SK REKTOR NO. 08/K6/SK/REK/VI/1991
EDISI 02/THN. XXV/APRIL 2017
PARTISIPASI MINOR MAHASISWA
Laporan Utama PKM di Unisba, Ada tapi Tiada Minimnya Sosialisasi PKM di Unisba Menilik PKM dari Balik Mahasiswa Laporan Khusus Bias Pudar Garis Hierarki BEMU Celah di Jantung Eksekutif Unisba DITERBITKAN OLEH PERS SUARA MAHASISWA UNISBA
Program Kreativitas Mahasiswa Mahasiswa Unisba?
ada . . . . .
ih
Suara Pembaca Syamsyi Oktaviana
Ekonomi dan Bisnis 2013
Banyak cerita selama saya berkuliah Unisba, terutama soal sempitnya parkiran. Karena bagi saya, ini masalah yang patut di soroti. Meski pun sudah ada penambahan lahan parkir di Gedung Fakultas Kedokteran, tetapi belum bisa mengakomodasi kebutuhan parkir bagi mahasiswa. Beberapa kali saya sempat merasa kesal karena parkiran yang penuh dan harus berkeliling terlebih dahulu mencari lahan parkir alternatif, seperti lahan parkir dipinggiran jalan. Walaupun akhirnya bisa mendapatkan parkir namun dengan jarak yang cukup jauh dari kampus. Saya rasa tidak ada salahnya jika Unisba manambah lahan parkir karena jumlah penerimaan mahasiswa baru setiaptahunnya meningkat.
Maulana Imam
Ekonomi dan Binis 2013
Sejak pertama kali saya masuk Unisba, ada dua masalah yang tak kunjung hilang hingga saat ini. Pertama, masalah parkiran, kalau masuk lewat jam sembilan lewat pasti enggak dapet parkiran yang di dalem, jadi selalu harus parkir dipinggir jalan. Di luar pun ada jasa parkir sih, tapikan tetap saja ada rasa takut hilang. Walaupun ada parkiran baru di Gedung Fakultas Kedokteran, tetap saja selalu penuh. Kedua, masalah maling sepatu di Masjid Al Asy’ari, enggak sedikit mahasiswa yang ibadah disana kehilangan sepatu, apalagi kalau sholat Jumat. Keduanya keluhan klasik sih, tapi tetap saja harusnya mahasiswa bisa merasa nyaman dikampusnya sendiri.
Shafira Rizkifauzia
Psikologi 2014
Unisba yang saya perhatikan universitas yang rata-rata menekankan pada praktek. Dari awal masuk, Unisba pun yang ditekankan kalau mahasiswa harus aktif organisasi. Slogannya pun bagus, mujahid, mujtahid dan mujaddid. Namun, kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang malu kuliah di Unisba. Mungkin karena swasta dan bukan pilihan utama. Secara konsep, Unisba tuh udah bagus, tapi secara fasilitas emang masih kurang, kayak ketersediaan lahan parkir. Untuk menjalankan aturan butuh support dari mahasiswanya. Nah, sayangnya mahasiswa Unisba masih banyak yang enggak aware sama kampusnya sendiri.
Salsabila Pascadila
Kedokteran 2016
Unisba sudah cukup baik, fasilitas untuk Fakultas Kedokteran pun standarnya sudah memenuhi. Namun, jika dibandingkan dengan kampus lain kayaknya masih kalah deh. Juga jarak Fakutas Kedokteran sama fakultas lain jauh, jadi komunikasinya dirasa kurang. Kebersihan kantinnya juga perlu dibenahi, enggak jarang saya liat tikus besar lewat sekitar situ.
Riska Septiani
Farmasi 2016
Unisba itu unik, ada program pesantren mahasiswa baru dan pesantren sarjana, itu bagus untuk menumbuhkan jiwa seorang muslim. Dosen juga menyisipkan keislaman dalam setiap mata kuliahnya. Tinggal tingkatkan lagi saja fasilitas dan keamanan kampusnya.
ii
Dari Redaksi Berharap 'Prestasi Minor Mahasiswa' Berakhir Saat Ini Pernah ada masa ketika mahasiswa menjadi motor penggerak bangsa. Hingga puncaknya, presiden kita pernah turun setelah 32 tahun berkuasa. Sebabnya? Ya, Mahasiswa. Pergerakan mahasiswa itu tetap ada kini. Meski tak sampai menggoyang pemimpin, hingga tersungkur jatuh, sampai turun dari tahtanya. Pernah ada juga masa mahasiswa yang luar biasa berprestasi di ranah akademik. Meneliti adalah wadahnya. Yang ada menjadi ada, yang tak termanfaatkan termanfaatkan; membantu kemaslahatan masyarakat luas. Mahasiswa entah bergerak menggoyang pemimpin dzalim atau berprestasi dalam teliti menelitinya tetap saja, tujuannya demi kemaslahatan masyarakat. Dan Unisba, pernah gagah dan tersohor dengan pergerakan mahasiswanya. Almarhum Ahmad Taufik adalah satu dari sekian tokohnya. Ia vokal betul terhadap ketidakadilan, tak takut melawan, aktivitis sejati yang bangga dengan alamamaternya. Dalam ranah prestasi akademik mahasiswa, nampaknya gairah mahasiswa Unisba belum nampak. Meski hal itu sudah pemerintah formalkan dengan tajuk "Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)". Namun aduh, sayangnya, Unisba belum eksis betul. Buktinya, dari empat tahun terakhir saja, Unisba tidak masuk jajaran kampus yang berada di dalam list Kopertis dalam membuahkan hasil pada PKM. Kita berkeyakinan, mahasiswa menjadi garda terdepan dalam pergerakan juga dalam domain keakademikan. Namun apa jadinya, jika program akademik macam PKM tidak digarap serius universitas serta mahasiswanya? Ciri apa yang ingin diperlihatkan Unisba sebagai kampus terkemuka? Kami Suara Mahasiswa, sudah sepatutnya mengingatkan, mengontrol juga menjadi katalisator dalam segala soal di kampus biru. Pada titik ini, di majalah edisi ini, kami mencoba membahasakan persoalan program kreativitas mahasiswa yang mendapat nilai nol. Ya, nilai nol. Kami mencoba berbisik pelan, dan mengetuk hati siapapun di kampus tercinta, bahwa: "Partisipasi Minor Mahasiswa" harus terhenti sampai di sini, saat ini. Mari berdiri, berbuat dan bikin kampus ini bangga! Selamat mahasiswa, selamat merdeka dalam berkarya! Insan Fazrul R. Pemimpin Redaksi
iii
D A F TA R I S I
11
LAPORAN UTAMA
PKM di Unisba, Ada tapi Tiada Minimnya Sosialisasi PKM di Unisba Menilik PKM dari Balik Mahasiswa
33
29
POJOK BANDUNG
39
JAS MERAH
Rumah Kultur: Ruang Alternatif para Penggiat Seni
BUDAYA
Simbolisasi pada Rumah Adat Kampung Pulo
‘Cerita Islam’ Proklamator Dibalik Pengucilannya ke Ende
43
57
LAPORAN KHUSUS
PERJALANAN
Bias Pudar Garis Hierarki BEMU Celah di Jantung Eksekutif Unisba
Ragam Wisata di Kota Pewayangan
61
71
MUSIK
KESEHATAN
Gaya Membuni nan Khas ala Fourtwnty
Waspadai Sensasi Kenikmatan Aroma Bensin
iv
Behind The Desk Pemimpin Umum Wildan A. Nugraha Wakil Pemimpin Umum Rangga Mahardika O. N. Sekretaris Umum Devi Fajriati H. Bendahara Umum Winda R. Nelly Pemimpin Redaksi Insan Fazrul R. Sekretaris Redaksi Khalida Sakinah Redaktur Pelaksana Intan Silvia D., Agam Rachmawan Redaktur Wulan Yulianti, Amelia, Agistha V. Safitri, Vigor M. Loematta, Ressy R. Utari, Fadhila N. Rizky Redaktur Foto Muthia Meilanie P.J., Pemimpin Litbang Hasbi Ilman H., Sekretaris Litbang Rifka Silmia S. SDM Faza Rahim K.P., Salma Nisrina N. F., Riset Data dan Pengembangan Sugiarto, Rumah Tangga Raisha Hillary, Maynolitta Pemimpin Perusahaan Firdaus M. Alhaq, Sekretaris Perusahaan Riska N. Wijaya Promosi dan Iklan Marlina Sari, Elgea Balzarie Sirkulasi Annisa A. Ulfah Produksi Tanesia Naufal. Anggota Aldi Fathurahman, Delinda A. Alifah, Edgina Rizqon, Febrian H. Muchtamar, Gina Fatwati, Intan Radhialloh, Iqbal Yusra Karim, Kevin Maulana, Meilda Amdza, M. Loudra Andhika, M. Rafi S. Kertadjajaderam, Puteri Redha Patria, Regita R. Hafidz.
5
Suaramahasiswa.info | April 2017
SK REKTOR NO. 08/K6/SK/REK/VI/1991
EDISI 02/THN. XXV/APRIL 2017
LAMAN MUKA
PARTISIPASI MINOR MAHASISWA
Partisipasi Minor Mahasiswa
IDE DAN ILUSTRASI MEILDA AMDZA & FEBRIAN H. MUCHTAMAR PENATA LETAK FEBRIAN H. MUCHTAMAR
LAPORAN UTAMA PKM di Unisba, Ada tapi Tiada Minimnya Sosialisasi PKM di Unisba Menilik PKM dari Balik Mahasiswa LAPORAN KHUSUS Bias Pudar Garis Hierarki BEMU Celah di Jantung Eksekutif Unisba DITERBITKAN OLEH PERS SUARA MAHASISWA UNISBA
Membawa perubahan tak melulu harus turun ke jalan, berteriak ataupun membakar ban. Bergumul sembari menyeruput kopi pun tanpa tindakan takan membawa perubahan pula. Dalam garis besarnya mahasiswa merupakan kaum intelek baik dalam pemikirannya pun tindakkannya. Program Kreativitas Mahasiswa atau yang lebih biasa kita singkat PKM yang dulunya dikenal Program Karya Alternatif Mahasiswa ini, menjadi perwujudan nyata untuk menstimuli potensi mahasiswa. Tak tanggu-
ng-tanggung, bila rancangan PKM lolos sampai tahap Dikti/Kopertis, pemeriantah akan mendanai PKM yang dicanangkan. Sayang, Unisba yang nol di bidang kemahasiswaanya pun selama empat tahun terakhir (untuk PKM) namanya tak pernah sampai ke Kopertis. Permasalahan sosialisasi, hingga keaktifan mahasiswa menjadi persoalan yang tak berkesudahan. Lantas sampai kapan prestasi mahasiswa yang minor ini bertahan?
Suaramahasiswa.info | April 2017
6
Catatan Media
Unisba dan Waktu yang Relatif untuk Mahasiswa
TEKS OLEH WILDAN A. NUGRAHA (PEMIMPIN UMUM PERS SUARA MAHASISWA 2016-2017)
Mari sejenak kita melihat waktu. Untuk para mahasiswa, apakah pilihan untuk menuntut ilmu dengan rataan empat sampai lima tahun di universitas dirasa tepat? Atau hanya membuang waktu dan uang saja? Ini tentang menikmati waktu yang barang pasti tidak akan terulang. Frasa ‘menikmati waktu’ sengaja saya pakai. Saya tidak menggunakan frasa ‘memanfaatkan waktu’. Apa yang bisa kita lakukan untuk ‘memanfaatkan waktu?’ Dengan cara berlari saat mengejar angkot pagi yang akan membawamu ke kampus dengan tepat waktu? Bukankah kita sedang memanfaatkan angkot dan bukan memanfaatkan waktu? Kata ‘menghabiskan waktu’ pun saya rasa tidak tepat untuk menggambarkan waktu yang terus berjalan. Bagaimana caranya ‘menghabiskan waktu?’ Bukankah hidupmu sendiri yang pada akhirnya akan habis, bukan waktu yang habis. Jadi mari kita sepakati untuk kata ‘menikmati waktu’ saja, karena ‘kenikmatan’ seseorang pasti berbeda-beda. Pada keadaan saat ini, waktu menjadi sangat penting bagi mahasiswa. Di tambah persaingan; dengan lakon indeks prestasi kumulatif (IPK) menjadi patokan untuk melemparkan ijazah ke tempat yang diinginkan. Selain IPK, suka-tidak-suka, akreditasi kampus juga menjadi bahan penilaian. Musababnya, kualitas universitas sejalan dengan kualitas mahasiswa yang ada di dalamnya. Lalu, dengan labirin nan kosong ini, mau dibawa kemana‘nasib’ kita selama empat tahun berada di Unisba? Senin itu, suasana kampus nampak sepertibiasa; sesak dijejali banyak kendaraan. Ditambah, perbaikan dinding dan lantai kampus membuat semakin padatnya lahan seluas 10.808 m2 di tamansari No.1 ini. Basement gedung ‘si bungsu’ yang di harapkan dapat menjadi solusi kepadatan kendaraan, nyatanya juga belum cukup. Harapanya, ada pada gedung tamansari 24 seluas 2.348 m2 yang dalam tahap konstruksi dan kesiapan persyaratan pembangunan. Untuk beberapa tahun kedepan, mungkin hanya kata maklum yang diucapkan Unisba untuk Tamansari yang trotoar dan sebagian jalannya dipakai untuk parkir kendaraan.
7
jangan jadikan waktu kuliah sebagai pemborosan waktu. Jangan pula menjadikan ilmu yang kita punya, digambarkan dengan strata sosial tinggi di masyarakat sehingga mahasiswa menjadi angkuh.
Dari jajaran universitas, pertengahan tahun ini tepatnya pada bulan juli, Thaufiq S. Boesoirie menggenapkan masa jabatannya sebagai rektor selama dua periode. Patgulipat permasalahan yang ditangani oleh Thaufiq secara pragmatis, khususnya ialah masalah kebersihan. Keseriusanya terbukti dengan tiga vendor kebersihan yang ditunjuk untuk memenuhi lingkungan bersih di Unsiba. Di tambah, beberapa para pegawai kebersihan dari koprasi dosen dan karyawan (kopkardos). Sayangnya, langkah ini harus memberhentikan 26 pegawai lama secara mendadak, dengan alasan pekerjaanya kurang memuaskan lalu dianggap oleh mahasiswa sebagai kebijakan yang tidak manusiawi. Tak hanya soal fisik, permasalahan di bidang sistem online pun bagai benang kusut yang tak kunjung bisa diurai karena tak ada kemajuan berarti; begitu-begitu saja. Sistem informasi akademik yang seharusnya memudahkan kita, dirasa malah makin menyulitkan mahasiswa. Dimulai dari update nilai yang lamban, informasi yang jarang sekali update sampai tidak bernyawanya beberapa komputer di sudut-sudut sebagian fakultas. Padahal, itu bisa menjadi sumber informasi perkuliahan ketika sang petugas akademik tak sanggup lagi melayani banyaknya mahasiswa Unisba. Kami masih menggantungkan asa di tempat ini. Sejak langkah kaki keluar untuk melepaskan putih abu-abu dan digantikan oleh jaster biru langit, harapan kami masih tinggi di
Suaramahasiswa.info | April 2017
tempat ini. Empat sampai lima tahun bukanlah waktu yang sedikit untuk merelakan waktu dan uang. Yang patut diketahui, Kami bukan mesin pencetak uang. Maka jadikanlah waktu dan uang yang kami korbankan menjadi pantas. Setidaknya, untuk mendapatkan pekerjaan mahasiswa janganlah dilepas begitus saja, melainkan diberi jalan kemudahan dengan cara para pemangku jabatan bisa menyelenggarakan job fair di Unisba atau bahkan merekomendasikan lulusanya ketiap-tiap perusahaan. Dengan begitu, mungkin lulusan Unisba bisa banyak terserap oleh berbagai perusahaan. Pula dengan kondisi mahasiswanya. Untuk menikmati waktu empat sampai lima tahun di dunia kampus, seharusnya mahasiswa mengejar sebanyak-banyaknya, jangan jadikan waktu kuliah sebagai pemborosan waktu. Jangan pula menjadikan ilmu yang kita punya, digambarkan dengan strata sosial tinggi di masyarakat sehingga mahasiswa menjadi angkuh.
matahari, ditambah organisasi mahasiswa yang kita jalani dan satu paket dengan omelan hati yang jatuh di timeline, adalah aktivitas yang selama empat tahun harus dijalanani. Untuk poin yang terakhir Jangan lupa, kalau mahasiswa makhluk sosial bukan makhluk individual di media sosial. Empat sampai lima tahun mungkin banyak yang merasa begitu lama. Banyak juga yang berfikiran untuk memahami suatu ilmu tertentu yang diterapkan di masyarakat waktu empat tahun dirasa kurang. Namun, cukup-tidaknya waktu empat sampai lima tahun untuk memaksimalkan waktu kuliah, kembali lagi kepada masing-masing individu dalam ‘menikmati waktunya’ yang begitu relatif.
Mahasiswa adalah mahasiswa, yang seharusnya mempunyai kelebihan dari pada seorang pelajar dengan terselip kata ‘Maha’ didepanya. Berkutat dengan satuan kredit semester (SKS) setiap terbit fajar sampai tenggelamnya
Suaramahasiswa.info | April 2017
8
SUARA FOTO
Seorang pemulung membawa karung di Area Masjid Agung Bandung pada Senin (13/3/2017). Pria tersebut mencari barang-barang bekas yang masih layak untuk dijual kembali. (M. Loudra Andhika/SM)
LAPORAN UTAMA
PKM di Unisba, Ada tapi Tiada
TEKS OLEH ALDI FATHURAHMAN & GINA FATWATI FOTO OLEH ALDI FATHURAHMAN
Piala yang diraih mahasiswa Unisba, dan berderet di atas serta di dalam lemari pada Jumat (31/3/2017). (Aldi Fathurahman/SM)
Bila bicara Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Unisba tak terdaftar di Kopertis selama empat tahun terakhir. PKM juga merupakan variabel data kualitas kegiatan mahasiswa dan angka yang didapat Unisba 0,0. Koordinator Kopertis pun berujar, “Bila suatu universitas selalu tidak terdaftar di Kopertis, universitas tersebut tidak akan dikenal oleh Kopertis.” Program kreativitas mahasiswa sendiri dicetuskan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Repubik Indonesia (Kemenristekdikti) untuk mewadahi potensi yang dimiliki mahasiswa. Program tersebut selalu diadakan tiap tahun dan diikuti oleh setiap mahasisiwa dari perguruan tinggi manapun. Selain sebagai indikator penilaian akreditasi, PKM pun penting bagi mahasiswa. Yukha Sundaya Ketua Bagian Monitoring dan Evaluasi di Badan Penjamin Mutu (BPM) Unisba menjelaskan, mahasiswa harus melakukan PKM, karena tridharma perguruan tinggi tidak hanya dilakukan oleh dosen tetapi juga mahasiswa. Melalui program ini mahasiswa bisa memodifikasi suatu ‘produk’ yang ada. Seperti yang dikatakan oleh Koordinator Kopertis Wilayah IV Abdul Hakim Halim. “PKM lebih kepada aplikasi, membuat suatu yang baru seperti produk kewirausahaan. Seperti, kursi menjadi meja atau kasur. Baju tipis yang tidak kedinginan, itu kreativitas ilmu yang sudah ada diterapkan,” jelasnya di ruangan kantornya Jalan P.H.H Mustofa No. 38, Kota Bandung, Kamis (16/3). Sayangnya di Unisba sendiri partisipasi mahasiswa untuk mengikuti PKM bisa dikatakan minim, bila melihat dari jumlah mahasiswa yang sekira 12.000 orang. Dari data PKM Mahasiswa Unisba, pada tahun 2014 mahasiswa yang mengikuti PKM berjumlah 60 kelompok, sedangkan di tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan menjadi 25 dan 18 kelompok. Namun, pada 2017 sedikit meningkat menjadi 27 kelompok. Satu kelompoknya sendiri dalam penggarapan PKM hanya berjumlah tiga sampai lima orang mahasiswa. Yukha pun melihat, bukan hanya mahasiswa yang berperan dalam PKM, ia pun menilai partisipasi dosen pun masih minim. Progam tersebut harus dijadikan beban kerja dosen, karena ketika dosen diwajibkan untuk membuat kelompok PKM mahasiwa pun otomatis diajak. Ia juga mengharapkan program Kemenristekdikti tersebut diwajibkan dalam bentuk surat keputusan dari rektor baik untuk dosen maupun mahasiswa. Namun, dari PKM yang dilakukan tersebut, nama Unisba tidak tercantum di Kopertis selama empat tahun. Menurut Wakil Rektor III Asep Ramdan Hidayat, hal ini terjadi karena dalam setiap pengiriman proposal ke Kopertis,
tidak tembus atau bisa dibilang tidak sesuai dengan syarat dan penilaian dari Kemenristekdikti. Akhirnya proposal PKM tersebut gugur dan tidak bisa berlanjut ke jenjang selanjutnya. “Kan yang dinilai itu yang masuk ke tingkat nasional. Sebenarnya mahasiswa Unisba itu ada pergerakannya cuma kalah saja,” tambahnya lagi. Selain tidak masuk ke dalam jajaran PKM yang ‘lolos ke Kopertis’ minimnya jumlah mahasiswa yang berpartisipasi ditanggapi pula oleh Asep Ramdan. Ia beranggapan, sosialisasi yang dilakukan oleh fakultas tidak tersampaikan ke seluruh mahasiswa. Sosialisasi dilakukan oleh bagian kemahasiswaan dan mengirimkan surat kepada wakil dekan satu di setiap fakultas. Asep mengatakan bahwa ia telah melakukan pemberitahuan kepada setiap fakultas dan prodi. Kecilnya geliat mahasiswa yang ikut PKM lalu diakali oleh Unisba dengan membuat lomba PKM tingkat universitas. Dilihat dari segi hadiah, pemenang lomba PKM ini akan diganjar uang saku yang cukup untuk ‘jajan’ mahasiswa. Juara pertama mendapatkan uang sejumlah Rp 2.000.000, untuk juara dua mendapatkan Rp 1.500.000 dan juara ketiga mendapat Rp 1.000.000. Salah satu mahasiswa yang pernah melakukan PKM Riesty Fauziani mendapatkan uang senilai Rp 1.000.000 dari perlombaan yang diadakan oleh Unisba. Ia menjadi juara tiga di kategori PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI). Selain mendapatkan uang, menurut Riesty manfaat yang didapat dari mengikuti program tersebut ia mempunyai gambaran tentang skripsinya nanti. Unisba sendiri, Menurut Kepala Bagian Kemahasiswaan Nanang Ahmad Firdausi, dari tujuh kategori PKM yang ada, Kampus Biru lebih memfokuskan pada PKM AI dan GT dalam dua tahun terakhir ini. Yakni PKM Artikel Ilmiah (AI) dan PKM Gagasan Tertulis (GT). Kualitas Kegiatan Mahasiswa di Unisba PKM merupakan variabel dari kualitas kegiatan mahasiswa. Selain nama Unisba tidak tercantum di kopertis, nilai kualitas kegiatan mahasiswa pun 0,0. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), Edi Setiadi memberikan data tersebut kepada Suara Mahasiswa. Ia pun mempertanyakan mengapa
Suaramahasiswa.info | April 2017
12
Menurut Kepala Bagian Kemahasiswaan Nanang Ahmad Firdausi, dari tujuh kategori PKM yang ada, Kampus Biru lebih memfokuskan pada PKM AI dan GT dalam dua tahun terakhir ini. Yakni PKM Artikel Ilmiah (AI) dan PKM Gagasan Tertulis (GT).
nilai kualitas kegiatan mahasiswa nilainya nol besar. “Coba tanya ke warek tiga ada enggak mahasiswa Unisba yang berprestasi?” tanyanya saat ditemui di kantor LPPM. Asep pun menanggapi bahwa angka 0,0 berdasarkan penilaian dari Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) karena Unisba tidak memiliki prestasi. Namun, Asep beranggapan untuk kualitas kegiatan mahasiswa yang nonakademik seharusnya masuk penilaian, bila dari data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) hanya yang berprestasi saja. “Untuk unit kegiatan mahasiswa tidak bisa dilaporkan sebagai data kemahasiswaan jika tidak berprestasi makanya nilainya bisa nol,” jelas Asep pada Rabu (15/3) saat ditemui di Aula Unisba, Jalan Tamansari No.1, Kota Bandung saat acara PKM berlangsung. Namun, pernyataan berbeda diungkapkan oleh Abdul Hakim Halim, tidak adanya kejelasan yang terbuka tentang kualitas kegiatan mahasiswa, Kopertis pun melihat pada indeks kualitas kegiatan mahasiswa secara umum seperti indeks prestasi rata-rata mahasiswa, kegiatan non-kulikuler, aktivitas mahasiswa, prestasi akademik dan non akademik. “Nilai 0,0 tersebut salah satu kriteria untuk menentukan peringkat universitas oleh Kemenristekdikti,” tandasnya. Meski begitu, universitas tetap berupaya agar partisipasi mahasiswa bertambah. Asep sendiri juga mengungkapkan bahwa pihaknya selalu menyelenggarakan seminar dan pelatihan PKM. Juga diselenggarakannya PKM di internal Unisba sebagai cara untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa.
13
Seorang mahasiswa melihat deretan piala pada Selasa (11/4/2017) di ruangan Kemahasiswaan, Jalan Purnawarman No. 63, Kota Bandung. (Aldi Fathurahman/SM)
PTS PENERIMA HIBAH PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Dalam empat tahun terakhir, Unisba tidak terdaftar dalam PTS yang menerima hibah Program Kreativitas Mahasiswa Sumber: Kopertis
2014 Universitas Telkom Unikom Unjani Politeknik Indramayu Itenas Unpas Universitas Pakuan Universitas Garut
57 26 21 7 5 4 3 2
total 148
10 6 6 3
total 68
35 18 12 11 6 5 4 4
2015
2016
Universitas Telkom Unjani Universitas Pakuan STFI Bandung
total 142
Universitas Telkom Unikom Unjani Unsil Itenas STKIP Surya STT Garut STIK Respati
total 92
Universitas Telkom Unikom Unjani Universitas Surya Universitas Pakuan Universitas Garut Universitas Djuanda
35 9 14 10 4 3 3
2017
Suaramahasiswa.info | April 2017
14
DATA PROPOSAL PKM MAHASISWA UNISBA 2014 - 2017
Sumber: Litbang Suaramahasiswa
2014
P KM G T
P KM AI
35 mahasiswa 25 mahasiswa
16 mahasiswa 10 mahasiswa 2015 3 mahasiswa
PKM GT
PKM AI
PKM P
15
Suaramahasiswa.info | April 2017
PKM GT (Gagasan Tertulis) PKM AI (Artikel Ilmiah) PKM P (Penelitian)
2016
P KM AI
PKM GT
PKM AI
16 mahasiswa 3 mahasiswa
P KM GT
27 mahasiswa 26 mahasiswa 2017 Suaramahasiswa.info | April 2017
16
LAPORAN UTAMA
Minimnya Sosialisasi PKM di Unisba TEKS OLEH IQBAL YUSRA KARIM & PUTERI REDHA PATRIA FOTO OLEH PUTERI REDHA PATRIA
Staf Kemahasiswaan Unisba, Hasanuddin, saat keluar dari kantor bagian kemahasiswaan di Jalan Purnawarman No. 63, Kota Bandung pada Jumat (31/3/2017). (Puteri Redha Patria/SM)
“Pada kemana mahasiswa Unisba? Mengapa tidak ada yang berprestasi?” ungkap Kepala Lembaga Penelitian Pengembangan Masyarakat (LPPM), Edi Setiadi. Wajar saja Edi mempertanyakan hal ini, merujuk data dari Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Unisba memiliki persentase 0,0 persen dalam kualitas kegiatan mahasiswa. Salah satu komponen akademik yang mendukung kualitas kegiatan mahasiswa, yakni Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Koordinator Kopertis wilayah IV Abdul Hakim Halim mengungkapkan, mandetnya Unisba pada PKM bisa saja di latar belakangi human error dalam prosesnya. Ia pun mengkhawatirkan utusan yang dikirimkan rektor universitas bersangkutan dalam rangka sosialisasi PKM dari kopertis tidak mumpuni. “Program ini (PKM) dari Kemenristekdikti pusat disosialisasikan melalui Kopertis, yang kemudian diumumkan ke rektor seluruh universitas. Masalahnya kalau rektornya tidak menghadiri, entah siapa yang diutus tidak menyampaikan atau tidak mengerti betul persoalan kemahasiswaan. Ataupun tidak memiliki banyak wewenang dalam organisasi. Jika tidak ada sosialisasi dengan baik, bagaimana mahasiswa tahu akan manfaat dan proses dari PKM itu?” tegas Abdul pada Kamis (16/3) di ruangannya. Perihal sosialisasi, Wakil Rektor III Unisba, Asep Ramdan Hidayat merasa kemahasiswaan Unisba telah melakukan sosialisasi program yang berhubungan dengan Dikti. Sosialisasi program PKM yang diberikan kemahasiswaan dimulai dengan mengedarkan surat ke seluruh wakil dekan satu fakultas. Setelahnya merupakan tanggung jawab pihak fakultas untuk mensosialisasikan ke mahasiswa. Menurutnya jalur informasi terkadang terhenti di tangan fakultas. Sosialisasi PKM di Unisba: Tempel Pamflet di Fakultas juga Lewat Medsos Kepala Seksi (Kasie) Kemahasiswaan Fakultas Psikologi, Oki Mardiawan mengaku sosialisasi yang diberikan oleh Wakil Rektor III melalui surat yang dikim kepada Wakil Dekan I setiap fakultas. Selanjutnya, bentuk sosialisasi di setiap fakultas berupa pamflet di fakultas serta melalui media sosial. Langkah sosialisasi macam
ini pun diikuti oleh Fakultas Ilmu Komunikasi dan Fakultas Teknik. Tak melulu soal sosialisasi sebagai kurangnya minat mahasiswa dalam menggarap PKM, penyebab lain pun diutarakan Wakil Dekan I Fakultas Teknik, Linda Pulungan. Pertama, menurutnya mahasiswa terlalu fokus dengan kuliah. Kedua, minat membaca mahasiswa masih sedikit. “Minat baca mendalam pun masih kurang. Dosen memberi tugas saja, mereka rata-rata copy paste dari internet. Apalagi PKM-GT yang terpantau sulit dalam menuangkan keinginannya dalam tulisan,” ujarnya. Berbeda dengan Linda, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Oji Kurniadi menuturkan, kurangnya minat mahasiswa dalam melakukan PKM masih menjadi tanda tanya baginya. Ia menjelaskan, di Fikom terdapat program Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) untuk merangsang mahasiswa dalam menulis. Program ini pun bersifat wajib di Fikom. Tujuan lomba ini sebagai bentuk pelatihan sebelum PKM. Namun, Oji menyayangkan proposal yang unggul saat LKTI tidak memicu minat mahasiswa untuk melanjutkan ke PKM. Untuk di Unisba sendiri khususnya fakultas psikologi, Pada tahun 2017, rencanannya Fakultas Psikologi akan mewajibkan mahasiswa mengikuti PKM bagi mahasiswa. “Nantinya keikutsertaan PKM, akan menjadi syarat kelulusan dan syarat sidang,” ungkap Oki Mardiawan. Melihat Sosialisasi PKM di Telkom University Berbeda dengan Unisba, Telkom University (Tel-U) memiliki rancangan sistem yang mendorong mahasiswanya untuk melakukan PKM. Wakil Rektor IV Tel-U, Yahya Arwiyah mengungkapkan bahwa mereka mendorong mahasiswanya untuk mengikuti PKM dimulai sejak terdaftar menjadi mahasiswa baru. Bahkan PKM dikenalkan saat acara penerimaan mahasiswa baru. “Mahasiswa dibentuk beberapa tim, kemudian diberikan topik-topik termasuk skema. Tim
Suaramahasiswa.info | April 2017
18
tersebut dirancang berdasarkan keinginan kita ke kemahasiswaan. Selain itu, ada fasilitas untuk memperbanyak peminat, pembinanya pun semacam klinik PKM yang dibuat BEM sebagai sudah ada, sekalipun itu diseleksi semuanya,” ujar sarana berdiskusi. Yahya. Tel-U pun menganggap penting membangun Dalam rangkaian program pengenalan kampus program ini, terbukti dengan membangunnya sejak tersebut, akan disosialisasikan kisah inspiratif dari ‘embrio’; dimulai tahap pengenalan PKM mahasiwa yang telah mengikuti PKM, baik yang hingga prakteknya lomba karya tulis ilmiah. lolos maupun tidak. Setelah itu mahasiswa diajak Dengan tujuan meningkatkan kegemaran dan membentuk tim-tim penelitian yang kemudi- mahasiswa dalam menulis dan membaca. Serta an dibina oleh Satuan Petugas (Satgas) atau yang pendampingan yang intensif dengan dosen begitulebih dikenal dosen pembimbing. pun kemahasiswaan kepada mahasiswa. Maka akan terciptalah iklim di setiap fakultas hingga Satgas akan membantu dan mendorong mahasiswa universitas mengenai PKM. untuk mengintensifkan PKM. Bukan hanya itu, seluruh dosen ketika mengajar di kelas akan “Di sini mahasiswa yang pernah ikut serta akan mendorong mahasiswanya untuk mengikut kami beri pejuang PKM sebagai gelar apresiasi dan program yang dibuat Kemenristekdikti ini. kebanggaan secara personal,” tambah Yahya. Tel-U memberikan dua cara dalam sistem sosialisasi. Pertama secara hierarki, dimulai melalui wakil rektor IV kepada kemahasiswaan, lalu dilanjutkan ke fakultas. Kedua, sesuai kesepakatan dalam birokrasi, mahasiswa juga diperbolehkan datang berdiskusi mengenai jenis PKM yang akan diikuti,
KUESIONER PERIHAL PELAKSANAAN PKM UNISBA
Maka tidak heran, Telkom University dalam empat tahun terakhir menjadi universitas swasta nomor satu di Jawa Barat, dengan penghasil ‘jumlah PKM’ terbanyak yang lolos ke Kopertis. Selain itu, Tel-U pun menjadi kampus terdepan dalam menerima hibah PKM.
Program Kreativitas Mahasiwa (PKM) dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi, berlandaskan penguasaan sains dan teknologi, serta keimanan yang tinggi. Tujuan PKM ditujukan untuk mengolah kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam penerapan kemampuan akademiknya terhadap kehidupan nyata.
Berikut hasil riset mengenai keadaan pelaksanaan PKM oleh Mahasiswa Unisba, dengan total koresponden 550 orang. Apakah Anda pernah melakukan PKM?
60.18% Ya
39.81%
Merasakan sosialisasi PKM?
Tidak
Ya
Jika tidak, apakah tertarik untuk melakukan PKM?
72.83% Ya
Lainnya
19
27.16% Tidak
26.9%
Tidak
Apakah Anda mengetahui jika PKM berpengaruh terhadap akreditas?
50.9% Ya
Pam�let
55.94%
73.09% 40.09% Tidak
7.24%
Dosen 16.81% Media Online 20%
Suaramahasiswa.info | April 2017
Sosialisasi sangatlah penting agar mahasiswa mengetahui dan terbina untuk melakukan Program Kreativitas Mahasiswa
SOSIALISASI PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
Kopertis wilayah
Mahasiswa
Kemenristek Dikti
Universitas / Perguruan Tinggi Swasta
Pengesahan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
PROSES PENGERJAAN PKM
Upload Hasil PKM
Penyusunan Pengesahan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Pengumuman Hasil PKM
Kontrak dan Monitoring
Sumber : Litbang Suara Mahasiswa
Suaramahasiswa.info | April 2017
20
LAPORAN UTAMA
Menilik PKM dari Balik Mahasiswa
TEKS OLEH MEILDA AMDZA & INTAN RADHIALLOH FOTO OLEH MEILDA AMDZA
Mahasiswa Fakultas Teknik berdiskusi pada Jumat (31/3/2017), di tangga batu Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari No.1, Kota Bandung. (Meilda Amdza/SM)
Pepatah mengatakan bahwa proses tidak akan pernah membohongi hasil. Hal ini nyata dirasakan mahasiswa Universitas Islam Bandung, apa yang mereka tanam selama mengerjakan proses Program Kegiatan Mahasiswa (PKM).
Jajang Jamaludin salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba angkatan 2013 mengisahkan pengalamannya saat mengikuti PKM Artikel Ilmiah (AI) pada Selasa (21/3) kepada Suara Mahasiswa. Ia menceritakan, saat ia semester tiga (tahun 2014), M. Subur Drajat selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Komunikasi saat itu, mengajaknya mengikuti kegiatan perlombaan PKM yang diselenggarakan universitas. Diceritakan Jajang, jika Subur menjelaskan padanya agar ia mempersiapkan tim dalam perlombaan tersebut. Cerita berlanjut, kini Jajang mulai memilih teman untuk diajaknya mengikut lomba PKM. Terpilihlah Ridhan Fawwaz dan Eva Aulia yang bersedia untuk bergabung bersama Jajang. Menurutnya lagi, perlombaan ini hanya membolehkan perkelompok berisikan tiga sampai lima anggota. Setelah tim terbentuk, Jajang, Fawwaz dan Eva mencari dosen pembimbing. Ketika itu mereka memilih dosen Fikom jurusan Jurnalistik, Santi Indra Astuti sebagai dosen pembimbing tim mereka. Dosen Jurnalistik itu menurutnya bisa membimbing tim Jajang, sebab ia dosen yang cukup rajin dalam melakukan penelitian. “Dulu sih enggak ada kriterianya buat milih dosen pembimbing, tapi kalau sekarang harus yang direkomendasikan fakultas dan harus yang sudah pernah ikut pelatihan. Selain itu biasannya dosen yang dilibatkan PKM itu dosen muda, jika saat itu di Fikom enggak ada regulasi sendiri jadi bebas sih,” ucap Jajang. Saat itu Fawwaz yang menghubungi dosen pembimbingnya karena dia mengenal dosen tersebut. “Ya kita langsung aja, Bu kita mau bimbingan-
nya hari apa? ketemunya hari apa? Dan Bu Santi menyanggupi untuk mejadi dosen pembimbing tim kami,”ungkap Jajang. Jajang lalu menceritakan jika proses bimbingan dilakukan dua kali dalam satu minggu. Kala proses bimbingan, mereka harus membuat sebuah judul dari fenomena yang ada. Hingga timnya memilih sebuah judul “Dampak Pictorial Health Warning terhadap Konsumsi Rokok Dikalangan Mahasiswa”. Artikel Ilmiah ini membahas dampak dari gambar peringatan yang ada dibungkus rokok terhadap mahasiswa. Dalam proses garapannya, Jajang dan tim seringkali mengalamai perbedaaan pendapat. Namun, mereka memiliki cara menyelesaikannya. Diungkapkan Jajang, diskusi dan mencari solusi serta referensi merupakan jalan yang ampuh dalam penyelesaian masalah. “Tim ini tetap bisa dalam satu frame sampai masalahnya terselesaikan,” ungkapnya. Singkat cerita, Jajang dan timnya mendapat hasil baik pada perlombaan PKM tingkat universitas ini. Jajang cs. merengkuh juara pertama dalam PKM Artikel Ilmiah (AI), ia lalu diganjar uang tunai satu juta rupiah. Meski hanya menjuarai tingkat universitas, Jajang merasa kegiatan ini penuh manfaat. Sebab, ia dan timnya presentasi dan diuji oleh Neni Yulianita, yang merupakan salah seorang guru besar Unisba. Rifqi: Dapat Informasi Lomba PKM dari Universitas Lain Berbeda halnya dengan tim Rifqi Firmansyah, mahasiswa Fakultas Teknik Industri yang pernah lolos ditahap Dikti dalam proyek PKM di tahun 2014. Ada yang menarik dari
Suaramahasiswa.info | April 2017
cerita Rifqi, siapa sangka ia mendapat informasi perlombaan PKM dari Official Account (OA) Universitas Pasundan (Unpas). Lalu, dua hari kemudian Rifqi mendapatkan foto selembaran dari kemahasiswaan Fakultas Teknik tentang PKM setelah sebelumnya ia menanyakan terkait hal itu ke Fakultasnya lebih dulu. “Karena saya sering mengikuti PKM jadi saya tahu kapan PKM itu dilaksanakan, cuma kadang tanggalnya tidak pasti, tapi waktu itu saya tahu dari OA Unpas karena kebetulan saya mengikuti OA beberapa universitas. Setelah dapet selembaran dari
Unisba juga kurang terdengar gaungnya penelitian,” ujar Jajang.
fakultas, saya bagikan ke mahasiswa Teknik,” ungkap Rifqi mahasiswa angkatan 2013 ini. Mahasiswa yang kala itu ditemui dengan kemeja hitam kotak-kotaknya, menjelaskan pembuatan karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berbentuk laporan proposal masuk pada tahap upload ke Dikti. Proses ini dilakukan sendiri tanpa bantuan universitas, karena pada saat itu tidak ada tahap presentasi di kampus biru. Sehingga mahasiswa yang mengikuti PKM ini langsung mengirimkan KTI-nya ke Dikti dengan persyaratan yang sudah dipenuhi. Karena pengalamannya, Rifqi merasa tidak begitu kesulitan dalam pemilihan dosen pembimbing dan pembuatan KTI. Bahkan ia mengatakan dalam prosesnya dosen pembimbing membimbing ia dan timnya dengan baik.
22
Untuk mengetahui hasil penilaian KTI, Rifqi perlu menunggu waktu selama dua tahun. Setelah itu dia mendapatkan informasi dari dosen pembimbing jika karya tulisnya lolos ke tahap laporan. Meskipun tidak ada tindak lanjut dari pihak Dikti dan juga tidak mendapatkan panggilan ke Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS), ia mendapatkan hadiah berupa uang cash sebesar tiga juta rupiah. Uang tersebut diberikan melalui dosen pembimbingnya.
Sejumlah mahasiswa sedang melakukan aktivitas di lantai putih Masjid Al Asy’ari pada Selasa (31/3/2017) di Jalan Tamansari No. 1, Kota Bandung. (Meilda Amdza/SM)
“Kalau saya hanya sebatas memenuhi kriteria proposalnya, jadi untuk layak dipanggil ke Pimnas itu tidak. Jadi hanya dapat insentif tiga juta saja, pokoknya baru awal tahun kemarin dapet hadiahnya itu. Saya juga mendapatkan sekali banyak pengalaman dalam program ini,” ucapnya. Namun Rifqi dan dua teman setimnya merasa kecewa dalam hal koordinasi serta sosialisasi selama proses PKM berjalan. Hal ini membuat beberapa mahasiswa harus terkejar oleh deadline yang tidak pasti karena jadwal yang mendadak berubah hal ini diutarakan oleh Rifqi pada Senin (27/03). “Karena mendadak, kasihan bagi kawan-kawan yang baru tahu. Idealnya pembuatan laporan itu tiga bulan, sedangkan ini hanya lima hari. Jadi terpaksa laporannya juga apa adanya,” keluh Rifqi. Kembali kepada Jajang, saat ditanyai soal harapan, ia berharap bagian LPPM atau kemahasiswaan bisa memperbaiki sistem sosialisasi serta adanya apresiasi untuk mereka yang mengikuti kegiatan PKM walaupun tidak sampai pada tahap juara. “Saya harap bisa di apresiasi juga mereka yang abstraknya bagus, yang dosen pembimbingnya bagus, apresiasi juga mereka yang presentasinya bagus jadi kalau bisa nominasinya ditambah lagi agar lebih meriah dan membuat suatu kajian, Unisba juga kurang terdengar gaungnya penelitian,” ujar Jajang. Jajang pun ingin kedepannya Unisba dapat memberi akses kepada mahasiswa agar bisa mengikuti perlombaan lebih jauh. Atau setidaknya yang juara di tingkat universitas diberi ‘tiket’ untuk mengikuti pelatihan di luar Unisba, agar mahasiswa lebih bergairah dalam melakukan penelitian.
23
FOTO OLEH VIGOR M. LOEMATTA
SISTEMATIKA PROPOSAL
Sumber : Litbang Suara Mahasiswa
Tujuan PKM secara umum bertujuan untuk meningkatkan iklim akademik yang kreatif, inovatif, visioner, solutif dan mandiri. PKM-AI dan PKM-GT merupakan karya yang sering diminati bagi mahasiswa Unisba saat ini.
PKM-GT : Merupakan program penulisan ide atau gagasan visioner kelompok mahasiswa, berupa konsep yang memuat strategi solutif tentang sesuatu persoalan regional atau bahkan nasional. Gagasan yang dituliskan dapat mengacu kepada isu aktual yang ada di masyarakat dan memerlukan solusi sistemik berjangka panjang berdasarkan hasil karya pikir yang cerdas dan implementatif.
PKM-AI : Merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari hasil kegiatan kelompok mahasiswa dalam bidang Pendidikan, penelitian atau pengabdian kepada masyarakat (misalnya studi kasus, praktik lapang, KKN, PKM, magang).
Suaramahasiswa.info | April 2017
Pendahuluan Gagasan Kesimpulan Daftar Pustaka Lampiran-lapiran
Judul Nama Penulis Abstrak (max satu hal.) Pendahuluan Tujuan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Ucapan Terima kasih Daftar Pustaka
24
J E N D E L A H AT I
Dedikasi Mahasiswa Terhadap Agamanya Serta Peran dan Integritasnya Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imran 159) Assalamualaikum wabarakatuh
warrahmatullahi
Mahasiswa adalah tingakatan tertinggi dalam kegiatan belajar mengajar yang formal yang mempunyai power bias untuk merubah apapun atas izin Allah, bahkan pemimpin dzolim bias runtuh oleh mahasiswa yang hanya bermodalkan jas almamater dan ideologi-ideolgi yang ia miliki. Adapun wadah untuk mahasiswa itu adalah perguruan yang tinggi yang menjalankan proses belajar untuk mahasiswa tersebut perguruan tinggi itu sendiri mempunyai visi yang sama untuk mewujudkan mahasiswa yang berguna untuk nusa dan bangsa serta agama, visi yang paling sering terdengar yaitu ada pada tridarma perguruan tinggi tersebut, yang terdiri dari tiga poin pendidikan dan pengajaran, penilitain dan pengembangan, pengabdian masyarakat. Tridarma perguruan
25
OLEH IIKHLAS MAURIZA HAKIM MAHASISWA FAKULTAS HUKUM 2015
tinggi bukan hanya tanggung jawab mahasiswa, tetapi tanggung jawab dosen serta pejabat perguruan tinggi tersebut dan juga civitas akademika yang ada pada perguruan tinggi. Pada tema kali ini ada yang terlupakan menurut penulis, yaitu Agama atau kepercayaan berperan penting terhadap kesuksesan seseorang terlebih kepada mahasiswa yang dikatakan agent of change, dan social control. Mengapa agama sangat penting ? Tanpa agama kita juga bias hidup, bukan? Itu pertanyaan klasik yang sering penulis dengar dari mulut-mulut orang ateis dan juga sekulerisme, oke kita jawab pernyataan itu. Mengapa agama sangatlah penting? Karena agama merupakan petunjuk kebenaran. Mengapa disebut begitu? Karena di dalam agama yang benar tidak ada yang memerintahkan umatnya untuk berbuat dosa. Seperti halnya segalah perintah dan juga larangan yang ada pada Al-Quran merupakan petunjuk yang baik nan indah bagi para pembacanya, seperti halnya ayat yang penulis angkat di atas : Siapapun yang ingin di sayang Allah, maka aplikasikan Ali Imran ayat 159 itu, dan agama pun bias menjadi obat baik obat badani ataupun rohani.
Sandiaga Uno (bukan politik) Ketika beliau ditanya apasih yang membuat anda sukses di usia muda? Jawaban beliau simple, yaitu saya tidak pernah melupakan dan melewatkan sholat duha setiap harinya. Dan satu lagi ketika Chairul Tanjung itu ditanya apa yang membuatnya sukses, salah satu jawabanya adalah berbakti kepada orang tuanya dan berbakti kepada orang tua tersebut adalah salah satu hal yang diperintahkan agama. Jadi, tidak ada pernyataan bagi setiap orang hidup tanpa agama itu lebih mudah dan lebih tenang, itu semua HOAX apalagi mahasiswa dengan banyaknya kepentingan yang antri untuk menunggangi mahasiswa saat ini maka perbaikilah agama (Islam) dan jangan membencinya karna ketika kita ingat Tuhan (Allah SWT) maka akan ingat terhadap hamba-Nya tersebut. (Al-Baqarah ayat 152) Banyak keterkaitan antara mahasiswa dan agama. Agama dan tridarma perguruan tinggi, jika untuk tridarma dengan mahasiswa itu jelas keterkaitannya tak usah di bahas lagi, kalian browsing pun akan banyak keluar, tetapi disini penulis akan menggabungkan antara ketiga komponen penting tersebut untuk mengubah negeri ini menjadi negara yang selaras dengan ideologi Pancasila saat ini.
Tanpa agama juga kita bisa hidup? Kata siapa? Kebanyakan orang yang sukses Allah telah memberikan petunjuk di dunia ini adalah orang yang tingkat terhadap kita manusia terlebih untuk religiusnya tinggi, bias kita liat Pak para pemuda (mahasiswa) untuk
Suaramahasiswa.info | April 2017
D E D I K A S I M A H A S I S WA T E R H A D A P A G A M A N YA S E R TA P E R A N D A N I N T E G R I TA S N YA
menjalankan kehidupan yang akan Allah berikan kasih sayang untuknya, tertera pada surah Ali Imran ayat 159, dengan poin yang paling penulis garis bawahi, yaitu perintah dalam musyawarah dan musyawarah pun ada dalam Pancasila sila ke-4. Saat ini banyak mahasiswa yang tidak mengerti arti dari musyawarah, dan dengan kesombongan darinya mengambil kepututusan yang merugikan pergerakannya sendiri. Dikaitkan dengan tridarma perguruan tinggi tersebut yang pertama adalah pendidikan dan pengajaran, salah satu tujuan perguruan tinggi, yaitu menjadikan mahasiswanya berpendidikan. Data survey di Indonesia mahasiswa menyentuh angka 5% pada populasi kehidupan manusia, maka pendidikan disini juga harus meningkatkan kualitas mutu pendidikan tersebut. Ketika dibalik menjadi pendidik dan pengajar yang kompeten yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Maka ketika mahasiswa membumikan ali Imran ayata 159 dalam hidpunya, pada saat atau pun sesudah lulus mahasiswa tersebut akan mengetahui bagaimana cara mengajar dengan baik-baik untuk muridnya baik untuk dirinya sendiri, karena pada ayat itu Allah memerintahkan untu lemah lembut, tidak berlaku keras dan selalu memaafkan juga memint akan ampunan, karna keempat point tersebut sangatlah penting bagi pendidikan di Indonesia. Saya tertarik dengan gagasan Anis Baswedan (bukan politik) untuk Indonesia yaitu adalah Indonesia mengajar, yang bisa di artikan siapapun di Indonesia yang berilmu dapat mengajarkan kepada siapa saja yang tidak mempunyai ilmu. Apabila mahasiswa tidak dapat melaksanakan apa yang dituju dalam tridarma perguruan tinggi ini dan tidak bias mengaplikasikan apa yang ada dalam Al-Quran tersebut, maka kejadian demi kejadian yang tidak diinginkan akan terjadi. Seperti halnya anak dicubit oleh guru, lalu guru diperkarakan di kepolisian. Dan agama pun sangat berpengaruh terhadap tridarma perguruan tinggi yang lainnya seperti halnya penelitian dan penngembangan ketika telah menyelesaikan pendidikan, maka ilmu tersebut harus diteliti dan juga dikembangakan agar bermanfaat bagi orang lain. Karna sebaik baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Nah, dari metoda ini pula mahasiswa dapat berfikir kritis dan
berguna bagi negeri ini, dan untuk pengabdian pada massyarakatnya ialah suatu kewajiban terhadap mahasiswa mendedikasikan dirinya terhadap masyarakat dengan cara yang di jelaskan pada surah Ali Imran ayat 159 tersebut. Sangatlah miris ketika mahasiswa tidak melaksanakan danmempertanggungjawabkan dirinya pada tridarma perguruan dan tidak melaksanakan apa yang Allah perintahkan terhadap mahasiswa tersebut banyak yang lebih menjual agamanya demi kesenangan dunia semata, seperti halnya banyak mahasiswa yang di tunggangi para elit politik untuk kepentingan dirinya dan kemenangan partainya, mereka menjual agamanya, ideologinya dan juga tridarma perguruan tingginya, mengapa demikian mereka melaksanakan pendidikan dan mengimplementasikannya dalam penelitian dan pengembangan, tetapi manfaatnya tidak untuk masyarakat, tetapi untuk kepentingan politik dan pengabdiannya bukan pada masayarakat luas,
Dan agama pun sangat berpengaruh terhadap tridarma perguruan tinggi yang lainnya seperti halnya penelitian dan pengembangan ketika telah menyelesaikan pendidikan,
tetapi pada masayarakat yang haus dengan kekuasaan dan jabatan di Negara ini. Penulis mendukung dengan adanya organ eksternal di kampus seperti KAMMI dan HMI, yang kedua ini mendominasi organ eksternal keagamaan Islam di Indonesia ini bias menjadi suatu wadah bagi mahasiswa baru untuk tetap dalam koridor keislaman, tetapi jikalau ada segelintir orang yang mengatakan organ eksternal ditumpangi oleh politik juga, maka organ internal menjadi pilihan utama
Suaramahasiswa.info | April 2017
dan eksternal menjadi altrenatif, seperti halnya rohis remaja masjid, dan pengurus keagamaan di kampusnya tersebut. Karna itu pun menjadi tembok iman mahasiswa untuk terus berada dalam koridor islam. Rasulullah SAW bersabda: bersegeralah melakukan mala amal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita di pagi hari seseorang masih beriman, tetapi di sore hari menjadi kafir, dan di sore hari beriman lalu pagi menjadi kafir . ia rela menjual agamanya demi mengais kesenangan dunia. Nadzubillah apabila kita mahasiswa sebagai mahasiswanya ditunggangi kepentingan serta mau menjual ideologinya, agamanya, serta harga dirinya, hanya untuk kesenangan dunia. Mahasiswa, saat ini berantusias ingin cepat lulus, bukan lulus tepat, pikiran-pikirannya, cepat lulus, langsung kerja, tidak memikirkan bagaimana paradigma kehidupan saat ini. Pikirannya skripsi, dan ditekankan oleh tugas-tugas dan tugas, untuk memikirkan tentang dakwah pun tidak kesampaian,� tambahnya. Padahal, peran mahasiswa penting karena akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Dengan modal Ideologi Islam, peranan Mahasiswa menjadi jelas dalam mengarahkan idealismenya untuk menyebarkan Islam dan melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah untuk terus mensyiarkan Dakwah Islam. Resolusi 2017 juga menyatakan, bahwa upaya segerombolan pemuda yang mengaku mahasiswa tersebut adalah sangat disayangkan. “Karena bukan kritis terhadap segala bentuk kedzaliman rezim. Justru ikut mendorong pembungkaman yang dilakukan rezim terhadap berbagai bentuk kritik ulama pewaris Nabi terhadap rezim,� sebutnya. Ketiga, bahwa seharusnya perjuangan mahasiswa adalah melawan hegemoni neoliberalisme. Serta, sebutnya, tajam kritisnya terhadap penguasa khianat yang menjual aset negara kepada aseng dan asing. “Bukan malah menjadi kepanjangan tangan para komprador,�
26
SUARA FOTO
Seorang pedagang asongan tertidur di depan area pertokoan di sekitaran Pasar Baru, Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung, pada Senin (13/3/2017). (M. Loudra Andhika/SM)
POJOK BANDUNG
Rumah Kultur: Ruang Alternatif Para Pegiat Seni TEKS OLEH MEILDA AMDZA FOTO DOK. PRIBADI
“
Apa yang pertama Anda bayangkan ketika mendengar sebuah rumah dalam gang? Tentu Anda akan berpikir pada bangunan yang jalannya hanya bisa dilewati pejalan kaki dan sepeda motor. Nyatanya hunian tersebut mampu menyulap menjadi lahan kesenian. Kamis malam (9/2) menunjukkan pukul 20.00 WIB, untuk menjawab rasa penasaran, Suara Mahasiswa melintasi sebuah gang kecil tersebut dengan menggunakan sepeda motor. Tepat di Gang Tunggal, Jalan Garuda terdapat rumah bernomor empat dengan nuansa budaya Bali berdiri kokoh di sekitaran gang. Ya, tempat itu dinamakan ‘Rumah Kultur (RK)’. Malam itu, kami juga ditemani rekan RK bernama Herla Mustika, Abdul Majid, Taufik Hidayat, dan co-founder Diaz Yena Guntara yang akrab disapa Digun.
Perbincangan kami dengan Digun pun dimulai dengan penjelasan terbentuknya RK ini. Bermula dari tempat nongkrong, akhirnya pada awal tahun 2016 Do It Yourself (DIY) Art Space ini didirikan atas inisiatif Digun dan kawan-kawannya. Nama ‘Kultur’ sendiri diambil dari budaya masyarakat gang yang terlihat kerap melakukan aktivitas dan bersosialisasi, bukan dari suatu kebudayaan daerah. RK juga digunakan sebagai tempat untuk menyalurkan kreativitas di bidang seni, karena kini jarang ada sanggar atau padepokan.
Sesampainya di lokasi, terlihat papan kecil bertuliskan Rumah Kultur DIY Art Space, terpampang jelas di atas pintu teras yang berbentuk seperti pura. Saat Suara Mahasiswa mulai memasuki teras, nuansa kesenian sudah mulai terasa. Hal itu ditandai dengan sisi tembok sebelah kiri terdapat mural penari Bali dan di samping kanan ruangan, kami disuguhi dengan rak kecil yang berisi buku-buku beserta satu piringan hitam tergantung.
Inspirasi terbentuknya RK muncul ketika Digun berkunjung ke Kota Yogyakarta bersama teman sebayanya. Disela perbincangan, Taufik Hidayat turut memberikan argumen. Bersama Digun ia menilik komunitas seni Jogja yang memiliki banyak ruang alternatif. Dari sanalah mereka akhirnya membangun lokasi untuk mewadahi berbagai macam kesenian mulai dari seni rupa, musik, teater, dan sastra.
Pengisi acara asal Perancis “Sound of The Gang” episode jelajah C, di Gang Tunggal nomor 4, Jalan Garuda, Bandung.
R U M A H K U LT U R : R U A N G A LT E R N AT I F PA R A P E N G G I AT S E N I R U M A H K U LT U R : R U A N G A LT E R N AT I F PA R A P E G I AT S E N I
tersebut bisa berkontribusi dengan baik. “Disini kami ingin semua komunitas atau siapa pun yang berkecimpung di dunia seni bisa bersatu,” tambah Mbe, bassis Brahma Kumbara.
Ucapan selamat datang di gapura Gang Tunggal pada saat pagelaran Sound of The Gang. “Perkumpulan anak muda di sana banyak yang mengisi waktu luang dengan aktivitas-aktivitas seperti berkarya dan berekspresi dalam bidang seni. Nah, dari sanalah kami pikir kalau ruang-ruang terpencil di Bandung masih kurang digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat bagi warga disekitarnya,” tutur Taufik Hidayat. Saat memasuki pintu utama rumah, terlihat ruangan ini dijadikan tempat keluarga Digun berkumpul. Suara Mahasiswa juga melihat drumset, jimbeh, dan alat perkusi lainnya berada di pojok ruangan itu. Seraya merapihkan pola duduknya, Digun kembali bercerita tentang sastra remaja yang pernah rilis pada pertengahan tahun 2016, “Kemarin sempat bikin buku berjudul ‘Story from The Gang’, yang isinya menceritakan tentang ciri khas gang yang menjadi tempat tinggal setiap rekan-rekan RK. Sebenarnya karya itu awalnya cuma iseng tapi akhirnya diseriusin,” ucap lelaki kelahiran 1997 tersebut. Selain berkegiatan di dalam rumah, RK juga mengadakan acara musik di luar, tepatnya berada di sekitaran gang yang menjadi lokasi rumah tersebut. Acara ini memiliki konsep disiplin dalam bermusik yang digelar setiap bulan. ‘Sound of The Gang’ namanya, dalam kegiatan ini penyelenggara RK akan menentukan tema yang berpacu dari tangga nada. Semua musisi pun tampil sesuai dengan tantangan yang diterima, dan diakhiri dengan diskusi. Di acara ini pun terdapat art exhibition, dan garage sale. Pada waktu acara ‘Sound of The Gang’ episode jelajah C, Abdul Majid mengatakan pernah ada band asal Yogyakarta, bahkan Prancis yang membuat kesan berbeda. “Dengan kehadiran musisi asal Prancis suasana seru tercipta ketika warga asing itu mulai memainkan ukulele. Awalnya
mereka terkejut dibawa ke gang, namun saat acara berlangsung mereka merasa takjub,” ungkap Majid salah seorang rekan RK malam itu. Melanjutkan pembicaraan, Digun menjelaskan tujuan utama mereka menggelar acara di gang karena hal itu bisa memacu orang yang datang ke RK lebih akrab dengan suasana kekeluargaannya. Selain itu, Nanang Mehong ayah dari Digun juga menjelaskan alasan mengadakan kegiatan di sini. Menurutnya ruang publik yang ada di Bandung seringkali dipersulit untuk mendapatkan izin. “Kita pernah ngirim proposal ke pihak yang bersangkutan, tetapi ya responnya kurang. Belum lagi pemahaman antar pemberi izin dan seniman atau penyelenggara kegiatan tidak sepandang.” Acara yang digelar RK lebih menjurus ke seni musik, kebanyakan musisi yang berkontribusi membawakan musik berjenis eksperimental, underground, dan indie folk. Tak ayal, grup musik lahir di tempat ini, diantaranya dibentuk band bernama Brahma Kumbara dengan alunan musik eksperimental dan band Jaya Abadi yang ber-genre orkes. Tak sekedar acara ‘Sound of The Gang’, RK juga menggelar acara musik lain yang dinamakan ‘Jangan Bermuram Durja’ dengan konsep yang lebih santai dan dilaksanakannya di ruangan RK. Ada pula kegiatan rutin yang dilakukan RK, berupa kelas perkusi di hari Sabtu dan Minggu. Mereka juga kerap menjadikan tempat itu sebagai ruang latihan band. Rumah Digun juga sering dijadikan tempat untuk workshop, dan diskusi tentang seni. Pintu rumah ini terbuka lebar untuk semua seniman dari berbagai aliran dalam segala bidang kesenian, asalkan seniman
Suaramahasiswa.info | April 2017
Tak terasa waktu pun sudah menunjukan pukul 21.13 WIB. Sembari ditemani tawa semua rekan yang ada, mereka menerangkan kalau semua kegiatan RK sama sekali tidak dipungut biaya. RK memegang teguh sistem non-profit, di mana seluruh dana acara dirancang secara kolektif. Dengan tidak meraup keuntungan, RK mengumpulkan modal melalui patungan hingga memproduksi merchandise DIY totebag, baju, dan patch. Selain itu, dalam waktu dekat ini mereka berencana membuat mural pada tembok sekitar gang.
Di sini kami ingin semua komunitas atau siapa pun yang berkecimpung di dunia seni bisa bersatu,” tambah Mbe, bassis Brahma Kumbara. Setelah beberapa hari tim Suara Mahasiswa berkunjung ke Rumah Kultur, Selasa sore (14/2) kami menemui salah satu personil band, Hasan Hanif. Ia pernah turut andil dalam berkontribusi di acara yang RK adakan. Di kursi mini market depan kampus, ia memberikan tanggapan dari pengalamannya saat itu. “Waktu itu suasananya rame banget, berbagai jenis musik bisa berbaur dengan baik,” ujar seorang gitaris band Suka-suka itu. Indah itu tak terbatas, tapi sebagian orang berpandang kreativitas itu kini sudah diambang batas. Hal itu ditampik dengan berdirinya ‘Rumah Kultur’. Suatu impian mendirikan wadah seniman untuk berkreasi akhirnya terwujud dalam ruang lingkup yang dibangun oleh Digun bersama koleganya.
30
TATA P M U K A
Siar Nilai Islami, Kang Asoka Wujudkan P3M TEKS OLEH DELINDA A. ALIFAH FOTO DOK. PRIBADI
Raga yang pergi akan selalu terkenang dan tak lekang dimakan zaman. Seseorang yang berjasa tidak mungkin mudah dilupakan walau ia telah tiada. Universitas Islam Bandung (Unisba) terlahir atas gagasan sejumlah tokoh umat Islam Jawa Barat, akan adanya perguruan tinggi yang melahirkan intelektual Muslim. Pada kesehariannya mahasiswa tak sekedar menjalani perkuliahan, tetapi diharuskan mengikuti rangkaian kegiatan yang disisipi oleh nilai Islami untuk membangun pribadi Mujahid, Mujtahid, Mujaddid (3M) sesuai dengan visi misi Unisba. Salah satunya kegiatan Program Pengembangan Pribadi Muslim (P3M) yang dirintis sejak 2006 oleh seorang dosen Fakultas Psikologi, Agus Sofyandi Kahfi. Peran mahasiswa turut dilibatkan menjadi fasilitator, dalam pelaksanaan P3M ini. Salah satunya mahasiswa Prodi Magister Psikologi Profesi 2014 Yusuf Buhori Maulana, ia menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan lebih jauh lagi tentang visi misi Unisba. Dilakukan juga pengenalan pribadi Islam dalam pengaplikasiannya di kehidupan sehari-hari.
siswaan Ratna Wulandari. Ia memberikan penjelasan singkat mengenai kegiatan tersebut. “Yang memulai kegiatan P3M itu (baca: Agus Sofyandi Kahfi) sudah meninggal dunia 10 Januari 2017. Beliau belum sempat melakukan pengkaderan ke dosen yang lain, jadi sampai sekarang juga belum tahu siapa yang akan melanjutkan,” ucapnya saat ditemui di ruangan pada Rabu (22/02). Sosok pria yang akrab disapa ‘Kang Asoka’ ini sangat membekas dihati orang-orang terdekat, setiap ilmu yang ia bagikan tak lekas terhapus waktu seiring kepergiannya. Sama halnya yang dirasakan oleh Pelaksana Tugas (PLT) Sekretaris Prodi Magister Psikologi Profesi, Dinda Dwarawati. Ia mengatakan, telah mengenal sosok Kang Asoka sejak mahasiswa hingga kini
“Taaruf universitas kan cuma dua hari, tapi materi tentang keIslaman dirasa tidak cukup kalau diberikan saat itu juga. Jadi, dibuatlah tambahannya (baca: Kegiatan P3M). Mahasiswa dalam perkelasnya pun ada dari berbagai fakultas, tujuannya agar menjaga silaturahmi sesama almamater Unisba,” jelas Yusuf yang kala itu mengenakan tas selempang dibahunya. Untuk mengetahui seluk beluk pembangunan P3M sejak awal penggagasannya, ditemuilah seorang staf bagian kemahaAlm. Kang Asoka
31
SIAR NILAI ISLAMI, KANG ASOKA WUJUDKAN P3M
menjadi staf di Unisba. Dinda juga menambahkan mengenai awal penggagasan P3M, di mana saat itu ia berada di tingkat akhir masa kuliahnya. “Waktu awal perintisan P3M, setahu saya Kang Agus melakukan diskusi dengan anggota BEM Unisba dan sejumlah aktivis dari psikologi, dan alumni psikologi waktu itu. Memilih diskusi dengan mahasiswa itu karena orangnya sangat memikirkan kaderisasi. Pernah ia bilang, kalau dia sudah enggak ada, siapa lagi yang melanjutkan kalau bukan mahasiswanya,” jelas Dinda yang saat itu mengenakan kerudung biru muda. Tak sekedar menerapkan nilai keagamaan dalam sebuah aksi, kang Asoka juga menyisipkannya dalam obrolan bersama orang-orang sekitarnya. Dinda berulang kali mengatakan bahwa lama kedekatan dirinya dengan kang Asoka membuat obrolan antara keduanya semakin sering terjadi. “Kang Agus orangnya enak buat diajak cerita, kalau saya lagi merasa bingung biasanya ia bilang ‘laa haula wa laa quwwata illa billah, Din.’ Rasanya beliau sudah seperti ayah sendiri,” tuturnya seraya membenahi posisi duduk. Tidak hanya mengurus P3M dan menjadi dosen, bila melihat dalam catatan Curriculum Vitae (CV) Kang Asoka. Ia merupakan orang yang aktif dalam melakukan penelitian, pelatihan profesional, pembicara di konferensi atau seminar, dan pengurus organisasi profesi. Berjalannya kegiatan P3M untuk mahasiswa baru Unisba, merupakan salah satu bentuk kontribusi beliau sebagai seorang pengelola institusi pada masanya. Di balik sejumlah kegiatan di dalam dan luar kampus yang dijalani Kang Asoka, ia tak pernah lupa akan perannya sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap keluarga. Hal tersebut diungkapkan oleh anak sulung beliau Septi Ramyanti, dirinya menggambarkan bapak (baca: Asoka) sebagai sosok yang tegas dan penuh aturan terhadap anak-anaknya.
Pernah ia bilang, kalau dia sudah enggak ada, siapa lagi yang melanjutkan kalau bukan mahasiswanya,” jelas Dinda
“Ya, seperti aturan untuk berpakaian dan aturan jam pulang. Saking tegasnya mendidik, bisa dibilang komunikasi yang terjadi diantara bapak dan anak-anaknya itu hanya satu arah. Itu karena kami sebagai anak merasa segan pada beliau,” tutur wanita yang memiliki dua anak tersebut. Berjasa bagi khalayak tak selamanya berlaku dalam bentuk materi, gagasan yang melahirkan kegiatan positif pun dapat menjadi salah satunya. Apalagi saat berhembus napas keislaman di dalamnya, insya Allah setiap langkah yang dipijak akan mendapat keridhoan-Nya. Namun, janganlah lupa, kemanapun kaki melangkah dan raga beraktifitas, rumah adalah tempat untuk jiwa yang lelah kembali pulang.
Suaramahasiswa.info | April 2017
32
B U D AYA
Simbolisasi Pada Rumah Adat Kampung Pulo TEKS OLEH FEBRIAN H. MUCHTAMAR & EDGINA RIZQON FOTO OLEH EDGINA RIZQON
Seorang penduduk menyusuri jalan menuju Kampung Pulo dalam keadaan hujan pada Minggu (19/2/2017) di Leles, Kabupaten Garut. (Edgina Rizqon/SM)
Tahun 1645, seorang panglima perang dari Mataram, Arif Muhammad diutus oleh raja Mataram, Sultan Agung untuk melawan VOC di Batavia. Sayang, ia gagal dalam melaksanakan tugasnya. Ia dan anak buahnya berhasil ditekuk oleh VOC. Malu dan takut terhadap Sultan Agung, ia memilih untuk melarikan diri ke Leles, Garut, Jawa Barat tepatnya di Pulau Panjang.
33
Suaramahasiswa.info | April 2017
S I M B O L I S A S I PA D A R U M A H A D AT K A M P U N G P U L O
Pulau Panjang merupakan sebuah tempat yang dikelilingi oleh danau. Di dalamnya terdapat kampung kecil peninggalan Arief Muhammad, Kampung Pulo. Uniknya, Kampung Pulo hanya memiliki enam rumah dan satu masjid. Bangunan tersebut merupakan simbolisasi enam anak perempuan dan satu anak laki-laki Arif Muhammad. Selain bangunan yang menyimbolkan anak Arief Muhammad, letak rumah juga memiliki makna saling melindungi dan memperhatikan. Terlihat dari tiga rumah berderet di utara menghadap tiga rumah di depannya. Kemudian di ujung barat terdapat sebuah masjid yang berhadapan dengan halaman luas yang membelah deretan rumah tersebut. Rumah-rumah di sana memiliki gelodok yang merupakan tangga untuk memasuki rumah. Di atas gelodok terdapat bale atau teras untuk bersantai dan berkumpul. Ruangan terbagi atas kamar, ruang tamu, dapur, dan goah untuk penyimpanan hasil panen. Kampung Pulo memiliki aturan dalam pembentukan atap. Atap rumah harus berbentuk jolopong (memanjang) dan tidak boleh berbentuk jurei (prisma). Umar, selaku juru pelihara sekaligus penduduk asli Kampung Pulo memaparkan alasan tersebut berawal saat sebelum anak laki-laki Arief Muhammad disunat. “Saat anaknya diarak oleh tandu yang berbentuk jurei dengan iringan musik gong berbahan alumunium, acara arak-arakannya diporakporandakan oleh angin puting beliung. Lalu, anaknya jatuh dan tewas seketika,” ujar pria berbaju khas Sunda. Berbeda dengan rumah yang lainnya, rumah kepala adat memiliki teras panjang di depan rumahnya yang biasa dipakai untuk berkumpul dan memiliki tiga pintu masuk dari luar rumah. Tiga pintu itu dimaknai dengan cahaya kehidupan, yaitu matahari, bulan, dan bintang. Ada pula yang memaknai dengan sumber daya alam, yaitu air, tanah, dan udara.
keaslian bentuk, tata letak, gaya, dan/atau teknologi Cagar Budaya.”
bahan,
Selain peraturan tersebut, Kampung Pulo memiliki aturan adat tersendiri. Di mana satu rumah hanya boleh ditinggali oleh satu kepala keluarga. Umar menjelaskan aturan tersebut wajib dipatuhi oleh seluruh penduduk Kampung Pulo. “Satu rumah cuman diperbolehkan memiliki satu kepala keluarga saja. Kalau ada anggota keluarga yang menikah dan berkeluarga, dia diharuskan untuk pergi dari rumah tersebut dalam jangka waktu dua minggu. Lalu, apabila kepala keluarga meninggal, maka hak waris akan jatuh kepada keturunan perempuan,” ucapnya. Bila melanggar aturan tersebut, cepat atau lambat musibah akan datang. Umar menuturkan musibah yang pernah terjadi karena melanggar hak waris. “Waktu itu pernah ada keturunan laki-laki yang
Tiga pintu itu dimaknai dengan cahaya kehidupan, yaitu matahari, bulan, dan bintang. Ada pula yang memaknai dengan sumber daya alam, yaitu air, tanah, dan udara.
mewarisi hak kepada kepala keluarga. Saat ritual niiskeun pare terjadi kebakaran. Penduduk percaya kalau penyebab musibah tersebut karena melanggar aturan hak waris rumah.” Sebelum menjadi cagar budaya, beberapa penduduk enggan menempati Kampung Pulo. Umar menuturkan mengapa penduduk Kampung Pulo tidak ingin tinggal di sini karena mata pencaharian yang hanya mengandalkan lahan sekitar, seperti menjadi petani. Tidak hanya itu, apabila keturunan perempuan menikah dengan penduduk di luar Kampung Pulo yang sudah memiliki pekerjaan, dia enggan untuk kembali ke kampung halamannya. Namun, tidak sedikit juga yang menetap disini.
Sebelumnya, atap rumah adat Kampung Pulo menggunakan ijuk, tetapi saat ini telah menggunakan genteng. Pergantian tersebut karena penduduk terkena wabah gatal-gatal, lalu kepala adat memutuskan atap rumah diganti dengan genteng. Namun, atap rumah kepala adat tetap dipertahankan dengan memakai atap ijuk oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Tatang Sanjaya, selaku kepala adat Kampung Pulo Budaya Banten agar keaslian salah satu rumah menjelaskan, adat Kampung Pulo tidak memaksakan apabila ada anggota keluarga yang tidak masih dapat terjaga. mau tinggal di sini, penduduk diberi kebebasan Aturan tersebut dipertegas pula oleh Undang-Un- dalam memilih. “Budaya disini mah tidak memakdang Republik Indonesia Nomer 11 tahun 2010 sakan kalau ada anggota keluarga yang tidak mau tentang cagar budaya pada bab VII tentang bertempat tinggal di sini, tapi tidak sedikit juga pelestarian pasal 76 ayat 3, yang berbunyi penduduk Kampung Pulo yang menetap karena “Perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) alasan suasananya, siga kieu suasananya yang dilakukan dengan pembersihan, pengawetan, dan tenang dan jauh dari peradaban modern,” kata perbaikan atas kerusakan dengan memperhatikan Tatang sambil menikmati secangkir kopi hitam.
Suaramahasiswa.info | April 2017
34
BIDIK
Lewat Lubang Jarum, KLJI Melihat Dunia
TEKS OLEH M. LOUDRA ANDHIKA FOTO DOK. PRIBADI
Pesatnya perkembangan kamera diabad 21 tidak membuat segelintir orang terlena dengan kecanggihan teknologi yang ada. Ternyata ada saja mereka yang lebih memilih jenis kamera generasi pertama dimana tidak secanggih kamera digital.
35
Cuaca dingin disertai rintik hujan pada Rabu sore itu, menjadi waktu yang tepat untuk menyeruput secangkir kopi hangat. Kali ini Suara Mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbincang dengan dua orang anggota Komunitas Lubang Jarum Indonesia (KLJI) regional Bandung, Willy dan Arie Haryana. Senada dengan namanya, dijelaskan Willy dan Arie jika KLJI merupakan suatu perkumpulan para pecinta fotografi pengguna kamera lubang jarum, atau yang terkenal dengan
Suaramahasiswa.info | April 2017
sebutan pinhole. “Kameranya disebut pinhole soalnya tempat masuknya cahaya pada kamera, sebesar lubang jarum dan pembuatannya memang ditusuk oleh jarum,� ungkap Arie pada Rabu (15/2). Di sela-sela pembicaraan, Arie mengambil sebuah kotak kayu sederhana berbentuk persegi seukuran telapak tangan. Dibagian depan kotak itu terdapat lingkaran yang didalamnya memiliki lubang sebesar jarum dan sesuatu seperti selot
L E WAT L U B A N G J A R U M , K L J I M E L I H AT D U N I A
Gathering Komunitas Lubang Jarum Indonesia (KLJI) regional Bandung.
hasil yang maksimal, harus melalui proses yang rumit. Kamar gelap dan penggunaan cairan kimia hal yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu karya fotografi. “Menurut kami hasil gagal itu menarik, justru semakin dicari. Terkadang fotonya sengaja dibuat gagal,” jelas Ray. Kegemaran terhadap kamera pinhole ini menjadi latar belakang terbentuknya KLJI. Komunitas ini pertama kali dikenalkan oleh Ray saat melakukan workshop di daerah Lembang. Hingga 17 Agustus 2002, menjadi tahun kelahiran Pinhole Bandung. Ray Bachtiar Dradjat berharap para pecinta fotografi mengetahui prinsip dasar kamera melalui pinhole. Saat ditemui di Gedung Pendidikan Jl. Diponegoro No.12, Bandung, Ray mengungkapkan, ia khawatir jika suatu saat dunia akan dikuasai oleh teknologi digital. “Kalau orang memotret menggunakan kamera digital, memang didukung oleh teknologi yang hebat. Berbeda ketika kita yang membuat dan kita yang memotret, manusianya yang hebat,” ucap pria berbaju batik hitam itu pada Kamis (23/2).
yang dapat di geser. “Ini lubang fungsinya sebagai lensa, sebagai celah masuknya cahaya, kalau selotnya berfungsi sebagai shutter. Semakin terang intensitas cahaya masuk, maka shutter tersebut tidak perlu dibuka terlalu lama. Ketika kita buka di bagian dalam ada ruang untuk menyimpan roll film”, jelas Arie sembari membuka bagian belakang kamera pinhole tersebut. Ray Bachtiar seorang founder KLJI mengungkapkan, kamera ini terbilang sederhana untuk mendapatkan
Kebanyakan orang-orang dari komunitas ini memilih untuk membuat kamera pinhole-nya sendiri. Mereka memiliki prinsip lebih baik membuat dari pada membeli. “Material pembuatan pinhole kan ada dimana-mana. Misal, lensa kita bisa buat dari paralon, bisa juga dengan kaleng dan segala macamnya. Kreatifitas terbangun ketika kita membuat, bukan membeli,” tambah pria kelahiran Bandung ini. Komunitas yang bertekad menghidupkan kembali kreatifitas anak muda dan bersosialisasi dengan sesama pengguna kamera pinhole, kini sudah banyak diketahui. “Komunitas ini unik karena kameranya. Bahan dasar dari kaleng bekas atau kotak kemasan apapun
Suaramahasiswa.info | April 2017
“Menurut kami hasil gagal itu menarik, justru semakin dicari. Terkadang fotonya sengaja dibuat gagal,” jelas Ray. bisa kami jadikan kamera. Asalkan memenuhi prinsip dari pembuatan kamera, yaitu memiliki ruang kedap cahaya, ” ungkap Arie.
Disamping sebagi wadah bersosialisasi sesama pecinta kamera pinhole, tak jarang KLJI mengadakan pameran dan workshop di beberapa kota besar seperti Bandung dan Jakarta. “Biasanya pas ulang tahun pinhole tiap 17 Agustus kita menggelar pameran dan workshop,” Arie menambahkan pameran tersebut merupakan ajang penyaluran karya anak-anak pinhole juga sebagai bentuk eksistensi dari KLJI itu. Willy juga mengungkapkan seperti komunitas pada umumnya, eksistensi KLJI mengalami fase naik-turun. Pada tahun 2008 KLJI mengalami kenaikan yang cukup pesat. Melalui media sosial dan workshop di berbagai daerah. Komunitas ini berkembang hingga tersebar luas di Indonesia. “Udah banyak sih, diantaranya ada di Pekanbaru, Riau, Aceh bahkan di Makasar juga udah ada. Kita kan aktif juga di media sosial, saling sapa disana, sharingsharing,” ungkap Willy. Namun, ia menyayangkan jika akhir-akhir ini anggota Pinhole Bandung sulit untuk bertemu, karena kesibukan masing-masing.
36
BELAHAN DUNIA
Suriname, Negeri Orang Jawa di Amerika Selatan TEKS OLEH M. RAFI S. KERTADJAJADERAM FOTO NET
Berdesakkan, kondisi kapal pengiriman orang Jawa ke Suriname.
Bahasa Jawa tidaklah asing bagi orang Indonesia, bahasa tersebut termasuk bahasa daerah yang paling banyak dituturkan di negara ini. Lalu bagaimana ceritanya apabila di suatu negara kecil di Amerika Selatan ternyata bahasa jawa terdengar di sana-sini di seluruh penjuru negeri ini. Dan negara tersebut adalah Suriname. Sejarah negara ini dimulai semenjak dihapuskannya perbudakan pada 1 Juli 1863 yang menyebabkan ekonomi Suriname yang kala itu dijajah kerajaan Belanda mengalami kemunduran. Penyebab utamanya adalah pelarangan perdagangan budak, sementara kebun-kebun masih sangat memerlukan tenaga buruh untuk dikelola. Untuk menambah kekurangan tenaga buruh tersebut, Belanda yang ketika itu juga menjajah Indonesia berhasil mengimigrasikan 32.956
37
orang buruh kontrak bergaji kecil dari pulau Jawa ke Suriname. Tepat 9 Agustus 1890, kala itu bahasa Jawa masuk ke Suriname bersamaan dengan tibanya 94 orang hasil pengiriman gelombang pertama tenaga kerja asal pulau jawa yang terdiri dari 61 orang pria, 31 wanita dan 2 anak-anak yang ditempatkan sebagai pekerja kontrak di perkebunan tebu dan pabrik gula Marienburg. Pengiriman ini diprakarsai oleh perusahaan De Nederland-
Suaramahasiswa.info | April 2017
S U R I N A M E , N E G E R I O R A N G J AWA D I A M E R I K A S E L ATA N
Komunitas orang Jawa Suriname dalam sebuah sesi foto.
sche Handel Maatschappij sebelum akhirnya diambil alih pemerintah Kerajaan Belanda pada 1897. Banyak cara yang dilaksanakan oleh Belanda untuk mendapatkan tenaga kerja dari Indonesia, dimulai dengan bujukan, paksaan bahkan banyak diantara mereka yang diculik agar dapat diangkut menuju Suriname. Kekejaman imperialisme Belanda tergambar jelas pada pengiriman berikutnya yang menelan korban jiwa terbanyak dalam sejarah. Pengiriman tenaga kerja gelombang kedua sebanyak 582 orang, tiba di Suriname pada tanggal 16 Juni 1894 dengan kapal SS Voorwaarts. Berawal dari kapal yang tidak layak untuk mengangkut manusia dan muatan melebihi kapasitas, akhirnya begitu tiba di pelabuhan Paramaribo, Suriname, pengangkutan gelombang kedua ini menelan korban jiwa sebanyak 64 orang dan 85 harus dirawat di rumah sakit. Kejadian yang menyedihkan ini tidak membuat Pemerintah Belanda menghentikan pengiriman tenaga kerja asal pulau Jawa ke Suriname. Pengiriman tenaga kerja ini berjalan terus sepanjang tahun sampai meletusnya perang dunia II pada 1939. Dengan demikian pengiriman sebanyak 990 pada tanggal 13 Desember 1939 adalah gelombang terakhir pengiriman tenaga kerja asal pulau Jawa ke Suriname.
Meski mayoritas dari ribuan tenaga kerja yang diangkut oleh Belanda adalah suku Jawa, namun ada juga berbagai suku lain seperti Sunda, Madura dan Betawi. Pada akhirnya suku tersebut berbaur menjadi satu dengan tetap menggunakan bahasa Jawa. Orang Jawa di Suriname telah menyentuh angka 34,2% yang membuat etnis Jawa menjadi salah satu etnis terbesar di negara itu. Bukti nyata berpengaruhnya suku jawa di negara ini adalah diperingatinya tanggal 9 Agustus sebagai The Day of Wong Jawa. Pagelaran ini bertujuan untuk memperingati saat di mana para leluhur mereka untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Suriname. Pada peringatan ini mereka berkumpul, makan bersama dan menyelenggarakan festival. Selain itu negara itu juga dijuluki “Indonesia sebelah barat�. Hal ini disebabkan nama-nama orang Suriname masih menggunakan nama khas Jawa, salah satunya adalah tokoh kenamaan sekaligus mantan ketua parlemen mereka Paul Slamet Soemoharjo. Nama jalan, tempat dan kampung di Suriname masih menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa seperti Desa Tamansari, Desa Tamanrejo dan semacam itu. Suku Jawa tersebut mayoritas berasal dari Karesidenan Kedu
Suaramahasiswa.info | April 2017
(Kabupaten Magelang dan sekitarnya). Bahasa jawa yang dipakai di sana adalah bahasa Jawa halus (krono inggil) khas Magelang, yang menyebabkan meski ada beberapa dialek bahasa Jawa Suriname yang dipengaruhi bahasa Belanda dan Bahasa Tongo, akan tetap dimengerti dengan baik oleh orang Indonesia bila mendengarnya. Bahasa selain Jawa seperti Sunda, Madura sudah tak dituturkan lagi, dan tak memberi pengaruh apapun terhadap bahasa Jawa yang dituturkan di Suriname. Keunikan lain terlihat dalam dunia perpolitikan di Suriname, banyak nama-nama Partai yang menggunakan bahasa jawa seperti Partai Pertjaja Luhur, Partai Pandawa Lima, Partai D-Selikur dan KTPI (Kerukunan Tulada Pranatan Inggil) yang beranggotakan Warga Negara Suriname keturunan etnis Jawa. Suriname adalah negara multi kultur, maka dari itu meski saat ini banyak orang Jawa yang menjadi pejabat tinggi, namun dikarenakan populasi orang Jawa berada di peringkat ketiga terbanyak mengakibatkan sampai saat ini orang Jawa masih sulit untuk menajadi Presiden Suriname. Bahasa dan budaya merupakan jati diri bangsa. Bertahannya bahasa Jawa di Suriname telah membuktikan bahwa jarak dan waktu bukanlah alasan bagi mereka untuk menghilangkan jati diri mereka sebagai orang Jawa.
38
JAS MERAH
‘Cerita Islam’ Proklamator di Balik Pengucilannya ke Ende TEKS OLEH KEVIN MAULANA FOTO NET
Seekor singa yang berbahaya tentu akan meresahkan bila tidak dikandangi. Bagaimana jika singa yang dimaksud ini seorang tokoh yang berbahaya? Sekelompok kolonial Belanda yang terganggu singa ini memilih Kota terpencil di Nusa Tenggara Timur sebagai kandangnya. Kota Ende pada saat itu dijadikan tempat pilihan Belanda untuk mengasingkan tokoh singa podium ini, Soekarno. Alasan utama Soekarno diasingkan ini karena dianggap berbahaya oleh pemerintah Belanda. “Karena banyaknya pergerakan nasional dan tulisan-tulisannya Soekarno sehingga ia diasingkan” ujar salah satu Dosen Sejarah Universitas Padjajaran, Muhammad Mulyadi. Mulyadi bercerita hari-hari Soekarno di sini cukup sulit, seperti tunjangan kebutuhan dan hubungan dengan masyarakat sekitar, karena masyarakat Kota Ende akan ditanyai oleh intel-intel Belanda jika berhubungan dengan Soekarno. Namun singa podium ini tetap tidak menyerah, ia bangkit dari keterpurukaanya dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari Islam. Hal ini pun tentu menjadi pertanyaan, karena dengan siapa Soekarno akan mempelajari Islam di tempat yang tidak menerima keberadaan dirinya. Soekarno belajar Agama Islam dengan salah satu tokoh pendiri Persatuan Islam Bandung, Ahmad Hassan. Pertemuan Soekarno dengan A. Hassan terjadi disebuah percetakan bernama Drukerij Economy, milik orang China di Kota Bandung. Jarak tak menjadi masalah baginya, pembelajaran ini berlangsung melalui surat menyurat dan pemesanan buku secara terus menerus. “Kalau saudara-saudara memperkenankan, saya minta saudara mengasih hadiah kepada saya buku-buku yang tersebut di bawah ini. Pengajaran Shalat, Utusan Wahabi, Al – Muchtar, Debat Talqien, Al – Burhan compleet, Al – Jawahir,” ucap Soekarno pada surat pertamanya kepada Ahmad Hassan, 1 Desember 1934. Hampir dua bulan lamanya, Soekarno kembali memesan buku Buchari dan Muslim, sebelumnya Soekarno sempat juga membaca keterangan dari salah seorang pengenal Islam dari bangsa Inggris,
39
bahwa Buchari dan Muslim pun masih terselip hadis-hadis yang penafsirannya lemah, padahal hadis-hadis kedua buku tersebut sudah shahih. “Sayangnya hadis-hadis yang lemah ini sering lebih laku dari pada ayat Al – Quran” tulis Soekarno pada suratnya kepada A. Hassan. Soekarno mengganggap hal ini sebagai penyebab kemunduran Islam dan kekunoan Islam, terutama di Kota Ende. “Tak Heran! ketika jenius-jenius dirantai, ketika akal pikiran diterungku, akhirnya datang kematian,” pikir Soekarno pada suratnya yang diterima oleh A. Hassan. Sumber pembelajaran Islam Soekarno di Kota Ende tidak hanya dari A. Hassan. Di Kota Ende ini pula terdapat sebuah perpustakaan yang difasilitasi oleh Katedral. Soekarno sering datang ke perpustakaan ini, tidak hanya untuk berdiskusi tentang keagamaan Islam, tetapi tentang hal-hal nasionalis pula, karena diperpustakaan ini ia berjumpa juga dengan pastor-pastor dari katedral tersebut. Mulyadi atau yang biasa disapa Luki setuju dengan Soekarno atas kemunduran Islam ini, terutama ketika keberadaan Taqlid sudah ada, yaitu mempercayai sebuah hadis atau ulama tanpa ada pengkajian ulang lagi. Bahkan pada saat itu, Soekarno berniat mengirimkan artikel kepada majalah Al-Lisaanterkait Taqlid yang sangat ia soroti.”Benar kata tuan dengan anggapan itu, karena taqlid inilah teramat maha penting bagi kita kaum Islam,” tulis Soekarno pada surantnya kepada A. Hassan. Kekunoan Islam ini sendiri Soekarno alami di Kota Ende. “Mereka berkata bahwa saya tidak ada kasihan dan cinta pada ibu mertua itu,” kesal Soekarno pada suratnya kepada A. Hassan. Gosip ini pun menyebar ke masyarakat Ende secara mulut ke mulut, untungnya tidak ada tindakan kekerasan dalam hal ini.
Suaramahasiswa.info | April 2017
‘ C E R I TA I S L A M ’ P R O K L A M AT O R D I B A L I K P E N G U C I L A N N YA K E E N D E
Soekarno bersama keluarganya saat di asingkan di kota Ende oleh kolonial Belanda (14 Januari 1934).
“Saya berencana untuk menulis artikel tentang Taqlid itu, artikel yang mungkin boleh saudara masukan ke dalam Majalah Al-Lisaan, karena taqlid yang salah ini berbahaya bagi umat Islam,” tulis Soekarno pada suratnya kepada A. Hassan. Mayoritas dari penduduk masyarakat Kota Ende ialah Katolik, di Ende pula terdapat Gereja Katedral Kristus Raja. Namun tidak sedikit pula masyarakat yang bergama Islam, tertutama dari orang-orang suku Bugis. Tetapi Islam mereka sedikit aneh, Soekarno menyebutnya sebagai Islam Sontoloyo, ketika agama dicampuradukan dengan kerpecayaan lokal atau tahayul. Maka tidak aneh bila Soekarno mendapat protes ketika tidak mengadakan tahlilal. Soekarno prihatin dengan kondisi ini, sehingga dirinya sering berdiskusi dengan masyarakat sekitar.Tidak hanya berdiskusi, Soekarno pun ikut bermain drama tunil.
“Soekarno menjadi penulis sekaligus sutradara dalam drama yang bertemakan kenasionalisan,” ujar Mulyadi. Seiring berjalannya waktu banyak masyarakat yang pada awalnya kolot menjadi satu pemikiran dengan Soekarno, baik dalam Agama Islam ataupun paham nasionalisme. Terlepas dari hal itu Soekarno mempunyai keseharian yang lain, seperti merenung di persisiran pantai, pantai ini yang sekarang telah dianggap sebagai tempat perumusan pancasila, dan juga terkadang Soekarno pergi piknik ke Danau Kelimutu, Dirinya pula menjalankan hobinya sebagai pemain drama. Perjuangan Soekarno dalam memberantas kekunoan Islam memang tidak banyak menimbulkan pengaruh yang besar pada masyarakat saat ini, namun pemikiran-pemikiran ini tentu sangat penting, karena Islam akan mengalami kemunduran jika terus seperti ini.
Suaramahasiswa.info | April 2017
40
SUARA FOTO
Seorang pekerja kasar mendorong alat pengangkut barang di Stasiun Kereta Api Bandung pada Senin (13/3/2017). (M. Loudra Andhika/SM)
LAPORAN KHUSUS
Bias Pudar Garis Hierarki BEMU TEKS & FOTO OLEH KEVIN MAULANA
Anggota dari Lingkung Seni Budaya (LSBS) sedang melakukan latihan rutin pada Rabu (15/3/2017) di Sekretariat LSBS, Jalan Taman Sari No.1, Kota Bandung. (Kevin Maulana/SM)
Di tengah hingar-bingarnya kegiatan di kampus Unisba, Jalan Tamansari No. 1, Kota Bandung, Suara Mahasiswa bertemu dengan Ketua Unit Sepak Bola Universitas Islam Bandung (USBU), Yudha Wira Buana. Kala itu kami membahas hal terkait dengan peran Badan Eksekutif Mahasiswa Unisba (BEMU) terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Yudha bercerita beberapa waktu silam, USBU sempat mengalami masalah ketersediaan dana untuk mengikuti turnamen Liga Mahasiswa (Lima), yang diselenggarkan setiap tahunnya. Terbesitlah dalam pikirannya untuk mendatangi Menteri Dalam Negri (Mendagri) BEMU kala itu. Musabab, dirinya menganggap BEMU sebagai lembaga tertinggi di jajaran pemerintahan Unisba. Sama halnya lembaga pemerintahan di Indonesia, badan eksekutif tersebut memiliki tanggung jawab untuk menaungi masyarakatnya. “Kalau ada apa-apa mesti ke mereka dulu,” ujarnya. Ketua USBU itu pun bertemu dengan Mendagri Kabinet Bhineka, Ananda Muhammad Firdaus. Menurut penuturan Yudha, Ananda mengaku kunjungannya itu hanya sebatas keisengan dirinya saja, karena Yudha pun tidak mengetahui bahwa ini menjadi kewajiban bagi BEMU. Masih melanjutkan pembicaraan, ia menceritakan percakapan antara dirinya dengan Ananda tentang kebutuhan dana untuk mengikutsertakan USBU ke turnamen Lima. Pertanyaan pun terurai darinya, seraya meminta solusi kepada sang menteri. Menteri Dalam Negeri Unisba itu pun tidak memberikan solusi, justru terkesan lepas tangan dengan menyuruhnya langsung mengajukan ke kemahasiswaan. Yudha pun menarik kesimpulan saat diwawancarai, BEMU tidak mempunyi kaitannya dengan USBU, karena sejauh ini para pesepak bola tersebut bergerak sendiri jika berurusan dengan kemahasiswaan, termasuk dalam meminta dana. Proses pengajuan yang terjadi pun berjalan dengan lancar. Pihak eksekutif menawarkan bantuan, tetapi sayangnya Yudha tidak merasakan bantuan tersebut. Kekecewaan terhadap BEMU dirasakan juga oleh Ketua UKM Youth Community of Islamic Economic (Yocie), Fajar Nurul Sidiq. Sejauh ini Fajar hanya merasakan peran BEMU dalam publikasi info pendaftaran. “Sejauh ini peranan BEMU yang dirasakan hanya pada saat open
recruitment. Selebihnya hanya membantu mempromosikan kami lewat media sosial,” tutur mahasiswa Fakultas Syariah tersebut. Beralih ke unit mahasiswa lainnya, sekretaris sekaligus anggota tertua dari Unit Pengembangan Tilawah Qur’an, Sri Wulan Maulina. Ia menuturkan, BEMU dirasa cukup membantu, terutama dalam perjalanan menuju disahkannya unit yang fokus dalam mengembangkan cara membaca Al-Quran tersebut. “Mereka membantu bagaimana caranya dapat menjalankan kegiatan yang strukturnya besar dan luas,” ujar mahasiswa Fakultas Dakwah angkatan 2014 tersebut. Dari sisi hierarkinya, UKM berada di bawah garis instruksi dan koordinasi BEMU. Salah satu bentuk koordinasinya yaitu menyoal pendanaan. “Ketika UKM tidak tembus meminta dana ke Kemahasiswaan, maka BEMU di situ memfasilitasi agar diadakannya pembicaraan langsung kepada Warek III atau Rektor,” tambah Fadhli. Menanggapi hal tersebut, Fajar dan Wulan mengaku tidak mengetahui bahwa BEMU mempunyai peran sebagai media pertolongan untuk meminta dana kepada universitas. Sehingga sejauh ini mereka selalu berurusan langsung dengan kemahasiswaan. PD/PRT Aturan Main KBMU Hal ini pula tertera pada Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) Keluarga Besar Mahasiswa Unisba yang mengatur dinamika organisasi-organisasi mahasiswa di dalamnya. Terdapat pula struktur organisasi yang menunjukan bahwa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berada di bawah garis intruksi Badan Eksekutif Mahasiswa Unisba (BEMU). Pada PD/PRT Pasal 22 nomor 5 tahun 2014-2015 termaktub bahwa ‘Mengkoordinir dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan dan UKM’. Fadhli Muttaqien selaku Presiden Mahasiswa Kabinet Bhineka menjelaskan penafsiran dari optimalisasi tersebut. Sebuah dorongan
Suaramahasiswa.info | April 2017
44
LAPORAN KHUSUS
Kongres Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) di kampus Unisba Ciburial pada Jumat (23/12/2016). Kongres tersebut dihadiri kurang dari setengah tamu undangan . (Edgina Rizqon/SM)
Dari sisi hierarkinya, UKM berada di bawah garis instruksi dan koordinasi BEMU. Salah satu bentuk koordinasinya yaitu menyoal pendanaan.
agar UKM yang ada di Unisba menjadi lebih produktif dalam keorganisasian dan kegiatan mereka masing-masing, itulah optimalisasi yang dimaksud. Tuturan dari beberapa UKM di atas mendapat tanggapan dari Fadhli. Dirinya setuju, badan eksekutif di Unisba memang berkewajiban mempercepat aliran dana secara garis koordinasi. Penafsiran peraturan rumah tangga perihal kewajiban mengoptimalisasikan kegiatan-kegiatan unit mahasiswa itu menurutnya adalah wewenang DAMU. “Sepemahaman saya saat menjabat adalah bagimana kami bisa turun langsung melihat perkembangan dan pola keorganisasiannya,” ujar alumni Fakultas Dakwah tersebut. Fadhli bertutur, setiap organisasi pasti selalu ada hitam-putihnya, tetapi tugas memanglah tugas. ‘Hitamnya’ BEMU dalam penyaluran dana ini ternyata sudah menjadi hitam pekat, karena
45
sudah menjadi permasalah dari tahun ketahun. “Jika dianggap peranan BEMU tidak aktif, hal ini bisa menjadi evaluasi bersama karena ruang gerak keorganisasian tidak hanya bagaimana BEMU harus bekerja, tetapi kolektifitas gotong royong dan kerja sama,” ujarnya. Ketua DAMU periode 2017-2018 Irfan Kafyama bercerita, jika mengikuti jalur instruksi, seharusnya ada laporan kepada BEMU terlebih dahulu jika hendak mengajukan proposal. Hal tersebut pun menjadi perhatian tersendiri ketika beberapa unit mahasiswa memotong jalur pengajuan dana langsung ke kemahasiswaan. “Sebenarnya itu menjadi pekerjaan rumah juga buat kita, karena DAMU yang harusnya menegakan aturan,” tuturnya di ruangan DAMU. Namun, menurut Irfan, masalah internal pun menjadi hal yang harus diurus terlebih dahulu. Dari pihak eksekutif maupun legislatif pun belum sempat mengurus masalah tersebut. “Kebijakan presiden mahasiswa perihal dana tersebut bisa diperbaiki pada periode yang baru. Hal tersebut menjadi evaluasi dan rekomendasi untuk BEMU maupun DAMU periode 2017-2018,” tegasnya. Pada akhirnya memang sebuah organisasi selalu ada baik-buruknya, tetapi sebuah aturan tetap saja harus dijalankan, karena aturan dibuat bukan untuk diabaikan. Seperti kata Irfan, hitam BEMU di masa lampau tidak boleh menjadi hitam BEMU di masa yang akan datang.
Suaramahasiswa.info | April 2017
c’mon go round cmon_go_round 0812 8800 2179
edia Ters emasan k juga botol
flavious_tea
081320090707
SUARA FOTO
Seorang pria paruh baya menarik becak usai menurunkan penumpangnya di depan Pasar Baru, Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung pada Senin (13/3/2017). Pak Acep sapaan akrabnya, sudah menggeluti profesi sebagai tukang becak selama 23 tahun. (M. Loudra Andhika/SM)
LAPORAN KHUSUS
Celah di Jantung Eksekutif Unisba TEKS OLEH EDGINA RIZQON & M. LOUDRA ANDHIKA FOTO OLEH EDGINA RIZQON
Gedung Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) pada Kamis (16/3/2017) di Jalan Ciumbuleuit No. 94, Hegarmanah, Cidadap, Kota Bandung. (Edgina Rizqon/SM)
FOTO OLEH: N. ISTIHSAN
“Dengan hilangnya peran BEMU bukan berarti peran UKM harus hilang juga. Kalau terus begitu, BEMU akan kebakaran jenggot dong, oleh siapa? Ya mereka sendiri.” (Asep Ramdhan, Wakil Rektor III Unisba) Tak jauh berbeda dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) lainnya, Ketua Karate Periode 2012-2013, Raden Muhammad Wisnu menuturkan, pihaknya (UKM Karate) selalu mengajukan dana kegiatan langsung ke bagian Kemahasiswaan. “Kami memang biasanya langsung ke bagian kemahasiswaan, BEMU sedikitnya membantu dalam publikasi di media sosial,” ujar pria berambut cepak ini.
ga kepresidenan tersebut untuk dicek sedetail mungkin sebelum mengajukan ke Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA). Setelah itu, baru dapat mengajukan pencairan dana ke universitas. Humas Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum Unpar, Shavril Aurian menjelaskan untuk mendapat lembar pengesahan dalam proposal harus melewati beberapa tahap yang telah disebutkan. Setelah mendapat tanda tangan dari ketua pelaksana acara itu sendiri, proposal harus ditandatangani oleh koordinator divisi dan koordinator bidang, kemudian berlanjut ke ketua himpunan. Setelah melewati tahap tersebut, barulah proposal dapat dimasukan ke LKM untuk disalurkan ke pihak rektorat dan universitas. “Jadi, sebenarnya LKM adalah perantara kita untuk masuk ke rektorat,” ujar pria berambut ikal ini.
Sementara, dalam Peraturan Dasar Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU), BEMU berperan sentral sebagai pewakilan dari mahasiswa. Mereka pun memiliki garis perintah dan kordinasi yang sangat jelas kepada UKM. Umumnya, BEMU dituntut harus mengetahui perkembangan dan progresifitas unit-unit di kampus biru.
Senada dengan Shavril, Wakil Ketua Kendo Unpar, Hana Tamara mengungkapkan, tidak mungkin dana kegiatan UKM turun tanpa ada koordinasi dengan LKM. Mahasiswi jurusan Manajemen ini juga menuturkan koordinasi di Unpar berjalan dengan semestinya, lembaga eksekutif bertanggungjawab atas kegiatan yang diadakan oleh organisasi mahasiswa dibawah LKM.
Koordinasi Jelas, LKM Unpar Jalur Menuju Rektorat
Tekad BEMU Benahi Kekacauan Koordinasi Unisba
Berbeda dengan Universitas Parahyangan (Unpar), Presiden Mahasiswa (Presma) Unpar, Anisa Ira Fadhila menuturkan, universitas Ini memiliki struktur serta alur koordinasi yang jelas. Seluruh jajaran organisasi mahasiswa harus mengikuti aturan main yang berlaku. Membuat proposal acara harus mengikuti alur dengan benar, sesuai dengan standar operasional prosedur Persatuan Mahasiswa (PM) Unpar. Karena yang bertanggung jawab terhadap UKM adalah Lembaga Kepresidenan Mahasiswa (LKM).
Apabila kita melihat kondisi di Unisba, masih saja ada UKM yang tidak berkoordinasi dengan BEMU terlebih dahulu. Wakil Rektor III Unisba, Asep Ramdan Hidayat menilai jika terus seperti itu, lembaga eksekutif tersebut bisa kehilangan perannya. Asep pun mengkhawatirkan hal ini. “Namun, dengan hilangnya peran BEMU bukan berarti peran UKM harus hilang juga. Kalau terus begitu, BEMU akan kebakaran jenggot dong, oleh siapa? Ya mereka sendiri,” ujar Asep saat ditemui di ruangannya.
“Jika ingin mengajukan atau membuat suatu acara, baik itu event, program kerja (proker) ataupun studi banding, unit kegiatan tersebut harus mengajukan proposal. Jika ingin meminta dana dari universitas disebutnya Dana Kegiatan Mahasiswa,” ujar Anisa. Anisa menambahkan, untuk pencairan dana UKM, lembaga eksekutif tidak campur tangan dalam hal memegang dana. Hal ini dikarenakan dalam struktur PM Unpar, LKM tidak bisa memberi instruksi atau mengontrol, hanya sebatas koordinasi. Organisasi Mahasiswa (Ormawa) harus memasukan proposal ke lemba-
Kepala Bagian Kemahasiswaan, Nanang Ahmad Firdausi membenarkan bahwa memang pada saat ini kemahasiswaan sudah berkoordinasi dengan BEMU, perihal pembuatan buku pedoman kemahasiswaan yang tinggal menunggu di Surat Keterangan (SK) oleh rektor. “Untuk sekarang tidak masalah proposal langsung kepada kemahasiswaan, karena memang belum di SK-kan buku pedoman tersebut. Kedepannya kalau sudah sah, peraturan dalam buku pedoman tersebut harus dipatuhi,” ujarnya saat ditemui di ruang Kemahasiswaan Unisba. Wakil Presma Unisba saat ini, Rivaldi Faisal melihat terkait buku pedoman yang sedang
Suaramahasiswa.info | April 2017
50
dirancang oleh Presma dan kemahasiswaan, sebenarnya telah tercatat di PD/PRT Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) mengenai regulasi pengajuan dana kegiatan. “Sebenarnya ketika kita bicara soal pedoman, kita sudah punya KBMU, itu berlaku untuk seluruh organ intra kampus Unisba. Lantas, tugas kita bagaimana mengawal peraturan ini agar berjalan dengan seharusnya,” ucap mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi tersebut. Kabinet Insan Kamil periode 2014-2015 yang dipimpin oleh Nuran Fiqolbi mejelaskan, pengajuan dana sudah ada dalam kontitusi KBMU, setiap proposal pengajuan dari setiap UKM harus diketahui oleh BEMU khususnya Mentri dalam Negri (Mendagri). Pada periode Nuran pernah terjadi kasus pengajuan proposal kegiatan UKM yang langsung diajukan ke kemahasiswaan tanpa sepengetahuan BEMU dan langsung ditegur oleh kemahasiswaan. “Pernah ditegur oleh kemahsiswaan, dari situ kemudian kita turun ke lokasi, ngobrol permasalahannya gimana, sederhana kok kalau di Unisba itu asal komunikasi itu baik ke UKM,” ujar Nuran. Presiden Mahasiswa Unisba periode 2016-2017 Muhram Fauzi mengatakan, BEMU Unisba sendiri sedang membenahi terkait banyaknya proposal UKM yang langsung ke kemahasiswaan tanpa
51
Sekretariat Lembaga 51 |Mahasiswa Suaramahasiswa.info Kepresidenan (LKM) Unpar pada Kamis (16/03/2017). (M. Loudra Andhika/SM)
| Maret 2016
koordinasi terlebih dahulu dengan BEMU, yang memang selalu terjadi di periode sebelumnya. “Saya sempat berdiskusi dengan Kepala Bagian Kemahasiswaan Unisba, Pak Nanang terkait Pedoman Keorganisasian Kemahasiswaan internal Unisba, ya memang itu draftnya sudah ada tinggal di SK-kan oleh rektor,” ucap Muhram, yang juga mahasiswa Fakultas Syariah ini. Harapan Presma Unisba terkait kesejahteraan UKM, baik fasilitas, pendanaan dan pengembangan UKM menjadi skala prioritas di periodenya. “Harapan saya sampai dengan evaluasi Setengah Tahun Periode (STP) adanya peningkatan koordinasi, fasilitas, pendanaan UKM,” tamba Muhram.
52 | Suaramahasiswa.info | Maret 2016 Suaramahasiswa.info | Maret 2017
52
SUARA FOTO
Seorang ibu tersenyum ramah menjajakan kantong plastik di Area Masjid Agung Bandung pada Senin (13/3/2017). Ibu tersebut juga menjual beberapa botol air minum bagi para pengunjung. (M. Loudra Andhika/SM)
SOSOK
Feby M. Faisal, Sosok Pemuda Inspiratif
TEKS OLEH PUTERI REDHA PATRIA FOTO DOK. PRIBADI
Pengabdian pada masyarakat menjadi point ketiga dari tridharma perguruan tinggi di Indonesia. Namun, apakah semua mahasiswa dan para intelektual tahu cara merealisasikannya? Salah satu pemuda dari Jawa bagian barat Indonesia, memilih cara konkrit mengajak generasi muda negeri ini menjadi inspiratif dengan gerakan perubahannya. Siang itu, Suara Mahasiswa mengunjungi Perpustakaan Pusat (Perpusat) Universitas Indonesia (UI) untuk bertemu dengan seorang penggerak perubahan di nusantara. Tak lama, pemuda yang kami tunggu ini muncul dengan ransel hitam yang digendong dan senyuman lebar memamerkan gigi putihnya. “Saya Feby M Faisal,” sapanya hangat.
Lelaki yang menyapa kami dengan senyuman ini, menceritakan jika ia baru saja menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum (FH) UI. Gerakan perubahan yang diusung Feby, terkhusus lahir untuk generasi muda. Indonesia Youth Inspiration (IYI) merupakan alat yang ia gunakan, dimana para pemuda bisa memberikan inspirasi bagi generasi muda lainnya. “Model-model awal yang kita lakukan adalah memberi pelajaran ke anak-anak tentang sejarah kotanya. Pelatihan softskill seperti public speaking, youth inspiring talk juga menjadi salah satu agenda IYI. Itu semua baru proyek awal. Kalau kita mau melakukan hal besar, harus mulai melakukan sesuatu lebih dulu,” tutur pria kelahiran Garut itu.
Feby M. Faisal
Feby M. Faisal
Feby menjadikan pemuda sebagai penggerak dan objek perubahannya, karena nasib Indonesia mendatang ditentukan oleh anak-anak muda. Menurutnya jika mereka difasilitasi sarana dan prasarananya dan diberi inspirasi yang baik, pasti baik hasil kedepannya, jika sebaliknya akan merujuk pada hal yang berbeda. “Jadi, sebenarnya naluri anak muda itu suka berkumpul, nongkrong dan melakukan sesuatu tapi gak ada yang memfasilitasinya. Saya berharap IYI ini bisa jadi wadah para pemuda untuk berkreasi, berinspirasi dan bermanfaat,”tuturnya.
F E B Y M . FA I S A L , S O S O K P E M U D A I N S P I R AT I F
Pria yang baru menginjak usia 25 tahun Ini, sudah menjadi presiden IYI sejak komunitas itu lahir pada tahun 2015. Baru menginjak satu tahun, komunitas yang Feby pimpin sudah menyebar ke Lima kota di Indonesia seperti Garut, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Bandung. Feby mengaku seringkali ia ikut mengajar saat IYI mengadakan kegiatan. Ia juga diundang menjadi pembicara terutama mengenai teknik pembangunan relasi dan cara memberi pengaruh pada orang, materi ini disampaikan diluar kegiatan IYI.
Feby mengaku saat masa SMP ia sempat menurun dalam prestasi akademik. Hal tersebut dibenarkan oleh teman masa kecilnya Fadli Muhamad Ramdhan Putra, bahwa Feby memang menurun dalam hal akademis saat masa SMP. ”Waktu kelas satu dan dua SMP dia kurang dalam hal prestasi akademik, bisa dibilang tidak masuk 10 besar, tapi emang dasarnya tekun jadi pas kelas tiga SMP prestasi akademiknya mulai naik,” ungkap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Notabene aktifitas yang dilakukan Feby ini, membuatnya bertemu banyak orang baru. Karena itulah ia memanfaatkan hal itu untuk memperluas jaringannya. “The power of networking itu luar biasa dan akang punya prinsip every people that we meet is very important. Satu lagi ada hal yang lebih penting dari kepintaran yaitu relasi,” ujarnya.
Angan-angan dia untuk menjadi sekretaris umum IPM, akhirnya terwujud pada kelas dua SMA. Saat usianya 18 tahun itu pula Feby menjadi ketua Forum Anak Garut (FAG) yang bergerak untuk membela hak-hak anak. Setelah menanggung dua tanggung jawab besar ini, ia sadar bahwa dirinya bisa. “Dari situ saya merasa wah saya punya kemampuan. Hingga akhirnya akang berprinsip di mana pun saya berada dan bergaul jangan jadi orang biasa aja at least punya peran, lebih bagus jadi leader,” tegasnya.
Keberanian yang ia punya saat ini ternyata bukan bawaan dari lahir, Feby pada masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan pribadi yang penakut. Diungkapkan Feby, trauma masa Sekolah Dasar (SD) yang membuatnya seperti itu, di mana ia sempat dimusuhi oleh teman-teman satu kelasnya. “Dulu waktu kelas satu SD saya nakal banget, suka malak orang dan bener-bener penguasa kelas. Hal itu yang buat saya dimusuhi saat kelas lima SD oleh satu kelas, tapi itu semua berjalan satu tahun hingga akhirnya kita semua berbaikkan dan saya pun merubah sikap,” terangnya. Menurut Feby, kejadian tersebut yang membuat ia trauma hingga jadi anak pendiam. Bahkan pria yang sekarang menjadi presiden IYI, dulu tidak berani memimpin rapat juga berbicara di depan umum. Malahan karena rasa tidak percaya dirinya, ia sempat menghindari ikut dalam suatu organisasi. Ia juga hanya bisa berangan menjadi sekretaris umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sewaktu remaja.
Selain faktor eksternal Feby memiliki faktor internal terkuat yang mendorongnya berubah. Feby mengungkapkan jika ibunyalah yang paling berpengaruh dalam hal ini. “Dulu ibu yang beri pelajaran hidup sama akang dalam hal berani bermimpi, kuat mental, make impact dan sebagainya,” ujar anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Sebenarnya naluri anak muda itu suka berkumpul, nongkrong dan melakukan sesuatu tapi enggak ada yang memfasilitasinya.
sulit, tapi ia yakin jika sudah mengawalinya kita akan ketagihan untuk mengerjakannya terus menerus. “Kita tidak perlu jadi hebat untuk memulai sesuatu tapi kita mengawali untuk jadi orang hebat. Jadi, harus berani dulu memulai, baru kita bisa jadi orang hebat,” Tuturnya sambil tersenyum. Semangat yang dimiliki Feby pun membuat teman-teman dekatnya merasakan pengaruh positif setelah mengenal dia. Rama Abdurachman, teman kamar satu kos sekaligus anggota IYI misalnya, selain inspiratif Feby merupakan sosok yang ia hargai. “Selama dua tahun terakhir bersama Feby, banyak pengaruh yang ia berikan pada saya. Satu hal yang saya suka darinya, ia hanya merasa pintar ketika keberadaannya bermanfaat untuk orang lain.” tungkasnya.
Kenaikan prestasi yang Feby raih juga terlihat pada 2014, tahun itu pertama kalinya ia mengikuti pertukaran pelajar ke Vietnam. Pada awalnya hanya menjadi delegasi Indonesia tetapi dengan semangat yang ia punya, presiden Asean Youth Friendship Network (AYFN) merekrutnya jadi Assistant Project Officer. Karenanya ia dibawa ke beberapa negara seperti Thailand, Hanoi, Korea dan Jepang. Feby sadar betul mengawali untuk melakukan sesuatu yang positif itu
Suaramahasiswa.info | April 2017
56
PERJALANAN
Ragam Wisata di Kota Pewayangan TEKS & FOTO OLEH IQBAL YUSRA KARIM
Patung di depan Stasiun Purwakarta, pada Rabu (8/2/2017). Beberapa sudut kota Purwakarta pun terdapat patung yang menjadi ikon kota. (Iqbal Yusra Karim/SM)
Jangan dulu berbangga di kota Anda. Berwisata di bumi kota Purwakarta bisa menjadi pilihan untuk dikunjungi. Bukan hanya wisata alam, kuliner dan spiritual. Purwakarta menawarkan sejarah dan budaya disetiap destinasinya yang layak Anda kunjungi.
57
Suaramahasiswa.info | April 2017
R A G A M W I S ATA D I K O TA PA R A H YA N G A N
Berkenalan dengan Purwakarta, Museum Bale Panyawangan Diorama Sejuk kota Purwakarta setelah diguyur hujan selama beberapa jam menyambut saya ketika memasuki kota dengan slogan “Purwakarta Istimewa” ini. Dengan mengendarai kendaraan roda dua saya memulai perjalanan, keadaan lalu lintas yang lancar membuat kami sampai dengan cepat di Jalan Nagri Tengah, Purwakarta. Di sana terdapat dua bangunan yang memiliki gaya arsitektur Eropa dan bersimbol patung Nakula dan Sadewa. Terlihat pengujung yang berbaris memasuki salah satu gedung yang menjadi museum Purwakarta. Hal tersebut memberi daya tarik kepada kami untuk mengunjungi museum tersebut untuk mengetahui sejarah dan destinasi di Purwakarta. Saya disambut oleh Ari Lukman selaku pemandu museum. Ia menceritakan, museum diorama ini terbagi dalam sembilan ruangan yang menggambarkan tema sejarah perjuangan suku Sunda serta pembentukan dan kepemimpinan Purwakarta hingga era Kang Dedi. “Kebanyakan museum yang sudah ada itu lebih kepada artefak, mungkin ada teknologinya sedikit. Museum ini menuangkan arsip dan buku yang menjadi karya seni melalui sentuhan teknologi,” ujar Ari. Ketika memasuki salah satu ruangan yang memiliki fitur simulasi sepeda ontel, saya tertarik untuk menaiki sepeda dengan layar yang disajikan didepannya ini. Simulasi tersebut menampilkan seolah-olah sedang menjelajahi suasana kota Purwakarta. Dimulai dari Pendopo dan juga jalan di Purwakarta yang memiliki simbol-simbol berupa patung, lampion yang menghiasi jalanan, serta pohon-pohon yang dibalut oleh kain hitam putih dengan ciri khas warna Sunda.
Indahnya Air Mancur Sri Baduga Tak jauh dari museum, terlihat sebuah taman yang dikelilingi pepohonan rindang, telaga dengan air mancur dan patung Prabu Siliwangi di tengahnya. Mengingat perkataan Ari di Museum, taman ini merupakan salah satu destinasi yang ada di Purwakarta dan sampai saat ini merupakan salah satu ikon di Purwakarta. Di sana terdapat patung badak yang dahulu sempat digunakan untuk pemandian badak.
Bale Panyawangan pada Rabu (8/2/2017). Salah satu gedung kembar yang menjadi museum Purwakarta. (Iqbal Yusra Karim/SM)
difungsikan sebagai tempat prostitusi oleh oknum tertentu di malam hari. “Alhamdulillah saat ini taman tidak hanya digunakan untuk olahraga, saat ini taman terlihat lebih bagus pemandangannya untuk bersantai dan ditambah dengan adanya pertunjukan air mancur terindah se-Asia,” ungkap mahasiswa asal Purwakarta tersebut. Setelah melihat pemandangan dari luar taman, kami berniat untuk memasuki taman. Namun, kami tidak diperkenankan masuk oleh satuan polisi pamong praja (Satpol PP) yang sedang berjaga dan saya memutuskan untuk pergi ke dinas pariwisata, di sana kami bertemu dengan Acep Yulimulya selaku Kepala seksie promosi dan pengembangan produk wisata Purwakarta. Menurut Acep, taman ini sedang mengalami pembangunan yang sudah
mencapai tahap ketiga. Tahap pertama dilakukan di tahun 2010 sedangkan pada tahun 2014 pembangunan lebih disempurnakan pada fasilitas taman dan air. Wisata air mancur yang diunggulkanmembuat respon pengunjung yang terus bertambah. Kuota yang disediakan untuk masuk ke taman berkapasitas sebanyak 5000 orang. Namun, untuk faktor keamanan dan kenyamanan, pemerintah hanya menampung sebanyak 4000 orang. Hal ini dilakukan agar pengunjung tidak berdesakan dan meminimalisir dari pencopetan serta kejahatan seksual. “Apabila cuaca sedang cerah pertunjukan dilakukan sebanyak tiga kali di mana satu pertunjukan mempunyai durasi selama 25 menit, berarti satu malam 12000 pengunjung,” Ucap Acep kepada kami.
Suasana salah satu sudut taman Sri Baduga pada Rabu (8/2/2017) terletak di Negeri Kidul, Purwakarta. (Iqbal Yusra Karim/SM)
Keindahan Taman Sri Baduga memberi daya tarik pengunjung untuk berekreasi dan berolahraga. Di luar taman, saya bertemu dengan salah satu pengunjung yang bernama Ahmad Arif Arfan. Ia mengatakan, bahwa terjadi perubahan sejak kepemimpinan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Dahulu taman hanya dijadikan sebagai tempat olahraga dan memancing bagi warga, tetapi akses listrik yang kurang menyebabkan taman ini pun
Suaramahasiswa.info | April 2017
58
PERJALANAN ini disebabkan perbaikan jembatan Cisomang yang retak, jadi kendaraan besar pun dialihkan ke Jl. Ciganea, Purwakarta menuju Padalarang.
Kampoeng Maranggi pada Rabu (8/2/2017), tempat yang direlokasikan untuk para pedagang sate di Plered. (Iqbal Yusra Karim/SM)
Mencicipi Sate Khas Plered
Purwakarta terkenal akan kulinernya, dan sate maranggi adalah salah satu kuliner yang dikenal oleh masyarakat sebagai makanan khas dari kota Purwakarta. Beberapa orang bahkan mendatangi Purwakarta hanya untuk merasakan sate maranggi yang mempunyai rasa yang berbeda dari sate pada umumnya. Saya menuju bagian selatan dari Purwakarta, Plered terjadi kemacetan yang mewarnai perjalanan saya. Setelah melalui macetnya perjalanan yang cukup lama saya pun sampai di Plered, Purwakarta. Saya memasuki area ‘Kampoeng Maranggi’, terdapat kios-kios sate maranggi serta berbagai oleh-oleh khas Purwakarta. Saya duduk menghampiri salah satu penjual sate bernama Imam dilanjut dengan memesan sate maranggi. Imam menceritakan bahwa dahulu sebelum direlokasi para pedagang berjualan di pasar plered tepatnya di depan kampung maranggi, namun sekarang pasar dipindahkan ke Citeko dan direlokasi sebagai ‘Kampoeng Maranggi’. Ia menambahkan bahwa harga sate sudah dipatok oleh kecamatan selain itu rasa dari sate maranggi memiliki rasa yang berbeda-beda setiap penjualnya antar kecamatannya. Menarik ketika dari banyaknya penjual sate karena ketertarikan warga untuk berjualan lebih diminati. Mata pencaharian bisa diminati dengan kemudahannya dan keahlian turun temurun. "Jual sate lebih enak dari pada kerja di pabrik, sehari bisa dapat 100-200 ribu. Bahkan terdapat juga restoran di Kopo, Bandung yang memesan mentahan sate dari sini," ungkap Imam selagi menyediakan sate. Tak jarang saya melihat plat nomor polisi kendaraan pengunjung dari berbagai yang mendatangi Kampung Maranggi, beberapa berasal dari luar kota seperti Karawang, Bekasi, Bandung hingga Jakarta. Disamping itu Imam pun turut menyatakan kekecewaannya dengan keadaan yang sekarang. Menurutnya, pelanggan semakin berkurang dikarenakan akses jalan menuju Kampung Maranggi macet. Hal
59
Di tengah perbincangan saya juga menemui pelanggan yang bernama Nas. Ia ikut menanggapi rasa sate maranggi Plered. Menurutnya, rasa sate terbilang lumayan apabila dibandingkan sate gerobak di kota lain seperti Jakarta yang tidak jelas rasa khasnya. Nas menambahkan bahwa ia sudah makan sate maranggi untuk yang keempat kalinya. "Tapi saya sering ke cibungur, seandainya di sini lebih dekat Jakarta saya lebih sering ke sini. Jadi untuk saat ini sesempatnya saja ke sini." tanggap pria yang berasal dari Jakarta tersebut.
Perjalanan Spiritual Penyebaran Islam di Purwakarta Ketika hendak menuju arah pusat kota, adzan isya pun berkumandang dan saya memutuskan untuk melaksanakan shalat di masjid Agung yang terletak di Kaum Cipaisan, Kecamatan Purwakarta. Masjid ini terlihat sederhana dan memiliki nilai sejarah Islam yang kuat bagi kota Purwakarta. Saya bertemu dengan Ta'mir dari masjid Agung bernama Sanusi A.S. Ia menjelaskan sejarah singkat dari mesjid agung ini. “Sejarah pembangunan mesjid ini diawali pada tahun 1830 oleh Syekh Raden Haji Yusuf (Baing Yusuf) yang merupakan guru sekaligus imam besar Masjidil Haram Syekh Nawawi Al-Bani,” tutur Sanusi saat ditemui di pelataran mesjid. Seratus tahun setelah pembangunan Mesjid, Ibrahim Singadilaga melakukan renovasi dan dilanjut oleh Didi pada tahun 1993 yang merubah total pembangunan mesjid. Renovasi dilakukan karena arah dari kiblat yang melenceng. "Karena proses alam mengalami pergeseran bumi yang terjadi secara geografi, lapisan bumi bergerak makannya ada gempa, dan dalam rentan waktu lama inilah dari masa Syekh Yusuf terjadinya kiblat melenceng," jelasnya. Proses alam mengalami pergeseran bumi yang terjadi secara geografi, lapisan bumi bergerak, penyebab adanya gempa dan dalam rentan waktu lama ini pula terjadilah pergeseran kiblat. Sanusi juga menceritakan renovasi yang telah dilakukan, dalam perubahan arsitektur dan pembangunannya. Seratus tahun setelah pembangunan Mesjid, kemudian Ibrahim Singadilaga melakukan renovasi dan dilanjut oleh Didi pada tahun 1993 yang mengubah total pembangunan masjid. Masjid agung ini menjadi pusat ibadah muslim pertama di Purwakarta, nampak alun-alun yang dibangun di depan masjid. Latar belakang dibangun alun-alun di depan masjid dikarenakan
Suaramahasiswa.info | April 2017
R A G A M W I S ATA D I K O TA PA R A H YA N G A N
Masjid Agung Purwakarta usai shalat maghrib pada Rabu (8/2/2017). Masjid yang menjadi cikal bakal penyebaran Islam di kota Purwakarta. (Iqbal Yusra Karim/SM)
musim kemarau dan hujan di Indonesia. Untuk menghadapi kemarau yang menyebabkan kekeringan, maka digunakan alun-alun untuk melaksanakan Shalat Istiqa (meminta hujan) yang disunnahkan di lapangan terbuka. Namun, pada saat ini penggunaan alun-alun tidak seperti tujuan awal yang berubah menjadi salah satu taman kota. Dan pada saat ini kapasitas masjid dapat menampung 2.000 jamaah sampai luar masjid.
Perjalanan Akhir Kembali ke Kota Parahyangan Di hari berikutnya saya memutuskan untuk kembali menuju Bandung. Sepanjang perjalanan saya melihat banyak penjual sate dan juga asinan di pinggir jalan. Sebelum sampai ke Bandung, saya memustuskan untuk beristirahat di Situ Wanayasa yang masih berada di wilayah Purwakarta. Disamping cuaca sejuk yang mendukung, terlihat warga yang memancing dan duduk menikmati pemandangan di sekitaran situ. Terdapat juga satu bidang tanah yang lebih mirip seperti pulau yang kecil, berada di tengah perairan situ. Saya bertemu dengan Neti yang merupakan pemilik warung di Situ Wanayasa. Tanah yang dahulunya dimiliki oleh masyarakat Wanaya-
sa, tetapi karena tidak ada yang mengelola maka tanah tersebut di ambil alih oleh pemerintah. Selagi menyajikan kopi yang kami pesan Neti juga bercerita hal-hal yang terjadi di situ Wanayasa mulai renovasi yang terjadi pada tahun 2010. “Dulu sih masih bagus fasilitasnya tetapi sekarang berubah jadi komplek remang-remang karena kurangnya penerangan seperti dulu. Di sana terdapat sebuah patung, namun diturunkan secara tiba-tiba," tutur wanita tersebut. Perjalanan di kota yang memiliki budaya khas Sunda, dengan beragam pariwisata yang mewakili sejarah di Purwakarta. Wisata alam mempelihatkanindahnya taman-taman, wisata kuliner
khas dan perjalan spiritual di masjid yang menjadi cikal bakal penyebaran Islam di Purwakarta. Tak akan habis membicarakan wisata kota Purwakarta. Taman kota yang terindah se-Asia Tenggara menjadi ikon kota, adanya relokasi yang mengumpulkan para pedagang sate di Purwakarta. Hingga perkembangan Islam melalui masjid pertama di kota dengan budaya Sunda. Semua ini memiliki keragaman yang dapat dinikmati ketika berkunjung di Kota Purwakarta.
60 Suaramahasiswa.info | April 2017
60
MUSIK
Gaya Membumi nan Khas ala Fourtwnty FOTO & TEKS OLEH ALDI FATHURAHMAN
Fourtwnty saat manggung di acara Bold Experience bertempat di Warunk Dakora pada Sabtu (11/2/2017) di Jalan Telekomunikasi No. 237, Kota Bandung. (Aldi Fathurahman/SM)
Dengan memakai sendal jepit dan baju etnik, kedua personil itu terlihat sedang berbincang. Saat manggung, sang vokalis sangat atraktif, menari-nari sebelum dan saat bernyanyi. Begitulah gaya Fourtwnty saat manggung, band asal Jakarta ini terbentuk dari anak-anak rantau Padang dan Pekanbaru yang membuat usaha clothing, bernama 4.20. Mulanya Ari (vokal), Nuwi (gitar), dan Roots sembari nongkrong dan ngopi, iseng membuat musik untuk didengarkan kepada kerabat mereka. Setelah terkumpulah empat materi dari proyek musik tersebut Roby (gitaris-Geisha) menawarkan diri untuk memproduseri mereka. Sebelumnya penulisan Fourtwnty adalah 4.20, bila pembaca mengira Fourtwnty terinspirasi dari ganja, itu salah. Nuwi bercerita nama Fourtwnty sendiri diambil dari berdirinya band tersebut, pada 20 April dengan memakai penanggalan dari budaya barat. Untuk membedakan penulisan nama band Fourtwnty dengan yang lainnya, mereka sengaja tidak memasukan huruf E. “Biar pas dicari di Youtube atau Google langsung ke band kita,� jelas Nuwi sambil tertawa. Mengusung gendre pop dengan nuansa sendu dari musik folk pun seolah menjadi packaging dari musik Fourtwnty. Musiknya yang sederhana, dan tidak
61
terlalu padat ini cocok untuk menjadi pengantar sebelum tidur. Terlihat dari suara gitar akustik yang dominan, lead gitar terdengar seperti menambah kesenduan disetiap lagu. Suara bass juga tidak terlalu dominan, octapad dan cajon dipilih sebagai pengganti drum. Setiap lagu dibuat irama mendayu, menimbulkan nuansa ketenangan. Liriknya pun kebanyakan berceritakan mengenai kehidupan sehari-hari, alam, dan cerita pengalaman teman mereka. Band ini sudah menetaskan satu album berjudul Lelaku pada Mei 2015 lalu, yang sebelumnya berupa mini album bernama Setengah Dulu dirilis pada 2014 silam. Selama perjalanan mereka diakui Ari, Roots tidak pernah muncul ke permukaan karena keterbatasannya bergerak di live perform, tetapi karya-karyanya yang mereka munculkan. Untuk mengapresiasinya, Ari dan Nuwi menaruh satu gitar dipanggung yang khusus diperuntukan Roots. Simak wawancara saya bersama Fourtwnty tentang keunikan dan kesibukan mereka.
Suaramahasiswa.info | April 2017
G AYA M E M B U M I N A N K H A S A L A F O U R T W N T Y
1. Kenapa kalau di atas panggung suka nyimpen dua gelas kopi dan satu teh ? Karena kita bertiga, kalau di studio suka ngopi, kalau Ari ngeteh, Cuma gelas itu yang selalu kita pake. Jadi sampai sekarang gelas itu udah keliling-keliling kemanapun Fourtwnty manggung. Udah kaya ciri khas dari Fourtwnty kalau manggung selalu ada tiga gelas dan satu gitar yang ditaro. 2. Kenapa kalau manggung selalu pakai baju ubud dan nyeker? Baju itu adalah baju yang dipakai di kampung Ubud, Bali. Dalam cuaca apapun masyarakat Ubud Bali tetap pakai baju itu. Kita pakai itu agar santai dan gak ribet. Awalnya itu memang konsep tapi ke sini-sini jadi nyaman memakai pakaian tersebut. Sehari-hari Kalau keluar pake baju ini gak masalah, kalau ada orang yang nyinyir ya bawa santai aja. Kalau nyeker, lebih enak dan biar lebih membumi, sesuai dengan musik kita yang merakyat. Juga agar para pendengar tidak canggung saat menyapa mereka. 3. Melihat dari liriknya lagu Aku Tenang agak menyerempet ke cerita tentang drugs, sebenernya lagu Aku Tenang bercerita tentang apa? Lagu Aku Tenang bercerita tentang segala sesuatu yang kita rasakan, apapun yang kalian terima, lagu itu menjadi suatu media untuk rasa berterimaksih kita untuk apa yang sudah kita dapatkan. Jadi kaya kepuasan, cuma packagingnya kaya meditasi, jadi jangan salahkan musiknya, salahkan drugsnya. 4. Denger-denger kalian kan baru nyelesaiin Soundtrack buat film Filosofi Kopi 2, boleh dibocorin enggak lagunya tentang apa?
judulnya Aku Tenang , dan satu lagi judulnya nanti kita share, yang jelas lagunya bercerita tentang kehidupan sehari-hari dan nyindir orang yang kerja kantoran. 5. Kalau Ari sendiri sebelum dan pas lagi nyanyi tu suka nari-nari, tarian itu ada namanya enggak? Tarian itu merupakan salah satu cara buat mengekspresikan lagu dari fourtwnty. Gak ada nama dari tarian itu. 6. Tanggapan dari Fourtwnty tentang riset yang digarap mahasiswa gimana? Mahasiswa harus lebih mengexplore, jangan cari bahan yang basi karena riset dari mahasiswa bakal berdampak ke juniornya. Cari sesuatu yang unik, dan belum terpikirkan sama orang. Harus bisa mencerdaskan, meskipun mengangkat sesuatu yang negatif tapi ada info yang bagus untuk di kasih, intinya jangan pernah cari yang basi sama harus sesuai dengan jurusan yang diaambil. 7. Kalian kan sekarang sedang membuat Vlog yang berjudul seada-adanya bisa diceritain itu tentang apa? Seada-adanya menceritakan pengalaman kita selama bermusik, karena kita band indie, jadi dari mulai distribusinya, proses penggarapannya, proses kita bisa dapetin gigs itu dilakukan sendiri. Mungkin jadi lewat vlog seada-adanya ini kita coba share apapaun mengenai industri musik indie sesuai pengalaman fourtwnty. Nanti kita share lah dari mulai bikin MOU, deal-dealan, turun DP berapa persen, berapa hari sebelum pelunasan, kelengkapan untuk riders nanti kita share diseada-adanya.
Awalnya kita main disalah satu scene Filosofi Kopi 2, jadi diadegan itu kita manggung. Sutradaranya bilang ingin dibikinin original soundtrcack. Difilm itu dua lagu jadi sound track yang pertama Dengan segala keunikakannya Fourtwnty berhasil memanjakan telinga pendengarnya. Sukses dengan lagu yang berjudul Aku Tenang, Fana Merah Jambu pun yang merupakan andalan di album Lekaku, ditahun ini pun mereka berencana merelease mini album.
Suaramahasiswa.info | April 2017
62
R A I H B E A S I S WA L E WAT H A F I D Z Q U R A N
M A H A S I S WA B E R P R E S TA S I
Raih Beasiswa Lewat Hafidz Quran
TEKS & FOTO OLEH GINA FATWATI
Azis Rohiman
Menjadi seorang Hafidz Quran bukanlah hal yang mudah. Namun dari hafidz itu bisa menghantarkan seseorang untuk mendapatkan beasiswa ke jenjang perguruan tinggi. Seperti Universitas Islam Bandung yang menawarkan beasiswa kepada para Hafidz. Selama ini beasiswa Hafidz Quran hanya berlaku untuk Fakultas Syariah, Dakwah, Tarbiyah dan Ilmu Ekonomi. Kepala Bagian Kemahasiswaan Unisba, Nanang Ahmad Firdausi membenarkan hal tersebut. Beasiswa ini bisa didapatkan diawal masuk kuliah, jika memang benar mahasiswa tersebut mampu menghafal 30 juz Quran. Menurutnya Hafidz Quran itu sudah menjadi barang yang langka dan banyak dicari diperguruan tinggi manapun. “Jangankan universitas swasta, negeri pun sekarang banyak yang nyari,” ungkapnya. Beberapa mahasiswa telah mendapatkan beasiswa Hafidz tersebut, salah satunya Azis Rohiman. Saat ditemuai di lantai putih Masjid Al-Asy’ari Unisba, remaja laki-laki yang mengenakan baju koko hijau tua ini memperkenalkan dirinya sebagai mahasiswa Fakultas Dakwah angkatan 2016. Ia mendapatkan beasiswa penuh selama empat tahun untuk melanjutkan studinya di kampus biru ini karena mampu menghafal 30 juz Quran. Tidak hanya itu,remaja yang berasal dari Ciparay ini juga pernah mendapatkan beasiswa penuh untuk bersekolah di Madrasah Aliyah (MA) Insan Mandiri, dengan dibiayai oleh yayasan pesantren yang ditinggalinya sekarang. Selama Azis duduk dibangku sekolah menengah, ia selalu mendapatkan peringkat tiga besar di kelasnya. Selain itu, ia juga menyandang peringkat ke dua nilai
63
di
Darul Quran, yaitu sekolah khusus menghapal Quran.
Azis mulai menghafal Quran ketika ia masuk pesantren Miftah At-Tanwir. Kini menghafal Quran telah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh remaja kelahiran 1996 itu. Hal yang memotivasinya untuk terus menghafal Quran datang dari seorang ustadz yang memberinya ilmu semasa di pesantren. “Sebagai hafidz Quran ini keinginan saya hanya satu, ingin membaca 30 juz Quran sekali duduk dari subuh sampai asar seperti yang dilakukan ustadz saya,” ucapnya dengan semangat.
Mahasiswa Fakultas Dakwah 2015 ini bercerita, awalnya ia masuk ke SMA Tafidz dan mulai menghapal Quran karena dorongan dari orang tuanya. Namun, semakin kesini ia mengaku mendapat pencerahan dan manfaat dari menghapal Quran tersebut. “Ternyata pilihan orang tua itu tidak salah, dulu rasanya menghapal itu menjadi tuntutan. Namun, sekarang rasanya ada ketenangan tersendiri serta selalu diberi kemudahan,” ungkapnya sambil tersenyum.
Ujian Nasional sekolahnya.
(UN)
terbesar
Setelah berbincang cukup lama dengan Suara Mahasiswa, Azis pun mengungkapkan harapan kedepannya. Remaja dengan wajah ramah itu bercerita bahwa ia mempunyai mimpi untuk mendirikan pesantren sendiri di daerahnya. Dengan begitu Azis bisa mengamalkan ilmunya dan berbagi pengalaman yang ia dapatkan di pesantren maupun di dunia perkuliahan kepada anak-anak yang ada di daeranya. Selain Azis, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Hafidz Quran di kampus biru ini ialah Shinda Istian Ruhama. Saat ditemui di basement Ranggagading, perempuan yang memakai kerudung hitam ini berbagi kisahnya dengan suara mahasiswa mengenai perjalananya menjadi seorang Hafidz. Ia mulai menghapal Quran semenjak ia sekolah di SMA
Dari Hafidz Quran itu, anak kedua dari dua bersaudara ini telah mengikuti beberapa perlombaan. Shinda menyabet juara satu lomba Tahfidz di Al-Imarot bersama dengan kedua orang temannya. Selain itu, Shinda juga pernah mengikuti lomba Membaca Tulis Quran (MTQ) di Universitas Negeri Solo bersama 10 orang temannya sebagai perwakilan dari Unisba. Namun sayangnya belum beruntung. Lomba MTQ ini banyak cabangnya, dan Shinda mewakili bidang Husnul Quran 10 juz, jadi satu juri membacakan ayat Quran kemudian ia harus meneruskan bacaan ayat tersebut. Perlombaan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 kemarin. Selain sibuk kuliah Shinda juga ngajar anak-anak di SMP Baitul Ansor, dengan keadaan sekolah berbentuk asrama maka ia juga tinggal disana sebagai pembimbing mereka.
Suaramahasiswa.info | April 2017
PUJANGGA
Kontemplasi Gadis Linglung OLEH NABILLA ANASTY FAHZARIA FIKOM 2016
ILLUSTRASI OLEH FADHILA N. RIZKY
PUJANGGA
“Suatu saat nanti, saat langit malam tak tertutup awan dan kamu lihat bintang-bintang, disitulah kamu akan sangat merindukanku,” ujarnya. Kedua pasang matanya menatapku seolah-olah aku adalah bukan aku. Tapi, orang lain yang sangat dia kagumi.
matanya bahwa ia masih jatuh cinta dengan Milly. Mantan kekasihnya yang sudah jadi angin.
Dia menatapku. Memberikan sebuah penekanan. Sebuah intimidasi. “Itu kata Milly padaku. Dulu,” lanjutnya.
Hatiku pernah dikecewakan. Sayapku pernah dipatahkan. Berkali-kali, tentunya. Oleh manusia-manusia yang lari jauh dan tak ada niatan untuk kembali. Mereka meninggalkan secuil luka yang tak akan pernah sembuh. Mereka mencuri kepingan hatiku yang lain dan tak akan pernah ingin mengembalikannya lagi dengan sukarela.
Aku terdiam. Aku membuang muka ke sekitar kedai pecel lele itu dengan gelisah. Dia terus menatapku sambil menunggu. Menunggu komentarku tentang hal itu. Kedai pecel lele itu jadi favorit kami berdua. Sederhana. Hanya warung biasa yang hanya digelar malam hari di trotoar pinggir jalan. Dengan lampu pijar warna kuning yang menggantung layu. Sambal dan timun adalah hal wajib. Dia adalah bonus. Suara penggorengan juga memecah suasana malam itu yang telah sepi. Wajah itu akan selalu tetap sama. Tetap menatapku dengan hangat. Dengan musik yang mengalun di matanya. Dengan rangkaian rasi yang tersusun menakjubkan jauh di dalam bola matanya yang hitam kelam. Setiap kedatangannya selalu mengingatkanku pada pertemuan kami untuk pertama kalinya di café daerah Dago itu. Dia merubah hidupku menjadi jauh lebih…. ajaib. Untuk setiap kendaraan kota yang berlalu lalang, dia terlihat semakin menarik untukku. Kata-kata yang barusan dia kutip itu sangat indah. Wajarlah, nama perempuan yang disebutnya itu adalah seorang penulis. Aku bisa membayangkannya sebagai tipikal perempuan yang ajaib. Tangkapan matanya. Pelukannya. Jari-jemarinya. Hatinya. Tipikal manusia yang mengabadikan setiap hal kecil yang terjadi di dalam hidupnya ke dalam tulisan. Dia mirip aku. Tapi, aku enggan berkomentar. Takut salah bicara. Aku tidak ingin mencampuri urusan itu, sungguh. Adam, cowok yang lagi dekat denganku, terlihat jelas pada sorot
65
Dan itu membuatku dengan hampa.
meliriknya
***
Mereka sejahat itu. Tapi, aku berterima kasih pada mereka-mereka yang telah berbuat demikian. Karenanya, aku jadi tahu bagaimana rasa kopi yang telah dingin. Aku juga jadi berbagi rahasia dengan benda-benda di langit yang berkilauan. Aku jadi memejamkan mata saat menghela nafas perlahan. Mungkin, bintang jatuh tahu kalau aku nyaris kehilangan harapan. “Hei,” sapa seseorang yang tahu-tahu sudah duduk di hadapanku sambil membawa sepiring kupat tahu. Aku tersentak lalu mengadah menatapnya. Wajah itu muncul lagi setelah beberapa bulan hilang. Bahkan aku nyaris melupakannya. Wajahnya makin tampan sekarang. “Reza?” tanyaku tak percaya. “Ngapain disini?” Aku suka Reza. Reza juga suka padaku. Dulu. Kami pernah dekat. Kami pernah saling memanggil dari kejauhan. Kami pernah saling bertanya kepada satu sama lain, “Kamu dimana?”. Kami juga sering pulang bareng dan menghabiskan waktu saat matahari terbenam dan lampu kota mulai menyala. Di kedai kopi, aku jatuh cinta padanya. Setelah aku jatuh, dia berlalu pergi. Dia menjawab pertanyaan di kepalaku tanpa berkata-kata. Oh, dia pamit.
Suaramahasiswa.info | April 2017
KONTEMPLASI GADIS LINGLUNG
Dan sekarang, detik ini, dia tersenyum usil seperti biasanya sambil memasang wajah tanpa dosanya. Dari dulu tidak pernah berubah. “Numpang makan di kantin fakultas orang. Terus ngeliat orang kayak Kiara. Eh, ternyata beneran Kiara.” Aku menghela nafas pelan. “Ohhh. Dasar usil,” gumamku. “Sampai main ke kantin sastra segala. Kangen aku, ya?” tebakku iseng. Dia tertawa berderai. “Bukan kangen, kali. Kebetulan doang. Barusan dosennya enggak dateng. Aku memang punya misi berkunjung ke setiap kantin fakultas, sih,” jawabnya sambil nyengir. “Kurang kerjaan banget,” celaku akhirnya. “Betah disini, Za?” tanyaku. “Lumayan,” jawabnya. “Kamu?” “Lumayan juga,” jawabku. Hening. “Apa kabar Icha, Za?” tanyaku penasaran. Reza tersenyum. “Kami sudah putus.” Aku bersorak dalam hati. “Kenapa bisa?!” seruku kaget. “She found someone new. Classic,” ucapnya pelan. “Galau nih, ye.” Bibirnya menyunggingkan senyum. “Biasa aja, sih. Sekarang jadi bebas deh tebar pesona ke siapa aja,” ujarnya dengan nada penuh kemenangan. Aku mengaduk-ngaduk kupat tahu di atas piring perlahan sambil memasang wajah datar. “Ah, Reza mah suka gitu. Basi banget,” celaku dengan nada bercanda. Padahal sungguhan. “Ra,” panggilnya. “Kangen.” *** Dia mengadah ke atas. Aku juga.
Bintang-bintang itu seolah jatuh padaku. Mungkin aku kehilangan harapan. Mungkin mereka tahu aku butuh keajaiban. Mungkin mereka yang bersinar menginginkan hatiku kembali. “Kau lihat apa di atas sana?” tanyaku padanya. Dia tersenyum. “Aku lihat Milly,” katanya. Aku menggigit bibir bawahku sejenak. “Kamu bilang apa padanya?” tanyaku lagi. Beberapa saat lagi, aku siap untuk meninggalkannya. Aku hanya ingin menghilang darinya dan tak akan kembali padanya. Sudah cukup. Kukira malam ini adalah malam terakhir akal sehatku menjadi tak waras, karenanya. “Aku bilang, aku sedang bersama perempuan cantik yang mirip dengannya.” Aku terdiam. “Aku juga tanya, apakah aku boleh bersamanya?” Tidak, batinku. “Katanya boleh.” Aku ingin menjerit. “Kalau menurut kamu, aku boleh enggak bersama perempuan cantik itu?” tanyanya sambil menoleh padaku. Aku membuang muka. “Siapa sih yang kamu maksud?” “Klasik,” ucapnya sambil nyengir kecil. “Tentu saja kamu.” Aku menggeleng tak setuju. “Tapi kamu sangat cinta Milly. Dia sangat spesial, aku bukan siapa-siapa.” Kali ini dia menggeleng tidak setuju. “Kamu juga cinta Reza, teman SMA-mu itu. Yang tampan sekaligus punya seribu cara untuk membuat setiap perempuan jatuh padanya.”
Dia berkata cepat, “Maukah kamu percaya untuk kali ini saja, kalau aku tidak akan mengecewakanmu?” Aku menggeleng erat-erat sambil membuang muka darinya. “Adam,” panggilku pelan. “When I love someone, I love him hard,” kataku. “Aku nggak mau kecewa lagi. Lagi dan lagi. Aku capek.” “Kalau aku ingin banget nyembuhin hati kamu, boleh enggak?” tawarnya sambil menyelipkan jemarinya di balik poni rambutku lalu memainkannya. Ah. Aku menunduk. “Coba saja kalau bisa.” “Kamu harus jadi milikku dulu. Kamu enggak akan kecewa.” Aku jadi menangis. “Kiara. Dengar aku, ya,” katanya. “Milly ya Milly. Kamu ya kamu. Bagiku, kalian berbeda. Milly adalah kesalahanku. Dia udah nggak ada. Memang, tulisannya akan selalu hidup. Tapi, aku belajar dari kesalahan. Dan saat aku cinta seseorang, aku mengutarakannya. Aku telah membaca tulisan lain. Tulisanmu.” Bayang-bayang Reza yang tampan dan sekaligus memukauku di kedai kopi itu menghilang perlahan dari memoriku untuk selamanya. Adam menghipnotisku. Dia masuk ke dalam duniaku. Sangat dalam. Dia menyelaminya. Dia menerbangkan ribuan kupu-kupu di dalam perutku. Dia hamburkan segala bintang ke langit. Dia membiarkanku menjatuhkan kepalaku di pundaknya yang dari awal sudah aku kagumi. Milly, maaf. Kuculik pacarmu. ***
Aku menunduk. “Tapi cintaku yang itu tidak berbalas,” bisikku.
Suaramahasiswa.info | April 2017
66
ADVERTORIAL
Joei Hot Plate, Solusi Nongkrong Dengan Rasa Bintang Lima TEKS & FOTO OLEH REGITA R. HAFIDZ
Mau nongkrong di tempat yang sejuk dengan kualitas rasa bintang lima namun harga bersahabat? Kali ini Suara Mahasiswa mengunjungi tempat nongkrong yang bertemakan ‘piring panas’ lho. Penasaran kan? Langsung tengok aja yuk kafe yang satu ini! Pertama kali memasuki gerai Joei Hot Plate, sebuah kafe yang bertempat di Jl. Sawunggaling No. 2 ini kamu akan dibuat nyaman dengan suasana outdoor-nya yang sejuk. Ditambah dengan hiasan lampu yang bergantungan dan lukisan di setiap dindingnya yang kekinian,
67
pastinya cocok banget buat kalian yang suka selfie. Kafe yang ramai dikunjungi di akhir pekan ini mengusung konsep tempat yang anak muda banget, ditambah dengan beragam menu olahan Joei Hot Plate yang pastinya tidak boleh kamu lewatkan. Joei Hot Plate pertama kali didirikan oleh Harbani Nurhadi. Sang pemilik mengungkapkan, nama Joei Hot Plate terinspirasi dari gabungan nama kedua anaknya, Julian dan Jordan. Ia pun berencana untuk membuka cabang ke dua di jalan Kopo. “Rencananya di kopo mau buka cabang lagi, kebetulan sudah ada tempatnya tinggal menunggu jalan tol Soreang selesai,” jelas pria asal Surabaya ini.
Suaramahasiswa.info | April 2017
J O E I H O T P L AT E , S O L U S I N O N G K R O N G D E N G A N R A S A B I N TA N G L I M A
Nasi Goreng Mozza
Kafe yang buka setiap hari pada jam 11.00 23.00 WIB ini memiliki menu makanan utama seperti Nasi/Mie Goreng, Nasi/Mie Combo, dan Steak. Menu andalan lainnya yaitu Nasi Goreng Ayam BBQ dan Es Kacang Merah sebagai dessert favorit ala Joei Hot Plate yang Nasi Chicken Teriyaki dijamin beda dari yang lain. “Es kacang merah itu punya kacang merah yang empuk sekali ditambah buah alpukat sama nangka juga. Banyak yang suka karena kacang merahnya itu lumer dimulut,” tuturnya. Kabar gembira untuk kamu cheeselovers ! kafe ini juga menyediakan menu baru yaitu Nasi Goreng Mozza dengan bumbu rahasianya yang bakal memanjakan lidahmu. Di daftar minuman, ada Green Lime sebagai menu andalan. Minuman segar ini berisi sirup melon, air soda dan potongan buah melon dengan perasan jeruk lemon sebagai sentuhan akhir.
Nasi Chicken Teriyaki
Es Pelangi
Keramahan yang ditawarkan oleh pegawai di Joei Hot Plate dan fasilitas free wifi nya membuat pengunjung nyaman berlama-lama di kafe. Salah satu pengunjung, Salmah Miftah pun memberikan kesan pertamanya. “Recommended sih, suasananya juga enak outdoor gitu. Pelayanannya juga cepat, baru pesan lima menit sudah datang,” ungkapnya. Untuk dapat merasakan masakan bintang lima ala Joei Hot Plate, kalian tidak perlu menguras dompet lebih dalam, kafe ini memiliki range harga yang dimulai dari Rp 10.000 sampai Rp 58.000 saja. Pas banget kan buat kamu yang ingin mengisi perut di sekitaran kampus biru dengan harga yang bersahabat. Masih penasaran dengan Joei Hot Plate? Sebelumnya, kalian bisa berkunjung di akun instagramnya @joei_hotplate. Mari berkunjung dan manjakan perut dengan sajian ala Joei Hot Plate! NG
I NT
GU
Joei Hot Plate @joei_hotplate
NI
SI
Until Mei, 31st 2017
Voucher
11.00 - 23.00 WIB Green Lime
DI
Jalan Sawunggaling No. 2
Only dine in.
15% 68
Kanal Informasi Kampus! suaramahasiswa.info
Suaramahasiswa.info | Maret 2017
70
K E S E H ATA N
Waspadai Sensasi Kenikmatan Aroma Bensin
TEKS OLEH REGITA R. HAFIDZ FOTO ILUSTRASI
“Karena pada dasarnya, orang yang pecandu adalah orang yang tidak bahagia.” – Stephani Raihana Hamdan
71
Suaramahasiswa.info | April 2017
WA S PA D A I S E N S A S I K E N I K M ATA N A R O M A B E N S I N
Kebiasaan menghirup aroma sejenis bensin dan spidol dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan dan jiwa. Namun, ada pula yang memberikan efek kenikmatan tersendiri bagi sebagian orang yang menghirupnya, seperti yang dirasakan oleh Nadia Haifa Husnun. Ketertarikannya pada aroma seperti bensin merupakan gejala dari penyalahgunaan penghirupan udara yang bergantung pada zatnya atau yang disebut juga Inhalant Abuse. Yang membuat bahaya adalah zat-zat yang terkandung pada udara yang dihirup dapat merusak susunan saraf pusat. Nadia mengaku, ketertarikannya terhadap aroma tersebut ia dapatkan sejak masih kecil. Diawali kesukaannya dengan menghirup aroma bensin yang dicampur dengan oli, lalu ketertarikannya terhadap aroma spidol saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). “Sukanya karena nggak sengaja menghirup,” cerita salah satu mahasiswi perguruan tinggi negeri itu. Nadia merasakan adanya kenikmatan ketika meresapi aroma tersebut. Namun, Ia sendiri belum yakin apakah itu kenikmatan yang membuat kecanduan (Fly) atau bukan. Ia juga berkata bahwa jika sekali menghirup, rasa ingin menghirup lagi pun muncul dalam dirinya. Kesenangan yang dirasakan oleh Nadia, dijelaskan oleh Stephani Raihana Hamdan. “Fly merupakan situasi saat zat adiksi memberikan efek psikologis yang dirasakan menyenangkan yang bergantung juga dengan zat yang dikonsumsi. Ada yang memberikan efek tenang, efek halusinasi seperti mabuk, ada juga yang memberikan efek bahagia,” terang Dosen Fakultas Psikologi Unisba itu. Ditemui Suara Mahasiswa di ruangan Kasie. Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba), dengan singkat, Anita Indriyanti selaku Dokter Umum mejelaskan terkait Inhalant Abuse. “Kemunculan pada Inhalant Abuse itu sendiri karena adanya kenikmatan saat menciumnya. Pada awalnya memang tidak langsung kecanduan, ada trial and error atau hanya mencoba-coba terlebihdahulu,” jelasnya.
“Fly merupakan situasi saat zat adiksi memberikan efek psikologis yang dirasakan menyenangkan yang bergantung juga dengan zat yang dikonsumsi.
Anita menambahkan, zat yang dihirup akan mempengaruhi dampak yang berbeda pada tubuh setiap orang. Ada yang bersifat merangsang dan menghambat, pada zat yang bersifat merangsang akan menimbulkan rasa selalu ingin terus bergerak dan aktif. Sebaliknya, jika menghambat menimbulkan rasa kantuk dan tenang. Dokter yang juga menjabat sebagai Kasie. Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran ini menuturkan, pada dasarnya segala sesuatu yang kronik butuh pengobatan jangka panjang karena di sana ada latar belakang yang berbeda-beda untuk setiap orang. Jadi, dengan kurangi dosisnya secara bertahap dan biarkan orang tersebut beradaptasi sambil mencuci racun dalam tubuhnya. Bagi yang sudah dalam tahap kecanduan, akan dirasa sulit pada pencegahannya karena zatnya yang mudah ditemukan di mana saja. Tidak seperti zat narkoba yang sudah jelas dilarang peredarannya. Namun, tidak sampai di situ, Stephani menyarankan penanganan dari sudut psikologis untuk mengikuti terapi adiksi dengan tujuan agar orang tersebut memiliki kemampuan dalam melawan keinginannya untuk terus mencari kesenangan melalui zat adiksinya. Kebiasaan dalam menghirup aroma seperti bensin ini termasuk dalam penyakit pada psikologis gangguan adiksi yang masuk pada level recretional drug alias zat adiktif yang memberikan efek menyenangkan melalui inhalasi.
Suaramahasiswa.info | April 2017
72
RESENSI BUKU TEKS OLEH INTAN RADHIALLOH
Penulis
: Greg Mortenson dan David Oliver Relin Penerjemah : Dian Guci Jumlah Halaman : 666 Penerbit : Hikmah Terbit dalam bahasa Inggris : 2007 Terbit dalam bahasa Indonesia : 2008
Three Cups of Tea: One Mission Man merupakan buku inspiratif yang diambil dari kisah nyata penulis Greg Mortenson. Buku yang mendapatkan penghargaan Grawmeye 2011 ini, bercerita tentang penaklukan gunung tertingi di Himalaya. Dalam kisahnya, ditengah perjalanannya ia kelelahan dan tersesat di sebuah perkampungan miskin di Korphe, 800 kaki di atas Sungai Braldu, Pakistan Utara. Saat tersesat di perkampungan tersebut, Greg dirawat oleh seorang lelaki tua bernama Haji Ali dengan sangat baik dan penuh kasih sayang. Saat itu, Greg memikirkan bagaimana caranya untuk membalas budi kebaikan penduduk Desa Korphe. Pada akhirnya, Greg berjanji akan membangun sebuah sekolah untuk para anak-anak di daerah tersebut, terutama anak-anak perempuan di Daerah Taliban. Ia menggalang dana untuk pembuatan sekolah ini, tidak ada yang menyumbangkan dana pada hari pertama. Namun, pada hari terakhir saat Greg hamper putus asa, ia mendapatkan sumbangan dari Central Asia Institute (CAI). Pembaca akan sangat tersentuh dengan cerita dalam kisah ini, bagaimana tidak? Sebuah perjuangan yang dilakukan Greg Moertenson terlihat begitu tulus dan juga mulia. Buku ini menunjukan bahwa perbedaan kepercayaan tidak menghalangi seseorang untuk membantu serta membalas budi kebaikan seseorang, serta perbedaan juga bukan sebuah masalah yang harus selalu ditentang. Maka dari itu beberapa tahun yang lalu Greg juga dinominasikan sebagi peraih Nobel Perdamain bidangedukasi. Namun, sangat disayangkan, ada banyak berita buruk yang membahas mengenai buku ini, salah satunya Greg yang dikabarkan meninggal karena bunuh diri. Ia diduga bunuh diri lantaran depresi setelah mengetahui kisah di buku best seller tersebut ternyata dinilai fiktif dan beberapa diantara mereka juga berkata bahwa Greg tidak pernah datang ke desa Korphe pada 1993.
Penulis : Marie Lu Penerjemah : Prisca Primasari Jumlah Halaman : 344 halaman Penerbit : MIZAN PUBLISHING Terbit dalam Bahasa Inggris : 2014 Terbit dalam Bahasa Indonesia : 2015
Cerita yang tak biasa disuguhkan Marie Lu dalam buku ini, dengan segala kejutan yang akan membuat para pembacanya tidak percaya serta banyak hal tidak terduga. Era Monarki Kuno, dengan keberadaan hukum yang ketat menjadi latar belakang kisah karya tersebut. Berceritakan satu dekade setelah serangan epidemik berdarah, orang yang selamat pun hanya anak-anak yang memiliki tanda aneh. Mereka disebut sebagai malfettos, jelmaan iblis yang terkutuk. Termasuk warga negara kelas bawah dan harus dimusnahkan. Orang-orang terdekatnya meskipun sanak keluarga kana terkena musibah. Marie Lu merangkai cerita berdasarkan sudut pandang orang pertama sebagai Adelina dan sudut pandang ketiga sebagai tiga tokoh lainnya yang membuat para pembaca bisa secara jelas dan luas membayangkan tokoh Adelina. Adelina Amouteru merupakan salah satu dari jelmaan iblis itu. Karena hal ini, rambut hitamnya telah berubah perak dan mata kirinya hilang. Ia diperlakukan kasar oleh ayahnya, ayah Adelina sangat merasa malu dan berniat untuk menjualnya. Suatu malam, dalam upaya untuk melarikan diri dari ayahnya. Ia tidak sengaja membunuh ayahnya menggunakan kekuatan tersembunyi yang dimilikinya. Sangat disayangkan,ia tertangkap oleh pasukan inkuisisi dan hendak dijatuhi hukuman mati. Tak hanya cerita yang tak biasa, Marie Lu juga merangkai cerita dengan sangat imajinatif, dengan adanya pulau-pulau yang ia buat seperti Pulau Kenettra, Marie Lu merangkai setiap kejadian dengan sangat apik serta teliti, ia menyematkan peta Pulau Kanettra sebelum cerita petualangan ini dimulai. Ia menjadikan sebuah pulau Kenettra terasanya nyata karena sebuah hukum turnamen-turnamen dan segala event yang ada.
53 | Suaramahasiswa.info | Maret 2016 73
Suaramahasiswa.info | April 2017
RESENSI FILM
Pemanin
: Benedict Cumberbatch, Chiwetel Ejiofor, Rachel McAdams, Michael Stuhlbarg, Mads Mikkelsen, Tilda Switon Sutradara : Scott Derickson
Doctor Strange merupakan film yang diproduksi Marvel Studios dan disutradarai oleh Scott Derickson. Film yang bercerita tentang seorang dokter ahli bedah yang sangat handal bernama Strange (Benedict Cumberbatch) ini, pernah merajai Box Office Amerika Utara selama dua minggu berturut turut. Profesinya tersebut membuat Strange sangat angkuh dan egois. Namun, kehidupan Strange berubah saat ia mengalami kecelakaan mobil hingga profesinya sebagai dokter harus terhenti karena kondisi tangannya yang tidak memungkinkan. Strange memutuskan pergi ke Nepal dengan tujuan untuk bertemu seorang penyihir bernama The Ancient One dan meminta untuk dijadikan muridnya. Setelah beberapa lama ia berlatih, Strange diberikan sebuah kekuatan dengan tujuan melindungi alam manusia dari kekacauan yang telah dilakukan oleh Kaecilius, murid The Ancient One terdahulu. Mau tidak mau, Strange pun harus terlibat dalam pertarungan yang melibatkan kekuatan mistis tersebut. Film Doctor Strange juga merupakan sebuah film dengan latar cerita petualangan yang diadaptasi dari sebuah komik Marvel, serta membawa dimensi fantasi seakan penuh magis. Scott Derickson, memberikan efek yang terlihat sangat nyata, ia juga memberikan hal yang sangat menganggumkan didalam setiap durasinya. Cinema yang berdurasi 115 menit ini sudah dapat disaksikan channel perfilman. Namun, ini bisa dijadikan hiburan bagi anda pecinta genre super hero. Film yang banyak mendapat pujian dari beberapa kritikus itu telah liris pada tahun lalu. So, selamat menyaksikan ya.
Pemain
: Tom Cruise, So�ia Boutella, Annabelle Wallis, Jake Johnson, Courtney B. Vance dan Russell Crowe. Sutradara : Alex Kurtzman
Film The Mummy merupakan salah satu cerita film yang ditulis oleh Jon Spaihts dan Christopher McQuarrie. Tyler Colt yang diperankan oleh tokoh ternama perfilmnan Tom Cruise menjadi pemeran utama yang berkisah berasal dari sekelompok tentara Navy Seal. Film ini berkisah mengenai sebuah misi untuk menemukan sekelompok teroris bersembunyi disebuah bunker yang berada disebuah gurun di Irak. Saat memasuki bunker, Tyler dan timnya juga menemukan beberapa kejanggalan didalamnnya. Tyler dan timnya menemukan para teroris telah tewas ditempat. Setelah mereka menyadari bahwa bunker adalah sebuah makam tua yang berusia ratusan tahun. Kekacauan terjadi ketika semua anggota Navi Seal mulai menyalahkan satu sama lain. Dengan ketertarikannya pada kekuatan yang adadalam makam tersebut, mereka membawa Mummy dari mesir ke London. Ternyata Mummy yang dieperankan Sofia Boutella ini hidup kembali dengan membawa dendam jahat yang telah tersimpan selama ribuan tahun dan meneror semua umat manusia karena takdir yang tidak adil diambil dari dirinya. Film besutan Universal Pictures menyebutkan bahwa film terbaru ini merupakan sebuah kisah petualangan,film bergenre horor serta cerita yang begitu menarik ini menghadirkan beberapa aktor yang bermain di film terkenal. Film ini akan menimbulkan banyak pertanyaan serta ketegangan, yang akan tayang pada pertengahan tahun 2017, Juni mendatang. Mari kita tunggu kehadirannya di bioskop pilihan anda.
Suaramahasiswa.info | April 2017
74
SUARA FOTO
Penjual peralatan dapur, duduk di area pertokoan di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung pada Senin (13/3/2017). (M. Loudra Andhika/SM)
ARTIKEL
ODMK/ODGJ, SIAPA MEREKA? OLEH DIAJENG AYU FAKULTAS PSIKOLOGI 2013
Seorang pemerhati dari sebuah komunitas sosial, psikologi dan duta kampus Unisba.
77
Suaramahasiswa.info | April 2017
O D M K / O D G J , S I A PA M E R E K A ?
Sebuah hal yang dianggap tabu bahwa berbicara dengan terbuka dan tanpa malu mengenai penyakit mental pada masyarakat luas, adalah pandangan yang penuh stigma negatif didalamnya. Meskipun tidak semua dari masyarakat memandang yang sama dengan mereka namun itu hanya sebagian kecil dari masyarakat kita. Saat kita bicara mengenai kesehatan mental, pandangan langsung mengarah pada hal-hal negatif dan semakin kita takut dengan mereka. Mereka adalah sama dengan kita. Seorang manusia dan makhluk ciptaan-Nya. Mereka telah diakui secara hukum dan dilindungi sebagaimana tercantum dalam UU No.18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa yang disahkan saat sidang paripurna DPR 8 Juli 2014 bahwa ada dua sebutan yaitu Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Menurut PPDGJ III dalam buku Diagnosis Gangguan Jiwa tidak mengenal lagi dengan sebutan “penyakit jiwa�. Hal ini untuk memanusiakan mereka. Bahwa mereka sesungguhnya adalah saudara-saudara kita yang seharusnya kita bantu untuk sembuh. Mereka yang ternyata diketahui gangguan bipolar, PTSD, Skizofrenia atau depresi lainnya menjadi stigma negatif tersendiri dipandang masyarakat. Menjauhi, meminggirkan mereka dalam kehidupan masyarakat, bahkan pemasungan kerap terjadi di daerah–daerah Indonesia. Seperti sebuah aib yang buruk terlontar untuk mereka. Sadarlah! Mereka membutuh kan penerimaan kita. Inilah yang membuat mereka menjadi tertutup, mengurung diri dari kehidupan sosial, dan malah memunculkan pribadi-pribadi yang mengarah pada patologis yang justru memperparah kondisi kesehatan jiwa mereka. Masyarakat harus memahami bahwa banyak orang dengan penyakit mental, bisa sembuh. Banyak cara diantaranya dengan membawa mereka untuk berkonsultasi dengan psikiater/psikolog, diberi pengobatan yang tepat, keluarga dan orang-orang terdekat patut mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai
ODMK/ODGJ agar tau cara penanganan yang tepat salah satunya dalam sebuah komunitas. Ada Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), Bipolar Care Indonesia (BCI), dan LSM Gerak Cepat Bersama yang fokus membebaskan mereka yang dipasung dan menyediakan sumber daya setelah mereka dilepas untuk dirujuk pada penanganan yang tepat hingga mereka sembuh dan kembali berguna untuk masyarakat. Dalam hal ini kita sama-sama berupaya fokus pada ODS dan ODMK/ODGJ lainnya, mengedukasi dan melindungi mereka bahwa mereka sangat berpeluang untuk sembuh dan berguna bagi masyarakat. Penerimaan yang baik dari keluarga dan orang-orang terdekatnya justru mampu membuat mereka sembuh dan kembali memotensikan kemampuan mereka dalam masyarakat. Stop Stigma dan Diskriminasi pada Orang Dengan Masalah Kejiwaan. There is no health without mental health. Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa.
SUARA FOTO
Juru parkir sedang duduk santai pada Senin (17/3/2017) di Jalan Braga, Kota Bandung. (Edgina Rizqon/SM)
HOBBY AQUATIC Jalan Perintis No. 1, Sarijadi, Bandung.
Hobby Aquatic Hobby_Aquatic 085746304587