08
B U T U H P E N Y E GA R A N U N T U K SEPEDA KUNING
12
UI SUSUN RENCANA STRATEGIS 5 TAHUN KE DEPAN
edisi agustus 2015
ini UI !
78
Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter dan Instagram @SumaUI // Gratis
edisi ag u s t u s 2 0 1 5
ed i t o r i a l Mahasiswa memerlukan wadah guna menopang segala kegiatannya. Wadah tersebut berwujud peraturan dasar yang dikenal dengan nama UUD Ikatan Keluarga Mahasiswa UI. Kini, UUD tersebut tengah memasuki masa amandemen. Soal amandemen, hal ini bukanlah yang pertama kali dilakukan. Dua tahun lalu, ada agenda seperti ini juga, namun berakhir dengan jalan buntu. Tak ayal, bayang-bayang tersebut membuntuti proses pelaksanaan tahun ini. Lalu, mengapa amandemen ini terlihat begitu urgen untuk dilaksanakan? Sampai-sampai proses di dalamnya sangat menguras tenaga serta pikiran bagi mereka yang terlibat di dalamnya. Padahal bukan rahasia lagi, masih banyak di luar sana yang bahkan enggan peduli dengan agenda tersebut. Buat apa mengurus hal semacam itu? Apa pengaruhnya buat kami? Pertanyaan Itu yang mungkin terlontar dari mereka. Faktanya, setiap peraturan, termasuk UUD, pasti berlaku bagi seluruh subjeknya, dalam kasus ini adalah mahasiswa. Jika terjadi kesalahan, baik pada aturan itu sendiri maupun implementasinya, mahasiswa juga yang ujung-ujungnya dirugikan. Kalau sudah begitu, tiada yang salah untuk peduli, atau minimal tahu dengan proses amandemennya. Karena biar bagaimanapun, proses tersebut tetap harus dikawal.
KONTEN 4
Laporan Utama: Menuju UUD IKM Baru Opini Sketsa
8
Kampus: Butuh Penyegaran untuk Sepeda Kuning Infografis: Keliling Kampus Naik Apa?
12
15
Infografis: Lini Masa Pergerakan Mahasiswa di UI
Inforial: Suma UI: Regenerasi Demi Eksistensi
20
10
Laporan Khusus: UI Susun Rencana Strategis Lima Tahun ke Depan Resensi: Cerita di Balik Berita
16
7
18
Opini Foto: Antrean Para Pendatang Baru UI
‘‘
SUaRa NYATA Di dalam masyarakat: Pujangga adalah roh. Pemerintah adalah badan. Tanpa roh negara adalah robot. Tanpa nebadan negara adalah hantu. W.S. Rendra
Pemimpin Redaksi Dimas Andi Shadewo Redaktur Pelaksana Yogi Febri Setiawan Redaktur Artistik Antonio Beniah Hotbonar Redaktur Foto M. Fachrizal Helmi Redaktur Riset Savran Billahi Redaktur Kompartemen Rony Rezky Pauji, Altifani Rizky Hayyu, Kianti Azizah, Vita Muflihah Fitriani Reporter Frista Nanda Pratiwi, Irsyad Muhammad, Kirana Aisyah, Meidika Sri Wardiani, Trisno Juliantoro Fotografer Diah Desita, Gerard Kawun Ghaziani Khairunnisa Peneliti dan Pengembang Hana Berliani Adiningsih, Lilik Mudloyati Choiriyah, Mesel Ghea, Neng Endah Fatmawati, Rizka Fitriana, Tonggo Bornab Desain Tata Letak dan Pracetak Prita Permatadinata, Revanda Mulya, Rizky Ariefian Sirkulasi dan Promosi Kemal Andraza
Alamat Redaksi: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Lt 2, Kampus Baru Universitas Indonesia, Depok Kontak 082122099805
04 la p o r a n u ta m a
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
MENUJU UUD IKM BARU Jika negara Indonesia memiliki UUD ‘45 sebagai aturan dasar bagi masyarakatnya, maka UI juga memiliki peraturan yang serupa bagi mahasiswanya. Peraturan ini bernama UUD Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) UI yang dalam waktu dekat akan segera diamandemen. OLEH: IRSYAD MUHAMMAD, KIRANA AISYAH, & DIMAS ANDI SHADEWO FOTO: GHAZIANI KHAIRUNNISA
g e r b ata m a 7 8 / / 0 8- 2 0 1 5
la p o r a n u ta m a
B
erdasarkan pembukaannya, disebutkan bahwa UUD IKM UI adalah susunan dasar bagi aturan kemahasiswaan. Aturan ini terbentuk dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menjaga dan meningkatkan aktivitas dunia kemahasiswaan secara bertanggung jawab, melakukan perbaikan pendidikan, penelitian, kesejahteraan, hukum, politik, dan sosial kemasyarakatan, mewujudkan kehidupan kemahasiswaan yang dinamis, produktif, dan berkesinambungan, serta menumbuhkan persatuan di antara seluruh mahasiswa. Latar Belakang Dilakukannya Amandemen UUD IKM UI saat ini memiliki 79 pasal, kemudian telah terdapat R-UUD IKM UI yang memiliki 39 pasal. R-UUD ini nantinya masih akan dibahas melalui proses amandemen. Mahkamah Mahasiswa (MM) UI merekomendasikan agar amandemen UUD IKM UI dilakukan karena beberapa pasal dianggap sudah tidak relevan dan tampak inkonsisten. Catur Alfath Satriya, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UI, sependapat dengan pihak MM UI bahwa amandemen diperlukan. Ia menilai bahwa ada beberapa pasal yang bahkan kontradiktif dengan pasal yang lain. Secara umum, Alfath menyatakan ada beberapa poin yang akan diamandemen. Di antaranya masalah kewenangan yang dimiliki tiap lembaga, mekanisme pengisian jabatan, serta perbaikan tata urutan pasal agar lebih sistematis. Tujuan dilakukannya amandemen juga untuk menggairahkan lagi iklim lembaga kemahasiswaan di UI. Salah satu isi dalam UUD IKM UI yang mendapat sorotan adalah Bab X mengenai keanggotaan. Di dalamnya terdapat pasal 62 yang menjelaskan bahwa anggota IKM UI dibedakan menjadi anggota aktif dan anggota biasa, yang mana anggota aktif merupakan mereka yang telah mengikuti prosedur penerimaan dan mendapat rekomendasi dari fakultas. Status IKM pada faktanya belum diimplementasikan dalam ranah organisasi. Hal ini pernah tertulis dalam Gerbatama: ini UI edisi 71. Wakil Ketua Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) FISIP UI 2014, Rizky Ibrahim Isra, menyatakan bahwa status IKM mahasiswa tidak menjadi syarat dalam perekrutan anggota BEM FISIP UI. Dirinya menilai bahwa semua orang bisa menjadi bagian dari BEM FISIP UI selama memiliki keinginan untuk belajar. Melihat kenyataan tadi, Alfath menyebut bahwa hal tersebut sah-sah saja. Ia pun menyatakan bahwa poin mengenai keanggotaan IKM UI yang diamandemen adalah mengenai hak dan kewajiban anggota. Dalam pasal 33 R-UUD IKM UI, dijelaskan, anggota aktif memiliki hak untuk dipilih sebagai ketua lembaga kemahasiswaan di UI. Berikutnya pada pasal 34 dijelaskan bahwa setiap anggota IKM UI berhak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan IKM UI sesuai prosedur yang berlaku. Pada praktiknya, Alfath menjelaskan bahwa pengurus inti dari lembaga kemahasiswaan yang ada di UI nantinya harus diisi oleh anggota IKM aktif. “Kalau untuk posisi staf atau selain pengurus inti, anggota biasa dapat ikut organisasi atau lembaga tersebut,” tutur mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UI tersebut. Selain masalah relevansi dan inkonsistensi pasal, rekomendasi agar diadakan amandemen juga berangkat dari dorongan hukum oleh MM UI 2014 kepada DPM UI. Hal ini karena adanya sengketa pemilihan ketua Majelis Wali Amanat UI Unsur Mahasiswa (MWA UI UM) yang digugat oleh Deli Permana, calon Ketua MWA UI UM, pada Pemilihan Raya (Pemira) 2014. Perjalanan Forma yang Sempat Tercoreng Untuk mengakomodasi proses amandemen UUD IKM UI ini, diadakanlah mekanisme sidang Forum Mahasiswa (Forma). Forma merupakan lembaga tinggi yang beranggotakan seluruh ketua lembaga eksekutif tingkat fakultas dan universitas, anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UI, anggota Majelis Wali Amanat UI Unsur Mahasiswa (MWA UI UM), hakim konstitusi MM UI, ketua Badan Audit Kemahasiswaan (BAK) UI, dan ketua Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) UI. Melakukan perubahan terhadap UUD IKM UI adalah salah salah satu wewenang yang dimiliki Forma.
05
Berdasarkan UUD IKM UI, usul perubahan pasal dapat diagendakan dalam sidang Forma apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Forma itu sendiri. Pada (11/04) lalu, lebih dari 1/3 peserta Forma menyetujui usulan amandemen. Hal ini ditegaskan melalui ketetapan Forma Nomor 05/ TAP/FORMA/IV/2015 tentang Amandemen UUD IKM UI. Setelah sepakat adanya amandemen UUD IKM UI, ditentukanlah tim drafter yang bertugas membuat draf awal bab dalam UUD IKM UI yang akan dibahas oleh peserta Forma. Sidang Forma pertama sudah dilakukan pada (11/5) lalu dan telah menghasilkan tiga pasal yang disetujui sementara. Pada (15/5), terjadi insiden yang dipicu oleh tersebarnya screenshoot sebuah grup messenger bernama ‘Akang Batman’. Grup ini berisikan mahasiswa yang tergabung dalam Aktivis Dakwah Kampus (ADK) dan sebagian besar juga merupakan anggota Forma, dua di antaranya merupakan presidium Forma. Dalam screenshoot yang beredar, terdapat tiga arahan peran, yaitu mendukung, netral, dan menjatuhkan. Peran ini untuk menciptakan dinamika saat sidang Forma berlangsung. Eksistensi grup tersebut menimbulkan kecurigaan bahwa Forma di-setting oleh golongan tertentu. Dalam klarifikasinya, Alfath menjelaskan bahwa grup itu awalnya dibentuk untuk mendiskusikan isuisu keislaman. Ia pun mengaku bahwa grup tersebut kini telah dihapus. Menanggapi dugaan presidium atau pimpinan sidang yang tidak netral karena bergabung dengan grup tersebut, Adlul Hamidi Zalnur, Presidium 1 Forma, menegaskan bahwa obrolan yang ada di grup ‘Akang Batman’ berawal dari kesamaan visi dan tidak mempengaruhi hasil Forma. Meninjau permasalahan ini dari perspektif yuridis, Rafli Fadilah Achmad, Hakim Konstitusi MM UI 2014, menilai amandemen UUD IKM UI ini cacat prosedural. “Suatu produk perundang-undangan dikatakan cacat apabila terdapat dua unsur. Tidak memiliki naskah akademik dan terdapat kebohongan publik didalamnya,” terangnya.
06 la p o r a n U TA M A
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
Akibat dari kecacatan tersebut, produk UUD IKM UI yang dihasilkan dipastikan batal demi hukum dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat. Pada (18/5) lalu, Forma kembali diadakan untuk membahas kelanjutan amandemen pasca tersebarnya screenshoot ‘Akang Batman’. Sebanyak 19 orang menandatangani mosi tidak percaya pada Adlul sebagai Presidium Forma. Arfita Noor Amalia kemudian ditetapkan sebagai Presidium 1 menggantikan posisi Adlul. Beralih ke Musma Pasca kejadian ‘Akang Batman’, Forma sepakat bahwa amandemen UUD IKM UI akan dilaksanakan dalam Musyawarah Mahasiswa (Musma). Musma merupakan lembaga tertinggi yang mana pesertanya adalah seluruh mahasiswa UI. “Insiden ‘Akang Batman’ adalah salah satu alasan kenapa amandemen diminta di Musma, supaya semua orang bisa bersuara di situ.” ujar Gigih Prastowo, penanggung jawab tim ad hoc. Tim ad hoc merupakan panitia penyelenggara Musma yang terbentuk ketika Forma yang diselenggarakan pada (22/6). Saat itu, Forma mengesahkan delapan nama yang terdiri dari perwakilan setiap unsur lembaga dalam IKM UI untuk menjadi anggota tim ad hoc. Anggota ini terdiri dari Faiz Fadhlih (perwakilan DPM UI), Harga Adi Prabowo (BEM UI), Gagar Asmara (BEM Fakultas), Rifqi Alfian (DPM Fakultas), Tri Bagus Utama (UKM), Moch. Kemal Kono (MM UI), M. Firman (Badan Audit Keuangan UI), dan Rafa Karimah (MWA UI UM). Tim ad hoc memiliki wewenang antara lain melaksanakan rangkaian Musma, menambah anggota tim, dan melakukan koordinasi antar lembaga. Forma menetapkan bahwa masa kontrak kerja tim ad hoc berlaku hingga 6 september mendatang. Harga Adi Prabowo, menyatakan, rangkaian Musma terdiri dari analisis Daftar Inventaris Masalah (DIM), seminar pencerdasan draf UUD IKM UI, uji publik secara online dan tatap muka, dan puncaknya si-
dang Musma yang akan dilaksanakan pada 31 Agustus—4 September 2015. Harga Adi juga mengatakan bahwa salah satu strategi tim ad hoc adalah penguatan uji publik yang memungkinkan partisipasi aktif dari seluruh mahasiswa. “Kita pengen mereka merasa dilibatkan dari awal, bahkan dari perumusan masalah. Kita pengen sentuh urgenitasnya, bukan ujug-ujug sidang,” terangnya. Agar Proses Amandemen Berjalan Efektif Pendapat Harga Adi tadi menunjukan bahwa partisipasi aktif dari seluruh mahasiswa masih menjadi masalah pelik dalam pelaksanaan amandemen UUD IKM UI. Hal ini disinyalir dapat menghambat proses amandemen, sebab sebagian mahasiswa UI bahkan masih belum mengetahui adanya agenda amandemen UUD IKM UI. Salah satu mahasiswa, yakni Ali Ridho Haddad yang berasal dari jurusan Sastra Arab UI mengaku tidak mengetahui seluk-beluk UUD IKM UI beserta proses amandemennya. Menurutnya, hal ini akibat kurangnya publikasi. Pendapat serupa diutarakan oleh Alwansyah Nawal Yumna, mahasiswa jurusan Antropologi UI. Ia juga
“Kita pengen mereka merasa dilibatkan dari awal, bahkan dari perumusan masalah. Kita pengen sentuh urgenitasnya, bukan ujug-ujug sidang” tidak tahu soal UUD IKM UI, begitu pun proses amandemen yang telah dan akan berlangsung di dalamnya. Padahal, baik Ridho maupun Alwansyah, sama-sama menganggap bahwa amandemen UUD IKM UI merupakan hal yang penting untuk dilakukan. “Menurut saya penting sekali dikarenakan menyangkut kemaslahatan warga UI,” ucap Ridho. Sementara itu, Alwansyah mengatakan bahwa amandemen UUD IKM UI penting karena menyangkut status IKM yang disandang oleh mahasiswa UI.
Atmosfer amandemen UUD IKM UI juga kurang dirasakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Forma. Arfita pun sebagai presidium mengaku bahwa presensi dan antusiasme peserta Forma menurun secara signifikan. Akibatnya, proses amandemen dianggap tidak berjalan efektif. Karena kurang efektif, maka proses amandemen UUD IKM UI akan dibahas dalam Musma. Selain masalah keaktifan maupun antusiasme mahasiswa secara kesuluruhan dalam mengawal proses amandemen, kekhawatiran akan Musma yang berjalan alot dan dinamis namun destruktif juga menjadi tantangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Gigih memperingatkan tim ad hoc agar mempersiapkan pencerdasan isi draf dengan baik. Ia berkata, “Kalau dinamis yang substansif itu bagus. Namun kalau hanya debat kusir, itulah yang membuat Musma 2013 gagal karena deadlock.” Senada dengan keterangan Gigih, Faiz Fadhlil, memprediksi bahwa suasana Musma akan sangat dinamis. Akan ada beberapa kubu yang saling bertentangan pendiriannya terhadap suatu pasal. Akan ada pula orang-orang yang sangat mempermasalahkan hal kecil seperti redaksi kata. Terkait masalah deadlock seperti yang terjadi pada Musma 2013, Faiz mengungkapkan pihaknya akan menekankan pada antisipasi preventif. Dalam uji publik dan sosialisasi, publik UI dapat memberikan masukan yang kemudian akan diolah, selanjutnya dituangkan dalam draf R-UUD IKM UI final yang akan dibahas dalam Musma. “Kita sudah komunikasikan ke-DPM, bagaimana kalau sampai terjadi deadlock. Tidak menutup kemungkinan bahwa sidang Musma akan diperpanjang karena jika ditunda, masalah tahun ini akan terulang lagi tahun depan,” jelas Harga Adi. Harga Adi pun berharap risiko penundaan sidang Musma dapat dicegah. Ia ingin agar sidang Musma berjalan efektif dan fokus terhadap agendanya sehingga dapat selesai tepat waktu pada tanggal 4 September mendatang. (DAS)
g e r b ata m a 7 8 / / 0 8- 2 0 1 5
o p i n i s k e t sa
07
ILUSTRASI: RIZKY ARIEFIAN
08 kK aA mM pP uU sS
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
BUTUH PENYEGARAN UNTUK SEPEDA KUNING OLEH: TRISNO JULIANTORO DAN MEIDIKA SRI WARDIANA FOTO: MUHAMMAD FACHRIZAL HELMI
UI memiliki sebuah program yang bernama Campus Go Green, yakni kampus hijau serta ramah lingkungan. Salah satu bentuk realisasi dari program ini adalah dengan tersedianya sarana transportasi ramah lingkungan berupa sepeda kuning.
G
andjar Kiswanto, Direktur Pengelolaan dan Pemeliharaan Fasilitas UI, menjelaskan, awalnya sepeda kuning atau yang akrab disebut spekun ini diadakan untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor di kampus. “Kan kita lagi ingin menjadi green campus,” ujarnya. Plus Minus Sepeda Kuning Meski demikian, sejak dir-
esmikan melalui Direktorat Fasilitas Umum UI pada tahun 2008, kondisi sebagian sepeda kuning saat ini kian menua dan kurang terawat. “Pengaturan gear, tempat duduk dari sepeda kuning-nya beberapa sudah rusak. Terus banyak yang nggak ada bel-nya, kan jadi ribet kalau terhadang orang di jalan,” terang El Fardey Haqka, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) UI, menjelaskan contoh kerusakan pada sepeda kuning. Padahal bagi sebagian mahasiswa, termasuk Haqka, keberadaan sepeda kuning sangat membantu aktivitas mereka di kampus. Selain ramah lingkungan dan sehat, sepeda kuning juga menjadi sarana transportasi alternatif selain bus kuning. “Kalau ketinggalan bikun
g e r b ata m a 7 8 / / 0 8- 2 0 1 5
kampus
09
Revitalisasi yang akan dilakukan antara lain dengan mengganti sepeda kuning yang lama dengan jenis yang baru.
Sepeda Kuning Berjejer
(bus kuning—red) merah, malas mau nunggu bikun biru. Jadi, mending naik sepeda kuning,” ujar Haqka. Masih menurut Haqka, sepeda kuning pada dasarnya sudah sangat membantu mahasiswa. Namun, apabila sepeda kuning dapat diperbaharui lagi serta ditambah hari dan jam operasionalnya, maka itu akan lebih baik. Khairin Qhairi mengamini pendapat Haqka. Waktu operasional sepeda kuning masih menjadi persoalan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI tersebut. “Sebenarnya sepeda kuning itu bisa menjadi transportasi alternatif bagi kita di asrama. Kan bikun minggu tidak beroperasi, jadi kalau sepeda kuning ada tiap hari, bisa membantu transportasi kita dari asrama,” jelas Kharin. Menanggapi pendapat mahasiswa, salah satu petugas keliling halte sepeda kuning, Tri, mengatakan bahwa
jadwal penyediaan dan operasional sepeda kuning sudah diatur oleh rektorat. Sebagai informasi, untuk jam operasional sepeda kuning, Iwan, penjaga halte sepeda kuning Stasiun UI, menjelaskan bahwa transportasi roda dua ini beroperasi normal dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Setelah jam operasional berakhir, para petugas sepeda kuning berkumpul di bengkel untuk memeriksa jumlah sepeda kuning yang ada. Di sanalah pusat penyimpanan sepeda kuning. Di sana pula tempat Darmawan, koordinator petugas halte sepeda kuning, bekerja. Nantinya, para petugas halte memeriksa satu per satu sepeda kuning secara manual melalui kertas yang berisi data peminjaman sepeda kuning pada hari itu. Jika sepeda kuning hilang atau rusak, maka bagaimana? Tri menjelaskan, “Kalau sepeda kuning-nya hilang, kita cek ulang lagi dari masing–masing data di tiap halte. Sepeda kuning nggak balik atau hilang itu sudah biasa. Jika terjadi seperti itu, kita hanya memberi bimbingan atau pengarahan kepada peminjam.” Rencana Revitalisasi Sepeda Kuning Melihat kondisi sebagian sepeda kuning saat ini yang sudah mengalami penurunan kualitas, membuat banyak pihak merasa perlu dilakukan sebuah perubahan besar pada transportasi ramah lingkungan tersebut. Gandjar mengungkapkan, pihaknya berencana merevitalisasi sepeda kuning. “Rencana kami akan dimulai pada Juni 2015, dan secara bertahap sampai tahun depan,” terangnya. Revitalisasi yang akan dilakukan antara lain dengan mengganti sepeda kuning yang lama dengan jenis yang baru. Untuk saat ini, UI memiliki 400 buah sepeda kuning yang terdiri dari 100 sepeda kuning
baru, yang digunakan pihak rektorat atau untuk acara khusus, dan 300 sepeda kuning untuk operasional biasa. Biasanya, jumlah peletakan sepeda kuning pada tiap halte tergantung pada tingkat keramaian peminjaman dari halte yang ada. Dalam hal ini, tempat yang paling ramai terjadi pinjam-meminjam sepeda kuning adalah halte Stasiun Pondok Cina, sementara yang paling sepi adalah halte Wira Makara. Per hari, rata-rata 60 sepeda kuning dipinjam di tiap halte yang ada. Selain mengganti sepeda kuning, nantinya peminjaman sepeda kuning akan menggunakan sistem elektronik, yaitu mesin tapping seperti di pintu masuk perpustakaan pusat. “Cara kerja mesin tapping ini akan mengunci satu sepeda kuning, kemudian mahasiswa akan men-tapping Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) untuk dapat menggunakan sepeda kuning tersebut,” jelas Gandjar. Sistem elektronik ini rencananya akan diterapkan pada seluruh halte sepeda kuning yang ada di UI. Di UI sendiri, sejauh ini terdapat 17 halte sepeda kuning. Tidak hanya sepeda kuning semata, revitalisasi juga dilakukan pada jalur-jalur serta halte-halte sepeda kuning yang sudah rusak. Menurut Gandjar, jika revitalisasi sudah berjalan lancar, pihaknya tidak menutup kemungkinan akan menambah rute jalur sepeda kuning baru, salah satunya melewati wilayah Vokasi UI dan Gymnasium UI, dua tempat yang selama ini belum terdapat jalur sepeda kuning. “Diharapkan nantinya setelah direvitalisasi, pengguna sepeda kuning akan lebih nyaman menggunakannya. Saya berharap ke depannya UI benar-benar menjadi Campus Go Green, sebab seluruh sivitas UI menggunakan transportasi yang ramah lingkungan,” tutup Gandjar. (YFS/DAS)
10
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
infografis
KELILING
KAMPUS
NAIK APA? OJEK UI Siapa saja Mahasiswa, dosen, umum Pangkalan Asrama UI, Stasiun UI, dan seluruh fakultas di UI Rute Bebas
Setiap saat Rp10.000,-
SEPEDA KUNING Mahasiswa Tunjukkan KTM Halte 17 halte di berbagai fakultas dan lokasi lainnya di UI Rute Bebas
Senin-Sabtu 07.00-17.00 Gratis
g e r b ata m a 7 8 / / 0 8- 2 0 1 5
infografis
11
BIS KUNING
Rute Bikun label merah dan label biru memiliki rute berbeda
Asrama UI Berangkat setiap 12 menit Senin-Jumat 07.00-21.00 Sabtu 07.00-15.00 Gratis
Asrama
Siapa saja Mahasiswa, dosen, umum
Menwa St. UI
Total Armada
13 unit
FH
FPsi
MUI
Fisip
St. Pocin
FIB
RIK
FEB
FKM
FT/ Kutek
FMIPA
Vokasi/ Stadion PNJ/ Pusgiwa
OLEH: MESEL GHEA, NENG ENDAH FATMAWATI, & TONGGO BORNAB INFOGRAFIS: PRITA PERMATADINATA
12
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
la p o r a n k h u s u s
UI SUSUN RENCANA STRATEGIS LIMA TAHUN KE DEPAN OLEH: FRISTA NANDA PRATIWI FOTO: DIAH DESITA
“Di awal masa kepemimpinan Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis sebagai rektor Universitas Indonesia (UI), sederet agenda kerja berdatangan, salah satunya adalah penyusunan Rencana Strategis (Renstra) UI tahun 2015—2019.”
g e r b ata m a 7 8 / / 0 8- 2 0 1 5
la p o r a n k h u s u s kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia, Surat Keputusan Majelis Wali Amanah (MWA) UI Nomor 009 Tahun 2014 tentang Kebijakan Umum UI dan Anggaran Rumah Tangga UI, serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) UI tahun 20152035. Dalam penyusunan Renstra, rektor UI melibatkan BP3U sebagai sebuah badan universitas yang tugas pokoknya adalah menyusun Renstra UI. BP3U juga bertugas untuk mengevaluasi Renstra UI. Ketika ditemui oleh Suara Mahasiswa UI pada Senin (4/5), Prof. Nandy mengungkapkan bahwa Renstra UI praktis disusun selama 1,5 bulan. “Karena rektor membentuk tim atau kabinetnya sudah memakan waktu satu bulan,” ujarnya. Menurut Guru Besar Fakultas Teknik (FT) UI tersebut, Renstra UI dibuat berdasarkan kebutuhan universitas dengan RPJP UI 2015-2035 sebagai landasan. “RPJP kan sudah ada, kami turunkan dari situ dengan melibatkan stakeholder yang ada di UI, yaitu dari ide-ide berasal dari fakultas dan unit-unit yang ada di UI,” terangnya. Setelah melalui proses selama 1,5 bulan, Renstra UI ini resmi disahkan oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UI pada tanggal 24 Maret lalu. Kronologis Terbentuknya Renstra iga bulan setelah rektor definitif UI periode 2014—2019 terpilih, Renstra UI harus disesuaikan sebagai landasan kinerja rektor selama lima tahun ke depan. Nantinya, Renstra ini akan juga memuat langkah strategis menuju visi UI sebagai kampus unggulan di kawasan Asia Tenggara. Seperti yang dituturkan oleh Prof. Dr. Ing. Nandy Setiadi Djaya Putra, Kepala Badan Perencanaan, Pengembangan, dan Pengendalian Universitas (BP3U), “Tiga bulan setelah Rektor dilantik, UI harus mempunyai Renstra.” Renstra UI disusun dengan mengacu
T
Masterplan Renstra Demi mencapai target kepemimpinan Prof. Anis, yakni menjadikan UI sebagai universitas yang unggul di kawasan Asia Tenggara, penyusunan Renstra UI periode ini berfokus pada riset dan teknologi.
“
Fokus utamanya adalah riset, jadi memang tahun ini rektor mencanangkan riset yang dianggarkan utama, setelah itu ilmu dan teknologi
“
13
Prof Nandy menjelaskan, pihak UI menginginkan adanya akses internet yang cepat dan merata di semua fakultas, serta sistem aplikasi yang terintegrasi. Selain riset dan teknologi, yang menjadi target capaian dari Renstra adalah perihal sarana dan prasarana. Prof. Nandy sendiri menjelaskan contoh sarana dan prasarana yang belum memadai antara lain banyaknya gedung yang bocor, jalan-jalan yang berlubang, terbatasnya jumlah CCTV, serta lampu penerangan yang masih minim. Terkait dengan target pembangunan UI selama lima tahun ke depan, Prof. Nandy mengatakan bahwa di dalam renstra, UI menetapkan Konstruksi Dalam Pembangunan (KDP) sehingga bangunan yang masih belum rampung harus segera diselesaikan. “Gedung yang mangkrak-mangkrak seperti Art Center harus diselesaikan segera,” katanya. Prof. Nandy turut mengutarakan bahwa capaian pembangunan UI ke depan akan memuat penyelesaian bangunan Faculty Club, Integrated Laboratorium, dan gedung-gedung di Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI. Selain itu, ada pula rencana untuk perbaikan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI. Berdasarkan penjelasan Prof. Nandy, desain untuk Pusgiwa UI sudah keluar dan tinggal menyelesaikan detailnya. Ia juga memperkirakan bahwa pembangunan tersebut akan berlangsung dalam empat tahun. Pembangunan museum dan pengembangan kawasan hutan di UI juga masuk dalam Renstra UI. Meski begitu, baik pembangunan museum ataupun pengembangan kawasan hutan UI, masih dalam tahap kajian. Pembangunan rumah sakit dan pembangkit listrik tenaga mesin gas juga ditargetkan rampung dalam lima tahun masa kepemimpinan Rektor Prof. Muhammad Anis. Ketika ditanya jangka waktu pembangunan Rumah Sakit dan Pembangkit Listrik tersebut, Prof. Nandy menjawab, “Tahun depan, kalau jadi.”
14
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
la p o r a n k h u s u s
Perbedaan dengan Renstra Sebelumnya Renstra UI yang baru disahkan bulan Maret lalu masih melanjutkan Renstra periode Pejabat Sementara (Pjs) Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso M.Sc, “Tidak total mengubah, kami lakukan penajaman-penajaman di beberapa bidang sehingga lebih terukur lagi, di dalamnya kami buat lebih detail lagi per tahun,” ulas Prof. Nandy. Menurut sosok yang pernah menjabat sebagai Manajer Umum FT UI tersebut, pihaknya melanjutkan apa yang belum tercapai dalam Renstra sebelumnya, yaitu tentang capaian riset yang masih ketinggalan jauh dari universitas kelas dunia yang lain. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Nandy, menurut Abdel Haq Subarkah, Ketua MWA UI Unsur Mahasiswa (UM), pengelolaan universitas tidak seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang dituntut inovasi hal yang baru, namun lebih mengacu ke RPJP. “Selama 20 tahun UI mau ke mana, melihat track record-nya, tujuan akhir UI sebagai guru bangsa serta unggulan di Asia,” ujar mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) UI tersebut. Namun, Abdel juga mengatakan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara Renstra UI yang sekarang dengan Renstra transisi periode
“
2012-2017. “Secara kasar lebih tebal dibanding Renstra yang kemarin,” ujarnya. Menurut Abdel, Renstra UI kali ini lebih detail dengan target-target atau sasaran strategis yang jelas. Senada dengan Abdel, Prof. Nandy turut menuturkan bahwa Rensta UI periode ini lebih rinci dan jelas. “Kebetulan kan badan ini (BP3U—red) sekalian penganggaran, kalau sebelumnya yang merancang siapa yang membiayai siapa, kadang-kadang tidak cocok. Sekalian kami sinkronisasi di sini siapa merencanakan apa, jadi orang (pejabat UI—red) mau apa sudah jelas tertera pada renstra. Jadi sudah tidak boleh sembarangan,” terangnya. Terlepas dari keberadaan Renstra UI yang sudah semakin detail jika dibandingkan dengan tahun lalu, Huda, MWA UI Unsur Karyawan mengungkapkan bahwa visi UI di dalam Renstra yang terbentuk setelah terpilihnya rektor definitif lebih realistis bila dibandingkan dengan Renstra yang sebelumnya. “Kalau dulu tinggi sekali targetnya (UI—red), sekarang agak disembunyikan, lebih realistis, capaian targetnya (UI—red) pun hanya di tingkat kawasan regional Asia Tenggara,” ungkap Huda. Apabila merujuk pada Renstra UI periode transisi, visi yang diusung oleh UI adalah Menjadi uni-
versitas riset kelas dunia. Sementara itu, pada Renstra UI yang baru, visi UI adalah Mewujudkan Universitas Indonesia menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN BH) yang mandiri dan unggul serta mampu menyelesaikan masalah dan tantangan pada tingkat nasional maupun global, menuju unggulan di Asia Tenggara. Prof. Nandy membenarkan bahwa target UI kini lebih terjangkau dan tidak muluk-muluk, yakni menjadi kampus unggulan se-Asia Tenggara. “Kita bisa masuk ke 50 Asia, dengan target sekitar 2000 publikasi setiap tahun, guru besar sekitar 300, dan juga rumah sakit pendidikan yang harus segera selasai,” jelasnya. Ia pun menambahkan, apabila UI mampu menguasai Asia, berarti turut menguasai dunia pula. (RRP/ YFS/DAS)
“Untuk riset, terakhir sudah mulai jalan, tapi kalau membandingkan dengan universitas lain, misalnya di Malaysia sendiri, kita masih ketinggalan jauh”
“
g e r b ata m a 7 8 / / 0 8- 2 0 1 5
resensi
15
Cerita di balik Berita Judul Serial Sutradara Genre Pemeran utama
: The Newsroom : Aaron Sorkin : Drama : Jeff Daniels, Emily Mortimer, Thomas Sadoski
OLEH: HANA BERLIANI ADININGSIH
T
he newsroom merupakan serial TV yang pertama kali ditayangkan di Amerika Serikat pada tahun 2012. serial yang terdiri dari 25 episode dalam tiga seasons ini bercerita tentang kisah di balik layar produksi tayangan berita stasiun televisi, Atlantic Cable News (ACN), dengan judul News Night. News Night diproduksi oleh seorang produser bernama Mackenzie McHale (Emily Mortimer) dan dibawakan oleh Will McAvoy (Jeff Daniels) yang merupakan pembawa acara dengan rating tertinggi kedua di Amerika. Mereka berdua berkolaborasi untuk merancang acara berita yang tersaji secara cepat, kritis, valid, dan mendidik masyarakat untuk lebih peka terhadap isu-isu yang berada di sekitarnya. Sosok Will yang dikenal sebagai pembawa acara yang keras kepala dan sulit bekerja sama dengan rekan-rekan kerjanya menyulitkan proses pencarian produser yang pas untuknya. Don Keefer (Thomas Sadoski), sebagai produser pertamanya pun hanya sanggup bekerja dengan Will selama 13 pekan. Setelah itu, terjadi pergantian staf besar-besaran sehingga Will perlu mencari produser baru. Pihak perusahaan ACN menunjuk Mackenzie McHale, seorang produser senior yang telah bertahun-tahun memproduksi berita tentang peperangan di Irak dan sekitarnya. Mackenzie berpikiran untuk kembali ke Amerika dan menjalani hidup yang lebih tenang di sana. Proses perekrutan Mackenzie sebagai produser awalnya ditentang oleh Will sendiri. Hal ini karena Mackenzie adalah mantan kekasih Will. Namun, karena kompetensi dan tanggung jawab Mackenzie yang luar biasa, ia bertahan sebagai produser eksekutif dari News Night dalam waktu yang lama. Tim News Night berhasil meliput kejadian rutin seperti pemilihan umum hingga kejadian luar biasa seperti kebocoran minyak di Deepwater Horizon, penangkapan Osama Bin Laden, dan peristiwa Boston Marathon Bombings.
Pada season kedua, News Night mengkaji adanya penggunaan gas sarin secara diam-diam oleh tentara Amerika untuk membunuh warga di Afghanistan. Setelah melalui pengumpulan informasi dan perdebatan panjang setiap harinya selama lebih dari 7 bulan, mereka yakin bahwa bukti-bukti yang mereka miliki telah cukup untuk memastikan kebenaran fakta tersebut. Ternyata, ACN memperoleh kecaman dari berbagai pihak, terutama dari tentara Amerika karena penggunaan gas sarin tidak pernah terjadi. ACN kemudian dituntut dan diberi dua opsi, berhenti atau tetap menjalankan perannya dalam dunia pers walau telah kehilangan kepercayaan publik. Kelebihan dari serial ini adalah bobot cerita yang intelektual. Will dan Mackenzie sama-sama berkeinginan untuk menciptakan program yang memajukan pemikiran masyarakat. Dengan adanya informasi yang akurat dan mendalam, masyarakat akan menyadari apa yang salah di sekitarnya dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, meskipun Mackenzie dan Will mengetahui fakta bahwa berita cenderung kalah saing dari acara hiburan. Selain itu, serial ini berhasil menggambarkan betapa sulitnya dan seberapa besar kerjasama yang dibutuhkan dalam sebuah kantor pers. Di sisi lain, kita dapat belajar menjadi individu yang profesional dan pekerja keras dari Will dan Mackenzie sebagai tim walau sering bertikai, baik karena persoalan kantor maupun pribadi. Terlepas dari kelebihan-kelebihan tersebut, The Newsroom masih memiliki beberapa kekurangan, yaitu penggambilan gambar yang kadang berantakan dan alur cerita yang terkesan lambat di awal danterburu-buru di akhir. Respon kritik yang tercatat untuk season 2 lebih positif daripada season 1 dan 3. Akan tetapi, bagi pegiat pers, serial ini menarik untuk ditonton. (RF/ DAS)
16
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
INFOGRAFIS
LINIMASA PERGERAKAN MAHASISWA DI UI OLEH: SAVRAN BILLAHI & LILIK MUDLOYATI CHOIRIYAH INFOGRAFIS: PRITA PERMATADINATA
SENAT MAHASISWA UI Terbentuk melalui SK Mendikbud No. 0457/U/1990 yang melahirkan lembaga kemahasiswaan Ketua pertama: Chandra Hamzah
1992
KAMMI (KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA) Gerakan mahasiswa muslim Indonesia yang lahir di era reformasi Berdiri 29 Maret 1998
1998
FORUM SALEMBA Gerakan transisi anti-orde baru Berubah nama menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ketua: Bachtiar Firdaus
1999
FRONT AKSI MAHASISWA Adalah organisasi pergerakan eksternal kampus yang menghimpun mahasiswa dari berbagai fakultas serta jurusan di UI untuk terus memperjuangkan sebuah cita-cita bersama keadilan sosial. Berdiri : 17 Februari 1999
g e r b ata m a 7 8 / / 0 8- 2 0 1 5
INFOGRAFIS
17
Di UI terdapat beberapa kelompok mahasiswa yang telah berdiri pasca reformasi di tahun 1998. Namun kami akan memulainya dari tahun 1992. Tahun tersebut merupakan tahun diaktifkannya kembali Senat Mahasiswa UI pasca kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK).
PANDU BUDAYA UI
SEMAR UI (SERIKAT MAHASISWA PROGRESIF UI)
Biasa disingkat Panda UI adalah Lembaga Pengembangan Kepemimpinan dan Kaderisasi Gerakan Mahasiswa yang digerakkan oleh mahasiswa FIB UI Berdiri: 7 Juli 2004
SEMAR UI Bertujuan membangun gagasan dan gerakan progresif sebagai langkah menuju pembebasan kaum tertindas. Ideologi: Marxisme Berdiri: Agustus 2013
2004
GMP (GERAKAN MAHASISWA PEMBEBASAN) Merupakan organisasi mahasiswa ekstra kampus yang bergerak di kalangan mahasiswa untuk menjadikan Ideologi Islam sebagai arus utama pergerakan mahasiswa di Indonesia. Berdiri : 28 Februari 2004
2013
UI LDSC (UI LIBERALISM AND DEMOCRACY STUDY CLUB) Adalah suatu studi klub mahasiswa yang mengkaji pemikiran liberalisme dan demokrasi, yang mencakup kajian dalam bidang filsafat, politik, dan sosial. UILDSC merupakan organisasi yang lebih mengembangkan perspektif daripada ideologi. Berdiri : September 2013
18
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
INFORIAL
Suma UI: Regenerasi Demi Eksistensi P
ers mahasiswa identik dengan aktivitas jurnalistik yang berlandaskan idealisme dan intelektualisme untuk menguak fakta dan peristiwa yang terjadi di sekitar sivitas akademika maupun kehidupan masyarakat. Aktivis pers mahasiswa dituntut untuk mengolah daya pikir, sikap kritis, dan kreativitasnya agar bisa mengurai isu-isu krusial pada tataran kampus, regional, bahkan yang bergejolak di tingkat nasional. Melihat peran dan fungsinya yang signifikan, tak heran jika eksistensi pers mahasiswa begitu penting. Sebagai upaya regenerasi untuk mempertahankan eksistensi pers kampus, Pers Suara Mahasiswa UI (Suma UI) mengadakan program tahunan seleksi anggota baru yang disebut Masa Perekrutan Anggota (MPA). MPA merupakan masa pembinaan dan pembelajaran sekaligus sebagai sarana praktik, agar nantinya anggota Suma UI yang resmi terpilih memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk berkontribusi di dunia jurnalistik kampus. Rangkaian kegiatan MPA berlangsung selama 2-3 bulan dan menuntut komitmen yang tinggi dari
para pesertanya. Setiap tahunnya, pendaftar Suma UI mencapai angka ratusan dari berbagai angkatan di UI dan menyisakan peserta terbaik saja. Ada tiga tahap proses seleksi yang wajib diikuti oleh peserta MPA. Di tahap awal, Calon Anggota Suma (CASU) wajib mengerjakan tugas awal sesuai divisi yang dipilih. CASU hanya boleh memilih satu divisi saja yang dinilai sesuai dengan minat dan bakatnya serta bertanggung jawab sesuai pilihannya. Saat ini, Pers Suma UI membuka pendaftaran untuk enam divisi , yakni Fotografer, Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Reporter, Manajemen Media (MM), Videografer, serta Desain Tata Letak dan Pracetak (DTP). Tugas yang dikerjakan akan dievaluasi oleh seluruh anggota Biro Pendidikan Suma UI yang kompeten di bidangnya. Komitmen, kepribadian, dan pengalaman CASU juga akan dievaluasi melalui proses wawancara dua lapis untuk melihat kesungguhan peserta. CASU yang lolos tahap pertama akan mengikuti serangkaian Pelatihan Jurnalistik (Platjur) untuk mendistribusikan pengetahuan
dan kompetensi yang sama di antara peserta. Platjur dibagi ke enam kelas berbeda sesuai divisi yang ada di Suma UI. Meski begitu, diharapkan setiap CASU mengikuti seluruh kelas agar memahami tugas, peran dan fungsi divisi lain yang ada di Suma UI. Seluruh Platjur diampu oleh tokoh profesional yang telah berkecimpung di media besar nasional maupun internasional, seperti Kompas, TEMPO, National Geographic, dan Associated Press. Sebagiannya adalah alumni Pers Suma UI yang telah menorehkan nama di media profesional. Selain pengetahuan dan kemampuan teknis yang terasah, dibutuhkan pula jiwa pers yang tangguh agar CASU mampu berkontribusi dengan baik dalam dunia pers kampus. MPA memfasilitasinya lewat Studium Generale. Secara intens, CASU akan mendapat pengetahuan komprehensif tentang seluk-beluk pers Indonesia, dinamika pers mahasiswa, serta kode etik jurnalistik yang harus dipegang teguh. Kegiatan berbentuk seminar ini diisi oleh tokoh jurnalis yang signifikan dalam kancah pers Indonesia.
g e r b ata m a 7 8 / / 0 8- 2 0 1 5
INFORIAL
Untuk mengakhiri seleksi tahap dua, CASU akan menjalani Tes Pengetahuan dan Dinamika Ruang Redaksi. Dinamika Ruang Redaksi dimaksudkan untuk memperkenalkan CASU pada aktivitas Rapat Redaksi yang rutin dilakukan di Suma UI sekaligus melatih inisiatif dan kepekaan CASU pada isu-isu di sekeliling mereka. Selanjutnya, tahapketiga meliputi Media Magang. CASU akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan dimentori oleh anggota Suma UI yang kompeten. Kegiatan ini merupakan simulasi kerja di Suma UI, karena tiap-tiap kelompok diminta untuk menghasilkan sebuah produk jurnalistik berupa buletin dengan editorial dan segmentasi pembaca yang jelas. Hasil kerja tim ini akan dievaluasi kelayakannya oleh seluruh anggota Suma UI untuk menentukan CASU yang lolos seleksi tahap tiga.
Perlu digarisbawahi, mendedikasikan diri pada Pers Suara Mahasiswa UI bukan berarti hanya melakukan kegiatan jurnalistik. Ada kehidupan organisasi yang berdenyut di dalamnya. Untuk itu, setiap CASU yang sampai hingga tahap akhir akan dibekali dengan Pelatihan Leadership agar mampu menjadi pribadi yang andal untuk menjalankan kehidupan organisasi Suma UI. Kompetensi yang diajarkan dalam pelatihan ini meliputi cara berpikir kreatif, kiat pendelegasian tugas yang optimal, pembagian peran dalam tim, manajemen konflik, serta cara pemecahan masalah dengan efisien. Puncak rangkaian kegiatan MPA adalah PressCamp. Sesuai namanya, CASU yang telah terseleksi dengan ketat akan “berkemah� di sebuah tempat di luar kota Depok. Namun, perkemahan kali ini sangat istimewa. Seluruh pengetahuan yang
19
diperoleh dari rangkaian pelatihan akan dipraktikkan di sini. Sebab, para peserta akan diminta untuk melakukan peliputan dalam jangka waktu yang terbatas pada area tertentu. Setelah itu, mereka harus mengolahnya menjadi produk media yang bermutu dengan kerja sama dan koordinasi antardivisi. Selanjutnya, produk tersebut akan dievaluasi secara profesional oleh para anggota maupun alumni Suma UI di hari yang sama. Seluruh peserta yang berhasil melewati proses MPA hingga tahap PressCamp akan disambut dengan hangat dalam acara Homecoming. Di sini, peserta akan berkenalan dengan program dan budaya organisasi serta berkenalan lebih dekat dengan seluruh anggota Suma UI. Dengan acara ini, diharapkan anggota baru dapat beradaptasi merasa nyaman untuk berkarya bersama Suma ke depannya.
20 O P I N I F O T O
g er b ata m a 78 // 0 8- 2 0 1 5
ANTREAN PARA PENDATANG BARU UI GERARD KAWUN
Dapatkan kesempatan tulisan Anda dipublikasi di Web suaramahasiswa.com dan Buletin Gerbatama: ini UI! Kirimkan tulisan ke redaksi.suaramahasiswaui@gmail.com dengan mencantumkan nama lengkap, fakultas, jurusan, nomor pokok mahasiswa, dan angkatan.