Edisi 52 // Oktober 2011 // Unduh Gerbatama digital di www.suma.ui.ac.id // Twitter @sumaUI // Gratis
SENGKARUT MANAJEMEN KEUANGAN UI 07
LIPSUS: Gerak Lamban Pencairan Beasiswa
14
SAINS: Ketika Genomik Mulai Dilirik
g e r bata m a 52 ///o kto b er 2 0 1 1 \\\
EDITORIAL Di sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik seorang Tionghoa di jalan Kramat Raya 106, Sumpah Pemuda diikrarkan. Pagi itu hari Minggu, 28 Oktober 1928. Ia lahir setelah kongres alot dan diskusi serius tentang pemersatu dan semangat persatuan dalam sanubari pemuda. Ikrar itu lahir setelah Yamin, sekretaris kongres, berpidato di depan sekitar 750 peserta dari organisasi perwakilan daerah. Pidatonya dinilai berhasil meleburkan identitas kedaerahan dalam satu sumpah: tanah yang satu, bangsa yang satu, bahasa yang satu: Indonesia. Sumpah Pemuda terikrar, padahal Belanda masih sepenuhnya menguasai Indonesia pada 1928 itu. Sumpah Pemuda adalah formulasi elegan atas kebangsaan Indonesia. Ia lahir dan merangkum kemajemukan daerah dalam semangat persatuan. Ia menjadi penyemangat atas pergerakan melawan kolonialisme. Ia dilahirkan dari idealisme kaum muda. Idealisme, yang kata Tan Malaka, adalah kemewahan terakhir dari pemuda. Semoga kita tak kehilangan kemewahan terakhir itu.
Pemimpin Redaksi Maharddhika Wakil Pemimpin Redaksi Andi Nur Faizah Redaktur Pelaksana Yanuardi Budilaksono Redaktur Artistik Stenisia Redaktur Foto Quliah Alfendah Reporter Irfani Maqoma, Dimasyq Ozal, Fachmi Ardhi, Betsy Edith, Elsan Muhammad, Amalia Ayuningtyas, Intan Ayu D. Kirana, Tubagus Ramadhan, Yelna Yuristiary, Raisa Aurora, Marcha Adiwara, Ananda Putri Fotografer Pravitasari, Dias Asilatiningsih Desain Sampul Nuriza Ratno Saputra Desain Tata Letak Nuriza Ratno Saputra, Dino E Putra, Rizky Fuadhi, Fachmi Zain Pracetak Dino E. Putra Tim Riset Bangun Admaja, Happy Ferdian Iklan Abjure Samuel Panjaitan Sirkulasi dan Promosi Anggara Irhas, Dian Nisita Puspitasari
SURAT PEMBACA Belakangan ini banyak sekali media yang memberitakan seputar masalah eksternal dan internal Universitas Indonesia—mulai dari gelar HC, permasalahan tata kelola UI, hingga yang terbaru beredar istilah #SaveUI yang saya sendiri tidak tahu jelas dan pasti apa maksud dari hal tersebut. Jujur, saya bukan orang yang terlalu memahami permasalah politik kampus, tapi yang saya ketahui pasti adalah bahwa saya mahasiswa UI dan saya menuntut segala jenis perbaikan pelayanan mahasiswa seperti bus kuning yang tiba tepat waktu serta pembayaran kuliah yang murah. Dua contoh sederhana itu cukup mewakili sedikit aspirasi saya. Jadi, aksi atau apapun yang dilakukan aktivis kampus, semoga saja tidak ditunggangi segelintir kelompok elit dan murni memperjuangkan kepentingan mahasiswa seperti kami. Hidup mahasiswa! Yasinta Ilmu Politik 2009
REMINDER 16 OKTOBER Hari Parlemen Indonesia 24 OKTOBER Hari Dokter Nasional
3 November Hari Kerohanian 10 November Hari Pahlawan
24 Oktober Hari Perserikatan BangsaBangsa (PBB)
10 November Hari Ganefo
27 Oktober Hari Penerbangan Nasional
12 November Hari Kesehatan Nasional
27 Oktober Hari Listrik Nasional
14 November Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
27 Oktober Hari Blogger Nasional 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda
14 November Hari Diabetes Sedunia 21 November Hari Pohon
29 Oktober Hari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI)
22 November Hari Perhubungan Darat
30 Oktober Hari Keuangan
25 November Hari Guru
SUARA NYATA
“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.” - TAN MALAKA
DITERBITKAN OLEH BADAN OTONOM PERS SUARA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Pemimpin Umum Lisan Sulaiman Sekretaris Umum Novita E.S. Bendahara Umum Andi N.F. Ketua Dewan Redaksi Oky Sumadi Manajer Perusahaan Ibnu Fahran Kabag Iklan Peny R. Kabag E.O. Dian N. Kabag Dana Usaha Syahrul H. Kabag SDP Galuh Rahmat Manajer Kesekretariatan Reyzi E. Kabag Arsip B. Mayang Kabag Rumah Tangga Ayu P. U. Manajer Litbang Taufika Dianny Kabag Penelitian Bangun A. Kabag Kajian Rahardika Kabag Pusat Informasi Dokumentasi Ira R. Manajer Humas Organisasi Febi P. Kabag Humas Eksternal Quliah A. Kabag Humas Internal Raisha S. Manajer SDM Adi Pratama Kadiv Reporter Eki K. Kadiv Fotografer Ginanjar Kadiv Desain, Tata Letak, dan Pracetak Chandra K. Kadiv Marketing Kirana Y. Kadiv Riset Maulana Reza Alamat Redaksi, Sirkulasi, Iklan, dan Promosi Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Lantai 2 Kampus Universitas Indonesia, Depok, 16424 email: redaksisumaui@gmail.com website: http://suma.ui.ac.id/
04 LA P O R A N U TA M A
g er b ata m a 52 ///1 0- 2 0 1 1
S E N GK ARUT M A N AJEM EN KE UA NGA N UI Oleh: TUBAGUS R, MARCHA ADIWARA, & ANANDA PUTRI
September menjadi bulan yang cukup panas di sekitar kampus Universitas Indonesia. Dimulai dari pemberitaan mengenai pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada pemimpin Arab Saudi yang menuai banyak kecaman, hingga akhirnya menyeret isu-isu yang telah lama dipertanyakan seperti transparansi dan manajemen keuangan di UI.
K
etika ditemui Suara Mahasiswa di area kantin korea FISIP UI, Ade Armando menyatakan bahwa telah terjadi suatu kekacauan dalam pengelolaan keuangan dan kebijakan di Universitas Indonesia. “Jadi, sekarang itu kacau. Sejak 2008, UI menerapkan suatu kebijakan untuk melakukan sentralisasi keuangan, artinya rektorat itu menerapkan sistem one gate revenue dimana semua pemasukan hanya melalui satu gerbang saja yaitu sentral,� ungkapnya.
g e r b ata m a 5 2 / / / 1 0 - 2 0 1 1
LA P O R A N U TA M A
Ia mengungkapkan bahwa permasalahan yang terjadi adalah ketika berbagai macam sumber dana masuk ke sentral, maka akan sulit untuk keluar karena birokrasi yang berbelit-belit dan manajemen keuangan yang dilakukan sangat buruk. “Dugaan saya, SDM di rektorat itu tidak bagus. Lebih tepatnya, keadaan ini memang dimanfaatkan oleh mereka, sengaja dibuat sehingga ketika ada uang yang masuk, itu tidak mudah untuk keluar dan harus ditahan dulu. Otomatis ketika uang ditahan, maka akan ada bunganya, inilah yang menjadi sumber keuntungan yang dicari itu,” ujar dosen yang mengajar di Departemen Komunikasi FISIP UI tersebut. Ia pun mengaitkan sentralisasi manajemen keuangan UI ini dengan permasalahan transparansi yang masih nihil dilakukan oleh para pejabat di rektorat UI. “Tidak ada kejelasan kemana larinya uang itu. Muncul prasangka-prasangka. Kalau pembelaan dari sentralisasi adalah untuk melakukan kontrol keuangan yang baik, kerjakan dengan benar dan transparan dong!” cetusnya. Direktorat Keuangan meloloskan sejumlah uang untuk pembiayaan rapat, namun di kolom keterangan uang itu digunakan untuk pakan hewan peliharaan rektor. Dokumen yang mencantumkan biaya konsumsi rapat yang justru dialokasikan untuk pakan peliharaan di rumah dinas rektor dan dokumen transaksi rektor dengan sebuah media cetak ini didapat dari salah satu orang yang ada di bagian keuangan rektorat. “Kenapa kita bisa dapat dokumen ini? Padahal disaat bersamaan kita tahu UI gak transparan? Ya pasti ada orang yang sudah muak dengan tingkah laku rektor, jadi dia bersedia memberikan data ini” ungkap Ade. Salah seorang mahasiswa Teknik Metalurgi ’08, Nicko Setyabudi mengemukakan pendapatnya mengenai hal ini. “Dengan adanya dokumen ini, ada kemungkinan terjadi permainan di dalam, tapi saya rasa ini masih asumsi saja karena data yang kita terima ini kan data parsial. Ini juga tidak mungkin dilakukan oleh satu orang saja, pasti ada pihak lain yang terlibat,” ungkap mahasiswa yang
menjabat sebagai Ketua BEM FT UI 2011 ini. Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Ary Dwiaji, mahasiswa Kesehatan Masyarakat 2010 yang merupakan salah satu peserta aksi penuntutan transparansi UI pada sidang MWA di Salemba beberapa waktu yang lalu, ia mengatakan bahwa hal ini melibatkan banyak pihak di rektorat. “Rektor yang melayani mahasiswa, malah menghisap darah mahasiswa,” ungkapnya kecewa. Tafsir Nurchamid, Wakil Rektor II Universitas , Indonesia mengemukakan pendapatnya bahwa membocorkan dokumen keuangan universitas merupakan hal yang sangat berbahaya untuk dilakukan. “Dokumennya mungkin benar, tapi orang keuangan yang membocorkan dokumen itu gak bener! Mengambil dokumen UI dan menyebarluaskannya itu hal yang gak bener karena itu merupakan rahasia negara. Ia seharusnya tidak boleh terlalu banyak omong,” ungkap Tafsir. Lolosnya dokumen tersebut mengindikasikan check and balances tidak terjaga dengan ketat dalam penerapan kebijakan sentralisasi keuangan.
“Tidak ada kejelasan kemana larinya uang itu. Muncul prasangka-prasangka. Kalau pembelaan dari sentralisasi adalah untuk melakukan kontrol keuangan yang baik, kerjakan dengan benar dan transparan dong!”
Sejarah Sentralisasi Rabu (6/10), tepat di lantai dua gedung Pusat Administrasi Universitas, Suara Mahasiswa menemui Ak. Tafsir Nurchamid, Wakil Rektor II Universitas Indonesia yang membawahi urusan SDM, Keuangan, dan Administrasi Umum Universitas. Ia menjelaskan sejarah diterapkannya sistem sentralisasi keuangan.
05
06 LA P O R A N U TA M A
g er b ata m a 52 ///1 0- 2 0 1 1
Sebelum tahun 2008, UI menggunakan sistem otonomi penuh (desentralisasi) dalam mekanisme pengambilan kebijakan termasuk keuangannya. UI menganggarkan 20% dari dana masyarakat untuk operasional di tingkat sentral mencakup pembayaran listrik, air, anggaran internet, dan gaji pegawai rektorat dan 80% dari dana tersebut diserahkan langsung ke tiap-tiap fakultas yang ada, dengan kebijakan keuangan yang benarbenar diserahkan kepada tiap fakultas untuk melakukan operasional pendidikan seperti membiayai gaji dekan, gaji dosen, gaji pegawai fakultas, dan kebutuhan teknis fakultas. “Permasalahan muncul disini, dari segi manajerial, fakultas yang memang mahasiswanya banyak dan terhitung sebagai fakultas yang ‘kaya’ tentunya gaji dekannya akan sangat besar dibandingkan fakultas yang mahasiswanya sedikit. Terjadi kesenjangan, padahal kita sama-sama di satu lingkungan yaitu UI,” jelas Tafsir. Ia pun mengungkapkan bahwa masalah juga muncul dari segi pengajaran dan kepegawaian. Staf pengajar atau dosen yang merasa kurang dengan pendapatan yang ia peroleh di fakultasnya, otomatis akan memilih untuk mengajar di fakultas lain yang memiliki kebijakan pembayaran gaji yang lebih besar. Hal ini pun berlaku untuk dosen yang mengajar di program S-1 yang pendapatannya lebih sedikit dibandingkan dengan dosen yang mengajar di program S-3. “Kami merasa ini berbahaya dan perlu diperbaiki melalui standardisasi sebagai suatu badan hukum, kebijakan sentralisasi menjadi pilihan untuk mengatasi kekhawatiran munculnya gap antar fakultasfakultas yang ada di UI,” tambah alumni FEUI jurusan Akuntansi ini. Mengacu pada Kebijakan sentralisasi Universitas Indonesia yang dijelaskan dalam Surat Keputusan MWA Nomor 7 tahun 2006 tentang Kebijakan Ketenagakerjaan UI dan Surat Keputusan MWA Nomor 5 tahun 2007 tentang Arah Pengembangan UI, sejak tahun 2008 UI memberikan alokasi 25% dari dana masyarakat untuk operasional di tingkat sentral, dan 75% di tingkat fakultas. “Dalam 25% anggaran sentral itu, kita sudah memasukan keperluan operasional seperti
listrik, air, internet, dan gaji pegawai rektorat. Selain itu, ada juga bagian untuk gaji dosen BHMN, gaji dosen core, dan juga gaji dekan tiap fakultasnya,” jelas Tafsir. Ia menambahkan bahwa gaji dekan yang memang sudah menempati nominal yang besar pada sistem ini tidak diturunkan, akan tetapi, gaji dekan yang masih dibawah akan disetarakan.
Prosedur Pencairan Dana ke Fakultas Lebih lanjut, ia menjelaskan mengenai standar operasional bagaimana dana yang dianggarkan untuk fakultas dapat cair setiap bulannya, yang dimulai dengan dibentuknya suatu badan yang disebut sebagai komite anggaran untuk menganggarkan kebutuhan. Kemudian, dekan akan mengajukan usulan yang merupakan kumpulan pengajuan dari departemen, program studi, dan berbagai lembaga di fakultas. Apabila fakultas tersebut dapat memberikan pertanggungjawaban atas anggarannya bulan lalu, maka dana yang diminta untuk bulan selanjutnya akan cair dalam jangka waktu tiga hari. Menanggapi mekanisme yang berbelitbelit dalam penurunan dana dari sentral, ia menjelaskan bahwa mekanisme dan sistem ini telah disosialisasikan dan diujicobakan selama satu tahun sebelum SK diturunkan. Walaupun demikian, ia mengakui bahwa adanya perubahan-perubahan sistem yang dipaksakan dari pusat (DIKTI) telah menyebabkan beberapa perubahan pula pada dokumen-dokumen yang mengatur mengenai mekanisme ini. “Apabila ada yang bilang dana susah turun, maka itu bisa jadi kesalahan fakultas juga. Tidak mungkin kita mau mengeluarkan dana untuk anggaran yang baru, kalau anggaran yang lama saja tidak dapat dipertanggungjawabkan,” cetus Tafsir. “MWA yang mengesahkan hal ini, seharusnya mendukung wewenang yang telah dilim-pahkan kepada mereka dengan mengawasi mekanisme ini, kami di sentral juga mungkin ada kesalahan, dan fakultas juga mungkin punya kesalahan. Intinya jangan saling menyalahkan lah,” tambah mantan Wakil Kepala Program Diploma UI periode 1997—2004 ini.
g e r b ata m a 5 2 / / / 1 0 - 2 0 1 1
L I P U TA N K H U S U S
07
Seorang mahasiswa mencari namanya di daftar penerima
DIAS. A /SUMA
beasiswa
GE RA K L A M BA N P E N C AI R A N BEAS I SWA Oleh: DIMASYQ OZAL, FACHMI ARDHI, & BETSY EDITH CHRISTIE
T
ercantum sebagai salah satu penerima beasiswa menjadi hal yang menyenangkan bagi mahasiswa Universitas Indonesia. Seiring berjalannya waktu, persoalan muncul dan berbagai opini buruk pun berkembang terhadap Rektorat UI ketika beasiswa gemar menyiput bergerak lamban masuk ke rekening mereka masing-masing. Prosedur pencairan dana beasiswa berasal dari pemerintah, seperti Bidik Misi, Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang dikelola oleh Universitas Indonesia (UI) terkesan lamban dan berimbas kekecewaan di benak penerima beasiswa. Keterlambatan ini membuat mahasiswa mencari aternatif pencarian dana guna memenuhi kebutuhan perkuliahannya. “Hal ini membuat saya terlambat membayar BOP dan terpaksa
menggunakan uang orang tua,” ujar Rona, mahasiswi FIB 2009. Pencairan beasiswa yang tidak transparan membuat mereka berada dalam posisi ketidakpastian. Penyebabnya, tidak adanya pengumu-man pasti kapan dana beasiswanya akan cair dari pihak universitas. Menurut Ilham (bukan nama asli), mahasiswa UI 2009, pengumuman pencairan beasiswa hanya dari mulut ke mulut antar mahasiswa ataupun lewat Adkesma BEM. “Kita bilang World Class University tapi belum ada transparansi keuangan,”, ujar Ilham.
Apa Kata Pihak Rektorat Kepada Suara Mahasiswa, Wakil Rektor (Warek) II Bidang SDM, Keuangan dan Administrasi Umum, Drs. Ak. Tafsir Nurchamid, M.Si angkat bicara terhadap permasalahan
08 LI P U TA N K H U S U S
g er b ata m a 52 ///1 0- 2 0 1 1
beasiswa tersebut. Warek II UI mengatakan bahwa keterlambatan pencairan dana beasiswa ke mahasiswa karena UI tidak seperti IPB yang dapat mengeluarkan Surat Perintah Membayar (SPM) untuk mengeluarkan dana beasiswa dari pemerintah. Ia juga menambahkan, UI dianggap masih berada di kawasan DKI dan dekat pemerintah pusat. Sementara Warek II IPB jauh dari pusat hingga mudah punya wewenang untuk mengeluarkan SPM. “Kita gak punya ini, tapi saya sudah mencoba mendapatkan kewenangan ini,” ujarnya. Di lain kesempatan, pada sesi tanya jawab talkshow “Humanities Scholarship Expo 2011 3-4 Oktober” yang digelar oleh Adkesma Bem FIB dan dihadiri oleh Wakasi Subdit Kesma UI Rosmalita, S.Sos, M.Si, Reporter Suara Mahasiswa berkesempatan bertanya kepada Kepala Seksi tersebut mengenai keterlambatan pencairan dana beasiswa UI. Menurutnya, dana beasiswa yang masuk ke UI sangat banyak hingga memb- -butuhkan proses yang lama dan birokasi yang rumit. Begitu pun jumlah mahasiswa UI lebih banyak dari mahasiswa PTN lain seperti UGM.
Dibalik Masalah SPM Rupanya ketidakpunyaan wewenang SPM inilah yang menjadi alasan pihak Rektorat UI mengenai lambannya pencairan dana beasiswa, namun sayangnya, hal berbeda disampaikan oleh Masliana, Kasi Pemberdayaan Kemahasiswaan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswa Dikti, menanggapi alasan tersebut. “Oh enggak, enggak gitu, jadi prosedur pencairan dananya seperti yang sudah saya jelaskan seperti yang tadi, Kalau misalnya, pengusulan kontraknya baru datang 60 universitas, sementara 40 lagi belum nih, ya maka SPM/ SP2D/ Dana beasiswa untuk universitas yang belum itu, tidak akan keluar/terlambat,” ucapnya. Ia juga menambahkan bahwa tahun ini, UI memang paling terakhir mengembalikan kontrak tersebut.
Makin Lama, Makin Berbunga Masliana menuturkan dana Bidik Misi UI untuk angkatan 2010 sudah lama dikirimkan ke rekening UI, namun Bidik Misi untuk angkatan 2011 masih dalam proses pencairan. Pihak Dikti tidak menjelaskan secara rinci kapan dananya tersebut diturunkan. Sementara, Desya dan Aston (keduanya bukan nama asli), mahasiswa UI penerima Bidik Misi
angkatan 2010, keduanya bersependat dana Bidik Misi sebesar 3,6 juta untuk semester 3 hingga sekarang belum turun ke rekening mereka masingmasing. “Memang iya, isu yang berkembang di Grup Facebook Tertutup ‘Bidik Misi UI 2010’ dananya udah dikirim bulan Juni lalu ke rekening UI, namun sampai sekarang belum cair,” ucap Desya. Desya juga merasa kaget mendengar kabar dari salah satu petinggi Dikti yang disampaikan oleh Suara Mahasiswa bahwa dana Bidik Misi untuk angkatan 2010 sudah dikirim ke rekening UI. Pasalnya, Ia menceritakan postingan temannya sesama penerima Bidik Misi di Group FB tersebut. “Teman-teman, gue baru saja, jam 13.30, 6 oktober 2011, kata bagian mahasiswa uang Bidik Misi belum turun, karena dari Dikti belum turun,” ujarnya mengutip pernyataan temannya tersebut. Menurut info Dikti, UI mendapatkan jatah kuota mahasiswa penerima Bidik Misi sebanyak 500 mahasiswa. Tentu kuota yang sangat besar dengan jumlah dana yang besar pula. “Saya mencontohkan, misalnya satu orang penerima PPA BBM sebesar 1,8 juta per semester, bayangkan bila ada 100 mahasiswa UI yang mendapatkan dana beasiswa tersebut lalu disimpan di bank hingga berbulanbulan lamanya. Pastinya bunganya pun cukup besar kan. Itu baru PPA BBM, belum lagi Bidik Misi atau dana hibah lainnya,” ucap Ade Armando, Dosen Komunikasi FISIP UI. Tafsir Nurchamid menyangkal bahwa pihak rektorat menikmati hasil bunga dari mangkirnya dana beasiswa di rekening UI. “Uang beasiswa ini masih di kas negara, jadi kalo uangnya gak turun-turun ke kita (mangkir) ya katakanlah dapat bunga, maka bunganya akan masuk ke kas negara juga. Silakan dicek!” tegasnya. Hal senada juga disampaikan oleh Rosmalita, “Adanya bunga dari pemangkiran dana beasiswanya UI di Bank adalah hal yang mustahil dan itu adalah riba, haram hukumnya,” imbuhnya. Masliana menambahkah bahwa memang tidak dibenarkan mendepositokan dana beasiswa ke rekening universitas berbulan-bulan hingga menerima bunga, namun pihaknya lepas tanggung jawab ketika dana sudah dikirim. Dikti hanya meminta pertanggungjawaban UI saja mengenai penyaluran dana beasiswanya tersebut. “Ya kalau ada bunganya, ya itu bakal menjadi haknya UI,” imbuh pemimpin sementara tersebut di Direktoratnya, menggantikan Direktur Akademik Dr. Ir. Illah Sailah MS.
g e r b ata m a 5 2 / / / 1 0 - 2 0 1 1
I N F O G R A F I S ///
09
Infografis: Rizky Fuadhi
A D V E RTO R I A L //
T E RBANG K E S EO U L, DE LEGASI UN IVER SITAS I N DO N ES I A DI SKUSIKAN MASA DEPA N AS IA Rabu (17/8) lalu, empat orang delegasi Universitas Indonesia terbang ke Seoul, Korea Selatan, untuk menghadiri Harvard Project for Asian and International Relations (HPAIR) Asia Conference 2011. Tahun ini, Indonesia mengirimkan total 156 delegasi. Dari seluruh delegasi Indonesia tersebut, empat di antaranya merupakan perwakilan dari Universitas Indonesia yaitu, Gilang Reffi Hernanda (Ilmu Komunikasi, 2008), Astri Wulandari (Manajemen, 2008), Pramesti Widya Kirana (Sastra Cina, 2008), dan Agista Pradhyazela (Sastra Cina, 2008). Mereka terseleksi untuk mewakili Universitas Indonesia dalam HPAIR Asia Conference 2011 yang diselenggarakan pada 19-23 Agustus 2011. HPAIR Asia Conference adalah konferensi tahunan yang diadakan Harvard University dengan universitas rekanan yang berganti tiap tahunnya. Konferensi tahun ini dihadiri delegasi dari kurang lebih 47 negara. HPAIR Asia Conference 2011, melibatkan mahasiswa, mulai dari jenjang sarjana hingga doktoral, untuk mendiskusikan masa depan Asia. Mengangkat tema At the Crossroads: Decisions in a Dynamic Asia, para delegasi mendiskusikan beragam hal, mulai isu media, kewirausahaan, hingga isu keamanan di Asia. Perhelatan tahunan ini dihadiri oleh pembicara dari berbagai dunia, diantaranya Jaehwan Bahk (Menteri Perencanaan dan Keuangan Korsel), Daniel Alegre (CEO
DOK.PRIBADI
10
g er b ata m a 52 ///1 0- 2 0 1 1
g e r b ata m a 5 2 / / / 1 0 - 2 0 1 1
DOK.PRIBADI
A D V E RT O R I A L//
Google APAC), dan Ambassador Wendy Chamberlin (Presiden Middle East Instititute).
DOK.PRIBADI
Pengalaman keempat delegasi UI ini sangat mengesankan. Terbang ke Seoul adalah pengalaman pertama yang mengesankan, Terlebih dengan kenyamanan yang mereka rasakan selama terbang bersama Garuda Indonesia. Garuda Indonesia melayani dengan keramahan khas Indonesia. Maskapai penerbangan tertua dengan pengalaman lebih dari 60 tahun di Indonesia ini telah bertransformasi menjadi pemimpin dalam jasa penerbangan di Indonesia yang mengutamakan profesionalisme dan layanan yang prima. Sesuai dengan visi dan misinya, Garuda Indonesia berkomitmen mendukung pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk terbang, belajar, dan menimba ilmu di luar negeri, seperti yang dirasakan keempat delegasi UI ini. Dukungan terhadap proses belajar generasi muda Indonesia merupakan investasi dan kontribusi nyata Garuda Indonesia dalam mewujudkan citacita Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Indonesia akan tumbuh dan digdaya selaras dengan Asia yang secara konstan bertumbuh pesat. Delegasi-delegasi dari Indonesia yang tampil di kancah internasional merupakan salah satu bukti nyata dari garuda muda Indonesia yang gagah berani menatap dunia.
11
12 B E N TA N G/ // / /
g e r b ata m a 52 ///1 0-2 0 1 1
ME N UJU KU L IA H K ER JA N YATA NASI O N AL 2 0 1 2
Amalia Ayuning-
DOK.PRIBADI
Semenjak keberhasilan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (K2N) 2009 yang bertemakan “Merekat NKRI di Pulau-Pulau Terdepan dan perbatasan Indonesia menuju Masyarakat Mandiri” di Pulau Miangas, UI berkomitmen menggarap serius program K2N sebagai program berskala nasional.
Oleh: Elsan Muhammad
Sukses besar K2N 2009 yang dilakukan UI di Pulau Miangas menjadi bekal UI untuk melanjutkan program yang sama di tahun 2010 dan 2011. Tema “Merekat NKRI di Pulau-Pulau Terdepan dan Perbatasan Indonesia Menuju Masyarakat Mandiri” masih akan menjadi fokus program K2N di tahun 2012. “Kami melihat masih banyaknya potensi yang belum digali dari wilayah-wilayah perbatasan di Indonesia, juga permasalahan-permasalahan yang belum terpecahkan dan membutuhkan perhatian serius dari masing-masing daerah K2N,” ujar Sri Murni, Ketua Pelaksana K2N UI.
Pemilihan kesembilan titik tersebut didasarkan pada kondisi geografis dan tingkat kesulitan medan yang telah diperhitungkan oleh tim K2N. Diperkirakan tahun 2012 nanti, medan wilayah yang disediakan akan semakin menantang, rawan konflik dan semakin tinggi tingkat kesulitan. Hal yang dimaksud dengan kesulitan adalah mengenai jangkauan lokasi yang sangat sulit dikunjungi. Arman Nefi memberi contoh dalam paparannya, “Tahun 2010 pulau Liran gagal dijangkau karena ombak menuju kesana sangat tinggi, namun tahun 2011 berhasil dikunjungi.”
Mahasiswa UI yang tergabung sebagai peserta K2N pun telah dibekali materi-materi dalam rangka memberi penyuluhan dan mempersiapkan kemandirian masyarakat daerah K2N. “Materi yang dibekali diantaranya pengetahuan kebudayaan, sehingga mahasiswa bisa berbaur dengan masyarakat di sana, serta fisik dan mental yang diberi pelatihan khusus di ARMATIM Surabaya, agar mereka tidak takut dengan medan yang akan mereka tempuh,” ujar Arman Nefi sebagai Kasubdit K2N.
Ketika dikonfirmasi perihal rencana K2N berskala nasional tahun 2012, Sri Murni menyatakan bahwa setelah melakukan presentasi dihadapan wakil menteri Pendidikan Nasional, pihaknya mendapatkan dukungan untuk mengadakan K2N secara nasional, artinya program K2N UI dapat diikuti oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Namun, menurut Sri Murni, program ini hanya mungkin dilakukan bila universitas lain bersedia bekerjasama dengan UI.
Pada tahun 2011, K2N terselenggara di sembilan titik, di antaranya PLB Nanga Badau (Kabupaten Kapuas Hulu), Pulau Alor dan Pantar Timur (Kabupaten Alor), Pulau Wayabula (Kabupaten Kepulauan Morotai), Meos Bekwan (Kabupaten Raja Ampat), Distrik Waigeo Utara (Kabupaten Raja Ampat), Kecamatan Wasior (Kabupaten Teluk Wondama), Pulau Liran (Kabupaten Maluku Barat), Pulau Ende (Kabupaten Ende), dan Pulau Palue (Kabupaten Sikka).
K2N adalah program yang dirancang oleh pihak universitas untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa agar dapat mengabdi dan menerapkan ilmunya masing-masing. K2N akan menjadi bekal berharga bagi para mahasiswa untuk mengenal lebih dekat kondisi Indonesia yang belum pernah mereka jangkau sebelumnya. Seperti yang diungkapkan oleh Aya Sofia, mahasiswa FH 2008, “Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan setelah mengikuti K2N, khususnya tentang bagaimana lebih menghargai hidup dan bersyukur,” ujarnya tersenyum.
g e r b ata m a 5 2 / / / 1 0 - 2 0 1 1
R I S E T ////////
E VA LUAS I KU L I A H KER JA NYATA (K 2 N ) U I D I PU L AU T ER DE PAN DAN P ER BATASAN
52%
Pernah mengikuti K2N UI di pulau terdepan dan wilayah perbatasan
Anggapan mengenai persyaratan dan prosedur untuk mengikuti K2N UI
63% BIASA SAJA
Walaupun faktanya masih banyak mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang belum pernah mengikuti program kuliah kerja nyata atau yang biasa dikenal dengan nama K2N, namun animo mahasiswa untuk mengikutinya masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat lebih dari 60 persen responden menganggap biaya K2N cukup murah dan persyaratannya juga cukup mudah, selain itu banyak juga yang senang dengan pengeluaran biaya K2N yang murah. Namun, ada juga beberapa ketidakpuasan responden terhadap kegiatan K2N yang dilakukan selama ini, dimana waktu 1 bulan dalam tugas abdi negara ini dirasa sangat kurang dan pilihan titik lokasi prkatek juga dinilai kurang, hanya menjangkau daerah-daerah yang sudah-sudah. Banyak responden juga menyatakan bahwa pembekalan untuk mengikuti K2N dinilai sangat minim sekali dan mereka mayoritas menu-ntut penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini. Sedang-kan ketika dihadapkan pada pertanyaan dimana baiknya K2N kembali diangkat, mayoritas langsung meng-klik jawaban di pulau terdepan dan terluar Indonesia. Semangat mengabdi bangsa yang besar dari civitas akademika ini patut untuk di beri apresiasi dan semoga dapat membawa manfaat yang lebih baik bagi bangsa dan negara, khususnya bagi mahasiswa dan daerah K2N yang mereka tuju. Bangun Admaja
33% SULIT 4% TIDAK SULIT
Waktu pelaksanaan K2N selama 1 bulan apakah dirasa efektif?
Anggapan mengenai biaya yang dibebankan kepada mahasiswa untuk mengikuti program K2N UI
Bagaimana dengan jumlah titik wilayah yang menjadi tujuan K2N?
MAHAL ///// 22% WAJAR ///////// 68% MURAH /// 10%
37% 63%
PERLU DITAMBAH TIAP TAHUN TETAP LAINNYA
YA TIDAK
70% 13% 7%
Jika Anda bermaksud mengikuti K2N, pembekalan seperti apa yang Anda harapkan? Apakah waktu pembekalan selama 1 bulan dirasakan efektif?
50:50
13
PERSIAPAN FISIK PERSIAPAN MATERI PROGRAM PENGUASAAN WILAYAH TUJUAN K2N KETERAMPILAN BERSOSIALISASI LAINNYA
2% 22% 42% 24% 11%
14
g er b ata m a 52 ///1 0- 2 0 1 1
SA I N S / / / / / //
K etika Genomik M ulai D iliRI K Oleh: RAISA AURORA YELNA YUSTIRIARY
Genomik merupakan ilmu yang mempelajari seluruh genom yang ada di dalam tubuh suatu organisme. Pemanfaatan dari ilmu ini tidak hanya berlaku di bidang kesehatan. Di bidang pertanian, kelautan, dan perkebunan akan dapat diterawang secara lebih jelas dengan genomik.
Keilmuan terkait genom atau yang dikenal dengan istilah genomik merupakan cabang keilmuan biologi molekuler yang sangat penting. Pengertian dari genom sendiri adalah seluruh informasi bahan genetik yang diwariskan seseorang kepada keturunannya. Genom meliputi genom kromosom (informasi genetik yang terdapat di dalam inti sel) dan genom mitokondrial (informasi genetik yang ada di luar inti sel atau berada di sitoplasma). Perkembangan genomik sendiri mencapai titik kulminasinya ketika bioteknologi di dunia mulai mencuat. Teknologi nano ternyata mampu membaca informasi genetik yang ada di sebuah DNA. Menurut Bambang Wispriyono, PhD selaku Dekan FKM UI, “Pemanfaatan genomik tidak hanya fokus pada bidang kesehatan saja. Genomik sendiri dapat digunakan untuk referensi pengambilan keputusan di bidang kepegawaian, asuransi, dan lain sebagainya. Seseorang yang gennya cenderung beresiko terkena penyakit jantung misalnya, dapat dikenakan premi yang lebih besar oleh jasa asuransi.� Selain itu, ia menambahkan, dengan perkembangan ilmu genomik kita dapat mengkonsumsi obat-obatan tanpa perlu takut efek samping karena genomik terkait farmakologi mempelajari penyakit dalam skala gen, sehingga obat dapat langsung bekerja tepat pada sel-sel yang membutuhkan. Penyembuhan dilakukan dengan berpatokan pada informasi genetik orang tersebut sehingga pengobatan yang
diberikan pun sesuai dengan takaran penyakitnya. Selain itu menurut www.sinartani.com dalam rubrik IPTEK, genomik memiliki manfaat yang sangat besar di bidang pembiakan. Seleksi genomik mendorong perbaikan genetik pada suatu organism, contohnya pada peternakan sapi, dengan teknologi genomik, hasil yang didapatkan akan sesuai ekspektasi pemilik ternak. Genomik juga dapat memperbaiki risiko kerugian dengan informasi genetik pada suatu organisme. Genomik sendiri kini telah menjadikan Belanda sebagai salah satu negara terdepan di bidang peternakannya. Hal ini disebabkan tersedianya puluhan ribu penanda genetik yang telah menciptakan revolusi dalam pembiakan ternak sapi dan juga lainnya. Bagian terbesar variasi genetik bisa diungkap dan kerugian dapat diminimalisasi. Genomik di bidang kesehatan di Indonesia saat ini masih berada dalam tahap persiapan untuk dikembangkan. UI menjadi salah satu institusi yang mengedepankan riset-riset seputar genomik. Hal ini terlihat dengan dijadikannya genomik sebagai salah satu riset unggulan UI bersanding dengan riset di bidang ilmu nano-teknologi, teknologi informasi, dan ilmu-ilmu sosial. Harapannya, ilmu genomik tidak sekadar dilirik, melainkan menjadi perhatian utama di Indonesia di tengah-tengah isu politik yang terus membara.
g e r b ata m a 5 2 / / / 1 0 - 2 0 1 1
R AG A M ///////
15
M enikmati F ilm L ewat SINE T R A
Oleh: IRFANI MAQOMA INTAN AYU KIRANA
Ketika mendengar kata film, apakah yang terlintas di benak kalian? Barangkali pikiran kalian akan melayang pada bioskop, yang menayangkan berbagai macam cerita lewat lakon gambar hidup. Atau mungkin pikiran kalian akan melayang pada bintang-bintang cantik dan tampan yang mampu menjadi orang lain di dalam film-film tersebut.
Banyak orang mengenal film sebagai media hiburan, sarana pelepas penat di tengah-tengah kesibukan sehari-hari. Dengan menonton film, kita seperti dibawa ke sebuah dunia yang baru, sebuah dunia yang mampu membuat kita sejenak melupakan dunia nyata. Namun sebenanya sebuah film memiliki esensi yang lain. Film merupakan media penyampaian pesan yang cukup efektif. Mengapa efektif? Karena pesan-pesan yang disampaikan melalui gambar bergerak akan lebih menarik di mata, dan secara otomatis akan lebih cepat tersalurkan ke dalam otak. Kedua, karena hampir semua orang menyukai film, termasuk sebagian besar mahasiswa yang menuntut ilmu di UI. Alasan kedua inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya SINETRA. SINETRA merupakan unit kegiatan mahasiswa(UKM) yang menjadi sebuah wadah bagi para mahasiswa UI yang memiliki minat dalam dunia perfilman. Bukan hanya mempelajari proses produksi sebuah film, tetapi juga pengapresiasian atas film-film yang ada, serta kegemaran untuk berkumpul dengan sesama penikmat film. Dilatarbelakangi oleh proyek pembuatan film oleh beberapa mahasiswa, SINETRA pun Berdiri pada tanggal 21 Januari 2011. sebagai wadah penyaluran minat yang masih muda di UI, SINETRA ternyata cukup diminati oleh banyak mahasiswa. Kendati publikasi yang mereka lakukan hanya lewat jejaring sosial
Facebook dan Twitter, jumlah pendaftar SINETRA pada perekrutan pertama mencapai 190 orang. Sebuah angka yang cukup besar mengingat umur SINETRA sendiri bahkan belum mencapai satu tahun. Untuk menjadi anggota SINETRA sendiri, langkah-langkahnya tidaklah rumit. Dengan bekal kecintaan pada film, para mahasiswa dapat mengikuti rangkaian seleksi yang diadakan untuk mengetahui seberapa jauh minat dan kemampuan mereka dalam bidang perfilman. Merasa gentar mendengar kata seleksi? Tenang saja, karena penyeleksian anggota SINETRA tidak terlalu dibatasi dari kemampuan teknis. Ketika bergabung di SINETRA, mereka akan sama-sama belajar dan bertukar informasi dan pengalaman mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan dunia perfliman. “setiap bulannya selalu ada acara dimana seluruh anggota SINETRA dapat berkumpul dan mengenal satu sama lain.” Ujar Istha Bena Hadirani, ketua SINETRA. Dari beragamnya kegiatan yang dilakukan, SINETRA tetap mempunyai satu tujuan, mengembangkan insan perfilman Indonesia dan Perfilman itu sendiri. “semoga kedepannya dapat memajukan dan memperbaiki perfilman Indonesia, baik dalam segi produksi dan apresiasi,” tukas Istha. “cinta film ? Gabung bersama keluarga SINETRA,” tambahnya.
16
Oleh:
g er b ata m a 52 ///1 0- 2 0 1 1
K I L ASA N / / / / /
Klinik Jurnalistik, Let’s go Green Journalism!
DRAJAT SUPANGAT
Jakarta, sebagai kota dengan penduduk sekitar 9 juta jiwa memunculkan banyak problematika. Salah satu masalah yang sering dan menjadi perhatian banyak khalayak adalah masalah lingkungan. Misalnya banjir, krisis air bersih, dan polusi udara. Atas dasar itu BO Pers Suara Mahasiswa UI yang bergerak di bidang jurnalistik, menyelenggarakan sebuah event Klini Jurnalistik. “Disini tema yang coba kita angkat yaitu isu mengenai Jurnalisme Hijau (Green Journalism) dan terkonsentrasi pada isu-isu lingkungan di Jakarta” ungkap Abjure Samuel, Ketua Pelaksana dari Klinik Jurnalistik. Rangkaian acara berlangsung dari 4/8 s.d. 30/9. Acara diawali dengan kompetisi fotografi dan essay dengan tema “Jakarta and its rural, Urban and Slum Area”. Foto dari para peserta kompetisi dipajang di selasar gedung PAU FisipUI. Sebanyak 20 foto terbaik dari 100 peserta lomba fotografi dipamerkan dari tanggal 26/9 sampai 30/9. Pameran foto ini cukup menarik perhatian orang yang melintas.
haman mengenai teknik reportase dan penulisan jurnalistik lingkungan kepada para peserta. Para peserserta sangat antusias mengikuti workshop ini. Terlihat dari partisipasi aktif mereka pada sesi tanya jawab dan selama pembicara memberikan materi. Workshop ini dipandu oleh Firman Firdaus (Editor National Geographic Indonesia), Budi Haryanto (Peneliti Kesehatan Lingkungan UI) dan Christey Oey (Save Jakarta). Rangkaian acara Klinik Jurnalistik ini kemudian ditutup dengan Company Visit ke kantor National Geographic Indonesia pada Jumat, 30 September 2011.
Rangkaian acara berlanjut dengan Seminar Nasional pada 28/9. di Aula Gd. M FisipUI dengan mengusung tema Jakarta and its Enviromental Problematics. Pembicara yang mengisi seminar ini adalah Ir. Margiono (Ketua PWI) sebagai Keynote Speaker,M. Ali Akbar (Duta WALHI), dan Bayu Dwi Mardana Kusuma (Map Editor National Geographic Indonesia). Seminar ini bertujuan untuk membekali pengetahuan peserta mengenai jurnalisme hijau dan jurnalistik lingkungan. DIAS . A /SUMA
Acara lain yang tidak kalah menarik adalah workshop dan pelatihan jurnalisme hijau (Green Journalism). Acara ini dilaksanakan pada hari kedua 29/9, bertempat di Gd. Komunikasi FisipUI. Workshop yang diselenggarakan oleh panitia Klinik Jurnalistik ini, bertujuan memberikan pema-
Seorang peserta Klinik Jurnalistik mengajukan pertanyaan saat workshop di Auditorium Ged. Kom FISIP UI
g e r b ata m a 5 2 / / / 1 0 - 2 0 1 1
R E S E N S I //////
17
Konspirasi Yahudi Menguasai Dunia SUMBER : INTERNET
Oleh:
Judul Buku: The Synagogue of Satan (Edisi Bahasa Indonesia) Pengarang: Andrew C. Hitchcock Penerbit: Ufuk Press, September 2011 Tebal: 448 halaman
Dalam buku The Synagogue of Satan karya Andrew C. Hitchcock, dijelaskan bahwa kelompok Yahudi yang menguasai dunia saat ini ternyata bukan berdarah asli Yahudi, melainkan berasal dari keturunan masyarakat di sebuah wilayah yang bernama Khazaria. Rakyat Khazaria berposisi rapuh karena mereka di satu sisi diapit oleh Muslim dan di sisi lainnya di apit oleh Kristen. Bangsa Khazaria tidak memeluk agama apapun, sehingga menjadi sasaran empuk bagi yang ingin membuat mereka masuk ke suatu agama yang mapan. Demi melindungi diri dari serangan, raja Khazaria kala itu – Raja Bulan – terpaksa harus memilih salah satu agama. Namun mereka bingung, jika memilih agama Islam, mereka beresiko di serang oleh agama Kristen, begitupun sebaliknya sehingga Raja Bulan pun memutuskan untuk memilih Yahudi sebagai agama yang dinilai aman. Menurut Raja Bulan, dengan memeluk Yahudi maka posisi mereka menjadi netral karena Islam dan Kristen di kala itu bersedia melakukan hubungan dagang dengan Yahudi. Adapun kemunculan kelompok sinagog setan, pertama kali dicetuskan oleh seorang warga Jerman yang memiliki darah asli Khazaria bernama Mayer Amschel Rothschild yang di akhir abad 18. Ia adalah seorang pengusaha kaya yang dengan cerdiknya memiliki pemahaman bahwa memberi pinjaman uang kepada kerajaan lebih menguntungkan dibandingkan perorangan. Dengan ini ia dapat lebih menguntungkan dirinya dan dan dengan leluasa ia dapat mempengaruhi kebijakan politik, sosial, ekonomi dan religius dari kerajaan-kerajaan yang berhutang padanya.
HAPPY FERDIAN
Pada tanggal 1 Mei 1776, seorang Yahudi Kripto (sebutan bagi Yahudi yang berpura-pura menjadi bukan Yahudi) bernama Weishaupt yang diberikan kepercayaan oleh Rothschild untuk secara resmi mengatur kelompok sinagog setan yang bertujuan memecah-belah kelompok non-Yahudi di bidang sosial, ekonomi, politik dan religius. Kelompok ini merekrut orang-orang cerdas di berbagai bidang, untuk diperintahkan menerapkan beragam metode untuk mengendalikan orang termasuk suap dan seks, mencuci otak dengan keyakinan hanya dunia dengan satu pemerintahan yang bisa mengakhiri perang dan perselisihan yang tak berkesudahan. Dari sini, kelompok sinaog setan melancarkan pengaruhnya melalui kekuatan uang yang mereka punya dan berhasil menjadi pelobi kuat di berbagai negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Di AS sendiri, meskipun keturunan Yahudi tidak sampai dua persen dari total jumlah penduduk negeri Paman Sam tersebut, namun dengan kekuatan kekayaan, mereka mampu menerapkan “tirani terhadap AS� yang disebut di buku ini mampu membuat AS menjadi wali militer dan ekonomi Israel di Timur Tengah. Secara total, buku yang mengangkat isu konspirasi terbesar dunia ini masih menyisakan banyak tanda tanya besar mengenai fakta-fakta yang tertuang karena di beberapa bagian, masih banyak yang menyudutkan isu ini secara sepihak dengan penjelasan yang masih kurang jelas. Namun, secara keberanian mengangkat topik ini ke dalam medium buku untuk publik, diacungkan banyak jempol untuk Andrew C. Hitchcock atas penelitiannya dan penjelasannya secara runut dalam buku ini.
18
g er b ata m a 52 ///1 0- 2 0 1 1
O P I N I / / / / / / //
Tata Kelola Keuangan UI, Cita-cita yang Dipaksakan UI sepanjang kepemimpinan Prof Gumilar Rusliwa Somantri memang mengalami banyak tranformasi dalam beberapa sektor, terutama dalam sektor keuangan. Kebijakan integrasi keuanoleh : gan yang UI terapkan sejak tahun 2008 Andreas Senjaya MWA Unsur Mahasiswa telah menimbulkan beragam dampak yang terjadi baik di tataran keuangan fakultas maupun universitas. Manajemen keuangan terpusat dilakukan dengan beberapa langkah perencaaan yang detailnya dapat kita lihat dalam renstra UI 2007-2012. Perencanaan tata kelola keuangan yang direncanakan terdiri mulai dari menetapkan kebijakan pengelolaan keuangan satu pintu hingga meningkatkan kualitas pelaporan dan sistem akutansi yang ada di UI. Tidak hanya itu, kebijakan mengenai pengelolaan ventura juga menjadi milestone penting yang termasuk dalam rencana tata kelola keuangan UI. Pelaksanaan kebijakan ini banyak menimbulkan dampak bagi tata kelola UI secara keseluruhan. Beberapa dampak yang terlihat adalah banyaknya keluhan dari fakultas mengenai sulitnya mencairkan dana dari pusat untuk bisa membiayai kegiatan operasional fakultas atau rencana pengembangan infrastruktur fakultas. Keluhan juga muncul dari dosen-dosen peneliti yang mengeluhkan sulitnya pencairan dana hibah riset yang telah masuk di UI. Pencairan dana yang sulit dan memakan waktu yang tidak dapat diprediksi di tataran administrasi pusat justru akhirnya menyebabkan banyak fakultas yang bermain di belakang sistem keuangan UI untuk bisa tetap gesit dan dinamis dalam melangsungkan kegiatan operasional fakultasnya. Dari sisi akuntabilitas keuangan, masih banyak pihak mempertanyakan transparansi keuangan UI. UI sendiri selalu menggunakan dalih audit keuangan selama tahun 2008, 2009, dan 2010 yang menghasilkan penilaian wajar tanpa pengecualian dari Kantor Akuntan Publik yang dipergunakannya sebagai justifikasi bahwa tata kelola keuangan UI telah berjalan baik. Namun publik UI masih sulit
menerima justifikasi ini karena kenyataan yang terjadi di lapangan banyak keluhan-keluhan dalam sistem keuangan UI yang sifatnya teknis operasional hingga tataran sistem kebijakan. Belum adanya satu mekanisme yang termaktub dalam sebuah SOP yang bisa menjadi panduan bagi fakultas atau pihak-pihak yang ingin berurusan dengan keuangan UI atau tidak tercatatnya beberapa pos pengeluaran besar terkait dengan berbagai macam pembangunan infrastruktur UI dalam laporan keuangan UI menjadi sedikit dari banyak penyebab munculnya tanda tanya atas hasil penilaian laporan keuangan UI tersebut. Bagaimanapun keberanian UI untuk menerapkan manajemen keuangan terpusat dan segala turunan kebijakan keuangannya memang patut diapresiasi, tetapi bila tidak didukung oleh kesiapan sistem, sumber daya manusia, dan persiapan sosiologis UI dalam beradaptasi dengan kebijakan tersebut maka riak-riak protes yang justru terjadi seperti sekarang memang tidak dapat terhindarkan. Kebijakan manajemen keuangan UI itu bukan hanya berdampak pada proses administrasi dan operasional fakultas, tapi juga berdampak pada mahasiswa secara tidak langsung. Direktorat kemahasiswaan, bagian dari rektorat yang sehari-harinya berurusan dengan mahasiswa, sering menjadi tempat bermuaranya kritik dan keluhan dari mahasiswa terkait dengan persoalan seperti beasiswa atau pembiayaan kegiatan mahasiswa akibat dari masih banyaknya kesulitan yang ditemui di dalam manajemen keuangan UI. Bila ke depannya UI ingin tetap bisa bergerak dengan lincah dan menyongsong tantangan jaman maka harus ada perbaikan dan reformasi dalam manajemen keuangan yang ada di UI. Sistem manajemen keuangan UI juga harus menyesuaikan diri dengan bentuk pengelolaan UI yang nantinya akan berkiblat pada RUU Pendidikan Tinggi yang saat ini masih dalam masa penyusunan atau peraturan yang ada saat ini. Yang pasti dalam tiap sistem manajemen keuangan yang diterapkan UI harus selalu menerapkan prinsipprinsip good governance dalam implementasinya.
g e r b ata m a 5 2 / / / 1 0 - 2 0 1 1
19
Ilustrasi: Joanna. M
KO M I K ///////
YOUR ADS HERE!
SAMUEL 085213658410