Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Page 1

edisi maret 2013

BELUM ADA

‘IYA’

UNTUK STATUTA Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis

61



edisi maret 2013

e d i to r i a l Gerbatama, ini UI! edisi pertama di tahun ini mencoba untuk menyuguhkan kembali apa saja yang masih belum selesai di UI, dan apa-apa yang terjadi selama mahasiswa tengah berlibur satu bulan kemarin. Dari statuta, sampai penggusuran stasiun. Memasuki bulan maret di 2013,berarti sudah sebulan kegiatan ajar megajar semester genap di Universitas Indonesia berjalan. Namun, statuta UI yang sudah mulai dirumuskan sejak tahun lalu belum kunjung selesai. Hal ini tentunya berkenaan dengan nasib dan status dari universitas indonesia sendiri. Bersamaan dengan itu, di awal 2013 ini stasiun UI juga mendapat sorotan nasional karena aksi penggusuran para pedagangnya oleh PT.KAI dan aksi pemblokiranrel yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat yang melumpuhkan transportasi commuter line arah Bogor-Jakarta. Pemblokiran yang digawangi oleh mahasiswa UI dan dibantu masyarakat ini apakah benar satu-satunya jalan yang harus ditempuh agar PT.KAI mau untuk duduk bersama, rekonsiliasi dan mencari jalan tengah demi nasib para pedagang di stasiun?

Pemimpin Redaksi Yasinta Sonia Ariesti Redaktur Pelaksana Hurun’in Qurrotul’aini Redaktur Artistik Akbar Budi Santoso Redaktur Bahasa Raisa Aurora Redaktur Foto Rahma Nissa Aini Reporter Tubagus Ramadhan, Iffah Karimah, Miranda Olga, Permata Mis Lusitania, Cindy Audilla, Candy Nurul, Coraima Okfriani, Jurnalistika Febra, Nur Fadhilah Fotografer Hana Maulida, Mochamad Hanbali Desain Tata Letak Pracetak Azharuddin, Dian Pratiwi, Juliana Putri Inderadjaja, Joana Helena Meijer Desain Sampul Hurun Qurrotul’aini Tim Riset Binar Asri Lestari, Fauzan Widyarman, Yudhistira A. S. Iklan Anindya Fitriana Sirkulasi dan Promosi Anton Budiharjo, Anggara Irhas


04 LA P O R A N U TA M A

STATUS QUO STATUTA UI Hampir satu semester lamamya banyak pihak menunggu pengesahan Statuta UI. Aturan dasar yang ditunggu untuk bekal pemilihan rektor yang tertunda ini hingga sekarang masih terbelit birokrasi. Bahklan, ada kecurigaan pasal-pasal yang sebelumnya telah disepakati oleh para terkait akan dirombak kembali. OLEH : TUBAGUS RAMADHAN IFFAH KARIMAH

FOTO : MOCHAMMAD HANBALI

g er b ata m a 61 // 03- 2 0 1 3

vDitemui pagi itu (19/2) di kampus FISIP UI, Jodi Afila selaku perwakilan mahasiswa dalam tim perumus statuta UI, menyatakan bahwa pihaknya sudah tidak memiliki akses dalam mengawal draf statuta yang akan disahkan nantinya. “Saat ini kita –tim perumus statuta, red –sudah tidak memiliki kewenangan lagi dalam proses statuta ini,” ujarnya. Sejak draf terakhir dari tim perumus statuta UI diselesaikan pada akhir Nopember lalu, kejelasan mengenai peraturan tertinggi di UI menjadi buram.


g e r b ata m a 61 / / 0 3- 2 0 1 3

LA P O R A N U TA M A

Penanggung Jawab Sementara (PJS) Rektor Universitas Indonesia, Djoko Santoso menerangkan bahwa draf akhir dari statuta UI nantinya akan diharmonisasikan dengan tiga kementerian selain Kementerian Pendidikan Nasional. Tiga kementerian yang dimaksud Djoko adalah Kementerian Keuangan, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Alur yang cukup panjang menuju pengesahan peraturan yang nantinya akan diterapkan di 7 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) lain selain UI ini pun kembali mandek ditengah jalan. Hal ini dikarenakan adanya pelimpahan pengawasan dari Mendiknas kepada Sekretariat Bersama PTN BH. Universitas Indonesia sendiri diwakili oleh Prof. T. Basarudin yang merupakan mantan dekan Fakultas Ilmu Komputer UI. Ketika dimintai keterangan mengenai hal ini, Alldo Felix, perwakilan MWA UI Unsur Mahasiswa 2013, membenarkan adanya proses pelimpahan dari Kemendiknas kepada Sekretariat Bersama PTN BH. “Pada pertengahan Januari yang lalu kami –MWA UI, red –mendapatkan kabar seperti itu,”. Aldo memaparkan bahwa hal ini menimbulkan kecurigaan dari pihak-pihak yang ikut serta dalam tim perumusan statuta. Perlu diketahui bahwa hingga rapat fiksasi akhir statuta UI sebelum dikirimkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional, masih terdapat permasalahan terutama pasal 29 tentang pengaturan dosen dan ketenaga kependidikan di UI. Pasal itu mengatur orientasi pengaturan kepegawaian yang merujuk pada peraturan

perundangan yang mengatur bidang kepegawaian negara serta peraturan perundangan lainnya. Hingga rapat kerja MWA UI terakhir pada tanggal 18 Februari 2013 lalu, permasalahan mengenai ketenagakerjaan ini pun masih dipertanyakan oleh pihakpihak yang mewakili karyawan. Sebenarnya sudah ada kata sepakat dari tim perumus statuta bahwa keseluruhan karyawan statusnya akan dijamin sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Akan tetapi karena alur pengesahan tibatiba berubah dengan melibatkan Sekretariat Bersama (Sekber) PTN BH, muncul kekhawatiran adanya perubahan yang tidak disetujui dalam draf statuta UI yang terakhir dikeluarkan pada 16 Januari 2013 itu. Irwansyah, anggota Paguyuban Pekerja UI menyatakan ketidaksetujuannya apabila pengaturan dosen dan tenaga kependidikan yang tertera dalam statuta UI mengalami perubahan dalam pembahasan Sekber PTN BH. “Padahal statuta UI sudah bagus buat pekerja, karena mengakui serikat pekerja dan kejelasan status,” ungkap Irwansyah, dosen Ilmu Politik UI yang akrab disapa Jemi ini. Lalu Bagaimana Selanjutnya? Djoko Santoso mungkin tidak menyangka bahwa masa amanat yang ia emban atas instruksi Menteri Pendidikan Nasional akan sepanjang ini. Sejak dilantik pada 14 Agustus 2012 di gedung D lantai tiga Kementerian Pendidikan Nasional, mantan direktorat jenderal Kemendiknas itu resmi menjadi pengganti sementara orang tertinggi di institusi UI. Maret ini genap empat bulan proses “harmonisasi” statuta UI

05

dilakukan di tataran pemerintahan. Berdasarkan keterangan dari Djoko Santoso pada rapat umum MWA UI 18 Februari yang lalu, ia mengatakan bahwa berkas statuta sudah berada di tangan Sekretariat Negara. Setelah sebelumnya draf ini dirembukkan di Kemendiknas dan Sekretariat Besama PTN BH, presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu untuk meninjau status dan menyetujuinya. Setelah itu draf statuta ini akan dikembalikan kepada tiga kementerian untuk nantinya disepakati. “Prof. Djoko sendiri tidak berani untuk menargetkan kapan selesainya statuta UI ini,” komentar Aldo. Pada waktu bersamaan dengan rapat tersebut pun, ada sedikit pesimisme dari salah satu perwakilan MWA unsur masyarakat, Jusuf Kalla. Kalla yang merupakan mantan wakil presiden Indonesia periode 20042009, paham betul bahwa proses pengesahan dari sebuah peraturan pemerintah tidak akan bisa berjalan hanya dalam beberapa bulan ke depan saja. Meskipun demikian, April adalah target paling optimis dari pihak MWA UI untuk mendesak agar peraturan pelaksana UndangUndang Perguruan Tinggi ini dapat segera disahkan. Proses panjang pengesahan statuta ini pun tentu akan mempengaruhi pula lamanya masa pemilihan rektor UI yang sampai sekarang masih ditunda pelaksanaannya meskipun sudah ada calon-calon pemimpin birokrasi di UI. “Kalau ditanya statusnya seperti apa, dapat dikatakan proses statuta ini sedang status quo,” ujar Aldo menanggapi.


06 L i p u ta n k h u s u s

g er b ata m a 61 // 03- 2 0 1 3

PENGGUSURAN STASIUN, BAGAIMANA KINI? Aksi penggusuran yang dilakukan oleh PT.KAI yang menimbulkan reaksi pemblokiran dari mahasiswa dan masyarakat setempat, akhirnya sempat menunda niatan PT.KAI untuk menggusur kios-kios pedagang di stasiun UI dan Pocin. OLEH : PERMATA MIS LUSITANIA MIRANDA OLGA CINDY AUDILLA

S

ejak tahun 2012 lalu, isu penggusuran pedagangpedagang stasiun seJabodetabek oleh PT KAI ramai terdengar di media massa. Penggusuran ini tidak lepas dari keinginan PT KAI yang ingin melakukan revitalisasi untuk memajukan sarana dan prasarana transportasi PT KAI sesuai dengan Rencana Strategis Kementrian Perhubungan 2010-2014 Bidang Perkeretaapian. Akan tetapi, revitalisasi telah mengorbankan hajat hidup sebagian pedagangpedagang di stasiun-stasiun milik PT KAI. Bagi Pedagang, revitalisasi ini merupakan ketidakadilan karena hak kerja untuk menafkahi hidup mereka terampas. Namun bagi PT KAI ini merupakan keharusan untuk meningkatkan standar mutu perkeretaapian Indonesia. Menurut penuturan Ayu, koordinator pedagang stasiun UI menjelaskan bahwa mereka sudah mendapat 2 kali surat penggusuran dan 1 kali tanpa adanya surat resmi. Lanjutnya, tidak ada relokasi atau ganti rugi untuk para pedagang dari PT KAI. Nasib

yang menimpa para pedagang staiun UI ini mendorong berbagai elemen mahasiswa UI maupun mahasiswa selain UI untuk memberikan dukungannya, baik melalui aksi demonstrasi dan advokasi. Namun, pada 14 Januari 2013, para pedagang yang mayoritas menjual buku-buku di Pondok Cina (Pocin) harus mengalami penggusuran terlebih dahulu sebelum stasiun UI. Hal ini memicu demonstrasi gabungan antara para pedagang, mahasiswa, dan para simpatisan hingga terjadinya pemblokiran rel kereta api di Pondok Cina. Setelah puncak aksi massa hari itu, gaung perlawanan para pedagang dan mahasiswa seolah meredup bersamaan dengan mulai memasukinya masa libur semester ganjil mahasiswa UI. Apa Kabar Gerakan #SavePedagangStasiun ? Segera setelah para pedagang stasiun UI mendapat surat penggusuran, perjuangan mempertahankan hak berdagang di kios stasiun UI terus mengalir. Menurut Ayu, mereka segera merangkul mahasiswa untuk

bersama berjuang ke Komnas HAM, LBH, dan Kementrian BUMN. Para pedagang membentuk Perpustagerak (Persatuan Pegiat Usaha Stasiun Sejabodetabek) untuk memperkokoh solidaritas antar pedagang. Berbagai tanggapan muncul dari kalangan mahasiswa terkait meredupnya gerakan mahasiswa terhadap isu penggusuran dan aksi yang sempat dilakukan mahasiswa. “Baguslah kalau nggak sepanas dulu. Kalau panas terus, malah akan terasa mengganggu. Dengan cara yang adem dan kepala dingin sajalah menghadapi kasus ini,” ungkap seorang narasumber mahaiswa UI yang menolak disebutkan namanya. Tanggapan berbeda ungkapkan oleh Mia, masyarakat umum yang memerhatikan perkembangan isu penggusuran kios pedagang stasiun. “Kayak karbitan (mahasiswa) Menggunakan berita yang lagi in cuma untuk menunjukkan eksistensi diri,” ungkap Mia. Ketika, dikonfirmasi redupnya advokasi mahasiswa terhadap isu penggusuran Stasiun UI, pihak BEM UI pun melontarkan pembelaan.


g e r b ata m a 61 / / 0 3- 2 0 1 3

l i p u ta n k h u s u s

07

FOTO : RAHMA NISSA AINI

Penggusuran di Stasiun UI oleh PT KAI FOTO : RAHMA NISSA AINI

“Banyak sekali proses advokasi yang sudah kami lakukan. Kami sudah ke Kementerian BUMN 4 kali. Ke Menkokesra, dan ketemu dengan Pak Jokowi. Kami suratin langsung PT.KAI dan sudah ada 8 kali kami berusaha, baik lewat lembaga pemerintahan atau cara individu untuk bisa menemui Pak Jonan selaku direktur utama PT KAI agar bisa berdialog. Dan selama 8 kali itu pula tidak ada tanggapan dari PT KAI,” ujar Yudi dari departemen Aksi dan Propaganda BEM UI. Azhar Nurun Ala, wakil ketua BEM UI menjelaskan bahwa posisi BEM ialah pendamping dari apa-apa yang dilakukan oleh teman-teman pedagang. Penuturan Azhar ini

dibenarkan Ayu, “Pada tanggal 21 kami pergi ke Balai Kota DKI 1 berhasil ketemu Jokowi, seminggu sebelumnya juga sudah ketemu Jokowi, Azhar dari BEM UI juga ikut waktu ke Balai Kota” tutur Ayu. Pihak BEM UI mengaku bahwa hingga kini belum memiliki rencana jangka panjang, sebab sekarang ini masih banyak berbagai cara advokasi yang bisa dilakukan semaksimal mungkin untuk mencapai dialog mengenai relokasi. Berbagai upaya telah dilaksananan oleh pedagang dan mahasiswa, tetapi kepastian nasib pedagang urung didapatkan. Padahal banyak pedagang yang menggantungkan diri pada toko kecil mereka di

stasiun. Acong, pembuka jasa photocopy di stasiun UI mengeluhkan ketidakpastian nasibnya. “padahal untuk modal usaha dan sewa lahan saja, saya pinjam ke bank.” Keresahan yang sama juga dikeluhkan Susi, wanita paruh baya yang setiap hari berjualan Pecel di stasiun UI. “kami disini bukan pedagang liar, kami membayar sewa lahan juga bangunan, mata pencaharian saya dan suami ya berdagang di sini.”


08 p e r ja l a n a n

g er b ata m a 61 // 03- 2 0 1 3

RAMBU SOLO: SEBUAH PESTA UNTUK KESEMPURNAAN ARWAH ORANG TORAJA Kedatangan saya dan empat orang teman lainnya ke Rantepao, Kabupaten Tana Toraja di paling Utara Sulawesi Selatan ini bertepatan dengan diadakannya sebuah pesta kematian orang Toraja. Pesta ini dinamakan Rambu

Rambu Solo adalah upacara kematian yang telah menjadi ritual adat Toraja yang tidak lekang oleh waktu dan gerusan modernisasi. Di sana, pesta kematian adalah salah satu perayaan paling meriah melebihi pesta pernikahan.

Solo. Rambu Solo adalah sebuah upacara adat kematian masyarakat Toraja unruk mengantarkannya kepada keabadian. Mengantarkan kepada keabadian bersama para leluhur mereka disebuah tempat perisitirahatan. Upacara ini disebut

OLEH : YASINTA SONIA

juga dengan penyempurnaan kematian. Karena kematian sesorang akan dikatakan sempurna jika prosesi upacara yang panjang ini telah selesai. Jika belum, maka orang yang meninggal hanya akan dianggap sebagai orang yang sakit atau lemah.


g e r b ata m a 61 / / 0 3- 2 0 1 3

p e r j a la n a n

meninggal. Mereka akan datang meskipun berada sangat jauh dari Toraja untuk menunjukkan bakti dan penghormatannya kepada yang meninggal.

Penyambutan para tamu pada pesta pemakaman orang Toraja FOTO : YASINTA SONIA

Sehingga ia akan tetap diberlakukan seperti halnya orang hidup yang dibaringkan di tempat tidur, diberi makanan, dan diajak bicara setiap hari. Kali ini, Rambu Solo diadakan untuk kematian dua nenek kakak beradik yang jenazahnya telah disimpan di rumah keluarga selama dua tahun. Upacara ini dianggap sangat penting karena kesempurnaan upacara ini akan menentukan posisi arwah orang yang meninggal. Apakah nantinya akan menjadi arwah yang gentayangan (bombo), arwah yang mencapai tingkat dewa (tomembali puang), atau menjadi dewa pelindung (deata). Upacara Rambu Solo ini adalah sebuah kewajiban untuk datang bagi seluruh sanak saudara, kerabat, dan keluarga yang bersangkutan dengan orang yang

Kedatangan saya di Rambu Solo siang itu bertepatan dengan penyambutan tamu oleh keluarga yang mengundang. Upacara penyambutan ini diawali dengan taritarian khas Toraja yang dilakoni oleh para pemuda Toraja, lalu para tamu diantar masuk ke Tongkonan (Rumah Adat khas Toraja) oleh para anak perempuan dengan baju adat Toraja. Tamu yang datang memakai baju adat Toraja, dan membawa beberapa hewan persembahan untuk orang yang meninggal. Kisaran kerbau yang ada pada upacara kali ini adalah sebanyak lebih dari 30 ekor, dan babi hutannya hampir mencapai seratus ekor. Kemeriahan upacara Rambu Solo ini ditentukan oleh status sosial keluarga yang meninggal. Hal ini diukur dari berapa jumlah hewan yang dikorbankan. Semakin banyak kerbau yang disembelih, maka semakin tinggi status sosialnya. Biasanya, keluarga bangsawan akan menyembelih lebih dari 25 ekor sampai seratus ekor kerbau ditambah babi-babi. Kalangan menengah akan memotong sekitar sepuluh ekor kerbau ditambah babi-babinya. Namun pada prinsipnya, para hewan persembahan ini didapatkan atas dasar hutang budi dari para keluarga dan kerabat kepada orang yang meninggal. Jika si kerabat tersebut merasa hutangnya pada orang yang meninggal banyak, maka ia harus memberikan hewan persembahan yang layak untuk membayar hutang tersebut.

09

Pemotongan hewan yang dikorbankan diadakan keesokan harinya setelah penyambutan para tamu. Sebelum dipotong, para kerbau ini akan diadu dulu. Biasanya yang diadu adalah kerbau yang paling bagus dan berpengalaman dalam bertarung, adalah kerbau dengan motif belang atau tedong bonga yang dikatakan bagus. Kisaran harganya dari kerbau belang ini adalah 300 sampai 400 juta rupiah. Jadi, bisa diperkirakan kan berapa biaya yang dihabiskan untuk menyelenggarakan sebuha pesta kematian disana. Setelah para kerbau diadu, pemotongan pun dilakukan. Ritual pemotongan hewan korban ini dinamakan ma’tinggoro tedong atau tedong silaga. Cara mereka memotong para kerbau ini adalah dengan menebas leher kerbau pada saat berdiri, dan dibiarkan lehernya hampir putus dan darahnya mengalir habis dan harus dilakukan dengan sekali tebas, tidak boleh lebih. Prosesi kematian dari kerbau-kerbau yang tengah diambang kematian inilah yang menjadi tontonan favorit para penduduk dan undangan. Semakin lama kerbau itu mati, semakin menarik pulalah tedong silaga ini. Bagi saya yang berasal dari tanah Sunda, pemotongan hewan seperti ini terbilang baru, sampai-sampai saya tidak tahan melihat lapangan yang menjadi penuh akan darah dan kerbau-kerbau yang kepalanya setengah putus. Rambu Solo diakhiri dengan diantarnya dua jenazah ini ke pemakamannya yang diiringi oleh para tamu undangan, dan isak tangis para cucu dari kedua nenek ini yang masih berharap neneknya bisa hidup kembali.


10

g er b ata m a 61 // 03- 2 0 1 3

infografis


g e r b ata m a 61 / / 0 3- 2 0 1 3

infografis

11


12

g er b ata m a 61 // 03- 2 0 1 3

sa i n s & t e k n o lo g i

Tim UI Karting Club berpose disela perlombaan racing FOTO : DOK. PRIBADI

UIKC SIAP MENJADI UKM Komunitas berbasis hobi siap menjadi UKM baru yang mewadahi mahasiswa UI yang hobi balapan di arena sirkuit. Kegiatan racing yang notabene dianggap kegiatan yang menghabiskan banyak uang, sekarang bisa diakses dengan mudah dengan adanya UIKC yang didirikan di lingkungan UI ini. selain balapan, UIKC pun mewadahi ketertarikan mereka yang suka dengan mesin, otomotif dan teknologi.

OLEH : CORAIMA OKFRIANI JURNALISTIKA FEBRA


g e r b ata m a 61 / / 0 3- 2 0 1 3

sa i n s & t e k n o lo g i

T

ak banyak orang yang tahu bahwa di Universitas Indonesia (UI) terdapat sebuah komunitas pecinta gokart. Universitas Indonesia Karting Club atau yang biasa disebut dengan UIKC ini merupakan komunitas dibawah ikatan mahasiswa teknik UI. Alvin Maulana (Teknik Mesin, 2009), ketua dari UIKC mengatakan bahwa mulanya komunitas ini dibentuk karena minat yang sama antara mahasiswa teknik mesin UI dalam merancang mesin gokart. Tidak disebutkan siapa yang mempelopori pertama kali namun Alvin mengatakan bahwa komunitas ini dibentuk pada tahun 1980-an. “Mulai dari dosen gue masih mahasiswa, udah ada komunitas ini. Waktu itu mereka bikin gokart sendiri sampai tahun 2004, setelah itu vakum”, jelas Alvin. Setelah lima tahun vakum, komunitas gokart ini dibentuk kembali pada tahun 2009 dengan nama UI Karting Club. Dipelopori oleh mahasiswa angkatan 2008, mereka membeli chasis (rangka) gokart yang telah jadi kemudian dirakit sendiri. “Sekarang kita punya dua gokart. Gokart ini punya komunitas, biayanya dari anakanak patungan sendiri”, ungkap Alvin. Akan tetapi, sekarang UI KC lebih memfokuskan diri pada perlombaan balap gokart dibandingkan dengan membuat mesin gokart. “Lebih minat di racing”, tambah Alvin. Komunitas ini tercatat sudah menghasilkan 13 tropi atas kejuaraan racing di tingkat nasional. Penghargaan terbaru yang diraih oleh UIKC adalah Juara Ke- I Kelas Mahasiswa dan Kelas Nasional dalam Humpuss Kart Series, yang diadakan di Sentul, Bogor, Juni tahun lalu.

Alvin mengatakan bahwa saat ini, anggota aktif UIKC ada 11 orang yang terdiri dari 4 orang badan pengurus harian (Ketua, Sekretaris, Bendahara dan seorang Chief Mechanic ), 2 orang pembalap dan selebihnya adalah perancang mesin gokart. “Anggota UIKC ga cuma anak mesin kok. Bahkan pembalap kita anak hukum.”, jelas Alvin. Ia mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan orang di luar Teknik Mesin bergabung dengan UIKC ini. “Saat ini memang sistem perekrutan anggota kami hanya dari mulut kemulut dan mengandalkan jarkom (jaringan komunikasi) via sms untuk mahasiswa diluar jurusan Teknik Mesin. Mungkin nanti jika UIKC sudah menjadi UKM kami akan mulai mempromosikan diri secara terbuka ke Fakultas lainnya,” tambah Alvin.

“Mungkin jika nanti UIKC telah menjadi UKM, kami akan sering mengadakan latihan di rental gokart.” Mengenai pendanaan, Alvin mengakui bahwa mereka masih menggunakan dana pribadi untuk operasional klub terutama untuk pertandingan. “Sekali tanding bisa keluar hampir satu jutaan, ya kita patungan. Pernah minta ke Rektorat, hanya saja harus bawa piala dulu”, guraunya. Oleh karena itu, Alvin berharap bahwa nantinya UIKC ini bisa menjadi UKM, salah satunya agar urusan operasional seperti ini menjadi lebih mudah. “Kami

13

mendapatkan dukungan penuh dari Dekan Fakultas Teknik, untuk segera mendeklarasikan diri sebagai UKM,” jelasnya. UIKC memang tidak pernah mengadakan latihan rutin. Latihan yang selama ini dijalankan oleh anggotanya biasanya adalah seminggu sebelum racing (pertandingan). Untuk latihan sebelum racing biasa diadakan di Sentul, sedangkan latihan biasa sering dilakukan di arena permainan gokart. “Mungkin jika nanti UIKC telah menjadi UKM, kami akan sering mengadakan latihan di rental gokart. Karena visi UKM ini nantinya adalah untuk merangkul orang-orang yang suka bermain gokart.” jelas Alvin. Hisyam Farabi, anggota UI KC menuturkan bahwa banyak manfaat yang bisa didapatkan dari klub ini, terutama dalam bidang otomotif. “Di UIKC kita bener-bener bisa langsung tau apa aja yang diperlukan untuk menjadi juara. Kalo kuliah cuma teori aja tapi di sini pengalaman dan share dari universitas lain maka menambah wawasan tentang otomotif”. Mahasiswa Teknik Mesin UI angkatan 2010 ini berharap UIKC dapat menjadi kegiatan yang diakui resmi oleh pihak UI agar bisa mendapat bantuan dana, anggotanya dari berbagai fakultas, dan berprestasi. Walaupun belum dikenal luas, UIKC tetap disambut positif oleh mahasiswa UI. Fajar Reno Budiman, mahasiswa Teknik Arsitektur 2012, menuturkan bahwa kegiatan UIKC ini menarik dan unik. Menurutnya, komunitas ini jarang ada di universitas lain dan sebagai apresiasi hobi yang bukan ditujukan untuk orang-orang yang kaya saja.


14

g er b ata m a 61 // 03- 2 0 1 3

sosok

KOMUNITAS PECINTA KERTAS:

CARA BIJAK PAKAI KERTAS Berawal dari kesadaran akan pentingnya media kertas untuk menyalurkan hobi menggambarnya, Ario Kiswinar Teguh, tergerak untuk menggagas Komunitas Pecinta Kertas (KPK). Kesadaran tersebut didasarkan atas pemikiran adanya kertas karena manusia dan manusia bisa berkembang karena adanya kertas. OLEH : NUR FAADHILAH

S

eiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, para pengguna kertas semakin tidak bijak dalam menggunakannya. Ario Kiswinar Teguh, yang biasa disapa Kiswinar, mendirikan Komunitas Pecinta Kertas (KPK) pada tanggal 11 September 2008. Dengan tujuan utama, yaitu, untuk memahami pentingnya menjaga kertas, komunitas ini terus menjaring banyak anggota di bawah motivasi yang sama.

dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Yang menarik buat saya adalah si pembawa acara menggunakan sampah kertas sebagai bahan bakunya. Saat itu saya pikir mungkin ini dia jawaban dari kebuntuan tersebut.” Kertas sendiri adalah salah satu material buatan manusia yang kegunaannya sampai sekarang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari sehingga dapat terus dieksplorasi pemanfaatannya. Produk Hasil KPK

Alasan Kiswinar memilih media kertas berawal dari kebuntuannya dalam hal menggambar. “Dari situ saya mencoba mencari cara untuk menghasilkan cara berkarya yang lain. Suatu pagi saya menyaksikan Art Attack, sebuah acara yang mengajarkan kepada anak-anak tentang serunya membuat karya

Sebagai wadah pertama untuk menampung kreativitas para anggota KPK, maka diluncurkanlah Toko KPK untuk memamerkan hasil dari proses pemanfaatan kertas. Produk-produk tersebut berupa hiasan ruangan, kalung, gantungan kunci, asbak, hingga kursi menjadi hasil kreativitas

dari para anggota. Kiswinar kemudian membuat Projek Satrek. “Projek Satrek itu studio desain interior yang menggunakan kertas sebagai bahan pembentuknya.” Semua produk interior mulai dari lampu hingga kursi telah dihasilkan sebagai material alternatif pengganti kayu, besi, atau kaca. Namun, produk-produk tersebut belum sempat dijual karena masih dalam tahap percobaan. Tidak hanya fokus menghasilkan produk-produk yang berbahan dasar kertas, Komunitas Pecinta Kertas terus meluaskan kampanye “Bijak-Bijak Pakai Kertas” kepada publik dengan mendirikan PEPA. “PEPA kepanjangan dari People and Paper, filosofinya kertas ada karena manusia, dan manusia bisa berkembang sehebat ini karena ada peran kertas.” Fokus perhatian PEPA


g e r b ata m a 61 / / 0 3- 2 0 1 3

sosok

15

Kiswinar dan para anggota komunitas pecinta kertas memamerkan hasil kertas yang di daur ulang FOTO : DOK. PRIBADI

dikhususkan untuk pemberdayaan komunitas-komunitas kecil dengan tenaga produksi yang sudah dilatih. “Produk awal yang akan diproduksi dari PEPA itu sebuah buku sketsa

“Sayangnya, setelah semua yang telah kertas berikan untuk perkembangan kebudayaan kita, sikap kita seperti meremehkan kertas itu sendiri”

pake merek PEPA Journal.” tambah Kiswinar. Masih berbicara tentang PEPA, Kiswinar berharap dari komunitas yang ia bentuk dapat mandiri dalam hal finansial dan mendapatkan kedudukan yang setara di masyarakat. Tidak hanya ikut berkontribusi dengan pemakaian kertas secara bijak melalui program tersebut, KPK sudah dapat memberikan kebaikan untuk orang lain dengan hanya memanfaatkan media kertas. Kertas Sebagai Penyampai Pesan Komunitas ini melihat kertas tidak hanya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat karya namun juga sebagai media yang memiliki banyak pesan. mulai dari soal budaya sampai

soal lingkungan. “Sayangnya, setelah semua yang telah kertas berikan untuk perkembangan kebudayaan kita, sikap kita seperti meremehkan kertas itu sendiri. bisa kita lihat bagaimana dengan mudah kita membuang kertas sembarangan, dan sikap-sikap tidak bijak lainnya.” Tutur Kiswinar. Kertas adalah salah satu warisan budaya dunia yang patut dijaga karena keberadaannya telah memajukan pemikiran dan membuat hal-hal menjadi mudah. “ Dari pemahaman itu juga yang akhirnya menyadarkan saya, bahwa apa yang saya kerjakan lebih dari sekedar membuat karya seni, tetapi juga menyampaikan pesan tentang bijak dalam penggunaan kertas.” Tutup Kiswinar.


16

g er b ata m a 61 // 03- 2 0 1 3

ragam

STAND UP COMEDY UI, HIBURAN DI KALA KEJENUHAN Stand UP Comedy, gaya lawakannya yang unik dan khas membuatnya kian popupuler di tengah menjamurnya beraneka ragam bentuk komedi di Indonesia. Tak hanya di kalangan masyarakat umum, Stand UP Comedy pun kian populer sebagai hiburan alternatif di kalangan mahasiswa. Salah satunya adalah UI yang para penikmatnya kemudian membuat sebuah Komunitas Stand UP Comedy UI.

OLEH : CANDY NURUL K

K

omunitas Stand UP Comedy UI didirikan pada 14 Pebruari 2012 oleh Mahasiswa Teknik Sipil UI 2009, Muhammad Rizki Hadi Putra. Tujuan didirikannya Stand Up Comedy UI sederhana saja, yaitu untuk membuat mahasiswa tertawa dan tidak stress di tengah kesibukan kuliah. “Kita pengen membuat komunitas untuk seru-seruan aja sih dan juga supaya bias ngeramein acara-acara di UI,” tutur Rizki. Respon positif dan antusiasme mahasiswa UI terlihat dari pengikut twitter Stand Up UI yang berjumlah 1.000 setelah baru dua bulan akun tersebut dibuat. Melihat antusiasme mahasasiswa UI, maka dibuatlah open mic. Perekrutan anggota dengan cara mencari dari setiap fakultas. Namun, tetap saja terjadi kendala seperti tidak konsistennya

anggota. Rizki mengatakan bahwa terakhir sudah ada anggota tetap berjumlah belasan orang termasuk alumni-alumni angkatan 2008. Lucu Menjadi Bonus Awal Mencari comic-comic (stand up comedian) yang kreatif tidak terlalu sulit. Menurut Rizki, lucu itu sebenarnya relatif. “Kita kan disini sama-sama belajar, jadi lucu merupakan bonus lah bagi komikkomik awal. Untungnya waktu open mic di kampus sendiri, pasti merekamereka lucu,” ujarnya. Komunitas Stand Up UI sudah mempunyai 5 orang comic yang layak tampil di acara-acara umum, sedangkan comic-comic barunya sudah mencapai 20 orang. Kegiatan yang telah dilaksanakan juga cukup

banyak, seperti comedy buddy, open mic, membantu acara stand up show, hingga mengisi acara di berbagai fakultas. Dukungan dari BEM FT pun terus berlanjut, khususnya dalam membantu pada saat perekrutan terbuka dan UI Art War. Alasan Rizki sendiri menjadi comic bermula pada saat ia mengisi acara se-angkatan yang diadakan Teknik Sipil untuk melakukan stand up comedy. “Pas awal-awalnya nih, gue lucu tuh, sampe orang-orang pada ketawa rusuh. Abis itu langsung ditawarin temen gue untuk ikut open mic di café-café dan jadi kenal deh sama comic-comic senior,” cerita Rizki. Kesulitan menjadi seorang comic, khususnya bagi comic-comic baru anggota komunitas Stand Up UI


g e r b ata m a 61 / / 0 3- 2 0 1 3

r ag a m

17

Rizki, salah satu mahasiswa UI yang sedang melakukan openmic

FOTO : DOK. PRIBADI

adalah dalam mencari materi yang akan disampaikan. Tentunya mereka harus mencari materi yang tidak membosankan, tetap menghibur orang, dan kreatif. “Biasanya comiccomic tuh mengungkap kan hal-hal yang ia pengen ungkapkan dan juga comic punya kebebasan yang enggak dibatasi,” ujar Rizki. “Kalau mau coba materi, dicoba di open mic dulu, ketika udah lucu baru ikut show,” tambahnya. Mengenai perbedaan antara stand up comedy dengan komedi-komedi lainnya, Rizki menuturkan, stand up comedy merupakan sebuah lawakan tunggal yang tidak seperti lawakanlawakan lainnya yang biasanya disampaikan beramai-ramai. Selain itu memberikan kritik sosial, bahkan edukasi kepada penonton.

Walaupun masyarakat dulu lebih menyukai komedi atau lawakan dalam bentuk fisik, namun sekarang masyarakat membutuhkan lawakan yang segar sekaligus cerdas. Maka dengan menjamurnya stand up comedy dapat memberikan suguhan komedi yang beragam bagi para penikmatnya.

“...sekarang masyarakat membutuhkan lawakan yang segar sekaligus cerdas.”

Ditawarkan Menjadi UKM Sebenarnya komunitas Stand Up UI sempat ditawarkan untuk menjadi UKM, namun tidak jadi. Seperti yang telah dijelaskan Rizki bahwa untuk menjadi UKM cukup sulit karena harus mengurus LPJ dan sebagainya. Sedangkan komunitas ini hanya membutuhkan ketua dan anggota saja karena lebih sering acara kepanitiaan. “UKM kan biasanya ada pelantikan, enggak mungkin kalau Stand Up UI ada pelantikan. Masa harus stand up comedy di kereta gitu,” ujar Rizki sambil tertawa. Rizki berharap komunitas Stand Up Comedy UI dapat terus eksis dan berkembang di kalangan mahasiswa UI dan BEM setempat mendukung kegiatan-kegiatan Stand UP comedy UI.


18

g er b ata m a 61 // 03- 2 0 1 3

resensi

GARIS BATAS; PERJALANAN DI NEGERI-NEGERI ASIA TENGAH Pengarang Jumlah halaman Penerbit Tahun terbit

: Agustinus Wibowo : 528 halaman : PT Gramedia Pustaka Utama : 2012

OLEH : FAUZAN WIDYARMAN

B

agi banyak orang, berwisata identik dengan mengunjungi tempat-tempat yang sudah terkenal di dunia untuk menuntaskan rasa penasaran terhadap tujuan wisata terkenal itu dengan melihatnya langsung. Sedangkan bagi negeri yang tidak dikenal, maka tidak pernah terpikirkan untuk bertandang ke sana. Namun, Agustinus Wibowo tidak berpikir seperti para traveler kebanyakan. Untuk menuntaskan rasa penasarannya terhadap peradaban manusia di Asia, dia pun melanjutkan petualangannya mengunjungi negara-negara Asia Tengah yang dulu merupakan bagian dari negara adikuasa Uni Soviet. Dalam pengembaraannya, Agustinus tinggal di rumah-rumah warga, bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari mereka yang pas-pasan. Melalui pengembaraannya ini pula dia menyadari pengaruh Soviet

masih kental terasa setelah 15 tahun keruntuhannya. Bahasa Rusia masih menjadi bahasa pemersatu untuk suku-suku di Asia Tengah. Buku ini diberi nama Garis Batas karena dalam buku ini Agustinus banyak menceritakan bahwa garis batas di setiap negara telah memisahkan takdir bagi manusia, bahkan yang masih bersaudara sekalipun, meskipun jaraknya hanya beberapa langkah yang bahkan bisa untuk saling memandangi. Garis batas seperti memerintahkan manusia untuk menjauhinya. Sedikit yang disayangkan, buku ini terkesan agak ‘menggurui’ pembaca melalui pengalaman hidup penulis pada masa Orde Baru yang terintimidasi sebagai bagian dari etnis minoritas. Penulis terkesan ‘membenci’ penguuasa Orde Baru. Cerita yang diungkap lebih

banyak mengisahkan ‘keburukan’ negara-negara Stan, tanpa banyak mengisahkan ‘kebaikan’ atau kemajuan negara-negara Stan setelah lepas dari Uni Soviet. Terlepas dari itu, buku ini menyenangkan untuk dibaca karena bercerita tentang sisi lain berwisata ke negara-negara yang bahkan seringkali tidak kita ketahui tempatnya di dalam peta. Kisah-kisah ‘langka’ yang diceritakan Agustinus membuat buku ini menjawab rasa ingin tahu kita terhadap negaranegara yang sepertinya tersembunyi dari dunia; bagaimana masyarakat di sana hidup, bernostalgia tentang masa lalu mereka, dan menggantungkan harapan terhadap dunia di luar kehidupan mereka.


g e r b ata m a 61 / / 0 3- 2 0 1 3

Resensi

19

MEMACU ADRENALIN LEWAT DIE HARD

S

Judul Sutradara Durasi Genre Tahun Produksi

: A Good Day To Die Hard : John Moore : 97 menit : Action : 2013

OLEH: YUDHISTIRA A.S.

g e r bata m a 61 // 03- 2 0 1 3

KO m i k

etelah sukses dengan 4 sekuel sebelumnya, edisi terbaru Die Hard hadir dengan judul A Good Day to Die Hard. Film yang mengambil latar di Rusia ini bercerita tentang John McClane (Bruce Willis) yang pergi ke Moskow untuk menemui anaknya John “Jack� McClane Jr. (Jai Courney) yang dipenjara akibat terlibat kasus pembunuhan. Namun ketika Jack berhasil kabur dari penjara, John malah ikut terlibat dalam misi penting anaknya, yang ternyata seorang agen CIA, untuk menghentikan pencurian nuklir di Chernobyl oleh sekelompok teroris. Film berdurasi total 97 menit ini masih tetap setia dengan aksi-aksi spektakuler sepanjang film, penuh dengan ledakan, kebut-kebutan ditengah kota, hingga adegan baku tembak yang serta merta mengajak

penonton terkesima. Meski demikian, secara alur cerita film yang di ini tidak jauh berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya sehingga pada sekuelnya yang kelima ini terlihat mudah ditebak. Namun John Moore, sutradara kawakan yang terkenal lewat Behind Enemy Lines (2001) dan The Omen (2006), dapat mengemasnya dengan baik. Penokohan antara John dan Jack pun diperankan cukup baik karena terlihat hubungan konyol dan jenaka khas ayah dan anak. Secara keseluruhan, A Good Day To Die Hard mampu menghadirkan aksi yang tidak kalah dengan film sejenis lainnya. Saksikan dan rasakan adrenalin anda terpacu sepanjang laga.


Kios “penggusuran” yang hingga kini masih digunakan FOTO : HANA MAULIDA

20

OPINI FOTO

Aktivitas di Stasiun tetap berlangsung meskipun ada penggusuran FOTO : RAHMA NISSA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.