil menunggu statuta baru, kekosongan kepemimpinan UI diserahkan kepada Djoko Santoso sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Rektor UI pada 14 Agustus 2012. Djoko Santoso adalah pejabat eselon I di Kemdikbud, yakni sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud. Penetapan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu sesuai dengan permintaan Majelis Wali Amanat (MWA) UI, yang meminata Mendikbud memilih PJS Rektor dari pejabat eselon I dari lingkungannya. Akan tetapi, Djoko Santoso tidak dapat menjalankan tugasnya lagi karena kesibukannya di Kemendikbud. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan MWA No 003/ SK/MWA-UI/2013, Muhammad Anis, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Pelaksana Har-
05
ian (Plh) Rektor, ditetapkan menjadi Pejabat (PJ) Rektor UI, yang menjalankan tugas rektor sampai terpilihnya rektor baru. Pengangkatan Muhammad Anis sebagai Pejabat Rektor ini telah sesuai dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) UI pasal 40, yang menyebut jika rektor berhalangan tetap, maka Senat Akademik Universitas (SAU) dapat mengusulkan kepada MWA untuk mengangkat wakil rektor menjadi PJ Rektor. Barulah, setelah disahkannya Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) dan setahun setelahnya disusul dengan pengesahan PP No.68 tentang Statuta UI, maka pilrek yang dua tahun lalu dihentikan akan segera dilaksanakan selambatlambatnya setahun setelah statuta itu disahkan. Sekaranglah saatnya UI bersiap menggelar ritual pemilihan rektor definitif 2014-2019. Keterlibatan Mahasiswa dalam Pilrek Salah satu keputusan dalam rapat Pansus Pilrek MWA UI adalah untuk pertama kalinya mahasiswa terlibat dalam penjaringan dan penyeleksian calon rektor dalam pilrek periode ini. Perwakilan mahasiswa akan masuk dalam Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR), yang bertugas untuk mengidentifikasi dan merekomendasi sejumlah nama calon rektor kepada Majelis Wali Amanat (MWA) untuk dipilih. Penjaringan calon akan dilakukan secara terbuka, siapa pun bebas mendaftar, asal sesuai syarat. Setelah nama-nama calon rektor terkumpul, akan dijaring setidak-tidaknya 25 orang, dan dari 25 orang ini, akan disaring lagi menjadi 7, kemudian dikerucutkan menjadi 3 nama. Tiga nama inilah yang kemudian diserahkan ke MWA untuk dipilih. “Di MWA kita ada penyaringan lagi dari 7 menjadi 3 dan dari 3 ke 1 itu namanya penetapan. Timeline-nya akan disahkan tanggal 3 Juli, yang jelas pelantikan rektor akan dilaksanakan pada tanggal 10 Okto-
06 l a p o r a n u ta m a
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
ber 2014 agar tidak melebihi statuta yaitu 13 Oktober,” tutur Mohammad Amar, anggota MWA UI Unsur Mahasiswa (MWA UI UM) Jumat (20/6) lalu. Selain dalam P3CR, perwakilan mahasiswa juga akan tergabung dalam kelompok kerja (pokja), yaitu tim khusus yang dibentuk untuk membuat konsep pemilihan. Namun, mereka hanya mendukung dan mengawasi kinerja dari MWA. Satu peran besar mahasiswa dalam pilrek ini, menurut Amar, adalah dengan turut sertanya mahasiswa dalam menilai penyaringan dari 25 ke 7 calon, karena dalam tahapannya akan ada penilaian dari seluruh sivitas. Maka dari itu, terdapat program Halo Pilrek yang akan mengembangkan isu dan mengajak pelibatan sivitas akademika, terutama mahasiswa, dalam mengawal pilrek. “Halo Pilrek bukan milik MWA tapi milik mahasiswa UI. Dalam gerakan itu, terdapat kajian maupun pembimbingan isu, bahkan hingga terakhir akan ada debat publik yang diselenggarakan tanggal 6 Oktober,” ujar mahasiswa Fakultas Hukum angakatan 2010 itu. Lebih lanjut, Amar mengaku baru mulai menyebarkan informasi tentang pilrek ini melalui Prof. Ethor, yaitu ikon yang dibuat MWA UI UM untuk melakukan sosialisasi kepada mahasiswa. Selanjutnya, informasi tentang pilrek akan disampaikan MWA UI UM melalui dua kanal, pertama lewat Twitter melalui akun @prof_ethor dan @mwauium, serta situs-jejaring MWA UI UM dan Halopilrek. Namun, rupanya sosialisasi yang dilakukan MWAdan Pokja Pilrek ini masih dirasa kurang oleh Afifa Dzikira, mahasiswa Antropologi 2013. Ia mengaku familiar dengan ikon Prof. Ethor namun belum mengetahui tentang mekanisme dan keterlibatan mahasiswa dalam pilrek tahun ini. “Bagus kalau memang ada perwakilan mahasiswa yang turut andil dalam proses pemilihan rektor kali ini. Namun dari perwakilan itu, gue kurang begitu yakin. Dalam proses penyaluran aspirasi saja, gue masih bingung itu sistemnya gimana,” ucap mahasiswa yang akrab disapa Afi ini. Berbeda dengan Afi, Arung Srikandi, meskipun agak ragu, mahasiswa Vokasi Komunikasi ini mengaku
telah banyak melihat usaha yang dilakukan MWA UI UM dan Pokja Pilrek terkait penampungan aspirasi mahasiswa. “Gue belum terlalu yakin, sih, tapi dari kuesioner yang sudah pernah dibagikan oleh MWA terkait sosok rektor seperti apa yang diinginkan mahasiswa, bisa dikatakan MWA mewakili pilihan mahasiswa se-UI,” tutur Arung. Rektor Seperti Apa? Dalam Statuta UI, dinyatakan bahwa rektor adalah organ atau pimpinan UI yang menyelenggarakan sekaligus mengelola UI sebagai organisasi berbadan hukum. Dalam UU Dikti, dinyatakan pula bahwa kini tujuh Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH), di mana UI salah satunya, memiliki aspek-aspek otonomi yang menjadikannya lebih mandiri dari campur tangan pemerintah. Meski dengan pengawasan dan rekomendasi oleh Majelis Wali Amanat (MWA) yang memiliki fungsi khusus untuk mengawasi kinerjanya, Rektor tetap memiliki peran besar dalam menentukan arah kebijakan UI. Universitas Indonesia telah dua tahun tidak memiliki rektor definitif. Menurut Amar, MWA Unsur Mahasiswa, saat ini kewenangan rektor memang dimilki PJ namun PJ itu sementara bukan rektor definitif, sehingga hal itu berpengaruh pada kewibawaan UI. “Selagi itu masih ada PJ, perpektif publik terhadap (masalah) di UI belum beres-beres. Untuk internalnya (sudut pandang publik terhadap sivitas—red), pengakuan dari sivitas UI termasuk para dekan akan lebih kuat karena adanya rektor,” jawab Amar ketika ditanya seberapa penting Rektor untuk UI. Rektor yang terpilih nanti akan mempengaruhi kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), yang akan menentukan halauan UI selama 20 tahun ke depan. Tidak hanya itu, setelah RPJP tersusun, rektor baru bersama MWA harus membuat Rencana Strategis (Renstra) lima tahunan, yang mengacu ke RPJP dan Kebijakan Umum. “Ada beberapa perbedaan peran rektor, namun tidak terlalu signifikan. Terkait penyusunan RPJP, saya kira akan bagus apabila melibatkan sebanyak mungkin organ yang
ada di UI, dan kemudian kita putuskan seperti apa UI kedepan,” ujar Kurnia Toha memberi saran untuk kebijakan rektor selanjutya. Sementara itu, pokja pilrek telah memetakan dan membuat kajian tentang tiga besar permasalahan UI. Ketiganya antara lain biaya pendidikan, pembangunan, dan tata kelola UI. Biaya pendidikan, Amar mengatakan, berkaitan dengan bagaimana cara menoptimalkan sesuai dengan amanat statuta, yang mengatakan bahwa sekurang kurangnya 20% mahasiswa harus berasal dari kurang mampu tapi berprestasi. Sedangkan dalam hal pembangunan, pokja pilrek mengkaji untuk memprioritaskan pembangunan dalam hal fisik saja. Pokja pilrek juga, seperti diakui Amar, sedang membuat konsep tata kelola UI. “Tanggal 27 Juni ini, 3 kajian di masing-masing bidang akan tuntaskan, kita olah atau kita akan gorenglah bareng bareng dengan mahasiswa lainnya,” ujar Amar. Tidak beda jauh dengan MWA dan Pokja Pilrek, Arung Srikandi mengungkapkan harapannya untuk rektor baru. Mahasiswi angkatan 2013 itu mengharapkan agar pembangunan dan tata kelola keuangan UI agar lebih diperhatikan. “Terkait calon rektor baru yang akan memimpin UI dengan status PTN-BH, semoga pembangunan dan tata kelola keuangan UI semakin membaik dan tidak memberatkan berbagai pihak, di sini berarti mahasiswa. Pokoknya jangan sampai kita salah pilih rektor,” ujar Arung. Selain itu, Kurnia Toha mengharapkan agar dalam pemilihan rektor kali ini, dosen ikut mengambil peran dalam pengawasannya. “Dosen harus peduli pilrek dengan memberi masukan atau mendorong orang yang menurut mereka bagus untuk menjadi rektor,” tutur dosen FH UI ini. “Hakekatnya pendidikan itu adanya di fakultas. Menurut saya, rektor yang akan datang itu harus konsentrasi mendorong fakultasfakultas itu untuk maju dan berani menjanjikan program-program konkret,” tutur Kurnia Toha, harapannya untuk rektor UI yang baru nanti.***
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
s k e t sa
OLEH : ANTONIO B.S
07
08 O P I N I
GERBATAMA g e r b ata m a 71 71// //07-2014 07-2 0 1 4
PEMILIHAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA: SATU MOMENTUM PERUBAHAN OLEH : DAYA CIPTA S, KEPALA DIVISI KAJIAN KEBIJAKAN BADAN KELENGKAPAN MWA UI UNSUR MAHASISWA
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
Opini
P
ilrek Universitas Indonesia akan diselenggarakan di tahun ini, 2014, apabila mengacu pada Statuta UI Bab X Ketentuan Peralihan, Pasal 83 ayat 5. Dalam pasal tersebut, dicantumkan bahwa “Pemilihan Rektor sesuai dengan Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan oleh MWA paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku”. Statuta ini mulai berlaku sejak tanggal 14 Oktober 2013. Terhitung satu tahun adalah sampai tanggal 14 Oktober 2014 paling lambat UI menyelenggarakan Pemilihan Rektor. Tetapi, tentu tidak ada lagi alasan untuk menunda Pemilihan Rektor, mengingat tahun lalu alasan penundaan karena Statuta UI belum kunjung juga disahkan. Statuta UI kemarin belum disahkan, karena peraturan di atasnya Undang-undang Perguruan Tinggi (UU PT) terkena proses judicial review. Alhasil, sejak rektor UI periode 2007-2012 Prof. Der. Soz Gumilar Rusliwa Sumantri habis jabatannya, UI tidak mempunyai rektor definitif. Ketika gugatan UU PT ditolak, UU PT sah dan tidak lama Statuta juga disahkan. Mengapa perlu menunggu ‘adanya’ Statuta UI untuk mengadakan Pemilihan Rektor? Karena, mekanisme pemilihan tercantum dalam Statuta tersebut. Pun, Statuta UI adalah landasan hukum yang menjadi kerangka tata kelola UI pada masa otonomi. Tentu, terdapat perubahan dalam sistem university governance, dari sebelum otonomi ke sesudah otonomi. Me nteri tidak lagi menjadi otoritas tertinggi dalam penyelenggaraan universitas, mengacu pada prinsip otonomi artinya terdapat pendelegasian wewenang dari pemerintah ke internal universitas. Karena itulah diperlukan institusi board of trustee untuk menjaga check and balances universitas. Di perguruan tinggi yang otonom di Indonesia, board of trustee disebut Majelis Wali Amanat (MWA). MWA mempunyai otoritas tertinggi dalam penyelenggaraan universitas, karena MWA UI yang berhak mengangkat dan memberhentikan rektor.
Terminologi ‘mengangkat’ rektor dalam artian MWA mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan pemilihan rektor. MWA akan membentuk panitia pemilihan Rektor yang akan menjaring dan menyeleksi calon rektor. Tahun lalu, sebelum akhirnya Pemilihan Rektor ditunda, sudah terdapat 23 bakal calon rektor. Tetapi, berdasarkan perkembangan terakhir dari rapat Panitia Khusus (Pansus) Pilrek di MWA UI, di mana MWA UI Unsur Mahasiswa Moh Amar Khaerul Umam menjadi salah satu anggotanya, tahun ini rangkaian Pilrek akan mengulang prosesnya dari awal. Artinya, calon-calon tahun lalu sudah ‘tidak terpakai’ lagi. Pilrek dan Keterlibatan Mahasiswa Mengapa kemudian momen Pilrek menjadi penting bagi kita mahasiswa UI? Marilah berangkat dari permasalahan terkecil, barangkali yang kita sering hadapi seharihari sebagai mahasiswa terhadap penyelenggaraan kegiatan akademis di UI. Kemudian kita dapat beranjak ke persoalan fakultas, lalu ke yang lebih besar persoalan UI. Rektor merupakan pemimpin penyelenggaraan universitas, baik dari segi akademik dan non-akademik. Sederhananya, arah kebijakan yang akan dibentuk oleh rektor tentu akan mempengaruhi kepentingan mahasiswa UI dalam lingkup sempit, dan calon-calon mahasiswa yang akan kuliah di UI dalam lingkup yang lebih luas. Kepentingan mahasiswa tentulah yang berkaitan bagaimana mahasiswa dapat dengan mudah mengakses sumber daya pembelajaran yang disediakan universitas, tanpa pembedaan. MWA UI UM adalah perwakilan mahasiswa dalam lembaga tertinggi universitas, yakni MWA UI. Artinya, segala yang diaspirasikan oleh MWA UI UM mestinya adalah aspirasi yang merupakan refleksi dari seluruh mahasiswa UI. Posisi MWA UI UM adalah sebagai agregator, yaitu penyampai aspirasi mahasiswa terkait kebijakan kampus, dan sebagai pemegang fungsi transparansi yang menyampaikan proses kebijakan yang tengah berlangsung kepada
09
konstituennya. Artinya, MWA UI UM adalah perwakilan mahasiswa yang terdekat dengan proses perumusan kebijakan. Termasuk, menjalankan fungsinya dalam menyampaikan aspirasi mahasiswa saat momen pemilihan rektor, dari pra (perumusan sistem, perumusan kepentingan) hingga pasca (pengawalan kebijakan rektor). Tetapi, tentu saja MWA UI UM tidak dapat bergerak sendiri, karena begitu banyak persoalan di UI termasuk di tingkat mikro fakultas. MWA UI UM, dengan jajaran badan kelengkapannya, untuk memaksimalkan fungsinya sebagai wakil mahasiswa, akan menjadi motor penggerak dalam momen pemilihan rektor bersama-sama dengan seluruh maha-
“MWA UI UM adalah perwakilan mahasiswa yang terdekat dengan proses perumusan kebijakan” siswa UI. Dengan beraneka persoalan yang dihadapi mahasiswa tentang UI, berbagai kepentingan tersebut akan terefleksikan dalam satu gerakan di momen pemilihan rektor UI. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Pilrek di Universitas Indonesia, mahasiswa dilibatkan dalam panitia penjaringan dan penyaringan calon rektor (PPPCR). Hal ini diusulkan oleh MWA UI UM beserta jajaran badan kelengkapannya. Ini adalah awalan yang baik bagi mahasiswa untuk mengawal pemilihan rektor. Gerakan untuk Pemilihan Rektor tentu membutuhkan waktu yang panjang untuk membicarakannya, sejak hari ini.***
10
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
sosok
22 TAHUN MENGABDI UNTUK UI Muhammad Anis, sudah menjadi pejabat struktural selama 22 tahun, kini memegang jabatan tertinggi di UI sejak kisruh kelembagaan beberapa tahun lalu. Mengaku hanya ingin jadi dosen.
OLEH : ROSI SOFIYA F. A. FOTO: MUHAMMAD TOHA SANTOSO
K
etika pemilihan rektor tahun lalu diselenggarakan, ia sama sekali tidak berminat mengikutinya. Namun proses pemilihan rektor tak kunjung selesai, rektor baru belum terpilih sementara Pejabat Sementara (Pjs) Rektor UI Djoko Santoso sibuk di kementerian. Ia, yang saat itu menjabat sebagai wakil rek-
tor, akhirnya ditunjuk menggantikan pejabat tunjukan pemerintah itu. Jumat siang (13/6), ketika ditemui di ruang rapat rektor UI, Muhammad Anis sedang di tengah kesibukannya, duduk bergelut dengan kertas. Pejabat Rektor Universitas Indonesia ini kemudian merapikan kertas-kertasnya, dan dengan hati-ha-
ti menanggalkan kacamatanya, menaruh di atas meja. Ia mulai berbagi dari pengalaman pendidikannya. Muhammad Anis, yang sehari hari dipanggil Anis, lahir 26 Juni 1957 dan dibesarkan di Jakarta. Ia menyelesaikan SD dan SMP di Yayasan Perguruan Cikini Jakarta dan SMA di SMA Negeri 4 Jakarta pada ta-
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
sosok
11
“Pengabdian Anis di UI sejak lulus menjadi doktor telah banyak didedikasikannya pada area struktural selama 22 tahun. Menurutnya, jabatan yang selama ini ia terima merupakan sebuah amanah.”
hun 1976. Sejak kecil Anis bercita-cita ingin jadi insinyur dan setelah lulus SMA, melanjutkan pendidikan di Jurusan Metalurgi Fakultas Teknik (FT) UI pada tahun 1977. Mengawali karir menjadi staff pengajar di Jurusan Metalurgi FT UI, pria berumur 57 tahun ini melanjutkan pendidikannya ke Inggris, mengambil master dan doktoral bidang Metalurgi, dan akhirnya lulus pada November 1991. Sekembalinya Anis dari studi, mulai Januari 1992, Anis ditugaskan oleh Dekan FT UI saat itu untuk menjadi tim pendirian Pascasarjana FT UI. Dari situ karirnya terus naik, hingga tahun 2012 ia menjabat sebagai Wakil Rektor I UI. Pengabdian Anis di UI sejak lulus menjadi doktor telah banyak didedikasikannya pada area struktural selama 22 tahun. Menurutnya, jabatan yang selama ini ia terima merupakan sebuah amanah. “Saya hanya ingin jadi dosen,” katanya. Anis menyampaikan bahwa selama masa kepemimpinanya ia menganalogikan telah membangun pondasi sebagai tumpuan “tiang pancang” yang akan dibangun oleh rektor selanjutnya. “Karena saya transisi, selama masa kepemimpinan ini, saya membangun pondasi supaya siapapun yang menjadi rektor nantinya bisa melaksanakan apa yang menjadi visi misi dan rencana kerjanya. Pondasi untuk menjadikan UI on the track, sehingga tiang pancang langsung bisa dilakukan oleh siapapun rektornya. Mungkin enam lantai atau sepuluh lantai, ya sudah kita siapkan. Kira-kira begitu,” tutur Anis.
Ibaratkan musik, pria yang gemar olahraga ini memosisikan dirinya, pejabat rektor, sebagai pengatur irama agar musiknya enak didengar. Tapi sebetulnya yang paling berperan menurutnya adalah pemain musik itu sendiri, yaitu mahasiswa yang berprestasi dan dosen yang menjalankan tugasnya dengan baik. “Eksekutif dan tenaga kependidikan itu hanya melayani agar orkestranya menjadi merdu. Dan itu yang saya jalankan,” imbuh pria yang pernah menjadi anggota Senat FTUI selama 4 periode ini (1993-2006). Tahun 2014, seperti biasa, UI menerima ribuan mahasiswa baru. Menurut Anis, di perguruan tinggi, seorang mahasiswa harus menggali potensinya agar terus berkembang. Ketika di SMA/SMK siswa kebanyakan menganggap sekolah sebagai sebuah rutinitas. “Hal tersebut harusnya sudah tidak dilakukan lagi di bangku kuliah, menurutnya, karena UI telah menyiapkan sarana dan fasilitas untuk membantu memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki mahasiswanya. “Mahasiswa Universitas Indonesia adalah calon-calon pemimpin yang akan berkiprah dengan persaingan ketat. Jadikan masa kuliah sebagai tempat menggali potensi untuk mewujudkan mimpi, bukan hanya sebagai rutinitas. Jadilah anak bangsa yang punya peran masingmasing,” ucap pria yang sempat menjadi Direktur Pendidikan UI periode 2003-2007. Pada tahun 2012 terjadi konflik di dalam internal UI. Jabatan rektor Gumilar Rusliwa Somantri
berakhir pada bulan Agustus 2012. Posisi Rektor UI untuk sementara diserahkan kepada pejabat eselon I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Djoko Santoso. Hingga pada bulan Mei 2013, berdasarkan Surat Keputusan MWA No 003/SK/MWA-UI/2013, Muhammad Anis yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Pelaksana Harian (Plh) Rektor ditetapkan menjadi Pejabat Rektor UI yang bertugas sampai terpilihnya rektor UI definitif. PJ rektor UI akan melaksanakan tugas dengan kewenangan penuh, fungsi, serta tanggung jawab sebagaimana rektor UI sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Proses penjaringan dan pendaftaran calon rektor UI definitif rencananya dimulai pada bulan Agustus 2014. Panitia Khusus Pemilihan Rektor MWA UI menargetkan bulan Desember tahun ini rektor baru UI sudah terpilih. Muhammad Anis menyebutkan dua kriteria harapannya untuk rektor baru, yaitu seseorang yang tidak berafiliasi dengan partai politik dan yang berkomitmen untuk membangun UI selama lima tahun. “Seseorang yang tidak berafiliasi dengan partai politik, dan yang berkomitmen untuk membangun UI. Tidak menjadikan UI sebagai jembatan untuk naik ke jabatan yang lebih tinggi lagi. Jadi komitmennya betul-betul untuk UI selama lima tahun,” kata Anis.***
12
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
INFOGRAFIS
KOS
SEKITAR
UI
OLEH : MUHAMMAD GINANJAR INFOGRAFIS : NADYA ZAHWA
KUKUSAN KELURAHAN
1
Kukel adalah lokasi kosan yang terletak di sekitar Kantor Kelurahan Kukusan. Lokasi sangat dekat dengan Gedung Program Vokasi. Perjalanan menuju Vokasi bisa ditempuh dalam waktu sekitar 5 menit. Untuk menuju fakultas lain sebaiknya menggunakan bikun, spekun, atau ojek. Pada pukul 23.00 wib, gerbang motor Kukel di tutup. Sehingga, bila kamu membawa motor, cara untuk sampai ke Kukel adalah keluar lewat Gerbatama dan memutar ke Srengseng Sawah atau ke Jalan Nusantara.
KUKUSAN TEKNIK
2
Kutek adalah daerah kosan yang terletak di Belakang UI dan berdekatan dengan Fakultas Teknik dan Ekonomi. Perjalanan menuju kampus bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 5-10 menit. Harga Kosan dan makan relatif lebih murah dibandingkan dengan barel. Jarang ada kosan yang menetapkan jam malam. Pada pukul 23.00 wib, gerbang motor Kutek di tutup. Sehingga, bila kamu membawa motor, cara untuk sampai ke Kutek adalah keluar lewat Gerbatama dan memutar ke Srengseng Sawah atau ke Jalan Nusantara.
ASRAMA UI
3
Asrama UI adalah fasilitas resmi Kampus UI yang diperuntukkan bagi Mahasiswa baru UI (semester 1 dan 2) untuk semua jenjang dan program. Namun, biasanya setelah 2 semester pertama habis, mahasiswa bisa memperpanjang masa tinggalnya sesuai dengan kebijakan dari pengurus asrama. Fasilitas: Tempat tidur, lemari pakaian, meja belajar, WC di luar, WiFi UI, Kantin Asrama, dan ATM Center.
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
INFOGRAFIS
ASRAMA UI Kisaran harga (ribu)
13
KUKUSAN TEKNIK
Fasilitas
200
Kamar berukuran kecil
300
Kamar berukuran besar yang hanya tersedia untuk pria
900
Kamar ber-AC
Kisaran harga (ribu)
Fasilitas
300 - 800
Kamar mandi dalam (sebagian kecil ada yang di luar), tempat tidur, meja belajar, tidak ada biaya tambahan listrik (sebagian kecil ada), dan sebagian ada WiFi Sama seperti sebelumnya, namun ditambah dengan AC. Sebagian memiliki fitur tambahan seperti Kunci Pintu pakai kartu.
> 800
KUKUSAN KELURAHAN Kisaran harga (ribu)
Fasilitas
150 - 300
Kamar mandi luar, tempat tidur, meja belajar, dan ada biaya tambahan listrik
300 - 800
Kamar mandi dalam, tempat tidur, meja belajar, tidak ada biaya tambahan untuk listrik (sebagian ada)
> 800
Sama seperti sebelumnya, namun ditambah AC.
KOBER DAN MAHALI Kisaran harga (ribu)
Fasilitas
350 - 499
Kamar mandi luar (sebagian ada yang di dalam), tempat tidur, meja belajar, dan ada biaya tambahan listrik.
500 - 800
Kamar mandi dalam, tempat tidur, meja belajar, tidak ada biaya tambahan untuk listrik, dan sebagian ada WiFi
> 800
Sama seperti sebelumnya, namun ditambah AC
BAREL Kisaran harga (ribu)
PONDOK CINA Kisaran harga (ribu) 350 - 800 > 800
400 - 500
Fasilitas Kamar mandi dalam, tempat tidur, meja belajar, dan tidak ada biaya tambahan untuk listrik (Biasanya yang harganya 350-450 berjarak sangat jauh dari kampus). Sama seperti di atas, namun ditambah AC
KOBER DAN MALAHI
4
Kober dan Mahali adalah lokasi kos – kosan yang terletak di seberang jalan Margonda. Membentang dari Gerbang Selamat Datang di Depok, sampai ke Apartemen Margonda Residence. Lokasi dekat dengan FH, F.Psi, FISIP, FIB, dan Fasilkom. Perjalanan dari kosan ke kampus bisa ditempuh dalam waktu 10-20 menit namun harus melintasi Jalan Margonda. Jarang ada kosan yang menerapkan jam malam. Banyak warkop dan warung yang buka 24 jam di sini.Tingkat keamanan kurang baik, sempat terjadi beberapa kasus kehilangan di kober.
BAREL (BALIK REL)
500 - 1.000 1.000 - 1.500 > 1.500
Fasilitas Kamar mandi luar, tempat tidur, meja belajar, dan ada biaya tambahan listrik. Kamar mandi dalam, tempat tidur, meja belajar, dan ada biaya tambahan untuk listrik. Sama seperti sebelumnya, namun ditambah AC. Sama seperti sebelumnya, namun ditambah Wi-Fi
5
Barel (Balik Rel) adalah lokasi kos-kosan yang membentang dari belakang Stasiun UI sampai Kampus Gunadarma Pondok Cina. Lokasi sangat dekat dengan FH, F.Psi, FISIP, FIB, dan Fasilkom. Perjalanan dari kosan ke kampus bisa ditempuh dengan jalan kaki dalam waktu kurang dari 10 menit. Kebanyakan Kos-kosan di Barel menerapkan jam malam (1112). Ada warteg yang buka 24 jam di sini.
POCIN (PONDOK CINA)
6
Pondok Cina adalah daerah kos-kosan yang terbentang dari Stasiun Pondok Cina hingga Detos baik yang tidak menyeberang Jalan Margonda maupun yang menyeberang Jalan Margonda. Lokasi dekat dengan RIK, FKM, Farmasi, dan FIK. Perjalanan dari kosan ke kampus bisa ditempuh dengan jalan kaki dalam waktu 5-20 menit. Bila kamu anak FMIPA, lebih baik menggunakan bikun atau spekun. Hati – hati bila menyeberangi rel kereta di belakang Detos karena tidak ada portal atau penjaganya
10
GERBATAMA g e r b ata m a 71 71// //07-2014 07-2 0 1 4
laporan khusus
Salah satu kegiatan OKK UI setahun lalu untuk memenuhi persyaratan IKM Akif mahasiswa baru
PEMBEDAAN STATUS BUAT IKM UI TIDAK INKLUSIF Dalam UUD Ikatan Keluarga Mahasiswa UI (IKM UI) pasal 62 ayat 1, ditetapkan bahwa “Anggota Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia terdiri dari anggota aktif dan anggota biasa.” Pembedaan status ini menyebabkan perbedaan hak bagi mahasiswa. Tidak menjadi acuan di beberapa organisasi. OLEH : MELATI S. PARAMITA DAN RONI REZKY FOTO: HANA MAULIDA
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
la p o r a n k h u s u s
UUD
IKM UI berperan sebagai pedoman dasar dalam menampung dan mengikat seluruh aktivitas kemahasiswaan di Universitas Indonesia sesuai dengan hukum yang berlaku. Pada pasal 61 UUD IKM UI, tertulis bahwa anggota IKM UI terdiri dari mahasiswa yang terdaftar secara akademik di Universitas Indonesia. Kemudian pada pasal 62 dijelaskan bahwa anggota tersebut dibedakan menjadi anggota aktif dan anggota biasa, dimana anggota aktif merupakan mereka yang telah mengikuti prosedur penerimaan dan mendapatkan rekomendasi dari fakultas. Mohammad Rifki Trias selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM UI) 2014 menjelaskan perbedaan antara status IKM mahasiswa aktif dan biasa yang tertera pada pasal 64 poin C mengenai hak
memilih dan/atau dipilih. “Sejauh ini, perbedaan IKM aktif dan IKM biasa hanya sebatas ketika seorang mahasiswa ingin dipilih. Misal dalam konteks tingkat UI. Mereka (mahasiswa), mengajukan diri untuk menjadi ketua BEM, DPM, atau MWA UI unsur mahasiswa. Maka mereka harus bestatus IKM aktif. Jika berstatus IKM biasa, mereka tidak dapat mengajukan diri sebagai calon yang di pilih,” ujar Rifki saat ditemui di Perpustakaan Pusat UI. Lebih lanjut mengenai hak bagi mahasiswa yang bestatus IKM aktif, Rifki menjelaskan bahwa mahasiswa yang berstatus IKM biasa tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan maupun kepanitiaan yang diselenggarakan oleh DPM, BEM, dan MWA UI UM. Sebab akan menjadi aneh dan bias ketika mahasiswa berstatus IKM biasa membina mahasiswa baru menuju IKM aktif. “Sebagai contoh dalam kepanitiaan OKK (Orientasi Kehidupan Kampus). Mahasiswa yang berstatus IKM biasa tidak diperbolehkan mengikuti kepanitiaan ini karena mereka berhadapan dengan mahasiswa baru. Istilahnya lo berstatus biasa tapi mau mengaktifkan mahasiswa. Mereka tidak mengerjakan tugas saat menjabat sebagai mahasiswa baru, tapi kenapa mereka ingin menjadi panitia? Jadi ini cukup fair,” tutur mahasiswa Fakultas Hukum ini. Aktivasi IKM Melalui Ospek Prosedur penerimaan anggota aktif yang tercantum dalam pasal 62 ayat 2 UUD IKM UI tidak lain merupakan keikutsertaan mahasiswa baru dalam rangkaian Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). Secara formal juga dijelaskan dalam pasal 63 ayat 3 UUD IKM UI bahwa prosedur penerimaan anggota aktif IKM UI memiliki muatan berupa pengenalan medan, akademis-profesi, kerohanian, dan nilai kemahasiswaan. Rifki memaparkan teknis rangkaian Ospek menuju IKM aktif. “Proses mendapatkan IKM aktif itu yang pertama kita mempertimbangkan pembinaan di fakultas. Kedua pembinaan di UI (tingkat universitas—red), lalu pembinaan atau kaderisasinya melalui kegiatan OKK.
15
Ada tugas-tugasnya, sampai pada akhirnya mereka dinyatakan aktif,” ujarnya. Rifki juga menyinggung mengenai opsi lain yang dapat dilakukan mahasiswa berstatus IKM biasa untuk mengajukan diri menjadi mahasiswa berstatus IKM aktif. Hal ini dapat ditempuh dengan cara banding dan pengaktifan dari DPM UI Komisi Keanggotaan IKM UI dan Suksesi. Dalam proses penentuan status IKM mahasiswa, Rifki selaku pihak DPM UI mengaku mempunyai acuan yang berbeda dengan DPM di fakultas, yang memiliki standar dan kegiatan masing-masing. Ia menyatakan bahwa status IKM aktif UI tidak dapat dilepaskan dari status IKM di fakultas. “Biasanya fakultas memiliki standar masing-masing. Jadi yang kita (DPM UI) terima bukan nilai kuantitatif, tapi yang kita nilai adalah kualitatif dari fakultas, yaitu berstatus IKM aktif atau biasa. Jadi kita tidak bisa menyamaratakan ketika kita meminta nilai, karena fakultas memiliki agenda dan kegiatan yang berbeda dalam menentukan status IKM mahasiswanya,” ujar Rifki. Status IKM Bukan Acuan Hingga kini, implementasi UUD IKM UI hanya sebatas formalitas tertulis. Realitanya, beberapa organisasi serta Unit Kegiatan Mahasiswa UI (UKM UI) memiliki aturan dan standar tersendiri dalam perekrutan anggotanya. Wakil Ketua BEM FISIP UI 2014, Rizky Ibrahim Isra, menyatakan bahwa status IKM mahasiswa tidak menjadi syarat untuk menjadi anggota BEM FISIP UI. “Di BEM FISIP, kita tidak menjadikan IKM aktif sebagai salah satu syaratnya karena itu sama saja menutup akses bagi mahasiswa UI untuk berkarya, bagi yang IKM biasa. Kita ingin BEM FISIP itu inklusif. Semua orang bisa jadi bagian dari BEM FISIP selama dia punya kemauan untuk belajar. Selama dia mau untuk memberikan kontribusinya,” tutur mahasiswa jurusan Sosiologi ini. Ditanya mengenai kriteria yang di cari saat perekrutan anggota, Rizky menjelaskan “Yang kita cari
16
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
laporan khusus
lebih ke will, atau niat baik dari calon anggota. Tentunya juga dengan beberapa pertimbangan skill. Tapi itu bukan yang utama. Yang terpenting adalah keinginan untuk belajar dan bermanfaat bagi orang lain,” jelasnya lebih lanjut. Hal yang senada juga diutarakan oleh Ralista Firdany Haroen selaku ketua umum UKM Madah Bahana UI 2014. “Selama mereka mahasiswa aktif terdaftar di UI, boleh daftar. Kami merekrut bedasarkan komitmen, bukan skill atau IKM aktif. Karena jujur, sulit sih kalau hanya bisa menerima yang IKM aktif. Menurut saya itu hanya membatasi mahasiswa,” katanya. Memperkuat pernyataan tersebut, Ketua Umum Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya (KSM) Ghivo Pratama menyatakan bahwa status IKM juga bukan menjadi acuan perekrutan anggota, sehingga terdapat beberapa anggota KSM yang tidak berstatus IKM aktif. “Tidak, kami tidak menggunakan status tersebut sebagai parameter. Kami memiliki parameter sendiri yaitu Pendidikan Latihan Dasar (PLD). Syarat berkas seperti form, status sebagai mahasiswa UI, essay dengan tema khusus, lalu wawancara. Kami mencari mahasiswa yang ingin untuk belajar dan berkembang bersama KSM EP. Selain itu, kami juga mencoba untuk mengkaji konsistensi atau komitmen calon anggota KSM,” ujar Ghivo. Ketika disinggung mengenai isu formalitas UUD IKM UI, Rifki selaku ketua DPM UI kembali menegaskan bahwa sebenarnya kondisi IKM aktif yang ideal masih berproses. “Ketika IKM tidak memiliki daya tarik tersendiri, maka memang banyak orang yang menyatakan ini hanya formalitas ‘toh gue masih bisa hidup di UI, masih bisa kuliah, masih bisa mengikuti kegiatan’. Keseriusan DPM UI untuk memperhatikan status IKM dapat di lihat pada tiga lembaga: BEM, MM, dan MWA UI UM. Bahwa untuk bekerja di lembaga tersebut, jajaran staff memiliki status IKM aktif,” ungkapnya. Status Dianggap Jadi Pembatas Mengambil langkah untuk tidak menghiraukan mandat UUD
IKM UI, Rizky, Ralista, dan Ghivo selaku petinggi organisasi dan UKM sependapat pada satu hal, bahwa perbedaan status IKM UI hanya membatasi mahasiswa. Rizky berpendapat bahwa pembedaan dianggap tidak perlu. “Harusnya kita kembali ke terminologi bahasa pada nama ‘keluarga’ pada nama IKM UI tersebut. Artinya, seharusnya tidak ada perlakuan berbeda karena kita ini semua keluarga. Kita anak UI yang harusnya nggak mempermasalahkan kamu aktif atau tidak di IKM UI, tapi kamu aktif atau tidak buat ngasih yang terbaik untuk UI,”
“Ketika IKM tidak memiliki daya tarik tersendiri, maka memang banyak orang yang menyatakan ini hanya formalitas ‘toh gue masih bisa hidup di UI, masih bisa kuliah, masih bisa mengikuti kegiatan’...”
tuturnya. Ralista mengatakan hal yang serupa. “Mungkin kedepannya perlu dipertimbangkan lagi apakah pembedaan status mahasiswa itu perlu atau enggak. Kalau pada akhirnya itu malah membatasi atau jadinya status itu cuma formalitas, mending nggak usah dibedakan dari awal,” ujar mahasiswi Fakultas Ekonomi UI ini. Sedangkan Ghivo turut memberi alasan. “Kalau sistemnya baik, mungkin organisasi akan mau adopt itu. Tapi karena keadaannya seperti sekarang, jadi enggak ada manfaatnya (status IKM UI—red). Mungkin butuh usaha kolaboratif su-
paya partisipasi ‘aktif’ nggak hanya dilihat dari kuantitatif,” jelasnya. Pernyataan mengenai status IKM yang menjadi pembatas mahasiswa disanggah oleh Muhammad Gibran, Febby Kusumawardani, dan Reza Amiri Praramadhan yang turut melaksanakan proses aktivasi IKM melalui Ospek tahun 2013 lalu. Gibran selaku anggota BEM Fasilkom UI menganggap bahwa adanya status mengarahkan pada motivasi. “Adanya status yang lebih baik untuk di gapai akan menambah motivasi mahasiswa baru untuk mendapatkan IKM aktif. Karena pada dasarnya, kegiatan pembinaan diciptakan agar mahasiswa baru mendapatkan manfaat,” katanya. Lebih lanjut, Gibran mengatakan bahwa sistem Ospek di UI selama ini telah berjalan baik di beberapa fakultas. “Sisi positifnya adalah mahasiswa baru akan terbiasa dalam menjalani kehidupan yang intens dan rutin. Ospek dapat melatih itu semua. Di sisi lain, beberapa fakultas saya lihat terlalu ketat dan keras,” ungkap Gibran. Febby yang merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UI juga menyetujui adanya pembedaan status mahasiswa dengan Ospek sebagai prosesnya. “Dengan ikut Ospek, si anak diharapkan mempunyai pengalaman menjalin relasi buat ngerjain tugas dan tanggung jawab dengan orang-orang baru. Jadi sedikit banyak punya pengalaman organisasi,” jawabnya. Pernyataan Febby di dukung oleh Reza. “Kalau gue setuju, karena status aktif dan biasa itu adalah bukti pemisah antara mahasiswa yang mau komitmen berorganisasi sama yang ogah-ogahan. Biar cuma mereka yang udah menjalani Ospek saja yang berhak memperoleh privilege untuk bergabung ke organisasi kampus,” ujar mahasiswa FISIP UI ini. ***
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
T E K N O LO G I
17
WASPADAI PENCURIAN PASSWORD DI SIAK-NG! OLEH : MIRANDA OLGA
Kertas yang tersegel rapi akan diterima seluruh mahasiswa baru ketika melakukan daftar ulang. Isi kertas itu adalah password akun SIAK-NG. Mengapa sangat rahasia? Mengapa sangat penting untuk dijaga?
S
istem Informasi Akademik Next Generation (SIAK-NG) adalah fasilitas online yang dimiliki Sivitas Universitas Indonesia, terutama mahasiswa. Fasilitas ini dimanfaatkan guna mempermudah kegiatan akademik seperti mengisi rencana studi, melihat jadwal, kalender akademik, nilai, status pembayaran, sampai berkonsultasi secara online dengan pembimbing akademik. Selain itu, SIAK-NG menyimpan banyak informasi pribadi mahasiswa; mulai dari nama, tanggal lahir, dan kontak, sampai ke ukuran jaket almamater dan nomor rekening. Mengingat sensitifnya informasi tersebut, maka kerahasiaan password SIAK-NG perlu dijaga. “Password SIAK pentinglah dijaga. Di situ, kan, ada banyak data. Nomor telepon orang tua saja ada. Nanti kalau dipakai buat penipuan, gimana?” ujar Christo, mahasiswa FISIP UI. Selain itu, ia enggan nilainya dilihat oleh orang lain. Namun, di sisi yang berlawanan, masih ada mahasiswa yang merasa kerahasiaan password SIAKNG tidak terlalu penting. Hal itu dipaparkan Kevin, mahasiswa FISIP UI, “Namanya password, ya enggak boleh disebarlah. Tapi, kalau dipaksa ganti secara berkala begini, malas juga. Kalau lupa ganti, ngurusnya ribet.” Pada awal tahun 2014, fenomena heartbleed muncul di dunia internet. Heartbleed sendiri adalah suatu bug yang membuat keamanan OpenSSL menjadi rentan, sehingga
bisa disusupi peretas. Ketika telah disusupi, password bisa diganti, data dicuri, bahkan sistem dirusak. Tidak terkecuali SIAK-NG yang beralamat di academic.ui.ac.id, yang menjadi salah satu dari 300 ribu lebih server yang rentan terhadap heartbleed. Heartbleed bukan satusatunya bug yang mengganggu kerahasiaan data di internet. Masih ada beragam cara lagi untuk meretas informasi dan rekam jejak aktivitas di SIAK-NG. Akun SIAK-NG yang tidak punya batas salah memasukkan password, misalnya, rentan mengalami apa yang disebut brute force dan dictionary attack. “Brute force itu, peretas mencoba password secara satu-satu, dengan aturan yang dibuat. Misalnya aturannya adalah password harus lima huruf, dia akan coba ‘aaaaa’, ‘aaaab’, seterusnya sampai ‘zzzzz’. Sementara dictionary attack, peretas mencoba kata-kata yang ada di kamus itu sebagai password. Semuanya dilakukan secara otomatis, sehingga per detiknya bisa mencoba lebih dari satu password,” jelas seorang peretas berinisial K. Kedua cara di atas dapat ditangani lewat pembatasan jumlah salah memasukkan password. Namun, masih ada cara lain yang lebih canggih selain meretas dengan ‘tebak-tebakan’ seperti brute force dan dictionary attack. Misalnya adalah phishing attack, yaitu peretas membuat halaman situs palsu yang sama persis dengan situs aslinya. Alamat situs ini bisa dibuat dengan nama
yang berbeda satu huruf atau nama yang menjadi kecenderungan salah ketik. Ketika korban membuka situs palsu dan memasukkan datanya di sana, maka data tersebut akan otomatis masuk ke database miliki peretas. Untungnya, situs SIAK-NG sudah memanfaatkan hypertext transfer protocol secure (https), bukan hanya hypertext transfer protocol (http) lagi, sehingga situs ini aman dari peretas yang mencoba mencuri data di SIAKNG dengan memanfaatkan jaringan yang sama. “Kalau pakai https, data yang dikirim dan diterima sudah dienkripsi, sehingga yang bisa membuka datanya cuma server dan client saja,” tambah K. Cara-cara meretas di atas tergolong ringan dan mudah dilakukan. Namun, bahayanya tetap berat. Data detail yang tersimpan di SIAK-NG, bisa saja dimanfaatkan untuk penipuan, pencurian identitas, pencemaran nama baik, dan lainlain. Yang lebih berbahaya lagi, seseorang belum tentu menyadari ketika ia telah menjadi korban retas, sebab kejahatan lewat komputer seperti ini tidak terlihat langsung. Kerugiannya pun tidak disadari dengan cepat. Masih banyak cara lain untuk meretas akun SIAK-NG kamu. Lewat keylogger, fitur forgot password yang lemah, dan lain-lain. Oleh sebab itu, jangan meremehkan pengamanan password akun SIAKNG. Jangan lupa logout setiap kali mengaksesnya, serta ubah password secara berkala. ***
18
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
K E S E H ATA N
MENCEGAH PENYAKIT DI MUSIM PANCAROBA Musim Pancaroba rawan penyakit. Ada cara mencegahnya. OLEH : KIANTI AZIZAH FOTO: RAUDHA ILMI F
P
enyakit Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), hingga demam berdarah (DBD) merupakan penyakit yang sering muncul pada waktu tertentu. Sebut saja tiap pergantian musim di bulan Maret hingga April dan Oktober hingga Desember; atau sering dinamai musim pancaroba kerap menjadi masa saat penyakit-penyakit itu mulai giat mengintai. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2013 lalu, kasus DBD yang ditangani mencapai 101.218 sedangkan untuk daerah Jakarta sendiri mencapai 9.389 kasus. Kasus seperti DBD ini, menurut pengakuan dr. Roman Goenarjo, memang pada umumnya meningkat saat musim pancaroba. Mengapa musim pancaroba? Hal ini terkait dengan suhu lingkungan yang naik-turun dengan ekstrem pada musim pancaroba. Naik turunnya suhu ini mendorong sistem pengatur suhu tubuh atau thermostat system, yaitu sistem yang memberikan pertahanan suhu tubuh agar tetap normal, bekerja lebih keras sesuai dengan naik turunnya suhu lingkungan. Pada saat suhu lingkungan naik, thermostat bekerja untuk menurunkan suhu tubuh, begitu pula sebaliknya; saat suhu lingkungan turun, thermostat mendorong suhu tubuh agar tetap bertahan pada 37 celsius. Peristiwa naik turunnya suhu lingkungan ini dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kegagalan, sehingga thermostat tidak mampu menyesuaikan suhu. Pada saat ther-
mostat gagal menyesuaikan, tubuh tidak mampu bekerja secara optimal dan menyebabkan menurunnya imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang menurun ini mengakibatkan mudahnya terserang penyakit. Terlebih, musim pancaroba juga identik dengan angin kencang, debu yang semakin banyak serta terjadinya genangan air di jalan. Dari debu dan angin kencang ini, penyakit semacam DBD, Leptospirosis, dan Asma bermunculan. DBD misalnya, genangan air dapat menjadi sarang yang nyaman bagi jentik nyamuk aedes aegypti. Ditambah dengan ketidakpedulian dengan lingkungan menjadi faktor pendukung terjangkit DBD. Sangat wajar jika DBD masih tinggi kasusnya di Indonesia terutama saat musim pancaroba. Selain DBD, penyakit Leptospirosis juga menjadi penyakit yang gemar muncul saat musim pancaroba. Penyakit Leptospirosis sendiri merupakan penyakit akibat bakteri yang ditularkan dari hewan terhadap manusia. Penyakit ini, jika sudah mencapai tahap akut, dapat menyebabkan penyebaran bakteri didalam darah. Masih berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, tahun 2013 di Indonesia terjadi 630 kasus dan 57 di antaranya meninggal dunia. Penyebabnya masih sama, yaitu genangan air yang dibiarkan begitu saja dan memungkinkan air seni binatang masuk melalui air dan bersinggungan dengan kulit manusia yang terluka. Penyakit lainnya yang sering terjadi adalah Asma, Hepatitis
A, batuk, radang dan demam. Dr. Roman menyarankan untuk melakukan langkah pencegahan sebelum terjangkit penyakit tersebut. “Masyarakat, khususnya mahasiswa, perlu melakukan tindakan preventif untuk mencegah terserang penyakit pada musim pancaroba,� tuturnya. Langkah pencegahan yang pertama dapat dilakukan adalah membersihkan lingkungan sekitar. Kamar dan rumah misalnya: sangat penting dibersihkan secara berkala guna mengurangi debu. Sementara untuk genangan air, diperlukan kesadaran untuk membersihkan saluran air. Jangan dilupakan pula 3M yaitu menutup, menguras, dan mengubur agar tidak berkembang jentik-jentik nyamuk. Selain itu, tindakan pencegahan berupa proteksi diri yang dilakukan berkaitan dengan suhu yang naik-turun adalah dengan memakai
g e rGERBATAMA b ata m a 7 1 /71/// 0 707-2014 -2014
k e s e h ata n
19
Suplemen vitamin dibutuhkan untuk daya tahan tubuh di cuaca yang tidak menentu
payung atau kipas saat panas. Sedangkan sebaliknya, menggunakan jas hujan atau jaket saat cuaca dingin. “Hal tersebut dapat membantu thermostat tubuh untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan. Sayangnya, masih banyak yang belum tahu pentingnya. Laki-laki terutama, biasanya malu pakai payung kalau panas,” ucap Dr Roman. Langkah yang tidak kalah pentingnya adalah makan dan minum, istirahat serta berolahraga yang cukup. Konsumsi makanan yang bervariasi dengan gizi yang baik menjadi faktor pendukung imunitas tubuh. Mengkonsumsi air 2-liter dalam sehari juga membantu tubuh dalam mencegah terserangnya penyakit pada masa pancaroba. “Memang cuacanya gak enak kalau pancaroba, tapi saya belum pernah sakit gara-gara pancaroba. Saya cuma makan yang cukup sama minum vitamin buat jaga ke-
sehatan gitu,” ucap Luthfiyah (19), mahasiswa Fakultas Teknik UI.
“Masyarakat, khususnya mahasiswa, perlu melakukan tindakan preventif untuk mencegah terserang penyakit pada musim pancaroba,” tuturnya. Vitamin, menurut dr. Roman, memang dapat ditambahkan jika merasa diperlukan. Akan tetapi, apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi sudah cukup baik, tidak diperlukan lagi mengkonsumsi vitamin sekalipun pada musim pancaroba. “Olahraga yang jangan dilupakan, biasanya mahasiswa suka sibuk terus lupa olahraga kan?” ucap
dr. Roman. Dalam melakukan olahraga juga perlu diperhatikan FITW, yaitu frekuensi, intensitas, tipe, serta waktu. Frekuensi yang disarankan dalam melakukan olahraga di satu minggu yang sama adalah 3-5 kali. Lalu Intensitas untuk berjalan, atau joging, hingga maraton berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah jenis olahraga yang dilakukan dapat berupa bersepeda, senam, hingga jogging. Kemudian waktu yang disarankan adalah 15-20 menit. Dengan melakukan langkah pencegahan di atas, masyarakat Indonesia, terutama mahasiswa, tidak perlu lagi mengkhawatirkan musim pancaroba, serta penyakit yang mengiringinya. Kesadaran untuk memulai hidup sehat memang diperlukan mulai saat ini. “Musim Pancaroba memang tidak bisa dihindari, tapi penyakitnya sudah tentu bisa dihindari,” tutur dr. Roman.***
20 R E S E N S I
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
BRIDGE TO TERABITHA: IMAJI PEROBEK SEPI Judul Sutradara Pemeran Durasi Genre
: Bridge To Terabithia : Gabor Csupo : Josh Hutcherson, Anna Sophia Robb, Zooey Deschanel : 96 Menit : Adventure, Drama
Dengan imaji menawan, Bridge To Terabithia adalah film lama yang wajib ditonton.
S
eorang anak lelaki yang tinggal di tepi hutan, Jess Aaron (Josh Hutcherson) menemukan seorang teman yang dapat membuatnya bebas mengekspresikan segala imajinasi-imajinasi yang selama ini terpendam. Ia bersama temannya, Leslie Burke (Anna Sophia Robb) memiliki kesamaan dalam kegilaan berimajinasi. Sebelum Jess bertemu dengan Leslie, ia yang juga kerap dijuluki ‘pecundang’ oleh teman-temannya merupakan anak yang pemurung. Namun, di balik kemurungannya, ia memiliki segudang imajinasi yang kerap ia tuangkan dalam bentuk gambar. Hingga sampai suatu saat ketika seorang anak baru datang di kelasnya. Anak baru ini bernama Leslie. Leslie merupakan gadis yang memiliki kepribadian unik. Pada awalnya, Jess segan ketika diajak berkenalan dengan Leslie, lantaran sebelumnya Jess baru saja dikalahkan oleh Leslie pada sebuah lomba lari di sekolahnya. Namun hal itu tak membuat Leslie urung, ia tetap gigih untuk berteman dengan Jess. Sampai akhirnya Jess luluh dan mulai mau diajak bercengkrama tentang apa saja. Tak hanya Jess, Leslie pun akhirnya menjadi bahan ledekan teman-teman di sekolahnya karena sikapnya yang sedikit aneh. Hal itu
pula yang membuat Leslie menjadi dekat dengan Jess, sama-sama dijadikan bahan olokan oleh temanteman sekolahnya. Hari berganti, pertemanan di antara Jess dan Leslie pun kian erat. Pada suatu hari mereka memutuskan untuk bermain bersama selepas sekolah. Lalu sebuah ide gila pun muncul dari benak Leslie. Ia mengajak Jess untuk menemukan tempat dimana mereka dapat berdua saja, mengekspresikan segala kegilaan-kegilaan imajinasinya yang tak dapat mereka lakukan di sekolah. Sampailah mereka pada hutan yang terletak tak begitu jauh dari rumah mereka. Mereka menamai hutan tersebut dengan nama “Terabithia”. Untuk mencapai Terbithia, mereka harus menyebrangi sebuah sungai menggunakan tali yang memang sudah ada disana sejak lama, yang kemudian diberi nama Enchanted Rope. Terabithia merupakan tempat dimana mereka berperan sebagai penguasa. Pada awalnya, Jess masih belum dapat mengikuti permainan yang dimulai oleh Leslie tersebut. “Close your eyes, but keep your mind wide open” ujar Leslie kepada Jess, yang kemudian membuat Jess dapat mengikutinya dan menunjukan betapa istimewanya
OLEH : GEMA NASUTION
daya imajinasi yang Jess miliki. Mereka mendeklarasikan diri mereka sebagai The King and The Queen of Terabithia Kingdom. Pada saat itu, Terabhitia sedang dalam masalah, kerajaan mereka sedang diserang oleh makhluk-makhluk pengganggu, yang tentunya berasal dari imajinasi mereka berdua. Jess dan Leslie memiliki misi untuk mengusir para makluk-makhluk pengganggu tersebut dari Terabithia. Kesenangan-kesenangan seperti ini hanya dapat Jess rasakan ketika bersama Leslie. Ketika ia di rumah, ia selalu merasa tertekan. Terlahir dari keluarga miskin serta memiliki banyak saudara kandung membuat Jess kurang mendapat perhatian dari orang tuanya. Tak jarang ia mendapat omelan-omelan mentah dari Ayahnya yang membuatnya merasa tak betah di rumah. Karena itu, hanya dengan bersama Leslie lah ia dapat merasa senang dan dapat menjadi dirinya sendiri. Film ini menunjukkan betapa serunya mengekspresikan imajinasi dalam diri kita. Dengan durasi 96 menit, film ini mengajak kita untuk mengarungi dunia imajinasi paling ‘real’ serta menyadarkan kita mengenai betapa indahnya memangkas sepi dengan imaji dari dalam diri.***
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
RESENSI
21
LOLONGAN HATI HOWL Sutradara Produser Pemeran Production Company Distributor Tanggal rilis Durasi Genre
: Hayao Miyazaki : Toshio Suzuki : Chieko Baisho, Kimura Takuya, Akihiro Miwa : Studio Ghibli : Toho : 20 November 2004 : 119 menit : Animasi, Fantasi
OLEH : PUTRI DIANI P. M
Film animasi Howl’s Moving Castle diadaptasi dari novel karya penulis Inggris Diana Wynne Jones. Visualisasinya menawan dan menuai banyak pujian.
B
ergerak perlahan dengan kedua kaki-kaki mesin, menopang rongsokan dan rahasia. Terkadang tampak, terkadang menghilang. Itulah istana bergerak milik Howl si penyihir besar. Howl, penyihir yang menjadi sensasi besar di berbagai tempat karena parasnya yang tampan dan kemampuannya yang luar biasa merupakan sosok yang paling dibicarakan oleh berbagai kalangan pada masa itu. Tidak terkecuali sekumpulan gadis muda pengrajin topi di pinggiran sebuah kota kecil, Waste. Hanya Sophie, gadis muda dengan sikap tenang dan dewasa yang tampak tidak tertarik dengan semua kehebohan itu. Tetapi hal ini segera berubah setelah ia bertemu Howl si penyihir secara langsung. Ia segera terpana dengan wajah si penyihir muda itu, tanpa sadar jatuh hati padanya. Hal ini kemudian diketahui oleh Witch of the Waste, yang juga menaruh hati pada Howl, sehingga ia marah pada gadis itu. Kemarahan itu kemudian mendorongnya untuk memberi kutukan kepada Sophie, mengubahnya menjadi seorang wanita tua berusia 90 tahun. Sophie yang sedih kemudian pergi mencari jawaban, hanya untuk terjebak dalam kekacauan hidup dan hati Howl. Howl’s Moving Castle merupakan salah satu animasi karya Hayao Mi-
“Film ini memperoleh tanggapan positif dari berbagai kritikus, seperti Rotten Tomatoes, yang melaporkan tanggapan positif sebesar 87% dari 157 review” yazaki dari Studio Ghibli yang dirilis di Jepang pada November dan secara Internasional di Venesia pada bulan September 2004. Karena kesuksesannya, pada tahun 2005 di bawah Pixar dan Walt Disney, film ini dirilis kembali dalam versi Inggris dengan perubahan pengisi suara. Film yang memperoleh keuntungan sebesar 190 juta dolar di Jepang dan 235 juta dolar di kancah Internasional menjadikannya salah satu film Jepang tersukses secara finansial sepanjang masa. Secara umum, film ini memperoleh tanggapan positif dari berbagai kritikus, seperti Rotten Tomatoes, yang melaporkan tanggapan positif sebesar 87% dari 157 review. Ada pula yang menyebut film ini sebagai ‘keajaiban visual’ atau memberikan pujian karena kemampuan film ini untuk menggabungkan ‘keajaiban yang tampak kekanakan dengan motif dan emosi yang kompleks’. Film ini pun membuktikan eksistensinya
di dunia perfilman dengan menjadi nominasi di 78th Academy Award untuk kategori Film Animasi Terbaik. Hayao Miyazaki, nama yang tidak asing di telinga penggemar film animasi. Ia merupakan sosok yang terkenal sebagai sutradara, produser, ilustrator, serta penulis scenario yang kesuksesannya banyak disandingkan dengan Walt Disney, Nick Park, atau Steven Spielberg. Ia merupakan salah satu penemu Studio Ghibli, dengan rentang karir enam dekade. Ia mengawali karir animasinya di Toei, berlanjut di A Pro, menuju Nippon Animation, hingga pada tahun 1984 bersama dengan Direktur Tokuma Shoten membangun Studio Ghibli. Disinilah karya-karya animasi besar lahir, bersama dengan salah satu produser andalannya, Toshio Suzuki. Pada tahun 1997, Miyazaki memasuki masa semi-pensiun dengan mengumumkan Princess Mononoke (1997) sebagai film terakhirnya. Produksi Howl’s Moving Castle tahun 2004 lah yang kemudian membuatnya batal meneruskan masa pensiun itu. Setelah itu, Hayao Miyazaki kembali aktif dalam produksi film, hingga pengumumannya untuk benar-benar berhenti membuat film pada 6 September 2013.***
22 r i s e t
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
OLEH : GEMA NASUTION INFOGRAFIS : NADYA ZAHWA
g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4
Riset
OLEH : MESEL GHEA INFOGRAFIS : NADYA ZAHWA
23
24
g e r b ata m a 71 // 07-2 0 1 4
OPINI FOTO
Ribuan yang datang, ribuan pula yang pergi HANA MAULIDA
Kirimkan opini dan surat pembaca ke e-maiL
redaksi.suarahamahasiswaui@gmail.com dengan panjang tulisan 600-800 kata.
Cantumkan data diri Anda: nama lengkap, fakultas, jurusan, angkatan. Tulisan yang masuk, jadi milik redaksi.
KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA